Ceritasilat Novel Online

Keris Pusaka Kyai Lobar 7

Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat Bagian 7

Dalam waktu tak lama, jumlah yang sembilan orang itu sudah

berkurang satu akibat tertembus perutnya oleh pedang Yoga Soka.

Namun demikian, delapan orang itu terus mengeroyok dan tidak

menganal ras gentar.

Sementara itu, Wayan Kitir yang berkelahi melawan Yoga Jati,

makin lama menjadi makin kesulitan. Akibat tenaga dalamnya yang

banyak berkurang dan terdesak oleh sambaran pedang lawan,

sekarang nafasnya sudah tersengal-sengal dan peluh membanjir

membasahi badannya.

Kasihan sekali kakek ini, dalam perkelahian ini ia harus

menderita rugi karena beberapa macam hal. Tetapi yang paling

berpengaruh adalah akibat hilangnya tenaga hampir separo,

disamping goncangan perasaan mendengar binasanya keempar

orang anaknya yang dikasihi sekaligus.

?Hiaaattt ..!? mendadak terdengar teriakan Wayan Kitir yang

nyaring dan panjang.

?Haitt ..!? dan terdengr pula suara teriakan yoga Jati.

Ternyata yang terjadi, bahwa Wayan Kitir tadi menyerang

dengan nekat. Ia sudah tidak memperhitungkan hidup dan mati

dengan Yoga Jati.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 329

Tetapi sebaliknya Yoga Jati belum ingin mti. Maka melihat

sambaran pedang lawn yang luar bias itu, ia berteriak sambil

melompat jauh ke belakang. Sebab apabila ia sampai berani

menangkis, tidak urung senjata Wayan Kitir itu akan mental dan

menyambar ke tubuhnya secara tidak terduga. Walaupun ia sendiri

dapat meneruskan tangkisan itu dengan menyerang, namun

akibatnya masing-masing akan roboh dan mati. Itulah sebabnya

Yoga Jati memilih melompat mundur dan tak mau menangkis.

Untuk sejenak mereka saling pandang seperti dua ekor ayam

jago yang sedang saling menaksir. Tampak dada Wayan Kitir

tersengal-sengal dan tubuh sudah mandi peluh. Melihat ini tentu

saja Yoga Jati tak mau memberi kesempatan kepada lawan untuk

bernafas dan istirahat. Maka sambil membentak nyaring ia sudah

menerjang maju lagi sambil menyodokkan tongkatnya yang

ujungnya tajam seperti mata golok. Maka dalam waktu singkat

sudah terjadi perkelahian yang sengit lagi.

Dua orang musuh bebuyutan itu tidak seorangpun yang mau

mengalah. Yang terpikir oleh Yoga Jati, hari ini dirinya harus dapat

membunuh Wayan Kitir tanpa dirinya menderita rugi. Sebaliknya

yang terpikir oleh Wayan kitir, dirinya sedia mati hari ini asal

lawnnyapun mati.

Maka dalam perkelahian ini, Yoga Jati selalu berhati-hati,

sebaliknya Wayan Kitir berkelahi bagaikan kerbau gila. Pedangnya

menyambar seperti baling-baling, sehingga tidak memberi

kesempatan kepada lawan untuk bernafas.

Ketika itu terdengar dua teriakan ngeri yang saling susul.

Ternyata dua orang murid Wayan Kitir romoh lagi menyusul yang

lain. Yang seorang berlobang perutnya dan sebagian ususnya keluar

dari lobang, dan yang seorang dadanya hampir melesak kena tinju

Yoga Soka yang keras. Akan tetapi walaupun jumlahnya tinggalKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 330

tujuh orang saja, murid-murid Wayan Kitir terus mengamuk dengan

hebatnya.

Namun sebaliknya, makin banyak merobohkan lawan, Yoga

Soka semakin beringas. Dengan sepasang matanya yang merah

seperti menyala, pedang di tangan kanan menyambar-nyambar dan

menangkis, sedang tangan kiri yang kosong mencengkeram dan

meninju. Kakinyapun tidak tinggal diam, setelah memperoleh

kesempatan segera menendang pedang yang menyambar.

Melihat kegagahan lawan ini, bagaimanapun berpengaruh

dalam hati tujuh orang pemuda ini. mereka seperti melawan

manusia dari baja dan sambaran pedang mereka tidak dapat melukai

lawan. Lalu apakah yang harus dilakukan untuk dapat mengalahkan

pemuda berkulit tembaga dan bertulang besi ini? karena tak tahu

apa yang harus dilakukan maka mereka hanya berkelahi lebih hati
hati. timbullah kemudian tekad dalam hati mereka. Pada akhirnya

pemuda ini akan kepayahan dan kemudian mereka akan dapat

menelikung. Kalau lawan ini tidak mempan senjata, mereka percaya

akan dapat mati kalau digantung.

Sama sekali tidak mereka sadari bahwa harapan mereka itu

ibarat menunggu munculnya batu gunung ke permukaan air, kalau

toh lelah, Yoga Soka masih dapat beristirahat dengan tidak

melawan dan membiarkan tubuhnya menjadi sasaran bacokan dan

tikaman. Sesudah hilang lelahnya, bukankah masih dapat melawan

lagi? Dan dengan demikian harapan mereka tidak mungkin dapat

terkabul.

Dalam pada itu, Wayan Kitir yang masih bertahan melawan

musuh bebuyutannya terus berusaha memberikan perlawanan

sebaik-baiknya. Benteng pedangnya yang diputar seperti baling
baling tak juga bisa ditembus serangan tongkat lawnnya. Dan

walaupun tenaganya sudah hampir habis, namun tak juga mauKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 331

menyerah. Pendeknya ia hanya mau menyerah dan mati asal

bersama-sama dengan Yoga Jati.

Ketika itu, hari sudah menjelang sore. Namun perkelahian itu

masih terus berlangsung dengan amat hebatnya. Baik antara Yoga

Soka melawan murid-murid Wayan Kitir maupun Yoga Jati melawn

Wayan Kitir. Perkelahian yang terjadi sekarang ini justeru bukanlah

pertandingan wajar yang mencari kemenangan. Akan tetapi

merupakan pertandingan mati-matian untuk mempertahankan

nyawa.

Tiba-tiba terdengar teriakan ngeri yang saling susul suara dua

orang menghadapi sekarat. Ternyata walaupun sudah berkelahi

dengan hati-hati, dua orang Wayan Kitir kembali roboh mandi

darah dan nyawa melayang. Pedang Yoga Soka menemukan

sasarannya lagi, sehingga dua orang pengeroyoknya itu roboh mati

hampir berbareng.

Dua belas orang murid, kini tinggal lima orang yang masih

hidup dan melawn. Walaupun Wayan kitir sudah berusaha

menenangkan hati untuk dapat melawn dengan baik, tidak urung

perasaannya terpengaruh juga. Apakah dirinya hari ini harus

menyaksikan penjagalan terhadap murid-muridnya tanpa dapat

berbuat apa-apa? Tentu saja hal ini membuat hatinya masygul

bukan main. Dirinya telah memperoleh kepercayaan dari orang tua

murid-muridnya itu, akan mendidik dan membimbing menjadi oang

yang berguna. Namun harapan itu sekarang menjadi buyar, melihat

kenyataan diluar harapannya.

Melihat murid-muridnya roboh tidak bernyawa ditangan

pemuda liar itu, membuat hatinya makin putus asa lagi. Kalau

dirinya masih hidup, bagaimanakah ia harus menjawab pertanyaan

orang tua mereka yang mati berkelahi itu? dalam keadaanKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 332

pikirannya kacau seperti ini, mendadakk saja ia sengaja membuka

lowongan kepada lawn.

Yoga Jati yang tidak menduga maksud lawan sudah

menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menikamkan

ujung senjatanya yang runcing tajam.

?Augghhh .. aduh . !? pekik ngeri terdengar dari mulut

Wayan Kitir dan Yoga Jati. Disusul oleh rubuh mereka yang

terkulai roboh, dan senjata masing-masing lepas dari tangan. Dua
duanya terluka amat parah. Perut Wayan Kitir robek dan dada Yoga

Jati juga berlobang.

Disaat ujung senjatanya masuk kedalam perut Wayan Kitir,

kesempatan itu dipergunakan secepatnya oleh Wayan Kitir. Dan

akibatnya, sebelum Yoga Jati sadar, dadanya sudah berlobang oleh

tikaman pedang Wayan Kitir. Tetapi dasar mereka memang orang
orang terlatih dan ulet, walaupun masing-masing terluka parah,

nyawa ereka taj juga lekas melayang, justeru malah menimbulkan

derita dua kakek itu. mereka harus erasakan kesakitan hebat oleh

luka itu.

Melihat robohnya sang guru ini, murig-murid Wayan Kitir

menjadi kaget. Semangat mereka terbang, maka hampir berbareng

mereka melompat mundur untuk melarikan diri. Sebab mereka

sadar, apabila terus melawan, tidak urung mereka hanya

mengantarkan nyawa saja.

Akan tetapi sayang sekali, Yoga Soka sudah dalam keadaan

kalap. Dasar wataknya yang memang sudah kejam dan liar, makin

tambah kejam dan liar lagi. Ia tak mau membiarkan murid-murid

Wayan Kitir itu melarikan diri dalam keadaan masih bernyaw.

Pedang ditangan disambitkan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 333

?Crokk .. aughh ..!? sambaran pedang yang disambitkan

itu mengenai secara tepat dan menghujam punggung tembus sampai

ke dada. Maka setelah menjerit ngeri, pemuda itu terhuyung

kemudian roboh dan nyawa melayang.

Setelah menyambit dengan pedangnya, Yoga Soka mengejar

seorang yang belum jauh lari. Sungguh celaka murid Wayan Kitir

yang dikejar itu. karena tergesa-gesa dan ketakutan ia menjadi

kurang waspada dan kurang hati-hati. ia terpeleset oleh tanah yang

licin ketika akan melompat. Sebelum pemuda itu berhasil bangkit,

Yoga soka telah datang dan menendang sekuat tenaga.

?Augghh..!? jerit pemuda itu dan tubuhnya terlempar

beberapa meter jauhnya. Dan sebelum pemuda itu berhasil bangkit,

ia sudah ditubruk oleh Yoga Soka dan ditindih. Dua buah tinju

bertubi-tubi menghujani muka dan kepalanya, sehingga tanpa malu

lagi berkaok-kaok tidak karuan.

Namun teriakan itu tidak membuat tinju itu berhenti

menghujani, malah datang seperti hujan dan disaat pemuda itu

sudah berele-tele setengah mati, Yoga Soka mencabut nyawa

lawannya dengan dupakan tumit pada dada. Akubatnya dada itu

melesak dan nyawanya melayang.

Tiga orang yang lain luput dari kebinasaan dan sudah jauh

melarikan diri. Gembira pemuda ini telah berhasil membasmi

keluarga itu dan sudah dianggapnya membuat hatinya kecewa dan

sakit hati. dan disaat ia mengamati korban yang dadanya melesak

itu, tiba-riba mendengar jerit perempuan.

Yoga Soka justeru seorang pemuda yang tersesat jalan sebagai

akibat nafsunya sendiri terhadap perempuan. Maka jeritan

perempuan ini mengejutkan, tetapi membangkitkan semangatnya.

Dan tiba-tiba saja terbayanglah ingatannya kepada gadis cantikKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 334

Ketut Menur. Mungkinkah gadis itu belum mati dan sekarang

pulang?

Ia membalikkan tubuh dan melompat. Dan ia melihat seorang

perempuan menelungkup diatas dada Wayan Kitir. Tetapi

perempuan itu kurus kering, jadi jelas bukan Ketut Menur yang

bertubuh padat berisi. Untuk sejenak Yoga Soka mengamati

perempuan itu tidak berkedip.

Perempuan kurus kering itu bukan lain isteri Wayan Kitir.

Diatas pembaringannya perempuan ini mendengar juga suara

gadush di halaman depan, disamping teriakan-teriakan yang

menyayat hati. betapa keinginan hatinya untuk bangkit dari

pembaringannya dan melihat apa yang sedang terjadi. Maka yang

dapat dilakukan hanya memanggil suaminya maupun beberapa

orang murid suaminya.

Akan tetapi sepi saja, dan tidak seorangpun menyahut atas

panggilannya. Perempuan ini mencoba untuk bangkit, akan tetapi

tidak mampu. Namun perempuan ini merasa tersiksa, mendengar

suara gaduh dan kadang suara pekik ngeri itu.

Tiba-tiba setelah menderita ketegangan yang cukup lama, ia

mendengar pekik suaminya. Ia kaget sekali dan tiba-tiba saja seperti

memperoleh kekuatan gaib, perempuan ini yang semula tidak bisa

bangkit dengan mudah dan turun dari pembaringan. Ketika dirinya

tiba di depan, untuk sejenak sepasang mata perempuan ini

terbelalak. Kemudian seperti orang yang secara mendadak waras

(sembuh) ia melompat dan kemudian menubruk suaminya yang

menggeletak dan mandi darah. Ia menelungkup diatas suaminya dan

kepalanya tepat menindidih dada sambil menjerit.

Waktu itu Wayan Kitir sedang menghadapi sekarat maut.

Ketika mendengar jerit isterinya, ia membuka mata. Kemudian

tangan kiri memeluk leher isterinya, sedang tangan kananKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 335

mengusap-usap penuh rasa kasih. Tidak sepatah ucapan yang keluar

dari mulutnya. Namun sesaat kemudian gerakan tangan Wayan Kitir

itu berhenti untuk selama-lamanya. Wayan Kitir menghembuskan

nafas penghabisan. Demikian pula isterinya, malah lebih dahulu

menghembuskan nafas penghabisan ialah disaat ia menjerit

kemudian menubruk suaminya.

Apa yang terjadi dengan isteri Wayan Kitir itu memang hanya

yang maha kuasa saja yang tahu. Darimana datangnya kekuatan

isteri Wayan Kitir yang tiba-tiba dapat bangkit meninggalkan

pembaringannya tidak seoorangpun mengerti.

Akan tetapi ibarat isteri Wayan Kitir itu merupakan pelita yang

kehabisan minyak. Disaat pelita itu akan padam karena minyak

terakhir habis, pelita itu akan lebih terang untuk beberapa saat.

Kemudian padam seterusnya.

Demikian pula isteri Wayan Kitir ini, ia memperoleh kekuatan

yang datangnya tiba-tiba. Akan tetapi berbareng dengan lenyapnya

kekuatan yang datang mendadak itu, nyawanya sudah pergi entah

kemana.

Yoga Soka menjadi kecewa sekali, ketika jeritan itu dari mulut

seorang wanita yang kurus kering. Malah kemudian setelah

menelungkup diatas tubuh wayan kitir, tidak bergerak-gerak lagi.

Tidak seorangpun tiga belas sosok tubuh yang menggeletak itu

masih bergerak. Mereka sudah tidak bernyawa lagi. Darah mulai

mengering dan tubuh-tubuh mereka mulai kaku.

Yoga Soka sekarang mengamati ke arah Yoga Jati yang

menggeletak tidak bergerak. Tetapi walaupun ia tadi datang

bersama-sama, dan walaupun kakek gendut dan gundul itu berjasa

pula terhadap pembasmian Wayan Kitir sekeluarga ini, pada wajah

Yoga Soka tidak terbayang sedikitpun rasa haru dan menyesal,Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 336

melihat temannya yang sekarang binasa. Yang nampak menghias

bibir Yoga Soka yang tebal itu malah mengejek. Dan sesaat

kemudian terdengarlah desisnya. ?Huh, salahmu sendiri, mengapa

kau sampai bisa dibunuh oleh Wayan Kitir. Aku tidak mempunyai

waktu yang cukup untuk merawat dan menbakar jenazahmu. Maka

maafkan aku, sekarang juga aku akan pergi melanjutkan

perjalanan.?

Dan benar saja setelah mengucapkan kata-katanya ini, Yoga

Soka segera melangkah pergi dan tidak pernah menengok lagi.

****

Entah pergi kemana Yoga Soka saat sekarang ini. kiranya lebih

tepat apabila kita jenguk dahulu tempat dimana Ketut Menur dan

yang lain terlempar kedalam jurang yang amat dalam. Selamatkah

mereka itu? atau matikah mereka itu? untuk menjawab pertanyaan

ini, mari kita jenguk dan lihat dahulu tentang keadaan jurang yang

dalam itu.

Jurang dimana empat orang anak Wayan Kitir terlempar

kedalamnya, meruakan jurang yang amat berbahaya. Sebab

disamping amat dalam, pada dasar jurang ini berserakan batu-batu

yang besar-besar sebesar kerbau atau lebih. Maka apabila seseorang

terlempar dan jatuh kedalamnya tentu tubuhnya akan hancur. Akan

tetai dibagian lain memang terdapat semacam sumber air yang tidak

pernah kering. Air jernih mengalir terus dari sela ke sela batu pada

dinding jurang. Sedang dibawahnya terdapat semacam kubangan air

yang beberapa meter luasnya, disamping dalam sekali. Maka

apabila orang terlempar tepat pada kubangan yang dalam ini, tubuh

orang itu bisa selamat tidak hancur diterima oleh batu. NamunKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 337

demikian, belum tentu orang masih dapat hidup, karena bantingan

yang amat tinggi itu. Sekalipun jatuh ke dalam air, bis

mengakibatkan patah tulang atau goncangan isi perut dan dada.

Akibatnya, dapat pula menyebabkan orang menjadi cacat.

Tetapi di dalam jurang itu dihuni oleh seorang ?PANTEN?. Dia

seorang laki-laki bertubuh tinggi kurus, tubuh bagian atas

bertelanjang dan pakaiannya yang membungkus bagian bawah

sudah lusuh dan kotor. Mungkin pakaian itu jarang dicuci. Tubuh

bagian atas laki-laki ?Panten? itu sengiri tapak kotor. Agaknya ia

seorang yang malas untuk mandi. Ia memelihara kumis dan jenggot

akan tetapi kumis dan jenggot itu dibiarkan saja tumbuh tidak

terurus. Sedang rambutnya yang lebat menutup kepalanya, hitam

bercampur dengan putih, digelung (disanggul) tingi diatas

kepalanya.

Apakah sebabnya laki-laki ini disebut ?Panten?? seorang panten

adalah seorang bekas Wiku atau seorang suci atau pendeta. Panten

adalah sebutan bagi yang jatuh dari kedudukannya sebagai Wiku

dan hilang pula hak dan kehormatannya. Jadi orang ini merupakan

orang yang berdosa. Kerena dia sudah melakukan Himsa Karma

karena tidak mampu mengendalikan Sad Ripu. Yang disebut Sad

Ripu adalah enam (sad) musuh (ripu) dalam diri manusia.

Keenam musuh dalam diri tersebut adalah :

1. Kama (nafsu atau keinginan yang negatif dan tak terkendali).

2. Lobha (tamak, serakah, rakus)

3. Krodha (marah/kemarahan)

4. Moha (gelap pikiran, bingung/kebingungan)

5. Mada (mabuk, termasuk mabuk kemenangan, kecantikan,

ketampanan, kekayaan, kesuksesan, kekayaan dll.)

6. Matsarya (dengki, iri hati)Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 338

Dan seorang Wiku yang jatuh martabatnya dan disebut Panten

itu, tidak boleh disucikan lagi (Tan yogya yan sinaskaran). Oleh

karena tidak ada penebusan dari Panten itu (Apan tan hana

kaprayacittaning panten), berarti pula Panten seorang berdosa

berdosa besar yang tak dapat diampuni lagi.

Seorang Wiku baik dari agama Hindu, Buddha maupun

Jainisme harus mematuhi akan Ahimsa. Sebab Ahimsa sebagai

norma kesusilaan yang dianggap jalan untuk mencapai

kesempurnaan rokhani dan pensucian bathin. Ahimsa termasuk pula

salah satu kesusilaan yang utama diantara norma kesusilaan yang

diajarkan,yaitu : Tapa (mengekang/mengendalikan hawa nafsu),

Dana (murah hati), Arjawa (lurus hati), Ahimsa (tidak menyakiti

atau membunuh) dan Satya Wacana (berkata yang benar, jujur dan

tidak ingkar janji). Memang berat larangan-larangan yang harus

dipatuhi oleh seorang Wiku. Dan pelanggaran yang dilakukan bis

menyebabkan menjadi Panten, seorang berdosa besar dan tidak

memperoleh ampun lagi.

Yang disebut Wiku adalah sama dengan Bhisku atau Bhiku.

Dan bekas Wiku yang telah menjadi Panten ini, memang sudah

melakukan banyak pelanggaran. Disamping Panten ini seoang yang

serakah, suka mengambil/merampas milik orang lain, tak pantang

membunuh. Malah pelangaran yang lebih berat lagi. Panten ini

justeru seorang yang tidak kuasa menahan nafsu birahinya. Dia suka

menggunakan kekuasaan dan kedudukannya sebagi Wiku dengan

memanggil perempuan isteri orang lain maupun gadis orang lain,

dengan alasan untuk minta pertolongannya melakukan sesuatu

pekerjaan. Tetapi justeru kepercayaan orang itu disalah-gunakan

dengan melakukan senggama dengan isteri dan gadis orang itu.

Setelah jatuh kedudukannya sebagai Wiku, maka Panten ini

erasa terasing dan tidak memperoleh kepercayan lagi dari orang.

Akan tetapi Panten ini masih ingin mempertahankan hidupnya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 339

Maka kemudian ia memilih jurang ini sebagai tempat tinggalnya.

Pad dinding jurang yang agak tinggi, sehingga jurang ini digenangi

air tidak kebanjiran, terdapat sebuah foa yang agak dalam dan luas.

Goa alam inilah yang kemudian dijadikan tempat tingalnya.

Disekat-sekat dengan batu yang ditumpuk sehingga menjadi temat

tinggal yang menyenangkan.

Tetapi selama bertempat tinggal di goa ini, Panten tidak hanya

melewatkan waktu untuk tidur dan makan. Diam-diam ia merobah

cara hidup. Kalau selama masih sebagai Wiku , pikiran dan

perhatiannya tertuju untuk masalah kerokhanian, maka sekarang apa

yang terpikir adalah soal keduniawian. Ia melatih diri dalam hal

ilmu kesaktian. Ia merasa bahwa takkan dapar mempertahankan

hidupnya kalau lemah. Kalau tidak sakti manderaguna. Dan dirinya

tentu dihina oleh orang. Dan berkat ketekunan dan kerajinannya

berlatih dalam ilmu kesaktian ini, setelah beberapa tahun lamanya

menghuni jurang ini secara gampang dan leluasa ia naik maupun

turun, seakan dapat terbang sekalipun tidak mempunyai sayap.

Akan tetapi, justeru dengan kesaktian yang dimiiki ini, ia
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi semakin tersesat dalam sekali. Menjadi seorang jahat dan

sia-sia kewikuannya telah tanpa bekas lagi. Untuk mencukupi

kebutuhan pengisi perut, ia melakukan perampasan ke desa-desa.

Malah tidak melulu mencari makan dan pakaian saja kalau

menyerbu ke desa seorang diri. Malah iapun mencuri isteri atau

gadis orang. Dan apabila isteri atau gadis orang sudah jatuh ke

tangan Panten, tak akan kembali lagi ke rumahnya, sebab akan

dibunuh mati, sesudah panten tidak membutuhkan lagi.

Agaknya hukuman yang diterima sebagai akibat dari dosa
dosanya itu menyebabkan Panten atau bekas Wiku ini menjadi

patah harapan. Merubah dirinya menjadi seorang yang sesat dan

segala tindak-tanduk, langkah dan perbuatannya hanya menurutkan

nafsu. Panten ini telah lupa kepada ajaran-ajaran yang pernahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 340

diterimanya tentang Satya yang merupakan bagian dari Yama Brata.

Satya artinya setia dan jujur.

Brahmanwa manusyanam, adityowapi tejasan, cirowa

sarwagatresu, dharmesu satyam uttaman. Artinya : Brahmana

diantara manusia ibarat matahari diantara yang bersinar, kepala

diantara anggota badan. Diantara kebajikan (Dharma), Satya

(kesetiaan dan kejujuran) lah yang paling mulia.

Sedangkan arti Satya sendiri adalah : Satya ta kita tan linok,

ring ambek, ring wuwus, ring ulah, ring brata, sapawekas sang

matuha. Yang artinya Satyalah kamu, tiada berdusta didalam

pikiran, didalam kata-kata, didalam perbuatan, didalam brata (dan)

dengan ucapan-ucapan (nasehat-nasehat) orang-orang tua.

Ketika itu Panten sedang duduk merenung-renung di atas

sebuah batu di depan goa tempat tinggalnya, mengingat-ingat

perjalaanan hidupnya. Sedikit terbersit dalam benaknya, mengapa

dirinya pada akhirnya harus menjadi manusia macam sekarang?

Hidup mengasingkan diri dan takut hidupp bersama manusia lain.

Mengapa dirinya setiap malam datang kepadesan hanya mengacau

dan menimbulkan kerugian kepada sesama manusia. Dan ia juga

tidak ingat lagi berapa jumlah perempuan yang menjadi korban

nafsu birahinya yang tidak terkekang lagi. Teringat semua ini, diam
diam timbul juga rasa sesalnya didalam hati.

Akan tetapi ketika dirinya ingat bahwa akibat dosa-dosanya itu

sudah tidak bisa lagi memperoleh ampun dan dapat kembali pada

kedudukannya semula sebagai Wiku, ia menghela nafas berat.

Dirinya sudah tercela, dirinya sudah berdosa. Teringat bahwa

dirinya telah berlumuran dosa ini, tiba-tiba saja ia menggumam,

??Hemm, sisa hidupku sudah tidak banyak lagi, aku seorang

manusia terkutuk! Untuk apa aku harus berpura-pura menjadi orangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 341

baik? biarlah kutuk menimpa diriku. Kiranya tak ada jalan paling

baik diriku kecuali menuruti kehendak hatiku. Mumpung masih

hidup. Bukankah setelah aku mati aku takkan lagi dapat melakukan

sesuatu sesuai dengan kehendak hatiku??

Disaat ia sedang tergoda oleh perasaan yang saling

bertentangan ini tiba-tiba ia kaget ketika ia mendengar suara ribut
ribut diaatas jurang. Dalam hati bertanya, ?Apa yang sedang terjadi

di atas?? setelah memperhatikan sejenak, ia segera menduga bahwa

di atas jurang sedang terjadi perkelahian.

?Heh heh heh,? ia tertawa terkekeh. ?Biarlah orang-orang

saling berkelahi dan saling bunuh. Persetan dengan mereka! Urusan

kebajikan hanya merupakan kewajiban dari orang-orang suci. Huh

huh, suci? Dengan menyiksa diri macam itu yang banyak

pantangannya adalah manusia suci? Persetan dengan suci. Aku tidak

mau hidup tersiksa macam itu. manusia di dunia ini untuk apakah

kalau bukan melalap apa yang sudah tersedia dan disuka? Apakah

gunanya? Huh huh, orang lain boleh menyebut aku orang terkutuk

dan berdosa. Akan tetapi aku memilih hidup secara bebas.?

Sesudah mengucapkan kata-kata ini, wajahnya berseri dan

nampaknya Panten puas. Memang demikianlah manusia yang sudah

sesat jalan. Manusia yang lupa akan martabat hidupnya. Lupa

bahwa manusia hidup dan beradab ini perlu diatur oleh peradaban

dan larangan-larangan maupun peraturan-peraturan yang dibuat

oleh manusia itu sendiri. Manakah mungkin manusia dapat hidup

dan beradab tanpa diatur oleh aturan dan larangan yang dibuat oleh

manusia itu sendiri? Manusia yang hidup dalam masyarakat beradab

tidaklah bebas lagi. Tidak dapat berbuat semaunya dan sekendak

hati. Dan manusia yang ingin bebas di dalam masyarakat beradab

itu hanyalah manusia liar yang sepatutnya hidup di dalam hutan

atau tempat terpencil dan berkumpul dengan binatang liar yang lain.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 342

Setiap manusia yang hidup di dunia ini, memang selalu

berhadapan dengan musuh bebuyutan yang sulit dikalahkan. Musuh

bebuyutan itu berada dalam sanubari manusia masing-masing.

Bukan lain adalah nafsu manusia itu sendiri yang merajalela dalam

hati.

Akan tetapi sesungguhnya hanya manusia yang dapat

mengalahkan nafsu yang merajalela dalam hatinya sendiri itulah,

manusia yang akan dapat memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan

tidak dapat dicari. Yang mencari tak akan pernah memperoleh. Dan

kalau merasa memperoleh kebahagiaan itu, sesungguhnya hanyalah

palsu. Kebahagiaan yang selalu diharapkan dan diinginkan oleh

setiap manusia itu, tidak usah dicari akan datang sendiri. Dan

sebagai syarat yang tak dapat ditawar lagi, bukan lain adalah kuasa

mengalahkan nafsu yang merajalela dalam sanubarinya sendiri.

Tiba-tiba Panaten kaget mendengar sambaran angin dari atas.

Dan keetika ia menengadahkan kepalanya. Ia melihat seorang laki
laki terlempar dari atas jurang. Akan tetapi melihat orang yang

terancam maut itu, Panten tidak bergerak dari tempat duduknya. Ia

hanya mengamat-amati saja sambil mengurut-urut jenggotnya yang

panjang sebatas dada dan sudah bercampur dengan uban.

Lemparan dari tempat yang tinggi itu sudah tentu kuat sekali.

Juga dapat dipastikan bahwa orang yang terlempar ke bawah ini, tak

mungkin dapat hidup lagi. Dan dugaan Panten ini benar belaka.

Tubuh laki-laki itu meluncuur cepat sekali dan celakanya pula tepat

menghantam batu. Brak .. dan tubuh Nyoman Sawiji hancur lebur

di dasar jurang.

Tetapi sama sekali Panten tidak terpengaruh menyaksikan

peristiwa mengerikan yang terjadi itu. ia malah terkekeh senang.

Sepasang matanya berkedip-kedip. Dan kemudian terdengarlahKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 343

desisnya. ?Persetan dengan orang itu. Hemm, biarlah tubuhnya

hancur dan kemudian menjadi mangsa binatang. Heh heh heh!?

Namun tak lama kemudian menyusul sambaran angin yang

keras dari atas. Ternyata lagi-lagi seoang terlempar ke dalam jurang.

Dan orang inipun mengalami nasib sama dengan Nyoman Sawiji.

Tubuhnya hancur berantakan karena menimpa batu besar di dasar

jurang. Siapakah dia ini? Bukan lain salah seorang murid dari

Wayan Kitir.

Dua orang setelah terlempar ke dalam jurang dan mati. Namun

panten tidak juga tergerak hatinya untuk meninjau ke atas jurang,

apa yang sedang terjadi disana. Malah hancurnya tubuh manusia di

dalam jurang itu, seeakan menjadi tontonan yang menarik.

Belum juga orang kedua mati dan hancur tunuhnya ke dasar

jurang, menyusullah melayang dari atas tubuh manusia dan kuda.

Akan tetapi tempat kuda dan manusia itu terlempar, agak beberapa

meter jauhnya dengan dua orang yang tadi sudah binasa. Kuda dan

manusia ini mengalami nasib yang sama. Ketika jatuh ke dasar

jurang sudah binasa tanpa dapat sambat lagi. Yang terlempar

menyusul ini bukan lain adalah Nyoman Samekta dan kuda

tunggangannya.

Telinga Panten yang tajam terlatih, mendengar jelas sekali

bahwa diatas jurang masih terdengar suara ribut orang berkelahi.

Mendengar ini hati Panten malah timbul harapan. Siapa lagikah

yang akan terlempar masuk kedalam jurang dan mati?

Di saat hatinya sedang bertanya-tanya ini, tiba-tiba ia

mendengar suara jeritan wanita. Mendengar ini tiba-tiba saja

hatinya tergerak. Memang bagi Panten itu, suara wanita itu besar

sekali pengaruhnya. Ia selalu butuh hadirnya seorang wanita

ditempat sepi dan terpencil ini. dan ketika ia menengadahkan

kepala. Tampak olehnya sesosok tubuh yang sedang melayangKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 344

cepat sekali dari atas. Ia tidak tahu yang terlempar itu adalah

seorang wanita atau laki-laki. Tetapi jerit yang nyaring tadi

pengaruhnya amat besar dalam hatinya. Maka Panten sudah

melompat dari atas batu tempatnya berdiri, kemudian ia sekarang

berdiri di atas jurang.

? ooOoo ?

JILID 8

KALAU yang terlempar kedalam jurang sekarang ini adalah

seorang wanita, ia takkan bisa membiarkan perempuan itu binasa

dan hancur seperti yang lain. Ia harus berusaha menolong dan

menyelamatkan. Dengan gerakan yang cekatan, Panten telah

mengeluarkan semacam jaring yang kemudian direntangkan

memenuhi lebar jurang. Masing-masing sudut diikat tali yang kuat

dan diikatkan pada pangkal dahan pohon dan akar-akar yang

nampak pada dinding jurang.

Jaring yang sekarang direntangkan oleh Panten ini bukan jaring

biasa. Akan tetapi jaring yang kuat sekali. Maka walaupun tubuh ini

terlempar dari tempat yang amat tinggi, jaring itu akan kuasa

menahan sehingga tubuh itu tak akan hancur diterima oleh dasar

jurang.

?Prokk ..!? dan jaring itu membal bergoyang-goyang setelah

tubuh orang diterima jaring. Akan tetapi betapa kecewa hati Panten

ketika mengetahui bahwa tubuh yang diterima itu adalah tubuh

manusia laki-laki. Laki-laki itu tidak bergerak seperti orang yang

sudah mati.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 345

Memang yang berhasil diterima oleh jaring itu adalah tubuh

Made Kulawu. Sejak dari atas jurang melayang sudah pingsan dan

kemudian oleh Yoga Soka dilemparkan kedalam jurang.

Panten marah dan penasaran, serta sudah hampir mengambil

jaringnya, kemudian melemparkan tubuh pemuda itu agar

terbanting pada sebuah batu. Akan tetapi niatnya ini diurungkan

ketika ila meluhat dari atas melayang lagi sesosok tubuh.
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekelebatan ia melihat perbedaan pakaian orang yang terlempar

sekarang ini. dan dari perbedaan pakaian inisecara pasti ia tahu

bahwa inilah perempuan yang tadi menjerit dan diharapkan.

Bibirnya menyungging senyum dan wajah yang berseri. Kemudian

timbul rasa khawatir dalam hati Panten kalau gadis ini cidera

sekalipun sudah diterima dengan jaring. Bukankah sayang kalau

perempuan yang selalu dibutuhkan setiap sat itu sampai mengalami

cidera?

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan ini, maka

kemudian Panten mengirimkan pukulan-pukulan jarak jauh untuk

menahan dan mengurangi luncuran dan lemparan dari atas yang

amat kuat itu.

?Wut wut wut ..!? pukulan-pukulan Panten yang saling susul

itu menebarkan sambaran angin yang kuat sekali ke arah atas. Dan

oleh sambaran pukulan yang saling susul ini, pengaruhnya dapat

menahan dan mengurangi luncuran tubuh Ketut Menur yang

terhempas dari atas.

Akan tetapi jurang itu memang dalam sekali. Maka, walaupun

Ketut Menur seorang gadis yang tabah dan sebabnya terlempar ke

jurang ini disengaja karena melempar diri, namun setelah dirinya

meluncur kebawah dengan cepat, gadis ini menjadi pusing dan

kemudian pingsan karena rasa ngeri. Dalam keadaan pingsan tentu

saja gadis ini tak dapat merasakan apa-apa. tetapi kalau gadis iniKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 346

masih dalam keadaan sadar, ia akan merasakan dorongan angin

yang kuat sekali dari arah bawah yang saling susul, sehingga

membuat luncuran tubuhnya makin berkurang kecepatannya. Dan

kalau saja gadis ini dalam keadaan sadar, merasakan dorongan dari

bawah ini, tentu akan berusaha pula mengurangi kekuatan

luncurnya dengan menggerakkan tangan dan kaki.

?Brukk ..!? tubuh Ketut Menur yang pingsan itu diterima

oleh jaring dan menimbulkan goncangan.

Tetapi Made Kulawu memang bernasib sial karena tanpa

dikehendaki, jatuh tubuh adiknya itu tepat menimpa dadanya.

Jatuhnya tubuh gadis itu cukup keras, maka dada pemuda itu tidak

bedanya dengan dipulul keras. Untung juga Made Kulawu dalam

keadaan pingsan, hingga tidak merasakan derita apapun disaat

dadanya melesak oleh timpaan adiknya dan nyawanya melayang.

Adapun Ketut Menur sendiri sekarang roboh menggelinding didekat

tubuh Made Kulawu yang sudah tidak bernyawa.

?Heh heh heh gadis cantik ..!? Panten terkekeh dan

mengumam. Hatinya gembira sekali, ketika melihat perempuan

yang jatuh itu dan diterima jaringnya dengan selamat itu seorang

gadis cantik.

Dengan gapahnya Panten segera melepas jaring itu perlahan
lahan. Made kulawu yang sudah tidak bernyawa itu segera ia

lemparkan ke dasar jurang. Tetapi gadis cantik Ketut Menur segera

dipondong dan didekap dengan jantung yang berdenyutan.

?Heh heh heh, engkau cantik ..! heh heh heh, aku beruntung

sekali hari ini!? gumam Panten dambil terus terkekeh, melangkah

menuju goa tempat tinggalnya.

Akan tetapi dasar ia seorang laki-laki terkutuk dan sesat.

Walaupun dia tahu bahwa gadis dalam pondongannya itu dalamKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 347

keadaan pingsan, ia sudah tidak kuasa lagi menahan hatinya. Ia

sudah menyapukan ujung hidungnya ke pipi Menur yang halus,

disamping pula ke leher yang jenjang dan halus itu. dan sesudah itu,

Panten mengganti ciuman-ciumannya itu dengan kecupan-kecupan

pada bibir yang tipis dan agak pucat itu.

?Kau cantik .. kau muda sekali ..!? gumamnya sambil

melangkah menuju goa dan mengamati wajah Ketut Menur tak

berkedip. Untung sekali kau selamat dari maut. Dan sebaai balas

jasa dari pertolonganku, sejak sekarang engkau harus menjadi

isteriku ..!?

Sepasang mata Menur yang terpejam karena pingsan itu

sekarang diciumi menggunakan ujung hidung maupun bibir dengan

lahap.

Terkutuk manusia lakilaki macam ini. manusia liar yang buas.

Manusia binatang dan biadab! Mengapa Dewata Agung tidak segera

menyapu manusia-manusia macam ini dari dunia, agar manusia

perempuan yang hidup dalam dunia ini aman dan abadi?

Sesudah itu, dibaringkanlah Ketut Menur di atas batu lebar

didepan mulut goa. Panten segera menolong untuk menyedarkan

gadis itu dari pingsannya. Akan tetapi manusia binatang ini tidak

kuasa menahan jari-jarinya untuk gerayangan ke bagian lain ketika

jari-jari tangannya sedang mengurut-urut dada. Dan merasakan kulit

yang halus dan lumar itu.

Ketut Menur mengeluh lirih ketika memperoleh kesadaran yang

pertama kali dan disambut oleh ketawa Panten yang terkekeh

gembira.

Mendengar suara tertawa terkekeh yang asing ini, Ketut Menur

kaget setengah mati dan membuka matanya. Dan gadis ini

mendadak saja meronta lalu melompat ketika merasakan dirinyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 348

terlentang dan merasakan pula ada jari tangan yang meraba-raba di

dadanya.

?Heh heh heh heh, engkau sudah sadar bocah, bagus sekali!?

kata Panten dambil terkekeh dan ia tidak mencegah pula ketika

Ketut Menur melompat bangkit. Menurut pikiran Panten, apakah

sulitnya menundukkan gadis ini dengan kekerasan kalau toh gadis

ini tidak mau menyerah.

Sepasang mata Menur terbelalak dan kemudian berobah

mendelik menyalakan api ketika merasa bajunya sudah terbuka,

sedang kain-kain penutup dadanyapun telah terlepas dan sekarang

berada dekat seorang laki-laki yang belum ia kenal ini.

Sulit dibayangkan betapa marah dan penasaran gadis ini,

justeru ia sudah dapat menduga apa yang sudah dilakukan oleh laki
laki brewok ini. namun demikian ia tidak tahu bagaimana kakek

brewok ini memperlakukan dirinya disaat dirinya tidak sadar.

Akan tetapi setelah melihat sekeliling, tanpa sesadarnya gadis

ini berseru tertahan juga. Ternyata dirinya sekarang berada di dalam

jurang dan masih selamat. Kalau demikian, jelas bahwa dirinya

telah diselamatkan oleh kakek brewok ini. menduga bahwa kalau

kekek ini yang telah menyelamatkan dirinya, maka merasa tidak

enak hati kalau ia tidak mengucapkan terima kasih atas

pertolongannya. Katanya kemudian sambil memberi hormat.

?Saya yang rendah ini bernama Ketut Menur. Terima kasih atas

pertolongan kakek sehingga saya luput dari maut.?

Kata-kata Ketut Menur ini merdu didengar dan cukup sopan. Ia

memang seorang gadis yang sudah terdidik. Maka walaupun

sesungguhnya ia marah dan tidak senang atas perlakuan kakek ini

kepada dirinya, terpaksa ia menekan perasaan itu. bagaimanapunKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 349

kakek itu berjasa atas dirinya sehingga selamat dari maut. Itulah

merupakan kewajiban untuk mengucapkan terima kasih.

?Heh heh heh,? Panten terkekeh. ?Engkau kaget bukan dengan

kain penutup dadamu lepas? Tetapi kain itu aku lepas untuk

mempermudah usahaku mengurut punggung dan dadamu agar

engkau cepat sadar.?

Mendengar ucapan kakek itu, makin merasa tak enak hati gadis

ini. katanya kemudian. ?Maafkan saya yang sudah menduga buruk.?

Ia mengucapkan kata-katanya ini, hanya merupakan basa basi

dan sesungguhnya dalam hatinya mendongkol sekali.

?Heh heh heh, terserah engkau sendiri untuk menduga buruk.

Tetapi jari tanganku ini entah mengapa tidak tahan untuk melihat

bukit itu.?

Kalau bukan kakek yang sudah menyelamatkan nyawanya ini

yang bicara, mungkin Ketut Menur sudah marah dan menyeang.

Sebab dengan ucapannya ini sudah menjadi jelas bahwa apa yang

tadi dilakukan oleh kakek ini bukan hanya secara kebetulan.

Melainkan benar-benar perbuatan yang disengaja.

Tiba-tiba teringatlah dia akan dua orang kakaknya yang sudah

lebih dahulu terlempar ke dalam jurang. Kalau dirinya sekarang

tertolong, kiranya Nyoman Sawiji maupun Made Kulawu juga

tertolong oleh kakek brewok ini pula. Teringat kepada dua orang

kakaknya itu, kemudian gadis ini beranya. ?Perkenankanlah saya

bertanya. Bagaimanakah dengan dua orang kakakku yang sudah

terlebih dahulu terlempar ke dalam jurang ini??

Sepasang mata Panten membelalak sejenak. Tetapi kemudian

terdengar tertawanya yang terkekeh. Jawabnya, ?Heh heh heh ,

siapakah yang kau tanyakan itu? apakah laki-kali yang tadi berturut
turut masuk jurang dalam ini??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 350

?Benar.? Sahut Ketut Menur cepat. ?Dimanakah mereka

sekarang??

?Heh heh heh, dua orang laki-laki atau tiga orang laki-laki dan

seekor kuda? Heh heh heh, apakah gunanya aku menoleng

mereka??

Membelalak sepasang mata Ketut Menur sejenak mendengar

jawaban ini. Apakah maksud dengan jawabannya ini?

?Jadi .. jadi ..?

?Aku biarkan mereka terhempas san menimpa batu di dasar

jurang, heh heh heh! Mereka sekarang sudah tidak hidup lagi.?

?Aihh ..!? jerit Ketut Menur tiba-tiba, ketika pandangan

matanya tertuju pada tubuh Made Kulawu yang menggeletak di

dasar jurang tidak bergerak. Dan tiba-tiba saja gadis ini turun dari

depan goa itu.

Dengan gerakannya yang ringan dan indah, ia langsung lari ke

tempat Made Kulawu menggeletak tidak bergerak. Kemudian gadis

ini menubruk jenazah kakaknya sambil memekik dan menangis

menggerung-gerung.

?Aih kau .. hu hu huuu .. mengapa kau mati ..? ratap

Ketut Menur sambil menggoncang-goncangkan tubuh kakaknya

yang dusah agak dingin.

?Heh heh heh, ? Panten tertawa, dan sudah berdiri

dibelakangnya. ?Tak perlu engkau sesalkan dia yang sudah mati.

Yang mati takkan dapat hidup lagi, bocah! Mari, lebih baik engkau

berbaik dengan aku yang masih hidup!?

Masih sambil terisak-isak dan sepasang matanya yang basah,

Ketut Menur telah melompat bangkit. Melihat kematian Made

Kulawu ini, dan teringat akan perbuatan kakek ini disaat dirinyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 351

masing pingsan, ia segera dapat menduga mengapa sebabnya. Jelas

kakek ini seorang yang liar dan kejam. Kakek itu mebiarkan orang

terlempar kedalam jurang dan mati tanpa mau peduli. Kalau

diantara yang terlempar ke jurang hanya dirinya sendiri yang

tertolong, jelas kakek brewok ini mempunyai maksud tidak baik

terhadap dirinya. Kakek ini seorang laki-laki dan dirinya seorang

perempuan. Maksud kakek brewok itu jelas sekali.

Ia meraba pinggang. Ternyata bahwa cadangan pedangnya

tidak dirampas oleh kakek itu ketika dirinya pingsan.

?Sring ..!? seleret sinar putih yang panjang tercabut keluar

dari sarung. Sepasang mata ketut menur yang masih basah itu

mendelik mengamati Panten.

?Heh heh heh, engkau mau bermain-main dengan pedang??

tanya Panten itu dan sama sekali tidak gentar. ?Aih, jangan bocah

ayu, jangan engkau bermain-main dengan senjata tajam itu. lebih

baik pertemuan dan perkenalan kita hari ini, kita rayakan penuh

gembira. Engkau yang terlempar ke dalam jurang dan masih hidup

ini, telah ditakdirkan untuk menjadi isteriku, heh heh heh !?

?Cuh!? Ketut menur meludah saking jijik. ?Lebih baik aku

binasa menyusul kakak-kakakku, daripada kau paksa menjadi

isterimu. Huh, jahanam liar. Rasakan pedangku!?

Ketut Menur sudah menerjang dengan kemarahan yang

meluap-luap. Dan bembira pula perasaan gadis ini melihat

musuhnya tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

?Cap!? ketika ujung pedang Menur sudah hampir menghujam

dada, tangan kanan Panten bergerak cepat seperti kilat. Batang

pedang gadis itu sekarang sudah terjepit diantara jari tengah dan jari

telunjuk. Ketut Menur berusaha menarik pedangnya, akan tetapiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 352

walaupun ia sudah mengerahkan tenaga untuk menarik namun tak

juga bisa berhasil.

?Heh heh heh,? Panten terkekeh mengejek. ?Kerahkan seluruh

tenagmu dan pedang ini tak mungkin dapat kau tarik.?

Ketut Menur tidak membuka mulut, tetapidiam-diam ia

mengerahkan seluruh tenaganya untuk menarik kembali pedangnya.

Akan tetapi sayang sekali, walaupun ia sudah mengerahkan tenaga

sepenuhnya, usahanya tetap gagal. Batang pedangnya yang terjepit

dua jari tangan itu, tak juga dapat ditarik.

Disaat Menur masih mengerahkan tenaga untuk dapat menarik

kembali pedangnya ini, tiba-tiba saja,

?Pletak ..!? Disusul oleh pekik Ketut Menur yang kaget.

?Aihh ..!?

Ternyata pedangnya itu sekarang telah patah menjadi dua.

Membuat gadis ini kaget sekali dan menjadi pucat. Sadarlah gadis

ini, bahwa dirinya berhadapan dengan seorang sakti. Dalam

penasarannya, tiba-tiba saja pedang yang tinggal sepero itu

disambitkan.

?Wuutt! Aiihh ..!?

Panten kaget juga karena tidak menduga gadis itu akan berbuat

nekat, menyambitkan pedangnya yang tinggal separo. Jarak antara

dirinya dengan gadis itu amat dekat sehingga tidak gampang untuk

menghindari.

Akan tetapi Panten memang seorang yang sakti manderaguna,

berkat latihannya yang puluhan tahun setelah menghuni jurang ini.

dalam kagetnya tidak menjadi gugup. Ia membanting diri sehingga

sambaran pedang itu lewat diatas tubuhnya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 353

Sebaliknya kesempatan ini segera dipergunakan oleh Ketut

Menur untuk melarikan diri. Sebab menurut pendapat gadis ini,

jalan satu-satunya untuk selamat tiada lain kecuali kabur.

?Heh heh heh, mau lari kemana engkau?!? teriak Panten sambil

mengejar.

Larinya Ketut Menur ini justeru ke bagian jurang yang terdapat

sumur alam, merupakan tempat penampungan air yang amat dalam,

kemudian air itu tumpah menjadi semacam sungai kecil lewat dasar

jurang. Kalau gadis itu tidakpandai berenang, manakah mungkin

dapat lewt sumur alam itu dengan selamat?.

?Hai, apakah engkau ingin mampus pergi ke situ?? teriak

Panten. ?Disana terdapat sumur alam yang dalam sekali. Engkau

bisa tenggelam dalam sumur itu.?

Tetapi manakah mungkin Ketut Menur mau mendengar? Malah

kemudian timbullah tekadnya, biarlah ia mati tenggelam dalam

sumur alam yang dalam itu, daripada harus dipaksa menjadi isteri

kakek yang liar dan jorok itu.

Maka gadis ini telah mengerahkan kepandaiannya lari.

Mendadak Ketut Menur merasakan sambaran angin yang halus

lewat di atas kepalanya.

?Aih ..!? Ketut Menur berusaha menahan langkahnya

mendadak. Akan tetapi tidak berhasil.

?Heh heh heh, manakah engkau dapat lari?? ejek Panten sambil

terkekeh dan mendekap gadis itu kuat-kuat.

Baru sadarlah Ketut Menur sekarang bahwa dalam hal laripun

dirinya tidak dapat menandingi. Sambaran angin halus yang tadi

lewat di atas kepalanya, ternyata kakek liar dan jorok ini telah

melampaui dirinya. Itulah sebabnya tadi dirinya memekik sambilKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 354

berusaha menahan langkah. Namun karena ia lari sambil

menerahkan tenaga, ia tak dapar menghentikan langkahnya itu. Dan

karena kakek jorok itu sudah menghadang didepannya, maka tanpa

bisa menghindar lagi, dirinya telah jatuh ke dalam pelukan kakek

itu.

?Lepaskan .. lepaskan ..!? teriak Ketut Menur sambil

meronta-ronta.

?Heh heh heh!? teriakan dan usahanya meronta ini hanya

disambut oleh ketawa Panten yang terkekeh. Malah kemudian ia

telah mendratkan ujung hidungnya mencium pipi Ketut Menur yang

kining dan montok.

Ngeri hati gadis ini, pipinya dipagut oleh ujung hidung yang

kasar itu. ia meronta sekuatnya, akan tetai usahanya sia-sia belaka.

Ibarat seekor ikan sudah terperangkap masuk ke dalam jaring.

Walaupun meronta-ronta tapi sia-sia saja dan malah membuang

tenaga secara percuma. Dekapan Panten kuat sekali, seakan sebuah

melenggu besi melingkar disekitar tubuhnya.

Saking ngeri gadis ini meronta sambil menangis dan mulutnya

mencaci maki kalang kabut. Sayang sekali bahwa dua buah

lengannya dalam dekapan tangan kakek itu. kalau saja tangannya

bebas, ia tentu dapat memukul dan mencakar.

Akan tetapi semua usaha dan caci maki Ketut Menur itu hanya

disambut ketawa Panten yang mengejek. Dekapan tidak makin

kendor, tetapi malah semakin kuat. Sehingga gadis ini merasa

dadanya sesak sulit bernafas.

Panten yang sudah menjadi manusia liar itu, melihat mulut

yang bergerak mencaci-maki tambah manis menurut pangang

matanya, tidak kuasa lagi menahan hatinya. Tiba-tiba saja ia

menyerbu dan mengecup bibir Ketut Menur.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 355

?Hup .!? Usahanya berteriak tersekat dalam

kerongkongannya, karena mulutnya tertutup oleh bibir Panten.

Untuk sejenak Ketut Menur gelagapan dan seperti mau pingsan.

Tetapi tiba-tiba timbullah kenekatan gadis ini. disaat bibir Panten

melahap bibirnya, tiba-tiba saja ia mengigit.

?Aihh ..! Plak ..!? saking kaget, Panten berteriak. Dan

merasakan sakit pada bibirnya. Tangan sudah melayang dan

memukul kepala Ketut Menurr.

Tetapi justeru gigitan kuat Ketut Menur, diluar kesadaran

Panten, ia sudah melepaskan pukulannya yang melayang ke kepala

Ketut Menur itu, walaupun hanya merupakan tamparan,

mengandung tenaga yang kuat sekali. Pukulan itu berakibat kepala

gadis itu berdenyutan seperti mau pecah. Ia terhuyung beberapa

langkah lalu roboh duduk di atas tanah.

?Kau .. kau .. manusia kejam ..!? teriak Ketut Menur

sambil melompat untuk berdiri, akan tetapi kembali terhuyung dan

tentu ia akan jatuh terguling kalau tidak tertahan oleh batu. Hingga

gadis itu dapat berdiri lagi sambil bersandar pada batu itu.

Tetapi pagi Panten, caci-maki itu bukan apa-apa. Kakek

brewok ini malah terkekeh, lalu berkata. ?Heh heh heh, salahmu

sendiri cah ayu. Jika engkau menurut dengan baik, engkau tentu

akan kumanjakan dan aku kasihi seperti bidadari. Tetapi karena

engkau bandel, terpaksa aku gunakan kekerasan.?

?Bunuh saja aku ..!? teriak Ketut Menur yang masih

bersandar pada batu. Dalam usahanya untuk mengusir kepeningan

dan kepala yang berdenyutan seperti mau pecah.

?Heh heh heh, bunuh?! Terlalu sayang untuk dibunuh. Engkau

harus menurut dan menjadi isteriku.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 356

Sambil berkata demikian Panten sudah menghampiri maju.

Ketut Menur yang ngeri berusaha untuk melompat menghindarkan

diri. Akan tetapi karena kepalanya masih pening, gerakannya tidak

secepat biasanya.

?Brett ..! aihhhh ..!? suara robeknya baju itu dibarengi oleh

teriakan kaget dari mulut Ketut Menur. Sekarang dada itu sudah

tidak tertutup apa-apa lagi. Dan dada membukit penuh itu maka

menimbulkan rangsang dalam dada kakek liar ini.

Dalam usahanya membela diri ia melancarkan pukulannya.

?Wutt..!?

Tetapi dengan gampang pulkulan itu dihindari oleh Panten.

Malah sambil menghindari pukulan ini, hampir saja jari-jari tangan

Panten berhasil mencengkram dadanya. Ngeri hati gadis ini

berhadapan dengan kakek liar ini. Akan tetapi ia sadar untuk

menyelamatkan diri sulit kalau tidak melawan dengan sekuat

kemampuannya.

?Plak ..!? pukulannya ditangkis oleh Panten dan gadis ini

terhuyung mundur sambil meringis menahan tangannya yang

kesakitan. Tangan kekak itu seperti besi dan benturan tangannya

membuat tangannya seperti mau patah.

?Heh heh heh, jangan memaksa diri, melawanpun tiada

gunanya cah ayu. Sebaliknya apabila engkau menyerah menjadi

isteriku, engkau akan hidup bahagia disampingku.? Sambil berkata
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

begitu, Panten sudah menubtuk maju, dan dengan susah payah

barulah Ketut Menur bisa menghindarkan diri.

?Jika engkau memaksa, aku akan membenturkan kepalaku pada

batu ini!? ancam Ketut Menur.

Untuk sejenak Panten kaget dan tampak khawatir. Kalau

ancaman itu benar-benar dilakukan, sulit bagi dirinya untukKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 357

menggagalkan. Sebab jarak batu dengan kepala gadis itu dekat

sekali. Hingga sebelum ia bergerak, kepala gadis itu tentu sudah

pecah.

Panten bukan seorang yang tolol. Tetapi malah seorang kakek

yang cerdik dan penuh tipu muslihat. Ia mengerti kalau terlalu

memaksa salah-salah harapannya akan meleset dan gadis itu mati.

Terlalu sayang gadis secantik ini keburu mati, sebelum berhasil

menjadi isterinya.

?Mengapa engkau senekat itu manis?? bujuk Panten.

?Walaupun aku sebagai penghuni jurang ini, aku adalah seorang

sakti manderaguna. Menjadi isteriku, siapa yang berani menghina

dan mengganggu dirimu? Aihh, sekalipun tampaknya aku sudah

tua, tetapi semangatku masih muda tidak kalah dengan pemuda

remaja. Dan tahukah engkau, bahwa sampai usia lima puluh tahun

lebih ini, aku belum pernah kawin??

?Cuh!? seking muak dan jijik menur sudah meludah.

Tetapi justeru meludah ini, ketut menur menjadi lengah. Tiba
tiba Panten menubruk. Menur menghindar dan luput, tetapi

sekarang ia telah berada agak jauh dari batu yang tadi akan

dipergunakan untuk membenturkan kepalanya.

?Heh heh heh.? Panten terkekeh. ?Jangan engkau bandel, anak

manis. Engkau harus menyerah baik-baik menjadi isteriku. Tetapi

jika engkau keas kepala, huh! Jangan sesalkan aku menggunakan

kekerasan.?

Ketut Menur juga menyadari bahwa ancaman itu bukan

ancaman kosong. Disamping itu, dirinya sadar bahwa

bagaimanapun dirinya takkan sanggup melawan kakek ini. tetapi

sebaliknya, mana sudi dipaksa menjadi isteri kakek jorok ini? lebihKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 358

baik dirinya melawan sampai mati daripada harus menyerah untuk

dihina.

?Huh, siapa sudi menjadi isterimu?? Sambil mengucapkan

kata-kata ini, dengan berani Ketut Menur sudah menerjang maju.

Tetapi karena sadar dirinya akan menderita rugi kalau sampai

berbenturan tangan, maka gadis ini menghindari benturan.

?Heh heh heh,? Panten mengejek. Tiba-tiba, ?Cuh!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 359

?Aihh ..!? saking kaget, Menur sudah memekik nyaring dan

berusaha meronta. Tetapi usahanya tak juga berhasil. Kedua tangan

gadis itu sudah ditangkap oleh jari-jari tangan punten yang kuat.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 360

Tidak terduga sama sekali, kakek jorok itu sudah

menyemburkan ludahnya yang bau dan menjijikkan. Gadis in kaget

sekali dan berusaha umtuk menghindar. Sayang sekali bahwa

kemungkinan menghindar ini sudah diperhitungkan tepat oleh

Panten.

?Aihh ..!? saking kaget, Menur sudah memekik nyaring dan

berusaha meronta. Tetapi usahanya tak juga berhasil. Kedua tangan

gadis itu sudah ditangkap oleh jari-jari tangan punten yang kuat.

Akan tetapi ia masih menggunakan kedua kakinya untuk

menendang kalang-kabut. Namun usahanya ini tak juga memberi

hasil, malah hanya mengurangi sisa-sisa tenaganya.

?Heh heh heh,? Panten terkekeh mengejek sambil terus

memegang dua tangan gadis itu yang meronta-ronta. ?Ekngkau

boleh berteriak dan meratap kepada para Dewa. Dalam kekuasaanku

didalam jurang yang sepi ini, tak akan ada yag dapat menolongmu.

Dan sekalipun Dewa datang dan menolong engkau, tak mungkin

berhasil!?

Baru saja Panten mengakhiri kata-katanya, terdengar suara

menyahut yang halus tetapi menggema, ?Sadhu! Sadhu! Sadhu!?

Panten tampak kaget sekali endengar suara itu. tiba-tiba

pegangannya lepas diluar kehendaknya. Dan kesempatan itu tidak

disia-siakan oleh Ketut Menur untuk melompat menjauhkan diri.

Mendadak saja di tempat itu telah hadir seorang laki-laki tua,

berjenggot dan berkumis laksana kapas danalisnya telah putih pula.

Demikian juga rambut yang disanggul tinggi diatas kepala. Kakek

itu mengenakan Wudihan (kain pembalut bagan bagian bawah) dan

menggunakan Saput (kain pembalut tubuh bagian atas) sedang pada

pinggangnya melingkar Paluput (ikat pinggang).Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 361

Dari cara berpakaian, orang segera dapat mengerti bahwa kakek

tua renta yang hadir secara tiba-tiba di dasar jurang ini adalah

seorang Wiku atau seorang Pendeta. Tetapi walaupun Wiku, antara

pendeta yang baru hadir ini berbeda dengan pendeta yang sudah

menjadi Panten dan hidup terasing didalam jurang ini. pendeta tua

renta ini, merupakan pendeta dari kasta Brahmana, maka disebut

pedanda.

Sebaliknya pendeta yang sudah menjadi panten dan bermaksud

mengganggu Ketut Menur ini adalah pendeta dari kasta Sudra yang

disebut Senggu. Sebaliknya pendeta dari kasta ksatria dan Waisya,

disebut Rsi atau Resi.

Ia seorang Pedanda yang sudah wanaprasta. Artinya seorang

pendeta yang telah hidup sebagai pertapa. Sebagai seorang pendeta

yang berkewajiban melaksanakan Dharma atau kewajiban suci

sebagai kebajikan, pengabdian prikemanusiaan dan segala

pernuatan mulia, maka tentu saja Pedanda ini tidak dapat hanya

berpangku tangan melihat wanita itu akan dipaksa dengan

sewenang-wenang.

Panten atau seorang Wiku yang sudah jatuh kedudukannya ini,

sadar juga bahwa dirinya sekarang berhadapan dengan seorang

Pendeta. Akan tetapi sebagai seorang yang sudah sesat dan liar, ia

menjadi marah oleh kehadiran Pedanda dan yang telah mengganggu

usahanya memaksa gadis tawanannya ini. bentaknya tiba-tiba.

?Siapa engkau, pendeta yang tidak tahu malu! Yang telah

mengganggu kesenanganku??

?Sadhu, sadhu, sadhu,? ujar Pedanda ini halus. ?Siapakah dia

yang akan kau kuasai secara paksa dan sewenang-wenang itu??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 362

?Tidak perlu engkau tahu siapa dia! Lekaslah engkau enyah

dari sini, dan jangan mengganggu aku!? bentak Panten marah

sekali.

Adapun Ketut Menur yang sekarang merasa memperoleh

perlindungan ini, segera memberi hormat kepada Pedanda itu, tetapi

belum juga membuka mulut. Pedanda ini tersenyum sambil

mengamati. Sepasang matanya bening dan berkilat-kilat seperti

sepasang bintang. Dan Ketut Menur tidak sanggup untuk bertatap

pandang.

?anak, siapakah engkau ini? dan mengapa pula sebabnya di

sini? Tanya Pedanda itu dengan halus.

?Nama saya Ketut Menur,? sahut gadis itu. ?Saya anak Wayan

Kitir yang bertempat tinggal di tepi sanau Buyan. Huk hu

huuu..!?

Dan tiba-tiba saja Ketut Menur tidak kuasa menahan tangisnya.

Teringat akan nasib tiga orang kakaknya, maupun empat orang

saudara seperguruannya.

Pedanda itu mengangkat alisnya tampak kaget mendengar

tangis ini. kemudian terdengarlah pertanyaan yang halus dan sabar.

?Apakah sebabnya engkau menangis, anak? Apakah engkau

menderita sakit??

Ketut Menur mengeleng. Kemudian ditengah-tengah tangisnya

ini, menceritakan secara singkat apa yang telah terjadi. Demikian

pula apa yang telah dilakukan oleh Panten, membiarkan kakak
kakaknya tewas di dasar jurang ini tanpa mau menolong.

Pedanda yang telah tua renta ini menghela nafas sambil

mengelus-elus jenggotnya yang putih dan panjang. Kemudian

terdengar ia berkata dengan nada yang tetap halus dan sabar.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 363

?Kisanak, mengapa engkau hanya mau menolong bocah ini dan

membiarkan yang lain menemui ajalnya di jurang ini? amal

kemaikanmu justeru akan memperoleh pahala Dewata Agung,

dengan perbuatan-perbuatanmu yang mulia, menolong sesama

manusia.?

?Persetan dengan perbuatan mulia itu!? teriak Panten dengan

mata melotot marah. ?Tahukah engkau, siaa aku ini sebelum

berdiam di sini?? Huh, akupun seorang pendeta seperti engkau. Aku

seorang Senggu!?

?Engkau Panten??

?Persetan dengan sebutan Panten! Sesungguhnya aku ini

manusia yang dapat bertindak sekehendak hatiku, menuruti

kemauanku. Tidak seorangpun dapat menghalangi kemauanku

termasuk engkau!? sahut Panten dengan mata yang mendelik marah.

?Huh, engkau seorang pendeta biadab tidak tahu malu! Lekas enyah

dari sini apa tidak??

?Sadhu! Mengapa engkau berkata seperti itu, anak. Mengapa

engkau melupakan tentang Dharma? Anak, insyaflah engkau bahwa

Dewata Agung akan memberi kebahagiaan padau.?

Kesabaran Pedanda ini yang telah teruji, sama sekali tidak

marah sekalipun dicaci-maki orang sebagai pendeta yang biadab

dan tidak tahu malu. Maka ia berusaha untuk menberi nasihat dan

menyadarkan Punten yang tersesat.

Memang Himsa (menyakiti dn membunuh) terhadap sesama

manusia sedapat mungkin dielakkan oleh seorang Wiku atau

Pendeta yang harus berpegang teguh terhadap Yamabrata. Akan

tetapi bila keadaan memang memaksa, dapat juga seorang Wiku

melakukan Himsa terhadap seseorang. Namun demikian, seorang

Wiku tidak akan mendahului mengajak berkelahi. Karena jikaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 364

mendahului dan mengajak berkelahi, kehormatannya akan jatuh dan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjadi Panten. Sebaliknya apabila didahului, maka untuk

mempertahankan kebenaran (Dharma), untuk membela yang lemah

dan butuh pertolongan, seoang Wiku dapat membalas perbuatan

orang itu. sebab apabila tidak membalas, dan membiatkan kejahatan

terjadi tanpa berbuat apa-apa, kedudukannya sebagai wiku juga

akan jatuh.

Dan sesungguhnya, dengan caci-maki yang dilontarkan oleh

Panten terhadap dirinya ini, Pedanda tersebut sudah berhak untuk

membalas. Akan tetapi, oleh karena pedanda ini memang seorang

yang sabar, ia masih dapat menahan diri.

?Bahagi? Heh heh heh heh, apakah bahagia itu? engkau bisa

mengatakan, tetapi dapatkah engkau menunjukkan bahagia itu?

Hah, pendeta tengik, pendeta penipu, pendeta tidak tahu malu dan

kuka mencampuri urusan orang. Jika engkau tak lekas enyah dari

tempat ini, jangan sesalkan apabila aku mangusirmu seperti

mengusir anjing!?

Kata-kata Panten ini benar-benar membiat telinga merah dan

rasa penasaran orang. Ketut Menur sendiri tidak kuasa menahan

diri, sehingga membela memaki. ?Kakek jorok dan jahat! Bapa

Pendeta bermaksud baik kepadamu. Mengapa membuka mulut

sembarangan??

?Heh heh heh,? Panten terkekeh mengejek. Siapa bilang engkau

bukan isteriku? Kalau tidak aku tolong, apakah engkau masih

hidup? Dan aku tadi sudah mencium engkau. Kalau bukan isteriku,

mengapa engkau aku cium??

?Kakek jahat! Jangan engkau membuka mulut sembarangan!?

teriak Menur yang penasaran dan malu. ?Siapa sudi kau ambil

sebagai isteri dan kau cium? Engkau tadi sudah memaksa aku.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 365

Ketut Menur tidak dapat mengucapkan banyak kata-kata,

karena gadis ini menjadi malu sendiri.

Dengan wajah yang tidak berubah sama sekali, Pedanda ini

berkata dan nada ucapannya tetap halus/.

?Anak, aku berharap agar engkau sadar akan kesesatanmu. Jika

bocah perempuan ini memang tidak bersedia, engkau tidak bisa

memaksa dan lebih-lebih menggunakan kekerasan. Anak, orang

berbakti kepada Dewata Agung bukanlah monopoli pendeta. Orang

biasapun dapat berbakti kepada Dewata, maka tidak pada tempatnya

apabila anak menjadi putus asa dan patah harapan seperti ini. anak,

Dewata selalu menberi jalan kepada manusia yang mau bertaubat

dan kembali pada Nya. Kau !?

Kata-kata pedanda yang bernasehat ini belum selesai, telah

dipotong oleh bentakan Panten. ?Jangan banyak mulut! Akutidak

butuh nasihatmu dan aku membutuhkan gadis calon ieteriku ini.

hemm, apahila engkau tahu diri, lekaslah engkau enyah dai sini dan

jangan mencampuri urusanku dengan calin isteriku yang cantik dan

muda ini. tetapi apabila engkau bandel, jangan salahkan jika aku

terpaksa menbunhmu!?

?Sadhu, Sadhu, Sadhu! Mengapa engkau berkata demikian??

sahut Pedanda ini tetap sabar. ?Nyawa seorang manusia sepenuhnya

ditangan Dewata Agung. Walaupunengkau berusaha

membunuhnya, apabila Dewata Agung tidak mengijinkan takkan

terkabul niatmu itu. akan tetapi, kalau toh engkau berhasil

membunuhku, maka tiada ucapan lain kecuali terima kasih aku

ucapkan atas pertolonganmu. Bahwa oleh tangamu, engkau

mempercepat pulangku ke nirwana.?

?Huh-huh engkau pendeta busuk akan masuk ke neraka!? teriak

Punten jengkel sekali.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 366

Dan Ketut Menur merasa tidak sabar akan sikap Pedanda ini.

terhadap orang sejahat ini, mengapa maasih juga mau memberi

hati? apabila dirinya mampu menghajar kakek jorok itu ia tentu

sudah menerjang dan membunuhnya.

Tentu saja jalan pikiran gadis ini berbeda pedanda yang

menjalankan Dharma itu, dismping pula terikat oleh pantangannya

untuk tidak melakukan Himsa Karma. Maka semua yang diucapkan

ditujukan untuk menyadrkan orang yang sesat jalan ini. kaatanya

lagi, ?Neraka dan Sorga, ditangan Dewata, anak. Dan aku hanya

bisa berharap. Namun demikian, aku mohon padamu agar engkau

bersedia melepaskan bocah ini dan jangan engkau ganggu.

Pertolongan dan kebaikan yang sudah engkau berikan kepada gadis

ini akan memperoleh balasan dari Dewata yang setimpal.?

?Pendeta keparat! Jangn banyak mulut!? teriak Panten keras.

Dengan jari tangan yang mulai terkepal. ?Siapapun yang berani

menghalangi maksudku, harus mampus dalam tanganku! Huh,

apakah engkau sudah bosan hidup??

Pedanda ini mengurut-urut janggutnya dan menghela nafas,

tampak amat sedih melihat kebandelan Panten ini. sejenak

kemudian terdengar ia berkata, ?Aku tidak ingin berkelahi dengan

siapapun, anak. Aku hanya menghendaki selamatnya gadis yang

tidak berdosa ini. lebih-lebih oleh ancaman kekerasn sesama

manusia. Anak, sadarlah engkau? tidak sepatutnya engkau

menurutkan hatimu yang tidak benar!?

?Pendeta bangsat!? teriak Panten yang dadanya seperti sudah

mau meledak. ?Jika engkau tidak lekas enyah dari sini, mamuslah!?

Selesai mengucapkan kata-katanya ini, Panten sudah menerjang

maju sambil melancarkan pukulannya untuk memukul dada..

sedang tangan kiri dipergunakan untuk memukul perut pedanda itu.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 367

?Sadhu, Sadhu, Sadhu!? pedanda ini hanya mengucapkan kata
kata yang artinya suci sambil mengangkat dua tangannya

membentuk sembah di depan dada. Tampak bahwa sma sekali

pedanda ini tidak melawan.

?Plak .. bukk .. ahh ..!? dua tinjunya bersarang pada

dada dan perut pedanda itu secara tepat. Akan tetapi Panten malah

berteriak sendiri dan terhuyung mundur.

Ketut Menur tadi sudah mau berteriak khawtir ketika melihat

Pedanda tua renta itu tisak melawn dan menghindar. Akan tetapi

setelah mengetahui apa yang terjadi, gadis ini terbelalak sendiri dan

hampir tidak percaya akan peristiwa yang dilihatnya.

Memang pada nyatanya saja, pedanda ini tidak melawn atas

serangan orang. Ia malah sudah pasrah kepada Dewata Agung.

Persoalannya ia memang pantang untuk berkelahi. Dan pantang

pula menyakiti orang apabila tidak didahului.

Dan apabila sekarang orang sudah menyerang dirinya dan

orang sudah berusaha membunuhnya, tentu saja ia sekarang tidak

dapat berdiam diri saja. Sebab apabila ia tidak mau membalas atas

perbuatan orang ini, dirinya sendiri malah menjadi seorang yang

berdosa. Dan bisa diancam, kedudukannya sebagai seorang pendeta

akan jatuh.

Tetapi, mengapa sebabnya pedanda ini tidak apa-apa oleh

pukulan Panten? Dan malah Panten terhuyung mudur dan berteriak

kaget? Apakah pedanda ini merupakan seorang yang kebal

tubuhnya oleh pukulan maupun senjata?

Nyatanya Panten sekarang meringis, karena tinjunya itu terasa

sakit sekali, tetapi justeru pukulannya tidak berakibat apa-apa dan

malah merasa sakit sendiri ini. Panten tambah marah dan penasaran.

Ia mendelik dan sudah bersiap untuk menerjang lagi.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 368

Sesungguhnya saja Pedanda ini tidak mempunyai aji kesaktian

apapun. Dan apa yag terjadi adalah merupakan reaksi yang wajar

yang keluar dari tubuh pedanda itu. ia seorang pendeta yang sudah

terlatih dalam tapa brata.

an berkat terlatihnya dalam tapa-brata ini, maka dalam tubuh

pedanda ini timbul semacam kekuatan dahsyat yang tersimpan dan

akan bekerja sendiri apabila ada serangan dari luar. Hingga pedanda

ini tidak mengetahui kekuatan dahsyat yang tersimpan didalam

tubuhnya. Dn kalau sekarang ini dirinya selamat dan tidak

menderita sesuatu adalah oleh penyerahan yang ikhlas terhadap

kekuasaan Sanghyang Widhi.

Akan tetapi bukan berarti sama sekali Pedanda ini tidak bisa

berkelahi. Ia bisa berkelahi, hanya saja kemampuannya tersebut

tidak pernah digunakan untuk berkelahi. Sedang ilmu tersebut

dipelajarinya ketika masih muda, bukan lain hanya untuk menjaga

dan membella diri saja. Ilmu tata-kelahi yang dimilikinya itu tidak

pernah dilatih tetapijuga tidak dilupakan.

?Hiaaattt!? teriak Panten sambil menerjang lagi dengan

pukulan-pukulannya.

?Wut wut ..!? tetapi kali ini pukulan Panten luput. Pedanda

itu hanya melangkah seenaknya menghindarkan diri, akan tetapi

sungguh ajaib, langkahnya ringan sekali, sehingga semua pukulan

yang dilancarkan Punten tidak menyentuh tubuhnya. Meskipun

demikian, pedanda ini belum juga berusaha untuk membalas.

Dalam jurang yang dalam itu segera terjadi perkelahian yang

sengit sekali. Tubuh dua orang itu bergerak cepat sekali dan

sambaran angin pukulan melanda sekitarnya, membuat Ketut Menur

terpaksa harus mundur untuk menghindari angin pukulan.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 369

Setelah tujuh kali Panten menyerang dengan pukulan-pukulan

yang menbahayakan, baru terdengar Pedanda itu berkata. ?Anak,

aku sudah mengalah tujuh kali. Sadarlah engkau anak, dan

hentikanlah seranganmu!?

Akan tetapi Panten yang sudah amat penasaran tidak peduli atas

nasihat dan peringatan Pedanda itu. sambil membentak nyaring, ia

kembali melancarkan serangannya. Sebagai seorang yang sudah

melatih diri dan pukulan selama puluhan tahun dalam jurang ini, ia

merasa dirinya sudah menjadi seorang sakti manderaguna. Apa

yang ditakutkan hanya berhadapan dengan seorang kakek tua renta

seperti ini?

?Plak! Aduh ..!? benturan tangan yang terjadi membuat

penten mengadus sedang tubuhnya terlempar ke belakang oleh

doronga tangan Pedanda. Ia meraskan tangannya menjadi sesak.

Namun sama sekali Panten tidak menjadi takut, sebaliknya malah

tambah penasaran.

?Pendeta busuh dan jahat!? teriak Panten. ?Karena engkau

keras kepala aku menggunakan senjata untuk membereskan

engkau!?

?Sring..!? begitu tangan Panten bergerak mencabut senjata

yang tersimpan di balik kain, tampaklah seleret sinar putih yang

panjang. Dalam tangan Panten sekarang telah siap sebatang pisau

belati panjang dan mengkilap tajam. Kemudian belati panjang itu
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

disiapkan didepan dada untuk menyerang.

?Sadhu, Sadhu, Sadhu! Apakah maksudmu bermain dengan

pisau itu, anak?? tanya Pedanda ini dengan sikap dan ucapan yang

tetap sabar.

?Mampuslah!? teriak Panten sambil menerjang dan

menikamkan pisau belatinya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 370

Sambaran pisau belati itu cepat dan angin yang kuat

menyambar. Ketut Menur yang melihat, diam-diam meras khawatir.

Apaila Pedanda pembelanya ini sampai kalah. Karena khawatir

tanpa sadar ia berteriak. ?Bapa! Gunakanlah senjata!?

Akan tetapi Pedanda itu tidak menyahut dan tetap saja dengan

tangan kosong. Ia seorang pendeta, tentu saja tidak pernah

mempunyai senjata. Atas serangan Panten yang cepat itu. pedanda

itu hanya menggoyang-goyangkan telapak tangannya. Tampak

seperti yang menolak pemberian orang. Namun yang terjadi

kemudian adalah aneh.

Senjata Panten yang menyambar-nyambar cepat itu tidak

pernah berhasil mendekat tubuh Pedanda. Dan senjata itu hanya

berdesingan disekitarnya. Kemudian ketika dengan membentak

nyaring Panten berusaha menikamkan senjata terdengarlah suara

?Plak!?

?Aduh ..!? pekik nyaring kesakitan keluar dari mulut Panten.

Senjatanya terlepas dan masuk ke dalam jurang. Sedang ia sekarang

dengan meringis menggunakan tangan kakan memegang tangan kiri

yang mengucurkan darah karena terluka. Suara ?plak? tadi sebagai

akibat kebutan tangan Pedanda untuk menghalau senjata lawan.

Tetapi karena kebutan tangan kanan itu menerbitkan angin

yang dahsyat, maka senjata itu membalik dan melukai tangan kiri

Panten sendiri. Akibatnya Panten berteriak kesakitan dan sekarang

meringis dengan memegang tangan kiri yang terluka.

?Sadhu, Sadhu! Bukan aku yang melukaimu, tetapi engkau

sendiri!? kata pedanda itu, kemudian terdengarlah nasihatnya.

?Anak, semoga apa yang kau alami sekarang ini membuka mata

hatimu. Untuk jalanmu kembali ke jalan yang baik. Sekarang aku

mau pergi dan selamat tinggal!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 371

Tanpa menunggu jawaban panten, kakek tua renta ini telah

elangkah sambil membimbing tangan Menur. Melihat kepergian

Pedanda yang membawa gadis cantik itu, Panten menggeam marah

sekali namun tak berani mengejar. Ia sadar, bagaimanapun pedanda

itu bukanlah tandingannya. Kalau ia nekat, tidak urung dirinya

sendiri akan celaka.

Kemudian ia memunggut pisau belatinya yang menggeletak di

dasar jurang. Dan sambil menyarungkan pisau belatinya ini, diam
diam dia bersyukur berhadapan dengan seorang Pedanda. Sebab

kika dirinya berhadapan dengan orang biasa, bukankah dirinya

sudah celaka di tangan orang? Maka sesudah menghela nafas

panjang, Panten segera melangkah menuju goanya untuk mengobati

lukanya.

Ketut Menur yang dibimbing oleh pedanda ini, terbeliak dan

hampir tidak percaya akan pandangan matanya sendiri. Jurang ini

dalam sekali. Dan kalau dirinya disuruh mendaki, tentu akan

berpikir seribu kali untuk melakukannya. Akan tetapikakek tua

renta ini, seperti seorang yang mempunyai sayap dan bisa terbang.

Tanpa kesulitan, kakek ini sambil membimbing dirinya, meloncat

loncat dari batu kebatu yang lain atau dari akar ke akar lain. Dalam

waktu yang tidak begitu lama, dirinya telah dibawa sampai ke

daratan.

Pedanda itu melepaskan tangan Menur sambil berkata, ?Anak,

bahaya sudah lewat dan bersyukurlah engkau atas uluran tangan

Dewata yang berkenan menyelamatkanmu. Pertemuan kita sampai

disini dan pulanglah ke rumahmu. Orang-tuamu tentu bingung dan

khawatir oleh kepergianmu sekarang ini!?

Akan tetapi, mendadak saja Ketut Menur menjatuhkan diri dan

menangis. Dan Pedanda itu mengurut-urut jenggotnya yang putih

laksana perak, sambil mengamati tempat jauh. tampak sekali hatiKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 372

kakek ini terharu mendengar tangis gadis ini. beberapa saat

kemudian katanya, ?Anak, mengapa engkau menangis setelah

diselamatkan oleh Dewata Agung? Pulanglah secepatnya agar orang

tuamu lega dan gembira!?

?Saya.. saya tidak mau pulang.? sahut Ketur Menur tidak

lancar.

?Mengapa tidak mau pulang?? tanya Pedanda dengan halus.

?Saya ingin menjadi murid kakek ..?

?Sadhu, Sadhu! Engkau ingin menjadi murid keriokhanian??

?Bukan!? dahut Ketut Menur sambil menggelengkan

kepalanya. ?Tetapi sebagiai murid untuk bisa menjadi seorang sakti

seperti kakek.

Pedanda mendengar ini mundur selangkah, matanya terbelalak.

?Orang sakti? Ahh, anak, engkau keliru menduga orang. Aku bukan

seorang sakti seperti dugaanmua.?

?Kalau tidak sakti, tentu bapa tidak dapat mengalahkan kakek

tadi.? Ketut Menur membantah.

?Heh heh heh, yang tampak olehmu, bertentangan dengan

kenyataan yang ad.? Sahut Pedanda dengan halus.

?Bertentangan dengan kenyataan?? Ketut Menur merasa heran.

?Bukankah orang jahat tadi tidak mampu melawan bapa??

?Sadhu, Sadhu! Apa yang terjadi tidak lain adalah uluran

tangan Dewata Agung. Aku bukan orang sakti seperti dugaanmu

nak, percayalah! Aku seorang Pedanda yang sirik (pantang)

mengucapkan kata-kata dusta. Seorang pedanda seperti aku ini

harus Satya Wacana, berarti harus berkata benar dan tidak boleh

berbohong.?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 373

Ketut Menur terbelalak sejenak. Ia memang mengerti bahwa

seorang pendeta sama sekali tidak boleh mengucapkan kata-kata

dusta dan harus selalu satya wacana. Ia tidak bisa membantah, lebih

jelas bahw aPedanda yang menolongnya sekarang ini tentu seorang

guru. Akan tetapi bagaimanakah ia bisa percaya, justeru pada

kenyataannya ucapan Pedanda ini bertentangan dengan apa yang

sudah dilihat? Kakek jorok yang sudah menjadi panten tadi,

nyatanya sama sekali tidak berdaya menghadapi penolongnya itu

sekalipun tidak bersenjata. Kalau Pedanda ini bukan seorang sakti,

lalu bagaimanakah ia harus menyebut? Kaena menjadi ragu dan

tidak mengerti ini maka gadis itu terbungkam beberapa saat

lamanya.

Tetapi yang benar, Pedanda inipun tidak mengucapkan kata
kata dusta. Pedanda ini bicara sesungguhnya. Sesuai kedudukannya

sebagai seorang Pedanda harus Ssatya Wacana. Apa yang terjadi,

sesuai dengan kepercayaan penuh dari pedanda ini adalah

pertolongan dari Dewata Agung. Sedangkan kesaktian yang

menghuni dalam tubuh kakek ini, datang sendiri diluar

kesadarannya, sehingga ia merasa tidak memiliki kekuatan dalam

tubuh yang baha dahsyat. Dan kesaktian yang menghuni dalam

tubuh kakek ini bekerja sendiri diluar kehendaknya disaat dirinya

terancam bahaya.

?Bapa, lindungilah saya yang lemah ini dari ancaman orang
orang jahat,? ratap Ketut Menur.

?Sadhu, Sadhu! Selalu mohonlah perlindungan kepada Dewata

Agung dan engkau akanselalu pula dalam perlindunganNya. Anak,

engkau dan aku hanya manusia biasa. Manusia yang tidak

sempurna. Rasa ragu adalah musuh utama dalam sanubarimu yang

menyebabkan engkau akan selalu dibayangi oleh ketakutan. Apabila

engkau tidak merasa bersalah, tidak perlu erasa takut. Apabila

engkau tidak menanam, tidak perlu engkau takut memetik buahnya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 374

Anak, camkanlah bahwa, Nasti Dewam Prambalam! Yang artinya

tidak ada kekuatan yang mengatasi kekuatan Sewata!?

Pedanda ini berhenti sejenak. Kemudian terusnya, ?Anak,

lekaslah engkau pulang. Jangan engkau membuat orang tuamu

bingung karena memikirkan engkau. Untuk sementara kita berpisah

dan ketemu kembali apabila Dewata menghendaki.?

Tanpa menunggu jawaban Ketut Menur, Pedanda ini sudah

melangkahkan kaki senaknya. Akan tetapi gadis ini terbelalak

ketika melihat apa yang terjadi dengan pedanda itu.

Walaupun langkahnya hanya seenaknya, namun gerakannya

cepat sekali sehingga gadis ini memandang dengan rasa kagum dan

keheranan. Ia percaya bahwa Pedanda itu bicara sebenarnya, tetapi

mengapa bisa terjadi, bukan seorang sakti bisa melangkah secepat

itu? akibatnya Ketut Menur memandang dengan melongo dan

berdiri mematung. Kemudian baru gadis ini merasa menyesal,

setelah kakek itu tidak nampak lagi.

Tidak mungkin lagi ia dapat mengejar, dan minta agar dirinya

dapat diterima menjadi muridnya. Yang bisa dilakukan kemudian

oleh gadis ini hanya menghelan nafas panjang dan membalikkan

tubuhnya dan melangkah pergi. Ia berlarian secepatnya agar segera

mencapai rumah. Ia akan melaporkan apa yang sudah terjadi atas

tiga orang kakak-kakaknya dan juga murid-murid ayahnya, agar

ayahnya dapat membalaskan sakit hati kepada dua orang

penghadang yang kejam itu.

Akan tetapi ketika tiba di rumah, ia telah disongsong oleh

beberapa orang tetangganya dan para murid ayahnya yang nampak

sedang berkabung. Sulit bisa digambarkan betapa kaget gadis ini.

?Apa yang telah terjadi?? tanyanya gugup.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 375

Para tetangga yang merada khawatir gadis ini kaget, hanya

saling pandang. Tetapi salah seorang murid Wayan Kitir segera

berterus terang. ?Malapetaka telah terjadi dinini. Guru .. guru

tewas..!?

?Aihhh .. !? jerit Ketut Menur dan tiba-tiba saja gadis ini

terhuyung, dan tentu sudah roboh kalau saja tidak disambar oleh

salah seorang tetangga. Dan ternyata bahwa Ketut Menur sudah

pingsan.

Sebagai akibat goncangan perasaan, Menur pingsan tiba-tiba

mendengar berita ayahnya tewas, dan sebelum mendapat penjelasan

lebih lanjut. Goncangan ini bukan lain akibat terjadinya malapetaka

yang saling susul menimpa dirinya. Justeru dirinya sendiripun
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hampir binasa ditangan orang.

Dan sudah tentu hancur berantakanlah harapan gadis ini

sekarang. Ia pulang mempunyai sebuah harapan, agar ayahnya

dapat membalaskan sakit hati terhadap kakak-kakaknya terhadapa

Yoga Jati maupun Yoga Soka. Namun dengan tewasnya ayahnya

ini, siapakah yang diharapkan mencuci hinaan ini?

Ketut Menr segera ditolong dan digotong masuk kedalam

rumah. Dan kemudian dilakukan pertolongan untuk menyadarkan

gadis yang sedang pingsan ini. akan tetapi diam-diam murid-murid

Wayan Kitir yang masih hidup ini merasa heran bahwa Ketut

Menur pulang seorang diri dan tidak menaiki kuda pula. Namun

demikian mereka tidak pernah menduga sama sekali bahwa hampir

saja Ketut Menur juga tidak dapat pulang.

Semua murid Wayan Kitir dan para tetangga merasa lega

setelah Ketut Menur siuman dari pingsannya. Salah seorang segera

menghibur dengan kata-kata setengah membujuk, ?Tabahkan

hatimu menghadapi semua ini. manusia takkan pernah dapat

menolak kehendak Dewata!?Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 376

Ketut Menur mengangguk, akan tetapi matanya penuh air mata

dan bercucuran pula membasahi pipinya yang kuning montok.

Gadis ini terisak-isak menangis sedih. Kemudian ia memalingkan

mukanya ke arah murid ayahnya. Tanya gadis ini, ?Ayah tewas

akibat apa? dan malapetaka apa pula yang menimpa di sini??

?Tadi pagi datang kemari musuh besar guru ?

?Siapa dia ?? tukas Ketut Menur yang tidak tahu.

?Dia Yoga Jati bersama pemuda liar yang mengacau beberapa

hari yang lalu.?

?Ahhh .. hu hu huuu ..? sesudah memekik tertahan, Ketut

Menur menangis menggerung-gerung. Walaupun hanya singkat

saja, keterangan murid ayahnya itu, ia sekarang sudah tahu bahwa

malapetaka yang menimpa di rumahnya ini, dan penyebab ayahnya

tewas adalah akibat perbuatan Yoga Jati dan Yoga Soka. Semua

saudaranya telah tewas akibat penghadangan dua orang itu, ternyata

ayahnyapun dibunuh oleh dua orang biadab itu. maka sulit

dilukiskan betapa hancur hati Ketut Menur saat sekarang ini.

Ketut Menur mengangkat kepalanya dan berhenti menangis

sejenak mendengar musuh itu tewas pula oleh tangan ayahnya.

Diam-diam sedikit tehibur pula hatinya, sekalipun harus kehilangan

ayah dan saudara-saudarnya. Kemudian tanyanya. ?Dan bagaimana

dengan pemuda liar itu??

?Sayang kami tak mampu melawan. Dan .. dan akibat

keliaran pemuda itu, sepuluh orang saudara kita tewas .. Jadi

semua ada tiga belas orang yang tewas dalam malapetaka ini ..!?

?Tiga belas orang?? Ketut Menut terbelalak kaget. ?Siapa

lagi..??Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 377

Terapi murid itu tidak segera menjawab, melainkan

memalingkan muka ke arah saudara-saudara perguruannya yang

lain.

?Katakan dengan jelas !? desak Ketut Menur. ?Siapakah

yang seorang??

?Yang seorang adalah ibu .?

?Aihh .. ibu tewas ..?? Ketut Menur roboh kembali dan

pingsan, setelah menjerit panjang.

Sungguh kasihan gadis ini, harus mengalami pukulan batin

yang bertubi-tubi. Dengan tewasnya ayah bundanya ini, berarti pula

dirinya sekarang tinggal sebatang kara, maka tidak mengherankan

kalau gadis ini amat menderita.

Gadis yang malang seperti Ketut Menur ini memang patut

mendapat belas-kasihan orang. Maka tidak aneh pula para tetangga

yang datang bertandang dan murid-murid Wayan Kitir ikut pula

mengucurkan air mata dan ikut bersedih. Membuat suasana dalam

rumah Wayan kitir ini makin mengharukan.

****

Kita tinggalkan sejenak duka cita dan keharuan yang terjadi di

ruman Wayan Kitir. Marilah kita kembali menengok Pedanda yang

diceritakan di depan telah menyelamatkan Ketut Menur.

Pedanda ini bukan lain adalah Dewa bagus Sejati yang terkenal

dengan nama gelaran (julukan) Surya Wasesa. Seorang Pedanda,

seorang guru dan pertapa suci yang bertempat tinggal ditepi danau

Batur, dalam sebuah hutan di kaki gunung Abang.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 378

Seperti pernah diceritakan pada jilid satu cerita ini, Surya

Sasesa datang ke gunung Batukaru dan membawa pulang Ketut

Sruni. Tentu timbul pertanyaan. Mengapa sekarang Surya Waswsa

pergi meninggalkan pedepokannya (pasraman)? Dan apa pula yang

sudah terjadi dengan gadis cantik tetapi jalang, bernama Ketut

Sruni?

Yang terjadi adalah, bahwa Ketut Sruni ditangkap oleh

kakeknya sendiri yang terkenal dengan nama Surya Wasesa itu,

untuk memperoleh hukuman sesuai dengan dosa-dosanya. Dosa

apakah gadis ini, hingga harus menerima hukuman?

Agar jelas tepat kiranya untuk diketahui lebih dahulu,

kedudukan Surya Wasesa. Dia seorang Pedanda (Pendeta kasta

Brahmana) yang juga sebagai guru pengajian, ialah guru yang

memberi pendidikan rokhani dan ilmu pengetahuan suci untuk

mendapatkan kesempurnaan dan ketenteraman. Setelah masa

Brambacari yang menjadi bagian pertama sebagai pendeta, maka

tibalah pada masa Grahasta, ialah menikah dan berumah tangga.

Sebagai kebiasaan yang berlaku di Bali, ia menganut Tresna

Brahmacari atau Swala Brahmacari. Yang artinya, ia hanya

menikah satu kali. Walaupun isterinya meninggal, ia tidak akan

menikah lagi dan juga tidak melakukan hubungan kelamin atau

sanggama dengan seorang wanita. Dan Surya Wasesa menjalani

Wanaprastha sesudah isterinya meninggal dan bertapa di tempat

tinggalnya sekarang.

Ia hanya mempunyai seorang putera saja. dan putera seorang

guru disebut Guruputra. Sedang isteri Guru disebut Gurupatni.

Guruputra ini, sesudah Surya Wasesa mencapai tingkat

Wanaprastha, menjadi seorang guru pula. Dan seperti Surya

Wasesa, anaknya ini merupakan Guru Pangajyan. Setelah tamat dari

Brahmacari, meningkat pula pada Grahastha atau menikah. Dalam

menikah dan berumah-tangga ini, lahirlah empat orang anak, duaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 379

laki-laki dan dua perampuan. Akan tetapi Putra Surya Wasesa yang

bernama Dewa Gede ini nasibnya kurang beruntung. Tiga orang

anaknya meninggal dalam usia kurang dari lima tahun dan yang

bisa hidup terus hanya seorang. Ialah Ketut Sruni.

Akibat empat orang anak dan yang hidup tinggal seorang saja,

Ketut Sruni dan diseput Guruputri ini, maka puteri tunggal ini

sangat dimanjakan.

Sesungguhnya saja baik Guru (Dewa Gede) maupun Gurupatni

(isterinya), hafal pula akan isi silakrama yang menggunakan bahasa

jawa kuno (bahasa kawi), yang dalam bahasa indonesia kira-kira

demikian : Karena kemanjaan banyak dosanya, karena pukulan

banyak manfaatnya, oleh karena itu seorang bijaksana (Wudah atau

Budah) melakukan pukulan terhadap anak-anak (Putrasya) dan

siswanya.

Bila seorang anak tidak terdidik karena kelalaian bapa atau

karena terlalu sayang, pasti anak itu perbuatannya jahat

(Wimargatah) dan ditinggalkan oleh semua orang, yang membawa

amat ternodanya nama ayah, karena dosa-dosa (anak-anaknya) itu.

Demikianlah, tepat seperti apa yang sudah disebutkan dalaam

Silakrama itu, akibat Ketut Sruni dimanjakan dan tidak terdidik,

akibat terlalu menyayangi puteri tunggalnya, berakibat pula tindak

dan perbuatan Ketut Sruni jahat dan menyebabkan pula ayahnya

ternoda.

Kejahatan yang dilakukan oleh Ketut Sruni ini adalah setelah

Guruputri ini menjelma sebagai gadis remaja yang cantik jelita.

Guruputri yang cantik ini mengerti bahwa para siswa ayahnya

merupakan pemuda-pemuda yang melaksanakan Brahmacari (tidak

melaksanakan hubungak kelamin dengan wanita) dan sebagai

Guruputri, semestinya Ketut Sruni ikut menjaga agar para siswa

ayahnya itu benar-benar melakukan tugas dan kewajibannya.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 380

Namun ternyata Ketut Sruni bukannya ikut menjaga para siswa

ayahnya agar tidak menyeleweng, malah ia sengaja menggoda salah

seorang pemuda siswa ayahnya yang paling tampan dan menarik.

Semula siswa ini berusaha mengelak dan mempertahankan diri.

Namun celakanya, Guruputri ini bukanseorang gadis yang gampang

menyerah. Pada suatu ketika, disaat memperoleh kesempatan yang

baik. guruputri ini sengaja menghancurkan pertahanan siswa itu,

dengan melepas busana didepannya. Akhirnya pertahanan siswa itu

berantakan dan jadilah antara siswa dengan Guruputri ini

mengadakan hubungan gelap.

Walaupun rahasia ini selalu ditutup dengan rapat, akhirnya

rahasia itu terbongkar juga. Sadar sebagai Guruputeri akan

mendapat hukuman berat dari ayahnya, Ketut Sruni melarikan diri.

Sedang siswa yang terlanjur menyeleweng ini menyerah akan nasib

untuk menerima hukuman yang harus diterima dari guru.

Akan tetapi, walaupun sisswa yang bersalah sudah menerima

hukumannya, Dewa Gede menjadi malu sekali. Sebab sesuai

dengan yang tercantum dalam silakrama, yang menyebutkan bahwa

orang tua akan turut berdosa dan jatuh kehormatannya bila anaknya

menjadi Panten karena perbuatannya yang menyimpang dari

petunjuk-petunjuk kerokhanian. Demikian juga seorang guru akan

jatuh kelembah neraka karena perbuatan siswanya yang

menyimpang dari ajaran kerokhanisan.

Saking merasa malu dan merasa ikut berdosa akibat perbuatan

anak dan siswanya, Dewa Gede tidak kuasa lagi untuk bertahan

hidup. Pada suatu hari baik Guru maupun Gurupatni ditemukan

telah menjadi mayat karena bunuh diri.

Peristiwa ini menggemparkan dan akhirnya sampai juga kepada

telinga Surya Wasesa yang sudah Wanaprastha. Ia memang kaget

sekali mendengar berita itu. namun sesuai dengan kedudukannyaKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 381

sebagai pendeta yang telah pandai mengendalikan dan menguasai

perasaan, walaupun sedih dan malu ia terhindar dari rasa marah dan
Keris Pusaka Kyai Lobar Karya Widi Widayat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penasaran.

Yang dilakukan kemudian sebagai seorang kakek yang ikut

bertanggung jawab akan dosa-dosa cucunya itu, kemudian

mengembara untuk menangkap dan menghukum cucunya yang

nakal itu. ia berkelana sampai berbulan-bulan, namun belum juga

usahanya berhasil.

Mengapa? Ternyata setelah Ketut Sruni minggat dari orang

tuanya karena takut akan hukuman yang akan diterimanya itu,

kemudian mengembara tanpa tujuan. Dan secara kebetulan ia

bertemu dengan seorang perempuan sakti mandraguna tetapi jahat

dan beracun. Ketut Sruni diterima sebagai murid tunggalnya dan

dalam asuhan perempuan ini Ketut Sruni memperoleh ajaran ilmu

tata-kelahi dan kesaktian.

Secara kebetulan guru Ketut Sruni ini seorang perempuan sakti

mandraguna yang jahat dan cabul. Seorang perempuan yang selalu

memburu laki-laki yang disukai dan juga ganas. Sebagai seorang

gadis yang juga sudah menyeleweng itu, maka didalam asuhan guru

yang sesat dan menyeleweng, Ketut Sruni menjadi seorang yang

jahat dan menyeleweng pula. Tidak ada bedanya dengan apa yang

dilakukan oleh gurunya.

Gadis ini menjadi menyeleweng dan hanya menurutkan hawa

nafsu birahi, mengejar dan berburu laki-laki yang dibutuhkan.

Seorang puteri tunggal yang semula disebut Guruputri ini sudah

tidak ingat lagi akan kedudukannya sebagai puteri dan cucu pendeta

termashyur. Ia selalu mendekatkan diri dengan perbuatan-perbuatan

berdosa, namun karena sudah berbatin sesat, ia merasa bahwa

perbuatannya itu tidak terkutuk.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 382

Dalam waktu tiga tahun berguru kepada perempuan sakti yang

cabul ini, maka Ketut Sruni menjelma menjadi seorang gadis yang

berkepandaian tinggi tetapi juga tangannya ganas. Kalau gurunya

yang mempunyai nama julukan Puteri Diyu itu seorang ganas dan

beracun, maka Ketut Sruni sebagai muridnya tidak mau kalah.

Dan karena persoalan laki-lakui pula, Ketut Sruni tidak segan
segan membunuh Ida Ayu Savitri. (seperti telah diceritakan pada

jilid satu dan dua, Ketut Sruni dikejar-kejar dan dikroyok oleh

beberapa orang dan kemudian dibela oleh Yoga soka. Kemudian

gadis ini berhasil ditangkap oleh kakeknya, Pedanda Surya

Wasesa).

Oleh surya Wasesa, kemudian Ketut Sruni diserahkan kepada

salah seorang siswanya supaya melaksanakan hukuman. Ia tidak

tega melaksanakan hukuman terhadap cucunya sendiri, karena

sebagai seorang pendeta memang tidak boleh melakukannya

sendiri. Dan apabila ia melaksanakan hukuman itu , dirinya akan

jatuh kehormatannya dan akan menjadi seorang Panten pula.namun

memang bisa terjadi pula, saking gusar dan marahnya, seorang

pendeta melakukan sendiri hukuman ini. seorang pendeta yang

melakukan hukuman karena marah, kehormatannya tidak menjadi

jatuh.akan tetapi sekalipun demikian Surya Wasesa tidak

melakukannya sendiri. Ia merasa tidak tega melaksanakan hukuman

dengan tangannya sendiri dan itulah sebabnya diserahkan kepada

orang lain.

Tetapi agaknya nasib Kerur Sruni memang masih mujur.

Ternyata apa yang terjadi dengan gadis ini diketahui oleh gurunya

Puteri Diyu! Manun Puteri Diyu memang seorang perempuan yang

sakti mandraguna yang selalu bertindak hati-hati. Disaat Ketut

Sruni masih berada di tangan Surya Wasesa, ia tidak beani turun

tangan. Maka yang dilakukan hanya terus membayangi untu

melindungi keselamatan murid tunggalnya itu. betapa gembiraKeris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 383

puteri Diyu ini ketika melihat bahwa murid tunggalnya diserahkan

kepada orang lain. Dan sesudah menyerahkan Ketut Sruni kepada

seorang siswanya itu, Surya Wasesa segera pergi.

Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh puteri Diyu.

Sebelum Wiku yang diserahi melaksanakan hukuman itu sempat

melakukan, puteri Diyu sudah bertindak. Akubatnya sungguh

menyedihkan. Wiku dan siswa-siswanya yang tidak bisa berkelahi

itu, ketika putri Diyu mengamuk, penghuni pasraman itu berantakan

dan Ketut Sruni tanpa kesulitan berhasil dibebaskan.

Mayat bergelimpangan disana-sini, dan malah Wiku yang

mendapat tugas itupun tewas ditangan putri Diyu. Sungguh

merupakan peristiwa yang mengiriskan hati. Para siswa yang tidak

bisa berkelahi itu mawut dan berusaha menyelamatkan diri. Namun

diantara mereka yang berusaha lari tidak sedikit pula yang menemui

ajalnya di tangan guru dan murid yang ganas ini.

Dan celakanya guru dan murid ini merupakan perempuan
perempuan liar dan sesat. Sambil mengamuk dan membunuh,

merekapun sempat memilih siswa-siswa yang tampan. Akhirnya

guru dan murid ini pergi meninggalkan asrama dan mayat

bergelimpangan itu sambil membawa tawanan masing-masing.

Peristiwa ini menggemparkan, dan segera pula dilaporkan

kepada Surya Wasesa. Walaupun Surya Wasesa seorang pendeta

yang sudah bisa menuasai perasaan, amarah dan nafsu yang lain,

tidak urung ia kaget dan menyesal pula. Ketenangannya menjadi

goyah. Kemudian ia meninggalkan tempat pertapaannya untuk

mencari dan menangkap lagi cucunya yang besar sekali dosanya itu.

kemudian secara kebetulan Surya Wasesa telah berhasil menolong

Ketut Menur yang terancam keselamatannya oleh seorang Panten.Keris Pusaka Kyai Lobar https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono 384

****

Dalam sebuah hutan yang terletak di lereng gunung Agung

tampak dua orang perempuan yang seorang sudah hampir nenek
nenek dan yang seorang masih muda belia. Dua orang perempuan

itu sibuk memanggang daging ayam hutan diatas bara api unggun.

Asap dari daging yang dipanggang itu menebarkan aroma gurih dan

sedap.

Siapakah mereka? Bukan lain adalah Putri Diyu dengan Ketut

Seruni. Tak jauh dari tenmpat guru dan murid ini duduk, tampak

dua orang laki-laki muda yang wajahnya pucat yang menundukkan

kepala dn berdiam diri. Dua orang laki-laki muda ini , bukan lain

adalah tawanan mereka yang menjadi alat pemuas nafsu jalang dari


Animorphs 23 Mengungkap Rahasia Tobias Wiro Sableng 180 Sesajen Atap Langit Candika Dewi Penyebar Maut X I I

Cari Blog Ini