Ceritasilat Novel Online

Badai Dunia Persilatan 5

Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID Bagian 5



diri.

Karena pikirannya mangkel bercampur mendongkol tak terasa lagi dua titik air mata jatuh berlinang.

Seorang perempuan cantik molek yang tiada bandingannya mendadak mengucurkan air mata dengan

wajah begitu mengenaskan kendati seorang lelaki yang berhati bajapun ikut merasa kasihan dan melas.

Beberapa orang jagoan Liok-lim yang masih tersisa kebanyakan sudah dibuat tergetar hatinya oleh

keadaan Kok Han Siang yang amat mengenaskan ini dalam sekejap wajah semua orang ikut diliputi

kemurungan.129 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Kok Han Siang mengusap kering butiran air matanya lalu perlahan-lahan berjalan keluar diikuti Biauw

Siok Lan serta Ban Ing Soat dari belakang.

Para jago yang sedang bersama-sama jalan keluar buru-buru menyingkir kedua belah samping

membuka jalan.

Tiba-tiba Biauw Siok Lan menemukan Kok Han Siang tersenyum manis, dan tanpa disadari pula hati

para jago yang ada didalam lembah Mie Cong Kok itupun kena terpengaruh oleh senyuman tersebut wajah

murung yang semula menghiasi wajah merekapun ikut tersapu lenyap.

Bibi! terdengar Ban Ing Soat berseru setelah berhasil menyandak kebelakang tubuh Kok Han Siang

kau jangan bersedih hati! menanti paman telah kembali kita laporkan saja urusan ini kepadanya agar ia suka

mendamprat dan kasih sedikit hajaran kepada Huo Yen Ga!

Kok Han Siang menggeleng lalu menoleh.

Peristiwa ini tidak boleh dilaporkan kepadanya, heeei! jika ia tahu hatinya tentu gusar.

Bagaimanapun Ban Ing Soat adalah seorang nona cilik yang berusia tujuh delapan belas tahunan

walaupun hati ia bermaksud hendak menghibur Kok Han Siang dengan beberapa patah kata tapi tak mengerti

perkataan apa yang harus diutarakan. Setelah termenung beberapa saat akhirnya ia berkata.

Bibi jika kau tidak laporkan peristiwa Huo Yen Ga ini kepada paman dikemudian hari ia pasti semakin

sombong dan takabur.

Kok Han Siang kembali menggeleng.

Bagaimanapun juga peristiwa ini tak boleh sampai diketahui toaku gumamnya.

Ia menoleh sekejap kearah Ban Ing Soat.

Sejak pamanmu meninggalkan lembah mendadak aku mulai menemukan banyak diantara mereka

tidak sungguh-sungguh menghormati dirinya diluaran walaupun orang-orang ini kelihatannya hormat patuh

tapi dalam hati sangat membenci diri toako. Heeeei... entah apakah yang sedang mereka inginkan.

Kembali ia menghela napas pinjang.

Tempo dulu setiap hari aku hidup bersama-sama dengan pamanmu walaupun berada dibawah tekanan

dan desakan musuh-musuh tangguh yang setiap saat mengancam keselamatan kita tetapi belum pernah aku

merasa sekuatir ini sejak ia berhasil merebut kedudukan Liok-lim Bengcu entah mengapa mendadak aku

mulai merasa kuatir terhadap keselamatannya.

Ketika berbicara sampai disitu beberapa orang itu telah tiba kembali didepan pondok mereka.

Walaupun Biauw Siok Lan baru setengah hari berkenalan dengan Bengcu hujien ini tapi agaknya

hubungan merekapun sudah begitu erat dia ambilkan secawan teh untuk Kok Han Siang lalu katanya sambil

tertawa.

Hujien selamat kau berhasil menguasahi para jago-jago itu sewaktu berada didalam pertemuan tadi.

Ehmm... saking mangkel dan murung hampir-hampir aku mati lemas... Potong Kok Han Siang tidak

menanti dia selesai berbicara. Moay-moay kenapa kau malah kasih selamt kepadaku? didalam peristiwa ini

ada apanya yang patut diberi selamat??

Biauw Siok Lan tersenyum.

Mungkin hujien merasa peristiwa Huo Yen Ga mengundurkan diri dalam keadaan gusar merupakan

suatu kejadian yang sangat memalukan katanya padahal ia sudah salah ambil tindakan. Kehalusan budi serta

keramahan sikap hujien telah tertanam dalam-dalam dihati para jago.

ooooOoooo130 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

7

ENCI apa maksud perkataanmu itu?? kenapa sedikitpun aku tidak merasa? tanya Kok Han Siang

kebingungan.

Agaknya Biauw Siok Lan sedang berpikir dan menyusun kalimat yang bagus setelah termenung

beberapa saat ia baru berkata :

Hujien apakah kau tidak melihat sikap hormat yang ditunjukkan para jago sepanjang jalan tadi??

Ia merasa tidak leluasa secara langsung dan blak-blakan mengatakan bahwa para jago terpikat oleh

kecantikan wajahnya karena itu terpaksa menggunakan kata-kata yang lebih halus ia mengutarakan maksud

hatinya.

Kok Han Sing tidak mengerti apa maksud dibalik perkataan tersebut iapun tidak mengerti apa yang

sedang ditunjuk oleh Biauw Siok Lan. Cuma saja ia secara samar-samar bila peristiwa ini menyangkut

kejadian yang maha besar bahkan secara samar-samar orang-orang itu sedang mengincar-incar kedudukan

Liok-lim Bengcu tersebut.

Akhirnya ia menghela napas panjang perlahan-lahan perempuan ini bangun berdiri dan masuk

kekamar.

Saat itu waktu mendekati kentongan kedua. Boen Thian Seng merasa tidak enak untuk berdiam lebih

lama lagi akhirnya dengan suara setengah berbisik ujarnya dengan gadis she Ban :

Sumoay kau baik-baiklah melindungi bibi aku akan pergi!

Pikiran Ban Ing Soat saat ini sedang kusut tak ada perhatian ia mendengarkan perkataan tersebut.

Setelah mengangguk serunya dengan nada mendongkol.

Jika kau tidak pergi apa yang kau lakukan lagi disini?

Boen Thian Seng tidak pikirkan persoalan itu didalam hati ia tersenyum lalu putar badan hendak pergi

dari sana.

Mendadak......

Suara gembrengan dipukul bertalu-talu memecahkan kesunyian ditengah malam buta.

Mendengar suara gembrengan tersebut tergesa-gesa Kok Han Siang lari keluar.

Bukankah itu suara tanda bahaya yang dilepaskan oleh perjaga-penjaga dipos terdepan? apa yang

sudah terjadi? serunya rada gugup.

Biauw Siok Lan tidak lama tiba dilembah terhadap suara gembrengan tersebutpun sama sekali tidak

mengerti maksudnya oleh karena itu mendengar perkataan tersebut ia cuma berdiri melongo saja.

Sedangkan Ban Ing Soat yang sedang merasakan kematian ayahnya sama sekali tiada perhatian untuk

mendengarkan apa yang diucapkan oleh Kok Han Siang.

Apa? sahutnya kemudian dengan kebingungan.

Ketika itulah Boen Thian Seng sudah meloncat balik kedalam ruangan sahutnya terburu-buru :

Tidak salah suara gembrengan ini menandakan tanda bahaya. Sumoay kau baik-baik melindungi bibi

disini aku akan memeriksa sebentar keluar.131 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tidak menanti jawaban dari beberapa orang itu lagi ia segera meloncat ketengah udara dan berlalu dari

pondok tersebut.

Aku sudah tahu sahut Ban Ing Soat menjawab perkataan sukonya.

Tergesa-gesa gadis ini lari masuk kedalam kamar untuk menggembol pedang serta senjata rahasianya

setelah itu kepada Biauw Siok Lan tanyanya lirih :

Enci! kau hendak menggunakan senjata apa?:

Moay-moay tak usah kuatir aku sendiri sudah menggembol senjata tajam :

Tiba-tiba Kok Han Siang menoleh dan memandang sekejap kearah kedua orang itu.

Kalian berjaga-jagalah didalam rumah aku hendak keluar sebentar untuk memetiksa keadaan katanya.

Hal ini boleh jadi? seru Ban Ing Soat dengan cepat biarlah kami berdua mengikuti bibi, dengan begitu

bisa pula melindungi keselamatanmu.

Dengan sedih Kok Han Siang menghela napas panjang setelah memandang lagi kearah kedua orang

itu ia berjalan lambat-lambat keluar rumah.

Sebetulnya didalam lubuk hatinya banyak perkataan yang hendak diutarakan, tapi iapun merasa

bingung harus dimulai dari yang mana, oleh karena itu setelah memandang beberapa saat kearah mereka

berdua akhirnya ia putar badan dan berlalu.

Dengan kencang Biauw Siok Lan serta Ban Ing Soat mengikuti dari belakang tubuhnya.

Tampaklah pada saat itu bayangan manusia berkelebat lewat menuju kearah gunung sebelah muka

suasana diempat penjuru sudah diterangi dengan lampu obor.

Suara gembrengan sudah berhenti berlalu kecuali tiupan angin malam yang menderu-deru suasana

dalam lembah tersebut jadi sunyi senyap seperti keadaan semula.

Dengan pandangan termngu-mangu Kok Han Siang memandang cahaya api obor yang tersebar

diempat penjuru akhirnya ia bergumam :

Agaknya musuh yang datang tidak sedikit jumlahnya kenapa diempat penjuru sudah diterangi dengan

api obor??.

Mendadak serentetan cahaya menerjang ketengah angkasa sewaktu berada kurang lebih empat lima

kaki dari permukaan tanah tiba-tiba meledak keras disertai suara yang gegap gempita menusuk telinga

berpuluh-puluh ribu bunga-bunga berapi beterbangan memancar keempat penjuru dan sebentar kemudian

padam kembali.

Terdengar suara ujung baju tersampok angin menggores datang Tiong It Hauw bagaikan seorang

panglima langit tahu-tahu sudah munculkan dirinya di hadapan Kok Han Siang.

Saat ini ia memakai pakaian tingkas pada pinggangnya tersoren sebelah golok pipih. Kerudung

hitamnya yang berwarna hitam bergoyang tiada hentinya tertiup angin malam.

Hujien kau cepat kembali angin malam sangat dingin dan tidak baik untuk kesehatan nanti kau sakit

serunya sembari menjura.

Apa yang sudah terjadi didalam lembah??

Beberapa orang manusia yang tidak dikenal berhasil menerobos masuk tiga buah rintangan kita dan

berhasil melukai enam orang. Hamba telah mengirim orang untuk mengadakan pengurungan dan mengatur

siasat untuk menawan mereka peristiwa ini sudah sering kali terjadi dalam Bu-lim harap hujien jangan

merasa kuatir. Mari silahkan kembali saja untuk beristirahat.132 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Maaf aku orang banyak bicara tiba-tiba Biauw Siok Lan menyela setiap pos penjagaan kita semuanya

dijaga beberapa orang?.

Tiong It Hauw termenung lalu jawabnya.

Setiap pos penjagaan dijaga enam orang dengan dibagi menjadi dua rombongan!.

Jika demikian adanya musuh berhasil menerobos masuk kedalam ketiga buah pos penjagaan dan

berhasil melukai enam orang ini berarti setiap pos ada seorang yang berhasil meloloskan diri dari

cengkeraman musuh.

Mendadak suara gembrengan kembali dipukul bertalu-talu bahkan kali ini suaranya semakin kacau

dan campur aduk tidak keruan :

Hujien! cepatlah kau orang kembali kepondok buru-buru Tiong It Hauw berseru biarlah hamba pergi

melakukan pemeriksaan tidak selang sepertanak nasi kemudian tentu ada kabar berita.

Bicara sampai disitu tubuhnya dengan cepat meloncat ketengah udara kemudian berkelebat lenyap dari

pandang mata.

Dengan termangu-mangu Kok Han Siang memandang bayangan punggung Tiong It Hauw yang

lenyap dari pandangan lama sekali ia baru menoleh kearah Biauw Siok Lan.

Enci! perlukah kita pergi ikut memeriksa?!.

Walaupun selama hidup ia sudah sering mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan hati tetapi

pada waktu itu setiap kali tentu ada Hu Pak Leng disisinya.

Hu Pak Leng adalah seorang yang cerdik dan bernyali perduli sudah menemui kejadian ia tetap tenang

dan menghadapi setiap urusan dengan tidak ikut emosi.

Sudah tentu saja didalam menghadapi peristiwa penting pada waktu itu sama sekali tidak

membutuhkan barang sedikit tenagapun darinya, lama-kelamaan hal ini menimbulkan rasa kagum dan

terhormat terhadap diri Hu Pak Leng.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Ia merasa asalkan dirinya bisa selalu bersama-sama dirinya perduli berada dalam keadaan yang

bagaimanapun bahayanya ia merasa tetap aman tenteram.

Tetapi kini Hu Pak Leng belum kembali dari tempat jauh Huo Yen Ga serta Tiong It Hauw yang

menjabat sebagai wakil Bengcu pun sering terjadi bentrokan hal ini mau tak mau memaksa ia harus pegang

kekuasaan dan mengatur semua persoalan yang besar.

Tetapi dengan demikian iapun mulai merasa gelagapan hatiya berdebar dan dalam hati tak dapat

mengambil keputusan.

Terdengar Biauw Siok Lan tersenyum lalu ujarnya dengan halus.

Hujien kau tidak perlu murung didalam lembah Mie Cong Kok ini banyak terdapat jago-jago lihay

dari kalangan Liok-lim kendati pihak Siauw lim pay serta Bu-tong pay bekerja sama untuk melancarkan

serangan secara besar-besaran kita masih sanggup untuk menahan mereka apa lagi keadaan yang sebenarnya

belum berhasil kita ketahui.

Eeeeei..... jikalau toako ada dirumah hatikupun tak akan secemas ini... kata Kok Han Siang sambil

menghela napas panjang.

Mendadak suara langkah kaki yang kacau bergema memecahkan kesunyian HuoYen Ga yang

membawa Leng Lam Jie Khie serta beberapa orang anak buahnya berjumlah dua puluh orang lebih berlari

mendekat.133 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tampaklah ketika itu Loo Hu It Su Huo Yen Ga mengulapkan tangannya beberapa orang jagoan Liok-

lim yang berada dibelakangnya mendadak memencarkan diri dan seketika mengurung Kok Han Siang,

Biauw Siok Lan serta Ban Ing Soat bertiga rapat-rapat.

Melihat kejadian itu Biauw Siok Lan mengerutkan dahinya diam-diam ia salurkan hawa murninya

bersiap sedia dengan meminjam kesempatan sewaktu membereskan rambutnya ia menyenggol Ban Ing Soat.

Sebaliknya Kok Han Siang yang sudah menghadapi situasi sedemikian kritis sama sekali masih belum

merasa sepasang matanya yang jeli mengerling sekejap kearah Huo Yen Ga lalu bertanya.

Tahukah kalian jika malam ini didalam lembah kita sudah kedatangan musuh??:

Ehmm, tidak salah jawab Huo Yen Ga dingin.

Baru saja Tiong! Biauw memberi tahu kepadaku bahwa orang-orang itu berhasil menerobos tiga buah

rintangan dan melukai enam orang.

Soal ini aku kurang begitu jelas.

Lalu kenapa kau tidak pergi melakukan pemeriksaan?

Apa.....

Perlahan-lahan Kok Han Siang menghela napas panjang.

Walaupun antara dirimu dengan Tiong It Hauw tidak dapat akur tetapi kalian sama-sama sudah

menerima pesan dari toako dan kini didalam lembah Mie Cong Kok hanya kalian berdua saja yang memiliki

kepandaian paling baik paling di hormati para jago lainnya. Heeei... jikalau kalian bisa saling bahu membahu

saling tolong menolong aku pikir urusan didalam lembah kita tak akan jadi kacau dan awut-awutan semacam

ini.

Huo Yen Ga tertawa dingin belum sempat ia berbicara Kok Han Siang keburu berkata kembali.

Tiong It Hauw sudah pergi melakukan pemeriksaan kau pergilah bantu dia orang!

Loo Hu It Shu hanya merasakan nada perkataan dari perempuan itu mengandung suatu dayaa

pengaruh yang tak dapat dilawan oleh siapapun akhirnya ia mengangguk.

Kok Han Siang yang mendengar dia sudah menyanggupi tapi orangnya masih tetap berdiri tak

bergerak dalam hati merasa keheranan akhirnya ia menghela napas panjang.

Kalau kau adalah orang menyanggupi kenapa tidak cepat-cepat pergi.

Loo Hu It Shu berseru tertahan akhirnya ia putar badan dan berlalu.

Para jago yang berada disekeliling Kok Han Siang sewaktu melihat Huo Yen Ga berlalu tanpa banyak

cingcong dengan perasaan keheranan mereka berdiri melongo-longo.

Leng Lam Jie Khie diam-diam saling bertukar pandangan sejenak... baru saja mereka berjalan siap-

siap turun tangan mendadak Kok Han Siang menggerling kembali.

Kalian semua pergilah.

Suaranya amat halus merdu dan menarik hati bagi siapapun merasa hatinya benar-benar dibuat

terpesona.

Mendengar suara tersebut para jago yang ada disekeliling tempat itu rada tertegun akhirnya tak dapat

dicegah lagi mereka mulai putar badan dan berlalu.

Kini tinggal Leng Lam Jie Khie dua orang yang tetap berdiri ditempat semula selintas hawa napsu

membunuh mulai berkelebat diatas wajahnya.134 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Dengan termangu-mangu dan kebingungan Kok Han Siang menyapu sekejap kearah kedua orang itu,

akhirnya perlahan-lahan ia berjalan mendekat.

Melihat kejadian itu Ban Ing Soat segera kerutkan keningnya sang tangan mulai meraba gagang

pedang untuk melakukan perlindungan.

Tetapi niatnya ini keburu dicegah oleh Biauw Siok Lan yang dengan cepat menyenggol badannya.

JILID 8

LENG LAM Jie Khie yang melihat Kok Han Siang dengan sikap sama sekali tak bersiap sedia

berjalan mendekati mereka, dalam hati merasa rada melengak untuk beberapa saat mereka dibuat berdiri

tertegun tanpa bisa berbuat sesuatu.

Menanti Kok Han Siang telah tiba dihadapan mereka ia menghela napas panjang.

Kalian berdua apakah ada perkataan yang hendak disampaikan kepadaku?... Tegurnya halus.

Dengan perasaan tertegun Leng Lam Jie Khie saling bertukar pandangan sekejap akhirnya mereka

bersama-sama berseru tertahan.

Apa yang hendak kalian katakan?cepat utarakan kepadaku ujar Kok Han Siang kembali.

Aaa... Ooow... tidak ada apa-apa... tidak ada apa-apa... Setelah melengak beberapa waktu Leng Lam

Jie Khie baru menyahut dengan gugup. Malam hari udara sangat dingin, hujien harus baik-baik menjaga

kesehatan hanya beberapa orang prajurit tak bernama yang menerobos masuk kedalam lembah tak akan

mendatangkan suatu bencana yang besar. Hujien kau baik-baiklah kembali untuk beristirahat dan tunggulah

kabar dengan hati tenang.

Selesai berkata mereka buru-buru putar badan lantas berlari kearah lembah sebelah depan.

Toakoku ada didalam lembah kalian harus sedikit bersusah payah teriak Kok Han Siang kembali.

Terima kasih atas perhatian hujien.....

Suara tersebut semakin lama semakin kecil dan akhirnya sirap ditengah kegelapan.

Biauw Siok Lan yang melihat suatu peristiwa kritis dan hampir-hampir saja meledak ternyata berhasil

dipunahkan dengan suatu tindakan yang demikian enteng tak terasa hatinya ikut berdebar-debar.

Sungguh berbahaya... sungguh berbahaya... serunya berulang kali didalam hati.

Waktu itulah perlahan-lahan Kok Han Siang putar badan dan berjalan mendekati kedua orang gadis

lainnya.

Enci perlukah kita orang untuk melakukan pemeriksaan kedepan? tanyanya perlahan.

Huo Yen Ga ada maksud membinasakan dirinya setiap waktu setiap saat ia dapat turun tangan

terhadap dirinya pikir Biauw Siok Lan didalam hati apalagi suasana disebelah sana amat kacau dan kalut

sukar diramalkan keadaan yang sebenarnya rasanya pergi kesana malah mungkin mendatangkan banyak

kerepotan jauh lebih baik bersembunyi didalam kamar saja.

Dengan pengalamannya yang luas dan kecerdikannya yang melebihi orang lain cukup dalam satu hari

saja telah menemukan, bila Kok Han Siang adalah seorang perempuan yang sama sekali tidak pernah

memikirkan soal-soal licik dalam dunia kangouw ia sama sekali tidak berhati-hati tidak punya pegangan dan

masih polos.

Lebih baik kita pulang saja sahutnya kemudian setelah ada sebegitu banyak orang yang pergi

memeriksa rasanya sekalipun sudah kedatangan musuh yang jauh lebih banyakpun tak mengapa

bagaimanapun kedatangan kita tak bakal banyak membantu mereka.135 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Baiklah sahut Kok Han Siang setelah termenung sejenak mari kita pulang saja.

Ia lantas putar badan berjalan menuju kearah pondoknya.

Biauw Siok Lan serta Ban Ing Soat membuntuti dari belakang Bengcu hujien ini.

Demikianlah mereka bertiga balik lagi kepondok semula.

Setibanya didalam ruangan dengan wajah murung Kok Han Siang duduk termenung tak sepatah

katapun yang diucapkan keluar.

Selama ini belum pernah hatinya memikirkan persoalan yang sedemikian banyaknya ia merasa

kepalanya mumet berlaksa patah kata yang tersembunyi dalam rongga dadanya tak mengerti harus

diutarakan yang mana terlebih dahulu.

Hujien bagaimana kalau kita padamkan saja lampu lentera itu? Kata Biauw Siok Lan rendah.

Kok Han Siang jadi keheranan.

Kenapa??

Biauw Siok Lan yang melihat wajahnya penuh kemurungan dalam hati tak tega untuk mengutarakan

apa yang sedang dipikirkan secara blak-blakan tersenyum.

Jikalau kita mematikan lampu maka kita bisa duduk tenang dikegelapan untuk berpikir apa yang

sedang kita pikirkan dalam hati.

Sebetulnya Kok Han Siang tak ada maksud untuk berbuat demikian, tetapi setelah mendengar

perkataan tersebut ia lantas mengangguk.

Baiklah! matikan lampu lentera kita duduk tenang sambil pikirkan apa yang sedang kita pikirkan hal

ini memang jauh lebih tepat.

Ujung bajunya dengan cepat dikebutkan memadamkan sinar lampu.

Mendadak Biauw Siok Lan menjawil ujung baju Ban Ing Soat.

Moay-moay bisiknya lirih! setelah kelihatan Huo Yen Ga ada maksud untuk mencelakai hujien, aku

rasa malam ini ia tak akan lepas tangan begitu saja, kita padamkan lampu bersembunyi dalam kamar

kemungkinan bisa menipu beberapa saat, tetapi waktu tak akan lama demi keselamatan hujien mulai

sekarang mau tak mau kita harus bikin persiapan moay-moay sudah lama mengikuti hujien seharusnya tahu

bukan diantara para jago yang ada didalam lembah ada siapa saja yang benar-benar setia kepada Bengcu?.

Sewaktu paman Hu ada didalam lembah bibi tidak pernah ikut campur didalam urusan lembah oleh

karena itu bagaimana keadaan yang sesungguhnya didalam lembah ini aku rasa bibi sendiripun tak akan, Ban

Ing Soat menggeleng.

Ia termenung sejenak.

Menurut apa yang aku ketahui rasanya cuma Kiang Pak Ngo Liong saja yang bisa diandalkan mereka

adalah pengikut Bengcu tempo dulu dan mempunyai ikatan persaudaraan yang sangat erat bahkan mirip

saudara-saudara angkat dari paman Hu.

Kalau begitu sangat bagus sekali! seru Biauw Siok Lan kegirangan. Moay-moay tahukah kau mereka

berdiam dimana?.

Tahu sih, tahu cuma sewaktu Paman Hu hendak pergi mereka sudah dikirim untuk mengontrol

keadaan diluar lembah. Kecuali Hoo Tiong Hwee yang tadi sore menghantar enci yang lain sudah lama tak

pernah kujumpai.

Apakah kecuali Ngo Liong. Bengcu tak ada orang yang berhubungan akrab?.136 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Soal itu aku kurang tahu!.

Heeeei... kalau begitu semoga saja ia cepat kembali. Akhirnya Biauw Siok Lan menghela napas

panjang.

Maksudmu, Paman Hu?.

Bukan, yang kumaksudkan si manusia berkerudung Tiong It Hauw.

Apa gunanya walaupun ia sudah datang? Hmm orang itu punya watak kaku dingin dan angkuh, aku

rasa dia bukanlah manusia yang paling akrab hubungannya dengan Paman Hu.

Tapi kau harus ingat walaupun ia berwatak dingin kaku dan angkuh bahkan kemungkinan besar bisa

bentrok dengan Bengcu lantaran memperebutkan kedudukan Liok-lim Bengcu sebagai kekuasaan tertinggi

tapi dia tak akan mencelakai hujien.

Aaakh... masa? Seru Ban Ing Soat keheranan. Bersama-sama dengan Huo Yen Ga ia selalu adu


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


kekuatan adu kekuasaan bentrok cekcok dengan sangat ramainya aku rasa mereka berdua bersama-sama ada

maksud untuk merebut kedudukan Bengcu sama-sama ada maksud mencelakai hujien.

Apa yang terjadi didalam peristiwa ini sebetulnya amat rumit untuk sesaat akupun susah untuk

menjelaskan kepadamu.

Aaakh... Mendadak Ban Ing Soat berseru tertahan agaknya iapun sudah menyadari akan sesuatu.

Nada pembicaraan mereka berdua amat rendah dan perlahan kendati Kok Han Siang duduk disisi

mereka pun sama sekali tak terdengar olehnya apa yang sedang dibicarakan oleh kedua orang gadis tersebut.

Hal ini pertama karena ia tidak menaruh perhatian kedua pikirannya sedang kacau dan ketiga suara

pembicaraan kedua orang itu terlalu lirih maka tak terdengar sekecap pun apa yang sedang mereka bicarakan.

Menanti Ban Ing Soat berseru tertahan ia baru tersadar kembali dari lamunannya.

Eeeei... kalian sedang membicarakan soal apa? bolehkah aku ikut mendengar?.

Oooouw... kami sedang membicarakan soal Tiong serta Huo dua orang Hu Bengcu kami merasa watak

kedua orang itu sangat berbeda setiap kali menemui urusan tentu ribut cekcok dan bentrok sendiri, dalam hati

kami lagi merasa keheranan... buru-buru sahut Biauw Siok Lan dengan tenang.

Sewaktu Toako ada dilembah mereka berdua belum pernah ribut macam begitu...

Mendadak Biauw Siok Lan dengan gerakan yang tercepat menggerakkan tangannya menutupi bibir

Kok Han Siang.

Hujien sambungnya lirih! Perduli perkataan apa saja yang kau dengar lebih baik jangan bersuara

biarlah aku serta nona Ban yang menghadapi.

Kok Han Siang yang bibirnya kena disumbat sehingga tidak dapat menjawab terpaksa hanya

mengangguk saja.

Suara langkah kaki yang berat bergema memecahkan kesunyian malam buta agaknya ada orang yang

telah memasuki pintu besar dan tiba diluar pondok mereka.

Bin Ing Soat serta Biauw Siok Lan diam-diam menyalurkan hawa murninya mengadakan persiapan

ditangan mereka menggenggam senjata rahasia.

Sedangkan Kok Han Siang dengan mata terbelalak bulat-bulat melototi piatu kamar dengan terpesona.

Hujien... seru orang itu dengan nada yang berat.

Terdengar pintu kamar terbuka seorang lelaki berpakaian ringkas dengan menyoren senjata sudah

menerjang masuk dengan langkah lebar.137 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Melihat munculnya orang itu Biauw Siok Lan segera menggetarkan lengannya segulung angin warna

putih laksana sambaran kilat menerjang kearah tubuh tersebut.

Tetapi belum sempat angkin putihnya mencapai sasaran agaknya Kok Han Siang telah dapat melihat

jelas siapakah orang itu.

Cepat hentikan seranganmu! bentaknya keras...

Buru-buru ia bangun berdiri dan lari menghampiri.

Hujien siapakah orang ini? tanya Biauw Siok Lan menarik kembali serangan angkin putihnya.

Di tengah pergerakkan sepasang pundak ia berebut maju terlebih dahulu.

Terlihatlah lelaki yang baru saja masuk kedalam pintu itu maju dua langkah dengan sempoyongan

akhirnya roboh keatas tanah.

Agaknya Ban Ing Soat pun dapat melihat jelas siapakah orang itu ia menjerit kaget kemudian berlari

kemuka untuk bimbing bangun badan orang itu.

Lama kelamaan Biauw Siok Lan mulai merasakan situasi sedikit tidak beres dengan cepat ia menyulut

lampu untuk menerangi seluruh ruangan.

Tampaklah lelaki tersebut berusia empat puluh tahunan wajahnya pucat pasi bagaikan mayat sepasang

matanya terpejam rapat-rapat sedang darah kental mengucur keluar dari ujung bibirnya.

Jelas ia sudah dipukul luka oleh suatu tenaga pukulan tenaga lweekang yang lihay.

Siapakah orang ini! tanya Biauw Siok Lan kembali dengan nada lirih.

Salah seorang dari Kiang Pak Ngo Liong yang baru saja aku bicarakan dengan cici dialah si Naga

Pendekam Mega Chi Peng.

Perlahan-lahan Kok Han Siang berjalan menghampiri sambil melelehkan air mata ia mengusap kering

cucuran darah pada ujung bibirnya dengan halus.

Saudara Chi! siapa yang melukai dirimu? tanyanya perlahan.

Ia mengulangi kembali pertanyaan tersebut sampai berulang kali, tapi tak kedengaran jawaban dari

Chi Peng.

Hujien! luka dalamnya sangat parah ujir Biauw Siok Lan sambil menghela napas panjang, napasnya

sudah kempas-kempis cepat lepaskan dia agar bisa beristirahat, biarlah aku dengan mengandalkan sedikit

kepandaian pengobatanku untuk coba mempertahankan napas.....

Toakopun pandai didalam ilmu pengobatan asalkan belum putus napas ia pasti menolong. Heei...

cuma sayang ia tak ada didalam lembah seru Kok Han Siang gegutan.

Perlahan-lahan Ban Ing Soat meletakkan kembali badan Chi Peng keatas tanah Biauw Siok Lan lantas

berjongkok dan mulai menguruti beberapa buah jalan darah diatas badannya.

Kurang lebih seperminum teh kemudian akhirnya napas si Naga Pendekam Mega mulai memberat.

Biauw Siok Lan yang kecapaian sudah dibasahi oleh keringat mendadak ujarnya kepada Ban Ing Soat.

Moay-moay cepat ambilkan secawan air panas biar dia minum.

Sepasang tangannya kembali mempercepat urutannya diatas tiga buah jalan darah didepan dada.

Terdengar si Naga Pendekam Mega Chi Peng menghembuskan napas panjang dan siuman kembali,

sepasang matanya dipentangkan lebar-lebar dengan wajah menahan kesakitan serunya kearah Kok Han

Siang.138 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Hujien.....

Baru saja suara tersebut meluncur keluar dari mulutnya angin dingin berhembus masuk kedalam

ruangan, cahaya bergoyang kencang diikuti munculnya seorang manusia berkerudung yang bukan lain

adalah Tiong It Hauw ditengah ruangan.

Kedatangan orang ini sedikit ada diluar dugaan tak urung beberapa orang yang ada didalam ruangan

tersebut dibuat terkejut juga sehingga berdiri tertegun.

Biauw Siok Lan menghembuskan napas panjang perlahan-lahan ia bangun berdiri.

Tenaga lweekang Tiong Hu Bengcu benar-benar amat sempurna... pujinya :

Di dalam hal ilmu pengobatanmu cayhe sedikit mengerti sambung Tiong It Hauw tidak menanti ia

menyelesaikan perkataannya.

Walaupun dimulut ia bicara merendah tetapi orangnya sudah menunduk kearah sepertinya ia sedang

memeriksa luka dari Chi Peng.

Heeei... keadaannya sungguh patut dikasihani kata Kok Han Siang sambil menghela napas panjang

entah ia sudah dilukai siapa sehingga untuk bicarapun tak sanggup.

Tiong It Hauw berjongkok ia mengeluarkan tangan kanannya untuk mencengkeram pergelangan kanan

dari Chi Peng sambil menyalurkan hawa murninya pergelangan tangan kanan mendadak diangkat keatas :

Tubuh Chi Peng mendadak berjumpalitan jadi model merjengking lalu ditelentangkan keatas tanah.

Eeeei... apa yang hendak kau lakukan? teriak Kok Han Siang kaget, ia sudah terluka parah kenapa kau

masih bersikap begitu kasar.....

Tiong It Hauw tidak berbicara telapak kirinya kembali diangkat kemudian bagaikan samberan kilat

berturut-turut menepuk tiga buah jalan darahnya setelah itu baru mundur kebelakang.

Sungguh aneh sekali setelah punggungnya kena tombak tiga kali oleh hantaman Tiong It Hauw, Chi

Peng jadi bersemangat kembali.

Mendadak ia meloncat bangun setelah duduk sinar matanya mulai menyapu sekejap keseluruh

ruangan.

Hujien katanya kemudian. Setelah Toako kembali katakan kepadanya jangan mengandeli kedudukan

Liok-lim Bengcunya lagi.

Bicara sampai disitu ia berbatuk-batuk kemudian muntah darah lagi empat lima kali.

Chi Peng dengus Tiong It Hauw dengan suaranya yang seram. Tarik napas panjang-panjang utarakan

dulu apa yang kau ucapkan baru mati.

Dengan watak Kok Han Siang yang halus berbudi melihat wajah Chi Peng memperlihatkan rasa

kesakitan yang menyiksa ia tak dapat menahan diri.

Air mata mengucur keluar dengan amat deras kembali dari dalam sakunya mengambil keluar secarik

sapu tangan untuk mengusap kering bekas darah yang mengucur keluar.

Isi isi perutku suu...sudah terpukul hancur... aku rasa tak akan bertahan lebih lama lagi..... sambung

Chi Peng terputus-putus.

Siapa yang melukai dirimu? kembali Tiong It Hauw membentak keras.

Sepasang mata Chi Peng sudah dipejamkan rapat-rapat tapi sewaktu mendengar suara bentakkan keras

itu kembali ia bentangkan matanya lebar-lebar.

Seee...seeee...seorang......139 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Mendadak.....

Segulung angin kencang menyambar masuk ke dalam ruangan.

Dengan cepat Tiong It Hauw meloncat kesamping satu langkah kemudian membalikkan lengannya

mengirim satu pukulan kedepan.

Tiong-heng! kenapa kau tanpa sebab sudah turun tangan terhadap diriku? bentak seseorang dengan

suara yang berat.

Kembali segulung angin tajam menggulung masuk kedalam ruangan.

Tiong It Hauw mendengus dingin ia mundur dua langkah kebelakang oleh angin pukulan pihak lawan

sedang pihak lawan pun kena terpukul getar oleh serangan balasan yang dilancarkan oleh Tiong It Hauw

sehingga kaki kirinya yang sudah melangkah masuk kedalam ruangan terdesak mundur kembali.

Ketika itulah Kok Han Siang serta Biauw Siok Lan sekalian dapat melihat jelas bila orang itu bukan

lain adalah Loo Hu It Shu Huo Yen Ga.

Terlihatlah tubuh Huo Yen Ga setelah tertahan sejenak kembali melanjutkan langkahnya masuk ke

dalam.

Mendadak Tiong It Hauw meloncat maju dua langkah didepan dan menyambar lengan Chi Peng untuk

kemudian diangkat keatas.

Cepat katakan siapa yang sudah melukai dirimu teriaknya.

Ia mengulangi kembali pertanyaan tersebut sampai berkali-kali tetapi tidak kedengaran suara jawaban

dari Chi Peng.

Akhirnya setelah diperiksa napasnya ia baru tahu jika orang itu sudah menemui ajalnya.

Melihat Chi Peng telah putus napas Kok Han Siang kontan maju dua langkah kedepan kemudian

langsung menampar pipi Tiong It Hauw keras-keras.

Plaaaaaak ploooook! diiringi suara yang nyaring Tiong It Hauw kena digaplok sehingga mundur

terhuyung-huyung.

Tamparannya ini sangat tepat sekali hanya saja berhubung Tiong It Hauw menutupi wajahnya dengan

kerudung hitam maka tak kelihatan bagaimanakah perubahan wajahnya pada saat ini.

Hujien dibagian mana hamba sudah melakukan kesalahan?? serunya sambil meletakan kembali mayat

Chi Peng keatas tanah.

Nada suaranya datar tanah sedikitpun tidak menujukan rasa gusar.

Selama hidup baru kali ini Kok Han Siang tangan menampar orang lain setelah kejadian itu

berlangsung hatinya baru mulai merasa tidak tenang.

Dengan mulut membungkam ia tundukan kepala rendah-rendah bahkan untuk melirik sekejap kearah

Tiong It Hauw pun tidak berani.

Menanti Tiong It Hauw bertanya ia baru dongakkan kepalanya.

Ia sudah terluka dalam sangat parah kenapa kau menyiksa dirinya seperti itu...

Mendengar perkataan itu Tiong It Hauw segera tertawa nyanng.

Haaaa... haaaa... haaaa... soal ini hamba tidak berani menerima. Ia memang sungguh-sungguh terluka

parah dan tak mungkin bisa ditolong lagi walaupun menggunakan obat mujarap apapun dengan

menggunakan hawa murninya yang sudah terpencar bisa berkumpul kembali didalam pusar maksudku

meminjam sedikit cahaya terang sesaat menemui ajalnya ia bisa menceritakan kisahnya hingga menderita140 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Kolektor E-Book

luka. Siapa sangka maksudku ternyata berhasil terpenuhi. Heeee... tindakan gegabah dari hamba memang

seharusnya dijelaskan lebih dulu kepada hujien sehingga tidak sampai menimbulkan kesalahpahaman

didalam hati kecil hujien...

Mendadak Huo Yen Ga tertawa dingin ia memandang sekejap kearah Tiong It Hauw dengan sikap

menghina.

Sebetulnya Kok Han Siang sudah percaya terhadap penjelasan dari Tiong It Hauw tetapi setelah

mendengar pula suara tertawa dingin dari Huo Yen Ga dalam hatinya mendadak timbul kembali perasaan

curiga.

Matanya berkedip-kedip akhirnya ia menghela napas panjang.

Heeei... kalau Toako ada disini akupun tak usah banyak pikiran untuk mengurusi hal ini.

Hujien! apa yang dikatakan Tiong Hu Bengcu sedikitpun tidak salah seru Biauw Siok Lan mendadak.

Sedang Tiong It Hauw pun waktu itu sudah menoleh kearah Huo Yen Ga.

Emmmm! Huo-heng kenapa kau tertawa dingin tegurnya ketus.

Eeeei.... soal ini urusan pribadi haruku kenapa ikut campur Tiong-heng kau menanyakan soal ini

apakah merasa sedikit tidak keterlaluan.

Hu-heng tadi tidak tertawa nanti tidak tertawa kenapa justru bertepatan sesudah aku orang berbicara

kau baru tertawa dingin. Hmm mungkin dibalik kesemua itu masih tersembunyi maksud lain teriak Tiong It

Hauw kembali gusar.

Air muka Huo Yen Ga kontan berubah hebat sepasang matanya memancarkan cahaya penuh

kebencian perlahan-lahan ia mendesak lebih dekat sedang telapak kananpun segera diangkat sejajar dada.

Hujien cepat menyingkir seru Tiong It Hauw lirih.

Hawa murninya pun disalurkan dari pusar memenuhi seluruh badan sepasang telapak tangannya

dipersiapkan sejajar dada.

Melihat mereka kembali hendak bentrok Kok Han Siang jadi cemas.

Kalian jangan bergerak! Teriaknya keras.

Terburu-buru ia lari kedepan dan berdiri diantara mereka berdua.

Selintas hawa napsu membunuh berkelebat diatas Huo Yen Ga serunya seram :

Hujien! jika kau tidak mau menyingkir jikalau hamba sampai salah turun tangan dan melukai hujien...

Jika kau sampai melukai dirinya menurut pendapatmu apa yang harus kau lakukan? mendadak dari

luar pondok berkumandang datang suara yang nyaring kuat dan lantang menyambut perkataan itu.

Mendengar suara tersebut Kok Han Siang lantas tahu siapakah orang itu.

Toako! akhirnya kau kembali juga teriaknya cemas, Eeeei... jika kau tidak kembali lagi aku betul-betul

akan dibuat mati saking murungnya.

Huo Yen Ga menarik kembali tangannya menoleh tampaklah Hu Pak Leng dengan wajah kusut penuh

debu perlahan-lahan bertindak masuk ruangan.

Terburu-buru Kok Han Siang lari menyambut :

Toako! serunya kembali saudara Chi sudah mati jika kedatanganmu lebih pagi setengah jam

kemungkinan sekali ia tak akan menemui ajalnya.141 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Hu Pak Leng mementangkan tangannya membimbing tubuh Kok Han Siang sinar matanya alihkan

keatas jenasah Chi Peng.

Sudah berapa lama ia mati? tanyanya sedih.

Tidak selang seperempat jam sela Biauw Siok Lan.

Hu Pak Leng perlahan-lahan berjongkok kesisi mayat Chi Peng saudara angkatnya lalu meraba

dadanya sejenak.

Heeei... tak tertolong lagi.

Ia bangun kembali lalu berpaling kearah Huo Yen Ga serta Tiong It Hauw.

Pukul tambur kumpulkan semua saudara aku ada urusan penting yang hendak disampaikan.

Tiong It Hauw menjura memberi hormat lalu putar badan mengundurkan diri sedangkan Huo Yen Ga

tetap berdiri ditempat semula.

Sesudah termenung beberapa waktu ia baru berkata :

Malam ini didalam lembah Mie Cong Kok kita sudah kedatangan musuh tangguh berturut-turut empat

buah pos penjagaan berhasil diterobos dan melukai pula dua belas orang saudara kita.

Ehmm..... aku sudah tahu!

Hamba dengan membawa orang sudah mengejar kesana dan terjadi satu kali bentrokan dengan orang

tersebut sambung Loo Hu It Shu lebih jauh. Tenaga lweekang pihak lawan luar biasa hebatnya kami berada

dalam keadaan seimbang. Mungkin musuh aku mengejar datang dengan membawa para jago lihay akhirnya

setelah terjadi bentrokan satu kali dengan hamba segera putar badan berlalu...

Hu Pak Leng cuma mengiakan dia tidak bertanya lebih lanjut.

Ilmu meringankan tubuh dari pihak lawan sudah mencapai puncak kesempurnaan pergi datang cepat

laksana sambaran kilat hamba tidak sanggup untuk menyandak dirinya :

Apa Huo-heng berhasil melihat jelas wajah atau dandanan dari orang itu? Akhirnya Hu Pak Leng

bertanya sambil tertawa.

Agaknya orang itu sudah bikin persiapan sebelumnya orang yang melakukan gebrakan dengan hamba

memakai jubah panjang, kepala terbungkus kain kerudung hitam hal ini sukar bagi orang untuk menduka

berapa besar usianya dan bagaimana raut mukanya.

Kembali ia merendek sejenak.

Cuma saja jago-jago lihay diseantero dunia pada saat ini kecuali beberapa buah partai besar dan

kalangan lurus, jago-jago lihay dari kalangan Liok-lim sudah dikumpulkan, semua oleh Bengcu ditempat ini

kalau semisalnya dia benar-benar adalah seorang jagoan lihay maka seharusnya hamba pernah bertemu atau

mendengar namanya dan semisalnya jagoan lihay itu berasal dari kalangan Liok-lim dan kadatangan mereka

bertujuan hendak merebut kedudukan Liok-lim Bengcu seharusnya ia boleh datang kelembah Mie Cong Kok

secara terang-terangan apa gunanya ia datang kemari secara tersembunyi-sembunyi dan main bokong? oleh

karena itu menurut dugaan hamba musuh tangguh yang datang pada ini hari seratus persen tentu berasal dari

partai-partai besar kalangan lurus.

Seluruh dugaan belum tentu seratus persen benar.

Dan perkataan hamba bukannya sengaja aku buat-buat sambung Huo Yen Ga sambil tertawa tergelak.

Hu Pak Leng buru-buru goyangkan tangannya mencegah ia berkata lebih lanjut.142 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Urusan yang kita hadapi pada saat ini amat banyak potongnya, lebih baik Huo-heng mengundurkan

diri terlebih dahulu jika ada perkataan rasanya masih belum terlambat jika kau sampaikan ditengah

pertemuan nanti.

Dengan wajah tenang-tenang saja Huo Yen Ga tersenyum kemudian menjura dan mengundurkan diri.

Menanti bayangan punggung dari orang tersebut telah pergi jauh Ban Ing Soat tak tahan berseru.

Orang ini sombong kaku dan keras kepala, aku rasa dibalik kesemuanya ini masih tersembunyi satu

rencana busuk.

Heeeei... beruntung aku mempunyai firasat bahwa didalam lembah sudah terjadi peristiwa sehingga

melakukan perjalanan siang malam untuk kembali.

Kok Han Siang pun menghela napas panjang.

Sejak Toako berangkat antara Tiong dan Huo selalu saja cekcok dan bentrok bagaikan air bertemu api

perduli urusan kecil atau besar mereka tentu berebut.

Soal ini sudah aku duga sejak semula kata Hu Pak Leng sambil tersenyum, hanya saja aku tidak

menyangka kalau mereka berdua berani bentrok dan cekcok secara terang-terangan.

Dalam hati ia merasa sangat murung, tapi tidak ingin mendatangkan banyak kerisauan buat istrinya

setelah termenung beberapa waktu sambungnya kembali.

Selama beberapa hari ini kalian tentu merasa murung dan dibuat kesal karena banyak urusan sekarang

beristirahatlah tenang-tenang aku masih ada urusan harus diselesaikan...

Bengcu! kau orang baru saja melakukan perjalanan jauh wajahmu kelihatan amat lelah, jikalau ada

urusan bukankah bisa diundur untuk sementara waktu? lebih baik pertemuan diadakan besok pagi saja, ujar

Biauw Siok Lan sembari menghidangkan secawan air teh wangi.

Hu Pak Leng menerima air itu untuk di minum satu tegukan kemudian tertawa.

Tidak mengapa, kalian pergi tidurlah dahulu.

Mendadak Kok Han Siang bangun berdiri lantas berjalan mendekat dan duduk berdampingan dengan

suaminya.

Melihat gerak-gerik dari istrinya ini Hu Pak Leng jadi keheranan, tak terasa lagi ia menoleh dan

memandang sekejap kearahnya.

Toako! ujar Kok Han Siang dengan air mata bercucuran, kedudukan Liok-lim Bengcu ini lebih baik

kau lepaskan saja selama beberapa hari ini sering kali aku terbayang banyak persoalan yang sangat

berbahaya dan mengerikan hatiku mulai merasa takut.

Apa yang perlu kau takuti?? hibur Hu Pak Leng dengan suara lirih. Apakah kau merasa takut karena

Huo Yen Ga memperlihatkan tanda-tanda hendak mengkhianati diriku??.

Mendadak suara tambur dipukul bertalu-talu dan berkumandang menembusi angkasa memecahkan

kesunyian malam yang mencekam.

Mendengar suara tambur tersebut Hu Pak Leng segera bangun berdiri sembari menepuk pundak

istrinya ia berkata :

Kembali kekamar dan beristirahatlah! sebentar lagi aku akan balik kemari.

Selesai berkata sambil membopong jenasah si Naga Pendekam Mega Chi Peng ia berjalan langsung

menuju pendopo Ci Ih Tong.

Ruangan besar telah diterangi dengan dua puluh empat batang lilin raksasa yang memancarkan cahaya

tajam menerangi setiap wajah jago yang kelihatan diliputi keragu-raguan.143 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Hu Pak Leng menghembuskan napas panjang-panjang semangat berkobar kembali dengan langkah

lebar ia berjalan masuk kedalam ruang tengah meletakkan jenasah Chi Peng keatas tanah dan naik

kesinggasana.

Pertama-tama Tiong It Hauw maju kedepan menjura diikuti para jago dari kalangan utara sama-sama

mengunjukkan hormatnya.

Sinar mata Hu Pak Leng yang membawa sikap yang sangat berwibawa melirik sekejap kearah Huo

Yen Ga dengan pandangan dingin.

Huo Yen Ga buru tundukkan kepala menjura.

Mengunjuk hormat buat Bengcu teriaknya.

Sudahlnh Hu Pak Leng, ulapkan tangannya.

Hamba ada urusan hendak dilaporkan :

Apakah mengenai peristiwa dilepaskannya kedua orang toojien dari Bu-tong pay ?

Mendengar dirinya didahului Huo Yen Ga rada tertegun.

Sepasang mata Bengcu betul-betul sangat tajam Hu Pak Leng tersenyum kembali sambung kata-

katanya :

Huo-heng sudah terbiasa memimpin para jagoan didaerah Leng Lam dan selalu menduduki posisi

terhormat. Mungkin sekali dikarenakan kali ini harus tunduk dibawah perintahku dalam hatimu sering timbul

perasaan tidak puas bukan.

Sepasang mata Huo Yen Ga perlahan-lahan menyapu sekejap keatas wajah Leng Lam Jie Khie

kemudian tertunduk rendah-rendah.

Hamba tidak berani!

Jikalau Huo-heng ada maksud menggantikan Siauw-te untuk menjabat sebagai Liok-lim Bengcu saat

inilah suatu kesempatan yang sangat bagus sudah berada diambang pintu.

Mendengar perkataan itu kontan Huo Yen Ga merasakan hatinya berdebar sangat keras tak kuasa lagi

tanyanya :

Entah kesempatan apakah itu...

Tapi dengan cepat ia tersadar kembali bila ia sudah bicara kebacut buru-buru mulutnya membungkam

kembali.

Sikap Hu Pak Leng ternyata sangat ringan ia tertawa lantang.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Haaaaaaa... haaaa... besok pagi atau mungkin besok siang lembah Mie Cong Kok kita bakal

kedatangan orang. Jikalau Huo-heng berhasil mengalahkan orang ini maka Siauw-te rela untuk mengalah

dan menyerahkan kedudukan Liok-lim Bengcu ini kepadamu bahkan dengan membawa keluarga segera

berlalu dari sini.

Terhadap kekalahannya tempo dulu ditangan Hu Pak Leng agaknya selama ini Huo Yen Ga masih

merasa sangat tidak puas kini setelah mendengar nada ucapan Hu Pak Leng tegas dan serius bahkan tidak

menunjukkan sedang bicara kosong ia balik bertanya :

Jika hamba tidak berhasil mengalahkan orang itu entah hukuman apa yang akan menimpa diriku?

Air muka Hu Pak Leng mendadak berubah keren dengan keseriusan dan tegas sahutnya...

Jikalau kau tak berhasil menangkan maka sejak ini hari kau jangan coba-coba untuk melanggar

peraturan lagi dan padamkan niat buruk dalam hatimu.144 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Eeee... heee... jika kau tak berhasil mengalahkan dirinya maka aku orang sekali lagi akan turun tangan

memperlihatkan ilmu kepandaianku dengan demikian aku berharap kejadian tersebut bisa memadamkan rasa

tidak puas dalam hatimu terhadap pertarungan untuk memperebutkan kedudukan Liok-lim Bengcu tempo

dulu jengek sang Liok-lim Bengcu ini sambil tertawa dingin.

Huo Yen Ga mendengus ketus perlahan-lahan dia mundur dua langkah kebelakang dan tundukkan

kepalanya rendah-rendah.

Sinar mata Hu Pak Leng dengan tajam menyapu sekejap keseluruh ruangan, lalu bangun berdiri

meninggalkan singgasana dan langsung menuju ke samping jenasah Chi Peng.

Melihat perbuatan Bengcunya para jago yang berkumpul didalam ruanganpun tidak terasa ikut

mengalihkan sinar matanya ke tubuh Hu Pak Leng serta mayat tersebut.

Tampaklah ia orang berjongkok kemudian membopong bangun mayat dari Chi Peng katanya.

Aku minta saudara-saudara sekalian suka memeriksa ia sudah menemui ajalnya karena pukulan apa?

Tiong It Hauw pertama-tama yang maju terlebih dahulu dia memeriksa beberapa saat mayat dari Chi

Peng tersebut kemudian ujarnya memberi pendapat :

Menurut penglihatan hamba agaknya ia terluka oleh ilmu pukulan Loa Lek Kiem Kong Ciang atau

mungkin oleh sebangsa ilmu pukulan Siauw Thian Seng.

Hu Pak Leng tertawa tawar, ia tetap membungkam.

Para jago-jago daerah utara lainnya mengikuti dari belakang Tiong It Hauw berlalu lewat dari sisi

jenasah Chi Peng tetapi tak seorangpun yang mengutarakan pendapatnya :

Menanti Tiong It Hauw serta para jago-jago utara sudah mengundurkan diri semua Loo It Shu baru

berjalan mendekat dengan langkah yang lambat.

Setelah meneliti beberapa saat keadaan jenasah dari Chi Peng ia berkata.

Menurut penglihatan hamba sangat berbeda keadaannya dengan Tiong-heng agaknya Chi-heng sudah

dilukai oleh semacam tenaga pukulan lembek dari aliran Bu-tong pay.

Perlahan-lahan Hu Pak Leng meletakkan jenasah Chi Peng keatas kemudian pesannya kepada

beberapa orang lelaki kekar yang sedang bertugas didalam ruangan.

Kalian balutlah dulu jenasah Chi-heng dengan kain perban putih setelah itu letakkanlah ditengah

ruangan Ci Ih Tong, untuk sementara jangan dikubur dahulu.

Sembari berkata lambat-lambat ia kembali keatas singgasananya.

Empat orang lelaki kekar berbaju hitam dan menyoren golok menyahut lantas menggotong jenasah

Chi Peng berlalu dari sana.

Kembali sinar mata Hu Pak Leng menyapu seluruh ruangan tajam-tajam air mukanya amat serius.

Berkat kecintaan dari Cuwi Heng-te cayhe berhasil menduduki jabatan kehormatan sebagai Liok-lim

Bengcu pada mulanya aku ingin sekali menggunakan kekuatan saudara-saudara sekalian untuk membangun

suatu dunia baru buat kalangan Liok-lim kita dan mencuci bersih nama jahanam dan nama busuk dari

kalangan Liok-lim kita selama ini. Siapa tahu waktu dan keadaan tidak suka bekerja sama dengan diriku

pada saat ini keadaan lembah Mie Cong Kok kita sudah terjadi suatu badai yang amat kencang dan kritis....

Ia merandek dan menghela napas panjang.

Heeeei..... bila semisalnya seluruh jagoan gagah kalangan Liok-lim yang ada diseantero dunia bisa

bersatu padu dan bekerja sama kekuatan kita tak akan dikalahkan oleh kekuatan serta pengaruh yang paling

besarpun dari partai-partai kenamaan yang ada didunia persilatan sesaat. Tetapi niat baik kita akhirnya145 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

ternyata tidak berhasil oleh sebab partai-partai kalangan lurus yang ada didalam Bu-lim pada saat ini dengan

dipimpin oleh partai Siauw lim serta Bu-tong pay sudah mengawasi semua gerak-gerik kita orang-orang

lembah Mie Cong Kok dengan saugat cermat dan waspada, bukan saja secara diam-diam mereka sudah

mengutus anak muridnya untuk mengawasi seluruh gerak-gerik yang ada didalam lembah bahkan mulai

mengawasi dan mengontrol pula gerak-gerik kita orang...

Partai Siauw lim serta Bu-tong pay menganggap jumlah anak murid mereka banyak dan sejak tempo

dulu sudah sering mencari gara-gara dengan kami orang-orang dari kalangan Liok-lim potong Tiong It Hauw

dengan lantang menurut pendapat cayhe lebih baik menggunakan kesempatan ini kita adu tenaga saja dengan

mereka hutang lama dendam baru kita perhitungan sekalian jadi satu.

Hu Pak Leng hanya tersenyum dan mengangguk.

Partai Siauw lim serta partai Bu-tong pay walaupun mempunyai nama yang cemerlang dalam dunia

kangouw dan memiliki pula pengaruh yang sangat kuat bagi seluruh umat Bu-lim tapi mereka masih belum

cukup kuat untuk menggoyahkan fondamen dari lembah Mie Cong Kok kita sekarang kita sudah

menghadapi suatu peristiwa yang jauh lebih berat dan jauh lebih kritis dari persoalan tersebut, bahkan

mempengaruhi pula mati hidupnya lembah Mie Cong Kok kita.

Entah peristiwa apakah yang sebegitu kritis dan pentingnya? Bengcu... dapatkan kau orang memberi

penjelasan yang lebih mendetil? teriak Huo Yen Ga tak tertahan lagi.

Huo-heng terjunkan diri kedalam dunia kangouw jauh lebih pagi dari diriku ujarnya perlahan. Entah

tahukah kau orang dengan seorang jagoan yang bernama Im So It Mo?

Im So It Mo gumam Huo Yen Ga lama sekali ia termenung sambil berpikir keras, rasa-rasanya pernah

dengar orang menyebutkan Im So It Mo.

Jikalau Huo-heng sudah mendengar jagoan yang bernama Im So It Mo tentunya pernah dengar pula

orang mengungkap soal Hong Cioe bukan?

Kembali Huo Yen Ga dongakkan kepalanya termenung.....

Yang Bengcu maksudkan apakah sang jagoan yang disebut orang sebagai Sin Cang Ong atau si kakek

toya sakti yang pernah menggemparkan dunia kangouw pada empat puluh tahun yang lalu?

Sedikitpun tidak salah memang orang ini.

Air muka Huo Yen Ga kontan saja berubah sangat hebat, badannya gemetar keras.

Jikalau orang ini masih hidup dikolong langit buuuu...bukankah kedudukan Liok-lim Bengcu ini bakal

terjatuh ketangannya? Serunya tanpa terasa.

Huo-heng! tegur Hu Pak Leng sambil tertawa tawar. Selama hidup kau anggap dirimu paling tinggi !

tetapi mengapa sesudah mendengar nama dari si kakek toya sakti Hong Cioe lantas perlihatkan sikap

ketakutan setengah mati?

Mendengar teguran itu air muka Huo Yen Ga berubah memerah ia tundukkan kepalanya rendah dan

bungkam dalam seribu bahasa.

Mendadak Hu Pak Leng mempertinggi suaranya dengan gagah dan penuh semangat ujarnya :

Dengan dipimpin oleh Hong Cioe beberapa orang iblis tua yang sudah lama mengasingkan diri kini

pada bermunculan kembali kedalam dunia persilatan. Jikalau tujuan mereka hanya untuk memperebutkan

kedudukan Liok-lim Bengcu saja maka Siauw-te dengan rela akan mengalah menyerahkan kedudukan

terhormat ini kepada mereka tetapi maksud tujuan mereka dengan munculkan diri kembali kedalam dunia

persilatan bukanlah disebabkan kedudukan Liok-lim Bengcu tersebut.....146 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sejak malam ini kentongan ketiga didalam lembah Mie Cong Kok kita harus mulai diatur suatu

penjagaan yang sangat ketat perduli siapapun sebelum memperoleh ijin dariku dilarang memasuki lembah ini

ataupun keluar dari sini. Barang siapa yang berani melanggar hukum mati.

Beberapa patah kata terakhir diucapkan sangat tegas dan sepatah demi sepatah berkumandang tiada

hentinya ditengah kalangan menerobos telinga setiap jagoan.

Bagi mereka yang berkepandaian silat rada rendah kontan saja merasakan jantungnya berdebar-debar

sangat keras.

Wajah serta perawakan badan Hu Pak Leng memang mempunyai suatu kekuatan yang mengerikan

apalagi pada saat ini ia berbicara dengan keadaan gusar sepasang mata memancarkan cahaya berkilat dimana

sinar mata berkelebat lewat pada jago, bersama-sama tundukkan kepalanya rendah-rendah.

Hu Pak Leng yang melihat para jago berhasil dipengaruhi oleh kewibawaannya perlahan-lahan ia

duduk kembali keatas kursi singgasananya.

Tiong-heng! harap kau mencari dua puluh orang jagoan yang berilmu silat paling tinggi dan paling

lihay diantara anak buahmu untuk bertanggungjawab mengawasi seluruh gerak-gerik dilembah ini, ujarnya

lanjut, asalkan kalian memperoleh tanda rahasia dari pos-pos penjagaan yang tersebar maka beberapa orang

itu harus buru-buru munculkan dirinya menolong keadaan :

Hamba terima perintah! sahut Tiong It Hauw sembari menjura dengan sikap yang sangat hormat.

Kembali sinar mata Hu Pak Leng dialihkan keatas tubuh Leng Lam Jie Khie.

Kalian berdua pilihlah lima orang diantara jago-jago lihay daerah Leng Lam untuk berjaga-jaga

dimulut lembah barang siapa saja yang ingin memasuki lembah harus mengajukan kartu pengenal mereka

terlebih dahulu bilamana menemui orang-orang yang tidak suka melaporkan diri maka kalian berdua berhak

untuk turun tangan menghadang ataupun dibinasakan sekalian.

Leng Lam Jie Khie menjura terima perintah.

Setelah itu sinar mata Hu Pak Leng beralih ke wajah Lauw San Sam Hiong.

Kalian bertiga aku harap suka menjabat sebagai pelaksana hukuman. Setiap jago yang berani

melanggar keempat buah pantangan besar segela dijatuhin hukuman mati.

Hamba terima perintah sahut Lauw San Sam Hiong hampir berbareng.

Mendadak Hu Pak Leng mempertinggi suaranya ia berkata lebih lanjut :

Besok siang kalian harus berkumpul kembali di tengah ruangan Ci Ih Tong dengan menggembol

senjata lengkap kecuali mereka-mereka yang ditugaskan untuk berjaga dipos penjagaan lainnya sebelum

siang hari harus sudah berkumpul diruang Ci Ih Tong untuk tunggu perintah.

Bengcu! Tiba-tiba Huo Yen Ga maju kedepan sembari menjura. Mengapa kau orang tidak mengirim

hamba untuk bertugas? apakah dengan kepandaian silat yang hamba miliki masih belum cukup untuk

memikul beban seberat itu?

Mendengar perkataan itu Hu Pak Leng tersenyum.

Selama ini aku orang memandang kau Huo-heng serta Tiong-heng sebagai lengan kiri serta lengan

kananku oleh sebab itu sewaktu aku hendak meninggalkan lembah kedudukan wakil Bengcu serta seluruh

tugas berat didalam lembah sudah aku serahkan kepada kalian berdua cuma saja disebabkan besok siang

Huo-heng harus bergebrak melawan orang jikalau harus menerima tugas pula dari diriku hal ini bakal

mengacaukan tenaga semangat maupun pikiran dari Huo-heng. Malam ini lebih tepat kalau kau baik-baiklah

beristirahat sehingga besok berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang dengan begitu akupun dapat

segera menyerahkan kedudukan Liok-lim Bengcu ini kepadamu...

Tidak menuggu jawaban dari Huo Yen Ga lagi ia lantas ulapkan tangannya.147 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Dengan langkah lebar pertama-tama ia berlalu dulu dari ruangan.

Menanti bayangan punggung Hu Pak Leng sudah lenyap dari pandangan para jago lainnya baru

bersama-sama membubarkan diri.

Waktu berlalu dengan cepatnya didalam sekejap mata pagi hari sudah lewat siangpun menjelang

datang.

Hu Pak Leng dengan menggembol pedang serta tongkat besinya sudah muncul kembali ditengah

ruangan Ci Ih Tong.

Sebagian besar para jago pun sudah hadir disana dengan senjata lengkap suasana terasa amat

menegangkan sekali.

Huo Yen Ga dengan senjata cambuk lemas berkepala ular terlilit diatas pinggang pakaian ringkas

warna hitam dan semangat menyala-nyala berdiri disisi kalangan kelihatan sekali jika kemaren malam habis


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


bersemedi melakukan latihan yang terakhir.

Sewaktu Hu Pak Leng memasuki ruangan para jago sama-sama menjura memberi hormat sang Liok-

lim Bengcu mengangguk sebagai balasan dan langsung naik keatas podium.

Beberapa saat kemudian Tiong It Hauw dengan memimpin dua puluh orang jagoan lihay diri kalangan

Liok-lim daerah utara pun sudah hadir semua ditengah ruangan Ci Ih Tong.

Orang itu masih tetap seperti keadaan semula memakai jubah panjang yang longgar wajah

berkerudung hitam dan pada pinggangnya tersoren sebelah golok dengan langkah lebar ia langsung berjalan

kehadapan podium lalu menjura.

Berkat doa restu dari Bengcu kemaren malam sama sekali tidak terjadi suatu peristiwa apapun

diseluruh pos-pos penjagaan.

Tiong-heng, kau tentu sangat lelah bukan..... kata Hu Pak Leng tersenyum.

Belum habis ia berkata mendadak terlihatlah Suhun-so atau si tangan pencari sukma Pah Thian Ih

salah seorang dari Leng Lam Jie Khie melangkah masuk kedalam ruangan dengan tindakan tergopoh

sepasang tangannya mencekal sebuah kartu merah yang amat besar lalu dengan sangat hormat

dipersembahkan ketangan Hu Pak Leng.

Hu Pak Leng menerima kartu tersebut lalu dilihatnya sejenak kemudian sambil tertawa perintahnya.

Bawa dia masuk!

Pah Thian Ih menyahut, putar badan dan buru-buru berlalu dari sana.

Aaaakh ini dia orangnya sudah datang. Seru Hu Pak Leng sambil melirik kearah Huo Yen Ga. Harap

Huo-heng suka memeriksa sendiri kartu nama ini.

Loo Hu It Shu atau si kakek sakti dari gunung Loo hu menerima angsuran kartu merah tersebut dan

dibaca isinya.

Tampaklah diatas kartu tersebut tertuliskan beberapa patah kata :

Sutemu yang terakhir Thio Cang An mengunjuk hormat.

Tak terasa lagi ia kerutkan keningnya.

Apakah orang ini benar-benar sute dari Bengcu ??.

Hu Pak Leng tersenyum.148 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Kepandaian silat yang ada diseantero kolong langit asalnya juga dari satu keluarga, orang ini dengan

perguruanku memang punya sedikit hubungan jika ia menyebut dirinya sebagai sute hal inipun tak usah

diperbincangkan lagi.

Aaakh... jikalau orang ini benar-benar adalah Sute dari Bengcu hamba tak akan berani bergebrak

melawan dirinya jikalau sampai salah turun tangan dan melukai dirinya bukankah aku akan merasa menyesal

untuk menemui Bengcu.

Di dalam pertarungan nanti aku harap Huo-heng suka turun tangan dengan sepenuh tenaga kata Hu

Pak Leng sembari menggeleng. Asalkan kau berhasil menangkap dirinya sekalipun terluka atau mati juga

tidak perlu dibicarakan justru yang aku takuti Huo-heng lah yang bakal terluka ditangan pihak lawan...

Huo Yen Ga yang kena digosok oleh Hu Pak Leng air mukanya kontan terlintas hawa kegusaran ia

tertawa dingin tiada hentinya.

Heee... heee... soal ini Bengcu boleh berlega hati jikalau ini hari hamba tak berhasil menangkan orang

tersebut akupun tidak punya muka lagi untuk menemui.....

Hu Pak Leng mendehem memutuskan perkataan Huo Yen Ga yang belum selesai diucapkan

sambungnya.

Menang kalah didalam suatu pertarungan merupakan kejadian yang jamak didalam dunia persilatan

Huo-heng! buat apa kau mengucapkan sumpah seberat itu?

Suasana didalam ruangan besar kembali berubah jadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun

didalam keheningan secara samar-samar terlintas hawa pembunuhan yang menegangkan.

Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, terlihatlah si tangan pencari sukma Pah Thian Ih serta Kauw

Poh Suo atau penggaet bayangan setan. Song Shian Toh bersama-sama masuk kedalam ruangan dengan

mengiringi seorang lelaki berusia kurang lebih tiga puluh tahunan.

Orang itu memakai jubah panjang warna biru, kelihatannya lemah tak bertenaga tetapi sikap serta

tindak-tanduknya mantap.

Sinar matanya sesudah menyapu sekejap keseluruh isi ruangan, ia langsung berjalan menuju

kehadapan mimbar dan berhenti kurang lebih lima langkah dari meja panjang.

Suheng berhasil merebut kedudukan Liok-lim Bengcu yang terhormat kejadian ini benar-benar

merupakan suatu yang patut diberi selamat... katanya sembari menjura : karena selama ini Siauw-te selalu

hidup ditengah gunung baru hari ini bisa datang memberi selamat harap suheng suka memaafkan kesilafan

ini.

Hu Pak Leng tertawa tawar.

Kata suheng-te sudah ada puluhan tahun tak bertemu muka bukan? sapanya dingin.

Benar! sahut orang itu dengan amat hormat. Sudah dua belas tahun lebih tiga bulan.

Kau orang melakukan perjalanan ribuan li datang kemari apakah bermaksud untuk memberi selamat

saja??.

Kecuali memberi selamat kepada suheng memang ada suatu urusan yang hendak Siauw-te utarakan

orang itu tertawa tawar.

Urusan apa?? silahkan kau utarakan secara langsung.

Sinar mata si lelaki lemah berusia pertengahan itu menyapu sekejap keseluruhan ruangan kemudian

katanya ragu-ragu :

Harap suheng suka bergeser kesuatu ruangan yang terahasia...149 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Tidak perlu potong Liok-lim Bengcu dingin. Seluruh jago yang hadir didalam ruangan merupakan

anak buah kepercayaan dari Siauw-heng jikalau kau ada persoalan boleh diutarakan secara terbuka.

Si lelaki lemah berusia pertengahan itu kerutkan keningnya terakhir dari dalam sakunya ia mengambil

keluar sebuah kotak yang terbungkus dalam buntalan kain sutera.

Suhu ada sedikit yang sengaja memerintahkan Siauw-te untuk dipersembahkan untuk suheng.

Hu Pak Leng terima kotak persembahan itu dan membuka kain sutera yang mengerudungi sedikit pun

tidak salah didalann kotak persembahan dan terdapatlah sebuah kotak kayu warna merah yang panjangnya

delapan coen dengan lebar empat coen.

Sang Liok-lim Bengcu melirik sekejap keatas kotak kayu itu ia tidak membuka untuk memeriksa

isinya malahan tertawa tawar tanyanya kembali :

Kecuali kotak ini rasanya pasti ada sepucuk surat bukan?.....

Suhu hanya menyerahkan kotak tersebut kepada Siauw-te dan tak ada benda lainnya lagi jika ada surat

rasanya tentu sudah berada didalam kotak tersebut.....

Jika demikian adanya Siauw-heng harus membuka batok persembahan itu terlebih dahulu baru

mengerti keadaan yang sebenarnya.

Melihat sikap yang sangat tawar dingin dan ketus dari Hu Pak Leng agaknya si lelaki berusia

pertengahan itupun menunjukkan kegusaran air mukanya sangat hebat.

Suheng! kau orang begitu menaruh curiga terhadap diriku apakah tidak merasa jika kelakuanmu itu

sudah melukai perasaan dari seorang angkatan yang jauh lebih tua? cukup melihat sikapmu itu Siauw-te ikut

merasa kecewa.

Kembali Hu Pak Leng tertawa tawar.

Seorang angkatan tua mempersembahkan barang hadiah untuk Boanpweenya pun merupakan suatu

kejadian yang sangat jarang terjadi selama ini bagaimana mungkin Siauw-heng tidak menaruh rasa curiga?.

Mendadak si lelaki lemah berusia pertengahan itu enjotkan kaki kanannya melayang naik keatas meja

mimbar setelah itu menyambar kotak kayu itu.

Jikalau suheng menaruh curiga biarlah Siauw-te wakili dirimu untuk membukakan.

Dengan tangan kanan mencekal dasar kotak tangan kirinya segera membuka kayu penutup kotak

tersebut.

Terlihatlah cahaya tajam yang menyilaukan mata berkelebat memenuhi angkasa.

Ternyata isi dari kotak kayu itu bukan lain adalah mutiara-mutiara serta batu-batu permata yang mahal

harganya kejadian ini benar-benar ada diluar dugaan Hu Pak Leng setelah termenung beberapa saat akhirnya

ia menerima juga kotak kayu tersebut.

Ketika ia meneliti lebih cermat, terlihatlah didalam kotak kayu tersebut kecuali berisikan delapan butir

permata masih ada sebuah botol porselen warna hijau serta sepucuk sampul surat warna merah.

Di atas sampul surat itu terlukiskan beberapa kata :

Di persembahkan kepada pemimpin Liok-lim di lembah Mie Cong Kok Hu Bengcu, Hu Pak Leng. Si

lelaki lemah berusia pertengahan itu melirik sekejap kearah Hu Pak Leng kemudian tertawa.

Surat dari suhu apakah perlu Siauw-te wakili dirimu untuk merobeknya sekalian! ejeknya.

Hu Pak Leng membungkam tidak menjawab setelah melirik keluar surat tersebut lantas dibaca isinya.150 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Keadaan didalam Bu-lim pada saat ini dengan partai Siauw lim serta partai Bu-tong merupakan partai

yang sombong walaupun aku sudah ada puluhan tahun lamanya tidak mencampuri urusan dunia kangouw

tetapi selama beberapa tahun ini aku selalu menerima berita tentang keganasan serta kebuasan dari kedua

partai besar tersebut. Dalam hati merasa sedih bercampur sakit hati demi kejayaan kehormatan harga diri

serta kecemerlangan nama kawan-kawan Liok-lim bersama-sama dengan beberapa orang kawan karib yang

sudah aku nasehati bersiap sedia untuk terjun kembali kedalam kalangan Bu-lim guna menumpas dan

menindas kebuasan dari orang Siauw lim pay serta Bu-tong pay.

Pada beberapa waktu ini aku mendengar pula kabar gembira bahwa kau berhasil mengalahkan jago-

jago Liok-lim dari seantero dunia kangouw dan berhasil merebutkan kedudukan Liok-lim Bengcu karena

peristiwa itu sengaja aku mengirim An-jie untuk mengirim sedikit hadiah untukmu.

Aku berharap setelah kau menerima surat ini segera menginstruksikan seluruh anak buahmu untuk

berkumpul dan mengumumkan kemunculanku kembali didalam dunia persilatan.

Pada bulan tujuh tanggal tujuh nanti aku akan munculkan diri untuk pertama kalinya dan akan lembah

Mie Cong Kok untuk kunjungi dirimu. Sampai waktunya dihadapan para jago Liok-lim dari seantero dunia

akan ku umumkan kajahatan-kejahatan dari Siauw lim pay serta Bu-tong pay setelah itu kita orang Liok-lim

bersatu padu untuk membalas penghinaan yang kita terima selama puluhan tahun ini.

Setelah surat ini tiba harap kau suka bikin persiapan.

Tertanda : Susiokmu Hong Cioe.

Selesai membaca surat tersebut Hu Pak Leng masukkan surat tersebut kedalam sakunya sinar matapun

perlahan-lahan dialihkan keatas jenasah Chi Peng tanyanya dingin:

Sute coba kau lihat apakah orang itu terluka di tanganmu?

Lelaki lemah berusia pertengahan itu melirik sekejap keatas jenasah Chi Peng setelah itu mengangguk.

Sedikitpun tidak salah!.

Kembali Hu Pak Leng melirik sekejap kearah Huo Yen Ga.

Sute! tahukah kau orang lembah Mie Cong Kok dari Siauw-heng ini tempat macam apa? tegurnya

kembali.

Sekalipun Siauw-te dungu, tapi akupun tahu jika lembah Mie Cong Kok dari suheng ini merupakan

markas besar jago-jago Liok-lim seantero dunia.

Mendadak Hu Pak Leng kerutkan alis dan melototkan sepasang matanya bulat-bulat teriaknya gusar :

Kalau kau sudah tahu bila lembah Mie Cong Kok ini merupakan markas besar kaum Liok-lim dari

antero dunia, kenapa kau bernyali berani turun tangan membinasakan orangku?.

Ada pepatah mengatakan turun tangan tak berperi kemanusiaan dialah seorang jagoan jikalau Siauw-te

tidak membinasakan dirinya maka dia akan membunuh Siauw-te bukankah dengan begitu nyawaku harus

dihadiahkan secara tersia-sia ketangan orang itu sehingga untuk menemui suhengpun tak sempat.....

Hmm! bagus... bagus... kau berani melukai orangku Mie Cong Kok dalam hati sudah tentu tak

pandang sebelah matapun kepada aku yang jadi suhengnya, kalau memang sute tidak suka lepaskan satu

kehidupan buat orangku tentunya masih teringat dengan pepatah yang mengatakan hutang uang bayar uang

hutang darah bayar darah bukan?.

Mendengar perkataan dari suhengnya semakin lama semakin ketus dan semakin kaku tak kuasa lagi

Thio Cing An si lelaki lemah berusia pertengahan itu tertawa dingin tiada hentinya.

Apa suheng hendak menuntut balas kematian anak buahmu terhadap diri Siauw-te?


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Air muka Hu Pak Leng berubah hebat teriaknya keras :151 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Jikalau aku orang tidak balas buat anak buahku buat apa aku duduk sebagai Liok-lim Bengcu.

Ia segera menoleh kearah Huo Yen Ga.

Tangkap orang itu.

Loo Hu It Shu menyahut kemudian dengan langkah lebar berjalan mendekati Thio Cing An.

Air muka Thio Cing An masih tetap tenang-tenang saja kembali ia tersenyum.

Kita suheng-te sudah ada berpuluh tahun lamanya tidak berjumpa agaknya suheng ingin mencoba-

coba bagaimana dengan kesempurnaan ilmu silat Siauw-te katanya.

Huo Yen Ga berpengetahuan sangat luas walaupun ia melihat Thio Cing An lemah tak bertenaga

badannya tinggal kulit pembungkus tulang bahkan wajahnya kuning pucat seperti baru baik dari penyakit

yang hebat dan sama sekali tidak menarik perhatian tetapi sepasang matanya memancarkan cahaya tajam

kedua belah keningnya menonjol tinggi-tinggi jelas memiliki tenaga lweekang yang luar biasa dahsyatnya

oleh karena itu ia tak berani berlaku gegabah:

Kurang lebih lima langkah dari Thio Cing An berdiri ia berhenti kemudian merangkap tangannya

menjura.

Cayhe Huo Yen Ga menerima perintah dari Bengcu untuk menjajal beberapa jurus lihay dari Thio-

heng.

Orang ini tua-tua tapi licik, secara diam-diam ia sudah salurkan seluruh hawa lweekangnya

mengelilingi badan dan siap-siap turun tangan tetapi diluaran ia masih berbicara dengan ramah dan sungkan-

sungkan.

Maksud dari perkataannya barusan ini tidak lebih ingin menunjukkan bila ia cuma mendapat perintah

untuk turun tangan dan keadaan tidak mengijinkan untuk dia menolak perintah ini, bahkan sama sekali tiada

maksud untuk melakukan suatu pertarungan adu jiwa.

Selamat bertemu... seru Thio Cing An tersenyum Huo-heng boleh turun tangan Siauw-te pasti akan

melayani sebaik-baiknya.

Thio-heng jauh-jauh datang kemari sebagai tetamu ada seharusnya cayhe memberi kesempatan untuk

mengalah beberapa jurus untukmu.

Thio Cing An tidak mengalah lagi sedikit pundaknya bergerak ia sudah terjang maju kedepan telapak

tangannya menghantam dada lawan dengan gerakan Sin Liong Jut Swie atau naga sakti keluar air.

Diam-diam Huo Yen Ga salurkan hawa murninya dari pusar mengelilingi seluruh tubuh mendadak ia

menyingkir tiga depa kesamping tapi belum juga turun tangan melancarkan serangan balasan?

Melihat pihak lawan tidak melancarkan serangan balasan Thio Cing An lantas dongakkan kepalanya

memandang sekejap kearah Hu Pak Leng.

Huo-heng mengalah satu jurus sudah cukup kenapa kau belum melancarkan serangan balasan?

Antara Thio-heng dengan Bengcu mempunyai hubungan perguruan untuk adat kehormatan cayhe

harus mengalah tiga jurus buat dirimu.

Tangan kiri Thio Cing An segera digerakan melancarkan suatu pukulan kosong.

Kalau begitu anggap saja ini serangan kedua teriakannya.

Di ikuti badannya menerjang maju kedepan tangan kanannya melancarkan satu pukulan menghantam

dada Loo Hu it Shu.152 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Huo Yen Ga menerjang maju kedepan lalu miring kesamping menghindarkan diri dari serangan

telapak pihak lawan tangan kanannya dengan jurus Heng Sauw Cian Kiem atau menyapu hancur ribuan

tentara membabat pinggang lawan.

Seragan yang dilancarkan luar biasa dahsyatnya tergoreslah suatu deruan angin yang amat santer.

Thio Cing An sama sekali tidak menduga kalau serangan balasan yang ia lancarkan bisa sedemikian

hebatnya diam-diam dalam hati makinya:

Sungguh licik dan berbahaya manusia ini.....

Hawa murninya segera dipindahkan ke tangan sebelah kiri dengan jurus Leng Peng Cian Lam atau

mencecel bocel langit selatan menerima datangnya serangan Loo Hu It Shu itu dengan gerakan keras lawan

keras.

Di tengah suara bentrokan yang amat keras masing-masing telapak terbentur satu sama lain memaksa

kedua orang itu tergetar mundur satu langkah kebelakang.

Suheng... maaf Siauw-te akan berlaku sedikit kurang sopan mendadak Thio Cing An dongakkan

kepalanya melirik kembali kearah Hu Pak Leng.

Baru saja dia selesai berteriak badannya sudah menerjang kedepan telapak kirinya menghajar telapak

kanannya mengirim pukulan lurus ke muka.

Di dalam satu serangan yang bersamaan waktunya si lelaki lemah berusia pertengahan itu telah

menggunakan dua gulung tenaga pukulan yang berbeda.

Sewaktu Loo Hu It Shu bentrok dengan berat melawan keras tadi didalam hatipun sudah punya

perhitungan ia merasa tenaga lweekang yang dimiliki Thio Cing An yang lemah bertenaga ini tidak jauh

terpaut dengan tenaga lweekang yang ia miliki.

Akhir dari pertarungan inipun masih susah diduga siapa yang bakal menang dan siapa pula yang bakal

kalah karenanya hawa murni buru-buru ditarik dari pusar mengelilingi seluruh badan.

Ia berganti cara penyerangan permukaan si orang tua ini ada maksud untuk mencoba dulu kelihayan

dari jurus-jurus serangan lawan setelah itu baru coba mencari suatu cara yang baik untuk mengalahkan

musuhnya.

Berpikir akan persoalan itu ia mainkan kepalan serta kakinya semakin santer lagi untuk menutup

seluruh lubang kelemahan dibadannya.

Sebaliknya Thio Cing An semakin lama mendesak semakin kemuka. Serangan-serangan yang

dilancarkanpun semakin gencar semakin dahsyat.

Setelah dua puluh jurus berlalu bukan saja tenaga pukulannya tidak berkurang bahkan semakin

dahsyat lagi, setiap pukulannya mirip martil besar yang menyambar-nyambar.

Loo Hu It Shu yang pada mulanya ingin berpura-pura dulu untuk melakukan suatu pertarungan gerilya

sehingga berhasil mengurungi tenaga lawan siapa sangka akhirnya ia menemukan bila tenaga pukulan orang

itu bukan saja tidak semakin lemah bahkan sebaliknya.

Ia segera sadar bila tidak buru-buru melancarkan serangan dahsyat untuk mendesak pihak musuh maka

ia sendiri yang bakal menemui kegagalan total.

Serangan-serangannya lantas diubah ia menggunakan gerakan yang paling santer paling gencar dan

paling dahsyat untuk balas mendesak pihak lawan.

Sungguh patut disayangkan tenaga lweekang pihak lawan dahsyat bagaikan mengalirnya air sungai

Tiang Kak yang dahsyat tiada terputuskan secara samar-samar Huo Yen Ga pun mulai merasakan serangan

lawan semakin berat menekan dirinya.153 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Di dalam serangan tipuan tadi ia kena direbut posisi yang baik untuk beberapa saat ia tak sanggup

untuk paksa balik keadaan kalangan pertarungan tersebut.

ooooOoooo

8

DUA puluh jurus berlalu dengan cepatnya tetapi ia masih belum berhasil juga merebut posisinya yang

terdesak.

Thio Cing An yang melihat serangan-serangannya lama tak berhasil mengalahkan pihak lawan

akhirnya ia tak bisa menahan sabar lagi.

Mendadak ia membentak keras permainan ilmu kepalanpun segera berubah di balik serangan telapak

mengimbangi dengan tendangan-tendangan kilat yang mengancam jalan darah penting diseluruh tubuh lawan

gerakan maupun jurus-jurus serangannya sangat aneh sakti sedang kelebatan badan pun susah diduga...

Seketika itu juga Loo Hu It Shu Huo Yen Ga kena terdesak kalang kabut serangannya jadi kacau balau

tidak karuan sedang gerak geriknya pun mulai kelabakan.

Para jago yang hadir didalam ruangan sewaktu melihat keadaan Huo Yen Ga semakin lama semakin

bahaya dan semakin kritis, bila pertarungan ini dilanjutkan lebih jauh ia tentu akan terluka di tangan pihak

lawan hatinya jadi berdebar-debar.

Terutama sekali Leng Lam Jie Khie mereka semakin kuatir lagi terhadap nasib kawannya tanpa terasa

kedua orang itu sudah melangkah maju ke depan hawa murni dipersiapkan diseluruh badan, asalkan Huo

Yen Ga menemui bahaya mereka segera akan turun tangan menolong.

Berada didalam keadaan kritis dan berbahaya kembali Huo Yen Ga berhasil mempertahankan diri

sebanyak dua puluh jurus, akhirnya ia mendapatkan juga sebuah titik kelemahan tubuh pihak lawan.

Ia membentak keras, dengan seluruh tenaga yang dimilikinya lantas balas mengirim dua buah

serangan gencar.

Angin pukulan menderu-deru bayangan telapak menyambar memenuhi kalangan seketika itu juga

Thio Cing An kena dipaksa mundur dua langkah kebelakang.

Mengambil kesempatan yang sangat baik ini Huo Yen Ga tidak menyia-nyiakan begitu saja badannya

segera meloncat lima langkah kesamping meloloskan diri dari lingkungan kepungan bayangan kepalan Thio

Cing An.

Sinar mata Thio Cing An perlahan-lahan menyapu sekejap keseluruh kalangan, sewaktu dilihatnya

para jago yang ada didalam ruangan tersebut rata-rata diliputi hawa kegusaran dalam hati lantas berpikir.

Sekalipun aku berhasil mengalahkan Huo Yen Ga belum tentu bisa mengalahkan kesaktian dari

Suheng, apalagi para jago pun sudah memandang aku dengan mata penuh kegusaran dan kepalan digosok-

gosok jika aku lihat keadaan yang aku hadapi hari ini memang kalah sama saja akan memperoleh akhir yang

tiada menguntungkan..... lebih baik aku hentikan saja pertarungan ini sampai di sini.....

Berpikir akan persoalan tersebut rasa was-was mulai meliputi wajahnya, setelah termenung beberapa

waktu akhirnya rangkap tangannya menjura.

Kepandaian ilmu silat Huo-heng benar-benar luar biasa sehingga membuat Siauw-te merasa sangat

kagum. bagaimana kalau kita sudahi pertarungan kita sampai disini saja??154 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Di hadapan para jago dari seantero kolong langit Huo Yen Ga mana suka menelan penghinaan tersebut

mentah-mentah. Mendengar perkataan itu ia tertawa dingin.

Heee... heeee... heee... memandang di atas wajah Bengcu sengaja Siauw-te mengalah beberapa bagian

terhadap diri Thio-heng tetapi sebelum menentukan siapa menang siapa kalah siapa hidup siapa mati Siauw-

te pun tak dapat mempertanggung jawabkan persoalan ini dihadapan Bengcu.

Jika demikian adanya Huo-heng sengaja hendak mencari gara-gara dengan Siauw-te ? Teriak Thio

Cing An murka, alisnya dikerutkan dalam-dalam.

Huo Yen Ga tidak banyak bicara tapi ia segera lepaskan cambuk lemas berkepala ularnya dari

pinggang.

Thio-heng silahkan kau orang cabut keluar senjata tajammu.

Thio Cing An tidak langsung menerima tantangan tersebut sinar matanya perlahan-lahan dialihkan

keatas wajah Hu Pak Leng suhengnya.

Suheng! apakah kau ada maksud memaksa Siauw-te untuk turun tangan jahat melukai orangmu?

tegurnya dingin.

Membunuh satu orang dengan membunuh beberapa orang sekaligus apa bedanya???? sahut Sang

Liok-lim Bengcu dingin, sinar matanya melirik sekejap keatas jenasah Chi Peng yang berbaring didepan

podium.

Kalau memang suheng terus menerus memaksa Siauw-te untuk turun tangan membinasakan pihak

lawan akupun terpaksa turun perintah saja...

Thio-heng teriak Huo Yen Ga sembari menggetarkan cambuk lemas berkepala ularnya, agaknya ia

sudah tidak sabaran lagi, jikalau kau orang tidak suka mencabut keluar senjatamu lagi Siauw-te tak akan

kanti untuk menunggu lebih lama lagi.

Biji mata Thio Cing An berputar mendadak seperti tersadar akan sesuatu ia tersenyum.

JILID 9

SENJATA tak bermata, jikalau aku salah turun tangan sehingga melukai Huo-heng maka sampai

waktunya kau jangan salahkan aku orang turun tangan terlalu kejam.....

Sembari berkata tangan kanannya lantas merogoh kedalam saku mengambil keluar sebuah gelang


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


emas yang memancarkan cahaya tajam.

Huo-heng! silahkan turun tangan, sambungnya.

Huo Yen Ga sudah merasakan pahit getir karena mengalah terhadap pihak musuhnya tadi sehingga

hampir-hampir saja terluka ditangan pihak lawan kali ini ia tak berani mengalah lagi.

Thio-heng berhati-hatilah! teriaknya.

Baru saja mulutnya membungkam sang badan sudah menerjang maju kedepan cambuk lemas

berkepala ularnya dengan membawa sambaran angin tajam mengancam jalan darah Sian Khie pada dada

lawan.

Sikap Thio Cing An masib tetap tenang-tenang saja terhadap datangnya serangan dari Huo Yen Ga

sama sekali tidak ambil gubris.

Menanti ujung cambuk lemas berkepala ular tersebut hampir mendekati dadanya kurang lebih tiga

coen badannya baru berputar dengan mengikuti gerakan serangan cambuk Huo Yen Ga tersebut.155 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sewaktu cambuk lemas pihak lawan menyambar lewat melalui ujung baju pada dadanya mendadak

gelang emas ditangan menghantam kebawah.

Sedikitpun dia kurang berhati-hati tubuhnya akan roboh bermandikan darah oleh hajaran cambuk

lemas dari Huo Yen Ga tersebut.

Loo Hu It Shu membentak keras mendadak ia menahan gerakan badannya yang sedang menerjang

kedepan sepasang kaki bersama-sama mengerahkan tenaga dan didalam waktu sekejap mata telah mundur

kembali enam depa kearah belakang.

Gerak-gerik cepat bagaikan sambaran angin gerakan mundurnya kali ini semakin cepat lagi beberapa

bagian keadaanya mirip dengan ular lincah yang menyusup kedalam semak.

Keadaan dari Thio Cing An justru merupakan kebalikannya menghindarkan diri dari serangan musuh,

melancarkan serangan balasan selalu tidak bergeser setengah langkahpun dari tempat semula.

Sewaktu sama-sama melancarkan satu jurus serangan tadi diam-diam Huo Yen Ga sudah merasa amat

terperanjar, pikirnya.

Kelihatannya jurus-jurus serangan senjara gelang emasnya jauh lebih aneh beberapa bagian jika

dibandingkan permainan kepalan serta telapak tangannya... aku harus berhati-hati!

Ia tidak berani maju secara gegabah, badannya tetap mematung ditempat semula sambil

memperhatikan seluruh gerak-gerik musuh dengan serius.

Huo-heng cepat gerakanmu puji Thio Cing An sambil tersenyum.

Bersamaan dengan kata-kata ucapannya terasa cahaya emas berkelebat menyilaukan mata, badannya

tahu-tahu sudah menerjang kembali kemuka.

Huo Yen Ga membentak keras cambuk lemas kepala ularnya digerakan dengan menggunakan jurus

Pat Hong You atau delapan penjuru hujan angin seketika itu bayangan cambuk menari diangkasa dan

melindungi seluruh badannya?

Gelang Tiang Cing Ang digetarkan dengan menggunakan jurus Liuw Seng Kan Gwat atau bintang

meluncur bulan mengejar. Ia paksa kembali membuka kembali serangan cambuk melindungi seluruh Loo Hu

It Shu sehingga menimbulkan suara bentrokan yang membisingkan telinga diikuti telapak kirinya dengan

jurus Thian Way Lay Im atau luar langit mega mendekat menghantam dada musuh.

Huo Yen Ga mendengus dingin telapak kirinya dengan sejajar dada didorong menggunakan jurus Tui

San Chan Hey atau mendorong gunung membendung samudra.

Sekali lagi telapak tangan kedua orang itu saling bentrok dengan amat keras didalam serangan ini

masing pihak telah mempergunakan sepertujuh bagian tenaga keluar untuk merobohkan lawan.

Loo Hu It Shu tak dapat berdiri tenang lagi berturut-turut ia tergetar mundur sejauh lima langkah baru

bisa berdiri tegak.

Sebaliknya Thio Cing An dengan menggunakan gerakan tubuh Hong Pay Ku Hoo atau angin

bergoyang teratai berguguran memaksa pundak serta badannya tetap berdiri ditempat semula walaupun

terkena hawa tekanan yang maha dahsyat dari pihak lawan.

Begitu tubuh Huo Yen Ga mundur kebelakang ia segera menerjang, maju lagi cambuk lemas kepala

ularnya dengan menerobos keudara menotok ke arah luar.

Menanti Thio Cang An gerakan gelang emasnya untuk menangkis Huo Yen Ga mendahului tarik

kembali cambuk lemasnya kemudian setelah berputar satu lingkaran ditengah udara langsung membabatkan

keatas kepalanya.

Thio Cing An yang kehilangan posisi baik segera terjerumus dalam kurungan pihak lawan.156 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Terlihatlah Huo Yen Ga menggerakan pergelangan tangannya semakin gencar cambuk lemas kepala

ularnya bagaikan tiupan angin taupan serta curahan hujan deras melancarkan serangan gencar.

Ketujuh buah serangan itu dilancarkan dengan kecepatan laksana sambaran petir setiap jurus

kesemuanya mengancam jalan-jalan darah penting.

Serangan tipuan serangan nyata berubah sukar diduga tanpa ampun lagi Thio Cing An kena terdesak

mundur empat langkah kebelakang.

Huo Yen Ga yang melihat serangannya berhasil mencapai sasaran dan berhasil pula merebut posisi

yang menguntungkan sekali lagi membentak keras.

Dengan sepenuh tenaga ia berebut menyerang kemuka didalam sekejap mata bayangan cambuk

memenuhi angkasa empat penjuru dipenuhi deruan angin tajam, kedahsyatannya melebihi bobolnya tanggul

gunung.

Pada mulanya Thio Cing An memang kelihatan rada dibuat gugup dan kacau balau seluruh

gerakkannya tetapi sesudah lewat dua puluh jurus perlahan-lahan ia berhasil menenangkan dirinya.

Gelang emas ditangannya berturut-turut mengunci kearah kiri menangkis kekanan gerakan badannya

bergerak laksana tiupan mega diawan lincah gesit dan sukar diraba arah tujuannya.

Menanti permainan ilmu cambuk dari Huo Yen Ga sudah selesai digunakan Thio Cing An baru

tertawa dingin...

Heee... heee... heee... Huo-heng! kau masih punya kepandaian lihay apalagi yang belum sempat kau

keluarkan... jengeknya ketus, atos dan sombong... Ayolah cepat keluarkan semua biar Siauw-te pentang-

pentang mata mempelajari ilmu keledaimu itu... kalau tidak Siauw-te segera akan mengirim serangan

balasan.

Baru saja ucapan selesai diutarakan mendadak tubuhnya menerjang maju kedepan gelang emas

didalam genggamannya dengan menggunakan jurus Cing Hong Lie We atau menimbulkan buih

meninggalkan gelagah mengirim serangan dahsyat kemuka.

Cambuk lemas berkepala ular dari Loo Hu It Shu buru-buru ditekan ke bawah mengancam lambung

Thio Cing An sedang badannya bergeser kesebelah kiri meloloskan ancaman dari gelang emas lawan.

Lelaki lemah berusia pertengahan segera putar badan berkelit dari serangan cambuk gelang emas

ditangan kanannya didorong kedepan sejajar dada sedang tangan kirinya mengirim satu tabokan menghajar

pundak Loo Hu It Shu?

Dengan amat cepat pertarungan jarak dekat yang amat sengit sudah berkobar ditengah kalangan

cambuk gelang emas sama-sama ambil bagian tidak ketinggalan pula serangan jari hantaman menyambar

silih berganti.

Pertarungan jarak dekat semacam ini cukup angkat tangan atau gerakan kaki maka jalan darah penting

pihak lawan sudah ada diambang pintu mati hiduppun dapat ditentukan dalam sekejap mata.

Walaupun pertarungan semacam ini kalah tegangnya jika dibandingkan pertarungan cambuk melawan

gelang emas tadi tetapi bahaya serta tegangnya jauh melebihi beberapa kali lipat.

Mereka berdua semakin bertempur semakin cepat dan semakin dahsyat beberapa saat kemudian hanya

terlihat bayangan manusia saling menyambar tiada hentinya siapa kawan siapa lawan sukar di bedakan lagi.

Di tengah pertarungan yang maha sengit itulah mendadak terdengar suara tertawa dingin serta

dengusan berat bergema silih berganti diikuti berpisahnya bayangan manusia kearah belakang.

Sewaktu semua orang memandang lebih cermat tampaklah Thio Cing An dengan melintangkan senjata

gelang emasnya masih berdiri ditempat semula sedangkan tubuh Loo Hu It Shu berturut-turut mundur lima

langkah kebelakang dan setelah bersusah payah akhirnya berhasil juga menahan diri.157 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Dengan ketajaman mata Hu Pak Leng sekali lihat ia lantas tahu jika Huo Yen Ga sudah menderita luka

dalam sedang Thio Cing An sama sekali tidak menemui cedera.

Tak terasa lagi ia tertawa dingin.

Heee... heee... sepuluh tahun tidak bertemu muka ternyata kepandaian silat dari sute sudah

memperoleh kemajuan yang amat pesat.

Kepandaian sakti suheng melebihi orang Siauw-te merasa tak sanggup untuk menandingi.

Kembali Hu Pak Leng tertawa tawar.

Sute kau sudah gunakan ilmu silat apa untuk melukai orang?? tegurnya ketus.

Tenaga lweekang dari Huo-heng luar biasa sempurnanya permainan kepalan serta telapakpun sangat

handal walaupun Siauw-te mengerti bukan tandingan tapi dalam keadaan terpaksa Siauw-te harus

mengeluarkan ilmu pukulan Hiat So Ing atau pukulan telapak berdarah...

Sinar mata Hu Pak Leng segera dialihkan keatas jenasah Chi Peng sambungnya kemudian :

Jadi iapun terluka dibawah ilmu pukulan telapak berdarahmu??

Thio Cing An tersenyum dan mengangguk sahutnya :

Walaupun Siauw-te sudah terlatih selama sepuluh tahun tetapi kekuatan ilmu pukulan Telapak

berdarahku baru berhasil mencapai lima bagian saja.

Mendadak Huo Yen Ga melepaskan cekalan cambuk lemas kepala ularnya kemudian merobek pakaian

pada pundak kirinya.

Tampaklah dibawah pundak atas lengan kirinya membekas tiga buah bekas jari tangan yang berwarna

merah darah.

Tak kuasa lagi hatinya tergetar keras ia menoleh sekejap kearah Hu Pak Leng sedang bibirnya yang

bergerak hendak mengucapkan sesuatu mendadak dibatalkan kembali.

Sebenarnya ia hendak bertanya kepada Hu Pak Leng setelah terkena pukulan telapak berdarah ini

apakah masih bisa tertolong tetapi sewaktu perkataan tersebut hampir meluncur keluar dari ujung bibir

mendadak hatinya merasa malu sehingga akhirnya dibatalkan.

Mendadak terdengar Thio Cing An tertawa tergelak.

Haaa... haaa... haaa... Huo-heng tidak usah kuatir Siauw-te cuma menggunakan dua bagian tenaga

lweekang saja....

Heee... heee... heee... seorang lelaki sejati tak akan memikirkan soal mati hidup didalam hati..... seru

Huo Yen Ga sambil tertawa dingin.

Ia merandek sejenak untuk tukar napas.

Karena memandang wajah Bengcu maka cayhe tidak ingin turun tangan jahat melukai Thio-heng!

siapa sangka ternyata Thio-heng sudah menggunakan ilmu silat yang demikian beracunnya untuk

menghadapi Siauw-te, baik... baiklah! satu dibayar dengan satu sewaktu nanti kita turun tangan lagi harap

Thio-heng suka berhati-hati terhadap serangan bokongan dari Siauw-te.

Thio Cing An yang mendengar perkataan tersebut sambil tertawa lantas menggeleng.

Huo-heng! kau sudah terkena pukulan telapak berdarahku walaupun dalam hati ada maksud untuk

bertempur rasanya tak akan ada tenaga untuk memenuhi keinginanmu itu ujarnya acuh tak acuh bilamana

Huo-heng masih belum puas rasanya tiga hari kemudianpun Siauw-te belum mati menunggu lukamu sudah

sembuh kita baru bergebrak kembali.158 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Diam-diam Huo Yen Ga lantas berpikir dalam hatinya.

Jika dilihat dari bekas jari warna merah darah yang menempel diatas lengan rasanya pukulan telapak

berdarah tersebut tentu merupakan semacam ilmu silat yang sangat beracun jikalau aku harus menanyakan

tentang cara menolong diri dihadapan para jago seantero dunia rasanya hal ini merupakan suatu kejadian

yang sangat memalukan lebih baik aku panasi saja dirinya dengan menggunakan kata-kata.....

Setelah mengambil keputusan iapun tertawa dingin :

Siapa yang berkata aku orang tak bisa bergebrak lagi? teriaknya gusar apakah cuma sedikit luka kecil

ini sudah cukup untuk mencabut selembar nyawaku?.

Siauw-te sukar karena cuma menggunakan tenaga dua bagian saja sahut Thio Cang An sambil tertawa,

tetapi racun dari hawa pukulan telapak berdarah ini sudah jauh meresap kedalam tulang serta daging Huo

Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


heng jikalau tidak menelan obat pemunah dari perguruan Siauw-te maka didalam dua belas jam kemudian

racun tersebut akan mengikuti jalannya aliran darah jauh meresap kedalam isi perut dan keenam buah

anggota badan penting lainnya sampai waktu itu maka sekalipun Hoa Tuo si tabib sakti tersebut hidup

lagipun jangan harap bisa menolong nyawa Huo-heng jikalau kau ngotot ingin bergebrak juga maka racun itu

akan mengalir masuk kedalam isi perut semakin cepat lagi didalam enam jam kemudian Huo-heng tak akan

lolos dari cengkereman malaikat elmaut.

Merdengar penjelasan ini diam-diam Huo Yen Ga diam merasa amat terperanjat tetapi diluaran ia

tetap tenang-tenang saja.

Perlahan-lahan ia menoleh kearah Hu Pak Leng dan menangkap tangannya menjura.

Kepandaian silat hamba tidak menangkan pihak lawan sehingga aku tidak berhasil menyelesaikan

perintah Bengcu katanya lambat.

Memang kalah didalam pertarungan adalah kejadian yang terbiasa dalam dunia kangouw harap Huo-

heng jangan pikirkan persoalan ini dalam hati.

Dengan langkah lebar ia menuruni podium dan langsung menotok lengan kiri Huo Yen Ga yang

terluka.

Loo Hu It Shu hanya merasakan lengannya yang terluka jadi kaku sebuah lengan sama sekali sudah

tidak dapat mendengarkan perintahnya lagi.

Dari dalam sakunya Hu Pak Leng mengambil pil langsung diberikan kepada Huo Yen Ga ujarnya

sambil tertawa.

Huo-heng! cepat kau telan kedau butir pil itu kemudian aturlah pernapasan satu jam kemudian setelah

racun tersebut berhasil didesak keluar maka kaupun segera akan pulih kembali kesehatannya seperti sedia

kala.

Pada saat ini sikap sombong dan buas dari Loo Hu It Shu sudah lenyap tak berbekas. Ia menurut dan

telan pil tersebut setelah itu mengundurkan diri ke pojokan ruangan dan mulai duduk bersila mengatur

pernapasan.

Menanti Huo Yen Ga sulah berlalu sinar mata Hu Pak Leng baru dialihkan keatas wajah Thio Cing

An.

Sute! sejak kau mendatangi lembah Mie Cong Kok ini keseluruhannya sudah berhasil melukai berapa

orang? tegurnya.

Thio Cing An termenung sebentar.

Terus terang suheng! bersama-sama dengan Huo-heng aku sudah membinasakan dua orang dan

melukai tiga orang.159 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Haaaaa... haaaa... haaaaa... dua mati tiga terluka bilamana ditukar dengan selembar nyawa sute rasanya

cukup berharga bukan kembali sang Liok-lim Bengcu tertawa terbahak-bahak.

Air muka Thio Cing An kontan saja berubah hebat.

Kalau soal itu harus dilihat bagaimana caramu menghitung katanya dingin. Jikalau dibicarakan dari

pihak Siauw-te sekalipun tambah delapan atau sepuluh lembar nyawapun sama sekali tidak berharga untuk

ditukar dengan selembar nyawa Siauw-te.

Sungguh besar sekali bacotmu, sute jikalau semisalnya kedudukan Liok-lim Bergcu dari Siauw-heng

ini aku serahkaa kepadamu entah tindakan apa yang hendak kau ambil terhadap si pembunuh yang

mencelakai anak buahmu??

Sudah tentu akan kubalaskan dendam sakit hati tersebut guna menunjukan kebaktian dan kecintaannya

terhadap anak buah sendiri...... cuma...

Cuma apa? Bentak Hu Pak Leng keras berturut-turut kau sudah mencelakai lima orang dua mati dan

tiga terluka, masih ada perkataan apalagi yang hendak kau utarakan? cepat serahkan diri untuk dibelenggu

apakah kau sungguh-sungguh hendak menanti aku sendiri yang turun tangan?

Thio Cing An sambil merangkap tangannya buru-buru mundur satu langkah kebelakang teriaknya :

Kedatangan Siauw-te kali ini lantaran ada perintah dari suhu sekalipun suheng tidak mengijinkan

untuk berlalu tetapi seharusnya memandang pula diatas wajah suhu...

Heeee... heeee... heee... sewaktu Hong susiok perintahkan dan datang kemari untuk mengirim surat

apakah iapun memerintahkan dirimu untuk melukai orang ? desak Hu Pak Leng lebih lanjut.

Soal ini..... soal ini.....

Heee... heee... heee... kembali Liok-lim Bengcu tertawa dingin sute kau harus ingat merusak sama

suhu sendiri adalah merupakan suatu dosa yang tak ternilai besarnya harap kau berpikir dulu tiga kali

sebelum berbicara.

Walaupun suhu tidak memerintahkan untuk turun tangan melukai mereka yang menghadang

perjalanan Siauw-te tetapi anak buah dari suheng terus menerus mendesak, hal ini mana boleh menyalahkan

Siauw-te terpaksa turun tangan jahat.

Jangan dikata Hong susiok memberi petunjuk kepadamu untuk melukai setiap orang yang

menghalangi perjalananmu sekalipun ia sudah beritahu padamu setelah memasuki lembah Mie Cong Kok ini

harus mengikuti pula peraturan yang berlaku disini. Jika kau orang tidak suka melepaskan senjata lagi untuk

menantikan keputusanku. Hmm! jangan salahkan aku orang akan turunkan tindakan kekerasan.

Mendengar ancaman itu Thio Cing An segera dongakan kepalanya tertawa terbahak-bahak.

Jikalau suheng merasa sangat tidak puas dengan perbuatan Siauw-te kau boleh ajukan keberatanmu

sewaktu suhu sudah tiba ditempat ini jikalau kau menginginkan Siauw-te menyerah dengan demikian saja

maaf Siauw-te sulit untuk melaksanakannya.

Alis Hu Pak Leng berkerut rapat sepasang matanya memancarkan cahaya tajam ujarnya berat :

Selama sepuluh tahun ini aku terka kepandaian silatmu tentu sudah memperoleh kemajuan yang amat

pesat kalau kau orang memang ingin paksa aku turun tangan sendiri bagus... bagus sekali mengingat kau

orang melakukan perjalanan sejauh ribuan li datang kemari untuk menyampaikan surat maka aku beri satu

jurus kesempatan buat dirimu, ayo cepat turun tangan.

Melihat kedua ekor macan tersebut hendak melakukan suatu pertarungan sengit rata-rata para jago

yang ada didalam ruangan mulai pusatkan seluruh perhatiannya ketengah kalangan.

Ada pula beberapa orang anak buah Hu Pak Leng tempo dulu secara diam-diam ikut merasa kuatir

bagi keselamatan bekas majikannya.160 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Sewaktu terjadi pertarungan dipuncak Han Pek Ay tempo dulu para jago dapat melihat bagaimana

dahsyatnya pertarungan antara Hu Pak Leng melawan Huo Yen Ga.

Walaupun akhirnya kepandaian Hu Pak Leng jauh lebih tinggi satu tingkat dan berhasil merebut

kedudukan Liok-lim Bengcu tetapi selesai pertarungan tersebut ia sendiripun sudah kedapatan setengah mati.

Dan barusan saja Thio Cing An yang lemah kurus dan seperti berpenyakitan itu ternyata berhasil

mengalahkan Loo Hu It Shu dengan begitu enteng dan sama sekali tidak kelihatan ngotot hal ini

menunjukkan sebagaimana dahsyatnya kepandaian silat yang ia miliki.

Rasanya didalam pertarungan yang akan datang ini siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal

kalah masih merupakan tanda tanya didalam desakan sepasang mata Hu Pak Leng yang amat tajam perlahan-

lahan kembali Thio Cing An mundur dua langkah kebelakang.

Suheng! apakah kau orang sungguh-sungguh hendak paksa Siauw-te untuk turun tangan?

Jadi kau anggap aku sedang bergurau? jika kau orang tidak suka turun tangan lagi jangan salahkan

kalau aku segera akan berusaha merebut posisi terlebih dahulu.

Merasa dirinya didesak terus menerus akhirnya Thio Cang An dongakkan kepalanya tertawa tergelak.

Haaaa... haaaa... haaaa... suheng mendesak terus menerus bilamana Siauw-te menolak rasanya tentu

akan merusak nama baik dari suheng.

Baiklah! dari pada membangkang lebih baik aku menurut saja. Suheng kau berhati-hatilah.

Sepasang pundaknya sedikit bergoyang tahu-tahu tubuhnya sudah maju kedepan telapak kirinya

dengan menggunakan jurus Ci Kouw Thian Bun atau mengangguk kepala pintu langit menghantam keatas

kepala suhengnya.

Hu Pak Leng tidak mau ketinggalan melihat orang itu melancarkan serangan telapak kiripun dengan

cepat menyambar kearah urat nadi Thio Cing An dengan gerakan Thian Ong Tuo Tah atau raja langit

menyungging pagoda.

Kepala Thio Cing An yang meluncur kebawah mendadak menyeleweng kesamping lengannya ditekuk

mengirim satu sikutan gencar sedang kaki kanannya pada waktu yang bersamaan maju satu langkah kedepan

mengancam jalan darah Ci Bun Hiat pada tubuh Hu Pak Leng.

Jurus serangan ini walaupun kelihatan sangat sederhana padahal dibalik gerakan masih tersembunyi

gerakan cepatnyapun bagaikan sambaran petir.

Tangan kanan Hu Pak Leng merentang kesamping mengancam jalan darah Ci Tie Hiat pada iga Thio

Cang An sedang mulutnya memperdengarkan suara tertawa tergelak yang sangat keras.

Haaa... haaa... haaa... kepandaian silat dari sute ternyata benar-benar memperoleh kemajuan yang

pesat.

Mana... mana... suheng terlalu memuji.

Kaki kanannya mendadak membuat lingkaran dan berputar satu lingkaran besar untuk meloloskan diri

dari totokan bokongan Hu Pak Leng kemudian telapak kanan serta kaki kirinya bersama-sama menerjang

keluar sang kaki mengancam jalan darah penting didepan dada.

Hu Pak Leng membentak keras sepasang telapak tangannya bersama-sama didorong kemuka dari

gerakan Tong Cu Pay Hud atau bocah cilik menyembah buddha berubah jadi gerakan Ya Hwie Sauw Thian

atau api liar membakar langit.

Sepasang telapak mendadak merentang satu ke atas lain kebawah yang atas mengunci datangnya

serangan lawan sedang serangan bawah menyodok kearah persendian penting pada lutut Thio Cing An.161 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

Merasakan serangan musuh dahsyat Thio Cing An terdesak mundur dua langkah kebelakang

mendadak sepasang lengan direntangkan lebar-lebar kemudian tubuhnya mencelat ketengah udara sepasang

telapak bersama-sama melancarkan serangan berantai kebawah.

Menghadapi serangan ini Hu Pak Leng mendadak berdiri dengan pusatkan seluruh perhatian

telapaknya berturut-turut berkelebat menggagalkan datangnya serangan tersebut.

Demikianlah kedua orang itu dengan menggunakan perubahan badan yang tercepat saling bertukar

serangan.

Menanti Thio Cing An melayang turun kembali keatas tanah kedua orang itu masing-masing sudah

saling melancarkan empat buah serangan hal ini membuat para jago yang menonton jalannya pertarungan

jadi terbelalak dan berdiri melongo.

Menanti Hu Pak Leng selesai menyambut datangnya serangan Thio Cing An mendadak ia membentak

keras tubuhnya kembali menerjang maju kedepan kepalan dikiri telapak dimuka bersama mendesak kedepan.

Sang kepalan bagaikan kapak raksasa membelah gunung sedang sang telapak bagaikan hujan salju

deras didalam sekejap mata sudah mengirim enam gebukan duabelas tabokan dan memaksa Thio Cing An

mundur terdesak sejauh tujuh, delapan depa kebelakang.

Menyaksikan jalannya pertarungan yang amat seru ini diam-diam si tangan pencari sukma Pah Thian

Ih kerutkan alisnya dengan suara lirih bisiknya kepada saudaranya Song Thian Toh :

Agaknya kepandaian silat yang dimiliki oleh Bengcu jauh lebih maju dari pada waktu bertanding di

atas tebing Han Pek Ay, coba kau lihat angin pukulannya jauh lebih bertenaga dan kuat. Apakah didalam

setengah tahun yang sangat pendek ini kepandaian silatnya sudah memperoleh kemajuan yang demikian

pesatnya.

Haruslah diketahui sewaktu pertarungan perebutan kedudukan Liok-lim Bengcu ditebing Han Pek Ay

tempo dulu separuh bertanding Hu Pak Leng harus mengobati dulu seorang bocah yang terluka berat atas

permainan Kok Han Siang istrinya sehingga tenaga dalamnya sudah banyak yang dikorbankan sedang

sewaktu bergebrak melawan Huo Yen Ga pun tenaga lweekangnya belum pulih kembali oleh sebab itu

sewaktu bergebrak kekuatannya ternyata seimbang dengan kepandaian silat dari Huo Yen Ga.

Thio Cing An yang melihat dirinya berturut-turut kena didesak mundur terus oleh keanehan serta

kecepatan jurus serangan Hu Pak Leng sehingga sama sekali tak bertenaga untuk memberikan perlawanan

hatinya mulai merasa paham jika kepandaian silatnya yang dilatih secara tekun selama sepuluh tahun ini

masih belum berhasil menandingi kelihayan dari suhengnya.

Ia merasakan tekanan-tekanan dari ilmu pukulan Hu Pak Leng semakin lama semakin memberat dan

semakin gencar akhirnya ia mulai kewalahan daa tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.


Badai Dunia Persilatan Karya Tjan ID di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Jika aku harus bertempur dengan cara begini terus-terusan tidak sampai seratus jurus kemudian aku

pasti akan terluka oleh pukulannya yang sangat aneh dan maha dahsyat itu pikirnya didalam hati. Bilamana

aku sampai terluka parah maka sampai saatnya untuk turun tangan jahatpun tak bakal sanggup lagi... aku

harus menggunakan kesempatan pada saat ini...

Setelah mengambil keputusan hawa napsu membunuhpun mulai melintasi wajahnya. Dengan alis

dikerutkan rapat-rapat dan sepasang mata memancarkan cahaya kebuasan bentaknya keras :

Suheng kau orang terus menerus mendesak diriku demi menjaga nama baik perguruanku terpaksa

Siauw-te harus menggunakan tindakan yang ganas dan kejam untuk menghadapi dirimu.

Serangan telapak Hu Pak Leng semakin mengencang angin pukulan menderu-deru memekikan telinga

seketika itu juga ia mengurung seluruh badan Thio Cing An kedalam sambaran angin pukulannya.

Haaa... haaa... Sute kau tidak usah mengingat-ingat soal hubungan perguruan lagi teriaknya sambil

tertawa lantang. Jika kau masih memiliki kepandaian ilmu silat yang maha dahsyat silahkan dikeluarkan162 Tjan I. D. Badai Dunia Persilatan

Kolektor E-Book

semua. Mumpung masih ada kesempatan gunakanlah sebaik-baiknya karena begitu kesempatan hilang maka

kau bakal konyol.

Thio Cing An tertawa dingin telapak kanannya mendadak berubah dengan santer dan gencar ia balas

melancarkan serangan.

Hanya dalam sekejap mata ia telah dapat melancarkan tujuh buah serangan berantai.

Ketujuh buah serangan tersebut bagaikan air terjun yang maha dahsyat hanya dalam beberapa waktu

saja sudah berhasil membendung semua angin pukulan dari Hu Pak Leng dan merebut kembali posisinya

yang terdesak.

Tidak menunggu Hu Pak Leng melancarkan serangan kembali telapak kirinya mendadak diangkat

tinggi-tinggi ketengah udara.

Para jago yang hadir didalam ruangan sewaktu melihat pertarungan antara kedua orang semakin lama

semakin berbahaya dan semakin menegang dan rata-rata pada tahan napas dan melototi tengah kalangan

dengan penuh perhatian.


Wiro Sableng 157 Nyawa Titipan Rajawali Emas 09 Keranda Maut Perenggut Pendekar Lengan Buntung Seri 1 Pendekar

Cari Blog Ini