Ceritasilat Novel Online

Angkin Sulam Piauw Perak 1

Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu Bagian 1

SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 1

Pdf Maker : Oz

SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 2

Pdf Maker : Oz

SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 3

Pdf Maker : Oz

I

Dalam umur lima belas tahun, Lauw Tek Hui

sudah tidak punya ayah atau ibu, ia pun belum

mengerti apa-apa, maka dengan tenang ia ikut

pamannya, Lauw Toa Put-cu, seorang penjual arang

batu.

Mulanya ia melainkan tuntun tali les onta, yang

pamannya pakai untuk angkut arang, kemudian ia

bantu angkuti arang batu. akan dikasih naik ke

bebokongnya ?perahu daratan dari padang pasir?
demikian biasanya orang namakan onta - akan

turunkan itu ke tempat pembeli, buat ditumpuk

dengan rapi.

Kebiasaan setiap hari membikin tenaganya

kumpul menjadi satu kekuatan, sampai ia sangup

panggul karung arang beratnya dua ratus kati, hingga

ia mirip dengan onta saja.

Buat pekerjaan kasar macam ini, Tek Hui

selamanya pakai pakaian rombeng dan dekil, kopiah

pun ia tidak punya,dan arang batu bikin tangannya,

kakinya, pun mukanya menjadi kotor.

Demikian, orang sampai panggil dia Bwee-hek
cu, si Arang Hitam. Hingga orang tidak tahu ia

sebenarnya cakap atau tidak.

Hidupnya kacung ini lebih daripada sederhana.

Saban hari ia mengharap arang pamannya laku,

karena itu berarti ia bisa - di waktu pulang - mampir di

warung thee di pintu Ciang-gie-mui, pintu bahagian

dalam. Di situ ia bisa makan kuwe dan minum theeSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 4

Pdf Maker : Oz

pasaran. Ia tidak isap huncwee, ia tidak doyan arak, ia

pun tidak suka adu peruntungan. Ia bukan beberapa

kawannya, yang mukanya dekil tetapi masih

mengharap main perempuan.

Demikian hari itu Tek Hui ikut pamannya,

menuntun onta. Paman itu punya empat ekor, lima

sama anak onta, yang sedang belajar jalan.

Muatannya semua tiga ribu kati beratnya. Cuaca

waktu itu masih gelap, angin utara dingin bukan

buatan. Sesampainya di Ciang-gie-mui, langit baru

mulai terang.

Hari itu peruntungannya Lauw Toa Put-cu bagus,

baru saja ia sampai di pintu kota, lantas ia ketemu

pembeli, satu orang yang dandan sebagal bujang,

yang terus ajak ia masuk ke dalam kota, ke dalam

entah gang apa, sampai di depannya satu rumah

dengan pekarangan besar yang pintunya ditutup.

"Sudah sampai!" kata bujang itu, "Sekarang

mari masuk, lihat dahulu tempat di mana arang mesti

ditaruh, baru kau orang angkuti!"

Tek Hui manggut, ia ikut waktu ia diajak masuk.

Toa Put-cu sudah tambah umur, laginya

gondokan di punduknya telah bertambah besar sampai

tunduk saja sukar untuk dia. Maka itu, sudah sekian

lama ia tidak pernah panggul arang, dan kerjaan itu ia

wakilkan pada keponakannya yang kuat. Maka itu,

sang keponakan yang periksa tempat taruh arang itu.

Sang bujang ajak bocah tukang arang ini masuk

di pintu pekarangan, jalan di tangga, melewati

langkan, masuk di pintu besar, masuk di pintu kedua,

pintu kedua, pintu Sui-hoa-mui, pintu Pan-jie-mui,SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 5

Pdf Maker : Oz

lewati lataran dalam, jalan terus, sampai suatu

pojokan.

"Nah, di sini semua arang mesti ditaruh, kata

bujang itu.

Tek Hui sudah lantas bekerja, ia tidak kata apa
apa, akan tetapi di dalam hatinya ia menggerutu

sendiri, karena tempat angkut itu jauh. Sekarung demi

sekarung ia panggul, ia tuang isinya, yang ia tumpuk.

Ia tidak tahu gedung itu rumah siapa, ia hanya

tahu di situ banyak bujangnya, lelaki dan perempuan,

malah banyak orang perempuannya, yang semua

pakaiannya ?tak sembarangan?.

Satu kali ia mendeluh waktu seorang bujang

perempuan kata padanya, "Eh, tukang arang, hati-hati

ya! Kau dengar atau tidak?"

Di dalam hatinya ia kata, "Tak usah juga kau

pesan!"

Sebentar saja arang batu telah bertumpuk

sebagai bukit kecil dan karung-karung kosong pun

bertumpuk di pinggiran. Ia bekerja dengan mantap,

tidak nakal, tidak mengucap suatu apa.

"Eh, eh! Kenapa tukang arangnya masih bocah.

Aih, dia kuat betul!"

Kemudian riuh terdengar suara tertawanya

orang-orang perempuan.

Tek Hui menoleh, Ia tidak lihat orang yang

berkata dan tertawa-tawa itu. Maka ia kerja terus,

sampai selesai angkut tiga ribu kati arang semua.

Ketika ia berhenti, ia susuti mukanya, yang keringatan

dan banyak arangnya.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 6

Pdf Maker : Oz

Tiba-tiba ia dengar suara barang jatuh, waktu ia

berpaling, ia lihat didekatnya menggeletak sebuah

buah apel yang merah warnanya dan besar sekali.

"Eh, siapa main-main sama aku?" pikir dia.

Apel itu terkena pecahan batu arang, jadi lecet

dan sedikit kotor. Sebab tertarik, Tek Hui menjumput.

Ia belum pernah lihat apel begitu besar dan menarik,

hingga timbul nafsunya akan geragot itu.

"Apakah apel ini untuk aku?" ia tanya, tetapi ia

tidak tahu ia bicara sama siapa.

Jawaban tidak ada, hanya dari dalam jendela

terdengar suara tertawa lagi.

Tanpa merasa, Tek Hui geragot apel itu, hingga

segera ia merasai buah yang manis, renyah dan adem.

Maka selanjutnya ia terus makan itu, sembari keluar

dengan panggul susunan karung kosong.

Di pintu kedua, tiba-tiba ia dipegat dua orang.

"Eh, bocah, dari mana kau dapat apel itu?"

menegur yang satu.

"Aku boleh beli," sahut Tek Hui dengan tak

sengaja.

Tapi jawaban ini bikin dua orang itu dari curiga

menjadi gusar. Yang berdiri di sebelah belakang

memakai pakaian sutra, dandanannya mirip dengan

satu ?looya?, cuma ia tidak mirip-miripnya dengan

seorang berpangkat.

Ia bertubuh besar dan lebar, matanya besar dan

bundar, brewokan, kulitnya hitam dan mengkilap. Ia

barangkali baru berumur tiga puluh tahun. Dilihat dari

romannya ia mirip dengan patung Ciu Cong di dalam

Kwan-tee-bio. Orang yang menegur juga punya roman

sebagai iblis.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 7

Pdf Maker : Oz

Tapi Tek Hui tidak kelihatan takut, malah

sebaliknya, ia tertawa.

"Apakah kau pandang rendah padaku?" katanya.

"Apa kau kira aku tak kuat beli apel ini?"

Dan ia geragot lagi apelnya itu.

Tiba-tiba sebelah tangannya si iblis melayang,

mampir di pipinya Tek Hui sambil terbitkan suara

nyaring, disusul sama jeritannya bocah itu, apel di

mulut siapa sampal lompat muncrat, hingga sambil

meringis, dia tutupi pipinya itu.

"Kurang ajar!" ia berteriak, seraya ia jambak

orang itu. "Kenapa kau pukul aku? Apa salahku? Aku

tidak curi buah apel!" Ia gujeng orang itu dengan

tenaganya yang besar, sampai orang itu jatuh, terus ia

tindihkan. "Kau pukul aku, sedang aku tak beersalah,

aku mesti hajar kau!"

Dan ia benar-benar memukul.

"Binatang, kau berani pukul aku!" berteriak

orang itu. "Kurang ajar!"

Tapi dia, yang tubuhnya besar, tidak bisa

melawan atau berontak. Maka orang yang beroman

sebagal Ciu Cong lantas tarik Tek Hui.

"Tidak apa kau makan apel itu," katanya, "tapi

kau mesti omong terus terang, siapa kasih kau apel

ini? Ini apel istimewa, tidak bisa dapat dibeli di luaran!

Apel ini baru kemarin oang antar padaku, masih ada

lagi, nanti aku bagi kau satu lagi! Jangan kau bilang

apel ini kau beli, sebab meski kau punya uang, kau tak

dapat beli itu! Aku juga tidak mau tuduh kau mencuri!

Boleh jadi ada orang yang bagi kau, atau kau boleh

dapat pungut. Nah, coba kau kasih tahu hal yang

sebenarnya! Jangan takut, tidak apa-apa.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 8

Pdf Maker : Oz

"Kau tanya saja orang di dalam rumahmu," Tek
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hui jawab. "Tadi aku angkut arang, ada orang

lemparkan apel ini dari jendela, aku tidak tahu siapa,

aku pungut dan makan. Aku tidak mencuri tapi aku

dipukul, aku tidak mau mengerti!"

Ia mau samperi si muka iblis, tapi si Ciu Cong

tahan padanya.

"Sudah, sudah," kata si Ciu Cong, yang

romannya bengis tapi bicaranya sabar. "Ia telah pukul

kau, tapi kau sudah hajar padanya, sudah saja! Aku

mengerti sekarang, anak kecil di dalam jendela yang

kasihkan kau apel ini."

"Bukannya anak kecil," Tek Hui bilang. "itulah

orang-orang perempuan, sebab sehabis melemparkan

apel, aku dengar suara tertawa geli."

Mendengar demikian, mukanya si hitam jadi

merah padam.

"Sudahlah," kata dia demikian, "kau dapat satu

apel tidak apa! Sekarang kau boleh pergi!"

"Lacur!" kata si muka iblis. "Aku jatuh pamor di

tangannya bocah tukang arang!"

"Sudah!" kata si Ciu Cong yang goyang-goyangi

tangan.

Tek Hui sudah bertindak keluar, bebokongnya

menggendol karung, tangannya memegangi karung,

tangannya memegangi apelnya, mukanya separuh

meringis, sebab muka itu merah dan bengkak.

Toa Put-cu sedang hitung uang arang waktu

keponakannya keluar, ia tidak lihat orang punya muka

mewek, adalah setelah selesai terima uang, baru ia

dapat lihat hingga ia kaget dan heran.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 9

Pdf Maker : Oz

"Eh, kau kenapa?" ia tanya. "Siapa pukul kau?

Mukamu bengkak dan matang biru!"

"Ya, orang telah pukul aku," sahut Tek Hui.

Ia ceritakan sebabnya.

Lauw Toa-put-cu jadi tidak senang.

"Terlalu! ia berseru. "Masa karena sebuah apel,

keponakanku dipukul sampai begini? Hayo angkat pula

arang kita, jangan jual padanya!"

Bujang yang membayar uang nampaknya

terperanjat.

"Apa begini caranya orang dagang?" ia kata.

"Bukannya aku hendak menangkan majikanku, tetapi

looya-ku, Kim Samya, bukan biasanya tukang

menghina orang lain. Mustahil ia mau layani satu

bocah? Di sini mesti ada sebabnya....."

"Aku tahu ?dah!" kata Toa Put-cu. Apel

dikasihkan pada keponakanku oleh satu nyonya,

lantas Kim Samya cemburuan. Tapi jangan lihat saja

tubuhnya keponakanku ini, meski ia sudah besar

kelihatannya, ia sebenarnya baru berumur lima belas!

Mustahil ia sudah bisa keteki orang perempuan? Masa

karena apel saja, orang hajar dia? Terlalu!"

"Sabar, sabar," si bujang kata pula. "Sebagai

orang dagang kau kudu sabar. Laginya keponakanmu

ini sudah kena dihajar sedang perkara tidak ditarik

panjang. Harap kau bikin habis perkara ini, kita

berlangganan, selanjutnya aku tidak beli arang dari

orang lain. Perkara harga, aku pun tidak mau tawar
tawar."

Toa Put-cu kelihatan bisa dikasih mengerti.

"Mana aku berani datang pula membawa arang

kemari!" ia kata dengan masih mendongkol.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 10

Pdf Maker : Oz

"Sekarang baru keponakanku digaplok, lain kali

barangkali aku yang dibacoki! Sudahlah, aku tidak

berani lagi, kau orang di sini adalah bangsa okpa!"

Lantas saja Toa Put-cu berlalu, dengan masih

mendongkol terus.

Tek Hui tuntun ontanya semua, apelnya sudah

habis digeragoti.

Tidak jauh di sebelah barat hoo-tong itu ada

sebuah warung thee yang besar.

"Tunda onta kita di situ," kata Toa Put-cu. Mari

kita mampir di warung! Kau hendak dahar apa?"

Warung thee itu kalah besar sedikit sama

warung di Ciang-gie-mui, tapi tukang warungnya

dikenal mereka.

"Oh, Toa Put-cu, sudah lama tak tahu ketemu!"

tuan rumah segera menyambut. Tapi ia melongo

kapan ia lihat mukanya Tek Hui, "Kenapa, eh? Apa ia

berkelahi?"

Warung itu sedang ramai, di antaranya ada

beberapa orang, yang bawa-bawa burung dalam

kurungan. Mereka ini menoleh waktu mereka dengar

suaranya tuan rumah, semua mengawasi Tek Hui.

"Itu orang yang tinggal dalam hoo-tong, dia

seperti okpa saja!" kata Lauw Toa Put-cu dengan

sengit. "Dia seperti Giam Loo Ong! Dengan tidak salah

dosa, keponakanku ini telah digaplok, sedang

sebabnya perkara kecil sekali!"

Ia ceritakan halnya Tek Hui dianiaya.

Semua orang dengar keterangan itu, ada yang

ketawa, ada yang penasaran. Kejadian itu lantas jadi

buah bibir mereka, masing-masing ada anggapannya

sendiri-sendiri.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 11

Pdf Maker : Oz

"Itulah rumahnya Han Kim Kong!" kata satu

orang. "Dia itu memang tidak kenal aturan!"

Kelihatan nama itu terkenal baik, sebab

sekarang dia lantas jadi buah bibir.

"Dia telah bisa tempel Uy Loo Kong si orang

kebiri," kata seorang, "karena itu, dia telah diterima

sebagai calon sie-wie, hingga lantas laganya melebihi

laganya Tiong-tong, ia suka sekali ganggu orang lain!"

Tiong-tong berarti Perdana Menteri.

"Bukankah baru pada musim panas ia telah beli

si cantik jelita dari rombongan wajah Lee Cun-pan

untuk harga lima ratus tail?" kata seorang lain lagi.

"Kau belum tahu semua!" lain suara nimbrung.

"Paling belakang dia sudah gunai pengaruh uang

terhadap empeh Siang Kiu si penjual tauwhu, anak

perawan siapa yang umurnya baru enam belas tahun,

ia telah beli dengan paksa, untuk dijadikan gundik

entah yang ke berapa! Dia adalah raja iblis keelokan!"

Lauw Toa Put-cu dengar semua, tetapi ia tidak

perdulikan.

Tek Hui makan kuwe dengan susah-payah,

karena mulutnya bengkak dan sakit. Tiba-tiba seorang

hampirkan bocah itu.

"Saudara kecil, dahar saja pelahan-lahan," dia

kata. "Sebentar kau pergi pada Han Kim Kong. Aku

nanti tanya orang she Han itu agar kau tidak teraniaya

dengan cuma-cuma...!

Paman dan keponakan tunda kuwe mereka dan

mereka awasi orang bicara itu, umur siapa kira-kira

tiga puluh tahun, romannya bukan roman orang

sembarangan, pakaiannya rapi, dia mirip seorang yang

mengerti silat, hanya, dipandang lebih jauh, dia ituSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 12

Pdf Maker : Oz

mirip buaya darat, tangannya menyekal pie-yan-hu, di

pinggangnya terselip pisau belati.

"Tidak apa, tuan," kata Lauw Toa Put-cu, yang

sebaliknya menjadi kuncup karena ada orang hendak

belakan mereka. "Kam mesti pergi urus onta dan

arang batu, tidak ada tempo untuk urusi urusan itu

saja."

"Benar tuan!" kata Tek Hui sebaliknya. "Benar,

kau harus bawa aku pada mereka itu! Lihat, tuan
tuan, mukaku makin bengkak, sampai aku susah buka

mulutku! Dia mesti mengganti kerugian padaku!"

Habis kata begitu, Tek Hui nampaknya mau

mewek.

"Jangan nangis!" mencegah orang asing itu.

"Siapa nangis, dia bukannya hoohan! Kita bukannya

mau peras Han Kim Kong, tetapi ia mesti mengganti

uang obat! Di sini kotaraja, di sini memang ada orang
orang suka menghina si miskin dan lemah! Sekarang

baru mukamu digaplok, nanti lain kali ontamu

dirampas! Perkara kau ini tidak boleh diantap! Nah,

mari ikut aku!"

Satu jongos berada di antara mereka, dia lantas

tertawa.

"Bagus!" ia kata. "Pheng Jie-ya mau campur

perkara ini, bagus!"

Dari suaranya jongos itu, rupanya Pheng Jie ini

terkenal dan dihorrnati. Lauw Tek Hui tidak kenal

orang ini, tetapi ia suka turut.

Toa Put-cu takut perkara jadi panjang, tetapi ia

mengharap uang penggantian kerugian. Ia pun tidak

ingin tukang arang diperhina semua, maka ia kata,

"Baik, kau boleh pergi, aku akan tunggu di sini!SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 13

Pdf Maker : Oz

Sedikitnya dia mesti mengganti lima tail - tidak,

sepuluh tail! Malah harus dijelaskan, kalau

keponakanku sampai di rumah dan ia kenapa-napa,

dia mesti tanggung jiwa!"

Ucapan itu tidak ada yang gubris, sebab semua

mata dipakai mengawasi Pheng Jie, yang telah pergi

sambil menuntun Lauw Tek Hui.

"Giok-bin Lo Cia pergi cari Han Kim Kong,
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagus!" kata satu orang. "Sedikitnya mereka akan

bertempur! Mari kita orang nonton!"

Adalah ucapan ini yang tarik perhatian, karena

beberapa orang segera bergerak.

"Mari!" kata mereka itu.

Maka juga, Pheng Jie dan Tek Hui seperti ada

yang iring, dari jauh.

Tidak lama, mereka sudah sampai di tempat

kejadian tadi. Kebetulan sekali, di depan pintu

pekarangan ada dua buah kereta, dan orang yang

mirip dengan Ciu Cong lagi mau naik kereta bersama
sama seorang perempuan yang mukanya paka pupur

dan yancie, entah ke mana mereka mau pergi.

"Haya, tunggu sebentar!" Pheng Jie memanggil

seraya ia menghampirkan, sebelah tangannva

menuntun Lauw Tek Hui, siapa segera juga ia tunjuk,

"Siapa yang gaplok mukanya bocah ini sampai

bengkak begitu rupa? Itulah keterlaluan!" ***SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 14

Pdf Maker : Oz

II

Han Kim Kong ? demikian orang dengan roman

Ciu Cong itu ? menoleh untuk lantas jadi tercengang.

Ia kenal baik Giok bin Lo Cia ini yang dahulu adalah

piauwsu, malah pada dua tahun berselang, ruman

mereka berdua adalah piauw-tiam, baru belakangan

saja mereka sama-sama ubah cara hidup.

Pheng Jie gemar minum arak dan berjudi,

sampai ia jadi rudin, hanya tabiatnya tetap keras,

sifatnya jujur, kejahatan ada musuhnya, sebagaimana

sekarang ia mau belakan Lauw Tek Hui.

Di pihak lain Han Kim kong, yang kenal thaykam

yang berpengaruh yang ia angkat jadi ayah pungut,

lantas berubah menjadi orang senang. Dengan

perantaraan si thaykam, Han Kim Kong bisa tempel

sanak raja, yang dipanggil Uy Tay Cu, yang ia pun

angkat jadi ayah angkat. Maka dengan pertotongan

dua ayah angkat ini, ia segera dicaloni menjadi ?Gie
cian Sie-wie? atau ?serdadu pembela diri dari raja?.

Demikian, ia jadi punya banyak uang, punya

rumah gedung, piara banyak bujang atau budak,

punyakan banyak kaki tangan dan punyakan juga

isteri dan beberapa gundik, karena buat dapati gundik

ia berani rogoh saku akan keluarkan banyak uang,

akan merampas gadis orang juga.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 15

Pdf Maker : Oz

Di istana, ia kenal banyak thaykam. Selanjutnya

orang tidak panggil dia Han Kim Kong saja, hanya Kim

Samya. Karena kedudukannya ini, perhubungannya

sama Pheng Jie menjadi seperti putus. Ia jadi angkuh

terhadap kawan atau sahabat, yang tak mau

mengekor padanya.

Di luar sangkaan Han Kim Kong. hari itu ia

ngalami lelakon si bocah tukang arang serta apelnya.

Kejadian itu bikin ia mendongkol. Itupun kejadian,

yang ia ingin tak sampai teruwar.

Ia memang tak puas dengan beberapa

gundiknya yang ia anggap bersifat ?air dan bunga?,

gampang berubah hatinya, dengan ia tak mau pikir

bahwa ia telah dapati mereka dengan jalan tak

selayaknya.

Coba kejadian ini terjadi beberapa tahun yang

sudah, niscaya ia tak akan kasih hati pada si bocah,

tak perduli kesalahan ada di pihak orangnya sendiri.

Karena ia mendongkol dan tak dapat jalan untuk

lampiaskan itu, ia mau ajak gundiknya pesiar ke

Lothian-sie, sebuah kuil di luar kota, untuk berdiam di

sana beberapa hari. Siapa nyana, selagi ia mau

?menyingkir?, si bocah tukang aran datang pula,

bersama-sama Pheng Jie.

Di dalam kemendongkolan yang bertambah
tambah, Han Kim Kong masih bisa kendalikan diri.

Buat apa berkelit dalam urusan seperti itu? Ia toh

seorang Gie-cian Sie-wie, pahlawan raja! Di sebelahSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 16

Pdf Maker : Oz

itu, ia pun mesti hadapi Giok-bin Lo Cia, yang ia tahu

tak boleh dibuat permainan.

Maka akhirnya, Kim Samya ini unjuk air muka

terang,senyuman yang manis.

"Loo Jie," katanya. "sudah lama kita tak pernah

bertemu. Sebenarnya aku berniat undang kau, untuk

kita makan dan minum, sayang aku senantiasa repot,

sedang pekerjaan kau, aku tahu, pun repot sekali!

Begitulah, perhubungan kita nampaknya jadi seperti

renggang, sementara hal yang sebenarnya, tidak

demikian! Halnya ini bocah, kau tidak tahu. Bukannya

aku yang hajar dia. Ia pun selainnya telah digaplok,

sudah balas memukul orang......"

"Bukan maksudku akan campur tahu urusan

orang lain," Pheng Jie memotong, "tetapi aku anggap

kejadian itu ketertaluan. Mustahil sebab sebuah apel

yang ia bukan curi, hanya orang perempuan yang

berikan padanya."

Baru mendengar sampai di situ, mukanya Han

Kim Kong telah berubah jadi sangat marah, karena ia

malu dan mendongkol dengan berbareng.

"Lo Han," Pheng Jie teruskan, "aku tidak bisa

panggil kau Kim Samya, aku panggil kau secara biasa,

sebab aku tidak perduli kau ada jadi Gie-cian Sie-wie,

dan aku pun tidak takut yang ayah-ayah angkatmu

semua berpengaruh! Kau telah menjadi mewah, itu

pun bukan urusanku! Ya, aku kenal kau sebagai Han

Kim Kong, bahwa dulu kita orang pernah hidupSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 17

Pdf Maker : Oz

galang-gulung, malah pada suatu hari di harian tiong
ciu, selagi kau tidak mampu bayar hutangmu, aku

yang tolong bayarkan! Aku pun ingat betul waktu Toa

Loo Tiauw, Kim Gan Hauw, Lek Mo Khauw dan kawan
kawannya hendak bereskan kau, akulah yang tolong

kau pecahkan kurungan! Tapi sekarang kau mewah,

kau tidak kenal aku si Pheng Jie! Sebaliknya, aku tahu

benar hal kau, hal rumah tanggamu juga yang kusut,

tentang gundikmu yang bawa lelakon busuk! Tetapi

semua itu, aku tak gubris! Hanya dalam hal kau gunai

pengaruh uang untuk menghina, untuk menganiaya

orang lemah, inilah aku tak bisa antapi, aku rnesti

campur tahu!"

Air mukanya Han Kim Kong dari merah menjadi

biru dan gelap, memangnya ia berkulit hitam. Bukan

main ia mendongkol dan panas hati. Tapi, selagi

gusar, ia telah tuding Lauw Tek Hui.

"Hayo bilang, siapa yang kasih apel pada kau!"

Ia kata dengan bengis.

Sambil tunjuk si nona manis, yang mau diajak

pergi ke kuil, Tek Hui menyahut, "Kalau tidak salah,

dia ini....."

Bukan kepalang murkanya Han Kim Kong,

hingga dengan tak dapat cegah meluapnya hawa

amarah, ia hajar Lauw Tek Hui.

Bocah ini berkelit, ia lolos dari kepalan, tetapi

susulan dupakan dari Kim Samya bikin ia rubuh

terguling, hanya apa mau ia jatuh menimpa si nonaSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 18

Pdf Maker : Oz

manis, siapa punya tubuh turut rubuh juga, sambil

mulutnya kasih dengar jeritan, "Aduh......!"

Dua tubuh telah beruyalan menjadi satu, hingga

pakaian yang indah dari si nona menjadi kotor dengan

tanah, dengan arang dan tubuhnya si bocah tukang

arang batu.

Kejadian itu banyak orang yang saksikan,

bukannya orang kaget, mereka justeru tertawa riuh.

Selagi Kim Samya tercengang. Pheng Jie sudah

maju akan jambak padanya, dengan sebelah

tangannya piauwsu ini menghunus pisau belatinya.

"Han Kim Kong, kau jangan hajar si bocah!" ia

kata, seraya menantang. Marilah kita saja yang

bertempur! Kalau kau bisa bunuh aku, kau tidak usah

takut, karena kau punya uang dan pengaruh.

Sebaliknya aku, jika kau binasa di tanganku, aku akan

mengganti jiwa!"

Han Kim Kong geraki tangannya untuk

merampas pisau belati, tetapi lengannya segera

dicekal dengan keras, hingga ia batalkan niatannya

itu. Ia tahu Pheng Jie liehay dan kalau ia melawan

keras, ia bisa jatuh merk, sedang untuk mencari balas

adalah hal yang sukar. Maka akhirnya ia menghela

napas.

"Pheng Jie ko," kata ia dengan sabar, "apa mesti

kita orang kebentrok secara ini? Kau tahu aku belum

pernah ganggu kau, aku belum pernah lakukan apa
apa yang tak menyenangkan padamu. Pheng Jie ko,SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 19

Pdf Maker : Oz

mari masuk kalau perlu, mari kita bicara di dalam.

Bagaimana kita mesti bicara secara begini, di depan

pintu? Inilah hebat bagiku."

Pheng Jie lepaskan cekalannya apabila ia dengar

perkataan ia. Ia manggut.

Lauw Tek Hui sudah merayap bangun, sedang si

manis sudah lantas dipimpin masuk oleh bujang
bujang pengiringnya.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Marilah Jie ko," Kim Samya mengundang.

Pheng Jie ikut dengan tuntun Tek Hui. Ia pimpin

ke ruangan tetamu, di mana dengan cara hormat dan

manis ia dipersilahkan duduk. Tuan rumah berlaku

sangat open, air mukanya selalu tersungging dengan

senyuman.

Keinginan Pheng Jie adalah supaya Han Kim

Kong jangan terlalu jumawa dan dengan uangnya

baiklah dia berbuat amal, jangan cuma utamakan

gundik.

Ia tambahkan, "Kita dahulu bersahabat, maka

itu sekarang aku datang padamu karena aku lihat kau

terlalu merdeka, sampai kau terbitkan perasaan tidak

puas pada banyak orang. Aku harap kau nanti bisa

ubah sedikit sepak-terjangmu. Bagus adalah aku yang

datang mencari kau, kalau orang lain, apa nanti

jadinya!"

Ucapan ini adalah nasehat yang mengandung

ancaman. Han Kim Kong terima itu sambil manggut
manggut dan menyahut, "Ya, ya," saja.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 20

Pdf Maker : Oz

"Dan aku harap kau nanti tak menampik

andaikata aku ada keperluan untuk menolong anak
anak yatim piatu, janda-janda yang melarat atau

orang-orang terlantar asal lain kampung," Pheng Jie

tambahkan. "Tentu saja aku tidak inginkan jumlah

yang besar, cukup dengan tiga sampai lima tail saban

kali minta......"

Kembali Han Kim kong mangut-manggut.

"Dan bocah ini bengkak mukanya, kau harus

keluarkan sejumlah uang untuk ongkos beli koyo,"

Pheng Jie kata pula.

"lnilah gampang," kata Kim Samya yang terus

panggil bujangnya, disuruh ambil uang sepuluh tail

buat Lauw Tek Hui.

Melihat mana, Pheng Jie merasa puas, hingga ia

tidak minta apa-apa lagi.

Han Kim Kong kemudian jamu sahabat ini,

sebagai juga di antara mereka tidak ada urusan apa
apa, bahwa mereka tetap sahabat-sahabat karib.

Tek Hui, di samping, heran melihat sikapnya dua

orang itu.

Tapi Pheng Jie tidak mau duduk lama. Ia keringi

cawan ? cuma satu kali ? dan sumpit sayuran

beberapa kali, lantas ia berbangkit seraya angkat

kedua tangannya.

"Sampai ketemu pula!" ia kata. Lalu dengan

tuntun Tek Hui ia bertindak pergi dengan cepat,

sampai Han Kim Kong tidak sempat antar mereka.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 21

Pdf Maker : Oz

Ketika berdua mereka sampai di warung thee

tadi, di sana orang telah dapat tahu yang Han Kim

Kong telah kena dipengaruhi, maka semua oang

nampaknya agak puas.

Hanya Toa Put-cu, yang mengharap

keponakannya lekas kembali, barulah lega hati kapan

ia lihat bocah pembantunya itu.

"lnilah kuwemu, kau hendak dahar lagi atau

tidak?" tanya sang paman.

Tek Hui tidak menyahut, ia hanya hajar sisa

kuwenya. Ia sekarang bisa dahar dengan leluasa,

meskipun bengkaknya belum lenyap.

Pheng Jie duduk di samping, ia sodorkan

uangnya Han Kim Kong pada paman itu.

Lauw Toa Put-cu girang bukan main, ia tertawa

sampai pundaknya bergerak-gerak.

"Untuk beli obat, aku tak perlu uang begini

banyak!" ia kata. "Bengkaknya keponakanku tidak

berarti."

"Ini pun untuk pelampiasan hati saja" Pheng Jie

bilang. Sebenarnya, keponakanmu pun telah

menghajar orang." ia tertawa. "Aku suka keponakan

kau ini, sayang kalau dia tetap diperintah tuntun
tuntun onta dan angkut arang. Harapan apa dia

punya?"

"Terpaksa Jie ya," sahut Toa Put-cu. "Kalau dia

tidak bekerja dia nganggur saja, aku mana kuat piara

ia terus-terusan...."SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 22

Pdf Maker : Oz

"Kalau begitu, baik kau serahkan dia padaku,"

Pheng Jie bilang. Aku nanti ajarkan dia ilmu silat dan

dagang apa saja, makan dan pakaiannya aku akan

tanggung semua, malah aku akan berikan dia setiap

bulan lima tail, uang mana ia nanti serahkan pada

kau!"

"Sampai begitu, tidak usah!" kata Toa Put-cu

sambil goyang-goyang tangan, tetapi dia tertawa.

"Dengan uang lima tail, aku bisa beli dua ekor onta

dan aku bisa pakai kuli!"

"Baiklah, kita sudah bicara pasti," Pheng Jie

bilang. "Mulai hari ini keponakanmu ini turut aku.

Tentu saja, setiap waktu kau boleh tengok dia. Aku

tinggal di Thian-tay Piauw-tiam di timur sana. Semua

orang di warung thee ini kenal aku!"

"Jie ya, tidak usah kau terangkan itu, aku pun

tahu kau!" kata Toa Put-cu dengan tertawa girang.

"Dengan keponakanku ini ikut kau, itu lebih baik

daripada dia ikut aku menjual arang. Dengan ikut aku,

cuma-cuma saja orang telah hinakannya. Sekarang

pun aku merasa puas pada ayahnya, ialah aku punya

engko almarhum."

Toa Put-cu bergirang berbareng terharu.

Tek Hui sendiri pun girang sekali.

"Bagus!" ia ngelamun dalam hati. "Selanjutnya

aku tidak usah tuntun-tuntun onta lagi, tidak usah

angkat-angkat arang batu, dan aku akan ikut Pheng

Jie ya ini yang gagah, akan belajar silat dari dia! AkuSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 23

Pdf Maker : Oz

nanti yakinkan ilmu golok, tumbak, pedang, kampak,

gaetan dan lain-lain! Aku nanti menjadi piauwsu! Aku

akan kumpul uang! Siapa nanti berani perhinakan aku

lagi?"

Bahna girang, Tek Hui sampa tak sanggup

habiskan kuwenya yang besar, ia sampai lupakan

mukanya yang bengap.

Secara demikian, Lauw Tek Hui telah menjadi

muridnya Pheng Jie, maka beberapa orang di dekat

mereka pada haturkan selamat pada piauwsu itu.

"Aku harap tuan-tuan nanti sudi tolong

perhatikan muridku ini" kata Pheng Jie pada mereka

seraya ia tunjuk Tek Hui. Ia menghela napas, ia

melanjuti, "Aku belum tua, tetapi aku sudah bosan

merantau, maka aku pikir untuk beristirahat. Ketika

dahulu aku telah bekerja keras sekali, maka aku tidak

puas kalau kepandaianku tersia-sia, karena ini sudah

sekian lama aku inginkan murid yang bisa menjadi ahil

warisku, agar selanjutnya aku boleh cuci tangan. Dan

anak ini, kau orang jangan tidak lihat! Ia bertubuh

besar, asal ia dapat pengunjukan sempurna, ia bisa

wariskan kepandaianku! Ia juga jujur, maka kalau

nanti usianya telah bertambah, ia tidak akan rusaki

namanya dan namaku juga!"

Kemudian Pheng Jie membayar uang kuwe dan

air thee, berikut yang dimakan oleh Toa Put-cu.

Sembari tertawa, ia kata pula, "Sekarang sudah tidak

apa-apa lagi! Sebentar kau pulang, kau boleh tuntunSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 24

Pdf Maker : Oz

sendiri ontamu! Setiap waktu kau ingat keponakanmu,

kau boleh tengok dia di Thian-tay Piauw-tiam. Ingat,

jangan kau anggap dia telah dikasihkan padaku atau

aku telah beli, itu keliru!"

"Cukup Pheng Jie, cukup," kata Toa Put-cu. "Aku

tahu Jie ya siapa, mustahil aku sangsikan kau!"

Pheng Jie tertawa, lantas ia ajak Tek Hui pergi

ke piauw-tiamnya.

Di Thian-tay Piauw-tiam, Pheng Jie jadi toa
piauw-tauw. Kuasa atau pemilik piauw-tiam, Cie

Ciangkui, ada seorang dagang tulen. Ia tidak mengerti

ilmu silat, ia hanya punya banyak uang. Banyak uang

ada syarat utama buat piauw-tiam, sebab umpama

antaran piauw gagal, yang pertama dilakukan adalah

mengganti kerugian. Syukur buat Cie Ciangkui, ia

belum pernah mengganti. Bagi dia, namanya Pheng

Jie menjadi tanggungan. Malah piauw-tiamnya maju

sekali.

Tapi, meski demikian, sebenarnya Pheng Jie

tidak berbuat apa-apa, ia tidur dan bangun dan

keloyoran, tidak ada gawenya. Piauw boleh pergi, ke

tempat jauh juga, ia belum pernah turut mengantar

dan selama namanya dipakai, belum pernah terdapat

gangguan.

Demikian hari itu Pheng Jie pulang ke piauw
tiam sesudah ia tindih pengaruh Han Kim Kong. Ia

pulang dengan ajak Tek Hui. Sebab ia lihat muka

orang kotor dan pakaian tua, ?a terus minta uangSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 25

Pdf Maker : Oz

beberapa tail pada kasir. Dengan bawa itu, ia ajak

muridnya pergi, akan mandi, akan cukur, buat beli

pakaian dan sepatu, kopiah juga, maka sebentar saja
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bocah ini balik ke piauw-tiam, ia seperti sudah salin

rupa.

Ia bermuka putih, romannya cakap dan gagah,

hingga ia bukan lagi si arang hitam, ia mirip siauwya.

Cuma pipinya maslh sedikit bengap dan merah bekas

gaplokan, tetapi di muka yang putih, cahaya merah itu

laksana cahaya dadu dan buah apel.

Giok-bin Lo Cia girang melihat romannya murid

ini. Maka malam itu ia pesan makanan, ia undang

beberapa sahabat, buat bikin pesta kecil sebagai tanda

bahwa ia telah dapat murid. Ia pun atur meja

sembahyang, di depan mana Tek Hui diperintah

berlutut, akan jalankan upacara sebagai murid

terhadap gurunya.

Ia sendiri dihormati, karena ia tidak punya isteri,

tak punya murid-murid lain.

Orang bergembira, Pheng Jie dikasih selamat

oleh sahabat-sahabatnya.

Mulai besoknya, hari ke dua, Pheng Jie mulai

ajar silat pada Tek Hui, siapa diperintah bangun pagi
pagi. Sebagai permulaan Tek Hui diperintah main batu

besar dan lempar-lemparkan karung terisi hancuran

besi. Ia sudah kuat, tetapi sekarang tenaganya mau

diatur menurut tingkatan. Malah segala kerjaan berat

di piauw-tiam, Pheng Jie paksa si murid lakukan,SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 26

Pdf Maker : Oz

hingga untuk pertama kali, Tek Hui merasa belajar

silat jauh terlebih berat daripada tuntun onta dan

panggul batu arang.

Adalah malamnya, baru Pheng Jie berikan

pelajaran ilmu silat, mulai dengan pasang kuda-kuda

dan jurus pertama.

"Karena kau telah berusia belasan, tulang dan

uratmu sudah kaku," Pheng Jie kasih tahu, "maka itu,

buat belalar entengi tubuh dan lari keras, apapula buat

lari di atas genteng, kau sudah kelambatan. Tetapi

meski demikian, asal kau sungguh-sungguh dan rajin

masih belum kasep. Tentang ilmu lari keras di atas

genteng, kau jangan anggap itu sebagal pelajaran

maling. Itu justeru pelajaran yang penting. Kau masih

bisa yakin itu, kendati belum tentu dengan sempurna.

Kau bertubuh kuat dan tenagamu besar, asal kau ulet,

kekerasan akan dapat lawan kelembekan.

Tek Hui perhatikan keterangan ini, ia tidak jadi

putus asa, sebaliknya ia anggap gurunya benar liehay,

ia ingin bisa wariskan semua kepandaaan guru itu,

hingga ia bersemangat. Demikian ia belajar dengan

rajin, ia tidak takut cape, ia bisa belajar dengan cepat

hingga gurunya pun jadi girang dan mau mengajarnya

dengan gembira.

Sebagai piauwsu, Pheng Jie berhak buat dahar

sama-sama di dalam piauw-tiam dan Tek Hui satu

mulut tidak menjadi halangan. Meski begitu kalau mau

dahar, guru ini ajak muridnya pergi ke rumah makanSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 27

Pdf Maker : Oz

atau warung nasi, tidak perduli angin besar atau hujan

lebat, atau ia suruh Tek Hui pergi sendiri. Ia mau jaga

nama, agar orang tidak mencelanya.

Dengan lewatnya sang tempo, kecuali tenaganya

besar, Tek Hui pun doyan makan, maka selanjutnya

Pheng Jie mulal merasa bahwa ia mesti rogoh saku

semakin dalam, sedang di lain pihak tunjangannya

pada Lauw Toa Put-cu tidak ia kurangkan.

Dalam hal keuangan ia mulai keteter, tetapi ia

tidak menggerutu. Di lain pihak, pada kasir ia tidak

mau minta lebih daripada seharusnya.

"Untuk amalku, aku mesti bertindak lain," pikir

Pheng Jie akhirnya.

Ia ingat perjanjiannya sama Han Kim Kong. Dan

janji ini ia tagih. Begitu ia sering perintah Tek Hui

pergi ke Kim Samya, untuk minta uang tiga tail atau

lima tail. Dan Han Kim Kong juga menepati janji. Ia

selalu serahkan uang yang diminta itu.

Karena ini, lama-lama Tek Hui jadi kenal banyak

orang di rumahnya Gie-cian Sie-wie, tapi mereka itu

kebanyakan sudah tidak kenalkan dia sebagai si bocah

tukang arang yang pernah digaplok karena pungut

buah apel. Karena sekarang ia telah beroman lain. Ia

masih muda sekali, tetapi ia nampaknya seperti

pemuda dewasa, karena bagusnya pertumbuhan

tubuhnya. Ia pun tidak bermuka dekil lagi dan

pakaiannya tidak tua, rerombengan dan penuh

mehong.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 28

Pdf Maker : Oz

Tek Hui tadinya tidak kenal apa yang dinamai

cinta, hanya selama di piauw-tiam, sebab dengar

ocehannya banyak kawan, ia jadi tahu itu.

Bertambahnya usianya pun ada satu soal lain.***

*Oz*

Sang tempo lewat dengan cepat, tahu-tahu

hampir empat tahun selama Tek Hui ikuti Pheng Jie.

Kalau ia jadi pemuda cakap dan gagah, adalah

pamannya, Toa Put-cu, jadi makin tua dan lemah,

malah hidupnya pun sukar karena ontanya habis.

Maka syukur buat dia, Pheng Jie masih terus

menyokongnya.

Adat Pheng Jie makin berubah. Ia memang tidak

jumawa, malah ia sabar luar biasa. Ia pun tidak

bertingkah dalam hal dandan. Ia belum tua, tapi ia

kelihatan seperti sudah berusia tinggi. Dengan

sendirinya, ia kalah aksi dengan orang-orang baru.

Ia tidak pernah jatuh merk, tapi ia jadi kurang

pergaulan. Dengan Han Kim Kong ia bersahabat pula

tetapi tidak bergaul, cuma kadang-kadang ia suruh

Tek Hui minta uang, guna lanjuti pekerjaannya

mengamal.

Tek Hui suka pergi ke rumahnya Gie-cian Sie
wie itu, hanya kapan ia sampai di depan pintu, air

mukanya lantas berubah menjadi merah, karenaSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 29

Pdf Maker : Oz

dengan tentu-tentu ia ingat lelakonnya sebagai bocah

tukang arang.

Beda dengan Pheng Jie, yang seperti merosot

turun, adalah Kim Samya yang naik terus. Bintangnya

sedang bercahaya benar-benar, gundiknya pun telah

bertambah. Jarang Tek Hui bertemu dengan Han Kim

Kong kalau ia datang minta uang, tetapi setiap datang

tiga atau lima tail, belum pernah tak diterimanya,

karena kasirnya Kim Samya selalu siap sedia akan

berikan jumlah yang diminta itu.

Lama-lama, Tek Hui jadi sungkan datang

meminta uang lagi pada Han Kim Kong. Meski ia tahu,

uang itu untuk amal, ia toh merasa bahwa permintaan

ini adalah sebagai juga semacam pemerasan. Ia malu

sendirinya. Dan ia pun jengah kalau ia bertemu si

nona manis, yang dahulu memberikannya apel, yang

ia pernah langgar hingga mereka jatuh berduaan.

Sekarang Tek Hui tahu siapa adanya si manis

itu, yang ternyata ada Go-ie Thay-thay, gundik ke lima

dari Han Kim Kong, orang panggil Siauw Hong. Ia

merasa bagaimana si manis itu taruh hati padanya.

Hanya sekarang ia lihat ? kalau mereka kebetulan

bertemu ? si nona lesu, sebagai juga dia sudah tak

dicinta lagi oleh Han Kim Kong.

Hanya si manis ini merdeka buat pergi ke mana

ia suka. Hanya mereka belum pernah bicara satu pada

lain, Tek Hui malu, si manis rupanya tak berani

menegur terleblh dahulu.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 30

Pdf Maker : Oz

Pheng Jie sekarang telah piara kumis, hingga

romannya jadi terlebih tua dan lesu. Ia telah kena

didesak oleh Twie-hun-cio Gouw Po si Tumbak

Pengejar Roh, piauw-tauw ternama yang Cie Ciangkui

baru undang. Sebab pengusaha piauw-tiam ini

mengharap kemajuan lebih pesat dari piauw-tiamnya,

sedang sepak-terjangnya Giok-bin Lo Cia ia mulai

sangsikan.

Kalau Gouw Po garang, Pheng Jie merendah.

Ada orang yang anjuri Pheng Jie akan piebu dengan

Gouw Po, ia menolak. Sudah kalah pergaulan, dia pun

tidak suka berebut pengaruh. Ia kata, "Bagaimana

jadinya andaikata aku kalah?"

Sebenarnya, kepandaian silat Tek Hui sudah

maju, ia boleh wakilkan gurunya belajar memegang

pimpinan, apa mau gurunya tidak mengasih ijin. Ada

beberapa piauw-tiam lain yang mengundang, tetapi

Tek Hui tampik, sebab waktu ia bicara dengan gurunya

akan meminta perkenan, Pheng Jie berkata, "Buat apa

jadi piauw-tauw? Apa kau sangka kerjaan piauw-tauw

baik? Baik kau tetap yakin pelajaranmu, belajar

dengan sungguh-sungguh. Ilmu silat adalah untuk

kesehatan diri, menjaga diri, guna tolong dan bantu

orang lain yang membutuhkan kegagahan. Ilmu silat

bukan untuk menghina orang dan memperoleh hasil!"

Tek Hui hargakan guru itu, yang ia sayang

sebagai ayah sendiri. Guru itu pandang ia sebagai adikSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 31

Pdf Maker : Oz

saja, melebihi daripada murid. Maka itu, mereka

menyayang dan menghargai satu pada lain.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa mau, namanya Pheng Jie terus merosot,

keuangannya pun tidak lagi leluasa, maka satu kali,

karena membelai seorang miskin, ia ditangkap dan

ditahan sampai setengah bulan di dalam penjara.

Waktu ia dilepas dan pulang. Ia jatuh sakit. Sejak itu

Han Kim Kong, yang katanya lakukan perjalanan dinas

keluar kota-raja, menolak akan memberi tunjangan

terlebih jauh.

Kebetulan sekali, dalam satu bulan itu, Toa Put-cu

tidak datang untuk minta uang tunjangan.

Rongrongan hebat, yang bikin Tek Hui panas,

adalah kecongkakan dari Gouw Po, Karena tidak ada

yang layani piauw-tauw baru ini yang katak, yang

banyak kenalannya, sebab ia suka diumpak dan

berbareng pun pandai bermuka-muka ? jadi tidak

mengenal batas. Demikian Twie-hun-chio berani

menghina.

"Apa itu Giok-bin Lo Cia? Masa julukan itu

surup? Dia bawa-bawa murid, apa dia kira muridnya

ada orang piauw-tiam ini? Lihat, dalam tempo satu

bulan, aku nanti bikin ia angkat kaki dari sini! Atau

dengan tumbakku, nanti guru dan muridnya itu aku

tikam dan lemparkan dengan tumbakku ini!"

Satu kali Tek Hui sudah samber pedang, tapi

Pheng Jie yang lagi sakit, tarik padanya.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 32

Pdf Maker : Oz

"Buat apa layani dia? Itulah tak tepat!" kata

guru ini dengan sabar luar biasa. "Dia pun bukannya

pengusaha piauw-tiam ini? Umpamanya Cie Ciangkui

yang berhentikan kita, dalam sekejap aku akan angkat

kaki dari sini! Jangan perdulikan dia, aku tidak kenal

padanya! Aku tidak mau layani seorang yang

tingkatannya lebih muda! Aku akan berdiam terus di

sini! Umpama ia benar berani tikam aku, nah,

tunggulah sampai ia buktikan ocehannya itu!"

Bukan main mendongkolnya Tek Hui, karena

sekarang ia mesti pendam itu, akan turuti

kesabarannya si guru. Maka untuk legakan hati, ia

terus bertatih diri, ia yakini ilmu silatnya yang

memang telah maju pesat.

Pada suatu hari, Gouw Po muncul di depan

kamarnya Pheng Jie. Ia bawa ia punya tumbak Twie
hun-chio. Ia rupanya mau buktikan ancamannya. Ia

panggil Tek Hui keluar dan kata pada murid ini, "Kau

mesti serahkan kamar yang kau dan gurumu pakai!

Sekarang telah datang anggota-anggota keluargaku!

Tentang ini aku sudah bicara sama Cie Ciangkui dan ia

suruh aku wakilkan kasih tahu kau orang supaya kau

orang pindah hari ini juga! Kau tahu, sebenarnya,

selama dua tahun ini, gurumu sudah tidak ada

gawenya di sini, belum pernah ia bantu urusan piauw,

maka kau sudah tidak punya hak apa-apa lagi di sini.

Sekarang kau orang boleh siap dan pergi! Jangan kau

katakan aku si orang she Gouw tidak kenalSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 33

Pdf Maker : Oz

persahabatan, tetapi sekarang temponya sudah

cukup!"

Tek Hui mukanya menjadi merah, tapi sebelum

ada suara dari gurunya, ia mesti sabarkan diri.

"Sekarang suhu lagi sakit," ia kata. "Apa kau

tidak bisa tunggu sampai suhu sudah sembuh? Aku

pun mau ketemu dahulu sama Cie Ciangkui....."

"Tidak bisa!" Gouw Po rnembentak. "Cie

Ciangkui sedang menagih ke Po-teng-hu, sampai

belasan hari dia baru bisa pulang. Selama ini, aku jadi

wakil ciangkui!"

"Kau jadi ciangkui? Hm!" Tek Hui menyindir.

Gouw Po berjingkrak.

"Kurang ajar! Kau berani sindirkan Gouw Toa
thayya?" ia berteriak.

"Hm, Toa-thayya angin busuk!" Tek Hui

mengejek.

Dalam murkanya, Gouw Po menusuk, tetapi

baru tangannya bergerak, Tek Hui sudah loncat masuk

ke dalam kamar. Ia bersenjata panjang, ia tidak

leluasa bergerak di dalam kamar, maka ia tidak

menyusul.

"Mari keluar, binatang!" ia menantang dan

mendamprat.

Ia menghina, seraya tusuk daun pintu berulang
ulang.

Tek Hui darahnya naik, ia hunus pedangnya

yang tajam, tapi sebelum ia bertindak keluar, tiba-tibaSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 34

Pdf Maker : Oz

gurunya, yang lagi rebah saja karena sakitnya,

mencelat turun dari pembaringan, dengan tak pakai

sepatunya lagi, guru ini mau bertindak keluar.

"Suhu, suhu! Tek Hui rnencegah "Suhu rebah

saja, kau lagi sakit! Kasih aku yang ladeni manusia

rendah itu! Kenapa orang semacam dia dikasih ijin

akan menghina kita?"

Ia mau keluar, tetapi Giok-bin Lo Cia telah

duluinya.

Gouw Po heran lihat Pheng Jie muncul dengan

tubuh sakit, cuma sekarang ia lihat sepasang mata

orang yang tajam, roman cukup keren kendati air

mukanya pucat.

"Gouw Po, apa begini kelakuannya seorang

Kangouw? Pheng Jie menegur. "Apa kau tidak kenal

kehormatan? Belum pernah aku ganggu kau, kenapa

kau menghina aku sampai begini? Selalu aku bersabar

tapi jangan kau kelewatan!"

"Kau keliru!" Gouw Po membentak. "Sekarang

piauw-tiam ini hanya mengandal pada aku seorang!

Kau dan muridmu, bukannya sahabatku, kita tidak

punya hubungan satu pada lain! Apa kau hendak

gegares perdio saja di sini?"

Pheng Jie tertawa.

"Baik!" ia jawab. "Mulai hari ini, sepeser pun aku

tidak akan pakai uang piauw-tiam!"

Tapi Gouw Po goyang kepala.

"ltulah belum cukup!" ia berseru.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 35

Pdf Maker : Oz

"Kenapa tidak?" tanya Pheng Jie dengan mata

melotot.

"Aku inginkan kau sekarang keluar dari sini!"

Gouw Po kasih tahu. "Aku akan lemparkan kau keluar

dengan tumbakku ini!"

Benar saja, ucapan itu ditutup dengan

tusukannya yang liehay.

Pheng Jie berkelit, kedua tangannya diulur

dengan niatan samber tumbak itu, tapi Gouw Po

bermata celi dan gesit, ia tarik pulang tumbaknya,

akan segera dipakai menusuk pula. Pantas dia dijuluki

Twie-hun-chio, kiranya ia kejam sekali.

Tek Hui sengit bukan main, ia lompat maju,

akan tangkis tumbak guna lindungi gurunya, setelah

mana ia terus terjang piauw-tiauw busuk itu, hingga

berdua mereka jadi bertempur.

Segera juga Gouw Po merasa bahwa bocah itu,

kecuali pedangnya liehay, tenaganya pun besar,

hingga ia mesti berkelahi dengan sungguh-sungguh.

Ia tadinya sangka Pheng Jie tersohor nama melulu,

sebab orang agaknya pengecut dan ia ingin rubuhkan

piauwsu yang lagi sakit itu. Siapa nyana, murid orang

saja bikin hatinya berdebaran.

"Tek Hui, kau mundur!" Pheng Jie teriaki

muridnya. "Aku masih sanggup layani dia ini. Nah,

orang she Gouw, kau maju, kau boleh tetap gunai

tumbakmu!"

Tek Hui mundur.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 36

Pdf Maker : Oz

Gouw Po awasi Pheng Jie, dengan bersenyum

ewah. Tempo-tempo ia masih lirik orang punya murid,

yang ia kuatir nanti bokong dia.

Sebelum mereka bertempur pula, lantas maju

beberapa orang dari piauw-tiam, yang memisahkan,

yang minta mereka berdamai. Tapi datangnya juru

pemisah cuma bikin Gouw Po jadi tambah mangkak.

"Saudara-saudara, baik kau orang jadi saksi,

aku hendak tempur orang she Pheng ini! Kalau aku

tidak bisa lempar ia keluar, aku nanti angkat kaki

sendiri dari sini! Kita sama-sama piauwsu, kita toh

tidak saling curang! Kita nanti bertempur dengan

andali bugee masing-masing! Kita orang setimpal, aku

masih muda, dia belum tua!

Memang benar, tubuh mereka berimbang ?

sama tinggi, sama besarnya ? cuma Gouw Po lupa,

Giok-bin Lo Cia lagi sakit, mukanya pucat, tubuhnya

kurus. Ia pun tidak mau lawani Tek Hui, yang ia kata

bukan tandingannya....

"Sudahlah" kata pula juru pemisah.

"Tidak!" Gouw Po membentak.

"Bagaimana kalau dia dikasih tempo satu hari,

sampai besok?" kata seorang. "Besok pertandingan

dilakukan di suatu tempat dan pada jam yang

ditentukan?"

"Baik!" Pheng Jie mendahulukan menjawab.

"Aku tidak mau berlalu dari piauw-tiam ini, yang aku

telah rawat belasan tahun lamanya, tapi aku jugaSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KOLEKTOR E-BOOK 37

Pdf Maker : Oz

tidak mau bikin piauw-tiam ini dapat susah! Gouw Po,

katau kau tidak puas, baik cari satu tempat di mana

malam ini juga kita bisa bertanding!

"Cari tempat?" Gouw Po jawab. "Baik!

Bagaimana di Kho-liang-kio. di luar Say-tit-mui? Kau

berani pergi ke sana? Tapi jangan kau ajak muridmu,

aku tidak sudi ladeni dia!"

"Baik, di Kho-liang-kio!" Pheng Jie terima tempat

yang ditunjuk. "Jangan kata muridku, lain orang siapa

juga, aku tak akan ijinkan bantu aku! Kalau ada oang

bantu aku, aku bukannya manusia!"

kesabarannya Pheng Jie telah sampai di

puncaknya.

"Bagus!" berseru Gouw Po. "Sampai sebentar

jam enam! Siapa tidak pergi, dia bangsa tikus yang

nyalinya kecil!"

Lantas dengan aksi dibikin-bikin, Twie-hun-chio

angkat kaki. Beberapa kawannya ikut ia berlalu.

Pheng Jie awaskan orang pergi, akan sebentar

kemudian, ia bisa tenangkan diri. Ia pandang

muridnya, dengan air muka duka, romannya lesu,

maka Tek Hui, dengan pindahkan pedangnya ke

tangan kiri, lantas pegangi ia, akan masuk ke dalam.

"Aku tidak nyana bahwa orang telah berani

menghina aku secara begini," kata guru itu kemudian.

"Sampai pun akan rawat penyakitku, aku tidak

bisa....."SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 38

Pdf Maker : Oz

"Justeru karena suhu sakit, dia berani datang

menghina!" kata Tek Hui dengan mendongkol. "Aku

percaya, di hari-hari biasa, dia tak nanti berani

bertingkah sebagai barusan! Suhu kenapa kau hendak

layani manusia rendah itu? Baik suhu rawat diri,

sebentar kasih aku yang pergi, aku nanti ketemui dia

di Kho-liang-kio!"

Pheng Jie bersenyum, tetapi ia goyang kepala.

"Kau memang bermaksud baik, ia bilang. "Kau

adalah seumpama anak kerbau yang tidak takut

harimau. Aku menyesal bahwa aku masih belum

sempurnakan pelajaranmu."

"Sudah cukup, suhu, aku rasa sudah cukup!"

Tek Hui bilang. "Orang seperti Gouw Po itu, jangan

kata baru satu, sepuluh pun aku tidak takut! Biarlah

sebentar aku hajar dia, supaya ia jumpalitan ke kolong

jembatan!"

Pheng Jie lagi rebah tetapi ia berbangkit dan

duduk sambil tertawa.

"Kau benar-benar satu bocah!" ia kata. "Biar

bagaimana, Gouw Po mesti dianggap seorang gagah,

sedang kawannya pun banyak dan mesti ada banyak

di antara kawan-kawannya itu yang berkepandaian

tinggi. Aku tidak tahu, sebentar ada berapa banyak

orang yang akan bantu dia......."

"Aku nanti bantu kau, suhu!" kata Tek Hui

dengan sengit.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 39

Pdf Maker : Oz

"Apa kau tidak dengar apa kataku tadi pada

Gouw Po?" tanya Pheng Jie dengan sungguh-sungguh.

"Aku tak ingin orang bantu aku, tidak juga kau!

Dengan jalan ini, aku hendak angkat pula namaku!

Sebenarnya, kau sudah bosan sama cara hidupku, aku

hendak mundur, siapa tahu Gouw Po keterlaluan.

Maka sebentar, justeru aku lagi sakit, aku hendak

layani padanya, supaya orang tahu bahwa Giok-bin Lo

Cia masih berdiri! Aku ingin bangun, supaya kau pun

turut dapat nama. Jangan terlalu bangga, Tek Hui,

kepandaian kau belum sempurna, kau masih perlu

belajar lagi dua tahun, waktu itu aku nanti ajak kau

bikin perjalanan, akan kunjungi satu rumah dengan

satu rumah, akan perkenalkan kau, supaya sesuatu

guru silat, sesuatu locianpwe, kenal kau. Itu waktu

ada waktunya buat kau berdiri sendiri dan aku bisa

lepaskan kau dengan hati lega! Sekarang, kau mesti

dengar perkataanku, kau diam di rumah, jangan bantu

aku, dengan kau bantu aku, orang justeru akan

tertawakan aku! Orang tentu akan jengeki aku sebab

aku bawa-bawa murid yang belum lulus....

"Tapi, suhu, kau lagi sakit dan sakitmu berat," ia

kata. "Cara bagaimana selagi sakit kau mesti

berkelahi?"

"Tidak usah kau perhatikan aku sampai

demikian!" Pheng Jie bilang. "Di kalangan Kangouw,

jiwa tak berarti, yang penting adalah nama baik! Kalau

kau sudah lulus, kau ada merdeka, tapi sekarang kauSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 40

Pdf Maker : Oz

mesti dengar aku. Umpama kata aku binasa, aku

larang kau tangiskan aku! Siapa belajar silat,

pikirannya tidak boleh terbagi, pikirannya mesti

dipusatkan. Selama ini aku lihat kau seperti suka

pikirkan suatu apa, itu sebabnya kenapa aku tidak

suka suruh kau pergi lagi ke rumahnya Han Kim

Kong."

Mendengar demikian, mukanya Tek Hui menjadi

merah. Ia lantas tutup mulut. Ia tidak sangka bahwa

gurunya sudah menduga jitu tentang hatinya. Ia jadi

jengah.

Pheng Jie kemudian kata pula, dengan pendek,

"Andainya kau tidak dengar perkataanku dan sebentar

kau paksa turut aku dengan membantu aku,

selanjutnya putuslah hubungan di antara kita sebagai

guru dan murid! Aku tidak mau kenal lagi kau sebagai

muridku!"

Tek Hui menjublek. Belum pernah gurunya

omong keras sebagai itu. Ia percaya, guru itu

dipengaruhi oleh penyakitnya, hingga pikirannya pun

jadi kurang benar.***

SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 41

Pdf Maker : Oz

III

Pheng Jie tidak rebah lagi, hanya ia berbangkit

untuk dandan. Ia pun kantongi uang. Di bagian luar,

tubuhnya ia kerebongi dengan mantel kuilt kambing.

"Kau tunggu rumah!" ia kata pada muridnya.

"Kalau kau mau bersantap malam, kau pergi beli

kuwe, uangnya kau ambil di bawah tikar. kau boleh

ambil sesukamu!"

Tek Hui manggu seraya menyahuti "Ya," ia awasi

guru itu bertindak keluar. Ia mendelong, pikirannya

kusut. Ia tidak tega melihat gurunya, muka siapa

merah tanda bahwa hawa panas lagi menyerangnya

pula.

"Dengan tubuh sakit, bagaimana suhu bisa

lawan Gouw Po dan kawan-kawannya?" pikir ia. "Suhu

larang aku pergi bantu dia, apa larangan ini aku mesti

turut? Suhu melarang selagi hatinya panas, apa aku

mesti perdulikan itu? Apa aku mesti diam saja, antap

orang kemplang mampus suhu, hingga ia mesti binasa

secara kecewa? Apa aku harus biarkan orang perhina

suhu? Tidak! Gouw Po tentu belum pergi, baik aku

satroni dia di rumahnya, akan dahulukan suhu!"

Percaya bahwa gurunya sudah pergi jauh, Tek

Hui lantas ambli pedangnya dan bawa itu akan pergi

tengok Gouw Po. Apa mau piauw-tiam sudah sunyi,

katanya Gouw Po sekalian sudah pergi, di situ hanya

ada si juru tulis yang lagi nyanyi dengan suara seperti

menggerutu.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 42

Pdf Maker : Oz

"Eh, kau mau pergi nonton?" menegur juru tulis

itu. "Aku anggap baik kau ajak gurumu pulang! Buat

apa layani Gouw Po? Dia sekarang punya nama lebih

tersohor dari nama gurumu dan bugeenya pun lebih

tinggi dari bugee kau orang! Aku tahu, kalau nanti

Ciangkui kita pulang, meski pihakmu lebih benar, aku

percaya tidak nanti kau orang dapat muka!"

Tek Hui tidak gubris ocehan itu.

"Coba kasih tahu aku, di mana letaknya Kho
liang-kio?" ia tanya.

"Kau, tukang tuntun onta, kau tidak tahu Kho
liang-kio?" kata juru tulis itu sambil bersenyum. "Kau

pergi keluar dari Say-tit-mui, di Kwan-siang. Di sana

memang biasa orang piebu!"

Dengan tidak balik lagi ke kamarnya, Tek Hui

menuju ke tempat yang ditunjuk. Ketika ia lewati

tukang kuwe, yang menjadi langganannya sejak

beberapa tahun, tukang kuwe itu panggil dia, "Eh,

Siauw Lauw, kau mau kuwe atau tidak? Kalau mau,

aku nanti tinggali."

"Tidak usah, tidak usah" sahut Tek Hui sambil

jalan terus.

Ia tahu di mana letaknya Say-tit-mui, maka ia

motong jalan. Kendati begitu, ia mesti jalan satu jam

baru ia sampai di luar kota Kwan-siang.

Di situ ada sebuah kali, yang airnya beku dan

jembatan Kho-liang-kio melintang di atas kali itu.

Daerah dekat situ adalah sawah-sawah dan sedikit

pepohonan. Dari situ, di kejauhan, kelihatan bukit

See-san yang nampaknya hijau kehijauan.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 43
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pdf Maker : Oz

Di akhir chia-gwee, hawa udara dingin sekali,

angin utara meniup keras, membikin orang

gemetaran.

Tatkala itu sudah jam lima, tapi di situ tak ada

orang.

"Kenapa tidak ada orang?" kata Tek Hui dalam

hatinya. "Apa suhu belum datang? Apa Gouw Po

sekalian juga belum muncul? Atau mereka sudah

selesai bertempur dan telah pada pulang lagi? Atau

mereka tukar tempat?"

Tek Hui lantas menantikan dengan hati tak

sabaran. Ia jalan mundar-mandar, ia sampal pikir,

buat pergi saja, baiknya sebelum ia pergi, tiba-tiba ia

lihat serombongan orang mendatangi dari jurusan

selatan.

Ia kenalkan Gouw Po dan orang-orangnya, yang

semua romannya garang dan angkuh. Hampir Tek Hui

samperi mereka, buat terus menerjang agar a bisa

lantas lihat gurunya di antara rombongan itu.

Gurunya, dengan tumbak di tangan,

kelihatannya gagah juga. Rupanya kedua pihak

bertemu di tengah jalan atau mereka mampir dulu di

warung thee, baru mereka jalan sama-sama.

Karena kuatir gurunya gusar, malah sedikitnya

ia akan didamprat, Tek Hui lekas menyingkir ke

belakang kuburan sedikit jauh dari situ. Dari sini ia

mengawasi, tangannya siap dengan pedangnya. Ia

lihat orang telah sampai dan lantas berhenti dan

Pheng Jie segera seperti dikurung.

Ia bingung juga, sebab ia berada cukup jauh

dari mereka, suara mereka ia tidak dengar nyata dan

kalau perlu adalah sukar untuk dia tolongi gurunya.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 44

Pdf Maker : Oz

Sebentar kemudian, Pheng Jie dan Gouw Po

telah berdiri berhadapan, semua orangnya Gouw Po

menyingkir sedikit jauh. Mereka berhadapan tidak

lama, lantas Gouw Po mulai menerjang dengan

tikamannya.

Tumbaknya Gouw Po mengkilap, runcenya

bagus, tapi tumbaknya Pheng Jie sudah tua, runcenya

gerumpungan, entah dari mana Giok-bin Lo Cia

dapatkan tumbak sisa itu.

Kelihatannya mereka ada berimbang, meski dari

roman, Gouw Po nyata lebih garang.

Tek Hui tidak mengerti kenapa gurunya gunai

tumbak. Selama tiga tahun lebih ia turut gurunya,

belum pernah guru itu omong perihal tumbak sebagai

gegamannya, tapi sekarang ilmu tumbak gurunya

adalah liehay. Ia hanya tahu, gurunya bisa mainkan

delapan belas rupa senjata dan ia pun pernah

diajarkan.

Kemudian Tek Hui lihat gurunya gunai ?Poan
liong-chio? atau Ilmu tumbak ?Naga Melingkar?. Itu

adalah ilmu bukan untuk rebut kemenangan, hanya

guna menjaga diri. Dengan cara ini, Pheng Jie bisa

layani Gouw Po, ilmu tumbak siapa benar-benar

liehay.

Lama-lama, kelihatan Pheng Jie terdesak. Itulah

tidak heran, karena kecuali ia bukan biasanya

menggunai tumbak, ia pun sedang sakit dan penyakit

yang bikin tenaga dan keuletannya menjadi kurang.

"Celaka, inilah berbahaya" pikir Tek Hui, yang

bisa lihat nyata bagaimana gurunya sudah didesak

hebat, hingga saban saat guru itu ? yang tidak mau

mundur ? bisa jadi korban tumbak.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 45

Pdf Maker : Oz

"Hayo! Desak terus! Hayo, Gouw Lauw-tee! Bikin

habis saja si Pheng Jie ini!" demikian orang-orangnya

Gouw Po berteriak-teriak, akan anjuri piauwsu

mereka. Mereka kelihatannya sangat bersemangat.

Tek Hui lupakan pesanan gurunya, karena ia

tidak ingin guru itu terluka atau binasa. Ia anggap

kekalahan si guru sangat mengecewakan, sedang

Gouw Po sudah terang telah berlaku curang, beraninya

terhadap orang yang lagi sakit. Lantas ia memburu

menghampirkan seraya kasih dengar teriakannya,

"Kau semua orang-orang curang! Kau tahu guruku

sedang sakit! Mari maju, kau boleh layani aku!"

Selagi pihak Gouw Po terperanjat, Pheng Jie pun

lihat muridnya, suara siapa ia dengar nyata.

"Mundur! Jangan kau perdulikan aku!" mengusir

guru itu.

Tapi suaranya guru ini sudah terlambat, sebab

Tek Hui telah datang luar biasa cepat dan Gouw Po

sudah mulai diserang.

"Kurang ajar! Kau jadinya mau hantar mampus

gurumu!" menghina piauwsu itu.

Segera Gouw Po bikin perlawanan, ia menyerang

dengan hebat, seperti tadi ia desak Pheng Jie.

Ketika ujung tumbak menuju pada

tenggorokannya, Tek Hui tidak berkelit, hanya dengan

pedangnya ia menangkis dengan keras.

"Trang!"? demikian suara beradunya kedua

senjata, berbareng dengan mana Gouw Po rasai kedua

tangannya tergetar. Ia jadi penasaran, maka dengan

tidak kurang sebatnya ia menusuk pula ? ini kali ke

arah perut.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 46

Pdf Maker : Oz

"Trang!" ? kembali suara dua senjata beradu,

sebab dengan cepat Tek Hui sudah menangkis pula

dengan keras. Sekali ini tidak saja tangannya Gouw Po

tergetar, malah tumbaknya pun terpental, terlepas

dari tangannya, hingga ia kaget bukan kepalang.

Beruntung bagi dia, sebelum pedangnya si anak

muda menyambar, semua kawannya segera meluruk

maju, akan kepung Tek Hui, hingga dia terpaksa

layani mereka semua.

Sebagai seorang harimau, Tek Hui layani

belasan musuh itu.

Gouw Po telah pungut tumbaknya, ia maju pula,

bukan untuk menyerang, hanya buat berteriak-teriak,

katanya, "Berhenti! Berhenti! Pheng Jie sudah janji

akan tidak ijinkan muridnya bantu dia, tetapi sekarang

muridnya membantui, maka dengan sendirinya ia

sudah keok! Tidak, kita orang tidak boleh bertempur

terlebih jauh! Jikalau Pheng Jie punya muka,

selanjutnya dia tidak akan ketemu orang lagi, sebab ia

tak boleh dipercaya, dia bukannya enghiong atau

hoohan! Ia lebih mirip seorang perempuan! Sudah,

kita orang jangan tempur lagi Pheng Jie, terutama

tidak dengan muridnya, sebab muridnya ini bukan

tandingan kita, kecewa kalau kita menangkan dia!"

Gouw Po telah perdengarkan ucapan yang

tajam, karena ini adalah jalannya yang curang. Ia tahu

benar, adalah sukar akan mereka layani Tek Hui,

meskipun anak muda itu bersendirian.

Selama ia bicara saja semua kawannya sudah

kena dirangsek, dua-tiga antaranya telah rebah sambil

menjerit atau mengeluh "Aduh, aduh.....!"SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 47

Pdf Maker : Oz

Di saat Tek Hui mau menyerang pula si piauwsu

yang mulutnya berbisa itu, Pheng Jie menyelak.

"Pergi, pergi!" guru ini mengusir. "Di sini tidak

ada urusan kau! Pergi!"

Tek Hui hormati gurunya, tetapi karena ia

sangat gusar, waktu ia putar tubuhnya akan berlalu, ia

masih awasi Gouw Po dengan mata mendelik. Ia jalan

dengan gurunya ikuti dia. Ia dengar bagaimana di

belakang dia, Gouw Po dan orang-orangnya telah

bersurak, akan ketawakan dia.

Bahna mendongkol, hampir-hampir Tek Hui

menangis.

"Kau pulanglah lebih dahulu!" kata sang guru

dengan dingin dan keras.

Belum pernah Tek Hui dengar perkataan

demikian, dengan suara demikian dingin dari gurunya

itu.

Dan sehabis kata begitu, Pheng Jie bertindak ke

jurusan timur.

Tek Hui mau tahan gurunya, ia tidak berani,

maka terpaksa ia jalan terus. Ia mendongkol dan puas

dengan berbareng.

"Nyata pelajaranku sudah sempurna," Ia pikir,

"Gouw Po dan orang-orannya semua tak punya guna!

Aku telah tentangi kehendak suhu, tapi aku puas,

kalau aku tidak datang, suhu pasti jadi korban

kecurangannya Gouw Po! Aku percaya, biar dilahir ia

tak senang, suhu tentunya puas melihat caranya aku

berkelahi."

Hari sudah menjadi gelap ketika Tek Hui sampai

di Thian-tay Piauw-tiam. Lampu dan lilin telah

dinyalakan. Selagi lewat di ruangan besar, ia dengarSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 48

Pdf Maker : Oz

suara berisik dari Gouw Po dan orang-orangnya. Nyata

mereka telah pulang lebih dahulu dan terus adakan

pesta, karena mereka anggap mereka sudah menang.

Sebab Pheng Jie kena dijengeki dan mundur sendiri.

Bukan main herannya Tek Hui.

"Benar aneh!" pikir dia. "Mereka yang kalah tapi

sekarang mereka yang berpesta besar! Apa artinya
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini? Apa mereka bukannya sengaja, akan kocok kita

lebih jauh? Baik! Tunggu saja nanti! Tunggu sampai

nanti suhu sudah tidak usil pula terhadap aku, kita

nanti bertemu pula!"

Ia jalan terus ke kamarnya, pedangnya ia

gantung. Ia pun segera nyalahkan api. Ia tetap

mendongkol.

Tidak lama, Pheng Jie pulang.

"Suhu baru pulang," Tek Hui sambut gurunya

sambil ia tertawa. "Baik suhu rebahkan diri."

Tapi Pheng Jie goyang tangan pada muridnya

itu.

"Sejak hari ini, kita bukan lagi guru dan murid!"

ia kata.

Tek Hui melongo mengawasi guru itu.

"Ya, kita bukan lagi guru dan muriid!" Pheng Jie

tegaskan. "Kau jangan sesalkan aku! Kau telah tidak

turut perkataanku, kau bikin orang tertawakan aku,

sebab aku dipandang lenyapkan kepercayaan! Aku

malu. Aku mau lantas pergi! Tadi aku telah ketemu

Gouw Po, aku mengaku bahwa aku sudah kalah,

anggap saja dengan tumbaknya ia telah lemparkan

aku! Mulai malam ini aku tidak akan tinggal di kamar

ini lagi!"SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 49

Pdf Maker : Oz

Tek Hui bukan main jengkelnya, air mukanya

guram sekali.

"Suhu, jangan gusar" ia bilang. "Suhu, ampuni

aku ini sekali, aku mengaku salah....."

Pheng Jie goyangi tangan.

"Tidak, kau tidak salah," kata ia. "Kau melulu

bikin aku lenyapkan kepercayaan dan aku tidak ada

muka akan ketemui orang lagi!"

"Kalau suhu mau pergi, ijinkan aku ikut......."

kata Tek Hui. Mau atau tidak, air matanya meleleh

turun, "Suhu, aku ingin ikut kau......"

Mendadakan, Pheng Jie tertawa berkakakan.

Tapi sekejap kemudian, mukanya berubah, merah

padam tanda kegusaran.

"Apakah kau ingin aku tetap piara kau? Tidak.

Kau sudah besar, kau mesti belajar berdiri sendiri!

Dengan selamanya ikuti aku, apa jadinya? Kau mesti

cari daya sendiri, untuk hidupmu atau kau kembali

pada pamanmu, membawa onta pula! Kau bisa

lakukan apa saja, untuk piara dirimu! Cuma kau mesti

dengar pesanku! Pertama-tama, kau tidak boleh

mencuri! Kedua, kau tidak boleh cari lagi Han Kim

Kong, akan ambil uang atas namaku! Ketiga, kau

boleh lakukan apa kau suka, asal yang tak menodakan

nama baikku!"

Sehabis kata begitu, Pheng Jie lantas bebenah,

setelah beres ia bertindak keluar.

Tek Hui, yang sedari tadi diam saja mengawasi

guru itu, lantas maju, akan pegang tangannya guru

itu.

"Suhu, aku ikut kau.........." ia kata.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 50

Pdf Maker : Oz

"Siapa mau kau ikuti aku?" guru itu kata sambil

melotot. "Kalau kau ikut aku, sekeluarnya dari pintu

depan, aku nanti bunuh kau!"

Tek Hui kaget, tetapi ia tekuk lututnya.

"Suhu..............."

Tapi guru itu mendupak, seraya membentak,

"Kedua lututmu begini lemas, kau bukannya muridku!

Untuk selanjutnya, kita berdua tidak boleh ketemu lagi

satu pada lain!"

Dan ia lantas bertindak terus.

Tek Hui merayap bangun, air matanya meleleh.

"Suhu sangat keras kepala, baiklah," ia pikir

akhirnya. "Percuma aku meratap pada suhu, sebab

benar seperti katanya, aku sudah besar, aku mesti

berdiri sendiri! Semua ini gara-garanya Gouw Po, baik

aku cari piauwsu celaka itu! Ia sudah sambar

pedangnya, ketika ia berbalik pikir, "Baru suhu larang

aku cemarkan namanya, kenapa sekarang aku mesti

cari Gouw Po? Aku mesti sabar! Aku tidak mau berlalu

dari Pak-khia, nanti juga datang ketika yang baik!" ia

lepaskan pedangnya. "Suhu sudah pergi, aku juga

mesti pergi dari sini," ia pikir, sesudah pikirannya jadi

lebih sabar. "Kalau aku tetap berdiam di sini, Gouw Po

tidak akan bisa ganggu aku tetapi buat apa

membandel? Ini pun bisa merusak nama suhu. Ya,

Twie-hun-chio Gouw Po, lain kali saja kita nanti bikin

perhitungan!"

Ia lantas benahkan buntalannya, berikut uang

yang Pheng Jie tinggalkan. Tempo ia bertindak keluar

kamar, kedua tangannya menenteng pedang dan

buntalan, air matanya meleleh pula.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 51

Pdf Maker : Oz

"Eh, apa perlunya ini!" tiba-tiba ia kata seorang

diri. Dan air matanya lantas saja berhenti. "Kenapa

aku mesti menangis? Apa air matanya satu laki-laki

gampang-gampang dikucurkan? Tidak!"

Maka ia terus keluar dari kamarnya. Ia sekarang

ingat buat cari pondokan.

"Ke mana aku mesti pergi?" ia tanya dirinya

sendiri. "Aku tak punya sahabat. Aku tidak mau cari

sahabat suhu. Baik aku pergi ke depan, pada si tukang

kuwe she Thio."

Nyata di warung kuwe Tek Hui dapat sambutan

hangat, yang ia tidak sangka-sangka, semua orang

tahu hal ia dan gurunya dan semua orang itu pada

merasa tidak puas.

"Samperi saja, aku nanti bantu kau!" kata Thio

Put Ceng, yang tinggal di situ.

"Aku rasa Pheng Jie sudah sampai hari naasnya"

kata Tan Moa-cu. "Bagaimana ia boleh marahkan

muridnya, sedang si murid telah bantu dia, malah dia

telah ditolong dari bahaya.....!"

"Nah, kau tinggallah sama aku di sini" kata Thio

si tua. "Perlahan-lahan saja kau cari pekerjaan.

Umpama kau tidak berhasil, kau boleh pilih nanti, kau

pulang akan bawa onta lagi atau kau magang sama

kita di sini, belajar membikin kuwe. Jangan kau kuatir,

asal kau suka bantu kita, kau akan dapat makan

secukupnya, tidak apa kau punya uang atau tidak, itu

perkara kecil."

Tek Hui girang berbareng terharu, ia terima

tawaran itu sambil menghaturkan terima kasih.

Karena ia sudah dapat ketetapan, ia kembali keSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 52

Pdf Maker : Oz

piauw-tiam, akan kasih tahu wakil Cie Ciangkui

tentang niatannya untuk pindah.

Ia kata, "Suhu sudah pindah dari sini, aku juga

mau pindah, tetapi aku hendak jelaskan, aku pindah

bukan karena takut atau sudah diusir oleh Gouw Po!

Dia tak nanti punyakan kepandaian akan usir kami!

Kami mau keluar dengan sengaja!"

Wakilnya Cie Ciangkui manggut. Ia sudah tahu

duduknya perkara dan ia takuti pengaruhnya Gouw

Po, maka itu ia antap pemuda itu pindah. Maka

dengan bawa pedang dan buntalannya, ia lantas pergi

ke warung kuwenya si orang she Thio.

Dengan tinggal di warung kuwe, Tek Hui kenal

banyak orang, tetapi di sini ia tidak bisa merasa

ketenangan seperti di piauw-tiam, di mana suasana

tenteram.

Di sini setiap waktu ada datang orang belanja

dan suaranya berisik, dan kamar pun sempit. Benar

hawanya tidak panas tetapi ia sukar berlatih di situ,

apalupa buat lompat tinggi dan naik ke atas genteng,

sedang hawa bau dan di waktu tidur, ia mesti

berdesak-desakan dengan Tan Moa-cu.

Selama menjadi si tukang arang, Tek Hui biasa

tidur sembarangan, tetapi selama ia ikut Pheng Jie,

cara hidupnya telah berubah, maka sekarang, merasai

kesukaran ini, ia bisa derita itu.

Ia merasa seperti baru tidur sekejap, lantas

pada tengah malam, ia sudah mesti mendusin, karena

Thio Put Ceng, Phang Toa dan muridnya Phang Toa ini

sudah pada bangun, akan lantas kerja membikin kuwe

dan lain-lain, terus mereka berisik sampai terang

tanah.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 53

Pdf Maker : Oz

Asap bikin Tek Hui sukar buka mata dan

berulang-ulang ia batuk-batuk. Kemudian, datanglah

banyak pembeli, dengan suaranya yang berisik juga,

atau orang kongkouw sama Thio Put Ceng yang

gerece.

Sebagai orang tahu diri, Tek Hui tidak berani

terus rebahkan diri, sebagaimana dia merdeka akan

lakukan di dalam piauw-tiam. Untuk dahar kuwe dan

lain-lain, ia pun rogoh sakunya buat membayar,

karena ia mau pegang nama, sedang sebenarnya, Thio

Put Ceng, Tan Moa-cu, semua bilang ia tak usah

bayar.

Ia senggang, dan kalau dia lihat Gouw Po atau

orang-orang lain dari piauw-tiam di depan, ia

mendongkol bukan main, matanya jadi merah. Ia

terkenang pada gurunya, ia coba cari keterangan,

tetapi tak ada orang yang ketahui ke mana gurunya
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudah pergi. Pheng Jie telah menghilang.

Satu kali Lauw Toa Put-cu telah datang cari

keponakannya. Mula-mula ia ini pergi ke piauw-tiam,

di sana orang kasi ia keterangan di mana

keponakannya berdiam, maka ia menyusul ke warung

kuwe. Melihat pamannya itu, Tek Hui sangat bersusah

hati. Paman ini sedang terganggu kesehatannya dan

juga sakunya.

Semua onta telah aku jual, aku sekarang hidup

membantu di warung thee, dengan nyalahkan api dan

seduh thee, buat dapati makan dua kali sehari," kata

paman itu. Meski demikian, Toa Put-cu tidak minta

uang. Hanya, di waktu mau pulang, paman ini kata,

"Baiklah satu kali kau pulang. Tetangga kita si Tio

punya lima puluh ekor lebih onta dan ia hendak cariSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 54

Pdf Maker : Oz

kuli, kau bertenaga besar, kau tentu bisa dipakai.

Kerjaan kita, begitu mulanya, begitu juga akhirnya.

Pheng Jie ajarkan kau sedikit ilmu silat, sekarang ia

tidak gubris lagi padamu, maka apa dengan bugee

kau, kau bisa cari makan? Kau tidak bisa terus tinggal

nganggur di sini, kau pun tidak jualan."

Tek Hui tidak kata apa-apa atas ucapan paman

itu yang berlalunya ia awasi dengan hati pepat. Tapi

sekarang ia jadi dapat pikiran.

"Aku mesti cari piauw-tiam, di mana aku harus

bekerja." pikir ia.

Ia tahu di Pak-khia ada puluhan piauw-tiam dan

sahabat gurunya pun banyak, cuma dulu-dulunya ia

tidak pernah bergaul sama mereka itu, tapi sekarang

terpaksa ia hendak coba cari mereka itu. Untuk

permulaan, ia puas asal dapat tempat dan makan.

Tapi Thie-tian-ong Sie Ngo, si Raja Langit Besi

dari Lie-hap Piuw-tiam, kata padanya, "Sekarang ini

semua piauw-tiam lagi ngalami kesukaran, yang sudah

jatuh lain perkara, yang masih bekerja pun tidak bisa

cari pegawai baru."

Dan Tong Kim Houw dari Hoat-wan Piauw-tiam

kata, "Kau tidak bisa! Kau belum lulus dari perguruan!

Pelajaranmu belum sempurna, bagaimana kau bisa

masuk ke dalam pintu piauw-tiam?"

Ketika Tek Hui cari Kian-mo Say-cu Ciu Toa Cay,

si Singa Rintik, paman ini justeru tegur padanya,

katanya, "Bagus benar! Sudah kau bikin malu gurumu,

sekarang kau datang cari aku, buat kemudian bikinSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 55

Pdf Maker : Oz

aku juga mendapat muka tak terang! Jangan kata aku

memangnya tidak mau cari kau, taruh kau cari aku,

aku pun tidak mau perdulikan kau! Lebih baik kau cari

Twie-hun-chio Gouw Po, akan musuhkan padanya,

akan tanam bibit permusuhan hebat! Gouw Po itu ada

bersama-sama Thay-swee-to Han Po, si Golok Dato,

Poan-koan-pit Siauw Lo Cong, Hek-houw-pian Ciauw

Tay, Siang-kan Leng-koan Tan Hong, Hek-uy-tiong Ma

Hong dan Kim-gan Ya-cee. Mereka ini semua saudara

sehidup semati dari Gouw Po, maka satu kali kau

dapat salah dari Gouw Po, lantas kau dapat salah dari

mereka itu semua! Gurumu sendiri tidak bisa tancap

kaki, dia sudah kabur! Maka itu, bukannya kau turut

gurumu kabur, apa perlunya kau masih berdiam lama
lama di kota ini? Kau berniat jadi piauwsu? Hm! Ah,

bocah cilik, kau keliru, janganlah kau pikir yang

bukan-bukan!"

Bukan main mendeluhnya Tek Hui, hampir ia tak

dapat kendalikan diri. Dengan tidak kata apa-apa, ia

balik kemball ke warung kuwe Thio Ciangkui. Di sini, di

luar dugaannya ia juga tak dapat tinggal terlebih lama

lagi. Sebab tadi, selagi ia keluar, Gouw Po sudah

datangi Thio Put Ceng dengan kata, "Kau kasih Lauw

Tek Hui tinggal di sini, di hadapan piauw-tiam, itu

sama saja seperti kau juga hendak satrukan aku!

Sekarang aku kasih tahu, dengan segera kau mesti

usir bocah itu, jikalau tidak, dengan tumbakku, aku

nanti ubrak-abrik warungmu ini!"SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 56

Pdf Maker : Oz

Sehabis berikan ancaman itu, Gouw Po lantas

berlalu.

Thio Put Ceng adalah seorang yang berani.

"Biar dia ubrak-abrik warungku!" kata ia dengan

mendongkol, sebab buat lawan Twie-hun-chio, ia tidak

ungkulan. "Biar dia ganggu aku, aku nanti pergi pada

pembesar negeri, akan mengadu, akan minta

keadilan! Aku nanti pertaruhkan jiwaku! Kau, Tek Hui,

kau boleh tinggal tetap sama aku!"

Tapi di sebelah Thio Ciangkui, Phang Toa dan

sahabatnya si orang tua she Gak, ketakutan, malah

Phang Toa sudah lantas mau bebenah, akan angkat

kaki, supaya ia tidak usah saksikan Gouw Po nanti

datang serbu warung itu.

Menampak demikian, Tek Hui, yang bisa

berpikir, lantas ambil putusannya. Ia anggap adalah

tidak seharusnya karena dia, lain orang mesti

mendapat susah, sedang orang itu baik hati. Maka ia

mesti ambil putusan untuk mengalah. Buat dia tidak

ada halangannya andaikata ia mesti rebah di tengah

jalan di waktu malam.

Tapi Tan Moa-cu tidak tega akan antap pemuda

ini terlantar, ia telah berdaya mencarikan pondokan,

ialah sebuah kuil tua, kuil Kwan-tee-bio, tidak jauh

dari situ.

Di situ, beberapa pendopo oleh imam

penjaganya sengaja disewakan pada beberapaSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 57

Pdf Maker : Oz

pedagang kecil, yang hidup bercampur baur, sebab

mereka asal dari luar kota.

Setiap tahun di musim Ciu mereka datang ke

Pak-khia, untuk berdagang rupa-rupa. dan setiap

musim Cun mereka pulang ke masing-masing desanya

buat bercocok tanam, sampai lain musim Ciu, baru

mereka merantau pula ke kota-raja.

Yang dijual kebanyakan ada tauwhu rupa-rupa,

ikan asap, mie dan put-put, semua makanan yang

penduduk Pak-khia doyan. Mereka pun semua orang
orang lelaki sebatang kara, tidak ada orang

perempuannya.

Di sini Tek Hui diajar kenal sama Kang Su,

penjual ikan asap, yang tinggal sama-sama tujuh

kawannya, ia bayar sewa dua bun setiap harinya,

sebab kamar itu Kang Su yang borong. Tempat tidak

resik, tapi Tek Hui penuju dengan pekarangan yang

lebar dan genteng bio yang kuat, hingga ia boleh

loncat naik dan turun di situ dengan merdeka. Hanya

pintu bio, siang dan malam, tidak pernah dikunci,

sebab ada pedagang-pedagang yang jualan sampai

jauh malam.

Sesudah dapat pondokan, kesukaran Tek Hui

lenyap. Sekarang ia merasai keputusan uang, sampai

dahar ia kurangi. Ia tetap tidak mau unjuk bahwa ia

sebenarnya melarat...

Kota-raja tetap ramai, tambah ramai.***SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 58

Pdf Maker : Oz

IV

Di antara lima kawannya, Siang Kiu adalah

paling tua, usianya sudah enam puluh lebih. Katanya

ia berdagang loo-tauwhu sejak umur belasan tahun,

bahwa ia pernah menikah dan punya anak, bahwa ia

pernah beruntung tapi jatuh akan akhirnya sekarang

ia berdagang seorang diri, setiap hari ia keluar

memikul keranjangnya.

"Jangan lihat Siang Kiu dari macamnya saja,"

kata seorang. "Dia punya gadis lebih indah daripada

bunga yang menjadi gundiknya seorang hartawan

besar, dan anak itu suka datang mengantari uang.

Tegasnya, Siang Kiu hidup lebih senang daripada

kita!"

Tek Hui dengar omongan itu, ia tak begitu

perhatikan. Ia lebih perhatikan makannya, juga loo
tauwhu, yang ia doyan. Itu adalah tauwhu yang

direbus lembek atau digoreng dengan banyak

campurannya, kecap, minyak, sayuran dan lain-lain.

Sesudah mundur sampai di bio tua, Tek Hui

masih saja dapat gangguan. Pada suatu hari, ia

didatangi pegawai piauw-tiam yang ia kenal. Dia ini

datang atas titahnya Gouw Po. Dia kata, "Siauw Lauw,

jangan kau tinggal di sini! Sekalipun gurumu, karena

tidak sanggup layani Gouw Po, sudah angkat kaki!SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 59

Pdf Maker : Oz

Kenapa mesti tetap berdiam di sini, merupakan duri di

matanya Twie-hun-chio? Kau tidak boleh harap apa
apa lagi! Sekarang Thian-tay Piauw-tiam adalah

seperti kepunyaan Gouw Po seorang, dia telah undang

beberapa orang yang gagah! Bagaimana kau bisa

main gila terhadap dia? Aku kasih nasehat pada kau,

baik kau pergi merantau, ke mana saja! Aku kasih

tahu, Gouw Po tidak puas yang kau masih tinggal di

sini, ia kandung maksud jelek terhadap dirimu!"

Mendengar itu, Tek Hui manggut-manggut dan

bersenyum.

"Balklah, lagi dua hari aku nanti pergi dari sini!"
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia berikan jawabannya. "Selanjutnya aku barangkali

tidak akan tinggal lagi di Pak-khia ini."

"Benar!" kata si sahabat. "Memang,

penghidupan di lain tempat pun tidak kekurangan.

Umpama Pheng Jie ya, ia barangkall sudah pergi ke

In-lam Selatan atau Utara dan barangkali sudah

beruntung! Pergi kau merantau, selang delapan atau

sepuluh tahun, baru kau kembali ke sini, itu waktu

barangkaii kau sudah jadi lebih mewah daripada Han

Kim Kong! Hanya, sebisa-bisa kau mesti menyingkir

dari Twie-hun-chio Gouw Po. Ia benar-benar tak boleh

dibuat permainan!"

Kembali Tek Hui manggut. Ia nampaknya jadi

jinak, seumpama onta. Ketika si sahabat pergi, ia

menghela napas tapi akhirnya ia kata seorang diri,

"Suhu, aku tidak bisa dengar lagi perkataan kau! AkuSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 60

Pdf Maker : Oz

mesti bikin perhitungan sama Twie-hun-chio Gouw Po!

Aku mestl bikin perhitungan juga sama segala okpa di

kota ini!"

Lantas ia bertindak keluar dari bio, akan

kemudian dengar Thian Tay Piauw Tiam akan lakukan

perjalanan ke Thio-kee-kauw dan yang diangkat

adalah uang atau barang berharga besar, terdiri dari

sejumlah kereta yang muat juga si saudagar dan

pembesar negeri, bahwa piauw itu telah diperebuti

oleh beberapa piauw-tiam, tetapi yang dapat adalah

Gouw Po yang berpengaruh. Orang kata, Gouw Po

akan jadi berharta besar karena angkut piauw itu.

Tek Hui dengar orang cerita selagi ia makan

kuwe, ia terus dahar sampai kenyang dan ketika ia

pulang, ia pun membawa bekal. Malam itu ia hampir

tidak bisa tidur betul, karena hebatnya kerjanya

jantungnya.

Besoknya pagi-pagi ia mendusin buat terus hajar

habis dua mangkok loo-tauwhu dari Siang Kiu yang

kebetulan belum keluar, sedang kuwe bekalnya tadi

sore, ia bikin habis juga. Ia tidak bayar uangnya Siang

Kiu, ia kata uangnya tinggal dua bun dan itu untuk

bayar sewa kamar.

"Tidak apa" kata Siang Kiu, yang hatinya baik,

"kau boleh bayar kapan saja, bila kau punya uang!"

Maka Itu Tek Hua bersyukur pada empeh

pedagang itu.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 61

Pdf Maker : Oz

Sekarang Tek Hui rasa tubuhnya sehat,

semangatnya terbangun. Ia gusar kapan ia ingat Gouw

Po yang jahat, yang telah ganggu gurunya dan dia

sendiri. Dengan bawa pedangnya, ia bertindak keluar

dari kuil tua dan menuju langsung ke Thian-tay Piauw
tiam.

Matahari baru saja keluar, sang waktu masih

pagi, tetapi di depan piauw-tiam sudah ramai, karena

hari itu Gouw Po akan antar piauw istimewa berharga,

cuma buat pegang nama, ia tidak pergi sendiri. Ia mau

keluar sendiri kalau nanti ada piauw yang jauh terlebih

besar. Sekarang ia utus Thay-swee-too Han Pa,

suteenya dan engko angkat Say-uy-tiong Ma Hong,

serta seorang undangan istimewa dari Tay-tong-hu

ialah Lo Cong yang terkenal, sebab dia ini masih

muda, tubuhnya kate dampak, tapi di kalangan

Kangouw sudah dipanggil Siauw Lo Cong. Sedang

gegamannya adalah istimewa juga, ialah poan-koan
pit. Dia ini adalah yang dibuat andalan. Cuma waktu

itu Lo Cong belum muncul, tadi malam ia nginap di

rumah pelesiran dan kesiangan. Belasan kereta

kosong lagi berbaris, tinggal tunggu Lo Cong,

muatannya akan dikasih naik.

Selain tukang-tukang kereta berebut mulut

tentang muatan mereka, yang mesti dibagi rata, juga

tukang-tukang kuwe dan lain-lain repot layani orang

belanja. Katanya lerotan akan berangkat pada jam

sembilan, mulai dari depan piauw-chung Lie TongSIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 62

Pdf Maker : Oz

Seng, tetapi waktu itu jam enam orang sudah

berkumpul.

Semua orang piauw-tiam, dari piauwsu sampai

pegawai biasa, dandan dengan rapi dan mentereng

kellhatannya, dan ikat pinggang mereka menunjukkan

mereka adalah orang-orang yang mengerti silat.

Ketika Tek Hui, dari jurusan barat, mendatangi

seorang diri, sudah lantas ada yang lihat padanya.

"Eh, bocah itu toh belum mampus kelaparan!"

kata seorang sambil menuding, sembari tertawa

tawar. "Katanya dalam satu hari dia cuma makan satu

kali! Heran, orang makan satu kali satu hari, tetapi

tidak lantas mati!"

"Tapi, eh, dia bawa-bawa pedang!" kata yang

lain. "Mau apa dia bawa-bawa-pedang? Apa karena

kelaparan, dia jadi edan, dia jadi mau cari musuh?

Kalau benar, kita harus hati-hati! bocah itu besar

tenaganya!"

Lantas ada pegawai yang mau lari ke dalam,

untuk kasih kabar pada Gouw Po.

"Eh, apa kau mau?" mencegah kawannya.

"Mustahil buat urusan begini kecil kita mesti

mengabarkan pada Gouw Toaya? Lihat saja, apa dia

bisa bikin!"

Selama itu, Tek Hui sudah sampai di depan

pintu.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 63

Pdf Maker : Oz

"Eh, Siauw Lauw, pagi-pagi kau sudah bangun?"

seorang segera menegur. "Apa kau mau makan

bubur?"

Seperti orang tuli, Tek Hui bertindak terus, akan

masuk ke dalam.

Menampak demikian, dua piauwsu pembantu,

yang lagi makan bubur, menunda mangkoknya untuk

maju dan mencegah, Tetapi Tek Hui sambut mereka

dengan bogem mentah dan dupakan dengan

berbareng, maka kalau yang satu sempoyongan

dengan muka bengkak, yang satunya lagi rubuh

jumpalitan, keduanya dengan berbareng kasih dengar

jeritan, "Aduh!"

Di saat Tek Hui bertindak masuk, Thay-swee-too

Han Pa, yang lihat padanya, segera sambar golok Pok
too dan maju menghalangi.

"Eh, Lauw Tek Hui, kau mau apa?" ia menegur.

"Jangan kau masuk terus kalau kau perlu bicara, hayo

bicara sama aku!"

Tek Hui awasi piauwsu itu dengan mata melotot

dan urat-urat di jidatnya pada melingkar.

"Aku tidak mau bicara sama kau!" ia jawab

dengan kaku. "Aku mau cari Gouw Po! Suruh dia

keluar, akan bayar hutangnya!"

"Bilang dulu, Gouw Toaya hutang apa?" tanya

Han Pa.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 64

Pdf Maker : Oz

"Ia hutang banyak sekali!" jawab Tek Hui

dengan sengit. Ia telah hinakan kami guru dan murid!

Ia telah bikin guruku pergi bahna mendongkol......"

"Tapi gurumu, Pheng Jie, angkat kaki dengan

suka sendiri!" Han Pa bilang. "Ia tidak bisa hidup pula

di kotaraja ini! Ia tidak punya sangkutan dengan Gouw

Toaya!"

"Aku tinggal sama tukang kuwe di depan,

kenapa Gouw Po ancam tukang kuwe itu suruh aku

pindah!" tanya Tek Hui. "Aku tinggal di bio, kenapa dia

suruh orang kasih tahu aku supaya aku angkat kaki

dari Pak-khia ini? Kau tahu, sampai di batas mana dia

menghina aku!"

Itu waktu Ma Hong berbangkit. Dia belum kenal

Tek Hui yang ia melainkan dengar nama. Ia menyelak.

"Tidak, kau keliru," ia kata. "Gouw Toaya repot

setiap hari, dari pagi sampai malam, dia mana punya

kesempatan akan ganggu kau! Aku harap kau tidak

kasih dirimu kena orang justakan!"

Tek Hui tidak perdulikan dua orang ini, ia mau

maju terus.

"Eh, tunggu!" Ma Hong membujuk pula. "Kau

dengar aku. Segala urusan bisa didamaikan! Uang tiga

sampal lima renceng, tidak ada artinya! Kami tentu

bisa bantu kau!"

Tapi Tek Hui menyemprot.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 65

Pdf Maker : Oz

"Siapa mau minta bantuan uangmu?!" ia

membentak. "Aku hendak cari Gouw Po, buat suruh

dia bayar hutangnya padaku!"

Gouw Po sebenarnya ada di dalam, ia lagi cuci

muka, sedari tadi ia telah dengar orang bicara di luar,

sampai waktu itu ia tak tahan sabar lagi. Ia buka pintu

dan tongolkan kepalanya.

"Binatang, kau kurang ajar!" ia kasih dengar

suaranya yang kasar. "Kau berani main gila terhadap

aku? Hayo, mana orang! Gusur dia keluar!"

Waktu itu dari dalam piauw-tiam keluar

beberapa orang, di antaranya ada Hek-houw-pian

Ciauw Tay dan Kim-gan Ya-cee Cian Lok, mereka

semua bekal senjata, sedang dari luar pekarangan ada
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang lain-lain, yang menutupi pintu dengan mereka

berdiri berbaris di situ. Semua alat, senjata bersinar

berkeredepan.

Tek Hui adalah sendirian, dengan pedang di

tangan ia tidak unjuk bahwa ia jeri. Sebaliknya ia jadi

lebih sengit.

"Gouw Po!" dia berteriak, "kau bukannya laki
laki dan orang gagah! Kau mestinya keluar sendiri!

Gouw Po, hayo keluar, kakek moyangmu hendak uji

kau punya Twie-hun-chio!"

Dari dalam kamarnya, Gouw Po kasih dengar

tertawa mengejek. "Maju!" ia mengasih titah.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 66

Pdf Maker : Oz

Atas itu majulah delapan orang, yang mau

kurung dan serang Tek Hul. Dia ini tidak takut, malah

ia siap akan menyambut serangan.

Justeru itu, Cie Ciangkui lari keluar.

"Tahan, tahan!" ia berteriak-teriak, "Jangan

berkelahi! Tek Hui, mari ikut aku, aku mau bicara

sama kau! Gurumu adalah sahabatku, ia telah bantu

bukan sedikit padaku, maka aku menyesal selagi aku

tidak ada di rumah, ia sudah berlalu. Sampai

sekarang, aku masih cari dia. Tek Hui, keponakanku

yang baik, mari ikut aku! Segala apa juga, kau boleh

bicarakan sama aku, tetapi janganlah kau terbitkan

onar di sini!"

Mendengar begitu, Tek Hui manggut.

"Baik!" ia berkata, seraya ia terus menuding ke

dalam rumah. "Twie-hun-chio Gouw Po, binatang, kau

lekas keluar! Mari kita bikin perhitungan di luar!"

Segera juga orang-orang yang memegat di pintu

pada tertawa.

"Eh, bocah ini pandai cari alasan," mereka kata

pula dengan ejekan mereka. "Dia tahu dia tidak bisa

bikin suatu apa, lantas dia mau ngeloyor sendirinya!"

Meski demikian, mereka ini tidak rintangi

pemuda itu, hingga Tek Hui bisa keluar dengan

merdeka. Sampai di luar, ia berdiri di tengah jalan

besar, tubuhnya ia putar akan hadapkan piau-tiam.

"Gouw Po, binatang, mari sini!" ia menantang

pula.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 67

Pdf Maker : Oz

"Sudah, Tek Hui, sudah," kata pula Cie Ciangkui,

yang belum masuk ke dalam. "Sekarang piauw belum

berangkat, harap kau tidak bikin onar di sini."

Sementara itu Thay-swee-too Han Pa menjadi

sangat gusar, karena ialah yang bertanggung jawab

atas piauw itu.

"Piauw kita belum berangkat, kenapa datang

binatang cilik ini yang ganggu kita!" katanya dengan

sengit. "Kalau terhadap dia seorang kita tidak

berdaya, bagaimana kita mampu antar piauw ini?

Tentu sesampainya di luaran, sembarang orang bisa

hinakan kita! Apakah langganan-langganan kita bisa

tenteram hatinya? Maka binatang ini mesti dihajar

sampai mampus, tidak bisa lain!"

Lantas dengan dia yang mulai, Han Pa memburu

keluar.

Tetapi Tek Hui juga tidak kurang sengitnya,

tidak tunggu sampai musuh datang dekat padanya, ia

memburu, akan menapaki Thay-swee-too dengan

tusukan pedangnya!

Han Pa bersenjata Pok-too, dengan goloknya itu,

ia tangkis tusukan itu, tetapi ini melulu menambah

sengitnya anak muda kita.

Baru tiga jurus, Han Pa segera dapat kenyataan

meski pedangnya Tek Hui enteng, tetapi tenaganya

besar dan jalannya pedang pun berbahaya, maka mau

atau tidak, ia lantas kena didesak, hingga ia jadi

mundur sampai tiga atau empat tindak.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 68

Pdf Maker : Oz

Menampak demikian, Ciauw Tay maju dengan

geraki ia punya pian besi dan Cian Lok dengan tumbak

cagak kong-cee sudah siap akan membantu.

Di mana mereka bertempur di tengah jalan

besar, sekejap saja perhubungan jadi putus.

Kendaraan-kendaraan pada mandek dan orang-orang

yang jalan kaki pada berhenti akan terus menonton.

Sebentaran saja, orang bekerumun ramai.

Pertempuran di muka piauw-tiam memang hal

lumrah dan lumrah juga kalau orang suka rnenonton.

Begitulah, dari segala jurusan, orang datang

berdesak-desak, sampai pun rombongan tukang kuwe

pun muncul!

Hek-houw Ciauw Tay, si Harimau Hitam, punya

dada lebar dan pinggang ceking, dengan kulit muka

hitam, ia nampaknya bengis, hingga julukannya surup

sekali. Ia punya cit-ciat-kong-pian juga berat, dari

beberapa puluh kati. Orang ngeri buat Tek Hui kalau

orang bandingkan pian itu dengan pedang yang kecli

dan enteng. Tapi Tek Hui tidak perdulikan senjata

lawan yang berat, dengan kegesitan, dengan

kepandaiannya, ia bisa melayani dengan leluasa.

Selang empat jurus, Si Harimau Hitam yang

romannya saja bengis, lantas jadi sibuk, hingga

lenyaplah roman garangnya.

Han Pa sudah lantas lihat keteternya kawan itu,

ia segera maju pula akan membantu, dengan begitu,

Tek Hui jadi kena dikerubuti.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 69

Pdf Maker : Oz

Tapi pemuda ini tidak takut, dengan kesebatan

ia melayani, tubuhnya bergerak-gerak dengan cepat,

seperti pedangnya berulang-ulang menangkis dan

menikam atau membabat. Ia tak mau bikin musuh

bisa rapati dia, adalah dia sendiri yang kadang-kadang

merangsek secara hebat.

Kim-gan Ya-cee Cian Lok penasaran melihat dua

kawannya tidak berdaya, dengan geraki Sam-kouw

Kong-cee, ia lantas lompat maju akan menerjang. Ia

berlaku garang, cagaknya saban-saban ditujukan

kepada tengorokan lawan.

Dikepung bertiga, Tek Hui masih tak mau

menyerah, malah kesengitannya jadi bertambah
tambah. Satu kali ia sampok kong-cee sampai

terpental, di waktu mana cit-ciat kong-pian barengi

menimpah ia. Ia tidak mau tangkis senjata berat ini, ia

berkelit ke pinggir. Apa mau, pok-too dari Thay-swee
too Han Pa membacok pinggulnya, karena mana

terpaksa ia mesti berkelit dengan mundur.

Justeru itu Siang-kiam Leng-koan Tan Hong,

yang berada di sebelah belakang dia, sudah

membarengi menyerang padanya dengan sepasang

pedangnya yang besar dan berat. Pedang yang satu

menyamber penggang, pedang yang kedua mengarah

pundak.

Tapi Tek Hui ketahui datangnya bahaya, dengan

loncat ke samping, ia loloskan diri dari sepasang

pedang itu.SIU TAY GIN PIAUW

ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA

KOLEKTOR E-BOOK 70

Pdf Maker : Oz

Say-uy-tiong Ma Hong tidak senang melihat

begitu banyak orang tidak mampu bikin suatu apa

pada bocah itu. Lupa bahwa mengepung adalah

perbuatan hina, ia pun maju, malah dengan cara

membokong, dengan goloknya yang panjang dan

besar, dengan tiba-tiba ia membacok selagi si "bocah"

itu lompat berkelit. Dengan jalan ini ia mau rintangkan

orang menyingkir dari kepungan.

Tapi Tek Hui tidak kasih dirinya dijadikan korban

kecurangan itu. Ia berlaku awas dan tetap gesit,

pedangnya bergerak-gerak dengan cepat tetapi rapi.

Adalah di waktu itu, Twie-hun-chio Gouw Po

muncul dengan tumbaknya di tangan.

"Maju semua!" ia berseru dalam kemurkaan,

"Celaka betul! Mustahil kita semua tidak mampu

bereskan satu bocah seperti ini?!"

Tapi, meski ia perdengarkan seruannya, ia

sendiri tidak loncat maju, ia cuma banting-banting

kaki.


Dewi Ular 76 Tamu Dari Alam Gaib Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan

Cari Blog Ini