Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu Bagian 6
Pdf Maker : Oz
"Jangan ibuk tak keruan," kata Po Go. "Tunggu
sebentar dan lihat!"
Hampir di saat itu, dari lauwteng melayang turun
seorang, dan Tek Hui keluarkan seruan, karena orang
itu ia duga pasti adalah gurunya.
Sesaat itu, orang di jalan besar jadi serabutan,
keadaanya kusut.
Tek Hui duga gurunya lagi di dalam bahaya, ia
geraki tubuhnya, akan lari turun buat loncat ke bawah.
"Jangan!" Po Go mencegah, seraya cekal keras
tangan orang. "Apa gunanya akan loncat turun?
Gurumu pun liehay sekali, mustahil ia tak sanggup
layani orang-orang tak berguna itu? Kita jangan usil
padanya, atau ia akan jadi gusar pula! Bukankah dia
suruh kita pergi cari Siauw Hong? Mari kita lekas
pergi!"
Seperti kerbau dituntun, demikianpun Tek Hui. Ia
ikuti Po Go, yang ajak ia turun, akan akhirnya mereka
loncat turun ke tanah, sampai orang-orang di jalan
besar kaget dan semuanya minggir.
"Akulah yang bunuh Han Kim Kong, yang binasakan
dan lukai lain-lainnya!" Pheng Jie lantas berseru. "Aku
adalah Pheng Jie! Orang lain tak ada sangkutannya!"
Ia menoleh pada Tek Hui, kembali ia perlihatkan sikap
bengis. "Lekas pergi!" ia menitah.
Tek Hui masih mau maju akan bantu gurunya,
tetapi Po Go tarik ia dengan keras. Pun ada seorang
lain, seorang lelaki, yang betot ia.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 356
Pdf Maker : Oz
Semua orangnya Gie-su tidak perhatikan anak
muda ini, mereka hanya kurung Pheng Jie, yang tidak
menyerang atau mengamuk.
"Ringkus dia, ringkus!" begitu mereka berteriak
teriak, tetapi tidak ada yang berani merapatkan diri.
Pheng Jie.awasi semua orang itu, ia tertawa.
"Jangan berisik, aku nanti pergi ke kantor!" ia kata
dengan tenang. "Siapa membunuh orang, ia
mengganti jiwa, siapa hutang uang, ia membayar
uang. Aku Pheng Jie, aku nanti ikuti kau orang, tuan
tuan."
Tek Hui dengar itu, hatinya seperti diiris-iris, ia pun
mesti jalan terus, karena Po Go dan orang lelaki yang
ia belum perhatikan siapa, terus tarik ia sampai
mereka berada di satu gang kecil. Di sini ia berhenti,
ia sabarkan diri, ia usap-usap matanya.
Sekarang, di terangnya rembulan yang guram, ia
kenalkan Louw Thian Hiong, orang yang bantu Po Go
membawa ia pergi. Jauh di depan rumah makan,
suara berisik pun sudah sirap.
"Tentu mereka telah bawa Pheng Jie untuk urus
perkara itu" kata Thian Hiong dengan sabar. "Perkara
itu tidak akan berakibat sehat. Siapa tidak kenal
Pheng Jie? Siapa tidak kagumi padanya? Ia punya
banyak sahabat, di kantor ia tidak akan dapat susah.
Aku percaya, ia tidak akan mengganti jiwanya Han
Kim Kong. Semua orang di kantor aku kenal, pelahan
lahan aku nanti akan berdaya, akan mohon bantuanSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 357
Pdf Maker : Oz
mereka, aku harap tidak sampai dua bulan, Pheng Jie
nanti sudah merdeka."
"Jangan bersusah hati, hiantit," Thian Hiong
membujuk. "Lihat gurumu, betapa gagah ia itu! Dia
barulah satu Hoohan! Satu laki-laki, ia tak akan
menangis."
"Aku pun satu Hoohan!" Tek Hui berseru, seraya
banting-banting kaki. "Aku mesti tolongi guruku!"
Ia coba geraki kakinya, akan berlalu.
"Sabar!" berkata Po Go, yang cekal dengan keras
tangan orang, untuk ditarik. "Untuk tolong gurumu,
kita harus bekerja besok!"
"Gurumu pergi ke kantor, di sana ada undang
undang negara, gurumu tidak akan dapat susah,"
Thian Hiong turut membujuk. "Apakah kau tidak takut,
andaikata kau ambil sikap melanggar undang
undang."
"Bukankah gurumu perintah kita menyingkir?" Po
Go peringati. Suaranya nona ini pelahan, tetapi nyata.
"Begitu keinginannya Pheng Jie," Thian Hiong
nimbrung. "Sekarang mari ikut aku, ke piauw-tiamku,
di sana kita akan beristirahat sambil berpikir. Mesti
ada daya untuk tolong guru kau, aku berani tanggung
jawab!"
Tek Hui menjublek, akhirnya ia menghela napas.
"Suhu perintah aku cari Siauw Hong, sekarang juga
aku hendak pergi padanya," ia kata kemudian.
"Sesudah bicara sama Siauw Hong, aku akan kembaliSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 358
Pdf Maker : Oz
ke dalam kota. Aku mesti serahkan diri, untuk
tanggung jawab dalam perkara tadi, supaya suhu
dapatkan kemerdekaannya. Aku tidak mau berhenti,
sebelumnya suhu merdeka!"
Thian Hiong tertawa.
"Kau mirip dengan bocah cilik!" ia kata.
"Jangan perdulikan dia, siokhu," kata Po Go pada
pamannya. "Begini memang adatnya. Sekarang baik
siokhu pulang sendiri, aku akan turut ia cari Siauw
Hong, nona itu telah bikin ia lupa daratan. Aku perlu
ketemu sama Siauw Hong, untuk bicara."
Dengan begitu, Tek Hui dilepaskan dari cekalan.
Thian Hiong manggut, ia lantas ngeloyor pergi.
Dengan tidak kata apa-apa, Tek Hui berlalu dengan
masih cekali pedangnya. Ia tidak pernah menoleh.
Po Go, juga dengan membungkam, susul anak
muda ini.
Dengan lewati gang-gang dan jalan besar, Tek Hui
menuju ke jembatan tembok-kota antara Say-tit-mui
dan Kong-an-mui. Itu adalah batas sebelah barat dari
kota Pak-khia bagian luar kota. Di situ ia selipkan
pedangnya di punggung, angkinnya - angkin sulam
ia singsatkan. Benar laksana monyet, ia naik di
tembok, hingga sebentar kemudian ia sudah berada di
atas tembok kota.
Itu adalah ilmu kepandaian warisan dari Giok-bin Lo
Cia.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 359
Pdf Maker : Oz
Di atas tembok kota ada jalanan yang lebar, yang
dinamai 'Ma-too'. Selewatnya itu orang sampai di
terowongan, yang merupakan batas menghadapi kota
luar.
Tek Hui memandang ke bawah, karena sinar bulan
guram, ia sukar melihat di sana. Di kaki tembok ada
tegalan yang luas.
"Hati-hati sedikit!" tiba-tiba satu suara di
belakangnya anak muda ini, sedang punggungnya ada
yang jambak.
Tek Hui kenalkan suaranya Po Go, ia terkejut.
"Benar-benar perempuan ini liehay, bugeenya tak
ada di bawahan aku," pikir muridnya Pheng Jie. "Ia
pun pandai menggunai piauw."
Ia lantas menoleh, akan awasi nona itu. Ia tak bisa
lihat nyata kulit muka orang yang hitam manis, tetapi
ia bisa pandang potongan tubuh orang yang langsing
dan menarik hati. Mereka berada berduaan, berdiri
dekat satu pada lain, di atas tembok kota yang sunyi
dan senyap. Di situ tidak ada lain orang lagi. Maka
mau atau tidak, Tek Hui rasai mukanya panas.
"Kenapa kau ikuti aku?" ia tanya akhirnya.
"Berulang-ulang kau telah bantu aku, budimu ini aku
tak akan lupakan. Aku harap kau jangan ikuti aku
terlebih jauh, karena kau seorang perempuan dan
kurang bagus untuk kita berada berduaan saja."
Po Go tertawa.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 360
Pdf Maker : Oz
"Jikalau kau berada berduaan sama Siauw Hong,
apa itu bagus?" ia balik tanya.
"Siauw Hong adalah lain," Tek Hui jawab. "Ia
adalah orang dari rumahku!"
"Jadinya dia orang dari dalam rumahmu?" Nona
Louw tegasi.
"Memang," sahut Tek Hui, dengan terpaksa.
"Tadinya, sampai tadi pagi aku pikir tidak seharusnya
aku nikah Siauw Hong, tapi tadi sore, aku dengar
perkataannya guruku bahwa aku harus menikahi dia.
Maka sekarang aku hendak cari Siauw Hong, untuk
bikin tetap hatinya."
"Bikin tetap hatinya?"
Sekarang, mau atau tidak, Po Go ibuk juga.
"Bikin tetap hatinya dengan kasih ia tahu, bahwa ia
akan menikah sama aku," Tek Hui ulangi. "Kami
sebenarnya sudah menikah, tetapi kami mesti
jalankan upacara lagi karena ia harus duduk joli. Itu
barulah pernikahan yang sah!"
"Siapa yang jadi perantara?"
"Orang perantaraan adalah guruku."
"Apakah pesalinnya, tanda matanya?"
"Aku belum kasih ia apa-apa, tetapi ia telah berikan
aku angkin sulam," dan ia tepuk-tepuk pinggangnya.
"Ini adalah tanda mata, begitu pun siauw-jie-ie, yang
kau curi."
"Lucu, eh!" kata nona Louw. "Belum pernah aku
dengar ada orang perempuan mengasih tanda mataSIU TAY GIN PIAUW
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 361
Pdf Maker : Oz
pada lelaki dan lelaki tidak! Lauw Tek Hui adalah
Hoohan, tetapi kulit mukanya tidak tipis. Kau bikin aku
gusar, kau tahu?"
"Maafkan aku, tetapi aku tak berdaya," Tek Hui
jawab. "Sekarang aku mau pergi pada Siauw Hong
untuk mengasih kabar, besok aku akan kembali ke
kota guna tolongi guru, atau aku akan gantikan
guruku menanggung perkara. Di belakang hari kita
akan bertemu pula, nona!"
Habis kata begitu, Tek Hui enjot tubuhnya akan
loncat turun ke bawah tembok kota, yang melebihi
sepuluh kali lipat tingginya lauwteng dari It-hu-cun.
Toh ia sampai di bawah dengan tidak kurang suatu
apa. Ia percaya Po Go tak akan bisa lawan ilmu
lompatnya ini, maka dengan hati tetap ia berlari-lari
ke tempat tujuannya.
Angin malam sejuk sekali, tegalan sunyi-senyap.
Toh di tengah jalan ia pikirkan gurunya, ia berkuatir.
"Tapi aku harap suhu tidak menampak kesulitan."
ia hiburkan diri. "Siauw Hong tentu telah minta
bantuannya encie angkatnya. Encie itu pasti akan
kisiki Gie-su tayjin, guna ringankan suhu, sedikitnya
agar ia lolos dari hukuman mati. Sebenarnya ini
bukannya satu cara menolong yang pantas, suhu
tentulah tak setuju, malah ia bisa gusar kalau ia
mendapat tahu. Tapi, suhu perlu ditolongi dan jalan
lain tidak ada."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 362
Pdf Maker : Oz
Tek Hui berlari-lari supaya bisa lekas sampai.
Kira-kira jam tiga, setelah melalui hampir dua
puluh lie, Tek Hui sampai di tepi sungai Tiang-hoo, di
kuil Lo-thian-sie. Ia lantas dengar suara bok-hie yang
ditabuh tak putusnya, tanda bahwa padri dari kuil itu
sedang menjalankan ibadatnya.
Bulan tetap guram, bintang-bintang begitu juga. Air
sungai mengalir dengan tenang, suaranya tidak
kedengaran hanya tertampak sedikit bulan dan
bintang di muka perairan. Cabang- cabang yang-liu
telah dipermainkan oleh angin yang halus.
Untuk masuk ke dalam kuil, Tek Hui loncati
tembok. Ia letaki pedangnya di pojokan.
"Aku perlu tanya dahulu si hweeshio," pikir ia selagi
ia hendak bertindak masuk. Ia merasa tak seharusnya
ia kunjungi orang perempuan pada waktu tengah
malam seperti itu. Tentu si nona, dan budaknya juga,
sedang tidur.
Di pendopo, di antara sinar guram dari pelita kuil,
kelihatan lima hweeshio sedang liam-keng. Ia
bertindak terus, dengan kasih dengar suara tindakan
hingga ia bikin terperanjat sekalian padri itu. Salah
satu padri segera menyuluhi.
"Eh," ia menegur, "kau bukankah yang tadi siang
datang sama Han Go-ie Thay-thay?"
Tek Hui tidak puas mendengar Siauw Hong masih
dipanggil Ie-thay-thay - itu sebutan gundik.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 363
Pdf Maker : Oz
"Tetapi apa aku bisa bikin? Semua padri tahu dia
memang gundiknya Han Kim Kong."
"Ya," ia manggut akhirnya. "Sekarang barangkali
nyonya sudah tidur, tapi aku hendak ketemui ia, ada
urusan."
Padri itu nampaknya kaget.
"Mari," ia katas sambil membetot, "mari kita bicara
di sana, agar kau tidak ganggu orang yang sedang
beribadat."
Tek Hui kasih dirinya dituntut. Ia heran kalau ia
lihat sikap tak biasa dari orang suci itu.
"Kau jadinya belum tahu?" kata padri itu. "Tadi
siang kau pergi ke mana saja?"
"Tadi siang aku pergi ke kota," Tek Hui jawab,
dengan hati memukul. "Apakah telah terjadi?"
"Entah ia pergi ke mana, Go-ie Thay-thay telah
lenyap, kami tak dapat cari dia," sahut pendeta itu.
Bukan kepalang kagetnya Tek Hui.
"Coba cerita lebih jelas!" ia kata, pikirannya kusut,
hatinya ibuk.
"Ceritaku adalah menurut keterangannya si budak,"
menyahut pendeta itu. "Seantero hari Go-ie Thay-thay
menangis di dalam kamar, tadi sore ia keluar, ia
lenyap."
"Sebenarnya ia pergi ke mana?"
"Entah. Kami telah cari ia di sekitar kuil ini, tak ada
hasilnya. Apa tidak bisa jadi yang ia telah pergi ke
kota juga?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 364
Pdf Maker : Oz
Tek Hui goyang kepala.
"Sudah malam, pintu kota dikunci," ia kata.
"Jalanan pun jauh sekali, bagaimana ia bisa pergi ke
kota?"
Pendeta itu bingung.
"Tolong beri aku sebuah lentera," kata Tek Hui,
"aku hendak cari padanya. Dia tentu belum pergi
jauh."
Pendeta itu kerutkan alis.
"Sebenarnya aku tak punya tempo," ia kata, "aku
belum selesai dengan ibadatku."
"Aku akan pergi sendiri!" Tek Hui bilang. "Kau ambil
saja lentera, aku yang akan nyalahkan itu!"
"Aku nanti berikan kau lentera" kata pendeta itu
akhirnya. "Cuma, ke mana kau hendak cari ia? Begini
gelap dan dekat kali. Di sana air semua, tak ada
rumah orang, kau akan mencari dengan sia-sia saja."
Meski demikian, ia ajak Tek Hui ke dalam sebuah
kamar, akan berikan lentera putih yang di dalamnya
masih ada sepotong puntung lilin, maka lilin itu terus
disulut. Tangannya pemuda itu gemetar ketika ia
sambuti lentera itu.
"Jangan-jangan Siauw Hong terjatuh pula ke dalam
tangannya orang-orang dari Han Kim Kong," demikian
ia dapat ingat- ingatan yang menggoncangkan
hatinya. "Tapi si hweeshio bilang, ia menangis saja
dan keluar seorang diri. Apa boleh jadi?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 365
Pdf Maker : Oz
Tek Hui tidak berani berpikir terus. Dengan bawa
lenteranya, ia bertindak cepat ke kamar yang Siauw
Hong pakai. Ketika ia masuk, ia harap Siauw Hong ada
di situ, tapi nyatanya ia berhadapan sama si budak,
yang sedang meringkuk dengan tak buka kasut lagi.
"Oh, kau datang!" berseru si budak, apabila ia
kenalkan anak muda itu. "Aku takut, aku tidak bisa
tidur. Ke mana kau pergi? Thay-thay tidak ada."
"Apa ia tidak kata apa-apa, waktu ia mau pergi?"
Tek Hui tanya dengan suara keras, tetapi kurang
lancar.
"Aku tak tahu jam berapa ia keluar," sahut Hiang
Jie, sambil menangis. "Di waktu bersantap sore, kami
berada bersama-sama, tetapi Thay-thay terus
menangis, ia tidak dahar sedikit juga. Aku bujuki ia, ia
tidak suka dengar. Kemudian ia pergi ke luar, lantas ia
tak kembali lagi. Lama aku menantikan, baru aku
berkuatir, aku lantas panggil hweeshio, akan sama
sama pergi mencari. Langit sudah gelap, ke mana
kami bisa cari Thay-thay? Kami pun takut pergi ke tepi
sungai, kuatir jatuh."
Tek Hui jadi sangat berduka dan berkuatir.
"Ketika tadi aku pergi dari sini, apa ia tidak sebut
sebut aku?"ia tanya.
"Ia duga, bahwa kau tidak akan kembali malam
ini," Hiang Jie masih menangis. "Ia pesan, apabila
besok kau kembali, supaya kau antar aku ke kota
kepada Ouw Sam Thay-thay atau kepada Kie Jie Thay-SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 366
Pdf Maker : Oz
thay. Ia bicara sembari menangis, ia pesan angkin
yang kau sekarang pakai supaya kau pakai terus,
pakai untuk selamanya, jangan bikin lenyap. Ia bilang,
dengan pakai angkin itu, kau seperti juga senantiasa
ingati dia."
Tek Hui rabah angkinnya, hatinya perih sekali.
Pesanan itu adalah dari hati yang bicara dari Siauw
Hong....... ..................................
"Mari kita keluar!" ia lantas berkata. "Mari kita cari
dia pula."
Hiang Jie lekas turun dari pembaringannya, ia terus
ikuti anak muda itu yang telah bertindak keluar
dengan cepat.
"Pintu depan sudah dikunci," ia kata. "Tadi pintu
samping masih dibuka, kita pergi ke samping saja."
Sembari kata begitu, Hiang Jie coba mendahului.
Dengan bawa lenteranya, Tek Hui mengikuti. Ketika
mereka sampai di samping, pintu di situ nyata sudah
dikunci.
"Nanti aku minta kunci."
"Tidak usah," Tek Hui bilang. "Kau baik tunggu saja
di sini."
Budak itu menangis.
"Aku takut.....," ia kata.
Terpaksa Tek Hui mesti mengajak. Ia gigit gagang
lentera, lalu ia kempit budak itu. Dengan enjot
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tubuhnya ia loncat naik ke tembok, akan dari situSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 367
Pdf Maker : Oz
terus loncat turun keluar. Setelah lepaskan si nona, ia
cekal pula lenteranya.
Pekerjaan mencari Siauw Hong lantas dimulai.
Malam adalah gelap, cabang-cabang yang-liu
tertampak samar-samar dan air kelihatan mengalir
dengan tenang. Angin keras juga, beberapa kali api
lilin hampir tertiup padam.
Hiang Jie pegangi keras ujung bajunya si anak
muda.
"Thay-thay! Thay-thay!" ia memanggil berulang
ulang.
"Siauw Hong! Siauw Hong!" begitu pun suaranya
Tek Hui.
Tidak ada jawaban, kecuali suara angin.
Masih saja mereka memanggil-manggil, kalau tidak
berbareng tentu bergantian.
Sinar rembulan jadi semakin gelap, tapi hawa jadi
makin dingin.
Tek Hui maju terus, asruk-asrukan, sampai kakinya
mulai injak air di pinggiran sekali, di tempat yang
cetek, mata kakinya sampai kerendam. Di situ pun
ada banyak pohon gelaga.
Satu kali, angin meniup keras sampai lilin padam.
Sekarang orang sukar melihat apa-apa.
"Tek Hui! Tek Hui!" Hiang Jie memanggil-manggil
dari daratan. "Kau bikin apa di air? Mustahil Thay-thay
ada di dalam air? Mustahil ia bilang dirinya........!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 368
Pdf Maker : Oz
Tek Hui justeru kuatirkan Siauw Hong nekat karena
bersusah hati dan ceburkan diri ke kali, dan di dalam
gelap gulita itu ia tak dapat cari tubuhnya.
Setindak dengan setindak, ia kembali ke darat.
"Mari kita pulang," mengajak Hiang Jie, yang
ketakutan.
Tek Hui penasaran, ia masih berdiri diam, matanya
kelihatan ke sekitarnya tetapi ia tidak lihat apa juga.
"Siauw Hong!" ia panggil pula.
Bukan main ruwetnya pikiran anak muda ini. Siauw
Hong lenyap, Pheng Jie mendekam di penjara, benar
Han Kim Kong telah binasa, tetapi akibatnya begini
hebat!
"Jikalau ia tidak binasa di kali, aku nanti cari ia
sampai di ujung dunia," demikian Tek Hui pikir. "Atau
nanti aku bunuh diri, supaya kita menjadi suami-isteri
di dunia lain." ***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 369
Pdf Maker : Oz
XIII
Hiang Jie dalam ketakutannya cekal keras
lengannya Tek Hui.
"Mari kita pulang," ia mengajaki.
"Tidak," sahut Tek Hui, yang terus jatuhkan diri ke
tanah di mana ia duduk mendelepok.
Mau atau tidak, Hiang Jie turut numprah di samping
pemuda ini.
Belum berselang lama, budak itu sudah menggeros,
tubuhnya nyender di tubuh Tek Hui yang kekar.
Tek Hui tetap berdiam, beberapa kali ia menarik
napas panjang, sampai tiba-tiba ia seperti dengar
suara tertawa. Ia terperanjat, ia berbangkit sambil
berjingkrak, sampai tubuhnya si budak hampir jatuh,
baiknya Hiang Jie keburu samber kakinya. Tapi budak
ini pun kaget.
"Siapa?" Tek Hui tanya. "Kau, Siauw Hong? Kau
tertawa di sana?"
Suara tertawa lenyap, jawaban tidak ada.
"Itu toh suara tertawa orang perempuan," pikir
anak muda ini. Ia jadi masgul. "Tidak bisa jadi Siauw
Hong permainkan aku. Mustahil ia bersenda gurau. Ah,
apakah ini arwahnya?"
Dengan tak merasa, Tek Hui bergidik.
"Siauw Hong! Siauw Hong!" ia memanggil pula.
"Siauw Hong, aku akan nikah kau!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 370
Pdf Maker : Oz
Jawaban tetap tidak ada, kesunyian yang mengitari
mereka.
"Aku lacur.......," kata Hiang Jie, yang telah bangun
berdiri. "Thay-thay hilang dan kau nampaknya angot.
Kau bicara sama siapa? Apa kau lihat setan?" Ia cekal
lengan orang dengan keras. "Bagaimana sekarang?
Besok aku pergi ke mana?"
Syukur bagi mereka, cuaca sudah mulai terang,
tanda dari datangnya sang fajar.
Kali sekarang bisa teriihat nyata, makin lama makin
nyata. Di dalam kali tidak ada mayat manusia, hanya
ada juga pohon gelaga dan lain-lain. Tanda pun tidak
ada bahwa Siauw Hong berbuat nekat.
Kembali Tek Hui menghampirkan pinggiran sungai,
ia memeriksa kembali, ia jalan ke Timur, sampai
matahari muncul ia tetap tak peroleh hasil, maka
akhirnya ia berdiri di pinggiran, dengan bingung saja.
Hiang Jie tarik tangannya anak muda itu.
"Mari kita pulang" ia mengajaki.
Sesudah menjublek sekian lama lagi, baru Tek Hui
putar tubuhnya akan balik ke Lo-thian-sie, tetapi di
sini ia pergi ke empang, akan mencari lebih jauh,
karena ia curigai Siauw Hong menjadi nekat dengan
mendadakan. Ia masih mencari, selagi si budak duduk
di tangga batu di depan kuil, kedua tangannya dipakai
menunjang janggut.
Akhir-akhirnya dari kejauhan, dari jurusan timur,
kelihatan tiga buah kereta sedang mendatangi, dua diSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 371
Pdf Maker : Oz
depan, yang satu di belakang. Kereta yang ketiga itu
berhenti sebelumnya sampai di depan kuil.
Dua kereta di depan berhenti di depan kuil,
didahului oleh masing-masing seorang budak
perempuan, mereka ini lantas pimpin turun nyonya
majikan mereka masing-masing.
Hiang Jie mengawasi, mendadakan ia berhenti akan
menghampirkan.
"Ouw Sam-thay-thay! Kie Jie-thay-thay!" ia berseru
- berseru dalam tangisannya yang keras. "Jiewie baru
datang! Tapi Thay-thayku tadi malam ia pergi
sendirian, sampai sekarang ia belum kembali, ia tak
dapat dicari!"
Kedua nyonya itu terperanjat. Mereka telah terima
kabar dari Tek Hui, mereka menjadi ibuk, maka tadi
pagi mereka bangun pagi-pagi sekali dan lantas siap
akan pergi ke Lo-thian-sie. Mereka memang sudah
berkuatir sejak mereka tahu Siauw Hong dan
budaknya kena orang bawa kabur dari rumahnya Han
Kim Kong, mereka harap keselamatannya saudara
angkat itu, yang usianya paling muda.
Mereka keluar dari rumah dengan tidak beritahukan
siapa juga, bahwa mereka mau pergi ke kuil, tetapi
waktu mereka sampai di Say-tit-mui, di belakang
mereka mengintil kereta yang ke tiga, yang mereka
tidak perhatikan, hingga mereka tak ketahul siapa
penumpangnya. Sekarang, sesampainya di depan kuil,
keterangannya Hiang Jie bikin mereka tercengang.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 372
Pdf Maker : Oz
Kemudian Hiang Jie menjelaskan lebih jauh seraya
tunjuki siapa adanya pemuda yang berdiri menjublek
di tepi empang.
"Coba panggil ia kemari," kata Ouw Sam-thay-thay
akhirnya.
Hiang Jie lari pada pemuda kita, tangan siapa ia
tarik.
"Thay-thay minta ketemu sama kau," ia kasih tahu.
Tek Hui tidak takut, hanya ia likat. Dengan
terpaksa, ia menghampirkan buat terus unjuk hormat
pada dua nyonya itu, siapa sebaliknya awasi ia dari
atas ke bawah, dari bawah ke atas, hingga ia jadi
tambah malu.
"Kau benar yang telah rampas Siauw Hong dari
rumahnya Han Kim Kong?" kata Ouw Sam-thay-thay,
"tetapi sekarang kau bikin ia minggat! Apakah kau
tahu apa kesalahan kau?"
Tek Hui angkat kepalanya memandang nyonya itu,
yang bicaranya keren. Ia dapat kenyataan Ouw Sam
thay-thay memang punya roman berpengaruh. Tapi ia
tidak takut, hanya ia sungkan berurusan sama orang
perempuan. Ia tunduk pula.
"Kau tahu tidak yang Siauw Hong adalah adik
angkat kami?" nyonya itu tanya pula. "Jikalau terjadi
apa-apa atas dirinya adikku itu, kau mesti
menggantikan jiwa!"
"Ia tak dapat disalahkan," kata Kie Jie-thay-thay,
yang sikapnya lebih sabar, sambil ia cekal kerasSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 373
Pdf Maker : Oz
tangan sahabatnya "Adalah keliru dari Siauw Hong,
kenapa ia tak mau beber segala kesukarannya
terhadap kita."
"Sekarang tunggu di sini, jangan kau pergi," kata
pula Ouw Sam-thay-thay, yang sikapnya masih
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bengis.
Tatkala pintu kuil itu telah dibuka dan beberapa
hweeshio keluar menyambut, sikap mereka sangat
menghormat.
Hiang Jie awasi Tek Hui, romannya duka, kemudian
ia turut masuk.
Kedua kusir kereta pun sudah lantas perhatikan
pemuda
kita.
Begitu lekas nyonya-nyonya itu sudah masuk
kedalam, dari kereta yang ketiga keluar seorang lelaki,
yang terus bertindak ke jurusan pemuda kita.
Tek Hui justeru angkat kepala waktu ia lihat orang
itu, yang pakaiannya ringkas, sepatunya hijau,
romannya sebagai saudagar. Ia menjadi masgul
dengan tiba-tiba, karena ia kenalkan orang itu ialah
Louw Thian Hiong, pamannya Po Go!
Thian Hiong datang dekat dan terus tertawa, ia
manggut pada pemuda itu.
"Tadi malam Po Go telah ikuti kau," ia kata, "Ia
tentu turut ke luar kota. Apa kau ketemu sama ia?"
Tek Hui heran berbareng mendongkol.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 374
Pdf Maker : Oz
"Tidak," ia menyahut, sambil geleng kepala. "Aku
tak ketemu dial"
Thian Hiong tidak kelihatan ibuk, hanya ia lesu.
"Ke mana dia pergi, ha?" ia kata. "Mustahil ia
minggat pulang." Ia memandang ke kali, ke empang,
lantas ia berkata sendirian dengan pelahan, "Apa ia
ceburkan diri ke sungai?"
Bukan main mendongkolnya Tek Hui, sampai ia jadi
gusar. Ia anggap Thian Hiong hendak ganggu ia.
Sudah ia kehilangan Siauw Hong, sekarang Po Go pun
lenyap.
"Siauw Hong bisa jadi nekat, Po Go tidak!" ia
berpikir. "Apa ini bukan berarti terang Thian Hiong
hendak goda aku?"
Meski demikian, Tek Hui masih tidak umbar hawa
amarahnya. Thian Hiong adalah piauwsu kenamaan
dan ia pernah kenal.
Thian Hiong pergi ke tepi sungai akan melihat-lihat,
kemudian ia samperi anak muda kita.
"Hiantit, mari sini, aku hendak bicara sama kau," ia
kata kemudian.
Tek Hui bertindak akan ikuti piauwsu itu. Kedua
kusir awasi dia.
"Aku sengaja mau sampaikan kabar pada kau,"
kata Thian Hiong dengan pelahan. "Kau tahu, Han Kim
Kong sudah pergi menghadap Giam Loo Ong.
Sekarang ini kota menjadi gempar sekali. Dan
gurumu, ia sudah menghadap di kantor polisi. KendallSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 375
Pdf Maker : Oz
demikian, orang masih cari kau untuk ditangkap.
Twie-hun-chio Gouw Po dan kawan-kawannya coba
angkat diri, dengan berserikat sama polisi. Ia berniat
bekuk kau, supaya kau bisa dihukum sekalian. Dengan
kematiannya Han Kim Kong, perkara tak sampai di
akhirnya. Di dalam kota-raja, semua jago telah rubuh
di tangan kau, tetapi di luar kota, banyak sahabatnya
Han Kim Kong yang tak mau mengerti, kabarnya
mereka hendak datang kemari untuk cari kau!
Kabarnya mereka sekarang sudah berada di
perjalanan. Hiantit, apa benar-benar kau tidak lihat
keponakanku Po Go? Harap kau lekas cari dia, supaya
dengan bersama-sama, kau bisa pergi ke Thio-kee
kauw, akan singkirkan diri di rumahnya kandaku.
Dengan begitu ancaman bahaya akan lewat sama
sekali."
Kapan Thian Hiong lihat muka orang, di mana ada
sinar mata bercahaya karena kemendongkolan, ia
lekas-lekas bersenyum dan kata, "Hiantit, sebagai
seorang muda, memangnya kau harus beradat keras,
tetapi toh kau harus mengerti keadaan. Sekarang ini
kau tidak bisa pergi ke kota lagi. Dua nyonya barusan,
yang masuk ke dalam kuil, tak akan sanggup lindungi
kau, maka kau mesti lekas angkat kaki! Tidak usah
kau kuatirkan gurumu. Ia adalah sahabatku, dalam
perkaranya itu aku yang nanti wakilkan kau berdaya,
supaya tidak saja ia tak akan menderita, hanya
supaya ia bisa merdeka dalam beberapa hari saja,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 376
Pdf Maker : Oz
kemudian aku nanti ajak ia menyusul ke Thio-kee
kauw akan susul kau. Jangan kau tak percaya aku,
hiantit, kau nanti lihat kepandaianku bekerja, aku
bukannya lagi mengambul!"
Hawa amarahnya Tek Hui kurangan sedikit.
"Louw Piauw-tauw, aku tidak ingin kau bantu
kami," ia kata. "Tidak usah kau tolongi guruku, untuk
kebaikan kau aku menghaturkan terima kasih. Di
belakang hari, aku kan balas budimu ini. Buat aku
pergi ke Thio-kee-kauw bersama-sama keponakanmu,
itulah tak bisa jadi. Ia tak berjodoh sama aku!"
"Aku rasa kau keliru, hiantit," Thian Hiong kata,
dengan masih bersenyum. "Baiklah kau mengerti,
keponakanku itu bukannya tak bisa menikah kecuali
dengan kau. Pada masa ini masih ada soal lain."
"Aku juga tidak memikir demikian," Tek Hui bilang.
Ia menghela napas.
"Syukur jikalau kau beranggapan demikian," kata
Thian Hiong. "Sejak dulu ada dibilang, pasangan lelaki
pintar adalah perempuan cantik. Benar keponakanku
itu berkulit hitam, tetapi ia bukannya orang tolol, dan
goloknya tak ada di bawah pedang kau, begitu pun
ilmunya lari malam. Kecuali kau, barangkali adalah
sukar cari tandingan untuk Po Go. Dan ia pandai
menghitung dengan shui-phoa, ia pandai mengurus
buku, sedang piauwnya liehay, hingga kalau ia mesti
antar piauw, jangan-jangan ia lebih menang daripada
kau! Po Go sangat cerdik. Sebagai seorangSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 377
Pdf Maker : Oz
perempuan, ia faham artinya sam ciong su tek. Ketika
di Thio-kee-kauw, bukankah aku telah lamar kau dan
kau menampik? Itu sebenarnya urusan biasa, aku juga
tidak sesalkan kau. Apa mau, keponakanku pikir lain,
ia sangat penuju pada kau, hingga ia telah datang ke
Pak-khia untuk cari kau, kebetulan ia hadapkan
perbuatannya Han Kim Kong dan Gouw Po, ia jadi
sangat panas. Demikian ia telah bantu kau! Coba pikir
kejadian malam itu, kau dikepung di gedungnya Han
Kim Kong. Coba waktu itu tak ada Po Go, biar kau
gagah luar biasa, apa kau bisa loloskan diri, bersama
sama gundik orang? Dan bukan itu, siapakah yang
tolong loloskan dari bahaya? Maka aku harap kau
jangan berlaga pilon. Bagaimana dengan kejadian di
atas jembatan, waktu orang hendak rampas pulang
Siauw Hong? Jiwa kau dimaui sekali! Apa kau sangka
bisa loloskan diri dengan andali melulu pedang kau?
Adalah keponakanku, yang datang memecahkan
kepungan! Dan tadi malam di It-hu-cun, jikalau tidak
ada keponakanku, aku percaya kau tidak akan terlolos
demikian cepat."
Tek Hui manggut.
"Benar, semua itu benar," ia akui. "Nanti aku akan
balas semua budinya itu!"
Thian Hiong bersenyum tawar.
"Balas budinya?" ia kata. "Hiantit, kau harus
mengerti, kenapa keponakanku itu telah berulang
ulang bantu kau. Kau anak muda, kau mestinyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 378
Pdf Maker : Oz
mengerti! Apakah kau pikir keponakanku itu bisa
menikah sama orang lain?"
"Habis, apakah yang kau pikir?" Tek Hui tanya.
"Apa? Apakah kau masih belum mengerti?" Thian
Hiong tegaskan. "Sekarang ini tidak ada orang yang
tidak ketahui lelakon kau sama gundiknya Han Kim
Kong. Kendati demikian, aku tidak tertawakan kau.
Aku hanya anggap, itulah perbuatan kau, seorang
muda yang belum berpengalaman, dan kau ketemu
seorang perempuan yang hatinya lemah dan gampang
berubah."
"Tidak, kau salah!" Tek Hui pegat. "Yang benar
adalah kami berdua berjodoh! Guruku sendiri anjuri
aku menikah sama Siauw Hong!"
"Pheng Jieko pun belum mengerti semua. Ia sangat
girang, yang ia telah dapati kau sebagai muridnya,
hingga ia tak tahu mesti bilang apa. Lagi pula kau
bukannya putera dari gurumu, maka jikalau kau
menikah sama seorang perempuan busuk, ada apa
sangkutannya sama gurumu itu?"
"Tetapi Siauw Hong bukannya perempuan busuk!
Hanya sekarang ia pergi, entah ke mana."
Pemuda itu kembali menjublek.
Thian Hiong lihat bahwa di sini ada cinta sejati.
"Coba tuturkan, bagaimana duduknya
persahabatan di antara kau dan Siauw Hong itu?" ia
tanya.
Ia sekarang bawa sikap sabar dan memperhatikan.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 379
Pdf Maker : Oz
Tek Hui berdiam, ia memberikan penuturannya
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semua, sejak itu hari ia mengantar arang dan Siauw
Hong berikan ia apel.
Thian Hiong manggut-manggut, agaknya ia seperti
orang yang mengerti.
"Sekarang," ia tanya, "bagaimana andaikata Siauw
Hong tetap tak dapat dicari?"
Tek Hui berdiam, ia tidak menjawab. Air mukanya
guram sekali.
"Bagaimana kalau kau dapat cari ia dan ia belum
mati?" Thian Hiong tanya pula. Tapi lekas-lekas ia
tambahkan, "Tapi kau mesti mengerti, sekarang kita
belum dapat cari ia. Kita belum tahu ia berada di
mana. Jangan kau sangka kamilah yang umpati nona
itu, kami tidak nanti berlaku sehina demikian. Kau
tahu sendiri, kapan hilangnya si nona, kapan kita
berada sama-sama di It-hu-cun, guna saksikan
lelakonnya Han Kim Kong, sampai terjadi
pertempuran. Sebaliknya daripada mencurigai aku,
apabila kau minta bantuan kami, aku percaya kau
akan lekas berhasil! Kau tahu sendiri, berapa luasnya
pergaulanku, berapa banyaknya orang-orang kami,
hingga asal aku buka mulut pasti akan banyak orang
yang bekerja guna cari nona itu. Sekali pun ia sudah
mati, kita akan dapat cari mayatnya!" kata Thian
Hiong dengan tekebur. "Hanya, kalau benar ia sudah
mati, aku tidak berdaya akan menghidupkannya."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 380
Pdf Maker : Oz
Tek Hui menjadi bingung, pikiran ruwet bikin ia
seperti putus asa. Thian Hiong begitu pandai bicara,
sampai ia suka berikan kepercayaannya. Ia masih
muda dan kalah pengalaman.
"Asal Siauw Hong dapat dicari, aku suka nikah Po
Go!" kata ia dengan seperti tak berpikir lagi.
"Ingatlah ucapannya satu tay-tiang-hu!" Thian
Hiong peringati.
Tek Hui bersangsi, toh ia manggut.
"Asal aku dapat tahu tentang Siauw Hong, aku
merasa puas," ia bilang.
"Sebenarnya," kata Thian Hiong dengan sabar,
"apabila keponakanku dinikahkan sama kau dengan
perjanjian ini, itu adalah kurang bagus dipandangan
umum, tetapi apa mau dikata karena Po Go sudah
bertindak terlalu jauh, sebab cintanya kepada kau.
Baik, sekarang aku mau pulang, aku nanti lepas
orang-orangku akan cari Siauw Hong!"
Habis kata begitu, Thian Hiong berlalu. Ia tidak
unjuk roman girang, sekali pun kemenangannya itu,
cuma ia coba perhatikan keletakan tempat. Ia cuma
pesan, "Kalau kau ketemu Po Go, tolong suruh ia
pulang ke kota lebih dulu!"
Dengan keretanya, Thian Hiong kemudian
menghilang di jurusan Timur.
Berbareng dengan itu, Hiang Jie muncul sambil
berlari-lari, untuk memanggil si anak muda. Tek Hui
terpaksa ikut, kendati ia tidak ingin ketemu pula samaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 381
Pdf Maker : Oz
dua nyonya itu. Ia ingin tahu ia dipanggil buat urusan
apa.
Di satu kamar Ouw Sam-thay-thay berkumpul
sama Kie Jie-thay-thay, mata mereka merah, rupanya
bekas menangis. Sekarang keduanya, lebih-lebih Ouw
Sam-thay-thay, tidak unjuk sikap 'bengis' lagi
terhadap Tek Hui, rupanya tentang pemuda ini Hiang
Jie telah cerita jelas terhadap mereka.
"Sekarang kita tahu betul urusan kau dan adik
angkat kami," kata Ouw Sam-thay-thay. "Anggap saja
nasibnya adikku itu buruk sekali. Kau seorang baik,
cuma kau rupanya kurang gesit. Boleh jadi sekarang
Siauw Hong masih ada di dekat-dekat sini, atau benar
benar ia sudah pergi ke kota. Kau harus cari ia di
rumah-rumah suci atau di rumah-rumah sahabat
sahabat ayahnya. Kami juga, kapan sebentar kami
pulang, kami akan perintah orang pergi mencari. Kami
tahu adatnya Siauw Hong, hatinya lemah, barangkali
ia tak sampai nekat. Umpama ia dapat dicari, dan ia
suka ikut kau, kami girang sekali, di hari pernikahan
kami akan mengirim tanda mata - itu waktu kita akan
jadi sanak!"
Tek Hui berdiri bingung. Baru saja ia berikan
janjinya pada Thian Hiong, atau sekarang Ouw Sam
thay-thay perdengarkan suara begitu melegakan hati.
Bagaimana ia mesti bersikap sekarang?
"Tidak lain, aku mesti cari Siauw Hong, aku mesti
dulukan Thian Hiong mencari sampai dapat!" pikir ia.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 382
Pdf Maker : Oz
"Atau kalau Siauw Hong benar sudah mati, aku nanti
bunuh diri, akan susul arwahnya."
Lantas Tek Hui pergi ke pojok tembok, di mana ia
tinggalkan pedangnya, dengan bawa itu ia berlalu dari
Lo-thian-sie. Ia berduka dan lelah, ngantuk juga,
karena terus-terusan ia tak dapat tidur, melulu karena
tubuhnya telah terlatih ia bisa pertahankan diri.
Ia jalan dengan kuping seperti berbunyi, dengan
kepala rasanya pusing hingga ia memikir baik ia rebah
menggeletak di tanah untuk beristirahat. Tapi ia mesti
cari Siauw Hong, ia tak boleh mengaso, ia mesti
dulukan Thian Hiong. Maka ia jalan terus.
Matahari telah mulai naik tinggi, sinarnya makin
lama makin panas.
Tek Hui jalan di sepanjang gili-gili sungai Tiang
hoo. Di situ tidak ada orang, ia cuma dengar suara
burung-burung cecowetan. Matanya kekunangan
kapan ia awasi air sungai yang lagi mengalir, di mana
sinar berbalik dari matahari menyilaukan mata.
Di mana Siauw Hong? Si nona tak kelihatan,
sekalipun bayangannya saja.
Kapan Tek Hui belok ke utara, ia sampai di jalan
besar, di mana beberapa kendaraan berlalu lintas.
Panas terik bikin kepalanya pusing sekali, sedang
angin keras yang mengebulkan debu, bikin ia sukar
buka matanya. Maka sambil menghela napas, ia balik
lagi ke tepi sungai. Di satu tempat rata, ia jatuhkanSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 383
Pdf Maker : Oz
dirinya, pedangnya ia letaki di samping. Sebagai
mayat, ia rebah di situ.
Berapa lama ia sudah tidur, Tek Hui tidak tahu;
waktu ia mendusin sudah kira-kira jam empat. Tentu
saja, kecuali lesu, ia lapar.
"Kalau Siauw Hong tidak mati, ia pun tentu sudah
lapar," ia pikir. "Di mana Siauw Hong bersantap? Ah,
ia harus dikasihani."
Ia jumput pedangnya dan pentil-pentil itu, hingga
suaranya berbunyi nyaring. Ia sangat berduka.
Dengan keraskan hati, Tek Hui pergi pula ke tepi
kali, akan lanjutkan usahanya mencari Siauw Hong, ia
lantas lihat beberapa orang perempuan sudah mencuci
pakaian, dengan suaranya yang berisik karena
banting-banting pakaian mereka di atas papan
penggilasan.
Ia sudah memikir akan hampirkan mereka, untuk
tanya kalau-kalau mereka itu lihat Siauw Hong. Tetapi
niatan itu ia batalkan apabila ia lihat mereka itu
kebanyak nona-nona, hingga ia likat sendirinya. la
bertindak terus, ke arah barat.
"Ha, tempat ini aku kenal!" tiba-tiba ia berseru
dalam hatinya, ketika ia sampai di satu tempat, yang
menyebabkannya ia ingat sesuatu. "Inilah Pak-ouw
cun."
Tek Hui ingat, ketika pertama kali ia datang ke Lo
thian-sie akan ketemu Siauw Hong, atas pengunjukan
orang ia pernah datang ke kampung ini, di mana adaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 384
Pdf Maker : Oz
warung thee, di mana ia mampir akan dahar kuwe. Di
situ pun ada dijual nasi dan mie, pedagangnya
seorang tua serta nona umur enam-atau tujuh- belas
tahun, yang romannya, meski pun tidak sebagai Siauw
Hong, tidak sehitam sebagai Po Go, toh cukup
menarik, sedang suaranya enak didengar, sementara
kerjanya sebat.
Lantas Tek Hui bertindak ke kampung itu, yang
pemandangan alamnya indah dan tenang. Dari setiap
rumah ia lihat asap mengebul keluar, maka itu di
depan setiap pintu tidak ada orang. Juga di bagian luar
dari warung tidak tertampak tamu. Cuma si nona,
yang kebetulan keluar hendak membuang air kotor. Di
pekarangan belakang, satu bocah dengan sepotong
bambu di tangan sedang kejar-kejar babi.
Si nona nampaknya likat melihat Tek Hui, siapa
telah bertindak sampai di depan pintu, di mana
dipasang tetarap. Tek Hui ingin cari si pedagang tua
untuk diajak bicara, dari itu matanya menuju ke
dalam.
Dari jendela ia lihat sebuah meja, di mana
berduduk satu tamu perempuan, melihat siapa ia
terperanjat, hingga ia lekas putar tubuhnya dan
bertindak pergi. Tetapi tamu perempuan itu, yang
sedang dahar mie, sudah lantas letaki mangkoknya
dan memburu keluar.
"Eh, Tek Hui, mari!" Po Go memanggil. "Mau apa
kau datang kemari?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
KOLEKTOR E-BOOK 385
Pdf Maker : Oz
Tek Hui tidak menyahuti, ia tidak ingin layani tamu
itu, ialah Louw Po Go. Ia hanya heran.
"Kenapa Po Go ada di sini, di waktu begini? Dasar
aku yang sial, aku cari Siauw Hong, aku justeru
ketemu ia ini!"
Sembari memikir begitu, ia jalan terus.
"Eh, Tek Hui, mari!" Po Go memanggil pula, seraya
terus memburu. "Apa kau lagi cari Siauw Hong? Ia ada
di sini!"
Tek Hui merandek, ia terus menoleh.
"Siauw Hong di sini?" ia tanya. "Apa benar?"
Ia pandang nona itu, siapa melirik sambil
bersenyum hingga ia mau menduga si nona sedang
justai ia.
Po Go pakai baju hijau dengan tangan yang sepan,
celananya hijau juga, sepatunya kotor dengan tanah
atau lumpur. Rambutnya terang belum kena sisir.
Pinggangnya terlibat angkin hijau, di mana nyelip
sebatang golok pendek serta tergantung sebuah
kantong, tentunya kantong piauw. Itu adalah
dandanan yang rada luar biasa. Dan lebih luar biasa,
di waktu demikian ia berada di kampung itu, lagi
dahar mie.
"Kau ada di sini, kau sedang bikin apa?" akhirnya
Tek Hui
tanya.
"Aku juga sedang cari Siauw Hong!" jawab si nona
sambil tertawa. "Aku lihat tadi malam di depan kuil,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 386
Pdf Maker : Oz
bersama-sama budak perempuan itu, kau cari Siauw
Hong sambil teriak-teriak!"
Tiba-tiba Tek Hui mengerti kenapa tadi fajar, di
depan pintu kuil, ia seperti dengar suara tertawa
tetapi orangnya tak ada.
"Terang itu tertawanya Po Go!" ia pikir. " nyatalah
ia senantiasa kuntit aku. Benar perempuan ini liehay!"
Mau atau tidak, ia lantas menghela napas.
"Kau tahu segala apa, baik," ia lalu kata. "Kau telah
dapat cari Siauw Hong, untuk itu terimalah ucapan
terima kasih!"
"Terima kasih kau? Hm!" menyahut si nona.
"Berulang- ulang aku bantu kau, beberapa kali aku
telah tolong kau, toh kau tetap bermuka besi dan
berhati besi juga! Kau orang kangouw, tetapi kau tidak
kenal persahabatan! Tek Hui, apa kau tidak ingat
tanda mata yang kau berikan padaku?"
"Apa?" Tek Hui membentak, dengan mata melotot.
"Apa kau bilang?"
"Aku maksudkan kim-jie-ie," kata Po Go sembari
bersenyum. "Barang itu ada padaku sekarang, selama
kau tidak bisa ambil itu kembali, kau tidak bisa
menyangkal bahwa kau telah memberikan tanda mata
pertunangan."
Tek Hui begitu gusar hingga ia angkat pedangnya.
Tetapi Po Go tepuk-tepuk dada, berdiri dengan tegak.
"Jangan kau gertak aku dengan pedang!" ia kata,
secara menantang. "Aku tahu kau gagah, tetapi akuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 387
Pdf Maker : Oz
tidak takut, aku hanya masih tidak ingin gunai piauw
akan hajar kau!"
Tek Hui menjadi lemah dengan medadakan, ia
menghela napas.
"Jangan kau galak tidak keruan," ia kata. "Asal kau
bisa bantu aku mencari Siauw Hong, hatiku tentu
menjadi tetap. Kau tahu, pamanmu inginkan kau
pulang ke kota, maka pergilah kau pulang."
Masih saja Po Go unjuk sikap menantang, malah
mengejek.
"Mencari Siauw Hong gampang," ia kata sambil
bersenyum tawar, "cuma Siauw Hong yang masih
hidup sudah tidak ada, ada juga yang telah meninggal
dunia, malah mayatnya sekarang..................."
Tapi ini telah cukup membikin Tek Hui terperanjat.
"Apa? Siauw Hong telah menutup mata?" ia
berseru.
Kalau mata orang mendelik, adalah si nona Louw
bersenyum dingin.
"Tadi malam dia mau buang diri ke kali, tetapi
batal," kata Po Go. "Aku dapat lihat dia, aku ketahui
niatannya itu, tetapi aku tidak mencegah atau
menolongi dia, hanya dari jauh-jauh aku hajar dia
dengan sebatang piauw."
Tek Hui kaget hingga kembali ia angkat pedangnya.
"Apakah itu benar?" ia tegaskan.
"Kenapa tidak benar?" sahut Po Go, tetapi sambil
bersenyum. "Apakah yang aku mesti takuti? Maka ituSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 388
Pdf Maker : Oz
sekarang aku girang dan puas! Sudah sekian lama aku
berdiam di sini, oleh karena aku merasa lapar, aku
mampir kemari akan dahar mie. Sehabisnya dahar,
aku hendak kembali ke Lo-thian-sie, akan antar
pulang pada budak perempuan itu, karena ia pun telah
ditolong oleh aku."
Dalam kemurkaannya itu, Tek Hui masih sangsikan
keterangan orang itu.
"Di mana mayat dari Siauw Hong sekarang?" ia
tanya.
Po Go menunjuk ke kali.
"Di sana, di dalam air," ia menyahut dengan
pendek. "Pergilah kau cari sendiri, aku tidak punya
banyak tempo akan bantu kau pergi mencari! Jikalau
kau tidak puas dan penasaran, kau boleh dakwa aku
pada pembesar negeri, aku nanti tanggung jawab!
Atau kau pergi ke Keng Bun Piauw Tiam, ke rumahnya
pamanku Louw Thian Hiong, di sana pedangmu aku
nanti tangkis dengan pedang, golokmu aku akan
sambut dengan golok juga! Jikalau aku gunai piauw,
aku bukannya satu jago wanita!"
Tek Hui darahnya meluap hingga pedangnya sudah
lantas dikasih bekerja.
Tapi Po Go tidak diam saja, sebat luar biasa ia
hunus goloknya dengan apa ia tangkis bacokan itu,
hingga kedua senjata jadi terbitkan suara nyaring.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 389
Pdf Maker : Oz
"Lekas bilang! Siauw Hong benar mati atau tidak?"
Tek Hui tanya pula, pedangnya mengancam dada
orang.
Kejadian itu bikin kaget tuan rumah, yang lari
keluar, begitu pun isterinya. Si nona kaget sampai ia
tercengang.
Po Go terus bersenyum, dengan goloknya ia
sampok pedangnya Tek Hui, hingga kembali terdengar
suara nyaring.
"Di sini kita bertempur, melulu untuk orang tonton
dan tertawakan!" ia kata. "Jikalau kau benar punya
kepandaian, apa kau berani ikut aku?"
Dalam murkanya, Tek Hui segera menyusul.
Kedua kakinya Po Go kecil, akan tetapi ia bisa lari
cepat, kedua kakinya itu sebagai juga tak
mengenakan tanah, tubuhnya sebagai juga tertiup
angin. Sembari lari, setiap kali menoleh ia bulang
balingkan goloknya secara menantang. Ia pun
tertampak bersenyum sindir.
Tek Hui memburu dengan hati-hati, karena ia
kuatirkan piauw orang yang liehay.
Po Go lari sampai mendekati Lo-thian-sie.
"Mari, mari!" menantang si nona. "Mari, jikalau kau
punya kepandaian!"
Tapi justeru karena tantangan itu, Tek Hui
mendadakan berhenti beriari.
"Aku tak boleh kasih diriku kena ditipu," demikian
ia pikir. "Po Go kata, ia telah hajar Siauw Hong denganSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 390
Pdf Maker : Oz
piauw, siapa bisa percaya itu? Ucapannya selamanya
tidak boleh dipercaya, dia tentu mendusta untuk bikin
aku bingung dan gusar. Ia gagah, kalau ia hendak
binasakan Siauw Hong, kenapa ia mesti tunggu
sampai tadi malam? Hal ini pun aneh! Apa benar di
sini sang kebenaran mainkan peranan? Kita sama
sama keluar dari kota, mustahil justeru dialah yang
ketemu paling dulu sama Siauw Hong? Ia
membohong, akulah yang tolol. Aku pun malu mesti
layani seorang perempuan, dan aku tidak boleh kasih
diriku terpedaya."
Selagi Tek Hui bersangsi, Po Go sudah lenyap dari
pemandangan, maka itu adalah kebetulan, si anak
muda tidak usah mengejar terlebih jauh.
"Celaka betul, aku tidak bisa cari Siauw Hong," pikir
Tek Hui kemudian dengan masgul. "Apa aku mesti
mencari balas terhadap Po Go? Nampaknya tidak!
Dasar aku sendiri yang bernasib buruk. Jikalau tidak
ada aku, sampai sekarang Siauw Hong tentu hidup
senang di rumahnya Han Kim Kong dan Louw Po Go
niscaya masih di rumahnya di Thio-kee-kauw. Jikalau
tidak ada aku, suhu juga tidak akan dapatkan perkara
yang hebat. Apa aku mesti bunuh diri saja? Tidak!
Sekarang paling benar aku pergi ke kota akan
serahkan diri, buat gantikan jiwanya Han Kim Kong,
supaya aku bisa tolong suhu keluar dari penjara. Ya,
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menolong guruku adalah paling penting, aku tidakSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 391
Pdf Maker : Oz
boleh antap ia mengeram dalam pernjara melulu
karena aku." ***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 392
Pdf Maker : Oz
XIV
Hanya Tek Hui menjadi tawar, pikirannya kusut
benar, maka ia menuju ke kota dengan tak takut apa
juga, pedang terhunus tetap tercekal di tangannya. la
tidak mau menyingkir dari siapa juga. la ikuti aliran
sungai akan masuk ke Say-tit-mui.
Sesampainya di Kwan-siang, ia cari rumah makan,
karena ia tidak tahan laparnya. Lekas sekali ia sudah
mulai tangsel perut, sebagai gantinya air minum ia
tenggak arak. Dari sini, buat pergi ke kota ia sewa
sebuah kereta.
Ia cari tahu tempatnya Ouw Gie-su, yang dikenal
sebagai Gie-su, karena kewajibannya adalah menjaga
keamanan di sekitar lima pintu kota luar dari kota
raja. Karena kekuasaannya yang besar, semua orang
kenal atau ketahui Gie-su ini. Maka tukang kereta pun
bisa bawa ia langsung ke kantornya Gie-su itu.
Seturunnya dari kereta dan setelah membayar
sewa, dengan tenteng pedangnya Tek Hui bertindak
ke muka kantor, akan lancang masuk. Tidak heran
kalau dari Pan-pong memburu keluar dua koanjin akan
menghalanginya.
"He, kau hendak bikin apa? Kenapa kau bawa-bawa
senjata terhunus?" demikian suara teguran.
"Aku datang untuk serahkan diri," Tek Hui jawab
dengan alis mengkerut. "Aku telah membunuh orang."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 393
Pdf Maker : Oz
Dua hamba itu segera bertindak, yang satu maju
akan cekal orang punya kedua tangan, yang satunya
lari akan ambil tambang belengguan.
Tek Hui tahu, bahwa orang hendak ringkus ia, ia
tidak mau melawan, karena ia tahu juga setelah itu ia
akan dihadapkan pada pembesar negeri. Ia akan
diperiksa dan dihukum, hingga kesudahannya gurunya
Pheng Jie, akan dapat kebebasan Ia ridlah akan
dipenggal batang lehernya, akan gantinya gurunya. Ia
tidak bisa lupai Siauw Hong, tetapi ia bisa keraskan
hati.
Cepat sekali, hamba yang ambil tambang telah
kembali.
"Eh, apa kau hendak bikin?" mendadak terdengar
satu suara dari dalam gedung.
Apabila Tek Hui menoleh, ia tampak munculnya
seorang dengan muka kuning jahe, yang dari sikapnya
rupanya adalah kepala opas.
"Orang ini serahkan diri, katanya ia telah lakukan
pembunuhan," jawab dua koanjin itu.
"Dan kau percaya dia?" kata kepala itu. "Dia ini
adalah orang dari piauw-tiam di Cian-mui Toa-kay,
otaknya kurang beres, ia seperti orang gila, ia suka
pukul orang, sebagaimana ia pun suka terima pukulan!
Mana dia bisa bunuh orang? Kalau kau hadapkan dia
pada tayjin, nanti di depannya dia ngaco belo! Apa
dengan begitu kau tidak akan bikin tayjin menjadiSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 394
Pdf Maker : Oz
gusar? Seorang gila hendak dilayani, apa begini
kerjaan kau?"
Habis kata begitu, dengan tangannya kepala ini
dorong tubuhnya Tek Hui.
"Cukup, silahkan pergi!" ia kata. "Kenapa kau
hendak main-main sama kami? Apa kau sudah dahar?
Kalau sudah, hayo pergi pulang! Begini besar, tetapi
otak tidak beres! Pantas tidak ada orang mau
nikahkan gadisnya padamu!"
Tek Hui menjadi bingung.
"Aku bukannya sedang memain," ia kata. "Aku
datang untuk talangi guruku!"
"Gurumu sudah pergi ke Tanah Barat akan ambil
kitab suci!" kata si kepala opas. "Hayo pergi, kau Tie
Pat Kay!"
Lantas ia mendorong, ia menarik, juga ia
menggebuk.
Tek Hui tidak berani bikin perlawanan, ia tidak
berani balas menyerang, begitulah ia kena didorong
jauh dari kantor, tetapi si kepala opas masih terus
tarik ia, sampai mereka berada di tempat di mana
tidak ada orang lain.
"Eh, kau bikin apa?" kata kepala opas ini pada anak
muda kita. "Apa dengan caramu ini kau bisa tolong
guru kau? Apa artinya kebinasaan Han Kim Kong?
Mustahil jiwanya sampai mesti ditukar dengan jiwanya
gurumu dan kau berdua? Lekas kau pergi! Isterimu
Louw Po Go dan Ceekong kau Louw Thian Hiong,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 395
Pdf Maker : Oz
sekarang ada di Keng-bu Piauw-tiam sedang
menunggu kau! Bukannya kau pergi pada sanakmu,
kau sebaliknya datang bikin kacau di sini, kau benar
bikin orang menjadi gusar!"
Kepala opas itu mengawasi, ia tertawa lantas ia
ngeloyor
pergi.
Tek Hui berdiri melongo, tangannya masih
menyekal pedang. Ia jadi bingung sekali, sedang
kepala polisi itu ia tidak kenal. Kenapa orang tolak ia?
"Inilah heran," ia pikir lebih jauh. "Kenapa sekarang
aku mesti pergi?"
Akhirnya ia masuk dalam sebuah rumah makan, ia
sebenarnya tidak niat minum, tetapi ia paksa tenggak
arak, sampai beberapa cawan, tetapi arak itu tidak
bikin ia pusing. Ia masih saja bingung.
Tiba-tiba pedang yang digeletaki di samping,
bercahaya berkeredepan. Melihat itu, mendadak ia
ingat ucapannya Po Go tadi di warung nasi di dalam
kampung.
"Apa benar Po Go sudah hajar Siauw Hong dengan
piauw, sampai mati? Dia tentu menjusta! Kenapa
Louw Thian Hiong pun cari aku, akan tanyakan Siauw
Hong? Kenapa Thian Hiong mau berjanji akan cari si
nona? Apa lenyapnya Siauw Hong bukan karena
bisanya mereka ini paman dan keponakan, yang
sedang main gila terhadap aku? Kenapa si kepala opas
suruh aku pergi ke Keng-bu Piauw-tiam, di manaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 396
Pdf Maker : Oz
katanya Po Go dan Thian Hiong sedang nantikan aku?
Ya, terang aku dipandang sebagai si tolol, yang boleh
dipermainkan! Aku mesti cari mereka, atau mereka
akan tertawakan aku!"
Habis memikir begitu, Tek Hui berbangkit. Ia rogoh
sakunya akan keluarkan uang untuk membayar
harganya arak, kemudian sambil jumput pedangnya ia
bertindak keluar.
Cuaca waktu itu adalah cuaca lohor, sudah
mendekati sore, Tek Hui tidak merasakan itu, sampai
di sana-sini orang telah nyalahkan lentera atau lampu,
maka sebentar kemudian jalan jalan besar menjadi
terang. Rembulan bercahaya guram, tetapi banyak
kereta mundar-mandir, banyak orang berlalu lintas.
Di It Hu Cun, api dipasang terang-terang, tetamu
ada banyak, rupanya keonaran yang diterbitkan oleh
Han Kim Kong atau Pheng Jie tidak mempengaruhi
orang banyak. Hanya, sekian banyak tindak dari situ,
Hoat-wan Piauw-tiam adalah sunyi senyap, pintunya
ditutup rapat, di situ tak kelihatan barang satu orang.
Nyatalah pamor Tong Kim Houw sudah jatuh,
perusahaannya rubuh.
"Aku mesti bikin bangun piauw-tiam ini!" pikir Tek
Hui dalam kemurkaannya.
Tapi pikiran ini hanya lewat sekejap. Di saat lain,
pemuda itu menjadi lesu pula. Ia insyaf kesukarannya,
pikirannya bimbang. Ia jalan mundar-mandir, ia
berada di tempat di mana sinar lentera tidak sampai.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 397
Pdf Maker : Oz
Mendadak dari sebelah depan kelihatan orang
mendatangi. Lekas-lekas Tek Hui sembunyikan
pedangnya di punggungnya.
"Apakah kau cari orang dari piauw-tiam ini?"
menegur orang tak dikenal itu. "Piauw-tiam ini
ditutup, orangnya tidak ada semua."
Tek Hui goyang kepala, tetapi ia lantas berpikir.
"Apakah ini Keng-bu Piauw-tiam?" ia balik
menanya.
"Bukan, kau salah!" sahut orang itu. "Ini Hoat-wan
Piauw- tiam, Keng-bu Piauw-tiam ada di sana jalan ke
selatan, di Lee-hie Ho-tong." Tangannya menunjuk.
"Jalan saja terus ke selatan, lalu mengkol ke timur.
Piauw-tiam itu adalah yang pintunya besar, yang
adanya di sebelah utara!"
"Terima kasih," kata Tek Hui sambil memberi
hormat, kemudian ia bertindak ke arah selatan.
Di tengah jalan, Tek Hui merandek sebentaran.
Tiba-tiba ia dapat suatu pikiran.
"Buat apa aku pergi pada mereka? Mereka tentu
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak mau omong dengan sebenarnya! Lagipula Po Go
juga tentu akan main gila dengan aku. Apa aku bisa
bikin terhadap ia? Baik aku tunggu sampai sebentar
tengah malam, baru aku pergi ke piauw tiam mereka,
akan cari tahu sepak-terjang mereka itu. Aku harap
aku nanti berhasil mendapat keterangan perihal Siauw
Hong, ia benar binasa di tangannya Po Go atau
bagaimana. Apabila benar Siauw Hong sudah binasa,SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 398
Pdf Maker : Oz
aku mesti bunuh perempuan she Louw itu! Dan
apabila Po Go hanya pedayakan aku, selanjutnya aku
tidak mau perdulikan lagi padanya, aku nanti pergi
cari Siauw Hong, ke mana juga."
Maka ia lantas saja mundar-mandir di jalan-jalan
besar, sampai kereta dan orang banyak sedikit dengan
sedikit menjadi kurangan, sampai juga It-hu-cun
punya api telah dibikin padam. Sekarang ia mulai
merasa lapar lagi.
Ia lihat tukang tauwhu tua, ia sangsi akan
menghampirkan karena ia kuatir ada yang kenalkan
ia, tetapi jikalau ia tidak pergi, perutnya menitah ia,
mulutnya kemak-kemik sendirinya. Maka akhirnya, ia
mendekati dengan bertindak pelahan-lahan.
Pelitanya si tukang tauwhu bercahaya guram,
sembari mendekati Tek Hui awasi si tukang tauwhu,
yang nyata ada orang yang ia tidak kenal, dari itu ia
lekas menghampirkan akan minta satu mangkok.
Itu adalah masakan tauwhu yang lengkap
bumbunya, hingga ia jadi ingat loo-tauwhu buatannya
Siang Kiu, itu orang tua yang baik budi, yang mati
secara kecewa dan mengenaskan. Dan sekarang
Siauw Hong pun bernasib malang, entah di mana
adanya, entah bagaimana dengan jiwanya.
"Han Kim Kong binasa di tangan guruku, hingga
untuk Siang Kiu ini, untuk gadisnya, aku belum
lakukan suatu apa," Tek Hui ngelamun. "Malah
sekarang aku bikin Siauw Hong lenyap. Benar-benarSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 399
Pdf Maker : Oz
aku tolol, tak punya guna! Ini semua tentu permainan
gila dari Po Go dan pamannya, aku mesti cari mereka,
aku tidak bisa mengasih ampun!"
Tek Hui dahar habis tiga mangkok, habis itu ia
membayar uangnya dan berlalu dengan pedangnya. Ia
masuk ke Lee-hie Hoo-tong. Ia tidak usah jalan jauh
akan sampai di depan rumah, yang duduknya di
sebelah utara jalanan, yang pintunya besar, tetapi
mereka tidak ada, daun pintunya tertutup rapat.
Hanya di tembok yang putih ada tulisan huruf hitam
dan besar, yang di antara sinar guram dari si Puteri
Malam, masih bisa dilihat juga. Tapi Tek Hui cuma
kenalkan huruf 'piauw'.
"Inilah tentu piauw-tiam yang aku cari," ia ambil
kepastian.
Maka ia terus enjot tubuhnya akan mencelat naik
ke atas tembok, dari mana ia memandang ke dalam
pekarangan yang lebar, hanya rumahnya semua kate
wuwungannya.
Meski di dalam rumah tidak kelihatan cahaya api,
toh di ruangan luar ia lihat beberapa orang tidur
malang-melintang, rupanya mereka hamba-hamba
piauw-tiam. Di antara mereka ini ada yang belum
pulas, hanya mereka sedang awasi si Puteri Malam.
"Lihat, Gu Long dan Cit Lie akan lekas juga sampai
di Thian Hoo!" kata satu di antaranya dengan jenaka.
Tek Hui tidak perhatikan mereka itu, ia loncat turun
di tempat yang sepi. Ia merasa syukur yang orangSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 400
Pdf Maker : Oz
tidak lihat dia. Ia hanya pikirkan cara bagaimana ia
bisa bekerja dengan leluasa, jikalau mereka itu lama
lama tak mau tidur.
Di bagian belakang, rumah lebih tinggi daripada di
sebelah depan.
Menduga bahwa Louw Thian Hiong tinggal di rumah
tersebut, Tek Hui menuju ke situ. Ia loncat naik ke
rumah samping, baru ia pergi ke rumah yang lebih
besar itu. Ia sampai di sebelah belakang dengan tidak
usah ganggu orang yang berkumpul di depan itu.
Di sini, di dalam pekarangan, ada banyak pohon
bunga dan tetanaman lain, tetapi hawa udara malam
itu mengkedus.
Di bawah tarap kain tebal, atas kursi malas, rebah
seorang lelaki dengan tubuh gemuk, ia mirip dengan
satu 'toa-looya'. Ia adalah Louw Thian Hiong. Di
sampingnya ada sebuah meja kecil yang bundar di
atas mana ada tehkoan thee dan cawannya, ada cui
hun juga. Di sebuah bangku duduk seorang
perempuan, rupanya dia adalah nyonya Louw Thian
Hiong.
Satu budak perempuan muncul seduh thee.
Dengan sebuah kipas, Louw Thian Hiong kipasi
tubuhnya. Beberapa kali ia kelihatan menghela napas.
Ia bicara sama isterinya dengan pelahan, hingga Tek
Hui tidak dapat dengar apa yang orang omongkan.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 401
Pdf Maker : Oz
Tek Hui, yang umpatkan diri, terus mendekam di
atas genteng. Ia terus pasang mata dan pasang
kuping.
"Baiklah kau keluar, akan berangin di sini," akhir
akhirnya terdengar suaranya Louw Thian Hiong, yang
bicara sambil menoleh ke dalam rumah. "Hawa di sini
tidak terlalu panas. Di sini pun tidak ada orang lain. Di
dalam kau tidak bisa tidur, kau nangis saja, nanti
matamu rusak. Ah, anak, kenapa kau tidak dengar
kata? Kau bikin aku turut menjadi ibuk tidak keruan.
Baiklah, besok kau pulang ke Thio-kee-kauw, atau
suruh ayahmu datang menyambut kau!"
Kalau Thian Hiong nampaknya berduka, adalah
isterinya bisa bersenyum.
"Anak yang baik, kau dengar aku, marilah keluar
akan berangin di sini!" demikian nyonya ini. "Atau aku
nanti suruh Pui-ma bereskan pembaringan kau, untuk
kau tidur saja. Kenapa mesti sekap diri di dalam,
selagi hawa udara begini panas? Nanti kewarasan kau
terganggu. Anak, kau dengar perkataannya paman
dan aku ini."
Dari dalam tidak ada suara yang menyahuti.
"Po Go!" akhirnya terdengar Thian Hiong, "jikalau
tetap kau bawa adatmu ini, kau bukannya anak dari
keluarga Louw kita! Anak kita, sekali pun perempuan
mesti sama dengan anak lelaki, gesit dan gagah.
Sekali pun golok mengancam dadanya, ia tak akan
meramkan mata! Kau toh bukannya tidak punyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 402
Pdf Maker : Oz
pengalaman? Kenapa kau tidak bisa keraskan hatimu?
Tek Hui, itu bocah, pada akhirnya tidak akan lolos dari
tangan kita! Tadi pun Thio Tauw-jie dari kantor Gie-su
telah kabarkan aku, bagaimana Tek Hui telah datang
ke kantor, guna serahkan diri, tetapi ia bisa diusir
pergi dengan akal! Kelakuannya itu jenaka. Aku
percaya, Tek Hui akan datang kemari, akan mohon
bantuan kita, sebab jikalau ia tidak datang, untuk
seumur hidupnya ia tak akan mampu cari gundiknya
Han Kim Kong!"
Di tempatnya sembunyi, Tek Hui terperanjat.
"Jadinya Siauw Hong belum mati?" pikir ia.
Dalam dirinya sekarang ada rasa kegirangan,
hingga ia memikir akan loncat turun akan minta
keterangan pada Louw Thian Hiong.
Justeru waktu itu dari dalam kelihatan keluar dua
orang, satu antaranya sambil membawa lentera.
Itulah Po Go, bersama bujang perempuan, siapa
rupanya adalah Pui-ma.
Beda daripada hari-hari biasa, sekarang ini Po Go
lesu dan lemah, ia sedang menangis.
"Siapa juga tak usah perdulikan aku!" katanya,
sambil banting-banting kaki. "Aku pun tidak mau
pulang ke Thio-kee-kauw! Aku tidak sangka, bahwa
perhubungan mereka telah sedemikian rapat."
Louw Thian Hiong berbangkit, ia goyang-goyang
kipasnya.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 403
Pdf Maker : Oz
"Jangan menyesal, Po Go, jangan kau sesalkan
aku," ia bilang. "Aku juga tidak tahu, bahwa ia sudah
punya perhubungan sama gundiknya Han Kim Kong."
"Aku ingin satu kali dapat lihat gundik itu," nyonya
Louw turut bicara, "Ia sebenarnya siluman macam
apa, hingga ia bisa bikin rusak orang punya jodoh?"
"Kau pun jangan sesalkan orang lain," Thian Hiong
kata pada isterinya. "Ia memang perempuan yang
hatinya gampang berubah. Tentang Lauw Tek Hui,
baru tadi pagi di Lo-thian-sie aku bisa omong banyak
padanya, karena aku percaya ia bisa serahkan diri
pada pembesar negeri, siang-siang aku telah pesan
Thio Tauw-jie di Gie-su Gee-mui akan tolak padanya
apabila ia datang, supaya ia bisa dibohongi. Benar
saja, ia telah datang ke kantor Gie-su, di mana Thio
Tauw-jie bisa akali dia, sedang Thio Tauw-jie sendiri
terus mengasih kisikan padaku. Aku percaya betul,
kalau bukan malam ini, lain hari Tek Hui akan datang
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kemari. Aku percaya, tidak usah tunggu sampai
datangnya Toa-too Ong, ia akan mendahului datang
kemari akan minta pertolongan kita."
Tek Hui heran akan dengar disebutnya nama Toa
too Ong.
"Siapa dia? Dia orang macam apa? Apa perlunya
dia datang ke Pak-khia?" demikian ia tanya. "Apa
boleh jadi ia datang melulu untuk cari aku?"
Tek Hui tidak sempat berpikir terus, ia lantas
dengar suaranya Po Go.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 404
Pdf Maker : Oz
"Aku ingin bunuh Siauw Hong saja!" demikian
suaranya si nona. "Buat apa dia dikasih tinggal hidup?
Kalau aku sudah bunuh dia, Lauw Tek Hui tentu akan
datang cari aku, maka waktu itu aku pun akan bunuh
Tek Hui."
"Jangan, kau jangan lakukan itu!" Thian Hiong
mencegah, tangannya digoyang-goyangkan. "Kita
harus bersabar dan memikir dengan tenang. Kalau ini
ada kejadian pada dua puluh tahun yang lalu, tak
nanti aku ijinkan orang hinakan keponakan
perempuanku. Sekarang lain, baik kau sabar, aku
tunggu sampai Tek Hui datang kemari."
Mendengar sampai di situ, Tek Hui menjadi habis
sabar, ia lantas berbangkit.
Pui-ma kebenaran angkat kepalanya, ketika ia lihat
ada orang di atas genteng.
"Ada orang! Ada orang, di atas genteng!" ia
menjerit-jerit.
"Hus, jangan berisik!" mencegah Thian Hiong. "Di
luar ada banyak orang."
Nyonya Louw pun kaget, ia ketakutan.
Po Go belum melihat nyata, tetapi ia sambar
cangkir dengan apa ia menimpuk ke atas, sebagai
juga cangkir itu adalah piauw.
Tek Hui lihat datangnya senjata ke arah mukanya,
ia lekas ulur tangannya akan sambuti itu, tetapi
hampir berbareng dengan itu, nona Louw sudah
mencelat naik, tangannya diayun. Hanya, kapan siSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 405
Pdf Maker : Oz
nona kenali orang di atas genteng itu, tangannya
segera ditarik pulang.
"Oh, kau?" ia kata, secara menghina. "Tidak apa
yang kau curi dengar pembicaraan kami. Aku kasih
tahu pada kau, Siauw Hong masih hidup, tetapi malam
ini aku hendak bunuh dia! Aku punya kepandaian akan
bunuh perempuan itu, maka jikalau kau punya
kepandaian juga, kau boleh coba tolongi dia!"
"Jangan, kau jangan lakukan itu," Tek Hui kata.
"Kau tahu ia sudah cukup bersengsara. Aku pun
bukannya tidak bisa tidak nikah ia, tetapi dalam
urusan kita ini, kita harus omong dengan jelas."
"Apa yang kau hendak omong?" tanya Po Go,
dengan mata mendelik. "Hayo, kau boleh bilang itu
sekarang!"
Dengan ulur tangannya, nona Louw dorong si anak
muda, dengan maksud suruh dia loncat turun, tetapi
tubuhnya Lauw Tek Hui tidak bergeming, tubuh itu
berdiri tegak di tempatnya berdiri.
Ketika itu, di bawah Thian Hiong sudah suruh
isterinya masuk, katanya tidak apa-apa, kemudian ia
menggape-gape ke atas genteng.
"Tek Hui, aku memang telah duga kau akan
datang!" ia berkata. "Tek Hui, aku memang sedang
tunggui kau! Silahkan kau turun! Jangan kau omong
keras-keras, nanti orang-orang di depan mendusin
dan mereka akan datang menggerecok. Mari turun,
mari kita bicara secara baik-baik. Kau seorangSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 406
Pdf Maker : Oz
kangouw, kau adalah saudaraku, marilah! Di sini aku
sedia air thee, mari kita minum!"
Tek Hui seperti sedang pikir apa-apa, ia diam saja,
sampai Po Go tolak pula tubuhnya.
"Kau turunlah, dan bicara sama pamanku!" kata
nona ini. "Takut apa? Kita tidak atur tentara bay-hok!"
Masih saja Tek Hui bersangsi, tapi setelah berpikir
pula sekian lama, baru ia loncat turun.
Po Go menyusul dengan lantas.
Di atas meja, Tek Hui letaki cangkir yang tadi ia
sambuti, dengan pedangnya ia tidak lepas ia kasih
hormat pada Louw Thian Hiong.
"Silahkan duduk, di kursi ini," Thian Hiong
mengundang. "Apa kau baik? Jangan seejie, kita
adalah sahabat satu pada lain. Kendati juga bukan
sahabat, kalau ada orang kunjungi aku, aku girang
sekali. Ini keponakanku, kau sudah kenal satu sama
lain. Silahkan duduk! Apa kau gerah? Di sini ada kipas,
kau boleh pakai."
Ia pun lekas tuangi thee.
Po Go nampaknya likat, ia berdiri diam di samping
pamannya.
Tek Hui duduk di kursi, pedangnya tidak diletaki. Ia
menghela napas.
"Aku datang tengah malam, inilah tidak pantas," ia
kata kemudian. "Tapi aku punya urusan yang hendak
dibicarakan sama kau."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 407
Pdf Maker : Oz
"Silahkan bicara, Tek Hui, aku bersedia akan
mendengari, sekali pun yang tak sedap bagi telinga,"
kata tuan rumah. "Jangan lupa, kita adalah orang
orang sendiri."
"Aku tidak sanggup lawan kau, aku tolol," Tek Hui
kata.
"Kau justeru piauwsu istimewa bagi Pak-khia,
hiantit," Thian Hiong memuji.
"Dalam hal pengalaman, kau memang masih
kekurangan, tetapi untuk kegagahan, seorang diri kau
sanggup layani semua piauwsu dari Thian-tay Piauw
tiam, di Ma Put-cu Nia kau tempur Poan-koan-pit!
Seorang diri kau sudah antar piauw ke Thio-kee
kauw! Jikalau kau bilang kau tolol, kau terlalu
merendahkan diri. Yang benar adalah kau terlalu jujur!
Coba kau tidak jujur, mana aku kesudian belajar kenal
sama kau? Mana aku hendak hormati padamu?"
Tek Hui angkat tangannya, untuk diulap-ulapkan.
"Mari kita bicara urusan kita," ia kata. "Kau harus
tahu, yang sekarang aku utamakan adalah urusan
guruku dan kedua baru urusan Siauw Hong."
"Pheng Jie itu, gurumu, ada sahabatku juga," Thian
Hiong kata. "Kau jangan kuatirkan perihal gurumu,
kendati ia berada dalam penjara! Andaikata Pheng Jie
sampai menderita di tempat tahanannya, percuma aku
telah berusaha dua puluh tahun lebih di sini. Di kantor
mana saja, aku bisa bicara, kalau tidak aku mesti
merasa malu!"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 408
Pdf Maker : Oz
"Bagaimana dengan Siauw Hong?" Tek Hui tanya.
"Apa benar ia sudah mati? Atau ia masih hidup? Kau
tahu di mana ia berada atau tidak?"
"Dibilang ia masih hidup, ia tapinya mirip dengan
sudah mati!" kata Po Go, yang nyeletuk dari samping.
"Dibilang kami tahu di mana adanya dia, tetapi kami
tidak mau mengasih tahu dan kau tak akan mampu
cari dia!"
Tek Hui gusar hingga ia berbangkit, tetapi Thian
Hiong segera samperi ia untuk menghalangi.
"Kau bicara sama aku, kau jangan perdulikan dia,"
ia kata. "Biar bagaimana ia tetap satu nona, seorang
perempuan. Dan kita adalah sahabat-sahabat orang
orang kangouw. Aku kasih tahu, kau boleh tenangkan
hati," ia tambahkan.
"Nona Siauw Hong itu belum mati, bukannya kami
yang sembunyikan dia, bukannya kami sengaja tak
hendak beritahukan di mana ia berada sekarang.
Hanya, Tek Hui, kau mesti jelaskan lagi sekali padaku
tentang pembicaraan kita tadi pagi di Lo-thian-sie.
Bukankah tadi kau telah berjanji, bahwa kalau Siauw
Hong dapat diketemukan, kau akan minta
keponakanku sebagai isterimu? Kau aku atau tidak
janjimu itu?"
"Tentu saja aku akui!" sahut Tek Hui.
"Bagus kalau begitu!" kata Thian Hiong. "Sekarang
aku hendak tanya lagi, kapan kau hendak rayakanSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 409
Pdf Maker : Oz
pernikahanmu dan kapan kau hendak ketemui Siauw
Hong?"
"Sekarang juga aku mau ketemui Siauw Hong."
"Andaikata kau ketemu Siauw Hong, lantas kau
sangkal janjimu? Bagaimana?"
"Apa seorang yang langgar janji ada satu
enghiong? Aku bukannya orang macam demikian!
Sebenarnya, sesudah tahu Siauw Hong belum mati,
tidak terlalu sukar untuk aku cari dia!"
"Tek Hui, jangan kau ngebul!" Po Go membentak.
"Boleh jadi gampang untuk kau cari dia, tetapi kau
mesti mengerti, di saat kau dapat cari dia, golokku
pasti akan mendahului kau membikin ia menjadi dua
potong! Kau akan cuma ketemui ia yang sudah mati,
tidak ia yang masih hidup!"
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sebenarnya ia bermusuh apakah dengan kau?"
tanya Tek Hui, sambil bersenyum ewah.
"Ia bukanlah musuhku, kami tak bermusuhan
sedikit juga!" sahut nona hitam manis itu. "Tetapi aku
mendongkol - kemendongkolan yang hampir bikin aku
mati! Kenapakah dia - satu gundik orang - bikin kau
sampai tergila-gila sebagai sekarang? Aku......" Dan ia
menangis. "Dan kau telah bertunangan sama aku. Aku
pernah tolongi dia, beberapa kali aku telah tolong kau
sendiri, tetapi terhadap aku, kau tak punya perasaan
sedikit jua!"
Tek Hui menjublek.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 410
Pdf Maker : Oz
"Aku punya satu jalan," Thian Hiong menyelak pula.
"Kita atur begini saja, di saat kau terima Po Go
sebagai bakal isterimu, di saat itu juga kau ketemu
sama Siauw Hong."
Bukan main mendongkolnya Tek Hui. Ia tahu
terang, bahwa ia sedang dipermainkan oleh orang she
Louw ini, yang telah berkonco sama keponakannya,
akan pedayakan dan desak ia. Terang Siauw Hong
telah diculik dan disembunyikan oleh mereka ini,
untuk paksa dia.
"Inilah hebat! Orang telah perhinakan aku! Entah di
mana adanya Siauw Hong. Entah bagaimana hebat ia
menderita."
Hampir Tek Hui tidak sanggup kendalikan diri lagi
dan serang Thian Hiong, akan bikin mampus padanya.
Keras niatannya akan bunuh Po Go juga.
"Tidak, sekarang belum waktunya buat berlaku
nekat- nekatan," kemudian ia bisa berpikir tenang.
"Kalau mereka bunuh Siauw Hong, jangan kata
menolongi, tahu pun aku tidak. Kasihan kalau Siauw
Hong sampai terbinasa secara demikian. Rupanya kita
benar-benar tidak berjodoh."
Hampir Tek Hui kucurkan air mata, bahna jengkel.
"Baiklah!" kata ia kemudian. "Sekarang carilah
Siauw Hong, kasihlah ia bertemu sama aku, nanti aku
lamar keponakanmu!"
Mendengar begitu, Po Go putar tubuhnya, entah
malu, entah sangat girang.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 411
Pdf Maker : Oz
"Jangan terlalu terburu, anak muda," kata Thian
Hiong, yang sabar luar biasa. Ia suruh Pui-ma tuang
thee. "Tek Hui, minum dulu. Aku kira aku boleh
panggil kau sun-say. Aku ingin terangkan pada kau,
dalam hal ini bukannya kami hendak paksa kau,
hanya. Tapi sudah cukup rasanya, kita baik jangan
ulur-ulur lebih jauh. Melainkan aku harap, sesudah
kita menjadi sanak, kau berdua nanti hidup rukun dan
manis sampai di hari tua! Untuk pernikahan, kita
harus siap sedia, segala apa mesti serba baru, kita
tidak boleh sembarangan saja, nanti orang tak
pandang mata pada kita! Tentang engkoku, umpama
kata ia tidak bisa datang sendiri dari Thio-kee-kauw,
tetapi ensoku tentu bisa wakilkan ia. Ia pasti tidak bisa
tidak sembarangan menikahkan anaknya perempuan
yang cuma satu-satunya. Kami dua saudara sudah
lama berusaha piauw, sahabat kami sangat banyak,
kita mesti pegang derajad, dari itu kita mesti bikin
pesta besar, kita mesti undang banyak orang, agar
mereka semua orang tahu tentang perikatan jodoh
yang sah ini. Untuk kau, cara besar- besaran ini pun
ada baiknya, karena kau boleh sekalian berkenalan
sama banyak orang."
Tek Hui mendelong, ia menghela napas.
"Guruku masih mendekam dalam penjara dan aku
menikah!" ia kata.
"Kenapa kau bilang demikian?" tanya Thian hiong,
yang merasa tidak puas. "Gurumu toh cuma ajar silatSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 412
Pdf Maker : Oz
pada kau, bukannya ia mesti kuasai kau seumur
hidup? Kau toh tahu, kalau sudah besar, anak lelaki
dan perempuan, mesti menikah. Pun pernikahan
adalah perkara baik, di dalam penjara kalau ia dengar
ini, Pheng Jie tentu bergirang."
"Tetapi guruku suruh aku menikah sama Siauw
Hong, sekarang aku mesti nikah orang lain."
"Kau terlalu kukuh, Tek Hui. Nikah siapa toh sama
saja? Mustahil guru kau mesti pengaruhkan kau juga
dalam urusan pernikahanmu? Aku kenal guru kau,
juga adatnya. Ia tidak menikah seumur hidupnya,
sebabnya ialah ia tidak pernah ketemu sama seorang
perempuan gagah. Perempuan gagah adalah orang
yang ia paling kagumi. Percaya aku, apabila ia dengar
kau menikah, dan menikahnya sama gadisnya Louw
Thian hiap, ia punya sahabat baik, ia pasti akan
bergirang!"
Tek Hui tidak menjawab, ia diam saja.
Po Go menjadi tidak sabar, ia putar tubuhnya.
"Cukup, sudah cukup!" ia kata dengan sengit.
"Siokhu, buat apa capekan lidah lagi? Buat ia, selaksa
ucapan kau tidak sama dengan sepatah kata gurunya!
Tidak bisa lain, kita mesti cari putusan! Aku pun tidak
sudi menikah kalau karena ia terpaksa! Nah, Tek Hui,
mari kita ambil putusan! Kau berani atau tidak?"
"Berani apa?" Tek Hui jawab. "Ke mana kau hendak
pergi?"SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 413
Pdf Maker : Oz
"Ke gedung Gie-su! Bukan untuk bongkar penjara,
hanya untuk ketemu guru kau! Kita mesti tanya
putusan gurumu itu!"
"Aku setuju!" Tek Hui berikan jawabannya.
"Jangan, jangan!" Thian Hiong mencegah. "Itulah
berbahaya! Jangan kau bikin celaka pada Thio Tauw
jie!"
"Kalau sampai terbit onar, aku yang tanggung!"
kata Tek Hui, seraya tepuk dada. "Aku memang
menyesal tak mampu gantikan guruku."
Thian Hiong kedipi mata pada keponakannya, tetapi
Po Go tak ambil perduli, ia hanya lari ke dalam akan
rapikan pakaiannya, akan tukar sepatu dengan yang
lemas. Ia keluar pula dengan cepat.
"Tek Hui, hayo kita pergi!" ia mengajak. "Tidak
usah bawa- bawa pedangmu."
"Baik!" dan Tek Hui lempar pedangnya, sampai
pedang itu terbitkan suara nyaring, la menoleh pada
Thian Hiong. "Aku akan kembali," ia kasih tahu.
Sampai di situ, Tek Hui loncat naik ke atas genteng,
ke mana Po Go sudah mendahului ia, maka sekejap
mata, keduanya sudah menghilang di tempat gelap.
Thian Hiong menghela napas, ia rebahkan pula
dirinya di kursi malas, sambil mengipas.
Po Go sementara itu telah jalan di depan, di jalanan
ganggang yang gelap dan kecil, Tek Hui senantiasa
mengintil di belakangnya. Si nona agaknya kurang
kenal jalanan, beberapa kali ia merandek atauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 414
Pdf Maker : Oz
berhenti berlari, malah pun pernah ia cekal tangannya
Tek Hui dan tanya dengan pelahan, "Jalanan mana
kita mesti ambil?"
Selagi begitu, mereka berdiri berendeng dekat
sekali satu pada lain. Di rambutnya, ia pakai bunga
yang nyentang hidungnya Tek Hui. Tangannya
menyekal keras, hawanya tangan itu panas.
Tek Hui kenal jalanan, maka ia adalah seumpama
penunjuk.
Tidak lama mereka sampai di depan kantor Gie-su,
yang besar dan terang bagian depannya, penjaga
penjaganya bersenjatakan golok dan thie-cu, yang
meronda jalan mundar-mandir. Rupa-rupanya di
waktu begitu, Gie-su masih bekerja.
"Pergilah pulang," kata Tek Hui. "Tidak seharusnya
kau datang ke tempat macam ini."
Mereka sembunyi di tembok yang gelap.
"Tapi kau bikin aku mendongkol!" kata si nona.
"Kalau begitu, kau tunggu di sini, nanti aku sendiri
yang ketemui guruku," Tek Hui usulkan.
"Kenapa begitu? Tidak! Kita mesti pergi bersama
sama! Bagaimana kalau gurumu setuju, tetapi kau
justakan aku? Kita mesti menyaksikan sendiri!"
Tek Hui menghela napas, ia didesak. Buat ia, soal
menikah adalah soal lain, yang penting adalah ia bisa
melihat gurunya.
Po Go tidak mau kawan itu berdiam saja, ia lantas
menarik ke suatu gang kecil di samping gedung. ItuSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 415
Pdf Maker : Oz
adalah suatu gang buntu, yang ada pintunya, tetapi
pintu itu terkunci keras.
"Mari!" kata ia, yang terus enjot tubuh, akan loncat
naik ke tembok.
Mau atau tidak, Tek Hui turut loncat naik.
Tembok itu ditabur beling tetapi tidak menjadikan
halangan bagi mereka. Tek Hui hendak bantu Po Go,
tetapi nona ini menolak.
"Tak usah perdulikan aku!" ia kata, sambil
menolak.
Tek Hui merasa pasti, nona itu yang memakai
sepatu lemas, sudah jadi korbannya beling.
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sekarang kita loncat turun," kata Po Go,
sesampainya mereka di belakang. "Tapi ingat, kita cari
gurumu untuk dengar jawabannya, bukannya buat
urusan lain lagi, maka setelah ketemu sama guru, kau
tidak boleh ngobrol! Ingat, kita ada di kantor, kita
jangan terbitkan onar!"
Habis kata begitu, nona Louw loncat turun.
Tek Hui mengikuti, dengan merasa kagum lihat
kepandaiannya nona itu, yang rupanya kenal baik
keadaan dalam penjara, boleh jadi berkat
pengalamannya di kalangan Sungai-Telaga, selama si
nona ikuti ayahnya mengurus piauw-tiam. Boleh jadi
sekali, nona ini, atau ia ikut ayahnya, pernah masuk
ke dalam penjara untuk tolong sahabat atau tengok
kenalan.SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 416
Pdf Maker : Oz
Penjara, atau lebih benar kamar-kamar tahanan, di
kantor Gie-su adalah kecil. Di sini orang biasa ditahan
untuk beberapa hari saja, lantas orang dikirim ke
penjara Heng-pou. Penjagaan pun tidak keras.
Begitulah Po Go sampai di muka penjara, di mana ia
hadapi trali besi.
Di jendela yang berjeruji besi Po Go bersuit dengan
pelahan. Suitan pertama ini tidak mengasih hasil,
maka selang beberapa detik, ia perdengarkan yang
kedua kali. Sekali ini lantas ada tubuh yang
berbangkit, yang menghampirkan jendela.
Kamar adalah gelap, sinar rembulan tidak ada,
maka tubuh itu kelihatan sangat samar-samar, hingga
sukar kenali orangnya. Tetapi Tek Hui merasa, dia itu
bukannya Pheng Jie, gurunya.
Di antara jeruji jendela, Po Go dan orang tahanan
itu sudah mulai lantas bicara, suara mereka pelahan.
Tek Hui mendengari, tetapi ia kecele, karena ia
tidak mengerti. Berbareng dengan ini, ia mesti kagumi
Po Go, sebab si nona telah bicara dengan bahasa
rahasia dari kalangan Sungai-Telaga. Ia sendiri belum
sempat belajar itu dari gurunya.
Hanya belakangan, baru si nona omong dengan
jelas, "Kau pergi, kau bukannya sahabatku! Aku hanya
cari Giok-bin Lo Cia Pheng Jie. Pergi bilangi, bahwa
aku hendak bicara. Jangan kau tidak ladeni aku, aku
bisa menyerbu ke dalam, akan paling dulu bunuhSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 417
Pdf Maker : Oz
mampus kau! Kau tidak kenal aku, tetapi aku tahu kau
siapa!"
Orang tahanan itu tertawa.
"Nyatalah aku kebogehan!" demikian katanya.
"Kalau kau hendak minta tolong, bicaralah dengan
baik, jangan keras-keras. Bukankah kita satu
golongan?"
"Lekas pergi, jangan banyak omong!" Po Go
membentak. "Jangan bikin aku hilang sabar, aku nanti
hajar kau dengan piauw!"
Tek Hui tercengang untuk sikap orang yang garang
itu.***SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 418
Pdf Maker : Oz
XV
Penjahat itu mendapat harapan. Orang cari Pheng
Jie, niscaya Pheng Jie itu hendak diajak minggat. Ia
anggap, kalau Pheng Jie kabur, ia bisa turut. Maka
dengan tidak hiraukan kegarangannya si nona, ia
lantas cari Pheng Jie, untuk kasih tahu ada orang cari
dia.
Sementara itu, Tek Hui merasa kuatir. Ia telah
dengar kentongan, suatu tanda bahwa orang ronda
lagi mendatangi. Juga dari kamar jaga, dengan tiba
tiba terdengar suara orang menyanyi, "Dengan kuda
meninggalkan daerah See-keng..................."
"Itu gurumu datang!" mendadak ia dengar suara Po
Go di sampingnya. "Lantas menanya! Habis kau tanya,
kita mesti segera angkat kaki."
Tek Hui maju, ia pegangi jeruji jendela. Hampir di
waktu itu, ia dengar suara dari dalam, suara yang lain
daripada suara yang tadi, tetapi suara ini ia kenali.
"Siapa? Nona Louw? Oh, kau juga, Tek Hui? Mau
apa kau datang kemari?"
Rupanya dari dalam orang bisa juga melihat tegas
keluar.
"Lekas tanya, lekas!" Po Go mendesak.
Tek Hui berdiam, karena gurunya agak tertegun.
"Suhu.....," ia kata, hatinya seperti hancur, air
matanyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 419
Pdf Maker : Oz
mengembang.
"Aku bukan gurumu! Lekas kau pergi!" sekonyong
konyong suara dari dalam.
"Pheng Jie-cek, Pheng Jie-cek!" berkata Po Go.
"Aku Po Go, gadisnya Thian Hiap, keponakannya Thian
Hiong."
"Aku tahu," kata Pheng Jie. "Kau memang liehay,
tetapi tidak seharusnya kau ajak Tek Hui kemari! Aku
gurunya, aku didik Tek Hui sebagai orang jujur dan
gagah, hingga ia tak usah membantu aku! Buat aku,
akan kabur dari sini adalah gampang seperti aku balik
telapakan tanganku! Tapi aku tidak mau berbuat
demikian. Terima kasih untuk kebaikan kau!
Sampaikan terima kasihku pada Thian Hiong!"
"Kau keliru anggap, Jie-cek!" kata Po Go. "Aku ajak
Tek Hui kemari untuk ia dengar sepatah kata dari
kau."
"Ah! Urusan apakah itu?"
Po Go cekal tangannya Tek Hui dan pencet, kakinya
pun membentur kaki orang, maksudnya adalah
menganjurkan Tek Hui bicara.
"Suhu.....," kata pula pemuda kita, yang bersangsi
hingga
si nona desak pula padanya. "Suhu.....," ia kata pula.
"Suhu, kau inginkan aku nikah Siauw Hong atau Po
Go?"
Dari dalam terdengar suara pasti dari Pheng Jie,
"Kau nikah Siauw Hong! Kalau Siauw Hong mati, kauSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 420
Pdf Maker : Oz
tak boleh nikah pula orang lain! Selanjutnya kau mesti
jadi orang baik-baik, jangan kau campur Thian Hiap
dan Thian Hiong, jangan belajar jadi orang buruk! Aku
sudah bicara, pergilah kau, lekas!"
Po Go begitu mendongkol dan gusar, hingga ia
enjot tubuhnya, loncat naik ke atas genteng.
"Tapi, suhu, aku telah berjanji.......," kata Tek Hui
pula, tangannya masih menyekal jeruji. Suaranya
lemah, sebagai orang menyesal.
Suaranya Pheng Jie tidak ada, sebagai gantinya ada
suara si orang tahanan tadi, "Eh sahabat, lekaslah
berdaya! Bikinlah aku bisa keluar dari sini! Mari kita
bersahabat! Kalau kau merdeka, aku nanti curi seekor
bebek, untuk mengantar pada kau! Lekas sahabat,
aku telah bantu kau, maka kau harus bantu aku. Eh,
kau hendak pergi?"
Dengan sebenarnya, Tek Hui telah undurkan diri.
Seperti di belakang ia, ia dengar suara kentongan
makin dekat. Tanda waktu telah berbunyi empat kali!
Rembulan, yang guram sekali sudah doyong ke barat.
Maka Tek Hui mesti segera loncat naik ke atas
genteng untuk melenyapkan diri.
Seharusnya Tek Hui berlalu dengan cepat, tetapi
kesudahannya ia main ayal-ayalan. Ia mesti
perhatikan gang, supaya tidak kesasar, dan sambil
berbuat begitu, ia celingkukan mencari Po Go, yang
telah lenyap dari pemandangan matanya. Ia menyesalSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 421
Pdf Maker : Oz
buat si nona, tetapi ia toh girang mendengar jawaban
gurunya.
"Biar bagaimana, aku mesti kembali ke tempatnya
Thian Hiong" ia pikir kemudian, "sesudah cari Siauw
Hong."
Maka di antara cuaca fajar, Tek Hui kembali ke
Keng-bu Piauw-tiam. Ia sampai buat terus loncati
pekarangan, menuju langsung ke bagian belakang. Ia
memang tidak niat bikin piauwsu-piauwsu di sebelah
depan ketahui kedatangannya. Tempo ia sampai di
tempat tadi, di situ tidak ada barang satu orang,
hanya pedangnya yang menggeletak di jubin.
"Thian Hiong tentu sudah tidur," pikir ia. "Apa Po
Go belum kembali?"
Ia memikir, baik ia bercokol di kursi akan tunggui
Thian Hiong bangun, akan bicara sama piauwsu itu,
tetapi belum ia sempat loncat turun, tiba-tiba dari
depan datang lima atau enam orang sambil berlari
lari, suara kaki mereka sangat berisik.
"Eh, sahabat, mari turun!" kata mereka itu tiba
tiba, sambil menggape-gapekan tangan. "Kami telah
lihat bagaimana tadi kau loncat naik ke genteng!"
"Ya, baba mantu Tek Hui, kau turunlah!" kata yang
lain. "Ciangkui kami sudah tunggu kau lama juga,
sampai ia tidak tahan dan pergi masuk tidur! Mari
turun! Kami hendak makan nasi untuk sarapan pagi,
sebab sebentar jam tujuh kami mesti antar piauw ke
Thio-kee-kauw."SIU TAY GIN PIAUW
Angkin Sulam Piauw Perak Karya Wang Du Lu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 422
Pdf Maker : Oz
Berdiri diam di atas genteng, Tek Hui merasa tak
enak, maka ia loncat turun, kasih dirinya dirubung
oleh mereka itu.
"Tadi Ciangkui banguni kami," kata pula beberapa
piauwsu itu. "Katanya baba mantu sedang berpergian
dan akan lekas kembali, maka kami diperintah siap
akan sambut dan temani kau."
Tek Hui pungut pedangnya, alisnya mengkerut.
"Apakah nona kau sudah pulang?" ia tanya.
"Aku tidak tahu" jawab yang satu.
"Nona kami baru datang kemarin sore, seterusnya
kami tidak lihat ia keluar pula" jawab yang lain. "Boleh
jadi sekarang ia sedang tidur. Kalau kau nikah nona
kami, Lauw Kouwya, kau akan jadi senang dan
beruntung, dan piauw-tiam kita ini pasti akan
makmur!"
Tek Hui tidak gubris ocehan itu.
"Coba kasih bangun ciangkuimu, aku hendak bicara
sama dia" ia kata.
"Ciangkui baru masuk tidur, siapa berani panggil ia
bangun? Kesehatannya memang kurang baik, malah
pada tahun yang sudah ia hampir dapat sakit lumpuh.
Ini sebabnya kenapa ia sudah tawar mengurus piauw
tiam! Kami sendiri - buat omong terus terang - bugee
kami tidak ada artinya. Inilah sebabnya, Lauw
Kouwya, maka ia ingin ambil mantu kau. Ciangkui
sudah bilang, asal kau yang urus perusahaan ini,
kemajuannya sudah pasti! Piauw-tiam ini selanjutnyaSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 423
Pdf Maker : Oz
akan jadi kepunyaan kau sendiri, hingga kau pun akan
jadi Ciangkui kami."
Tek Hui tidak suka dengar ocehan itu, tapi ia tidak
bisa gusari sekalian piauwsu ini.
"Silahkan masuk, kouwya," kata mereka, yang
mengundang masuk ke thia dalam, ke kantor piauw
tiam.
Api bercahaya di situ. Di pinggiran ada beberapa
orang tidur rebah.
Justeru itu, di luar terdengar suara kereta datang,
ada orang menggedor pintu, satu tanda benar orang
lagi repot buat satu perjalanan. Dua piauwsu, yang
bertanggung jawab, romannya kucel. Tek Hui percaya
dua orang itu tidak berbugee tinggi. Di antara surat
surat ada sepucuk yang pakai sampul besar yang
dialamatkan pada Louw Thian Hiap.
"Ini adalah surat kegirangan!" kata mereka satu
pada lain, sambil tertawa, ketika mereka baca
alamatnya surat itu. Diam- diam mereka pun lirik
pemuda kita.
Tek Hui lihat bagaimana semua orang nampaknya
kegirangan. Ia jadi merasa tak enak sendirinya.
"Salah satu di antara kau, tolong kasih tahu
Ciangkui atau nona" ia lalu kata. "Aku tidak perdulikan
urusan lain, aku hanya hendak dapat tahu di mana
beradanya Siauw Hong, habis perkara, kalau tidak aku
akan tak mau mengerti".SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 424
Pdf Maker : Oz
"Siauw Hong!" mengulangi satu piauwsu. "Siauw
Hong gundiknya Han Kim Kong "
"Aku tahu Siauw Hong," kata seorang lain. "Aku
pernah lihat ia. Ia sangat cantik! Cuma sayang ia
berperuntungan bintang Pek-houw-chee, siapa dekati
ia, nasibnya celaka. Lihat saja Siang Kiu, ayahnya!
Lihat Han Kim Kong sendiri - satu Gie-cian Sie-wie,
toh binasa terbunuh!"
"Dan orang-orang golongan kita, kaum piauwsu
pun turut bernasib buruk," kata orang lain lagi. "Pheng
Jie bunuh orang, ia mesti mengganti jiwa. Han Kim
Kong sekarang habis rumah tangganya, sebab
gundiknya, dengan menggondol barang-barang, kabur
sebelum peti mati dikubur. Adiknya telah digondol oleh
Gouw Po, yang terus kangkangi harta benda orang.
Dan korban-korban lainnya lagi adalah Siang-kan
Leng-kwan Tan Hong, Say-uy-tiong Ma Hong, Thong
Loo-thayswee dan Lauw Lo Liong, yang terluka,
sedang Toa Lo Tay mesti kehilangan jiwa. Gouw Po
masuki pengaduan pada pembesar negeri, tetapi ia
tidak mendesak atas ditangkapnya si penyerang atau
pembunuh, ia sendiri tidak berikhtiar akan mencari
balas, cuma ia sesumbar guna bikin pembalasan.
Katanya ia telah undang Toa-too Ong dari Tit-lee
Selatan."
"Belum tentu Toa-too Ong sudi datang kemari!"
kata orang yang ke-empat, secara menjengeki. "Gouw
Po tidak bersahabat sama Toa-too Ong dan Toa-tooSIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 425
Pdf Maker : Oz
Ong sendiri adalah Hiap-kek dari lima propinsi di
Utara, ia gagah dan berbudi, ia gemar menolong
orang, sebaliknya ia benci orang-orang jahat.
Batasnya Toa-too Ong mengantar barang di Utara
cuma sampai di Po-teng, ia tidak pernah sampai ke
Pak-khia ini, karena ia tidak mau bikin piauwsu
piauwsu di sini jadi kecil hati. Aku percaya, Gouw Po
berjusta!"
"Tapi benar Gouw Po telah undang Toa-too Ong,"
kata piauwsu yang hendak berangkat ke Thio-kee
kauw. "Sekarang Gouw Po lagi atur perhubungan luas,
ia sering pergi ke Gie-su Gee-mui. Semua orang polisi
kenal baik padanya. Di luar ia manis, di dalam ia
jahat. Kalau Toa-too Ong datang, tentu rahasianya
akan terbuka. Kalau Toa-too Ong datang kita bisa
terancam bahaya, juga baba mantu kita. Ia sangat
liehay, Ciangkui kita sangat berkuatir terhadap ia. Kau
tahu, sebab liehaynya Gouw Po tentu akan hasut Toa
too Ong, umpama bahwa Lauw Tek Hui bawa minggat
gundiknya Han Kim Kong, bahwa Pheng Jie sengaja
bunuh Han Kim Kong karena Tek Hui adalah muridnya,
bahwa di Louw-kauw-kio Tek Hui sudah lukai banyak
orang dan membunuh juga. Bisa jadi Toa-too Ong
akan ditempel oleh pihak Lo dan kambrat-kambratnya
untuk musuhkan baba mantu. Kita sendiri barangkali
ke Thio-kee-kauw bukan melulu untuk menyampaikan
kabar girang, hanya buat minta bala bantuan."SIU TAY GIN PIAUW
ANDY MULL ? AWIE DERMAWAN ? ADITYA INDRA JAYA
KOLEKTOR E-BOOK 426
Pdf Maker : Oz
Obrolan berhenti ketika barang-barang santapan
disajikan, semua orang lantas dahar. Tek Hui
diundang bersantap sama- sama, ia menampik. Ia
terus duduk diam, menunggui. Tapi ia menunggu
dengan sia-sia, sampai siang baik Thian Hiong mau
pun Po Go tidak ada yang muncul, waktu ia minta
orang pergi ke dalam, orang itu balik dengan
keterangan bahwa Thian Hiong sedang tidur, sampai
isterinya tidak berani mengasih bangun.
"Kouwya, baik kau pulang dahulu," kata seorang,
yang diminta tolong paling belakang. "Nona lagi
ngambek, bukan saja ia tidak mau ketemu kau,
pamannya pun ia larang keluar. Kalau kau pulang, kau
boleh tunggu sampai kau disambut."
Tek Hui jadi bingung, sedang buat ngamuk, ia tak
pikir. Akhirnya ia berbangkit, dengan tidak kata apa
apa, ia keluar dari Keng-bu Piauw-tiam. Ia bawa
pedangnya. Ia tidak gembira. Ia jalan tidak keruan
Aji Gora Mandala Karya Widi Widayat Dan The Hunger Games Karya Suzanne Collins Pendekar Kelana Sakti 3 Iblis Lengan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama