Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung Bagian 1
Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 0
Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 1
ILMU ANGIN SAKTI
(Sin Hong Hoat)
Karya : Chin Yung
Saduran : Boe Beng
JILID : 1 - 10
CETAKAN PERTAMA U.P.KRESNO
JAKARTA 1974
Image Sources : Awie Dermawan
Rewrite & edited : Yosa Upk
Distribution & Archive : Yon Setiono
Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 2
DISCLAIMER
Kolektor E-Book adalah sebuah wadah nirlaba bagi para
pecinta Ebook untuk belajar, berdiskusi, berbagi pengetahuan
dan pengalaman.
Ebook ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk melestarikan
buku-buku yang sudah sulit didapatkan di pasaran dari
kepunahan, dengan cara mengalih mediakan dalam bentuk
digital.
Proses pemilihan buku yang dijadikan objek alih media
diklasifikasikan berdasarkan kriteria kelangkaan, usia,
maupun kondisi fisik.
Sumber pustaka dan ketersediaan buku diperoleh dari
kontribusi para donatur dalam bentuk image/citra objek buku
yang bersangkutan, yang selanjutnya dikonversikan kedalam
bentuk teks dan dikompilasi dalam format digital sesuai
kebutuhan.
Tidak ada upaya untuk meraih keuntungan finansial dari
buku-buku yang dialih mediakan dalam bentuk digital ini.
Salam pustaka!
Team Kolektor E-BookKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 3
ILMU ANGIN SAKTI
(Sin Hong Hoat)
Saduran : Boe Beng
JILID 1
HARI BARU SAJA menjelang sore, ketika disebelah barat kota
Kee-bin terjadi suatu kegaduhan. Tampak udara terbakar oleh warna
marong dan lelatu (bunga api) yang berhamburan menjulang tinggi,
diselang-selingi suara-suara teriakan yang sayup-sayup ber
kumandang:
?Api! Api! Tolong! Tolong ! Apiiiiii !!?
Nyatalah bahwa ditempat itu telah terjadi kebakaran hebat,
sebuah rumah besar sedang dimakan api yang bergulung-gulung
mengerikan. Dan dari arah tempat terjadinya kebakaran itu, terlihat
dua orang laki-laki yang berlari-larian seraya tidak henti-hentinya
mulutnya berteriak: ?Api! Api! Tolong ! Tolong ! Apiiiiii !!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 4
Ganjil sekali kejadian ini. Dua orang laki-laki itu hanya
berteriak-teriak minta tolong, meneriakan kebakaran akan tetapi
mereka sendiri bukannya memberikan pertolongan, tetapi
sebaliknya berlarian berebut cepat-cepat untuk meninggalkan
tempat terjadinya bencana itu.
Justru saat itu, dari kejauhan tampak seorang laki-laki piauw-su
yang agaknya agaknya baru kembali dari mengantar piauw,
bergegas memburu kearah tempat terjadinya kebakaran, hingga ia
berpapasan dengan kedua orang yang sedang berlarian kabur itu.
Piauw-su itu adalah Lie Kie Pok penduduk kota Siu-ciu. Demi
mendengar teriakan kedua orang yang berlarian itu, maka ia cepat
cepat menanyakan rumah siapa yang terbakar.
?Rumah Sun Liok Hok? Cepat-cepatlah, tolonglah mereka
bertiga saudara yang masih terkepung api diatas loteng!?
Demikianlah kedua orang itu memberikan keterangan.
Mendengar keterangan demikian, Lie Kie Pok menjadi sangat
terkejut. Terkejut sekali karena Sun Liok Hok adalah sahabat
karibnya. Disamping itu, iapun sangat mendongkol terhadap sikap
kedua laki-laki yang berlarian pergi itu. Maka ia berseru
memanggil:
?Hai sobat! Mengapa kalian tidak membantu memadamkan
api??
?Jangan salah paham saudara, api berkobar terlalu besar, aku
hendak memanggil kawan-kawan untuk memadamkannya!?.
Begitulah seorang diantara kedua orang itu menjawab dengan nada
gugup.
?Harap Thio toako menanti saja disana !? sahut yang seorang
lagi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 5
Sejenak Lie Kie Pok keheranan. Mengapa orang itu memanggil
Thio toako? Akan tetapi sebentar kemudian terpikir olehnya, bahwa
mungkin orang-orang itu telah salah lihat, karena hari memang
sudah mulai gelap lagi pula, sekaliannya berada dalam keadaan
serba terburu-buru.
Lie Kie Pok tak sempat untuk banyak berpikir lagi. Tanpa
bersangsi ia menjawab? ?Baik!? sambil kemudian berlari cepat
cepat menuju kearah tempat kebakaran dimana kemudian ia melihat
api sedang berkobar semakin hebat.
Disekitar rumah itu, memang tampak banyak orang yang
berdiri berkelompok-kelompok. Tetapi anehnya, mereka ini tampak
seperti sedang menonton bencana itu belaka, dan tidak berbuat
sesuatu walaupun diatas loteng terlihat dua orang perempuan
sedang berteriak-teriak panik minta tolong dari kepungan api yang
bergulung-gulung.
?Hayo tolonglah mereka! Kasihan . .tolonglah mereka ! Aduh !
jilatan api sudah makin dekat.? Begitulah orang-orang yang
berkelompok itu berseru-seru, akau tetapi tidak seorangpun diantara
mereka tampak berusaha memberikan pertolongan.
Kelakuan mereka ini semua membikin Lie Kie Pok tambah
mendongkol belaka. Orang diatas loteng sudah hampir mati
tertembus api tetapi mereka ini banya membuka mulut, berteriak
dan berkasihan belaka.
Sekuat-kuatnya Lie Kie Pok mendesak maju diantara kelompok
?penonton? itu. Kemudian tanpa banyak bicara, ia segera
menggunakan ilmu Peng-pok jie siau atau Garuda terbang
menembus kedua lapis langit, melayang keatas lankan loteng
tersebut.
Sebagian besar dari lankan itu sudah habis terbakar. Dari
tempat itu, Lie Kie Pok berloncatan melintasi jilatan lidah apiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 6
memburu kearah dua perempuan yang sudah hampir mati ketakutan
itu. Begitulah, maka kedua perempuan itu menjadi sangat bergirang
hati demi melihat pertolongan yang akan diberikan orang terhadap
dirinya.
Lie Kie Pok tak usah memikirkan tentang larangan adat istiadat
tentang dua orang laki-laki dan perempuan yang bersentuhan
sebelum kawin, tanpa pikir lagi ia segera menyambar tubuh kedua
perempuan itu, kemudian memanggulnya, untuk dibawanya
melompat menuruni loteng dengan menggunakan gerak ?Oh-tiap
cie hoa?.
Setelah Lie Kie Pok berbasil menyelamatkan kedua perempuan
itu, barulah orang-orang yang berkelompok dibawah itu,
berbondong-bondong mendatangi untuk menyadarkan kedua
perempuan itu yang menjadi pingsan karena kegirangan.
?Diatas masih ada beberapa orang lagi yang harus ditolong!
Harap tuan-tuan sudi menolong kedua perempuan ini? Kata Lie Kie
Pok seraya memutar tubuh untuk kembali lompat melayang keatas
loteng. Teringat olehnya, bahwa Sun Liok Hok sahabatnya tentu
masih berada disana.
Akan tetapi, hingga beberapa lama Lie Kie Pok mencari,
hasilnya sia-sia saja, ia tidak menemukan seorangpun diloteng
maupun disekitar tempat itu, sedangkan nyala api kian membesar
membakar apa saja yang lantas ditelannya dengan gulungan lidah
api yang berkobar. Tangga loteng sudah hampir habis, sementara
api terus menggulung kepertengahan rumah.
?Celaka sekali?, keluhnya. ?Ternyata takdir telah
mengharuskan Liok Hok terbinasa ditembus api?
Dalam penasarannya itu, Lie Kie Pok menerjang pintu loteng
yang sudah seluruhnya dimakan api. Tapi di dalam kamar, tidakKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 7
seorangpun ia menemukan orang, kecuali mayat seorang bujang
perempuan yang telah mati hangus.
Jenggot, kumis dan pakaiannya telah ada yang hangus terbakar.
Sedangkan orang yang dicari sudah tak ada lagi, dilain pihak api
sudah melanda habis seluruh rumah itu, maka Lie Kie Pok buru
buru menerobos api berlompat turun kebawah.
Waktu itu, ketika Lie Kie Pok baru saja mendaratkan kakinya
ketanah, tampaklah dua orang lelaki tua yang datang menghampiri,
sambil mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah
diberikan. Lie Kie Pok mengetahui bahwa dua orang lelaki itu
memang famili dari kedua perempuan ibu dan anak itu. Lie Kie Pok
menjawab hormat.
?Untuk hal itu, kedua Lohu tak perlu memikirkannya lagi.
Sudah selayaknya kita saling menolong sesamanya. Cuma yang
harus disayangkan adalah Liok hiantit yang harus menerima
kematian dengan cara yang demikian menyedihkan. Yah. dia
meninggal tanpa dapat diketahui dimana jasadnya..?
?Hei, bagaimana? Apakah tuan Lie tidak mengetahui kalau
Liok Hok telah pergi ke Hoo lam sejak akhir-akhir ini?? Tanya
salah seorang diantara kedua lelaki tua itu, dengan sikap keheranan.
?Tidak. Apakah yang terjadi sebenarnya!? Lie Kie Pok
menjawab sambil menggelengkan kepala.
Kedua orang tua itu yang bernama Kiu Seng Houw dan Kiu
Bun lantas menjelaskan kepada Kie Pok tentang duduknya perkara.
Bahwa sejak beberapa hari yang lampau, hingga sekarang Sun Liok
Hok belum kembali dari perjalanannya ke Hoo-lam, dengan
demikian maka jiwanya sebenarnya tidak kurang suatu apa.
Sebaliknya, engko piauw-nya yang justeru baru datang dari San-see
telah menggantikan Lio Hok, binasa ditelan api.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 8
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendengar keterangan yang demikian, lega juga hati Lie Kie
Pok. Sedikitnya hatinya agak terhibur. Oleh karena itu selang
beberapa lama ia berkata: ?Syukurlah kalau begitu. Tetapi, harap
disampaikan juga rasa duka citaku kepada mereka yang menderita
bencana ini?
Kemudian setelah api dapat dipadamkan dan orang-orang yang
mengalami cidera telah diangkut ke rumah sanak familinya untuk
diobati, barulah Lie Kie Pok minta diri kepada semua orang untuk
meneruskan perjalanan pulang ke rumahnya.
Untuk mengenal lebih jauh siapa adanya piauwsu Lie Kie Pok
ini maka marilah kita meninjau kota Siu-ciu dimana pendekar she
Lie ini tinggal.
Benar, memang Lie Kie Pok adalah seorang piawsu yang
tinggal dikota Siu-ciu. Ia berasal dari Hok-kian, maka tidaklah
mengherankan apabila ia mengerti ilmu silat Siauw-lim secara
mendalam sekali. Namanya sudah termashur ibarat dapat
menggetarkan dunia kang-ouw, terutama dikalangan piauwsu. Oleh
karena ini ia berhasil mengangkat namanya berkat ilmu goloknya
yang tinggi, maka ia digelari orang sebagai Song-to, atau si Golok
Besar. Karena memang senjatanya golok, juga besar dan dahsyat.
Pada usia mencapai dua puluh tiga tahun. Lie Kie Pok pernah
jatuh cinta pada seorang puteri hartawan yang bernama Song Bun
Nio. Karena puteri itupun ternyata juga menyukainya, maka
keduanya lantas mengikat diri, memasuki jenjang perkawinan.
Dari buah perkawinan mereka ini, dua tahun kemudian mereka
dianugerahi seorang putera yang kemudian diberi nama Lie Sin
Hong. Sepuluh tahun kemudian sejak kelahiran puterinya itu,
mereka kemudian pindah ke Siu-ciu, dari Hok-kian kota asal
kelahiran mereka.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 9
Di Si-ciu, Song-to Lie Kie Pok melanjutkan usahanya sebagai
piauw-su atau pengantar barang kiriman. Hingga usianya mencapai
Empat puluh tahun, belum pernah ia mengalami kegagalan
dalam pekerjaannya ini. Sedangkan Sin Hong, puteranya telah
tumbuh menjadi seorang anak yang tampan, jujur cerdas, dan
sebagai seorang anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tua.
Kesemuanya ini membuat sang ayah dan ibu sangat
menyayangi putera tunggalnya ini. Disamping pekerjaannya
memimpin piauw-kiok itu. Lie Kie Pok mendidik putera
kesayangannya dengan ilmu silat sejak anak itu berusia enam tahun.
Hingga pada usia lima belas tahun maka Lie Sin Hong telah
mewarisi tujuh bagian dari kepandaian ayahnya. Sedangkan Song-to
Lie Kie P0k sendiri berkat pengalamannya yang makin bertambah
dalam pekerjaannya, maka namanya kian hari kian termasbur, baik
dikalangan kang-ouw ataupun dikalangan piauw-su. Oleh karena
itu, disamping banyak orang yang mengagumi sepak terjangnya,
disegani dan dihormati kawan, tidak sedikit pula orang yang
mendendam kepadanya.
Pada suatu sore, ketika Lie Kie Pok sedang dalam perjalanan
pulang sehabis mengantar piauw di Utara, setibanya di kota Kee bin
ia melihat disebelah barat kota, asap kebakaran yang bergulung
tinggi.
Lie Kie Pok terkejut, ia ingat bahwa arah tempatnya kebakaran
itu mengingatkan dia pada rumah seorang sahabatnya yaitu Sun
Liok Hok. Itulah sebabnya maka piauw-su itu lantas memburu
datang, hingga akhirnya berpapasan dengan kedua prang laki-laki
yang sedang berlarian menjauh dimana mereka menduga Lie Kie
Pok sebagai seorang yang dipanggil Thio toako.
Sesampainya di rumah, sesudah berganti pakaian Lie Kie Pok
lantas mengobati luka-lukanya bekas terbakar itu dengan bubukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 10
keluaran Siauw-lim. Lalu ia menuturkan kejadian yang baru saja
dialami itu kepada anak isterinya, sehingga membuat ibu dan anak
menjadi sangat kagum akan kerelaan suaminya menolong jiwa
orang dan bersedih akan kemalangan yang telah menimpa keluaga
Sun itu.
Hari-haripun berjalan pesat tanpa terasa tiga puluh hari berlalu
sudah sejak peristiwa itu.
Ketika itu di daerah pegunungan Pat Kong San banyak terdapat
serigala yang acap kali mengganggu pada orang-orang yang
kebetulan lewat disitu. Maka untuk kebaikan orang banyak Song-to
Lie Kie Pok lalu pergi ke gunung tersebut, membasmi habis seluruh
kawanan binatang buas itu hingga selanjutnya orang yang melalui
gunung itu tidak lagi mendapat gangguan-gangguan lagi.
Kemudian atas permintaan yang sangat dari berbagai
perkumpulan anak muda yang mengagumi kelihaian Lie Kie Pok,
dan karena tidak ada alasan untuk menolaknya, disamping Kie Pok
Piauwkiok, Lie Kie Pok membuka Kie Pok Bu-koan.
Hingga selanjutnya apabila warta itu tersebut luas, maka
berdatanganlah pemuda-pemuda dari dalam kota Siu-ciu maupun
dari lain-lain kota memasuki Kie Pok Bu-koan untuk kemudian
dibawah pimpinan Song-to Lie Kie Pok mereka mempelajari ilmu
silat Siauw-lim. Hingga belum berselang beberapa bulan Kie Pok
Bu-koan telah menjadi semakin terkenal dari Siu-ciu sampai ke
delapan propinsi sekitarnya.
Harus diketahui bahwa nama Kie Pok Bu-koan menjadi
terkenal oleh karena disamping dia memang sangat lihai, juga dia
adalah orang yang manis budi pekertinya. Dalam memberikan
pelajarannya ia tidak memandang bulan, dan tidak membeda
bedakan baik orang yang belajar padanya itu asli penduduk Siu-ciu
atau bukan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 11
Malah dalam memberikan pelajarannya itu sangat teliti.
Seluruh kepandaiannya diberikan kepada siapa saja yang sangat
mengikuti, kecuali . hanya ada kecualinya, dan inilah cacad
satu-satunya.
Diantara kepanduan yang dimilikinya itu ia masih memiliki
kepandaian simpanan, dan kepandaian inilah kiranya yang telah
membuat namanya menjadi sangat terkenal sebagai jagoan yang tak
pernah terkalahkan.
Ilmu simpanan tersebut memang sangat hebat. Pernah dengan
ilmu simpanan ini Song-to Lie Kie Pok pada waktu dua puluh tahun
yang lalu telah berhasil membinasakan tiga orang loocianpwe dari
Ceng Hong Pai.
Dalam memiliki ilmu simpanan itu, Song-to Lie Kie Pok
pernah bersumpah didepan gurunya, bahwa kecuali kepada
puteranya yang boleh cuma diwariskan lima belas jurus (jadi tidak
seluruhnya) ia tidak akan menurunkan ilmu tersebut kepada
siapapun.
Sebenarnya ilmu simpanan itu sederhana saja gerakannya,
terdiri dari delapan belas jurus dan aslinya bernama Cap Peh Lo
Hoan Ong. Akan tetapi sebab dalam hidupnya Lie Kie Pok selalu
mempergunakan sebuah golok besar, maka nama itu kemudian
dirubahnya menjadi Cap Peh Lo Hoan To, atau berarti delapan belas
jurus ilmu golok.
Demikianlah, walaupun kepada muridnya yang paling disayang
sekalipun, tanpa kecuali ilmu simpanan tersebut tidak diberikan.
Demikianlah sungguh harus disayangkan, hingga di Siu-ciu selain
Lie Kie Pok sendiri dan puteranya Lie Sin Hong yang hanya
mengerti lima belas jurus belaka, tak ada lagi orang ketiga yang
memahami jurus Cap Peh Lo Hoan To, hingga mereka cuma dapat
mendengar saja, tidak melihat, bahwa menurut kabar angin Lie KieKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 12
Pok memiliki sejenis ilmu golok yang sangat hebat yang disebut
sebagai Cap Peh Lo Hoan To.
Itulah kiranya, karena hal-hal tersebut diatas, dibelakang hari
Lie Kie Pok akan mengalami peristiwa yang akan menggemparkan
seluruh dunia rimba persilatan.
Pada suatu hari karena ia harus pergi ke daerah barat untuk
mengirimkan barang-barang piauw, maka iapun segera bersiap
siap. Namun karena entah suatu sebab penyakit apa, ia tidak dapat
berjalan, sehingga terpaksa tugas itu ia wakilkan kepada puteranya
untuk melaksanakannya, sedang ia sendiri lantas memanggil tabib
untuk berobat.
Dua hari kemudian, karena Lie Kie Pok belum sembuh benar
dari penyakitnya, maka ia mengutus Beng Su Hoo seorang murid
yang paling disayang dan dipercaya untuk menyelesaikan suatu
urusan yang sangat penting.
Beng Su Hoo dalam perjalanannya pulang menyelesaikan
tugasnya, singgah disebuah rumah makan kenalannya, untuk
mengisi perut. Hampir semua orang telah mengenal adanya Beng
Su Hoo sebagai murid Song-to Lie Kie Pok yang namanya sangat
tenar dan disegani itu. Oleh karena itu, pemilik rumah makan ketika
melihat kedatangan Beng Su Hoo segera menyambutnya dengan
penuh hormat.
?Sudah lama tidak berjumpa, apakah selama ini Beng ya baik
baik saja?? tanya pemilik rumah makan itu dengan roman muka
ramah. Yang kemudian disahuti oleh Beng Su Hoo dengan penuh
hormat pula.
Justru pada saat itulah seorang pemuda lain yang juga sedang
bersantap disitu, memperhatikan Beng Su Hoo dengan penuh
selidik. Ketika pemilik rumah makan itu menghampiri padanya, ia
bertanya tentang siapakah pemuda yang sangat dihormati itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 13
Pemilik rumah makan itu lantas menerangkan, bahwa pemuda
yarg baru muncul itu adalah seorang murid Song-to Lie Kie Pok
yang bernama Beng Su Hoo.
Mendengar keterangan demikian, maka pemuda yang bertanya
itu tampak kegirangan.
?Ah, sungguh kebetulan sekali!? katanya ?Sudah lama memang
aku sedang mencari jalan untuk dapat berguru kepada Lie kauw-su.
Sungguh kebetulan, kalau sekarang aku dapat bertemu dengan salah
seorang muridnya. Dengan demikian aku dapat mengharapkan
pertolongannya untuk menghadap Lie Kauwsu !? Begitulah dia
berbisik-bisik seorang diri.
?Apakah tuan sudi memperkenalkan diriku dengan Beng
toako?? bertanya pemuda itu kepada pemilik restoran itu.
Sementara itu, Beng Su Hoo yang sejak tadi mendengar
pembicaraan kedua orang itu lantas menghampiri tempat duduk
pemuda itu.
Dengan hormat iapun lalu menanyakan maksud dan tujuan,
serta pemuda itu.
Melihat sikap Beng Su Hoo yang maris budi itu, maka
sipemuda cepat-cepat mengangkat kedua tangannya menghormat,
seraya berkata :
?Siauw-te berasal dari Hoo lam, nama saya Bun Kauw she
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lian. Sudah lama siauw-te mengagumi gurumu, dan sudah lama
siauwte bermaksud untuk berguru kepadanya, akan tetapi sampai
sekarang, maksud siauwte ini belum kesampaian. Kebetulan sekali
hari ini, kita disini dapat bertemu, dan apabila toako tidak
berkeberatan maka aku mobon pertolongan toako untuk mengantar
aku menghadap Lie Kauwsu, dan sudi pula menjadi orang perantaraKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 14
agar aku dapat diterima menjadi muridnya. Untuk kebaikan toako
nanti, sebelumnya aku mengucapkan banyak-banya terima kasih!?
Beng Su Hoo yang memang sedang bermaksud hendak pulang
ke Siu-ciu dengan segera meluluskan permintaan pemuda yang
mengaku bernama Lian Bun Kauw dari Hoo-lam itu.
Begitulah, setelah mereka selesai bersantap, keduanya lantas
berpamitan kepada pemilik rumah makan untuk kemudian masing
masing mencemplak kudanya menuju kota Siu-ciu.
Setibanya dikota tujuan, Su Hoo segera membawa Bun Kauw
menghadap gurunya dan menerangkan maksud kedatangan pemuda
Hoo-lam itu.
Song-to Lie Kie Pok yang ketika itu sudah sembuh dari
penyakitnya itu, setelah mendengar penuturan muridnya lantas
tertawa bergelak-gelak, seraya berkata kepada pemuda Hoo-lam itu:
?Lohu disini sebenarnya cuma mempunyai nama kosong
belaka, maka keliru sekali kalau Lian-heng mengira aku memiliki
kepandaian yang demikian tinggi seperti yang Lian-heng duga.
Karena itu aku kuatirkan kalau nanti dibelakang hari Lian-heng
akan menyesal apabila berguru pada Lohu sekarang, maka menurut
pendapatku adalah lebih baik kalau saudara mencari guru yang lain
saja yang benar-benar memiliki ilmu kepandaian tinggi?
Demikianlah Song-to Lie Kie Pok bersikap merendahkan diri,
akan tetapi juga secara halus menolak permintaan pemuda yang
bernama Lian Bun Kauw itu.
Tetapi, karena pemuda dari Hoo-lam itu meminta dengan
sangat terutama sekali Su Hoo membantu permohonan pemuda itu,
akhirnya Lie Kie Pok kehabisan akal untuk menolak, dan kemudian
meluluskan juga.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 15
Pemuda itu setelah mendengar permohonannya diluluskan, lalu
iapun menghaturkan terima kasih. Kemudian ia lekas-lekas pergi
membeli lilin dan hio untuk melakukan sembahyang pada langit dan
buni, bersumpah bahwa ia telah mengangkat guru kepada Lie Kie
Pok.
Setelah itu, barulah ia pergi mendapatkan lain-lain pemuda
yang sekarang telah menjadi suhengnya. Demikianlah, sejak saat
itu, Lian Bun Kauw telah menjadi salah seorang murid diantara
kurang lebih tiga puluh pemuda murid Kie Pok Bu-koan, untuk
belajar ilmu dibawah pimpinan Lie Kie Pok.
Haripun berjalan cepat tanpa terasa. Sebulan sudah Lian Bun
Kauw belajar dalam perguruan Kie Pok Bu-koan
Ternyata Lian Bun Kauw yang walaupun telah bernsia dua
puluh sembilan tahun, ia sangat rajin dan memiliki kecerdasan otak
yang luar biasa. Lebih- lebih karena sebelum memasuki Kie Pok
Bu-koan dia telah mengerti sedikit-sedikit ilmu silat, maka dengan
segera walaupun dia merupakan seorang ?anak baru? dapatlah
berhasil mengalahkan suheng-suhengya yang terlebih dahulu
belajar. Disampig itu, ia sangat menaruh perhatian terhadap Lie Kie
Pok gurunya.
Kecuali itu, karena sikapnya yang ramah tamah dan rendah hati
maka Lian Bun Kauw sangat disukai oleh suheng-suhengnya.
Namun demikian sikap Lie Kie Pok terhadap Lian Bin Kauw sangat
dingin dan tak acuh sehingga murid-muridnya yang lain jadi tak
habis pikir.
Sering Beng Su Hoo menanyakan sikap gurunya yang
demikian, akan tetapi ia selalu mendapat jawaban senyuman yang
meragukan dari gurunya, tanpa keterangan lain lagi.
Dilain pihak Lian Bun Kauw yang mendapat perlakuan
demikian, bukannya gusar ataupun sakit hati sebaliknya bahkan iaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 16
semakin tambah rajin, dan semakin menunjukkan hormatnya
kepada guru. Bahkan, apabila suatu saat ia keluar rumah, selalu ia
kembali keperguruan dengan membawakan arak wangi ataupun
makanan yang lezat untuk dihaturkan kepada gurunya. Anehnya,
Lie Kie Pok yarg mendapatkan penghormatan demikian rupa, tidak
berubah sikapnya, tetap saja acuh tak acuh dan dingin bagai es.
Sementara itu, hubungan antara Beng Su Hoo dan Lian Bun
Kauw semakin rapat. Mereka menjadi sahabat yang sangat karib,
didalam latihan-latihanpun mereka saling memberikan nasihat
nasihat apabila satu pihak masih melakukan kekurangan didalam
melatih ilmu-ilmu silat yang diajarkan oleh guru mereka.
Pada suatu hari, sedang mereka mempelajari ilmu yang baru
saja diajarkan, Lian Bun Kauw bertanya kepada Beng Su Hoo :
?Sudah lama kudengar, kabarnya suhu memiliki ilmu simpanan
yang disebut Cap Peh Lo Hoan To, cuma aku sangsikan entah kabar
itu benar tidak. Apakah toa-hia juga mengetahuinya??
Mendengar pertanyaan demikian, memangnya Beng Su Hoo
juga mengetahui segera menjawab : ?Yah memang aku juga pernah
mendengarnya.?
?Kalau begitu, bersediakah toa-hia menanyakan kepada suhu?.
kata-katanya Cap Peh Lo Hoan To dijalankan? Aku sendiri tak
berani menanya karena tampaknya suhu selalu mencurigai diriku?
kata Lian Bun Kauw pula, sambil melirik.
Mendengar permohonan itu, tanpa banyak bertanya melit-melit
Beng Su Hoo menyanggupi. Ketika Beng Su Hoo hendak lantas
bangkit berdiri dari duduknya, maka Lian Bun Kauw cepat-cepat
mencegahnya.
?Sabar toa-hia, tak perlu tergesa-gesa. Sesungguhnya suhu
tampaknya sangat mencurigai diriku maka kalau kau menyangkaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 17
secara begini serentak, tentu suhu akan mengetahui bahwa soal ini
berasal dari aku. Akibatnya, bukannya dia mau menjelaskan
kepadamu, akan tetapi akan gagallah segala-galanya!?
Sambil berkata demikian Lian Bun Kauw berbisik-bisik. ?Maka
sebaiknya menurut pendapatku, yang pertama kali harus kita
lakukan ialah bersama-sama mengumpulkan uang sekedar pembeli
arak dan sayuran yang baik, yang nanti kita sediakan pada hari
ulang tahun suhu. Dan nanti, apabila suhu sudah dalam keadaan
mabuk, kita pura-pura meminta kesediaannya untuk memainkan
ilmu yang hebat itu. Kukira cara itulah satu-satunya cara yang
paling baik. Cuma toa-hia entah suka melakukannya atau tidak?.
?Tentu saja akan kulakukan?, sahut Beng Su Hoo tak dipikir
panjang lagi, ?Apalagi hal ini ada gunanya bagi kita bersama?.
Setelah semupakat, maka mereka berdua lalu pergi menemui
saudara-saudara seperguruan mereka untuk merceritakan rencana
mereka itu. Ternyata kawan-kawan merekapun tidak berkeberatan
sebab kebanyakan dari merekapun ingin sekali melihat ilmu golok
yang kabarnya luar biasa itu. Mereka sama sekali tidak menduga
bahwa dibalik itu sebenarnya Lian Bun Kauw mempunyai suatu
maksud tertentu.
Demikianlah, dalam tempo setengah hari mereka telah berhasil
mengumpulkan sejumlah uang yang dimaksud. Sore itu juga
mereka lantas pergi membeli barang-barang yang diperlukan.
Cepat sekali dua haripun telah berlalu. Hari itu rumah keluarga
Lie telah ramai dengan para murid Kie Pok Bu-koan yang saat itu
sedang memeriahkan ulang tahun guru mereka. Peringatan ulang
tahun itu dirayakan secara sederhana saja, tidak menyebar surat
undangan kepada handai taulan Lie Kie Pok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 18
Diruangan tengah, Song-to Lie Kie Pok tampak sangat gembira
melihat murid-muridnya yang begitu menaruh perhatian besar atas
dirinya. Sama sekali ia tidak pernah menduga bahwa dirinya kini
sedang hendak diperdayai oleh murid yang justru dicurigai olehnya.
Dia minum sepuas-puasnya.
Setelah pesta makan minum berjalan beberapa lama, tibalah
saat yang ditunggu-tunggu oleh para murid Kie Pok Bu koan.
Sedang Lie Kie Pok berada dalam keadaan setengah sinting karena
terlampau banyak menenggak air kata-kata. Lian Bun Kauw yang
menduga saatnya telah tiba, segera mengedip Beng Su Hoo, untuk
mulai menjalan kan tipu muslihatnya.
Dengan segera Su Hoo maju menghampiri gurunya, sambil
berlutut lantas berkata : ?Suhu sebenarnya kami semua takkan
berani mengajukan permintaan ini, kalau tidak pada hari lahir Suhu
sebagai sekarang ini ...? tanpa terasa jantung Su Hoo berdebaran
keras.
?... Tetapi karena sebagaimana teecu telah katakan tadi ... hari
ini adalah hari baik bulan baik, maka kami mohon agar Suhu tidak
berkeberatan untuk mempertunjukkan mempertunjuk ...?
?Mempertunjukkan apa?? Kie Pok. Membentak tingkahnya
benar-benar menunjukkan bahwa ia dalam keadaan sudah sinting.
?.aa..aa tidak berkeberatan untuk pertunjukkan sualu ilmu ...
ilmu yang selama ini Suhu belum turunkan kepada Teecu, seperti
Cap.. Cap..?
?Ha ha ha. sudah kuduga. Aku sudah menebaknya!?
begitulah akibat hebatnya pengarah alkohol pada dirinya, maka Lie
Kie Pok telah menjadi lupa daratan, tak ingat lagi ia, bahwa sebagai
seorang guru kenamaan sebenarnya ia berkewajiban untuk melarang
murid-muridnya dari pengaruh minuman keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 19
?Bukankah yang kau maksudkan Cep Peh Lo Hoan To?? Lie
Kie Pok menegaskan.
Melihat tingkah laku sang guru yang benar-benar sudah lupa
daratan dan dari gerakannya tampak ia sudah mulai hendak bersilat,
maka para murid menjadi sangat kegirangan, terutama pemuda yang
bernama Lian Bun Kauw itu, benar-benar ia mencurahkan seluruh
perhatiannya mengawasi.
?Memanglah benar kalau orang mengatakan bahwa pada jaman
ini, Cap Peh Lo Hoan To telah lenyap dari muka bumi. Karena
meskipun ilmu ini aku pahami sekarang, bila dibanding dengan apa
yang pertama kali disiarkan oleh Tat Mo Siansu sendiri, boleh
dikatakan ilmu silat Lo Hoan Kun yang sekarang, masih kalah jauh
baik mengenai kelihaian ataupun keindahannya?, demikianlah
Song-to Lie Kie Pok memulai dengan pembicaraannya.
?Kalau begitu ternyata anggapan-anggapan orang vang
mengatakan bahwa Lo Hoan Kun yang sekarang hanya tinggal
kulitnya saja, tidak benar?? Lun Bun Kauw yang melihat tipunya
telah berbasil ikut menyeletuk. ?Cuma kami semua belum pernah
melihat bagaimana sebenarnya jalan-jalan pukulan yang demikian
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
termashur itu. Maka bila suhu tidak berkeberatan sudilah suhu
memperlihatkan kepada kami para murid sekalian?
Memangnya Song-to Lie Kie Pok sudah mabuk seratus persen,
maka tanpa pikir panjang lagi berkata sambil tertawa : ?Oh, jadi
kalian ingin mengetahainya? Baiklah untuk menambah pengertian
kalian akan kuperlibatkan kepada kalian kedelapan belas jurus ilmu
itu. Cuma, cuma ..?
?Cuma apa suhu?? tanya sekalian murid itu dengan hati
berdebar.
?Cuma sayang puteraku tidak ada bersama kalian hingga ia
tidak dapat menyaksikan ketiga jurus yang terakhir yang belumKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 20
pernah kuterangkan kepadanya? Song-to Lie Kie Pok celingukan
mencari-cari ?Hai, Sin Hong! Sin Hong!?.
Begitulah ia memanggil-manggil puteranya. Ia tidak ingat sama
sekali bahwa puteranya tengah mewakili dirinya mengantar piauw
ke daerah barat sejak dua bulan yang lalu .
?Murid-muridku ! apakah puteraku belum kembali?? tanyanya
berteriak.
?Belum suhu, puteramu belum kembali? sahut murid-murid itu
hampir serempak.
?Tapi suhu, bukankah yang tiga jurus itu boleh diterangkan saja
nanti setelah dia pulang?? Bun Kauw menyeletuk dengan tidak
sabar.
?Ya, baik. Baik perhatikanlah !?
Setelah berkata demikian, maka Song-to Lie Kie Pok segera
menanggalkan baju luarnya, lalu tanpa menyadari bahaya yang akan
mengancam dirinya dibelakang hari nanti, lantas menggerakkan
tangannya bersilat menuruti jurus-jurus Cap Peh Lo Hoan To.
Berar-benar Cap Peh Lo Hoan To bukanlah nama kosong
belaka. Gerakan-gerakannya sederhana, tidak sulit untuk
dipahamkan. Akan tetapi dibalik itu, dibalik gerakan-gerakan yang
sederhana itu, tersembunyi suatu tenaga yang luar biasa serta
banyak pecahannya. Dan yang meyakinkan ilmu itu harus memiliki
kegesitan yang sangat tinggi. Demikianlah, di tengah ruangan itu
dalam keadaan lupa daratan Song-to Lie Kie Pok telah
memperhatikan Cap Peh Lo Hoan To yang menurut sumpahnya
tidak sembarangan dipertunjukkan.
Sekalian murid-muridnya menjadi semakin kagum dan memuji
muji akan kehebatan gurunya, hingga Lie Kie Pok tengah
menjalankannya, setelah mendengar dirinya dipuji-puji danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 21
dikagumi oleh para murid, segera iapun meneruskan gerakan
gerakan ilmu itu dari awal sampai akhir tapa ada satu juruspun yang
dilewatkannya.
Sedang murid-murid Kie Pok Bu-koan tenggelam dalam
kekaguman, adalah cuma Lian Bun Kauw sipemuda Hoo-lam yang
memiliki kecerdasan otak luar biasa, duduk diam sambil
mencurahkan seluruh perhatiannya pada kedelapan belas jurus Cap
Peh Lo Hoan To yang saat itu dijalankan dengan tangan kosong.
Diam-diam pemuda Hoo-lam itu mengucap syukur dalam hati
ia berkata : ?Ayah, kau harus menghaturkan rasa syukurmu kepada
Tuhan yang Maha Adil yang telah memberikan jalan kepada
puteramu ini hingga dapat memahami benar-benar seluruh jurus
Cap Peh Lo Hoan To yang sangat kau takuti itu.?
Sementara itu, setelah selesai menjalankan seluruh jurus-jurus
ilmu silat simpanannya itu, Lie Kie Pok segera kembali ketempat
duduknya dengan paras muka tak berubah, dan napasnyapun tidak
tersengal-sengal.
Pada saat itu juga Lian Bun Kauw mengambil tiga cawan arak
yang segera dihaturkannya kepada
Sementara itu, setelah selesai menjalankan seluruh jurus-jurus
ilmu silat simpanannya itu, Lie Kie Pok segera kembali gurunya,
dan kemudian diteguknya habis.
Sampai hari lewat jauh malam barulah makan minum itu
berakhir.
Hari berikutnya, mendadak Lian Bun Kauw telah menghilang
dari perguruan. Hingga dua hari ia ditunggu-tunggu, tidak juga
tampak kembali, makin Song-to Lie Kie Pok jadi sangat terkejut. Ia
sadar bahwa kini ia telah tertipu oleh murid yang selama ini telah
dicurigainya itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 22
Lie Kie Pok marah-marah, dengan muka merah padam ia
menggebrak meja sambil berseru : ?Aku sudah kena tipu! Aku
tertipu!!? Akan tetapi sadarpun sudah tak ada gunanya lagi. Lian
Bun Kauw, pemuda yang sejak semula kedatangannya telah
dicurigai, kini telah pergi. Pergi setelah ia berhasil mencuri lihat
Cap Peh Lo Hoan To secara lengkap delapan belas jurus.
Lie Kie Pok berusaha mengingat-ingat untuk mengenali siapa
adanya pemuda yang mengaku berasal dari Hoo-lam itu, akan tetapi
tentu saja ia tidak berhasil mengenalinya. Sungguh tak terkira,
betapa guru itu akan terkejut, andaikata ia dapat mengetahui bahwa
sebenarnya Lian Bun Kauw anak salah seorang dari ketiga
locianpwe yang dua puluh tahun yang lalu pernah dihancur
binasakaa olehnya.
Setelah buntu ingatannya, maka sambil berteriak-teriak Lie Kie
Pok menyuruh orang untuk memanggil Beng Su Hoo. Sesaat
kemudian murid kesayangannya itu telah datang menghadap.
?Hmm ! Bagus benar perbuatanmu ya?? Song-to Lie Kie Pok
mendamprat menumpahkan kemarahannya kepada murid yang
disayanginya. ?Sebenarnya mengapa kau bawa-bawa bajingan itu??
?Setelah ia berani meloloh aku sampai mabuk, ia berani juga
mencuri kedelapan belas jurus ilmu simpananku ! Sekarang dengan
enak saja kau biarkan dia minggat dari sini !?
?Bagaimana mencurinya, suhu?? tanya Su Hoo yang menjadi
takut bercampur keheraran mendengar kata-kata gurunya itu.
?Dasar goblok ! Sungguh tak punya otak! Apakah kau tidak
tahu bahwa bajingnn itu mempunyai kecerdasan otak seratus kali
lipat dari pada kau??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 23
Beng Su Hoo terperanjat. Sekarang barulah ia sadar bahwa
kawan yang telah dianggapnya sebagai saudara itu kiranya telah
menipunya!
?Dulupun ia itu sebenarnya sudah hendak menolak
permohonannya! Tapi apa mau dikata kau malah membantu dia
membujuk diriku untuk menerima dia. Sekarang setelah terjadi hal
seperti ini, apakah kau hendak berdiam diri Saja?? bentak Lie Kie
Pok yang belum hilang marahnya.
Beng Su Hoo demi melihat gurunya yang telah menjadi
demikian gusar terhadap dirinya, buru-buru ia berlutut sambil
berkata gemetaran.
?Sebenarnya sungguh teecu tak pernah menduga, mimpipun
tidak, bahwa pemuda itu bukan manusia baik-baik. Sebab selama
lama dia berdiam dalam perguruan ini, selama itu dia tidak pernah
melakukan sesuatu yang patut dicurigai. Akan tetapi kenyataan dia
telah membuat suhu sangat menyesal, dan semuanya ini akibat
kecerebohan teecu masukkan racun kedalam tempat ini. Oleh
karena itu, teecu bersedia menanggung segala akibatnya, teecu akan
mencari dia hingga ketemu, dan bila perlu untuk menebus dosa
teecu, teecu rela mengorbankan jiwa teecu?
Mendengar jawaban muridnya yang demikian, lagi pula
memang Bcng Su Hoo juga tidak bisa terlalu disalahkan, maka
kemarahan Lie Kie Pok agak surut. Dengan menghela napas ia
berkata penuh penyesalan:
?Sejak semula aku telah menduga bahwa bajingan itu bukan
manusia baik-baik. Tetapi untuk membuktikan kata-kata dalam
hatiku sengaja aku telah menerima dia menjadi murid. Siapa
sangka, ternyata dugaanku tidak meleset sama sekali......?
Sehabis berkata, Le Kie Pok menghela napas pula, seraya
berusaha untuk mengingat-ingat siapa gerangan pemuda bajinganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 24
itu. Akau tetapi walau bagaimanapun ia memeras otak, tetap ia tidak
dapat memecahkan teka-teki ingatannya itu. Dia tetap tidak dapat
mengenali anak siapakah pemuda yang mengaku bernama Lian
Bun Kauw itu.
?Yah.... apa hendak dikata .....?, Lie Kie Pok melanjutkan
penyesalannya. ?Semuanya telah terjadi, rupanya takdir yang telah
membuat diriku tanpa sadar telah melanggar sumpahku - Ahhhh . .
huh . . huhu . . uhhh . . " begitulah penyesalan yang terlalu besar
telah membuaat pendekar perkasa itu menjatuhkan diri berlutut
sambil menangis tersedu-sedu.
Sedang Beng Su Hoo dai menjublak, hanya dapat mengawasi
belaka, tanpa dapat berbuat suatu apa.
?Suhu ?, dengan masih berlutut, Song to Lie Kie Pok berkata
berteriak-teriak, ?Karena teccu telah melanggar sumpah, maka teecu
bersedia untuk menjalani hukuman apapun yang hendak dijatuhkan
kepada teecu.......?
Ketika melihat keeadaan gurunya yang demikian, maka tanpa
terasa Beng Su Hoo menjadi sangat bersedih, dan akhirnya ikut
ikutan menangis menggerung-gerung, Hingga membuat ruang
belajar silat itu menjadi ramai dengan suara tangisan dua orang itu,
guru dan murid. Hal itu membuat seluruh penghuni perguruan itu
menjadi bingung, dan sibuk baik pegawai maupun murid Kie Pok
Bu-koan berusaha menghibur kedua orang yang menangis itu.
Kejadian ini semuanya lelah menyadarkan mereka semua akan
kebusukan Lian Bun Kauw, orang yang selama ini mereka anngap
baik-baik.
Sebenarnya siapa pemuda she Lian yang mengaku berasal dari
Hoo-lam itu?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 25
Sebagai kita telah mengetahui, bahwa pada dua puluh tahun
yang lalu Song-to Lie Kie Pok pernah melakukan pertempuran
dengan tiga orang cianpwe yang rata-rata sudah berusia lima puluh
tahunan. Bertiga mereka itu sebenarnya adalah tiga ketua utama
partai Ceng Hong Pai. Mereka ini sebenarnya memiliki kepandaian
tunggal yang istimewa.
Akibat hasutan seorang murid mereka, ketiga cianpwe itu kena
dibakar, kemudian mereka bertiga turun gunung untuk mengukur
tenaga dengan Song-to Lie Kio Pok.
Ketika itu Song-to Lie Kie Pok baru saja empat bulan keluar
dari pintu perguruan di Siong-san. Usianyapun sedarg segar-segar
baru meningkat dua puluh tahun lebih. Dalam usia demikian ia
adalah murid turunan langsung dari Beng Beng Hoat-su ketua
Siauw Lim Pai yang ilmu kepandaian dan kesaktiannya tak ada
tandingan.
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Demikianlah, hanya dengan mempergunakan delapan jurus dari
Cap Peh Lo Hoan To, Lie Kie Pok telah berhasil menghancur
binasakan ketiga cianpwe itu.
Kejadian ini sudah terlalu lama berlalu. Lie Kie Pok telah
melupakannya, dia ia tidak menyadari bahwa salah seorang dari
ketiga cianpwe yang bernama Ong Go Lo-couw mempunyai
seorang putera yang saat itu berusia delapan tahun. Dan anak itu
adalah yang sekarang kita kenal sebagai Lin Bun Kauw, yang
sebenarnya bernama Ong Kauw Lian.
Ong Kauw Lian walaupun saat itu baru berusia 8 tahun, akan
tetapi memiliki kecerdasan otak yang hampir menyamai orang
dewasa. Demikianlah tahun itu juga ia meninggalkan kampung
halamannya, mencari pembunuh ayahnya itu,
Dua tahun kemudian, tengah dalam perjala nannya ke Ouw-pak
ia telah bertemu dengan sutee dari ayahnya, yaitu Kim Bian Ho LieKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 26
An Hwie Cian. Si Rase bermuka Emas. An Hwie Cian ini
menyadari bahwa kepandaiannya berada setingkat dibawah
suhengya, lagi pula ia tahu bahwa kebinasaan ketiga suhengnya itu
adalah akibat kecerobohan mereka sendiri, maka ia tidak berdaya
untuk membalaskan Sakit hati subeng-suhengnya itu. Itulah
sebabnya, ketika dalam perjalanannya ke daerah Ouw-pak ia
menemukan putera suhengnya, segera ia mengajaknya kembali ke
Ceng Hong San.
Kepada Ong Kauw Lian Si Rase Bermuka Emas An Hwie Cian
menurunkan seluruh ilmu kepandaiannya. Sehingga pada usia 23
tahun, Ong Kauw Lian telah dapat mewarisi seluruh ilmu
kepandaian yang diturunkan kepadanya, baik ginkang, lweekang
maupun gwakang,
Demikianlah, Kim Bian Ho Lie An Hwie Cian lantas
menjelaskan bahwa yang telah membunuh ayah Ong Kauw Lian
adalah murid kepala dari Beng Beng Hoat-su yang bernama Lio Kie
Pok. Juga dijelaskan pula bahwa kematian ketiga suheng-suhengnya
adalah karena ilmu silat Cap Peh Lo Hoan To dari Song-to Lie Kie
Pok yang sangat lihay itu. Maka apabila Ong Kauw Lian bermaksud
membalaskan sakit hati ayahnya, ia harus menguasai dulu Cap Peh
Lo Hoan To barulah akan dapat mengalahkan Song-to Lie Kie Pok
yang sekarang berdiam dl Siu-ciu.
Begitulah kisah selanjutnya secara kebetulan Oog Kauw Lian
telah bertemu dengan murid Lie Kie Pok yang ternama Beng Su
Hoo, hingga untuk selanjutnya ia diterima murid di Kie Pok Bu
koan, yang kemudian berakhir dengan pesta ulang tahun Lie Kie
Pok itu.
Setelah berhasil ?mencuri? delapan belas jurus Cap Peh Lo
Hoan To, tanpa sejuruspun yang luput dari ingatannya, maka pada
keesokan harinya Ong Kauw Lian secara diam-diam telah
menghilang dari Kie Pok Bu-koan. Dengan segera pemuda iniKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 27
lantas pergi langsung mendaki gunung Ceng Hong San, untuk
segera meyakini Cap Peh Lo Hoan To.
Setibanya di Ceng Hong San, didapatkannya keadaan gunung
sangat sunyi, sebab beberapa hari yang lalu Kim Bin Ho LieAn
Hwie Cian pergi turun gunung untuk mencari obat-obatan bersama
puterinya. Pekerjaan ini memang sering di lakukannya, hampir
setiap setengah tahun sekali.
Demikianlah, seorang diri Ong Kauw Lian sejak hari itu lantas
melatih diri dengan Cap Peh Lo Hoan To dengan sekeras hati. Ia
mempunyai kecerdasan yang benar-benar luar biasa, serta
mempunyai otak yang benar-benar terbuka. Maka dengan tekad
yang menyala-nyala untuk dapat membalaskan dendam ayahnya,
dua bulan kemudian Ong Kauw Lian telah berhasil merubah Cap
Peh Lo Hoan To menjadi Sha Cap Lak To. Kemudian pada bulan
berikutnya, dengan ditambahi dengan jurus-jurus paling lihay dari
Ceng Hong Pai, ia telah merubah Sha Cap Lak To atau Sha Cap Lak
Lo Hoan To menjadi suatu bentuk ilmu pedang yang dinamakan
Ceng Hong Kiam Hoat yang terdiri dari seratus delapan jurus.
Dan....... sungguh dahsyat, Ceng Hong Kiam Hoat ini, seratus kali
lipat lebih lihay dari pada ilmu golok Cap Peh Lo Hoan To.
Pada suatu hari, setelah lama empat bulan ia meyakinkan diri di
Ceng Hong San, dan setelah puas mematangkan diri dengan lima
pedang Ceng Hong Kiam Hoat, maka diputuskannyalah untuk
mewujudkan cita-citanya mencari musuh besarnya tanpa menunggu
kembalinya sang paman.
Dengan mempergunakan ginkanguya yang sangat tinggi, dalam
waktu dua hari dua malam Ong Kauw Lian telah berhasil tiba di
Siu-ciu, kota dimana musuh besarnya atau bekas ?gurunya" itu
tinggal.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 28
Tengah dalam perjalanannya menuju Kie Pok Bu-koan, tiba
tiba dari arah belakang ia merasakan adanya beberapa benda yang
memancarkan hawa dingin menyerang dari tiga jurusan, atas,
tengah dan bawah. Berbareng itu terdengar suara bentakan yang
masih dikenal benar oleh Ong Kauw Lian.
Dengan segera Ong Kauw Lian menyadari bahwa ketiga benda
yang menyerang itu adalah sejenis hui-piauw atau piauw terbang.
Dengan sangat cepatnya Ong Kauw Lian memutar tubuhnya
dengan menggunakan jurus Poan Liong Jiauw Po atau naga
bertindak, dari partainya. Iapun mengulur lehernya untuk
menangkap senjata rahasia yang mengarah perut dengan giginya,
sedang kedua tangannya bergerak menyambar kedua piauw yang
lain, Dengan demikian ia telah mempertunjukkan kepandaiannya
yang hebat, hingga membuat sekalian orang yang menyaksikan
menjadi sangat kagum..
Orang yang membokong tadi tidak lain Beng Su Hoo adanya,
yang menjadi sangat terkejut melihat kegesitan orang yang pernah
menjadi suteenya itu. Sebelum ia tahu apa yang harus dilakukan
selanjutnya, maka tampak berkelebat sesosok bayangan yang tiba
tiba saja telah tiba dihadapannya sambil tertawa-tawa, yaitu Ong
Kauw Lian atau yang dikenal oleh Beng Su Hoo sebagai Lian Bun
Kauw.
Sambil tertawa-tawa haha hihi, entah mengejek enteh gembira
atau entah menghina, Ong Kauw Lian berkata : ?Beng toa-hia
mengapa kau begitu kejam? Lupakah pada persaudaraan kita?
seharusnya kau bangga memiliki saudara yang berilmu kepandaian
tinggi, tinggi sekali.....hahaha......?
Rupanya sengaja Lian Bun Kauw mengerahkan tenaga
lweekangnya sehingga suara tawanya terdengar sangat nyaring
menyakitkan telinga, sehingga orang-orang disekitarnya menjadiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 29
gempar, sedangkan Beng Su Hoo sendiri menjadi benar-benar
terpaku diam.
Belum habis gema suara tawanya, Ong Kauw Lian telah
menotok jalan darah tai-twie-hiat Beng Su Hoo pada bagian
lambung. Ong Kauw Lian menotok sedemikian rupa sehingga orang
yang ditotoknya tak dapat berbuat apa-apa, tetapi masih dapat
berjalan sebagai biasa, seperti orang yang tak kurang suatu apa.
Setelah itu, Ong Kauw Lian membentak, mengeluarkan suara
memerintah : ?Lekas kau pulang. Sampaikan kepada gurumu bahwa
aku putera Ong Go Lo-couw nanti malam akan mengadakan
kunjungan!?. Sehabis berkata demikian ia segera berkelebat pergi,
menghilang diantara wuwungan-wuwungan rumah.
Sementara itu, Beng Su Hoo yang berada seorang diri dalam
keadaan tertotok, seakan ada yang menyuruh, segera menggerakkan
kedua kakinya untuk berjalan, menuju Kie Pok Bu-koan.
Semua anggota Kie Pok Bu-koan menjadi terheran-heran
melihat tingkah laku Beng Su Hoo yang seperti orang linglung,
memasuki perguruan dengan langkah linglung,
?Hai, Su Hoo suheng, mengapa kau?? seorang suteenya
bertanya, akan tetapi tidak mendapat jawaban.
Seseorang yang mengira bahwa Beng Su Hoo telah kemasukan
hantu, cepat-cepat masuk kedalam untuk melapor kepada Song-to
Lie Kie Pok, yang ketika itu sedang berada dikamar semedhinya.
Mendengar laporan itu, Song-to Lie Kie Pok setengah percaya
setengah tidak. Lekas-lekas ia keluar untuk membuktikan sendiri
apa yang sebenarnya terjadi.
Kekagetan guru itu menjadi lebih tak terkira demi melihat
dengan mata kepala sendiri, murid kesayangannya, Beng Su Hoo,
wajahnya tampak pucat seperti kapas sedang gerakan jalannyapunKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 30
tidak wajar. Setelah ditelitinya sebentar, mata Song-to Lie Kie Pok
melihat pada bagian lambung muridnya tampak sebuah bekas
totokan. Akan tetapi ia tidak dapat menduga, orang sakti dari
manakah yang telah dapat melakukan totokan pada tai-twie-hiat
sehingga mengakibatkah keadaan demikian rupa, sebab biasanya
orang yang ditotok pada bagian lambungnya seperti itu, tidak
berakibat begitu aneh.
Tanpa terasa, hatinya tergetar Song-to Lie Kie Pok` menduga
bahwa ia telah kedatangan seseorang angkatan lama yang
berkepandaian sangat tinggi. Sungguh bermimpipun tak mungkin ia
dapat mengira bahwa yang telah melakukan perbuatan itu adalah
seorang pemuda yang empat bulan yang lalu masih menjadi salah
seorang muridnya, yang justru sekarang sedang dicari-carinya.
Keadaan Beng Su Hoo kian bertambah payah. Song-to Lie Kie
Pok segera memerintahkan beberapa orang muridnya untuk
membawa Beng Su Hoo kedalam kamarnya, untuk kemudian
dibaringkan diatas pembaringan batu.
Cepat-cepat dibukanya baju si murid yang sudah tak sadarkan
diri lagi. Dilihatnya jelas sekarang setelah beberapa saat memeriksa
dengan teliti bahwa disebelah kanan dari urat tai-twie-hiat
muridnya, terdapat sebuah totokan yang sangat kecil sekali, sebesar
tajamnya jarum. Keheranannya semakin bertambah-tambah.
Song-to Lie Kie Pok berusaha untuk mengingat-ngingat,
siapakah kiranya orang yang memiliki ilmu totokan demikian.
Dihubung-hubungkannya totokan itu dengan totokan yang pernah
disaksikannya pada dua puluh tahun yang lalu. Akirnya soal ini
terpecahkan juga, ia merasa pasti bahwa totokan itu adalah ilmu
totokan kaum Ceng Hong Pai, cuma yang terlihat olehnya sekarang
jauh lebih hebat daripada yang dulu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 31
Setelah kepastiatnya itu, maka Song-to Lie Kie Pok meminta
sebatang jarum kepada salah seorang muridnya. Setelah itu, iapun
bekerja cepat, menusuk-nusukan jarum itu disekeliling bekas
totokan berpuluh-puluh kali. Dalam sekejap saja, kain putih pelapis
pembaringan telah menjadi merah oleh darah yang menetes-netes
keluar dari kulit lambung simurid.
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Usaha ini ada juga sedikit faedahnya. Beberapa saat kemudian
Beng Su Hoo tampak mulai bergerak-gerak. Sambil meronta
perlahan, ia tampak berusaha dengan susah payah untuk dapat
berkata-kata. Lie Kie Pok berusaha untuk mencegahnya, akan tetapi
si murid telah mendahuluinya :
?Suhu ..... berjaga-jagalah ..... nanti mal.....? sampai disini Beng
Su Hoo bethenti berbisik, karena ternyata kemudian seluruh
tubuhnya menjadi kaku, dan jiwanya telah melayang, tewas akibat
totokan seseorang yang pernah menjadi saudara, kawan yang pernah
ditolongnya setengah tahun yang lalu.
Melihat kematian murid kesayangannya yang begitu
mengenaskan, maka tanpa terasa, menitiklah air mata Song-to Lie
Kie Pok. Teringatlah olehnya betapa hubungan kasih sayang antara
dirinya dengan murid ini yang bo1eh dikata sudah sebagai anak
kandung sendiri.
Sepanjang hari, Lie Kie Pok mengucurkah air mata kemudian
menyesali kematian muridnya itu, hingga haripun telah menjelang
sore.
Selelah seorang muridnya datang memberitahukan bahwa hari
sudah datang malam, dan waktu makan sudah tiba, barulah Song- to
Lie Kie Pok meninggalkan jenazah muridnya dengan hati berat,
kemudian dengan ditemani isterinya ia bersantap malam.
Selesai bersantap malam, kembali Song-to Lie Kie Pok
memasuki kamar semedhinya untuk menentramkan pikirannya yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 32
baru saja tergoncang Beberapa saaat semedhi maka haripun menjadi
malam.
Keadaan perguruan itu sunyi senyap, kecuali suara jengkerik
yang mengerik dipekarangan terdengar nyaring bersahutan.
Namun orang yang dinantikan seperti yang dikatakan oleh Su
Hoo sesaat sebelum ajalnya, belum juga muncul. Hati Song-to Lie
Kie Pot agak tergetar juga, sebab ia menyadari bila seseorang
hendak mengadakan kunjungan pada malam hari maka dapatlah
dipastikan bahwa orang itu sedikitnya tentu tergolong dari tingkatan
tinggi yang tentu berkepandaian sangat lihai pula.
Kembali telah dilalui waktu satu jam, hari sudah menjelang
pagi kira-kira pukul tiga sekarang. Saat itu Lie Kie Pok merasa pasti
bahwa saat inilah orang itu akan muncul. Ia pun lalu bersiap-sedia.
Golok besarnya yang tajam berkilat-kilat disiapkan disebelah kanan
duduknya. Namun keadaan disekelilingnya masih juga sunyi saja,
tiada terdengar suara apapun yang mencurigakan hingga kembali
beberapa saat berlalu dengan ketegangan belaka.
Ketika itu. justru ia sedang memusatkan pikirannya, memasang
telinga dan membuka matanya ... tiba-tiba tanpa diketahui dari
mana asalnya, tahu-tahu dihadapannya telah berdiri seseorang yang
sebelumnya benar-benar tak pernah diduganya.
Orang itu bergerak secepat angin, dengan sepasang mata agak
juling dan muka merah padam karena api kemarahan, ternyata
bukan lain adalah ?Lian Bun Kauw? seorang bekas muridnya
sendiri yang telah menghilang beberapa bulan yang lalu itu,
Selama beberapa bulan ini Song-to Lie Kie Pok telah
mengembara kelima propinsi untuk mencari bekas murid yang telah
memperdayakannya itu, akan tetapi hasilnya sia-sia belaka.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 33
Kini tiba-tiba pemuda itu telah muncul dengan begitu
mendadak seakan dapat mudah begitu saja muncul seperti setan,
maka diam- diam Song-to Lie Kie Pok merasa terkejut.
Namun Song-to Lie Kie Pok adalah seorang jago yang telah
duapuluhan tahun malang melintang didunia kangouw, yang boleh
dibilang telah kenyang dengan pengalaman menghadapi
pertempuran besar ataupun kecil dimana-mana, maka sesaat
kemudian ia dapat menguasai dirinya dengan baik.
?Bukan kau yang bernama Lian Bun Kauw, bekas muridku
yang menghilang enam bulan yang lalu setelah mencuri
kepandaianku?? Lie Kie Pok menegur demikian, akan tetapi hatinya
tak habis pikir. Mungkinkah dengan mencuri lihat delapan belas
Jurus Gap Peh Lo Hoan To saja, pemuda bekas mudidnya itu akan
dapat begini lihay? Hmm... Apakah kau orangnya, yang dikatakan
oleh muridku, akan- mengunjungi malam ini??
Pemuda itu Cuma mendengus bengis. Song-to Lie Kie Pok
teringat sesuatu yaitu bekas totokan pada lambung Beng Su Hoo.
Maka hatinya berdebar, lalu tanyanya pula :
?Apakah kau anak murid Ceng Hong Pai??
?Tidak salah! Aku adalah putera dari salah seorang ketiga
cianpwe yang telah kau bunuh pada duapuluh tahun yang lalu.
Bersiaplah kau untuk kuantarkan menghadap Giam Lo Ong !? sahut
pemuda itu dengan suara gemetaran menahan marah.
Mendengar jawaban itu, serentak timbul bermacam-macam
perasaan yang mengaduk didalam dadanya. Kaget, heran dan gusar
bermunculan silih berganti. Akhirnya perasaan gusarlah yang
muncul membangkitkan hawa amarah. Dengan cepat ia telah
menyambar goloknya, sambil kemudian dengan mengeluarkan
bentakan keras iapun lalu membacok dengan satu gerakan dari CapKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 34
Pek Lo Hoan To jurus kesembilan, yang disebut Sat Liong Hok
Houw atau ilmu membacok naga menaklukan harimau.
Akan tetapi dengan sangat mudahnya Lian Bun Kauw telah
dapat berkelit untuk kemudian menjejakkan kakinya melompat
sejauh empat tombak lebih. Melibat kelihaian sibekas murid ini,
Song-to Lie Kie Pok bukannya menjadi kagum, sebaliknya bahkan
makin gusar.
?Hmmh! Bagus sekali perbuatanmu !? bentaknya. ?Setelah kau
berani mencuri delapan belas jurus Cap Peh La Hoan To dariku,
sekarang kau hendak mencobai! Murid tidak tidak punya liangsim!
Murid keparat !?
?Mengapa tanpa sebab kau membunuhi suhengmu secara
begitu keji?? begitulah Lie Kie Pok melanjutkan caciannya.
Bekas murid itu hanya tersenyum bengis, sehingga membuat
Lie Kie Pok bertambah kalap belaka. Sehingga goloknya terayun
pula, membacok dengan cepat sambil membentak-bentak.
?Ketahuilah olehmu, hai murid keparat ! walaupun kau telah
menjadi manusia dengan seribu kepala dua ribu tangan, aku Song
to Lie Kie Pok takkan menjadi takut !?
Namun untuk serangan yang kedua kali inipun dengan
mudahnya sibekas murid itu dapat menelitinya dengan mudah.
Bahkan ia masih sempat memperdengarkan suara tertawa penuh
ejekan.
Ketika tampak mulutnya berkemai-kemik, maka selanjutnya
Lian Bun Kauw telah mencabut pedaognya. Lalu terdengar kata
katanya yang gemetaran :
?Lie Kie Pok! Memang aku telah mencuri kepandaian
tunggalmu! Dan dengan kepandaian tunggalmu ini aku hendak
membunuhmu untuk membalaskan sakit hati ayahku... !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 35
?Diam!? bentak Lie Kie Pok dengan suara menggeledek. Bukan
main gusarnya mendengar bekas murid itu telah berani memanggil
dengan sebutan namanya saja. ?Mari, kita coba-coba ! Golokku
akan membunuh setiap murid murtad !?
?Ha ha ha kau hendak membunuhku?" Bekas murid itu tertawa
mengejek. ?Dapatkah kau membunuhku? Hahaha ...ayah, dapatkah
manusia she Lie ini membunuhku...." Demikianlah Liati Bun Kauw
atau Ong KauW Lian berkata-kata seorang diri, sambil kemudian
berlutut kepalanya menengadah keatas seakan-akan pemuda itu
sedang bersembahyang. Terdengar ia menyebut-nyebit Ong Go Lo
couw berulang-ulang, sehingga membuat Song-to Lie Kie Pok
bertambah terkejut. Timbul pertanyaan dalam hatinya, benarkah
pemuda yang pernah menjadi muridnya itu adalah anak Ong Go Lo
couw?.
Sementara itu, pemuda itu masih kedengaran berkata-kata
seorang diri: ?Maka sekararg, tenteramkanlah dirimu ayah,
ijinkanlah sekarang anakmu melaksanakan tugasmu ?
Song to Lie Kie Pok telah mendapat kepastian bahwa pemuda
itu benar adalah putera Ong Go Lo-couw, orang tua yang pernah
dibunuhnya, maka iapun bersiaga, goloknya dilintangkan didepan
dada. Dengan sikap Tui Cung Bong Goat, jago golok besar ini siap
menanti serangan, bahkan bila perlu menyerang lebih dahulu.
Setelah menanti beberapa saat, tampak pemuda itu mulai
berrgerak bangkit dan menghampiri. Song-to Lie Kie Pok tanpa
membuang waktu lagi segera mcnerjang dan kemudian
menyabetkan goloknya.
Song-to Lie Kie Pok terkenal dengan ilmu goloknya yang
termashyur yaitu Cap Peh Lo Hoan To yang dahsyat itu. Kali ini ia
menyerang dengan satu jurus yang mematikan, menghajar dada si
pemuda sebelah kiri pada jalan darah kie bun hoat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 36
Sekonyong-konyong, Ong Kauw Lian putera Ong Go Lo-couw
itu sebaliknya dari menangkis
Bahkan tampak ia bergerak secara aneh dan sangat cepay, tahu
tahu ia telah menggigit punggung golok lawan dengan giginya,
sambil membarengi menggerakkan tangannya menjotos.
Song-to Lie Kie Pok terperanjat ia bermaksud meloncat
menghindar akan tetapi mendadak ia merasakan pergelangan
tangannya sangat nyeri, ia tahu, bahwa pemuda itu telah
menggunakan jutus kedua Cap Peh Lo Hoan To namun yang
membuatnya tak habis mengerti mengapa jurus itu sangat berlainan
dan aneh sekali. Sama sekali Song-to Lie Kie Pok tidak mengetahui
bahwa Cap Peh Lo Hoan To telah dirubah menjadi ilmu pedang
Ceng Hong Kiam Hoat dan Ceng Hong Kun Hoat.
Puluhan tahun Lie Kie Pok berkelana di kalangan kang-ouw
sebagal seorang piauw-su, akan tetapi belum pernah ia melihat
orang memilik ilmu silat yang demikian lihai dan aneh.
Sementara itu, sebenarnya waktu goloknya digigit lawan,
pergelangan tangan Lie Kie Pok telah ditotok, hingga kesamutan
dan sangat nyeri.
Tanpa membuang ketika lagi. Ong Kauw Lian lantas
menggerakkan tangan kanannya untuk menghajar batok kepala jago
golok itu sambi tertawa keras.
Song-to Lie Kie Pok menggeram keras seperti harimau terluka,
sambil mengempos semangatnya mengirim pukulan dahsyat kearah
dada lawan. Dalam gusarnya itu ia telah melancarkan pukulan yang
mematikan yaitu jurus keenam belas dari Cap Peh Lo Hoan To yang
disebut Hang Liong Hok Houw atau pukulan membinasakan naga
barimau.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 37
Saat itu, si pemuda yang lelah berhasil mengubah ilmu pedang
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ceng Hoog Kun Hoa terdengar mengeluarkan teriakan aneh, dan
tubuhnya meloncat mundur dengan cepat, untuk kemudian dengan
menotolkan kedua kakinya ke tanah ia sudah melompat kembali
kedepan berhadapan lagi dengan Soig-to Lie Kie Pok.
?Aku lidak percaya bahwa kau sanggup menahan tiga jurus
Ceng Hong Kun Hoatku !? Si pemuda berseru.
Pukulan Hang Liong Hok Houw dari Song-to Lie Kie Pok yang
baru saja dilancarkan ini mempunyai tenaga pukulan kurang lebih
sembilan ratusan kati. Dan seumur hidupnya, pukulan tersebut
boleh dikatakan belum pernah meleset. Bahkan dengan pukulan
itulah Ong Go locouw maupun kedua saudaranya mengalami
kebinasaan.
Namun hebatnya, pemuda ini begitu mudah dapat memunahkan
pukulan itu sehingga kecuali membuat Song-to Lie Kie Pok
terkejut, juga berbareng kuatir. Dalam hati ia semakin penasaran
mungkin dalam waktu yang begitu singkat si pemuda telah dapat
mengubah Cap Peh Lo Hoan To?
Cepat bagaikan sambaran kilat. Ong Kauw Lian memenuhi
ucapannya tadi. Segera kedua tangannva menyambar, mengancam
batok kepala lawan. Selagi Lie Kie Pok hendak berkelit, tiba-tiba
kepalanya telah tercekal keras oleh kedua telapak tangan Ong Kauw
Lian, untuk kemudian tanpa berdaya apa-apa ketika sipemuda
menggentaknya jago golok itu telah terbaring jatuhdengan
kepala yang telah terpisah dari badannya.
Setelah berhasil membunuh musuh besar yang dua puluh tahun
dicari-carinya itu, maka sambil memperdengarkan suara tawa yang
menyeramkan Ong Kauw Lian berkelebat sambil menenteng kepala
musuh besarnya itu, untuk kemudian bayangan tubuhnya
menghilang dalam gelap.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 38
Sementara itu, para anggota Kie Pok Bu-koan yang mendengar
suara ribut-ribut dalam kamar guru mereka, segera terkumpul dan
menyerbu kearah kamar pemimpin itu. Akan tetapi kedatangan
mereka terlambat. Justeru mereka baru memasuki kamar sang guru,
maka mereka melihat sesosok bayangan yang berkelebat pergi
sambil memperdengarkan suara tawa yang menyeramkan sekali,
yang mereka agaknya mengenal baik suara itu. Merela menjadi
sangat terkejut ketika melibat ke lantai kamar, tertampaklah
sebatang tubuh tergeletak tanpa kepala. Maka segera meledaklah
suara ratap tangis yang memilukan demi mereka mendapat
kenyataaa bahwa yang telah terbinasa itu adalah guru mereka
sendiri ...
Tubuh Lie Kie Pok lantas dibaringkan berendeng dengan
jenazah Su Hoo diatas pembaringan batu. Demikianlah akhir hidup
seorang jago golok yang termashur itu, seakan kena dimakan
sumpah! Mati akibat ilmu yang dirahasiakan dengan kepala dan
badan terpisah akibat pembalasan dendam.
Song Bun Nio isteri Lie Kie Pok demi mendengar kematian
suaminya yang demikian mengenaskan, menjadi sangat berduka,
dan berkali-kali ia jatuh pingsan.
****
Bencana ini semua terjadi di Siu-ciu, sehingga walaupun Kie
Pok Bu-koan gempar dengan ratap tangis dan banjir air mata, akan
tetapi takkan dapat didengar oleh Lie Sin Hong putera tungal
pendekar golok itu, yang kini sedang dalam perjalanannya
menunaikan tugas mengantarkan piauw ke daerah barat, ke suatu
kota yang terletak diperbatasan antara Birma dan Tiongkok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 39
Kita mengetahui bahwa pada kira-kira enam bulan yang lalu
putera tunggal Song-to Lie Kie Pok ini mengantarkan piauw itu
dikarenakan ayahnya saat itu sedang terganggu kesehatannya.
Ketika itu di daerah perbatasan Tiongkok dan Birma sedang
hebat-hebatnya dilanda oleh api peperangan yang ditimbulkan oleh
adanya pemberontakan disana. Hingga walaupun Kie Pok Bu-koan
atau nama Kie Pok Piauwkok namanya sedang sangat mashurnya,
akan tetapi tak luput Lie Sin Hong mengalami banyak gangguan,
hingga bagaikan sebuah angkatan perang yang harus menundukkan
banyak benteng-benteng musuh, pemuda ini telah berkali-kali
melakukan pertempuran besar yang selalu dimenangkan olehnya
dengan gilang gemilang. Dan tugas mengantarkan piauw itu dapat
juga diselesaikan dengan baik dalam waktu empat bulan.
Perjalanan yang memakan waktu dan tenaga itu, akhirnya
membuat sipemuda dapat pulang kembali kekota kediamannya
dalam waktu enam bulan.
Ketika ia memasuki kota Siu-ciu, ia menjadi bingung telah
hampir setiap orang tampil mendatangi dirinya, bahkan ada pula
bebetapa orang yang mengenakan pakaian berkabung.
Pemuda ini menjadi sangat heran dan terkejut, ketik tiba-tiba
beberapa orang tiba-tiba saja menubruk kearah dirinya sambil
menangis terisak-isak, tanpa ada seorangpun yang berkata-kata.
Timbullah firasat buruk dihatinya. Mata setelah ia berhasil
melepaskan dirinya dari rangkulan orang-orang itu, cepat-cepat ia
berlari menuju pulang dengan hati cemas dan waswas.
?Mungkinkah ayah telah meninggal dunia akibat penyakitnya
itu? Atau barangkali ayah yang memiliki kepandaian tiada duanya
dikolong langit ini telah dikalahkan orang, dan mengalami
kebinasaan?? Demikianlah sepanjang perjalanannya pulang ini,
sipemuda dikejar-kejar oleh pertanyaan-pertanyaan, hingga ia tibaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 40
pada pintu pekarangan rumahnya dan mempercepat larinya
memasuki rumahnya.
Segera ia dapat melihat diataa meja sembahyang, ayahnya yang
sangat dicintainya itu tampak tergeletak tanpa kepala. Seketika
dunia bagaikan berputar, dan pandangan matanya jadi gelap. Dalam
kagetnya disaat itu juga Lie Sin Hong roboh pingsan.
Ketika tersadar dari pingsannya, maka Lie Sin Hong melihat
dirinya dikelilingi oleh berpuluh-puluh orang yang berpakaian serba
putih sedang menangis tersedu-sedu.
Dengan segera pemuda itu menangis menggerung-gerung,
meratap sepus-puasnya, hingga akhirnya ia teringat pada ibunya
yang belum ditemuinya. Segera ia berlari-lari ke kamar ibunya.
Setelah sampai segera ditolaknya pintu kamar sambil berseru :
?Ibu!?
Sunyi sepi, tiada terdengar jawaban.
?Ibu., aku pulang !? Sekali lagi si pemuda berseru-seru
memanggil, akan tetapi seperti juga tadi, tiada terdengar jawaban.
?Ibuuu Ibuuu. Ibuuu.!? demikianlah akhirnya Lie Sin
Hong berseru-seru dengan kalap.
?Siangkong, beliau telah menyusul ke alam baka..? tiba-tiba
terdengar suara Keng-ma pembantu kepercayaan ibunya berkata
sambil menangis sesenggukan.
Bagaikan berkali-kali disambar guntur, seketika pemuda itu
jatuh pingsan lagi. Sungguh patut dikasihani, jauh-jauh dari tanah
barat ia pulang dengan selamat tiba dikampung kediamannya.
Perasaan rindu kepada kedua orang turnya sangatlah besar. Sudah
terbayang didalam ingatannya, betapa ia akan bercerita dengan
gembira dihadapan kedua orang tua yang sangat dicintainya itu
tentang pengalaman-pengalaman selama perjalanannya ke daerahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 41
barat. Namun, siapa sangka ternyata kepulangannya ini
mendapatkan sambutan yang begini menyedihkan, disambut oleh
bencana hebat yang tentu saja akan menghancurkan seluruh
kegembiraannya.
Memang benar, isteri Song-to Lie Kie Pok atau ibu Sin Hong
telah meninggal dunia, agaknya akibat goncangan hatinya oleh
kedukaan membuat wanita itu tak sanggup untuk hidup lebih lama
lagi.
Dan kini, untuk yang keempat kalinya, warga Kie Pok Bu-koan
kembali berada dalam kerepotan. Kali ini mereka sibuk berusaha
untuk menyadarkan putera tunggal almarhum kedua majikannya.
Mereka sangat cemas kalau-kalau nanti kongcu mereka mengalami
nasib seperti ibunya. Maka segera dipanggilnya seorang sinshe dari
Siu-ciu. Setelah sinshe itu memeriksa, barulah mereka merasa lega.
ketika mendengar keterangan bahwa keadaan sang kongcu tidaklah
berbahaya.
****
JILID 2Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 42
BENAR SAJA, menjelang sore Sin Hong tampak enggerak
gerakkan tangannya. Untuk kemudian mpak ia membuka kedua
matanya, hingga membuat orang-orang yang mengelilinginya jadi
kegirangan.
Sementara itu, kembali Lie Sin Hong menyebut-nyebut nama
ayah dan ibunya, lalu menangis pula, menggerung-gerung.
?Siangkong, sudahlah.? Keng-ma berusaha menghiburnya.
?Bukankah kau seorang laki-laki, adalah lebih baik kau
membalaskan sakit hati ayah ibu, dari pada menangis yang hanya
akan melemahkan semangatmu belaka?.
Lie Sin Hong tersentak, bagaikan terkena hajaran cambuk
rasanya mendengar penuturan yang membakar semangat itu.
Tersadarlah ia kini, sadar bahwa dialah seorang putera tunggal,
putera satu-satunya yang telah ditinggal oleh kedua orang tuanya.
Pemuda ini menjadi terbakar oleh api kemarahan dan dendam
demi akhirnya ia mengetahui bahwa kematian ayahnya adalah
dilakukan oleh bekas murid Kie Pok Bu-koan sendiri.
Tiga hari kemudian, dengan membekal sepuluh potong emas,
pada keesokan harinya Lie Sin Hong walaupun dengan hati berat,
meninggalkan kota Siu-ciu untuk memenuhi kewajiban sebagai
seorang anak yang berbakti. Peralatan gedung Kie Pok Bu-koan
dipercayakan kepada Keng-ma serta beberapa orang suhengnya,
sebab kepergiannya kali ini tidak ketahuan kapan ia bakal kembali
lagi.
Sambil berjalan ia teringat bahwa ia baru mewarisi lima belas
jurus Cap Peh Lo Hoan To yang diturunkan oleh ayahnya, sehingga
diam-diam ia menyesali ayahnya yang tidak menurunkan seluruh
ilmu kepandaian itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 43
Namun dilain saat, hatinya agak terhibur, bila teringat bahwa ia
telah mewarisi tujuh bagian dari ilmu silat ayahnya, sedangkan
musuh yang dicarinya hanyalah seorang bekas murid yang baru dua
bulan belajar di Kie Pok Bu-koan.
Sama sekali tak terpikir olehnya, bahwa kekalahan ayahnya
bukanlah disebabkan oleh usianya yang sudah tua, akan tetapi
justeru lawan sesungguhnya memiliki kepandaian yang jauh lebih
tinggi.
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Seperti orang buta yang kehilangan tongkat Lie Sin Hong
berjalan tanpa mengetahui arah tujuan. Ia tak tahu harus pergi
kemana, sedangkan bayangan orang yang membunuh ayahnya
itupun dia ketahui samar-samar dari gambaran para suhengnya yang
memberikan keterangan dengan kata-kata belaka.
Sementara itu, berita kematian Song-to Lie Kie Pok dalam
beberapa hari saja telah tersebar luas, dari segala lapisan masyarakat
ataupun golongan Rimba Persilatan mengetahuinya. Mereka
kebanyakan ikut berduka kecuali beberapa orang yang merasa
kegirangan yaitu orang-orang yang pernah dipecundangi oleh
almarhum Song-to Lie Kie Pok.
Dalam perjalanannya mencari pembunuh ayahnya itu, Lie Sin
Hong telah tiba dikota Teng Hong Koan. Lalu iapun mengambil
jalan menuju kearah timur.
Sesudah melalui gunung Teng Hong San maka ia telah tiba
dibagian barat kota Hoo-lam.
Sebagian telah dituturkan didepan, bahwa berita kematian
Song-to Lie Kie Pok kecuali menimbulkan perasaan ikut
berbelasungkawa bagi orang-orang golongan lurus, juga tidak
mustahil pula bahkan sebaliknya menggembirakan lawan-lawannya,
terutama orang- orang yang pernah dipecundangi oleh pendekar
golok besar itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 44
Diantara orang-orang yang pernah dikalahkan itu, terdapat pula
dua bersaudara Keng atau Keng Sie Heng Tee yang masing-masing
bernama Keng Ciauw Lam dan Keng Ciauw Hie adiknya.
Mereka berdua ini adalah murid-murid murtad dari Bu-tong
Sie- lo, atau empat ketua dari Bu Tong Pai, tingkat kedua.
Semula mereka menguasai daerah sebelah barat Hoo-lam.
Daerah ini kira-kira pada sepuluh tahun yang lalu terpaksa
ditinggalkan karena mereka telah dikalahkan oleh Song-to Lie Kie
Pok.
Dengan kekalahannya ini, semula mereka berusaha untuk
menuntut balas hingga mereka untuk itu, sepuluh tahun
mengasingkan diri didaerah barat untuk meyakinkan ilmu silat
mereka. Apa hendak dikata, sebelum mereka mencapai maksudnya,
kini mereka telah mendengar bahwa musuhnya itu telah terbinasa,
dibunuh oleh bekas muridnya sendiri.
Demikianlah, karena merekapun sesungguhnya tidak terlalu,
mendendam sebab mereka sadar akan kesalahan perbuatannya,
merekapun cuma kembali menguasai daerah operasi mereka sediri
sebagai semula.
Pada suatu hari, sedang mereka berdua duduk-duduk didalam
gua dengan diterangi enam batang lilin mereka berbicara mengenai
hal ilmu silat, mendadak keenam batang lilin yang sedang menyala
berkobar itu tahu-tahu padam dengan seketika. Padahal tidak terasa
ada angin yang bertiup, atau tidak terlihat ada orang yang
meniupnya. Merekapun jadi terkejut berbareng jeri, berpikir bahwa
ada orang yang tanpa terlihat bayangannya telah dapat
memadamkan enam batang lilin sekaligus, tentu orang tersebut
berilmu kepandaian sangat tinggi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 45
?Cianpwe manakah yang telah berkenan hendak memberikan
pelajaran?? Akhirnya Toa Keng Heng Tee berteriak, suaranya
berkumandang nyaring dalam gelap.
Tiada jawaban, keadaan kembali sunyi senyap, serta gelap
gulita.
?Siapakah yang datang? Jangan main sembunyi-sembunyi,
jawab!? Keng Ciauw Hie yang adatnya barangasan, membentak
dengan suara kasar.
Tetap tidak terdengar suara jawaban, tidak juga desir angin.
Akan tetapi, sedang kedua bersaudara Keng itu bermaksud hendak
melompat keluar gua, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara yang
dingin berasal dari tempat dimana tadi mereka duduk.
Terkejut mereka tidak terkatakan. Mungkin kata ada makhluk
yang dapat bergerak begitu cepat, tanpa kesiur angin ataupun
kelebatnya bayangan? Timbullah dugaan mereka bahwa yang telah
bersuara itu tentulah sebangsa siluman.
Sedang mereka tahu benar keadaan kamar gua itu, yang hanya
memiliki sebuah pintu masuk. Tak mungkin orang masuk melalui
jalan yang lain. Namun mereka tak dapat tinggal diam. Mereka
bersiap sedia, sebab mereka tidak mengetahui apa maksud
kedatangan orang dengan cara menggelap itu.
Hingga karena habis kesabaran, Jie Keng Heng Tee Keng
Ciauw Hie segera melontarkan dua belas biji cin-lian cu atau biji
teratai perak kearah tempat duduk mereka tadi.
Ssrrr. ssrrr ssrrr... demikianlah biji-biji teratai perak
itu berhamburan.
Namun, hasilnya hanyalah menambah keheranan mereka
belaka, kedua belas senjata rahasia itu lenyap tanpa bekas.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 46
Aneh sekali. Andaikata ?tetamu? tak diundang itu berkelit,
setidaknya tentu akan menimbulkan suara benturan senjata rahasia
itu membentur dinding gua. Akan tetapi, biji-biji teratai itu seakan
mengenai tempat kosong, lenyap tanpa suara lagi.
Selang beberapa saat, maka terdengarlah suara tawa yang
dingin meremangkan bulu roma. Kedua saudara Keng itu tersentak
kaget, kiranya semua senjata rahasia itu telah kena disambuti oleh
tetamu itu.
Sepanjang pengalaman hidupnya, tak pernah Keng Ciauw Hie
mengalami kejadian yang demikian hebat. Selama sepuluh tahun ia
melatih diri di daerah barat, terutama sekali ia memperdalam ilmu
mempergunakan senjata rahasia teraiai perak itu, Dan selama
berpuluh-puluh tahun ia berkelana, tak pernah ada orang yang
mampu menyanggupi sekian banyak senjata rahasia yang
dilontarkan sekaligus.
Keng Ciauw Lam melihat kegagalan saudara mudanya itu. Dan
diam-diam ia merasa sangat kuatir bahwa lawan yang sangat lihai
itu akan menjadi lebih berbahaya bila keadaan tetap gelap gulita
seperti ini. Maka segera ia menyalakan sebatang lilin yang terdekat.
Kamar gua itu kembali terang. Namun anehnya, tetamu yang
tadi nyata-nyata berada dalam ruangan itu, kini tidak tampak lagi.
Dalam kagetnya ini, ia mendengar suara tawa menyombong
dibarengi ucapan yang mengatakan bahwa dialah orang yang telah
membunuh Song-to Lie Kie Pok.
Sedangkan apabila kedua saudara itu melihat keatas meja,
mereka melibat sebuah bungkusan terletak disitu, yang
menyebarkan bau busuk yang menusuk hidung.
Menyaksikan kebebatan tetamu tak diundang itu, maka mereka
tanpa terasa jadi bergidik. Mereka insyaf, bahwa andaikata orang ituKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 47
menghendaki jiwa mereka, sungguh terlalu mudah, ibarat
membalikkan telapak tangan saja.
Mereka memeriksa bungkusan diatas meja itu. Dan kembali
mereka terkejut, ketika mereka membuka bungkusan itu maka
terlibat olehnya sebuah kepala manusia yang telah rusak dengan
sebuah surat dalam sampul. Apabila mereka meneliti, kiranya
kepala itu adalah kepala Song-to Lie Kie Pok adanya.
Diatas sampul surat itu terdapat sebuah tulisan yang berisi
peringatan : ?Yang tidak berkepentingan dilarang membaca surat
ini!?
Sedangkan pada sudut yang lain dari sampul itu, terdapat
sebuah tulisan yang bernada memerintah : ?Serahkan surat dan
kepala ini kepada seaeorang yang beberapa hari lagi akan lewat
ditempat ini!?
Setelah membaca tulisan-tulisan ini, Keng Sie Heng Tee untuk
sesaat saling berpandangan. Mereka menjadi ragu-ragu akan berita
yang mengatakan bahwa Song-to Lie Kie Pok mengalami
kebinasaan ditangan bekas muridnya yang berusia belum tiga puluh
tahun. Memang orang tidak mudah untuk mempercayai kenyataan
yang telah dicapai oleh Ong Kauw Lian yang menjadi sangat lihai
luar biasa itu.
Sejak berhasilnya membinasakan musuh besar ayahnya, Ong
Kauw Lian lantas cepat-cepat meninggalkan kota Siu-ciu. Dalam
waktu yang sangat singkat, berkat ginkangnya yang telah mencapai
tingkat sangat tinggi, maka sebentar saja ia telah menghilang dari
pandangan penduduk kota itu.
Ia tidak langsung menuju ke Ceng Hong San melainkan ketika
tiba disebelah timur kota Hoo-lam, ia memasuki sebuah bio yang
bernama Kwan Tee Sio. Disitu, setelah meletakkan kepala Song-toKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 48
Lie Kie Pok dibawah patung Kwan Kong dan mengeluarkan pedang
peninggalan ayahnya Ong Kiauw Lian melakukan sembahyang.
Selesai sembahyang, karena haripun sudah malam dan ia
merasa letih, maka iapun bermalam dalam kelenteng itu untuk
beristirahat.
Keesokan karinya, pada waktu bari fajar, barulah ia
melanjutkan perjalanannya. Pada waktu tengah hari maka ia telah
lewati kota Hoo-lam.
Sebelumnya, ia pernah mendapat keterangan yang mengatakan
bahwa disebelah barat kota, ada dua perampok yang bekerja tanpa
anak buah, yang terkenal dengan julukan Keng Sie Heng Tee.
Tetang hal ini ia mendengar keterangan dari susioknya.
Dan ia mengetahui pula bahwa kedua Saudara Keng itu pernah
mempunyai dendam hati terhadap Lie Kie Pok.
Tengah ia berjalan sambil mengingat-ngingat demikian, ia
melihat berkelebatnya seseorang yang wajahnya mirip dengan Lie
Kie Pok. Hati Oug Kauw Lian jadi tertarik. Karena itu, maka iapun
membayangi kepergian orang itu, yang ternyata menuju sebuah
hotel.
Pada malam harinya iapun mendatangi hotel dimana pemuda
berusia lima belas tahunan itu bermalam. Dengan mempergunakan
ginkangnya yang sangat tinggi, maka ia dapat menemukan kamar
sipemuda tanpa orang didatangi itu menyadarinya.
Ong Kiauw Lian mengadi sangat terkejut ketika ia melubangi
kertas penutup jendela dan mengintai kedalam kamar, maka ia
melihat pemuda yang diintainya itu sedang berlutut sambil
menangis tersedu-sedu, memanggil manggil nama Lie Kie Pok
dan nama Ong Kiauw Lian sendiri dengan nama yang dipakai
dalam perguruan Kie Pok Bu-koan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 49
Dalam saat itu timbulah keinginannya untuk membabat rumput
sampai ke akar-akarnya. Iapun lalu meacabut pedangnya untuk
mewujudkan pikirannya itu.
Akan tetapi, sedang pedangnya sebentar lagi akan menghirup
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
darah pemuda dalam kamar itu, tiba-tiba terdengar teriakkan
seorang bocah yang menyayat memilukan.
Seakan terbetot oleh besi berani, maka Ong Kiauw Lian tidak
jadi menebaskan pedangnya, akan tetapi sebaliknya melompat turun
untuk menghampiri tempat anak kecil yang meratap-ratap itu.
?Ayah ibu... dimana kau . .? Aku lapar ayah . lapar ?
suara itu begitu kering dan parau keluar dari mulut seorang bocah
berusia kira-kira 8 tahun yang menggeletak terkapar dilantai dengan
tubuh kurus kering, seolah-olah tinggal tulang pembalut kulit
belaka.
Dengan napas tersengal-sengal bocah itu merintih-rintih,
?Aduh.. ibu.. aduh..? tampak anak itu berusaha untuk
merayap bangun, akan tetapi belum berhasil maksudnya itu, ia telah
tersungkur jatuh kembali.
Ong Kauw Lian si pembunuh Lie Kie Pok itu, dengan mata tak
berkedip memandangi keadaan si anak yang mengenaskan itu. Rasa
kemanusiaannya terbetot oleh kesengsaraan yang dipertunjukkan
oleh bocah sengsara itu, dan hatinya keheranan melihat sepasang
mata si bocah yang berkilat-kilat.
Dalam sekejap itu ia lupa, bahkan tadi ia hendak membunuh
orang. Segera ia membungkukkan badan mengangkat tubuh si
bocah yarg kurus kering itu. Ketika ia memperhatikan wajah anak
itu, ia terkejut juga girang, sebab kecuali sepasang mata sibocah
yang berkilat-kilat tajam luar biasa, ternyata bocah itu memiliki
tanda bakat baik dalam tubuhnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 50
Ia terkejut ketika ia meraba nadi bocah itu ternyata napas bocah
itu kira-kira tinggal beberapa titikan saja. Lupa ia akan maksudnya
membunuh orang, seketika dibawanya anak itu menuju sebuah
kamar untuk dibaringkan.
Tiga hari tiga malam, Ong Kauw Lian terpaksa harus
menunggui sibocah yang penyakitan itu, sehingga mangsanya yang
menginap di kamar sebelah, kini telah pergi.
Dua hari kemudian, setelah ternyata bocab itu benar-benar telah
sembuh barulah Ong Kauw Lian meninggalkan hotel itu. Lewat
setengah harian maka tibalah ia di Hoo lam barat, dimana tinggal
Keng Sie Heng Tee si kedua saudara perampok itu.
Setelah melakukan penyelidikan, maka pada malam harinya
Ong Kauw Lian menyatroni gua kedua perampok itu, yang
kebetulan malam itu mereka sedang berunding tentang ilmu silat.
Begitulah, dengan menggunakan tipu Dewa suci hembusan
angin, hasil ciptaan serdiri yang merupakan salah satu dari jurus
Ceng Hong Hoat Sut, iapun mengumpulkan lweekang kedalam
perutnya, untuk kemudian meniup sehingga berhasil memadamkan
enam batang lilin tanpa menimbulkan suara desiran angin sama
sekali.
Sedangkan ia sendiri setelab meruntuhkan semangat kedua
saudara Keng itu, segera melanjutkan perjalanannya ke Cheng Hong
San sambil tetapi menggendong bocah delapan tahunan itu untuk
meyakinkan Ceng Hong Kiam Hoat dan Ceng Hoat Kunnya.
Sekalian mendidik anak yang dianggapnya sangat berbakat itu.
Sementara itu, Keng Sie Heng Tee yang mengalami peristiwa
menyeramkan itu, menjadi serba bingung. Untuk beberapa lama
mereka menjublak diam tak berani berkata-kata.
Baru selang beberapa saat, Keng Ciauw Lam menyeletuk :Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 51
?Eh. Hie Tee, sudahlah. Mari kita simpan kepala ini, jangan
sampai nanti digerayangi tikus. Kita nantikan beberapa hari disini
untuk menanti siapa sebenarnya orang yang dikatakan oleh Cin
itu...?
Demikianlah, Keng Sie Hong Tee menantikan sampai berlalu
tempo tiga hari. Namun orang yang dimaksud belum juga muncul,
sementara bau busuk kepala yang ditinggalkan orang, semakin
menghebat.
Pada hari kelima setelah mereka berdua sudah tidak tahan oleh
bau bacin itu, maka mereka memutuskan uniuk meninggalkan
tempat itu.
Mereka tak berani sembarangan membuang kepala rusak itu,
karena mereka ngeri akan akibatnya.
Setelah menunggu hingga hari ketujuh maka mereka menulis
surat yang mereka tinggalkan bersama bungkusan kepala itu, dan
mereka kembali mengembara ke daerah barat untuk memperdalam
ilmu mereka.
****
Kini marilah kita kembali kepada Lie Sin Hong yang telah kita
tinggalkan sejak di Hoo-lam timur.
Tiba di tempat itu, haripun telah senja. Disebuah tanjakan, ia
menemukan sebuah rumah tanah berbentuk sebagai gua, ia heran
berbareng curiga, karena ketika ia baru saja hendak masuk kedalam
gua ia telah diserang oleh bau busuk yang sangat menusuk hidung.
Sin Hong mengurungkan maksudnya memasuki gua itu, lalu
berlari-lari menjauhi sambil menekap hidungnya. Justru ketika ia
baru saja berniat untuk meninggalkan tempat itu berkelebat suatu
ingatan dikepalanya, cerita almarhum ayahnya yang mengatakanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 52
bahwa ada segolongan orang yang suka menculik sesamanya untuk
dijual sebagai bakso. Karena pikiran yang demikian maka segera ia
membalikkan badan untuk kembali ke tempat tadi guna melakukan
penyelidikan, bila perlu melakukan pembasmian.
Gua itu ternyata berbentuk seperti rumah sebuah pertapaan.
Panjangnya kira-kira dua tumbak lebarnya setengah tumbak lebih.
Heran ia. Mungkinkah sebuah pertapaan boleh dipergunakan
sebagai tempat menyimpan bangkai?
Karena hendak cepat-cepat meninggalkan tempat itu, maka
dengan mengeraskan hati dia memencet hidungnya keras-keras,
sipemuda memasuki gua untuk memeriksa.
Lie Sin Hoog terkejut, karena baru saja ia memasuki mulut gua,
maka dilihatnya diatas sebuah meja yang berada didepan pintu,
ditataki selapis kain putih yang sudah kotor oleh darah yang
menghitam kering, terlihat sebuah kepala manusia. Ia heran, sebab
walaupun kepala manusia itu sudah rusak benar, akan tetapi rasa
rasa ia mengenalnya.
Maka dengan menahan perut yang seakan hendak muntah
muntah, ia menghampiri meja itu. Ia melihat sehelai kertas bertulis
dan sebuah sampul surat terdapat disitu. Keheranannya kian
bertambah.
Lie Sin Hong segera mengambil surat yang tak bersampul itu,
dan membacanya. Seketika, hampir saja ia menjerit kaget, demi
terbaca isi surat yang menerangkan bahwa kepala manusia yang
tergeletak di meja itu adalah kepala Song-to Lie Kie Pok.
Dijelaskannya pula disitu, tentang kelihaian orang yang membunuh
Lie Kie Pok, yang diduga mempunyai ilmu siluman. Sedang
dibawah sekali surat itu terdapat sebuah kata-kata yang berbunyi
Keng sie Heng Tee.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 53
Separuh mempercayai surat itu, dengan mata basah si pemuda
membuka sampul surat yang satu lagi. Gemetar tangannya ketika
membaca surat itu.
Disaat itu juga Lie Sin Hong menangis menggerung-gerung.
Air mata yang mengucur adalah air mata dendam yang berkilat.
Lalu dengan menghilangkan rasa mual maupun jijik, diangkatnya
kepala yang tergeletak diatas meja itu, yang memang tidak lain
adalah kepala Song-to Lie Kie Pok.
Sekali lagi Lie Sin Hong meyakinkan kepala itu. Setelah ia
yakin benar bahwa kepala ini memang kepala ayahnya, maka
kemudian ia membakarnya. Selanjutnya, didepan abu kepala
ayahnya, Lie Sin Hong menangis menggerung-gerung sambil
bersumpah untuk membalas sakit hati ayahnya itu.
Setelah memohon restu, maka sipemuda lantas menanam abu
itu dibawah pohon kwi, untuk kemudian ia melanjutkan
perjalanannya.
Beberapa hari kemudian, setelah kira-kira sepuluh hari ia
menempuh perjalanan, sepuluh hari, maka ia telah berada dalam
perjalanan menuju gunung Ceng Hong San. Berjalan pula dua hari,
maka ia telah mencapai lereng gunung.
Dari suatu tempat yang agak menjulang tinggi, Lie Sin Hong
melihat kejauhan tampak asap bergumpal-gumpal naik ke udara.
Hatinya girang, dan berdebaran keras.
Namun beberapa saat kemudian, bila ia teringat akan kata-kata
Keng Sie Heng Tee dalam surat itu, kegirangannya segera lenyap,
berubah tinggal debaran jantungnya saja. Ia tahu bahwa kedua
saudara Keng sendiri tidak berdaya ketika dipermainkan oleh
?cianpwe? yang menitip surat itu. bukankah itu berarti orang yang
dicarinya itu berkepandaian sangat tinggi?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 54
Akan tetapi Lie Sin Hong tidak mengenal takut. Untuk
membalaskan sakit hati ayahnya masakah ia harus mundur hanya
karena surat itu saja?
Dengan menekan debaran jantungnya, sipemuda mempercepat
jalannya, bertekad untuk mengadu jiwa dengan pembunuh ayahnya
yang ternyata kini telah diketahuinya berdasar surat bersampul itu
yang bernama Ong Kauw Lian.
Belum berjalan beberapa lama, cuaca mendadak berubah gelap.
Kiranya belum memasuki daerah yang penuh ditumbuh pohon
pohon cemara yang rimbun. Pohon-pohon itu berdaun lebat, dan
batangnya tinggi-tinggi seperti pencakar langit.
Kini ia berada dijalan yang dikanan kirinya ditumbuhi pohon
cemara, seakan diapit. Pohon-pohon cemara yang berwarna hijau
bagai selimut yang melapisi seluruh tanah pegunungan itu. Kecuali
jalan-jalan sangat sempit, juga naik turun dan berliku-liku.
Belum lama ia berjalan, mendadak telinganya mendengar suara
rintihan yang berasal dari sebatang pohon cemara. Dengan terkejut,
cepat-cepat Sin Hong menghampiri suara rintihan itu.
Maka dilain saat si pemuda melihat dibawah rindangnya
sebatang pohon cemara, tampaklah laki-laki berusia sekitar empat
puluh tahun, sedang duduk menyender dengan napas empas-empis.
Orang itu memakai jubah pertapa sedangkan mulutnya tak berhenti
hentinya merintih kesakitan.
?Siapa kau?? tanya Sin Hong yang lalu menghampiri,
berjongkok dengan maksud untuk memberikan pertolongan. Orang
yang terluka itu agaknya mengucapkan beberapa patah kalimat yang
tak jelas terdengar maka Sin Hong semakin mendekati.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Sumber Pustaka & foto image : Awie Dermawan
Distribusi & pengarsipan : Yon Setiyono 55
Sekonyong-konyong orang berjubah pertapa itu melonjorkan
kedua tangannya kedepan sambil berkata tersendat-sendat:
Ilmu Angin Sakti Sin Hong Hoat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Bukankah kau berdiri dihadapanku ini bernama Lie Sin Hong??
Lie Sin Hong tersentak mundur setindak, terkejut melihat
lengan yang kiranya tampak berlubang-lubang dan mengalirkan
darah warna kehitam-hitaman. Sedangkan mukanya yang juga
basah kuyup berwarna kehitaman pula, oleh sebab keringat yang
kehitam- hitaman, bukan darah.
Tidak salah lagi, tentu orang itu baru saja melakukan
pertarungan hebat yang berakhir dengan kekalahan hebat baginya.
Akan tetapi siapakah orang itu? Mengapa ia mengenal nama si
pemuda? Dan siapakah musuh orang itu, yang begitu kejam?
Orang yang memakai baju pertapa itu mengawasi sipemuda
dengan sinar mata guram, untuk kemudian mengulangi
pertanyaannya ketika pertanyaannya yang pertama tadi tidak
mendapat jawaban.
Akhirnya, setelah menetapkan hati, Lie Sin Hong memberikan
jawabannya :
?Yah, lopeh benar aku Lie Sin Hong? Bagaimana lopeh dapat
mengenal namaku? Siapakah lopeh sebenarnya??
Kelihatan orang setengah tua itJ kegirangan akan tetapi secepat
itu pula ia menjadi tampak sangat cemas. Katanya : ?Sin Hong.
Bukankah kau putera Song-to Lie Kie Pok??
Fear Street Cowok Baru New Boy Animorphs 54 Awal Beginning Wiro Sableng 133 Lorong Kematian
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama