Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 5
mengenal kelemahannya dan pedang terus menyambar bagian atas. Bagian bawah,
kaki, selalu dihadang menteri itu dengan cengkeraman atau totokan. Gentarlah Mei
Hong. Dan karena itu bisa merugikan diri sendiri dan Mei Hong merasa dia akan
roboh menghadapi menteri yang lihai ini tiba-tiba menteri itu mengeluarkan bentakan
keras sebelum Mei Hong berpikir untuk melarikan diri.
"Nona, sekarang kau menyerah. Awas......!" sang menteri bergerak cepat,
pedang dimasukkan dan tiba-tiba kedua tangannya meledak nyaring. Sebuah cahaya
berkelebat bagai api, menyambar Mei Hong. Mei Hong terkejut karena sinar berhawa
panas menyambar mukany, tak ada waktu mengelak. Dan karena dia harus
menangkis dan kaki kanannya diangkat untuk menyambut pukulan itu tiba-tiba Mei
Hong menjerit dan roboh terguling-guling.
"Aduh.... ces!" Mei Hong serasa dibakar, celananya hangus dan seketika
berlubang. Gadis ini menjerit karena ia betul-betul kesakitan, tentu saja harus
menjauhkan diri dan bergulingan menjauhi menteri itu. Yo-taijin mengeluarkan
pukulan berapi. Tapi ketika ia melompat bangun dan menggigil mengeluarkan
keringat dingin tahu-tahu sang menteri sudah ada di sampingnya menotok pundak,
tertawa.
"Nona, robohlah..... bluk!" dan Mei Hong yang roboh kembali ditotok menteri
itu akhirnya mengeluh dan tidak dapat melawan lagi, ditangkap dan sang menteri
mengusap keringatnya didahi. Pertempuran tadi cukup melelahkan dan Mei Hong
dipuji. Kalau gadis itu tidak setengah matang kepandaiannya tentu tak dapat dia
merobohkan gadis Han ini. Yo-taijin memanggil puterinya mendekat, menyuruh Siu143
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Lan membawa Mei Hong ke gedungnya. Dan ketika istana tenang kembali dan
pengawal disuruh pergi maka Mei Hong menjadi tawanan dan menteri Yo ingin
mengorek beberapa keterangan dari mulut gadis ini, sambil menunggu kedatangan
Yonaga, suhengnya, yang kebetulan keluar.
? O ?
"Nah, sekarang sebut keperluanmu yang sebenarnya datang di Magada, nona.
Apa maksudmu ke mari dan kenapa kau membuat onar."
"Aku sudah bilang ingin menjadi kepala pengawal. Aku datang untuk
menantang menteri Yonaga!"
"Aku tidak percaya," begitu menteri Yo tersenyum. "Pasti ada yang lain dan
untuk itu kau datang."
"Hm, maksudmu?"
"Kau utusan Hu-taijin, menteri Hu Kang!"
"Eh!" Mei Hong terbelalak. "Untuk apa? Kenapa kau menduga begitu?"
Yo-taijin tiba-tiba menyelidik tajam. "Nona, kau adalah gadis Han. Antara
bangsa Han dengan bangsa kami belum ada hubungan. Aku menduga kau datang
untuk menyelidik di sini atas suruhan menteri itu, dengan lain kata, kau menjadi
mata-mata!"
"Hi-hik!" Mei Hong tiba-tiba tertawa. "Aku geli mendengar kata-katamu, taijin.
Mata-mata? Aku seorang anggauta pengemis menjadi mata-mata? Lalu apa perlunya?
Aku memang mengenal menteri Hu Kang, taijin. Tapi aku datang bukan atas
suruhannya melainkan benar-benar atas kehendakku pribadi yang ingin datang ke
sim!"
"Bohong, kau dusta," menteri ini tetap curiga. "Aku tak percaya kata-katamu,
nona. Kau mencurigakan dan terus terang aku tak akan melepasmu kalau tidak
mengaku!"
Kiranya, menteri ini sebagai seorang pejabat merasa khawatir kalau
keselundupan "spion". Maklum, Yo-taijin adalah pembantu dekat raja dan tentu saja
dia harus menjaga keselamatan negara. Mei Hong tak menduga dan tentu saja tak
mengerti semuanya itu. Sebenarnya dia datang karena dua hal. Satu, ingin menjauhi
Bun Hwi agar pemuda itu bebas menentukan pilihan jodohnya dan dua, dia tertarik
mendengar tentang negeri kecil ini, berkumpulnya tokoh-tokoh dalam Kitah Empat
Pendekar. Mei Hong telah membaca kitab yang diberikan Bun Hwi dan karena itu ia
tertarik, ingin bertemu dan mengenal langsung keturunan dari tokoh-tokoh dalam
Kitab Empat Pendekar itu, tak dinyana kedatangannya justeru dicurigai sebagai mata
mata. Mei Hong terkejut, tapi juga tiba-tiba geli. Dan ketika sang menteri
memandang tajam dan Siu Lan saat itu masuk ke dalam kamar tiba-tiba gadis ini
berseru.
"Taijin, dugaanmu tak masuk akal. Bangsa Han dengan negeri ini tak memiliki
permusuhan, lalu apa gunanya menteri Hu mengutus aku untuk menyelidik di sini?
Aku datang karena atas kemauanku sendiri, taijin. Kau boleh percaya atau tidak. Tapi144
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
terus terang kutambahkan bahwa aku ingin melihat secara langsung keturunan dari
empat orang-orang gagah itu!"
"Maksudmu?"
"Aku mendengar cerita tentang pendekar-pendekar sakti Yo Siok Kun dan Han
Bouw, juga dua adiknya. Aku datang untuk melihat keturunannya sekaligus menjajal
ilmu mereka! Bukankah pukulan yang kau pergunakan tadi adalah Hwee-liong Sin
kang?"
"Eh!" Yo-taijin terkejut. "Kau tahu?"
"Hi-hik, aku tahu karena aku telah membaca kisah keluarga kalian, taijin.
Karena itu aku datang dan ingin melihat secara langsung!"
Menteri ini tertegun. "Nona," katanya sedikit ditahan, "kau aneh dan luar biasa.
Kalau begitu dari mana kau membacanya?"
"Dari sebuah kitab tebal!"
"Bersampul kulit kambing warna hitam?"
"Ya," Mei Hong melengak. "Kau tahu, taijin?"
"Tentu saja," menteri itu tiba-tiba terkejut. "Itu warisan keluarga kami, nona.
Sebuah pusaka yang hilang bersama peta peninggalan ilmu silat! Hm, mana kitab itu
sekarang dan di mana kau sembunyikan?"
Mei Hong tercekat. Tiba-tiba dia melihat roman muka menteri ini merah,
matanya bersinar-sinar dan menteri itu tampak marah. Tapi karena Mei Hong tak
membawa kitab itu dan dia meminjamnya dari Bun Hwi maka Mei Hong menjawab
datar, "Aku tak menyimpan kitab itu, taijin. Yang memiliki adalah temanku, aku
hanya meminjam."
"Siapa?"
Mei Hong meragu. "Seorang pangeran," jawabnya tak terus terang. "Dialah
yang menyimpan itu dan aku juga heran kenapa kitab yang bersifat pribadi keluarga
itu ada di tangannya."
"Hm, kau harus memberi tahu kami siapa pangeran ini, nona. Namanya!"
"Dia.... dia pangeran Tang," Mei Hong melindungi Bun Hwi, tak mau menyebut
terus terang. "Ada apakah kau ingin tahu benar, taijin? Apakah kau hendak
merampasnya?"
Yo-taijin mengangguk. "Tentu saja, itu kitab nenek moyang kami, nona. Masa
harus jatuh di tangan orang lain? Apakah kau telah membacanya habis? Dan apa yang
kau ketahui tentang kami?"
"Aku membacanya sebagian saja, tidak habis. Dan aku kagum pada dua
pendekar utama Yo Siok Kun dan Han Bouw. Eh, ada apa kau menanya semuanya
ini, taijin? Bukankah kau dapat membunuhku kalau suka? Aku tak perlu ditanya
macam-macam karena aku tak takut meskipun kau menawanku! Nah, jangan
kompres aku dengan pertanyaan lain lagi dan bebaskan aku atau kau mengurungku
selama kau suka!" Mei Hong tak mau bicara lagi, betapapun mulai merasa bahwa145
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Yo-taijin mau mengoreknya dalam beberapa keterangan, merasa cukup dan tak perlu
menteri itu menanya lagi. Mei Hong bersikap angkuh dan Yo-taijin terbelalak. Dan
ketika gadis itu tak mau bicara lagi dan menteri ini mengerutkan kening maka
puterinya, Siu Lan, maju dengan marah.
"Yah, gadis ini tak bicara jujur. Dia menyembunyikan sebagian ceritanya. Lebih
baik panggil dan tunggu paman Yonaga dan biar diputuskan di situ!"
"Benar," menteri ini mengangguk-angguk. "Aku juga tak puas atas jawabannya,
Siu Lan. Kita harus menyelidiki dan membuktikan omongannya itu. Sekarang malah
terungkap bahwa kitab pribadi peninggalan nenek moyang kita pernah ada di tangan
gadis ini. Itu harus diambil dan kita miliki. Biarlah kau jaga dia dan aku akan bicara
dengan pamanmu yang lain."
Siu Lan mengangguk. Ayahnya keluar, kini gadis itu tinggal berdua bersama
Mei Hong. Dan ketika mereka bertemu pandang dan Mei Hong tersenyum tiba-tiba
gadis ini berkata, "Siu Lan, kau cantik. Kalau kau memiliki Hwee-liong Sin-kang
atau kepandaian setingkat ayahmu tentu kau tak dapat kukalahkan. Hm, berapa orang
saudarsamu di sini?"
Siu Lan mendengus. "Kau tawanan, gadis siluman. Yang berhak bertanya adalah
aku, bukan kau. Kalau kau mau merayu atau menipu aku agar lolos maka jangan
harap. Huh, ayah terlalu lunak kepadamu. Kalau aku tentu sudah kubunuh dan habis
perkara!"
"Kenapa tidak kau lakukan?" Mei Hong tersenyum. "Kau dapat melakukan itu
kalau kau suka, Siu Lan. Dan jangan kira aku akan lolos dari sini. Meskipun bebas
aku masih tak mau meninggalkan Magada dan ingin meneruskan niatku!"
Siu Lan terbelalak. "Niat apa?"
"Menjadi kepala pengawal!"
"Huh!" dan Siu Lan yang kagum tapi juga mendongkol, akhirnya melempar
kerling sinis. "Gadis siluman, jangan harap kau diterima. Kalau ayah melapor ini
pada paman Yonaga dan kau diketahui tentu kau dibunuh. Sudahlah, jangan congkak
atau sombong!"
Malam itu Mei Hong dibiarkan sendiri. Hari-hari lewat seperti biasa, Mei Hong
tak tahu apa yang terjadi di luar. Tapi ketika suatu malam dia merenung sendiri di
kamar mendadak seorang pemuda muncul.
"Sst, jangan berisik. Aku mau menolongmu keluar."
Mei Hong terkejut, "Kau siapa?"
"Jangan banyak bertanya, nona. Ayo ikuti aku!"
Mei Hong bangkit berdiri. Pemuda itu telah membuka pintu kamar dan tampak
tergesa-gesa, Mei Hong mengangguk dan tertarik. Dan ketika si pemuda menyambar
lengannya dan mengajaknya melompat akhirnya Mei Hong lolos dibawa keluar,
melihat keadaan sekitar rumah itu sunyi dan beberapa pengawal menggeletak di sana
sini. Mereka rupanya tertotok dan pemuda itu tidak banyak bicara. Dan ketika mereka
melompati tembok tinggi dan dengan ringan pemuda itu melayang lewat maka Mei
Hong mengikuti dan tak lama kemudian bebas, benar-benar bebas dan pemuda itu146
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
mengajaknya berlari cepat ke timur. Di situ mereka mendekati hutan dan masuk. Dan
ketika pemuda itu berhenti mengusap keringatnya dengan muka gemetar maka dia
berkata.
"Selamat... kau selamat!"
"Hm...." Mei Hong kini memperhatikan pemuda itu, seorang pemuda tampan
dengan mata yang aneh, suka mengedip. "Kau siapa, sobat? Kenapa melarikan aku?
Musuh keluarga Yo itukah?"
"Ah, aku Giam Khing, nona. Kau gadis bernama Mei Hong, bukan? Aku orang
she Giam, datang karena ingin menyelamatkanmu dan melepasmu dari tawanan!"
Mei Hong terbelalak. "Giam Khing?"
"Ya, kau belum mendengar namaku, bukan! Nah, aku simpati melihat
keberanianmu, nona, dan terus terang aku jatuh cinta!"
"Apa?" Mei Hong tiba-tiba semburat merah. "Cinta? Kau bicara tentang cinta?"
"Ya-ya, aku merasa jatuh cinta kepadamu, nona. Aku telah mendengar sepak
terjangmu dan kagum. Kau lebih hebat dan cantik daripada Siu Lan!" lalu, tidak
melepaskan pegangannya pemuda ini menggigil, bertanya memandang Mei Hong.
"Kau menerima cintaku, nona? Kau tahu membalas budiku, bukan?"
"Kau ada hubungan apa dengan Giam-taijin atau Giam Lun?" Mei Hong
bertanya, tidak menggubris, bahkan membelalakkan matanya kian lebar. "Apakah
kau anaknya?"
"Ya!" Giam Khing mengangguk, girang. "Kau ternyata tahu, nona. Kalau begitu
kita sudah saling kenal!"
Namun, Mei Hong yang tiba-tiba bersikap dingin mendadak mengejek. "Giam
Khing, kiranya kau pun keponakan Yo Shu Kie. Kalau begitu tentu perbuatanmu ini
pura-pura dan omong kosoag. Aku ingin kembali dan tak mau bebas!"
"Eh?!" Giam Khing terkejut. "Kau mau kembali, nona? Kau mau menyia
nyiakan hasil pertolonganku ini?"
"Hm," Mei Hong mendengus, melihat sinar mata si pemuda yang berminyak.
"Aku tak perduli itu, Giam Khing. Pokoknya aku ingin kembali dan sesungguhnya
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku tak ingin meninggailkan negeri ini!" dan Mei Hong yang melompat dan
meninggalkan pemuda itu tiba-tiba memutar tubuhnya dan benar saja kembali ke
kota.
"Hei, tunggu...!" Giam Khing marah. "Kau gila, nona. Kau tidak waras!" namun
Mei Hong yang tidak perduli dan meneruskan larinya tiba-tiba mengerahkan ginkang
dan mempergunakan ilmu lari cepatnya, dikejar dan Giam Khing memanggil
berulang-ulang. Pemuda ini mendongkol dan kian marah. Dan ketika Mei Hong
betul-betul tidak menggubris dan dia khawatir tiba-tiba Giam Khing menimpuk
sebuah senjata rahasia dan berseru keras.
"Plak!" Mei Hong menangkis, seketika berhenti dan berapi-api memandang
pemuda itu Giam Khing terbelalak dan otomatis berhenti pula. Dan ketika anak muda
itu saling pandang dan Mei Hong gusar maka Mei Hong membentak. "Giam Khing,147
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
apa maumu menghalang lariku? Apa perdulimu kalau aku kembali? Kau mau coba
coba? Mengajak berkelahi?"
"Ha-ha!" Giam Khing terbahak, marah tapi juga tertarik. "Kau sombong, Mei
Hong. Ditolong tapi malah bikin susah! Ha, aku melarangmu kembali. Kalau kau
nekat tentu saja aku akan merobohkanmu dan biar kulihat sampai dimana
kelihaianmu yang kudengar itu."
"Wuutt....!" Mei Hong yang marah dan melengking tinggi tiba-tiba membentak,
maju berkelebat dan dua tangannya sudah memegang potongan kayu. Tadi dalam
perjalanan ia menyambar sebatang dahan dan mematahkannya, tongkatnya sudah tak
ada ketika dia bertempur melawan Yo-taijin itu. Dan begitu Mei Hong membentak
dan mengayun senjatanya ini maka tongkat sederhana di tangan gadis itu menyambar
dan bergerak ke bahu pemuda itu.
"Plik!" Giam Khing menangkis, terdorong tapi tertawa dan Mei Hong sudah
menerjang lagi. Dalam tangkisan tadi ia merasakan tenaga yang cukup kuat dari
lawannya, Mei Hong tak takut dan menggerakkan tongkatnya lagi. Din ketika Giam
Khing mengelak dan terpaksa berlompatan menghindari serangan itu maka pemuda
ini memuji dengan muka berseri-seri.
"Bagus, hebat. Indah, Mei Hong, tapi kau tak dapat mengalahkan aku.... wut
plak!" dan Giam Khing yang kembali menangkis dan mementalkan tongkat lawan
akhirnya berseru keras mainkan Silat Rajawali yang mirip dipunyai Yo-taijin, ilmu
silat Sin-tiauw-kun dan segera Mei Hong mengenal permainan itu. Dia mendengus
dan mempercepat serangan tongkatnya, mainkan Hu-liong-sin-tung-hoat dan Giam
Khing mengelak ke sana ke mari. Beberapa jurus mereka bertempur belum juga Mei
Hong dapat mengalahkan lawannya. Dan ketika Mei Hoag penasaran dan marah
memekik nyaring akhirnya Giam Khing mematahkan sepotong dahan dan berkata.
"Nah, aku juga mempunyai silat tongkat, Mei Hong. Coba lihat dan kita adu......
kraakk!" tongkat di tangan Mei Hong tiba-tiba ditangkis tongkat di tangan Giam
Khing, patah dan Giam Khing tertawa ketika melihat keterkejutan Mei Hong. Gadis
itu berseru kaget karena lawan tiba-tiba menjadi lihai, secara cerdik dan licin Giam
Khing menumpangi tongkatnya hingga menang posisi, dia tertekan dan tongkat pun
patah. Dan ketika Mei Hong terbelalak dan marah berkelit mundnr mendadak Giam
Khing megal-megol dan sudah menyerangnya dengan silat tongkat yang aneh.
"Ha-ha, lihat ini, nona. Mana yang lebih lihai antara silat tongkatmu dan
tongkatku!"
Mei Hong terkesiap. Giam Khing sebentar saja mendesaknya, dia mundur
mundur dan bingung. Silat tongkat yang dimainkan lawannya itu luar biasa, kadang
menyerang tapi juga kadang memukul diri sendiri. Dua kali Giam Khing
menghantam kepalanya dengan tongkat di tangannya itu tapi tongkat tiba-tiba mental
ke depan, menyambar dirinya dan sudah menotok dahinya. Sedikit Mei Hong
terlambat tentu dia terpukul dan terpelanting. Gila. Dan ketika Giam Khing juga
menari-nari dan tongkat bergerak membingungkan dengan memukul-mukul tanah
pula akhirnya Mei Hong teringat silat warisan Giam Hok yane luar biasa, yang
diketahuinya dari kitab Empat Pendekar itu.
"Koat-tung-jing-liong-sin-tung-hoat (Silat Seribu Naga Tongkat Gila).....!"148
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Eh?" pemuda itu terbelalak. "Kau tahu, nona?"
"Tentu, itu warisan kakek buyutmu pertama, Giam Khing. Si bejat Giam Hok!"
"Ah!" dan Giam Khing yang tersentak dan marah mendengar itu tiba-tiba
berkelebat dan membentak, "Mei Hong, nama leluhurku tak boleh kau maki.... wut
siuuttt...!" dan tongkat yang menyambar dan nyaris menghantam Mei Hong tiba-tiba
dikelit dan lewat di sisi tubuhnya, Mei Hong membalas tapi pemuda itu meliuk. Dan
ketika Mei Hong didesak dan bertubi-tubi mendapat serangan membingungkan
akhirnya tongkat yang tinggal sepotong di tangannya hancur bertemu tongkat lawan,
ketika menangkis.
"Krekk!"
Mei Hong membuang sisa senjatanya itu. Giam Khing tertawa bergelak
menyerang lagi, Mei Hong pucat dan merunduk. Tongkat di tangan lawan lewat di
atas kepalanya tapi tiba-tiba menukik. Dengan gerak luar biasa dan lihai Giam Khing
melakukan jurus aneh, dan karena Mei Hong menunduk dan tidak menduga serangan
itu maka punggungnya terhajar.
"Bukk!"
Mei Hong terpelanting. Untuk pertama kalinya dia dihajar tongkat, dia yang
memiliki tongkat lihai masih kalah dibanding pemuda ini. Koat-tung-jing-liong-sin
tung-hoat masih lebih lihai dibanding silat tongkatnya sendiri, Hui-liong-sin-tung
hoat. Dan ketika Mei Hong terguling-guling dan satu dua menerima hajaran tongkat
akhirnya Mei Hong diketawai pemuda itu yang terbahak-bahak geli.
"Ha-ha, kau roboh, Mei Hong. Kau kalah!"
Mei Hong menggigit bibir. Dia dijepit dan dikelilingi tongkat, diri sendiri sudah
tidak bersenjata tapi Mei Hong tak menyerah. Lawan hendak merobohkannya dan dia
akan bertahan sekuat tenaga, Dan ketika lawan mengejek dan mengira dia tak
mempunyai andalan lagi tiba-tiba gadis ini membentak mengeluarkan dua jurus
saktinya, tendangan Siu Sien.
"Giam Khing, jangan sombong. Aku masih belum roboh... dess!" dan tongkat
yang terpental bertemu kaki Mei Hong tiba-tiba disusul gerakan kaki lain yang
mencuat menyambar dagu pemuda itu, cepat dan mengejutkan dan Giam Khing
berseru kaget. Dia harus melempar kepala agar dagu tidak tercium tendangan, tapi
Mei Hong yang mengejar dan ganti-berganti menggerakkan kaki satunya akhirnya
mencium juga tubuh pemuda itu.
"Ded-dess!"
Giam Khing berteriak.. Tongkatnya lepas dari tangan, apa yang dilakukan Mei
Hong ini merupakan perobahan tiba-tiba dan Giam Khing tak menyangka. Dia
terpental dan terguling-guling. Dan ketika pemuda itu berseru keras dan bengong
melompat bangun tahu-tahu sebuah sambaran kaki mengenai bahunya lagi ketika Mei
Hong berkelebat.
"Dess!"
Kali ini Giam Khing terputar. Dia menjerit dan terjengkang, dua kaki Mei Hong
yang mencuat naik turun sungguh luar biasa, Giam Khing belum mengenal dua jurus149
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
sakti Siu Sien itu. Tapi ketika Mei Hong mengejar dan hendak menghajar lawannya
tiba-tiba dua sosok bayangan berkelebat dan membentak.
"Tahan.....!"
Yo-taijin telah berdiri di situ. Sang menteri bersama puterinya muncul, Siu Lan
tampak bersinar-sinar memandang Giam Khing. Dan sementara Mei Hong
menghentikan serangannya dan Giam Khing melompat bangun maka menteri itu
menatap keduanya dengan mata tajam.
"Siapa yang melepaskan gadis ini?"
"Ah, dia lolos, paman. Kukejar dan sampai di sini. Aku.... aku...."
"Jangan bohong!" Siu Lan membentak. "Kau melepaskan gadis ini, Giam
Khing. Kau dusta dan kurang ajar. Kau berani mengganggu di rumahku.... haiittt!"
dan Siu Lan yang mau menerjang melengking tinggi tiba-tiba ditahan ayahnya yang
berseru nyaring.
"Siu Lan, tunggu!" dan Yo-taijin yang menyambar puterinya meredakan
kemarahan lalu menatap pemuda itu. "Giam Khing, ayahmu memanggil. Silahkan
pulang dan biar kuurus gadis ini!"
"Baik," dan Giam Khing yang ngeloyor pergi sambil menyeringai tiba-tiba
meninggalkan Mei Hong berkelebat lenyap.
"Nah," menteri Yo menghadapi gadis itu. "Suhengku Yonaga telah kembali,
nona. Mari menghadap dan jangan coba-coba lari. Kami telah memutuskan sesuatu
untukmu!"
Mei Hong berdebar. "Menteri Yonaga ada?"
"Ya, dia menunggu. Kuharap kau tidak melarikan diri dan tetap baik-baik."
"Hm," Mei Hong tertawa. "Aku tak ada niatan keluar dari negeri ini, taijin.
Kalau kalian mengusir justeru aku akan lebih lama tinggal. Baiklah, mari temukan
aku dengan suhengmu dan biar kulihat orangnya!"
Yo-taijin memberi tanda. Siu Lan disuruh berjalan duluan, Mei Hong di tengah.
Dan ketika menteri itu di belakang dan hati-hati namun waspada menteri itu
mengawal Mei Hong akhirnya mereka bertiga meninggalkan hutan dan menuju kota
raja, di tengah jalan ditanya apa yang terjadi namun Mei Hong tertawa acuh. Dia tak
memberi tahu Giam Khing yang membebaskan dirinya, Mei Hong menganggap Yo
taijin tahu. Dan ketika gadis itu tak menjawab dan Mei Hong mengenal lagi seorang
keturunan empat pendekar itu maka Yo-taijin mendoagkol dan akhirnya tiba di Istana
di mana malam itu dia langsung membawa Mei Hong ke gedung suhengnya, menteri
Yonaga, mempertemukan gadis ini dengan Menteri Pertahanan dan segera Mei Hong
tertegun. Yonaga ternyata laki-laki yang ramah, senyum dan wajah yang bersinar
sinar dari menteri itu seolah tak menunjukkan kegarangannya. Heran Mei Hong. Tapi
ketika dia dicoba menteri itu dan roboh dalam beberapa jurus maka Mei Hong kaget
bukan main.
"Ha-ha, lumayan. Ilmu silatnya baik, sayang setengah matang!"150
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Begitu Mei Hong mendapat pujian. Dia melihat menteri ini bicara perlahan
dengan Yo Shu Kie, keduanya memandangnya dan Yo Shu Kie mengangguk-angguk.
Dan ketika malam itu Mei Hong ditanya apa keperluannya dan benarkah dia ingin
menjadi kepala pengawal maka aneh bin ajaib Mei Hong diterima!
"Boleh, kau menjadi saja pembantuku. Tak apa, hari ini juga kuangkat kau
sebagai kepala pengawal dan lindungi keamanan di sini."
"Ah," Mei Hong mengerutkan kening. "Aku ingin di istana, taijin, Maksudku
melindungi sri baginda!"
"Hm, yang dekat dengan raja hanya aku dan saudara-saudaraku, nona.
Kepandaianmu belum cukup untuk melakukan itu. Kau tinggal di gedungku atau
tidak sama sekali!"
Mei Hong mendesah. Dia melihat sikap yang tegas di balik semua keramahan
dan keceriaan menteri ini. Yonaga agak lain dengan Yo Shu Kie, menteri itu tak mau
dibantah dan sekali bicara berarti sebuah keputusan, tak dapat Mei Hong menawar
lagi. Dan karena tujuannya tercapai dan meskipun kecewa dia juga menyadari
kedudukannya akhirnya sejak hari itu Mei Hong berada di tempat menteri ini, mulai
akrab dan bergaul pula dengan yang lain-lain, termasuk Siu Lan. Gadis puteri Yo Shu
Kie itu mulai baik. Dan karena mereka sama-sama muda dan Mei Hong hanya tua
setahun dibanding Siu Lan maka kehidupan baru mulai dijalani Mei Hong di negeri
kecil itu, tak merasa diam-diam segala gerak-geriknya diawasi beberapa mata yang
tajam. Mata dari menteri Yonaga dan Yo Shu Kie, juga Giam Lun dan Hong Lok,
yang merasa aneh dan curiga kepada Mei Hong yang dianggap seorang gadis asing.
Tapi karena Mei Hong tak menunjukkan sikap mencurigakan dan sesungguhnya
gadis itu memang hanya ingin menjauhi Bun Hwi tiba-tiba tak terasa Mei Hong
malah kerasan dan senang tinggal di Magada, apalagi setelah berkenalan deagan
tokoh utama yang disegani Yonaga, yakni pendekar sakti Handewa.
"Kau boleh sering main-main ke sini. Han Li dan Hangga suka padamu."
Mei Hong girang. Han Li, puteri Handewa memang cocok dengannya,
tampaknya lebih cocok daripada Siu Lan. Gadis itu cantik dan tinggi langsing, Mei
Hong kagum. Dan ketika Hangga, putera Handewa atau kakak dari Han Li sering
turut bicara dan mereka cepat akrab satu sama lain maka tiba-tiba Mei Hong kian
kerasan dan betah tinggal di negeri kecil itu, sering mengadu kepandaian dan Mei
Hong terkejut. Dia kalah dibading Han Li, apalagi Hangga, pemuda tampan yang
hampir mewarisi semua kepandaian ayahnya itu, termasuk Hwee-liong Sin-kang. Mei
Hong terbelalak dan mengakui keunggulan putera-puteri Handewa itu, yang konon
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
katanya masih seusap di atas menteri Yonaga. Dan ketika hari demi hari dilewatkan
di situ dan Mei Hong merasa cocok dengan suasana yang akrab dari keluarga utama
ini mendadak semuanya guncang dikejutkan oleh hadirnya Hong Beng Lama!
JILID VII
HARI itu, ketika Mei Hong bebas tugas dia dipanggil Yonaga. Menteri ini agak
berkerut, tidak seperti biasa Mei Hong dipanggil buru-buru. Dan ketika Mei Hong151
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menghadap dan bertanya ada apa menteri itu memanggilnya maka Mei Hong
mendapat tugas yang mengejutkan.
"Besok dua orang tamu akan datang. Sambut mereka di perbatasan dan antar ke
sini."
"Siapa, taijin?"
"Sementara tak perlu tahu. Tapi mereka membawa pasukan, kurang lebih
limaratus orang. Nah, jaga pasukan itu dan suruh pemimpinnya ke sini. Mereka akan
kutemui, yang jelas seorang diantaranya adalah tokoh besar di mana kau harus
menghormat cukup. Bawa mereke dan atur agar senang."
"Baik," dan Mei Hong yang agak heran dengan tugas yang tidak biasa ini lalu
menemui Han Li, membicarakannya.
"Siapa mereka?"
"Entahlah. Aku tak tahu, Han Li, pamanmu tak memberi tahu."
"Kalau begitu begaimana jika aku ikut?"
"Tentu aaja boleh, tapi apakah pamanmu mengijinkan?"
"Hm, kalau tak mengijinkan biar aku secara diam-diam, Mei Hong. Kau boleh
jemput mereka itu dan aku melihat dari jauh."
"Apa ini?' Hangga tiba-tiba berkelebat. "Kalian kasak-kusuk tentang apa?"
"Ih!" Han Li terkejut. "Mei Hong memberi tahu akan datangnya tamu penting,
koko. Aku mau ikut tapi Mei Hong ragu."
"Siapa?"
"Itulah yang tak kami ketahui, paman Yonaga tak memberi tahu."
"Aneh, tak biasanya paman begitu!" Hangga menjadi heran. "Apakah
perintahnya serius?"
"Ya, pamanmu serius, Hangga. Dan katanya tamu itu juga membawa limaratus
orang pasukan!"
"He, apakah mau perang?" Hangga terbelalak. "Lalu bagaimana?"
"Aku akan menjemput mereka, Hangga. Dan adikmu mau ikut!"
"Kalau begitu setuju, aku juga turut!"
"Kau?"
"Ya, apakah tak boleh?"
"Tapi......"
"Ha-ha, paman Yonaga tentu tak mengijinkan, Mei Hong. Melihat sifatnya ini
saja jelas tamu itu membawa rahasia. Ayo, besok kuikuti dan aku jadi tertarik melihat
keanehan paman ini!"152
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Mei Hong terkejut. Hangga malah mau ikut bersama adiknya pula, padahal Han
Li seorang saja belum tentu mendapat perkenan. Dalam urusan-urusan resmi memang
biasanya menteri Yonaga tak mengikutsertakan kemenakannya itu, mungkin karena
segan pada kakaknya, pendekar sakti Handewa. Dan ketika hari itu Hangga malah
tertarik dan juga mau turut akhirnya apa boleh buat Mei Hong tak dapat menolak dan
justeru merasa kebetulan, meskipun agak berdebar takut kena marah menteri Yo.
"Aku tak mengajak, maksudku hanya memberi tahu saja. Kalau ada apa-apa
harap kalian tanggung sendiri dan jelaskan pada Yo-taijin!" begitu Mei Hong
memberi tahu, disambut anggukan dan dua kakak beradik itu tertawa. Mei Hong
segera pergi dan bersiap-siap. Dan ketika keesokannya dia menyambut dan bersama
beberapa pengawal dia menanti di batas kota mendadak jantung Mei Hong seakan
copot melihat seorang kakek tinggi besar yang buta kedua matanya berjalan beriring
dengan seorang pemuda yang sudah dikenal, yakni Hong Lam.
"Hong Beng Lama......!"
Gadis ini tertegun. Dia tak menyangka sama sekali bahwa tamu yang disambut
itu adalab tokoh Tibet yang luar biasa ini, Hong Beng Lama yang amat sakti. Dan
ketika dua orang itu melengak dan Hong Beng Lama tiba-tiba berhenti mendadak
kakek tinggi besar yang bergerak-gerak kedua kelopaknya itu menahan langkah,
pelupuknya mengerikan karena tanpa biji.
"Siapa itu? Bagaimana mengenal aku?"
Hong Lam, pemuda sebelah ayahnya tertegun, Dia juga tak menyangka akan
bertemu Mei Hong di situ. Maklum, ini adalah negeri Magada dan Mei Hong bukan
rakyat di situ. Tapi Hong Lam yang tiba-tiba tertawa dan melepaskan ayahnya
mendadak berkelebat ke depan.
"Hei, kau ini? Bukankah kau Mei Hong?"
Hong Beng Lama, yang tiba-tiba teringat gadis itu mendadak menggeram. Lama
sakti yang ingat semuanya di kota raja sekonyong-konyong bergerak, entah kapan
kakinya mencelat tapi tahu-tahu dengan tepat dan cepat dia mencengkeram gadis itu.
Limaratus pasukan yang dibawa berhenti di belakang, itulah pasukan Hong Lam yang
dulu mengacau di perbatasan, dihalau Hu-taijin dan melarikan diri. Kini dengan amat
luar biasa dan hampir tak dapat diikuti pandang mata, mendadak Lama sakti itu telah
menangkap Mei Hong. Dan ketika Mei Hong tertegun dan kaget dicengkeram Lama
itu maka Hong Beng Lama membentak.
"Ada apa kau di sini? Mau apa?"
Mei Hong meronta. Ia tentu saja tak mau dicengkeram Lama ini, menendang
dan ganti membentak. Tapi Hong Beng Lama yang rupanya curiga dan tak mau
melepaskan tiba-tiba sudah memelintir lengan gadis itu, membuat Mei Hong
kesakitan.
"Augh, kau jahanam, Hong Beng Lama. Lepaskan...... plak-dess!" Hong Beng
Lama akhirnya, melepaskan juga, hanya tergetar tapi tak terdorong dan justeru Mei
Hong yang terjengkang dua tindak. Gadis ini memang bukan lawan pendeta sakti itu.
Dan ketika Hong Beng Lama menggeram dan kembali pelupuk mata yang kosong itu153
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
bergerak-gerak membuka dan menutup maka, Mei Hong berseru agar pengawal
Magada mengepung.
"Awas, tahan dia.......!" lalu menghadapi si Lama sakti dengan marah Mei Hong
bertanya, tinggi dan penuh emosi, "Hong Beng Lama, apakah kau yang dinanti Yo
taijin? Beginikah sikap seorang tamu terhadap tuan rumah?"
"Hm, kau siapa? Kau bukan orang Magada, bocah. Kau gadis Han yang tak ada
sangkut-pautnya dengan ini. Kenapa kau muncul dan berani datang?"
"Aku utusan Yo-taijin, Hong Beng Lama. Kau harus tahu aturan dan jangan
kurang ajar!"
Hong Beng Lama mengerutkan kening, tertegun juga. "Kau utusan Yo-taijin?"
"Ya."
"Hm, Hong Lam, coba minta dia menunjukkan surat penyambutan!" Lama itu
tak percaya, minta pada puteranya agar meminta tanda bukti. Mei Hong tak
membawa ini dan marah. Dan ketika Hong Lam melangkah maju dan tertawa
menyeringai maka dengan lantang Mei Hong berseru.
"Aku tak membawa surat apa pun, Kalau ingin bukti maka pangawal-pengawal
Magada ini adalah bukti! Nah, kau boleh tanya mereka, Hong Lam. Atau kalian
kuusir dan Yo-taijin kulapori!"
Hong Lam memandang pengawal-pengawal itu, tetap tersenyum. "Benarkah
kalian mengantar nona ini menyambut kami?"
"Ya, kongcu."
"Apakah kalian diperintah Yo-taijin?"
"Tidak," seorang pengawal menggeleng. "Nona ini adalah atasan kami, kongcu.
Dia bekerja dan menjadi pembantu Yo-taijin. Kami hanya mendengar bahwa kalian
akan disambut dan nona ini melakukan tugasnya."
"Aneh." Hong Lam tertawa kecil. "Bagaimana kami dapat percaya bahwa kalian
bukan sekongkol gadis ini? Dia gadis Han, pengawal. Dan dia bukan penduduk
Magada! Apakah kalian tak membohongi kami"
"Hong Lam!" Mei Hong membentak. "Kau percaya atau tidak bahwa kami
diutus Yo-taijin dapatlah kubuktikan kalau nanti sudah kuantar. Tanya sendiri pada
Yo-taijin dan jangan menghina kami di sini. Kalau kalian tak percaya dan ingin
membuati ribut sebaiknya pulang dan enyah saja!"
"Ha-ha!" Hong Lam tertawa bergelak. "Bagaimana, ayah? Apakah gadis ini kita
percaya atau tidak?"
"Hm, dia mencurigakan, Hong Lam. Coba tangkap dan bekuk saja!"
"Baik," dan Hong Lam yang menghentikan ketawanya dan mendadak berkelebat
ke depan tahu-tahu menotok dan menyerang Mei Hong, disambut pekik dan
kemarahan dan segera Mei Hong mengelak. Lawan masih menyerangnya lagi dan
mengejar. Dan karena Mei Hong gusar dan tamu dianggap kurang ajar akhirnya Mei
Hong menangkis dan menggerakkan kakinya.154
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Dess!"
Hong Lam mencelat. Tendangan Siu Sien yang dilancarkan Mei Hong memang
amat mengejutkan, kaki berputar dan tahu-tahu dagu pun di sambar, Hong Lam
melempar tubuh bergulingan dan dia kaget namun gembira. Dan ketika pemuda itu
melompat bangun dan Mei Hong di sana melengking tinggi mendadak Mei Hong
sudah berkelebat dan ganti menerjang pemuda itu.
"Hong Lam, kau yang akan kutangkap!"
Hong Lam terbahak. Ayahnya mengerutkan kening dan terkejut melihat angin
tendangan Mei Hong. Bukti puteranya harus melempar tubuh bergulingan karena
nyaris mendapat tendangan kaki membuat Lama ini tersentak. Dan ketika bertubi-tubi
dan cepat Mei Hong melancarkan serangannya dan Hong Lam dipaksa berlompatan
dan berkelit akhirnya Lama itu menggeram menyuruh puteranya melawan.
"Hadapi dengan Ang-tok-ciang (Pukulan Racun Merah), Hong Lam. Jangan
mengelak dan lari-lari saja!"
Hong Lam mengangguk. Sekarang dia menghentikan ketawanya, melihat lawan
semakin galak dan dua kali dia mendapat tendangan lagi, pemuda ini terpelanting.
Dan ketika Mei Hong menendang lagi dan Hong Lam melompat bangun maka Ang
tok-ciang menyambut dan menangkis.
"Plak!"
Hong Lam masih terputar. Dia terhuyung dan hampir tersungkur, Hong Lam
terkejut dan berteriak. Teriakannya ini membuat sang ayah tak sabar. Dan ketika
pemuda itu menangkis lagi namun jurus-jurus Siu Sien selalu mendesak dan
membuatnya kewalahan tiba-tiba Lama ini berkelebat dan melempar puteranya ke
belakang, langsung menghadapi sendiri gadis yang hebat itu.
"Mundur.... des-plakk!" dan Mei Hong yang dikebut serta bertemu jubah Hong
Beng Lama tiba-tiba terpekik dan terbanting bergulingan, kalah kuat sinkangnya dan
Lama ini sudah mengejar dengan pukulan-pukulan jarak jauhnya. Dengan telinga
yang tajam meskipun mata buta Lama ini ternyata mampu menyerang Mei Hong
dengan baik. Empat kali ujung jubahnya meledak dan nyaris melempar Mei Hong.
Sayang sekali Mei Hong tak memiliki tenaga sakti sekuat Lama tinggi besar itu. Dan
ketika Mei Hong pucat dan menangkis tapi selalu terpental oleh kekuatan lawan
akhirnya Hong Beng Lama menangkap dirinya dan berhasil menyambar tengkuk.
"Sekarang kau roboh...!"
Mei Hong kaget sekali. Dia dibanting dan remuk punggungnya nanti, gadis ini
menjerit dan terkesiap. Tapi ketika Mei Hong terancam bahaya dan gadis itu
terancam maut mendadak dua bayangan berkelebat dan membentak Hong Beng
Lama.
"Tamu kurang ajar, jangan bunuh kawanku!"
Orang tak tahu apa yang terjadi. Hong Beng Lama dibentur tenaga luar biasa,
terdorong dan berseru kaget dan Hangga, putera Handewa telah berdiri di situ. Tadi
pemuda ini menghantam dan menolak bantingan Hong Beng Lama sementara
adiknya, Han Li, menerima tubuh Mei Hong yang dibanting dengan kakinya. Sekali155
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
ungkit dan lontar Han Li membuat Mei Hong selamat dari bantingan maut itu. Dan
ketika dua kakak beradik ini telah berhadapan dengan Hong Beng Lama dan Lama itu
terkejut serta berseru tertahan maka para pengawal, perajurit-perajurit Magada tiba
tiba menjatuhkan diri berlutut dan menyebut nama dua muda-mudi itu.
"Han kongcu......!"
"Han siocia......!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hong Beng Lama tertegun. Dengan kedua matanya yang buta tentu saja dia tak
dapat melihat dua muda-mudi ini. Tapi Hong Lam yang terkesima tapi segera sadar
tiba-tiba berseru, teringat tokoh-tokoh penting yang ada di negeri Magada itu.
"Putera-puteri Handewa-locianpwe......!" lalu, melompat mendekati ayahnya
pemuda ini memberi isyarat, "Ayah, kemenakan Yo-taijin datang. Mereka dua orang
muda gagah putera-puteri Handewa!"
"Hm!" Lama itu berseri-seri. "Kalian kiranya? Aih, apa artinya semua ini, anak
muda? Mana pamanmu Yo-taijin?"
"Paman Yo ada di istana!" Hangga yang agak marah berkata dingin. "Kau
sebagai tamu tak tahu hormat, Hong Beng Lama. Mei Hong adalah utusan paman Yo
dan dia betul suruhan resmi!"
Hong Beng Lama tertegun.
"Dan sekali kau berani membunuhnya maka kami tak mau sudah, Hong Beng
Lama. Kau akan kuanggap musuh dan tidak dapat pergi begitu saja!" Han Li, yang
juga marah dan terbelalak memandang Lama itu membentak. Hong Beng Lama
akhirnya berkerut-kerut, bingung tapi tiba-tiba tertawa parau. Yakinlah sekarang
Lama ini bahwa Mei Hong betul-betul utusan Yo-taijin, hal yang dianggap aneh. Tapi
karena bukti sudah cukup dan dia harus menyatakan maaf maka Lama tinggi besar ini
membungkuk dalam-dalam, di hadapan Hangga kakak beradik.
"Maaf, kalau begitu pinceng mohon maaf, Han-kongcu. Biarlah pinceng
menyatakan penyesalan dan tak perlu peristiwa itu diingat-ingat."
"Tak bisa!" Han Li membentak. "Mei Hong sahabat kami, Hong Beng Lama.
Kau harus minta maaf padanya dan jangan hanya pada kami saja!"
Lama ini terkejut. "Dia hanya utusan....."
"Tapi utusan resmi, Hong Beng Lama. Apa yang dikata adikku benar dan kau
harus minta maaf padanya!" Hangga, sang kakak memotong, membenarkan dan
Hong Beng Lama tentu saja mendelik. Kalau Lama ini tidak buta barangkali biji
matanya akan melotot lebar, muka Lama itu tiba-tiba merah kehitaman. Ini
menyinggung perasaannya. Terlalu! Tapi ketika Lama itu menggeram dan Mei Hong
bersiap-siap mendadak terdengar suara dari jauh yaug dikeluarkan oleh menteri
Yonaga.
"Mei Hong, cepat sambut dan bawa tamu ke mari.....!"
Mei Hong terkejut. Hong Beng Lama mendengus, Hangga dan adiknya terkejut.
Perintah paman mereka tentu saja tak boleh dilakukan ayal-ayalan, Mei Hong cepat
mengedip dan memberi isyarat dua kakak beradik itu agar tidak melanjutkan156
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
persoalan. Dan ketika Hangga menerima dan Hong Lam maju tak senang putera
Hong Beng Lama ini mengancam.
"Nah, kalian dengar, Han-kongcu. Yo-taijin telah mengetahui kedatangan kami
dan sebaiknya tak perlu menunda. Kami berdua terus terang keberatan meminta maaf
pada gadis ini karena itu merendahkan kami. Terserah kalian mau mengantar atau
kami pergi!"
Terpaksa, karena ini adalah tamu penting dan Yo-taijin pun menyuruh sambut
dengan resmi akhirnya Mei Hong berkelebat menbawa dua tamunya itu, berseru pada
dua kakak beradik itu. "Hangga, Han Li, tak perlu penasaran. Biar sudahi persoalan
ini dan kita antar mereka ke istana!"
Hangga dan adiknya mengangguk. Mereka mengikuti dan akhirnya Hong Beng
Lama pun bergerak. Lama sakti itu menggeram dan berkali-kali mengerotkan Kalau
tak ada di Magada tentu dia akan membunuh Mei Hong, barangkali juga akan
menghadapi dua kakak beradik itu karena sebagai tokoh besar dia merasa terhina.
Dan ketika pagi itu Mei Hong mengantarnya ke tempat Yo-taijin dan di situ menteri
Yonaga menyambut maka tak lama kemudian dua orang ini bicara sejenak, Yo-taijin
tampak mengangguk-angguk dan menteri itu merah mukanya. Dia menegur Mei
Hong. Mei Hong balas melapor apa yang terjadi. Bahwa dia tak dipercaya dan Hong
Lam justeru menyerangnya, atas suruhan sang ayah. Dan ketika menteri itu terkejut
dan tampak tertegun maka gadis ini akhirnya disuruh keluar.
"Baiklah, pergilah. Di antara kalian rupanya terjadi salah pengertian. Maaf, mari
masuk sahabat Hong Beng Lama. Urusan kecil sebaiknya dikalahkan urusan besar!"
dan, membawa tamunya masuk dan menyuruh Mei Hong pergi akhirnya Mei Hong
tak tahu apa yang dibicarakan dua orang itu, tetap mendapat "kawalan" Hangga dan
adiknya dan menteri Yo tampaknya bingung, mau marah tapi Hangga selalu
memandangnya. Kemenakannya itu tampak erat sekali membela Mei Hong, siap
sewaktu-waktu mendebat dan mungkin berbantah. Dan karena hari itu tamu penting
datang di tempatnya dan menteri ini menahan diri maka Hangga dan adiknya pun
akhirnya disuruh menyingkir.
"Kalian temani Mei Hong, biar nanti kita bertemu lagi."
Hangga tersenyum. Dia dapat melihat kebingungan sang paman, juga
kemarahannya yang jelas dikendalikan. Pemuda ini lega meskipun siap mendapat
makian di belakang hari. Dia telah mengganggu Hong Beng Lama. Dan ketika
Hangga bersama adiknya pergi dari tempat itu menemani Mei Hong yang langsung
ke rumah mereka maka di gedung menteri Yo terjadi percakapan rahasia yang tidak
diketahui orang banyak.
Apa yang dipercakapkan? Rundingan penting, tentu saja. Hong Beng Lama
mengadakan persekutuan dengan negeri Magada, lewat menteri sakti Yonaga. Bahwa
mereka bersiap-siap menyerang Tiongkok dan Hong Beng Lama ingin membalas
semua sakit hatinya pada bangsa Han itu, dibantu Yonaga atas persetujuan raja
Urugata, raja yang berambisi untuk meluaskan wilayah negaranya. Dan ketika
persetujun sudah mencapai titik-titik temu di mana masing-masing sepakat
menetapkan apa yang akan dilakukan maka Hong Beng Lama bicara tentang Mei
Hong, sebagai penutup.157
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Gadis itu tak selayaknya di sini, taijin. Pinceng tak ingin hubungan kita
terganggu gara-gara dia."
"Ya, dan dia teman Bun Hwi, taijin, Bahkan kekasihnya!" Hong Lam
menyambung.
"Hm, baiklah," Yo-taijin mengangguk. "Urusan ini dapat kuselesaikan, Hong
Beng Lama. Besok dia akan kuberhentikan dan kusuruh pergi."
Begitulah, ketika pembicaraan selesai dan Hong Beng Lama berseri maka
menteri Yonaga ini memanggil Mei Hong, yang tentu saja berdebar.
"Kau telah membuat malu aku. Kau takku pakai lagi, Mei Hong. Harap pergi
dan tinggalkan negeri ini baik-baik."
"Taijin mengusir?" Mei Hong terkejut.
"Ya, Hong Beng Lama marah atas sikapmu, Mei Hong. Aku tak mau hubungan
kami terganggu dan harap pergi baik-baik."
"Kalau begitu taijin memecat!" Mei Hong marah. "Kau tak adil, taijin. Kau telah
kuberi tahu bahwa Hong Beng Lama itulah yang tak tahu aturan. Aku menyambutnya
baik-baik tapi dia dan puteranya menyerang!"
"Hm, aku tak mau berdebat lagi denganmu, Mei Hong. Pokoknya hari ini kau
berhenti dan tinggalkan Magada!"
"Aku tak mau......!" Mei Hong menghentikan seruan, kaget dan tersentak
melihat menteri Yonaga berkelebat dan dua jarinya tahu-tahu telah menjepit lehernya.
Marah dan bersungguh-sungguh menteri itu siap membunuhnya, Mei Hong terkejut
dan mau melawan. Tapi belum dia bergerak tiba-tiba dua sahabatnya muncul, Han Li
dan Hangga.
"Paman, lepaskan Mei Hong!"
Yonaga terkejut. Dua muda-mudi itu telah berdiri di depannya siap membela
Mei Hong, lagi-lagi menteri ini tersentak. Dan ketika terpaksa ia mengerutkan kening
dan marah memandang dua muda-mudi itu menteri ini merasa mendapat kesempatan
untuk melepas semua kemendongkolan yang belum dilampiaskan.
"Hangga, dan kau Han Li, kalian tak tahu aturan mengganggu paman sendiri.
Apakah yang kalian lakukan ini? Pantaskah kalian kurang ajar di sini?"
"Maaf," Hangga menjawab. "Kami tak bermaksud apa-apa kalau kau tak
mengganggu Mei Hong, paman. Kalau Mei Hong sudah kau lepaskan dan
diberhentikan dari pekerjaannya tentu saja kami tak berani mencampuri. Hanya
jangan dia dibunuh!"
"Hm, siapa membunuh kalau gadis ini tak keras kepala? Gadis ini tak tahu diri,
Hangga. Kalau tidak karena kalian tentu dia tak kurang ajar. Lihat, dia berani
membantah dan mau melawan!"
Han Li melangkah maju. "Mei Hong, kau harus tunduk pada pamanku. Kalau
tenagamu tak dibutuhkan tentunya kau harus pergi. Marilah, kami masih sahabatmu
dan kita pulang."158
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tidak!" sang menteri membentak. "Gadis ini harus pergi dari Magada, Han Li.
Atau dia kutangkap dan kulempar!"
"Hm, dia tak melakukan kesalahan apa-apa, paman. Kenapa kau demikian keras
dan kejam? Kalau Mei Hong bersalah boleh saja dia dihukum begitu, tapi dia tak
melakukan apa-apa!" Han Li menghadapi pamannya, menentang dan sang menteri
pun mendelik. Kemarahannya jadi berkobar. Tapi sebelum dia menghardik atau
mengancam anak-anak muda ini mendadak Yo Shu Kie, sang adik muncul.
"Maaf, apa ribut-ribut ini? Kenapa paman kalian berang?" menteri penasihat ini
datang, menegur halus dan segera Yonaga tertegun. Terpaksa dia bicara apa adanya,
Mei Hong diusir pergi namun gadis itu tak mau. Dan karena Yo Shu Kie ini adalah
sama-sama pembesar Magada dan Mei Hong memang dapat dianggap orang asing
maka menteri itu pun mengangguk, membenarkan. Tapi Hangga dan adiknya yang
tentu saja menentang justeru berseru keras.
"Dia sahabat kami, paman. Kalau tak boleh tinggal di istana ini biarlah kami
yang menampung, Mei Hong akan berada di luar istana, bahkan di luar kota raja!"
"Tapi itu juga wilayah Magada! Apalah kalian tak tahu bahwa tempat tinggal
kalian pun di Magada?" Yonaga, sang menteri gusar. Menghendaki agar Mei Hong
diusir dan di manapun gadis itu tak boleh tinggal, selama masih dalam wilayah
Magada. Dan ketika dua orang itu berdebat dan saling membantah maka Yo Shu Kie
mengambil jalan tengah.
"Suheng, sebaiknya kita menanya kanda Handewa. Biarlah memandang muka
kakak tertua kita itu kita mengalah kepada anak-anak ini. Besok kita ke sana dan kau
dapat menyampaikan keberanganmu ini."
"Hm," Yonaga geram, sadar juga. "Baiklah, kulaporkan kelancanganmu ini pada
ayah kalian, Hangga. Besok aku ke sana dan tunggu apa jawab ayahmu!"
Hari itu Hangga menang. Mei Hong kebat-kebit dan tak enak juga, tiba-tiba dia
merasa menjadi sumber pertikaian paman dan keponakan, tak enaklah dia. Dan ketika
hari itu dia meletakkan jabatannya dan mau pergi saja dari negeri itu mendadak Han
Li mencekal lengannya.
"Kau gila? Kami telah mati-matian menahanmu, Mei Hong. Jangan pergi dan
biar tinggal di rumah kami saja!"
"Tapi paman kalian marah......"
"Ah, perduli amat, Mei Hong. Pokoknya kau tak bersalah dan ikut kami!"
"Bagaimana kata ayah kalian nanti?"
"Kami dapat menjelaskan, Mei Hong. Dan, ayah tentu membela kami!"
Mei Hong ragu.
"Mei Hong," Hangga tiba-tiba berkata lembut. "Apakah kau tak percaya kepada
kami dan bimbang? Aku dan adikku tak bohong. Ayah pasti membela dan
membenarkan kami. Kau tak bersalah, Lama itulah yang membuat sial dan celaka.
Kalau tak datang dia tentu kau baik-baik saja. Sudahlah, jangan siakan pembelaan
kami dan ikut kami. Kami siap membelamu karena kami tahu kau benar."159
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kalian baik," Mei Hong terisak. "Terima kasih, Hangga. Kalau begitu baiklah,
aku ke tempat kalian."
Mei Hong akhirnya mengikuti kakak beradik ini. Sekarang dia tinggai di lembah
itu, tak tahu betapa Hangga dan Han Li girang. Ada saling isyarat di antara kakak
beradik itu. Dan ketika sehari dua hari kemudian tak ada apa-apa di situ dan Yonaga
tak datang menemui Handewa maka Mei Hong heran di samping gembira.
"Apakah pamanmu tak datang?"
"Hm, paman hanya menggertak saja, Mei Hong. Sekarang kau lihat bahwa kau
aman dan tak apa-apa di sini."
"Benarkah?"
"Lihat saja, Mei Hong. Boleh kau tunggu sampai sebulan!"
Benar saja, menteri Yo tak nampak di situ. Selama sebulan ini Mei Hong tak
diusik-usik, gadis itu girang dan tentu saja berterima kasih. Dan ketika dua bulan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kemudian lewat dan Yonaga tak mengganggu atau mengancamnya maka Mei Hong
percaya dan tertawa, tak lama kemudian malah dipanggil pendekar sakti Handewa.
Ayah Hangga itu bermaksud memberinya tambahan ilmu silat, hampir tak percaya
gadis ini. Dan ketika dia tertegun dan menjublak bengong maka Han Li, yang tiba
tiba muncul dan terkekeh berseru.
"Eh, kenapa mendelong saja, Mei Hong? Tidakkah kau senang dan berterima
kasih? Ayo, ini kesempatan bagus. Kau boleh belajar dan berlatih bersama kami!"
Mei Hong tiba-tiba gugup. Dia menjatuhkan diri berlutut di depan pendekar
sakti itu, mengucap terima kasih. Suaranya gemetar dan serak, hampir tak percaya
dia. Tapi ketika Handewa tertawa dan menepuk pundaknya maka pendekar ini
berkata.
"Sudahlah, hari ini kau boleh mempelajari bebepa macam ilmu kami, Mei Hong.
Tak perlu sungkan atau takut. Kami semua senang padamu, besok boleh mulai
berlatih dan kau menjadi muridku, meskipun tidak resmi!"
Mei Hong girang luar biasa. Dengan begini tentu saja dia bertambah
pengalaman, beberapa ilmu silat keluarga itu mulai dipelajari. Dan ketika hari-hari
berikut dilewatkan Mei Hong dengan suka cita dan gangguan dari Yonaga atau lain
tak ada maka Mei Hong ge gembira bersama Han Li dan kakaknya, tak tahu diam
diam di sana menteri Yo gusar. Menteri ini tentu saja telah datang di tempat
kakaknya, Handewa, malam hari dan Mei Hong tentu saja tak tahu. Kepandaian
menteri itu amat tinggi, datang dan perginya seperti siluman. Tapi ketika malam itu
dia datang namun mendapat sambutan di luar dugaan maka menteri ini kecewa dan
marah.
"Gadis itu tak bersalah. Kau boleh tak memakai tenaganya lagi, Yo-sute, tapi
tentu saja tak perlu bersikap kejam dengan mengusirnya dari Magada!" begitu
Handewa sang kakak menegur. Belum apa-apa sudah berpihak pada Mei Hong dan
Yonaga penasaran. Menteri itu memberi tahu bahwa Mei Hong adalah gadis asing,
tak selayaknya orang asing tinggal di situ. Tapi balasan sang kakak yang justeru
membuat menteri ini tertegun tiba-tiba menjadikan Yonaga tak bisa bicara.160
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Hm, orang asing belum berarti musuh, sute. Seperti juga kau berhubungan
dengan Hong Beng Lama yang baru datang itu. Kenapa dengan Hong Beng Lama
kau bisa bersahabat sementara dengan gadis ini tidak? Bukankah mereka sama-sama
orang asing? Dan bagiku gadis ini jauh lebih baik, sute. Hong Beng Lama adalah
hwesio murtad dari Tibet, kau bermain-main api dengan menerima hwesio itu!"
Yonaga menahan marah. Dia justeru ditegur dan dinasihati, geram namun tak
mau berdebat karena Handewa ini adalah kakaknya yang harus dihormati. Handewa
itu orang tertua di atasnya. Dan ketika malam itu dia pulang dengan membawa
kemendongkolan dan sebelum pulang dia bertanya kenapa kakaknya itu demikian
membela Mei Hong maka jawaban perdek diterima menteri ini sebelum pergi, bahwa
Mei Hong adalah calon menantu yang dipilih!
"Dia calon menantuku, Hangga mencintainya dan mungkin tak lama dia
kuambil sebagai murid tak resmi!"
Menteri ini terkejut, Yonaga terhenyak, tapi karena jawaban sudah diterima dan
dia tertegun maka malam itu dia pulang dengan segala macam perasaan. Marah dan
mendongkol serta geram dan gusar. Sungguh tak disangka kalau gadis Han itu akan
diambil mantu, ketidaksenangannya kepada Mei Hong tiba-tiba memuncak. Dan
ketika malam itu dia pulang dan Mei Hong tak tahu apa yang dibicarakan menteri ini
maka hari-hari berikut Yonaga memang tak mengganggu lagi gadis itu, bukan takut
menghadapi kakaknya melainkan semata menjaga hubungan mereka selama ini. Dia
tak mau hubungan kekeluargaan yang sudah dirintis lama rusak, hanya gara-gara
seorang gadis asing. Dan karena Mei Hong merasa aman dan tenang tinggal bersama
pendekar ini maka urusan di luar tak diketahui Mei Hong lagi, dan hiduplah Mei
Hong di tengah-tengah keluarga itu.
*
* *
"Hei, kau mau apa?"
Pemuda di sudut rumah makan itu menyeringai. Dia mendapat bentakan ketika
berdiri di pintu, celana komprangnya dengan ikat pinggang aneh membuat dia seperti
pemuda nyentrik, cengar-cengir dan didatangi pemilik rumah makan. Sejak tadi
pemilik rumah makan mengamati namun si pemuda hanya longak-longok saja. Dan
ketika dua jam pemuda itu tak pergi juga dan sikapnya mencurigakan maka pemilik
ini menghampiri dan menghardik.
"Aku mau makan," pemuda itu menjawab sambil tertawa. "Bolehkah masuk dan
kutukar dengan tenaga?"
"Apa maksudmu?"
"Aku tak punya uang, lapar dan ingin makan lalu bekerja."
"Hm, siapa kau? Dari mana?"
"Aku orang miskin, kebetulan sampai di sini dan ingin makan, tak punya uang."
"Siapa namamu?"161
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"A-hwi."
"Kalau begitu cuci piring itu dulu, kau boleh menjadi pelayan kalau mau!"
Pemuda itu tertawa. Dengan cepat ia mengucap terima kasih menyelinap,
gerakannya gesit dan tahu-tahu sudah menyambar piring dan mangkok-mangkok
kotor. Dengan cekatan dan ringan ia mencuci semuanya itu. Dan ketika semuanya
selesai dan pemilik rumah makan tampak terkejut pemuda ini pun sudah menghadap
meminta imbalannya.
"Selesai, loya (majikan). Aku minta nasi!"
Pemilik rumah makan tertegun. Dia melihat kerja yang luar biasa cepat dari
pemuda ini, tak sampai dua menit, begitu tangkas dan cekatan. Tapi sadar dan tertawa
bergelak tiba-tiba pemilik rumah makan ini menuding, berseru kagum. "Ambil
sendiri, A-hwi. Kau boleh ke dapur dan makan sekenyangmu!"
"Baik, terima kasih, loya," dan si pemuda yang sudah lenyap ke dapur
mengambil makanan lalu duduk dan tertawa girang, lahap dan cepat pula mengambil
ini itu, tak sampai dua menit pun selesai. Dan ketika si pemilik bengong karena
apakah makanan itu dikunyah atau ditelan saja maka A-hwi, pemuda ini, menepuk
dan mengibas-ngibas pakaiannya. Gerak-geriknya menunjukkan bahwa ia sudah
biasa menjadi pelayan!
"Eh, A-hwi, kat biasa bekerja di rumah makan?"
Pemuda itu tertawa. "Benar, loya."
"Dan kau mau bekerja seterusnya di sini?"
"Loya tak keberatan?"
"Ha-ha, mendapat pelayan setangkas dan secekatan dirimu sungguh
keberuntungan, A-hwi. Kalau kau suka kau boleh bekerja di sini, seterusnya!"
"Tapi aku tak punya tempat tinggal......."
"Kau pun boleh tidur di sini, tak apa!" sang pemilik memotong.
"Hm," pemuda itu bersinar-sinar, mengangguk. "Kalau kau tak keberatan tentu
saja aku berterima kasih, loya. Hanya kadang-kadang aku mungkin menengok
keluarga di kampung."
"Tak apa, tentu saja boleh. Aku mengerti!" dan A-hwi yang hari itu juga bekerja
di rumah makan ini lalu membantu dan hidup sebagai pelayan. Kejadian ini terjadi di
pinggiran ibu kota Magada, tak lama kemudian A-hwi menjadi kesayangan
majikannya karena kerjanya memang luar biasa. Pemuda ini tak kenal lelah,
pekerjaan untuk dua tiga orang acapkali dirangkapnya sekaligus. Sang pemilik
terheran-heran, kagum. Dan karena A-hwi juga pemuda tampan di mana
kehadirannya mulai menarik perhatian banyak tamu, terutama wanita maka dua
minggu kemudian dia mulai diincar dan dijadikan bahan pembicaraan gadis-gadis
Magada.
"Heran, pemuda setampan itu menjadi pelayan. Apakah Eng-loya itu buta?"162
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Benar, dan dia gesit serta gagah, Kiu Lok. Agaknya tak pantas segagah dan
setampan itu menjadi pelayan!"
"Ya, dan senyumnya pun ceria. A-hwi itu murah tawa dan ramah, juga pandai
memasak. Masakannya hebat!"
"Hm, bagaimana kalau menjadi pembantu ayahku saja?"
"Hi-hik, kau naksir, Lie Cu? Kau jatuh hati?"
"Hush, kau pun jatuh cinta, Yu Lin. Kau dan Kiu Lok sama-sama!"
Beberapa gadis itu terkekeh. Mereka adalah puteri bangsawan atau pembesar
Magada, hari itu membicarakan A-hwi karena beberapa waktu yang lalu kebetulan
mereka makan di rumah makan itu, dilayani A-hwi dan sebagai dara-dara ayu mereka
tertarik. Kegagahan dan ketampanan pelayan muda itu memikat mereka. A-hwi
ternyata juga meracik menu-menu masakan di restoran itu. Masakannya hebat, lezat
sekali, agaknya tak kalah dengan istana. Mengherankan. A-hwi tampaknya serba
bisa! Dan ketika beberapa di antaranya mulai naksir dan jatuh hati maka suatu pagi
Lie-taijin (pembesar Lie) meminta pada Eng-loya agar pemuda itu bekerja di
gedungnya.
"Masakannya enak, isteri dan puteriku minta agar A-hwi masak di gedungku!"
"Ah," Eng-loya terkejut. "A-hwi satu-satunya pembantuku yang baik, taijin.
Mana mungkin pindah ke rumahmu? Dia memang pintar memasak, aku juga kagum
dan perlu tenaganya."
"Aku akan mengganti kerugianmu, loya. Berapa saja kubayar dia asal A-hwi
boleh pindah ke tempatku!"
Sang majikan bingung. Memang A-hwi ini membikin kejutan. Selain pelayan
ternyata ia koki yang baik, hal itu tak diduga. Dan ketika Lie-taijin mengeluarkan
uangnya dan gerincingnya emas dan perak mengganggu pemilik rumah makan ini
tiba-tiba Kiu-wangwe, hartawan Kiu muncul, juga untuk maksud yang sama!
"A-hwi membuat lidah semua keluargaku tergila-gila. Masakannya luar biasa,
pemuda itu seperti koki istana saja. Biar dia turut aku dan aku bayar semua
kerugianmu!"
"Ah, mana bisa, wangwe?" Eng-loya kebingungan, terkejut. "Lie-taijin ini pun
minta agar A-hwi juga ke sana, tapi aku barangkali keberatan!"
"Hm, begitukah, taijin?" hartawan itu memandang Lie-taijin.
"Ya, dan aku lebih dulu, wangwe. Sepatutnya A-hwi ikut aku dan kau
mengalah!"
"Ha-ha, kalau begitu begini saja, taijin. Kita bagi dua anak itu dan masing
masing sama mendapatkan!"
"Apa maksudmu? Kau mau membelah anak itu?"
"Tidak, tapi sehari di tempatmu dan sehari di tempatku, taijin. Isteri dan anakku
juga tergila-gila masakan bocah ini dan ingin agar dia melayani kami sekeluarga!"163
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tapi aku belum megijinkan," Eng-loya buru-buru memotong. "Aku bisa rugi
kalau anak itu kalian bawa, wangwe. Rumah makanku mulai terkenal dan laris
setelah A-hwi ada di sini, dia barangkali bekas koki istana!"
"Hm, aku mengganti semua kerugianmu, loya, Apakah ini tidak cukup?"
gemerincing uang sepundi-pundi penuh membuat pemilik restoran itu terbelalak.
"Dan Kiu-wangwe barangkali juga akan menambah sejumlah yang sama. Aku setuju
enak itu untuk kita berdua dan kau tak perlu kecewa!"
"Benar," Kiu-wangwe juga mengeluarkan sepundi-pundi uangnya. "Aku
menambahi ini sebagai ganti rugimu, loya. Atau barangkali Lie-taijin akan menutup
rumah makanmu dan kau bakal kehilangan segala-galanya!" hartawan itu tertawa,
setengah berkelekar tapi tentu saja menyembunyikan ancaman. Eng-loya tertegun.
Dan ketika dua orang besar itu memandangnya dan apa boleh buat terpaksa ia
mengangguk maka pemilik rumah makan ini memanggil A-hwi.
"Kau sekarang ikut mereka. Kiu-wangwe den Lie-taijin menghendaki dirimu."
A-hwi terkejut, melihat pundi-pundi uang itu. "Loya menyerahkan aku pada
mereka?"
"Ya, terpaksa, A-hwi. Maaf."
"Dan menerima uang itu?"
"Hm," pemilik ini kemerah-merahan. "Mereka memberiku sebagai ganti rugi
dirimu, A-hwi. Aku kehilangan kau tapi mendapat penukar."
"Kalau begitu kau menjual aku," A-hwi tiba-tiba kaku. Kalian menghina aku,
wangwe. Aku manusia hidup yang tidak diperjualbelikan!"
"Ah, jangan begitu!" sang majikan pucat, tiba-tiba menarik lengan pemuda ini,
berbisik, "A-hwi, mereka orang-orang kaya di sini. Jangan membuat kacau. Kalau
kau merasa tersinggung biarlah sepundi-pundi itu dan yang sepundi-pundi lagi
untukku."
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hm, hmm.....!" A-hwi bersinar-sinar, tiba-tiba tertawa. "Baiklah, kalau begitu
aku ikut mereka, loya. Tapi terus terang aku tak mau terikat. Kalau aku tak kerasan
dan mereka bersikap kasar tentu saja aku pergi dan meninggalkan mereka."
"Jangan," Kiu-wangwe membujuk. "Anak isteriku terpikat masakanmu, A-hwi.
Puteriku Kiu Lok memuji dirimu setinggi langit!"
A-hwi terbelalak.
"Dan Lie Cu puteriku juga kagum akan masakanmu, A-hwi. Kau datanglah dan
hiduplah senang di tempatku!"
A-hwi tersenyum lebar. Setelah dua orang ini menyebut-nyebut nama dua gadis
itu tiba-tiba dia teringat akan Kiu Lok dan Lie Cu, dua gadis cantik yang pernah
dilayaninya. Mereka itu ramah dan pernah memberinya persen cukup besar,
mengangguklah pemuda ini. Dan karena Eng-loya juga membagi sepundi-pundi uang
itu untuknya akhirnya pemuda ini berkata, "Baiklah, aku ikut kalian, taijin. Tapi
sewaktu-waktu kalian harus memberi ijin padaku kalau aku ingin pulang kampung."164
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Ah, tentu. Mari, A-hwi, kau boleh tinggal di rumahku dulu!" Lie-taijin
gembira, menyambar pemuda itu dan buru-buru pergi. Tapi Kiu-wangwe yang
menarik dan menahan ternyata berseru.
"Hei, sebentar. Apakah pemuda ini selamanya di tempatmu, taijin? Bukankah
aku juga berhak?"
"Ha-ha, bukankah kau bilang kita berganti-ganti? Dia sehari di tempatku dan
sehari di tempatmu, wangwe. Sekarang di tempatku dulu dan besok di tempatmu!"
Kiu-wangwe terbelalak. Dia tak dapat membantah, Lie-taijin telah membawa
pergi pemuda itu, menyeretnya. A-hwi sendiri tersenyum-senyum dan mau. Dan
ketika di sana Eng-loya menyeringai dan memandang sepundi-pundi uang sebagai
pengganti A-hwi maka hari itu A-hwi melayani dua orang ini berganti-ganti. Sehari
di tempat Lie-taijin dan sehari kemudian di tempat Kiu-wangwe. Tentu saja
kesempatan berkenalan dengan puteri dua orang majikannya terbuka lebar, Kiu Lok
dan Lie Cu kegirangan. Masing-masing memang sudah terpikat oleh pemuda yang
gagah ini, yang sayangnya menjadi pelayan. Tapi karena cinta itu buta dan dua gadis
ini berebut A-hwi maka bujuk-membujuk terjadi di sana.
"Kau di sini saja, tak usah ke rumah Kiu Lok. Kalau kau mau aku akan
menyuruh ayah menambah gajimu!" begitu Lie Cu berkata, sinar matanya mesra dan
A-hwi dag-dig-dug. Dia tertawa dan menolak. Dan ketika dia di rumah Kiu Lok dan
gadis itu pun tak mau kalah maka bujukan di sini pun tak kalah seru.
"Tidak, kau di sini saja, A-hwi. Kalau perlu seluruh rumah ini menjadi
milikmu!"
"Ah," A-hwi terkejut. "Apa maksudmu, siocia (nona)?"
"Hush, sudah kubilang kau boleh panggil namaku begitu saja, A-hwi. Aku anak
tunggal, apa pun yang kuminta pasti dikabulkan keluargaku. Aku, hmm..... aku suka
padamu. Kau tak usah tinggal di rumah Lie Cu dan biar tetap di sini saja!"
"Aku bingung," A-hwi tertawa gugup. " Bagiku kalian baik-baik semua, non....
eh, Kiu Lok. Tapi terus terang aku tak berani."
"Kenapa? Apakah Lie Cu itu mengancammu? Hm, beritahukan padaku, A-hwi.
Aku akan membantumu dan sanggup membebaskan dirimu dari cengkeramannya!"
"Eh-eh, tidak, bukan begitu. Aku tak diancam atau dipaksa! Hanya, ah.... aku tak
dapat meninggalkan yang satu menerima yang lain, Kiu Lok. Keluarga Lie-taijin pun
baik padaku dan menganggapku seperti kerabat sendiri. Aku...."
"Jangan bodoh! Itu muslihat Lie Cu, A-hwi. Kau sedang diperdayai dan dibujuk.
Lie Cu itu gadis tak tahu malu, kau akan diseretnya dan di jebaknya hingga kelak
celaka!"
"Hm....!" A-hwi terkejut. "Apa maksudmu ini, Kiu Lok?"
"Dia.... dia mencintamu, A-hwi. Tapi keluarganya tak akan setuju dan kau akan
diusir. Beda kalau kau di sini, aku anak tunggal dan... dan ayah ibuku tentu tak
menolak...!"165
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
A-hwi berdebar tak keruan, mukanya tiba-tiba merah. "Kiu Lok, apa
maksudmu?"
"Hm...!" gadis itu tiba-tiba menggigit bibir, menyambar dan mencengkeram
lengan pemuda ini, gemas. "Kau tak tahu, A-hwi? Atau kau pura-pura tak tahu? Aku
pun sama seperti Lie Cu. Aku, ah.... sudahlah. Aku ingin mengangkat derajatmu dan
minta pada ayah ibuku agar kau tidak hidup sebagai pelayan!"
"Maksudmu?"
"Bodoh! Kau bebal, A-hwi. Aku, ah... aku sama seperti Lie Cu!"
"Ya, sama yang bagaimana? Bagaimana ini?"
Kiu Lok tiba-tiba menangis. Dia tiba-tiba melepaskan tangannya pada lengan
pemuda itu, tentu saja berat kalau harus blak-blakan bahwa dia mencintai pemuda itu.
A-hwi harusnya mengerti sendiri dan tidak mendesak. Dan ketika A-hwi bertanya
dan minta ketegasan mendadak Kiu Lok tak tahan dan memutar tubuhnya, lari.
"A-hwi, kau bodoh. Otakmu tak seimbang dengan kegagahan dan
ketampananmu itu!"
A-hwi mendelong. Hari itu dia dibuat tak keruan, Kui Lok tak keluar dari
kamarnya tapi sering mengintai dari jendela, berkali-kali mau bicara tapi tak jadi,
gadis itu selalu menangis. Dan ketika keesokannya dia tiba di rumah Lie-taijin dan
Lie Cu menyambut maka di sini ganti pemuda itu mendapat pernyataan cinta.
"A-hwi, bagaimana keputusanmu? Maukah kau meninggalkan rumah Kiu Lok
dan menetap saja di sini?"
"Hm, bagaimana, ya?" pemuda itu garuk-garuk kepala. "Aku bingung, Lie Cu.
Aku tak dapat mengambil keputusan."
"Bodoh! Kau lebih enak di sini, A-hwi. Aku sudah bicara pada ayah agar kau
diangkat sebagai pegawai, membantu ayah di istana!"
"Hm!" A-hwi terbelalak. "Di istana?"
"Ya, di istana, A-hwi. Tapi tentu saja kau harus tinggal dan ikut di sini. Kau
harus melepas ikatanmu pada Kiu-wangwe. Kau tidak sekedar memasak tapi akan
dididik menjadi juru tulis, calon pegawai negeri! Eh, kau bisa baca tulis, kan?"
"Ya."
"Nah, apalagi? Aku akan mengangkat derajatmu, A-hwi. Setelah itu, hm.... kita
akan setingkat dan sederajat. Kita menikah!"
"Heh?!" A-hwi terbelalak, melonjak. "Menikah, Lie Cu? Menjadi suami isteri?"
"Ya, aku... hm, aku suka padamu, A-hwi. Tak usah aku malu-malu bahwa aku
senang menjadi pendampingmu, menjadi, eh... isterimu. Ayah ibuku setuju tapi tentu
saja asal kau dinaikkan derajatnya dulu!"
A-hwi melenggong. Si gadis tiba-tiba sudah membuka "kartu", Lie Cu
memegang lengannya dan meremas lembut. Agaknya hubungan di antara mereka
yang kian akrab dan intim tak membuat gadis itu malu-malu lagi. Lie Cu telah166
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
menyatakan cintanya. Aneh, dunia sudah dibuat jungkir balik. Bukan lelaki yang
menyatakan cintanya dulu tetapi wanita, gadis ini, puteri seorang pembesar! Dan
ketika A-hwi bengong dan terlongong-longong tiba-tiba gadis itu memencet
tangannya membuat kaget.
"Hei! Apa yang kau pikit? Kenapa seperti orang bodoh?"
"Eh, tidak. Ini, eh... bagaimana ini?" A-hwi bingung. "Aku seperti mimpi, Lie
Cu. Masakah semuanya ini sungguh-sungguh? Kiu Lok di sana juga membujukku,
katanya....."
"Apa katanya?" Lie Cu memotong, mendadak marah. "Gadis itu bilang apa, A
hwi? Menjelek-jelekkan aku, bukan?"
"Hm, tidak. Tapi ah, sudahlah, aku tak dapat menerima keduanya, Lie Cu. Aku
di sini hanya pelayan dan tak akan mengimpikan rembulan. Aku harus tahu diri!" dan
A-hwi yang pergi dan buru-buru ngeloyor lalu membuat si gadis tertegun. Lie Cu
tampak terpukul dan merah, gadis ini kecewa. Dan ketika A-hwi ke dapur
melanjutkan pekerjaannya di sana maka gadis itu berlari ke kamarnya dan...
menangis.
"Kiu Lok, kau gadis tak tahu malu. Kau pasti mempengaruhi dan menjelek
jelekkan aku!" dan gusar serta kecewa oleh jawaban A-hwi mendadak gadis ini
melompat bangun dan menghambur menuju ke rumah Kiu Lok. Di sana gadis ini
memaki-maki dan terjadi perang mulut, Kiu Lok tentu saja kaget dan marah. Dan
ketika keduanya saling tuding dan tak mau mengalah tiba-tiba mereka sudah saling
terkam dan menjambak rambut masing-masing!
"Kiu Lok, kau siluman betina. Kau mempengaruhi A-hwi dan menjelek
jelekkan aku!"
"Tidak, justeru kau yang tak tahu malu, Lie Cu. Kau membujuk dan tak habis
habisnya berusaha merebut A-hwi. Dia milikku, kau tak berhak dan harus mundur!"
dan dua gadis itu yang saling maki dan jambak akhirnya sama-sama menangis dan
melotot. Mereka berada di belakang rumah dan sepi. Tak ada yang tahu perkelahian
itu. Tapi ketika semuanya berlangsung sengit dan masing-masing tak mau mengalah
mendadak A-hwi, pemuda yang dijadikan rebutan itu muncul, begitu saja seperti
iblis!
"Eh, berhenti. Jangan berkelahi!" pemuda itu meloncat, langsung melerai dan
dua gadis itu didorong mundur. Mereka tadi lekat seperti lintah, lengan A-hwi bahkan
tergigit, dalam keadaan lupa diri keduanya tak mau dipisah dan ngotot. Tapi ketika
A-hwi melerai dan pemuda itu berdiri di tengah maka pemuda ini membujuk karena
tahu persoalannya, muka sedikit kemerah-merahan karena malu, memisah dua gadis
ini.
"Tak baik, jangan kalian bertengkar, Lie Cu. Betapapun kalian adalah sahabat,
ingat...." pemuda itu menahan keduanya. "Kalau kalian bertengkar lagi dan masing
masing ayah kalian tahu tentu aku dimintai pertanggungjawaban. Pemuda yang
tampan dan gagah banyak, di Magada ini ada ribuan. Kenapa berebut dan berkelahi?
Masak-memasak aku dapat mengajari ilmunya pada kalian, Lie Cu. Sekarang
berdamailah dan jangan bermusuhan!"167
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Tidak, kami bermusuhan bukan masalah masak-memasak, A-hwi, melainkan
merebut dirimu, cintamu!"
"Benar, kau sekarang harus menentukan sikapmu, A-hwi. Mengikuti aku atau
siluman betina ini!"
"Kaulah yang siluman! Kau tak tahu malu, Kiu Lok. Kau merebut dan
membujuk A-hwi!" Lie Cu gusar.
"Sudahlah, sudah....!" A-hwi bingung. "Aku tak mau membicarakan yang satu
itu, Kiu Lok. Kalian semua baik dan majikanku!"
"Tidak, aku tak menganggap dirimu sebagai pelayan, A-hwi. Kau adalah
sahabat sekaligus orang yang kuharap menerima cintaku!"
"Benar, dan aku pun bukan majikanmu, A-hwi. Aku adalah calon isterimu dan
yang akan mengangkat derajatmu!?
"Tidak, tidak..... kalian semua jangan bicara tentang itu. Aku tak berani merima
siapa pun dari kalian. Aku orang rendah, aku harus tahu diri. Kalau kalian mendesak
dan tetap bicara yang ini biarlah aku pergi dan tidak di tempat siapa pun!"
"A-hwi...!" dua gadis itu berseru, hampir berbareng. A-hwi terlihat merah
padam dan marah. Rupanya dalam kebingungannya tadi pemuda ini menjadi marah
dan malu, dua gads itu tak segan-segan lagi memaksanya. Dan ketika duanya berseru
tertahan dan Kiu Lok mendadak terisak tiba-tiba Lie Cu pun manangis dan A-hwi
sadar kembali.
"Maaf," pemuda itu berkata. "Kalian sekarang pulanglah, Lie Cu. Aku tak mau
kalian bermusuhan hanya gara-gara aku. Kembalilah, aku juga harus pergi."
Dua gadis itu saling pandang. Lie Cu dan Kiu Lok tiba-tiba melotot, mereka
menganggap yang lain sebagai biang penyakit dan Lie Cu tiba-tiba memutar
tubuhnya. Dan ketika gadis itu berlari dan pulang ke rumahnya maka Kiu Lok pun
mengguguk dan berlari memasuki kamarnya pula.
"Hi-hik, hebat. Kau kiranya pelayan yang di bicarakan orang banyak itu!"
A-hwi terkejut. Sesosok bayangan berkelebat, seorang gadis terkekeh dan tiba
tiba telah berdiri di depannya. Dan ketika A-hwi tertegun dan terkejut memandang
gadis itu mendadak berkelebat pula sebuah bayangan lain dan seruan merdu.
"Benar, kiranya ini pemuda yang dibicarakan orang banyak itu, Siu Lan. Tak
tahunya memang hebat dan telah membuat dua gadis saling jatuh cinta!"
A-hwi memutar tubuh. Di situ telah berdiri seorang gadis lain yang cantik jelita,
tinggi semampai dan gadis pertama tertawa. Mereka rupanya teman, terbukti telah
saling mengenal. Dan ketika pemuda itu bengong dan berdiri tertegun maka Siu Lan,
gadis pertama berseru.
"Enci Han Li, pemuda ini memang luar biasa. Bagaimana kalau kita buktikan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepandaiannya?"
"Hm, aku datang karena memang ingin mencoba, Siu Lan. Ayo kita paksa dan
tanya dia!" dan, sementara A-hwi bengong tiba-tiba gadis ke dua yang cantik jelita168
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
meloncat ke depan, menaksir dan berseri-seri. "Kau yang bekerja di tempa Lie-taijin
dan Kiu-wangwe? Kau yang dikabarkan pandai memasak itu?"
"Eh, ya.... eh, tidak! Eh, siapa nona berdua ini? Dari mana?"
"Hi-hik, aku Yo Siu Lan, A-hwi. Dia itu enciku Han Li. Aku puteri Yo Shu Kie,
Yo-taijin. Kami mendengar masakanmu yang hebat dan kini mau bukti!" Siu Lan,
gadis pertama itu meloncat maju pula, berseru dan sudah mendahului temannya dan
A-hwi terkejut. Kiranya dua gadis ini adalah puteri seorang menteri, tentu saja
kedudukannya jauh di atas Lie Cu maupun Kiu Lok. Dan ketika dia mundur dan
terbelalak belum tahu apa yang dimaksudkan gadis-gadis ini maka Han Li
mengangguk berkata tertawa, manis sekali.
"Ya, aku Han Li, A-hwi. Kebetulan saja aku mencicipi masakanmu dari Siu
Lan, adikku."
"Dan aku mencicipinya karena mendapat dari Lie-taijin. Ayah memuji
masakanmu, kau setingkat koki istana dan masakanmu hebat!"
"Hm, eh... ya, ini...." A-hwi menelan ludah. "Kalian berdua mau apakah? Ada
apa datang ke sini?"
"Aku mengantar adikku, A-hwi. Kau diminta pamanku ke sana."
"Benar, ayah pun mengagumi masakanmu A-hwi. Dia minta agar kau bekerja di
tempatnya dan mambuat masakan lezat!"
A-hwi terkejut. "Yo-taijin memintaku?"
"Ya, kenapa? Kau bangga? Hi-hik, jangan sombong, A-hwi. Sebelum kau ke
sana tentu saja harus bertanding dulu dengan kami!"
"Dan kami datang untuk menguji masakanmu, A-hwi. Kalau kau menang tentu
saja kau lulus."
A-hwi terkesiap. Tadinya dia kaget mendengar kata-kata "tanding", mengira dua
gadis itu akan mengajaknya berkelahi dan tentu saja, ia mengelos. Tapi ketika mereka
menerangkan bahwa yang di maksud adalah adu masakan enak tiba-tiba dia tertawa
bergelak dan girang serta lega. "Ha-ha, kalian aneh, nona. Kalau bukan kalian tentu
aku tak mau. Masakanku biasa-biasa saja, mungkin hanya karena lidah yang berbeda
maka masakanku banyak dipuji orang. Baiklah, ujian bagaimana yang kalian
kehendaki? Aku harus melakukan apa?"
"Kau harus memasak beberapa macam masakan, A-hwi, di depan kami. Dan
kalau kau dapat menandingi masakan kami maka kau dianggap menang. Ayah yang
akan menjadi wasit!"
"Heh, Yo-taijin sendiri? Berarti aku harus.........."
"Ya, kau harus ke sana, A-hwi. Kami sudah menyiapkan segalanya dan tadi
kami mencarimu di tempat Lie-taijin tapi kau tak ada!" Han Li yang kagum tapi juga
memandang tajam memotong. Dia agak merasa aneh bahwa setampan dan segagah
A-hwi bisa menjadi pelayan, koki. Betapapun dia agak heran dan tak percaya. Tapi
ketika pemuda itu mengangguk dan A-hwi tampak girang maka pemuda ini
mengiyakan.169
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Baik, aku ke sana, nona. Tapi aku tentu harus memberi tahu Lie-taijin dulu."
"Tak perlu, kami sudah memberitahunya!" Siu Lan memotong. "Ayah sudah
meminta kau datang, A-hwi. Sekarang ayo ke rumah dan tunjukkan kemahiranmu di
dapur!"
A-hwi terkejut Siu Lan tiba-tiba menyambar punggungnya, tertawa dan
berkelebat. Dan ketika A-hwi berseru kaget dan tak dapat meronta mendadak gadis
itu telah "terbang" dan menenteng pemuda ini seperti orang mencengkeram kelinci.
"Hei, lepaskan. Nanti jatuh, nona, heii...!"
Siu Lan tak menghiraukan. Di sebelahnya telah tertawa pula Han Li, yang
berkelebat dan menyertai adiknya. Dan ketika beberapa menit kemudian Siu Lan
sudah memasuki sebuah gedung besar dan di sini gadis itu melepaskan A-hwi, maka
A-hwi mengusap keringat dan pucat mengebut-ngebutkan pakaiannya, disambut
seorang laki-laki gagah yang usianya empatpuluhan tahun. A-hwi gemetar.
"Ayah, ini pemuda itu. Coba lihat dan perhatikan!"
"Ha-ha, ini bocah itu, Lan-ji? Kau membawanya seperti induk kucing membawa
anaknya?"
"Ya, lihat, yah. Dia ketakutan!"
A-hwi sudah menjatuhkan diri berlutut. Sekarang dia cepat-cepat menunduk,
pandang mata Yo-taijin menyambar bagai elang, tajam. bersinar-sinar. Dan ketika
menteri itu tertawa dan Siu Lan juga geli maka Han Li, gadis jelita itu berseru,
merdu.
"Paman, pemuda ini tadi jadi rebutan puteri Lie-taijin dan Kiu-wangwe. Kami
mendapatkannya dibelakang rumah tapi tampaknya dia pemuda baik-baik, terbukti
tak mau mempermainkan mereka padahal biasanya pemuda pasti akan congkak dan
sombong kalau jadi rebutan gadis!"
"Hm, maksudmu dia dicintai dua gadis cantik berbareng?"
"Ya, paman. Dan mereka malah sudah berkelahi. Tapi pemuda ini memisah,
kami mendengar kata-katanya yang baik dan dia rupanya pemuda yang dapat
dipercaya!"
"Baiklah, biar kulihat. He, kau bocah, tengadahkan kepalamu!" Yo-taijin
berseru. "Coba kulihat dan kuperhatikan dirimu!"
A-hwi gemetar. Dia membenturkan dahi dahulu sebelum mengangkat mukanya,
dan ketika ia menengadahkan muka dan dua pasang mata beradu tiba-tiba Yo-taijin
seolah terkejut melihat kilauan mata yang tajam serta menggetarkan dari pemuda ini.
"Kau bisa silat?"
Pertanyaan itu mengejutkan. A-hwi menggeleng dan cepat menunduk, sadar
bahwa dia berhadapan dengan seorang tokoh. Tokoh yang amat lihai dan berbahaya.
Dia harus berhati-hati. Dan ketika menteri itu tersenyum dan menepuk pundaknya
sekonyong-konyong sebuah pukulan berat menindih bahunya.
"Bangunlah!"170
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
A-hwi bereaksi cepat. Dia menolak dan hampir melawan pukulan berat itu. Tapi
ketika sadar dan mendengar sang menteri bersuara aneh dan pukulan itu menekannya
kuat mendadak dia meloloskan semua tenaga dan....... terbanting bergulingan.
"Aduh, kenapa ini, taijin? Kenapa aku dipukul?"
Sang menteri tertegun. Tadi dia merasa semacam tenaga yang kuat mau
menahannya, pemuda itu melawan dan ada tanda-tanda menolak. Tentu saja dia
terkejut, curiga. Tapi ketika pemuda bergulingan dan tampak pucat maka menteri ini
menjadi bingung dan berkelebat.
"Ayo bangun.....!" tangannya kembali bergerak, memukul pundak itu dan A-hwi
sekarang tidak mengerahkan tenaga apa-apa. Dia mandah dan tentu saja untuk ini dia
harus menerima resiko, tubuhnya bakal terbanting dan mungkin tulang pundaknya
patah. Sang menteri mencoba dan ia sadar, nyaris menimbulkan kecurigaan. Dan
ketika benar saja pukulan berat menimpa pundaknya itu dan dia mengaduh maka A
hwi mencelat terlempar dan menumbuk dinding.
"Bress!"
A-hwi mengaduh-aduh. Sekarang ia benar-benar kesakitan dan Yo-taijin
tertegun. Anak muda itu benar-benar menderita di sana, menggeliat dan meringkuk
melipat pundak tanda kesakitan hebat, Tapi ketika sang menteri tertawa dan
berkelebat menghampiri maka dua jarinya menotok membebaskan rasa sakit.
"Maaf, aku mengujimu, A-hwi. Sekarang tak apa-apa dan bangunlah...!"
Benar saja, A-hwi hilang rasa sakitnya. Pemuda ini dapat berdiri dan meringis,
dia menjatuhkan diri berlutut dan menggigil. Muka yang ketakutan dan sikap yang
gentar semakin membuat Yo-taijin geli, tertawa lebar. Namun menyuruh anak muda
itu bangun menteri ini berkata, "A-hwi, aku sudah mendengar tentang kepandaianmu
memasak dari Lie-taijin. Sekarang aku ingin membuktikannya dan kebetulan istana
memerlukan tambahan koki. Kau mau bekerja dan membantu di sini?"
"Maaf," pemuda itu kebingungan, gugup. "Hamba sudah bekerja di tempat Lie
taijin dan Kiu-wangwe, taijin. Apakah begitu saja hamba meninggalkan mereka
untuk bekerja di sini? Hamba tak dapat memutuskan, dua majikan hamba harus diberi
tahu dulu."
"Ha-ha, mereka sudah kuberi tahu, A-hwi, dan tentu tak menolak. Lagi pula,
bukankah kau bebas dan tidak terikat kontrak? Aku kagum akan masakanmu, A-hwi.
Terus terang ingin tahu secara langsung apakah benar itu masakanmu sendiri atau
orang lain. Ayo, tunjukkan kepandaianmu dan perlihatkan di dapur!"
A-hwi tertegun.
"Kenapa mendelong?" Siu Lan tertawa. "Ayah memintamu, A-hwi. Ayo ke
dapur dan coba perlihatkan masakanmu yang hebat itu!"
A-hwi terkejut. Siu Lan menyambar lengannya dan sudah membawanya ke
belakang. Di ruang yang bersih dan penuh perabot masak dia berhenti, Yo-taijin
sudah ada di situ dan Han Li si gadis jelita pun menunggu. A-hwi tiba-tiba gugup.
Dan ketika tiga orang itu menyuruhnya menunjukkan kepandaian memasak dan Siu171
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Lan menuding sana-sini memberi tahu tempat bumbu atau kecap dan lain-lain maka
gadis ini menutup.
"Nah, mulailah. Kau boleh memasak apa yang kau suka dan daging serta ikan
segar ada di sini semua, juga tepung!"
"Dapatkah kuminta sesuatu?" A-hwi merah padam.
"Apa yang kau, minta?"
"Kalian semua menunggu di luar, nona. Aku gugup diawasi begini, macam
pesakitan!"
"Ha-ha!" Yo-taijin tertawa bergelak. "Kau tak usah gugup, A-hwi. Kami sengaja
menonton untuk melihat kepandaianmu. Anggap saja kami tamumu yang hendak
memesan masakan!"
"Benar, kau tak usah malu. Kami menonton dan memang ingin melihat
kepandaianmu. Ayolah, coba dan mulai!" Han Li, yang juga tersenyum dan geli oleh
kegugupan A-hwi, berseru. Siu Lan terkekeh dan menyambar alat penggoreng, juga
menyalakan kompor. Dan ketika semuanya itu siap dan mau tak mau A-hwi harus
bekerja maka pemuda ini bergerak dan mengambil ini itu.
"Baiklah, aku mulai, nona. Coba kubuat sop naga!"
A-hwi bekerja. Dengan cekatan dan lemas ia menyambar brambang dan
bawang, minyak dan lain-lain lagi yang tersedia di situ. Tangkas dan cepat ia meracik
semuanya itu. Dan ketika daging diiris dan tak lama kemudian sudah masuk
penggorengan maka bau sedap menyengat hidung dan perut Siu Lan tiba-tiba
berkeruyuk!
"Ha-ha, kau kalah, Siu Lan. Perutmu sudah mengakui dan lapar!" Yo-taijin
tertawa bergelak, kagum dan terbelalak karena apa yang dimasak A-hwi benar-benar
luar biasa. Bumbu yang dia berikan pas dan tepat, gerak jari yang begitu lincah dan
menyambar ini itu jelas menunjukkan pemuda ini sudah biasa memasak, apa yang
dilakukan jelas tak asing. Dan ketika tak lama kemudian bau masakan semakin teruar
dan Han Li juga berkeruyuk akhirnya perut Yo-taijin pun ikut bicara dan berkeruyuk.
"Ha-ha, luar biasa. Kami bertiga tiba-tiba merasa lapar!"
Siu Lan dan Han Li kagum. Memang mereka harus mengakui ini, sop naga yang
dibuat A-hwi tersedia cepat dan akhirnya matang, masuklah brambang goreng
sebagai aroma pelezat. Dan ketika semuanya selesai dan tak sampai lima menit
sebuah hidangan telah terhidang di depan mereka maka A-hwi berseri-seri
menyambar telur dan garam.
"Sekarang mata naga!" ketanya tertawa. "Ini bukan mata sapi, nona. Tapi mata
naga masak kecap!" A-hwi menyambar penggorengan, membalik dan sudah
melempar-lemparkan telur ke alat penggorengan itu. Cepat dan luar biasa pula ia
telah membuat lima mata naga yang matang dan cantik. Kecap yang dituangkan
menghias mata naga seakan dilukis. Bukan main, ini tidak sekedar memasak tapi juga
menunjukkan ilmu seni yang tinggi. Yo-taijin kagum melihat lima mata naga yang
seakan hidup di atas piring, menyala dan menantang selera. Dan ketika berturut-turut
A-hwi mendemontrasikan kepandaiannya masak ini itu yang semua dinamakan172
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"naga" maka Yo-taijin tertawa bergelak memuji kepandaian pemuda ini, sudah
menyambar dan tak sabar mencicipi semuanya itu.
"Hebat, aih, hebat. Kau benar-benar koki jempolan, A-hwi. Kau layak di istana
dan menghidangkan masakan istimewa!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
A-hwi tersenyum. Siu Lan dan Han Li juga bergerak, lidah mereka sudah
berkecap melihat semua masakan A-hwi. Baru di atas kompor saja perut mereka
sudah berbunyi, bukan main. Dan ketika satu demi satu mereka mencicipi hidangan
pemuda ini dan harus mengakui bahwa apa yang dibuat pemuda itu memang luar
biasa akhirnya Siu Lan memuji penuh kagum. "Hebat, masakanmu memang luar
biasa, A-hwi. Kalau begitu setiap hari kau harus tinggal di istana!"
"Ya, dan sekali-kali kau juga harus menghidangkan untukku, A-hwi. Kakakku
Hangga dan sahabatku Mei Hong pasti gembira!"
"Mei Hong?" A-hwi terkejut, tiba-tiba tersentak. "Siapa ini, nona? Sahabatmu?"
"Ya, kenapakah? Kau kenal? Hi-hik, dia pun bangsa Han, A-hwi. Barangkali
perlu kupertemukan dia denganmu. Tapi awas, dia sudah menjadi calon ipar enci Han
Li. Jangan main-main!" dan Siu Lan yang mendahului serta bergurau menggoda
pemuda itu tiba-tiba membuat A-hwi batuk-batuk dan tersedak karena Siu Lan
tertawa-tawa, geli dan tak tahu betapa jantung pemuda itu tiba-tiba berdetak cepat.
Hampir pemuda ini mencelat tinggi. Tapi karena Yo-taijin ada di situ dan menteri ini
tampak mengawasinya maka A-hwi tertawa dan buru-buru mengangkat wajan,
menyembunyikan kekagetannya dan hari itu dia selesai diuji, untung tak seorang pun
memperhatikan lebih lanjut dan semua menganggap Siu Lan main-main saja,
Memang, mana mungkin pelayan muda ini menjatuhkan Mei Hong? Dia hanya
pelayan, Mei Hong adalah sahabat sekaligus calon mantu pendekar sakti Handewa,
semua keluarga Yo tahu. Dan ketika hari itu A-hwi diminta bekerja dan aneh serta
cepat nama A-hwi masuk ke istana maka hari-hari berikut A-hwi bergaul dengan dua
gadis ini dan melupakan Lie Cu serta Kiu Lok, tak lama kemudian raja Urugata pun
ingin mengenal pemuda ini, bertemu dan kagum serta melihat dan membuktikan
sendiri kepandaian pemuda itu. Koki kepala di istana pun memujinya. Dan karena
masakan A-hwi memang jempolan dan pemuda itu langsung diangkat sebagai koki
muda, satu jabatan di bawah koki kepala maka A-hwi pun tinggal di istana dan tidak
di gedung Lie-taijin atau pun Kiu-wangwe!
"Sekarang kau resmi membuat masakan-masakan untuk sri baginda, bersama
Akok. Baik-baiklah bekerja di sini dan hiduplah senang!"
A-hwi berseri-seri. Dia girang bukan main dan menyatakan terima kasih,
berulang-ulang menyatakan kegembiraannya dan Akok, koki kepala menjadi
sahabatnya. A-hwi tetap merendah dan berkata bahwa dia akan tetap belajar di bawah
pimpinan koki kepala itu, padahal sebenarnya pemuda ini tak kalah dengan koki
kepala. Dan ketika beberapa minggu kemudian pemuda ini menjadi akrab dengan
semua orang dan tak satu pun mencurigai pemuda itu maka sebulan kemudian,
hampir setiap minggu tampaklah sebuah bayangan berkelebat dari dapur istana,
menuju ke barat dan di perbatasan bertemu dengan seseorang, berbisik-bisik sejenak
lalu menghilang lagi. Kejadian ini berulang-ulang dan hampir setiap minggu terjadi,
tak seorang pun mengetahui. Dan ketika semuanya berlangsung seperti biasa dan
Magada secara diam-diam melatih pasukannya untuk berperang maka di selatan, dt173
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Tiong-goan juga terjadi kesibukan di mana angkatan perangnya juga siap bergerak,
sesuai petunjuk dan informasi dari bayangan yang berkelebat dari dapur istana itu,
yang bercakap-cakap dengan bayangan lain di perbatasan. Dan ketika semuanya
terjadi secara rahasia dan Hong Beng Lama juga sering muncul dan pergi menemui
Yo-taijin maka sepasang mata selalu mengintai dan mengawasi gerak-geriknya. Mata
siapakah gerangan? Bukan lain A-hwi. Siapakah A-hwi ini? Tentu mudah kita kenal,
bukan lain adalah Bun Hwi, pangeran yang diutus menteri Hu Kang untuk menjadi
"spion" di Magada!
*
* *
Hari itu di kota raja. Menteri Hu Kang cemas. Hu Lan, puterinya, membawa
berita bahwa tak lama lagi Hong Beng Lama akan muncul di perbatasan menggempur
pasukannya. Lama ini telah bersiap dengan seribu pasukan besar, padahal dulu hanya
limaratus saja. Dan ketika menteri itu bertanya dari mana Lama itu mendapatkan
tambahan pasukan maka Hu Lan, puterinya mengepal tinju.
"Dari Yo-taijin, ayah. Menteri Yonaga itu. Kabarnya ini masih akan ditambah
lagi kalau kurang!"
"Hm, dan pasukan di perbatasan ada sepuluh ribu orang. Mungkinkah mereka
tak dapat menahan seribu pasukan saja?"
"Menghadapi pasukan saja tentu dapat, ayah. Tapi Hong Beng Lama yang
berbahaya itu akan maju sendiri. Tak ada orang lain di sini yang dapat
menghadapinya kecuali dirimu!"
"Kapan dia akan muncul?"
"Belum jelas, yah. Tapi dikabarkan antara tiga sampai tujuh hari lagi."
"Hm, kalau begitu kita harus bersiap-siap. Aku harus ke perbatasan!" dan Hu
taijin yang berkemas dan bergegas ke istana lalu melapor pada kaisar akan apa yang
didengar. Bahwa Hong Beng Lama akan menyerang dan Lama sakti itu terang
terangan akan menebus kegagalan puteranya dulu. Kaisar marah dan mengutuk. Dan
ketika menteri itu berkata bahwa dia akan ke perbatasan sendiri dan menghadapi
Lama itu, kaisar memberi restu.
"Baik, doaku bersamamu, taijin. Tahan dan cegah Lama itu menggempur
pasukan kita. Tapi bagaimana dengan anakku Bun Hwi?"
"Pangeran sudah menyusup ke sana, sri baginda. Tetap membantu kita dari
dalam."
"Hm, seharusnya dia dipanggil. Kuatkah kira-kira kau menghadapi Lama itu
seorang diri? Ingat, Lama itu memiliki ilmu hitam, menteriku. Dia tak dapat mati dan
dibunuh!"
"Hamba tahu. Tapi hamba akan mencoba, sri baginda. Kalau tak berhasil tentu
hamba akan minta tolong Hong Sin Lama."
"Baiklah, pergilah, menteriku. Cegah dan hadapi Hong Beng Lama itu!"174
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
Hu-taijin mengundurkan diri. Hari itu kaisar telah memberinya restu, ini
dukungan moral yang baik. Betapapun menteri itu besar hati dan mantap. Dia akan
menghadapi Hong Beng Lama, betapapun saktinya Lama itu. Dan ketika hari itu dia
bersiap-siap dan Hu Lan, puterinya turut maka menteri ini mendesah menghela napas.
"Sebaiknya kau di sini, jangan turut."
"Tidak, aku tak mau di sini, yah. Kalau kau ke perbatasan aku pun turut,
betapapun aku dapat membantumu untuk hal-hal yang kecil."
Terpaksa, menteri ini mengangguk, Dia tahu bahwa percuma saja dia mencegah
puterinya ini. Kalau toh Hu Lan ditinggal tentu puterinya itu akan menyusul, jauh
lebih berbahaya kalau seorang diri. Dan karena menolak juga tak mungkin ditaati dan
lebih baik membawa puterinya ini sekalian maka Hu-taijin berangkat dan membawa
puterinya itu.
"Kau harus taat perintah ayahmu, tak boleh ke mana-mana."
"Pernahkah aku membantah?" puterinya tertawa kecil. "Aku selamanya penurut,
yah, tak pernah membuatmu kecewa atau gusar."
"Hm, ya-ya, tapi sekarang bukan waktunya bercanda. Hayo, bawa kudamu dan
kita berangkat!"
Hari itu menteri Hu Kang ke perbatasan. Perjalanan dilakukan agak tergesa,
maklum, waktu agak mendesak dan dia harus berjaga-jaga, Dan ketika dua hari
kemudian menteri ini tiba di perbatasan dan di sana disambut oleh beberapa panglima
pembantunya maka menteri ini lega bahwa Hong Beng Lama belum muncul.
"Ini baru tanda-tanda saja. Sebaiknya semua bersiap dan panggil aku kalau
Lama itu muncul."
"Baik," dan beberapa panglima yang mengangguk serta kembali mengatur
pasukan lalu berjaga dan agak was-was mendengar disebutnya Lama itu. Mereka
teringat seorang Lama tinggi besar yang sakti, yang tak dapat dibunuh atau mati,
memiliki ilmu Merekat Tulang Menyambung Nyawa, sebuah ilmu yang berbau
hitam, tentu saja was-was. Dan ketika semua disiapkan dan empat hari kemudian
semua berjaga-jaga tegang mendadak di ujung perbatasan terdengar gelegar dan
ledakan.
"Apa itu?"
"Tak tahu, ciangkun. Belum ada laporan."
"Coba lihat, cepat!"
"Baik," dan pengawal yang berlari menyambar kudanya akhirnya membalap dan
menuju ke asal suara, mendengar hiruk-pikuk dan teriakan di depan, memacu dan
akhirnya tiba di sana untuk melihat seorang gadis tertawa-tawa menghajar pasukan
yang jumlahnya ada seratus orang. Gadis itu menggerak-gerakkan rambutnya dan
terdengarlah suara ledakan atau lecutan itu, nyaring dan mengherankan karena semua
pasukan tunggang-langgang dihajar gadis ini. Dan ketika dia dekat dan melihat gadis
itu tiba-tiba pengawal itu pucat karena mengenal itulah gadis yang dulu mengamuk
dan datang bersama Hong Lam.175
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Kiok Lan.....!"
Pengawal ini menghentikan kudanya. Seketika dia pucat dan menggigil, cepat
memutar kudanya kembali dan mau kabur, maksudnya begitu. Melarikan diri sebelum
dihajar. Tapi baru dia membalik dan memutar kudanya sekonyong-konyong sebuah
bayangan berkelebat dan terdengar tawa dingin di belakang tengkuknya.
"Heh, kau mau ke mana? Robohlah, aku mencari Bun Hwi.... plak!" dan si
pengawal yang terlempar dan menjerit kaget sudah bergulingan dan mengaduh tak
keruan, mendapat bentakan lagi dan dua gumpal rambut menjeletar, kali ini persis di
telinganya. Dan ketika pengawal itu berteriak dan roboh maka Kiok Lan, gadis ini,
telah berdiri dengan mata bersinar-sinar.
"Siapa pun tak boleh pergi dari sini. Hayo, ikat tubuh kalian dan merangkak!"
Seratus orang yang merintih-rintih itu ketakutan. Tadi mereka didatangi gadis
ini dan ditanya tentang Bun Hwi, dijawab tak tahu dan gadis itu marah-marah.
Mereka dihajar, melawan tapi malah tak keruan, jatuh bangun dan tunggang
langgang, beberapa di antaranya bahkan pingsan. Dan ketika Kiok Lan berdiri tegak
dan gadis itu menyuruh mereka mengikat tubuh sendiri akhirnya seratus orang ini
menjadi tawanan dan merangkak di depan gadis itu.
"Nah, sekarang kita menemui pemimpin kalian. Siapa panglima yang menjaga di
sini?"
"Hu-taijin," seorang pengawal menjawab gemetar. "Hu-taijin, nona. Dia ada di
sini..."
"Hu-taijin?" gadis itu terkejut, tiba-tiba terkekeh. Bagus, bawa aku kepadanya,
pengawal. Biar kuhadapi dia dan sekalian kutanya tentang Bun Hwi. Hayo,
berangkat...!" gadis ttu mengelebatkan rambutnya, yang dikelabang, membent ak dan
menyuruh seratus pengawal itu merangkak maju. Mereka tak boleh berdiri, semua
tangan di belakang dan jadilah mereka ini seperti domba atau anjing yang digiring
penggembala, Kiok Lan meledak-ledakkan rambutnya itu. Dan ketika seratus
pengawal mengikuti kehendaknya dan merangkak dengan susah payah mendadak
berkelebat dua bayangan disusul derap kaki kuda dari depan.
"Orang she Kiok, kau sungguh keji!" bayangan di sebelah kiri, yang membentak
dan tak tahan oleh pemandangan itu tiba-tiba menghantam, langsung menerjang
begitu tiba lebih dulu. Dia mengenal Kiok Lan karena bayangan ini bukan lain Hu
Lan adanya, puteri Hu-taijin. Tentu saja marah melihat pasukan ayahnya
diperlakukan begitu, merangkak dan beringsut sementara Kiok Lan menjeletar
jeletarkan rambutnya. Dan begitu dia melepaskan pukulan dan membentak marah
maka Hu-taijin, ayahnya, juga sudah berkelebat menyusul dan menggeram marah
melihat perbuatan Kiok Lan ini.
"Plakk!" Kiok Lan menangkis, menggerakkan rambutnya dan Hu Lan
terpelanting. Gadis itu menjerit kaget dan bergulingan melompat bangun. Tangannya
tiba-tiba lecet dan luka, sabetan rambut lawan mengiris seolah pisau, bukan main
kagetnya gadis ini. Dan ketika Hu Lan melompat bangun dan langsung mencabut
pedangnya tiba-tiba gadis ini menerjang lagi dan membentak gusar, dielak dan
ditangkis dan segera Kiok Lan menggerakkan rambutnya itu. Hebat dan luar biasa
gadis ini menangkis serangan pedang pula dengan rambut itu, meledak dan pedang176
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
pun terpental. Kiok Lan terkekeh-kekeh sementara Hu Lan di sana semakin marah
bukan main. Dan ketika Hu Lan maju lagi dan menusuk serta membacok namun
semua serangannya selalu ditangkis rambut maka Kiok Lan berseru mengakhiri.
"Sekarang robohlah.... sing plakk!" dan pedang yang mencelat dari tangan Hu
Lan ditampar rambut tiba-tiba sudah disusul sebuah totokan dan Hu Lan pun roboh,
mengeluh dan tidak berdaya lagi setelah Kiok Lan membalas dalam satu jurus saja.
Derap kuda di depan kini sudah berhenti dan itu adalah panglima-panglima yang
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membantu Hu-taijin, semuanya terbelalak dan terkejut melihat kehebatan Kiok Lan
ini. Dengan rambut dan kelitan ringan gadis itu mampu merobohkan Hu Lan,
segebrak saja. Dan ketika semua mendelong dan lupa turun dari kudanya maka Hu
taijin bergerak dan menolong puterinya.
JILID VIII
"KIOK LAN, kau sekarang bertambah liar. Tak tahu aturan! Ada apakah kau
membuat onar dan mengacau? Kau ingin kuhajar lagi dan kubunuh?"
"Hi-hik, jangan sombong!" Kiok Lan terkekeh, tak kelihatan takut atau gentar.
"Aku sekarang tak mungkin kau hajar, taijin. Aku datang bukan untuk membuat onar
melainkan mencari Bun Hwi!"
"Dia tak ada di sini, kau tahu. Kalau ada tentu muncul dan sudah menghadapi
dirimu. Hm, kau sekarang congkak, gadis siluman. Meskipun Bun Hwi tak ada tapi
aku akan mewakilinya. Kau datang atas suruhan siapakah?" menteri itu teringat Hong
Beng Lama, melirik hati-hati ke sana ke mari namun tak melihat apa-apa. HaI ini
bukan berarti mengurangi kewaspadaannya. Dan ketika menteri itu bertanya dan para
panglima kini meloncat turun dari kudanya maka Kiok Lan bersinar-sinar maju ke
depan, menghadapi menteri ini.
"Hu-taijin, aku datang atas suruhan diriku sendiri. Kenapakah? Kau takut? Aku
datang untuk mencari Bun Hwi, kalau dia tak ada kaupun boleh juga. Dulu kau
mempunyai hutang kepadaku, kini bayar hutang itu dan baru setelah itu ku pergi!"
"Keparat!" menteri ini mendesis. "Kau semakin liar dan tak tahu aturan, Kiok
Lan. Kalau begitu daripada banyak cakap biar kutangkap kau.......... wutt!" menteri
ini berkelebat, tangan bergerak dan ia pun mencengkeram gadis itu. Cepat dan luar
biasa menteri ini hendak menangkap Kiok Lan. Tapi begitu Kiok Lan tertawa dan
menggerakkan rambutnya tiba-tiba gadis itu sudah mengelak dan menangkis.
"Plakk!"
Hu-taijin terdorong. Hampir tak percaya menteri itu berseru kaget terhuyung
tiga tindak, melihat tangkisan Kiok Lan begitu kuatnya hingga dia terdorong, bukan
main. Menteri ini terkejut dan membentak lagi, menyerang namun rambut lagi-lagi
menangkis. Dan ketika untuk kedua kali rambut menjeletar nyaring dan menteri ini
surut beberapa langkah akhirnya Hu-taijin tertegun dan membelalakkan matanya
lebar-lebar, mendengar Kiok Lan tertawa.
"Taijin, jangan mengira aku masih seperti Kiok Lan yang dulu. Aku sekarang
bukanlah gadis yang dulu kau robohkan!"177
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
"Benar, kau mencuri ilmu di Bukit Pedang! Kau, ah....... kau ......" dan Hu-taijin
yang tersentak dan teringat sesuatu tiba-tiba menjublak dan mendengar puterinya
berseru.
"Yah, Kiok Lan inilah yang merampas petaku. Dia begini hebat karena tentu
telah mempelajari warisan di Bukit Pedang. Dia pencuri!"
"Hm....!" menteri ini pucat dan merah berganti-ganti. "Kau telah selesai
mempelajari semua warisan Pek In Sian-su, Kiok Lan? Kau yang benar merampas
dan menyerang puteriku?"
"Hi-hik, waktu itu kebetulan saja aku bertemu, taijin. Tak ada maksud
merampas atau mengambil peta. Puterimu inilah yang mencurigakan, dia merangkak
dan tolah-toleh di Bukit Pedang. Dan ketika kudekati dan kutanya dia justeru tak
bersikap baik-baik. Sebagai hukumannya maka peta itu kuambil dan isinya kumiliki."
"Keparat!" menteri ini menggigil, terguncang. "Kalau begitu kau tak tahu malu,
Kiok Lan. Kau mencuri dan merampas apa yang bukan menjadi hakmu. Kau gadis
liar tak tahu adat!" dan Hu-taijin yang marah menerjang maju tiba-tiba membentak
dan menyerang lagi, teringat puterinya yang dulu hampir dibunuh Kiok Lan. Waktu
itu Hu Lan selamat dan luka-luka, susah payah keluar dari jurang dan pulang,
melapor apa yang terjadi dan sang menteri pucat. Ini berita hebat baginya, menyusul
ke Bukit Pedang tapi Kiok Lan telah meruntuhkan mulut terowongan yang menjadi
jalan masuk, dia tak dapat mengejar dan tertegun di situ. Tak tahu apakah Kiok Lan
mati ataukah hidup di dalam guha, semuanya menjadi samar. Dan karena urusan
kenegaraan membuat menteri ini sibuk dan pekerjaannya sehari-hari selalu
menumpuk dan menyita waktunya maka Hu-taijin tak memikirkan lagi gadis itu di
guha bawah tanah, menganggap Kiok Lan terkubur di sana dan mudah-mudahan
gadis itu benar tewas. Hu-taijin ngeri disuruh membayangkan warisan Pek In Sian-su
jatuh di tangan gadis ini. Maka, ketika hari itu setelah sekian lama dia melupakan
gadis ini dan mendadak Kiok Lan datang tiba-tiba menteri ini terguncang dan
maklum apa yang terjadi, tahu dari benturan tadi bahwa Kiok Lan sudah menjadi
hebat bukan main, dua kali dia menyerang dan dua kali pula ia terdorong. Tanda
lawan telah mewarisi peninggalan Pek In Sian-su. Tapi karena menteri ini bukanlah
seorang penakut dan dia adalah seorang tokoh yang berwatak gagah menteri ini
menyerang lagi dan bahkan ingin membunuh Kiok Lan, tidak lagi menangkap
melainkan membunuh. Dia khawatir melihat kehadiran gadis ini, Kiok Lan
dikenalnya sebagai gadis yang telengas. Tapi ketika Kiok Lan berkelit dan kembali
menangkis maka lengan gadis itu bertemu dengan lengannya.
"Dukk!"
Menteri ini terbelalak. Kiok Lan terkekeh dan meledakkan rambutnya, sang
menteri gusar dan menyerang lagi. Kiok Lan berkelit dan kali ini meloncat tinggi.
Dan ketika Hu-taijin mengejar dan melepas dua pukulan bertubi-tubi maka Kiok Lan
mendemonstrasikan kepandaiannya dan menangkis lagi.
"Duk-dukk!"
Sang menteri tergetar. Untuk keempat kalinya berturut-turut Kiok Lan
menangkis dan berani menerima pukulan menteri itu, Hu Kang terkejut dan berseru
keras. Dan karena selama ini Kiok Lan belum membalas dan hanya memamerkan
tenaganya itu maka Hu-taijin tiba-tiba lenyap dan mulai melancarkan pukulan-178
BATARA Dewi Kelabang Hitam
Kolektor E-Book
pukulan Soat-kong-jiu (Pukulan Salju), membentak dan berkelebatan dan segera
Kiok Lan dihujani serangan bertubi-tubi. Cepat dan ganas menteri ini menyerang
Kiok Lan, Soat-kong-jiu silih berganti menyambar dari kedua lengan menteri itu. Hu
taijin tak main-main lagi dan ingin segera merobohkan gadis itu. Tapi ketika Kiok
Lan berlompatan dan sambil terkekeh gadis ini melayani lawan maka semua pukulan
menteri itu buyar berantakan dan mulai terpental ketika bertemu rambut yang
bergerak-gerak dari kepala Kiok Lan, nyaring dan meledak-ledak.
"Hi-hik, kau tak perlu galak-galak kepadaku, taijin. Aku sekarang bukan gadis
yang gampang kau robohkan!"
Pendekar Rajawali Sakti 153 Pemuas Pendekar Rajawali Sakti 184 Kembang Fear Street Salah Sambung Wrong Number
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama