Ceritasilat Novel Online

Gadis Tak Berkepala 5

Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala Bagian 5

dimaksudkan,untuk berhasil sehingga beberapa

tahun kemudian, setelah dia sudah mati! Saking

ingin hidup sendirian dengan tenteram dan damai,

dia telah membangun kebun lahirin jangPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

299

menakdjubkan itu. Seakan-akan dia bisa hidup

tenteram dan damai dengan semua rentjana dan

rantjangannja se-lalu menderu-deru disekitarnja

seperti binatang tawon jang sedang marah !"

Dia menggeleng-gelengkan kepalanja dan

menuangkan pula tjangkir teh jang sudah kosong.

Pao Kong menanja "Apakah Gubernur Yo itu

mempunjai banjak kawan disini ?" Si-orang tua tak

menghiraukan pertanjaan itu. dan berkata :
Setelah pengalamannja berpuluh-puluh tahun, Yo

Su-tjian masih sadja gemar untuk mempeladjari

kitab-kitab Khongtju. Dia pernah mengirimkan

kepadaku segerobak penuh dengan kitab-kitab itu.

Kuanggap hadiah jang manfaat djuga, karena

kitab-kitab itu ternjata adalah bahan-bakar jang

balk sekali bagi perapian di dapurku !" Pao Kong

ingin mengadjukan bantahan dengan segala rendah

hati atas utjapan merendahkon kitab-kitab klasik

Tionghoa itu, akan tetapi tuan-rumahnja tak

rnemberi dia kesempatan, dan dia melandjutkan

"Kong Tju! bagi kamu, memang dia adalah seorang

jang be-sar tjita-tjitanja. Seumur hidupnja tak lain

dia mengembara di-seluruh keradjaan, selalu

merentjanakan ini dan itu, selalu berse-dia

memberi nasihat kepada siapa sadja jang mau

mendengar-kannja. Dia selalu berdesing seperti

tawon. Dan dia tak ber-istirahat tjukup lama untuk

menjadari hahwa makin banjak dia berbuat makin

sedikit dia mentjapai, makin banjak diaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

300

memperoleh, makin sedikit dia memilikinja, Khong

Tju adalah seorang jang bertjita-tjita hesar. Dan

demikianpun mendiang Gubernur Yo " , dan

engkau djuga, orang muda!" Dia menambahkan

dengan rasa menjesal.

Pao Kong rnendjadi tertjengang atas utjapan

tiha-tiba itu jang ditudjukan kepadanja pribadi. Dia

tampak agak bingung. Dia berbangkit dari tempat

duduknja dan sambil membungkukkan badan dia

berkata dengan rendah-hati "Djikalau di-idjinkan

aku jang rendah ingin mengadjukan suatu

pertanjaan Tuan-rumah pun berdiri" :"Pertanjaan

jang satu hanja mengakibatkan pertanjaan jang

lain". dia djawab dengan medengus. "Engkau

sebenarnja seperti . -seorang nelajan jang

memandjat keatas pohon dihutan untuk me
nangkap ikan. Atau seperti seorang jang membikin

perahu. dari besi dan membuat lubang besar

didasarnja untuk melintasi sungai Dekatilah

persoalan-persoalanmu dari pangkal bertolak jang

be-tul dan mulailah segera dengan mentjari

djawaban-djawaban-nja. Tjara demikian, mungkin

pada waktu ini kamu akan temu-kan djawabannja

jang tepat dan jang terachir. Selamat siang!"

Pao Kong baru mau membungkukkan badannja

untuk mernberi hormat dan meminta diri, akan

tetapi tuan-rumahnja sudah mem-balik belakang

dan masuk kebelakang tirai. Hakim menungguPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

301

sehingga tirai itu tertutup kembali, kemudian dia

keluar. Diluar dia nampak Sersan Hong sedang

tidur sambil bersandar pada pintu kebun. Hakim

membangunkan dia. Sersan menggosok-gosok

matanja. Dia berkata dengan senjuman jang

bahagia : "Kukira tak pernah kutidur begitu

enaknja! Aku mimpi tentang masa kanak-kanak

pada waktu aku baru umur empat atau lima tahun,

tentang hal-hal jang sama-sekali kulupa !" ' "Ja",

djawah Hakim, .,tempat ini sungguh tempat jang

luar biasa " Mereka herdjalan pulang kembali.

mendaki bukit tanpa mengatakan suara apa. Ketika

mereka berada dibawah pohon-pohon tjemara

dipuntjak bukit. Sersan menanja: "Apakah orang

pertapa itu memberi Tay-djin banjak keterangan
keterangan ?" Hakim rnenganggukkan kepalanja,

namun pikirannja melajang--lajang entah kemana.

Beberapa saat kemudian dia berkata : "la, aku telah

beladjar banjak hal-hal jang penting. Sekarang

kutahu pasti bahwa surat-wasiat jang diketemukan

didalam pigura adalah palsu. Dan aku-pun tahu apa

sebab-sebab Gubernur untuk meletakkan semua

djabatannja setjara tiba-tiba. Dan achirnja apa jang

ada dibalik tabir dari pembunuhan atas diri

Djenderal Teng." Sersan Hong ingin menanjakan

lebih banjak lagi, akan tetapi setelah

memperhatikan air-muka Hakim, dia tinggal diam.

Setelah beristirahat sedjenak. mereka turun dariPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

302

gunung. De-ngan naik kuda mereka pulang kembali

kekota.

Sementara itu Thio Hong sudah men-unggu

sekian lama dikan-tor Hakim. Selagi dia

memberikan laporannja tjara bagaimana dia dan

Thio Houw telah menangkap orang Uigur itu, Pan

Kong menjisi-kan segala pikiran-pikirannja jang

melamun dan mendengarkan laporan dengan

penuh perhatian. Thio Liong memastikan bahwa tak

ada seorangpun jang tahu tentang penangkapan

itu. Dia menuturkan dengan teliti pertja-kapannja

dengan kepala-suku Uigur itu, melainkan

pertemuannja jang tiba-tiba dengan perempuan

Tulbee dia tidak melaporkan, karena dia pikir,

Hakim tak mempunjai perhatian apapun terhadap

hubungannja jang romantis dengan perempuan itu.

"Pekerdjaan jang baik sekali", Pao Kong memudji,

setelah Thio Liong mengachiri laporannja.

"Sekarang kartu-kartu jang unggul semua ada

ditangan kita !" Thio Liong menambahkan

"Sekarang Tao Gan sedang melajani Yo Kie

diruang-tamu. Mereka bersama sedang berminum

teh." Hakim tampak girang sekali. Dia mengatakan

kepada Sersan Hong : "Sersan, pergilah

keruanganmu dan beritahukan kepada Yo Kie

bahwa menjesal sekali aku sedang sibuk dan tak

dapat menerima dia. Selekasnja aku bebas, aku

akan menemui dia." Pada ketika Sersan Hong mauPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

303

berdjalan keluar, Hakim mena-nja : _Apakah

engkau berhasil mentjari tempat tinggal Njonja

Lee, sahabat djanda Gubernur itu ?" "Aka telah

menjerahkan tugas itu kepada Kopral Ong, Tay
djin", djawab Sersan. "Kukira, karena dia ada orang

sini, dia akan lebih berhasil mentjari keterangan

itu." Hakim mengangguk. Lalu dia menanja kepada

Thio Liong : .,Apa hasil pemeriksaan major kedua

orang-tua itu, jang kita ke-temukan di kebun

Gubernur ?" "Hasil pemeriksaan membuktikan

bahwa mereka meninggal dengan sewadjarnja.

Tay-djin !" djawab Thio Liong.

"Baiklah !" kata Pao Kong. Dia berbangkit dari

tempat-duduk-nja dan mulai mengenakan pakaian

kebesarannja sebagai Hakim. Selagi dia memakai

kupiah kebesarannja dia bertanja : "Djikalau tak

salah, sepuluh tahun jang lampau engkau sudah

mentjapai tingkat kesembilan atau tingkat jang

tertinggi dari pe-ladjaran silat, benar begitu ?"

Sambil mengangkat dada, Thio Liong mendjawah

dengan bangga : "Benar 'ay-djin !" "Nah, sekarang

tjoba engkau ingat balk-haik" kata .Hakim,

"bagaimana perasaanmu terhadap gurumu pada

waktu engkau, baru beladjar silat, bilang sadja

pada waktu engkau baru mentjapai tingkat kedua

atau ketiga."

Thio Liong tak biasa untuk meng-analisir

perasaannja. Dia mengedjap2kan matanja danPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

304

berpikir keras sekian lama, kemudian dia

mendjawab perlahan-lahan "la, Tay-djin, aku amat

memu-dja guruku. Dia sesungguhnja adalah salah
seorang djago-silat jang paling pandai dizaman

sekarang, dan aku amat mengagumi

kepandaiannja. Akan tetapi djikalau aku bersilat

dengan dia, selalu dia dapat mengelakkan

pukulanku dengan gampang-gampang sadja,

sebaliknja sambil main-main dia menghantam

bagian tubuh-ku dimana sadja dia kehendaki

sekalipun pembelaanku jang dahs-jat. Aku tetap

mengagumi dia, tetapi dengan serentak aku mem
bentji dia karena kepandaiannja jang tak terhingga,

dan jang ku-rasa tak nanti ku dapat menimpalinja!"

Hakim tertawa murung. "Terima kasih. sahabatku

!" dia berkata. "Tadi seiring aku pergi ke daerah

pegunungan disebelah selatan dari kota ini dan aku

telah mendjumpai seorang jang membikin

pikiranku mendjadi kalang-kabut. Dan sekarang

engkau dengan djelasnja telah me-ngatakan apa

jang kupikir tentang orang itu dan jang aku tak

berani mengakui pada diriku sendiri !" Thio Liong

sama-sekali tak mengerti apa jang dimaksudkan

Pao Kong. akan tetapi dia merasa bangga akan

pudjian madjikannja itu. Dengan tertawa lebar dia

menjingkirkan sekosol jang memi-sahkan kamar

Hakim dari pada ruang pengadilan. Pao Kong

memasuki ruangan dan naik keatas mimbar

pengadilan.PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

305

BAB XX.
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

PAO KONG MEMETJAHKAN RAHASIA

KOMPLOTAN KAUM-PEMBERONTAK - SEORANG

PENDJAHAT MENGAKUI KEDOSAANNJA.

Tiga kali pukulan gong memberitahukan

pembukaan sidang-pengadilan pada tengah hari.

Oleh karena orang mengira bahwa pengadilan

hanja mengurus perkara-perkara biasa sadja, maka

hanja sedikit penonton jang mengikuti sidang

Setelah Pao Kong berduduk dihelakang medja

hakim dan mem-buka sidang, dia memerintahkan

Kopral Ong dan empat orang polisi lainnja untuk

mendjaga pintu. "Berdasarkan alasan-alasan

berhubung dengan kepentingan negara", Hakim

mengumumkan "tak ada seorang pun

diperbolehkan meninggalkan ruangan sebelum

sidang ditutup!"

Pengumuman jang tak disangka-sangka ini amat

mengagetkan para penonton, jang mcndjadi

gelisah. Hakim mengisi surat-perintah untuk sipir
pcndjara dan memberikannja kepada dua orang

polisi. Tak lama kemudian, si kepala suku bangsa

Uigur dibawa masuk. Dia berdjalan susah sekali

schingga mesti dibantu oleh ke-dua orang polisi itu.

Dihadapan medja hakim dia berlutut dengan

sebelah kakinja, sedangkan kakinja jang patah

dilondjorkan kedepan sambil me-rintih-rintih

saking kesakitan. "Sebutkan nama danPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

306

pekerdjaanmu!" Hakim memerintahkan. Orang itu

mengangkat kepalanja. Rasa bentji jang tak

terhingga tampak dimatanja jang menjala-njala.

"Aku adalah Pangeran Oeljin. Kepala Suku Biru dari

bangsa Uigur !" Dia membentak. "Diantara kamu,

bangsa liar", kata Hakim dengan suara adem.

"seorang jang baru mempunjai dua puluh ekor kuda

sadja, sudah berani menjebut dirinja pangeran !

Tapi itu bukan urusanku. Pemerintah Keradjaan

dalam kurnianja jang tak terhingga telah sudi

mengakui radjamu sebagai Radja dari bangsa Uigur

dan dia telah bersumpah untuk setia kepada Seri

Baginda Kaisar. disaksi-kan oleh Langit dan Bumi.

Engkau. Oeljin, telah merentjanakan untuk

menjerang kota ini. Engkau telah menghianati

radjamu sendiri dan telah berdosa karena

merentjanakan pemberontakan terhadap

pemerintah Keradjaan. Pemberontakan adalah

kedjahatan jang paling hesar dan dapat dihukum

dengan hukurnan jang paling berat. Harapanmu

satu2-nja untuk meringankan hukuman ini jalah

dengan mengaku terus-terang. Ini berarti bahwa

engkau harus memberitahukan pang-hianat2

bangsa Tionghoa mana jang telah berdjandji untuk

memberi bantuannja kepadamu untuk

melaksanakan rentjanamu jang djahat itu."

"""Engkau menamakan orang-orang Tionghoa

demikian pcnghia-nat", si-kepala Uigur itu

berteriak. .,akan tetapi aku menamakan merekaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

307

orang-orang jang adil. Masih ada orang-orang

Tionghoa jang mau mengakui bahwa apa jang

mereka telah merampas dari kami harus

dikembalikan kepada kami. Apakah kamu bangsa

Tionghoa tidak merampas pading rumput kami dan

mengubahnja mendjadi sawah ? Apakah kamu tak

mengusir hangsa kami makin lama makin djauh ke

gurun pasir, dimana kuda" dan ternak kami mati

karena kurang makanan ? Tidak, tidak nanti aku

mem-beritahukan nama orang-orang Tionghoa

jang menginsjafi kesalahan besar jang dilakukan

bangsanja terhadap bangsa kami !" Kopral Ong

mau menghantam orang jang kurang-adjar itu,

akan tetapi Hakim melarangnja. Dengan suara jang

tenang dia ber-kata "Kebetulan aku tak mempunjai

waktu untuk mengadjukan per-tanjaan-pertanjaan

pendahuluan seperti lazim dipakai dalam sidang

pengadilan ini. Aku hanja mau mengemukakan:

kaki-ka-nanmu sudah patah, biar bagaimanapun

engkau tak bisa djalan. Kukira tak akan

menambahkan kesusahan bagimu, djikalau kaki
mu jang lainnja pun mendjadi patah." Kemudian dia

memberi tanda kepada Kopral Ong. Dua orang

polisi mcrebahkan Oeljin diatas lantai, lalu meng
indjak kedua tangannja dengan kaki mereka.

Seorang polisi lain-nja membawa kuda-kuda kaju

jang kira-kira dua kaki tingginja. Lalu kaki kiri si
persakitan itu ditaruh diatas kuda-kuda itu, dan

atas tanda lainnja dari Hakim. seorang polisi jangPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

308

berbadan kasar memukul kaki persakitan itu

dengan sebuah tongkat bundar jang berat.

Oeljin mcndjerit-djerit sambil mengutuk-ngutuk

dalam bahasanja sendiri. Dia berteriak : "Pada

suatu hari pasukan-pasukan bangsaku akan

menjerbu negerimu jang terkutuk ini. Kami akan

me-ratakan benteng-bentengmu, membakar kota
kotamu. membunuh orang-orangmu, dan orang
orang perempuan dan kanak-kanakmu akan kami

djadikan budak t" Dia men-djerit2 lebih keras lagi

ketika lututnja dipukul lagi dengan ganasnja. Selagi

orang, polisi mau memberi pukulan jang

penghabisan, jang akan mematahkan tulang kaki

orang Uigur Hakim memberi tanda untuk berhenti

memukul. "Insjaflah. Oeljin dia berkata. "sia-sia

sadja engkau membiar-kan dirimu disiksa. Aku

hanja ingin engkau membenarkan apa jang telah

dilaporkan kepadaku oleh sekutumu orang

Tionghoa itu tentang komplotan djahat jang kamu

rentjanakan." Dengan menghabiskan tenaganja.

Oeljin berhasil untuk menarik salah-satu tangannja

dari bawah kaki orang polisi jang mengin-djaknja.

Sambil bersandar pada sikunja, dia berteriak

"jangan mentjoba mempedajai -aku dengan dusta
dusta jang tak tahu malu, pembesar andjing"

djikalau engkau tak pertjaja", kata Hakim dengan

adem. "Sudah barang tentu seorang Tionghoa

terlalu tjerdik untuk dipergunakan sebagai kaki

tangan oleh kamu, bangsa liar jang bodoh. DiaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

309

hanja berpura-pura memilih pihakmu. Akan tetapi

pada saat jang tepat dia melaporkan segala sesuatu

kepada pem-besar-pembesarnja jang berwadjib.

Segera pemerintah akan meng-angkat dia dalam

suatu djabatan jang memberi dia banjak ke
untungan, sebagai hadiah alas ketcrangan
keterangannja jang amat berharga. Apakah engkau

tak bisa melihat bahwa engkau dan radjamu jang

tolol itu telah dipedajai ?" Selagi dia berhitjara dia

memberi tanda kepada Thio Liong.

Tak lama kemudian Yo Kie digiring kehadapan

medja hakim. Ketika Yo Kie melihat orang Uigur itu

menggetetak diatas Iantai. wadjahnja mendjadi

putjat sekali. Dia mau berlari keluar, akan tetapi

tangannja ditjekal Thio Liong seperti didjepit oleh

djepitan besi. Begitu si-orang Uigur itu melihat Yo

Kie, dia menguttik-ngutuk-nja habis-habisan. .

"Engkau, anak andjing !" Dia berteriak. "Engkau

penghianat jang hina ! Terkutuklah hari itu, pada

waktu seorang Uigur jang djudjur mengambil

keputusan untuk kerdja-sama dengan ular ke-pala

dua sebagai kamu !"

"Tay-djin, dia orang gila !" Yo Kie berseru. Pao

Kong tak menghiraukannja. Dengan suara tenang

dia me-nanja kepada Oeljin "Siapa kaki-tanganmu

jang berada digedung orang itu ?" Oeljin

menjebutkan nama dan pradjurit bangsa Uigur jang

di-sewa Yo Kie sebagai guru-silat. Lalu dia berteriakPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

310

: "Dan biar-lah aku tjeriterakan kepadamu masih

ada penghianat-penghianat bangsa Tionghoa jang

bersedia untuk berbuat apa sadja jang ku-perintah

asal mereka mendapat uang !" Kemudian dia

menjebutkan nama dari tiga tukang warung

Tionghoa dan empat orang pradjurit. Tao Gan

mentjatat nama-nama itu dengan teliti. Hakim

memanggil Thio Houw dan berkata dengan bisik
bisik: "Pergilah dengan segera ke tangsimu

digedung Tjin Mo dan masukkan empat pradjurit
pradjurit itu didalam kamar tahanan. Lalu adjak

kopral Lim dan dua puluh pradjurit untuk

menangkap dua orang Uigur itu dirumah Yo Kie.

Kemudian kamu harus mem-bawa ketiga tukang

warung Tionghoa itu kerumah pendjara. dan

achirnja harus tangkap si-pemburu dan anak
buahnja di Kampung Utara!"

Setelah Thio Houw pergi, Hakim berkata kepada

Oeljin "Aku bukan seorang jang tak adil, Oeljin. Aku

tak suka melihat se-orang Tionghoa mendapat

hadiah oleh karena dia telah menghianati kamu

orang setelah dia telah berdjandji untuk membantu

melaksanakan rentjanamu jang djahat. Djikalau

engkau tidak mau melihat Yo Kie mendapat

keuntungan dari perbuatannja jang hianat,

sebaiknja engkau menjeriterakan tjara hagaimana

Pembesar Pan telah dibunuh !"PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

311

Mata orang Uigur itu menjala-njala, penuh

dengan kebentjian dan balas-dendam. "Inilah

pembalasanku", dia herteriak. "Dengarlah, engkau

pembesar ! Empat tahun berselang bangsat Yo Kie

itu telah mem-beri kepadaku sepuluh potong uang

perak. Dia minta kepadaku untuk pergi kekantor
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengadilan dan memberitahukan kepada pem
besar jang baru diangkat bahwa dia ada

kesempatan untuk me-nangkap basah" Yo Kin

selagi dia mengadakan pertcmuan rahasia dengan

seorang utusan dari radja Uigur didekat benteng.

Pembe-sar Pan ikut padaku bersama seorang

pembantunja. Begitu ber-ada diluar kota,

pembantunja itu kuhantam sehingga dia tak ber
daja, sedangkan dengan tanganku sendiri kupotong

lehernja pem-besar itu dan menjeret majatnja

ketepi sungai !" Oeljin meludah kedjurusan Yo Kie.

"Dan sekarang, bagaimana dengan hadiahnja.

andjing " dia mengedjek.

Atas perintah Hakim, seorang panitera

membatjakan pengaku-annja itu dihadapan Oeijin,

jang kemudian membubuhi tjap-djempolnja

dibawah kesaksian itu. Lalu Hakim berkata "Engkau

Oeljin, adalah seorang pangeran bangsa Uigur dari

seberang tapal-batas. maka kedjahatanmu adalah

urusan Luar Negeri dari Pemerintah kami.

Kedudukanku tak mengidjinkan untuk menjelidiki

apakah dan berapa djauh ra-djamu dan kepala
kepala suku lainnja terlibat dalam rentjanaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

312

pemberontakan ini. Adalah diluar kekuasaanku

untuk mengadili perkaramu. Engkau segera akan

dibawa ke kotaradja. Disana kedjahatanmu ,akan

diperiksa oleh Kementerian Urusan Suku-suku
bangsa Asing." Dia memberi tanda kepada Kopral

Ong, lalu Pangeran Oeljin digotong kembali ke

rumah pendjara. "Bawa pendjahat Yo Kie

menghadap !" Hakim memerintah-kan. Setelah Yo

Kie berlutut didepan mimbar pengadilan, Hakim

berkata dengan keras : "Yo Kie, engkau berdosa

karena berhianat kepada negeri. lni adalah suatu

kedjahatan, buat mana undang-undang

menetapkan hukuman jang paling dahsjat. Namun,

berkat nama mendiang ajahmu jang harum dan

dengan seputjuk surat-permohonan dari aku

mungkin pembesar-pembesar jang berwadjib

bersedia untuk memberi sedikit keringanan atas

hukuman berat jang didjatuhkan kepadamu nanti.

Oleh karena itu, aku menasehati agar kamu

mengaku terus-terang tentang kedjahatan-mu."

Yo Kie tak mendjawab. Dia menundukkan

kepalanja rendah sekali dan menarik napas

terengah-engah. Hakim memberi tanda kepada

Kopral Ong untuk membiarkan dia sendiri. Achirnja

Yo Kie mengangkat kepalanja. Dia berkata dengan

suara jang hampir tak kedengaran, beda sekali

dengan tjaranja dia bitjara jang selalu tergesa-gesa

"Selainnja dua orang Uigur itu, aku tak mempuinjai

kaki-tangan dirumahku. Menurut rentjana, padaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

313

saat jang paling terachir baru aku akan

memberitahukan kepada pelajan-pelajanku bahwa

kami akan merebut kekuasaan dikota ini. Empat

orang pradjurit itu telah menerima hadiah herupa

uang. Besok, kira-kira tengah-malam, mereka akan

menjalakan api dimenara jang paling tinggi di

gedung Tjin Mo. Kepada mereka didjelaskan bahwa

tanda api adalah isjarat bagi segerombolan buaja
buaja untuk menimbulkan kerusuhan didalam kota,

kemudian rnemberi mereka kesempatan untuk

menggedor dua toko-emas jang paling besar dikota

itu. Padahal tanda api ada isjarat bagi suku-suku

Uigur jang menunggu diseberang sungai untuk

mulai melantjarkan serangannja. Oeljin dan kaki
tangannja jang berbangsa Tionghoa pada saat ita

akan membuka Pinta Air. lalu " "Tjukuplah

sementara ini" Hakim memotong pembitjaraannja.

"Besok engkau akan mendapat kesempatan

sepenuhnja untuk menjeriterakan riwajatmu

seluruhnja. Sekarang kuingin engkau hanja

mendjawah satu pertanjaan sadja. Apa engkau

telah berbuat dengan surat-wasiat jang engkau

telah ketemukan didalam pigura mendiang

ajahmu? " Yo Kie tampaknja kaget sekali atas

pertanjaan jang tak disangka-sangka ini. Dia

mendjawab "Oleh karena surat-wasiat jang asli

menjatakan bahwa harta-peninggalan ajahku harus

dibagi rata diantara aku dan saudara tiriku Yo Shan.

maka aku memusnahkannja. Sebagai gantinja akuPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

314

menulis surat-wasiat lainnja dengan mana

ditetapkan akulah jang ditundjuk sebagai ahliwaris

tunggal jang sah dari harta-benda mendiang

ajahku." "Engkau lihat", kata Hakim dengan

djemu, "bahwa aku mange-tahui segala apapun

tentang perbuatan-perbuatanmu jang djahat.

Kopral, bawa kembali pendjahat ini kependjara !"

Tak lama kemudian Hakim menutup sidang.

"Thio Houw, dalang tak dikenal itu jang selalu

mengundjungi Tjin Mo setjara rahasia, adalah otak
dibelakang-lajar dari komplotan ini. Ku tahu bahwa

selama orang itu masih bebas, segala sesuatu bisa

terdjadi bagaimana maka Tay-djin berpendapat,

bahwa orang itu adalah Yo Kie ?" Tao Gan menanja.

"Sebegitu djauh kutahu, tak ada petundjuk apapun

tentang pribadi dari orang jang tak di-kenal itu."

Hakim mengangguk. "Benar kita tak banjak kctahui

tentang orang itu. Namun, ada beberapa

pctundjuk-petundjuk jang tak langsung. Pertama

kita tahu hahwa orang itu mesti mempunjai

pengertian jang mendalam tentang urusan dalam

dan luar negeri dari Keradjaan. Kedua amat

mungkin dia tinggal tak djauh dari pada gedung Tjin

Mo. Aku mesti mengakui, bahwa semula aku

mempunjai sangkaan keras bahwa orang itu adalah

Bu Heng. Bu Heng djustru adalah sematjam orang

jang berani mati jang tak segan-segan untuk

melakukan perbuatan-perbuatan jang penuh

bahaja. Lagi pula. sebagai putra seorang perwiraPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

315

tinggi dia mempunjai tjukup pengertian tentang

urusan-urusan negara untuk mengemudikan

tindakan-tindakan Tjin Mo."

"Selain dari pada itu", kata Sersan Hong, "dia

mempunjai kesukaan jang aneh akan kesenian

bangsa liar !" "Tepat sekali !" kata Hakim. .,Namun,

Bu Heng tinggal terlalu djauh dari gedung Tjin Mo,

maka kukira amat mustahil dia bisa sering-sering

meninggalkan kamarnja tanpa tuan-rumahnja. si
pe-milik toko arak jang botjor-mulut itu

mengetahuinja. Lagi pula, pertjakapan Thio Liong

dengan Si-Pemburu membuktikan bahwa rentjana

komplotan itu.sedikitpun tak dipengaruhi oleh

ditangkap-nja Bu Heng." Pao Kong mengeluarkan

tangannja dari tangan-badju dan ber-sandar

dengan menaruh sikunja diatas medja. Sambil

berpaling kepada Thio Houw dia melandjutkan:

"Dan achirnja engkau. Thio Houw, jang

memberikan kepadaku saran tentang pemetjahan
nja!" Thio Houw tampaknja amat kaget atas

pernjataan jang tak di-duga-duga itu. "Ja", Hakim

melandjutkan, "engkaulah jang menundjukkan

bah-wa siasat kita untuk mcnjiptakan suatu tentara

jang chajal, dapat bekerdja kedua djurusan. Tiba
tiba bagiku mendjadi djelas bah-wa persiapan
persiapan Yo Kie jang sungguh-sungguh, katanja

un-tuk membela diri terhadap serangan bangsa liar

dapat djuga didjelaskan sebagai persiapan djustru

untuk turut ambil bagian dalam rentjanaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

316

penjerbuan Itu ! ' Sekali rasa-tjuriga itu timbul

didalam hatiku, kupikir bahwa tjotjok benar bagi Yo

Kie untuk melakukan peranan sebagai Tjin Mo

empunja penasihat rahasia. Pertama-tama, sudah

paling tentu Yo Kie boleh dikatakan adalah seorang

ahli politik jang mahir, mengingat dia dibesarkan

didalam rumah-tangga salah-seorang negarawan

jang paling besar dizaman kita. Kedua ; rumah-nja

dekat sekali dengan rumah Tjin Mo, dari rumahnja

segera dia dapat melihat bendera hitam jang

dipasang diatas pintu-gerbang di gedung Tjin it,

cljikalau kundjungannja dibutuhkan. Kemudian

aku mulai menanja kepada diri sendiri : mengapa

se orang jang begini ketakutan diserbu bangsa liar

djustru membeli sebuah rumah diitempat jang

paling berbahaja, diwilajah kota di-barat daja,

didekat Pintu Air ? Hal ini lebih mentjurigai lagi oleh

karena sebenarnja dia sudah mempunjai sebuah

gedung besar di dekat pintu Kota timur, suatu

tempat jang aman, dan dari mana dengan rnudah

dia bisa mengungsi kedaerah pegunungan, begitu

ada tanda-tanda bahaja penjerbuan. Dan achirnja :

Mengapa Tjin Mo membiarkan Yo Kie mengambil

ahli-ahli-silatnja jang terpandai ? Hanja ada satu

djawaban jang tepat : oleh karena Yo Kie itu ada

sekutunja, penasihatnja dibelakang lajar jang

mernbuat rentjana untuk membentuk keradjaan

jang bebas didaerah tapal-batas ini."PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

317

Suara Hakim makin lama makin lenjap. Untuk

beherapa saat, dia tinggal diam sambil mengusap
usap djcnggotnja. Kemudian dia melandjutkan :

"Besok kuakan adili perkara terhadap Yo Kie.

Dakwaan ter- hadap dirinja, bahwa dia telah

melakukan penghianatan terhadap negara adalah

perkara jang berat sekali, selainnja tjampur
tangan- dirinja dalam pemhunuhan atas dirinja
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pembesar Pan. Dalam si-dang itu akan aku

selesaikan perkara pernbunuhan dari Djenderal ,

Teng !"

Pernjataan jang terachir itu mengedjutkan sekali

pembantu-pembantunja. Mereka tak mengetahui

sama sekali bahwa tentang perkara itu sudah ada

bukti-bukti jang mejakinkan. "Ja". Pan Kong

berkata",achirnja aku telah mendapat pemetjahan

tentang perkara jang aneh dan rumit itu. Orang

jang membunuh Djenderal itu menetapkan

perbuatannja dengan tanda-tangannja sendiri !"

.,Djikalau begitu", kata Sersan Hong dengan

hernapsu, "achirnja si-Bangsat Bu Heng jang

kurang-adjar itu telah mengaku djuga !" "

"Sabarlah sampai besok", kata Hakim dengan

tjara tenang, ."Kamu semua akan mengetahui tjara

bagaimana Djenderal Teng menemui adjalnja." Dia

menghirup teh. lalu melandjutkan : "Hari ini kita

telah mendapat kemadjuan banjak sekali. Namun

masih ada beberapa soal jang mendjengkelkan

hati. Pertama soal jang amat men-desakPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

318

memerlukan pemetjahan jang segera, jakni

hilangnja Pek Lan. Soal kedua tak begitu mendesak

namun memerlukan perhatian kita sepenuhnja.

Kumaksudkan teka-teki jang ditinggal-kan

Gubernur dalam lukisannja, karena ketjuali djikalau

kita bisa membuktikan bahwa Njonja Yo dan

putranja. Yo Shan, adalah pemilik-pemilik jang sah

dari harta-benda Gubernur, mereka tak akan

mendapat sepotongpun dari harta-peninggalan itu.

Oleh karena Yo Kie akan dihukum sebagai

penghianat negeri, Pemerintah akan mensita

semua harta-miliknja. Sajang sekali, Yo Kie telah

rnemusnahkan surat-wasiat jang di-ketemuk-annja

didalam pigura. Maka bukti itu sudah Pengakuan Yo

Kie tak akan mengubah kenjataan bahwa Guber
nur tua itu dirandjang kematian telah mewariskan

pigura itu ke-pada Njonja Yo dan putranja, dan

selebihnja dari hartanja kepada Yo Kie. Dan kutahu

pembesai-pembesar tinggi, chususnja Kementerian

Keuangan, akan tetap berpegangan pada surat
wasiat jang diutarakan setjara lisan itu, dan akan

mensita semua harta-benda Yo Kie. Maka, ketjuali

aku dapat memetjahkan teka-teki itu. Njonja Yo

dan putranja akan tetap tinggal miskin seperti

sekarang !" Hakim berdiam sebentar dan

memandang dengan penuh per-hatian pada pigura

Gubernur jang digantungkan ditembok disebe
rangnja.PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

319

Sambil menundjukkan pada pigura itu dia

melandjutkan "Aku telah bertekad untuk

memetjahkan rahasia daripada pigura ini! Sedjak

Yo Kie mengakui kedosaannja, pesan Gubernur

kepada istrinja bahwa didalam pigura tersembunji

suatu rahasia, kuanggap bagiku adalah lebih dari

pada suatu tantangan belaka. Kamu tiada ketahui

bahwa di masa muda, aku memudja-mudja

Gubernur itu sebagai dewa. Dan kini kuanggap

sebagai suatu tugas jang sutji untuk

mengusahakan supaja djanda dan putra orang jang

kupudja-pudja itu memperoleh apa jang mendjadi

haknja jang sah. Lebih-lebih lagi oleh karena aku

terpaksa harus mendja-tuhkan hukuman mati pada

putranja jang sulung." Pao Kong bangun dan berdiri

di depan pigura itu.

Pembantu-pernbantunja pun berbangkit dari

tempat-duduknja clan sekali lagi melihat pigura itu

dengan penuh perhatian. Sambil mengatupkan

tangannja didalam tangan-badju, Hakim berkata

perlahan-lahan "Papiljun dari Chalajan nan Kosong.

betapa kagetnja dan betapa benar kedukaan

hatinja pada waktu dia menginsjafi hahwa putranja

jang sulung itu, walaupun telah me-wariskan otak

ajahnja jang tjerdas akan tetapi sedikitpun tak me
miliki sifat-sifat luhurnja ! Aku hafal tiap-tiap

tjoretan dari pada pigura ini. Aku telah mengharap

hahwa gedung tua diperkebunan itu akan

memberikan kepadaku beberapa petundjuk, namunPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

320

aku tak berhasi."l Tiba-tiba Hakim berdiam. Dia

menghampiri pigura itu sede-kat-dekatnja dan

rnengamat-amatinja dari atas sampai kebawah,

kemudian dia berpaling kepada pembantu
pembantunja dan de-ngan matanja jang bersinar

dia berseru "Aku telah menemukannja, teman
temanku ! Besok teka-teki dari pada pigura ini

djuga akan kupetjahkan !"

BAB XXI.

PAO KONG MENJELESAIKAN PERKARA

PEMBUNUHAN ATAS DIRI DJENDERAL TENG.
THIO HOUW MENDJERITERAKAN RIWAJAT KALAH

PERANG.

Pada esok-harinja, ketika Pao Kong membuka

sidang. beberapa ratus penonton mengerumuni

gedung pengadilan. Warta tentang ditangkapnja Yo

Kie telah tersebar diseluruh kota dan desas-desus

jang gila-gilaan tersiar tentang ditawannja kepala

suku Uigur. Hakim perlahan-lahan memandang

chalajak-ramai dan memikirkan sedjenak tjara

bagaimana dia akan memulai pemeriksaan. Dia

pikir Yo Kie adalah seorang jang pandai berpura
pura dan ahli untuk merentjanakan komplotan
komplotan rahasia. Dia sudah biasa untuk

mengatur dan memberi pimpinan dari belakang

lajar jang tebal sekali akan tetapi seringkali ternjata

hahwa orang-orang demikian mendjadi gugup danPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

321

tak dapat menguasai dirinja djikalau mereka

dipaksa untuk tampil dihadapan chalajak ramai.

Pao Kong rnemerintahkan untuk bawa

menghadap persakitan. Pada ketika Yo Kie dibawa

masuk kedalam sidang, Hakim me-lihat bahwa

dugaannja tepat benar. Didalam satu malam sadja

dia sudah berubah njata sekali. Tingkah-lakunja

jang ramah-tamah sudab lenjap. orang jang

berlutut dihadapan medja hakim adalah orang jang

lesu dan putus asa.

Hakim herkata dengan tenang: "Dalam sidang

kemaren kita sudah memenuhi semua sjarat-sjarat

jang diharuskan. Kini eng?kau boleh mulai dengan

pengakuanmu !"

"Tay-djin" kata Yo Kie dengan suara jang hampir

tak kede?ngaran, "djikalau seorang sudah tak

mempunjai harapan apapun, baik didunia ini

maupun didunia jang baka, dia tak mempunjai

alasan lagi untuk tidak menjeriterakan segala
sesuatu dengan terus terang."

Dia berhenti sedjenak, lalu melandjutkan dengan

pahit-getir : .,Aku tahu ajahku bentji kepadaku.

Akan tetapi akupun mem?bentji dia, sekalipun dia

akan amat senang ! Pada waktu dia masih hidup

aku sudah bertekad dengan keras, bahwa aku akan

mendjadi seorang jang lebih besar lagi dari

padanja. Dia telah mendjadi menteri dan gubernur,PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

322

aku akan mendjadi seorang radja! Sudah bertahun
tahun aku telah mempeladjari keadaan ditapal

?batas. Aku jakin bahwa djikalau suku-suku liar itu

dapat di-persatukan dan ada orang jang man

memberi sekedar petundjuk? petundjuk jang

tepat, dengan mudah mereka dapat membandjiri

dan menduduki seluruh daerah ditapal-batas.

Dengan kota Lam Hong sebagai ibu-kota aku bisa

mendirikan sebuah keradjaan baru jang meliputi

seluruh daerah ini.

Dikalangan pemerintah-pusat dikota-radja aku

mengenal tjukup banjak pembesar-pembesar jang

korup dan jang bersedia, asal dapat menerima

uang-suapan jang tjukup hbrarti, untuk meng
usahakan agar Pemerintah tidak turun tangan

untuk mengatjau?kan rentjanaku inii. Suatu hal

jang menguntungkan jalah bahwa daerah ini,

selainnja letaknja amat terpentjil, bukan daerah

jang terlalu subur atau kaja, sehingga Pemerintah

tak terlalu memper?dulikan keadaan disini.

Sementara itu aku dapat memperkuat ke?dudukan

keradjaanku kearah barat dengan menarik simpati

dari sebanjak-banjaknja kepala-suku bangsa liar.

Pada suatu saat ke?dudukanku demikian kuatnja

sehingga tak ada orang jang berani

mengganggunja."

,,Apa peranan Tjin Mo dalam rentjanamu jang

djahat ini ?" Hakim bertanja.PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

323

"Bantuannja amat kubutuhkan", djawab Yo Kie.

"Aku pertjaja aku mempunjai tjukup pengertian

dibidang diplomatik dan menge?nai pemerintahan

di dalam negeri untuk melaksanakan rentjanaku

dengan baik. Akan tetapi aku tak mempunjai

pengalarnan atau?pun pengertian dibidang

kemiliteran. Pada dirinja Tjin Mo aku mendapat

seorang pembantu jang djustru kubutuhkan. Dia

ada?lah seorang jang bisa bertindak dengan tegas

dan jang dalam tak mengenal kasihan, akan tetapi

dia tahu bah-wa ia tak betjus untuk bertindak

sebagai pemimpin politik. Dan kuajari untuk

merampas pemerintah-setempat disini dan

kuadjar-tjara bagaimana dia dapat

mempertahankan kedudukannja terhadap
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemerintah Pusat. Dia mengakui aku sebagai

pemimpin tertinggi dengan persetudjuan, bahwa,

setelah rentjana kami berhasil, dia akan kuangkat

sebagai Djenderal Besar. Dalam pada itu kupakai

kedudukan "Tjin Mo untuk rnendjadjal reaksi dari

pada Pembesar-Pembesar Pusat. Segala-sesuatu

berdjalan Pemerintah Pusat ternjata hersikap adem

sekali terhadap kedjadian-kedjadian dan keadaan

jang tidak lajak didaerah ini. Demikian aku

memutuskan untuk mengambil tindakan

selandjutnja dan me-ngadakan kontak dengan

suku-bangsa Uigur. Pada saat itu, datanglah Pan Ti
koan, si-pembesar jang tolol itu, jang

mengatjaukan rentjanaku. Karena suatu peristiwaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

324

jang malang, seputjuk surat jang kutulis kepada

seorang kepala suku Uigur telah djatuh ke

tangannja. Aka harus mengambil tindakan dengan

tjepat. Aku memerintahkan Orolakchee, keponakan

radja Uigur dan pembantau jang kupertjaja untuk

mendjebak Pan Ti-koan supaja dia menjeberangi

sungai untuk kemudian dibunuh-nja. Tjin Mo

mendjadi murka, dia takut Pemerintah akan

mengambil tindakan-tindakan pembalasan. Akan

tetapi aku memberi instruksi tjara bagaimana dia

dapat menutupi kedjahatan itu, dan, sesuai dengan

perhitunganku, Pemerintah tak mengambil

tindakan apapun." Yo Kie berhenti sebentar. lalu

melandjutkan dengan suara jang lesu : "Aku sudah

membuka kartuku dengan terang-terangan,

djikalau sernentara itu Radja Uigur. sekutuku jang

terpenting. tidak menerima warta tentang

kemenangan-kemenangan besar dari Ten-tara

Keradjaan terhadap suku-suku liar disebelah taara.

Dia men-djadi ketakutan, achirnja dia telah

mernbatalkan sokongannja. Ke-mudian aku

mentjari perhubungan dengan kepala-kepala suku

jang lebih rendah, dan achirnja aku berhasil untuk

menggabungkan tiga suku jang paling kuat. Mereka

bersedia untuk menjerbu kedalam kota asal aku

mendjamin bahwa Pintu Air akan dibuka pada saat

jang tepat dan asal bagian-bagian kota jang

terpenting dikuasai oleh orang-orangku. Ketika

tanggal penjerbuan itu sudah kutetapkan, Tay-djinPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

325

tiba di kota ini dengan sepasukan Tentara

Keradjaan untuk mengadakan inspeksi didaerah

perbatasan, Tjin Mo ditangkap dan anak-buahnja

dibubarkan. Aku mendjadi amat chawatir bahwa

rentjanaku telah botjor dan bahwa dalam waktu

jang singkat satu pasukan jang kuat akann

ditempatkan dikota ini. Aku mengambil keputusan

untuk bergerak dengan segera.

Malam ini tiga suku Uigur akan berkumpul

didataran disebe?rang sungai. Djikalau pada

tengah malam mereka melihat api dinjalakan diatas

menara pendjagaan, mereka akan menjeberangi

sungai dan masuk kedalam kota melalui Pintu Air.

Sekian kete?ranganku!"

Chalajak ramai jang menjaksikan sidang

mendengarkan penga?kuan Yo Kie dengan penuh

ketegunan. Mereka mendjadi amat gelisah, dan

berbitjara satu pada lain dengan ribut-ribut. Mereka

insjaf bahwa mereka njaris diserbu oleh pasukan

berkuda suku?-suku Uigur jang ganas.

"Diam". Hakim berseru.

Lalu dia menanja kepada Yo Kie berapa banjak

orang dari ke?tiga suku itu dikerahkan untuk

penjerbuan itu.

Yo Kie berpikir sedjenak, lain dia mendjawab

.,Kira-kira dua ribu pemanah-pemanahPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

326

berkuda dan beberapa ratus pradjurit jang

berdjalan kaki."

"Apa tugasnja ketiga tukang warung Tionghoa itu

dalam ren?tjanamu ?" Hakim bertanja.

"Aku tak pernah mendjumpai mereka", djawab

Yo Kie. _Ada?lah siasatku untuk sedapat mungkin

berdiam dibelakang lajar. Aku memberi perintah

kepada OrOlakehee untuk mentjari barang se?losin

orang-orang Tionghoa jang bersedia mendjadi

penundjuk? djalan bagi pradjurit-pradjurit bangsa

Uigur. Orang-orang itu telah dikumpulkan ,dan

telah memberi djaminan akan bantuan mereka."

Setelah pengakuan itu dibatjakan pula oleh

panitera pengadilan, Yo Kie membubuhinja dengan

tjap djempolnja.

Kemudian Hakim berbitjara dengan suara jang

sungguh-sungguh ,,Yo Kie, aku menjatakan engkau

bersalah telah berhianat terhadap negeri. Ada

kemungkinan pembesar-pembesar tinggi akan

me?ringankan hukumanmu sebagai tanda

penghargaan atas djasa-?djasa besar dari

mendiang ajahmu dan oleh karena engkau telah

mengaku tanpa didjalankan siksaan. Akan tetapi

adalah kewa?djibanku untuk memperingati, bahwa

menurut undang-undang negri seorang jang

melakukan kedosaan sebesar itu harus

mendjalankan hukuman mati perlahan-lahan"PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

327

tegasnja, dihukum mati dengan di?tjintjang hidup
hidup."

"Bawa pergi persakitan !" Pao Kong kemudian

menitahkan pem bantu-pembantunja. Kemudian

Hakim herkata kepada segenap para-hadirin :

"Aku sudah tangkap semua pemimpin dari

persatuan jang djahat ini. Suku-suku liar itu tak

akan berani menjerbu kedalam kota pada malarn

ini. djikalau mereka tak melihat tanda api. Namun

aku telah mengeluarkan perintah untuk

mengadakan per-siapan-persiapan jang perlu agar

supaja dapat menghadapi segala kemungkinan.

Hari ini kamu akan menerima instruksi dari kepala
kampung masing-masing apa jang kamu harus

dikerdjakan. Suku-suku liar itu tak pernah sanggup

merebut kola jang diper-bentengkan, maka tak ada

apapun jang harus ditakuti. Para penonton

bersorak-sorai. Pao Kong mengetuk palunja diatas

medja, lalu dia mengumum-kan "Sekarang aku

akan periksa perkara Teng in melawan Bu Heng."

Dia mengisi setjarik formulir untuk sipir
pendjara. Segera Bu Heng dibawa masuk oleh dua

orang polisi. Setelah persakitan berlutut didepan

medja hakim, Pao Kong mengeluarkan sebuah

kotak kardus dari tangan-badjunja. lalu

mendorongnja kepinggir medja. Kotak itu djatuh di

depan Bu Heng. Terdakwa memandangnja dengan

heran. Itu adalah kotak jang diketemukan di dalamPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

328

tangan-badju Djenderal Teng. Udjungnja jang telah

digerogoti tikus sudah diperbaiki dengan rapihnja.

Hakim bertanja .,Engkau kenal kotak ini ?" Bu Hung

berdongak. ini djawabnja, "adalah sematjam kotak

jang biasa dipakai oleh pendjual-pendjual manisan

buah pruim. Aku telah melihat bilang ratus jang

didjual dipasar didekat Menara Tambur. Kadang
kadang akupun pernah membelinja sekotak. .Akan

tetapi kotak jang chusus ini aku tak pernah melihat

sebelumnja. Dari tulisan-nja untuk memberi

selamat diatasnja rupanja kotak ini telah di
persembahkan kepada seseorang sebagai hadiah.''

"Benar sekali", kata Hakim, "itu adalah hadiah

ulang-tahun. Apakah engkau tak berkeberatan

untuk menjitjipkan buah-buah pruim jang ada

didalamnja ?" Bu Heng memandang Hakim dengan

tertjengang. Kemudian dia mengangkat pundaknja

dan berkata "Tidak sama-sekali, Tay-djin !" Dia

membuka kotak itu. Sembilan buah pruim

didjadjarkan dengan rapihnja diatas alas kertas

hales. Bu Heng mendjolok-djoloknja dengan

telundjuknja, lalu memilih sebuah jang lembek jang

dimasukinja kedalam mulut. Dia memakannja dan

meludahi hidjinja keatas lantai.

,Apakah Tay-djin ingin aku makan lebih banjak

dia bertanja dengan hormat. "lni sudah tjukup !"

kata Hakim dengan suara adem, "Engkau boleh

mundur !" Bu Heng berbangkit dan memandangPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

329

kepada orang-orang polisi. Tak ada tanda-tanda

bahwa mereka akan menggiring dia kembali

kependjara, maka dia mundur beberapa langkah

dan tinggal ber-diri disitu. memandang Hakim

dengan penuh perhatian. _Suruh Teng Siu-tjai

tampil kemuka!" hakim memerintahkan. Setelah

Teng Muda berlutut dihadapan medja. Hakim

berkata "Teng Siu-tjai, aku tahu siapa jang

membunuh ajahmu. Per-kara ini ternjata sangat

rumit, aku tak berani mengatakan bahwa aku

sudah dapat memetjahkan segala persoalannja.

Aku menda-pat bukti-bukti bahwa lebih dari

seorang telah mentjoba untuk membunuh ajahmu.

Namun, pengadilan ini hanja memperhatikan

pertjobaan pembunuhan jang terachir, jakni jang

mengakihatkan kematian ajahmu. Terdakwa Bu

Heng sama-sekali tak ada hubungan apapun

dengan pembunuhan ini. Maka perkara terhadap Bu

Heng dengan ini ditutup sampai disini sadja!"

Suara riuh-rendah terdengar dari chalajak-ramai

atas keputusan jang tak disangka-sangka itu. Teng

Siu-tjai sendiri tinggal diam, dia tak mengulangi

tuduhannja terhadap Bu Heng. Bu Heng berteriak
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tay-djin, apakah Pek Lan sudah diketemukan ?"

Tatkala Hakim menggelengkan kepalanja. Bu Heng

berbalik belakang tanpa mengatakan suatu apa.

Dengan kasar dia meng-gunakan sikunja untuk

menerobos diantara para-penonton ke pintu keluar.

Pao Kong mendjumput sebuah pensil jang ditjat lakPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

330

merah dari medja. "Bangunlah, Siu-tjai", dia

berkata, "Dan tjeriterakan kepadaku apa jang kau

ketahui tentang alat tulis ini !" Sambil dia berbitjara

dia menjodorkan pensil itu kepada Teng le, dengan

udjung batangnja jang terbuka langsung diarahkan

kepada mukanja si-pemuda itu. Teng le tampaknja

bingung sekali. Dia ambil pensil itu dari tangan

Hakim. Setelah dia membatja tulisannja jang

terukir, dia mengangguk. "Setelah kulihat tulisan

ini, kuingat, Tay-djin !" dia berkata. "Beberapa

tahun jang lampau pada waktu ajahku

memperlihatkan kepadaku beberapa bidji batu
batu pualam jang berharga, diapun mengeluarkan

pensil ini. Dia mengatakan bahwa itu adalah hadiah

jang diberikan kepadanja mendjelang hari ulang

tahunnja jang ke-enam puluh dari seorang

pembesar jang berkedudukan tinggi sekali. Ajahku

tak memberitahukan nama si-pemberi itu, akan

tetapi dia mendjelaskan bahwa orang itu,

berhubung usianja sudah landjut dan tiap waktu

bisa meninggal dunia, dia ingin sekali mem-beri

hadiah kepada ajaku terlebih dahulu. Demikian

ajahku tak menggunakan pensil itu sebelum dia

merajakan hari ulang-tahun-nja jang ke-enam

puluh. Ajahku amat menghargai pensil itu, setelah

dia memperlihatkan-nja kepadaku. dia

menjimpannja kembali di kotak jang terkuntji, di
mana dia menjimpan batu-batu-pualamnja jang

berharga." "Alat tulis itu"; kata Hakim degan suaraPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

331

jang sungguh-sungguh, "adalah alat jang dipakai

untuk membunuh ajahmu!" Teng Siu-tjai

memandang pensil ditangannja itu dengan kaget

dan tertjengang. Dia memeriksanja dengan teliti

sampai diba-gian dalam dari batangnja jang

kosong, kemudian dia menggeleng-kan kepalanja

dengan bingung. Pao Kong mengikuti gerak
geriknja dengan seksama, kemudian dia berkata

dengan singkat : "Kembalikan pensil itu kepadaku.

Kuakan memperlihatkan kepadamu bagaimana

pembunuhan itu telah dilakukan !"

Setelah Tang le mengembalikan alat tulis itu

kepada Hakim, ia memegangnja dengan tangan

kirinja. Lalu ia mengambil sebuah torak2 ketjil dari

tangan-badjunja dan memperlihatkannja kepada

para-penonton. "Ini ia menerangkan "adalah model

dari kaju jang sama dengan gagang pisau ketjil

jang diketemukan didalam tenggorokan Djenderal

Tang. Pandjangnja sama dengan pedang ketjil itu

termasuk mata-pisaunja. Sekarang kuakan

memasukkannja ke-dalam batang jang kosong dari

alat tulis ini." Model dari kaju itu tjotjok benar

didalam batang pensil itu. Akan tetapi setelah

dimasukkan setengah dim dalamnja. dia matjet.

Hakim minta bantuan Thio Liong untuk

memasukkannja lebih dalam. Setelah Thio Liong

menekannja kuat2 dengan djempol-nja, baru

masuklah torah itu sama-sekali kedalam batang

pensil. "Dan sekarang", katao Hakim kepada ThioPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

332

Liong "Ulurkan tanganmu, kemudian lepaskan

djempolmu setjepat mungkin !" Thio Liong berbuat

apa jang diperintahkan. Torah kaju itu menembak

seperti panah keudara hingga kira- kira lima kaki

tingginja, kemudian djatuh keatas lantai. Kemudian

Pao Kong berkata perlahan-lahan : "Alat tulls ini

ada1ah suatu alat-maut jang dashjat sekali.

Batangnja jang bolong berisikan sematjam per

sipral jang amat tipis. kiranja dibuat dari rotan jang

banjak didapat didaerah selatan. Per rotan itu

ditekan sekeras-kerasnja dengan sebuah tabung

jang bolong. Lalu di-tuangkannja sematjam damar

jang ditjairkan. sedangkan per rotan itu terus

ditekan, sehingga damarnja mendjadi kering benar.

Lalu tabungnja dikeluarkan dan sebagai gantinja

dimasukkan ini !" Hakim membuka sebuah kotak

ketjil dan dengan hati-hati dia mengambil dari

kotak itu pisau ketjil jang telah diketemukannja

didalam tenggorokan Djenderal.

"Kama akan melihat", dia melandjutkan, "bahwa

gaging pisau ini pas benar didalam batang pensil,

sedangkan mata-pisau jang tjekung pas dibagian

dalam jang tjekung. Demikian, meskipun orang

mengamat-amati hagian dalam batang pensil itu,

pisau-nja tak kelihatan. Beberapa tahun jang

lampau ada orang jang menghadiahkan alat tulis ini

kepada Djenderal Teng dan dengan demikian

seakan-akan djenderal tua itu sudah mendapat

hukuman mati. ? Orang itu tahu. djikalau DjenderalPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

333

Teng pada suatu hari hendak mernakai pensil ini,

dia harus membakar udjungnja terlebih dahulu,

seperti kita semua akan berbuatnja djikalau kita

hendak memakai sebuah pensil jang baru. Hawa

panas dari pada api itu akan mentjair-kan damar

didalamnja oleh karenanja tekanan atas per rotan

itu tak ada lagi, sehingga gaja-pegas dari pada per

itu menembakkan pisau jang beratjun keluar' dari

batang pensilnja. Sepuluh lawan satu pisau tu akan

mengenai sang korban tepat dibagian rnuka atau

tenggorokannja. Kemudian per rotan itu menutup

batang pensil jang bolong itu, sehingga dari sebelah

luar tak keli-hatan bekas-bekasnja." Selama Hakim

herbitjara, Teng Siutjai mendengarkannja de-ngan

tertjengang. Perlahan-lahan air-mukanja berubah

dan mem-perhhatkan rasa takut jang tak

terhingga. Kemudian dia berteriak "Siapa, Tay-djin.

jang telah mem-buat alat iblis itu ?" Dia sendiri

membubuhi tanda-tangannja dialat tulis itu"

djawab Hakim dengan tenang. .,Akan tetapi hanja

atas kenjataan itu. aku tak dapat memetjahkan

teka-teki ini. Biarkan kubatjakan tulisan itu

untukmu : 'Dengan pemberian selamat dengan

chidmat berhubung dengan hari ulang tahun ke
enam puluh. Tempat tinggal nun Tenang dan

Damai.'"

"Siapa orang itu ? Kubelurn pernah dengar

demikian !" Teng Muda berseru. Hakim

mengangguk. "Nama itu hanja dikenal olehPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

334

beberapa ternan-teman-baiknja" dia mendjawab.

.,Baru kemaren aku ketahui bahwa itu adalah nama

samaran dari mendiang Gubernur Yo Su-tjian !"

Teriak-djerit jang gemuruh terdengar dari chalajak
ramai. Sete-lah keadaan tenang kembali, Pao Kong

berkata "Demikianlah, setjara kebetulan, keluarga
Yo, anak dan ajah, menghadap dihadapan

pengadilan ini, anaknja hidup-hidup, dan ajahnja

sebagai orang-halus. Dan engkau, Teng Siu-tjai,

kiranja lebih tahu dari padaku, ber-dasarkan

alasan-alasan apa maka Gubernur jang tua itu telah

mendjatuhkan hukuman mati terhadap ajahmu,

dengan melaksanakannja sendiri dengan setjara

jang istimewa ini. Akan tetapi, bagaimanapun. aku

tak bisa bikin perkara terhadap orang jang sudah

mati. maka aku, sebagai hakim jang berwenang.

memper-maklumkan bahwa perkara pembunuhan

Djenderal Teng dengan ini sudah ditutup !" Pao

Kong mengetuk palunja diatas medja, kemudian

dia meng-hilang melalui tirai belakang mimbar

pengadilan.

Para penonton meninggalkan ruangan sidang

sambil membitja-rakan dengan nafsunja

pemetjahan jang tak disangka-sangka dari

pembunuhan atas dirinja Djenderal tua itu. Mereka

amat me-mudji Hakim jang dengan tjcrdiknja telah

dapat menemukan ra-hasia dari pada alat

pembunuhan jang'tjendekia itu. Ketika Kopral Ong

masuk ketangsi pengawal, dia melihat Bu HengPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

335

jang sudah sekian lama menunggu kedatangannja.

Bu Heng memberi hormat, kemudian berkata

dengan tergesa-gesa: "Djikalau diperkenankan,

aku ingin sekali ikut rnentjari putrimu jang terhilang

!" Kopral Ong memandang si-pemuda itu sekian

lama, kemudian berkata : "Baiklah, mengingat

engkau tclah hersedia untuk menderita sik-saan

jang berat demi kepentingan putriku, aku senang

sekali me-nerima engkau mendjadi pernbantuku.

Tapi sekarang aku harus mclakukan suatu tugas,

tunggulah disini beberapa detik, setelah kudatang

kembali kuakan menjeriterakan kepadamu segala

sesuatu mengenai pcnjelidikan kita jang pertama

dan jang menemui ke-gagalan." . Lalu dia pergi

keluar dan berdiri didepan pintu sambil meng-awasi

chalajak-ramai jang meninggalkan ruang
pengadilan berdujun-dujun. Ketika dia melihat

Teng berdjalan keluar, dia mengudaknja dan

berkata ?Siu-tjai, Pao Tay-djin ingin bitjara dengan

engkau dikantornja."

Pao Kong tampak sedang berduduk dibelakang

medja tulis, di-kitari oleh ke-empat pembantunja.

Setelah Teng Siu-tjai masuk Hakim berkata kepada

mercka "Kamu semua boleh mengundurkan diri !"
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian dia berpaling kepada Teng Siu-tjai dan

berkata .,Teng Siu-tjai, seperti kau ketahui ajahmu

telah dipaksa untuk meletakkan djabatannja

sebagai panglima besar. Dan aku tahu sebab
sebabnja, oleh karena pada waktu laporan-laporanPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

336

rahasia tentang perkara itu dikirim ke Arsip Negara,

kebetulan aku bekerdja disana. Memang tak ada

saksi-saksi jang dapat memperkuat tuduhan jang

dilontarkan kepada ajahmu, oleh karena tak

seorang pun jang telah dapat menjelamatkan diri

dari malapetaka, akibat dari perbuatan ajahmu

jang buruk itu. Namun Komandan Bu, ajahnja Bu

Heng, telah berhasil untuk mengumpulkan tjukup

bukti-bukti jang mejakinkan bahwa ajahmu

bertanggung-djawah penuh atas kemusnahan

seluruh resimen dari Tentara Keradjaan kita.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan politik,

ajahmu tidak dituduh setjara terang-terangan,

melainkan dia dibisiki untuk me-letakkan semua

djabatannja alas kehendaknja sendiri. Akan te-tapi

Gubernur Yo memutuskan bahwa dia sendiri akan

memberi hukuman kepada ajahmu jang setimpal

dengan kedosaannja. Tjara , bagaimana dia telah

mendjalankan hukuman mati alas diri ajahmu, kita

semua telah menjaksikan. Orang bo!eh

mengatakan bahwa Gubernur tua itu telah ber
tindak diluar hukum, akan tetapi orang jang

berdjiwa besar seperti dia tak dapat diukur dengan

norma-norma jang berlaku bagi orang biasa. Aku

hanja mau mejakinkan kamu bahwa aku tahu

semua fakta-fakta mengenai ajahmu.

Teng Siu-tjai tak mendjawab suatu apa. Sudah

djelas bahwa, diapun tahu tentang kedjahatan
ajahnja. Dia menundukkan kepalanja dan berdiriPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

337

dihadapan Hakim dengan matanja kearah lantai.

Tiba-tiba Hakim berduduk tegak dikursinja. Sambil

kedua tangannja mentjekal gagang kursi, dia

berkata dengan suara gusar: "Lihatlah kepada

Pembesarmu, engkau manusia jang hina !" Si
pemuda memandang Hakim dengan ketakutan.

"Engkau, manusia tolol jang kedji.!" kata Hakim

dengan suara tergetar saking gusarnja. "Engkau

mengira kau bisa mempedajai aku, Pembesarrnu,

dengan tipu-muslihatmu jang hina ! Bukan Bu Heng

jang merentjanakan untuk meratjuni ajahmu, akan

tetapi engkau, putranja satu-satunja ! Kedatangan

Bu Heng dikota Lam Hong menimbulkan pikiran

padamu untuk menutupi kedjahatan jang engkau

sedang rentjanakan. Engkau mulai dengan

menjebarkan desas-desus tentang Bu Heng, dan

engkau suruh orang rnengintai gerak-geriknja.

Engkaulah jang masuk ke kamarnja sebagai

nentjuri pada waktu dia tak ada dirumah dan

mengambil sehelai kertas jang ada tjapnja."

Teng Siu-tjai membuka mulut, rupanja dia mau

mengatakan sesuatu, Akan tetapi Hakim memukul

medja dengan kepalannja dan membentak : Tutup

Mulutmu dan dengarlah ! Pada malaman hari ulang,

tahun ajahmu. engkau sudah sediakan kotak

dengan harsh pruim jang mengandung ratjun itu

didalam tangan-badjumu. Kamu mengantar

ajahmu ke kamar perpustakaan. diikuti oleh

pengurus rumah. Ajahmu membuka pintu, engkauPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

338

berlutut dan menghaturkan selamat malam.

Pengurus rumah masuk kekamar perpustakaan

untuk menjalakan pelita diatas medja-tulis. Pada

saat itu engkau mengambil kotak itu dari tangan
badju dan mem-persembahkannja kepada ajahmu.

Ajahmu membilang terima kasih dan memasukkan

kotak itu kedalam tangan badjunja. Pada ketika itu

pengurus rumah keluar dari kamar dan melihat

ajahmu memasukkan sesuatu ke dalam tangan

badjunja. .Dia mengira bahwa ajahmu telah

menjimpan pintu kuntji kamar, padahal jang

dimasukkannja itu adalah alas-maut jang

diperuntukkan seorang anak jang durhaka untuk

rnembunuh ajahnja sendiri !" Selagi dia bitjara

sorot matanja laksana pedang jang tadjam,

menusuk mata si-pemuda itu.

Teng Siu-tjai bergemetaran pada seluruh

badannja, akan tetapi dia tak dapat mengegosi

matanja dari Hakim jang terus meman-dang dia

dengan bengisnja. .,Engkau tidak membunuh

ajahmu", Hakim melandjutkan dengan suara

rendah, "oleh karena sebelum dia sempat

membuka kotak manisan itu. djiwanja sudah

dihabiskan oleh tangan Gubernur terlebih dahulu.
Teng Siu-tjai menelan ludahnja beberapa kali.

Kemudian dia berseru dengan suara jang tak

wadjar "Mengapa, mengapa aku ingin membunuh

ajahku sendiri ?" Pao Kong berbangkit dari tempat

duduknja. Dia mengambil sebuah dokumen dariPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

339

berkas jang berisikan bukti, mengenai perkara

pembunuhan Djenderal Teng.

Dia berdiri dihadapan Teng Siu-tjai dan berkata

dengan suara jang dahsjat "Engau, djahanam jang

tolol ! Engkau berani menanjakan soal ini '? Engkau

berani menanjakan mengapa, sedangkan dalam

tulisanmu jang mesum engkau tidak sadja

menjebutkan dengan terang tentang perempuan

kedji itu jang mendjadi gara-gara ke-bentjianmu

terhadap ajahmu, akan tetapi djuga mengakui

perhubunganmu jang mesum dengan perempuan

itu ?" Dia melemparkan dokumen itu kepada

mukanja si-pemuda dan melandjutkan "Tjoba

engkau batja kembali sadjakmu jang mesum

tentang buah-dada jang putih seperti saldju clan

tentang rembulan jang ke-elokannja tak dapat

dirusakkan oleh noda-nodanja. Ke-betulan salah
seorang pelajan perempuan melaporkan kepadaku

bahwa istri ajahmu jang ke-empat mempunjai tahi
laler jang djelek sekali dibuah-dadanja sebelah kiri.

Bagaimana kau bisa me-ngetahuinja, djikalau

engkau bukan kendaknja '? Masih engkau berani

sangkal bahwa engkau telah berzinah dengan

salah-seorang istri ajahmu sendiri ?"

Keadaan dikamar untuk beberapa detik mendjadi

sunji-senjap. Ketika dia berbitjara lagi, suaranja

sudah letih. "Aku bisa sadja mendakwa engkau dan

kendakmu dihadapan pengadilan. Akan tetapiPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

340

tudjuan utama dari undang-undang kita adalah

untuk mernperbaiki kerusakan atau kerugian

sebagai akibat suatu perbuatan djahat. Dalam hal

ini tak ada suatu jang harus diperbaiki. Apa jang

dapat dan harus dilakukan jalah untuk men-tjegah

kebusukan ini mendjalar lebih djauh. Engkau tahu

apa jang akan diperbuat tukang kebun djikalau ada

tjabang pohon jangs sama-sekali sudah busuk. Dia

akan memo-tong tjabang itu, agar supaja pohonnja

bisa hidup subur. Ajahmu sudah mati, engkau

adalah putra satu-satunja, dan engkau sen-diri tak

inempunjai anak. Kiranja engkau pun menginsjafi

bahwa tjabang dari kaum Teng ini harus dipotong!

Sekian, dan sekarang pergilah engkau!"

Teng Siu-tjai memandang disekitarnja dengan

mata jang kabur. Dia meninggalkan kantor hakim

seperti orang bermimpi. Tak lama kemudian Thio

Houw masuk kembali. "Duduklah, Thio Houw !"

kata Hakim dengan suara letih tapi ramah. "Sudah

sekian lama kutahu bahwa kau menjimpan suatu

rahasia didalam hatimu. Djikalau kau

menghendaki, kini kau boleh menjeriterakan isi
hatimu kepadaku." Thio Houw berduduk disebuah

bangku pendek. Mukanja putjat dan lesu. Dia

bitjara dengan suara jang hampir tak terdengar,

seakan-akan dia membatjakan sebuah laporan

resmi. "Sepuluh tahun jang lampau, dimusim

rontok, Djenderal Teng Houw Ko dengan tudjuh

ribui pradjurit mendjumpai sepasukan su-kuPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

341

bangsa liar jang agak Iebih kuat, didaerah

perbatasan sebelah utara. Djikalau dia berani

bertempur setidak-tidaknja dia ada harapan untuk

memenangkan musuhnja. Akan tetapi dia tak

berani mempertaruhkan djiwanja. Dia mengadakan

perundingan dengan djenderal musuh kepada siapa

dia djandjikan sedjumlah uang sua-pan. djikalau

djenderal itu bersedia untuk menarik mundur

pasukannja. Uang suapan jang diterimanja, akan

tetapi panglima mu-suh memastikan bahwa

pasukannja tak bisa kembali kekarnpung-'

halamannja tanpa beberapa buah kepala musuh
musuhnja sebagai bukti akan keunggulan mereka

dimedan perang. Djenderal Teng menerima baik

usul jang hina ini. Dia perintahkan bataljon ke
enam untuk mernisahkan diri dari tentara induk,

dan berdjalan dimuka melalui suatu lembah jang

amat sempit dan jang letaknja diantara lereng
lereng gunung jang tjuram. Bataljon itu terdiri atas

delapan rarus pradjurit dipimpin oleh komandan

Liang, salah seorang perwira jang paling perkasa

dari tentara keradjaan, dan delapan kapten. Selagi

bataljon kita melalui lembah jang sempit itu,

mereka dihudjani anak panah dan batu-batu besar,

kemudian diserbu oleh dua ribu pradjurit musuh

jang datang menerdjang dari atas gunung. OrangPao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang kita memberikan perlawanan dengan

gigihnja. akan tetapi dengan segala-keberanian

dan kegagahannja. mereka tak dapat menandingiPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

342

musuh jang djumlahnja djauh lebih banjak. Seluruh

bataljon kita mendjadi musnah. Orang-orang

biadab itu lalu memenggal kepala pradjurit
pradjurit kita sebanjak mungkin. ke-mudian

meninggalkan tempat pertempuran dengan kepala
kepala itu, sebagai tanpa kemenangan, ditusukkan

diudjung tembok mereka. Diantara delapan kapten,

tudjuh orang telah mati ditjingtjang musuh. Orang

ke delapan pingsan oleh tusukan tombak musuh

jang menembusi topi badjanja, sehingga dia

menggeletak seperti mati dibawah kudanja.

Setelah dia sadar kembali, pasukan musuh su-dah

tak tampak lagi. Ternjata bahwa, dia adalah orang

satu-satunja jang masih hidup dan jang dapat

menjelamatkan diri dari malapetaka. Dengan

djerih-pajah kapten itu berdjalan pulang

kekotaradja dan disana dia mengadjukan dakwaan

terhadap Djenderal Teng kepada kementerian

Angkatan Bersendjata. Akan tetapi kepadanja

diberitahukan bahwa perkara jang mengenai

kebidjaksanaan Djenderal Teng sudah ditutup,

bahkan kepadanja diandjurkan-agar supaja dia

melupakan scgala sesuatu jang dia ketahui tang

perkara itu. Kapten itu lalu melemparkan pakaian

seragamnja sebagai perwira. Dia bersumpah bahwa

dia tak akan diam sehingga dia dapat mendjumpai

Djenderal Teng dan memenggal kepalanja.

Namanja dia ganti, lalu dia menjertai segerombolan

penjamun jang perkasa dan ksatria, demikianPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

343

beberapa tahun berturut-turut dia mengembara

diseluruh keradjaan untuk mentjari Djenderal Teng.

Kemu-dian, pada suatu hari dia mendjumpai

seorang pembesar jang perkasa dan arif

bidjaksana, jang berada dalam perdjalanannja ke
tempat-djabatannja. Pembesar itu, setelah berhasil

untuk mena-wan dia dan kawan-kawannja, tidak

sadja tidak memberi hukuman. malahan mengadjar

dia akan arti dari Keadilan jang sedjati "

Pao Kong memandang pembantunja dengan

perasaan kasih-sajang. Dia berkata dengan suara

jang sungguh-sungguh "Eng-kau boleh merasa

bersjukur. Thio Houw, bahwa Sang Nasib telah

menentukan. bahwa Djenderal Teng harus mati

ditangan lain orang, sehingga kau tak usah

menodai pedangmu, jang berharga dengan darah

dari seorang penghianat. Apa jang kau tjeriterakan

tadi akan dirahasiakan diantara kita semua, orang

luar tak perlu mengetahuinja. Sekarang, setelah

tudjuanmu sudah terwudjud. dan orang jang telah

menghalau teman-teman-perdjoanganmu

kedjurang kematian sudah mendapat hukumannja

jang setimpal. maka kukira aku tak berhak lagi

untuk menahan engkau lebih lama disini,

berlawanan dengan keinginan-mu. Aku tahu sudah

sekian lama bahwa hatimu sebenarnja ada di

ketentaraan. Bagaimana, djikalau, dengan suatu

atau lain alasan. aku kirim kau kekota-radja dengan

sebuah surat pudjian untuk Kepala dariPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

344

Kementerian Angkatan Bersendjata ? Aku herani

memastikan bahwa engkau akan diangkat

mendjadi komandan sebuah bataljon jang berkuasa

atas ribuan pradjurit !"

"Thio Houw tersenjum ketjil. ,,Aku lebih suka",

dia mendjawab dengan tenang, "untuk me-nung.gu

hingga Tay-djin dinaikkan pangkat jang tinggi di

kotaradja. Aku mohon diperkenankan untuk tetap

mengabdi kepada Tay-djin sehingga tenagaku tak

diperlukan lagi." "Dernikianlah hendaknja !" Pao

Kong berkata dengan girang. "Aku amat merasa

bersjukur akan keputusanmu. Thio Houw Aku akan

merasa amat kehilangan, djikalau engkau pergi !"

Bersambung ke bagian 5 (terakhir)

Pao kong

bagian - 5

Di tuturkan oleh:

Yang Lu

Sumber Pustaka : Gunawan AJ

Kontributor - Scanner : Awie Dermawan

OCR ? convert pdf Text : Tan Willy

DISCLAIMERPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

345

Kolektor E-Book adalah sebuah wadah nirlaba

bagi para pecinta Ebook untuk belajar, berdiskusi,

berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Ebook ini dibuat sebagai salah satu upaya untuk

melestarikan buku-buku yang sudah sulit

didapatkan dipasaran dari kpunahan, dengan cara

mengalih mediakan dalam bentuk digital.

Proses pemilihan buku yang dijadikan abjek alih

media diklasifikasikan berdasarkan kriteria

kelangkaan, usia,maupun kondisi fisik.

Sumber pustaka dan ketersediaan buku

diperoleh dari kontribusi para donatur dalam

bentuk image/citra objek buku yang bersangkutan,

yang selanjutnya dikonversikan kedalam bentuk

teks dan dikompilasi dalam format digital sesua?

kebutuhan.

Tidak ada upaya untuk meraih keuntungan

finansial dari buku-buku yang dialih mediakan

dalam bentuk digital ini.

Salam pustaka!

Team Kolektor Ebook

BAB XXII

PAO KONG MEMBERI PENDJELASAN TENTANG

PEM-BUNUHAN DJENDERAL 'TF,NG - DIA ME-PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

346

METJAHKAN RAHASIA JANG TER-KANDUNG DALAM

LUKISAN GUBERNUR.

Setelah Pao Kong makan siang, dia mengundang

ke-empat pembantunja datang dikantor. Sesudah

Thio Liong, Thio Houw, Sersan Hong dan Tao Gan

berduduk sekitar medja hakim, Pao Kong

menuturkan dengan singkat tentang

pertjakapannja dengan Teng Siu-tjai. Kemudian dia

melandjutkan "Sebenarja hanja ada tiga perkara

kedjahatan jang kita harus adili. Akan tetapi

keadaan setempat amat mempersukar penjelidikan

kita. Perkara jang kesatu adalah perkara

pembunuhan atas diri Djenderal Teng, jang kedua

adalah perkara perebutan warisan antara Yo versus

Yo dan jang ketiga jalah perkara gadis jang hilang,

kita terhadap Tjin Mo, terpetjahnja rentjana Yo Kie

dan pembunuhan atas diri Pan Ti-koan, Pembesar

jang dahulu, semua harus dianggap sebagai

keadaan setempat dan tak ada sangkut-pautnja

dengan ketiga perkara kedjahatan ini".

Sersan Hong mengangguk, kemudian dia berkata

"Berhubung pembunuhan atas diri Djenderal tua

itu, sebenarnja aku merasa heran mengapa Tay
djin tak segera mengambil tindakan-tindakan

terhadap Bu Heng. Semula semua bukti-bukti

menundjukkan keras dialah pembunuhnja."

pertemuan kita jang pertama", djawab Hakim,

"tingkah laku Teng Muda sudah agakPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

347

mentjurigakan. Rupanja pada waktu itupun dia

sudah mempunjai niatan untuk meratjuni ajahnja,

dan melemparkan segala tuduhan kepada Bu Heng.

Maka, setelah ku memperkenalkan diri sebagai

kepala Daerah dan Hakim jang baru, dia

mengundang aku dan Thio Liong berminum teh lalu

melontarkan obrolannja tentang rentjana Bu Heng

untuk membunuh Djenderal Teng." "Andjing itu

telah mempedajai aku djuga !" Thio Liong berseru

dengan marah-marah. Hakim tersenjum dan

melandjutkan tak lama kemudian Djenderal tua itu

dibunuh. Teng Muda rupanja sama-sekali tak tahu

bagaimana pembunuhan itu bisa terdjadi. Seperti

kamu se-mua melihat, tiba-tiba aku menundjukkan

alit tulis jang menjem-bunjikan pisau itu

kepadanja, dengan sengadja kuarahkan udjung tak

tertutup langsung kemukanja.

Dia tak mengedipkan mata sedikitpun, suatu

bukti jang njata hahwa dia benar tak tahu bahwa

pensil itu mengandung suatu alat maut jang

berbahaja. Rupanja Teng Muda merasa bingung

akan pembunuhan jang misterius itu. seperti halnja

dengan kita djuga. Akan tetapi dia tak menjimpang

dari rentjananja jang semula, dan dengan tak

mem-buang-buang waktu lagi, dia kekantor

pengadilan dan menuduh Bu Heng sebagai

pembunuh ajahnja. Sajang sekali bahwa bukti
bukti jang dia telah susun demikian rapihnja

sesungguhnja bukti-bukti jang lemah sekali."PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

348

"Mengapa Tay-djin berpendapat demikian ?" Tao

Gan bertanja. "Kukira, kotak jang berisikan buah
buah pruim jang beratjun itu merupakan hukti jang

kuat sekali terhadap Bu Heng !" "Djustru itulah

kelemahannja-. djawab Hakim. "Bukti-bukti itu

menundjukkan kesalahan Bu Heng terlalu

berkelebih-lebihan dan herdasarkan penilaian jang

salah atas watak terdakwa. Bu Heng adalah

seorang pemuda jang amat tjerdik. Djikalu dia mau

memhunuh seorang dengan memakai ratjun, pasti
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia tak memilih zat gambols jang lazimnja dipakai

oleh tiap-tiap pelukis. dan sudah barang tentu dia

tidak begitu tolol untuk menggunakan kertas

gambar dengan tjapnja sendiri sehagai alas dari

kotak Itu."

Tao Gan mcngangguk. "Dan. lagi pula", dia

berkata, "Bukti jang paling mejakinkan hahwa Bu

Heng tidak bersalah, jalah kesediaannja untuk

makan buah pruim jang aku sendiri telah masukkan

kedalam kotak sebagai gantinja buah-buah jang

beratjun." "Benar sekali !" kata Hakim. "Mari

sekarang kita mengikuti djalannja peristiwa dari

permulaan. Setelah Teng Muda melaporkan tentang

pembunuhan, segera aku pergi untuk menemui Bu

Heng. Kuingin perbandingkan kepribadian kedua

orang itu, jang mendakwa dan jang didakwa.

Segera kudapat menetapkan hahwa Bu Heng itu

bukan matjam orang jang mclakukan pembu
nuhan jang direntjanakan terlebih dahulu, selainnjaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

349

dari pada itu, alasan jang dikemukakan Teng

mengapa Bu Heng mau mem-bunuh ajahnja sama
sckali tidak rnasuk akal. Bukan mustahil djikalau

pembunuhan itu dilakukan olch seorang ketiga.

Kudapat membajangkan bahwa seorang jang

berwatak demikian buruknja sebagai Djenderal

Teng pasti mempunjai banjak musuh, dan bahwa

hal ini digunakan Teng Muda untuk membusukkan

nama baik Bu Heng. Mengapa ? Oleh karena,

menurut hematku, semula, kedua pemuda itu ada

dua saingan dalam per-tjintaan. Potret seorang

perempuan jang berulangkali tampak pada lukisan

Bu Heng dan surat-surat pertjintaan Teng Muda

menimbulkan kesan bahwa kedua pemuda itu

mentjintai wanita jang sama.

" Penemuan kotak itu jang berisikan buah pruim

beratjun mernperkuat kesanku bahwa Teng Muda

dengan sengadja memfitnah saingan nja itu. ,Akan

tetapi kemudian ternjata bahwa kedua pemuda itu

sekali-kali tak mcnjintai wanita jang bersamaan.

Kalau begitu, slapa jang membunuh Djenderal tua

itu dan mengapa Teng Muda begitu keras menuduh

Bu Heng sebagai pembunuh ajahnja ? Aku tahu

bahwa Teng Siutjai adalah seorang jang berwatak

jang tjedera dan rendah sekali, akan tetapi hak ini

belum lagi mendjadi 1 alasan untuk membunuh

ajah sendiri. Demikian aku menghadapi djalan

buntu. Aku mempunjai sangkaan keras hahwa Teng

Muda lah jang membunuh djenderal tua, akanPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

350

tetapi aku tak dapat memikirkan apa motifnja.

Kemudian pada suatu hari, selagi aku mempeladjari

sadjak Teng Muda, tiba-tiba kuingat bahwa Hek Lan

pernah melaporkan bahwa istri Djenderal Teng jang

ke-empat mempunjai sebuah tai laler jang djelek di

buah-dadanja jang sebelah kiri. Hal ini tjotjok sekali

dengan bagian sadjak jang mengatakan tentang

"rembulan jang ke-elokannja tak mendjadi kurang

karena noda2nja". Kalau hegitu si-pemucla Teng itu

telah berkendak dengan ibu-tirinja, hal mana

memberikan nja alasan jang kuat untuk membunuh

ajahnja sendiri. Aku tidak segera mengambil

tindakan terhadap pemuda itu oleh karena aku

masih mcmerlukan bukti-bukti jang lebih kuat.

Kemudian ternjata djenderal itu bukan mati karena

makan buah beratjun, melainkan mati dibunuh oleh

tangan Gubernur jang sudah mcninggal dunia, akan

tetapi hal itu sedikitpun tak mengurangi kedosaan

putra jang kedji dan tersesat itu, sebab setidak
tidaknja dia telah merentjanakan untuk membunuh

ajahnja sendiri."

"Tjara bagaimana Tay-djin bisa tahu bahwa

Djenderal tua itu di bunuh oleh mendiang Gubernur

Yo Tua .Aku tidak tahu sama-sekali, dan aku

tidak akan mengetahui-nja. djikalau Gubernur itu

sendiri tidak seakan-akan mengakui perbuatannja

dengan membubuhi tanda-tangannja pada alat

maut itu" Satu-satunja jang kutahu jalah bahwa

djenderal tua itu dibunuh dengan menggunakanPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

351

sebuah alat jang mekanis, oleh karena tak mungkin

orang bisa keluar-masuk kedalam kamarnja jang

terkuntji. Tak nanti aku sanggup menemui rahasia

dari'pada alat tulis itu. Aku bukan tandingan dari

otak Gubernur tua jang dcmikian tjemerlangnja.

Kamu djuga telah melihat bahwa setelah pisau jang

tersembunji itu sudah ditembakkan keluar, tak ada

bekas-bekas apapun tampak pada gagang pensil

itu. Pada waktu aku mengundjungi Pek Hok Siansu.

aku mendapat tahu, bahwa "Papiljun nan Tenang

dan Damai- itu adalah nama samaran dari

Gubernur Yo. Aku ingat bahwa nama itu kupernah

lihat terukir pada gagang pensil jang dipakai

djenderal tua itu ketika dia dibunuh. Kemudian

kuingat pula Tao Gan per-nah menjarankan, bahwa

pisau jang tertantjap pada tenggorokan sang

korban itu mungkin ditembakkan dari luar dengan

sebuah alat surnpitan. Kupikir, gagang pensil jang

bolongpun dapat diguna-kan sebagai sumpitan.

Akan tetapi, tjara bagaimana sumpitan itu dapat

menembak tanpa ada orang jang mengembusnja ?

Hanja djikalau didalamnja terdapat suatu alat

mekanik; jang dengan suatu atau lain tjara dapat

bergerak sendiri. Kemudian, tempat lilin jang

selazimnja harus ada disebelah kiri, akan tetapi

dipindahkan kesebelah kanan memberi kepadaku

lham-, bahwa alat mekanik didalam gagang alat

tulis itu mungkin digerakkan oleh hawa panas dari

api lilin jang, digunakan untuk membakar bulu-buluPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

352

halus jang biasanja terdapat diudjung pensil jang

belum pernah dipakai. Setelah sampai pada

kesimpulan itu, segala sesuatu mendjadi djelas dan

terang-benderang bagiku !"

Ke-empat pembantunja mendengarkan

penguraian Pao Kong dengan mulut ternganga

saking kagumnja. Tak ada jang mengatakan suatu

apa. Kemudian Pao Kong melandjutkan "Sekarang

kita sampai pada perkara jang kedua, jakni surat
wasiat Gubernur tua". Pembantu-pembantunja

membalik belakang dan memanjang kepada pigura

Gubernur jang masih tergantung didinding. "Surat
wasiat jang disembunjikan didalam bingkai" kata

Hakim, "adalah suatu petundjuk jang palsu dan

jang sengadja disisipkan Gubernur disitu untuk

mempedajai Yo Kie. Siasatnja ini terniata berhasil.

oleh karena, setelah Yo. Kie menemukan surat
wasiat dia tidak memusnahkan piguranja akan

tetapi dikembalikannja kepada Njonja Yo.

Petundjuk jang sebenarnja terdapat didalam pigura

sendiri, jang mana djauh lebih sukar untuk

diketemukan-nja." Hakim berbangkit dan

menghampiri pigura itu, pembantu-pem-hantunja

tjepat-tjepat bangun dan berdiri disampingnja.

"Meskipun tjara samar-samar", Hakim berkata,

"aku sudah men-duga bahwa mesti ada suatu

hubungan antara lukisan pemandangan ini dengan

perkebunan Gubernur. Itulah sebabnja jang

utamanja Aku sendiri merasa perlu untukPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

353

mengundjunginja." tak ada suatu hubungan antara

lukisan dan kebun itu ? Thio Houw bertanja.

"Berdasarkari alasan jang sederhana", djawab

Hakim, bahwa kedua benda itu ada satu-satunja

jang dia ingin supaja dipertahankan dalarn keadaan

semula. Dengan tjerdiknja dia mendjampaikan agar

piguranja tidal dirusakkan setelah ,dia meninggal.

dan telah memberi pesan jang tegas kepada Yo Kie,

bahwa di perkebunan,, tak boleh diadakan

perubahan apapun. Semula kulira hahwa

pemandangan pegunungan itu adalah se-matjam

peta rahasia dan rumah perkebunan jang

mengandung petundjuk-petundjuk tentang suatu

atau lain tempat jang tersembunji dimana disimpan

surat-wasiat jang sedjati. Akan tetapi se-telah aku

mengundjungi tempat itu kujakin bahwa dugaanku

itu tak benar adanja. Namun aku tak dapat

melepaskan teoriku bahwa mesti ada hubungan,

tjara bagaimanapun antara lukisan dan perkebunan

itu. Sepulangnja dari perkebunan otakku terus ber
putar, dan achirnja, kemaren malam kukira

kuberhasil untuk me-nemui hubungan jang kutjari

itu. Mari, sekarang kita bersama meneliti lukisan ini

!"

Hakim mengadjak pembantunja untuk berdiri

lebih dekat pada pigura itu. "Djikalau kamu

mengamat-amati pemandangan pegunungan ini

dengan seksama", dia berkata, "kamu akan melihatPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

354

bahwa ada bebcrapa hal jang agak luar biasa dalam

komposisinja. Tampak sekian banjaknja rumah
rumah jang tersebar diatas gunung, dan ketjuali

satu, semua mudah orang kundjungi mclalui suatu

djalan pegunungan. Rumah jang satu itu. djustru

jang paling besar dan paling rapih dilukiskannja.

Letaknja diatas bukit disebelah kanan, ada sungai

mengalir melewati rumah itu, akan tetapi tak ada

satu djalan pun jang menudju kesana ! Sungguh

aneh ! Kupikir, ba-ngunan ini pasti mempunjai arti

jang istimewa. Dan sekarang, lihatlah pohon-pohon

ini ! Adakah sesuatu jang menarik perhatianmu
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pada pohon-pohon itu ?"

Mereka lalu mengamat-amati lukisan itu dari

dekat, akan tetapi semua menggelengkan kepada.

Kemudian Pao Kong mendjelaskan pula : "Rumah
rumah itu semua dikelilingi oleh pepohonan, jang

hanja dilukiskan sekedar sadja. Kita tak dapat

mengenali pohon-pohon apa jang digambar itu.

Akan tetapi semua pohon tjemara dilukiskannja

sekali tiap-tiap batangnja tampak djelas sekali dari

pada latar belakangnja. Dan sekarang kamu bisa

rnelihat bahwa djumlahnja pohon-pohon tjemara

itu dilukiskan menurut nomor urutan jang teratur.

Dua buah tampak diatas bukit. dimana djalan

dimulai, lebih rendah sedikit tampak tiga buah,

dimana djalan menjeberangi sungai ter-dapat

empat buah, dan achirnja, didekat rumah jang

besar diatas bukit, tampak lima potion tjemara. AkuPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

355

menarik kesimpulan bahwa pohon-pohon tjemara

itu ada tanda-tanda jang menundjukkan djalan

jang orang harus ikuti untuk mengundjungi suatu

tempat tertentu. Kedua pohon tjemara dipuntjak

gunung itulah jang merupakan kuntji dari pada

rahasia lukisart ini ; djikalau kamu masih ingat

sepasang pohon tjemara itulah jang kita telah lihat

di-depan pintu masuk ke kebun labirin !" "Djadi

pemandangan pegunungan ini sebenarnja adalah

semtjam peta kebun dari labirin dengan petuncljuk
petundjuk djalan jang menudju kesebuah papiljun

atau rumah ketjil jang dibangun Gubernur

didalamnja!" kata Tao Gan.

Hakim menggelengkan kepala. "Bukan demikian

halnja", djawab Hakim, "Aku sependapat bahwa.

mengingat Gubernur hampir tiap halaman labirin,

mestinja didalamnja ada sebuah papiljun dimana

diabisa membatja dan menulis. Kukira papiljun itu

jang dilukiskan sebagai gedung besar dan mewah

jang tampak disebelah Liman gambar ini. Akan

tetapi aku tidak berpendapat bahwa kita bisa

mengundjungi papiljun itu melalui djalan didalam

labirin. Djangan kita melupakan, bahwa Gubernur

telah merentjanakan untuk membangun sebuah

tempat kediaman jang rahasia. maka amat

mustahil tempat itu dapat ditjapai melalui djalan

jang lazirn. Djadi menurut pendapatku, disuatu

tempat mesti ada djalan rahasia jang lebih pendek

untuk datang dipapiljun itu. Djikalau akuPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

356

memperhatikan gambar ini, aku mempunjai

sangkaan keras bahwa djalan rahasia itu mesti

ditjari dimana terdapat empat pohon tje-mara.

Djembatan itu mungkin ada suatu pentundjuk

bahwa disitu terdapat suatu tempat penting, dari

mana orang meninggalkan djalan labirin dan

dengan suatu atau lain tjara dengan memotong

djalan bisa sampai ke papiljun jang tersembunji."

"Sungguh tempat sembunji jang sempurna sekali

!" Tao Gan berseru. "Seorang jang tak tahu akan

adanja djalan rahasia dia bisa berputar-putar di

dalam labirin ini seminggu lamanja tanpa bisa

sampai dipapiljun itu. Akan tetapi Gubernur dan lain

orang jang mengetahuinja bisa tiba dipapiljun itu

dalam beberapa menit sadja!" "Benar- !" djawab

Hakim. "Sudah pasti Gubernur tak mau ada djalan

melalui djalan labirin jang berliku-liku "" dia ingin

mengundiungi papiljun. Djustru pertimbangan

,inilah jang memberi pikiran kepadaku, bahwa

semestinja ada suatu djalan rahasia jang lebih

pendek. Tapi, marilah sekarang kita mengikuti

djalan jang dilukiskan dalam gambar ini !"

Hakim menundjuk dengan telundjuknja pada

sebuah rumah dengan sebatang pohon tjemara

disebelah kiri dan kanan. "Disini, dia berkata

"adalah pintu-masuk ke dalam labirin. Kita jalan

dari tangga dan mengikuti djalan jang menudju ke

bawah. Sampai pada tempat dimana terdapat tigaPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

357

pohon tjemara. kita membiluk kekiri, dan terus

berdjalan sehingga kita tiba ditepi sungai. Disini

kita meninggalkan djalan labirin. Djalan-masuk

kedjalan-pendek ditandai oleh empat pohon

tjemara, kukira bahwa labirin jang sebenarnja kita

akan ketemukan djalan-masuk ini diantara pohon

jang kedua dan jang ketiga, tepat ditengah
tengahnja. seperti mengalirnja sungai di lukisan ini.

Dengan suatu atau lain tjara, sambil mengikuti

djalan-rahasia ini kita akan temukan djuga lima

pohon tjemara itu, terbagi atas dua kelompok dari

dua dan tiga batang.

Papiljun Gubernur mesti letaknja kira-kira

disekitar tempat ini." Sambil dia berbitjara Pao

Kong menundjuk kepada rumah besar jang

dilukiskan di sebelah kanan. Lain dia berduduk

kembali di-belakang, medja-tulisnja, dan berkata :

"Djikalau aku tak terlalu keliru, papiljun itu akan

kutemukan sebuah peti besi jang berisikan

dokumen-dokumen Gubernur jang penting.

termasuk surat-wasiatnja !" ".la". Thio Liong

berkata, "bagiku si-otak puntul, segala-sesuatu

masih merupakan teka-teki, akan tetapi aku

bersedia untuk bersama mendjadjal kebenarannja.

Dan djangan lupa, kita masih ada perkara jang

ketiga : perihal gadis jang hilang !"

Muka Hakim mendjadi murarn. Dia mengirup

teh-nja, lalu berkata : itu perkara jang palingPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

358

mendjengkelkan ! Tak ada kemudjuan sedikitpun di

dapat dalam penjelidikan tentang gadis itu. Aku

lebih menjajanginja, oleh karena aku amat

bersimpati dengan ajahnja. Kopral Ong. Dia

termasuk golongan rakjat kita jang djudjur dan

radjin, suatu golongan, terhadap mana bangsa kita

boleh merasa bangga" Dengan letih, Hakim

mengusap-usap dahinja. Kemudian dia

melandjutkan ; "Sebentar, sesudah makan malam

kita akan bersama mentjari akal untuk menemukan

gadis itu. Setelah perkara-perkara lainnja selesai,

kita dapat memusatkan pikiran dan tenaga kita

untuk memetjahkan teka-teki jang terachir ini.

Sekarang sebaiknja kita pergi kerumah perkebunan

Gubernur dan menjelidiki apakah teoriku tentang

djalan pendek jang rahasia itu benar adanja.

Djikalau kita berhasil menemukan testamen

Gubernur, bagian Yo Shan dari harta peninggalan

ajahnja tidak akan disita oleh negara dan akan

diserahkan kepada jang berhak. Thio Houw"

engkau hendaknja mempersiapkan segala sesuatu

untuk pertahanan kota andaikan bangsa liar

menjerbu pada malam ini. Akan tetapi Sersan

Hong, Thio Liong dan Tao Gan hendak-nja

menjertai aku kerumah perkebunan !"

BAB XXIII

PAO KONG MEMIMPIN ORANG2NJA SAMPAI

DITENGAH2 LABIRINPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

359

PENEMUAN JANG MENGERIKAN TERDJADI DI

PAPILJUN JANG TERSEMBUNJI

Sedjam kemudian di sekitar gedung perkebunan

Gubernur, orang tampak amat sibuknja. Pegawai
pegawai polisi pengadilan terlihat dimana-mana.

Beberapa diantaranja sedang membersihkan

djalan-djalan ketjil dikebun, jang lainnja sedang

membuat daftar dari alat-alat rumah-tangga jang

tua didalam gedung, ada pula jang melakukan

pemeriksaan di bagian belakang dari kebun bunga.

Hakim Pao berdiri di halaman jang berubin

didepan pintu batu untuk memasuki kebun labirin.

Dia sibuk memberi petundjuk-petundjuk terachir

kepada Thio Liong, Sersan Hong dan Tao Gan. Dua

puluh orang polisi berdiri disekitarnja. "Aku tak

tahu", kata hakim, "berapa pandjangnja labirin ini.

Mungkin agak pendek, akan tetapi kita tak dapat

memastikannja. Agar supaja kita selalu dapat

menemukan kembali djalan keluar, maka selagi

rombongan induk berdjalan terus, hap dua puluh

tin-dak seorang polisi harus ditinggalkan dan

berdiam ditempat itu supaja teriakannja dapat

didengar oleh seorang jang berada dua puluh

tindak didepan atau dibelakangnja. Aku tak ingin

kesasar dalam labirin ini !" Sambil berpaling kepada

Thio Liong. dia menambahkan : Hen-daknja engkau

berdjalan dimuka dengan membawa tombakmu.

Aku tak pertjaja dongengan bahwa disini terdapatPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

360

perangkap-perangkap rahasia, akan tetapi tempat

ini sudah bertahun-tahun tak dirawat, maka

mungkin banjak binatang-binatang jang berbisa

menjarang disana-sini. Sebaiknja, semua orang

harus dan waspada Kemudian, dengan melalui

pintu gerbang batu, mereka masuk kedalam labirin.

Djalannja sempit sekali, akan tetapi dua orang

dengan mudah sekali dapat berdjalan

berdampingan. Dikiri-kanan, pohon2 jang ditanam

rapat sekali dan batu-batu besar merupakan

temhok jang tak dapat ditembusi.

Pohon-pohon terdiri dari segala djenis, akan

tetapi tak tampak pohon tjemara sebuahpun.

Diatas kepala, tjabang-tjabangnja sating bertemu

bersambung satu pada lain oteh matjam-matjam

tanaman merambat jang tebal. Kadang-kadang,

tjabang-tjabang itu tergantung demikian rendahnja
Pao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sehingga Pao Kong clan Thio Liong harus

membungkuk untuk melalui djalan dibawahnja.

Batang-batangnja penuh dengan tjendawan jang

hesar-bestir. Salah-satu, jang dipukul Thio Liong

dengan tombaknja, mengeluarkan abu putih jang

busuk sekali baunja. "Berhati-hatilah, Thio Liong

Hakim memperingati, "tanaman-tanaman itu

mungkin mengandung ratjun. Pada tikungan

pertama Pao Kong berhenti. Sambil tersenjum dia

menundjuk pada tiga potion tjemara jang sudah tua

jang tumbuh berdekatan ditikungan itu. Itu adalahPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

361

tanda pertama jang kutjari !" dia berkata. "Away,

Tay-djin !" Thio Liong berteriak.

Pao Kong tjepat-tjepat lompat kesarnping.

Seekor laba-laba sebesar tangan orang djatuh

ketanah dengan suara mendebuk. Tubuhnja

berbulu dengan titik-titik kuning, matanja

memantjarkan sinar hidjau jang djahat. Thio Liong

menumpas laba-laba itu dengan gagang

tombaknja. Hakim menutupi lebih kentjang leher

badjunja. "Aku tak suka hinatang demikian djatuh

ke leherku", dia berkata, sambil berdjalan terus.

Beberapa saat kemudian, djalan itu dengan tadjam

menikung kekanan. "Berhenti !" Pao Kong berteriak

kepada Thio Liong. tanda jang kedua !" Dipinggir

djalan tampak empat pohon tjemara jang berdiri

se-adjar. kata Pao Kong. "kita harus meninggalkan

djalan dan memasuki djalan rahasia. Periksalah

sela diantara pohon tjemara kedua dan ketiga!"

dengan tombaknja Thio Liong menusuk-nusuk

diantara tananam ar dibawah pohon2 itu. Tiba-tiba

dia melompat dan mendorong Hakim kebelakang

dengan kasarnja.

Seekor ular berbisa jang pandjangnja kira-kira

dua kaki merajap diatas daun-daun busuk dan

menghilang dengan ketjepatan jang mengherankan

ke-dalam sebuah lubang dibawah pohon. -Itulah

sebabnja mengapa aku menjuruh kalian semua

memakai kaos kaki jang tebal", Hakim berkata.PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

362

"Lihat haik-baik !" Thin Liong berdjongkok. Dia

mengawasi dengan seksama di-bawah tjabang
tjabang pohon. Setelah dia berdiri, dia berkata :

"Ja, disini kukira ada djalan ketjil. Akan tetapi

djalan itu dernikian sempitnja sehingga satu orang

pun sukar untuk melewati-nja. Aku akan berdjalan

dimuka dan menebang tjabang-tjabang jang

menutupinja!"

Dia menghilang diantara dedaunan jang tebal, di
ikut oleh Pao Kong dengan Sersan Hong dan Tao

Gan berdjalan clibelakangnja. Orang-orang polisi

memandang Kopral Ong dengan ragu-ragu. Sambil

menghunus pedangnja, dia berseru kepada orang
orang-nja : "Djangan ragu-raga. Djikalau ada

binatang buas, kita tjukup kuat untuk

mengusirnja!" Pintasan djalan itu ternjata hanja

beberapa depa pandjangnja. Setelah dengan

susah-pajah melalui pintasan itu, jang penuh

dengan semak-semak berduri, mereka keluar

kembali didjalan biasa. Djalan itu merupakan

tikungan jang agak tadjam. Pao Kong mengamat
amati keadaan disekitarnja dan achirnja

menemukan djalan jang pendek dan agak sempit.

Dipinggir sebelah kiri tampak dua pohon tjemara.

sedangkan diseberangnja tampak pula tiga pohon

lagi. "Disinilah letaknja djalan rahasia jang

menudju kepapiljun ter-sembunji", Pao Kong

berseru dengan hati berdebar-debar, sambilPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

363

menundjuk kepada dua kelompok pohon-pohon

tjemara itu.

"Pohon-pohon itulah jang dilukiskan di pigura

Gubernur. Maka pa-piljun jang tersembunji itu

letaknja mesti dekat sekali dari sini. Kukira, mesti

ada djalan rahasia diantara dua pohon tjemara jang

ada disebelah kiri !" Thio Liong, dengan tak sabar

melompat ketengah-tengah semak diantara kedua

pohon itu, akan tetapi dengan serentak orang

dengar dia mengutuk sekeras-kerasnja. Dia keluar

kembali, kedua kakinja penuh dengan Lumpur.

"Tak ada apa-apa disana melainkan sebuah kolam

jang ia berkata dengan marah-marah. Pao Kong

mengerutkan dahinja. "Djikalau demikian, mesti

ada djalan disekitar kolam itu", djawabnja dengan

tak sabar. "Hingga kini segala sesuatu tjotjok benar

dengan apa jang dilukiskan Gubernur !" .

Kopral Ong memberi tanda kepada orang-orang

polisi. Dengan pedangnja mcreka membersihkan

tempat itu dari pada semak dan belukar

disekitarnja. Segera tampak tepi kolam itu jang

airnja hitam. Gelembung-gelembung udara masih

keluar dari tempat di-mana Thio Liong telah

ketjemplung. Bau busuk mengotorkan hawa-udara

disekitarnja. Hakim berdjongkok dan mengawasi

dengan teliti tjabang-tjabang jang bergantungan

diatas kolam. Tiba-tiba dia mundur beberapa

tindak. Suatu kepala binatang jang berbentuk anehPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

364

timbul perlahan-lahan dari permukaan air. Matanja

jang bersemu kuning meman-dung mereka_tanpa

berkedip. Thio Liong sambil menahan napas

mengangkat tombaknja. Akan tetapi Hakim segera

memegang tangannja. Perlahan-lahan se-ekor

biawak raksasa merajap keluar dari kolam.

Tubuhnja jang penuh lumpur lebih dari lima kaki

pandjang-nja. Begitu berada ditepi kolam, dia

menghilang diantara tetumbuhan, Semua orang

merasa amat terkedjut. "Aku lebih suka

berhadapan dengan enam orang Uigur dari pada

dengan binatang itu," kata Thio Liong. Akan tetapi

P'ao Kong sendiri tampaknja senang sekali. Kata

dia "Binatang itu adalah sedjenis binatang jang

tertua didalam dunia. Aku sering-sering

membatjanja dibuku-buku kuno, akan tetapi kini

adalah untuk, pertama kali aku melihat seekor !"

Kemudian dia memperhatikan dengan seksamna

apa jang terdapat ditepi kolam. Hasilnja amat

mengetjewakan karena tak ada suatu apa

melainkan tetumbuhan air jang ditutupi Lumpur.

Lalu Hakim mcnjelidiki pula air kolam jang hitam.

Tiba-tiba dia berkata kepada Thio Liong: "Lihatkah

engkau sebuah batu dibawah permukaan air itu ?

Rupanja itu adalah batu pertama dari sedjadjar

batu-batu lontjatan untuk mcnjeberangi kolam ini.

Marilah, kita berdjalan terus !" Thio Liong

mengangkat tjelananja setinggi-tingginja, tjontoh

mana dituruti oleh ternan-temannja jang lain.PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

365

Dia mengindjak batu dibawah air itu, sambil

menjelidiki tempat disekitarnja dengan udjung

tombaknja. "Disini ada batu jang kedua", dia

berscru. "tepat didepan, di-sebelah kiri !" Dia

menjampingkan tjabang-tjabang jang rendah dan

madju se-tindak. Kemudian dia berhenti setjara

tiba-tiba, sehingga Pao Kong jang persis berdjalan

dibelakangnja hampir bertabrakan dengan dia, dan

akan djatuh kedalam air djikalau Thio Liong tidak

segera memegangnja. Thio Liong dengan diam
diam menundjuk kepada sebuah tja-bang pohon

jang patah, dan berbisik-bisik ditelinga Hakim :

"Tja-bang itu dipatahkan oleh tangan manusia, dan

jang penting jalah, bahwa dipatahkannja belum

berapa lama. Lihatlah, bekas-bekas patahannja

belurn kering benar. Pasti ada seorang jahat disini,

selambat-lambatnja kemarin. Rupanja dia

terpeleset diatas batu ini, dan sambil mentjoba

untuk berdiri tegak. dia menjambret tjabang pohon

ini!"

Hakim memandang tjabang pohon itu dan

mengangguk. "Mungkin dia masih ada didekat

tempat ini, sebaiknja kita siap-sedia untuk

menghadapi segala kemungkinan". Dia berkata de
ngan suara rendah. Sersan Hong, jang berdjalan di

belakang Hakim, meneruskan perintah ini kepada

Tao Gan dan Kopral Ong. "Setidak-tidaknja aku

lebih siap herhadapan dengan manusia dari pada

dengan binatang jang berlumpur seperti tadi itu "PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

366

Thio Liong menggerutu. Sambil memutar-mutarkan

tombaknja din berdjalan dimuka. Ternjata kolam

itu tak begitu lebar, akan tetapi oleh karena mereka

hanja bisa madju setindak-demi-setindak,

penjeberangan kolam itu meminta agak banjak

waktu. Taman di seberang kolam itu tampak agak

luas djuga. Di-sekitarnja terdapat pohon-pohon dan

batu-batu karang jang besar. Ditengah-tengah

terdapat sebuah papiljun jang bundar bentuknja,

dibawah pohon aras jang tinggi. Djendelanja

tertutup, akan tetapi pintunja terbuka sedikit. Pao

Kong menunggu sehingga semua pengikutnja

melintasi kolam, lalu dia berteriak : "Kurung

papiljun ini !"

Selagi dia memberi perintah, dia lompat kedepan

dan menendang pintu hingga terbuka. Dan ekor

kalong besar terbang keluar dengan sajap berkirap
kirap. Selagi Hakim menjelidiki seluruh papiljun,

orang-orang polisi berpentjar sebagai kipas dan

memeriksa semak-semak dengan teliti. Pao Kong

menggelengkan kepalanja. "Tidak ada seorangpun

disini". dia berkata, "biar Kopral Ong dan orangPao Kong Dalam Gadis Tak Berkepala di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orangnja mengadakan penjelidikan ditempat ini

dengan seksama!" Kemudian din masuk pula

kedalam papiljun diiring oleh Thin Liong dan para

perwira lainnja.

Thio Liong membuka djendela-djendela, ,,

Dibawah tjahaja kehidjau-kehidjauan jang agakPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

367

suram Pao Kong mendapatkan papiljun itu kosong,

melainkan sebuah medja batu jang tampak

ditengah-tengah dan sebuah bangku marmer di

depan dinding belakang. Segala-sesuatu ditutupi

oleh lapisan debu dan lapuk jang tebal. Diatas

mcdja tampak sebuah kotak jang kira-kira satu kaki

persegi besarnja. Hakim memeriksanja dengan

seksama. Dia mem-bersihkan kotoran dengan

udjung lengan badjunja. Kotak itu dibuat dari batu

puatam hidjau" di-ukir dengan naga dan awan

dengan amat indahnja. Tutupnja dibuka Hakim

dengan amat hati-hati. Dia mendjumput dari dalam

kotak itu segulung kertas, terbungkus dalam sutera

jang sudah luntur. Sewaktu dia memperlihatkan

penemuannja itu kepada pembantu-pembantunja,

dia berkata dengan suara jang sungguh-sungguh :

"ini adalah surat-wasiat Gubernur jang sedjati !"

Perlahan-lahan dia membuka gulungan itu dan

membatja dengan suara keras : "Ini adalah

keinginan terachir dan surat-wasiat dari Yo Su
tjian, Anggota dari akademi Keradjaan, bekas

Gubernur dari Tiga Propinsi Timur. . Tuan dan

Rekan jang terhormat, padamu jang telah

memetjahkan teka-teki dari lukisanku dan telah

menembus hingga ditengah-tengah kebun labirin

ini, dengan ini aku memberi hormat Orang

menjebar bibit di musim semi dan mengumpulkan

panen , dimusim rontok. Djikalau seorang sudah

berusia landjut dan hanja menunggu adjalnja,PAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

368

sepatutnja dia harus berpaling kebelakang dan

mempertimbangkan perbuatan-perbuatannja,

seperti per-buatan-perbuatannja itu akan

dipcrtimbangkan di Achirat. Aku mengira. bahwa

aku telah memperoleh hasil-hasil baik dalam

penghidupanku. Akan tetapi tiba-tiba aku

menginsjafi hahwa penghidupanku itu ada suatu

kegagalan jang menjedihkan. Aku telah berusaha

keras untuk memperbaiki Kerajaan akan tetapi aku

gagal untuk memperbaiki anakku, Yo Kie, darah
dagingku sendiri. Yo Kie adalah orang jang

berwatak djahat dan jang tak dapat mengendalikan

hawa-nafsunja. Oleh karena aku mempunjai firasat

hahwa sesudah aku meninggal dunia" pasti dia

akan mendatangkan keruntuhannja sendiri. aku

telah menikah lagi agar-supaja dapat menunaikan

kewadjibanku terhadap leluhur dan untuk

mendjamin supaja keluarga Yo tak akan musnah,

andaikan Yo Kie mati didalam pendjara atau

dihukum maut. Tuhan telah memberkati

pernikahan ini dengan puteraku jang kedua, Yo

Shan, pada siapa aku menaruh harapan hesar.

Adalah kewadjibanku untuk mengambil tindakan
tindakan demikian r-pa, sehingga Yo Shan akan

tetap hidup bahagia sesudah aku meninggal.

Apabila aku membagi harta-bendaku sama-rata

diantara Yo Kie dan Yo Shan, aku akan

membahajakan djiwa putraku jang kedua itu. Maka

djikalau sebentar bagiku sudah tiba waktunja untukPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

369

meninggalkan dunia jang fana ini, dirandjang

kematian aku akan berbuat seakan-akan segala

harta-peninggalanku kuwariskan kepada Yo Kie.

Akan tetapi disini aku tulis maksudku jang sebe
narnja hitam atas putih dan diperkuat oleh tjap dan

tanda-tangan-ku dan aku menjatakan sebagai

keinginan bahwa, apabila Yo Kie memperbaiki

dirinja, dia dan Yo Shan masing-masing akan

menerima sepuruh dari harta-bendaku ; apabila Yo

Kie tidak mau merubah tabiatnja dan berbuat suatu

kedjahatan, seluruh harta bendaku kuwariskan

kepada Yo Shan. Aku akan menjembunjikan sebuah

testamen tertulis didalam pigura dernikian rupa

sehingga tak sukar bagi Yo Kie untuk me
nemukannja. Djikalau dia dengan sedjudjurnja

melaksanakan ke-inginanku jang terachir ini,

segala sesuatu akan berdjalan baik, jang mana

kuanggap sebagai suatu bukti bahwa Tuhan

mempunjai belas-kasihan kepada keluargaku.

Djikalau dia, saking djahatnja, memusnahkan surat

wasiat itu, dan akan menggantikan dengan surat
wasiat palsu, kemudian dia akan rnembiarkan

pigura itu ditangan istriku jang muda dan setia,

sampai pada saat engkau, rekanku jang

bidjaksana, dapat membatja artinja jang

tersembunji dan menemukan surat-wasiat jang

sedjati ini. Aku memohon kepada Tuhan Jung Maha

Kuasa, mudah-mu-dahan pada waktu engkau

membatja testamen ini. tangan Yo Kie tak dinodaiPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

370

darah. Akan tetapi djikalau sementara itu dia sudah

membuat suatu kedjahatan jang dahsjat, aku

pertanggung djawab-kan kepadamu, agar supaja

permohonanku, seperti tertulis dalam dokumen ini,

diteruskan kepada Pembesar jang Berwadjib.

Semoga Tuhan. memberkati engkau, rekanku jang

bidjaksana, dlan hendaklah mempunjai belas
kasihan atas keluargaku ! Tertanda-tangan dan

ditjap oleh : Yo Su-tjian.

" "Isi surat wasiat ini membenarkan apa jang

telah kita ketemukan hingga hal-hal jang ketjil
ketjil", Sersan Hong berseru. Hakim mengangguk

teguh, oleh karena sementara itu perhatiannja

tertarik oleh sehelai kertas tebal jang digulung

bersama dengan surat wasiat itu. Kemudian isinja

dia batja dengan suara njaring "Yo Su-tjian, jang

belum pernah barang sekalipun mernohon suatu

apa untuk kepentingannja sendiri, sekarang.

setelah dia meninggal-dunia, dengan rendah-hati

mohon belas-kasihan dalam batas-batas jang

diperkenankan oleht undang-undang untuk putra
sulungnja, Yo Kie, jang telah mendjadi seorang

pendjahat sebagai akibat bimbingan jang tak

bidjaksana dari ajahnja jang tua. jang senantiasa

menjintai dia walaupun kekurangan
kekurangannja. Suasana suntji-senjap meliputi

seluruh papiljun jang setengah gelap. Hanja dari

sebelah luar terdengar teriakan-teriakan dari

orang-orang polisi. Hakim perlahan-lahanPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

371

menggulung pula surat wasiat itu. Dengan suara

jang terharu dia berkata Bekas Gubernur Yo

sesungguhnja adalah seorang jang arif dan

bidjaksana!" Tao Gan mentjoba untuk menguasai

perasaarnnja, sambil menggores-gores medja

dengan kukunja. Tiba-tiba dia berseru : "Rupanja

dimedja ini diukir suatu lukisan !" Dia

mengeluarkan pisaunja ialu mengerik kotoran
kotoran dan debu jang menutupi lukisan itu. Sersan

Hong dan Thin Liong I pun membantu

membersihkan lukisan itu jang ternjata meliputi

seluruh medja. Sedikit-demi-sedikit terlihatlah

sebuah lukisan jang bentuk lingkaran. Pao Kong

madju kedepan untuk memeriksanja. "Ini", dia

berkata, "adalah peta dari kebun labirin ini.

Lihatlah. djikalau dipandang dari atas, djalan
djalan ketjil dari labirin ini merupakan empat hurup

kuno jang berarti "Papiljun dari jalan nan kosong'.

Tulisan jang sama dengan apa jang kita lihat

dilukisan pemandangan pegunungan jang telah

dibuat bekas Gubernur ! Kiranja itulah kuntji dari

pada fikiran-fikiran jang mempengaruhi Gubernur

setelah dia berhenti sebagai pegawai-negeri I

Papiljun nan kosong!" "Pintasan djalan pun beri

tanda disini," Tao Gan herkata de ngan bernafsu.

"Djuga tempat dimana terdapat pohon-pohon

tjemara diberi, tjiri dengan titik-titik jang djelas !"

Pao Kong mengamat-amati pula peta itu. Dia

mengikuti lukisan dari djalan-djalan ketjil ituPAO KONG | KOLEKTOR E-BOOK

372

dengan telundjuknja. -Sesungguhnja, labirin ini

dibuat setjara tjerdik sekali !" Hakim berseru


Rajawali Emas 12 Hantu Seribu Tangan Dewi Sri Tanjung 10 Rahasia Ki Ageng The Iron Fey 1 Iron King Karya Julie

Cari Blog Ini