Ceritasilat Novel Online

Seruling Haus Darah 5

Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung Bagian 5


"Hu ! Walaupun aku tak makan, tak nanti aku memasuki perkumpulan
pengemis kalian !" sahut si bocah. "Aturan dari mana kau pakai, maka kau berani
memaksa orang begini macam " Apakah kau tak takut pada wet negara "!"
Mendengar perkataan Han Han, Kay-san Jie-sian-cie ketawa gelak-gelak,
sampai tubuhnya tergoncang.
"Bagus ! Rupanya kau benar-benar kepala batu !" katanya kemudian dengan
suara yang tawar. "Kalau tak diberi hajaran, mungkin kau masih akan bandel terus
menerus! Nah, terimalah ini !" tahu-tahu Han Han melihat jari telunjuk pengemis
itu ada di depan mukanya, dan keningnya telah kena ditotok oleh pengemis itu. Si
bocah merasakan seluruh tubuhnya kesemutan, lalu semacam hawa panas yang
membakar dirinya menerjang di dadanya, sehingga dia jadi bergulingan di tanah
dengan butir keringat dingin membanjiri kening serta tubuhnya. Namun, biarpun
dia tersiksa oleh totokan pengemis itu, tokh dia tak mengeluarkan suara rintihan,
hanya matanya tetap mendelik pada pengemis itu, bibirnya digigit keras-keras
untuk menahan perasaan yang menyiksa itu.
Melihat kebandelan si-bocah, pengemis gunung itu ketawa dingin, namun
hatinya mengakui juga kekerasan hati si bocan.
189 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Dia jadi kagum. Tadi dia telah menotok jalan darah Ma Kie-hiatnya Han
Han, suatu jalan darah yang menyebabkan golakan hawa Yang, hawa panas,
ditubuh si bocah. "Bagaimana " Apakah kau tetap tak mau membuka,mulut ?" bentak sipengemis.
Han Han mendongkol sekali pada pengemis ini, lebih-lebih dia menyiksa
begitu macam. Dia jadi mempunyai perasaan, bahwa pengemis ini jahat sekali.
Maka itu, saking mendokolnya, juga saking menahan sakit, dia jadi memejamkan
matanya sambil menggigit bibirnya, sampai bibir bawahnya itu berdarah! Butirbutir keringat mengucur di kening dan di tubuhnya.
Si pengemis ketawa dingin, dia mengulurkan tangannya lagi, menotok jalan
darah Yang-lohiatnya si bocah. Inilah hebat, dengan tertotoknya jalan darah itu,
maka jalan darah Thay-yang-hiatnya si bocah terbuka, sehingga hawa panas itu
jadi menerjang menerobos masuk menjalari tubuhnya, si bocah jadi tersiksa benar,
dia seperti dibakar oleh perapian, butir-butir keringat sebesar biji kacang mengalir
keluar. Dari muiutnya terdengar suara 'aaah', 'uhh' yang perlahan sekali, dia
bukannya merintih, tapi saking menahan perasaan yang menyiksa dirinya itu, sibocah tak menyadarinya telah mengeluarkaa suara kesakitan. Akhirnya, ketika
hawa panas itu bergolak lebih hebat, menerjang kearah jalan darah Su Tie-hiatnya,
dia jadi tak dapat menahannya lagi, biar bagaimana dia hanya seorang bocah biasa,
yang tak pernah mempelajari ilmu silat maupun Lwee-kang, maka dengan
dibukanya jalan darah Yang-lo-hiatnya itu, semua hawa kotor itu seperti juga
dilepaskan bebas menerobos kearah jantungnya. Si bocah jadi jatuh pingsan tak
sadarkan diri. Kay-san Jie-sian-cie ketawa mengekeh, dia mengambil buli-buli araknya
yang ada di dekat pohon, lalu dituangkan menyiram muka si bocah.
Karena siraman arak itu, maka Han Hati jadi tersadar. Waktu dia membuka
matanya, perasaan panas yang menerjang di dirinya masih bergolak menyiksa
sekali. Dia mengeluarkan keluhan.
"Bu ..... bunuhlah aku ! Janganlah kau menyiksa aku begini macam !" teriak
si bocah dengan suara tergetar menahan perasaan sakit.
Pengemis gunung itu ketawa rnengejek.
"Kau mau mampus !" tanyanya mengejek, "Enak benar kau bicara !! Hu !
Hu ! Kay-san Jie-sian-cie tak pernah membiarkan orang hukunannya mati dengan
190 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
enak ..... "kalau kau masih tetap membandel dan berkepala batu, aku akan
menghadiahkan kau hukuman yang lebih enak lagi."
Si bocah she Han itu sudah tak tahan akibat totokan si pengemis pada Yanglo-hiatnya, yang menyebabkan terbukanya jalan darah Thay-yang-hiatnya, dia jadi
melompat dan berjingkrak-jingkrak untuk mengurangi hawa panas yang
menggolak di dadanya itu. Muiutnya tak hentinya mengeluarkan suara ha, ha, hu,
hu, dan keadaan si bocah harus dikasihani,
Kay-san Jie-sian-cie mendengus melihat kebandelan si bocah,
"Nih kuhadiahkan lagi kau perasaan yang enak menyegarkan ! " dan dia
menotok So-lay-hiatnya Han Han.
Begitu jalan darah So-Iay-hiatnya kena ditotok oleh si pengemis lagi,
perasaan panas itu bercampur baur dengan hawa dingin yang merangsek ke jalan
darah Thay-yang-hiatnya juga. Inilah hebat, dia hanya seorang bocah, mana kuat
dia menahan serangan dua hawa Im dan Yang, dingin dan panas, secara berbareng,
yang menerobos ke jalan darah Thay-yang-hiatnya" Sedangkan seorang jago silat
yang kosan, kalau jalan. darah Thay-yang-hiatnya dibuka dan ditotok kedua jalan
darah Yang-lo-hiat dan So-lay hiat yang dapat menimbulkan golakan hawa dingin
dan panas, tentu akan semaput dan mati. Maka si bocah sambil berjingkrakjingkrak dengan mata melotot dan mulut bersuara haha, huhu, akhirnya dia rubuh
setelah berteriak; "Pergemis edan ..... pengemis siluman .....!" seterusnya dia tak sadarkan diri.
Si pengemis mendengus, dia murka karena bukannya si bocah menyerah
oleh siksaan itu, malah sebelum pingsan dia masih sempat memaki dirinya dengan
sebutan pengemis edan dan pengemis siluman. Kay-san Jie-sian-cie jadi
mengawasi si bocah yang pingsan tak bergerak, muka Han Han telah berubah
kehijau-hijauan, karena, kedua hawa murni Im dan Yang yang berarti di dalam
dirinya bergolak menerjang-nerjang ke jalan darah Thay-yang-hiatnya. Sekali saja
jalan darah itu kena ditembusi dan menerobos kejalan It-hiatnya, maka biarpun dia
berteman dewa dan memakan obat dewa, jiwa si bocah tak mungkin dapat ditolong
lagi, Kay-san Jie-sian-cie sendiri memahami itu, dia juga telah melihat bahwa
Han Han tak mengerti ilmu silat. Tapi melihat kebandelan si bocah, dia jadi
mendongkol, sebab selama dia berada di-Kay-pang, belum pernah ada orang yang
berani menentangnya, biarpun Pang-coe dari Kay-pang sendiri, dia juga
mengindahkannya. Tapi bocah ini, biarpun telah disiksa setengah mati, dia malah
191 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
memakinya, inilah hebat. Pengemis gunung itu jadi ingin melihat sampai di mana
kebandelan bocah itu. Maka itu, dibiarkannya tubuh Han Han menggeletak
pingsan, tak ditolongnya.
Lama juga si-pengemis menunggu sadarnya si bocah she Han itu sambil
sebentar-sebentar meneguk arak didalam buli-bulinya. Sekali-sekali dia melirik ke
arah Han Han yang masih menggeletak pingsan di sampingnya.
Sesaat lamanya, perlahan-lahan tampak si bocah menggerak-gerakkan
tangannya, lalu dengan mengeluarkan jeritan yang menyayatkan. dia melompat,
bergerak kesana-kemari sambil menjerit-jerit menahan hawa panas dan dingin
yang bergabung bergolak didirinya, kemudian dia rubuh lagi dan jatuh pingsan
pula, Mukanya kehitam-hitaman semu hijau, nyata jiwa si bocah telah sekarat
kalau tak cepat ditolong, maka jiwanya itu akan sulit untuk dilindungi lagi dari
tangan Giam-lo-ong. Kay-san Jie-siau-cie mendengus, dia duduk dan memandang wajah si-bocah
yang telah kehitam-hitaman itu,
Sebetulnya dia juga iba melihat keadaan si bocah, hatinya tergerak, sebab
biar bagaimana, biarpun adatnya aneh, namun dia sebetulnya seorang pendekar
yang. berbudi, yang sering menolong yang lemah dan menghajar si kuat tapi
penindas. Namun disebabkan kejelusan dan kepenasarannya melihat kebandelan
dan ketabahan si bocah, pengemis gunung ini malah jadi mendongkol dan mau
mencoba sampai di mana kebandelan bocah itu. Diangkatnya tangannya,
dituangkan arak dari dalam buli-buli itu kemuka Han Han, sehingga ketika
tersiram oleh cairan yang menyiarkan bau keras memabokkan itu, si bocah jadi
tersadar. Namun, begitu dia membuka matanya, bocah itu merasakan tubuhnya
sangat dingin sekali, seperti juga dirinya direndam dilautan es. Tubuhnya
menggigil dan giginya bercatrukan. Namun, dia tetap tak mengeluarkan suara
rintihan, dia hanya menggigit bibirnya keras-keras, matanya mendelik pada si
pengemis penuh dendam. Dia sudah tak bisa bersuara untuk memaki pengemis itu
lagi. Kay-sao Jie-san-cie mendengus.
"Bagaimana" Apakah kau tetap membandel terus?" tanyanya si-pengemis
agak lunak. "Asal kau mau membuka mulut meminta ampun kepadaku, maka kau
akan kubebaskan dari siksaan itu !"
Namun, bukannya si bocah meminta ampun, dia malah memejamkan
matanya dan membuang muka ke arah lain. Giginya masih bercatrukan karena
192 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
menahan hawa dingin yang bukan main, yang bergolak di dirinya, tubuhnya juga
menggigil. Melihat kebandelan si bocah, si-pengemis Kay san Jie-sian-cie sebetulnya
tadi ingin menolongnya, namun dia jadi membatalkan maksudnya.
"Baiklah ! Rupanya kau benar-benar berkepala batu!" katanya sengit. "Aku
ingin lihat, kau dapat bertahan sampai di mana!" maka si pengemis lalu duduk di
tempatnya semula, meneguk araknya dan tak memperdulikan si bocah lagi.
Yang kasihan adalah Han Han. Dia jadi menggigil terus menerus
kedinginan, karena hawa Im bergolak hebat menerjang ke jalan darah Ie-hiatnya.
Kalau saja serangan hawa Im itu telah dapat menerobos Thay-yang-hiat dan dapat
masuk ke Ie-hiatnya, jangan harap bocah itu dapat hidup terus. Lebih-lebih
sekarang hawa Yang juga bergolak berbareng dengan hawa Im itu, maka siksaan
yang diderita oleh si bocah benar-benar hebat.
Kay-san Jie-sian-cie sendiri heran melihat kekuatan hati dan kebandelan si
bocah. Dia jadi tak mengerti dan sering-sering mengawasi Han Han. Di dalam
hatinya! mau tak mau dia harus mengakui ketabahan bocah itu.
"Tulang yang baik .....!" bisik hati kccilnya. "Bocah semacam inilah kalau
mendapat bimbingan yang hebat, dia tentu akan menjadi seorang jago yang tiada
taranya di bumi ! Akh, sebetulnya dia di bawah pengawasan Tiang-loo mana "
Cung Tiang-loo selalu berlaku keras pada anak buahnya, tentu si bocah kalau
menjadi anak buah Cung Tiang-loo, dia tak mungkin berani berlaku kurang ajar
padaku, sedangkan Sah Tiang-loo juga selalu mendidik anak buahnya dengan
penuh kesabaran dan budi pekerti, sehingga tak mungkin kalau bocah ini menjadi
anak buah Sah-Tiang-loo tak mengenal kesopanan kepada tingkatan yang lebih
tinggi .....! Lalu, kalau bukan Cung atau Sah Tiang loo, jadi si-bocah ini anak buah
siapa?" Kay-san Jie-sian-cie benar-benar bingung, memikirkan asal usul si bocah
yang luar biasa ini, dia jadi tak habis pikir. Berulang kali dia melirik pada si bocah
yang masih menggigil kedinginan menderita disebabkan serangan hawa Im.
Achirnya Kay-san Jie-sian-cie tak tega, dia bangkit berdiri menghampiri si bocah
akan membebaskan dari totokannya yang tadi.
Namun, baru saja dia melangkah satu langkah, di sampingnya, dari balik
semak-semak, terdengar kata-kata : "Omitohoed ! Omitohoed! Bermurah hatilah
pada seorang bocah yang tak berdaya apa-apa!"
193 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Cepat-cepat Kay-san Jie-sian-cie menoleh dengan terkejut, karena ssbagai
orang berkepandaian tinggi, dia tak mengetahui kehadiran orang itu. Dilihatnya
yang mengucapkan nama Buddha itu seorang laki-laki tua berjanggut putih, dia
berpakaian seperti seorang pendeta, kepalanya juga gundul.
Hanya, baju kebesarannya. itu digambar dengan bermacam-macam bunga,
sehingga walaupun dia berpakaian seorang Hwe-sio, tokh orang akan tahu bahwa
dia hanya seorang Hwe-sio gadungan yang luar biasa.
Tampaknya orang itu telah menghampiri mendekati Han Han, dia
menggeleng-gelengkan kepalanya waktu melihat keadaan si bocah dan menyebut
nama sang Buddha, diulurkan tangannya untuk menotok jalan darah Thay-yanghiat si bocah untuk membendung hawa Im dan Yang yang sedang berusaha
menerobos jaian darah itu, kemudian setelah si bocah terhindar dari kematian, dia
memutar tubuhnya menghadapi si pengemis gunung.
Tadi waktu melihat si Hwee-shio yang berpakaian luar biasa itu, muka si
pengemis gunung telah berubah pucat, dia teringat pada seseorang waktu melihat
lukisan-lukisan bunga yang terdapat di baju si pendeta.
"Kay-sian Jie-sian-cie!" tegur pendeta itu sabar. "Sie-coe terlalu kejam
menyiksa bocah ini melampaui batas ! Apakah Sioe-coe tak dapat turun tangan
agak ringan sedikit kepada bocah yang tak berdosa itu "!"
Muka Kay-sian Jie-sian-cie jadi bero-bah lagi, dia membungkukkan
tubuhnya untuk memberi hormat kepada si-pendeta.
"Apakah aku sedang berhadapan dengan Jiauw Pie Jielay Khu Sin Hoo Loocian-pwee "!" tanya si pengemis dengan suara menghormat.
Pendeta itu menyebut nama sang Buddha lagi, dia mengangguk sabar
wajahnya welas asih. "Ya ..... Pin-ceng memang she Khu dan bernama Sin Hoo !" sahutnya
dengan suara yang sabar. "Apakah kesalahan bocah itu sehingga dia harus
menjalani hukuman yang begitu berat ?"
Kembali Kay-sian Jie-sian-cie membungkukkan tubuhnya memberi hormat
kepada Jiauw Pie Jielay atau si Buddha berlengan seribu.
"Siauw-kay memang telah terlalu menuruti dan mengumbar
kemendongkolan hati!" sahut si pengemis cepat. Siauw-kay ialah si pengemis
kecil. "Siauw-kay memang menyesal telah menyiksa bocah itu melampaui batas
..... tapi Loo-cianpwee ..... dia terlalu kurang ajar sekali, karena walaupun dalam
194 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
satu Pang, tokh kepada orang yang tingkatannya lebih tinggi, dia tak mau berlaku
hormat sedikitpun ..... !!"
"Sian-chay ! Sian-chay !" memuji si pendeta yang mempunyai julukan
Buddha berlengan seribu itu. "Tapi walaupun dia mempunyai kesalahan yang
bagaimana besarpun, Pin-ceng kira tak sepantasnya Sioe-coe membuka jalan darah
Yang-lo-hiat dan So-lay-hiatnya, karena jangankan bocah itu yang tak mempunyai
kepadaian apa-apa seandainya Sie-coe sendiri kalau dibuka kedua jalan darah itu
pada diri Sie-coe, kau tentu akan menemui kematianmu .....!!"
Muka Kay-sian Jie-sian-cie jadi berubah pucat. Dia takut pendeta itu nanti
menotok kedua jalan darahnya itu.
"Ya, ya Siauw-kay memang bersalah !" sahutnya cepat.
''Hmm ..... !" mendengus Hwee-shio itu.
"Pergilah Sie-coe, biarlah tinggalkan bocah itu kepada Pineceng, agar aku
dapat memberikan pengobatan dan rawatan padanya ! Mudah-mudahan jiwanya
masih dapat tertolong!"
Cepat-cepat Kay-san Jie-sian-cie menjura.
"Terima kasih Loo-cian-pwee ..... untuk seterusnya Siauw-kay tak berani
sembarangan menyiksa orang ! katanya cepat, kemudian setelah menjura sekali
lagi, dia memutar tubuh untuk berlalu.
Kay san Jie-sian-cie begitu jeri pada si Hwee-shio, karena dia mengenali
bahwa pendeta itu sebetulnya memang bernama she Khu dan bernama Sin Hoo.
Dia bergelar Jiauw Pie Jielay, si Buddha berlengan seribu. Dialah salah satu di
antara ketujuh jago yang menguasai daratan Tiong-goan, kepandaiannya hanya
sukar diukur. Maka itu, karena mengenal kelihaian orang, Kay-san Jie sian-cie jadi
jeri sekali pada Hwee-shio itu.
Satelah melihat Kay-san Jie-sian-cie berlalu, Khu Sin Hoo membalikkan
tubuhnya, berjongkok di dekat si bocah. Tadi waktu pendeta she Khu itu menotok
jalan darahnya menutup peredaran hawa Im dan Yang, si bocah jatuh pingsan lagi.
Khu Sin Hoo Jauw Pie Jielay mengawasi wajah si bocah, dilihatnya semua
hijau masih belum lenyap dari wajah Han Han, dia jadi menarik napas dan meraba
nadi si bocah. Sesaat kemudian, tampak, dia menggeleng-gelengkaa kepalanya.
Hatinya mencelos. "Aeh ..... Kay san Jie-sian-cie sangat kejam !" gumamnya. "Walaupun tadi
aku keburu menghentikan peredaran jalan darah yang membawa arus Im dan Yang
namun jiwa bocah ini sulit untuk diselamatkan. Kemungkinan kecil dia dapat
195 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
hidup terus ..... barang kali dia hanya dapat hidup selama tiga bulan lagi, nanti
setelah pergolakan hawa Im dan Yang mengaduk isi perutnya, dia akan menemui
kematiannya ..... !" Akhh, kasihan bocah ini ....." dan Khu Sin Hoo menarik napas
lagi. Dia mengurut jalan darah Jwan-sie-hiatnya si bocah, sehingga perlahan-lahan
Han Han tersadar. Waktu dia membuka matanya, dirasakan tubuhnya lemas sekali,
dia memandang sekelilingnya dengan pandangan mata heran.
"Too-tiang ..... kemana pengemis siluman itu ! " tanya si-bocah ketika tak
didapatkan Kay-san Jie-sian-cie di situ. Dia menatap si Hwee-shio.
Si Hwee-shio tersenyum sabar, wajahnya welas asih, dia mengusap kepala si
bocah. "Pengemis siluman itu telah Pin-ceng usir ..... kau tak usah takut lagi nak!"
hiburnya ramah. "Siapakah namamu ?"
Mendengar si Hwee-shio yang menjadi penolongnya, cepat-cepat Han Han
bangkit berdiri, tapi dia telah rubuh lagi, karena dirasakan kedua kakinya lemas
sekali. Untung saja Khu Sin Hoo cepat-cepat menyanggahnya, sehingga dia tak
sampai terbanting. "Jangan bergerak dulu nak ..... istirahatlah, kau masih lemah ..... " hibur Khu
Sin Hoo dengan suara yang sabar.


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Han Han jadi terharu. Dia memang seorang anak yang perasa, kalau orang
berlaku keras dan kasar padanya, dia akan lebih keras lagi. Bila mati, dia takkan
menyerah. Tapi kalau orang memperlakukan dirinya dengan lemah lembut, maka
walaupun dia harus mengorbankan jiwanya. pasti dia akan mendengar kata-kata
orang itu. Apa lagi sekarang ayah. dan ibunya telah gila dan entah berada di mana,
mendengar suara si Hwee-shio yang penuh kasih-sayang, hati si bocah jadi sedih,
tanpa disadari, dari pelupuk matanya menitik air mata.
Khu Sin Hoo jadi terkejut melihat si bocah menangis, dia meugusap-usap
kepala si bocah, hati orang tua itu jadi terharu, karena dia tahu, kalau si bocah tak
menemui pengobatan yang tepat, paling lama jiwanya hanya dapat bertahan tiga
bulan lagi. "Jangan menangis nak ..... !" katanya dengan penuh kasih-sayang. "Jangan
menangis ..... tak ada orang yang berani menghina dirimu lagi ! Pinceng akan
membelamu!!" Hwee-shio itu sebetulnya bermaksud untuk menghibur Han Han, namun tak
tahunya Han Han jadi menangis lebih keras lagi. Hati si bocah jadi terharu
berterima kasih pada pendeta ini.
196 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Entah bagaimana aku harus membalas budi Too-tiang. ..... " kata si-bocah
sesambatan di antara isak tangisnya. "Too-tiang begitu baik padaku .....!! Biarlah,
kalau nanti aku sudah dewasa, aku akan membalas budi Too-tiang itu .....!!"
"Ya, ya, ya ..... pasti kau akan mempunyai kepandaian yang tinggi dan tak
mungkin ada yang berani menghinamu lagi!" hibur si Hwee-shio, pada hal hati
Khu Sin Hoo jadi seperti tersayat, sebab dia tabu, asal si bocah tak memperoleh
pengobatan yang jitu, dia paling lama hidup hanya tiga bulan lagi. Tak lebih dari
itu. Hampir saja orang tua she Khu itu menitikan air mata, tapi dia berusaha untuk
membendungnya. Khu Sin Hoo sendiri heran, merupakan seorang jago yang luar
biasa, itu yang pantang menyerah pada kesengsaraan yang selalu dihadapi penuh
keriangan, juga lawan maupun kawan jeri padanya. Namun sekarang, menghadapi
Han Han, timbul rasa kasih sayangnya pada bocah ini !
Han Han berusaha untuk bangun lagi, dia lalu berlutut di hadapan Khu Sin
Hoo. Hal ini membikin,si Hwee-shio jadi repot untuk membangunkannya.
"Jangan banyak peradatan! Jangan banyak peradatan!" seru Khu Sin Hoo.
"Bangunlah .....!!"
Han Han duduk kembali setelah memanggutkan kepalanya tiga kali.
"Siapa namamu nak ?" taaya Khu Sin Hoo setelah melihat goncangan hati si
bocah agak tenang. "Aku she Han dan bernama tunggal Han menerangkan si bocah. "Siapakah
nama Too-tiang yang mulia, agar aku dapat mengingatnya budi Too-tiang itu?"
Jangan berkata begitu Han-jie .....!" kata Khu Sin Hoo cepat. "Pertolonganku
itu tak berarti apa-apa .....! Oya, mengapa kau bisa sampai mengalami hal demikian
macam ?" Ditanya begitu, Han Han jadi menundukkan kepalanya, wajahnya jadi
muram. Dia lalu menuturkan apa yang telah dialami oleh keluarganya.
"Akh ..... rupanya Gin Tiok Su-seng dan yang lain-lainnya telah datang ke
daerah ini juga .....!" gumam Hwee-shio itu setelah mendengar cerita Han Han. Dia
menarik napas lagi. "Kasihan nasibmu, nak ..... jadi sekarang kau mau menuju ke
mana ?" Hen Han menggelengkan kepalanya.
"Sementara ini aku belum mempunyai tujuan Too-tiang !" jawabnya.
"Entahlah ..... aku juga tak tahu harus pergi kemana !"
Khu Sin Hoo memandang hiba pada si bocah.
197 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kalau begitu kau ikut bersamaku saja!" katanya menawarkan. "Kau setuju
bukan?" Cepat-cepat Han Han menekuk lutut berlutut di hadapan Khu Sin Hoo lagi
dengan gembira. Terima kasih Too-tiang ..... entah bagaimana membalas budi Too-tiang yang
maha besar ini .....!!" katanya.
Khu Sin Hoo cepat-cepat membanguni si bocah, kemudian dengan
bergandengan tangan seorang bocah cilik yang baru berusia sepuluh tahun dengan
Hwee-shio yang sudah lanjut usianya, seorang tokoh silat yang luar biasa,
meninggalkan tempat itu .....!
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 13 KHU SIN HOO Jiauw Pie Jilay mengajak Han Han bermalam di Sian-liechung, kampung bidadari, yang terletak di tepi sungai Sui-ho. Mereka menginap di
sebuah penginapan kecil yang terdapat di kampung itu, juga Khu Sin Hoo
membelikan Han Han beberapa perangkat pakaian.
Telah dua hari mereka melakukan perjalanan, dan selama itu Khu Sin Hoo
tak melihat adanya tanda-tanda serangan hawa Im-yang di tubuh bocah itu kumat
kembali, walaupun wajahnya masih bersemu kehijau-hijauan.
Tapi menjelang tengah malam, di saat Kho Sin Hoo mau tidur setelah
bersemedi, hatinya jadi mencelos waktu melihat tubuh si bocah mengigil seperti
orang kedinginan. Han Han tidur di pembaringan di seberang, sehingga dia dapat
melihat getaran tubuh bocah itu, walaupun dia tak mendengar suara rintihan si
bocah. Cepat-cepat Khu Sin Ho menghampiri, dia memegang tubuh si bocah dan
dia jadi terkejut, semangatnya terbang. Tubuh si bocah panas seperti api, tapi dia
menggigil seperti orang kedinginan, Khu Sin Hoo telah tahu, inilah gelagat jelek,
hawa Im dan Yang sedang mengamuk di dalam diri si bocah itu, Hwee-shio itu jadi
terharu melihat kekuatan hati si bocah yang tak merintih waktu mengalami
penderitaan semacam itu. 198 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Han-jie .....!" terluncur dari bibir Khu Sin Hoo nama Han Han, dia
mengawasi muka Han Han yarg bersemu hitam.
Han Han membalikkan tubuhnya, bibirnya tergetar menahan serangan hawa
Im yang dingin, padahal dirinya panas seperti serangan api, dibakar oleh api
neraka, karena hawa Yang juga sedang mengamuk dirinya. Namun, walaupun
begitu, walaupun sedang mengalami penderitaan yang hebat, si-bocah berusaha
untuk tersenyum dengan bibir yang tergetar.
"Too-tiang ..... aku tak apa-apa, Too-tiang .....!" katanya dengan suara yang
tergetar menggigil dan agak susah. "Pergilah Too-tiang tidur, besok juga hawa
dingin akan lenyap .....!!"
Hati Khu Sin Hoo jadi terharu, dia jadi menitikan butir-butir air mata. Orang
tua she Khu itu tak dapat menahan gejolak hatinya. Dipeluknya si bocah sambil
mengerahkan tenaga Lwee-kangnya, untuk mengurangi serangan hawa dingin
diperutnya, "Apa yang kau rasakan, Han-jie?" tegurnya penuh kekuatiran,
"Perutku ..... perutku seperti kejang dingin sekali, Too-tiang .....!" sahut sibocah dengan suara yang susah, matanya sayu sekali dan bibirnya tergetar seperti
orang kedinginan, Khu Sin Hoo tak banyak bertanya lagi, dia duduk bersila di pembaringan si
bocah kemudian tangannya ditempelkan pada perut Han Han, dikerahkan tenaga
Lwee-kang Cit Ciat Tie Mo Tin Lwee-keh', suatu ilmu tenaga dalam yang paling
lihai, paling nomor satu .di dalam dunia persilatan, sehingga berangsur-angsur Han
Han merasakan semacam hawa hangat murni menerobos masuk keperutnya dan
perlahan hawa-hawa dingin yang menyiksa itu buyar dari perutnya,
"Bagaimana perasaanmu Han-jie ?" tanya Khu Sin Ho setelah berselang satu
jam lebih, "Agak lebih baik, Too-tiang .....!" sahut si bocah sambil menatap Hwee-shio
itu dengan tatapan mata berterima kasih, '"Ach, aku hanya merepotkan Too-tiang
saja !" Khu Sin Hoo mengulap-ulapkan tangannya memerintahkan supaya Han Han
tak bicara dan dia mengerahkan tenaga 'Cit Ciat Tie Mo Tin Lwee-keh', lalu
setelah berselang satu jam lagi, barulah Han Han dapat tertidur.
Khu Sin Hoo kembali kepembaringannya, dia jadi kasihan pada nasib si
bocah. Juga dia jadi mendongkol pada Kay-san Jie-sian-cie yang telah begitu
kejam menurunkan tangan telengas pada si bocah. Menurut mustinya, kalau orang
terluka di dalam, sebagai seorang jago nomor wahid, Khu Sin Hoo seharusnya
199 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
dapat menyembuhkannya. Lebih-lebih dengan menggunakan 'Cit Ciat Tie Mo Tin
Lwee-keh', walaupun orang terluka parah, dia pasti akan dapat menyembuhkannya.
Namun bedanya, Han Han telah terbuka kedua jalan darahnya yang terpenting,
maka sulit bagi orang she Khu itu untuk mengirimkan tenaga murni pada si bocah.
Karena kalau dia memaksa terus mengirimkan tenaga murni, pintu dari Thay-yanghiat si bocah yang memang sudah terbuka itu akan kebanjiran hawa murni ini dan
akan menerobos masuk ke It-hiatnya, akibatnya akan hebat, bocah itu akan
meninggal. Maka dari itu, Khu Sin hoo tak berdaya untuk mengobati si bocah.
Sampai kentongan ketiga, dia tak dapat tertidur nyenyak, karena orang tua
she Khu itu telah memutar otak untuk mencari jalan keluar bagi penyembuhan sibocah. Terlambat saja pengobatan untuk bocah itu, maka jiwa si-bocah sulit untuk
ditarik pulang dari genggaman tangan Giam-lo ong, si raja akherat. Dia jadi sering
melirik Han Han yang sedang tertidur dan berulang kali Khu Sin Hoo menarik
napas. Sampai mendekati fajar, dia masih tak dapat menemukan jalan untuk
mengobati luka si bocah. Namun, ketika dia mendengar suara kokok ayam yang pertama, tiba-tiba di
kepalanya berkelebat suatu ingatan. Dia ingat seseorang, sehingga dia melompat
duduk sambil menepuk pahanya.
"Ha, benar !" serunya kegirangan. "Dia pasti akan dapat mengobati Han-jie
!!" tapi, sesaat kemudian wajahnya jadi berubah murung kembali. "Tapi ..... apakah
dia mau menolong Han-jie " Sifatnya begitu aneh, selalu angin-anginan, sehingga
sulit untuk diminta pertolongannya, lagi pula kalau memang dia sedang gembira,
baru dia mau mengobati orang, sedangkan kalau dia sedang mendongko1, biarpun
orang itu mati di depannya, tak nanti dia akan menolongnya ! Akh ..... bagaimana
ini harus kupecahkan "!" dan Khu Sin Hoo jadi memutar otak lagi.
Ternyata orang yang diingatnya itu adalah Yan Hoa Piek, salah seorang
tokoh jago silat di antara ketujuh jago luar biasa itu. Karena, selain mempunyai
gelaran Tok Sian Sia atau si-katak berbisa, orang-orang juga memberikan gelaran
Tok-beng-lan-sin-she pada Yan Hoa Piek, karena dia mengerti obat-obatan dan
sangat lihai sekali dalam pengobatannya. Setiap penyakit tak ada yang tak sembuh
di bawah pengobatannya itu. Maka dari itu dia sampai mendapat gelaran Tokbeng-lan-shian-she atau tabib pemulih jiwa. Dan memang kenyataannya, kalau
sedang gembira, Yan Hoa Piek memang sering merolong orang, sering mengobati
laki-laki orang, tapi kalau dia tak mau, walaupun orang menangis darah di depan
mukanya, dia tak nantinya turun tangan menolongnya.' Itulah suatu keanehan sifat
200 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Yan Hoa Piek. Malah yang meragukan Kbu Sin Hoo ialah, mereka sebagai jagojago dari ketujuh jago luar biasa yang selalu memperebutkan gelar untuk jago
nomor satu, maka kalau dia sampai memohon-mohon pertolongan Yan Hoa Piek,
pamor Khu Sin Hoo akan merosot. Lagi pula itupun kalau memang orang she Yan
itu bersedia untuk menolongnya, tapi kalau seandainya dia tak mau menolongnya.
Khu Sin Hoo terang tak dapat memaksanya, karena kepandaian mereka berimbang,
sama-sama kosen. Sampai terang tanah Khu Sin Hoo masih tak menemukan jalan keluar untuk
menolong Han Han, Akhirnya, orang tua she Khu itu jadi tak tidur semalaman, dia
jadi mengambil keputusan untuk melihat gelagat saja. Kalau memang masih
dilindungi Thian, maka si bocah pasti tertolong dan walaupun nantiuya tak bisa
tertolong juga ..... itu memang; sudah nasibnya Han Han ..... !
Berpikir begitu, Khu Sin Hoo jadi menarik napas dalam-dalam, hatinya
sangat iba memikirkan keselamatan Han Han. Walaupun mereka baru bertemu,
namun Khu Sin Hoo sangat menyayangi si bocah, seperti juga rasa cinta seorang
ayah terhadap puteranya ..... ! Entah mengapa, dia menyukai bocah itu. Cuman
sayangnya, dia telah bersumpah tak akan mengambil murid, maka tak mungkin dia
akan mengangkat si bocah menjadi muridnya. Dia tak bisa melanggar sumpahnya
itu. Siang harinya, Khu Sin Hoo mengajak Han Han menyeberangi sungai Suiho, menyewa perahu Coa Wie Sie. Waktu menyewa perahu orang she Coa itu, di
dalam perahu sudah ada dua orang lainnya yang bermaksud menyeberangi sungai
Sui-ho itu juga. Mereka duduk membelakangi, sehingga Khu Sin Hoo tak dapat
melihat wajah kedua orang itu.
Tapi karena sedang berduka memikirkan luka Han Han, maka Khu Sin Hoo
tak mau memperdulikan kedua orang itu, dia duduk di dekat buritan.
Waktu perahu meluncur perlahan-lahan menyusuri sungai Sui-ho itu, Khu
Sin Hoo menatap air sungai dengan tatapan mata yang bingung, dia melihat buihbuih air yang banyak ditimbulkan oleh geseran badan perahu, dia jadi teringat pada
penghidupan manusia yang menyerupai buih-buih air sungai itu. Lahir, dewasa,
lalu tua dan mati, seperti juga air buih itu yaag akhiraya pecah dan leayap .....
manusia juga akhiraya akan mati, dikubur dan menjadi tanah kembali ..... lenyap
seperti buih-buih air sungai itu!
Mengingat semua itu, Khu Sin Hoo jadi menarik napas, perasaan yang
mengganjel dihatinya agak lenyap sedikit. Dia mulai dapat menguasai dirinya .....!
201 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Perahu Coa Wie Sie masih meluncur terus menyusuri sungai Sui-ho, tapi di
saat sampai di tengah sungai, dari arah timur tampak mendatangi dua buah perahu
yang bentuknya, berukuran kecil dengan di ujung buritannya menyerupai kepala
naga. Perahu itu meluacur dengan kecepatan penuh, sehingga dalam waktu yang
singkat telah mendatangi kearah perahu Coa Wie Sie.
Melihat cepatnya perahu itu yang meluncur ke arahnya, Coa Wie Sie jadi
gugup, cepat-cepat dia menuju kearah kepala perahunya dan berteriak. "Hei .....
hati-hati !! Jangan jalan secara berendeng begitu, kita akan saling bertubrukan !!"
gugup sekali tampaknya juragan perahu ini.
Tapi tak ada penyahutan dari kedua perahu itu dan tampaknya orang-orang
di kedua perahu berkepala naga itu seperti tak melayani peringatan Coa Wie Sie,
karena kedua perahu itu masih meluncur dengan kecepatan penuh ..... !!
Itulah hebat, kalau sampai terjadi tabrakan, maka kedua kendaraan air itu
akan mengalami kerusakan dan bisa karam. Hal itu menggugupkan sekali Coa Wie
Sie, dia sampai berteriak-teriak sekuat tenaganya.
Tampak di perahu sebelah kanan dari perahu itu muncul seorang laki-laki
dengan muka dipenuhi cabang berewok yang kasar, di pinggangnya tersoren
sebatang golok yang besar. Wajahnya bengis menyeramkan. Dia tertawa keras.
"Thian-san Sian-eng .....!" teriaknya nyaring. "Mengapa kalian seperti nonanona Kang-lam saja " Mengapa sekarang kalian tak mempunyai nyali untuk
menemui kami?" dan kedua perahu itu masih meluncur semakin mendekat. "Kalau
kau tetap tak mau mengunjukkan diri, maka terpaksa kami akan menabrak perahu
kamu itu agar karam .....!!"
Mendengar ancaman itu, kedua orang yang selalu duduk membelakangi
buritan, terdengar mendengus. Dan disebabkan dengusannya itu, Khu Sin Hoo jadi
melirik, tapi tetap saja dia tak bisa melihat wajah orang.
Coa Wie Sie yang jadi lebih gugup, dia sampai berjingkrak ketakutan.
Lebih-lebih ketika kedua perahu itu sudah mendekati, terlihat di ujung dari kepala
perahu itu diperlengkapi dengan tiga ujung besi yang menyerupai besi jangkar,
maka kalau sampai perahu itu bertabrakan, yang akan menderita kerugian adalah
pihak Coa Wie Sie, karena perahunya akan ketabrak karam. Yang lebih hebat lagi,
tepian sungai Sui-ho terpisah cukup jauh, sehingga kalau sampai terjadi tabrakan
itu, mereka akan kelelap di dasar sungai .....!
Khu Sin Hoo jadi melirik kedua orang duduk membelakangi buritan. Tentu
kedua orang itu yang sedang dicari oleh kedua perahu itu. Khu Sin Hoo jadi ingin
202 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mengetahui, siapa sebetulnya kedua orang itu yang dipanggil sebagai Thian Sianseng.
Sedangkan kedua perahu itu telah meluncur semakin dekat keperahu Coa
Wie Sie, dengan tiba-tiba kedua orang yang duduk membelakangi buritan itu
berdiri, mereka melompat kekepala perahu.
"Kalian dari pihak Mo-in-shia terlalu mendesak kami!" teriak salah seorang
di antara mereka. "Baiklah ! Biarlah hari ini kami adu jiwa dengan kalian !"
Lelaki yang ada di kepala perahu yang baru mendatangi itu kembali tertawa.
"Hmm ..... rupanya kalian memang Enghiong-enghiong yang gagah berani !"
ejeknya. "Bagus ..... ! kami pihak Mo-in-shia memang tak ingin menyeret-nyeret
orang yang tak bersalah. Hai juragan perahu, dekatkan perahu kemari, kau dan
penumpangmu yang lain tak akan kami ganggu seujung rambutpun!"
Kedua orang itu, Thian-san Sian-seng, jadi mendengus lagi. Dia
mengibaskan tangannya kepada Coa Wie Sie.
"Dekatkanlah perahumu pada perahunya ..... kami tak ingin disebabkan kami
kalian mengalami celaka !" setelah berkata begitu, dia menoleh kearah Khu Sin
Hoo, sehingga Khu Sin Hoo dapat melihat wajahnya. Ternyata dia seorang anak
muda yang baru berusia di antara duapuluh empat tahun, potongan mukanya
bersegi empat, tampan sekali, tubuhnya juga gagah, ketika melihat Khu Sin Hoo
hanya seorang tua yang kurus kering itu, dan juga Han Han seorang bocah yang
tampaknya ketolol-tololan, dia jadi tak memperhatikannya lagi.
Coa Wie Sie juga tak berani membantah perintah dari anak muda itu, dia
mendekatkan perahunya kearah mana perahu yang tadi dipanggil oleh anak muda
itu sebagai Mo-in-shia itu. Perlahan-lahan perahu saling merapat dan di kala badan
perahu terpisah tiga tombak, dari kedua perahu berkepala naga itu berlompatan


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lima sosok tubuh keperahu Coa Wie Sie. Gerakaan mereka ringan sekali, karena
waktu mereka hinggap di perahu orang she Coa itu, perahu tak tergoncang. Semua ini
menunjukkan kelihaian Gin-kang mereka, ilmu entengkan tubuh mereka.
Kelima orang yang baru mendatangi itu ternyata berpakaian sama, berwarna
serba kuning dan celana hijau. Wajah mereka semuanya ditumbuhi janggut yang
kasar sekali. Orang yang tadi pertama muncul di ujung perahu, yang ikut melompat
ke-perahu Coa Wie Sie, telah majukan dirinya menghadapi kedua penumpang
perahu Coa Wie Sie, lalu matanya menyapu seisi perahu, mereka memandang
203 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sambil lalu pada Khu Sin Hoo, lalu tak memperhatikannya lagi. Dia telah ketawa
dingin pada si anak muda yang dipanggilnya Thian-san Sian-eng itu.
"Bagaimana ..... apakah kau tetap tak mau menemui ketua kami" " tegur
orang bermuka berewok kasar itu.
Kawannya anak muda itu, yang ternyata seorang anak muda juga, mungkin
usianya lebih tua satu-dua tahun dari kawannya, telah ketawa dingin.
"Bukankah telah berulang kali kami katakan, bahwa kami masih mempunyai
sedikit urusan, maka dengan sangat menyesal kami tak dapat memenuhi panggilan
ketua kalian ! " dia menyahuti, "Lain waktu kalau memang kami melalui daerah
kamu ini, kami pasti akan mengunjuk hormat pada ketua kalian ! "
Lelaki berewok itu tersenyum dingin, sedangkan keempat kawannya yang
lain, yang rata-rata mempunyai muka bengis juga, jadi tak enak dilihat.
"Thian-san Sian-eng.....! " bentak laki-laki berewok kasar tersebut.."Apakah
kau benar-benar tak mau memberi muka pada ketua kami?"
Salah seorang di antara kedua anak muda itu, yang lebih mada usianya, telah
mendengus dia berkata dingin "Kami dari pihak Pek Bwee Kauw belum pernah
mengganggu pihak kalian, mengapa hari ini kalian mau mempersulit diri kami " "
tegurnya, nyata dia tak senang akan sikap orang.
Laki-laki berewok kasar itu ketawa dingin, "Pek Bwee Kauw boleh
menjagoi daratan,, tapi di air, jangan harap kalian dapat meloloskan diri dari
kami!" katanya tawar.
"Jadi kalian pihak Mo-in-shia benar-benar mau membentur Pek Bwee
Kauw?" tegur salah seorang Thian-san Sian-eng, suaranya sudah.mulai panas dan
suasana mulai tegang. "Mana berani kami melanggar pihak Pek Bwee Kauw ?" katanya dengan
suara mengejek. "Tapi kalau pihak Pek Bwee Kauw juga bermaksud untuk
mengembangkan saya p dan menguasai pihak kami, maka kalian jangan harap bisa
melakukannya ..... Hu ! Kalian boleh lihai di daratan, tapi di atas air ini, kami ingin
melihat kekosenan orang-orangnya Pek Bwee Kauw!"
Muka Thian-san Sian-eng jadi berubah, mereka mengerutkan sepasang alis
mereka. "Cioe Wie ! " bentak salah seorang di antara mereka. "Walaupun pihak
kalian dari Mo-in-shia menguasai perairan di sini, kami dari pihak Pek Bwee Kauw
belum tentu jeri pada kalian ! Hmm.....jangan kalian coba-coba menyentuh pihak
Pek Bwee Kauw, karena sekali saja kau berbuat kesalahan, Hu ! Hu ! Biarpun
204 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
kalian lari ke-ujung lautan, tetap saja jiwa kamu akan kami kejar.....Pek Bwee
Kauw belum pernah mau menyelesaikan persoalan habis begitu saja !"
Laki-laki berewok .yang dipanggil Cioe Wie atu mendengus, mukanya
berubah jadi tambah bengis,
"Baik !" serunya "Jadi kalian benar-benar tak mau memberi muka pada
ketua kami ! Aku, orang she Cioe, belum pernah memaksa atau melakukan
kejahatan pada masyarakat, Mo-in-shia selalu berbuat kebaikan, tapi kalau menang
kau memaksa juga, maka terpaksa kami harus menyeret kalian menghadap ketua
kami !!" "Boleh saja kalau memang kalian mempunyai kemampuan untuk melakukan
hal itu !!" menyahuti salah seorang Thian-san Sian-eng tawar. "Kami tak bentrok
dengan Mo-in-shia, tapi kalau terpaksa, hmm, hmm, walaupun kaisar, akan kami
tentang juga !!" Muka Cioe Wie jadi berubah hebat, dia berseru nyaring menggeledek, lalu
mencabut golok yang tersoren di pinggangnya.
"Bagus l" serunya murka. "Jadi kau benar-benar tak melihat gelagat !!
Lihatlah!" dan dia menunjuk kearah kedua perahunya, di mana tampak- berpuluhpuluh anak buahnya sebagian tak berpakaian sedangkan yang sebagian lagi
mementang panah, siap untuk dilepaskan. "Begitu aku memberikan perintah, maka
orang-orang kami itu akan terjun ke dalam air dan membor perahu ini, seumpama
kalian pandai berenang, tokh, kalian tak mungkin lolos dari panah-panah kami itu!"
Wajah Thian-san Sian-eng jadi berubah. Mereka juga harus mengakui,
betapa hebat kesudahannya kalau sampai perahu yang ditumpangi mereka itu dibor
oleh orang-orang Mo-in-shia. Mereka memang dapat berenang, namun biar
bagaimana kalau dihujani oleh panah-panah, mereka tentu tak mungkin dapat
menghindari anak-anak panah itu. Lebih-lebih mereka mengetahui bahwa panahpanah dari orang-orangnya Mo-in-shia itu semuanyai beracun.
"Bagaimana " Apakah kau tetap tak mau memberi muka kepada ketua
kami?" tegur Cioe Wie waktu melihat orang bersangsi.. "Bukankah lebih baik
kalau kalian mengikuti kami menghadap pada ketua kami " "
Salah seorang Thian-san Sian-eng ketawa dingin, walaupun hati mereka
agak jeri, namun mereka mendongkol orang memperlakukan mereka demikian
macam. Makas seketika itu juga mereka mengambil keputusan untuk mengadu
jiwa, untuk bertempur mati-matian melawan orang-orangnya Mo-in-shia. itu. Maka
205 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
dari itu, di kala melihat orang mencabut goloknya, salah seorang Thian-san Sianeng tersenyum mengejek.
"Apakah kalian menduga orang-orang Pek Bwee Kauw takut mati ?"
serunya. "Lihatlah .....! " dan tahu-tahu 'Sreett !'. dia mencabut pedang, yang
dilintangkan di depan dadanya. Perbuatannya itu diikuti oleh kawannya yang
seorang lagi. Mereka jadi saling pandang dengan tatapan yang bermusuhan,
memancarkan cahaya mata membunuh.
Khu Sin Hoo yang melihat itu jadi menarik napas.
"Akh..... dari tahun ketahun semakin banyak jago-jago muda yang
bermunculan .....namun umumnya mereka sangat ceroboh serta berangasan sekali!"
pikir Khu Sin Hoo Jiauw Pie Jielay. Dia jadi mengawasi, dilihatnya Cioe Wie
membolang-balingkan goloknya. Keempat kawannya juga telah mencabut golok
mereka masing-masing. "Hari ini, karena terpaksa Mo-in-shia harus membinasakan orang l" seru si
berewok itu. "Nah, jagalah seranganku !!" dia bukan hanya memperingatkan,
karena tangannya telah bergerak dengan cepat, goloknya berkelebat menyambar ke
arah Thian-san Sian-eng yang lebih tua itu. Cioe Wie menyerang dengan tipu 'Kantee Poat-cong" atau 'mencabut bawang ditanah kering!' Serangannya itu cukup
hebat, karena goloknya itu mengarah keleher anak muda itu.
Kedua anak muda ita memisahkan diri yang seorang yang mudaan, telah
melompat untuk melayani keempat kawannya Cioe Wie. Thian-san Sian-eng
menggunakan ilmu pedang Tee Coan Liok Kiam-hoat atau enam ilmu pedang
lingkaran bumi. Hebat gerakan kedua anak muda itu, karena setiap pedangnya
berkelebat, maka jiwa salah seorang itu pasti terancam, sehingga kelima orang
yang mengurungnya itu jadi agak terdesak.
Cioe Wie sendiri di saat goloknya kena ditangkis oleh Thian-san Sian-eng
yang tuaan itu, dia menarik pulang goloknya, lalu dengan mengeluarkan bentakan,
dia menyerang lagi dengan menggunakan jurus 'Seng Heng Touw Coan' atau
Bintang- melintang dan berputar, goloknya menyambar ke dada anak muda itu.
Melihat datangnya serangan itu, si pemuda menangkis, lalu dia berteriak
kepada kawannya yang lebih muda itu: "Sung Ming Soe-tee ..... kalau memang
perlu, marilah kita membuka jalan darah !!"
Anak muda yang dipanggil Sung Ming mengangguk sambil mengayunkan
pedangnya. 206 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Begitupun baik, Auw-yang Soe-heng !!" teriaknya. Dan dengan
mengeluarkan seruan, dia menggerakkan pedangnya dengan jurus 'Pay-san-to-hay'
atau 'merubuhkan gunung untuk menguruk lautan', pedangnya seperti juga
runtuhnya gunung, yang berkelebat-kelebat dengan kecepatan yang sulit dilihat
oleh mata, berkelebat kearah keempat kawannya Coe Wie, terdengar berulang kali
benturan senjata tajam mereka, lalu tampak mereka saling berlompatan
menjauhkan diri, kemudian setelah masing-masing melihat senjata mereka,
kembali mereka menerjang maju dan saling tempur lagi.
Anak muda yang satunya lagi, Auw-yang, juga menggerakkan pedangnya
dengan cepat. Dia tak mau kalah dengan Soe-teenya itu, dengan cepat, dia serang
Cioe Wie dengan tiga serangan berantai, masing-masing bernama 'Hwa Liong
Tiam Ceng' atau melukis Naga menitik matanya', lalu disusul oleh 'Loan Yauw Calioe' atau 'membungkukan pinggang menancap Yang-liu, dan yang terakhir dia
menyerang dengan Lian-hoan-toat-beng-kiam' atau Berantai merampas jiwa.
Serangannya yang ketiga inilah yang paling hebat, karena pedangnya itu seperti
juga telah berubah menjadi puluhan batang pedang dan mengincar setiap bagian
penting dan berbahaya di tubuh Cioe Wie.
Cioe Wie sendiri jadi terkesiap melihat hebatnya anak muda itu. Dia
memang sudah mendengar kehebatan Auw-yang tapi dia tak menduganya bahwa
anak muda itu dapat menyerang berantai semacam itu. Maka itu, dia tak tak berani
berayal, dengan cepat dia memutar goloknya, sehingga dia dapat menangkis
serangan-serangan anak muda itu, kemudian, melompat mundur.
"Thian-san Sian-eng ..... !" serunya.
"Apakah kau benar-benar memilih jalan kematian?" tegurnya dengan suara
mengguntur. "Apakah kau benar-benar mau mengambil jalan damai dengan pihak
Mo-in-shia. Anak muda itu sebetulnya bernama Auw-yang Boen, dia ketawa dingin
mendengar pertanyaan orang.
"Hmmm ..... walaupun orang-orang Pek Bwee Kauw terkurung oleh lautan
pedang dan golok, tapi mereka tentu tak akan menyerah pada manusia-manusia
semacam kau !!" katanya dengan suara menghina. "Majulah, aku juga tak akan
berlaku sungkan-sungkan lagi! Jiwamu pasti akan kukirim keakherat !!"
"Jangan kau bicara terkebur, Thian-san Sian-eng ..... !" bentak Cioe Wie.
"Hari ini adalah hari kematianmu, walaupun kau dapat lolos dari tangan kami, tapi
apakah kau dapat lolos dari panah beracun kami ?"
207 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Tak guna kita banyak bicara." seru Auw-yang Boen dengan suara yang
keras. "Majulah !!" dan dia sendiri telah menerjang Cioe Wie. Pedangnya
ditusukkan keperut orang, sehingga Cioe Wie terpaksa harus menangkisnya. Suara
dua senjaa itu bentrok terdengar nyaring. Kemudian Auw yang Boen telah
membarengi menyerang lagi dengan jurus 'To Say Kim-chee' atau 'Menyawer uang
emas' pedangnya bergerak cepat sekali.
Berulang kali Cioe Wie terpaksa harus menangkis serangan orang. Dia tahu
Thian-san Sian-eng lihai, tak boleh dibuat main, maka itu, tanpa berayal lagi dia
mengangkat goloknya tinggi-tinggi untuk menangkis, kemudian tangan kirinya
diulap-ulapkan dua kali. Terlihat beberapa orang terjun ke dalam air, itulah anak
buah Cioe Wie yang telah bersiap-siap. Mereka menyelam ke dalam air dan
menuju keperahu dengan maksud membor bagian perahu itu. Inilah hebat, kalau
sampai perahu itu kena dibor tentu mereka yang ada di perahu ini akan ikut karam.
Sedangkan kalau mereka pandai berenang, mereka tak mungkin lolos dari panah
beracun orang-orang Mo-in-shia itu. Disebabkan itu, Auw-yang Boen dan Sung
Ming jadi nekad, mereka bermaksud untuk menawan Cioe Wie, karena dalam
anggapan mereka, memenangkan perang harus merubuhkan panglimanya terlebih
dulu. Maka itu, dengan seruan yang panjang, Auw-yang Boen dan Sun Ming
mengerahkan ilmu pedang Liau Hoan Toat Beng Kiam mereka, menyerang sscara
berantai pada orang-orang Cioe Wie, sehingga mereka jadi terdesak hebat. Yang
benar-benar kewalahan adalah Cioe Wie, sebab dia bertempur seorang diri
melawan Auw-yang Boen, maka itu, di kala orang menyerang dia secara berantai,
maka dia jadi kelabakan juga.
"Sung Ming Soe-tee---!" seru Auw-yang Boen pada adiknya pada suatu
ketika. "Mari kita tangkap orang she Cioe ini !!" dan pedangnya lebih gencar lagi
menyerang Cioe Wie, sehingga benar-benar Cioe Wie keripuhan.
Tapi, biar bagaimana Cioe Wie tetap seorang jago yang cukup kosen, dia tak
menjadi gugup disebabkan keadaannya itu. Dia memutar goloknya untuk
melindungi tubuhnya dari serangan pedang Auw-yang Boen, sehingga terdengar
berulang kali suara benturan senjata tajam mereka. Kemudian dia melompat
keburitan sambil berteriak; "Angin kencang .....!" itulah kata-kata sandi untuk
mereka, yang artinya kabur.
Auw-yang Boen dan Sung Ming jadi gugup melihat orang akan kabur. Kalau
sampai Cioe Wie dan kawan-kawannya terlepas dari tangan mereka, maka
akibatnya akan hebat bagi mereka. Maka dari itu, dengan menjejakkan kaki,
208 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
mereka melesat kearah buritan, namun mereka agak terlambat, karena Cioe Wie
dengan kawan-kawannya telah mengenjotkan tubuh mereka, melompat keperahu
mereka. Auw-yang Boen dan Sung Ming jadi mengeluh, kalau sampai orang-orang
Mo-in-shia itu terlepas, mereka bisa celaka.
Khu Sin Hoo yang menyaksikan sejak tadi jalannya pertempuran antara
Thian-san Sian-seng dan Cioe Wie serta kawan-kawannya itu, jadi menggelenggelengkan kepala. Walaupun kalau dilihat sepintas lalu orang-orang itu
mempunyai kepandaian ilmu silat yang cukup lumayan, tapi tak ada sarinya,
mereka hanya baru mempelajari kulitnya saja .....! Waktu melihat Cioe Wie mau
melarikan diri, Khu Sin Hoo juga jadi berkuatir. Karena biar bagaima, kalau
sampai orang she Cioe itu terlepas, mereka bisa celaka. Perahu yang mereka
tumpangi ini akan tenggelam karam dibor oleh orang-orangnya Cioe Wie. Maka
itu, cepat-cepat Kho-Sin Hoo melompat ke arah buritan, gerakannya gesit sekali,
sehingga orang-orang yang ada di situ tak dapat melihat tegas. Lalu dengan
mengeluarkan bentakan "Tahan !" dia mengulurkan tangannya menjambret
punggung Cioe Wie. Cioe Wie mengetahui datangnya serangan itu dari samberan angin, namun
ketika dia belum tahu apa-apa, tak terduga punggungnya sudah kena dicengkeram
oleh Kho Sin Hoo sampai orang she Cioe itu mengeluarkan seruan tertahan. Lebihlebih ketika dia merasakan dua jalan darahnya tertotok, yaitu Jwan-ma-hiat serta
Khie-keng-hiatnya, seketika itn juga semangatnya lenyap dan tubuhnya jadi lemas
di dalam cengkeraman Khu Sin Hoo.
Pada saat itu Khu Sin Hoo sendiri telah turun di buritan lagi dengan di
tangannya menenteng Cioe Wie.
''Perintahkan orang-orangmu untuk 'menyingkir!" perintah Khu Sin Hoo
dengan suara yang berwibawa. "Nanti Pin-ceng melepaskan kau dalam keadaan
selamat !" Cioe Wie mendelikkan matanya pada orang yang telah menawannya,
dilihatnya bahwa orang itu adalah Hwee-shio yang menjadi penumpang kapal Coa
Wie Sie itu juga. Dia jadi mendongkol dan matanya mendelik bertambah lebar.
Anak buah Cioe Wie jadi terkejut melihat pimpinan mereka kena ditawan
musuh, mereka jadi berseru-seru murka dan akan meluruk ke kapal Coa Wie Sie,
sehingga jurangan kapal itu jadi ketakutan sekali dan bersembunyi di belakang
tiang layar. Apa lagi waktu dilihatnya anak buah Cioe Wie telah mementang
209 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
gendewa dengan anak panah ditujukan kearah kapalnya, tubuh orang she Coa yang
menjadi juragan perahu itu jadi menggigil saking ketakutannya.
Khu Sin Hoo telah meletakkan Cioe Wie di lantai perahu, tapi Cioe Wie
tetap tak dapat bergerak, karena dua jalan darah penting yang berada di tubuhnya
telah ditotok oleh Hwee-shio itu. Itulah yang membikin hati Cioe Wie jadi
mendongkol dan murka, sahingga dia jadi mengawasi Hwee-shio itu dengan mata
mendelik lebar. Khu Sin Hoo telah merangkapkan tangannya sambil menyebut nama sang
Buddha. "Perintahkantah anak buah Sie-coe mundur menjauhi perahu kami !" kata
Khu Sin Hoo sabar. "Nanti Sie-coe pasti kami lepaskan dalam keadaan selamatl"
Cioe Wie tak menyahuti, dia melotot kepada si Hwee-shio. Sedangkan Thian
San Sian-eng telah menghampiri mereka dan memberi hormat pada Khu Sin Hoo.
"Terima kasih atas bantuan Loo-cianpwec .....!" kata mereka hampir
berbareng dan memberi hormat kepada Khu Sin Hoo.
Khu Sin Hoo merangkapkan tangannya membalas pemberian hormat orang.
Dan ketawa sabar. "Tak ada yang perlu diucapkan terima kasih !" kata si Hwee-shio. "Semua
ini kulakukan hanyalah untuk keselamatanku juga ..... tak ada sangkut pautnya
dengan kalian !" Muka Thian-san Siang-eng jadi berubah merah, tapi mereka tak marah dan
tak berani berlaku ceroboh, karena tadi mereka telah melihat kegesitan orang, yang
diduganya tentunya berkepandain tinggi sekali. Mereka menyingkir ketepi perahu.
Khu Sin Hoo telah menuju ke buritan perahu, dia mengnadapi kawannya
Cioe Wie. "Dengarlah!!" teriakuya dengan suara yang n yaring. "Kawan kalian berada


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

di tangan kami, maka jika kalian melakukan suatu tindakan yang merugikan kami,
jiwa kawanmu itu tak terjamin lagi jiwanya !! Menyingkirlah, berilah kami jalan!!"
Kawan-kawan Cioe Wie yang berada di kedua perahu berkepala naga itu
jadi gaduh, mereka ada yang memaki-maki si Hwee-shio, ada juga yang kasakkusuk merundingkan sesuatu. Tapi nyatanya, kedua perahu itu kemudian
menyingkir ke tengah, memberi jalan kepada perahu Coa Wie Sie. Jiauw Pie Jielay
Khu Sin Hoo melambaikan tangannya memanggil juragan perahu she Coa itu,
yang menghampiri dengan tubuh menggigil, Khu Sin Hoo memerintahkan padanya
untuk menjalankan perahunya.
210 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Coa Wie Sie mengiyakan, dia lalu mengemudikan perahunya lewat di
samping kedua perahu lawan yang telah menghadang perjalaaan mereka. Tubuh
Coa Wie Sie jadi lebih gemetar waktu dia melirik dan kebetulan melihat
pandangan orang-orang yang ada di atas kedua perahu itu yang garang luar biasa.
Dia sampai menundukkan kepala tak berani menatap lagi.
Khu Sin Hoo sendiri telah kembali duduk di samping Han Han. Dia tak
memperdulikan Thian-san Sian-eng, itu sepasang pendekar dari gunung Thian-san.
Auw-yang Boen dan Sung Ming kakak beradik seperguruan itu juga salah
tingkah. Sebetulnya mereka ingin menyatakan terima kasih mereka sekali lagi pada
Khu Sin Hoo karena secara tak langsung Hwee-shio tua itu telah menyelamatkan
jiwa mereka. Tapi melihat sikap Hwee-shio itu yang dingin dan wajahnya yang
murung, mereka jadi tak berani menghampiri. Akhirnya mereka duduk di dalam
tenda. Perahu meluncur terus, sedangkan kedua perahu Mo-in-shia mengikuti dari
belakang dalam jarak tertentu. Khu Sin Hoo melihat itu, dia memerintahkan Coa
Wie Sie untuk mempercepat jalannya perahu. Dengan kegugupan menguasai
dirinya, Coa Wie Sie mengiyakan, lalu menambah kecepatan jalannya kendaraan
air ini .....! Setelah berjalan agak jauh juga, akhirnya Khu Sin Hoo menggapekan
tangannya pada Thian-san Sian-eng.
"Kemari kalian !!" pauggilnya.
Cepat-cepat Thian-san Sian-eng menghampiri, mereka menjura pada Hweeshio itu.
"Ada perintah apakah To-tiang ?" tanya mereka hampir berbareng.
Khu Sin Hoo memang paling aneh sifatnya, kalau dia tak senang dengan
seseorang walaupun orang itu menegurnya dengan cara yang sopan dan manis,
tokh dia tetap tak menyenangi orang itu. Maka itu, waktu mendengar pertanyaan
Thian-san Sian-eng, dia hanya mendengus. Orang tua she Khu ini tadi telah
mendengar kedua anak muda itu bicara terlalu takabur, padahal kenyataannya
kepandaian mereka tak seberapa.
"Tadi kalian menyebut-nyebut tentang Pek Bwee Kauw !" katanya dengan
suara yang dingin. "Kalian pernah apa dengan Thio See Ciang, itu Kauw-coe dari
Pek Bwee Kauw "!"
Mendengar ditanyakannya Thio See Ciang cepat-cepat Auw-yang Boen dan
Sung Ming memberi hormat.
211 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kami adalah bawahan Thio Kauw-coe .....!" mereka menyahuti. "Apakah
Loo-cianpwee sahabat dari Thio Kauw-coe ?" mereka tetap memanggil Loocianpwee, sebab mereka melihat, selain usia Hwee-shio itu sudah lanjut benar, juga
kepandaiannya sangat tinggi sekali. Mereka menyaksikan kepandaian Hwee-shio
itu tadi waktu mencekuk Cioe Wie.
Khu Sin Hoo telah mendengus.
"Hu! Hu! Apakah Thio See Ciang pantas menjadi sahabatku ?" si Hwee-shio
menggumam seorang diri, suaranya tawar.
Auw-yang Boen dan Su Ming jadi melengak. Tadi orang telah membela
mereka, karena itu mereka menduga paling sedikit Hwee-shio ini tentu sahabat
Kauw-coe mereka. Tapi nyatanya sekarang kalau didengar dari nada suaranya, si
Hwee-shio sangat meremehkan Kauw-coe mereka itu. Mereka benar-benar jadi
bingung. "Too-tiang ..... " panggil mereka.
Tapi belum lagi perkataan mereka itu selesai diucapkan, Khu Sin Hoo telah
memotongnya : "Sebetulnya mengapa di antara kalian dengan orang-orang Mo-inshia itu sampai tcrjadi bentrokan?"
"Semua ini disebabkan orang-orang Mo-in-shia gila hormat!" menerangkan
Auw-yang Boen. "Kami kebetulan lewat di daerah mereka, dan mereka telah
meminta agar kami mengunjuk hormat pada ketuanya namun disebabkan cara
mereka kasar, Boan-pwee berdua telah menolaknya. Mereka jadi marah dan
memusuhi Boan-pwee berdua."
Khu Sin Hoo ketawa dingin.
"Mo-in-shia memang bukan suatu perkumpulan yang baik!" katanya
perlahan. "Tapi Pek Bwee Kauw juga tak dapat disebut sebuah perkumpulan yang
baik, karena aku sendiri sering mendengar tentang kekejaman orang-orang Pek
Bwee Kauw yang sering mengganggu ketenangan masyarakar. Di sini, kebetulan
kita berjumpa, aku si-Hwee-shio miskin ingin menasehati, agar setibanya di
daratan, kuminta kalian kembali ke jalan yang benar, tinggalkanlah perkumpulan
Pek Bwee Kauw yang kotor itu. Kulihat dari wajah kalian, kamu berdua masih
muda sekali. Maka dari itu, kalau sampai kalian terjatuh ke dalam tangan Pek
Bwee Kauw dan menjadi anak buahnya, maka hal itu bukanlah akan meajadi bahan
tertawaan orang-orang Kang-ouw !"
Auw-yang Boen dan Su Ming jadi tak tenang, karena si Hwes-shio sangat
cerewet dan memberi nasehat-nasehat yang dirasakan tak perlu oleh orang she
212 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Auw-yang dan Su Ming. Yang membikin hati mereka mendongkol ialah tentang
peaghinaan kepada Kauw-coe mereka sendiri. Maka dari itu, Auw-yang Boen telah
membungkukan tubuhnya memberi hormat kepada Khu Sin Hoo.
"Too-tiang telah menolong kami, hal itu tentu takkan kami lupakan ..... tapi
sekarang, kalau memang Loocian-pwee mengeluarkan sekali lagi kata-kata
menghina terhadap Kauw-coe kami, dengan sangat menyesal kami harus
mengatakan kepada Too-tiang, walaupun kaisar dan lautan golok, kami takkan
mundur, biarlah kami menebus segalanya dengan jiwa kami !!"
"Jadi apa maksud kalian ?" tegur Khu Sin Hoo dingin, sambil melirik pada
Cioe Wie yang masih menggeletak tak berdaya, karena jalan darahnya tetap
membeku akibat totokan dari Khu Sin Hoo. Perahu Coa Wie Sie juga masih
meluncur terus, diikuti oleh Mo-in-shia dalam jarak tertentu.
Auw-yang Boen ketawa dingin.
"Bagi kami mati adalah biasa .....!" katanya agak berani. "Maka dari itu,
kalau ada orang yang berani menghina perkumpulan kami atau Kauw-coe kami,
biarpun mati, kami akan mernbelanya sampai titik darah kami yang penghabisan!!''
Mendengar perkataan Auw-yang Boen yang bersemangat itu, Khu Sin Hoo
tersenyum tawar. "Hebat! Hebat !!" katanya dengan suara mengejek ..... "Kalian baru
merupakan dua orang bocah bau pupuk, untuk apa bicara begitu sombong di
hadapanku "! " Wajah Thian-san Siang-eng jadi berubah hebat, dari pucat lalu berubah
menjadi merah padam lagi,
"'Siapakah Sian-soe sebenarnya " " tegur Sang-Ming mendongkol.
"Apakah kau benar-benar ingin mengetahui namaku " " tanya si Hwee-shio
sambil ketawa. Sung-Ming mengangguk..
"Yar ..... katakanlah, mungkin kalau memang Sian-soe keberatan, memang
tak menjadi soal, tapi semua ini pasti akan kami laporkan kepada Kauw-coe kami!"
"Bagus!" seru Khu Sin Hoo keras. "Aku, memang ingin sekali-sekali dapat
bertemu dengan Thio See Ciang, agar aku bisa menghajarnya, agar lain kali kalau
dia memilih anak buah lebih hati-hati dan memilih orang yang sopan, tahu etiket
..... ! " Auw-yang Boen jadi menegerutkan sepasang alisnya.
''Bolehkah Boan-pwee mengetahui namai Sian-soe yang besar ?" tanyanya,
213 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Hmmm ..... nama besar ! Nama besar !! Apa gunanya nama besar kalau
dalam kenyataannya kita tak mempunyai kepandaian yang tinggi " Untuk apa
semua itu "!" Auw-yang Boen dan Sung Ming jadi tambah mendongkol. Biar bagaimana
mereka adalah anggota Pek Bwee Kauw, maka biar Hwee-shio itu telah menolong
mereka secata lak langsung, tapi kalau Hwee-shio ini berani menghina Kauwcoenya, mereka tentu akan bertempur menerjang Hwee-shio itu.
Melihat kelakuan kedua anak muda itu, kembali Khu Sin Hoo ketawa ewa.
"Orang-orang di dunia persilatan memanggilku dengan sebutan si Khu tua
..... sedangkan namaku Sin Hoo ..... !" menerangkan Sin Hoo dengan suara yang
perlahan. Sikapnya tenang luar biasa.
"Khu ..... Khu Sin Hoo?" tanya Auw-yang Boen dan Sung Ming terkejut.
Walaupun mereka belum pernah bertemu dengan Khu Sin Hoo, tapi mengandalkan
cerita-cerita yang didengar dari orang-orang angkatan yang lebih tinggi dari
mereka, mereka mengetahui kepandaian Khu Sin Hoo sukar diukur. Mereka jadi
menatap bengong pada Hwee-shio tua itu, lalu beralih pada Han Han yang juga
sedang mengawasi mereka, kemudian mereka memandang Khu Sin Hoo lagi,
Jiauw Pie Jie Lay Khu Sin Hoo telah ketawa tawar.
"Pergilah kalian mengasoh ..... aku tak mau diganggu lagi!" katanya dingin,
dia mengibaskan lengan bajunya yang kebesaran, sehingga serangkum angin
serangan menerjang Auw-yang Boen dan Sung Ming, membuat kedua anak muda
yang bergelar Thian-san Sian-eng jadi terhuyung ke belakang beberapa tindak.
Mereka jadi kagum cara mengirim angin serangan, .meminjam tenaga luar hal itu
jarang sekali dapat dilakukan oleh jago-jago silat, kafan ssumpa-manya mereka
belum mengetahui dan bisa mengendalikan hawa murni yang berpusat di Tan-tian..... Thian-san Sian-eng jadi tak berani berayal lagi, mereka mengundurkan diri dan
duduk di tempat asalnya yang membelakangi buritan.
Ssbetulnyi nasib kedua orang Pek Bwee Kauw itu masih baik, karena kalau
saja Han Han mengetahui bahwa Kauw-coe dan Pek Bwee Kauw itulah yang
menyebabkan ayah dan ibunya menjadi gila, maka siang-siang jiwa mereka pasti
akan terbunuh di situ juga oleh Khu Sin Hoo. Untung saja si bocah hanya
mengetahui bahwa orang yang mendatangi rumahnya adalah Kim-see Hui Hong,
Bo Tho, Jie Su-ok dan Giok Hok-shia. Sebab itulah, walaupun Khu Sin Hoo
mengetahui jeleknya perkumpulan Pek Bwee Kauw yang sering main hakim
sendiri dan sangat telengas sekali, namun dia tak membunuh orang Pek Bwee
214 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Kauw itu, dalam anggapannya mereka tentu tak mengetahui segala apa yang
dilakukan oleh Kouw-coe mereka sendiri !! Itulah nasib baik dari Thian-san Sianeng ..... !
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
(Bersambung) 215 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
JILID VI P ADA saat itu perahu masih meluncur terus dengan diikuti oleh dua
perahunya orang-orang Mo-in-shia, biarpun menguntit terus, tokh kedua
perahu Mo-in-shia tak berani datang dekat, mereka hanya mengikuti dari
jarak yang cukup jauh. Coa Wie Sie. si juragan perahu masih dag-dig-dug hatinya, dia sering
melirik ke arah kedua perahu orang-orang Mo-in-shia yang masih membuntuti
perahunya dalam jarak tertentu, Juragan perahu tersebut jadi gelisah sekali, dia
takut terjadi pertempuran sehingga adanya pertumpahan darah di perahunya, hal ini
akan membuatnya berabe, lagi pula dia takut nanti dirinya raenjadi sasaran
kemarahan orang-orang Mo-in-shia tersebut. Keringat dingin membanjiri kening
dan tubuh juragan perahu she Cioe tersebut.
Dan pemimpin orang-orang, Mo-in-shia, Ciu Wie, yang tertawan oleh Khu
Sin Hoo meringkuk tak dapat bergerak, karena jalan darahnya ditotok oleh Hweeshio itu. Matanya mendelik ke arah Khu Sin Hoo berulang kali dia
memperdengarkan suara dengusannya.
Thian-san Sian-eng yang melihat orang selalu mendengus sambil mendelik,
jadi ketawa mengejek, "Lihatlah Soe-heng !!" kata Song Ming sambil menunjuk Cioe Wie, dia
ketawa mengejek, "Tadi dia galak luar biasa, sekarang mati kutu seperti kerbau
yang akan disembelih, selalu mendengus ..... !"
Auw-yang Boen juga ketawa sambil memandang dengan pandangan
menghina kepada Cioe Wie.
"Ya," dia menyahuti, "Sekarang Mo-in-shia baru memperoleh pelajaran,
bahwa orang-orang Pek Bwee Kauw tak dapat diremehkan ..... !"
Dan, Thian-san Sian-eng ini ketawa mengejek dengan berulang kali
mengeluarkan suara ejekan.
Mata Cioe Wie jadi semakin melotot, dia meludah ke arah kedua anak muda
itu. Namun disebabkan jarak mereka cukup jauh, sehingga ludah itu tak dapat
mengenai Auw-yang Boen dan Sung Ming.
Tetapi hal ini telah membikin Thian-san Sian-eng jadi murka. Mereka tak
mau orang menghina dengan ludahnya itu. Lebih-lebih Auw-yang Boen yang
sifatnya agak berangasan, dia berdiri menghampiri Cioe Wie.
216 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Orang sbe Cioe, apakah kau minta dihajar?" bentaknya dengan suara yang
keras. "Apakah kau kira kami orang-orang Pek Bwee Kauw tak berani membikin
kepala terpisah dari tubuhmu yang tak ada harganya itu "! Hmm! Janganlah
membikin Auw-yang Siauw-yamu jadi murka, sekali perasaannya tersingguug,
maka kepalamu itu tak mungkin dapat nempel terus di lehermu !!" Siauw-ya ialah
tuan muda. Cioe Wie ketawa mengejek. Matanya mendelik lebar.
"Apakah kau duga orang-orang Mo-in-shia jeri pada kematian "!" katanya
dengan suara yang aseran. "Kalau memang kau mau bunuh, bunuhlah !!"
"Hmm ..... tak mudah untukmu mampus begitu saja !" menyahuti Auw-yang
Boen sambil ketawa mendecih, ternyata dia sangat meremehkan tawanannya itu.
"Walau pun kau mampus, tokh belum tentu kau dapat ! Kalau kami mau, kau tak
bisa menjadi memedi ! Kami akan memutuskan seluruh urat-urat jalan darah
terpenting ditubuhmu, maka untuk seterusnya, selain ilmu silatmu punah, juga kau
akan menjadi si manusia bercacajang tak ada gunanya !" Hebat ancaman Auwyang Boen, tapi Cioe Wie benar-benar tak jeri pada anak muda ini. Dia malahan
mendengus menghina anak muda she Auw-yang tersebut, kemudian memalingkan
wajahnya tak mau memperdulikan jago Thian-san ini.
Auw-yang Boen jadi mendongkol melihat sikap orang yang tak mau
memperdulikannya itu, dia mengayunkan kakinya menyepak punggung orang she
Cioe itu. "Bangsat! Apakah kau benar-benar mau mampus ?" bentaknya gusar, dia
bukan hanya menyepak saja, tangannya juga bergerak menampar wajah orang she
Cioe yang menjadi tawanannya.
"Plaakkkk!" tangan Auwyang Boen bersarang di pipi Cioe Wie, sehingga
menggusarkan orang she Cioe tersebut. Dia meludahi muka Auwyang Boen,
karena jarak mereka sangat dekat sekali, maka dengan tepat ludah itu mengenai
muka Auwyang Boen. Anak muda she Auwyang tersebut jadi gelagapan untuk sesaat lamanya,
namun di saat dia tersadar apa yang terjadi dia jadi sangat murka sekali.
"Sreettt!" dia mencabut pedangnya, yang sudah lantas terhunus di
tangannya. "Bangsat! Kau benar-benar minta Toaya, tuan besarmu, untuk menghabiskan
jiwa anjingmu ini, heh"!" bentaknya gusar.
217 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Cioe Wie mendengus, dia tak meladeni, hanya membuang pandangannya ke
arah lain seperti juga tak mengacuhkan anak muda she Auwyang itu.
Hal tersebut menggusarkan Auwyang Boen dia sampai berjingkrak bahna
gusarnya. Kemudian diayunkan pedangnya untuk menabas kepala tawanannya itu,
karena dia sudah mata gelap ......
Melihat itu, Khu Sin Hoo berseru gusar, dia mencelat dan tahu-tahu pedang
anak muda she Auwyang telah dapat direbutnya dan 'plaakkk'! pipi Auwyang Boen
telah kena ditamparnya cukup keras, sehingga tubuh Auwyang Boen terhuyung
beberapa langkah. "Kau ..... kau ..... " Auwyang Boen ingin memaki pendeta yang telah
merebut pedang dan menampar pipinya. Walaupun betul tadi Hwee-shio ini yang
telah menolong keselamatan mereka dari tangan orang-orangnya Mo-in-shia, tapi
sebab pipinya ditampar begitu macam dan lagi pula pedangnya telah dapat direbut
oleh Khu Sin Hoo sehingga anak muda yang cepat naik darah ini murka sekali.
"Hmm bocah! Dengan seenak perutmu kau menyiksa seorang tawananku
.....! bentak Khu Sin Hoo. "Apakah kau mencari mati ?"
Menatap mata Khu Sin Hoo yang bersinar tajam, makian yang telah sampai
ditenggorokkannya jadi ditelan kembali oleh anak muda she Auwyang tersebut dia
jadi keder. "Loo-cian-pwee .....!" achirnya dia berkata juga. "Orang ini sangat kurang
ajar sekali, maka kami rasa dengan memperlakukan padanya dengan cara ini,
seharusnya dia musti mengucapkan terima kasihnya kepada kita. Tapi tokh, orang


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mo-in-shia ini benar-benar tak mengenal aturan, dia malah telah meludahi Boanpwee ! Dan hal ini kukira telah keterlaluan, lagi pula orang she Cioe dari Mo-inshia ini telah bosan hidup, dia sangat kurang ajar sekali."
Khu Sin Hoo mendengus dingin, sikapnya tawar sekali,
"Hmm ..... biarpun dia berlaku kurang ajar yang melampaui batas, tapi kau
tak berhak untuk menyiksanya ! Pinceng yang menawannya, sehingga dia menjadi
tawanan Pinceng. Kalau memang kau masih bermaksud ingin menyiksanya, maka
kau harus menghadapiku terlebih dulu !!" angker sekali wajah Hwee-shio ini, dia
menatap muka orang tajam sekali.
Melihat pancaran mata Hwee-shio itu yang bersinar. Auwyang Boen jadi
jeri. Hatinya telah keder lebih dulu, apa lagi tadi Khu Sin Hoo telah
memperkenalkan dirinya, sehingga Auwyang Boen mengetahui bahwa pendeta
218 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
aneh ini berkepandaian tinggi sekali, sangat kosen, sehingga sukat untuk diukur
kelihaian si-Hwee-shio. "Maafkanlah kalau memang perbuatan Boan-pwee tadi telah melancangkan
Sian-soe .....!!" kata Auwyang Boen agak lunak, karena dia agak keder untuk
berhadapan dengan orang lihai ini. "Tapi ..... "
"Tadi Pinceng telah membuka mulut mengeluarkan kata-kata yang
menjamin keselamatan orang tawanan Pinceng itu, maka kalau sampai terjadi
sesuatu yang tak diinginkan, mau ditaruh di mana mukaku ini "!" kata Khu Sin
Hoo mendongkol, dia memotong perkataan anak muda itu. "Nah, ambillah
pedangmu ini !" dau Khu Sin Hoo mengembalikan pedang Auwyang Boen yang
tadi dapat direbutnya. Auwyang Boen menyambut pedangnya itu, dia baru saja mau membuka
mulut untuk mendebat perkataan Hwee-shio itu, tiba-tiba terdengar orang-orang
Mo-in-shia yang berada di dalam kedua kapal di belakang kapal Coa Wie Sie
bersorak keras sekali, tampaknya mereka kegirangan, teriakan mereka juga
menggemuruh. Semua orang yang berada di dalam perahunya Coa Wie Sie jadi heran,
mereka menoleh. Termasuk Khu Sin Hoo, yang juga menoleh sambil mengerutkan
sepasang alisnya. Waktu semua mata ditujukan pada kedua kapal orang-orangnya Mo-in-shia,
wajah semua orang yang berada di dalam perahunya Coa Wie Sie jadi berobah
pucat, malah Auwyang Boen sendiri sampai mengeluarkan seruan kaget, tubuhnya
agak tergetar. Apa yang dilihat oleh orang-orang itu "!
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 14 DIANTARA gemuruhnya sorak-sorai orang-orang Mo-in-shia yang ada di
kedua kapal yang mengikuti kapal Coa Wie Sie, tampak meluncur mendatangi
sebuah kapal yang besar dari jurusan muka. Kapal itu diperlengkapi oleh tiga layar
dan di puncak tiang layarnya, berkibar sehelai bendera, dimana terlukis sebuah
tengkorak manusia dan dibawah tengkorak itu, terlukis sepasang pedang yang
219 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
berwarna merah. Kapal itu meluncur mendatangi bagaikan sebuah bayangan
gunung yang menjulang tinggi.
Coa Wie Sie sendiri jadi gemetar ketakutan, wajahnya pucat pasi. Dia takut
perahunya ketabrak oleh kapal itu, perahunya pasti akan hancur berantakan.
Thian-san Sian-eng sendiri jadi pucat wajah mereka waktu melihat kapal itu.
"Mo-in-shia !!" mereka berseru tertahan hampir berbareng. '
Hanya Khu Sin Hoo yang menatap kedatangan kapal besar itu sambil
mengerutkan alisnya, dia mendengus, lalu tanpa memperdulikan semua orang yang
berobah wajahnya menjadi pucat, si-Hwee-shio kembali kedekat Han Han.
"Telah datang kawan-kawannya orang she Cioe yang kita tawan itu!" bisik
Khu Sin Hoo pada Han Han. "Kalau nanti terjadi suatu partempuran, kuminta kau
menyingkir agak jauh .....!!"
"Lihaikah orang-orang yang sedang mendatangi itu, Sian-soe?" tanya Han
Han sambil memandang ke arah kapal besar yang sedang meluncur mendatangi,
bagaikan sebuah gunung raksasa yang bergeser akan menguruk perahunya Coa
Wie Sie. Khu Sin Hoo ketawa tawar.
"Walaupun mereka lihai, belum tentu mereka dapat menghinamu, Han-jie
!!" katanya kemudian sambil mengusap-usap kepala si bocah.
"Sian-soe ..... !" tergetar suara si bocah Han ini, karena hatinya terharu
melihat si Hwee-shio begitu menyayangi dirinya.
Khu Sin Hoo tersenyum lembut, penuh kasih-sayang.
"Kau jangan takut ..... tak nantinya ada orang yang dapat mengalahkan
diriku'!" katanya cepat, dia duga si-bocah sedang ketakutan melihat datangnya
kapal besar itu. "Selama ada aku di sisimu, maka kau jangan kuatir nanti diganggu
orang seujung rambutmupun !!"
Air mata Han Han jadi menitik melihat kasih-sayang Hwee-shio ini kepada
dirinya. "Kau sangat baik sekali, Sian-soe ..... !" katanya dengan suara yang
perlahan. "Entah bagaimana nanti aku harus membalas budimu ini "!"
Kembali Khu Sin Hoo ketawa tawar.
"Kukira hal itu tak perlu dibicarakan Han-jie !' kata Hwee-shio tersebut
tawar. "Budi dan dendam selalu bermunculan di dalam dunia ini, maka kalau
memang seseorang tak menaruh dendam pada seorang lawannya, tentu akan
menaruh budi pada seorang kawannya ! Semuanya memang harus begitu Han-jie,
220 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
tak budi, tak dendam, semuanya sama, kosong tak ada artinya .....! Siapa yang
dapat melenyapkan kedua perasaan tersebut, orang itu akan bahagia ..... "
Han Han mengangguk-anggukkan kepalanya, dia mengerti apa maksud
perkataan Hwee-shio itu. Dia sebagai seorang bocah cilik yang masih berusia
muda sekali, baru berusia sepuluh tahun, telah hidup terlunta-lunta, karena ayah
dan ibunya telah gila dan keempat murid ayahnya juga telah gila pula. Malah, di
hati seorang bocah yang masih suci ini, tersembunyi sebuah dendam yang
menyala, akan menimbulkan kobaran api kekacauan dan kekeruhan nantinya.!
Memang perkataan Khu Sin Hoo benar, manusia yang dapat menghindarkan diri
dari dua perasaan yang disebut dendam dan budi itu, maka hidup orang itu akan
bahagia sekali, beruntung dalam penghidupannya yang tenang.
Pada saat itu kapal yang besar yang meluncur perlahan sekali sudah semakin
mendekat, orang-orang Mo-in-shia yang berada di kedua perahu telah
mendekatkan kendaraan air mereka itu pada kapal besar yang baru datang dan
seorang demi seorang tampak, pindah kekapal besar tersebut.
Wajah Thian-san Sian-eng semakin lama jadi semakin pucat dan tak enak
dipandang. Tangan mereka tampak meraba gagang pedang yang dicekalnya eraterat, siap untuk menjaga segala kemungkinan. Mata mereka dipentaug lebar-lebar
kearah kapal besar yang baru mendatangi itu, sikap mereka gelisah sekali.
Dari kapal besar itu tiba-tiba keluar seorang laki-laki bertubuh pendek kecil,
kepalanya botak, hanya di bagian samping kepalanya yang botak itu ditumbuhi
oleh beberapa helai rambut yang berwarna kuning. Gerakannya mantep sekali,
menyatakan kesempurnaan ilmu si kate itu.
"Hian-san Sian-eng !!" terdengar orang itu, si-kate berteriak nyaring sekali,
karena suaranya itu disertai oleh emposan tenaga dalamnya, Lwee-kangnya. "Kami
dari pihak Mo-in-shia telah secara baik-baik mengundang kalian untuk mengunjuk
hormat pada ketua kami, namun kalian malah telah sesumbar dan membusungkan
dada serta menghina ketua kami dengan mulut kalian yang kotor itu! Hmmm .....
hari ini, sebelum kalian menangis darah, kami dari Mo-in-shia tak mungkin akan
memberi pengampunan bagi kalian !"
Thian-san Sian-eng yang sejak tadi telah gelisah, jadi tambah tak tenang
waktu melihat si kate, karena mereka mengetahui bahwa si-kate adalah Miauw,
Siu, wakil dari ketua Mo-in-shia yang mempunyai kepandaian yang luar biasa
tingginya, si kate terkenal kosen, sebab dia pernah menjatuhkan tiga orang Hweeshio penjaga Tat-mo-tong di kuil Siauw-liem-sie. Di sebabkan hal itu, si kate
221 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
dengan cepat dikenal di dalam rimba persilatan, namanya menjulang cepat sekali,
banyak kawan maupun lawan yang jeri padanya. Dia juga terkenal dengan pukulan
geledeknya, sebab telapak tangannya yang lebih besar dari umumnya kalau
dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang kate, dapat menghajar pecah sepotong
besi yang cukup tebal. "Kau tentu orang she Miauw, bukan ?" tegurnya sambil tertawa tawar.
"Kami memang sudah mendengar nama besarmu itu! E Tapi sekarang, walaupun
kalian mengandalkan jumlah yang banyak, kami orang-orang Pek Bwe Kauw tak
akan mundur satu langkah pun H Majulah, marilah kita bertempur untuk
menentukan siapa yang dapat berdiri di permukaan sungai ini!!"
Si-kate, yang memang Miauw Siu, ketawa mengejek.
"Kalian dua orang bocah yang tak punya guna berani menantangku ?"
tegurnya menghina. "Walaupun kau berlatih lagi sepuluh tahun, belum tentu kau
dapat menyentuh bajuku! Hmm, lebih baik kau pulang saja menyusu lagi pada
ibumu !!" Wajah Sung Ming jadi merah padam, dia jadi murka sekali. Nyata orang tak
pandang sebelah mata pada mereka berdua, padahal Thian-san Sian-eng
mempunyai nama yang cukup besar di dalam kalangan Kang-ouw, maka sekarang,
di kala orang memandang hina pada mereka, tubuh Sung-Ming jadi gemetar
menahan kegusarannya. "Jangan terkebur orang she Miauw!!" Sung Ming balas meneriaki si kate..
"Mungkin juga kepandaianmu setan botak lebih tinggi dari kami satu tingkat, tapi
tokh kami tak takut! Kematian biasa bagi orang-orang Pek Bwee Kauw!! Nah,
majulah, marilah kita bertempur sampai salah seorang di antara kita ada yang
mampus !" "Hmmm ..... Hmmm ..... apakah aku pasti bertempur dengan seorang bocah
yang masih ada bau pupuknya"!" kata si kate mengejek. "Sudah kukatakan tadi,
baiknya kau kembali saja kerumahmu dan mintalah pada ibumu itu untuk menyusu
!!" dan Miauw Siu ketawa besar, sampai tubuhnya yang pendek itu tergoncang
keras. Muka Sung Ming jadi merah padam saking murkanya. karena pulang-balik
orang telah menghinanya begitu macam. Begitu juga dengan Auwyang Boen, dia
gusar sekali, sampai mementangkan mata-matanya lebar mendelik pada si kate itu.
Walaupun Thian san Siang-eng ini mengetahui bahwa mereka bukan
tandingan'Miauw Siu, dan kepandaian mereka masih kalah beberapa tingkat dari si
222 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
kate ini. tapi tokh mereka jadi murka sekali, karena mereka diremehkan oleh si
kate dan tak dipandang sebelah mata.
"Hai kate gundul ..... kalau memang kau mempunyai kepandaian, jangan kau
pentang bacot saja di situ! Majulah. kami tak jeri pada setan penasaran botak
semacam kau !" seru Auwyang Boen gusar. "Sekarang kau merupakan setan botak
kate, nanti kami bikin kau menjadi setan tanpa kepala !" dan sengaja Auwyang
Boen ketawa, dia sengaja ingin membikin hati orang panas.
Benar saja, wajah Miauw Siu jadi merah padam, tubuhnya yang pendek agak
menggigil menahan kegusarannya. Dengan murka, dia menjejakkan kakinya
mencelat dari kapal itu kearah perahu Coa Wie Sie.
"Bocah kurang ajar !" teriak si kate di kala tubuhnya melambung di tengah
udara. "Akan kurobek mulut kotormu itu !" dan berbareng dengan habisnya
perkataan si kate itu, tubuhnya sudah hinggap di buritan perahu Coa Wie Sie,
matanya yang besar itu menyapu semua orang yang ada di perahu Coa Wie Sie.
Hebat gerakan si kate ini, tubuhnya sangat gesit dan lincah, juga
lompatannya tadi sangat enteng sekali, menyatakan ilmu entengi tubuhnya telah
mencapai kesempurnaannya. Malah yang lebih hebat lagi, jarak antara kapal besar
itu dengan perahu Coa Wie Sie terpisah dalam jarak yang cukup jauh, yaitu
sepuluh tombak lebih, tapi tokh si kate ini masih dapat hinggap di perahu orang she
Coa dalam keadaan selamat, malah waktu dia hinggap, tampaknya enteng sekali.
Thian-san Sian-eng melihat kehebatan orang, mereka jadi berdiri bimbang.
Nyata mereka jeri pada si kate ini.
"Hmmm .....!" saat itu si kate telah mendengus dengan suara yang dingin.
"Sekarang biarpun kalian minta jalan hidup, tokh aku tak akan memberikannya!
Bersiap-siaplah uutuk mampus, bocah bau !!"
Thian-san Sian-eng dari jeri jadi nekad, mereka juga bermaksud
mengepungnya. Biarpun kepandaian si kate tinggi dan dia kosen, tapi tokh dia cuman
sendirian, sedangkan Thian-san Sian-eng berdua, dengan jalan mengeroyoknya,
tentu si kate pasti akan dapat dirubuhkannya !
Si kate ketawa dingin melihat orang menjublek mematung saja berdiam diri.
"Cabutlah senjatamu !!" bentaknya dengan suara yang nyaring.
Thian-san Sian-eng tersadar mendengar bentakan si kate itu, dengan
serentak mereka .mencabut pedang mereka masing-masing, mereka juga bersiapsiap untuk menyerang Miauw Siu.
223 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
Miauw Siu menyapu dengan matanya kepada orang-orang yang ada di
perahu ini, matanya berkilat tajam. Kemudian, dia menghadapi Thian-san Sian-eng
lagi. "Hmmm majulah !'' bentak Miauw Siu lagi. "Mengapa kalian berdiri seperti
patung saja " !"
Thian-san Sian-eng jadi tambah mendongkol, dengan mengeluarkan seruan
gusar, Auwyang Boen menusuk si kate dengan pedangnya. Sang Ming juga meniru
perbuatan Soe-hengnya, pedangnya juga berkelebat menyerang si-kate dengan
jurus "Gie-san Tin-hay' atau 'memindahkan gunung dan membalikkan samudera'.
Melihat orang menyerang tanpa sungkan-sungkan; lagi, si kate ketawa pula,
dengan gerakan yang sebat, dia melejit ke kiri, lalu tahu-tahu kakinya melayang
menendang tangan Auwyang Boen dengan gerakan 'Tho-hoa-to' atau gerakan
'tendangan menyapu daun', sedangkan tangan kanannya merabuh tangan Sung
Ming dengan jurus 'Wa Hun Keng Wei' atau 'Sinar surya membuyarkan uap', dia
bermaksud untuk merebut pedang orang.
Auwyang Boen yang melibat orang menyerang dengan cara begitu, cepatcepat dia menyingkir dari tendangan kaki si kate, lalu memutar pedangnya untuk
melindungi tubuhnya. Sedangkan Sung Ming sendiri telah melompat ke samping,
pedangnya ditarik kembali, kemudian disabetkan kearah tangan si kate, bermaksud
untuk menabas patus tangan orang.
Si kate Miauw Siu ketawa dingin, dia bukannya melancarkan serangannya
lagi, melainkan tubuhnya mencelat pesat sekali kearah Cioe Wie, kawannya yang
tertawan. Memang tadi dia sengaja memancing Thian-san Sian-eng dengan
serangannya, dia telah memperhitungkannya dengan menggunakan saat Auwyang
Boen dan Sung Ming mengelakkan serangan, dia akan menolong kawannya yang
tertawan itu. Auwyang Boen dan Sung Ming jadi terkejut melihat kelakuan orang, mereka
sampai mengeluarkan seruan. Cepat-cepat mereka menjejakkan kakinya untuk
mengejar guna menghalangi maksud orang. Sebab, begitu Cioe Wie terbebaskan,
habislah mereka, orang-orang Mo-in-shia akan lebih ganas lagi, perahu yang
mereka tumpangi ini bisa dibikin bobol karam.
Pada saat itu Miauw Siu telah sampai di sisi Cioe Wie, dia mengulurkan
tangannya untuk membebaskan totokan orang. Thian-san Sian-eng yang sedang
melayang di udara, jadi mengeluh melihat itu, karena mereka terlambat
menghalangi perbuatan si kate yang gesit luar biasa itu, mereka jadi gugup dan
224 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
kalau sampai si kate bisa membebaskan totokan pada diri Cioe Wie. Habislah
mereka. Saking gugupnya Auwyang Boen dan Sung Ming sampai mengeluarkan
seruan, sedangkan jarak mereka dengan si kate masih terpisah lima tombak!
Cioe Wei sendiri sedang kegirangan melihat kedatangan si kate botak itu,
sebab dia yakin dirinya akan dibebaskan dari tangan musuhnya itu. Dia jadi lebih
girang lagi waktu Miauw Siu telah berada di hadapannya dan sedang mengulurkan
tangannya untuk membebaskan totokan di dirinya.
"Miauw Loo-keh ! !" kata Cioe Wie girang. "Akhirnya kau datang juga
untuk menolongi Siauw-jin ! !"
Miauw Siu hanya mendengus saja, dia mengulurkan tangannya untuk
membebaskan totokan pada diri Coe Wie.
Namun ..... baru saja tangannya hampir menyentuh tubuh orang she Cioe itu,
serangkum tenaga yang kuat sekali, menyerang dirinya.
Miauw Siu sampai mengeluarkan seruan tertahan, kalau dia meneruskan
tangannya, punggungnya akan terserang, sedangkan tenaga serangan itu kuat
sekali, maka si kate tak berani main-main, terpaksa dia menarik pulang tangannya,
yang tadi diulurkan untuk membebaskan totokan pada diri Cioe Wie lalu diputar
untuk menangkis serangan di belakangnya.
"Dukkk !" terdengar suara yang keras sekali, karena tangan si kate telah
menangkis tangan si penyerang. Beruntun dengan itu, terdengar suara "Kreeekkk !"
yang keras, ternyata lantai perahu yang diinjak oleh Miauw Siu telah pecah, karena
kerasnya tekanan tenaga serangan dan kuatnya si kate menangkis, sehingga
tubuhnya melesak di lantai perahu itu.
Miauw Siu cepat-cepat menarik pulang tangannya dan tubuhnya mencelat


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjauhi, untuk menjaga segala kemungkinan. Dia juga heran, karena dia
memperoleh kenyataan orang yang menyerangnya itu sangat lihai sekali. Siapakah
dia" Waktu telah dapat berdiri tetap, Miauw Siu mendelik mementang matanya
lebar-lebar. Di hadapannya berdiri seorang Hwee-shio yang tadi duduk di pojok
perahu itu. Se dangkan saat itu Thian-san Sian-eng telah sampai di situ juga.
"Siapa kau, kerbau gundul ?" bentak Miauw Siu murka, karena dia kena
dihalangi oleh Hwee-shio itu dan menggagalkan rencananya.
Hwee-shio itu ketawa dingin.
"Hmmm ..... kalau aku kerbau gundulnya, maka kau anak kerbau
gundulnya!" dia menyahuti. Mata si Hwee-shio bersinar tajam. "Orang ini adalah
225 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
tawananku, maka kalau memang kau mau merebut orang dari tanganku, kau dapat
merubuhkan Pin-ceng dulu!!"
Wajah si-kate Miauw Siu jadi berubah merah padam, dia mengkerutkan
sepasang alisnya. Walaupun dia sangat murka, tokh dia tak berani sembarangan
bergerak, karena dia tahu Hwee-shio ini lihai sekali.
"Siapakah nama besar Sian-soe ?" tegurnya. "Kami kira, antara Sian-soe
dengan kami dari pihak Mo-in-shia belum pernah saling berhubungan, dan juga tak
pernah bermusuhan ..... mengapa Sian-soe menawan orang kami ini "!"
Hwee-shio itu ketawa dingin.
"Hmmm ..... aku si paderi miskin paling tak mau usil dengan urusan orang
lain !" katanya dingin. "Tapi orang itu ..... di kala dia kalah bertempur dengan
mereka ini ..... " dan Hwee-shio itu menunjuk Thian-san Sian-eng. "dia malah akan
menggunakan akal busuk; akan membobolkan perahu kami ini dan akan
menghujankan kami dengan panah-panah beracun !! Apakah orang-orang
semacam dia ini patut diberi hidup ?"
Miauw Siu, si kate gundul menoleh sekilas pada Cioe Wie, kawannya yang
masih menggeletak tertotok itu, kemudian dia menoleh kepada Thian-san Sian-eng.
Si-kate ini mendengus, barulah dia menghadapi si-Hwee-shio lagi.
"Sian-soe ..... " kata si-kate kemudian. "Kukira dengan Sian-soe Mo-in shia
tak pernah ada sangkutan, maka kalau tokh Cioe Wie mau mengambil tindakan
begitu, kukira Sian-soe tak mungkin terseret-seret ..... "
"Kepalamu gundul, kate!!" bentak Hwee-shio itu, yang ternyata Khu Sin
Hoo, dengan suara yang mengejek. "Apakah kau kira dengan karamnya kapal ini
dan dihujani akan panah beracun, aku si paderi miskin tak akan mampus"! Hu !
Hu! Lidahmu benar-benar tak bertulang .....!!
Wajah Miauw Siu jadi berubah, matanya mencilak memain.
"Jadi apa mau Sian-soe?" tegurnya tak senang.
"Hmmm ..... aku mengingini kalian tetap meninggalkan kawannmu itu untuk
tanggungan, sampai kami mendarat nanti!!" menyahuti Khu Sin Hoo dingin.
Wajah si-kate gundul itu jadi berobah merah, nyata dia gusar sekali.
"Apakah Sian-soe benar-benar tak ingin memberi muka padaku?" tanyanya
keras. Mendengar pertanyaan orang, Khu Sin Hoo , jadi ketawa keras, sampai
tubuhnya tergoncang. 226 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Apakah orang semacam, kau kate gundul, perlu diberi muka dan dihormati
" " katanya mengejek. "Biasanya.....si kate adalah penipu, si kate adalah licik, si
kate adalah....." "Tahan.....!!" bentak Miauw Siu gusar dia tak tahan mendengar perkataan siHwee-shio, malah saking gusarnya dia sampai berjingkrak. "Kau adalah orang
beribadat mau apa kau mengeluarkan kata-kata yang dapat melukai perasaan
orang?" "Hmm..... walaupun Loo-lap seorang paderi, tapi Loo-lap tak terikat dengan
segala peraturan, maka itu, kalau memang kenyataannya itu licik, Loo-lap berhak
untuk mengatakannya bahwa si-kate gundul ini licik dan seorang penipu besar.....!
" menyahuti Khu Sin Hoo sambil mendengus mengejek.
Miauw Siu jadi gusar benar, dia mengeluarkan suara bentakkan, tubuhnya
mencelat, kedua tangannya diulurkan untuk menyerang dia menyerang dengan
bengis sekali. Khu Sin Hoo melihat cara menyerang orang, dia ketawa mengejek.
"Hmmm. ..... permainan bangpak semacam ini mau dipertunjukan di
hadapanku?" katanya sambil mengibaskan lengan jubahnya yang kebesaran,
serangkum angin menyerang Miauw Siu.
Hebat kesudahannya ! Miauw Siu merasakan serangkum tenaga serangan yang tak kelihatan, yang
kuat sekali, mendesak dirinya, hati si kate ini jadi mencelos, ia berusaha untuk
mengelakkan namun berhubung tubuhnya sedang berada di udara, maka dengan
tak ampun lagi, serangan tenaga yang kuat dari Khu Sin Hoo telah menghajar
dirinya..... ia mengeluarkan jeritan kaget dan tubuhnya yang pendek cebol itu
melayang lalu kecebur di-sungai, sampai air sungai muncrat naik ke atas!
Orang-orang Mo-in-shia melihat hal ini sampai mengeluarkan seruan kaget,
sedangkan Thian-san Sian-eng bersorak mengejek.
Khu Sin Hoo menoleh menatap Thian-san Sian-eng sambil mengerutkan
sepasang alisnya, kemudian dia memutar tubuhnya dan kembali ketempatnya di
samping Han Han. Pada saat itu Miauw Siu telah ditolong oleh orang-orangnya, dia naik
keperahunya dengan tubuh basah kuyup. Wajalmya merah padam, matanya
mendelik, menyatakan dia sangat murka sekali. Tetapi dia tak berani melompat ke
kapal Coa Wie Sie, sebab dia sekarang mengetahui, Khu Sin Hoo lihai sekali.
Dengan mengibaskan lengan bajunya, si kate memerintahkan orang-orangnya
227 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
untuk menjalankan perahunya. Dalam waktu yang singkat perahu itu telah menjauh
dari perahu Coa Wie Sie dan akhirnya kapal-kapal orang Mo-in-shia meninggalkan
tempat tersebut. Coa Wie Sie dan anak-anak kapal jadi menarik napas lega, juragan perahu
tersebut memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan perahu mereka lagi.
Thian-san Sian-eng juga telah duduk pada tempatnya semula.
Sedang perahu meluncur pesat tanpa rintangan lagi, tiba-tiba Han Han
berdiri dan menghampiri Cioe Wie. Dia berjongkok di samping orang she Cioe itu.
"Loo-pek .....!" kata si bocah ramah.
"Mengapa kau tak duduk saja"!" Han bertanya begitu, sebab dia melihat
orang sejak tadi hanya meringkuk saja.
Cioe Wie mendongkol bukan main, dia duga si bocah ingin
mempermainkannya, maka itu, waktu dia ditanya begitu, dia hanya mendengus.
Han Han heran melihat sikap orang, tapi tokh dia bertanya lagi: "Apakah
disebabkan tadi Loo-pek bertempur terus menerus maka kau lelah sekali.....?"
"Hmmm bocah bau ! Mau apa kau banyak bicara "! Aku orang she Cioe
telah jatuh di dalam tangan kalian, tapi jangan harap aku akan menghiba-hiba
minta ampun.....! Kalau mau bunuh, bunuhlah!"
Han Han heran, dia jadi melengak.
"Heh..... siapa yang mau membunuh Loo-pek ?" tanyanya bingung.
"Sudahlah Loo-pek, tak guna kita saling bermusuhan .....bukanlah lebih baik kita
mengikat tali persahabatan.....bukankah ada pepatah yang mengatakan, semakin
banyak sahabat, semakin bahagia hidup manusia...... Kurasa, antara Loo-pek
dengan Jie-wie Gie-soe (kedua orang gagah) itu tak mempunyai ganjelan hati yang
tak dapat diselesaikan, bukan"!"
Cioe Wie tak mau melayani bocah she Han itu, dia hanya mendengus dan
mengawasi dengan mata mendelik.
Biar Han Han tabah, tokh melihat mata Cioe Wie yang begitu bengis, dia
jadi keder juga. Cspat-cepat dia menghampiri Khu Sin Hoo.
"Tay-soe .....kasihan orang itu !" kata si bocah sambil menatap wajah Khu
Sin Hoo. "Bisakah Tay-soe menolongnya dari penderitaannya itu ?"
Khu Sin H o tersenyum, wajahnya ramah sekali.
"Ya, ya, Han-jie.....!!" katanya cepat.
228 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Kukira di antara aku dengan dia tak ada permusuhan, maka karena ini
adalah permintaanmu, mau aku membebaskannya .....!!" Sehabis berkata, benar
saja Khu Sin Hoo berdiri dari duduknya dan menghampiri Cioe Wie.
Thian-san Sian-eng mendengar perkataan Khu Sin Hoo, mereka jadi
terkejut. Malah Auwyang Boen. telah melompat berdiri dan menghampiri paderi
itu yang sedang menghampiri orang tawanannya itu.
"Sian-soe ..... kuharap Sian-soe jangan membebaskan orang she Cioe ini
dulu, sebab begitu orang she Cioe ini memperoleh kebebasannya, kita bisa
berabe.....!!" Khu Sin Hoo mendelik pada Auwyang Boen.
"Kalau memang aku membebaskan juga orang itu, kau mau apa ?" bentak
nya aseran. Wajah Thian-san Sian-eng, Auwyang Boen jadi berubah. Dia jeri melihat
orang mendelik padanya, maka dari itu cepat2 dia menjura.
"Kalau memang Sian-soe ingin membebaskan juga, ya terserah pada Siansoe saja .....!!" katanya dengan suara yang tawar.
Kemudian dia memutar tubuhnya dan kembali ketempatnya.
Khu Sin Hoo hanya mendengus melihat wajah Auwyang Boen, dia tahu
orang penasaran. Tapi dia tak mau memperdulikannya. Sekali menepuk punggung
Cioe Wie, maka orang she Cioe itu telah terbebaskan dari totokannya.
"Orang she Cioe..... kali ini karena memandang muka anak Han, mau aku
membebaskanmu, namun kalau memang kau berbuat sesuatu yang membahayakan
kami, maka aku terpaksa harus turun tangan ! Sebetulnya antara kau dan Loo-lap
tak ada ganjelan apa-apa..... juga terhadap orang-orang Pek Bwee Kauw itu Loolap tak mempunyai hubungan sesuatu apapun, maka kalau memang tak
membahayakan dan mengganggu diri Loo-lap, aku tak mau ikut campur urusan
kalian !!" Cioe Wie tak menyahuti, dia juga tak mengucapkan terima kasih, hanya
bangkit berdiri dengan mata mendelik. Kemudian dia memutar tubuhnya kepada
Han Han, katanya dingin : "Bocah, kau telah melepas budi padaku, maka pada
suatu kali, aku pasti akan membalas budimu itu, sebab aku si orang she Cioe tak
pernah menghabiskan antara budi dan dendam begitu saja !!"
Khu Sin Hoo hanya ketawa dingin saja, karena ia tahu, perkataan Cioe Wie
itu ditujukan untuk dirinya dan Thian-san Siamg-eng, Cioe Wie mau maksudkan
dia tidak akan melupakan budi kebaikan Han Han yang telah meminta kebebasan
229 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
dirinya pada Sin Hoo, juga dia tak akan melupakan dendamnya pada Khu Sin Hoo
dan Tkian-san Sian-eng, karena orang telah merubuhkannya !!"
Perahu meluncur terus, sampai akhirnya menepi dengan selamat.
Khu Sin Hoo mengajak Han Han turun dari perahu itu, begitu juga Cioe Wie
yang telah melompat mendarat begitu perahu sudah mendekat pada tepian. Orang
she Cioe itu sudah lantas kabur.
Thian-san Sian-eng turun belakangan, mereka agak mendongkol pada Khu
Sin Hoo yang telah membebaskan Cioe Wie.
Sedangkan si paderi Khu Sin Hoo telah mengajak Han Han kesebuah rumah
penginapan. Mereka bermalam di situ.
Pada tengah malamnya, penyakit si bocah kumat kembali, dia seperti orang
kedinginan, tubuhnya menggigil dan giginya berkerat-kerot nyaring menahan
perasaan dinginnya itu. Dia sampai dua kali tak sadarkan diri.
Menyaksikan penderitaan si bocah itu, Khu Sin Hoo berduka sekali, Dia tak
dapat memberikan pertolongan kepada bocah itu dia hanya dapat menolong bocah
itu dengan menotok jalan darah Cioe-kie-hiatnya untuk membikin bocah itu
tertidur pulas agar penderitaannya berkurang.
Sedang Han Han tertotok pulas. Sin Hoo mengawasi wajah bocah itu yang
sudah berobah biru gelap, mukanya juga perok sekali, di samping tubuhnya yang
kurus sekali, Berulang kali Kho Sin Hoo menghela napas duka.
?"Usianya masih demikian muda, tapi dia harus mengalami penderitaan
sampai demikian macam..... "pikir paderi she Khu ini. "Hmmm..... semua ini garagara pengemis busuk yang tak mengenal perikemanusiaan.....!!"
Lama Sin Hoo mengawasi wajah Han Han dia merasa iba pada penderitaan
bocah itu. Achirnya, dia menuju kepembaringan dan duduk bersemedi di situ.
Tetapi, belum lagi dia duduk bersemedi sepasangan hio, terdengar suara
rintihan bocah itu. Rupanya disebabkan penderitaan hawa dingin dan panas, im dan
yang, yang mengaduk di dalam tubuhnya, totokan Khu Sin Hoo pada jalan darah
Cioe-kie-hiat si bocah tak membawa paedah banyak.
Si paderi jadi terkejut, dia sampai melompat turun dari pembaringannya dan
menghampiri Han Han. Dipenksanya keadaan bocah itu. Dia heran luar biasa,
karena biasanya kalau dia menotok jalan darah itu akan terbuka dengan sendirinya
selama dua belas jam, tapi anehnya sekarang bocah ini walaupun ditotok perlahan
jalan darahnya itu telah dapat terbuka dengan sendirinya hanya selama
230 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
sepemasangan hio, Hal ini membingungkan Khu Sin Hoo, dia sampai
memeriksanya berulang kali.
Pada saat itu Han Han masih merintih terus dengan gigi berkerot-kerot,
wajahnya berubah-rubah, sebentar merah padam, sebentar lagi berubah menjadi
ungu-gelap. Dia sangat menderita sekali.
Sin Hoo jadi putus asa melihat keadaan bocah mi.
"Apakah dia tak bisa tertolong lagi " " gumamnya dengan "suara-berduka.
"Apakah memang sudah nasibnya harus mati muda"!" dan karena mempunyai
pikiran begitu, dan disebabkan hatinya berduka sekali, maka dia jadi mengawasi
wajah bocah ini dengan air mata berlinang.
Tiba-tiba Han Han membuka matanya, dilihatnya keadaan paderi itu. Hati
bocah she Han ini jadi terharu. Dengan menahan perasaan dingin dan panas yang
mengamuk ditubuhnya, dia mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan si
Hwe-shio. "Tay-soe.....kau jangan terlalu memikirkanku ! " katanya dengan suara yang
perlahan. "Aku tahu, semua ini mungkin sudah nasibku, sehingga keadaanku jadi
begini macam ! Tapi.....kukira dalam beberapa hari, penyakitku ini akan
sembuh..... !" dan si bocah berusaha untuk tersenyum, walaupun dengan bibir
tergetar. Dia bermaksud untuk menghibur si paderi yang baik hati ini.
Tapi, bukannya terhibur hati Sin Hoo malah jadi tambah berduka. Hatinya
seperti tersayat-sayat mendengar perkataan bocah itu.
"Ya.....kau pasti akan sembuh !!" dia menyahuti cepat. "Loolap akan
mencarikan obat untukmu !" Dan, setelah berkata begitu, dia membalikkan
tubuhnya dan berjalan kejendela, membuka daun jendela kamar itu, mengawasi
kekelaman malam dengan air mata yang berlinang. Tadi dia mengatakan bahwa si
bocah akan sembuh, ini hanya untuk menghibur hati Han Han. Padahal, paderi she
Khu ini sudah mengetahui, umur si-bocah tak akan lebih dari satu bulan lagi.
Tadinya dia memang menduga bahwa usia bocah itu dapat bertahan selama tiga
bulan, tapi setelah melihat keadaan si bocah she Han yang semakin memburuk,
maka dia mengetahui, jarak waktu sisa umur bocah itu kian pendek, Han Han
mungkin dapat bertahan kurang lebih satu bulan.....!
Han Han sendiri berusaha menguasai diri untuk tak mengeluarkan suara
rintihannya. Dia tak mau membikin paderi itu tambah berduka. Namun karena
hawa dingin dan panas itu, Im dan Yang, yang mengaduk di dirinya semakin hebat,
231 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
akhirnya dia masih juga mengeluarkan suara rintihan .....wajahnya semakin
berubah ungu-gelap. Mendekati menjelang fajar, barulah hawa dingin dan panas yang mengamuk
di tubuh bocah itu agak mereda, sehingga Han Han dapat tertidur.
Malam itu Khu Sin Hoo tak tidur, dia memikirkan keadaan bocah she Han
itu. Tapi, di kala dia mau naik kepembaringan di hatinya telah mengambil suatu
keputusan yang pasti, biar bagaimana dia akan meminta pertolongan Yan Hoa
Piek, itu jago yang bergelar 'Tok Sian Sia' atau 'Si katak berbisa". Karena hanya
Yan Hoa Piek-lah yang mengerti ilmu pengobatan, dan mungkin hanya dia yang
dapat menyembuhkan Han Han.
"Biarlah ! Biar bagaimana akan kupaksa si katak beracun itu untuk
mengobati Han-jie .....soal hina dan merasa rendah dan hancurnya namaku
disebabkan mengemis pada si katak beracun itu tak menjadi soal.....itu urusan
kedua, asal Han-jie dapat tertolong.....! Namun .....di mana aku harus memcari
orang she Yan itu?" Dan, Jiauw Pie Jielay jadi memutar otak terus, sehingga dia
tak dapat tertidur ......
*Mukhdan*Dewi Kz*Budi S-Aditya
Bab 15 MENJELANG lohor Jiauw Pie Jielay mengajak Han Han mengelilingi
dusun itu untuk menyenangi hati si bocah, Juga si paderi membelikan satu
perangkat pakaian baru untuk Han Han, sehingga si bocah she Han jadi terharu
melihat kecintaan si Hwee-shio terhadap dirinya. Dia menghaturkan terima kasih
berulang kali. Khu Sin Hoo juga mengajak Han Han ketempat- hiburan, agar hati si bocah


Seruling Haus Darah Hiat Tiok Sian Jin Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gembira. Ketika mereka sedang berada di jalan Ciong-yan, tiba-tiba dari depan
mereka mendatangi seorang tabib kampung yang sedang berjalan dengan dituntun
seorang bocah, karena dia memang seorang tabib yang sudah tua rentah, dan kalau
tak dibantu oleh si bocah itu yang menuntun tangannya, mungkin dia akan rubuh
terguling ...... Sambil berjalan selangkah-selangkah, mulutnya berteriak: ''Tabib
dewa penyembuh penyakit aneh dan luar biasa ! Tabib dewa penyembuh penyakit
yang sudah lama mengendap di tubuh !! Tabib dewa....." dan tiba-tiba si kakek
232 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
tabib yang sudah tua itu tak meneruskan perkataannya, karena dia telah
melihat'Jiauw Pie Jie-lay Khu Sin Hoo dan Han Han yang mendatangi padanya.
Diawasinya wajah Han Han, sepasang alisnya berkerut.
"Penyakit yang luar biasa ....." pendengaran Sin Hoo yang tajam dapat
mendengar perkataan si tabib waktu dia dan Han Han lewat di dekatnya. "Penyakit
yang aneh luar biasa sekali ! Aha .....kalau tak menemui obat yang sesuai, tak
mungkin bocah itu dapat tertolong."
Khu Sin Hoo jadi terkejut, dia sampai melonjak. Karena sebagai seorang
Kang-ouw yang berpengalaman dan berpandangan luas, maka dia mengerti bahwa
perkataan tabib itu ditujukan untuk dirinya. Maka dari itu, cepat-cepat dia menarik
Han Han menghampiri si tabib tua itu. Jiauw Pie Jie-lay merangkapkan kedua
tangannya. "Sin-she.....benar perkataanmu tadi!
Kalau tak menemui obat yang sesuai, jiwa cucu Loo-lap ini tentu tak
mungkin dapat disembuhkan!!" kata Khu Sin Hoo sambil memandang wajah tabib
itu. Wajahnya luar biasa, sebab matanya sipit seperti mata tikus, kupingnya lebar
seperti kuping babi, mulutnya lebar seperti paso dan hidungnya pesek melesek.
"Dapatkah Sin-she menyembuhkan penyakit cucuku ini
Tabib itu ketawa tawar. "Apa susahnya menyembuhkan penyakit yang sedang di derita oleh cucumu
itu ?" tanyanya dengan suara yang dingin. "Asal kau berani memenuhi syarat yang
akan kukatakan, mungkin cucumu itu akan tertolong !!"
"Syarat-syarat apakah yang Sin-she minta?" tanya Jiauw Pie Jielay, dia
melihat lagak orang yang luar biasa, maka mau dia menduga tabib ini adalah
seorang yang berkepandaian tinggi yang sedang menyamar menjadi seorang tabib.
"Syarat-syarat yang akan kuminta tak berat !!" menyahuti tabib itu dengan
suara yang tetap dingin, lalu dia menoleh pada bocah yang berusia tujuh tabun,
yang.menuntunnya. "Bukankah begitu Tie-jie ?"
Si bocah yang dipanggil Tie-jie, anak ayam, mengangguk membenarkan
perkataannya si-tabib itu.
"Benar Sin-she.....!" dia malah menyahuti.
"Sebutkanlah syaratmu itu Sin-she, kalau memang dapat kulakukan, aku
pasti akan melaksanakannya dan memenuhi syarat-syarat yang kau ajukan itu !!"
kata Khu Sin Hoo cepat. 233 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Hmmm. ..... apakah perkataanmu dapat dipercaya "!" tegur si tabib sambil
nyureng mengawasi wajah Khu Sin Hoo.
Jiauw Pie Jie-lay jadi mendongkol, biasanya dia paling tak senang orang tak
pandang mata padanya, dia memang aseran, maka sudah sering orang yang
mengeluarkan kata-kata tak enak di telinganya itu disiksa setengah mati oleh
paderi ini. Namun karena sekarang dia sedang berduka disebabkan penyakit yang
diderita oleh Han Han, sehingga dia membutuhkan pertolongan tabib itu, maka
mau dia berlaku sabar. "Seumur hidupku belum pernah kulanggar janjiku !! Kalau memang aku tak
menepati janji dan kesanggupanku pada syarat-syaratmu itu, kau boleh
mentertawakan aku sebagai seorang yang hina-dina!!"
Tabib itu ketawa mengejek.
"Hu, hu, bicara memang enak." katanya "Tapi kalau sampai terjadi hal itu,
paling-paling kau mengangkat bahu dan mengatakan tak tahu ! Lagi pula kulihat
kau berkepandaian tinggi, maka mustahil kau tak dapat mengobati psnyakit bocah
yang menjadi cucumu itu"! Bukankah dalam bidang Pengobatan tak begitu sulit " "
Sin Hoo mengawasi orang dengan terkejut dia jadi menduga-duga, siapakan
tabib itu" Yang membikin bingung Sin Hoo ialah, mengapa orang dapat
mengetahui dia paham ilmu silat"!
"Loo-lap tak mengerti dalam bidang pengobatan, maka dari itu tak dapat
Loo-lap mengobati penyakit cucuku ini !!" menerangkan Khu Sin Hoo cepat. "Dan
kuminta shinshe menolong selembar jiwa cucuku ini !"
Malah begitu habis berkata, Jiauw Pie Jie-lay menjura pada tabib itu,
padahal sebelumnya, tak pernah dia menghormati seorang manusiapun di atas
permukaan bumi ini!! Maka, hebatlah Khu Sin Hoo ini, sebab dia rela
mengorbankan harga diri dan kehormatannya, asal tabib itu mau menolong
panderitaan Han Han yang disebabkan oleh pengemis Kay-pang yang menyiksa
bocah ini melampaui batas pada beberapa hari yang lalu.....!! Padahal, pada
sebelumnya, dia merupakan seorang tokoh persilatan yang dihormati oleh orangorang rimba persilatan, sebab kepandaian silatnya yang sukar diukur. Dia juga
tinggi hati dan tak gampang-gampang mau mengalah pada orang lain. Tapi
sekarang, demi Han Han, dia telah memperlakukan si tabib begitu hormat.
Pada saat itu Tabib tersebut telah tertawa dingin lagi, sikapnya sangat tawar.
"Aku dapat menyembuhkan jiwa cucumu ini.....!" katanya tawar, "Tetapi kau
sendiri, aku tak tahu mau atau tidak meluluskan permintaanku "!"
234 Koleksi TIRAI KASIH - Seruling Haus Darah - Oey Yong
"Sebutkanlah Sin-she.....!!" kata Khu Sin Hoo cepat. "Kalau memang untuk
kebaikan cucuku ini, walaupun harus melakukan segala sesuatu yang sulit, aku
pasti akan meluluskan permintaan Sin-she.....!"
Kembali tabib itu ketawa dingin.
"Bukankah kau Jiauw-pie Jie-lay Khu Sin Hoo?" tanyanya mendadak,
matanya juga mencilak. Khu Sin Hoo sendiri sampai terkejut orang dapat mengenali dirinya, dia
sampai mengangkat kepalanya mengawasi tabib itu. Tetapi Sin Hoo tak dapat
mengenali siapa tabib itu adanya.
'"Benar" dia menyahut sambil mengangguk. "Loo-lap memang si orang she
Khu .....! Siapakah Sin-she"!"
"Hmmm.....kukira namaku tak perlu kau ketahui !!" menyahuti si tabib
dengan suara yang dingin. "Hanya aku sangsi, apakah setelah kusebutkan
permintaanku itu kau akan menelan perkataanmu yang: telah kau ucapkan itu!"
Wajah Khu Sin Hoo jadi berubah merah. Dia jadi medongkol.
"Katakanlah Sin-she..... aku pasti akan meluluskan permintaanmu itu!"
katanya agak keras. "Betul" Kau pasti akan meluluskan permintaanku"!" tanya si-tabib
menegaskan. Tiba-tiba hati Khu Sin Hoo terkesiap, dia tak lantas menyahuti.Tadi dia main
menyanggupi saja setiap permintaan si tabib, bagaimana kalau sampai akhirnya si
tabib ternyata meminta dia, membunuh diri "! Kan bisa berabe.....!"
"Maka dari itu," katanya "Sebutkanlah permintaanmu itu, kalau memang tak
melanggar Gie, budi, dan tak lepas dari permintaan yang pantas, aku Khu Sin Hoo
Di Pulau Harta 2 Dewi Ular 79 Pembalasan Selir Sesat Misteri Pulau Neraka 15

Cari Blog Ini