Ceritasilat Novel Online

Dewi Kelabang Hitam 14

Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 14

menggigil menolong pemimpinnya, senjata sudah patah-patah dan entah terlempar di

mana. Mereka bagai anjing melipat ekor yang tidak banyak bercuit lagi. Siu Lan her

diri tegak dan Mei Hong tersenyum, tahu bahwa puteri Yo Shu Kie ini memang baik

dan tak mungkin membunuh orang. Tapi ketika para perampok itu pergi dan dia mau

bertepuk tangan tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan dan Giam Khing muncul,

pemuda yang membuat Mei Hong terkejut tapi malah merasa kebetulan!

"Bagus, ha-ha.... hebat, Lan-moi. Hebat sekali. Kau menghajar orang-orang itu

tapi sayang tidak sekalian dibunuh. Kalau aku tentu membunuhnya karena tikus-tikus

macam begitu tak ada gunanyal"

Siu Lan terkejut, melihat munculnya pemuda ini dan Giam Khing

menggerakkan lengan. Cepat dan tidak diduga tahu-tahu pemuda itu menggerakkan

tujuh jarum hitam, menyambar dan menjeritlah orang-orang itu. Dan ketika mereka

roboh dan satu per satu tewas oleh am-gi atau senjata gelap ini maka Giam Khing

sudah berhadapan dengan gadis itu seraya menggosok-gosok tangannya.

"Nah," katanya tertawa. "Lihat mereka itu, Lan-moi. Aku membereskannya

untukmu. Bagaimana kau ada di sini? Mau ke mana?"

Siu Lan melotot. Melihat sikap dan tutur kata Giam Khing dia menjadi marah,

namun melihat pandang-mata dan sinar yang liar itu tiba-tiba dia tergetar. "Kau mau

apa?" bentaknya. "Kenapa membunuh orang-orang itu?"

"Eh," Giam Khing malah terbelalak. "Aku membantumu, Lan-moi. Mereka

orang-orang kurang ajar yang tak layak diberi hidup. Dan aku...... hm, aku sengaja

ingin menemuimu, heh-heh!" Giam Khing melangkah maju, bersinar-sinar dan Siu

Lan mundur dengan ngeri. Dia melihat pandangan buas pada mata pemuda ini,

teringat gangguan Giam Khing ketika dulu mau menggagahinya. Dan karena ingatan

itu masih membekas dalam dan tentu saja gadis ini gelisah maka Siu Lan membentak

menyuruh pemuda itu berhenti.

"Stop, jangan maju!"

Giam Khing terkekeh. "Kenapa begitu?" tanyanya. "Bukankah aku tak

mengapa-apakan dirimu?"450

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hm!" Siu Lan menekan debaran jantungnya. "Kau tak berperikemanusiaan

membunuh orang-orang itu, Giam Khing. Dan terus terang aku tak suka! Ada apa kau

ingin menemui aku? Mau pamer kepandaianmu yang sombong itu?"

"Heh-heh, aku tak pamer, Lan-moi, melainkan ingin menyatakan cinta. Hm,

bukankah sekarang kita berdua? Aku ingin memelukmu, moi-moi, membisikkan cinta

dan sayang. Dulu gagal tapi sekarang tentu berhasil!" Giam Khing terkekeh, maju

mendekat dan lengan pun terulur. Tanpa sungkan atau malu-malu lagi dia mendekati

gadis itu, tangan bergerak dan bahkan tiba-tiba ia siap memeluk. Tapi begitu Siu Lan

mengelak dan menggerakkan tangan tahu-tahu gadis itu menampar dan Giam Khing

tidak menghindar.

"Plak!" suara ini keras. "Jangan kau kurang ajar, Giam Khing. Ingat janjimu

dulu kepada ayah! Atau.... atau aku akan membunuhmu!"

"Ha-ha!" pemuda itu maju lagi, mengusap pipinya. "Kau telah menyatakan

tanda cinta, Siu Lan. Lihat kelembutan telapak tanganmu ini. Aih, semakin lunak

pipiku. Kau boleh menamparku lagi kalau kau suka!" Giam Khing mendekat, tadi

telah mengerahkan sinkangnya dan tentu saja tamparan itu tak apa-apa. Padahal,

kalau orang lain tentu pipi itu sudah pecah, minimal bengkak! Dan pemuda itu

tertawa dan maju tak ragu-ragu tiba-tiba Siu Lan malah ngeri dan menjerit.

"Giam Khing, berhenti!"

Giam Khing berhenti. Seolah senang dengan ketakutan gadis itu pemuda ini

malah tertawa lebar, Siu Lan yang terbelalak dan ngeri memandangnya malah

membuat pemuda itu gembira. Dan ketika dia berhenti dan Siu Lan mencabut pedang

maka gadis ini membentak, dengan suara menggigil.

"Giam Khing, kubunuh kau. Kau jangan gila dan ingat siapa diriku! Beranikah

kau menggangguku?"

"Ah," pemuda ini menjatuhkan diri berlutut merayu. "Kau adikku, Lan-moi, dan

aku mencintaimu. Apakah salah seorang kakak menyatakan cintanya kepada adik

seorang? Bukankah kau dan aku bukan orang lain? Aku tahu siapa dirimu, Lan-moi,

karena kau adalah kasihku!"

"Tak tahu malu!" Siu Lan menendang. "Kau jahanam keparat, Giam Khing.

Kalau begitu kau pergi dan jangan ganggu aku.... dess!" pedang mengancam, kaki

menendang dan lagi-lagi Giam Khing tak mengelak. Pemuda itu telah

mempersiapkan diri dan tendangan itu tak membuatnya sakit, terpental tapi pemuda

itu bangun berdiri. Dan ketika Giam Khing terkekeh dan menyeringai memandang

lawan maka pinggang yang ditendang di usap-usap.

"Ah, nikmat. Pinggangku semakin segar! Hm, ke sinilah, moi-moi. Aku

sungguh ingin menyatakan cinta dan jangan ditolak. Aku tak takut pedangmu,

simpanlah dan mari kita bercakap-cakap."

"Bedebah!" gadis itu membentak. "Pergi kau, Giam Khing. Pergi...!"

"Ha-ha, kenapa harus pergi? Aku mencintaimu, Lan-moi. Terima dulu cintaku

ini dan baru aku mau pergi!" dan Giam Khing yang berkelebat menggerakkan

tubuhnya tahu-tahu meloncat dan menyambar gadis itu, diserang tapi Giam Khing

mengelak. Pemuka ini sudah seperti orang liar yang tidak waras lagi, terkekeh dan451

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

mengejar ke mana gadis itu pergi Siu Lan jijik kepada tangannya dan dibabatlah

tangan pemuda itu. Tapi ketika Giam Khing menangkis dan kuku jarinya bertemu

pedang maka pedang terpental dan Giam Khing tak apa-apa.

"Cring!"

Siu Lan pucat. Giam Khing tertawa dan mengejar lagi, menangkap pinggangnya

namun lagi-lagi gadis ini membentak, menggerakkan pedangnya. Tapi ketika pedang

terpental dan gagal membacok putus maka Giam Khing terbahak dan menangkap

lengannya.

"Ha-ha, bagaimana, Lan-moi? Apakah perlu kita bertempur?" lalu, membentak

dan mengayun tangannya pemuda ini sudah menyerang Siu Lan, mainkan Toat-beng
mo-kun dan Siu Lan sibuk. Toat-beng-mo-kun (Silat Pencabutl Nyawa) adalah ilmu

khusus keluarga Giam, gadis ini tak mengenal dan tentu saja dia berteriak-teriak.

Namun karena Siu Lan juga bukan gadis sembarangan dan jelek-jelek dia adalah

puteri Yo Shu Kie maka gadis ini mengadakan perlawanan dan sejenak Giam Khing

repot, menangkis dan membalas dan tangan kirinya pun bergerak. It-yang-ci, totokan

jari tunggal yang dipergunakan, menyentil dan menolak pedang gadis itu. Dan ketika

Siu Lan terdesak dan tentu saja cemas maka pedang terlepas ketika sentilan kuku jari

pemuda itu ditambah.

"Ha-ha, menyerahlah, moi-moi. Aku cinta padamu!"

Siu Lan menjerit. Dia melempar tubuh bergulingan dan memaki-maki, Giam

Khing menubruk dan mengejar. Dan ketika pemuda itu menangkap namun dia

menggerakkan kaki maka Giam Khing terlempar ketika kena dupak.

"Dess!"

Pemuda itu bangkit berdiri. Tendangan dan perlawanan Siu Lan membuatnya

semakin gembira, Giam Khing terkekeh-kekeh dan Siu Lan ngeri. Saudara misannya

ini seperti harimau kelaparan, menubruk dan menyerang lagi. Dan karena pedangnya

terlepas sementara Siu Lan semakin gugup dan panik maka akhirnya ujung celananya

kena jambret.

"Bret!" celana gadis itu sobek. Giam Khing terkekeh sementara Siu Lan

menjerit, memukul namun Giam Khing menangkis. Dan ketika dua lengan beradu

dan Siu Lan tertangkap maka gadis ini memberontak dan kaki pun bergerak dari

bawah.

"Dess!"

Giam Khing lagi-lagi terpelanting. Untuk kesekian kalinya pemuda itu tak apa
apa dan bangkit berdiri, Giam Khing sengaja menakut-nakuti lawan dan sikapnya

seperti seekor harimau terhadap kelinci, menakut-nakuti dulu korbannya sebelum

dimangsa. Dan karena Siu Lan ketakutan namun gadis itu marah bukan main maka

pedangnya disambar dan gadis ini pun bersenjata lagi, dibiarkan Giam Khing dan kmi

pemuda itu mempergunakan tangan telanjang, menangkis dan terpentallah pedang

gadis itu oleh kekebalan lengannya. Dan ketika Giam Khing terkekeh dan Siu Lan

mundur-mundur akhirnya gadis itu terdesak dan pedang lagi-lagi terlepas, diketuk

Giam Khing dan Siu Lan menjerit. Giam Khing menubruknya dan kini hendak

menciumnya, hilang akal gadis itu. Tapi ketika Siu Lan bergulingan menjauh452

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

sementara Giam Khing mengejar dengan penuh nafsu maka Mei Hong berkelebat

muncul memperlihatkan diri.

"Giam Khing, kau pemuda tak tahu malu.... dess!" Giam Khing mencelat, kaget

berseru keras dan pemuda itu mengaduh. Mei Hong jauh lebih hebat daripada Siu

Lan, apa lagi sedikit-sedikit gadis ini telah mempelajari Hwee-liong Sin-kang,

mendapat sebagian sinkang pendekar sakti Handewa juga dan Giam Khing terguling
guling, serasa disambar petir. Dan ketika pemuda itu meloncat bangun dan pucat

berdiri menggigil maka terkejutlah dia melihat siapa yang datang.

"Kau....?"

Pemuda itu tertegun. Siu Lan juga tertegun tapi tentu saja girang, memanggil

dan berteriak menyebut nama Mei Hong. Dan ketika gadis itu gembira karena Mei

Hong ada di situ maka puteri Yo Shu Kie ini menangis.

"Ah, terima kasih, enci. Kau datang menolongku!"

"Hm," Mei Hong tersenyum. "Kau minggirlah, Siu Lan. Biar dia bagianku dan

kuhajar!"

"Tidak," gadis ini berseru. "Kita berdua menghajarnya, Mei Hong. Dan aku

ingin membunuhnya!"

"Tapi dia bukan lawanmu...."

"Ada kau di sini! Kenapa takut?" gadis itu memotong. "Tidak, kita keroyok dia,

enci. Dan potong lidahnya yang ceriwis!"

"Ha-ha," Giam Khing, yang sudah sadar dan hilang kagetnya tertawa bergelak.

"Kau, anak baik? Datang dan menyerahkan diri? Ha-ha, bagus, Mei Hong. Kalau

begitu kebetulan karena aku dapat menundukkan kalian berdua!"

"Jangan sombong!" Mei Hong membentak. "Kau patut dipenggal kepalamu,

Giam Khing. Kau pemuda bejat yang keji. Aku datang memang sengaja mencarimu.

Majulah, biar kuhajar!" namun Siu Lan yang membentak dan menyambar pedangnya

kembali berseru.

"Tidak, jangan biarkan mendahului, enci. Kita maju berdua dan justeru

mendahuluinya!" dan Siu Lan yang menerjang dengan pedangnya tiba-tiba

membacok dan menusuk, melakukan jurus-jurus berbahaya namun Giam Khing

menampar. Dengan tangan telanjang pemuda itu menolak pedang lawannva, tertawa

dan terpentallah pedang di tangan gadis itu. Dan ketika Siu Lan, berteriak dan

mengharap Mei Hong maju maka Giam Khing membalasnya dan pemuda itu

melakukan totokan It-yang-ci, menyerempet di pundak dan Siu Lan ditampar lagi

namun Mei Hong tiba-tiba berkelebat menarik lengannya. Dan ketika pemuda itu

mendesak dan Mei Hong maju melindungi maka gadis ini memukul dan membentak

putera Giam-taijin itu.

"Mundur.... plak!"

Giam Khing terbanting. Untuk kedua kali pemuda ini menjadi terkejut, tadi

dibuat terguling-guling sekarang ditampar dan terbanting pula, merasa betapa

dahsyatnya sinkang gadis itu. Panas dan nyeri! Dan ketika Giam Khing melompat453

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

bangun dan kaget serta marah maka Mei Hong mendorong temannya menghadapi

pemuda itu.

"Giam Khing, kau berhadapan dengan aku. Siu Lan bukan tandinganmu, biarlah

kau rasakan kelihaianku dan keluarkanlah Toat-beng-mo-kunmu itu!"

"Keparat, kau mengancam? Baik, jaga, Mei Hong. Aku akan menangkapmu!"

dan Giam Khing yang marah berkelebat maju tiba-tiba membentak dan meluruskan

tangannya, menghantam dan pukulan Toat-beng-mo-kun menyambar. Mei Hong

tidak takut dan menangkis pukulan ini. Dan begitu dua lengan beradu dan Giam

Khing mencelat maka pemuda itu berseru kaget.

"Dess!"

Giam Khing berteriak marah. Entah bagaimana tiba-tiba dia terlempar dan

terpelanting oleh tangkisan itu, Mei Hong berkelebat dan kini membalasnya,

menyerang dan mendesak. Dan ketika dia kelabakan dan menangkis sana-sini maka

dia terlempar dan bergulingan lagi, terkejut dan semakin marah karena desakan gadis

itu tak kenal surut. Giam Khing tiba-tiba membentak dan mencabut tongkatnya. Dan

ketika dia menangkis dan mempergunakan senjatanya itu maka Mei Hong terhuyung

dan pemuda ini melompat bangun.

"Keparat, kau mau mengalahkan aku, Mei Hong? Kau kira dapat memenangkan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku? Bedebah, kubunuh kau.... kukeremus kepalamu nanti!" dan Giam Khing yang

dengan tongkat di tangan tiba-tiba membentak dan sudah menerjang maju, mainkan

Koai-tung-jing-liong-sin-hoatnya dan repotlah Mei Hong mengelak sana-sini. Koai
tung-jing-liong-sin-hoat memang ilmu silat tongkat yang hanya diwarisi satu-satunya

oleh keluarga Giam, merupakan campuran ilmu silat yang hebat antara ilmu sesat

dengan ilmu dari orang mabok, namun setiap sambaran tongkat berarti maut bagi

lawan. Yang lengah akan mati dan Giam Khing sudah mainkan silat tongkat itu

sepenuhnya. Dan karena Mei Hong jarang bertempur dengan silat macam begini

karena pertemuannya dengan Giam Khing hanya sekali dua saja maka dia terdesak

dan mengandalkan kelincahan tubuh, berkelit dan menangkis tapi senjata itu benar
benar luar biasa, menyambar lagi setiap terpental dan Siu Lan khawatir. Gadis itu tak

tahu bahwa Mei Hong belum mangeluarkan segenap kepandaiannya, baru

mengeluarkan setengah saja dari yang dimiliki. Tapi ketika dia terdesak dan satu

kemplangan tongkat mengenai tubuhnya maka Siu Lan membentak dan tak tahan

lagi.

"Mei Hong, biar kubantu kau.... crang!" pedang di tangan gadis itu menghalau

tongkat, terpental tapi tongkat malah membalik, meliuk dan tahu-tahu menghantam

pinggang gadis ini. Dan ketika Siu Lan terbanting dan bergulingan kaget maka Giam

Khing terbahak-bahak mengejek lawan.

"Ha-ha, mundurlah, Siu Lan. Biar kurobohkan siluman betina ini!"

Siu Lan pucat. Dia maju membentak lagi, menyerang. Maksudnya ingin

membantu Mei Hong karena dia melihat kawannya itu terdesak. Tapi ketika Mei

Hong tertawa dan menyuruh ia minggir maka Mei Hong menangkis mempergunakan

sebuah jurus saktinya, ilmu silat kaki yang luar biasa, gerak yang dinamakan Lu-kak
hong-mo (Melipat Kaki Mengusir Iblis), satu dari gerakan ilmu silat Siu Sien

(Pembinaan Diri).454

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Minggirlah, benar katanya, Siu Lan. Aku tak apa-apa dan lihat ini.... dess!"

kaki Mei Hong menendang tongkat, mental dan tongkat menghantam kepala Giam

Khing sendiri, bersuara pletak dan Giam Khing kaget. Tentu saja marah karena

tongkatnya menghantam dirinya sendiri, kena tendangan itu. Dan ketika pemuda itu

menyerang marah melompat maju maka Mei Hong menggerakkan sepasang kakinya

dan terbelalaklah pemuda itu, melihat putaran kaki yang demikian cepat dan ke

manapun tongkat menyambar ke situ pula kaki lawan menyambut. Giam Khing

terkejut karena dia memang tidak mengenal ilmu sakti yang dimiliki Mei Hong, silat

kaki yang luar biasa indah namun juga kokoh ini. Dan ketika semua serangannya

tertolak dan pukulan-pukulan tongkatnya mental bertemu kaki lawan maka Mei Hong

mengakhiri sambil tertawa. "Sekarang kau roboh, Giam Khing. Mampuslah!"

Giam Khing berteriak. Dia terkesiap ketika kaki Mei Hong berputar, maju dan

tahu-tahu ujung kaki itu sudah di depan hidungnya, dan mendorong tongkat. Dan

karena gerakan luar biasa dan Mei Hong mengerahkan Hwee-liong Sin-kangnya

maka Giam Khing terbanting dan mengaduh-aduh.

"Dess!" pemuda itu menjerit. Hidungnya "bocor" dan untuk pertama kali Giam

Khing terluka, Mei Hong berkelebat dan kembali mempergunakan sepasang kakinya

itu, berputar dan menukik dari atas ke bawah. Dan ketika telinga pemuda itu kena

tendangan dan Giam Khing terlempar maka pemuda ini menjerit-jerit, gentar dan

bergeraklah Mei Hong menghajar pemuda itu. Dengan sepasang kakinya Mei Hong

mempermainkan pemuda ini, tenaga yang dipakai adalah Hwee-liong Sin-kang. Dan

karena tenaga Naga Api itu mengandung rasa panas yang membakar dan Giam Khing

tentu saja tidak kuat maka pemuda itu bergulingan meminta-minta ampun.

"Tobat.... aduh, ampun, Mei Hong...... ampun......!"

Mei Hong tertawa. Dia meneruskan gerakannya menghajar pemuda itu, kakinya

mengeluarkan sinar merah dan Giam Khing terpekik. Tentu saja mengenal Hwee
liong Sin-kang tapi pemuda itu seolah tak percaya. Hwee-liong Sin-kang biasanya

dimainkan dengan tangan, berupa tamparan atau pukulan-pukulan maut. Tapi karena

Mei Hong mempergunakannya dengan kaki karena silat sakti Siu Sien memang

mengandalkan kaki maka muncullah gabungan Hwee-liong Sin-kang yang aneh ini,

tenaganya Hwee-liong Sin-kang namun gerak jurusnya ilmu-ilmu silat Siu Sien.

Giam Khing bingung dan mengaduh-aduh. Dan ketika semua hajaran itu cukup dan

satu tendangan kilat akhirnya membuat Giam Khing terbanting dan roboh kelengar

maka pemuda itu tak bergerak lagi dan merintih.

"Aduh..... mati aku, Siu Lan...... kau bantulah aku...!"

Siu Lan meloncat. Gadis iui terheran-heran dan tersentak oleh kelihaian Mei

Hong, terutama Hwee-liong Sin-kang yang dikenal itu, ilmu silat yang dipunyai

supeknya (pak-de). Dan ketika Mei Hong mengakhiri pertandingan itu dan Giam

Khing merintih memegangi dagunya maka Siu Lan meloncat menyambar lengan

temannya.

"Enci, kau pandai mainkan Hwee-liong Sin-kang?"

"Maaf," Mei Hong tertawa. "Kebetulan saja, Siu Lan. Locianpwe Handewa

memberikannya kepadaku."455

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Ah, supek memberikannya? Kau menerimanya? Luar biasa, kau hebar sekali,

enci. Dan beruntung seperti kejatuhan bintang rejeki!"

"Sudahlah, bagaimana dengan binatang ini? Mana pedangmu?" Mei Hong

bergerak, memungut pedang di tanah tapi Siu Lan berkelebat. Gadis ini merampas

pedangnya dan menggigil menghadapi temannya itu. Dan ketika Mei Hong heran dan

bertanya kenapa dia memegang lengannya maka Siu Lan berkata, gemetar.

"Tidak..... jangan bunuh, enci.... dia itu..... dia itu masih saudaraku sendiri.....!"

"Tapi dia mau mempermainkanmu, dan lagi mempermainkan wanita-wanita

cantik di waktu perang!" Mei Hong mengerutkan kening. "Hm, pemuda ini

berbahaya, Siu Lan. Dan terus terang aku ingin membunuhnya!"

"Tidak, jangan!" Siu Lan terkejut. "Kejahatannya biar Han-supek atau Yo-supek

yang menghukum, enci. Sebaiknya dia kita tangkap dan serahkan ke Magada!"

"Hm, aku tak kembali ke Magada," Mei Hong tiba-tiba mengerutkan kening.

"Aku justeru meninggalkan negeri itu, Siu Lan. Aku hendak kembali ke Tiong-goan."

"Kenapa?"

"Tidak apa-apa, hanya.... hanya aku kangen tanah airku sendiri...." Mei Hong

berbohong, tentu saja tak mungkin harus menerangkan masalah Hangga, soal

perjodohan itu. Dan ketika Siu Lan mengerti dan percaya omongannya tiba-tiba gadis

ini menarik lengannya.

"Kalau begitu bagaimana sekarang? Aku khawatir membawanya sendiri, enci.

Dia lihai dan curang, suka berbuat licik dan jahat!"

"Ya, pemuda ini memang jahat. Kalau aku sebaiknya dibunuh!"

"Tidak, jangan, enci. Aku harus bertanggung jawab kepada ayahnya. Betapapun

ayahnya adalah pamanku. Sebaiknya, ah... biar kuikat dan kutotok sekali lagi!" dan

Siu Lan yang menotok serta mengikat Giam Khing akhirnya berseri menghadapi Mei

Hong. "Bagaimana, enci, bisakah begini?"

"Hm, boleh juga," Mei Hong tertawa. "Tapi dia harus kau jaga baik-baik, Siu

Lan. Atau, eh.... bagaimana kalau kau ikut bersamaku dulu? Jangan terburu pulang ke

Magada, biar kita seret dia sepanjang jalan dan kau bersamaku!"

Alis yang menjelirit itu berkerut. Siu Lan rupanya menimbang-nimbang namun

akhirnya mengangguk. Dan karena bertemu Mei Hong merupakan kegembiraan dan

dia tak usah tergesa pulang ke negerinya maka gadis ini berkata. "Baiklah, boleh

juga, enci. Aku sesungguhnya juga ingin mengelilingi Tiong-goan. Bersamamu tentu

lebih aman!" dan menyambar serta menyeret Giam Khing akhirnya gadis itu tertawa

dan membawa tawanannya, tak perduli pada rintihan Giam Khing dan pemuda itu

pucat. Kelihaian Mei Hong membuat Giam Khing gentar dan gelisah. Dia terbelalak

melihat gadis itu memiliki Hwee-liong Sin-kang, diam-diam marah dan benci kepada

supeknya kenapa terhadap gadis asing supeknya itu memberi, padahal itu adalah ilmu

tertinggi dari keluarga Empat Pendekar. Dan ketika Mei Hong mengikuti dan berjalan

bersama temannya maka Siu Lan bercecowetan seperti burung berkicau.

"Aku mendengar kekalahan paman Yonaga, menyesal aku mendengar ini namun

Magada memang bersalah. Bagaimana tanggapanmu tentang ini, enci?"456

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hm," Mei Hong bersikap tawar. "Aku pribadi tak menyukai perang, Siu Lan.

Tapi tentu saja aku harus membela negeriku."

"Ya, dan bagaimana supek Handewa bisa memberimu Hwee-liong Sin-kang,

enci? Bagaimana bisa terjadi hal seajaib itu?"

"Ah," Mei Hong mengelak. "Supekmu menyatakan sukanya kepadaku, Siu Lan.

Aku sesungguhnya juga tak enak tapi dia memaksa."

"Barangkali karena kau akan diambilnya sebagai menantu!" Siu Lan tiba-tiba

tertawa, kiranya tahu tentang itu. "Han Li sering bicara, enci. Dan aku sesungguhnya

juga setuju. Kau cocok kalau kau suka!"

Mei Hong jadi semburat. "Siu Lan, harap tidak bicara tentang ini. Aku.... aku

sesungguhnya sudah mempunyai kekasih....."

"Eh!" gadis itu terkejut. "Begitukah, enci? Jadi Han-supek...?"

"Ya," Mei Hong akhirnya berterus terang. "Han-locianpwe telah tahu, Siu Lan,

dan aku berterus terang padanya. Tapi, ah.... dia tidak marah malah memberiku

Hwee-liong Sin-kang!"

"Hm, Han-supek memang pendekar sejati. Dia pamanku yang paling adil, tak

suka mementingkan diri sendiri dan dapat mengenyampingkan rasa keakuanya. Kalau

begitu kau beruntung, enci. Omong-omong bolehkah aku tahu siapa kekasihmu itu?"

"Bun Hwi...."

"Bun Hwi?" Siu Lan terbelalak. "Pangeran yang menyamar sebagai koki di

Magada itu? Dia?"

"Ya."

"Ah, luar biasa, enci. Kalau begitu patut! Pilihanmu itu tidak keliru dan

sesungguhnya aku dan Han Li hampir saja jatuh cinta!"

"Hm," Mei Hong tiba-tiba merah mukanya. "Begitukah? Memang Bun Hwi

hebat, Siu Lan. "Dan aku juga masih ragu apakah aku dapat menjadi isterinya. Dia

gagah dan tampan, aku tak heran kalau dia banyak dicinta gadis-gadis cantik!"

"Eh-eh, jangan cemburu!" Siu Lan terkekeh. "Hampir jatuh cinta bukan berarti

jatuh cinta, enci. Aku hanya bergurau saja dan tak perlu kau marah. Kalau Bun Hwi

kekasihmu tentu saja sudah cocok, kau dan dia sepadan!"

"Hm," Mei Hong berkerut kening. "Aku dan dia masih banyak persoalan, Siu

Lan. Aku dan dia belum tentu cocok!"

"Lho, kenapa begitu?"

"Sudahlah, aku tak mau bicara tentang ini, Siu Lan. Masih ada semacam

perasaan sakit di hatiku kalau mengingat dia. Bun Hwi itu, dia... dia mata keranjang!"

Siu Lan tiba-tiba tersenyum. Tertawa dan memegang lengannya tiba-tiba gadis

ini terkekeh, dan ketika Mei Hong terkejut karena gadis itu tertawa maka Siu Lan

berkata. "Enci, aku sudah tahu tentang Bun Hwi. Tentu kau tak senang bahwa dia

dikejar-kejar Kiok Lan. Begitu, bukan?" dan, ketika temannya tak menjawab gadis457

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

ini berkata lagi, "Aku mendengar banyak tentang pemuda itu. Hebat memang Bun

Hwi itu, dan aku terus terang kagum. Tapi kalau melihat selintas aku percaya bahwa

dia tak akan tergoda Kiok Lan!"

"Bagaimana kau tahu?"

"Gampang, Kiok Lan ganas, enci, sepak terjangnya telengas. Orang macam Bun

Hwi tentu tak cocok. Dia lebih tepat memilihmu daripada Dewi Kelabang Hitam itu!"

"Dewi Kelabang Hitam?"

"Ya, Kiok Lan telah berjuluk Dewi Kelabang Hitam, enci. Dan aku baru saja

mendengar bahwa Tan-susiok di bawah pengaruhnya!"

"Apa?"

"Benar, pamanku berada di bawah pengaruhnya, enci. Dan entah bagaimana

kudengar pamanku itu menjadi pembantu Kiok Lan, Dewi Kelabang Hitam itu. Tapi

karena aku tak dapat berbuat apa-apa dan ingin kembali ke Magada maka kejadian ini

tadinya hendak kulaporkan dan kuminta bantuan ayah, atau supek."

"Hm!" Mei Hong lalu mendengar berita baru, bahwa Kiok Lan kini telah

berjuluk Dewi Kelabang Hitam dan musuhnya itu tinggal di Rawa Maut,

menundukkan dan mengumpulkan orang-orang sesat untuk dijadikan pembantunya.

Siu Lan tak tahu di mana Rawa Maut itu. Tapi ketika ia selesai bercerita dan Mei

Hong bersinar-sinar maka gadis ini mengepal tinju.

"Aku ingin mencari seseorang. Kalau kebetulan dapat kutemukan tentu aku

dapat meminta pertolongannya."

"Siapa itu?"

"Pemuda lihai, enci, yang dulu membebaskan aku dari tangan Kiok Lan!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mei Hong tiba-tiba teringat. "Benar," katanya. "Dulu kau ditangkap siluman

betina itu, Siu Lan, kalau tidak salah malah bersama puteri Hu-taijin pula. Apakah ini

yang kau maksud? Dan bagaimana kau dapat bebas?"

"Aku bertemu secara kebetulan. Waktu itu Kiok Lan melempar kami untuk

makan minum sendiri, datang pemuda itu dan mereka bertempur. Tapi karena

maksudnya hendak menolong kami dan Kiok Lan diajak berputar-putar akhirnya

pemuda itu berhasil mengecoh dan aku serta Hu Lan dibawa kabur!" Siu Lan

menceritakan, didengar Mei Hong dan gadis itu tampak berseri-seri. Mei Hong

melihat persamaan antara dirinya dengan gadis itu dalam menceritakan pemuda yang

dikagumi, berkali-kali puteri Yo Shu Kie ini memuji dan menyatakan kebaikan

orang. Dan ketika Mei Hong tersenyum dan mengangguk mengerti maka gadis itu

bertanya siapa nama pemuda ini.

"Cien Hong," jawab Siu Lan. "Dia murid seorang tokoh Tibet, enci. Dan kau

barangkali tak menduga!"

"Siapa yang kau maksud?"

"Hong Sin Lama yang lihai, suheng atau kakak seperguruan tertua Hong Beng

Lama yang murtad itu!"458

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Oh!" Mei Hong terkejut. "Lama yang tua itu?"

"Ya, dan Cien Hong adalah muridnya, enci. Pemuda inilah yang telah

menyelamatkan aku dan Hu Lan!"

"Dan kau suka padanya?"

"Apa?"

"Kau mencintainya?"

"Eh.....!"

"Nanti dulu!" Mei Hong tertawa. "Kau bersinar-sinar menceritakan pemuda ini,

Siu Lan. Kau tampak bersemangat dan kagum sekali. Dan tampaknya berani bertaruh

bahwa kau mencintai pemuda itu, paling sedikit suka, simpatik! Hayo, bukankah

benar?"

Siu Lan tiba-tiba merah padam. Kalau bukan Mei Hong yang bicara tentu dia

sudah memakinya habis-habisan, malu dia. Tapi karena Mei Hong sahabatnya dan

mereka sama-sama wanita maka Siu Lan terisak dan.... menangis.

"Eh, kenapa begini?" Mei Hong jadi terkejut. "Maafkan aku, Siu Lan. Aku

hanya menggoda dan ingin bergurau denganmu. Kalau kata-kataku menyinggung

baiklah aku minta maaf!"

"Tidak," Siu Lan menggeleng. "Kata-katamu benar, enci. Hanya...... hanya

barangkali aku yang sial.....!"

"Sial bagaimana?"

"Enci," Siu Lan tiba-tiba memandang temannya, bersikap serius. "Dapatkah kau

menceritakan bagaimana rasanya mencinta pemuda? Bagaimana perasaanmu

terhadap Bun Hwi?"

"Hm," Mei Hong terkejut, semburat. "Berjuta rasanya, Siu Lan. Ada senang ada

nikmat, ada suka dan ada gembira...."

"Itu saja?"

"Hm, tentu tidak. Ada perasaan di hatiku bahwa selamanya aku ingin berdekatan

dengannya....."

"Nah, itu! Kalau begitu betul, aku juga memiliki perasaan seperti itu! Kalau

begitu aku jatuh cinta, enci. Dan terus terang aku selalu terbayang-bayang si Cien

Hong itu!" Siu Lan tak malu-malu, akhirnya buka kartu dan Mei Hong menarik

napas. Sesama wanita memang mereka dapat bersikap bebas. Begitulah perasaannya

kalau jatuh cinta, terkenang dan selalu terbayang-bayang. Dan karena Siu Lan adalah

gadis baik dan puteri Yo Shu Kie itu banyak menolongnya di Magada akhirnya Mei

Hong bercakap-cakap tentang cinta, memberi hiburan dan menceritakan perasaannya

sendiri terhadap Bun Hwi. Mereka tentu saja menjadi kian akrab dan dekat satu sama

lain. Tapi ketika pembicaraan menjadi jauh dan semakin dalam tiba-tiba Mei Hong

teringat bahwa pemuda bernama Cien Hong itu belum seperti Bun Hwi, artinya

apakah Cien Hong juga mencintai Siu Lan atau tidak dia tak tahu.

"Bagaimana Cien Hong itu sendiri? Apakah dia ada hati kepadamu?"459

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Inilah," Siu Lan tiba-tiba murung. "Aku tak tahu, enci. Kau lebih beruntung

karena Bun Hwi telah mencintaimu. Kalau aku bertepuk sebelah tangan dan pemuda

itu tahu tentu hancurlah namaku. Bagaimana pendapatmu tentang ini? Bagaimana

Bun Hwi dulu menyatakan cintanya padamu?"

Mei Hong merah mukanya. "Bun Hwi menyatakan cintanya setelah semua jelas,

Siu Lan. Tapi dia itu mata keranjang. Kepadaku dia menyatakan cinta tapi kepada

siluman betina itu dia juga menyatakan suka!"

"Kau pernah dicium?"

"Hm!" Mei Hong semburat. "Kalau bukan kau yang bertanya tentu aku tak sudi

menjawabnya, Siu Lan. Dia.... dia pernah menciumku!"

"Enak?"

Mei Hong terbelalak. Tadinya pertanyaan ini mau menimbulkan marah, Siu Lan

bertanya seperti main-main saja, atau mau kurang ajar, mempermainkannya. Tapi

ketika mata yang bening indah itu terbelalak dan mata puteri Yo-taijin ini berkejap

dalam keinginan tahu yang besar tiba-tiba Mei Hong tertawa, terkekeh lepas.

"Siu Lan, pertanyaan apa yang kau ajukan ini? Belum pernahkah kau dicium

seorang pemuda?"

"Ah, aku selamanya takut berhadapan dengan lelaki, enci, khususnya masalah

cinta begini. Aku dengar mereka itu kasar dan suka menggigit!"

"Menggigit?"

"Ya, bukankah kalau mencium juga menggigit? Apakah Bun Hwi tidak pernah

manggigitmu, enci?"

Mei Hong terkekeh. Tiba-tiba ta tak dapat menahan geli mendengar pertanyaan

polos ini, pertanyaan kekanak-kanakan. Dan ketika Siu Lan terbelalak dan justeru

mengerutkan keningnya maka gadis ini berkata, Siu Lan, kau benar-benar gadis yang

lugu. Kalau saja tidak mengetahui sepak terjangmu sehari-hari tentu kukira kau main
main dan pura-pura tidak tahu. Hm, mencium tentu menggigit, Siu Lan, gigitan

sayang. Dan Bun Hwi tentu saja pernah melakukan itu. Tapi dia tidak kasar,

ciumannya halus!"

Siu Lan kemerah-merahan. Mereka tiba-tiba buka kartu dan Mei Hong tidak

malu-malu, memberi tahu bahwa dicium itu enak. Siu Lan tampak tersipu namun

malah bertanya lagi, hal-hal yang lebih kecil dan Mei Hong geli. Gadis ini tahu

bahwa seorang yang belum pernah pacaran memang nafsu keinginan tahunya besar,

tak heran kalau puteri Yo-taijin itu bertanya, mulai njlimet. Namun ketika mereka

asyik bicara dan ngalor-ngidul masalah pacar tiba-tiba Giam Khing yang mereka

seret putus talinya.

"Hei....!" Siu Lan berteriak kaget. "Putus, enci. Ada orang.....!" dan baru gadis

itu berhenti bicara tahu-tahu berkelebat sesosok bayangan dan muncullah di situ

seorang setengah baya yang dikenal Siu Lan sebagai Giam Lun, pamannya.

"Paman.....!"460

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Mei Hong terkesiap. Tawa yang parau dan sumbang telah mendahului gerakan

Giam-taijin itu, melontar sebutir batu hitam dan putuslah tali pengikat Giam Khing.

Dan ketika Giam Khing berteriak memanggil ayahnya dan pemuda itu bebas dari

pengaruh totokan maka Giam-taijin telah berhadapan dengan dua orang gadis ini.

"Siu Lan, kenapa kau menangkap Giam Khing?"

Siu Lan tertegun. Melihat kehadiran pamannya yang tiba-tiba muncul seperti

membuat gadis ini tersentak, kaget dan mundur dengan muka pucat. Tapi ketika dia

tak menjawab dan Giam Khing tertawa tiba-tiba pemuda itu berkelebat di samping

ayahnya menuding Mei Hong.

"Dia itu biang penyakitnya!" katanya. "Gadis ini yang mengalahkan aku, ayah.

Bocah perempuan ini minta ditelanjangi!"

"Hm, kau roboh olehnya?" Giam Lun, sang menteri yang kemerah-merahan

bersinar, memandang Mei Hong. "Kenapa kau menangkap Giam Khing? Ada

permusuhan apa?"

Mei Hong berdetak. Setelah hilang kagetnya melihat kehadiran menteri ini tiba
tiba Mei Hong menjadi marah. Dia teringat kekejaman menteri ini dalam perang,

cerita-cerita yang membuat mukanya menjadi merah. Maka melihat menteri itu

datang dan ayah serta anak tiba-tiba kebetulan berada bersama tiba-tiba Mei Hong

membentak.

"Giam-taijin, tak kusangkal bahwa aku yang menangkap Giam Khing. Sekarang

kau ada di sini, kebetulan sekali. Aku ingin meminta tanggung jawabmu tentang

semua perbuatanmu yang telah merusak wanita-wanita cantik!"

"Ha-ha, kau membela wanita-wanita bangsamu itu? Apa saja yang kau dengar?"

"Kekejianmu, Giam-taijin. Kejahatanmu yang suka memperkosa wanita. Aku

menuntut atas nama mereka agar kau menyerahkan diri!"

"Ha-ha!" Giam Khing, yang mendahului ayahnya tiba-tiba terbahak mengejek.

"Mei Hong ini sombong dan kurang ajar, ayah. Dan dia barangkali minta dikerjain.

Kau tangkap dia dan kita permainkan berdua!"

Siu Lan memaki. Mendengar omongan begini tiba-tiba gadis itu menjadi marah,

juga malu Giam Khing dan ayahnya ternyata tak tahu malu dan bermulut kotor,

masing-masing sama bejat dan dia mau menyerang. Tapi ketika Mei Hong menahan

lengannya dan menarik dia mundur maka Mei Hong menghadapi ayah dan anak itu,

mata bersinar-sinar.

"Orang she Giam, kalau begitu benar apa yang kudengar. Kau dan puteramu

adalah binatang terkutuk. Majulah, dan biar kuhajar kalian berdua!"

Giam-taijin tertawa. Melihat Mei Hong tiba-tiba bangkit nafsunya, mata

berputar dan dia pun geli. Gadis ini dianggapnya sombong dan besar mulut, tak tahu

diri. Namun masih sungkan terhadap Siu Lan dia berkata dingin. "Bocah hina,

sebaiknya tahan mulutmu dan jangan kurang ajar sini. Kau telah menawan puteraku,

menyerahlah dan ikut aku baik-baik. Kalau kau menurut dan tidak banyak tingkah

tentu kuampuni dirimu!"461

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Siapa sudi? Kau yang sengaja kucari, Giam-taijin, kebetulan kita bertemu dan

lihat ini....wut!" Mei Hong berkelebat, menggerakkan tangannya dan sebuah

tamparan tahu-tahu melayang di wajah menteri itu. Giam-taijin mengelak namun

Mei-Hong terus mengejar, menggerakkan tangannya yang lain pula. Dan karena

gerakan itu berlangsung cepat dan menteri ini dipaksa menangkis maka dia pun

menggeram dan sudah melakukan itu.

"Dukk!"

Sang menteri tergetar. Mei Hong mengerahkan Hwee-liong Sin-kangnya dan

lawan terperanjat, langsung berteriak keras ketika sinar merah itu menyambar. Dan

ketika pukulan ini mengejutkan sang menteri karena bagai disengat listrik dia

terdorong, mundur maka Mei Hong membentak dan sudah berkelebatan maju,

mengelilingi dirinya dan tamparan atau tendangan menghujani dirinya dari segala

penjuru. Mei Hong memang sengaja hendak mengejutkan lawan dengan ilmu

barunya itu, Hwee-liong Sin-kang, mengisi pukulan-pukulan atau serangannya

dengan tenaga Naga Api. Dan karena lawan tergetar dan selalu terdorong oleh

pukulannya yang panas maka Giam-taijin seakan tak percaya pada apa yang dilihat.

"Hwee-liong Sin-kang! Keparat, bukankah ini Tenaga Naga Api? Eh, dari mana

kau mendapatkannya, siluman betina? Dari mana kau mencuri?"

"Tak ada yang mencuri!" Mei Hong membentak. "Han-locianpwe

memberikannya kepadaku, Giam-taijin, khusus merobohkan orang-orang macam

dirimu!"

"Bohong, aku tak percaya! Kau.... dess!" dan yang terlempar menghentikan

kata-katanya tiba-tiba berteriak dan menjerit kaget, untung Mei Hong belum begitu

mahir dan menteri itu melempar tubuh bergulingan. Giam Lun kaget karena terhadap

ilmu ini kepandaiannya bisa tak berdaya, Mei Hong mendesak dan akhirnya menekan

bertubi-tubi. Dan ketika dia kewalahan dan apa boleh buat mencabut tongkatnya

maka menteri itu menggigil berteriak marah. "Giam Khing, bantu aku. Bunuh,

siluman betina ini....!"

Giam Khing tertegun. Dia gentar tapi juga bingung, dalam beberapa gebrakan

saja ayahnya dibuat repot dan tunggang-langgang. Tapi ketika ayahnya mencabut

tongkat dan mainkan Sin-liong-tung-hoat untuk menahan desakan Mei Hong maka

pemuda ini membentak dan maju menerjang, melihat bahwa sinar merah dari pukulan

Hwee-liong Sin-kang tak sepanas atau sekuat supeknya, tanda bahwa Mei Hong

belum lama mendapat ilmu itu dan tentu saja dia agak besar hati. Bersama ayahnya

tentu dia dapat menahan. Dan, ketika Giam Khing berkelebat dan maju mengeroyok
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mei Hong maka benar saja Mei Hong tak dapat mendesak lawan karena keterbatasan

Hwee-liong Sin-kangnya, yang baru dipelajari.

"Keparat, bagaimana siluman betina ini dapat memiliki Naga Api? Dari mana

dia memperoleh itu, Giam Khing?"

"Tak tahulah, katanya dari Han-supek, ayah. Dan mungkin. betkat bujukan!"

"Bujukan dari mana?"

"Tentu dari gadis ini sendiri, barangkali saja supek disodori tubuhnya..... wut
dess!" Giam Khing mencelat, menerima bentak kemarahan dari Mei Hong yang462

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

merah padam oleh kata-kata itu. Giam Khing berteriak dan terlempar tinggi ke udara,

terbanting dan mengaduh ketika tubuhnya serasa remuk. Dan ketika Mei Hong

memaki dan membentaknya lagi maka Giam Khing yang bermulut kotor diserang dan

dipukul serta ditendang, sayang ayahnya maju dan Giam-taijin tertawa bergelak.

Menteri yang merah mukanya itu tiba-tiba menyambung kata-kata anaknya yang

kotor dengan ucapan kotor pula, Mei Hong memaki-maki dan tentu saja menerjang

sengit. Dan karena Hwee-liong Sin-kang menjadi tak terkendali karena ilmu itu tak

boleh dikeluarkan dalam keadaan emosi tiba-tiba sebuah hantaman tongkat

menyelonong dan lewat di balik tamparan Mei Hong.

"Dess!"

Mei Hong terpelanting. Kali ini dia mengeluh dan ayah serta anak mengejar,

mengayun tongkat dan Mei Hong bergulingan menjauh, mengelak. Namun ketika

mereka memburu dan Giam-taijin rupanya tahu kelemahan gadis itu maka menteri ini

tertawa bergelak.

"Ha-ha, kalau benar tak usah menyangkal, Mei Hong. Tanpa bujuk dan rayumu

tak mungkin suhengku memberikan ilmunya. Aih, kiranya kau siluman betina yang

haus cinta!"

Mei Hong marah bukan main. Dia tak tahu bahwa kemarahan yang sangat

Hwee-liong Sin-kangnya tak dapat sempurna, menangkis lagi namun menteri Giam

dapat bertahan. Pertama karena Mei Hong belum mahir sedangkan kedua karena

gadis itu pecah konsentrasinya, oleh marah. Maka ketika lawan menerjang dan maju

lagi Mei Hong menjadi kewalahan ketika terdesak.

"Des-dess!"

Mei Hong kembali terlempar. Untuk ketiga kali dia bergulingan, memaki dan

mengutuk ayah dan anak itu. Dan ketika lawan mengejar dan melancarkan totokan

tiba-tiba Siu Lan melengking dan maju, yang diserang.adalah Giam Khing dan tentu

saja pemuda itu terkejut. Tapi ketika Giam Khing menangkis dan Siu Lan terpental

maka Giam Khing terbahak menyuruh ayahna menyerang Mei Hong.

"Bagus, biar aku menundukkan yang ini, ayah. Kau yang itu dan kita main-main

nanti!"

"Ha-ha, boleh!" sang ayah tak kalah kurang ajarnya. "Kita permainkan mereka,

Giam Khing. Dan robohkan Siu Lan agar menjadi isterimu!"

"Terkutuk! Keparat!" Siu Lan memaki-maki. "Kau tak tahu malu, Giam-susiok.

Kau jahanam dan terkutuk!"

"Ha-ha mengocehlah, Siu Lan. Setelah itu Giam Khing akan menjadi suamimu

dan kau tak berdaya lagi!" menteri Giam tertawa, berhasil mengacau Mei Hong dan

Hwee-liong Sin-kang kendor. Pukulan Naga Api ini menjadi pecah karena terganggu

kemarahan. Mei Hong membentak dan khawatir melihat Siu Lan maju, terpental dan

memang bukan tandingan Giam Khing. Tapi ketika dia melengking dan

mengeluarkan jurus saktinya tiba-tiba gadis ini bergerak dan mainkan Siu Sien,

mempergunakan sepasang kaki dan Giam-taijin terkejut. Gadis itu memutar kakinya

sedemikian rupa hingga pukulan tongkatnya tertahan, balik tertolak dan bahkan

terpental menghantam dirinya sendiri. Mei Hong menggabung lagi Hwee-liong Sin-463

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

kang dengan ilmu silat Siu Sien, seperti kemarin ia menghadapi Giam Khing. Tapi

karena menteri ini bukan Giam Khing dan sebentar saja menteri itu sudah menguasai

dirinya lagi maka Giam-taijin tertawa-tawa menggerakkan jarinya, menotok dengan

It-yang-ci dan sebentar kemudian tangan menteri itu bergerak pula dengan pukulan

Toat-beng-mo-kun. Sinkang yang dimiliki menteri ini memang lebih kuat dibanding

Giam Khing, juga Giam-taijin tentu saja lebih berpengalaman. Dan ketika menteri itu

melihat bahwa dengan menggelisahkan gadis itu dalam soal Siu Lan ilmu silat gadis

itu jadi kacau dan bingung Giam-taijin menyuruh puteranya segera merobohkan Siu

Lan.

"Tangkap dia, robohkan calon isterimu itu!"

Siu Lan memaki-maki. Mei Hong hampir mendapat ketenangannya kembali

ketika didengarnya Siu Lan menjerit, roboh dan terlempar oleh sebuah pukulan Giam

Khing. Dan ketika Mei Hong gelisah dan khawatir oleh keselamatan Siu Lan tiba-tiba

saja sebuah pukulan Toat-beng-mo-kun mengenai pundaknya.

"Dess!"

Mei Hong kembali terbanting roboh. Untuk kesekian kalinya dia mengeluh

perlahan, menggigit bibir namun tidak terluka. Pemberian sinkang Handewa ternyata

membuat tubunnya kebal, Giam Lun terbelalak melihat kehebatan gadis itu. Dan

ketika Mei Hong melompat bangun dan kembali menerjangnya maka Siu Lan

terpekik ketika dikejar Giam Khing, membuat pikiran Mei Hong terpecah.

"Aduh, tolong, enci. Keparat.... bret!"

Mei Hong semburat merah. Siu Lan robek baju pundaknya kena cengkeraman,

Giam Khing tertawa-tawa dan mengejarnya lagi. Dan ketika Giam-taijin berbisik dari

jauh agar puteranya itu mengacau perhatian Mei Hong maka Giam Khing terbahak

dan mengerti.

"Baik, kurobohkan calon isteriku ini, ayah. Dan kau robohkan calon isterimu

itu!"

Mei Hong merah padam. Kalau ayah dan anak tak begitu membakarnya dengan

kata-kata kotor barangkali dia tak sebegitu marah. Giam Khing dan ayahnya ini

benar-benar manusia terkutuk yang tak tahu malu, bicara seenaknya dan dia jengah.

Siu Lan menjerit lagi dan Mei Hong kacau, terkena sebuah pukulan lagi dan dia

terbanting, tidak apa-apa namun di sana Siu Lan mengeluh, baju pundaknya robek

lagi dan Giam Khing tertawa-tawa. Dan ketika Mei Hong menjadi marah tapi juga

bingung tiba-tiba Siu Lan tertangkap dan Giam Khing mendaratkan ciuman.

"Ngok!"

Giam Khing terbahak-bahak. Ayahnya tertawa bergelak dan Mei Hong pucat,

melihat Siu Lan roboh dan dicengkeram Giam Khing. Pemuda itu mencium lagi, dan

Mei Hong tak tahan, membentak dan tiba-tiba berkelebat menyambar, menggerakkan

kaki menendang pemuda itu. Dan karena Giam Khing tak menduga dan ayahnya juga

berteriak kaget maka pemuda ini terlempar bergulingan ketika tendangan Siu Sien

mengenai pinggangnya.

"Aduh!"464

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Mei Hong menyambar Siu Lan. Saat itu dia menyelamatkan gadis ini dan tidak

mengejar Giam Khing, membebaskan totokan temannya tapi Giam-taijin tiba-tiba

menyambar, ganti berkelebat menyerangnya. Dan karena dia harus menangkis dan

apa boleh buat Siu Lan dilepas kembali maka gadis itu terlempar ketika dua pukulan

beradu.

"Dess!"

Mei Hong terguling-guling. Serangan Giam-taijin yang cepat dan kuat tak dapat

ditangkisnya sempurna, Siu Lan terlempar dan sudah ditangkap Giam Khing, karena

tadi ayahnya menendang dan sengaja memberikan gadis itu pada puteranya. Dan

ketika Giam Khing tertawa-tawa dan menerima korbannya maka Giam-taijin

menerjang dan menghantam Mei Hong.

"Ha-ha, tak usah menyingkir, siluman betina. Kau hadapi aku dan biarkan Siu

Lan dipelukan Giam Khing!"

"Keparat!" Mei Hong memaki. "Kubunuh kau Giam-taijin. Dan kubunuh pula

puteramu itu!"

"Cobalah, kalau kau bisa!" dan Giam Lun yang terbahak mainkan tongkatnya

lali menyerang sekaligus melindungi diri, disambut putaram cepat dari sepasang kaki

Mei Hong dan bertandinglah mereka itu. Giam Khing tertawa-tawa dan Mei Hong

bingung. Keluhan Siu Lan sungguh membuat dia gelisah dan malu melihat apa yang

dilakukan Giam Khing. Pemuda itu mengusap-usap dan mulai kurang ajar

menggerayangi tubuh korbannya, Mei Hong membentak dan menyerang pemuda itu

tapi ayah selalu menahan, menangkis dan menggagalkan pukulannya itu. Dan karena

kejadian ini berulang tujuh delapan kali dan Mei Hong marah tiba-tiba tanpa diduga

berkelebat sesosok bayangan yang menghantam Giam Khing.

"Pemuda siluman, lepaskan gadis itu.... plak!"

Giam Khing menjerit. Entah bagaimana tahu-tahu tubuhnya terlempar, bagai

dihantam godam dan Giam Khing berteriak. Siu Lan yang dibawanya tahu-tahu lepas

dan terguling-gulinglah pemuda itu oleh kekagetan yang sangat. Dan ketika dia

memaki meloncat bangun dan kaget serta marah maka di situ telah berdiri seorang

pemuda tampan yang tidak, dikenal Giam Khing.

"Cien Hong....!"

Giam Khing pucat. Siu Lan, yang melihat pemuda itu tiba-tiba berseru lirih.

Gadis itu tampak girang luar biasa dan Cien Hong tersenyum padanya, mengangguk

dan sudah melepas baju sendiri untuk diberikan pada Siu Lan, menutup pundak gadis

itu yang telanjang. Dan ketika Giam Khing mendelik dan ayahnya di sana terkejut

maka Cien Hong sudah, membebaskan totokan dengan lemah lembut.

"Ya, aku, Siu Lan. Kiranya kita bertemu lagi."

"Ah, terima kasih!" dan Siu Lan yang girang serta dipegang lengannya tiba-tiba

berteriak ketika melihat Giam Khing menyerang dari belakang, "Awas.... dess!" dan

pukulan yang sudah mendarat serta menghantam Cien Hong tiba-tiba membuat Cien

Hong tergetar dan terhuyung maju, tidak roboh dan Giam Khing menyambar

tongkatnya. Dengan senjata di tangan pemuda itu menyerang lagi lawannya dengan465

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

cepat. Tapi ketika Siu Lan memaki dan Cien Hong membalik tiba-tiba pemuda ini

sudah menangkis.

"Dess!"

Giam Khing terjengkang. Tongkatnya membalik dan pemuda itu berseru kaget,

terlempar dan terguling-guling. Dan ketika Giam Khing meloncat bangun dan pucat

menghadapi pemuda itu maka Siu Lan membentak dan menerjang dirinya, tidak takut

karena Cien Hong kini ada di situ. Giam Khing mengelak dan menangkis, diserang

namun Cien Hong tiba-tiba berkelebat. Dan ketika satu tangkisan Giam Khing

membuat Siu Lan terpental dan gadis itu terbanting mengeluh roboh maka Cien Hong

berkata padanya agar dia mundur, mengangkatnya bangun.

"Sudahlah, serahkan pemuda ini kepadaku, Siu Lan. Lihat bagaimana dia

menghadapi aku dan kau menonton saja!"

"Bunuh jahanam keparat ini, bunuh dia....!" Siu Lan memaki-maki, malu dan

marah bukan main. "Jangan ampuni dia, Cien Hong. Robohkan dan pecahkan

kepalanya!"

Cien Hong mengangguk. Pemuda itu sudah bersinar-sinar menghadapi Giam

Khing, lawannya tergetar tapi Giam Khing lupa-lupa ingat. Putera Giam-taijin ini

tiba-tiba serasa mengenal lawan tapi lupa, kapan dan di mana. Tak tahu bahwa inilah

satu di antara dua pemuda sakti yang dulu membantu menteri Hu Kang, dalam

peperangan. Maka melihat lawan melindungi Siu Lan dan keinginannya gagal

dimentahkan pemuda itu tiba-tiba Giam Khing membentak menerjang maju

menggerakkan tongkat dan Giam Khing sudah memaki pemuda ini. Cien Hong

berkelit dan terus dikejar, satu dua kali mengelak serangan tapi akhirnya menangkis.

Dan ketika tangkisan itu membuat Giam Khing terkejut karena untuk kesekian

kalinya dia terpental dan sakit telapaknya maka Giam Khing berteriak memanggil

ayahnya, bertubi-tubi melancarkan serangan dan tongkat serta tangan kiri bererak.

Toat-beng-mo-kun sudah disusul pukulan-pukulan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat,

diterima dan Cien Hong ternyata tak apa-apa. Tongkat yang bak-bik-buk

menghantam tubuhnya ternyata enak saja bertemu tubuh pemuda itu, mental dan

menghantam Ciam Khing sendiri. Dan ketika belasan jurus lewat dengan cepat dan

Cien Hong mendengus menggerakkan tangannya tiba-tiba tamparan dan dorongan

dilakukan pemuda itu, menyambut dan mencengkeram tongkat dan tiba-tiba tongkat

patah. Giam Khing kaget bukan main ketika senjata di tangannya itu hancur patah

menjadi tiga potong. Dan ketika patahan itu dilontar dan disambitkan ke arahnya tiba
tiba pemuda ini terbanting ketika kedua pundaknya berdarah ditancapi tongkat.

"Aduh.... tolong, ayah... tobat....!"

Giam Khing jadi berubah. Dia mula-mula juga belum mengenal Cien Hong

dengan baik, maklum, sudah beberapa bulan mereka tidak bertemu lagi dan mul-mula
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cien Hong pun menutupi mukanya, menyembunyikan diri. Tapi ketika puteranya

menjerit kesakitan dan betapa semua serangan atau pukulan puteranya tak mempan

bertemu pemuda itu maka Giam-taijin menggeram mencelat maju, meninggalkan Mei

Hong.

"Bocah busuk, terimalah pukulanku!"466

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Cien Hong tak mengelak. Giam-taijin sudah menyambar dan berkelebat tiba,

pukulan Toat-beng-mo-kunnya menghantam dan pemuda ini menerima. Dan ketika

pundak pemuda itu meledak namun Giam-taijin terpental berjungkir balik maka

Giam Khing yang tiba-tiba ingat siapa pemuda itu berteriak memberi tahu.

"Dia teman Bun Hwi, pemuda sakti yang dulu membantu menteri Hu Kang!"

"Apa? ayahnya terkejut, berjungkir balik melayang turun. "Dia ini yang

membantu Hu Kang? Pemuda setan yang mengalahkan kita itu?"

"Benar, dia ini, yah. Sekarang aku ingat!" dan Giam Khing, yang berteriak

meminta ayahnya berhati-hati lalu melihat ayahnya itu menyerang Cien Hong, dikejar

Mei Hong namun si pemuda berkata biarlah tak usah dibantu. Mei Hong merah

menyala-nyala dan memaki menteri itu. Tapi ketika dilihatnya Giam Khing di

pinggiran dan pemuda yang memanaskan perut ini tampak pucat dan gemetar tiba
tiba Mei Hong membentak dan ganti menyerang pemuda itu, dikelit dan Giam Khing

terkejut. Menghadapi Mei Hong jelas dia kalah, ayahnya sedang bertempur dan tak

mungkin dia mengharap ayahnya itu. Dan ketika Mei Hong menyerangnya bertubi
tubi dan tendangan serta pukulan jatuh bangun di tubuhnya tiba-tiba Giam Khing

mengeluh dan memutar tubuh, melarikan diri.

"Ayah, menyingkir. Musuh terlalu kuat....!"

Giam-taijin terkejut. Puteranya sudah melarikan diri namun Mei Hong

mengejar, Siu Lan juga membentak dan mengejar lawannya itu Giam Khing tiba-tiba

amat dibencinya karena pemuda itu secara kurang ajar menciumnya, hampir saja

menelanjangi bajunya dan Siu Lan marah. Tapi ketika Giam Khing meledakkan

granat tangan dan Mei Hong berteriak marah maka Siu Lan disambar untuk

menyelamatkan diri.

"Awas..... dar-dar!"

Mei Hong mengumpat caci. Giam Khing sungguh licik dan curang, menghilang

dan meninggalkan tawanya entah di mana. Dan ketika Mei Hong melengking dan

membentak berjungkir balik tiba-tiba Giam-taijin juga tertawa dan melarikan diri.

"Baiklah kelak bertemu lagi, anak-anak. Sekarang aku mengampuni kalian dan

biar kutitipkan nyawa kalian dulu!" menteri itu melempar benda-benda hitam,

meledak dan Cien Hong berjungkir balik. Sama seperti Mei Hong pemuda ini pun

terpaksa menghindarkan diri dari ledakan granat tangan itu, bukan satu melainkan

tujuh berturut-turut. Giam-taijin lebih curang, dan licik lagi. Dan ketika pemuda itu

melayang turun dan memaki menteri ini ternyata sang menteri lenyap dibalik asap

yang tebal.

"Kejar! Ah, kejar mereka, Cien Hong. Jangan biarkan mereka pergi!"

"Sudahlah," Cien Hong mengusap keringat. "Mereka ketakutan, Siu Lan. Kita

harus berhati-hati terhadap granat tangannya."

"Tapi mereka akan menggangguku lagi. Jahanam terkutuk si Giam Khing itu!"

"Aku akan melindungimu," Cien Hong tiba-tiba lembut memandang mesra.

"Aku akan menghajarnya kalau berani mengganggumu, Siu Lan. Giam Khing kelak

memang harus dibunuh kalau tidak merobah wataknya!"467

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Deg! Siu Lan terkejut. Tatapan mata Cien Hong tiba-tiba membuatnya

terguncang, sorot pemuda itu lembut dan mesra sekali. Dan ketika ia melengos dan

berdegup tak keruan maka Mei Hong yang turun di sebelahnya mengepal tinju,

marah-marah.

"Benar, pemuda macam Giam Khing harus dibunuh, Siu Lan. Kalau kau

menuruti perintahku tentu tak begini jadinya. Hm, jadi ini yang bernama Cien

Hong?"

"Nona siapa?"

"Dia Mei Hong.... enci Mei Hong!" Siu Lan tiba-tiba mendahului. "Aku

ditolongnya, Cien Hong. Kalau tidak ada dia barangkali sudah mati aku membunuh

diri!"

"Ah, begitukah?"

"Ya, tanya saja enci Mei Hong!" dan Siu Lan yang mengerling penuh perasaan

tiba-tiba merah mukanya ketika bentrok dengan Cien Hong, lagi-lagi melihat, tatapan

lembut dan mesra dari pemuda itu. Mei Hong mengerutkan kening tapi tiba-tiba

tersenyum, melihat pandang mata aneh pemuda itu kepada temannya. Dan ketika

Cien Hong menarik napas dan jauh memandang ke depan tiba-tiba Mei Hong berkata.

"Nah, sekarang kebetulan, Siu Lan. Cien Hong ada di sini dan akan

melindungimu. Aku terpaksa melanjutkan perjalananku dan kau bersamalah dia!"

"Eh, nanti dulu!" Siu Lan terkejut. "Jangan pergi, enci. Kau berjanji akan

bersamaku mencari Dewi Kelabang Hitam!"

"Ya, tapi Cien Hong ada di sini, Siu Lan. Aku mewakilkan padanya dan biar kau

dilindunginya!" dan tidak memperdulikan Siu Lan pura-pura menghadapi pemuda itu

Mei Hong berkata. "Saudara Cien Hong, aku menitipkan Siu Lan padamu. Kau lihat

sendiri hampir saja aku tak berhasil melindunginya. Nah, jaga dia baik-baik dan aku

pergi!" Mei Hong berkelebat, lenyap meninggalkan Siu Lan dan gadis itu berteriak

kaget. Siu Lan memanggil Mei Hong namun Mei Hong pura-pura tak mendengar,

mengerahkan ginkangnya dan meneruskan larinya. Dan ketika dari jauh gadis itu

memanggilnya lagi dan nampak bingung maka Mei Hong memberi tahu bahwa dia

akan ke Rawa Maut, mencari Kiok Lan.

"Kau tanyalah Cien Hong, tentu dia tahu di mana itu Rawa Maut. Kita bertemu

lagi di sana!"

JILID XX

SIU LAN tertegun. Kepandaian Mei Hong sedemikian tinggi, dia tak dapat

mengejar kalau gadis itu tak menghendaki. Dan ketika Siu Lan terisak dan bingung

serta gugup tiba-tiba Cien Hong batuk-batuk di sebelah.

"Maaf, biarkan ia pergi, Siu Lan. Aku dapat mewakilinya melindungimu, kalau

kau suka."468

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Siu Lan memutar tubuh. Cien Hong tahu-tahu telah memegang lengannya tapi

melepasnya ketika melihat ia terkejut. Cien Hong rupanya juga sadar dan gugup,

sejenak memandang ke lain tempat tapi akhirnya kembali ke gadis ini, Siu Lan ganti

melengos dan menunduk. Dan ketika gadis itu tak memberikan reaksi namun Cien

Hong menggerakkan tangannya kembali tiba-tiba Siu Lan berkelebat.

"Cien Hong, kita ke Rawa Maut!"

"Eh," Cien Hong terkejut. "Nanti dulu, Siu Lan. Keliru!"

Siu Lan berhenti. "Apanya yang keliru?"

"Arahmu! Apakah kau tahu di mana tempat itu?"

"Tidak," Siu Lan tertegun. "Tapi Mei Hong ke sana, Cien Hong. Aku mengikuti

dan kita tinggal mencari!"

"Bukan," pemuda ini tersenyum. "Rawa Maut di selatan Siu Lan. Untuk ke sana

kita harus melalui jalan itu. Marilah, kuantar," dan Cien Hong yang halus mengajak

gadis itu akhirnya menunjuk ke kiri dan Siu Lan merah mukanya, tidak menjawab

namun tiba-tiba memutar tubuhnya. Dan begitu menggerakkan kaki dan berkelebat ke

sana maka gadis itu mendahului dan lagi-lagi malu bertatapan langsung dengan

pemuda itu.

"Baiklah, kita ke sana, Cien Hong. Dan boleh kau antar aku!"

Cien Hong girang. Si gadis tak menolak dan tentu saja dia berseri, secara

kebetulan ada di situ dan menolong gadis ini. Maka melihat gadis itu mendahului dan

berkelebat menuju jalan yang di tunjuk pemuda ini pun menggerakkan kakinya dan

berkelebatlah dia mendampingi gadis itu, lari berendeng dan Siu Lan mengerling

padanya, menambah kecepatan namun Cien Hong mengimbangi, menambah

kecepatannya pula dan penasaranlah Siu Lan. Gadis ini tancap gas dan akhirnya

terbang mengerahkan seluruh ilmu meringankan tubuhnya. Tapi ketika. Cien Hong

dapat mengikuti dan tetap di sampingnya maka gadis ini kagum, apalagi karena Cien

Hong tak mau mendahuluinya, tak mau pamer kepandaiannya yang lebih tinggi.

"Aih, hebat. Kau hebat, Cien Hong. Kau memang pantas sebagai murid

locianpwe Hong Sin Lama!"

"Ah, kepandaianku hanya begini-begini saja. Siu Lan. Kau tahu itu, tak perlu

memuji."

"Tapi kau dapat mengalahkan susiokku!"

"Hm, kebetulan saja, Siu Lan. Ayolah, tak usah bicara itu dan kau latih ilmu lari

cepatmu agar bisa lebih cepat lagi. Mari, kuberi petunjuk!" dan Cien Hong yang

segera memberi petunjuk pada si nona akhirnya membuat Siu Lan girang karena

sekejap kemudian ilmunya bertambah. Cien Hong otomatis harus menggenggam atau

memegang lengannya kalau memberi tahu, membuat perasaan jadi berdetak aneh

namun nikmat dan membuat gadis itu seakan terbang ke awang-awang. Dan ketika

perasaannya semakin meluap dan kegembiraan juga semakin membesar maka tak

ayal lagi keduanya sudah menjadi akrab dan Cien Hong sudah bergandengan tangan

dengan puteri Yo Shu Kie ini!

"Lan-moi (dinda Lan), aku mencintaimu!"469

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Siu Lan terkejut. Hari kedua itu Cien Hong tahu-tahu menyatakan cintanya,

terbang berendeng bersamanya dan mereka selalu bergenggaman tangan. Dua hari ini

masing-masing sudah sama melempar pandangan dan tatapan mereka sudah penuh

arti. Siu Lan sebenarnya sudah berdegup-degup dan kencang tak keruan. Maka ketika

temannya bicara seperti itu dan aliran listrik seakan menyengat telapaknya dari jari
jari pemuda itu maka Siu Lan berdetak dan hampir tak dapat menjawab, masih

meneruskan larinya, bergenggaman tangan!

"Bagaimana, Lan-moi? Kau menerimanya?"

Siu Lan terisak, malah gemetar!

"Eh, kenapa, Lan-moi? Aku salah?"

Siu Lan menggeleng tiba-tiba memejamkan mata.

"Ah, jawab dulu, Lan-moi. Kita berhenti!" dan Cien Hong yang gelisah

menahan tangan si nona akhirnya minta agar perjalanan dihentikan dulu, tak tahan

karena jawaban itu amat penting baginya. Seolah mati hidupnya! Dan ketika Siu Lan

berhenti namun gadis itu menggigil menutup matanya Cien Hong justeru jadi

penasaran.

"Lan-moi, bagaimana jawabanmu?"

"Haruskah kujawab?" akhirnya Siu Lan mengeluarkan suara gemetar. "Kau

tahu, Cien Hong. Tanpa jawaban kau sudah tahu jawabannya!"

"Jadi......?"

Siu Lan mengangguk.

"Oh, terima kasih. Siu Lan. Kau.... kau kekasihku!" dan Cien Hong yang girang

menubruk gadis itu tiba-tiba mencium dan memeluk ketat, langsung membuat Siu

Lan membuka mata namun mulutnya sudah tertutup. Cien Hong mencium dengan

lembut namun hangat, bertubi-tubi dan Siu Lan terkejut. Namun karena ciuman Cien

Hong jauh berbeda dengan ciuman Giam Khing dan cinta serta getaran kasih sayang

pemuda itu dirasakannya bergemuruh tiba-tiba Siu Lan terisak dan menangis.

"Cien Hong, kau..... kau hampir terlambat.....!"

"Tidak, aku sengaja mencari-carimu, moi-moi. Aku, ah... aku tak dapat

melupakanmu lagi sejak pertama dulu itu!"

"Tapi Giam Khing...."

"Ah, aku di sisimu, moi-moi. Jahanam itu tak akan dapat berbuat apa-apa!" dan

Cien Hong memeluk serta mencium gadis ini lagi akhirnya membuat Siu Lan

mengeluh dan banjir air mata, bukan air mata duka melainkan air mata bahagia. Cien

Hong, pemuda yang dicintainya ternyata hadir menyatakan cintanya, kini mencium

dan memeluknya begitu mesra. Dan teringat betapa dicium kekasih ternyata memang

enak akhirnya Siu Lan tersenyum karena teringat Mei Hong, menyambut dan Cien

Hong pun tertawa. Pemuda ini tentu saja tak tahu kenapa kekasihnya itu tersenyum,

padahal baru saja menangis dan memejamkan mata. Dan ketika keduanya membuka

mata dan saling pandang melekatkan bibir lagi maka keduanya tertawa dan terbang

ke alam bahagia. Ah, cinta!470

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

*

* *

"Mei Hong, berhenti!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kali ini Mei Hong terkejut. Dia sedang melanjutkan larinya ketika seruan itu

memanggilnya, tersirap dan cepat berhenti. Dan ketika sesosok bayangan berkelebat

dan meluncur di atas kepalanya maka seorang pemuda tampan dan gagah namun

berpakaian kedodoran dan agak kotor berdiri di depannya. Bun Hwi!

"Kau?"

"Ya, aku, Mei Hong. Tak boleh kau pergi lagi!" Bun Hwi, yang menggigil

namun berseri-seri girang tiba-tiba menangkap lengan gadis ini, semula berwajah

kuyu, namun mendadak muka yang kuyu itu segar kembali. Mei Hong tertegun

karena tak menyangka bahwa Bun Hwi ada di depannya, maklum, sekian belas bulan

mereka tak bertemu lagi. Dia sengaja meninggalkannya dan Mei Hong tergetar, tentu

saja girang namun menindas perasaannya itu, pura-pura dingin. Maka ketika Bun

Hwi memegang lengannya dan enak saja dia disambar tiba-tiba gadis itu membentak

dan melepaskan diri.

"Bun Hwi, lepaskan tanganku!" lalu, berdiri menjauh dengan mata bersinar
sinar gadis ini bersikap galak. "Ada apa kau mengejarku? Mau apa mencari-cari?"

"Ah," Bun Hwi tertegun. "Aku mencarimu nntuk membawamu ke istana, Mei

Hong. Kita pulang. Menghadap ayah ibu!"

"Apa maksudmu?" Mei Hong tergetar. "Kau mau menangkapku sebagai

buron?"

"Ah, omongan apa ini? Siapa mau menangkapmu sebagai buron?" Bun Hwi

malah terkejut. "K ita menikah, Mei Hong. Ibu lama menunggu-nunggumu di

Lembah Duka!"

"Hm!" Mei Hong tiba-tiba tertawa mengejek, menyembunyikan kegembiraan

hatinya yang luar biasa. "Kau tak usah membujuk atau menipuku, Bun Hwi.

Kudengar kabar kau lebih memberatkan Kiok Lan!" berkata begini, yang tentu saja

bohong, Mei Hong mengeluarkan tawa dari hidung dan pura-pura tidak percaya,

sengaja membakar Bun Hwi dengan sikapnya dan benar saja Bun Hwi terbelalak.

Pemuda itu marah dan melotot. Dan ketika Mei Hong semakin menjauh dan mundur

saja maka Bun Hwi bertanya dengan muka merah.

"Siapa yang memberitahumu begitu? Dari mana kau dengar itu?"

"Tak usah pura-pura." Mei Hong menjual sikap. "Aku tahu dari mana tak usah

kau tahu, Bun Hwi. Pokoknya kudengar kau memilih Kiok Lan daripada aku."

"Tidak!" Bun Hwi menjawab, tegas dan marah. "Aku memilihmu, Mei Hong.

Dan karena memilihmu maka aku berputaran dan mencarimu sampai ke Magada!"

"Aku tak perduli," Mei Hong masih meneruskan aksinya. "Laki-laki biasa

begitu, Bun Hwi. Dapat yang baru bosan yang lama. Bosan yang lama cari yang

baru!"471

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Tidak, aku tidak begitu!" dan Bun Hwi yang marah serta gemas mendengar ini

tiba-tiba meloncat maju dan menyambar lengan gadis itu. "Kau tak usah menuduhku

begitu, Mei Hong. Aku bukan laki-laki macam itu!"

"Lepaskan," Mei Hong membentak. "Sementara ini aku tak mempercayaimu,

Bun Hwi. Kalau benar kau tidak memilih Kiok Lan maka bawa aku menemuinya!"

Bun Hwi tertegun.

"Kau tahu di mana dia, bukan?"

Bun Hwi menelan ludah.

"Lihat, belum apa-apa kau sudah ketakutan, Bun Hwi," Mei Hong mengejek.

"Jelas sekarang bahwa kau ingin main-main saja. Kau tahu bahwa Kiok Lan di Rawa

Maut, tapi kau sengaja menghindar dan tak berani kuajak ke sana!"

"Siapa bilang?" Bun Hwi marah. "Aku memang akan mencari Kiok Lan, Mei

Hong. Tapi bukan untuk membicarakan cinta melainkan merampas kembali putera

ayahanda kaisar yang diculik!"

"Ah," Mei Hong terkejut. "Dia menculik adikmu? Kau marah?"

"Hm, jangan membakar. Aku bicara serius, Mei Hong. Kiok Lan telah menculik

putera ibunda selir Chi-yu, yang amat disayang ayah. Kalau aku mau mencari Kiok

Lan memang hal itu akan kulakukan karena dia membuat mukaku merah di depan

istana!" dan mengepal tinju membetulkan tali celananya yang kedodoran Bun Hwi

memandang gadis ini, tak tahu bahwa Mei Hong hampir saja ketawa melihat ulahnya

itu. Sikap Bun Hwi yang serius malah hampir membuat Mei Hong terpingkal,

maklumlah. Bun Hwi yang pangeran ini tampak berpakaian seenaknya dan berkesan

pemuda bodoh. Celananya dari bahan biasa saja sementara ikat pinggangnya dari

benang alias lilitan sumbu kompor. Bukan main Bun Hwi ini. Acak-acakan dan asal

jadi, berkesan nyentrik! Dan ketika Mei Hong menahan tawa namun mulut tentu saja

bersikap dingin maka tawa yang menjadi senyum mengejek itu mempertajam

omongannya.

"Hi-hik, kau bisa naik pitam juga di ganggu siluman betina, Bun Hwi? Kau

marah atau pura-pura marah?"

"Tak usah mengejek. Aku serius, Mei Hong. Kebetulan aku memang akan ke

Rawa Maut dan merampas adik tiriku. Kau boleh ikut, dan lihat apa yang akan

kulakukan padanya!"

"Kau tahu di mana tempat itu? Kau sungguh-sungguh akan menangkap Kiok

Lan?"

"Buktikan saja!" Bun Hwi marah. "Kiok Lan banyak merepotkan aku, Mei

Hong. Dia mencuri pula kitab pelajaran silat keluarga Empat Pendekar. Aku harus

membekuk dan menangkapnya untuk diminta pertanggungan jawab!"

"Kalau kau tak berhasil?"

"Maksudmu?"

"Kalau kau tak dapat menangkapnya karena cintamu itu?"472

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Ah," Bun Hwi melotot. "Yang kupilih adalah kau, Mei Hong. Yang kucinta

adalah kau! Aku tidak memilih Kiok Lan!"

Mei Hong hampir bersorak. Kalau saja dia tidak sedang jual lagak barangkali

dia akan menubruk pemuda ini, betapapun, dia juga mencinta Bun Hwi! Tapi

mendengar Bun Hwi berkata lantang dan penuh semangat tiba-tiba dia tertawa dingin

dan malah mengeluarkan suara dari hidung. "Baiklah, coba kulihat buktinya, Bun

Hwi. Aku baru percaya kalau kau berani berkata seperti itu di depan Kiok Lan!"

"Tentu, kenapa tidak berani. Mei Hong? Aku merasa lebih cocok denganmu!"

"Tapi dulu kau menyatakan sukamu pada siluman betina itu!"

"Ah, suka dan cinta tak sama? Mei Hong. Dulu aku menyukai Kiok Lan karena

jelek-jelek dia adalah murid Thian-san Giok-li, penolongku. Juga karena waktu kecil

Kiok Lan menyelamatkan diriku dari tuan tanah Bhong. Tapi karena setelah dewasa

kulihat dia demikian telengas dan ganas maka rasa sukaku berbalik. Tidak seperti kau

umpamanya. Yang, hm.... yang tetap lembut, Mei Hong, yang penuh rasa kasih dan

keibuan!"

"Cih!" Mei Hong semburat merah. "Kau merayuku, Bun Hwi? Kau mau

menjatuhkan hatiku?"

"Tidak, sejak dulu kita sudah saling jatuh, Mei Hong. Jatuh cinta. Dan sekarang

pun aku yakin kau sebenarnya tidak menolak!" dan Bun Hwi yang menyambar serta

menangkap lengan tiba-tiba hendak merangkul dan memeluk gadis itu, mencium

namun Mei Hong berkelit, membentak dan tahu-tahu menampar muka pemuda itu.

Dan ketika Bun Hwi terpelanting dah kaget berseru keras maka gadis ini berkacak

pinggang dengan mata bersinar-sinar.

"Bun Hwi, kau mau kurang ajar atau mengajakku baik-baik menemui Kiok Lan?

Kau mau main peluk dan cium sesukamu?"

"Ah," Bun Hwi terkejut, melompat bangun. "Aku ingin melepas rasa rinduku,

Mei Hong. Aku..... aku....."

"Tidak! Kau harus membersihkan dulu bekas ciumanmu pada Kiok Lan.

Sementara ini aku tak mau kau sentuh atau kau cium!

Bun Hwi tertegun. Tiba-tiba dia melihat Mei Hong sekarang lain dengan Mei

Hong dulu, gadis ini menjadi galak dan ketas, entah kenapa. Tapi mendengar dia

harus membersihkan bekas ciumannya pada Kiok Lan tiba-tiba dia menjadi tidak

mengerti, merah padam.

"Mei Hong, apa maksudmu dengan kata-kata itu? Apa yang kau maksud dengan

membersihkan bekas ciumanku pada Kiok Lan?"

"Eh," gadis itu berkata marah. "Kau merasa pernah mencium Kiok Lan atau

tidak? Kau pernah melakukan hal itu di depanku atau tidak?"

Bun Hwi terkejut.

"Nah, kalau kau merasa hal itu pernah kau lakukan maka hilangkan bekas
bekasnya, Bun Hwi. Nyatakah pada Kiok Lan bahwa kau memilihku. Katakan pada473

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

gadis itu bahwa kau mencintai aku bukannya dia. Beri dia sakit hati agar hutangnya

padaku lunas!"

"Hutang?"

"Ya, dia berhutang padaku, Bun Hwi. Hutang sakit hati! Aku ingin kau sekarang

membalasnya dengan pernyataan cintamu itu. Katakan padanya bahwa kau tidak

mencintainya karena mencintai aku. Dengan begini rasa sakit hatiku yang dulu

terbayar dan baru setelah itu kau boleh menyentuhku!"

Bun Hwi bengong. Tiba-tiba dia mengerti bahwa kiranya kekasihnya ini

menyimpan semacam "dendam kesumat", soal ciuman itu. Maklumlah, dia pernah

mencium Kiok Lan di depan Mei Hong. Sama halnya seperti dia mencium Mei Hong

di depan Kiok Lan (baca : Sengketa Cupu Naga). Dan karena hal itu menimbulkan

sakit hati di perasaan Mei Hong dan ia diminta menghilangkan "bekas" ciumannya

dulu dengan pernyataan yang menyakitkan bagi Kiok Lan maka Bun Hwi

mengangguk-angguk dan menarik napas, tergetar namun dia paham. Memang bulat

keputusannya sekarang bahwa gadis inilah yang dia pilih. Kiok Lan dianggapnya

terlalu ganas dan telengas, dasar wataknya keras dan jelas tidak cocok menjadi calon

isterinya. Kiok Lan bisa bersikap angin-anginan kalau lagi tidak senang, berbuat

seenaknya dan cenderung membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Dan

karena dia menyanggupi gadis itu dan memang bulat memilih Mei Hong maka Bun

Hwi berkata.

"Baiklah, aku akan mengatakan itu di depan Kiok Lan, Mei Hong. Di depanmu

pula agar kau dengar. Betapapun ibu juga lebih suka kepadamu daripada Kiok Lan!"

"Nah, kalau begitu kita berangkat. Tunjukkan padaku di mana Rawa Maut!"

Bun Hwi mengangguk. Dia tak tahu bahwa Mei Hong sengaja memancingnya

agar menunjukkan di mana Rawa Maut itu selama ini Mei Hong tak tahu dan karena

itu meminta pada Bun Hwi. Pertama karena dia ingin menyelesaikan persoalannya

dengan Kiok Lan dan kedua karena dia ingin cepat-cepat "mengikat" Bun Hwi,

menikah. Tak dapat disangkal bahwa dia sebenarnya girang luar biasa mendengar

semua kata-kata Bun Hwi tadi, bahwa Bun Hwi memilihnya dan selir Wi Hong,

ibunda Bun Hwi ternyata juga lebih suka kepadanya daripada Kiok Lan. Jadi, calon

mertua sudah setuju! Dan karena Bun Hwi dan ibunya sama-sama menaksir dirinya

dan tentu saja Mei Hong tak akan menolak maka gadis itu sesungguhnya bahagia

sekali mendengar berita ini, hampir mengeluh dan menubruk Bun Hwi, kalau tak ada

ganjalan masalah ciuman itu, Kiok Lan gadis yang tentu saja tak disukanya karena

merupakan "lawan" berat, Tapi setelah Bun Hwi berjanji mengajak ke Rawa Maut

dan betapa pemuda itu akan menangkap dan membekuk Kiok Lan maka Mei Hong

berkelebat dan menyembunyikan rasa girangnya, mendahului dan menuju ke timur

tapi Bun Hwi berteriak. Pemuda itu berkelebat dan memberi tahu bahwa Rawa Maut

ada di selatan, menyambar namun cepat-cepat melepaskan lengan gadis ini. Bun Hwi

jadi terkejut karena kebiasaannya itu sekarang tak disuka temannya, tertegun dan Mei

Hong berhenti. Dan ketika gadis itu bertanya di mana tempat itu maka Bun Hwi

menuding.

"Di selatan. Rawa Maut ada di sana, kita menuju ke tempat itu, bukan sini. Kau

keliru dan kita harus kembali!"474

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Baiklah, kalau begitu kau duluan, Bun Hwi. Kau di depan biar aku di

belakang!"

Bun Hwi mengerutkan kening. "Tidak bersama-sama saja?"

"Supaya kau memegang-megang tanganku?"

"Ah," Bun-Hwi mengeluh. "Kau aneh, Mei Hong. Dulu aku melakukan yang

lebih dari itu!"

"Dulu tinggal dulu!" gadis itu mendengus. "Sekarang lain, Pun Hwi. Kau tak

boleh menyentuhku sebelum menghapus bekas ciumanmu pada Kiok Lan. Aku benci

itu!"

Terpaksa, karena si nona marah-marah dan mengingatkan itu maka Bun Hwi

mengangguk dan tidak banyak cakap lagi, mengeluh dan berkelebat memutar. Dan

begitu dia menggerakkan kakinya menuju ke selatan maka Mei Hong bergerak dan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengikuti di belakangnya, sama-sama berlari cepat namun Bun Hwi agak

mengendorkan ilmunya, mengharap gadis itu mau berendeng tapi Mei Hong menjaga

jarak. Bila dia perlahan maka gadis itu pun perlahan, Bun Hwi kehabisan akal. Dan

ketika dia malah dibentak agar mempercepat larinya maka Bun Hwi pun terbang

dengan perasaan mendongkol.

"Baiklah, ayo, Mei Hong. Kita terbang!" Bun Hwi tancap gas, dikejar dan Mei

Hong mengerahkan segenap ilmu lari cepatnya. Tentu saja tak dapat menyusul dan

gadis ini mandi keringat, Bun Hwi memperlambat larinya dan kasihan juga. Dan

ketika setengah hari itu mereka tak pernah berhenti dan Mei Hong dilihatnya basah

kuyup akhirnya Bun Hwi berhenti di sebuah mata air, tak tahan juga.

"Maaf, aku lelah. Aku ingin beristirahat dulu!" Bun Hwi terpaksa berbohong,

tahu bahwa kekasihnya letih dan harus mengendorkan kakinya, tak mau mengatakan

itu dan terpaksa dia yang mengambil inisiatip, para-pura lelah padahal sebenarnya

ingin memberikan kesempatan pada Mei Hong. Dia tadi telah jengkel dengan

mengajak mengerahkan segenap tenaga, Mei Hong terkuras mandi keringat. Dan

ketika kebetulan di situ ada sebuah gubuk kecil yang berdiri model rumah panggung

maka Bun Hwi melempar tubuh dan beristirahat di sini.

"Masuklah, sejuk sekali, Mei Hong. Angin semilir akan memulihkan rasa capai

kita!"

Mei Hong berkelebat. Pakaiannya yang basah kuyup membuat gadis ini

bingung, mencetak bentuk tubuhnya bagai tak berpakaian saja. Bun Hwi melotot dan

kagum, cepat dibentak dan tiba-tiba terkejut, diminta agar dia keluar dulu karena Mei

Hong hendak ganti pakaian. Tempat itu cocok untuk salin. Dan ketika Bun Hwi

keluar dan Mei Hong berganti pakaian maka Bun Hwi tertegun melihat gadis ini tetap

manis juga, manis dan cantik!

"Ah, kau cantik, Mei Hong. Basah, kuyup atau tidak kau masih sama-sama

menggairahkan!"

"Menggairahkan hidungmu!" Mei Hong merah mukanya, menyemprot. "Kau

sekarang ceriwis, Bun Hwi, pandai merayu dan mengeluarkan kata-kata manis!"475

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Eh, bukan merayu, Mei Hong. Aku bicara sebenarnya. Kau boleh tanya semua

orang kalau tidak percaya!"

"Aku tidak percaya, aku sebal!" dan Mei Hong yang duduk melempar tubuh lalu

meminta agar Bun Hwi di bawah saja, ia di atas, di rumah panggung itu. "Aku tak

suka kau mengganggu atau kurang ajar. Sebaiknya kau di bawah saja dan istirahat di

situ!"

Bun Hwi melongo. "Kau samakan aku dengan kambing?"

"Memangnya, kau harus di atas? Cih, laki-laki harus mengalah, Bun Hwi. Kau

di bawah dan aku yang di atas. Atau, aku pergi dan tidak jadi mengikutimu!"

Bun Hwi tersenyum kecut. Kalau Mei Hong sudah mengancam seperti itu tentu

saja dia tak berkutik. Heran dia, Mei Hong tiba-tiba menjadi galak dan keras padahal

biasanya lembut dan penuh sayang. Apakah pilihannya keliru? Kalau keliru siapa

yang harus dipilih? Setan, Bun Hwi mengumpat. Dia jadi bingung akan watak wanita.

Sebentar menggemaskan, tapi sebentar kemudian menjengkelkan. Kalau dia tidak

percaya bahwa ada sesuatu yang tersembunyi dibalik semua sikap Mei Hong

barangkali dia akan meninggalkan gadis itu. Mei Hong barangkali mencobanya untuk

bersabar dan dia diminta mengerti, baiklah, dia akan mengerti dan duduk di bawah,

melenggut di sana seperti kambing. Kurang ajar. Dan ketika Bun Hwi turun dan

duduk di bawah maka dia sudah bersandar di bawah sebuah tiang rumah, agak di

sebelah kanan pintu.

"Kalau kau mau berangkat bilang saja, jika letihmu sudah hilang."

Bun Hwi tertawa menyeringai. Mei Hong bicara seperti dia benar-benar sudah

kehabisan tenaga, padahal sebenarnya gadis itulah yang kehabisan tenaga dan mandi

keringat. Namun karena tak mau menyinggung perasaan kekasihnya dan Bun Hwi

mendongkol diam maka dia duduk dan lenggut-lenggut ayam.

"He, jangan keras-keras. Rumah-panggung ini mau roboh. Aku tak dapat

beristirahat!"

Bun Hwi lagi-lagi tersenyum kecut. Di atas rumah Mei Hong membentaknya

karena rumah-panggung itu bergerak-gerak, dia mendorong-dorongkan punggungnya

terlalu keras pada tiang rumah, bergoyang dan jadilah rumah atau gubuk itu miring ke

sana-sini. Dan ketika Bun Hwi mengangguk dan tidak menjawab maka pemuda ini

lenggut-lenggut ayam sementara Mei Hong di sana kedengaran mendesah. Entah apa

yang dipikir dia tak tahu, yang terang Bun Hwi tak mungkin tidur meskipun semilir

angin membuat dia mengantuk, terbuai. Dan ketika sejam kemudian desah itu hilang

terganti suara halus ternyata Mei Hong yang malah tertidur.

"Wut!" Bun Hwi tiba-tiba berkelebat, meloncat bangun dan naik ke atas rumah.

Dia melihat Mei Hong memang tidur dan alangkah manisnya wajah yang terlelap itu

Mei Hong tampak tersenyum dalam tidurnya, hampir Bun Hwi membungkuk dan

mencium. Entahlah, melihat wajah begini tiba-tiba ia ingin mencium kekasihnya. Mei

Hong sudah lama tak dicium, dia kepingin! Tapi menahan perasaan hati sendiri dan

melangkah berindap tiba-tiba Bun Hwi sudah membungkuk di sebelah kekasihnya,

membetulkan letak lengan dan Mei Hong tidak bergerak. Membetulkan lagi letak

kepala dan Mei Hong juga tidak bergerak. Dan ketika gadis itu tampak diam saja

karena rupanya pulas dalam mimpi tiba-tiba. Bun Hwi telah mengangkat kepala itu476

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

dan meletakkannya di atas pahanya, bersila dan dipangkulah wajah cantik itu dengan

penuh kasih. Rasa rindu dan cinta tiba-tiba membuat Bun Hwi menggerakkan lengan,

mengusap dan membelai rambut yang hitam halus itu, rambut yang tebal dan harum..

Tapi ketika dia membungkuk dan mau mencium anak rambut yang menjuntai telinga

tiba-tiba Mei Hong terbangun dan langsung meloncat menamparnya.

"Apa-apaan kau ini? Main pangku segala? Keparat, aku tak menyuruhmu begitu,

Bun Hwi. Kau ternyata tak dapat menghilangkan kekurangajaranmu.... plak-plak!"

Bun Hwi terbanting, langsung ditendang dan mencelat keluar rumah, jatuh berdebuk

di bawah dan tertegun. Dan ketika Mei Hong berkelebat dan marah-marah

menyusulnya maka gadis itu sudah berkacak pinggang dengan mata bersinar-sinar.

"Kau mau apa? Siapa suruh seperti anak kecil?"

Bun Hwi gugup.

"Eh, jawab, Bun Hwi. Kau mau apa dengan kelakuanmu tadi!"

"Hm," Bun Hwi nyengir, temsenyum kecut. "Aku tak mau melakukan apa-apa,

Mei Hong, Aku hanya sekedar ingin mengusapmu......"

"Tapi sudah kubilang sementara ini kau tak boleh menyentuhku!" gadis itu

menyemprot. "Kenapa melanggar dan ingin membuat aku marah? Apakah kau ingin

aku pergi dan tidak bersamamu lagi?"

Bun Hwi memasang muka sedih. "Me Hong, maafkan aku. Tak kusangka bahwa

sekian bulan kita tidak bertemu tahu-tahu kau sudah seperti ini. Baiklah, akutak akan

mengulanginya, Mei Hong. Aku berjanji tak akan menyentuhmu sebelum kau

mengijinkan!"

"Nah, begitu. Aku harap dapat dipercaya dan kita sekarang berangkat!" gadis itu

uring-uringan, rupanya benar marah dan Bun Hwi merasa aneh. Janggal sekali

keadaannya sekarang ini, berjalan bersama kekasih tapi sedikit pun tak boleh

menyentuh. Jangankan mencium, memegang lengannya saja tak boleh dan Bun Hwi

tersenyum pahit. Dan ketika gadis itu minta berangkat dan dia menangguk maka Bun

Hwi berkelebat dan menggerakkan kakinya.

"Baiklah, mari, Mei Hong. Kita berangkat!"

Mei Hong mendengus. Gadis itu menggerakkan kakinya pula dan berangkatlah

mereka, berkelebat dan mengerahkan ginkang. Tapi baru beberapa langkah tiba-tiba

Bun Hwi berhenti.

"Ada apa?" Mei Hong terkejut, heran. "Kenapa berhenti?"

"Maaf," Bun Hwi menarik napas. "Aku ingin bertanya sebentar, Mei Hong. Ada

perasaan yang mengganjal yang ingin kukeluarkan."

"Kau mau tanya apa?"

"Tentang dirimu. Masihkah kau mencintai aku?"

Muka itu tiba-tiba merah, "Kenapa kau tanyakan ini?"

"Hm, aku jadi penasaran, Mei Hong. Aku khawatir perasaanmu pun sudah

berobah. Aku merasa aneh melihat tingkahmu ini. Aku merasa janggal!"477

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Apanya yang janggal?"

"Lihat," pemuda itu menunjuk. "Kita adalah sepasang kekasih, Mei Hong, tapi

memegang lenganmu saja aku tak boleh. Apakah ini tanda kau tak mencintai aku

lagi? Atau barangkali, hm.... kau sudah menaruh hati pada lain pemuda? Pemuda

Magada barangkali?"

Mei Hong tiba-tiba tersirap. Bun Hwi tiba-tiba memandangnya tajam dan sorot

pemuda itu penuh selidik. Disebutnya "pemuda Magada" mendadak membuat Mei

Hong ingat Handewa, pendekar sakti itu rencana perjodohannya dengan Hangga dan

tentu saja dia terkesiap. Mei Hong tak tahu apakah Bun Hwi juga mendengar itu atau

tidak. Tapi melihat pandangan Bun Hwi tak berubah dan rupanya pemuda itu tak tahu

akan rencana Handewa maka Mei Hong mendengus dan menjawab dingin. "Kalau

aku tak suka padamu tak mungkin aku mau pergi bersama, Bun Hwi. Kau tak perlu

tanya karena kau tahu jawabannya!"

"Tapi kau tak mau kupegang....."

"Apakah tanda cinta harus ditunjukkan dengan pegang-pegang segala? Aku

sementara tak mau kau sentuh karena urusanmu dengan Kiok Lan belum selesai, Bun

Hwi. Ini hukuman untukmu agar tidak main gila dengan perempuan lain!"

"Oh," Bun mengeluh pendek. "Aku tak pernah main gila dengan perempuan

lain, Mei Hong. Aku tak pernah mencinta lain wanita selain dirimu!"

"Tapi Kiok Lan!"

"Nanti dulu, itu lain, Mei Hong. Itu dulu! Sekarang tidak, dan justeru aku akan

menunjukkan padamu bahwa aku hanya mencinta dirimu seorang. Aku cemas melihat

sikapmu ini. Aku khawatir bahwa perasaanmu berobah, separti berobahnya sikapmu

yang aneh ini!"

"Hm, aku tak... tak mau bicara lagi, Bun Hwi. Ayo berangkat atau aku pergi!"

Mei Hong berkelebat, meninggalkan Bun Hwi dan Bun Hwi mengerutkan

kening. Tingkah laku yang luar biasa dari kekasihnya ini membuat dia menarik

napas. Siluman mana yang telah memasuki kekasihnya itu? Kenapa datang dari

Magada sudah lain dan aneh begini? Namun karena Mei Hong sudah mendahului dan

berlari cepat maka Bun Hwi bergerak dan berkelebat menyusul, berseru agar gadis itu

menunggu dan Bun Hwi minta berendeng, ternyata Mei Hong menolak dan minta

agar dia di depan. Terpaksa Bun Hwi menuruti ini dan berlari di depan, gadis itu di

belakang. Dan ketika mereka kembali melanjutkan perjalanan dan kali ini Mei Hong

tutup mulut maka Bun Hwi tak dapat bicara karena kekasihnya ngambek. Lucu!

Bun Hwi,tersenyum kecut. Perjalanan ke Rawa Maut dibuat berputar-putar,

sengaja dibuat begitu agar lama sedikit. Dia penasaran masa selama itu pula

kekasihnya benar-benar tak mau di pegang. Pemuda ini jadi gemas dan mendongkol

juga. Tapi ketika Mei Hong memegang sikapnya dan tak mau disentuh maka Bun

Hwi kehabisan akal dan malam itu, hari ketiga dalam perjalanan mereka terpaksa

berhenti, terhalang gelap.

"Tinggal sedikit hari lagi, terpaksa kita berhenti dan istirahat di hutan ini."478

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Berapa jauh lagi?" Mei Hong mengomel. "Masa belum sampai juga? Hm,

jangan main-main, Bun Hwi. Aku merasa kau berputar-putar memperlama

perjalanan!"

Bun Hwi tersenyum. "Jangan bercurjga, Mei Hong. Rawa Maut memang jauh di

selatan. Kita baru saja keluar dari kota I-poh."

"Baiklah, berapa hari sampai di sana?"

"Dua hari....."

"Bohong!" Mei Hong membentak, memotong omongan. "Tadi seseorang

memberi tahu jarak ke Rawa Maut tak ada empatratus li, Bun Hwi. Kalau kita

mengerahkan semua ilmu lari cepat kita seharusnya besok sampai!"

"Hm, kau percaya orang itu atau aku? Aku lebih tahu, Mei Hong, dan kau harus

percaya padaku."

"Tapi, kau berputar-putar, seharusnya kita tak perlu memasuki I-poh karena

dapat lurus ke Nan-tao!"

Bun, Hwi terkejut. Dan ketika dia terbelalak dan mengerutkan kening maka Mei

Hong berkata lagi, sengit, "Bun Hwi, aku tak mau kau permainkan. Besok kita harus

sampai atau aku tak mau mengikuti jalanmu!"

"Nanti dulu," pemuda ini meloncat bangun. "Jalan yang kutempuh memang

memutar, Mei Hong. Tapi aman. Kita dapat lurus ke Nan-tao tapi akhirnya harus
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memutari pinggang gunung :heng-san!" dan ketika gadis itu mengerutkan kening dan

tampak ragu Bun Hwi berkata lagi. Mei Hong, Rawa Maut terletak di tengah dataran

Me-khing, dikelilingi hutan-hutan lebat dan belukar. Kalau kita main terobos saja dan

tidak hati-hati maka kita akan terjebak dan tidak dapat menemukan itu. Apakah

kiramu gampang saja ke sana? Kau kira tempat itu tidak tersembunyi dan mudah

dikenal orang? Hm, justeru aku curiga pada orang yang kau tanya itu, Mei Hong.

Jangan-jangan dia anak buah Kiok Lan yang berjuluk Kelabang Hitam itu!"

Mei Hong tertegun. Tiba-tiba dia teringat seorang laki-laki yang bermuka segi

empat, brewok dan tegap, menjawab pertanyaannya dengan gampang dan semula dia

tidak curiga. Maklumlah, orang menjawab lancar dan mudah. Tak menyadari bahwa

Rawa Maut bukanlah tempat yang gampang dikenal umum. Hanya orang-orang kang
ouw tertentu dan tentu saja anak buah Dewi Kelabang Hitam yang tahu itu, Mei Hong

baru menyadari sekarang dan tertegun. Dan ketika dia mengerutkan alis dan

mengangguk kaget maka Bun Hwi berkata.

"Nah, lihat, Mei Hong. Kalau orang itu dapat memberi tahu bahwa besok

seharusnya sampai di Rawa Maut tentu dia tahu jalan pintasnya. Dan kalau dia tahu

jalan pintasnya tentu dia anak buah Kiok Lan. Kenapa tidak kau tangkap dan bekuk

dia? Kalau aku tahu tentu kutangkap, Mei Hong. Kau rupanya bertanya-tanya sendiri

di luar pengetahuanku!"

"Memang benar," gadis itu menjawab. "Aku tak sabar melakukan perjalanan

lama, Bun Hwi. Aku ingin bertemu Kiok Lan dan melihat sepak terjangmu. Kalau dia

anak buah Kiok Lan kutangkap kalau tahu. Tapi sudahlah, kita sudah di sini dan kau

sebaiknya memasang api unggun!"479

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Bun Hwi terkejut. Mei Hong melempar-lempar kayu kering padanya agar

membuat api unggun matahari sudah terbenam dan mereka hampir tak dapat melihat

sekeliling. Hutan yang mereka masuki cukup besar dari gelap, memang dia harus

membuat api unggun untuk penerang keadaan, disamping tentu saja untuk mengusir

binatang-binatang buas yang mungkin mengganggu, di kala mereka tidur

umpamanya. Dan ketika ia menangkap serta membuat api unggun maka kayu-kayu

kering itu sudah diatur dan ditinggikan di atas sebuah tuagku buatan. Mei Hong

sendiri enak melempar tubuh di bawah sebatang pohon, bersandat tapi tiba-tiba

meloncat naik ke atas dahan terendah, duduk dan melenggut di situ. Dan ketika Bun

Hwi sibuk bekerja sementara dia ongkang-ongkang kaki di atas maka dia minta agar

Bun Hwi mencari ayam hutan, untuk penangsel perut.

"Apa? Gelap-gelap begini?"

"Belum seluruhnya, Bun Hwi. Di beberapa tempat masih cukup terang dan kau

dapat menangkap ayam itu. Dengar, kokoknya di sebelah kiri!"

"Tapi kita membawa sisa makanan kering, dari I-poh!"

"Ah, aku ingin ayam, Bun Hwi. Ayam panggang! Bosan makan roti melulu

tanpa daging. Kau carilah dan biar aku menjaga api!"

Bun Hwi mendongkol. Kalau Mei Hong bukan kekasihnya tentu dia sudah

menyemprot, manja tapi juga angkuh benar kekasihnya ini. Namun tak mau

mengecewakan dan melihat kekasihnya marah Bun Hwi sudah berkelebat dan

memang mendengar kokok ayam hutan di sebelah kiri, tak lama sudah datang lagi

dengan dua ekor ayam hutan di tangan kanannya. Itulah ayam hutan yang siap

menyembunyikan diri sebelum gelap benar-benar tiba, tertangkap dan Mei Hong

gembira, meloncat turun dan kini menyambar dua ekor ayam itu, langsung

menyambar pisaunya dan sudah terpotonglah ayam itu. Dan ketika dia menguliti dan

mencabuti bulu-bulunya Bun Hwi diminta memberi garam.

"Sekarang panggang dua ekor ayam ini bulat-bulat. Buat tusuk sate yang besar

dan taruh di atas api unggun!"

Bun Hwi tidak mengucap sepatah kata. Dia mengangguk dan mengiyakan

semua perintah itu, Mei Hong bersikap seperti majikan dan dia pelayannya. Dan

ketika semua selesai dan bau ayam panggang menusuk hidung maka Mei Hong

berkelebat lagi menyambar seekor.

"Hayo, kita makan!"

Bun Hwi tersenyum. Setelah, tiga hari ini cemberut ternyata kekasihnya

sekarang mau tertawa, dia mengambil yang seekor lagi dan bercakap-cakaplah

mereka. Mei Hong memuji ayam panggang ini. Maklumlah, rasanya pas benar dan

tidak gosong. Bun Hwi sering membalik dan memang berhati-hati memanggang

ayam hutan itu. Dan ketika semua disikat habis dan Mei Hong mengusap mulutnya

maka gadis ini menuding pakaian Bun Hwi.

"Kau tidak mempunyai pakaian selain itu?"

"Hm, ada. Sepasang. Kenapakah?"

"Ganti, Bun Hwi, itu terlalu kedodoran!"480

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Ah? aku suka ini, Mei Hong. Enak dipakainya."

"Tapi aku geli. Kau ini seorang pangeran tapi layaknya seperti pengemis saja!"

"Hm, biarlah. Aku suka ini dan tak ingin ganti."

"Dan ikat pinggangmu itu," Mei Hong bersinar-sinar. "Kenapa sumbu-kompor,

Bun Hwi? Kau tak dapat membeli yang bagus dan tidak memalukan begitu?"

"Apakah kau malu?"

"Tentu, sepanjang jalan orang melihat kita, Bun Hwi. Kau nyentrik tapi tampak

ugal-ugalan!"

Bun Hwi tertawa. "Mei Hong, kau pun berpakaian pengemis. Memangnya

mereka hanya melihati aku saja? Tidak, kau pun menarik perhatian, Mei Hong.

Mereka tentu heran bahwa seorang gadis cantik berpakaian tambal-tambalan!"

"Tapi bersih tidak seperti bajumu!"

"Hm, aku belum sempat mencucinya, Mei Hong, Rencanaku besok."

"Kalau begitu salin dulu, bau!"

"Apakah bau?"

"Eh, kau kira keringatmu wangi? Bajumu kotor Bun Hwi, dan enak saja kau

mengusap-usap bekas minyak pada pakaianmu itu. Kau sebaiknya ganti dan salin

dulu!"

"Rencanaku besok....."

"Tidak, aku tak mati, Bun Hwi. Sekarang atau aku pergi tidur!"

Bun Hwi tertawa. Melihat Mei Hong, mau bicara banyak begini tiba-tiba saja

dia menjadi girang. Tiga hari ini kekasihnya hampir tak pernah bicara dan baru

malam ini agak royal, rupanya memperhatikan pakaiannya dan memang dia harus

ganti. Maklumlah, keringatnya memang bau dan Mei Hong tak tahan, perbuatan yang

oleh Bun Hwi memang disengaja agar kekasihnya itu mau bicara. Betapapun lama
lama tentu tak dapat diam, henar saja dan kini kekasihnya mengomel. Dan ketika dia

berkelebat dan lenyap di balik pohon maka tak lama kemudian dia sudah berganti

pakaian dengan baju yang bersih, juga model kedodoran!

"Eh, begitu lagi? Tak ada yang pas sedikit?" Mei Hong mengerutkan kening.

"Tak ada," Bun Hwi tertawa. "Semuanya model begini, Mei Hong. Dan jangan

diejek, ini lagi in buat kaum muda!"

"Cih, in apanya? Itu hanya pantas untuk orang tua, Bun Hwi. Model krompyang

seperti piyama!"

"Sudahlah, kita tak perlu berdebat. Yang penting aku sudah menuruti

perintahmu untuk ganti yang bersih, dan sekarang aku sudah salin. Mau apalagi?"

"Hm, itu..... atribut apalagi?" Mei Hong menunjuk dada kiri Bun Hwi, melihat

peniti menjepit gambar seekor naga menunggang bola dunia. "Apa itu artinya, Bun

Hwi? Kenapa kau aneh-aneh begini?"481

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Tidak aneh," Bun Hwi tersenyum. "Ini hasil sulaman ibuku, Mei Hong. Aku

suka mengenakannya di dada kiri sebagai tanda cinta."

"Cinta?"

"Ya, terhadap ibuku. Bukankah jantung letaknya di kiri?"

Gadis itu tersenyum lebar. Tiba-tiba Mei Hong terkekeh dan Bun Hwi heran,

kekasihnya ini tampak geli dan dia penasaran. Dan ketika dia bertanya, kenapa gadis

itu tertawa maka Mei Hong menuding. "Lihat, kalau kau mencinta ibumu seharusnya

kau berpakaian yang baik, Bun Hwi, rapi dan necis. Tapi kau merusaknya dengan

ikat-pinggangmu yang tidak umum itu, sumbu kompor! Ah, mana ibumu bisa

senang? Kau merendahkan pemberian ibumu dengan perbuatanmu yang aneh ini, Bun

Hwi. Di dada ada atribut begitu manis tapi di pinggang kau merusaknya dengan tali

sumbu kompor. Kuminta agar besok kau menggantinya dengan ikat pinggang baru!"

"Hm, aku memang acak-acakan. Sementara ini aku ingin begini, Mei Hong, tak

ingin rapi atau necis sebagai tanda protesku. Aku belum menemukan kebahagiaan

dalam hidup!"

Mei Hong terbelalak. Bun Hwi bicara begitu sungguh-sungguh dan ia tertegun,

pemuda ini tak main-main dan tiba-tiba ia tertarik. Dan ketika ia bertanya kenapa

Bun Hwi berkata seperti itu maka Bun Hwi menghela napas.

"Betapa tidak? Persoalanku denganmu belum selesai, Mei Hong, dan

persoalanku dengan Kiok Lan juga bertambah lagi, bahkan tentu meruncing. Aku

harus menjatuhkan pilihan dan satu di antaranya yang tertolak tentu menaruh benci.

Bagaimana akubisa menemukan kebahagiaan kalau begini?"

Mei Hong terkejut. Sekarang Bun Hwi bicara soal mereka bertiga dan dia

merasa panas, mukanya merah namun dia tak menjawab. Memang benar. Buin Hwi

terhimpit perasaan yang sulit karena antara dia dan Kiok Lan sama-sama kuat bagi

pemuda itu. Kiok Lan pernah menyelamatkan Bun Hwi sementara Bun Hwi sendiri

pernah menyelamatkannya. Jadi, mereka bertiga memiliki hubungan dekat dan intim.

Masing-masing menjalin ikatan batin dan Bun Hwi berada di tengah-tengah. Tapi

ingin menguji pemuda ini kenapa hal begitu harus direpotkan maka Mei Hong

bertanya. "Kau sebenarnya tak perlu pusing. Memangnya kenapa kalau harus

memilih Kiok Lan? Kalau kau mengira aku akan benci padamu karena memilih gadis

itu kau salah, Bun Hwi. Aku tidak memiliki perasaan seperti yang kau kira!"

"Itulah, ini yang membuka mataku, Mei Hong. Kau tidak egois dan penuh

pengertian. Kau lain dengan Kiok Lan. Kau mulia, kau lebih halus dan berperasaan!"

"Hm..... hm, jangan memuji," Mei Hong semburat. "Aku tidak seperti yang kau

sangka, Bun Hwi. Aku kasar dan barangkali lebih dari Kiok Lan! Lihat sikapku ini,

lihat semuanya itu. Apakah tidak salah kau memilih?"

"Aku juga heran, Mei Hong. Tapi hati kecilku memberi tahu bahwa semua

sikapmu ini kau buat-buat!"

"Apa?"482

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Benar, Mei Hong. Aku merasa bahwa ada sesuatu yang sengaja kau

sembunyikan. Kau bersiap kasar dan galak untuk menutupi watakmu yang asli. Kau

tidak melakukan itu dengan sungguh-sungguh karena semuanya kau buat-buat!"

"Oh!" Mei Hong terkejut. Bun Hwi. Kau salah....!"

"Tidak, aku yakin, Mei Hong. Dan pilihanku tetap padamu. Entah kenapa aku

sudah bulat bahwa kau yang kupilih. Dan kalau aku keliru biarlah aku menanggung

kekeliruanku!"

Mei Hong terbelalak. Tiba-tiba gadis itu terisak dan menutupi mukanya,

menunduk. Hampir terbuka perasaannya bahwa semuanya itu memang dia buat-buat.

Sesungguhnya memang ada sesuatu yang dirahasiakan gadis ini, disembunyikannya

dalam usahanya menguji Bun Hwi. Ingin yakin bahwa pemuda itu benar-benar

menjatuhkan pilihan hanya pada dirinya seorang. Dan ketika Bun Hwi memegang

lengannya namun cepat dilepasnya lagi tiba-tiba Mei Hong menangis.

"Bun Hwi, kau salah. Aku khawatir kelak kau kecewa!"

"Tidak, aku yakin, Mei Hong. Tapi kalaupun kecewa biarlah kutanggung hal

itu!"

Mei Hong mengguguk. Tiba-tiba dia tak dapat menahan perasan hatinya lagi,

tersedu dan menangis dengan pundak terguncang. Dalam saat seperti itu tentu saja dia

ingin dipeluk Bun Hwi, mengharap pemuda itu membelainya dan menyentuhnya.

Tapi karena Bun Hwi ingat larangannya dan tentu saja tak berani melakukan itu tiba
tiba. Mei Hong kecewa dan malah menangis sampai tersedak-sedak!

"Eh, kenapa, Mei Hong? Aku salah?" Bun Hwi, yang tentu saja tidak tahu

keinginan kekasihnya jadi mengerutkan kening. Dia serba salah dalam saat seperti

itu, mau memegang tapi takut. Dan ketika Mei Hong menangis lagi dan meloncat

bangun tiba-tiba gadis itu berkelebat dan melayang ke atas pohon.

"Bun Hwi, aku tak mau bicara lagi. Aku ingin tidur!"

Bun Hwi melongo. Dia tak tahu bahwa kekasihnya sebenarnya ingin dipeluk,

diusap dan di belai. Mei Hong ingin menubruknya dan menangis di dadanya, tak

dapat karena gadis itu seniri teringat kata-katanya, bahwa dia tak mau di sentuh

sebelum Bun Hwi bertemu Kiok Lan. Dan karena semuanya itu terasa mengganjal
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan menyesakkan napasnya maka Mei Hong melayang naik dan tersedu-sedu di atas

pohon.

"Hm," Bun Hwi garuk-garuk kepala. "Apa yang harus kulakukan? Naik dan

menyusul?"

Tak berani pemuda itu. Bun Hwi jadi menghela napas saja sementara melihat

kekasihnya berguncang-guncang. Mei Hong mengguguk dan tersedu-sedu di atas

sana. Tapi ketika tak lama kemudian gadis itu berhenti dan Bun Hwi tepekur di

bawah maka Mei Hong, terisak lirih melihat pemuda itu termenung-menung,

bingung.

"Kau tidurlah, aku ingin beristirahat."

Bun Hwi memandang ke atas. "Kau tak apa-apa?"483

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Tidak, jangan ganggu aku lagi, Bun Hwi. Aku mau tidur!" dan Bun Hwi yang

melihat gadis itu tidur di atas pohon lalu menarik napas dan melenggut di bawah,

tentu saja tak dapat tidur karena dia merasa aneh dengan semua kelakuan Mei Hong.

Akibatnya jadi tak berani bicara lagi tentang persoalan di atas, menutup mulut dan

akhirnya Bun Hwi bersila, menunggu sambil melepas lelahnya. Dan ketika menjelang

pagi dia terlelap sejenak dan baru membuka mata ketika matahari menyengat

mukanya maka Mei Hong dilihatnya berdiri di depannya dengan pakaian cucian?

pakaiannya!

"Eh ada apa, Mei Hong? Kau mencucinya?"

"Ya, aku membantumu sedikit. Bun Hwi. Aku tak tega melihatmu mencuci

sendiri."

Bun Hwi tertegun.

"Kenapa? Tak boleh?"

"Tidak, bukan begitu. Tapi, ah.... terima kasih!" dan Bun Hwi yang tertawa

menyambar pakaiannya lalu memeluk tapi tiba-tiba melepas kembali, sejenak terlupa

dan dia terkejut. Untung, melihat Mei Hong tersenyum dan gadis itu tak marah. Bun

Hwi tertawa dan sudah berjingkrak girang. Dan ketika dia tertawa dan mengucap

terima kasih tiba--tiba Mei Hong melempar tubuhnya dan duduk di atas rumput.

"Eh, tidak berangkat?"

"Memangnya dengan pakaian basah begitu?"

"Lho...."

"Tidak lho. Kau jemur dulu pakaianmu itu, Bun Hwi. Baru setelah kering kita

berangkat!"

Bun Hwi berseri. Dia melempar pakaiannya tinggi ke udara, langsung

nyangsang di atas pohon dan sudah berkibar. Itulah cara. Bun Hwi menjemur

pakaiannya. Dan ketika Mei Hong tersenyum dan tertawa lebar gadis itu minta agar

Bun Hwi mencuci mukanya dulu.

"Di sebelah kanan ada air yang jernih, cucilah mukamu dan kusiapkan sarapan

pagi!"

Bun Hwi girang bukan main. Sikap manis dan ramah dari kekasihnya ini sudah

muncul, pemuda itu tertawa bergelak dan meloncatlah dia ke kanan. Dan ketika tak

lama kemudian dia sudah kembali dan menghadapi gadis itu ternyata Mei Hong

sudah memanggang seekor kelinci gemuk.

"Hei, kau dapatkan dari mana, Mei Hong? Kapan membunuhnya?"

"Sudahlah, kau ke sini, Bun Hwi. Cicipi dan makanlah ini." Mei Hong tertawa.

"Bukankah perutmu keruyukan?"

"Ha-ha, sebenarnya tidak. Tapi begitu mencium bau sedap tiba-tiba perutku

lapar!" Bun Hwi duduk melempar pantat, disodori sepotong paha dan "nyam-nyem
nyam-nyem" menikmati hidangan kekasihnya. Mei Hong, mendapatkan itu ketika

pagi-pagi benar turun dari pohon, berkelebat dan menyiapkan binatang itu untuk484

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

santapan pagi. Dan karena mereka menunggu keringnya pakaian Bun Hwi dan asyik

bicara maka Bun Hui berseri-seri menghadapi kekasihnya ini, memuji dan berulang
ulang menyatakan kecantikan kekasihnya. Pagi itu Mei Hong mengurai rambutnya

dan Bun Hwi kagum. Ini pandangan baru, manis dan memikat tak bosan-bosannya.

Mei Hong malu dan menyuruh pemuda itu berhenti memuji. Dan ketika dua jam

kemudian pakaian itu kering dan Bun Hwi diminta mengambil maka Mei Hong

mengajak pemuda ini berangkat, hal yang tiba-tiba membuat Bun Hwi tersenyum

kecut.

"Sekarang selesai, hayo bangkit dan kita pergi!"

Bun Hwi meloncat! Memang mereka harus ke Rawa Maut dan tak perlu

menunda perjalanan lagi. Bun Hwi berdebar namun tidak menolak. Dan ketika

mereka membersihkan tempat itu dan Bun Hwi menggendong buntalannya, maka dia

pun bergerak dan Mei Hong berkelebat, menyusui dan kini Mei Hong mau diajak

berendeng. Bun Hwi masih tak diperbolehkan memegang tangannya pemuda itu

menyeringai. Namun karena Mei Hong telah bersikap manis dan betapapun itu

membuat Bun Hwi girang maka mereka bergerak dan sudah terbang meneruskan

perjalanan. Dan begitu Mei Hong mengajak Bun Hwi untuk mempercepat larinya

maka pagi itu dua muda-mudi ini sudah meninggalkan hutan...

*

* *

"Keparat, jahanam. Bocah itu kurang ajar dan tak tahu diri!"

Giam Khing yang berlari cepat bersama ayahnya mengumpat-caci. Ayah dan

anak sama-sama marah dan mereka mengutuk Cien Hong. Siang itu melarikan diri

dan telah meledakkan granat tangan. Giam-taijin sendiri berhasil menghalau Cien

Hong dan tak dikejar, menggeram dan memaki pemua itu. Dan ketika mereka keluar

hutan dan tiba di padang rumput. Giam Khing minta agar ayahnya berhenti.

"Kita harus membalas, pemuda itu harus di bunuh!"

"Hm," ayahnya mengusap keringat. "Bagaimana cara kita membalasnya, Giam

Khing? Pemuda itu lihai, dan siluman betina itu pun memiliki Hwee-liong Sin-kang!"

"Benar, sungguh keparat mereka itu, ayah. Dan terkutuk supek Handewa!"

"Hm," Giam-taijin bersinar-sinar. "Bagaimana Han-suheng memberikan ilmu

itu pada siluman betina itu? Apa artinya ini?"

"Mungkin ada hubungannya dengan Hangga, ayah. Ingat saja bahwa Han-supek

mau menjodohkan gadis itu dengan Hangga!"

"Benar," menteri ini teringat. "Dan sekarang gadis itu lihai, Giam Khing. Dan

kita bukan lawannya."

"Sebaiknya kita cari sahabat!"


Joko Sableng 29 Tumbal Pusar Merah Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Satria Gendeng 21 Pertapa Cemara Tunggal

Cari Blog Ini