Ceritasilat Novel Online

Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw 2

Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng Bagian 2

dia guna lawan si thabib pengembara, hingga ia

menyangka orang sedang mempermainkannya. Ia

masih tetap belum puas, ketika orang kabarkan

datangnya kedua sahabat itu di hari ke tiga, hingga

ia tidak mau keluar sendiri untuk menyambut

mereka, ia hanya perintah Lie Sam yang papak

mereka itu di luar pekarangan, ia sendiri

menantikan di thia depan.

Pwee Siu bermata liehay, ia segera dapat lihat

air muka tuan rumah, diam? ia senggol lengannya

Bu Seng seraya berbisik: "Jangan segera tuturkan

duduknya hal yang benar......"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINBu Seng mengerti, ia berlaku tenang.

"Kau banyak cape!" kata Hauw Gie dengan

penyambutannya, setelah orang datang dekat. Sikap

dan suaranya terang tawar.

"Kami tidak memperoleh hasil, tidak ada bicara

cape-lelah," kata kedua sahabat itu, yang memberi

hormat pada tuan rumah.

Lantas mereka masuk ke dalam dan duduk

ber-sama?. Pelayan segera datang menyuguhkan

thee.

"Dua malam kau tidak pulang, hatiku tidak

tenteram," kata Hauw Gie kemudian. "Sebenarnya

kami masih punya tenaga untuk layani musuh, dari

itu, jiewie koko baiklah tak usah kuatir tentang

kami......."

Pwee Siu tidak jawab pengutaraan itu, ia hanya

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmengeluarkan suara di hidung.

"Aka tidak sangka, Tiat Leng Souw Hoa Sin Lun

benar? liehay sekali," kata ia. "Kami telah

menjelajah daerah pegunungan ini, kami tak

berhasil mencarinya, sampai akhir?nya kami

menemuinya juga. Tua bangka itu liehay sekali,

hampir saja kami berdua celaka di tangannya. Hauw

Loosu, tua bangka itu benar? bermaksud jahat, dia

tidak mau pergi dari sini, maka untuk kepentingan

kau, baiklah kau berdaya siang?. Sebagai orang

kang-ouw, kami insaf, tumbak terang gampang

dikelit, panah gelap sukar diduaga! Bagaimana kalau

dia datang setiap malam, untuk mengganggu,

hingga kau tak dapat tidur tenteram

terus-terusuan? Maka apa tidak baik untuk

serahkan parit ini pada orang lain, untuk mewakili

kau, dan kau sendiri turut kami berdua menyingkir

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINke tempat lain -tentu saja untuk sementara waktu?

Sukar untuk mendirikan parit ini, dari itu, kenapa

kita mesti layani tua bangka jahat itu? Salah?,

karena keliru bertindak, kita bisa dapat celaka,

kalau itu sampai terjadi, apa tidak kecewa?

Bukan main gusarnya Hauw Gie dengar ucapan

itu, sampai ia kepal keras tangannya dan gebuk

meja.

"Pwee Jietee, terima kasih untuk kebaikan kau

orang berdua," kata ia, suaranya sengit. "Tapi aku

harap kau tidak keliru lihat aku! Sejak umur dua

puluh aku masuk dalam dunia kang-ouw, dari itu

aku telah lupai mati atau hidup! Dan paritku ini aku

telah usahakan belasan tahun lamanya, maka itu

bagaimana aku bisa gampang? melepaskan saja?

Biar bagaimana, aku akan pertaruhkan jiwaku guna

lindungi milikku ini! Kecewa kalau aku kena digertak

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINHoa Sin Lun dan menyingkir tanpa berdaya lagi,

dengan begitu orang akan katai aku takut mati! Di

sebelah itu, aku pun tidak tega terlantarkan dua

ratus saudara?, yang sekian lama telah ikuti aku.

Aku juga tidak ingin jiewie kerembet-rembet karena

aku, maka dari itu, aku silahkan kau lekas? berlalu

dari Kee Jiauw Gay ini, carilah tempat lain yang

aman. Umpama kata aku tidak bernasib binasa, di

waktu lain kita tentu akan bertemu pula. Jie-wie,

aku tak ingin tahan kau orang, maka silahkanlah!"

Hauw Gie tidak dapat berkuasa lagi, maka

dengan cara halus itu ia usir dua tamunya itu. Tentu

saja ia kena terjebak, mereka ini, yang justeru

hendak mau tahu isi hatinya

Bu Seng dan Pwee Siu lantas tertawa

berkakakan.

"Hauw Toako, nyata kau pandang enteng sekali

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpada kami berdua!" kata Bu Seng kemudian. "Kami

bukannya orang? yang takut mati, kami tidak jerih

barang sedikit juga, sekalipun Hoa Sin Lun orang

dengan tiga kepala dan enam tangan, Kami bukan

sahabat baru, mustahil toako tidak kenal kami

berdua? Lihat, toako, lihat, barang apakah ini!

Barusan Pwee Jie-tee sengaja omong lain, untuk

mencoba hatimu. Dengan lihat ini, toako bisa

buktikan kami ini orang? macam apa!"

Habis berkata begitu, Coan Thin Auw-cu merogoh

sakunya dan keluarkan kelenengan besi si thabib

pengembara, yang diletakinya di atas meja.

"Lihat, Hauw Toako, lihat, apakah ini?" ia ulangi

perkataannya.

Melihat itu Hauw Gie menjadi heran, karena ia

tahu, apa adanya barang itu.

"Bu Jietee, kau benar? telah angkat derajat kita

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkaum kangouw!" ia memuji. "Kau telah berani

satrukan musuh kita, sungguh, aku kagum!"

Si Alap-alap Langit tertawa tawar.

"Hauw Toako, harap kau tidak berlaku sungkan!"

kata ia. "Baiklah kau mengerti, dengan perbuatan

kami ini kami seperti lempar diri ke dalam api.

Seluruh dunia kang-ouw jerih terhadap tua bangka

itu, tapi sekarang kami sengaja bentur dia, untuk

bikin si tua bangka jangan banyak tingkah lagi!"

"Ya, Hauw Toako," Pwee Siu sambungi kawannya

itu, dengan perbuatan ini, kami sudah terjang api,

maka itu, selagi kita adalah sahabat? lama, baiklah

hal dijelaskan, karena kamipun tidak hendak

pindahkan bencana kepada orang lain. Kami sudah

curi kelenengannya Tiat Leng Souw, tentu dia itu

gusar dan tak akan mau mengerti, dia pasti akan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINcari kami. Kami sudah berani berbuat, kami juga

mesti berani bertanggung jawab. Sekarang kami

pulang untuk beritahukan toako tentang perbuatan

kami, kemudian kami hendak cari tempat guna

nanti tunggu kedatangannya si tua bangka itu,

untuk melakukan pertempuran yang memutuskan.

Sukur jikalau kami sanggup singkirkan dia, itu

berarti kami dapat tolong semua kaum kita, tapi

apabila kami lacur, tidak apa kami korbankan jiwa

kami berdua. Kami suka terima nasib - kematian

kami itu pasti kematian dengan kehormatan."

Mukanya Hauw Gie menjadi merah, urat?nya

pada berpeta.

"Pwee Hiantee, orang macam apakah kau

pandang aku ini?" kata ia. "Aku juga bukan bangsa

takut mati! Hoa Sin Lun datangi Ta-cian-louw untuk

satrukan aku, inilah aku tahu pasti. Dia mestinya

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINorang belian. Akupun telah cari dia, sayang kami

tak dapat menemuinya. Selama aku berada di sini,

aku tak akan ijinkan dia main gila. Jie-wie telah

datang kemari, inilah kebetulan, kau orang pasti

bisa bantu aku, untuk itu aku berterima kasih.

Sekarang kau orang telah dapatkan kelenengan itu,

maka kelenengan itu bisa digunakan sebagai

umpan, asal dia datang kemari kita boleh bekuk

dia! Satu kali si tua-bangka telah dapat dibekuk,

aku nanti bikin pesta besar dengan undang banyak

kaum kita, kesatu untuk haturkan terima kasih

pada kau orang, kedua guna singkirkan ancaman

bencana besar. Tentu saja, aku minta jiewie jangan

berkecil hati andaikata kata?ku kurang tepat."

Pwee Siu tidak puas dengan sikapnya tuan

rumah ini, yang omongannya putar-balik, akan

tetapi karena orang telah mohon maaf, ia tidak

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmau bersikap keterlaluan.

"Hauw Toako, kita adalah orang? kang-ouw,

tidak seharusnya kita berpandangan cupat," kata ia.

"Sekarang mari kita berdamai. Aku percaya,

tua-bangka itu akan datangi kita, maka kita harus

lekas bersiap, untuk berikan sambutan hangat."

Hauw Gie tertawa besar.

"Jangan ter-gesa?, hiantee," kata ia. "Bukannya

aku tekebur, tetapi aku sudah siap segala apa, kita

hanya tinggal perlengkapi itu. Aku hendak unjuki

tua-bangka itu, supaya ia jangan tak pandang mata

padaku!"

Mendengar itu, Pwee Siu dan Bu Seng lantas

minta keterangan lebih jauh.

"Di belakang Hek Houw Kong ada Kee Jiauw Gay,

Lembah Cakar Ayam," Hauw Gie terangkan, "di

dalam lembah itu ada sebuah gua batu yang

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdipanggil Im Hong Tong, gua Angin Dingin-Seram,

yang kami dapatkan ketika pertama kali dilakukan

pembukaan taumbang di sana. Itu gua sewajarnya,

dalamnya duapuluh tumbak lebih, biasanya tak ada

orang berani memasukkan, sebab siapa masuk baru

tiga tumbak, dia sudah tak sanggup derita serangan

anginnya yang dingin sekali. Maka aku pikir,

kelenengannya Tiat Leng Souw kita sembunyikan di

dalam gua itu, biar dia ke situ, akan ambil pulang

sendiri. Di lain pihak, kecuali di-sela?, di luar gua

pun kita atur bayhok barisan panah. Dia boleh

masuk sendiri atau aku yang nanti tentang dia. Aku

harap, kalau nanti dia sudah masuk, dia mesti

binasa atau terluka, atau sedikitnya dia akan

terkurung di dalam gua."

Bu Seng dan Pwee Siu puas mendengar

tipu-daya ini.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"Baik, Hauw Toako," kata mereka. "Sekarang

silahkan kau mulai mengatur."
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hauw Gie lantas panggil beberapa orang

kepercayaannya, buat titahkan mereka lantas atur

barisan bayhok panah, tentang mana rencananya

memang ia sudah jelaskan, hingga orang tinggal

tempatkan barisan sembunyi saja.

Hoa-too Lauw Beng Wan dan Tiat-tauw Tio Tay

Hin adalah yang kepalai penjagaan di dalam dan

muka gua, penjagaan di tempat sekitarnya dan

jalan? yang penting menjadi tugasnya Tay-kan-cu

Ouw Tek, serta empat puluh kawannya.

Habis memberikan titah, Hauw Gie perintah

sajikan barang santapan guna jamu guru? silat dan

kepala? kuli parit lainnya, di sini kepada mereka ia

tuturkan ancaman bagi Hek Houw Kong, maka untuk

bela diri dan tumpas musuh ia minta bantuan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmereka. Ia unjuk, bahwa bisa jadi juga pertempuran

yang akan datang itu adalah pertempuran yang

akan bikin dia berpisah dari mereka itu.

"Aku orang kang-ouw, sejak umur delapan belas

tahun aku ceburkan diri, selama tiga puluh tahun

aku merantau, sampai paling belakang ini aku

tancap kaki di Tah-cian-louw ini, maka kau orang

boleh percaya, aku tidak takut mati!" demikian

pemilik parit ini bicara lebih jauh. "Di sini aku

hendak menetap secara halal, supaya kita bisa

hidup ber-sama?, dari itu aku tak akan ijinkan

orang ganggu kita! Bahwa aku telah dayakan

mendapati tambang? lain di sekitar kita, itupun

melulu tindakan untuk kehidupan kita. Mengingat

jumlah kita yang besar dan beayanya besar juga. Di

mana sekarang kedudukan kita sudah tetap, siapa

tahu, ada satru yang hendak rubuhkan kita! Mana

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINaku bisa antap itu? Maka sekarang aku lagi atur

daya, untuk sambut musuh......."

Lantas Hauw Gie tuturkan daya upayanya untuk

pancing Tiat Leng Souw.

Saudara? semua laki? sejati yang tak takut

mati, dari itu bagaimana kau orang bisa terima

hinaan? Sebenarnya Tiat Leng Souw liehay sekali,

maka kebetulan sekarang aku telah kedatangan dua

sahabatku ini Coan Thian Auw-cu Bu Seng dan

Giok-bin-ho Pwee Siu. Kedua saudara ini, selain

bugeenya liehay, pun bersedia membantu aku.

Mereka sama sekali tak mengharap pembalasan

budi, mereka hendak berkorban untuk persahabatan

saja. Mereka inilah yang telah berhasil mendapati

kelenengannya Tiat Leng Souw, yang kita hendak

gunai sebagai umpan. Aku percaya, di saat mati

atau hidup ini, saudara? nanti bisa bersatu hati.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINTapi, umpama kata dia datang secara berterang dan

dia berhasil mengambil pulang kelenengannya itu,

tak bisa lain, terpaksa aku mesti menepati janji dan

angkat kaki dari sini.... aku mesti pergi jauh, dan

sakit hati ini untuk selamanya tak akan

terbalas...... Oleh karena itu, saudara?, siapa

umpamanya bersangsi, aku persilahkan dia

menyingkir siang? dari sini, kepadanya aku nanti

berikan ongkos perjalanan, harap saja di waktu lain,

kita nanti bisa bertemu pula......"

Sehabis mengucap demikian, Hauw Gie awasi

semua orang.

"Jangan kuatir, kongcu," kata beberapa guru

silat. "parit ini adalah parit kehidupan kita, dari itu

bagaimana kita bisa gampang? tinggalkan ini? Kita

semua suka berdiam di sini. Kita suka korbankan

segala apa untuk bela parit ini!

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINPernyataan mereka itu adalah pernyataan semua

hadirin. Semua mereka kenal sifatnya kong-cu itu,

dari itu mereka pikir tidak ada gunanya akan

utarakan sikap lain.

Hauw Gie unjuk jempolnya dan tertawa

berkakakan.

"Tidaklah sia? yang aku si orang she Hauw

hidup bersama-sama saudara sekalian!" kata ia

dengan girang. "Aku puas dan berterima kasih pada

semua saudara, yang di saat genting ini, bersedia

membantu aku. Saudara?, biarlah selanjutnya

senang kita sama? senang, susah sama? susah!

Aku percaya, dengan keragaman kita, tidaklah nanti

kita sampai nampak keruntuhan. Aku sumpah akan

peroleh kutukan Thian, umpama kata kemudian akan

terlantarkan saudara? semua!"

Hauw Gie puas sekali, karena ia percaya yang ia

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsudah berhasil "ikat" hatinya semua kawan itu. Dan

iapun puas dengan cara penjagaannya di dalam dan

di luar gua Im Hong Tong.

Di dalam gua ada puluhan lobang yang

merupakan sela?, di sana ia tempatkan enam belas

tukang panah. Di luar gua ada enam tempat

sembunyi lainnya untuk tukang panah juga, semua

guna bokong musuh, satu kali musuh menyerbu gua.

Di sekitar gua, di mulut? jalanan, juga dipasang

penjaga? yang umpatkan diri, sebagaimana Hauw

Gie sendiri mengambil tempat sembunyi istimewa.

Bu Seng dan Pwee Siu telah diminta menjaga di

bagian depan, di tempat yang tinggi, hingga

mereka bisa melihat ke atas dan ke bawah, ke

segala jurusan. Mereka ini mesti pasang mata

kalau? musuh datang, waktu itu mereka boleh

lantas sambut musuh atau hanya beri tanda saja

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpada semua pihak, tapi mereka terutama menjaga

apabila musuh masuk menyelundup.

Habis pesta, orang lantas bubaran untuk bersiap

buat sebentar malam.

Hek Houw Kong menjadi sunyi senyap kapan

sang malam datang, tak kelihatan barang satu

orang kecuali mereka yang bertugas meronda.

Sejak jam satu, Hauw Gie sudah menunggu

segala laporan, tapi sampai jam dua ia tidak dengar

apa?, maka ia jadi sibuk sendirinya. Musuh datang

atau tidak? Tiat Leng Souw begitu tersohor, apa

bisa jadi dia manda saja kelenengannya dicuri

orang?

Sebab penasaran, Hauw Gie keluar sampai di

pintu pekarangan, tapi segera dari sebelah depan ia

dengar suitan beberapa kali, lantas suara berisik

dari orang?nya, hingga ia terperanjat dan heran.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINKalau ada musuh, Bu Seng dan Pwee Siu mesti turun

tangan, tak usah orang berteriakan seperti itu.

Kalau tidak, suara apakah itu?

Lantas tuan dari Hek Houw Kong ini maju

sampai di garis ke tiga, di sini ada seorang yang

papaki ia, untuk sampaikan laporan, bahwa baru

saja ada orang serbu pintu depan tetapi penyerbu

itu diusir dengan anak panah.

"Ketika Bu Loosu dan Pwee Loosu muncul, musuh

sudah mundur jauh, dia telah disusul tetapi tidak

tercandak," demikian laporan terlebih jauh. "Kedua

loosu kuatir musuh menggunai akal, di sebelah aku

di kirim untuk memberi warta, mereka perintah

semua orang siap saja. Serbuan musuh tadi dlulangi

sampai tiga kali, lantas segala apa sirap, sunyi

seperti sekarang ini."

Klm-gan-tiauw bersenyum ewah.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN" Aku percaya musuh tak berani menyerbu

masuk," nyatakan dia. "Kalau dia berani masuk

kemari, tak perduli dia gunai cara apa, dia seperti

selaru yang menyambar api, dia seperti hantarkan

jiwa sendiri! Nah, pergi kau undurkan diri, dan

pesan agar kedua loosu tetap menjaga, urusan di

sebelah dalam serahkan padaku saja!"

Perkataan itu diturut, orang itu undurkan diri,

maka Hauw Gie pun kembali ke dalam. Ia duduk

menghadapi sebuah poci arak serta empat rupa

sayurannya, seorang diri ia dahar dan minum untuk

lewatkan sang waktu. Di kiri dan kanannya ada

orang?nya, terhadap mereka ia bicara secara

terbuka dan jumawa, sedang di dalam hati kecilnya

ia kuatir orang nanti tak dapat cegah masuknya

musuh.... Hanya ia sudah pikir, umpama musuh

ketemui dia, dia nanti pancing musuh itu ke gua

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINrahasianya.

Semua orang berdiam mendengari kong-cu ini

ngoce sendirian.

"Lauw Suhu," kemudian Hauw Gie ngoce pula,

setelah mendekati jam tiga, "aku ada seorang yang

berpengalaman, dari itu aku percaya, Tiat Leng Souw

cuma namanya saja tersohor, sebenarnya saja

segala apa tentang ia adalah kosong belaka.

Mustahil dia benar? berani datang untuk bikin

terbalik mangkok nasi kita? Aku ingin dia datang.

untuk kita uji kepandaian kita...."

Belum berhenti suara besar dari Kim-gan-tiauw

atau sepotong batu telah menyambar ke dalam

cangkir thee yang airnya panas, hingga air thee

muncrat, mengenai tubuhnya pemilik Hek Houw

Kong, hingga dia merasa kepanasan dan jadi

kelabakan. Ia gusar, hingga ia berbangkit sambil

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpentang bacot.

"Hei, binatang, kau berani ganggu kau punya

thayya?" demikian dampratannya.

Kembali sepotong batu menyambar, ke arah

muka Hauw Gie sendiri, tapi sekarang dia ini sudah

siap, ia berkelit sambil mendeki kepala, maka lacur

adalah Hoa-too Lauw Beng Wan, sebab batu

menyamber dadanya tanpa ia keburu egos tubuhnya,

hanya untung bagi dia, serangan tidak keras, ia

melainkan merasai sakit sedikit dan kaget. Ia lihat

batu datang dari jurusan timur, segera ia lompat

sambil mencaci.

Lauw Beng Wan gusar berbareng hendak unjuk
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kegagahan di depan cukongnya, maka ia berlompat

maju dengan sembrono, terus ia loncat naik ke atas

tembok. Di sini, baru kakinya menginjak tembok,

atau dari bawah menyamber sepotong bata, menuju

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdadanya. Celakalah ia, kalau ia sampai jadi sasaran

telak! Akan tetapi ia bermata awas dan gerakannya

gesit, sebab tidak ada jalan lain terpaksa ia

menjejak dan lompat turun pula, hingga ia rubuh

numprah di tanah, karena sia-sia saja ia mundur

dua-tiga tindak untuk imbangi berat tubuhnya.

Selagi orangnya itu bergerak, Hauw Gie pun

sudah loncat bangun.

"Binatang yang bernyali besar!" ia turut pentang

mulutnya. "Bagaimana kau berani main gila di

depannya Hauw Thayya? Lihat, aku hendak belajar

kenal sama kau!"

Sedang begitu, satu orang lari ke dalam akan

ambil golok besar dari kongcu ini, maka dengan

cekal senjatanya itu Kim-gan-tiauw terus loncat

keluar, lari ke tembok sebelah utara, ke atas mana

ia loncat naik. Ia cerdik, ia tidak mau Ioncat naik di

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINtembik timur seperti Lauw Beng Wan. Baru saja

sampai di atas, atau dari bawah tampak satu

bayangan mencelat naik ke genteng sebelah timur,

terus ke atas. la segera loncat naik untuk menyusul.

Ketika itu, Lauw Beng Wan pun menyusul

bersama Tio Tay Hui, Ouw Tek dan Hek Su Gie.

Mereka ini berbareng pun meniup suitan selaku

tanda.

Hauw Gie sudah lewati dua wuwungan, ia masih

tak dapat candak bayangan yang dlkejarnya itu,

yang bisa umpatkan diri dari pandangan matanya.

Ketika Lauw Beng Wan berempat dekati ia, mereka

ini juga tidak dapat lihat bayangan itu.

Tiba? Hauw Gie merasa kecele sendirinya. Ia

ingat di depan ada Bu Seng dan Pwee Siu, tetapi

toh mereka berdua bisa dilewati oleh bayangan itu,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINyang belum diketahui siapa adanya.

"Mari kita ke belakang!" kemudian ia ajak Lauw

Beng Wan beramai. Ia ingat persiapannya di Im

Hong Tong.

Mereka lari belum jauh, atau dari depan mereka

dengar suara riuh, apabila mereka merandak dan

menoleh, semuanya jadi terkejut. Karena di depan

ada cahaya api dan asap yang berkobar dan

bergulung naik!

"Celaka!" Kim Gan Tiauw berseru seraya banting

kaki. Ia lihat, yang terbakar itu seperti

kantorannya. "Aku sumpah tak mau hidup

ber-sama? si thabib tua-bangka itu!"

Lauw Beng Wan hendak ajak kawan?nya lari ke

depan akan bantu padamkan api.

"Jangan!" Hauw Kong-cu mencegah. " Biarlah dia

bakar habis, itu tidak ada artinya! Aku si orang she

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINLauw asal sebatang-kara, aku tak takut! Aku tidak

puas sebelum aku bisa cingcang tubuhnya si orang

she Hoa itu!"

Baru saja Hauw Gie tutup mulutnya, atau dari

belakangnya ia rasakan ada sambaran serangan,

maka segera ia berkelit ke kiri sambil putar

tubuhnya, sedang goloknya dari tangan kiri, ia

geser ke tangan kanan, sambil diterusi dibabatkan,

hingga kalau di belakang ada musuh, dia bisa

berbareng balas menyerang juga.

Selagi si Garuda Mata Emas berpaling, ia

tampak berkelebatnya satu bayangan bagaikan

kilat, yang mundur dua tambak, kemudian ia segera

dengar suara tertawa dingin serta kata? mengejek:

"Eh, orang she Hauw, baiklah dengan ikhlas kau

terima kebinasannmu! Sebelum aku dapat rampas

tambangmu, aku si tua tak akan merasa puas!"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINHauw Gie gusar sekali, belum orang berhenti

bicara, ia sudah mencelat ke depan untuk

menghampirkan, goloknya digeraki sambil ia

berteriak: "Ke mana kau hendak pergi!"

Sebelum golok orang menyambar, orang itu

sudah loncat ke arah barat..

Hauw Gie menyerang dengan hebat, ia sampai

tak dapat tarik pulang senjatanya, maka mengenai

genteng goloknya itu berbunyl keras, lelatu apinya

muncrat, ia sendiri kaget bukan main, karena rasai

sakit pada telapakan tangannya.

Lauw Beng Wan telah siap dengan piauw di

tangannya, ketika musuh tak dikenal itu loncat, ia

membarengi menyerang, sedang Ouw Tek menimpuk

dengan dua biji batunya Hui-hong-sek.

Bayangan itu gesit luar biasa, sebelum tiga

senjata rahasia mengenainya, ia sudah loncat pula

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINke belakang rumah, di mana ia lenyap ke jurusan

belakang tambang. Hauw Gie menduga musuh tidak

bersendirian, karena dengan sendirian saja tak

nanti musuh bisa bergerak demikian cepat,

mestinya bayangan yang barusan lain, yang

melepaskan api lain lagi. Iapun girang melihat

orang lari ke belakang, sebab ia memang hendak

pancing musuh ke guanya. Demikian ia terus

memburu.

Musuh itu ber-lari? dengan sebentar kelihatan

dan sebentar menghilang.

"He, jlkalau kau benar Tiat Leng Souw, si thabib

pengembara yang tua," Hauw Gie teriaki bayangan

itu, "ketahui olehmu, Hauw Thayya nantikan kau di

lm Hong Tong!"

Hampir berbareng dengan teguran itu, orang di

depan lenyap dari pandangan mata. Menampak

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdemikian, ketua dari Hek Houw Kong jadi sangat

mendongkol. Terang orang sedang permainkan dia.

Maka ia lantas lari ke arah guanya. Jalanan ada

sukar, tetapi ia kenal baik, dari itu ia bisa lari

dengan tak nampak kesukaran suatu apa. Hanya

untuk musuh, di situ ada banyak tempat sembunyi

baginya, karena banyaknya pengkolan. Di sini ada

tiga buah tempat di mana dipasang bayhok.

Selagi berlari, Hauw Gie pun mendongkol karena

sakitnya bekas terkena air thee yang panas, tetapi

walaupun demikian, matanya awas. Ia lari belum

jauh, di sebelah depan ia tampak satu bayangan

merungkut. Orang lain barangkali tak mampu lihat

bayangan itu, yang berdiri di antara segumpal

pohon rumput. Ia baru mau mendekati, atau

bayangan itu loncat pula, ke tinggi, mendaki

tanjakan, nampaknya bayangan itu mirip tubuh

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINbinatang, hingga kongcu ini terpaksa merandek,

mengawasi dengan tajam.

Sayang, sekejap saja bayangan itu sudah lenyap

di samping tanjakan bukit.

Mau atau tidak terpaksa Hauw Gie lari terus ke

Im Hong Tong. Baharu melewati empat atau lima

tumbak, tiba? ia dengar bentakan, "Terimalah ini,

kunyuk!" Dan menyusul itu, sepotong batu besar

jatuh dari atas bukit.

Dengan lompat mundur, Hauw Gie elakkan

serangan itu, maka dengan suara keras dan

nyaring, batu itu jatuh ke tanah, meletiklah

hancuran batu dan debu, antaranya ada batu hancur

yang mengenai Kim-gan-tiauw, hingga la merasai

sakit.

"Kurang ajar!" si Garuda Mata Emas berseru. la

sangat mendongkol. "Kau berani permainkan Hauw

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINThayya!"

Dengan berani ia loncat naik ke atas untuk

menyusul. Ia sudah naik dua tumbak lebih, ketika ia

dengar suara tertawa mengejek dari sebelah atas,

yang mana disusul dengan jengekan: "Garuda tak

punya guna, jangan bertingkah, kau turunlah!"

Hauw Gie dengar itu, ia tahu orang hendak

serang ia, lantas ia mendahului berkelit ke samping,

hampir berbareng dengan bergeraknya tubuhnya,

sepotong batu menyamber ia. Hanya ini kali

batunya ada banyak lebih kecil, dan batu pun bukan

melainkan sebutir, dari itu, ia menjadi repot juga,

hingga ia mesti gunai golojnya untuk menangkis

dan menyampok ber-ulang?. Sembari berbuat

demikian, ialah sambil berkelit, ia terus saban?

loncat ke tinggi.

Tatkala akhirnya Kim-gan-tiauw sampai di atas,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkemendongkolannya jadi ber-tambah?, karena di

situ ia tidak lihat musuh, yang entah sudah kabur

atau sembunyi ke mana. Ia lantas mengumpat-caci

dengan tidak ada hasilnya, sebab musuh tidak

layanl ia. Ia malu, karena sesudah merantau tiga

puluh tahun, inilah pengalamannya yang pertama

yang membikin ia kecele dan sangat mendongkol, ia

hampir kalap dan amuk batu didepannya.

Dampratannya pun tidak peroleh jawaban.

"Kongcu, apakah di atas tidak ada orang?"

demikian pertanyaan dari bawah.

Itulah suaranya Giok-bin-ho Pwee Siu, si Rase

Kumala.

"Pwee Siu, aku si orang she Hauw telah rubuh,"

Hauw Gie menyahut dengan sangat masgul

"Ber-ulang? orang telah permainkan aku....

Bagaimana aku punya muka untuk tetap jadi kongcu

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdari Hek Houw Kong?"

Sembari berkata begitu, ia loncat turun.

"Tidak apa, kongcu," sahut Pwee Siu seraya

menghampirkan. "Sahabat kita itu orang lihay

sekali, aku sendiri mesti menyatakan takluk, sebab

kami berdua telah juga bagian depan dari Kee Jiauw

Gay, akan tetapi dia toh sanggup lewati penjagaan

di luar tahu kami! Dan sudah dua puluh tahun kami
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merantau di kalangan kangouw! Kongcu, kita

bukannya tandingan dari sahabat kita itu, maka di

sini aku hendak nyatakan - tak perduli bagaimana

anggapan kongcu! - aku ingin bersahabat sama

sahabat itu, untuk menuntut pelajaran di bawah dia,

supaya kami bisa bantu dia melakukan perbuatan?

mulia, akan tolong sesama manusia. Secara

demikian taklah sia-sia yang kami di sini menemui

orang gagah."

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINMulanya, hatinya Hauw Gie panas bukan main

mendengar ucapannya sahabat ini, akan tetapi

segera ia insaf sahabat itu bukannya seorang

hina-dina. Juga sebelum ia sempat menyatakan

apa?, Giok-bin-ho telah kutik kakinya, maka ia

lantas mengerti maksud orang.

"Akan tetapi, Pwee Suhu," kata ia, yang terus

bersandiwara. "sebaliknya aku si orang she Hauw

tak puas dengan kegagalanku ini, kecuali jlkalau

golokku ini sudah bentrok dengan senjata musuh!"

"Hauw Kongcu, jangan kau pikir demikian," Pwee

Siu membujuk. "Dari apa yang telah terjadi, sudah

nyata kelihatan kepandaian musuh.."

"Tidak!" kata Hauw Gie, tetap memb mendongkol

nampaknya. "Kecuali ia suka muncul di Im Hong

Tong, di mana kita bisa bicara, asal dia tidak bikin

aku sangat malu, aku barangkali bisa ubah sikapku,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINjikalau tidak, selama ia pandang enteng padaku, aku

tak mau mengaku kalah!"

Pwee Siu tertawa tawar.

"Kalau begitu, Hauw Kongcu, mari kita sama?

pergi ke Im Hong Tong," kata. ia.

Hauw Gie manggut, ia terus bertindak. Ia tidak

berkata-kata lagi. hanya ia asik berpikir. Ia berniat

berlaku nekat, karena ini adalah saat mati atau

hidup baginya. Pwee Siu kawani sahabat ini dengan

berlaku waspada, ia pasang mata ke empat penjuru,

guna ber-jaga? terhadap serangan gelap.

Begitu melewati jalan gunung di sebelah depan,

mereka segera dapat lihat pertambangan Hek Houw

Kong, kapan mereka sudah mendekati lagi dua puluh

tombak, di sana, berterang dan bersembunyi,

tertampak orang? yang ditugaskan berjaga.

"Siapa?" demikian satu tegoran, yang didahului

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdengan melesatnya panah-bersuara.

"Houw!" jawab Kim-gan-tiauw, yang ucapkan

tanda-rahasia. "Houw". berarti "harimau". Itu adalah

tanda untuk malam itu.

Mengetahui yang datang ada ketua mereka,

beberapa orang juga lantas muncul untuk

menyambut.

"Ada gerakan apa di Im Hong Tong atau

dekat?nya?" Hauw Gie tanya.

"Semua tenang," jawab salah seorang.

"Sekarang adalah saat paling genting," pesan

Hauw Gie setelah ia manggut?, "maka kecuali orang

sendiri, siapa melintas di sini dia mesti segera

diserang, jangan sangsi? lagi!"

"Baik, kongcu!" sahut sekalian petugas itu.

Hauw Gie lantas ajak Giok-bin-ho memeriksa

sekitar gua, ia dapatkan semua penjgaan sempurna.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINIapun puas, karena atas pertanyaannya semua

orang menjawab di situ tak ada gerakan apa juga

dari pihak satru.

"Mari kita periksa bagian dalam," kemudian

Hauw Gie kata pada sahabatnya. Sampai sebegitu

jauh. Ia merasa lega.

Sekitar Um Hong Tong gelap gulita, di situ tak

ada sebuah lentera juga. Di sepanjang jalan ke

mulut gua, selain gelap, seorang pun tidak ada.

Maka itu, untuk menghampirkan mulut gua, Pwee

Siu, yang mendahului Hauw Gie, lantas mentalakan

sumbunya, lalu sambil memeriksa ia bertindak maju.

Begitu lekas ia mulai memasuki gua, diterowongan

ia tiup padam sumbunya dan menyimpan barang itu.

Di dalam, di empat penjuru, di atas tembok, ada

dikorek lobang? batu, di mana bisa ditaruh minyak

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdan sumbu, maka dengan semua sumbu itu

dipasang, di situ terdapat cahaya terang. Api

semacam itu tidak gampang padam, perlunya itu

adalah apabila ada orang memasuki gua, dari

tempat sembunyi dari sela?, orang jaga bisa

melihat dengan nyata, hingga serangan panah bisa

dilakukan.

Di pinggir tembok, di atas meha batu, terletak

kelenengan besi dari Tiat Leng Souw. Sukar untuk

ambil kelenengan itu, karena penjaga? asal tidak

alpa mesti melihat orang memasuki gua, dan asal

tanda mereka berbunyi, mereka bisa turun tangan.

Seballknya, satru sukar melihat atau menyerang

tukang? bayhok itu.

Hauw Gie puas melihat kelenengan masih utuh.

"Pwee Losu," kata ia kemudian, "sekarang mari

kita kembali, akan tunggui kabar saja."

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINPwee Siu pun puas melihat kelenengan itu belum

terganggu. Ia manggut terhadap ajakannya tuan

rumah, tapi sambil bersenyum tawar, ia kata,

"Seorang laki? mesti punya kepercayaa , maka asal

sahabat baik itu datang dan ambil kelenengan itu,

kita mesti dengan ikhlas mengaku kalah dan

menyerah. Hanya, aku lihat, sahabat itu cuma bisa

bertingkah di luar gua saja, untuk memasuki gua ini

nampakbya bukanlah gampang...."

Sesudah dapat hinaan, sekali ini Hauw Gie tidak

lagi jumawa.

"Sekarang ini, Pwee Loosu, aku punya pikiran

lain." ia jawab sahabatnya itu. "Parit ini berarti

kehidupanku, akan tetapi aku tak hendak berati

pula. Kalau sebentar fajar sahabat kita itu tak

datang ambil kelenengannya, aku memikir akan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINbubarkan usahaku, untuk berlalu dari Hek Houw Nia.

Secara begini, aku berlalu dengan baik, tak sampai

orang rubuhkan pamorku, aku pun undurkan diri

sebagai seorang yang melihat salatan. Undurkan

diri secara begini lebih baik daripada aku tunggu

sampai orang bikin aku malu.....*

Pwee Siu tidak menyatakan apa? atas

pernyataannya tuan rumah ini, ber-sama? mereka

bertindak keluar, ia jalan di sebelah belakang.

Selagi mereka jalan, Hauw Gie merasai sambaran

angin lewat di atas kepalanya, ketika ia dongak,

dengan segera ia melihat satu bayangan melesat ke

arah terowongan. la segera menduga pada musuh. la

loncat memburu.

"Awas, Pwee Loosu!" ia berseru. "Sahabat kita

sudah datang!"

Pwee Siu segera merandak ketika ia dengar itu.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINHauw Gie sampai di mulut gua dengan tak dapat

lihat bayangan tadi dan di sekitar situ keadaan

gelap dan tenteram.

"Hai, kawanan kantong nasi dan gentong arak!"

tiba? Kim-gan-tiauw mendamprat orang?nya, yang

bertugas menjaga sambil umpatknn diri. "Musuh

sudah datang dan masuk ke dalam gua, kenapa kau

tidak tahu? Sungguh kau memalukan Hek Houw

Kong!"

Suara itu terdengar nyata, tetapi tidak ada

seorang juga yang menyahuti. Semua orang merasa

heran karena mereka tahu mereka menjalankan

tugas mereka dengan baik. Di sebelah itu mereka

pun heran, kenapa si majikan sendiri dan kawannya,

yang memasuki gua, tak dapat pergoki musuh.

Sampai di situ, Pwee Siu bertindak masuk ke

dalam, hatinya kebat-kebit, ia men-duga?

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkelenengan besi sudah terbang atau belum. Ia

sangat curiga dan bersangsi. Untuk kegirangannya

akhirnya ia melihat kelenengan onta itu masih

terletak di atas meja.

Dengan hati lega bukan main, Giok-bin-ho putar

tubuhnya akan bertindak keluar, tetapi ia baru

angkat kakinya atau dari depan ia dengar suara

membentak, menyusul mana ia dengar suara senjata

rahasia menyambar ke arah batok kepalanya.

Lekas? ia mendekam atas mana lantas ia dengar

suara batu besar membentur tembok gua, batu itu

hancur dan muncrat ke sekitarnya.

Selagi mendekam, si Rase Kumala keluarkan

piauwnya yang dinamakan Bu-hong Wa-bin-piauw,

lantas seraya putar tubuhnya ia ayun tangannya ke

arah dari mana tadi angin menyambar - ke arah

mulut terowongan. Akan tetapi, piauw ini melayang

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdengan terus tidak menerbitkan suara apa?,

tandanya piauw tidak mengenai sasaran dan juga

tidak membentur tembok atau jatuh ke tanah.....

Hanya, menyusul itu, dari jalan terowongan itu

terdengar tertawa jengekan yang disusul dengan

cacian: "Orang tolol, awas!"

Mendengar itu, tak berayal sedetik jua, Pwee Siu

lompat ke samping. Gerakannya ini menolong ia,

sebab lantas saja dua-tiga potong batu

menyambernya dengan saling-susul.

Sebat sekali Pwee Siu keluarkan ia punya toya

pendek, untuk bersiap akan melayani musuh, akan

tetapi di pihak lain musuh terus tidak perlihatkan

diri, sedang senjata rahasia musuh inipun tidak lagi

menyerang lawan, hanya beruntun menerjang api

penerangan, setiap serangan membikin padam satu

api, hingga tinggallah satu, yang berada di pojok

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINselatan, dekat mulut gua.

Melihat demikian, Pwee Siu loncat ke mulut gua

untuk keluar, ia putar toyanya guna melindungi diri.

"Apa kabar, Pwee Loosu?" bertanya Hauw Gie,
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sambut kawan itu ketika dia ini baru jalan

memapak empat-lima tindak.

"Hauw Kongcu, jagalah pintu gua!" sahut

Giok-bin-ho. "Sahabat kita sudah datang!"

Mendengar yang musuh telah memasuki Im Hong

Tong, Hauw Gie melupakan bahaya, dalam keadaan

seperti itu, hawa angkara-murka kuasai dirinya. Gua

gelap, tapi ia maju seraya putar goloknya untuk

melindungi diri, berbareng iapun panggil? sang

kawan, agar mereka tidak sampai saling menyerang

sendiri.

Dengan tindakannya ini, Hauw Gie telah berikan

ketika baik kepada musuh. Tiba? ia merasakan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsambaran angin ke arah kepalanya, lalu pundaknya

kena terbentur tetapi tidak hebat, berbareng

dengan itu, ia dengar: "Orang she Hauw, sampai

bertemu pula lain kali!"

Suara itu segera disusul dengan melesatnya satu

bayangan, yang keluar dari gua.

Sia-sia sedia Hauw Gie menyerang, bayangan itu

terlalu sebat baglnya, tidak perduli ia pun sudah

lantas berloncat akan menyusul keluar.

"Hati? Hauw Kongcu!" memperingati Pwee Siu

yang licin. "Jangan kita terpedaya oleh tipu

mengundang harimau meninggalkan guanya! Terang

si tua-bangka lagi permainkan kita, supaya kita

lengah dan ia bisa curi pulang kelenengannya!"

Sembari berkata begitu, si Rase Kumala

menyusul keluar.

Hauw Gie menyahuti ,,Ya" sambil mengawasi ke

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsekitarnya. Ia pun menyesal, gagah sebagai ia,

sejak merampas pertambangan Hek Houw Kong ini,

ia jadi bulan?an permainan musuh yang liehay itu.

Karena ini, ia terus ngoce akan damprat orang?nya,

yang dikatai tak punya guna....

Sama sekali Hauw Gie tidak merasa, bahwa

karena kegalakannya itu orang?nya -meskipun

mereka semua tutup mulut - hatinya mendongkol,

hingga selanjutnya mereka tidak lagi mau lakukan

penjagaan secara sungguh?. Malah mereka

menggerutu satu pada lain.

Pwee Siu pun mencoba cari musuhnya di-dekat?

situ, ia berlalu dengan diam? hingga ia dengar

gerutuan orang, mengetahui mana ia merasa kurang

enak hati, ia kuatir nanti terbit pemberontakan di

sebelah dalam. Maka segera ia dekati Kim Gan

Tiauw.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"Sudah, kongcu," ia kata. "Dalam keadaan

seperti ini, kita harus sabar, jangan sibuk tak

keruan. Harap kaupun tidak tegor terlebih jauh

semua saudara?, aku kuatir mereka salah terima

dan inilah tidak baik. Lihat, sekarang sudah jam

empat lewat, mari kita tetap menjaga, asal

kelenengan tidak tercuri, itu artinya bahaya sudah

lewat. Tentang sikapmu lebih jauh, kita boleh pikir

pula kemudian."

Kim Gan Tiauw sedang mendongkol, sukar untuk

dia lampiaskan itu, maka ia diam atas nasehatnya

kawan ini.

"Kong-cu baik ketahui, kecuaIi satu api kita di

dalam, di tiga jurusan sudah padam semua," Pwee

Siu memberitahukan. "Kita mesti lekas nyalakan

pula semua api itu, agar saudara? kita bisa melihat

kalau nanti musuh datang pula."

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINHauw Gie masih mendongkol, tetapi ia menurut,

maka ia panggil dua orangnya untuk diajak masuk

ke dalam guha guna sulut semua sumbu, kemudian

ia perintah mereka keluar pula, ia sendiri bersama

Pwee Siu terus menjaga di gua.

"Asal terang tanah datang dan kelenengan tidak

tercuri, sebagai seorang terhormat, si thabib

pengembara mesti taati janjinya," pikir pemilik parit

ini. Iapun sangsikan, apakah seorang diri thabib itu

bisa wujudkan janjinya.

Seperti tak terasa, kemudian terdengar suara

kentongan lima kali.

"Lagi satu diam," pikir Hauw Gie. "Kalau sudah

terang tanah......."

"Lihat, kongcu," kata si Rase Kumala sambil

menunjuk, "langit sudah mulai terang, maka segera

akan dapat diketahui, menjangan rubuh di tangan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsiapa! Siapa nyana pamornya Tiat Leng Souw akan

runtuh hari ini di tangan kita!"

Hauw Gie memandang langit di arah timur, ia

bersenyum.

Cuaca makin lama jadi makin terang, lalu dari

depan terdengar tindakan kaki, yang suaranya

makin nyata. Selagi Hauw Gie dan sahabatnya siap

sedia, lalu terdengar penjaga? menegur orang yang

datang itu, apabila Hauw Gie dengar suara jawaban,

hatinta menjadi lega dengan sekejap. Sebab yang

datang itu adalah Hoa-too Lauw Beng Wan.

"Marl kita papaki," Hauw Gie ajak Giok-bin-ho.

Pwee Siu manggut, lalu keduanya mahu ke

depan, hingga sesaat kemudian Lauw Beng Wan

sudah berdiri di depan mereka dan terus melaporkan

kepada pemilik itu, katanya di kaki bukit ada

datang serombongan dari empat puluh orang lebih,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdi antara siapa tujuh tauwbak atau kepala kuli dari

pemilik? parit kecil di sekitar Ta-cian-louw.

"Mereka datang untuk bersatu di bawah kongcu,"

Beng Wan melaporkan lebih jauh. "Mereka punya

dua parit emas baru, yang mereka tidak sanggup

usahakan. Mereka suka serahkan segala apa, asal

kongcu suka lindungi mereka dan berikan mereka

makan dan pakaian sekedarnya. Katanya mereka

tak ingin mengalami nasib sebagai Ie Tay Giap dari

Ceng Siong Nia. Mereka hendak serahkan peta

mereka, untuk kongcu periksa, agar kongcu bisa

lantas periksa pertambangan mereka dan terus

usahakan."

Mendengar itu, Hauw Gie berdiam sesaat,

agaknya ia heran.

"Kelihatannya mereka jerih terhadap kita,"

kemudian ia kata seraya awasi Beng Wan. "Apakah

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkau tidak beritahukan untuk mereka mundur dulu,

bahwa sebentar tengah-hari aku baru bisa terima

mereka?"

" Aku sudah kasi tahu, tapi mereka ingin bisa

lantas menemui kongcu," menyahut Hoa-too si

Golok Terukir. "Mereka bilang, keadaan genting, ada

orang yang berniat turun tangan terhadap mereka.

Satu kali mereka terlambat, pasti mereka bisa jatuh

ke lain tangan. Ini pun sebabnya, kenapa mereka

berangkat kemari sejak malam tadi."

Hauw Gie kembali dlam, akan tetapi hatinya

tertarik bukan main. la cuma ingat orang jerih

terhadapnya dan rejeki lagi menghampirinya.

Hatinya juga sudah lega banyak karena fajar sudah

datang.

,,Pwee loosu, bagaimana penglihatanmu?"

akhirnya ia tanya Giok-bin-ho. "Aku sendiri sangsi"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"Sebaiknya, aku anggap tak perlu kongcu

bersangsi," jawah kawan ini. la lihat orang berhati

lega, ia tak mau menimbulkan pula rasa kuatir. "Di

Kee Jiauw Gay ini kau tinggal bukan baru satu hari,

tidak heran kalau namamu terkenal dan orang

semua tahu. Siapakah tidak jerih padamu? Pasti

benar apa yang mereka bilang itu dan mereka

mengandal pada kau untuk melindungi kepentingan

mereka. Lihat, cuaca sudah terang, baiklah panggil

mereka datang. Apakah kita mesti jerih terhadap

beberapa puluh orang itu? Apa bisa jadi mereka

kandung maksud jahat dan hendak cari mampusnya

sendiri? Tentang janji di Im Hong Tong, keputusan

sudah terdapat, sebagai orang kangouw kenamaan,

mustahil Tiat Leng Souw berani sangkal janjinya

itu!"

Kim Gan Tiauw manggut, ia setuju dengan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINanggapannya kawan itu.

"Aku juga berpikir demikian." kata ia. "Tidak

perduli mereka bermaksud baik atau jahat, mereka

memang harus dipanggil datang, apabila mereka

main gila, kita boleh hajar adat mereka itu!"

Kemudian kongcu ini kasi perintah akan ijinkan

semua tamu masuk, tetapi berbareng dengan itu

barisan penjaga lalu disiapkan - mereka itu

dimasukan berbaris dari depan sampai di dalam.

Panah mesti disediakan, golok mesti dihunus.

"Itu benar!" berkata Giok-bin-ho.

Hauw Gie pesan Hoa-too Lauw Beng Wan,

penjagaan di Im Hong Tong harus jangan

dibubarkan, barisan penjaga mesa terdiri dari kuli

parit lain?nya. Cuma Bu Seng diminta turut hadir di

kantoran, karena sesudah siang sahabat itu tidak

perlu bikin penjagaan lebih jauh.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINBeng Wan menurut, ia segera undurkan diri

untuk bekerja.

Hauw Gie dan Giok-bin-ho Pwee Siu lantas

kembali ke lm Hong Tong, untuk ulangi pemeriksaan

di depan gua, di mana ada penjaga? yang mesti

dipindahkan ke gerombolan pepohonan yang lebat,

untuk menjaga terus.

Menurut pikirannya, Hauw Gie pesan sebentar

tengah-hari tepat kelenengan mesti diambil, untuk

dipancar di muka pagar pekarangan pertambangan

guna dipertontonkan. Habis itu, ia ajak Pwee Siu

kembali ke kantor.

Tidak lama sehabisnya dua orang ini cuci muka

dan bersisir, Coan Thian Auw-cu Bu Seng muncul.

"Banyak cape, Bu Loosu!" Hauw Gie menyambut.
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau sudah banyak pengalaman, apa kau pikir

tentang rombongan orang yang hendak tumpangi

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdiri kepada kita itu? Mereka datang secara tiba?,

mereka mohon perlindungan kita. Apakah mereka

ber-sungguh? atau mendusta?"

"Hauw Kongcu, per-tama? kami hendak

haturkan maaf kami, karena sekalipun kami

menjaga keras, musuh toh bisa nerobos kemari,"

sahut Bu Seng. Lebih dulu, Coan Thian Auw-cu lihat

kedipan mata diam? dari Pwee Siu, yang mengasi

tanda untuk dia jangan banyak mulut. "Rombongan

yang baru datang itu, jumlahnya kira? empat puluh

orang, aku tak dapat terka maksud mereka, hanya

aku pikir?, selagi kongcu ternama besar, mustahil

mereka berani datang untuk cabuti kumis harimau?"

Jawaban itu bikin lega hatinya pemilik tambang

ini.

"Hm, Tiat Leng Souw boleh gagah dan kesohor,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINaku boleh jadi bukan tandingannya, tetapi aku tetap

tidak takuti dia!" kata ia dengan jumawa. "Apa dia

bisa bikin, taruh kata dia gunai tipu dayanya? Lihat

saja, apa Ie Tay Giap dari Ceng Siong Nia mampu

bikin? Maka pemilik parit lain yang kecil, tidak ada

di mataku! Benar bagi mereka untuk datang

berlindung kepadaku, dengan begitu aku tidak nanti

ganggu mereka, mereka boleh tetap merdeka,

makan dan pakai cukup. Tidak demikian, akan

datang giliran aku nanti bereskan mereka....."

Hauw Gie tidak sempat berunding atau berpikir

pula, Lauw Beng Wan telah kembali dengan

laporannya bahwa tujuh pemilik parit serta orang?

mereka semua, sudah menantikan di muka

pekarangan, untuk tunggu perintah lebih jauh.

Hauw Gie manggut.

"Jiewie Loosu, mari turut aku!" ia kata pada Bu

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINSeng dan Pwee Siu. "Mari kita lihat mereka!"

Dua sahabat itu menurut, mereka berbangkit

dan ikut bertindak keluar. Pwee Siu lihat ia punya

toya istimewa di pinggangnya dan Bu Seng tancap

goloknya di punggungnya, karena senjata ini sukar

untuk disembunyikan. Sebagai orang? licik, mereka

selalu siapi senjata mereka. Hauw Gie tidak puas

dengan kelakuan hati? itu, ia anggap sikap itu

merendahkan derajatnya, sebab ia pikir kenapa

mesti jerih terhadap empat puluh tamu itu. Sebab

mendongkol, ia justeru lepaskan goloknya dan

loloskan sarung piauw, ia pakai thung-sha,

melainkan sepasang peluru besi tak bisa terlepas

dari tangannya.

Dengan tuan rumah jalan di muka, tiga orang ini

bertindak dengan sikap gagah.

Mulai dari pintu thia atau ruangan tamu, sudah

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINlantas terlihat pengawal berdiri di kiri dan kanan,

jumlahnya semua enam belas orang, dandanannya

ringkas dan rapi, kepala dibungkus dengan

saputangan hitam, tangan menyekal golok. Di pintu

thia berdiri dua pegawai untuk melayani tuan rumah

atau tamu.

Begitu lekas Hauw Gie sudah duduk, Beng Wan

muncul pula.

"Sekarang silahkan mereka masuk," kata Kim

Gan Tiauw. "Pesan supaya mereka jangan riuh dan

bersikap kasar. Akupun cuma mau ketemui tujuh

orang yang menjadi kepala."

"Tidak usah kongcu pesan, aku sudah kasi

mengerti pada mereka," bilang Beng Wan.

"Menurut orang? yang jadi kepala, rombongan

mereka datang dengan maksud tidak lain kecuali

menengok kongcu sendiri, yang mereka kagumi. Aku

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpercaya keterangan mereka itu, maklum mereka

kuli? parit biasa. Ada baiknya kalau kongcu tidak

sia-siakan harapan mereka itu."

Bu Seng dan Pwee Siu tertawa di dalam hati

melihat sikap mengumpak-umpak dari Hoa-too

Lauw Beng Wan, tetapi sebaliknya Hauw Gie merasa

puas. Hauw Gie merasa, bahwa ia benar? sudah jadi

kepala dari seluruh daerah Hek Houw Kong atau

Tah-cian-louw.

Beng Wan telah undurkan diri untuk tidak lama

muncul pula, lebih dulu daripada itu telah

kedengaran tindakan kaki dari banyak orang yang

telah sampai di muka pintu. Itu adalah pintu

samping, karena pintu thia telah ditutup.

Hauw Gie duduk menantikan atas kursinya, dari

situ segera kelihatan rombongan yang lagi

mendatangi, tua dan muda, pakaiannya rapi, tujuh

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINatau delapan antaranya memakai baju dan celana

pendek, selebihnya tiga puluh orang lebih pakai baju

pendek, tandanya mereka orang dusun.

"Lihat, jiewie," kata Hauw Gie pada Bu Seng dan

Pwee Siu selagi orang mendatangi, "hampir kita

unjuk kelemahan terhadap mereka itu, hampir kita

curigai mereka tak ke-ruan?. Segala orang dusun

tolol sebagai mereka, bagaimana mereka berani

main gila di sini?"

Dua saudara itu tidak menyahut, mereka

melainkan manggut?.

Rombongan itu bertindak dengan rapi dan diam,

agaknya mereka berlaku hati?. Di muka

pekarangan thia, di mana Ouw Tek muncul, mereka

merendah. Beng Wan yang jalan di depan mereka,

putar tubuh untuk berkata: "Kongcu ada di thia

sana. Cuma kepala rombongan yang boleh bicara

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsama dia. Ingat, jangan kau orang ramai. Aturan

kita di Hek Houw Kong keras, siapa melakukan

pelanggaran, dia sukar dapat ampun. Rombongan

harus berhenti di muka thia dan berdiri di kiri dan

kanan. Apa kau orang sudah mengerti?"

Pengutaraan itu dljawah oleh salah seorang

kepala rombongan. Dia ini berkumis-jenggot putih

seluruhnya, kepalanya ditutup dengan tudung

Ma-liam-po yang lebar, hinggn antero mukanya

seperti tertutup. Ia pakai pakaian biru, pendek dan

ringkas, kakinya dibungkus dengan cauw-ee saja,

sepatu rumput.

"Tak usah kau pesan, loosu, kami sudah

mengerti," demikian jawabnya terhadap Beng Wan.

"Di sini mana kami berani berlaku kurang ajar.

Loosu lihat saja, jangan loosu pandang enteng

karena mereka orang? dusun......"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINBeng Wan manggut.

"Nah, marilah!" kata ia.

Ruangan tamu besar dan rapi, ke sana orang

bertindak. Di muka thia rombongan itu berhenti,

tiga puluh lebih kuli itu lantas pecah diri ke kiri dan

kanan dan berdiri berbaris dengan rapi, mereka

tahu diri seperti katanya si empeh. Tujuh orang

pemimpin mereka berdiri di sebelah depan.

Bu Seng dan Pwee Siu memandang dengan

tajam, mereka lihat tangan orang itu semua

kosong, maka itu hati mereka lega.

"Itulah kongcu kita." kata Beng Wan kemudian

kepada tamu?nya. "Dengan sudi menemui kau

orang, kongcu telah berlaku baik sekali. Hayo kau

orang unjuk hormat!"

Begitu lekas Beng Wan tutup mulutnya, seperti

sudah dijanji, semua tamu angkat rapat tangan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmereka untuk memberi hormat sambil menjura satu

kali. Seharusnya mereka juga hormati Bu Seng dan

Pwee Siu, yang berdiri di kiri dan kanannya Hauw

Gie, tetapi itu mereka tidak perbuat, semua mata

ditujukan kepada Kim Gan Tiauw seorang.

Menampak demikian, Lauw Beng Wan hendak

menegor, tetapi ia telah didahului oleh Hauw Gie,

yang membalas hormat, hanya cara membalasnya,

agung?an, ia tidak berbangkit, ia cuma manggut

dengan pelahan, kemudian ia goyang kepala kepada

si Golok Terukir, tanda untuk orang ini diam.

"Kau orang semua, apa nama kau?" kemudian

Kim Gan Tiauw tanya. "Dan di mana letaknya parit

kau masing??"

Si orang tua yang tadi merogoh sakunya akan

tarik keluar sepotong kertas.

"Nama dan alamat kami semua tercatat dalam

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINcatatan ini," jawab ia sambil angsurkan itu.

"Dengan membaca catatan ini, kongcu akan ketahui

semua."

Beng Wau secara kasar sambuti catatan itu,

sebaliknya ia haturkan itu pada majikannya dengan

sikap menghormat.

Hauw Gie bukannya seorang terpelajar, tidak

heran, kapan ia beber catatan itu, ia melainkan

kenal separuhnya. Yang ia ingat adalah dua parit

berdekatan, yaitu Sam To Nia dan Loo Pak Hong,

pemilik? kedua parit ini cuma tulis she-nya, tidak

namanya, sebagai nama dipakai runtunannya saja.

Pemilik dari Sam To Nia adalah Ie A-jie dan dari

Loo Pak Hong Cio Lauw-su. Maka itu, lekas sekali

Hauw Gie letaki catatan itu di atas meja.

"Ie A-jie," ia lalu tanya, "kau datang ke Hek

Houw Nia, apa benar? kau mohon perlindungku, Kim

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINGan Tiauw Hauw Gie?"

"Apakah perlu kongcu tegaskan pula itu?" sahut

si orang tua. "Kami telah melihat, bahwa kami tidak

punya jalan hidup lagi. Aku telah berusia Ianjut, ,aku

telah bersengsara seumur hidupku, tetapi aku tetap

tak menghendaki kematian karena kelaparan.

Kongcu, namamu telah jadi sangat tersohor, seluruh

daerah Tah-cian-louw ini sudah takluk di bawah

perlindunganmu, mana kami bisa hidup, jikalau

kamipun tidak datang berlindung kepadamu? Jumlah
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kami, lelaki dan perempuan, seratus jiwa lebih, kami

membutuhkan perlindungan. Kami tak bisa antap

diri mengalami kesengsaraan seperti rombongan le

Tay Giap di Ceng Siong Nia. Ie Tay Giap tidak tahu

diri, ia dapatkan bagiannya! Maka itu, kami rela

menyerahkan parit kami, asal kongcu suka tolong

bagikan kami semangkok nasi. Bukankah kongcu

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINbersedia menolong kami?"

Hauw Gie puas mendengar jawaban itu, sembari

buat main sepasang pelurunya ia tertawa

ter-bahak?.

"Ie Lauw-tauw, dengan perbuatanmu ini, nyata

kau tahu diri!" ia berkata dengan jumawa. "Aku

memang biasa musuhkan segala jago jahat, yang

berani satrukan aku! Kau orang? desa lemah dan

bodoh, bagaimana aku bisa menghina kau? Dengan

ganggu kau, aku bukan lagi orang kang-ouw

sejati...."

"Sekalipun begitu, Hauw Kongcu, harap kau tidak

dapat pandangan keliru tentang kami." Cio Lauw-su

turut bicara. "Perlu kiranya aku omong jelas, akan

tuturkan hal yang sebenarnya. Parit kami kecil,

tetapi orang? kami bukan semua terdiri dari

orang? lemah dan bodoh seperti barusan kongcu

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkatakan. Di mana kami datang dengan setulus hati,

kami pun mesti omong dengan terus terang. Kalau

nanti kongcu kirim wakil untuk lakukan

timbang-terima parit? kami, harap kau tidak kirim

segala kantong nasi atau gentong arak, yang tidak

ada kepandaiannya, itu bisa mendatangkan

kegagalan. Mereka itu berasal roh? gentayangan

dan iblis? penasaran, karena buntu jalan, mereka

berkumpul di parit kami untuk jadi kuli? parit.

Mereka bangsa kasar, sedikit saja mereka bisa

damprat orang atau berlaku enteng tangan, hingga

sulit bagi kami yang menjadi kepala. Sukur kami

sanggup atasi mereka itu. Ini berarti, kami dapati

parit, karena kami tukar itu dengan jiwa kami.

Maka itu, andaikata kongcu memandang terlalu

enteng, kau bisa kecele...."

Hauw Gie tertawa dingin.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"Cio Lauw-su, janganlah kau gertak aku dengan

kata?mu itu!" ia bilang. "Jangan kata baru

rombongan kau, sekalipun orang? dengan tiga

kepala dan enam tangan, aku berani gempur

mereka! Aku berani tancap kaki di Tah-cian-louw

ini, itu saja adalah bukti tentang aku. Di bawah

perintahku tidak ada segala kantong nasi dan

gentong arak! Apakah kau tak percaya, Cio

Lauw-su?"

Hauw Gie bicara tekebur karena ia mulai merasa

curiga. Setelah melihat lama, ia merasa, dari tujuh

orang itu ada orang? yang romannya mengerti

silat. Kata?nya si orang she Cio pun agak luar

biasa.

Beng Wan dan Tio Tay Hin mendongkol

mendengar suaranya Cio Lauw-su, mereka anggap

yang mereka telah dihina, tetapi mereka tidak

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINberani lancang campur mulut.

Cio Lauw-su hendak jawab Kim Gan tiauw,

ketika datang pengawal, yang terus hampirkan

Hauw Gie, di depan siapa, di samping, ia berdiri

diam.

"Harap kongcu ketahui, dari depan ada datang

laporan," demikian wartanya pengawal ini. "Ie Tay

Giap, bekas pemilik parit Ceng Siong Nia, telah

dengar perihal menyerahnya berbagai parit ini, ia

lantas saja menyesal, ia insaf, untuk dapat makan

ia harus tunduk terhadap kongcu, maka itu

sekarang ia mohon belas kasihan. Ia masih sakit, ia

tidak bisa datang sendiri, dari itu ia kirim anaknya

perempuan selaku wakil, untuk menghaturkan maaf

guna minta perlindungan."

Hauw Gie heran mendengar laporan ini. Sejak Ie

Tay Giap undurkan diri, ia dengar pemilik dari Ceng

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINSiong Nia itu menumpang di Pa Cu Kong, di mana

orang?nya tidak mau bubar, ia curigai mereka, ia

sudah pikir untuk basmi mereka, maka ia tidak

mengerti kenapa Ie Tay Giap suka menyerah dan

kirim gadisnya.

"Apakah dia insaf benar??" ia berpikir.

"Gadisnya keras kepala, dia pernah omong kasar

terhadap

aku, tapi sekarang dia berani datang kemari!

Baik aku ketemukan dia, untuk tegur dia, ke mana

perginya kekatakannya! Dia cantik, biar dia datang

untuk tak bisa kembali, agar dia tahu rasa, supaya

dia ketahui siapa aku ini! Aku harus punya dia.....!"

Setelah ambil putusan, ia berikan perintahnya:

"Bawa budak itu menghadap! Kita jangan sia-siakan

pengharapan ayahnya untuk menakluk kepada kita!"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINPerintah itu dijalankan, si pengawal undurkan

diri dengan cepat. Kim Gan Tiauw menoleh pada

ketua dari Loo Pak Hong. Ia tertawa tawar.

"Cio Lauw-su, kau telah dengar, bukan?" kata ia

separuh mengejek. "Ie Tay Giap telah kirim

puterinya untuk menghaturkan maaf kepadaku! Dia

seorang yang sukar dipermainkan, tetapi dia

sekarang telah tunduk, dia rubuh di tanganku si

orang she Hauw! Maka itu aku tidak percaya

orang?mu ada yang tak takut mampus dan berani

menyatrukan aku! Cio Lauw-su, jangan kau kuatir,

jikalau nanti aku kirim wakil?ku akan terima

tambang kau orang semua, apabila ada seorang

saja yang keluarkan kata? tidak sedap bagi kuping,

kau nanti lihat bagaimana orang?ku nanti bereskan

dia!" "Hauw Kongcu," berkata Ie A-jie dari Sam To

Nia, mendahului kawannya, "barangkali tak usah

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINterjadi apa yang kongcu katakan, kau akan terima

semua parit dengan kepuasan. Kongcu tak usah

perdulikan apa yang Cio Lauw-su bilang, karena

bukti toh nyata, seluruh Tah-cian-louw telah

menjadi kepunyaan kongcu!"

Selagi Ie A-jie bicara, dari luar sudah kelihatan

pengawal sedang antar Ie Siu Kouw bertindak

masuk, di kiri dan kanannya si nona, yang muda

dan cantik, mendampingi dua orang. Mereka ini

sedang memasuki "kedung naga atau gua harimau",

akan tetapi nampaknya mereka tidak gentar hati.

Nona le pakai baju dan celana biru yang sepan,

angkin hijau melibat pinggangnya, kepalanya

digubat dengan setangan hijau juga. Dua

pengiringnya adalah Lauw Eng dan Cui Bun Bouw

dari Ceng Siong Nia, dua?nya berpakaian ringkas

dan kepala ditutupi tudung rumput yang besar dan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINlebar, mereka tidak pegang senjata, mereka hanya

terus dampingi si nona.

Sebagai Ir A-jie atau Cio Lauw-su, mereka ini

mesti jalan mutar dan melewati pengawal? yang

bersenjata, akan sampai di depan ketua dari Hek

Houw Kong atau Kee Jiauw Gay. Ie Siu Kouw

bersikap tetap katak, ketika ia berdiri di depan

tuan rumah.

"Hauw Kongcu!" berkata si nona, yang terus saja

buka mulutnya sambil tertawa dingin, "walaupun aku

seorang perempuan, aku pegang kepercayaanku!

Hanya aku tidak sangka, secara begini cepat aku

telah datang kemari untuk menemui kau!"

Hauw Gie tidak puas melihat sikap orang dan

mendengar cara bicara itu. Itu bukan caranya orang

datang untuk memohon maaf. Iapun lantas tertawa

dingin.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"le Siu Kouw, kan harus mengerti," segera ia

menegur. "Bukankah kau datang kemari untuk

menghaturkan maaf dan mohon perlindungan?

Nah, sekarang, secara baik dan hormat, kau mesti

unjuk hormatmu kepadaku! Apakah bisa jadi, kau

tidak pandang mata padaku? Apakah kau tidak

sayang jiwamu? Budak, umpama kata kau kandung

maksud tidak baik, mengertilah, jiwamu ada dalam

tanganku, jangan kau menyesal! Sekarang,

bicaralah!"

"Hm, orang she Hauw!" berkata si nona, dengan

sifatnya menghina. "Kau niscaya bukannya tidak

mengerti, siapa bunuh orang, dia mengganti jiwa,

siapa pinjam uang, dia mesti lunasi itu!

Pertambangan kita di Ceng Siong Nia kau telah

rampas, dan ayahku kau telah lukai sampai jiwanya

hampir melayang, maka coba kau pikir, dendaman

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINbagaimana ada di antara kau dan kami si orang she

Ie! Bukankah kau telah bikin rumahtangga kami

hancur lebur? Bukankah kami, ayah dan anak, mesti

menyingkir ke Pa Cu Kong di Loo Pak Hong? Sudah

begitu, kau masih belum puas, senantiasa kau

selidiki kami, tentunya kau kandung niatan akan

basmi habis kami! Apakah kau berkepala tiga dan

bertangan enam, hingga orang tak berani gempur

kau? Oh, Hauw Gie, sekarang kau jangan bertingkah

lebih jauh, jangan kau ngelamun untuk kangkangi

semua parit di Tah-cian-louw! Hari ini telah datang

saatnya lubernya takaran kejahatanmu! Lihatlah,

saat ini, di hadapanmu, semua adalah iblis? yang

menghendaki jiwamu! Apakah kau sangka nonamu

datang untuk minta maaf dan perlindungan? Kau

ngelindur! Nonamu datang justeru untuk mencari

balas!"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINKagetnya Hauw Gie bukan main, murkanya tidak

kepalang, tetapi karena ia berani, ia keprak meja

begitu keras sampai cawan? thee berlompatan,

terbalik dan jatuh ke bawah dan hancur, suaranya

nyaring, hancurannya meletik ke sana-sini.
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Oho, budak hina dina!" ia menjerit, "apakah kau

punya hati biruang dan nyali macan tutul, maka kau

jadi begini berani? Budak hina, jangan kata kau

orang, kawan tikus dari Ceng Siong Nia, yang aku

tak lihat mata sama sekali. sekalipun Tiat Leng

Souw yang kesohor di seluruh Su-coan dan kalangan

kanguouw, yang namanya bisa bikin hati orang ciut,

dia masih rubuh di tanganku! Kelenengan besinya

yang dimalui, kelenengan itu sekarang masih

tersekap di dalam gua Im Hong Tong! Budak, kau

datang cari mampusmu sendiri, jangan kau sesalkan

kau punya kongcu.......!"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINSuaranya Kim Gan Tiauw masih belum berhenti

atau orang telah dengar suara kelenengan - suara

dari jauh, yang lagi mendatangi, kemudian

terdengarlah suara nyaring dan berisik dari

orang-orangnya si Garuda Emas yang be-rjaga? di

sepanjang jalan. Hanya, tanpa dapat dicegah, si

thabib perantauan lekas juga sudah tertampak,

sedang bertindak ke arah thia besar!

Selagi Hauw Gie tercengang,suaranya Tiat Leng

Souw sudah lantas terdengar:

"Orang she Hauw, jangan kau masih ngebul saja!

Hitunganmu meleset seanteronya! Segala kunyuk

sebagai kau, mana kau bisa jebak kau punya Hoa

Sam-ya? Mana kau bisa sembunyikan kelenenganku

di dalam gua kau? Kau baik menyerah!"

Juga Bu Seng dan Pwee Siu terkejut bukan

kepalang. Benar? mereka tidak sangka, Hoa Sin

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINLun justeru datang di waktu siang, untuk ambil

pulang kelenengannya itu! Sekarang mereka jadi

sangat terhina, hingga mereka gusar sekali.

Tidak menunggu titah atau tanda lagi dari Hauw

Gie, dua jago kangouw ini segera siapkan

senjatanya masing?.

Selagi Tiat Leng Souw bertindak terus akan

datang dekat kepada tuan rumah, tiga puluh

pengawal segera maju akan menghalangi dia,

sedang Coan Thian Auw-cu dan Giok Bin Ho maju

dari kiri dan kanan.

Begitu adalah gerakannya pihak tuan rumah,

tindakan ini segera ditelad oleh tiga puluh penduduk

dari tujuh parit yang dikepalai oleh Ie A-jie dan Cio

Lauw-su, sebab dari punggung mereka, mereka

lantas keluarkan semacam cagak yang tajam

mengkilap, yang tadinya mereka bisa umpatkan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdengan sempurna!

Matanya Hauw Gie menjadi merah, baru

sekarang ia insaf benar, bahwa ia sudah terjebak,

sebab nyata rombongan itu datang bukan buat

serahkan parit mereka. dan Ie Siu Kouw datang

bukan buat memohon maaf dan pertolongan, hanya

mereka satu kawan, yang datang untuk menuntut

balas. Tidak bisa lain,ia pun tak bisa berdiam lebih

lama pula.

Ie Siu Kouw tidak pandai silat, tetapi ia pernah

pelajarkan itu buat kira? dua tahun, ia memang

bernyali besar, sekarang ia punya kawan?, ia

jadi semakin berani. Sepasang alisnya berdiri

menghadapi musuh besar itu, sambil loncat maju, ia

berseru: "Hauw Gie, nonamu hendak balaskan sakit

hati ayahnya!" Kemudian, begitu lekas sampai di

depan meja, atau lebih benar di depan Kim Gan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINTiauw, ia segera menyerang! la bergegaman sebuah

pisau belati, yang tadinya ia simpan di dalam

tangan bajunya.

Hauw Gie tidak sedia senjata, akan tetapi

menghadapi Nona Ie, ia tidak jerih barang sedikit

jua, tidak sekalipun si nona bersenjata. Lain

daripada itu, sebelum ia sempat bergerak, Hoa-too

Lauw Beng Wan, yang berdiri di sampingnya, sudah

mendahului maju akan bacok pundak kanan orang,

yang tangannya menyekal pisau.

Jikalau Siu Kouw terkena bacokan ini, lengannya

bisa kutung sebatas pundak, tetapi sebelum bahaya

datang, Ie A-jie dari Sam To Nia telah tolongi dia.

Karena orang ini, yang berada dekat di antara

mereka, sudah maju untuk merintangi.

"Anjing, jangan main gila," mendamprat Ie A-jie,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINsiapa dengan tangan kosong sambar lengan orang.

Ia telah ulur tangan kirinya, empat jerijinya

mengenai nadi orang.

Lauw Beng Wan merasakan sakit bukan main.

seperti lengannya patah, hingga sekejab itu

goloknya terlepas dari cekalannya dan jatuh ke

jubin, rasa sakitnya sampai menyerang ulu-hatinya!

Siu Kauw sementara itu telah kena serang

tempat kosong, kare

na geseran tubuh Kim Gan Tiauw bisa

menyelamatkan dirinya. Tapi sebab ia gesit, selagi

sebelah kakinya menggeser, sebelah yang lain

terangkat naik. Tendangan ini mengenai tepat

lengannya si nona, pisau siapa segera terlepas,

terpental jauh, karena Siu Kauw merasakan sakit

dan tak mampu cekal lebih jauh pisaunya itu.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINBeng Wan sendiri, berbareng dengan tertotoknya

nadinya, sudah lantas gulingkan diri akan terus

loncat ke pojok barat-laut dari ruangan itu, di sini

ia berdiri dengan sebelah tangannya merogoh

kantong piauwnya, maka di saat lain senjata

rahasianya sudah lantas menyambar! Dia bukannya

ahli menggunai piauw dengan tangan kiri dan

kanan, sekarang ia gunai tangan kiri, tapi karena

pernahnya dekat satu dengan lain, senjatanya itu

segera menuju ke dadanya Ie A-jie.

Orang she Ie itu lihat datangnya senjata

rahasia, ia tertawa berkakakan. Sambil angkat

tangan kanannya seraya tubuh teregos ke samping

sedikit, ia biarkan piauw lewat di samping dadanya,

habis itu, cepat luar biasa ia tanggapi senjata

rahasia itu untuk ditangkap, maka di saat Iain

piauw dari Beng Wan sudah berada dalam

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINcekalannya.

Ketika itu tiga puluh "orang desa" sudah geraki

enam puluh cagak mereka, yang semuanya

berpasangan, mereka tidak lantas menyerang,

hanya mereka memecah diri akan ambil kedudukan.

Melainkan dua pengawal, yang berada di mulut

ruangan, mereka lantas bikin rubuh. Kira? separuh

dari mereka menuju keluar ruangan tamu itu.

Bu Seng dan Pwee Siu, yang cerdik, segera

loncat keluar thia. Pwee Siu adalah yang maju di

depan, maka itu untuk membuka jalan, dengan

toyanya yang istimewa ia kemplang Hoa Sin Lun,

yang mengadang di hadapannya.

Hoa Sam Cie menyekal kelenengan di tangan

kiri, tangan kanannya pegang houw-cengnya. Ia

egos tubuh ke kiri ketika serangan datang,

berbareng dengan itu dengan houw-ceng, ia tangkis

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINserangan.

Kedua senjata beradu satu dengan lain dengan

keras, maka Pwee Siu rasai tangannya gemetaran

dan sakit. Inilah sebab si thabib pengembara sudah

gunai tenaga cukup, guna uji tenaga musuh. Toya

tidak sampai terlepas, tetapi toh terpental
terpental balik menuju kepala!

Waktu itu di pihak lain Hauw Gie sudah loncat

maju pada Siu Kauw, pisau siapa ia telah bikin

terlepas. la benci nona ini, terutama sebab ia

terang? kena dipedayakan. Ia lantas menyerang

dengan tipu pukulannya "Hek houw sin yauw" atau

"Harimau hitam Iempangi tubuh". Ia utamakan

gwa-kang, ilmu luar, ia pandai "Tiat-see-ciang" atau

"Tangan berpasir besi". Dengan pukulan kematian,

ia hendak bikin si nona ringsak dan binasa

seketika.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINSiu Kauw terancam bahaya. Karena pisaunya

terlepas dan tangannya sakit, ia terpaksa mesti

mundur. Tidak ada jalan lain untuk dia, kecuali jika

datang pertolongan. Biar ia nekat, ia toh tidak bisa

antarkan jiwa secara kecewa.

Sementara itu, le A-jie gusar

sekali melihat sikapnya Hoa-too Lauw Beng

Wan, maka ia bentak si Golok Terukir: "Tikus, kau

punya Ie Jie-ya tak dapat kasi kau hidup lebih lama

pula!"

Menyusul ini, tangan kanannya Jie-ya ini, si

tuan kedua, lantas diayun ke arah musuh, atas

mana piauw menyusul melesat, begitu cepat sampai

Lauw Beng Wan tak dapat ketika untuk menangkis

atau berkelit. la benar coba putar tubuh, tetapi

sudah tidak keburu. Piauw itu, senjata

kepunyaannya sendiri, sudah makan tuan. Disamber

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdari pundak bagian belakang, ujung piauw tembus

ke bagian depan, maka itu sambil perdengarkan

jeritan hebat gundalnya Hauw Gie ini rubuh ngusruk!

Oleh karena ia hajar lawannya itu, Ia A-jie tidak

dapat ketika akan tolongi Siu Kouw, keadaan siapa

yang berbahaya ia lihat, hingga ia kaget. Adalah

sedangnya ia bingung, pertolongan datang dari

jurusan lain.

"Kunyuk, kau kejam sekali!" demikian satu

seruan, selagi jeriji tangannya Hauw Gie yang liehay

hampir menyampaikan sasarannya. Dan dari pojok

tahu? melayang menyambar satu bayangan hitam,

yang segera sampai di sampingnya si Garuda Mata

Emas, sedang dua jari tangannya -jari manis dan

tengah - dari tangan kiri, terus saja menotok ke

arah tenggorokan.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINHauw Gie benar? liehay. Dalam keadaan

kepalang sebagai itu, ia masih bisa hindarkan diri
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dari ancaman bencana. Ia egos tubuhnya ke kanan,

kepalanya turut, lalu ia terusi memutar, berbareng

dengan mana tangan kirinya dipakai menyambar

lengan orang. Oleh karena ini juga, ia pun

berbareng bisa lihat tegas si penyerang.

Di depan cabang atas dari Hek Houw Kong ada

seorang tua umur tujuh-puluh lebih, rambut dan

kumis-jenggotnya sudah putih semua. Dia ini

memakai baju panjang warna kuning, di

punggungnya nancap sebatang pedang. Rambutnya

digelung sebagi rambutnya imam. Ia bekal pedang,

akan tetapi senjatanya itu ia tidak hunus atau

gunai, ia hanya pakai jeriji tangannya. Di saat itu,

di pihak lain, Cio Lauw-su sudah dapat rintangi

Coan Thian Auw-cu Bu Seng, maka itu, si orang tua

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINberkata pada Siu Kouw: "Sekarang bukan waktunya

untuk kau turun tangan sendiri!" Kemudian,

menghadapi semua kawannya, orang tua ini

melanjuti: "Saudara?, kunyuk ini tidak akan lolos

dari tanganku, maka tak usah kau orang

menantikan aku, pergilah kau bereskan semua

gundalnya yang turut berbuat jahat!"

Juga waktu itu, Tiat Leng Souw Hoa Sin Lun

sudah desak Giok Bin Ho Pwee Siu di pojok timur

daya, di mana ada jendela, dengan gunai toyanya

yang istimewa, si Rase Kumala se-bisa? lindungi

dirinya. Nyata ia sudah keteter dan kewalahan,

hingga jiwanya terancam bahaya setiap saat.

Kim Gan Tiauw Hauw Gie ketika itu sudah loncat

naik ke atas meja, ia dapat tempo senggang sedikit

karena si orang tua, yang hadapi ia, mesti bicara

dengan Siu Kouw dan rombongannya. Dari atas

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmeja itu ia segera perdengarkan suaranya yang

nyaring:

"Aku si orang she Hauw sudah merantau di dunia

kangouw untuk tiga puluh tahun, dari itu aku bisa

mengerti yang kau orang datang kemari untuk

rampas tambangku, hanya berhubung sama sepak

terjang kau orang, aku ingin ketahui, siapa adanya

kau orang, siapa telah perintah atau ketuai kau

orang semua! Jikalau kau orang sahabat tulen, hayo

perkenalkan diri! Sebagai orang kangouw, aku insaf,

aku bersedia untuk mengadu jiwa. Jikalau aku mesti

binasa, aku akan binasa secara puas!"

Si orang tua tidak maju pula untuk ulangi

serangannya.

"Aku juga orang kangouw dari puluhan tahun,

aku biasa berlaku terus terang!" ia menjawab. "Hari

ini aku datangi Hek Houw Kong, maksudku adalah

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINuntuk tumpas kau, orang she Kauw! Bagiku sudah

pasti, kau tidak akan keluar lagi dari Kee Jiauw Gay

ini! Hauw Gie, baik kau kenalkan, aku ini Cu Tay

Pie. Cita? hidupku adalah membela keadilan

berbareng menindas orang? jahat, untuk tolong

rakyat jelata dari segala macam gangguan. Kau

niscaya pernah dengar namaku. Kami sesaudara tak

sanggup lawan tentara Boan, karena tenaga kami

terlalu kecil, kami menyingkir ke puncak Giok Peng

Ciang di gunung Tay Soat San, tapi di sini musuh

bikin kami merasa tidak aman, maka kami keluar

dari tempat sembunyi itu akan mengembara pula.

Kami kembali ke Tionggoan. Dengan cara ini, kami

tidak bekerja besar. tetapi kami terhibur juga

sedikit, karena kami berbuat kebaikan kepada

umum. Kami pun tidak segan? menyingkirkan

segala

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpembesar jahat. Oleh karena cita? kami ini,

orang she Houw, kau melintang di depan kami. Kau

orang kangouw, sesudah tancap kaki di sini,

seharusnya kau ubah cara hidupmu, siapa tahu kau

tetap keam, kau telah rampas tambang orang, kau

tidak perdulikan orang lain runtuh dan celaka. Di

sebelah itu, kau juga pakai kuli? paksaan, yang

hidupnya tersiksa dan bersengsara. Perampasan kau

kepada Ceng Siong Nia adalah puncak kejahatamnu

itu. Kau tentunya ketahui, dengan kangkangi Ceng

Siong Nia, kau bukan melainkan ganggu Ie Tay Giap

sekeluarga, kau juga celakai ratusan kawan

sekerjanya, yang sekarang jadi mati mata

pencariannya. Sekarang kau boleh kenalkan kami,

supaya kau tidak mampus dengan menyesal. Di

sana Ie A-jie, yang sebenarnya adalah It-lie-cu Ie

Thian Gie. Itu Cio Lauwsu adalah Kian Kun Kiam-kek

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINCio Gie Cu, sedang si thabib pengembara, yang

mulai satrukan kau, adalah Tiat Leng Souw Hoa Sin

Lun, yang kenamaan di Su-coan....."

Hauw Gie bingung akan dengar keterangan itu,

ia memang tahu siapa adanya empat saudara

angkat itu, yang tidak boleh dibuat main. Ia tidak

sempat berpikir, ia mesti dengar Cu Tay Pie

melanjuti keterangannya:

"Hoa Sha-tee sedang pikirkan daya, bagaimana

ia harus singkirkan kau, ketika kebetulan kami

bertiga lewat di Tah-cian-louw ini. Kami dalam

perjalanan ke Tionggoan. Sekarang kau sudah

mengetahui siapa kami ini dan juga maksud kami.

Maka baiklah kau tahu diri. Baiknya bubarkan

semua

kawanmu, anjurkan mereka ubah sifat buat jadi

orang baik?, lalu kau kembalikan Ceng Siong Nia

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINdan lain? parit rampasanmu. Kau mesti pergi ke Pa

Cu Kang menemui Ie Tay Giap guna haturkan maaf.

Hek Houw Kong sendiri adalah hakmu, kau boleh

tetap usahakan itu, tapi di sebelah itu kau mesti

janji, kau mesti sumpah, akan selanjutnya hidup

lurus dan halal. Bukan maksudku akan habisi kau,

aku suka kasi ketika padamu akan tuntut hidup

baru. Sukur jikalau kau sudi dengar nasehatku,

jikalau tidak, menyesal, kau tak dapat hidup lebih

lama pula!"

Tampang mukanya Hauw Gie jadi ber-ubah?,

pucat dan merah padam. Adalah di luar

sangkaannya bahwa sekarang ia lagi berhadapan

dengan rombongannya Cu Tay Pie. Mereka ini

adalah Soat San Su-hiap, empat jago dari gunung

Tay Soat San. Mereka adalah rombongan pencinta?

negara, penunjang? Ahala Beng, yang tugaskan diri

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINuntuk memusuhkan dan merubuhkan Ahala Ceng,

hanya maksud mereka tidak tercapai, mereka

terpukul buyar, hingga mereka mesti bekerja di

kalangan kecil, yaitu membela keadilan di antara

rakyat jelata, menyaterukan orang? atau pembesar

rakus dan kejam. Sebenarnya mereka sedang dicari

oleh pembesar negeri, tetapi mereka senantiasa

bisa jauhkan diri dari jaring undang? negara.

Kadang? mereka berpencaran, kadang? mereka

berkumpul, tempat kediaman mereka tidak ada

ketentuannya. Dan sekarang, kebetulan sekali

mereka bertemu dan berkumpul di Ceng Siong Nia.

"Rupanya ini adalah hariku terakhir," akhirnya

Hauw Gie pikir. "Kenapa aku justeru bersomplokan

dengan mereka ini? Bagaimana aku bisa memohon

belas kasihan mereka? Tidakkah itu terlalu hina

bagiku? Tidak bisa lain, aku mesti tempur mereka,

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINatau terpaksa aku menyingkir jauh?, untuk di

belakang hari coba mengumpul kekuatan untuk

menuntut balas terhadap mereka....."

Berbareng memikir demikian, diam? Hauw Gie

kumpul tenaganya di jeriji tangannya, untuk gunai

Tangan Berpasir Besinya.

"Oh, kawanan pemberontak!" ia membentak,

"apakah salahnya aku si orang she Hauw, maka kau

orang memusuhkan aku? -Cu Tay Pie, aku tak dapat

hidup ber-sama? kau, maka kau terimalah!"

Ucapan ini disusul oleh satu loncatan, kapan

tubuhnya sudah berada di depan Cu Tay Pie, tak

bersangsi sesaat juga Hauw Gie sudah lantas kirim

serangan yang berbahaya, serangan dari

marabencana.

Hay-thian It Ho Cu Tay Pie, si Burung Ho Laut,

tertawa ber-gelak? kapan ia saksikan sikap

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINjumawa dan suara tekebur itu, ketika tangan musuh

menghampirkan kepalanya, ia lekas egos tubuhnya

ke kiri, selagi tangan musuh lewat, tangan

kanannya diulur untuk membalas menyerang.

Hauw Gie lihat bahaya mengancam sesudah ia

tidak mendapati sasarannya, ia pun lekas? berkelit,

akan tetapi karena ia loloskan diri sambil memutar

tubuh, begitu lekas sudah berputar kakinya yang

sebelah terus digeraki akan sapu kedua kaki

musuhnya, untuk bikin

terguling musuh itu.

Kim Gan Tiauw gagah. ilmu silatnya liehay, apa

mau, ia telah berhadapan sama jago kawakan, biar

ia sangat gesit, ia masih tak dapat sapu kedua kaki

orang.

Hay-thian It Ho telah enjot tubuhnya mencelat

tinggi, hingga ia mirip seekor burung ho yang

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINterbang tinggi enam atau tujuh kaki.

Melihat cara orang selamatkan diri itu, Hauw Gie

terperanjat, tetapi ia cukup tabah dan hidup

otaknya akan ulangi serangannya. Ia tunggu sampai

tubuh musuh hampir turun ke tanah, lantas ia ambil

sikapnya "Beng houw cut tong" atau "Harimau

loncat keluar dari guanya", ia papaki kempolan

orang dengan Tiat-see-ciangnya, atau tangan pasir

besi, yang liehay. Dengan kaki kiri di belakang, ia

majukan kaki kanannya yang mendekam sedikit.

Cu Pay Pie membaliki belakang kepada musuh,

tetapi ia bisa menduga maksud musuh. Dengan

musuh tidak lekas? menyingkir saja sudah satu
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanda, bahwa musuh itu akan menyerang pula,

maka itu ia berlaku waspada. Ia tidak putar

tubuhnya, ia pun tidak bisa singkirkan diri dari

serangan berbahaya itu, maka jalan satu?nya

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINbaginya adalah balas menyerang dengan

mendahului. Dan tindakan ini ia ambil.

Luar biasa sebat, Hay-thian It Ho geraki dua?

tangannya ke belakang, sementara kedua kakinya,

disiapkan untuk turun ke tanag guna menginjak

bumi. Adalah tangan kirinya, yang diulur panjang.

Gerakannya ini membarengi betul serangan musuh.

Hauw Gie sedang menyerang, diapun tidak

menyangkaa musuh bisa tolong dirinya, dari itu

tatkala tangan musuh - tangan kanan
menyamber ke tangannya, ia tidak dapat ketika

akan tarik pulang tangannya itu. Sekejab saja,

kedua tangan telah saling tabrak, suara nyaring

lantas terdengar, disusul sama jeritannya si Garuda

Mata Emas: "Aduh!"

Menyusul ini, tubuhnya Hauw Gie terus terputar,

rupanya dia niat melarikan diri sesudah sebelah

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINtangannya semper, patah bekas hajaran lawan.

"Kemana kau hendak lari?" berseru Hay-thian It

Ho, yang lihat gerakan musuh, sambil loncat

memburu, karena sementara itu ia sudah injak

tanah dengan kedua kakinya. Kedua tangannya juga

dibarengi diulur.

Dengan tidak berdaya lagi, Hauw Gie kena

diserang pada atasan pundak dekat leher, di bagian

yang lemah, maka itu tubuhnya terus terjerumus,

setelah dua-tiga tindak ia rubuh di depan meja!

Bukan kepalang kagetnya Coan Thian Auw-cu Bu

Seng akan lihat tubuhnya kongcu dari Hek Houw

Kong, tidak heran kalau tangannya Kian-kun

Kiam-kek Cio Gie Cu bisa samber bagian atas

pundaknya yang lemah, hingga berbareng dengan

rasa sakit goloknya terlepas jatuh. Sekarang ini

ingatannya satu-satunya adalah angkat kaki guna

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmenyingkir dari tempat berbahaya itu. Apa mau,

selagi ia mulai buka langkah panjang, tahu?

It-lie-cu le Thian Gie telah mencelat ke depannya,

lalu satu dupakan Wan-yoh-twie mengenai dia,

hingga ia terpelanting dan

rubuh terbanting, hingga dengan tidak berdaya

lagi ia kena ditubruk dan diringkus oleh orang?nya

musuh!

Semasa itu, le Siu Kouw telah mundur ke pojok

dengan Lauw Eng dan Cui Bun Bouw senantiasa

dampingi ia, ia telah saksikan Hauw Gie tempur Cu

Tay Pie, dari itu ia telah saksikan musuh itu kena

dibikin rubuh. Di pihak lain, ia telah pungut pula

pisau belatinya yang tajam. Maka menampak Hauw

Gie terkusruk, diam-diam ia loncat kepada musuh

besarnya itu.

"Jahanam, inilah hari akhirmu!" ia berseru sambil

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpisaunya dipakai menikam.

Dalam keadaan sebagai itu, terluka parah dan

belum bisa perbaiki diri, Kim Gan Tiauw Hauw Gie

tidak berdaya terhadap serangan ini, dari itu pisau

belati lantas nancap di dadanya yang menjadi

sasaran. Ia menjerit bahna sakit, tubuhnya teklok!

Setelah itu, Ie Siu Kauw cabut pisau belatinya,

atas mana darah hidup menyembur dari lukanya

Hauw Gie, muncrat ke sekitarnya, si nona tentu

akan mandi darah jikalau ia tidak segera loncat ke

samping.

Pwee Siu saksikan semua kejadian naas dari

kawan?nya, hatinya makin ciut, ia terus cari jalan

molos, tetapi Hoa Sin Lun, si thabib pengembara,

terus desak ia, sia-sia saja ia membela diri dengan

toya-lemasnya. Maka akhirnya, dengan nekat ia

geraki senjatanya secara membabi buta, di saat

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmusuh kendor sedikit ia loncat mundur, lalu sambil

berdiri dengan tongkat melintang, ia berseru:

"Orang she Hoa, aku si orang she Pwee

sekarang bisa lihat tegas! Nyatalah aku telah salah

bertindak dengan biji caturku, hingga kesudahannya

aku runtuh! Hauw Gie sudah binasa, urusan di sini

telah selesai. Aku sendiri, sebagai sahabat, cuma

membantu sekedarnya, tetapi meski demikian, aku

hendak lakukan tugasku sebagai sahabat sejati.

Orang she Hoa, bersendirian saja aku tidak sanggup

lawan jumlah yang banyak, maka itu, di mana aku

toh akhirnya akan binasa di tangan kau, sekarang,

silahkan kau orang turun tangan! Sebagai satu

hoohan, aku tidak akan kerut sedikit juga alisku!

Ucapannya Giok Bin Ho ini mengasi kesudahan

baik. Soat San Su-hiap ada orang? gagah, tentu

sja mereka tak sudi turun tangan terhadap musuh

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINyang telah menyerah, sedang dengan Pwee Siu dan

Bu Seng mereka tidak pernah bermusuhan.

"Suheng," Hoa Sin Lun kata pada toakonya,

"menurut aku, orang she Pwee ini dan orang she Bu

baiklah dikasi lolos. Si orang she Hauw sudah

terima bagiannya, kita baik jangan berlaku kejam

terhadap mereka ini."

Cu Tay Pie manggut.

"Sahabat." kata ia pada Pwee Siu, "sebagai

orang kangouw, kau mestinya mengerti duduknya

hal. Di Tah-cian-louw ini, Hauw Gie sudah berlaku

keterlaluan. Dis sudah punyai parit sendiri, dia

temaha, dia masih rampas kepunyaan orang lain, ia

masih hendak luasi pengaruhnya. Di sebelah itu, dia

pun jahat. Kenapa dia pakai kuli? paksaan dan

peras keringat daki mereka? Kenapa dia lupai,

bahwa dia

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINpun akan hadapi hari kematiannya? Paling

celaka ketika ia rampas Ceng Siong Nia, dengan

begitu ia tidak ganggu cuma Ie Tay Giap dan

keluarganya, hanya juga bikin sengsara ratusan kuli

paritnya, sedang di Ceng Siong Nia semua orang

berusaha dan hidup ber-sama?. Maka kebetulan

sekali, Hoa Sha-teeku ini mengembara sampai di

sini. Mana dia bisa antap berlakunya kejahatan itu?

Maka ia sudah lantas turun tangan, guna bantu le

Tay Giap, buat tolong semua kuli paritnya. Adalah

kebetulan, kami pun sedang lewat di sini, hingga

kami turut berikan bantuan kami. Kau kenal kami,

dari itu kau tentunya ketahui tugas kami, hingga

karenanya kau tidak seharusnya bersakit hati

terhadap kami. Kau berdua saudara turut berdosa,

walaupun demikian kami tidak suka ganggu kau

orang, dari itu sekarang silahkan kau orang angkat

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINkaki dari Kee Jiauw Gay ini. Kami harap selanjutnya

kau orang nanti bekerja di kalangan yang lurus!

Ingatlah, apabila kau tidak ubah kelakuan dan

kemudian bertemu pula sama kami, awas terhadap

pedangku ini yang liehay! Dengan ini aku telah

labrak tentara Boan-ciu pasukan Pak Kie yang

tersohor! Kau orang saksikan sendiri, tidak

biasanya kami gunai senjata, kami selalu gunai

tangan kosong, tapi satu kali aku gunai pedangku,

jangan kau orang sesalkan aku!"

Hay-thian It Ho bicara dengan keren, tangannya

merabah pedang di punggungnya.

"Nah, sahabat?, silahkan berangkat, jangan

ber-ayal? lagi!" kata ia akhirnya, dengan romannya

yang berpengaruh.

Berbareng dengan itu, Kiam-kun Kiam-kek Cio

Gie Cu telah merdekakan Bu Seng, senjata siapa

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINtelah dibayar pulang, hingga dua saudara itu berdiri

berendeng dengan air muka guram bahna malu.

"Su-tee, silahkan kau hantar mereka keluar," Cu

Tay Pie kemudian kata pada Cio Lauw-su. "Sekalian

tolong lihat, orang? dari Ceng Siong Nia sudah

datang atau belum."

Bu Seng dan Pwee Siu lantas saja bertindak

pergi, pada Cu Tay Pie, Giok Bin Ho cuma berkata:

"Budi kau orang hari ini aku si orang she Pwee

tidak nanti bisa lupai. Aku harap di belakang hari

kita nanti bertemu pula, untuk aku balas ini....."

Cu Tay Pie bersenyum. Ia tidak tahu, kata? itu

punya dua arti atau tidak; kalau dua arti, terang

Pwee Siu mendendam dan niat balas sakit hatinya

ini.

"Baik," ia jawab. "Terserah kepada kau, sahabat.

Sampai ketemu pula!"

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINDemikian mereka berpisah.

"Sekarang pekerjaan kita sudah selesai," kata

Hoa Sin Lun kemudian. "Tapi di luar masih ada

orang?nya Hauw Gie, kita perlu tilik mereka,

mereka menyerah atau masih tidak puas, kita mesti

jaga agar mereka tidak ganggu orang? Ceng Siong

Nia."

"Kau benar, sha-tee, pergilah kau lihat," Cu Tay

Pie jawab saudara angkat itu.

Hoa Sin Lun menurut, ia lantas undur diri. Yang

lain? lantas keluar untuk menyambut Ie Tay Giap.

Belum terlalu lama, di belakang terlihat asap

mengebul naik, api ber-kober?.

"ltulah rumah tinggalnya Hauw Gie!" lantas

datang laporan.

Karena ini, bisa diduga api tentu dilepas oleh

orang? Hauw Gie yang jahat.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINCu Tay Pie lantas memburu, ia loncat naik ke

atas genteng. Ie Thian Gie pun turut toako ini. Dari

itu, dari atas genteng mereka lihat kebakaran,

sedang di luar pekarangan kelihatan serombongan

orang lagi lari keluar, semua menggendol

bungkusan, di antaranya ada tiga orang perempuan

yang menangis di sepanjang jalan. Mereka itu mau
Darah Muncrat Di Lembah Kee Jiauw Gay Karya Cheng Cheng di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lari turun gunung. Tapi mereka tidak bisa lari jauh,

atau orang? dari Ceng Siong Nia telah rintangi

mereka.

Hoa Sin Lun papaki orang? yang mau kabur itu,

ia kenali orang? kepercayaannya Hauw Gie, ialah

Tay-kan-cu Ouw Tek bersama Hek Su Gie, Lie Sam

Lip dan Cio Kui San. Setelah kebinasaan Hauw Gie,

pikiran mereka ini berubah. Mereka rampas uang

dan barang berharga, mereka bakar sarangnya Kim

Gan Tiauw, lantas kabur dengan seret isteri dan dua

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINgundik Hauw Gie, yang romannya elok. Apa mau,

mereka dipegat orang? Ceng Siong Nia.

Ouw Tek semua bikin perlawanan, tentu saja

orang? Ceng Siong Nia bukan tandingan mereka,

sukur ketika baru dua orang Ceng Siong Nia

terbacok rubuh, Hoa Sin Lun keburu sampai.

"Kurang ajar!" berseru Hoa Sam Cie, yang terus

lompat pada Ouw Tek, siapa ia serang dengan

segera.

Ouw Tek tidak dapat menangkis atau berkelit, ia

rubuh terlempar dan jatuh terbanting, sampai tak

bisa bangun lagi. Iapun bawa buntelan besar, yang

terisi uang dan barang? permatanya Hauw Gie.

Habis itu, Hoa Sin Lun loncat ke depan Lie Sam

Lip, yang ia tegor. Apa mau, ia ini tidak kenal

takut, ia terus saja membacok.

"Ha-ha-ha!" tertawa Hoa Sin Lun. Ia egos

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINtubuhnya, ia ulur tangannya, lantas sekejab saja

lengannya Lie Sam Lip kena dipegang, terus kena

ditekuk, hingga dia ini rasai lengannya patah, tidak

perduli ia bertangan kasar, goloknya terlepas.

"Jikalan kau kehendaki jiwamu, tinggalkan

semua bungkusan, lekas angkat kaki dari sini!" Hoa

Sam Cie membentak.

"Lepaskan tanganku, aku menyerah," kata Lie

Sam Lip. Dan ia mandi keringat ketika tangannya

dilepaskan. Terpaksa ia turunkan buntalannya.

Sampai di situ, semua penjahat lainnya lantas

menghentikan perlawanan mereka, semua letaki

buntulannya. Ketiga nyonya duduk menangis di

pinggiran.

"Biarkan mereka pergi, kecuali tiga nyonya itu,"

kata Hoa Sam Cie kemudian. Ia telah menoleh ke

tempat kebakaran dan lihat api telah memusnakan

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINrumahnya Hauw Gie.

Lie Sam Lip semua lantas kabur, kecuali Ouw

Tek, yang ternyata telah putus nyawanya.

Lantas Hoa Sam Cie perintah orang angkut

semua buntelan serta tiga nyonya ke ruangan tamu.

Adalah pada waktu itu di luar terdengar

tampik-surak riuh, tanda dari sampainya Ie Tay

Giap.

Cu Tay Pie ber-sama? Ie Thian Gie dan Cio Gie

Cu, juga Siu Kouw, menyambut di tangga. Semua

orang Ceng Siong Nia berbaris rapi.

Setelah pertemuan, Hoa Sin Lun melaporkan

kepada toakonya hal perbuatannya Ouw Tek

beramai, sampai ia rampas pulang semua barang

rampasan dan bawa isteri dan gundik?nya Hauw

Gie.

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN"Bagus!" memuji Cu Tay Pie, yang seterusnya

berikan amanat kepada semua orang Ceng Siong

Nia, untuk mereka ambil Hauw Gie sebagai contoh,

supaya mereka jangan sekali-kali memikirkan

ketamakan dan kejahatan, agar semua hidup lurus

sebagaimana biasa.

Sementara itu, Ie Tay Giap telah menghaturkan

terima kasih pada Hoa Sin Lun dan Cu Tay Pie

berempat, karena besarnya pertolongan mereka.

Mereka pun bersukur buat nasehatnya Hay-thian It

Ho.

Tapi Cu Tay Pie tidak mau berdiam lama di Hek

Houw Kong, begitu lekas ia pesan Tay Giap akan

urus segala mayat dan lainnya, dengan tidak dapat

ditahan lagi ia ajak tiga saudaranya minta diri dan

turun gunung.

Tay Giap dan Siu Kauw menyesal tidak bisa

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YINmembalas budi, tapi hati mereka lega, karena

mereka sudah kembali ke tempat asal, maka itu

mereka lantas bekerja.Isteri dan dua gundiknya

Hauw Gie setelah dibekali uang dihantar pulang ke

rumah orang-tuanya masing?.

Dengan begini pun berakhirlah cerita ini. "Hiat

Cian Kee Jiauw Gay", yang berarti "Darah muncrat di

lembah Kee Jiauw Gay".

T A M A T

Pojokdukuh, 07-04-2019 00:03:41 by Oz

HIAT CIAN KEE JIAUW GAY - CHENG CHENG YIN


Fear Street Rumah Setan 2 House Of Evil Pendekar Slebor 14 Bayang Bayang Gaib Tiga Kehidupan Tiga Dunia Sepuluh Mil

Cari Blog Ini