Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 19
sendiri. Kalau kau mencinta orang lain, dengan cinta yang baik dan kasih yang murni,
kenapa harus menuntut dan selalu meminta? Cinta model begitu adalah cinta yang
kekanak-kanakan, Kiok Lan, tidak dewasa dan dangkal. Dan biasanya cinta yang
model begini ini hanya akan membawa derita seumur hidup, karena kebutuhan si Aku
tak pernah habis dan selalu tak kenyang!"
Kiok Lan mengguguk. "Lalu apa yang harus kulakukan, suthai? Membiarkan
Bun Hwi dimiliki Mei Hong dan melihat mereka bermesraan? Melihat mereka berdua
bercumbu di depan mataku?"
"Hm, kau meledak," nikouw ini menarik napas. "Terhanyut emosi. Sudah
kubilang bahwa cinta seperti model yang kau perlihatkan selalu bersumber pada Aku,
Kiok Lan, tak pernah jernih dan tenang adanya. Cinta model begitu selalu membuat
orang, gelisah. Takut dan gelisah kalau yang dicinta berpaling pada orang lain,
bermesraan dengan orang lain. Dan karena model begini hanya berisi takut dan cemas
kenapa kau tidak menghilangkannya saja? Bukankah sebuah kebodohan untuk selalu
dibuat cemas dari takut oleh cinta yang tidak sehat begini?"
"Jadi apa yang harus teecu lakukan?"
"Buang jauh-jauh segala bayangan itu, anak baik. Lempar dan serahkan pada
Bun Hwi agar dia memilih sendiri!"
"Tapi dia memilih Mei Hong!"
"Itu sekarang, setelah melihat perbedaanmu yang tajam dengan Mei Hong.
Kalau saja kau dapat bersikap seperti Mei Hong dan lebih dulu memperlihatkan sikap
itu kepada Bun Hwi belum tentu pemuda itu memilih Mei Hong, anak baik. Karena
mungkin saja kaulah pemenangnya!"
"Tapi.... tapi...."
"Sekarang terlambat." sang nikouw menarik napas. "Tak ada tapi atau apapun
lagi, anak baik. Bun Hwi telah memilih dan kau harus mundur. Atau, kau akan
semakin tak disenangi Bun Hwi dan kesan yang lebih jelek bakal membuat pemuda
itu benci padamu!"
"Suthai....!"
Sang nikouw memeluk, Kiok Lan sudah menjerit dan menubruknya, mengguguk
dan menangis sejadi-jadinya di situ, di pangkuan nikouw ini. Dan ketika gadis itu
mengguguk dan memukul-mukul tubuhnya sendiri tiba-tiba Kiok Lan teringat pada
Yo Kang, pemuda yang mencintainya itu, pemuda selain Bun Hwi. Dan begitu
pikiran bekerja dan teringat pemuda ini mendadak Kiok Lan merengkut lepas dirinya,
meloncat bangun.624
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Suthai, aku... aku tak mau menjadi nikouw. Kalau Bun Hwi tak suka kepadaku
masih ada pemuda lain di sana. Aku akan menyusulnya!" dan begitu melengking
berurai air mata tiba-tiba gadis ini terbang dan meninggalkan sang nikouw, yang
tentu saja terkejut.
"Hei....!" Lian Ing Nikouw berseru. "Nanti dulu, Kiok Lan. Tunggu....!"
Namun Kiok Lan meluncur dengan cepat. Gadis ini sudah menangis dan tak
mau mendengar seruan nikouw itu, terbang dan lari ke Magada. Lian Ing Nikouw
mengerutkan kening tapi tiba-tiba bergerak, menyusul gadis itu. Dan ketika berkali
kali dipanggil tetap saja gadis itu tak mau berhenti akhirnya nikouw ini mengikuti di
belakang dan menghela napas panjang pendek, menjaga Kiok Lan dari segala bahaya
tak diduga dan berkali-kali nikouw itu harus menahan napas kalau melihat gadis ini
meloncati jurang-jurang lebar, hampir terpeleset namun mampu balik menyelamatkan
diri, menangis dan terus melanjutkan larinya. Dan ketika tak lama kemudian mereka
tiba di Magada dan Kiok Lan memanggil-manggil nama Yo Kang maka berhent i dan
tertegunlah gadis itu ketika tiba di istana. Melihat sebuah peti mati dan wajah
kedukaan dari semua orang yang mengelilingi peti itu, peti Yo Kang, karena gambar
atau potret pemuda itu terpampang di depan peti, jelas dan besar. Dan begitu Kiok
Lan tertegun dan terbelalak memandang peti ini maka terguling dan robohlah gadis
itu.
"Oh, tidak.....!"
Yonaga dan menteri-menteri lain terkejut. Kiok Lan sudah roboh dan menangis
tersedu-sedu di depan peti mati itu, kiranya Yo Kang tak tertolong lagi ketika
menangkap dan menerima granat, yakni ketika menyelamatkan Kiok Lan dulu. Dan
ketika gadis ini mengguguk dan melolong-lolong, merasa habis harapannya maka
terguling dan pingsanlah gadis ini.
"Maaf, kami mengganggu, taijin. Dewi Kelabang Hitam hendak menerima cinta
puteramu!" Lian Ing Nikouw, yang berkelebat dan berada di belakang Kiok Lan
sudah cepat menyambar dan menolong gadis itu. Yonaga dan lain-lain tertegun, tak
mengenal nikouw ini. Tapi ketika Handewa maju dan menjura di depan nikouw ini
maka pendekar nomor satu dari Magada itu menyalam.
"Ah, selamat, datang. Bukankah suthai adalah Lian Ing Nikouw sang Pengelana
Jagad? Maaf, kami tak dapat menyambutmu secara semestinya, suthai. Kami sedang
berkabung!"
"Pinni tahu," sang nikouw membungkukkan tubuhnya. "Dan justeru pinni
berdua yang harus minta maaf Han-taihiap. Kami telah mengganggu dan
mengejutkan kalian. Aih, biar pinni menancapkan hio dan sembahyang sejenak untuk
arwah Yo-kongcu!" Lian Ing Nikouw mengambil hio, menyalakannya dan sudah
berkemak-kemik di depan peti jenasah membelalakkan semua orang. Dan ketika
nikouw itu selesai dan memutar tubuhnya maka nikouw menjura pada semua orang,
termasuk pendekar sakti Handewa. "Maaf, pinni telah selesai, taihiap. Mohon diri dan
terima kasih!" dan melempar senyum serta menjura sekali lagi tiba-tiba nikouw ini
telah berkelebat dan lenyap dari tempat itu, mengejutkan semuanya dan dipanggil
namun nikouw itu sudah menghilang. Yonaga dan adik-adiknya terkejut, dan
mencari, gagal dan mereka tak dapat mengejar lebih jauh. Maklumlah, peti jenasah
sudah akan diberangkatkan dan kedatangan Kiok Lan adalah kedatangan paling akhir625
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
dari semua pelayat. Dan ketika nikouw itu membuat gempar namun pendekar sakti
Handewa segera memberi tahu bahwa itulah nikouw sakti yang berjuluk Sang
Pengelana Jagad maka semua akhirnya berhasil ditenangkan dan Yonaga serta yang
lain-lain mendelong, mengangguk-angguk namun urusan mereka sendiri akhirnya
diselesaikan. Wajah duka dari menteri Yonaga tak dapat disembunyikan. Kematian
anak kandung yang merupakan anak tunggal adalah berat. Dan ketika semuanya
mengerti sementara sang nikouw sendiri sudah terbang dan kembali ke Himalaya
maka di Lembah Cemara yang putih dan kening nikouw ini sudah meletakkan Kiok
Lan, menyadarkan gadis itu.
"Tenang," nikouw ini berbisik. "Pinni tidak memaksamu untuk melakukan
apapun juga, anak baik. Dan pinni tidak memaksamu untuk menjadi nikouw! Tidak,
kau jangan salah sangka. Pinni tidak memaksamu untuk melakukan hal-hal yang
tidak kau sukai. Pinni menyayangmu, pinni mencintaimu. Dan untuk itu pinni tak
akan melakukan yang tidak kau senangi. Percayalah!"
Kiok Lan menangis. Setelah dia sadar dan membuka matanya maka yang
pertama dirasa adalah belaian lembut nikouw itu, bisikan kata-katanya dan juga
tatapan matanya yang penuh cinta kasih. Gadis ini mengguguk dan habis harapannya
menyerah. Akhirnya tersedu-sedu dan memeluk nikouw itu. Namun karena bayangan
menjadi nikouw masih jauh darinya maka Kiok Lan megangkat mukanya bertanya
gemetar.
"Suthai, apa yang harus kulakukan? Aku..... aku tak mau menjadi nikouw!"
"Hm, kau ketakutan, dan kau masih salah paham! Baiklah, dengarkan pinni
berkata, anak baik. Pinni berjanji untuk tidak menyebut-nyebut hal itu lagi kepadamu.
Pinni bersumpah untuk tidak menyuruhmu menjadi nikouw. Kalau pinni melanggar
biarlah pinni mati dengan mata mendelik!"
"Suthai...?"
"Tidak, pinni bicara sungguh-sungguh, anak baik. Pinni tak suka kau salah
paham kepada pinni. Nah, kau sudah dengar sumpah pinni dan kalau pinni bicara atau
menyuruhmu lagi untuk menjadi nikouw biarlah Kwan Im Pouwsat menghukum
pinni dengan kematian yang paling mengerikan!"
"Tidak.... tidak!" Kiok Lan mengguguk. "Aku percaya padamu, suthai. Aku
percaya! Tapi beritahukan padaku apa yang harus kulakukan sekarang!"
"Terserah, kau boleh turun gunung dan pergi meninggalkan pinni...."
"Tidak!" gadis ini menjerit. "Aku kini merasa bahwa orang yang dekat
denganku adalah kau, suthai. Aku tak akan meninggalkanmu dan biar bersamamu.
Tapi katakan apa yang kukerjakan!"
"Hm, yang harus kau kerjakan banyak. Pertama adalah membuang sebanyak
mungkin keakuanmu yang tinggi itu, menyisihkannya pada tempat yang wajar. Lalu
kedua, hmm.... kau harus menebus kesalahan-kesalahanmu dengan perbuatan
perbuatan mulia."
"Apa saja perbuatan-perbuatan mulia itu, suthai?"626
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Nikouw ini menarik napas panjang. "Beribadah, anak baik, menjalankan
perintah-perintah Tuhan."
"Sembahyang?"
"Ya, antara lain itu."
"Antara lain?"
"Benar, karena ibadah bukan hanya berarti sembahyang saja, anak baik,
melainkan perbuatan baik atau amal kepada orang banyak juga berarti ibadah.
Sembahyang hanya satu dari yang namanya ibadah itu!"
Kiok Lan tertegun, tiba-tiba tertarik.
"Kau merasa tergerak?"
"Ya."
"Kau ingin dilanjutkan lagi?"
"Kalau suthai suka."
"Ah, kepadamu pinni suka, anak baik. Dan kepada orang lain pun pinni jua
sayang. Pinni hidup memang harus beribadah!"
"Kalau begitu apa saja yang harus kulakukan....."
"Pinni akan mengajarimu beragama," nikouw ini menjawab. "Dan setelah itu
mempraktekkan hidup beragama!"
"Hm, sukarkah, suthai?"
Nikouw itu tertawa. "Kenapa bertanya? Sukar atau tidak tak perlu dijawab,
anak baik. Yang penting kau melakukannya dan akan mendapat jawabannya sendiri.
Jawaban pinni bisa berbeda dengan jawabanmu nanti, atau jawaban orang lain. Yang
gagal merasa sukar, sedang yang berhasil merasa gampang. Bagaimana jawaban
pinni?"
Kiok Lan tersenyum, tiba-tiba mulai berobah. "Baiklah, aku akan mengikuti
perintahmu, suthai. Aku akan beribadah!"
Pinni tidak memberikan perintah, pinni hanya memberi petunjuk," nikouw itu
meluruskan kata-kata si gadis. "Pinni tidak akan memerintahkan apapun kepadamu,
anak baik. Pinni, hanya akan memberi contoh dan petunjuk!"
"Ya, itu yang kumaksud. Sekarang katakan apa yang harus kulakukan. Mana itu
kitab-kitab agama dan pekerjaan apa saja yang harus kukerjakan!"
"Hm, kau mulai menggebu-gebu!" nikouw ini berseri. "Kau meluap-luap!
Baiklah, mari ikut pinni, anak baik. Dan kau mulai belajar agama sambil keliling
dunia!"
"Keliling dunia?"627
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ya, pinni akan mengajakmu keliling dunia, anak baik. Dan akan kau lihat hal
hal menarik yang bakal mengagumkan hatimu. Marilah. pinni merasa getaran dari
empat pasangan anak muda!"
Kiok Lan terkejut. Sang nikouw kembali mengeluarkan Bokor Emasnya,
gemerlapan dan tampaklah bayangan Hangga dan Hu Lan, juga Han Li dan Hang
Cien. Lalu ketika muncul bayangan Cien Hong dan Siu Lan serta yang terakhir
adalah Bun Hwi dan Mei Hong maka Kiok Lan pucat dan menggigil tapi Lian Ing
Nikouw justeru berseri-seri.
"Kiok Lan, sesuatu akan kita lihat dari mereka, Aih, sesuatu yang mentakjubkan
akan terjadi!"
Kiok Lan meremang. Dari nada suara nikouw ini tiba-tiba merasa seolah akan
terjadinya suatu peristiwa besar, peristiwa bersejarah! Dan ketika bulu tengkuknya
berdiri dan nikouw itu tiba-tiba memancarkan suatu cahaya yang putih menyilaukan
mendadak tubuh nikouw ini mengecil dan masuk ke dalam bokor!
"Kiok Lan, mari. Cepat masuk ke Bokor Emas!"
Gadis ini terbelalak. Tubuh Lian Ing Nikouw semakin mengecil lagi dan tiba
tiba hampir separoh sudah masuk ke Bokor Emas. Ajaib sekali. Kiok Lan hampir tak
percaya tapi tiba-tiba nikouw itu berseru lagi, meniup. Dan ketika bokor menjadi
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
besar atau Kiok Lan yang mungkin menjadi kecil, karena hal ini memang luar biasa
dan ajaib mendadak Kiok Lan tersedot dan..... hup, masuk ke Bokor Emas!
"Aihh...!" Kiok Lan berteriak, kaget dan bingung. "Aku, eh... kita berdua di
dalam bokor, suthai. Tubuhku mengecil dan kita menjadi manusia-manusia kerdil!"
"Sudahlah, bokor ini sedang bekerja, Kiok Lan. Kita akan melihat sesuatu yang
luar biasa. Di Tiongkok dan Magada sedang terjadi sesuatu yang ajaib, peristiwa
agung!"
Kiok Lan ternganga. Lian Ing Nikouw bertepuk tangan dan Bokor Emas
bergerak, melesat dan meluncur seperti kilat. Entah bagaimana terjadinya Kiok Lan
sendiri tak mengerti, dia seakan berada di alam dongeng. Dan ketika bokor berputar
dan meliuk mengelilingi Himalaya, dengan gerakan super kilat, tiba-tiba bokor
meluncur dan terbang ke Magada. Dan begitu terdengar suara mendesing dan
kelebatan sinar bercahaya maka bokor ini sudah berobah seakan piring terbang! Dan
Kiok Lan tak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Aneh!
*
* *
Iring-iringan tandu itu seperti pengantin. Tiga pasangan anak-anak muda, yang
berseri-seri dan dipikul di atas tandu tampak begitu bahagia dan gembira. Mereka
keluar dari istana menuju ke timur, diiring ratusan pengawal dan ribuan rakyat
Magada yang melihat iring-iringan itu, bersorak dan musik atau tetabuhan tradisionil
mulai berbunyi, gegap-gempita namun semuanya menunjukkan suasana gembira. Tak
ada wajah yanng cemberut atau masam. Semuanya melambai dan tiga pasang anak
muda di atas tandu menyambut, mengangguk atau melambai-lambaikan tangan
mereka pula. Dan ketika gerbang kota raja dibuka dan di sana ternyata juga sudah628
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menunggu atau menyambut ribuan pasukan yang meniup terompet maka musik dan
irama suling silih berganti.
Siapakah mereka ini? Rombongan dari mana? Mereka adalah pasangan Hangga
dan Han Li serta Siu Lan. Sebagaimana diketahui, Hangga akhirnya jatuh cinta
kepada Hu Lan, puteri menteri Hu Kang, gadis Han. Sedang Han Li dan Siu Lan,
puteri dari tokoh-tokoh Magada yang terkenal sudah menjadi pasangan Cien Hong
dan Hang Cien. Tiga orang pemuda ini, Hangga dan Hang Cien maupun Cien Hong
telah melakukan pelamaran. Beberapa bulan setelah pangeran cilik berhasil direbut
dan peristiwa berdarah di Rawa Maut terkubur bersama tewasnya Giam Khing dan
lain-lain maka tiga pemuda itu melaksanakan kewajibannya masing-masing. Cien
Hong dan kakaknya melamar Siu Lan serta Han Li sebagai pihak wanita, diwakili
guru mereka yang sudah tua Hong Sin Lama yang sakti, yang sebenarnya sudah tak
pernah turun gunung kalau tidak ada sesuatu keperluan yang benar-benar penting,
maklumlah, Lama ini memang sudah renta. Sedang Hangga yang berdiri sebagai
pihak lelaki tentu saja meminta ayahnya agar melamar. Hu Lan di tempat menteri itu,
diterima dan semuanya berjalan dengan gembira, baik. Dan ketika masing-masing
menunggu sekian bulan untuk menentukan hari pernikahan, yakni hari yang
ditunggu-tunggu itu maka hari itu semuanya berkumpul di Magada, kecuali Bun Hwi
dan Mei Hong. Untuk pasangan muda-mudi ini belum ada kepastian, masih ada
sesuatu di antara mereka. Kita ikuti saja di belakang. Dan ketika hari itu kegembiraan
besar terjadi di negeri kecil ini maka menteri Hu membawa pengiring dua ribu
pasukan untuk mengawal puterinya.
Kenapa pernikahan tidak diadakan di tempat menteri Hu? Bukan lain atas
permintaan raja Urugata. Baginda dari negeri Magada itu ternyata ingin menjadi tuan
rumah bagi pernikahan tiga pasangan ini. Hangga dan Han Li serta Siu Lan
dianggapnya seperti anak-anaknya sendiri, masalah pernikahan diambil alih oleh raja
dan segala pesta ditanggung oleh raja. tentu saja sebuah kehormatan bagi Hangga
maupun adiknya, begitu juga Siu Lan. Dan karena ini atas keinginan raja sendiri dan
sehari sebelumnya raja telah mengadakan upacara anak angkat untuk mengangkat
tiga anak muda itu sebagai bangsawan istana, sebuah penghormatan yang makin
menaikkan pamor muda-mudi itu maka Hangga dan adiknya maupun Siu Lan lalu
mendapat keistimewaan untuk dinikahkan raja Urugata. Jadi, seolah raja itulah yang
mantu! Dan ketika ini tak menjadikan ayah mereka masing-masing keberatan dan
justeru menteri Yo Shu Kie maupun lain-lain menjadi gembira dan naik harga dirinya
maka menteri Hu dan Hong Sin Lama seolah menjadi besan raja Urugata! Dan
begitulah, hari itu keramaian diadakan. Hangga dan Cien Hong maupun Hang Cien
telah selesai menjalani upacara di istana. Mereka kini menuju tempat tinggal
pendekar sakti Handewa yang terletak diluar kota raja, karena pendekar itu memang
tak mau tinggal di kota dan memilih di sebuah lembah di alam pegunungan. Dan
ketika iring-iringan sudah tiba di gerbang kota raja dan di luar sana sudah berdiri
menyambut dua ribu pasukan dari Tiongkok yang dibawa menteri Hu Kang maka
disambut dan dielu-elukanlah tiga pasangan ini dengan tiupan musik dan terompet.
"Hm, benar-benar meriah," Cien Hong berbisik pada kakaknya, di tandu
sebelah. "Kita benar-benar mendapat kehormatan, Cien-ko. Kita seolah raja!"
"Ya," kakaknya mengangguk, berseri-seri. "Dan ini malam yang
membahagiakan kita semua Hong-te. Tapi di mana Bun dan Mei Hong?"
"Aku tak tahu, ah..... aku tiba-tiba kecewa....!"629
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, apa yang kalian bicarakan?" Siu Lan yang duduk di samping Cien Hong
mengerutkan kening. Gadis ini melihat kekasihnya berbisik-bisik namun tidak
terdengar suaranya. Cien Hong memang mempergunakan Coan-im-jip-bit (Ilmu
Mengirim Suara Jarak Jauh) untuk bercakap-cakap tadi, tak mungkin dapat bicara
secara biasa di bawah bisingnya musik dan terompet, juga tiupan bunyi dari
tetabuhan yang gaduh itu. Maka ketika Siu Lan bertanya sementara di luar gerbang
kota raja terjadi semacam upacara menyambut pengantin maka pemuda ini tertawa
dan melirik kakaknya.
"Tuh, Cien-ko katanya sedang amat berbahagia. Dia mabok dapat meminang
puteri Handewa-locianpwe yang sakti!"
"Eh, siapa bilang?" Hang Cien tiba-tiba melotot, tertawa, mendengar percakapan
di tandu sebelah ini. "Justeru Cien Honglah yang sedang mabok dan memuji-muji
kecantikanmu, Siu Lan. Dia bilang kau seperti dewi Syurti yang jelita dan anggun!"
"Ha-ha, Cien-ko bisa saja. Justeru pujian itu ditujukan pada Han Li. Eh, dia
memutar balik percakapan, Lan-moi. Dia malu dan kini memakai aku sebagai
korbannya!"
"Sst, apa saja ini?" Han Li, yang duduk di sebelah Hang Cien menegur, melihat
ketawa dan suara keduanya. "TIdakkah kalian, dapat tenang sedikit mendengar Hu
taijin menyerahkan anaknya? Lihat, menteri itu sedang bicara di sana, Cien Hong.
Jangan gaduh dan membuat ribut?"
"Uh!" Cien Hong menyeringai. "Congkak benar kakak iparku ini, Cien-ko.
Wah, belum apa-apa sudah berani menegur kita berdua!"
"Sudahlah," Hang Cien tertawa. "Kita memang tak boleh ribut, Hong-te. Nanti
semua orang melihat ke mari dan heran!"
"Baiklah," Cien Hong akhirnya menoleh pada kekasihnya. "Kakakku
menyuruhku diam, Siu Lan. Tapi nanti di kamar, hmm.... kau harus memberiku
sesuatu?"
"Ih!" Siu Lan merah mukanya. "Sesuatu itu tak boleh dari cium, Cien Hong.
Ingat janji kita pada malam pertama!"
"Hm!" dan Cien Hong yang rupanya tampak terkejut dan sadar tiba-tiba
menggenggam tangan kekasihnya, menatap bersinar-sinar. "Kau serius? Kita benar
benar....."
"Ya, tak boleh, Cien Hong. Kita berdua benar-benar tak boleh melakukan itu
lebih dulu. Malam nanti untuk Kiok Lan!"
Cien Hong tepekur, menarik napas dan akhirnya tersenyum lembut meremas
jari-jari kekasih. Orang yang mendengar ini tentu bakal terheran-heran dan tak
mengerti, bagaimana nama Kiok Lan disebut-sebut dan Hang Cien di sana juga
mendekap mesra pinggang yang ramping itu, mencium sejenak kening Han Li namun
cepat Han Li mengelak. Di atas tandu melakukan itu adalah berbahaya, nanti bisa
ketahuan orang. Dan ketika Hang Cien tampak terkejut dan mau mencium lagi maka
Han Li menegur.
"Hang Cien tahan dirimu. Jangan main cium di sini. Banyak orang!"630
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ah, maaf. Aku hampir tak tahan, Han Li. Aku... aku merasa bahagia. Hm,
malam nanti tentu kebahagiaan bersama, bukan? Kau mau memberikan sesuatu
kepadaku?"
"Sst, tak boleh lebih dari cium, Hang Cien. Lainnya adalah besok.. Ingat, malam
nanti untuk ibu!"
Hang Cien mengangguk. Tersenyum dan meremas jari-jari kekasih dengan
lembut pemuda ini menarik napas panjang, mengerti dan menahan dirinya. Dan
ketika iring-iringan kembali berjalan dan dua kakak beradik di atas tandu itu saling
lirik dan memberi tanda maka orang mungkin kembali mengerutkan kening
mendengar kata-kata Han Li ini, menyebut-nyebut tentang ibunya dan orang akan tak
mengerti apa hubungannya dengan malam pertama, malam kebahagiaan yang,
menjadi puncak kenikmatan bagi pengantin-pengantin baru. Dan ketika iring-iringan
kembali berjalan dan pasti tetapi perlahan barisan panjang itu menuju ke tempat
tinggal pendekar Handewa maka di sana Hangga juga meremas tangan kekasihnya,
Hu Lan.
"Lan-moi, apa yang kita lakukan nanti?"
"Hm, apa yang mau kau lakukan?"
"Aku...hm, aku mau sembahyang. Kita sembahyang untuk kejayaan Tiongkok
dan Magada. Untuk persahabatan mereka, persatuan mereka!"
"Ya, aku ikut Hangga. Terserah kau."
"Hush, jangan panggil namaku. Kau harus menyebutku Han-ko (kanda Han)."
Hu Lan tertawa. Ditegur dan diremas seperti itu tiba-tiba gadis ini sadar,
langsung berbisik dan menyebut "Han-ko", mesra dan lembut.Dan ketika Hangga
tertawa dan mencubit kekasihnya maka Cien Hong tersenyum dan menyenggol
lengan kekasihnya, Siu Lan.
"Sst, Lihat mereka. Hangga dan pujaannya sedang bergurau!"
Siu Lan tersenyum. "Kau iri?"
"Eh, siapa iri? Ha-ha, nanti aku juga dapat bergurau denganmu, Siu Lan. Dan
kita menari serta berputar-putar di kamar!"
"Sesukamulah, kau memang suka menari...."
Dan ketika Cien Hong tertawa namun cepat didekap mulutnya maka Hang Cien
geleng-geleng kepala di tandu sebelah.
"Tuh, adikku memang tak melihat keadaan. Di manapun maunya berguran!"
"Hm, Cien Hong, memang periang, Hang Cien. Susah untuk menyuruh adikmu
diam!"
"Eh. kenapa menyebut nama? Kau seharusnya memanggilku Cien-ko, Han Li.
Atau kulaporkan pada sri baginda bahwa kau sekarang angkuh, setelah menjadi puteri
bangsawan!"631
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Han Li tertawa. Memang dia terbawa kebiasaannya untuk menyebut Hang Cien
begitu saja, maklumlah, dulu mereka belum terikat seperti ini dan masing-masing
menyebut nama begitu saja. Tapi begitu Hang Cien menegur dan pemuda itu
cemberut maka Han Li tersenyum dan berbisik "Cien-ko", lembut dan mesra dan
Hang Cien pun tertawa. Keduanya segera saling genggam dan pancaran bahagia
tampak di wajah masing-masing. Dan ketika Cien Hong kebetulan melihat ini dan
tersenyum pada kakaknya maka sang kakak pun tersipu dan ganti semburat merah
dan melepaskan diri sementara Han Li bertemu pandang dengan Siu Lan, jengah dan
tertawalah Siu Lan di sana. Masing-masing, rupanya saling memperhatikan satu sama
lain, tentu saja lucu dan tertawalah mereka dengan geli. Dan kelika Cien Hong
maupun kakaknya memandang Hangga maka dua pemuda itu kagum melihat
mencorong di wajah pemuda ini.
"Hm, gagah dan mengagumkan. Seperti ayahnya!" Cien Hong berbisik,
membatin sendiri dan teringatlah pemuda itu akan kejadian beberapa yang lalu. Di
sana kakaknya juga mengangguk dan rupanya juga sama-sama kagum, memandang
sinar mencorong di wajah Hangga itu, yang rupanya tak disadari pemuda ini. Dan
ketika kakak beradik itu saling pandang dan sama-sama kagum maka Cien Hong
melepas Coan-im-jip-bitnya, berbisik pada sang kakak.
"Cien-ko kau lihat sinar mencorong itu? Apa yang kau rasa?
"Hm, getaran bersihnya batin. Hong-te. Sinar itu kulihat dan, memang, luar
biasa. Sungguh hebat pemuda ini!"
"Dan kau memperoleh adiknya. Kau beruntung!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hm, sama saja. Kaupun memperoleh Siu Lan, Hong-te. Dan isterimu itu bukan
wanita sembarangan!"
"Tapi kalah dengan isterimu. Han Li mulai tampak bersinar dan anggun serta
jelita?"
"Eh, kau iri? Minta tukar?"
"Ha-ha, tidak. Aku mencintai Siu Lan lebih dari jiwaku sendiri, Cien-ko. Tapi
aku bicara benar dan lihatlah isterimu itu. Perlahan-lahan mukanya mulai bersinar,
mencorong!"
"Hm, aku juga melihatnya. Dan aku kagum. Rupanya keturunan Handewa
locianpwe ini bukan manusia-manusia biasa. Mereka telah memiliki dasar batin yang
tinggi!"
Cien Hong mengangguk-angguk. Akhirnya dua kakak beradik itu bicara sendiri
secara rahasia, menembus semua kegaduhan dan kebisingan musik dengan ilmu
mereka Coan-im-jip-bit. Dan ketika pembicaraan semakin asyik dan panjang maka
mereka sudah menceritakan peristiwa beberapa hari yang lalu, sebuah kebetulan yang
sebenarnya mereka tangkap secara tak sengaja.
Waktu itu, Hang Cien membawa adiknya untuk menemui Hangga, tak ketemu
dan mereka terus mencari. Dan ketika mereka berputar-putar dan terdengar
percakapan di gedung menteri Yo maka Siu Lan ternyata ada di situ bersama Han Li
dan Hangga, menghadap pendekar sakti Handewa yang sedang duduk bersila,
rupanya sedang memberikan nasihat.632
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ingat, tradisi keluarga Han adalah menahan diri pada setiap malam pertama,
Hangga. Korbankan itu untuk siapa saja yang kalian cintai!"
"Aku ingat." Hangga mengangguk. "Dan dapat menjaga nama leluhur kita,
ayah. bersumpah bahwa aku masih bersih!"
"Benar, dan aku juga, ayah. Hang Cien tak pernah menggangguku dan selama
ini bersikap tak melebihi batas!"
"Hm, syukurlah." pendekar itu bersinar-sinar, mencorong matanya. "Aku
gembira kalian dapat menjaga diri baik-baik, anak-anak. Tak sia-sialah didikanku
selama ini. Sedang kau, hm...! pendekar itu memandang Siu Lan, Yo Siu Lan. "Aku
tak menuntut tradisi keluarga Han darimu, Siu Lan. Harap pembicaraan antara aku
dan Hangga maupun Han Li dianggap tak pernah kau dengar!"
"Tidak." Siu Lan berseru. "Aku juga ingin mengorbankan sesuatu, supek. Segala
wejangan dan nasihatmu berkesan amat dalam di hatiku. Dan aku ingin agar keluarga
Yo mengikuti jejak keluarga Han!"
"Hm, aku tak menyuruh, terserah...." dan ketika Hang Cien maupun adiknya
tertegun di sana, di luar, maka pertemuan itu usai dan Han Li serta kakaknya maupun
Siu Lan berkelebat keluar. Rupanya sudah selesai mendapat nasihat dan dua kakak
beradik hanya mendengar itu, pembicaraan terakhir. Dan ketika mereka tak mengerti
dan merasa heran maka Cien Hong memberi tanda pada kakaknya untuk mengejar
kekasih masing-masing, mendadak melupakan Hangga, orang yang mau mereka cari.
"Kau kejar kekasihmu, Cien-ko. Aku mengejar Siu Lan!"
Hang Cien mengangguk. Memang tanpa di suruh akan menyusul Han Li,
berkelebat dan sudah mendahului adiknya. Dan ketika Cien Hong juga bergerak dan
menyusul Siu Lan maka gadis itu hampir bertubrukan dengannya ketika sedang
mencari-cari dirinya.
"Hei, awas...!" dan Cien Hong yang berjungkir balik menangkap lengan
kekasihnya lalu tertawa melihat kekasihnya itu terkejut.
"Ha-ha, aku mencarimu, Lan-moi. Maaf, jangan terkejut!"
"Sialan, kenapa muncul mendadak di depan pintu? Aku hampir memukulmu,
Cien Hong. Kau membikin kaget!"
"Maaf, aku tak sengaja. Sudahlah, aku ingin bertanya apa yang dibicarakan Han
locianpwe tadi kepadamu?" Cien Hong bersinar-sinar, menggenggam tangan
kekasihnya dan Siu Lan terbelalak. Gadis ini rupanya heran dan tertegun bahwa Cien
Hong mengetahui ia berada di sana. Tapi ketika Cien Hong tersenyum dan berkata
bahwa bersama kakaknya ia memang mencari Siu Lan dan Han Li maka gadis ini
menarik napas dan tiba-tiba berkelebat menarik Cien Hong menuju taman. Lalu
begitu duduk dan menoleh sana-sini tak melihat orang gadis ini tampak bersinar
sinar.
"Cien Hong, malam pernikahan kita harus dikorbankan. Aku ingin meniru jejak
keluarga Han!"
"Hm, aku sudah mendengar itu. Apa yang kau maksud, Lan-moi? Dikorbankan
bagaimana?"633
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Begini. Sudah menjadi adat tradisi turun-temurun keluarga Han untuk menahan
diri dalam malam pertama, Cien Hong. Mereka.... mereka tak melakukan itu untuk
menghormat arwah leluhur!"
"Melakukan itu bagaimana? Melakukan apa?"
"Ah, kau berpura-pura tak tahu atau benar-benar tak tahu?"
"Aku tak tahu, benar-benar tak tahu!
"Siu Lan tertegun. Melihat Cien Hong justeru mendelong dan memandangnya
bodoh dia menjadi bingung, jengah dan malu dan akhirnya merah mukanya. Mencoba
menjelaskan lagi bahwa malam pertama itu mereka tak boleh "begitu". Tapi ketika
"begitu" itu ditanyakan lagi dan Siu Lan jengkel akhirnya gadis ini membanting kaki
dan bangkit berdiri.
"Kita tak boleh tidur bersama. Kita harus berpisah!"
"Heh? Jadi....."
"Ya, kau sudah mengerti bukan? Nah, jangan coba-coba melanggar itu, Cien
Hong. Aku mengikuti jejak keluarga Han dan kita harus menahan diri!"
"Ha-ha!" Cien Hong tiba-tiba tertawa bergelak. "Coba katakan sekali lagi, Lan
moi. Ingin kulihat wajahmu yang cemberut itu. Aih, bicara menyangkut itu tiba-tiba
kau kelihatan tambah cantik sekali!" dan, ketika Siu Lan sadar bahwa kirany Cien
Hong pura-pura tak tahu dan tadi dengan kebodohannya yang dibikin-bikin dia
ternyata ditipu mendadak Cien Hong sudah meraih pinggangnya dan mencium. Dan
begitu bibir Cien Hong melumat bibirnya maka Cien Hong tertawa meremas
kekasihnya ini, berbisik, "Lan-moi kau kira aku bodoh tak mengerti kata-katamu?
Maaf, aku sengaja menggoda untuk melihat kau tersipu-sipu menerangkannya,
dewiku. Dan sekarang aku tak sabar untuk menciummu dulu!"
Siu Lan meronta. Tiba-tiba dia melepaskan diri setelah sadar, malu dan juga
marah ketika Cien Hong mempermainkannya. Maka begitu Cien Hong tertawa dan
ciuman terlepas gadis ini menampar Cien Hong.
"Cien Hong, kau terlalu. Kau mempermainkan aku.... plak-plak!"
Cien Hong terhuyung, terkejut. "Eh, kau marah? pemuda ini mengusap pipinya,
tiba-tiba menjatuhkan diri berlutut. "Baiklah, maafkan aku, moi-moi. Aku tak
bermaksud mempermainkanmu kecuali menggoda saja. Kau tamparlah lagi kalau
masih belum puas!"
Siu Lan terisak. Melihat pipi Cien Hong yang bengap tiba-tiba dia luluh,
kemarahannya hilang dan ditariklah pemuda itu agar berdiri. Dan ketika Cien Hong
menunduk dan Siu Lan menangis tiba-tiba gadis ini telah mengeluarkan
saputangannya dan mengusap pipi Cien Hong yang tadi ditamparnya, mesra!
"Cien Hong, maaf. Kau, ah.... kau memang suka main-main!"
Cien Hong tersenyum. Tiba-tiba dia berniat menggoda sekali lagi dengan pura
pura mengeluh, roboh dan jatuh di pelukan gadis ini, pingsan. Dan ketika Siu Lan
menjerit dan memeluk tubuhnya, mengira ada apa-apa maka Siu Lan memanggil
manggil pemuda itu dan menciumi mukanya.634
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Cien Hong, bangunlah. Jangan mati! Aku....... aku tak marah padamu!"
Cien Hong membuka mata, mengedip, tak tahan oleh geli karena Siu Lan
menciuminya. Tadi dicium saja marah sekarang malah ganti menciuminya,
mengguncang-guncang tubuhnya dan Cien Hong tak tahan lagi, membuka mata dan
sudah menyambut ciuman sang kekasih. Dan ketika Siu Lan merasa gerakan ini dan
otomatis menarik mukanya maka Cien Hong melompat bangun menyambar
kekasihnya itu, melihat Siu Lan mengangkat tangannya dan siap menampar lagi!
"Ha-ha, tampar sepuasmu, moi-moi. Aku hanya pura-pura pingsan dan sengaja
menggodamu lagi. Hayo, tampar atau kau kucium...!" dan Cien Hong yang sudah
memeluk dan mencium kekasihnya akhirnya membuat Siu Lan mengeluh dan gemas
mencubit kekasihnya ini, menurunkan tangan tidak menampar dan ciuman itupun
disambut. Dan ketika dia melepas jengkel dengan mengigit lidah Cien Hong maka
berteriaklah pemuda itu melepaskan ciumannya.
"Aduh.....!"
"Hi-hik," Siu Lan terkekeh, dapat tertawa di antara tangis. "Rasakan kau, anak
nakal. Biar itu hukuman untukmu yang suka menggoda orang!"
Cien Hong tertawa sambil meringis. Akhirnya mereka berdua damai lagi,
bergurau dan Siu Lan puas. Dan ketika Cien Hong mau pura-pura pingsan lagi tapi
Siu Lan malah berkelebat meninggalkannya maka pemuda ini berseru menangkap
sang kekasih.
"Hei.... hei.....! Tunggu dulu, moi-moi. Aku hidup lagi...!"
Siu Lan geli. Akhirnya Cien Hong tak main-main lagi setelah dia mengancam
akan pergi, disambar dan mereka sudah duduk lagi di taman. Dan ketika Cien Hong
diminta serius dan pemuda itu berkata bahwa dia sudah mengerti apa yang
dikehendaki kekasihnya maka Cien Hong sungguh-sungguh.
"Tak perlu diulang. Aku mengerti maksudmu moi-moi. Dan katakan sekarang
untuk siapa malam pertama kita nanti, orang yang kau cinta!"
"Hm, kau sendiri, untuk siapakah, Cien Hong?"
"Eh, yang mengajukan permintaan ini adalah kau, moi-moi. Aku tinggal
mengikut, terserah kau!"
"Hm, aku.... aku ingin malam pertama kita untuk kebahagiaan Dewi Kelabang
Hitam!"
"Apa? Kiok Lan?"
"Ya, untuknya, Cien Hong. Aku iba dan kasihan nasibnya yang buruk. Dia....
dia...." Siu Lan terisak. "Dia gagal mendapatkan cintanya!" dan ketika Cien Hong
tertegun dan sungguh tidak mengira ini maka Siu Lan menangis tertahan dan cepat
dipeluk lembut, dihibur dan Siu Lan berkata betapa menderitanya Dewi Kelabang
Hitam itu. Kegagalan dalam bercinta memang menyakitkan, apalagi bagi orang-orang
muda macam mereka yang masih penuh nafsu dan emosi. Dan ketika Cien Hong
mendengarkan saja mendelong maka Siu Lan menangis tersedu, rupanya tersentuh
hatinya oleh haru yang dalam mengingat nasib Dewi Kelabang Hitam itu.635
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Cien Hong, kau.... kau bahagiakah mendapatkan aku? Kau merasa senang dan
gembirakah?"
"Tentu, kenapa menanyakan ini, moi-moi? Bukankah kau juga gembira dan
bahagia?"
"Ya, tapi.... tidak semua orang seperti kita, Cien Hong. Dan satu di antara itu
adalah Dewi Kelabang Hitam. Aku iba akan nasibnya, aku ingin memberikan malam
pertamaku untuk kebahagiaannya!"
Cien Hong mendesah. "Kau aneh," bisiknya. "Kenapa untuk gadis siluman itu?
Bukankah ada banyak yang lain yang dapat kau berikan pengorbananmu?"
"Tidak, justeru Dewi Kelabang Hitam itu menjadi ganas dan telengas karena
kegagalannya, Cien Hong. Dan aku merasa simpatik. Betapapun aku dan dia sama
sama wanita. Aku lebih dapat memahami perasaannya daripada kau!"
"Baiklah, terserah, moi-moi. Aku tinggal mengikuti." dan ketika Cien Hong
memeluk dan mencium lembut sang kekasih maka di tempat lain juga di taman dekat
kaputren Hang Cien mendengarkan "sumpah" kekasihnya, Han Li.
"Kau sudah mendengar kata-kata ayah? Kau tahu pembicaraan kami?"
"Hm, tidak semuanya, Li-moi. Hanya bagian terakir yang menyebut-nyebut
tentang malam pertama. Aku datang memang untuk minta keteranganmu!" begitu
Hang Cien memulai percakapan ketika berhasil mengejar kekasihnya ini, duduk
berdua dan Han Li menarik napas. Dan ketika Hang Cien menatap tajam sementara
Han Li memerah mukanya tiba-tiba gadis itu menunduk.
"Hang Cien, maafkan aku, Nanti...... nanti pada malam pertama terpaksa aku tak
dapat melayanimu sebagai isteri. Kita.... kita harus berpisah!"
"Kenapa begitu?" Cien terkejut. "Apa sebenarnya yang kau maksudkan?"
"Maaf, sudah menjadi tradisi bagi keluarga Han untuk tidak menikmati malam
pengantin di malam pertama, Hang Cien. Kami keluarga Han sudah turun-temurun
menahan segala nafsu dan kebahagiaan untuk orang lain!"
"Maksudmu?"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kami mengorbankan malam pertama untuk orang lain, biasanya dalam hal ini
adalah leluhur kami sendiri!"
"Hm", coba jelaskan lebih lanjut. Aku belum mengerti benar."
"Kau akan menikahiku, bukan?"
"Benar"
"Dan apa yang akan kau lakukan kepadaku?"
"Eh, pertanyaan apa ini? Aku tentu tidak akan menganiaya atau memukulmu,
Li-moi. Aku tentu akan memeluk dan membelaimu mesra!"
"Hanya itu?"
Hang Cien berdebar, merah mukanya.636
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hanya itu?"
"Hm.....!" pemuda ini merona wajahnya. "Tentu tidak, moi-moi. Kita tentu......
kita tentu.... ah, bermalam pertama!"
"Nah, itulah, itu yang tidak boleh!" Han Li tiba-tiba, memerah mukanya,
semburat.... "Kita.... kita tak boleh bermalam pertama dulu, Hang Cien. Aku baru
akan menjadi isterimu yang sesungguhnya pada malam kedua. Sudah menjadi tradisi
keluarga untuk menahan diri pada malam pertama. Dan aku.... aku...." gadis itu tiba
tiba terisak. "Aku ingin mengorbankan malam pertamaku untuk ibu!" lalu, menangis
dan menutupi mukanya tiba-tiba Han Li berguncang dan tersedu-sedu, teringat akan
ibunya dan Hang Cien tertegun. Pemuda ini mendelong sejenak tapi akhirnya
tersenyum, mengangguk-angguk, mengerti apa kiranya yang dimaksud kekasihnya
itu. Diam-diam heran, juga aneh. Malam pertama kok tidak boleh dinikmati! Tapi
karena baginya malam kedua atau ketiga sama saja karena bagaimanapun gadis ini
akan menjadi isterinya juga maka pemuda itu tersenyum lembut memeluk sang
kekasih.
"Li-moi, kenapa menangis? Bukankah aku tak menentangmu!"
"Aku.... aku takut, Hang Cien. Aku takut kau marah!"
"Ah, aku menghormatimu, dan aku juga menghormati keluarga Han. Kalau itu
sudah menjadi tradisi keluargamu dan malam pertama harus diganti dengan malam
kedua atau keseribu bagiku tak apa, asal kau benar-benar menjadi isteriku!"
"Kau tak marah?"
"Kenapa marah?"
"Ah.... kau, kau pemuda baik!" dan Han Li yang mengeluh menjatuhkan dirinya
di dada sang kekasih lalu merasa lega dan bahagia atas pengertian calon suaminya
ini, diusap dan dibelai lembut dan diam-diam Hang Cien terharu. Keluarga Han
ternyata keluarga yang aneh, juga istimewa. Dan ketika dua muda-mudi ini
bermesraan bahagia dan Cien Hong serta Siu Lan di tempat lain juga membelai
kekasihnya dengan penuh kasih sayang maka di tepi kolam, duduk memandang ikan
ikan mas yang bermain lucu Hangga sudah berhadapan dengan kekasihnya, Hu Lan.
"Hm, aku hendak memberitahukan sesuatu, Lan-moi. Harap kau tidak salah,
paham dan dapat mengerti ini" begitu Hangga berkata agak berdebar suaranya
bergetar berat dan Hu Lan terkejut. Gadis ini merasakan sesuatu yang tidak biasanya,
tentu saja ikut berdebar dan mengerutkan kening. Dan ketika gadis itu bertanya
kenapa Hangga kelihatan tegang maka pemuda ini menarik napas dua kali sebelum
menjawab.
"Aku..... aku baru saja dipanggil ayah."
"Hm. ada apa? Kenapa?"
"Ayah bertanya tentang kesucianku."
"Apa?"
"Benar, keperjakaanku dipertanyakan ayah, moi-moi. Bukan hanya gadis saja
yang dipertanyakan kesuciannya!"637
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hu Lan tertegun, merasa aneh, mukapun tiba-tiba semburat. "Hm, lalu apa yang
kau jawab, Hangga? Bagaimana kata-kata ayahmu?"
"Aku menyatakan diriku masih bersih. Bahwa aku dan kau.... hm, belum pernah
begitu!"
"Begitu bagaimana?" Hu Lan bertanya, polos memang tak menyangka akan
dibawa ke hal-hal demikian dan tentu saja Hangga terkejut. Kekasihnya itu
memandangnya tajam dan pemuda inipun ditatap sepasang bola mata yang demikian
indah bersinar-sinar, kelopak melebar namun bukan main manisnya bola mata itu,
bola mata yang jernih dan polos, jauh dari segala nafsu kotor. Dan ketika Hangga
tertegun dan tersenyum memeluk kekasihnya ini maka pemuda itupun berbisik.
"Artinya, hm.... kita belum pernah tidur bersama moi-moi. Bahwa kau dan aku sama
sama dapat menjaga diri!"
"Ha?"
"Benar, itu yang ditanyakan ayah. Sebab, kalau sampai kita melanggarnya maka
tradisi keluarga Han tak boleh kulakukan!"
"Hm!" Hu Lan mendadak bagai kepiting di rebus, merah padam. "Ayahmu aneh
Hangga. Memang siapa aku dan kau ini?"
"Maaf, jangan marah!" sang pemuda membetulkan letak rambut gadis itu.
"Ayah bukan menegur atau mau menyalahkan aku, moi-moi. Melainkan hendak
memperingatkan bahwa tradisi keluarga Han harus dilakukan dalam keadaan yang
suci bersih!"
"Aku tak mengerti," Hu Lan mengerutkan keningnya. "Apa hubungannya itu
dengan pembicaraan yang belum kau katakan!"
"Hm, hubungannya dengan malam pertama, moi-moi. Artinya.... artinya, kita
tak boleh bersenang-senang dulu di malam pertama itu!"
"Maksudmu?"
"Kita berdua harus sama-sama menahan diri. Sudah menjadi tradisi bagi
keluarga Han bahwa setiap pengantin baik laki-laki ataupun perempuan diwajibkan
puasa. Artinya, kalau kita berdua nanti menikah maka malam pertama kita di
korbankan. Aku tak boleh menggaulimu!"
"Ih!" Hu Lan tiba-tiba semburat merah padam. "Itu terserah kau, Hangga. Aku
tak akan minta itu kalau kau kidak mau!"
"Bukan tidak mau." pemuda ini tersenyum. "Melainkan menunda dan
mengekang keinginan pertama itu, moi-moi. Dan biasanya kami keluarga Han selalu
mengorbankan malam pertana untuk arwah leluhur!"
Hu Lan menunduk.
"Kau dapat mengerti, bukan?"
Gadis ini tiba-tiba bangkit berdiri. "Hangga." katanya dengan suara bergetar.
"Masalah itu masalah luar biasa bagiku. Kalau itu sudah menjadi adat tradisi638
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
keluargamu tentu saja aku tinggal mengikuti. Aku adalah pihak perempuan,
semuanya terserah lelaki."
"Bukan begitu," pemuda ini menarik tangan kekasihnya. "Duduklah, moi-moi.
Dan kau tidak marah, bukan?"
"Marah untuk apa? Aku sebenarnya malu membicarakan itu!"
"Ha-ha, tak usah malu. Kita sudah setengah resmi sebagai isteri. Ayahku telah
meminangmu, duduk dan dengarkanlah apa yang hendak kubicarakan ini!" Hangga
tertawa, geli melihat kekasihnya semburat merah dan Hu Lan tersipu. Gadis ini
melirik tapi malan disambar. Dan ketika Hu Lan mengelak namun dirinya sudah
roboh di pelukan Hangga maka pemuda itu tertawa berkata sungguh-sungguh, "Moi
moi, pembicaraanku belum selesai. Sekarang aku ingin minta pendapatmu bagaimana
dengan malam pertama kita itu!"
"Eh, bukankah sudah jelas? Kita tak boleh bersenang-senang!"
"Hm, benar. Tapi bukan untuk selamanya! Sekarang yang ingin kutanyakan, apa
yang harus kuperbuat pada malam pertama itu? Kepada siapa kutujukkan
pengorbananku moi-moi?"
"Bukankah kepada leluhurmu?" Hu Lan tersenyum, memperingatkan. "Kau tadi
bilang sendiri Pangga. Dan aneh kalau belum satu menit kau sudah lupa!"
"Hm, tidak. Memang kebiasaannya begitu, tapi kali ini aku buat lain. Han Li
telah menetapkan bahwa malam pertamanya dipersembahkan untuk mendiang ibu,
Lan-moi. Dan kukira cukup. Aku hendak mempersembahkan atau menghadiahkan
malam pertamaku itu bukan untuk leluhur!"
"Kenapa begitu?" Hu Lan mengerutkan kening. "Dan kenapa menyimpang dari
kebiasaan? Kalau keluargamu sudah biasa menahan diri untuk mempersembahkan
malam pertama itu bagi arwah leluhur maka itu adalah baik, Hangga. Jangan mencari
yang lain yang mungkin tidak baik!"
"Inilah yang ingin kubicarakan!" pemuda itu tiba-tiba bangkit berdiri, bersinar
sinar. "Kalau bukan untuk leluhur lalu untuk siapa lagi malam pertamaku itu, Lan
moi? Adakah sebuah usul atau ide darimu?"
Hu Lan tertegun. "Aku tak tahu..."
"Jangan tak tahu, kau harus berpikir!" Hangga memotong.
"Hm, untuk siapa, ya? Ah, aku masih asing dengan hal-hal macam begini,
Hangga. Aku belum biasa!"
"Cobalah, jangan terburu-buru. Coba pikirkan sesuatu yang kira-kira sepadan
sebagai penggantinya, syukur kalau malah bisa lebih!"
Hu Lan bingung, merasa aneh. Baru kali ini didengarnya hal semacam itu dari
keluarga Han. Dan karena dia tak dapat menjawab sementara Hangga terus
memandangnya dengan mata bersinar-sinar akhirnya gadis inipun bangkit berdiri.
"Aku tak menemukan apa-apa, menyerah!"
"Hm. bagaimana kalau untuk Negara?"639
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Apa?"
"Ya, malam pertama kita untuk Negara, moi-moi Negaramu dan negaraku,
Tiongkok dan Magada! Bagaimana kau pikir?"
Hu Lan terperanjat. Dari mata Hangga tiba-tiba muncul sesorot cahaya yang luar
biasa, tajam berkilat-kilat dan tiba-tiba dia meremang. Bicara tentang itu mendadak
saja dia tergetar. Bukan main. Hangga memilih mempersembahkan malam
pengantinnya untuk Negara, hal yang langka dan jarang terjadi! Pada malam pertama
sengaja "puasa" untuk Magada dan Tiongkok! Dan ketika Hu Lan mundur selangkah
terbelalak memandang kekasihnya maka Hangga tiba-tiba mencengkeram dan
meremas bahunya.
"Bagaimana, kau setuju, moi-moi? Kau mau bersama-sama aku mengorbankan
malam pertama kita untuk Magada dan Tiongkok? Lihat, beberapa waktu yang lalu
negara kita terlihat perang, moi-moi. Dan betapa ngeri serta kejamnya perang. Rakyat
kecil selalu menjadi korban. Aku ingin mengajakmu agar negara kita tetap bersatu
dan aman sejahtera, tidak lagi terlibat perang dan membahagiakan rakyatnya!
Maukah, moi-moi? Kau setuju dengan ajakanku?"
Hu Lan menggigil, terbelalak. "Aku.... aku mau saja, Hangga. Terserah kau...."
"Ah, terima kasih! dan Hangga yang menyambar serta memeluk kekasihnya,
tiba-tiba mencium dan Hu Lan mengeluh, menerima dan menyambut dan dua muda
mudi itu segera tenggelam dalam alam bahagianya. Hu Lan ternyata dapat menerima
permintaan ini dan Hangga tentu saja gembira, senang. Dan ketika semuanya sudah
menyatakan isi hati masing-masing dan hari itu pernikahan mereka diresmikan maka
seperti yang sudah menjadi persetujuan bersama maka tiga pasangan anak-anak muda
ini mengorbankan malam pertama mereka untuk orang yang berbeda-beda.
Siu Lan, seperti yang sudah diketahui mengorbankan malam pertamanya untuk
Kiok Lan. Dewi Kelabang Hitam yang tiba-tiba menarik simpatinya itu. Sedang Han
Li, setelah meminta persetujuan Hang Cien lalu menahan diri dan mempersembahkan
atau mengorbankan malam pertamanya untuk mendiang ibunya. Dan kalau dua
pasanan itu mempersembahkan atau mengorbankan malam pertamanya untuk orang
orang yang mereka cinta adalah Hangga mempersembahkan malam pertamanya
untuk Negara! Aneh, tapi nyata. Dan itu sungguh-sungguh terjadi! Herankah kita
kelak kalau dari keturunan Hangga dan Hu Lan ini akan lahir negarawan-negarawan
besar yang berbobot dan selalu dekat dengan rakyat? Rasanya tidak aneh. Buah yang
baik memang selalu dihasilkan bibit-bibit atau benih yang baik.
Malam itu, dari tiga pasangan ini muncul kebahagiaan atau kegembiraan yang
menular. Setelah pesta di istana usai kegembiraan atau perayaan nikah dilanjutkan di
tempat pendekar sakti Handewa, di luar kota raja. Handewa menjadi tuan rumah dan
ayah yang gembira ini berseri-seri memandang putera-puterinya. Dan ketika malam
semakin larut dan pengantin akhirnya harus memaski kamar masing-masing, yang
sudah disiapkan dan disediakan oleh raja berupa villa-villa kecil di lereng gunung
maka terjadi hal-hal lucu dari masing-masing pasangan ini.
Mula-mula Siu Lan berdebar ketika Cien Hong mengikutinya masuk kamar.
Maklumlah, mereka sekarang sudah resmi sebagai suami isteri. Dan ketika pintu
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ditutup dan Cien Hong menguncinya dari dalam maka Siu Lan berdetak melihat
suaminya itu menghampirinya dan melepas pakaian luar.640
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Cien Hong..."
"Sst, jangan berisik!" Cien Hong tertawa, menyambar dan memeluk isterinya
itu. "Kita sekarang resmi sebagai suami isteri, Lan-moi. Kau tak dapat menolakku di
sini!"
"Tapi.... tapi..." Siu Lan pucat, teringat keinginannya. "Kita tak boleh tidur
bersama, Cien Hong. Ingat janjimu!"
"Hm," Cien Hong menarik napas, memeluk isterinya itu lagi. "Tidur bersama
boleh, moi-moi. Tapi melakukan itu tidak boleh! Benarkah?"
Siu Lan menggigil, gemetar. "Aku.... aku...."
"Memangnya aku tak boleh di kamar ini? Harus keluar dan menjadi tontonan
orang? Eh, aku tak melanggar keinginanmu, moi-moi. Aku tak akan mengganggumu
dan jangan suruh aku keluar dari sini. Aku hanya ingin menciummu dan setalah itu
kita beradu punggung!" Cien Hong mencium. agak memburu tapi sang isteri tidak
menolak, menerima dan akhirnya lampu pun padam. Dan ketika Siu Lan lega bahwa
suaminya benar-benar tidak mengganggu dan tidur menghadap tembok, hal yang
hampir membuat Siu Lan tertawa maka gadis atau wanita inipun meletakkan
tubuhnya hati-hati di samping suami, menghadap ke arah lain, beradu punggung.
"Hei!" Cien Hong tiba-tiba meloncat bangun, mengagetkan sang isteri. "Ada
yang kelupaan, moi-moi. Ayo bangun!" Cien Hong tiba-tiba menyalakan lampu,
membuat Siu Lan terkejut karena nyonya muda ini bagai dihentak saja. Cien Hong
sudah meloncati tubuhnya dan menabrak kursi, gaduh namun lampu pun sudah
menyala. Dan ketika Siu Lan meloncat bangun dan terbelalak memandang suaminya,
yang bagai orang kesetanan maka Cien Hong menyambar meja kecil dan menyalakan
lilin di situ, berlutut.
"Kita harus sembahyang. Kita lupa sembahyang!"
Siu Lan sadar. Tiba-tiba dia tertawa dan mengangguk, lupa bahwa persembahan
itu harus diawali dengan sembahyang, mohon pada Yang Maha Kuasa agar maksud
tujuan malam pertama mereka dikabulkan. Maklumlah, tadi ketegangan mengusik
hatinya, ketika Cien Hong menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Maka
Cien Hong, mengingatkan dan suaminya itu sudah menggapainya maka Siu Lan pun
ingat dan berlutut di samping suaminya ini, sembahyang, akhirnya berkemak-kemik
dan suami isteri baru itu demikian khusuk hingga melupakan keadaan sekitar, diri
sendiri. Dan ketika mereka selesai dan berkali-kali Siu Lan menyebut nama Kiok Lan
agar Dewi Kelabang Hitam itu bahagia dalam doanya tadi mendadak terdengar isak
perlahan dan desing suara aneh yang lewat menyambar.
"Siu Lan, terima kasih....!"
Siu Lan tertegun. Nyonya yang masih muda ini tiba-tiba melihat sebuah benda
kuning keemasan lewat di tengah kamarnya, cepat dan luar biasa namun ia masih
sempat melihat bahwa di atas benda terbang ini, semacam bokor, berdiri dua orang
wanita. Satu adalah Kiok Lan sedang yang lain adalah Lian Ing Nikouw! Maka
begitu Siu Lan terkejut namun bersama suaminya ia dapat melihat jelas maka Cien
Hong berseru lebih dulu.
"Kiok Lan.....!"641
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Lian Ing Nikouw...!"
Benda seperti bokor itu lenyap. Siu Lan dan suaminya itu sudah sama-sama
menyerukan dua nama di atas bokor terbang ini, tertegun namun berkelebat mengejar.
Namun ketika mereka tak melihat lagi di mana benda itu berada dan suami isteri ini
menjublak bagai orang mimpi maka Siu Lan tiba-tiba menangis dan menubruk
suaminya.
"Cien Hong..... doa kita dikabulkan. Rupanya.... rupanya Yang Maha Kuasa
telah mendengarkan permohonan kita....!"
Cien Hong bengong. Dia tak tahu bahwa Bokor Emas sedang lewat, terisi
nikouw sakti itu dan Kiok Lan yang memang sedang dalam perjalanannya membawa
Kiok Lan, Dewi Kelabang Hitam itu. Maka ketika isterinya menubruk dan Cien Hong
bagai orang mimpi tiba-tiba pemuda ini gemetar bertanya pada isterinya, karena
teringat bahwa Siu Lan tadi menyebut nama Lian Ing Nikouw, "Lan-moi, siapa.....
siapa Lian Ing Nikouw itu? Apakah kita sedang bermimpi?"
"Entahlah, kita mungkin sedang bermimpi Hong-ko. Tapi Lian Ing Nikouw
adalah nikouw luar biasa yang dulu datang ke istana bersama Dewi Kelabang
Hitam!"
"Ah, bisakah kau ceritakan?"
JILID XXVII
SIU LAN lalu menceritakan. Nyonya muda ini menceritakan datangnya Lian
Ing Nikouw ketika tewasnya Yo Kang dulu, di saat jenasah akan diberangkatkan.
Dan ketika Cien Hong bengong namun mengangguk-angguk maka pemuda itu lalu
mengajak isterinya kembali memasuki kamar, mengeluarkan keringat dingin dan ada
semacam perasaan seram di hati Cien Hong. Mereka tadi seolah dihampiri keajaiban
yang memukau, tak terjawab dan seperti kedatangan hantu! Tapi ketika Siu Lan
mengajaknya sembahyang lagi dan dengan begini perasaan menjadi lebih tenang
maka akhirnya pasangan baru itu semalam tak mau tidur, duduk bersila dan dengan
cara begini mereka lebih dapat memusatkan diri. Ayam jantan mulai berkokok namun
mereka tak bergeming, duduk berhadapan dan bersila berpegangan tangan. Dan
sementara dua pengantin baru itu menjalani "tirakatnya" dan duduk bersamadhi maka
di lain tempat Han Li dan suaminya juga mengalami yang hampir serupa.
Malam itu, setelah mereka memasuki kamar maka Han Li bingung. Hang Cien
juga mengikutinya dan gadis ini gugup. Di atas tandu dia sudah bilang, kenapa Hang
Cien masuk kamar? Bukankah mereka tak boleh tidur bersama dulu? Namun ketika
Hang Cien menarik kursi panjang dan tidur menelentangkan tubuh di situ maka Han
Li terharu dan juga kasihan, tiba-riba kecurigaannya lenyap.
"Cien-ko, kau... kau sebaiknya tidur di pembaringan itu. Biar aku di kursi
panjang."
"Ah, lelaki sudah biasa tidur di tempat beginian, Li-moi. Kau tidurlah dan biar
aku di sini."642
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tidak, kalau begitu, ah... biar aku juga di situ!" dan Han Li yang juga tidur di
kursi panjang tiba-tiba membuat Hang Cien melompat bangun dan berseru pada
isterinya ini.
"Hei, kenapa begitu? Tidak... jangan, moi-moi. Kalau begitu biar kita di
pembaringan itu namun beradu punggung!"
Han Li tertegun. Suaminya mengajak beradu punggung dan tidur di
pembaringan mereka, sama-sama di sana. Dan karena memang janggal rasanya kalau
menyuruh Hang Cien tidur di luar, padahal mereka sudah suami isteri maka gadis ini
mengangguk namun tiba-tiba teringat sesuatu.
"Eh, kita harus sembahyang, Cien-ko. Kita lupa itu!"
"Hm, sembahyang? Benar, aku lupa, moi-moi. Baiklah, kita sembahyang dan
tujukan doamu pada mendiang ibu!" Hang Cien meloncat bangun, tadi sudah
mengkurap dan menghadap dinding. Lucu, pengantin baru kok seperti orang asing,
mau beradu bokong! Maka ketika isterinya mengingatkan bahwa mereka harus
sembahyang tiba-tiba saja pemuda ini turun dan langsung menyambar meja pendek,
menancapkan hio dan membakarnya.
"Nah, kita sembahyang, moi-moi. Setelah itu tidur!"
"Tidur?"
"Ya, memangnya harus berdiri seperti arca? Eh, maksudku tidur melepas lelah,
moi-moi, beradu punggung. Aku menepati janjiku bahwa malam pertama ini aku tak
akan mengganggumu!" Hang Cien gugup, melihat sang isteri tersenyum dan dia jadi
salah tingkah. Dia bingung apakah kata-katanya keliru atau bagaimana. Maklumlah,
malam pengantin begini juga baru kali itu dialami dan berduaan dengan kekasih
tercinta sebenarnya membuat Hang Cien panas dingin. Kalau tak ada persetujuan
bersama itu barangkali dia sudah memeluk dan akan mencium kekasihnya ini,
bertindak jauh. Tapi ketika kekasihnya malah tertawa dan Han Li terharu melihat
kegugupan suaminya ini maka gadis atau wanita itu mendekat, memegang lengannya.
"Cien-ko, aku percaya padamu. Malam pertama ini tentu kita lewatkan dengan
selamat. Tapi jangan begitu, jangan gugup. Kau tampak kikuk dan canggung benar!
Apakah diriku ini begitu menakutkan hingga kau gemetaran dan menggigil? Kenapa
basah kuyup bermandi keringat?"
Ternyata pemuda ini mandi keringat. Dipegang dan disentuh jari-jari lembut itu
mendadak Hang Cien panas dingin, takut tapi juga bergairah. Lucu! Dan ketika dia
melepaskan diri dan buru-buru berlutut di meja sembahyang maka pemuda ini
berkata.
"Li-moi, jangan pegang-pegang aku. Aku takut tak kuat. Ah, sudahlah, mari
sembahyang dan pusatkan perhatian ke ibu!"
Han Li terkejut. Hang Cien tampak serius dan tentu saja dia kasihan. Sebenarnya
dia sendiri juga berdebar dan takut-takut, khawatir kalau Hang Cien tak dapat
menahan diri dan malam itu mereka gagal. Malam pertama itu hanya sekali terjadi
seumur hidup dan dia tentu saja tak ingin gagal. Maka begitu suaminya memegang
hio dan berlutut dengan mata terpejam, rupanya membuang segala keinginan jauh
jauh maka Han Li mengikuti dan sudah berlutut di samping suaminya ini. Tak lama643
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
kemudian sudah berkemak-kemik dan teringat bayangan ibunya tiba-tiba Han Li
terisak, akhirnya tertuju perhatiannya ke sini dan jadilah mereka sembahyang
sungguh-sungguh. Keinginan yang tidak-tidak lenyap seketika dan hilang. Bau harum
dupa dan getaran doa yang ditujukan sepenuhnya kepada arwah leluhur ini sudah
mencekam suasana di kamar itu, yang berkesan religius. Dan ketika dua suami isteri
itu khusuk dalam doa mereka di mana akhirnya Hang Cien "lupa" pada keinginannya
yang harus ditahan-tahan maka terdengarlah pujian dan suara lembut yang disusul
bunyi desing seolah ada sesuatu yang lewat menyambar.
"Omitohud, terberkati kalian berdua, anak-anak muda. Puji kepada Thian Yang
Agung dan semoga kalian bahagia...!"
Han Li dan Hang Cien serentak membuka mata. Mereka melihat di depan
mereka menyambar lewat seorang nikouw dengan seorang gadis cantik, menunggang
bokor. Dan ketika Han Li maupun suaminya terkejut karena mengenal Kiok Lan di
samping nikouw itu maka Kiok Lan tampak terisak dan melambaikan lengannya
kepada mereka berdua.
"Han Li, semoga kau bahagia. Selamat tinggal...!"
Desing dan dua orang itu lenyap. Bagai mimpi saja tahu-tahu bokor yang
ditumpangi dua orang itu menghilang "menembus" jendela, ajaib. Namun begitu
mereka sadar dan Han Li serta suaminya tentu saja berteriak tiba-tiba mereka
berkelebat dan melayang berjungkir balik keluar jendela.
"Hei, tunggu, Kiok Lan. Tunggu...!"
"Benar, dan kau juga, nikouw aneh. Hei, tunggu dan dengarkan kami!" Hang
Cien menyusul, tak mengenal Lian Ing Nikouw namun dua orang itu lenyap dengan
amat cepatnya. Bokor yang membawa mereka itu seakan bokor siluman saja, tahu
tahu menghilang, entah ke mana. Dan ketika dua orang muda ini tertegun dan
terhenyak di tempat, tak tahu di mana bokor dan dua orang itu berada maka Han Li
terisak sementara Hang Cien tiba-tiba mencengkeram lengannya.
"Moi-moi, siapa nikouw itu? Apakah kita sedang bermimpi?"
"Tidak, dia... dia Lian Ing Nikouw, Cien-ko. Dia nikouw sakti yang dulu datang
ke istana!"
"Heh, ke sini?"
"Ya, waktu mau diberangkatkannya jenasah Yo Kang..."
"Ah, coba kau ceritakan itu!" dan Hang Cien yang juga tidak mengetahui cerita
ini lalu minta agar isterinya menceritakan siapa nikouw luar biasa itu, mendengarkan
dan segera dia tertegun. Sama seperti Cien Hong di sana pemuda ini bengong, heran
dan mengerutkan kening namun akhirnya mengangguk-angguk. Dan ketika cerita itu
selesai didengar dan Han Li menangis bercucuran air mata maka Hang Cien melepas
cengkeramannya dan berkata.
"Luar biasa, kalau begitu kita tidak bermimpi!"
"Ya, tidak bermimpi. Tapi aku heran bagaimana dua orang itu bisa menunggang
bokor itu, Cien-ko. Dan kejadian ini rasanya seperti mimpi!"644
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ah, kita tanyakan saja besok kepada ayahmu. Mereka tak dapat dikejar,
sebaiknya kita masuk dan renungkan hal ini!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Han Li mengangguk. Berdiri di luar dalam malam yang dingin begitu memang
tidak enak, lebih baik di kamar dan hangat di dalam. Dan ketika mereka akhirnya
menutup pintu kamar dan Hang Cien agaknya tertegun oleh kejadian yang serasa
mimpi ini tiba-tiba dia duduk bersila, menyuruh isterinya tidur.
"Tidak, aku tak dapat tidur, Cien-ko. Aku juga ingin duduk bersamadhi."
"Hm, kau tidak lelah?"
"Bukankah ada kau yang menemaniku?"
"Baiklah, mari, moi-moi. Barangkali semua kejadian ini akan membawa
keberuntungan kepada kita!"
"Tapi Dewi Kelabang Hitam itu membuat perasaanku tak enak...."
"Apanya yang tak enak?"
"Sikapnya yang luar biasa, perobahan yang menonjol!"
"Hm, bagaimana maksudmu?"
"Lihat, dia tadi mengucap selamat untuk kita, Cien-ko. Padahal dulu kita kenal
dia sebagai wanita yang ganas dan kejam!"
"Hm, watak orang selalu berobah. Kalau dia bersama nikouw itu aku tak heran,
moi-moi. Bukankah kau bilang sendiri bahwa nikouw itu adalah nikouw sakti yang
mulia wataknya?"
"Benar, dan... dan aku jadi tak enak, Cien-ko. Entah kenapa perasaanku
kepadanya tiba-tiba menjadi berobah pula...."
"Berobah bagaimana?"
"Aku... aku kasihan kepada Dewi Kelabang Hitam itu. Mukanya sendu dan
kerut-kerut di dahinya penuh penderitaan!"
"Hm, dia menderita karena cintanya, moi-moi. Dewi Kelabang Hitam itu
memang amat menderita karena kegagalannya bersama Bun Hwi!"
"Benar, dan Bun Hwi tak menengok kita! Eh, kenapa pemuda itu, Cien-ko? Ke
mana dia?"
"Aku tak tahu, tapi ucapan selamatnya telah dititipkan Hu-taijin, juga
ayahandanya sri baginda kaisar. Hm, sebaiknya kita bersamadhi, moi-moi. Mari
lewatkan malam ini dengan pikiran-pikiran suci. Aku tiba-tiba ingin berdoa untuk
keselamatan dan kebahagiaan Dewi Kelabang Hitam itu!"
"Ya, aku juga. Kalau begitu, mari...!" dan Han Li yang berpegangan tangan
dengan suaminya lalu menarik napas dan duduk bersamadhi, terbayang kejadian yang
seperti mimpi itu dan tiba-tiba dia teriak. Ucapan dan lambaian Kiok Lan sewaktu
lewat di dalam bokor tak dapat dia lupakan seumur hidup. Semuanya itu begitu
menyentuh, menimbulkan kesan yang dalam. Dan ketika gadis atau wanita ini duduk645
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
bersila berpegangan tangan maka suaminya, Hang Cien, juga melayang-layang dalam
ingatannya tentang Dewi Kelabang Hitam itu.
Hampir seperti mimpi Hang Cien tenggelam dalam lamunannya. Aneh dan luar
biasa, begitu Hang Cien berpikir. Namun karena pemuda ini pernah menolong gadis
itu dan sedikit banyak Hang Cien melihat bahwa di dasar hatinya Dewi Kelabang
Hitam itu sebenarnya baik maka Hang Cien juga berulang-ulang menarik napas.
Cintakah yang membuat semuanya itu? Cintakah yang merobah seseorang menjadi
kejam dan telengas? Ah, dia terlalu muda. Agaknya hanya orang-orang tua yang
bijaksana saja yang dapat mengupas itu. Maka ketika pikirannya melayang namun
sekejap kemudian pemuda ini teringat bahwa dia harus memusatkan diri, berdoa
untuk kebahagiaan Dewi Kelabang Hitam itu maka Hang Cien pun berhasil menyatu
dengan isterinya dan tak menyadari bahwa kokok ayam jantan pun terdengar di pagi
yang pertama.
Bagaimana dengan Hangga?
Sama saja. Pemuda ini, seperti yang lain-lain juga didatangi "mimpi" luar biasa
itu. Waktu itu Hu Lan masuk kamar, disusul dan segera Hangga menutup pintu. Dan
ketika dua suami isteri baru itu sama berhadapan dan saling pandang tiba-tiba
Hangga memeluk kekasihnya dengan mesra.
"Moi-moi, aku cinta padamu. Kau mau tidur dengan lampu gelap atau terang?"
"Ah, terserah kau, Han-ko. Gelap atau terang sama saja bagiku, asal kau di
sini!"
"Hm, tentu di sini. Tapi kita..."
"Aku tahu, tak usah dikatakan!" dan Hu Lan yang memerah melepaskan diri
tiba-tiba disambar dan mendapatkan ciuman sayang.
"Moi-moi, maaf. Kau benar-benar tidak marah, kan?"
"Ih, aku justeru kagum dan menghargai tradisi keluargamu ini, Han-ko. Dengan
adanya itu maka setiap keturunan marga Han dapat selalu menjaga diri dan tidak
melanggar kesusilaan!"
"Kalau begitu kau tidurlah, aku masih mau melakukan sesuatu.
"Kau mau melakukan apa?"
"Sembahyang."
"Sembahyang? Kalau begitu aku ikut. Mari, aku lupa itu, Han-ko. Kita memang
harus sembahyang dan berdoa berdua! Bukankah kau mau meminta pada Tuhan agar
negara kita aman dan damai?"
"Betul," Hangga tersenyum, mau mencoba. "Tapi kau lelah, moi-moi. Kau
tidurlah dan biar hal itu kulakukan sendiri."
"Eh," Hu Lan membalik, melotot. "Kau berjanji bahwa semuanya kita lakukan
bersama, Han-ko. Antara Tiongkok dan Magada tak boleh ada permusuhan. Dan kita
adalah wakil-wakil dari mereka. Kalau kau mau sembahyang untuk kerukunan dua646
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
negara maka aku sebagai pihak bangsa Han tentu tak boleh tinggal diam. Mari, kita
nyalakan hio bersama koko. Dan kita sembahyang untuk persatuan negara kita!"
"Kau tidak lelah?"
"Eh, bukankah kau sama saja? Mari berlomba dalam kebaikan aku tak mau
kalah, Han-ko. Meskipun perempuan tapi aku dapat juga melakukan seperti apa yang
dilakukan lelaki!" dan menyambar meja serta sebongkok hio yang sudah dinyalakan
gadis ini berlutut mendahului Hangga, membuat pemuda itu kagum dan mau tak mau
Hangga tersenyum lebar. Dengan lembut dia mendaratkan ciumannya sekali lagi, di
kening sang isteri. Dan ketika Hu Lan tertawa dan mengelak manja gadis itu berseru,
"Hayo, kau mau terus menciumku atau sembahyang, Han-ko? Apakah hio ini harus
dibiarkan habis tanpa digunakan?"
"Ha-ha, tidak. Tentu saja tidak, moi-moi. Marilah kita sembahyang dan sungguh
aku bangga kepadamu!" dan Hangga yang berlutut dan mengambil semua hio di atas
meja lalu membaginya separoh dengan sang isteri.
"Eh, kenapa begitu banyak?"
"Sst, tak usah bertanya. Hio sebanyak ini kuibaratkan sebagai rakyat, moi-moi,
orang kecil. Aku dengan rakyatku dan kau dengan rakyatmu. Marilah, kita berdoa
dan nyatakan persembahan ini untuk dua negara!"
Hu Lan tertegun. Lagi-lagi dia tertegun melihat gaya pembicaraan suaminya ini,
mengibaratkan hio sebongkok sebagai rakyat. Tapi karena batang-batang dupa yang
kecil itu sudah diberikan padanya dan sang suami mengajak sembahyang maka gadis
itupun mengangguk dan tersenyum, berseri-seri karena suaminya ini ternyata selalu
ingin mendahulukan orang lain, dalam hal ini adalah rakyat, orang-orang kecil. Baik
rakyat Tiongkok maupun Magada. Dan karena malam pertama itu memang
dipersembahkan untuk dua negara, Tiongkok dan Magada maka gadis inipun
mengangkat hio dan mulai sembahyang bersama suaminya, menujukan permohonan
pada Yang Maha Kuasa agar dua negara tetap bersatu, rukun dan saling menghargai
satu sama lain. Dan ketika mereka mulai berkemak-kemik dan diam-diam Hu Lan
kagum karena baru kali ini dijumpainya peristiwa semacam itu, pengorbanan malam
pertama untuk negara maka berkelebat dan menyambarlah sekilat cahaya kuning
emas di kamar mereka.
"Omitohud, terberkati dan bahagialah kalian berdua, Han-kongcu. Semoga
terkabul dan tak sia-sia pengorbanan kalian!"
Hangga dan isterinya membuka mata. Mereka otomatis terkejut, melihat sebuah
benda menyambar dan lewatlah seorang nikouw bersama seorang gadis cantik di atas
bokor, terbang dan lewat di depan mereka. Dan ketika Hangga terkejut dan Hu Lan
juga berteriak karena mengenal siapa itu tiba-tiba serentak mereka berseru.
"Kiok Lan...!"
"Lian Ing Nikouw...!"
Dua orang itu melambaikan tangan. Bokor melesat dan lenyap, Lian Ing Nikouw
tersenyum dan tertawa memandang dua muda-rnudi itu, yang terhenyak dan tertegun.
Tapi begitu Hangga sadar dan berkelebat keluar tiba-tiba pemuda ini mengejar.647
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Lan-moi, kejar mereka. Keluar!"
Hu Lan bergerak. Terkejut dan tersentak melihat munculnya Kiok Lan dan Lian
Ing Nikouw tiba-tiba saja gadis ini berjungkir balik, melayang keluar jendela karena
saat itu Hangga sudah duluan keluar. Tapi ketika mereka tak melihat dimana nikouw
sakti itu dan bayangan Bogor Emas lenyap entah ke mana maka Hangga tertegun
sementara isterinya celingukan ke sana ke mari, pucat, menggigil.
"Eh, mimpikah kita? Ke mana mereka itu?"
"Entahlah, aku tak tahu, moi-moi. Tapi mereka tadi menunggang Bokor Emas!"
"Ya, seperti sihir. Bokor Emas membawa mereka!" dan ketika Hu Lan
berkelebat dan keluar taman akhirnya Hangga mengikuti dan mencari-cari, gagal
namun mereka tak mau sudah. Suara nikouw itu lapat-lapat terdengar namun entah di
mana, tawanya begitu lembut dan dua orang muda ini penasaran. Namun ketika
sejam mereka tak berhasil dan Hu Lan mengeluh disambar suaminya maka Hangga
tertegun.
"Kita mimpi, kita barangkali mimpi!"
"Ya, dan aku pusing, Han-ko. Aku takut!"
"Kenapa?"
"Mereka... itu tadi... ah, jangan-jangan roh Kiok Lan dan nikouw itu, Han-ko.
Kita kedatangan mahluk halus dan tubuhku mengeluarkan keringat dingin. Aku
takut... aku pusing...!"
"Kalau begitu kita kembali!" dan Hangga yang menyambar serta memondong
isterinya tiba-tiba berkelebat dan memasuki kamar, diam-diam terkesiap dan ikut
mengeluarkan keringat dingin. Sebagai pemuda berkepandaian tinggi sebenarnya
Hangga tak percaya pada datangnya roh halus atau mahluk jejadian. Tapi karena
datang dan hilangnya Lian Ing Nikouw sungguh luar biasa dan amat mengejutkan,
maka pemuda ini dapat memaklumi perasaan isterinya dan cepat menutup jendela,
melihat isterinya terhuyung roboh.
"Eh, hati-hati, moi-moi. Minum air putih ini!"
Hu Lan menerima. Akhirnya dia merasa tenang setelah suaminya mengurut-urut
tengkuk, berbisik lembut dan terisaklah Hu Lan di pelukan suaminya. Dan ketika
malam itu Hu Lan menggigil dan memandang suaminya maka Hangga berkata
dengan mata bersinar-sinar.
"Lian Ing Nikouw memang hebat. Ayah menceritakan bahwa nikouw ini
memang sakti. Tak usah takut atau cemas, Lan-moi. Dia bukan orang jahat dan aku
percaya padanya. Hanya, kenapa Dewi Kelabang Hitam itu bersamanya? Apa
maksud kedatangan nikouw itu di malam pengantin kita?"
"Dia... dia bukan rohnya, Han-ko?"
"Tidak, bukan, moi-moi. Aku yakin kita tidak bertemu roh siapa pun. Kita
benar-benar sedang kedatangan tamu luar biasa!"648
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Dan dia datang bersama Bokor Emas! Ah, mimpikah kita ini, Han-ko? Sedang
berada di alam lainkah kita ini?"
"Tidak, itu juga bukan, moi-moi. Kita tidak sedang bermimpi. Tapi aku tak
dapat menjelaskan bagaimana nikouw itu bisa menunggang sebuah bokor!"
"Atau mungkin kita sedang kedatangan roh halus...."
"Tidak, tak mungkin, moi-moi. Roh-roh orang bijak tak suka gentayangan di
bumi. Dan nikouw sakti itu bukan orang yang suka menakut-nakuti orang lain!"
"Kalau begitu bagaimana ini?"
"Aku tak dapat menjelaskannya, tapi besok kita bisa bertanya ayah!"
"Dan sekarang...?"
"Sekarang kita lanjutkan lagi, moi-moi. Sembahyang kita belum habis. Lihat,
hio-hio itu masih menyala!"
Hu Lan mengiyakan. Setelah suaminya menyatakan bawa mereka bukan
kedatangan roh halus atau mimpi aneh maka gadis ini lebih tenang. Hangga berkata
bahwa Lian Ing Nikouw memang seorang nikouw sakti. Dan karena dia juga tahu
tentang nikouw itu dan Hangga sudah berlutut mengangkat hio yang tadi ditinggalkan
maka gadis inipun berlutut dan bersebelahan dengan suaminya, agak mepet karena
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan begitu dia merasa lebih aman. Hu Lan memang terkejut dan agak tergetar,
untunglah suaminya menghibur dan dia tenang kembali. Dan ketika suaminya
mengajak sembahyang dan dua jam kemudian semua hio terbakar habis maka seperti
yang lain-lain Hangga sudah mengajak isterinya ini duduk bersila.
"Kita mendapat kejutan yang berarti. Sebaiknya tenangkan dirimu dan mari
bersamadhi bersamaku."
Hu Lan pun mengangguk. Tanpa banyak cakap dia sudah bersila di depan
suaminya, siap bersamadhi. Namun ketika suaminya mencium keningnya dan Hu Lan
terisak tiba-tiba dia merebahkan kepala di dada suaminya ini.
"Han-ko, kau benar-benar mencintaiku, bukan? Kau tak akan meninggalkan
aku?"
"Ah, omongan apa ini? Kau tahu aku mencintaimu, moi-moi. Dan untuk itu kita
telah menikah! Sudahlah, jangan buat aku panas dingin. Duduklah dan kita
bersamadhi!"
Hu Lan tersenyum. Dalam merebahkan kepalanya tadi dia merasa debur jantung
suami yang berdetak cepat, mengangkat mukanya dan melihat wajah suami yang
agak memerah. Hm, suaminya terangsang birahi! Namun ketika suaminya dapat
menekan itu dan mendorongnya menjauh maka Hu Lan kagum dan tersenyum lebar.
"Han-ko, kau kuat. Kau mengagumkan!"
"Hm, kuat apanya? Apa yang kau maksud?"
"Batinmu itu. Bukankah kau ingin memeluk dan mendekapku, koko? Bukankah
kau ingin...."649
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Eh-eh, sudahlah. Itu jangan dibicarakan sekarang, Lan-moi. Pecah
konsentrasiku nanti!" dan ketika Hu Lan tertawa namun kagum memandang
suaminya maka Hangga bersila dan memejamkan mata, digoda isterinya dengan
ciuman di pipi namun pemuda ini tegak tak bergeming. Sinar yang aneh tiba-tiba
memancar di wajah pemuda ini, gemerlap. Daya batin yang mencorong tiba-tiba
timbul. Dan ketika Hu Lan tertegun dan menarik napas panjang maka sekali lagi dia
mendaratkan ciumannya di bibir dan... duduk bersila di hadapan suami, tegak.
"Han-ko, aku cinta padamu. Kau mengagumkan!"
Desah atau bisikan ini hampir membuat konsentrasi Hangga buyar. Kalau saja
dia tidak kuat dan membuka matanya tentu dia hanyut. Hangga tergetar dan terus
terang tiba-tiba ingin mendekap dan memeluk isterinya ini. Tapi ketika dia
menguatkan hati dan menutup telinga dari segala suara tiba-tiba pemuda itu berkata
seakan sudah tidak menginjak lantai lagi.
"Moi-moi, bersamadhilah. Tutup mata dan pusatkan perhatianmu pada sesuatu
yang suci!"
Hu Lan mengangguk. Dalam keadaan seperti itu memang dia harus memusatkan
perhatiannya pada sesuatu yang hening, suci, menindas semua perasaannya sendiri
dan tiba-tiba dia telah bersila dengan bentuk teratai. Dan ketika sang suami tampak
tidak bergerak-gerak lagi dan dia menutup mata maka segeralah gadis ini tenggelam
dalam samadhinya, tertarik dan perlahan-lahan memasuki sebuah dunia yang hening,
tak bergerak. Sunyi namun tidak menakutkan. Dan ketika dua suami isteri itu
memusatkan perhatian mereka pada sesuatu yang luhur, agung maka tampaklah sinar
terang yang memancar dari wajah keduanya. Dan begitu masing-masing berobah
bagai patung batu yang tidak bergerak-gerak maka masuklah mereka dalam alam
yang hening. Dan karena alam yang hening ini telah membawa mereka pada
penyatuan dengan yang bersih, agung, maka keduanya sudah melayang dalam sebuah
keindahan yang tak dapat dilukiskan.
*
* *
"Inikah tempatnya? Tidak salahkah kita?"
"Sst, perlahan-lahan, Hong-moi. Kita tidak salah tapi berhati-hatilah, jangan
bersuara keras-keras!"
Dua sosok bayangan, yang berhenti dan tertegun di Lembah Cemara tampak
mematung bisu. Mereka baru saja bercakap-cakap tapi segera berhenti, memandang
tempat itu dan bayangan di sebelah kiri, seorang wanita, terisak dan menggenggam
lengan si lelaki, bayangan satunya. Dan ketika mereka saling pandang karena di
tempat itu tak ada yang dicari, tak tampak bayangan seorang manusia atau pun
hewan-hewan salju maka si lelaki, seorang pemuda tampan yang gagah namun
bermuka muram melepaskan genggaman temannya, menarik napas.
"Kita tidak keliru, aku yakin benar. Tapi di mana mereka itu? Apakah sedang
turun gunung?"650
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kukira begitu. Dan mereka... ah, Lian Ing Nikouw dan Kiok Lan barangkali
mengetahui kedatangan kita, Bun Hwi. Lalu mereka sengaja tak mau menemui!"
"Hm, jangan berpraduga. Tak ada alasan bagi mereka untuk tidak mau bertemu,
Hong-moi. Kalau Kiok Lan tak mau pasti Lian Ing Nikouw mau, aku yakin!"
"Tapi tempat ini kosong, nikouw itu tak ada...."
"Benar, tapi belum tentu, Hong-moi. Lihat ada dua bayangan bergerak di sana!"
Bun Hwi, pemuda yang disebut tiba-tiba menoleh, menunjuk ke bawah dan
tampaklah dua bayangan terbang ke atas. Temannya tertegun tapi tiba-tiba berseri.
Dan ketika dia mengeluarkan seruan girang namun isaknya naik di kerongkongan
tiba-tiba dua bayangan yang bergerak di bawah itu telah naik dengan amat cepatnya,
bagai burung terbang saja.
"Kiok Lan...!"
"Suthai...!"
Dua bayangan itu terkejut. Dalam waktu yang amat singkat tahu-tahu mereka
telah berada di tempat ini, Lembah Cemara, melihat dua muda-mudi itu berkelebat ke
depan dan keluar dari balik sebuah batu besar. Dari bawah mereka tak kelihatan tapi
dari atas segera terlihat, muncul dan tentu saja dua orang yang baru datang ini
berhenti. Dan ketika mereka terbelalak sementara dua muda-mudi itu menghadang di
tengah tiba-tiba Lian Ing Nikouw, nikouw sakti yang ada di depan tertawa,
merangkapkan kedua tangannya.
"Aih, Bun-kongcu dan Can-siocia kiranya. Omitohud, kalian agaknya mencari
pinni, anak-anak. Selamat bertemu dan jumpa di Lembah Cemara!" nikouw itu
berseri-seri, merangkapkan kedua tangannya dan Bun Hwi serta Mei Hong, dua orang
yang sudah kita kenal itu tampak disambut hangat. Bun Hwi girang namun Mei Hong
tiba-tiba menangis. Dan ketika nikouw itu tertegun dan gadis ini meloncat ke depan
maka teman nikouw itu, yang bukan lain Kiok Lan si Dewi Kelabang Hitam adanya
ditegur dan dicengkeram lengannya.
"Kiok Lan, kau... kau ke mana saja? Kau bersama suthai ini? Ah, lama kami
mencari-carimu, Kiok Lan, berbulan-bulan. Aku dan Bun Hwi ingin membicarakan
sesuatu!"
"Kau... kau mau apa?" Kiok Lan, Dewi Kelabang Hitam ini menggigil, tiba-tiba
pucat mukanya. aku tak ada urusan dengan kalian. Pergilah!"
"Tidak!" Mei Hong tiba-tiba menangis. "Berbulan-bulan kami mencarimu, Kiok
Lan. Dan kini aku tak akan melepasmu lagi. Kami... kami belum menikah!"
"Apa?"
"Benar, kami... ah!" dan Mei Hong yang mengguguk mencengkeram gadis itu
tiba-tiba membuat Kiok Lan terhuyung, melepaskan dirinya. Untunglah, di saat
keadaan menjadi tak keruan karena Mei Hong menangis mengguncang-guncang
lawannya itu tiba-tiba Lian Ing Nikouw maju, mengebutkan jubahnya, menahan di
tengah.
"Omitohud, Kiok Lan telah menjadi murid pinni kembali, Mei Hong. Kalau ada
keperluan dengannya silahkan bicara dengan pinni (aku)."651
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kami... kami..." Mei Hong tersedu-sedu. "Aku dan Bun Hwi... ah, kau
tanyakan saja Bun Hwi, suthai. Berbulan-bulan kami mencari kalian tapi baru
sekarang ketemu. Aku dan dia, ah... kami... kami..." Mei Hong tak sanggup bicara,
memeluk dan menubruk nikouw itu dan tiba-tiba Bun Hwi yang maju. Dan ketika di
sana Kiok Lan terbelalak tapi akhirnya memejamkan mata dan tampak betapa dengan
susah payah Dewi Kelabang Hitam itu menahan dirinya maka Bun Hwi berkata,
gemetar.
"Suthai, sebaiknya biarkan kami bicara bertiga. Aku dan Mei Hong, eh... aku
dan Kiok Lan ada keperluan penting!"
"Hm, keperluan apakah?"
"Kami, hm... kami..." Bun Hwi juga tiba-tiba tak dapat bicara, menelan ludah
dan tampak betapa beratnya pemuda itu melanjutkan kata-katanya, mau bicara
banyak tapi tak bisa. Dan ketika mukanya berobah merah sementara Kiok Lan di sana
tiba-tiba terisak dan menangis tersedu mendadak gadis itu memutar tubuhnya dan
berkelebat pergi.
"Mei Hong, Bun Hwi... segala urusanku dapat kalian bicarakan dengan Lian Ing
suthai. Bicaralah, dan biar aku pergi...!"
"Tidak!" Mei Hong tiba-tiba menjerit, "Tunggu, Kiok Lan. Aku mau bicara...!"
dan ketika gadis itu melepaskan Lian Ing Nikouw dan berkelebat mengejar Dewi
Kelabang Hitam ini maka Mei Hong sudah berjungkir balik dan melayang turun di
depan bekas lawannya itu. "Kiok Lan, aku... aku sudah mendengar perobahan
watakmu setelah kau dekat dengan Lian Ing Nikouw. Dan ketahuilah, kami belum
menikah karena ingin bicara denganmu!"
Kiok Lan terkejut. "Kau mau bicara apa?"
"Hm!" Lian Ing Nikouw berkelebat, tiba-tiba kembali berada di tengah. "Kiok
Lan baru saja memperbaiki wataknya, Mei Hong. Jangan ajak dia berkelahi dan
membangkitkan keberingasannya. Pinni tak suka!"
"Tidak... tidak...!" Mei Hong menagis. "Aku bukan mau mengajaknya berkelahi,
suthai. Melainkan... melainkan, ah... ingin mengajaknya berkumpul bersama Bun
Hwi!"
"Apa?" dua seruan kaget itu meluncur berbareng, dari mulut nikouw ini dan
Kiok Lan. "Apa katamu, Mei Hong? Apa maksudmu?"
"Kami... kami..." Mei Hong tercekik. "Aku dan Bun Hwi... ah, kami belum
dapat menikah kalau Kiok Lan tak bersama kami, suthai. Maksudku... maksudku...
aku ingin Kiok Lan menjadi isteri Bun Hwi pula...!"
"Omitohud!"
"Ahh...!" dan dua seruan yang kembali meluncur berbareng dari dua mulut itu
mengejutkan Mei Hong dan Bun Hwi yang melihat Kiok Lan tiba-tiba roboh,
terhuyung dan jatuh ke dalam pelukan Lian Ing Nikouw dan menjeritlah Dewi
Kelabang Hitam itu oleh tangis yang menyayat. Entah bagaimana tiba-tiba terdengar
lengking yang mendirikan bulu roma, Kiok Lan atau bekas Dewi Kelabang Hitam itu
mengeluarkan keluhan atau lengking yang aneh. Dan ketika Mei Hong dan Bun Hwi652
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
terkejut oleh seruan ini tiba-tiba Kiok Lan merenggut lepas dirinya dan membentak
Mei Hong, kegarangannya tiba-tiba muncul, beringas.
"Bocah she Can, apa maksudmu ini? Kau mau main-main dan menghina aku
apalagi?"
"Tidak... bukan..." Mei Hong menangis. "Kami... aku... ah, aku tak bermaksud
menghina atau mempermainkanmu, Kiok Lan. Aku tak berniat memusuhimu lagi.
Aku telah bicara kepada Bun Hwi bahwa aku mau menikah dengannya asal kau turut
bersamaku pula!"
"Apa?"
"Benar, Bun Hwi... Bun Hwi... ah, aku telah minta padanya agar mengawinimu
sekalian, Kiok Lan. Bahwa kita bertiga berkumpul bersama dan tidak bermusuhan
lagi. Aku menghendaki Bun Hwi mengawini kita berdua, sekaligus!"
"Ooh !" dan Kiok Lan yang pucat mendengar ini tiba-tiba mengeluh dan hilang
keberingasannya, tidak menyangka bahwa Mei Hong memiliki niat macam begitu.
Bun Hwi menjadi milik mereka berdua! Dan karena Kiok Lan memang tidak mengira
dan tentu saja terpukul, melihat betapa jauh bedanya antara dia dan Mei Hong maka
gadis ini terhuyung dan tiba-tiba menutupi mukanya, tersedu. Melihat betapa Mei
Hong benar-benar tidak tinggi ke-aku-annya. Mampu mengalahkan diri sendiri untuk
kebahagiaan orang lain. Oh, betapa mulianya! Dan ketika gadis itu malah mengguguk
dan tersedu-sedu maka Lian Ing Nikouw maju merangkapkan tangan melontar pujian.
"Omitohud! Sungguh mengejutkan niatmu ini, Mei Hong. Sungguh mulia dan
luhur. Sayang, Kiok Lan mungkin tak dapat memenuhinya!"
"Apa maksud suthai?" Mei Hong tertegun.
"Hm, terlambat, Mei Hong. Dan ini yang barangkali dinamakan garis nasib!"
"Maksud suthai?" Mei Hong semakin gemetar.
"Dia tak dapat menerima kebaikanmu. Dia telah menjalani kehidupan seperti
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pinni."
Mei Hong tak mengerti, pucat.
"Kau ingin tahu?"
Gadis ini mengangguk.
"Lihatlah," Lian Ing Nikouw tiba-tiba menyambar tutup kepala Kiok Lan, yang
masih menangis tersedu-sedu. "Inilah penyebabnya, Mei Hong. Dan inilah yang pinni
maksud!" dan begitu tutup kepala dibuka dan tampak apa yang terjadi tiba-tiba Mei
Hong menjerit kaget, terhuyung dan terbelalak lebar karena kepala Kiok Lan gundul.
Dewi Kelabang Hitam itu kiranya telah mencukur habis rambutnya sendiri, yang dulu
hitam dan lebat. Maka begitu melihat ini dan tahu apa artinya itu, bahwa Kiok Lan
telah menjalani kehidupan sebagai nikouw, pendeta wanita mendadak Mei Hong
menangis dan mengguguk menubruk bekas lawannya itu.653
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Oh, tidak... tidak! Aku tak percaya ini, Kiok Lan. Aku tak percaya. Kau
berpura-pura dan sengaja menipu aku. Kau dan Lian Ing Nikouw mempermainkan
aku!"
"Omitohud!" nikouw itu berseru. "Tak ada yang mempermainkanmu, Mei
Hong. Tak ada yang menipu dirimu. Apa yang kau lihat ini adalah sebuah kenyataan.
Kiok Lan telah menanggalkan kehidupan lamanya untuk memulai kehidupan baru!"
"Tapi... tapi......"
"Tak ada tapi, anak baik. Kiok Lan telah mengganti namanya dengan Ji Lan
Nikouw dan itulah kini orang yang kau hadapi!"
"Ooh....!" dan Mei Hong yang menangis serta hampir tak percaya tiba-tiba
melihat Kiok Lan roboh, mengeluarkan satu keluhan pendek dan tergulinglah bekas
Dewi Kelabang Hitam itu di pelukan Mei Hong. Kiok Lan sendiri rupanya tak uat
dan akhirnya pingsan, terlampau berat pukulan itu. Penawaran manis itu datang di
saat dia menjadi nikouw. Terlambat! Dan ketika gadis itu pingsan sementara Mei
Hong sendiri menjerit dan menyambar tubuhnya, menciumi, maka di saa Bun Hwi
tertegun dan bengong seolah sedang bermimpi.
"Berikan kepada pinni," Lian Ing Nikouw berkata, lembut. "Biarkan pinni
merawatnya, Mei Hong. Dan sebaiknya kalian pergi."
"Tidak," Mei Hong berguncang-guncang. "Aku masih penasaran, suthai. Aku
masih tak percaya!"
"Hm, jangan merusak kehidupan ini, anak baik. Kiok Lan telah memilih
kehidupannya yang baru dan jangan mengganggu. Biarlah pinni sadarkan dia dan
mudah-mudahan badai yang hebat ini tak merusak jiwanya." nikouw itu menotok dua
jalan darah di pundak, mengurut tengkuk dan akhirnya sadarlah bekas Dewi
Kelabang Hitam itu. Tapi begitu dia sadar dan melihat Mei Hong tiba-tiba Kiok Lan
mengguguk dan menubruk gurunya itu, meremas-remas bahunya.
"Ooh, kau bunuhlah aku, suthai. Kau bunuhlah aku! Aku tak ingin hidup. Aku
ingin mati...!"
"Omitohud," sang nikouw berseru tenang. "Badai datang menghantammu, Ji
Lan Nikouw. Tapi ingatlah, badai ini dapat kau tahan asal kau ingat bahwa kau
adalah Ji Lan Nikouw!"
"Aku... aku tak dapat!" dan ketika gadis itu mengguguk dan tersedu-sedu di
pelukan gurunya maka Kiok Lan atau bekas Dewi Kelabang Hitam ini menjerit-jerit,
masih terpukul dan belum dapat menerima semuanya itu. Maklumlah, kedatangan
dan niat Mei Hong memang sungguh tidak disangka. Sebenarnya cintanya terhadap
Bun Hwi tak pernah padam namun kini dia terlanjur menjadi nikouw. Tak mungkin
kepala yang gundul tiba-tiba tumbuh rambutnya kembali, dalam sekejap. Maka
begitu dia menangis lagi dan gurunya membiarkan semua itu, rupanya bermaksud
membiarkan gadis ini melampiaskan tangisnya maka Kiok Lan terguling dan roboh
lagi, pingsan.
"Omitohud, benar-benar berat. Sungguh berat...!" sang nikouw menolong
muridnya lagi, tahu apa yang terjadi dan merasakan hebatnya pukulan yang diderita
muridnya itu. Maka ketika dia mengurut-urut tengkuk muridnya dan perlahan namun654
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
lembut dia menyusupkan hawa sinkang ke tubuh muridnya ini maka Kiok Lan sadar
dengan perasaan sedikit berbeda, mendengar suara gurunya yang lembut dan penuh
cinta kasih.
"Ji Lan Nikouw, sadarlah. Pinni tak menyeret atau membujukmu untuk menjadi
nikouw. Kau sendirilah yang menginginkan ini. Nah, sadar dan ingatlah baik-baik,
anak baik. Hidup untuk Tuhan memang sungguh berat!"
Kiok Lan tersedu. Jari sang guru yang masih menyusupkan getaran sinkang
secara lembut membuat dia terguncang-guncang. Suara dan kasih gurunya ini tak
kalah hebat mengimbangi datangnya badai itu, berperang namun akhirnya kata-kata
gurunya menang. Memang benar, dialah yang minta digunduli rambutnya. Dialah
yang minta agar dicukur gundul sebagai nikouw, bukan atas bujukan atau tipuan
gurunya. Maka begitu gurunya berkata lembut dan semua kata-kata itu dibarengi
dengan getaran sinkang dan kasih sayang tiba-tiba gadis ini bangkit berdiri dan
menggigit bibirnya, memejamkan mata.
"Suthai, aku sadar. Aku... aku tahu. Benar, aku adalah Ji Lan Nikouw, suthai.
Tak selayaknya kalau aku mengingkari sumpahku sendiri. Baiklah, kau benar, suthai.
Ini semua adalah kesalahanku!" dan ketika Kiok Lan atau Ji Lan Nikouw itu
mengangguk sambil menarik napas panjang maka tampak perobahan di sinar
matanya, apalagi ketika Lian Ing Nikouw memuji nama Buddha, berseru lirih.
"Omitohud, syukur kalau begitu, Ji Lan Nikouw. Pinni merasa gembira!" dan
memegang lengan muridnya mengajak sembahyang tiba-tiba nikouw sakti ini telah
berdoa, berkemak-kemik dan doa atau getaran suara lembut berdengung perlahan.
Mei Hong yang terbelalak melihat semuanya itu melihat betapa Ji Lan Nikouw atau
bekas Dewi Kelabang Hitam ini memejamkan mata, berkemak-kemik dan ikut berdoa
pula. Dan ketika getaran-getaran suara lembut itu disusul nyanyian atau semacam
lagu doa maka aneh bin ajaib Kiok Lan atau Ji Lan Nikouw ini telah berhasil
menguasai dirinya.
"Omitohud, cukup, suthai. Sekarang kita hadapi dua anak muda ini!"
Mei Hong bengong. Luar biasa dan sungguh mentakjubkan maka gadis ini
melihat perobahan besar-besaran di wajah Ji Lan Nikouw itu. Kiok Lan atau bekas
Dewi Kelabang Hitam ini memandangnya tenang, lembut namun kokoh dan kuat, tak
bergeming. Tak terpengaruh lagi oleh segala perasaan yang tadi mengaduk-aduknya.
Badai itu rupanya benar-benar telah lewat, berhasil diatasi oleh nikouw muda ini!
Dan ketika Mei Hong bengong dan takjub, hampir tak percaya maka Ji Lan Nikouw
itu berkata padanya.
"Mei Hong, sekarang kau lihat lagi bahwa pinni adalah seorang nikouw. Dan tak
mungkin seorang nikouw kawin. Pergi dan pulanglah bersama pilihanmu, Mei Hong.
Pinni turut mendoakan dari jauh. Kalian pasti bahagia!"
Mei Hong terbuka mulutnya. "Kau.... kau tak berpura-pura?"
"Pinni seorang pendeta, Mei Hong. Tak boleh berpura-pura atau bohong. Kau
pulanglah, kembali bersama calon suamimu!"
"Ooh...!" dan Mei Hong yang terhuyung mendengar semuanya ini tiba-tiba
menutupi mukanya dan menangis, tersedu dan terdengarlah di sana suara pujian dari655
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Lian Ing Nikouw, sang nikouw sakti. Dan ketika Mei Hong mengguguk dan
membalikkan tubuhnya, menubruk Bun Hwi maka Kiok Lan atau Ji Lan Nikouw itu
memutar tubuhnya dan melangkah pergi, bersenandung dengan doa-doa yang
membuat Mei Hong terpukul-pukul.
"Oh, tidak.... tidak, Bun Hwi. Tidak....!"
Bun Hwi mendekap kekasihnya. Hampir tak percaya seperti Mei Hong pula ia
melihat semuanya itu, pancaran cahaya dan sikap yang tenang dari Kiok Lan, bekas
Dewi Kelabang Hitam yang dulu ganas dan kejam itu, yang tak segan-segan
membunuh orang seperti membunuh ayam! Namun ketika Ji Lan Nikouw atau gadis
yang sudah menjadi nikouw itu melangkah pergi dan menyenandungkan lagu-lagu
doa sambil menghitung biji tasbeh maka Lian Ing Nikouw tersenyum dan berseri
mengebutkan lengan bajunya.
"Bun-kongcu, semuanya sudah selesai. Pergilah...!"
Bun Hwi sadar. Memang tak ada lagi yang perlu dibicarakan setelah Kiok Lan
atau bekas Dewi Kelabang Hitam itu menjadi nikouw. Perobahan yang cepat dan
tidak diduga ini sungguh mengejutkan. Namun ketika Mei Hong berteriak dan
mengejar Ji Lan Nikouw tiba-tiba Lian Ing Nikouw berkelebat dan merentangkan
tangannya.
"Mei Hong, jangan ganggu ketenangan muridku!"
"Tidak... tidak...!" Mei Hong menjerit. "Aku akan bertanya padanya sekali lagi,
suthai. Dan kalau perlu aku juga mengikuti jejaknya!"
"Omitohud, menjadi nikouw tak boleh karena putus asa atau nekat, Mei Hong.
Memenuhi panggilan Tuhan haruslah berjalan wajar dan bukan mata gelap. Kau tak
berbakat menjadi nikouw. Kau digariskan untuk menjadi isteri seorang laki-laki!
"Tidak... tidak...!" namun ketika gadis ini masih berteriak-teriak dan Lian Ing
Nikouw menghalang di depan tiba-tiba nikouw itu memberi isyarat pada Bun Hwi
ketika jari tangannya menotok pundak Mei Hong, roboh dan gadis itupun pingsan
disambar Bun Hwi. Bun Hwi telah mengerti gerakan ini dan paham akan isyarat itu.
Maka begitu kekasihnya mau menjadi histeris sementara Kiok Lan atau Ji Lan
Nikouw itu menuruni gunung dengan doa-doa yang semakin nyaring bergetar maka
Bun Hwi menggigil menangkap kekasihnya ini.
"Suthai, kau benar. Aku harus pergi!"
"Ya, dan bawalah calon isterimu ini, pangeran. Semua orang memiliki garis
nasib sendiri-sendiri!"
"Tapi bolehkah aku bicara sebentar dengan muridmu?"
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Aku... aku ingin dia merestui pernikahanku, suthai. Menjadi pendeta pertama
yang memberkati kami di istana!"
"Akan kusampaikan, kau pergilah!" dan begitu nikouw sakti ini mengangguk
dan berkelebat menyusul muridnya maka di sana Bun Hwi menjublak namun
mengerti, gemetaran hebat dan tiba-tiba pemuda itu menangis, memejamkan mata656
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
dan naiklah sedu-sedannya yang tak dapat ditahan lagi. Dia mendengar isak dan
tangis di bawah gunung. Kiok Lan atau Ji Lan Nikouw itu telah mendengar
permintaannya, diremas dan bergeraklah nikouw muda itu dengan isak yang ditahan
tahan, tak kuat dan keluar juga akhirnya tangis yang menggigit-gigit. Namun ketika
gurunya berkelebat dan Kiok Lan atau Ji Lan Nikouw ini digandeng gurunya maka
doa yang lebih nyaring meluncur dari mulut nikouw sakti ini.
"Ji Lan, kita ke puncak Dewa-Dewi. Mari ke sana dan teguhkan hati!" dan
ketika nikouw ini bergerak dan menyendal lengan muridnya maka Lian Ing Nikouw
itupun lenyap bersama muridnya, meninggalkan Bun Hwi yang masih diremas-remas
perasaannya. Pemuda ini jatuh terduduk dan tak kuat juga, bersedu-sedan. Namun
begitu teringat Mei Hong dan permintaannya sudah disanggupi Lian Ing Nikouw
maka pemuda inipun bangkit terhuyung, nanar memandang ke bawah gunung namun
tak ada siapa-siapa lagi di sana. Lian Ing Nikouw bersama muridnya telah pergi.
Maka begitu menggigit bibir dan menguatkan hati pemuda inipun terseok memanggul
kekasihnya, meninggalkan Lembah Cemara dan mula-mula masih tersaruk-saruk.
Tapi begitu perasaannya semakin dikeraskan dan Bun Hwi mengeluarkan
kepandaiannya tiba-tiba.... wut, pemuda itupun lenyap turun gunung. Dan ketika
bagai iblis atau siluman saja dia sudah beterbangan dan melampaui pohon-pohon
yang tinggi atau tempat-tempat yang terjal maka puncak Himalaya itupun akhirnya
sunyi kembali.
? O ?
Tak ada yang istimewa. Hari itu, setelah dua bulan menemui Lian Ing Nikouw
dan Kiok Lan pemuda ini meresmikan pernikahannya dengan Mei Hong. Kiok Lan
atau Ji Lan Nikouw menepati janji, datang dan memberkati perkawinan itu sebagai
pendeta yang ditunjuk, sebuah peristiwa yang tentu saja mencengangkan banyak
orang, heran, bahkan cukup menggemparkan. Tapi ketika semuanya usai dan Mei
Hong masih terisak-isak dan menangis di kamarnya maka Bun Hwi terduduk dan
termangu-mangu, menarik napas dan memandangi satu per satu semua hadiah yang
diberikan para tamu, termasuk tiga pasangan muda dari Magada, Cien Hong dan
kakaknya serta Hangga, putera pendekar sakti Handewa itu.
"Kau hampir saja terlambat," Cien Hong menegur Bun Hwi. "Kenapa tidak
bersama-sama kami, Bun Hwi? Kenapa kau menghilang sekian lama? Ah, kami
khawatir. Tadinya kami sangka kau cekcok hebat dengan Mei Hong!"
"Tidak," Bun Hwi teringat percakapannya tadi. "Kami mencari Kiok Lan, Cien
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hong. Dan... yakh, beginilah akhirnya."
Cien Hong mengangguk-angguk. "Kami sudah mendengar. Dan kami kagum
akan mulianya watak isterimu. Ah, sudahlah, Bun Hwi. Aku tak dapat berkata apa
apa kecuali selamat dan bahagia untuk perkawinanmu!"
"Ya, dan aku juga, Bun Hwi. Kami ikut berbahagia!" Hang Cien menyambung,
diikuti Hangga dan akhirnya Bun Hwi tersipu menerima semuanya itu, minta maaf
bahwa dulu dia justeru tak dapat menghadiri pernikahan sahabat-sahabatnya,
bertanya di mana isteri-isteri mereka, Han Li dan Hu Lan serta Siu Lan. Dan ketika
semuanya menjawab bahwa isteri mereka bersama Mei Hong maka Bun Hwi657
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
mengerutkan kening dan malam itu sudah berduaan di kamar bersama Mei Hong,
yang kini telah menjadi isterinya.
"Sudahlah," pemuda ini menghibur. "Semuanya telah berlalu, Hong-moi. Dan
tak perlu disesali lagi. Kiok Lan telah menempuh jalan hidupnya sendiri, dan kita
menempuh jalan hidup kita sendiri."
"Aku tahu," Mei Hong menangis. "Tapi aku tak dapat melupakan Kiok Lan,
Bun Hwi. Dan pemberkatannya tadi, ah... serasa menusuk-nusuk jantungku!"
"Sudahlah," Bun Hwi sekali lagi berkata. "Dia sudah kembali, Hong-moi. Dan
Lian Ing Nikouw pun juga telah kembali. Semua sahabat kita juga telah pulang. Guna
apa menangis lagi? Aku mau membicarakan sesuatu."
Mei Hong menoleh. "Kau mau bicara apa?" gadis ini tertegun. "Tentang dia...?"
"Bukan," Bun Hwi menarik dekat kursinya. "Yang lain, Hong-moi. Yang lebih
penting!"
Mei Hong terbelalak. Mendengar dan melihat sikap Bun Hwi yang tiba-tiba
begitu serius mendadak gadis ini menghentikan tangisnya. Bun Hwi sudah mendekat
dan memegang lengannya. Dan ketika dua pasang mata beradu dan Bun Hwi
menatapnya lembut tiba-tiba Mei Hong menunduk dan mendapat sebuah ciuman
lembut.
"Hong-moi, ada sesuatu yang lebih serius yang ingin kubicarakan denganmu
ketimbang Kiok Lan. Kau tadi telah bertemu dan bercakap-cakap dengan Han Li dan
lain-lain, bukan?"
"Benar."
"Apa yang mereka bicarakan?"
Wajah yang cantik itu mendadak memerah.
"Hm, aku tahu. Tentang malam pertama, bukan? Tentang maksud baik mereka
agar kita mempersembahkan malam pertama kita untuk orang lain?"
"Bagaimana kau tahu?" mata yang indah itu terbelalak.
"Hm, dari mana aku tahu tak usah kau tahu, Hong-moi," Bun Hwi tersenyum.
"Yang jelas tentu benar dan justeru untuk ini aku ingin bicara!"
Mei Hong terkejut. Bun Hwi meraih dan menciumnya lagi, lembut dan mesra.
Dan ketika gadis itu terisak dan mengangguk maka Bun Hwi melepaskan pelukannya
dan bertanya, "Bagaimana menurut pendapatmu?"
"Itu sesuatu yang luhur...."
"Benar, luhur dan mulia, Hong-moi. Dan aku pribadi sebenarnya sudah tahu
sejak dulu!"
"Maksudmu?"
"Aku sepaham dan ingin mencontoh jejak keluarga Han ini. Tapi bukan untuk
orang lain atau arwah leluhur!"658
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ah!" Mei Hong terkejut. "Apa maksudmu, Bun Hwi? Bagaimana ini?"
"Kau mendekatlah," Bun Hwi meraih pinggang isterinya lagi. "Dan jangan
panggil aku begitu saja, moi-moi. Kita sekarang sudah berumah tangga dan aku ingin
mendengar sebutanmu yang manis!"
Mei Hong memerah. Tiba-tiba tanpa dapat dicegah lagi dia tersipu malu,
semburat dan mengeluh. Dan ketika Bun Hwi menegur agar dia tidak memanggil
nama suaminya itu begitu saja maka gadis ini terisak.
"Aku.... aku.... ah, maafkan aku, Bun-ko. Aku lupa!"
"Hm, kurang manis!" Bun Hwi menggoda. "Kau harus menyebutku kanda, moi
moi. Jangan buat aku iri kepada Han Li dan lain-lain yang menyebut suami mereka
dengan kanda!"
"Ih!" dan Mei Hong yang tenggelam dan menyembunyikan kepala di dada
suaminya lalu berbisik lembut menyebut "ko-ko", sama seperti Han Li dan lain-lain
yang memanggil suami mereka dengan ko-ko (kanda). Dan ketika Bun Hwi tertawa
namun sang isteri mencubit maka Mei Hong bertanya bagaimana dengan
pembicaraan semula.
"Kau jangan menggoda saja. Jangan buat aku malu dan ceritakan apa maksudmu
tadi!"
"Hm, aku lupa," Bun Hwi tiba-tiba sadar, serius sikapnya. "Aku tak akan
menggodamu lagi, moi-moi. Dan ingin kuterangkan padamu apa yang sebenarnya
kuinginkan!"
"Ya, ceritakanlah."
"Kau tak mau kalah dengan keluarga Han dan lain-lain, bukan?"
"Apa maksudmu?"
"Sudahlah, dalam hal malam pertama kau tak ingin kalah dengan mereka,
bukan? Bahwa kau juga ingin mencontoh kebiasaan keluarga itu dalam malam
pertama kita?"
"Terserah padamu, Bun-ko. Aku hanya pihak perempuan."
"Ah, jangan begitu, Hong-moi. Rumah tangga ini kita bangun bersama, bukan
aku sendiri!"
"Baiklah, kau ingin tahu jawabanku? Memang benar, aku ingin mengikuti jejak
Han-locianpwe itu!"
"Dan untuk siapa kau persembahkan?"
Gadis ini tertegun. "Aku... aku belum tahu, koko. Tapi, ah... tentu untuk orang
yang kucintai!"
"Dan kau tentu akan mempergunakannya untuk Kiok Lan," Bun Hwi bersinar
sinar, tajam memandang isterinya. "Tentu kau punya maksud begitu, moi-moi. Dan
coba jawab betul ataukah tidak dugaanku ini!"659
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Betul," Mei Hong tertegun lagi. "Kau sudah tahu! Tapi apakah kau tidak
setuju? Suara dan sinar matamu menunjukkan itu!"
"Hm, benar," Bun Hwi menggeleng dan mengangguk tegas. "Malam pertama
kita bukan untuk Kiok Lan atau orang lain, Hong-moi. Melainkan untuk yang paling
tinggi!"
"Maksudmu?" gadis ini terkejut. "Untuk siapa?"
"Dengarlah," Bun Hwi bersungguh-sungguh. "Kiok Lan telah mendapatkannya
dari Siu Lan, Hong-moi. Dan Han Li serta suaminya telah mempersembahkan malam
pertama mereka untuk arwah leluhur. Aku ingin yang lebih tinggi lagi, bahkan lebih
tinggi dari Hangga maupun isterinya!"
Mei Hong terkejut. Dia memang telah mendengar semuanya itu, peristiwa "aneh
dan langka" yang telah dilakukan tiga pasang sahabatnya dari Magada. Siu Lan dan
suaminya mempersembahkan malam pertama mereka untuk Kiok Lan sementara Han
Li dan Hang Cien memberikan malam pertamanya untuk mendiang ibunya. Semua
untuk orang-orang yang mereka cintai kecuali Hangga dan isterinya, yang
mempersembahkan malam pertamanya untuk Negara. Bukan main, satu peristiwa
langka yang benar-benar jarang terjadi. Maka ketika suaminya bicara seperti itu dan
katanya masih ada yang "lebih tinggi" di mana kepada yang lebih tinggi inilah Bun
Hwi hendak memberikan malam pertamanya maka gadis atau wanita muda ini
tertegun.
"Koko, aku masih tak jelas. Coba kau ceritakan apa yang sebenarnya ingin kau
lakukan ini."
"Hm, prinsipnya sama dengan tradisi keluarga Han, moi-moi. Tapi obyek yang
Pendekar Naga Putih 04 Partai Rimbah Vertical Run Karya Joseph R Garber Dewa Arak 35 Kemelut Rimba Hijau
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama