Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 15
"Siapa? Hong Beng Lama telah mampus, Khing-ji. Dan Hong Lam tertangkap!
Kita tak memiliki teman lagi setelah dua orang yang kita andalkan itu tak ada,
terutama Hong Beng Lama!"485
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, jangan tergesa. Kita dengar sepanjang jalan bahwa Dewi Kelabang Hitam
menggegerkan daerah selatan, ayah. Dan kabarnya Tan-supek juga ada di sana.
Bagaimana kalau kita cari mereka dan bersahabat?"
"Benar, siapa Dewi Kelabang Hitam itu, Khing-ji? Dan bagaimana supekmu
(pak-de) Tan Hong Lok ada di sana? Aku heran bahwa supekmu ini dikabarkan
menjadi pembantu si Kelabang Hitam. Sebaiknya kita ke sana dan melihat keadaan!"
"Tapi kita tak tahu di mana dua orang itu berada. Kita hanya tahu bahwa Tan
supek di selatan!"
"Kita tangkap orang-orang yang dapat kita tanyai, Khing-ji. Dan kita telusur di
mana si Dewi Kelabang Hitam itu!"
"Dan dia tentu cantik!" Giam Khing bersinar-sinar. "Kita dapat memperoleh dua
keuntung sekaligus bersahabat dengan wanita ini, ayah. Pertama sebagai sahabat dan
kedua barangkali sebagai kekasih!"
"Ha-ha, kau mendahului aku!" sang ayah tertawa bergelak. "Kau belakangan,
Khing-ji. Aku yang duluan. Sebelum aku dulu tak boleh kau nikmati wanita itu!"
"Terserah ayah," Giam Khing tertawa. "Bagiku asal mendapat bagian sudah
cukup, ayah. Wanita cantik memang harus dinikmati dan dibelai!"
"Ha-ha!" Giam-taijin terbahak, menepuk pundak puteranya dan dua orang itu
tertawa-tawa. Mereka tiba-tiba melupakau kemarahan kepada Cien Hong dan
bayangan si Dewi Kelabang Hitam ini membuat mereka mengilar. Ayah dan anak
sudah saling mendahului untuk bercinta lebih dulu dengan Kelabang Hitam itu, yang
dapat dipastikan sebagai wanita cantik dan berilmu tinggi. Maklumlah, Hong Lok,
supek yang lihai itu dapat dijadikan pembantu. Kalau bukan orang berkepandaian
tinggi tak mungkin supek mereka itu dapat dijadikan pembantu, roboh dan
dikalahkan. Dan ketika mereka mendapat harapan dengan mencari Dewi Kelabang
Hitam ini maka Giam Khing berkelebat, dan ayahnya menyusul, bergerak lagi dan
mencari-cari berita. Akhirnya diketahui bahwa Dewi Kelabang Hitam tinggal di
Rawa Maut, daerah berbahaya di mana ratusan perampok dan begal menjaga tempat
itu. Tak sukar bagi mereka untuk mendapatkan keterangan. Dan ketika Giam Khing
menangkap seorang perampok dan bertanya di mana Rawa Maut maka ayah dan anak
mendapat petunjuk lebih jelas lagi.
"Aku.... aku dapat menunjukkannya. Tapi.... tapi tolong kalian lepaskan dulu
cekikan ini!"
"Hm!" Giam Khing membanting orang itu. "Kau sebutkan saja, di mana tempat
itu, tikus busuk. Dan kami akan datang tanpa pengantar!"
"Tempat itu.... tempat itu di dataran Me-khing, di daerah pegunungan Cheng-san
(Gunung Hijau)!"
Giam Khing tertawa. Tanpa banyak cakap tangannya bergerak, si perampok
menjerit dan pecah kepalanya. Dan ketika sang ayah terkejut dan bertanya kenapa dia
membunuh laki-laki itu maka Giam Khing berkata. "Orang ini jelas anak buah
Kelabang Hitam. Kalau dia mendahului dan melaporkan kedatangan kita tentu
berabe. Sebaiknya dibunuh dan kita dapat meneruskan perjalanan dengan aman!"486
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ha-ha!" sang ayah tertawa bergelak. "Kau teliti, Khing-ji. Tapi sebarnya tak
usah takut, supekmu ada di sana!"
"Bukan takut ayah, melainkan semata agar kita tak banyak mendapat gangguan.
Bayangkan kalau belum apa-apa kita sudah dihadang atau di keroyok ratusan anak
buah Kelabang Hitam itu!"
"Hm, baiklah, mari berangkat!" dan sang ayah yang mengangguk serta tertawa
lebar tiba-tiba berkelebat dan menendang mayat perampok itu, mencelat dan Giam
Khing pun menyusul. Pemuda ini tersenyum dingin melihat mayat lawannya, sama
sekali tak acuh dan ayah serta anak berkelebatan menyusuri hutan. Dan ketika empat
hari kemudian mereka bertanya-tanya dan akhirnya tiba di Gunung Hijau maka
hutan-hutan yang lebat dan besar menghadang perjalanan.
"Nah, ini dataran Me-khing. Itu Cheng-san. Barangkali di tengah-tengah sana
terletak Rawa Maut!"
"Benar, kita masuk, yah. Dan hati-hati terhadap beberapa mata yang rupanya
mengawasi kita!"
Ayahnya mengangguk. Sebagai orang-orang berkepandaian tinggi tentu saja
firasat mereka sudah memberitahukan hal itu, gerak-gerik beberapa orang di dalam
hutan, berkelebatnya beberapa bayangan dan mata yang banyak jumlahnya.
Barangkali ada puluhan orang. Dan ketika dua orang bergerak dan mereka lenyap,
mempergunakan ilmu meringankan tubuh yang luar biasa maka puluhan mata yang
terkejut di dalam tampak saling pandang.
"Hantukah mereka?"
"Siapa dua orang itu?"
Namun dua di antaranya tiba-tiba berseru tercekik. Giam-taijin, yang melihat
dua orang di sebelah kiri tiba-tiba berkelebat, menyambar dan tahu-tahu sudah
menotok dua pengintai itu, anak buah Kelabang Hitam. Dan ketika puteranya
menyusul dan Giam Khing tertawa maka ayahnya menjepit mulut seorang
diantaranya.
"Ini daerah Rawa Maut?. Mana pemimpin kalian si Dewi Kelabang Hitam itu?"
"Kau.... kau siapa?"
"Aku sahabat, manusia cecunguk. Ingin bertemu pemimpin kalian atau Tan
taijin!"
Orang itu terkejut, meronta namun Giam-taijin menotoknya roboh. Dan ketika
Giam Khing bergerak dan hendak menghabisi orang ini tiba-tiba ayahnya membentak
agar menahan diri. "Jangan bunuh, kedatangan kita bukan untuk bermusuhan!"
Giam Khing teringat. Sebenarnya dia tak sabar melihat orang itu bertanya-tanya,
mau menggerakkan tangan dan memecahkan kepala orang ini. Tapi ketika ayahnya
membentak dan dia ingat maka Giam Khing tertawa dan mencekik orang satunya.
"Heh, kau!" katanya menakut-nakuti. "Kami datang bukan untuk mencari
permusuhan, kerbau dungu. Kami datang untuk bersahabat dengan Kelabang Hitam.487
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Kalau kau mau mengantar dan menyuruh pemimpinmu keluar tentu kau tak akan
dibunuh!"
Orang itu ketakutan. Giam Khing tampak lebih kejam dibanding ayahnya,
senyumnya dingin dan tawanya pun angin-anginan. Orang itu rupanya tahu gelagat
dan mengangguk. Tapi ketika teman satunya berkata dengan suara seperti cecowetan
monyet maka orang yang diancam Giam Khing tiba-tiba pucat.
"Kalian bicara apa?" Giam Khing mendongkol, tahu mereka bicara secara
sandi. "Rahasia apa yang kalian simpan?"
"Aku..... aku tak berani....." orang itu akhirnya bicara, menggigil. "Lebih baik
kau langsung ke dalam, kongcu. Dan temui saja Pa-twako!"
"Siapa itu Pa-twako?"
"Atasan kami, komandan delapan!"
Giam Khing jengkel. "Manusia rendahan begitu masa kutemui? Kami ingin
langsung berhadapan dengan Kelabang Hitam, tikus busuk. Atau kau kulempar dan
kubanting di sana!" Giam Khing menunjuk kubangan, gemas karena orang tiba-tiba
merobah niatnya. Tapi ketika orang itu mengangguk dan justeru berseri girang tiba
tiba lelaki ini berkata.
"Lebih baik kau lempar kami ke sana, kongcu. Biar kami mampus tapi tidak
akan semengerikan kalau dihukum pangcu (ketua)!"
"Apa kau bilang?" Giam Khing melotot. "Kau lebih takut pemimpinmu daripada
aku? Keparat, kubunuh kau, tikus busuk. Kupecahkan kepalamu nanti!" namun sang
ayah yang lagi-lagi menggerakkan tangan menangkap lengan Giam Khing
membentak agar pemuda itu tidak membunuh.
"Jangan bertangan besi, kita datang untuk bicara baik-baik!" dan mengerutkan
kening memandang dua orang itu Giam-taijin mengibaskan lengan. "Mereka
sebaiknya dibungkam, dan kita lempar saja ke kubangan itu..... bress!" dua laki-laki
itu mencelat, jatuh berdebuk dan pingsan di kubangan dan Giam Khing terbelalak.
Dia menganggap hal itu sama saja. Tapi ketika ayahnya menggeleng dan berkata
bahwa mereka hanya pingsan tidak mati maka menteri ini berkelebat memasuki
hutan. "Kita cari orang she Pa itu, kalau perlu menangkap dan menyanderanya!"
Giam Khing menggerutu. Kalau dia tentu sudah membunuh dua orang itu,
mencari dan menangkap lagi dan mereka akan terus masuk semakin dalam. Tapi
karena ayahnya tak setuju dan sudah berkelebat mendahului maka Giam Khing
mengikuti dan melihat ayahnya menangkap seorang lagi, bertanya tentang Pa-twako
lalu membanting orang itu sampai pingsan. Gerak-gerik ayahnya cepat dan Giam
Khing harus sigap, tak boleh lengah dan akhirnya orang yang dicari ditemukan,
seorang laki-laki tinggi gemuk dan kumisnya sekepal sebelah. Orang bernama Pa
twako ini sedang dikelilingi tujuh orang anak buahya, membakar singkong atau
sejenis ubi-ubian. Giam-taijin berkelebat dan tahu-tahu berdiri di depan delapan
orang ini. Dan ketika mereka terkejut dan mau berteriak kaget namun Giam-taijin
mangebutkan lengannya maka delapan orang itu terpelanting dan Pa-twako sudah
ditangkap.
"Kau orang she Pa?"488
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Laki-laki itu terbelalak.
"Heh, kau orang she Pa?"
"Ya, beb... benar. Kau.... kau siapa?" laki-laki ini, yang terkejut dan rupanya
gentar tergagap menjawab. Tujuh temannya sudah pingsan dikibas lengan menteri
itu, sekali gerak tahu-tahu mereka pun roboh. Dan ketika ia menggigil dan pucat
memandang kiri kanan maka Giam-taijin bertanya tentang pemimpinnya.
"Aku ingin bertemu Dewi Kelabang Hitam. Antar dan bawa aku ke sana!"
"Kau.... kau dari istana?"
"Bukan, aku orang biasa, tikus busuk. Dan aku minta agar kau memanggil
pemimpinmu!"
"Aku.... aku tak dapat mengantar. Sebaiknya menemui Gui-lok dan minta dia
mengantar...."
"Siapa itu Gui-lok?"
"Atasanku, komandan tujuh!"
Menteri Giam mendelik. Ternyata dia mendapat orang rendahan saja, masih
harus mencari yang lebih tinggi dan barangkali akan maju secara bertahap, tak sabar
dia. Dan ketika dia minta agar itu membawanya pada Gui-lok tiba-tiba lelaki ini
mengangguk.
"Baik, mari, enghiong (orang gagah). Kalau untuk ini aku dapat membantumu,
tapi lepaskan cengkeramanmu!"
Giam-taijin melepaskan cengkeramannya. Merasa tak bermaksud jelek dia
membiarkan orang itu bebas, tapi begitu laki-laki ini bebas mendadak dia
mengeluarkan tanda bahaya dan memutar tubuh melarikan diri, meniup terompet
kerang.
"Teettt....!"
Giam-taijin terkejut. Tentu saja dia marah dan mendongkol, Giam Khing
membentak dan sudah menggerakkan tangannya. Dan ketika laki-laki itu berteriak
memanggil teman-temannya maka pukulan Giam Khing menghajar punggungnya dan
laki-laki itu roboh, terbanting, langsung mengaduh dan tiupan terompetnyapun
berhenti. Giam Khing mengumpat namun dari mana-mana sudah muncul bayangan
berkelebatan, mereka melihat robohnya orang she Pa itu dan hadirnya Giam-taijin.
Dan ketika mereka berteriak dan terompet atau tanda bahaya susul-menyusul
dibunyikan maka isi hutan gaduh dan menteri Giam merah mukanya.
"Kita pergi!" menteri itu bergerak, naik dan berjungkir balik ke atas pohon dan
lenyaplah menteri itu seperti siluman. Giam Khing mengikuti dan sudah menyusul
jejak ayahnya. Dan ketika mereka tiba di atas dan sang menteri mengajak
berlompatan dari satu pohon ke pohon yang lain maka Giam Khing sudah "terbang"
bersama ayahnya dan mendengar hiruk-pikuk di bawah.
"Kita kedatangan musuh. Siap.... semua siap!"489
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Giam Khing meludah. Kalau tak dicegah ayahnya tentu dia sudah turun dan
menghajar lagi dua atau tiga orang, tangannya gatal dan hatipun gemas melihat
semuanya itu. Tapi karena ayahnya tak memperbolehkan dan mereka memasuki
hutan dengan cara seperti burung maka tak lama kemudian mereka sudah melihat
sebuah rawa, luas dan lebar dan tepat sekali berada di tengah-tengah hutan. GiamDewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
taijin menuding dan Giam Khing mengangguk. Dan ketika menteri itu melayang
turun dan berjungkir balik di sini maka dua orang itu tertegun memandang ke depan,
tak mendengar lagi teriakan-teriakan kasar karena orang-orang itu sudah jauh
tertinggal di belakang. Mereka tak menduga bahwa ayah dan anak ini beterbangan di
atas pohon, bergerak seperti burung dan tentu saja mereka yang di bawah tak tahu.
Dan ketika ayah dan anak terbelalak memandang rawa yang tenang tiba-tiba saja
mereka mendengar suara mendesis-desis dan ratusan ular muncul diiring seorang
kakek tinggi kurus yang meniup suling, terkekeh-kekeh.
"Heh-heh, kalian mencari siapa?"
Giam Khing membalik. Ayahnya sendiri masih memandangi rawa dengan
kening berkerut, menteri itu tak melihat apapun di rawa, kecuali sebuah gubuk di
seberang dan bangunan-bangunan baru jauh di sana, seperti tempat tinggal dan
perumahan. Barangkali kompleks anak buah Kelabang Hitam dan menteri itu
bersinar-sinar. Tapi ketika pertanyaan itu diulang dan dia membalik maka Giam-taijin
sudah berhadapan dengan kakek tinggi kurus ini, yang sudah mengepung bersama
ularnya.
"Mencari siapa? Kalian dari mana?"
"Hm, kau siapa?" menteri Giam balik bertanya. "Ada apa membawa-bawa
ularmu yang menjijikkan ini?"
"Heh-heh, aku Raja Ular, sobat. Dan aku pembantu Dewi Kelabang Hitam. Ada
apa kalian memasuki daerah ini dan mencari bahaya? Tidakkah kalian tahu bahwa
Rawa Maut pantang dimasuki orang asing?"
"Aku Giam-taijin, dari Magada. Aku ingin bertemu Kelabang Hitam untuk
menjalin persahabatan!"
"Giam-taijin?" Coa-ong, si Raja Ular terkejut. "Kau tidak bohong? Eh,
pakaianmu seperti orang besar, sobat. Tapi gerak-gerikmu seperti maling! Aku tak
percaya dan kalian harus digeledah!" lalu, meniup sulingnya dengan irama
melenggok tiba-tiba sebelas ular maju merayap, mendekati Giam-taijin dan puteranya
dan tentu saja dua orang itu marah. Coa-ong berkata bahwa mereka akan digeledah,
ular-ular itu akan merayap di tubuh mereka sesuai perintah suling, omongan yang
membuat muka dua orang itu merah. Dan ketika ular terus maju dan rupanya tidak
kenal takut karena Giam Khing maupun ayahnya tak bergerak menunggu ular-ular
dekat tiba-tiba Giam Khing membentak menggerakkan kedua tangannya.
"Kami tak mau digeledah, enyahlah ular-ularmu..... krak-dess!" sebelas ular
roboh mendesis, pecah kepalanya dan tiba-tiba mereka tergolek lemas. Dalam satu
gerakan tangannya tadi Giam Khing telah membunuh ular-ular ini, dengan pukulan
Toat-beng-mo-kun. Dan ketika Coa-ong tertegun tapi menjerit marah tiba-tiba kakek
itu menerjang ke depan meniup sulingnya lagi.
"Keparat, serbu mereka, anak-anak. Bunuh......!"490
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Ratusan ular mendesis maju. Mereka mendapat aba-aba dari tiupan suling dan
sekonyong-konyong mereka menjadi beringas. Tiupan itu menyuruh mereka
membunuh dan tiba-tiba terbukalah mulut ratusan ular ini, mereka menyerbu dan
marah melihat sebelas temannya yang tewas. Dan ketika Coa-ong juga menerjang
dan membentak Giam Khing maka kakek itu menggerakkan sulingnya dan ketika
Giam Khing mengelak sekonyong-konyong dia memencet sebuah alat di gagang
suling dan menyemburlah puluhan jarum-jarum merah ke arah Giam Khing.
"Plak-plak-plak!" Giam Khing terkejut, membentak dan menampar dan
runtuhlah jarum-jarum merah itu. Coa-ong terkejut karena si pemuda ternyata lihai,
berseru keras dan saat itu ularnya juga sudah meluruk dekat, Giam Khing berjungkir
balik dan minta agar ayahnya menghalau ular-ular itu. Dan ketika ayahnya
mengangguk dan berkelebatan ke sana-sini maka puluhan ular dikibas terpelanting.
"Plak-des-dess!"
Kebutan menteri itu langsung membuat ular menggeliat-geliat. Pukulan atau
dorongan jarak jauh menteri ini melumpuhkan mereka, binatang-binatang melata itu
tak dapat bergerak lagi namun teman-temannya yang di belakang terus maju, naik
dan melewati atas tubuh teman-teman mereka yang tidak bergerak, atau menggeliat
lemah. Dan ketika mereka menyerang dan mulut menggigit serta melompat maka
menteri Giam membentak dan marah juga.
"Keparat, suruh anak buahmu mundur, Coa-ong. Atau mereka semua kubunuh!"
"Heh-heh, bunuhlah. Aku dapat memanggil yang lain kalau mereka mampus,
tamu tak diundang. Dan aku akan membuat kalian menjadi santapan ular-ularku!"
Giam-taijin membentak. Setelah si Raja Ular tak dapat dibujuk dan justeru
memberi aba-aba agar ularnya menyerang lagi mka menteri ini pun bergerak ke sana
ke mari. Kakinya menendang dan menyambarlah batu-batu kecil ke kepala ular-ular
itu. Sekejap saja sudah membunuh limapuluh lebih dan Coa-ong berteriak. Kalau
begitu terus-terusan dia bisa kehilangan semua ularnya. Tapi ketika dia mencak
mencak dan Giam Khing terus diserang sementara Giam-taijin menghadapi ularnya
mendadak terdengar bunyi menguak dan muncullah belasan ekor buaya dan seorang
laki-laki tinggi besar.
"Tak perlu takut. Aku membantumu, Coa-ong. Kita usir dua orang liar ini!"
Giam Khing terkejut. Empatbelas ekor buaya, yang semua besar dan kuat tiba
tiba merayap cepat. Mereka itu dipimpin seorang yang memegang cemeti, laki-laki
ini berteriak dan maju memberi aba-aba. Dan ketika buaya dan ular maju bersama
dan ayahnya juga terkejut maka Giam Khing sudah diserang dan dikeroyok.
"Ha-hah, mampus kau bocah. Ini adalah si Buaya Sakti Go Seng, temanku yang
hebat!"
Giam Khing terbelalak. Dia ngeri melihat empat ekor buaya menerjang dirinya,
melewati Coa-ong dan terus membuka mulut. Jadi terhadap si Raja Ular buaya-buaya
itu tahu diri, mengenal teman atau mungkin cemeti di tangan Go Seng yang memberi
tahu. Binatang berkulit keras ini sudah menguak dan membuka mulutnya lebar-lebar.
Dan karena di sana ayahnya juga menghadapi belasan buaya sementara pawang atau491
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
pemimpinnya juga menyerang ayahnya itu maka Giam Khing mencabut tongkat dan
langsung menghajar empat ekor buaya itu.
"Plak-des-dess!"
Empat buaya terputar. Mereka mengeluarkan suara keras seperti orang
kesakitan, mundur tapi maju lagi. Dan ketika Coa-ong membentak dan menyerang
pula maka Giam Khing dikeroyok dan memaki-maki, menggerakkan tangan kiri dan
pukulan Toat-beng-mo-kun menyambar. Lalu ketika tongkat di tangan kanan juga
bergerak dan menghalau serangan Coa-ong maka kakek tinggi kurus itu terpekik dan
terdorong, maju dan memerintahkan ularnya untuk membantu, repot Giam Khing.
Dan ketika dia berloncatan sementara ayahnya berkelebatan menghadapi serangan
buaya dan ular maka laki-laki tinggi besar yang mencaci di sana terpukul mundur,
mendapat hantaman Giam-taijin dan Go Seng terlempar. Giam-taijin membantingnya
namun menahan tenaga, Giam Khing juga diminta agar tidak menurunkan tangan
maut, kecuali kepada binatang-binatang buas itu. Dan ketika Giam Khing menurut
dan ayahnya menggerak-gerakkan tangan maka empat buaya akhirnya roboh terkapar
dengan kepala pecah, kena hantaman Toat-beng-mo-kun.
"Keparat, kau jahanam, laki-laki busuk. Kubunuh kau!" si Buaya Sakti marah,
menerjang lagi namun menteri ini mengibas. Dia membuat laki-laki itu terbanting
dan mengeluh lagi, terguling-guling. Namun ketika laki-laki itu bangun dan marah
membentak maju maka terdengar suara mencicit dan ribuan ekor tikus tiba-tiba
berdatangan dari segala penjuru.
"Hi-heh, kubantu kau, Sin-go. Aku datang dan kita tangkap mereka... cit-ciitt!"
seorang laki-laki kecil menyeruak tertawa, kumisnya panjang dan mukanya pun
seperti tikus. Itulah Sin-cit alias si Tikus Sakti, satu dari pembantu Kiok Lan yang
lihai. Dan ketika tikus dan ular serta buaya menyerang dua orang itu maka Giam
Khing menjadi sibuk sementara ayahnya mendelik marah.
"Heh, kalian minta dibunuh, orang-orang tak tahu diri? Kalian tak tahu bahwa
aku masih bersikap mengalah?"
"Ha-ha, salahmu. Kenapa mengalah terhadap musuh, orang she Giam. Kalau
dapat merobohkan kami cobalah robohkan!" Coa-ong, yang tertawa gembira melihat
dua musuhnya dikeroyok ular dan tikus mengejek menteri itu. Dia tak percaya bahwa
laki-laki ini adalah seorang menteri, dari Magada, terus menyerang dan kini dibantu
Sin-cit, dengan ribuan ekor tikusnya yang aneh sekali tak disantap ular. Tentu ini
hasil kerja sama dua orang manusia sesat itu. Ular dan tikus bahkan bekerja sama
menyerang Giam Khing, juga ayahnya, membuat dua orang itu sibuk dan Giam
Khing serta ayahnya tentu saja marah bukan main. Maka ketika mereka diserang dan
tikus serta ular berhamburan ke arah mereka tiba-tiba Giam Khing berjungkir balik
meloncat tinggi menggerakkan tangannya, menghantam tikus-tikus dan ular itu dan
binatang-binatang itu terpekik. Mereka langsung terkapar dihantam pukulan Toat
beng-mo-kun, pecah atau hancur tubuhnya. Tapi karena jumlah binatang itu demikian
banyak dan tikus lebih lincah daripada ular maka tiga di antaranya tiba-tiba berhasil
meloncat dan memasuki celana Giam Khing, menggigit.
"Aduh!"
Giam Khing pucat. Dia sudah turun kembali ke tanah ketika tiga ekor tikus itu
berlari cepat, gerakannya luar biasa gesit dan untuk yang tiga ini dia lengah,492
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
maklumlah, yang dihadapi bukan cuma itu dan Giam Khing tersentak. Tiga ekor tikus
yang sudah memasuki pipa celananya dan berlompatan di situ sudah menancapkan
giginya, mereka mencicit dan Giam Khing mengaduh. Pawangnya, si Tikus Sakti
terkekeh-kekeh. Dan ketika tikus-tikus itu berlari naik dan paha Giam Khing maka
digigit maka Giam Khing pucat karena binatang-binatang yang kurang ajar itu sudah
mendekati daerah "terlarang", tinggal hanya beberapa senti saja!
"Keparat, kubunuh kau, tikus-tikus busuk. Mampuslah!" Giam Khing
mencengkeram, jari meremas dan hancurlah tiga ekor tikus yang naik di dalam
celananya. Giam Khing marah bukan main karena hanya menghadapi tiga ekor tikus
dia dibuat kelabakan, Sin-cit terbahak-bahak dan tikus yang lain sudah mendapat
perintah maju, berlarian dan menyerang pemuda ini. Sin-cit sendiri mengeluarkan
sumpitnya dan mencolok, menotok dan menyambar mata Giam Khing tapi Giam
Khing menampar. Dan ketika laki-laki kecil itu terpelanting dan ular serta yang lain
lain maju kembali maka di sana Giam-taijin juga kewalahan karena dua ekor tikus
menggigit betisnya.
"Kurang ajar, gunakan api, Giam Khing. Halau dan bunuh mereka dengan ini!"
menteri itu menyambar dua ranting kering, menyalakan dan sudah melemparnya ke
tengah-tengah barisan ular, juga tikus. Giam Khing diminta agar meniru
perbuatannya itu dan sang pemuda mengangguk, sadar bahwa semua binatang
binatang itu takut dengan api. Dan ketika Giam Khing membentak dan berjungkir
balik menyambar ranting kering maka berturut-turut pemuda ini sudah meletikkan
apinya dan melempar-lempar ke tengah-tengah barisan ular, juga tikus dan buaya dan
tiba-tiba paniklah binatang-binatang itu. Mereka mencicit-cicit dan mendesis, buaya
menguak dan tiba-tiba membalik, memutar tubuhnya. Dan ketika api menyambar
rumput dan tempat itu terbakar maka Sin-cit dan dua temannya berteriak-teriak,
marah karena anak buah mereka berhamburan. Giam Khing sudah berkelebat di dekat
si Raja Tikus dan melepas Toat-beng-mo-kun, gemas mengerahkan segenap
tenaganya. Dan ketika laki-laki kecil itu menangkis tapi menjerit roboh maka dia
muntah darah terkena Toat-beng-mo-kun, disusul dua yang lain ketika Giam-taijin
juga menghajar si Raja Ular dan Sin-go, si Buaya Sakti. Kini ular dan tikus serta
buaya melarikan diri, tempat itu terbakar dan dua laki-laki itu terguling-guling. Giam
taijin masih menahan pukulannya hingga dua orang itu masih dapat meloncat bangun,
membalik, gentar mau melariknn diri. Ribut-ribut ini telah mengundang seluruh
warga hutan menuju tempat itu, ratusan orang telah berteriak-teriak datang
mengepung. Itulah anak buah Kiok Lan yang tadi mencari-cari Giam-taijin di tengah
hutan. Dan ketika tiga orang itu terguling-guling dan si Tikus Sakti mendapat luka
dalam maka berkelebat dua bayangan disusul bentakan nyaring.
"Berhenti!"
JILID XXI
GIAM KHING dan ayahnya memutar tubuh. Mereka melihat seorang laki-laki
dan seorang wanita muncul dari rawa, yang wanita mengenakan saputangan hitam
menutupi mukanya, membentak mereka. Dan ketika Giam Khing mengenal yang
laki-laki karena itu bukan lain adalah pamannya yang dicari-cari maka pemuda itu
berseru girang.493
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tan-supek.....!"
Hong Lok, menteri yang mengiringi wanita bersaputangan hitam itu tertegun.
Dia tak mengira bahwa Giam Khing dan ayahnya yang datang. Tapi tertawa dan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyambar botol araknya menteri ini tertawa, serak. "Ha-ha, kau kiranya, Giam
Khing? Dan kau datang bersama ayahmu?"
"Benar, kami mencari Dewi Kelabang Hitam, supek. Suruh dia keluar karena
ayah ingin bertemu!"
"Hm!" wanita bersaputangan hitam itu, yang bukan lain Kiok Lan adanya,
mendengus. Sengaja menutupi muka untuk tidak segera dikenal. "Ada perlu apa
kalian mencari Kelabang Hitam, Giam Khing? Minta dihajar atau apa?"
Giam Khing mengerutkan kening. Setelah ia melepaskan perhatian pada
pamannya dan memandang wanita bersaputangan hitam ini dia bersinar-sinar. Wanita
itu tentu cantik, pikir Giam Khing. Tubuhnya menggairahkan dan semampai, padat
dan bentuk tubuhnya masih menunjukkan perawan. Giam Khing bergairah dan
tertawa, memandang si cantik itu, yang menyembunyikan mukanya. Dan ketika
ayahnya masih diam dan ia maju mendekat maka Giam Khing merangkapkan tangan
berkata dengan muka, berseri-seri.
"Maaf, kami ingin bersahabat. Lagi pula pamanku di sini. Nona siapakah dan
dapatkah menunjukkan di mana si Kelabang Hitam itu?"
"Aku sendiri!" bentakan itu mengejutkan pemuda ini. "Kau masih ceriwis dan
kurang ajar, Giam Khing. Pergilah dan biar ayahmu yang bicara....... dess!" Giam
Khing tahu-tahu terlempar, mendapat sebuah pukulan dan dia tadi mengelak namun
kalah cepat. Pundaknya tertampar dan ia pun terbanting roboh. Dan ketika Giam
Khing berseru kaget dan terguling-guling melompat bangun maka pemuda itu panas
mukanya mendengar suara tawa di sana-sini.
"Keparat, kau berani memukul?"
"Tahan," ayahnya tiba-tiba maju. "Kita datang bukan untuk bermusuhan, Khing
ji. Biar aku bicara dengan Kelabang Hitam ini dan kau mundurlah!"
Giam Khing mengumpat. Kalau tidak merasakan dalam sekali gebrak dia dibuat
tunggang-langgang begitu barangkali dia akan mencabut tongkatnya dan menyerang.
Dia telah dibuat malu dan hinaan di depan banyak orang. Tawa di sana-sini itu
membuat pemuda ini marah. Tapi ketika ayahnya menahan dan pundaknya didorong
maka Giam-taijin sudah berhadapan dengan Dewi Kelabang Hitam itu, juga
suhengnya, yang menggelogok arak dan tampak tidak perduli, acuh.
"Kelabang Hitam, kami datang dengan maksud baik-baik. Jelasnya menggalang
persahabatan dan kerja sama. Dan karena kudengar suhengku sudah ada di sini
menjadi pembantumu maka aku ingin membuktikan sekaligus menjalin hubungan
denganmu."
"Hm, hubungan bagaimana? Kerja sama bagaimana?"
"Kudengar kau ingin menyerbu kota raja, berarti musuhmu adalah menteri Hu
Kang dan lain-lain. Dan karena menteri itu juga musuhku dan bergabung denganmu
tentu lebih kuat lagi maka terus terang aku ingin bersahabat dan bekerjasama!"494
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm-hm!" dengus itu terdengar menyakitkan. "Derajatmu tak cukup tinggi
untuk berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah, Giam-taijin. Kau tak pantas,
menjadi sahabatku karena pantasnya hanya pembantu!"
Menteri itu merah. "Kau demikian sombong?"
"Tidak, lihat suhengmu ini, orang she Giam. Suhengmu telah tunduk dan setia
menjadi pembantuku. Kalau kau mau menjadi pembantuku pula dan duduk sebagai
bawahanku maka kehadiranmu kuterima, bukan sebagai sahabat melainkan sebagai
pembantu!"
"Omongan congkak!" Giam Khing tiba-tiba berseru, tak kuat menahan marah.
"Orang macam begini tak perlu diajak bicara, ayah. Biar dia kuhajar dan mengenal
Toat-beng-mo-kunku!" Giam Khing berkelebat, menyerang melepas kedua
tangannya dan serangkum pukulan dahsyat menyambar lawannya itu. Kiok Lan atau
Dewi Kelabang Hitam tak mengelak, menerima dan mengeluarkan tawa mengejek.
Dan ketika pukulan pemuda itu diterima dan bertemu telapak tangannya tiba-tiba
Giam Khing mencelat dan terbanting roboh.
"Bress!"
Pemuda itu mengaduh. Toat-beng-mo-kun (Pukulan Pencabut Nyawa), yang
dilancarkan dengan penuh kemarahan tiba-tiba bertemu tenaga panas, begitu panas
hingga Giam Khing berjengit, tersentak dan tahu-tahu pukulannya itu membalik. Dan
ketika Giam Khing berteriak dan menjerit roboh maka pemuda ini terengah napasnya
dan muka pun berobah kebiruan, terpukul sinkang!
"Kau terluka!" ayahnya terkejut, berkelebat menolong sang anak. "Hati-hati,
Giam Khing. Sudah kubilang agar tidak lancang!" dan cepat mengeluarkan obat
penawar untuk menyelamatkan puteranya sang menteri sudah menotok tiga jalan
darah di dada, satu di punggung dan akhirnya Giam Khing dapat terhuyung berdiri.
Pemuda ini pucat dan kaget memandang lawan, dua kali dia menyerang dan dua kali
pula dia dibuat terbanting. Dan ketika matanya terbelalak dan mau tak mau menjadi
gentar maka Giam-taijin mengebutkan lengan bajunya dan membalik menghadapi
Dewi Kelabang Hitam itu.
"Kelabang Hitam, kau melukai puteraku. Kenapa begini caramu menyambut
tamu? Mana etiketmu sebagai tuan rumah?"
"Hm, yang kurang ajar adalah puteramu, Giam-taijin. Kalau dia tidak
menyerangku tentu tak akan kupukul. Memandang muka suhengmu biarlah
kulupakan urusan ini dan kau pergilah, kalau kau tidak suka!"
"Aku datang untuk maksud persahabatan...."
"Tak ada kamus itu. Kau menjadi pembantuku atau pergi dari sini!"
"Hm," menteri ini merah padam. "Kau rupanya lihai, Kelabang Hitam, dan itu
membuatmu congkak. Aku tak suka menjadi pembantumu kalau kau tak dapat
merobohkan aku! Baiklah aku belajar mengenalmu dan lepaslah saputanganmu itu,
tunjukkan padaku wajahmu itu!"
"Aku tak suka melepasnya kalau tidak atas keinginan sendiri. Kalau mau
mencoba kepandaianku tentu saja boleh, tapi tak boleh kau pergi setelah itu!"495
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, maksudmu?"
"Kau menjadi pembantuku kalau roboh, Giam-taijin. Atau kalau kau menolak
maka kau akan kubunuh!"
"Boleh," menteri ini bersinar-sinar. "Kau mundurlah, Khing-ji. Agaknya
memang harus aku yang maju sendiri!" menteri itu menyuruh mundur puteranya,
melirik sang suheng tapi Hong Lok diam saja. Suhengnya itu pura-pura tak tahu dan
minum araknya, mendongkol menteri ini. Dan ketika Giam Khing mundur dan Dewi
Kelabang Hitam menantang maka Giam-taijin sudah bersiap dan mencabut tongkat,
maklum bahwa berhadapan dengan orang lihai begini dia harus bersungguh-sungguh.
"Kau mau mengeluarkan Koai-tung-jing-liong-sin-hoatmu?"
Giam-taijin tertegun. "Kau mengenalnya?"
"Hi-hik, ilmumu sudah kulihat, Giam-taijin. Dan aku tak gentar. Baiklah, kau
mainkan ilmu tongkatmu itu dan biar aku bertangan kosong!"
"Apa?"
"Benar, aku bertangan kosong, orang she Giam. Dan kau lihat berapa jurus aku
mematahkan ilmu silat tongkatmu!"
Giam Lun terkejut. Kalau lawan berani bicara seperti ini tentu saja ada dua
kemungkinan. Satu karena tekebur, sombong, atau dua memang lawan dapat
menundukkan ilmu tongkatnya. Padahal Koai-tung-jing-liong-sin-hoat adalah silat
tongkat warisan keluarga Giam, turun-temurun dan amat hebat kalau dimainkan
tokoh utamanya, seperti dia sendiri umpamanya, bukan Giam Khing. Dan ketika
menteri itu merah mukanya dan mendelik gusar maka lawan bersiap dan dia diminta
menyerang.
"Mulailah, semua anak buahku menjadi saksi!"
Menteri ini membentak. Dengan tongkat di tangan tiba-tiba dia mulai
melakukan serangan, tubuh bergerak dan tongkatpun terayun, berkelebat menyerang
leher tapi tiba-tiba turun ke pinggang, cepat dan luar biasa dan tahu-tahu tongkat
sudah berkelebatan menyerang ulu hati dan dada, suaranya bercuitan dan akhirnya
menderu. Tapi ketika lawan diam saja dan tidak mengelak atau menangkis maka para
perampok terkejut melihat ketuanya tak bergerak.
"Des-des-dess!"
Semua melongo. Tongkat yang tampak hebat berkelebatan itu tiba-tiba
menyambar tuannya sendiri, menghantam dan sang menteri pun bergoyang. Dan
ketika tongkat berhenti dan Kiok Lan terkekeh maka Giam-taijin tergetar meloncat
mundur, pucat.
"Kenapa tidak mengelak?"
"Hi-hik," pertanyaan itu disambut tawa. "Kau belum menyerang sungguh
sungguh, taijin. Justeru hebat bergerak-gerak tapi masih merupakan tipuan!"
Sang menteri tersentak. "Kau tahu?"496
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tentu saja!" jawaban itu mengejutkan. "Koai-tung-jing-liong-sin-hoatmu
justeru berbahaya kalau menyerang diri sendiri, taijin. Kalau masih menyambar
nyambar orang lain maka serangannya kosong!"
"Keparat!" menteri ini terbelalak. "Kau lihai, Kelabang Hitam. Dan rupanya
suhengku telah memberitahukan itu padamu!"
"Hm, mempelajari dan mengamati ilmu tongkatmu tak perlu diberi tahu orang
lain, Giam-taijin. Aku sejak dulu sudah mengetahui ciri-ciri ilmu tongkatmu.
Majulah, dan ayo mulai lagi!"
Menteri ini mendelik. Kalau lawan sudah bicara seperti itu maka dia semakin
terkejut, tak dapat disangkal bahwa semua gerakannya yang hebat tadi masih berupa
tipuan. Gerak sebenarnya masih belum dia lakukan karena sesungguhnya ia ingin
menguji lawan. Maka melihat lawan mengetahui ciri-ciri silat tongkatnya dan belum
apa-apa dia sudah dibuat setengah kalah maka menteri ini membentak dan maju lagi,
menggerakkan tongkatnya tapi aneh bin ajaib! bukan menyerang lawan melainkan
memukul diri sendiri. Suara bak-bik-buk mengenai tubuhnya ketika tongkat
menghajar dan memukul dirinya sendiri, kepala dan pundak serta bagian-bagian
tubuh lain namun anehnya justeru Dewi Kelabang Hitam berlompatan. Untuk
gerakan ini Kelabang Hitam itu tampak berkelit, orang menjadi bengong karena tidak
diserang tapi kok justeru menghindar. Namun ketika mereka tahu bahwa tongkat
yang menghantam Giam-taijin itu tiba-tiba mental dan secepat kilat terlontar menuju
dada dan kepala ketua mereka maka mendusinlah semua orang bahwa serangan itu
rupanya luar biasa, menyerang diri sendiri baru kemudian menyerang lawan, bersifat
seperti karet dan membal kalau menghantam tubuh, mencelat dan segeralah Giam
taijin berkelebatan. Silat Tongkat Gila (Koai-tung) kini telah dimainkan menteri itu
dan gerakannya memang betul-betul luar biasa, tampaknya menghantami diri sendiri
tapi selalu membalik menghantam lawan, itulah keistimewaan silat tongkat ini. Dan
ketika di sana ketua mereka berlompatan dan akhirnya berkelebatan mengikuti
bayangan lawannya maka Giam-taijin lenyap dan sudah meliak-liuk dengan serangan
tongkatnya yang berseliweran naik turun satu dua kali ditangkis dan terdengar suara
keras ketika tongkat mental, membalik dan menyerang Dewi Kelabang Hitam lagi di
mana wanita atau gadis itu harus mengelak, menampar dan mendorong dan akhirnya
Giam-taijin berseru keras. Dan ketika menteri itu menggerakkan tangan kirinya pula
mainkan Toat-beng-mo-kun maka gabungan dua ilmu silat luar biasa telah
ditunjukkan menteri ini.
"Ha-ha, hebat. Kerahkan semua kepandaianmu, Giam-sute. Jangan ragu-ragu!"
Giam-taijin terbelalak. Hong Lok, suhengnya, telah berseru padanya. Terus
menggelogok arak dan menonton jalannya pertandingan. Giam Khing terkejut
melihat ayahnya tak mampu mendesak lawan, padahal Kelabang Hitam itu bertangan
kosong. Dan ketika ayahnya mengeluarkan Toat-beng-mo-kun dan dengan Pukulan
Pencabut Nyawa itu ayahnya mengiringi serangan tongkat maka pertandingan
berjalan hebat dan tongkat serta Toat-beng-mo-kun sering mulai menghajar tanah,
luput mengenai lawan.
"Des-dess!"
Pertandingan menjadi menarik. Para peramrok mulai berteriak dan bersorak
melihat ketua mereka mempermainkan lawan, satu dua kali menggerakkan lengan497
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
dan melencenglah tongkat menghajar tempat kosong. Dan ketika Toat-beng-mo-kun
juga menyambar-nyambar namun dikelit dan ditampar dari samping maka semua
pukulan atau serangan menteri itu sia-sia.
"Ha-ha, Giam-taijin sewot......!"
"Hore, pangcu mempermainkan lawan!"
Menteri itu mendelik. Anak buah Kelabang Hitam menyorakinya dan
berjingkrak-jingkrak, memang dia tak dapat mendesak karena terhalau tamparan
lawan. Kalau tongkat mendekat maka lawan menolak, begitu berulang-ulang hingga
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dia gagal. Dan ketika Toat-beng-mo-kun serta Koai-tung-jing-liong-sin-hoat tak
berhasil merobohkan Kelabang Hitam tiba-tiba Giam-taijin merobah gerakannya dan
mengeluarkan teriakan panjang.
"Crit!" sinar putih mencuat menyilaukan mata, langsung menusuk dari jauh dan
anak buah Kiok Lan terkejut. Mereka berhenti bersorak dan tertegun, melihat sinar
itu menyambar dan segera disusul sinar-sinar yang lain. Itulah It-yang-ci atau Jari
Tunggal Yang yang dikeluarkan menteri ini sebagaimana diketahui memang
mewarisi ilmu totok itu dari Giam Hok, kakek moyang menteri itu yang pertama kali
mendapatkan. Dan ketika totokan meluncur namun Kiok Lan mendengus tiba-tiba
gadis itu menggerakan tangannya pula dan menampar.
"Plak!"
Giam-taijin terhuyung. Untuk pertama kali dia dibuat terkejut karena kini
tamparan gadis itu mengandung hawa panas, menotok lagi dari jauh namun kembali
ditangkis. Dan ketika empat lima totokan mental dan hawa panas berobah menjadi
sinar kemerahan yang meledak menolak balik It-yang-ci maka menteri itu tersentak
karena mengenal pukulan ini.
"Hwee-liong Sin-kang (Pukulan Naga Api).....!"
Bukan hanya Giam-taijin saja yang kaget. Giam Khing, yang menonton dan
terbelalak melihat cahaya atau ledakan sinar merah itu juga terkejut, semula ragu
namun akhirnya berseru tertahan. Teriakan ayahnya bahwa pukulan atau tamparan itu
adalah Hwee-liong Sin-kang tiba-tiba tak diragukannya lagi, Giam Khing terpekik
dan ayahnya pucat. Dan ketika satu pukulan tongkat diterima lengan kiri gadis itu
sementara satu totokan It-yang-ci diterima lengan kanan maka It-yang-ci hancur
sementara tongkat patah menjadi tiga potong.
"Plak-des-krak!"
Giam-taijin terbanting berjungkir balik. Menteri itu kaget berseru keras karena
Hwee-liong Sin-kang menyambut serangannya, roboh terguling-guling karena dia tak
tahan ditolak hawa panas itu. Kiok Lan atau Dewi Kelabang Hitam menambah
sinkangnya, membuat Hwee-liong Sin-kang bertambah kuat dan keluarlah ledakan
disusul kilatan api. Dan karena Hwee-liong Sin-kang memang satu-satunya pelumpuh
Toat-beng-mo-kun maupun It-yang-ci atau ilmu-ilmu silat lain dari keluarga Giam
maka Giam-taijin menjerit bergulingan ketika baju pundaknya terbakar, menjauhkan
diri dan baru meloncat bangun setelah sepuluh tombak. Bukan main. Dan ketika
menteri itu terhuyung tak dapat tegak karena ngeri memandang lawannya maka Kiok
Lan terkekeh menghentikan pukulannya.498
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Lihat, berapa lama kau roboh, Giam-taijin? Masih tidak percaya dan ingin
diulang lagi?"
"Kau..... kau siapa?" menteri ini menggigil. "Bagaimana memiliki Hwee-liong
Sin-kang?"
"Hm, dapat ditanyakan pada suhengmu, taijin. Aku tak suka memperkenalkan
diri di depan banyak orang!"
"Ah!" dan sang menteri yang tertegun serta memandang suhengnya tiba-tiba
melihat suhengnya malah menggelogok arak, tertawa-tawa dan suhengnya itu tak
perduli. Sorak dan kegembiraan anak buan Kiok Lan akhirnya menyadarkan menteri
itu. Dan ketika Kiok Lan bertanya apakah dia mau menjadi pembantu gadis itu
akhirnya menteri ini menggigil dan mengangguk, merah padam.
"Aku sudah kalah, dan aku menepati janji. Kalau itu sudah menjadi nasibku
maka tentu saja kuterima!"
"Hi-hik, tak perlu penasaran. Menjadi pembantuku kau sndah pantas, Giam
taijin. Kalau tidak ada suhengmu tentu lain nasibmu!"
"Ya, kau hebat, Kelabang Hitam. Dan aku serta Giam Khing menyatakan
tunduk!"
"Kalau begitu berkumpullah dengan suhengmu, aku pergi?" dan Kelabang
Hitam yang lenyap memutar tubuhnya tiba-tiba berkelebat dan menuju ke tengah
rawa, berjungkir balik dan sudah meluncur di sana, menyeberang. Dan ketika menteri
itu tertegun namun suhengnya terkekeh tiba-tiba Hong Lok menggerakkan lengan
menyuruh semua orang mundur.
"Kalian pergilah, tak ada lagi tontonan di sini!"
Semua orang mengangguk. Mereka kini tahu bahwa ada seorang pembantu lagi
yang lihai, tidak tanggung-tanggung, menteri Giam dari Magada, sute atau adik
seperguruan dari Tan-taijin. Maka mundur dan berlompatan kembali ke tempat
masing-masing anak buah Kelabang Hitam itu pun lenyap dan tinggallah Giam-taijin
bersama suhengnya, yang masih menggelogok arak, didekati dan menteri ini tampak
penasaran. Giam Khing masih melongo melihat kepergian Kelabang Hitam itu,
mengamati pinggulnya dan sepasang kaki yang kuat ketika berjungkir balik di atas
rawa, bergerak dan meluncur ke seberang. Dan ketika pemuda itu masih bengong
sementara ayahnya sudah berhadapan dengan supeknya maka Giam-taijin menegur.
"Suheng, siapa dia itu? Bagaimana bisa memiliki Hwee-liong Sin-kang?"
"Ha-ha dia gadis yang sudah kau kenal, sute. Bukan lain Kiok Lan!"
"Kiok Lan? Gadis yang dulu datang mencari Bun Hwi?"
"Ya, siapa lagi? Bukankah dia yang memiliki Hwee-liong Sin-kang?"
"Ah," dan sang menteri yang menjublak dan kaget di tempat tiba-tiba bersinar
sinar, tak menyangka bahwa gadis itulah kiranya. Pantas kalau begitu. Kiok Lan
hanya dapat dihadapi oleh kakak mereka nomor dua, Yonaga, suheng yang memiliki
Hwee-liong Sin-kang dan dulu gadis itu harus melarikan diri. Kiok Lan masih kalah
lama dan kalah kuat berlatih. Tapi karena Hwee-liong Sin-kang adalah ilmu yang499
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
hebat dan tak ada satupun dari keluarga Empat Pendekar yang dapat menandingi ilmu
itu maka Giam-taijin mengangguk-angguk dan hilang penasarannya, kagum dan dia
berseri-seri. Kalau gadis seperti ini dapat didekatinya dan mereka bergabung tentu dia
tak usah takut terhadap siapa pun. Menteri Hu itu dapat dihadapinya dan Bun Hwi
pun tak perlu dibuat gentar. Mereka menjadi kuat setelah suhengnya juga ada di situ.
Dan karena tak menduga bahwa yang berjuluk Dewi Kelabang Hitam ternyata Kiok
Lan adanya tiba-tiba menteri ini tertawa dan mengangguk-angguk.
"Aha, bagus sekali. Kalau begitu kekuatan kita melebihi Hong Beng Lama!"
"Apa maksudmu?" Hong Lok bertanya, mengerutkan kening, otomatis
menghentikan minumnya.
"Aku bilang bagus karena gabungan kita bertiga kuat sekali, suheng. Jauh
melebihi Hong Beng Lama dulu bersama pasukunnya!"
"Hm, belum tentu. Hu Kang juga memiliki pembantu-pembantu yang cakap,
sute. Dan Bun Hwi serta temannya itu tangguh sekali."
"Tapi di sini banyak tokoh-tokoh pandai. Ada Sin-cit dan Coa-ong!"
"Benar, tapi kemampuan mereka terbatas, sute. Binatang piaraan mereka juga
mengenal kelemahan. Kau tahu bahwa dengan api mereka itu sudah terbirit-birit!"
"Hm, jangan mengecilkan hatiku. Aku ingin mendekati gadis itu lebih jauh
lagi!"
"Apa yang mau kau perbuat?"
"Heh-heh, kau tak usah tahu, suheng. Pokoknya rencana yang hebat!" dan
menteri ini yang bersinar tertawa aneh tiba-tiba memanggil puteranya dan berbisik
bisik, Giam Khing tampak girang dan mengangguk berkali-kali. Tapi ketika dua
orang itu selesai bercakap-cakap dan Hong Lok mengerutkan kening maka laki-laki
ini berkata.
"Sute, jangan macam-macarn di sini. Tahan dan kendalikan nafsumu. Gadis itu
bukan seperti wanita atau gadis-gadis lain, kau tak boleh mengganggunya!"
"Hm, siapa mengganggu? Aku justeru ingin berbaik dengannya, suheng, dan
untuk itu aku rela menjadi pembantunya!"
Hong Lok memandang tajam. Sesungguhnya dia khawatir melihat munculnya
sang sute ini, tahu akan wataknya yang jahat dan suka mengganggu wanita. Gara
gara sutenya inilah dia terjeblos, kecewa dan mulai bermabok-mabokan. Maka
melihat gerak-gerik sutenya yang mencurigakan dan ayah serta anak berbisik-bisik
menteri yang berpakaian jembel ini berkata, memperingatkan.
"Sebaiknya kuulang sekali lagi agar kau tidak macam-macam di sini, sute.
Semua boleh dilakukan kecuali satu, tak boleh memperkosa atau mengganggu
wanita. Kalau kau melanggar dan tidak menghiraukan nasihatku ini terus terang aku
berkata tak sanggup melindungimu."
"Ha-ha, aku tahu. Aku justeru berkata pada Giam Khing agar membuang semua
sifat buruk itu, suheng. Kami berdua akan bersikap baik-baik dan akan
menyenangkan Kelabang Hitam!"500
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Terserah, aku sudah memberi tahu. Kalau omonganmu betul kau selamat, tapi
kalau tidak..... hm!" Hong Lok menyipitkan mata. "Gadis itu tak boleh dibuat main
main, sute. Dia akan membunuhmu!" lalu menyambar dan menenggak araknya
kembali tiba-tiba Hong Lok memutar tubuh dan berkelebat pergi, meninggalkan ayah
dan anak yang tiba-tiba mengikutinya. Dan begitu Giam Khing serta ayahnya
mengikuti sang supek maka hari itu juga dua orang ini menjadi pembantu Kiok Lan,
si Kelabang Hitam.
*
* *
"Stop, kita berhenti di sini!" Hu Kang, yang melakukan pengejaran dan akhirnya
tiba di gunung Cheng-san menghentikan para pembantunya. Perwira dan panglima
yang mandi keringat tampak basah kuyup, mereka tak kembali ke istana setelah
keluar kota raja. Menteri Hu Kang mengajak mereka mencari gadis itu sampai dapat,
Kiok Lan telah menculik dan membawa putera kaisar. Dan ketika sore itu mereka
diminta berhenti dan kuda dilepas mengeringkan peluhnya maka menteri Hu
bersinar-sinar memandang hutan di depan, hutan yang lebat.
"Menurut keterangan Rawa Maut berada di tengah hutan itu. Kita harus berhati
hati dan menambah kekuatan. Siapa dapat meminta bantuan?"
"Bantuan ke mana?" seorang perwira bertanya. "Kita di sini tujuhbelas orang,
taijin. Kukira cukup!"
"Tidak. Rawa Maut menyimpan banyak orang, Lim-ciangkun, ratusan. Kalau
gadis itu telah lenyap di sana dan kita menyerbu tentu anak buahnya menyambut."
"Lalu bantuan ke mana? Kepada siapa?"
"Seorang di antara kalian ke kota An-tien, minta limaratus pasukan. Bawa ke
sini dan sementara itu aku ke dalam!"
"Bersama aku!" Hu Lan, yang tiba-tiba muncul berseru, berkelebat mengejutkan
ayahnya. "Kau jangan tinggalkan aku, ayah. Aku juga ingin membantumu dan biar
kita labrak si siluman betina itu!"
"Kau?" ayahnya terkejut. "Pekerjaan ini berbahaya, Hu Lan. Kau kusuruh diam
di rumah tapi menyusul. Kenapa melanggar laranganku?"
"Aku tak betah, yah. Aku ingin bersamamu dan merampas anak yang diculik
itu!"
"Hm, kau tahu kepandaian gadis itu. Aku sendiri kalah! Mana mungkin kau
membantu? Tidak, kau tak boleh di sini, Hu Lan. Kau harus pergi dan biarkan
ayahmu menjalankan tugas!"
"Tak mau," Hu Lan menggeleng manja. "Aku terlanjur di sini, yah, aku tak mau
pulang kecuali bersamamu!"
"Hm!" sang menteri tertegun, mengenal kekerasan hati anaknya. "Kau bandel,
Lan-ji. Baiklah, kau harus berhati-hati dan jangan sesalkan ayahmu kalau tak dapat
melindungimu!"501
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Aku saip mati!" gadis itu berkata gagah. "Merampas dan mengambil kembali
putera kaisar adalah tugasku juga, ayah. Kiok Lan memang siluman dan biar aku
mengadu jiwa dengannya!"
"Hm, bagaimana kalau Hu-siocia ke An-tien?" Pang-ciangkun, seorang
panglima tinggi kurus tiba-tiba berkata, mengedip pada menteri Hu Kang. "Puterimu
dapat dimintai bantuan, taijin. Dan agaknya dia paling cepat dibanding kami semua!"
Hu Kang, mengerutkan kening. Sejenak dia terkejut oleh isyarat mata panglima
itu, tak tahu tapi akhirnya mengerti. Bahwa secara tersirat Pang-ciangkun hendak
menyingkirkan puterinya dari Rawa Maut, gadis itu dapat dimintai tolong untuk pergi
ke An-tien, meminta pasukan. Dan ketika menteri Hu mengangguk dan berseri girang
maka menteri ini berkata. "Benar kau dapat membantu kami, Hu Lan. Kalau begitu
pergi saja ke An-tien dan temui komandan Cee!"
Hu Lan tertegun. Sebenarnya dia ingin bersama ayahnya, tentu saja tak tahu
siasat Pang-ciangkun, bahwa dia ingin diselamatkan dari Rawa Maut dan karena itu
harus menjauh. Tugas ke kota An-tien adalah satu dari isyarat itu, siasat Pang
ciangkun. Dan ketika ayahnya menyuruh, dan semua orang mengangguk maka gadis
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini cemberut, tak suka.
"Maaf, yah, kenapa harus aku? Bukankah banyak yang lain di sini?"
"Hm, kau yang paling cepat di antara semua orang, Lan-ji. Larimu cepat dan
satu jam saja kau bisa ke An-tien!"
"Tapi mereka juga membawa kuda!"
"Kuda dapat menarik perhatian, Lan-ji. Lain kalau kau sendirian. Dengan
mengerahkan ginkang (ilmu meringankan tubuh) tentu tak ada yang tahu dan kita
semua selamat!"
"Baiklah," puterinya mendongkol. "Heran bahwa kau tak ke An-tien dulu, ayah.
Kenapa langsung ke sini dan tidak meminta bantuan!"
"Maaf, semua serba tergesa, Hu Lan. Aku tak sempat lagi menemui Cee
ciangkun dan sebaiknya kau ke sana. Biar kubuat surat!" Hu-taijin sudah menepuk
pundak puterinya, meredakan kemendongkolan dan Hu Lan tetap cemberut. Ayahnya
sudah membuat surat dan memberikannya pada puterinya itu. Dan ketika Hu Lan
berangkat dan meninggalkan ayahnya maka Hu-taijin menarik napas lega.
"Anak yang bandel, semoga dia tak curiga!"
Pang-ciangkun tersenyum. Setelah gadis itu pergi tentu saja mereka dapat
berlega hati, bantuan dapat diharap dan Hu-taijin mengajak beristirahat. Sore itu
mereka harus memulihkan kekuatan karena malam nanti akan menyerbu. Menteri Hu
berkata bahwa dia akan menyelidik dahulu, ke dalam. Dan ketika Pang-ciangkun
diminta mewakili teman-temannya dan menteri itu berkelebat maka Hu Kang lenyap
dan semua orang menunggu.
Bagaimana dengan Hu Lan? Gadis ini ke kota An-tien. An-tien adalah kota
terdekat dengan komandan Cee sebagai panglimanya, membawahi seribu orang
pasukan dan Hu Kang minta lima ratus, berarti separoh dari pasukan di kota ditarik
menteri ini, untuk membantunya. Tapi ketika dalam perjalanan Hu Lan asyik berlari502
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
cepat tiba-tiba dia bertemu dengan Hong Siu, putera Hong Lok. yang mencari-cari
ayahnya.
"Hei, berhenti, nona. Bukankah kau Hu Lan?"
Hu Lan terkejut. Hong Siu berkelebat dan tahu-tahu telah berada di depannya,
pemuda itu agak kurusan dan tak terawat. Hu Lan terkejut karena inilah putera
musuhnya, Tan-taijin atau Tan Hong Lok yang menjadi pembantu Kiok Lan, si
Kelabang Hitam. Maka begitu dihadang dan di tegur tiba-tiba Hu Lan menerjang dan
langsung menyerang!
"Keparat, kubunuh kau, Hong Siu. Minggir dan enyahlah...... plak-dess!" Hong
Siu terkejut, mengelak tapi terpukul dan pemuda itu terpelanting. Dan ketika dia
bergulingan berseru tertahan dan berteriak keras maka Hong Siu melompat bangun
dengan muka pucat.
"Hei, tunggu. Nanti dulu!" pemuda itu berseru. "Jangan membabi-buta, Hu Lan.
Aku tidak bermaksud memusuhimu. Aku mau bertanya tentang ayah. Aku.... ah!"
pemuda itu mengelak, Hu Lan menerjang lagi dan tanpa banyak cakap gadis itu
melepas Soat-kong-jiu. Pukulan dingin menyambar dan langsung menghantam Hong
Siu. Dan karena pemuda itu setengah hati dan tak ada maksud melawan maka dia
terbanting dan terlempar lagi terguling-guling sambil berseru kaget.
"Des-dess!"
Hong Siu marah. Kalau lawan nekat tentu saja dia tak mau diam. Hu Lan
membentak lagi dan menyerangnya. Dan ketika ia melompat bangun dan marah
menyambut gusar maka Hong Siu menangkis dan mengerahkan Sin-tiauw-kunnya,
mainkan Silat Rajawali dan dua orang muda itu segera bertanding. Hong Siu
mengerahkan tenaganya dan menangkis. Dan ketika Hu Lan tergetar dan terdorong
mundur maka pemuda itu memaki.
"Hu Lan, aku tak berniat main-main. Aku mau bertanya tentang ayahku
barangkali kau tahu!"
"Keparat, tak usah banyak cakap, Hong Siu. Ayahmu adalah musuhku dan dia
sekarang menjadi pembantu Kelabang Hitam!"
"Ah, jadi benar berita itu? Di mana Kelabang Hitam itu?"
"Dia di Rawa Maut, tapi kau akan segera mampus...... plak-dess!" dan Hu Lan
yang berkelebat menyerang dan ditangkis tiba-tiba membuat Hong Siu terlempar
karena tertegun, terguling-guling namun pemuda itu melompat bangun. Hong Siu
terbelalak karena berita tentang ayahnya itu sudah dijawab Hu Lan, jadi benar yang
dia dengar itu. Dan ketika Hu Lan menerjang lagi dan berteriak marah tiba-tiba
pemuda ini mengelak dan terhuyung-huyung.
"Hu Lan, di mana Rawa Maut itu? Dapatkah kau menyebutkannya?"
"Cari sendiri. Yang penting kau roboh, Hong Siu, dan kubunuh!"
"Ah!" dan si pemuda yang bingung mengelak sana-sini akhirnya terkena sebuah
pukulan lagi, terpelanting namun pemuda ini dapat meloncat bangun. Untuk kesekian
kalinya juga dia tak roboh, Hu Lan gemas dan marah. Tapi karena berita ayahnya503
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
sudah didapat dan Hong Siu rupanya tak berniat berkelahi maka pemuda itu
mengeluh dan melarikan diri, memutar tubuhnya.
"Hu Lan, aku tak mau bertempur. Biarlah aku pergi!"
"Hei....!" Hu Lan membentak. "Jangan lari, Hong Siu. Ke sini dulu, kuhajar!"
"Tidak, aku tak bernafsu, Hu Lan. Biar lain kali kita bertemu dan kucari tempat
yang bernama Rawa Maut itu!"
Hu Lan melengking. Dia membentak mengejar lawan namun Hong Siu tiba-tiba
berkelebat, kini pemuda itu bersungguh-sungguh mengerahkan kepandaian, melesat
dan lenyap memasuki hutan. Dan karena pemuda itu lari ke arah yang berlawanan
sementara dia harus ke An-tien maka Hu Lan membanting kaki dan berhenti.
"Keparat, pengecut kau, Hong Siu. Laki-laki tak jantan!"
Hong Siu lenyap. Pemuda itu tak menggubris dan mandah saja dimaki, dia tak
menghiraukan dan sudah mencari Rawa Maut. Dan karena lawan pergi
meninggalkannya dan tidak melayani bertempur maka Hu Lan melotot dan akhirnya
kembali, membalik dan meneruskan larinya menuju An-tien. Gangguan itu
menundanya sejenak tapi Hu Lan puas, betapapun dia telah menghajar musuhnya itu
dan dia senang. Tapi ketika dia menuju An-tien dan kurang seperempat jam
perjalanan mendadak berkelebat dua bayangan muda-mudi dan Han Li serta
kakaknya muncul.
"Eh, bukankah ini Hu-siocia (nona Hu)?"
Hu Lan terkejut. Bertemu dengan dua putera-puteri Handewa tentu saja dia
tersentak, gadis dan kakaknya itu amat lihai. Tapi begitu melotot dan menganggap
semua orang-orang Magada adalah musuhnya tiba-tiba gadis ini menerjang dan
berteriak kalap.
"Keparat, aku benar Hu Lan, Han Li. Aku tak menyembunyikan nama dan
mampuslah........ wut!" Hu Lan membentak, langsung saja menyerang dan Han Li
terkejut. Sebenarnya tak ada maksud di hatinya untuk mengganggu puteri Hu Kang
ini, dia bertanya baik-baik dan sekedar heran saja, bagaimana gadis itu ada di situ.
Tapi begitu dibentak dan Hu Lan menyerangnya tiba-tiba Han Li merasa marah dan
mengelak, diserang lagi dan apa boleh buat gadis itu menangkis. Dan ketika bentakan
dibalas bentakan dan dua pukulan beradu tiba-tiba Hu Lan tetbanting ketika pukulan
Han Li menyambut pukulannya.
"Dess!"
Gadis itu terguling-guling. Han Li memang lihai dan Hu Lan tentu saja bukan
tandingannya, gadis ini adalah puteri Handewa, tokoh nomor satu dari Magada.
Namun Hu Lan yang bergulingan melompat bangun dan tidak takut justeru memaki
dan menyerang lagi, mengamuk dan lawan diseran habis-habisan. Han Li menbentak
karena puteri Hu-taijin ini dinilai nekat, tak tahu diri. Dan ketika Hu Lan masih terus
menyerang sementara Hangga tertegun di pinggiran, maka Han Li menangkis dan
kali ini menambah tenaganya.
"Dess!"504
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hu Lan mengeluh. Gadis itu terlempar dan sejenak tak dapat bangun, Han Li
berkelebat dan berdiri di sampingnya. Tapi begitu berteriak dan mencabut pedang
sekonyong-konyong Hu Lan menyerang dan membabat kaki lawan.
"Singg!"
Han Li terbelalak. Diserang dan dibabat tiba-tiba ia masih dapat mengangkat
kakinya, pedang lewat dan luput mengenainya. Tapi Hu Lan yang sudah meloncat
bangun dan kalap menyerangnya tiba-tiba membentak dan menerjangnya lagi,
menusuk dan membacok dan apa boleh buat Han Li mengerahkan Hwee-liong Sin
kangnya. Tenaga Naga Api meledak ketika menangkis pedang di tangan gadis itu,
mencelat dan Hu Lan berteriak kaget. Dan ketika Han Li berkelebat dan
menggerakkan kedua jarinya maka sebuah totokan membuat puteri Hu-taijin itu
roboh.
"Bluk!"
Hu Lan tak berdaya lagi. Pedangnya terlepas dan jatuh di tanah, jauh darinya.
Han Li mendengus dan menginjak pundaknya, marah. Dan ketika gadis itu
membentak minta diapakan lawannya itu maka Hu Lan berteriak memaki-maki.
"Kau bunuhlah aku. Aku tak takut mati, Han Li. Kau bunuhlah aku!"
"Hm, membunuhmu gampang. Tapi kau seperti orang kesurupan, Hu Lan. Kau
mau ke mana dan mau apa?"
"Kau tak perlu tahu, itu urusanku dan kau bunuhlah aku. Hayo!"
Han Li melotot. Bentakan dan makian lawan terasa memerahkan telinga, Hu
Lan terus berteriak-teriak dau tiba-tiba surat dari Hu-taijin jatuh. Han Li terkejut dan
memungut itu. Dan ketika dia membaca sementara Hu Lan berteriak dan memintanya
kembali maka gadis ini tertegun sementara kakaknya berkelebat mendekat.
"Apa itu?"
"Surat perintah. Hu-taijin mengutus kuntilanak ini untuk ke An-tien!"
"Hm, coba kulihat!" dan Hangga yang mendapat surat dari adiknya dan cepat
membaca tiba-tiba malah membuat Hu Lan berteriak-teriak, marah karena tugasnya
gagal. Kakak beradik itu tiba-tiba membuat gadis ini menangis. Dan ketika Hangga
tertegun dan minta adiknya melepaskan injakan maka Hu Lan tersedu memaki-maki
mereka.
"Hangga, kalian manusia-manusia tak tahu malu. Suka merampas dan membaca
surat orang. Cih, perbuatan apa ini? Di mana rasa malu kalian? Kalau Bun Hwi atau
Mei Hong ada di sini tentu kalian tahu rasa, Hangga. Kau dan adikmu sama-sama tak
punya malu!"
Hangga terkejut, semburat merah. "Maaf, kami tak sengaja, Hu Lan, juga tak
bermaksud merampas suratmu. Lihat, surat ini kukembalikan!" dan benar-benar
mengembalikan surat itu pada Hu Lan pemuda ini berkerut kening memandang
adiknya. "Apa yang harus kita lakukan?"505
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Apa yang mau kau lakukan?" sang adik balik bertanya. "Aku pribadi tak mau
mencampuri urusan ini Hang-ko. Tapi kita harus ke Rawa Maut karena paman kita di
sana!"
"Benar, maksud kita memang hendak membebaskan Tan-susiok dari tangan
Kelabang Hitam itu. Dan sekarang ternyata Hu-taijin juga sudah ada di wilayah ini,
tentu untuk urusan putera kaisar yang diculik. Bagaimana kalau kita melepaskan
gadis ini dan membiarkannya pergi?"
"Hm, kurasa tak sependapat. Gadis ini liar, Hang-ko. Lihat begitu bertemu
langsung saja menyerang. Sebaiknya dia dihukum dan kita tawan!"
"Tapi dia membawa tugas!"
"Perduli apa?" Han Li mendengus. "Dia menyerang kita, Hang-ko. Dan
selayaknya dia dihukum. Siluman macam begini harus diberi adat, Biarkan ia gagal
menjalankan tugasnya dan itu pelajaran paling baik baginya!"
"Tidak.... tidak......!" Hu Lan menjerit. "Kau tak berperikemanusiaan, Han Li.
Kau bisa membunuh ayahku di sana!"
"Hm, benar," Hangga mengangguk. "Kelabang Hitam dibantu banyak ratusan
orang-orang sesat, Li-moi. Kalau tak ada bantuan mengiringi menteri itu dia bisa
celaka!"
"Kita mewakilinya!" jawaban Han Li mengejutkan sang kakak. "Kita juga mau
ke sana, Hang-ko. Kita dapat menolong Hu-taijin karena kebetulan kita juga
berurusan dengan Dewi Kelabang Hitam itu!"
"Begitu?" sang kakak mengerutkan kening. "Dan gadis ini?"
"Kita bawa!"
"Tidak!" Hu Lan lagi-lagi menjerit. "Bebaskan aku, Han Li. Aku tak
mempercayai kalian dengan omongan kosong itu. Ayah hanya bersama tujuhbelas
orang sementara Rawa Maut dijaga ratusan orang. Kalian terkutuk kalau tidak
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melepaskan diriku!"
"Diam kau!" Han Li menghardik. "Percaya atau tidak itu bukan urusanku, Hu
Lan. Kau harus diberi adat karena telah menyerang tanpa sebab. Kau kutawan dan
mari ikut kami!" gadis ini marah menyambar dan mengikat Hu Lan dengan seutas tali
lalu menyeretnya pergi, tak perduli pada teriakan Hu Lan dan puteri Hu-taijin itu
menangis, memaki-maki. Dan ketika Hangga tertegun karena sesungguhnya tak tega
melihat gadis itu diseret-seret maka Hu Lan menyebut-nyebut Bun Hwi atau Mei
Hong.
"Terkutuk kau, Han Li. Keparat kalian, Hangga. Kalau Bun Hwi atau Mei Hong
ada di sini tentu kalian tak dapat memperlakukan aku seperti ini!"
"Memangnya ada apa dengan Bun Hwi? Kau kira kami takut padanya?"
"Tentu, kau akan terbirit-birit kalau bertemu pemuda itu. Kalian orang-orang
Magada selamanya pengecut dan tak tahu malu!?
"Hm, jaga mulutmu, Hu Lan. Atau nanti kutampar!"506
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tamparlah, siapa takut? Dibunuh pun aku tak takut, Han Li, Kau dan orang
orang Magada memang pengecut.....!"
"Plak!" Han Li benar-benar menampar, tak dapat menahan kemarahannya.
"Sekali lagi bicara seperti itu kupecahkan mulutmu, Hu Lan. Ayo bicara lagi dan
kutampar lagi!"
Hu Lan ternyata tak takut. Dengan kemarahan meluap-luap ternyata ia memaki
lagi, mengatakan Han Li dan orang-orang Magada pengecut. Tentu saja mendapat
gamparan dan bibir itu pecah. Namun ketika Hu Lan terus memaki-maki dan Han Li
tentu saja terus menampar maka pipi gadis itu akhirnya bengkak-bengkak dan
Hangga yang tak tahan.
"Serahkan padaku, jangan pukul lagi!" Hangga menyambar tali Hu Lan,
merampas dari adiknya dan Han Li tertegun. Kakaknya itu berlinang air mata dan
gadis ini terbelalak. Tapi ketika Hangga melengos dan sudah menarik tali itu maka
pemuda ini berjalan dan mengajak adiknya pergi, menuju hutan di depan karena
mereka sudah keluar hutan yang sini. Hu Lan menangis dan memaki-maki mereka
namun akhirnya diam, Hangga tak menamparnya seperti Han Li tadi, pemuda ini
bahkan menarik napas dan berulang kali memandang kosong. Dan ketika malam
menjelang tiba karena sore itu Hu Lan gagal ke An-tien maka Hangga berhenti minta
agar adiknya mencari kayu kering, membuat api unggun.
"Biar gadis ini kujaga, kau carilah ranting kering dan kayu bakar."
Han Li mengerutkan kening. Sebenarnya dia heran melihat tingkah kakaknya
itu, tapi ketika dia bertanya kenapa kakaknya itu tidak mencari kayu kering dan
justeru menyuruhnya maka Hangga menjawab, tenang dan dapat diterima akal.
"Aku tak mau kau bertengkar dengari Hu Lan. Karena itu biar aku di sini dan
kau mencari ranting. Cepat, malam sudah mulai tiba."
Han Li berkelebat. Akhirnya dia tersenyum, dan mengeluarkan tawa dari
hidung. Sebagai kakak beradik yang bertahun-tahun berkumpul bersama tentu saja
dia tak mempercayai sepenuhnya jawaban kakaknya tadi. Ada sesuatu yang
disembunyikan, kakaknya menyimpan sesuatu yang entah apa. Dan ketika Han Li
lenyap sementara Hangga menjaga tawanannya maka Hangga membebaskan totokan
dan menyuruh gadis itu bangun, hal yang membuat Hu Lan terkejut serta heran.
"Nah, bangkitlah, Hu Lan. Aku sekarang membebaskanmu dan kau dapat
pergi."
"Eh!" gadis itu membelalakkan mata. "Kau bicara sungguh-sungguh?"
"Tentu, kau kira aku main-main? Di depan adikku tentu tak dapat aku berbuat
seperti ini, Hu Lan. Dia bakal curiga dan menyangkaku yang tidak-tidak. Nah, kau
bebas dan sekarang boleh pergi. Hati-hati jangan bertemu adikku lagi!"
Hu Lan malah melenggong. Dibebaskan dan diperlakukan seperti itu tiba-tiba
gadis ini terisak, Hangga sungguh lain dengan Han Li. Pemuda ini lembut dan penuh
perasaan. Dan ketika orang menyuruh dia pergi sementara Hu Lan masih mematung
maka gadis ini penasaran dan tiba-tiba malah duduk di samping Hangga!507
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Aku penasaran!" Hu Lan terus terang saja. "Sikapmu aneh, Hangga. Aku ingin
tahu kenapa kau membebaskan aku!"
"Tak apa-apa. Bukankah kau sahabat Mei Hong?"
"He?"
"Benar, bukankah kau sahabat Mei Hong?"
"Eh, memangnya kenapa? Ada apa kalau aku sahabat Mei Hong?"
"Aku tak ingin Mei Hong menganggapku buruk, Hu Lan. Kalau kau sahabatnya
dan aku memperlakukanmu tidak baik tentu kau akan melapor padanya. Ini yang
tidak kukehendaki!"
Hu Lan tertegun. Tiba-tiba dia menangkap sesuatu secara tersirat dalam kata
kata pemuda ini. Membicarakan Mei Hong tiba-tiba mata pemuda itu bersinar-sinar,
Hangga tampak aneh dan lain dari biasanya. Dan ketika, Hu Lan batuk-batuk dan
tersedak secara buatan maka gadis itu tiba-tiba bertanya yang membuat Hangga
terkejut, bagai disengat listrik.
"Kau mencinta Mei Hong?"
Hangga tersentak. Pertanyaan yang diajukan secara terang-terangan begini dan
tidak main putar mendadak membuat mukanya merah. Dua mata beradu dan Hu Lan
memandangnya penuh selidik, tidak bermaksud mempermainkannya dan aneh sekali
tiba-tiba Hangga menunduk. Malu! Dan ketika Hu Lan bangkit berdiri dan
memegang lengannya tiba-tiba gadis ini bicara lagi mengejutkannya.
"Kau salah. Mencinta Mei Hong bakal bertepuk sebelah tangan, Hangga. Kuberi
tahu padamu bahwa Mei Hong mencinta Bun Hwi!"
Slap! Hangga kaget sekali. Bicara Hu Lan yang ceplas-ceplos dan tidak
ditimbang-timbang begini mendadak membuat dia terkejut, Hangga tersentak dan
berdiri menggigil. Dan ketika Hu Lan bersinar-sinat dan mengangguk dengan
sungguh-sungguh gadis itu menerangkan padanya seperti mesin peluru, sambung
menyambung. "Kau bertepuk sebelah tangan, Hangga. Kuterangkan padamu bahwa
sesungguhnya Mei Hong itu mencinta Bun Hwi. Kau kira apa sebabnya Bun Hwi
mencari-cari Mei Hong sampai ke Magada? Kau kira apa pula Mei Hong sampai
bersembunyi di Magada? Bukan lain karena urusan ini, Hangga. Cinta segitiga antara
Mei Hong dan Bun Hwi serta Kiok Lan!"
"Kua..... kau bicara benar?"
"Kau kira aku bohong?" Hu Lan tiba-tiba terisak. "Terus terang saja dulu aku
pun hampir jatuh cinta kepada Bun Hwi, Hangga. Tapi sekarang kubuang jauh-jauh
karena aku tahu persoalannya. Aku hampir sama denganmu, karena itu kuberi tahu
jauh-jauh agar kau tak kecewa sebelum dalam!"
Hangga terhuyung.
"Maaf, kau mencintai Mei Hong bukan, Hangga?"
Hangga nanar. Kalau Hu Lan sudah mengakui perasaan hatinya sendiri dan
betapa dengan jujur gadis itu menyatakan cintanya pada Bun Hwi maka pemuda ini508
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
merasa ditantang untuk, mengimbangi. Dia laki-laki, sedang Hu Lan adalah seorang
wanita. Masa dia kalah jujur dengan gadis ini? Maka ketika Hu Lan bertanya tentang
cintanya pada Mei Hong dan betapa hal itu tak dapat disangkal tiba-tiba Hangga
mengeluh dan mengangguk.
"Benar, aku..... aku mencinta Mei Hong, Hu Lan. Tapi kata-katamu ini, ah....
bagaimana sikapku sekarang? Aku tak tahu masalah itu. Kau sungguh baik
memberitahuku tentang hal ini!"
"Maaf, aku tak sengaja melukai perasaanmu, Hangga. Tapi itulah yang dapat
kuberitahukan sebagai budi kebaikanmu. Kau telah membebaskan aku, dan aku ingin
agar kau tahu!"
"Benar, dan... ah, dapatkah kau ceritakan selengkapnya tentang Bun Hwi dan
Mei Hong itu, Hu Lan? Bagaimana sesungguhnya kisah mereka itu?"
"Mei Hong dan Bun Hwi sebenarnya sudah saling mencinta sejak lama, sejak
mereka masih kecil. Dan Kiok Lan, hm.... siluman betina itu juga mencinta Bun Hwi,
Hangga. Karena dialah yang dulu pertama kali menyelamatkan Bun Hwi!" Hu Lan
lalu menceritakan secara singkat, didengar dan Hangga mengangguk-angguk.
Pemuda itu beberapa kali harus menekan napas panjang dan gemetar, menahan diri.
Tak menyangka bahwa orang yang dicinta sebenarnya mencinta orang lain. Bun Hwi,
pangeran yang hebat itu. Dan ketika Hu Lan selesai dan Hangga mengangguk-angguk
maka pemuda ini meramkan mata mengucap terima kasih.
"Terima kasih, kau telah menyelamatkan mukaku, Hu Lan. Kalau saja aku
terlanjur meminta Mei Hong padahal dia tak suka padaku tentu tak tahu aku harus
membuang ke mana muka ini. Baiklah, sekali lagi terima kasih, Hu Lan. Dan
cepatlah kau pergi!"
"Kau tak marah?" Hu Lan kagum. "Kau tidak membenci?"
"Membenci siapa?"
"Mei Hong itu, atau Bun Hwi!"
"Ah, kau salah," Hangga tersenyum pahit. "Mencinta seseorang tetapi gagal
bukanlah hal yang harus dibuat dendam, Hu Lan. Kalau Mei Hong mencinta Bun
Hwi dan sudah bahagia tentu saja aku tak dapat berbuat apa-apa, malah bersyukur!"
"Bersyukur?"
"Ya, bukankah Bun Hwi juga mencinta Mei Hong?"
"Benar, tapi... ah! Hu Lan bingung. "Bersyukur bagaimana maksudmu, Hangga?
Bukankah biasanya akan menjadi dendam dan pemarah kalau cintanya bertepuk
sebelah tangan? Bagaimana, jalan pikiranmu ini?"
Hangga tiba-tiba tersenyum, pahit namun penuh kebijaksanaan. "Inilah yang
justeru keliru dilakukan setiap orang, Hu Lan. Masalah cinta adalah masalah hati,
perasaan. Kita tak dapat memaksakan atau menekan seseorang untuk masalah yang
satu ini. Kalau kita mendendam dan marah hanya karena cinta ditolak maka
sesungguhnya orang begini adalah seorang yang picik. Ayah tak mengajarkan begitu
padaku, kita harus membuang ego kita jauh-jauh kalau memang cinta kita di tolak!"509
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kau tak sakit?"
"Ah, siapa tak sakit? Perasaanku tentu hancur. Hu-Lan, aku juga manusia biasa.
Tapi aku telah dapat mengendalikan diriku. Kalau Mei Hong mencinta Bun Hwi tentu
saja aku tak perlu ribut-ribut lagi pula belum tentu aku dapat membahagiakan Mei
Hong!"
"Maksudmu?"
"Hm," pemuda ini duduk kembali. "Bicara cinta adalah bicara rumah tangga, Hu
Lan. Menjalin cinta berarti menjalin rumah tangga bahagia. Tapi hal itu tak dapat
dilakukan sepihak, maksudku hal ini harus dikerjakan si pria dan wanita. Kalau hanya
aku yang membahagiakan Mei Hong padahal Mei Hong, selalu tertuju pada Bun Hwi
mana bisa aku membangun rumah tangga bahagia? Tidak, begitu pula sebaliknya, Hu
Lan. Kalau misalnya kaupun ingin membahagiakan Bun Hwi tapi kalau Bun Hwi
selalu tertuju pada Mei Hong tentu cita-citamu kandas di tengah jalan. Hanya dua
orang yang benar-benar saling mencinta dan ingin membahagiakan satu sama lainnya
sajalah yang dapat membangun kebahagiaan itu. Atau mereka akan gagal kalau salah
satu tak dapat bekerja sama!"
"Hm-hm!" Hu Lan semakin kagum, bersinar-sinar. "Apakah ini wejangan
ayahmu, Hangga? Apa lagi yang kau dapat?"
"Maaf," pemuda itu merah mukanya. "Memang ayah banyak memberi
wejangan, Hu Lan. Dan satu di antaranya adalah itu, urusan cinta. Aku telah ditempa
olehnya agar siap menghadapi kegagalan, termasuk kegagalan cinta. Dan karena cinta
tak mungkin dibangun hanya oleh satu pihak saja maka aku bersyukur bahwa kau
telah memberitahu masalah ini hingga tak perlu aku malu menghadapi Mei Hong!"
"Kau tak sakit hati pada Bun Hwi?"
"Untuk apa?" pemuda itu mengerutkan kening. "Sakit hati hanya meracun diri
sendiri, Hu Lan. Aku tak mau bodoh melakukan itu, apalagi hanya untuk urusan
begini. Memalukan?"
"Dan kau benar-benar dapat membuktikan omonganmu ini?"
"Eh, membuktikan bagaimana lagi? Aku segera memutuskan perasaanku ini, Hu
Lan. Dan aku tak membenci baik Bun Hwi maupun Mei Hong. Malah aku berharap
mudah-mudahan mereka bahagia. Aku harus mengusir perasaan egoku sendiri!"
Hu Lan mendecak. Kalau sudah bicara seperti itu memang dia dapat percaya.
Tak tampak rasa sakit hati atau dendam pada mata putera Handewa ini. Tadi Hangga
hanya terkejut dan kaget, terpukul tapi setelah itu pemuda ini dapat mengendalikan
dirinya. Bukan main. Kalau tak memiliki kematangan dan kebijaksanaan batin tak
mungkin pemuda ini dapat melakukan semuanya itu. Biasanya pemuda kebanyakan
akan marah dan benci kepada saingannya, merasa kekasih direbut dan kedangkalan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
watak lainnya lagi, yang biasanya memang menghinggapi manusia. Maka begitu dia
mengangguk-angguk dan hilang bengongnya gadis ini memuji pemuda itu.
"Hangga... kau hebat. Kau pemuda luar biasa!"
"Ah, aku biasa-biasa saja. Justeru aku yang kagum padamu, Hu Lan. Kau gadis
jujur yang amat terbuka!"510
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Jujur bagaimana?"
"Pernyataanmu itu tadi. Bukankah kau mengakui cintamu pada Bun Hwi? Kau
hampir saja jatuh, tapi segera kau tarik kembali begitu mengetahui Bun Hwi mencinta
Mei Hong!"
"Hm, ini memang nasibku, Hangga. Tapi aku tak kecewa. Betul rupanya katamu
tadi, aku harus membuang egoku dan tak perlu marah. Kalau Mei Hong beruntung
tentu aku tak perlu penasaran!"
"Dan kau tak membenci Bun Hwi?"
"Eh?" Hu Lan merasa dibalik. "Kau mengejek? Kau kira apa aku ini? Tidak,
perasaanku sudah lenyap, Hangga. Aku tak membenci Bun Hwi ataupun Mei Hong!"
"Bagus, kalau begitu kita sama!" dan Hangga yang tertawa memandang gadis
ini tiba-tiba melihat berkelebatnya bayangan adiknya, masih cukup jauh. "Hu Lan,
sekarang waktunya kau pergi. Berangkatlah, adikku mau datang!"
Hu Lan terkejut. Tiba-tiba dia teringat bahwa di situ masih ada Han Li, ia harus
pergi dan membantu ayahnya, ke An-tien. Hangga juga sudah berkata seperti itu dan
minta agar secepatnya dia ke An-tien, minta maaf agar perbuatan adiknya tak
disimpan di hati. Dan ketika Hu Lan tertegun namun dapat menerima ini tiba-tiba
gadis itu menerima ini tiba-tiba gadis itu mengangguk dan berkelebat pergi, cepat
menghilang.
"Baiklah, terima kasih, Hangga. Aku tak akan melupakan kebaikanmu!"
"Dan aku akan membantu ayahmu, cepatlah bawa pasukan itu sesuai perintah
ayahmu!"
Hu Lan mengangguk. Dia harus berkelebat ke kiri ketika bayangan Han Li
tampak di sebelah kanan, menyingkir dan diam-diam ada perasaan aneh di hatinya
terhadap putera Handewa itu. Hangga tiba-tiba menjadi pemuda luar biasa di mtanya
dan mengagumkan, terutarna setelah pembicaraan cinta tadi, sikapnya yang tidak
pendendam dan tulus mengenai Mei Hong, terpukul tapi cepat kemudian dapat
menahan diri. Bukan main, pemuda itu hebat dan mengagumkan. Dan ketika Hu Lan
lenyap meninggalkan pemuda itu sementara Han Li datang dengan setumpuk ranting
kering maka gadis ini tertegun tak melihat tawanannya, sang kakak lenggut-lenggut
ayam di bawah pohon.
"He, mana gadis siluman itu?"
"Kulepaskan," kakaknya menjawab, tenang dan datar. "Kita tak perlu
menahannya lagi, Li-moi. Maafkan bahwa aku mungkin mengecewakanmu."
"Apa? Kau lepaskan?"
"Ya."
"Ah, tak boleh, Hang-ko. Gadis itu harus ditangkap dan dibekuk kembali!" Han
Li berkelebat, membuang rantingnya dan tiba-tiba gadis itu marah. Repot-repot dia
mencari ranting kering tiba-tiba enak saja kakaknya melepaskan tawanan, padahal
tadi disuruhnya menjaga. Tapi begitu ia membentak marah dan memaki Hu Lan tiba
tiba kakaknya berkelebat dan menyambar lengannya.511
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Li-moi, nanti dulu. Dengar kataku!" dan Hangga yang menangkap serta
menahan adiknya tiba-tiba minta agar adiknya berhenti, mendengarkan ceritanya dan
segera pemuda itu berkata bahwa menangkap Hu Lan tiada gunanya. Gadis itu sudah
mendapatkan hukuman berat dan tugasnya tertunda, salah-salah terlambat dan itu
sudah cukup memberikan pukulan padanya. Dan ketika ia berkata bahwa Hu Lan
adalah juga puteri menteri Hu maka pemuda ini menutup. "Jelek-jelek ia puteri
seorang menteri. Kalau ada permusuhan berat tentu negeri kita ikut-ikutan terlibat.
Biarkan ia pergi, Li-moi, dan jangan dikejar karena urusan kita adalah mencari Tan
supek!"
Han Li tertegun. "Kau aneh," katanya tak mengerti. "Bagaimana sikapmu bisa
seperti ini, Hang-ko? Apakah kau menyukai gadis itu?"
"Hm, barangkali. Yang jelas dia telah mengagumkan hatiku karena
kejujurannya. Puteri Hu-taijin ini telah menggerakkan hatiku!"
"Apa?"
"Benar, aku kagum padanya, Li-moi. Dan entah kenapa tiba-tiba aku merasa
suka!"
"He? Maksudmu.....?"
"Aku belum tahu jelas, tapi mungkin dia adalah pengganti Mei Hong!"
"Hang-ko!" Han Li terpekik. "Apa katamu ini? Kau tidak sakit dan sedang
waras, bukan?"
"Hm, sesuatu yang di luar dugaan telah terjadi, Li-moi. Sesuatu yang baru
secara tiba-tiba merobah segalanya. Mei Hong, gadis yang kutaksir itu ternyata
kekasih Bun Hwi. Aku baru saja tahu!" dan Hangga yang lalu menceritakan apa yang
baru diceritakan Hu Lan lalu membuat terbelalak dan terkejut serta kaget, tak
menyangka karena selama ini memang Mei Hong tak menceritakannya. Rahasia
gadis itu baru sekarang terbuka dan jelas, gamblang dan tentu saja mengejutkan. Dan
ketika Han Li tertegun dan bengong maka kakaknya menutup. Inilah yang telah
diceritakan Hu Lan padaku. Untung, kalau tidak tentu aku tak tahu harus dibuang ke
mana mukaku ini. Nah, kau tahu, Li-moi. Karena itu aku membuang perasaanku
jauh-jauh kepada Mei Hong itu!"
"Dan kau percaya?"
"Tak ada alasan untuk tidak mempercayainya, Li-moi. Aku yakin Hu Lan telah
bersikap jujur dan tidak bohong."
"Tapi bisa saja dia menipumu!"
"Kita dapat menyelidikinya kelak."
"Dan kau tampaknya sudah sedemikian percaya!"
"Ya, sebuah kejujurannya menggerakkan hatiku, Li-moi. Dan aku tak memiliki
alasan untuk tidak percaya."
"Eh, kejujuran yang bagaimanakah yang berulang kali kau sebut ini, Hang-ko?
Kejujuran apa yang telah diberikan gadis itu kepadamu?"512
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, masalah perasaan hatinya sendiri, Li-moi. Bahwa Hu Lan pun pernah
hampir jatuh cinta kepada Bun Hwi!"
"Cih, masalah begitu dia ceritakan juga?"
"Benar."
"Kalau begitu tak tahu malu gadis itu, Hang-ko. Bagiku haram menceritakan
perasaan hati sendiri kepada seorang laki-laki, apalagi kalau laki-laki lain!"
"Hm, aku justeru sebaliknya. Hu Lan menyatakan itu karena melihat aku mirip
dengannya, Li-moi. Maka bermaksud mencegah maluku dia memberi tahu dan itu
memang benar. Bayangkan kalau aku sudah meminta Mei Hong padahal gadis itu
adalah kekasih Bun Hwi!"
Han Li termangu-mangu. Setelah kakaknya bicara begitu dan mau tak mau dia
mengakui maka gadis ini tak dapat berbuat apa-apa. Kakaknya mulai tertarik pada Hu
Lan dan cintanya terhadap Mei Hong tiba-tiba sudah berganti, begitu cepatnya.
Namum ketika kakaknya berkata bahwa perasaan sukanya belum berarti perasaan
cinta maka gadis ini menarik napas panjang dan tidak menjawab.
"Cinta harus disiram dengan pertemuan dan percakapan berkali-kali. Kalau dua
belah pihak cocok barulah aku dapat menyatakan itu. Aku sekarang baru pada taraf
suka, Li-moi, bukan cinta. Dan pukulan yang baru kuterima tentang Mei Hong ini
tentu tak mungkin dapat dihapus begitu cepatnya. Hanya, tak dapat kusangkal bahwa
kekagumanku pada Hu Lan memang mulai bangkit. Ini kenyataan!"
"Baiklah, terserah dirimu, Hang-ko. Tapi aku tetap akan menyelidiki cerita itu.
Betapapun aku lebih suka Mei Hong daripada kuntilanak itu!"
"Kenapa?"
"Dia liar, seperti kuda!"
"Hm, gara-gara menyerangmu itu? Hal ini tak usah disimpan di hati, Li-moi.
Antara Magada dan bangsa Han memang telah terjadi peperangan. Ayahnya adalah
seorang menteri, hampir kalah dan diganggu. Siapa tak marah kalau ingat itu? Bagiku
Hu Lan seorang gadis baik-baik, dan kekasarannya hanya karena kemarahannya itu."
"Baiklah, itu pandanganmu, Hang-ko. Tapi sementara ini aku masih belum
secepat itu menerima kuntilanak itu!" Han Li menghentikan percakapan, duduk
melempar tubuh dan kakaknya menghela napas. Hangga dapat mengerti perasaan
adiknya itu karena adiknya masih marah diserang Hu Lan, yang tidak banyak cing
cong dan langsung menerjang. Dan ketika adiknya duduk cemberut namun pemuda
ini ingat akan rencananya maka dia berkata bahwa malam nanti mereka harus
bergerak.
"Kenapa tidak sekarang?"
"Merepotkan, Li-moi, bisa diketahui anak buah Kelabang Hitam dan gerakan
kita menjadi kurang bebas. Sebaiknya tengah malam nanti dan kita menyelundup ke
sana."
"Terserah kau," dan sang adik yang mendongkol dan masih uring-uringan lalu
melempar kayu kering menyalakan api unggun.513
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
*
* *
"Bagaimana, taijin? Sudah didapat penyelidikanmu?"
"Hm, mengejutkan. Dua lawan lihai bertambah lagi di Rawa Maut, Pang
ciangkun. Giam Lun menteri Magada itu tiba-tiba berada di sana bersama anaknya!"
"Giam-taijin?"
"Ya, dan Giam Khing. Mereka tiba-tiba menjadi pembantu gadis siluman itu dan
memperkuat Rawa Maut!" Hu-taijin membanting tubuh dengan kesal, mukanya
merah dan malam itu para pembantunya tertegun. Menteri ini baru datang setelah
menyelidiki ke dalam, menyelinap dan merobohkan beberapa penjaga untuk mencari
terkejut ketika mendapat berita bahwa Giam Lun, sute Hong Lok itu ada di sana.
Katanya baru dikalahkan Dewi Kelabang Hitam dan unduk sebagai pembantu, jadi
gadis itu dibantu dua orang hebat dari Magada, kakak beradik seperguruan. Dan
ketika menteri itu bertanya apakah puterinya sudah kembali maka Pang-ciangkun
menggeleng kepala.
"Heran, Hu-siocia belum kembali. Kami juga sedang menunggu-nunggunya!"
"Hm, belum datang?"
"Belum, taijin, dan kami khawatir......!"
Hu Kang mengerutkan kening. Menteri ini jadi bersinar-sinar dan marah. Tentu
saja dia tak tahu bahwa puterinya bertemu Han Li, ditangkap dan menjadi tawanan.
Semuanya itu membuat pekerjaan puterinya terlambat dan tiga jam ini puterinya
belum kembali, padahal seharusnya sudah. Dan ketika menteri itu mengepal tinju dan
bingung apa yang harus dilakukan maka seorang di antara pembantunya bangkit
berdiri.
"Kalau boleh biar kususul Hu-siocia. Bagai mana pendapat taijin?"
"Hm, kau, Cong Wi? Bagaimana sebaiknya? Kita di sini hanya tujuhbelas orang,
kalau pergi lagi yang seorang maka kekuatan kita berkurang."
Pembantu ini tertegun. "Jadi bagaimana, taijin? Aku hanya mengajukan usul
saja, maaf kalau keliru."
"Tidak, kau tidak keliru. Tapi barangkali Pang-ciangkun dapat memberi
jawaban."
Panglima Pang menarik napas. "Taijin, sebaiknya keselamatan puterimu
ditengok. Aku setuju Cong Wi melaksanakan tugas dan pergi. Dengan enambelas
orang kita masih dapat berbuat banyak, kita tak usah khawatir."
"Tapi kita segera berangkat, tengah malam nanti kita harus melakukan
serangan!"
"Hm, tak apa. Soal itu dapat dijalankan, taijin. Cong Wi tetap dapat
melaksanakan tugas dan menyusul puterimu."514
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Benar," Cong Wi, laki-laki ini bangkit semangatnya. "Aku segera ke An-tien,
taijin. Minta bantuan dan datang lagi!"
"Hm, baiklah," sang menteri akhirnya mengangguk. "Kau boleh pergi, Cong
Wi, tapi hati-hati dan jalankan kudamu setelah di luar hutan. Jangan di sini karena
dapat menarik perhatian orang!"
"Baik!" dan Cong Wi yang melompat serta memberi hormat lalu berkelebat dan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak menunggu perintah ulang, mengambil kudanya dan larilah laki-laki itu
menjauhi hutan, mengeprak dan lenyaplah dia membawa kudanya. ketika laki-laki itu
pergi sementara Hu-taijin termangu dengan muka bersinar-sinar maka Pang-ciangkun
bertanya kapan mereka harus bergerak, dan apa yang harus dilakukan.
"Kita bergerak tengah malam nanti, tepat ketika banyak orang, tidur. Dan
masing-masing bergerak di empat penjuru membakar hutan!"
"Apa?" Pang-ciangkun terkejut. "Membakar hutan?"
"Ya, membakar hutan, ciangkun. Tapi menunggu tanda dariku kalau tugasku
gagal. Aku hendak mendahului kalian menculik anak itu, yang belum diketahui
disimpan di mana. Dan kalau gagal dan menemui bahaya maka aku akan memberi
tanda dengan lemparan panah api!"
Pang-ciangkun tertegun. Perintah ini mengejutkan baginya. Bayangkan, mereka
harus membakar hutan dan tentu ini akan menimbulkan kebakaran hebat. Hutau bisa
dilalap jago merah dan perbuatan itu bukanlah tanpa resiko. Mereka bisa tertambus
kalau tidak cepat keluar, terkejut panglima itu. Tapi ketika Hu-taijin, mengangguk
dan berkata bahwa itu adalah perintah maka panglima ini mengangguk dan menarik
napas dalam, pucat.
"Aku mengerti, taijin, dan kami semua akan melaksanakan perintahmu. Tapi
tolong beri tahu padaku kenapa hal ini harus dilakukan."
"Aku ingin memusnahkan Rawa Maut, bersama penghuninya. Kalau aku gagal
merampas kembali anak itu maka berarti aku terbunuh. Gadis itu terlalu lihai, padahal
masih dibantu lagi oleh dua tokoh dari Magada. Maka daripada dia hidup lebih baik
kalian bakar hutan ini biar dia mampus bersama pembantu-pembantunya!"
"Tapi pangeran berarti akan celaka juga!"
Hu-taijin terkejut. Tiba-tiba dia tertegun dan memandang pembantunya itu,
darah berdesir dan menteri ini terkesiap. Dan ketika ia tak dapat menjawab karena hal
itu betul maka Pang-ciangkun batuk-batuk dan berkata.
"Taijin, sebaiknya kita jangan tergesa-gesa dulu. Kita tunggu bantuan dari An
tien dan bersama mereka baru menyerbu ke dalam. Bagaimana kalau ditunda dan
bersabar, dulu?"
Sang menteri menggigil. Tiba-tiba dia menjadi bingung dan marah oleh semua
perbuatan Kiok Lan. Gara-gara tak dapat menghadapi gadis itu pikirannya sampai
menjadi buntu, memang berniat hendak mati menjalankan tugas namun gadis itu juga
akan dibunuhnya, dibakar hidup-hidup dengan jalan membakar hutan. Dia lupa
bahwa dengan begitu pangeran yang diculik juga bisa celaka, padahal itulah tugas
pokoknya dan sang menteri pun pening! Dan ketika, pembantunya bertanya dan dia515
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
tertegun maka Pang-ciangkun akhirnya membujuk agar menunggu bantuan dari An
tien dulu.
"Kami semua siap mati, tapi pangeran harus diselamatkan dan jarigan sampai
meinjadi korban!"
"Hm, kalau saja ada Bun Hwi," Hu-taijin mendesis. "Pemuda ini dapat
menolong kita dari kekalutan, ciangkun. Aku merasa menemui jalan buntu
menghadapi gadis siluman itu!"
"Bun-ongya tentu datang. Tapi entah di mana dia, taijin. Aku merasa dia pasti
mendengar dan akan membantu kita. Hanya masalahnya kita sudah di sini dan siap
bekerja!"
"Ya-ya, itulah! Aku bingung, ciangkun. Sebaiknya begini saja. Kalian
menunggu bantuan dan aku coba-coba ke dalam, tengah malam nanti!"
"Ah, taijin mau sendiri?" sang panglima terkejut. "Tidak, jangan, taijin. Kami
tak mau berpangku tangan dan akan membantu. Kau tak boleh sendirian!"
"Tapi menunggu bantuan terlalu lama, aku tak sabar!"
"Tidak, jangan, taijin. Kalau kau masuk kamipun akan masuk. Kami tak akan
membiarkanmu sendiri karena kita sudah bersama-sama tiba di tempat ini!"
Hu-taijin tertegun. Kesetiaan pembantunya membuat dia terharu, tak lama
kemudian yang lain-lainpun bangkit menyusul. Mereka tak mau menteri itu sendirian
menghadapi musuh, meninggalkan mereka. Dan ketika mereka bersahut-sahutan dan
sang menteri tak dapat menahan harunya akhirnya menteri ini bangkit berdiri,
menggoyang lengan.
"Baiklah, aku tak akan meninggalkan kalian, cuwi ciangkun. Malam ini kita
menunggu bantuan dan harap kalian tenang!" sang menteri menitikkan air mata,
minta agar pembantunya tenang dan perwira serta panglimapun mengangguk. Mereka
lega setelah menteri itu berjanji, tak tahu bahwa diam-diam Hu-taijin mengambil
keputusan lain. Dan ketika malam itu mereka menunggu dan sang menteri melayang
di atas pohon maka menjelang tengah malam menteri itu berkelebat dan lenyap
meniggalkan pembantu-pembantunya!
"Maaf, aku harus berhohong. Kalian tunggulah bantuan dari An-tien dan aku
terpaksa mendahului!"
Sang menteri kiranya berdusta. Hu-taijin memang tak dapat mengendalikan
dirinya lagi, pura-pura mengikuti nasihat Pang-ciangkun namun tengah malam dia
berangkat sendirian, tahu bahwa anak buahnya akan mengikuti kalau dia berterus
terang. Sesungguhnya tak tega mengorbankan mereka dan karena itu berbohong. Dan
ketika malam itu dia berangkat sementara anak buahnya menunggu di bawah maka
menteri ini sudab berkelebat memasuki Rawa Maut.
Apa yang dilakukan menteri ini memang bakal menggegerkan. Hu-taijin
terlampau marah oleh sepak terjang Kiok Lan. Gadis siluman itu menculik putera
kaisar dan membuatnya malu. Di depan hidungnya dia keselomot dan tentu saja
menteri itu gusar. Maka ketika malam itu dia bergerak dan melayang turun dari
pohon maka Hu-taijin sudah berkelebatan mendekati Rawa Maut, menuju hutan di516
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
depan dan dengan mudah dia menyelinap masuk. Sebenarnya di situ penjagaan cukup
ketat, Hu-taijin menaksir bahwa di tempat ini tak kurang dari enamratus orang yang
berjaga. Tapi karena sore tadi dia sudah menyelidik dan mengetahui jalan masuknya
maka dengan mudah dia menyusur dan bagai siluman menyelinap masuk, terus maju
dan akhirnya penjagaan ketat diterobosnya dengan mudah. Hal ini bukan lain karena
kepandaiannya yang tinggi, gerak-geriknya yang cekatan dan langkah kakinya yang
ringan. Dan ketika tengah hutan sudah dilalui dan Rawa Maut berada di depan mata
maka menteri ini berkelebat, dan sudah melihat sebuah perahu, yang tertambat.
"Hei......!"
Teriakan itu terputus. Cepat melebihi kilat menteri ini mengayun tangannya ke
belakang, seorang anak buah Kelabang Hitam, kiranya mengetahui kedatangannya
tapi segera roboh, menjerit dan terbungkam oleh sepotong ranting yang tadi disambar
menteri ini, disambitkan dan tepat mengenai dadanya. Dan ketika menteri itu lega
dan menyambar perahu maka kendaraan air ini meluncur tenang dan sudah bergerak
ke ujung rawa, menyeberang.
"Ser-ser!"
Dayung berupa sepasang lengan menteri itu menyibak perlahan. Dengan tenaga
saktinya menteri Hu Kang tak perlu repot-repot, mengayuh dan tak lama kemudian
perahu itu bergerak lebih cepat, meluncur dan akhirnya terbang. Benar-benar terbang
dan hebatnya tak ada kecipak air yang terdengar! Tapi ketika perahu sang menteri
bergerak dan meluncur di atas rawa mendadak dari sebelah kiri muncul perahu lain
yang juga "terbang" seiring dengan perahu sang menteri!
"Hei...!"
Teriakan tertahan itu mengejutkan dua belah pihak. Hu-taijin cepat meraup air
dan mengerahkan Soat-kong-jiunya, tenaga Dingin, langsung membuat air menjadi
es! Dan ketika teriakan itu disusul gerakan dari samping tiba-tiba menteri ini telah
melempar benda dingin di tangannya ke arah dua penumpang yang tampak samar
samar di perahunya itu.
"Cras-cras!"
Es yang disambitkan menteri Hu hancur. Dari arah samping terdengar seruan
kecil, suaranya seperti wanita. Perahu lawan tiba-tiba membelok dan melesat, begitu
cepat dan tahu-tahu menghilang. Dan ketika menteri Hu tertegun karena kaget dan
bengong maka seekor buaya tiba-tiba muncul di bawah perahunya, menyeruak
dengan moncongnya yang tajam kokoh.
"Plak!" Hu-taijin melakukan gerak otomatis. Buaya yang mau naik di atas
perahunya itu tampar, pecah dan tiba-tiba buaya itu tenggelam, mati. Namun ketika
dari kiri dan kanan muncul buaya-buaya lain maka Hu-taijin menggerakkan
perahunya dan meluncurlah kendaraan air itu melaju ke depan, berbelok kanan dan
akhirnya seberang rawa sudah dekat. Tinggal beberapa tombak lagi menteri itu sudah
meninggalkan perahunya, berjungkir balik dan hinggap di tanah yang keras. Dan
ketika buaya di belakang menyambar perahunya dan terdengar suara berkeratak maka
perahu menteri itu hancur tapi sang menteri sudah selamat tiba di seberang.
"Krak!"517
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Gigi-gigi tajam itu memotong. Bagai digergaji saja perahu sang menteri
terbelah, sebagian ditelan dan amblas di mulut sang buaya. Namun Hu-taijin yang
tidak perduli dan segera berkelebat lalu mendekati kompleks perumahan dan sudah
melayang di sini, naik ke sebuah wuwungan dan berlompatanlah dari wuwungan satu
ke wuwungan yang lain, langkah kakinya tak terdengar dan akhirnya dia tiba di
tengah-tengah perkampungan kecil itu, kompleks perumahan yang cukup luas. Dan
ketika seorang penjaga tampak hilir-mudik di rumah paling bagus maka Hu Kang
sudah meloncat dan menyergap penjaga ini.
"Diam, atau kau kubunuh!"
Sang penjaga terkejut. Tahu-tahu sebuah totokan mengenai pundaknya, roboh
dan mau berteriak tapi sang menteri sudah menekan bawah rahangnya, menotok urat
gagu dan mengeluhlah penjaga itu. Dan ketika sang menteri menyeret dan
membawanya ke tempat gelap maka Hu Kang minta agar penjaga itu
memberitahukan di mana tempat atau ruang penyimpanan putera kaisar.
"Aku Hu-taijin, datang untuk membawa kembali anak itu. Sebutkan tempatnya
atau kau bakal menderita di bawah totokanku!"
Sang penjaga pucat. Menteri Hu Kang memencet jalan darah di punggungnya,
perlahan saja tapi sengatan bagai api telah membuatnya terkejut. Penjaga ini berjengit
tentu saja panas dingin, keringatnya tiba-tiba membanjir. Dan ketika dia diminta
menunjukkan mana anak itu di simpan maka jarinya menggigil menuding ke kanan.
"Itu!"
Penjaga ini mengangguk.
"Kau tidak bohong?"
Penjaga itu menggeleng. Dengan keringat membasahi mukanya penjaga ini ah
uh-ah-uh tak berani melawan, dia meyakinkan menteri Hu bahwa di sanalah putera
kaisar disekap. Dan ketika Hu-taijin mendengus dan menamparnya perlahan menteri
ini berkata. "Baiklah, coba kulihat. Kalau kau bohong aku datang ke mari lagi dan
nyawamu kucabut!" peajaga itu dibanting, roboh terbelalak dan tidak dapat berbuat
apa-apa. Suaranya tak dapat keluar sementara tenaganya pun sudah dibuat hilang,
sendi-sendi tulangnya tiba-tiba berbunyi dan ia kesakitan. Tapi karena menteri Hu
sudah berkelebat dan penjaga itu kaku di tanah maka dia tak dapat apa-apa sementara
Hu-taijin sendiri sudah mendekati dan berjungkir balik di tempat yang ditunjukkan
ini.
Tempat ini adalah sebuah rumah kecil, bangunannya baru dan gentengnya
berwarna hitam. Sang menteri sudah melayang dan hinggap di sini, bersembunyi dan
menempelkan telinganya pada genteng paling bawah. Dan ketika dia mendengar
suara ah-uh dan benar saja di bawah situ tampaknya seorang anak disekap maka Hu
Kang membuka genteng dan melongok ke dalam.
"Pangeran...."
Hu-taijin girang bukan main. Kiranya benar saja di bawah kakinya terdapat
pangeran yang di cari-cari. Anak itu, seorang anak lelaki berusia lima tahunan
tampak diikat dan disumbat mulutnya, ah-uh-ah-uh tak dapat bicara namun seruan518
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hu-taijin didengarnya. Dan ketika anak itu mendongak dan Hu-taijin girang maka
menteri ini berkelebat ke bawah dan langsung melayang turun.
JILID XXII
"JANGAN TAKUT, aku datang, pangeran......!" dan sang menteri yang
langsung berjungkir balik dan turun di depan si anak tiba-tiba langsung mau
membuka ikatan, menyentuh tali namun mendadak lantai di bawahnya bergetar. Dan
ketika terdengar suara bercuit sementara sang menteri tertegun tiba-tiba puluhan
panah kecil menyambarnya dari kiri kanan. Dan, sementara menteri ini menyadari
adanya sebuah bahaya dan cepat menggerakkan kedua lengan memukul semua
panah-panah itu mendadak lantai di bawahnya terbuka dan menteri ini terjeblos ke
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bawah.
"Heii.......!"
Seruan sang menteri jelas seruan kaget. Hu Kang cepat membentak dan
menghantam ke pinggir, kakinya menjejak apa saja dan kebetulan bertemu dinding,
mental dan berjungkir baliklah dia ke atas. Dan ketika sang menteri pucat berhasil
menyelamatkan diri namun terdengar kekeh dan tawa di sana-sini mendadak
berkelebat empat bayangan dan Kiok Lan atau Dewi Kelabang Hitam itu telah berdiri
di depannya bersama tiga pembantunya, disusul bentakan dan seruan di luar dan sang
menteri pun terkesiap. Ternyata dia telah dikepung dan puluhan orang muncul bagai
bayangan setan, berlompatan dan akhirnya berdiri memagar betis. Dan ketika sang
menteri menoleh namun pangeran tak ada di tempat maka sadarlah menteri itu bahwa
dirinya terjebak!
"Hi-hik, selamat datang, Hu-taijin. Sudah kuduga bahwa malam ini kau akan
mengambil pangeran!"
"Terkutuk!" menteri Hu mengumpat. "Kau licik dan curang, Kelabang Hitam.
Kau mengecoh dan menjebak aku!"
"Hm, tak ada yang licik. Kau datang menyatroni tempatku, taijin, dan kau yang
bodoh kenapa dapat terjebak. Sekarang menyerahlah, atau kau mati!"
Hu Kang menggetarkan lengan. Setelah dia terkepung dan Kiok Lan atau Dewi
Kelabang Hitam itu berdiri di situ tentu saja harapannya tipis, tak mungkin dia dapat
lolos tapi menteri ini tak gentar. Dia sudah bertekad membebaskan pangeran atau
mati di situ, tak mau kembali ke istana dan tentu saja kegagalannya ini sudah siap
diterimanya. Maka begitu lawan membentak dan menyuruhnya menyerah menteri ini
tertawa mengejek.
"Kelabang Hitam, aku tak sudi menyerah padamu. Aku adalah seorang pejabat,
justeru aku yang ingin menasihatimu agar menyerah dan mengembalikan pangeran.
Atau, kau akan berhadapan dengan selaksa perajurit dan kau serta pembantu
pembantumu dibasmi!"
"Hm, si mulut sombong!" Kiok Lan mendengus. "Aku menghargai
keberanianmu, taijin, dan aku kagum. Tapi ketahuilah, kau tak dapat lolos dan519
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
kematian bagianmu. Kecuali kau menyerah dan mau baik-baik menjadi
pembantuku!"
"Hah, pembantumu? Keparat, kau menghina, Kelabang Hitam. Lebih baik aku
mampus dan biar aku melaksanakan tugasku..... wut!" sang menteri bergerak, tahu
percuma banyak bicara dan tiba-tiba mengambil kesempatan dengan serangan kilat.
Lengan menteri itu bergerak ke depan dan pukulan Soat-kong-jiu menyambar. Tapi
ketika Kiok Lan mengelak dan menampar dari kiri tiba-tiba menteri itu terpelanting
dan terjungkal!
"Nah," gadis ini mengejek. "Masih kuberi kesempatan padamu untuk berpikir,
taijin. Kau menyerahlah dan jadilah pembantuku!"
"Keparat!" menteri Hu Kang bangkit berdiri. "Sudah kubilang lebih baik
mampus daripada menyerah kepadamu, bocah. Kau bunuhlah aku dan biar aku mati
melaksanakan tugasku...... wut-wut!" sang menteri bergerak lagi, marah dan
menyerang namun dua kali serangannya itu dikelit mudah. Kiok Lan mendengus dan
akhirnya melompat jauh, mundur berjungkir balik. Dan ketika sang menteri mengejar
namun Giam-taijin di minta menyambut maka menteri itu sudah menghadapi Hu
Kang, mencabut tongkatnya.
"Heh-heh, jangan kurang ajar, Hu-taijin. Ketua kami telah baik-baik bicara
padamu dan jangan banyak tingkah. Kemarilah, hadapi aku.... plak!" dan tongkat
yang bertemu dan menangkis serangan Hu-taijin akhirnya menggetarkan keduanya
namun menteri Hu Kang berseru keras, melepas Soat-kong-jiu dan kini bergeraklah
menteri itu menerjang Giam-taijin. Menteri Magada ini cepat menggerakkan tongkat
dan menangkis. Dan karena masing-masing menyadari bahwa lawan yang dihadapi
adalah bukan orang sembarangan dan tongkat bergerak sepenuh tenaga maka Soat
kong-jiu bertemu dengan tongkat yang sudah bergetar penuh tenaga sinkang.
"Dukk!"
Lengan dan tongkat sama-sama terpental. Getaran suara itu membuat yang lain
mundur dan terkejut, terutama hawa dingin dari Soat-kong-jiu, yang begitu
menyambar tiba-tiba sudah membuat orang-orang kedinginan. Yang ada di depan
menggigil dan berketrukan, tiba-tiba merasa beku! Dan ketika mereka berseru kaget
dan mundur tanpa diminta lagi maka Giam Lun membalas dan sudah mainkan
tongkatnya, tangan kiri bergerak dan menyambarlah Toat-beng-mo-kun dari lengan
menteri Magada itu, disambut dan segera Hu-taijin membentak. Dan ketika pukulan
kembali bertemu di udara dan Menteri Hu Kang menambah tenaganya ternyata lawan
terdorong mundur, kaget membelalakan mata namun Giam Lun sudah menyerang
lagi. Tongkat di tangan menteri Magada itu menyambar lagi dan pukulan Toat-beng
mo-kun pun semakin ganas. Giam-taijin coba mendesak lawan namun menteri Hu
Kang berkelebatan, menahan dengan pukulan-pukulan Soat kong-jiunya dan
terpaksalah menteri itu mengerahkan ginkang, mengejar dan bertandinglah mereka
dengan sama cepat. Namun ketika dua tiga kali kembali Giam-taijin tergetar dan
terhuyung mundur maka tahulah orang bahwa menteri Hu Kang memang kuat, sudah
menyaksikan pertandingan cepat dan Giam Lun atau Giam-taijin penasaran,
membentak dan akhirnya lenyaplah menteri itu mainkan tongkatnya. Senjata di
tangan menteri ini sudah bergulung-gulung dan naik turun bagai naga murka,
menderu dan bersiutan ke sana ke mari. Namun ketika Hu Kang menolak dan
menangkis dengan pukulan-pukulan dinginnya ternyata tongkat lagi-lagi mental.520
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Dewa Arak 81 Mustika Ular Emas Tapak Naga Perkasa Karya Harianto Fauzi Pendekar Gila 21 Kitab Ajian Dewa
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama