Ceritasilat Novel Online

Keris Pusaka Kyai Lobar 5

Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 5

bahwa kakek yang kurus kering itu bukan lawan sembarangn.

Sekarang ia menjadi sadar bahwa tadi telah terpengaruh oleh

kemarahannya yang memenuhi rongga dada. Dan akibatnya tadi

kurang dapat menguasai diri. Tetapi sesadarannya itu telah

terlambat. Ia sekarang sudah terdesak begitu dan sambaran pedang

kakek tua renta itu hebat sekali. Ia berusaha menerobos benteng

pedang itu dan berusaha pula mencari kesempatan untuk membalas.

Akan tetapi sungguh celaka. Kesempatan yang diharapkan tidak

juga kunjung tiba. Makin lama desakan Empu Kepakisan malah

tambah hebat dan berbahaya.

Sekalipun demikian, Kebo Waruga adalah panglima bedulu yang

terkenal sakti manderaguna. Dalam terdesak ia tidak menjadi

gugup. Ia menenangkan diri dan sepasang pedangnya itu terus

melindungi tubuhnya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 219

Ketangguhan Kebo Waruga ini, diam-diam mengagumkan Empu

Kepakisan juga. Ia telah mengerahkan semua kepandaiannya.

Namun ternyata telah puluhan jurus berlangsung, pedangnya belum

juga berhasil menyebtuh tubuh lawan. Pertahanannya rapat sekali

dan tidak mengherankan pula kalau mendapat kepercayaan menjadi

panglima kerajaan bedulu.

Tanpa terasa matahari sudah berada di bagian barat bumi. Hari

sudah sore. Namun dua orang panglima ini masih tetap berkelahi

sengit sekali, seakan mereka itu merupakan manusia jejadian yang

tidak kenal lelah. Padahal mereka yang menontonpun merasa lelah

,lapar dan haus terbakar oleh sinar matahari, akan tetapi ditengah

medan perang seperti ini, semua prajurit hanya dapat melolong

mengurangi rasa hausnya dari air yang dibawanya. Mereka tidak

juga mendapat kesempatan untuk makan maupun duduk mengaso.

Yang mereka harapkan sekarang ini, agar segera matahari beradu.

Dengan demikian perang tertunda semalam dan baru esok pagi

mulai lagi. Sama sekali tidak disadari oleh pasukan bali ini merekia

sudah ?kinepung wakul binaya mangap? (terkapung rapat sekali dan

dalam bahaya). Pasukan majapahit yang sudah berhasil mengepung

lawan rapat sekali itu, manakah mungkin mau mengerti> walaupn

matahari telah silam, pasukan majapahit itu tak akan memberi

kesempatan kepada lawan mengundurkan diri. Pendeknya hari ini

pasukan bedulu itu sudah dalam bahaya dan tinggal menunggu

waktu saja.

Kebo Waruga mengeluh ketika makin lama berkelahi, lawannya

yang sudah tua renta kurus kering dan pikun itu tidak menjadi

lemah, akan tetapi malah bertambah semangatnya. Bagaimanapun

pada benturan tenaga pertama tadi, dirinya sudah merasa rugi dan

luka didalam. Walaupun luka itu tidak berat, namun nafas dan

dadanya menjadi semakin sesak, gerakannya terpengaruh. DanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 220

setelah hampir sehari berkelahi, dadanya itu tambah sesak dan sulit

bernafas, ia menyesal sekali mengapa tadi ia memaksa diri.

Pada saat yang menyusul, sebagai akibat dari dadanya yang

sesak, gerakannya sedikit lambat. Ketika pedang Empu Kepakisan

masuk menyelonong kedalam benteng pedangnya, ia bermaksud

menggencet pedang itu dngan sepasang pedangnya, akan tetapi

usahanya gagal dan ia berteriak tertahan, karena bawah dadanya

terasa perih dana terluka. Ternyata dengan gerakannya yang tidak

terduga-duga, Empu Kepakisan sudah menarik pedangnya, arahnya

menikam dan menikam bawah dadanya.

Darah segera mengucur deras dari lukanya, membasahi pakaian

dan tubuhnya bagian bawh. Para prajurit bedulu kaget menyaksikan

panglimanya terluka itu. kalau tadi mereka selalu berbesar hati

bahwa panglima mereka akan menang, sekarang mereka menjadi

gelisah. Mereka menjadi amat khawatir. Apa yang akan terjadi

kalau Kebo Waruga roboh di tangan kakek tua renta kurus

krempeng yang sudah bau tanah itu. sebaliknya melihat panglima

lawan terluka itu, pasukan majapahit berbesar hati. mereka sudah

dpat memastikan bahwa Empu Kepakisanlah akhirnya yang akan

keluar sebagai pemenang.

Ternyata harapan orang-orang majapahit memang bukan harapan

kosong. Beberapa jurus kemudian terdengarlah benturan senjata

yang nyaring. Belum juga lenyap benturan itu, terdengar pekik

nyaring Kebo Waruga, yang disusul oleh tubuhnya yang tinggi

besar itu roboh di atas tanah. Begitu tubuhnya roboh, segera

menyusul suara yang mengagetkan semua orang.

?Cap! Cap!? apakah yang terjadi? Ternyata ketika roboh itu,

Kebo Waruga belum mati. Namun demikian ia telah menderita luka

yang parah dan tidak mungkin meneruskan perlawanannya lagi. Ia

sudah terluka dibawah dadanya dan ditambah pula terluka dipundakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 221

kanan, sehingga tulang pundaknya patah. Darah mengucur deras

dari kedua luka itu, sehingga pengaruhnya membuat tenaganya

banyak berkurang. Namun demikian tadi ia malu mengakhiri

perkelahian. Ia masih mengadakan perlawanan sekalipun tangannya

hampir tidak dapat digerakkan lagi.

Tiba-tiba pedang Empu Kepakisan kembali melukai pundaknya

yang kiri. Saking kaget, Kebo Waruga berteriak nyaring dan roboh.

Akan tetapi dirinya adalah seorang panglima. Dan diapun sadar,

sekalipun belum mati, tetapi sudah tidak dapat melawan lagi.

Sebagai panglima, tentu saja malu jika tertawan musuh. maka

daripada tertawan musuh dalam keadaan terluka parah, ia

mengerahkan sisa-sisa tenaganya dan dua batang pedang itu

sekarang telah menancap di dadanya.

Gempar pasukan bedulu melihat panglimanya telah roboh dan

tak bernyawa itu. sebagian segera membuang senjatanya, bertekuk

lutut dan menyerah. Akan tetapi tidak sedikit pula yang berusaha

melawn dan ada pula yang melarikan diri. Namun apakah arti dari

perlawanan mereka yang sedikit dan tanpa panglima itu? mereka

hanya mengantarkan nyawa terbunuh konyol oleh prajurit

majapahit. Demikian pula mereka yang berusaha melarikan diri,

merekapun roboh malang melintang dan tumpang tindih, sebab

mereka segera disambuti oleh pasukan Arya Umbaran yang berbaris

pendam, mengurung secara ketat dan orang-orang yang lari maupun

menyerang tidak urung mati, maka sisa pasukan bedulu itu

kemudian menyerah. Mereka diterima dengan senang hati oleh

Empu Kepakisan.

Ketika itu wktu sudah sore dan matahari sudah rendah di bagian

barat. Tidak lama lagi senja akan tiba. Akan tetapi Empu Kepakisan

kagum kepada panglima bedulu Kebo Waruga itu yang gagah

perwira. Maka ia memerintahkan orang merawat jenazah KeboKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 222

Waruga sebagai kehormatan. Empu Kepakisan bermaksud akan

menyerahkan jenazah Kebo Waruga kepada keluarganya apabila

memperoleh kesempatan.

Dengan robohnya panglima Kebo Waruga dan menyerahnya

sisa-sisa pasukan bedulu, berarti kekuatan bedulu sudah hampir

tumpas. Bedulu sudah ringkih! Berbareng itu, ia mempunya harapan

pula bahwa usaha panglima nala yang langsung memukul kraton

bedulu bakal berhasil. Apabila harapan ini terjadi, raja Pasung Rigih

dapat dikalahkan, berarti patahlah perlawanan bali bagian selatan

ini.

Empu Kepakisan merasa tak tega dengan mereka yang terluka

maupun yang sudah tidak bernyawa. Sebagai rasa syukur hari ini

berhasil, maka kepada para panglima muda, Empu Kepakisan

segera memerintahkan agar mengerahkan para prajurit,

mengumpulkan semua jenazah, baik yang gugur pada hari itu

maupun hari-hari sebelumnya. Kemudian semua jenazah itu agar

disempurnakan pada hari itu dengan pembakaran.

Disamping mengumpulkan yang terluka maupun yang mati itu,

Empu Kepakisan segera juga mengutus dua orang prajurit berkuda.

Mereka diperintahkan menghubungi panglima nala sambil memberi

kabar kemenangannya dan tewasnya panglima Kebo Waruga.

Sebaliknya utusan itu meminta kabar tentang hasil usaha panglima

nala dan pasukannya yang menggemppur kraton bedulu.

Bagaimanakah yang terjadi di dekat-dekat kraton bedulu itu?

perlawanan pasukan bedulu yang dipimpin oleh raja Pasung Rigih

ini tidak sehebat pasukan yang dibawah panglima kebo wwaruga,

bukan karena pasukan itu kurang gagah berani. Tetapi akibat

pasukan bedulu ini tinggal sedikit saja jumlahnya. Kira-kira hanya

seribu orang saja jumlahnya. Hal itu tidak mengherankan karena

raja Pasung Giri tidak pernah mengira pasukan majapahit akanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 223

dibagi dan sebagian menyerang keraton, maka hampir semua

kekuatan dikerahkan dibawah pimpinan Kebo Waruga. Sebab sama

sekali tidak diduganya bahwa rahasianya sudah bocor dan diketahui

oleh musuh.maka ketika mulai perang cmpuh, pasukan majapahit

itu segera menggunakan siasat mengurung. Dalam waktu singkat

sudah banyak pasukan bedulu yang roboh tewas.

Raja Pasung Rigih sendiri memperoleh tanding berkelahi

seorang-lawan seorang dengan panglima nala. Perkelahian

berlangsung amat sengit. Ternyata raja Pasung Rigih bukan seorang

lemah. Dewi Nala yang ketika itu menonton dari dekat, diam-diam

kagum juga melihat ketangguhan raja Pasung Rigih. Akan tetapi

ketika golok raja Pasung Rigih berbenturan dengan pedang wesi

kuning ditangan panglima nala, golok itu segera patah menjadi dua

potong.

Dengan gerakan yang tangkas, raja Pasung Rigih sudah

menyambar pedang prajuritnya kemudian melawan lagi. Akan

tetapi setiap benturan pedang itu telah patah lagi. Ternayata raja

Pasung Rigih seorang yang menguasai berbagai macam senjata.

Dengan golok bisa menggunakan, mendapat tombak gerakannya

tidak kaku memperoleh pedang iapun bisa menggunakan.

Kepandaiannya dan semangatnya yang terus berkobar-kobar itu

membuat panglima nala kagum. Lebih lagi ia ingat akan pesan

gajah mada bahwa raja pasung rigih tidak boleh dibunuh. Sedapat

mungkin bisa ditangkap atau dikalahkan tanpa terluka. Maka

panglima nala sengaja meruntuhkan semangat raja Pasung Rigih itu

dengan merusakkan senjatanya. Sudah lebih sepuluh kali raja

pasung Rigih senjatanya patah dan ganti yang baru. Namun tetap

saja melawan dengan gagah.

Akan tetapi disaat raja Pasung Rigih melawan dengan penuh

semangat tidak kenal menyerah ini, mendadak ia kaget. Ia

mendengar sorak sorai prajurit majapahit bahwa semua prajuritKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 224

bedulu dibawah pimpinan Kebo Waruga telah menyerah dan kraton

bedulu sudah diduduki. Mendengar ini, mendadak saja semangat

raja pasung rigih runtuh. Ia menjadi lemas dan tidak bertenaga lagi.

Ia melemparkan senjatanya dan kemudian menyerah kepada

panglima nala.

Apakah yang terjadi sebenarnya? Benarkah kraton bedulu sudah

berhasil diduduki? Kenyataannya belum. Raja pasung rigih telah

tertipu oleh siasat Dewi Nala. Akan tetapi disamping menggunakan

siasat tipu daya, gadis ini mempunyai maksud baik untuk pasung

rigih sendiri. Ketika melihat raja pasung rigih itu dengan

semangatnya yang berkobar-kobar terus melawan secara gigih

kepada ayahnya, gadis ini diam-diam merasa khawatir kalau

ayahnya menjadi penasaran. Apabila sampai penasaran, ia menjadi

khawatir kalau ayahnya lupa dengan pesan gajah mada yang tidak

boleh membunuh pasung rigih. Maka gadis ini segera mencari

smara dahana. Ia minta agar semara dahana memerintahkan

pasukannya supaya melawan sambil bersorak sorai, bahwa pasukan

bedulu dibawah Kebo Waruga telah menyerah dan keraton telah

diduduki.

Ternyata dugaan Dewi Nala ini benar adanya. Mendengar itu,

semangat raja pasung Rigih runtuh dan menyerah. Akan tetapi

diluar dugaan Dewi Nala bahwa sesungguhnya pasukan dibawah

pimpinan Kebo Waruga benar-benar telah menyerah bahkan Kebo

Waruga sendiri telah tewas.

Setelaj raja Pasung Rigih menyerah, maka pasukan bedulu

itupun segera pula menyerah. Disaat mereka sibuk mengatur

penyerahan dan mengumpulkan mereka yang terluka dan tewas ini,

datanglah utusan Empu Kepakisan yang membawa kabar bahwa

panglima Kebo Waruga telah gugur dan pasukan bedulu telah

menyerah.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 225

Mendengar kabar tewasnya Kebo Waruga ini, mendadak saja

wajah Pasung Rigih pucat. Tubuhnya menggigil. Jika tidak malu,

raja ini mungkin sudah menangis sesambat. Ia terharu dan menyesal

sekali bahwa Kebo Waruga telah mengorbankan nyawanya demi

membela bedulu dan Bali. Sebaliknya dirinya sebagai raja malah

menyerah kepada musuh. ia merasa malu. Hampir saja ia

memutuskan untuk membunu diri. Namun sebelum maksud ini

dilaksanakan, kesadarannya datang bahwa membunuh diri itu

dengan alasan apaun tidak benar. Hyang Widhi Waca takkan

bersedia memberi ampun.

Menyerahnya raja Pasung Rigih ini merobah keadaan Bali

Selatan. Kalau semula merupakan ajang perang yang menimbulkan

banyak korban, sekarang peperangan berhenti. Seseorang degera

dikirim untuk memberi laporan kepada gajah mada. Ternyata

kemudian penyerahan raja Pasung Rigih ini diterima baik oleh

gajah mada.

Begitulah perang yang mengorbankan ribuan nyawa dan harta

benda akibat ego diri dan haus akan kekuasaan, yang selalu ingin

berkuasa diatas kekuasaan orang / negara lain. Dengan tanpa merasa

berdosa, mereka-mereka yang telah membunuhi ribuan bahkan

jutaan orang lain itu menganggap dirinya sebagai pahlawan. Sangat

menyedihkan memang.

Sedikit catatan tentang penaklukan keranaan Bedulu. Perlu

dikemukanan bahwa diantara sumber yang dipergunakan oleh Widi

Widayat, ada perbedaan menurut Muhamad Yamin dalam bukanya

Gajah Mada (Balai Pustaka 1953). Penaklukan Bali tersebut

didalam Bab VII halaman 38, disebutkan terjadinya pada jaman

Jayanegara (Kalagemet) yang menjadi raja 1309 ? 1328.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 226

Sebaliknya menurut Dr. Slamer Muljono dalam buku ?Menuju

Puncak Kemegahan? tahun ditaklukkannya Bali itu jelas pada tahun

1265 (1343 masehi). Jadi, jelas bukan masa Jayanegara, akan tetapi

pada masa Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani (1328?1350)

dan waktu itu Gajah Mada telah diangkat sebagai mahapatih (patih

mangkubumi majapahit).

Demikianlah penyerahan raja Pasung Rigih diterima oleh gajah

mada dan diberi ampun. Dikemudian hari, raja Pasung Rigih ini,

oleh gajah mada diangkat menjadi panglima perang supaya pergi ke

pulau sumbawa, menaklukkan raja Dedela Nata. Akan tetapi dalam

perang itu, Pasung Rigih dan Dedala Nata mati sampyuh (mati

bersma-sama)

Akan tetapi, sudah menyerahkan seluruh Bali? Belum! Penduduk

Bali yang bernama Bali Aga masih tetap mengadkan perlawanan.

Untuk menenteramkan bali dan menaklukkan Bali, kemudian gajah

mada menyerhkan tugas itu kepada Empu Kepakisan. Untuk

menguatkan hati orang tua ini, maka oleh Gajah Mada diserahkan

keris pusaka Kyai Lobar. Adapun gajah mada sendiri bersama arya

damar, panglima nala dan utusan raja yang bernama Kuda Pengasih

segera pulang ke Majapahit. Bukan untuk mengaso akan tetapi

menghadapi tugas lain.

****

Kita tinggalkan dahulu Empu Kepakisan maupun yang lain.

Marilah kita sekarang menjenguk perjalanan Yoga Soka bersama

Nyoman Samekta yang menuju ke tempat bekas panglima Mongolia

Auwyang I Hsing alias Wayan Kitir. Mereka berjalan cepat. Dalam

perjalanan ini, mereka tidak banyak bicara. Dalam perjalananKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 227

Nyoman Samekta selalu sibuk mencari siasat untuk mencelakakan

pemuda liar Yoga Soka ini. tetapi bagaimanapun tidak mungkin

bisa terjadi sebelum tiba di rumah Wayan Kitir dan minta bantuan

bekas perwira Mongolia itu.

Sebaliknya, pemuda sakti manderaguna yang tidak tedas tapak

peluning pande sisaning gurenda ini, tidak pernah meras khawatir

sedikitpun akan bahaya yang mengancam setiap waktu. Apa yang

harus ditakuti? Dirinya seorang pemuda yang tidak mempan senjata.

Siapakah yang dapat mencelakakan dirinya? Ia bukan seorang tolol.

Ia tahu belaka maksud Nyoman Samekta yang mengajak dirinya

pergi ke rumah perempuan cantik yang disebut-sebut tadi. Apabila

dirinya dibawa kesana, kemungkinan dirinya akan dikreoyok.

Ketika pagi tiba, sampailah mereka di tepi danau Buyan. Pada

danau itu sudah tampak pula beberapa orang laki-laki dan

perempuan yang mandi maupun mencuci pakaian. Diantara

perempuan yang ada di danau itu, terdapat pula yang cantik dan

menarik. Dan mereka yang mandipun tidak merasa malu sekalipun

mandi bersama dalam danau terbuka dan dalam keadaan telanjang

bulat. Agaknya mereka ini memang sudah biasa dengan keadaan itu,

sehingga apa yang tampak dan terlihat, tidak menimbulkan

pengaruh apa-apa. Memang demikianlah yang biasa terjadi di

dusun-dusun. Merupakan kebiasaan baik mandi di sungai maupun

di danau, campur-campur dengan laki-laki dan perempuan, tanpa

mengenakan pakaian selembarpun. Hingga hal itu tidak

menimbulkan keanehan.

Dua orang muda ini dengan cepat sudah masuk ke dalam danau.

Daerah ini subur, sawah dan ladang penuh tanaman yang menghijau

subur, menarik dan menyedapkan pemandangan mata. Tak lama

kemudian, masuklah mereka ke dalam sebuah pekarangan yang

cukup luas. Pada pekarangan itu penuh dengan tanaman yang

menghasilkan, diatur sedemikian rapi dan sedap dipandang mata.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 228

Dua orang ini melangkah di jalan yang deberi alas batu gunung

yang ditata. Langsung menuju rumah kediaman yang dibangun

dengan cukup luas. Ketika itu, diteengah-tengah tanaman jagung

tampak dua orang pemuda yang asyik bekerja mencangkul tanah

sekitar tanaman itu. melihat munculmua dua orang muda yang

belum dikenal itu, dua orang muda ini tampak heran dan curiga.

Tiba-tiba saja mereka meninggalkan cangkul itu, kemudian dengan

gerakan yang gesit langsung menuju ke belakang. Agakny dua oang

muda itu ingin melaporkan kedatangan dua orang tamu itu kepada

gurunya.

Dua orang muda itu memang murid-murid Wayan Kitir. Bekas

perwira mongolia yang menetap di Bali dan kawin dengan seorang

perempuan bali ini. mempunyai empat orang anak disamping

mempunyai pula beberapa orang murid. Anaknya itu, yang tiga

orang laki-laki dan yang bungsu perempuan. Wayan Kitir dengan

iseteri, anak-anaknya maupun semua murid hidup tenang dan rumah

itu penuh kedamaian. Hal ini bukan saja kaena Wayan Kitir pandai

mendidik, tetapi karena juga baik anak maupun para murid itu

memang setia.

Wayan Kitir yang merasa hidup di tanah orang itu memang

pandai sekali menyesuaikan diri. Ia merupakan seorang yang ramah

dan ringan tangan, menolong semua orang. Apabila sudah merasa

benar, ia pantang mundur dan tidak pernah takut berhadapan dengan

bahaya. Sering juga ia membela orang yang lemah dari tindasan dan

perlakuan sewenang-wenang dari para orang kaya yang jahat.

Berkat kepandaiannya menyesuaikan diri, mengabdikan diri kepada

pihak yang perlu dibela dan pengaruh dari kesaktiannya pula, ia

menjadi seorang yang namanya terkenal dan dihormati orang. Maka

walaupun dirinya di Bali ini hanya kawin dengan gadis keturunan

kasta Waisya, akan tetapi baik orang-orang kasta Brahmana, Ksatria

tidak berani menghina dan merendahkan. Mereka menghargai jasa-Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 229

jasa Wayan Kitir yang berhasil menenteramkan wilayah sekitarnya,

maupun keberaniannya menentang para hartawan jahat. Sehingga

raja Pasung Giri maupun panglima Kebo Rigih itupun segan.

Kepercayaan orang kepada Wayan Kitir ini menyebabkan

banyak orang yang mempunyai anak laki-laki menyerahkan

anaknya kepada Wayan Kitir untuk memperoleh pendidikan dalam

olah kanuragan maupun ilmu kepandaian lainnya. Namun sudah

tentu tidak semua pemuda maupun gadis dapat diterima sebagai

muridnya. Setiap calon murid harus melalui ujian untuk dapat

menetukan bakat maupun kecerdasannya berpikir. Dan

sesungguhnya mereka yang tidak lulus dalam ujuan ini tidak dapat

diterima menjadi murid. Akan tetapi kalau ditolak begitu saja, orang

tua mereka bisa salah paham dan penasaran. Maka digunakanlah

cara yang bijaksana. Calon-calon mudir diserahkan pendidikannya

kepada murid-murid terpercaya. Setiap tahun diselenggarakan

semacam ujian ketangkasan. Mereka yang lolos disisihkan. Mereka

ini kemudian baru ditangani oleh Wayan Kitir untuk diberi

pendidikan lebih teliti. Dengan cara yang bijaksana seperti ini maka
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wayan Kitir bisa menghindarkan diri dari cela dan kurang puas dari

para orang tua pemuda-pemudi itu.

Dua orang pemuda yang menyelinap ke belakang itu tergopoh

memberi laporan kepada Wayan Kitir. Orang tua ini tersenyum dan

memerintahkan kepada dua orang murid itu supaya mempersilakan

tetamunyamasuk ke ruang tamu dan menunggu sebentar.

Wayan Kitir ini telah berusia sekitar tujuh puluh tahun. Namun

demikian ia masih nampak kuat, tidak bongkok dan sekalipun

kumis dan jenggotnya sudah putih semua, namun kulitnya masih

nampak segar dan hampur tidak nampak kerutannya. Wajahnya

selalu nampak berseri dan ramah. Akan tetapi sepasng matanya

berkilat-kilat tajam dan berpengaruh sehingga membuat orang yang

bertatap pandang akan tercekat.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 230

Ketika itu, ketiga anak-laki-laki Wayan Kitir memang tidak

tampak di rumah. Tiga orang anak laki-lakinya itu sejak pagi pergi

ke ladang bersama-sama beberapa orang murid ayahnya. Mereka itu

adalah Wayan Semangkin, Made Kulawu, Nyoman Sawiji. Mereka

merupakan tiga orang putera yang rajin dan penurut disamping amat

menghormati dan berbakti kepada orang-orang tuanya. Maka

setelah ayahnya itu menjadi semakin tua, tiga anak lakip-laki inilah

yang mengantikan pekerjaan orang tuanya.

Demikianlah, Nyoman Samekta sudah dipersilakan masuk.

Nyoman Samekta segera mengajak Yoga Soka masuk ke dalam.

Akan tetapi Yoga Soka tidak mau dan menjawab ketus.

?Huh, aku tidak sudi masuk.lekaslah bawa kemari perempuan

cantik itu. hayo jangan engkau berusaha mengulur waktu. Apa

engkau memang ingin aku hajar babak belur? He he heh sekalipin

engkau mencari bantuan orang, apakah sangkamu aku takut??

Mendengar jawaban ini, bukan main kagetnya dua orang murid

Wayan Kitir itu. dua orang murid ini judteru telah mengenal

Nyoman Samekta karena Nyomang Samekta telah beberapa kali

datang ke rumah ini. mereka mengamati Nyoman Samekta dengan

pandang mata bertanya-tanya. Dan dua orang murid Wayan Kitir ini

menjadi keget melihat perobahan wajah Nyoman Samekta yang lain

dari biasanya.

Orang yang usianya masih muda, cepat gampang tersinggung

oleh keadaan dan ucapan orang. Dan tiba-tiba saja dua orang muda

ini menduga bahwa perempuan cantik yang dimaksud itu adalah

tentulah Ketut Menur. Sungguh besar nyali pemuda ini yang berani

bermain-main di sarang harimau.

Dua orang ini menghormati kepada guru maupun putera

puterinya. Tentu saja mereka tidak rela apabila ada orang datang keKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 231

rumah ini bersikap tak tahu aturan seperti pemuda ini. bentak salah

seorang pemuda ini,

?Hai, siapakah engkau ini sebenarnya? Kami menerima

kedatanganmu baik-baik dan hormat, mengingat kepada tuan

panglima muda Nyoman Samekta yang kami hormati. Tetapi

kenapa engkau tidak bersedia masuk, malah sekarang menanyakan

soal perempuan? Huh, siapakah yang engkau maksudkan?!?

Yoga Soka terkekeh. ?He heh heh, aku datang kemari karena

Samekta menjanjikan seorang gadis cantik. Hayo, engkau tentu tahu

gadis cantik yang dimaksud itu. lekas bawa dia keluar. Aku tidak

mempunyai banyak waktu lagi!?

Seperti meledak dada dua orang murid Wayan Kitir itu

mendengar jawaban ini. Bentak murid yang lain nyaring, ?Bangsat!

Engkau berani membuka mulut sembarangan di sini. Lekas minggat

dari sini atakah tidak?!?

Tetapi Yoga Soka malah menantang. ?Jika aku tidak mau,

engkau mau apa??

?Kupukul kepalamu!? sambil berkata, pemuda itu sudah

melompat dan melancarkan pukulannya yang cukup keras.

?Plak!? sengaja Yoga Soka tak mau menghindar dan menerima

pukulan itu. akan tetapi Yoga Soka tetap tegak berdiri seperti batu

karang. Sebaliknya pemuda itu malah terhuyung mundur dan

meringis. Ia merasakan jari-jari tangannya seperti remuk dan sakit

sekali.

?Ha ha ha,? Yoga Soka bergelak-gelak. Kemudian ia

mengancam. ?Heh, jika kamu tidak lekas membawa gadis cantik itu

keluar, jangan salahkan aku menurunkan tangan kejam!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 232

Ketika itu Nyoman Samekta berbesar hati, setelah berada di

rumah Wayan Kitir. Dan ia menjadi percaya bahwa dengan bantuan

Wayan Kitir, anak-anaknya dan murid-muridnya akan sanggup

mengalahkan pemuda ini. maka seelah memberi isyarat kepada dua

orang murid Wayan Kitir itu, ia sudah mengambil senjaa yang

tergantung dibelakang punggung. Senjatanya itu yang berwujud

penggada berduri baja. Orang yang terkena sambaran penggada ini,

kalau tidak temuk, sedikitnya akan menderita luka berat.

?Mampuslah!? teriaknya sambil menghantam dengan

penggadanya.

?Wut ..!? hantaman itu luput, karena Yoga Soka sudah

menghidar ke samping. Dua orang murid Wayan Kitir itupun sudah

mencabut senjatanya pula, kemudian mereka mengurung Yoga

Soka.

?Heh heh heh, bagus!? kata oga Soka melihat ketiga orang tu

sudah bersenjata semua. Karena kamu membandel, terpaksa aku

menggunakan kekerasn.?

Ketika itu pedang salah satu murid Wayan Kitir telah

menyambar datang. Akan tetapi Yoga Soka yang tidak mempan

senjata itu tidak bergerak dari tempatnya. Pedang itu ditangkap

dengan tangan kiri. Sedang penggada Nyoman Samekta yang

menyambar dari arah kanan, segera pula ditangkap dengan tangn

kanan. Adapun pedang murid Wayan Kitir yang lain dibiarkan

membabat lehet.

?Crakk! Aughhh !? tetapi yang mengeluh itu malah pemilik

pedang sambil terhuyung ke belakang.

Ketika itu, baik Nyoman Samekta maupun murid-murid Wayan

Kitir sedang berusaha mempertahankan senjatanya. Mereka

mengerahkan tenaga dan menarik, akan tetapi Yoga Soka bergerakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 233

kekiri sedang tangak kiri menatik kekanan. Dua orang lawannya

tertarik dan segera disusul dengan teriakan kesakitan.

?Aduh, aduh !? teriakan yang saling susul itu, dari Nyoan

samekta dan murid Wayan Kitir itu sudah menyelonong dan

menikamkan ke perut nyoman samekta. Sebaliknya penggada

Nyoman Samekta menyodok kersas ke dada murid Wayan Kitir itu.

Untung juga bahwa dua orang muda itu cukup tangkas. Begitu

terhuyung kedepan, mereka menggunakan tangan kiri untuk

menangkis senjata itu. Akan tetapi, sekalipun demikian, tidak urung

tangan murid Wayan Kitir terluka oleh duri penggada, sedang

Nyopman Samekta terluka pula oleh pedang.

Ketika itu pedang yang lain menyambar dari belakang. Yoga

Soka melepaskan dua batang senjata itu, kemudian membalikkan

tubuh. Ketika pedang itu meluncur ke ddanya, ia menjepit batang

pedang tersebut menggunakan jari tangannya, berbareng kakinya

sudah bergerak ke depan.

?Buk! Aduhhh .. !? pemuda itu terpental ke belakang sambil

mengaduh kesakitan ketika tendangan Yoga Soka tepat mengenai

perut.

Namun pemuda itu tidak roboh, dan hanya meringis kesakitan,

karena perutnya sakit sekali. Kemudian bersama Nyoman Samekta

dan yang lain, sudah menerjang lagi. Akan tetapi Yoga Soka tidak

menghindarkan diri. Dan tangannya kembali menyambar untuk

menangkap senjata lawn. Sedetik kemudian segera terdengar jerit

ngeri yang saling susul. Sebab tiga orang itu telah terluka oleh

senjata masing-masing yang berhasil direbut Yoga Soka lalu senjata

makan tuan.

Hampir berbareng dengan jerit ngeri saling susul dari tiga orang

muda ini, munculah Wayan Kitir. Kakek ini kaget sekali. DanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 234

sepasang matanya itu mendelik, bentaknya, ?Hai siapa kau

mengacau di rumah orang??

Yoga Soka membalikkan tubuh dan mengamati. Ia tertawa ketika

melihat seorang kakek berjanggut dan berkumis, akan tetapi

kepalanya gundul plontos. ?Heh heh heh, kau kakek! Lekas kau

berikan perempuanitu padaku!?

Sepasang mata Wayan Kitir yang tua itu membelalak sesaat,

tampak heran mendengar ucapan pemuda yang belum dikenalnya

ini. akan tetapi ia seorang kakek yang jujur, maka ia menjawb.

?Apa? Perempuan?, maksudmu anakku Ketut Menur??

?Huh, aku tidak peduli perempuan itu anakmu atau tidak. Aku

datang kesini karena Nyoman Samekta ini menjanjikan perempuan

cantik, hayo lekas kau bawa keluar atau atau tidak? Jika tidak,

rumah ini akan aku obrak-abrik.?

Telinga Wayan Kitir menjadi merah mendengar ucapan pemuda

ini yang kelewwat sombong. Namun demikian ia masih kuasa

menahan sabar. Sebagai orang tua yang namanya harum, tentu saja

merasa malu harus melayani seorang pemuda ingusan ini. ia

mengamati Nyoman Samekta, dan ketika ia bangkit dan duduk

diatas tanah, mulutnya meringis menahan sakit karena tulang

pundaknya remuk oleh penggadanya sendiri. Akan tetapi karena

khawatir dipersalahkan tuan rumah dan takut pula dianggap

menimbulkan gara-gara, panglima muda ini sudah berkata.

?Paman Kitir! Jangan mempercayai omongannya. Yang benar

bukannya aku menjanjikan, akan tetapi karena dipaksa, seorang diri

aku tak mampu melawan dia. Maka ..?

?Tak usah banyak mulut. Mampuslah !? potong Yoga Soka

sambil melompat untuk menendang Nyoman Samekta.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 235

?Tahan!? teriak Wayan Kitir yang kaget dan khawtir. Kemudian

tubuh tua itu melesat seperti kilat menangkis tendangan Yoga Soka.

?Plak .. ! Ahhh ..!? dua-duanya terhuyung mundur. Akan

tetapi tanpa sesadarnya Wayan Kitir sudah nerteriak tertahan karena

kaget. Hampir kakek tua ini tidak percaya pada pandang matanya

sendiri, melihat pemuda yang belum ia kenal itu tidak menderita

apapun akibat tangkisannya.

Tadi ia memang tidak percaya mendengat keterangan panglima
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

muda Nyoman Samekta itu yang mengakui terus terang tidak

sanggup melawan seorang diri. Sebabnya kurang percaya karena

Wayan kitir telah tahu bahwa panglima Muda Nyoman Samekta ini

disamping bertenaga raksasa juga berilmu tinggi. Akan tetapi

setelah dirinya merasakan, kakek ini menjadi kaget dan percaya

keterangan Nyoman Samekta. Sebagi orang kawakan dan luas

pengalaman, tentu saja ia dapat menduga bahwa pemuda ini tidak

mempan oleh pukulan.

Wayan Kitir mengamati Yoga Soka penuh perhatian disamping

berusaha menaksir. Usianya masih amat muda, tetapi mengapa

tubuhnya bisa kebal? Dan ketika ia mengamati dua orang muridnya

yang roboh di tanah dan merintih-rintih itu, mendadak saja hati

kakek ini tersinggung dan marah. Tetapi sekalipun amat marah, ia

masih mencoba menguasai diri dan bertanya. ?Hai bocah, terangkan

siapa namamu dan siapa pula gurumu?!?

Pertanyaan ini lumrah diajukan oleh seorang yang lebih tua

tingkatannya. Dan hal ini untuk mencegah kesalah-pahaman dengan

guru orang.

Akan tetapi Yoga Soka seorang yang tidak mengenal takut

kepada siapapun setelah meras dirinya tidak mempan senjata dan

sakti mandraguna. Atas pertanyaan orang yang baik-baik ini ia

terkekeh dan kemudian jawabnya ketus. ?Huh tidak perlu banyakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 236

mulut. Katakan terus terang, dimanakah anakmu itu sekarang?

Hayo, engkau berikan apa tidak??

?Hemm,? Wayan Kitir mendengus. ?Secara soan sebagai tuan

rumah aku menanyakan nama dan asal-usulmu. Akan tetapi jawbmu

malah menyakitkan hati. hemm, aku Wayan Kitir, selama hidup

belum pernah dihina orang. Akan tetapi sekalipun demikian aku

masih bersedia mengampuni kekurang-ajaranmu ini apabila engkau

segera enyah dari tempat ini!?

?Heh heh heh, siapa sudi? Lekas serahkan dahulu anakmu yang

cantik itu, baru aku mau pergi dan mengampuni engkau orang tua.

Akan tetapi, hmm jika engkau rewel, jangan salahkan aku jika

menurnkan tangan maut!?

Jawaban ini membuat dada Waan Kitir seakan mau meledak.

Mata yang tua itu tiba-tiba saja seperti menyalakan api. Dan giginya

gemeretuk, bentaknya, ?Hai orang muda! Aku telah berusaha

menyabarkan diri dan bermaksud baik, tetapi ternyata tidak engkau

imbangi. Apabila kau tetap membandel dan mengacau disini,

terpaksa aku menggunakan tulang-tulang yang sudah keropos ini

untuk melayani kau bermain-main!?

?Apa?? harsik Yoga Soka. ?siapa yang main-main? Aku tidak

main-main, tetapi sungguh-sungguh. Lekas serahkan anak

perempuanmu itu. dan aku akan pergi tanpa mengganggu selembar

rambutmu!?

?Pemuda Iblis!? teriak Wayan Kitir yang sudah tidak kuasa

untuk mengendalikan kemarahannya lagi. ?Wayan Kitir tidak

pernah menghina seorang muda. Akan tetapi karena engkau yang

muda sudah memulai dan menghina aku si orang tua, maka terpaks

aku menggunakan kekerasan untuk mengusirmu agar matamu

terbuka dan kau sadar bahwa sekalipun tua aku tidak selemah yang

kau duga.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 237

?Majulah! Siapa takut?? tantang Yoga Soka sambil berdiri tegak

dan dada membusung.

Melihat sikap Yoga Soka yang makin lama semakin pongah dan

sombong itu, Wayan Kitir tidak mau sungkan-sungkan lagi. Sebagai

tuan rumah dan lebih tua, seharusnya ia memang perlu mengalah,

memberi kesempatan lawn menyerang lebih dahulu. Akan tetapi

karena sadar bahwa pemuda itu tak mempan oleh pukulan, maka

untuk bisa memperoleh kemenangan dan mengusir haruslah

mendahului.

?Sring ..!? tiba-tiba saja sinar yang mengkilap panjang

berkelebat seperti kilat cepatnya sudah menyambar ke arah Yoga

Soka. Dan begitu menerjang arah sasaran pedang itu ditujukan

kepada mata si pemuda.

Gerakannya mencabut pedang dan diteruskan menerjang ini

sangat cepat bukan main. Membuktikan bahwa Wayan Kitir

memang sudah matang dalam ilmu pedang. Sesungguhnya saja,

Wayan Kitir tidak biasa menggunakan senjatanya seperti sekarang

ini apalagi menghadapi seorang pemuda ingusan seperti lawannya

sekarang ini. biasanya wayan Kitir cukup angkuh. Ia selalu

menggunakan tangan kosong untuk mengusir lawan dan baru mau

mencabut senjatanya apabila memang terpaksa.

Akan tetapi sekarang keadaannya lain. Ia sudah bisa menduga

bahwa pemuda ini seorang sakti mandraguna dan kebal pukulan

maupun senjata. Kalau ia hanya mengandalkan pukulan dan

tendangan, sama artinya membuang-buang tenaga saja. Maka begitu

memulai serangannya, sekaligus ia sudah mencabut senjatanya.

Lebih lagi ia memang mempunyai pikiran bahwa secepatnya ia

dapat mengusir pemuda ini adalah makin baik.

Pedang Wayan kitir ini berkelebatan dan menyambar sepeerti

hujan gerimis, sulit diikuti oleh pandangan mata. Sekali saja yogaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 238

soka lengan, ujung pedang itu akan sanggup mencukil keluar biji

matanya Yoga Soka.

Melihat sambaran pedang yang seperti kilat cepatnya dan hawa

dingin menyambar-nyambar disekotar tubuhnya ini, diam-diam

Yoga Soka keget juga. Sama sekali tak diduganya bahwa kakek ini

dapat bergerak segesit ini. sehingga sinar pedang yang memantul

oleh sinar matahari itu membuat pemuda ini menjadi silau. Akan

tetapi walaupun demikian ia percaya akan kekuatan tubuhnya yang

tak mungkin dapat dilukai lawan. Hanya sesuai dengan pesan

gurunya, ia harus hati-hati menjaga mata dan kelaminnya.

?Tak tak tak tak .!? Beberapa kali terdengar sambaran ujung

pedang Wayan Kitir itu yang mengenai tubuh Yoga Soka secara

tepat. akan tetapi sambaran ujung pedang itu tidak menimbulkan

apa-apa. diam-diam hal ini membuat Wayan Kitir kagum juga.

Gerakannya sudah cukup cepat, akan tetapi mata yang diincar

selalu meleset dari bidikannya.

Memang Yoga Soka sadar bahwa sekarang ini dirinya

berhadapan dengan seorang ahli pedang yang jempolan. Dan ia

telah menggunakan kemanpuannya untuk membela diri dan

menghindar. Akan tetapi gerakannya yang dirasakan sudah cepat itu

masih kalah cepat lagi. Tusukan bertubi-tubi mengenai bagian

tubuhnya. Sehingga apabila dirinya tidak mempunyai tubuh yang

kebal, dalam waktu singkat saja tubuhnya sudah timbul beberapa

lobang senjata pedang.

Disamping sambaran pedang itu cepat sekali, gerakan Wayan

Kitirpun sulit diikuti, disamping tubuhnya yang berkelabatan cepat

sekali disekitar tubuhnya. Sehingga usaha untuk mencuri

kesempatan membalas serangan itu selalu kandas. Selama

menerima Aji Gineng dari Empu Suluh dan meninggalkan gunung

batukaru, baru sekarang ini sajalah matanya terbuka menghadapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 239

serangan Wayan Kitir yang demikian hebat. Diam ?diam ia

menyesal juga, mengapa dirinya tidak mempunyai senjata apapun

untuk membela diri.

Perkelahian antara Yoga Soka dengan Wayan Kitir,

sesungguhnya tidak menarik. Karena gerak cepar Wayan Kitir sulit

diikuti oleh Yoga Soka sehingga kedudukan pemuda ini seperti

seekor tikus yang sedang dipermainkan oleh kucing. Akan tetapi,

bagaimanapun Yoga soka masih untung, selalu dapat

menyelamatkan bagian tubuhnya yang tidak kebal.

Mendadak timbullah akal Yoga Soka. Sedikit demi sedikit ia

bergerak mendekati pedang murid Wayan Kitir yang tergeletak

diatas tanah. Ketika memperoleh kesempatan, pedang itu segera

dipunggut untuk membela diri.

?Trang .. uutt ..!? tanpa sesadarnya Yoga Soka sudah

berseru tertahan. Sebab baru beberapa saat pedang itu ditangannya,

sudah terpental dan terbang oleh benturan pedang lawan yang amat

dahsyat. Hingga sekarang Yoga Soka tidak memiliki senjata lagi.

Untung ia dapat menyambar penggada berduti milik Nyoman

Samekta. Dan dengan senjata ini, untuk sementara ia dapat

membalas serangan-serangan dengan hebat. Akan tetapi gerakan

Wayan Kitir terlalu cepat bagi pemuda ini, hingga sulit pula pemuda

ini mengikuti dan dapat mengincar sasaaran tepat.

?Trang trang trang ..!? beruntun terjadi benturan yang nyaring.

Lengan Yoga Soka tergetar hebat. Akan tetapi senjata yang berat

itu, masih dapat bertahan sehingga tidak segera terpental oleh

benturan itu.

Disaat masih berlangsung perkelahian ini, tiba-tiba muncullah

ketut menur yang datang dengan berlarian. Gadis ini kaget ketika

mendengar suara benturan senjata yang nyaring di halaman. Rasa

kaget gadis ini bertambah ketika dua orang murid ayahnya terkaparKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 240

di atas tanah sambil merintih-rintih, dan ketika mengamati ke arah

Nyoman Samekta, ternyata orang itupun menderita luka. Melihat

ayahnya beerkelahi, berhasil mendesak lawan tetapi tidak cepat

dapat merobohkan, Ketut Menur ini merasa aneh. Sebab ia melihat

dengan jelas bahwa sambaran pedang ayahnya itu selau tepat dapat

mengenai sasarannya. Namun mengapa lawannya, namun kenapa

lawannya yang kerepotan itu tidak juga dapat luka dan roboh?

?Ayah,? teriak gadis ini, ?Siapa dia??

?Menur, biarlah orang liar ini ayah sendiri yang menghajar!?

sahut ayahnya. ?Pemuda ini memang a lot, tetapi ayahmu sanggup

untuk menundukkan!?

Sambil menjawab pertanyaan ini, sambaran pedang bekas

perwira Mongolia ini tidak juga menjadi kendor. Beberapa kali

tubuh Yoga Soka tersabet dan tertikam. Namun kulit tubuh Yoga

Soka sedikitpun tidak lecet. Dan tentu saja peristiwa ini membuat

menur makin heran dan tidak mengerti. Mengapa bisa terjadi

demikian? Ayahnya terkenal seorang ahli pedang, gerak tubuhnya

seperti angin taufan. Justeru ayahnya sejak masih di tanah airnya

merupakan seorang ahli silat. Selama berdiam di Bali ini, ayahnya

belum pernah dapat bertemu lawan bertanding yang dapat

mengimbangi kecepatan gerak dan kecapatan tangannya, hingga

dihormati oleh banyak orang. Mengapa menghadapi seorang muda

saja tak lekas bisa merobohkan?

Sementara itu Yoga Soka yang tidak takut sambaran pedang
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang mengenai tubuhnya itu dan yang perlu dijaga hanya sepasang

mata dan kelamin, sempat pula melirik kepada gadis yang baru

datang itu. walaupun ia tidak sempat memperhatikan Ketut Menur

karena didesak begitu rupa, namun pemuda ini sudah menjadi

tergila-gila pada gadis itu. Mengapa? Sebab Menur ini begitu

cantik, kulitnya putih kekuning-kuningan, sepasang matanya agakKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 241

sipit, tetapi sepasang bibirnya itu memerah jambu dan

menggemaskan.

Pakaian Menur tidak seperti gadis bali yang biasa. Gadis ini

tidak telanjang dada, tetapi mengenakan baju lengan pendek. Ia

mengenakan celana sebatas lutut, sedang kain panjang hanya

dipakai begitu tinggi seperti sarung. Rambutnya yang hitam lebat

itu tidak disanggul, melainkan dibagi dua dan diikat tali. Telinganya

tidak mengenakan subang melainkan sepasang anting-anting. Pada

kiri dan kanan pinggang tergantung pedang, sehingga sekali melihat

saja orang tahu bahwa menur ini seorang gadis yang suka

menggunakan sepasang pedang. Pada lengan yang kulitnya putih

setengah kuning itu, tampak gelang emas yang bentuknya seperti

ular.

Melihat ini, badan Yoga Soka berdebar tegang dan darahnya

berdesir hebat. Baru sekali ini sasjalah ia melihat seorang gadis

yang cantik molek, berkulit putih kekuning-kuningan. Mendadak

saja segara tidak terduga sekali Yoga Soka sudah melompat ke

samping menubruk.

?Aihh ..!? gadis ini kaget, tetapi dengan gerakannya yang gesit

dapat menghindarkan diri. Mendadak saja gadis ini marah. Sring

sring, sepasang pesang telah tercabut, kemudian ikut menerjang

pemuda itu.

?Menur, mundurlah! Ayahmu masih sanggup menghajar seorang

diri!? teriak ayahnya mencegah.

?Dia kurangajar! Aku harus membunuhnya!? bantah gadis ini,

tidak peduli lagi peringatan ayahnya.

Pleh karena terjangan ayah dan anak yang gerakannya demikian

cepat ini, Yoga Soka menjadi lebih repaat lagi.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 242

?Tak tak tak tak ! Berturut-turut beberapa bagian tubuhnya

terhajar oleh pedang ayah dan anak ini. akan tetapi sedikitpun tidak

menyebabkan terluka.

Diam-diam Menur heran berbareng kaget, mengapa pedangnya

yang tajam itu, tidak berhasil melukai tubuh pemuda itu? saking

heran, gadis ini menjadi penasaaran. Gerakannya makin cepat dan

pedangnya makin capat menyambar.

Disaat-saat Yoga Soka kesulitan menghadapi ayah dan anak ini,

mendadak muncullah dua orang pemuda yang bukan lain adalah

Made Kulawu dan Nyoman Sawiji. Dua orang pemuda ini baru saja

pulang dari ladang. Sedang Wayan Semangkin dan lima orang

murid Wayan Kitir masih belum pulang.

Melihat ayah dan adiknya mengeroyok seorang pemuda tanpa

senjata, tanpa baju, tetapi sambaran pedang ayah dan adiknya tidak

dapat melukai tubuh pemuda itu, dua orang pemuda ini heran

berbareng kaget. Pemuda itu telah terdesak hebat sekali dan hampir

tidak dapat membalas, namun mengapa pemuda itu belum juga

dapat dirobohkan?

Nyoman Sawiji dan made Kulawu tentu saja tidak tega melihat

ayahnya yang sudah tua itu harus banyak menggunakan tenaganya.

Maka hampir berbareng pemuda ini sudah berteriak dan minta

ayahnya supaya mundur. Kemudian, baik made Kulawu maupun

Nyoman Sawiji sudah mencabut senjata masing-masing. Made

Kulawu bersenjata sepasang pedang seperti Menur, sedangkan

Nyoman Sawiji hanya bersenjatakan pedang tunggal.

Memang sesungguhnya Wayan Kitir menjadi agak malu,

berkelahi lama belum juga dapat merobohkan Yoga soka. Maka

iapun mundur dan menonton di pinggir, akan tetapi pedangnya

belum juga disarungkan. Kemudian Yoga Soka harus menghadapi

keroyokan tiga orang bersaudara itu, yang sekalipun gerakannyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 243

tidak secepat Wayan Kitir, akan tetapi sambaran pedangnya

berbahaya juga.

Tiba-tiba Yoga Soka melenting agak tinggi di udara. Arah

perhatiannya ditujukan kepada ketut menur. Timbul pikirannya

untuk menangkap gadis ini, kemudian akan dibawa lari.

Namun tentu saja maksud pemuda ini tidak gampang terlaksana.

Gadis ini gerakannya gesit seperti burung sikatan. Kemudian ia

menyambut terjangan pemuda itu dengan pedangnya.

?Tak! Crak!? tikaman dan sabetan secara ttepat mampir pada

dada dan pundak, tetapi tak juga menyebabkan Yoga Soka terluka.

Wayan Kitir yang melihat dari pinggir gelanggang tahu dalam

hal ilmu tata-kelahi, pemuda liar itu masih kalah jauh dibandingkan

dengan anak-anaknya.

Kalau bicara soal ilmu tata-kelahi dan gerak cepat, melawan

ketut Menur pun tidak akan menang, hingga seharusnya anak
anaaknya itu tidak harus mengeroyok.

Akan tetapi pemuda liar itu seperti mahluk jejadian. Pemuda itu

tidak mempan senjata apalagi pukulan.maka pengeroyokan ini

dipandang perlu agar pemuda itu menjadi lelah. Walaupun pemuda

itu tidakmempan oleh senjata dan pukulan, namun apabila lelah

tentu bisa ditangkap. Setelah pemuda itu berhasil ditangkap, baru

semuanya bisa jadi beres.

Wayan Kitir tahu bahwa tiga orang anaknya itu mampu membuat

pemuda itu menjadi lelah. Maka teriaknya, ?Bikin saja dia lelah,

pedang kalian tak akan bisa melukai pemuda itu. karena dia kebal

akan senjata. Hanya apabila kamu dapat menikam mata atau

kelaminnya, barulah pemuda itu dapat kalian lukai.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 244

Tiba-tiba Yoga Soka melenting agak tinggi di udara. Arah

perhatiannya ditujukan kepada ketut menur. Timbul pikirannya untuk

menangkap gadis ini, kemudian akan dibawa lari.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 245

Tiga orang anaknya ini tidak seorangpun yang menjawab, hanya

terus menggerakkan pedang untuk mengurung dan tidak memberi

kesempatan pemuda itu balas menyerang.namun tiga orang anak ini

penurut dan selalu tunduk kepada orang tua. Maka dalam hati,

petunjuk ayahnya kitu sangat diperhatikan.

Sesudah itu, Wayan Kitir segera segera bertindak memberi

pertolongan kepada dua orang muridnya yang menderita luka. Dua

orang ini diberiakan obat luka yang mujarab, kemudian luka-luka

dibalut. Baru sesudah itu ia menolong Nyoman Samekta yang

ketika itu telah pingsan akibat luka-luka yang diderita. Nyoman

Samekta memang menderita luka yang cukup berat, sebab tulang

pundak kanan dan kiri semuanya terluka.

Dengan tangkas Wayan Kitir mengembalikan letak tulang

pundak yang patah itu, diberi obat dan kemudian dijepit dengan

kayu lalu dibalut. Tidak lama kemudian Nyoman Sameksa terbsadar

dari pingsannya. Akan tetapi, ketika mau bangkit, Wayan kitir

segera memberi isyarat supaya pemuda itu tidak bergerak. Lalu

dengan ucapan yang halus dan ramah, Wayan Kitir bertanya,

?Anak Samekta, siapakah sesungguhnya pemuda yang datang

bersama engkau itu? mengapa engkau malah berkelahi dan

dilukai??

? ooOoo ?

JILID 6

ATAS pertanyan ini, wajah yang pucat itu menjadi semakin

pucat karena malu. Namun mengingat bahwa hal ini bisa

menimbulkan salah faham jika tidak diberikan penjelasan, makaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 246

Nyoman Samekta segera menceritakan apa yang sudah dialami.

Sejak dirinya berkuda menuju kemari, kemudian berkelahi dan

dikalahkan. Akan tetapi tentu saja Nyoman Samekta tidak

menceritakannya secara jujur. Tentu saja ia tak berani sembarangan

menceritakan perasaan hatinya yang tergila-gila kepada Ketut

Menur sehingga dalam perjalanan seperti mengigau.

Ia membelokkan hal tersebut dengan katanya, ?Paman, berilah

aku maaf yang sebesar-besarnya, secara lancang telah mencatut

nama baik paman. Maksud saya agar pemuda itu menjadi takut.

Tetapi hem, sungguh celaka! Mendengar disebutnya nama paman

itu dia malah gembira. Dia ingin datang kemari untuk mengalahkan

paman. Begitulah paman asal mulanya aku bersama dia datang

kemari.?

Wayan Kitir mengangguk-anggukkan kepalanya, tetapi dalam

hati curiga. Pemuda itu begitu berhadapan dengan dirinya tadi,

sudah menuntut supaya Menur diserahkan. Maka kemudian ia

bertanya dengan halus, ?Tetapi mengapa sebabnya pemuda itu

menanyakan Menur dan secara kurangajar sekali malah

memintanya?!?

Untung juga bahwa Nyoman Samekta sudah siap dengan

jawabannya. Sahutnya, ?Paman, terus terang saja da;am perjalanan

itu, aku memancing perhatiannya dengan mengatakan bahwa paman

mempunyai seorang gadis yang cantik. Paman, bukannya aku

bermaksud jahat, aku terpaksa menarik perhatiannya dengan

menyebut Menur .?

?Mengapa Menur kau jadikan umpan?? wayan Kitir mengamati

Nyoman Samekta tak berkedip seakan menyelidiki.

?Agar dia datang kemari, dan agar dia dapat berhadapan

dengan paman dan anak-anak paman untuk dihajar.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 247

?Jadi, engkau berlindung kepada namaku untuk mencari

keselamatanmu sendiri?? kata Wayan Kitir dengan nada kurang

senang. Sebab kakek ini segera menduga bahwa Nyoman Samekta

berusaha berlindung kepada namanya kemudian mengadu biru

dengan pemuda itu bukan lain untuk melindungi keselamatannya.

Tetapi Nyoman Samekta yang cukup cerdik itu tersenyum,

kemudian jawabnya dengan nada yang bersungguh-sungguh.

?Paman, maafkan aku. mungkin paman dalam hati menuduh padaku

sebagai seorang pengecut. Tidak berani menghadapi bahaya dan

mencari perlindungan kepada paman. Ahh, semua ini terpaksa aku

lakukan demi tugas berat yang sedang aku pikul. Karena saat
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang ini, aku sebagai utusan raja Pasung Giri.?

?Ahh ? Wayan Kitir kaget. ?Raja Pasung Giri mengutusmu

datang kemari?!?

?Benar paman,? sahut Nyoman Samekta.

Mendengar keterangan ini, Wayan Kitir menghela nafas.

Kemudian, ?Ah, maafkan aku yang sudah menduga buruk kepada

mu. Aih aku mengerti sekarang, bahwa sikapmu yang memancing

pemuda liar itu kemari, tidak lain agar kau dapat tiba disini dan

bertemu dengan aku.?

?Begitulah kenyataannya paman,? sahut Nyoman Samekta.

?Dan kalau aku benar seorang pengecut, tentunya tadi sebelum

paman keluar, aku tidak akan melawan dia sehingga seperti

sekarang ini yang aku derita.?

?Hem, ya ? kata Wayan Kitir. ?Kenyataannya pemuda itu

memang luar biasa, tahan pukulan dan senjara. Murid siapakah

pemuda itu??

?Akupun tak tahu, hanya aku tahu dia itu bernama Yoga Soka.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 248

Untuk sejenak dua orang ini tidak membuka mulut. Wayan

Kitir menghela nafas panjang. Sedang Nyoman Samekta mendesis

perlahan menahan rasa sakit pasa lukanya.

?Anak,? kata Wayan Kitir. Gusti Pasung Giri mengutus engkau

daatang kemari. ada keperluan apakah??

?Paman, aihh, aku menderita luka cukup berat seperti ini,

sedang negara dalam bahaya ..?

?Aih ..! negara dalam bahaya, apakah maksudmu?? Wayan

Kitir kaget.

Lalu diceritakan oleh Nyoman Samekta tentang datangnya

pasukan musuh yang amat besar, mendarat di pantai ularan.

Pasukan itu merupakan pasukan majapahit yang ingin

menundukkan Bali. ?Paman, pasukan majapahit itu besar sekali

jumlahnya. Bali kekurangan tokoh sakti untuk melawan pasukan

musuh itu. itulah sebabnya gusti Pasung Giri mengutus aku kemari.

maksudnya tidak lain mengundang paman datang kesana membantu

mengusir orang-orang majapahit itu. aku percaya, bahwa paman

tidak keberatan datang kesana dan membantu.?

Wayan Kitir menghela nafas pendek dan tidak segera

memberikan jawabannya. Diam-diam kakek ini mengeluh. Dirinya

sekarang telah tua, sudah merasa malas untuk pergi meningggalkan

rumah. Lagipula isterinya sudah sejak lama selalu sakit-sakitan,

membuat ia tidak tega untuk meninggalkannya. Sehingga tidak

mungkin dirinya mengabulkan undanganini, untuk membantu raja

Pasung Giri mengusir musuh.

Namun sebaliknya kalau harus menolak permintaan Nyoman

Samekta dan raja Pasung Giri ini, iapun tidak sampai hati.

Hubungannya dengan Nyoman Samekta ini cukup baik. walaupun

dirinya sudah kakek-kakek dan Nyoman Samekta masih berusiaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 249

muda, namun hubungannya tidak bedanya antara sahabat.

Disamping itu, hubungannya dengan raja Pasung Giri juga cukup

bail. Telah dua kali ia pergi ke keraton. Dan disana raja Pasung Giri

menerimanya dengah sangat ramah, seakan menerima seorang tamu

agung. Malah pernah pula raja Pasung Giri menawarkan jabatan

yang cukup tinggi kepada dirinya. Akan tetapi dengan berat hati

Wayan Kitir terpaksa menolak. Sebab Wayan Kitir sudah merasa

senang hidup sebagai petani di tepi danau buyan. Tetapi sekalipun

demikian, ia menyatakan kesanggupannya untuk datang apabila

dipanggil dan diperlukan tenaganya.

Dan sekarang raja Pasung Giri memerlukan tenaganya untuk

mengusir orang-orang majapahit itu. namun sebaliknya tulang

tuanya sekarang ini, merasa malas untuk pergi dan memenuhi raja

pasung Giri.

?Hemm, sayang ..? desis Wayan Kitir.

Nyoman Samekta kaget dan khawatir kalau orang tua ini

menolak undangannya. Hingga dengan demikian, bukan saja

dirinya akan menerima malu terhadap raja Pasung Giri, tetapi apa

yang dicita-citakan akan menemui kegagalan. Ia tidak dapat

berdekatan dengan Menur, sehingga ia tidak memperoleh

kesempatan untuk membujuk dan merayu gadis itu.

?Mengapa sayang .. paman?? tanyanya kemudian.

?Sayang bahwa aku telah renta ..?

?Tetapi paman,? tukas Nyoman Samekta yang menjadi

berdebar tegang dan khawatir. ?Walaupun paman sudah tua, namun

tenaga dan kesaktian paman tak akan kalah denga sepuluh orang

yang tingkatannya sama dengan aku.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 250

?Ya .. tetapi isteriku sekarang ini sering sakit-sakitan saja.

hemm .. aku tidak tega meninggalkan isteriku yang begitu setia.

Tetapi ..?

?Tetapi apa paman?? desak Nyoman Samekta.

?Aku berat sekali untuk menolak permintaan raja Pasung Giri,

maka baiklah aku mempunyai jalan pemecahan.?

Nyoman Samekta mengamati Wayan Kitir, tetapi tidak

membuka mulut. Ketika itu, Wayan kitir memalingkan muka,

mengamati ketiga anaknya yang masih mengurung Yoga Soka

dengan rapat. Akan tetapi sungguh sayang bahwa pemuda liar itu

belum juga nampak lemah dan habis tenaga. Sekalipun demikian,

karena anak-anaknya dapat membuat pemuda itu kerepotan. Orang

tua ini merasa lega sekali.

?Anak Samekta, katanya kemudian. ?Karena aku sudah tua dan

tidak mungkin datang kesana memenuhi undangan raja Pasung Giri,

maka aku akan menyertai pulangmu dengan empat orang anakku

dan beberapa orang murid-muridku. Kiranya dengan bantuan

mereka itu, sudah merupakan bantuan yang cukup memadai harapan

raja Pasung Giri.?

Mendengar jawaban ini, Nyoman Samekta lega dan sekarang

wajah iut sekalipun masih agak pucat tampak cerah. Bibirnya

tersenyum, kemudian katanya, ?Terima kasih atas perhatian

paman.?

?Ahh, itu sudah merupakan kewajiban untuk membela negara,

anak. Hanya sayang aku yang telah tua ini, tidak sanggup datang

sendiri, maka harap anak bisa mengerti. Juga mohonkan ampun

kepada Gusti Pasung Giri, atas pembangkanganku sekarang ini.?

?Paman tidak udah khawatir,?sahut Nyoman Samekta. Akulah

yang akan memberi alasan kepada Gusti Pasung Giri setelah akuKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 251

pulang. Ya, aku percaya bahwa bantuan para murid dan anak-anak

paman akan dapat segera mengusir orang-orang Majapahit.?

Keterangan Wayan Kitir yang tidak dapat memenuhi undangan

raja Pasung Giri itu, justeru membuat Nyoman Samekta gembira

sekali. Kalau saja yang diperintah pergi hanya Ketut Menur sendiri,

hal ini akan lebih menggembirakan lagi. Namun sekalipun

kepergian Menur dengan beberapa orang saudara dan saudara

seperguruannya,. Sudah memberi kesempatan kepada dirinya lebih

leluasa, dibanding kalau Wayan Kitir sendiri di samping Menur.

Diam-diam Nyoman Samekta menjadii amat gembira dan

bersyukur. Ia amat percaya akan dapat mencapai cita-citanya itu

bilamana memperoleh banyak kesempatan bergaul dengan gadis

yang memuatnya tergila-gila itu.

Namun kemudian timbul pertanyaan dalam hatinya.

Bagaimanakah kalau Menur menuntut kepada dirinya harus

menceraikanisterinya? Sebab gadis itu tidak bersedia menjadi isteri

kedua? Teetapi hatinya yang sedang diamuk oleh rasa yang tergila
gila setengah mati kepada Ketut Menur itu kemudian memutuskan.

?Akan aku kabulkan permintaannya, asal saja keinginanku

mempersunting Menur dapat terlaksana.?

Setelah memperoleh kepastian seperti ini, hatinya terasa lapang.

Akan tetapi segera lagi timbul suatu pertanyaan dalam dadanya.

Bagaimanakan kiranya jika Menur juga tidak mau merawat anak
anaknya itu? karena Menur tidak bersedia mengasuh anak tiri?

Nyoma Samekta menghela nafas pendek. Akan tetapi dorongan

untuk mendapatkan gadis cantik itu, hatinya menjadi gelap,

angannya ?Tidak peduli tentang anak, Huh, jika isteriku

menyerahkan anaknya itu padaku dan Menur tidak bersedia

mengasuh anak-anakku, toh tidak dibuat sulit. Aku bisa menitipkan

bocah itu kepada orang tuaku. Tetapi apabila orang tuaku menolak,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 252

akupun bisa menyerahkan mereka kepada para sahabatku. Kiranya

mereka bersedia menerima sebagai anak punggut!?

Cara berpikir dan dorongan hati yang tergila-gila di dalam dada

Nyoman Samekta ini memang merupakan kebiasaan manusia di

dunia ini. kebiasaan bagi manusia yang sempit pikir, membuta dan

hanya memikirkan godaan nafsu yang meraja lela dalam

sanubarinya. Akibatnya hidupnya ini tidak berarti lagi, karena

bukan manusia sebagai tuan, melainkan menjadi budak dari nafsu.

Nafsu memang bagian dari kehidupan manusia. Nafsulah yang

mendorong manusia mau bekerja dan mau berusaha untuk

mencukupi kebutuhanhidupnya. Akan tetapi apabila nafsu sudah

meraja-lela dalam hati dan manusia tidak dapat mengatasi, ini

sangat berbahaya. Hidupnya menjadi tidak berarti lagi. Sebab baik

dan buruknya hati manusia ini, tidak sepenuhnya pembawaan dari

takdir atau telah dibawa sejak lahir. Tetapi pengaruh lingkungan

dan pendidikan dapat menentukan baik dan buruknya seseorang.

Namun kesadaran hidup dan kesadaran berpikir ini tidak

mungkin datang sendiri. Setiap manusia wajib meneliti sendiri dan

mengatasi godaan dari nafsu. Persoalan ini cukup sulit dan rumit

bagi orang yang tidak mau berusaha, akan tetapi cukup mudah bagi

orang yang bersedia berusaha. Gambaran yang gampang, adakah

nasi dalam piring itu yang mau masuk sendiri ke dalam mulut kalau

tidak disenduk atau menggunakan jari tangan untuk menyuap? Nah,

apabila nasipun tak mau masuk ke mulut sendiri tanpa diantar, tentu

saja kesadaran ini takkan mau datrang sendiri tanpa berusaha. Nafsu

akan tetap merajalela bilamana tidak mau melawan dan

mengalahkannya.

Para orang bijaksana telah memberikan nasihat kepada kita,

bahwa ?Isteri atau Suami? itu pemberian Yang Maha Kuasa. Untuk

dijadikan teman hidup selama hidup di dunia ini. tetapi anehnyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 253

kalau satu cukup, akan tetapi kalau ditambah dua atau tiga menjadi
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kurang saja, mengapa? Seban isteri atau suami bukanlah baju atau

benda yang lain. Kalau benda, jumlahnya bertambah banyak akan

menjadi semakin cukup. Akan tetapi sebaliknya kalau isteri atau

suami, kalau ditambah akan menjadi kurang. Sebab, Terjadinya

manusia ini, beristeri lebih dari satu, bukan lain akibat menuruti

nafsu. Apapun dalihnya, bahhkan banyak yang menggunakan

dalih agama untuk pembenaran, tetapi pada dasarnya tetap saja

penyebabnya adalah tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.

Nafsu birahi.

Nafsu kalau diturut akan menjadi manja, nafsu selalu menuntut

tiada habisnya dan kemudian meraja lela. Sebaliknya apabila nafsu

ini dikuasai, walaupun semula bunal, lama-lama akan menjadi

tunduk dan makin penurut. Akhirnya akan merupakan hamba yang

patut dan tidak akan berani memberontak lagi. Maka hanya manusia

yang pandai menguasai nafsu sajalah, manusia itu dapat hidup

bahagia.

Pergolakan yang berlangsung di dalam hati Nyoman Samekta

itu, tentu saja tidak diketahui oleh Wayan Kitir, karena dirinya

masygul dirinya tidak dapat ikut serta datang memenuhi undangan

raja Pasung Giri. Maka katanya kemudian, ?Anak, memang betapa

keinginanku dapat memenuhi harapan gusti Pasung Giri itu. akan

tetapi apa harus dikata, kalau aku sudah pikun, sedang isterikupun

sedang sakit. Maka sekali lagi aku minta kerelaan hatimu, supaya

engkau mau menerangkan semua ini kepada Gusti Pasung Giri

sejelas-jelasnya. Supaya gusti Pasung Giri tidak salah paham.?

?Ya paman, jangan khawatir. Sayapun mengerti alasan paman.

Hanya sayang ..? Nyoman Samekta menghela nafas lagi.

?Mengapa?? Wayan Kitir Merasa heran.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 254

?Pemuda liar itu mengacau, sehingga kau menderita luka

seperti ini. sampai sekarangpun pemuda liar itu belum dapat diusir.?

Wayan Kitir memalingkan muka dan mengamati tiga orang

anaknya yang masih sibuk mengeroyok Yoga Soka. Diam-diam

kakek ini menjadi heran pula, mengapa pemuda itu kuat sekali,

sehingga sekalipun berkelahi sudah sekian lama, masih juga tidak

tunduk, sekalipun sudah terdesak begitu tupa. Diam-diam kakek ini

menjadi penasaran juga. Apakah dirinya harus terjun lagi ke

gelanggang dan ikut mengeroyok supaya pemuda itu dapat

ditangkap atau melarikan diri saja?

Ia menjadi ragu-ragu. Soalnya ia ingat akan harga dirinya

sebagai seorang kakek. Adalah kurang patut apabila dirinya sebagai

seorang tua mengeroyok seorang muda, sekalipun pemuda itu

datang dan mengacau.

Kalau Wayan Kitir merasa ragu-ragu untuk terjun lagi ke

gelanggang dan mengeroyok pemuda itu, sebaliknya ketika itu

Yoga Soka menjadi sibuk pula. Kalau menuurutkan hatinya yang

penasaran, mengapa tidak segera dapat mengalahakan yang

mengeroyok itu. Ingin sekali mencaci maki, mengapa tiga orang ini

begitu kuat dan lebih sulit dibandingkan dengan waktu dirinya

menghadapi keroyokan I Kerta dan Ida Ayu Kartini bersama murid
muridnya? Gerakan tiga orang muda ini cepat sekali dan sambaran

pedangnya seperti tatit dan sulit diduga. Membuat pemuda ini

kesulitan dalam udaha menangkap dan merebut. Benar-benar

sekarang ini pemuda ini mengalami kesulitan.

Hari yang penasaran mendorong untuk dapat melawan terus.

justeru ia tidak takut menhhadapi sambaran senjata. Akan tetapi ia

merasa makin lama tenaganya makin berkurang dan apabila nekat

bisa kehabisan nafas. Untuk bahwa Ypga Soka ini bukan pemuda

yang tolol dan nekat. Kemudian timbul pikirannya yang lebih baik.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 255

bukankan lebih menguntungkan apabila dirinya sekarang sekarang

ini mengalah saja sahulu, mundur dan melarikan diri, dikemudian

hari datang lagi setelah memperoleh cara yang lebih baik? dan

syukur sekali bila dirinya dapat bertemu dengan Menur seorang

disi. Kalau berhadapan seorang diri, kiranya tak akan sulit

membekuk dan menawannya.

Disaat ia sedang berfikir dan menimbang-nimbang, tiba-tiba ia

mendengar suara langkah kaki dalam jumlah banyak. Mendengar

langkah kaki ini, mendadak saja Yoga soka teringat akan cerita

Noman Samekta bahwa disamping memiliki empat orang anak.

Wayan Kitir juga mempunyai beberapa orang murid. Sekarang ini,

baru tiga orang saja anaknya mengeroyok dirinya. Kalau datang

beberapa orang lagi mengeroyok apakah dirinya tidak berbahaya?

Bukanklah sekalipundirinya tidak mempan pukulan dan senjata oleh

perlindungan Aji Gineng, namun mata dan kelaminnya tetap tidak

bisa kebal. Sadar akan bahaya ini, mendadak saja ia berteriak

nyaring lalu menerjang ke arah Made Kulawu tanpa memperdulikan

senjata pengeroyoknya menghujani tikaman dan sabetan. Made

Kulawu tentu saja menjadi khawatir, lalu melompat ke samping.

Justeru lowongan ini merupakan kesempatan bagus bagi Yoga soka

untuk melompat dan melarikan diri.

?Jangan lari!? teriak Menur sambil berusaha mengejar.

?Jangan! Hui Menur, kembali!? Teriak Wayan Kitir yang kager

dan khawatir.

Teriakan ayahnya ini tidak dapat dibantah. Gadis itu menunda

langkahnya dan membalikkan tubuh. demikian pula dua orang

saudaranya yang sudah mau mengejar, mengurungkan niatnya.

Ketika itu, Wayan Semangkin dan beberapa orang saudaranya

sudah tiba pula dari ladang. Pemuda ini heran sekali ketika

mendengar ayahnya mencegah mengejar pemuda itu. tanyanya,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 256

?Ayah, siapakah pemuda liar itu tadi. Dan mengapa pula ayah

membiarkan pemuda itu melarikan diri??

?Sabar dan marilah masuk. Lihatlah di dalam, dua orang

saudaramu terluka dan tamu kita terluka parah pula.? Sahut ayahnya

dengan sabar.

?Siapa tamu kita itu ayah? Tanya Wayan Semangkin.

?Bendara panglima muda NyomanSamekta .?

?Ahh ..! seruan tertahan terdengar dimulut mereka.

Kemudian mereka segera masuk lalu melihat yang terluka oleh

pemuda liar itu tadi.

?Tahukan kamu pemuda liar tadi seorang yang tidak mempan

oleh pukulan maupun senjata?? kata Wayan kitir kemudian setelah

mereka semua duduk. ?Karena tidak mempan pukulan dan senjata

itu, maka dia merupakan seorang yang berbahaya.?

?Mengapa bisa jadi tidak mempan pukulan dan senjata?? tanya

Ketut Menur.

?Kiranya pemuda itu mempunyai aji kesaktian yang dapat

membuat tubuhnya kebal.? Wayan Kitir menjawab, ?Ilmu orang

sini dengan ilmu orang di negaraku memang berlainan. Kamu

semua dapat membuktikan sendiri, bahwa kupun dapat membuat

tubuhku kebal pukulan dan senjata tajam, akan tetapi sekalipun

demikian, ada kalanya pula tubuhku mrmpan senjata kalau kurang

cepat aku menyalurkan tenaga sakti dalam tubuhku ke arah bagian

tubuh yang dijadikan sasaran itu.?

Wayan Kitir berhenti dan mencari kesan. Sejenak kemudian

barulah kakek ini meneruskan. ?Akan tetai apa yang terjadi dengan

aku ini, membutuhkan waktu berlatih puluhan tahun secara tekun.

Yang sulit dicapai oleh seorang pemuda seperti kamu semuaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 257

maupun pemuda tadi. Yah, kamu semua maupun aku dalam gerak

cepat menggunakan senjata maupun keringanan tubuh memang

menang dengan kebanyakan orang sini melatih diri. Tetapi

sebaliknya, kalau membuat tubuh kebal. Terus terang orang-orang

di tanah airku kalah. Jadi, jalan yang ditempuh berlainan.?

?Tetapi ayah, walaupun dia kebal senjata, aku sanggup

menghadapinya.? Menur setengah membantah keterangan ayahnya.

?Buktinya didalam hal ilmu tata kelahi aku lebih menang

dibandingkan dia.?

?He he he heh,? Wayan Kitir tertawa. ?Aku tadi sudah bilang,

bahwa dalam hal gerak cepat, kalian semua memang menang.

Memang dalam hal ilmu tatakelahi, pemuda itu masih kalah dengan

kalian semua. Tetapi dia mempunyai kelebihan. Pukulan maupun

senjata tidak dapat membuat tubuh orang itu terluka. Maka

bagaimanapun pemuda tadi merupakan lawan yang berbahaya. Dan

kalau Menur berhadapan seorang diri dengan dia, aku khawatir akan

celaka.?

?Aku tidak percaya!? bantah menur.

?He he heh, engkau selalu membawa kemauan sendiri Menut.

Jangan engkau suka meremahkan lawan. Hal itu amat berbahaya.

Mengapa? Begini alasanku, Dengan tubuhnya yang kebal akan

senjata dan pukulan itu, jika hanya berhadapan dengan engkau

seorang diri, kemungkinan besar engkau akan kalah. Sebab pemuda

itu bisa membiarkan pedangmu menghujani tikaman dan bagokan.

Lalu dia mencari kesempatan untuk merebut senjatamu atau

menagkap tubuhmu. Bukankah hal itu bisa terjadi, dan bukankah

hal seperti itu jelas berbahaya??

Mendengar penjelasan ayahnya ini Menur menundukkan

mukanya. Diam-diam ia mengakui akan kebenaran pendapat

ayahnya itu. maka gadis ini tidak membantah lagi. Akan tetapi dasarKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 258

seorang gadis yang berusia muda dan ia setengah dimanja oleh ayah

maupun ibunya. Maka walaupun diam-diam mengakui keterangan

ayahnya itu benar, akan tetapi gadis ini masih merasa penasaran.

Timbullah niatnya apabila memperoleh kesempatan akan melabrak

pemuda liar itu.

Kemudian Wayan kitir segera menerangkan kepada mereka

tentang maksud kedatangan Nyoman Samekta sekarang ini yang

datang sebagai utusan raja Paung Giti, mengundang agar bersedia

menyumbangkan tenaga untuk membantu mengusir oang-orang

majapahit yang sudah mendarat di Ularan. Mendengar ini, ternyata

semua anak Nyoman Kitir maupun semua murid menyambut

dengan senang hati. Sebab mereka menganggap bahwa berjuang

membela tanah air tumpad darah untuk mengusir lawan yang

seerakah itu mmemang merupakan kewajiban. Maka dengan suara

bulat mereka menyatakan bersedia berangkat dan membantu.

Wayan Kitir gembira mendengar kesediaan mereka itu. hingga

walaupun dirinya tidak dapat berangkat namun tidak merasa malu

kepada Raja Pasung Giri.

Dalam hal ini yang lebih menyambut dengan gembira adalah

Nuoman Samekta. Sebab perjalanannya yang jauh kemari,
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekalipun dirinya harus menderita cukup berat, akan tetapi

menbawa hasil juga.

?Berangkatlah kamu esok pagi!? kat Wayan Kitir.

?Ah, tidak!? tiba-tiba Nyoman Samekta membantah.

Kemudian pemuda ini mengemukakan alasannya, ?Paman, saya

mohon agae semua saudara ini dapat berangkat sekarang juga ..?

?Aihh, mengapa sebabnya?? tukas Menur.

?Sebabnya bukan lain, musuh-musuh sudah mendarat di Ularan

sejak lusa!? sahut Nyoman Samekta. ?Sesudah mendarat, tentu sajaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 259

musuh itu tidak hanya berdiam diri dan tentu sudah bergerak. Itulah

sebabnya aku berangkat meninggalkan Ularan tadi malam. Waktu

sangat mendesak. Jika kalian menunda perjalanan, saya menjadi

khawatir kalau kedatangan kita terlambat sebab pasukan musuh itu

jumlahnya besar sekali. Sebaliknya kekuatan kita tidak seberapa.?

Wayaan Kitir juga mengerti alasan pemuda ini. akan tetapi

sebaliknya para murid itu memerlukan persiapan. Disamping harus

meminta diri dan pangstu kepada orang tua masing-masing lebih

dahulu. Dan untuk itu tentu sana memerlukan waktu. Disamping itu

Nyoman Samekta sekarang ini menderita luka yang cukup berat.

Lukanya itu akan kambuh apabila terlalu banyak bergerak dan

sesungguhnya memerlukan istirahat lebih dahulu.

?Anak Samekta, aku mengerti alasanmu,? katanya kemudian.

?Akan tetapi sebaiknya engkaupun perlu memperhatikan

keadaanmu sendiri yang teluka cukup berat ini. engkau perlu

istirahat dulu, maka apabila berangkat esok pagi, justeru lebih baik.

dengan istirahat semalam, lukamu tidak terganggu sekalipun dalam

perjalanan tergoncang oleh larinya kuda. Sudahlah, berangkatlah

sesok pagi saja. disamping Nyoman Samekta memperoleh

kesempatan istirahat, murid-muridpun memperoleh kesempatan

mempersiapkan diri dan minta pangestu kepada orang tua masing
masing.?

Karena ucapan Wayan Kitir ini memang benar, dan pendapat

itu justeru menunjukkan perhatian kepada dirinya, maka akhirnya

Nyoman Samekta setuju untuk berangkat esok pagi. Wayan Kitir

memberi tempat kepada Nyoman Samekta di tempat tamu. Yang

lainnyapun kemudian bubar.

Lalu bagaimanakan dengan Yoga Soka?apakah pemuda itu

langsung pergi? Tidak! pemuda itu hanya bersembunyi ditempat

yang tidak jauh dari rumah ini. yoga Soka merasa amat penasaranKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 260

gagal usahanya. Padahal ia sudah sangat tergila-gila pada Ketut

Menur yang berkulit putih kekuning-kuningan itu. kulit yang bersih

yang tidak dimiliki oleh orang Bali pada umumnya. Merupakan

warna kulit yang lain daripada yang lain. Tentu saja hal ini makin

membangkitkan nafsunya yang sesat. Lalu timbullah niatnya bahwa

nanti malam akan datang lagi dan mencari tempat gadis itu tidur.

Setelah memperoleh pikiran ini, hatinya terasa agak lega dan

dadanya lapang. Perut dirasakan lapar sekali disamping haus. Maka

lebih penting sekarang ini untuk mencari isi perut lebih dulu.

Akhirnya malam yang diharapkan itu tiba. Walaupun bintang

berteburan di bawah langit biru, namun keadaan cukup gelap.

Sesosok bayangan berkelebat cepat menginda-pindap mendekati

rumah Wayan Kitir. Akan tetapi setelah jataknya cukup dekat

mendadak saja timbul keraguan dalam diri Yoga Soka. Sebab ia

mendengar suara orang yang masih bercakap-cakap. Dan diantara

suara itu terdapat suara ketut Menur. Kalau dirinya harus

menghadapi keroyokan seperti tadi pagi, tidak urung akan gagal

lagi. Maka pemuda ini kemudian hanya bersembunyi di tempat

gelap sambil menunggu orang-orang itu masuk tidur. Sebab apabila

ia hanya menghadapi Menur seorang diri, ia berpendapat apakah

sulitnya mengalahkan dan menawan gadis itu!

Yoga Soka menunggu dengan gelisag. Rasanya sudah lama

sekali menunggu, namun mereka masih bicara. Tiba-tiba Yoga Soka

tertarik akan pembicaran mereka itu. dan ketika ia memusatkan

perhatian, sedikit banyak ia bisa menangkap isi pembicaraan

mereka itu bahwa esok pagi, baik Ketut Menur maupun yang

lainnya akan meninggalkan rumah bersama Nyoman Samekta.

Mendadak saja bibir pemuda ini tersenyum. Katanya seorang

diri, ?Aihh, sungguh kebetulan, daripada aku bersusah payah masuk

ke dalam rumah ini seperti pencuri, bukankan lebih baik jika akuKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 261

menghadang saja perjalanan mereka itu? di jalan aku akan lebih

leluasa dripada di dalam rumah ini.?

Memperoleh pikiran demikian, hati Yoga Soka menjadi lega.

Kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu untuk mencari tempat

untuk tidur. Kemudian esok pagi dia harus dapat mendahului

mereka dan menghadang.

Ia menerobos hutan yang cukup gelap dan sepi. Walaupun dia

seorang pemuda sesat yang sejak meninggalkan gunung Batukau,

setelah membunuh guru yang sekaligus ayah kandungnya sendiri,

selalu berburu perempuan, tetapi malam ini ia tidak berselera

mencari perempuan. Ia tadi masuk ke dalam sebuah desa hanya

mencari dan lauk serta baju tebal.

Karena hawa dingin membuat pemuda ini merasa tidak tahan

tanpa menggunakan baju. Entah, dia sendiri tidak tahu perobahan

ini. biasanya di puncak di gunung Batukaru yang dinin sekali itu,

jarang sekali ia menggunakan pelindung tubuh sekalipun malam

hari. Akan tetapi mengapa di tempat ini tubuhnya merasa dingin?

Memang saat sekarang ini Yoga soka merasakan tubuhnya

meriang dan panas dingin,. Ia selalu terkenang kepada Menur yang

cantik jelita itu, dan berkulit putih kekuning-kuningan. Kulit yang

amat menarik dan tentu halus. Selama hidup ia tak akan dapat

melupakan gadis secantik anak Wayan Kitir itu. dan kemudian

timbullah tekadnya, apapun yang akan terjadi ia harus dapat

menangkap dan membawa lari gadis itu.

Ia terus menerobos hutan belantara yang gelap itu. ia tahu

bahwa rombongan Nyoman Samekta itu akan lewat di jalan yang

kemarin malam telah dilalui. Ia sudah merencanakan akan

menghadang rombongan itu di tempat yang penuh batu-batu. Dan

agar jangan sampai terlambat penghadangannya, maka pemuda ini

memutuskan akan beristirahat dan tidur di tempat itu saja.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 262

Akan tetapi ketika Yoga Soka berlarian menerobos hutan

belantara yang penuh pohon-pohon tinggi dan rindang, tiba-tiba saja

pemuda ini kaget. Ia merasakan sambaran angin di atas kepalanya.

Dan tahu-tahu, Ah .. ia terkesiap ketika ikat kepalanya sudah

lenyap tanpa bekas. Hingga rambutnya sekarang riap-riapan.

Secepatnya ia berhenti dan membalikkan tubuh. akan tetapi ia

tidak melihat seorangpun disekitarnya. Mendadak sana hati pemuda

ini tegang dan berdebar. Mungkinkan dalam hutan ini berkeliaran

setan dan iblis yang menghendaki ikat kepalanya itu?

Disaat Yoga Soka heran, tegang dan bertanya-tanya ini,

mendadak terdengarlah suara yang mengkikik aneh seperti ayam.

Disaat dirinya sedang dilanda rasa aneh dan pertanyan yang

memenuhi kepalanya ini, tiba-tiba ada sesuatu yang menyambar

tubuhnya. Ia kaget dan melompat mundur. Ketika memperhatikan ia

melihat seorang kakek gundul berkepala besar, tanpa jenggot dan

tanpa kumis, sedang rambut yang tumbuh pada kepalanya iktupun

aneh. Sebab rambut itu hanya tumbuh pada kepala bagian bawah,

sedang yang lain gundul kelimis.

Akan tetapi mengapa kakek itu bisa terbang? Untuk beberapa

saat pemuda ini mengamati dengan melongo dan hati heran sekali.

Benarkah ada manusia yang bisa terbang seperti cerita dalam

wayang? Namun timbullah perasaannya yang tidak percaya. Di

saat-saat ia tidak percaya ini, mendadak kakek yang aneh ini

menyambar dari atas. Jelas bahwa kakek gendut yang berkepala

hampir gundul itu, benar-benar terbang dari satu dahan pohon ke

dahan yang lain.

?Siapa kau?!? bentaknya nyaring dengan hati yang tegang dan

berdebaran.

?Kik kik kik .. aku setan ..!? terdengar suara yang

mengikik seperti ayam dan memperkenalkan diri sebagi setan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 263

Untung sekali pemuda ini bukan seorang yang tolol yang

gampang saja terpengaruh oleh sesuatu yang baru yang sedang

dihadapi. Mendengar pengakuan ?aku setan? ini, Yoga soka malah

segera dapat menduga dan memastikan kakek itu bukan setan tetpi

manusia biasa. Hanya yang membuat ia masih heran, mengapa

kakek itu bisa terbang?

?Mengapa engkau mengganggu aku?? tanya yoga soka.

?Kik kik kik .. memang setan itu kerjanya mengganggu

manusia. Kik kik kik .. mengapa engkau merasa heran ..? sahut

kakek tua ini.

Makin merasa pasti pemuda ini sekarang, bahwa kakek itu

adalah seorang manusia. Kalau sekarang kakek itu bisa terbang dari

dahan sana lalu sekarang pindah ke dahan yang sini, tentu kakek itu

menggunakan perkakas untuk tebang. Buktinya cara terbang kakek

itu aneh. Tidak berganti tempat dan seakan hanya maju dan mundur

saja. memperoleh dugaan seperti itu.

Yoga soka mempertajam pandangan matanya untuk meneliti.

Dan tiba-tiba pemuda itu tertawa terkekeh setelah tahu alat yang

digunakan kakek itu terbang.

Ternyata kakek itu mempergunakan ayunan. Ia

mempergunakan tambang yang terikat pada dahan, yang

dihubungkan dengan sebuah benda bulat seperti gentong dan diberi

potongan bambu seperti palang untuk tempat palang pengikat itu. si

kakek aneh ini duduk bersila diatasnya.

?Ha ha ha ha, engkau tak dapat menipu aku. hayo engkau turun

apa tidak, ternyata engkau menggunakan ayunan!? bentak Yoga

Soka.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 264

Ternyata kakek itu mempergunakan ayunan. Ia mempergunakan

tambang yang terikat pada dahan, yang dihubungkan dengan

sebuah benda bulat seperti gentong dan diberi potongan bambu

seperti palang untuk tempat palang pengikat ituKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 265
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Kik kik kik .. ternyata matamu awas juga!? sahut kakek

aneh itu sambil tertawa seperti suara ayam.

Sambil berkata, kakek ini melepaskan tangannya yang semula

berpegangan pada dahan sebatang pohon. Kemudian ayunan itu

meluncur turun. Dan yang menarik, ketika ayunan itu meluncur

turun, mendadak saja berhenti ketika berada tepat di bawah pohon

yang digunakan tempat bergantung.

Untuk sejenak Yoga soka mengamati kakek gendut pendek

uang duduk di atas gentong itu penuh perhatian. Kakek yang

berkepala besar dan hampir gundul itu wajahnya berseri, sepasang

mata sipit dan mulut yang terus tertawa mengikik.

Yoga soka yang siang tadi penasaran sekali gagal oleh

keroyokan anak-anak Wayan Kitir, menghampiri kakek aneh yang

mengganggu dirinya sekarang ini, penasaran dan kemarahannya itu

kambuh. Bentaknya, ?Kakek kurang ajar! Mengapa kau

menggangguku??

?Kik kik kik .. siapakah yang mengganggu kau?? jawab

kakek itu tetap saja tertawa.

?Hemm, engkau mungkir? Bukti sudah ada! Disaaat aku lewat,

ikat kepalaku engkau sambar dan engkau ambil!?

?Kik kik kik .. salah siapa? Aku tadi sedang berayun, tanpa

memberi terlebih dahulu, kau sudah mengganggu menerobos lewat.

Kalau tadi aku tidak awas, apakah gentong tempat dudukku ini

tidak memukul kepalamu? Untung tadi aku cekatan,

menyelewengkan arah sambaran gentong yang turun dari atas. Kik

kik kik kik .. dan sebagai upah gangguanmu itu, maka kusambar

ikat kepalamu .. kik kik kik ..!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 266

Merah padam wajah Yoga Soka saking amat marah. Dalam

hatinya timbullah pikiran bahwa kakek ini memang sengaja mencari

perkara dengan dirinya. Huh, kakek yang kurangajar seperti ini

perlu dihajar. ?Bagus?, katanya dalam hati. Sekarang aku

memperoleh kesempatan untuk memuaskan rasa penasaran sejak

siang tadi. Biarlah aku sekarang mengajak berkelahi kakek ini.

?Bagus!? teriak pemuda ini. ?Kau sudah mengganggu aku,

maka sekarang engkau harus menebus perbuatanmu ini!?

?Wut wut ..!? tetapi pukulannya itu hanya mengenai tempat

kosong saja. ayunan itu dapat menghindari pukulannya itu dengan

cepat. Sekalipun kakek itu tidak tampak bergerak. Kemudian secara

mendadak ayunan itu sudah menyambar kepalanya. Yoga soka

terpaksa harus menghindar. Karena sadar sekalipun tidak

menyebabkan dirinya luka, benturan gentong yang besar itu dapat

membuat kepalanya pening.

Berturut-turut Yoga soka mengirimkan pukulan tangan kanan

dan kirinya. Namun sungguh mengherankan pukulan yang beruntun

itu tidak juga berhasil menyentuh gentong tempat duduk kakek itu

maupun tubuh kakek itu sendiri. Hal ini tentu saja membuat Yoga

soka tambah penasaran. Sambil membentak keras ia sudah

mengirimkan tinjunya lagi sambil melompat agak tinggi. Akan

tetapi yang terjadi benar-benar membuat Yoga Soka tambah

penasaran. Pukulannya terus-terusan luput, dan ayunan kakek itu

dengan bergerak lincah sekali seperti punya sayap dan bisa terbang.

Sebagai seorang yang merasa selama ini belum pernah

terkalahkan, tambah lama ia tambah jengkel dan penasaran. Tiba
tiba ia melihat sepotong kayu yang besar, sama dengan pahanya,

menggeletak tak jauh dari tempat itu. ia segera melompat dan

menyambar katu tersebut. Kemudian dengan dipegang oleh keduaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 267

tangannya, potongan kayu itu dipergunakan memukul. Sambaran

pukulan sahsyat.

?Plak ..!? pukulannya berhasil. Ia merasa pasti bahwa

pukulannya tadi pasti mengenai tubuh kakek itu dan kemudian

terjungkal. Akanm tetapi yang terjadi kemudian, Yoga soka

terbelalak. Ternyata sambaran pukulannya tadi tidak mengenai

tubuh kakek itu, hanya mengenai gentong tempat duduk kakek itu.

?Ki kik kik kik!? kakek itu mengikik lagi dan kakinya masih

tetap saja bersila. ? kik kik kik kik kayunya patah ..!?

Ketika mengamati kayu sebesar paha yang dipegangannya itu,

ternyata benar kayunya itu telah patah sebagian. Dan ketika ia

meneliti gentong itupun, gentong tempat duduk kakek itu sekarang

ada yang bolong.?Kik kik kik .. sabar anak, mengapa engkau

menjadi marah dan mengamuk?? tanya kakek gemuk itu dan masih

tetap duduk di atas ayunan.

?Engkau sendiri yang memulai. Kau tanpa persoalan telah

mengganggu aku. hayo lekas kembalikan ikat kepalaku!? bentak

Yoga soka.

?Kik kik kik baiklah! Nih, terimalah kembali ikat kepalamu.

Memang siapa yang sudi dengan ikat kepala yang tengik itu??

sambil berkata kakek itu sudah melemparkan ikat kepala yang tadi

disambar dari Yoga Soka.ikat kepala yang dilemparkan kakek itu,

segera disambut oleh Yoga soka. Akan tetapi tiba-tiba pemuda itu

terbelalak karena lemparan ikat kepala itu menerbitkan angin yang

dahsyat sekali, sehingga membuat tunuhnya terhuyung kebelakang.

Karena terhuyung, maka sambaran luput dan ikat kepala itu jatuh ke

tanah.

Sambaran tenaga yang membuat ia terhuyung kebelakang

seperti didorong oleh tenaga yang dahsyat, tentu saja membuatKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 268

Yoga soka menjadi marah. Lalu pemuda ini sudah menduga bahwa

kakek ini memang sengaja mencari perkara. Ia sudah hampir maju

lagi menyerang. Namun mendadak saja pemuda ini seperti

disadarkan. Sambaran tenaga dahsyat tadi membuktikan bahwa

kakek itu seorang yang sakti manderaguna. Kalau tidak, mana

mungkin hanya melempar ikat kepala saja. sudah dapat membuat

dirinya terhuyung mundur seperti itu.

Akan tetapi sekalipun sadar bahwa kakek gendut yang

dihadapi sekarang ini seorang sakti manderaguna ia tidak takut.. ia

segera menggunakan batang kayu itu untuk menyerang lagi dengan

hebat. Namun pemuda ini segera terbelalak kaget. Sambaran kayu

yang dipegangnya, walaupun pukulan penuh tenaga, tak lagi dapat

menyentuh gentong maupun tubuh kakek itu. pukulannya itu

sepeerti tertahan oleh tenaga yang tidak kasat mata sehingga

pululannya tertahan. Hatinya heran bukanmain, mengapa bisa

terjadi seperti itu. kakek itu sama sekali tidak tampak bergerak.

Mengapa timbul kekuatan yang dapat menolak sambaran kayu itu?

Tiba-tiba Yoga Soka jadi penasaran. Bentaknya, ?Huh!

Engkau kakek yang jahat!?

?Kik kik kik kik .. mengapa kau menuduh aku kakek jahat??

tanya kakek itu masih saja tertawa seperti suara ayam.

?Engkau menggunakan ilmu siluman!?

Sepasang mata kakek yang sipit itu tampak terbelalak sebentar.

kemudian terdengarlah jawaban yang mengandung pertanyaan,

?Ilmu Siluman, apakah maksudmu??

?Kalau tidak menggunakan ilmu siluman manakan bisa terjadi?

Engkau tidak bergerak sama sekali, tapi sambaran pukulan tidak

pernah bisa mengenai tubuhmu.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 269

Tiba-tiba saja kakek ini tertawa ngikik seperti geli. ?Kik kik kik

kik .. kik kik kik .. ucapanmu benar-benar menggelikan ..!?

Tentu saja kakek gendut setengah gundul yang masih tetap

duduk di ayunan ini menjadi geli, dituduh menggunakan ilmu

siluman. Ia sesungguhnya menggunakan ilmu yang wajar saja.

menggunakan tiupan mulut. Berkat latihannya yang telah sempurna,

tiupan dari mulut yang dilambari oleh hawa sakti dalam tubuh itu,

dapat menjadi kekuatan dahsyat sekali. Hingga sambaran pukulan

Yoga soka dapat ditahannya.

?Huh, kau menghina aku. orang tua macam engkau ini,

sepantasnya memang harus dihajar oleh seorang muda. Buktinya

engkau menghina seorang muda. Huh, terimalah pukulanku!?

sesudah berkata, Yoga soka kembali menggerakkan kayu itu untuk

memukul. Tetapi walaupun ia mengerahkan tenaganya untuk

memukul, kayu yang dipukulkan itu selal menyeleweng, tidak

berhasil menyentuh gentong itu, maupun tubuh si kakek. Penasaran

dan kemarahannya tidak dapat menolong. Malah membuat

tenaganya banyak dibuang tiada guna.

Dada pemuda itu kemudian tampak tersengal-sengal terasa

sesak dan letih dalam uasahanya memukul kakek itu ia terpaksa

harus mengerahkan tenaga.

Setelah pemuda itu mundur dan tidak memukul lagi, kemudian

terdengar kakek itu berkata, ?Kik kik kik .. tak heran apabila kau

tidak berdaya menghadapi Wayan Kitir dan anak-anaknya!?

Yoga Soka terbelalak kaget mendengar ucapan kakek gendut

yang aneh ini. apakah kakek ini tahu apa yang dialami dan

kegagalannya menghadapi Wayan Kitir dan anak-anaknya?

Ataukah hanya kebetulan saja? untung dia bukan pemuda tolol.

Kemudian pancingnya, ?Huh, engkau ngawur saja, siapa yang tidak

berdaya, menghadapi Wayan kitir dan anak-anaknya??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 270

?Kik kik kik kik ..? kakek itu tertawa ngikik seperti suara

ayam. ?Engkau bisa membohong kepada orang lain, tetapi manakah

engkau dapat menipu aku? kau tidak berdaya menghadapi Wayan

kitir dan anak-anaknya, justeru keluarga itu dapat bergerak cepat

sehingga engkau sulit mengikuti. Bukankah begitu? Kau ingin

mungkir??

Sejenak Yoga Soka terbelalak heran mendengar tepatnya

ucapan kakek ini. untung sekali pemuda ini segera dapat mambawa

diri. Sadarlah bahwa dirinya sekarang ini berhadapan dengan kakek

aneh dan waskita. Buktinya kakek ini dapat mengetahui apa yang

telah dialami. Dirinya saat sekarang ini sedang penasaran pada

keluarga Wayan kitir itu, disamping tergila-gila kepada Ketut

Menur yang cantik dan menarik. Kalau kakek ini seorang yang sakti

manderaguna, mengapa dirinya tidak mengambil hati agar kakek ini

bersedia membantu kesulitannya? Dengan bantuan kakek aneh yang

sakti ini, ia percaya apa yang dicita-citakan dan diharapkan dapat

segera terwujud.

Mendadak saja Yoga Soka sudah menjatuhkan diri dan berlutut

disepan kakek aneh itu yang masih duduk di atas ayunan. ?Aih ..

maafkan saya yang sepeerti bermata buta ini. saya seorang anak

yang hidup tersia-sia. Yatim piatu dan selalu dihina orang .. Aihh,

bunuh sajalah saya dan jangan paman mempermainkan seperti ini

..!?
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Kik kik kik kik .. bangunlah anak muda .. mengapa kau

bersikap seperti itu?? sahut kakek aneh itu sambil menggerakkan

tangan kanan. Angin yang dahsyat tetapi tidak nampak segera

menyembar Yoga Soka. Akibatnya diluar kemampuan pemuda ini

sudah terpaksa harus bangkit dari berlutut.

Yoga Soka tambah kagum dan tambah sadar bahwa kakek

gendut ini memang seorang sakti manderaguna. Mungkin lebihKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 271

sakti jika dibandingkan sengan gurunya empu Suluh. Timbullah

keputusannya bahwa ia harus dapat bantuan dari kakek ini untuk

mencapai cita-citanya. Katanya kemudian, ?Paman, bunuh saja saya

yang selalu menderita hinaan orang ini, jika paman tidak bersedia

melindungi.?

?Kik kik kik, engkau dihina oleh Wayan Kitir, apakah

sebabnya?? tanya kakek aneh ini.

?Soal anaknya perempuan itu ..?

?Enakau jatuh hati pada anak perempuannya itu??

?Ya,? sahut Yoga soka sambil menganggukkan kepalanya, akan

tetapi tak urung ia merasa malu juga.

?Siapakah gurumu??

?Saya tidak mempunyai guru, paman. Saya mendapat

bimbingan dari ayah sendiri dan sekarang ayah sudah meninggal.?

Walaupun jawaban Yoga soka ini dusta tetapi tidak sepenuhnya.

Kenyataannya memang Empu Suluh adalah ayah kandungnya

sendiri.

?Hem, lalu apakah maksudmu engkau minta perlindunganku??

?Saya mohon agar paman sudi membantu saya merebut gadis

cantik yang bernama Ketut Menur itu. jika paman tidak bersedia,

lebih baik bunuh sajalah aku, pemuda sial yang bernama Yoga soka

ini.?

?Kik kik kik kik .. namamu Yoga Soka? Bagus! akupun

menggunakan nama depan Yoga. Tetapi Yoga Jati! Hemm, bagiku

Wayan Kitir dan anak-anaknya itu bukan apa-apa. bicara soal

kecepatan gerak, manakah aku mau kalah??

Diam-diam Yoga soka memang mengakui bahwa kakek aneh

yang mengaku bernama Yoga Jati tentu lebih sakti jikaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 272

dibandingkan dengan Wayan Kitir. Buktinya ia tidak mampu

memukul kakek itu sekalipun ia tidak berusaha menghindar.

Teringat akan pengalamannya tadi, ia tertarik dan bertanya.

?Paman, aihh .. betapa gembira hatiku apabila paman bersedia

membantu kesulitanku ini. tetapi menggunakan apakah paman tadi

menolak pukulanku??

?Kik kik kik kik, engkau heran? Aku tidak menggunakan ilmu

siluman seperti tuduhanmu. Akan tetapi aku hanya menolak

pukulanmu dengan hawa mulut.?

?Hawa mulut ?? Yoga soka terbelalak kaget. ?Bagaimana

hawa mulut dapat menolak pukulan??

?Kik kik kik kik .. engkau tidak kenal ilmu itu, tidak heran

jika engkau kaget dan heran. Demikian pula tak heran jika engkau

tidak berdaya menghadapi kecepatan gerak Wayan Kitir dan anak
anaknya.?

Yoga Soka mengamati kakek yang masih tetap duduk diatas

ayunan itu dengan pandang mata heran. Tetapi tidak membuka

mulut. Lalu terdengar Yoga Jati berkata lagi, ?Hai anak muda!

Mengapa tiba-tiba engkau merengek minta bantuanku? Bukankah

tadi engkau begitu garang dan malah mengancam mau

membunuhku??

Kata-kata ini membuat Yoga soka malu juga. Kalau saja

dirinya saat ini tidak menghadapi kesulitan dalam memenuhi

kehendaknya, manakah mungkin ia mau direndahkan orang? Sesuai

dengan keadaan, dirinya yang kebal akan pukulan dan senjata, ia

merasa dirinya orang yang sakti manderaguna. Akan

tetapipengalamannya menghadapi Wayan Kitir dan anak-anaknya

itu menyedarkan pemuda ini bahwa untuk menjadi seorang saktii

manderaguna, tidak cukup memiliki tubuh kebal. Ia harus memilikiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 273

ilmu tata kelahi yang cukup tinggi. Jika bisa menjadi demikian, ini

baru lengkap namanya.

?Paman, apa yang tadi sudah aku lakukan, berilah aku ampun.?

Ratap pemuda ini sambil membungkukkan tubuh menghormat.

?Apabila paman tidak bersedia menolong aku, lebih baik bunuh

sajalah aku.?

?Kik kik kik kik, mengapa kau amat mudah mengucapkan kata

minta dibunuh? Sindir kakek gendut yang mengaku bernama Yoga

Jati ini. ?Orang hanya dapat mencapai apa yang diinginkan dan

dikehendaki apabila bersedia berusaha. Aku bersedia menolong

engkau hai orang muda. Akan tetapi sebaliknya engkau harus

berjanji dan tidak boleh dilanggar.?

?Saya bersedia paman, dan bagaimanakah saya harus berjanji??

tanya Yoga soka.

?Engkau harus berjanji merahasiakan bantuanku ini. tidak

boleh bocor kepada siapapun. Bagaimana??

?Ya, saya berjanji paman, akan meraahasiakan semua ini.?

?Kik kik kik kik, bagus! dan engkau hanya dapat aku bantu


Rajawali Emas 23 Misteri Pedang Pusaka Wiro Sableng 150 Misteri Pedang Naga Dewa Arak 11 Memburu Putri Datuk

Cari Blog Ini