Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 12
menghadapi laki-laki ini dan membentak.
"Kau pun turunlah. Rasakan hajaranku..... plak!" dan tamparan yang mengenai
muka laki-laki itu tiba-tiba membuat Kelelawar Hitam berteriak dan terlempar dari
kudanya, tadi menusuk dan menikam tapi senjatanya selalu mengenai angin. Tubuh
lawan berkelit dan menyelinap ke sana ke mari seperti belut. Dan ketika dia
terbanting dan sadar menghadapi musuh yang amat lihai tiba-tiba Kelelawar Hitam
melarikan diri dan berteriak memberi aba-aba.
Mundur....!"
Hong Lok tertawa bergelak. Setelah dia diserang dan berkeringat tiba-tiba,
mabok menteri ini hilang. Hong Lok mengejek dan tentu saja tidak membiarkan
orang-orang itu melarikan diri. Karena begitu lawan berlompatan di atas kudanya lagi
dan mau kabur tiba-tiba menteri ini menimpuk puluhan kerikil kecil dan robohlah
orang-orang itu terkena totokannya yang amat lihai.
"Bluk-bluk-bluk!"
Kelelawar Hitam dan anak buahnya terbanting satu persatu. Laki-laki
berpakaian hitam itu menjerit paling keras, tiga butir batu hitam sekaligus mengenai
tubuhnya. Dan ketika dia mengeluh dan merintih bergulingan maka Hong Lok
menghentikannya dengan satu injakan di leher.
"Ngek!"382
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Laki-laki itu tak dapat bicara. Kelelawar Hitam, yang diinjak lehernya tampak
mendelik. Kaki telanjang dari menteri Hong Lok yang sedang frustrasi sama saja
beratnya dengan kaki seekor gajah. Kelelawar Hitam coba meronta tetapi gagal. Dan
ketika dia ah-ah-uh-uh tak berhasil melepaskan diri maka menteri itu membentak.
"Kau mau coba-coba lagi?"
"Tidak, oh..... ampun, lo-enghiong (orang tua gagah)..... ampun..... aku tak
berani lagi....!"
"Hm, kau dan anak buahmu merampok dan, menakut-nakuti perempuan. Siapa
yang menyuruhmu?"
"Tak ada, lo-enghiong. Kami kami bergerak sendiri......."
"Bohong!" seseorang tiba-tiba berteriak. "Dia pembantu Kelabang Hitam, lo
enghiong. Kelelawar ini bersama teman-temannya yang lain adalah anak buah
Kelabang Hitam. Mereka jahat dan keji!"
Seorang laki-laki muncul, terhuyung dari balik kereta dan menteri Hong Lok
tertegun. yang bersembunyi di semak gerumbul tiba menjerit, keluar dari
persembunyiannya dan menubruk laki-laki itu. Dan ketika Hong Lok tercengang
karena Ni Hwa menyebut laki-laki itu sebagai "ayah" maka lelaki ini, yang
berlumuran darah dan terseok di situ tiba-tiba menyambut puterinya.
"Oh, kau di Ni Hwa? Kau tak apa-apa?"
"Tidak, locianpwe........ eh, lo-enghiong ini yang menyelamatkan aku, ayah.
Dialah yang membebaskan aku dari dua laki-laki itu!" dan dua orang itu yang sudah
berpelukan dan saling menangis tiba-tiba membuat menteri Hong Lok menjublak,
berkelebat dan tiba-tiba menyambar laki-laki ini, yang bukan lain Ni-kauwsu (guru
silat she Ni) adanya. Dan begitu sang guru silat terkejut, dan menoleh kaget maka
Hong Lok bertanya, serak suaranya.
"Siapa itu Kelabang Hitam? Di mana tempat tinggalnya?"
Guru silat ini menggigil, tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut. "Lo-enghiong...."
dia tidak memperdulikan pertanyaan itu. "Beribu terima kasih atas pertolonganmu
menyelamatkan puteriku. Sungguh aku tak tahu harus membalas budimu dengan
apa!"
"Hm, kau tak perlu banyak adat, kauwsu. Sebutkan padaku siapa Kelabang
Hitam itu dan tinggal di mana!"
"Aku.... aku tak tahu. Yang tahu adalah dia!"
"Hm!" Hong Lok berkelebat ke arah si Kelelawar Hitam. "Kau tahu tempat
tinggalnya?"
"Tidak..... tidak !" lelaki ini ketakutan. "Aku tak tahu, lo-enghiong. Guru silat
itu bohong!"
"Keparat busuk!" guru silat itu memaki. "Kau merampok dan merampas
barangku atas suruhan Kelabang Hitam, Kelelawar Busuk. Tak usah menyangkal dan
berpura-pura. Kau tentu takut hukuman Kelabang Hitam karena. mengganggu383
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
wanita!" dan melompat mendekati menteri Hong Lok guru silat ini menuding, "Lo
enghiong, Kelabang Hitam memang tak pernah tinggal di satu tempat. Tapi sebagai
pembantunya tentu Kelelawar Hitam ini tahu. Dia hanya takut terhadap larangan
pemimpinnya yang tidak boleh mengganggu wanita. Laki-laki ini tahu tapi dia pura
pura!"
Hong Lok menggeram. "Benar begitu?"
"Tidak..... tidak.....!" Kelelawar Hitam pucat mukanya. "Aku tak tahu dia di
mana, lo-enghiong. Guru silat ini mengada-ada dan.... augh!" laki-laki itu menjerit,
Hong Lok menekan jalan darah diketiaknya dan Kelelawar Hitam bagai dikerubuti
ribuan semut api. Laki-laki ini menjerit dan berteriak-teriak. Dan ketika anak
buahnya pucat dan terbelalak memandang semuanya tiba-tiba sesosok bayangan
berkelebat dan menyambar Ni Hwa, puteri Ni-kauwsu itu.
"Tan-taijin, tak usah memaksa seorang cecunguk kasar. Kalau ingin menemui
diriku datanglah di bukit Ang-san!"
Hong Lok terkejut. Dia menoleh dan tiga sinar hitam menyambar ke arahnya,
dielak dan tiba-tiba Kelelawar Hitam menjerit. Sinar hitam itu ganti menyambar
tubuhnya dan laki-laki itu berkelojotan, mendelik dan tiba-tiba tewas. Dan ketika
Hong Lok tertegun dan berkelebat mengejar sekonyong-konyong puluhan sinar hitam
lain menyambar tubuhnya dan anak buah Kelelawar Hitam yang sedang menggeletak.
"Wut-wut-wut!"
Hong Lok terkejut dan marah. Tentu saja dia tak dapat menangkis atau
meruntuhkan sinar-sinar hitam yang menyambar puluhan anak buah rampok itu,
sibuk mengibas dan meruntuhkan jarum-jarum yang menyambar diri sendiri, tak
kurang dari tigapuluh jarum! Dan ketika menteri itu memaki dan membentak marah
maka teriakan atau jeritan terdengar di sana-sini, disusul berkelojotannya orang-orang
itu dan duapuluh lebih anak buah Kelelawar Hitam tewas. Mereka terkena jarum
beracun yang menyambar berupa sinar-sinar hitam itu, tak satu pun sempat
menangkis atau mengelak karena mereka sudah dirobohkan terlebih dahulu oleh
menteri Hong Lok, jadi merupakan sasaran empuk bagi jarum-jarum yang
menyambar itu. Dan ketika menteri ini terkesima dan kaget melihat banyaknya mayat
yang malang melintang maka bayangan itu sudah menghilang dan lenyap entah ke
mana.
"Kelabang Hitam!"
Menteri ini menoleh.
"Benar, dia Kelabang Hitam, lo-enghiong. Dialah pimpinan kepala rampok itu.
Oh, dan anakku diculik!" dan Ni-kauwsu yang tiba-tiba roboh dan terhuyung
memegangi dadanya tampak pucat, menggigil. "Lo-enghiong, anakku dibawa.
Tolong kau bebaskan dia....!" dan menangis sambil memegangi dadanya yang sakit
akhirnya Hong Lok mendengar rintihan dan munculnya orang-orang yang terluka
dari balik kereta.
"Siapa mereka?"
"Teman-temanku," guru silat ini tertegun, girang namun juga cemas. "Aku
membawa seratus temanku, lo-enghiong. Tapi sebagian besar dibasmi Kelelawar384
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hitam!" dan melompat namun terguling menyambut teman-temannya ini guru silat
itu berseru, "Li Pa, kau masih selamat? Mana Li Kun?"
"Adikku tewas, kauwsu. Hanya tinggal kami bertujuh yang mampu ke sini...."
Li Pa, laki-laki itu terguling, mengeluh dan segera menteri Hong Lok berkelebat
memeriksa. Tujuh orang teman Ni-kauwsu ini semuanya luka-luka, termasuk Ni
kauwsu sendiri. Maka menotok dan menghentikan darah yang mengalir akhirnya
menteri ini membuka buntalan obatnya dan menyuruh telan beberapa butir pil
penyegar.
"Telan, seorang satu!"
Tujuh orang itu berlutut. Mereka segera di pimpin Ni-kauwsu menghaturkan
terima kasih, Hong Lok mengibaskan lengam bajunya dan orang-orang itu pun
tertegun. Dan ketika Hong Lok teringat musuhnya tadi dan bertanya di mana
beradanya bukit Ang-san maka Ni-kauwsu menggigil menudingkan telunjuknya.
"Di sana, tapi.... tapi tempat itu berbahaya, lo-enghiong. Selama ini belum
pernah kudengar ada orang ke sana. Tempat itu penuh ular dan binatang buas, juga
rawa yang dapat menyedot lewat lumpur berbisa!"
"Hm, di timur itu? Baik, kubur semua mayat-mayat ini, kauwsu. Dan kalian
bawa kembali tujuh kereta barang itu. Aku mau ke sana!" dan Tan-taijin yang
menghilang berkelebat lenyap tiba-tiba dipanggil guru silat ini yang kembali
berteriak.
"Lo-enghiong, nanti dulu..!" dan ketika menteri itu datang dan berkelebat
kembali maka guru silat ini tertegun seakan menghadapi siluman. "Maaf, kau..... kau
tadi dipanggil Tan-taijin (pembesar Tan). Apakah lo-enghiong seorang menteri?
Bolehkah kami tahu siapa sebenarnya dirimu ini?"
"Hm, tak usah tahu tentang diriku, Ni-kauwsu. Aku orang jembel dan bukan
pembesar. Kalau memanggilku hanya untuk ini lebih baik, tak usah memanggil!" dan
lenyap kembali menggerutui guru silat itu akhirnya Ni-kauwsu bengong dan
berteriak, teringat anaknya.
"Tan-taijin, tolong selamatkan puteriku!" namun sang menteri yang tidak
menjawab dan hilang dari tempat itu sudah membuat sibuk guru silat she Ni ini,
bergegas membangunkan teman-temannya dan Li Pa serta enam yang lain disuruh
membawa kereta. Barang bawaan mereka itu selamat di tangan dan harus segera
diantarkan ke tujuannya. Li Pa adalah pembantu Ni-kauwsu ini, bersama adiknya
yang tewas, Li Kun. Dan begitu laki-laki itu mengangguk dan terhuyung mengurusi
kereta maka mereka bertujuh membawa kereta barang itu, tentu saja setelah
mengubur semua mayat di situ, membantu Ni-kauwsu yang tampak tergesa-gesa dan
ingin segera ke bukit Ang-san, menyusul penolongnya itu. Dan ketika semua
berangkat dan laki-laki ini pun menggerakkan kaki ke timur maka Ni-kauwsu sudah
tersaruk mengikuti menteri Hong Lok, yang sudah lenyap dan terbang ke tempat itu.
Tak sukar bagi menteri ini menemukan bukit Ang-san. Bukit ini akhirnya
ditemukan, gelap dan penuh pohon-pohon besar. Dan ketika ia berkelebat dan
memasuki bukit itu, yang sebenarnya lebih tepat disebut gunung kecil maka desis dan
raung binatang buas menyambut.385
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Plak plak!" sang menteri menampar. Tiga ekor ular yang bergelantungan di
pohon menyambar menteri itu, dikibas dan roboh menggeliat, tertekuk dan mati,
pecah kepalanya. Dan ketika sang menteri terus menyusur dan harus berhati-hati
mencari lawannya maka di dalam terdengar kekeh dan tawa yang nyaring.
"Bagus, terus masuk, Tan-taijin. Selamat datang di tempat tinggalku yang
alami!"
"Hm!" sang menteri menggeram. "Kau keparat licik, Kelabang Hitam. Ayo
keluar dan sambut aku!"
"Hi-hik, kenapa berang? Masuk dan terus majulah, Tan-taijin. Tapi awas hati
hati karena tempat ini tak mudah menerima orang asing!"
Menteri itu membentak. Dia tak ragu lagi bahwa Kelabang Hitam adalah
seorang wanita, tadi suaranya melengking dan nyaring. Dan ketika dia menerabas dan
menggeram-geram mendadak dua harimau buas muncul dan menubruk dari kiri
kanan, menyeruak di balik gerumbul.
"Aumm.......!"
Sang menteri gusar. Dia menggerakkan lengan ke kiri kanan, menyambut
terkaman dan gigitan itu. Dan begitu lengannya masuk di mulut harimau yang
bertaring tajam tiba-tiba menteri ini mengatupkan kelima jarinya dan menyodok
bagian dalam mulut binatang buas itu, tentu saja mengerahkan sinkangnya membuat
lengan dan jari-jarinya sekeras baja.
"Dukk!"
Dua binatang itu menjerit. Mereka mengaum dan terjengkang, langit-langit
mulutnya pecah. Dan ketika mereka bergulingan dan mengerang serta merintih tiba
tiba keduanya tidak bergerak lagi dan tewas.
"Kelabang Hitam, ayo keluar. Jangan berlindung di balik semua binatang buas
ini!"
Tak ada jawaban. Menteri Hong Lok hanya mendengar kekeh di dalam, jauh di
sana. Dan ketika dia menggeram dan terus maju sambil membabat pohon-pohon yang
ada di depan akhirnya menteri ini tiba di sebuah rawa.
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Blub!" sang menteri melempar potongan kayu. Dia jadi teringat kata-kata guru
silat she Ni bahwa rawa itu adalah rawa berbahaya, mampu menyedot dan lumpurnya
pun berbisa. Dan ketika dia melihat potongan kayu itu tenggelam dan perlahan-lahan
tersedot ke bawah maka sang menteri terbelalak melihat benda-benda menjijikkan
potongan kayu itu. Lintah! Kiranya begitu banyak dan sang menteri tertegun. Kalau
manusia tenggelam di situ dan tersedot serta masih dihisap lintah juga sungguh
mengerikan bayangannya, Hong Lok mengerutkan kening dan akhirnya. terbelalak
mengepal tinju. Dan ketika dia mencari-cari jalan lain dan belum tahu harus memakai
apa untuk menyeberang tiba-tiba Kelabang Hitam, bayangan yang dilihatnya itu
muncul di sana, jauh di seberang rawa, bertopeng!
"Hi-hik, tak ada jalan ke sini, taijin. Kalau tak mampu terbang sebaiknya
gunakan ilmumu meringankan tubuh dan berjalanlah di atas rawa. Atau, kalau kau
tak dapat melakukannya sebaiknya kau pulang dan kembali!"386
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Keparat!" menteri ini merasa ditantang. "Kau siapa, siluman betina?
Bagaimana sudah mengenal aku?"
"Ha-ha, aku Kelabang Hitam, taijin. Dewi Kelabang Hitam! Kebetulan aku
mencari pembantu-pembantu yang pandai untak membuat kerajaan di sini. Kau
kemarilah, aku tak akan membunuhmu!"
Sang menteri gusar. Lawan bicara terlalu sombong dengan mengatakan tidak
akan membunuhnya, hal yang membuat muka menteri ini merah padam. Maka
tertawa bergelak tapi juga memasang kewaspadaan penuh tiba-tiba menteri ini
menyambar tujuh ranting berturut-turut dan melempar-lemparkannya ke atas rawa.
Lalu, sebelum ranting-ranting itu tenggelam atau tersedot oleh lumpur penghisap
tiba-tiba menteri ini berjungkir balik dan..... sudah melenting-lenting di atas tujuh
ranting itu, mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang luar biasa dan cepat serta
mengagumkan menteri ini telah tiba di seberang. Hebat dan luar biasa sekali apa yang
dilakukan menteri ini. Dan ketika ranting di atas rawa tenggelam dan sudah hilang
disedot ke bawah maka menteri itu berhadapan dengan lawannya, diam-diam
bersyukur karena dia tak diserang, ketika tadi menyeberang.
"Nah, sekarang kita berhadapan, Kelabang Hitam. Buka topengmu dan
perlihatkan siapa dirimu!"
"Hi-hik, kau ingin mengetahuinya?"
"Tentu, kalau kau bukan pengecut, Kelabang Hitam. Dan kita boleh bertanding
untuk melihat siapa yang lebih hebat!"
Kelabang Hitam ketawa terkekeh-kekeh. Dia sama sekali tak merasa kagum
dengan kepandaian menteri itu menyeberangi rawa, tampaknya hal begitu
dianggapnya biasa atau barangkali dia sudak mengetahui kepandaian menteri ini, hal
yang membuat sang menteri gusar dan mendongkol. Dan ketika tawa itu berhenti dan
Hong Lok menggeram maka Kelabang Hitam berkata, "Tan-taijin, masalah
bertanding tentu saja kita bakal bertanding. Tapi apakah semuanya berlangsung
begitu saja? Apakah caranya begini mulus dan tidak disertai apa-apa?"
"Apa maksudmu? Aku tak mengerti."
"Begini, kutanya dulu. Apa yang membuatmu datang ke mari?"
"Memenuhi tantanganmu!"
"Bagus, bukan itu saja, taijin. Tapi juga ada hal lain. Biarlah kusebut hal itu, tak
usah kutanya. Pertama tentu karena kau ingin tahu bagaimana aku mengenalmu,
bahwa kau adalah menteri Magada dan sute dari Yonaga yang hebat itu, hebat tapi
licik. Dan kedua tentu kau ingin merampas kembali puteri Ni-kauwsu. Sedang ketiga,
hm...... apalagi kalau bukan ingin mengetahui siapa diriku dan membuka topeng ini?
Nah, semuanya akan terjawab kalau kita sudah bertanding, taijin. Tapi kuminta kita
bertaruh di sini. Kalau aku kalah maka aku akan membuka topengku dan mengatakan
siapa diriku sebenarnya sedang kalau kau yang kalah maka kuminta kau menjadi
pembantuku. Bagaimana?"
Menteri Hong Lok gusar. "Kau mengalahkan aku? Ha-ha, jangan ngimpi,
Kelabang Hitam. Kau rupanya tak tahu bahwa aku...."387
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Memiliki Ilmu Tembok!" lawan mendahului, terkekeh dan tiba-tiba ketawa
nyaring. Dan ketika Hong Lok tertegun dan tersentak mundur maka lawan
menyambung. "Tan-taijin, tak usah mengagul-agulkan ilmumu itu. Aku mempunyai
pamungkasnya, siapa takuti Ilmu Tembokmu? Nah, aku yakin dapat mengalahkanmu,
taijin. Tapi terima dulu taruhanku tadi. Atau kau seorang pengecut yang hanya berani
mengadakan taruhan sepihak!"
Menteri ini merah padam, Sebenarnya, tak kuat dia menahan semua hinaan itu.
Lawan begitu yakin mengalahkannya dan telah menyebut Ilmu Temboknya pula,
ilmu yang paling diandalkan dan hanya kakaknya Yonaga atau Handewa yang dapat
mengalahkannya, dengan Hwee-liong Sin-kang, pukulan Naga Api yang dapat
menembus Ilmu Temboknya itu. Maka mendelik dan terbakar oleh semua omongan
ini tiba-tiba tanpa banyak pikir lagi menteri itu menggedrukkan kaki, membentak.
"Baik, aku bukan petaruh yang berani mengadakan taruhan sepihak, Kelabang Hitam.
Hayo kita mulai dan kuterima tantanganmu. Tapi tunjukkan dulu di mana puteri Ni
kauwsu kau simpan!"
"Hi-hik, kau takut aku menipu? Gadis itu selamat, taijin. Dan kau dapat
memaksaku kalau aku roboh!"
"Dan juga membuka topengmu!"
"Ya, kalau kau mampu!" dan Kelabang Hitam yang terkekeh serta maju
mengibaskan lengan tiba-tiba menyuruh menteri itu menyerang. "Kau mulailah, dan
ingat janjimu!" dan bersiap menghadapi menteri itu tiba-tiba Kelabang Hitam berdiri
tegak dan tersenyun mengejek, senyum yang membuat menteri Hong Lok tak kuat
lagi dan tiba-tiba menteri itu berkelebat ke depan, menghantam dan ujung lengan baju
pun meledak menotok pundak lawan. Menteri ini mengerahkan sinkangnya dan ujung
baju pun sudah berobah seperti toya, menyambar dan meledak menuju pundak
lawannya itu. Dan ketika sang menteri masih menggerakkan tangan kirinya dan
kelima jari menteri itu mencengkeram dan memukul, maka tenang sekali, lawan
mengelak dan kedua lengannya menangkis.
"Plak-dukk!"
Hong Luk terkejut. Kelabang Hitam tergetar sementara dia terhuyung mundur,
sang menteri kaget dan membelalakkan mata. Dan ketika lawan terkekeh dan
Kelabang Hitam menyuruhnya agar menyerang lebih kuat lagi tiba-tiba menteri itu
membentak dan maju lagi, membalik dan kedua lengan kembali menyambar.
Berturut-turut menteri ini mencengkeram atau membeset, kuku jarinya berkeritik pula
penuh tenaga sakti. Lawan melompat dan dikejar, ujung lengan baju kembali meledak
dan Kelabang Hitam berputaran. Dan ketika Hong Lok terus memburu dan lawan
dibuat sibuk akhirnya Kelabang Hitam menangkis dan menerima pula pukulan
pukulan menteri itu.
"Plak-dukk!"
Sang menteri hampir tak percaya. Cengkeraman-cengkeramannya, yang
mengandung tenaga Sin-tiauw-kang (Tenaga Rajawali) ditangkis dan dipentalkan
lawan, begitu pula totokannya yang mempergunakan ujung baju. Menteri ini
terbelalak dan hampir tak percaya. Dan ketika lawan terkekeh dan berseru agar dia
menyerang lebih cepat lagi maka menteri ini melengking dan membentak gusar,
heran dan kaget dan segera dia berkelebatan menyerang lawannya itu. Sin-tiauw-kun388
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
(Silat Rajawali) dimainkan cepat dan tubuh menteri itu lenyap berputaran
mengelilingi lawan. Kelabang Hitam tak diberi kesempatan membalas dan akhirnya
pukulan atau cengkeraman bertubi-tubi dilepas menteri Hong Lok, dahsyat dan
menderu dan segera lawannya terdesak. Dan ketika Hong Lok tertawa bergelak dan
lawan mundur-mundur maka menteri ini berseru mengejek lawannya.
"Nah, sekarang kau tak dapat besar mulut, Kelabang Hitam. Pukulan-pukulanku
akan membuatmu roboh dan tidak bersombong lagi!"
"Nanti dulu, aku baru memanaskan badan, Tan-taijin. Biasanya kalau aku sudah
berkeringat maka balasanku akan ampuh. Jangan tertawa atau mengejek dulu."
"Ha-ha, kenapa tak boleh? Kau mundur-mundur dan tak mampu membalas,
Kelabang Hitam. Sin-tiauw-kunku akan membuatmu terjepit dan tak mampu
menghindarkan diri lagi!"
"Jangan tekebur, aku juga dapat mainkan Sin-tiauw-kun..... plak-dukk!" dan
lawan yang mencengkeram dan balas menyambut cengkeraman sang menteri tiba
tiba membuat Hong Lok terkejut dan berseru keras, kelima jarinya bertemu kelima
jari lawan dan tenaga yang panas membakar jarinya itu, ditarik cepat dan sang
menteri terkesiap. Dan ketika lawan terkekeh dan dia mundur dengan sikap tertegun
maka lawan menerjang dan membalasnya, mainkan Sin-tiauw-kun dan benar saja
Ilmu Silat Rajawali dimainkan lawannya itu. Kelabang Hitam dapat mainkan persis
seperti apa yang dia mainkan, Hong Lok menjadi kaget dan tentu saja menangkis atau
mengelak, membentak memaki lawannya itu. Tapi ketika tangkisannya selalu
bertemu dengan tenaga yang membakar itu dan menteri ini kaget serta pucat maka
sebuah tamparan tiba-tiba mengenai kepalanya hingga menteri ini terpelanting, roboh
berseru marah namun dia sudah bergulingan melompat bangun, melihat lawan
mengejar dan ganti menteri itu terdesak. Dia harus melempar tubuh bergulingan lagi
ketika lawan menekan dan merangseknya. Pukulan-pukulan panas menyambar
nyambar dan terhadap pukulan atau hawa panas inilah menteri itu terkejut. Dia tentu
saja mengenal namun bingung, masih ragu dan coba mengenal lawan. Sayang, kedok
atau topeng di muka lawannya itu tak berhasil membuat dia mengenal siapa lawannya
ini. Dan ketika lawan tertawa dan mengejar serta melepas sebuah pukulan lagi
akhirnya Hong Lok menyambar sebatang ranting dan mainkan Pek-liong Kiam-sut,
ilmu silat pedang.
"Trak-plak!"
Lawan terkekeh. "Kau mainkan Pek-liong Kiam-sut?" sang menteri tertegun.
"Hi-hik, aku pun bisa, Tan-taijin. Tapi aku akan mainkan Pek-liong Kiam-sut (Silat
Pedang Naga Hitam)!" dan Hong Lok yang kaget serta bingung tiba-tiba melihat
lawan menyambar ranting dan mainkan silat pedang yang mirip dengan yang
dimilikinya, tidak jauh berbeda dan segera rantingnya itu bertemu ranting lawan,
berkeratak dan akhirnya berdenting! Dan ketika menteri itu kaget dan heran serta
mengerahkan sinkangnya maka lawan pun mengerahkan sinkangnya dan ranting tiba
tiba berobah seolah pedang yang tajam.
"Trang-tring!"
Sang menteri tak dapat menahan kagetnya. Pedang, eh...... ranting di tangannya
itu terpental oleh ranting lawan, ditambah tenaganya namun tetap terpental juga.
Hong Lok mengeluarkan seruan keras dan akhirnya menteri ini marah bukan main.389
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Dia tak dapat mengenal lawannya tapi mulai dapat menduga-duga, ranting kembali
sambar menyambar dan kini bukan suara berkeratak lagi yang terdengar melainkan
suara tang-ting seperti pedang beradu. Itulah akibat pengerahan tenaga sinkang yang
dipunyai masing-masing pihak, menteri Hong Lok menambah tenaganya dan coba
ngotot untuk menahan serangan-serangan lawan. Tapi ketika dia tetap terdesak dan
ranting di tangan lawannya itu mulai mencuat-cuat dan menusuk serta berkelebatan
dari segala penjuru akhirnya menteri ini melihat pula rambut lawannya itu meledak
ledak menyambar dirinya, rambut yang di kelabang di sisi kepala.
"Hi-hik, kau sekarang tahu rasa, Tan-taijin. Coba hindarkan semua seranganku
ini dan keluarkan Ilmu Tembokmu!"
Menteri Hong Lok pucat. Akhirnya dia merobah permainan silatnya, bergerak
dengan ilmu-ilmu lain tapi lawan dapat meniru, tak kalah bagus dan sama cepat
seperti gerakannya pula. Itulah Pek-liong Kiam-sut atau Sin-eng-kun (Silat Garuda)
dan ilmu-ilmu lain yang semuanya berasal dari keluarga Empat Pendekar, nenek
moyangnya! Dan ketika lawan terkekeh-kekeh dan ilmu apa pun tak dapat
dipergunakan karena ditiru atau disamai lawan akhirnya menteri ini membentak dan
mengeluarkan Ilmu Temboknya.
"Bagus, sekarang kau dapat bersembunyi dengan Ilmu Tembokmu, taijin. Tapi
aku juga akan mengeluarkan pamungkasnya!" Kelabang Hitam tertawa, memang
desakannya akhirnya bertemu Ilmu Tembok, tak dapat menembus dan kini sang
menteri mendengus di dalam. Sebenarnya Hong Lok kaget dan pucat bukan main
melihat serangan lawannya, ranting terpental dan tangkisan pun selalu tertolak. Hawa
atau tenaga panas itulah yang tak dapat ditandingi, sebentar saja menteri ini mandi
keringat dan mengumpat caci, teringat seseorang namun ragu dia menyebut. Ia ingin
melihat dan membuka sendiri kalau topeng itu terbuka. Dan ketika kini Ilmu Tembok
dikeluarkan dan menteri Hong Lok dapat bersembunyi maka menteri ini menjengek
dan mulai mengejek lawan.
"Coba, keluarkan pamungkasmu, Kelabang Hitam. Kau kiranya pencuri ilmu
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
silat nenek moyangku. Kalau bukan wanita tak tahu malu tentu kau siluman betina
busuk yang diusir dari neraka!"
"Hi-hik, mencuri atau bukan kesalahan keluargamu sendiri, Tan-taijjn. Kalau
baik-baik kau menyimpan tentu tak ada orang yang mencurinya. Kau dan yang lain
lain bodoh, juga lemah hingga tak dapat menjaga barang sendiri....... darr!" dan
Kelabang Hitam yang muiai meledakkan tangan kirinya menampar ke depan tiba-tiba
membuat menteri Hong Lok terpekik dan menjerit kaget, disambar sebuah api dan
cahaya merah yang panas membakar menembus Ilmu Temboknya. Menteri ini panik
dan menambah kecepatan putaran, ditampar lagi dan sebuah cahaya panas
menyambar dirinya. Dan ketika dia harus berkutat di dalam sementara lawan
meledak-ledakan pukulan apinya maka menteri ini mandi keringat dan memaki-maki.
"Bocah she Kiok, berhenti. Kau jahanam keparat!"
"Hi-hik, kau mengenal aku, taijin?"
"Tentu, itulah Hwee-liong Sin-kang, anak busuk. Kau kiranya Kiok Lan si iblis
betina!" dan Hong Lok yang memaki serta mengutuk dari dalam akhirnya basah
kuyup oleh keringat yang membasahi tubuhnya, tak dapat menahan panasnya pukulan
Hwee-liong Sin-kang dan memang hanya pukulan itu sajalah yang dapat390
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menundukkan Ilmu Temboknya. Dia bisa kehabisan tenaga oleh membanjirnya
keringat yang begitu banyak. keringat yang membuat dia mendapat kelelahan luar
biasa. Pukulan Naga Api memang tak tahan dia menerimanya, Ilmu Tembok terpaksa
harus dihentikan kalau tak mau dia terpanggang dari dalam. Dan setelah dia
mengutuk dan yakin siapa lawannya itu maka menteri ini menghentikan gerakannya
dan Kelabang Hitam, lawannya itu, juga menghentikan serangan dan terkekeh,
membuka topengnya.
"Bagus, kau menyerah kalah, taijin. Sekarang kau harus menepati janji dan
menjadi pembantuku!"
"Keparat jahanam!" menteri itu menggeram. "Kau mengelabuhi dan mengecoh
aku, bocah she Kiok. Kau kiranya siluman betina itu yang melarikan diri!"
"Hm, dulu aku melarikan diri karena keroyokan saudara-saudaramu, taijin.
Kalau satu lawan satu tak mungkin aku melarikan diri. Suhengmu dan lain-lain itu
curang, kalau ingat kejadian itu sepantasnya kau kubunuh!"
Menteri ini pucat. "Kau mau apa sekarang? Membunuhku? Bunuhlah, aku tak
takut mati, siluman betina. Boleh kau bunuh karena kau memang menang!"
"Tidak, kita telah saling mengadakan perjanjian, Tan-taijin. Kalau kau laki-laki
gagah seharusnya kau ingat janjimu itu. Aku tak mau membunuhmu!"
"Lalu mau kau apakan?"
"Kau menjadi pembantuku!"
"Gila! Kau sinting, bocah she Kiok. Orang tua hendak kau permainkan. Lebih
baik kau bunuh aku dan habis perkara!" sang menteri marah-marah, meloncat bangun
namun tiba-tiba sebotol arak menyambar. Kiok Lan atau Kelabang Hitam terkekeh.
Dan ketika menteri itu tertegun dan melotot melihat arak tiba-tiba gadis ini berkata.
"Nah, sebagai majikan yang baik aku akan selalu memperhatikan dan memenuhi
keinginanmu, taijin. Ambillah itu dan akan kau dapatkan lagi yang lebih istimewa!"
"Ah, arak yang baik.....!" menteri itu menyambar, membuka tutupnya. "Ini arak
Kang-lam. Dari mana kau dapatkan?"
"Tak usah tanya, minum dan tenggak isinya, taijin. Dan kau akan mendapatkan
sebotol lagi. Lihat, nih kulempar padamu..... wut-wutt!" dan dua botol arak yang
berturut-turut dilempar dan diberikan menteri itu akhirnya membuat Hong Lok
terbahak dan kegirangan. Memang sudah beberapa hari ini dia merasa tersiksa,
tenggorokan terasa kering dan datangnya arak baik tiba-tiba membuat menteri itu
gembira. Apa pun bakal dilupakannya kalau dia sudah mendapat kesukaannya. Dan
begitu botol pertama dibuka dan ditenggak isinya maka hanya dalam beberapa kali
tegukan saja botol itu telah kosong.
"Ha-ha, nikmat sekali, lezat. Aih, kau pandai memberikan arak baik, bocah she
Kiok. Terima kasih dan boleh beri beberapa botol lagi!"
"Tentu," Kiok Lan tersenyum. "Tapi kau harus tunduk padaku, taijin. Atau kau
hanya mendapatkan air dan tidak menenggak arak Kang-lam!" Kiok Lan berkelebat,
menyambar dua botol itu kembali dan sang menteri terkejut. Botol pertama sudah
habis dan menteri ini siap membuka botol kedua dan ketiga, tahu-tahu gadis itu391
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menyambar dan merampasnya kembali. Dan ketika menteri itu terbelalak marah dan
menjilat-jilat bibir maka Kiok Lan berkata, dingin dan acuh. "Kau belum berjanji
padaku. Hayo janji dulu dan baru dua botol arak ini kuberikan padamu!"
"Keparat," menteri itu terhuyung. "Janji apa lagi kalau bukan sikapku yang baik
kepadamu Kiok Lan? Kalau aku memusuhimu tentu kuserang kau habis-habisan, biar
pun aku harus mampus untuk itu!"
"Kau mau menjadi pembantuku?"
"Aku sudah kalah, bocah. Dan aku tak menarik ludahku pula!"
"Bagus, kalau begitu kau gagah!" dan Kiok Lan yang tertawa melempar araknya
tiba-tiba berseru. "Tan-taijin, mulai sekarang kau harus menyebutku Kelabang Hitam.
Dan kau kupanggil Tan-lopek!" dan Hong Lok yang mendengus menyambar arak
tiba-tiba menggelogok isinya dan tidak memperdulikan kata-kata itu, mulai
bernyanyi-nyanyi dan kekecewaan menteri ini kembali kambuh. Dia sudah kecewa
terhadap sutenya dan kini ditambah lagi oleh kekalahannya terhadap Kiok Lan, bocah
yang dulu mengacau di Magada dan memang kalau satu lawan satu tak sanggup dia
menghadapi gadis itu. Kiok Lan telah mempelajari warisan keluarga mereka dan
gadis itu pun mahir Hwee-liong Sin-kang, meskipun kalah matang dan kalah lama
dibanding kakaknya yang lihai, menteri Yonaga. Dan ketika hari itu menteri ini
ketiban sial dan harus tunduk pada janji sendiri maka Kiok Lan memberi perintah
agar menundukkan para perampok atau penyamun di wilayah selatan.
"Untuk apa?" menteri ini bertanya.
"Untuk mendirikan kerajaan, lopek. Aku ratunya dan kau menteri!"
"Ha-ha!" Hong Lok tertawa. "Di mana-mana terdapat orang gila, Kelabang
Hitam. Dan satu di antaranya adalah kau. Baiklah, aku akan menun dukkan mereka
dan melaksanakan perintahmu. Tapi apa nama calon kerajaanmu itu?"
"Hek-ta-kok (Negeri Kelabang), sesuai namaku!"
"Bagus, Hek-ta-kok. Ha-ha........ Hek-ta-kok.......!" dan sang menteri yang
kembali menggelogok araknya dan tertawa-tawa tiba-tiba berkelebat menyeberangi
rawa, teringat sesuatu dan tiba-tiba kembali lagi. Dan ketika menteri itu mau bertanya
tapi belum membuka mulut mendadak Ni-kauwsu muncul di seberang dan berteriak
teriak.
"Taijin, sudah kau dapatkan anakku? Mana dia?"
"Hm," sang menteri mengerutkan kening, membalik. "Kau sebaiknya kembali
saja, kauwsu. Tempat ini berbahaya dan tak baik untukmu."
"Tapi aku harus mendapatkan anakku, atau biar Kelabang Hitam
membunuhku!" guru silat itu nekat, tadi bersusah payah ke situ dan Hong Lok
terkejut juga. Kalau bukan seorang bersemangat baja sulit rasanya bagi orang
semacam guru silat itu memasuki Ang-san, apalagi sudah tiba di tepi rawa, tak dapat
menyeberang karena tentu saja guru silat itu tak mampu melakukan seperti apa yang
dilakukan menteri ini. Dan ketika guru silat itu berteriak-teriak dan masih tak mau
pergi dari situ maka Kiok Lan atau yang kini berjuluk Kelabang Hitam terkekeh.
"Tan-lopek, bawa ke mari laki-laki itu!"392
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hong Lok tertegun. "Mau kau bunuh?"
"Eh, kubunuh atau tidak apa perdulimu? Bawa dia ke mari, lopek. Dan jangan
membantah. Aku calon ratu!"
Hong Lok menyeringai. Tiba-tiba dia berkelebat dan menggelogok lagi isi
araknya, melempar tujuh batang ranting berturut-turut dan sudah berjungkir balik
menyeberangi rawa. Tampaknya enak saja menteri itu melakukan perbuatannya. Dan
ketika Ni-kauwsu di sana tertegun dan bengong memandang menteri ini maka Hong
Lok menyambar pundaknya dan tahu-tahu membawa guru silat itu ke tempat
Kelabang Hitam, kembali dan berjungkir balik melempar Ni-kauwsu.
"Bress!" Ni-kauwsu sudah berpindah tempat. Sekejap seperti orang mimpi saja
tahu-tahu guru silat ini sudah berhadapan dengan Kelabang Hitam, gadis yang telah
mengenakan topengnya kembali. Dan ketika guru silat itu bengong namun tak
mengeluarkan suara apa-apa maka Kelabang Hitam membentak.
"Ni-kauwsu, kau ingin meminta kembali anakmu?"
"Ya," guru silat ini terkejut, sadar. "Di mana anakku, Kelabang Hitam? Kau
apakan dia?"
"Dia baik-baik saja, tapi tergantung sikapmu. Kalau kau kurang ajar dan ingin
bertingkah di sini maka dia akan kubunuh, termasuk kau!"
"Ah," guru silat ini memandang Hong Lok. "Tolong aku, taijin. Bebaskan
anakku!"
"Hm!" Kiok Lan tertawa mengejek. "Tan-taijin sekarang menjadi pembantuku,
Ni-kauwsu. Kalau kau mau menjadi pembantuku pula dan mengurus keperluan kami
sehari-hari maka kau dan anakmu bebas."
"Apa maksudmu?"
"Kau dan puterimu menjadi pelayan di sini! Kau mau?"
Ni-kauwsu bengong, memandang kembali menteri Hong Lok tapi menteri itu
tiba-tiba terkekeh, menenggak botol araknya yang ketiga. Dan ketika menteri itu
bernyanyi-nyanyi dan tak menghiraukan pandang matanya akhirnya guru silat ini
sadar bahwa tuan penolongnya yang lihai itu tak mampu berbuat apa-apa terhadap
Kelabang Hitam. Dan karena diri sendiri jelas amat rendah dan tak mungkin
bertingkah lagi maka guru silat ini tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut dan berseru.
"Baik, aku menerima, nona. Tapi tunjukkan padaku puteriku itu!"
"Eh," Kiok Lan terkejut. "Dari mana kau tahu aku seorang nona?"
"Suaramu, nona. Merdu dan nyaring. Kau jelas belum menikah, kau masih
perawan!" dan Kiok Lan yang terkekeh tapi tentu saja girang oleh pujian ini tiba-tiba
berkelebat dan hilang dari depan guru silat itu, tak lama karena sekejap kemudian dia
sudah kembali lagi dengan puteri guru silat itu. Ni-kauwsu terbelalak tapi gembira
bukan main, Ni Hwa berseru menubruk ayahnya. Dan ketika dua orang itu bertemu
dan Ni-kauwsu teringat janjinya tiba-tiba guru silat ini melepaskan anaknya dan
menjatuhkan diri berlutut di depan Kiok Lan, untuk kedua kali.393
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Nona, aku menepati janjiku. Kami berdua akan menjadi pelayan di sini!"
"Hm," Kiok Lan tersenyum. "Bangkit dan beri tahu puterimu, kauwsu. Dan
jangan panggil aku nona tapi Kelabang Hitam, Dewi Kelabang Hitam!"
"Baik, kalau begitu kupanggil kau Sian-li (Dewi), nona. Dan hari ini kami ayah
dan anak turut perintahmu!" dan ketika guru silat itu bangun berdiri dan memberi
tahu puterinya maka Ni Hwa mengangguk-angguk dan menjatuhkan diri berlutut
pula, berjanji seperti ayahnya dan hari itu tiga orang sekaligus tunduk di bawah
kelihaian Kelabang Hitam. Kiok Lan tak mau dikenal dan ingin tetap diketahui
sebagai Kelabang Hitam, hanya menteri Hong Lok yang tahu tapi menteri itu sendiri
sudah berkelebat pergi. Dia harus menundukkan para perampok dan penyamun di
situ, di wilayah selatan, puluhan perampok atau penyamun yang masih belum
ditundukkan semuanya oleh Dewi Kelabang Hitam. Dan ketika hari itu menteri Hong
Lok melaksanakan tugasnya dan Ni-kauwsu serta puterinya juga menjadi pelayan di
situ maka tak lama kemudian semua perampok dan orang-orang golongan hitam telah
tunduk di bawah kekuasaan Kelabang Hitam, yang namanya tiba-tiba mencuat dan
semakin dikenal orang. Hong Lok sebagai pembantu utamanya dan jarang anak buah
Kelabang Hitam mengetahui pemimpinnya sendiri, Dewi Kelabang Hitam itu. Dan
ketika wilayah selatan seolah menjadi milik gadis ini dan Kelabang Hitam atau Kiok
Lan menarik upeti dari kaum hartawan atau orang-orang kaya melalui anak buahnya
maka di sekitar Gunung Merah (Ang-san) tiba-tiba berdiri semacam istana yang
dikelilingi rumah-rumah kecil yang dihuni para anggautanya.
Hong Lok atau Tan-taijin hanya geleng-geleng kepala. Seringkali menteri yang
frustrasi itu minum araknya melepas dongkol. Kiok Lan merencanakan untuk
menghimpun semua kekuatan hitam di situ, bukan untuk menjinakkan orang-orang
ini melainkan dihimpun kekuatannya untuk menyerang kaisar, hal yang membuat
menteri itu terbahak dan mengejek. Dan ketika menteri itu berkata bahwa Magada
sendiri pernah gagal melakukan serangan maka Kelabang Hitam atau Kiok Lan
menjengek.
"Pasukanmu terdiri dari orang-orang biasa, lopek. Sedang pasukan yang hendak
kuhimpun ini terdiri dari orang-orang yang pandai silat. Tentu berbeda! Mereka
empat lima kali lebih kuat daripada pasukan biasa, dan kalau seluruh orang-orang
sesat berhasil kukumpulkan dan mereka kubawa menyerang tentu hasilnya berbeda
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan pasukan Magada yang dibantu Hong Beng Lama itu!"
"Tapi kenapa hanya orang-orang sesat saja? Bukankah golongan putih dapat kau
tundukkan pula dan dibawa menyerang?"
"Hm, orang golongan putih sukar diatur, lopek. Mereha pasti menentang dan
hanya merepotkan saja. Lebih baik orang-orang ini dan aku tak susah-susah!"
"Baik, kenapa kau ingin menyerang kaisar? Apa yang mendorongmu berbuat
begitu?"
"Aku benci Bun Hwi, aku ingin mengobrak-abrik ayahnya!"
Hong Lok terkejut. "Bun Hwi?"
"Ya, kau tak suka, bukan?"394
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm," menteri ini mengangguk-angguk. "Kebetulan kalau begitu, Kelabang
Hitam. Aku juga tak suka pada bocah yang sombong itu. Tapi kenapa kau membenci
Bun Hwi? Dulu kau juga pernah mencari-cari pemuda ini di Magada!"
"Aku ingin membunuhnya. Dia..... kubenci setengah mati!"
"Ya, kenapa?"
"Perlukah kau tahu? Ini urusan pribadi, Tan-taijin. Tak usah tahu dan banyak
bertanya!" Kiok Lan membalikkan tubuh, marah memandang menteri itu dan
berkelebat pergi. Tentu saja Hong Lok termangu namun dapat menduga. Dan ketika
menteri itu tersenyum dan menyambar botol araknya lagi maka menteri ini
menggelogok dan tertawa ha-ha-he-he.
*
* *
"Hei, siapa kau?" seorang kusir berhenti di tengah jalan, terbelalak dan kaget
membentak orang laki-laki yang berdiri menghadang keretanya. Laki-laki itu
tersenyum dan tiba-tiba berkelebat. Dan ketika kusir itu terkejut dan kaget melihat
lawan menghilang sekonyong-konyong di dalam kereta terdengar jerit dan teriakan,
disusul tawa bergelak dan kereta mendadak berguncang-guncang. Kusir itu terkejut
dan meloncat turun. Dan ketika jerit dan teriakan semakin gaduh sekonyong-konyong
sebuah tubuh terlempar dan Hing-loya majikannya, berteriak babak-belur.
"Aduh........ bress!" laki-laki itu bergulingan menuding ke dalam kereta namun
sebuah jarum hitam tiba-tiba menyambar, menancap di dahinya dan Hing-loya
menjerit, roboh dan tewas. Dan ketika sang kusir terkejut dan membelalakkan mata
tiba-tiba Hing Mei, puteri Hing-loya berteriak-teriak dari dalam dan meloncat sambil
menjerit histeris.
"A-sam, tolong. Ada penjahat.....!"
A-sam, kusir ini mencabut golok. Dari dalam kereta terdengar suara berdebukan,
dua tubuh terlempar lagi dan itulah Hing-hujin (nyonya Hing) bersama pelayannya,
jatuh terpelanting dan tidak bergerak lagi. Dan ketika kusir itu membentak dan mau
memasuki kereta sekonyong-konyong lelaki yang tadi dilihatnya menghadang ada di
dalam kereta dan meloncat keluar.
"Ha-ha, ke sini, manis. Jangan lari, aku Giam-taijin.....!"
Sang kusir terbelalak. Laki-laki itu, pria setengah baya yang masih tampan dan
gagah namun sudah beruban rambutnya tampak berkelebat dan mengejar Hing-siocia
(nona Hing), tak ayal disambut golok dan A-sam berteriak. Kusir ini sedang
membawa tiga majikannya berpesiar, baru pulang dari sebuah telaga dan kini mau
kembali, tak disangka dihadang penjahat dan Hing-loya tewas, malah Hing-hujin dan
pelayannya juga roboh binasa, leher mereka terkulai dan nona Hing dikejar laki-laki
itu. Maka begitu sang kusir membentak dan mengayun goloknya ini tiba-tiba
penjahat itu sudah dibacok dan tepat sekali goloknya mengenai punggung.
"Pletak!"395
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
A-sam melongo. Goloknya yang tajam, senjatanya itu, tiba-tiba patah. Seakan
membacok punggung baja saja tiba-tiba golok di tangan kusir itu berkeratak. Dan
ketika A-sam bengong dan laki-laki itu tertawa tak menghiraukan maka Hing-siocia
sudah ditubruk dan dipeluk laki-laki ini.
"Ha-ha, jangan lari, manis. Aku Giam-taijin tak akan membunuhmu. Diamlah,
jangan menangis...... cup-cup!" dan dua kecupan yang diberikan di pipi gadis itu
sambil tertawa-tawa mendadak membuat gadis ini menjerit dan meronta, kaki dan
tangan bergerak dan tahu-tahu dia terlepas lari dan memaki-maki lelaki itu. Dan
ketika si lelaki tertegun namun tertawa kembali tiba-tiba dia berkelebat dan mengejar
lagi.
JILID XVII
"HEI, jangan ganggu majikanku!" A-sam tiba-tiba teringat, marah dan
membentak lagi dan kusir yang berani itu pun mengejar. Dengan golok yang sudah
patah dia coba menyerang laki-laki ini, membacok sekuat tenaga. Tapi begitu
goloknya mengenai lawan dan kembali mengeluarkan suara keras tiba-tiba goloknya
itu pun patah dan menjadi tiga potong.
"Kau mengganggu saja!" A-sam mendengar laki-laki itu menggeram, membalik
dan tiba-tiba menendang. Dan ketika A-sam menjerit dan terlempar tinggi maka kusir
ini terbanting dan berdebuk sambil berteriak.
"Aduh.....!"
Laki-laki itu tak menghiraukan. Hing-siocia sudah ditangkapnya dan gadis itu
meronta-ronta, menangis dan mau melepaskan diri namun gagal. Lawan menotoknya
dan gadis itu pun mengeluh, terkulai. Dan ketika laki-laki itu menciumi seluruh
bagian wajahnya dan tangan menggerayang ke sana-sini maka dengus dan napas
memburu menguasai laki-laki ini.
"Heh-heh, jangan takut, anak manis. Aku tak membunuhmu hanya ingin
membelaimu. Kau belum pernah disayang laki-laki, bukan? Nah, aku akan
menyayangimu, mencumbumu....." dan laki-laki itu yang melepas dan menarik baju
si gadis tiba-tiba dengan kasar menciumi korbannya, ha-ha-heh-heh dan Hing-siocia
merintih. Dia tak berdaya dan menerima saja semua kejadian itu. Namun ketika
pakaian dalamnya tinggal sepotong dan siap dibelejeti mendadak A-sam, kusir kereta
itu membentak dan maju lagi, menyerang.
"Keparat, jangan ganggu nona majikanku!" dan A-sam yang kalap menerjang
maju tiba-tiba mencekik dan menduduki punggung itu, menghentak-hentaknya
namun A-sam terkejut. Punggung yang diduduki itu sekonyong-konyong menggeliat,
leher yang dicekik pun mendadak licin dan terlepas. Dan ketika A-sam berseru kaget
karena laki-laki itu membalik tiba-tiba pundaknya sudah dicengkeram dan patah
bertemu jari-jari sekuat baja.
"Aduh...... krek!" A-sam tak berdaya lagi, jatuh merintih dan dibanting dilempar
lawannya, bergulingan dan kusir kereta itu melotot mengaduh-aduh. Rasa sakit yang
luar biasa akhirnya tak dapat ditahannya lagi, A-sam akhirnya pingsan. Dan ketika396
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
kusir kereta itu terguling dan tidak bergerak lagi maka laki-laki ini sudah membelejeti
korbannya dan meloncat ke dalam kereta.
"Heh-heh, sekarang kita bersenang-senang......!"
Hing Mei menangis. Dia tak dapat berteriak karena urat gagunya ditotok, tubuh
tak berdaya dan kuda tiba-tiba meringkik. Keluhan dan rintihan terdengar di dalam
kereta, menusuk dan menyayat hati. Dan ketika kereta bergoyang dan berderak ke
kiri kanan maka di dalam hanya terdengar tawa dan rintihan yang mendirikan bulu
roma.
Orang tak tahu apa yang terjadi, tak melihat kebiadaban yang sedang
berlangsung. Tapi melihat dan menyaksikan sepak terjang lelaki itu orang dapat
menduga apa yang dia lakukan. Bahwa sebuah perkosaan sedang berlangsung di
depan mata, sebuah kekejian dan peristiwa menyayat yang paling memilukan hati.
Dan ketika setengah jam kemudian rintihan dan erangan itu tak terdengar lagi maka
laki-laki di dalam kereta keluar dan berkelebat menghilang.
Hing Mei sendiri sudah tak sadarkan diri. Gadis puteri Hing-loya itu menjerit
jerit di dalam hati, tak berdaya dan menjadi permainan lelaki setengah baya itu. Dan
ketika semuanya hening dan kembali seperti semula maka A-sam, kusir kereta itu
menggeliat dan sadar, merintih.
"Hing-siocia, kau di mana?"
Tak ada jawaban.
"Lelaki busuk, kenapa kau tak membunuhku sekalian?"
Juga tak ada jawaban. A-sam harus mengerang dan menahan sakitnya ketika
berdiri, memanggil dan menyebut-nyebut nama majikannya. Dan ketika dia tertegun
dan melihat sepotong celana terjepit di pintu kereta akhirnya dengan merintih dan
menggigit bibir kusir ini menghampiri keretanya, tertegun dan melihat apa yang
terjadi. Nona majikannya, Hing-siocia, tampak telanjang tak berpakaian di dalam
kereta. Tubuhnya barut-barut, semuanya begitu mengerikan dan kusir ini pucat. Dan
ketika dia sadar akan apa yang telah terjadi maka kusir ini berteriak dan menubruk
nona majikannya, menutupi tubuh yang telanjang itu dengan mantol. Lalu
mengguguk dan melihat pula mayat yang malang-melintang di situ tiba-tiba kusir ini
melupakan pundaknya yang patah dan dengan pundak yang lain dia menyeret dan
menarik mayat-mayat majikannya.
"Setan...... iblis......!"
A-sam akhirnya seperti orang gila. Dengan sebelah pundaknya yang masih utuh
kusir kereta ini melarikan kudanya, memasuki kota Li-ceng yang tak jauh dari situ.
Dan begitu dia memasuki kota dan orang-orang mengenal Hing-loya maka Li-ceng
menjadi gempar dan ribut.
"Perkosaan! Hing-siocia diperkosa.....!"
"Ya, dan pembunuhan. Hing-loya juga dibunuh!"
Dan ketika semua orang ribut dan gempar menyaksikan itu maka A-sam sendiri
sudah pingsan dan roboh untuk kedua kalinya, menyelamatkan jenasah-jenasah dan
nona majikannya dan kematian serta kejadian buruk yang menimpa Hing-siocia397
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menjadi buah bibir. Orang menjadi ramai dan panik, yang merasa mempunyai anak
gadis segera menyelamatkan dan menyembunyikan anak gadisnya. Tapi ketika
malam itu keributan dan kegaduhan terdengar di timur kota maka orang seakan
bertemu hantu pemetik bunga.
"......tolong...... tolong.......!"
Jeritan ini mula-mula sayup sampai. Orang terlelap dalam tidurnya ketika jeritan
itu terdengar, mula-mula terbawa angin lalu dan mereka yang berdekatan mengira
mimpi. Maklum, mereka masih terguncang oleh peristiwa Hing-siocia dan banyak di
antaranya yang masih tertekan batinnya, mengira jeritan itu hasil bawaan dari
peristiwa siang tadi, dalam mimpi. Tapi ketika suara gedobrakan menyentak mereka
dari tidur dan Lan-siocia, puteri Lan-wangwe berteriak dan menjerit-jerit histeris
maka Li-ceng terbangun dan orang pun meloncat berlarian.
"Penjahat....... ada penjahat.......!"
"Awas, Lan-siocia....!"
Dan ketika kentongan serta tetabuhan dipukul bertalu-talu dan orang geger
untuk kedua kali maka di rumah Lan-wangwe sendiri terjadi keributan dan teriakan
yang menjadi-jadi, gempar dan orang berteriak-teriak menuding sesosok bayangan.
Orang itulah yang disebut penjahat dan beberapa di antaranya coba mengejar. Tapi
ketika bayangan itu tertawa bergelak dan mengibas ke belakang maka pengejarnya
roboh dan ada di antaranya yang tak dapat bangun lagi terkena jarum hitam.
"Ha-ha-ha!"
Suara itu mendirikan bulu roma. Lan-wangwe, yang terkena musibah tampak
terguling pucat. Hartawan ini pingsan sementara isteri dan pelayan-pelayannya
berteriak, mereka jadi bingung untuk menolong siapa dulu, hartawan itu ataukah
puterinya. Tapi ketika para pengejar roboh dan terbanting di kibas bayangan yang
sudah menghilang itu maka orang pun menolong hartawan ini dan menyadarkannya,
panik dan takut serta bermacam-macam perasaan lain lagi. Tadi lewat tengah malam
rumah hartawan ini dimasuki penjahat, centeng atau para tukang pukul tak
melihatnya, kamar Lan-siocia tahu-tahu terang-benderang dan puteri hartawan itu
pun menjerit. Dan ketika mereka terkejut dan memburu ke tempat itu tahu-tahu Lan
siocia telah dibawa seseorang yang tertawa melompati jendela.
"Minggir....!"
Tukang-tukang pukul itu berteriak. Tiga orang di antara mereka roboh semua,
hanya terkena angin sambaran si bayangan yang luar biasa. Dan ketika yang lain coba
mencegat tapi juga terbanting dikibas bayangan itu maka rumah pun menjadi gaduh
dan Lan-wangwe bangun, melihat puterinya diculik dan isterinya pun terkesima.
Tentu saja hartawan ini berteriak dan membunyikan kentongan, disusul tetabuhan
tetabuhan lain dan Li-ceng menjadi gempar. Malam yang sunyi tiba-tiba ribut, kota
menjadi geger dan hartawan itu pun akhirnya pingsan. Dan ketika semua orang
mencari namun gagal maka menjelang pagi, di saat mereka masih tergetar dan ribut
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membicarakan penculik itu tiba-tiba tubuh Lan-siocia dilempar seseorang dan jatuh
di halaman, berdebuk dan segera orang mengerumuninya. Melihat gadis itu tersedu
sedu dan pakaiannya koyak-koyak tak keruan. Lan-wangwe terbelalak namun398
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
isterinya menubruk, mengguguk dan memeluk puterinya itu. Dan ketika semua
bengong dan menduga-duga maka gadis itu berlari masuk dan menjerit histeris.
"Jai-hwa-cat...... aku diperkosa jai-hwa-cat (penjahat pemetik bunga)......!"
Orang pun geger lagi. Li-ceng yang biasanya tenang mendadak dihantui
perasaan cemas, penduduk menjadi takut dan tiba-tiba mereka saling pandang.
Masing-masing merasa anak gadisnya bakal diganggu pula. Dan ketika mereka
berlarian dan kembali ke rumah masing-masing mendadak benar saja malam-malam
berikut penjahat itu muncul lagi, beraksi dan mengganggu gadis-gadis anak kaum
hartawan. Yu-wangwe dan Goan-wangwe kena, menjadi korban berikut. Dan ketika
berturut-turut anak perempuan hartawan lain juga dinodai dan penduduk panik maka
Li-ceng menjadi kota neraka bagi anak-anak gadis yang tak tahu harus
menyelamatkan diri ke mana. Dan saat itulah, ketika mereka geger dan ribut
melindungi anak-anak gadisnya maka lewatlah seorang pemuda tampan berbaju biru.
Li-ceng sudah merupakan kota tertutup. Penduduk menjadi was-was dan
beringas kalau ada pendatang baru. Hanya orang-orang yang mereka kenal saja yang
boleh memasuki kota itu, yang lain-lain harus diusir, kalau perlu dicurigai, ditangkap!
Dan ketika siang itu pemuda baju biru ini berlenggang santai memasuki kota tiba-tiba
penduduk menyambar golok dan tombak dan berlarian mengurung pemuda ini.
"Hei, berhenti. Siapa kau!"
Pemuda itu tertegun. Belasan orang, yang tampak beringas dan menunjukkan
permusuhan hebat tiba-tiba telah mengancamnya dengan senjata di tangan. Orang di
depan membentak dan tentu saja dia berhenti, dikepung. Dan ketika dia coba
tersenyum tapi yang lain malah memaki dan mengemplangkan tombak maka pemuda
ini berkelit dan buru-buru mengangkat tangannya.
"Hei, nanti dulu. Kenapa kalian ini dan mau apa marah-marah begini? Aku
perantau, dataug baik-baik dan bukan perampok. Sabar!"
"Tutup mulutmu!" orang di depan itu kembali membentak. "Tunjukkan siapa
dirimu dan mau apa kau ke sini, pemuda asing. Kota ini tertutup bagi siapa pun yang
tidak dikenal. Kau kami tangkap dan hendak kami geledah. Turunkan buntalanmu!"
Pemuda itu terkejut. Belum dia menjawab tiba-tiba buntalannya disambar,
orang-orang itu berebut satu sama lain dan tampaknya ingin menyelidiki buntalannya.
Dia mengelak dan melompat ke kiri. Dan ketika orang-orang itu terbelalak dan mau
menyerang lagi cepat-cepat pemuda ini menggerakkan kedua lengannya tinggi-tinggi.
"Saudara-saudara, tunggu dulu. Aku tak mengerti sikap kalian dan kenapa
bersikap seperti ini. Apakah kalian perampok? Apakah kalian menghendaki barang
barang yang kubawa? Aku perantau miskin, namaku Hang Cin!"
"Tak perduli!" orang di sebelah kanan kini berseru. "Kami bukan perampok
melainkan penduduk sini, bocah she Hang. Kami ingin memeriksamu karena kami
mencurigaimu sebagai Jai-hwa-cat!"
"Apa, Jai-hwa-cat? Kalian gila? Aku orang baik-baik, sobat. Jangan menuduh
atau menghina sembarangan saja!"
"Kau tak mau menyerahkan buntalanmu? Tak mau diperiksa?"399
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Pemuda ini tersudut. "Baiklah," katanya. "Hanya kuminta kembalikan setelah
itu, saudara-saudara. Aku tak membawa bekal banyak kecuali beberapa keping uang
perak dan tiga stel pakaian....."
"Wut!" buntalannya sudah disambar, tak menunggu dia menghentikan bicaranya
dan laki-laki di belakang berebut membuka buntalan itu. Hang Cin, pemuda ini
sebenarnya marah. Dia tersinggung. Dan ketika buntalannya dibuka dan belasan
orang itu melihat bahwa pemuda ini benar tak membawa apa-apa kecuali uang perak
dan pakaian yang hanya tiga stel akhirnya mereka menendang dan mengembalikan
buntalannya itu dengan cara yang kasar.
"Bah, kau jembel miskin. Kalau begitu kau bukan Jai-hwa-cat!" dan orang
orang itu yang melompat pergi dan enak saja meninggalkannya tiba-tiba membuat
Hang Cin marah dan mengerutkan kening, gusar namun menahan kemarahannya dan
dengan sabar dia menutup kembali buntalannya itu. Dia tak mengerti bagaimana
hanya dengan melihat isi buntalannya saja tiba-tiba orang orang itu telah
menganggapnya bukan sebagai Jai-hwa-cat lagi, hal yang aneh. Dan ketika dia
melanjutkan perjalanan dan ingm makan di sebuah warung maka dia berhenti di situ
dan lagi-lagi melihat beberapa orang berlompatan.
"Kau sudah bertemu Ju-twako?"
Pemuda ini mengangguk, teringat laki-laki tinggi besar yang pertama kali
membentaknya, menduga orang itulah yang bernama atau dipanggil Ju-twako.
"Apa katanya?"
"Aku dituduh Jai-hwa-cat," katanya tenang.
"Tapi mereka sudah memeriksa buntalanku dan membebaskan aku hingga aku
ke mari."
"Kau siapa? Dari mana?"
"Aku Hang Cin, dari Tibet."
"Mau ke mana?"
"Hm, aku pengembara, twako. Ingin ke mana saja sekuat kakiku melangkah."
Orang-orang itu memandangnya tajam. Sama seperti yang pertama tadi mereka
itu tak memiliki rasa persahabatan. Sikap mereka dingin dan ketus, bahkan cenderung
curiga, tak memiliki rasa percaya pada siapa pun dan tentu saja Hang Cin terganggu.
Dia merasa tak enak dan tak senang dengan semuanya ini, meskipun dia mulai
tertarik. Dan ketika laki-laki itu mengangguk dan ingin memeriksa buntalannya maka
lagi-lagi Hang Cin memberi dan mengalah, diperiksa dua tiga kali namun dirinya
dinyatakan "bersih". Katanya benar dia bukan Jai-hwa-cat itu dan Hang Cin
penasaran. Dan ketika dia bertanya apa yang sebetulnya telah terjadi maka pemilik
warung, seorang laki-laki tua memberi penjelasan.
"Kau rupanya tak tahu. Kota ini digemparkan oleh adanya seorang Jai-hwa-cat.
Belasan gadis menjadi korban, terakhir adalah puteri Gong-wangwe yang akhirnya
membunuh diri!"
"Ah, begitukah, lopek? Kapan terjadinya?"400
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Sudah beberapa waktu berselang, hampir tiga minggu!"
"Dan kalian tak dapat menangkap penjahat itu?"
Jai-hwa-cat itu lihai, anak muda. Kami semua dikalahkannya dan setiap
mengeroyok akhirnya kami sendiri yang roboh!"
Hang Cin tertegun. Mendadak matanya berputar, mencari sana-sini namun
akhirnya berhenti pada pemilik warung itu. Dan ketika pemilik warung ganti
memandangnya dan bertanya apa yang dipikir maka pemuda ini berbisik. "Di mana
aku dapat menginap? Bolehkah di warungmu?"
"Hm," kakek itu mengangguk perlahan. "Asal kau baik-baik saja tentu aku tak
keberatan, anak muda. Kebetulan sebagai temanku di sini. Aku sendirian."
"Terima kasih, lopek. Kalau begitu terimalah ini!" namun si kakek yang
mengembalikan uangnya justeru berkata.
"Tidak, bekalmu hanya sedikit, anak muda. Biarlah untuk menginap kau tak
usah bayar. Hanya makan minummu saja yang kutarik rekening." dan ketika Hang
Cin tertegun namun mengucap terima kasih akhirnya pemuda ini girang dan
tersenyum. Hari itu tak jadi melanjutkan perjalanannya dan empat laki-laki kedua
justeru saling lirik. Mendadak mereka pergi setelah berbisik-bisik dengan pemilik
warung. Hang Cin mendengar bahwa dirinya akan diawasi, malam itu justeru dia
akan diperhatikan lebih seksama karena dia tak meneruskan perjalanan. Dan ketika
malam itu Hang Cin mendapat sebuah bilik kosong di sebelah kamar pemilik warung
maka pemuda itu duduk beristirahat dan bersila di pembaringan bambunya, mendapat
kamar sederhana dan tempat tidur sederhana pula namun dia tak mengomel. Tuan
rumah memberinya cuma-cuma, dia harus berterima kasih. Dan ketika malam itu
pemuda ini mendengar suara-suara di luar dan tahu diamati beberapa pasang mata
yang tajam maka Hang Cin tak perduli dan tiba-tiba tersenyum.
"Hm, biarlah. Kalian boleh buktikan bahwa aku benar-benar bukan Jai-hwa
cat," katanya dalam hati. "Dan aku justeru akan menolong kalian, saudara-saudara.
Coba kulihat dan kutangkap Jai-hwa-cat itu."
Malam itu belum ada apa-apa. Hang Cin mulai terlena dan acuh terhadap suara
suara halus di luar, tahu itulah suara Ju-twako dan teman-temannya. Mereka rupanya
heran dan justeru kembali curiga karena dia tak meneruskan perjalanan. Dan ketika
kentongan dipukul sebelas kali dan Hang Cin mau tidur mendadak pintu warung itu
diketuk dan Ju-twako, laki-laki yang dikenal suaranya itu berteriak.
"Sam-lopek, tolong buka pintu. Tok-tok...!"
Pemilik warung melompat bangun. Dia juga hampir terlelap setelah bicara
ngalor-ngidul dengan Hang Cin. Warung sudah ditutup tapi diam-diam pemilik
warung itu juga mengamati gerak-gerik Hang Cin, tentu saja diketahui yang
bersangkutan. Hang Cin merasa bahwa diam-diam pemilik warung ini juga ingin
menyelidiki dirinya, hal yang membuat dia tersenyum dan tenang-tenang saja.
Maklum, dia bukanlah Jai-hwa-cat yang gencar dibicarakan orang itu. Dan ketika
pemilik warung membuka pintu dan di luar terdengar isak dan sedu-sedan maka
Hang Cin terkejut mendengar Ju-twako ingin bertemu pula dengannya.
"Suruh tamumu itu keluar. Kami ingin memperlihatkannya kepada Lan-siocia!"401
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hang Cin berkelebat. Tanpa diminta lagi dia pun keluar, tertarik pada isak dan
sedu-sedan itu. Dan ketika dia tertegun melihat seorang gadis cantik di sebelah Ju
twako maka laki-laki ini berseru, menuding dirinya.
"Nah, inikah, siocia? Kira-kira dia itukah yang mengganggu dirimu?"
Lan-siocia, gadis cantik itu tertegun. Dia mengamati dan memandang Hang Cin,
menghentikan isak dan tangisnya dan semua orang tegang. Hang Cin sendiri tetap
tenang, meskipun tergetar melihat wajah cantik itu, wajah yang memelas dan penuh
derita. Dan ketika gadis itu menggeleng dan memutar tubuhnya tiba-tiba dia berkata,
bahwa bukan pemuda itu orangnya.
"Bukan..... bukan dia. Orangnya setengah baya dan tidak muda iagi. Kalian
salah!" dan Lan-siocia yang mengguguk dan tampak kecewa melihat bukan Hang Cin
orangnya lalu mengguguk dan sudah berlari ke rumahnya kembali, disusul kemudian
oleh gadis-gadis lain yang entah kapan diambilnya tapi semua menyatakan bukan.
Mereka berkata bahwa Jai-hwa-cat itu sudah setengah baya, seperti kata Lan-siocia.
Dan ketika gadis-gadis itu kembali dan Hang Cin baru tahu bahwa bukan hanya Lan
siocia saja yang dibawa laki-laki ini maka dia mendongkol dan menegur laki-laki itu,
ketika semua orang akan kembali.
"Orang she Ju, kenapa demikian kuat dugaanmu menduga akulah penjahat itu?
Bukankah siang tadi kau sudah memeriksaku dan menyatakan aku tidak bersalah?
Kenapa harus mengganggu orang di saat tidurnya?"
"Hm, aku jadi curiga kembali karena kau tak meneruskan perjalananmu, bocah.
Dan jangan salahkan aku kalau semua orang di sini mencurigai siapa pun yang tidak
dikenal. Kalau tak suka boleh pergi, justeru kebetulan!"
"Kau terlalu," Hang Cin mendongkol. "Kalau tak ingat penduduk sedang gelisah
tentu aku akan....."
"Akan apa?" laki-laki tinggi besar itu menantang. "Menghajarku? Hm, kau
orang asing di sini, bocah she Hang. Jangan macam-macam dan banyak tingkah!"
laki-laki itu tiba-tiba menepuk pundak Hang Cin, kuat dan keras tapi Hang Cin tiba
tiba mengerahkan sinkangnya. Dia tersenyum mengejek dan ingin memberi sedikit
adat pada laki-laki yang sombong ini. Maka begitu tepukan diterima dan tenaga tolak
yang amat kuat menerima tepukan itu tiba-tiba laki-laki ini menjerit dan terjengkang
roboh.
"Aduh!"
Tahu-tahu lima jari laki-laki itu bengkak. Tadi, laki-laki ini seakan menepuk
gumpalan baja, tidak hanya keras tapi juga panas. Maka begitu dia terkejut dan
berteriak keras maka kelima jari tangannya bengkak dan melepuh, mengaduh-aduh
dan semua temannya bengong. Mereka itu tak melihat Hang Cin menyerang, justeru
teman mereka yang melakukan tepukan. Jadi, aneh dan tak dapat dimengerti kalau
tiba-tiba teman meraka yang justeru menjerit. Namun ketika mereka menolong dan
Hang Cin tersenyum-senyum maka laki-laki ini pucat dan mendesis.
"Kau....... keparat. Kau memiliki ilmu siluman!" dan mundur serta menjauhkan
dirinya tiba-tiba lelaki itu sudah memutar tubuhnya dan berlari pergi, dipandang
bengong oleh pemilik warung dan orang tua ini tampak heran. Dia bertanya pada402
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book
Hang Cin apa sesungguhnya yang telah terjadi, tapi Hang Cin yang tertawa dan
masuk kembali ke kamarnya hanya menjawab pendek bahwa barangkali Ju-twako itu
diganggu setan.
"Entahlah, aku juga tak mengerti, lopek. Barangkali saja setan malam
mengganggu dirinya. Habis, dia terlalu kasar, sih!" dan menutup pintu kamarnya tak
mau bicara lagi pemuda ini sudah melempar tubuhnya di pembaringan.
Malam itu gangguan sejenak membuat pemilik warung sukar tidur. Hang Cin
juga begitu. Sebenarnya dia mendongkol dan marah oleh sikap laki-laki tinggi besar
yang dianggapnya sombong itu. Kalau tak ingat penduduk Li-ceng sedang gelisah
oleh adanya gangguan Jai-hwa-cat tentu dia sudah memberi pelajaran lebih berat,
barangkali sudah menunjukkan kepandaiannya pula kepada semua orang, agar
mereka mengerti. Tapi karena dia pemuda sederhana dan tak suka pamer maka
pemuda ini melepaskan lelahnya dengan istirahat, akhirnya mulai terlelap juga dan
Hang Cin siap tidur. Tapi begitu kentongan dipukul satu kali dan pemilik warung
juga sudah mendengkur mendadak teriakan dan jerit ketakutan terdengar di sebelah
selatan.
"Tolong...... tolong.....!"
Hang Cin melompat bangun. Tidak sesuai dengan sikap dan tutur katanya yang
lemah lembut tiba-tiba pemuda ini sudah berjungkir balik dan membuka jendela,
melesat dan berkelebat keluar bagai burung srikatan. Orang tak akan menyangka
bahwa itu adalah gerakan pemuda ini, yang siang tadi tampak begitu lembut dan
pengalah. Dan begitu Hang Cin keluar dan membuka jendela maka pemilik warung,
yang geragapan dan juga terbangun oleh teriakan itu tiba-tiba melihat bayangannya.
"Hei....... setan!"
Pemilik warung terkejut. Dia baru saja bangun, kesadaran belum penuh dan
tentu saja bayangan Hang Cin itu dianggapnya setan. Tapi ketika dia melihat jendela
Hang Cin terbuka dan pemuda itu tak ada di situ mendadak pemilik warung ini
berteriak-teriak dan panik sendiri.
"Hang Cin..... Hang Cin....."
Namun Hang Cin sudah jauh terbang ke selatan. Pemuda ini mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya dan cepat serta luar biasa ia menuju ke asal jeritan. Penduduk
Li-ceng gempar dan cepat serta seperti biasa pula mereka tahu apa yang terjadi. Itulah
suara dari gedung hartawan Ceng, yang puterinya disembunyikan dan konon dijaga
oleh tak kurang dari limapuluh pengawal bayaran, ketat tapi rupanya Jai-hwa-cat tak
perduli pada semuanya itu. Berani juga menyatroni dan tentu saja penduduk panik,
juga marah. Dan ketika yang laki-laki berlarian namun mereka melihat berkelebatnya
bayangan Hang Cin yang terbang mendahului dan semua terkejut dan tertegun oleh
bayangan pemuda itu maka orang pun ngeri ketika hanya melihat sebuah bayangan
lewat di samping mereka dan menghilang hanya dalam sepersekian detik, merasakan
kesiur angin tubuhnya yang dingin.
"Siluman......!"
"Iblis.....!"403
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hang Cin tak menghiraukan. Dia sudah mendahului orang-orang itu, puluhan
laki-laki yang berteriak membawa apa saja, senjata dan tongkat dan agaknya hendak
mengeroyok si Jai-hwa-cat itu. Bukti betapa otang-orang ini sudah gemas dan marah
pada penjahat itu, yang tak dapat dirobohkan dan selalu lolos berapapun banyaknya
pengepung. Dan ketika Hang Cin mengerahkan ilmu lari cepatnya dan sekejap
kemudian dia sudah tiba di tempat itu maka dilihatnya seorang laki-laki tertawa
bergelak menyambar seorang gadis cantik, mengibas-ngibaskan lengannya ke kiri
kanan melempar pengeroyok yang jumlahnya limapuluh orang.
"Ha-ha, minggir. Semua minggir...... plak-dess!" orang-orang itu terbanting,
berteriak dan senjata mereka patah-patah bertemu lengan laki-laki itu, si Jai-hwa-cat.
Dan ketika Hang Cin tertegun dan gadis yang dipanggul itu meronta dan menjerit
jerit maka laki-laki ini sudah meloncat dan terbang melampaui semua
pengeroyoknya.
"Des-des-dess!"
Kepala para pengeroyok ditendang satu per satu. Orang itu tertawa dan siap
meninggalkan gedung, tapi ketika penduduk berlarian mengepungnya dan Ju-twako,
si sombong itu membentak di tempat paling depan tiba-tiba lelaki ini sudah
menusukkan tombaknya dan Jai-hwa-cat itu terbelalak, tidak mengelak.
"Krak!"
Tombak tiba-tiba patah. Jai-hwa-cat menunjukkan kekebalannya dan orang she
Ju itu terpekik, tentu saja kaget. Dan ketika sebuah kaki menendangnya dan penjahat
itu melompat maka laki-laki tinggi besar ini terlempar dan terbantiug, mengaduh dan
temannya yang lain tiba-tiba tertegun, tak jadi menyerang karena Jai-hwa-cat itu telah
menunjukkan kehebatannya. Mereka ragu dan bengong saja, si penjahat tertawa
bergelak dan melewati mereka, yang tiba-tiba bahkan minggir! Tapi ketika di depan
gedung muncul Ceng-wangwe yang berteriak-teriak agar puterinya diselamatkan dan
siapa yang dapat menolong puterinya itu akan diberi seribu tail tiba-tiba orang-orang
ini kembali bergerak dan menyerang penjahat itu, dihadapi dengan ketawa lebar dan
Hang Cin tertegun di tempatnya. Dia melihat seorang pria yang tampan juga gagah,
pakaiannya seperti menteri pemuda ini menjublak. Dia jadi heran dan bahkan
tertegun di situ. Tapi ketika teriakan-teriakan ramai terdengar di situ dan penduduk
roboh terbanting oleh kibasan atau dorongan laki-laki maka Hang Cin meluncur ke
depan membentak orang-orang itu, langsung menyerang dan coba merampas puteri
hartawan Ceng yang menjerit-jerit.
"Minggir....... plak-duk!" namun Hang Cin yang terpental dan gagal menyambar
lawannya tiba-tiba menjadi terkejut karena dia merasa betapa kuatnya tenaga
lawannya itu, tadi membalik dan Hang Cin ditangkis. Tapi ketika pemuda itu hilang
kagetnya dan maklum bahwa Jai-hwa-cat ini kiranya orang yang benar-benar lihai
mendadak dia berkelebat lagi dan menyerang lawannya itu, melancarkan totokan dan
terdengar bunyi mencicit dari dua jarinya, menyambar leher lawan dan secepat kilat
tangan kirinya menyambar Ceng-siocia (nona Ceng). Jadi Hang Cin menggerakkan
dua tangan sekaligus untuk menyerang dan merampas gadis itu. Lawan terbelalak dan
kembali menangkis. Tapi karena kali ini Hang Cin menambah tenaganya dan dia tak
terpental kecuali tergetar saja maka orang pun tertegun mendengar bayangan itu
berteriak kaget.404
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Plak-dukkl"
Yang dekat di situ tiba-tiba terpelanting. Mereka merasa getaran keras dari bumi
yang diinjak, Hang Cin girang dan mendapat hati. Kiranya, kalau dia menambah
tenaganya maka Jai-hwa-cat itu terhuyung juga. Pemuda ini membentak dan
menyerang lagi. Dan ketika tubuhnya berkelebatan dan suara "duk-duk" kembali
menggetarkan tempat itu dan limapuluh pengawal bayaran tertegun dan terpaksa
mundur maka Hang Cin berhasil menyambar baju Ceng-siocia namun sayang tak
dapat menarik dan hanya sobekan baju yang didapat tangannya.
"Bret!"
Laki-laki itu menggeram. Sekarang Hang Cin mempercepat gerakannya,
pemuda itu melengking dan menyuruh lawannya menyerah. Tapi ketika lawan
membentak dan marah membalasnya maka mereka tiba-tiba bergerak dan saling
serang menyerang, mula-mula dapat diikuti mata namun akhirnya mereka
berkelebatan bagai walet menyambar-nyambar. Si Jai-hwa-cat tampak terkejut karena
lawan kali ini bukanlah lawan biasa, tidak seperti pengawal atau para tukang-tukang
pukul yang hanya mencari duit. Dan ketika bentakan demi bentakan menggetarkan
tempat itu dan Hang Cin juga terkejut karena melihat lawan benar-benar lihai
akhirnya kedua lengan mereka kembali beradu namun Ceng-siocia yang kembali
disambar Hang Cin gagal diraih.
"Dess!"
Dua laki-laki itu terpelanting. Hang Cin berjungkir balik sementara lawan juga
melempar tubuh bergulingan, Hang Cin kini mulai dikenal penduduk Li-ceng dan
orang she Ju, yang pernah mendapat pelajaran dari Hang Cin terbelalak. Sekarang
tahulah dia bahwa pemuda itu kiranya seorang pemuda berkepandaian tinggi,
buktinya dapat menghadapi penjahat itu dan Hang Cin sudah menyuruh semua
mundur. Pemuda ini menghadapi lawannya dengan lebih bersemangat lagi. Maklum,
dia merasa mendapat lawan tangguh dan lawannya pun membentak. Dan ketika Hang
Cin menerjang dan mereka sambar-menyambar maka Hang Cin terkejut mendengar
suara mencicit dari telunjuk jari lawan yang dipergunakan menotok, totokan jarak
jauh.
"It-yang-ci!" Hang Cin berteriak tertahan. "Eh, siapa kau, manusia sesat? Apa
hubunganmu dengan keluarga Giam di Magada?"
"Ha-ha, aku kerabat dekatnya, anak muda. Dan sekarang siapa kau dan sebutkan
namamu!"
"Aku. Hang Cin, dari Tibet!"
"Wah, murid seorang Lama?"
"Benar."
"Kalau begitu apa hubunganmu dengan Hong Beng Lama?"
"Dia paman guruku, tapi tak diakui sebagai Lama lagi......."
"Ha-ha, kalau hegitu kau bocah kurang ajar. Hong Beng Lama adalah bekas
sahabatku yang amat baik..... wut-plak!" dan Hang Cin yang tergetar serta memaki
menerima sebuah serangan tiba-tiba berkelit ketika laki-laki itu menggerakkan405
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
kakinya, menendang sebuah batu kecil dan batu ini melayang menuju perutnya. Hang
Cin marah karena inilah serangan curang, lawan amat licik dan dia mengelak serta
menyampok hancur batu itu. Dan ketika lawan tertegun dan tampak marah tiba-tiba
Jai-hwa-cat itu bertanya murid siapa dia.
"Aku murid Hong Sin Lama!" serunya. "Dan sebutkan siapa kau sebenarnya!"
"Hong Sin Lama?" laki-laki itu terkejut. "Kau murid tua bangka yang hampir
mampus itu? Ha-ha, kalau begitu lebih baik lagi, bocah. Aku akan menangkapmu dan
mendapat dua keuntungan di sini. Pertama menyerahkanmu pada Hong Beng Lama
dan kedua dapat menyuruh gurumu untuk tidak mengajari murid turut campur urusan
orang lain.... wut!" dan laki-laki itu yang kembali menyerang dan menendang Hang
Cin tiba-tiba membentak dan menggerakkan tangan kirinya, tercium bau amis
menyambar dan Hang Cin sudah terbelalak. Terkejut oleh It-yang-ci tadi ia coba
berkelit, namun ketika lawan mengejar dan apa boleh buat ia menangkis maka Hang
Cin mengerahkan sinkangnya karena mencium bau busuk yang berbahaya.
"Dukk!"
Dua-duanya terpental. Hang Cin mendengar lawan menggeram, memekik dan
tiba-tiba melempar tinggi tubuh Ceng-siocia ke atas pohon. Gadis itu menjerit dan
kesangsang, tertotok dan hanya mulutnya yang berteriak-teriak. Tentu saja ketakutan
karena tubuhnya hanya ditunjang oleh sebuah ranting kecil. Dan ketika semua orang
terkejut dan laki-laki itu kini bebas mempergunakan kedua lengannya maka Hang Cin
sudah diserang dan penonton berhamburan menuju ke pohon itu, bermaksud
menurunkan Ceng-siocia namun Hang Cin berseru mencegah mereka. Benar saja,
laki-laki itu menggerakkan tanginnya dan beberapa batu kerikil merobohkan siapa
saja yang coba-coba naik, memanjat atau mau menolong gadis cantik itu. Dan ketika
semua tertegun dan kaget serta marah maka Hang Cin berkelebatan membalas
lawannya itu.
"Biarkan saja, gadis itu tak apa-apa. Kalian sebaiknya minggir dan jangan
mendekati pohon itu!"
"Ha-ha, atau kalian mampus, tikus-tikus busuk. Yang tidak percaya maju
sekalian. Biar kubunuh di sini!" dan laki-laki itu yang berkelebatan dan mengimbangi
Hang Cin akhirnya membentak dan menggerakkan kedua lengannya, ditonton hampir
seratus orang dan halaman gedung Ceng-wangwe menjadi ramai. Orang terkejut tapi
juga kagum terhadap Hang Cin. Kini tampaklah oleh mereka betapa pemuda itu
mampu menghadapi lawannya, dua kali terkena pukulan tapi dua kali juga pemuda
itu melompat bangun. Dan ketika Jai-hwa-cat itu juga mendapat dua kali pukulan
Hang Cin namun juga dapat melompat bangun maka orang pun mulai bersorak
menjagoi Hang Cin.
Namun ini sebentar saja. Hang Cin, yang terpaksa mengerahkan kecepatannya
dan berkelebatan menangkis atau menyerang akhirnya kembali tak dapat diikuti
gerakannya oleh orang-orang itu. Lawannya juga lenyap karena mereka berdua sudah
sama-sama merupakan bayangan yang saling lilit-melilit, bentak-membentak dan
mereka berdua hanya merupakan bayang-bayang tak jelas. Mana, Hang Cin mana Jai
hwa-cat sudah tak dapat dibedakan lagi. Dan ketika suara "dak-duk" atau "plak-plak"
menggetarkan tempat itu dan rupanya pertandingan berjalan kian sengit maka
bentakan-bentakan atau suara-suara di balik pertempuran ini mulai menggetarkan406
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
dada otang-orang itu dan telinga mereka sakit oleh suara-suara yang kian aneh. Ada
seperti bunyi mencicit tapi ada pula bunyi melengking, suaranya meninggi dan
menusuk lubang pendengaran. Tak lama kemudian orang-orang ini pun mengeluh
dan terhuyung satu per satu tiba-tiba roboh tanpa dapat dicegah lagi. Dan ketika
getaran dari suara pukulan itu menggetarkan tanah dan mereka terpeleset maka aneh
dan lucu tiba-tiba orang-orang ini terjengkang dan satu per satu jatuh tak dapat
menahan kakinya, berseru kaget dan mereka mulai merintih. Bentakan atau
lengkingan itu benar-benar mengganggu telinga, Hang Cin terkejut karena itu semua
dapat mengganggu orang-orang ini. Maklum, pertandingan kian memuncak dan dia
serta lawannya sama-sama penasaran. Ternyata mereka menghadapi lawan yang
benar-benar tangguh! Dan ketika Hang Cin membentak dan tak ingin bertempur di
situ lagi demi keselamatan orang-orang ini maka Hang Cin menghindar dan
mengajak lawan menjauhi gedung Ceng-wangwe, kian lama kian jauh dan akhirnya
mereka sudah di luar kota. Ceng-siocia yang ditinggalkan di atas pohon ternyata tak
diperdulikan lagi oleh laki-laki itu, yang bukan lain Giam-taijin adanya, menteri
Giam Lun. Laki-laki yang sudah berobah seratus delapanpuluh derajat sejak dilolohi
wanita-wanita cantik hasil tangkapan perang yang memang disengaja oleh Hong
Beng Lama, membangkitkah penyakit jahat yang dimiliki keluarga Giam, sejak
jamannya Giam Hok. Dan ketika Hang Cin berhasil membawa lawannya bertanding
di luar kota dan Giam Lun, menteri itu menggeram-geram maka menteri ini marah,
bukan main tak dapat merobohkan lawannya.
"Keparat, kau lihai, anak muda. Tapi sekarang aku akan membunuhmu!"
"Hm, jangan sombong!" Hang Cin berseru. "Kau tak dapat mengalahkan aku,
orang sesat. Dan sebutkan siapa dirimu. Apa hubunganmu dengan keluarga Giam di
Magada!"
Giam Lun tak menjawab. Tentu saja dia tak mau menjawab pertanyaan ini, bisa
tercoreng mukanya nanti. Dan ketika mereka bertempur semakin hebat dan masing
masing juga masih bertangan kosong mendadak menteri ini merobah gerakannya dan
bentakan-bentakan berpengaruh mulai mengiringi serangannya, kedua lengan
bergerak cepat ke sana-sini dan pukulan busuk kian menusuk hidung. Itulah Toat
beng-mo-kun (Silat Iblis Pencabut Nyawa) yang sudah dicampur dengan pukulan
Tok-ciang (Tangan Beracun), menyambar dan menerkam namun Hang Cin dapat
mengelak. Pemuda itu menahan napas dan setiap kali bau busuk menyerang tentu dia
menolak dengan hembusan panjang, meniup atau membuang napas dan serangan itu
selalu gagal. Kini, Giam-taijin merobah gerakannya dan Cui-beng Hoat-sut (Sihir
Pengejar Roh) dikeluarkan untuk membantu semua serangannya. Tapi ketika Hang
Cin dapat menolak dan membentak membuyarkan pengaruh Cui-beng Hoat-sut maka
kembali satu ketika dua pukulan mereka beradu, menggetarkan bumi.
"Dukk!"
Menteri Giam penasaran bukan main. Dia sampai mendelik dan melotot melihat
kehebatan lawannya itu, yang selalu dapat menolak dan membalikkan pukulannya
sendiri. Terakhir, dia terhuyung dan nyaris terpental, bukti bahwa lawan semakin
kuat sementara dia semakin lemah. Maklumlah, adu fisik memang tak mungkin bagi
orang setua dia. Lawannya itu masih muda dan kuat, tentu saja dia tak boleh terus
menerus mengadu tenaga. Dan ketika menteri itu mulai memburu napasnya dan
keringat membasahi bajunya tiba-tiba Giam-taijin mencabut tongkat dari balik407
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
punggung. Dan begitu menteri itu melengking dan membentak maju tiba-tiba tongkat
sudah berputar dan bergerak mirip naga menari-nari.
"Wut-wherr!"
Hang Cin terkejut. Lawan kini bersenjata, mengamuk dan keluarlah gerakan
gerakan aneh yang membingungkan Hang Cin. Mula-mula menusuk tenggorokannya
tapi mendadak ditarik setengah jalan, mau dikelit tapi tak jadi. Tongkat tiba-tiba
menusuk tenggorokan lawannya sendiri. Dan ketika Hang Cin mengelak dan tentu
saja heran mendadak lawannya itu berteriak dan tongkat yang menyambar
tenggorokan tahu-tahu sudah terbang dan menyerang mata kirinya.
"Hei..... bret!"
Hang Cin nyaris terlambat berkelit. Kalau tidak melengak atau heran oleh
gerakan tongkat itu tentu pemuda ini dapat bersikap waspada, kini tongkat meluncur
dan tahu-tahu terbang ke matanya. Dan ketika dia mengelak namun ujung pundaknya
masih tersambar juga maka Hang Cin melempar tubuh bergulingan ketika tongkat
berputar ke bawah menghantam ubun-ubunnya.
"Dess!"
Lawan ha-hah-he-heh. Hang Cin meloncat bangun dengan muka pucat, tadi
batok kepalanya nyaris pecah dipukul tongkat, yang akhirnya menghantam tanah.
Dan ketika pemuda itu pucat bergulingan meloncat bangun dan lawan tertawa-tawa
tahu-tahu tongkat sudah kembali menyambar dan pemuda itu dikejar. Giam-taijin
berkelebat dan tongkat kini menyambar perutnya. Tapi baru tongkat bergerak
setengah jalan mendadak berhenti lagi dan.... menusuk perut lawannya itu sendiri.
"Ngek-bluk!"
Hang Cin tahu-tahu terlempar. Gerakan tongkat yang membuat dia menjublak
dan lagi-lagi tertegun mendadak dibayar mahal. Dia tak jadi berkelit karena tongkat
tak diteruskan gerakannya menyerang perutnya, maklum, tongkat menyambar perut
majikannya sendiri. Jadi, Hang Cin mengira senjata makan tuan. Tapi begitu tongkat
mengenai perut laki-laki itu dan mental seolah bertemu benda karet mendadak
tongkat menghantam ulu hatinya dan Hang Cin terlempar, jatuh terguling-guling dan
berteriak kaget. Dada serasa sesak dan ulu hatinya seakan pecah. Tapi begitu tongkat
mengenai dirinya dan sodokan yang amat kuat membuat dia terlempar bergulingan
maka Hang Cin sadar akan sebuah ilmu tongkat yang aneh dan luar biasa milik
keluarga Giam di Magada.
"Koai-tung-jing-liong-sin-hoat (Silat Tongkat Gila Seribu Naga)...!" Hang Cin
meloncat bangun, berseru dan lawan tertawa terbahak-bahak. Dan ketika Hang Cin
sudah diserang kembali dan kini waspada akan setiap gerakan aneh dari tongkat di
tangan lawan maka laki-laki itu berseru.
"Benar, kau juga mengenalnya, anak muda? Bagus, kalau begitu pengetahuanmu
cukup..... siut-wirr!" dan tongkat yang kembali menghantam dan menyodok atau
menusuk tiba-tiba mendesak Hang Cin di mana pemuda itu mulai kewalahan, tiga
kali menerima gebukan tongkat dan Hang Cin semakin waspada. Kalau dia tidak
mengerahkan sinkang melindungi tubuh tentu remuk tulang-tulangnya itu, hantaman
atau gebukan tongkat sungguh luar biasa. Batu sebesar kerbau pun pasti hancur. Dan408
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
ketika Hang Cin mengelak sana-sini dan dia pucat memandang lawan maka Hang Cin
tiba-tiba dapat menebak siapa kiranya lawannya itu, melihat pakaiannya yang seperti
menteri, juga usianya yang sudah setengah baya.
"Kalau begitu kau adalah Giam-taijin!" serunya. "Ah, jahat benar kau ini, taijin.
Sebagai seorang menteri kau melakukan kejahatan dengan menculik dan memperkosa
gadis-gadis. Keparat, kalau begitu akan kulaporkan perbuatanmu ini ke pada Yo
taijin...... plak-plak!" dan Hang Cin yang menangkis tapi terlempar oleh hantaman
tongkat tiba-tiba melihat lawan melotot, mukanya beringas.
"Hah, kau sudah mengenal aku, anak muda? Kalau begitu secepatnya kau harus
dibunuh.... dess!" dan Hang Cin yang terpelanting oleh satu serangan lagi tiba-tiba
mengeluh ketika bergulingan menyelamatkan diri, nyaris terbanting dan ditikam
tongkat, yang tadi berobah gerakannya dan menusuk seperti pedang. Dan ketika Hang
Cin bergulingan menjauhi lawan namun menteri Giam mengejar dengan serang
serangannya mendadak pemuda ini mencabut sesuatu dan sinar panjang menyilaukan
mata menyambut serangan tongkat yang menyambar kepalanya.
"Crak!"
Giam Lun atau menteri Giam terpekik dengan seruan keras. Tongkatnya yang
disambut sinar menyilaukan itu tiba-tiba putus sepuluh senti, terbabat dan menteri ini
harus ganti melempar tubuh bargulingan ketika sinar menyilaukan itu masih
menyambar lehernya. Hang Cin, yang kini mencabut pedang berwarna keemasan
tiba-tiba sudah menangkis dan mengejutkan lawannya itu, pedang pusaka yang
mampu membacok putus senjata di tangan lawan. Dan ketika pemuda itu membentak
dan ganti mengejar lawannya maka Giam Lun menggerakkan tongkatnya sambil
memaki-maki, menangkis tapi tongkat kembali terbabat. Bagai orang membacok
agar-agar atau tahu saja senjata di tangan Hang Cin itu membabat sebagian demi
sebagian tongkat di tangan lawannya, tentu saja kian lama kian pendek dan menteri
itu mencak-mencak. Hang Cin, yang semula didesak tiba-tiba bahkan mendesaknya.
Pedang di tangan pemuda itu lentur dan tadi dililitkan di pinggang, jadi tak diketahui
kalau pemuda itu membawa senjata, pedang pusaka yang luar biasa tajamnya hingga
tongkat di tangan sang menteri terbabat. Dan ketika menteri itu berteriak-teriak dan
mukanya menjadi pucat maka satu bacokan pedang akhirnya diterima dengan
tongkatnya yang sudah dialiri sinkang, jauh lebih keras dan kuat daripada biasanya.
"Crak!"
Namun tongkat itu buntung juga. Hang Cin, yang juga mengerahkan sinkangnya
ternyata mengimbangi lawannya, sama-sama memperkuat senjata dan jadilah tongkat
dan pedang bertemu dalam satu benturan keras. Tapi karena tongkat bukan senjata
pusaka sedang pedang di tangan pemuda itu adalah sebaliknya maka menteri Giam
melempar tubuh bergulingan karena tongkatnya kini tinggal aejengkal!
"Keparat, terkutuk kau, anak muda. Haram jadah!"
"Menyerahlah!" Hang Cin mengejar. "Kutangkap kau, Giam-taijin. Akan
kuserahkan kau baik-baik kepada kakakmu di Magada!"
"Mulut busuk!" menteri itu memaki. "Lebih baik mati daripada menyerah
kepadamu, anak muda. Cobalah tangkap dan bunuh aku kalau bisa!"409
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, tentu!" dan Hang Cin yang kini mendesak dan ganti menekan menteri itu
akhirnya berseru menggerakkan tangan kirinya, membantu serangm-serangan pedang
dengan pukulan atau tamparan, satu dua mulai mengenai lawannya dan tubuh Giam
taijin matang biru. Menteri itu mengumpat dan memaki kalang-kabut, tongkat yang
tinggal sejengkal otomatis tak dapat digunakan lagi dan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat
gagal. Dan ketika satu tikaman pedang berhasil dielak cepat namun tangan kiri
pemuda itu menyambar pundaknya tiba-tiba pundak menteri itu patah dan tulangnya
remuk.
"Dess!"
Giam-taijin mengeluh bergulingan. Menteri itu mengusap pundaknya dan cepat
meloncat bangun, Hang Cin membentak dan girang, mengira lawan tak dapat berdiri
lagi karena tulang pundaknya hancur dan remuk. Tapi ketika menteri itu mengusap
bagian yang dipukul dan pundak yang patah sudah utuh kembali maka Hang Cin
terbelalak melihat menteri itu tertawa bergelak.
"Ha-ha, boleh patahkan semua tulang-tulangku, bocah. Tapi aku akan segar
lagi!"
"Sin-ci-kang (Usapan Tangan Sakti).....!" Hang Cin berseru, tertegun dan segera
lawannya terbahak-bahak. Hang Cin terkejut karena lawan dapat menyembuhkan
lukanya dengan cepat. itulah Sin-ci-kang yang membuat dia terbelalak. Dan ketika
Hang Cin melengking dan menggerakkan tangannya lagi maka seolah pamer
lawannya itu memberikan bagian tubuhnya untuk dipukul.
"Krak-dess!" kali ini lengan menteri itu sengkleh, tadi menangkis dan
mengurangi sinkangnya, patah dan tak dapat dipergunakan. Tapi begitu dia mengusap
dengan tangannya yang lain dan lengan yang patah itu sembuh dan pulih lagi maka
Giam-taijin terbahak-bahak mengejek pemuda itu.
"Ha-ha, terus, bocah. Pukul dan remukkan semua tulang-tulangku. Hayo, aku
akan pulih lagi dan semua pukulanmu sia-sia!"
"Keparat!" Hang Cin melotot. "Kalau begitu coba kau terima pedangku ini,
taijin. Hayo pulihkan lukamu kalau berani...... singg!" lawan ternyata mengelak, tak
berani menerima ketajaman pedang karena tangan atau kaki yang putus tak mungkin
disambung lagi. Sin-ci-kang adalah khusus penyembuh tulang-tulang yang patah atau
remuk, bukan remuk dibabat senjata tajam, putus. Maka begitu menteri itu
membentak dan mengelak serangan pedang akhirnya Hang Cin tak mau lagi
mempergunakan tangan kirinya, mengandalkan senjatanya itu dan tentu saja lawan
memaki-maki. Giam-taijin tak berani memberikan bagian tubuhnya untuk dibabat
senjata itu. Dan ketika dia mengelak dan harus berloncatan ke sana-sini maka Hang
Cin mendesak dan satu babatan miring akhirnya mengenai pundak menteri itu.
"Bret!"
Giam-taijin memaki sambil melempar tubuhnya. Dari sini tampaklah bahwa Sin
ci-kang tak berani digunakan untuk menerima senjata tajam, memang itu benar. Dan
karena rahasia lawan sudah didapat dan Hang Cin merangsek dan mendesak terus
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mempergunakan pedangnya maka Giam-taijin kewalahan dan harus melempar tubuh
ke sana-sini sambil memaki-maki.410
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Bret-bret!"
Lagi dua bacokan pedang melukai tubuh menteri itu. Dengan Sin-ci-kangnya,
luka yang ringan ini dapat disembuhkan. Sekali usap darah pun mampat dan luka pun
sembuh, asal tidak terbacok putus atau kutung dibabat pedang. Dan karena Hang Cin
selalu menggerakkan pedangnya ke mana menteri itu berkelit maka Giam-taijin
akhirnya membentak dan meraup seonggok pasir.
"Bocah, kau licik. Baiklah, aku tak mau main-main lagi denganmu dan biar lain
kali kita bertemu lagi..... wutt!" pasir itu dihamburkan, menyerang mata Hang Cin
dan tentu saja pemuda itu mengelak. Hang Cin memaki dan membentak lawannya.
Tapi ketika lawan tertawa dan memutar tubuh tiba-tiba menteri Giam itu telah
melarikan diri dan jerih menghadapi murid Hong Sin Lama ini.
"Berhenti!" Hang Cin marah. "Tunggu dulu, Giam-taijin. Menyerahlah baik
baik atau kau...... wut-wut!" pasir lagi-lagi berhamburan, disepak menteri itu dan
Hang Cin melotot. Lawan tertawa bergelak dan lenyap di depan, tentu saja dia
mengejar namun lawan berlindung dibalik gelap. Dan karena malam itu bulan di atas
juga muram dan menteri she Giam memasuki hutan akhirnya Hang Cin kehilangan
jejak dan orang-orang di gedung hartawan Ceng muncul.
"Kongcu, kau telah berhasil mengalahkan penjahat!"
"Ya, tapi sayang kau dilicikinya, kongcu. Kau belum dapat menangkap penjahat
itu!"
"Tapi musuh sudah kabur. Hang-kongcu hebat dan luar biasa!" dan ketika suara
suara itu semakin ribut karena semua orang merasa kagun dan memuji pemuda ini
maka Ceng-wangwe, yang berhasil diselamatkan puterinya tiba-tiba menyeruak,
bersama anak isterinya.
"Siauw-hiap (pendekar muda), kau telah menyelamatkan anakku. Terimalah
janji dan persembahanku!" hartawan itu menjatuhkan diri berlutut, memberikan
sepundi-pundi uang dan anak isterinya terisak. Mereka gembira namun juga ngeri
oleh kejadian yang tak dapat dilupakan itu, terutama Ceng-siocia (puteri Ceng), yang
tadi telah diturunkan dan kini memandang Hang Cin. Wajah yang tampan dan gagah
itu membuat gadis ini mencuri pandang, kekaguman menjadi perasaan tertarik dan
tiba-tiba dia merasa jatuh cinta kepada penolongnya itu. Dan ketika Hang Cin
tertegun dan penduduk Li-ceng ikut menjatuhkan diri berlutut tiba-tiba pemuda ini
sadar dan cepat menyambar hartawan itu, menyuruh semua bangun.
"Bangunlah, ini kewajibanku, wangwe. Tanpa hadiah itu pun, aku pasti
menolong kalian dari penjahat itu."
"Tapi....." hartawan ini terbelalak. ".......ini...... ini sudah....."
"Sudahlah," Hang Cin tersenyum. "Simpan kembali uangmu itu, wangwe. Kalau
aku menerima nanti ada kesan aku bekerja karena upah, padahal penjahat itu juga
belum berhasil kutangkap. Dia terlalu lihai, maaf bahwa dia melarikan diri."
"Dan aku menghaturkan banyak terima kasih, siauw-hiap," Ceng-siocia tiba-tiba
berseru lirih, secara pribadi. "Jiwa dan ragaku telah kau selamatkan tanpa kurang."411
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Benar," ibunya menyambung. "Tanpa kau tak mungkin puteriku selamat,
siauw-hiap. Biarlah kami berdua mencium kakimu!" dan, tanpa dapat dicegah lagi
tiba-tiba ibu dan anak sudah memeluk kaki Hang Cin, mencium dan membenturkan
dahi dan Hang Cin tentu saja terkejut. Cepat dia mendorong dan menarik kakinya itu.
Dan ketika dengan muka merah buru-buru dia menjauhkan ibu dan anak tiba-tiba
tanpa sengaja dia memegang lengan halus dari Ceng-siocia.
"Tidak.... jangan begitu!" Hang Cin gugup. "Tak perlu kalian berlebih-lebihan,
hujin (nyonya). Ini sudah kewajibanku dan jangan membuat aku malu. Bangkitlah,
aku orang biasa saja yang tak pantas menerima penghormatan seperti ini!"
Isteri hartawan Ceng itu kagum. "Siauw-hiap mau mampir ke rumah kami?"
"Benar," Ceng-wangwe tiba-tiba teringat, merasa didahului. "Kau telah
menyelamatkan puteriku dan nama baik kami sekeluarga, siauw-hiap. Sudilah kau
singgah di rumah kami untuk bercakap-cakap!"
"Hm," Hang Cin ragu. "Bagaimana, ya? Ini larut malam, wangwe. Biarlah besok
kita bertemu dan bercakap-cakap. Aku.... aku hendak kembali ke tempat Sam-lopek."
"Oh, kau tinggal di sana?"
"Benar," Sam-lopek, pemilik warung tiba-tiba muncul, bangga. "Hang-kongcu
ini menginap di rumahku, wangwe. Sekarang aku tahu bahwa dia seorang pendekar
muda!" dan menghampiri serta cepat menyambar lengan pemuda itu pemilik warung
ini bertanya, "Kongcu, kau tentu tak segera meninggalkan Li-ceng, bukan? Kau tentu
masih beberapa hari di sini untuk menjaga kalau penjahat itu datang lagi?"
"Benar!" penduduk Li-ceng tiba-tiba berseru. "Kau di sini dulu, kongcu. Jangan
ke mana-mana kalau penjahat itu muncul lagi!"
"Atau kami bakal dibunuhnya semua kalau kau pergi!"
Dan ketika suara atau ribut-ribut itu kembali membuat Hang Cin tertegun maka
Ceng-wangwe tampak berbisik-bisik dengan Sam-lopek, memberikan segenggam
uang dan Hang Cin mendengar percakapan yang menggelikan. Hartawan itu
membujuk Sam-lopek agar "menyerahkan" Hang Cin untuk meninggalkan
warungnya, biarlah menginap di gedung hartawan itu dan Sam-lopek setuju. Tapi
belum Ceng-wangwe bicara atau membujuknya secara pribadi tiba-tiba. Hang Cin
berkelebat.
"Sudahlah, aku memang masih akan tinggai beberapa hari di kota ini, wangwe.
Kalian tak perlu khawatir dan aku pasti menjaga....... wut!" Hang Cin lenyap,
meninggalkan orang-orang yang berteriak kepadanya tapi Hang Cin hanya
melambaikan lengan. Pemuda itu tak mau digangau lagi dan Ceng-wangwe pun
tertegun. Tapi melihat pemuda itu memasuki kota dan orang pun sadar akhirnya
beramai-ramai mereka kembali dan nama Hang Cin dipuji-puji, sepanjang malam tak
habis-habisnya mereka membicarakan Hang Cin dan Ju-twako, laki-laki sombong itu
tak bercuap sedikit pun juga. Begitu pula limapuluh pengawal bayaran yang gagal
melindungi Ceng-siocia. Dan ketika malam itu semua orang tidur dan kembali ke
tempat masing-masing maka pagi-pagi benar, ketika. Hang Cin membuka mata
ternyata sebuah kereta telah menunggunya di muka warung Sam-lopek, langsung
disertai Ceng-siocia, yang semalam ternyata tidak tidur!412
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kongcu ditunggu sejak pukul lima. Ceng-wangwe khawatir kau pergi dan tidak
mau ke gedungnya!"
"Ah," pemuda ini memandang pemilik warung. "Aku ditunggu sepagi itu? Dan
dijemput sebuah kereta?"
"Benar, dan Ceng-siocia sendiri ada di situ, kongcu. Lekaslah kau mandi dan
bergegas menemuinya!"
Hang Cin semburat. "Ceng-siocia?"
"Ya, gadis itu, kongcu. Cepat dan bergegaslah ke tempat Ceng-wangwe. Aku
tak enak kalau kau tidak segera ke sana. Lihat, Ceng-siocia datang.....!" dan ketika
benar saja puteri Ceng-wangwe itu datang menghampiri karena melihat pemuda itu
membuka pintu kamarnya maka gadis ini menunduk, diiringi kusirnya.
"Siauw-hiap, ayah meminta kau datang. Silahkan naik dan mari kuantar."
Hang Cin berdegupan. Memandang wajah cantik itu tiba-tiba dia menjadi tak
keruan. Ceng-siocia tampak letih tapi menahan kantuknya, membuat dia terkejut dan
gadis itu melempar kerlingnya, tersenyum dari bawah. Dan ketika Hang Cin sadar
dan apa boleh buat dia harus ke tempat hartawan itu maka Hang Cin mencuci
mukanya dan melompat ke atas kereta, mau pergi duluan tapi tak enak terhadap
Ceng-siocia. Sebenarnya dapat saja dia menyuruh gadis itu pergi dan dia menyusul di
belakang. Ilmu lari cepatnya sanggup mendahului larinya seekor kuda. Tapi karena si
nona telah menunggu sejak pagi dan tak enak dia meninggalkan gadis ini maka apa
boleh buat pemuda itu meloncat dan sudah berada di dalam kereta, mau duduk di
sebelah kusir tapi Ceng-siocia mencegah. Gadis itu akan menemaninya di dalam,
dengan tirai terbuka. Dan karena hal itu dianggapnya baik dan tak dapat Hang Cin
menolak lagi maka berderaplah kereta meninggalkan warung Sam-lopek, tak lama
kemudian sudah tiba di gedung hartawan Ceng dan dengan gembira gadis itu
membawa Hang Cin menemui ayahnya, yang sudah menyambut. Dan ketika pagi itu
Hang Cin dijamu dan diundang tuan rumah maka Ceng-wangwe meminta, atas nama
penduduk, agar sukalah pemuda itu tinggal di gedungnya.
"Kami malu membiarkanmu menginap di rumah sederhana. Bukannya
merendahkan Sam-lopek tetapi justeru Sam-lopek sendiri yang meminta agar kau
tinggal di tempat ini, siauw-hiap. Demi penghargaan dan terima kasih kami atas
semua jasamu menghalau Jai-hwa-cat!"
"Ah, aku jadi kikuk. Di mana saja sama bagiku, wangwe. Asal tenang dan
nyaman ditinggali. Kau tak usah repot-repot."
"Tidak, apa yang kami lakukan justeru kurang dibanding budi baikmu itu,
siauw-hiap. Kami....."
"Jangan panggil siauw-hiap," Hang Cin memotong, rikuh. "Panggil saja seperti
yang lainnya, wangwe. Aku jadi semakin kikuk saja kalau dihormati berlebih
lebihan!"
"Baiklah, terima kasih, kongcu. Aku akan memanggilmu seperti yang lainnya,"
dan ketika pagi itu Ceng-wangwe menjamu dan memanggil anak isterinya maka
Hang Cin dilayani seperti seorang raja, kikuk tapi lama-lama biasa dan tampak betapa
hartawan ini berusaha mendekatkan puterinya dengan Hang Cin. Tersirat keinginan413
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
hartawan itu agar Hang Cin mau mendekati puterinya, jatuh cinta dan kawin. Dan
ketika perlahan tetapi pasti Ceng-siocia didorong-dorong ayah ibunya untuk
bercakap-cakap dengan pemuda itu akhirnya hari kedua Hang Cin sudah berduaan
dengan gadis cantik ini, hari ketiga semakin akrab dan hari keempat hartawan Ceng
tertawa-tawa di balik kamarnya. Hubungan Hang Cin kian baik dengan puterinya.
Hartawan itu maupun isterinya sudah tidak menemani Hang Cin lagi dalam setiap
pembicaraan. Ceng Si, puterinya itulah yang disuruh menemani Hang Cin. Dan
ketika hari ketujuh Hang Cin menjamin bahwa penjahat itu tak akan berani memasuki
kota lagi dan Li-ceng dinyatakan aman maka Ceng-wangwe terus terang saja
menawarkan puterinya!
"Apa?" Hang Cin terkejut, terbelalak. "Kau..... kau mau memberikan puterimu
itu, wangwe?"
"Benar, kalau, ah....." hartawan itu tertawa. "Kalau kau setuju, kongcu. Tentu
saja kalau kau suka!"
"Ini....." Hang Cin tiba-tiba tergagap. "Aku..... aku belum berniat berumah
tangga, wangwe. Maksudku, aku tak berani menerima puterimu. Aku seorang
pengelana, petualang. Aku masih akan melanjutkan perjalanan dan tak mungkin
tinggal di sini lagi!"
Ceng-wangwe kaget, berobah mukanya. "Kongcu tak dapat menerima?"
Hang Cin mengeluh. Kekecewaan Ceng-wangwe yang tiba-tiba tak dapat
disembunyikan lagi membuat pemuda itu repot, terpaksa Hang Cin berterus terang
bahwa dia tak mencintai puteri hartawan itu. Keakraban yang tampak selama ini
hanyalah hubungan sebagai kakak dan adik, tak lebih. Dan ketika Hang Cin menutup
bahwa dia masih akan melanjutkan perjalanannya karena akan mencari saudara
kembarnya maka hartawan itu mengeluh dan mengembeng, hampir menangis.
"Kalau begitu puteriku yang sial, kongcu. Ceng Si telah jatuh cinta kepadamu
namun kiranya bertepuk sebelah tangan. Aku pribadi juga suka kepadamu namun
kiranya terlalu tinggi mengharap dirimu sebagai menantu. Baiklah. aku menerima
kenyataan ini, kongcu. Dan terima kasih atas kejujuranmu."
"Maaf," Hang Cin jadi tak enak lebih lama lagi. "Aku masih banyak urusan,
wangwe. Sekali lagi maafkan aku. Aku juga suka kepada puterimu, namun bukan
cinta. Ceng Si kuanggap seperti adikku sendiri dan harap kalian tidak terlalu
kecewa," dan bangkit memberi hormat pemuda ini mengakhiri. "Sekarang kota ini
benar-benar aman, wangwe. Jai-hwa-cat itu tak mungkin datang lagi. Aku sekarang
mau pergi dan sampaikan maafku pada Ceng Si!" dan Hang Cin yang tak mau lagi
berlama-lama mendadak berkelebat, lenyap dan sudah menghilang dari hadapan
hartawan itu. Dan begitu pemuda itu pergi dan Ceng-wangwe mengusap air matanya
tiba-tiba di dalam terdengar jerit dan keluhan seorang gadis.
Kiranya Ceng Si telah mendengar percakapan ayahnya, terpukul dan gadis itu
terhuyung. Menahan-nahan tangis dan akhirnya tangis itu meledak juga, ketika Hang
Cin lenyap. Dan begitu Ceng-wangwe terkejut dan tangis di dalam menjadi-jadi
mendadak Ceng Si roboh pingsan dan untuk pertama kali gadis itu mengalami
pukulan asmara!414
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book
*
* *
"Tolong..... tolong.....!"
Hang Cin tertegun. Untuk kedua kali dia mendengar suara ini, pertama di
gedung Ceng-wangwe sedang kedua adalah sekarang ini, di dalam hutan. Hang Cin
saat itu sudah meninggalkan Li-ceng dan berlari cepat ke barat. Dia ingin secepatnya
meninggalkan tempat hartawan itu jauh-jauh, maklum, dia melihat bayangan puteri
Ceng-wangwe tadi, yang bersembunyi dan mendengarkan percakapan di balik
dinding. Tentu saja telinga Hang Cin mendengar dan dia tahu kehadiran gadis itu.
Maka begitu memasuki hutan dia kembali mendengar jerit dan permintaan tolong
seperti yang dijeritkan Ceng Si tiba-tiba Hang Cin berkelebat dan menuju ke asal
suara. Dan apa yang dilihat?
Hang Cin terbelalak. Seekor harimau, loreng dan buas ternyata mempermainkan
seorang wanita muda. Harimau itu menggeram dan mencakar-cakar sementara si
wanita berlari kian ke mari menyelamatkan diri, ditubruk dan sekali dia bergulingan
menjauhi si raja hutan, koyak-koyak dan dan Hang Cin merah mukanya melihat
pakaian wanita itu, robek dan hampir telanjang. Dan ketika wanita itu menjerit dan
lari berlindung di balik sebuah pohon tiba-tiba harimau itu mengaum dan meloncat
Trio Detektif 02 Misteri Nuri Gagap Pendekar Naga Putih 04 Partai Rimbah Pendekar Naga Geni 6 Munculnya Pendekar
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama