Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett Bagian 8
Cepat-cepat ia memeriksanya. Ternyata SHOPPING.LST masih di sana. Ia
menc abutnya keluar. Terima kasih, Tuhan," ujarnya.
Kini, setelah disket itu berada di tangannya, ia ingin segera tahu isinya.
Meskipun sudah tak sabar lagi untuk segera meninggalkan Nut House, ia toh
tergoda untuk membacanya sekarang juga. Ia tidak punya komputer di rumah;
sudah dijual Daddy. Untuk dapat membaca isi disket itu ia harus meminjam
sebuah perangkat komputer. Itu akan makan waktu.
Ia memutuskan untuk mencoba.
Ia menyalakan komputer di mejanya, lalu menunggu sementara perangkat itu
melalui proses booting-rvya.
Apa yang kaulakukan"" tanya Daddy.
Aku mau membaca isinya."
Kau nggak bisa lakukan, itu di rumah""
Aku nggak punya komputer, Daddy."
Ayahnya tidak menangkap ironinya. Cepatlah, kalau begitu." Ia menuju
jendela, lalu melihat ke luar.
471 Layar komputer berkedip. Jeannie menceklik WP. Ia menyelipkan disket floppy-nya ke tempatnya, lalu menyalakan printer-nya.
Tiba-tiba terdengar suara alarm.
Jantung Jeannie tiba-tiba seakan berhenti berdetak. Suara alarm itu benar-benar memekakkan telinga. Apa yang terjadi"" teriaknya.
Wajah ayahnya berubah pucat. Alat sial itu ngaco, atau mungkin ada yang
melepasnya dari pintu," teriaknya. Celaka, Jeannie, ayo lari!"
Semula Jeannie berniat mengambil disketnya dari komputer itu, lalu langsung
kabur, namun ia memaksa dirinya untuk berpikir dengan tenang. Kalau ia
sampai tertangkap dan disket itu dirampas darinya, ia akan kehilangan
segalanya. Ia harus melihat daftar itu selagi masih bisa. Ia mencengkeram
lengan ayahnya. Sedikit lagi!"
Si ayah melihat ke luar jendela. Sial, sepertinya seorang petugas sekuriti!"
Aku mesti cetak dulu ini! Tunggu!"
Si ayah tampak terguncang. Aku nggak bisa, Jeannie, aku nggak bisa! Sori!" Ia
menyambar tas kopernya, lalu mulai lari.
Jeannie merasa kasihan padanya, namun ia tidak bisa berhenti sekarang, la
menelusuri daftar file di drive A-nya, menemukan file FBI-nya, lalu menceklik
Print. Tidak ada reaksi. Printer masih melewati proses pemanasan. Ia mengumpat.
Ia menuju jendela. Dua petugas sekuriti masuk dari bagian muka gedung.
Ia menutup pintu ruang kerjanya.
Ia mengawasi printer-nya. Ayo, ayo."
Akhirnya terdengar suara ketikan dan dengungan lembut. Sehelai kertas
bergerak meninggalkan penampan kertas.
la mencabut floppy-nya dari disk drive, kemudian ia selipkah ke saku jaket
birunya. 472 Printer mengeluarkan empat lembar kertas, lalu berhenti.
Dengan hati berdebar-debar Jeannie menyambar halaman-halaman itu, lalu
menelusuri bans-bansnya Ternyata ada tiga puluh atau empat puluh pasang nama. Kebanyakan laki-laki,
namun itu bukan hal aneh; kebanyakan tindak kejahatan memang dilakukan
oleh kaum lelaki. Beberapa kasus memakai alamat sebuah penjara. Daftar itu
memang persis seperti yang ia harapkan. Tapi kini ia menginginkan sesuatu
yang khusus. Ia mencari nama Steven Logan atau Dennis Pinker.
Dua-duanya ada di situ. Dan nama-nama itu dikaitkan dengan nama ketiga: Wayne Stattner.
Yes!" seru Jeannie dengan penuh antusias.
Ada alamatoya di New York City, dan sebuah nomor telepon dengan kode
daerah 212. Ia memandangi nama itu. Wayne Stattner. Laki-laki inilah yang memerkosa Lisa
di sini, di gedung olahraga kompleks ini. dan yang menyerang Jeannie di
Philadelphia. Bajingan," bisiknya dalam nada penuh dendam. Kami akan
meringkusmu." Sekarang ia harus kabur dengan informasi itu. Ia menjejal kertas-kertas itu ke
sakunya, mematikan lampu, lalu membuka pintu ruang kerjanya.
Ia mendengar suara-suara di lorong, menyaingi suara bising alarm yang masih
juga meraung-raung. Ia terlambat rupanya. Dengan hati-hati ia menutup
pintunya kembali. Kakinya terasa lemas sekali. Ia menyandarkan tubuhnya pada
pintu, sambil memasang telinga.
Ia mendengar suara seorang laki-laki berteriak, Aku yakin ada yang menyala
tadi di sini." Sebuah suara lain menjawab. Sebaiknya kita periksa ruangan demi ruangan."
Jeannie melayangkan pandang ke seputar ruangannya yang kecil, dalam
pencahayaan samar dari lampu jalanan di luar. Tidak ada tempat untuk
bersembunyi baginya. 473 [a membuka pintunya sedikit. Ia tidak dapat melihat atau mendengar apa-apa.
Ia melongokkan kep alanya. Di ujung lain lorong itu terlihat berkas cahaya yang
berasal dari sebuah pintu yang terbuka. Ia menunggu sambil memperhatikan.
Para petugas jaga keluar dari ruangan itu. Mereka mematikan lampunya,
menutup pintu, kemudian menuju ruangan berikutnya, yaitu sebuah
laboratorium. Mereka bakal membutuhkan waktu paling sedikit satu sampai dua
menit untuk memeriksanya. Apakah ia akan sempat menyelinap lewat pintunya
tanpa terlihat dan mencapai lorong tangga"
Jeannie melangkah keluar dari ruang kerjanya, lalu menutup pintu di
belakangnya dengan tangan bergetar.
Ia menelusuri lorong itu. Dengan seluruh daya yang dimilikinya, ia menahan diri
untuk tidak lari. Ia melewati pintu laboratorium. Mau tak mau ia toh tergoda untuk melirik ke
dalamnya. Kedua petugas jaga itu sedang memunggunginya: yang satu sibuk
memeriksa lemari alat-alat, dan yang lain memperhatikan dengan penuh rasa
ingin tahu sederetan film hasil tes DNA di sebuah kotak yang sedang menyala.
Mereka tidak melihatnya. Sedikit lagi. Akhirnya ia sampai di ujung lorong. Ia membuka pintu ayunnya.
Saat akan melewatinya, sebuah suara berseru, Hei! Kau! Berhenti!"
Insting memaksanya untuk lari, namun ia berusaha mengendalikan diri. Ia
membiarkan pintu itu menutup, kemudian berpaling sambil tersenyum.
Dua petugas jaga berlari menelusuri lorong, menuju ke arahnya. Mereka sama-sama berusia hampir enam puluhan, mungkin polisi yang sudah pensiun.
Jeannie merasa tenggorokannya kering dan napasnya sesak. Selamat malam,"
tegurnya. Ada yang bisa kubantu"" Suara alarm meredam getaran dalam
suaranya. 474 Sistem alarm gedung tiba-tiba aktif," ujar yang satu.
Suatu hal konyol untuk diucapkan, namun Jeannie tidak menghiraukannya.
Apa ada penyusup yang masuk""
Mungkin. Apa Anda melihat atau mendengar sesuatu yang tidak biasa,
Profesor"" Para petugas itu mengira ia salah seorang anggota staf fakultas; itu bagus.
Sepertinya aku mendengar suara kaca pecah tadi. Mungkin dari lantai atas,
tapi aku tidak yakin."
Kedua laki-laki itu berpandangan. Kami akan cek," ujar salah satu di antara
mereka. Temannya rupanya tidak begitu mudah diyakinkan. Boleh aku tanya apa yang
Anda kantongi""
Kertas-kertas." Rupanya memang begitu. Boleh kulihat""
Jeannie sudah bertekad untuk tidak menyerahkannya kepada siapa-siapa:
berkas-berkas itu terlalu berharga. Ia segera mengimprovisasi, dengan pura-pura tidak menunjukkan keberatan, tapi kemudian mengubah pikirannya.
Tentu," ujarnya sambil mengeluarkannya dari sakunya. Sesudah itu ia
melipatnya kembali, untuk dikantongi lagi. Setelah kupikir-pikir lagi, tidak.
Kalian tidak boleh melihat ini. Sifatnya pribadi sekali."
Anda tidak punya pilihan. Dalam pelatihan, kami diajar bahwa kertas-kertas
bisa sama berharganya seperti apa saja, di tempat seperti ini."
Aku tidak akan mengizinkan kalian membaca surat-surat pribadiku hanya
karena sistem alarm gedung ini tiba-tiba aktif."
Kalau begitu, aku terpaksa meminta Anda ikut bersamaku ke kantor sekuriti
kami, untuk berbicara dengan atasanku."
Baik," sahut Jeannie. Aku akan menunggu kalian di luar." Setelah
mengatakan itu, dengan cepat ia membuka pintu ayun lorong tersebut, lalu
dengan langkah-langkah ringan mulai menuruni tangga
475 Kedua laki-laki itu segera mengikutinya dari belakang. Tunggu!"
Jeannie membiarkan mereka menyusul dirinya di ruang lobi lantai dasar. Yang
satu mencengkeram lengannya, sementara yang lain membukakan pintu
baginya. Mereka melangkah keluar.
Kau tidak perlu mencengkeram aku," ujarnya.
Kurasa lebih baik begitu." sahut yang mencengkeramnya. Laki-laki itu masih
terengah-engah sehabis berlari menuruni tangga dalam usaha untuk
mengejarnya. Jeannie mengenal medannya. Ia mencengkeram pergelangan tangan laki-laki
itu, lalu meremasnya dengan keras. Si petugas berteriak Aduh!" kemudian
melepaskan lengannya. Jeannie segera lari. Hei! Brengsek, berhenti!" Mereka segera mengejarnya.
Tapi mereka tidak punya harapan. Jeannie dua puluh lima tahun lebih muda
daripada mereka, dan kondisinya sebugar seekor kuda balap. Ketakutannya
semakin mereda begitu jarak di antara mereka semakin jauh. Ia b
erlari seperti angin, sambil tertawa. Mereka masih berusaha mengejarnya sampai beberapa
meter lagi, lalu menyerah. Jeannie menoleh ke belakang dan melihat mereka
berdua membungkuk sambil berusaha mengembalikan napas. ^ Jeannie terus
berlari sampai ke pelataran parkir.
Ayahnya sedang menunggu di dekat mobilnya. Ia membuka pintunya, lalu
mereka berdua masuk, la segera melesat meninggalkan pelataran itu, tanpa
lampu. Maafkan aku, Jeannie." ujarnya. Tadi aku mengira kalaupun aku tidak bisa
melakukannya untuk diriku sendiri lagi, setidaknya mungkin aku bisa
melakukannya untukmu. Tapi ternyata percuma. Aku sudah tidak bisa lagi. Aku
tidak akan merampok lagi."
Itu berita bagus!" seru Jeannie. Dan aku memperoleh apa yang kuinginkan!"
476 Andai kata aku bisa menjadi ayah yang lebih baik untukmu. Tapi kukira sudah
terlambat sekarang."
Mereka keluar dari kawasan kampus, terus ke jalan raya; Jeannie menyalakan
lampu mobilnya. Belum terlambat sebetulnya, Daddy. Sungguh."
Mungkin. Setidaknya aku sudah mencoba untukmu, bukan""
Ya. dan ternyata tidak sia-sia! Daddy sudah membantuku untuk masuk! Mana
mungkin aku dapat melakukan itu sendirian."
Yah, kukira kau benar."
Ia ingin cepat-cepat sampai di rumah, la sudah tak sabar lagi untuk segera
mengecek nomor telepon dalam daftar itu. Andai kata nomor itu sudah
kedaluwarsa, ia bisa repot lagi. Dan ia ingin mendengar suara Wayne Stattner.
Begitu mereka berada di dalam apartemennya, ia menyambar gagang pesawat
teleponnya, lalu memutar nomor itu.
Seorang laki-laki menjawab, Halo""
Ia tidak dapat memastikannya hanya dari satu patah kata itu. Ia bertanya,
Boleh aku bicara dengan Wayne Stattner""
Yeah, ini Wayne. Dengan siapa ini""
Suaranya persis seperti Steve. Bajingan kau, berani-beraninya kau
menggerayangi aku. Ia berusaha menahan rasa marahnya. Mr. Stattner, aku
bekerja di sebuah perusahaan yang sedang mengadakan riset pemasaran, dan
Anda teipilih &"
Brengsek!" makinya sambil membanting pesawatnya.
Ternyata dia," ujar Jeannie pada ayahnya. Gaya bicaranya persis seperti
Steve, cuma Steve lebih sopan."
Ia sudah memberikan gambaran singkat skenarionya kepada ayahnya, yang
meskipun dapat menangkap idenya, toh merasa waswas juga. Apa yang akan
kaulakukan sesudah ini""
477 Menelepon polisi." Ia memutar nomor Unit Tindak Kejahatan Seks dan
meminta dihubungkan dengan Sersan Delaware.
Daddy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kagum. Ini agak sulit bagiku
bayangan untuk membiasakan diriku bekerja sama dengan polisi. Mudah-mudahan sersan ini tidak seperti detektif detektif lain yang biasanya
kuhadapi." Rasanya dia seperti mereka."
Semula ia tidak mengharapkan dapat langsung berbicara dengan Mish saat itu
sudah pukul sembilan malam. Ia sudah merencanakan untuk meninggalkan
pesan urgen, tapi kebetulan Mish masih di situ. *Menyelesaikan laporanku,"
ujarnya menjelaskan. Ada apa""
Ternyata Steve Logan dan Dermis Parker bukan kembar dua."
Tapi aku &" Mereka kembar tiga."
Untuk sesaat tidak terdengar apa-apa. Begitu Mish membuka mulurnya lagi,
nadanya waswas. Dari mana kau tahu""
Kau ingat ceritaku mengenai bagaimana aku menemukan Steve dan Denms &
dengan melacak database gigi untuk mendapatkan data-data pasangan yang
mirip"" Ya." Minggu ini aku melacak arsip sidik jari FBI untuk menemukan sidik jari yang
mirip. Program ini memunculkan Steve, Dennis, dan seorang laki-laki ketiga
dalam sebuah grup." Sidik jari mereka persis sama""
Tidak persis sama. Mirip. Tapi aku baru saja menelepon si kembar ketiga.
Suaranya persis seperti Steve. Aku berani bertaruh bahwa tampang mereka
sama. Mish, kau harus mempercayai aku."
Kau punya alamatnya""
478 Yeah. Di New York." Coba berikan." Tapi ada satu syarat."
Suara Mish mengeras. Jeannie, aku seorang polisi. Kau tidak bisa mengajukan
persyaratan, kau cuma bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Nah. sekarang berikan alamatnya kepadaku."
Aku harus memastikannya untuk diriku sendiri. Aku ingin melihatnya."
Kau mau masuk penjara" Itu pertanyaan untukmu saat ini, karena kalau tidak,
sebaiknya kauberikan alamat itu kepadaku sekara
ng juga." Aku ingin kita sama-sama menemuinya besok."
Untuk sesaat tidak ada jawaban. Mestinya kau ku jebloskan ke dalam tahanan
dengan tuduhan pelecehan."
Kita bisa naik pesawat pertama ke New York pagi-pagi."
Oke." 479 di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader (dimhad.co.cc) oleh:
OBI Salam buat dimhad-pangcu, stilm bbsc, kang zusi sekeluarga, otoy dengan
kameranya, syauqyarr dengan hanaoki.wordpress.com -nya, grafity, dan semua
diniliader. Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa anda.
BAB 43 Mereka naik penerbangan USAir ke New York pada pukuf enam lewat empat
puluh pagi. Jeannie merasa optimis. Ini mungkin akan merupakan akhir dari
mimpi buruk yang selama ini terus menghantui Steve. Jeannie telah menelepon
Steve tadi malam. Ia begitu senang, sehingga ingin ikut ke New York bersama
mereka, namun Jeannie tahu bahwa Mish tidak akan mengizinkan itu. Jeannie
sudah berjanji padanya untuk meneleponnya lagi secepatnya, begitu ada
perkembangan baru. Mish berusaha bersikap toleran. Sulit baginya untuk mempercayai cerita
Jeannie, tapi ia merasa harus mengecek kebenarannya.
Data yang dimiliki Jeannie tidak mengungkapkan mengapa sidik jari Wayne
Stattner ada di dalam arsip FBI, namun Mish sudah melakukan pengecekan,
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang kemudian ia teruskan kepada Jeannie saat pesawat mereka meninggalkan
landasan Baltimore-Washington International Airport. Empat tahun yang lalu.
sepasang orangtua yang kebingungan berhasil melacak anak gadis mereka yang
baru berusia empat belas tahun dan hilang, sampai ke apartemen Stattner di
New York. Mereka menuntutnya dengan tuduhan tindak penculikan. Stattner
menyangkal, dengan menyatakan bahwa gadis itu tidak
483 mengalami tindak pemaksaan. Gadis itu sendiri mengata kan ia sudah jatuh
cinta pada Wayne. Usia Wayne saat itu baru sembilan belas tahun, sehingga
akhirnya tuntutan itu tidak jadi diteruskan.
Cerita itu mengungkapkan bahwa Stattner memiliki kebutuhan untuk
mendominasi wanita, tapi bagi Jeannie, secara psikologis itu belum memenuhi
karakteristik seorang pemerkosa. Namun Mish berpendapat bahwa tidak ada
ketentuan yang pasti mengenai itu.
Jeannie belum menceritakan apa-apa kepada Mish tentang laki-laki yang
menyerang dirinya di Philadelphia, la tahu bahwa Mish tidak akan mempercayai
ucapannya kalau ia mengatakan laki-laki itu bukan Steve. Mish pasti ingin
menginterogasi Steve, sedangkan Steve tidak membutuhkan itu. Akibatnya
Jeannie juga harus tutup mulut mengenai laki-laki yang meneleponnya kemarin
dan mengancam hidupnya. Ia belum menceritakan itu kepada siapa-siapa,
bahkan kepada Steve; ia tak ingin menambah kekhawatiran Steve.
Jeannie ingin menyukai Mish, tapi selalu ada ketegangan di antara mereka.
Mish sebagai polisi menganggap orang harus melakukan apa yang ia
perintahkan, sedangkan Jeannie tidak menyukai karakteristik seperti itu dalam
diri seseorang. Untuk mengakrabkan diri, Jeannie menanyakan kepadanya,
bagaimana ia sampai menjadi polisi.
Dulu aku seorang sekretaris, dan aku bekerja untuk FBI," jawab Mish.
Sepuluh tahun aku di sana. Aku mulai berpikir bahwa aku dapat bekerja lebih
baik daripada agen yang menjadi atasanku. Karenanya aku mendaftarkan diri
untuk mengikuti pelatihan menjadi polisi. Aku masuk akademi, lalu menjadi
petugas patroli. Kemudian aku menjadi sukarelawan untuk suatu tugas
penyusupan bersama tim pembasmian obat-obatan terlarang. Menegangkan,
tapi terbukti bahwa aku mampu."
Untuk sesaat Jeannie merasakan jarak di antara me
484 reka. la suka mengisap ganja sekali-sekali, dan ia kurang suka pada mereka
yang ingin menjebloskan orang-orang seperti dirinya ke dalam penjara untuk
itu. Kemudian aku pindah ke Unit Pelecehan Hak Anak-anak," lanjut Mish. Tapi
aku tidak betah lama-lama di sana. Sama seperti yang lain Tugasnya penting
sebetulnya, tapi orang tidak akan bertahan lama di situ Kau bisa kehilangan
kewarasanmu. Jadi, akhirnya aku masuk ke Urut Tindak Kejahatan Seks."
Kedengarannya tidak jauh berbeda."
Setidaknya yang menjadi korban biasanya sudah dewasa. Dan setelah
beberapa tahun, mereka mengangkatku menjadi sersan untuk membawahi
seluruh unit." Menurutk u detektif untuk kasus-kasus pemerkosaan memang sebaiknya
wanita." ujar Jeannie.
Rasanya aku tidak sependapat denganmu."
Jeannie tampak tercengang. Apakah kau tidak sependapat bahwa akan lebih
mudah bagi knrban untuk berbicara dengan seorang wanita""
Korban-korban yang sudah lanjut usia, mungkin; mereka yang umurnya di atas
tujuh puluhan." Jeannie menggigil membayangkan wanita-wanita tua yang sudah rapuh
diperkosa seseorang. Mish melanjutkan, Tapi, terus terang, kebanyakan lebih suka
mengungkapkannya kepada sebuah tiang lampu."
Laki-laki cenderung menganggap seorang wanita memang minta dirinya
diperkosa." Tapi suatu laporan pemerkosaan toh harus dilengkapi sampai batas tertentu
kalau akan diajukan ke pengadilan. Dan kalau sudah sampai ke bagian
interogasinya, kaum wanita bisa bersikap lebih brutal daripada laki-laki,
terutama terhadap wanita lain."
Jeannie merasa agak sulit untnk mencerna hal itu, sehingga ia
mempertanyakan apakah Mish tidak sekadar membela kolega-koleganya dalam
menghadapi orang luar. 485 Saat mereka mulai kehabisan bahan pembicaraan, Jeannie hanyut dalam alam
pikirannya sendiri-Ia mempertanyakan nasibnya di masa mendatang, la belum
bisa membayangkan bahwa ada kemungkinan ia tidak bisa lagi melanjutkan
profesinya sebagai seorang ilmuwan. Dalam angan-angannya mengenai masa
depan, ia selalu membayangkan dirinya sebagai seorang wanita tua yang
terkenal, dengan rambut berwarna keabuan, agak cerewet, tapi diakui secara
luas karena hasil pekerjaannya, dan kepada para mahasiswa akan diceritakan,
Kita belum memiliki pengertian apa-apa mengenai perilaku kriminal, sampai
diterbitkannya buku terkenal lean Ferrami pada tahun 2000. Tapi sekarang itu
tidak akan terwujud-la membutuhkan fantasi baru.
Mereka tiba di LaGuardia beberapa menit setelah pukul delapan, lalu naik
sebuah taksi New York kuning yang butut menuju kota. Per-per taksi itu sudah
kacau, sehingga mereka dikocok dan diguncang-guncang sepanjang perjalanan.
Mereka melintasi Queens, menembus Midtown Tunnel, terus menuju daerah
Manhattan. Tapi Jeannie toh akan merasa kurang nyaman andai kata yang
mereka tumpangi itu sebuah Cadillac; ia akan menemui laki-laki yang pernah
menyerangnya di dalam mobilnya sendiri. Perutnya terasa seperti diaduk-aduk.
Alamat Wayne Stattner ternyata di sebuah bangunan mewah di pusat kota,
persis di sebelah selatan Houston Street Pagi hari Sabtu itu lumayan cerah, dan
di jalan-jalan sudah mulai berkeliaran anak-anak muda yang ingin jajan roti
bagel dan minum cappuccino di kafe-kafe pinggir jalan, atau sekadar melongok
etalase galeri-galeri seni.
Seorang detektif dari First Precint sudah menunggu mereka di pelataran parkir
di luar bangunan itu, dalam sebuah mobil Ford Escort berwarna kecokelatan
yang agak penyok pintu belakangnya. Laki-laki itu mengulurkan tangannya, lalu
sambil memperkenalkan dirinya
486 sebagai Herb Reitz. Rupanya mengawal detektif-detektif dari kota lain
merupakan tugas sehari-harinya.
Mish berkata. Kami menghargai kedatangan Anda pada hari Sabtu ini untuk
mendampingi kami." la melontarkan seulas senyum hangat dan agak genit.
Hati si detektif mencair sedikit. Itu bukan masalah."
Sewaktu^aktu kau butuh sesuatu di Baltimore, hubungi aku secara pribadi."
Tentu." Jeannie ingin menyela dengan, Demi Tuhan, ayo!
Mereka masuk ke dalam gedung itu, lalu menaiki lift barang yang jalannya
lambat. Satu apartemen di masing-masing lantai," ujar Herb. Si calon
tersangka rupanya bukan orang sembarangan. Apa yang telah dia lakukan""
Dia telah memerkosa seseorang," sahut Mish.
Lift itu berhenti. Pintunya membuka persis di muka sebuah pintu lain, sehingga
mereka tidak bisa ke mana-mana sampai pintu apartemen itu dibuka. Mish
menekan sebuah bel. Lama tidak ada jawaban. Herb menahan pintu lift.
Jeannie berdoa semoga Wayne tidak sedang keluar kota untuk berakhir minggu;
ia merasa tidak bakal sanggup mengatasi antiklimaks seperti ini. Mish menekan
bel itu sekali lagi, sambil membiarkan jarinya tetap di atas tombol itu.
Akhirnya terdengar sebuah suara dari dalam. Siapa di luar""
Ternyata memang dia. Suaranya membuat Jeann
ie menggigil ketakutan. Herb berkata, Polisi. Sekarang buka pintunya."
Nada itu berubah. Tolong acungkan tanda pengenal Anda di lubang kaca di
muka Anda." Herb memperlihatkan lencana detektifnya.
Oke, sebentar." Inilah saatnya, ujar Jeannie pada dirinya. Sekarang aku akan melihatnya.
487 Pintu itu dibuka oleh seorang anak muda berambut acak-acakan, tanpa alas
kaki, dalam jas handuk hitam yang sudah memudar warnanya.
Jeannie memandanginya dengan perasaan bingung.
Dia memang mirip Steve kecuali bahwa rambutnya berwarna hitam.
Herb berkata, Wayne Stattner"" "
Ya." Pasti habis dicat, ujar Jeannie pada dirinya. Pasti habis dicat kemarin, atau
pada hari Kamis malam. Aku Detektif Herb Reitz dari First Precinct."
Aku selalu bersedia bekerja sama dengan pihak kepolisian, Herb," ujar
Wayne, la melirik ke arah Mish dan Jeannie. Jeannie melihat bahwa ia tidak
menampakkan reaksi mengenalinya sedikit pun. Bagaimana kalau kalian
masuk"" Mereka melangkah masuk. Ruang masuk yang tidak berjendela itu dicat hitam,
dengan tiga pintu merah. Di salah satu pojok berdiri sebuah tengkorak manusia,
jenis yang biasanya dipakai di sekolah-sekolah kedokteran, tapi yang ini
mulurnya disumbat dengan sebuah syal berwarna merah, dan pergelangan
tangannya dibelenggu borgol polisi.
Wayne menggiring mereka melalui salah sebuah pintu merah, menuju sebuah
ruangan besar berlangit-langit tinggi. Gorden-gorden beludru hitam menutupi
jendela- jendelanya, sementara ruangan itu diterangi oleh lampu-lampu redup.
Di dinding terpampang sebuah bendera Nazi berukuran normal. Sebuah koleksi
cambuk mengisi tempat payungnya yang disinari lampu sorot. Sebuah lukisan
cat minyak yang besar, menggambarkan peristiwa penyaliban, bersandar di
atas kuda-kuda; setelah mengamati dengan cermat. Jeannie melihat bahwa
sosok telanjang yang disalibkan itu ternyata bukan Kristus tapi seorang wanita
montok dengan rambut pirang panjang. Ia menggigil lagi.
488 Rumah ini dihuni oleh seorang laki-laki yang sadis; sudah jelas dari apa yang
tampak. Herb tampak mengawasi sekelilingnya dengan bingung. Apa mata pencaharian
Anda, Mr. Stattner"*"
Aku memiliki dua buah kelab malam di sini, di New York. Terus terang karena
itulah aku selalu berusaha bekerja sama dengan pihak kepolisian. Aku harus
menjaga agar tanganku tetap bersih, demi kelancaran urusan bisnis."
Herb menjentikkan jarinya. Tentu, Wayne Stattner. Aku membaca artikel
mengenai Anda di majalah New York. Jutawan Muda dari Daerah Manhattan.
Seharusnya aku mengenali nama itu."
Silakan duduk." Jeannie melangkah ke sebuah kursi, tapi kemudian ia melihat bahwa itu kursi
listrik yang biasa dipakai untuk mengeksekusi seseorang. Ia mengurungkan
niatnya, menyeringai, lalu duduk di tempat lain.
Herb berkata, Ini Sersan Michelle Delaware dari Dinas Kepolisian Kota
Baltimore." Baltimore"" ulang Wayne dengan tampang tercengang. Jeannie
memperhatikan wajahnya, untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan
kecemasan, tapi sepertinya ia seorang aktor yang baik. Jadi. ada kejahatan di
Baltimore"" ujarnya dalam nada sarkastis.
Jeannie berkata, Rambut Anda dicat, bukan""
Mish melayangkan tatapan kesal ke arahnya; Jeannie hanya boleh ikut melihat,
bukan menginterogasi calon tersangka.
Namun Wayne rupanya tidak merasa terganggu oleh pertanyaan itu. Anda jeli
sekali." Ternyata aku benar, ujar Jeannie dalam hati dengan perasaan puas. Ternyata
memang dia. la mengalihkan matanya ke arah tangan anak muda itu, dan
teringat bagaimana pakaiannya dikoyak olehnya. Kau memang kurang ajar,
bajingan, umpatnya. 489 Kapan Anda mengecat rambut Anda"" tanyanya. Sejak aku berusia lima belas
tahun," sahut Wayne. Pembohong.
Warna hitam sudah lama menjadi mode, sejauh yang kuingat."
Rambutmu pirang pada hari Kamis, ketika kau menggerayangi aku dengan
tanganmu yang besar, dan pada hari Minggu, ketika kau memerkosa sahabatku,
Lisa, di gedung olahraga JFU.
Tapi untuk apa ia berbohong" Apakah ia tahu bahwa orang yang mereka curigai
berambut pirang" Wayne berkata, Ada apa sebetulnya" Apakah warna rambutku suatu petunjuk!
Aku suka pada misteri."
Kami tidak akan berl ama-lama," ujar Mish. Kami ingin tahu di mana Anda
pada hari Minggu malam yang lalu, sekitar pukul delapan."
Jeannie ingin tahu, apakah ia memiliki alibi. Tidak akan sulit baginya untuk
menyatakan bahwa ia bermain kartu dengan beberapa orang preman, kemudian
membayar mereka untuk mendukung pernyataannya, atau mengatakan bahwa
ia tidur dengan seorang pelacur yang pasti bersedia bersumpah palsu baginya,
demi sejumlah imbalan. Namun jawabannya ternyata berupa kejutan. Itu tidak sulit," ujarnya. Aku di
California." Apa ada yang dapat menguatkan pernyataan itu""
Anak muda itu tertawa. Sekitar seratus ribu orang, kukira."
Jeannie mulai merasa tidak enak. Mana mungkin ia memiliki alibi" Sudah pasti
dialah si pemerkosa itu Mish berkata, Apa maksudmu""
Aku sedang menghadiri perayaan Emmy."
Jeannie teringat bahwa ia melihat acara penyerahan penghargaan Emmy yang
ditayangkan di televisi, di ruang rumah sakit tempat Lisa diperiksa. Bagaimana
mungkin Wayne bisa berada di situ" Mana mungkin ia
490 bisa sampai di bandara lebih dahulu daripada Jeannie sampai di rumah sakit
itu" Aku tidak memenangkan apa-apa, tentu saja," tambah anak muda itu. Aku
tidak berkecimpung dalam bisnis itu. Tapi Salina Jones berkecimpung di situ,
dan dia seorang teman lama."
" Ia melayangkan mata ke arah lukisan cat minyaknya. Jeannie menyadari
bahwa wanita dalam lukisan itu mirip si artis yang bermain sebagai Babe, putri
Brian yang suka menggerutu di sebuah sinetron mengenai kehidupan di sebuah
restoran. Ton Many Cooks. Rupanya wanita itu pernah berpose untuknya.
Wayne berkata, Salina memenangkan penghargaan sebagai artis komedi
terbaik, dan aku mencium kedua pipinya saat dia turun dari panggung dengan
piala di tangannya. Momentum yang indah, sempat diabadikan oleh beberapa
kamera televisi, untuk langsung disiarkan ke seluruh dunia. Aku punya
videonya. Dan fotonya ada di majalah People terbitan minggu ini."
Ia menunjuk ke arah sebuah majalah yang tergeletak di karpet.
Dengan hati menciut, Jeannie memungutnya. Memang ada sebuah foto Wayne,
betul-betul tampan dalam jas tuksedonya, mencium Salina yang sedang
menggenggam penghargaan Emmy-nya di tangan.
Rambut Wayne hitam ketika itu.
Di bawah foto itu tertulis Impresario klub malam New York, Wayne Stattner,
memberikan selamat kepada mantan kekasihnya, Salina Jones, atas
penghargaan Emmy yang diterimanya untuk Too Many Cooks dt Hollywood pada
hari Minggu malam. Nilainya sama seperti sebuah alibi.
Bagaimana mungkin" Mish berkata. Oke, Mr. Stattner, kami sudah cukup lama mengganggu Anda."
Atas tuduhan apa aku dituding""
491 Kami sedang menyidik suatu kasus pemerkosaan yang terjadi di Baltimore
pada hari Minggu malam." Bukan aku," ujar Wayne.
Mish melirik ke arah lukisan penyaliban itu. Wayne mengikuti pandangannya.
Korban-korbanku melakukannya dengan sukarela," ujarnya sambil menatap
Mish dalam gaya mengundang.
Wajah Mish memerah, lalu ia membuang muka.
Jeannie merasa tersisih. Seluruh harapannya sirna. Namun otaknya masih
bekerja, dan saat mereka berdiri untuk minta diri, ia bertanya, Boleh aku
tanya sesuatu""
Tentu," ujar Wayne dalam nada ringan.
Anda punya kakak atau adik""
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku anak tunggal." Sekitar waktu Anda dilahirkan, ayah Anda bertugas di dinas kemiliteran,
betul"" Ya, dia seorang instruktur pilot helikopter di Fort Bragg. Dari mana Anda tahu
itu"" Apa Anda kebetulan tahu apakah ibu Anda mengalami kesulitan dalam
mengandung"" Ini pertanyaan yang lucu dari seorang polisi."
Mish berkata Dr. Ferrami adalah seorang ilmuwan dari Jones Falls University.
Risetnya ada hubungannya dengan kasus yang sedang kutangarri."
Jeannie berkata, Apakah ibu Anda pernah mengungkapkan bahwa dia pernah
menjalani suatu perawatan .kesuburan""
Tidak kepadaku." Anda berkeberatan kalau aku langsung menanyakan itu kepadanya""
Dia sudah meninggal."
Aku menyesal mendengar itu. Bagaimana mengenai ayah Anda""
Wayne angkat bahu. Anda bisa meneleponnya." Di mana""
Dia tinggal di Miami. Akan kuberikan nomornya."
492 Jeannie menyodorkan sebuah pena. Wayne mengorat oret sebuah nomor di
salah satu halaman majalah
People, yang kemudian ia sobek.
Mereka menuju pintu. Herb berkata. Terima kasih untuk kerja sama Anda. Mr.
Stattner." Bukan masalah." Saat mereka turun dengan lift, Jeannie bertanya, Kau percaya alibinya""
Akan aku cek kebenarannya," sahut Mish. Tapi sepertinya cukup
meyakinkan." Jeannie menggeleng-gelengkan kepala. Sulit rasanya untuk percaya bahwa dia
tidak bersalah." Tentu saja dia punya banyak salah. Manis tapi bukan untuk tindak kejahatan
yang ini." BAB 44 Steve sedang menunggu di dekat pesawat telepon. Ia duduk di ruang dapur
yang luas di rumah orangtuanya di Georgetown, mengawasi ibunya membuat
perkedel daging, sambil menunggu telepon dari Jeannie. Ia ingin tahu, apakah
Wayne Stattner memang betul-betul kembarannya. Ia ingin tahu, apakah
Jeannie dan Sersan Delaware akan menemukannya di alamat New York-nya. la
ingin tahu, apakah Wayne akan mengakui bahwa ia telah memerkosa Lisa
Hoxton. Mom sedang merajang bawang. Ia betul-betul tertegun dan terkejut ketika
pertama kali mendengar mengenai apa yang pernah dilakukan atas dirinya di
Aventine Clinic pada bulan Desember 1972. Semula ia tidak mau
mempercayainya, dan hanya menerimanya untuk sementara, seakan untuk
menghindari argumentasi saat mereka sedang berunding dengan si pengacara.
Tapi tadi malam Steve berbincang-bincang dengan kedua orangtuanya sampai
larut malam, untuk membicarakan hal yang tidak masuk akal ini. Mom betul-betul marah ketika itu. Membayangkan dokter-dokter itu melakukan
eksperimen atas diri pasien-pasien tanpa izin yang bersangkutan, merupakan
hal yang amat mengguncangkan baginya. Dalam artikelnya, Mom sering
mengulas tentang hak kaum wanita untuk mengontrol tubuh mereka sendiri.
494 Untungnya Dad bersikap lebih tenang. Semula Steve beranggapan seorang laki-laki akan menunjukkan reaksi lebih keras dalam menghadapi aspek yang sama
sekali tidak masuk akal ini. Tapi sejak awal Dad sudah bersikap amat rasional,
saat membahas logika Jeannie, menspe-kulasi kemungkinan lain sehubungan
dengan fenomena kembar tiga itu, dan pada akhirnya mengambil kesimpulan
bahwa Jeannie mungkin benar. Namun reaksi tenang memang merupakan
bagian dari pembawaan Dad. Apa yang terlihat dari luar itu belum tentu sesuai
dengan apa yang sebetulnya ia rasakan di dalam. Saat ini ia sedang berada di
halaman, dengan santai menyirami kebun bunga, namun hatinya mungkin
sedang bergolak-golak. Mom mulai menumis bawang, dan aromanya menerbitkan air liur Steve.
Perkedel daging dengan kentang dilumatkan dan saus tomat," ujarnya. Betul-betul nggak ada yang lebih asyik."
Mom tersenyum. Ketika berusia lima tahun, kau ingin makan itu tiap hari."
Aku ingat. Di dapur kecil di Hoover Tower."
Kau masih ingat itu""
Ya. Aku ingat ketika pindah, dan betapa janggal rasanya memiliki sebuah
rumah, bukannya apartemen."
Ketika itulah aku mulai memperoleh hasil dari buku pertamaku, What to Do
When You Can t Get Pregnant." Mom menghela napas. Seandainya fakta
mengenai bagaimana aku sampai hamil terungkap, isi buku itu bakal
meninggalkan kesan konyol sekali."
."Mudah-mudahan para pembeli buku itu tidak menuntut kembali uang
mereka." Mom memasukkan daging cincang ke dalam penggorengan, bersama
bawangnya, lalu mengelap tangannya. Sepanjang malam aku merenungkan hal
ini, dan kau tahu" Aku toh merasa bersyukur bahwa mereka melakukan itu
padaku di Aventine Clinic."
495 Kenapa" Mom begitu terguncang tadi malam."
Aku memang masih kesal, bahwa aku dipakai seperti seekor simpanse. Tapi
aku toh menyadari satu hal yang sebetulnya sederhana: andai kata mereka
tidak melakukan eksperimen itu atas diriku, aku tidak akan memiliki kau.
Selain itu, masa bodoh."
Mom tidak mempermasalahkan bahwa aku sebetulnya bukan sungguh-sungguh
anak Mom"" Mom merangkul Steve. Kau milikku, Steve. Tidak ada yang dapat mengubah
fakta itu." Pesawat telepon berdering. Steve langsung menyambarnya. Halo"
Aku Jeannie." Apa yang terjadi"" ujar Steve sambil berusaha menahan napas. Dia di sana""
Ya, dan dia memang kembaranmu. kecuali bahwa dia telah mengecat hitam
rambutnya." Ya Tuhan! Jadi, kami bertiga."
Ya. Ibu Wayne suda h meninggal, tapi aku bani saja berbicara dengan ayahnya
di Florida, dan dia menyatakan bahwa istrinya pernah menjalani perawatan di
Aventine Clinic" Itu berita bagus, namun nada suara Jeannie toh kurang antusias. Sepertinya
kau tidak senang sebagaimana seharusnya."
Ternyata dia punya alibi untuk hari Minggu itu."
Sial." Harapan Steve langsung menciut lagi. Kok bisa" Bagaimana alibinya""
Kuat. Dia sedang menghadiri acara penghargaan Emmy di Los Angeles. Ada
foto-fotonya." Dia berkecimpung di dunia perfilman""
Dia pemilik kelab malam. Seorang selebriti minor."
Steve mengerti sekarang, kenapa Jeannie begitu patah semangat.
Keberhasilannya untuk menemukan Wayne amal brilian, namun mereka tidak
mendapatkan apa-apa. Lalu siapa yang memerkosa Lisa""
496 Kau ingat apa yang dikatakan Sherlock Holmes" Setelah berhasil menyisihkan
semua unsur yang tak mungkin, yang tinggal meskipun kedengarannya tidak
masuk akal adalah kebenarannya. Atau Hercule Poirot yang mengatakan itu""
Jantung Steve seakan berhenti berdetak. Apakah Jeannie hendak mengatakan
bahwa dia yang memerkosa Lisa" Maksudmu""
Kalian berempat." Quadruplet" Jeannie, itu kan tidak mungkin."
Bukan. Aku nggak percaya bahwa embrio ini membelah menjadi empat secara
kebetulan. Pasti sengaja dibelah, sebagai bagian dari eksperimen itu."
Apa itu mungkin""
Sekarang, ya. Kau pasti pernah mendengar tentang cloning. Di tahun tujuh
puluhan, itu baru semacam ide. Tapi Genetico rupanya sudah lebih jauh dari
yang lain mungkin karena mereka bekerja secara terselubung dan bisa
bereksperimen dengan menggunakan manusia."
Jadi, menurutmu aku ini semacam clone!"
Tidak bisa lain. Sori, Steve. Kau terus mendengar yang aneh-aneh dariku.
Untung kau punya orangtua seperti yang kaumiliki."
Yeah. Seperti apa dia, si Wayne itu""
Aneh. Dia memiliki sebuah lukisan yang menggambarkan Salina Jones disalib
dalam keadaan telanjang. Aku benar-benar ngeri berada di apartemennya.
Steve terdiam. Yang satu seorang pembunuh, yang lain seorang sadis,
sedangkan yang keempat, berdasarkan hipotesis, adalah seorang pemerkosa.
Lalu aku sendiri sebetulnya apa"
Jeannie berkata, Ide itu juga menjelaskan alasan mengapa kalian semua
dilahirkan pada hari yang berbeda. Embrio-embrio itu disimpan di laboratorium
dalam periode-periode yang berlainan, sebelum ditanam dalam rahim wanita-wanita itu."
497 Kenapa ini harus terjadi atas diriku" Kenapa aku tidak bisa sama seperti orang-orang lain"
Pesawatnya sudah mau berangkat, aku mesti buru-buru."
Aku ingin menemui mu Aku akan berangkat ke Baltimore." Oke Bye"
Steve menutup pesawatnya. Mom dengar, kan"" ujarnya pada ibunya.
Yeah. Tampangnya persis seperti kan, tapi dia punya alibi, jadi menurut
Jeannie kalian berempat, dan kalian semacam clone."
Kalau aku memang semacam clone, tentunya aku juga seperti mereka."
Tidak. Kau lain, karena kau milikku."
Tapi nyatanya tidak." Steve melihat suatu kepedihan membayang di wajah
ibunya, tapi ia sendiri sedang merasakan hal yang sama. Aku adalah anak dari
dua orang yang sama sekali tidak kukenal, hasil seleksi para ilmuwan yang
bekerja untuk Genetico. Begitulah silsilahku."
Kau tidak sama seperti yang lain, sikapmu lain."
Tapi apakah itu juga akan membuktikan bahwa pembawaanku tidak sama
seperti mereka" Atau bahwa aku sudah belajar untuk menyembunyikannya,
seperti seekor binatang yang sudah dijinakkan" Apakah Mom membuat aku
sebagaimana aku sekarang" Atau Genetico""
Aku tidak tahu, anakku," sahut Mom. Aku sungguh-sungguh tidak tahu."
498 BAB 45 Jeannie mandi dan mencuci rambutnya, kemudian memakai make-up mata
dengan hati-hati. Ia memutuskan untuk tidak menggunakan lipstik atau perona
pipi. Ia mengenakan sweater ungu berleher V dan legging ketat berwarna abu-abu. tanpa pakaian dalam ataupun sepatu. Ia memasang giwang hidung
favoritnya, sebuah perhiasan perak bertatahkan batu nilam yang mungil.
Penampilannya berkesan seksi di cermin. Mau jadi alim, Non"" ujarnya.
Sesudah itu ia mengedipkan matanya, lalu menuju ruang duduk.
Ayahnya sudah pergi lagi. Rupanya ia lebih suka di rumah Patty, sebab ada
ketiga c ucunya untuk menghibur hatinya. Ia dijemput Patty sewaktu Jeannie
berada di New York. Tidak ada lagi yang harus dikerjakan Jeannie selain menunggu kedatangan
Steve. Ia mencoba untuk tidak memikirkan kekecewaan-kekecewaan yang
dialaminya hari itu. Untuk sementara, cukup, la mulai merasa lapar: seharian
ia cuma minum kopi. Ia menimbang-nimbang, apakah akan makan sekarang
atau menunggu sampai Steve datang. Ia tersenyum begitu teringat bahwa anak
muda itu telah melahap sekaligus delapan potong roti bumbu kayu manis
sebagai sarapan. Betulkah itu baru terjadi kemarin" Rasanya seperti seminggu
yang lalu. 499 Tiba-tiba ia teringat bahwa ia tidak punya apa-apa di lemari es. Tidak lucu
kalau Steve datang dengan perut lapar, sedangkan ia tidak punya apa-apa
untuk dimakan! Cepat-cepat ia mengenakan sepatu bot Doc Marten-nya, lalu
lari keluar. Ia mengemudikan mobilnya ke 7-Eleven yang terletak di
persimpangan antara Falls Road dan 36th Street, lalu membeli telur, daging
asap Canadian, susu, sebongkah roti, salad siap makan, bir Dos Equis, es krim
Ben & Jerry s rasa Rainforest Crunch, dan empat bungkus roti bumbu kayu
manis yang masih beku. Saat berdiri dalam barisan di muka kasir, ia menyadari bahwa Steve mungkin
sudah sampai di rumahnya, sementara ia sedang keluar Malah mungkin Steve
sudah pergi lagi. Jeannie lari keluar dari toko itu dengan belanjaannya,
kemudian ngebut pulang seperti orang sedang kerasukan, sambil
membayangkan Steve menunggu dengan tak sabar di muka pintunya.
Tak ada seorang pun di muka rumahnya serta tanda-tanda kehadiran mobil
Datsun karatannya. Jeannie masuk ke dalam, lalu memasukkan makanan yang
baru dibelinya ke dalam lemari es. Ia mengeluarkan telur dari kartonnya untuk
dibariskan di tempatnya. Ia menyimpan birnya, lalu mengisi mesin kopinya.
Sesudah itu tidak ada lagi yang perlu ia kerjakan.
Terpintas dalam dirinya bahwa ulahnya lain dari biasa. Jeannie tidak pernah
peduli apakah seorang laki-laki mungkin merasa lapar. Dulu, dengan Will
Temple, kalau Will merasa lapar, ia akan menyiapkan sendiri sesuatu untuk
dimakan, dan kalau lemari es Jeannie kosong, Will akan pergi ke toko, dan
kalau tokonya tutup, ia akan pergi ke restoran. Tapi kini Jeannie merasa
dirinya dilanda oleh kebutuhan untuk memperhatikan tetek bengek seperti itu.
Rupanya Steve memiliki pengaruh lebih besar atas dirinya daripada laki-laki
lain, meskipun Jeannie baru beberapa hari mengenalnya.
500 Suara bel pintu berdering nyaring, seakan mau meledak.
Jeannie tersentak, jantungnya berdebar-debar. Kemudian melalui interkomnya
ia bertanya, Ya"" Jeannie" Aku Steve."
Jeannie menekan tombol pembuka pintu. Untuk sesaat ia berdiri diam, dan
merasa dirinya agak konyol. Ulahnya persis seperti gadis remaja. Ia melihat
Steve menaiki tangga dalam baju kaus abu-abu dan celana blue jeans model
longgar. Di wajahnya membayang kepedihan dan kekecewaannya selama dua
puluh empat jam terakhir. Jeannie merangkul leher Steve, lalu memeluknya.
Tubuh yang kuat itu terasa tegang dan tertekan.
Jeannie menggiring Steve ke ruang duduk. Steve duduk di sofa, sementara ia
menyalakan mesin kopinya. Jeannie merasa begitu dekat dengannya. Mereka
belum pernah pergi berkencan, ke restoran-restoran, dan nonton berdua,
sebagaimana cara Jeannie biasanya mengawali hubungan dengan seorang laki-laki. Yang mereka lakukan adalah berjuang berdampingan untuk memecahkan
misteri demi misteri, serta menghadapi perlakuan tidak adil musuh-musuh
terselubung Dan situasi itu dengan cepat mengakrabkan mereka.
Mau kopi T Steve menggeleng. Aku lebih suka kalau kita berpegangan tangan."
Jeannie duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya. Steve mendoyongkan
tubuhnya ke depan. Jeannie mengangkat wajahnya, lalu Steve mencium
bibirnya. Itu ciuman serius mereka yang pertama. Jeannie meremas tangan
Steve, lalu menguakkan bibirnya. Aroma dari mulut anak muda itu
mengingatkannya akan asap kayu. Untuk sesaat nafsunya agak mereda saat ia
mempertanyakan pada dirinya, apakah ia sudah menggosok gigi; begitu teringat
bahwa ia sudah melakukan itu, ia merasa santai kembali. Steve menyentuh
payudaranya melalui 5 01 sweater-nya yang terbuat dari bahan wol halus. Tangan Steve yang besar
ternyata amat lembut. Jeannie melakukan hal yang sama padanya, dengan
mengusap-usapkan telapak tangannya pada dada Steve.
Dalam waktu singkat, mereka sama-sama sudah merasa panas.
Steve menarik diri. Ia menatap Jeannie, seakan ingin merekam garis-garis
wajah Jeannie ke dalam kenangan nya. Dengan ujung jarinya ia menyentuh alis
Jeannie, pipinya, ujung hidungnya, dan bibirnya, begitu lembut, seakan takut
akan merusak sesuatu. Ia menggeleng-gelengkan kepala, seakan tak dapat
mempercayai apa yang dilihatnya.
Dalam tatapannya, Jeannie melihat suatu kerinduan. Laki-laki ini menginginkan
dirinya dengan seluruh keberadaannya. Dan itu membuatnya terangsang.
Nafsunya mulai berkobar, seakan diembus angin selatan, panas dan menggebu-gebu. Ia merasakan suatu sensasi yang selama satu setengah tahun tak pernah
ia rasakan. Ia menginginkan segala-galanya sekaligus, tubuh anak muda itu di
atasnya, lidahnya di dalam mulutnya, dan tangannya di mana-mana.
Ia mencakup wajah Steve, kemudian menariknya. Lalu ia menciumnya lagi, kali
ini dengan mulut terbuka. Ia mendoyongkan tubuhnya ke belakang, sehingga
anak muda itu setengah menindihnya. Akhirnya ia mendorong tubuh Steve, lalu
dengan napas terengah-engah berkata. Kamar tidur."
Jeannie menarik diri, kemudian masuk lebih dulu ke dalam kamar tidur. Ia
melepas pakaiannya, lalu melemparkannya ke lantai. Steve masuk ke dalam
kamar itu, lalu menutup pintu di belakangnya dengan tumit kakinya Melihat
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jeannie menanggalkan pakaiannya, dengan suatu gerakan cepat ia membuka
baju kausnya. Mereka semua melakukan itu, ujar Jeannie pada dirinya; mereka semua
menutup pintu dengan tumit kaki.
502 Steve melepaskan sepatunya, membuka ikat pinggangnya, lalu menanggalkan
celana jeans-nya. Bentuk tubuhnya betul-betul sempurna, bahunya bidang,
dengan dada berotot dan pinggul sempit dalam celana Jockey putih.
Tapi benarkah ini Steve"
Steve bergerak mendekat, tapi Jeannie melangkah mundur.
Laki-laki yang meneleponnya mengatakan, Dia dapat mengunjungimu."
Steve mengerutkan dahi. Ada apa""
Tiba-tiba Jeannie merasa takut. Aku tidak dapat melakukan ini," ujarnya
Steve menarik napas dalam-dalam, kemudian mengembuskannya lagi. Wauw,"
ujarnya. Ia memalingkan wajahnya Wauw."
Jeannie menyilangkan lengannya di muka dada, untuk menutupi payudaranya.
Aku tidak tahu siapa kau."
Astaga." Steve duduk di tempat tidur, membelakangi Jeannie, bahunya yang
besar melengkung lemas. Tapi mungkin ia cuma pura-pura. Kau mengira aku
yang menjumpaimu di Philadelphia"
Aku mengira dia Steve."
Tapi untuk apa dia berpura-pura menjadi aku"" Itu tidak penting."
Dia tidak akan mau melakukannya hanya untuk bercinta," ujar Steve.
Kembaranku memiliki cara-cara khusus untuk memuaskan nafsu mereka dan
yang jelas bukan dengan cara begini. Kalau dia ingin menidurimu, dia akan
mengancammu dengan pisau, atau menyobek stocking-mu, atau membakar
sebuah gedung, ya kan""
Aku ditelepon seseorang," ujar Jeannie dalam nada bergetar. Seorang
penelepon gelap. Dia mengatakan: Yang menemuimu di Philadelphia sebetulnya
punya niat untuk membunuhmu. Dia terbawa nafsu, sehingga misinya
berantukan. Tapi dia bisa mengunjungimu lagi. Karena
503 itulah kau harus pergi dari sini, sekarang juga." Jeannie menyambar
pakaiannya dari lantai dan cepat-cepat mengenakannya. Ia masih belum
merasa cukup aman. Rasa simpati membayang di mata anak muda itu. Jeannie yang malang,"
ujarnya. Mereka benar-benar berhasil* menakutimu. Aku menyesal sekali." Ia
berdiri, kemudian mulai mengenakan celana jeans-nya.
Tiba-tiba Jeannie merasa yakin bahwa ia telah membuat kekeliruan. Si
Philadelphia, si pemerkosa, tidak akan mau mengenakan pakaiannya kembali
dalam situasi seperti ini. la akan mengempaskan Jeannie ke tempat tidur,
mencabik-cabik pakaiannya, serta mencoba merengkuhnya secara paksa. Yang
ini lain. Yang ini pasti Steve. Jeannie merasakan dorongan tak tertahankan
untuk segera merangkul anak muda ini dan bercinta dengannya. Steve &"
Steve tersenyum. Itu aku."
Tapi inikah tujuan dari aktingnya" Begitu i
a berhasil memenangkan Jeannie dan
mereka sudah dalam keadaan telanjang di tempat tidur, apakah ia akan
berubah dan menyingkapkan sifatnya yang sebenarnya, sifat alaminya yang
senang melihat wanita dalam ketakutan dan kesakitan" Jeannie menggigil.
Situasinya sepertinya kurang baik. Jeannie mengalihkan pandangannya.
Sebaiknya kau pergi," ujarnya.
Kau bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepadaku," ujar Steve.
Baik. Di mana aku bertemu Steve pertama kali""
Di lapangan tenis." Jawaban itu benar. Tapi baik Steve maupun si pemerkosa ada di JFU hari itu."
Tanyakan sesuatu yang lain padaku."
Berapa potong roti bumbu kayu manis dimakan Steve pada hari Jumat pagi""
Steve tersenyum. Delapan, malu juga aku mengakui- " nya."
504 Jeannie menggeleng-gelengkan" kepalanya dengan panik. Tempat ini mungkin
disadap. Mereka sudah menggeledah ruang kantorku, menghapus E-mail-ku,
mungkin mereka sedang menguping pembicaraan kita saat ini. Gawat. Aku
belum terlalu mengenal Steve Logan, dan yang kuketahui mengenai dirinya
mungkin juga diketahui orang lain."
Kukira ucapanmu masuk akal," ujar Steve sambil mengenakan kembali baju
kausnya Steve duduk di tempat tidur untuk mengenakan sepatunya Jeannie menuju
ruang duduk, karena tak ingin tinggal di kamar dan mengawasi Steve
berpakaian. Apakah ia salah" Ataukah ini justru langkah paling bijaksana yang
pernah diambilnya" Ia betul-betul merasa tidak epdk sekarang. Semula ia
begitu ingin bercinta dengan Steve. Namun bayangan mendapati dirinya di
tempat tidur bersama orang seperti Wayne Stattner betul-betul membuatnya
menggigil ketakutan. Steve muncul dalam pakaian lengkap. Jeannie menatap ke dalam matanya. Ia
mencoba mencari sesuatu di sana, suatu tanda yang dapat mengenyahkan rasa
ragunya namun ia tidak menemukannya Aku tidak tahu siapa kau, aku sungguh-sungguh tidak tahu!
Steve dapat membaca pikirannya. Percuma, aku tahu. Percaya adalah
percaya, dan pada saat itu sirna itu sima." Ia membiarkan kekecewaannya
tampak sesaat. Brengsek sekali, benar-benar brengsek."
Kemarahannya membuat Jeannie takut. Ia cukup kuat, tapi anak muda itu lebih
kuat. Ia ingin anak muda itu meninggalkan apartemennya secepatnya.
Steve merasakan itu. Oke, aku akan pergi," ujarnya Ia menuju pintu. Kau
tentunya tahu bahwa dia tidak akan mau pergi."
Jeannie mengangguk. Steve mengucapkan apa yang terpintas dalam pikiran Jeannie. Tapi sebelum
aku sungguh-sungguh pergi,
505 kau tidak akan tahu pasti. -Dan kalau aku pergi lalu kembali lagi, itu percuma.
Supaya kau yakin bahwa aku adalah aku, aku harus betul-betul pergi."
Ya." Ia sudah merasa lebih yakin sekarang, bahwa anak muda ini memang
Steve, namun keraguannya akan kembali, kecuali kalau Steve sungguh-sungguh
pergi. Kita membutuhkan sebuah sandi rahasia, supaya kau tahu bahwa itu aku."
Oke." Aku akan memikirkannya." Oke."
Sampai ketemu," ujarnya. Aku tidak akan mencoba menciummu."
Steve mulai menuruni tangga. Jangan lupa telepon aku," serunya.
Jeannie tetap berdiri diam di tempat, sampai mendengar suara bantingan
pintu. Ia menggigit bibir. Ia ingin menangis rasanya. Ia pergi ke dapur, lalu menuang
kopi ke dalam cangkir. Ia mengangkatnya ke mulutnya, tapi cangkir itu tiba-tiba terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai, kemudian hancur berserakan
ke mana-mana. Sial," umpatnya.
Kakinya terasa lemas, lalu ia berbaring di sofa. Ia merasa dirinya begitu
terancam. Kini ia tabu bahwa bahaya itu cuma hasil imajinasinya sendiri,
namun ia toh merasa lega bahwa semua itu sudah berlalu. Tubuhnya masih
terasa tidak enak. Tidak lama lagi." ujarnya pada dirinya. Tidak lama lagi."
Ia mencoba membayangkan, bagaimana suasananya kalau mereka bertemu lagi
kelak; ia akan memeluk dan mencium Steve dan meminta maaf kepadanya. Dan
Steve akan memaafkannya dengan lembut.
Kemudian ia tertidur sebentar.
506 BAB 46 Perasaan dilecehkan mendera Berrington. Keberhasilannya mengalahkan
Jeannie Ferrami tidak membuatnya merasa lebih enak. Ia terpaksa berlaku
seperti seorang pencuri kelas teri. Diam-diam ia telah menggelitik rasa ingin
tahu pihak pers, menyelinap ke dalam ruang kerja Jeannie
, menggeledah laci-laci meja tulisnya, dan kini mengintai rumahnya. Dunianya serasa akan runtuh
di sekitarnya. Ia sudah benar-benar nekat.
Tidak pernah terpintas dalam dirinya bahwa ia akan melakukan semua ini
beberapa minggu menjelang hari ulang tahunnya yang keenam puluh: duduk di
dalam mobilnya, yang diparkir di pinggir sebuah jalan, mengawasi pintu depan
rumah seseorang, seakan ia seorang detektif kelas kacang. Apa yang akan
dikatakan ibunya" Ibunya masih hidup; seorang wanita bertubuh ramping dan
selalu tampil rapi dalam usia delapan puluh empat tahun, tinggal di sebuah
kota kecil di Maine, menulis surat-surat yang menarik ke sebuah koran lokal,
dan masih tetap aktif mempertahankan perannya sebagai kepala penata bunga
untuk gereja Episcopalian. Bulu kuduknya pasti berdiri menahan malu kalau ia
tahu apa ^yang sedang dikerjakan putranya.
Mudah-mudahan ia tidak kepergok oleh salah seorang kenalannya. Ia cukup
berhati-hati untuk tidak membalas
507 tatapan mata orang yang lewat. Untungnya mobilnya tidak begitu mencolok. Ia
sendiri menilai kendaraannya sebagai sebuah mobil klasik yang elegan, namun
tidak banyak Lincoln Town Car berwarna perak yang diparkir di sepanjang jalan
itu; mobil-mobil tua yang kompak keluaran Jepang dan Pontiac Firebird yang
terawat apik merupakan kendaraan favorit orang-orang di sini. Berrington
sendiri bukan tipe yang tidak menarik perhatian, dengan rambut keabuannya
yang khas. Semula selama beberapa waktu ia menggelar sebuah peta jalan di
mukanya, sambil mendoyongkan tubuh ke arah kemudi, untuk kamuflase,
namun daerah ini adalah daerah permukiman yang ramah, dan sudah dua orang
yang mengetuk jendelanya untuk menawarkan petunjuk, sehingga ia terpaksa
menyisihkan peta itu. Ia menghibur dirinya dengan menganggap siapa pun yang
tinggal di daerah kelas murahan seperti ini tak mungkin memiliki kedudukan
cukup terpandang. la tidak tahu apa-apa mengenai rencana Jeannie. Pihak FBI ternyata tidak
berhasil menemukan daftar itu di apartemennya. Berrington terpaksa
menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk: daftar itu akan
mengantar Jeannie ke clone yang lain. Kalau memang demikian, bencana itu
sudah tidak jauh lagi. Berrington, Jim, dan Preston akan terpaksa menghadapi
eksposi secara terbuka, kehilangan nama baik dan bangkrut.
Jim-lah yang mengusulkan kepada Berrington untuk mengawasi rumah Jeannie.
Kita harus tahu apa yang sedang dia lakukan, siapa-siapa saja yang datang ke
rumahnya dan pergi dari sana," ujar Jim ketika itu, dan Berrington terpaksa
menurutinya. Ia sudah sampai ke situ pagi-pagi, tapi tidak ada yang terjadi
hingga sekitar tengah hari, ketika Jeannie diantar oleh seorang wanita kulit
hitam yang ia kenali sebagai salah satu detektif yang menyidik kasus
pemerkosaan itu. Wanita itu sempat mewawancarainya sebentar pada hari
Senin. Berrington 508 menganggapnya menarik. Ia juga masih ingat namanya: Sersan Delaware.
Berrington menelepon Proust dari sebuah telepon umum di restoran McDonald
di ujung jalan, dan Proust berjanji akan mengerahkan teman FBl-nya untuk
mencari tahu siapa yang telah mereka kunjungi. Terbayang oleh Berrington
orang FBI itu berkata. Sersan Delaware hari ini mengontak seorang calon
tersangka yang sedang dalam pengintaian kami. Untuk alasan sekuriti, aku
tidak dapat mengungkapkan lebih banyak daripada itu, tapi akan sangat
bermanfaat bagi kami untuk tahu persis apa yang dilakukannya pagi ini dan
kasus apa yang sedang ditanganinya.
Sekitar satu jam kemudian, Jeannie tergesa-gesa meninggalkan rumahnya;
penampilannya seksi sekali dalam sweater berwarna keunguan Berrington tidak
langsung membuntutinya, meskipun hatinya cemas; sulit rasanya menurunkan
gengsinya dengan cara itu. Namun Jeannie muncul kembali beberapa menit
kemudian, membawa beberapa kantong kertas cokelat dari sebuah toko
swalayan. Yang muncul berikutnya adalah salah seorang clone, tentunya Steve
Logan. Steve tidak lama di situ. Kalau aku jadi dia, pikir Berrington, Tlengan Jeannie
berpakaian seperti itu, aku akan tinggal di sana semalaman dan hampir seluruh
hari Minggu. Ia mengecek lagi jam di mobilnya
untuk kedua puluh kali, lalu memutuskan
untuk menelepon Jim kembali. Mungkin Jim sudah tahu sesuatu dari pihak FBI
sekarang. Berrington meninggalkan mobilnya, lalu pergi ke ujung jalan. Aroma kentang
goreng membuatnya lapar, tapi ia tidak suka makan hamburger dari wadah-wadah styrofoam. Ia memesan secangkir kopi hitam, lalu menghampiri sebuah
pesawat telepon umum. Mereka ke New York," ujar Jim kepadanya.
509 Memang itu yang dikhawatirkan Berrington selama ini. Wayne Stattner,"
ujarnya. Ya." Sial. Lalu apa yang mereka lakukan""
Menanyakan keberadaannya pada hari Minggu yang lalu, dan hal-hal yang
berhubungan dengan itu. Ternyata Wayne menghadiri acara penghargaan
Emmy. Fotonya ada di majalah People. Begitu ceritanya."
Apa sudah ada petunjuk mengenai apa yang direncanakan Jeannie
selanjutnya"" Belum. Apa yang terjadi di sana sejauh ini""
Tidak banyak. Aku bisa melihat pintu rumahnya dari sini. Dia pergi belanja
sebentar, Steve Logan datang, lalu pergi, hanya itu. Mungkin mereka sudah
kehabisan ide." Mungkin juga belum. Kita hanya tahu bahwa idemu untuk memecatnya
ternyata tidak berhasil membungkam mulutnya."
Oke, Jim, jangan diungkit-ungkit lagi. Tunggu & dia keluar." Jeannie sudah
mengganti pakaiannya; ia mengenakan celana jeans putih dan sehelai blus
tanpa lengan berwarna biru. yang memperlihatkan lengan-lengannya yang kuat.
Ikuti dia," ujar Jim. 1
Tidak. Dia sudah masuk ke mobilnya" Berry, kita harus tahu ke mana dia
pergi." Aku bukan polisi!"
Seorang gadis kecil yang sedang menuju kamar kecil bersama ibunya berkata,
Orang itu marah. Mommy." Sssh, Manis," sahut ibunya.
Berrington menurunkan nada suaranya Dia sudah pergi."
Cepat naik mobilmu!" Sialan kau, Jim."
Buntuti dia!" Jim menutup pesawatnya Berrington masih berdiri termanggu di
sana. 510 Mobil Mercedes merah Jeannie melesat di hadapannya-lalu membelok ke arah
selatan di Falls Road. Berrington lari ke mobilnya
di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader (dimhad co cc) oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan memmpa hidup anda selawan a
511 BAB 47 Jeannie menatap ayah Steve. Rambut Charles berwarna gelap, dengan
bayangan cambang lebat di sekitar rahangnya. Ekspresi wajahnya keras dan
pembawaannya betul-betul rapi. Meskipun itu hari Sabtu dan ia bara saja
berkebun, ia mengenakan celana panjang berwarna gelap yang diseterika rapi,
dan sehelai kemeja bertangan pendek dengan kerah. Tampangnya sama sekali
tidak mirip Steve. Satu-satunya hal yang diturunkannya pada Steve mungkin
hanya selera berpakaiannya yang konservatif. Hampir semua mahasiswa
Jeannie mengenakan pakaian dari bahan denim yang robek dan bahan kulit
berwarna hitam, tapi Steve lebih suka mengenakan celana panjang dari khaki
dan kemeja. Steve belum pulang, dan menurut perhitungan Charles, mungkin ia sedang
mampir di perpustakaan fakultasnya untuk mencari bacaan mengenai kasus-kasus pemerkosaan Ibu Steve sedang tidur. Charles membuat minuman limun
segar, lalu ia dan Jeannie menuju serambi rumah untuk duduk-duduk di kursi
kebun. Tadi, begitu terbangun dari tidur ayamnya, suatu ide yang amat brilian
melintas di kepala Jeannie. Ia menemukan cara untuk melacak si clone
keempat. Tapi untuk itu ia membutuhkan bantuan Charles. Namun ia tidak
512 yakin laki-laki itu akan bersedia melakukan apa yang dimintanya.
Charles menyodorkan sebuah gelas tinggi yang dingin, kemudian ia duduk
setelah mengisi gelasnya sendiri. Boleh kupanggil Anda dengan nama kecil
Anda"" tanyanya.
Silakan." [ Dan aku berharap kau melakukan hal yang sama" Tentu."
Mereka mencicipi limun itu, kemudian Charles berkata, Jeannie, mengenai
apa ini sebetulnya""
Jeannie meletakkan gelasnya. Mengenai suatu eksperimen, menurutku,"
jawab Jeannie. Berrington dan Proust sama-sama bertugas di dinas
kemiliteran, beberapa waktu sebelum mereka mendirikan Genetico. Sepertinya
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perusahaan itu awalnya semacam kamuflase untuk &uatu proyek militer."
Hampir seluruh masa dewasaku kuhabiskan sebagai prajurit, dan aku siap
untuk mempercayai hampir semua hal yang paling tidak masuk akal dalam dinas
kemiliteran. Tapi untuk apa mereka menaruh mina
t pada masalah fertilitas""
Coba Anda pertimbangkan ini. Steve dan kembar-kembamya semua tinggi,
kuat, sehat, dan tampan. Mereka juga cerdas sekali, meskipun kecenderungan
mereka untuk terlibat dalam tindakan-tindakan kekerasan sering
mempengaruhi keberhasilan yang mereka capai. Tapi Steve dan Dennis sama-sama memiliki IQ di atas rata-rata, dan menurut dugaanku, demikian pula dua
yang lain: Wayne sudah menjadi jutawan dalam usia dua puluh dua tahun, dan
yang keempat setidaknya cukup lihai untuk menghapuskan sama sekali jejak-jejaknya"
Jadi, apa kesimpulanmu""
Aku belum tahu. Aku mempertanyakan kemungkinan pihak militer sedang
mencoba mengembangkan ide prajurit yang serba sempurna."
513 Ucapan itu ia maksudkan sebagai semacam spekulasi, nadanya pun sambil lalu.
Namun efeknya membuat Charles seperti terkena sengatan listrik. Ya Tuhan,"
ujarnya, ekspresi terguncang meliputi wajahnya. Rasanya aku pernah dengar
mengenai inf." Apa maksud Anda""
Ada semacam desas-desus, di tahun tujuh puluhan, yang membuat heboh
seluruh jajaran militer. Orang-orang Rusia memiliki suatu program pemuliaan,
katanya. Mereka membuat prajurit-prajurit yang sempurna, atlet-atlet yang
sempurna, pemain catur yang sempurna, pokoknya segalanya. Ada yang
mengatakan kita juga hams melakukan itu. Ada yang mengatakan kita sudah
sejauh itu." Nah, itu dia!" Jeannie merasa akhirnya ia mulai mengerti. Mereka
menyeleksi seorang laki-laki dan seorang wanita yang sehat, agresif, cerdas,
dan berambut pirang, kemudian meminta mereka menyumbangkan sperma dan
sel telur untuk dikembangkan menjadi embrio. Tapi yang betul-betul menarik
bagi mereka adalah kemungkinan untuk menggandakan si prajurit sempurna,
begitu mereka berhasil menciptakannya. Bagian paling menentukan dari
eksperimen ini adalah bagian pembelahan embrio serta menanamkannya dalam
tubuh seorang ibu. Dan ternyata mereka berhasil." Jeannie mengerutkan
alisnya. Lalu apa yang terjadi""
Aku bisa menjawabnya," ujar Charles. Watergate. Semua proyek rahasia
yang edan dihentikan setelah itu."
Tapi Genetico kemudian jalan terus, seperti Mafia. Dan karena mereka betul-betul berhasil menemukan cara untuk menghasilkan bayi tabung, perusahaan
itu dianggap menguntungkan. Hasilnya dipakai sebagai dana riset rekayasa
genetika yang sudah mereka geluti sejak lama Sepertinya proyekku sendiri
merupakan bagian dari rencana mereka yang akbar itu."
514 Yaitu"" Suatu generasi orang-orang Amerika yang sempurna: cerdas, agresif, dan
pirang. Suatu ras yang unggul." Jeannie angkat bahu. Suatu ide lama, tapi
mungkin terwujud saat ini, dengan perkembangan baru dalam ilmu genetika."
Lalu untuk apa mereka menjual perusahaan itu" Rasanya tidak masuk akal."
Mungkin toh masuk akal," sahut Jeannie setelah termanggu selama beberapa
saat. Sewaktu menerima penawaran akuisisi itu, mungkin mereka melihatnya
sebagai peluang untuk bergerak ke peringkat yang lebih tinggi. Uangnya bisa
digunakan untuk kampanye pencalonan Proust untuk jabatan presiden. Begitu
berhasil bercokol di Gedung Putih, mereka dapat melakukan riset apa pun yang
mereka inginkan dan menerapkan ide-ide mereka ke dalam praktek."
Charles mengangguk. Ada sebuah artikel mengenai ide-ide Proust dalam
Washington Post terbitan hari ini. Aku tidak yakin aku ingin hidup di dunia yang
dia angan-angankan. Kalau yang ada nanti cuma prajurit-prajurit yang patuh
dan agresif, siapa yang akan merangkai puisi, mengalunkan musik, dan
melakukan unjuk rasa antiperang""
Jeannie mengangkat alisnya. Benar-benar komentar mencengangkan dari
seorang tentara. Masih banyak hal lain di balik itu," ujarnya. Vanasi itu
sendiri merupakan hikmah. Ada alasan mengapa kita tidak persis sama seperti
kedua orangtua kita. Proses evolusi melibatkan urusan uji-coba. Kita tidak
dapat mencegah kegagalan alam dalam bereksperimen, tanpa juga
mengeliminasi keberhasilannya"
Charles menghela napas. Ini berarti aku sebetulnya bukan ayah Steve."
Jangan bilang begitu."
Charles membuka dompetnya lalu mengeluarkan se
515 buah foto. Ada sesuatu yang harus kuungkapkan padamu, Jeannie. Aku tidak
pernah memperma salahkan soal clone ini, tapi aku sering mengawasi Steve dan
mempertanyakan pada diriku, apakah ada sesuatu yang aku turunkan
padanya." Masa Anda tidak lihat"" ujar Jeannie.
Kemiripan"" Tidak secara fisik. Tapi Steve memiliki perasaan tanggung jawab yang besar.
Tak satu pun di antara clone-clone lainnya peduli soal tanggung jawab. Itu yang
Anda turunkan padanya."
Tampang Charles masih geram. Ada sesuatu yang negatif dalam dirinya. Aku
tahu itu." Jeannie menyentuh lengannya. Dengar baik-baik. Steve termasuk anak yang
agak sulit diatur bandel, impulsif, berani, dan sepertinya tidak bisa diam ya,
kan"" Charles tersenyum sendu. Betul."
Demikian juga Dennis Pinker dan Wayne Stattner. Anak-anak seperti ini
memang sulit sekali ditangani dengan benar. Karena itu, Dennis menjadi
pembunuh dan Wayne cenderung sadis. Tapi Steve tidak seperti mereka dan
Anda-lah sebabnya. Hanya orangtua yang paling sabar, paling menunjukkan
pengertian dan berdedikasi dapat mendidik anak-anak seperti ini, sehingga
mereka dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang normal. Dan Steve betul-betul normal."
Mudah-mudahan kau benar." Charles membuka dompetnya lagi untuk
menyimpan foto itu kembali.
Boleh kulihat"** tanya Jeannie.
Tentu." Jeannie mengamati foto itu. Sepertinya belum lama diambil. Steve
mengenakan sehelai kemeja kotak-kotak biru dan rambutnya agak gondrong-Ia
sedang tersenyum rikuh ke arah kamera. Aku belum punya fotonya," ujar
Jeannie dalam nada menyesal saat mengembalikannya.
516 Ambillah yang itu." Jangan. Anda selalu membawanya ke mana-mana." Aku punya banyak foto
Steve. Aku akan memasuk kan yang lain ke dalam dompetku."
Trims, aku sungguh-sungguh senang menerimanya." Sepertinya kau suka
padanya." Aku mencintainya, Charles." Sungguh""
Jeannie mengangguk. Sewaktu aku mengira dia akan dijebloskan ke penjara
gara-gara .kasus pemerkosaan itu, aku ingin menawarkan diriku untuk
menggantikannya." Charles tersenyum. Aku juga."
Itu yang dinamakan cinta, bukan""
Pasti." Jeannie merasa salah tingkah. Bukan niatnya untuk mengungkapkan semua ini
kepada ayah Steve. Semula ia belum menyadarinya; ini muncul begitu saja,
tapi kemudian ia menyadari bahwa sesungguhnya itulah yang dirasakannya.
Charles berkata, Bagaimana perasaan Steve terhadapmu""
Jeannie tersenyum. Mungkin aku mengada-ngada &" Tak apa."
Sepertinya dia tergila-gila padaku."
Itu tidak aneh. Kau bukan hanya cantik. Kau juga kuat; itu jelas. Dia
membutuhkan seseorang yang kuat, terutama saat menghadapi tuduhan seperti
ini." Jeannie menatapnya. Kini saatnya untuk meminta.
Ada sesuatu yang dapat Anda lakukan."
Katakan." Sepanjang perjalanannya ke Washington, Jeannie sudah menghafalkan, apa-apa
yang akan ia ucapkan. Kalau aku bisa mengakses suatu database lagi, mungkin
aku bisa menemukan si pemerkosa yang sesungguhnya Tapi setelah publisitas
dalam New York Times, tidak
517 akan ada biro pemerintahan atau perusahaan asuransi yang mau mengambil
risiko dengan bekerja sama denganku. Kecuali &" Kecuali""
Jeannie mendoyongkan tubuhnya ke muka. Genetico melakukan eksperimen-eksperimennya pada istri-istri prajurit yang direkomendasikan pada mereka
oleh rumah-rumah sakit tentara. Karenanya ada kemungkinan hampir semua
atau semua clone dilahirkan di rumah sakit tentara."
Charles mengangguk pelan.
Bayi-bayi itu pasti memiliki catatan medis di situ, dua puluh dua tahun yang
lalu. Catatan-catatan itu mungkin masih ada."
Aku yakin masih ada. Dinas kemiliteran tidak pernah membuang sesuatu."
Harapan Jeannie melambung sedikit. Tapi masih ada satu masalah. Mengingat
keadaan pada zaman itu, tentunya data-data tersebut masih ditulis di atas
kertas. Atau mungkin sudah mereka pindahkan ke komputer""
Aku yakin sudah. Itu satu-satunya cara untuk menyimpan segalanya."
Kalau begitu, kemungkinan itu ada," ujar Jeannie sambil berusaha
mengendalikan rasa antusiasnya.
Wajah Charles berubah serius.
Jeannie menatapnya lurus-lurus. Charles, Anda bisa membantuku untuk
mendapatkan aksesnya""
Apa, persisnya, yang perlu kulakukan""
Aku harus memasukkan programku ke dalam komputer, lalu membiarkann
ya melacak semua file yang ada."
Berapa lama waktu yang kaubutuhkan""
Sulit untuk dikatakan. Tergantung besar aatabase-nya dan kekuatan komputer
itu." Apakah itu akan mempengaruhi proses pelacakan data yang normal""
518 Prosesnya akan melambat." Charles mengerutkan dahi.
Anda mau melakukan itu"" tanya Jeannie dalam nada tak sabar.
Kalau kita tertangkap, berakhirlah karierku."
Mau"" Ya." 519 BAB 48 Steve senang sekali melihat Jeannie duduk di serambi sambil minum limun dan
berbincang-bincang serius dengan ayahnya, seakan mereka sudah berteman
lama. Inilah yang kuinginkan, ujarnya dalam hati; aku ingin Jeannie masuk
dalam kehidupanku. Kemudian aku bisa mengatasi segalanya.
Ia melintasi hamparan rumput dari arah garasi, tersenyum, lalu mengecup bibir
Jeannie dengan lembut. Kalian seperti sedang berkomplot." ujarnya.
Jeannie menjelaskan apa yang sedang mereka rencanakan, dan Steve merasa
memiliki harapan lagi. Dad berkata kepada Jeannie, Aku tidak mengerti soal komputer. Aku butuh
bantuan untuk memasukkan programmu."
Aku akan ikut bersama Anda" Aku berani bertaruh bahwa kau tidak
membawa paspormu kemari." Memang."
Aku tidak bisa mengajakmu masuk ke Pusat Data tanpa tanda pengenal."
Aku bisa pulang untuk mengambilnya."
Biar aku yang ikut," ujar Steve. Pasporku ada di atas. Aku yakin bisa
memasukkan program itu."
Dad mengalihkan matanya ke arah Jeannie.
520 Jeannie mengangguk. Prosesnya sederhana. Kalau ada masalah. Anda bisa
meneleponku dan situ, lalu aku bisa membimbing Anda."
Oke." Dad pergi ke dapur, lalu kembali dengan pesawat telepon. Ia memutar sebuah
nomor. Don, ini Charlie, fcau menang dalam pertandingan golf itu" Aku tahu
kau bakal menang. Tapi aku akan mengalahkanmu minggu depan, lihat saja.
Begini, aku butuh bantuanmu, memang agak lain dari biasa. Aku ingin
mengecek catatan medis anakku dari beberapa tahun yang lalu. Ya, kondisinya
kurang baik, tidak membahayakan memang, tapi toh serius. Mungkin ada
kaitannya dengan sesuatu di masa kecilnya. Kau bisa atur agar aku dapat surat
izin untuk masuk ke dalam Command Data Center""
Selama beberapa saat suasana hening. Steve tidak dapat membaca apa yang
tersirat di wajah ayahnya. Akhirnya Charles berkata, Trims, Don, aku amat
menghargai itu." Steve mengacungkan tinjunya ke udara, sambil berseru, Yes!"
Dad meletakkan jarinya di bibir, lalu berkata. Steve akan ikut bersamaku.
Kami akan sampai di sana dalam waktu sekitar lima belas sampai dua puluh
menit lagi, kalau kau tidak berkeberatan. Trims sekali lagi." Ia menutup
pesawatnya Steve segera lari ke kamarnya, lalu kembali bersama paspornya.
Jeannie sudah menyiapkan disjtet-disketnya di dalam sebuah kotak^plastik
kecil. Ia menyerahkannya kepada Steve. Masukkan yang ditandai No.l ke
dalam disk drive. Instruksinya akan muncul di layar."
Steve menatap ayahnya. Siap""
Ayo kita berangkat."
Semoga sukses," ujar Jeannie.
521 Mereka menaiki mobil Lincoln Mark VIII Charles, lalu meluncur ke arah
Pentagon. Mereka akhirnya berhenti di pelataran parkir terbesar di dunia. Di
daerah Midwest ada kota-kota yang lebih kecil daripada pelataran parkir
Pentagon. Mereka menaiki sebuah tangga, menuju pintu masuk lantai dua.
Ketika baru berusia tiga belas tahun, Steve pernah diajak berkeliling seperti
turis oleh seorang anak muda bertubuh tinggi, dengan rambut dipotong pendek
sekali. Gedung itu terdiri atas lima lingkaran konsentris yang dihubungkan oleh
sepuluh lorong, seperti jari-jari sebuah roda. Lantainya ada lima, tanpa lift.
Dalam sekejap Steve sudah kehilangan arah. Satu-satunya hal yang diingatnya
adalah bahwa di tengah-tengah halaman utama terdapat sebuah bangunan yang
disebut Ground Zero, yang merupakan sebuah kios hotdog.
Kini ayahnya membawanya melewati sebuah tempat pangkas rambut yang
tertutup, sebuah restoran, dan sebuah pintu masuk ke stasiun kereta api bawah
tanah, terus ke sebuah meja piket. Steve menunjukkan paspornya, namanya
dicatat sebagai tamu, dan kepadanya diberikan kartu pengenal untuk
disematkan pada bagian muka kemejanya.
Tidak banyak orang di sekitar sini pada hari Sabtu malam, dan lorong-lor
ongnya tampak sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang lembur, kebanyakan
berseragam, dan satu-dua kereta golf yang dipakai untuk memindahkan barang-barang berat dan para VIP. Waktu itu Steve merasa nyaman berada di dalam
bangunan megah itu; semua it ada di sana untuk memberikan perlindungan
padanya. Namun kini pe^Baannya lain. Di suatu tempat, di antara simpang siur
lingkaran dan lorong-lorong ini, bercokol suatu komplotan yang telah
menciptakan dirinya beserta kembaran-kembarannya. Jajaran birokrasi yang
serba rumit ini di bentuk untuk menyembunyikan kebenaran yang dicarinya,
dan laki-522 laki dan perempuan dalam seragam angkatan darat, laut, dan udara yang rapi
itu kini adalah musuh-musuhnya.
Mereka menelusuri sebuah lorong, menaiki tangga, mengitari sebuah lingkaran,
menuju sebuah meja piket lain. Kali ini mereka mampir lebih lama. Nama
lengkap dan alamat Steve dimasukkan ke dalam komputer, lalu (mereka harus
menunggu selama beberapa waktu. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia-merasa pengecekan sekuriti itu secara khusus diarahkan kepadanya, memang
dirinyalah yang dicari. Ia merasa tidak enak dan bersalah, meskipun ia tidak
melakukan pelanggaran. Suatu sensasi yang aneh. Mereka yang terlibat dalam
tindakan kriminal tentunya terus merasa begitu, pikirnya. Juga para mata-mata, penyelundup, dan suami-suami yang berselingkuh.
Mereka boleh terus. Mereka membelok beberapa kali, dan akhirnya sampai di
muka sebuah pintu kaca. Di balik pintu itu, sekitar sepuluh orang prajurit muda
duduk di hadapan layar-layar komputer, mengisi data, atau memasukkan
dokumen-dokumen kertas ke dalam mesin-mesin pembaca karakter optik.
Seorang petugas jaga di luar pintu mengecek paspor Steve lagi, kemudian
mempersilakan mereka masuk.
Ruangan itu berkarpet, tidak berjendela, hening, dengan penerangan lembut.
Operasi itu dikelola oleh seorang kolonel, seorang laki-laki dengan rambut
berwarna keabuan dan kumis tipis. Ia belum pernah bertemu dengan ayah
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Steve, tapi ia sudah menunggu kedatangan mereka. Nadanya formal saat ia
menggiring mereka ke sebuah terminal yang boleh mereka gunakan; mungkin ia
menganggap kehadiran mereka mengganggu.
Dad mengatakan kepadanya, Kami ingin melacak data-data medis mengenai
bayi-bayi yang lahir di rumah sakit tentara sekitar dua puluh dua tahun yang
lalu." Data-data seperti itu tidak disimpan di sini."
523 Hati Steve menciut. Masa mereka akan dikalahkan dengan demikian mudahnya"
Di mana data-data itu disimpan""
Di St. Louis." Bisa diakses dari sini""
Anda membutuhkan izin khusus untuk menggunakan data link-ny&. Tapi Anda
tidak memilikinya." Aku tidak mengantisipasi ini. Kolonel," ujar Dad. Apakah aku harus
menghubungi Jenderal Krohner lagi" Dia tidak akan senang diganggu oleh hal-hal seremeh ini pada hari Sabtu malam, tapi aku akan melakukannya kalau
memang perlu." Si kolonel menimbang-nimbang, apakah ia akan memilih untuk melakukan
pelanggaran kecil ini, atau mengambil risiko kena damprat si jenderal. Kukira
oke. Toh sedang tidak ada yang pakai, dan kami harus mengetesnya menjelang
akhir minggu ini." Terima kasih." Si kolonel memanggil seorang wanita dalam seragam letnan dan
memperkenalkannya sebagai Caroline Gambol. Usianya sekitar lima puluhan,
gemuk dan memakai korset, dengan gaya seorang kepala sekolah. Dad
mengulangi apa yang sudah ia ungkapkan kepada si kolonel.
Letnan Gambol berkata, Apa Anda tahu bahwa penggunaan data-data itu
diatur di bawah Undang-undang Keleluasaan Pribadi, Sir""
Ya, dan,kami punya izinnya."
Ia duduk di depan terminal itu, lalu menyentuh beberapa tuts. Selang beberapa
menit ia berkata, Pelacakan bagaimana yang Anda inginkan""
Kami membawa program pelacakan kami sendiri."
Baik, Sir. Aku akan memasukkannya untuk Anda."
Dad menoleh ke arah Steve. Steve angkat bahu, lalu menyerahkan disket
floppy-nya pada wanita itu.
Saat memasukkan program itu, si letnan menatap heran ke arah Steve. Siapa
yang menyusun software ini""
524 Seorang profesor di Jones Falls."
Pintar sekali," ujarnya. Aku belum pernah melihat program seperti ini." Ia
menoleh ke arah si kolonel, yang sedang m
engawasi layar melalui pundaknya.
Anda sudah pernah, Sir""
Laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepala.
Sudah siap. Boleh aku melakukan pelacakan itu""
Silakan." Letnan Gambol menekan tombol Enter.
525 BAB 49 Instinglah yang membuat Berrington membuntuti Lincoln Mark VIII hitam
Kolonel Logan saat mobil itu muncul dari pelintasan jalan rumah Georgetownnya. Ia tidak dapat memastikan apakah Jeannie berada di dalamnya; ia hanya
dapat melihat si kolonel dan Steve yang duduk di depan, tapi mengingat jenis
kendaraan itu, bisa saja Jeannie duduk di belakang.
Berrington merasa lega bisa melakukan sesuatu. Amat melelahkan untuk terus
didera rasa cemas, sementara ia tidak melakukan aktivitas apa pun.
Punggungnya terasa pegal, kaki-kakinya kaku. Andai kata ia dapat melupakan
ini semua dan pergi. Ia bisa duduk-duduk di sebuah restoran sambil menikmati
sebotol anggur yang enak, atau di rumah saja, mendengarkan Ninth Symphony
karya Mahler, atau menelanjangi Pippa Harpenden. Tapi kemudian ia ingat
akan imbalan yang diperolehnya dari transaksi pengambilalihan itu. Pertama-tama adalah uangnya: enam puluh juta dolar yang akan menjadi bagiannya.
Kemudian kesempatan untuk memiliki pengaruh dalam percaturan politik,
dengan Jim Proust di Gedung Putih dan dirinya sendiri sebagai menteri
kesehatan. Dan akhirnya, andai kala proyek mereka berhasil, sebuah Amerika
yang baru dan lain untuk akad kedua puluh satu, Amerika sebagaimana dulu,
kuat, tidak kenal 526 takut, dan bersih. Karena itulah ia merapatkan rahangnya dan meneruskan
tekadnya untuk menyelesaikan tugas pengintaian yang menjatuhkan gengsinya
ini. Untuk sesaat, tidak terlalu sulit baginya untuk mengikuti Logan menembus arus
lalu lintas Washington yang bergerak amat lambat. Seperti dalam sebuah film
detektif, ia berusaha tetap berada dalam jarak dua mobil di belakang. Mobil
Mark VIII itu elegan sekali, pikirnya. Mungkin sudah waktunya ia menukar Town
Car-nya Sedannya itu memang berwibawa, tapi sudah agak kuno; mobil si
kolonel kelihatan lebih keren. Ia mempertanyakan, berapa yang harus ia
keluarkan untuk menukar kendaraannya itu. Kemudian ia ingat bahwa sekitar
Senin malam ia akan kaya. Ia bisa membeli sebuah Ferrari, kalau ingin tampil
lebih keren. Kemudian mobil Mark VIII itu menembus lampu hijau dan membelok di suatu
kelokan-Lampu lalu lintas berubah merah, mobil di muka Berrington berhenti,
dan ia tidak dapat melihat mobil Logan lagi. Ia mengumpat sambil menekan
klakson. Ia mulai kehilangan kendali diri. Ia menggeleng keras untuk
menjernihkan pikirannya kembali. Kejemuan saat melakukan pengintaian itu
ternyata menurunkan daya konsentrasinya. Begitu lampu berubah hijau
kembali, ia menikung dengan tajam, lalu menginjak pedal gasnya kuat-kuat.
Beberapa saat kemudian, ia melihat mobil hitam itu menunggu di sebuah
lampu: ia dapat bernapas lebih lega kembali.
Mereka mengitari Lincoln Memorial, kemudian menyeberangi Potomac di
Arlington Bridge. Apakah mereka sedang menuju Bandara National" Mereka
memasuki Washington Boulevard, lalu Berrington menyadari bahwa tujuan
mereka ternyata Pentagon.
Ia membuntuti mereka masuk jalur lambat, terus ke pelataran parkir Pentagon
yang sangat luas. Ia menemukan sebuah tempat kosong di deretan berikutnya
la 527 mematikan mesin mobilnya, lalu mengawasi mereka. Steve dan ayahnya keluar
dari kendaraan mereka, kemudian melangkah menuju bangunan utama
Berrington mengecek isi mobil Mark VIII itu. Tidak ada yang menunggu di
dalamnya. Rupanya Jeannie ditinggal di rumah di Georgetown itu. Apa yang
akan dilakukan Steve bersama ayahnya" Dan Jeannie"
la berjalan sekitar dua puluh sampai tiga puluh langkah di belakang mereka, la
tidak menyukai ini. Ia khawatir ulahnya ketahuan. Apa yang harus ia katakan
kalau mereka mengkonfrontasi dirinya nanti" Itu akan amat memalukan.
Untungnya mereka tidak menoleh ke belakang. Mereka menaiki sebuah tangga,
lalu memasuki gedung itu. Ia masih mengawasi mereka, sampai mereka
melewati meja piket, dan ia terpaksa kembali.
Ia mencari pesawat telepon umum, lalu memutar nomor Jim Proust. Aku di
Pentagon. Aku mengikuti Jeannie sampai ke r
umah keluarga Logan, kemudian
membuntuti Steve Logan dan ayahnya kemari. Perasaanku tidak enak, Jim."
Si kolonel memang bekerja di Pentagon, bukan""
Ya" Mungkin tidak apa-apa."
Tapi buat apa dia kemari pada hari Sabtu malam""
Buat main poker di ruang kerja si jenderal, seingatku di masa-masa dinasku."
Kau tidak akan membawa anakmu ke acara main poker, seberapa dewasanya
pun dia." Apa ada sesuatu di Pentagon yang mungkin berbahaya bagi kita""
Data-data." Ah," sahut Jim. Mereka tidak memiliki catatan mengenai apa yang pernah
kita lakukan. Aku yakin akan hal itu."
Kita harus tahu apa yang sedang mereka lakukan. Kau tidak punya cara untuk
mencari tahu"" 528 Kukira ada. Kalau aku tidak punya teman di Pentagon, berarti aku tidak punya
teman di mana-mana Aku akan menelepon beberapa orang. Hubungi aku lagi
nanti. t Berrington menutup pesawatnya, kemudian tetap berdiri termangu selama
beberapa saat. Situasinya betul-betul membuatnya frustrasi. Segala yang ia
perjuangkan selama ini akan berantakan dan apa yang ia lakukan" Membuntuti
orang-orang seperti seorang detektif kelas kacang. Tapi memang tidak ada lagi
yang dapat ia lakukan. Sambil mengembuskan napas, ia memutar tubuh, lalu
kembali ke mobilnya untuk menunggu.
529 BAB 50 Steve menunggu dengan hati berdebar-debar. Kalau ini berhasil, akan
terungkap siapa sebetulnya yang memerkosa Lisa Hoxton, dan ia akan
memperoleh kesempatan untuk membuktikan bahwa ia sama sekali tidak
bersalah. Tapi bagaimana kalau ternyata ada yang meleset" Proses pelacakan
itu tidak bekerja, atau data-data medis itu sudah tidak ada, atau dihapus dari
sistem database itu. Komputer sering memberikan jawaban-jawaban konyol
seperti: Tidak ditemukan, atau Tidak terekam, atau Ada kesalahan.
Terminal komputer itu mengeluarkan suara deringan-Steve menatap layar.
Proses pelacakan itu sudah selesai. Di layar tampil sebuah daftar nama dan
alamat yang diurut berpasangan. Ternyata program Jeannie bekerja. Tapi
apakah nama clone-clone itu juga ada di situ"
Ia berusaha mengendalikan rasa ingin tahunya. Yang pertama-tama harus ia
lakukan adalah membuat copy dari daftar itu.
Ia menemukan sekotak disket baru dalam sebuah laci, lalu menyusupkan satu
disket ke dalam disk drive komputer. Ia membuat copy dari daftar itu,
mengeluarkannya kembali, kemudian menyelipkannya ke saku belakang celana
jeans-nysL 530 p> Baru setelah itulah ia mulai memeriksa nama-nama itu.
Ia tidak mengenali saru pun di antaranya. Ia menekan sebuah tombol untuk
melihat bagian bawahnya; ternyata daftar itu terdiri atas beberapa halaman.
Akan lebih mudah baginya untuk menelusurinya di sehelai kertas. la memanggil
Letnan Gambol. Bolehkan aku mencetak dari terminal ini""
Tentu, sahut si letnan. Kau bisa pakai printer laser yang itu." Ia
menghampiri Steve untuk memperlihatkan caranya.
Steve menunggui printer itu, sambil membaca dengan cepat isi halaman-halaman yang keluar, la berharap akan melihat namanya sendiri dalam daftar
itu, dalam rangkaian bersama tiga buah nama lain: Dennis Pinker, Wayne
Stattner, dan si laki-laki yang memerkosa Lisa Hoxton. Ayahnya yang berdiri di
belakangnya, ikut melihat melalui pundaknya.
Halaman pertama hanya berisi nama-nama pasangan kembar dua; tidak ada
kembar tiga atan empat. Nama Steven Logan muncul menjelang akhir halaman kedua. Dad juga
melihatnya pada waktu bersamaan. Itu," celetuknya dalam nada antusias
tertahan. Tapi ada yang tidak beres rupanya. Terlalu banyak nama dalam kelompok itu.
Di samping nama Steven Logan. Dennis Pinker, dan Wayne Stattner ternyata
masih ada nama-nama Henry Irwin King, Per Ericson, Murray Claud, Harvey
John Jones, dan George Dassault. Kelegaan Steve berubah menjadi keheranan.
Dad mengerutkan alisnya. Siapa itu semua""
Steve menghitung. Ternyata ada delapan nama."
Delapan"" ujar Dad. Delapan""
Kemudian baru Steve sadar. Sejumlah itulah yang dibuat Genetico," ujarnya.
Kami berdelapan." Delapan cione!" ujar Dad dalam nada tercengang. Gila! Mereka pikir, apa
yang sedang mereka lakukan""
531 Aku jadi ingin tahu, bagaimana pelacakan ini bisa berhasil menemukan
mereka," u jar Steve. Ia melihat bagian bawah lembaran terakhir. Di situ
tertulis Kesamaan karakteristik: Elektrokardiogram.
Ya, aku ingat," ujar Dad. Kau pernah menjalani itu sewaktu baru berusia
seminggu, tapi aku tidak pernah tahu untuk apa."
Ternyata semua pernah menjalaninya. Dan pasangan kembar identik memiliki
karakteristik jantung yang sama."
Aku masih tak bisa mempercayainya," ujar Dad. Jadi, ada delapan anak
muda di dunia ini yang persis seperti kan."
Coba lihat alamat-alamat ini," ujar Steve. Pangkalan militer semua."
Kebanyakan tentunya sudah pindah sekarang. Apa kita tidak bisa memperoleh
informasi lebih banyak melalui program ini""
Tidak bisa. Karena itulah program ini tidak melanggar hak keleluasaan pribadi
orang." Lalu, bagaimana cara Jeannie melacak mereka""
Aku sudah tanyakan itu padanya. Di universitasnya, semua nomor telepon yang
ada di buku telepon dimasukkan ke dalam CD-ROM. Kalau melalui itu tidak
berhasil, mereka akan menggunakan daftar surat izin mengemudi, biro-biro
referensi kredit, dan sumber-sumber lain."
Persetan dengan keleluasaan pribadi," ujar Dad. Aku akan membuka catatan
lengkap sejarah medis orang-orang ini, siapa tahu ada petunjuk."
Aku mau minum secangkir kopi," ujar Steve. Di mana aku bisa
memperolehnya""
Membawa minuman ke dalam Data Center tidak diperkenankan. Cairan yang
tumpah bisa merusak perangkat komputer. Di pojok sana ada ruang istirahat
dengan .perangkat pembuat kopi dan mesin Coca Cola."
532 Aku akan segera kembali." Steve meninggalkan ruang Data Center sambil
mengangguk ke arah si penjaga pintu. Di ruang istirahat itu terdapat beberapa
buah meja dan kursi, juga mesin-mesin untuk membeli minuman soda dan
permen. Steve memakan dua batang cokelat Snicker dan meminum secangkir
kopi, kemudian kembali ke Data Center.
Ia menghentikan langkahnya di luar pintu kaca. Beberapa orang baru tampak di
dalam, termasuk seorang jenderal dan dua orang polisi militer bersenjata. Si
jenderal tampak sedang berdebat dengan Dad, sementara si kolonel yang
berkumis tipis rupanya juga sedang mengatakan sesuatu pada waktu
bersamaan. Gerak tubuh mereka membuat Steve waswas. Sesuatu yang kurang
menyenangkan sedang berlangsMg. Ia melangkah masuk ke dalam ruangan itu,
kemudian berdiri di dekat pintu. Instingnya mengatakan agar ia tidak
melakukan sesuatu yang menarik perhatian.
Ia mendengar si jenderal berkata, Aku mendapat perintah, Kolonel Logan.
Anda kami tahan." Tubuh Steve terasa dingin.
Bagaimana ini bisa terjadi" Masalahnya pasti bukan karena Dad tertangkap
basah membuka data medis orang. Itu memang pelanggaran serius, tapi belum
cukup untuk menahan seseorang. Pasti ada sesuatu di balik ini. Entah
bagaimana caranya, pihak Genetico-lah yang mengaturnya.
Apa yang harus kulakukan sekarang"
Dalam nada marah Dad berkata, Kalian tidak berhak menahanku!"
Si jenderal menimpalinya dalam nada keras yang sama, Jangan menguliahi aku
soal hak-hakku, Kolonel."
Sia-sia kalau Steve berusaha melibatkan diri dalam argumentasi itu. Ia sudah
memiliki disket floppy dengan daftar nama itu di sakunya. Dad sedang
menghadapi masalah, tapi ia pasti dapat mengatasinya. Steve harus segera
keluar dari sini bersama informasi itu.
533 Ia memutar tubuh, dan keluar melalui pintu kaca ruangan itu.
Ia melangkah cepat, sambil mencoba tampak meyakinkan. Ia merasa seperti
seorang pelarian. Ia berusaha mengingat-ingat, bagaimana ia bisa sampai ke
sini melalui lorong-lorong yang berbelit-belit itu. Ia membelok beberapa kali,
lalu melewati sebuah meja piket.
Sebentar, Sir!" ujar si petugas.
Steve berhenti melangkah, lalu menoleh dengan hati berdebar-debar. Ya""
ujarnya, mencoba berlagak seperti orang sibuk yang sudah tak sabar untuk
segera melanjutkan pekerjaannya.
Aku harus mengeluarkan nama Anda dari komputer. Boleh kulihat kartu
Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pengenal Anda""
Tentu." Steve menyerahkan paspornya.
Si petugas mengecek fotonya, lalu mengetik nama Steve di komputernya.
Terima kasih. Sir," ujarnya sambil mengembalikan paspor itu.
Steve menelusuri sebuah lorong. Satu meja piket lagi, setelah itu ia akan
berada di luar. Di belakangnya ia me ndengar suara Caroline Gambol. Mr. Logan! Tunggu
sebentar!" Steve menoleh melalui pundaknya. Si letnan sedang berlari di belakangnya,
dengan wajah kemerahan dan napas terengah-engah.
Sial," umpat Steve. Ia membelok di sebuah pojok, lalu menemukan tangga. Ia lari ke bawah,
menuju lantai berikutnya. Ia sudah memiliki daftar nama yang dapat
membersihkan namanya dari kasus pemerkosaan, itu; ia tidak akan membiarkan
siapa pun menghalanginya keluar dari sini bersama informasi itu, bahkan
tentara Amerika sekalipun.
Untuk keluar dari bangunan itu, ia harus ke lingkaran E yang terletak paling
ujung. Bergegas ia menelusuri sebuah lorong, melewati lingkaran C. Sebuah
kereta golf berisi bahan-bahan pembersih lewat dari arah ber
534 lawanan. Saat hampir sampai di lingkaran D, ia mendengar suara Letnan
Gambol lagi. Mr Logan!" Wanita itu masih membuntutinya. Jenderal ingin
berbicara dengan Anda!" Seorang laki-laki berseragam angkatan udara menoleh
dengan penuh rasa ingin tahu ke arahnya. Untungnya tidak begitu banyak orang
di sana pada hari Sabtu malam. Steve menemukan sebuah tangga, lalu
menaikinya. Itu tentunya akan memperlambat langkah si letnan yang bertubuh
agak gemuk itu. Di lantai berikutnya, ia bergegas menelusuri lorong, menuju lingkaran D. la
mengitari lingkaran itu, kemudian turun lagi. Letnan Gambol tidak kelihatan.
Rupanya aku berhasil lolos dari cengkeramannya, pikir Steve dengan perasaan
lega. Ia yakin sudah berada di lantai menuju pintu keluar. Sambil mengikuti arah
jarum jam, ia mengitari lingkaran D ke lorong berikutnya. Ia mengenali tempat
itu; dari sinilah ia masuk tadi. Ia mengikuti sebuah lorong, dan sampai di
sebuah meja piket tempat ia masuk pertama kali. Ia hampir sampai.
Kemudian ia melihat Letnan Gambol.
Wanita itu sedang berdiri di dekat meja piket bersama seorang petugas.
Wajahnya merah dan napasnya terengah-engah.
Steve mengumpat. Ternyata ia belum lolos dari cengkeraman wanita itu.
Rupanya wanita itu toh sampai lebih dulu di situ daripadanya.
Ia memutuskan untuk berlagak bodoh.
Ia menghampiri si petugas sambil melepaskan tanda pengenalnya.
Kau tidak usah melepaskan itu," ujar Letnan Gambol. Jenderal ingin
berbicara denganmu."
Steve meletakkan tanda pengenal itu di meja piket, lalu sambil berusaha
menutupi rasa takutnya, ia berkata, Aku khawatir aku. tidak punya waktu
untuk itu. Selamat malam. Letnan, dan terima kasih untuk kerja sama Anda."
535 Aku terpaksa memaksa Anda," ujar si letnan.
Steve berusaha memperlihatkan sikap tidak sabaran. Anda tidak berhak
memaksaku," ujarnya. Aku seorang penduduk sipil. Anda tidak dapat
mengomando aku. Aku Udak melakukan kesalahan, jadi Anda tidak dapat
menahanku. Aku tidak membawa apa pun milik dinas kemiliteran, seperti Anda
lihat sendiri." Ia berharap disket floppy di saku belakangnya tidak tampak.
Tidak sah kalau Anda mencoba menghalang-halangi aku."
Si letnan mengatakan sesuatu kepada si petugas jaga, seorang laki-laki berusia
sekitar tiga puluhan yang kira-kira tiga atau empat inci lebih pendek daripada
Steve. Jangan biarkan dia pergi," ujarnya.
Steve tersenyum pada si petugas. Kalau Anda menyentuhku. Prajurit, itu akan
merupakan tindakan penyerangan. Aku akan berhak meninju Anda, dan
percayalah padaku, bahwa aku tidak merasa enggan melakukannya."
Letnan Gambol melayangkan pandang ke sekelilingnya, untuk mencari bala
bantuan, tapi yang tampak di sekitar situ hanyalah dua orang petugas
kebersihan dan seorang tukang listrik yang sedang memperbaiki lampu.
Steve melangkah ke arah pintu keluar.
Letnan Gambol berteriak, Hentikan dia!"
Di belakangnya, ia mendengar suara si petugas jaga berteriak, Berhenti, atau
kutembak!" Steve memutar tubuhnya. Si petugas jaga telah mengeluarkan sebuah pistol
yang sekarang diarahkan kepadanya.
Para petugas kebersihan dan si tukang listrik terenyak.
Tangan si petugas jaga bergetar saat ia mengarahkan senjatanya ke Steve.
Steve merasa otot-ototnya lemas saat ia melihat laras itu. Ia berusaha
menguasai diri. Ia yakin bahwa seorang petugas sekuriti Pentagon tidak akan
menembak seorang sipil yang tidak bersenjata. Anda tida
k akan menembakku," ujarnya. Itu pembunuhan."
536 Ia memutar tubuh, lalu berjalan ke arah pintu.
Perjalanan itu merupakan yang terpanjang yang pernah ia tempuh seumur
hidupnya. Jaraknya cuma tiga atau empat meter, namun ia seakan harus
menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melewatinya. Punggungnya seperti
dibakar api. Pada saat tangannya meraih pintu, terdengar suara tembakan.
Seseorang menjerit. Sekilas terpintas dalam pikiran Steve, Dia menembak ke atasku, namun ia tidak
menoleh ke belakang lagi. Ia menghambur keluar dari pintu itu, lalu lari
menuruni undak-undakan. Hari sudah gelap sementara ia berada di dalam tadi,
dan pelataran parkir itu sudah diterangi oleh lampu-lampu jalan. Ia mendengar
suara tembakan lagi di belakangnya, kemudian satu lagi. Ia sampai di kaki
tangga, melintasi jalan setapak, lalu menghilang di antara semak-semak.
Akhirnya ia muncul di sebuah jalan dan terus lari. Ia sampai di sebuah tempat
perhentian bus. Ia memperlambat langkahnya. Sebuah bus memasuki halte itu
Dua orang tentara turun dan seorang wanita berpakaian sipil naik. Steve ikut
naik persis di belakangnya.
Bus iru mulai melaju kembali, keluar dari pelataran parkir itu, menuju ke arah
jalan bebas hambatan, meninggalkan Pentagon di belakangnya.
537 BAB 51 Hanya dalam beberapa jam, Jeannie sudah merasa amat suka pada Lorraine
Logan. Ternyata Lorraine jauh lebih gemuk daripada kesan di fotonya yang
terpampang di pojok atas kolom dari-hati ke hatinya di koran. Ia banyak
senyum, sehingga wajahnya yang lembut berkerut ke atas. Untuk menenangkan
pikiran Jeannie dan dirinya sendiri, ia membicarakan masalah-masalah yang
biasanya disampaikan orang padanya: tentang mertua yang terlalu dominan,
suami yang suka berlaku kasar, pacar-pacar yang impoten, bos-bos yang
taugannya usil, para remaja yang kecanduan obat bius. Apa pun topiknya,
Lorraine sepertinya selalu berhasil membuat Jeannie berpikir, Iya, ya, kok hal
itu nggak pernah terlintas dalam pikiranku sebelumnya"
Mereka duduk di serambi, sementara cuaca bertambah sejuk, sambil menunggu
dengan penuh harap kembalinya Steve bersama ayahnya. Jeannie menceritakan
kepada Lorraine perihal Lisa. Dia akan terus mencoba mengubur peristiwa itu,
seakan akan semua itu tidak pernah terjadi," ujar Lorraine.
Ya, memang begitu situasinya sekarang."
Periode itu bisa berlangsung sampai enam bulan. Tapi cepat atau lambat, dia
akan menyadari bahwa dia 538 harus berhenti menyangkal apa yang sudah terjadi, dan mencoba
mengatasinya. Tahap itu biasanya dimulai saat seorang wanita mencoba
menjajaki kehidupan seks yang normal kembali, dan mendapati dirinya tidak
merasakan lagi apa yang biasa dia rasakan sebelumnya. Pada saat itulah
mereka akan menulis surat kepadaku."
Apa yang Anda anjurkan kepada mereka""
Menjalani konsultasi. Pemecahannya memang tidak mudah. Tindak
pemerkosaan merusak sesuatu di dalam diri seorang wanita, dan itu perlu
dipulihkan kembali."
Detektif yang menangani kasus ini menganjurkan padanya untuk menjalani
konsultasi." Lorraine mengangkat alisnya. Laki-laki yang bijak sana."
Jeannie tersenyum. Dia seorang wanita."
Lorraine tertawa. Kita cenderung menyalahkan laki-laki mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan seks. Tapi kumohon kau tidak mengungkapkan kepada
siapa-siapa, apa yang baru saja kukatakan."
Aku janji." Untuk sesaat suasana hening. Kemudian Lorraine berkata, Steve
mencintaimu." Jeannie mengangguk. Ya, kukira begitu."
Seorang ibu akan tahu."
Jadi, dia sudah pernah jatuh cinta""
Kau peka sekali." Lorraine tersenyum. Ya, memang pernah. Tapi hanya satu
kali." Ceritakan padaku mengenai gadis itu kalau menurut Anda Steve tidak
berkeberatan." Oke. Namanya Fanny Gallaher. Matanya hijau dan rambutnya kemerahan
bergelombang. Dia amat lincah dan tidak kenal susah, dan satu-satunya gadis di
sekolah itu yang tidak tertarik pada Steve. Steve yang mengejarnya, dan dia
berusaha menolaknya, selama berbulan-bulan. Tapi pada akhirnya Steve
berhasil mencuri hatinya, dan mereka berpacaran selama sekitar setahun."
539 - Apa mereka sudah tidur sama-sama""
Setahuku sudah. Mereka sering menghab
iskan malam-malam mereka di sini.
Aku bukan tipe yang suka memaksa anak-anak muda untuk melakukannya di
tempat-tempat parkir."
Bagaimana dengan orangtua Fanny""
Aku berbicara pada ibunya. Ternyata pendapatnya sama seperti aku."
Aku kehilangan kegadisanku di gang di belakang sebuah klub punk rock
sewaktu aku berusia empat belas tahun. Pengalaman itu begitu buruk, sehingga
aku tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi sampai aku berusia dua
puluh satu tahun. Andai kata ibuku seperti Anda."
Kukira tidak masalah apakah orangtua akan bersikap keras atau tidak
mengenai hal itu, asalkan mereka tetap konsisten dalam mempertahankannya.
Anak-anak muda biasanya dapat menyesuaikan diri dengan peraturan, baik yang
keras maupun yang kurang, selama peraturan itu konstan. Sikap tirani semena-menalah yang biasanya membuat mereka bingung."
Kenapa hubungan Steve dan Fanny akhirnya putus""
Steve menghadapi masalah. Mungkin ada baiknya kalau dia sendiri yang
mengungkapkan itu kepadamu kelak."
Apakah yang Anda maksud adalah perkelahiannya dengan Tip Hendricks""
Lorraine mengangkat alisnya. Jadi, dia sudah mengungkapkan itu kepadamu!
Wauw, dia sudah sungguh-sungguh mempercayaimu."
Mereka mendengar suara mobil di luar. Lorraine langsung berdiri dan menuju
sudut ruangan itu untuk melihat ke jalan. Steve pulang naik taksi," ujarnya
dalam nada tidak mengerti.
Jeannie berdiri. Bagaimana tampangnya""
Sebelum Lorraine dapat menjawab, Steve sudah muncul di serambi itu. Mana
ayahmu"" tanya ibunya.
540 Dad ditahan." Astaga. Kenapa"" kata Jeannie.
Aku tidak tahu. Kukira, entah bagaimana caranya, orang-orang Genetico itu
tahu. atau berhasil menebak, langkah-langkah kita. lalu mengambil tindakan.
Mereka mengirim dua orang polisi militer untuk menahan Dad-Tapi aku berhasil
lolos." Dalam nada waswas Lorraine berkata, Stevie, ada sesuatu yang tidak
kauungkapkan padaku."
Seorang petugas menembakkan senjatanya dua kali."
Lorraine mengeluarkan suara pekikan tertahan.
Rasanya dia mengarahkannya ke atas kepalaku. Setidaknya, aku tidak apa-apa, kan""
Mulut Jeannie terasa kering. Membayangkan peluru-peluru yang ditembakkan
ke arah Steve betul-betul mengerikan baginya. Bagaimana kalau Steve sampai
tewas" Tapi pelacakan itu ternyata tidak sia-sia." Steve mengeluarkan sebuah disket
dari saku belakangnya. Ini daftarnya Dan tunggu sampai kaulihat apa isinya"
Jeannie menelan ludahnya. Apa""
Kami tidak hanya berempat."
Maksudmu"" Kami berdelapan." Jeannie terperangah. Delapan""
Kami menemukan delapan nama dengan elektrokardiogram yang persis sama."
Ternyata Genetico telah membelah embrio itu tujuh kali. kemudian secara
diam-diam menanamkannya ke dalam kandungan delapan orang wanita. Suatu
arogansi yang benar-benar sulit dipahami.
Namun kecurigaan Jeannie kini terbukti. Jadi, inilah yang begitu ingin ditutup-tutupi Berrington. Begitu berita ini tersingkap luas, nama Genetico akan
tercemar, sedangkan kebenaran teori Jeannie diabsahkan.
Selain itu, Steve akan bebas dari tuduhan.
Hebat kau!" seru Jeannie sambil memeluk Steve.
541 Kemudian sesuatu melintas dalam pikirannya. Tapi siapa di antara kedelapan
orang ini yang melakukan tindak pemerkosaan itu""
Kita masih harus melacaknya," ujar Steve. Dan itu tidak akan mudah. Alamat
yang kita miliki adalah dari tempat tinggal orangtua mereka pada saat mereka
dilahirkan. Bisa dipastikan mereka sudah pindah sekarang.",
Kita bisa telusuri keberadaan mereka. Itu kan keahlian Lisa." Jeannie berdiri.
Sebaiknya aku segera balik ke Baltimore. Ini bakal menghabiskan waktu
semalaman." Aku akan ikut bersamamu."
Bagaimana dengan ayahmu" Kau harus berusaha melepaskannya dari
cengkeraman pihak polisi militer."
Lorraine berkata, Kau dibutuhkan di sini, Steve. Aku akan menelepon
pengacara kita sekarang juga. Aku punya nomor rumahnya, tapi kau yang harus
menceritakan kepadanya mengenai apa yang terjadi."
Oke," jawab Steve dalam nada enggan.
Sebaiknya aku menelepon Lisa sebelum aku berangkat, supaya dia bisa siap-siap," ujar Jeannie. Pesawat telepon ada di meja serambi. Bolehkah""
Tentu." Jeannie memutar nom or Lisa. Pesawatnya berdering empat kali, kemudian
Iblis Sungai Telaga 2 Jaka Sembung 4 Raja Rampok Dari Lereng Ciremai Lembah Nirmala 27
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama