Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu Bagian 3
sebaliknya, ia berdiri bingung.
"Siauw Hong kenapa?" ia lantas berpikir.
"Bagaimana aku bisa cari dia, di mana kuil Lo-thian
sie? Inilah jelek bagi pemandangan. Tapi Siauw Hong
lagi menghadapi bencana, bagaimana aku bisa tak
menolong dia? Jangan kata dia, yang telah melepas
budi padaku, kendati orang lain, aku mesti tolongi."
Karena memikir begitu, Tek Hui ambil putusan
akan pergi.
Dengan tidak keruan rasa, Tek Hui bertindak
keluar.
"Siapa nona kecil itu yang cari toaya?" tanya
Siauw Teng, satu pegawai sambil melirik dan
bersenyum.
"Budaknya sahabatku." Tek Hui menyahut
dengan sembarangan.
Bagus bagi piauwsu ini, Tong Kim Houw telah
cari dia, buat diajak damaikan satu urusan, karena
ada piauw untu Thio-kee-kauw.
"Aku tidak mau pergi!" sahut Tek Hui sambil
goyang kepala.
"Kau tidak mau pergi, tidak apa, asal kau tahu,"
kata Kim Houw. "Perjalanan ke sana sudah biasa,
cukup asal nama kau dipakai, yang antar boleh dua
piauwsu lain. Aku percaya, selewatnya setengah
tahun, Po Go akan lupakan kau, atau ia telah menikahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 142
Pdf Maker : Oz
sama orang lain. Tunggu saja sampai ia sudah
menikah, baru kau pergi ke sana, agar kau tidak usah
digerecoki."
Tek Hui sedang masgul, ia diam saja. Ia pun
sedikit
mendongkol.
"Ada lagi satu piauw, untuk ke Timur, ke Hong
un," Tong Kim Houw kata pula. 'Tapi ini tidak
berjumlah besar, pun tidak apa andaikata kau tidak
turut. Sekarang aku lagi bicarakan angkutan yang
jauh, ke Kay-hong, di Hoo-lam. Aku pikir, buat ini satu
baik kau pergi, sekalian kau pesiar, buat angkat nama
di sana."
"Inilah boleh," Tek Hui manggut.
"Kalau begitu, sebentar malam kau turut aku
pergi ke Thian-hin-lauw," Kim Houw bilang. "Di sana
sambil bersantap kau bisa belajar kenal sama tuan
uang sekalian berikan kepastian."
Tetapi Tek Hui goyang kepala.
"Hari ini tidak bisa, hari ini aku mau pergi keluar
kota," ia bilang.
"Apa kau mau pergi ke Bun-tauw-kauw?" Kim
Houw tanya.
"Ya, aku hendak tengok pamanku" ia menjawab.
"Kalau begitu, pertemuan baik dibikin besok
atau lusa saja," Kim Houw kata akhirnya. "Kita masih
ada tempo, karena kalau kejadian, hari berangkat pun
ada di akhir bulan ini."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 143
Pdf Maker : Oz
Tong Kim Houw selalu mengalah, inilah
kepandaiannya, akan tarik hatinya Tek Hui. Kemudian
ia tanya, piauwsu muda itu mau pakai uang atau
tidak.
"Tidak usah, uangku masih ada," Tek Hui kasih
tahu.
"Pamanmu itu sudah tua, tinggal sendirian di
desa, ia tentu sengsara, maka kenapa kau tidak mau
sambut saja buat ia tinggal di sini?" Kim Houw tanya.
"Buat piauw-tiam, tambah satu mulut seperti
pamanmu itu tidak berarti apa-apa."
"Hal ini nanti aku pikir pelahan-lahan," Tek Hui
jawab.
Meski begitu ia bersyukur pada orang she Tong
ini. Ini adalah tabiatnya, maka itu tidak heran, kalau
pada Kim Houw ia bersyukur, pada Siauw Hong ia
merasa ada hutang budi dan mesti balas budi itu,
apapula Siauw Hong sekarang menghadapi ancaman
kematian.
Sehabis bersantap tengah-hari, Tek Hui perintah
siapkan kuda merahnya, dengan menunggang kuda
itu, dengan bawa pedangnya, dengan bekal juga
belasan tail perak, ia menuju ke Say-tit-mui.
Sesampainya di Kwan-siang, ia cari tahu di
mana pernahnya Lo-thian-sie, setelah itu, ia ikuti
sungai Tiang-hoo menuju ke barat.
Tiang-hoo adalah sungai di luar Say-tit-mui,
jembatan Kho-liang-kio melintang di atasnya. Di situSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 144
Pdf Maker : Oz
tempat di mana Giok-bin Lo Cia layani ?pie-bu? pada
Twie-hun-chio Gouw Po yang licik, bagaimana sejak
pie-bu itu, Tek Hui telah kehilangan gurunya yang ia
cintai dan hormati. Maka, menghadapi sungai itu,
murid ini segera ingat gurunya.
Air sungai yang jernih mengalir dengan tenang.
Dengan adanya banyak pohon yang-liu di tepi sungai,
hawa di situ nyaman. Di sungai banyak juga orang
perempuan sedang cuci pakaian dan mandi, mereka
itu pada menoleh kapan mereka lihat orang
menunggang kuda lewat di gili-gili.
Tapi Tek Hui tidak perhatikan orang-orang
perempuan itu, hanya ia bersenyum pada beberapa
bocah, yang berlari-lari di belakang kudanya.
Setelah melalui kira-kira empat lie, di tepi jalan,
Tek Hui lihat sebuah kuil besar, yang menghadapi kali.
Di situ banyak sekali pohon yang-liu yang besar-besar,
cabang-cabangnya pada meroyot ke kali. Dari air yang
bersorot hijau, sungai di bagian itu rupanya dalam.
Gili-gili di situ pun banyak rumputnya yang hijau
hijau.
Di depan kuil ada beberapa buah kereta keledai
yang bertenda dan satu joli serta dua ekor kuda
tunggang. Di bawah sebuah pohon, tukang-tukang
kereta dan joli sedang berjudi. Tiga pegawai atau
bujang lagi duduk di bangku panjang, sembari minum
thee dan ngobrol.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 145
Pdf Maker : Oz
Di situ banyak burung walet dan cecapung, yang
beterbangan.
Di depan kuil sekali, Tek Hui tahan kudanya. Ia
baca nama kuil, yang ia kenal baik adalah huruf 'thian'
yang di tengah. Ia lantas turun dari kudanya, yang ia
tambat di sebuah pohon yang-liu.
"Kau dari keluarga mana?" tanya seorang
pegawai, yang sedang kongkouw.
Tek Hui geleng kepala, ia tahu orang keliru
menyangka ia.
"Aku orang piauw-tiam."
"Orang piauw-tiam? Ada apa kau datang
kemari?"
"Aku cari seorang."
"Siapa, eh? Kalau kau cari padri, tidak bisa,
sebab mereka semua lagi repot membaca doa. Di sini
semua nyonya-nyonya! Kau sebenarnya mau cari
siapa? Kau tidak boleh lancang masuk ke dalam!"
Tek Hui jadi melengak. Apa ia mesti kasih tahu,
bahwa ia hendak cari Siauw Hong? Bagaimana ia bisa
bicara sama nyonya manis itu, di hadapan orang
orang perempuan lain?
"Baiklah," kata ia akhirnya.
Ia hampirkan sebuah batu, akan duduk di situ,
ia coba pasang omong sama tiga pegawai itu, di
antara siapa ada satu yang doyan bicara.
"Hari ini dibikin sembahyang kecil," demikian dia
itu kata. "Yang datang adalah Sam-thay-thay dari OuwSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 146
Pdf Maker : Oz
Looya dari Gie-su Gee-mui, Jie-thay-thay dari Lie-pou
Silong dan Go-thay-thay dari Gie-cian Sie-wie Han
Looya. Ketiga Thay-thay memang bersaudara angkat,
mereka hidup senang, maka ingat pada mendiang ibu
mereka masing-masing, mereka minta sekalian suhu
di sini bikin sembahyang."
"Ya, hidup senang dalam makan pakai dan uang,
mereka tentu hidup senang lahir dan bathin. Umpama
aku punya Sam- thay-thay. la sudah tidak punya ayah
dan ibu, dari itu ia dapat diambil sebagai gundik oleh
Looya. Di masanya Hujin masih hidup, ia mesti sering
terima dampratan dan rasai rotan, baru sekarang ia
hidup mendingan."
"Di antara ketiga Thay-thay, yang paling cantik,
adalah Go ie Thay-thay dari Han Sie-wie," kata
pegawai yang ketiga, "tetapi nasibnya ialah yang
paling sengsara. Pikir saja, siapa bisa senang akan
menikah sama Han Kim Kong? Duluan ia masih
dicintai, tetapi sekarang? Baiknya ia punya dua
saudara angkat, yang masih punya sedikit pengaruh,
jikalau tidak, ia tentunya sudah binasa tersiksa."
"Sebenarnya Han Kim Kong punya berapa
banyak gundik?" tanya si gede omong.
"Tak terhitung! Sekarang ini ia tentu punya
belasan! Sudah dua gundik yang binasa di tangannya
sendiri."
Dan ia goyang kepala.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 147
Pdf Maker : Oz
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Diam-diam, hawa amarahnya Lauw Tek Hui
meluap.
"Kalau begitu, Siauw Hong tentu sering dihina
dan dianiaya," pikir ia. "Pertama aku jadi piauwsu,
percuma aku hajar Poan-koan-pit, jikalau aku antap
seorang okpa merajalela! Jadinya Han Kim Kong
adalah pengrusak orang perempuan, ia iblisnya paras
elok!"
Dengan sendirinya, Tek Hui merasa sakit buat
penderitaannya si manis itu.
"Coba aku lihat ke dalam," kata ia seraya
berbangkit.
"Sebenarnya kau cari ia?" tanya pegawai ke tiga.
"Ingat, kau jangan lancang."
"Aku tahu," sahut pemuda kita, yang terus
bertindak ke dalam.
Kuil itu dalam, orangnya sedikit.
Tek Hui lantas dengar suara tetabuhan
keagamaan begitu lekas ia mendekati pendopo, suara
itu sedih didengarnya.
Pintu pendopo dipentang lebar, maka Tek Hui
lantas lihat orang sedang memulai upacara. Tiga
nyonya dan budak-budaknya lagi dengari hweshio
kepala ajari mereka bagaimana mereka mesti berbuat,
berlutut dan berbangkit.
Ketiga nyonya tidak berkabung, tidak berpakai merah,
hanya serba hijau, baju dan kun hijau, dengan rambut
ditutup sama pelangi hijau juga.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 148
Pdf Maker : Oz
Siauw Hong adalah salah satu dari ketiga nyonya itu,
ia yang paling kecil molek dan usianya pun masih
muda, sebab dua yang lain kira-kira tiga puluh tahun,
yang satu rada jangkung, yang satu pula sedikit
gemuk.
Mereka semua berlutut sambil tunduk dan
berdiam, saputangan mereka ada di muka mereka.
Suara liam-keng membarengi suara tetabuhan, suling.
terompet, bokgi dan genta mungil.
Dengan tak merasa, Tek Hui turut terharu. Ia
awasi terus Siauw Hong, budak siapa nyata bukannya
budak yang ia kenal baik itu. Hal itu bikin ia masgul,
karena di situ tidak ada orang lain lagi, yang ia kenal.
Sudah begitu, Siauw Hong juga tidak pernah menoleh
ke sana dan ke sini.
"Sebenarnya, apakah kesukarannya Siauw
Hong?"
Kecuali suara tetabuhan dan doa, kuil itu sunyi.
Tiba-tiba Tek Hui dengar tindakan kaki di
sebelah belakangnya, waktu ia menoleh, ia
terperanjat. Di situ berdiri budak yang ia harap-harap.
Budak itu tidak bicara, kecuali tangannya yang
digerak-geraki selaku tanda supaya piauwsu muda ini
mengikuti padanya, maka Tek Hui lantas bertindak
sampai di samping kamarnya Touw Tee Kong.
"Kenapa kau berlaku tolol?" kata si budak, ketika
ia mulai bicara, suaranya pelahan, lagunya menyesali.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 149
Pdf Maker : Oz
"Apa kata kalau kedua Thay-thay lainnya lihat
kau berdiri menjublek mengawasi mereka? Apakah
kau tidak bisa tunggu di luar?"
"Sampai berapa lama aku mesti menantikan?"
tanya Tek Hui. "Sedari tadi aku telah menantikan di
luar."
"Berapa lama kau mesti menunggu, itulah aku
tidak bisa bilang. Barangkali sampai sebentar malam
jam dua belas. Kalau kau tidak sabaran, kau tidak
usah datang! Kau tidak lihat di sana?" Tangannya
menunjuk. "Yang jangkung itu Sam-thay-thay dari
keluarga Ouw, dan yang gemuk Kie Jie-thay-thay.
Mereka semua adalah encie dari Go-thay-thay,
tentang kau, mereka tidak tahu dan mereka tidak mau
dikasih tahu."
Tek Hui heran berbareng mendongkol.
"Kalau begitu, kenapa aku diminta datang?"
"Tapi urusan adalah perlu! Ini bukannya karena
Thay-thay ingin ketemu sama kau! Hanya, kalau ini
kali kau tidak bertemu, kau orang akan tidak ketemu
lagi untuk selamanya!"
Tek Hui kaget berbareng heran.
"Sebenarnya, urusan apakah ini?" ia tegasi.
"Aku tidak bisa bicara, aku bicara pun tak ada
artinya. Inilah bukan urusanku! Maka baiklah kau
menunggu saja."
"Aku telah lihat dia, tetapi aku tidak bisa lantas
bicara sama ianya, bagaimana?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 150
Pdf Maker : Oz
"Apakah kau tak bisa menunggu? Kenapa kau
tidak sabaran? Kalau begitu, percuma Thay-thay
berlaku baik terhadap kau."
"Tapi kau mesti ingat, aku sudah menunggu,
aku sudah lihat dia, tetapi aku tidak bisa bicara sama
ia! Kau tahu, beginilah sifatnya satu piauwsu! Kalau
mau bekerja, mesti lantas bekerja, kalau mau
menyerang, mesti segera turun tangan!"
"Ah, bagaimana keras kau bicara! Apakah kau
tukang makan daging manusia? Siapa yang kau
hendak serang?"
Tek Hui kepal tangannya, ia kertak giginya.
"Siapa lagi, tentu Han Kim Kong!" ia jawab. "Aku
hendak binasakan sie-wie jahat itu! Aku tahu, dialah
yang bikin Siauw Hong menderita! Sudah sejak lima
tahun yang lalu, dia telah rampas Siauw Hong, yang
dia paksa jadi gundiknya!"
"Pelahan sedikit," si budak ulap-ulapi tangan.
Kelihatannya piauwsu itu bisa dibikin sabar.
"Siauw Hong panggil aku, tentu buat urusan ini,"
ia kata kemudian, "maka pergilah kau kasih tahu
padanya, aku nanti balaskan sakit hatinya!"
"Kau salah," kata si budak. "Kalau ia inginkan
itu, buat apa ia tunggu sampai ia mau ketemu lebih
dahulu sama kau? Toh cukup kalau ia perintah aku
sampaikan keinginannya pada kau? Siapa tak tahu kau
bisa berkelahi, kau bisa adu jiwa? Kau toh telah
angkat nama! Tapi Thay-thay justeru kuatirkan kauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 151
Pdf Maker : Oz
bikin onar, ia ingin kau ubah adatmu, Kalau sebentar
kau ketemu sama ia, jangan kau omong keras, nanti
ia kaget, ia tidak beritahukan aku apa yang ia hendak
omongkan sama kau, akan tetapi aku bisa menduga,"
Tek Hui mau menanya, tetapi si budak awasi ia
sambil melotot.
"Kau benar tolol!" dia ini kata dengan berani.
"Nah, lekas kau pergi keluar, kau tunggui jauh di luar
kuil. Di sini ada pintu belakang, sebentar aku nanti
berdaya akan dapati kuncinya, akan buka itu. Kau
tunggu sampai jam dua belas malam, nanti aku cari
kau."
Tek Hui kerutkan alis.
"Apakah kau tak punya kesabaran, akan
menunggu? Nah Terserah pada kau!"
Habis kata begitu, budak itu lantas berlalu.
Lauw Tek Hui tidak berani mencegah, ia awasi
pula Siauw Hong, tubuh siapa nampaknya ada lebih
kurus, lantas ia putar tubuhnya dan bertindak ke luar.
Dari luar, ia pergi ke belakang, di sini benar ia lihat
sebuah pintu. Sebenarnya pintu ini, di barat, adalah
pintu samping. Menghadapi pintu ini ada sebuah
pohon yang-liu besar, dan sedikit jauh dari pohon itu
ada tempat berlumpur, yang menyambung sama
sungai, air di situ tidak banyak tetapi pohon gelaga
dan rumput lebat. Pintu itu berdebu, tanda sudah lama
jarang dibuka.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 152
Pdf Maker : Oz
Sekian lama Tek Hui berdiri di depan pintu
samping ini, samar-samar ia dengar suara genta di
dalam. Ia telah ambil putusan akan menunggu,
sampai malam. Ia tidak puas sebelum ia ketemu si
nona.
Kemudian ia pergi pula ke depan, di mana tiga
pegawai itu kelihatannya curiga ia.
"Bagaimana, eh, apa kau dapat cari?" tanya
yang satu.
Tek Hui menyahut dengan goyangkan kepala.
"Sebenarnya, siapa yang kau cari?" pegawai itu
tanya pula.
"Ia belum datang, barangkali sebentar," Tek Hui
gunai alasan.
"Kau tentu kena orang akali!" kata si pegawai
sambil tertawa. "Aku tahu betul, hari ini tidak ada
orang lain yang datang kemari kecuali Thay-thay kita,
maka kalau sebentar kita pulang, tinggal si padri saja,
dan malamnya, apabila kau menunggu terus, kau
akan ketemu iblis."
Tek Hui tidak perduli yang orang goda ia, ia
bersenyum. Ia hanya pikir, kalau ia mesti tunggu
sampai malam, di mana sebentar ia mesti bersantap.
Ia lihat tiga orang itu dahar dan ia tak ada yang
tanyakan, sedang si tukang joli dan kusir kereta masih
asik sama perjudiannya.
Di antara samberan angin sore, matahari telah
doyong rendah ke Barat. Siauw Hong dan duaSIU TAY GIN PIAUW
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 153
Pdf Maker : Oz
kawannya tidak tertampak keluar dan pintu samping
tetap terkunci rapat.
"Apa di dekat-dekat sini tidak ada yang jual
makanan?" Tek Hui tanya tiga orang itu.
"Jangan sungkan, sahabat, cobailah kuwe bulu,
barang dua biji" kata pegawai, yang piara kumis.
Tek Hui tidak malu-malu kucing, ia ulur
tangannya, akan cobai kuwe itu.
"Terima kasih," ia kata.
"Di sana," kata si kumisan, sambil menunjuk ke
arah barat, "di kampung Pak-ouw-cun, ada warung
kecil."
Tek Hui menoleh, tetapi ia duduk terus, sampai
sekian lama, sampai akhirnya ia kata, "Terlalu lama
aku mesti menunggu di sini, baik aku pergi ke
kampung itu, akan dahar dulu."
Di dalam hatinya, ia pikir, "Makin lama aku
menunggu, makin orang curigai aku. Di sana aku bisa
tangsel perut, supaya sebentar malam aku tidak
kelaparan. Kalau sebentar aku kembali, tentu mereka
ini sudah pada pergi."
Ia lantas samperi kudanya.
"Tapi barangkali aku tidak datang pula," ia kata
sambil loncat naik atas kudanya. Ia jalan putari
sungai, akan pergi ke barat.
Kampung Pak-ouw-cun cuma dua lie jauhnya
dan rumah ada kira-kira lima-puluh buah, letaknyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 154
Pdf Maker : Oz
tidak dekat jalanan tapi di tempat yang bagus. Ia
hampirkan warung, yang kelihatannya terawat baik.
Tuan rumah adalah seorang tua dengan satu
nona umur enam atau tujuh-belas tahun, romannya
tidak cantik tapi gesit dan pandai bekerja. Tuan rumah
adalah tukang melayani tetamu.
Tek Hui turun dari kudanya dan antap binatang
itu makani rumput sendirian, ia pergi ke bawah
tetarap, di mana ia duduk atas sebuah bangku. Ketika
tuan rumah bawakan dia thee, ia minta phia.
Tempo terdengar si nona bicara sama ayahnya,
Tek Hui dapati suara itu mirip dengan suaranya budak
dari Siauw Hong, dan suara itu tidak sekeras suaranya
Po Go.
Si nona matangi kuwenya dengan cepat, maka
Tek Hui bisa lantas dahar itu. Ia telah makan habis
lima biji. Kemudian ia rebahkan kepalanya di meja,
terus saja ia membayar uangnya, ia samperi kudanya
akan kembali ke kuil.
Ketika itu sudah magrib, di Barat tertampak
sinar layung. Angin meniup terlebih keras dari
siangnya tadi. Beberapa ekor kampret sudah
tertampak berterbangan.
Sesampainya di Lo-thian-sie, Tek Hui tidak lihat
kereta keledai dan joli, tidak juga kusir dan tukang
pikulnya, tidak si tiga pegawai, kecuali kotoran
keledai. Ia terperanjat.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 155
Pdf Maker : Oz
"Apakah Siauw Hong sudah pulang?" ia kata
dalam hatinya. 'Kalau si manis sudah pergi, benar
susah! Mustahil ia pulang dengan tidak tunggu aku
lagi? Ia toh punya urusan penting."
Di situ tidak ada orang, sukar untuk ia cari
keterangan. Pintu kuil juga sudah ditutup. Malah pintu
samping belum dibuka juga.
Tek Hui tambat kudanya, ia hampirkan pintu
pekarangan, akan mengintip ke dalam seraya pasang
kuping. Ia tidak bisa melihat suatu apa, kupingnya
tidak dengar suara apa pun. Ia niat teriaki si budak
perempuan, tetapi namanya budak itu ia tidak tahu.
Buat panggil namanya Siauw Hong, itulah tak leluasa.
Laginya, urusannya itu si hweeshio tak boleh dapat
ketahui.
Dengan pikiran tak tetap, Tek Hui pergi ke
bawah pohon yang-liu di tepi sungai, di situ ia duduk
atas sebuah batu hijau besar. Ia tidak lapar, karena ia
sudah dahar cukup banyak kuwe. Selagi cuaca makin
gelap, ia dapatkan kawannya adalah sang kampret,
yang lagi beterbangan dekat-dekat ia.
Syukur, dalam gelap petang, sang rembulan
muncul dengan cahayanya yang putih lemah, dengan
beberapa bintang mendampingi, sebagai dayang
dayang dan tuan puterinya.
"Bagus sang rembulan keluar, aku tak usah
kegelapan," pikirTek Hui.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 156
Pdf Maker : Oz
Saking iseng, Tek Hui hunus pedangnya, tinggal
dari gurunya. Senjata ini tajam dan mengkilap
berkredepan, karena seringnya ia gosok dan susuti. Ia
lantas saja bersilat dengan gembira, sampai sesaat ia
lupakan Siauw Hong.***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 157
Pdf Maker : Oz
VII
"Hei, tahan!" demikian tiba-tiba datang suara
nyaring tetapi halus dari samping.
Tek Hui berhenti bersilat dengan cepat, waktu ia
menoleh, di antara cahayanya si Puteri Malam, ia
kenalkan budaknya Siauw Hong, yang lagi mendatangi
dari pintu belakang. Dengan masih menghunus
pedangnya, ia memburu akan menghampirkan.
"Eh, kau lagi bikin apa di sini?" menegur si nona.
"Kau senggang betul, ya? Nona sedang tunggui kau,
kau tahu?"
Lauw Tek Hui lari terus ke pintu kuil.
"Eh, taruh pedangmu!" budak itu kata pula. "Kau
nanti bikin nona kaget! Lihat, kau berlatih sampai
mandi keringat! Apa artinya ini?"
Tek Hui lekas-lekas letaki pedangnya di kaki
tembok, dengan tangan bajunya, ia susut keringat,
kemudian ia ikuti si budak, yang memimpin ia ke
dalam.
"Kau mesti tunggu di sini sebentar," kata budak
itu sesampainya di dalam pekarangan, sedang daun
pintu ia rapati dan kunci, terus saja ia lari ke dalam
kuil.
Tek Hui berdiri, dengan pikiran sedikit kusut.
Apa artinya pertemuan ini? Tapi ia tidak usahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 158
Pdf Maker : Oz
menunggu lama, atau pintu kecil, ke mana tadi si
budak masuk, lantas terbuka pula, dari situ kelihatan
tubuh yang kecil-langsing, yang bertindak keluar.
Hatinya Tek Hui berdebar. Ia kenali Siauw Hong.
Tapi ia tidak berani bertindak, akan memapaki. Hingga
akhirnya, Siauw Hong berdiri di depannya, sedikit
jauh.
Nona itu pun agaknya bersangsi.
Mereka saling awasi, tetapi karena lihat orang
tidak samperi ia, Siauw Hong toh maju terus, sampai
dekat, hingga sekarang Tek Hui bisa lihat ia dengan
nyata, rambutnya yang hitam, baju dan kun hijau, di
pundaknya ada mantel sulam yang indah.
Tek Hui tidak tahu mesti kata apa, ia tergugu
sekian lama.
"Aku telah tunggu lama pada kau, sampai aku
sudah dahar," akhirnya ia bilang, sambil bersenyum.
Siauw Hong bersenyum juga, tetapi dengan
senyuman berduka, kendati mana, keelokannya tidak
jadi sirna, dengan matanya yang celi, ia terus
mengawasi.
Tiba-tiba Tek Hui terperanjat. Tahu-tahu Siauw
Hong telah cekal tangannya, waktu ia hendak tarik
tangannya itu, si nona justeru letaki kepalanya di
bahunya seraya terus menangis sesenggukan.
"Eh, kau kenapa?" ia tanya. "Kau hendak bilang
apa padaku? Bilanglah!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 159
Pdf Maker : Oz
"Asal aku bisa bicara sama kau, sedikit saja,
kendati mati, aku puas," kata si cantik itu.
"Bilanglah!" Tek Hui mendesak. "Kau tidak boleh
mati."
Siauw Hong jadi lebih-lebih bersedih.
"Aku tidak punya urusan apa-apa, hanya, sejak
lima tahun yang lalu......"
"Ya, aku ingat, waktu itu kau berikan aku buah
apel."
"Itu belum semua. Hanya hatiku, sejak hari
itu...... " ia menangis. "Aku telah berikan juga
kepada kau...."
Tek Hui masih belum mengerti.
"Coba lepaskan lenganku," ia kata.
"Tidak, aku tidak bisa lepaskan!" sahut si nona.
"Ah!" dan Tek Hui menjadi masgul. "Apa aku
mesti ngalami lagi lelakonnya Louw Po Go? Dengan Po
Go aku bisa piebu, tetapi dia ini ada penolongku,
encieku."
Siauw Hong lihat orang tertegun dan masgul.
"Kau jangan bersusah hati, kau adalah satu
enghlong," ia kata.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan pelahan-lahan, Tek Hui coba loloskan
lengannya.
"Encie, marilah kita bicara," ia kata, dengan
pelahan. "Kau tahu tentang aku, aku tidak punya
orang-tua, tidak saudara atau sanak lainnya, yang aku
bisa andalkan. Aku punya guru, tetapi sekarang iaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 160
Pdf Maker : Oz
sudah pergi, entah ke mana. Aku tidak bisa omong,
kerjaku adalah menjaga piauw, menghajar orang,
tetapi yang aku hajar adalah orang-orang busuk, ialah
mereka yang berani ganggu guruku, atau kau. Encie,
coba kasih tahu, bagaimana Han Kim Kong perlakukan
kau? Apa ia berlaku kejam? Kasih tahu padaku, biar
aku mesti gadai kepala, aku nanti lakukan itu untuk
kau!"
Siauw Hong goyang kepala.
"Sekarang belum waktunya," ia menyahut. "Aku
memang tahu kau baik sekali."
"Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa."
Cahaya rembulan menyinari muka mereka.
Di depan si elok, jago muda itu lemah sebagai
anak kambing.
Siauw Hong susut air matanya, ia mengawasi.
"Apa kau mengerti aku?" ia tanya.
"Ya, encie."
"Kau mengerti hatiku?"
"Mengerti, encie."
"Ah, encie, encie, apa itu! Aku tidak suka dengar
itu!"
"Habis apakah?"
Tek Hui tidak berani awasi si nona yang berdiri
dekat sekali, tetapi sekejap saja, ia bisa lihat orang
punya rambut bagus yang hitam-mengkilap, alis yang
lentik, hidung yang bangir. Ia suka dengar suara
orang yang halus.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 161
Pdf Maker : Oz
Angin yang bersilir-silir meniup-niup rambut di
pinggiran kuping. Di matanya, nona ini ayu dan
agung, sebagai dewi Koan Im, hingga ia tak berani tak
berlaku hormat padanya.
"Kau tahu riwayat hidupku," Siauw Hong kata
kemudian. "Dalam usia lima belas tahun, Han Kim
Kong telah rampas aku, yang ia paksa bawa pulang,
untuk dijadikan gundiknya. Karena aku, Han Kim Kong
telah hajar ayah, sampai ayah muntah darah. Toh
ayah tetap berjualan tauwhu. Ayah tak sudi injak
rumah keluarga Han, uang siapa pun ia tak hiraukan.
Kenapa, kau kira, maka aku masih suka berdiam di
rumahnya Han Kim Kong?"
"Tentu karena itu bocah."
"Siapa bilang itu anakku? Apa kau artikan bocah
yang aku suka empo-empo? Jadinya kau belum tahu?
Apa budakku tidak pernah terangkan pada kau? Tapi
pergilah kau cari keterangan, tak ada orang yang tak
ketahui! Itu bocah dari Su-ie Thay-thay. Su-ie Thay
thay masuk ke rumahnya Han Kim Kong lebih dahulu
kira-kira setengah tahun daripada aku, baru dua
bulan, ia sudah menderita, kemudian ia lahirkan
anaknya itu, kemudian lagi ia binasa. Sebab satu kali,
ketika ia menyebabkan gusarnya Han Kim Kong, ia
didupak sampai terpelanting keluar kamar, karena
mana, napasnya lalu berhenti bekerja."
"Celaka!" Tek Hui berseru. "Han Kim Kong
benar-benar jahat dan kejam!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 162
Pdf Maker : Oz
"Sabar," Siauw Hong mencegah. "Kau dengar
aku bicara. Itu anak tidak ada yang rawat, dari itu aku
ambil padanya, tetapi aku hidup tidak karena ia. Aku
kasih tahu pada kau, aku selalu ingat kau, di
depannya Han Kim Kong, aku selalu dengar-dengar
perihal kau."
"Di depan Han Kim Kong? Jadinya Han Kim Kong
sering- sering sebut aku?"
"Ya. Dia dan Gouw Po toh ada orang yang
satrukan kau. Dia pun sering sebut tentang gurumu."
"Guruku? Apa mereka tahu di mana adanya
guruku sekarang?"
"Sabar," Siauw Hong membujuk pula. "Aku tidak
ingin bicara tentang gurumu, kau selalu gusar kalau
aku sebut-sebut dia. Sekarang ini kau tidak usah
kuatir, kalau dahulu mereka tidak pandang padamu,
sekarang mereka rada jerih. Kau tahu, kenapa aku
angkat saudara sama Sam-thay-thay dari Ouw Gie-su?
Itu adalah guna dapat pengaruh. Sekarang belum ada
bahaya mengancam, tetapi kau harus hati-hati buat
Gouw Po dan Han Kim Kong."
Tek Hui tidak kata apa-apa, tetapi berulang
ulang ia perdengarkan suara dari hidung, "Hm, hm,
hm!"
Siauw Hong cekal pula bahu orang, ia
mengawasi mukanya pemuda itu.
"Kau sabar," ia membujuk.'?,,Sebenarnya aku
tidak boleh omong sama kau, asal aku ngomong, kauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 163
Pdf Maker : Oz
tentu gusar. Aku ingin kau tidak satroni mereka, inilah
aku minta."
Tek Hui bersangsi, tetapi kemudian ia manggut.
"Aku tidak satroni mereka, asal mereka jangan
mulai ganggu aku!" ia kata.
"Sekarang aku punya dua encie angkat, aku
tidak takut akan nanti diganggu pula," kata Siauw
Hong kemudian, "hanya aku tetap masih jadi gundik
yang kelima! Apakah artinya itu? Aku tahu aku masih
muda, tetapi aku sudah tidak sembabat untuk kau,
hanya, bagaimana aku bisa, sedang aku mengharap
harap kau?"
"Kau boleh perintah aku, aku nanti pertaruhkan
jiwaku untuk kau!"
"Apakah benar?" Siauw hong terperanjat, tetapi
ia bersenyum. "Aku ingin kau sabar dan jangan
gampang-gampang berkelahi. Seperti hari itu di muka
piauw-tiam, kau bikin aku kaget."
"Itu pun perkelahian tak berarti," Tek Hui
bersenyum.
"Aku tahu kau gagah, tetapi hatiku tak
tenteram." ia kata. "Sebenarnya, buat kau menjadi
piauwsu saja, aku tidak setuju."
"Asal aku dapat cari guruku, aku pun tidak mau
jadi piauwsu lagi," Tek Hui kasih tahu.
"Itu bagus. Aku harap aku bisa kasih kau modal
untuk berusaha."
Tapi Tek Hui goyangi kepala, dengan cepat.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 164
Pdf Maker : Oz
"Uangnya Han Kim Kong aku tak inginkan! Uang
kau ada uang dia juga, maka uang yang baru ini kau
kasih aku, semua aku masih belum pakai, aku niat
kembalikan itu pada kau. Kau tahu, waktu aku pergi
ke Thio-kee-kauw, aku belikan kau selimut kulit
srigala dan mantel bulu kambing. tetapi aku belum
bisa kirim itu pada kau."
Siauw Hong susut bersih matanya, ia tertawa.
"Hawa sekarang panas, kau kirimkan itu, apa
kau ingin aku mati ngelekap?" ia membanyol. "Baiklah
kau simpan saja itu semua. Di tempatku, kecuali
budakku, tak ada orang lain yang boleh diharap.
Hweeshio dari kuil ini ada sahabatnya Han Kim Kong,
aku bisa berdiam berhari-hari di sini. Tentang
persahabatan kita, kedua encieku masih belum tahu,
aku pikir, buat sementara baiklah mereka tidak usah
ketahui."
Siauw Hong nampak masgul akan dengar
ucapan itu.
Dengan pelahan-lahan, sang rembulan menuju
ke barat, angin meniup makin dingin. Di muka air,
cahaya rembulan berkilau-kilau.
"Lain kali, kalau kau dapat uang. kau mesti bisa
simpan itu" kata Siauw Hong kemudian, sembari
lepaskan cekalannya.
"Aku tidak pakai uang, aku tidak hamburkan itu"
Tek Hui kasih tahu. "Uangku aku kirim pada pamanku
di Bun-tauw-kauw, See-san, ia mengandal padaku."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 165
Pdf Maker : Oz
"Kenapa kau tidak beli saja tanah atau sawah
kebun di sana?"
"Buat itu, uangku masih belum cukup".
"Aku bisa kasih pinjam uangku, akan tambah
kekuranganmu. Asal bisa didapatkan sepuluh bau atau
lebih, itu sudah cukup untuk hidupnya satu keluarga.
Maka di belakang hari, ayahku, juga guru kau, boleh
tinggal sama-sama! Apakah itu tidak bagus? Dengan
demikian, kau jadi berrumah tangga dan punyakan
milik!"
"Benar," Tek Hui jawab. "Lain kali aku nanti
wujudkan usulmu ini. Uangku aku nanti serahkan pada
kau, buat kau simpan, kemudian kita gunai itu untuk
beli sawah kebun."
Siauw Hong manggut, ia bersenyum. Ia
nampaknya sangat puas. Ia bertindak ke selatan, Tek
Hui ikuti ia. Tiba-tiba ia merandak dan menoleh, ia
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengawasi, sambil tertawa.
"Kau lihat, apakah tempat ini tidak bagus?" ia
tanya.
"Benar, bagus," sahut anak muda itu.
"Maka lain kali, kalau kita mau ketemu pula, itu
mesti kejadian di sini!"
"Tapi, masih ada urusan apalagi kemudian?" Tek
Hui
tanya.
"Masih banyak! Lain kali, dalam urusan apa saja,
aku sangat mengharap bantuan kau. Dengan susahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 166
Pdf Maker : Oz
payah aku dapati kau, aku ingin kau tidak ubah
hatimu."
"Itulah kau boleh percaya!"
Siauw Hong mengawasi pula.
"Aku hendak tanya kau" ia lalu kata. "Apakah
kau belum pernah nikah?"
"Apa kau maksudkan?"
Pemuda ini lihat mukanya si elok menjadi
merah.
"Aku maksudkan, apakah pamanmu tidak
nikahkan kau atau carikan tunangan untuk kau?
Barangkali kau belum menikah, karena uangnya belum
siap?"
Siauw Hong likat waktu ia mengucapkan
demikian.
Tek Hui tidak suka dengar omongan tentang itu,
ia justeru lagi pikirkan Gouw Po dan Han Kim Kong,
yang bikin darahnya mendidih, dengan tidak menaruh
perhatian ia manggut.
Melihat orang manggut, Siauw Hong tidak puas.
"Sekarang kau telah jadi piauwsu ternama,
uangmu pun banyak, mustahil tidak ada orang yang
usulkan kau menikah atau bertunangan?" ia tanya.
Hampir Tek Hui tuturkan lelakonnya Po Go,
baiknya ia ingat bahwa Kim-jie-ie Siauw Hong telah
dicuri oleh nona she Louw itu. Kalau Siauw Hong
ketahui ini, si juwita ini tentunya akan gusari ia, atauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 167
Pdf Maker : Oz
ia sedikitnya akan dikatakan kurang gagah dan akan
disesali. Ia goyang pula kepalanya.
"Tidak," ia kata, "aku pun tidak inginkan itu. Aku
tidak pikir tentang si nona muka hitam atau putih,
atau ia pandai mcngetik shui-phoa atau main piauw."
Siauw Hong jadi tertawa tertahan.
"Jadinya kau inginkan..... ," ia kata tetapi ia
lalu merandek, akan tertawa pula, ia bikin si anak
muda jadi tertegun. Ia mengawasi. "Dan bagaimana
kau pikir tentang aku?"
Baru berkata begitu, ia lantas tunduki kepala, ia
susut air matanya, yang turun pula dengan tiba-tiba.
"Sudah," Tek Hui kata. "Apa aku mesti bilang
lagi tentang kau? Kita berdua rupanya memang telah
berjodoh."
Siauw Hong terharu bukan main, karena
girangnya.
Ketika itu Tek Hui menguap.
"Sudah malam," ia kata, "aku ingin mengaso.
Orang yang berlatih silat di waktu fajar ia sudah mesti
bangun dan ia tidak tidur tengah hari. Sekarang
barangkali sudah jam tiga. Kau pun perlu beristirahat.
Bukankah sebentar masih mesti dibikin sembahyang?"
Siauw Hong mendengar, tetapi ia tidak
menjawab.
"Bagaimana kemudian?" Tek Hui tanya. "Kalau
di sini sudah tidak dibikin sembahyang, apa kau masih
suka datang kemari? Aku perlu ketahui ini, supayaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 168
Pdf Maker : Oz
kalau aku datang, aku tidak sampai tubruk tempat
kosong."
Nona itu terlalu berduka, sampai ia tidak bisa
bicara. la susuti terus matanya.
"Sudah, jangan terlalu berduka," Tek Hui
membujuk. "Gouw Po dan juga Han Kim Kong, pasti
tidak akan berani ganggu kau pula. Jikalau mereka
berani ganggu selembar saja rambut kau, hm!, kau
nanti lihat!"
Ia pergi ke kaki tembok, akan ambil pedangnya.
"Simpan senjata itu, aku takut," kata Siauw
Hong.
Tek Hui bersenyum, ia goyang kepala.
"Aku tidak akan berbuat apa-apa," ia bilang.
"Aku toh sudah janji pada kau bahwa aku tidak akan
ganggu mereka. Sekarang sudah malam, kau harus
beristirahat, aku pun hendak pergi, asal kita bisa
sering-sering ketemu."
Tiba-tiba Siauw Hong cekal pula bahu orang.
"Kau ingin kita sering-sering ketemu?" ia kata.
"Tentu saja!" Tek Hui pastikan.
Siauw Hong menghela napas lega, dengan
pelahan-lahan, ia lepaskan cekalannya.
"Baiklah," ia kata, Ia sekarang bergirang. Tapi
agaknya ia berat akan berpisahan. "Aku mau masuk."
"Pergilah. Barangkali besok malam aku bisa
datang pula."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 169
Pdf Maker : Oz
Meski ia kata begitu, Tek Hui toh tidak lantas
bertindak pergi.
"Eh, kenapa kau diam saja?" Siauw Hong
bersenyum.
"Aku mau tunggu sampai kau sudah berada di
dalam. Aku mau tunggu sampai kau sudah kunci
pintu."
Siauw Hong tertawa, dengan mukanya yang
ramai dan manis, lantas ia bertindak. Di pintu ia
disambut oleh budaknya, yang telah lantas membukai
pintu itu untuk ia. Ia menoleh, sesudah itu, baru ia
bertindak masuk.
Tek Hui menunggu sampai pintu sudah dikunci,
baru ia pergi, akan samperi kudanya. Suasana sunyi
sekali, kecuali suasana berselirnya angin. Dengan
rembulan sudah doyong rendah di barat, langit tidak
terang seperti tadi. Bayangan pohon-pohon pun telah
nyata doyong ke timur. Air sungai kelihatan gelap.
Tek Hui tuntun kudanya sedikit jauh, lantas ia
loncat naik dan kasih kuda itu lari. Di tempat sunyi
seperti itu, ia bisa lari dengan merdeka, ia tidak usah
kuatir kena tubruk orang. Suaranya kaki kuda sampai
terdengar berisik.
Selagi lari, tiba-tiba Tek Hui tahan kudanya.
"Bagaimana aku bisa pulang ke dalam kota di
waktu begini!?" ia berpikir. "Pintu kota belum dibuka
dan aku mesti menunggu sampai pagi. Taruh kata aku
bisa masuk, orang tentu sudah pada tidur. BagaimanaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 170
Pdf Maker : Oz
aku mesti menyahut kalau aku ketemu hamba
negeri?"
Di situ pun tidak ada rumah orang.
Akhirnya Tek Hui ambil putusan akan rebah di
udara terbuka. Tidur semacam ini ia sering lakukan di
waktu ia masih jualan arang. Ia samperi sebuah pohon
besar, di situ ia tambat kudanya, ia sendiri terus
rebah. Ia ngantuk dan lelah. Sudah lama ia tidak tidur
begini, sekarang ia jadi tidak biasa lagi. Toh tidak
lama, ia sudah pulas.
Selama turut Pheng Jie belajar silat, Tek Hui
telah melatih tidur. Ia bisa tidur nyenyak seperti orang
kebanyakan, tetapi di waktu yang perlu, ia bisa sadar
dengan mendadakan, di waktu yang tepat.
Di waktu fajar, ia dengar suara berisiknya roda
roda tapi ia tidur terus, ia malas bangun. Tapi satu kali
ia dengar suara berisik istimewa, seperti kuda
congklang mendatangi, tiba-tiba ia tersadar. Ia buka
matanya, sambil gebriki pakaiannya, ia menoleh ke
jurusan yang ia awasi.
Suara itu datang dari tempat yang jauh, lantas
kelihatan debu mengebul naik. Nyata itu adalah suara
dari tujuh atau delapan penunggang kuda, yang
semua kelihatan garang atau jumawa. Selagi mereka
itu mendatangi makin dekat, Tek Hui bisa lihat mereka
dengan tegas.
Seorang penunggang kuda, di belakang
kupingnya tumbuh segumpal rambut hitam sebagaiSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 171
Pdf Maker : Oz
bulu, romannya luar biasa, di bebokongnya
menggendol semacam senjata yang dikerebongi tutup,
bentuknya panjang seperti suling yang berpasang.
"Itulah tentu poan-koan-pit," menduga Tek Hui,
yang menjadi kaget.
Poan-koan-pit adalah semacam senjata model
pit, yang istimewa. Itu adalah senjata yang tidak
sembarang orang bisa gunai.
Kelihatan penunggang-penunggang kuda itu
tidak perhatikan anak muda ini, mereka lewat terus,
menuju ke kota.
"Siapa mereka itu?" Tek Hui berpikir sambil
mengawasi belakang orang, di mana debu mengulak
naik. "Apa mereka datang untuk satrukan aku?"
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia lantas tarik kudanya, buat diloloskan,
kemudian ia loncat naik dan kaburkan binatang
tunggangan itu akan masuk di Say-tit-mui, guna
pulang ke piauw-tiam. Ia jengah sendirinya kalau ia
ingat bagaimana apabila Tong Kim Houw ketahui
peranannya semalam.
Di piauw-tiam seperti ada terjadi apa-apa, air
muka semua pegawai nampaknya berubah, dan ketika
ia ketemu sama Tong Kim Houw, dia ini lantas saja
kata, "Oh, aku punya toaya, tadi malam ke mana kau
pergi, kenapa kau tak pulang? Aku telah kirim orang
pergi ke Bun-tauw-kauw akan susul kau, aku kuatir
kau tidak dapat dicari, maka baiknya sekarang kau
pulang!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 172
Pdf Maker : Oz
Mukanya Tek Hui jadi merah berbareng ia
terperanjat.
"Apakah telah terjadi?" ia tanya. "Ada apa?"
"Tapi kau telah pulang, bagus!" kata piauwsu
majikan itu, yang lantas bisa bersenyum. "Mari
masuk, aku nanti kasih keterangan, pelahan-lahan."
Tek Hui, yang kudanya telah disambuti oleh
bujang, sudah lantas ikuti Tong Kim Houw masuk ke
kamar yang menjadi kantoran kuasa piauw-tiam. Ia
bawa pedangnya. Ia mengawasi majikan itu, karena ia
belum mengerti.
"Sebenarnya tadi malam kau pergi ke mana?"
tanya Tong Kim Houw. "Aku dengar ada satu nona
kecil datang cari kau. Lauw-tit, kau masih muda, aku
tidak heran jikalau kau main-main di luaran. Hanya, di
mana sebenarnya kau tidur? Belakang kau, dan muka
kau juga, masih menempol tanah."
Mukanya Tek Hui menjadi merah. Ia tidak bisa
mengaku, ia pun tidak biasanya menjusta. Ia memang
tak pandai bicara.
Tapi Tong Kim Houw tidak niat goda atau tegur
anak muda Ini.
"Duduk, Lauw-tit," ia kata, dengan air muka
sungguh-sungguh. Kemudian ia rnelanjuti dengan
suara pelahan sekali.
"Kemarin lohor, tidak lama seperginya kau, Thie
thian-ong Sie Ngo dari Lie-hap Piauw-tiam telah
datang cari aku, akan mengasih kisikan dari kabaranSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 173
Pdf Maker : Oz
yang ia terima, ialah musuh-musuh kau akan lekas
datang, di antaranya terutama ayah dan kanda Poan
koan-pit Siauw Lo Cong, ialah Kwee-seng-pit Lauw Lo
Liong dan Giam-ong-pit Lo Tay."
Baru sekarang Tek Hui sadar.
"Aku telah lihat mereka, salah satu adalah si
orang she Lo!" ia kata. "Tapi aku tidak takut!"
Tong Kim Houw agaknya terperanjat dan
berkuatir.
"Kau dapat lihat mereka?" ia tanya. "Di mana?
Mereka itu datang tadi malam, kemudian mereka pergi
keluar kota, rupanya untuk undang lagi beberapa
orang yang ternama, hanya entah siapa."
"Aku perdulikah siapa mereka itu!" Tek Hui
bilang dengan sengit. "Tadi aku lihat mereka menuju
ke kota! Aku si orang she Lauw tak takut sedikit jua!"
"Dengar dahulu," kata Tong Kim Houw, dengan
sabar. "Sekali ini baru datang Lo Tay seorang,
ayahnya Lo Liong, akan menyusul belakangan."
"Siapa juga adanya mereka, aku tidak takut!"
berseru Tek Hui, yang masih gusar.
"Jangan mengucap demikian, Lauw-tit," Kim
Houw membujuk pula. "Sekarang ini bukan cuma satu
atau dua orang yang hendak bereskan kau, kecuali
ayah dan kanda dari Lo Cong, juga Kian-mo Say-cu
Ciu Toa Cay, si Singa Rintik. Jangan kau anggap Ciu
Toa Cay saudara angkat dari gurumu, ia justeru
berdengki terhadap perusahaan kita, ia justeru benciSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 174
Pdf Maker : Oz
sangat pada kau, karena sebagai orang muda kau
telah lombai namanya. Ini sebabnya ia sudah mau
bantu mereka itu. Tapi ini belum semua. Masih ada
lagi, Louw Thian Hiong! Dia ini benci kau, karena
gagalnya tipunya bie-jin-kee, ialah kau tidak sudi
Louw Po Go, keponakan perempuannya. Katanya ia
belum puas, sebelum ia dupak kau keluar dari Pak
khia. Satu orang lagi adalah orang terhadap siapa
gurumu sudah berbuat salah! Apakah kau kenal dia?
Dia adalah Gie-cian Sie-wie yang berpengaruh dan
banyak uangnya, yang pun pandai menggunai golok
dan tumbak!"
Mendengar itu, Lauw Tek Hui berjingkrak
bangun bahna gusarnya, sedang tangannya ia kepal
keras.
"Aku tahu!" ia berseru. "Malah aku kenal dia! Dia
Han Kim Kong!"
"Kalau kau sudah tahu, bagus," kata Tong Kim
Houw. "Dia itu tidak boleh dibuat permainan. Yang
Iain-lain adalah Thay- swee-too Han Pa, Hek-houw
pian Ciauw Tay, Say-uy-tiong Ma Hong, Siang-kiam
Ya-cee Cian Lok, begitu juga orang-orangnya pihak Lo.
Di mana mereka masih mengundang orang, jumlah
mereka akan tambah. Kau masih muda, tetapi nama
kau telah menindih pamor mereka, tidak heran kalau
mereka jadi tidak puas dan membenci kau, hingga
mereka niat habiskan jiwamu!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 175
Pdf Maker : Oz
Tek Hui benar tidak takut, ia hanya bersenyum
ewah.
"Tadi malam terus sampai pagi aku tidak tidur
barang sekejap," kata Tong Kim Houw seraya
menghela napas. "Aku berkuatir sangat karena adanya
urusan ini, hingga aku pikir, sekarang tinggal terbuka
dua jalan untuk kita. Pertama-tama ialah kau pergi
tempur mereka. Dalam hal ini, aku kuatirkan
kegagalan. Sebab kepandaiannya Lo Tay tentu ada di
atasan kau, sedang mereka dibantu oleh Han Kim
Kong, Louw Thian Hiong dan kawan-kawannya semua.
Tentulah aku merasa tidak enak hati, apabila kau
dapat kecelakaan di tangan mereka. Jalan yang kedua
adalah aku tutup piauw-tiam, lantas aku ajak kau
pergi ketemui mereka, akan mohon maaf. Aku anggap
jalan yang kedua ini terlebih baik."
Sembari kata begitu, ia awasi anak muda di
hadapannya.
Tampang mukanya Tek Hui menjadi berubah
ubah, pucat dan merah padam, biji matanya bersinar,
kedua kepalannya terkepal keras. Tapi tidak lama, ia
lantas mendelong, rupanya ia ingat suatu apa. Adalah
akhir-akhirnya, ia kata, "Aku tidak takuti mereka
semua! Mohon maaf dari mereka? Tidak nanti! Tapi
aku sudah ambil putusan, aku tidak mau satroni
mereka, aku hendak berdiam di sini, akan lihat
tingkah laku mereka! Apa mereka berani datangi
aku?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 176
Pdf Maker : Oz
Ini justeru yang Tong Kim Houw kuatirkan.
Mustahil Lo Tay semua takut datang? Dan kalau
mereka datang, tentulah piauw-tiam yang akan
diubrak-abrik terlebih dahulu. Maka itu, ia majukan
pikirannya yang kedua, melulu dengan maksud
menghasut si anak muda, supaya dia ini pergi satroni
Lo Tay.
Usui ini akan membawa dua kebaikan bagi ia.
Kalau Tek Hui menang, ia akan dapati kemajuan lebih
besar. Dan kalau apa lacur, Tek Hui kalah, piauw
tiamnya tidak usah rusak. Ia tidak sangka, bahwa Tek
Hui tidak kena diobor. Maka akhir-akhirnya, ia garuk
garuk belakang kuping.
"Ada lagi satu kabar, yang aku dengar,"
kemudian ia kata. "Tadinya aku tidak berani
beritahukan ini pada kau. Sebenarnya guru kau telah
binasa teraniaya oleh Han Kim Kong."
Kembali mukanya Tek Hui menjadi merah
padam, kedua matanya terbuka lebar, ia bingung
sekian lama, sampai tahu-tahu air matanya meleleh
keluar.
"Jangan berduka, lauw-tit," kata Kim Houw,
sambil bersenyum. "Jikalau kau menangis, kau
bukannya satu enghiong. Sekarang tinggal terbuka
dua jalan yang aku unjuk padamu, ialah menyerah
dan tekuk lutut di depan mereka akan minta ampun,
akan selanjutnya jangan ingat lagi gurumu, atau kauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 177
Pdf Maker : Oz
adu jiwamu dengan mereka, dengan tidak tunggu
mereka datang, kau yang datangi mereka!"
Ucapan ini kali telah memberi hasil.
Dengan tiba-tiba Tek Hui cekal gagang
pedangnya, buat ditarik, tetapi belum sampai senjata
itu terhunus, ia tahan tangannya sendiri, hanya ia
lantas susut air matanya, kemudian dengan tidak kata
apa-apa, ia bertindak ke luar.
Tong Kim Houw mengawasi dengan penuh
pengharapan. la ingin anak muda itu keluar terus,
dengan bawa pedangnya.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hanya di luar dugaannya Tek Hui telah menuju
ke kamarnya sendiri.
Bukan main panasnya hati Tek Hui. Gurunya
terbinasa, di tangannya Han Kim Kong? Itulah hebatl
Hatinya bisa meledak dan hancur. Tetapi, ia sangsikan
Tong Kim Houw, sikap dan suara siapa mencurigai. Ia
pun sangsi kalau gurunya bisa terbinasa secara
gampang-gampang, sebab ia tahu betul, tidak
sembarang orang bisa tandingi gurunya itu. Kalau ia
bersangsi, itu disebabkan ia tahu kesehatan gurunya
sedang terganggu. Maka ia masuk ke kamarnya
dengan niat tenangkan hati.
"Han Kim Kong adalah seorang licin, bisa jadi
juga guruku binasa karena tipu-dayanya," pikir ia
kemudian.
Tek Hui sekap diri di dalam kamar sampai
waktunya bersantap, Tong Kim Houw temani ia dahar,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 178
Pdf Maker : Oz
di waktu itu, piauwsu majikan ini lagi-lagi omong
perihal Lo Tay dan rombongannya.
"Benar-benar tadi mereka kembali dari luar kota
dengan ajak beberapa orang undangan, melainkan
tidak diketahui siapa adanya sekalian jago itu" kata
Kim Houw lebih jauh. "Jikalau benar ia undang Tin
keng-see Thong loo-thay-swee, sebagaimana katanya
orang, benar-benar kau mesti berhati-hati, lauw-tit. Ia
adalah tayhiap terkenal dari Pak-khia pada beberapa
puluh tahun yang berselang, sudah banyak tahun ia
berdiam di tempat sunyi, sebenarnya sukar dipercaya
kalau ia mau keluar pula sekarang, cumalah, hati
orang siapa yang tahu? Kita harus ketahui, Han Kim
Kong berilmu tinggi, bisa jadi ia sanggup undang jago
tua itu."
Tek Hui dahar, kupingnya mendengar, tetapi ia
diam saja. Ia sudah lantas berpikir. Ia anggap,
tindakan pertama-tama adalah cari tahu hal gurunya,
guru itu benar binasa atau belum. Ia sudah pikir, asal
gurunya masih hidup dan tidak kurang suatu apa, ia
akan tak perdulikan Lo Thay sekalian, ia hendak
pegang perkataannya terhadap Siauw Hong untuk
bersabar, kecuali sampai di puncaknya kesabaran.
Hanya, jikalau benar gurunya telah binasa, maka ia
terpaksa mesti langgar janjinya pada Siauw Hong, ia
mesti adu jiwa.
Di saat ia ambil putusannya itu, Tek Hui banting
kaki, sampai Tong Kim Houw kaget, hanya, berbarengSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 179
Pdf Maker : Oz
dengan itu, piauwsu majikan ini bergirang, karena ia
percaya yang ogokannya sudah memakan.
"Dahar sudah sekian lama, tetapi arak tidak
ada," kata Tek Hui kemudian.
"Oh, kau inginkan arak?" Kim Houw kata dengan
cepat. "Kau biasanya tidak suka minum, aku jadi tidak
sediakan arak. Kau ingin arak putih atau kuning, aku
akan segera sediakan."
Tapi Tek Hui geleng kepala.
"Tidak," ia bilang, "aku nanti pergi cari sendiri."
"Begitu pun baik," Kim Houw bilang. "Selama
beberapa hari kau benar harus pergi ke rumah makan
atau ke warung thee, agar orang dapat lihat kau, jika
tidak, nanti orang anggap kau takut."
Tek Hui tidak menjawab, hanya ia berbangkit,
buat terus bertindak keluar.
"Apakah kau bawa uang receh?" tanya Kim
Houw sambil mengikuti. "Tapi tidak bawa uang tidak
apa, semua orang kenal kau, asal kau sebut namaku,
mereka boleh lantas datang menagih."
Tadinya Kim Houw mau suruh orang ambilkan
pedangnya anak muda itu, tetapi Tek Hui sudah
ngeloyor terus, ia batalkan niatannya. Hanya karena
berkuatir, ia perintah Lay Tauw Sam dan Lauw Cie
Siauw-jie pergi mengikuti dari belakang.
Baru saja Tek Hui muncul di muka piauw-tiam,
lantas dua orang yang memotong jalan di depannya,
bentur tubuhnya dengan keras. Mereka itu adalahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 180
Pdf Maker : Oz
orang asing, tubuh mereka kekar, roman mereka
garang. Coba orang lain, yang dibentur begitu, ia
mesti sudah sempoyongan atau rubuh, tetapi
sekarang, selagi anak muda kita berdiri tegak, adalah
dua orang itu yang ngusruk sendirinya dan hampir
jatuh.
Dengan lantas Tek Hui menduga, bahwa orang
lagi cari gara-gara, maka hawa amarahnya lantas
naik.
Dua orang itu, setelah benarkan tubuh, sudah
lantas cabut golok masing-masing.
Tek Hui ingin menyingkir, ia terus bertindak,
untuk seberangi jalan besar.
Di jurusan selatan roda dua penunggang kudo,
yang lagi menantikan ketika, kapan mereka ini lihat si
anak muda menyebrang jalan besar, dengan
mendadak mereka kasih bergerak kuda mereka, akan
tubruk anak muda itu. Tapi, dengan cepatkan
tindakannya, Tek Hui bisa meloloskan diri dari
ancaman bahaya itu.
Melihat demikian, dua penunggang kuda itu
lantas mendamprat.
"Telor busuk!" demikian katanya. "Orang kenyi!
Orang macam begini mau jadi piauwsu besar! - Hm!"
Hampir Tek Hui tidak berkuasa pula atas dirinya.
Itu adalah hinaan besar. Tapi ada pengaruh lemah
lembut, yang bikin ia sabar.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 181
Pdf Maker : Oz
"Tidak, baru saja aku berjanji," kata ia dalam
hatinya.
Di depannya lantas berbayang Siauw Hong
dengan rambutnya yang hitam, romannya yang ayu,
suaranya yang merdu.
Ketika itu Tek Hui berada di lorak atau depan
tangganya suatu toko, kalau kedua kuda tubruk ia
pula, tidak ada tempat ke mana ia bisa berkelit. Ia jadi
menyesal kalau ia ingat janjinya pada Siauw hong, ia
menyesal yang ia telah keluar dari piauw-tiam. Coba
ia berdiam terus di dalam rumah.
Jalan besar itu adalah salah satu jalan besar
paling ramai dari kota Pak-khia, selalu banyak
kendaraan dan orang berlalu lintas di situ, maka di
matanya Tek Hui ia selalu seperti tampak orang
orangnya Lo Tay atau Gouw Po.
Deretan toko di situ punya lorak yang bertangga
dan tinggi serta merk-merk dengan papan yang
panjang, antaranya ada yang berlauwteng, di mana
ada kedapatan rumah makan atau warung thee.
Tek Hui keluar dengan niatan cari rumah makan,
guna minum arak sambil dengar-dengar tentang
gurunya, tetapi sekarang, kendati ia tidak takut, ia
ubah tujuannya itu. Terang orang telah musuhkan ia,
karcna siang-siang orang berani tubruk padanya,
tubruk dengan kuda juga.
"Sekarang sudah terang, selagi aku tidak cari
mereka, mereka cari aku," demikian ia pikir. "AkuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 182
Pdf Maker : Oz
tidak takut pada mereka, tetapi bagaimana andaikata
aku tidak tahan sabar dan kena langgar janji pada
Siauw Hong?"
Selagi Tek Hui bersangsi, mendadak di
belakangnya ada orang menegur.
"Kau lagi bikin apa di sini?" demikian teguran
itu.
Segera ia menoleh. Ia lihat ia sedang
berhadapan dengan seorang dengan air muka
tersungging senyuman.
"Rupanya kau sudah tidak kenalkan aku?" orang
itu tanya, sembari tertawa.
Sebenarnya Tek Hui kenalkan orang itu, saudara
angkat gurunya, Ciu Toa Cay, seorang piauwsu, hanya
baru saja ia dengar dari Tong Kim Houw yang orang
she Ciu itu adalah konconya Gouw Po atau Lo Tay,
lantaran mana ia jadi bersangsi.
Ciu Toa Cay seorang terokmok dan kate, kumis
dan jenggotnya rintik, dari itu orang berikan ia julukan
Kian-mo Say-cu, si Singa Rintik. Tapi ia punya roman
sabar dan manis budi.
"Lauw-tit, aku justeru lagi cari kau!" kata si
Singa Rintik itu, sambil tetap tertawa. "Mari. Lauw-tit,
mari kau ikut aku pergi ke rumah makan, mari kita
duduk di sana, aku punya pikiran yang hendak
diutarakan kepada kau! Mari ikut aku, Lauw-tit!"
Di sebelah mereka ada restoran 'lt-hu-cun',
maka Lauw Tek Hui ikut Ciu Toa Cay pergi ke rumahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 183
Pdf Maker : Oz
makan itu, yang mejanya terdiri dari papan lembaran
yang diletaki atas guci-guci arak sebagai kaki meja. Di
situ sudah banyak tamu-tamu lain, mereka ini pada
unjuk hormat atau menegur waktu mereka lihat si
orang she Ciu, yang kebanyakan dari mereka kenal.
Tapi, kapan mereka lihat Lauw Tek Hui, mereka
mengawasi saja dengan mendelong.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ciu Toa Cay manggut atau bersenyum pada
orang-orang yang kenal padanya itu, ia ajak Tek Hui
naik ke lauwteng, di mana tamu-tamu sedikit. Di situ
ia ajak si anak muda duduk di meja yang kosong.
"Apa kau sudah dahar, Lauw-tit?" tanya Ciu Toa
Cay.
"Baru saja," sahut Tek Hui, yang sedari tadi
berdiam saja.
"Kalau begitu, mari kita minum saja" kata Toa
Cay. "Yang perlu adalah agar kita bisa pinjam tempat
ini, agar kita bisa bicara. Sebenarnya sudah lama aku
niat cari kau, tetapi karena kau ada di tempatnya Tong
Kim Houw, aku sangsi untuk pergi ke piauw-tiam dari
dia itu. Jangan kau anggap Kim Houw dan aku tidak
bersahabat, tetapi sejak ia andalkan kau dan berhasil
mengumpul harta, pintu rumahnya pasti aku tidak
mau datangi pula."
Ciu Toa Cay omong dengan sengit, tetapi ia toh
teriaki jongos akan minta arak dan sayuran yang jadi
temannya. Ia pakai dua lapis ma-kwa, yang selembar
ia lolosi, sambil berbuat begitu, ia menambahkan.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 184
Pdf Maker : Oz
"Tek Hui," demikian katanya, "kalau kita
bicarakan hal kita, perhubungan kita ada jauh lebih
rapat dibandingkan dengan Tong Kim Houw. Kau tahu
sendiri, aku adalah saudara angkat dari gurumu,
maka, buat bicara terus terang, dengan tidak adanya
gurumu, aku bisa menjadi gurumu juga!"
Tek Hui bersedih kapan ia dengar gurunya
disebut-sebut.
"Apa susiok tahu di mana adanya guruku
sekarang ini?" ia tanya.
"Aku tidak tahu di mana adanya dia, tetapi aku
punya jalan untuk mencari tahu," sahut Ciu To Cay.
"Aku kenal satu orang, jikalau aku tanya dia itu, dia
tentu bisa terangkan di mana adanya gurumu."
"Siapa orang itu?" Tek Hui menanya dengan
bernafsu.
Ciu Toa Cay tidak lantas menjawab, justeru
jongos datang dengan arak dan beberapa rupa
sayuran, ia lantas mendahului irup araknya dan gunai
sumpitnya.
"Kau telah tidak kunjungi aku, kau seperti
pandang aku sebagai orang lain saja," ia menjawab,
dengan menyimpang. "Kau justeru ikuti Tong Kim
Houw, yang pergi undang kau, dan setelah sekarang ia
berhasil mengumpul uang, kau adalah yang peroleh
musuh-musuh!"
Ia berdiam sebentaran, akan terus melanjuti,
dengan berbisik-bisik, "Kau tahu apa yang kau telahSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 185
Pdf Maker : Oz
lakukan? Kau tahu sekarang berapa banyak orang
yang niat bikin beres kau?"
"Aku tidak takut!" kata Tek Hui dengan sengit.
"Jangan kau main tidak takut saja," kata Ciu Toa
Cay, ia goyang-goyang tangan, tetapi ia tertawa.
"Nanti kalau telah datang waktunya kau takut, ketika
itu sudah kasip. Giam-ong-pit Toa Lo Tay dan Twie
hun-chio Gouw Po hari ini telah undang bala bantuan
lagi "
"Jangan sebut mereka itu!" Tek Hui memotong.
"Aku tidak takut mereka! Tapi aku juga tidak mau
berkelahi sama mereka itu! Yang aku perhatikan
sekarang adalah guruku, tak satu saat yang aku bisa
lupai ia."
Dengan tak merasa, air matanya pemuda ini
menetes turun.
"Gurumu benar-benar telah dapatkan murid
yang berarti," kata Toa Cay. "Sekalipun anak sendiri
belum tentu bisa berbakti sebagai kau! Tapi, untuk
cari guru kau, kita perlu lebih dahulu cari orang lain.
Dia adalah seorang yang ternama besar, yaitu Kim
Samya gelar Han Kim Kong!"
Mendengar nama itu, mukanya Tek Hui menjadi
merah dengan mendadakan, karena ia jengah
berbareng murka.
"Apakah perlunya akan cari dia itu?" ia tanya.
"Dia adalah sahabat baik dari gurumu" jawab Ciu
Toa Cay. "Buat beberapa tahun, uang yang gurumuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 186
Pdf Maker : Oz
hamburkan adalah uang pengasiannya Kim Samya itu.
Bukankah kau pun ketahui hal itu?"
"Ya, aku tahu," aku Tek Hui yang jujur. "Tapi
mereka tidak bersahabat kekal."
"Mereka memang tidak bergaul rapat, tetapi
mereka kenalan dari banyak tahun. Han Kim Kong
memberikan uang bukan sebab ia takut, tetapi karena
ia hargai gurumu, dengan merem-melek, ia layani
terus gurumu, maksudnya melulu untuk menolong
sahabat. Ia tak ambil perduli yang gurumu beradat
aneh, ia tak mau meladeni."
Tek Hui goyang kepala, ia tak percaya
keterangan itu.
"Han Kim Kong pun sering sebut kau," kata Ciu
Toa Cay, yang juga bicara seperti ia bicara seorang
diri, melainkan matanya sering lirik pemuda di
depannya itu. "la sebenarnya ingin sekali bicara sama
kau. Ia kuatir, karena tidak adanya gurumu, kau nanti
kena orang tipu. Buat orang hina kau, itulah tidak bisa
jadi. Ia bilang sendiri padaku, ia ingin damaikan kau
dengan Gouw Po dan Lo Tay, sebab kita semua
sebenarnya ada orang-orang asal satu golongan."
Tapi Tek Hui goyang pula kepalanya.
"Semua-mua aku tidak bisa percaya!" ia kata.
Tiba-tiba Ciu Toa Cay berbangkit.
"Kau tidak percaya?" ia kata. Agaknya ia mau
bersumpah. "Mari aku ajak kau keternui Han Kim
Kong!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 187
Pdf Maker : Oz
Lauw Tek Hui bersenyum ewah.
"Aku sudah kenal Han Kim Kong!" ia bilang.
"Kau kenal ia dahulu," Toa Cay bilang.
"Sekarang ia lain, ia telah jadi lebih mewah pula!
Dahulu ia adalah Gie-cian Sie-wie dari tingkat ketujuh,
sekarang dari kelas empat! Begitulah sekarang ia
pakai runce besar pada kopiah kebesarannya, setiap
hari ia bertemu sama Sri Baginda. Ia sekarang lain
dari dahulu! Malah gundiknya yang ia paling sayang,
ialah Go-ie Thay-thay, juga telah bisa bergaul sama
banyak nyonya-nyonya besar."
Kembali mukanya Tek Hui menjadi berubah,
karena ia mesti dengar ucapan 'gundik yang paling
disayang, Go-ie Thay-thay'.
Tapi Toa Cay omong terus.
"Dahulu Han Kim Kong tak masuk hitungan,
sekarang lain sekali. Sikapnya sudah berubah jauh. Ia
sekarang sabar dan manis budi, ia terutama sayangi
anak-anak muda yang punya kepandaian, ia
perhatikan betul semua sahabatnya. Tentang gurumu
andaikata ia tak tahu di mana adanya, ia tentu juga
bisa dayakan untuk mencari. Kau tahu, ia punya
banyak kaki tangan, sedang pembesar dari berbagai
kota semua adalah sahabatnya atau kenalan."
Kelihatannya Tek Hui menjadi sabar, apabila ia
dengar ucapan yang terbelakang ini dari piauwsu she
Ciu itu, yang pandai bawa aksi dan bicara.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 188
Pdf Maker : Oz
"Tapi siapa bisa pergi minta bantuannya?" ia
kata. "Aku sendiri tidak bisa minta pertolongannya.
Aku tidak bisa pergi padanya!"
"Kenapa begitu?" Toa Cay mendesak. "Han Kim
Kong manis budi, ia suka sekali bergaul. Selama ia
mewah, ia makin suka bersahabat dan bergaul, ia
hormati orang-orang pintar, sebagaimana sekarang
tiap hari ada saja tamu-tamunya. Ia sampai tidak
singkirkan isteri dan gundik-gundik dari sekalian
tamunya, karena ia hargai dan percaya sahabat
sahabatnya."
"Tidak, aku tidak bisa pergi ke sana" kata Tek
Hui.
"Lebih baik kau pergi, sekali saja" Ciu Toa Cay
membujuk. "Aku yang akan jadi orang kepercayaan.
Sekarang ini ia tentu sudah kembali dari istana,
sedang hari ini ia kebetulan dapat kunjungannya satu
enghiong tua. Dia ini terhitung sebagai Cian- pwee
dari gurumu. Dia tinggal di bukit Dong Jie San di
Keng-see, di barat kota Pak-khia ini, sudah dua puluh
tahun ia cuci tangan, tidak campur lagi urusan di
kalangan Sungai Telaga. Tapi hari ini ia datang juga,
atas undangannya Han Samya dan ia berdiam di
rumahnya Samya juga."
"la orang she apa?" tanya Tek Hui. "la tentu
telah berusia tinggi sekali?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 189
Pdf Maker : Oz
"Ya, usianya sudah hamplr tujuh puluh tahun,"
jawab Ciu Toa Cay. "Ia orang she Thong, tetapi orang
biasa panggil dia Thong Loo-thayswee."
Tek Hui ingat keterangannya Tong Kim Houw
tadi, bahwa Lo Tay telah undang Thong Loo-thayswee,
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ialah orang yang akan dihadapkan padanya. Tiba-tiba
ia jadi mendongkol.
"Belum pernah aku dengar suhu sebut dia itu!"
ia kata dengan suara keras. "Aku percaya dia
bukannya orang yang guruku terlalu hormati. Ia pun
sudah berusia tinggi sekali. Tidak perduli ia ternama
besar dan bugeenya liehay, aku - aku tidak perlu
ketemu sama dia! Aku juga tidak mau pergi ke Han
Kim Kong. Tak perduli siapa yang bilang, aku tak
percaya ia orang baik, andaikata dia ketahui di mana
adanya guruku, dia boleh kirim orang suruhan akan
beritahukan itu padaku, waktu itu barangkali aku akan
haturkan terima kasihku kepadanya. Tetapi jikalau ia
tak mau memberitahukan padaku, atau dia yang bikin
celaka guruku, hm, ia nanti lihat!"
Dalam sengitnya, tangannya Tek Hui merabah
ke pinggangnya, agaknya ia hendak hunus pedangnya,
tetapi segera juga ia melengak, karena ternyata ia
telah tidak bawa senjatanya itu.
"Lauw-tit, mari minum!" mengundang Ciu Toa
Cay, yang isikan cawan orang. Ia juga lantas irup
cawannya.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 190
Pdf Maker : Oz
"Jangan bergusar, Lauw-tit" ia lalu membujuk
pula. "Baiklah, kau berpikir dengan sabar. Aku bicara
sama kau secara jujur. Meski pun kau gagah, kau
tidak boleh sembarangan mencari musuh. Kau cuma
kenal satu Tong Kim Houw, yang lainnya semua
musuh, dari itu aku kuatir, satu waktu kau nanti
mendapat malu. Maka permusuhan harus dilenyapkan,
bukannya diperkeras. Ini juga sebabnya kenapa aku
berniat ajak kau pergi pada Han Kim Kong, supaya ia
yang majukan diri, akan bikin kau akur sama Lo Tay
sekalian, supaya kemudian kau bisa minta bantuan
mereka, akan cari atau serep-serepi tentang gurumu.
Apakah ini tidak bagus?"
"Apakah mereka mau bantu aku?" Tek Hui
tanya.
"Kenapa tidak? Mereka semua orang Kangouw,
yang mereka utamakan adalah muka terang, maka
tidak perduli permusuhan bagaimana besar, asal satu
pihak mau bikin habis dan berdamai, mereka tentu
bersedia akan mengiringi mereka tentu akan berikan
bantukan mereka dengan sungguh-sungguh. Guru
kau, kendati ia sudah angkat kaki, tidak nanti ia
pisahkan diri dari kalangan Sungai-Telaga. Kau
sendiri, jangan kau terlalu bangga yang di Pak-khia ini
kau sudah angkat nama. Segala seluk beluk di luaran,
kau masih belum ketahui semua. Mereka sebaliknya,
punya sahabat di mana-mana, asal mereka mau
membantu, sahabat-sahabatnya tentu suka membantuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 191
Pdf Maker : Oz
juga. Kalau mereka minta bantuan, mereka tentu akan
dapat cari gurumu. Kenapa kau mesti berkeras
menyatrukan mereka? Kenapa kau tidak mau bikin
perdamaian sama mereka itu, agar mereka bantu kau
cari gurumu?"
Pulang-pergi, Ciu Toa Cay gunai lidahnya yang
tajam.
Tek Hui tertarik juga. Di mana ia memang tidak
mau berkelahi sama mereka, kecuali mereka yang
mendahului ia anggap apa halangannya, kalau ia akur
sama mereka itu. Dengan berdamai, ia benar akan
dapatkan dua rupa kebaikan dengan berbareng,
sahabat-sahabat, dan sahabat itu akan bantu ia. Pun,
kalau ia mau pergi, ia memang mesti pergi hari itu
pada Han Kim Kong, hari itu Siauw Hong pasti masih
ada di kuil.
"Baiklah" kata ia akhir-akhirnya.
Kelihatannya Ciu Toa Cay puas sekali.
??Nah, ini barulah aku punya su-tit!" ia kata
sambil urut-urut klimisnya. "Begini memang
keharusan di antara golongan kita, ialah ada sahabat
mesti dijadikan sahabat, dengan sahabat jangan kita
terbitkan ganjelan. Sekarang baik kita jangan minum
banyak, sebentar di rumahnya Han Kim Kong - satu
kali persahabatan terikat - tuan rumah tentu akan
sajikan barang hidangan! Lauw-tit, aku harap kau
perhatikan, di tempatnya Han Kim Kong kita mesti
senantiasa bersenyum-senyum dan tertawa danSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 192
Pdf Maker : Oz
segala kejadian yang sudah lewat, jangan sekali
disebut- sebut pula."
Tapi, mendengar itu, mendadakan Tek Hui
goyang kepalanya, dan air mukanya pun berubah.
"Kenapa tidak?" ia tanya. "Aku mau pergi pada
Han Kim Kong justeru untuk cari tahu tentang guruku,
bagaimana bisa tidak ditimbulkan soal dulu-dulu?"
"Sebut boleh, asal jangan secara mendadak,"
Ciu Toa Cay terangkan. "Tentang gurumu ini, baiklah
diatur begini saja, urusan kau serahkan padaku. Aku
yang nanti tanyakan, dan kau boleh tanyakan padaku.
Untuk cari keterangan itu juga kewajibanku. Aku
tanggung. dalam tempo satu bulan, aku nanti dapat
cari tahu di mana adanya gurumu itu!"
"Satu bulan? Aku tidak bisa menunggu begitu
lama!"
"Setengah bulan, kalau begitu. Kau mesti kasih
ketika cukup untuk orang mencari. Sebab umpama
kata gurumu pergi ke Kanglam, ia pun mesti disusul
ke sana."
Dengan terpaksa, Tek Hui menurut. Sebenarnya
setengah bulan pun sudah terlalu lama, karena
gurunya juga sudah pergi selama banyak hari. la telah
jadi sangat tidak sabaran.
"Marilah kita pergi pada Han Kim Kong!" ia lalu
mendesak.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 193
Pdf Maker : Oz
Ciu Toa Cay heran juga, ia tidak bisa duga, apa
yang anak muda ini pikir, tetapi karena orang tidak
bersenjata, ia tidak kuatir.
"Baik, marilah," sahut ia akhirnya, sesudah ia
makan pula sayurnya dan tenggak cawannya yang
terakhir.
Tek Hui berbangkit leblh dahulu.
Ciu Toa Cay sembat ma-kwanya untuk dipakai.
la tidak teriaki jongos akan bayar uang makan itu,
sebaliknya si jongos dengan cara sangat hormat sudah
antar ia sampai di muka tangga lauwteng.
Di bawah, banyak mata awasi piauwsu itu.
"Ciu Toaya mau pulang?" demikian beberapa orang
menanya.
Toa Cay cuma bersenyum dan manggut sedikit
pada orang-orang itu.
Tek Hui kagum dan heran buat orang she Ciu
itu, yang orang demikian hormati, sedang ia tahu,
susiok ini tidak seberapa ternama. Dari situ ia dapat
tahu, bugee tinggi cuma membangkitkan rasa takut,
tetapi tidak hormat.
"Dalam hal ini aku perlu belajar sedikit,"
akhirnya ia pikir. "Rupanya perlu aku berkenalan sama
Han Kim Kong, barangkali aku bisa dapat
kefaedahannya, sedang juga aku bisa minta ia
perlakukan baik pada Siauw Hong."
Ketika mereka sampai di jalan besar, ada
beberapa orang yang unjuk roman garang, tetapiSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 194
Pdf Maker : Oz
dengan Ciu Toa Cay maini mata, cuma mata mereka
mengawasi dengan merongos. Tapi Tek Hui tidak
gubris mereka, ia jalan terus mengikuti Toa Cay ke
selatan. Di belakang ia, ia dengar suara orang tertawa
nyaring.
"Lihat," kata Ciu Toa Cay dengan berbisik.
"Apakah kau bisa layani mereka itu? Mereka semua
orang-orangnya Gouw Po dan Lo Tay. Mereka
berjumlah besar dan kau sendirian. Apakah kau kira
Tong Kim Houw berani bantu kau? Hm!"
"Aku tidak takut pada mereka!" kata Tek Hui
dengan nyaring. "Cuma karena aku telah bersumpah,
aku jadi tak sudi layani mereka!"
"Itu bagus, Lauw-tit!" Toa Cay memuji. "Aku
tidak sangka kau begini cerdik. Aku percaya asal
untungmu baik, tidak saja kau dan gurumu akan
saling bertemu, juga Han Kim Kong tentulah suka
bantu kau, malah siapa tahu, jikalau ia mau keluarkan
pokok akan buka piauw-tiam, di mana kau jadi Toa
piauw-tauw! Tek-hui Piauw-tiam! Bagaimana
mentereng! la pun bisa nikahkan kau, kau tahu? la
punya adik perempuan, nanti aku dayakan agar kau
berjodoh sama adiknya itu."
Tek Hui tidak nyatakan apa-apa, ia antap Toa
Cay ngobrol.
Tidak lama mereka sudah sampai di sebelah
dalam Ciang-gie-mui, di satu gang di situ lantasSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 195
Pdf Maker : Oz
tertampak rumahnya Han Kim Kong. Di depan rumah
itu ada sebuah keret keledai yang baru.
"Bagus!" berseru Ciu Toa Cay dengan
kegirangan. "Itulah tentu Kim Samya, yang baru
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pulang dari kuil. Coba kita datang lebih pagi, ia tentu
tidak ada di rumah."
Begitu lekas mereka sudah sampai di depan
pintu, sikapnya Ciu Toa Cay jadi berubah hormat
nampaknya. Tapi ini adalah rumah yang tak asing bagi
Tek Hui, malah sekarang ia teringat pada
pengalamannya sebagai tukang arang........
"Apakah Kim Samya ada di rumah?" tanya Toa
Cay pada dua pengawal pintu, siapa agaknya
tercengang melihat piauwsu ini datang sama Tek Hui,
jago muda yang mereka kenal, meski demikian lekas
lekas mereka berkata, "Silahkan undang dahulu tuan
ini ke kamar tamu!"
Ciu Toa Cay ajak pemuda itu ke kamar tamu
sebelah luar.
"Aku datang bersama Toa-piauw-tauw Lauw Tek
Hui dari Moat-wan Piauw-tiam," kata Toa Cay pada
kedua pengawal, "kita datang untuk kunjungi Samya."
Dua pengawal itu manggut, yang satu lantas
pergi ke dalam guna mengasih kabar, dan yang
satunya pula lalu melayani, tetapi ia sering-sering lirik
pemuda itu.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 196
Pdf Maker : Oz
Tek Hui sebaliknya perhatikan gedung orang. Ia
lihat benar Han Kim Kong telah menjadi terlebih
mewah.
"Ia senang, tetapi bagaimana dengan guruku?"
ia pikir. "Apa benar guruku telah teraniaya dan
binasa? Hal ini aku mesti tanyakan padanya! Asal ia
bicara tak benar, aku mesti bunuh dial"
Dengan tiba-tiba, hawa amarahnya pemuda ini
naik sendirinya, sampai ia kepal-kepal tangannya.
Dengan sekonyong-konyong, di sebelah luar - di
luar jendela - terdengar tindakan kaki dibarengi sama
tertawa nyaring tetapi halus.***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 197
Pdf Maker : Oz
VIII
Terang itu ada beberapa orang perempuan, yang
masuk ke dalam dengan ambil jalan dari pintu lain.
Mereka tidak tertampak dan suara mereka pun tidak
terdengar satu persatu. Tek Hui percaya, di antara
mereka tidak ada Siauw Hong, si nona tentu masih
ada di kuil.
"Di sinilah Siauw Hong tinggal sejak lima atau
enam tahun yang lalu" ia lalu berpikir. "Di sini ia tidur,
makan, berduka dan mengucurkan air mata. Di sini ia
menunggui satu orang - ialah aku. Di sini aku menjual
arang, ia menimpuk dengan buah apel. Ini adalah
tempat bagus, karena di sini kita bertemu. Ini juga
tempat busuk, karena di sini Siauw Hong mesti
menderita. Dan sekarang aku muncul pula di sini. Ah,
apa aku belum sadar dari impianku? Atau, apa di sini
aku mesti gunai pedangku?"
Ciu Toa Cay menantikan dengan masih tetap
berdiri, sebagai menteri yang menunggu keluarnya
firman raja, Ia agaknya tak leluasa.
Sampai sekian lama, barulah pengawal tadi
muncul.
"Samya datang!" ia kata.
Dengan cepat sekali Toa Cay menoleh, ia berdiri
lempang, dua tangannya menurun.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 198
Pdf Maker : Oz
"Aku mau duduk, aku hendak lihat lagaknya!"
pikirTek Hui.
Dan ia duduk dengan roman agung, tidak perduli
beberapa kali Toa Cay kedipi mata padanya.
Di luar jendela kedengaran tindakan kaki yang
berat, lantas setelah itu, Han Kim Kong muncul di
dalam kamar tamu.
Di matanya Tek Hui, yang memandang dengan
tajam, Han Kim Kong jauh terlebih gemuk, kumisnya
terawat baik, mukanya jadi terlebih putih, hingga
kalau dahulu ia mirip Ciu Cong, sekarang ia mirip Co
Coh.
Tetap Tek Hui tidak berbangkit, sampai Han Kim
Kong, yang memandang padanya, sudah lantas
tertawa besar, seraya berkata dengan gembira, "Oh,
kiranya saudara Tek Hui! Coba kita ada di luaran, pasti
aku tidak berani sembarangan aku kau! Benar-benar
kalau ada guru yang jempol, mesti ada murid yang
sempurna! Tadinya aku melainkan dengar narna kau
yang muluk naik, tapi sekarang aku lihat kau, kau
begini gagah! Inilah yang dibilang anak muda harus
dimalui! Nah, saudara, marilah!"
Sembari kata begitu, Han Kim Kong ulur
tangannya.
Tek Hui menjabat, tetapi karena ia kuatir orang
berlaku curang, ia bersiaga, hanya setelah mereka
saling cekal, baru ia rasai tangannya Han Kim KongSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 199
Pdf Maker : Oz
lembek sekali, sikapnya lemah lembut, tampang
mukanya ramai dengan senyuman.
"Saudara, kita kenal satu pada lain bukan baru ini
kali," kata tuan rumah, yang manis luar biasa, "maka
aku tidak mau berlaku seejie. Demikian pun dengan
kau, aku harap. Kau telah datang kemari, ini ada di
luar dugaanku, maka kau tidak boleh lekas-lekas
berlalu pula! Saudara, mari, mari masuk ke dalam,
kita mesti pasang omong dengan asik."
Tek Hui terpaksa bangun, ia jadi malu hati, hingga
ia tak tahu mesti mengucap apa.
Ciu Toa Cay hampirkan mereka.
"Samya punya mata tajam!" ia kata dengan
sikapnya mengambil-ambil hati, air mukanya
tersungging senyuman. "Kiranya Samya sudah kenal
Lauw Piauwsu inil Aku tahu Samya sangat suka
bergaul, tadi di ciu-lauw aku ketemu Lauw Piauwsu,
aku telah ajak ia datang kemari, ia baru mau ikut
sesudah aku membujuki berulang-ulang. Pepatah
bilang, enghiong sayangi enghiong, hoohan sayangi
hoohan, maka selagi Samya adalah enghiong dan
Lauw Piauwsu hoohan, aku percaya kau akan saling
hargakan, sayangi satu pada lain."
"Sebenarnya juga di antara kita tak ada ganjelan
suatu apa," Han Kim Kong bilang. "Adalah mulut di
luaran yang jail, yang aku tapinya tak ambil perduli.
Aku percaya, saudara Tek Hui pun tentu tak akan
dengari segala ocehan itu. Kita kenal satu pada lainSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 200
Pdf Maker : Oz
sejak lama, ketika saudara Tek Hui masih kecil. Mulai
waktu itu pun aku sudah suka padanya! Dengan
gurunya, Pheng Jie, aku pernah saudara angkat!"
"Benar, Samyal" Toa Cay kata. "Siapakah tak
ketahui hal ini? Pada Lauw Piauwsu, tadi aku telah
bicara banyak. Memang Samya perlakukan Pheng Jie
sebagai saudara kandung."
Air mukanya Han Kim Kong guram apabila ia
dengar ucapan itu, agaknya ia sangat terharu. Ia
menghela napas.
"Sayang saudara Pheng Jie terlalu jujur dan keras
hatinya," kata ia. "Ketika ia mau angkat kaki, ia telah
datang padaku akan kasih tahu, lantaran ia kebentrok
sama orang, ia mesti berlalu dari Pak-khia ini. Aku
tahu ia berselisih sama Gouw Po, aku nyatakan bahwa
aku hendak damaikan mereka, aku bujuki ia supaya ia
jangan berlalu dari sini. Aku tahu betul, dengan
bugeenya ia bisa bikin segala apa, tetapi adatnya
adalah rintangan baginya. Dengan adat itu, ke mana
juga ia pergi ia tak akan berhasil. Tapi ia kasih tahu
aku, ia bukan jengkel dengan Gouw Po, ia tak mau
sebutkan namanya orang itu. Akhirnya karena ia tidak
mau memberitahukan dan aku pun tidak mau
menanya, aku antap ia pergi. Ia telah minta dua puluh
tail perak dari aku. Aku hendak memberikan lebih, ia
tampik. Sejak itu hari ia pergi, sampai sekarang sudah
berselang lima tahun."
Han Kim Kong unjuk roman berduka sekali.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 201
Pdf Maker : Oz
Ciu Toa Cay kelihatannya sangat berduka,
berulang-ulang ia menghela napas.
Tek Hui sedih kapan ia ingat gurunya, ia tidak tahu
Han Kim Kong omong sebenarnya atau tidak. Ia toh
berduka, air matanya sampai mengembeng, meleleh
turun.
"Mari!" kata pula Han kim Kong, seraya tepuk
pundak orang. "Mari, saudara Tek Hui, mari kita
bicara. Kau juga, Toa Cay, hayo kau ikut masuk ke
dalam!"
Sampai di situ, Toa Cay ajak Tek Hui ikut tuan
rumah, yang bawa mereka ke kamar lain di
pedalaman, karena buat itu, mereka mesti lewati pintu
kedua dan ketiga, begitu pun dua pintu dalam lainnya.
Semua ruangan bersih dan terawat, di situ ada
pepohonan, bunga dan kurung-kurungan dengan
burungnya. Mereka pun ketemu bujang-bujang
perempuan.
Ciu Toa Cay jalan dengan tunduk, ia jalan di
sebelah belakang, karena Man Kim Kong pegangi
sebelah tangannya Tek Hui, yang ia tuntun.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sudah lama aku niat cari kau," kata tuan rumah di
sepanjang jalan, "tetapi karena kau berdiam sama
Tong Kim Houw, aku tidak bisa pergi ke sana. Aku
percaya, di belakangku ia tentu omong banyak
tentang aku, tentang kejelekanku, malah bisa jadi ia
menuduh akulah yang bikin celaka gururnu, atau aku
yang gara-gara hingga gurumu dan Gouw Po jadiSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 202
Pdf Maker : Oz
bermusuh. Tentang itu semua, aku tidak ambil perduli.
Aku tahu Kim Houw orang macam apa, apapula
sekarang setelah ia andalkan kau, hingga ia bisa
kumpul banyak uang. Coba ia dengar ada orang cari
kau, tentu matanya terputar sampai bundar."
Tek Hui anggap lukisannya Han Kim Kong tentang
Tong Kim Houw benar. Memang Tong Kim Houw
andalkan ia dan ia dihormati luar biasa sekali oleh
piauwsu itu. Ia anggap Han Kim Kong ini boleh diajak
bergaul, hanya, kapan ia ingat nasibnya Siauw Hong,
hatinya jadi panas pula.
Karena sikap luar biasa dari Han Kim Kong ini
terhadap Tek Hui, Ciu Toa Cay jadi turut dapat muka
terang, karena ia telah diajak masuk ke pedalaman,
ke dalam sebuah kamar tidur, rupanya kamar tidurnya
Kim Samya sendiri. Di situ ada beberapa perempuan
asik main kartu, melihat ada orang lelaki asing,
mereka pada bangun untuk menyingkir.
"Tidak usah!" Han Kim Kong lekas mencegah.
"Semuanya bukan orang lain! Ini Ciu Toa Cay gelar
Kian-mo Say-cu, si Singa Rintik. Lihat saja kumisnya,
sudah ternyata ia seorang tua. Maka dari ianya, kau
orang tak usah menyingkir! Dan ini," ia tunjuk pemuda
kita, "ada piauwsu muda paling terkenal di kota Pak
khia kita dan orangnya jujur."
Sementara itu, Tek Hui merasa heran kenapa ia
diajak masuk ke dalam kamar yang begitu luas danSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 203
Pdf Maker : Oz
indah, perlengkapannya terdiri dari barang-barang
mahal.
"Ini barang pengasinya Sri Baginda," kata Han Kim
Kong sambil tangannya menunjuk, untuk membanggai
barang- barangnya, hingga Toa Cay jadi sangat
kagum, kelihatannya ia menghormati barang itu
seperti ia menghormati raja.
Hanya Tek Hui yang tak ambil perduli.
"Dan semua ini kau punya enso," kemudian Han
Kim Kong tunjuk orang-orang perempuan itu, seraya
ia menoleh pada tamunya, "hanya satu ini adalah adik
perempuan aku."
Ia tunjuk satu di antaranya.
Di matanya Tek Hui, adiknya Han Kim Kong mirip
memedi remaja. Baju suteranya mengkilap seperti
dicat saja, pupur dan yancienya tebal luar biasa,
sebagai ditemploki oleh tukang batu istimewa.
Maka ia tidak pandang lama-lama nona itu, ia
hanya awasi beberapa nyonya itu, di antara siapa ia
tidak lihat Siauw Hong, ia lihat tak ada satu nyonya
yang elok, yang bisa dibandingkan dengan
kekasihnya.
Dan ia pun dapat anggapan, semua isteri atau
gundiknya Han Kim Kong ini bukan orang baik-baik,
sebagaimana mereka tidak punya gawe kecuali main
top.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 204
Pdf Maker : Oz
Sebaliknya, sikap nyonya-nyonya itu manis budi,
kecuali mengundang duduk pada Tek Hui, mereka
juga sudah lantas suguhkan thee pada tamu ini.
"Saudara, jangan kau sungkan-sungkan," kata Han
Kim Kong. "Lain kali, kalau di waktu begini hatimu
pepat, kau boleh datang cari aku di sini. Setiap hari
pada waktu begini, aku ada di rumah, karena
selesailah tugasku di istana. Giliranku sepuluh hari
sekali. Kecuali lagi bertugas, setiap hari terus sampai
malam aku ada di rumah. Kalau kau datang, saudara,
masuklah langsung kemari. Terhadap kau, isteri dan
adik atau anakku tidak usah menyingkir lagi, sebab
kau adalah orang sendiri. Malah andaikata kau
nampak kesulitan atau kesukaran apa-apa, kau boleh
lantas bicara sama aku, aku selalu bersedia untuk
membantu, aku tontu bisa membantu dengan
berhasil! Inilah aku janji!"
"Baik, Han Toako," sahut Tek Hui, yang ketarik
sama orang yang manis budi itu. "Jikalau kau begini
baik, aku suka bergaul sama kau......"
Han Kim Kong tertawa sebab girangnya.
"Bukannya aku puji-puji kau, saudara," ia kata,
"orang sebagai kau, jujur, sederhana, berbugee tinggi,
ternama besar, masih muda, siapa yang tak sudi
bersahabat sama kau? Jangan kita sebut tentang
gurumu, umpama kita tadinya belum kenal, aku tentu
masih suka bergaul sama kau. Kau ketahui, aku punyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 205
Pdf Maker : Oz
suatu maksud lain, cuma tentang itu, aku belum
berani utarakan."
Ia tertawa, ia irup theenya.
"Mari tambahkan!" ia kata pada gundiknya.
"Apakah itu, Toako?" Tek Hui tanya. "Kau bicaralah,
aku bersedia akan dengari."
"Aku seorang jujur, kau jujur juga, tidak ada
halangannya kalau aku kasih tahu itu sekarang pada
kau," kata Han Kim Kong kemudian. "Hal ini adalah
mengenai pekerjaanku. Sebagai Gie- cian Sie-wie, aku
tidak bisa disamakan dengan Tiong-tong atau perdana
menteri, meskipun demiklan, toh setiap hari aku
masuk ke istana, aku bisa menghadap Sri Baginda.
Kecuali thaykam, aku adalah orang yang bisa masuk
ke pedalaman istana. Sebab, seperti kau ketahui, Sri
Baginda pekerjakan aku sebagai pahlawan, untuk
lindungi keselamatannya. Hanya, buat bicara terus
terang sama kau, bugeeku tidak berarti, sebab sudah
terlalu lama aku sia-siakan itu, sudah terlalu lama aku
tidak melatih diri. Dari itu, aku memikir untuk dapati
kawan pembantu, supaya di waktu aku bertugas,
pembantu itu bisa wakilkan aku. Di dalam istana,
mana bisa sembarang orang masuk? Adalah sukar
buat aku dapatkan pembantu, yang aku butuhkan itu.
Buat piauwsu di kotaraja, aku tahu, tidak ada satu
yang aku boleh harap. Demikian aku jadi ingat kau.
Apabila kau bersedia akan bantu aku, nanti pelahan
lahan aku cari jalan, akan usulkan kau pada SriSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 206
Pdf Maker : Oz
Baginda. Satu kali kau telah menjadi sie-wie, kau akan
hidup beruntung bersama anak-isterimu, kedudukan
itu akan jadi lebih menang daripada kedudukannya
piauwsu!"
"Tentang usulanmu ini, sekarang aku belum bisa
terima," Tek Hui kasih tahu. "Buat itu, aku mesti lebih
dahulu ketemu sama guruku, akan minta pikirannya.
Asal ia suka berikan perkenannya, pasti aku suka
membantu."
Mendengar jawaban itu, Han Kim Kong nampaknya
tak gembira.
"Tak apa," ia kata, "ini pun bukannya urusan
kesusu. Memang juga bukan urusan gampang akan
pujikan satu orang masuk ke dalam istana."
"Samya memang baik hati," Toa Cay nimbrung.
"Kalau tidak, kenapa ia tak cari orang lain saja?"
Nampaknya Tek Hui tidak ketarik sama urusan itu.
"Han Toako," ia kata, dengan tak irup lagi theenya,
"karena sekarang kita telah menjadi sahabat, aku
mesti terangkan maksud hatiku kepada kau. Aku
datang kemari buat tiga rupa urusan, kalau tidak,
kendati pun kau undang aku, tidak nanti aku sudi
datang."
"Apakah itu, saudara?" tanya Han Kim Kong. "Coba
kau jelaskan semua itu, aku pasti akan berdaya sebisa
mungkin untuk bantu kau."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 207
Pdf Maker : Oz
"Pertama-tama," Tek Hui kata, "kau mesti kasih
tahu aku, di mana adanya guruku sekarang ini. Aku
hendak lantas sambangi guruku itu!"
"Coba aku tahu di mana adanya gurumu, tentu
siang-siang aku telah cari atau undang dia datang
kemari!" sahut Han Kim Kong. "Dunia adalah luas dan
gurumu paling gemar merantau, ia pun tak punya
rumah tangga, di mana dia bisa dicari? Tapi kau telah
datang dan minta aku cari dia, baik, aku janji akan
bantu kau dengan sungguh-sungguh hati."
LauwTek Hui menghela napas.
"Yang kedua," ia kata, "ialah aku minta kau
sampaikan pada Gouw Po serta Lo Tay, bahwa aku
sekarang tak ingin tempur pula mereka, kecuali jikalau
mereka yang terlalu mendesak aku.........."
"Inilah gampang," Han Kim Kong memotong. "Kita
sebenarnya orang sendiri, segala urusan atau
dendaman harus dilenyapkan. Aku tidak bersahabat
kekal sama Gouw Po, aku kenal Lo Tay baru dalam
satu pertemuan, meski demikian, aku nanti sampaikan
pengutaraan kau ini. Atau aku undang mereka, supaya
di sini kau bisa adakan perdamaian. Dan yang ketiga?"
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ia tambahkan. "Lekas bilang, saudara, apa itu?"
Sebelum mengucap, mukanya Tek Hui telah
menjadi bersemu merah, kelihatannya ia likat. Ia
masih sangsi akan beber apapula akan bicarakan itu di
depan Ciu Toa Cay dan nyonya-nyonya itu. Tapi, kalauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 208
Pdf Maker : Oz
ia tidak bicara, hatinya belum puas. Ia sudah geraki
bibirnya, toh ia batal.
Han Kim Kong tertawa.
"Bicara saja, saudara!" ia mendesak. "Baik dalam
urusan uang, atau urusan perjodohan, aku selalu siap
untuk bantu kau!"
Tek Hui heran juga mendengar ucapan itu.
"Yang ketiga, Toako," akhirnya ia paksakan akan
berkata, "aku hanya mau minta kau sudi berbuat baik,
terutama terhadap orang-orang di dalam rumahmu
sendiri."
Han Kim Kong tertawa apabila ia dengar usul yang
ketiga itu.
"Terang kau telah dengar omongan orang luar,
saudara" ia kata. "Bukankah orang katakan aku tak
berbakti kepada ayah dan ibuku, dan terhadap adikmu
ini, aku tidak berbuat seharusnya, sampai usianya
sudah meningkat begini, aku masih belum nikahkan
ia? Bukankah orang bilang, bahwa terhadap bujang
bujang aku berlaku kejam? Memang aku tahu ada
orang mencela demikian padaku. Kau tentu saja
ketahui satu dan tidak dua. Sebenarnya, terhadap
siapa juga, aku bisa bicara dengan tak usah merasa
malu. Tentang diriku, dengan pelahan-lahan, kau akan
ketahui sendiri. Aku ingin sekali kau sering datang
padaku, atau kau berdiam sama-sama aku, dengan
begitu kau nanti saksikan sendiri aku sebenarnya
orang macam apa."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 209
Pdf Maker : Oz
"Samya adalah seorang paling murah hati," Ciu Toa
Cay nimbrung. "Terhadap siapa saja ia berlaku baik
dan bersungguh-sungguh."
"Saudara, biar aku selalu berbuat baik, orang toh
suka caci dan kutuk aku," kata Han Kim Kong. "Orang
tidak perhatikan, bahwa aku suka tolong orang, meski
dengan uang dan tenaga. Demikian, sedang aku
berbuat baik terhadap Pheng Jie, toh ada yang siarkan
cerita, bahwa aku yang telah bikin ia celaka! Apa kau
mesti bikin terhadap orang luar dengan mulut usilan
itu? Maka itu sekarang, saudara, aku ingin bersahabat
dan bergaul rapat sama kau, supaya kemudian kau
nanti dapat buktikan sendiri sampai di mana benarnya
orang luar itu."
Sekarang, mau atau tidak, Han Kim Kong unjuk
roman murka, ia sampai perlihatkan senyuman ewah.
Hanya, kemudian, ia menghela napas, karena
berduka.
"Han Toako," kata Tek Hui, sambil berbangkit.
"Baiklah dicatat, bahwa mulai hari ini aku telah kenal
kau, selanjutnya aku tidak mau dengar lagi ocehannya
orang luar. Aku hanya mau minta bantuan kau, untuk
mencari guruku. Aku sendiri, dalam tempo satu atau
setengah bulan ini, hendak berangkat ke Pak-khia,
untuk cari sendiri guruku itu. Saudara, setengah
harian lamanya aku telah ganggu kau, harap kau kasih
maaf padaku. Sekarang aku hendak pulang."
Han Kim Kong cegah anak muda ini.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 210
Pdf Maker : Oz
"Jangan kau pergi dahulu," ia kata. "Aku masih
hendak bicara sama kau, aku belum sempat
omongkan itu."
"Jangan kesusu, Lauw-tit" Toa Cay bantu menahan.
"Duduklah dahulu, Samya suka sekali bicara sama
kau. Ia masih punya urusan."
Dengan terpaksa, Tek Hui duduk pula.
"Apakah itu, Han Toako?" ia tanya.
Han Kim Kong awaskan piauwsu muda itu, ia
tertawa.
"Tiga macam permintaan kau telah majukan
kepadaku," ia berkata, sambil bersenyum terus,
"maka sekarang adalah giliranku akan minta tiga rupa
keterangan dari kau! Coba kau terangkan padaku,
waktu di Thio-kee-kauw, apakah yang kau telah
lakukan dengan Louw Thian Hiong dan Louw Thian
Hiap?"
"Mereka hendak nikahkan aku dengan satu nona
dan aku tampik," sahut Lauw Tek Hui dengan ringkas.
"Nona itu tentu nona Po Go, puterinya Louw Thian
Hiap," kata Han Kim Kong, "Ia nona yang kenamaan,
selain romannya tak bisa dicela, ilmunya melepas
piauw juga jitu luar biasa. Kau menampik karena
suara hatimu sendiri atau karena Tong Kim Houw yang
mencegah?"
"Aku yang menolaknya!" Lauw Tek Hui jawab.
"Tong Kim Houw tidak berhak untuk kuasai atau
pengaruhkan aku!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 211
Pdf Maker : Oz
"Aku tidak sangka, saudara!" Han Kim Kong
tertawa pula. "Aku tidak sangka bahwa kau adalah
Loo-han besi! Tapi apakah untuk seumur hidupmu kau
tak mau menikah? Bagaimana umpama kata ada
orang hendak kasihkan kau seorang isteri serta
lengkap sekalian pesalinnya, apa kau sudi terlma?"
"Apa juga, aku tidak inginkan," Tek Hui kasih tahu.
"Sebelum aku dapat cari guruku, segala apa lainnya
aku akan buat pikiran."
Han Kim Kong berdiam sedetik.
"Sekarang ada satu enghiong tua ingin ketemu kau,
kau suka ketemui ia atau tidak?" ia tanya kemudian.
"Siapakah dia?" Tek Hui tegaskan.
"Ia adalah enghiong tua yang namanya terkenal di
beberapa propinsi Utara. Gurumu dan kau masih
terhitung tingkatan lebih muda. Orang umumnya
panggil ia Thong Loo- thayswee."
"Aku telah dengar tentang dia. Ia diundang oleh
Gouw Po dan Lo Tay, untuk disatrukan kepadaku.
Sebenarnya aku tidak takuti jago tua itu, tetapi karena
aku sudah angkat sumpah, aku tidak mau berkelahi
lagi."
"Jikalau kau tidak mau berkelahi lagi, kenapa kau
pimpin piauw-tiam?"
"Sumpahku baru diberikan tadi malam. Laginya
Thong Loo-thayswee mesti seorang tua sekali, jikalau
aku berkelahi sama ia, orang nanti katakan aku tidak
kenal aturan."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 212
Pdf Maker : Oz
"Jangan kuatir," kata Han Kim Kong sambil ulapkan
tangannya. "Aku pun tak nanti bikin kau orang, satu
tua dan satu muda, jadi berkelahi! Hanya Thong Loo
thayswee punya adat luar biasa. Kedatangannya ini
bukan untuk satrukan kau, hanya ia tidak percaya
yang muridnya Giok-bin Lo Cia Pheng Jie, dan satu
murid yang masih muda sekali, sudah angkat nama di
kotaraja. Ia tidak percaya, malah ia tak puas juga,
dari itu tidak bisa tidak ia mau juga datang kemari
akan lihat kau. Maka itu, aku pikir, kau baiklah
ketemui ia."
"Buat ia ketemui aku, tidak ada halangannya," Tek
Hui kasih tahu. "Beginilah romanku, aku seorang asal
tukang arang, dahulu begini, sekarang pun begini!
Umpama ia mau lihat bugeeku, aku juga tidak
keberatan aku boleh kasih pertunjukkan di depannya,
buat ia tonton, melainkan aku mau tegaskan, aku
tidak mengerti segala kembangnya silat, baik
bertangan kosong maupun bersenjata!"
Han Kim Kong tertawa, ia manggut-manggut.
"Bagus!" ia kata, dengan kegirangan. "Baiklah,
saudara, silahkan kau tunggu, sebentar mereka semua
akan datang. Kau orang boleh pergi ke latar sana,
yang luas."
"Kalau telah sampai temponya aku akan buka
mataku!" Ciu Toa Cay nimbrung pula. "Dan aku akan
minta jago tua itu juga turut mengasih pertunjukan."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 213
Pdf Maker : Oz
"Kalau begitu, kau coba tolong," Han Kim Kong
kata pada piauwsu itu. "Coba kau pergi ke Thian-tay
Piauw-tiam akan undang mereka itu, supaya mereka
suka lekas datang. Umpamanya Gouw Po dan Ciu Tay
mau turut datang juga, jangan kau cegah mereka, di
sini aku nanti adakan perjamuan untuk mereka."
Habis berkata begitu, tuan rumah ini berbangkit.
"Mari," ia kata pula, seraya gapekan piauwsu she
Ciu itu, "aku hendak minta kau tolong uruskan dua hal
lain."
Lantas ia bertindak keluar, diturut oleh Ciu Toa Tay,
hingga Tek Hui tidak ketahui mereka pergi ke mana
dan apa yang mereka bicarakan. !a sebenarnya
bercuriga, ia menoleh keluar, tetapi Han Kim Kong,
sambil lewat pintu, sudah tarik daun pintu.
Kamar di mana Tek Hui berada adalah luas dan
tinggi lelangitnya. Kamar ini sebenarnya berhubungan
sama dua kamar lainnya, melainkan dua pintu yang
memisahkan. Untuk penerangan di waktu malam, di
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atas lelangit digantung beberapa lentera beling, semua
lentera ini adalah pembantu buat lampu biasa.
Duduk di kursinya, jikalau Tek Hui menoleh ke
Anugrah Dewa Bumi Dewi Kwan Im Animorphs 15 Serangan Hiu Martil Pendekar Naga Putih 26 Rahasia Pedang
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama