Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu Bagian 1
SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 1
Pdf Maker : Oz
SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 2
Pdf Maker : Oz
SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 3
Pdf Maker : Oz
I
Dalam umur lima belas tahun, Lauw Tek Hui
sudah tidak punya ayah atau ibu, ia pun belum
mengerti apa-apa, maka dengan tenang ia ikut
pamannya, Lauw Toa Put-cu, seorang penjual arang
batu.
Mulanya ia melainkan tuntun tali les onta, yang
pamannya pakai untuk angkut arang, kemudian ia
bantu angkuti arang batu. akan dikasih naik ke
bebokongnya ?perahu daratan dari padang pasir?
demikian biasanya orang namakan onta - akan
turunkan itu ke tempat pembeli, buat ditumpuk
dengan rapi.
Kebiasaan setiap hari membikin tenaganya
kumpul menjadi satu kekuatan, sampai ia sangup
panggul karung arang beratnya dua ratus kati, hingga
ia mirip dengan onta saja.
Buat pekerjaan kasar macam ini, Tek Hui
selamanya pakai pakaian rombeng dan dekil, kopiah
pun ia tidak punya,dan arang batu bikin tangannya,
kakinya, pun mukanya menjadi kotor.
Demikian, orang sampai panggil dia Bwee-hek
cu, si Arang Hitam. Hingga orang tidak tahu ia
sebenarnya cakap atau tidak.
Hidupnya kacung ini lebih daripada sederhana.
Saban hari ia mengharap arang pamannya laku,
karena itu berarti ia bisa - di waktu pulang - mampir di
warung thee di pintu Ciang-gie-mui, pintu bahagian
dalam. Di situ ia bisa makan kuwe dan minum theeSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 4
Pdf Maker : Oz
pasaran. Ia tidak isap huncwee, ia tidak doyan arak, ia
pun tidak suka adu peruntungan. Ia bukan beberapa
kawannya, yang mukanya dekil tetapi masih
mengharap main perempuan.
Demikian hari itu Tek Hui ikut pamannya,
menuntun onta. Paman itu punya empat ekor, lima
sama anak onta, yang sedang belajar jalan.
Muatannya semua tiga ribu kati beratnya. Cuaca
waktu itu masih gelap, angin utara dingin bukan
buatan. Sesampainya di Ciang-gie-mui, langit baru
mulai terang.
Hari itu peruntungannya Lauw Toa Put-cu bagus,
baru saja ia sampai di pintu kota, lantas ia ketemu
pembeli, satu orang yang dandan sebagal bujang,
yang terus ajak ia masuk ke dalam kota, ke dalam
entah gang apa, sampai di depannya satu rumah
dengan pekarangan besar yang pintunya ditutup.
"Sudah sampai!" kata bujang itu, "Sekarang
mari masuk, lihat dahulu tempat di mana arang mesti
ditaruh, baru kau orang angkuti!"
Tek Hui manggut, ia ikut waktu ia diajak masuk.
Toa Put-cu sudah tambah umur, laginya
gondokan di punduknya telah bertambah besar sampai
tunduk saja sukar untuk dia. Maka itu, sudah sekian
lama ia tidak pernah panggul arang, dan kerjaan itu ia
wakilkan pada keponakannya yang kuat. Maka itu,
sang keponakan yang periksa tempat taruh arang itu.
Sang bujang ajak bocah tukang arang ini masuk
di pintu pekarangan, jalan di tangga, melewati
langkan, masuk di pintu besar, masuk di pintu kedua,
pintu kedua, pintu Sui-hoa-mui, pintu Pan-jie-mui,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 5
Pdf Maker : Oz
lewati lataran dalam, jalan terus, sampai suatu
pojokan.
"Nah, di sini semua arang mesti ditaruh, kata
bujang itu.
Tek Hui sudah lantas bekerja, ia tidak kata apa
apa, akan tetapi di dalam hatinya ia menggerutu
sendiri, karena tempat angkut itu jauh. Sekarung demi
sekarung ia panggul, ia tuang isinya, yang ia tumpuk.
Ia tidak tahu gedung itu rumah siapa, ia hanya
tahu di situ banyak bujangnya, lelaki dan perempuan,
malah banyak orang perempuannya, yang semua
pakaiannya ?tak sembarangan?.
Satu kali ia mendeluh waktu seorang bujang
perempuan kata padanya, "Eh, tukang arang, hati-hati
ya! Kau dengar atau tidak?"
Di dalam hatinya ia kata, "Tak usah juga kau
pesan!"
Sebentar saja arang batu telah bertumpuk
sebagai bukit kecil dan karung-karung kosong pun
bertumpuk di pinggiran. Ia bekerja dengan mantap,
tidak nakal, tidak mengucap suatu apa.
"Eh, eh! Kenapa tukang arangnya masih bocah.
Aih, dia kuat betul!"
Kemudian riuh terdengar suara tertawanya
orang-orang perempuan.
Tek Hui menoleh, Ia tidak lihat orang yang
berkata dan tertawa-tawa itu. Maka ia kerja terus,
sampai selesai angkut tiga ribu kati arang semua.
Ketika ia berhenti, ia susuti mukanya, yang keringatan
dan banyak arangnya.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 6
Pdf Maker : Oz
Tiba-tiba ia dengar suara barang jatuh, waktu ia
berpaling, ia lihat didekatnya menggeletak sebuah
buah apel yang merah warnanya dan besar sekali.
"Eh, siapa main-main sama aku?" pikir dia.
Apel itu terkena pecahan batu arang, jadi lecet
dan sedikit kotor. Sebab tertarik, Tek Hui menjumput.
Ia belum pernah lihat apel begitu besar dan menarik,
hingga timbul nafsunya akan geragot itu.
"Apakah apel ini untuk aku?" ia tanya, tetapi ia
tidak tahu ia bicara sama siapa.
Jawaban tidak ada, hanya dari dalam jendela
terdengar suara tertawa lagi.
Tanpa merasa, Tek Hui geragot apel itu, hingga
segera ia merasai buah yang manis, renyah dan adem.
Maka selanjutnya ia terus makan itu, sembari keluar
dengan panggul susunan karung kosong.
Di pintu kedua, tiba-tiba ia dipegat dua orang.
"Eh, bocah, dari mana kau dapat apel itu?"
menegur yang satu.
"Aku boleh beli," sahut Tek Hui dengan tak
sengaja.
Tapi jawaban ini bikin dua orang itu dari curiga
menjadi gusar. Yang berdiri di sebelah belakang
memakai pakaian sutra, dandanannya mirip dengan
satu ?looya?, cuma ia tidak mirip-miripnya dengan
seorang berpangkat.
Ia bertubuh besar dan lebar, matanya besar dan
bundar, brewokan, kulitnya hitam dan mengkilap. Ia
barangkali baru berumur tiga puluh tahun. Dilihat dari
romannya ia mirip dengan patung Ciu Cong di dalam
Kwan-tee-bio. Orang yang menegur juga punya roman
sebagai iblis.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 7
Pdf Maker : Oz
Tapi Tek Hui tidak kelihatan takut, malah
sebaliknya, ia tertawa.
"Apakah kau pandang rendah padaku?" katanya.
"Apa kau kira aku tak kuat beli apel ini?"
Dan ia geragot lagi apelnya itu.
Tiba-tiba sebelah tangannya si iblis melayang,
mampir di pipinya Tek Hui sambil terbitkan suara
nyaring, disusul sama jeritannya bocah itu, apel di
mulut siapa sampal lompat muncrat, hingga sambil
meringis, dia tutupi pipinya itu.
"Kurang ajar!" ia berteriak, seraya ia jambak
orang itu. "Kenapa kau pukul aku? Apa salahku? Aku
tidak curi buah apel!" Ia gujeng orang itu dengan
tenaganya yang besar, sampai orang itu jatuh, terus ia
tindihkan. "Kau pukul aku, sedang aku tak beersalah,
aku mesti hajar kau!"
Dan ia benar-benar memukul.
"Binatang, kau berani pukul aku!" berteriak
orang itu. "Kurang ajar!"
Tapi dia, yang tubuhnya besar, tidak bisa
melawan atau berontak. Maka orang yang beroman
sebagal Ciu Cong lantas tarik Tek Hui.
"Tidak apa kau makan apel itu," katanya, "tapi
kau mesti omong terus terang, siapa kasih kau apel
ini? Ini apel istimewa, tidak bisa dapat dibeli di luaran!
Apel ini baru kemarin oang antar padaku, masih ada
lagi, nanti aku bagi kau satu lagi! Jangan kau bilang
apel ini kau beli, sebab meski kau punya uang, kau tak
dapat beli itu! Aku juga tidak mau tuduh kau mencuri!
Boleh jadi ada orang yang bagi kau, atau kau boleh
dapat pungut. Nah, coba kau kasih tahu hal yang
sebenarnya! Jangan takut, tidak apa-apa.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 8
Pdf Maker : Oz
"Kau tanya saja orang di dalam rumahmu," Tek
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hui jawab. "Tadi aku angkut arang, ada orang
lemparkan apel ini dari jendela, aku tidak tahu siapa,
aku pungut dan makan. Aku tidak mencuri tapi aku
dipukul, aku tidak mau mengerti!"
Ia mau samperi si muka iblis, tapi si Ciu Cong
tahan padanya.
"Sudah, sudah," kata si Ciu Cong, yang
romannya bengis tapi bicaranya sabar. "Ia telah pukul
kau, tapi kau sudah hajar padanya, sudah saja! Aku
mengerti sekarang, anak kecil di dalam jendela yang
kasihkan kau apel ini."
"Bukannya anak kecil," Tek Hui bilang. "itulah
orang-orang perempuan, sebab sehabis melemparkan
apel, aku dengar suara tertawa geli."
Mendengar demikian, mukanya si hitam jadi
merah padam.
"Sudahlah," kata dia demikian, "kau dapat satu
apel tidak apa! Sekarang kau boleh pergi!"
"Lacur!" kata si muka iblis. "Aku jatuh pamor di
tangannya bocah tukang arang!"
"Sudah!" kata si Ciu Cong yang goyang-goyangi
tangan.
Tek Hui sudah bertindak keluar, bebokongnya
menggendol karung, tangannya memegangi karung,
tangannya memegangi apelnya, mukanya separuh
meringis, sebab muka itu merah dan bengkak.
Toa Put-cu sedang hitung uang arang waktu
keponakannya keluar, ia tidak lihat orang punya muka
mewek, adalah setelah selesai terima uang, baru ia
dapat lihat hingga ia kaget dan heran.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 9
Pdf Maker : Oz
"Eh, kau kenapa?" ia tanya. "Siapa pukul kau?
Mukamu bengkak dan matang biru!"
"Ya, orang telah pukul aku," sahut Tek Hui.
Ia ceritakan sebabnya.
Lauw Toa-put-cu jadi tidak senang.
"Terlalu! ia berseru. "Masa karena sebuah apel,
keponakanku dipukul sampai begini? Hayo angkat pula
arang kita, jangan jual padanya!"
Bujang yang membayar uang nampaknya
terperanjat.
"Apa begini caranya orang dagang?" ia kata.
"Bukannya aku hendak menangkan majikanku, tetapi
looya-ku, Kim Samya, bukan biasanya tukang
menghina orang lain. Mustahil ia mau layani satu
bocah? Di sini mesti ada sebabnya....."
"Aku tahu ?dah!" kata Toa Put-cu. Apel
dikasihkan pada keponakanku oleh satu nyonya,
lantas Kim Samya cemburuan. Tapi jangan lihat saja
tubuhnya keponakanku ini, meski ia sudah besar
kelihatannya, ia sebenarnya baru berumur lima belas!
Mustahil ia sudah bisa keteki orang perempuan? Masa
karena apel saja, orang hajar dia? Terlalu!"
"Sabar, sabar," si bujang kata pula. "Sebagai
orang dagang kau kudu sabar. Laginya keponakanmu
ini sudah kena dihajar sedang perkara tidak ditarik
panjang. Harap kau bikin habis perkara ini, kita
berlangganan, selanjutnya aku tidak beli arang dari
orang lain. Perkara harga, aku pun tidak mau tawar
tawar."
Toa Put-cu kelihatan bisa dikasih mengerti.
"Mana aku berani datang pula membawa arang
kemari!" ia kata dengan masih mendongkol.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 10
Pdf Maker : Oz
"Sekarang baru keponakanku digaplok, lain kali
barangkali aku yang dibacoki! Sudahlah, aku tidak
berani lagi, kau orang di sini adalah bangsa okpa!"
Lantas saja Toa Put-cu berlalu, dengan masih
mendongkol terus.
Tek Hui tuntun ontanya semua, apelnya sudah
habis digeragoti.
Tidak jauh di sebelah barat hoo-tong itu ada
sebuah warung thee yang besar.
"Tunda onta kita di situ," kata Toa Put-cu. Mari
kita mampir di warung! Kau hendak dahar apa?"
Warung thee itu kalah besar sedikit sama
warung di Ciang-gie-mui, tapi tukang warungnya
dikenal mereka.
"Oh, Toa Put-cu, sudah lama tak tahu ketemu!"
tuan rumah segera menyambut. Tapi ia melongo
kapan ia lihat mukanya Tek Hui, "Kenapa, eh? Apa ia
berkelahi?"
Warung itu sedang ramai, di antaranya ada
beberapa orang, yang bawa-bawa burung dalam
kurungan. Mereka ini menoleh waktu mereka dengar
suaranya tuan rumah, semua mengawasi Tek Hui.
"Itu orang yang tinggal dalam hoo-tong, dia
seperti okpa saja!" kata Lauw Toa Put-cu dengan
sengit. "Dia seperti Giam Loo Ong! Dengan tidak salah
dosa, keponakanku ini telah digaplok, sedang
sebabnya perkara kecil sekali!"
Ia ceritakan halnya Tek Hui dianiaya.
Semua orang dengar keterangan itu, ada yang
ketawa, ada yang penasaran. Kejadian itu lantas jadi
buah bibir mereka, masing-masing ada anggapannya
sendiri-sendiri.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 11
Pdf Maker : Oz
"Itulah rumahnya Han Kim Kong!" kata satu
orang. "Dia itu memang tidak kenal aturan!"
Kelihatan nama itu terkenal baik, sebab
sekarang dia lantas jadi buah bibir.
"Dia telah bisa tempel Uy Loo Kong si orang
kebiri," kata seorang, "karena itu, dia telah diterima
sebagai calon sie-wie, hingga lantas laganya melebihi
laganya Tiong-tong, ia suka sekali ganggu orang lain!"
Tiong-tong berarti Perdana Menteri.
"Bukankah baru pada musim panas ia telah beli
si cantik jelita dari rombongan wajah Lee Cun-pan
untuk harga lima ratus tail?" kata seorang lain lagi.
"Kau belum tahu semua!" lain suara nimbrung.
"Paling belakang dia sudah gunai pengaruh uang
terhadap empeh Siang Kiu si penjual tauwhu, anak
perawan siapa yang umurnya baru enam belas tahun,
ia telah beli dengan paksa, untuk dijadikan gundik
entah yang ke berapa! Dia adalah raja iblis keelokan!"
Lauw Toa Put-cu dengar semua, tetapi ia tidak
perdulikan.
Tek Hui makan kuwe dengan susah-payah,
karena mulutnya bengkak dan sakit. Tiba-tiba seorang
hampirkan bocah itu.
"Saudara kecil, dahar saja pelahan-lahan," dia
kata. "Sebentar kau pergi pada Han Kim Kong. Aku
nanti tanya orang she Han itu agar kau tidak teraniaya
dengan cuma-cuma...!
Paman dan keponakan tunda kuwe mereka dan
mereka awasi orang bicara itu, umur siapa kira-kira
tiga puluh tahun, romannya bukan roman orang
sembarangan, pakaiannya rapi, dia mirip seorang yang
mengerti silat, hanya, dipandang lebih jauh, dia ituSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 12
Pdf Maker : Oz
mirip buaya darat, tangannya menyekal pie-yan-hu, di
pinggangnya terselip pisau belati.
"Tidak apa, tuan," kata Lauw Toa Put-cu, yang
sebaliknya menjadi kuncup karena ada orang hendak
belakan mereka. "Kam mesti pergi urus onta dan
arang batu, tidak ada tempo untuk urusi urusan itu
saja."
"Benar tuan!" kata Tek Hui sebaliknya. "Benar,
kau harus bawa aku pada mereka itu! Lihat, tuan
tuan, mukaku makin bengkak, sampai aku susah buka
mulutku! Dia mesti mengganti kerugian padaku!"
Habis kata begitu, Tek Hui nampaknya mau
mewek.
"Jangan nangis!" mencegah orang asing itu.
"Siapa nangis, dia bukannya hoohan! Kita bukannya
mau peras Han Kim Kong, tetapi ia mesti mengganti
uang obat! Di sini kotaraja, di sini memang ada orang
orang suka menghina si miskin dan lemah! Sekarang
baru mukamu digaplok, nanti lain kali ontamu
dirampas! Perkara kau ini tidak boleh diantap! Nah,
mari ikut aku!"
Satu jongos berada di antara mereka, dia lantas
tertawa.
"Bagus!" ia kata. "Pheng Jie-ya mau campur
perkara ini, bagus!"
Dari suaranya jongos itu, rupanya Pheng Jie ini
terkenal dan dihorrnati. Lauw Tek Hui tidak kenal
orang ini, tetapi ia suka turut.
Toa Put-cu takut perkara jadi panjang, tetapi ia
mengharap uang penggantian kerugian. Ia pun tidak
ingin tukang arang diperhina semua, maka ia kata,
"Baik, kau boleh pergi, aku akan tunggu di sini!SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 13
Pdf Maker : Oz
Sedikitnya dia mesti mengganti lima tail - tidak,
sepuluh tail! Malah harus dijelaskan, kalau
keponakanku sampai di rumah dan ia kenapa-napa,
dia mesti tanggung jiwa!"
Ucapan itu tidak ada yang gubris, sebab semua
mata dipakai mengawasi Pheng Jie, yang telah pergi
sambil menuntun Lauw Tek Hui.
"Giok-bin Lo Cia pergi cari Han Kim Kong,
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bagus!" kata satu orang. "Sedikitnya mereka akan
bertempur! Mari kita orang nonton!"
Adalah ucapan ini yang tarik perhatian, karena
beberapa orang segera bergerak.
"Mari!" kata mereka itu.
Maka juga, Pheng Jie dan Tek Hui seperti ada
yang iring, dari jauh.
Tidak lama, mereka sudah sampai di tempat
kejadian tadi. Kebetulan sekali, di depan pintu
pekarangan ada dua buah kereta, dan orang yang
mirip dengan Ciu Cong lagi mau naik kereta bersama
sama seorang perempuan yang mukanya paka pupur
dan yancie, entah ke mana mereka mau pergi.
"Haya, tunggu sebentar!" Pheng Jie memanggil
seraya ia menghampirkan, sebelah tangannva
menuntun Lauw Tek Hui, siapa segera juga ia tunjuk,
"Siapa yang gaplok mukanya bocah ini sampai
bengkak begitu rupa? Itulah keterlaluan!" ***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 14
Pdf Maker : Oz
II
Han Kim Kong ? demikian orang dengan roman
Ciu Cong itu ? menoleh untuk lantas jadi tercengang.
Ia kenal baik Giok bin Lo Cia ini yang dahulu adalah
piauwsu, malah pada dua tahun berselang, ruman
mereka berdua adalah piauw-tiam, baru belakangan
saja mereka sama-sama ubah cara hidup.
Pheng Jie gemar minum arak dan berjudi,
sampai ia jadi rudin, hanya tabiatnya tetap keras,
sifatnya jujur, kejahatan ada musuhnya, sebagaimana
sekarang ia mau belakan Lauw Tek Hui.
Di pihak lain Han Kim kong, yang kenal thaykam
yang berpengaruh yang ia angkat jadi ayah pungut,
lantas berubah menjadi orang senang. Dengan
perantaraan si thaykam, Han Kim Kong bisa tempel
sanak raja, yang dipanggil Uy Tay Cu, yang ia pun
angkat jadi ayah angkat. Maka dengan pertotongan
dua ayah angkat ini, ia segera dicaloni menjadi ?Gie
cian Sie-wie? atau ?serdadu pembela diri dari raja?.
Demikian, ia jadi punya banyak uang, punya
rumah gedung, piara banyak bujang atau budak,
punyakan banyak kaki tangan dan punyakan juga
isteri dan beberapa gundik, karena buat dapati gundik
ia berani rogoh saku akan keluarkan banyak uang,
akan merampas gadis orang juga.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 15
Pdf Maker : Oz
Di istana, ia kenal banyak thaykam. Selanjutnya
orang tidak panggil dia Han Kim Kong saja, hanya Kim
Samya. Karena kedudukannya ini, perhubungannya
sama Pheng Jie menjadi seperti putus. Ia jadi angkuh
terhadap kawan atau sahabat, yang tak mau
mengekor padanya.
Di luar sangkaan Han Kim Kong. hari itu ia
ngalami lelakon si bocah tukang arang serta apelnya.
Kejadian itu bikin ia mendongkol. Itupun kejadian,
yang ia ingin tak sampai teruwar.
Ia memang tak puas dengan beberapa
gundiknya yang ia anggap bersifat ?air dan bunga?,
gampang berubah hatinya, dengan ia tak mau pikir
bahwa ia telah dapati mereka dengan jalan tak
selayaknya.
Coba kejadian ini terjadi beberapa tahun yang
sudah, niscaya ia tak akan kasih hati pada si bocah,
tak perduli kesalahan ada di pihak orangnya sendiri.
Karena ia mendongkol dan tak dapat jalan untuk
lampiaskan itu, ia mau ajak gundiknya pesiar ke
Lothian-sie, sebuah kuil di luar kota, untuk berdiam di
sana beberapa hari. Siapa nyana, selagi ia mau
?menyingkir?, si bocah tukang aran datang pula,
bersama-sama Pheng Jie.
Di dalam kemendongkolan yang bertambah
tambah, Han Kim Kong masih bisa kendalikan diri.
Buat apa berkelit dalam urusan seperti itu? Ia toh
seorang Gie-cian Sie-wie, pahlawan raja! Di sebelahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 16
Pdf Maker : Oz
itu, ia pun mesti hadapi Giok-bin Lo Cia, yang ia tahu
tak boleh dibuat permainan.
Maka akhirnya, Kim Samya ini unjuk air muka
terang,senyuman yang manis.
"Loo Jie," katanya. "sudah lama kita tak pernah
bertemu. Sebenarnya aku berniat undang kau, untuk
kita makan dan minum, sayang aku senantiasa repot,
sedang pekerjaan kau, aku tahu, pun repot sekali!
Begitulah, perhubungan kita nampaknya jadi seperti
renggang, sementara hal yang sebenarnya, tidak
demikian! Halnya ini bocah, kau tidak tahu. Bukannya
aku yang hajar dia. Ia pun selainnya telah digaplok,
sudah balas memukul orang......"
"Bukan maksudku akan campur tahu urusan
orang lain," Pheng Jie memotong, "tetapi aku anggap
kejadian itu ketertaluan. Mustahil sebab sebuah apel
yang ia bukan curi, hanya orang perempuan yang
berikan padanya."
Baru mendengar sampai di situ, mukanya Han
Kim Kong telah berubah jadi sangat marah, karena ia
malu dan mendongkol dengan berbareng.
"Lo Han," Pheng Jie teruskan, "aku tidak bisa
panggil kau Kim Samya, aku panggil kau secara biasa,
sebab aku tidak perduli kau ada jadi Gie-cian Sie-wie,
dan aku pun tidak takut yang ayah-ayah angkatmu
semua berpengaruh! Kau telah menjadi mewah, itu
pun bukan urusanku! Ya, aku kenal kau sebagai Han
Kim Kong, bahwa dulu kita orang pernah hidupSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 17
Pdf Maker : Oz
galang-gulung, malah pada suatu hari di harian tiong
ciu, selagi kau tidak mampu bayar hutangmu, aku
yang tolong bayarkan! Aku pun ingat betul waktu Toa
Loo Tiauw, Kim Gan Hauw, Lek Mo Khauw dan kawan
kawannya hendak bereskan kau, akulah yang tolong
kau pecahkan kurungan! Tapi sekarang kau mewah,
kau tidak kenal aku si Pheng Jie! Sebaliknya, aku tahu
benar hal kau, hal rumah tanggamu juga yang kusut,
tentang gundikmu yang bawa lelakon busuk! Tetapi
semua itu, aku tak gubris! Hanya dalam hal kau gunai
pengaruh uang untuk menghina, untuk menganiaya
orang lemah, inilah aku tak bisa antapi, aku rnesti
campur tahu!"
Air mukanya Han Kim Kong dari merah menjadi
biru dan gelap, memangnya ia berkulit hitam. Bukan
main ia mendongkol dan panas hati. Tapi, selagi
gusar, ia telah tuding Lauw Tek Hui.
"Hayo bilang, siapa yang kasih apel pada kau!"
Ia kata dengan bengis.
Sambil tunjuk si nona manis, yang mau diajak
pergi ke kuil, Tek Hui menyahut, "Kalau tidak salah,
dia ini....."
Bukan kepalang murkanya Han Kim Kong,
hingga dengan tak dapat cegah meluapnya hawa
amarah, ia hajar Lauw Tek Hui.
Bocah ini berkelit, ia lolos dari kepalan, tetapi
susulan dupakan dari Kim Samya bikin ia rubuh
terguling, hanya apa mau ia jatuh menimpa si nonaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 18
Pdf Maker : Oz
manis, siapa punya tubuh turut rubuh juga, sambil
mulutnya kasih dengar jeritan, "Aduh......!"
Dua tubuh telah beruyalan menjadi satu, hingga
pakaian yang indah dari si nona menjadi kotor dengan
tanah, dengan arang dan tubuhnya si bocah tukang
arang batu.
Kejadian itu banyak orang yang saksikan,
bukannya orang kaget, mereka justeru tertawa riuh.
Selagi Kim Samya tercengang. Pheng Jie sudah
maju akan jambak padanya, dengan sebelah
tangannya piauwsu ini menghunus pisau belatinya.
"Han Kim Kong, kau jangan hajar si bocah!" ia
kata, seraya menantang. Marilah kita saja yang
bertempur! Kalau kau bisa bunuh aku, kau tidak usah
takut, karena kau punya uang dan pengaruh.
Sebaliknya aku, jika kau binasa di tanganku, aku akan
mengganti jiwa!"
Han Kim Kong geraki tangannya untuk
merampas pisau belati, tetapi lengannya segera
dicekal dengan keras, hingga ia batalkan niatannya
itu. Ia tahu Pheng Jie liehay dan kalau ia melawan
keras, ia bisa jatuh merk, sedang untuk mencari balas
adalah hal yang sukar. Maka akhirnya ia menghela
napas.
"Pheng Jie ko," kata ia dengan sabar, "apa mesti
kita orang kebentrok secara ini? Kau tahu aku belum
pernah ganggu kau, aku belum pernah lakukan apa
apa yang tak menyenangkan padamu. Pheng Jie ko,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 19
Pdf Maker : Oz
mari masuk kalau perlu, mari kita bicara di dalam.
Bagaimana kita mesti bicara secara begini, di depan
pintu? Inilah hebat bagiku."
Pheng Jie lepaskan cekalannya apabila ia dengar
perkataan ia. Ia manggut.
Lauw Tek Hui sudah merayap bangun, sedang si
manis sudah lantas dipimpin masuk oleh bujang
bujang pengiringnya.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Marilah Jie ko," Kim Samya mengundang.
Pheng Jie ikut dengan tuntun Tek Hui. Ia pimpin
ke ruangan tetamu, di mana dengan cara hormat dan
manis ia dipersilahkan duduk. Tuan rumah berlaku
sangat open, air mukanya selalu tersungging dengan
senyuman.
Keinginan Pheng Jie adalah supaya Han Kim
Kong jangan terlalu jumawa dan dengan uangnya
baiklah dia berbuat amal, jangan cuma utamakan
gundik.
Ia tambahkan, "Kita dahulu bersahabat, maka
itu sekarang aku datang padamu karena aku lihat kau
terlalu merdeka, sampai kau terbitkan perasaan tidak
puas pada banyak orang. Aku harap kau nanti bisa
ubah sedikit sepak-terjangmu. Bagus adalah aku yang
datang mencari kau, kalau orang lain, apa nanti
jadinya!"
Ucapan ini adalah nasehat yang mengandung
ancaman. Han Kim Kong terima itu sambil manggut
manggut dan menyahut, "Ya, ya," saja.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 20
Pdf Maker : Oz
"Dan aku harap kau nanti tak menampik
andaikata aku ada keperluan untuk menolong anak
anak yatim piatu, janda-janda yang melarat atau
orang-orang terlantar asal lain kampung," Pheng Jie
tambahkan. "Tentu saja aku tidak inginkan jumlah
yang besar, cukup dengan tiga sampai lima tail saban
kali minta......"
Kembali Han Kim kong mangut-manggut.
"Dan bocah ini bengkak mukanya, kau harus
keluarkan sejumlah uang untuk ongkos beli koyo,"
Pheng Jie kata pula.
"lnilah gampang," kata Kim Samya yang terus
panggil bujangnya, disuruh ambil uang sepuluh tail
buat Lauw Tek Hui.
Melihat mana, Pheng Jie merasa puas, hingga ia
tidak minta apa-apa lagi.
Han Kim Kong kemudian jamu sahabat ini,
sebagai juga di antara mereka tidak ada urusan apa
apa, bahwa mereka tetap sahabat-sahabat karib.
Tek Hui, di samping, heran melihat sikapnya dua
orang itu.
Tapi Pheng Jie tidak mau duduk lama. Ia keringi
cawan ? cuma satu kali ? dan sumpit sayuran
beberapa kali, lantas ia berbangkit seraya angkat
kedua tangannya.
"Sampai ketemu pula!" ia kata. Lalu dengan
tuntun Tek Hui ia bertindak pergi dengan cepat,
sampai Han Kim Kong tidak sempat antar mereka.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 21
Pdf Maker : Oz
Ketika berdua mereka sampai di warung thee
tadi, di sana orang telah dapat tahu yang Han Kim
Kong telah kena dipengaruhi, maka semua oang
nampaknya agak puas.
Hanya Toa Put-cu, yang mengharap
keponakannya lekas kembali, barulah lega hati kapan
ia lihat bocah pembantunya itu.
"lnilah kuwemu, kau hendak dahar lagi atau
tidak?" tanya sang paman.
Tek Hui tidak menyahut, ia hanya hajar sisa
kuwenya. Ia sekarang bisa dahar dengan leluasa,
meskipun bengkaknya belum lenyap.
Pheng Jie duduk di samping, ia sodorkan
uangnya Han Kim Kong pada paman itu.
Lauw Toa Put-cu girang bukan main, ia tertawa
sampai pundaknya bergerak-gerak.
"Untuk beli obat, aku tak perlu uang begini
banyak!" ia kata. "Bengkaknya keponakanku tidak
berarti."
"Ini pun untuk pelampiasan hati saja" Pheng Jie
bilang. Sebenarnya, keponakanmu pun telah
menghajar orang." ia tertawa. "Aku suka keponakan
kau ini, sayang kalau dia tetap diperintah tuntun
tuntun onta dan angkut arang. Harapan apa dia
punya?"
"Terpaksa Jie ya," sahut Toa Put-cu. "Kalau dia
tidak bekerja dia nganggur saja, aku mana kuat piara
ia terus-terusan...."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 22
Pdf Maker : Oz
"Kalau begitu, baik kau serahkan dia padaku,"
Pheng Jie bilang. Aku nanti ajarkan dia ilmu silat dan
dagang apa saja, makan dan pakaiannya aku akan
tanggung semua, malah aku akan berikan dia setiap
bulan lima tail, uang mana ia nanti serahkan pada
kau!"
"Sampai begitu, tidak usah!" kata Toa Put-cu
sambil goyang-goyang tangan, tetapi dia tertawa.
"Dengan uang lima tail, aku bisa beli dua ekor onta
dan aku bisa pakai kuli!"
"Baiklah, kita sudah bicara pasti," Pheng Jie
bilang. "Mulai hari ini keponakanmu ini turut aku.
Tentu saja, setiap waktu kau boleh tengok dia. Aku
tinggal di Thian-tay Piauw-tiam di timur sana. Semua
orang di warung thee ini kenal aku!"
"Jie ya, tidak usah kau terangkan itu, aku pun
tahu kau!" kata Toa Put-cu dengan tertawa girang.
"Dengan keponakanku ini ikut kau, itu lebih baik
daripada dia ikut aku menjual arang. Dengan ikut aku,
cuma-cuma saja orang telah hinakannya. Sekarang
pun aku merasa puas pada ayahnya, ialah aku punya
engko almarhum."
Toa Put-cu bergirang berbareng terharu.
Tek Hui sendiri pun girang sekali.
"Bagus!" ia ngelamun dalam hati. "Selanjutnya
aku tidak usah tuntun-tuntun onta lagi, tidak usah
angkat-angkat arang batu, dan aku akan ikut Pheng
Jie ya ini yang gagah, akan belajar silat dari dia! AkuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 23
Pdf Maker : Oz
nanti yakinkan ilmu golok, tumbak, pedang, kampak,
gaetan dan lain-lain! Aku nanti menjadi piauwsu! Aku
akan kumpul uang! Siapa nanti berani perhinakan aku
lagi?"
Bahna girang, Tek Hui sampa tak sanggup
habiskan kuwenya yang besar, ia sampai lupakan
mukanya yang bengap.
Secara demikian, Lauw Tek Hui telah menjadi
muridnya Pheng Jie, maka beberapa orang di dekat
mereka pada haturkan selamat pada piauwsu itu.
"Aku harap tuan-tuan nanti sudi tolong
perhatikan muridku ini" kata Pheng Jie pada mereka
seraya ia tunjuk Tek Hui. Ia menghela napas, ia
melanjuti, "Aku belum tua, tetapi aku sudah bosan
merantau, maka aku pikir untuk beristirahat. Ketika
dahulu aku telah bekerja keras sekali, maka aku tidak
puas kalau kepandaianku tersia-sia, karena ini sudah
sekian lama aku inginkan murid yang bisa menjadi ahil
warisku, agar selanjutnya aku boleh cuci tangan. Dan
anak ini, kau orang jangan tidak lihat! Ia bertubuh
besar, asal ia dapat pengunjukan sempurna, ia bisa
wariskan kepandaianku! Ia juga jujur, maka kalau
nanti usianya telah bertambah, ia tidak akan rusaki
namanya dan namaku juga!"
Kemudian Pheng Jie membayar uang kuwe dan
air thee, berikut yang dimakan oleh Toa Put-cu.
Sembari tertawa, ia kata pula, "Sekarang sudah tidak
apa-apa lagi! Sebentar kau pulang, kau boleh tuntunSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 24
Pdf Maker : Oz
sendiri ontamu! Setiap waktu kau ingat keponakanmu,
kau boleh tengok dia di Thian-tay Piauw-tiam. Ingat,
jangan kau anggap dia telah dikasihkan padaku atau
aku telah beli, itu keliru!"
"Cukup Pheng Jie, cukup," kata Toa Put-cu. "Aku
tahu Jie ya siapa, mustahil aku sangsikan kau!"
Pheng Jie tertawa, lantas ia ajak Tek Hui pergi
ke piauw-tiamnya.
Di Thian-tay Piauw-tiam, Pheng Jie jadi toa
piauw-tauw. Kuasa atau pemilik piauw-tiam, Cie
Ciangkui, ada seorang dagang tulen. Ia tidak mengerti
ilmu silat, ia hanya punya banyak uang. Banyak uang
ada syarat utama buat piauw-tiam, sebab umpama
antaran piauw gagal, yang pertama dilakukan adalah
mengganti kerugian. Syukur buat Cie Ciangkui, ia
belum pernah mengganti. Bagi dia, namanya Pheng
Jie menjadi tanggungan. Malah piauw-tiamnya maju
sekali.
Tapi, meski demikian, sebenarnya Pheng Jie
tidak berbuat apa-apa, ia tidur dan bangun dan
keloyoran, tidak ada gawenya. Piauw boleh pergi, ke
tempat jauh juga, ia belum pernah turut mengantar
dan selama namanya dipakai, belum pernah terdapat
gangguan.
Demikian hari itu Pheng Jie pulang ke piauw
tiam sesudah ia tindih pengaruh Han Kim Kong. Ia
pulang dengan ajak Tek Hui. Sebab ia lihat muka
orang kotor dan pakaian tua, ?a terus minta uangSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 25
Pdf Maker : Oz
beberapa tail pada kasir. Dengan bawa itu, ia ajak
muridnya pergi, akan mandi, akan cukur, buat beli
pakaian dan sepatu, kopiah juga, maka sebentar saja
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bocah ini balik ke piauw-tiam, ia seperti sudah salin
rupa.
Ia bermuka putih, romannya cakap dan gagah,
hingga ia bukan lagi si arang hitam, ia mirip siauwya.
Cuma pipinya maslh sedikit bengap dan merah bekas
gaplokan, tetapi di muka yang putih, cahaya merah itu
laksana cahaya dadu dan buah apel.
Giok-bin Lo Cia girang melihat romannya murid
ini. Maka malam itu ia pesan makanan, ia undang
beberapa sahabat, buat bikin pesta kecil sebagai tanda
bahwa ia telah dapat murid. Ia pun atur meja
sembahyang, di depan mana Tek Hui diperintah
berlutut, akan jalankan upacara sebagai murid
terhadap gurunya.
Ia sendiri dihormati, karena ia tidak punya isteri,
tak punya murid-murid lain.
Orang bergembira, Pheng Jie dikasih selamat
oleh sahabat-sahabatnya.
Mulai besoknya, hari ke dua, Pheng Jie mulai
ajar silat pada Tek Hui, siapa diperintah bangun pagi
pagi. Sebagai permulaan Tek Hui diperintah main batu
besar dan lempar-lemparkan karung terisi hancuran
besi. Ia sudah kuat, tetapi sekarang tenaganya mau
diatur menurut tingkatan. Malah segala kerjaan berat
di piauw-tiam, Pheng Jie paksa si murid lakukan,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 26
Pdf Maker : Oz
hingga untuk pertama kali, Tek Hui merasa belajar
silat jauh terlebih berat daripada tuntun onta dan
panggul batu arang.
Adalah malamnya, baru Pheng Jie berikan
pelajaran ilmu silat, mulai dengan pasang kuda-kuda
dan jurus pertama.
"Karena kau telah berusia belasan, tulang dan
uratmu sudah kaku," Pheng Jie kasih tahu, "maka itu,
buat belalar entengi tubuh dan lari keras, apapula buat
lari di atas genteng, kau sudah kelambatan. Tetapi
meski demikian, asal kau sungguh-sungguh dan rajin
masih belum kasep. Tentang ilmu lari keras di atas
genteng, kau jangan anggap itu sebagal pelajaran
maling. Itu justeru pelajaran yang penting. Kau masih
bisa yakin itu, kendati belum tentu dengan sempurna.
Kau bertubuh kuat dan tenagamu besar, asal kau ulet,
kekerasan akan dapat lawan kelembekan.
Tek Hui perhatikan keterangan ini, ia tidak jadi
putus asa, sebaliknya ia anggap gurunya benar liehay,
ia ingin bisa wariskan semua kepandaaan guru itu,
hingga ia bersemangat. Demikian ia belajar dengan
rajin, ia tidak takut cape, ia bisa belajar dengan cepat
hingga gurunya pun jadi girang dan mau mengajarnya
dengan gembira.
Sebagai piauwsu, Pheng Jie berhak buat dahar
sama-sama di dalam piauw-tiam dan Tek Hui satu
mulut tidak menjadi halangan. Meski begitu kalau mau
dahar, guru ini ajak muridnya pergi ke rumah makanSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 27
Pdf Maker : Oz
atau warung nasi, tidak perduli angin besar atau hujan
lebat, atau ia suruh Tek Hui pergi sendiri. Ia mau jaga
nama, agar orang tidak mencelanya.
Dengan lewatnya sang tempo, kecuali tenaganya
besar, Tek Hui pun doyan makan, maka selanjutnya
Pheng Jie mulal merasa bahwa ia mesti rogoh saku
semakin dalam, sedang di lain pihak tunjangannya
pada Lauw Toa Put-cu tidak ia kurangkan.
Dalam hal keuangan ia mulai keteter, tetapi ia
tidak menggerutu. Di lain pihak, pada kasir ia tidak
mau minta lebih daripada seharusnya.
"Untuk amalku, aku mesti bertindak lain," pikir
Pheng Jie akhirnya.
Ia ingat perjanjiannya sama Han Kim Kong. Dan
janji ini ia tagih. Begitu ia sering perintah Tek Hui
pergi ke Kim Samya, untuk minta uang tiga tail atau
lima tail. Dan Han Kim Kong juga menepati janji. Ia
selalu serahkan uang yang diminta itu.
Karena ini, lama-lama Tek Hui jadi kenal banyak
orang di rumahnya Gie-cian Sie-wie, tapi mereka itu
kebanyakan sudah tidak kenalkan dia sebagai si bocah
tukang arang yang pernah digaplok karena pungut
buah apel. Karena sekarang ia telah beroman lain. Ia
masih muda sekali, tetapi ia nampaknya seperti
pemuda dewasa, karena bagusnya pertumbuhan
tubuhnya. Ia pun tidak bermuka dekil lagi dan
pakaiannya tidak tua, rerombengan dan penuh
mehong.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 28
Pdf Maker : Oz
Tek Hui tadinya tidak kenal apa yang dinamai
cinta, hanya selama di piauw-tiam, sebab dengar
ocehannya banyak kawan, ia jadi tahu itu.
Bertambahnya usianya pun ada satu soal lain.***
*Oz*
Sang tempo lewat dengan cepat, tahu-tahu
hampir empat tahun selama Tek Hui ikuti Pheng Jie.
Kalau ia jadi pemuda cakap dan gagah, adalah
pamannya, Toa Put-cu, jadi makin tua dan lemah,
malah hidupnya pun sukar karena ontanya habis.
Maka syukur buat dia, Pheng Jie masih terus
menyokongnya.
Adat Pheng Jie makin berubah. Ia memang tidak
jumawa, malah ia sabar luar biasa. Ia pun tidak
bertingkah dalam hal dandan. Ia belum tua, tapi ia
kelihatan seperti sudah berusia tinggi. Dengan
sendirinya, ia kalah aksi dengan orang-orang baru.
Ia tidak pernah jatuh merk, tapi ia jadi kurang
pergaulan. Dengan Han Kim Kong ia bersahabat pula
tetapi tidak bergaul, cuma kadang-kadang ia suruh
Tek Hui minta uang, guna lanjuti pekerjaannya
mengamal.
Tek Hui suka pergi ke rumahnya Gie-cian Sie
wie itu, hanya kapan ia sampai di depan pintu, air
mukanya lantas berubah menjadi merah, karenaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 29
Pdf Maker : Oz
dengan tentu-tentu ia ingat lelakonnya sebagai bocah
tukang arang.
Beda dengan Pheng Jie, yang seperti merosot
turun, adalah Kim Samya yang naik terus. Bintangnya
sedang bercahaya benar-benar, gundiknya pun telah
bertambah. Jarang Tek Hui bertemu dengan Han Kim
Kong kalau ia datang minta uang, tetapi setiap datang
tiga atau lima tail, belum pernah tak diterimanya,
karena kasirnya Kim Samya selalu siap sedia akan
berikan jumlah yang diminta itu.
Lama-lama, Tek Hui jadi sungkan datang
meminta uang lagi pada Han Kim Kong. Meski ia tahu,
uang itu untuk amal, ia toh merasa bahwa permintaan
ini adalah sebagai juga semacam pemerasan. Ia malu
sendirinya. Dan ia pun jengah kalau ia bertemu si
nona manis, yang dahulu memberikannya apel, yang
ia pernah langgar hingga mereka jatuh berduaan.
Sekarang Tek Hui tahu siapa adanya si manis
itu, yang ternyata ada Go-ie Thay-thay, gundik ke lima
dari Han Kim Kong, orang panggil Siauw Hong. Ia
merasa bagaimana si manis itu taruh hati padanya.
Hanya sekarang ia lihat ? kalau mereka kebetulan
bertemu ? si nona lesu, sebagai juga dia sudah tak
dicinta lagi oleh Han Kim Kong.
Hanya si manis ini merdeka buat pergi ke mana
ia suka. Hanya mereka belum pernah bicara satu pada
lain, Tek Hui malu, si manis rupanya tak berani
menegur terleblh dahulu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 30
Pdf Maker : Oz
Pheng Jie sekarang telah piara kumis, hingga
romannya jadi terlebih tua dan lesu. Ia telah kena
didesak oleh Twie-hun-cio Gouw Po si Tumbak
Pengejar Roh, piauw-tauw ternama yang Cie Ciangkui
baru undang. Sebab pengusaha piauw-tiam ini
mengharap kemajuan lebih pesat dari piauw-tiamnya,
sedang sepak-terjangnya Giok-bin Lo Cia ia mulai
sangsikan.
Kalau Gouw Po garang, Pheng Jie merendah.
Ada orang yang anjuri Pheng Jie akan piebu dengan
Gouw Po, ia menolak. Sudah kalah pergaulan, dia pun
tidak suka berebut pengaruh. Ia kata, "Bagaimana
jadinya andaikata aku kalah?"
Sebenarnya, kepandaian silat Tek Hui sudah
maju, ia boleh wakilkan gurunya belajar memegang
pimpinan, apa mau gurunya tidak mengasih ijin. Ada
beberapa piauw-tiam lain yang mengundang, tetapi
Tek Hui tampik, sebab waktu ia bicara dengan gurunya
akan meminta perkenan, Pheng Jie berkata, "Buat apa
jadi piauw-tauw? Apa kau sangka kerjaan piauw-tauw
baik? Baik kau tetap yakin pelajaranmu, belajar
dengan sungguh-sungguh. Ilmu silat adalah untuk
kesehatan diri, menjaga diri, guna tolong dan bantu
orang lain yang membutuhkan kegagahan. Ilmu silat
bukan untuk menghina orang dan memperoleh hasil!"
Tek Hui hargakan guru itu, yang ia sayang
sebagai ayah sendiri. Guru itu pandang ia sebagai adikSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 31
Pdf Maker : Oz
saja, melebihi daripada murid. Maka itu, mereka
menyayang dan menghargai satu pada lain.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Apa mau, namanya Pheng Jie terus merosot,
keuangannya pun tidak lagi leluasa, maka satu kali,
karena membelai seorang miskin, ia ditangkap dan
ditahan sampai setengah bulan di dalam penjara.
Waktu ia dilepas dan pulang. Ia jatuh sakit. Sejak itu
Han Kim Kong, yang katanya lakukan perjalanan dinas
keluar kota-raja, menolak akan memberi tunjangan
terlebih jauh.
Kebetulan sekali, dalam satu bulan itu, Toa Put-cu
tidak datang untuk minta uang tunjangan.
Rongrongan hebat, yang bikin Tek Hui panas,
adalah kecongkakan dari Gouw Po, Karena tidak ada
yang layani piauw-tauw baru ini yang katak, yang
banyak kenalannya, sebab ia suka diumpak dan
berbareng pun pandai bermuka-muka ? jadi tidak
mengenal batas. Demikian Twie-hun-chio berani
menghina.
"Apa itu Giok-bin Lo Cia? Masa julukan itu
surup? Dia bawa-bawa murid, apa dia kira muridnya
ada orang piauw-tiam ini? Lihat, dalam tempo satu
bulan, aku nanti bikin ia angkat kaki dari sini! Atau
dengan tumbakku, nanti guru dan muridnya itu aku
tikam dan lemparkan dengan tumbakku ini!"
Satu kali Tek Hui sudah samber pedang, tapi
Pheng Jie yang lagi sakit, tarik padanya.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 32
Pdf Maker : Oz
"Buat apa layani dia? Itulah tak tepat!" kata
guru ini dengan sabar luar biasa. "Dia pun bukannya
pengusaha piauw-tiam ini? Umpamanya Cie Ciangkui
yang berhentikan kita, dalam sekejap aku akan angkat
kaki dari sini! Jangan perdulikan dia, aku tidak kenal
padanya! Aku tidak mau layani seorang yang
tingkatannya lebih muda! Aku akan berdiam terus di
sini! Umpama ia benar berani tikam aku, nah,
tunggulah sampai ia buktikan ocehannya itu!"
Bukan main mendongkolnya Tek Hui, karena
sekarang ia mesti pendam itu, akan turuti
kesabarannya si guru. Maka untuk legakan hati, ia
terus bertatih diri, ia yakini ilmu silatnya yang
memang telah maju pesat.
Pada suatu hari, Gouw Po muncul di depan
kamarnya Pheng Jie. Ia bawa ia punya tumbak Twie
hun-chio. Ia rupanya mau buktikan ancamannya. Ia
panggil Tek Hui keluar dan kata pada murid ini, "Kau
mesti serahkan kamar yang kau dan gurumu pakai!
Sekarang telah datang anggota-anggota keluargaku!
Tentang ini aku sudah bicara sama Cie Ciangkui dan ia
suruh aku wakilkan kasih tahu kau orang supaya kau
orang pindah hari ini juga! Kau tahu, sebenarnya,
selama dua tahun ini, gurumu sudah tidak ada
gawenya di sini, belum pernah ia bantu urusan piauw,
maka kau sudah tidak punya hak apa-apa lagi di sini.
Sekarang kau orang boleh siap dan pergi! Jangan kau
katakan aku si orang she Gouw tidak kenalSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 33
Pdf Maker : Oz
persahabatan, tetapi sekarang temponya sudah
cukup!"
Tek Hui mukanya menjadi merah, tapi sebelum
ada suara dari gurunya, ia mesti sabarkan diri.
"Sekarang suhu lagi sakit," ia kata. "Apa kau
tidak bisa tunggu sampai suhu sudah sembuh? Aku
pun mau ketemu dahulu sama Cie Ciangkui....."
"Tidak bisa!" Gouw Po rnembentak. "Cie
Ciangkui sedang menagih ke Po-teng-hu, sampai
belasan hari dia baru bisa pulang. Selama ini, aku jadi
wakil ciangkui!"
"Kau jadi ciangkui? Hm!" Tek Hui menyindir.
Gouw Po berjingkrak.
"Kurang ajar! Kau berani sindirkan Gouw Toa
thayya?" ia berteriak.
"Hm, Toa-thayya angin busuk!" Tek Hui
mengejek.
Dalam murkanya, Gouw Po menusuk, tetapi
baru tangannya bergerak, Tek Hui sudah loncat masuk
ke dalam kamar. Ia bersenjata panjang, ia tidak
leluasa bergerak di dalam kamar, maka ia tidak
menyusul.
"Mari keluar, binatang!" ia menantang dan
mendamprat.
Ia menghina, seraya tusuk daun pintu berulang
ulang.
Tek Hui darahnya naik, ia hunus pedangnya
yang tajam, tapi sebelum ia bertindak keluar, tiba-tibaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 34
Pdf Maker : Oz
gurunya, yang lagi rebah saja karena sakitnya,
mencelat turun dari pembaringan, dengan tak pakai
sepatunya lagi, guru ini mau bertindak keluar.
"Suhu, suhu! Tek Hui rnencegah "Suhu rebah
saja, kau lagi sakit! Kasih aku yang ladeni manusia
rendah itu! Kenapa orang semacam dia dikasih ijin
akan menghina kita?"
Ia mau keluar, tetapi Giok-bin Lo Cia telah
duluinya.
Gouw Po heran lihat Pheng Jie muncul dengan
tubuh sakit, cuma sekarang ia lihat sepasang mata
orang yang tajam, roman cukup keren kendati air
mukanya pucat.
"Gouw Po, apa begini kelakuannya seorang
Kangouw? Pheng Jie menegur. "Apa kau tidak kenal
kehormatan? Belum pernah aku ganggu kau, kenapa
kau menghina aku sampai begini? Selalu aku bersabar
tapi jangan kau kelewatan!"
"Kau keliru!" Gouw Po membentak. "Sekarang
piauw-tiam ini hanya mengandal pada aku seorang!
Kau dan muridmu, bukannya sahabatku, kita tidak
punya hubungan satu pada lain! Apa kau hendak
gegares perdio saja di sini?"
Pheng Jie tertawa.
"Baik!" ia jawab. "Mulai hari ini, sepeser pun aku
tidak akan pakai uang piauw-tiam!"
Tapi Gouw Po goyang kepala.
"ltulah belum cukup!" ia berseru.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 35
Pdf Maker : Oz
"Kenapa tidak?" tanya Pheng Jie dengan mata
melotot.
"Aku inginkan kau sekarang keluar dari sini!"
Gouw Po kasih tahu. "Aku akan lemparkan kau keluar
dengan tumbakku ini!"
Benar saja, ucapan itu ditutup dengan
tusukannya yang liehay.
Pheng Jie berkelit, kedua tangannya diulur
dengan niatan samber tumbak itu, tapi Gouw Po
bermata celi dan gesit, ia tarik pulang tumbaknya,
akan segera dipakai menusuk pula. Pantas dia dijuluki
Twie-hun-chio, kiranya ia kejam sekali.
Tek Hui sengit bukan main, ia lompat maju,
akan tangkis tumbak guna lindungi gurunya, setelah
mana ia terus terjang piauw-tiauw busuk itu, hingga
berdua mereka jadi bertempur.
Segera juga Gouw Po merasa bahwa bocah itu,
kecuali pedangnya liehay, tenaganya pun besar,
hingga ia mesti berkelahi dengan sungguh-sungguh.
Ia tadinya sangka Pheng Jie tersohor nama melulu,
sebab orang agaknya pengecut dan ia ingin rubuhkan
piauwsu yang lagi sakit itu. Siapa nyana, murid orang
saja bikin hatinya berdebaran.
"Tek Hui, kau mundur!" Pheng Jie teriaki
muridnya. "Aku masih sanggup layani dia ini. Nah,
orang she Gouw, kau maju, kau boleh tetap gunai
tumbakmu!"
Tek Hui mundur.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 36
Pdf Maker : Oz
Gouw Po awasi Pheng Jie, dengan bersenyum
ewah. Tempo-tempo ia masih lirik orang punya murid,
yang ia kuatir nanti bokong dia.
Sebelum mereka bertempur pula, lantas maju
beberapa orang dari piauw-tiam, yang memisahkan,
yang minta mereka berdamai. Tapi datangnya juru
pemisah cuma bikin Gouw Po jadi tambah mangkak.
"Saudara-saudara, baik kau orang jadi saksi,
aku hendak tempur orang she Pheng ini! Kalau aku
tidak bisa lempar ia keluar, aku nanti angkat kaki
sendiri dari sini! Kita sama-sama piauwsu, kita toh
tidak saling curang! Kita nanti bertempur dengan
andali bugee masing-masing! Kita orang setimpal, aku
masih muda, dia belum tua!
Memang benar, tubuh mereka berimbang ?
sama tinggi, sama besarnya ? cuma Gouw Po lupa,
Giok-bin Lo Cia lagi sakit, mukanya pucat, tubuhnya
kurus. Ia pun tidak mau lawani Tek Hui, yang ia kata
bukan tandingannya....
"Sudahlah" kata pula juru pemisah.
"Tidak!" Gouw Po membentak.
"Bagaimana kalau dia dikasih tempo satu hari,
sampai besok?" kata seorang. "Besok pertandingan
dilakukan di suatu tempat dan pada jam yang
ditentukan?"
"Baik!" Pheng Jie mendahulukan menjawab.
"Aku tidak mau berlalu dari piauw-tiam ini, yang aku
telah rawat belasan tahun lamanya, tapi aku jugaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KOLEKTOR E-BOOK 37
Pdf Maker : Oz
tidak mau bikin piauw-tiam ini dapat susah! Gouw Po,
katau kau tidak puas, baik cari satu tempat di mana
malam ini juga kita bisa bertanding!
"Cari tempat?" Gouw Po jawab. "Baik!
Bagaimana di Kho-liang-kio. di luar Say-tit-mui? Kau
berani pergi ke sana? Tapi jangan kau ajak muridmu,
aku tidak sudi ladeni dia!"
"Baik, di Kho-liang-kio!" Pheng Jie terima tempat
yang ditunjuk. "Jangan kata muridku, lain orang siapa
juga, aku tak akan ijinkan bantu aku! Kalau ada oang
bantu aku, aku bukannya manusia!"
kesabarannya Pheng Jie telah sampai di
puncaknya.
"Bagus!" berseru Gouw Po. "Sampai sebentar
jam enam! Siapa tidak pergi, dia bangsa tikus yang
nyalinya kecil!"
Lantas dengan aksi dibikin-bikin, Twie-hun-chio
angkat kaki. Beberapa kawannya ikut ia berlalu.
Pheng Jie awaskan orang pergi, akan sebentar
kemudian, ia bisa tenangkan diri. Ia pandang
muridnya, dengan air muka duka, romannya lesu,
maka Tek Hui, dengan pindahkan pedangnya ke
tangan kiri, lantas pegangi ia, akan masuk ke dalam.
"Aku tidak nyana bahwa orang telah berani
menghina aku secara begini," kata guru itu kemudian.
"Sampai pun akan rawat penyakitku, aku tidak
bisa....."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 38
Pdf Maker : Oz
"Justeru karena suhu sakit, dia berani datang
menghina!" kata Tek Hui dengan mendongkol. "Aku
percaya, di hari-hari biasa, dia tak nanti berani
bertingkah sebagai barusan! Suhu kenapa kau hendak
layani manusia rendah itu? Baik suhu rawat diri,
sebentar kasih aku yang pergi, aku nanti ketemui dia
di Kho-liang-kio!"
Pheng Jie bersenyum, tetapi ia goyang kepala.
"Kau memang bermaksud baik, ia bilang. "Kau
adalah seumpama anak kerbau yang tidak takut
harimau. Aku menyesal bahwa aku masih belum
sempurnakan pelajaranmu."
"Sudah cukup, suhu, aku rasa sudah cukup!"
Tek Hui bilang. "Orang seperti Gouw Po itu, jangan
kata baru satu, sepuluh pun aku tidak takut! Biarlah
sebentar aku hajar dia, supaya ia jumpalitan ke kolong
jembatan!"
Pheng Jie lagi rebah tetapi ia berbangkit dan
duduk sambil tertawa.
"Kau benar-benar satu bocah!" ia kata. "Biar
bagaimana, Gouw Po mesti dianggap seorang gagah,
sedang kawannya pun banyak dan mesti ada banyak
di antara kawan-kawannya itu yang berkepandaian
tinggi. Aku tidak tahu, sebentar ada berapa banyak
orang yang akan bantu dia......."
"Aku nanti bantu kau, suhu!" kata Tek Hui
dengan sengit.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 39
Pdf Maker : Oz
"Apa kau tidak dengar apa kataku tadi pada
Gouw Po?" tanya Pheng Jie dengan sungguh-sungguh.
"Aku tak ingin orang bantu aku, tidak juga kau!
Dengan jalan ini, aku hendak angkat pula namaku!
Sebenarnya, kau sudah bosan sama cara hidupku, aku
hendak mundur, siapa tahu Gouw Po keterlaluan.
Maka sebentar, justeru aku lagi sakit, aku hendak
layani padanya, supaya orang tahu bahwa Giok-bin Lo
Cia masih berdiri! Aku ingin bangun, supaya kau pun
turut dapat nama. Jangan terlalu bangga, Tek Hui,
kepandaian kau belum sempurna, kau masih perlu
belajar lagi dua tahun, waktu itu aku nanti ajak kau
bikin perjalanan, akan kunjungi satu rumah dengan
satu rumah, akan perkenalkan kau, supaya sesuatu
guru silat, sesuatu locianpwe, kenal kau. Itu waktu
ada waktunya buat kau berdiri sendiri dan aku bisa
lepaskan kau dengan hati lega! Sekarang, kau mesti
dengar perkataanku, kau diam di rumah, jangan bantu
aku, dengan kau bantu aku, orang justeru akan
tertawakan aku! Orang tentu akan jengeki aku sebab
aku bawa-bawa murid yang belum lulus....
"Tapi, suhu, kau lagi sakit dan sakitmu berat," ia
kata. "Cara bagaimana selagi sakit kau mesti
berkelahi?"
"Tidak usah kau perhatikan aku sampai
demikian!" Pheng Jie bilang. "Di kalangan Kangouw,
jiwa tak berarti, yang penting adalah nama baik! Kalau
kau sudah lulus, kau ada merdeka, tapi sekarang kauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 40
Pdf Maker : Oz
mesti dengar aku. Umpama kata aku binasa, aku
larang kau tangiskan aku! Siapa belajar silat,
pikirannya tidak boleh terbagi, pikirannya mesti
dipusatkan. Selama ini aku lihat kau seperti suka
pikirkan suatu apa, itu sebabnya kenapa aku tidak
suka suruh kau pergi lagi ke rumahnya Han Kim
Kong."
Mendengar demikian, mukanya Tek Hui menjadi
merah. Ia lantas tutup mulut. Ia tidak sangka bahwa
gurunya sudah menduga jitu tentang hatinya. Ia jadi
jengah.
Pheng Jie kemudian kata pula, dengan pendek,
"Andainya kau tidak dengar perkataanku dan sebentar
kau paksa turut aku dengan membantu aku,
selanjutnya putuslah hubungan di antara kita sebagai
guru dan murid! Aku tidak mau kenal lagi kau sebagai
muridku!"
Tek Hui menjublek. Belum pernah gurunya
omong keras sebagai itu. Ia percaya, guru itu
dipengaruhi oleh penyakitnya, hingga pikirannya pun
jadi kurang benar.***
SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 41
Pdf Maker : Oz
III
Pheng Jie tidak rebah lagi, hanya ia berbangkit
untuk dandan. Ia pun kantongi uang. Di bagian luar,
tubuhnya ia kerebongi dengan mantel kuilt kambing.
"Kau tunggu rumah!" ia kata pada muridnya.
"Kalau kau mau bersantap malam, kau pergi beli
kuwe, uangnya kau ambil di bawah tikar. kau boleh
ambil sesukamu!"
Tek Hui manggu seraya menyahuti "Ya," ia awasi
guru itu bertindak keluar. Ia mendelong, pikirannya
kusut. Ia tidak tega melihat gurunya, muka siapa
merah tanda bahwa hawa panas lagi menyerangnya
pula.
"Dengan tubuh sakit, bagaimana suhu bisa
lawan Gouw Po dan kawan-kawannya?" pikir ia. "Suhu
larang aku pergi bantu dia, apa larangan ini aku mesti
turut? Suhu melarang selagi hatinya panas, apa aku
mesti perdulikan itu? Apa aku mesti diam saja, antap
orang kemplang mampus suhu, hingga ia mesti binasa
secara kecewa? Apa aku harus biarkan orang perhina
suhu? Tidak! Gouw Po tentu belum pergi, baik aku
satroni dia di rumahnya, akan dahulukan suhu!"
Percaya bahwa gurunya sudah pergi jauh, Tek
Hui lantas ambli pedangnya dan bawa itu akan pergi
tengok Gouw Po. Apa mau piauw-tiam sudah sunyi,
katanya Gouw Po sekalian sudah pergi, di situ hanya
ada si juru tulis yang lagi nyanyi dengan suara seperti
menggerutu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 42
Pdf Maker : Oz
"Eh, kau mau pergi nonton?" menegur juru tulis
itu. "Aku anggap baik kau ajak gurumu pulang! Buat
apa layani Gouw Po? Dia sekarang punya nama lebih
tersohor dari nama gurumu dan bugeenya pun lebih
tinggi dari bugee kau orang! Aku tahu, kalau nanti
Ciangkui kita pulang, meski pihakmu lebih benar, aku
percaya tidak nanti kau orang dapat muka!"
Tek Hui tidak gubris ocehan itu.
"Coba kasih tahu aku, di mana letaknya Kho
liang-kio?" ia tanya.
"Kau, tukang tuntun onta, kau tidak tahu Kho
liang-kio?" kata juru tulis itu sambil bersenyum. "Kau
pergi keluar dari Say-tit-mui, di Kwan-siang. Di sana
memang biasa orang piebu!"
Dengan tidak balik lagi ke kamarnya, Tek Hui
menuju ke tempat yang ditunjuk. Ketika ia lewati
tukang kuwe, yang menjadi langganannya sejak
beberapa tahun, tukang kuwe itu panggil dia, "Eh,
Siauw Lauw, kau mau kuwe atau tidak? Kalau mau,
aku nanti tinggali."
"Tidak usah, tidak usah" sahut Tek Hui sambil
jalan terus.
Ia tahu di mana letaknya Say-tit-mui, maka ia
motong jalan. Kendati begitu, ia mesti jalan satu jam
baru ia sampai di luar kota Kwan-siang.
Di situ ada sebuah kali, yang airnya beku dan
jembatan Kho-liang-kio melintang di atas kali itu.
Daerah dekat situ adalah sawah-sawah dan sedikit
pepohonan. Dari situ, di kejauhan, kelihatan bukit
See-san yang nampaknya hijau kehijauan.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 43
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pdf Maker : Oz
Di akhir chia-gwee, hawa udara dingin sekali,
angin utara meniup keras, membikin orang
gemetaran.
Tatkala itu sudah jam lima, tapi di situ tak ada
orang.
"Kenapa tidak ada orang?" kata Tek Hui dalam
hatinya. "Apa suhu belum datang? Apa Gouw Po
sekalian juga belum muncul? Atau mereka sudah
selesai bertempur dan telah pada pulang lagi? Atau
mereka tukar tempat?"
Tek Hui lantas menantikan dengan hati tak
sabaran. Ia jalan mundar-mandar, ia sampal pikir,
buat pergi saja, baiknya sebelum ia pergi, tiba-tiba ia
lihat serombongan orang mendatangi dari jurusan
selatan.
Ia kenalkan Gouw Po dan orang-orangnya, yang
semua romannya garang dan angkuh. Hampir Tek Hui
samperi mereka, buat terus menerjang agar a bisa
lantas lihat gurunya di antara rombongan itu.
Gurunya, dengan tumbak di tangan,
kelihatannya gagah juga. Rupanya kedua pihak
bertemu di tengah jalan atau mereka mampir dulu di
warung thee, baru mereka jalan sama-sama.
Karena kuatir gurunya gusar, malah sedikitnya
ia akan didamprat, Tek Hui lekas menyingkir ke
belakang kuburan sedikit jauh dari situ. Dari sini ia
mengawasi, tangannya siap dengan pedangnya. Ia
lihat orang telah sampai dan lantas berhenti dan
Pheng Jie segera seperti dikurung.
Ia bingung juga, sebab ia berada cukup jauh
dari mereka, suara mereka ia tidak dengar nyata dan
kalau perlu adalah sukar untuk dia tolongi gurunya.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 44
Pdf Maker : Oz
Sebentar kemudian, Pheng Jie dan Gouw Po
telah berdiri berhadapan, semua orangnya Gouw Po
menyingkir sedikit jauh. Mereka berhadapan tidak
lama, lantas Gouw Po mulai menerjang dengan
tikamannya.
Tumbaknya Gouw Po mengkilap, runcenya
bagus, tapi tumbaknya Pheng Jie sudah tua, runcenya
gerumpungan, entah dari mana Giok-bin Lo Cia
dapatkan tumbak sisa itu.
Kelihatannya mereka ada berimbang, meski dari
roman, Gouw Po nyata lebih garang.
Tek Hui tidak mengerti kenapa gurunya gunai
tumbak. Selama tiga tahun lebih ia turut gurunya,
belum pernah guru itu omong perihal tumbak sebagai
gegamannya, tapi sekarang ilmu tumbak gurunya
adalah liehay. Ia hanya tahu, gurunya bisa mainkan
delapan belas rupa senjata dan ia pun pernah
diajarkan.
Kemudian Tek Hui lihat gurunya gunai ?Poan
liong-chio? atau Ilmu tumbak ?Naga Melingkar?. Itu
adalah ilmu bukan untuk rebut kemenangan, hanya
guna menjaga diri. Dengan cara ini, Pheng Jie bisa
layani Gouw Po, ilmu tumbak siapa benar-benar
liehay.
Lama-lama, kelihatan Pheng Jie terdesak. Itulah
tidak heran, karena kecuali ia bukan biasanya
menggunai tumbak, ia pun sedang sakit dan penyakit
yang bikin tenaga dan keuletannya menjadi kurang.
"Celaka, inilah berbahaya" pikir Tek Hui, yang
bisa lihat nyata bagaimana gurunya sudah didesak
hebat, hingga saban saat guru itu ? yang tidak mau
mundur ? bisa jadi korban tumbak.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 45
Pdf Maker : Oz
"Hayo! Desak terus! Hayo, Gouw Lauw-tee! Bikin
habis saja si Pheng Jie ini!" demikian orang-orangnya
Gouw Po berteriak-teriak, akan anjuri piauwsu
mereka. Mereka kelihatannya sangat bersemangat.
Tek Hui lupakan pesanan gurunya, karena ia
tidak ingin guru itu terluka atau binasa. Ia anggap
kekalahan si guru sangat mengecewakan, sedang
Gouw Po sudah terang telah berlaku curang, beraninya
terhadap orang yang lagi sakit. Lantas ia memburu
menghampirkan seraya kasih dengar teriakannya,
"Kau semua orang-orang curang! Kau tahu guruku
sedang sakit! Mari maju, kau boleh layani aku!"
Selagi pihak Gouw Po terperanjat, Pheng Jie pun
lihat muridnya, suara siapa ia dengar nyata.
"Mundur! Jangan kau perdulikan aku!" mengusir
guru itu.
Tapi suaranya guru ini sudah terlambat, sebab
Tek Hui telah datang luar biasa cepat dan Gouw Po
sudah mulai diserang.
"Kurang ajar! Kau jadinya mau hantar mampus
gurumu!" menghina piauwsu itu.
Segera Gouw Po bikin perlawanan, ia menyerang
dengan hebat, seperti tadi ia desak Pheng Jie.
Ketika ujung tumbak menuju pada
tenggorokannya, Tek Hui tidak berkelit, hanya dengan
pedangnya ia menangkis dengan keras.
"Trang!"? demikian suara beradunya kedua
senjata, berbareng dengan mana Gouw Po rasai kedua
tangannya tergetar. Ia jadi penasaran, maka dengan
tidak kurang sebatnya ia menusuk pula ? ini kali ke
arah perut.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 46
Pdf Maker : Oz
"Trang!" ? kembali suara dua senjata beradu,
sebab dengan cepat Tek Hui sudah menangkis pula
dengan keras. Sekali ini tidak saja tangannya Gouw Po
tergetar, malah tumbaknya pun terpental, terlepas
dari tangannya, hingga ia kaget bukan kepalang.
Beruntung bagi dia, sebelum pedangnya si anak
muda menyambar, semua kawannya segera meluruk
maju, akan kepung Tek Hui, hingga dia terpaksa
layani mereka semua.
Sebagai seorang harimau, Tek Hui layani
belasan musuh itu.
Gouw Po telah pungut tumbaknya, ia maju pula,
bukan untuk menyerang, hanya buat berteriak-teriak,
katanya, "Berhenti! Berhenti! Pheng Jie sudah janji
akan tidak ijinkan muridnya bantu dia, tetapi sekarang
muridnya membantui, maka dengan sendirinya ia
sudah keok! Tidak, kita orang tidak boleh bertempur
terlebih jauh! Jikalau Pheng Jie punya muka,
selanjutnya dia tidak akan ketemu orang lagi, sebab ia
tak boleh dipercaya, dia bukannya enghiong atau
hoohan! Ia lebih mirip seorang perempuan! Sudah,
kita orang jangan tempur lagi Pheng Jie, terutama
tidak dengan muridnya, sebab muridnya ini bukan
tandingan kita, kecewa kalau kita menangkan dia!"
Gouw Po telah perdengarkan ucapan yang
tajam, karena ini adalah jalannya yang curang. Ia tahu
benar, adalah sukar akan mereka layani Tek Hui,
meskipun anak muda itu bersendirian.
Selama ia bicara saja semua kawannya sudah
kena dirangsek, dua-tiga antaranya telah rebah sambil
menjerit atau mengeluh "Aduh, aduh.....!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 47
Pdf Maker : Oz
Di saat Tek Hui mau menyerang pula si piauwsu
yang mulutnya berbisa itu, Pheng Jie menyelak.
"Pergi, pergi!" guru ini mengusir. "Di sini tidak
ada urusan kau! Pergi!"
Tek Hui hormati gurunya, tetapi karena ia
sangat gusar, waktu ia putar tubuhnya akan berlalu, ia
masih awasi Gouw Po dengan mata mendelik. Ia jalan
dengan gurunya ikuti dia. Ia dengar bagaimana di
belakang dia, Gouw Po dan orang-orangnya telah
bersurak, akan ketawakan dia.
Bahna mendongkol, hampir-hampir Tek Hui
menangis.
"Kau pulanglah lebih dahulu!" kata sang guru
dengan dingin dan keras.
Belum pernah Tek Hui dengar perkataan
demikian, dengan suara demikian dingin dari gurunya
itu.
Dan sehabis kata begitu, Pheng Jie bertindak ke
jurusan timur.
Tek Hui mau tahan gurunya, ia tidak berani,
maka terpaksa ia jalan terus. Ia mendongkol dan puas
dengan berbareng.
"Nyata pelajaranku sudah sempurna," Ia pikir,
"Gouw Po dan orang-orannya semua tak punya guna!
Aku telah tentangi kehendak suhu, tapi aku puas,
kalau aku tidak datang, suhu pasti jadi korban
kecurangannya Gouw Po! Aku percaya, biar dilahir ia
tak senang, suhu tentunya puas melihat caranya aku
berkelahi."
Hari sudah menjadi gelap ketika Tek Hui sampai
di Thian-tay Piauw-tiam. Lampu dan lilin telah
dinyalakan. Selagi lewat di ruangan besar, ia dengarSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 48
Pdf Maker : Oz
suara berisik dari Gouw Po dan orang-orangnya. Nyata
mereka telah pulang lebih dahulu dan terus adakan
pesta, karena mereka anggap mereka sudah menang.
Sebab Pheng Jie kena dijengeki dan mundur sendiri.
Bukan main herannya Tek Hui.
"Benar aneh!" pikir dia. "Mereka yang kalah tapi
sekarang mereka yang berpesta besar! Apa artinya
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini? Apa mereka bukannya sengaja, akan kocok kita
lebih jauh? Baik! Tunggu saja nanti! Tunggu sampai
nanti suhu sudah tidak usil pula terhadap aku, kita
nanti bertemu pula!"
Ia jalan terus ke kamarnya, pedangnya ia
gantung. Ia pun segera nyalahkan api. Ia tetap
mendongkol.
Tidak lama, Pheng Jie pulang.
"Suhu baru pulang," Tek Hui sambut gurunya
sambil ia tertawa. "Baik suhu rebahkan diri."
Tapi Pheng Jie goyang tangan pada muridnya
itu.
"Sejak hari ini, kita bukan lagi guru dan murid!"
ia kata.
Tek Hui melongo mengawasi guru itu.
"Ya, kita bukan lagi guru dan muriid!" Pheng Jie
tegaskan. "Kau jangan sesalkan aku! Kau telah tidak
turut perkataanku, kau bikin orang tertawakan aku,
sebab aku dipandang lenyapkan kepercayaan! Aku
malu. Aku mau lantas pergi! Tadi aku telah ketemu
Gouw Po, aku mengaku bahwa aku sudah kalah,
anggap saja dengan tumbaknya ia telah lemparkan
aku! Mulai malam ini aku tidak akan tinggal di kamar
ini lagi!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 49
Pdf Maker : Oz
Tek Hui bukan main jengkelnya, air mukanya
guram sekali.
"Suhu, jangan gusar" ia bilang. "Suhu, ampuni
aku ini sekali, aku mengaku salah....."
Pheng Jie goyangi tangan.
"Tidak, kau tidak salah," kata ia. "Kau melulu
bikin aku lenyapkan kepercayaan dan aku tidak ada
muka akan ketemui orang lagi!"
"Kalau suhu mau pergi, ijinkan aku ikut......."
kata Tek Hui. Mau atau tidak, air matanya meleleh
turun, "Suhu, aku ingin ikut kau......"
Mendadakan, Pheng Jie tertawa berkakakan.
Tapi sekejap kemudian, mukanya berubah, merah
padam tanda kegusaran.
"Apakah kau ingin aku tetap piara kau? Tidak.
Kau sudah besar, kau mesti belajar berdiri sendiri!
Dengan selamanya ikuti aku, apa jadinya? Kau mesti
cari daya sendiri, untuk hidupmu atau kau kembali
pada pamanmu, membawa onta pula! Kau bisa
lakukan apa saja, untuk piara dirimu! Cuma kau mesti
dengar pesanku! Pertama-tama, kau tidak boleh
mencuri! Kedua, kau tidak boleh cari lagi Han Kim
Kong, akan ambil uang atas namaku! Ketiga, kau
boleh lakukan apa kau suka, asal yang tak menodakan
nama baikku!"
Sehabis kata begitu, Pheng Jie lantas bebenah,
setelah beres ia bertindak keluar.
Tek Hui, yang sedari tadi diam saja mengawasi
guru itu, lantas maju, akan pegang tangannya guru
itu.
"Suhu, aku ikut kau.........." ia kata.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 50
Pdf Maker : Oz
"Siapa mau kau ikuti aku?" guru itu kata sambil
melotot. "Kalau kau ikut aku, sekeluarnya dari pintu
depan, aku nanti bunuh kau!"
Tek Hui kaget, tetapi ia tekuk lututnya.
"Suhu..............."
Tapi guru itu mendupak, seraya membentak,
"Kedua lututmu begini lemas, kau bukannya muridku!
Untuk selanjutnya, kita berdua tidak boleh ketemu lagi
satu pada lain!"
Dan ia lantas bertindak terus.
Tek Hui merayap bangun, air matanya meleleh.
"Suhu sangat keras kepala, baiklah," ia pikir
akhirnya. "Percuma aku meratap pada suhu, sebab
benar seperti katanya, aku sudah besar, aku mesti
berdiri sendiri! Semua ini gara-garanya Gouw Po, baik
aku cari piauwsu celaka itu! Ia sudah sambar
pedangnya, ketika ia berbalik pikir, "Baru suhu larang
aku cemarkan namanya, kenapa sekarang aku mesti
cari Gouw Po? Aku mesti sabar! Aku tidak mau berlalu
dari Pak-khia, nanti juga datang ketika yang baik!" ia
lepaskan pedangnya. "Suhu sudah pergi, aku juga
mesti pergi dari sini," ia pikir, sesudah pikirannya jadi
lebih sabar. "Kalau aku tetap berdiam di sini, Gouw Po
tidak akan bisa ganggu aku tetapi buat apa
membandel? Ini pun bisa merusak nama suhu. Ya,
Twie-hun-chio Gouw Po, lain kali saja kita nanti bikin
perhitungan!"
Ia lantas benahkan buntalannya, berikut uang
yang Pheng Jie tinggalkan. Tempo ia bertindak keluar
kamar, kedua tangannya menenteng pedang dan
buntalan, air matanya meleleh pula.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 51
Pdf Maker : Oz
"Eh, apa perlunya ini!" tiba-tiba ia kata seorang
diri. Dan air matanya lantas saja berhenti. "Kenapa
aku mesti menangis? Apa air matanya satu laki-laki
gampang-gampang dikucurkan? Tidak!"
Maka ia terus keluar dari kamarnya. Ia sekarang
ingat buat cari pondokan.
"Ke mana aku mesti pergi?" ia tanya dirinya
sendiri. "Aku tak punya sahabat. Aku tidak mau cari
sahabat suhu. Baik aku pergi ke depan, pada si tukang
kuwe she Thio."
Nyata di warung kuwe Tek Hui dapat sambutan
hangat, yang ia tidak sangka-sangka, semua orang
tahu hal ia dan gurunya dan semua orang itu pada
merasa tidak puas.
"Samperi saja, aku nanti bantu kau!" kata Thio
Put Ceng, yang tinggal di situ.
"Aku rasa Pheng Jie sudah sampai hari naasnya"
kata Tan Moa-cu. "Bagaimana ia boleh marahkan
muridnya, sedang si murid telah bantu dia, malah dia
telah ditolong dari bahaya.....!"
"Nah, kau tinggallah sama aku di sini" kata Thio
si tua. "Perlahan-lahan saja kau cari pekerjaan.
Umpama kau tidak berhasil, kau boleh pilih nanti, kau
pulang akan bawa onta lagi atau kau magang sama
kita di sini, belajar membikin kuwe. Jangan kau kuatir,
asal kau suka bantu kita, kau akan dapat makan
secukupnya, tidak apa kau punya uang atau tidak, itu
perkara kecil."
Tek Hui girang berbareng terharu, ia terima
tawaran itu sambil menghaturkan terima kasih.
Karena ia sudah dapat ketetapan, ia kembali keSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 52
Pdf Maker : Oz
piauw-tiam, akan kasih tahu wakil Cie Ciangkui
tentang niatannya untuk pindah.
Ia kata, "Suhu sudah pindah dari sini, aku juga
mau pindah, tetapi aku hendak jelaskan, aku pindah
bukan karena takut atau sudah diusir oleh Gouw Po!
Dia tak nanti punyakan kepandaian akan usir kami!
Kami mau keluar dengan sengaja!"
Wakilnya Cie Ciangkui manggut. Ia sudah tahu
duduknya perkara dan ia takuti pengaruhnya Gouw
Po, maka itu ia antap pemuda itu pindah. Maka
dengan bawa pedang dan buntalannya, ia lantas pergi
ke warung kuwenya si orang she Thio.
Dengan tinggal di warung kuwe, Tek Hui kenal
banyak orang, tetapi di sini ia tidak bisa merasa
ketenangan seperti di piauw-tiam, di mana suasana
tenteram.
Di sini setiap waktu ada datang orang belanja
dan suaranya berisik, dan kamar pun sempit. Benar
hawanya tidak panas tetapi ia sukar berlatih di situ,
apalupa buat lompat tinggi dan naik ke atas genteng,
sedang hawa bau dan di waktu tidur, ia mesti
berdesak-desakan dengan Tan Moa-cu.
Selama menjadi si tukang arang, Tek Hui biasa
tidur sembarangan, tetapi selama ia ikut Pheng Jie,
cara hidupnya telah berubah, maka sekarang, merasai
kesukaran ini, ia bisa derita itu.
Ia merasa seperti baru tidur sekejap, lantas
pada tengah malam, ia sudah mesti mendusin, karena
Thio Put Ceng, Phang Toa dan muridnya Phang Toa ini
sudah pada bangun, akan lantas kerja membikin kuwe
dan lain-lain, terus mereka berisik sampai terang
tanah.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 53
Pdf Maker : Oz
Asap bikin Tek Hui sukar buka mata dan
berulang-ulang ia batuk-batuk. Kemudian, datanglah
banyak pembeli, dengan suaranya yang berisik juga,
atau orang kongkouw sama Thio Put Ceng yang
gerece.
Sebagai orang tahu diri, Tek Hui tidak berani
terus rebahkan diri, sebagaimana dia merdeka akan
lakukan di dalam piauw-tiam. Untuk dahar kuwe dan
lain-lain, ia pun rogoh sakunya buat membayar,
karena ia mau pegang nama, sedang sebenarnya, Thio
Put Ceng, Tan Moa-cu, semua bilang ia tak usah
bayar.
Ia senggang, dan kalau dia lihat Gouw Po atau
orang-orang lain dari piauw-tiam di depan, ia
mendongkol bukan main, matanya jadi merah. Ia
terkenang pada gurunya, ia coba cari keterangan,
tetapi tak ada orang yang ketahui ke mana gurunya
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sudah pergi. Pheng Jie telah menghilang.
Satu kali Lauw Toa Put-cu telah datang cari
keponakannya. Mula-mula ia ini pergi ke piauw-tiam,
di sana orang kasi ia keterangan di mana
keponakannya berdiam, maka ia menyusul ke warung
kuwe. Melihat pamannya itu, Tek Hui sangat bersusah
hati. Paman ini sedang terganggu kesehatannya dan
juga sakunya.
Semua onta telah aku jual, aku sekarang hidup
membantu di warung thee, dengan nyalahkan api dan
seduh thee, buat dapati makan dua kali sehari," kata
paman itu. Meski demikian, Toa Put-cu tidak minta
uang. Hanya, di waktu mau pulang, paman ini kata,
"Baiklah satu kali kau pulang. Tetangga kita si Tio
punya lima puluh ekor lebih onta dan ia hendak cariSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 54
Pdf Maker : Oz
kuli, kau bertenaga besar, kau tentu bisa dipakai.
Kerjaan kita, begitu mulanya, begitu juga akhirnya.
Pheng Jie ajarkan kau sedikit ilmu silat, sekarang ia
tidak gubris lagi padamu, maka apa dengan bugee
kau, kau bisa cari makan? Kau tidak bisa terus tinggal
nganggur di sini, kau pun tidak jualan."
Tek Hui tidak kata apa-apa atas ucapan paman
itu yang berlalunya ia awasi dengan hati pepat. Tapi
sekarang ia jadi dapat pikiran.
"Aku mesti cari piauw-tiam, di mana aku harus
bekerja." pikir ia.
Ia tahu di Pak-khia ada puluhan piauw-tiam dan
sahabat gurunya pun banyak, cuma dulu-dulunya ia
tidak pernah bergaul sama mereka itu, tapi sekarang
terpaksa ia hendak coba cari mereka itu. Untuk
permulaan, ia puas asal dapat tempat dan makan.
Tapi Thie-tian-ong Sie Ngo, si Raja Langit Besi
dari Lie-hap Piuw-tiam, kata padanya, "Sekarang ini
semua piauw-tiam lagi ngalami kesukaran, yang sudah
jatuh lain perkara, yang masih bekerja pun tidak bisa
cari pegawai baru."
Dan Tong Kim Houw dari Hoat-wan Piauw-tiam
kata, "Kau tidak bisa! Kau belum lulus dari perguruan!
Pelajaranmu belum sempurna, bagaimana kau bisa
masuk ke dalam pintu piauw-tiam?"
Ketika Tek Hui cari Kian-mo Say-cu Ciu Toa Cay,
si Singa Rintik, paman ini justeru tegur padanya,
katanya, "Bagus benar! Sudah kau bikin malu gurumu,
sekarang kau datang cari aku, buat kemudian bikinSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 55
Pdf Maker : Oz
aku juga mendapat muka tak terang! Jangan kata aku
memangnya tidak mau cari kau, taruh kau cari aku,
aku pun tidak mau perdulikan kau! Lebih baik kau cari
Twie-hun-chio Gouw Po, akan musuhkan padanya,
akan tanam bibit permusuhan hebat! Gouw Po itu ada
bersama-sama Thay-swee-to Han Po, si Golok Dato,
Poan-koan-pit Siauw Lo Cong, Hek-houw-pian Ciauw
Tay, Siang-kan Leng-koan Tan Hong, Hek-uy-tiong Ma
Hong dan Kim-gan Ya-cee. Mereka ini semua saudara
sehidup semati dari Gouw Po, maka satu kali kau
dapat salah dari Gouw Po, lantas kau dapat salah dari
mereka itu semua! Gurumu sendiri tidak bisa tancap
kaki, dia sudah kabur! Maka itu, bukannya kau turut
gurumu kabur, apa perlunya kau masih berdiam lama
lama di kota ini? Kau berniat jadi piauwsu? Hm! Ah,
bocah cilik, kau keliru, janganlah kau pikir yang
bukan-bukan!"
Bukan main mendeluhnya Tek Hui, hampir ia tak
dapat kendalikan diri. Dengan tidak kata apa-apa, ia
balik kemball ke warung kuwe Thio Ciangkui. Di sini, di
luar dugaannya ia juga tak dapat tinggal terlebih lama
lagi. Sebab tadi, selagi ia keluar, Gouw Po sudah
datangi Thio Put Ceng dengan kata, "Kau kasih Lauw
Tek Hui tinggal di sini, di hadapan piauw-tiam, itu
sama saja seperti kau juga hendak satrukan aku!
Sekarang aku kasih tahu, dengan segera kau mesti
usir bocah itu, jikalau tidak, dengan tumbakku, aku
nanti ubrak-abrik warungmu ini!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 56
Pdf Maker : Oz
Sehabis berikan ancaman itu, Gouw Po lantas
berlalu.
Thio Put Ceng adalah seorang yang berani.
"Biar dia ubrak-abrik warungku!" kata ia dengan
mendongkol, sebab buat lawan Twie-hun-chio, ia tidak
ungkulan. "Biar dia ganggu aku, aku nanti pergi pada
pembesar negeri, akan mengadu, akan minta
keadilan! Aku nanti pertaruhkan jiwaku! Kau, Tek Hui,
kau boleh tinggal tetap sama aku!"
Tapi di sebelah Thio Ciangkui, Phang Toa dan
sahabatnya si orang tua she Gak, ketakutan, malah
Phang Toa sudah lantas mau bebenah, akan angkat
kaki, supaya ia tidak usah saksikan Gouw Po nanti
datang serbu warung itu.
Menampak demikian, Tek Hui, yang bisa
berpikir, lantas ambil putusannya. Ia anggap adalah
tidak seharusnya karena dia, lain orang mesti
mendapat susah, sedang orang itu baik hati. Maka ia
mesti ambil putusan untuk mengalah. Buat dia tidak
ada halangannya andaikata ia mesti rebah di tengah
jalan di waktu malam.
Tapi Tan Moa-cu tidak tega akan antap pemuda
ini terlantar, ia telah berdaya mencarikan pondokan,
ialah sebuah kuil tua, kuil Kwan-tee-bio, tidak jauh
dari situ.
Di situ, beberapa pendopo oleh imam
penjaganya sengaja disewakan pada beberapaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 57
Pdf Maker : Oz
pedagang kecil, yang hidup bercampur baur, sebab
mereka asal dari luar kota.
Setiap tahun di musim Ciu mereka datang ke
Pak-khia, untuk berdagang rupa-rupa. dan setiap
musim Cun mereka pulang ke masing-masing desanya
buat bercocok tanam, sampai lain musim Ciu, baru
mereka merantau pula ke kota-raja.
Yang dijual kebanyakan ada tauwhu rupa-rupa,
ikan asap, mie dan put-put, semua makanan yang
penduduk Pak-khia doyan. Mereka pun semua orang
orang lelaki sebatang kara, tidak ada orang
perempuannya.
Di sini Tek Hui diajar kenal sama Kang Su,
penjual ikan asap, yang tinggal sama-sama tujuh
kawannya, ia bayar sewa dua bun setiap harinya,
sebab kamar itu Kang Su yang borong. Tempat tidak
resik, tapi Tek Hui penuju dengan pekarangan yang
lebar dan genteng bio yang kuat, hingga ia boleh
loncat naik dan turun di situ dengan merdeka. Hanya
pintu bio, siang dan malam, tidak pernah dikunci,
sebab ada pedagang-pedagang yang jualan sampai
jauh malam.
Sesudah dapat pondokan, kesukaran Tek Hui
lenyap. Sekarang ia merasai keputusan uang, sampai
dahar ia kurangi. Ia tetap tidak mau unjuk bahwa ia
sebenarnya melarat...
Kota-raja tetap ramai, tambah ramai.***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 58
Pdf Maker : Oz
IV
Di antara lima kawannya, Siang Kiu adalah
paling tua, usianya sudah enam puluh lebih. Katanya
ia berdagang loo-tauwhu sejak umur belasan tahun,
bahwa ia pernah menikah dan punya anak, bahwa ia
pernah beruntung tapi jatuh akan akhirnya sekarang
ia berdagang seorang diri, setiap hari ia keluar
memikul keranjangnya.
"Jangan lihat Siang Kiu dari macamnya saja,"
kata seorang. "Dia punya gadis lebih indah daripada
bunga yang menjadi gundiknya seorang hartawan
besar, dan anak itu suka datang mengantari uang.
Tegasnya, Siang Kiu hidup lebih senang daripada
kita!"
Tek Hui dengar omongan itu, ia tak begitu
perhatikan. Ia lebih perhatikan makannya, juga loo
tauwhu, yang ia doyan. Itu adalah tauwhu yang
direbus lembek atau digoreng dengan banyak
campurannya, kecap, minyak, sayuran dan lain-lain.
Sesudah mundur sampai di bio tua, Tek Hui
masih saja dapat gangguan. Pada suatu hari, ia
didatangi pegawai piauw-tiam yang ia kenal. Dia ini
datang atas titahnya Gouw Po. Dia kata, "Siauw Lauw,
jangan kau tinggal di sini! Sekalipun gurumu, karena
tidak sanggup layani Gouw Po, sudah angkat kaki!SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 59
Pdf Maker : Oz
Kenapa mesti tetap berdiam di sini, merupakan duri di
matanya Twie-hun-chio? Kau tidak boleh harap apa
apa lagi! Sekarang Thian-tay Piauw-tiam adalah
seperti kepunyaan Gouw Po seorang, dia telah undang
beberapa orang yang gagah! Bagaimana kau bisa
main gila terhadap dia? Aku kasih nasehat pada kau,
baik kau pergi merantau, ke mana saja! Aku kasih
tahu, Gouw Po tidak puas yang kau masih tinggal di
sini, ia kandung maksud jelek terhadap dirimu!"
Mendengar itu, Tek Hui manggut-manggut dan
bersenyum.
"Balklah, lagi dua hari aku nanti pergi dari sini!"
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia berikan jawabannya. "Selanjutnya aku barangkali
tidak akan tinggal lagi di Pak-khia ini."
"Benar!" kata si sahabat. "Memang,
penghidupan di lain tempat pun tidak kekurangan.
Umpama Pheng Jie ya, ia barangkall sudah pergi ke
In-lam Selatan atau Utara dan barangkali sudah
beruntung! Pergi kau merantau, selang delapan atau
sepuluh tahun, baru kau kembali ke sini, itu waktu
barangkaii kau sudah jadi lebih mewah daripada Han
Kim Kong! Hanya, sebisa-bisa kau mesti menyingkir
dari Twie-hun-chio Gouw Po. Ia benar-benar tak boleh
dibuat permainan!"
Kembali Tek Hui manggut. Ia nampaknya jadi
jinak, seumpama onta. Ketika si sahabat pergi, ia
menghela napas tapi akhirnya ia kata seorang diri,
"Suhu, aku tidak bisa dengar lagi perkataan kau! AkuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 60
Pdf Maker : Oz
mesti bikin perhitungan sama Twie-hun-chio Gouw Po!
Aku mestl bikin perhitungan juga sama segala okpa di
kota ini!"
Lantas ia bertindak keluar dari bio, akan
kemudian dengar Thian Tay Piauw Tiam akan lakukan
perjalanan ke Thio-kee-kauw dan yang diangkat
adalah uang atau barang berharga besar, terdiri dari
sejumlah kereta yang muat juga si saudagar dan
pembesar negeri, bahwa piauw itu telah diperebuti
oleh beberapa piauw-tiam, tetapi yang dapat adalah
Gouw Po yang berpengaruh. Orang kata, Gouw Po
akan jadi berharta besar karena angkut piauw itu.
Tek Hui dengar orang cerita selagi ia makan
kuwe, ia terus dahar sampai kenyang dan ketika ia
pulang, ia pun membawa bekal. Malam itu ia hampir
tidak bisa tidur betul, karena hebatnya kerjanya
jantungnya.
Besoknya pagi-pagi ia mendusin buat terus hajar
habis dua mangkok loo-tauwhu dari Siang Kiu yang
kebetulan belum keluar, sedang kuwe bekalnya tadi
sore, ia bikin habis juga. Ia tidak bayar uangnya Siang
Kiu, ia kata uangnya tinggal dua bun dan itu untuk
bayar sewa kamar.
"Tidak apa" kata Siang Kiu, yang hatinya baik,
"kau boleh bayar kapan saja, bila kau punya uang!"
Maka Itu Tek Hua bersyukur pada empeh
pedagang itu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 61
Pdf Maker : Oz
Sekarang Tek Hui rasa tubuhnya sehat,
semangatnya terbangun. Ia gusar kapan ia ingat Gouw
Po yang jahat, yang telah ganggu gurunya dan dia
sendiri. Dengan bawa pedangnya, ia bertindak keluar
dari kuil tua dan menuju langsung ke Thian-tay Piauw
tiam.
Matahari baru saja keluar, sang waktu masih
pagi, tetapi di depan piauw-tiam sudah ramai, karena
hari itu Gouw Po akan antar piauw istimewa berharga,
cuma buat pegang nama, ia tidak pergi sendiri. Ia mau
keluar sendiri kalau nanti ada piauw yang jauh terlebih
besar. Sekarang ia utus Thay-swee-too Han Pa,
suteenya dan engko angkat Say-uy-tiong Ma Hong,
serta seorang undangan istimewa dari Tay-tong-hu
ialah Lo Cong yang terkenal, sebab dia ini masih
muda, tubuhnya kate dampak, tapi di kalangan
Kangouw sudah dipanggil Siauw Lo Cong. Sedang
gegamannya adalah istimewa juga, ialah poan-koan
pit. Dia ini adalah yang dibuat andalan. Cuma waktu
itu Lo Cong belum muncul, tadi malam ia nginap di
rumah pelesiran dan kesiangan. Belasan kereta
kosong lagi berbaris, tinggal tunggu Lo Cong,
muatannya akan dikasih naik.
Selain tukang-tukang kereta berebut mulut
tentang muatan mereka, yang mesti dibagi rata, juga
tukang-tukang kuwe dan lain-lain repot layani orang
belanja. Katanya lerotan akan berangkat pada jam
sembilan, mulai dari depan piauw-chung Lie TongSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 62
Pdf Maker : Oz
Seng, tetapi waktu itu jam enam orang sudah
berkumpul.
Semua orang piauw-tiam, dari piauwsu sampai
pegawai biasa, dandan dengan rapi dan mentereng
kellhatannya, dan ikat pinggang mereka menunjukkan
mereka adalah orang-orang yang mengerti silat.
Ketika Tek Hui, dari jurusan barat, mendatangi
seorang diri, sudah lantas ada yang lihat padanya.
"Eh, bocah itu toh belum mampus kelaparan!"
kata seorang sambil menuding, sembari tertawa
tawar. "Katanya dalam satu hari dia cuma makan satu
kali! Heran, orang makan satu kali satu hari, tetapi
tidak lantas mati!"
"Tapi, eh, dia bawa-bawa pedang!" kata yang
lain. "Mau apa dia bawa-bawa-pedang? Apa karena
kelaparan, dia jadi edan, dia jadi mau cari musuh?
Kalau benar, kita harus hati-hati! bocah itu besar
tenaganya!"
Lantas ada pegawai yang mau lari ke dalam,
untuk kasih kabar pada Gouw Po.
"Eh, apa kau mau?" mencegah kawannya.
"Mustahil buat urusan begini kecil kita mesti
mengabarkan pada Gouw Toaya? Lihat saja, apa dia
bisa bikin!"
Selama itu, Tek Hui sudah sampai di depan
pintu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 63
Pdf Maker : Oz
"Eh, Siauw Lauw, pagi-pagi kau sudah bangun?"
seorang segera menegur. "Apa kau mau makan
bubur?"
Seperti orang tuli, Tek Hui bertindak terus, akan
masuk ke dalam.
Menampak demikian, dua piauwsu pembantu,
yang lagi makan bubur, menunda mangkoknya untuk
maju dan mencegah, Tetapi Tek Hui sambut mereka
dengan bogem mentah dan dupakan dengan
berbareng, maka kalau yang satu sempoyongan
dengan muka bengkak, yang satunya lagi rubuh
jumpalitan, keduanya dengan berbareng kasih dengar
jeritan, "Aduh!"
Di saat Tek Hui bertindak masuk, Thay-swee-too
Han Pa, yang lihat padanya, segera sambar golok Pok
too dan maju menghalangi.
"Eh, Lauw Tek Hui, kau mau apa?" ia menegur.
"Jangan kau masuk terus kalau kau perlu bicara, hayo
bicara sama aku!"
Tek Hui awasi piauwsu itu dengan mata melotot
dan urat-urat di jidatnya pada melingkar.
"Aku tidak mau bicara sama kau!" ia jawab
dengan kaku. "Aku mau cari Gouw Po! Suruh dia
keluar, akan bayar hutangnya!"
"Bilang dulu, Gouw Toaya hutang apa?" tanya
Han Pa.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 64
Pdf Maker : Oz
"Ia hutang banyak sekali!" jawab Tek Hui
dengan sengit. Ia telah hinakan kami guru dan murid!
Ia telah bikin guruku pergi bahna mendongkol......"
"Tapi gurumu, Pheng Jie, angkat kaki dengan
suka sendiri!" Han Pa bilang. "Ia tidak bisa hidup pula
di kotaraja ini! Ia tidak punya sangkutan dengan Gouw
Toaya!"
"Aku tinggal sama tukang kuwe di depan,
kenapa Gouw Po ancam tukang kuwe itu suruh aku
pindah!" tanya Tek Hui. "Aku tinggal di bio, kenapa dia
suruh orang kasih tahu aku supaya aku angkat kaki
dari Pak-khia ini? Kau tahu, sampai di batas mana dia
menghina aku!"
Itu waktu Ma Hong berbangkit. Dia belum kenal
Tek Hui yang ia melainkan dengar nama. Ia menyelak.
"Tidak, kau keliru," ia kata. "Gouw Toaya repot
setiap hari, dari pagi sampai malam, dia mana punya
kesempatan akan ganggu kau! Aku harap kau tidak
kasih dirimu kena orang justakan!"
Tek Hui tidak perdulikan dua orang ini, ia mau
maju terus.
"Eh, tunggu!" Ma Hong membujuk pula. "Kau
dengar aku. Segala urusan bisa didamaikan! Uang tiga
sampal lima renceng, tidak ada artinya! Kami tentu
bisa bantu kau!"
Tapi Tek Hui menyemprot.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 65
Pdf Maker : Oz
"Siapa mau minta bantuan uangmu?!" ia
membentak. "Aku hendak cari Gouw Po, buat suruh
dia bayar hutangnya padaku!"
Gouw Po sebenarnya ada di dalam, ia lagi cuci
muka, sedari tadi ia telah dengar orang bicara di luar,
sampai waktu itu ia tak tahan sabar lagi. Ia buka pintu
dan tongolkan kepalanya.
"Binatang, kau kurang ajar!" ia kasih dengar
suaranya yang kasar. "Kau berani main gila terhadap
aku? Hayo, mana orang! Gusur dia keluar!"
Waktu itu dari dalam piauw-tiam keluar
beberapa orang, di antaranya ada Hek-houw-pian
Ciauw Tay dan Kim-gan Ya-cee Cian Lok, mereka
semua bekal senjata, sedang dari luar pekarangan ada
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang lain-lain, yang menutupi pintu dengan mereka
berdiri berbaris di situ. Semua alat, senjata bersinar
berkeredepan.
Tek Hui adalah sendirian, dengan pedang di
tangan ia tidak unjuk bahwa ia jeri. Sebaliknya ia jadi
lebih sengit.
"Gouw Po!" dia berteriak, "kau bukannya laki
laki dan orang gagah! Kau mestinya keluar sendiri!
Gouw Po, hayo keluar, kakek moyangmu hendak uji
kau punya Twie-hun-chio!"
Dari dalam kamarnya, Gouw Po kasih dengar
tertawa mengejek. "Maju!" ia mengasih titah.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 66
Pdf Maker : Oz
Atas itu majulah delapan orang, yang mau
kurung dan serang Tek Hul. Dia ini tidak takut, malah
ia siap akan menyambut serangan.
Justeru itu, Cie Ciangkui lari keluar.
"Tahan, tahan!" ia berteriak-teriak, "Jangan
berkelahi! Tek Hui, mari ikut aku, aku mau bicara
sama kau! Gurumu adalah sahabatku, ia telah bantu
bukan sedikit padaku, maka aku menyesal selagi aku
tidak ada di rumah, ia sudah berlalu. Sampai
sekarang, aku masih cari dia. Tek Hui, keponakanku
yang baik, mari ikut aku! Segala apa juga, kau boleh
bicarakan sama aku, tetapi janganlah kau terbitkan
onar di sini!"
Mendengar begitu, Tek Hui manggut.
"Baik!" ia berkata, seraya ia terus menuding ke
dalam rumah. "Twie-hun-chio Gouw Po, binatang, kau
lekas keluar! Mari kita bikin perhitungan di luar!"
Segera juga orang-orang yang memegat di pintu
pada tertawa.
"Eh, bocah ini pandai cari alasan," mereka kata
pula dengan ejekan mereka. "Dia tahu dia tidak bisa
bikin suatu apa, lantas dia mau ngeloyor sendirinya!"
Meski demikian, mereka ini tidak rintangi
pemuda itu, hingga Tek Hui bisa keluar dengan
merdeka. Sampai di luar, ia berdiri di tengah jalan
besar, tubuhnya ia putar akan hadapkan piau-tiam.
"Gouw Po, binatang, mari sini!" ia menantang
pula.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 67
Pdf Maker : Oz
"Sudah, Tek Hui, sudah," kata pula Cie Ciangkui,
yang belum masuk ke dalam. "Sekarang piauw belum
berangkat, harap kau tidak bikin onar di sini."
Sementara itu Thay-swee-too Han Pa menjadi
sangat gusar, karena ialah yang bertanggung jawab
atas piauw itu.
"Piauw kita belum berangkat, kenapa datang
binatang cilik ini yang ganggu kita!" katanya dengan
sengit. "Kalau terhadap dia seorang kita tidak
berdaya, bagaimana kita mampu antar piauw ini?
Tentu sesampainya di luaran, sembarang orang bisa
hinakan kita! Apakah langganan-langganan kita bisa
tenteram hatinya? Maka binatang ini mesti dihajar
sampai mampus, tidak bisa lain!"
Lantas dengan dia yang mulai, Han Pa memburu
keluar.
Tetapi Tek Hui juga tidak kurang sengitnya,
tidak tunggu sampai musuh datang dekat padanya, ia
memburu, akan menapaki Thay-swee-too dengan
tusukan pedangnya!
Han Pa bersenjata Pok-too, dengan goloknya itu,
ia tangkis tusukan itu, tetapi ini melulu menambah
sengitnya anak muda kita.
Baru tiga jurus, Han Pa segera dapat kenyataan
meski pedangnya Tek Hui enteng, tetapi tenaganya
besar dan jalannya pedang pun berbahaya, maka mau
atau tidak, ia lantas kena didesak, hingga ia jadi
mundur sampai tiga atau empat tindak.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 68
Pdf Maker : Oz
Menampak demikian, Ciauw Tay maju dengan
geraki ia punya pian besi dan Cian Lok dengan tumbak
cagak kong-cee sudah siap akan membantu.
Di mana mereka bertempur di tengah jalan
besar, sekejap saja perhubungan jadi putus.
Kendaraan-kendaraan pada mandek dan orang-orang
yang jalan kaki pada berhenti akan terus menonton.
Sebentaran saja, orang bekerumun ramai.
Pertempuran di muka piauw-tiam memang hal
lumrah dan lumrah juga kalau orang suka rnenonton.
Begitulah, dari segala jurusan, orang datang
berdesak-desak, sampai pun rombongan tukang kuwe
pun muncul!
Hek-houw Ciauw Tay, si Harimau Hitam, punya
dada lebar dan pinggang ceking, dengan kulit muka
hitam, ia nampaknya bengis, hingga julukannya surup
sekali. Ia punya cit-ciat-kong-pian juga berat, dari
beberapa puluh kati. Orang ngeri buat Tek Hui kalau
orang bandingkan pian itu dengan pedang yang kecli
dan enteng. Tapi Tek Hui tidak perdulikan senjata
lawan yang berat, dengan kegesitan, dengan
kepandaiannya, ia bisa melayani dengan leluasa.
Selang empat jurus, Si Harimau Hitam yang
romannya saja bengis, lantas jadi sibuk, hingga
lenyaplah roman garangnya.
Han Pa sudah lantas lihat keteternya kawan itu,
ia segera maju pula akan membantu, dengan begitu,
Tek Hui jadi kena dikerubuti.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 69
Pdf Maker : Oz
Tapi pemuda ini tidak takut, dengan kesebatan
ia melayani, tubuhnya bergerak-gerak dengan cepat,
seperti pedangnya berulang-ulang menangkis dan
menikam atau membabat. Ia tak mau bikin musuh
bisa rapati dia, adalah dia sendiri yang kadang-kadang
merangsek secara hebat.
Kim-gan Ya-cee Cian Lok penasaran melihat dua
kawannya tidak berdaya, dengan geraki Sam-kouw
Kong-cee, ia lantas lompat maju akan menerjang. Ia
berlaku garang, cagaknya saban-saban ditujukan
kepada tengorokan lawan.
Dikepung bertiga, Tek Hui masih tak mau
menyerah, malah kesengitannya jadi bertambah
tambah. Satu kali ia sampok kong-cee sampai
terpental, di waktu mana cit-ciat kong-pian barengi
menimpah ia. Ia tidak mau tangkis senjata berat ini, ia
berkelit ke pinggir. Apa mau, pok-too dari Thay-swee
too Han Pa membacok pinggulnya, karena mana
terpaksa ia mesti berkelit dengan mundur.
Justeru itu Siang-kiam Leng-koan Tan Hong,
yang berada di sebelah belakang dia, sudah
membarengi menyerang padanya dengan sepasang
pedangnya yang besar dan berat. Pedang yang satu
menyamber penggang, pedang yang kedua mengarah
pundak.
Tapi Tek Hui ketahui datangnya bahaya, dengan
loncat ke samping, ia loloskan diri dari sepasang
pedang itu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 70
Pdf Maker : Oz
Say-uy-tiong Ma Hong tidak senang melihat
begitu banyak orang tidak mampu bikin suatu apa
pada bocah itu. Lupa bahwa mengepung adalah
perbuatan hina, ia pun maju, malah dengan cara
membokong, dengan goloknya yang panjang dan
besar, dengan tiba-tiba ia membacok selagi si "bocah"
itu lompat berkelit. Dengan jalan ini ia mau rintangkan
orang menyingkir dari kepungan.
Tapi Tek Hui tidak kasih dirinya dijadikan korban
kecurangan itu. Ia berlaku awas dan tetap gesit,
pedangnya bergerak-gerak dengan cepat tetapi rapi.
Adalah di waktu itu, Twie-hun-chio Gouw Po
muncul dengan tumbaknya di tangan.
"Maju semua!" ia berseru dalam kemurkaan,
"Celaka betul! Mustahil kita semua tidak mampu
bereskan satu bocah seperti ini?!"
Tapi, meski ia perdengarkan seruannya, ia
sendiri tidak loncat maju, ia cuma banting-banting
kaki.
Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama