Ceritasilat Novel Online

Dewi Kelabang Hitam 9

Dewi Kelabang Hitam Karya Batara Bagian 9

lenyap ke dalam dan adiknya tertawa maka menteri ini merah mukanya ketika

mendapat teguran halus.

"Ah, kau kaget siapa itu, suheng? Kau belum mengenalnya?"

"Hm," menteri ini menelan ludah. Siapa itu, sute? Bagaimana seorang wanita

ada di dalam kemahmu?"

"Ha-ha, jangan curiga, suheng. Jangan terlampau jauh berprasangka. Dia adalah

calon pendampingku, bakal iparmu!"

"Hah, kau....."280

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Benar, suheng," sang adik memotong. "Aku akan beristeri. Dia Song Liu selir

kaisar. Barangkali kau tak tahu bahwa secara kebetulan aku menangkap dua selir

kaisar di sini, yang kebetulan sedang bepergian. Mereka berada di Cin-teng dan

kutangkap, kakak beradik. Yang tadi adalah Song Liu dan yang lain Song Kim!"

Sang kakak tertegun.

"Kau ingin tahu?" adiknya menyambung. "Lihat, kupanggil mereka, suheng.

Siapa tahu yang satunya lagi cocok untukmu....!" dan bertepuk tangan memanggil

sambil tertawa akhirnya Giam Lun ayah Giam Khing ini menyuruh Song Liu dan

Song Kim keluar, benar saja dua wanita cantik ada di dalam kemah itu. Song Liu

sudah dikenal dan kini muncullah wanita kedua, cantik dan menggairahkan dan tiba
tiba jantung menteri Hong Lok berdetak lebih keras lagi. Wanita kedua ini, Song

Kim, lebih cantik dan lebih menggairahkan dibanding Song Liu. Mereka langsung

menjatuhkan diri berlutut dan tertunduk di depan mereka, Giam Lun menyuruh agar

mereka mengangkat mukanya, biar sang kakak melihat lebih jelas lagi dua wanita

tawanan ini. Dan ketika Song Kim mengerling dan tersipu di depan Hong Lok tiba
tiba menteri ini seolah ditikam oleh sebuah mata gunting yang tajam namun

memabokkan.

"Taijin, maafkan kami berdua. Ada apakah paduka memanggil hamba?"

Ah, Song Kim yang bicara itu tiba-tiba membuat menteri Hong Lok mabok ke

tempat indah. Suara yang begitu merdu dan halus membuat menteri ini terpesona,

begitu terpesonanya hingga dia lupa menjawab. Dan ketika Giam Lun tertawa

bengelak dan kakaknya cepat melengos dengan muka merah padam tiba-tiba menteri

ini berseru.

"Ha-ha, kakakku ingin melihat kalian, Song Kim. Baru saja kuceritakan bahwa

adikmu bakal menjadi isteriku!"

"Ah....." muka yang menunduk kemerah-merahan itu tiba-tiba semburat. Hong

Lok kagum melihat pipi yang tiba-tiba berobah seperti tomat masak itu tampak

kemalu-maluan, menunduk dan akhirnya menyembunyikan wajah menatap lantai.

Sang menteri tiba-tiba tertarik. Dan ketika dia memandang aneh dan gerak-geriknya

tampak canggung maka Giam Lun, ayah Giam Khing mengangkat lengannya.

"Nah, pergilah. Suhengku telah mengenal kalian, Song Kim. Dan telah

kuperkenalkan pula adikmu sebagai bakal iparnya. Masuklah dan kembalilah ke

dalam, kami hendak bercakap-cakap!"

Song Kim dan Song Liu mengangguk. Dengan halus dan lembut mereka bangkit

berdiri, lalu memberi hormat dan memutar tubuh mereka melenggang masuk,

memperlihatkan pinggulnya untuk dipandng dan Hong Lok terbelalak. Entah kenapa

mendengar bahwa mereka adalah selir kaisar yang ditawan mendadak membuat

menteri ini tertegun, begitu terpesona dan kagum oleh kecantikan mereka terutama

Song Kim, wanita bertutur lembut yang amat mempesona itu. Kepergian Song Kim

seolah membawa hatinya pula ke dalam. Hong Lok tak sadar bahwa sebuah jebakan

sedang dipasang adiknya itu. Dan ketika dia masih mengamati dan tak berkedip

memandang kedalam akhirnya Giam Lun tertawa menepuk paha kakaknya itu.281

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hei, jangan melotot saja, suheng. Mereka sudah tak ada dan tinggal kita

berdua. Hayo, kita bicara urusan kita dan lupakan si cantik itu. Kau tampaknya

terpikat oleh pinggul yang menari-nari itu, ha-ha!"

Muka menteri ini semburat. Kalau bukan adiknya yang bicara tentu sudah

ditamparnya mulut orang itu, menteri ini menekan degup jantungnya dan tersipu

menghadapi tuan rumah. Dan ketika dia ingat bahwa dia datang untuk masalah Giam

Khing maka menteri ini berdehem dan menyatakan ketidaksenangannya.

"Hm, benar. Aku datang untuk bertanya tentang puteramu itu, sute. Kenapa dia

lenggang-kangkung dan bebas berkeliaran di sini? Bukankah kuminta agar kau

menghukumnya?"

"Sabar," Giam-taijin mulai bersungguh-sungguh. "Menghukum anak haruslah

bersifat mendidik, suheng. Kalau belum apa-apa langsung dipukul dan dihajar tentu

tidak baik. Aku mengakui bahwa puteraku bebas berlenggang-kangkung, tapi bukan

berarti bahwa aku tidak menghukumnya."

"Hm, mana buktinya?"

"Buktinya terlihat belakangan, suheng. Bahwa sekarang dia tak mengganggu

atau memperminkan wanita lagi. Giam Khing telah menyatakan tobat padaku, minta

maaf. Dan karena kesalahannya baru sekali dan patut dimaafkan maka sebagai orang

tua aku harus bijaksana dan memaafkannya."

"Ah, itu tak akan membuatnya jera!" sang kakak terbelalak. "Kau terlalu lemah,

sute. Kau tak mendengar bahwa anakmu itu sudah berkali-kali mengganggu wanita!"

"Jangan terhasut omongan," sang adik membela. "Kau terlalu terpengaruh

berita, di luaran, suheng. Yang jelas kau baru menangkapnya ketika melakukan

perbuatan sekali itu. Dan aku tak percaya yang lain. Selama kita belum menangka

basah untuk yang lain maka kesalahan anakku baru kuanggap sekali itu!"

"Kau tak percaya?"

"Tentu saja tidak. Aku juga mendengar berita-berita itu, suheng, tapi aku

menganggapnya sebagai kabar burung."

"Ah, kau terlalu membela anakmu, sute. Kau kurang obyektif dan netral!"

"Nanti dulu, jangan tergesa. Kau juga terlalu emosionil dan subyektif suheng.

Kau hanya hendak menumpahkan kemarahanmu untuk kesalahan Giam Khing yang

baru sekali. Sebaiknya kau juga adil. Hukumlah Giam Khing kalau dia melakukan

kesalahan ulang!"

"Hm.....!" sang menteri kalah bicara. "Baiklah, sute. Kalau kudapati dia sekali

lagi melakukan itu maka aku akan menghukumnya biar jera. Kau terlalu ringan, kau

terpengaruh hubungan ayah dan anak!"

"Suheng," Giam Lun tertawa. "Tak ada manusia di muka bumi ini yang tidak

bersalah. Daripada repot-repot mengurusi Giam Khing sebaiknya kita beralih ke

persoalan yang lain, anggap persoalan Giam Khing, selesai. Bagaimana kalau

kuhadiahkan Song Kim padamu?"

Hong Lok terkejut.282

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Jangan curiga, aku tak bermaksud apa-apa, suheng. Melainkan memberi

sekedar kesenangan baru kalau kau suka. Bukankah selama bertahun-tahun ini kau

juga kesepian? Nah, aku mendapat kecocokan dengan Song Liu, suheng. Siapa tahu

dengan encinya kau dapat memperoleh kecocokan juga. Song Kim baik dan penurut,

lagi pula ia bekas selir kaisar. Tak rugi kalau dapat membawanya sebagai isteri, atau,

paling sial, mengambilnya sebagai selir juga!"

"Selir rampasan?"

"Ha-ha, tak perlu rendah, suheng. Selir kaisar setingkat kedudukannya dengan

permaisuri junjungan kita. Bukankah Tiongkok negara besar yang berpuluh kali lipat

dibanding negeri kita Magada yang kecil?"

"Hm...." sang menteri ragu, merah mukanya. "Aku belum dapat menjawabnya,

sute. Aku masih terpengaruh oleh sepak terjang puteramu Giam Khing!"

"Ah, suheng terlalu membesar-besarkannya. Baiklah, aku tunggu keputusanmu,

suheng. Betapapun aku ingin kau mempunyai pendamping."

Dan ketika percakapan selesai dan Hong Lok meninggalkan kemah sutenya

maka Giam Lun mengurut dagunya menyeringai licik, tak lama kemudian puteranya

muncul. Ayah dan anak kasak kusuk. Dan ketika malam itu Hong Lok termenung di

kemahnya sendiri maka Song Kim, yang tidak diduga-duga datang!

"Eh!" sang menteri terlonjak. "Kau mau apa? Siapa menyuruhmu ke mari?"

Wanita, sebagaimana biasa tiba-tiba mengeluarkan senjata pamungkasnya,

menangis. Wanita cantik ini menjatuhkan diri berlutut dan langsung memeluk kaki

menteri itu, tersedu-sedu berkata bahwa dia diutus Giam-taijin untuk menemuinya,

memberikan sepucuk surat. Dan ketika dengan berdebar menteri ini menerima surat

dari adiknya dan membaca tiba-tiba muka menteri ini merah padam.

"Song Kim," katanya gemetar. "Apa kata adikku itu? Kau disuruh apa?"

"Ampun......!" si cantik meluluhkan sang menteri dengan tangisnya yang

ditahan-tahan. "Hamba..... hamba disuruh di sini, taijin. Membantu atau melayani

paduka sementara adik hamba berada di sana."

"Membantu apa? Melayani apa?"

"Apa saja, taijin. Makan minum paduka atau mencuci pakaian paduka. Sebagai

tawanan hamba akan melakukan apa yang paduka perintahkan!"

"Gila! Semuanya sudah dilakukan pengawalku, Song Kim. Aku tak bisa dilayani

wanita. Ah, kau pergilah. Lihat pengawalku!" dan sang menteri yang memanggil

pengawalnya tapi tak mendapat jawaban tiba-tiba menjadi tertegun dan terkejut

mendengar kata-kata si cantik.

"Semuanya sudah pergi, taijin, diperintahkan adikmu itu. Katanya aku sebagai

pengganti dan aku siap melakukan apa saja di sini."

Lalu, melihat sang menteri terbelalak dan tampaknya tidak suka tiba-tiba wanita

ini menangis.283

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Apakah taijin tak suka? Kalau begitu baiklah, beri surat balasan agar aku tak

disalahkan adikmu, taijin. Biar aku kembali dan membawa surat balasanmu!" dan

bersimpuh menutupi muka si cantik ini tersedu-sedu seakan terpukul, malu dan entah

apalagi karena sang menteri tak menyambut. Hong Lok tertegun dan tentu saja

bingung. Dan ketika tangis itu semakin menyayat dan menteri ini tak tahan tiba-tiba

dia berdiri menyentuh pundak yang lumer itu, menggigil.

"Song Kim, bangunlah. Jangan salah paham. Aku hanya kikuk dan gugup

melihat kedatanganmu. Bagaimana kata orang nanti?"

"Ah, aku tawanan, taijin, Mau diapakan pun tentu terserah. Tak ada yang

menyalahkan!"

"Hm, kau tak pantas menjadi tawanan. Kau, ah... kau pantas menjadi selir!" dan

terkejut menghentikan omongannya sendiri mendadak menteri ini merah mukanya

dan melepas tangan di pundak, melihat Song Kim mengangkat mukanya dan mata

yang bening indah itu menatapnya kaget. Dua pasang mata bentrok di udara dan

tergetarlah hati sang menteri. Untuk kedua kali Hong Lok merasakan perasaan aneh

mengguncang kalbunya. Dan ketika bibir yang merekah itu tersenyum malu-malu

mendadak. Song Kim bangkit perlahan dan bertanya lirih.

"Apakah paduka mau mengambil hamba sebagai selir?"

"Eh-ah..... apa ini?" sang menteri terkesiap cepat melengos. "Jangan bicara

macam-macam, Song Kim. Aku tak mengerti maksudmu. Sudahlah, kau boleh

tinggal di sini dan tak usah kembali ke tempat adikku itu!"

"Paduka menerima hamba?"

"Song Kim," sang menteri jadi kian gugup. "Aku menerimamu karena terlanjur

kau di sini. Dan lagi kau tentu kecewa kalau kusuruh kembali. Sebaiknya tidak bicara

banyak lagi dan biarkan aku menenangkan diri!"

Song Kim tersenyum. Sekilat cahaya anehmemancar di matanya yang bening,

sang menteri membalik dan bergegas ke dalam. Agaknya Hong Lok tak tahan kalau

diadu lama-lama dengan mata yang indah berkeredep itu, mata yang lembut dan sayu.

Mata yang, ah..... mata yang minta dikasihi. Sebagai laki-laki setengah baya tentu

saja Hong Lok tahu bahwa mata itu adalah tatapan yang mengandung arti. Antara

kasih dan sayang, antara cinta dan birahi. Dan karena menteri ini sudah tak keruan

rasanya disaat adu padang pertama maka Hong Lok melempar tubuhnya di

pembaringan dan mau tidur. Tapi, apa yang didapat? Song Kim mengikutinya dan

masuk ke dalam kamarnya itu!

"Taijin, perintahkan kepada hamba apa yang harus hamba lakukan. Jangan

biarkan hamba melangut begini. Apakah paduka capai? Apakah hamba perlu memijiti

paduka?" dan, belum menteri itu menolak atau mengiyakan tahu-tahu sepuluh jari

yang lembut dan lentik telah menggerayangi kaki menteri ini, halus dan penuh

perasaan dan segeralah kaki sang menteri dipijat-pijat. Ah, Hong Lok tak dapat

menolak dan sang menteri pun menggigil. Dan ketika jari itu merayap ke atas dan

memain dengan lembut di kakinya yang panas dingin Song Kim lalu memijati

menteri itu, berkata bahwa ia sekarang kerasan di situ, bahwa adiknya sudah

mendapat tugas di tempat yang lain dan Giam-taijin tampak menyayang adiknya itu.

Dan karena pijitan atau cengkeraman jari-jari lunak ini membawa getaran yang luar284
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

biasa halusnya maka sang menteri pun terbata-bata dan susah melepaskan diri.

Akhirnya, ah..... akhirnya menteri yang hidup menduda ini terbakar sedikit demi

sedikit. Rasa sayang dan birahinya timbul. Dan ketika semuanya berlangsung seperti

mimpi dan Hong Lok ternina-bobok oleh perasaan yang membuainya tiba-tiba si

cantik itu telah di dekapnya dan di peluk kencang.

"Song Kim, kau... kau mau menjadi isteriku?"

Song Kim pura-pura terkejut. "Paduka tak bohong?"

"Ah, aku kesepian selama bertahun-tahun ini, Song Kim. Kalau adikmu diambil

adikku biarlah kau menjadi isteriku dan kita hidup berdua!"

"Paduka tak main-main?"

"Siapa main-main? Kau mau atau tidak?"

"Ah, mana hamba berani menolak, taijin? Kalau......"

"Sst, jangan panggil aku taijin. Kau kekasih aku, kita sekarang satu dan kau

akan menjadi isteriku, tidak hanya selir!" dan sang menteri yang mendengus

menciumi kekasihnya akhirnya membuat Song Kim mengeluh dan menggelinjang

bahagia, terkekeh dan segeralah dua orang laki-perempuan itu bergulingan. Hong

Lok sendiri telah diamuk nafsunya dan terbakar, lupa menutup kemahnya dan

sepasang mata tertawa bersinar-sinar memandang semuanya itu. Lalu ketika

keduanya bengulingan dan satu demi satu terlepaslah pakaian-pakaian itu dari

tubuhnya maka sang menteri terjebak dan memasuki perangkap adiknya!

Apa yang dilakukan Giam Lun? Hong Lok mula-mula tak tahu. Kebahagiaannya

bersama Song Kim dikiranya kebahagiaan sungguh-sungguh. Kekasihnya itu

menerima dan untuk pertama kali setelah bertahun-tahun menteri ini menikmati

hubungan suami isteri. Sang menteri yang setengah baya merasa gembira dan

bahagia. Song Kim penurut dan patuh padanya, juga tampaknya setia. Tapi ketika

seminggu kemudian selir atau calon isterinya itu pergi sebentar untuk suatu keperluan

tiba-tiba seseorang datang melapor bahwa Song Kim sedang berduaan dengan Giam

Khing.

"Apa? Kau tidak bohong?"

"Hm, sudah kubilang agar kau berhati-hati, yah. Kenapa menerima begitu saja

wanita murahan itu? Song Kim dan Song Liu telah kuselidiki eebagai wanita-wanita

penjaja cinta. Paman Giam Lun bohong kalau memberi tahu mereka sebagai selir

kaisar."

"Keparat, kau jangan menghina caton ibumu sendiri, Hong Siu. Jangan

melempar fitnah atau perasaan yang menyakitkan ayahmu!"

"Kalau begitu silahkan ayah lihat, buktikan sendiri."

Sang menteri tak menunggu habis. Si pelapor kiranya adalah puteranya sendiri,

Hong Siu. Memang akhir-akhir ini Hong Siu melihat sesuatu yang tidak beres pada

diri ayahnya, setelah galang-gulung dengan si cantik itu, Song Kim. Hong Siu mula
mula tertegun dan terpukul oleh kenyataan itu. Dia akan mendapat ibu yang masih

nuda usia, hal yang membuat mukanya tiba-tiba merah. Dan ketika hari demi hari dia

mengamati dan terus mengikuti perbuatan ayahnya maka Hong Siu tertegun ketika285

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

mendengar suara-suara di luar bahwa Song Kim dan Song Liu itu adalah "wanita

bunga", percakapan yang kebetulan saja didengarnya dari mulut pasukan yang berada

di sekitar kemah ayahnya.

"Aih, Tan-taijin mendapat bunga yang istimewa. Ha-ha, dan Giam-taijin telah

memetiknya lebih dulu!"

"Dan kita mengiler tanpa bisa berbuat apa-apa, Ku Lok. Orang-orang besar

jatahnya memang besar. Besar dan hebat!"

"Kau iri?"

"Tentu saja. Bukankah dua wanita cantik itu kabarnya pandai melayani laki
laki? Mereka dapat melakukan.... ha-ha, apa yang tidak pernah dilakukan isteriku!"

Hong Siu terkejut. Percakapan di sekitar kemah membuat pemuda ini pucat.

Ayahnya mendapat pelacur dan pamannya mengatakan itulah selir kaisar yang

ditangkap. Sama sekali tak menduga bahwa barang yang dikira emas sesungguhnya

loyang. Dan ketika cerita demi cerita membuat Hong Siu semakin terkejut dan marah

karena ayahnya ternyata dipermainkan pamannya maka pemuda ini mulai

menyadarkan dan bicara pada ayahnya itu, tentu saja hati-hati dan harus bijaksana.

Dia tak dapat berkata secara langsung karena hal ini adalah hal yang peka. Ayahnya

tampak tergila-gila dan jatuh cinta pada Song Kim itu, si cantik yang menawan. Tapi

ketika pembicaraannya gagal dan ayahnya tak dapat di sadarkan maka pagi itu Hong

Siu mendapat sesuatu yang kebetulan di mana dia melihat sendiri kekasih ayahnya itu

berduaan dengan Giam Khing, mau mendamprat tapi tak jadi. Segera menuju ke

tempat ayahnya dan di sana ayahnya melotot. Hong Siu tak tahan lagi ayahnya

dipermainkan dia harus membuka semua kebusukan itu. Dan ketika ayahnya

berkelebat dan Hong Siu menyusul dengan muka yang sama merah maka Hong Lok

menemukan kekasihnya berduaan dengan Giam Khing, di kemah pemuda itu.

"Keparat, apa yang kau lakukan ini, Giam Khing? Kau berani menggauli calon

ibumu?" sang menteri berteriak, melihat Giam Khing dan Song Kim telanjang bulat.

Calon isterinya yang masih muda itu bergumul dengan Giam Khing, keponakannya.

Masing-masing terkekeh dan mendengus-dengus, semuanya ini membuat kemarahan

Hong Lok memuncak. Dan ketika dia menerjang masuk dan membentak serta

langsung mencengkeram keponakannya itu maka Giam Khing diangkat dan

dibanting.

"Jahanam, kau kubunuh...... bress!" Giam Khing terpekik kaget, berteriak dan

terguling-guling dan segera pamannya menyambar lagi. Pemuda ini ditangkap dan

diinjak, dicekik dan dibanting lagi sehingga Giam Khing kaget bukan main. Sang

paman demikian marah dan Song Kim di sana menjerit-jerit. Wanita yang telanjang

ini menyambar pakaiannya dan berlari keluar. Tapi ketika Hong Siu muncul dan

menamparnya dari depan maka si cantik ini terjengkang dan berteriak tak keruan.

"Aduh, ampun, Hong Siu. Jangan bunuh aku.....!"

Hong Siu mendelik. Sebenarnya dia dapat menghajar wanita ini sejak tadi, tak

mau dan sengaja menunggu sekarang, setelah ayahnya melihat semuanya itu. Dan

ketika di sana Giam Khing berteriak-teriak dan dibanting serta dihajar ayahnya maka

di sini pun Hong Siu mendengus dan menghajar wanita ini. Song Kim ditangkap dan

dimaki-maki, wanita itu ditampar dan ditendang. Dan ketika hiruk-pikuk keributan286

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

ini membuat tempat itu geger dan Hong Lok mau membunuh keponakannya maka

Giam Lun, sutenya, muncul.

"Suheng, tahan. Lepaskan Giam Khing...... dukk!" sang menteri menangkis,

dua-duanya terdorong dan Giam Khing melompat bangun. Pemuda ini babak-belur

dihajar pamannya. Hong Lok beringas dan kini mau menerkam siapa saja tak perduli

sutenya di situ. Tapi Giam Lun yang berkelebat dan menyambar puteranya ternyata

keluar. "Suheng, mari bicara di luar....!" dan lenyap membawa puteranya menjauhi

tempat itu menteri ini menuju hutan di mana segala persoalan akan diselesaikan, tentu

saja terkejut dan mengerutkan kening melihat semuanya itu Giam Khing, yang

babak-belur ditanya, menjawab bahwa dia tak tahan untuk bersenang-senang dengan

Song Kim, memanggil wanita itu rapi entah bagaimana pamannya tahu, datang dan

melabrak. Dan ketika ayahnya mengangguk dan tertawa aneh tiba-tiba justeru

ayahnya ini berkata.

"Baik, sekarang semuanya harus dibuka, Khing-ji (anak Khing). Rupanya Hong

Siu memberi tahu ayahnya dan pamanmu itu datang. Kau diamlah di sini, aku akan

melindungimu!" dan Giam Lun yang sudah memasuki hutan dan berhenti di situ

akhirnya membalik mendengar kakaknya membentak-bentak, menggeram dan kini

Hong Lok berkelebat di depan mereka. Muka menteri ini menakutkan, Giam Khing

sendiri menjadi gentar dan tak terasa menjadi takut. Kalau tak ada ayahnya di situ

barangkali dia sudah dikeremus pamannya ini. Hiih! Dan ketika Hong Lok tiba di situ

dan berhadapan dengan adiknya maka menteri ini berseru.

"Sute. puteramu jahanam keparat! Berikan dia padaku dan biar kubunuh!"

"Sabar, tenanglah," sang adik menegang. "Apa yang terjadi harus dijelaskan,

suheng. Apa yang dilakukan Giam Khing adalah atas kemauan Song Kim pula, bukan

paksaan. Kau harus mengetahui bahwa wanita itu ternyata tak pantas menjadi

isterimu. Dia murahan dan....."

"Wut!" sang menteri menerjang, teringat kata-kata puteranya. "Kau menipu aku,

sute. Kau mengatakan dia selir kaisar tapi sebenarnya pelacur.... dukk!" dan Giam

Lun yang menangkis serta cepat melindungi diri menerima pukulan suhengnya tiba
tiba tak diberi kesempatan karena suhengnya itu demikian marah, menyerang dan

memukul lagi dan cepat Giam Lun menyuruh anaknya menyingkir. Suhengnya tak

dapat disabarkan lagi dan perbuatannya kiranya sudah diketahui, memang Song Kin

dan Song Liu itu wanita bunga, pelacur tingkat tinggi. Giam Lun mendapatkannya

dalam penyerbuan ke selatan, mengelak dan segera mendapat tamparan dan pukulan

kakaknya yang bertubi-tubi. Dan ketika di sana Hong Siu muncul pula dan

mendamprat Giam Khing maka pemuda ini pun menyerang dan melabrak Giam

Khing.

"Kau terkutuk, Giam Khing. Kau dan ayahmu menipu ayahku. Keparat!" dan

Hong Siu yang membentak dan membela ayahnya akhirnya menyerang dan

menerjang saudaranya itu, dikelit dan mengejar dan segera Giam Khing sibuk. Dia

jadi bingung dan mengelak serta menangkisserangan-serangan saudaranya. Ayah dan

anak tiba-tiba sama bertempur, kian lama kian sengit dan Giam Lun tak dapat

menyabarkan suhengnya lagi. Ayah Hong Siu itu demikian marah dan menganggap

adiknya mempermainkan, sibuklah Giam Lun menghadapi kemarahan suhengnya itu.

Dan ketika Giam Khing di sana juga mengelak dan menangkis serangan-serangan

saudaranya maki Hong Siu berkelebat dan akhirnya lenyap menyerang adiknya itu.287

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Siut-plak-plakk!"

Tamparan dan pukulan beradu. Kini Hong Siu mainkan Sin-tiauw-kun, merobah

lagi dengan cengkeraman atau tendangan, ditangkis dan dilayani dan dua kakak

beradik bertanding hebat. Tampak di sini bahwa Giam Khing maupun Hong Siu

berimbang, Giam Khing juga mengeluarkan apa yang dimainkan kakaknya. Tapi

karena Giam Khing berada pada pihak bertahan sementara Hong Siu menyerang

didorong kemarahan yang sangat maka akhinya pemuda ini terdesak dan kewalahan

juga.

"Giam Khing, mainkan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat!" sang ayah, Giam Lun,

berseru. Kiranya Giam Lun memperhatikan pula pertempuran anaknya dengan Hong

Siu itu, melihat Giam Khing terdesak dan keteter. Kemarahan dan semangat yang

merupakan energi lain dari Hong Siu tak tertandingi, Giam Khing kalah dalam soal

ini dan harus mengakui. Tapi ketika ayahnya berteriak dan menyuruh dia mainkan

Koai-tung-jing-liong-sin-hoat atau Silat Seribu Naga Tongkat Gila tiba-tiba Giam

Khing membentak berseru keras, secepat kilat mencabut senjatanya, sebatang

tongkat.

"Plak!" tongkat itu telah menangkis, Hong Siu terpental dan menyerang lagi

dengan marah. Giam Khing kini melayaninya dengan tongkat di tangan, meliak-liuk

dan mulailah ilmu silat aneh dikeluarkan pemuda itu. Ini warisan keluarga pribadi,

dari mendiang kakek mereka Giam Hok. Hong Siu tak mengenal meskipun tahu. Dan

ketika tongkat bergerak secara aneh dan mengemplang serta menusuk ke sana ke

mari akhirnya Hong Siu terdesak dan malah mundur-mundur.

"Keparat, aku akan merobohkanmu, Giam Khing. Kau menghina ayah dan

diriku!"

"Ha-ha, tak perlu besar kepala. Aku dapat menandingimu, Hong Siu. Ilmu silat

keluargaku masih lebih hebat daripada keluargamu!"

"Siapa bilang? Coba kau robohkan aku, Giam Khing. Dan lihat siapa yang besar

mulut... singg!" Hong Siu mencabut pedang, akhirnya tak tahan juga dan dua pemuda

itu segera bertanding hebat. Hong Siu mengeluarkan Pek-liong Kiam-sutnya atau

Ilmu Pedang Naga Putih, ini warisan nenek moyang mereka Sheru Deva, coba

membendung dan menahan serangan tongkat. Tapi karena Giam Khing mengenal

ilmu silat itu dan dapat memainkannya pula maka pemuda ini tertawa bergelak

mengetahui ke mana bakal serangan pedang, tentu saja menyulitkan Hong Siu dan

kembali pemuda itu terdesak. Dan ketika tongkat menyambar-nyambar dan Hong Siu

mulai mendapat gebukan maka ayahnya, yang bertanding seru dan sengit menghadapi

pamannya berseru.

"Hong Siu, keluarkan Ilmu Tembok. Biar lawanmu itu tak jumawa lagi...!"

Hong Siu merobah gerakan. Tiba-tiba dia membentak melengking nyaring,

mengangguk dan sudah menuruti perintah ayahnya itu. Dan ketika pemuda ini

berputar dan bengerak seperti gasing tiba-tiba Giam Khing menghadapi tembok

cahaya yang tak dapat ditembus. Mati kutu!
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Keparat, kau licik, Hong Siu. Kau bersembunyi di balik Ilmu Tembokmu!"288

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Ha-ha, kau yang bodoh, Giam Khing. Sekarang kau lihat bahwa Koai-tung-jing
liong-sin-hoatmu tak berkutik menghadapi warisan keluarga Tan. Hayo robohkan aku

kalau bisa!"

Giam Khing mengumpat caci. Setelah lawan mengeluarkan Ilmu Temboknya

tiba-tiba saja semua serangan tongkat kandas, Hong Siu bengerak seperti gasing dan

ke mana pun tongkatnya menyambar ke situ pula tongkatnya mental. Inilah Ilmu

Tembok yang dulu diciptakan Gi Siong, kakek moyang keluarga Tan. Sebuah ilmu

silat yang bersifat pertahanan diri dan luar biasa rapatnya. Orang yang mainkan ilmu

silat ini tiada ubahnya bersembunyi di dalam tembok sendiri, tak dapat diserang, Tapi

karena ilmu ini bersifat pasip dan tidak aktip maka Hong Siu juga tak dapat

menyerang kerena semata berlindung. Jadi, kembali keadaan mereka berimbang!

"Ha-ha, bagaimana, Giam Khing? Kau mati kutu?"

"Keparat, kau pun tak dapat menyerang aku, Hong Siu. Jangan tekebur dan

sombong!"

"Kalau begitu buang tongkatmu, kau menyerah kalah."

"Mana bisa? Apanya yang kalah?"

"Aku sewaktu-waktu dapat menyerangmu, Giam Khing. Tapi kau tidak."

"Kalau begitu cobalah, berarti kau membuka pertahanan!" dan Giam Khing

yang tertawa mengejek lawan tiba-tiba menantang agar Hong Siu menyerangnya,

benar saja dan segera dia menangkis. Hong Siu coba menyerang tapi secepat kilat itu

pula lawan masuk, pertahanan yang terbuka segera diterobos pemuda ini. Dan karena

Hong Siu terpaksa bertahan lagi dan menarik serangannya maka keadaan kembali

berimbang dengan masing-masing tak ada yang kalah atau menang.

"Ha, sekarang kau tak berani, Hong Siu. Ayo buka dan lepaskan Ilmu

Tembokmu itu!"

"Huh," Hong Siu mendengus. "Buat apa melayanimu? Kaulah yang menyerang

aku kalau bisa, Giam Khing. Perlihatkan kehebatan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat

yang kau bangga-banggakan itu!"

Giam Khing memaki. Sekarang keduanya saling ejek-mengejek, Giam Khing

tak dapat menyerang sementara Hong Siu pun tak dapat diserang. Ini menyulitkan

masing-masing pihak untuk merobohkan yang lain. Dan ketika mereka bertanding

dengan kalah tidak menang pun bukan maka di sam, di mana Giam-taijin menghadapi

suhengnya keadaan pun tak jauh berbeda.

Dua tokoh Magada ini serang-menyerang. Mula-mula mereka pun

mempergunakan ilmu-ilmu warisan cikal bakal mereka, Sheru Deva,

mempergunakan ilmu-ilmu seperti Sin-tiauw-kun atau lain-lain. Tapi karena masing
masing mengenal dan memahiri ilmu-ilmu itu maka pertandingan berjalan alot dan

lama, sama-sama tahu ke mana gerakan serangan berikut, baik pukulan maupun

tamparan. Dan ketika merasa semuanya ini tak berguna dan sulit merobohkan yang

lain maka seperti Giam Khing sang menteri Giam Lun mencabut tongkat, mainkan

Koai-tung-jing-liong-sin-hoat. Ini ilmu keluarga, tidak dikenal keluarga yang lain.

Tapi karena Tan Hong Lok atau menteri Tan juga mewarisi ilmu keluarga yang

diciptakan kakeknya Gi Siong dulu maka Ilmu Tembok pun dikeluarkan dan jadilah289

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

ayah dan anak sama-sama mempergunakan ilmu yang sama, tak dapat diserang dan

akhirnya Giam Lun pun tertawa. Memang sebenarnya mereka berdua tak akan ada

yang kalah atau menang. Hanya kakak mereka pendekar Handewa atau Yonaga yang

mampu mengalahkan mereka, karena dua orang terakhir itu memiliki Hwee-liong

Sin-kang, satu ilmu ampuh yang tak sanggup keluarga Tan maupun keluarga Giam

menghadapinya. Hwee-liong Sin-kang satu-satunya ilmu sakti yang dapat

menundukkan mereka. Dan karena Giam Lun maupun suhengnya tak mewarisi ilmu

itu karena Sheru Deva tak memperkenankan ilmu dahsyat ini diwarisi keluarga Tan

atau Giam (baca : Kisah Empat Pendekar) maka dua orang itu tak akan dapat saling

merobohkan karena masing-masing memiliki tingkat yang sama, sederajat.

"Ha-ha, bagaimana, suheng? Kau akan meneruskan pertandingan ini?"

"Hm!" sang suheng menggeram. "Aku akan meneruskan sampai satu di antara

kita kehabisan tenaga, sute. Atau kau serahkan puteramu dan kita berhenti!"

"Mana bisa? Giam Khing tak bisa disalahkan mutlak, suheng. Dia hanya terpikat

dan terbujuk Song Kim. Kekasihmu itulah yang tak tahu diuntung, dia mengajak

puteraku untuk bersenang-senang!"

"Dan kau menipu aku. Song Kim bukan selir kaisar melainkan sundal betina!"

"Ah, ini tak perlu dibuat marah, suheng. Kalau kau tertipu Song Kim maka aku

juga tertipu Song Liu. Mereka itulah yang mula-mula menipu aku!"

"Bohong, kau dusta! dan sang menteri yang kembali membentak dan menyerang

adiknya akhirnya bertempur lagi dan memaki-maki. Giam Lun mulai membujuk dan

memadamkan kemarahan kakaknya ini, berkata bahwa dia pun tertipu oleh dua

wanita cantik itu. Kalau dia dianggap menipu kakaknya biarlah dia meminta maaf,

Giam Lun mulai mempergunakan pengaruh Cui-beng Hoat-sutnya, sebuah ilmu sihir,

perlahan dan sedikit serta tidak kentara dia mengiba-iba pula. Ini memang tepat. Dan

ketika getaran suara itu kian mengiba dan Giam Lun menangis pula maka menteri

Hong Lok tersentak dan mulai termakan.

"Suheng, ingat. Keluarga kita adalah keluarga yang selalu tertekan oleh

pengawasan ketat keluarga Yo dan Han. Apakah kita yang sama-sama menderita

begini akan berkelahi seperti anak kecil? Tidakkah kita seharusnya bersatu dan

menghalang kekuatan?"

Hong Lok terbelalak.

"Dan masalah ini masalah kecil, suheng. Urusan perempuan seharusnya

membuat kita malu kalau bertempur mati-matian. Seharusnya kita saling memaafkan

dan menyadari semuanya ini."

"Hm," sang kakak mengomel. "Aku masih sakit oleh perbuatanmu, sute. Kau

licik dan mempermainkan aku!"

"Ah, aku sudah minta maaf!" sang adik girang, cepat menukas. Aku melakukan

semuaya itu tanpa sengaja, suheng. Aku tertipu Song Liu pula dan seharusnya dia

itulah yang disalahkan!"

"Bagaimana bisa?"290

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Kenapa tidak?" sang adik semakin girang. "Song Liu dan Song Kim menipu

aku, suheng. Mereka bilang selir kaisar tapi tak tahunya wanita jalanan. Ah, mereka

harus dihajar dan dihukum!"

Hong Lok tak menjawab, matanya berputar.

"Atau kau jatuh cinta kepadanya? Ha-ha, cinta begitu menipu kita, suheng. Tak

ada cinta sebenarnya di hati setiap wanita. Song Kim dan Song Liu mau melayani

kita karena kedudukan kita, bukan karena kita sebagai laki-laki. Apalagi, tua bangka

macam kita mana bisa mendapat cinta wanita cantik, suheng? Dua wanita itu hanya

mencinta jabatan dan kedudukan kita, kekayaan kita. Mereka tak dapat dipercaya dan

hanya cinta ayah terhadap anak inilah yang bisa dipercaya. Lain-lain itu kosong

belaka!"

Hong Lok termakan. Diam-diam mukanya merah karena dia ingat usianya

sendiri. Memang benar, dia setengah baya dan sukar juga mempercaya wanita cantik

jatuh cinta kepadanya. Kalau ada, apalagi yang diincar? Bukankah kedudukan dan

kekayaannya? Dan Song Kim ternyata wanita rendahan, kekasihnya itu telah bermain

gila pula dengan keponakannya dan ada semacam luka teriris di hati menteri ini.

Wanita, betulkah tak memiliki cinta sejati untuk seorang pria? Song Kim tertarik

kepada kedudukan atau jabatannya? Hm, agakaya begitu. Kekasihnya itu masih

muda, kalau ingin menjatuhkan cinta tentu terhadap orang muda pula, sebaya, tak

mungkin mencinta orang seperti dia yang setengah tua. Dan ketika Giam Lun

menggosok lagi dengan beberapa kata menyengat yang mengena di hati menteri itu

akhirnya Hong Lok membentak.

"Sudahlah, diam! Kita panggil dan seret wanita itu!"

Hong Lok menghentikan serangan, melompat mundur dan adiknya tentu saja

girang bukan main. Iba dan kata-katanya tadi termakan, sang suheng tak

menyerangnya lagi dan menteri ini pun berhenti menyerang. Dan ketika Hong Lok

berseru agar Hong Siu tak menyerang Giam Khing pula maka menteri ini bersinar
sinar memandang sutenya.

"Sute, panggil wanita itu. Seret dia ke mari!"

Giam Lun tertawa. Dia mengangguk dan cepat menyuruh puteranya

mengerjakan perintah itu, ganti mengalihkan permintaan kepada anaknya. Cerdik

sekali menteri ini, dengan begitu dia menghindarkan Giam Khing dari malapetaka

kalau tidak segera pergi, dia yang berjaga dan sang anak yang disuruh. Dan ketika

Giam Khing kembali lagi dengan dua wanita cantik itu di pegangannya maka Song

Kim dan Song Liu menangis tersedu-sedu didorong berlutut.

"Kanda, ampun..... aku....."

"Plak!" sang menteri menampar, menggeram membuat wanita itu terpelanting.

"Kau tak perlu banyak bicara lagi. Song Kim. Dosamu sudah kelihatan dan katakan

apa yang kau ingini sekarang!"

"Ampun, apa........ apa yang harus kukatakan? Giam-kongcu yang mengajakku,

kanda...... dia...... dia......"291

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Wut!" sang menteri mencekik. "Jangan panggil aku kanda, wanita siluman.

Kau adalah budak hina yang tidak patut mendampingiku. Kau adalah pelacur, bukan

selir kaisar! Berani kau menyangkal ini?"

"Ooh.... ugk....." Song Kim tercekik. "Aku..... hamba..... aduh, lepaskan, taijin...

aku.... aku akan berkata sebenarnya...!"

"Hm," Giam-taijin tiba-tiba maju. "Lepaskan wanita itu, suheng. Biarkan dia

bicara dan kita dengar apa kata-katanya," lalu, mendahului sang suheng dan tajam

menatap wanita itu Giam Lun bertanya, keren, "Song Kim, apa yang hendak kau

katakan di sini? Bukankah kau hendak berkata bahwa kau menipu kami?"

Wanita ini terkejut. Sebenarnya, ia hendak mengadukan kepada menteri itu

bahwa Giam-taijin inilah yang menyuruhnya. Dia disuruh menipu menteri itu dan

Giam-taijin mengancam akan membunuhnya kalau dia tidak menurut. Jadi, sumber

semuanya adalah menteri Giam Lun ini. Tapi melihat tatapan tajam dan entah kenapa

dari sepasang mata menteri itu keluar cahaya mencolong yang membuat wanita ini

tertegun tiba-tiba seolah tanpa sadar wanita ini mengangguk.

"Ya."

"Nah, dan kau mau berkata pula bahwa kau dulu mengaku-aku sebagai selir

kaisar? Bahwa kau dan adikmu menipu aku dengan menyatakan diri sebagai selir

yang sedang bepergian?"

Untuk ini pun Song Kim tiba-tiba mengangguk. Entah kenapa mendadak ia tak

dapat membantah semua omongan menteri itu. Song Kim tak sadar bahwa Giam
taijin sedang mempangaruhinya dengan Cui-beng Hoat-sut (Sihir Pengacau Roh),

menekan dan mempengaruhi wanita itu hingga Song Kim terbawa, masuk dan tentu

saja bukan tandingan menteri ini. Dan ketika Giam-taijin menanya beberapa hal lagi

di mana semuanya itu menyudutkan dan memberatkan wanita ini maka Song Kim

pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya..... ya....."

"Hm," Giam Lun kini mendelik, tertawa dengan mata aneh. "Bukankah

semuanya benar seperti yang kukatakan, suheng? Song Kim dan adiknya menipu,

mereka ini taklayak mendekati dan melayani kita lagi. biarlah dia mampus......

pletak!" dan Song Kim yang roboh dengan leher patah tiba-tiba sudah ditekuk

menteri itu dan adikny terkejut, menjerit dan kaget serta marah mendengar semua

kata-kata menteri itu. Song Liu terpekik dan sadar, kini tiba-tiba dia mengerti bahwa

encinya menjadi korban menteri ini. Tapi ketika dia menjerit dan mundur dengan

mata terbelalak maka Giam-taijin telah memerintahkan puteranya.

"Giam Khing, antar Song Liu pula ke taman firdaus!"

Dan begitu Giam Khing tertawa dan mengerti maksud ayahnya maka tiba-tiba

pemuda inipun melompat menyambar Song Liu, maklum bahwa saksi mata yang

tinggal seorang ini tak boleh dibiarkan hidup lagi. Song Liu bisa memberontak dan

melawan, pamannya sudah terpengaruh dan tak boleh keadaan yang sudah baik itu

pecah lagi, ayahnya telah berusaha memperbaiki keadaan. Maka begitu dia tertawa

dan menjepit leher wanita ini Giam Khing pun berseru.292

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Song Liu, kau hampir mengadu domba pamanku dengan ayah. Biarlah kuantar

kau ke tempat yang layak dan beristirahatlah tenang di sana..... ngek!" jari Giam

Khing memutus jalan maut di leher wanita itu, Song Liu mengeluh dan seketika
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terjengkang. Dalan waktu begitu singkat wanita ini dibunuh Giam Khing, ayah dan

anak sama-sama berlaku keji, telengas. Dan ketika Giam Khing melempar mayat itu

dan menendang Song Liu maupun Song Kim maka Hong Lok terkejut membentak

kaget.

"Eh, apa yang kalian lakukan ini? Kenapa mereka dibunuh?"

"Hm," Giam Lun melindungi anaknya. "Mereka dibunuh karena melakukan

dosa besar, suheng, Kau dengar sendiri kata-kata Giam Khing tadi bahwa hampir

mereka mengadu domba kita. Apakah untuk itu mereka pantas dibiarkan hidup?"

Sang suheng tertegun.

"Dan kau tak perlu menyesal, suheng. Pengganti Song Kim masih dapat kita

cari. Maaf kalau aku menyakitkan hatimu," dan mengedip menyuruh Giam Khing

pergi menteri ini berkata, Giam Khing, minta maaf pada kakakmu. Dan setelah itu

kembalilah!"

Giam Khing menyeringai. Sang ayah memberi isyarat padanya, cepat dia

memeluk dan mendekap Hong Siu, meminta maaf. Dan sementara Hong Siu tertegun

karena perobahan terjadi begitu cepat maka Giam Khing berkata dan menyambar

tangannya.

"Hong Siu, ayo kembali. Ayah dan paman sudah menyelesaikan urusan ini!"

dan begitu berkelabat membawa Hong Siu pemuda ini pun tertawa-tawa kembali ke

kemah, melihat bayangan Hong Beng Lama dan Hong Lam namun Giam Khing tak

perduli. Ayahnya telah menyadarkan pamannya itu, dia selamat. Api kemarahan

pamannya padam dan Song Kim serta Song Liu menjadi korban. Dua wanita cantik

itu gampang dicari lagi dan tak ada penyesalan di hati pemuda ini, begitu pula

ayahnya. Dan ketika Hong Lok termangu dan tertegun di sana maka hari-hari berikut

merupakan sebuah guncangan bagi menteri ini, tak dapat segera melupakan Song

Kim dan segeralah adiknya dengan cerdik menyodorkan beberapa wanita cantik. Satu

demi satu diberikan pada suhengnya ini dan Hong Lok menerima, mula-mula tak

acuh. Tapi ketika satu dua mulai menggerakkan hati Tan-taijin ini dan kehilangan

Song Kim akhirnya membuat dia ketagihan birahi maka Hong Lok sang menteri

Magada ini tak sadar "diloloh" sutenya menikmati benda-benda istimewa ini.

"Suheng tak perlu mengingat-ingat lagi si Song Kim itu. Dia hanya benda biasa

bagi kita, laki-laki. Kita hanya menikmati dan setelah itu membuangnya, toh tak ada

perempuan yang akan jatuh cinta kepada kita, laki-laki yang sudah mulai menua!"

Hong Lok terbakar. Kata-kata ini membuat dia merasa "gereget", memang dia

dan sutenya sudah mulai tua, tak akan ada wanita cantik mau kepada mereka, kecuali

karena kedudukan dan jabatan mereka. Dan ketika adiknya memberi contoh dengan

bersenang-senang dilayani wanita-wanita cantik yang mereka tawan dalam

penyerbuan ke selatan itu maka aneh sekali, nafsu berahi laki-laki ini menggelora dan

bangkit.

"Wanita hanya barang permainan belaka. Manis dinikmati dan dibuang kalau

sudah membosankan. Untuk apa terikat? Ha-ha, aku pribadi tak mau bodoh, suheng.293

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Mumpung umur tinggal beberapa tahun lagi marilah reguk sepuas-puasnya apa yang

dapat kita nikmati ini!"

Kata-kata itu pun semakin menggoyahkan. Hong Lok, menteri yang pendiam

tiba-tiba mulai "berangasan". Setiap melihat wanita cantik selalulah bola mata

menteri ini berputar. Dan karena lingkungan membuat gaya hidup seseorang

terpengaruh dan satu demi satu sutenya memberikan barang barang baru padanya

tiba-tiba menteri ini ketagihan dan mulailah "penyakit" lama yang dulu dipunyai Gi

Siong, kakek moyangnya timbul. Menteri ini mulai tak menolak setiap pemberian

adiknya. Bahkan, ketegangan dan kelelahan dalam perang memang tiba-tiba

membutuhkan semacam kegembiraan, atau penyegaran, begitu barangkali. Tapi

ketika Hong Lok mulai melihat sepak terjang sutenya yang kasar terhadap wanita

tiba-tiba menteri ini terkejut dan tertegun, kaget ketika suatu hari melihat sutenya

memperkosa!

"Eh, kenapa kau melakukan itu, sute? Bukankah ini pantangan? Kau seperti

binatang, kau tak berperi-aturan!"

"Ah," sang adik tertawa, baru saja "menghabisi" korbannya. "Dia melawan dan

memberontak, suheng. Kalau tidak begitu tentu aku tak akan memaksanya. Siapa

suruh dia melawan? Kalau baik-baik melayani aku tentu tak begini jadinya, dia

wanita tawanan yang tak tahu diri!"

"Tapi kau, ah... sikapmu seperti binatang. Kau keji!"

"Hm, kita berhak melakukan apa saja terhadap tawanan, suheag. Ini perang,

jaman perang. Kalau Magada diserang dan ditaklukkan Tiongkok tentu anak-anak

gadis kita juga digarap orang-orang itu. Hukun perang selamanya begini, toh aku

tidak mengganggu gadis-gadis negeriku sendiri!"

Hong Lok tertegun. Harus dia akui bahwa dalam perang selalu timbul

kakejaman, kalau tidak mereka yang dikejami tentu musuh yang akan mereka kejami.

Tapi bahwa sutenya, seorang menteri Magada, memperkosa dan menggarap

korbannya sampai demikian mengerikan mendadak menteri ini tak tahan dan marah

juga.

"Tapi kau keterlaluan, sute. Kau harus menghentikan perbuatanmu ini!"

Aneh, sang adik tertawa. "Suheng, apakah untuk urusan wanita kita lagi-lagi

harus bertengkar? Ingat, aku dan kau tiada bedanya sekarang, suheng. Kita sama
sama suka wanita dan Yo-suheng maupun Han-suheng tentu akan terkejut melihat

ini. Kusarankan tak usah kau marah dan pergilah setiap kau tak tahan. Atau,

perbuatan kita akan sama-sama ketahuan dan dua kakak kita di Magada akan marah!"

Sang menteri terkejut.

"Dan kau maupun aku sama-sama menerima resiko, suheng. Karena itu biarkan

aku dengan kesenanganku dan kubiarkan kau dengan kesenanganmu."

"Hm...." sang menteri merah mukanya. "Kau... kau rupanya menjebak aku, sute.

Kau agaknya menjerumuskan dan memerangkap aku!294

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Tidak, kalau kau tak mau, suheng. Tapi kau menerima dan menyukai semuanya

ini. Kau tak menolak dan menerima semua wanita-wanita cantik itu. Apakah aku

menjebakmu?"

Sang menteri terpojok. Dia merasa kalah berdebat dengan adiknya ini, maka,

menggeram memutar tubuh tiba-tiba menteri itu berkelebat pergi meninggalkan

adiknya, tak bicara lagi dan sang adik tertawa. Giam Lun merasa telah menaklukkan

kakaknya ini luar dalam, suhengnya tak mungkin lagi menegur atau menghalangi.

Dan ketika hari-hari berikut benar saja tak ada komentar atau teguran kakaknya itu

maka menteri ini semakin menggila dan tak terhalangi, merasa lebih bebas

mempermainkan perempuan dan apa yang disuka itulah yang diambil. Kini

tampaklah watak asli Giam-taijin ini, haus wanita cantik dan gemar mengganggu.

Dan ketika ia tak segan-segan memperkosa atau mempergunakan sihirnya untuk

menundukkan wanita-wanita yang disukai maka Giam Hok, tokoh paling keji dalam

empat bersaudara itu tampak dalam diri Giam-taijin ini.

Apa yang dulu tak kelihatan sekarang terbuka jelas. Giam-taijin atau Giam Lun

ini tak sungkan-sungkan lagi terhadap kakaknya. Hong Lok telah dibuat tak berdaya,

meskipun menteri itu tak seperti adiknya yang suka memperkosa dan menggunakan

kekerasan. Dan karena menteri ini merasa terjebak dan terperangkap oleh adiknya

maka menteri Hong Lok ini pun menenggelamkan diri dan...... ngedan!

Bagaimana tidak? Nafsu berahi telah mengikat menteri ini untuk melepas semua

kekecewaannya. Hanya nafsu itulah yang dirasa bisa memberi sedikit hiburan dari

ketidakberdayaannya terhadap sang adik. Dia tak dapat menegur atau menghalangi

adiknya lagi setelah dia sendiri pun berbuat serupa, sama-sama tenggelam dan hanyut

dalam nafsu berahi, meskipun dia tak sekasar dan sebrutal adiknya. Tapi karena

mereka telah sama-sama menyukai wanita dan sehari saja tak ditemani wanita

membuat menteri ini panas dingin maka Giam Lun dan suhengnya akhirnya sama
sama terkenal sebagai pemburu wanita-wanita cantik. Tak lama kemudian Hong Lok

itu pun tak sungkan-sungkan lagi terhadap pasukan. Apa yang tak diingini tak perlu

lagi dilakukannya secara sembunyi-sembunyi. Dia berani terang-terangan dan sang

adik tertawa bergelak. Kakaknya kini telah mengikuti jejaknya. Dengan licin dan

cerdik menteri Hong Lok telah "dilolohi" adiknya, persis seperti dulu Giam Hok

membujuk kakaknya, Gi Siong. Dan ketika dua orang itu telah sama-sama menjadi

pemburu wanita cantik dan Hong Lok maupun Giam-taijin tak dapat mengekang diri

maka putera-putera mereka, Giam Khing dan Hong Siu, akhirnya berbuat serupa dan

meniru jejak sang ayah!

Giam Khing, seperti kita ketahui memang tak berbeda jauh dengan ayahnya.

Tapi Hong Siu, yang mula-mula terbelalak dan terkejut oleh sepak terjang ayahnya

tentu saja tak dapat menerima begitu mudah. Anak muda ini mula-mula kaget, diam

dan mengerutkan kening ketika melihat ayahnya menenggelamkan diri dalam

pelukan wanita-wanita cantik. Tapi ketika ayahnya mulai menunjukkan sikap

ketagihan dan sehari tak dilayani wanita membuat ayahnya itu kurus dan pucat maka

Hong Siu menegur dan memberanikan diri menghadapi ayahnya.

"Ayah tak semestinya berbuat begini. Ayah menjadi hamba nafsu berahi dan

tersesat, Ayah. tidak ingatkah kau kepada keluarga Yo dan Han? Apakah ayah

hendak mengulangi kejadian yang dulu dilakukan kakek kita Gi Siong?"295

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Ha-ha," sang ayah menenggak arak. "Kau anak kecil tak tahu urusan, Hong

Siu. Lebih baik diam dan enyahlah. Atau, ikuti jejak ayahmu dan nikmati hidup ini

sepuas-puasnya!"

"Ah," Hong Siu marah. "Kau terlalu, yah. Kau mulai tak tahan kalau tak

berteman wanita cantik barang sehari pun! Kenapa semuanya ini? Ayah tak takut

diketahui paman Yo atau paman Han?"

"Diam! Kau pergi dan enyahlah, Hong Siu. Aku tak mau seorang anak

menggurui ayahnya!"

"Aku bukan menggurui, aku hendak menyadarkan ayah.,.."

"Plak!" sebuah tamparan membuat pemuda itu terpelanting, menghentikan

omongannya. "Kau anak kecit tak pertu berdebat dengan ayahmu, Hong Siu. Kalau

kau tak suka minggir, diam!" dan Hong Siu yang pergi dengan marah akhirnya diusir

ayahnya dan gagal, di lain hari mencoba lagi namun sang syah bahkan lebih geram

lagi. Dua kali Hong Siu merasa cukup dan putus asalah dia. Dan ketika dia melempar

tubuh di kamar dan marah terhadap ayahnya mendadak di sebelah kamarnya, kamar

Giam Khing terdengar jerit dan pekik ketakutan seorang gadis.

"Tidak..... jangan, oh.... tidak...!"

"Ha-ha," Giam Khing tertawa bergelak, membuat Hong Siu tertegun. "Kau

adalah tawanan, gadis cantik. Daripada kubunuh lebih baik kau menyerah baik-baik.

Atau, kau ingin aku menyayat lehermu yang halus ini?"

Hong Siu membayangkan Giam Khing menunjukkan pisau dau melekatkannya

di leher korbannya itu. Kamar sejenak hening dan tangis itu berobah isak. Di dalam

kamar si gadis memang ketakutan ditempel pisau mengkilat oleh Giam Khing. Dan

ketika gadis itu mengeluh dan akhirnya Giam Khing tertawa maka Hong Siu

mendengar kain robek dan...... untuk selanjutnya pemuda ini tak mau tahu lagi apa

yang terjadi.

Kejadian begitu sudah berulang kali dilihat dan didengar. Dia jenuh dan bosan.

Kalau dia menegur maka Giam Khing balik bertanya bagaimana dengan ayahnya itu,

bukankah ayahnya juga memburu wanita cantik meskipun tidak sekasar dan sebrutal

dirinya? Dan Hong Siu kalah. Memang, kalau ayahnya tidak berbuat sama dan

mengejar-ngejar kenikmatan berahi barangkali diterjangnya Giam Khing itu. Tapi

karena ayahnya juga suka paras cantik dan dulu pernah menghendaki apa yang

dipunyai Giam Khing maka Hong Siu hilang semangatnya dan acuh terhadap sekitar,

malu terhadap diri sendiri dan akhirnya lama-lama dia menjadi kebal. Mukanya, eh....

tiba-tiba menjadi tebal. Hong Siu mulai biasa dengan semuanya ini. Dan ketika dia

merenung dan menggigit bibir tiba-tiba kamarnya diketuk dan Giam Khing

memanggil-manggil dirinya.

"Hong Siu, buka..... cepat!"

Hong Siu meloncat. "Ada apa?" tanyanya membuka pintu, melihat Giam Khing

bergoyang-goyang di pintu kamarnya, mulutnya bau arak, tertawa ha-ha-he-he.

"Aku, ha-ha... si cantik cukup memuaskan, Hong Siu. Ingin kutawarkan dia

kepadamu, he-he..."296

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Hong Siu mengerutkan kening.

"Ayolah, bukankah kau suka? Lepaskan semua kekecewaanmu, Hong Siu. Tiru

dan contohlah ayahmu itu. Perempnan dapat membuat kedukaan kita lenyap!"

"Plak!" Hong Siu menampar, marah. "Kau jangan kurang ajar, Giam Khing.

Kubunuh kau nanti!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ha-hah, he-heh...... kau memukulku? Kau berani menghina saudaramu?"

"Pergilah," Hong Siu tak sabar. "Aku muak melihat sepak terjangmu, Giam

Khing. Enyah dan bawalah pakaianmu itu.....!"

Giam Khing terhuyung-huyung. Dalam mabok dan kesintingannya pemuda ini

tak dapat membalas kakaknya, Hong Siu mendorongnya dan Giam Khing pun

terguling. Dan ketika pemuda itu tertawa dan bangun berdiri maka dia keluar dengan

sebotol arak di tangan, berbicara tak keruan seperti layaknya orang mabok. Hong Siu

mendengar isak mengibakan di kamar Giam Khing, tak tahan dan masuk, tanpa sadar.

Dan begitu dia melihat apa yang terjadi di kamar itu maka pemuda ini tertegun dan

menitikkan air mata.

Gadis yang menjadi korban Giam Khing itu tampak di sudut kamar, menangis

dan bercucuran air mata dengan menahan sakit di seluruh tubuhnya, telanjang. Hong

Siu mendekati dan akhirnya memberikan selimut ke tubuh yang menggigil itu. Lalu

berjongkok dan mengusap gadis itu penuh haru pemuda ini berbisik.

"Nona, tenanglah. Pakai pakaianmu dan mari kuantar keluar. Nasibmu memang

buruk, tapi aku tak berdaya mencegah semuanya ini."

Si gadis menoleh, membelalakkan mata. "Kau siapa....?"

"Aku, hm.... aku penghuni tempat ini...."

"Kau mau menolongku keluar?"

"Bukankah kau suka?"

"Tentu, tapi, ah.... jahanam keparat itu telah merenggut punyaku, kongcu. Dia....

dia...." si gadis menangis lagi, mengguguk dan Hong Siu akhirnya menitikkan air

matanya pula, lebih banyak, gemetar dan cepat mengambil pakaian gadis itu dan

mengenakannya. Semua dilakukan Hong Siu seperti memperlakukan adik

perempuannya sendiri, termasuk ketika mengenakan pakaian dalam gadis itu, tanpa

perasaan berahi. Si gadis melengak, terkejut. Dan ketika Hong Siu selesai dan gadis

ini tertegun maka dia bangkit berdiri memandang Hong Siu, bersinar-sinar.

"Kongcu, kau.... kau siapa?"

"Aku Hong Siu," Hong Siu menjawab datar.

"Kau bukan teman pemuda itu?"

"Sudahlah, untuk apa kau tanya? Kuantar, kau pergi, nona. Dan selamatkan sisa

milikmu yang lain. Ayolah!"

Si gadis terisak. "Kongcu, kau mau menolongku?"

"Apa?"297

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Membunuh jahanam keparat itu. Aku benci pemuda itu!"

JILID XIII

"HM, tak bisa dilakukan, nona. Bebas dan dapat pergi dari sini saja sudah

merupakan keberuntungan. Salah-salah kau akan diserahkan pada pasukan yang lebih

kasar dan buas lagi."

"Ooh....!" mata itu terpekik. "Aku... aku dapat diserahkan ke orang-orang kasar

itu?"

"Ya, kalau kau melawan atau meronta, nona. Karena itu marilah pergi dan ikuti

aku." Hong Siu berdiri, mengajak gadis itu pergi dan pasukan menjadi heran melihat

Hong Siu berdua bersama gadis tawanan. Bisik dan tawa ditahan terdengar di sana
sini, mereka mengira Hong Siu mau "main" di tempat sunyi. Tapi ketika Hong Siu

berhenti dan mendelik pada orang-orang itu maka mereka pun diam dan terkejut,

mengalihkan pandangan dan secepat kilat bersikap tegak. Hong Siu adalah pemimpin

muda mereka, setingkat Hong Lam, putera Hong Beng Lama. Dan ketika Hong Siu

meneruskan perjalanan dan keluar dari pasukan besar itu maka Hong Siu mengantar

gadis ini di luar perbatasan.

"Nah, kau selamat. Pergi dan pulanglah sekarang."

Aneh, gadis ini menatapnya lembut.

"Ada apa?" Hong Siu berdetak. "Kau bebas, nona. Kau boleh pergi!"

Gadis ini tiba-tiba memegang lengannya, terisak. "Kongcu, pergi ke mana? Aku

kini tak mempunyai tempat tinggal. Ayah dan ibuku dibantai, aku tak punya saudara

lagi. Ke maka kau menyuruhku pergi?"

Hong Siu tertegun.

"Tidak," kata-kata ini mengejutkan. "Kalau boleh aku ingin ikut padamu,

kongcu. Mengabdi atau melakukan apa saja untukmu!"

Hong Siu terkejut.

"Dan, ah... aku.... aku tak punya pelindung lagi, kongcu. Seorang diri dan

sebagai seorang gadis pula ke mana aku harus pergi? Aku takut, kongcu. Lebih baik

aku ikut denganmu dan biar menerima apa saja!"

Hong Siu kaget. "Nona, hidupku di tengah-tengah pertempuran. Tak mungkin

aku membawamu ke mana-mana dalam suasana perang ini. Mana bisa ikut aku?"

"Hm, lalu ke mana pula aku? Aku sekarang sebatangkara, kongcu. Caba pikir

dan beri jalan keluar ke mana aku harus pergi. Di tengah jalan aku sewaktu-waktu

bisa dimangsa lelaki lain. Daripada begitu..... daripada begitu...." gadis ini tiba-tiba

menangis. "Lebih baik aku ikut kau, kongcu. Aku rela bila kau menikmati

tubuhku...!"

"Nona!" Hong Siu bagai disengat kalajengking. "Apa kata-katamu ini? Kau

bilang, ah, apa katamu tadi? Kau gila?"298

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Gadis itu tiba-tiba tersedu, menjatuhkan diri dan merangkul kaki Hong Siu.

"Aku....aku tak mau pergi, kongcu. Aku takut...!"

Hong Siu tertegun. Si nona mengguguk dan sudah memeluk kedua kakinya,

tangisnya begitu mengiba dan Hong Siu tak tahan, air mata pun menitik dan tiba-tiba

ia ikut menangis. Dan ketika ia mengangkat bangun gadis itu dan entah siapa yang

lebih dulu menubruk tahu-tahu bibir mereka telah berciuman dan untuk pertama kali

Hong Siu merasakan cinta yang aneh!

"Kongcu.... Hong-kongcu, kau bawalah aku.... aku takut......!"

Hong Siu mendekap ketat. Disambut dan menerima ciuman begitu panas tiba
tiba pemuda ini gemetaran, lututnya serasa ditindihi barang berat dan tiba-tiba ia pun

roboh, terguling bersama gadis itu. Dan ketika gadis itu mengeluh dan menangis tak

mau melepaskan dirinya maka Hong Siu pun sayup-sayup sampai seakan berada di

surga.

"Kau terimalah aku, kongcu...... kau nikmatilah aku...."

"Hm, ini..... mana mungkin?"

"Aku ingin membalas budimu, kongcu. Kau terimalah atau aku bunuh diri!"

Aneh, Hong Siu mengerang. Setelah didesak begitu berkali-kali dan entah sebab

apa si nona ingin menyerahkan diri padanya mendadak pemuda ini gemetar tak

keruan. Kejadian itu langka, entah mimpi apa dia semalam. Tapi karena kehangatan

menyelinap di hatinya dan haru serta iba mudah menumbuhkan cinta maka Hong Siu

pun menerima dan akhirnya bergulingan dan mencium sana-sini. Kekecewaan selama

ini terhadap ayahnya membuat pemuda itu mendapat jalan keluar, gadis ini

memberinya semacam pelampias dan Hong Siu merasa "fly". Dan ketika keduanya

bergulingan dan aneh tapi nyata tiba-tiba Hong Siu merasa mencinta gadis itu maka

asmara yang memabokkan dan panas membara membuat keduanya seakan tak kenal

sudah, tak puas-puasnya mereguk itu dan Hong Siu pertama kalinya mengenal

wanita, dalam arti fisik. Dan ketika dua jam kemudian mereka berdua memadu cinta

dan basah oleh keringat maka keluhan tanda lega terdengar dari mulut gadis itu.

"Hong-kongcu, terima kasih....!"

"Hm, aku bukan she Hong, nona. Aku she Tan!"

"Ah, terima kasih, kongcu. Sama saja. Aku puas!"

Hong Siu memunguti pakaiannya. Aneh, ketika matanya membentur pakaian

dalam gadis itu mendadak muka Hong Siu menjadi merah. Kenapa sebelumnya dia

dapat mengenakan pakaian itu tanpa berahi? Kenapa sekarang dorongan nafsunya

bangkit dan ingin lagi? Hong Siu memejamkan mata. Pengalaman pertama ini

sungguh luar biasa, dia seakan terayun di surga dan gadis di sampingnya itu

tersenyum. Aduh, luar biasa manisnya. Tapi ketika Hong Siu ingat bahwa dia tak

mengenal siapa nama gadis itu mendadak dia tertegun.

"Eh, kau siapa, nona?"

"Aku Kim Ping."299

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hm, baik. Aku merasa jatuh cinta padamu, Ping-moi (adik Ping). Kejadian ini

istimewa bagiku. Tapi mungkin kita berdua, ayah dan diriku di tempat perang.

Sebaiknya kucarikan kau tempat yang aman dan tinggal saja di belakang pasukan, di

tempat perbekalan."

Kiranya Hong Siu jadi tak tega membiarkan gadis ini sendirian. Sekarang dia

merasa mendapat teman yang hangat, Kim Ping cukup cantik dan manis. ketika gadis

itu tersenyum dan meloncat bangun tiba-tiba gadis ini memeluknya manja.

"Kongcu mau mnyelamatkan aku?"

"Ya."

"Dan aku siap melayanimu sewaktu-waktu, kongcu. Tapi beri tahu pada

pasukanmu bahwa aku kini milikmu!"

"Tentu, mari, Ping-moi. Kita kembali...!" dan Hong Siu yang membawa kembali

gadis ini ke perkemahan tiba-tiba membuat pasukannya terbelalak karena melihat

gadis itu dituntun demikian lembut dan mesra oleh Hong Siu, melirik tapi cepat

berdiri tegak ketika dua muda-mudi itu lewat di samping mereka. Hong Siu

membentak dan menghardik mereka yang coba cengar-cengir. Dan ketika Kim Ping

dibawa ke bagian paling belakang di mana Hong Siu memberi tahu bahwa itulah

kekasihnya maka pasukan tertegun dan tak ada yang berani bercuit.

"Siapa mengganggu dia akan berhadapan dengan aku. Awas!"

Begitu ancaman yang diberikan Hong Siu. Ini sudah merupakan jaminan kuat

Kim Ping si gadis cantik merasa aman dan tak ada pasukan yang coba-coba berani

mengganggunya. Dan ketika peperangan dilanjutkan dan gadis ini ikut ke manapun

Hong Siu pergi maka hari demi hari di lewatkan dua muda-mudi itu bagai pasangan

pengantin baru saja. Hong Siu merasa benar-benar mencinta gadis ini, begitu pula

Kim Ping. Gadis ini merasa berbahagia dan bersyukur, Hong Siu tak mempersoalkan

keperawanannya yang dirusak Giam Khing. Bahkan, agaknya hal itulah yang justeru

membuat pemuda ini mencinta dirinya. Tapi ketika dua minggu kemudian lewat dan

betapapun Hong Siu tak dapat menyembunyikan kehadiran kekasihnya di situ maka

Giam Khing dan ayahnya, Giam-taijin, tahu.

"Keparat, Hong Siu bisa begitu mesra kepada gadis yang dulu kuperkosa itu?

Mereka bisa berduaan dan memadu cinta?" Giam Khing, yang terbelalak dan iri

melihat ini membuka matanya lebar-lebar. akhirnya dia tahu bahwa Hong Siu

menolong dan menyelamatkan gadis itu, bahkan, kini menjadikannya kekasih. Bukan

main. Entah kenapa, mendadak hatinya panas. Giam Khing terbakar. Tapi karena dia

takut terhadap Hong Siu namun cemburu mengganggu hatinya maka ia melapor

kepada ayahnya.

"Hong Siu sekarang malas. Dalam peperangan dia kurang bersemangat. Apakah

ayah tahu sebabnya?"

Inilah akal Giam Khing. Dengan berpura-pura memancing ayahnya dengan

pertanyaan macam itu tentu ayahnya akan tertarik dan menyelidiki. Benar saja, sang

ayah mengerutkan alis dan heran. Dan ketika ayahnya balik bertanya dan dia

menjawab tak tahu maka dengan cerdik dan licik Giam Khing meminta ayahnya

menyelidiki sendiri.300

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Barangkali ayah bisa tahu, kepandaian ayah lebih tinggi. Coba ayah selidiki

kenapa dia begitu sementara kita bekerja keras di garis depan."

Giam-taijin marah. Memang akhir-akhir ini Hong Siu kelihatan malas, banyak

tinggal di kemah dan membiarkan mereka yang lain berperang. Pemuda model apa

itu? Maka berkelebat dan menuju ke kemah pemuda itu segera menteri berkepandaian

tinggi ini menyelidik. Dan..... Giam-taijin terbelalak. Mata yang membuka lebar itu

melotot. Hong Siu dilihatnya berkasih-kasihan dengan Kim Ping, memangku gadis

itu dan mereka tampaknya baru saja memadu cinta. Bukan main mendongkolnya hati

menteri ini. Dan karena Giam-taijin adalah laki-laki yang mudah tertarik dan jatuh

cinta kepada gadis cantik maka gadis di pangkuan Hong Siu itu pun dipandangnya

bersinar-sinar.

"Cantik," dia menggumam. "Dan matang. Hmm, kau harus bekerja lagi, Hong

Siu. Gadis itu harus dipisahkan darimu!" dan begitu sebuah pikiran keji membayang

di benak menteri ini dan Giam-taijin menunggu kesempatan maka suatu malam itu

pun dia melaksanakan niatnya. Sehari itu ditunggunya Hong Siu, tak mungkin terus
terusan pemuda ini selalu bersama kekasihnya. Dan ketika Hong Siu pergi

mengontrol pasukan dan Kim Ping sendirian di kemahnya tiba-tiba gadis ini terkejut

ketika sesosok bayangan berkelebat dan menyambar tubuhnya, langsung menotok.
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Diam kau!"

Kim Ping terkejut. Dia mengeral Giam-taijin, sesekali dari jauh ia melihat

menteri itu. Gadis ini mau menjerit, tapi tak bisa. Dan ketika dia meronta-ronta

namun tak berdaya dibawa menteri itu akhirnya gadis ini sudah memasuki kemah

Giam-taijin.

"Nah, kau turun," dan Kim Ping yang diturunkan tapi masih ditotok urat

gagunya lalu ah-uh-ah-uh bertanya apa maksud menteri itu.

Kau harus melepaskan Hong Siu. Dua minggu ini pemuda itu tak mau berjuang

sungguh-sungguh. Kau apakan pemuda itu? Kau guna-guna? Hm, kau jangan kurang

ajar, gadis siluman. Hayo, berikan padaku apa yang telah kau berikan pada Hong

Siu.... bret!" Giam-taijin merobek pakaian gadis itu, tertawa dan tiba-tiba sudah

menerkamnya. Sehari ini sang menteri sudah panas dingin melihat adegan cinta

antara gadis ini dengan Hong Siu, tentu saja tak dapat mengendalikan dirinya lagi.

Dan karena dia menganggap gadis itu gadis tawanan dan biasa dipermainkan pasukan

atau siapa pun seperti biasa maka sang menteri melepas kemendongkolan sekaligus

nafsu berahinya kepada Kim Ping. Tentu saja tak tahu bahwa gadis ini benar-benar

kekasih Hong Siu, gadis yang dicinta dan akan dibela Hong Siu mati-matian kalau

ada yang mengganggu. Giam-taijin berlaku ceroboh. Dan ketika dia selesai mengerjai

gadis itu dan Kim Ping menangis tersedu-sedu maka gadis ini mengutuk.

"Kau jahanam keparat, Giam-taijin. Perbuatanmu akan kulaporkan kepada Hong

Siu!"

"Eh, kau memaki? Keparat, kubunuh kau!" Kim Ping terlempar, diancam namun

gadis ini tak takut. Ayah dan anak kini telah sama-sama menikmati tubuhnya, bukan

main sakitnya hati. Dan ketika Kim Ping terhuyung-huyung melarikan diri dan

memanggil Hong Siu mendadak Giam Khing muncul.301

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Heh-heh, kau mencari Hong Siu? Jangan, di sini ada aku, Kim Ping. Ayo

bersenang-senang dan layani aku...... bret!" Giam Khing ganti menubruk, Kim Ping

menjerit namun mulutnya ditutup. Giam Khing telah menciumnya dan bernafsu

melumat gadis itu, merobek pakaian Kim Ping dan tak berdayalah gadis itu. Dan

ketika Kim Ping mengeluh dan terguling ditindih Giam Khing maka pemuda ini lupa

daratan terkekeh-kekeh.

"Hong Siu tak ada di sini, lebih baik kau menyerah!"

"Tidak, ah, tidak.... aku milik Hong Siu, Giam Kbing. Lepaskan aku,

jahanam...!"

"Bret-brett!" Kim Ping tak dapat bicara lagi, sempat berteriak namun setelah itu

semuanya padam. Suara gadis ini seolah tercekik di tenggorokan Giam Khing,

lawannya ini telah menggagahinya dan mencium penuh nafsu. Segala rontaan atau

perlawanan sia-sia, bahkan membuat Giam Khing semakin gembira dan berkobar.

Hanya keluhan dan tangis sajalah yang dapat dilakukan gadis itu. Dan ketika Giam

Khing selesai dan melepas korbannya mendadak Hong Siu berkelebat muncul.

"Giam Khing, apa yang kau lakukan?"

Giam Khing terkejut. Hong Siu muncul tiba-tiba, kedatangannya membuat dia

terkesiap dan Hong Siu tampak merah padam. Pemuda itu telah melihat apa yang

dilakukan saudaranya, Kim Ping tersedu-sedu dan telanjang bulat, tergolek lemas.

Dua kali dia digagahi Giam Khing dan ayahnya. Gadis ini tak kuat. Dan sementara

Giam Khing kedodoran membetulkan celananya dan Hong Siu melengking tinggi

tiba-tiba pemuda ini berkelebat dan menghantam lawannya.

"Kau jahanam terkutuk... dess!" Giam Khing mencelat, mengelak namun

keserimpet celananya sendiri. Dalam keterburuan dan ketergesaannya Giam Khing

mendapat hantaman saudaranya yang marah ini, pemuda itu terlempar dan berteriak.

Dan ketika Hong Siu menggereng bagai harimau terluka dan Giam Khing melompat

bangun maka pemuda ini sudah kembali menubruk dan menerjang.

"Kubunuh kau..... des-dess!" Giam Khing mencelat lagi, terlempar dan memaki

dan Hong Siu tiba-tiba mencabut pedang. Dengan kalap dan sengit pemuda ini

menyerang lawannya, Giam Khing pucat dan mengelak sana-sini. Dan ketika Hong

Siu mengamuk dan Giam Khing kewalahan maka pemuda ini berteriak mendapat dua

bacokan pedang.

"Crat-bret!"

Pundak dan punggung pemuda itu terluka. Giam Khing memaki

memperingatkan saudaranya, Hong Siu tak perduli dan segera menyerang. Dan

karena Hong Siu begitu beringas dan serangan-serangannya ditujukan untuk

membunuh maka terpaksa Giam Khing mencabut pedang dan melayani lawannya.

"Trak!" pedang patah dalam beberapa jurus saja. Giam Khing pucat. Kiranya,

dalam kemarahan dan kebencian yang amat sangat Hong Siu telah mendapatkan

tenaga yang begitu besar, Giam Khing terkejut dan melempar diri bergulingan. Dan

ketika Hong Siu mengejar dan satu tikaman pedang kembali mengenai lengannya

maka Giam Khing berteriak memanggil ayahnya.

"Ayah, tolong....!"302

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Giam-taijin berkelebat. Menteri itu mendengar ribut-ribut ini, melihat puteranya

terdesak dan luka-luka, tentu saja marah dan membentak Hong Siu. Dan ketika dia

melayang dan menyuruh Hong Siu berhenti mendadak pemuda itu membacokkan

pula pedangnya ke arah dirinya.

"Sing-plak!" sang menteri kaget, mengerahkan tenaga namun dia tergetar. Hong

Siu terdorong dan menggeram-geram, tadi ditangkis namun tidak takut. Dan ketika

menteri itu muncul dan Kim Ping menangis penuh kebencian mendadak gadis ini

berteriak.

"Hong-ko, bunuh ayah dan anak itu. Giam-taijin pun menggagahi aku!"

Hong Siu pucat. "Kau menggagahi kekasihku?"

"Tidak, eh.... tunggu, Hong Siu. Dia bohong. Gadis siluman itu..... bret-plak!"

sang menteri kewalahan, terkejut dan kini diterjang Hong Siu. Hong Siu sudah

menyebutnya sebagai "kau", tidak lagi "paman" seperti biasa. Jadi, pemuda ini

menghilangkan sopan santun dan basa-basi. Giam-taijin kaget karena Hong Siu

begitu beringas. Dan ketika dia mengelak dan menampar sana sini maka Kim Ping

berteriak-teriak menyatakan keburukan nasibnya.

"Bunuh dia, Hong-ko. Bunuh dia. Giam-taijin dan puteranya itu jahanam
jahanam terkutuk!"

Hong Siu terbakar. Dia akhirnya menyerang sang paman dengan gencar. Kim

Ping mengutuk dan menangis tersedu-sedu memaki ayah dan anak, Hong Siu kalap.

Tapi karena dia bukan lawan pamannya itu dan Giam-taijin membentak, akhirnya

satu tamparan menteri ini membuat pedang di tangan pemuda itu terlepas.

"Berhenti..... plak!"

Hong Siu terpelanting. Pedangnya terlempar, jauh sekali. Tapi tak menghiraukan

itu dan berteriak melompat bangun pemuda ini menyerang lagi pamannya itu, dengan

pukulan dan hantaman.

"Plak-dess!"

Hong Siu terbanting kembali. Pemuda ini memaki dan mengaduh, bangun lagi

dan menyerang lagi. Dan ketika sang paman membentak dan melemparnya lagi maka

pemuda ini melompat bangun dan nekat menyerang, begitu empat lima kali hingga

Giam-taijin terbelalak. Kalau pemuda ini bukan keponakannya tentu sudah

dibunuhnya Hong Siu. Giam-taijin geram dan marah ditahan. Dan ketika untuk

kesekian kalinya lagi Hong Siu terbanting ditangkis kuat maka sang menteri tiba-tiba

membentak dan mengayun tubuh ke arah Kim Ping.

"Kau siluman betina hina!" bentakan itu di susul cengkeraman gemas langsung

ke leher dan Giam-taijin lupa mengatur kekuatan. Kim Ping langsung menjerit

dicengkeram jari-jari yang kokoh dari menteri itu, yang maksudnya hendak

menyuruh gadis itu diam dan tidak membakar Hong Siu. Karena begitu menteri ini

mencengkeram dan terdengar suara "krek" tiba-tiba Kim Ping telah patah lehernya

dan roboh menjerit tewas.

"Jahanam!" Hong Siu mendelik. "Kau membunuh kekasihku, orang she Giam?

Keparat, kalau begitu kau bunuhlah aku sekalian... dess!" Hong Siu menumbuk sang303

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

menteri ini, diterima dan langsung mencelat. Giam-taijin kaget tapi cepat

mementalkan Hong Siu, pemuda itu mengeluh dan kali ini tak dapat bangun berdiri.

Hong Siu pingsan. Dan ketika menteri itu tertegun dan mendengus gerem tiba-tiba

dia melempar mayat Kim Ping pada puteranya sementara dia sendiri menyambar

tubuh Hong Siu untuk dibawa ke kemah ayahnya, menteri Hong Lok.

"Kita ke pamanmu, laporkan semuanya ini!"

Giam Khing menangkap. Dia sudah menerima mayat Kim Ping, diam-diam

menyesal gadis yang muda dan cantik ini harus binasa. Tapi menyadari bahaya lebih

jauh dan dia dan ayahnya harus memberi tahu ayah Hong Siu maka di sana Giam

Khing dan ayahnya telah melempar Hong Siu dan mayat Kim Ping.

"Suheng, puteramu gila. Datang-datang memfitnah dan menyerang aku!"

"Hm," menteri Hong Lok tertegun, meletakkan botol araknya, baru saja

bermabok-mabok. "Apa yang terjadi, sute? Ada apa dengan puteraku?"

"Gadis ini melempar fitnah, suheng. Menyatakan aku memperkosanya dan

menghasut Hong Siu!"

"Hm, siapa dia?"

"Kekasih Giam Khing, tapi Hong Siu merebut!" dan mengarang cerita memutar

balik kenyataan menteri ini berkata bahwa Hong Siu dipengaruhi Kim Ping, demikian

tergila-gilanya hingga kekasih Giam Khing itu direbut, diberikan tapi, Kim Ping

mengadu domba. Giam Khing mula-mula bersabar tapi akhirnya tak tahan, dua

pemuda itu lalu bertempur. Dan ketika dia datang untuk melerai namun Hong Siu

semakin marah maka pemuda itu akhirnya ditampar pingsan dan kini dibawa ke situ.

"Ha-ha, urusan perempuan!" Hong Lok sang menteri yang mabok tertawa

bergoyang-goyang. "Kau dan puteramu sebenarnya sama, sute. Tapi bagaimana Hong

Siu yang alim tiba-tiba suka perempuan? Apakah ceritamu tidak bohong?"

"Kau dengarkan puteramu, suheng. Tapi Hong Siu barangkali memutar

kenyataan!" Giam-taijin mencegat lebih dulu, menanamkan kepercayaan dan Hong

Siu kini disadarkan. Sekali totok pemuda itu mengeluh, sadar. Dan ketika dia

membuka mata dan melompat bangun maka sang paman buru-buru berseru, "Hong

Siu, lihat ayahmu. Di sini kami melapor tindak tandukmu!"

Hong Siu tertegun. Tubuhnya agak bergoyang ketika melihat sang ayah di situ,

dengan sebotol minuman. Dan ketika dia tak jadi menyerang dan ayahnya bangkit

berdiri maka menteri Hong Lok berseru, "Hong Siu, benarkah kau berebut dengan

Giam Khing masalah perempuan? Benarkah kau tergila-gila kepadanya?"

Hong Siu terbelalak, menggigil melihat mayat Kim Ping.

"Heh, benarkah, Hong Siu? Kau tak menjawab ayahmu?"

"Benar," Hong Siu akhirnya menahan sedu-sedan. "Dia kekasihku, ayah. Tapi

mereka ini, jahanam-jahanam ini...."

"Ha-ha!" sang ayah memotong. "Kalau begitu aneh kau bisa berebut masalah

perempuan, Hong Siu. Sudah kubilang bahwa perempuan hanya alat bersenang
senang kita. Hayo, berlutut pada pamanmu dan minta maaf!"304

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Apa?" Hong Siu terkejut. "Minta maaf? Keparat, mereka inilah yang harus

minta maaf padaku, ayah. Mereka jahanam hina yang mengganggu kekasihku.....

wutt!" Hong Siu menerjang, menyerang sang paman dan cepat Giam-taijin mengelak.

Menteri itu berseru pada suhengnya betapa kurang ajarnya Hong Siu, anak muda

menyuruh orang tua meminta maaf. Dan ketika Hong Siu menjadi sengit dan

membentak marah akhirnya pemuda itu kalap dan menyerang lagi, ganas.

"Suheng, puteramu harap diatur. Aku tak mau memukulnya. Cegah dia,

hentikan!"

Hong Lok terbelalak. Dalam mabok dan herannya dia menjadi marah.

Pengakuan Hong Siu bahwa dia betul tergila-gila kepada gadis itu dan berebut

dengan Giam Khing membuat menteri ini terbelalak, mukanya merah. Dia tak

mendengar lebih jauh cerita sang anak, baru sepotong sudah percaya, itulah berkat

kecerdikan Giam Lun, sang sute. Dan ketika Hong Siu terus menyerang dan tak

perduli bentakan dirinya tiba-tiba menteri ini berkelebat dan menyambar puteranya

itu.

"Hong Siu, berhenti....!"

Cengkeraman ini sudah cukup. Hong Siu di banting ayahnya dan segera pemuda

itu mengaduh, rasa sakit di hati menjadi kian menjadi-jadi. Ayahnya membela

pamannya. Dan ketika dia melompat bangun dan kecewa serta marah tiba-tiba

pemuda yang frustasi ini melengking dan menjerit keluar kemah, menyambar mayat

kekasihnya.

"Ayah, kau pun jahanam keparat. Kau pemabok dan hidung belang!"
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Heh-heh," sang menteri tertawa, bergoyang dalam maboknya. "Kau kuhajar

nanti, bocah tak tahu adat. Awas berani memaki ayah sendiri."

Hong Siu lenyap. Dalam kemarahan dan kecewanya Hong Siu meninggalkan

pasukan, hari itu juga tak kembali. Dan ketika Giam-taijin lega dan melirik puteranya

maka Giam Khing tersenyum dan menganggnk, menahan pamannya yang mau roboh.

"Sudahlah, Hong Siu sedang kecewa, paman. Tak apa-apa dan biar dia keluar.

Paling-paling sebentar hari lagi dia akan sadar dan pulang."

Menteri Hong Lok ha-ha-he-he. Sebenarnya menteri itu pun terpukul guncangan

batin, terkena stress sejak melihat sepak terjang sutenya, menteri Giam Lun, juga

keponakannya, Giam Khing. Menjadi ikut-ikutan dan sudah terjebak oleh kelicikan

adiknya ini. Kejahatan kakek moyang Giam Hok menjalar pada sutenya itu, diwarisi

pula oleh Giam Khing. Dan karena dia terjebak dan "ketularan" penyakit kakek

moyangnya sendiri, Gi Siong, maka menteri itu tertawa-tawa melanjutkan minum

araknya, menganggap Hong Siu kembali namun ternyata tidak. Pemuda itu tak

pernah kembali lagi dan Hong Beng Lama kehilangan seorang pemimpin muda,

Hong Siu entah ke mana dan tentu saja Hong Beng Lama terkejut. Perbuatannya yang

semula ditujukan kepada menteri Giam kiranya merembet yang lain, antar saudara

mulai cekcok dan agak tak tenanglah Lama ini. Dan ketika sejak itu Hong Siu tak

pernah kembali dan menteri Hong Lok tentu saja kecewa dan juga masygul

mendadak menteri ini pun menghilang dan meninggalkan pasukan.

"Apa? Suhengmu pergi?"305

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Begitulah, sekarang tinggal kita berdua, Hong Beng Lama. Dan dua anak muda

ini. Aku menyesal, tapi tak dapat mencegahnya."

Hong Beng Lama mendelong. Hari itu Giam-taijin datang kepadanya,

menceritakan kepergian suhengnya itu dan entah kapan Hong Lok meninggalkan

kemah, tak ada yang tahu. Tapi karena di situ masih ada dia dan Giam-taijin dan

Giam Khing serta Hong Lam juga ada di situ maka Lama ini coba menghibur diri.

"Baiklah, barangkali suhengmu akan kembali lagi, taijin. Serangan kita

lanjutkan dan gempur terus kota raja!"

Giam Lun mengangguk. Sebenarnya, dengan kepergian suhengnya itu dia tak

merasa kehilangan, kecuali pasukan. Sepak terjangnya di situ sudah bebas dan seperti

di rumah sendiri. Hong Beng Lama tak banyak tingkah dan kota demi kota sudah

mereka rebut. Tapi karena suhengnya adalah tenaga yang dapat diandalkan dan

betapapun kepergian menteri Hong Lok itu cukup mengurangi kekuatan maka

gerakan mereka agak terhambat dan kekecewaan Hong Beng Lama memang dapat

dimaklumi. Tenaga Giam-taijin saja tak cukup, meskipun di situ ada Giam Khing,

puteranya. Dan ketika pasukan ini menjadi terkenal sebagai pasukan yang buas dan di

mana-mana mereka selalu mengganggu dan memperkosa wanita maka dua minggu

kemudian, ketika pasukan kian mendekati kota raja dan maju dengan beringas

mendadak gerakan mereka tertahan.

Ada dua pemuda luar biasa mencegat mereka. Dua pemuda ini begitu hebat,

masing-masing mengenakan topeng. Dan ketika Hong Lam dan Giam Khing tak

tahan menghadapi lawannya dan berkali-kali mereka dipukul mundur maka saat

itulah muncul Hu Kang, menggebah dan menggempur pasukan Hong Beng Lama ini.

Kesaktian menteri itu meming sudah diketahui. Dibantu dua pemuda itu menteri ini

menjadi semakin lihai saja. Dan ketika Hong Lam dan pasukannya terpaksa mundur

dan Giam Khing di pihak lain juga mandi keringat melapor kekalahannya maka Hong

Beng Lama dan Giam Lun, yang selalu di belakang memimpin barisan terkejut.

"Apa? Kalian tak dapat maju?"

"Bukan hanya tak dapat maju, ayah. Melainkan terpukul mundur dan

kewalahan. Musuh di bantu dua pemuda tak dikenal yang amat lihai!"

"Dan menteri Hu Kang juga tiba-tiba muncul. Kami benar-benar terdesak dan

tak dapat menandingi!" Giam Khing menyambung, diam-diam gentar dan

mengumpat karena sehari itu dia main kucing-kucingan menghadapi lawannya yang

lihai. Menteri Hu Kang di tengah memberi aba-aba, maju dan memukul pasukannya

sementara mereka bertanding sengit. Dan ketika Giam-taijin dan Hong Beng Lama

terbelalak dan tertegun mendengar itu maka pasukan sendiri juga menceritakan

kejadian sehari yang mendebarkan.

"Pemuda itu seperti iblis. Sayang Tan-taijin atau puteranya tak ada. Kalau

mereka di sini barangkali kita tak dipukul mundur!"

"Ya, dan menteri Hu Kang juga maju menunjukkan kepandaiannya, kawan
kawan. Baru sekarang menteri itu datang dan rupanya mencari kawan baru!"

"Berar, dua pemuda itu hebat. Giam-kongcu dan Hong-kongcu sendiri tak dapat

menghadapi. Bagaimana balasan kita nanti?"306

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Bukankah di sini masih ada Hong Beng Lama?" yang lain tiba-tiba menyahut.

"Dan Giam-taijin juga membantu kita, kawan-kawan. Tak perlu khawatir dan lihat

saja besok majunya dua pemimpin kita itu!"

"Tapi di sana ada tiga orang, di sini hanya dua!"

"Eh, bukankah Hong-kongcu dan Giam-kongcu juga dapat membantu? Lihat

saja, kawan-kawan, tak usah berkecil hati dan biar kita serahkan pada pemimpin

kita!"

Hari itu memang kegemparan baru muncul. Pasukan Hong Beng Lama, yang

biasanya menggilas dan maju dengan buas baru untuk pertama kali itu tertahan.

Menteri Hu Kang muncul tiba-tiba, juga dua pemuda tak dikenal itu. Dan sementara

mereka ribut sendiri dan di kemah lain Hong Beng Lama mendengar laporan

puteranya dan Giam Khing maka sebuah peristiwa baru memang akan

mengguncangkan pasukan ini.

*

* *

"Gempur! Maju.......!"

Begitu Giam Lun memberi aba-aba ketika pagi itu pasukannya bergerak.

Semalam bersama Hong Beng Lama menteri ini telah menyiapkan segalanya. Pagi itu

semua kekuatan dikerahkan, Giam Lun atau Giam-taijin mencari Hu Kang. Hong

Beng Lama didampingi puteranya mendobrak di sayap kiri, karena di situlah katanya

pemuda luar biasa itu datang. Dan ketika Giam Khing mendampingi ayahnya dan

pagi itu pasukan bergerak maka yang ada di tengah ialah menteri Giam ini bersama

puteranya, yang diam-diam gentar dan sebenarnya melirik sana-sini mencari pemuda

satunya yang kemarin membuat dia jatuh bangun. Pasukan berderap dan musuh pun

menyambut. Di sana tampak seorang laki-laki gagah menunggang kuda, itulah

menteri Hu Kang. Dan ketika dua pasukan bertemu dan bersorak sambil menyerang

maka dua pihak mulai saling memaki dan menusuk.

"Basmi pemberontak. Tangkap Hong Beng Lama!"

Itulah balasan musuh. Hu Kang, menteri di atas kuda itu mengerahkan

khikangnya. Suara menteri ini bergetar sampai jauh dan di sayap kiri Hong Beng

Lama menggeram. Dia sengaja menghindari menteri itu karena teringat

pengalamannya yang lalu, bahwa dia sampai terjebak dirobohkan menteri itu. Dan

ketika dua pasukan bertemu dan saling membentak maka jerit atau pekik kesakitan

mulai terdengar, diiring dencing atau suara senjata beradu dan satu dua tubuh mulai

bergelimpangan. Perang memang selalu begitu. Darah mulai memuncrat dan basahlah

bumi oleh keringat dan darah anak manusia. Dan ketika bentak atau pukulan mulai

sambar-menyambar maka menteri Hu Kang, yang gagah menerobos maju mencari
cari Hong Beng Lama, tak ketemu karena yang ada ialah menteri Giam Lun. Menteri

Magada ini telah melihat musuhnya dan sudah gatal tangan. Giam Khing, yang dulu

pernah bertemu menteri itu berkata pada ayahnya bahwa itulah Hu-taijin, menteri

lihai yang dimiliki kaisar. Dan ketika dua orang itu sama bergerak maju dan

merobohkan siapa saja yang di depan maka akhirnya dua orang ini berhadapan dan

Giam-taijin terbahak-bahak.307

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

"Hu-taijin, akulah lawanmu!" Giam Lun berkelebat, tak menggunakan kudanya

dan segera pukulan menteri itu menyambar. Hu Kang atau menteri Hu terkejut, tak

mengenal siapa lawannya namun menyambut. Dan ketika kuda meringkik dan roboh

tak kuat menerima benturan keras maka Hu-taijin berjungkir balik menyelamatkan

diri.

"Dess!"

Hu Kang telah hinggap di atas tanah. Kudanya terlempar dan tak dapat berdiri

lagi, kaki belakangnya patah, terkejutlah menteri itu. Dan ketika dia tegak di tanah

dan bersinar memandang lawannya maka dia membentak menanya siapa lawannya

itu.

"Ha-ha, aku Giam Lun, Hu-taijin. Barangkali kau telah mengenal puteraku yang

di sana. Lihatlah!"

Hu Kang tertegun. Giam Khing, yang menyeringai dan merampas tombak

seorang pasukan tertawa memperlihatkan diri. Berdampingan dengan ayahnya

pemuka itu menjadi besar hati, Hu-taijin melihat pemuda itu merobohkan dan

menendang seorang perajurit. Dan ketika menteri terkejut dan sadar dengan siapa dia

berhadapan maka dia pun merah mukanya menegur tajam.

"Bagus, kiranya kau, Giam-taijin? Jadi benar laporan yang kuterima bahwa

Magada terang-terangan membantu Hong Beng Lama?"

"Ha-ha, kami datang untuk membungkam kesombonganmu, menteri Hu Kang.

Juga karena secara pribadi kau berhutang kepada kami!"

"Tapi Tiongkok selamanya tak mengganggu Magada! Kenapa sekarang Magada

mengganggu kami?"

"Ha, ini karena kesalahanmu, taijin. Kau mencuri dan menyembunyikan peta

keluarga Empat Pendekar. Hayo serahkan peta itu dan menyerah baik-baik..... dess!"

Giam Lun berkelebat, kembali menyerang sambil bicara. Licik menteri ini. Tapi Hu

Kang yang waspada dan menangkis tiba-tiba membuat keduanya terdorong dengan

menteri Giam surut setindak lebih jauh.

"Keparat, kau curang, Giam-taijin. Kau persis kakekmu Giam Hok.... wutt!"

sang menteri membalas, gusar membentak geram dar Giam Lun menangkis. Dan

ketika dua orang itu kembali tergetar dengan Giam-taijin terdorong setindak lagi

maka menteri Magada itu terkejut melihat kehebatan lawan, merah mukanya dan

segera balas, menyerang. Pukulan atau hantaman tangan kosong mulai dilakukan dua

menteri ini, Hu-taijin mendengus dan mengelak. Dan karena musuh sudah di depan

mata dan Giam-taijin atau Giam Lun tiba-tiba berkelebatan dan mendahului menteri

Hu maka dua orang itu bergebrak dan sudah saling serang-menyerang, tidak banyak

cakap lagi.

"Duk-plak!"

Benturan ini kembali membuat menteri Giam terdorong. Sudah dua kali ini dia

selalu terpental, Giam-taijin terbelalak dan penasaran. Dan ketika dia melengking dan

membentak keras tiba-tiba menteri itu mempercepat gerakannya dan menyambarlah

kedua tangan atau kakinya, mencuat dan menampar dan tiba-tiba angin berpusing

dahsyat. Kian lama kian cepat dan lenyaplah kemudian tubuh menteri Magada itu.308

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Giam Lun tak kelihatan lagi tubuhnya karena sudah berobah menjadi bayangan,

berkelebatan dan menyambar-nyambar bagai naga menari. Hebat menteri itu. Dan

ketika seruan atau bentakannya mempercepat gerakannya ini dan satu dua pukulan

mengenai tubuh lawan maka menteri Hu Kang tergetar dan terdesak.

"Hebat, kau luar biasa, Giam-taijin. Agaknya ini Sin-tiauw-kun (Silat

Rajawali)!"

"Ha-ha, kau lihai, Hu-taijin. Benar, ini Sin-tiauw-kun. Tapi aku masih

mempunyai ilmu-ilmu lain. Lihatlah..... wirr-dess!" Hu-taijin terkena sebuah pukulan

lain, tadi menyelinap dan menghantam dari samping. Gerakan itu aneh hingga

menteri ini terkecoh, pundaknya menerima pukulan kuat dan hampir dia terbanting.

Dan ketika lawan tertawa-tawa dan Hu-taijin mundur terdesak maka satu dua pukulan

lagi mendarat di tubuh menteri itu tapi Hu-taijin tak apa-apa, mengerahkan

sinkangnya dan melindungi bagian yang terpukul. Lawan terbelalak dan mengerutkan

kening, diam-diam memuji dan tentu saja mengumpat. Di dalam hati Giam Lun harus

mengakui bahwa lawannya ini memang kosen, sebenarnya kalau orang lain tentu

beberapa pukulannya tadi sudah sanggup merobohkan, Hu-taijin hanya tergetar saja

dan sesekali terdorong surut. Itu menunjukkan menteri ini kebal memiliki sinkang

yang kuat, penasaranlah ayah Giam Khing itu. Dan ketika dia mempercepat

gerakannya dan lawan menjadi bulan-bulanan pukulan maka menteri Hu Kang tiba
tiba membentak dan mengerahkan ginkangnya, lenyap berkelebatan pula dan kini

hilanglah dua jago itu dalam pertandingan cepat. Pasukan di sekitar mereka tak dapat

lagi melihat mana bayangan Hu-taijin dan mana pula bayangan Giam-taijin. Dua
duanya sambar-menyambar bagai elang atau rajawali, sesekali menggeram dan
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

geraman mereka bagai geraman seekor naga sakti, tanah bergetar dan beberapa yang

dekat dengan pertandingan terjungkal. Dan ketika dua orang itu serang-menyerang di

balik dua gundukan bayang-bayang cepat yang bergerak saling melingkar maka

benturan atau pukulan di antara keduanya mulai memperdengarkan dentuman keras

bagai dua batu raksasa bertumbukan di udara.

Tertegunlah perajurit dua belah pihak. Baru kali ini Giam-taijin mendapat lawan

setanding. Baru kali itu mereka melihat manteri Giam menggeram dan mengumpat.

Biasanya, menteri itu tertawa-tawa dan musuh yang dihadapi yang mengumpat.

Giam-taijin biasanya mempermainkan musuh dan dalam beberapa gebrakan saja

biasanya musuh roboh. Tapi melihat menteri itu sekarang membentak dan memaki di

balik bayangannya maka pertempuran di sekitar tiba-tiba berhenti dan masing-masing

menonton jagonya.

Tapi tak lama kemudian orang-orang ini terkejut, Hu-taijin mengeluarkan seruan

panjang mirip pekik seekor naga, hawa dingin tiba-tiba menyambar dan terkejutlah

dua pihak yang menonton di situ. Baju mereka tiba-tiba di serang hawa dingin dan

berobah menjadi kaku, tak lama kemudian tak dapat digerakkan dan orang-orang itu

pun menggigil. Mereka bisa menjadi manusia es kalau tidak cepat menyingkir.

Orang-orang ini berteriak dan mundur menjauh, masih kurang jauh dan beberapa di

antaranya tiba-tiba roboh. Mereka itu tak sempat menyelamatkan diri dan tubuh

sudah menjadi kaku kebiruan, tepekiklah orang-orang itu. Dan ketika disana Giam
taijin sendiri diserang hawa dingin di mana gigi menteri itu tiba-tiba buketrukan

seperti orang demam maka menteri ini terkejut berseru tertahan.

"Soat-kong-jiu (Pukulan Sinar Salju).....!"309

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

Hu-taijin tersenyum. Menteri ini tertawa mengejek, memang benar dia

mengeluarkan ilmu pukulannya itu dan lawan pun terkejut. Ilmu pukulan ini

mengandung tenaga Im-kang (Dingin) yang semakin kuat dikerahkan akan semakin

besar pengaruhnya. Orang yang berdiri dekat pasti kedinginan, apalagi Giam-taijin

itu. Tapi karena menteri Magada ini juga bukan orang sembarangan dan dia

membentak nyaring tiba-tiba menteri itu menyembur dan keluarlah uap panas dari

tubuhnya.

"Plak-dess!"

Hu-taijin tertegun. Lawan bergoyang tertawa mengejek, rasa dingin dapat

dilenyapkan dengan uap panas dari tubuhnya tadi. Hu-taijin membentak menambah

tenaganya, hawa semakin dingin dan lawan pun mengeluarkan seruan keras, diserang

lagi dan bertahan lagi dan Giam-taijin akhirnya menggereng. Kewalahan juga menteri

ini bertahan dari pukulan dingin yang dikeluarkan lawannya itu, betapapun menteri

Hu Kang memang menteri yang amat lihai. Dan ketika pukulan Soat-kong-jiu masih

coba ditahan menteri Magada itu dan Hu-taijin menggerakkan tangan kirinya tiba
tiba pukulan panas menyambar dan meledaklah sebuah sinar menghantam lawannya

itu.

"Dess!"

Kali ini Giam-taijin mencelat. Menteri itu terkena pukulan Pek-in-ciang

(Pukulan Awan Putih), berkeredap sinarnya dan sungguh hawa pukulan ini amat

bertolak belakang dengan Soat-kong-jiu yang dingin. Pek in-ciang mengandung

tenaga panas dan menteri Giam Lun terpekik. Dan ketika menteri itu terlempar

bergulingan dan Hu-taijin barkelebat mengejar maka menteri ini terdesak dan

menangkis dengan muka pucat, kali ini tak dapat bertahan dan apa boleh buat tiba
tiba dia mencabut pedangnya. Baru kali ini Giam Lun mengeluarkan senjata sejak

peperangan dimulai, menunjukkan betapa lawannya itu terlalu hebat dan terpaksa

menteri ini mencabut senjata. Dan ketika dia menangkis dan pedang bertemu lengan

lawan maka Hu-taijin terhuyung dan lawan melompat bangun.

"Plak!"

Giam-taijin memaki. Kini dia menerjang mendahului, membacok dan menusuk

lawannya itu. Menteri Hu Kang mengelak dan berlompatan, menggerakkan ujung

baju menyampok dan menangkis. Tapi ketika baju terbabat dan menteri ini terkejut

maka apa boleh buat dia pun mengeluarkan senjatanya dan bertemulah pedang

dengan pedang di udara, membentak dan mereka berdua kini bertanding lebih sengit.

Hu-taijin masih mengeluarkan Soat-kong-jiunya atau Pek-in-ciang, ini membuat

lawan mengumpat dan memaki. Dan karena dua pukulan itu silih berganti sementara

pedang dapat di tahan dengan pedang juga maka menteri ini terdesak dan kembali

memaki-maki.

"Kaparat, kau hebat, Hu-taijin. Tapi aku akan membunuhmu!"

"Hm, lihat saja, Giam-taijin. Tapi aku hanya akan menangkap dan

merobohkanmu..... cring-trangg!" pedang bertemu lagi, memuncratkan bunga api dan

tampak bahwa menteri Hu Kang dapat menahan pedang lawannya. Juga tenaga

menteri ini rupanya sedikit lebih unggul dibanding tenaga Giam-taijin, yang suka

menghambur-hamburkan tenaga dengan bermain perempuan. Dan ketika Soat-kong-310

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

jiu atau pun Pek-in-ciang juga, menyambar dan mengiringi dari kiri atau kanan maka

Giam-taijin pun terhuyung dan merah mukanya.

"Dess!"

Menteri itu geram. Pek-in-ciang atau Soat-kong-jiu cukup mengganggunya,

pukulan-pukulan inilah yang dinilai berbahaya dan merepotkan. Dia harus berjaga

karena sekali lengah dia bisa luka dalam. Bacokan pedang dinilai lebih ringan dari

pada pukulan sinkang, semua orang kang-ouw tahu. Dan karena dia harus berhati-hati

terhadap pukulan itu dan serangan pedang selalu diselang-seling dengan Pek-in-ciang

atau Soat-kong-jiu maka menteri ini terdesak dan memaki-maki.

"Keparat, kau hebat, Hu-taijin. tapi tak dapat kau merobohkan aku!"

"Hm, lihat saja. Kita bertanding untuk memperoleh kemenangan. Siapa kalah

dialah menyerah!"

Giam-taijin mengumpat caci. Sekarang pedangnya sering tergetar bertemu

pedang menteri Hu, nyatalah dalam hal sinkang dia kalah sedikit. Barangkali, yang

dapat menandingi adalah suhengnya, menteri Hong Lok. Tapi karena Hong Lok tak

jauh berbeda dengannya dan menteri Hu Kang memang hebat maka agaknya hanya

suhengnya Yonaga itulah yang dapat diandalkan, karena suhengnya itu memiliki

Hwee-liong Sin-kang, satu pukulan ampuh yang tak ada seorang pun di antara

mereka yang dapat menandingi. Kalau Hu Kang bertemu suhengnya Yonaga itu tentu

menteri ini dapat dirobohkan, dia tak memiliki Hwee-liong Sin-kang dan penasaran

serta marahlah menteri Magada ini. Dan ketika dia terus didesak dan satu ketika

pedang bertemu lagi dengan nyaring mendadak pedangnya patah karena dia kalah

tenaga.

"Crangg.......!"

Giam-taijin pucat membanting tubuh bergulingan. Lawan tertawa mengejar

dengan satu tikaman miring, dia mengelak namun masih terkena juga, pundaknya

tergores. Dan ketika menteri Hu Kang berkelebat dan melepas Soat-kong-jiu tiba-tiba

Giam Lun membentak mengeluarkan tongkatnya, menangkis dan segera lawan

terdorong. Kini menteri Magada itu meloncat dan membentak, kemarahan dan

penasarannya sudah sampai di ubun-ubun. Dan ketika dia meliak-liuk dan mainkan

tongkat dengan gaya aneh maka Hu Kang terkejut dan berseru tertahan.

"Koai-tung-jing-liong-sin-hoat...!"

"Ha-ha, benar. Ini warisan asli keluargaku, taijin. Sekarang coba kalahkan aku

dan mari kita bertanding lagi..... wut-trakk!" tongkat menyambar, ditangkis tapi

sudah bergerak ke bawah membabat jari-jari menteri Hu Kang. Sang menteri

melompat dan mundur menjauh. Dan ketika lawan mengejar dan kembali menyerang

maka Hu Kang didesak dan sudah menerima pukulan atau sambaran tongkat yang

aneh, berkelebatan dan segera menteri ini mundur-mundur. Dia tak mengenal "jiwa"

dari permainan silat tongkat itu, akibatnya dia terdesak dan mengerutkan kening.

Kadang melihat tongkat menyambar dahi pemiliknya tapi tiba-tiba mental

menyambar dirinya, atau kadang-kadang seperti menusuk perut lawannya itu tapi

sekonyong-konyong tongkat membalik menusuk lambungnya. Silat tongkat yang

dimainkan lawannya itu benar-benar aneh dan gila, pantas kalau disebut sebagai

permainan Tongkat Gila. Dan karena tongkat juga menyambar-nyambar seperti311

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

seribu ekor naga menari maka menteri Hu kewalahan dan harus cepat berkelit atau

menangkis kalau tak ingin dihajar, bingung namun dia bertahan dengan pedangnya,

ternyata tak kuat dan terpaksa menteri itu membantu dengan Soat-kong-jiu dan Pek
in-ciang. Dan ketika dari benturan berkali-kali menunjukkan sinkangnya lebih kuat

dibanding lawan karena menteri ini tak pernah menghambur-hamburkan tenaganya

dalam nafsu berahi maka lawan akhirnya terbelalak dan mengumpat, mendapat

kenyataan bahwa meskipun dia mendesak namun Hu-taijin dapat bertahan, tak lama

kemudian dapat membalas dan pulihlah kedudukan menteri itu, Hu Kang memiliki

kelebihan sinkang dibanding lawannya, semata karena tak pernah menghambur
hamburkan tenaga dalam nafsu berahi. Dan ketika tak lama kemudian menteri itu

dapat membalas dan kembali dengan baik akhirnya tongkat tertahan dan Koai-tung
jing-liong-sin-hoat bahkan terpental bertemu pedang atau pukulan menteri itu.

"Jahanam! Terkutuk kau, Hu-taijin. Keparat!"

Menteri Hu Kang tak menjawab. Lawan mandi keringat dan sudah terengah,

napasnya memburu dan kembali di sini menteri Hu Kang menunjukkan kelebihannya.

Tenaga yang tak pernah diboroskan membuat menteri ini lebih kuat, napasnya lebih

panjang dan secara fisik menteri itu menang setingkat dibanding lawannya. Dan ketik

semua sambaran tongkat dapat dihalau dan Giam Lun memaki-maki maka pukulan

Soat-kong-jiu atau Pek-in-ciang mulai lagi mengenai tubuh lawannya itu di sela-sela

serangan tongkat.

"Plak-dess!"

Menteri ini mengeluh. Hu Kang mendesak dan memusatkan perhatian pada

lawannya ini, betapapun Giam-taijin adalah lawan yang alot dan tangguh. Kalau

lawannya itu tidak berhambur-hambur dalam nafsu berahi barangkali kedudukan

mereka seimbang, tak akan ada yang kalah atau menang, hal yang berat. Dan ketika

dia mendesak dan kembali Soat-kong-jiu atau Pek-in-ciang menghantam lawannya

maka Giam Lut membentak mengeluarkan totokan jari tunggalnya, It-yang-ci.

"Crit!"

Hu Kang terkejut. Segera dia teringat ilmu-ilmu lain yang dimiliki keluarga

Giam, seperti It-yang-ci ini dan Koai-tung-jing-liong-sin-hoat. Namun ketika dia

mengelak dan lawan menyambar kembali dengan totokan jari tunggal maka sang

menteri menerima dan kali ini menyambut.

"Plak!" totokan mental. Nyata sinkang menteri Hu lebih kuat dibanding lawan,

It-yang-ci tertolak dan menteri Giam Lun berteriak penasaran, kembali menyerang

namun totokannya mental. Dia bahkan meringis karena jarinya ngilu, disambar

tangkisan lawan. Dan ketika lima enam kali tetap gagal juga dan Giam Lun

membentak mengeluarkan seruan panjang tiba-tiba tangan kiri menteri itu mendorong

dengan satu pukulan lurus.

"Dess!"

Menteti Hu Kang bergoyang. Kali ini Soat-kong-jiu bertemu pukulan lain,

tergetar namun menteri itu tak apa-apa. Lawan melengking dan menyambar lagi. Dan

ketika pukulan kembali di tolak dan sang menteri menambah kekuatannya maka

lawan pun terpental dan Giam Lun memaki-maki, memekik dan tiba-tiba merobah

ilmu silatnya. Kini tongkat mengaung dan tangan kiri mencengkeram atau membetot,312

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

ganas dan hebat ilmu silat itu. Namun Hu-taijin yang mengimbangi atau menangkis

ternyata dapat juga menghalau pukulan itu, bahkan tertawa mengejek dan lawan

beringas. Giam Lun menggeram bagai singa haus darah, menyerang lagi namun

tertolak. Tenaga murninya kalah dibanding lawan. Dan ketika berkali-kali begitu dan

lawan terlampau tangguh akhirnya menteri Hu Kang berseru mengejek padanya.

"Ini Toat-beng-mo-kun (Silat Iblis Pencabut Nyawa), taijin? Dan kau

menggabungnya bersama Koai-tung-jing-liong-sin-hoat? Ha-ha, hebat tapi kurang

tenaga, Giam-taijin. Agaknya kau terlalu menghambur-hamburkan hawa murni!"

"Keparat, kau jahanam, menteri Hu. Biar puteraku membantu.... he!" menteri itu

menengok. "Bantu aku, Giam Khing. Robohkan menteri ini dan kita bunuh dia....!"

Namun Giam-taijin terbelalak. Tiba-tiba dia menghentikan seruannya, melihat

Giam Khing bertanding dengan seorang pemuda berkedok dan puteranya memaki.

Kiranya sejak tadi puteranya ini telah menghadapi seorang lawan, tak dapat

menonton ayahnya tentu saja tak dapat membantu. Giam Khing sudah diserang

pemuda berkedok dan pemuda itu pucat. Pemuda ini tampak kewalahan dan justeru

berteriak minta tolong pada ayahnya. Dan ketika menteri Giam tertegun dan meleng

melihat puteranya maka Soat-kong-jiu di tangan kiri menteri Hu menyambar

lehernya.
Dewi Kelabang Hitam Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dess!"

Menteri ini terguling-guling. Giam-taijin memaki melompat bangun, terhuyung

namun tidak apa-apa. Nyata, kekebalannya cukup melindungi. Dan ketika Hu-taijin

tertawa dan berkelebat melepas satu pukulan lagi maka menteri itu menggereng

menggerakkan tongkat.

"Crakk!"

Kali ini tongkat putus. Hu-taijin menggerakkan pedang begitu lawannya

menggerakkan tongkat, Giam Lun memaki dan terpaksa menggulingkan tubuh lagi.

Dan ketika dia melompat bangun dan lawan mengejar maka Pek-in-ciang kali ini

menyambar dan mengenai punggungnya.

"Dess!"

Menteri itu mengumpat kotor. Kini tampaklah bahwa Hu-taijin di atas angin,

Giam Lun tersentak melihat puteranya terdesak. Dan ketika dua tiga kali kembali

pukulan lawan mengenai dirinya dan pedang di tangan menteri Hu Kang juga ikut

bergerak menyelinap dan membacok maka pundak dan sebagian pangkal lengan

Giam-taijin robek terkuak, mengucurkan darah dan menteri itu melengking. Di sana

puteranya berteriak-teriak minta tolong, Giam Khing terdesak hebat dan tak berdaya.

Dan ketika menteri itu mendelik dan harus melempar tubuh oleh pukulan dingin

maka di sana Giam Khing roboh terpekik mendapat sebuah tamparan pula.

"Ayah, tolong... aduh!"

Giam-taijin pucat. Giam Khing terjungkal dan roboh, lawan tertawa dan

menotoknya. Dan ketika menteri itu hendak berkelebat namun Hu-taijin mencegat

dan mendorongnya maka menteri ini kalut dan gelisah, menangkis tapi dia terbanting

dan apa boleh buat dia harus menjauhkan diri. Keadann menjadi tidak

menguntungkan dan kedudukannya benar-benar berbahaya. Di sana puteranya telah313

BATARA Dewi Kelabang Hitam

Kolektor E-Book

ditangkap dan tak berdaya, pucat menteri itu. Dan ketika Hu-taijin terus mendesak

dan bayangan yang merobohkan puteranya itu hendak berkelebat dan membantu Hu
taijin tiba-tiba menteri ini berteriak marah menghamburkan senjata-senjata

rahasianya, paku dan jarum dan segera menteri Hu Kang menangkis. Dan begitu

lawan meruntuhkan senjata-senjata rahasianya dan berhenti menyerang maka Giam

Lun memutar tubuh dan melarikan diri.

"Hei...........!"

Pasukannya kaget. Saat itu dua pihak sedang menonton, pasukan yang berperang


Pendekar Slebor 64 Pedang Buntung Eldest Serial Inheritance Cycle 2 Karya Meraba Matahari Karya S H Mintarja

Cari Blog Ini