Ceritasilat Novel Online

Legenda Golok Halilintar 7

Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li Bagian 7


Kian Ih Taysu melihat A Bin bisa begitu cepat bereaksi,
segera menarik tangan kembali, namun tulang lengan sudah
terkena sapuan ujung jari A Bin.
Melihat tangan Kian Ih Taysu hanya terkena sapuan, A
Bin memuji Kian Ih Taysu yang berlimu tinggi, segera
berkata: Dewi KZ 390 "Harap Taysu berhati welas asih, berikan waktu untukku
bicara!" Tapi wajah Kian Ih Taysu tetap sangat dingin dan
dengan dingin berkata lagi:
"Sicu! Kau sangat pintar berpura-pura, mulai hari ini aku
tidak berani mengatakan aku punya kemampuan bisa
melihat muka orang lagi, kau mau bicara apa lagi?" habis
bicara, dia menyerang A Bin lagi.
A Bin tidak bergerak di tempatnya, hanya menggerakan
tubuh atasnya sedikit, menghindarkan serangan telapak
tangan Kian Ih Taysu, balik menyerang satu pukulan dan
dua totokan, memotong dua jurus lawannya, ketika punya
kesempatan dia berkata lagi:
"Taysu! Kau harus berpikir cepat, Jian-kin-kau segera
akan menyerang, di saat itu semua nyawa di biara menjadi
terancam, kau akan menyesal!"
Kian Ih Taysu yang didesak mundur oleh A Bin, menjadi
semakin marah setelah mendengar kata-kata A Bin,
sahutnya: "Sicu masih bandel demikian rupa, sampai detik inipun
masih berani berkata mengancam, bila bukan olehmu,
apakah tindakan Jian-kin-kau akan berhasil!"
Setelah berkata, Kian Ih Taysu menyerang tujuh delapan
jurus berturut-turut. A Bin menggunakan telapak tangannya menutup semua
serangan Kian Ih Taysu, sekarang dia menyesal kenapa dia
kembali ke biara untuk memberi kabar, dia seperti terjebak
dan tidak berpeluang untuk membongkar siasat Jian-kinkau, dia menyayangkan Peramal jitu Cukat Hiang tidak ada
di tempat itu, sehingga menutup kemungkinan bagi A Bin
bisa berbicara. Dewi KZ 391 Pada waktu bersamaan, tidak jauh dari biara terdengar
suara terompet sebanyak tiga kali, yang nada bunyinya
sangat sedih seperti irama mengantar orang mati, Kian Ih
Taysu terperanjat, dan A Bin ingat pesan yang beberapa kali
diucapkan wanita berbaju putih itu, dalam hati dia berkata,
"Celaka!", keringat dingin tidak berasa bercucuran.
0-0dw0-0 BAB 7 Serangan besar-besaran Pikiran Kian Ih Taysu terganggu sebentar, setelah
mendengarkan suara terompet yang sedih itu, dia
melanjutkan serangan yang dahsyat pada A Bin. pada detik
ini A Bin pun tidak punya pikiran untuk menjelaskan lagi
pada Kian Ih dan Soat-song, dia hanya ingin keluar dari
kepungan mereka, dia ingin berusaha dengan tenaga sendiri
mencegah serangan Jian-kin-kau, maka A Bin menyerang
Kian Ih Taysu dengan tiga jurus telapak tangan dan empat
kali tendangan kaki. Kian Ih Taysu jadi terdesak mundur oleh serangan A
Bin, Sangguan Leng yang menyaksikan duel itu di pinggir,
melihat A Bin berniat melarikan diri, dia berteriak:
"Melawan orang yang licik dan berbahaya ini, kita tidak
perlu memakai tata krama dunia persilatan lagi, kita samasama menangkap dia dulu!"
Maka Sangguan Leng menggunakan cakarnya
menyerang punggung A Bin, A Bin menghindar ke
samping, menghindari sepasang cakar Sangguan Leng,
malah mendekati Kian Ih Taysu, pura-pura akan
menyerang sebetulnya ingin melarikan diri keluar.
Dewi KZ 392 Kian Ih Taysu berkata: "O-mi-to-hud, pinceng tidak akan membiarkan kau lari!"
sambil menyerang dengan dua telapak tangan.
A Bin tidak punya waktu untuk memutar tubuh-dan
merasakan ada satu tenaga besar mendorong tubuhnya,
dalam hati A Bin berpikir, pasti ini serangan dari Kian Ih
Taysu yang paling tinggi ilmu silatnya.
A Bin segera menjatuhkan tubuh ke kiri, seperti roboh ke
tanah, saat tubuh A Bin hampir mencapai tanah, ujung kaki
A Bin segera menekan tanah, hingga tubuh A Bin berbaris
diatas muka tanah melesat seperti anak panah.
A Bin dalam detik itu menggunakan ilmu meringankan
tubuh yang hebat, yang belum ada orang yang mampu
melakukannya, membuat Kian Ih, Soat-song Sangguan
Leng dan Hun San-kiau sangat terperanjat, mereka ingin
mengejar A Bin yang sudah berada di tempat sekitar empat
tombak. Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin adalah orang yang
beriman tinggi, tetapi masih tidak bisa menahan rasa malu,
maka berdua berucap O-mi-to-hud, lalu membuka lengan
jubah yang lebar menggunakan angin untuk terbang seperti
elang, segera mengejar A Bin dari kiri dan kanan seperti
ingin menggunting A Bin. Orang yang berilmu tinggi itu menggunakan ilmu tingkat
atas betul betul-hebat, maka dapat mengejar A Bin hanya
berjarak satu lengan saja.
A Bin tidak melihat ke belakang, tetapi dari suara angin
mengetahui ada dua orang kuat mengejar, pasti Kian Ih
Taysu dan Soat-song Cinjin, A Bin tidak takut, hanya
khawatir bila terkejar oleh mereka! Akan menghabiskan
Dewi KZ 393 waktu lagi, dan saat peringatan dari terompet itu akan
habis. Dalam keadaan tergesa-gesa, A Bin memutuskan berlaku
sedikit keras, maka dia mengeluarkan dua buah potongan
golok yang dililitkan di pinggang dan melihat ke belakang
sejenak, lalu A Bin dengan tenaga ayunan melemparkan
dua senjata itu sebagai senjata rahasia, sebab A Bin tidak
punya senjata rahasia untuk mencegah Kian Ih dan Soatsong.
Lemparan A Bin cepat sekali, dan dua orang pengejar itu
tidak tahu sifat dari senjata rahasia A Bin, maka tidak
berani sembrono untuk memukul jatuh, mereka hanya
berkelit menghindar senjata rahasia A Bin itu.
Pertarungan jago tingkat tinggi, waktu sedetik pun
menjadi masalah penting, tindakan A Bin tadi berhasil
menahan lawan mengejar sejenak, maka dia segera
meloncat terbang jauh, sekejap mata sudah hampir
memanjat tembok biara. Tetapi A Bin tidak menyangka bahwa di bawah kakinya
ada hembusan angin yang mendekat dan menangkap dua
kaki A Bin yang belum siap mengganti nafas untuk berbuat
lain. Karena A Bin sedang memusatkan perhatiannya
menghadapi lawan di belakangnya, dia jadi melupakan
barisan Lo-han yang berlapis di dalam biara, baru saja A
Bin naik ke tembok langsung ada dua orang yang
menangkap kakinya. Dalam hitungan detik, pikiran A Bin berputar seperti
roda, bila dia tidak mau melukai orang ini, bisa hilang
kesempatan yang berharga, maka A Bin segera menjulurkan
kedua tangan menangkap pundak kedua hweesio itu,
menekan dengan tenaga dalam sambil memusatkan tenaga
Dewi KZ 394 di kedua kaki sambil berteriak, kemudian tubuh A Bin
membungkuk ke belakang, dengan kedua kaki yang
dipegang hweesio menjejakan kakinya ke dada kedua
hweesio itu, pada detik yang genting itu, serangan Kian Ih
Taysu dan Soat-song Cinjin pun bersamaan datang
menyerang kepada A Bin. A Bin memperkirakan jurusnya cukup cepat, bisa
melumpuhkan kedua hweesio yang di bawah dan ada
waktu menghadapi serangan dua orang lainnya.
Masalah kembali timbul bila tendangan A Bin tidak
mengerahkan tenaga penuh, dia tidak dapat meminjam
tubuh orang ini dan mengganti jurus, bila mengerahkan
tenaga penuh, kedua hweesio itu akan mendapat cedera
atau mati. A Bin tidak ingin berbuat kejam terhadap hweesio dari
biara Siauw-lim. Karena keragu-raguan A Bin, saat dua hweesio yang di
bawah mengeluh kesakitan dan jatuh ke tanah, bersamaan
itu pula pukulan Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin sudah
mendarat di tubuh A Bin, sehingga tubuh A Bin terpukul
terpental sampai beberapa tombak jauhnya.
Sebetulnya Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin melihat
A Bin tidak mau melukai dua hweesio yang memegang
kakinya, saat mereka ingin menghentikan serangannya
namun sudah terlambat, mereka hanya bisa menggeserkan
arah serangannya sehingga serangan mereka akhirnya
mendarat di bagian tubuh A Bin yang tidak mematikan.
Karena tidak ingin melukai orang, akhirnya A Bin tidak
bisa memusatkan tenaga dalam untuk menjaga diri, dua
pukulan dari kedua guru besar itu membuat jantung A Bin
mengalami goncangan hebat, membuat dada A Bin terasa
sesak dan darah terasa bergejolak.
Dewi KZ 395 Pada saat itu, terdengar dua suara perempuan yang
berteriak terkejut, dua bayangan hitam seperti elang datang
mendekati A Bin. Satu suara yang terdengar cemas bertanya:
"Lui-ko, apa kau terluka?"
Ini adalah suara In Hong-tai yang nada suaranya penuh
perhatian terhadap A Bin.
Satu suara lagi mengecam tindakan Kian Ih Taysu dan
Soat-song Cinjin dengan berkata:
"Kalian betul-betul mencelakakan dia!"
Itu suara Giok Siau-cian yang juga sama-sama khawatir
atas keselamatan A Bin. Ucapan dari kedua gadis itu membuat kedua orang guru
besar dari dua partai besar itu merasa malu.
Bersamaan waktu itu di luar biara terdengar suara musik
dari alat bambu yang biasa mengeluarkan suara indah dan
merdu, tetapi sekarang berobah menjadi suara yang tidak
enak didengar dan menusuk kuping dan jantung, sebab
suara musiknya seperti gorila atau setan berteriak-teriak,
suara yang terdengar tengah malam ini bukan saja
membikin bulu kuduk berdiri, malah membuat orang seperti
berada dalam suasana kematian.
A Bin segera memaksakan tubuh berdiri dan berteriak:
"Itu suara Jian-kin-kau yang akan mulai menyerang!" dia
masih memperhatikan keselamatan semua orang di biara,
sehingga segera berlari keluar.
Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin sudah tidak curiga
lagi pada A Bin, meski pun tidak mengerti betul apa
maksud bantuan A Bin, tetapi yang jelas A Bin bukan dari
Jian-kin-kau. Dewi KZ 396 Maka kedua ketua partai besar itu saling berpandangan,
bersama-sama mengikuti A Bin menyambut musuh yang
datang. Hong-tai dan Siau-cian lebih percaya pada A Bin, juga
lebih mengkhawatirkan keadaan A Bin yang terluka, maka
mereka berdua lebih cepat berlari di kiri dan kanan A Bin
persis seperti mengawal A Bin.
Mereka meloncat tembok menembus halaman biara,
sepanjang jalan hweesio-hweesio disana sudah tidak
menghadang lagi, maka dalam waktu singkat, kelima orang
itu sudah berada di pintu depan biara Siauw-lim.
Pengurus Siauw-lim Hong Ie Taysu mendampingi Jit Ie
dan anak buah sebanyak sepuluh orang yang terpilih
menjaga pintu masuk biara.
Hong Ie Taysu melihat kedatangan A Bin diikuti oleh
ketua partai, dia memperkirakan A Bin sekarang bukan
musuhnya lagi, mula-mula dia merasa terkejut juga, segera
menghampiri A Bin, memberi salam dan berkata:
"Tadi aku ceroboh menghadangmu, harap dimaafkan!"
A Bin tidak memperdulikan basa basi Hong Ie Taysu, dia
hanya menganggukan kepala, lalu mata A Bin melirik ke
hutan di bagian barat. Di belakang tubuh A Bin, ketua Siauw-lim-pay memberi
perintah kepada hweesio penjaga pintu agar lebih waspada.
Bersamaan waktu suara musik yang berupa suara setan
itu berhenti, dari bagian barat hutan mendadak keluar
sebaris orang-orang yang berbaju merah, kurang lebih dua
puluh orangnya, mereka men-dekati pintu biara sekitar lima
tombak, lalu mendadak meloncat seperti burung besar dan
berpencar menjadi dua bagian membentuk dua barisan.
Dewi KZ 397 Berikut satu baris orang berbaju perak juga sekitar dua
puluh orang, berpencar menjadi dua baris, berdiri di depan
orang-orang baju merah tadi, namun posisi mereka berdiri
di tengah antara dua orang baju merah. Sehingga tampak
warna perak dan merah, dan pandangan orang-orang baju
merah tidak terhalangi. Barisan ketiga bagaikan bintang meledak, secara
bersamaan meloncat delapan orang baju emas dan berdiri di
depan dua puluh orang baju perak.
Semua murid-murid Jian-kin yang berjumlah empat
puluh delapan orang, mereka masing-masing memakai
kedok muka yang sama warnanya dengan baju mereka,
hanya sembilan puluh enam mata berwarna hitam yang
terlihat dari kedok muka itu.
Hweesio-hweesio Siauw-lim-sie telah mengalami banyak
pertarungan dan banyak menghadapi musuh, menghadapi


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

musuh di depan mata yang memakai baju serba aneh,
setelah menaruh sedikit rasa terkejut, berkat latihan yang
teratur, maka muka semua hweesio pun dingin seperti
patung batu, tidak kelihatan isi hati di mukanya, mereka
juga seperti berkedok kulit orang.
Barisan lawan berlanjut terus, empat orang baju hitam
yang seperti setan gentayangan melayang-layang sebab
kedok mereka sangat menakutkan, A Bin mengetahui
mereka adalah pimpinan penting dari Jian-kin-kau,
loncatan ke empat orang baju hitam itu membuat posisi
seperti telah diatur sedemikian rupa dengan murid-murid
yang berbaju tiga warna itu, sehingga menjalin pertahanan
yang kokoh dan sulit ditembus.
Dan setelah barisan mereka tersusun, suara musik dari
alat bambu mengudara lagi melalui celah-celah pohon,
musik kali ini mulai enak didengar, seperti burung berkicau,
Dewi KZ 398 seperti serangga bernyanyi, hanya bagi orang-orang biara,
suara musik itu membuat hati mereka tergoncang, timbul
rasa sedih, kosong, jiwa menjadi turun semangat, dan
timbul sedikit hasrat untuk menuju kematian........
Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin yang begitu tinggi
imamnya turut tergoncang sejenak, mereka berpikir musik
kali ini lebih mengerikan dari musik permulaan, yang hebat
membuat orang yang men-dengarkan timbul perasaan
tunduk, dan di kuasai oleh musik gaib itu.
Maka mata mereka berdua melihat orang-orangnya,
selain A Bin dan Hong Ie, Jit Ie mempunyai dasar iman
yang kuat, semua murid Siauw-lim seperti terpengaruh oleh
musik gaib itu, sampai Hong-tai dan Siau-cian pun
kelihatan risau. Kian Ih Taysu segera memusatkan tenaga dalam yang
terlatih selama sepuluh tahun, membuka mulut dan
bersuara O-mi-to-hud yang keras, bunyi suara guru besar itu
menembus langit, gema suara hingga mencapai lembah
gunung di sekitar biara, lama tidak berhenti.
Suara O-mi-to-hud yang keras itu menyadarkan pikiran
Hong-tai, Siau-cian dan semua murid Siauw-lim-sie yang
terlena. Mata mereka langsung mengawasi lagi barisan Jiankin-kau.
Setelah musik tadi berhenti, keluar seorang wanita
berbaju putih dari pepohonan, melihat dia berjalan begitu
gemulai, pelan-pelan tapi cepat, mukanya ditutupi oleh kain
putih, tetapi sikapnya mempunyai kewibawaan yang
membuat orang takut, bila bukan empat baris orang yang
berbaju merah perak, emas dan hitam yang mendampingi
perempuan ini, orang tidak percaya bahwa dia seorang
pemimpin dari semua laki-laki yang berbaris itu.
Dewi KZ 399 Gerak-gerik dia yang begitu manis, tiap langkah yang
penuh puitis, orang tidak akan menyangka dia adalah
pemimpin aliran yang kejam.
Begitu wanita berbaju putih itu menampakan diri,
hweesio-hweesio yang berdiri di belakang guru besar Hong
Ie dan Jit Ie jadi tertegun, muka dua guru besar itu pun
tampak berbeda, hanya ketua partai Siauw-lim dan Bu-tong
tidak tergoda oleh kecantikan wanita itu.
Karena pembawaan sifat wanita, Hong-tai dan Siau-cian
pun melototi wanita berbaju putih itu, seperti ingin
menembus kain putih yang menutupi muka wanita itu,
ingin melihat jelas muka asli wanita itu.
Untuk ketiga kalinya A Bin bertemu dengan wanita ini,
melihat kedatangan yang begitu menawan, hati A Bin pun
sedikit tergugah, langkah kaki A Bin tidak terasa maju
sekitar lima langkah baru berhenti.
Dari tutup mukanya yang putih, wanita itu melihat A
Bin dengan mata yang dingin:
"Kenapa tidak menuruti anjuranku, cepat tinggalkan
tempat ini, apakah kau ingin mendampingi hweesiohweesio disini ikut mati!"
Wanita ini berkata dengan sombong di hadapan jagojago inti dari biara Siauw-lim, membuat guru besar Hong
Ie, Jit Ie dan murid-murid Siauw-lim-sie marah, hanya Kian
Ih yang tetap tenang. Dari mulut wanita berbaju putih itu, Hong-tai dan Siaucian mengetahui bahwa A Bin dan wanita itu sudah saling
kenal, rasa cemburu membuat mereka bersamaan
melangkah maju dan bertanya pada wanita itu:
"Kau siapa?" Dewi KZ 400 Wanita berbaju putih itu tidak menjawab, tatapan
matanya melintas di muka Hong-tai dan Siau-cian, berkata
dengan menyindir: "Siapa aku" Apa perlunya bertanya begitu?"
Jawaban itu sangat indah sekali, Hong-tai dan Siau-cian
di bikin tercengang, tidak bisa bertanya lagi, wanita berbaju
putih itu sambil tertawa mencemoohkan A Bin dengan
kata: "Kukira kau tidak memperdulikan nasihatku, ternyata
kau tidak tega meninggalkan beban ikatan! Hei! Hei! Hei!
Kau rela mati, jangan menyesal!"
Biar pun wanita itu tertawa sinis, tetapi seperti logam
emas atau perak jatuh ke tanah, membuat suasana tegang
itu diliputi kekuasaan iblis.
A Bin memusatkan tenaga dalam, menenangkan hati
yang goncang dan merobah nada perkataannya yang
mendesak: "Apakah kau telah merencanakan sesuatu yang akan
memusnahkan semua orang di biara Siauw-lim?"
Wanita berbaju putih itu tanpa ragu ragu menghampiri A
Bin, sambil tertawa sedikit berkata:
"Kenapa" Buat apa kau tanya lagi" Apakah kau ingin
minta ampun padaku demi mereka?"
Biar pun wanita itu berkata dua kalimat, nada suara
begitu menawan begitu menggoda, hati semua orang
dilapangan jadi tergoncang, kata-kata wanita itu seperti
bukan terhadap A Bin malah seperti ditujukan pada
mereka! A Bin dengan teguh berkata:
Dewi KZ 401 "Aku tidak mungkin minta ampun padamu. Aku hanya
tidak percaya, sampai dimana kemampuanmu?"
Wanita berbaju putih itu sama sekali tidak tersinggung
malah sambil tertawa berkata:
"Kau tidak percaya" Baiklah! Aku akan membiarkan kau
hidup sendiri, agar kau melihat dengan jelas, apakah aku
betul bermulut besar!"
Ketua Siauw-lim tetap diam selama wanita berbaju putih
itu menampakan diri, dia hanya memperhatikan dengan
diam-diam, seperti ingin mengetahui asal usul wanita itu,
dan setelah tiba waktu dia untuk bertanya pada wanita itu,
maka dia berucap sekali kata "O-mi-to-hud"
Wanita berbaju putih itu melirik pada Kian Ih Taysu,
bertanya: "Kelihatannya kau adalah Kian Ih Taysu dari biara
Siauw-lim!" Dengan muka hormat, Kian Ih Taysu menjawab: "Betul,
apa sicu ketua Jian-kin-kau?"
"Betul!" Jawab tersenyum. wanita berbaju putih itu sambil "Nona membawa banyak orang kemari, ada urusan
apa?" Tanya Kian Ih Taysu.
Wanita berbaju putih itu berobah nada bicaranya, setelah
tertawa sinis berkata: "Kalian yang menamakan diri dari partai putih suka
munafik, kedatanganku kemari masa tidak mengerti, dan
apa perlunya bertanya lagi!"
Ditertawakan wanita itu, Kian Ih Taysu tidak marah, dia
menjawab lagi: Dewi KZ 402 "Aku agak bodoh, tidak mengerti maksud kedatangan
sicu?" Wanita berbaju putih itu dengan tertawa sinis berkata
lagi: "Kau pura-pura bodoh, aku tidak punya waktu beradu
mulut! Aku tegaskan, aku akan membawa semua murid
Siauw-lim dan semua tamu di biara ini untuk bergabung
dengan Jian-kin-kau!"
Kian Ih Taysu masih dengan sabar bertanya:
"Kau menganggap pekerjaan ini sangat mudah, apakah
kata-katamu tadi mempunyai kekuatan sangat hebat!"
"Aku tahu kalian tidak tahu diri, aku tadi berkata hanya
ingin memberi peringatan sebelum menghukum...."
Soat-song Cinjin yang dari tadi tidak bicara, tidak bisa
menahan ejekannya, dia maju selangkah dan berkata
dengan suara keras: "Kau menganggap semua orang dari partai partai tidak
berguna?" Wanita berbaju putih itu melihat Soat-song Cinjin yang
bertanya dengan dingin, katanya:
"Kau pasti ketua partai Bu-tong?":
"Betul! Aku adalah Soat-song!"
"Kata orang-orang sangat tepat! Kalian persis seperti
patung-patung kayu atau tanah di dalam biara Bu-tong,
hanya bisa menakuti orang dengan nama kosong, bila
malam ini kalian menentang kemauanku, mungkin akan
mati dalam biara Siauw-lim ini!"
Soat-song Cinjin dengan marah berkata:
"Kau berani meremehkan......"
Dewi KZ 403 Perkataan Soat-song Cinjin belum habis di keluarkan,
seseorang menerobos dari belakangnya menyerang
perempuan itu, ternyata dia adalah Hong-tai.
Hong-tai dan Siau-cian sudah tidak senang melihat A Bin
berbicara dengan wanita ini, menyaksikan tingkah laku
wanita yang menggoda dan meremehkan jago-jago di biara
Siauw-lim, Hong-tai marah sekali, dengan gerakan cepat dia
menggunakan pedang menyerang wanita itu.
Tapi Wanita berbaju putih itu tidak bergerak di
tempatnya, seorang berbaju emas meloncat menghadang
Hong-tai dengan tongkatnya sambil berteriak:
"Gadis bodoh, kau berani menghina ketua kami!"
Orang yang menggunakan tongkat sepanjang enam kaki
itu mengayunkan tongkatnya dengan tenaga menakutkan
sehingga menimbulkan suara yang dahsyat.
Menghadapi ayunan tongkat yang dahsyat itu, Hong-tai
sama sekali tidak mengacuhkan tongkat itu, malah
menggetarkan pedang menusuk musuh.
Terlihat sinar putih dari pedang Hong-tai mendekati
tongkat musuh dan beradu tanpa mengeluarkan suara, kaki
Hong-tai tetap di tempat, namun langkah kaki orang baju
emas itu bergerak dan perputar setengah langkah baru
berhenti. Wanita berbaju putih itu berkata dengan dingin:
"Kau bukan lawannya, cepat mundur, ganti orang yang
lebih mampu!" Ternyata Hong-tai menggunakan jurus pedang yang
paling tinggi tarafnya, dia memanfaatkan tenaga lawan
untuk memukul balik lawannya dengan sontekan pedang
yang ringan, sehingga tongkat orang baju emas itu tidak
Dewi KZ 404 terkendali dan orang yang memegang tongkat ikut berputar,
jurus ini bukan mengadu tenaga dalam tetapi fakta
mengatakan bahwa ilmu silat Hong-tai jauh lebih tinggi dari
orang baju emas itu, maka dia diperintahkan untuk
mundur. Segera seorang baju hitam yang memegang pedang kail
maju ke depan, tangan kirinya menunjuk Hong-tai dan
berkata: "Kau, ayo maju lagi!"
Hong-tai mengangkat tangan kanan, pedang awannya
dengan pelan-pelan menusuk dada lawannya.
Orang baju hitam itu melancarkan jurus Wan-te-hoan-im
(Di dalam tangan membalikan awan), pedang kail yang di
pegangnya menyodok pedang Hong-tai dari bawah.
Tapi Hong-tai yang mengarahkan pedang ke depan
mendadak diturunkan ke bawah, dan jurus yang pelan
berobah menjadi sangat cepat seperti kilatan listrik,
memotong tangan kanan orang baju hitam.
Perubahan jurus pedangnya, dalam menghindar dan
menyerang seperti bersama-sama, betul-betul tidak
mengecewakan jurus pedang keluarga In.
Orang baju hitam itu menggoyangkan pundak dan segera
mundur tiga kaki. Gerakan orang baju hitam itu ternyata kalah cepat dari
jurus pedang Hong-tai, kilatan pedang Hong-tai telah
merobek lengan baju kanannya dan darah pun bertetesan ke
tanah. Wanita berbaju putih itu berkata dengan dingin:
"Lukamu sangat ringan, tidak perlu gugup, sabarlah
menghadapi dia, kau masih bisa melawannya!"
Dewi KZ 405 Orang berbaju hitam itu mencoba menyalurkan tenaga
dalamnya, ternyata tenaga dalamnya masih bisa diarahkan
mengalir ke jari tangan yang memegang pedang, hatinya
tahu dia tidak terluka di urat dan tulang, maka dengan
pantang mundur, dia mengangkat pedang dengan jurus Seekau-yang-koan (Menahan di barat membuka pintu lintasan)
bayangan pedang kailnya menusuk Hong-tai lagi.
Jurus yang digunakan orang berbaju hitam itu
merupakan jurus yang hampir punah dari jurus pedang
Liang-gi (sepasang) yang berasal dari partai Bu-tong,


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keluarga In ada hubungan sejarah dengan partai Bu-tong, In
Hong-tai pun menguasai ilmu pedang Bu-tong, maka dia
bisa mengatasi jurus itu, tapi dia rada tercengang oleh
anggota Jian-kin-kau yang bisa menggunakan jurus pedang
Bu-tong dengan sempurna, sehingga karena tercengang
Hong-tai kewalahan menangkis pedang musuhnya, terpaksa
dia menghindar ke samping dua langkah.
Kian Ih Taysu, Hun San-kiau, Hong Ie, Jit Ie dan A Bin
semua terperanjat, mata mereka ditujukan pada Soat-song
Cinjin, seperti ingin menanyakan siapa orang berbaju hitam
itu" Soat-song Cinjin pun terkejut dan bingung, ketika orang
baju hitam itu menggunakan jurus See-kau-yang-hoan, dia
sudah memastikan orang itu dari aliran Bu-tong, tetapi
tidak bisa membayangkan siapa di dalam partai Bu-tong
yang mempunyai ilmu tinggi dan bisa muncul dari barisan
Jian-kin-kau. Orang baju hitam melihat Hong-tai bisa menghindar,
lalu dengan pedang kailnya dia memotong dari samping,
kilatan pedang dengan jurus Tiang-hong-see-sie (Pelangi
panjang turun ke barat) memotong tubuh Hong-tai.
Dewi KZ 406 Jurus ini merupakan jurus wasiat yang tidak diturunkan
pada sembarang orang, jurus ini khusus menggunakan
kecepatan hingga jago kelas satu pun susah menghindar,
jurus ini membuat Soat-song Cinjin semakin terkejut.
Hong-tai yang kehilangan kesempatan, tidak bisa
membalas serangan, sebagai anak tersayang dari raja
pedang In Tiang-long, dia telah menguasai seluruh ilmu
pedang orang tua itu, dia mempunyai dasar ilmu silat yang
tinggi, serangan orang baju hitam sebanyak dua kali ini,
membuat dia tidak berani menganggap enteng musuhnya,
dia tidak membiarkan musuhnya melancarkan jurus ketiga,
segera mengayunkan pedang seperti roda berputar, tiga
jurus berturut-turut menyerang ke tiga tempat orang baju
hitam, membuat orang itu terpaksa membela diri dengan
pedangnya. Sekarang giliran orang baju hitam tidak bisa membalas,
dan terperangkap dalam situasi yang membahayakan, jurus
pedang Hong-tai yang tidak memberi ampun, tiap jurus
mengeluarkan kelebatan sinar pedang, membuat dia hilang
kesempatan membalas serangan.
Dua orang baju hitam yang berdiri di belakang wanita
berbaju putih, melihat temannya dalam bahaya, bersamaan
berjalan pelan-pelan ke depan, mereka ingin cari
kesempatan untuk menggantikan temannya.
Karena jurus Hong-tai tidak berhenti seperti sungai
panjang, dan angin serangan pedangnya mendesak orangorang yang berusaha mendekati, maka mereka tidak
mendapat kesempatan untuk membantu temannya.
Orang baju hitam yang terdesak itu mendadak berteriak
dengan keras, dengan jurus yang dinamakan Soan-coancian-kin (Bumi berputar), salah satu jurus ampuh dari BuDewi KZ 407 tong lagi, segera menciptakan titik-titik bintang bertebaran
sehingga membuat Hong-tai ?terdesak mundur.
Tapi hanya sebentar, pedang Hong-tai dengan jurus
Thian-hong-ca-kie (Langit dan angin mendadak keluar)
sudah kembali menyerang dari sisi kiri, memotong tangan
kanan musuh, dan memaksa musuh-nya mundur selangkah.
Terdengar suara O-mi-to-hud dari belakang Hong-tai,
diikuti suara Soat-song Cinjin yang terdengar nyaring,
katanya: "Harap nona In berhenti dulu, aku ingin berkenalan
dengan teman yang mahir menggunakan jurus dari partai
Bu-tong!" Mendengar permintaan Soat-song Cinjin, Hong-tai
segera menghentikan pertarungannya, dia sendiri pun ingin
mendapatkan keterangan tersebut.
Soat-song Cinjin mendekati orang baju hitam itu dan
mengawasi kedok mukanya yang penuh kemunafikan,
sepertinya ingin mengenal muka asli orang itu, dan dengan
suara tegas bertanya: "Saudara bisa menggunakan jurus pedang Bu-tong
demikian hebat, pasti orang perguruan kami, bisakah
sebutkan nama perguruanmu, bila saudara Suhengku, aku
akan memberi salam hormat, sehingga aku tidak sampai
berbuat tidak tahu aturan."
Setelah Soat-song Cinjin menyebut orang yang dari Jiankin-kau itu sebagai saudara seperguruan, semua orang baru
meneliti orang itu, ternyata ikat kepala orang itu lebih besar
dari orang yang berbaju hitam lainnya, jadi orang itu punya
ikat kepala tosu persis seperti yang dimiliki Soat-song
Cinjin, maka Soat-song Cinjin bisa langsung mengatakan
demikian. Dewi KZ 408 Ternyata, Soat-song Cinjin bukan saja melihat orang itu
adalah orang dari perguruan yang sama, dan di lihat dari
tingkat ilmu orang itu, selain seangkatan dengan Soat-song
Cinjin, atau Ku-cu Tojin adik perguruannya, berapa lagi
orang yang mampu, hanya angkatan lebih tinggi atau yang
kedudukan tinggi di partai Bu-tong baru bisa menguasai
ilmu tersebut. Tetapi Ku-cu Cinjin terluka da sedang
berbaring di dalam biara Siauw-lim, dua adik perguruan
lain menjaga biara Bu-tong, jadi tidak mungkin menjadi
antek musuh. Karena tidak bisa membayangkan siapa lagi
yang diperankan oleh orang Jian-kin-kau itu, maka Soatsong Cinjin bertanya pada orang berbaju hitam itu.
Ternyata orang itu hanya mengeluarkan suara dari
hidung dan tidak menjawab sepatah kata pun.
Soat-song Cinjin dengan ketawa dingin berkata:
"Teman perguruan bila tidak mau bicara, berarti tidak
mengakui partai kita, harap maafkan aku bila
menantangmu!" Dari belakang orang berbaju hitam itu terdengar satu
suara nyaring dan dingin, katanya:
"Tunggu sebentar!"
Suara itu tidak keras, tetapi seperti air perak masuk
kedalam telinga orang, jelas sekali, menggetarkan jantung.
Suara itu keluar dari ketua aliran Jian-kin-kau, dengan
langkah kaki pelan-pelan menghampiri Soat-song Cinjin,
gerak jalannya yang gemulai dan pinggang bergoyang
dengan manis sekali membuat satu daya tarik yang
menggoda iman orang. Orang yang berbaju hitam itu melangkah ke pinggir.
Dewi KZ 409 Wanita berbaju putih itu melirik muka Soat-song Cinjin,
melalui kain penutup muka, dengan nada sindiran bertanya:
"Kau ingin tahu dia siapa" Kenapa?"
Soat-song Cinjin dengan tegas berkata:
"Betul! Aku ingin tahu apakah dia orang dari perguruan
kami atau bukan, dan setelah jelas, aku akan mewakili
kakek guru menghukum murid yang melanggar aturan
partai, penghianat yang tidak mau menerangkan identitas
sebenarnya!" Wanita berbaju putih itu dengan ketawa sinis berkata:
"Rahib tua! Pikiranmu bagus, apakah kau tahu, umur
kalian tinggal berapa menit lagi, kau sendiri pun segera
mati, mana ada waktu lagi mengurusi hal itu?"
Soat-song Cinjin dengan muka dingin berseru:
"Gertakan, mana bisa menghalangi aku bertindak!"
"Kau anggap aku omong kosong, lihat saja." Sambil
mengangkat sebelah tangannya yang munggil keatas, segera
orang orang aliran Jian-kin-kau maju ke depan.
Orang berbaju hitam yang menggunakan pedang kail
maju pertama, dengan jurus Liong-hui-cai-thian (Naga
terbang di langit) pedang orang ini sangat mahir di tambah
tenaga dalam yang kuat, dan jurus paling dahsyat dari Butong yang digunakan membuat serangan yang hebat.
Soat-song Cinjin dengan jurus Heng-kang-cie-thouw
(Memotong datar kepala perampok), memotong pedang
lawan dari samping menutup serangan orang berbaju hitam.
Tetapi dari samping tubuhnya sebuah pukulan yang keras
menyerang, Soat-song Cinjin terpaksa mundur tiga langkah,
segera menggunakan jurus Thian-ho-to-kua (Langit dan
Dewi KZ 410 sungai menggantung terbalik) melancarkan tujuh perubahan
dalam satu gerakan, menutup serangan dua musuh.
Yang menyerang dengan kepalan dari samping ternyata
adalah orang yang dipanggil Pau-it yang melawan A Bin
tadi. Setelah menyerang Soat-song Cinjin, Pau-it segera
merubah arah, mendadak menyerang Hong Ie Taysu
dengan kepalannya. Hong Ie Taysu berucap O-mi-to-hud satu kali, dia
menerima pukulan Pau-it dengan telapak tangan, kedua
tenaga itu bentrok seperti menimbulkan angin puyuh,
membawa hawa udara yang dingin, berkekuatan seperti
bisa merobohkan gunung menimbun lautan, dua kekuatan
itu mempunyai kekuatan seimbang.
A Bin pun mengeluarkan sebuah pukulan telapak tangan,
menahan seorang berbaju hitam yang menyerang, orang itu
mendadak menggunakan gerakan dari aliran tanah barat
(See-yu) yang dinamakan Coan-hong-tun-seng (Angin
berputar menghapus bayangan) tubuh berputar beberapa
kali, orang itu tetap mendesak maju, menghindar pukulan
A Bin, langsung menyerang Kian Ih Taysu.
Suara musik yang mengganggu kuping itu terdengar lagi,
maka orang orang dari aliran Jian-kin-kau, yang berbaju
hitam, emas, perak, merah bersamaan ingin menerobos
masuk ke biara. Dalam detik yang menegangkan itu A Bin berpikir dalam
hati, 'Tampaknya aliran Jian-kin-kau telah siap menyerbu,
wanita berbaju putih itu pun beberapa kali mengancam,
kemungkinan mereka menyerang tidak dari satu arah, pintu
kecil biara ini begitu genting, dan jago-jago di dalam biara,
seperti Cukat Hiang, Hun San-kiau, Shangguan Leng, Gan
Cu-kan, Wie Tiong-hoo tidak datang membantu, berarti
Dewi KZ 411 orang-orang Jian-kin-kau menyerang dari segala arah, bila
kita terjebak disini bagaimana bisa saling bantu."
Setelah Kian Ih Taysu melancarkan sebuah pukulan
menahan pukulan orang berbaju hitam itu, dia berteriak
kepada orang-orang sendiri:
"Teman-teman, semua orang masuk ke dalam biara,
barisan Lo-han segera akan tergerak, kalian berdiri di
tempat yang telah ditunjuk oleh aku, pasti akan
mendapatkan hasil yang lebih sempurna, dan bisa saling
bantu, tidak terkena perangkap akal musuh yang memecah
belah kekuatan kita."
Semua orang melihat rombongan aliran Jian-kin-kau
begitu beringas mereka tidak dapat dilawan dengan tenaga
sedikit orang, setelah mendengarkan kata Kian Ih Taysu
maka semua orang mencari kesempatan untuk mundur ke
dalam biara. Sambil berteriak satu kali, A Bin pun menggunakan
kedua telapak tangan mengeluarkan angin yang keras,
menahan gerak maju orang orang Jian-kin-kau, bersama
Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin menjaga paling belakang,
pelan-pelan mundur ke-belakang, Hong-tai dan Siau-cian
pun ikut mundur. Wanita berbaju putih itu mendadak mengangkat
tangannya ke atas, dan sangat aneh, gerakan tangan dia
begitu dilihat oleh orang-orang Jian-kin-kau, mereka segera
menghentikan serangannya, membiarkan orang orang biara
Siauw-lim leluasa mundur ke dalam biara.
Melihat gerakan itu, A Bin mengerutkan bulu alis mata,
berpikir, "Wanita berbaju putih itu tidak menyerang terus di
luar biara, malah sengaja agar kita masuk ke biara,
kelihatan mereka ada rencana sesuatu yang telah diatur
dalam biara." Dewi KZ 412 Kecurigaan A Bin tersebut langsung disampaikan pada
kuping pribadi Kian Ih Taysu dengan ilmu mengirimkan
suara jarak jauh: "Tay-suhu harap perhatikan, orang-orang aliran Jian-kinkau seperti mendesak kita masuk ke dalam biara, mungkin
ada rencana tertentu, bila kita semua orang masuk ke
dalam, agar kita masuk perangkap mereka. Pendapat aku,
agar kekuatan kita di sebar di luar dan di dalam biara,
mereka pasti akan ragu ragu melaksanakan gerakan itu!"
Kian Ih Taysu pun punya kecurigaan itu, setelah
dipertegas oleh A Bin, seperti mendapat hikmah, maka
langsung memberi pesan rahasia pada Jit Ie Taysu yang
berdiri disamping, agar dia memimpin semua rahib dalam
biara untuk membentuk barisan Lo-han, dan dengan ilmu
mengirim suara jarak jauh memberi tahu Soat-song Cinjin
dan Hun San-kiao untuk berhenti di tempatnya.
Melihat semua orang berhenti langkah mundur, Hong-tai
dan Siau-cian, juga sepuluh murid Siauw-lim turut berhenti,
tujuh jagoan silat, Kin Ih, Hong Ie Taysu dari Siauw-lim,
Soat-song Cinjin dari Bu-tong, Hun San-kiau dari Kun-lunpai, Hong-tai, Siau-cian dan A Bin persis berdiri di bawah
pelang nama Siauw-lim yang warna emas.
Wanita berbaju putih itu melihat pihak lawan berhenti,
merasa terkejut dan diluar dugaan, segera dengan ketawa
dingin berkata: ' "Kenapa" Kalian mendadak tidak takut mati lagi!"
Pihak Siauw-lim dari jago tua dan anak muda berdiri
sejajar agak setengah melingkar, muka mereka nampak
serius menghadap bahaya, empat belas mata menatap
barisan musuh. Dewi KZ 413 Wanita berbaju putih itu ketawa terbahak-bahak dengan
nada panjang, suara ketawa itu menembus awan, bergema
di seluruh biara Siauw-lim, lama baru berhenti.
Sejenak setelah habis ketawa, wanita berbaju putih itu
melambaikan tangan munggil, menunjuk seorang berbaju
hitam maju ke depan, sambil berteriak pada Kian Ih Taysu:


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hweesio tua, kalian tujuh orang ingin cepat mati di
bawah pintu Siauw-lim saja bereskan, sekarang siapa yang
duluan maju menerima hukuman mati!"
Hong Ie Taysu menyaksikan jago-jago dari luar Siauwlim yang membela Siauw-lim, dia jadi merasa agak
sungkan, tanpa menunggu perintah ketua Siauw-lim, segera
maju ke depan sambil berkata O-mi-to-hud sekali, dan
bicara pada wanita itu: "Aku adalah pengurus biara Hong Ie Taysu..."
Orang berbaju hitam dari aliran Jian-kin-kau menjawab:
"Kau Hong Ie Taysu atau Pek Ih, terima dulu tiga jurus
pedangku!" Begitu habis bicara dia langsung menusuk lawan dengan
jurus Kong-piau-see-lai (Angin ribut dari barat datang).
Hong Ie Taysu menjadi marah oleh tingkah kurang ajar
musuhnya, dengan jurus Heng-kan-cie-thouw dia menutup
serangan pedang lawan. Orang berbaju hitam itu tidak memberi kesempatan buat
Hong Ie Taysu untuk membalas, pedang di tangan di
ayunkan ke kiri dan ditusukan ke kanan, melancarkan
serangan dua jurus berturut-turut, sinar pedang yang
menciptakan bunga pedang menghantam Hong Ie Taysu.
Hong Ie Taysu tertawa sinis, tongkat besinya melindungi
tubuh dengan jurus Ie-ta-pa-kau (Hujan menghantam
Dewi KZ 414 sejenis pisang), membuat bayangan tongkat dan pedang
bentrok sehingga mengeluarkan suara ting... tung... ting...
tung... serangan pedang orang berbaju hitam jadi terbuka
lebar, Hong Ie Taysu sambil berucap O-mi-to-hud, tongkat
besi yang di pegang diangkat ke atas dengan jurus Cia-sancau-hai (Mengapit gunung melewati lautan.)
Jurus Hong Ie Taysu yang dilancarkan begitu keras,
membuat orang berbaju hitam yang sadis itu pun tidak
berani menerima pukulan itu, dia segera melangkah
mundur sekitar lima kaki.
Ketua Bu-tong Soat-song Cinjin, adalah ahli ilmu pedang
yang mahir, melihat orang berbaju hitam itu melawan Hong
Ie Taysu dengan pedang, berarti sudah tiga orang dari aliran
Jian-kin-kau yang menggunakan pedang, dan orang ini
yang paling lemah dalam ilmu pedang, kenapa wanita
berbaju putih itu malah menyuruh dia menantang pertama,
kelihatan agak ganjil. Hong Ie Taysu dan orang berbaju hitam itu sedang
beradu jurus, angin dari tongkat seperti angin puyuh, sinar
pedang bagaikan layar. Saat pertama kali orang berbaju
hitam itu menyerang, jurus pedang sangat variasi dan
bertenaga, tetapi sekarang serangannya malah menjadi
kendur. Sebaliknya Hong Ie Taysu semakin lama semakin
gagah, pukulan tongkat besinya semakin keras, sinar
pedang lawan ditekan semakin lemah dan kecil.
Mendadak terdengar suara teriakan, orang berbaju hitam
itu berbalik menyerang, menerobos bayangan tongkat Hong
Ie Taysu yang berlapis, lalu meloncat mundur sekitar satu
tombak. Hong Ie Taysu tidak mengejar musuhnya, dia berhenti
dan berucap O-mi-to-hud! Dewi KZ 415 Terdengar ketawa keras dari orang berbaju hitam itu dan
katanya: "Hweesio tua, kau jangan gembira dulu, cobalah hadapi
senjata rahasiaku, bagaimana berani tidak?" dan tanpa
menunggu jawaban lagi segera mengayunkan lengan kiri,
satu gulungan sinar mas menuju Hong Ie Taysu.
Hong Ie Taysu melihat benda itu, seperti bentuk sekoci,
dia ingin menghindar ke pinggir, tetapi melihat di belakang
tubuh berdiri enam orang, khawatir mereka tidak
memperhatikan dan terluka, maka dia mengangkat tongkat
keatas memukul senjata rahasia itu.
Pukulan Hong Ie Taysu persis memukul sekoci emas itu,
terdengar suara logam beradu, sekoci emas itu pecah dan
menumpahkan api berwarna biru menuju muka Hong Ie
Taysu. Berhasil memukul sekoci emas musuh, Hong Ie Taysu
tidak keburu menghindar api berwarna biru itu dan
mengenai baju bagian dada Hong Ie Taysu.
Terkena percikan api, Hong Ie Taysu tetap tenang,
meloncat ke belakang sekitar tiga kaki, dengan telapak
tangan ingin memadamkan api di dada.
Ternyata begitu tangan Hong Ie Taysu beradu dengan
api warna biru itu api malah merembet ke lengan baju.
Dalam hitungan detik, seluruh tubuh Hong Ie Taysu
terbakar oleh api berwarna biru, membuat muka Hong Ie
Taysu berwarna biru juga.
Karena tidak berhasil memadamkan api ditubuh-nya,
Hong Ie Taysu menjadi gugup, dengan muka sedih dan
marah, berteriak sekali, dan mengejar orang berbaju hitam
itu. Dewi KZ 416 Angin malam meniup baju Hong Ie Taysu yang terbakar,
seperti tubuh dia satu ekor burung turun dari udara.
Orang berbaju hitam itu sedang merasa senang karena
berhasil melukai Hong Ie Taysu, mendadak mendapat
serangan dari udara oleh Hong Ie Taysu yang penuh bara
api di seluruh tubuh, dia menjadi takut sekali, dia tahu
orang yang hampir putus asa susah dilayani, maka dia tidak
berani menerima serangan itu, meloncat ke pinggir untuk
menghindar. Terdengar suara Hong Ie Taysu dengan suara marah
berteriak: "Tidak boleh memberi ampun pada orang yang
menggunakan senjata rahasia yang kejam."
Suara Hong Ie Taysu terdengar sangat memilukan seperti
gong pagi di biara tua. Pukulan Hong Ie Taysu bersamaan dengan putaran
tubuhnya di udara, tongkat besi yang di pegang langsung
memukul kepala musuh. Orang berbaju hitam itu menjadi panik, dia tidak berani
menerima pukulan itu, dia meloncat lagi ke pinggir sejauh
delapan kaki dengan tenaga penuh.
Hong Ie Taysu dengan suara hidung berbunyi satu kali,
pukulan tongkat besi itu memukul tanah, tubuh dia terbang
ke atas lagi dan mengejar sasarannya.
Loncatan Hong Ie Taysu yang tidak mendarat di tanah
sebanyak tiga kali naik turun memperlihatkan ilmu ringan
tubuh dia yang begitu tinggi.
Orang berbaju hitam itu berhasil menghindar dua kali,
tetapi tidak bisa menghindar untuk ketiga kalinya, dia
menghela nafas sekali, pikirnya dalam hati habislah
Dewi KZ 417 nyawaku hari ini, dia mengacungkan pedang ke atas, siap
untuk terakhir kali menerima pukulan tongkat besi Hong Ie
Taysu...... Terdengar teriakan keras di udara, satu bayangan orang
keluar dari pinggir, di udara menerima pukulan tongkat besi
Hong Ie Taysu dengan senjata tembaganya.
Satu suara benturan logam terdengar, kedua orang yang
berduel di udara jatuh ketanah.
Hong Ie Taysu menahan derita karena luka bakar di
seluruh tubuh, bersiap mati memecahkan kepala sendiri
setelah berhasil membunuh orang yang melukai dia dengan
senjata rahasia kejam, namun teman musuh yang menerima
pukulan tongkat besi dia dengan senjata tembaga itu
membuyarkan harapan Hong Ie Taysu.
Menahan derita bakar membuat jubah abu-abu Hong Ie
Taysu hampir terbakar separuh, dengan menggerakan
kedua lengan Hong Ie Taysu menjatuhkan potongan kain
terbakar di tubuhnya jatuh ke tanah berkeping keping.
Hong Ie Taysu berhasil membuang sebagian baju yang
terbakar, namun bara api di tubuhnya belum padam,
ternyata api racun itu sangat kuat, sehingga membakar
benda yang dilalui tanpa henti.
Terdengar satu ucapan O-mi-to-hud, Kian Ih Taysu
bagaikan seekor burung terbang dengan cepat menghampiri
Hong Ie Taysu, dan dengan satu telapak tangan menahan
pukulan senjata tembaga dari musuh yang menyerang Hong
Ie Taysu, satu telapak tangan lagi mengeluarkan udara
kencang mematikan bara api racun di tubuh Hong Ie Taysu,
sambil berteriak: "Sute cepat mundur, segera minum pil anti racun, racun
yang masuk ke dalam tubuh mungkin susah di buang."
Dewi KZ 418 Ketua Siauw-lim itu melihat adik perguruan terluka oleh
musuh dan pil anti racun Siauw-lim juga tidak bisa
menolong banyak, sehingga membuat suara dia penuh
kesedihan! Hong Ie Taysu tanpa banyak bicara, membalikkan tubuh
ingin kembali ke dalam biara, A Bin segera menghampiri
dia sambil menyerahkan pusaka anti racun Hiat-san-pengcan sambil berkata:
"Guru, kau pakai Hiat-san-peng-can ini, benda ini khusus
menghilangkan segala macam racun."
Mendengar nama Hiat-san-peng-can, membuat Kian Ih
Taysu gembira, sambil berucap O-mi-to-hud dia berkata:
"Sute, kau cepat gosokan benda itu di seluruh tubuh,
racun itu akan hilang!"
Hong Ie Taysu menerima Hiat-san-peng-can dan terima
kasih pada A Bin segera berlari ke dalam biara.
Di pihak aliran Jian-kin-kau, ketua aliran wanita berbaju
putih itu agak marah mengetahui A Bin mengeluarkan
benda Hiat-san-peng-can untuk menolong Hong Ie Taysu
yang hampir mati, maka dia memberi perintah pada orang
berbaju hitam yang menggunakan senjata tembaganya
untuk menyerang A Bin. Orang itu segera mengayunkan senjata menimbulkan
lebih dari sepuluh titik sinar kuning kemerahan menyerang
seluruh tubuh A Bin. Bersamaan itu, semua orang-orang aliran Jian-kin-kau,
orang-orang berbaju hitam, emas, perak dan merah
menyerbu ke pintu gerbang Siauw-lim-sie secara
berurutan, pelopor mereka tentu saja orang berbaju hitam
yang paling kuat. Dewi KZ 419 Depan pintu gerbang Siauw-lim-sie, jago-jago Siauw-limsie sudah bersiap melawan, ditambah Hoa-san Sin-ni, ketua
baru partai Heng-san Coan Tai-kwi, Shangguan Leng dari
sungai Hoai, Tee Wie dari partai Go-bi dan lain lain, arena
pertarungan terlihat agak kacau.
Terdengar suara dari wanita berbaju putih berkata:
"Berhenti!" Semua orang-orang aliran Jian-kin-kau segera bernanti
mendengar perintah ketuanya.
Dengan langkah indah gemulai wanita berbaju putih itu
melewati semua anggota Jian-kin-kau dan berhadapan
muka dengan jago-jago dari pihak Siauw-lim-sie, berkata
dengan dingin: "Kalian sudah melihat, apa bisa mempertahankan pintu
melawan anggotaku yang begitu banyak. Sekarang aku
tidak mau dikatakan mengandalkan banyak orang, hanya
aku sendiri yang akan menyerang, siapa diantara kalian
yang bisa menghalangi aku!"
Sambil bicara, wanita berbaju putih itu betul-betul
berjalan sendiri menghampiri jago-jago pihak Siauw-lim-sie,
matanya sama sekali tidak memandang muka mereka,
tingkahnya sangat sombong.
Tee Wie yang punya julukan telapak tangan hebat dari
partai Go-bi sebagai seorang anak muda, tidak terima
melihat kesombongan ketua aliran Jian-kin-kau itu, dia
pertama keluar menantang wanita berbaju putih dengan
tusukan pedang dengan jurus Hong-eng-toan-cau
(Menjemput angin memotong rumput), dia ingin memotong
lengan lawannya. Wanita berbaju putih itu sengaja memancing orang dari
pihak Siauw-lim-sie untuk keluar, maka begitu serangan
Dewi KZ 420 Tee Wie datang, dia langsung meng-hindar ke belakang dua
langkah, berteriak sejenak, dengan satu telunjuk tangan
yang munggil menotok tangan Tee Wie.
Satu tekanan angin dari telunjuk tangan wanita berbaju
putih itu menyerang tubuh Tee Wie seperti pedang tajam.
Tee Wie tidak bisa menghindar, dia terpaksa memusatkan
tenaga dalamnya ke bahu kiri sambil berputar tubuh, ingin
menggunakan bahu kiri menerima totokan jari lawan.
Beruntung buat Tee Wie karena menggunakan bahu kiri
menerima totokan ketua aliran Jian-kin-kau itu sehingga dia
selamat dari maut. Tetapi ketika bahu kirinya terkena serangan lawannya,
seperti kena benturan benda yang berat sekali, darah terasa
naik ke bagian atas tubuh, tulang bahunya seperti hancur,
saking sakitnya membuat dia berjalan sempoyongan,
mundur sejauh lima langkah, tenaga di tubuhnya terasa
hilang semua, dia jatuh di tanah dengan muka menghadap
ke langit. Hanya dengan satu telunjuk tangan, ketua aliran Jiankin-kau sudah membuat Tee Wie terluka berat. Muka
semua jagoan dari seluruh partai besar jadi berobah,
sebagian orang yang sudah tua mengenali jurus wanita
berbaju putih itu adalah Hui-thian-it-ci (Telunjuk sakti
menunjuk langit) ilmu yang berasal dari seorang kakek ajaib
It-ci-sin-sou (Kakek telunjuk sakti) yang sudah ternama
seratus tahun lalu. Kian Ih Taysu mengucapkan O-mi-to-hud, sambil
menggoyangkan jubahnya, tubuh dia seperti seekor kepinis
menggunting air bergerak menuju ke depan, bersamaan itu
Soat-song Cinjin dari Bu-tong, Hun San-kiau dari Kun-lunpai, Coan Tai-kwi dari Heng-san, Shangguan Leng dari
Dewi KZ 421 sungai Hoai meloncat ke depan juga, suasana lapangan
menjadi kacau.

Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wanita berbaju putih itu berteriak lagi: "Berhenti!" pada
anak buah, maka jago-jago dari aliran Jian-kin-kau terdiam
di tempat, tidak berani maju lagi.
Kian Ih Taysu membungkukkan tubuh, melihat keadaan
Tee Wie yang tergeletak di tanah dengan muka pucat,
kedua mata tertutup. Biarpun tidak mati, tetapi dengan
kepandaian Tee Wie yang lumayan tinggi bisa terluka
begitu parah, menandakan hebatnya tenaga jari Hui-thianit-ci, hweesio tua ini mengerutkan alis mata, segera
membawa Ti Wie ke dalam biara.
Ketua baru partai Heng-san Coan Tai-kwi mengayunkan
tongkat bambunya, sambil berteriak memukul kepala
wanita berbaju putih dengan jurus Cu-go-thian-bun
(Mengetuk pintu langit). Wanita berbaju putih itu segera menghindar ke pinggir,
jari telunjuk tangannya diarahkan ke tubuh Coan Tai-kwi.
Coan Tai-kwi melihat sendiri Tee Wie terluka parah oleh
totokan jari 'Hui-thian-it-ci', mana berani dia menerima
jurus itu, dia segera menarik tongkat dan tubuhnya
meloncat ke atas, tangan kiri bersamaan waktu mengambil
beberapa paku perak dari balik dadanya ingin dilemparkan
pada musuh, ternyata wanita berbaju putih itu sudah
merobah arah serangan, tusukan dari jarinya tetap mengejar
tubuh Coan Tai-kwi. Rupanya wanita itu telah menguasai ilmu 'Hui-thian-it-ci'
dengan sempurna, hingga bisa digunakan menurut
keinginan pikirannya sendiri.
Dewi KZ 422 Terdengar jeritan kesakitan dari mulut Coan Tai-kwi dan
tubuhnya yang sedang berada di udara, terguling dua kali
dan jatuh kebawah seperti layang2 yang putus benang.
Jago-jago dari pihak Siau-lim melihat sendiri wanita
berbaju putih itu melukai dua orang dengan satu kali
tusukan jari jarak jauh, muka mereka jadi berobah.
Sambil memegang pedang di dada Soat-song Cinjin dari
Bu-tong menghampiri tubuh Coan Tai-kwi dan
menggendong dia masuk ke biara.
Keadaan Coan Tai-kwi terlihat sangat kritis, kedua mata
tertutup rapat, dari hidung dan sudut mulut mengalir darah
segar, nafasnya lemah, Soat-song Cinjin dibuat terkejut
bukan main. Shangguan Leng dari sungai Hoai dengan suara benci
berkata: "Jurus yang sadis!" dia langsung menyerang wanita itu
dengan pukulan telapak tangan, lalu tubuh dia mundur
kebelakang dengan cepat. Dia melihat Tee Wie dan Coan Tai-kwi terluka. maka
dengan sangat hati2 Shangguan Leng memusatkan tenaga
dalam telapak tangan menyerang wanita itu, dia ingin
melukai lawan, bila tidak berhasil, dia juga telah
mempersiapkan jalan mundur, dia berpikir tidak akan
terluka. Namun pikiran wanita berbaju putih itu lain, dia sudah
berbulat tekad membunuh, mana mungkin memberi
kesempatan pada musuh melarikan diri, pukulan Coan Taikwi dihadang dengan satu pukulan telapak tangan kiri,
sedangkan tangan kanan telah memusatkan tenaga penuh
dengan jurus "Hui-thian-it-ci" sudah menotok musuh dari
jarak jauh. Dewi KZ 423 Satu angin keras dari tekanan jari itu mengejar punggung
Shangguan Leng, dia berusaha menghindar tapi tidak
berhasil tubuhnya terjungkal jatuh ke tanah tanpa bersuara
sepatah pun. Wanita berbaju putih itu sudah melukai tiga jago dari
partai ternama yang berilmu tinggi, membuat semua orang
di pihak Siau-lim jadi terkejut dan marah.
Bersamaan waktu itu telah terjadi perobahan besar yang
mengejutkan, semua orang menyaksikan dari hutan barisan
belakang orang-orang aliran Jian-kin terbang seperti bintang
perak menuju atap biara Siau-lim.
Hun San-kiau dari Kun-lun berteriak:
"Celaka!"dan berkata, "itu adalah sumbu dari dinamit
belerang, mungkin dalam biara telah tersimpan bahan
belerang." Ucapan dia belum habis, terdengar satu suara
keras "BUNG" dan terlihat di atas ruang utama biara Siaulim ada percikan api, pecah menjadi sepuluh lebih
menyebar ke segala arah kamar2 biara.
Persis seperti dugaan Hun San-kiau, di dalam biara Siaulim telah tersimpan bahan belerang terlebih dahulu,
sehingga percikan api yang jatuh dari atas langit langsung
menyambar benda itu, sehingga api berkobar dimana mana.
A Bin melihat beberapa kali jago dari pihak Siau-lim
terluka oleh wanita berbaju putih itu, dia ingin keluar
menantang wanita itu, namun belum ada kesempatan. Pada
detik genting ini, dimana semua orang sedang
memperhatikan kebakaran di dalam biara, A Bin meloncat
ke hadapan wanita berbaju putih itu, berkata dengan dingin:
"Kau telah melukai menghentikan semua ini!"
banyak orang, kau harus Wanita berbaju putih itu dengan tertawa riang berkata:
Dewi KZ 424 "Kalau belum membakar habis biara Siau-lim jadi abu,
dan membunuh semua orang dalam biara kecuali kau
sendiri, aku tidak akan puas!"
Kata-kata yang penuh amis darah diucapkan oleh wanita
itu seperti perkataan anak kecil yang sedang bermain.
A Bin dengan marah berkata:
"Kau sangat keterlaluan!"
Wanita berbaju putih itu segera mundur ke belakang, dan
memerintahkan berapa orang berbaju emas untuk melayani
tantangan A Bin, dan berkata:
"Jaga dia! tetapi jangan melukainya!"
Lima orang berbaju emas berlarian dan mengepung A
Bin dengan barisan Hong-sui dari lima jurusan menurut
posisi Kim (emas), Bok (Kayu), Sui (Air), Hwee (Api), Tee
(Tanah), segera saja A Bin terkepung di tengah.
A Bin menilai wanita berbaju putih itu tidak mau
mencelakai dia, sehingga menugaskan anak buah untuk
melayani dia dengan barisan Hong-sui yang dinama-kan
"Ngo-heng hoan-cin (Barisan lima hayalan)"
Barisan "Ngo-heng,hoan-cin" adalah barisan untuk
mengurung musuh yang sudah hilang dari dunia persilatan
ratusan tahun, bagi A Bin barisan itu tidak akan sulit
dipecahkan dan mudah keluar dari kurungan itu, tetapi
tetap memerlukan sedikit waktu untuk membongkar
kurungan itu. Dan waktu itu, wanita berbaju putih itu akan
menggunakan jarinya yang mematikan itu pada orang lain,
A Bin jadi tidak bisa membantu mereka dengan segera.
A Bin merasa kesal dengan keadaannya, maka dia
langsung menyerang menusuk di arah timur, dengan jurus
"Cu-kou-thian-bun"(Mengetuk pintu langit)"
Dewi KZ 425 Orang berbaju emas itu menghindar ke pinggir, dan
mengayunkan pedang menahan serangan A Bin.
Kedua orang itu beradu jurus, barisan "Ngo-heng hoancin" berobah terus, orang yang menyerang A Bin dengan
pedang langsung menyingkir ke pinggir.
A Bin melihat ada celah di tengah barisan itu, dia
memutuskan menyerang orang berbaju emas yang berada di
tengah, tapi barisan itu berputar terus, tahu-tahu musuh
yang berada di bagian selatan sudah berdiri di depan A Bin
dan menutup celah itu, dengan sepasang golok dia
menghalangi jalan A Bin. A Bin menggunakan telapak tangan memukul ke atas
dan ke bawah menahan serangan musuh
Belum juga A Bin membalas serangan, orang itu sudah
menghindar lagi. Posisi dia digantikan oleh teman dia yang
datang dari arah barat, menggunakan kail ber-bentuk kepala
harimau dan langsung menyerang A Bin.
Menyaksikan barisan itu bisa berobah dengan kecepatan
tinggi, A Bin jadi terkejut dan mengakui barisan itu betulbetul hebat, A Bin yang ingin cepat ke luar dari kepungan
jadi agak terhalang. Dalam perlawanan mereka, A Bin bukan saja melihat
kekompakan lima orang berbaju emas itu, jurus serangan
dan pertahanan mereka pun mengandung perobahan Hongsui, bila dinilai satu-satu, ilmu mereka lebih rendah dari A
Bin, tetapi bila A Bin terkurung di dalam barisan agak lama,
konsentrasi pikiran A Bin akan kacau, dan A Bin tidak akan
memikirkan untuk keluar dari kepungan.
Satu lagi, perobahan barisan ini tidak mengikuti aturan
biasa, sehingga mereka bisa menyerang dari posisi tidak
Dewi KZ 426 terduga, lawan tidak tahu persis bagian mana yang akan
menyerang secara mendadak.
A Bin menyadari bila pikirannya kacau, akan lebih sulit
untuk keluar dari kepungan, maka A Bin menenangkan
pikiran, memusatkan tenaga dalam pada telapak tangannya,
berdiam di tempat menunggu perobahan lawan.
Di tempat lain, wanita berbaju putih itu tidak
memerintahkan orang-orang aliran Jian-kin-kau yang lain
ikut menyerang, jadi mereka hanya diam di tempat
mengawasi pintu Siau-lim-sie. Dia sendiri malah maju dan
menyerang Gan Cu-kan yang baru keluar dari dalam biara.
Gan Cu-kan menggunakan kipas yang terbuka lebar
menutup bagian dadanya sambil melangkah mundur dua
langkah. Dia melihat sendiri wanita ini telah melukai
Shangguan Leng dari kejauhan, maka dia sangat gentar
sekali menghadapi wanita ini.
Terdengar ucapan dingin dari mulut wanita ini, dengan
kata: "Apakah kau ingin melarikan diri!"
Wanita berbaju putih itu mendorong tangannya ke
depan, membuat kipasnya jadi tidak bisa bergerak lagi, hal
ini membuat Gan Cu-kan bertambah takut.
Di saat Gan Cu-kan sedang bingung, tubuh wanita
berbaju putih itu telah mendekati dengan kecepatan tinggi,
Gan Cu-kan tidak menduga wanita itu bisa mendekat begitu
cepat dan menyerang bahu kirinya, dia tidak sempat
bereaksi lagi. Bersamaan waktu itu, Hun San-kiau dari Kun-lun datang
menolong, dengan pukulan telapaknya yang keras dia
menyerang wanita berbaju putih, untuk menjaga nama
Dewi KZ 427 besanya sebagai pesilat tinggi, sambil menyerang dia
berteriak: "Awas serangan!"
Wanita berbaju putih itu menghindar hanya dengan
menggoyangkan sedikit pinggulnya, tubuhnya tetap maju
mendekat dengan cepat, Hun San-kiau tidak dapat
mengelak serangan balasan dari wanita berbaju putih itu,
sebuah pukulan mendarat di pinggang Hun San-kiau,
membuat dia memuntahlan darah, terpaksa menghindar ke
kiri dua langkah. Hoa-san Sinni berkata dalam hati, 'sekarang saatnya aku
turun tangan" maka dia meloncat tinggi melayang menuju
ke arah wanita itu, bersamaan itu dia mengayunkan
tangannya, dari jauh menyerang wanita berbaju putih itu.
Wanita berbaju putih itu tidak bergerak, dia menanti
serangan di tempatnya, mendadak dari lengan baju kirinya
dia mengeluarkan sebuah kecapi dari bahan giok, lalu
menyambut pukulan telapak tangan Hoa-san Sinni, kecapi
itu didorong satu kali juga diputar satu kali, sebuah tenaga
tidak nampak menyusuri senar kecapi menyambut angin
pukulan lawan sambil menggeserkan tubuhnya ke samping.
Wanita berbaju putih itu telah berhasil mengu-asai ilmu
silatnya dengan sesuka hati, gerakan tangan-nya cocok
dengan keinginan pikirannya, gerakannya sangat lincah.
Baru saja Hoa-san Sinni mendarat, wanita berbaju putih itu
sudah berdiri di depannya, lalu mendorongkan tangannya
ke dada Hoa-san Sinni. Hoa-san Sinni adalah guru besar sebuah partai, dan telah
bertapa puluhan tahun, menghadapi bahaya di depan mata
dia tetap tenang, dia mengeluarkan sebelah tangannya
menyambut pukulan lawan, tubuhnya berusaha mundur ke
belakang, bentrokan kedua kekuatan itu membuat tubuh
Dewi KZ 428 Hoa-san Sinni terdorong hingga mundur tiga kaki,
tubuhnya tergoyang tidak bisa berdiri dengan baik,.
Dalam hitungan detik, wanita berbaju putih itu telah
mengalahkan tiga orang pesilat yang punya nama harum di
dunia persilatan, peristiwa ini membuat orang yang
menonton tergoncang pikirannya, mereka jadi waswas
untuk menghadapi bahaya. Kian Ih Taysu dan Soat-song Cinjin sudah keluar lagi,
setelah mengantar orang yang terluka ke dalam biara,
mereka bersiap untuk menghadapi musuh.
Wanita berbaju putih itu menghentikan langkahnya,
dengan tangannya yang mungil, memetik senar perak dari
kecapi itu, terdengarlah musik dengan suara merdu.
Melihat dia berdiri menghadap tiupan angin dengan
tubuh dan penampilan yang indah, siapapun yang melihat
tidak percaya bahwa dia adalah pemimpin satu aliran
tersesat yang begitu biadab.
Nada lagu yang dipetik dari kecapi itu sangat
memilukan, gesekan suara kecapinya membikin orang yang
mendengarkan ikut merasa sedih. Kedua pihak yang
berlawanan, kecuali A Bin dan lima orang berbaju emas
yang mengurung A Bin, semua orang berhenti tidak
bergerak, beberapa orang memperlihatkan wajah-nya yang
sedih. Suara kecapi itu makin lama makin sedih, seperti suara
wanita menangis dalam ruangan kamar tertutup, suara
sedih itu membuat ulu hati orang sakit, semua orang selain
orang-orang aliran Jian-kin-kau yang muka mereka tertutup


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh kain, nampak bercucuran air mata karena terpengaruh
oleh suara kecapi itu. Dewi KZ 429 Kian Ih Taysu yang beriman sangat tinggi itu hampir
saja terpengaruh oleh suara kecapi itu, dan tanpa sadar dia
berkata: "Suara yang begitu memilukan........."
Kemudian nada kecapi itu berobah penuh dengan suara
semacam pembunuhan. Mendengar suara itu, orang-orang aliran Jian-kin-kau
segera maju menyerang orang-orang dipihak Siau-lim. Jagojago dari Siau-lim pun terbangun dari suasana kesedihan
langsung menghadapi musuhnya.
Orang-orang aliran Jian-kin-kau dipelopori oleh orang
yang berbaju hitam yang ilmu silatnya paling tinggi,
serentak mendekati pintu biara Siau-lim, di depan pintu itu
Hong-tai, Siau-cian, Hoa-san Sinni, Soat-song Cinjin dan
lain-lain telah mengeluarkan senjata masing-masing untuk
melawan musuh. Hanya Kian Ih Taysu tetap berdiri di depan pintu dengan
gagah, menunggu sampai orang-orang aliran Jian-kin-kau
barisan kedua, yaitu orang-orang berbaju emas dan perak
mendekati pintu, baru Kian Ih Taysu melangkah maju ke
depan sambil berkata 'O-mi-to-hud' dengan sangat keras,
hingga kuping orang-orang di sekitar itu berdengung, suara
Kian Ih Taysu itu ternyata memanggil hweesio yang ada di
dalam biara dan berlarian mengambil posisi masing-masing,
segera membuat lingkaran pertama dari barisan Lo-han.
Barisan Lo-han dari Siau-lim-sie ini terdiri dari seluruh
anggota hweesio bagian dalam dan luar biara, mereka
bergabung menjadi satu kesatuan, bila telah digerakan,
semua anggota hweesio Siau-lim mempunyai tugas masingmasing mengikuti perobahan barisan.
Dewi KZ 430 Barisan pertama dari barisan itu terdiri dari dua puluh
empat orang hweesio berbaju abu-abu, berbaris membentuk
dua pisau tajam yang ekor pisaunya agak serong keluar di
bagian belakang, semua orang dengan wajah gagah
memegang senjata, yang dua belas orang memegang
tongkat hweesio, dua belas orang lagi memegang golok
hweesio, diantara enam orang itu ada satu orang yang
memegang sebuah obor api di tangan kiri, di bawah api
obor yang menyala, senjata mereka tampak mengeluarkan
cahaya dingin. Dari pintu depan biara hingga ke dalam biara ribuan
obor yang menyala menerangi ribuan orang yang
memegang senjata, membentuk satu kesatuan yang kokoh,
dan siap untuk melakukan suatu pertempuran yang besar...
Rupanya orang-orang aliran Jian-kin-kau telah salah
menilai, terlalu memandang enteng kekuatan lawan,
meremehkan barisan Lo-han, Mereka sudah beberapa kali
menggempur hweesio di barisan Lo-han, tapi ke dua puluh
empat hweesio itu langsung berlarian berganti posisi,
sehingga beberapa orang aliran Jian-kin-kau telah terkurung
di dalam lingkaran barisan itu.
Serangan berantai dari hweesio dalam barisan Lo-han
bagaikan sebuah gelombang ombak, gelombang pertama
setelah memukul musuh langsung mundur dan diganti
gelombang kedua, maka dalam sekejap saja dua puluh
empat hweesio yang pertama di depan barisan sudah
berpindah ke belakang. Wanita berbaju putih itu melihat dari kejauhan, melihat
anak buahnya tidak berhasil menembus pertahanan Lo-han,
dia segera memetik lagi kecapi itu dengan tiga kali petikan.
Tiga kali petikan yang sederhana itu menandakan isyarat
pembunuhan Dewi KZ 431 Kian Ih Taysu mewaspadai suara kecapi itu, segera
memerintahkan anggota Lo-han-tin lebih gesit menggerakan
barisan Lo-hannya. Setelah memetik tiga kali suara kecapi, wanita berbaju
putih itu langsung menyerang dengan tangan dan jarinya,
maka dalam sekejap mata saja dia sudah menjatuhkan tujuh
atau delapan orang hweesio.
Bila dilihat, tingkat ilmu silat hweesio di bagian barisan
Lo-han tampak sangat baik, namun begitu terkena totokan
jari wanita berbaju putih itu mereka langsung roboh,
totokan wanita itu jitu mengenai sasaran, mem-buat
hweesio-hweesio jadi was-was, sehingga mengganggu
kecepatan gerakan barisannya.
A Bin yang dalam kepungan lima orang lawan, masih
belum berhasil membebaskan diri, walaupun dia melihat
barisan Lo-han makin lemah serangannya, tetapi dia belum
bisa membantu mereka. Salah satu orang anggota Jian-kin-kau yang mengepung
A Bin mengangkat pedang yang berbentuk melengkung,
dengan jurus "Pak-yan-lam-tou" (Burung utara menuju
selatan) dia menusuk tubuh A Bin, lalu kakinya melangkah
ke pinggir memimpin teman lainnya merobah posisi
masing-masing dan senjata mereka menyerang A Bin secara
berantai dari lima penjuru.
A Bin berteriak sekali, dia mengeluarkan golok di
pinggangnya dengan jurus 'In-ouw-pit-thian"(Awan dan
embun menutup langit), membuat perlindungan di seluruh
tubuh, jurus serangannya dirobah menjadi jurus bertahan,
Senjata lawan yang mendekati senjata A Bin langsung
terpukul mental. Dewi KZ 432 Orang berbaju emas pertama yang memegang pedang
melengkung pun terpukul mental, dan tangan kanannya
terasa menjadi lemas, hampir saja pedang yang
dipegangnya terlepas dari tangannya, pukulan itu membuat
dia terkejut, dia segera memberi tanda melingkar di udara
dengan pedangnya. Tandanya berarti memberi perintah pada temantemannya untuk menyerang A Bin dengan serentak dan
bersamaan, maka senjata seperti pedang, pentungan besi,
kail, golok dari semua arah menyerang A Bin, bila orang
yang di serang kurang tinggi ilmu silatnya, tentu akan sulit
menghindar dari serangan itu.
A Bin melihat, perobahan barisan lawan lebih cepat dan
lebih aneh, A Bin jadi lebih hati-hati, dia segera menekuk
kaki kirinya, membuat tubuh A Bin menjadi lebih pendek
satu kaki, lalu kaki kanannya dimantapkan, golok di tangan
diiringi tubuh yang berputar cepat, memukul empat senjata
yang menyerang. Tanpa menunggu perobahan barisan musuh, sambil
berteriak, kaki kanan A Bin menginjak tanah dengan penuh
tenaga, tubuh A Bin terbang ke atas sambil mengayunkan
golok, dengan suara gemuruh menyerang musuh yang
memegang pedang melingkar.
Orang itu tidak berani menerima serangan A Bin itu, dia
segera menghindar ke samping lima langkah, sambil
mengacungkan pedang ke atas lagi, empat teman nya segera
meningkatkan serangan pada A Bin.
A Bin gagal menembus pertahanan musuh, dia tetap
berada dalam kepungan barisan lawan.
Memang jika lima orang aliran Jian-kin-kau ini tidak
bekerja sama membentuk barisan, sudah lama mereka akan
dikalahkan oleh A Bin. Berkat barisan yang serba efisien
Dewi KZ 433 membuat tenaga mereka masing-masing bertambah besar,
dan langkah kaki yang teratur rapih dan kerja sama yang
baik, membuat A Bin sementara tidak bisa berbuat apa-apa.
Dia hanya bisa membentur kiri atau melabrak kanan seperti
naga terbang ke timur atau ke barat.
Pimpinan lima orang berbaju emas itu berteriak
menangkis golok A Bin, sambil melangkah ke kanan dua
langkah, pedang melingkar itu memberi tanda dua kali
diacungan keatas dan turun dua kali, tubuh dia berputar
sekali, lalu senjatanya menusuk dada A Bin. Empat orang
lainnya segera meningkatkan serangan mereka lebih
intensif, terdengar suara gemuruh dari gerakan senjata
mereka dan kilatan senjata bermacam bentuk, tubuh mereka
seperti menghilang dari barisan karena kecepatan
serangannya. A Bin yang telah mendapatkan ilmu hebat dari tiga guru
dan mempunyai dasar ilmu silat dari turunan keluarga,
karena tidak pernah belajar bagaimana menghadapi barisan,
kelebihan ilmu silat A Bin jadi tidak bisa membantu
banyak. A Bin seperti terkurung oleh angin serangan yang dingin
dari senjata musuh. Otak A Bin berpikir, terbayang ketika
gurunya yang memberi pelajaran tentang bermacam barisan
secara singkat di gua waktu yang lampau itu, dia segera
menenangkan pikiran, menghilangkan tujuan ingin cepat
mencari kemenangan. Tindakan A Bin ini akhirnya membuahkan hasil,
sekarang A Bin bisa melihat kelemahan barisan musuh,
ternyata barisan itu dilandasi aturan lima arah yang normal,
jadi dia harus menyerang sebelah utara dulu baru balik
menyerang ke sebelah selatan, dengan unsur air menjinakan
unsur api. Dewi KZ 434 Golok A Bin segera menyerang musuh yang berada di
sebelah utara. Ketepatan waktu A Bin itu bersamaan dengan pihak
lawan ketika ingin berpindah langkah, golok A Bin telah
menahan perobahan barisan dan membuat barisan itu jadi
tersendat. Berhasil menahan laju barisan lawan, tubuh A Bin segera
berputar ke arah selatan, dengan jurus 'Heng-in-na-gwat"
(Membagi awan mengambil rembulan) dia mendorong
mengerahkan tenaga kepada dua senjata lawan di satu
jurusan, dan menyerang satu orang berbaju emas di lain
tempat. Karena laju barisan musuh tersendat, terbukalah sebuah
celah, gebrakan golok A Bin telah membuat barisan itu
terlihat kacau untuk sementara.
Orang berbaju emas yang memimpin barisan segera,
mengangkat pedangnya ke udara dan berputar dua kali
menenangkan empat orang temannya yang sedang bingung,
maka barisan itu kembali bergerak ke asalnya lagi, tersusun
kembali. A Bin melihat di tengah perobahan barisan dari langkah
dan orang yang pertama gerak, mereka telah merobah arah
gerak mereka dari arah semula ke arah berlawanan.
Tanpa membuang waktu lagi, A Bin menyerang dengan
goloknya pada musuh yang pertama akan melangkah,
bersamaan itu dia melanjutkan serangannya pada musuh
yang akan melangkah berikutnya.
Maka perobahan barisan aliran Jian-kin-kau ini tidak
bisa berjalan lagi, sebab telah terganggu oleh serangan A
Bin dengan senjata golok dan pukulan tangan.
Dewi KZ 435 Orang berbaju emas yang memimpin barisan itu segera
menyerang A Bin dengan tiga kali tusukan pedang,
membuat A Bin terpaksa menangkis serangan pedang orang
itu, dua orang yang tadi terdesak keluar barisan segera
kembali ke tempat yang tepat lagi, dan A Bin terkurung lagi.
Perubahan barisan yang belum berhasil di bongkar itu
membuat A Bin marah, sambil menggerakan bulu alisnya,
A Bin memutuskan akan melukai lawannya, maka golok A
Bin menyerang lawan di bagian utara, lalu membalikkan
tubuh menyerang musuh dengan telapak tangan dengan
tenaga penuh. Maka tanpa ampun, tenaga dahsyat A Bin telah berhasil
melukai seorang musuh dengan jeritan kesakit-an yang
keras, tubuh orang itu terlempar sejauh dua tombak.
Sekali berhasil, tanpa menunggu perobahan barisan
musuh. Segera dengan tenaga penuh A Bin menghantam
musuh yang lain. Terdengar lagi satu jeritan kesakitan dari
orang kedua yang terluka.
Barisan anggota Jian-kin-kau jadi tidak bisa berfungsi
lagi karena dua orang anggotanya sudah terluka, pimpinan
mereka sangat marah, tanpa pikir bahaya dia melangkah
maju menyerang A Bin dengan serangan bertubi-tubi. A Bin
membalas serangan itu dengan goloknya.
Kelihatan orang ini seperti kelabakan, dia membiarkan
kedua temannya yang luka, terus menghadapi serangan
golok A Bin tanpa mau mengalah, dengan memusatkan
tenaga di pedang dia menusuk, membanting, menekan
golok A Bin, sehingga terdengar suara logam berbenturan
tiga kali. Bentrokan yang terjadi pada senjata mereka, buat A Bin
adalah hal yang ringan, tapi lain buat orang berbaju emas
yang menahan tiga kali serangan golok A Bin, sebab dia
Dewi KZ 436 telah meggunakan tenaga penuhnya, hingga bahu kanannya
terasa lemas, telapak tangannya seperti pecah. Dia terkejut
bukan main, segera dia memusatkan pikiran supaya lebih
tenang. Sambil melangkah ke posisi tengah, dia
menyalurkan nafas menghimpun tenaga dalamnya di pusat
titik 'Tan-tian" Dengan hati mengikuti nafas, dengan nafas
memimpin pedang, dia menggunakan ilmu pedang ternama
dari aliran Hai-lam yang tersohor ilmu pedang
melingkarnya. Ilmu pedang melingkar ini diciptakan oleh seorang jago
pedang dari Hai-lam seratus tahun lalu bernama "Li-coan",
ilmu pedang ini mempunyai sifat lembut bagaikan untaian
daun Liu, licin bagaikan ular, dengan bentuk aneh
melingkar seperti busur, membuat pedang semacam ini
mempunyai sifat tenaga menempel, menggebrak, mengetuk,
menarik, memecahkan, menggulung, menghilangkan, jadi
orang ini sementara bisa meredam tenaga gempuran tiga


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali serangan golok A Bin, menghindar dari keadaan
terdesak. A Bin menyadari bahwa kepandaian orang ini diluar
dugaannya, ilmu silatnya tampak lebih tinggi dari temanteman berbaju emas lainnya, malah lebih tinggi dari
temannya yang berbaju hitam, kemungkinan orang ini
punya kedudukan tinggi di aliran Jian-kin-kau, dia
ditugaskan menjadi pimpinan barisan "Ngo-heng hoan-sin"
adalah untuk mengelabui mata lawan, dia pun memakai
baju emas untuk menutupi identitasnya.
Dua orang teman dia yang berdiri di pinggir melihat dia
berhasil menahan gempuran A Bin, segera bersamaan ikut
menyerang A Bin lagi dengan senjata kail dan goloknya.
Serangan tiga orang itu ternyata bisa menahan gempuran
golok A Bin. Dewi KZ 437 Dalam berkesempatan ini A Bin melirik situasi
pertempuran yang terjadi, ternyata jago-jago dari pihak
Siau-lim masih belum bisa memukul mundur barisan
musuh, Hong-tai dan Siau-cian pun belum berhasil
melumpuhkan musuh. Meskipun wanita berbaju putih itu
telah melukai berapa orang hweesio dari barisan barisan Lohan, tapi barisan itu masih belum terlihat kelemahannya,
hanya saja tenaga gempurannya sudah mulai melemah. A
Bin berkesimpulan bahwa harus segera menyelesaikan
pertempuran ini, agar bisa menolong teman-temannya yang
bertempur. A Bin segera membentak, tubuhnya tertutup oleh
bayangan golok yang diayunkan, dengan memusat-kan
tenaga penuh di tangan kanan, dia menggempur musuh
yang memegang pedang melingkar, tangan kiri-nya
mengerahkan tenaga dalam sepenuhnya, meng-hamtam
musuh di sebelah kiri yang memegang golok, pukulan A
Bin seperti akan merobohkan sebuah gunung, dan terdengar
satu jeritan kesakitan dari musuhnya, dan orang itu
terlempar jatuh sejauh tujuh delapan kaki.
Bersamaan waktunya golok A Bin berbalik arah
menyerang musuh lain yang memegang senjata kail,
terdengar benturan senjata logam, senjata kail orang berbaju
emas itu terbang jatuh sejauh satu tombak, untung orang itu
tahu diri, dia segera berguling tiga kali kepinggir
menghindar. Dalam sekejap waktu A Bin telah menundukan satu
lawannya, sisa satu orang lagi yang paling kuat, mengetahui
tidak dapat mengurung A Bin lagi, dia membentak dan
dengan sisa tenaganya dia menyerang A Bin kembali.
Orang berbaju emas yang rebah melihat pimpinannya
menyerang A Bin lagi, diapun bangkit dan memungut
senjata kailnya, lalu menyerang bagian kanan A Bin. A Bin
Dewi KZ 438 berteriak keras, tanpa memberi waktu lawan berdiri tegap,
telapak tangan A Bin yang bertenaga dahsyat langsung
menghantam lawannya, terdengar jeritan orang berbaju
emas yang terpukul jatuh.
Pada saat A Bin merobohkan satu lagi musuh-nya,
terdengar satu teriakan dari mulut wanita berbaju putih
dengan ucapan: "Bagus! Baru sakarang kepandaian aslimu dikeluarkan,
sungguh hebat, biar aku saja yang mencoba kehebatanmu
......" Sambil bicara dia mengayunkan benda seperti pelangi
putih menyerang jalan darah Ki-bun A Bin.
Ternyata benda putih pelangi itu adalah ikat pinggang
wanita itu dipergunakan sebagai pedang.
Menghadapi serangan itu A Bin mengeserkan
langkahnya dan berputar tubuh, dengan jurus "Jian-bin-wiehong" (Seribu muka orang gagah) dia menciptakan tirai
golok berlapis menahan tusukan pedang wanita itu, lalu
ujung golok A Bin menusuk wanita berbaju putih.
Wanita berbaju putih itu telah berpengalaman dalam
menghadapi pertempuran besar, mengetahui kehebatan
jurus golok halilintar, maka tangan kanan dia menggerakan
tali pinggang untuk melindungi tenggorok kannya, dan
telapak tangan kiri mengeluarkan angin lembut untuk
menahan serangan A Bin, dengan tenang dia tertawa
kepada A Bin: "Tidak kusangka selain kau adalah turunan dari golok
halilintar dan mendapatkan kepandaian dari Siau-yaukiong, tenaga dalammu pun begitu hebat, umurmu masih
muda tetapi mempunyai dasar tenaga dalam seperti telah
berlatih enam puluh tahun, peninggalan dari dunia
persilatan telah kau dapatkan, akupun merasa iri atas
Dewi KZ 439 keberuntunganmu, hari ini aku ada kesempatan untuk
menguji ilmu kau, mari......"
A Bin tidak menaruh dendam pada wanita ini, namun
karena beda status antara musuh dan kawan, membuat dia
siap menerima tantangannya, dia menaruh kewaspadaan
padanya, sebab lawan ternyata menge-tahui banyak asal
usul dirinya. Wanita berbaju putih itu melayangkan tali pinggang itu
kemuka A Bin sambil menyapu kaki A Bin.
A Bin tetap berdiam ditempatnya, dia menarik nafas,
tubuh A Bin terbang ke atas, diatas udara tubuh A Bin
berbalik, golok A Bin diputar demikian rupa menciptakan
sinar emas yang bergetar melingkari kepala wanita berbaju
putih. Wanita berbaju putih menarik kembali tali pinggangnya,
menjatuhkan dirinya sebentar, lalu tali pinggangnya
menyambut rangkaian kilatan golok, setelah bersempatan
meluruskan tubuhnya lagi, dia menggoyangkan tali
pinggang berlapis-lapis seperti gunung berlapis.
A Bin tidak mau kalah, dia mendemontrasikan jurus
golok keluarganya, sekali-kali juga menyelipkan berapa
jurus dari ketiga gurunya, sinar dingin menutup kepalanya
sambil bersuara seperti halilintar bercampur suara angin.
Serangan wanita berbaju putih dengan tali pinggang pun
mengeluarkan siulan yang menembus udara, A Bin yang
tidak berani melukai wanita cantik ini, sehingga tenaga dari
jurus goloknya tidak berfungsi penuh, maka A Bin sering
terdesak dibawah angin, tetapi saat keadaan terdesak A Bin
selalu bisa mengeluar kan jurus ampuh memukul mundur
wanita itu. Dewi KZ 440 Dalam sekejab waktu mereka telah bertarung sekitar tiga
puluh jurus, masih tetap belum ada yang kalah dan
menang. Wanita berbaju putih itu melihat meskipun A Bin telah
bertarung sebanyak tiga puluh jurus, dia masih tetap bisa
bertahan, bahkan jurus-jurusnya tidak pernah habis
digunakan A Bin, dia merasa tenaga dalam A Bin sangat
kuat dan sadar A Bin pun masih punya rasa kasihan
padanya. Maka dengan menggunakan ilmu mengirim suara
dia berkata pada A Bin: "Anak muda, sungguh kau berbaik hati masih menaruh
rasa kasihan padaku, aku pun ingin terus terang padamu,
aku melayanimu juga demi kebaikanmu, asalkan kau
masuk ke dalam biara, maka dalam sekejab waktu, kau dan
orang-orang dalam biara akan terbakar menjadi abu."
A Bin terkejut mendengar kata-kata itu, persis seperti
dugaan A Bin, orang-orang aliran Jian-kin-kau telah
mengerjakan sesuatu di dalam biara, maka A Bin melirik ke
dalam biara, terlihat bara api makin kecil, seperti hampir
habis terbakar, A Bin menjadi ragu apakah ucapan wanita
itu betul atau bohong. Belum lagi A Bin berpikir habis, lokasi di bagian barat
dalam biara, dekat ruangan penyimpan kitab terlihat api
membubung tinggi ke atas langit. Waktu diperkirakan
menjelang fajar, dimana langit tampak gelap sekali, kobaran
api yang terjadi terasa sangat menakutkan orang, Hati A
Bin menjadi berat. Di bagian tenggara biara pun tampak api
berkobar lagi. Di bagian timur, selatan, barat dalam biara
sudah berapi, hanya bagian utara dekat pintu biara api
hanya berada di tangan para hweesio yang memegang obor.
Dewi KZ 441 A Bin merasakan ada satu pandangan dengan para
hweesio dan jago-jago di dalam biara maka dia berkata
pada wanita berbaju putih itu:
"Aku bertekad akan bersama-sama dengan mereka hidup
atau mati, aku berterima kasih pada kebaikanmu, tetapi
mulai detik ini, kau adalah musuhku yang harus dihadapi."
A Bin segera berteriak, dan merobah jurus goloknya
dengan jurus menyerang, setiap gerakannya maju mendesak
lawan. Meskipun wanita berbaju putih itu berilmu tinggi, tetapi
jurus golok A Bin sangat menakjubkan dan susah ditebak
arahnya, ujung goloknya selalu mengincar bagian tubuh
yang mematikan, membuat dia terdesak mundur.
Hati wanita berbaju putih itu tahu, bila dia masih
mempunyai rasa sayang pada anak muda ini, maka gerakan
yang telah direncanakan dengan matang selama beberapa
tahun akan menjadi gagal total. Maka segera menggigit gigi
dan berteriak, tali pinggangnya menusuk menghadang
serangan golok A Bin, dan bersamaan itu jarinya menotok
A Bin dengan totokan maut dalam jarak dekat.
Totokannya sangat dahsyat, dilakukan dengan sempurna
oleh wanita berbaju putih itu, belum pernah ada orang bisa
menghindar dari totokan jarinya, terlihat tubuh A Bin
terlempar diudara beberapa kali putaran lalu jatuh ke tanah.
Semua orang yang menyaksikan pertarungan itu terkejut
melihat A Bin terluka, Hong-tai dan Siau-cian berteriak dan
menghampiri A Bin. Semua jago-jago dari pihak Siau-lim mencemaskan
keselamatan jiwa A Bin, semua orang mengerumuni A Bin.
Kian Ih Taysu dengan kedua telapak tangan di depan
dada, berkata: Dewi KZ 442 "Jurus Hui-thian-it-ci yang hebat..." mendadak sebagian
orang tertawa terkejut, membuat ketua Siau-lim itu melihat
kembali pada A Bin. Ternyata A Bin sudah berdiri sebentar, dan duduk
kembali dengan mata tertutup, mengatur jalan pernapasan,
muka A Bin dari pucat berobah menjadi merah kembali,
dan sekejap dia sudah membuka kedua matanya,
memungut golok segera menghampiri wanita berbaju putih
lagi. Melihat A Bin tidak terluka oleh totokan jarinya, wanita
berbaju putih itu tampak bengong, entah sedih atau
gembira, dia mundur dua langkah baru sadar kembali dan
berkata: "Kau betul-betul beda dengan orang lain......"
A Bin tersenyum sejenak dan berkata:
"Jurus ketua sangat hebat, untung aku tidak mati oleh
jurus itu, aku mohon kau segera memberi perintah untuk
menghentikan penyerangan terhadap biara Siau-lim."
Wanita berbaju putih itu dengan marah berkata:
"Hari yang aku rencanakan berapa tahun, mana mungkin
dapat dihentikan oleh kata-katamu!"
A Bin berteriak keras dan berkata:
"Kalau begitu, hadapilah jurusku yang lain!" lalu berkata
pada Kian Ih Taysu, " Pihak musuh telah merencanakan
pemusnahan biara Siau-lim, untuk keamanan semua orang,
aku harap Taysu memberi perintah pada semua orang
dalam biara supaya keluar!"
Dengan jurus golok yang dimainkan seperti rangkaian
bunga, berobah seperti air hujan berwarna perak yang
menyirami tubuh wanita berbaju putih.
Dewi KZ 443 Jurus golok halilintar ini dimainkan A Bin lebih dahsyat
dari sang ayah. Wanita berbaju putih itu sangat marah pada A Bin,
karena membongkar rahasianya, dengan tali pinggang dia
menahan serangan golok A Bin dan sekali lagi tali pinggang
itu menerobos pertahanan golok A Bin.
Ayunan tali pinggang wanita itu sangat cepat dan
bertenaga menuju satu arah yang dikehendaki, tenaga yang
disalurkan bisa menghancurkan batu atau besi.
A Bin merasa jurus tali pinggang lawan sangat hebat, tali
pinggang itu belum sampai, getaran angin dari tali pinggang
itu sudah menekan tubuhnya, A Bin jadi teringat sebuah
jurusnya yang ampuh, dia segera menarik napas,
menggumpulkan hawa murni dari Tan-tian, lalu tubuh A
Bin terbang ke atas menghindari serangan tali pinggang itu.
Wanita berbaju putih itu dengan perasaan marah,
bertekat akan membunuh A Bin dengan totokan jarinya, dia
melihat A Bin turun dari atas dengan tubuh berputar dan
golok yang memancarkan warna emas menyerang
kepalanya. Jurus A Bin ini adalah jurus golok halilintar yang paling
hebat dinamakan 'Gin-han-hui-seng' (Bintang perak
terbang), kilauan dari golok itu sangat keras, sehingga susah
ditebak ujung golok itu menuju kearah mana.
Pengetahuan wanita berbaju putih sanga luas terhadap
jurus-jurus dari semua aliran, tetapi terhadap jurus A Bin
yang memutar tubuhnya di atas udara, dia tidak mengenal,
jurus ini seperti air hujan yang turun di atas kepala, dia jadi
merasa sedikit gentar. Dewi KZ 444 Tetapi wanita berbaju putih itu mempunyai dasar ilmu
silat yang kuat, biarpun gentar dia tetap bisa tenang, dia
berteriak sejenak, lalu memusatkan tenaga dalamnya di
tangan kanan, menggerakan tali pinggang membentuk tabir
cahaya sambil bersuara keras, mem-buat pasir tanah terbang
kemana-mana dan menahan serangan A Bin di atas kepala.
A Bin tidak mau beradu senjata dengan senjata
lawannya, dia khawatir goloknya akan dililit oleh tali
pinggang itu, maka A Bin menarik napas lagi, tubuh A Bin


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang turun ke bawah segera naik lagi sekitar tiga kaki, dan
menarik kembali golok yang berputar.
Dengan siulan seperti naga, tubuh A Bin berbalik
diudara, goloknya dengan kilatan cahaya dingin seperti
bintang meteor membentur bayangan tali pinggang lawan.
Wanita berbaju putih itu tidak dapat menahan serangan
A Bin ini, biarpun pertahanan dia sangat rapat, terdengar
suara kain robek, dan tubuh dia terasa dingin karena baju
dia telah robek oleh goresan golok A Bin.
A Bin segera turun dari udara berdiri tegap dengan
tatapan mata berwibawa, menunggu reaksi wanita berbaju
putih itu. Untuk pertama kalinya Wanita berbaju putih itu
dikalahkan oleh orang lain, dia panasaran dan ingin
mencoba lagi dengan ayunan tali pinggang itu.
Terdengar suara batuk dari orang berbaju emas yang
memegang pedang berbentuk melingkar dan menghampiri
wanita berbaju putih, dia berbisik di kuping ketua aliran
Jian-kin-kau itu. Wanita berbaju putih dengan mata bersinar dari belakang
kain tutup muka melihat sekeliling dan segera mengangkat
Dewi KZ 445 tangan mungil keatas dan melambaikan tangan dengan
perlahan-lahan. Lambaian tangan ketua aliran Jian-kin-kau memberi
perintah pada semua orang-orang aliran untuk mundur ke
belakang beberapa langkah, tetapi tetap melingkari pintu
biara Siau-lim. Kobaran api dalam biara makin meluas, tetapi ketua
Siau-lim seperti tidak peduli, dia hanya mengawasi musuh
yang berada di depan mata, barisan Lo-han tetap berdiri
dengan rapih, tidak kacau dan risau.
Tetapi jago-jago lain yang melihat orang-orang aliran
Jian-kin-kau mundur tanpa mengalami kekalahan, mereka
merasa curiga, musuh seperti menunggu sesuatu, tindakan
mereka ini mengundang kecurigaan pihak Siau-lim.
Ternyata Wanita berbaju putih itu memberi perintah
lagi pada anggota berbaju hitam yang menembakan
panah isyarat ke udara, terlihat kobaran api berwarna ungu,
memecahkan kegelapan langit.
A Bin terkejut melihat api ungu itu, api yang memberi
isyarat kepada orang-orang aliran Jian-kin-kau dalam biara
untuk bertindak, tetapi A Bin tidak tahu harus berbuat apa.
Demikian juga Kian Ih Taysu, tidak berbuat apa-apa, hanya
bisa menunggu perkembangan yang terjadi di dalam biara.
Api ungu isyarat itu tidak terlihat bereaksi dalam biara
yang masih dilanda kebakaran, hal ini membuat wanita
berbaju putih dan orang berbaju hitam merasakan ada
perobahan di luar dugaan mereka.
Ragu-ragu sejenak, wanita berbaju putih itu baru
mengambil putusan tegas dan berteriak:
"Serang!" Dewi KZ 446 Orang-orang aliran Jian-kin-kau segera mengangkat dan
mengayun-ayunkan senjata masing-masing, siap menyerang
lagi. Kian Ih Taysu berkata 'O-mi-to-hud" mengambil tongkat
pusaka yang dipegang murid Siau-lim di belakang
tubuhnya, membentangkan tongkat itu dengan suara seperti
angin puyuh, memukul mundur pesilat tinggi dari aliran
Jian-kin-kau yang maju mendesak.
Kerasnya pukulan tongkat ketua Siau-lim ini, membuat
pesilat tinggi dari pihak lawan tidak berani mendekati dan
semua di hadang mundur. Orang baju hitam yang bernama Pau-it-maju ke depan
menghadapi Kian Ih Taysu tanpa membawa senjata, tangan
kanannya langsung memukul dada ketua Siau-lim,
sedangkan tangan kiri secepat kilat ingin merampas tongkat
lawan. Sambil berkata 'O-mi-to-hud' sekali, tangan kiri Kian Ih
Taysu menyambut pukulan Pau-it, tangan kanan yang
memegang tongkat diayunkan ke bawah dan menghantam
kaki Pau-it. Pau-it tidak berhasil merampas tongkat ketua Siau-lim
dan untuk menghindari pukulan tongkat itu dia segera
mengangkat tubuhnya ke atas tetapi tangan kanan dia tetap
beradu dengan tangan ketua Siau-lim yang menimbulkan
sedikit suara. Kedua telapak tangan bentrok, masing-masing merasa
terkejut, karena tubuh Pau-it berada di udara dia kalah
tenaga dan terlempar kebelakang sekitar tujuh atau delapan
kaki, tetapi Kian Ih Taysu juga terdesak oleh pukulan Pau-it
dengan mundur tiga langkah, bersamaan itu orang-orang
Jian-kin-kau yang lain menyerang dari dua sisi.
Dewi KZ 447 Dengan tongkat di tangannya Kian Ih Taysu
menghantam Pau-it yang sudah mendekat kembali, dan
sebelah tangannya mengerahkan tenaga dalam siap
melancarkan menyerang. Pau-it berteriak keras: "Keledai gundul hayo mundur!" melancarkan pukulan
pada ketua Siau-lim itu dengan tenaga penuh, menotok
pada tongkat yang datang, membuat tongkat ketua Siau-lim
ditekan turun ke bawah. Kian Ih Taysu berseru: "Sungguh hebat pukulan Sicu!" dia bersiap akan
menerima pukulan lawan dengan telapak tangan Budha,
mendadak satu sinar pedang menghampiri mukanya,
seorang berbaju hitam yang mahir ilmu silat Bu-tong-pay
ikut menyerang. Kian Ih Taysu telah melihat orang ini ketika melawan A
Bin, dia tidak berani menganggap enteng, dengan tongkat
yang berada di bawah diangkat keatas dan melindungi
tubuhnya dengan bayangan tongkat.
Ujung pedang orang itu menghilang dari pandangan
mata, ternyata orang berbaju hitam itu berputar arah dua
kali dan menyelinap dari pinggir kanan Kian Ih Taysu,
berusaha maju kedepan. Soat-song Cinjin langsung menghadang orang itu dengan
tusukan pedang. Terlihat sesosok bayangan emas menghampiri dan suara
teriakan dari orang berbaju emas yang menggunakan
pedang melingkar telah ikut menyerang Soat-song Cinjin
dari belakang orang berbaju hitam, dia ingin melukai
tangan Soat-song Cinjin yang memegang pedang.
Dewi KZ 448 Orang ini mahir menggunakan ilmu pedang dan tidak
kalah dengan ilmu pedang Bu-tong-pay, maka Soat-song
Cinjin terpaksa mundur sedikit ke samping.
Orang berbaju hitam yang mahir dengan ilmu pedang
Bu-tong-pay dengan cepat melewati hadangan Soat-song
Cinjin, dia berusaha lebih maju ke depan, sekarang di depan
matanya berdiri Hoa-san Sinni dengan hudtimnya
menghalangi dia. Orang-orang aliran Jian-kin-kau yang lain tertahan oleh
barisan Lo-han. A Bin dan wanita berbaju putih itu mengawasi
pertarungan dari tempat yang berlawanan arah, siap untuk
menghadang lawan melangkah lebih maju, Hong-tai dan
Siau-cian pun tidak membantu dalam pertarungan itu,
mereka tetap berdiri di pinggir A Bin untuk melindungi A
Bin. Terdengar suara sayup dari mulut wanita berbaju putih,
katanya: "Anak muda, hari ini kau telah merusak rencana aku
yang sudah di atur sempurna, dan mata-mataku dalam
biara pun telah dilumpuhkan entah oleh siapa, membuat
jerih payah aku berapa tahun jadi sia-sia, dendam kematian
ayah dan kakakku, kau yang harus bertanggung jawab!"
A Bin jadi teringat kematian ayahnya yang juga belum
terbalas, A Bin merasa jika dia dipihak wanita berbaju putih
pun akan mempunyai perasaan sedih yang sama, maka dia
segera berkata: "Kau balas dendam untuk ayah dan kakakmu adalah hal
wajar, tetapi balas dendam pada semua orang dan
membakar biara Siau-lim adalah tindakan terlalu
berlebihan..." Dewi KZ 449 Wanita berbaju putih yang sedang dalam emosi sekali
mana mungkin menerima kata-kata A Bin, dia malah
berteriak dengan keras: "Sudah, jangan banyak omong, hari ini, kau yang mati
atau aku yang mati!"
Wanita berbaju putih itu menyerang A Bin lagi dengan
tali pinggangnya, tapi Hong-tai dan Siau-cian sudah lebih
duluan ingin melawan dengan senjata mereka.
Tapi A Bin melarang mereka maju dan berkata:
"Biar aku yang maju!" A Bin menggoyangkan golok dan
menggunakan jurus menempel di tali pinggang itu, lalu
menurunkan ke bawah dengan cepat.
Wanita berbaju putih berusaha menggetarkan tali
pinggangnya ingin melemparkan golok A Bin, ternyata
golok A Bin mempunyai daya tempel yang kuat di tali
pinggang, untuk menghilangkan tenaga tali itu, golok A Bin
tetap turun menuju tangan wanita berbaju putih yang
memegang tali pinggang. Jurus golok A Bin yang hebat itu adalah salah satu jurus
golok halilintar yang sulit dilepaskan oleh tenaga getaran
sebesar apapun. Wanita berbaju putih terpaksa melepaskan
tangan yang memegang tali pinggang.
Tindakan wanita berbaju putih melepaskan tali
pinggangnya adalah hal yang wajar untuk menyelamatkan
diri, tetapi setelah tali pinggangnya terlepas dari tangannya,
dia seperti terpukul oleh halilintar dan terpaku diam di
tempat. Sejak wanita berbaju putih mendirikan aliran Jian-kinkau, belum pernah gagal seperti hari ini, karena sedih maka
dia menangis seperti seorang gadis yang lemah, hilanglah
Dewi KZ 450 wataknya sebagai ketua aliran Jian-kin-kau yang sadis,
tegas, kuat. Hati A Bin merasa tidak enak karena telah melukai
kewibawaan wanita berbaju putih, dia ingin menghibur dan
menghampiri wanita itu dengan langkah perlahan-lahan,
dan berkata: "Kau jangan sedih, ini adalah......" Kata A Bin belum
habis, wanita berbaju putih itu telah mengangkat jarinya
yang mungil dan menotok A Bin yang tidak siap diri,
totokan itu persis diantara dua saraf penting, membuat
tubuh A Bin terpelanting terbang tinggi sekitar empat atau
lima kaki dan jatuh ke tanah dengan suara keras.
Hong-tai dan Siau-cian langsung berteriak dan segera
menghampiri A Bin, yang berbaring menghadap ke
samping, kedua mata A Bin tertutup rapat, warna mukanya
hijau dan nafas yang sangat lemah, seluruh tubuh
bergoyang. Dua gadis yang selalu bermusuhan saling pandang,
sejenak mereka mengesampingkan rasa permusuhannya.
Sambil menangis Siau-cian bertanya pada Hong-tai:
"Cici Hong-tai, apakah dia ......masih bisa tertolong?"
Hong-tai dengan perasaan sedih berkata:
"Dia ......belum habis, tetapi napasnya tinggal sedikit,
aku kira dia tidak tertolong lagi."
Siau-cian memperlihatkan mata yang marah dan berkata:
"Cici, bila dia tidak bisa hidup lagi, kita berdua bersamasama harus membalas dendam!"
Hong-tai dengan tegas berkata:
"Betul! Kita berdua harus membunuh wanita itu untuk
kakak A Bin." Dewi KZ 451 Kedua gadis yang baru berkawan itu menghampiri
wanita berbaju putih sambil memegang senjata masingmasing, pedang dan busur panah, dengan muka yang sedih
mendekati wanita itu perlahan-lahan.
Wanita berbaju putih itu seperti patung, berdiri
menunggu kedua gadis itu mendekat sekitar tiga kaki, baru
bertanya: "Kalian berdua ingin balas dendam untuknya?"
Hong-tai dan Siau-cian menganggukkan kepala dan
bersamaan berkata: "Kami akan membunuhmu demi kakak A Bin!"
Wanita berbaju putih dengan suara lemas berkata:
"Kalian berdua tidak akan bisa mengalahkan aku!"
Hong-tai dengan marah berkata:
"Tidak menjadi masalah, kami tetap akan melawanmu!"
Siau-cian malah berkata, "tidak bisa mengalahkanmu, kami
siap mati di tanganmu!"
Wanita berbaju putih itu dengan suara lemas dan
menghela napas berkata: "Aku marah, sehingga melukai dia, sekarang menyesal
pun percuma, mulai hari ini, aku tidak akan membunuh
lagi, dan tidak ingin berkelahi lagi dengan orang lain, kalian
berdua jangan mengganggu aku lagi, aku akan pergi!"
Setelah habis bicara, dia mengeluarkan kecapi memetik
lagu yang sangat sedih, membuat kedua pipi Hong-tai dan
Siau-cian penuh dengan air mata, mereka tertegun berdiri,
lupa mencari wanita berbaju putih untuk membalas
dendam. Dewi KZ 452 Setelah sadar kembali, wanita berbaju putih sudah
menghilang dari pandangan mata mereka, hanya terdengar
suara kecapi yang sedih itu dari kejauhan hingga berhenti.
Orang-orang aliran Jian-kin-kau pun mengundurkan diri
karena tidak ada pimpinannya lagi.
Setelah orang-orang aliran Jian-kin-kau turun ke bawah


Legenda Golok Halilintar Karya Lan Li di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gunung, hweesio-hweesio Siau-lim-sie membereskan mayatmayat yang bergelimpangan dimana-mana, ternyata kedua
pihak telah mengalami kerugian yang sama besar. Api
dalam biara juga mulai padam, kemungkinan keributan
dalam biara sudah dapat diatasi.
Kian Ih Taysu, Soat-song Cinjin dan lain-lainnya tidak
mempedulikan keadaan dalam biara, mereka menghampiri
tubuh A Bin yang terluka parah. Soat-song Cinjin yang
pertama memeriksa luka A Bin, setelah memeriksa denyut
nadi di tangan A Bin dia jadi murung, berkata dengan
sedih: "Lui-siauhiap terluka diantara dua urat nadi penting,
dewapun sulit mengobati lukanya."
Mendengar kata-kata itu Hong-tai dan Siau-cian
menangis tersedu-sedu, wajah pendekar-pendekar lain pun
sedih, mereka terpaku diam di tempat lupa untuk menengok
keadaan dalam biara. Di dalam biara terlihat serombongan orang,
menghampiri kerumunan orang yang sedang memperhatikan keadaan A Bin. Mereka adalah Sin-kisiucai Cukat Hiang dan Gin-hoat-lo-jin Wie Tiong-hoo dan
pesilat tinggi lain yang mendapatkan kabar bahwa A Bin
terluka, sehingga mereka berebutan keluar biara untuk
melihat A Bin. Dewi KZ 453 Setelah melihat keadaan luka A Bin, semua orang turut
merasa sedih, Cukat Hiang yang punya julukan orang
bijaksana atau peramal jitu juga tidak punya akal apa-apa.
Mendadak terdengar suara teriakan aneh dari mulut
seorang yang baru datang:
"Adik Lui! Kau......kau kenapa!"
Seorang yang roman wajahnya seperti monyet itu segera
menyelinap masuk ke dalam kerumunan orang, dia adalah
teman baik A Bin, Cia Ma-lek. Melihat kedatangan Cia Malek, Hong-tai teringat kembali waktu pertama kali bertemu
A Bin, sehingga dia semakin sedih melihat keadaan luka A
Bin. Cia Ma-lek melihat A Bin terluka parah dengan nafas
yang lemah, diapun ikut menangis dengan suara keras.
Dari luar kerumunan orang-orang terdengar suara marah
seseorang dan berkata: "Anak-anak tidak becus, apa guna menangis, ayo
beritahu aku, apakah anak muda itu telah berhenti
bernafas?" Semua orang berpaling melihat orang yang marah itu,
ternyata seorang kakek yang memakai jubah terbalik dan
seorang yang berumur kira-kira lima puluh tahun dengan
berpakaian bangsawan yang mewah.
Cia Ma-lek mengenali mereka, yang seorang adalah Yopo-lo-to yang kocak, sedangkan satu orang lagi adalah
gurunya sendiri Seng-jiu-pui-suo Leng Hau-te.
Melihat kedatangan dua orang itu, entah sedih atau
gembira, Cia Ma-lek segera memberi hormat pada Suhu
dan Supeknya, sambil menangis berkata:
Dewi KZ 454 "Adik Lui......dia masih bernafas, tetapi ...... hampir
mati!" Yo-po-lo-to dengan suara marah berkata:
"Kau keliru berkata, ada nafas berarti tidak mati, tidak
mati berarti tidak akan mati, mengapa bilang hampir mati!"
Cia Ma-lek tidak berani menjawab pada Supeknya yang
memarahi. Semua pendekar telah mengenal kakek yang berpakaian
aneh dan bertabiat kocak ini, sehingga tidak tersinggung
oleh ucapan dia, hanya tidak menyangka bahwa guru Cia
Ma-lek yang tersohor dengan nama julukan pencuri ajaib
ini ternyata berpakaian sopan sekali.
Cukat Hiang baru bisa menjelaskan kejadian dalam biara
pada Kian Ih Taysu dengan berkata:
"Hari ini kita beruntung dibantu oleh kedua Tayhiap ini,
sehingga biara Siau-lim bisa selamat!" lalu dia bertanya
pada dua orang tua itu, "apakah Lui-siauhiap masih bisa
tertolong "' 0-0dw0-0 BAB 8 Busur dan pedang bergabung dengan golok
Mengetahui kedatangan dua orang yang begitu tersohor,
dan di depan semua jagoan mengatakan bahwa A Bin tidak
akan mati, semua orang nampak gembira.
Peramal jitu Cukat Hiang segera mendesak pada Yo-polo-to, cara apa yang bisa menyelamatkan jiwa A Bin.
Yo-po-lo-to membelalakkan sepasang matanya yang
aneh pada semua orang, tampak bola mata yang berwarna
Dewi KZ 455 putih lebih banyak dari warna hitam, dengan mata itu dia
berkata pada Cukat Hiang:
"Kau seorang cendekiawan, pengetahuannya segudang,
ilmu bumi dan perbintangan tahu semua dengan julukan
sebagai Peramal jitu, kenapa jadi begitu bingung."
Sudah menjadi kebiasaan bagi kakek ini, semua orang
pernah diledeki oleh dia, maka Cukat Hiang tidak marah,
malah dengan nada bersungguh-sungguh dia berkata:
"Aku masih belum tahu obat atau ilmu apa yang bisa
menolong adik Lui dari totokan maut itu."
Yo-po-lo-to makin memperlihatkan tingkahnya sebagai
orang tua yang berpengalaman berkata:
"Aku katakan padamu, Peramal jitu, kau lebih muda dari
aku, lebih sedikit makan nasi dari aku sekitar dua atau tiga
puluh tahun, maka pikiranmu kurang jernih bila
menghadapi masalah, aku tanya, totokan Hui-thian-it-ci
kehebatannya apa saja."
Cukat Hiang menjawab seperti menghitung benda
pusaka di rumah sendiri katanya:
"Totokan itu digunakan dengan memusatkan pikiran,
mati atau hidup, tetapi bila yang terkena totokan adalah
nadi yang penting, segera akan mati..."
Cukat Hiang begitu cerdas otaknya, baru saja berkata
pada detik itu dia langsung mengerti dengan suara "OH"
sebentar dia langsung berkata dengan gembira:
"Aku mengerti, adik Lui ini kena totokan maut diantara
dua nadi penting, tetapi tidak langsung mati berarti dia
punya kekuatan tenaga dalam yang hebat, sehingga bisa
menahan luka yang berat itu, maka dia tidak akan mati!"
Dewi KZ 456 Cukat Hiang menerangkan begitu jelas, mem-buat semua
orang jadi gembira, Hong-tai dan Siau-cian langsung
berhenti menangis, Cia Ma-lek pun sangat gembira sambil
tidak hentinya menggosok kedua kuping dan pipi dengan
tangannya. Yo-po-lo-to berkata dingin:
"Kalian jangan gembira dulu, totokan maut itu pun
jangan dipandang remeh, anak muda ini bertahan tidak
mati karena dasar tenaga dalamnya sangat hebat, tetapi bila
tidak ada cara lain untuk menolong, dia akan pingsan
demikian rupa sampai tenaga dia habis dan mati!"
Tiga Dara Pendekar 13 Tongkat Sakti Berbulu Domba Karya Mike Simons Unforgettable Moment 3

Cari Blog Ini