Ceritasilat Novel Online

Dewi Kelabang Hitam 2

Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 2

memberi tahu itu pada empat pembantunya. Dia tak dapat bekerja tanpa pembantu
pembantu dekatnya ini. Dan begitu empat pembantunya tahu dengan mendadak

mereka marah dan menggebrak meja.

"Jahanam Hong-kongcu itu. Memangnya siapa dia hingga berani menekan kita?

Tidak, aku tak setuju, ciangkun, Lebih baik kita tangkap dan tolak ajakan itu. Kita

bunuh dia!"

"Benar, aku tak setuju, ciangkun. Kita tunggu dia tiga hari dan setelah itu kita

sergap!"

"Hm...!" Sun-ciangkun memperingatkan. "Kalian jangan bertindak bodoh,

kapten Kwee. Bukankah semua tahu bahwa Hong-kongcu itu tak dapat dibunuh?

Siapa di antara kita yang tidak tahu ilmunya Merekat Tulang Menyambung Nyawa

itu? Dan sekali kita melawan tentu celaka bagiannya. Tidak, aku tidak mengharap ini,

aku tak menginginkan kalian terbunuh!"

"Lalu apa yang kita lakukan?"

"Inilah yang ingin kurundingkan. Apa kira-kira yang bisa kalian lakukan untuk

melawan pemuda itu?"41

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Bagaimana kalau kita lapor ke kota raja?"

"Mungkinkah itu?"

"Tentu mungkin. Aku dapat melakukan itu, ciangkun. Aku dapat pergi diam
diam atau ditemani seorang di antara kita!"

Sun-ciangkun berpikir serius. Dia memandang pembantunya ini, kapten Kwee,

seorang kapten yang masih muda tapi berani, gagah dan biasanya dapat diandalkan

untuk ke sana ke mari. Melakukan pekerjaan berbahaya umpamanya. Dan ketika dia

mengangguk namun memandang tiga pembantunya yang lain panglima ini bertanya,

"Bagaimana pendapat kalian? Setujukah dengan apa yang diusulkan Kwee-ciangbu

(kapten Kwee) ini?"

"Aku setuju," pembantunya yang lain, mayor Peng mengangguk. "Aku dapat

menerimanya, ciangkun. Dan kalau perlu aku dapat menyertainya pula ke kota raja."

"Baiklah, kalian laporkan ini pada Hu-taijin. Katakan apa yang terjadi dan boleh

kalian berangkat."

"Siap!" dua orang itu berdiri, membungkuk dan hari itu juga mereka

menyelinap. Dengan dua ekor kuda mereka diam-diam keluar dari tempat itu, menuju

ke timur. Sun-ciangkun dan yang lain berdebar menyalami dua perwira ini, Tapi

ketika empat jam kemudian Kwee-ciangbu dan temannya berangkat ke kota raja

mendadak sore itu, di saat panglima ini duduk tak enak berdiripun tak tenang tahu
tahu seorang di antara mereka kembali membawa mayat temannya yang mandi darah,

Kwee-ciangbu tewas!

"Ciangkun, kami gagal. Dua pemuda itu mencegat perjalanan kami. Aku... aku...

augh!" mayor Peng mengeluh, terjungkal dari atas kudanya dan diapun luka-luka.

Sun-ciangkun kaget dan dua pembantunya yang lain pucat. Dan ketika mereka

menolong dan mayor ini menceritakan dengan tersendat-sendat maka Sun-ciangkun

terkesiap dan sebuah surat diberikan mayor itu untuknya. Isinya berupa ancaman dua

pemuda itu bahwa mereka telah mengetahui rencana ini, bahwa kapten Kwee

dibunuh karena dialah si pencetus ide. Kapten inilah yang mengajak Sun-ciangkun

melapor sepak terjang mereka. Kini dua pemuda itu menghukum Kwee-ciangbu dan

Sun-ciangkun pun tertegun. Dan ketika mayor Peng tergagap dan menuding-nuding

tak keruan tiba-tiba mayor Pang pun roboh dia tewas tak lama kemudian, sebuah

senjata rahasia menancap di punggung, amgi (senjata gelap) yang mengandung

racun!

"Ah, bagaimana sekarang?" panglima itu pucat. "Kita gagal, Tiong Ho. Aku tak

menghendaki korban lagi!"

Tiong Ho, bawahan panglima ini menjura. Bersama temannya yang masih hidup

tiba-tiba mereka bungkam. Kematian Kwee-ciangbu dan mayor Pang sudah cukup

merupakan bukti bahwa memang dua pemuda itu memang tak boleh di buat main
main. Rupanya mereka berada di ujung jalan dan mencegat siapapun. Dan ketika

panglima itu tak dapat berbuat apa-apa dan dua pembantunya yang masih hidup juga

tak mampu bertindak lebih jauh, maka malam harinya seorang anak panglima ini

hilang dan keesokannya isterinyapun lenyap tak diketahui.

"Ah, ini perbuatan dua pemuda itu. Kita diancam!"42

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Sun-ciangbun gemetar. Kalau dia belum mengenal kelihaian putera Hong Beng

Lama itu barangkali dia akan melawan. Mungkin dia akan mengerahkan segenap

pasukannya membunuh pemuda itu. Tapi karena dia tahu betul kelihaian pemuda ini

dan tiga hari kemudian pemuda itu datang lagi dengan anak isterinya maka Hong

Lam menyeringai menegur dingin.

"Sudah kau dapat keputusannya, ciangkun? Atau belum? Aku mengantar anak

isterimu, mereka kelelahan. Barangkali kau dapat menghibur atau bahkan

mencelakannya kalau salah bicara!"

"Iblis!" Panglima ini nyaris menyerang. Dia terbelalak melihat anak isterinya

itu, melihat pula sinar mata Hong Lam yang memang keji. Pemuda itu tak akan main
main dengannya kalau dia menolak, panglima ini menggigil dan terpaksa menyerah.

Dan ketika anak isterinya diserahkan dan Hong Lam serta temannya tersenyum lebar

maka panglima ini mengangguk.

"Aku menerima, kongcu. Dan sekarang katakan apa yang harus kulakukan untuk

memenuhi semua permintaanmu.

"Bagus, gampang saja. Katakan pada pasukanmu bahwa mulai hari ini kalian tak

tunduk lagi kepada kaisar. Aku akan menyergap pengawal pembawa perbekalan dan

membunuh mereka. Biarkan pasukanmu kelaparan dan seminggu kemudian aku

datang menolong kalian, memberi ransum!"

Sun-ciangkun tak dapat membantah. Dia laksanakan perintah ini, pasukannya

ribut dan banyak di antara mereka tak percaya. Sun-ciangkun mengatakan bahwa

mereka ditelantarkan, bahwa istana sekarang tak menghiraukan mereka yang jauh

dari kota raja. Dan ketika benar saja kiriman perbekalan tak dikirim lagi untuk

mereka dan seminggu pasukan panglima ini kelaparan maka "dewa penolong" datang

berupa Hong Lam dan beberapa ratus pasukan Tibet yang entah didapat dari mana,

pasukan yang nampak liar namun garang-garang, datang dengan berlusin-lusin pedati

yang memuat bahan makanan.

"Ciangkun, aku menolong pasukanmu. Kudengar kalian tak dihiraukan istana,

kelaparan. Kami pasukan Tibet terketuk hatinya untuk membantu. Terimalah!"

Seribu orang itu tertegun. Mereka tak menyangka tipu muslihat itu, tentu saja

gembira dan menyambut pasukan Hong Lam dengan penuh persaudaraan. Sekejap

dan bagai semut mengerumuni gula pasukan Sun-ciangkun ini menerima bahan

makanan itu, menurunkannya dan bersorak mengucap terima kasih. Apa yang

dilakukan Hong Lam ini tepat sekali. Mereka nyaris mengamuk dan memaki-maki

istana. Hong Lam tersenyum dan pasukan Tibet pun berbaur dengan pasukan Sun
ciangkun itu. Taktik Hong Lam berhasil. Dan ketika minggu demi minggu pemuda

ini selalu mencegat pasukan perbekalan deri kota raja dan membunuhi mereka untuk

akhirnya membantu pasukan panglima Sun maka pemuda itu disanjung tinggi dan

mendapat kehormatan dari pasukan panglima itu.

"Hong-kongcu sungguh pemurah. Hidup Hong-kongcu, selamat dan sukses

selalu menyertainya...."

Pekik dan pujian macam ini berulang ratusan kali. Pasukan Sun-ciangkun

memang amat berterima kasih kepada pemuda itu. Mereka seakan diberi hidup baru

dan disambung nyawanya dari mati kelaparan, tak aneh kalau pemuda itu malah43

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

mendapat penghormatan berlebihan dari pasukan Sun-ciangkun. Dan ketika Hong

Lam mengajak agar pasukan itu bergabung dengan pasukannya yang terdiri dari lima

ratus orang maka semuanya menyambut kecuali Sun-ciangkun dan dua pembantunya

tentu saja.

"Kita harus memperkuat diri. Sekarang ayo kita bergabung."

"Apa yang hendak kongcu lakukan lagi?"

"Ha-ha, menyerang kota raja, ciangkun. Kita sekarang harus membuat

kekacauan di tapal batas!"

Sun-ciangkun terkejut. "Menyerang kota raja?"

"Ya, tapi sebelumnya buat dulu keributan di tapal batas, ciangkun. Lalu

perlahan-lahan tetapi pasti kita masuk ke dalam dan kian ke dalam!"

Hong Lam lalu menceritakan rencananya. Pemuda ini membuat strategi jangka

panjang, bahwa sasaran utama adalah kota raja, pusat pemerintahan. Tapi karena kota

raja terlampau kuat dan juga jauh dari tempat itu maka hal pertama yang hendak

dilakukan adalah mengacau di tapal batas dan menyerang pasukan-pasukan lain yang

agak ke timur yang dipimpin panglima teman-teman panglima Sun, maklum, tapal

batas Tiongkok memang panjang dan dibagi-bagi. Sebelah barat sendiri dipimpin

oleh Sun-ciangkun ini, agak ke timur dipimpin panglima lain dan ke timur lagi oleh

panglima yang lain lagi, begitu seterusnya. Ada sepuluh panglima yang

mengomandani wilayah tapal batas ini, Sun-ciangkun yang paling ujung. Dan ketika

Hong Lam menyusun siasatnya dan satu demi satu mulai membuka rencananya pada

panglima itu maka Sun-ciangkun terbelalak karena pemuda ini bercita-cita untuk

menjadi orang nomor satu di Tiongkok, menjadi kepala negara, kaisar!

"Aku harus menghimpun pasukan lebih banyak. Satu demi satu kita tundukkan

panglima-panglima di tapal batas dan menyuruh mereka bergabung. Kalau mereka

menolak kita bunuh, kalau mereka menerima kita ampuni dan beri kedudukan yang

pantas. Siapa panglima di sebelah tapal batas wilayahmu, ciangkun?"

"Panglima Cong."

"Bagus, berapa jumlah pasukannya?"

"Seribu pula, sama dengan yang di sini."

"Aha, kalau begitu mudah. Gabungan pasukan kita sudah berjumlah seribu lima

ratus orang. Berarti kita lebih kuat. Berikan surat perintah pada panglima itu agar dia

bergabung dan membantu kita!"

Sun-ciangkun menggigil. Bagai boneka tak bernyawa saja dia membuat surat

untuk rekannya itu, menyuruh Cong-ciangkun (panglima Cong) menyerah dan

tunduk, bahwa dia akan di serang kalau tak mau. Surat yang tentu saja membuat

panglima itu terbeliak dan Cong-ciangkun gusar. Panglima yang memimpin di

sebelah tapal batas wilayah timur itu mencak-mencak, Sun-ciangkun dimaki dan

mendapat sumpah serapah. Kegegeran mulai mengamuk di sini, terang panglima itu

menolak dan menyuruh balik utusan, bahkan memberi surat balasan agar Sun
ciangkun rekannya itu tidak gila-gilaan. Dengan berang dan tidak tahu duduk

persoalannya panglima ini mencaci habis-habisan temannya itu, Dan ketika ancaman44

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

tak di gubris dan Cong-ciangkun malah menantang maka seperti yang sudah diatur

pasukan panglima itu diserbu dan digempur, Hong Lam dan Bhong Kiat membabati

pasukan panglima itu dibantu pasukannya. Tentu saja Cong-ciangkun terbelalak dan

kaget, baru panglima ini tahu bahwa ada campur tangan di balik semuanya itu,

campur tangan pemuda asing, Hong Lam si pemuda Tibet dan tentu saja dia tahu

kelihaian pemuda itu, mengenal siapa pemuda ini. Putera Hong Beng Lama yang

sakti. Dan ketika pemuda itu muncul dan tak ada seorang pun yang dapat menandingi

pemuda itu maka seperti yang sudah diduga pasukan Cong-ciangkun dikalahkan dan

ditawan. Cong-ciangkun sendiri ditangkap, dibujuk tapi tak mau tunduk. Dan karena

Hong Lam tak mau banyak bicara lagi dan terhadap orang-orang macam begini dia

bersikap telengas dan kejam maka panglima itu dibunuh dan mayatnya dilempar ke

sungai, kepalanya dipenggal dan digantung di sebuah tempat terbuka.

"Nah, siapa tak tunduk padaku akan mengalami nasib sama seperti panglima

Cong ini. Siapa di antara kalian yang mau melawan lagi?"

Anak buah panglima itu gentar. Tiga ratus di antara mereka tewas, dua ratus

yang lain luka-luka. Ini berarti satu banding tiga dengan pihak musuh, tentu saja

mereka tak berkutik dan menyerah. Hong Lam menerima dan mengampuni mereka.

Sisa pasukan musuh digabung dengan pasukannya, Sun-ciangkun tetap memimpin

tapi sesungguhnya pemuda Tibet itulah yang mengatur di balik layar. Apa yang

dikeluarkan Sun-ciangkun sesungguhnya perintah dari Hong Lam ini. Dan karena

serbuan pertama itu berhasil dan Cong-ciangkun dibunuh maka Hong Lam

melanjutkan ekspedisinya lebih ke timur lagi.

"Siapa berikutnya?"

"Sen-ciangkun."

"Nah, utus orang ke sana dan suruh dia takluk."

Sun-ciangkun mengangguk. Sama seperti yang sudah dilakukannya terhadap

Cong-ciangkun dia pun menyuruh rekannya itu menyerah, Sen-ciangkun atau

panglima Sen diminta bergabung untuk menyerang kota raja. Satu demi satu

panglima-panglima di tapal batas itu akan dibabat, Sen-ciangkun melawan dan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali digempur. Dan ketika panglima itu dibunuh pula dan sisa pasukannya

digabung dengan pasukan Hong Lam maka tak pelak lagi pasukan pemuda ini

menjadi besar dan kian besar, terus maju dan membuat kekacauan-kekacauan di tapal

batas. Membuat panglima-penglima lain pucat gentar. Nama pemuda itu mulai

didengar dan tentu saja mereka kaget. Hong Lam memang bukan pemuda

sembarangan. Dan ketika sebentar kemudian Hong Lam sudah menundukkan lima

panglima di wilayah perbatasan ini dan pasukannya sudah menjadi lima ribu orang

maka kedudukan pemuda itu menjadi kuat dan dua panglima musuh menyerah,

Liauw-ciangkun dan Hien-ciangkun.

"Kita terus maju, labrak musuh di depan. Siapa di sana?"

"Yee-ciangkun, kongcu. Yee Ming."

"Baik, suruh dia menyerah atau kita gempur!"

Sun-ciangkun lagi-lagi mengangguk. Dia melihat pemuda ini benar-benar

berbahaya, lima panglima sudah ditundukkan dan tiga di antaranya dibunuh. Semua45

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

dipenggal dan kepalanya di pancung di lapangan terbuka. Kekejaman pemuda itu

membuat mengkirik semua orang, kini Yee Ming atau Yee-ciangkun menjadi sasaran

berikut. Tapi ketika panglima itu menolak dan Hong Lam menyerbu ternyata Hu
taijin muncul dan pasukan pemuda ini ketemu batunya.

Hari itu lima ribu orang menyerbu wilayah perbatasan Yee-ciangkun. Hong Lam

dan Bhong Kiat kebetulan tak ikut, mereka berada di barisan belakang bersenang
senang, minum arak, juga mempermainkan wanita karena dalam peperangan itu

mereka merampas, anak isteri perwira musuh. Hong Lam merasa cukup karena

pasukannya yang besar tentu dapat menundukkan musuh yang lebih kecil. Tapi

ketika pasukannya, kembali dan sore itu mereka babak-belur dengan keringat

bercucuran maka pemuda ini mendapat laporan mengejutkan.

"Yee-ciangkun dibantu orang kuat. Kami gagal, semua pasukan terpaksa, ditarik

mundur dan tak dapat maju."

Hong Lam mencelat. "Siapa orang kuat itu? Kalian tak dapat maju?"

"Maaf, kami telah berusaha, kongcu. Tapi orang ini betul-betul lihai dan tidak

kami sangka. Kami kalah."

"Goblok! Kalian tak becus. Siapa orang itu?"

"Hu-taijin, Menteri Hu Kang!"

"Apa?" Hong Lam terkesiap. "Hu-taijin? Menteri pertahanan itu?"

"Ya, dialah, kongcu. Kami dipukul mundur dan kongcu ditantang!"

Hong Lam tiba-tiba tertegun. Dia tak menyangka menteri itu datang di medan

perang, seorang menteri sakti yang kepandaiannya setingkat dengan ayahnya. Hong

Lam terkejut dan segera mendengar laporan berikutnya. Betapa menteri itu

mengobrak-abrik mereka dan seratus lawan satu pun menteri itu tetap tangguh. Hong

Lam percaya ini karena dia tahu kepandaian menteri itu, memang hebat dan sakti.

Dan ketika Sun-ciangkun menyelesaikan laporannya dan gemetar menggigil di

depannya panglima ini tampak pucat.

"Kongcu, tak ada di antara kita yang dapat menandingi Hu-taijin. Kaulah satu
satunya orang yang dicari? Hu-taijin menghendaki besok bertemu denganmu."

"Hm! siapa bilang aku ada di sini?"

"Semua orang tahu, kongcu. Hu-taijin telah menyelidik dan kini menyuruhmu

keluar."

"Keparat, kalian bodoh!" dan Hong Lam yang termangu mendengar itu lalu

memandang temannya. "Bhong Kiat, bagaimana pendapatmu? Apa yang harus kita

lakukan?"

"Tentu saja menghadapi menteri itu, Hong Lam. Besok kita keluar dan keroyok

dia!"

"Tapi dia lihai, kita barangkali tak akan menang....."

"Kalau begitu panggil ayahmu, suruh menghadapi menteri ini."46

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hm, ayah dalam kurungan Hong Sin-supek, Bhong Kiat. Mana bisa

memanggilnya? Aku bingung, ini persoalan serius!" Hong Lam termenung, teringat

ayahnya yang dipenjara Hong Sin Lama dan terbelalak memikirkan persoalan itu. Ini

benar-benar tak di duga, munculnya menteri itu bagi Hong Lam terlalu cepat. Sebab,

menurut perhitungannya Hu-taijin akan muncul setelah sepuluh panglima di tapal

batas dirobohkan, pasukannya ditawan dan digabung dengan pasukan mereka.

Kedudukannya sudah amat kuat saat itu tak tahunya menteri ini datang ketika dia

baru mengalihkan separoh dari jumlah panglima di perbatasan. Dan ketika Hong Lam

termenung dan melepas perempuan cantik yang tadi diremas-remasnya maka Bhong

Kiat menyeringai dan mendesis.

"Bagaimana, Hong Lam. Apa yang mau kau lakukan?"

"Tentu saja menyerang, tapi menteri sialan itu muncul!"

"Lalu apa tindakan kita? Kalau ayahmu tak dapat dipanggil sebaiknya malam ini

kita rundingkan baik-baik. Jangan sampai usaha yang sudah setengah jalan ini

kandas."

"Tentu, biarkan aku berpikir, Bhong Kiat. Suruh orang-orang tolol ini

menyingkir!" Hong Lam mengebut, gemas pada Sun-ciangkun dan kawan-kawannya

itu dan Sun-ciangkun mundur. Malam itu Hong Lam tepekur, dia teringat ayahnya,

maju mundur dan ragu-ragu melihat hadirnya Hu-taijin. Menteri ini hebat, dia harus

hati-hati. Sayang ayahnya dihukum, juga buta. Supeknya Hong Sin Lama itulah yang

menangkap ayahnya (baca : Sengketa Cupu Naga). Hong Lam bingung, juga geram.

Dan ketika malam itu dia berpikir sendirian dan belum tahu apa yang mau diperbuat

maka di tempat lain, di belakang markas terjadi kasak-kusuk tiga panglima tinggi

yang sebenarnya gentar menghadapi Hong Lam.

"Ini kesempatan bagus, Hu-taijin dapat menolong kita. Bagaimana pendapatmu,

Sun-ciangkun?"

"Hm, aku ragu-ragu, rekan Tiauw. Pemuda itu hebat dan kita harus berhati-hati.

Bagaimana kiranya pendapat rekan Hien?"

"Aku bingung, tapi selekasnya kita harus melepaskan diri dari cengkeraman

pemuda iblis itu.

"Benar, dan bagaimana kiranya? Akal apa yang akan kita lakukan?"

"Bagaimana kalau kita kirim utusan. Kita undang Hu-taijin diam-diam ke sini,

kita bekuk pemuda itu dan hindarkan pertumpahan darah!" Tiauw-ciangkun,

panglima Tiauw yang tinggi besar berbisik. Mereka bertiga saling berbincang
bincang membicarakan Hong Lam, tentu saja dengan amat hati-hati dan Sun
ciangkun memasang pembantu-pembantu yang terpercaya untuk menjaga sekitar

tempat itu. Mereka merasa aman dan kini saling bertukar pikiran. Betapapun tak enak

bagi mereka rencana pemberontakan itu. Hu-taijin harus diberi tahu agar kedudukan

mereka dimengerti, kini Tiauw-ciangkun mengajukan usul untuk mengirim seseorang

ke tempat menteri Hu Kang, kalau perlu membawa menteri itu masuk, agaknya

mereka dapat melakukan ini karena sebagian besar pasukan adalah pasukan mereka

bertiga, pasukan Hong Lam sendiri kecil karena tak lebih dari limaratus jumlahnya.

Mereka kasak-kusuk dan berbisik-bisik, rencana itu ingin mereka matangkan karena

kedatangan Hu-taijin dapat membawa bahaya bagi mereka, itu alamat tak baik.47

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Mereka harus secepatnya memberi tahu apa yang terjadi bahwa sebenarnya mereka

ditekan. Pemuda Tibet itu jahat. Dan ketika Tiauw-ciangkun menyodorkan

pendapatnya dan Sun-ciangkun serta Hien-ciangkun saling pandang maka dua

panglima ini mengangguk.

"Tampaknya itu jalan paling baik. Tapi siapa yang akan diutus? Siapa yang akan

pergi?"

"Barangkali Tiong Ho mau," Sun-ciangkun menoleh pada pembantunya,

meminta pendapat.

"Bagaimana pendapatmu, Tiong Ho?"

"Ah," laki-laki ini pucat, teringat kematian kapten Kwee. "Tak adakah yang lain

saja, ciangkun? Aku takut, dulu rekan Kwee dan Peng gagal!"

"Hm, benar. Lalu bagaimana ini?"

"Kalau begitu biar Jing Cat yang pergi. Pembantuku itu tentu mau!" Tiauw
ciangkun akhirnya menoleh ke seorang pembantunya yang dipercaya yang menjaga

di pintu masuk, menggapai. "Kau mau melakukan tugas mulia ini, Jing Cat?

Menemui Hu-taijin dan membawanya masuk ke sini?"

"Hamba sanggup," pengawal itu bersinar-sinar. "Tapi bagaimana keluar dari

tempat ini ciangkun? Di luar yang berjaga adalah pasukan pemuda Tibet itu. Aku

tentu ketahuan!"

"Hm, susah!" Tiauw-ciangkun geram, teringat pasukan Tibet, yang berjaga-jaga,

yang seolah melindungi tapi sebenarnya mengurung mereka, di luar pasukan yang

ada. "Ini memang repot, Sun-ciangkun. Lalu bagaimana?"

"Dibutuhkan keberanian dan kenekatan." Hien-ciangkun tiba-tiba bangkit

berdiri, tinjunya terkepal. "Kalau Jing Cat tak dapat melakukan itu. Biar aku yang

coba-coba!"

"Ah." panglima Sun dan panglima Tiauw kaget. "Itu berbahaya, Hien-ciangkun.

Kau sewaktu-waktu dapat dicari dan harus ada di tempat. Kalau kau tak ada dan

pemuda itu curiga tentu kita semua bakal celaka!"

"Lalu bagaimana? Apakah kita diam saja?"

"Ya, bagaimana?" Sun-ciangkun akhirnya saling pandang dengan Tiauw
ciangkun. "Apakah kita diam saja? Tidak, kita harus melakukan sesuatu. Hien
ciangkun. Tapi jangan kau yang pergi. Kita semua bisa dibunuh dan terlalu

berbahaya. Sebaiknya! ah... ingat aku. A-him saja yang pergi, si tukang rumput itu, si

pemberi makan kuda. Dia lebih bebas bergerak dan tak mungkin dicurigai!" dan Sun
ciangkun yang bertepuk tangan memandang rekan-rekannya lalu tertawa dan

membuat dua temannya tertegun, teringat dan tiba-tiba tersenyum. Mereka ingat anak

muda itu. A-him, si pemberi makan kuda, satu dari sekian banyak si pencari rumput

yang ada di tempat itu. Dan ketika Tiauw-ciangkun mengangguk dan Hien-ciangkun

juga setuju maka A-him dipanggil dan malam itu juga disuruh mengantar surat. Tiga

panglima ini membuat surat rahasia yang ditandatangani bersama, mereka

menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dan A-him menerima. Tukang rumput itu

memang bebas berkeliaran karena tugasnya, tak ada pasukan Tibet yang curiga. Dan48

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

begitu pemuda itu menerima dan pergi melaksanakan tugasnya maka di pihak lain

Hong Lam sudah menemukan sesuatu untuk menghadapi menteri Hu Kang.

*

* *

Kita tinggalkan sejenak kekacauan di tapal batas ini, kita tengok Kiok Lan. Saat

itu, seperti kita ketahui Kiok Lan meninggalkan Bun Hwi dengan marah. Gadis ini

tak mau Bun Hwi menemui Mei Hong. Kalau Bun Hwi mencintainya pemuda itu

harus ikut kehendaknya, berdua dengannya. Jadi tak perlu segala macam menemui

Mei Hong, mengajak gadis itu selama enam bulan hanya alasan komunikasi. Bah,

sebal dia mendengar keinginan Bun Hwi itu. Komunikasi apa? Macam-macam saja.

Bun Hwi beralasan itu hanya agar dapat berduaan dengan gadis cantik, sengit gadis

itu. Dan karena dia marah dan gusar mendengar keinginan Bun Hwi maka Kiok Lan

meninggalkan pemuda itu dan untuk kedua kalinya menguji Bun Hwi, apakah

pemuda itu mengejarnya, atau tidak. Tentu saja di dalam hati dia mengharap Bun

Hwi mengejar, betapapun ia tak sanggup berlama-lama menjauhi Bun Hwi, pemuda

itu betul-betul di cintanya. Tapi ketika Bun Hwi tak mengejar dan pemuda itu tega

membiarkannya pergi mendadak Kiok Lan meluap kemarahannya dan melampiaskan

itu dengan tangis disepanjang jalan.

Bun Hwi memang pemuda tak ada pengertian. Berkali-kali dia merasa disakiti

hatinya. Dan ketika hari itu dia ke barat dan menoleh tak nampak bayangan Bun Hwi

akhirnya Kiok Lan menangis dan tiba-tiba dihadang sekawanan perampok, belasan

orang jumlahnya, ketika ia melewati hutan.

"Hei, berhenti!" Kiok Lan terkejut. "Siapa kau dan kenapa berjalan sambil

menangis? Wah, cantik. Ha-ha, kau berhentilah, nona. Hapus air matamu itu dan

jangan sedih di tempat ini. Barangkali kau baru kematian orang tua, atau kekasihmu

barangkali baru menghilang. Ha-ha, tak apa, nona. Ada Hek-houw di sini. Aku akan

melindungi dan memberimu kehidupan enak. Siapa kau dan mau ke mana?"

Kiok Lan sudah ditanya seorang laki-laki yang nerocos bicara, maju dan

tertawa-tawa dengan baju bagian atasnya dibuka, tegap dan sombong. Tujuh belas

orang tahu-tahu sudah mengepung gadis ini. Hek-houw, pemimpinnya sudah maju

bertanya, tangannya langsung bergerak dan meraih pundak Kiok Lan. Kontan gadis

ini mendelik dan marah. Dan begitu orang mendekat dan mau menjamah lebih jauh

tiba-tiba Kiok Lan membentak dan menggerakkan dua jarinya, menusuk pundak laki
laki itu.
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Enyahlah...... cus!"

Hek-houw berteriak. Daging pundaknya tertusuk, langsung mengepul dan

terbakar. Laki-laki itu kaget dan menjerit. Dan ketika dia bergulingan melompat

bangun dan teman-temannya yang lain terbelalak berseru keras maka Hek-houw sang

pemimpin itu beringas dan mencabut golok, mendesis menahan sakit dan melihat

pundaknya yang tertusuk tembus.

"Jahanam. kiranya kau siluman wanita. Heh, gadis keparat. Kau telah

menyerang Hek-houw dan hukumannya mati. Menyerahlah atau kau kucincang

sebelum mampus!"49

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kiok Lan mendengus, bersinar-sinar . "Kalian mencari penyakit!" katanya tanpa

menghiraukan pertanyaan. "Siapa yang mau maju?"

Belasan perampok itu gempar. Selamanya baru kali ini mereka menghadapi

korban yang malah mengancam, pimpinan mereka tak digubris dan mata yang

bersinar-sinar itu memandangi mereka, dingin dan menusuk dan beberapa di

antaranya gentar. Mata yang bening tapi berapi-api itu memancarkan cahaya

membunuh, bergidik mereka. Tapi karena jumlah mereka banyak dan Hek-houw juga

mengacungkan goloknya maka mereka marah dan membentak.

"Hek-twako, gadis ini perlu dihajar. Jangan dibunuh sebelum dipermainkan!"

"Ya, kita permainkan dia beramai-ramai twako. Baru setelah itu dibunuh!"

"Dan ambil gelangnya itu. Wah, dia mengenakan gelang berharga!"

Kiok Lan bersikap dingin. Teriakan ramai di antara orang-orang itu tak

dibalasnya, dia hanya menatap mereka satu persatu, sinar matanya cukup membuat

orang mengkirik, bola mata itu seperti api. Dan ketika Hek-houw menggeram dan

menyuruh anak buahnya mencabut senjata sekonyong-konyong perampok ini

menerjang dan mengayun goloknya.

"Mampus kau!"

Kiok Lan tidak mengelak. Sekarang kemarahannya kian meledak, laki-laki ini

berani menyerangnya. Maka begitu golok diayun dan langsung menebas lehernya

tiba-tiba Kiok Lan mengeluarkan jengekan dan mengangkat lengannya.

"Krak......!" golok itu patah ditangkis, langsung menjadi dua potong dan Hek
houw kaget. Laki-laki ini tertegun dan bengong. Dia seakan tak percaya bahwa

tangan yang begitu halus dan lunak mampu menangkis goloknya, senjata tajam yang

mampu membacok apa saja seperti perkedel. Terkejut dia. Tapi begitu dia bengong

dan menjublak di tempat sekonyong-konyong Kiok Lan melangkah satu tindak dan

dengan kecepatan yang luar biasa ganti tangannya diayun dan menabas leher laki-laki

kepala rampok ini.

"Aughh.....!"

Jeritan ngeri terdengar di situ. Kepala rampok itu tahu-tahu roboh, kepalanya

putus dan darah menyemprot bagai pancuran. Kaget dan gemparlah anak buahnya

yang lain. Dan ketika mereka tersentak dan mundur dengan muka pucat tahu-tahu

Kiok Lan berkelebat dan... satu demi satu mendapat tamparan maut yang diiringi

pekik dan terjungkalnya tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa lagi.

"Plak-plak-plakk!"

Bagai laron diserbu api enambelas perampok itu roboh bergelimpangan. Mereka

tumpang tindih tak keruan. Ada yang menangkis tapi senjata pun mencelat, tamparan

gadis itu tetap mengenai dirinya dan mereka pun terbanting. Dan ketika pekik

terakhir hilang dari tempat itu dan Kiok Lan berdiri di tengah-tengah maka tujuh

belas mayat bergelimpangan tak keruan di seputar dirinya.

"Ganas, keji....!" sebuah suara lembut tiba-tiba terdengar, seorang wanita

muncul dan Kiok Lan menoleh. Seorang nikouw tahu-tahu ada di situ, Kiok Lan

tertegun. Dan ketika nikouw itu memejamkan mata dan menyebut nama Buddha50

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

maka nikouw ini ngeri memandang Kiok Lan yang tampak begitu ganas. "Omitohud,

siapa kau, nona? Kenapa membunuh-bunuhi mereka ini tanpa ampun sama sekali?

Tak adakah welas asih di hatimu?"

"Hm, kau siapa, suthai? Ada apa mencampuri ini?"

"Omitohud, pinni (aku) Lian Ing Nikouw, pengelana yang kebetulan lewat di

sini. Kau siapakah, nona? Dapatkah memberi tahu namamu pada pinni?"

"Aku Kiok Lan, diganggu kawanan perampok ini dan menghabisi mereka.

Mereka kurang ajar, pantas dibunuh dan kalau perlu semua laki-laki busuk pun

dibasmi!"

"Omitohud, kau telengas. Api kebercian dan dendam tak sehat merasuk dirimu!"

lalu membungkuk menghela napas nikouw ini berkata, "Nona, iblis menguasai

hatimu. Tekan itu dan sadarlah. Pinni melihat kau akan semakin menggila dan

tersesat. Marilah ikut pinni dan kusembuhkan jiwamu yang sedang sakit."

"Apa, aku sakit jiwa? Kau mengatakan aku gila?"

"Hm, orang yang melakukan sesuatu dengan tak normal lagi berarti sakit jiwa,

nona. Kau kehilangan kontrol diri dan kejernihan batin. Marilah, ikut pinni dan

kusembuhkan jiwamu."

"Keparat!" Kiok Lan naik darah lagi. "Kau memaki orang seenak perutmu

sendiri, nikouw busuk. Kalau begitu kau pun mampuslah.... siut!" Kiok Lan bergerak,

tangan menampar dan pukulan maut pun menuju kepala nikouw itu. Kiok Lan

gampang marah dan tersinggung di saat seperti ini, kekecewaannya terhadap Bun

Hwi adalah sumber dari semuanya itu. Tapi Lian Ing Nikouw yang mendesah mundur

satu tindak tiba-tiba sudah menghindar dan tamparan pun luput, mengenai angin

kosong dan Kiok Lan terkejut, menyerang lagi tapi nikouw ini pun berkelit. Cara

berkelitnya begitu mudah hingga Kiok Lan terbelalak. Orang berkelit sementara

mulut tersenyum. Dan karena pukulannya lagi-lagi luput dan senyum itu bagi Kiok

Lan dianggap senyum mengejek maka Kiok Lan tiba-tiba membentak dan menerjang

maju.

"Nikouw jahanam, kau kiranya berkepandaian juga. Baiklah, coba kelit yang ini

dan lihat apakah kau mampus!" dan Kiok Lan yang berkelebat cepat menusuk dengan

jurus "Sing" yang didapat dari Cupu Naga tiba-tiba membuat nikouw itu terkejut

karena sebuah jurus ini sudah bergerak begitu cepatnya membentuk delapan belas

serangan yang bertubi-tubi dan amat gencar mengurung dirinya, menusuk dan

mengait seakan jari Kiok Lan adalah jari seekor elang sakti. Kagetlah nikouw ini,

terang tak dapat dia mengelit atau menghindar lagi. Maka begitu delapan belas

serangan sudah menyergapnya begitu gencar dan seluruh jalan keluar sudah ditutup

jurus sakti ini maka nikouw itu memekik dan.... menangkis.

"Ilmu sakti warisan Pek In Sian-su. Aih..... plak-plak!" Kiok Lan terkejut,

tertolak dan sudah terhuyung sementara lawan tergetar berseru tertahan di sana.

Nikouw itu pucat, dia berhasil membuyarkan serangan lawan dengan tangkisannya

tadi, ujung jubahnya meledak dan Kiok Lan tertegun. Dan ketika gadis itu terhuyung

sementara nikouw itu juga tergetar maka nikouw ini terbelalak memandangnya, muka

berobah dan tampak terheran-heran, "Aih, kau memiliki ilmu silat Pek In Sian-su,

nona? Siapa kau sebenarnya? Dari mana kau dapatkan jurus Sing itu?"51

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kiok Lan melenggong. "Kau tahu?"

"Tentu saja, itu jurus Sing yang sakti, nona. Dan kau pun tentu memiliki

lanjutannya, jurus Sien! Bukankah begitu?"

Kiok Lan terkejut. "Benar, kalau begitu..."

"Kalau begitu kau pewaris Pek In Sian-su. Kalau begitu kau tak boleh bersikap

telengas. Hayo, tunjukkan pada pinni semua ilmu silat yang kau dapat dari kakek

dewa itu!" dan Lian Ing Nikouw yang tiba-tiba bergerak dan sudah menyerang Kiok

Lan mendadak cemas mukanya dan tampas gelisah, kembali membuat Kiok Lan

terkejut karena nikouw itu melancarkan pukulannya yang aneh, ujung lengan baju

yang digulung, panjang dan keras mirip sebatang tongkat, atau toya pendek. Dan

ketika ujung baju yang sudah berobah keras ini mengeluarkan suara mencuit dan

Kiok Lan terkesiap maka gadis itu menangkis dan menggerakkan jarinya lagi.

"Plak!"

Kiok Lan lagi-lagi terpental. Untuk kedua kalinya ia merasa kalah beradu tenaga

dengan nikouw ini. Lian Ing Nikouw memiliki sinkang yang membuat lengannya

panas, Kiok Lan terbelalak tapi mulai marah. Dan ketika nikouw itu berkelebat

kembali dan menyerang serta menyuruh dia mengeluarkan ilmu silatnya dari Pek In

Sian-Su maka Kiok Lan melengking dan mengeluarkan jurus-jurus saktinya itu, Sing

dan Sien karena hanya itulah yang diwarisinya. Dua buah jurus di mana masing
masing jurus memiliki delapanbelas gerakan, setiap gerakan merupakan serangan

maut karena jari-jari Kiok Lan mencicit dan mengeluarkan sinar putih. Jari-jari ini

mengandung tenaga sinkang hebat sekali, biasanya orang lain tak mungkin sanggup

menghadapi, hanya orang-orang tertentu sajalah yang mampu menghadapi itu,

menteri Hu Kang umpamanya atau Hong Beng Lama. Dan ketika Kiok Lan

menangkis dan gerakan demi gerakan mulai keluarkan untuk menghadapi serta

membalas serangan-serangan nikouw itu maka tangkisan demi tangkisan

menggetarkan tempat itu sementara Kiok Lan berkali-kali terhuyung dan terdorong.

"Aih, benar. Ini Sing dan Sien. Ayo keluarkan yang lain lagi yang kau punya!"

Kiok Lan merah padam. Nikouw itu tahu semua jurus-jurusnya, mana gerakan

dari jurus Sien dan mana pula gerakan dari jurus Sing. Dengan mudah dan tepat dia

mematahkan serangan gadis itu, mendesak dan menekan dan baru pertama kali ini

Kiok Lan menghadapi lawan begitu lihai setelah Hong Beng Lama, setelah dia

mewarisi jurus dari Cupu Naga, jurus-jurus yang mengandung gerakan-gerakan luar

biasa tapi yang selalu dapat dipatahkan nikouw itu. Dan ketika nikouw itu terus

bertanya mana jurus-jurus lainnya dan menyebut nama-nama jurus yang tidak

diketahui Kiok Lan akhirnya gadis ini melengking berseru marah, keringat sudah

bercucuran membasahi seluruh tubuhnya.

"Nikouw bau, aku tak tahu lagi apa yang kau maksud. Tapi kalau ingin

kepandaianku yang lain baiklah, lihat ini.... sing!" dan Kiok Lan yang mencabut

pedang membuang jurus-jurus yang sudah dikenal dengan jurus-jurus ilmu pedang

lalu mengeluarkan kepandaian lamanya dari mendiang gurunya Thian-san Giok-li,

ilmu pedang yang dinamakan Hong-lui-kiam-sut (Ilmu Pedang Angin Ribut),

membentak dan menyerang nikouw itu dengan tusukan dan tikaman, juga babatan

dan bacokan. Pedangnya bergulung-gulung bagai angin ribut, nikouw itu terbelalak52

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

dan berseru heran. Dan ketika Kiok Lan mengganti ilmu silatnya dengan pedang yang

berkelebatan naik turun mendadak nikouw ini tersenyum dan tertawa lembut.

"Aih, ini Hong-lui-kiam sut. Kiranya kau murid mendiang Thian-san Giok-li....

cring plak!" nikouw itu menangkis, jarinya bergerak dan kukunya menyentil pedang.

Dengan lebih mudah lagi dia menghadapi ilmu pedang ini. Kiok Lan mati kutu dan

terbelalak. Dan ketika nikouw itu tertawa dan menangkap serta menjepit pedangnya

tiba-tiba lawan berseru keras menggetarkan dua jari.

"Lepas!"

Kiok Lan tak tahan. Arus tenaga panas tiba-tiba menjalar dari pedangnya ke

lengan begitu panas hingga Kiok Lan merasa terbakar. Tentu saja dia kaget. Dan

ketika dia mengeluh dan tangan pun mengendor mencekal pedang tiba-tiba nikouw

itu menarik dan..... pedang pun lepas dari tangannya, dibuang.

"Ooh!" Kiok Lan tiba-tiba mengguguk, menubruk nikouw itu. "Kau bunuhlah

aku, nikouw siluman. Atau kita mengadu jiwa!" Kiok Lan menjerit, marah dan putus

asa tapi nikouw itu menjetikkan jarinya. Sebuah totokan mendahului gerakan gadis

ini, Kiok Lan tertahan dan segera roboh. Dan ketika Kiok Lan terbelalak dan

menangis tersedu-sedu maka nikouw itu menepuk pundaknya berseru lembut.

"Anak baik, kenapa kau begini telengas? Ilmu silatmu bagus, kepandaianmu

cukup. Tapi tak boleh kau berwatak ganas dengan begitu mudah membunuh-bunuhi

orang. Ayo bangun dan ikut pinni, kau kiranya hanya memiliki dua jurus saja dari

Pek In Sian-su!" dan Lian Ing Nikouw yang membebaskan totokan dengan usapan

lembut di bawah ketiak lalu memapah bangun gadis itu, memeluk dan Kiok Lan

segera tahu bahwa seorang sakti ada di depannya. Dia tak mungkin melawan nikouw

ini. Dan ketika nikouw itu memeluknya lemah lembut dan berkata begitu halus tiba
tiba semua kekesalan Kiok Lan tertumpah di sini dan ia pun mengguguk di pelukan

nikouw itu.

"Suthai, kau siapakah sebenarnya? Bagaimana tahu semua ilmu silatku? Aku.....

aku sedang menderita, suthai... aku sedang mengalami tekanan batin. Aku

kecewa......!"

"Hm, pinni telah melihat itu. Kau sebenarnya berwatak baik, tapi keras. Dan

kekerasanmu ini yang merobah dirimu seperti ini begitu sebuah tekanan datang. Ayo

kita kubur dulu mayat-mayat itu. Bantu pinni...." nikouw itu melepas pelukan,

menekan ubun-ubun Kiok Lan dengan satu pijitan lembut. Kiok Lan merasa sesuatu

yang nikmat dan segar menembus jalan darah di kepalanya, nikouw itu tersenyum
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan sudah menghampiri mayat-mayat ini. Dan ketika tangannya bergerak dan pedang

di tangan menusuk dan mencongkel maka nikouw ini sudah membuat lubang dan

siap mengubur tujuh belas mayat itu.

"Ah, biar kulakukan," Kiok Lan baru-buru meminta pedang itu, pedangnya yang

dirampas nikouw ini, tersedak dan cepat membantu dan tak lama kemudian sebuah

lubang sudah selesai di depan mereka. Lian Ing Nikouw menghela napas dan sering

menunjukkan kengerian batin. Mayat perampok-perampok ini ada yang tak keruan,

beberapa di antaranya ada yang tidak berkepala lagi. Dan ketika nikouw itu

berkemak-kemik dan satu demi satu memasukkan mayat-mayat itu ke lubang yang

mereka buat maka Kiok Lan sudah menyelesaikan pekerjaannya membantu nikouw

ini, menutup lubang dan sebuah gundukan besar membukit di situ.53

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Omitohud, semoga Buddha menerangi jalan mereka," nikouw itu menutup

doanya, menghela napas dan kini mengajak Kiok Lan duduk. Apa yang mereka

lakukan itu dikerjakan tanpa banyak suara. Kiok Lan gemetar dan menangis. Dan

ketika mereka duduk berhadapan dan nikouw itu memegang lengannya segera gadis

ini ditanya, "Anak baik, kau dapat menceritakan tekanan batinmu kepada pinni?"

Kiok Lan ragu.

"Katakan, kalau kau rasa itu dapat mengurangi keteganganmu. Tapi kalau kau

tak suka pinni juga tak ingin memaksa."

"Tidak..." Kiok Lan akhirnya menggigit bibir. "Aku percaya padamu, suthai.

Tapi..... tapi..... ah, siapa dapat menolong aku? Hidupku sudah hancur, harapanku

musnah....!"

"Hm, tak ada hidup yang hancur atau harapan yang musnah, anak baik. Asal itu

benar dan tak melanggar hukum Alam maka semua pun dapat diperoleh. Katakan, apa

yang membuatmu begini berduka dan kenapa kau begitu kejam."

"Aku ingin mengetahui dulu siapa suthai ini. Bagaimana kau dapat mengetahui

ilmu silatku dan memiliki kepandaian begitu tinggi."

"Ah, aku Lian Ing Nikouw, anak baik. Sudah kuberitahukan tadi."

"Benar, tapi aku hanya mengenal namamu, suthai. Bukan siapa sebenarnya

pribadimu yang lain!"

"Baiklah, pinni pengelana jalanan. Pinni adalah murid dari guru pinni yang

menjadi sahabat Pek In Sian-su."

"Suthai sahabat Pek In Sian-su?"

"Guru pinni, nona...."

"Ah, panggil aku Kiok Lan, suthai. Namaku Kiok Lan!"

"Baiklah," nikouw itu tersenyum. "Pinni bukan sahabat kakek dewa itu, anak

baik, melainkan guru pinnilah yang menjadi sahabat Pek In Sian-su."

"Tapi suthai mengetahui ilmu silat kakek itu. Suthai rupanya juga mahir jurus
jurus Sing dan Sien!"

"Kau salah, pinni tidak mempelajari ilmu silat itu, pinni bukan murid Pek In

Sian-su. Kalau pinni mengetahui gerak atau teori ilmu silat ini maka itu benar. Pinni

tahu kerena guru pinnilah yang memberitahunya, dan guru pinni tahu karena memang

sahabat kakek dewa itu. Nah, kau paham? Dan kau sendiri, dari mana mendapatkan

dua jurus sakti itu? Dan kenapa hanya dua jurus ini saja? Mana yang lain-lain? Ilmu

silat tendangan umpamanya, jurus-jurus kaki yang amat berbahaya dan tak kalah

dengan jurus-jurus tangan yang kau punyai itu!"

JILID III54

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

KIOK LAN terbelalak. "Jurus-jurus tendangan?" dia teringat Mei Hong, "Hm,

aku tak mempunyai itu, suthai. Yang kupunyai hanya ini dan ilmu pedang warisan

suboku."

"Benar, kau mainkan Hong-lui-kiam-sut. Berarti kau murid Thian-san Giok-li.

Kudengar gurumu sudah meninggal, dibunuh Ang-sai Mo-ong dan Tung-hai Lo-mo.

Benarkah?"

"Benar."

"Dan kau menjadi begitu ganas karena kematian gurumu?"

"Tidak," Kiok Lan terisak. "Ang-sai Mo-ong dan Tung-hai Lo-mo yang

membunuh guruku sudah tewas, suthai. Aku kecewa dan sakit hati bukan karena ini.

"Aku.... aku...."

"Kau patah hati?"

Kiok Lan tertegun.

"Hm, agaknya ini, anak baik. Dan orang muda memang paling peka menghadapi

yang satu itu. Kau pasti patah hati, gagal mencinta seorang pemuda."

"Dari mana suthai tahu?"

"Bukankah sinar matamu yang memberi tahu itu? Ada luka dalam di hatimu.

Kalau bukan kematian gurumu yang membuatmu kejam tentu tentang yang satu ini.

Kegagalan cinta kasih memang dapat membuat orang menjadi kejam, baik pria

ataupun wanita!"

"Benar....." Kiok Lan mengaku, akhirnya tak dapat menyembunyikan diri juga.

"Aku sakit hati disakiti laki-laki, suthai. Aku kecewa dan patah hati karena ini."

"Nah, apa pinni bilang? Tentu itu. Tidak aneh? Kesedihan orang muda gampang

ditebak. Kalau bukan urusan pacar apalagi? Eh, bisakah kau ceritakan pada pinni

siapa pemuda itu, anak baik? Dan bagaimana asal mulanya?"

"Dia bernama Bun Hwi, seorang pangeran........!"

"Ah, pemuda yang akhir-akhir ini banyak diributkan orang itu? Yang katanya

mendapat Cupu Naga?"

"Benar, dialah itu. Dan ilmu silatku tadi juga atas pemberiannya."

"Bagaimana ini? nikouw itu mengerutkan kening. "Cupu Naga tidak menyimpan

dua jurus itu saja, Kiok Lan. Ada banyak jurus yang tersimpan dan semuanya hebat!"

"Aku hanya mendapat tutupnya...."

"Oh!" nikouw ini mengerti, mengangguk-angguk. "Begitukah? Lalu bagaimana

selanjutnya?"

"Aku mencintai pemuda ini, tapi dia bercabang!" Kiok Lan gemas. "Dia

menyatakan cintanya padaku, suthai. Tapi di samping itu katanya juga mencinta Mei

Hong!"

"Mei Hong? Siapa ini?"55

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Dia murid Hwa-i Sin-kai."

"Hm, teruskan...."

"Dan karena ini aku lalu melabraknya!"

"Siapa?"

"Si Mei Hong itu, gadis tak tahu malu itu!"

"Hm, hmm... lalu bagaimana? Gadis ini juga mencintai Bun Hwi?"

"Benar, aku merasa tersaing, suthai. Aku merasa disakiti. Bun Hwi itu laki-laki

mata keranjang, yang sini dia bilang suka sedang yang sana dia bilang cinta!"

"Begitulah laki-laki." nikouw ini tersenyum. "Dan kau tak dapat menerima ini,

Kiok Lan?"

"Tentu saja. Mana mungkin aku menerimanya. suthai? Belum kawin saja dia itu

sudah bercabang hatinya, mendua. Apalagi kalau sudah menikah. Jangan-jangan

wanita lain pun diincar dan aku disakiti setiap hari!"

"Baik, maumu bagaimana?"

"Aku menghendaki dia mencintai aku seorang."

"Tapi dia seorang pangeran, kan?"

Kiok Lan tertegun.

"Dan seorang pangeran berhak berbuat begitu, Kiok Lan. Sistim masyarakat kita

sudah membudayakan hal begitu. Kaisar atau pangeran memang dapat beristeri dua,

atau lebih. Dan kau agaknya tak mungkin menghendaki pemuda itu menjadi milikmu

seorang."

"Kalau begitu tak sudi aku menikah. Tak mau aku dimadu dan biar kubunuh

pangeran jahanam itu!"

"Tapi dia mendapat Cupu Naga. Dan pinni dengar dia memiliki kekebalan aneh,

tubuhnya tak dapat dibacok. Bagaimana kau membunuhnya? Tidak, ini pikiran sesat,

Kiok Lan. Kalau kau mau dengar nasihat pinni memang sebaiknya kau tak menikah.

Kau terlampau keras, kau akan lebih bahagia jika menjadi nikouw."

Kiok Lan terkejut.

"Anak baik," nikouw itu melanjutkan. "Bukankah kau katakan sendiri tak sudi

menikah daripada dimadu? Nah, kau cocok hidup seperti pinni, anak baik. Melajang

dan hidup untuk Tuhan!"

"Tapi....."

"Tapi apa? Bukankah tak baik memusuhi seseorang dan diracun dendam? Pinni

juga pernah mengalami itu, Kiok Lan. Dan kini pinni merasa bahagia setelah menjadi

nikouw. Urusan laki perempuan memang repot, sebaiknya kau ikuti jejak pinni dan

menjadi nikouw."56

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kiok Lan tiba-tiba menangis. "Suthai, haruskah aku menggundul rambutku?

Haruskah aku melupakan pemuda yang tak dapat kulupakan itu? Aku tak dapat

melakukannya, suthai. Aku terlalu mencinta pemuda itu dan tak dapat berpisah!"

"Kalau begitu kau harus menyadari keadaan. Kau harus mengetahui bahwa

kedudukan wanita memang lebih lemah dibanding laki-laki. Wanita selamanya

begitu, tak mungkin kau merobah kehendak kalau laki-laki punya mau."

"Lalu apakah aku harus mengalah? Apakah aku diam saja?"

"Inilah, hatimu keras, anak baik. Kau tak dapat menerima sesuatu yang tidak

cocok dengan keinginanmu. Sekali kau menetapkan putih maka itu haruslah putih,

atau kalau itu kau bilang hitam maka itu pun harus hitam. Ah, pinni mendapat firasat

jelek. Kau tak dapat bahagia dengan pemuda itu."

Kiok Lan tiba-tiba pucat. "Suthai, kau meramal begitu mengerikan untuk

nasibku? Kau bahkan membuatku semakin menderita? Oh, tidak. Jangan, suthai.....

jangan. Aku tak mau, aku ingin bahagia!" dan Kiok Lan yang menangis serta tersedu

memeluk nikouw itu lalu mengguguk dan ngeri mendengar ramalan nikouw ini.

Entah kenapa dia begitu percaya dan perbawa kuat memancar dari omongan nikouw

ini. Lian Ing Nikouw seorang sakti, tak mungkin kata-katanya bohong. Dan ketika

nikouw itu mengelus rambutnya dan Kiok Lan mengguguk tiba-tiba gadis ini bangkit

berdiri mengepal tinjunya, berteriak. Kubunuh Mei Hong itu, biar kubunuh dia....!"

dan Kiok Lan yang melompat dan mau terbang meninggalkan tempat itu mendadak

disambar dan ditarik lembut.

"Anak baik, duduklah!"

Suara itu berpengaruh besar. Lian Ing Nikouw sendiri sudah memijit kepala

Kiok Lan, lembut dan halus. Getaran tenaga dingin memadamkan rasa panas di

kepala. Kiok Lan terkejut dan menghentikan tangisnya. Dan ketika nikouw itu

tersenyum dan memandang ke depan tiba-tiba nikouw ini menuding.

"Kau mau ke sana? Di sana ada kelenteng, Kiok Lan. Mari sembahyang dan

pinni temani!" Lian Ing Nikouw menarik, Kiok Lan menurut dan tiba-tiba disendal.

Begitu bergerak tahu-tahu secara mengejutkan nikouw ini telah meloncat sejauh

sepuluh tombak, bukan main. Dan ketika Kiok Lan tertegun dan mengikuti temannya

tiba-tiba dia telah diajak "terbang" dan tak lama kemudian sudah tiba di depan sebuah

kelenteng tua, kelenteng kosong yang tak berpenghuni.

"Nah, di sini lebih baik daripada di sana. Di sini tak ada kuburan menemani,

mari masuk dan sembahyang!" nikouw itu berkelebat, membersihkan altar yang

berdebu dan sebentar kemudian sudah memasang lilin, tiga buah banyaknya. Dan

ketika Kiok Lan mendelong dan bingung harus berdoa apa nikouw itu sudah memberi

petunjuk.

"Mari kita tanya Kwan Im Pouwsat. Tiga lilin ini adalah gambaran kau dan Bun

Hwi serta Mei Hong itu. Siapa yang tertiup angin dan padam dialah tandanya tak

beejodoh dengan pemuda itu!.

Kiok Lan tiba-tiba tak enak, berdebar. "Aku harus berdoa bagaimana?"

"Kau ikuti kata-kata pinni, Kiok Lan. Mari berlutut dan dengarkan!" Lian Ing

Nikouw menyalakan lilin, memasangnya berjajar dan tak lama kemudian nikouw itu57

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

sudah berkomat-kamit, Kiok Lan menggigil di sebelah dan ngeri oleh doa nikouw ini.

Suaranya bergetar dan mengaung bagai lebah. Dan ketika nikouw itu menyuruh dia

mengikuti dan Kiok Lan menirukan doanya mendadak tak lama kemudian lilin yang

ada di depan Kiok Lan padam.

"Ah!" Kiok Lan terkesiap, pias mukanya. "Lilin ini padam, suthai. Padam...!"

Lian Ing Nikouw membuka mata. Mereka sudah selesai berdoa, tepat sekali

ketika lilin itu padam. Nikouw ini tertegun dan mendesah, tidak kelihatan begitu
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kaget. Dan ketika dia mengangguk dan getir memandang Kiok Lan nikouw ini

menjawab, "Ya, padam, Kiok Lan. Padam. Artinya jawabannya sudah didapat dan

kau tak berjodoh dengan pemuda itu."

"Ooh...!" Kiok Lan menangis. "Kenapa begini, suthai? Kenapa begini...?"

"Begini atau begitu tak jadi soal, anak baik. Yang jelas doa kita telah dijawab

dan kita harus tahu itu."

"Tapi aku tak dapat melupakan pemuda itu, aku mencintainya...!"

"Sudahlah, sekarang kita keluar, Kiok Lan. Ada seseorang kudengar

langkahnya!" Kiok Lan terkejut, menghentikan tangisnya dan ditarik keluar. Dia tak

mendengar apa-apa tapi nikouw itu berkata ada orang, berarti benar karena nikouw

itu memang lihai, dia kalah tajam. Dan ketika mereka keluar dan berkelebat di depan

pintu maka benar saja di halaman kelenteng masuklah seorang pemuda yang sudah

dikenal.

"Bun Hwi...!"

Lian Ing Nikouw terkejut. Kiok Lan sudah tak dapat menahan seruannya itu,

pemuda di depan terkejut dan menoleh. Dua pasang mata segera beradu dan Bun Hwi

pun memanggil nama Kiok Lan, melejit dan sudah tiba di depan gadis ini. Dan begitu

Bun Hwi berseri dan girang menemukan gadis ini maka Bun Hwi memegang

lengannya dan tertawa.

"Eh, kau di sini, Kiok Lan? Bikin apa? Ah, kebetulan sekali, aku mencarimu.

Aku mendengar gerakan di sini dan datang! Eh, siapa nikouw ini Kiok Lan? Kau

sudah punya teman?"

Kiok Lan tersedu. Tiba-tiba dia tak dapat menahan diri dan sudah menubruk

pemuda itu, Bun Hwi dipeluknya ketat dan Kiok Lan tidak menjawab pertanyaan itu.

Jawaban doa tadi bahwa dia tak berjodoh dengan Bun Hwi membuat perasaannya

sakit, hati serasa ditusuk dan nyeri bukan main. Kini pemuda itu datang dan

menyatakan mencari dirinya, berarti Bun Hwi ada perhatian dan tentu saja

perasaannya menggelegak. Kecewa dan girang tapi juga takut. Maka begitu Bun Hwi

datang dan memegang lengannya tiba-tiba Kiok Lan menangis dan sudah merintih

meremas-remas punggung pemuda ini.

"Bun Hwi, oh, jangan tinggalkan aku. Aku takut.... aku ngeri...!"

"Hm, aku memang mencarimu, Kiok Lan. Aku telah bertemu Mei Hong dan

disuruh mencarimu. Siapa nikouw ini? Bagaimana kau ada di sini?"58

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Mei Hong?" Kiok Lan tiba-tiba merenggut lepas pelukannya, melotot. "Kau

selalu menyebut-nyebut nama ini setiap bertemu aku? Kau selalu menyakiti hatiku?

Oh, kau kejam, Bun Hwi. Kau tak tahu perasaan wanita. Kau keparat!"

"Hm." Lan Ing Nikouw tiba-tiba maju selangkah. "Inikah pemuda yang kau

sebut-sebut kepada pinni, Kiok Lan? Diakah Bun Hwi?"

"Benar." Kiok Lan marah-marah. "Dialah Bun Hwi, suthai. Lihat betapa berkali
kali dia menyebut nama Mei Hong di depanku. Aku benci gadis siluman itu, aku

benci kepadanya!"

Bun Hwi terkejut. "Siapakah locianpwe?"

"Pinni Lian Ing Nikouw," nikouw itu tersenyum lembut, matanya bersinar-sinar

memandang Bun Hwi. "Dan pinni telah mendengar cerita Kiok Lan, anak muda.

Maaf pinni tak bermaksud mencampuri," lalu memandang Kiok Lan nikouw ini

bertanya, "Kiok Lan, bagaimana sekarang? Apa keputusanmu? Maukah kau ikut

pinni dan melepas persoalan ini?"

Kiok Lan bingung.

"Urusan cinta harus dihadapi dengan rasionil, anak baik, jangan emosionil. Pinni

telah memberimu nasihat panjang lebar, sekarang terserah kau keputusan apa yang

hendak kau ambil. Pinni tak mendesak, kalau kau ingin ikut pinni maka ikutlah

sekarang. Tapi kaltu kau menolak pinni juga tak akan berbuat apa-apa, hanya pinni

akan segera pergi."

"Hm," Bun Hwi campur bicara. "Apa hubunganmu dengan suthai ini, Kiok Lan?

Kenapa bicara begitu aneh?"

"Dia..... dia guruku," Kiok Lan tiba-tiba melirik nikouw itu, mendapat senyum

lebar. "Kami baru bertemu, Bun Hwi. Tapi, aku merasa cocok dan suka."

"Kalau begitu kau akan ikut dengannya?"

"Apa maksudmu?" Lian Ing Nikouw tiba-tiba bertanya. "Kau mau apa, anak

muda? Apa keperluanmu dengan Kiok Lan?"

"Aku mau mengajaknya untuk, eh... melihat-lihat kecocokan di antara kita.

Berjalan-jalan..."

"Itu saja?"

"Tidak, dia bicara tentang komunikasi, suthai. Katanya dia mau melihat apakah

di antara kita ada komunikasi. Aku tak mengerti maksudnya ini, aku sebal!"

Lian Ing Nikouw tertegun. Jawaban melengking yang diserukan Kiok Lan ini

tiba-tiba membuat dia terkejut. Sebagai orang tua berpengalaman tentu saja dia tahu

arti kata-kata itu, betapa dalam dan luas maknanya. Orang muda yang belum

mengerti tentu tak menangkap sarinya, maklum, belum merasakan betapa pentingnya

arti kata-kata itu. Nanti kalau sudah "ketanggor" baru ketemu batunya. Sadar di

belakang bahkan mungkin sadar setelah terlambat. Dan Lian Ing Nikouw yang tentu

saja berbeda cara menangkapnya dibanding Kiok Lan tiba-tiba sudah menghadapi

Bun Hwi lagi.59

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Anak muda, coba jelaskan apa maksudmu itu. Apa yang kau maksud dengan

komunikasi."

"Hm...." Bun Hwi ragu-ragu. "Bolehkah kujelaskan, Kiok Lan? Apakah aku

harus berterus terang kepada orang lain?"

"Pinni sudah dianggap gurunya, anak muda. Pinni bukan orang lain bagi Kiok

Lan."

"Benar." Kiok Lan mengangguk. "Lian Ing suthai seperti orang tuaku sendiri,

Bun Hwi. Kau ceritakan saja seperti apa yang hendak kau ceritakan padaku."

"Baiklah," Bun Hwi bersinar-sinar. "Aku hendak menjelaskan masalah ini,

suthai. Bahwa sebenarnya, hm... aku bingung menentukan pilihanku. Kami bertiga,

maksudku Mei Hong dan Kiok Lan ini...."

"Ya, ya, pinni telah mengerti. Mei Hong kau cinta sementara Kiok Lan ini pun

kau suka?"

"Lihat," Kiok Lan memotong. "Betapa mata keranjangnya, suthai. Masakah

orang mencinta bisa dua sekaligus? Aku tak percaya, itu bohong!"

"Diamlah," Lian Ing Nikouw menegur, melihat muka Bun Hwi yang merah.

"Kau jangan memnotong dulu, Kiok Lan. Dengar dan lihat saja keterangan pemuda

ini. Pinni lihat dia mencoba bersikap jujur!"

Bun Hwi mendapat angin. "Benar, aku mencoba bersikap jujur dalam masalah

ini, suthai. Tapi Kiok Lan tak mau mengerti. Sering dia memutus pembicaraan

sebelum aku selesai, aku merasa dipersulit."

"Cih, siapa yang dipersulit? Kaulah yang menyulitkan aku, Bun Hwi, bukan aku

yang menyulitkan kau!"

"Sabar, jangan memotong. Diamlah!" Lian Ing Nikouw menegur, melihat

perbedaan, dua anak muda itu. "Kau jangan ngotot dulu, Kiok Lan. Kalau baru begini

saja sudah sering cekcok lalu bagaimana kalau sudah berumah tangga nanti?

Bukankah pinni bilang kau harus diam? Anak muda ini akan bicara, tunggu giliranmu

kalau juga ingin bicara."

Terpaksa, Kiok Lan menggigit bibir. Dia mendongkol tapi mulai dapat

menerima itu, diam-diam memaki Mei Hong sebagai si bibit penyakit. Gadis siluman

itulah yang membuat Bun Hwi bercabang, padahal dialah yang lebih dulu berkenalan

dengan pemuda ini. Mei Hong belakangan, tapi maunya duluan. Keparat! Dan ketika

Bun Hwi menelan ludah dan kecut memandang nikouw ini Bun Hwi lalu mulai

bercerita apa sesungguhnya yang dia kehendaki. Bahwa terhadap Mei Hong maupun

Kiok Lan dia sama-sama suka, masing-masing pernah memberi budi kepadanya dan

tentu saja tak ingin dia menyakiti mereka, baik Kiok Lan maupun Mei Hong. Dan

ketika dia mulai bercerita bahwa dia dipaksa untuk memilih seorang saja di antara

mereka dan tentu saja ini menyulitkan dirinya karena berarti seorang yang lain akan

sakit hati maka dengan hati-hati namun jelas dia menyatakan keinginannya untuk

melihat kepada siapakah dia lebih cocok, artinya, dia harus mengenal mereka lebih

dekat dan melihat kepada siapakah dia lebih dimengerti, Mei Hong ataukah Kiok

Lan. Dan karena urusan itu dirasa membutuhkan waktu dan Mei Hong atau pun Kiok60

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Lan ingin diajaknya bergaul selama beberapa bulan untuk menetapkan hatinya maka

sampai di sini Bun Hwi berhenti sebentar.

"Aku telah menawarkan itu kepada Kiok Lan. Kami ingin bersama-sama selama

kurang lebih enam bulan. Kiok Lan menerima tapi dengan catatan aku tak boleh

mendekati Mei Hong dan melakukan hal yang sama."

"Tentu saja, aku tak sudi kau berpindah dari satu wanita ke wanita lain, Bun

Hwi. Betapa enaknya engkau, betapa senangnya engkau!"

"Ah," Bun Hwi menangkis. "Aku tak melakukan apa-apa terhadap kalian, Kiok

Lan. Senang apa? Enak apa?"

"Hm, hmm.... begitu ya? Kau lupa waktu memeluk-meluk Mei Hong? Kau lupa

waktu menciumnya?"

Bun Hwi terkejut. "Kiok Lan, waktu itu kalian sama-sama terluka. Aku

melakukan itu karena kasih dan sayangku kepada kalian!"

"Bagus, satu laki-laki menikmati dua wanita. Apakah ini pantas? Apakah ini

tidak memanaskan hatiku?"

"Stop!" Lian Ing Nikouw merah mukanya. "Urusan itu urusan pribadi kalian,

anak-anak. Pinni tak mau dengar. Pinni berpendapat asal kalian tidak melangkah

terlalu jauh maka itu pun wajar. Maklum, muda sama, muda!"

"Ah, kau mengijinkan pemuda ini memeluk-meluk Mei Hong, suthai? Kau

membolehkan mencium segala?"

"Kiok Lan!" Bun Hwi akhirnya membentak, malu sekali. "Aku melakukan itu

juga kepadamu, kenapa kau menyudutkan Mei Hong melulu? Sudah kubilang aku

sama-sama sayang kepada kalian, Kiok Lan. Dan aku sama-sama mencinta. Inilah

sekarang buktinya. Dan aku sesungguhnya tak dapat memilih siapa yang harus

kuambil!"

"Hm, hmm... !" Lian Ing Nikonw jadi jengah. "Kalian jangan ributkan itu di

depanku, anak-anak. Pinni seorang pendeta, pinni malu mendengar itu! Sudahlah,

jangan bertengkar dan biarkan pemuda ini melanjutkan ceritanya."

Kiok Lan merah padam. Nyaris ia menangis oleh bentakan Bun Hwi tadi,

pemuda ini di rasa kasar. Kebenciannya kepada Mei Hong semakin bertambah dan

meluap. Jahanam gadis itu, kalau ada di situ tentu sudah diterjangnya. Dan ketika

Bun Hwi melanjutkan ceritanya dengan muka yang tak kalah merahnya maka

pemuda ini berkata bahwa dia ingin meneruskan maksudnya, begaul dalam batas
batas yang wajar bersama Kiok Lan maupun Mei Hong. Dulu Kiok Lan sudah

dijumpainya tapi menolak. Dan ketika dia tiba pada pertemuannya dengan Mei Hong

dan menyatakan bahwa Mei Hong mengijinkan dia bergaul dengan Kiok Lan maka

Lian Ing Nikouw batuk-batuk.

"Gadis itu memperbolehkan kau bersama Kiok Lan?"

"Justeru dia yang meminta aku ke sini, suthai. Tadinya aku mau mengajak dia

lebih dulu tapi Mei Hong menolak."61

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hm..." nikouw ini mengangguk-angguk, mulai melihat perbedaan dasar itu.

Perbedaan antara Kiok Lan dan Mei Hong. Mei Hong tampaknya lebih memiliki

pengertian daripada Kiok Lan ini, gadis yang keras sekali. Dan ketika dia tersenyum

dan kagum menyaksikan kejujuran Bun Hwi nikouw ini lalu menoleh kepada Kiok

Lan. "Nah, sekarang terserah kau, Kiok Lan. Bun Hwi ingin mengenalmu lebih

dalam selama enam bulan itu. Sekarang kumengerti maksudnya, dia mengadakan

penjajagan. Betul kata-katanya itu, kalian memang harus dapat berkomunikasi

dengan baik. Kalau belum apa-apa sudah sering cekcok begini maka pinni melihat tak

baiknya komunikasi di antara kalian. Sekarang terserah kau, maukah diajak atau ikut

pinni."

"Aku mau diajak, tapi Bun Hwi tak boleh ke dia."

"Nah, lihat itu," Bun Hwi marah. "Kiok Lan ini mau menangnya, suthai. Dia tak

adil dan lebih mengerti Mei Hong. Aku kecewa oleh sikapnya yang keras ini."

"Ya-ya, memang Mei Hong lebih baik. Mei Hong lebih mengerti. Kenapa tidak

ke sana saja kau, Bun Hwi? Kenapa mencari aku dan membujuk? Aku tak sudi kau

mendekati gadis itu, habis perkara. Kalau kau memang lebih mencinta Mei Hong

pergilah dan tinggalkan aku!" Kiok Lan tiba-tiba menangis, naik darah dan gusar

sekali melihat Bun Hwi lebih memuji Mei Hong. Kata-kata itu seakan minyak
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

disiramkan ke api. Dan begitu dia membentak dan marah memandang Bun Hwi tiba
tiba Kiok Lan memutar tubuhnya dan melompat pergi.

"Kiok Lan.....!"

Dua orang itu terkejut. Bun Hwi dan Lian Ing Nikouw memanggil, Kiok Lan tak

menggubris dan mengguguk di sana, meneruskan larinya dan malah mengerahkan

ginkang, terbang dan meninggalkan dua orang itu tanpa banyak cakap lagi.

Kekecewaan dan kemarahan Kiok Lan menjadi berkobar setelah Bun Hwi

menyatakan dia tak semengerti Mei Hong, bukan main tajamnya kata-kata itu. Kiok

Lan merasa Bun Hwi terlalu menjunjung tinggi saingannya, bukan main panasnya.

Tapi Bun Hwi yang berkelebat dan mengejar tiba-tiba menangkap pundak gadis ini.

"Kiok Lan, tunggu...!"

Kiok Lan tertangkap. Bun Hwi tahu-tahu menahan larinya, Kiok Lan membalik

dan melengking. Dan begitu Bun Hwi bicara dan dia menggerakkan tangan tahu-tahu

tangannya menampar dan mulut pun berseru, "Lepas, jangan ganggu aku.... plak
plak!" dan Bun Hwi yang terpelanting dengan pipi bengap tiba-tiba mengeluh dan

memanggil lagi, melompat bangun dan melihat Kiok Lan sudah meneruskan larinya.

Bun Hwi penasaran dan mengejar. Dan ketika dia melayang dan turun di depan gadis

itu sekonyong-konyong Kiok Lan menerjang dan mengamuk.

"Bun Hwi, kau tak perlu mengejar aku. Pergilah atau kau kubunuh... sing!" dan

pedang yang sudah dicabut dan digerakkan gadis itu menusuk dan membacok tiba
tiba sudah menyambar dan bergerak ke sana-sini, cepat dan penuh kemarahan dan

Bun Hwi mengelak. Pemuda ini marah dan terbelalak, coba membujuk tetapi gagal.

Dan ketika dia lambat berkelit dan baju pundaknya robek tertikam maka Lian Ing

Nikouw sudah berkelebat di situ berseru menahan.62

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Kiok Lan, tahan. Dengarkan omongan pinni....... plak!" dan pedang yang

terlepas dari tangan Kiok Lan dikebut nikouw itu tiba-tiba membuat Kiok Lan

tersedu menutupi mukanya.

"Suthai, kau bunuhlah aku, Bununlah...!"

"Hm, sabar. Tenang...!" nikouw ini memeluk, menepuk-nepuk pundak gadis itu.

"Kalau kau tak suka didekati Bun Hwi biarlah kau mengikuti pinni, anak baik. Jangan

mengumbar kemarahan begini dan sadarlah. Padamkan dulu api kemarahanmu itu,

pandanglah pinni!" Kiok Lan didorong, diangkat wajahnya dan Lian Ing Nikouw

menyuruh gadis itu memandangnya. Kiok Lan mengguguk dan menangis. Dan ketika

dia tak kuat dan meronta melepaskan diri maka Bun Hwi ganti menyentuh

pundaknya.

"Kiok Lan, kenapa begini jadinya? Aku tak bermaksud menyakitimu, Kiok Lan.

Betapapun kaulah yarg menyelamatkan aku pertama kalinya. Tanpa kau di dusun Ki
leng tentu aku sudah tewas di tangan pengawal Bhong-loya. Aku ingin mengajakmu

bicara baik-baik, aku tak bermaksud melukai dirimu....."

"Oh, kalau begitu jangan kau dekati siluman betina itu, Bun Hwi. Aku benci

kepadanya, aku tak mau kau dekat dengannya."

"Kau dan dia sama-sama sahabatku, Kiok Lan. Mana mungkin melakukan itu?

Mei Hong pun berkali-kali menyelamatkan jiwaku, aku berhutang budi pada kalian

berdua. Aku tak dapat meninggalkannya pula."

"Kalau begitu kau lebih memberatkan gadis itu?"

"Hm," Bun Hwi marik napas berat. "Tak ada yang lebih kuberatkan di antara

kalian, Kiok Lan. Kalian sama-sama kusayang, sukar bagiku untuk menjelaskan

padamu bahwa sayang dan sukak u tak berat sebelah. Bahwa aku sama-sama,

mencintai kalian dan hubungan baiklah yang ingin kubina. Aku tak mencintai Mei

Hong lebih dari perasaanku kepadamu."

"Tapi kau memuji-muji Mei Hong, kau mengatakan aku tak semengerti dia!"

"Itu kenyataannya, Kiok Lan. Kau terlalu keras dan mau menangnya sendiri

saja."

"Baiklah, aku memang tak suka kau berpindah-pindah dari satu wanita ke lain

wanita, Bun Hwi. Kalau ini pun kau anggap aku mau menangnya sendiri saja maka

aku juga dapat berkata bahwa kau pun tak dapat mengerti perasaanku. Kau pun mau

menangnya sendiri saja, kau tak mengerti perasaan wanita. Aku tak sudi kau

melakukan itu dan lebih baik kita berpisah!"

"Kiok Lan...!"

Kiok Lan menangis. Lagi-lagi untuk kesekian kalinya dia merasa sakit oleh

perlakuan Bun Hwi itu. Bun Hwi menganggap dia tak semengerti Mei Hong padahal

pemuda itu pun juga tak dapat mengerti perasaannya. Kiok Lan membalik dan

meloncat pergi, tangisnya mengiringi. Dan begitu gadis ini berkelebat dan pergi

meninggalkan Bun Hwi maka Kiok Lan lenyap di kejauhan sana sementara Bun Hwi

memanggil lagi.

"Kiok Lan....!"63

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Gadis itu tak menggubris. Bun Hwi mau mengejar tapi sebuah seruan lembut

mencegahnya, Lian Ing Nikouw telah menghadang dan batuk-batuk. Nikouw ini

semakin melihat jelas perbedaan watak itu. Dan ketika Bun Hwi tertegun dan

mengerutkan kening memandang nikouw ini maka Lian Ing Nikouw berkata.

"Kau tak ada kecocokan dengan gadis itu, Bun-kongcu. Sebaiknya biarkan dia

dan jangan dikejar. Pinni melihat kalian harus berpisah."

"Tapi dia mendendam, aku ingin menerangkan ini agar dia tak sakit hati...."

"Menerangkan apalagi? Kau hanya bisa melunakkan hatinya kalau kau tak

mendekati Mei Hong, kongcu. Atau kau bersikeras dengan sikapmu dan Kiok Lan

pun bersikeras dengan sikapnya."

"Suthai." Bun Hwi menggigil. "Salahkah sikapku itu? Tidak benarkah sikapku

itu?"

"Hm, salah atau tidak tergantung dari sudut pandangnya, Bun-kongcu. Kalau

pertanyaan ini kau ajukan kepada Kiok Lan tentu dianggap salah. Tapi pinni dapat

mengerti maksud hatimu, kau benar, tapi caramu yang salah."

"Benar tetapi salah? Bagaimana ini?"

"Begini, kongcu. Umumnya wanita harus tidak boleh dijujuri seratus persen.

Maksudmu baik, kejujuranmu kuhargai. Tapi kalau dalam masalah begini kau

membawa kejujuranmu itu maka ada wanita-wanita yang tak dapat menerimanya, dan

diantaranya adalah Kiok Lan."

"Aku tak mengerti," Bun Hwi bingung. "Aku jadi heran karena kejujuran yang

hendak kutrapkan itu diangap salah!"

"Kejujuran itu sendiri tak salah, kongcu." Lian Ing Nikouw tersenyum. "Tapi

caramu mengetrapkan kejujuran itulah yang di sini kurang tepat. Kau seharusnya tak

perlu begitu jujur dengan Kiok Lan, kau tak usah memberi tahu pada dia bahwa

setelah bergaul dengan dia sekian bulan lalu kau hendak bergaul dengan Mei Hong

selama sekian bulan juga. Ini yang tidak dapat diterima, yang kukatakan salah itu.

Karena, mana mungkin wanita mau menerimanya?"

"Ah, Mei Hong mau, suthai. Dan Mei Hong justeru menyuruhku berbuat seperti

ini!" Bun Hwi protes, memotong.

"Benar, dan itulah keberuntunganmu, kongcu. Dan sesungguhnya kuberitahukan

padamu bahwa wanita atau gadis seperti Mei Hong itu jarang didapat! Kau harus

bersyukur, kau harus merasa berterima kasih karena gadis seperi Mei Hong itu

ternyata memiliki pengertian demikian besar. Tapi ketahuilah, sebagian besar wanita

tak seperti Mei Hong karena mereka tentu cemburu dan tak memperbolehkan

kekasihnya untuk mendekati wanita lain meskipun itu demi alasan ini atau itu.

Wanita hanya ingin memiliki kekasihnya untuk dirinya seorang, bukan orang lain. Ini

pun harus kau mengerti!"

Bun Hwi tertegun.

"Dan cara mengetrapkan kejujuran inilah yang kunilai keliru, Bun-kongcu.

Karena cara seperti yang kau lakukan itu tak dapat diterima oleh sebagian besar64

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

wanita. Pinni juga wanita, dan pinni juga pernah muda. Karena itu cara yang kau

trapkan ini kuanggap tidak tepat dan kejajuranmu adalah kejujuran yang kaku!"

"Kaku?"

"Ya, kaku, kongcu. Tidak luwes!"

"Jadi bagaimana seharusnya? Aku harus bersikap bohong?" Bun Hwi penasaran.

"Tidak, bukan begitu, kongcu. Melainkan seharusnya kau diam saja dan tidak

perlu memberitahukan maksudmu itu. Bahwa secara diam-diam kau dekati Kiok Lan

dan setelah itu secara diam-diam pula kau dekati Mei Hong. Maksudmu itu tak usah

diberitahukan pada mereka, karena begitu kau beritahukan maka mereka tentu

menolak dan maksudmu akan kandas di tengah jalan, seperti sekarang ini!"

"Ooh...!" Bun Hwi mendusin, kagum dan kaget. "Kau benar, suthai.... kau

benar...., aku sekarang sadar dan dapat menangkap kekeliruanku!"

"Ya, tapi sekarang terlambat, kongcu. Kau tak dapat memperbaiki kejujuranmu

yang sudah terlanjur itu. Kiok Lan tak dapat menerima. Kau tinggal memenuhi

keinginannya atau sama sekali meninggalkan gadis itu!"

Bun Hwi termangu-mangu, bingung. "Menurutmu bagaimana, suthai?" tanyanya

meminta pendapat, menyesal. "Aku jadi memaki kebodohanku sendiri yang tidak

dapat bersikap luwes dalam mengetrapkan kejujuran."

"Itulah pelajaran bagimu," nikouw ini tersenyum. "Menurut pinni tinggalkan

Kiok Lan, kongcu. Pinni telah mendapat jawaban dalam doa bahwa gadis itu tak

cocok untukmu."

"Suthai berdoa?"

"Ya, baru saja, kongcu, bersama gadis itu. Dan pinni serta Kiok Lan telah

mendapat jawaban bahwa kalian tak berjodoh. Lilin di dalam masih menyala."

Bun Hwi terbelalak, melompat ke dalam, melihat lilin di atas altar dan sebuah di

antaranya padam. Lian Ing Nikouw meagikuti dan nikouw itu menghela napas, segera

memberi tahu bahwa baru saja mereka meminta jawaban pada Kwan Im Pouwsat,

bahwa lilin di depan Kiok Lan padam dan itu berarti Bun Hwi tak berjodoh dengan

gadis itu. Kiok Lan terpukul dan Bun Hwi kebetulan datang. Dan ketika Bun Hwi

tertegun mendengar keterangan itu dan menjublak memandang nikouw ini maka Lian

Ing Nikouw mengebutkan lengannya.

"Nah, karena itu percuma mengejar gadis itu, kongcu. Sebaiknya kau lupakan

dia dan pergilah, jodohmu adalah Mei Hong dan berbahagialah dengannya."

Bun Hwi berdebar, tak keruan. "Dan suthai sendiri, ke mana mau pergi?"

"Pinni bebas ke mana melangkah, kongcu. Tapi pinni barangkali akan

mengawasi Kiok Lan.

"Baiklah, kalau begitu terima kasih, suthai. Apa yang kau katakan ini akan

kurenungkan baik-baik dan semoga kata-katamu benar. Aku tak jadi mengejar Kiok

Lan, biarlah kukembali mencari Mei Hong dan terima kasih atas semua nasihatmu."

Bun Hwi memberi hormat, siap melompat pergi tapi Lian Ing Nikouw tiba-tiba65

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

menahan, berseru perlahan. Dan ketika Bun Hwi tertegun dan nikouw itu tersenyum

maka nikouw ini berkata.

"Kongcu, apa yang kukatakan tadi jangan sampai kau sesatkan. Harap kau

mangerti dan tetap memegang kejujuranmu itu."

"Menyesatkan apa? Bagaimana?"

"Tentang kejujuran itu, kongcu. Bahwa kau harus tetap jujur tapi kejujuranmu

itu harus luwes. Jangan kaku tapi jangan pula membuang kejujuran itu!"

"Ah, ya. Aku mengerti." Bun Hwi tersenyum. "Aku tak akan mempergunakan

ketidakjujuran dalam setiap langkahku, suthai. Tapi aku juga akan mempergunakan

kejujuranku dalam tindak tanduk yang luwes. Aku paham, aku mengerti. Terima

kasih!" dan Bun Hwi yang meloncat pergi tak dihalang nikouw itu lalu melesat dan

lenyap di luar kelenteng, disusul tak lama kemudian oleh Lian Ing Nikouw yang

menuju ke utara, mengejar Kiok Lan. Dan begitu dua orang itu meninggalkan

kelenteng maka kelenteng tua itu pun sunyi dan sepi seperti semula.

*

* *

Menjelang tengah malam. Saat itu Hong Lam mondar-mandir, belum didapat

olehnya langkah yang tepat untuk menghadapi menteri Hu Kang. Malam itu dia

bingung mencari akal, sudah bercakap-cakap dengan beberapa pembantunya

termasuk Bhong Kiat namun belum juga diperolehnya tindakan yang tepat untuk

menghadapi menteri itu. Dan ketika dia melipat tangan di belakang punggung dan

mondar-mandir dengan kepala tunduk tiba-tiba sesosok bayangan berkelebat

memasuki kamarnya.

"Hong Lam, kau memikir apa?"

Hong Lam terkejut. Cepat dia memutar tubuh dan memandang, jari berkerotok

dan siap mengibas. Dia tersentak karena seseorang datang tanpa diketahuinya, ini
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbahaya. Tapi begitu dia melihat siapa yang datang tiba-tiba tertegun dan

bengonglah Hong Lam.

"Eh, kau?" serunya pendek. "Mau apa datang ke sini? Mana temanmu si

pangeran yang sombong itu?"

"Hm, aku datang tanpa dia, Hong Lam. Aku ke sini karena mendengar

peperangan yang kau cetuskan."

Hong Lam mendekat, mata tetap waspada bersinar-sinar. "Lalu apa

maksudmu?"

"Aku mau menghadapi lawan-lawanmu. Aku ingin membantumu."

"Ha-ha, begitu mudah kau bicara, nona? Kau mau membantu aku? Ha, tak perlu

menipu, gadis siluman. Kau adalah temannya Bun Hwi dan tentu datang sebagai

mata-mata....... wut!" Hong Lam tiba-tiba bergerak, jari menyambar dan tentu saja dia

tidak percaya kepada gadis ini, pendatang gelap yang bukan lain Kiok Lan adanya.

Kiok Lan telah meninggalkan Bun Hwi dan beberapa hari dalam perjalanannya ini ia66

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

mendengar berita pemberontakan itu, tertarik dan menuju ke sini dan segera

mendengar nama Hong Lam, putera Hong Beng Lama yang sakti itu. Dan ketika dia

melihat pula menteri Hu Kang di pihak sana dan betapa Hong Lam siap berperang

dengan menteri itu mendadak Kiok Lan timbul keinginannya untuk membantu Hong

Lam, memusuhi menteri itu karena Hu-taijin adalah sahabat Bun Hwi. Sekarang apa

yang berbau Bun Hwi akan dimusuhinya, wajib dimusuhi dan karena itu Kiok Lan

lalu mempercepat larinya. Dalam perjalanan menuju ke utara ini dia semakin

mendekati barisan besar itu. Dan ketika malam itu dia menyelinap mudah ke tempat

pemuda ini dan kebetulan Hong Lam mondar-mandir di kamarnya tiba-tiba Kiok Lan

muncul dan kini diserang.

"Plak!" Kiok Lan menangkis, membentak dan dua-duanya tergetar. Hong Lam

terdorong sementara Kiok Lan juga terhuyuug. Dan ketika pemuda itu terkejut dan

mau memberi aba-aba pada pasukan tiba-tiba Kiok Lan memaki.

"Bocah she Hong, tungau. Kalau aku ingin memusuhimu tak mungkin aku

berani datang seorang diri ke tempatmu. Tahan!" dan sementara lawan tertegun dan

dapat mempercayai kata-katanya gadis itu menyambung, "Nah, sekarang dengarkan

kata-kataku. Aku datang memang untuk membantumu, aku benci menteri Hu Kang

itu. Kau perlu tenaga untuk menghadapinya, bukan?"

"Ya," Hong Lam menyeringai. "Tapi bagaimana aku dapat percaya padamu,

nona? Bukankah kau murid. Thian-san Giok-li dan sahabat Bun Hwi?"

"Jangan sebut-sebut nama itu. Bun Hwi dan semua temannya adalah musuhku!"

"Ah," Hong Lam terbelalak. "Apa yang terjadi?"

"Hm, begini caramu menyambut tamu? Aku tak mau bicara sambil berdiri,

Hong Lam. Kalau kau tak suka aku datang ke sini tentu saja aku segera pergi!"

"Ah-ah, nanti dulu," Hong Lam terkejut melihat Kiok Lan mau memutar tubuh,

tertawa. "Tunggu dulu, nona. Jangan pergi. Aku siap mendengarkan kata-katamu dan

dapat percaya. Nah, mari duduk, silahkan pilih sendiri. Kau mau minum apa? Arak

atau kopi atau teh panas?"

"Aku tak mau minum. Aku datang bukan untuk mendapat jamuan."

"Tapi kau minta aku menyambut."

"Ya, itu sudah cukup, Hong Lam. Tapi tak perlu berlebihan karena aku belum

tahu apakah kau dapat menjadi sahabatku atau tidak! Kau duduklah, kita bicara dan

tak perlu memanggil teman-temanmu ke mari!"

"Hebat!" Hong Lam tertawa bergelak. "Kau bersikap seolah kaulah tuan rumah,

nona. Ha-ha, baru kali ini aku bertemu tamu begini aneh dan sinting. Baiklah, aku

duduk dan kita bicara!" Hong Lam menarik kursinya, duduk dan kagum dan berseri
seri memandang gadis itu. Dulu bersama Mei Hong pernah dia tergila-gila kepada

gadis ini, kini gadis itu datang dan Hong Lam merasa mendapat suguhan

mengasyikkan. Wajah cantik itu tak bosannya dipandang. Dan ketika Hong Lam

melotot dan bernafsu memandang lawannya maka Kiok Lan menghardik.

"Matamu tahan sedikit. Jangan seperti orang rakus!"67

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Ah," Hong Lam terkejut, menyeringai lebar. "Kau cantik, nona. Kenapa aku

tak boleh memandang? Aku kagum dan terus terang suka padamu, aku ingin menjadi

sahabatmu, tentu saja!"

"Jangan pecingas-pecingis, Hong Lam. Aku tak suka. Kalau kau mau kurang

ajar jangan harap aku membantumu. Kita boleh menjadi sahabat, tapi lebih dari itu

jangan dulu!"

"Baiklah, aku mengerti, nona. Aku akan menahan diriku. Nah, katakan apa yang

mau kau bicarakan dan kenapa datang ke sini."

"Aku mau membantumu...."

"Ya-ya, itu aku sudah tahu," Hong Lam memotong. "Tapi ceritakan bagaimaria

kau mau memusuhi menteri Hu Kang, nona. Ini yang aku tidak mengerti dan merasa

aneh."

"Aku benci menteri itu, dia sahabat Bun Hwi!"

"Hm, lalu?"

"Ya itu tadi, aku hendak memusuhi dan membunuh setiap yang dekat dengan

Bun Hwi!"

"Kenapa begitu? Bukankah kau sahabat Bun Hwi?"

"Bun Hwi pangeran sombong, Hong Lam. Dia.... dia tak mau kudekati setelah

mengetahui dirinya."

"Maksudmu?"

"Dia hanya mau bergaul dengan orang-orang yang sederajat dengannya. Orang
orang biasa macam aku tak diperdulikannya, padahal akulah yang dulu

menyelamatkan nyawanya dari tangan Bhong-loya!" Kiok Lan berbohong, tentu saja

tak mungkin bicara terus terang bahwa dia merasa gagal dengan Bun Hwi. Bahwa

Bun Hwi rupanya memberatkan Mei Hong daripada dirinya. Dan ketika dia

mengatakan itu dengan mata berapi-api dan Hong Lam mengangguk-angguk maka

pemuda ini menyeringai aneh dengan muka berseri-seri.

"Ah, begitukah? Tahulah aku, Bun Hwi memang sombong, nona. Sedari dulu

aku juga tak suka padanya. Tapi jangan khawatir, aku akan di pihakmu dan kelak kita

bekuk pangeran sombong itu. Aku percaya, kita sekarang sahabat dan...." pintu

dibuka, sesosok bayangan melompat masuk.

"Hong Lam, siapa dia?" Bhong Kiat berkelebat, melihat dua muda-mudi itu.

Dan begitu ia mengenal Kiok Lan tiba-tiba pemuda ini berseru kaget, "Eh, murid

Thian-san Giok-li, Kiok Lan....!" dan Bhong Kiat yang terkejut serta melompat

mundur tiba-tiba terbelalak dan kaget memandang gadis itu, lawannya sejak kecil!

Tapi Hong Lam yang tertawa dan bangkit berdiri buru-buru menyambar lengan

temannya itu, karena Bhong Kiat siap mencabut senjata.

"Bhong Kiat, tahan. Dia memang benar murid Thian-san Giok-li itu. Tapi dia

bukan musuh, dia sahabat. Ha-ha, tenang dan tekan debaran jantungmu, Bhong Kiat.

Nona Kiok datang dengan maksud baik-baik untuk membantu kita. Duduklah... !"

Hong Lam yang menarik temannya untuk duduk di sampingnya lalu menjura kepada68

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kiok Lan. "Nona, maaf . Kedatanganmu yang tiba-tiba memang mengejutkan kami

semua. Bhong Kiat belum tahu, harap kalian tak bermusuhan dan mari kita lanjutkan

pembicaraan." dan menekan jari Bhong Kiat sedikit kuat Hong Lam berbisik, "Bhong

Kiat, dia datang membenci Bun Hwi. Dan karena menteri Hu Kang adalah sahabat

Bun Hwi maka dia datang untuk membantu kita."

"Hm...." Bhong Kiat mengusap keringatnya, masih ragu. "Kita tak boleh

percaya begitu saja, Hong Lam. Gadis ini berbahaya dan selamanya memusuhi kita!"

"Tenanglah, ia datang seorang diri, Bhong Kiat. Aku mempercayai kata-katanya

dan tak perlu khawatir...."

"Baiklah," dan Bhong Kiat yang duduk dengan berdebar di samping Hong Lam

lalu memandang Kiok Lan dan diam-diam menekan kemarahannya teringat gurunya,

mendiang Ang-sai Mo-ong yang dibunuh gadis itu, ditekan dan sudah mengangguk

serta bersinar-sinar menghadapi tamu Hong Lam yang luar biasa ini. Kiok Lan datang

seorang diri, bukan main beraninya. Dan ketika Kiok Lan memandang Bhong Kiat

dengan senyum mengejek gadis itu menjengek.

"Bhong Kiat, tak usah khawatir. Betul kata-kata temanmu itu, aku datang

seorang diri."

"Ha-ha, kau rupanya mendengar bisikan kami, nona. Sudahlah, tak perlu

mendongkol dan teruskan pembicaraan tadi."

"Aku sudah bicara, aku ingin membantu kalian. Kalau kalian menerima tentu

saja aku menganggap kalian sebagai sahabat. Dan tentang sikapku sudah kusebutkan

tadi, aku hendak memusuhi dan membunuh orang-orang yang menjadi sahabat Bun

Hwi."

"Kenapa?" Bhong Kiat bertanya.

"Sebab yang remeh, Bhong Kiat," Hong Lam tertawa, mendahului. "Nona Kiok

ini disakiti hatinya karena Bun Hwi sekarang sombong. Dia tak mau bergaul seperti

dulu, Bun Hwi hanya mau bergaul dengan orang-orang yang sederajat karena dia

adalah pangeran. Itu alasannya."

"Ah, begitukah?" Bhong Kiat ragu. "Seingatku Bun Hwi mau bergaul dengan

siapa saja, Hong Lam. Dulu di dusun Ki-leng saja teman-temannya adalah buruh
buruh tani yang menjadi bawahan ayahku!"

"Ah, itu dulu, Bhong Kiat. Manusia selalu cenderung berobah, bukan? Sekarang

setelah bertemu sri baginda kaisar dan diaku pangeran maka Bun Hwi berobah. Dia

memang somboag, gadis ini disakiti hatinya dan memang wajar. Kita harus berpihak

padanya dan memusuhi pemuda itu."

"Lalu?"

"Kita sahabat, biarkan nona Kiok menghadapi menteri Hu Kang dan besok kita

serbu barisan menteri itu!"

"Hm," Kiok Lan tak sabar. "Aku pribadi ingin menggempurnya sekarang, Hong

Lam Bagaimana kalau malam-malam begini kita serang?"

"Ah, kau baru datang, nona. Kau perlu istirahat."69

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Aku tak butuh istirahat, aku ingin menyerang dan membunuh menteri itu!"

"Ha-ha!" Hong Lam saling pandarg dengan temannya. "Bagaimana

pendapatmu, Bhong Kiat? Sudah siapkah pasukan kita?"

Bhong Kiat tertegun. Tadi dia mendengar laporan pengawal akan

menyelinapnya bayangan tak dikenal ke tempat Hong Lam, betapapun gerak-gerik

Kiok Lan tak dapat lolos di bawah pengawalan ketat pasukan besar itu. Dia dikejar

tapi pengawal tak dapat mencegahnya, gadis ini memang bukan lawannya pengawal.

Dan ketika beberapa pengawal melaporkan pada Bhong Kiat dan pemuda itu mau

memberitahu Hong Lam ternyata bayangan yang dilihat pengawal itu adalah Kiok

Lan adanya dan gadis itu telah bercakap-cakap dengan Hong Lam, tertegun dan

terkejut mendengar pertanyaan itu. Sekilat pikiran tiba-tiba merasuk. Benar juga,

kalau pasukan mereka menyerbu di tengah malam dan maksud baik Kiok Lan dapat

diuji dalam serangan ini maka mereka tak perlu ragu dan dapat mempercayai gadis

itu, hilang kecurigaan dan gadis ini perlu dibuktikan iktikad baiknya. Betapapun dia

masih sangsi. Maka begitu Hong Lam bertanya dan isyarat mata pemuda itu memberi

tanda tiba-tiba Bhong Kiat tersenyum dan mengangguk, tertawa.

"Aku kira setuju saja, Hong Lam. Tapi bagaimana dengan pasukan sendiri?

Siapkah mereka?"

"Ah, kenapa bertanya?" Kiok Lan menukas. "Pasukan dapat diperintah, Hong

Lam. Kalau kau pimpinan di sini dapat saja kau membangunkan mereka dan

bertempur. Ini kesempatan baik, kukira tak perlu berpikir panjang!"

"Wah, betul, nona. Tapi di sana ada menteri Hu Kang!"

"Aku yang menghadapi, serahkan dia padaku!"

"Ha-ha, kau sanggup?"

"Srat!" Kiok Lan mencabut pedang, bangkit dengan gagah. "Aku tak takut setan

atau iblis, Hong Lam. Biar sepuluh menteri Hu Kang pun aku sanggup menghadapi!"

Hong Lam tertawa bergelak. Kegagahan dan keberanian gadis ini segera

memikat hatinya, Hong Lam memberi tanda dan cepat Bhong Kiat mengerti. Dan

ketika malam itu juga Sun-ciangkun dan lain-lain dipanggil maka tertegun dan

kagetlah panglima ini mendengar rencana Hong Lam. Bahwa mereka menyerbu

sekarang dan seorang pendekar wanita berada di pihak merka, Sun-ciangkun terkejut

karena segera dia mengenal Kiok Lan, meskipun tak langsung karena dulu ketika

Kiok Lan dan Mei Hong menghadapi Hong Beng Lama di istana cukup hanyak orang

melihat gadis ini. Sun-ciangkun tiba-tiba merasa gagal dengan utusannya, percuma

lagi A-him menghubungi menteri Hu Kang itu. Dan ketika malam itu juga pasukan

dibangunkan dan bergerak ke depan maka pada kentongan ketiga, tiga jam sebelum
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

matahari terbit di ufuk timur pasukan Hong Lam menyerbu, pasukan Yee-ciangkun

yang dibantu Hu-taijin.

Gegerlah pagi itu. Serangan mendadak yang dilakukan Hong Lam ini

mengejutkan lawan. Yee-ciangkun tersentak dan dibangunkan dari tidurnya.

Panglima ini bergegas dan sudah melihat pertempuran dan api di mana-mana. Lawan

bersorak dan menyerbu, lima ribu orang mengepung seribu pasukan yang dipimpan

panglima ini. Hiruk-pikuk suasananya, kacau keadaannya dan Hong Lam serta Bhong70

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kiat mengobrak-abrik pasukan musuh di sebelah kiri dan kanan, mengapit dan

membakar semangat pasukannya untuk membabat siapa saja. Dan ketika dua pemuda

itu menerjang dan merobohkan lawan sambil tertawa-tawa maka di tengah, menyerbu

dengan gagah dan penuh keberanian muncullah seorang gadis yang membacok dan

menabas lawan dengan pedangnya yang sudah bermandi darah.

"Ayo serbu, bunuh mereka!"

Seruan ini mendapat sambutan ramai dari pasukan Hong Lam. Itulah Kiok Lan

yang mengamuk tanpa ampun lagi, menerjang dan merobohkan lawan yang

dijumpainya. Tentu saja tak ada yang dapat melawan dan pasukan yang diserbu

kalang-kabut. Untuk pertama kalinya Kiok Lan berperang melampiaskan dendam,

seluruh sakit hati dan kekecewaannya ditumpahkan di sini. Dan ketika dia mengamuk

dan terus maju membuka jalan darah tiba-tiba sesosok bayangan berkelebat dan

berhenti di depannya.

"Hm, kaukah, nona?" bayangan itu terkejut, menghadang dan pasukan Yee
ciangkun tiba-tiba bersorak. Seorang laki-laki gagah dengan kumis tipis namun

berwibawa telah berdiri di depan Kiok Lan, menangkis dan membuat pedang gadis

itu terpental ketika menyapu sepuluh pasukan lawan yang ada di depan. Kiok Lan

terkejut dan segera memandang. Dan ketika di tengah-tengah sorakan musuh dan api

yang membakar sana-sini maka Kiok Lan mengenal siapa lawannya itu.

"Hu-taijin...!"

"Ya, aku. Bagaimana kau membantu pemberontak, nona? Mana putera Hong

Beng Lama yang mengacau itu?" Hu Kang menteri yang gagah ini mengerutkan

kening. Dia sungguh tidak mengira bahwa Kiok Lan tiba-tiba ada di situ, menyerang

dan membantu musuh karena kedatangan gadis ini belum didengar beritanya. Hu
taijin memang tak tahu karena Kiok Lan memang baru tiba, membantu dan

menyerang dan justetu dialah yang menyarankan serangan mendadik itu. Dua

pasukan di sekitar dua orang ini berhenti dan masing-masing menonton. Hu-taijin

merah mukanya dan marah. Tentu saja menteri ini marah karena tanpa sebab yang

jelas tahu-tahu Kiok Lan menyerbu di situ, membunuh-bunuhi pasukannya dan kini

tegak menantang didepannya. Dan ketika itu menteri itu menegur dan Kiok Lan

terkejut tiba-tiba gadis ini sudah menerjang dan tidak banyak bicara lagi.

"Menteri Hu Kang, tak perlu kita bicara. Ayo sambut dan terimalah

pedangku........ sing!" Kiok Lan menusuk, tubuh melompat dan pedang pun menuju

tenggorokan menteri itu. Dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa gadis ini

melakukan jurus yang disebut Bintang Meluncur Menubruk Bumi, serangannya kuat

dan cepat. Tapi lawan yang tentu saja naik darah dan tidak dijawab tiba-tiba

menampar.

"Plak!"

Kiok Lan melengking. Untuk kedua kalinya dia tertolak, pedang terpental tapi ia

sudah menyerbu lagi. Cepat dan kuat ia melakukan tusukkan dan tikaman, pedang

berkelebat menyilaukan mata menyambar menteri Hu Kang, dikelit dan sudah

mengejar lagi dengan bacokan dan babatan. Dan ketika menteri itu harus berlompatan

dan serangan demi serangan dikelit atau ditangkis maka Kiok Lan tiba-tiba berseru

keras menggerakkan tangan kirinya dengan kepretan-kepretan dua jurus sakti Sing

dan Sien.71

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Aih, ini peninggalan Cupu Naga. Hebat! Ganas.......!" Hu-taijin terkejut, segera

membentak dan melihat perobahan serangan-serangan itu. Tentu saja dia mengenal

ini karena Hu Kang atau Hu-taijin ini adalah sute dari mendiang Pek-mauw Sinjin,

cepat berkelebat dan menghindari serangan-serangan berbahaya itu, jari Kiok Lan

mencicit dan sinar-sinar putih menyambar bagai pisau-pisau panjang yang

menghujani tubuh lawannya itu. Hu-taijin menangkis tapi lengannya tergetar, lawan

terdorong tapi sudah menyerang lagi, cepat dan bertubi-tubi hingga menteri ini

kewalahan. Dan ketika pedang di tangan Kiok Lan juga bergerak menyerang dan

mengelilingi tubuh lawannya ini maka Hu-taijin tak dapat mengelak saja dan harus

membalas, berseru keras dan meloncat tinggi menghindar semua serangan-serangan

di bawah. Menteri ini terbelalak melihat jurus-jurus Sing dan Sien itu, dia sudah

pucat membayangkan Kiok Lan mengeluarkan jurus-jurus berikut, warisan ilmu sakti

dari peninggalan Cupu Naga. Tapi melihat gadis itu hanya mengeluarkan jurus-jurus

itu saja dan mengulang serta meneruskan serangannya dengan delapan belas gerakan

dalam setiap jurusnya tiba-tiba menteri ini lega dan meluncur turun dengan kibasan

lengan di kiri kanan tubuhnya.

"Plak-dess!"72

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Kali ini Kiok Lan terguncang. Tamparan atau kibasan lengan dari menteri Hu

Kang itu membuat dia mengeluh, secara cerdik dan lihai menteri ini menangkis

serangannya dari atas, tidak secara langsung, jadi menindih dan menekan

pukulannya. Dan ketika Kiok Lan terhuyung dan marah menyerang lagi maka Hu
taijin mulai hapal dan tertegun menegurnya.

"Nona, kau seperti siluman kesetanan. Mana Bun Hwi dan kenapa membantu

pemberontak? Siapa yang mempengaruhimu?"

"Keparat, tak usah bertanya-tanya, Hu-taijin. Bun Hwi tak ada di dekatku dan

aku tak peduli padanya."

"Tapi kau sahabatnya, kau...... wut-plak!" Hu-taijin menghentikan kata-katanya,

menangkis dan melempar kepala ke belakang ketika Kiok Lan mencicit menusuk

lehernya, hampir dia terlambat dan menteri ini marah. Dia bersabar dan coba

mengorek keterangan tapi gadis itu malah mengganas. Dan ketika Kiok Lan memekik

dan kembali menusuk serta dibantu cicitan jari-jari saktinya maka menteri ini tak

dapat bercakap-cakap lagi dan harus waspada, menghindar dan membalas dan segera

dua pasukan yang bertempur menghentikan serangannya, menonton dan berkumpul

dan tak lama kemudian Kiok Lan menambah kecepatannya. Dengan penasaran dan

gusar ia menyerang bertubi-tubi tubuh menteri itu. Dan ketika Kiok Lan melengking

dan mengerahkan ginkang berkelebat lenyap menusuk dan menampar maka lawan

pun tiba-tiba berseru keras dan lenyap pula mengimbangi kecepatannya.

"Plak-plakk!"

Kiok Lan dan Hu-taijin sudah saling serang dan tangkis. Tubuh keduanya sudah

hilang dalam bentuk bayangan, masing-masing membentak dan melepas pukulan atau

tendangan, juga ketukan. Hu-taijin kini mengeluarkan ilmunya yang berhawa dingin,

Soat-kong-jiu (Pukulan Sinar Salju). Tepat dan cepat dia menangkis jari-jari mencicit

yang dipunyai Kiok Lan, jari-jari yang mengeluarkan hawa panas dan kini mulai

bertemu dengan pukulan-pukulan dingin yang dipunyai menteri ini. Dan ketika Hu

Kang mengerahkan tenaganya dan sedikit tetapi pasti ia dapat mendesak atau

menekan jari-jari panas yang dimiliki Kiok Lan maka beberapa jurus kemudian Kiok

Lan menggigit bibir dan nyaris memaki-maki menteri itu yang selalu mementalkan

serangannya, bahkan pedangnya mulai bengkok dan patah bertemu tubuh Hu-taijin

yang kebal, atos dan kuat karena menteri ini mengerahkan sinkangnya menolak

tusukan atau bacokan senjata tajam itu. Kiok Lan mendesis karena Hu-taijin

membuat dia terdorong. Dalam beberapa kali adu sinkang ternyata dia kalah kuat.

Menteri itu betul-betul lihai dan dia masih kalah beberapa tingkat dibanding

lawannya ini. Kiok Lan berteriak dan kembali menyerang. Tapi ketika pedangnya

malah patah lagi dan satu pukulan dari menteri itu mengenai pundaknya dan Kiok

Lan terpelanting maka gadis ini menjerit dan menjadi kalap.

"Hu-taijin kubunuh kau. Atau kau boleh membunuhku....!" dan Kiok Lan yang

kini menyerang mengandalkan dua jurus saktinya lalu menggerak-gerakkan jari dan

mengepret atau menusuk tapi lawan menangkis secara cerdik, kembali Kiok Lan

terhuyung sementara lawan kian kuat menekan. Menteri Hu Kang siap merobohkan

gadis ini dalam beberapa menit lagi, tinggal menanti kesempatan dan berhati-hati

terhadap jari-jari lawan yang mencicit-cicit dalam jurus-jurus sakti itu. Betapapun

dua jurus sakti ini memang hebat dan Hu-taijin berkali-kali keserempet. Tapi karena

dia mampu menjaga dirinya dengan baik dan kini Kiok Lan terpelanting atau73

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

terhuyung setiap bertemu sinkang dengannya maka dua jurus sakti itu tak banyak

berguna lagi menghadapi menteri yang kosen ini, lain halnya kalau Kiok Lan

memiliki sinkang setingkat dengan menteri itu, atau dia memiliki jurus-jurus lain

selain Sing dan Sien. Kiok Lan lemah dalam hal ini dan menteri Hu Kang tahu itu.

Dan ketika Kiok Lan selalu terhuyung dan setiap pukulannya juga selalu meleset

dikelit menteri itu maka satu dorongan kembali mengenai pundak kanan Kiok Lan.

"Dess!"

Kiok Lan terpelanting bergulingan. Untuk kesekian kalinya dia merjerit memaki

lawan, Hu-taijin berkelebat dan siap menotoknya. Kiok Lan menjauh dan melompat

bangun. Dan ketika ia menyerang lagi namun gagal dan lawan malah menampar

dengan pukulan jarak jauh tiba-tiba Kiok Lan mengeluh ketika ia harus terguling
guling lagi, jatuh dan menteri Hu Kang berkelebat. Sekaranglah saatnya menteri itu

akan melumpuhkan Kiok Lan. Tapi persis menteri itu membentak mengayun

lengannya sekonyong-konyong sesosok bayangan berkelebat dan Hong Lam muncul.

"Hu-taijin, mampuslah!"

Pasukan menjadi ribut. Hong Lam tadi mendorong pasukan lawan, mereka

tersibak dan jatuh tunggang-langgang. Beberapa di antaranya bahkan terlempar untuk

akhirnya terbanting remuk. Pemuda ini membentak pasukannya agar menyerang

pasukan lawan, meloncat dan menubruk menteri Hu yang akan merobohkan Kiok

Lan. Dan begitu dia membentak menerjang menteri itu maka Hu-taijin terkejut dan

cepat membalik, menangkis serangan ini meninggalkan Kiok Lan.

"Bless!"

Hong Lam mencelat tiga tombak. Soat-kong-jiu yang dilepas menteri itu dahsyat

sekali. Hu-taijin mengerahkan sinkangnya karena tahu lawan yang kuat membokong.

Pukulan dingin itu membuat Hong Lam menjerit dan langsung beku, tubuh dan

pakaiannya tak ada yang lemas. Tapi begitu Hong Lam menggereng dan menggoyang

tubuhnya seperti anjing kena air tiba-tiba pukulan dingin yang membuat tubuhnya

beku itu mencair dan dia pun dapat bergerak kembali, memekik dan menerjang lagi

dan Kiok Lan di sana juga melompat bangun. Gadis ini menampar seorang pengawal

dan merampas tombaknya, Hong Lam berteriak agar dia, membantu. Dan ketika

Hong Lam menyerang tapi Hu-taijin lagi-lagi menangkis maka Kiok Lan melejit dan

menusuk ulu hati menteri itu dengan tombak rampasan.

"Krekk...!" tombak patah, Kiok Lan terkejut dan Hu-taijin membalik. Satu

tendangan membuat Kiok Lan terpelanting, roboh bergulingan dan berteriak kaget.

Tapi Hong Lam yang sudah menyerang dan tidak membiarkan menteri itu mengejar

Kiok Lan cepat membentak dan melepas pukulan pendek, siku menyodok dan Hu
taijin terdorong. Dalam gebrak-gebrak cepat itu Hu-taijin ternyata berhas didekati,

disodok tapi menteri itu tidak apa-apa. Hong Lam malah merasa sikunya nyeri, dia

tadi serasa menyodok baja. Dan ketika menteri itu terbelalak dan marah

memandangnya maka Kiok Lan sudah mencabut jarum emasnya dan menerjang

memaki menteri itu, disusul Hong Lam yang berkelebat melepas pukulan kedua.

Hampir berbareng mereka menyerang Hu-taijin dari kiri kanan. Tapi Hu-taijin yang

marah mengembangkan lengan ke samping kiri dan kanan tiba-tiba menangkis dan

menolak keduanya.

"Plak-dess!"74

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Dua-duanya terpental. Kiok Lan dan Hong Lam menjadi marah, pasukan yang

menonton sudah saling serang lagi dan keadaan merjadi kacau. Kiok Lan yang

terlempar di daerah musuh mendapat tusukan dan bacokan golok, menangkis dan

merampas golok itu. Lalu begitu ia melompat bangun dan menggerakkan senjatanya

maka si pemilik golok berteriak ngeri dan terjungkal mandi darah, ditinggalkan dan

Kiok Lan sudah menerjang menteri itu, mengeroyok. Ganti berganti mereka

menyerang dari kiri atau kanan, atau muka dan belakang. Dan Hu-taijin yang geram

membentak gusar lalu melayani keduanya dan cepat serta kuat menteri itu menolak

serangan-serangan mereka. Golok dan jarum di tangan Kiok Lan hampir menghadapi

menteri yang kebal itu, tak lama kemudian golok di tangan Kiok Lan malah patah,

tinggal jarum emasnya yang diwarisi dari mendiang subonya itu. Kiok Lan berhatiDewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati dan selalu menyelamatkan senjatanya bila bertemu langsung dengan pukulan

lawan, mengelak dan menyerang lagi dan menteri ini semakin marah. Hong Lam di

sebelahnya juga melakukan pukulan-pukulan sinkang. Dan ketika dua anak muda itu

berkelebatan menyambar-nyambar dan menteri Hu melengking tinggi tiba-tiba

menteri itu melepas pukulan lain dengan tangan kirinya, mendorong dan mengebut

sementara pukulan Soat-kong-jiu di tangan kanan tetap berjalan, menangkis dan

menolak serangan lawan dengan sinkang terus ditambah. Hawa dingin membuat Kiok

Lan kini menggigil, jari-jari menteri itu berkerotok seperti es menggempur semua

pukulan-pukulannya, juga pukulan-pukulan Hong Lam. Dan ketika tangan kiri

menteri itu bergerak dan sebuah pukulan lain menyambar mereka mendadak Kiok

Lan terkejut ketika hawa panas dan dingin berganti-ganti menyerang dari tangan

menteri itu.

"Pek-in-ciang (Pukulan Mega)....!" Hong Lam berseru kaget. Kiok Lan

terbelalak karena dari tangan kiri menteri itu kini mengebul kumpalan tenaga mirip

mega, tebal dan mendorong mereka hingga sesak napas. Kiok Lan tersentak karena

sekarang dia diserang gumpalan pukulan aneh itu sekaligus hawa dingin yang

meluncur dari tangan lawan yang lain, Soat-kong-jiu. Kiranya menteri Hu Kang

mengeluarkan dua ilmunya sekaligus, Pek-in-ciang dan Soat-kong-jiu. Dan ketika

Kiok Lan lambat berkelit karena tubuh menjadi kaku diserang hawa dingin maka

pukulan mega itu menyambar mukanya dan Hong Lam berseru kaget.

"Awas.... !"

Kiok Lan terbelalak. Ia tak dapat mengelak, sudah tak keburu. Maka melempar

kepala ke belakang gadis ini coba menghindar tapi tetap terlempar, mengeluh dan

terbanting di sana dan Kiok Lan tak dapat segera bangun. Tubuhnya seakan beku dan

kini menerima pukulan mega itu, kedinginan. Bagian leher ke bawah serasa di

rendam es tapi mukanya serasa dimasukkan bongkahan api. Kiok Lan merintih. Dan

sementara dia pucat tergeletak di tanah tiba-tiba seorang perajurit menusukkan

tombaknya ke dada gadis ini.

"Keparat!"

Bentakan itu disusul berkelebatnya bayangan seseorang. Kiok Lan terkejut

diserang musuh, tombak menyambar dan dia tak dapat mengelak. Saat itu tubuhnya

masih kaku dan ia sedang memulihkan jalan darahnya. Untunglah Bhong Kiat,

bayangan itu, datang menolong. Pemuda ini berkelebat dan langsung menangkis

tusukan tombak itu, tangan melayang dan tombak pun patah. Dan ketika Bhong Kiat

menendang dan perajurit itu menjerit maka perajurit ini terbanting dan tidak

bernyawa lagi ketika ambruk di tanah.75

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Terima kasih........!" Kiok Lan dapat melompat bangun, berkeringat

memandang Bhong Kiat tapi Bhong Kiat sudah membantu Hong Lam. Ditinggal

Kiok Lan putera Hong Beng Lama ini menjadi terdesak hebat, Soat-kong-jiu dan

Pek-in-ciang yang dilancarkan berganti-ganti oleh Hu-taijin itu membuat pemuda ini

kewalahan. Dua kali dia terhantam tapi dua kali dia bangun lagi, pemuda ini mulai

membaca mantera dan Hu-taijin melihat uap kehitaman muncul di ubun-ubun

pemuda ini. Menteri Hu terkejut karena itutah ilmu iblis Merekat Tulang

Menyambung Nyawa, tulang yang retak bakal tersambung lagi dan nyawa yang putus

bisa dihidupkan kembali, ilmu setan yang hanya dimiliki satu-satunya oleh Hong

Beng Lama. Kini puteranya itu mempergunakan ilmu itu untuk menghadapinya. Dan

ketika pemuda itu tertawa aneh dan Hu-taijin membentak maka satu pukulan kuat

menghantam leher pemuda itu.

"Dess!"

Hong Lam terbanting mengeluh roboh. Kali ini Hu-taijin melakukan pukulan

berat, pemuda itu tak dapat bangun dan hidung serta mulutnya mengeluarkan darah.

Napas Hong Lam berhenti keluar masuk dan pemuda itu diam tak bergerak. Pukulan

tadi gampang diduka menewaskan Hong Lam, setidak-tidaknya melukai berat

pemuda itu. Tapi begitu uap hitam di atas kepala pemuda ini berputar-putar dan

masuk kembali ke dalam kepala mendadak Hong Lam bergerak dan.... hidup lagi.

"Keparat!" menteri Hu Kang gusar. "Kau anak iblis, bocah she Hong. Aku akan

mencari kelemahanmu dan membuatmu tak dapat hidup lagi!" dan menteri ini yang

marah serta menyerang lagi lalu menotok dan menghentikan jalan darah Hong Lam

di dada kiri, Hong Lam roboh lagi namun bangkit lagi, tak lama kemudian. Totokan

atau serangan itu tadi ternyata tak dapat membuat pemuda ini tewas, Hong Lam telah


Siluman Ular Putih 24 Wasiat Kematian Pahlawan Harapan Karya Tang Fei Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang

Cari Blog Ini