Ceritasilat Novel Online

Keris Pusaka Kyai Lobar 4

Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 4

Dalam hatinya sudah merasa pasti bahwa pemuda ini akan segera

roboh dan lengannya remuk.

?Plak.! Aihhh.!? Nyoman Samekta kaget dan tanpa

sesadarnya sudah berseru tertahan. Hampir saja ia tertarik dari

punggung kudanya terjerembab, akibat tidak menduga sama sekali

bahwa lawan berani menangkis senjata penggadanya yang

mempunyai duri baja yang tajam itu. sudah barang tentu ia menjadiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 165

heran sekali. Mengapa telapak tangan pemuda itu tidak mengalami

luka sedikitpun mencengkram duri penggada?

Akan tetapi tentu saja Nyoman Samekta tidak berani berayal

sedikit saja. ia segera mengerahkan tenaganya. Terjadilah kemudian

saling dorong dan saling tarik. Untuk menolong diri, kemudian ia

menjejakkan tumitnya ke perut kuda cukup keras. Pululan tumit ini

membuat si kuda kesakitan, meringkik nyaring dan melompat ke

depan. Maksudnya jelas dengan pertolongan tenaga kuda ini,

disamping akan dapat merebut kembali penggadanya tentu berharap

membuat lawan tertarik dan roboh.

Celakanya Yoga soka bukan seorang yang bodoh. Dan ia malah

seorang pemuda yang cerdik. Begitu tertarik, ia tidak melepaskan

penggadanya meskipun tubuhnya terangkat. Sebagai seorang yang

tubuhnya kebal akan pukulan dan senjata, tentu saja tidak khawatir

menghadapi bahaya. Memang sesungghnya siasat Nyoman Samekta

yang melarikan kudanya itu tepat kalau saja berhadapan dengan

manusia biasa, artinya kalau berhadapan dengan manusia yang

tubuhnya masih bisa dilukai dengan senjata, tentu penggadanya

akan segera dilepaskan oleh lawan.

Akibat dari salah duga ini, ia tidak sempat untuk melepaskan

senjatanya ini. tubuhnya menjadi miring karena dibebani oleh

senjata. Untuk menolong dirinya, ia segera melepaskan

penggadanya.

?Bruk.!? tubuh Yoga Soka terbanting di atas tanah dan

penggada itu terlempar disampingnya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 166

Kemudian dengan gesitnya pula Yoga Soka sudah melenting tinggi

dan mengirim tendangannya. Dengan tangan kiri panglima muda

Nyoman Samekta ini menangkis.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 167

Melihat lawannya terbanting di atas tanah, Nyoman Samekta

gembira sekali. Ia segera mengekang kendali kudanya. Kuda itu

diputar kemudian dengan tangkas ia menarik kendali kuda. Karena

secara mendadak kendali itu dikekang, maka kaki depan kuda itu

terangkat tinggi. Maksudnya jelas! Begitu kaki depan itu turun,

tubuh lawan akan terinjak dengan keras dan sedikitnya lawan akan

menderita luka parah. Sebab Nyoman Samekta menduga bahwa

sebagai akubat bantingan yang keras tadi, lawan ini sudah

menderita luka dan tidak segera dapat bangkit kembali.

Diluar dugaannya, bahwa Yoga Soka tadi begitu terbanting tidak

segera bangkit. Ia sengaja menipu lawannya. Agar lawan menduga

bahwa ia terluka atau pingsan. Ternyata dugaannya benar belaka.

Maka begitu melihat kuda itu diputar balik dan kaki depan kuda

akan menjejak punggungnya, secepat kilat Yoga soka melompat ke

samping.

?Bukk. Heyeehhh.!? tahu-tahu paha belakang kudanya telah

terhantam remuk oleh Yoga Soka yang menggunakan penggada

berduri dan akibatnya pula kuda itu memekik nyaring lalu roboh.

Nyoman Samekta kaget dan melompat sehingga tidak terbanting di

atas tanah.

Tetapi dengan terampasnya penggada itu oleh lawan dan

kudanya sekarang roboh meringkik-ringkik, hancurlah semangat

panglima muda ini. Nyoman Samekta sadar berhadapan dengan

lawan tangguh. Apabila ia memaksa diri, tidak urung dirinya akan

celaka. Sebagai seorang yang muda usia dan mempunyai kedudukan

sebagai panglima muda, tentu saja ia masih sayang akan jiwanya.

Terlebih lagi apa yang terjadi sekarang ini justeru merupakan

perselisihan yang tia da berarti. Apakah gunanya bersikeras

mempertaruhkan nyawa? Lebih baik sekarang melarikan diri saja.

dikemudian hari toh masih bisa menuntut balas kepada pemuda liar

ini.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 168

?Heh heh heh, mau lari kemana kau?!? bentak Yoga soka sambil

trkekeh, kemudian mengejar setelah membuang penggada

rampasannya itu. penggada itu begitu berat, jika tetap dibawa akan

membuat dirinya repot dan gerakannya terganggu. Disamping itu,

penggada itu bagi dirinya kurang penggunaannya. Untuk apa repot
repot membawanya?.

Dua orang muda itu sekarang kejar mengejar. Kalau orang lain

mungkin sekali membiarkan Nyoman Samekta melarikan diri. Akan

tetapi Yoga Soka adalah seoranag pemuda yang wataknya aneh dan

ganas. Melihat lawannya lari, ia menjadi penasaran. Ia belum

merasa puas sebelum membunuh lawannya. Terlebih lagi ia teringat

kepada perempuan cantik yang tadi disebut-sebut oleh Nyoman

Samekta. Ia baru merasa puas apabila perempuan itu diserahkan

kepada dirinya.

?Hai babi!? teriak Yoga Soka sambil mengerahkan

kepandaiannya lari mengejar Nyoman samekta. ?Hayo, kau berikan

atau tidak perempuan cantik itu? jika tidak, jangan harap engkau

dapat lolos dari tanganku!?

Nyoman Samekta juga mengerahkan kepandaiannya lari. Tetapi

diam-diam ia merasa aneh. Mengapa lawannya itu menuntut supaya

diberi perempuan cantik? Perempuan yang mana? Tetapi ia segera

ingat tentang ucapannya sendiri yang terkenang kepada Ketut

Menur. Jadi pemuda iblis itu menghendaki gadis pujaan hatinya itu?

tentu saja ia marah dan penasaran sekali. Mengapa pemuda iblis itu

enak saja mau meminta gadis cantik Ketut Menur yang selama ini

menjadi bunga mempi dikala tidur?.

Tetapi sesaat kemudian rasa penasaran itu mereda. Lalu bibir

Nyoman Samekta tersenyum. Ia segera memperoleh siasat yang

bagus. ?Hemm, baiklah! Engkau akan tahu rasa nanti!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 169

Namun begitu Nyoman Samekta masih belum berani

menghentikan larinya. Sahutnya, ?Jadi engkau menghendaki

perempuan cantik yang aku sebutkan tadi??

:Kurang ajaar! Mengapa engkau begitu cerewet?? bentak Yoga

soka masih terus mengejar. ?Serahkan perempuan itu padaku. jika

tidak, awas! Tentu aku remukkan kepalamu!?

?Tentu, perempuan cantik itu aku serahkan padamu.? sahut

Nyoman Samekta. ?Tetapi perempuan itu tidak ada disini. kita

harus menuju ke rumahnya!?

?Hah, manakah rumahnya?? sedak Yoga soka yang tertarik.

?Aku bersedia menunjukkan rumahnya kepadamu. Tetapi

engkau harus berjanji, engkau tidak boleh mencelakai aku, dan

sebaliknya akupun tak kan berusaha mencelaki engkau. Kita

bersama-sama menuju kesana!?

Kalau orang lain, mungkin masih akan berpikir karena khawatir

dijebak oleh siasat lawan yang licik. Khawatir kalau Nyoman

Samekta berusaha memancing dirinya, kemudian disana nanti

dikeroyok. Tetapi Yoga Soka justru sebaliknya. Ia tidak takut

terhadap segala macam musuh. dan baginya apabila harus berkelahi

dan dikeroyok oleh banyak orang, justru malah membuat hatinya

gembira. Mengapa? Yoga Soka berpendapat bahwa makin banyak

orang yang roboh ditangannya, lebih-lebih apabila dirinya

menghadapi keroyokan orang banyak, kemudian keluar sebagai

pemenang, bukankah peristiwa itu akan menggemparkan dunia ini?

dalam waktu singkat namanya akan menjadi harum dan ditakuti

orang. Jangan lagi berhadapan dengan dirinya. Baru mendengar

namanya saja orang sudah ketakutan setengah mati.

Dengan namanya yang amat terkenal sebagai seorang yang sakti

mandraguna, tentu saja dirinya akan dihormati setiap orang. SemuaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 170

orang akan tunduk! Dan setiap orang tak akan ada yang berani

membantah perintahnya. Juga tak akan ada orang yang berani

menolak kehendaknya. Kalau ia menghendaki isteri atau anak gadis

orang, dengan tergopoh akan disediakan.

Memperoleh pikiran demikian, Yoga Soka segera menjawab.

?Baiklah, aku berjanji. Untuk sementara kita hentikan permusuhan

ini. mari kita menuju ke rumah perempuan cantik itu. tetapi bila kau

berani menipu aku, awas! Akan aku remukkan kepalamu dengan

tinjuku yang seperti batu ini!?

?Prakk..!? begitu tinjunya menyambar kearah batu didekatnya,

batu sebesar anak kambing itu segera hancur berantakan.

Melihat hebatnya pukulan pemuda iblis itu, tentu saja Nyoman

Samekta menjadi kaget dan kuncup nyalinya. Dirinya terkenal

sebagai seorang bertenaga raksasa. Tetapi kalau disurh memukul

batu seperti yang dilakukan oleh pemuda iblis itu, ia tak kan

sanggup.

?Jangan khawatir!? kata Nyoman Samekta memberikan janjinya,

tetapi tentu saja ia menutupi rasa hatinya yang gentar. ?Aku bukan

seorang pengecut yang suka menggunakan tipu muslihat. Hemm,

masi kita menuju kesana. Kau akan aku pertemukan dengan seorang

perempuan cantik yang aku bicarakan itu!?

Akan tetapi diam-diam dalam hatinya, Nyoman Samekta berkata

lain. ?Huh tahu sendiri engkau nanti. Apakah kau sanggup

menghadapi Wayan Kitir dengan anak-anak dan para muridnya? Ha

ha ha, biat pemuda ini berkelahi dan mampus ditangan Wayan Kitir.

Akulah yang mendapat kesempatan membawa lari Ketut Menur.?

?Menupupun, sangkamu aku takut?? sahut Yoga soka dengan

nadanya yang angkuh. ?Sku bukan seorang yang takut dikeroyokKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 171

orang banyak. Hemm, sudahkah engkau mendengar nama sepasang

pedang dari Kelungkung??

?Tentu saja nama itu sudah aku dengar!? sahut Nyoman

Samekta. ?Mereka merupakan suami-isteri ahli pedang yang amat

terkenal dan jarang mendapat tanding!?

?Heh heh heh,? Yoga Soka terkekeh mengejek. ?Ahli pedang

jarang menghadapi tanding? Huh, bagiku dia seperti anak kecil saja.

Tahukah engkau bahwa suami-isteri itu telah mampus dalam

tanganku??
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kalau disambar halilintar, kiranya tidak sekaget sekarang ini

bagi Nyoman Samekta. Benarkah kabar ini? benarkah pemuda iblis

ini berhasil mengalalahkan suami-isteri sakti mandraguna itu? tetapi

tentu saja Nyoman Samekta tak gampang percaya ucapan pemuda

iblis ini. maka katanya sambil tertawa, untuk mencegah pemuda ini

marah. ?Ha ha ha ha, jangan engkau bergurau, saudara.!?

?Siapa yang bergurau?? hardik Yoga soka yang menjadi kurang

senang. ?Aku bicara sebenarnya, bahwa suami isteri itu telah

mampus dalam tanganku beberapa hari yang lalu!?

Sesungguhnya Nyoman Samekta tak mau percaya. Namun untuk

menghindari perselisihan dengan pemuda ini, maka ia mengalah.

?Ahh, maafkan aku. ya aku ercaya. Mari kita sekarang meneruskan

perjalanan menuju danau Buyan. Disanalah Ketut Menur, gadis

cantik jelita bagai dewi itu bertempat tinggal!?

?Mari,? sahut Yoga soka penuh semangat. Untuk mendapatkan

seorang gadis cantik, bagi dirinya tidak takut harus melakukan

perjalanan jauh dan berhadapan dengan bahaya.

? ooOoo ?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 172

SEBAIKNYA kita tinggalkan dulu sua orang muda yang

melakukan perjalanan menuju Danau Buyan ini. sebab di selatab

pulau Bali ini, sekarang sedang terjadi peristiwa-peristiwa yang

memerlukan perhatian kita. Disanalah mahapatih Gajah Mada

memimpin pasukan besar untuk menggempur Bali. Pasukan yang

besar jumlahnya itu mendarat di dua tempat yaitu di Kuta dan di

Gianyar.

Mahapatih Gajahmada dengan pasukannya mendarat di Kuta,

sedangkan sebagaian pasukan Majapahit yang mendarat di Gianyar

dipimpin oleh panglima Nala dan Empu Kepakisan.

Menurut rencana, pasukan yang dipimpin oleh Gajah Mada

maupun Arya Damar akan berdama-sama menuju Pasung Giri dan

menggempur kerajaan itu. sedangkan pasukan Majapahit yang lain,

dipimpin oleh panglima Empu Nala dan Empu Kepakisan yang

mendarat di Gianyar, langsung memukul kerajaan Bedulu, dimana

raja Pasung Rigih berkuasa.

Karena Gajah Mada memang belum memperoleh kabar tentang

sudah dikalahkannya Pasung Giri, dan malah raja Pasung Giri telah

dibunuh oleh Arya Damar, maka Gajah Mada menggerakkan

pasukannya sesuai rencana. Dari Kuta terus menuju ke utara yang

selanjutnya melintas perbukitan.

Guna lancarnya cerita ini, lebih tepat apabila kita ikuti dahulu

gerakan pasukan Empu Kepakisan dan panglima Nala yang

langsung menuju Bedulu. Tetapi gerakan pasukan Majapahit ini

tidak semudah seperti rencana. Kerajaan Bedulu sudah dalam

keadaan siap siaga menghadapi serbuan Majapahit. Baik raja

Bedulu yang bernama Pasung Rigih maupun panglima perangnya

yang bernama Kebo Waruga adalah merupakan ?Dwi Tunggal?

yang mempunyai nama harum dan dikagumi setiap orang. MakaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 173

begitu Bedulu mempersiapkan diri menghadapi pasukan Majapahit,

sudah berdatangan para tokoh sakti dan dengan sukarela

memperkuat Bedulu. Dan begitu pasukan Majapahit muncul, orang
orang Majapahit ini segera disambut dengan perlawanan yang

sangat hebat. Semangat kedua belah pihak berkobar-kobar. Mereka

seperti srigala-srigala kelaparan. Yang terpikir oleh setiap orang

hanya membunuh dan menang. Maka seperti pula yang terjadi di

Bali utara, maka di Bali Selatan inipun segera roboh berjatuhan

korban pada kedua pihak.

Arena pertempuran yang dahsyat itu segera digenangi oleh darah

merah. Suara pekik dan rintih orang-orang yang roboh kesakitan

terdengar disana-sini. Tetapi, walaupun banyak korban yang

berjatuhan, tidak seperti yang terjadi di medan pertempuran ularan.

Memang ribuan pula banyaknya prajurit yang mati. Akan tetapi

tidak mencapai hitungan lebih dari lima ribu orang. Dua belah pihak

kemudian mengundurkan diri setelah matahari tenggelam di barat.

Menurut laporan yang diterima panglima Nala maupun Empu

Kepakisan, kirban yang jatuh di pihak Majapahit sebanyak tiga ribu

orang. Sedang beberapa berapa pihak lawan yang tewas tidak

diketahui. Namun menurut panglima Nala maupun Empu

Kepakisan agaknya tidak begitu terpaut jumlahnya.

Setelah istirahat semalam, kedua pihak ini segera bersiap

menyabung nyawa lagi, setelah matahari muncul di ufuk timur.

Namun pertempuran pada hari kedua jauh berbeda dengan hari

kemarin. Bau darah yang membusuk dan jenasah yang tidak sempat

diambil oleh orang, membuat semua orang seperti keranjingan iblis.

Setiap orang menjadi lebih buas. Pertempuran berlangsung lebih

sahsyat dibanding kemarin. Baik Empu Kepakisan maupun

panglima Nala mengamati anak buahnya yang dengan bertempur itu

penuh perhatian. Dan diam-diam kedua orang ini banggaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 174

menyaksikan semangat pasukan Majapahit yang bertempur seperti

banteng ketaton itu.

Akan tetapi tiba-tiba kedua orang panglima ini kaget ketika

melihat terjadinya kekacauan pada sayap kanan. Disana terdengar

benturan-benturan senjata yang nyaring, disamping teriakan ngeri

kesakitan. Pasukan Majapahit yang semula setapak demi setapak

maju itu, mendadak mundur dengan kacau dan ketakutan.

?Hemm, biarlah aku meninjau kesana!? kata panglima Nala

kepada Empu Kepakisan.

?Silakan!? sahut Empu Kepakisan. ?Saya juga curiga terjadi

kekacauan itu, mengapa Kuda Karuhun tidak kuasa mengatasi??

Pasukan sayap kanan itu memang dipimpin oleh panglima muda

Majapahit bernama Kuda Karuhun. Walaupun usianya masih muda,

tetapi Kuda Karuhun terkenal tangguh. Dengan senjata goloknya,

banyak kali panglima ini mengalahkan musuh. mengapa sekarang

pasukannya kacau dan tak dapat mengatasi?

Dengan tangkasnya panglima Nala meloncat turun dari kuda.

Kuda itu segera diserahkan kepada seorang prajurit. Kemudian

dengan berloncatan prajurit segera memberi jalan. Dalam waktu

singkat sampailah panglima Nala ini di sayap kanan yang sedang

kacau itu. begitu tiba di sayap kanan ini, panglima Nala kaget!

Tahulah sekarang sebabnya pasukan itu kacau. Ternyata Kuda

Karuhun maupun wakilnya sedang berkelahi hebat sekali

menghadapi musuh tangguh. Tetapi yang membuat panglima Nala

heran, mengapa dua orang prajurit Bali yang mengeroyok Kebo

Sawengi, mauun seorang prajurit yang sedang bertempur sengit

dengan Kuda Karuhun itu tubuhnya ramping dan alisnya lentik?

Bentuk tubuh tiga orang itu tidak mirip dengan keadaan tubuh laki
laki dan prajurit pula. Dan sebagai akibat panglima dan wakilnyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 175

terlibat dalam perkelahian sengit ini, membuat pasukan yang tidak

terpimpin itu menjadi kacau dan terdesak mundur.

Dari pengamatan panglima Nala jelas sekali bahwa orang yang

sedang berkelahi dengan Kuda Karuhun jauh lebih tangguh apabila

dibandingkan dengan dua orang yang mengeroyok Kobo Sawengi.

Dan apabila tidak ditolong secepatnya, mungkin sekali Kuda

Karuhun tidak sanggup menghadapi lawan.

?Ahh.. mereka ini perempuan?? katanya dalam hati, setelah

mengamati dengan teliti. ?Bali mempunyai pasukan perempuan

begini tangguh??

Dugaan panglima Nala ini memang tidak salah. Tiga orang ini

memang bukan laki-laki sebenarnya. Mereka memang merupakan

perempuan-perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki.

Bedanya yang nampak, kalau para prajurit Bali itu tidak

mengenakan baju, tetapi tida orang pendekar perempuan ini

mengenakan baju, sedang untuk menutupi ciri-ciri kewanitaannya

mereka mengenakan ikat kepala seperti yang lain.

Tiga orang ini semuanya memang wanita dan merupakan guru

dan murid. Mereka bukan lain adalah Ida Ayu Kartini, saudara

seperguruan panglima perang kerajaan Bedulu yang bernama Kebo

Waruga. Dengan dua orang perempuan bernama Ida Ayu Purnami

dan Ketut Saraswati. Guru dan murid ini membantu memperkuat

pasukan Bedulu dan mengenakan pakaian pria.

Tetapi mengingat bahwa guru dan murid ini merupakan para

wanita, sesungguhnya pada mulanya permintaan itu ditolak oleh

Kebo Waruga. Hanya karena guru dan murid ini memaksa untuk

melawan pasukan Majapahit, akhirnya Kebo Waruga mengalah dan

menerima uluran tangan saudara seperguruannya itu. dengan syarat

harus mengenakan pakaian pria. Maksud Kebo Waruga denganKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 176

pakaian pria ini, bukan lain untuk menjaga hal-hal yang tidak

diharapkan.

Panglima Nala sudah mendekati Kuda Karuhun yang sedang

berkelahi sengit dengan Ida ayu Kartini. Kemudian serunya,

?Kauhun! Mundurlah!:

Kebo Karuhun yang sedang terlibat dalam pertempuran sengit

dengan Ida Ayu Kartini itu tidak menjawab. Ia melancarkan

serangan berantai, membuat perempuan itu repot menangkis, baru

kemudian memperoleh kesempatan untuk melompat mundur.

?Bantulah Sawengi!? perintahnya sambil mencabut pedangnya,

kemudian menghadang lawannya yang ingin mendesak Kuda

Karuhun.

?Siapa kau?? bentak Ida Ayu Kartini yang merobah suaranya

seperti laki-laki dan parau. Sepasang matanya mendelik, sedang

pedangnya melintang di depan dada.

?Aku Nala.? Sahut Nala halus. ?Dan siapakah engkau??

?Tak usah tahu namaku!? bentak Ida Ayu Kartini. Tetapi

walaupun begitu, diam-diam kaget mendengar disebutnya nama

Nala. Sebagai seorang yang luas pengalamannya, tentu saja ia sudah

mendengar pula nama Nala sebagai panglima angkatan laut

Majapahit yang terkenal sakti mandraguna.

Tetapi panglima Nala tersenyum. Dalam hati sesungguhnya

dalam hati tak enak hati harus menghadapi perempuan ini. untung

bahwa perasaannya yang tidak tega ini segera dapat ditindih. Ia

sadar bahwa saat ini di dalam medan perang. Dirinya sedang

melakukan tugas negara. Antara laki-laki dan perempuan apabila

berhadapan sebagai musuh tiada perbedaan sama sekali. Dalam

menunaikan tugas negara harus memperoleh kemenangan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 177
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Mengapa tak usah?? goda panglima Nala. ?Kalau aku tanpa

ragu-ragu telah memperkenalkan namaku, mengapa saudara

keberatan??

?Crewet. Lihat pedang!? sambil membentak nyaring, perempuan

sakti ini sudah menerjang dengan serangan yang cepat seperti kilat.

Tetapi dengan gampangnya panglima Nala menghindarkan diri

sambil mengebut dengan telapak tangan kiri untuk

menyelewengkan pedang lawan. Kemudian pedangnya sendiri

segera membalas serangan orang. Dua orang ini begitu bergebrak

segeralah terjadi perkelahian yang sengit sekali.

Demikian pula Kebo Sawengi dan Kuda Karuhun. Dua orang

panglima muda ini sekarang berkelahi sengit melawan Ketut

Saraswati dan Ida Ayu Purnami. Kalau ketika dikroyok tadi Kebo

Sawengi harus melawan dengan repot, sebaliknya sekarang menjadi

lain. Dengan seorang-lawan seorang, untuk sementara kedudukan

mereka menjadi seimbang. Baik Kebo Sawengi maupun Kuda

Karuhun menang dalam tenaga. Tetapi mereka kalah dalam

kegesitan tubuh. Dua orang gadis yang menyambar sebagai

lakiplaki ini dapat bergerak cepat sekali seperti terbang. Pedangnya

pergi datang mengancam bagian-bagian yang berbahaya. Kebo

Sawengi berhasil menyelewengkan pedang di tangan Ketut

Saraswati. Kemudian secara tidak terduga Kebo Sawengi

mengirimkan serangan balasan yang tidak kurang berbahayanya,

namun berkat kegesitannya, ia selalu dapat menolong diri.

Sesungguhnya tiga kelompok pertempuran ini cukup menarik.

Kedudukan mereka seimbang. Akan tetapi para prajurit itu tidak

sempat untuk menonton. Mereka sibuk dengan urusan sendiri untuk

saling bunuh. Dua pihak pasukan itu perang campuh tidak takut

mati. Semangat prajurit Majapahit berkobar-kobar lagi setelah

melihat panglima angkatan laut Nala terjun ke gelanggang perang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 178

Memang begitulah keadaan disetiap perang campuh. Manakala

sang jendral telah terjun ke medan perang, semangat para prajurit

berkobar-kobar. Mereka seperti banteng ketaton. Mereka bertempur

tidak takut mati. Seorang roboh, sepuluh orang mendesak maju.

Sepuluh orang roboh, seratus orang mendesak maju dan perang

campuh hebat sekali. Dencing senjata selalu terdengar gemercing

saling susul. Demikian pula jerit kesakitan dan pekik sekarat

memenuhi udara medan perang.

Empu Kepakisan yang menyaksikan dari atas kuda, ditengah

pasukan induk tersenyum, setelah kekacauan pada sayap kanan

dapat diatasi. Ia melayangkan pandangan ke sayap kiri. Pasukan

sayap kiri dengan semangat berkobar terus mendesak maju musuh.

kakek ini hatinya menjadi besar. Pasukan sayap kiri itu justru

dipimpin oleh cucu-cucu muridnya sendiri. Ialah Semara Dahana,

Sabandar dan Arya Umbaran. Walaupun sesungguhnya tiga orang

muda itu belum banyak pengalaman dalam perang campuh namun

nyatanya dapat mengatasi musuh.

Apa yang terjadi disetiap sudut medan perang itu tidak lepas pula

dari pengamatan panglima perang Bedulu yang bernama Kebo

Waruga. Diam-diam timbul rasa heran dalam hati. mengapa

pasukan sayap kanan yang tadi dapat membuat kacau pasukan sayap

kiri musuh sekarang tidak dapat bergerak maju? Padahal sayap

kanan disamping dipimpin oleh seorang senopati yang patut

diandalkan, juga dibantu oleh adik seperguruannya dan dua orang

muridnya. Sebaliknya pada sayap kiri juga memperoleh bantuan I

Kerta dengan tiga orang muridnya, yaitu Wayan uguh, I Manang

dan Made Sariti. Sepatutnya, baik sayap kanan maupun sayap kiri

tidak akan repot berhadapan dengan lawan.

Ia berdiri di atas kuda untuk dapat melihat dengan lebih jelas,

baik keadaan pada sayap kiri maupun sayap kanan. Ia hanya dapat

melihat perang campuh yang hebat sekali, tetapi tidak dapatKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 179

mengenal siapa-siapa yang sedang bertanding karena jaraknya

cukup jauh. Sekarang ia baru terbuka matanya bahwa kekuatan

Majapahit tidak dapat diremehkan. Ia menjadi agak menyesal

bahwa pagi tadi ketika akan maju ke medan perang, terlanjur

mengucapkan kata-kata yang sombong. Bahwa hari ini bersama

adik seperguruannya Ida Ayu Kartini dan sahabatnya I Kerta akan

sanggup menghancur leburkan pasukan musuh itu. ia menjadi

gelisah, akan tetapi sebagai panglima perang tidak benar apabila

menurutkan hati yang terbakar. Maka ia berusaha menentrambak

hati dan hanya memberikan aba-aba supaya pasukan induk tidak

memperhebat serangan kepada lawannya.

Marilah kita kembali ke medan perang sayap kanan Bedulu dan

merupakan sayap kiri Majapahit. Ternyata sekalipun tangguh, Ida

Ayu Kartini mengalami kerepotan menghadapi panglima Nala yang

gagah perkasa itu. perempuan itu sudah mandi peluh malah lengan

kirinya sudah luka berdarah pula. Tetapi walaupun sudah menderita

rugi namun wanita itu terus mengerahkan kepandaiannya dan

pedangnya terus berkelebat cepat. Semangatnya juga tak kendor

sekalipun sudah menderita luka.

Diam-diam panglima Nala memuji semangat perempuan ini.

walaupun perempuan, semangat dan pengabdiannya kepada negara

tak mau kalah dengan laki-laki. Akan tetapi dibalik itu, iapun

menjadi penasaran dan kurang senang. Jelas bahwa perempuan ini

merupakan seorang yang bandel dan keras kepala. Sehingga tak

mau mengerti akan sikap baiknya. Bagaimanapun ia seorang

panglima Majapahit yang mempunyai nama harum. Ia merasa tak

tega melawan seorang perempuan dengan kekerasan. Maka

pedangnya tadi hanya menyambar lengan, agar setelah menderita

luka, perempuan ini mau mundur. Perempuan ini bukannya mau

mundur, sebaliknya malah melawan seperti induk harimau yang

kehilangan anaknya. Jika terus menerus ia bersikap mengalah,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 180

disamping dapat merugikan diri sendiri juga merugikan

pasukannya.

?Hai perempuan!? bentaknya. ?Apakah engkau tak juga mau

mundur??

Mendengar ini, Ida Ayu Kartini kaget. Ia sudah menyamar

sebagai laki-laki begitu rapi, namun ternyata lawannya masih

mengenal juga. Akan tetapi ia tidak mau membuka mulut dan tidak

mau mundur. Sebaliknya malah melengking nyaring sambil

menyerang panglima Nala dengan serangan berantai menggunakan

kesempatan disaat musuhnya sedang menyarungkan pedangnya.

Tetapi apa yang dilakukan panglima Nala ini merupakan

tindakan yang disengaja. Setelah membentak ia menyarungkan

edangnya agar lawan segera menerjang da menghujani serangan

berantai. Ternyata panciangannya berhasil. Begitu pedang Ida Ayu

Kartini sudah menyambar dekat, tiba-tiba seleret sinar kuning

menyilaukan mata menyambut pedang perempuan itu.

?Trang.. ! Aihhh..!? berbareng dengan benturan senjata itu,

Ida Ayu Kartini berteriak kaget dan melompat mundur dengan

wajah pucat. Pedang ditangannya sekarang menjadi ringan karena

sudah tinggal separo sebab yang separo sudah jatuh diatas tanah.

Apa yang terjadi? Seleret sinar kuning adalah pedang pusaka

wesi kuning, salah satu pusaka kerjaan Majapahit. Seperti pernah

diceritakan dalam buku ?Ksatria Mahasakti?, pedang pusaka yang

sinarnya kuning ini, lenyap dari kamar pusaka dalam kraton

Majapahit, dicuri oleh Murti Sari. Pedang pusaka curiannya ini

kemudian dihadiahkan kepada murid tunggalnya yang amat dikasihi

bernama Rudra Sangkala. Akan tetapi kemudian pedang pusaka ini

dapat dirampas oleh Dewi Nala, puteri panglima Nala. Karena

mengerti bahwa pedang ini milik kerajaaj Majapahit, maka pedang

ini oleh Dewi Nala diserahkan kepada ayahnya supayaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 181

dipersembahkan kembali kepada raja. Oleh pangloma Nala pedang

pusaka Wesi Kuning dipersembahkan pua kepada raja Tribuwana

Tunggadewi Jayawisnuwardani. Dengan kereteangan pula bahwa

pedang itu dapat dirampas oleh Dewi Nala dari tangan pencurinya.

Pedang pusaka :Wesi Kuning? yang telah lama lenyap dari ruang

pusaka di jaman raja Jayanegara masih hidup itu sudah dilupakan

orang. Malah Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardani sendiri,

tidak mengenal pula. Tetapi karena pedang pusaka ini

dipersembahkan kembali, maka diterima oleh raja. Namun

kemudian disaat panglima Nala akan bertugas menggempur Bali,

pedang pusaka Wesi Kuning ini oleh raja dipinjamkan kepada

panglima Nala. Maksudnya jelas. Raja Tribuwana Tunggadewi

Jayawisnuwardani ingin memberi sifat kandel kepada panglima

Nala ini.

Itulah sebabnya pedang pusaka Wesi Kuning ini ada ditangan

Panglima Nala. Dan hari ini merupakan hari pertama panglima Nala

menggunakan pedang yang amat tajam itu. sekali bentur membuat

pedang Ida Ayu Kartini terpotong menjadi dua.

Secepat kilat Ida Ayu Kartini menyambar sebatang pedang dari

seorang prajurit yang berada didekatnya. Dengan menggunakan

pedang rampasan ini ia telah menerjang kembali kepada panglima

Nala. Akan tetapi dalam sekali bentur pedang itupun patah menjadi

dua lagi. Ia menyambar sebatang lagi tetapi sekali bentur pedang itu

patah. Perempuan ini menggunakan kecepatan bergerak untuk

merampas pedang dari prajurit yang ad didekatnya. Baik tombak,

golok pedang maupun yang lainnya. Setiap kali berhasil merampas

segera dipergunakan untuk menyerang lawan. Sehingga dalam

waktu yang tidak lama telah belasan pedang yang atah menjadi dua

atau tiga oleh ketajaman senjata pusaka Wesi Kuning.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 182

Ida Ayu Kartini marah disamping penasaran tidak berdaya

menghadapi lawan yang menggunakan pedang pusaka yang tajam

ini. dalam marahnya ia menjadi nekat sekali. Ketika berhasil

merampas sebatang golok dari seorang prajurit, ia segera

menggunakan golok itu untuk menerjang. Menggunakan

kecepatannya bergerak ia berusaha menghindari terjadinya benturan

senjata. Ia memang berhasil untuk sementara. Tetapi ia menjadi

kesulitan justeru tidak bisa menggunakan senjata golok.

Gerakannya menjadi kaku.

Sebaliknya panglima Nala menjadi kemuriten (jengkel).

Sesungguhnya ia tidak tega harus mencelakai perempuan ini dan

selalu merusama menundukkan lawan dengan keadaan luka ringan

saja. Akan tetapi karena usahanya tidak diimbangi, tiada jalan lain

lagi kecuali harus menggunakan kekerasan.

Beberapa saat kemudian setelah perempuan ini berusaha
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghindari benturan senjata. Panglima Nala segera memancing

dengan lobang kesempatan agar lawan membacok ke arah

pundaknya. Tetapi begitu golok lawan menyambar dekat ia segera

meloncat ke samping berbareng itu sudah menikam pedang ke ulu

hati lawan. Cepat-cepat perempuan ini menarik kembali goloknya

dan menangkis sambil melompat ke samping. Justeru inilah

kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh panglima Nala. Ia

menyelewengkan arah pedangnya, kemudian secepat kilat sudah

membentur golok lawan dengan mata pedang.

Ida Ayu Kartini berusaha menghindari benturan itu dengan

gerakan yang cepat. Tetapi ternyata gerakan panglima Nala lebih

cepat lagi.

?Trang. Cuss..!? tahu-tahu golok itu sudah menjadi kutung

lagi. Dan belum lagi ia sempat melompat untuk mencari senjata

yang lain ujung pedang pusaka Wesi Kuning itu sudah melukaiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 183

pundaknya. Akubatnya darah merah segera mengucur pada pundak

itu.

Ida Ayu Kartini meringis dalam usahanya menahan sakit.

Sekarang setelah pundak kanannya terluka, tidak memungkinkan

lagi meneruskan perlawanannya. Maka sambil melompat ke

belakang, ia sudah berteriak ke arah dua orang muridnya yang

ketika itu masih berkelahi sengit melawan Kuda Karuhun dan Kebo

Sawengi.

?Purnami! Ketut! Mundur..!?

Akan tetapi ketika itu, baik Ida Ayu Purnami maupun Ketut

Saraswati sedang dilibat oleh lawannya sehingga sulit untuk begitu

saja mundur. Namun mengingat bahaya yang mengancam kedua

gadis ini berusaha mengerahkan semua kemampuannya untuk

membela diri.

Melihat kesulitan dua orang gadis itu, panglima Nala tidak tega.

Teriaknya, ?Biarkan dua orang gadis itu mundur!?

Mendengar seruan panglima Nala yang menyebut dua orang

gadis ini, Kuda Karuhun dan Kebo Sawengi untuk sejenak tertahan

gerakannya dan heran. kesempatan ini tidak disia-siakan oleh sua

orang gadis itu, untuk melompat mundur mengikuti gurunya.

Panglima Nala tahu bahwa dua orang panglima muda itu tidak

senang dirinya memberi kesempatan dua orang muahnya mundur.

Maka ia telah menghampiri kemudian berbisik ketelinga dua orang

panglima muda itu. mereka terbelalak sesaat.

?Mereka itu perempuan?? Kuda Karuhun yang belum yakin

merasa heran.

Sebaliknya Kebo Sawengi yang lebih suka berterus terang,

walaupun ucapannya cukup halus akan tetapi berisi protes. ?TetapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 184

perempuan dan bukan, mereka itu adalah musuh. Apakah sikap kita

ini bukan suatu kelemahan di medan perang??

Panglima Nala tersenyum, jawabnya, ?Engkau benar, Sawengi!

Tetapi harap kau mengerti maksudku. Bukannya aku menghalangi

engkau membunuh musuh sebanyak-banyaknya demi kemenangan

Majapahit. Akan tetapi mengingat bahwa mereka tadi perempuan

aku berharap sekali ini, baik engkau maupun Kuda Karuhun

bersedia memberi maaf. Kalau toh maksud baik kita ini tidak

diimbangi dan perempuan-perempuan itu tetap membandel dan

tidak mau mengerti, pada kesempatan lain belum terlambat kalian

menggunakan kekerasan. Jadi, mengingat mereka tadi perempuan,

sebagai laki-laki kita wajib mengalah satu kali.?

Mendengar alasan panglima Nala ini, baik Kuda Karuhun

maupun Kebo Sawengi akhirnya mau mengerti juga. Kemudian

bersama panglima Nala, dua orang panglima muda ini segera

mengamuk kepada prajurit lawan. Tetapi tampak sekali bahwa dua

orang panglima muda ini hatinya penasaran. Senjata masing-masing

menyambar amat dahsyat. Sehingga setiap prajurit lawan berani

menghadapi dalam waktu tak lama sudah roboh mandi darah dan

melayang nyawanya. Oleh mengamuknya dua orang panglima

muda dan juga panglima Nala ini, pasukan musuh menjadai kacau

balau dan berusaha mundur. Dan akibatnya pula pepati tanpa

wilangan (yang mati tidak terhitung lagi jumlahnya). Darah

manusia membanjir dari tubuh itu ibarat air hujan yang deras

membasahi bumi. Darah manusia itu membanjir sebatas mata kaki.

Pada sayap yang lainpun pasukan Bali ini mendapat pukulan

yang hebat. Cucu-cucu dan murid Empu Kepakisan mengamuk

hebat sekali. Hingga Kerta dan murid-muridnya terpaksa

mengundurkan diri dalam keadaan terluka pula. Pasukan Bedulu

pada sayap inipun menjadi kacau balau tidak karuan didesak oleh

lawan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 185

Dari pasukan Induk, panglima perang Kebo Waruga melihat pula

kekacauan pada dua sayap itu. ia seperti semut dipanggang diatas

bara api. Ingin sekali ia pergi ketempat itu dan mengetahui keadaan

yang terjadi. Namun mungkinkah dalam waktu yang bersamaan

dirinya dapat bergerak ke sayap kiri dan sayap kanan?

Untung juga bahwa ketika itu hari telah senja. Tidak lama lagi

sang matahari akan sudah beradu di balik gunung. Segera terdengar

suara terompet dari tanduk melengking nyaring, baik dari pasukan

induk Bedulu maupun Majapahit. Begitu mendengar suara terompet

yang nyaring melengking ini, dua belah pihak yang sudah

kepayahan bertempur segera bergerak mundur. Masing-masing

pihak harus beristirahat semalam, kemudian esok paginya kembali

lagi mereka saling bunuh.

Hari ini korban manusia maupun kuda lebih banyak lagi apabila

dibandingkan dengan hari yang pertama. Disamping korban yang

jatuh tewas, mereka yang menderita lukapun bertambah banyak.

Tempat penampungan mereka yang menderita luka menjadi penuh

sesak. Mereka terpaksa dibaringkan berjejer dan berhimpit. Tempat

yang sempit dan selalu banyak yang menghuni ini membuat udara

ditempat itu buruk. Mereka yang terluka tambah menderita. Erang

dan rintih kesakitan memenuhi tempat itu. membuat setiap insan

yang melihatnya akan mengusap dada saking terenyuh (terharu).

Hanya sampai disinikah martabat manusia yang merupakan mahluk

tertinggi dan berbudaya itu? ternyata mereka tidak ada bedanya

dengan ayam jago. Siang hari mereka diadu untuk saling bunuh

antara sesama manusia. Betapa jahatnya peperangan. Betapa

terkutuknya perang yang menimbulkan banyak korban manusia

jatuh itu. betapa jahatnya seorang penguasa, karena demi

melanggengkan kekuasaan atau bahkan demi memperluas

kekuasaan mereka tidak segan-segan mengormabkan ribuan bahkan

jutaan nyawa manusia. Betapa mulia tijuan hidup bagisetiapKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 186

manusia yang selalu berusaha mengadakan perdamaian,

mendekatkan diri kepada bidang kemanusiaan dan pri kemanusiaan.

Mereka yang menderita luka ini, harapan untuk sembuh seperti

sedia kala amat sedikit. Kalau toh masih bisa hidup, tidak urung

mereka menderita cacat. Obat-obatan yang kurang memadai

kebutuhan mereka yang membutuhkan pertolongan ini membuat

mereka harus menderita lebih lama. Kasihan!

Malam ini masing-masing pihak menjadi sibuk sekali. Para

petugas yang harus mencari korban luka maupun mati harus bekerja

lebih berat dibanding dengan kemarin. Dan karena jumlah korban

yang tidak terhitung jumlahnya ini, tentu saja makin bertambah

banyak jumlahnya para korban yang tak sempat diambil. Mereka

yang hanya menderita luka yang tak begitu berat akibat tidak

tertolong dan menderita kedinginan ditempat yang penuh darah

terpaksa menghembuskan nafas terakhir menyusul rekan

seperjuangannya.

Panglima perang kerajaan Bedulu yang bernama Kebo Waruga

itu, malam ini memberikan laporan kepada raja Pasung Rigih

dengan kata-kata yang tidak lancar. Nampak sekali panglima ini

sedih melihat dengan mata kepala sendiri jatuhnya korban yang

tidak terhitung jumlahnya bagi pasukan Bedulu.

?Hamba tak dapat membalas budi paduka.? katanya. ?hamba .

tidak pantas memperoleh kepercayaan paduka memimpin Angkatan

Perang kerajaan paduka. Maka .. sebagai penebus dosa hamba

.. sudilah paduka menghukum mati hamba.!?

Raja Pasung Rigih menghelan cafas berat. Iapun menjadi sedin

setelah menerima laporan bahwa pada hari kedua pasukannya

terpukul lagi. Malah sekalipun sudah mendapat bantuan dua tokoh

sakti ternyata tak juga dapat menolong. Namun begitu, tentu saja ia

tak dapat menyalahkan panglimanya yang gagah perkasa ini. iaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 187

kenal benar akan kegagahan Kebo Waruga. Kalau kemarin maupun

tadi siang pasukan Bedulu menderita pukulan hebat, ini bukan

kesalahan Kebo Waruga seorang diri. Tetapi juga merupakan

kesalahannya sendiri. Maka jawabnya kemudian, ?Waruga, jangan

engkau bicara begitu. Tidak seorangpun menyalahkan engkau,

termasuk aku. menghadapi penyerbuan musuh ini, kita tidak dapat

hanya menyesal dan merasa bersalah. Kita hanya dapat menghalau

musuh dengan berusaha.

Kebo Waruga menundukkan kepalanya, kemudian memberikan

sembah dan menyetakan terima kasihnya atas kebesaran jiwa sang

raja.

?Cobalah aku ingin mendengar pendapatmu!? kata raja Pasung

Rigih lagi. ?Bagaimanakah rencanamu untuk menghadapi musuh

esok pagi??

?Apabila paduka memperkenankan, hamba sudah mempunyai

rencana untuk mengurangi jumlah korban yang jatuh tewas di

medan perang.?

?Katakanlah rencanamu itu!?

?Perkenankanlah hamba esok pagi datang menantang musuh,

dilakukak pertandingan perseorangan. Kita tentukan jumlahnya,

siapa-siapa yang harus maju dan bertanding dalam jumlah yang

sama. Pihak yang jagonya banyak roboh yang disebut kalah, sedang

yang jagonya banyak memperoleh kemenangan yang menang.

Dengan cara demikian akan dapat dikurangi jumlah pasukan yang

menjadi korban.?

?Ha ha ha ha..? raja Pasung Rigih tertawa perlahan. ?Mengapa

engkau mempunyai rencana seperti itu? yang terjadi sekarang ini

bukanlah pertempuran antar golongan. Tetapi kita yang tidak

bersalah tetap dimusuhi oleh orang-orang Majapahit. Jadi rencanaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 188

seperti itu tidak dapat engkau terapkan dalam peperangan ini. kita

sendirilah yang akan menderita rugi!?

?Mengapa rugi?? Kebo Waruga heran dan tak mengerti.

?Waruga! Mereka yang datang kemari, hanyalah alat saja,

mereka bukan orang yang berkuasa sepenuhnya di kerajaan

Majapahit. Mereka dapat saja memberikan janji seperti itu. tetapi

apakah janji mereka itu dapat engkau pegang? Sebalihnya Waruga,

setiap kita berjanji, kita akan menepati janji itu. kita tidak akan

melanggar janji yang sudah kita buat. Jika demikian, apakah tidak

berarti bahwa kita yang menderita rugi bertumpuk-tumpuk?

Menang tidak memperoleh jaminan janji dari mereka, karena

penguasa di Majapahit akan datang lagi dengan orang lain.

Sebaliknya apabila kita kalah, kita akan celaka duabelas.?

Raja Pasung Rigih berhenti. Sesaat kemudian katanya lagi,

?Waruga! Aku tahu mengapa sebabnya engkau mempunyai rencana

dan pendapat seperti itu. bukankah ini terdorong oleh rasa marah

dan penasaranmu, akubat banyaknya korban yang jatuh dalam

asukan kita? Katakanlah! Bukankah begitu??

Kebo Waruga tidak dapat mengelak. Memang ia merasa

penasaran sekali dengan terjadinya banyak korban jatuh dalam

pasukannya. Terdorong rasa penasarannya inilah maka ia minta

kepada raja maka ia meinta kepada raja agar diperbolehkan

menantang mengadakan pertandingan perorangan. Namun setelah

mendengarkan alasan-alasan raja Pasung Rigih, ia memang

mengakui bahwa rencananya tidak dapat dan tidak dapat diterapkan

dalam peperangan ini.

?Waruga! Setiap terjadinya peperangan, tentu banyak korban

jatuh, yang tewas maupun yang terluka. Ini sudah jamak! Untuk

memperoleh kemenangan, maka perlu digunakan siasat perang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 189

Lupakah engkau bahwa lawan kita kurang menguasai keadaan

medan perang ini??

?Aahh,? Kebo Waruga seperti disadarkan. ?Maksud paduka, kita

perlu memancing musuh ke medan yang belum dikenal oleh

mereka, dan disana telah siap dengan jebakan-jebakan dan pasukan

baris pendam??

Pasukan baris pendam yang dimaksud, adalah pasukan

tersembunyi. Yang setiap waktu akan keluar untuk menghancurkan

pasukan musuh yang terjebak.

?Ha ha ha begitulah! Dan untuk keperluan itu harus kita

siapkan secepatnya apa-apa yang kita perlukan. Apabila persiapan

belum selesai, kita tunda peerangan. Esok pagi kita tidak keluar ke

medan perang.?

?Ah bagus! siasat paduka bagus sekali. Baik, hamba akan

mengatur semua itu.? Kebo Waruga gembira sekali, mendengar

siasat yang diajukan oleh rajanya.

?Berangkatlah! Dan mudah-mudahan saja Hyang Widhi Wasa

berkenan melindungi kita.?

Demikianlah, Kebo Waruga segera minta diri untuk

melaksanakan siasat yang diperlukan untuk dapat memukul lawan.

Memang dijaman terjadinya peristiwa ini, peperangan masih

banyak yang bersifat ksatria. Pagi-pagi sekali begitu matahari terbit

di ufuk timur, dua belah fihak segera bersiap diri di medan perang

berhadap-hadapan. Tetapi apabila terjadi salah satu pihak tidak

muncul di medan perang, hari itu perang ditunda. Namun demikian,

waktu penundaan perang ini terbatas, dan itu harus dibarengi

dengan pemberitahuan dari pihak yang tidak muncul di medan

perang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 190

Tempat yang dipilih oleh Kebo Waruga untuk memancing

pasukan Majapahit itu merupakan daerah yang jauh dengan letak

Kraton Bedulu. Daerah yang masih merupakan hutan belukar dan

jauh dari pedesaan. Sehingga dengan demikian tidak begitu

membahayakan bagi para penduduk yang tidak berdosa. Ditempat

itu, atas perintah panglima Kebo Waruga segera digali lobang
lobang perangkap dan parit-parit jebakan. Yang telah didalamnya

dipasang, bambu-bambu runcing, duri-duri maupun senjata tajam

lainnya. Dibagian atasnya ditutup begitu rapi, sehingga orang tak

akan menyangka bahwa disitu terdapat lobang jebakan. Baik lobang

jebakan maupun parit panjang itu cukup dimasuki oleh delapan ribu

orang.

Tak jauh dari tempat ini, digali pula parit-parit tersembunyi,

sebagai tempat persembunyian pasukan cadangan yang akan segera

menyergap pasukan Majapahit yang sudah terpancing kemari.

Dengan sergapan pasukan yang berbaris pendam ini, berarti tidak

memberi kesempatan pasukan lawan memberi perlawanan yang

berarti. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh Kebo Waruga

ini, mirip dengan siasat yang dilakukan oleh Kebo Garigih,

panglima kerajaan Pasung Giri.

Berhasilkah usaha Kebo Waruga ini? tidak seorangpun yang

tahu, sebelum peristiwanya sendiri terjadi. Namun demikian, yang

jelas, baik panglima perang Kebo Waruga maupun raja Pasung

Rigih percaya penuh bahwa jerih payahnya ini akan memberi hasil

memuaskan. Dalam waktu singkat pasukan Majapahit akan segera

bisa ditumpas. Dan dalam waktu singkat akan sudah dapat mengusir

orang-orang Majapahit yang berusaha menjajah Bali ini.

Baik raja Pasung Rigih maupun Kebo Waruga memang belum

menerima kabar tentang sudah dikalahkannya raja Pasung Giri oleh

Arya Damar dan pasukannya, sebab disamping letaknya berjauhan,

hal ini memang diluar dugaan raja Pasung Rigih.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 191

Setiap manusia wajib dan berhak membela diri. Berusaha dan

mencari selamat. Namun semua ketentuan di tangan Yang Maha

Agung. Demikian pula terjadi sekarang ini. tanpa disadari oleh raja

Pasung Rigih maupun Kebo Waruga bahwa semua rencana dan

siasat mereka itu sudah bocor. Rencana itu sudah diketahui oleh

seorang penyelidik Majapahit yang sakti mandraguna. Begitu

mendengar rencana yang cukup keji itu, penyelidik yang bentuk

tubuhnya kecil itu telah bergerak gesit sekali meninggalkan Krato

Bedulu. Tidak satupun prajurit penjaga kraton Bedulu yang dapat

melihat gerak0pgerik penyelidik itu. gerak-geriknya memang cepat

luar biasa seakan penjelmaan dari setan atau iblis. Begitu

berkelebat, orang terbelalak, belum sempat berteriak bayangan itu

sudah lenyap ditempat gelap. Akibatnya pula, mereka yang melihat

menjadi ragu. Kemudian malah mengira bahwa apa yang dilihatnya

tadi adalah bayangan hantu. Tidak seorangpun dari mereka yang

melihat itu percaya bahwa bayangan yang berkelebat cepat tadi

adalah bayangan manusia.

Itulah gerakan seorang yang sudah mencapai tingkat

kesempurnaan dalam ilmu. Siapakah orang ini? apabila pembaca

sudah pernah membaca ?Perawan Tunjung Biru? dan ?Ksatria

Mahasakti? yang mendahului cerita ini tentu sudah dapat

menduganya. Sebab tubuh kecil ramping yang dapat bergerak gesit

in memang tubuh seorang gadis jelita. Dialah Dewi Nala, putri

bungsu Panglima Nala yang perkasa. Seorang dara remaja yang

usianya baru menginjak duapuluh satu tahun, tetapi merupakan

seorang pilih tanding. Sesungguhnya, sesuai dengan usianya yang

main bertambah, panglima Nala maupun keluarganya selalu

membujuk agar Dewi Nala bersedia memasuki jenjang perkawinan.

Banyak jejaka putera bangsawan dan berdarah ksatria yang

merengek kepada orang tuanya masing-masing supaya melamar

Dewi Nala. Dan permintaan itu dikabulkan pula oleh orang tua

masing-masing. Namun setelah berbicara dengan panglima Nala,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 192

mereka bertemu dengan jalan buntu. Panglima Nala tidak sanggup

memaksakan kepada putri bungsunya yang mempunyai watak dan

sifat kesar itu. Dewi Nala selalu saja memberi alasan belum

bersedia menikah. Ia masih ingin hidup bebas seorang diri. Kalau

ayahnya mendesak, kapan bersedia menikah? Dewi Nala hanya

menggeleng saja dengan bibir tersenyum. Pendeknya Dewi Nala

belum bersedia kawin dan panglima Nala tidak dapat memaksanya.

Tetapi sesungguhnya alasan yang dikemukakan oleh Dewi Nala

itu hanya untuk menghindar saja. Telah menjadi keputusan gadis ini

untuk tidak menikah selama hidup. Mengapa? Gadis ini khawatir

bahwa sejarah hidup ibunya telulang. Ibunya meninggal disaat

dirinya dilahirkan ke dunia ini, dan banyak disebut dengan istilah

?seda konduran?. Akibat ibunya meninggal disaat ia lahir itulah

maka ia tidak sempat mengenal wajah ibunya.

Dan sekarang gadis ini berkelebat cepat sekali menuju kubu

pertahanan pasukan Majapahit. Ia harus memberitahukan rencana

raja Pasung Rigih dan Kebo Waruga yang menggunakan siasat

menjebak itu. ia harus dapat menghindari korban yang banyak jatuh

dalam pasukan Majapahit. Dan iapun tidak menghendaki nama baik

ayahnya ternoda dimata raja Tribuwana Tunggadewi

Jayawisnuwardani, karena gagal melaksanakan tugasnya. Walaupun

benar bahwa saat sekarang ini tanggungjawab berada ditangan

Mahapatih Gajah Mada. Tetapi dengan kegagalan menggempur Bali

ini, bukankah ayahnya sebagai seorang panglima harus bertanggung

jawab pula atas kegagalan ini?.

?Hai, berhenti!? bentak seorang prajurit yang berjaga ketika

melihat seorang bergerak mendekati kubu pertahanan.

Mereka berempat, masing-masing memegang tombak terhunus.

Atas bentakan ini, Dewi Nala berhenti juga. Namun karena keadaan

memang gelap dari jarak kira-kira sepuluh tombak, empat orangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 193

prajurit ini tidak dapat melihat dengan jelas. Mereka hanya tahu

pendatang ini mengenakan pakaian warna gelap. Namun tidak dapat

membedakan laki-laki atau perempuan.

Dengan sikap yang berhati-hati, empat orang prajurit ini maju

demi selangkah. Barang tentu mereka curiga. Tidak seorangpun

diantara anggota pasukan Majapahit boleh keluar meninggalkan

kubu. Maka apabila sekarang ada yang mendekati kubu yang

mereka jaga sekarang ini tentu pihak luar. Mengingat ini,

merekapun insyaf. Kalau seorang berani datang segara terang
terangan, jelas bahwa orang yang datang ini bukan sembarang

orang. Itulah sebabnya mereka berhati-hati. maju demi selangkah

dalam keadaan siaga.

Melihat kecurigaan prajurit penjaga ini, Dewi Nala tersenyum

lirih. ?Hik hik hik, apakah kalian tidak mengenal aku??

Mendengar suara tertawa orang yang merdu dan jelas perempuan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini, mereka kaget disamping berdebar-debar. Mereka adalah

lakiplaki. Dan selama pergi meninggalkan Majapahit sampai

sekarang telah hampir tiga minggu tidak pernah sempat berhadapan

dengan perempuan. Kenadaan yang demikian tentu membuat setiap

laki-laki menjadi lain apabila berhadapan dengan perempuan.

Namun begitu, untung juga mereka telah digembleng oleh

disiplin yang kuat. Walaupun kehadiran perempuan ini menarik

perhatian mereka, empat orang prajurit ini tidak berani sembrono.

?Malam ini gelap.? Sahut salah seorang dari mereka. ?Tentu saja

kami tidak dapat mengenal engkau!?

Aku Dewi Nala. Sekali lagi kuulang. Aku Dewi Nala. Putri

panglima Nala!? sahut Dewi Nala lantang, dengan maksud agar

para prajurit ini mendengar dengan jelas. Aku datang bermaksud

ingin bertemu dengan ayah!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 194

Mendengar ini, untuk sejenak empat orang prajurit ini tertegun.

Mereka memang sudah mendengar pula bahwa panglima Nala

mempunyai seorang putera dan seorang puteri yang sakti

mandraguna. Ialah Surya Lelana dan Dewi Nala. Namun demikian

sebagai prajurit biasa, selama ini mereka belum pernah mengenal

putera dan puteri panglima Nala yang disanjung sebagai tokoh sakti

itu.

Disamping empat orang prajurit ini belum merasa kenal,

merekapun menjadi kurang percaya. Disaat mereka berangkat dari

majapahit kemudian berlayar menuju Bali, tidak seorangpun

perempuan ikut didalamnya. Juga puteri panglima Nala yang

dikabarkan orang sakti mandraguna itu. juga selama berkubu disini,

tidak seorangpun melihat seorang gadis yang hadir. Mengapa tiba
tiba malam ini hadir perempuan yang mengaku sebagai puteri

panglima Nala? Tentu saja mereka mejadi curiga. Mereka segera

menduga bahwa perempuan ini merupakan perempuan yang

menjadi alat musuh, datang untuk menyelidiki keadaan.

?Jangan mengacau!? bentak salah seorang dari empat prajurit

penjaga itu. ?Puteri panglima Nala tidak ikut serta kemari. Siapa

yang mau percaya akan pengakuanmu??

?Lekaslah engkau enyah dari sini!? sambut yang lain. ?Jangan

menunggu kami menggunakan kekerasan mengusirmu!?

?Engkau berani mengaku sebagai puteri panglima kami. siapa

yang mau percaya?? yang lain tak mau ketinggalan. ?Apabila

panglima kami sampai mendengar ini, jangan tanya tentang

dosamu. Hayo lekas kau mau pergi atau tidak??

?Hemm,? Dewi Nala mendengus dingin. ?Apabila

kekurangajaranmu ini aku laporkan kepada ayah, apakah ayah dapat

memberi ampun pada kamu??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 195

Begitu berkata, Dewi Nala sudah menjejakkan kakinya ke tanah.

Mendadak saja tubuhnya melesat seperti terbang, lewat di atas

kepala empat orang prajurit itu. terdengar seruan kaget empat orang

prajurit ini. mereka kaget karena melihat kegesitan perempuan ini

bergerak, juga kaget karena tak menduga perempuan itu dapat

melampaui diatas kepala mereka. Mereka sadar apabile perempuan

itu menar-menar musuh, akan segera terjadi peristiwa yang tidak

diharapkan. Oleh sebab itu salah seorang dari mereka segera bersuit

nyaring. Suitan itu segera disambut oleh suitan yang lain, sehingga

dalam waktu yang singkat terdengar suara suitan yang bersahutan.

Para prajurit yang semula telah tidur gugup dan bangkit, segera

menyambar senjata masing-masing. Dalam waktu singkat, ribuah

prajurit telah keluar dalam keadaan siap siaga.

Apa yang terjadi sekarang ini, diluar dugaan dan erhitungan

Dewi Nala. Gadis ini menjadi kaget dan untuk sejenak bingung.

Namun dia bukan seorang gadis bodoh. Ia segera menyelinap di

tempat-tempat gelap. Dan diam-diam memuji pula atas

kesiapsiagaan pasukan Majapahit ini, disamping pula memuji pula

akan sikap empat orang prajurit penjaga tadi.

Dalam waktu singkat kubu itu telah menjadi terang benderang

oleh sinar api suluh. Dengan gerakan yang gesit luar biasa, Dewi

Nala segera melenting tinggi kemudian memanjat tiang bendera

Majapahit untuk menyembunyikan diri sementara.

Ketika itu, baik panglima Nala, Empu Kepakisan, cucu-cucu

maupun para panglima muda belum tidur. Malah mereka masih

duduk dan merundingkan siasat perang yang harus dilakukan esok

pagi. Begitu mendengar suitan tanda bahaya, bergegas mereka

bangkit dan keluar dari tenda. Dan begitu mereka tiba di luar, Arya

Umbara sudah membentak lantang. ?Hai mengapa kalian ribut
ribut? Apa yang sudah terjadi??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 196

Seorang lurah prajurit segera datang melapor bahwa prajurit

penjaga yang tadi memberikan tanda bahaya, mencurigai seorang

perempuan yang mengaku sebagai puteri Panglima Nala. Dan ketika

diusir supaya pergi, perempuan itu dengan gerakan yang gesit telah

menerobos masuk ke dalam kubu.

?Apa? Siapa?? panglima Nala yang sudah diluar tenda keget

mendengar laporan itu. ?Dewi Nala datang kemari??

Belum juga lenyap suara panglima Nala ini, telah terdengar suara

sahutan dari atas. Benar ayah, aku datang kemari.?

Suara sahutan itu disusul oleh melayangnya sesosok tubuh ringan

dari atas tiang bendera. Gerakannya begitu indah, seperti seekor

burung raksasa melayang turun. Begitu menginjak diatas bumi,

tidak terdengar suara sedikitpun.

?Bagus!? tanpa sesadarnya banyak orang berseru memuji. Sebab

gerakan Dewi Nala yang melayang turun memang benar-benar amat

mengagumkan. Empu Kepakisan sendiri yang terkenal sebagai

seorang sakti, bertepuk tangan memberi ujian.

?Kau.. Dewi .!? seru panglima Nala sambil menyambut

anaknya. Kemudian ayah anak itu saling berpelukan.

? ooOoo ?

JILID 5

SETELAH jelas duduk persoalannya, bahwa yang datang benar
benar puteri panglima Nala, sernua orang menjadi lega. Berbondong

mereka kembali kedalam tenda masing-masing. Namun saking

merasa kagum melihat gerakan Dewi Nala tadi, tidak habisayaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 197

rnereka mengagumi dan memuji. Sebagian besar dari rnereka

justeru telah mengenal nama Dewi Nala yang harum. Maka

kehadirannya yang tidak terduga-duga ini, bagaimanapun

menumbuhkan semangat bagi mereka semua. Adalah empat orang

prajurit penjaga yang tadi memberitahukan datangaya bahaya,

sekarang menjadi pucat dan takut Takut kepada atasannya maupun

kepada panglima Nala, khawatir kalau kekhilafannya ini

menyebabkan panglima Nala marah. Sernentara itu panglima Nala

sudah membirnbing puterinya masuk kedalam tenda, diikuti oleh

Empu Kepakisan maupun yang lain. Tetapi sesungguhnya ke
hadiran Dewi Nala ini membuat panglima Nala ini kaget di
samping kurang senang. Sejak masih di Majapahit, is melarang

Nala ikut menyeraag Bukan saja karena Dewi Nala searang gidis

rupawan dan ditengah pasukan yang semuanya laki-laki, bisa

menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan. Akan tetapi disamping

itu panglima Nala juga tidak menghendaki puteri bungsunya ini

meneruskan kesenangannya yang berkelana dan berkelahi. Maksud

panglima Nala ingin menempatkan puteri bungsunya ini seperti

puteri-puteri ksatria yang lain. Lebih banyak berdiam di dalam

rumah. Namun ternyata diluar dugaannya sama sekali, puteri

bungsunya ini, tahu-tahu malam ini muncul dan hampir saja

menimbulkan geger.

Hanya karena saat sekarang ini hadir orang lain, panglima Nala

menahan perasaannya yang kurang senang ini. namun setelah duduk

kembali, pandang mata ayah ini menikam uluhati Dewi Nala.

Pandang mata seorang ayah yang marah kepada anaknya.

Tetapi sebaliknya Dewi Nala tidak gentar sedikitpun melihat

ayahnya nampak marah ini. ia malah tersenyum kemudian katanya,

?Ayah, aku tahu ahay marah dengan kehadiranku ini. akan tetapi

sebaliknya ayah tentu tidak menduga sama sekali bahwa

kehadiranku ini sangat kebetulan. Dan dengan kehadiranku secaraKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 198

tiba-tiba ini, aku berhasil menghindarkan korban yang akan jatuh

esok pagi dimedan perang. Hik hik hik, apabila ayah sudah tahu

sebabnya malam ini aku datang, ayah akan berbalik memuji aku.?

Mereka yang mendengar kaget, disamping heran. apa saja

maksud gadis ini mengatakan menyelamatkan pasukan Majapahit

itu? sebaliknya panglima Nala yang belum mengerti duduk

persoalannya, sudah menghardik, ?Dewi! Jangan engkau membuka

mulut sembarangan disini. kita disini di medan perang. Tidak boleh

sembarangan dan main-main. Tahu!?

Walaupun sudah berusaha menahan perasaannya, tidak urung

panglima Nala tak kuasa menahan mulut. Ia sudah menghardik

puterinya deidepan orang banyak.

Kalau bukan Dewi Nala, seorang gadis yang sudah banyak

mengalami penderitaan sejak masih kecil sehingga sekalipun

usianya masih muda sudah dapat memandang begitu jauh, mungkin

gadis ini akan mengimbangi sikap ayahnya. Maka Dewi Nala malah

tersenyum. Kemudian jawabnya halus, ?Ayah, aku tahu sekarang

ini, ayah maupun kakek Kepakisan dan yang lain sedang

menghadapi tugas amat berat. Siapa yang bergurau dan main-main?

Ayah! Aku barusaja mengintip di keraton Bedulu.!?

?Ahhh.. ohhh..!? tanpa terasa semua orang sudah berseru

tertahan. Dan tidak terkecuali panglima Nala sendiri yang menjadi

terbelalak.

?Kau .. kau datang kesana ..?? kata panglima Nala. ?Engkau

terlalu berani dan sembrono. Apa jadinya kalau sampai engkau

tertangkap??

?Tetapi nyatanya aku tidak tertangkap ayah,? sahut Dewi Nala.

?Aku malah sempat mendengar semua rencana raja Pasung RigihKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 199

maupun panglima perang Kebo Waruga. Dan itulah sebabnya, dari

sana aku langsung kemari.?

?Apa saja rencana mereka itu?? Smara Dahana menjadi tidak

samar dan cepat mertanya.

?Ya, bagaimanakah dengan rencana mereka itu?? Empu

Kepakisan tertarik dan bertanya. Kakek ini ikut menjadi kurang
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sabar, karena menduga bahwa rencana itu tentu amat penting.

Panglima Nala sendiri tidak mendesak. Hatinya terasa tidak

karuan dengan munculnya puteri bungsu yang tidak diharapkan ini,

namun begitu muncul membawa kabar yang begitu menarik. Diam
diam timbul pertanyaan. Bagaimana Dewi Nala bisa datang kemari?

Terapi Dewi Nala tidak menjadi kecil hati. ia tersenyum

kemudian menerangkan. ?Sejak kemarin aku sudah melihat perang

campuh yang terjadi disini. dan tadi aku juga melihat ayah

menghadapi perempuan itu..?

?Ahhh.. engkau seperti setan saja. Dewi. Mengapa bisa tahu

semuanya, tanpa aku sadari engkau hadir?? katanya kemudian,

saking merasa heran.

Para panglima muda yang ikut hadir disitu mengangguk
anggukkan kepalanya. Diam-diam mereka kagum. Ternyata

walaupun seorang gadis, puteri bungsu panglima Nala ini hebat

sekali.

Dan Dewi Nala tersenyum. Kemudian ia bertanya kepada

ayahnya. ?Apakah aku sudah boleh memulai ceritaku ini ayah? Dan

apakah ayah tidak menganggap aku tidak main-main lagi??

?Ha ha ha ha.!? tiba-tiba saja panglima Nala tertawa.

Bagaimanapun mendongkol hatinya oleh kebandelan putrinya ini, ia

tidak kuasa menahan gelaknya. Lebih-lebih apabila mengingaatKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 200

bahwa sekalipun gadis, anaknya ini memang perempuan perkasa.

Tak heran kalau tanpa diketahui sudah membayangi gerak-geriknya.

Dan sekarang dari rasa tidak senang, diam-diam menjadi kagum dan

timbul pula rasa terima kasihnya. Jelas bahwa kebandelan anaknya

bukan suatu kenakalan. Tetapi merupakan suatu tindakan seorang

anak yang begitu kasih kepada ayahnya. Ia segera menduga bahwa

anaknya ini nekat datang kemari karena merasa tidak tega kepada

dirinya. Sengaja datang dan kalau perlu ingin melindungi

keselamatannya. Tiba-tiba ayahnya ini ingat bahwa anaknya

menguasai aji ?Netra Luyub?. Yang apabila dipergunakan,

mempunyai daya pengaruh tidak bedanya dengan ilmu sihir.

Teringat akan hal ini, diam-diam ia menjadi merasa bahwa

ketangguhan anaknya ini masih diatas tingkatnya sendiri.

?Dewi,? katanya kemudian, ?Ceritakanlah! Aku percaya bahwa

ceritamu bukan isapan jempol dan kehadiranmu disini memang

berguna bagi kemenangan Majapahit.?

?Hik hik hik, sekarang ayah mau percaya?? sindir Dewi Nala.

?Baiklah, saya akan bercerita.?

Tetapi gadis ini tidak segera bercerita. Ia menunggu setelah

orang benar-benar siap mendengarkan ceritanya. Setelah batuk
batuk kecil tiga kali, barulah ia memulai. ?Ayah, kakek Kepakisan

dan saudara yang lain, aku baru saja pergi ke kraton Bedulu. Disana

aku berhasil mengintip dan mendengarkan pembicaraan raja Pasung

Rigih dengan panglima Kebo Waruga. Akhirnya dicapai kata

sepakat bahwa esok pagi mereka tidak keluar di medan perang.?

?Mengapa?? tanya Empu Kepakisan.

?Apakah alasannya?? desak panglima Nala.

?Sebab malam ini panglima Kebo Waruga sedang

mempersiapkan alat untuk membuat pasukan Majapahit bhancur?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 201

?Tak mungkin!? seru panglima Nala. ?Hanya omong kosong saja

apabila mereka sanggup mengalahkan Majapahit.?

?Ayah, dengar dulu ceritaku sampai rampung!? kata Dewi Nala.

?Sesudah selesai penuturanku, ayah baru bisa mengambil

kesimpulan bisa tidaknya rencana musuh itu menghancurkan

pasukan Majapahit. Begini ayah, besok pagi mereka menunda

perang karena menunggu selesainya persiapan yang sudah mulai

dikerjakan malam ini.?

?Apakah yang mereka persiapkan itu?? potong Smara Dahana.

?Disana, didalam suatu blantara yang jauh dari kraton Bedulu,

malam ini telah dikerahkan tenaga untuk menggali lobang besar dan

parit-parit jebakan.?

?Aahh? tidak urung semua orang berseru tertahan lagi. Dan

sekarang mereka sudah mulai dapat menduga dan meraba-raba

tentang rencana musuh itu.

:Disamping itu, mereka mempersiapkan pasukan baris pendam.

Sesuai dengan rencana yang sudah dibuat oleh Kebo Waruga dan

raja Pasung Rigih itu mereka akan memancing kalian semua

ketempat yang sudah dipasangi parit dan lobang jebakan itu.

caranya adalah mereka akan menggunakan siasat main mundur ke

tempat jebakan itu.?

?Kurang ajar! Siasat keji dan pengecut!? teriak Arya Umbaran

yang menjadi penasaran.

?Umbaran,? kata Empu Kepakisan dengan halus. ?Setiap

peperangan siasat untuk mencapai kemenangan tidak bisa disebut

pengecut dan bukan pengecut. Akan tetapi kita perlu bersyukur

kepada Dewata Agung bahwa kita selalu memperoleh

perlindunganNya lewat anak Dewi Nala. Hemm, entah apa yangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 202

akan kita alami apabila kita sampai terpancing ke lobang dan parit

jebakan itu.?

?Itulah hasil penyelidikanku. Tentang bagaimana kalian akan

menghadapi siasat ini, terserah kepada kalian semua.?

Untuk sejenak mereka berdiam diri dan berfikir, kemudian

terdengar Empu Kepakisan kepada Dewi Nala. ?Kalau malam ini

mereka masih mempersiapkan semua itu, kiranya belun juga selesai

sekarang ini??

?Saya kira belum. Mungkin sekarang ini mereka baru memulai

pekerjaan itu.?

?Aku menjadi tertarik sekali,? kata panglima nala. ?Mari kita

melihat kesana!?

Keinginan panglima nala ini segera disambut oleh Empu

Kepakisan, dan akhirnya diperoleh kata sepakat, malam ini juga

panglima nala, Empu Kepakisan dan Dewi Nala akan pergi diam
diam meninjau persiapan musuh itu. sesungguhnya beberapa orang

panglima muda maupun murid-murid Empu Kepakisan menyatakan

ingin ikut tetapi ditolak. Sebab apabila terlalu banyak orang malah

bisa menimbulkan bahaya. Maka setelah mempersiapkan diri, tiga

orang ini segera meninggalkan kubu ini secara rahasia.

Mereka meninggalkan kubu dengan gerak cepat. Dalam gelap

malam, tiga sosok hantu ini bagai bayangan manusia yang

berkeliaran mencari mangsa di medan perang. Bau darah yang

membuduk menyengat hidung. Namun beritu tiga hantu ini bernafas

biasa saja, seperti tidak menghirup bau yang tidak enak.

Dalam hati panglima nala timbul rasa heran, mengapa puteri

bungsunya ini bisa mencapai Bali. Mungkinkah puterinya yang

nakal ini memberanikan diri mengarungi laut dengan perahu? Kalau

memang demikian yang terjadi, puterinya ini sangat sembrono danKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 203

terlalu berani. Kalau sampai terjadi kecelakaan di laut, siapakah

yang dapat menolong? Mengingat akan kesembronoan puterinya ini

kelewat batas, maka sang ayah ini tak kuasa lagi menahan perasaan.

Mumpung sekarang hanya bertiga dengan Empu Kepakisan, kalau

toh ia bicara bernada keras, kiranya anaknya itu tidak menjadi

masygul.

?Dewi! Kapan engkau tiba di sini, dan menggunakan apa??

tanyanya kemudian sambil mengamati Dewi Nala.

Diam-diam Empu Kepakisan juga tertarik, dan ingin

mendengarkan pula akan sebabnya Dewi Nala tiba di sini. Maka

mendengar pertanyaan panglima nala ini, iapun segera menyambut.

?Benar! Sesungguhnya akupun merasa heran dan dengan siapa pula

engkau datang ke sini??

Sebelum menjawab, Dewi Nala tertawa lirih, ?Hi hi hik, aku

kesini bersama-sama dengan ayah dan kakek.?

?Hush!? hardik ayahnya. ?Jangan engkau mengacau. Mana

mungkin engkau bisa bersama aku dan paman Kepakisan.?

?Ya, mana bisa jadi?? Empu Kepakisan tidak percaaya.

?Hi hi hik, ayah selalu tidak percaya apabila aku bicara

sebenarnya. Kalau aku memang benar datang kemaari bersama ayah

dan kakek maupun pasukan majapahit, habis aku harus menjawab

bagaimana??

Baik panglima nala maupun Empu Kepakisan heran, bagaimana

bisa jadi Dewi Nala ikut datang bersama pasukan majapahit? Akan

tetapi karena jawaban gadis ini terdengar sungguh-sungguh, maka

panglima nala bertanya lagi. ?Kalau engkau datang bersama dengan

kami, bagaimanakah caramu dapat ikut??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 204

?Hi hi hik, gampang saja.? sahut Dewi Nala masih tetap

cekikikan. ?Aku bersembunyi di perahu yang mengangkut bahan
bahan makanan. Aku masuk di perahu itu disaat awak perahu

lengah.

?Ahh, engkau memang pintar seperti kancil,? kata Empu

Kepakisan setengah memuji sambil tertawa.

Dan panglima nala pun akhirnya tertawa. Katanya, ?heh heh heh,

akalmu patut dipuji. Tetapi pembangkangan terhadap larangan

ayahmu, sepatutnya engkau dihajar!?

?Nanti dulu, hi hi hik,? sahut Dewi Nala sambil mencibirkan

bibirnya tertawa. ?Jika ayah bilang aku membangkang dan patut

dihajar, sebaliknya kalau aku benar-benar dapat mendirikan jasa

untuk kepentingan Majapahit, ayahpun harus memberi

penghargaan.?

Atas kata-kata Dewi Nala yang memang tidak terbantah ini,

membuat panglima nala maupun Empu Kepakisan tertawa.

Kemudian terdengarlah panglima nala berkata. ?Benar! Kalau

laporan ini benar-benar berharga, maka engkau memang kawula

majapahit yang pantas memperoleh peghargaan. Tetapi sebaliknya,

apabila laporanmu ini tidak berdasar kenyataan, sepantasnya pula

apabila engkau menerima hukuman paling berat sebagai seorang

pengacau dan penghianat.?

?Idih, gampang saja ayah menuduh anaknya sbagai pengacau

dan pengkhianat. Hik hik hik. Kalau anaknya sebagai pegacau dan

pengkhianat, bagaimanakah sebutan ayahnya??

Balasan anaknya yang begitu blaka-suta ini, memancing gelak

tawa panglima nala maupun Empu Kepakisan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 205

Selanjutnya mereka tidak bicara lagi, dan bergerak dengan hatiKeris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati. Mereka sudah masuk didalam wilayah musuh. Sedikit saja

lengah dapat menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan.

Tak lama kemudian, mereka melihat api penerangan begitu

dekat. Ternyata api penerangan itu dari obor kayu, puluhan

banyaknya. Diantara obor kayu itu, tampak banyak orang yang

sibuk bekerja menggali tanah. Juga tampak pula orang yang

memotong bambu yang ujungnya diruncingkan. Disamping itu

nampak pula orang yang sedang membelah bambu lalu dianyam.

Meliha kesibukan orang itu, Dewi Nala menebarkan senyumannya

yang manis ke arah Empu Kepakisan maupun panglima nala. Dan

dua orang tua itu mengangguk-anggukkan kepalanya, malah

kemudian Empu Kepakisan mengacungkan ibu jarinya. Acungan

ibu jari ini merupakan isyarat, bahwa Empu Kepakisan memuji

kepada Dewi Nala yang berjasa besar telah memberi laporan yang

amat penting.

Panglima nala juga tersenyum. Dalam hatinya bangga seklai

bahwa piteri bungsunya tidak hanya omong kosong. Ternyata

kehadirannya disini secara nakal itu mempunyai kegunaan pula bagi

Majapahit.

Orang yang bekerja ditempat itu langsung dipimpin oleh

panglima Bedulu yang bernama Kebo Waruga. Ratusan banyaknya

orang yang bekerja penuh semangat tidak mengenal lelah menggali

lobang dan parit panjang. Pada suatu lobang malah sudah pula

dipasang bambu-bambu runcing dan senjat lainnya yang

ditancapkan pada dasar lobang. Dan sesudah itu, pawang ular sudah

melepaskan beberapa ekor ular berbisa di tempat itu. setelah senjata

tajam dan ular masuk di dalam lobang, kemudian lobang ditutup

dengan anyaman bambu, seterusnya ditutup dengan tanah berumput

tipis. Rapi sekali pekkerjaan mereka ini hingga tidak tmpak bahwa

di bawah tanah berumput itu sesungghnya lobang yang berbahaya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 206

Bukan saja orang akan terpanggang oleh bambu runcing, tetapi juga

akan digigit mati oleh ular-ular berbisa itu.

Melihat ini, baik Empu Kepakisan maupun panglima nala

menghela nafas dalam. Lobang jebakan ini benar-benar amat

berbahaya. Sekali terjebak, pasukan yang jumlahnya banyak itu,

sulit untuk meloncat ke atas, karena pasukan itu terperosok kedalam

lobang jebakan saling susul.

Disaat orang yang ratusan jumlahnya ini masih sibuk bekerja,

kemudian nampak obor kayu dari arah timur dan menerangi

sekitarnya. Tak lama kemudian muncullah barisan bagai semua

yang membawa alat mengali dan bambu. Nyatalah bahw yang baru

datang ini merupakan tenaga baru untuk mempercepar selesainya

semua rencana.

?Ayah,? bisik Dewi Nala, ?Setujukah kalau kita mengacau??

Ayahnya menggelengkan kepalanya. ?Jangan!?

?Mengapa? Bukankah ini menimbulkan kerugian bagi lawn,

sehingga pekerjaan mereka tidak membawa hasil??

?Kita harus memandang sari kepentingan yang lebih besar lagi,

dewi!?

?Kepentingan lebih besar bagaimana??

Empu kepakisn yang sudah dapat menangkap maksud panglima

Nala menjawb, ?Ayahmu bermaksud supaya musuh tidak tahu

bahwa kita telah mengetahui semua rencana itu. dengan demikian

berarti mereka jadi mempersiapkan pasukan baris pendam. Apabila

kita harus mempersiapkan sebagian pasukannya berbarisan pendam

di tempat ini, berarti pula pasukan yang akan kita hadapi di medan

perang jadi berkurang. Ini memudahkan kita untuk mengalahkan

musuh.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 207

?Ah, aku tahu.? Kata Dewi Nala, kemudian ?Jadi hari lusa, kita

tetap pura-pura tidak tahu dengan jebakan ini? sebagian pasukan

kita mengejar mundurnya pasukan lawan, tetapi berbareng itu

pasukan lain menggunakan kesempatan untuk menyerbu kraton

bedulu yang kurang terjaga??

?Ah, engkau cerdik sekali dewi. Dugaanmu tepat sekali!? puji

panglima Nala. ?Memang demikianlah yang sedang aku pikir dan

aku rencanakan. Dan dengan pura-pura tidak mengetahui rencana

mereka ini, mereka akan menjadi lengah. Apabila mereka menjadi

lengah,. Pekerjaan kita akan menjadi lebih mudah. Dewi, sebaliknya

apabila kita menggunakan kesempatan ini untuk mengacau,

walaupun mereka masygul bahwa rencana mereka berantakan,

tetapi mereka akan segera dapar mempersiapkan rencana lain. Kita

kalah pengetahuan tentang penguasaan medan disini. sedikit saja

kita kurang hati-hati, kita akan hancur berantakan.?

?Sebaliknya kita secepatnya malah meninggalkan tempat ini!?

kata Empu Kepakisan sambil mengamati panglima nala. ?Kita perlu

merundingkan hal-hal yang harus kita hadapi esok pagi dan lusa!?

?Ya, marilah kita kembali ke kubu-kubu, sambung panglima

nala.

Kemudian pergilah tiga orang ini dengan gerakan yang hati-hati

sehingga tidak seorangpun diantara mereka tahu bahwa rencana

mereka telah bocor.

Sementara itu panglina Kebo Waruga yang memimpin pekerjaan

ini selalu sibuk. Ia langsung memberi petunjuk-petunjuk apa yang

harus dilakukan oleh orang-orang Bedulu ini. mereka bekerja tanpa

mengenal lelah dan waktu. Mereka dibagi dalam beberapa

rombongan yang bekerja segara bergilir. Hingga mereka yang

dudah bekerja atau belum bekerja dapat menggunakan waktu untuk

tidur terlebih dahulu. Panglima Kebo Waruga sendiri sebenarnyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 208

sudah capai. Namun ia memaksa diri untuk terus memimpin

pekerjaan ini. akan tetapi menjelang pagi, Kebo Waruga tidak dapat

menahan kantuknya lagi, kemudian pulas di atas tumpukan rumput

kering.

Pagi mendatang, jadilah pihak bali tidak muncul di medan

perang. Akan tetapi sesuai dengan rencana yang sudah diatur,

pasukan majapahit tetap mem[ersiapkan diri dan muncul di medan

perang. Berkali-kali genderang itu dupukul bertalu-talu dan berkali
kali pula terompet tanduk itu ditiup melengking nyaring. Namun

dari pihak musuh tidak juga muncul.

Tetapi beberapa saat kemudian munculllah lima belas orang

prajurit berkuda. Penunggang kuda paling depan membawa bendera

Bedulu. Menyusul dibelakangnya seseorang yang membawa peti

kayu kecil yang diletakkan di atas pundaknya, dinaungi oleh payung

warna kuning emas oleh penunggang kuda. Melihat munculnya

pasukan berkuda itu, baik panglima nala, Empu Kepakisan maupun

Dewi Nala, sudah bisa menduga tentang maksudnya. Raja Pasung

Rigih mengirimkan utusan untuk memberitahukan penundaan

perangnya. Dan dengan penundaan ini jelas bahwa perangkap yang

dikerjakan semalam, belum dapat diselesaikan.

Panglima nala segera memerintahkan kepada semara dahana

untuk menyambut utusan Bedulu itu. tak lama kemudian, peti kayu

yang diselubungi kain warna kuning itu telah diterima oleh Semara

Dahana yang kemudian dibawa ke belakang untuk diserahkan

kepada panglima nala. Didalamnya terdapat bungkusan kain sutera

kuning. Ketika bungkusan itu dibuka, didalamnya terdapat kain

lontar bertulis. Isinya agar perang ditunda selama dua hari.

Panglima nala tersenyum, lontar bertulis itu segera diserahkan

kepada Empu Kepakisan. Kemudian panglima nala mempersiapkan

lontar bertulis sebagai jawaban dapat menerima penundaan itu.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 209

semua ini dilakukan agar pihak Bedulu tidak menduga sama sekali

bahwa rahasianya telah bocor.

Semara dahana yang menyampaikan balasan itu kepada utusan

dari raja paung Rigih. Sesudah itu lewat Arya Umbaran, panglima

nala memerintahkan pasukan mundur kembali ke kubu-kubu.

Perang ditunda selama dua hari. Tentu saja penundaan ini membuat

pasukan majapahit itu gembira, sekalipun dalam hati bertanya
tanya. Sebab terjadinya penundaan ini, memberi waktu kepada

mereka untuk beristirahat memulihkan tenaga.

Semua rahasia terbatas beberapa orang saja yang mengetahui,

akan tetapi semuanya telah diatur secara rapi. Panglima nala disertai

Dewi Nala dan semara dahana memimpin pasukan terpilih yang

langsung memukul ke kraton Bedulu. Adapun Empu Kepakisan

disertai oleh Arya Umbaran, sebandar, kuda karuhun, Kebo

Sawengi dan beberapa orang panglima muda lain akan mengejar

musuh yang sengaja memancing ke arah jebakan. Akan tetapi

karena Empu Kepakisan itu sudah tahu rahasia lawan, maka

pasukan itu akan dipecah menjadi tiga bagian. Sayap kanan

dipimpin oleh Arya Umbaran dan sebandar, bergerak mendahului

bersama sayap kiri yang dipimpin oleh kuda karuhun dan Kebo

Sawengi. Tugas sayap kanan dan sayap kiri ini akan mengurung

tempat jebakan yang telah disediakan lawan dengan diam-diam dan

bersembunyi. Nanti sesudah pasukan induk yang dipimpin oleh

Empu Kepakisan sudah terpancing ke daerah jebakan, secara

mendadak akan menggempur musuh itu dari belakang. Dengan cara

demikian akhirnya yang akan terperosok masuk kedalam jebakan

adalah pasukan bedulu sendiri yang berarti menggali lubang

kuburnya sendiri.

Demikianlah, sesudah waktu yang diminta oleh raja Pasung

Rigis habis, masih pagi sekali pasukan majapahit telah bersiap diri.

Akan tetapi sejak fajar datang, pasukan dibawah Kebo Sawengi,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 210

kuda karuhun, Arya Umbaran dan sebandar sudah berangkat lewat

daerah belantara untuk menempatkan diri di daerah-daerah yang

telah ditentukan.

Sementara itu wajah panglima Kebo Waruga maupun raja

Pasung Rigih nampak cerah. Bibir selalu tersenyum, karena merasa

pasti bahwa hari ini akan dapat menghancurkan pasukan majapahit

dengan jebakan yang sudah disiapkan. Dan guna memberi semangat

baru kepada semua anggota pasukan, sebelum maju ke medan

perang, diberi hadiah beberapa keping uang tembaga. Hadiah ini

barang tentu diterima oleh setiap orang dengan hati yang gembira.

Pasukan yang memancing musuh ke arah jebakan, dipimpin

sendiri oleh Kebo Waruga yang dibantu oleh Ida Ayu Kartini dan

dua orang muridnya. Setelah mendapat istirahat selama tiga hari,

luka pada pundak dan lengannya sudah hampir sembuh. Namun

agar luka itu tidak menjadi kambuh, kalau tidak terpaksa Ida Ayu

Kartini tidak akan berkelahi. Sebaliknya yang akan menjaga keraton

Bedulu, jumlah pasukan amat sedikit dipimpin oleh raja Pasung
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rigih sendiri dibantu oleh I Kerta. Mengapa pasukan yang menjaga

kraton ini sedikit? Sebab menurut perhitungan Kebo Waruga, begitu

pasukannya mundur, pasukan majapahit itu akan segera mendesak.

Dengan demikian, keselamatan kraton Bedulu memang tidak perlu

dikhawatirkan.

Pasukan Bedulu maju ke medan perang pagi ini dengan

semangat berkobar-kobar. Setiap dada selalu siap dengan sorak

gembira, apabila pasukan majapahit nanti sudah terpancing sudah

masuk daerah jebakan. Begitu pasukan majapahit hancur, mereka

akan merasa lega. Tak perlu lagi harus menyabung nyawa di medan

laga, sehingga dapat hidup tenteram lagi di tengah keluarga.

Ketika genderang telah dipukul dengan irama dan merangsang,

sedang terompeet sudah ditiup dengan irama nyaring melengking,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 211

mulailah dua pasukan yang bermusuhan itu terlibat dalam perang

campuh yang amat sengit. Mereka kembali saling bunuh sesudah

medan itu sepi selama dua hari. Akan tetapi perang campuh yang

sengit ini tidak berlangsung lama. Sebab panglima Kebo Waruga

sudah memerintahkan pasukannya untuk mundur. Pasukan

majapahit segera pula bergerak maju dan mendesak. Akan tetapi

pasukan dibawah pimpinan panglima nala bergerak lambat. Pasukan

ini sengaja menunggu kesempatan setelah pasukan Bedulu itu

lengah, kemudian memisahkan diri dan akan langsung menuju

kraton Bedulu.

Memang anggota pasukan majapahit ini tidak seorangpun tahu

akan rahasia yang telah dipersiapkan oleh Kebo Waruga, maka

begitu pasukan Bali itu bergerak mundur ketakutan, mereka

gembira dan terus mendesak. Berbeda dengan pasukan dibawah

panglima nala. Setelah pasukan Bali lengah, panglima nala segera

memerintahkan pasukan itu memisahkan diri. Perintah ini tentu saja

membuat anggota pasukan itu heran. namun tidak seorangpun

berani menanyakan sebabnya.

Kebo Waruga tambah gembira dan enuh harapan setelah

pasukannya makin dekat dengan tempat jebakan yang telah

dipasang. Akan tetapi betapa kaget panglima kerajan Bedulu ini,

ketika mendengar sorak riuh dari arah belantara, dan suara senjata

beradu yang berdencingan, Kebo Waruga menjadi curiga. Ia

memerintahkan dua orang pembantunya meninjau keadaan. Tak

lama kemudian mereka telah kembali dan melapor bahwa disana

sudah terjadi pertempuran sengit. Pasukan baris pendam yang sudah

disiapkan berantakan. Dan karena diserang secara mendadak

mereka menjadi lupa. Akibatnya pasukan baris pendam yang telah

disiapkan untuk menyerang secara mendadak itu malah banyak

yang menjadi korban masuk dalam lobang dan parit jebakan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 212

?Celaka!? Kebo Waruga membanting kakinya dan mengeluh.

Peristiwa yang terjadi diluar dugaan ini menghancurkan

harapannya. Siasatnya berantakan! Ia menjadi malu kepada Raja

Pasung Rigih disamping marah.

?Sring, sring .!? Tiba-tiba dua leret sinar putih yang panjang

tercabut dari sarung. Tangan kanan dan kiri Kebo Waruga telah

memegang pedang. Kemudian sambil membentak nyaring, ia telah

memerintahkan kepada pasukannya uantuk memberi perlawanan

kepada musuh. sedang dirinya sendiri segera terjun ke medan

perang dan mengamuk. Mengamuknya panglima Kebo Waruga ini

menumbuhkan semangat pasukan Bedulu. Mereka tak takut mati.

Dengan senjata masing-masing mereka segera mengamuk.

Perlawanan Kebo Waruga dan pasukannya ini menahan majunya

pasukan majapahit. Malah dalam waktu singkat banyak pula korban

yang berjatuhan. Melihat kacaunya pasukan bagian depan, Empu

Kepakisan seger pula dapat menduga akan sebabnya. Jelas bahwa

panglima muda Kebo Sawengi dan yang lain telah bertindak.

Empu Kepakisan tidak menghendaki banyaknya korban jatuh

diantara pasukan. Terpikir oleh kakek ini, asal saja Kebo Waruga

dapat dikalahkan, pasukan Bali itu tentu akan segera tunduk. Ia

melompat turun dari kuda, justeru Kebo Waruga juga tidak berkuda.

Pasukannya segera memberi jalan kepada Empu Kepakisan untuk

maju. Dan tak lama kemudian dua orang panglima pasukan ini

sudah saling berhadapan.

?Siapa engkau?? bentak Kebo Waruga sambil menyilangkan

pedang di tangan kiri di depan dada, sedang pedang di tangan kanan

tergantung di sisi tubuhnya. Dua batang pedang itu sudah

berlumuran darah merah. Membuktikan bahwa dalam waktu singkat

tadi, Kebo Waruga tadi telah berhasil merubuhkan beberapa orang

prajurit majapahit.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 213

?Aku Empu Kepakisan,? sahut Empu Kepakisan dengan halus,

akan tetapi tangan kanannya sudah siap pula dengan pedang

terhunus.

?Apakah kedudukanmu??

?Aku panglima perang majapahit.?

?Ha ha ha, bagus! panglima berhadapan dengan panglima. Ini

merupakan kesempatan yang bagus sekali!?

Tidak mengherankan apabila Kebo Waruga menjadi gembira

mendengar bahwa kakek didepannya ini adalah panglima perang

majapahit. Mengapa? Sebab sejak semula Kebo Waruga

menghendaki perang tanding antar panglima.

?Kemudian, bagaimana maksudmu? Pancing Empu Kepakisan.

?Ha ha ha!? Kebo Waruga bergelak-gelak. ?Mimpipun aku tidak

bahwa orang majapahit cukupp awas, hingga rencana yang amat

rahasi telah bocor. Huh, bukankan ada orang bali yang terbujuk

olehmu? Kemudian orang itu melaporkan apa yang telah aku

lakukan??

?Kalau benar, mengapa? Pancing Empu Kepakisan lagi.

Walaupun dugaan Kebo Waruga ini sama sekali salah, tetapi Empu

Kepakisan tidak mau berterus terang. Inginlah kakek ini mengetahui

sikap Kebo Waruga kalau ada orang bali yang menjadi mata-mata

orang majapahit. ?Memang semalam tiada tiga orang bedulu yang

menyerah kepada kami, telah melaporkan jebakan yang telah kau

buat dan kau pasang untuk mencelakakan kami. itu;lah sebabnya

kami mendahului bertindak.

?Setan alas!? teriak Kebo Waruga saking marahnya. ?Orang

bedulu yang menyeberang kepadakamu itu sungguh manusiaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 214

terkutuk.huh, apahila aku tahu siapakah dia yang berkhianat itu,

tentu aku akan remukkan kepalanya.?

?Hemm,? dengus Empu Kepakisan dingin. ?Tidak perlu engkau

bersusah payah menurunkan tangan mautkepada tiga orang bedulu

itu. aku sudah mewakili engkau.?

?Apa?? Kebo Waruga terbelalak kaget. ?Jadi pengkhianat itu

sudah kau bunuh??

?Kalau benar, engkau mau apa? memang mereka itu tiada

gunanya lagi bagi kami, setelah memberikan jasa untuk kami.?

Mengapa Empu Kepakisan berbohong? Memang ada

maksudnya. Ia ingin membakar kemarahan panglima bedulu ini,

dengan keterangan bohong. Kakek ini tahu walaupun Kebo Waruga

maeah sekali ada tiga orang bedulu yang berkhianat, namun Kebo

Waruga tidak rela apabila pengkhianat itu dibunuh oleh lawan.

Sebagai panglima perang bedulu, tentu Kebo Waruga menjadi

tersinggung dan menjadi amat marah. Padahal orang yang sedang

berhadapan denganmusuh, merupakan kelemahan yang bisa

membahayakan diri sendiri. Orang yang marah akan menjadi

lengah!.

Ternyata pancingan empukepakisan ini benar berhasil. Sulit

dilukiskan betama marah Kebo Waruga mendengar keterangan itu.

ia membantingkan kakinya ketanah sehingga pada tanah tersebut

ada bekas kaki yang sekaki dalambya. Kemudian teriaknya,

?Bangsat, setan keparat! Begitukah orang majapahit menghargai

kepada mata-mata yang telah berjasa dan amat menguntungkan

pihakmu? Biadab terkutuk! Huh, engkau harus mampus dalam

tanganku!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 215

Begitu selesai berteriak, Kebo Waruga telah menerjang maju,

sepasang pedangnya telah menyambar dahsyat kearah Empu

Kepakisan.

?Trang-trang !? tubuh Kebo Waruga bergoyang dan kuda
kudanya tergempur. Panglima bedulu ini kaget. Lengannya tergetar

hebat sekali, dadanya terasa sesak dan hampir saja kedua pedangnya

menjadi runtuh. Mimpipun tidak bahwa kakek yang kurus kering itu

membuat lengannya tergetar hebat dan dadanya sesak. Padahal ia

dikenal sebagai panglima yang sakti mandera guna dan bertenaga

raksasa. Mengapa dengan sepasang pesangnya tidak mampu

menumbangkan senjata lawannya?

Kalau Kebo Waruga tubuhnya bergoyang-goyang, sebaliknya

Empu Kepakisan terpental kebelakang dan berjungkuir balik dua

kali, baru kemudian ia berdiri tegak diatas tanah.

Melihat ini, sorak sorai terdengar dari pasukan bedulu, sebab

pasukan ini menduga bahwa panglimanya menang tenaga. Tentu

tidak lama lagi panglimanya itu akan sanggup mengalahkan

panglima majapahit yang renta itu. kalau orang-orang bedulu

bersorak-sorak memberi semangat kepada panglimanya, sebaliknya

orang-orang Majapahit kaget sekali. Terpentalnya Empu Kepakisan

dan harus berjungkir balik sampai dua kali itu sebingga diduga

kalah tenaga dan sekali gebrak saja suddah tampak kemenangan

dipihak Kebo Waruga.

Benarkah ini? dugaan orang bedulu maupun kekhawatiran orang
orang majapahit itu sesungguhnya tidak beralasan. Dugaan itu

keliru.

Bukan Empu Kepakisan yang menderita rugi akubat benturan

senjata dalam gebrakan pertama ini. tetapi malah Kebo Waruga

sendiri. Sebab Kebo Waruga memaksa diri! Walaupun tampaknya

tubuh panglima ini hanya bergoyang-goyang, akan tetapi karenaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 216

memaksa diri maka dadanya menjadi sesak. Dalam dadanya tergetar

cukup hebat, sehingga mau tidak mau Kebo Waruga sudah terluka

dalam sekali gebrak. Mengapa sebabnya Kebo Waruga memaksa

diri? Tidak lain disebabkan oleh tiga hal. Yang pertama, melihat

bahwa lawannya seorang kakek yang kerempeng kurus kering

kurang gizi, ia menduga tentu akan menang tenaga. Yang kedua, ia
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasa dirinya seorang yang bertenaga raksasa., karena merasa

dirinya seorang yang bertenaga kuat itu, dia merasa malu dilihat

oleh prajurit-prajuritnya jika sampai terhuyung mundur. Akibat rasa

malu ini,maka kebo earuga memaksa diri, sekalipun kedua

lengannya merasa tergerat hebat dan dadanya terasa sesak. Sedang

yang ketiga, terdorong oleh kemarahannya. Dorongan marah ini

menyebabkan ia lengah, dan akibatnya diri sendiri juga yang rugi.

Berbeda dengan Empu Kepakisan. Ia tidak memaksa diri.

Terpentalnya kebelakang dan harus berjungkir balik itu dalam

usahanya memunahkan tenaga dorongan Kebo Waruga yang

memang hebat.

Akan tetapi walaupun sadar sudah terluka di dalam. Kebo

Waruga sudah kembali menerjang. Dan sepasang pesangnya itu

menyambar dahsyat sekali mengurung lawan. Dasar ia bertenaga

raksasa, maka sepasang pedangnya itu menerbitkan angin yang

bercuitan dan dahsyat sekali.

Empu Kepakisan sendiri mengakui bahwa sesuai dengan usianya

yang sudah renta, tenaganya sudah banyak berkurang. Akan tetapi

berbareng dengan mundurnya tenaga, ia menjadi makin matang

dalam berpikir maupun memandang. Makin matang pula dalam

pengalaman, sehingga setiap tindak dan perbuatannya selalu

didasari oleh pertimbangan yang matang. Maka untuk melayani

terjangan Kebo Waruga, Empu Kepakisan menggunakan

kegesitannya. Dalam waktu singkat dua orang panglima ini sudah

terlibat dalam perkelahian yang sengit sekali. Senjata salingKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 217

berkelebat menyilaukan mata oleh pantulan sinar matahari. Dan

bayangan mereka berkelebat cepat berpindah-pindah.

Perkelahian sengit antara sua oang panglima itu menarik sekali

disamping menegangkan mereka yang menyaksikan. Dan tanpa

berkjanji terlebih dahulu, dua pasukan itu mundur, memberi tempat

kepada Kebo Waruga dan Empu Kepakisan berkelahi ditempat yang

lebih lapang, mendadak saja dua pihak itu berhenti berkelahi.

Masing-masing menonton penuh perhatian dan berharap

panglimanya sendiri yang menang.

Ditempat lain, perkelahian masih terus berlangsung hebat sekali,

antara pasukan majapahit dibawah pimpinan Arya Umbaran,

syahbandar, kuda karuhun dan Kebo Sawengi dengan pasukan

bedulu yang ditugaskan berbaris pendam. Pertempuran itu

berlangsung sengir t sekali. Namun karena pasukan yang berbaris

pendam ini sama sekali tidak menduga akan mendapat serangan

seperti ini, persiapan mereka kurang dan kacau balau. Disamping

kurang persiapan, jumlah merekapun kalah banyak. Dalam waktu

singkat pasukan bedulu itu tidak terhitung yang tewas dalam tangan

prajurit majapahit maupun masuk dalam jebakan yang mereka buat

sendiri. Jumlah mereka tidakada seribu orang yang tersisa dan

karena giris dan miris,maka pasukan ini sudah mengundurkan diri.

Namun pasukan majapahit tidak mau memberi hati, mereka terus

dikejar. Justeru mundur mereka ini justeru ke tempat pasukan

bedulu dan majapahit sedang berhenti berperang, menonton dia

orang panglima yang sedang berkelahi sengit itu.

Arya Umbaran adalah seorang panglima muda yang cerdik.

Melihat bersatunya sisa pasukan bedulu itu dengan pasukan induk

mereka, ia segera membaerikan perintah kepada pasukannya untuk

menghentikan pengejaran. Namun bukan terus berdiam diri. Empat

orang panglima muda ini segera mengatur siasat. Masing-masing

membagi pasukan kemudian mengurung pasukan bedulu itu. semuaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 218

itu mereka laukan secara tertib dan rahasia. Hingga pasukan bedulu

tidak sadar sama sekali telah terkurung rapat dan tak ada jalan lolos

lagi. Sebab dalam usaha mengurung ini, Arya Umbaran

menggunakan baris pendam pula. Dalam keadaan seperti sekarang

ini, walaupn pasukan bedulu berjumlah memadai tidak akan urung

ditumpas habis. Sebab pasukan yang sudah terkurung hebat itu akan

menjadi bingung dan kacau.

Sementara itu uyang berkelahi masing-masing terus berlangsung

sengit. Senjata masing-masing menyambar dahsyat, akan tetapi pas

ti bahwa makin lama kegagahan Kebo Waruga makin berkurang.

Walaupun usia Empu Kepakisan sudah bau tanah kuburan namuk

kekek tua kerempeng kurus kering itu tandangnya tidak banyak

berkurang. Semakin lama berkelahi, gerakannya menjadi semakin

mantap dan meyakinkan. Pedangnya yang tunggal itu selalu dapat

membentengi tubuhnya dan setiap mendapat kesempatan selalu

membalas dengan cepat.

Diam-diam Kebo Waruga mengeluh. Meskipun tidak menduga


Wiro Sableng 134 Nyawa Kedua Pendekar Pedang Matahari 3 Iblis Bukit Gajahmada Rebirth Cinta Dua Dunia Karya

Cari Blog Ini