Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 11
serangan itu, pedang dan golok yang bersiutan tiba. Lalu begitu mencengkeram dan
menangkap senjata-senjata itu laki-laki ini mendorong lawannya dan berkelebat
keluar.
"Krak-bluk-dess!"
Ong-ciangkun dan kawan-kawan terlempar bergulingan. Tadi mereka menerima
tendangan dan dorongan, pria gagah itu sudah lenyap memanggil-manggil kaisar lagi,
mencari ke tempat lain. Dan ketika Ong-ciangkun mengeluh dan merintih kesakitan
maka para pengawal di luar diteriaki agar menahan laki-laki itu.
"Kejar, hadang dia.....!"
Pengawal berserabutan. Ong-ciangkun tertatih bangun berdiri, mukanya pucat
melihat pedangnya yang patah beberapa potong, gagangnya bahkan remuk. Tanda
laki-laki itu geram dan mulai bersikap keras. Dan ketika Ong-ciangkun mengejar lagi
dan pengawal berhamburan ke seluruh penjuru ternyata laki-laki itu lenyap tak tahu
ke mana, dicari tapi tak ada. Sehari mereka menemukan tempat kosong dan Ong
ciangkun gentar. Dia maklum bahwa kalau laki-laki itu menghendaki mereka semua
bisa celaka. Sekali tamparan maut saja dia dan yang lain bakal binasa. Dan ketika
sehari itu bayangan laki-laki itu tak tampak lagi dan malamnya dilakukan penjagaan
dan pengawalan ketat namun rupanya pria gagah itu tak datang lagi maka kaisar
keluar dari tempat persembunyiannya, setelah dua hari mendekam di ruang bawah
tanah. Masih khawatir dan was-was oleh kehadiran laki-laki aneh itu. Sebuah alat
dapat menghubungkan kaisar ini dengan para pembantunya, barangkali, eh..... sejenis
intercom. Begitulah. Namun baru sang kaisar nongol dan keluar dari lantai bawah
tanah tiba-tiba lelaki itu sudah ada di depannya dan langsung mngganjal pintu keluar
itu.
"Sri baginda, hamba ingin bicara dengan paduka......!"
Bukan main kagetnya kaisar. Dia amblas dan turun lagi ke bawah, pembantunya
roboh berpelantingan didorong laki-laki itu, pria yang selalu mengejar-ngejarnya.
Namun karena pintu sudah terganjal dan laki-laki itu meloncat turun maka kaisar
dikejar dan diburu bayangan ini, memencet alat-alat rahasia bawah tanah namun ada
saja yang dilempar pria itu untuk mengganjal pintu, potongan-potongan kayu atau
kursi, bahkan sepatu. Dan ketika kaisar terengah-engah dan menemui jalan buntu
akhirnya kaisar tak dapat melarikan diri lagi dan berhadapanlah dua orang itu. Kaisar
pucat dan gentar, namun juga marah!
"Orang sinting, ada apa kau mengejar-ngejar aku? Apa maumu?"
"Maaf, hamba ingin bicara dengan paduka, sri baginda. Ampunkan hamba yang
selalu membuntuti paduka. Hamba tak bermaksud jelek!"
Kaisar tertegun. Kata-kata terakhir tadi menenangkannya. Memang benar, pria
ini agaknya tak bermaksud jelek dan dia tak perlu takut. Entah apa kemauan orang
gila ini. Maka menggeram dan hilang cemasnya kaisar membentak.
"Orang aneh, kau siapa dan dari mana? Apa yang kau maui dariku?"347
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Maaf, hamba Handewa, sri baginda. Dari Magada!"
Jantung kaisar seakan copot. Mendengar disebutnya Magada tiba-tiba
kecemasannya kembali timbul. Kaisar tak tenang dan mundur menggigil, tak terasa
membentur dinding dan berhenti di situ. Dia tak dapat ke mana-mana lagi. Di
belakangnya tembok dan dia menghadapi jalan buntu orang aneh itu memandangnya
tersenyum dan kaisar merah mukanya. Dan ketika orang itu membungkuk dan
kembali berkata maka kata-kata lembut yang penuh sopan keluar dari mulutnya,
menenangkan kembali perasaan kaisar yang tak keruan.
"Maaf, paduka tak perlu takut, sri baginda. Hamba tidak bermaksud jelek. Kalau
hamba ingin membunuh paduka tentu sekarang juga dapat hamba lakukan. Tapi
tidak, hamba mencintai kedamaian. Hamba bukan seorang haus darah yang ingin
membunuh siapa pun. Hamba datang justeru untuk minta pertolongan paduka!"
"Hm, apa maumu?" kaisar bangkit lagi keberaniannya, timbul kewibawaannya.
"Kau mau apa, orang she Han? Pertolongan apa yang dapat kuberikan?"
"Secarik kertas saja, sri baginda. Surat untuk menteri Hu Kang."
"Apa?"
"Benar, secarik surat, sri baginda. Untuk menteri Hu Kang. Hamba ingin
meminta paduka menarik mundur menteri itu bersama pasukannya, dan
membebaskan Magada!"
Kaisar tertegun. Orang lalu menceritakan padanya penyesalannya tentang
peperangan itu, tumpahnya darah dan malang-melintangnya perajurit yang tewas.
Kaisar mendengarkan dan akhirnya mengangguk-angguk, mengerti. Dan ketika dia
bertanya siapa itu dan apa hubungannya dengan Yonaga maka laki-laki ini menjawab
datar.
"Hamba suhengnya, Yonaga adik hamba. Terus terang hamba tak menyetujui
sepak terjang adik hamba dan mencegah. Tapi karena hamba tak berkedudukan dan
kekuasaan berada di tangan adik hamba itu maka hamba tak dapat mencegah perajurit
Magada yang tunduk kepada atasannya."
"Hm-hmm....!" kaisar mengurut-urut janggutnya. "Niat baikmu sungguh
kuhargai, Han-taihiap. Tapi barangkali maksudmu gagal. Pasukanku sudah hampir
menguasai negerimu, bagaimana mungkin memaafkan Magada dan
membebaskannya begitu gampang?"
"Apakah paduka minta tukar-menukar?"
"Maksudmu?"
"Hamba dapat membawa paduka ke sana, sri baginda. Akan hamba tundukkan
menteri paduka dengan tertangkapnya paduka."
"Kau mau menawan aku?"
"Maaf, hal itu berat hamba lakukan, sri baginda. Tapi kalau paduka tak mau
memberi itu maka apa boleh buat hamba terpaksa melakukannya!"
"Terkutuk, kau mau menculik kaisar!"348
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ampunkan hamba," laki-laki itu membungkuk. "Tak ada jalan lain bagi hamba,
sri baginda. Mohon kebijaksanaan paduka untuk mengabulkan permintaan hamba."
Dan ketika kaisar tertegun dan di luar terdengar ribut-ribut maka laki-laki ini
berkata lagi dengan sedikit tak sabar, "Maaf, paduka harus bertindak cepat, sri
baginda. Tempat ini terlalu sempit bagi hamba. Selama ini hamba tak pernah
menjatuhkan korban."
"Baiklah," dan kaisar yang tunduk dan melotot memandang lawannya tiba-tiba
melihat berkelebatnya bayangan pembantunya. "Jangan serang, semua berhenti.....!"
dan ketika Ong-ciangkun dan lain-lain bengong memandang junjungannya maka
aneh bin ajaib, kaisar menggandeng lengan pria gagah itu! "Dia sahabat, bukan
musuh. Semua keluar dan tak ada apa-apa di sini!" dan berjalan serta menggandeng
lengan pria itu maka bengong dan tertegunlah semua orang. Tadi bersiap-siap dan
akan menyerbu ke dalam namun kaisar mencegah. Mereka melihat tak ada
permusuhan di antara laki-laki aneh ini dengan kaisar, hal yang melegakan. Dan
ketika kaisar keluar dan semua bisik-bisik di belakang, maka dengan mudah
Handewa mendapatkan "Hu" atau Surat Jimat itu, ditulis dan ditandatangani kaisar
sendiri dan akhirnya kaisar menaruh kagum juga. Dalam pertemuan singkat itu
keduanya telah bercakap-cakap, Handewa tetap menunjukkan kesopanannya dan
akhirnya kaisar merasa suka! Dan ketika surat itu selesai dibuat dan perwira atau para
menteri bengong maka sebelum pulang pendekar ini menjura dalam-dalam di
hadapan kaisar.
"Sri baginda, maafkan hamba. Magada memang bersalah, namun hamba sebagai
rakyatnya harus membela dan melindungi negeri hamba. Betapapun Magada adalah
tanah tumpah darah hamba. Maaf atas sikap negeri hamba terhadap paduka, karena
Hong Beng Lamalah sebenarnya penyebab utama!"
"Baik, baik. Aku mengerti, Han-taihiap, dan bawa surat itu kepada Hu-taijin.
Hanya pintaku, janganlah Magada menjadi negara agresor!"
"Terima kasih, sri baginda. Paduka sungguh bijaksana.....!" dan membungkuk
serta menjura sekali lagi tiba-tiba pendekar itu berkelebat dan lenyap membawa surat
yang ditulis kaisar. Maklum bahwa Magada tak mungkin menang menghadapi
Tiongkok. Ambisi raja Urugata dan adiknya terlampau berlebihan, mereka itu tak
mengukur kekuatan sendiri. Yang salah tak mungkin direstui Dewa. Dan ketika hari
itu Surat Jimat sudah didapat pendekar ini dan Handewa tenang-tenang saja kembali
ke tempat tinggalnya maka seperti yang sudah kita ketahui akhirnya Hu atau Surat
Jimat itu berhasil menyelamatkan Magada. Kaisar tentu saja tak mau ditangkap
pendekar itu untuk dibawa ke depan menterinya, bisa jatuh pamornya nanti. Dan
karena Handewa telah menyelamatkan negerinya dengan caranya yang unik maka
Magada selamat dan Yonaga akhirnya membuang malu, keluar dari Magada dan
Urugata tak dapat mencegah menterinya itu. Sebenarnya raja juga malu dan
menderita pukulan. Kekalahan Magada membuat raja terbuka bahwa bangsa Han
bukanlah bangsa main-main. Tiongkok adalah negara besar dan susah tentunya kalau
Magada mempunyai taklukan yang lebih besar kerajaannya daripada diri sendiri.
Pemberontakan dan bangkitnya orang-orang gagah pasti tak ada habisnya, hal itu
telah terlihat ketika Hong Beng Lama melakukan serbuannya, berapa banyak patriot
bangsa menyumbangkan raganya dan hal itu bisa merupakan "benalu" bagi Magada
sendiri. Ah, itu memang terlalu resiko. Dan ketika Magada memperoleh ampunan dan
itu berkat jasa Handewa maka tentu saja seluruh negeri dan raja amat bersyukur,349
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Handewa adalah pahlawan sekaligus penyelamat bangsa. Tanpa turunnya pendekar
itu tentu Magada sudah hancur, roboh dan menjadi taklukan Tiongkok. Dan karena
perbuatan pendekar sakti itu sungguh luar biasa dan raja menganggap amat penting
maka di depan istana akhirnya dibuatlah tugu peringatan berbentuk patung pendekar
sakti itu, salah satu ungkapan terima kasih karena Handewa tak mau menerima apa
apa!
*
* *
Bagaimana dengan Bun Hwi? Siapa yang meloloskan pemuda itu dari lantai
bawah tanah? Ini pun ada kisahnya.
Bun Hwi, seperti kita ketahui menghadapi keroyokan menteri-menteri Magada.
Sulitnya pemuda itu dirobohkan membuat Yonaga geram. Bayangkan, pemuda itu tak
dapat dibanting remuk atau dipatahkan tulangnya. Ilmu kepandaian pemuda itu juga
tinggi dan Yonaga serta yang lain-lain merasa bohwat (kehabisan akal). Mereka
seakan menghadapi manusia bionic yang super sakti, ilmu apa pun digunakan tak ada
yang mampu merobohkan pemuda itu. Dan karena Yonaga memiliki lantai rahasia di
mana dengan jebakan itu pemuda ini dilumpuhkan maka Bun Hwi diharap kelaparan
dan mati di lantai bawah tanah.
Tapi apa yang terjadi? Sesuatu yang tak diduga. Malam itu, ketika Bun Hwi
bingung dan meraba-raba dalam gelap sesungguhnya pemuda ini putus asa dan
khawatir juga. Tanpa makan atau minum tentu dia tewas. Musuh sungguh keji
dengan membiarkannya begitu, Bun Hwi menggigit bibir dan mengutuk lawan
lawannya. Dan ketika dia menggeram dan memukul-mukul dinding ruangan
mendadak dari arah kanan terdengar bunyi berkerikit disusul terbukanya sebuah
lubang sedikit demi sedikit.
Saudara Bun Hwi, kau ada di situ?"
Bun Hwi terkejut dan girang. "Kau siapa?"
"Sst, jangan berisik, Bun-ongya (pangeran Bun). Aku Cien Hong datang
menolong!"
Bun Hwi terbelalak. Lubang di sebelah kanannya itu sudah terangkat naik,
kiranya semacam pintu besi atau baja. Sebuah kepala melongok dari bawah dan Bun
Hwi melihat seorang pemuda tampan berhidung mancung, menggapai dan tersenyum
kepadanya. Dan ketika pemuda itu berseru keras dan mengangkat naik sisa pintu besi
itu maka suara berderak menggetarkan tempat itu dan Cien Hong meloncat masuk.
"Ayo, kita pergi.....!"
Bun Hwi bengong. "Kau siapa?"
"Ah, sudahlah. Tak perlu banyak bertanya, Bun-ongya. Ikuti aku dan kita
keluar!" Cien Hong menarik tangan pemuda itu, menyambarnya dan sudah
mengajaknya keluar. Dan ketika Bun Hwi terlongong dan terheran-heran maka jalan
berlorong-lorong serta berlika-liku mereka tempuh, seperempat jam kemudian Bun350
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hwi sudah ada di atas. Mereka tahu-tahu berada di luar Magada! Dan ketika Bun Hwi
bengong dan mengusap keringatnya maka sahabatnya itu, Cien Hong, berseri-seri.
"Bebas. Ha-ha, kita bebas, Bun-ongya. Sekarang kita lari cepat ke barat.... wut!"
Cien Hong tahu-tahu lenyap, mengerahkan ilmu lari cepatnya dan Bun Hwi terkejut.
Bayangan si pemuda yang tahu-tahu sudah jauh memasuki hutan membuat Bun Hwi
terbelalak, bukan main ginkang yang di punyai temannya itu. Namun berseru
mengejar temannya tiba-tiba Bun Hwi berkelebat pula memanggil.
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"He, tunggu, saudara Cien Hong. Aku mau bercakap-cakap.....!"
"Ha-ha, nanti saja, Bun-ongya. Sekarang kita ke lembah dan ucapkan dulu
terima kasih kepada Han-taihiap!"
"Han-taihiap? Siapa itu...?"
"Dia yang menolongmu lewat aku, Bun-ongya. Sudahlah jangan banyak
bertanya lagi dan kita ke lembah itu!" Cien Hong menambah ilmu lari cepatnya,
dikejar dan pemuda ini tambah kecepatan lagi. Bun Hwi terkejut melihat betapa
temannya ini tiba-tiba seakan terbang tanpa menginjak tanah lagi, maklumlah dia
bahwa teman barunya itu rupanya mau menguji kepandaiannya juga. Maka
tersenyum dan tidak bertanya lagi tiba-tiba Bun Hwi tancap gas dan melesat seperti
iblis, menyusul dan tak lama kemudian berendeng dengan temannya itu. Cien Hong
menoleh dan keduanya tertawa. Entah mengapa tiba-tiba jiwa muda mereka bangkit,
tak mau mengalah dan masing-masing menambah kecepatannya. Kini Cien Hong
mengerahkan ilmu lari cepatnya sampai kecepatan penuh, mengharap Bun Hwi
tertinggal namun pemuda itu juga mengerahkan segenap kekuatannya. Dua pemuda
ini sudah seakan terbang tidak menginjak bumi lagi. Orang hanya melihat mereka
melesat dan hilang di depan, begitu cepatnya. Dan ketika hutan sudah mereka tembus
dan sebuah lembah menghadang di depan maka Cien Hong tertawa bergelak memuji
temannya.
"Bun-ongya, kau hebat. Kepandaianmu sungguh hebat!"
"Ha-ha, kaulah yang hebat, saudara Cien Hong. Larimu seperti kuda terbang dan
orang kesetanan saja!"
"Tapi kau dapat mengimbangiku. Kita berendeng dan tetap sama!"
"Ah, itu karena kau mengalah. Aku sudah mati-matian namun kau tampaknya
enak-enakan saja."
"Wah, siapa bilang? Hayo, siapa lebih dulu memegang pintu itu dialah yang
menang, ongya. Kita tancap kekuatan terakhir dan mari bertanding.... klap!" dua
pemuda itu lenyap, tiba-tiba bergerak dan menyambar seperti petir. Baik Bun Hwi
maupun Cien Hong, sama-sama melayang tinggi, meloncat begitu jauh dan tahu-tahu
keduanya sudah sampai di pintu yang dimaksud. Sebuah rumah tinggal yang mungil
telah mereka masuki hampir berbareng keduanya memegang daun pintu dan
berdebum di situ. Mereka tak dapat mengerem tubuh dan akibatnya mereka berdua
terbanting tunggang-langgang. Demikian dahsyat kekuatan yang mereka kerahkan
tadi, pintu pun jebol dan pecah! Dan ketika mereka terkejut dan bergulingan di dalam
rumah maka keduanya yang meloncat bangun dan terpekik berseru tertahan nampak
menyesal memandangi daun pintu yang hancur.351
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Aih, Han-taihiap bisa memarahi kita!"
"Dan kita berdua secara bersamaan memegang pintu itu. Kita seri!"
"Ya, tapi kita merusak rumah orang, ongya. Kita harus minta maaf. Celaka....!"
dan Cien Hong yang tampak pucat memanggil tuan rumah ternyata harus mengulang
dua tiga kali sebelum disambut gonggong seekor anjing, tertegun dan seekor anjing
berbulu hitam meloncat menemui mereka, mau menyerang tapi hewan ini tiba-tiba
menguik di depan Cien Hong, rupanya mengenal dan segera mengibas-ngibaskan
ekornya di depan pemuda itu, melonjak dan berjingkrak-jingkrak. Dan ketika Cien
Hong mengelus dan tersenyum memandang anjing itu maka pemuda ini bertanya,
seolah kepada manusia saja,
"Hek-kaw (Hitam), di mana tuanmu? Mana Han-locianpwe?"
"Nguik-nguik...." anjing itu menjawab, menggaruk-garuk kakinya, memberi
tanda dengan kepala dan ekor, melompat dan masuk lagi. Dan ketika Cien Hong
mengamati dan mengangguk-angguk maka pemuda ini tertawa menangkap leher si
anjing.
"Sudah.... sudah, aku mengerti. Kiranya Han-taihiap memang tak ada," dan
menoleh kepada Bun Hwi pemuda itu berkata, "Ongya, pemilik rumah sedang pergi,
Apakah kita tunggu atau meninggalkan tempat ini?"
"Hm," Bun Hwi bersinar-sinar. "Menunggu sementara tuan rumah tak ada
rasanya tak enak, saudara Cien Hong. Tapi kalau kau rasa ini lebih baik tentu saja aku
mengikuti. Terserah kau."
"Kalau begitu bagaimana jika kita tunggu sebentar?"
"Seharusnya begitu, sekalian membetulkan pintu!"
Cien Hong tertawa. Memang pintu yang rusak harus mereka perbaiki, segera
pemuda itu mencari alat-alat dan paku. Dan ketika tanpa banyak cakap Bun Hwi juga
membantu dan keduanya tertawa melihat ulah mereka akhirnya pintu pun selesai
diperbaiki dan mereka kini duduk di ruang tengah. Cien Hong telah membuat kopi
panas.
"Ha-ha, anggap seperti di rumah sendiri ongya. Hayo minum dan kita nikmati
kopi ini!"
"Terima kasih," Bun Hwi tersenyum lebar. "Kau seperti tinggai di rumahmu
sendiri, saudara Cien Hong. Sungguh tak kumengerti siapa sebenarnya dirimu ini."
"Aku Cien Hong."
"Ya, aku sudah tahu."
"Dan guruku sahabat baik pemilik rumah ini."
"Hm, ini ingin kutahu......"
"Ha-ha, kenapa ingin? Kenapa tidak langsung tanya? Tanya saja kalau kau suka,
ongya. Dan sekarang kita bebas bercakap-cakap!" Cien Hong mereguk kopinya,
nikmat sekali dan Bun Hwi tersenyum, meneguk kopinya pula dan kini dua pemuda
itu berpandangan. Cien Hong tersenyum dan akhirnya tertawa, kocak benar pemuda352
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
ini, rupanya periang dan mudah ketawa. Dan ketika Hek-kaw menguik dan menarik
ujung celana pemuda itu tiba-tiba Cien Hong melempar sepotong kue dan terbahak.
"Maaf, aku lupa, Hek-kaw. Nih, terimalah!"
Bun Hwi lagi-lagi tersenyum. "Saudara Cien Hong...."
"Eh, kok tidak enak sekali dipanggil saudara-saudara. Sebut saja aku Cien Hong,
Bun-ongya. Jangan saudara, rasanya lebih akrab!" pemuda itu memotong.
"Baiklah, dan kau jangan memanggil aku ongya (pangeran), Cien Hong. Panggil
pula namaku. Kita sebaya, agaknya tak berbeda jauh."
"Ha-ha, mana bisa? Aku orang biasa, sedang kau berdarah biru!"
"Hm, siapa membeda-bedakan itu? Aku pribadi tak suka meninggikan derajat,
Cien Hong. Panggil saja aku Bun Hwi atau aku akan memanggilmu saudara Cien
Hong!"
"Eh-eh, baiklah. Hm, boleh....!" pemuda itu tertawa, bersinar-sinar. "Kalau
begitu terima kasih, Bun Hwi. Sungguh watak dan sepak terjangmu peisis seperti
yang kudengar. Kau pangeran yang lembut hati!"
"Maaf, aku tak punya uang kecil....." Bun Hwi menggoda.
"Uang besar juga tak apa!" Cien Hong tak mau kalah. "Hayo, mana uangnya,
Bun Hwi. Atau, ha-ha..... kukembalikan kau ke penjara bawah tanah itu!" dan ketika
keduanya kembali tertawa dan Bun Hwi merasa cocok dan akrab tiba-tiba keduanya
saling pukul dan tepuk satu sama seolah dua sahabat yang sudah lama bertemu dan
Bun Hwi merasa gembira bukan main. Tiba-tiba dia seakan mendapat teman yang
cocok, watak dan sikap. Dan ketika Cien Hong tertawa melempar satu kakinya di
kursi yang panjang maka pemuda ini setengah bersandar sambil berseru.
"Nah, tanyalah apa yang ingin kau tanyakan. Atau sebentar lagi pemilik rumah
datang dan kita tak dapat bebas seperti ini!"
"Aku ingin berterima kasih Bun Hwi tiba-tiba bangkit, menjura. "Perbuatanmu
telah menyelamatkan aku, Cien Hong. Kalau kau tak datang tentu aku sudah tinggal
nama saja."
"Eh!" Cien Hong meloncat, tak jadi berbaring. "Kau jangan membuat malu aku,
Bun Hwi. Tak usah berterima kasih. Jangan....!" dan buru-buru mencengkeram
pundak pemuda itu menegakkannya kembali Cien Hong tampak berkeringat. "Bun
Hwi, yang menolong dan menyelamatkanmu sesungguhnya Han-taihiap, pemilik
rumah ini. Bukan aku!"
"Tapi kenyataannya kau yang membebaskan aku, Cien Hong. Aku...."
"Tidak, aku tak mau menerima, Bun Hwi. Pokoknya Han-taihiap yang
menyelamatkanmu dan kau duduklah kembali," Cien Hong mendorong pemuda itu,
duduk lagi di atas kursinya. "Nah, jangan bikin kikuk aku, Bun Hwi. Mana ada
pangeran menghormat rakyat biasa? Ha-ha, sekarang tenang hatiku. Jangan bikin
kaget lagi seperti tadi. Oh. sial!" dan tertawa mengusap keringatnya pemuda ini
mengebut-ngebutkan baju, memandang dan Bun Hwi tertegun. Sahabatnya ini aneh,
luar biasa. Namun tersenyum dan menarik napas Bun Hwi akhirnya berkata.353
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Baiklah, kau aneh dan luar biasa, Cien Hong. Orang berterima kasih ditolak.
Hm, bagaimana aku harus membayar budimu?"
"Eh, kau menganggap aku sebagai sahabat atau bukan?"
"Tentu saja."
"Nah, mana ada sahabat memberi budi? Sudahlah, aku bangga dapat menjadi
sahabatmu, Bun Hwi. Tak gampang seorang rakyat biasa menjadi sahabat pangeran.
Sudahlah, kita bicara yang lain dan jangan tentang ini!"
Bun Hwi tersenyum. Lagi-lagi dia mendapat kesan yang baik pada diri sahabat
barunya ini. Bun Hwi terharu dan mengangguk-angguk. Dan ketika dia ingat siapa
sebenarnya pemuda itu dan apa hubungan sahabatnya ini dengan pemilik rumah maka
Bun Hwi bertanya tentang itu.
"Aha, ini baru bagus. Memang seharusnya begitu," Cien Hong menjawab,
tertawa. "Aku murid Whisnudewa, Bun Hwi. Guruku yang berdiam di puncak
Himalaya. Kau barangkali belum mendengar nama ini."
"Whisnudewa?"
"Ya, kau tak tahu, bukan?"
"Aku baru kali ini mendengar namanya. Tapi pasti gurumu hebat!"
"Ha-ha, kau senang memuji, Bun Hwi. Tapi begitulah, guruku memang hebat!"
"Dengan pemilik rumah ini?"
"Han-taihiap?"
"Ya, maksudmu Handewa-locianpwe, bukan?"
"Eh, kau sudah tahu?"
"Hm, aku sudah beberapa bulan di Magada, Cien Hong. Tentu saja aku
mengenal pendekar sakti itu."
"Ah, sulit dikatakan," Cien Hong bersinar-sinar. "Agaknya antara dengan Han
taihiap ini berimbang, Bun Hwi. Masing-masing sama hebat!"
"Ya-ya...." Bun Hwi mengangguk-angguk. "Kalau Yonaga menteri yang kosen
itu sudah sedemikian hebat tentu Han-locianpwe yang menjadi orang tertua ini lebih
hebat lagi, Cien Hong. Aku sesungguhnya, pengagum tokoh-tokoh Magada ini tapi
sayang mereka, tak baik."
"Hm, yang tak baik hanya beberapa orang saja, Bun Hwi. Dan Han-taihiap
pemilik rumah ini justeru yang paling baik di antara semua saudara-saudaranya. Dia
tak menyetujui sepak terjang menteri Yonaga, bahkan ambisi raja Urugata pula.
Namun karena dia rakyat dan mereka orang-orang besar maka Han-taihiap terbentur
kekuasaan dan hanya dapat menasihati."
"Benar, sekarang coba ceritakan tentang semua kejadian ini."
"Kenapa aku, datang menolongmu?"354
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ya."
"Hm, baiklah. Dengarlah, Bun Hwi. Aku datang sesungguhnya secara kebetulan
saja. Maksudku, aku main-main ke sini dan tiba-tiba disuruh Han-taihiap
menolongmu. Inilah petunjuknya....." Cien Hong mengeluarkan peta, memberikannya
kepada Bun Hwi dan segera Bun Hwi melihat peta bawah tanah. Itulah denah atau
jalan berlorong-lorong tadi, jalan yang naik turun dan berlika-liku keluar dari penjara.
Kiranya Handewa memberikan peta itu dan Cien Hong inilah yang disuruhnya
menolong, jadi pendekar itu mempergunakan tangan lain dan memang benar kalau
dia menyangkal keras tuduhan adiknya. Handewa sama sekali tak menolong pemuda
itu dalam arti langsung, jadi pendekar ini cerdik mempergunakan orang lain. Dan
ketika Bun Hwi mendengar betapa pendekar itu menyuruh Cien Hong dan
kecurangan adik-adiknya diketahui pendekar itu maka Bun Hwi tertegun dan
bertanya-tanya.
"Kenapa tak dia sendiri yang turun langsung?"
"Ah, tak bisa, Bun Hwi. Ini sama dengan mencari permusuhan sendiri dengan
Yo-taijin dan lain-lain itu. Betapapun kau telah membuat onar di Magada. Secara
resmi kau disebut mata-mata. Dan karena urusanmu menyangkut negara maka Han
taihiap sebagai rakyat biasa tak bisa menentang adiknya, yang bertindak atas nama
negara."
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tapi dia menolongku!"
"Benar, karena dia tak setuju dengan kecurangan yang telah dilakukan adik
adiknya Bun Hwi. Dan karena Han-taihiap adalah seorang gagah maka dia harus
bertindak! Hanya, masalahnya bagaimana agar tindakannya itu tidak kentara. Han
taihiap berwatak halus, lembut. Dia menginginkan semuanya itu tanpa jalan
kekerasan. Kalau dia menolongmu langsung sama halnya dia menentang adik
adiknya sendiri, juga mungkin sri baginda, raja Urugata. Tapi karena dia tak
menyukai sepak terjang adiknya yang curang dan tak baik maka dia membebaskanmu
dengan jalan melalui aku."
"Cerdik. Dengan begitu dia menghindari permusuhan langsung dengan saudara
saudaranya!"
"Begitulah. Dan aku juga kagum pada caranya ini, Bun Hwi. Di satu pihak tak
usah dia bermusuhan secara terbuka dengan menteri Yonaga itu dan lain-lain, sedang
di lain pihak dia menyelamatkanmu sekaligus sebagai pernyataan maafnya atas
perbuatan adik-adiknya!"
Bun Hwi tertegun. Segera dia mendengar lebih panjang lebar lagi tentang sikap
atau sepak terjang pendekar Handewa memang tak menyetujui sepak terjang adik
adiknya, terutama menteri Yonaga, yang ingin meluaskan Magada dengan jalan
peperangan, jalan kekerasan. Dan ketika satu demi satu dia mendengar tindak-tanduk
pendekar itu maka teringatlah dia akan Han Bouw, tokoh utama dalam Kisah Empat
Pendekar.
"Aih, persis seperti Han-locianpwe murid Sheru Deva itu. Sama dan sewatak!"
"Kau tahu?" Cien Hong tertegun.355
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ya, aku.... eh, aku telah membaca riwayat tokoh-tokoh Magada ini, Cien Hong.
Aku tahu kalau Handewa ini adalah keturunan dari Han Bouw, pendekar gagah
perkasa itu!"
"Dan guruku Whisnudewa adalah keturunan Brahmadewa. Kau tahu pula?"
"Apa? Brahmadewa?"
"Ya, Brahmadewa, Bun Hwi. Barangkali saja kau dengar...."
"Tentu saja, dia pemilik atau pencipta Lui-kong-cat (Penolak Guntur)!"
"He, kau tahu pula?"
Bun Hwi mengangguk. Akhirnya dengan jujur dia memberi tahu sahabatnya itu
bahwa untuk keturunan para Empat Pendekar itu dia telah mengetahui secara
lengkap. Bukunya, ada padanya. Pemuda ini merasa tak perlu menyembunyikan
sesuatu kepada Cien Hong, sahabatnya yang baik itu, sahabat yang tampaknya dapat
dipercaya. Dan ketika Bun Hwi selesai menceritakan kisahnya dan Cien Hong
tersenyum tiba-tiba pemuda itu menepuk pundaknya, tertawa lebar.
"Bun Hwi, kau benar-benar jujur. Kalau begitu betul kata Han-taihiap!"
"Apanya yang betul?"
"Kau telah beruntung mendapatkan warisan keluarga Empat Pendekar. Kau
mempelajari ilmu-ilmunya dan Han-taihiap percaya padamu!"
"Percaya bagaimana?" Bun Hwi tertegun.
"Kau tak akan menyalahgunakan ilmu-ilmu itu. Kau dinilainya sebagai pemuda
yang baik dan pangeran yang dapat dipercaya!"
"Tapi Yo-taijin menganggapku pencuri!"
"Ha-ha, itu Yo-taijin, Bun Hwi. Tapi Han-taihiap tidak. Dia menganggap itu
suratan nasibnya, sudah takdir dan harus diterima oleh keturunan atau ahli waris
Empat Pendekar!"
"Han-locianpwe berkata begitu?"
"Ya."
"Dia tidak marah atau merasa tak senang?"
"Ha-ha, kau belum tahu benar watak Han-taihiap ini, Bun Hwi. Orang sebaik dia
tak memiliki benci atau marah. Dia sungguh seperti Han-Bouw-lo-enghiong (orang
tua gagah Han Bouw).....!"
Bun Hwi tertegun.
"Dan kau mengenal putera-puterinya?"
"Hm, tentu."
"Bagaimana pendapatmu?"
"Gagah dan cantik!"356
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ha-ha, kalau begitu kau sudah bertemu Han Li agaknya. Begitu, Bun Hwi?"
"Ya."
"Kau naksir?"
"Hush!" Bun Hwi merah mukanya. "Omongan apa ini, Cien Hong? Aku sudah
menjatuhkan pilihanku kepada seorang gadis, aku tak menaksir siapa-siapa!"
"Bagus, kalau begitu terima kasih. Aku yang sesungguhnya menaksir dia, ha
ha!"
"Apa?"
"Benar. Aku datang bukan sekedar dolan, Bun Hwi. Aku, eh.... he-he, aku
merasa jatuh hati pada puteri Han-taihiap yang satu ini. Aku jatuh cinta, berterus
terang pada suhuku dan suhu lalu menyuruhku ke mari."
Bun Hwi tertegun. Cien Hong yang jujur dan suka bicara blak-blakan akhirnya
membuka kartu, dialah yang jatuh hati pada puteri Handewa itu, berterus terang pada
Bun Hwi dan tadi sengaja dia memancing. Khawatir kalau Bun Hwi mencinta gadis
itu pula. Dan ketika Bun Hwi tersenyum dan menggeleng tertawa maka iseng-iseng
pemuda ini menggoda, bertanya.
"Bagaimana seandainya aku benar-benar mencinta gadis itu?"
"Wah, berat. Aku mendapat rival yang tangguh, Bun Hwi. Barangkali aku kalah
karena kau seorang pangeran!"
"Ah, tapi cinta tak memandang kedudukan, Cien Hong. Seharusnya tidak boleh
begitu!"
"Hm, benar, dan aku tadi main-main. Sesungguhnya, kalau kau menaksir gadis
itu dan kita berdua sama-sama mencinta tentu saja kuserahkan hal itu kepada Han
Li."
"Baik, taruh kata Han Li mencintaku. Bagaimana tanggapanmu?"
Cien Hong sejenak tertegun, muka tiba-tiba merah. Namun tertawa bergelak
tiba-tiba pemuda itu berseru, "Heh, kau kira aku akam menyerangmu, Bun Hwi? Kau
kira aku akan mendendam dan membenci kalian berdua? Tidak, kalau Han Li
mencintamu tentu saja kulepaskan gadis itu, Bun Hwi. Suhu Whisnudewa memberi
tahu padaku bahwa aku harus menomorduakan diri sendiri. Kalau Han Li cocok dan
merasa bahagia denganmu tentu saja aku harus melepas dia dan turut berbahagia!"
Bun Hwi kagum, teringat Han Bouw yang gagah perkasa itu, dalam Kisah
Empat Pendekar. Tapi coba menyakinkan diri dia masih mendesak, "Cien Hong,
biasanya tak semudah itu laki laki melepas wanita. Kalau sudah didapat wanita yang
diidamkan maka biasanya laki-laki akan memburu dan mengejar-ngejar wanita ini.
Masa kau dapat melakukan itu?"
"Kau tidak percaya?" Cien Hong tiba-tiba mengedikkan kepala. "Laki-laki yang
mengejar wanita padahal jelas tak diterima cintanya adalah laki-laki tak tahu malu,
Bun Hwi. Aku masih mempunyai harga diri dan tidak akan melakukan itu. Sumpah
demi Dewa! Di dunia ini masih banyak wanita lain, gadis-gadis cantik lain. Aku tak357
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
mau dipermainkan nafsuku karena laki-laki yang mengejar wanita seperti itu
sesungguhnya laki-laki yang dimabok nafsunya sendiri, birahinya sendiri. Aku tak
mau melakukan itu karena hal itu bertentangan dengan teori cinta yang kudapatkan
dari suhu!"
"Wah, hebat!" Bun Hwi kagum. "Teori cinta bagaimana, Cien Hong? Kau dapat
memberi tahukannya kepadaku?"
"Tentu. Begini, Bun Hwi. Suhu menerangkan padaku bahwa kita harus
membahagiakan orang yang dicinta itu. Kalau dia suka kepada kita tentu saja kita
menyenangkannya. Tapi kalau dia tak suka pun kita wajib menyenangkannya!"
"Heh?"
"Benar, Bun Hwi. Dengarlah...." Cien Hong menarik napas, pasang ancang
ancang. "Kalau orang yang kita cinta tak mencintai kita maka kita wajib
menyenangkannya pula. Caranya ialah kita tak usah mengganggunya. Ini minimal.
Bukankah kalau kita mengganggunya dengan terus mengejar-ngejarnya maka orang
yang kita cinta itu tak senang? Nah, suhu menasihati aku begitu. Taruh kata pada Han
Li ini, dia tak membalas cintaku. Tentu aku tak akan mengejar-ngejarnya atau
mengganggunya. Dia wanita bebas, bukan robot. Masa aku harus memaksa dan
merengek-rengek padanya? Kalau ia mencintamu, umpamanya, aku harus mundur
dan kalau bisa malah mendukung. Karena aku tahu kau pemuda baik dan dapat
dipercaya!"
"Apa?" Bun Hwi tertawa. "Kau menyerahkannya kepadaku? Eh, aku sendiri
sudah punya kekasih, Cien Hong. Jangan main-main kau!"
"Bukan begitu, itu tadi hanya perumpamaan."
"Bagus, tapi bagaimana kalau sebaliknya?"
"Maksudmu?"
"Aku bukan pemuda baik, aku jahat. Lalu apa tindakanmu?"
"Hm, tentu aku memberi tahu Han Li, Bun Hwi. Di sini aku akan melindunginya
demi masa depannya."
"Tapi tindakanmu bisa disalahartikan. Kau dianggap mencari-cari dan sengaja
menjauhkan kekasihmu dari orang yang dicintanya!"
"Itulah, aku bisa dianggap begitu, Bun Hwi. Tapi satu resep yang kubawa dari
guruku. Aku harus jujur dan obyektip!"
"Ha-ha, ini resep idealisme yang ditawarkan gurumu, Cien Hong. Tapi tak
semua orang bisa melakukan itu. Bagaimana kalau Han Li tak percaya juga?"
"Aku akan mundur, menyerahkannya pada dia pribadi. Biarlah dia membuktikan
omonganku kelak dengan menanggung resikonya sendiri."
"Bagus, kalau begitu resepmu tak berbeda jauh dengan wejangan Brahmadewa
locianpwe," Bun Hwi mengangguk-angguk, kagum, bersinar-sinar memandang
temannya itu dan Cien Hong tiba-tiba tertawa, keras dan nyaring. Dan ketika Bun358
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hwi melengak dan bertanya kenapa temannya itu ketawa begitu geli maka Cien Hong
menuding dadanya sendiri.
"Aku geli pada diriku!"
"Kenapa?"
"Rasanya menjadi filsuf tiban, ha-ha......!" dan Cien Hong yang kembali tertawa
bergelak dan ngakak tak habis-habisnya akhirnya ditepuk Bun Hwi yang terpingkal
pula.
"Cien Hong, kau patut menjadi filsuf (ahli pikir)!"
"Ha-ha, filsuf gendeng!"
"Ya, filsuf edan. Ha-ha, filsuf tiban!" dan Bun Hwi yang tidak ragu memaki
temannya dalam gurauan tawa akhirnya mengeluarkan air mata dan berhenti tertawa.
Tadi begitu geli karena Cien Hong menganggap diri sendiri sebagai ahli pikir "tiban",
karena pemuda itu tadi mencoba berfalsafah tentang cinta. Hal yang tentu saja lucu
karena mereka berdua sebenarnya masih terlalu muda untuk mendefinisikan cinta.
Tapi karena dipetik dari wejangan orang tua dan Whisnudewa adalah tokoh
keturunun Brahmadewa maka Bun Hwi dapat menerimanya juga meskipun
penampilan Cien Hong dalam menyampaikan "khotbahnya" tadi lucu, mengangguk
angguk dan akhirnya Cien Hong berhenti tertawa. Kini dua pemuda itu saling
pandang dan tersenyum lebar. Eh, jam didinding sudah berdentang dua kali. Jadi
sudah dua jam mereka duduk di situ, tuan rumah belum juga datang. Dan karena
menganggap cukup waktunya dan Cien Hong bangkit tiba-tiba pemuda itu
menggeliat, pinggang ditekuk dua kali.
"Kau mau ke mana?"
"Mencari sebentar pemilik rumah di belakang. Siapa tahu dia muncul......"
"Hm, bagus. Dan aku samping rumah, Cien Hong. Rasanya cukup pula kita
menunggu."
Cien Hong tertawa, Pemuda ini berkelebat dan lenyap ke belakang, Bun Hwi
menyusul tapi ke samping rumah. Dan ketika keduanya kembali dan tak
mendapatkan apa yang dicari maka Cien Hong berseru.
"Nah, kita sekarang pergi. Bagaimana pendapatmu?"
"Tentu, tak enak lama-lama, Cien Hong. Tapi ke mana kita pergi?"
"Aku mau kembali, ke Himalaya. Kalau kau suka boleh turut!"
"Ah, menemui gurumu?"
"Benar."
Dan Bun Hwi yang girang serta menganggukkan kepala tiba-tiba berseru,
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagus, kalau begitu aku turut, Cien Hong. Hayo kita berlomba lagi dan siapa yang
menang.....!" Bun Hwi tertawa, melesat ke depan dan tiba-tiba lenyap di luar. Cien
Hong tertawa pula dan berkelebat. Tapi baru dua pemuda itu berkelebat mengerahkan
ginkang sekonyong-konyong Hek-kaw muncul, menggonggong.359
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Huk-huuk....!"
Cien Hong terkejut. Tiba-tiba dia sadar bahwa dia belum berpamitan pada
penghuni rumah ini, Hek-kaw sahabatnya dan biasanya dia selalu berpamitan dulu
pada anjing itu, setelah dengan tuan rumah. Maka terpaksa berhenti dan tertawa
berjungkir balik tiba-tiba pemuda ini kembali dan sudah meluncur turun di depan
anjing hitam itu.
"Ha-ha, sorry, Hek-kaw. Aku kelupaan. Nah, beri kaki depanmu dan kita
bersalam!"
Sang anjing mengerti, memberikan kaki depannya dan dengan cara begitu dia
menyalam tamunya. Hek-kaw mengibas-ngibaskan ekor dan Cien Hong pun tertawa.
Dan ketika dia mengusap punggung binatang itu dan membisikkan kata-kata lembut
akhirnya Cien Hong memutar tubuh dan berkelebat pergi, meninggalkan sahabatnya
dan Hek-kaw menguik perlahan. Seakan memberi selamat jalan anjing itu
menggaruk-garuk tanah di depannya, Bun Hwi tertawa di kejauhan sana dan kagum
pula pada anjing hitam itu. Dan ketika Cien Hong menyusul dan dua pemuda itu
sudah berlari cepat maka keduanya tak melihat betapa sepasang mata yang bersinar
sinar sejak tadi mengamati mereka dan mengangguk-angguk, mata pendekar sakti
Handewa yang bersembunyi di atap rumahnya. Sudah sejak dua pemuda itu datang
dan menabrak pecah daun pintu!
*
* *
"Giam Khing, apa yang mau kau lakukan?"
"Hm, aku.... he-he, aku mau melihat-lihat taman bungamu, Siu Lan. Aduh cantik
dan segar sekali bunga Dahlia ini!" Giam Khing, pemuda itu dibentak Siu Lan. Pagi
itu Siu Lan jalan-jalan di taman bunganya, pemuda ini muncul dan datang tiba-tiba,
mengagetkan Siu Lan. Dan ketika Siu Lan terbelalak dan marah karena merasa
terganggu tiba-tiba Giam Khing menangkap lengannya.
"Siu Lan, kau cantik sekali pagi ini. Aduh, rambutmu harum pula!"
"Lepaskan!" gadis itu membentak. "Jangan kurang ajar kau, Giam Khing. Atau
kuusir dan sekarang juga kau pergi!"
"Eh, bukankah aku saudaramu?"
"Hm, saudara atau bukan tapi pagi ini aku tak suka diganggu, Giam Khing.
Pergi dan enyahlah dari kebunku!"
Giam Khing mengerutkan kening, memandang marah namun akhirnya pergi
juga. Siu Lan mengomel dan Giam Khing tertawa. Memang tempat itu adalah taman
bunga Siu Lan, tak berhak dia kalau tuan rumah sudah mengusir. Namun ketika
keesokan harinya Siu Lan lagi-lagi berjalan di kebunnya mendadak pemuda itu
datang lagi.
"Kau mau apa?"
"Maaf, aku..... he-he, aku mau menemanimu, Lan-moi. Bolehkah?"360
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Siu Lan tertegun. "Aku tak suka kehadiranmu, pergilah."
"Tapi aku sebentar saja..." Giam Khing membujuk. "Tidak lama, Siu Lan.
Setelah itu aku pergi. Aku mau bicara sesuatu."
"Hm, bicara apa?"
"Aku.... aku mau melamarmu!"
"Apa?" Siu Lan terlonjak.
"Benar," Giam Khing menangkap lengannya, menggigil. "Aku mau
melamarmu, Siu Lan. Aku mencintamu. Aku tak dapat menahan perasaanku dan
biarlah kukatakan sekarang!" Giam Khing tiba-tiba berlutut, memeluk kedua kaki Siu
Lan dan Siu Lan tiba-tiba terpekik. Gadis ini kaget dan menjauhkan diri, pucat
mukanya. Dan ketika Giam Khing tertegun dan mengerutkan kening mendadak gadis
itu memutar tubuhnya dan meloncat pergi.
"Kau gila! Kau tidak waras....!"
"Siu Lan...!" Giam Khing melompat bangun, mengejar. "Apakah kau tidak
menerima cintaku? Apakah kau...."
"Plak-plak!" Siu Lan menampar, menepis tangan pemuda itu yang sudah meraih
pinggangnya. "Jangan macam-macam, Giam Khing. Pergi dan enyahlah. Aku sudah
tahu sepak terjangmu yang bejat di waktu perang!" dan Siu Lan yang membentak dan
meneruskan larinya akhirnya membuat Giam Khing tertegun dan bersinar-sinar,
matanya mengeluarkan cahaya merah dan pemuda itu tampak terpukul. Hari itu dia
tak mengejar dan menggigit bibir, nafsunya menurun berganti dengan geram. Sudah
dua hari ini dia mengamati adik misannya itu dan coba-coba menggoda, berahinya
naik dan sesungguhnya beberapa minggu belakangan ini Giam Khing terengah. Dia
merasa sendiri dan kesunyian di Magada, ayahnya tak ada dan entah apa yang harus
dilakukan. Baru saja dibebaskan menteri Hu Kang bukannya membuat pemuda itu
membaik, justeru merasa dipendam-pendam perasaannya dan pagi itu hawa berahi
Giam Khing bergolak, melihat Siu Lan yang memetik kembang dan pinggul serta
dada yang bergerak-gerak. Ah, jakunnya naik turun. Kebiasaan berahi yang diumbar
sewaktu dia menangkapi atau menawan wanita-wanita cantik kini kambuh luar biasa
ganas. Ada sesuatu yang berbahaya berada di hati pemuda itu, tertanam di ruang
bawah sadarnya. Dan ketika pagi itu dia gagal dan Siu Lan meninggalkannya di
taman maka Giam Khing melompat dan pergi dengan napas agak memburu.
Apakah yang sebenarnya menyiksa pemuda ini? Kebiasaan. Giam Khing, seperti
kita ketahui adalah keturunan Giam Hok yang ganas dalam soal wanita. Dalam
peperangan yang lalu nafsu iblis pemuda itu mendapat jalan keluar, pemuda ini
seolah berpesta pora dengan wanita-wanita cantik yang ditangkapnya, digagahinya.
Dan ketika dia tertangkap dan ditawan menteri Hu Kang maka kebiasaan itu tak dapat
dilanjutkannya tapi bergolak dan kian melembung setiap hari.
Giam Khing mudah bangkit nafsunya melihat wanita cantik, apalagi muda dan
gagah seperti puteri pamannya itu, Yo Siu Lan. Dan karena dia sekarang tinggal
sendirian di Magada karena ayahnya tak kembali maka pemuda ini merasa kepanasan
dan seperti cacing menggeliat-geliat. Pagi itu mengintai adiknya namun gagal,
diulang, lagi namun gagal lagi. Dan ketika dia tertegun mendengar Siu Lan361
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
mengetahui sepak terjangnya yang bejat maka pemuda ini menggigil dan mengepal
tinju.
Sebenarnya, kalau tak ingat pamannya Yo Shu Kie di situ pasti dikejar dan
diburunya Siu Lan tadi. Namun karena pamannya ada di situ dan tentu saja pemuda
ini takut menghadapinya maka Giam Khing menahan diri dan kecewa, hari itu
kembali ke kamarnya namun nafsu berahinya bangkit lagi. Dia merasa tak tahan dan
tersiksa. Dan karena bayangan adiknya itu selalu menggoda dan Giam Khing
penasaran serta marah tiba-tiba malam harinya dia mengulang perbuatannya untuk
yang ketiga kali. Tak tahan!
"Wut!" dia sudah memasuki kamar Siu Lan, bersembunyi dan langsung
menyelinap di bawah kolong tidur. Dia baru saja melihat Siu Lan keluar, sebentar
tentu kembali karena itu waktu makan. Giam Khing sudah gelap pikirannya dan
bertekad untuk memaksa adik rnisannya itu, apa pun yang terjadi. Dan ketika
setengah jam kemudian langkah kaki itu terdengar kembali dan Siu Lan membuka
pintu kamarnya maka pemuda ini bersiap dengan tubrukan maut, gemetar dikolong
pembaringan.
"Kau harus menjadi milikku! Kau harus tunduk kepadaku...!" begitu Giam
Khing berulang-ulang berseru di dalam hati. Dia sudah tak kuat dan ingin menerkam
saja, perasaannya semakin menyesak dan tegang setelah Siu Lan berada di dalam,
menutup pintu kamarnya. Dan ketika gadis itu berhenti dan mengambil sesuatu di
lemari bajunya maka Giam King melihat gadis itu meliak-liuk di depan cermin,
mengaca.
"Hm, kutubruk kau!" Giam Khing ambil ancang-ancang, tak sabar. Dan ketika
gadis itu bergerak dan membalik mendengar suara berkeresek tiba-tiba Giam Khing
sudah keluar dan berkelebat menubruk gadis itu.
"Heii....!"
Siu Lan tak bisa bersuara lagi. Saat itu Giam Khing muncul seperti siluman,
tahu-tahu keluar dari kolong tempat tidur dan Siu Lan terkejut. Gadis ini tertegun dan
seakan dihentak, menjerit namun Giam Khing sudah menerkamnya, mendekap
mulutnya. Dan ketika gadis itu meronta dan tentu saja kaget bukan main maka Giam
Khing meloncat keluar jendela dan berbisik padanya,
"Lan-moi, jangan berteriak. Atau kau kubunuh!"
Siu Lan pucat. Giam Khing membawanya lari melewati jendela, agak tergesa
dan cermin di depan meja terkait ujung bajunya, jatuh dan pecah mengeluarkan suara
berkerompyang. Pemuda itu terkejut dan menyesal. Suara bunyi-bunyian itu bisa
mendatangkan pamannya Yo Shu Kie. Keparat, ini tak boleh jadi. Maka menghunus
pisau dan mendekatkannya ke leher gadis itu Giam Khing mengancam dan sudah
melayang keluar jendela, melompati tembok yang tinggi dan Siu Lan sedetik
kehilangan akal. Dia kemudian dibawa terbang dan sudah menjauhi gedungnya,
ayahnya rupanya tak tahu dan Siu Lan pucat. Namun ketika Giam Khing tiba di dekat
tembok kota dan siap melayang naik mendadak dari kanan muncul bayangan seorang
pemuda, membentak.
"Giam Khing, apa yang kau lakukan?"362
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Giam Khing kaget sekali. Yo Kang, saudara misannya yang lain muncul,
berkelebat dan sudah berada di depannya. Dan ketika Yo Kang melihat siapa yang
dibawa tiba-tiba pemuda itu berseru tertahan dan menjadi marah.
"Siu Lan....!"
Giam Khing tiba-tiba menimpukkan beberapa jarum rahasia. Pada saat kakaknya
terkejut dan tertegun maka di saat itulah dia menyerang. Yo Kang mengelak dan
memaki. Dan ketika pemuda itu mundur dan Giam Khing tak mau membuang waktu
tiba-tiba dia sudah melayang naik dan berjungkir balik meloncati tembok benteng
yang tinggi.
"Wutt!"
Giam Khing sudah menghilang di luar. Cepat bagai garuda menyambar saja
tahu-tahu pemuda ini hinggap dan meluncur turun di seberang sana, tak banyak
bicara lagi dan kabur meninggalkan Yo Kang. Untuk kedua kali Giam Khing dibuat
marah dan kecewa, perbuatannya diketahui orang. Dan ketika Yo Kang tentu saja tak
membiarkannya pergi dan berkelebat mengejarnya maka Giam Khing mengumpat
dan mengutuk.
"Yo Kang, tak perlu kau menguntitku. Aku ingin bersenang-senang dengan Siu
Lan!"
"Jahanam, dia itu saudaramu sendiri, Giam Khing. Lepaskan atau kau
kubekuk!"
"Keparat, kau tak tahu diuntung. Kalau begitu coba kejarlah dan bekuk aku
kalau bisa.... wut-wutt!" Giam Khing melempar-lempar jarum rahasianya, memaki
dan marah kepada saudaranya itu. Siu Lan sendiri sudah ditotoknya dan tak dapat
berkutik. Giam Khing bergerak serba cepat. Dan ketika Yo Kang mengebut dan
meniup runtuh semua jarum-jarum itu maka pemuda ini membentak dan mengejar
lagi, sebentar kemudian berhasil menyusul dan Giam Khing gelisah. Tak dapat
disangkal, kakaknya itu lebih tinggi kepandaiannya darinya. Yo Kang memiliki pula
pukulan Hwee-liong Sin-kang meskipun belum matang. Dan ketika pemuda itu
menyuruhnya berhenti namun Giam Khing tak mau maka Yo Kang melancarkan
pukulan dan sebuah hantamannya mengenai bahu kiri lawannya.
"Dess!"
Giam Khing terpelanting. Pemuda ini berteriak meloncat bangun, menyambar
jarum rahasianya lagi dan menimpukkannya pada Yo Kang, lari dan meninggalkan
pemuda itu lagi. Yo Kang membentak dan meruntuhkan lagi semua jarum-jarum
rahasia itu, mengejar, tetap membayangi di belakang dan Giam Khing mengeluh.
Begini terus-terusan dia bisa kecapaian, sebuah pukulan Yo Kang kembali
menyambar dan Giam Khing terjungkal, masih dapat bangun lagi. Sungguh kuat
pemuda itu. Namun ketika Yo Kang berjungkir balik dan melayang di atas kepala
pemuda itu maka Giam Khing tersentak melihat kakaknya sudah turun di depan dan
membentak.
"Giam Khing, berhenti!"
Giam Khing melotot. Kakaknya berdiri tegak dengan sikap bengis, Giam Khing
tertawa dan tiba-tiba menggerakkan lengan kiri, menghantam dengan pukulan Toat-363
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
beng-mo-kun. Dan ketika Yo Kang mendengus dan menggerakkan lengan menangkis
maka Giam Khing terjungkal untuk kesekian kali.
"Dess!"
Pemuda itu terguling-guling. Giam Khing menjadi marah dan sekarang nekat,
tiba-tiba menyambar Siu Lan dan membentak lawannya, pisau melekat di leher si
gadis dan Yo Kang tertegun. Dan ketika pemuda itu terkejut dan terpaksa mundur
maka Giam Khing mengancam.
"Ha-ha, sekarang kau mundur, Yo Kang. Atau Siu Lan kubunuh!"
"Gila!" Yo Kang menggigil. "Kau tahu siapa dia, Giam Khing? Waraskah
otakmu dengan mengancam seperti itu?"
"Aku tak perduli. Kau minggir dan pergilah, atau gadis ini betul-betul
kugorok.... eet!" pisau itu mengiris kecil leher Siu Lan, si gadis mengeluh dan Yo
Kang kaget. Darah yang mengalir membuat pemuda ini pucat dan gemetar. Giam
Khing seakan gila dan tidak waras lagi. Adik misan sendiri betul-betul mau dibunuh!
Maka terpaksa menjauh dan mengutuk adiknya itu Yo Kang berseru.
"Baiklah, kau gila dan tidak waras, Giam Khing. Tapi jangan tanya dosa bila
paman Yo Shu Kie tahu!"
"Ha-ha, tahu pun tak apa, Yo Kang. Yang penting dia menjadi milikku dan habis
perkara. Tak ada yang mau mengawini gadis ini lagi kalau dia sudah menjadi
milikku!"
"Jahanam...!" dan Yo Kang yang minggir dan membiarkan Giam Khing lewat
akhirnya menyumpah dan merasa tidak berdaya, antara menyelamatkan puteri
pamannya dengan ancaman yang diterimanya dari Giam Khing. Saat itu Giam Khing
tertawa lagi meninggalkan dirinya, bergelak-gelak. Pisau masih melekat dan Yo
Kang khawatir, bingung. Namun ketika Giam Khing berhasil memaksa lawannya
mundur dan tertawa berlari lagi mendadak di depannya muncul sesosok bayangan
yang berdiri begitu saja, seperti iblis.
"Giam Khing, kau berani bicara seperti itu?"
Giam Khing terlonjak. Pamannya, Yo Shu Kie tahu-tahu telah berdiri di situ.
Bagai iblis dari balik kubur saja menteri itu telah menghadang pemuda ini, berdiri
tanpa bergerak, bagai patung batu. Dan ketika Giam Khing berseru tertahan dan kaget
serta terlonjak maka menteri Yo telah menggerakkan jarinya dan menampar pemuda
itu dari jarak jauh, Giam Khing menjerit dan terlempar roboh. Dan ketika dia
bergulingan dan meloncat bangun tahu-tahu Siu Lan sudah disambar ayahnya dan
sebuah tendangan membuat pemuda ini mencelat terguling-guling Iagi.
"Kau jahanam tak tahu malu.... dess!"
Giam Khing mengeluh. Setelah pamannya di situ tentu saja dia tak berkutik. Siu
Lan telah diselamatkan ayahnya itu dan kini gadis itu dibebaskan. Siu Lan memekik
dan langsung mencabut pedangnya. Dan begitu Giam Khing meloncat bangun maka
gadis ini sudah menerjang dan menusuk.
"Giam Khing, kau anjing jahanam tak berjantung... cret-cret!" Giam Khing
terpelanting lagi, mendapat dua tusukan dan kini tiga orang lawan berdiri di364
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
depannya. Yo Kang sudah berkelebat dan mengurungnya pula, segera pemuda itu
berteriak-teriak minta ampun. Namun karena Siu Lan begitu marah dan benci oleh
perbuatannya maka gadis itu menyerang dan kembali membacok pangkal lengan
Giam Khing, luka berdarah dan Giam Khing pucat. Kalau begini dua tiga kali tentu
dia celaka, Giam Khing hendak berlaku nekat dan mencabut pedang. Namun sebelum
semuanya berlanjut dan Siu Lan melengking-lengking menggerakkan senjatanya tiba
tiba menteri Yo Shu Kie sudah berkelebat dan menahan.
"Cukup... !" dan merampas pedang puterinya memandang pemuda itu menteri
ini membentak, "Giam Khing, kau tahu dosamu atau tidak? Kau minta diapakan?"
"Ampun," Giam Khing menjatuhkan diri berlutut. "Aku mengaku dosa, paman.
Dan aku minta bebas!"
"Begitu enak?" Siu Lan memekik. "Tidak, jangan, yah. Dia harus dibunuh
karena dia juga hendak membunuhku!"
"Diam kau!" sang ayah menghardik. "Urusan ini serahkan padaku, Lan-ji. Dan
biar kutanya dia lagi," dan menghadapi pemuda itu bertanya keren menteri ini
membentak, "Kau dengar kata-kata Siu Lan, Giam Khing? Kau memang tak dapat
bebas dan harus dihukum. Sekarang coba ulangi pengakuanmu dan coba berjanji
bagaimana kau merobah perbuatanmu!"
"Aku minta hukuman seringan-ringannya. Paman harap mengampuniku dan aku
berjanji tak akan melakukan atau mengganggu adik Siu Lan lagi. Aku bersumpah!"
"Sungguh?"
"Sungguh, paman. Aku menyesal dan bertobat!" Giam Khing tiba-tiba
menangis, mengherankan juga dan Siu Lan mencibir. Tak percaya dia pada tangis
pemuda itu. Giam Khing adalah buaya darat yang tak perlu dikasihani. Namun karena
ayahnya memegang urusan itu dan dia tak berani bicara maka menteri Yo ternyata
lunak hatinya, tergerak oleh tangis keponakannya itu.
"Baiklah, Yo Kang dan Siu Lan menjadi saksi, Giam Khing. Kalau kau
melanggar tentu aku tak perlu menyegani ayahmu lagi. Hitung-hitun g ini
pengampunan bagimu dan pergilah!"
Giam Khing berseri. Tiba-tiba dia berlutut menyatakan terima kasih, memeluk
kaki pamannya dan girang bukan main. Tapi ketika dia mau pergi dan ngeloyor
begitu saja tiba-tiba pamannya membentak.
"Eh, kau belum meminta maaf pada Siu Lan!"
Giam Khing terkejut, sadar. Tapi Siu Lan yang membalik dan memutar
tubuhnya tiba-tiba berkelebat pergi.
"Aku tak mau memaafkannya, yah. Dia tetap berhutang sebuah kejahatan
kepadaku!"
Giam Khing tertegun.
"Kau dengar?" sang paman menegur. "Siu Lan marah sekali menyaksikan
perbuatanmu, Giam Khing. Seharusnya kau memang dibunuh!" dan tidak
menghiraukan pemuda itu lagi tiba-tiba menteri ini bergerak menyusul puterinya,365
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
diikuti kemudian oleh Yo Kang dan Giam Khing termangu-mangu sendirian di situ.
Pemuda ini tampak terpukul, menyesal. Tapi menyeringai dan tertunduk lesu tiba-tiba
pemuda itupun meloncat pergi dan terhuyung kembali ke tempatnya.
Sadarkah kiranya keturunan Giam Hok ini? Tampaknya, pada minggu-minggu
pertama dan ke dua memang begitu. Giam Khing jinak dan kelihatan sopan. Pemuda
itu penurut dan acap kali memperlihatkan sikap yang baik. Pandang matanya lembut
dan tidak bersinar-sinar lagi, sinar yang buas. Tapi ketika minggu ketiga mulai lewat
dan Giam Khing main-main di kaputren mendadak saja kejalangan pemuda itu
muncul lagi!
Waktu, itu, sebagai pembunuh waktu senggang Giam Khing berjalan-jalan di
sekitar kaputren. Pemuda ini melihat seorang dayang berkelebat dari pintu terobosan,
membawa baju dan pakaian wanita, di atas nampan. Dan ketika Giam Khing melihat
itu dan bercahaya matanya mendadak dia sudah berkelebat dan menyambar dayang
ini, yang cantik dan cukup menarik.
"Untuk siapa itu?"
"Ih!" sang dayang terkejut. "Kau, Giam-kongcu? Ah, ini..... hi-hik, untuk puteri
Kaniri!" sang dayang kiranya sudah mengenal, menegur Giam Khing dan Giam
Khing tersenyum. Tawa si dayang yang genit memperlihatkan giginya yang putih
kecil-kecil mendadak membuat pemuda ini panas. Giam Khing merenggut dan
menyambar, pinggang dayang itu. Dan ketika si dayang terkejut dan terpekik kecil
tahu-tahu Giam Khing memuji dan sudah mencium bibirnya itu.
"Kau cantik..... cup!"
Sang dayang tertegun. "Kongcu menciumku?"
"Kau senang, bukan?" Giam Khing tertawa. "Sampaikan salamku untuk puteri
Kaniri, dayang. Dan kau tentu yang bernama Binol!"
"Hi-hik!" dayang ini akhirnya terkekeh. "Kau benar, kongcu. Aku Binol! Eh,
bagaimana kau mengenal aku?"
"Hm, setiap hari aku melihatmu hilir-mudik, Binol. Dan sesungguhnya aku ingin
berkencan denganmu. Sebenarnya, hm..... aku jatuh cinta padamu!" Giam Khing
meraba pinggul dayang itu, mencubit dan Binol berjengit, terkekeh dan tiba-tiba lari
ke dalam, masuk. Namun Giam Khing yang berkelebat dan mulai terbakar
memandang dayang itu tiba-tiba menyambarnya kembali dan berseru, "Eh, nanti
dulu, Binol. Jawab dulu pertanyaanku!"
"Pertanyaan apa?" sang dayang terkejut.
Maukah kau kuajak kencan, menyambut cintaku!"
"Ih, kongcu bersungguh-sungguh?"
"Hm.....!" Giam Khing meraih lagi pinggang dayang itu. "Lihat ini, Binol, inilah
buktinya.....!" dan Giam Khing yang serta melumat bibir sang dayang tiba-tiba
membuat Binol mengeluh dan terbelalak, memejamkan mata namun akhirnya
menyambut ciuman pemuda itu. Giam Khing adalah putera Giam-taijin, seorang
menteri terhormat. Tentu saja Binol girang dan bangga bukan main mendapat cinta
pemuda itu. Dan ketika Giam Khing meraba dan menggerayangi seluruh tubuhnya366
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
tiba-tiba dayang ini gemetaran dan merintih, melihat Giam Khing mau membuka
bajunya, di tempat itu!
"Kongcu, jangan di sini..... ini kaputren!"
"Hm, kau menerimanya, bukan?"
"Ya-ya, tapi..... ah, jangan di sini, kongcu. Bisa dilihat orang. Celaka kita nanti!"
"Kalau begitu kau ke kamarku, kita bercinta di sana!"
"Eh, tapi pakaian sang puteri harus kuantar dulu, kongcu. Aku dipanggil!"
Giam Khing melepas pelukannya. Binol dipanggil-panggil dari dalam, seseorang
keluar dan cepat Giam Khing menyelinap di gerumbul bunga, bersembunyi dan
melihat itulah puteri Kaniri, seorang puteri cantik yang segera disembah Binol. Dan
ketika sang puteri menegur dan heran melihat rambut dan pakaian Binol yang acak
acakan maka Giam Khing berdebar mendengar suara merdu.
"Apa-apaan kau ini? Dari mana saja?"
"Ampun, hamba..... eh, tersangkut kawat, tuan puteri. Tadi tergesa-gesa dan
berlari dipanggil paduka!"
"Hm, tersangkut kawat atau tangan lelaki?"
"Ampun, tak ada lelaki di sini, tuan puteri. Ini kaputren!"
"Tapi pengawal di luar adalah laki-laki. Kau lama benar kutunggu! Tidak
tahukah bahwa ibu suri memanggil semuanya ke istana?"
"Maaf..... ampun, tuan puteri. Hamba bersalah!"
Giam Khing terbelalak. Dia kagum melihat seorang dara jelita di depan
dayangnya. Anggun dan memikat dengan rambut sebatas punggung. Aih... alangkah
nikmatnya! Dan ketika Giam Khing mendengar sang puteri mengomel namun
menerima pakaian dari dayangnya maka sang puteri masuk ke dalam sementara Binol
kebat-kebit takut kalau keberadaan Giam Khing diketahui.
"Sst, kemarilah.....!" Giam Khing akhirnya memanggil. "Kenapa tak kau
sampaikan salamku pada sang puteri?"
"Apa?"
"Kejar tuanmu puteri, Binol. Sampaikan salamku padanya!"
Binol terkejut. Tapi ketika Giam Khing melotot dan dia merasa ngeri tiba-tiba
dayang ini berlari dan menyusul tuannya, tepat ketika sang puteri hendak menutup
pintu kamar.
"Tuan puteri, nanti dulu. Ada salam seorang pemuda untuk paduka!"
Sang puteri terkejut.
"Ampun, hamba disuruh menyampaikannya, tuan puteri. Pemuda itu adalah
Giam-kongcu!"367
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm!" suara ini tak diketahui menolak atau menerima. "Kau keluarlah, Binol.
Aku mau dandan!" dan ketika Binol didorong keluar dan sang puteri menutup pintu
kamarnya maka dayang ini bergegas menemui Giam Khing.
"Sudah," katanya agak tak enak. "Tapi sang puteri tak membalas salammu!"
"Ha-ha, tak apa!" Giam Khing keluar. "Aku puas melihatnya tadi, Binol. Dan
malam nanti sampaikan padanya aku ingin bertemu!"
"Apa?"
"Sst, kau tak cemburu, bukan? Kau tetap kekasihku, Binol. Ayo kita mulai dan
pergi bersenang-senang......!" Giam Khing menyambar, memeluk pinggang Binol dan
secepat kilat melompati tembok kaputren. Binol mula-mula terpekik dan ngeri, tapi
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ketika Giam Khing melewati tembok begitu mudah dan akhirnya sampai di kamarnya
maka dayang ini terkekeh dan berseru kagum, tak menghiraukan gerayangan Giam
Khing ke sekujur tubuhnya.
"Ih, hebat, kongcu. Kau seperti terbang saja!"
"Heh-heh, itu belum seberapa, Binol. Aku masih bisa membawamu terbang ke
dunia yang lain. Lihatlah...!!" dan ketika Giam Khing mencium dan membelejeti
pakaian gadis itu akhirnya Binol tergelitik dan tertawa geli, menggelinjang dan genit
menerima tangan nakal Giam Khing. Sekarang pemuda itu menjadikan seluruh tubuh
Binol sebagai sasarannya, Binol tak menolak dan terkekeh-kekeh saja. Namun ketika
serangan demi serangan dilancarkan pemuda itu dan Binol terengah-engah akhirnya
gadis ini menyerah dan memejamkan mata. Diciumi dan dilumat dan benar saja Giam
Khing membawanya "terbang" ke dunia yang lain. Giam Khing pandai dan lihai
sekali mendaratkan sasaran, tak ayal gadis itu merintih dan mengerang tak keruan.
Dan ketika semuanya sudah tak berpakaian lagi dan dua orang itu bergulingan seru
maka Binol menjadi pelampias nafsu pemuda ini, tak tahu bahwa Giam Khing hanya
menjadikan tubuhnya sebagai alat. Pemuda macam Giam Khing hanya memiliki cinta
badani. Dan ketika semuanya selesai dan Binol mengharap Giam Khing menikahinya
tiba-tiba pemuda itu tertawa bergelak.
"Binol, jangan macam-macam. Aku tak mungkin mengambilmu sebagai isteri!"
"Eh, bukankah kongcu mencintaku?"
"Ha-ha, cinta memang cinta, Binol. Tapi beristeri atau menikahi seorang wanita
nanti dulu. Aku masih ingin bersenang-senang. Dan lagi kau pun hanya dayang, tak
cocok menjadi isteriku!"
Binol pucat. "Kongcu bicara apa.....?"
"Aku bicara bahwa kau tak mungkin menjadi isteriku. Selir pun tidak. Aku
mencintamu dan tubuhmu inilah yang kucinta! Lihat!" Giam Khing menggerayangi
lagi tubuh gadis itu, meremas-remasnya. Dan ketika Binol mengeluh dan sadar maka
Giam Khing tertawa mencumbunya. "Sudahlah, tak perlu menyesal. Bukankah kita
berdua sama-sama menikmati kesenangan? Nah, kembalilah, Binol. Sampaikan pada
tuanmu puteri bahwa malam nanti gilirannya ketemui!"
Binol menggigil. "Kongcu mau memperlakukannya seperti diriku?"
"Eh, nadamu tak enak! Apa maksudmu dengan memperlakukan itu?"368
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Artinya kongcu mau mempermainkannya saja, menikmati tubuhnya!"
"Ha-ha, bodoh, Binol. Yang menikmati itu bukan aku saja, melainkan berdua.
Bukankah kesenangan ini juga kau alami bersama? Bukankah kau menikmati puncak
kenikmatan dan cinta? Nah, itulah, Binol. Aku memang hendak mengajak tuanmu
puteri bercinta. Pergilah dan pulanglah!"
"Aku tak mau!" Binol tiba-tiba berontak. "Aku mau pulang tapi tak mau
menyampaikan pesanmu, kongcu. Kau ternyata cabul dan tak bertanggung jawab!"
"Heh?" Giam Khing terbeliak. "Apa katamu?"
"Kau cabul dan tak bertanggung jawab! Kau...... ekh!" Giam Khing tiba-tiba
bergerak, mencekik leher gadis itu dan Binol terhenti makiannya. Dayang ini pucat
dan meronta, mau melepaskan diri. Tapi ketika Giam Khing mencekik dan
menghentikan napasnya tiba-tiba gadis ini mendelik dan hampir sekarat.
"Ha-ha, coba lagi keluarkan makianmu itu. Atau kau kutelanjangi dan kuberikan
anjing!"
"........ oh.... uhh!" gadis ini pucat sekali. "Ampunkan aku, kongcu......
ampun......!"
"Kau masih berani tidak menyampaikannya?"
"Tidak..... tidak......!"
Kalau begitu kau baik. Kalau malam nanti dia tak berada di gerumbul bunga itu
maka aku menganggap kau tak menyampaikannya. Nah, pergilah!" Giam Khing
timbul kekejamannya, melepaskan cekikan dan Binol tentu saja takut bukan main.
Sekarang dayang ini menyadari impiannya yang terlalu tinggi, dia adalah pelayan
sementara pemuda itu putera seorang menteri. Dan ketika Binol mengangguk-angguk
mengiyakan kata-kata Giam Khing maka malam itu pemuda ini menunggu di
gerumbul bunga, tentu saja siap mengancam Binol kalau gadis itu main-main.
Dayang ini tak mungkin berani dan dengan sabar Giam Khing menanti. Dan ketika
malam itu benar saja Binol membawa tuan puterinya maka Giam Khing mendengar
percakapan yang membuatnya geli.
"Ada apa kau membawaku ke mari? Siapa yang ingin bertemu?"
"Sudahlah, paduka datang saja, tuan puteri. Seseorang akan menjumpai paduka
dan memberi senang-senang!"
"Senang-senang apa?"
"Nanti paduka tahu....."
Dan ketika dua orang itu sampai di gerumbul bunga dan Giam Khing meloncat
keluar maka sang puteri terpekik dan menutup mulutnya.
"Ih.......!"
Giam Khing menjura. "Maaf," pemuda ini membungkuk. "Akulah yang ingin
bertemu, tuan puteri. Harap jangan takut dan tenang-tenang sajalah!"
"Kau?"369
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ya, aku....." lalu ketika sang puteri tertegun dan tak jadi menjerit Giam Khing
sudah memberi tanda agar menyingkir.
"Kau mau ke mana?" sang puteri terkejut. "Di sini saja, Binol. Jangan ke mana
mana!"
"Maaf. hamba hendak mengambil sisir, tuan puteri. Paduka kelupaan," Binol
cerdik melepaskan diri, tentu saja harus membiarkan junjungannya berdua dengan
Giam Khing. Pemuda itu telah memberi tahu agar dia menyingkir untuk memberi
kesempatan berdua, memang itulah yang dikehendaki Giam Khing. Dan ketika Binol
pergi dan bergegas ke dalam maka puteri Kaniri terkejut kebingungan.
Sebenarnya, pantang seorang lelaki berada di kaputren. Apalagi berduaan
dengan puteri yang cantik. Tapi karena Giam Khing telah mencegat jalan lari gadis
ini dan sang puteri tak dapat berbuat apa-apa maka puteri itu menggigil memandang
Giam Khing, yang berseri-seri.
"Kau mau apa? Tidakkah kongcu tahu larangan di kaputren?"
"Maaf, aku tahu, puteri. Tapi justeru inilah yang membuatku ingin menemuimu.
Aku mau bicara!"
"Tentang apa?"
"Hm!" Giam Khing tiba-tiba menggenggam lengan puteri itu, mengejutkan
pemiliknya. "Aku mau menyatakan cinta, tuan puteri. Siang tadi sudah kutitipkan
salamku untuku!"
"Ih, lepaskan.....!" sang puteri menjerit kecil. "Kau berdosa memasuki taman ini,
Giam-kongcu. Ayahanda sri baginda bisa menghukummu!"
Tapi Giam Khing yang tertawa dan kembali memegang lengan puteri itu
berbisik, mengancam, "Tuan puteri, aib bagimu kalau ketahuan orang ke tiga.
Lihatlah, tempat ini sepi dan jangan mengundang siapa pun dengan jeritanmu. Atau
aku akan menculikmu dan kau bisa lebih malu lagi!"
"Apa maumu? Apa maksudmu....?" sang puteri menggigil.
"Sudah kuberitahukan, tuan puteri. Menyatakan cinta dan ingin berduaan
dengan paduka!"
"Tidak.... kau, ah!" dan sang puteri yang gugup dan meronta melepaskan diri
tiba-tiba membalik dan memasuki kamarnya. "Binol, ke mari. Tolong!"
Namun Giam Khing menyergap. Dengan kepandaiannya yang tinggi mudah saja
baginya menyambar puteri itu, langsung menotoknya. Dan ketika sang puteri roboh
dan Giam Khing mengusap pipinya maka pemuda ini berkata, tertawa, "Kaniri,
jangan berteriak-teriak. Atau aku akan membiusmu dan kau tak tahu apa yang
terjadi!"
"Tidak.... ah, jangan...!" sang puteri ketakutan. "Lepaskan aku, kongcu....
lepaskan.....!"
"Tentu, tapi kau mau menyambut cintaku, bukan?" Giam Khing menekan,
bersinar-sinar. "Aku mencintaimu, tuan puteri. Dan ingin bersenang-senang..... cup!"370
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Giam Khing mencium pipi itu, langsung mendaratkannya tanpa permisi dan sang
puteri terbelalak. Puteri ini mengeluh dan memaki. Namun ketika Giam Khing
bertindak lebih jauh dengan memencet jalan darah di punggung tiba-tiba puteri itu
kesakitan.
"Aduh, lepaskan....!"
Giam Khing tersenyum. "Tentu, tapi beri tahu dulu bahwa kau menerima
cintaku, tuan puteri. Atau....."
"He, siapa itu?" Giam Khing terkejut melihat seorang pengawal dan tahu-tahu
dia ditusuk. Rupanya dalam kegembiraan dan nafsunya sendiri mendadak Giam
Khing lengah, diketahui pengawal dan tentu saja dia terkejut. Pengawal juga terkejut
melihat kaputren kebobolan seorang lelaki, pelanggaran yang amat besar. Tapi begitu
Giam Khing membalik dan menangkis tombak itu maka sang pengawal tertegun
melihat siapa pemuda ini.
"Ah, Giam-kongcu kiranya...!" namun Giam Khing yang bergerak dan
menyusuli tangkisannya dengan sebuah tendangan tiba-tiba membuat pengawal itu
terpelanting dan tewas dengan isi perut pecah.
"Bluk!"
Puteri Kaniri hampir pingsan. Tadi dia kaget dan terkesiap melihat datangnya
pengawal, kini malah dibuat ngeri dan ketakutan oleh sepak terjang Giam Khing.
Begitu saja pemuda ini membunuh pengawal, padahal itu adalah pembantu istana.
Dan ketika pemuda, itu melempar mayat pengawal ini dan kembali padanya maka
pemuda itu mengancam.
"Bagaimana, kau menolak atau menerima, tuan puteri? Atau kaputren harus
kuributkan dulu dengan membunuh-bunuhi pengawal?"
"Oh, tidak.....!" sang puteri menangis. "Kau kejam, kongcu. Kau tak
berperikemanusiaan!"
"Ha-ha aku tak berperikemanusiaan kalau kau menolak cintaku, tuan puteri.
Tapi kalau kau menerima tentu saja aku berperikemanusiaan!"
Sang puteri mengeluh. Tiba-tiba Giam Khing mengerutkan kening melihat
puteri itu roboh, pingsan. Kiranya dicekam ketakutan dan kebingungan yang sangat.
Tapi menyeringai dan memanggil Binol, tiba-tiba pemuda itu berkelebat ke kamar
sang puteri.
"Ambilkan arak. Biar kupaksa dia!"
Binol menggigil. Dia tak tahu apa yang hendak dilakukan pemuda ini, dengan
arak. Tapi mengambil dan membawa minuman keras itu dayang ini menurut dan
memberikannya pada Giam Khing.
"Sekarang kau keluar," Giam Khing memerintah. "Jaga pintu depan, Larang
siapa saja yang mau masuk dan katakan tuanmu puteri tidur!"
Binol tak dapat berbuat apa-apa. Dia sempat melihat Giam Khing menuangkan
sesuatu ke dalam arak, mencekokinya ke mulut puteri Kaniri. Dan ketika tak lama
kemudian terdengar erangan dan desah di dalam maka Giam Khing tertawa aneh dan371
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
tampak menggeluti tuan puteri, diintai dari lubang kunci dan Binol merah serta pucat
berganti-ganti. Tuannya puteri tampak menyambut ciuman Giam Khing, mengeluh
dan menggelinjang seolah kepanasan. Adegan selanjutnya tak berani lagi dilihat
dayang ini, terlalu seram! Dan ketika setengah jam kemudian terdengar isak dan
tangis sang puteri mendadak suara-suara manja yang semula terdengar diganti dengan
maki dan tempat tidur yang dipukul-pukul.
JILID XVI
"JAHANAM. Kau keparat, Giam-kongcu. Kau tak tahu malu!"
"Maaf, tak guna marah-marah, tuan puteri. Semuanya sudah terjadi dan itulah
pernyataan cinta hamba."
"Tapi kau merenggut milikku. Kau kasar dan tak berpendidikan."
"Ha-ha, jangan marah, tuan puteri. Atau kau kutinggalkan dan untuk selamanya
aib itu melekat di tubuhmu!"
Sang puteri menangis. Binol merdengar suara pukulan di tubuh Giam-kongcu,
bak-bik-buk, tapi setelah itu diam. Dan ketika tangis terganti isak-isak kecil dan sang
puteri rupanya dapat menerima kenyataan akhimya Binol melihat junjungannya diam
saja dicium Giam Khing, ketika dia disuruh masuk, membersihkan tempat tidur. Dan
ketika dayang itu tersipu merah dan Giam Khing girang karena korbannya menurut
maka malam itu dan malam-malam seterusnya sang puteri diajak "berbulan madu".
Mula-mula enggan tapi akhirnya pasrah juga. Giam Khing membujuk dan
menyatakan tanggung jawabnya. Pemuda itu tampak lembut dan penuh kasih
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
padanya. Tapi ketika suatu hari Giam Khing tak memperlihatkan diri dan sang puteri
cemas maka dilihatnya Giam Khing menggerumuti Binol di kamar dayangnya itu.
"Giam Khing.....!"
Giam Khing terkejut. Sang puteri sudah berdiri di depan pintu, tadi membuka
dan mau menyuruh Binoi mencari pemuda ini. Tak tahunya pemuda itu ada di dalam
dan Giam Khing maupun Binol sama-sama telanjang bulat! Dan ketika sang puteri
terpekik dan terhuyung menutup pintu kamar tiba-tiba puteri itu berlari ke kamarnya
sendiri dan mengguguk.
"Ooh.....!"
Giam Khing tertegun. Hari itu nafsunya bangkit kepada Binol, sudah tiga
minggu ini Binol tak disentuh dan kebetulan merangsang berahinya, mulai jenuh
pada sang puteri dan Binol dirasa lebih menggairahkan. Dalam permainan Giam
Khing melihat Binol lebih pandai daripada sang puteri, dayang itu rupanya juga ada
main dengan lelaki sebelum Giam Khing, mungkin pengawal atau apa. Dan ketika
pagi itu Giam Khing menggauli dayang ini dan Binol terkekeh-kekeh mendadak saja
sang puteri memergoki mereka dan mereka terkejut, Binol terpaku dan lupa
menyambar pakaiannya. Dayang itu terkejut dan pucat. Tapi ketika Giam Khing
sadar dan meremas dada gadis itu tiba-tiba pemuda ini berkelebat keluar sambil
tertawa, menyambar pakaiannya sendiri.372
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Binol, jangan takut. Aku akan membujuk sang puteri!" Binol menahan napas.
Giam Khing menyambar arak dan kembali ke kamar sang puteri, yang ini teringat
perbuatan pemuda itu dan ngeri! Sekarang dia tahu bahwa. Giam Khing
mempergunakan obat perangsang yang keras dan jahat, yang seekor kuda pun mampu
dilolohi sampai birahi. Dan ketika pemuda itu meninggalkannya dan Binol terisak
mengenakan pakaiannya maka di sana Giam Khing sudah berkelebat dan menutup
pintu kamar sang puteri.
"Maaf, aku hanya iseng, Kaniri. Jangan menangis dan pukullah aku......"
"Jahanam! Siapa sudi kau tipu? Kau merendahkan dan tidak menghargai aku,
Giam Khing. Kau menggauli Binol yang hanya pelayan!"
"Ah, aku bersalah, Kaniri. Tapi sudahlah, pukulah aku dan boleh kau hukum
aku....!" Giam Khing berlutut, pura-pura menyesal namun jari tangannya menyentuh
jalan darah di pangkal paha. Jalan darah ini akan membuat orang "kesetrom" dan
tersengat, nafsu akan mulai mengganggu dan wajah akan memerah, tentu saja tidak
seketika, harus diseling atau diiring bujukan-bujukan lembut, kata-kata halus dan
mesra. Dan karena Giam Khing pandai pula menyentuh tempat-tempat sensitif di
mana semuanya itu akan menggetarkan perasaan seorang wanita maka dengan usapan
lembut dan mimik penuh penyesalan dia pura-pura meminta maaf pada kekasihnya
itu. Memang tidak gampang namun Giam Khing sudah membujuk untuk minum
seteguk arak. Suara sang puteri yang serak dan haus cepat ditanggapi pemuda ini
yang lihai melihat keadaan. Dihiburnya dan dibujuknya gadis itu berkali-kali. Dan
ketika Giam Khing membenturkan jidatnya enam tujuh kali di kaki gadis itu dan
bersumpah menyatakan penyesalannya maka sang puteri tertegun dan merasa pusing,
mengeluh dan akhirnya roboh di pembaringan. Di sini jari-jari Giam Khing bekerja
lagi dengan cepat, pemuda ini banyak berusaha mengurangi suara. Itulah tehnik
merayu wanita. Dan ketika pengaruh arak sudah mulai bekerja dan sang puteri
mangar-mangar maka Giam Khing berani mencium sambil memangku.
"Maaf dindaku sayang. Aku berdosa tapi kini bertobat. Binol akan kulempar dan
kucampakkan besok!"
"Ooh... !" sang puteri seakan tak mendengar. "Kau tetap mencintaiku, Giam
Khing? Kau tetap sayang padaku?"
"Tentu!" Giam Khing masuk dengan cepat. "Aku masih sayang dan cinta
padamu, Kaniri. Lihat dan buktikanlah ini......!" Giam Khing mencium, melumat bibir
sang puteri dan puteri itu mengeluh. Giam Khing tahu sang puteri sudah terbakar arak
obat, itulah satu kesempatan baik di mana dia harus mempergunakannya. Dan ketika
sang puteri menggeliat dan merintih menyambut ciumannya maka Giam Khing sudah
menundukkan puteri ini dan melenyapkan semua kemarahannya, tak ingat lagi pada
Binol karena satu-satunya hasrat yang ada pada puteri Kaniri adalah melepas gejolak
birahinya. Saat itu dia terbakar dan tidak menghendaki apa-apa lagi selain Giam
Khing. Dan ketika Giam Khing dengan gembira dan tersenyum melayani puteri ini
maka untuk kedua kali Giam Khing harus "berolah-raga" setelah melayani Binol.
Hebat pemuda ini. Akhirnya puteri Kaniri dibujuk. Satu jam kemudian sudah
hilang pengaruh obat dan Giam Khing diminta untuk tidak ke kamar Binol, tentu saja
disanggupi dan Giam Khing tertawa. Dan ketika hari-hari berikut Binol tak diberi
jatah dan kini dayang itu dipindah ke tempat lain tiba-tiba Binol yang marah kepada373
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
bekas majikannya mulai menyebarkan berita tentang hubungan gelap itu, kian lama
kian santer dan Giam Khing tiba-tiba merasa terganggu. Kini di kamar Kaniri berdiri
empat pengawal tegap-tegap atas permintaan ibunya sendiri, selir raja bernama
Narimhi. Dan ketika Giam Khing tertegun dan mengerutkan kening tiba-tiba pemuda
itu tersenyum lebar dan mencari mangsa lain.
Mula-mula yang diganggu adalah puteri Rati, kena dan roboh. Dan ketika
berturut-turut dia merayu dan membujuk puteri-puteri lain di mana arak obat selalu
siap mencekoki maka tak lama kemudian pemuda ini sudah menjadi "play-boy" di
kaputren itu, menjatuhkan dan menggauli tak kurang dari tujuh puteri cantik.
Kaputren mulai geger ketika puteri Kaniri diketahui hamil, lalu Binol sendiri juga
berbadan dua. Dan ketika lima dari tujuh puteri itu juga menunjukkan gejala yang
sama karena mereka muntah-muntah karena hamil muda maka istana gempar dan raja
Urugata marah-marah!
"Keparat, siapa yang mempermainkan puteri-puteriku? Siapa jahanam itu?"
"Maaf, Giam Khing, sri baginda. Putera Giam-taijin."
"Apa, Giam-kongcu itu?"
"Benar."
Dan ketika raja mendelik dan melotot gusar maka raja segera memanggil
menteri Yo Shu Kei, memberi tahu semua itu dan tentu saja menteri ini kaget bukan
main. Berita di istana cepat menyebar keluar, masih merupakan bisik-bisik namun
santer dan menyengat. Enam puteri raja dihamili Giam Khing semua! Dan ketika raja
mencak-mencak dan Yo Shu Kie tertegun maka raja memerintahkan agar pemuda itu
dibunuh.
"Bawa dia ke mari. Bunuh...!"
Yo Shu Kie pucat. Tak dia sangka bahwa Giam Khing yang sudah menyatakan
tobat ternyata bahkan berbuat yang lebih jahat lagi. Dulu mengganggu Siu Lan dan
kini tak tanggung-tanggung mengganggu penghuni kaputren! Mana mungkin pemuda
itu harus mengawini tujuh sekaligus puteri-puteri istana itu? Maka menggigil dan
menggeram mengerotkan tinju menteri ini keluar dan mencari Giam Khing, ketemu
dan membentak pemuda itu. Namun apa jawab Giam Khing? Sungguh di luar
dugaan.
"Ha-ha, aku tak melanggar janjiku, paman. Dulu aku bersumpah dan berjanji
untuk Siu Lan. Bukankah setelah itu aku tak mengganggunya? Paman salah, aku
tidak menjilat ludahku sendiri karena yang kuganggu adalah wanita lain.
"Tapi mereka puteri raja, Giam Khing. Tidak waraskah otakmu mengganggu
mereka? Sri baginda sekarang menuntut tanggung jawabmu, kau minta dibunuh!"
"Ah," Giam Khing terkejut. "Membunuh aku berarti tak menghilangkan noda,
paman. Mereka akan melahirkan dan menjadi ibu tanpa suami!"
"Kalau begitu apa maksudmu dengan melakukan semua perbuatan itu?"
"Aku ingin menjadi mantu raja, aku ingin menjadi pangeran!" dan ketika dengan
tertawa pemuda itu berkata bahwa dia ingin "menaikkan" derajatnya dengan jalan
begitu maka Yo Shu Kie tertegun dan melihat keponakannya ini tidak waras. Giam374
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Khing agaknya terganggu jiwanya dan otak pemuda itu tidak sehat. Bayangkan, ingin
menjadi mantu dengan menghamil-hamili puteri raja! Dan ketika Yo Shu Kie
terbelalak dan merah mukanya maka menteri ini membentak dan tiba-tiba menyerang
keponakannya itu, tentu saja tak dapat menerima karena Giam Khing dianggap gila.
Alasannya tak dapat diterima akal dan Giam Khing terkejut, mengelak dan berteriak
teriak ketika pamannya itu menyerang, dua tiga kali hampir tertangkap dan akhirnya
Giam Khing melawan. Dan ketika pemuda itu mencabut pedang dan membalas
berteriak memaki pamannya maka menteri Yo harus mengeluarkan sedikit tenaga
untuk menghadapi keponakannya itu, betapapun Giam Khing cukup lihai dan
mempunyai ilmu-ilmu aneh, Toat-beng-mo-kun dan juga It-yang-ci, bahkan Koai
tung-jing-liong-sin-hoat, ilmu yang biasanya dipergunakan dengan tongkat. Dan
ketika pedang pemuda itu patah dan Giam Khing mencabut tongkatnya maka benar
saja pemuda ini mainkan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat, mempertahankan diri dari
segala serangan pamannya dan menyerang pula tak kalah sengit. Untuk duapuluh
jurus menteri Yo dibuat geregeten, keponakannya ini tak mau sudah dan menyerang
pula dengan ganas. Tapi karena Giam Khing bukan Giam-taijin dan betapapun
pemuda itu kalah pengalaman dan kalah matang maka akhirnya Yo Shu Kie berhasil
menundukkan keponakannya, melempar tongkat dan sebuah totokan membuat Giam
Khing roboh, memaki-maki namun sang menteri membungkam mulutnya. Dengan
keringat membasahi dahi Yo Shu Kie menangkap keponakannya itu, teringat
tanggungjawabnya kepada Giam Lun, ayah Giam Khing. Namun karena tugas adalah
tugas dan Giam Khing bersalah menghamili puteri-puteri raja maka menteri ini
membawa dan menghadapkan Giam Khing pada raja Urugata, hampir dibunuh dan
hanya dengan susah payah Yo Shu Kie membujuk raja, jangan menurunkan hukuman
bunuh melainkan biar dikurung saja. Mereka masih menunggu datangnya Giam Lun
untuk meminta tanggung jawabnya pula, raja berhasil di bujuk dan akhirnya Giam
Khing dikerangkeng, tentu saja memaki-maki pamannya. Bahkan raja Urugata tak
lepas dari makiannya, hal yang lagi-lagi membuat raja marah dan hampir menyuruh
bunuh pemuda itu. Tapi ketika Yo Shu Kie menotok urat gagu pemuda itu dan Giam
Khing tak dapat mengeluarkan makiannya lagi akhirnya pemuda ini dilempar ke
penjara bawah tanah dan sementara diputuskan mendapat hukuman seumur lidup,
sambil menunggu datangnya Giam-taijin, sang ayah. Dan ketika semuanya selesai
dan kegaduhan itu tinggal bekas bekasnya saja mendadak beberapa bulan kemudian
Giam Khing lenyap, hilang dari penjara bawah tanahnya!
"Apa, pemuda iblis itu lenyap? Keparat, bagaimana bisa begini, Yo-taijin? Siapa
yang melepas pemuda itu dan membantunya?"
"Maaf," Yo Shu Kie susah hatinya. "Hamba tak tahu siapa yang melepasnya, sri
baginda. Tapi menurut dugaan hamba pemuda itu lolos atas usahanya sendiri. Tujuh
pengawal yang menjaga dilempar-lempar, dua di antaranya bahkan tewas. Pemuda itu
melarikan diri dan membunuh pengawal pula."
"Dan apa tindakanmu sekarang? Apa tanggung jawabmu?"
"Paduka mau berbuat apa? Silahkan hukum hamba kalau paduka mencurigai
hamba, sri baginda. Barangkali paduka menyangka hamba karena hubungan
keluarga. Tetapi sumpah demi Dewata hamba tak melepas pemuda itu!"
Raja tertegun. Menterinya yang tampak susah dan pucat serta menggigil jelas
tidak tahu apa-apa. Memang, semula dia menduga menteri itu membebaskan Giam
Khing, keponakannya. Tapi ketika menterinya tampak pasrah dan siap dihukum maka375
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
raja menjadi reda dan hilang kemarahannya, bukan terhadap Giam Khing melainkan
terhadap menterinya ini, yang semuia dicurigai. Dan karena Yo-taijin tampak pasrah
dan pucat melapor semuanya itu maka raja akhirnya menunggu datangnya Yonaga,
sang menteri yang sedang mengembara.
"Baiklah, aku tak menuduhmu, taijin. Tapi urusan sementara kubekukan sampai
kembalinya kakakmu. Kita tunggu Yonaga!"
Menteri Yo Shu Kie menarik napas panjang. Dia menyesal tapi juga marah oleh
lolosnya Giam Khing, tentu saja tahu kecurigaan raja namun dapat menerima itu.
Giam Khing dan dirinya adalah paman dan keponakan, raja bisa menuduh begitu dan
melempar dakwaan. Tapi ketika raja membebaskan dirinya dan mereka menunggu
Yonaga maka sang menteri bersyukur meskipun tak mau tinggal diam. Dia harus
membersihkan dirinya, mencari dan menangkap kembali pemuda itu. Dan ketika raja
meninggalkan dirinya dan menteri ini kembali ke gedungnya maka dipanggilnya Yo
Kang, juga Siu Lan, puterinya.
"Kalian tahu lolosnya Giam Khing?"
"Tahu."
"Apa yang kalian akan perbuat?"
"Menangkapnya kembali, ayah. Raja mungkin bercuriga padamu dan mengira
yang bukan-bukan!"
"Benar, memang begitu, Siu Lan. Tapi sri baginda tak sampai menuduhku
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
demikian. Aku juga berpikir akan menangkapnya kembali dan karena itu kalian
berdua kuminta ke mari!"
"Hm!" Yo Kang terbelalak, ganti bicara. "Apa saja kata sri baginda, paman?
Bagaimana jawabanmu tentang ini?"
"Sri baginda menunggu ayahmu, Yo Kang. Tapi aku ingin mendahului. Aku
ingin menunjukkan pada sri baginda bahwa lolosnya Giam Khing betul-betul bukan
karena aku!"
"Dan paman memanggilku ke mari...."
"Benar, aku ingin minta bantuanmu, Yo Kang. Terpaksa kau harus mencari
Giam Khing dan membawanya ke mari, bersama Siu Lan!"
Yo Kang mengerutkan kening. "Meninggalkan Magada?"
"Hm, ada aku di sini, Yo Kang. Biarlah tak perlu kau pikir karena lolosnya
Giam Khing menyangkut nama baik kita. Sri baginda mungkin bisa juga menuduhmu
atau Siu Lan, atau siapa saja yang ada hubungan darah dengannya. Nah, karena itu
kuminta kau pergi dan tangkap kembali pemuda itu!"
Yo Kang mengangguk-angguk.
"Tapi, yah," Siu Lan menimbrung. "Bagaimana jika ada apa-apa di sini? Kau
sendirian, aku khawatir jika ada apa-apa!"376
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tidak," sang ayah menggeleng. "Tak akan ada apa-apa, Lan-ji. Magada sudah
bebas dari tekanan Tiongkok. Aku yakin tak ada apa-apa sampai kembalinya
pamanmu, Yonaga. Juga di sini masih ada supekmu (pak-de), Handewa!"
Siu Lan tertegun.. Akhirnya dia ingat bahwa di situ masih ada pamannya yang
terhebat, Handewa. Dan karena kata-kata ayahnya betul dan ia tak dapat membantah
akhirnya gadis itu diminta menemani Yo Kang, mencari dan menangkap kembali
Giam Khing dan mereka memiliki tanggung jawab terhadap raja. Urugata bisa saja
mencurigai siapa pun di antara mereka, itu tak boleh terjadi. Dan ketika ayahnya
kembali bicara ini-itu di mana intinya meminta pengertian dan kesadaran mereka
akhirnya Yo Kang mengangguk dan melirik adik misannya itu.
"Baiklah, kami mengerti, paman. Siu Lan akan kuajak dan kami berdua akan
menangkap Giam Khing itu. Kalau gagal kami akan kembali lagi."
Yo Shu Kie mengangguk. Dia muram menyambut kesediaan pemuda itu,
memandang puterinya dan Siu Lan mengepal tinju. Giam Khing memang keparat,
pemuda itu harus dicari dan di bekuk. Dan ketika wejangan dan beberapa nasihat
dilepaskan kembali maka terakhir menteri itu menutup, "Kalian harus berhati-hati.
Betapapun tugas ini bukan ringan. Dugaanku, Giam Khing mencari ayahnya dan
mungkin mereka berdua bergabung."
Yo Kang tersirap. Seketika dia teringat bahwa kemungkinan itu bisa terjadi,
Giam Khing mencari ayahnya dan mungkin berlindung. Kalau begitu tugasnya
menjadi berat dan amat berat sekali. Tapi mengangguk dan menyingkirkan semua
keraguan pemuda ini membusungkan dada, "Terimai kasih. Tapi kami akan tetap
menangkap dan membekuknya, paman. Kalau kami gagal tentu kami kembali!"
"Baiklah, hati-hati, Yo Kang. Dan kau juga," Siu Lan dipandang, mengangguk
dan segera menyiapkan buntalan. Dan ketika Yo Kang juga selesai dan berpamit pada
pamannya maka Yo Kang menyambar lengan adiknya itu dan berkelebat pergi,
meninggalkan Yo Shu Kie yang termangu-mangu di halaman. Menteri ini tampak
masygul, kecewa. Tapi begitu dua muda-mudi itu lenyap meninggalkan Magada
maka menteri ini pun berbalik dan masuk lagi ke gedungnya.
*
* *
"Ha-ha, arak....... aku minta arak. Mana arak?" seorang lelaki terhuyung-huyung
menenggak botol araknya yang kosong, mencecap tapi tak ada setetes pun arak
mengalir. Dua hari ini dia sempoyongan mencari-cari arak, tertawa, dan kadang
kadang bicara sendiri. Dan ketika dia bergoyang-goyang dan akhirnya berhenti jatuh
terduduk maka laki-laki itu menangis dan memaki-maki seseorang. "Giam-sute, kau
jahanam keparat. Kenapa kau buat aku begini? Ha-ha, arak, Kim Bi. Beri aku arak
dan biar suteku yang gila itu mabok dalam senang-senangnya......!" lelaki itu bangkit
lagi, terhuyung dan sempoyongan mencari arak. Bicara lagi ngalor-ngidul dan orang
tentu menganggapnya gila tak seorang pun menduga bahwa itulah menteri Hong Lok,
menteri Magada yang sedang frustrasi. Dan ketika dia mencecap-cecap lagi botol
araknya yang kosong tiba-tiba terdengar jerit dan derap kaki kuda.
"Tolong....... tolong.......!"377
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Lelaki ini tertegun. Hong Lok sang menteri Magada mendengar jeritan
perempuan, tiba-tiba menggoyang kepalanya dan coba mengusir mabok. Saat itu dia
sedang berkelana tak tentu arah dan menghilangkan kekecewaannya, minum
bermabok-mabok tapi betapapun sebagai seorang tokoh berkepandaian tinggi menteri
ini selalu siap dan waspada, begitu ancaman di depan mata. Dan ketika dua ekor kuda
berderap dan seorang wanita menjerit-jerit di antara dua kuda itu maka Hong Lok
membelalakkan mata dan terkejut.
"Ah, kalian jahanam keparat. Lepaskan aku....... lepaskan.......!
"Ha-ha!" menteri itu melihat dua laki-laki menenteng korbannya di antara dua
kuda, melarikan tunggangannya dengan cepat. "Kau diamlah, manis. Janganlah
berteriak karena tak ada orang yang akan menolongmu di sini!"
"Keparat, kalian jahanam. Kalian..... ooh....!" wanita itu pucat, tergantung di
antara dua kuda yang berlari cepat, mau memaki lagi namun melihat Hong Lok
menghadang di depan, Menteri itu compang-camping pakaiannya, sepintas mirip
jembel, atau orang gila. Dan ketika wanita itu berhenti memaki dan menahan
mulutnya karena melihat Hong Lok menghadang dua ekor kuda yang berlari cepat
maka dua laki-laki di atas kuda itu juga terkejut dan terpekik.
"Hei, minggir. Jangan minta mati di situ!"
"Ha-ha!" menteri ini bergoyang-goyang. "Aku ingin kalian melepaskan wanita
itu, tikus-tikus busuk. Jangan biarkan ia ketakutan dan tersiksa!"
"Keparat, kau minta mampus!" dan lelaki berkuda yang meledakkan cambuknya
tiba-tiba berseru pada temannya di sebelah kiri, "Angkat biar kubunuh si jembel
itu..... tar!" dan si wanita yang diangkat dan secepat kilat ditarik lelaki berkuda di
sebelah kiri tiba-tiba menjawab sambil tertawa pada temannya di sebelah kanan,
melabrak si jembel dan dua ekor kuda itu melesat secepat terbang menghantam
menteri ini. Hong Lok tak berbuat apa-apa dan pasti menteri itu ditabrak, orang
menduga bahwa sebuah kecelakaan mengerikan akan terjadi di depan mata, menteri
itu pasti tertabrak dan terinjak, mungkin terseret pula oleh kuda yang kencang. Tapi
ketika kuda mendekat dan sang menteri siap ditabrak tiba-tiba Hong Lok mengangkat
kedua lengannya ke depan dan mendorong.
"Berhenti!"
Dua penunggang kuda itu kaget. Mereka terpekik merasa sebuah dorongan
angin kuat menyambar dari depan, kuda meringkik dan aneh bin ajaib kuda mereka
berhenti, seolah di rem. Tapi karena lari kuda amat kencang dan berhentinya kuda
seolah dipaksa maka penunggangnya jungkir balik karena kuda terangkat bokongnya
dalam usahanya menghentikan lari.
"Heii...... bress!" dua-duanya terlempar. Kuda itu sendiri akhirnya terguling
roboh, tepat didepan menteri Hong Lok. Dan ketika menteri itu tertawa-tawa dan
melempar botol kosongnya maka menteri ini mengebutkan lengan bajunya dan
wanita yang terlempar pula dari punggung kuda sebelah kiri tersambar dan digubat
lengan baju menteri itu, hampir pingsan dan wanita ini mengeluh. Dia tadi terlempar
dan siap terbanting bersama lelaki di sebelah kiri, pasti cedera dan luka. Tapi begitu
selamat dan berada di gubatan menteri itu tiba-tiba wanita ini menangis dan
menjatuhkan diri berlutut, tahu seorang sakti berada di depannya.378
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Locianpwe, tolonglah aku. Mereka penculik!"
"Hm, siapa kau? Siapa mereka?"
"Mereka perampok, locianpwe. Anak buah Kelelawar Hitam. Aku Ni Hwa,
puteri Ni-kauwsu namun dua laki-laki yang sudah melompat bangun dan
menghentikan kata-kata gadis itu tiba-tiba membentak dan menubruk gadis ini, marah
menerkam Ni Hwa dan yang satunya menyerang Hong Lok. Mereka berdua marah
sekali dibuat jungkir balik seperti itu, satu menyambar Ni Hwa sedang yang lain
menghantam sang menteri. Tentu saja Hong Lok tertawa dan mendengus. Dan ketika
serangan itu hampir mengenai mukanya sementara yang lain juga sudah hampir
menerkam tiba-tiba menteri ini membentak dan mengebutkan ujung bajunya yang
rombeng.
"Minggir!"
Dua lelaki itu berteriak. Mereka tahu-tahu terlempar oleh angin kebutan si
menteri terbanting dan terguling-guling di sana. Dan ketika mereka meloncat bangun
dan pucat memandang menteri itu maka keduanya memberi isyarat dan membentak
mencabut golok, senjata yang disisipkan di pinggang dan keduanya tiba-tiba
menerjang menteri itu. Ni Hwa si gadis cantik menjerit, tentu saja ngeri melihat
bacokan golok. Tapi begitu sang menteri mengelak dan menggerakkan ujung jarinya
tiba-tiba golok dua orang itu mencelat dan mereka terbanting untuk kedua kali.
"Trangg.... !"
Dua-duanya kaget bukan main. Golok mereka disentil kuku jari, terlepas dan
mencelat dari tangan. Tapi tak mau sudah dan menyambar lagi golok mereka sambil
bergulingan mendadak dua lelaki ini bergerak menyerang lawannya, membacok dan
menusuk dan Ni Hwa segera menutupi mukanya. Gadis ini ngeri dan takut sekali, dia
membayangkan penolongnya yang bakal dicacah seperti bakso. Tapi ketika terdengar
suara bak-bik-buk dan tubuh sang menteri tak apa-apa dibacok golok tiba-tiba
menteri itu membentak menyambar golok keduanya, mencengkeram.
"Krak!" dan ketika golok patah dicengkeram menteri itu tiba-tiba menteri ini
melempar kutungan golok pada keduanya. "Sekarang kalian pergi....... crep-crep!"
dan dua patahan golok yang amblas di pundak laki-laki itu tiba-tiba membuat
keduanya menjerit dan berteriak ngeri, jatuh terbanting dan keduanya pucat
memandang lawan. Golok yang tak mempan membacok sang menteri sudah
membuat keduanya kaget bukan main, kini disusul cengkeraman menteri itu yang
meremas golok mereka, patah dan patahan golok itu sudah disambitkan ke tubuh
mereka. Tak ayal dua laki-laki ini pucat sekali dan berteriak ngeri. Dan ketika mereka
merasa kesakitan dan golok amblas di pundak maka keduanya merintih meloncat
bangun dan lari terseok-seok menghampiri kuda, naik bergegas dan segera kabur
tanpa menoleh lagi. Keduanya seakan bertemu hantu di siang bolong, sial sekali. Dan
ketika keduanya kabur sambil membawa, luka maka menteri Magada ini tertawa
tawa lagi dan menyambar botol kosongnya.
"Ha-ha-heh-heh mana arakku? Mana minuman lezat ini?"
Ni Hwa, si gadis cantik tertegun. Dia tertegun melihat orang sakti itu tak
mengejar dua laki-laki tadi, kini tertawa-tawa menyambar botol araknya yang
kosong, kesintingannya kembali nampak dan gadis ini menjublak. Tapi begitu379
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
penolongnya itu pergi terhuyung-huyung dan tidak memperdulikannya lagi
mendadak gadis ini berteriak dan mengejar.
"Locianpwe, tunggu dulu......!"
Hong Lok tak perduli. Dia menggelogok botol kosongnya seakan berisi arak
penuh, mencecap-cecap dan tertawa ha-ha-he-he. Dan ketika Ni Hwa berteriak dan
memanggil dirinya tiba-tiba Hong Lok malah mempercepat langkah dan menjauh.
"Ah," Ni Hwa pucat, tersaruk dan terseok mengejar. "Tunggu dulu, locianpwe.
Tunggu! Ayahku menghadapi gerombolan Kelelawar Hitam.....!"
Namun Hong Lok tak perduli. Menteri ini seakan tak mendengar teriakan atau
tangis di belakang itu, mempercepat langkah dan Ni Hwa akhirnya jatuh bangun
mengejar menteri itu, berteriak memanggil-manggil dan Hong Lok bahkan tertawa
bergelak. Sesungguhnya menteri ini ngeri oleh teriakan atau tangis di belakang itu,
muncul bayangan ketika sute atau adiknya mengejar-ngejar wanita cantik, ketika
peperangan itu terjadi. Menutup teriakan Ni Hwa dengan tawanya yang bergelak,
berusaha tak mendengar jerit atau tangis di belakang itu. Namun ketika Ni Hwa
terguling dan roboh merintih tiba-tiba menteri itu berhenti.
Bukan tangis atau rintihan gadis ini yang membuat Hong Lok berhenti,
melainkan derap puluhan kuda dan suara-suara di belakang. Derap dan suara itu
masih jauh, Ni Hwa sendiri tak mendengar, mengira menteri itu berhenti karena
dirinya. Maka tertatih dan menangis dengan air mata bercucuran tiba-tiba gadis itu
menguatkan langkah dan jatuh di belakang sang menteri, yang masih tak memutar
tubuhnya.
"Locianpwe, tolonglah aku. Ayahku dan kawan-kawannya dihadang
gerombolan Kelelawar Hitam. Tujuh kereta barang dirampas dan dirampok........!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hong Lok masih tak menghiraukan.
"Apakah locianpwe tak mau menolong yang tertindas? Apakah locianpwe....."
"Diam!" Hong Lok tiba-tiba menghardik. "Orang-orang yang kau sebutkan
rupanya ada di belakang, nona. Minggir dan bersembunyilah di situ...... wut!" sang
menteri membalik, lengan baju bergerak dan Ni Hwa tiba-tiba terlempar ke semak
gerumbul, menjerit dan terbanting di situ namun tidak kesakitan. Gadis ini terbelalak
dan tertegun, penolongnya itu rupanya mempergunakan tenaga istimewa hingga dia
terbanting tanpa rasa sakit, kagum dan kagetlah dia. Dan ketika Ni Hwa baru
mendengar derap di belakang itu dan suara-suara bagai gerombolan orang-orang liar
maka gadis ini tersentak dan bengong.
"Itu.... itu dia! Dialah si tua bangka yang melukai kami....!"
Ni Hwa semakin tertegun. Puluhan ekor kuda, mengiring tujuh kereta barang
tampak berderap di tanah berbatu. Suaranya berdetak dan berkelotak. Dua laki-laki
yang tadi menculiknya tampak menuding-nuding Hong Lok, menteri jembel yang
tidak mengurus tubuhnya. Dan ketika derap itu semakin dipercepat dan Hong Lok
berdiri menanti maka teriakan atau suara itu semakin ramai.
"Benar dia! Bunuh.....!"
"Awas, jangan gegabah, kawan-kawan. lihai dan hebat!"380
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tadi golok kami diremasnya patah!"
Dan ketika suara atau teriakan-teriakan itu sudah dekat dan puluhan kuda
menghambur tiba maka Hong Lok sudah dikurung dan dua bekas lawannya tadi
menuding-nuding, menggigil. "Ini..... ini dia. Tapi gadis itu entah di mana....!"
"Hm!" seorang laki-laki berpakaian hitam membentak dari atas kudanya.
"Tangkap dia, Siao-ma. Coba hadapi bersama lima yang lain!"
Seorang pendek kekar mengeprak kudanya. Dari atas ia memanggil lima
temannya, mencongklang dan langsung menubruk menteri Hong Lok. Menteri itu
masih berdiri tenang-tenang tanpa bergerak, tawanya sudah hilang terganti kerut
merut di wajah. Gerombolan orang-orang berkuda ini mengingatkannya pada
peperangan itu, kebuasan dan keganasannya. Dan ketika si pendek kekar menerjang
maju disusul lima yang lain dari kiri dan kanan tiba-tiba menteri itu bergerak dan
kaki pun menendang enam batu kecil yang ada di depannya, langsung menyambut
dan enam batu hitam iu menghantam dahi enam orang di atas kuda. Hanya tampak
sinar hitam mencuat dan tahu-tahu si pendek kekar menjerit bersama lima temannya,
mereka terguling dan roboh menutupi muka, berteriak kesakitan karena jidat atau
dahi mereka bocor! Dan ketika peristiwa menggegerkan itu terjadi sekejap dan semua
kaget oleh teriakan dan jatuhnya si pendek kekar maka menteri Hong Lok berkelebat
dan hilang dari pandangan semua orang.
"He, dia iblis....!"
"He, dia tak ada lagi.....!"
Semua gempar. Si pendek kekar mengaduh-aduh sambil menutupi mukanya,
begitu juga lima yang lain. Tapi ketika semua orang mencari-cari dan kaget serta
gentar mendadak seseorang di antaranya menuding ke sebuah kereta.
"He, dia di situ!"
Semua orang terkejut. Kiranya Hong Lok telah melewati kepungan ketat itu,
menuju ke kereta dan memeriksa. Dan ketika benar saja menteri itu mendapatkan
bahwa tujuh kereta ini berisi penuh oleh barang rampokan maka menteri itu percaya
omongan Ni Hwa, dituding seorang di antara perampok dan Siao-ma serta yang lain
lain marah. Si pendek kekar itu masih dapat melompat bangun dan menyerang,
karena dia membentak dan mencabut goloknya. Tapi begitu dia menerjang maju
dengan buas tiba-tiba sang menteri bergerak dan....... plak-plak-plak....... Siao-ma
serta tiga temannya roboh terpelanting tanpa tahu kapan diserang!
"Bunuh! Tangkap si tua jembel itu.....!" sang pemimpin, laki-laki berpakaian
hitam itu membentak terkejut. Dia memang kaget oleh gerakan menteri Hong Lok,
tadi melihat menteri itu menyambar turun dari kereta dan tahu-tahu Siao-ma serta tiga
temannya terpelanting. Kaget dan sadarlah laki-laki ini bahwa si tua jembel yang
tampaknya tak pantas dihargai itu ternyata lihai, segebrakan saja Siao-ma dan tiga
temannya roboh. Dan ketika semua anak buahnya menyerbu dan golok atau pedang
berseliweran menghujani menteri itu maka Hong Lok berseru pendek menggerakkan
kakinya, melejit dan tiba-tiba lenyap dan kemudian terdengarlah suara plak-plok yang
nyaring. Dua puluh anak buah rampok itu ditamparnya satu persatu, terlempar dan
terjatuh dari atas kudanya. Dan ketika semua terkejut dan berteriak kesakitan maka
Heng Lok sudah berdiri lagi di situ tegak tak bergeming.381
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Siapa mau kuhajar lagi?"
Gemparlah semua orang. Anak buah rampok terbelalak, sang pemimpin tertegun
dan melotot. Si jembel yang tak dihargainya itu tiba-tiba sudah membuat anak
buahnya jungkir balik, dihajar tapi tak ada yang terluka. Dan karena menganggap
barangkali pukulan si jembel tak begitu keras dan tentu saja pemimpin ini marah
sekali tiba-tiba dia mengeprak kudanya dan menyuruh anak buahnya bangkit lagi.
"Ambil senjata kalian. Serang....!"
Orang-orang terkejut. Kelelawar Hitam, sang pemimpin, sudah menerjang dan
mengeprak kudanya. Laki-laki ini bersenjata tombak aneh yang ujung dan gagangnya
bermata, jadi semacam nenggala yang panjang. Kedua ujungnya tajam dan laki-laki
itu sudah menubruk. Dan ketika dengan buas ia menerjang dan menyuruh anak
buahnya membantu maka dua puluh anak buah rampok bangkit lagi dan menyambar
senjata masing-masing, yang tadi terjatuh dan terlempar di tanah. Dan begitu mereka
bergerak dan membantu pemimpinnya maka Hong Lok sudah dikeroyok dan dihujani
senjata lagi.
"Plak-plak-dess!"
Sang menteri mengelak, bergerak dan menangkis dan segera orang-orang itu
dibuat terkejut lagi. Dengan tangan telanjang dan geraman-geraman marah menteri
itu menyambut orang-orang ini, sekarang tidak lagi mengelak melainkan menangkap
seajata orang-orang itu, menekuknya patah-patah dan mengebutkannya ke pemilik
masing-masing. Tak ayal orang-orang itu menjerit dan roboh berpelantingan, kini
mengaduh-aduh dan tak dapat bangkit lagi. Tangan atau kaki mereka patah-patah
dihajar senjata sendiri. Dan ketika semuanya roboh menjerit-jerit dan tinggal si
Kelelawar Hitam itu yang dikelit dan diegos serangannya akhirnya sang menteri
Kucing Suruhan Karya S B Chandra Pendekar Mabuk 082 Kuil Perawan Ganas Dewa Arak 34 Runtuhnya Sebuah Kerajaan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama