Ceritasilat Novel Online

Catatan Pendek Cinta Panjang 2

Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra Bagian 2

membahagiakan.

l9/09/20l3

Hku merasa lengkap

meski kita belum

sempurna. Hku merasa

senang meski hatimu

belum juga kugenggam.

Aku Pernah Merasakan

Hangat Petukmu

Harusnya aku tak menaruh apa-apa di matamu.

Karena kini begitu sakit rasanya saat menatap kembali.

Ada rindu yang dari dulu belum sempat kusudahi, tetapi

kau segera membawanya pergi. Juga hati yang kau rebut

paksa untuk menyudahi janji. Sebelum kita benar?benar

menepati.

Harusnya aku tak jatuhkan rasa kepada bibirmu.

Karena kini begitu pilu mendengarkan potongan kalimat

selamat tinggal untukku. Dengan mudahnya kau lumatkan

luka di dada. Tak ada lagi manis manja kata rindu. Yang

kau katakan, segeralah lupakan aku. Apa kau tak pernah

berpikir, bibir manis itu pernah membuatku merasa

semuanya tak akan pernah berakhir? Namun, nyatanya

kini perpisahan kau sebut takdir.

Aku tak bermaksud menyalahkan kau yang mengingkari

janji. Juga tak mau mengatakan semua luka adalah ulahmu.

Hanya saja, setumpuk perih masih saja tersisa. Hingga

saat aku tak bisa lagi menemuimu, pedihnya belum juga

mereda.

Namun, pada akhirnya aku pun harus mengerti.

Mencintaimu adalah keputusan yang tak perlu kusesali.

|05

|O6

Bagaimana pun, aku pernah merasa hangat pelukmu.

Juga lelaki yang menenangkan sedu sedanmu. Hanya

saja, mungkin alam memang tak pernah sepakat untuk

kita terus bersama. Biarlah luka ini tetap kubawa, entah

sampai di ujung jalan mana. Entah sampai malam ke

berapa. Jika kau bahagia, harusnya aku juga bisa bahagia.

| l/04/20l4

Mencintaimu adalah

keputusan yang tak perlu

kusesali.

Menangislahjika

Rasanya Mete akanmu

Walaupun tu Tak

Berarti Lagi

Suatu hari kita pernah berada pada titik ini:

Kamu yang baru saja patah hati. Sangat merasa

tersakiti oleh lelaki yang kamu cintai. Dan, tidak ada

hal yang ingin kamu inginkan selain tetap bersamanya.

Membuat dia kembali mencintaimu. Sedangkan dia sudah

memilih perempuan lain sebagai orang yang dia cintai.

Bukan hanya sebagai pacar, tetapi lelaki yang kau sebut

kekasihmu itu telah memilih menikahi perempuan lain.

Yang sebenarnya tidak lebih cantik dari dirimu.

Kau menangis sejadi-jadinya, membayangkan

banyak hal yang tidak akan bisa kau lewati sendiri. Aku

hanya membiarkan kamu yang menangis seperti orang

kehilangan separuh hidupnya itu. Meski belum pernah

ditinggal menikah oleh orang yang aku cintai, tetapi

setidaknya aku tahu rasanya. Aku pernah ditinggal untuk

selamanya oleh nenekku. Perempuan yang dari kecil

merawatku, semenjak ibu memilih lebih dulu ke surga.

Jadi, aku paham rasanya kehilangan.

|07

|08

Setelah kau kehabisan suara, barangkali air matamu

juga lelah berproduksi. Kau memilih menyerah. Meski

tidak mampu tersenyum. Kau bertanya kepadaku.

Bagaimana cara melupakan. Bagaimana cara agar kau

hidup dengan bahagia tanpa dia. Namun, beberapa saat

kemudian air matamu malah keluar lagi. Kau menangis

sejadi-jadinya. Padahal, aku baru saja ingin mengatakan

sesuatu.

Kau harusnya paham, bahwa menangis tidak pernah

mampu mengembalikan sesuatu (kecuali kau anak

kecil yang sedang dengan ayahmu, atau ibumu, di toko

mainan, atau mainanmu diambil temanmu). Namun, jika

kau menangis untuk sebuah perasaan, untuk seseorang

yang memilih hilang, tangisanmu sungguh tidak akan

mengembalikan apa pun. Jangankan seseorang yang

memilih hilang, kucing betina kesayanganmu yang memilih

mati sebelum memiliki anak pun, tidak akan pernah hidup

lagi walau kau menangis seminggu tanpa henti. Apalagi.

kekasih yang memilih pergi dan memilih melupakanmu.

Hari itu, aku hanya membiarkanmu menangis,

kau berhak menangis sejadi-jadinya. Meski kau tahu

tangisanmu sudah tak berarti baginya. Lagi pula, apa yang

bisa kulakukan untuk membuat kekasihmu yang menikah

itu kembali kepadamu?

24/l0/20l4

Belad'tar Menikmati

Pahit amis Patah Hati

Kemarin. Saat matahari ingin beristirahat, aku

menemui dia. Perempuan yang dulu pernah menjadi

kami. Sekarang hanya aku dan dia. Tanpa ada kata kami

seperti dulu lagi. Dia memintaku datang menemuinya.

Di pantai Purus. Pukul enam kurang tiga belas menit.

Katanya, dia butuh teman bicara.

Tadinya aku sempat ingin menolak. Namun, dari

caranya berbicara melalui telepon, aku tidak sanggup

mengatakan tidak. Aku mengerti bagaimana rasanya

mendapatkan penolakan saat aku butuh seseorang.

Sangat tidak menyenangkan.

Aku sampai tepat waktu sesuai janji. Pukul lima lewat

tiga puluh menit. Dia mentraktirku gulai Lengkitang.

Makanan khas pantai Purus. Padang. Aku dan dia duduk

beberapa meter dari jembatan yang baru selesai setahun

lalu. Di bangku plastik yang menghadap laut. Di depan

kami ?di pinggir laut- ada perahu kayu milik nelayan

berbaris cukup rapi.

Lima belas menit pertama dia masih berusaha asyik.

Membahas pekerjaan. Basa-basi. Ia juga mengajukan

|09

ll0

pertanyaan: dengan siapa aku sekarang menjalin

hubungan?

Beberapa menit kemudian pembicaraannya mulai

mengarah pada hal yang lebih serius. Katanya, dia baru

saja putus. Dengan kekasihnya setelah aku. Dulu kami

putus baik-baik. Meski saat itu aku merasa hatiku tidak

lagi baik. Aku masih mencintainya. Sedangkan dia sudah

tidak lagi mencintaiku. Karena itulah kami harus putus.

Begitulah katanya.

Sore itu dia menangis, meski suaranya tidak terdengar.

Namun, ada air yang mengalir di pipinya. Dia sangat

mencintai lelaki itu. Mungkin sama seperti aku mencintai

dia dulu. Atau mungkin lebih. Namun, orang yang dia

cintai mengatakan tidak lagi memiliki perasaan yang sama.

Lalu, mengakhiri hubungan mereka.

"Bagaimana caramu melupakan aku dulu? Aku

ingin melakukan itu untuk menenangkan hatiku. Untuk

membuat hidupku bahagia lagi."

Aku tidak tahu cara yang tepat untuk menjawab

pertanyaan itu. Bagaimana caramu melupakan aku dulu.?

Ah, ternyata aku dan dia sudah selama itu mengakhiri

hubungan berkekasih.

Aku hanya diam. Mencoba mencari kalimat yang

tepat. Kalimat paling kuat yang aku punya saat ini.

"Di dunia ini kita akan ditemukan dengan orang-orang

yang membuat kita bahagia. Juga sebaliknya. Namun satu

yang pasti, mereka dikirim kepada kita selalu dengan

satu alasan; agar kita belajar." Aku mencoba memberi

senyuman. Lagi-lagi senyum yang kubuat agar aku

terlihat kuat, "Agar kita belajar berkasih sayang. Agar

kita belajar melupakan. Agar kita belajar terbiasa. Meski

kadang, kita tak selalu berhasil pada pelajaran pertama.

Namun, kita bisa mencoba untuk mengulangi pelajaran

itu lagi, kan?" Aku kembali menatap perahu nelayan. Sore

sudah berganti senja. Lengkitang yang tadi terasa sedap

pun, menjadi hambar. Namun, aku belajar untuk tetap

menikmatinya.

04/l0/20l4



Semestinya Kau Tahu

Hari ini aku bertemu dengan seseorang. Dia yang dulu

pernah memanggilku 'sayang', sebelum akhirnya memilih

meninggalkan.

Ada perasaan canggung, awalnya. Sebelum semuanya

ditenangkan oleh rasa rindu. Mungkin benar, saat bertemu

dengan seseorang yang dulu pernah kita sayang, kita akan

merasakan rindu, dan itu wajar.

Aku duduk berhadapan dengannya.

"Kamu masih suka kopi?" Dia bertanya padaku.

Dia memang tahu, kalau dulu aku menyukai kopi. Dan

sering kali, dia melarangku untuk minum air pekat pahit

itu. Dia tidak suka melihatku minum kopi.

"Untukmu kopi itu tidak baik. Lihat tubuhmu! Kurus."

Aku sempat tidak menghiraukan ucapan dia. Aku pikir,

kalau dia benar?benar mencintaiku, dia akan menerimaku

apa adanya. Termasuk semua kebiasaanku. Baik atau pun

buruk.

Benar. Dia benar?benar mencintaiku. Aku bisa

merasakan itu. Dia begitu tabah menghadapi hobiku yang

tidak baik untuk tubuhku. Selain suka meminum kopi

ll3

l|4
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berlebihan ?sampai lebih empat cangkir sehari- aku juga

merokok.

"Aku mungkin bisa memahamimu untuk minum kopi.

tetapi tolong jangan merokok di dekatku! Itu tidak baik

untukku."

Untuk hal itu, aku memenuhi keinginannya. Aku

tidak pernah merokok di dekatnya lagi. Namun, aku

tidak pernah berhenti merokok, dan tetap meminum

kopi. Hingga pada akhirnya dia merasa lelah. Ia pergi

meninggalkanku. Menanggalkan semua hal yang pernah

kami sepakati.

Hari ini kami duduk berdua. Aku masih merasakan

kelembutannya saat berbicara. Dia menatap mataku.

Sepertinya kasihan melihat tubuhku yang semakin kurus.

"Apa kamu pernah mencintaiku apa adanya?"

Entah kenapa pertanyaan itu keluar dari mulutku.

Ah, ini pertanyaan yang seharusnya aku sampaikan

empat tahun lalu, sebelum kami putus. Sebelum dia

memutuskanku lebih tepatnya.

"Aku bahkan perempuan yang paling bisa

menerimamu apa adanya." Dia menatapku lebih lembut.

matanya seperti kasihan. "Tapi kamu tidak pernah bisa

menerimaku apa adanya. Aku ingin kamu lebih baik.

Berhenti merokok, berhenti minum kopi berlebihan. ltu

tidak baik untuk kesehatanmu! Tapi, kamu tidak pernah

mau mengabulkan pintaku."

"Berarti kamu tidak bisa menerimaku apa adanya.

Kamu menuntutku untuk berubah," potongku.

"Kamu tahu. Mencintai itu berdua, menerima apa

adanya adalah menerima hal-hal yang akan membuat kita

berdua menjadi lebih baik. Apa kamu tidak berpikir, jika

kita menikah nanti, kamu sakit-sakitan, lalu anak kita akan

ikut sakit-sakitan. Dan, semuanya berantakan. Aku tidak

bisa menerima semua itu. Karena apa yang kamu lakukan

bukanlah hal yang baik untukmu. Untuk kita. Menerima

pasangan apa adanya, bukan berarti membiarkan dia

tetap menjadi buruk. Namun, menerima dia dengan

senang hati, lalu mengajak bersama-sama untuk menjadi

lebih baik. Bersama-sama saling memperbaiki diri."

Aku terdiam. Dia tersenyum kepadaku. Aku tidak

punya kalimat yang tepat untuk membalas ucapannya.

Rasanya menyesakkan. Orang yang mencintaiku akhirnya

menyerah, bukan karena dia tidak bisa menerima aku apa

adanya. Namun, karena aku tidak bisa membuat diriku

menjadi semestinya.

| l/09/20l4

ll5

Surat Kepada Kau

yang Palisu

Jika tidak cinta memang ada baiknya kau

meninggalkannya pelan-pelan. Sebelum harapan yang

kau tanamkan pelan-pelan menusuk dadanya. Perlahan ia

bisa mati kehabisan napas yang menyesak kala ia tahu hal

sebenarnya. Hal yang kau ingin katakan kepadanya, tetapi

kau menunda-nunda agar ia tidak begitu terkejut dengan

keputusanmu. Tanpa kau sadari hal yang ditunda hanya

akan membuatnya sesak lebih parah saat ia tahu apa yang

ada di bilik hatimu. Kau tak menginginkan dia, tetapi tetap

saja kau menatap dia manja. Kau palsu!

Tidak baik mempertahankan apa yang sebenarnya

tidak lagi kau inginkan. Tidak baik memeluk apa yang

sebenarnya tidak bisa kau hidupi. Ia akan kehabisan

oksigen. lemas, dan mati karenamu. Harapan yang kau

tabur bisa saja tumbuh dan mekar. Lalu, memangsanya

perlahan. Sudahlah, sadari apa yang kau ingini sebenarnya.

Jangan memberi apa-apa yang sebenarnya tidak akan

pernah bisa kamu beri. Hal yang hanya akan menyakitkan

di sudut dadanya. Ingat, kau tidak sedang bermain-main.

Karena harapan bukanlah sebuah permainan. Tidak akan

ada yang kalah dan yang menang. Pada akhirnya hanya

akan menyakiti, dan kau paham betul itu. Apa pun yang

"7

tersakiti cendrung membenci. Harapan yang kau tuai

akan tumbuh menjadi rasa benci kepadamu. Sekali lagi,

jangan main-main dengan hal palsu, nanti kau terbelenggu

sendu.

Katakan saja! Meski beberapa hal memang berat

untuk dikatakan. Karena pada akhirnya apa yang hitam

akan tetap hitam, jangan samarkan menjadi putih. Karena

apa yang tidak bisa kau utuhi, jangan kau selipkan apa pun

kepadanya. Jangan buat dirimu jatuh dengan rindu-rindu

palsumu. Jangan deraikan tangis dengan harapan-harapan

manis. Cinta bukan untuk dieja, tetapi untuk dirasa.

Melalui embusan angin yang mengalir lembut ke seluruh

rongga dada.

l3/02/20l4

Sepasa Hati yang

Tak eijuang

Sepenuh Hati

Aku tahu ini bukan cara yang baik untuk mengutarakan

perasaan. Bukan cara yang bijak untuk menyampaikan

apa yang terasa di dada. Namun, bagaimana mungkin

semuanya terjadi seperti ini. Aku yang mencintaimu,

mengapa dia yang memilikimu?

Jauh sebelum hari ini kita adalah sepasang hati. Dengan

segala daya kita mencoba menyatu dan menyamakan

banyak hal. Aku mencintaimu, pernah kuucapkan berkali
kali.Juga balasan kalimat yang sama kau katakan kepadaku.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi kita. Semuanya kita

mudahkan dengan logika. Kita sepakat untuk membuat

sepaket perjuangan. Melaluinya bersama. Menjalaninya

berdua.

Bertahun sudah aku bertahan. Mempersiapkan segala

kemungkinan. Satu hal yang tak pernah aku siapkan. Aku

tidak pernah mempersiapkan kalau ternyata kau tidak

benar?benar berjuang. Kau tidak melakukan sepenuh

hati. Seperti yang aku lakukan. Aku terlalu yakin untuk

memperjuangkan kita. Hingga lupa mencintai diriku

sendiri.

"9

|20

Diam-diam kau menyimpan ragu di dadamu. Kian hari

kian bertambah. Hingga pada satu waktu kau tumpahkan

semuanya. Membuat hatiku patah. Aku menjadi tidak

tahu diri. Bahkan melakukan hal memalukan pun aku tidak

peduli. Kau ingat? Aku pernah memohon belas kasihmu.

Aku seolah lupa bahwa cinta bukan tentang belas kasih,

tetapi tentang saling mengasihi.

Hingga hari ini aku diburu pertanyaan yang meminta

jawaban. Apakah aku sanggup menyakiti diriku untukse kali

saja? Lalu, mungkin aku akan bahagia. Atau, tenggelam

dalam cintamu yang hampa. Tersakiti sepanjang usia?

3l/l0/l4

Pada Waktunya

Semua Bisa Berubah

Ada banyak hal yang harus kita pahami di dunia ini.

Salah satunya perihal perubahan. Ya, semua pasti akan

berubah pada waktunya. Begitu banyak yang awalnya

teramat cinta kemudian berubah biasa saja. Atau

mungkin malah bertolak belakang, menjadi saling benci.

Ada yang awalnya saling memahami, kemudian berubah

saling egois. Merasa lebih penting dan merasa selalu ingin

menang sendiri. Padahal, dulu mereka sepakat untuk

belajar saling mengerti. Dan, hari ini mereka berubah.

Namun harus kita pahami, perubahan tidak terjadi

begitu saja. Ada proses yang membawanya ke arah itu.

Seperti nasi tidak akan pernah menjadi nasi jika saja

beras tidak pernah ditanak. Proses tanak inilah yang

akan menentukan kualitas nasi. Jika tidak tepat takaran,

nasi bisa saja menjadi bubur. Atau malah menjadi arang.

Gosong.

Begitulah kita. Proses yang membuat kita mengalami

perubahan. Jika kita melaluinya dengan baik, kita akan

berubah ke arah yang lebih baik. Cinta akan semakin

utuh bila dibangun dengan hati yang penuh. Namun, bila

kau dan aku hanya setengah hati, perlahan-lahan kita akan

kehilangan kendali. Lalu, sampai pada tahap hanya ingin

l2l

|22

menang sendiri. Kita akan lupa bahwa kita punya tujuan

yang indah di awal rencana. Kita akan menjadi bubur,

bukan hanya bubur yang hancur, bisa jadi bubur yang basi.

Hubungan yang kita lalui tidak lagi pakai hati, tetapi lebih

banyak emosi.

Sebab itu, penting bagi kita untuk saling mengontrol

diri. Sesekali introspeksi diri sendiri. Apakah proses yang

kita lalui selama ini sudah berjalan seharusnya. Kalau salah

satu di antara kita lupa. Mari saling mengingatkan lagi.

Katakan dengan penuh perasaan dari hati. Ingatkan lagi,

kalau salah satu di antara kita sudah mulai hilang kendali.

Jangan menyalahkan dan membuat emosi. Sebab, apa

yang sudah salah jalan, sebaiknya diluruskan. Luruskanlah

dengan perkataan lembut. Agar kita bisa sampai tujuan

kita pada waktunya. Tanpa hilang kendali. Tanpa berubah

menjadi saling membenci.

l4/09/20l4

Perempuan yang

Menyukai Anak Kecil

Dulu, aku suka berbagi cerita dengan seorang

perempuan tentang anak kecil. Aku pribadi, senang

melihat anak kecil. Di mataku mereka seperti malaikat

kecil yang lucu. Menggemaskan. Beberapa kali aku dan

perempuan itu dengan sengaja atau tidak berjalan-jalan

di sebuah mall, selalu menyempatkan diri melihat pakaian
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anak kecil (kami suka memerhatikan, sarung tangan dan

kaki, juga topi kupluk). Kata teman-temanku yang lain,

kebiasaan kami adalah kebiasaan yang aneh. Namun, aku

dan perempuan itu tidak peduli. Toh. aku menyenangi

semua hal itu, diajuga, kami sama-sama menyukai hal yang

sama. Hingga suatu hari, aku tidak lagi pernah membahas

hal yang biasa aku bicarakan dengan perempuan itu.

Kami memilih jalan hidup masing-masing. Ya.

setidaknya harus menjalani hidup masing-masing.

Namun, aku senang, melihat dia yang sekarang tak hanya

suka memandangi anak kecil. Tidak hanya suka bercerita

dengan anak kecil. Namun, sekarang dia lebih suka

berfoto ria dengan anak kecil (entah anak siapa itu), dan

mengupload ke facebook dan instagram. Aku senang, dia

|23

|24

masih menyukai anak kecil. Berarti dulu, dia tak berpura
pura menyukai apa yang kami sering bicarakan. Beberapa

orang malah berpura-pura suka, karena pasangan suka

sesuatu. Sepertinya dia tidak begitu. Dia masih menyukai

anak kecil. Meski kini dia tak lagi melakukan hal itu (yang

dulu dilakukan) denganku.

Saat-saat begini. Aku hanya berusaha tersenyum.

Ternyata mengingat momen yang dulu pernah kulalui

dengannya, memang mendatangkan perasaan rindu. Aku

merindukan momen itu. Meski sejujurnya aku sadar. Dia

kini sudah tidak akan bisa lagi melakukan hal itu denganku.

Ada seseorang yang kini menggantikan posisiku. Orang

yang kini (yang mungkin) juga suka membahas anak kecil

dengannya. Ya, tidak ada yang harus kusesalkan. Karena

memang, kadang kita hanya rindu dengan momen yang

pernah kita lalui. Seolah ingin kembali ke masa itu.

Padahal, sebenarnya yang kita butuhkan bukan kembali

ke masa itu. Bukan mengulang lagi apa yang pernah kita

lakukan. Yang kita butuhkan hanyalah belajar menikmati.

Bahwa yang dulu pernah terjadi masih tersimpan di dalam

hati.

Saat kita dimabuk asmara, kita seringkali melakukan

hal-hal yang mungkin aneh menurut orang lain. Seperti

aku dan dia yang suka melihat anak kecil dan datang

ke toko pakaian anak kecil. Dulu, aku pikir itu wajar

saja. Ternyata, saat semuanya sudah jauh berlalu, aku

menyadari itu memang hal yang tidak biasa memang.

Namun, ada hal yang selalu menarik untuk dinikmati.

bukan? Dan, akhirnya aku sadar, dulu aku dan dia segila itu

dimabuk asmara. Sampai tidak bisa membedakan hal yang

wajar dan tidak bagi orang lain. Yang aku tahu waktu itu,

aku dan dia sedang jatuh cinta dan kami menikmatinya.

Namun begitu, tidak ada yang salah. Toh, setiap orang di

dunia ini, setiap pasangan kekasih, punya cara tersendiri

untuk menikmati kebersamaan mereka.

l3/06/20l4

Saat kita dimabuk

asmara, kita seringkali

melakukan hal-hal yang

mungkin aneh menurut

orang lain.

|25

Satu Februari

Kau ingat? Ini Februari yang dulu pernah kita punya.

Katamu, cinta itu lebih romantis di bulan ini. Hampir

setiap saat kau katakan padaku, aku sayang kamu. Bahagia.

Aku bisa merasakan segala getar yang kau kirimkan ke

dadaku. Namun, saat kau jauh, aku hampir kehilangan

warasku. Setiap detik ingatanku tertawan oleh sosokmu.

Setiap saat rinduku memburu di mana raut wajahmu.

Aku bagai orang gila. Tidak tahu harus melakukan apa
apa. Aku bagaikan orang asing di negeri antah berantah.

Mataku mencari sudut-sudut di mana kau bersembunyi.

lni Februari kita, Sayang, ucapmu menutup mataku. Dan

kau tahu? Satu hal yang akhirnya membuatku merasa

tidak bisa lupa; tatap matamu di kala senja itu.

Setahun sudah berlalu. Namun, kenangan itu masih

saja pulang. Membawa apa pun yang telah kau buang.

Sudah lelah aku berlari sejauh ini. Menghindari Februari.

Dan kini, ia datang lagi membawa semua yang pernah kau

hadirkan dengan cinta. Meski kini datang dengan lembaran

siksa. Di dadaku ia mengiris seolah penuh dendam. Apa

yang salah denganku selama ini? Aku telah berlari sejauh

ini. Namun, Februari selalu datang memburuku. Kini

ia menemukanku di hari pertamanya. Sekejap saja ia

menusuk dadaku hingga tertulang. Sakit!

|27

|28

Di satu Februari, ada ingatan yang terus kuhapus.

Meski cinta itu tidak pernah tand us. Selalu menumbuhkan

benih-benih duka. Di dadaku ia bersemayam. Di dadaku

ia menjatuhkan apa pun yang tidak bisa lagi utuh.

Bahkan, saat aku menghindar darinya, ia masih saja bisa

menemukanku. Menemukan aku dengan mata yang tak

bisa menutupi bahwa masih ada cinta itu. Mata yang

selama ini kubawa pergi menjauh, agar hati tidak mati.

Mata yang selama ini kuajak berlari, agar hujan tidak lagi

membasahi pipi. Namun, ternyata Februari akan selalu

tiba, entah sampai kapan ia akan terus memburuku yang

membawa pergi cinta.

Aku mungkin bisa membawa tubuh ini pergi menjauh.

Meninggalkanmu. Belajar melupakanmu. Sekuat tenaga

telah kucoba. Meski selalu saja ada yang membuatku

tidak berdaya. Karena sejauh apa pun pergi, tidak

pernah menjamin kau tidak akan lagi ditemui. Seperti

hari ini, Februari ini menemuiku lagi. Lengkap dengan

bayanganmu setahun lalu. Lengkap dengan gema suara

manjamu sejernih dulu. Dan, lengkap jugalah luka yang

kembali mengalir di dadaku.

0l/02/20l4

Sebab Aku Tidak

Ingin Bertemu

Hari itu aku berjanji bertemu dengannya lagi.

Seseorang yang pernah kusayangi sepenuh hati. Dan

jujur saja, dua tahun berlalu belum sepenuhnya bisa

menghapuskan dia dari hati. Kami bertemu untuk satu

urusan. Bukan lagi urusan perasaan. Dia meminta tolong

kepadaku untuk sebuah tugas kuliah. Kebetulan dia kuliah

jurusan sastra, dan aku menulis buku. Satu mata kuliahnya

mengharuskan dia mewawancarai seorang penulis.

Aku juga tidak mengerti, kenapa harus aku yang dia

pilih. Sedangkan, dia mungkin tahu. bagaimana susahnya

aku menjauh dan menyepi. Menghindari waktu bertemu

dengannya. Waktu dua tahun sepertinya belum cukup

untuk mengatakan aku tidak lagi mencintainya. Perasaan

itu masih ada. Terpendam di lubuk hatiku. Sesekali hadir

sebagai rindu.

"Aku tidak mengenal siapa?siapa selain kau," ucapnya

di telepon.

"Aku bisa mencarikanmu penulis lain, aku punya

beberapa teman penulis di kota ini."

|29

|30

"Apa sesulit itu menemuimu sekarang? Apa waktumu

terlalu mahal?"

Untuk bagian itu aku tidak punya pilihan. Aku tidak

punya jawaban yang te pat.

Dua hari kemudian kami bertemu. Di sebuah kafe di

belakang kampusnya. Aku yang meminta datang ke sana.

Tiga puluh menit berlalu dengan segala upayaku

membuat semuanya biasa saja. Namun sungguh, aku

tidak mampu menatap matanya. Ada debar?debar tak

menentu di dada. Menghadirkan ingatan tentang aku

yang begitu mencintainya. Jika boleh memilih, cukup itu

pertemuan terakhir kami. Karena bertemu dengannya

selalu memperpanjang waktu untuk melupakannya.

30/l0/20l4

Ganggang

Kalau tiba?tiba kita bertemu, itu bukan kebetulan.

Ada hal-hal yang memaksa kita untuk bertemu kembali.

Kau dan aku harus menerima kenyataan. Bahwa, kita

tidak bisa membenci apa yang terjadi. Kita mungkin

bisa menghindar, tetapi harus dipahami tidak semua hal

harus dihindari. Tidak semua hal bisa kita jauhi. Di dunia

ini banyak hal yang secara sadar atau tidak, memiliki

hubungan satu sama lain. Saling mengikat. Dan, akhirnya

bisa saja saling bertemu satu sama lain. Waktulah yang

menjadi jalan atas semuanya.

Dua hari lalu, tanpa direncanakan. Tanpa pernah kita

tahu. Kau dan aku bertemu di perayaan acara kampus.

Aku datang sebagai undangan, lebih tepatnya menemani

temanku. Kau datang sebagai utusan dari kantormu. Sejak

setahun lebih, kau memang sibuk di sebuah radio swasta

kota ini. Kemarin kau menjadi utusan untuk meliput acara

mereka.

Entah bagaimana prosesnya. Tiba-tiba saja kita berada

di satu momen. Kau dan aku berdiri bersebelahan. Sangat

dekat. Dan... itu membuatku gugup! Aku tidak tahu apa

yang harus kulakukan. Ternyata bertemu dengan orang

yang pernah kita sayang. Tidak menjadi mudah saat kita

|3l

|32

tidak mempersiapkan diri. Kau menatapku, aku membalas

dengan senyuman tipis. Canggung.

Dua puluh menit berlalu. Kita masih saja saling diam.

Saling menerka?nerka apa yang harus dibicarakan.

Bagaimana cara memulainya. Hingga akhirnya

kuberanikan bertanya kabarmu. Kau menjawab
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekenanya. Sedikit jutek. Entah apa sebabnya. Kau mulai

terlihat tidak terkendali. Percakapan kita berlangsung

meruncing. Mengarah pada hal-hal yang pernah terjadi

dulu. Aku tidak mengerti, kenapa dua orang yang dulu

saling berkata lembut, sekarang tiba-tiba berkata ketus.

penuh penyalahan. Penuh emosi yang meluap-luap. Meski

kau dan aku berusaha menahannya. Apa ada yang benar
benar belum selesai di antara kita?!

Beruntunglah. Akhirnya temanku datang. Dan, kita

sama-sama berusaha seperti dua orang yang tak lagi

saling mengenal. Saling canggung.

l4/l l/20l4

Malam Pertama

November

November datang. Bulan yang paling aku senangi

di antara bulan yang lain. Meski bagiku setiap bulan

sebenarnya sama saja. Hanya saja, yang istimewa di bulan

November, ibu melahirkan aku. Anak lelaki yang kemudian

diserahkan pada bumi untuk memilih hidupnya sendiri.

Aku pernah jatuh cinta kepada seorang perempuan yang

juga lahir di bulan November. Meski pada akhirnya dia

memilih menjadi kekasih lelaki lain. Padahal katanya, kami

saling mencintai.

Seperti biasa. aku akan menghabiskan akhir pekanku

dengan laptop. Menikmati bacaan-bacaan ringan di

internet. Dan, kadang aku ditemani beberapa teman.

Meski mereka tak akan betah lama. Lalu, pergi lagi

bersama kekasihnya, dan aku yang akhirnya ditinggal

sendiri. Namun, kali ini sepertinya tidak. Satu dari

beberapa temanku memilih menemaniku. Bukan karena

dia tidak punya kekasih. Namun, lebih karena dia sedang

dilema.

"Aku jatuh cinta lagi," katanya. Aku hanya diam. Aku

tahu dia sering sekali begitu. Dia memang terlalu mudah

jatuh hati. Namun, kali ini dia berharap lebih. Dia ingin

|33

|34

memiliki seseorang yang dia sukai itu. Padahal jelas-jelas

dia punya kekasih dan tak ingin melepaskan kekasihnya.

Aku tidak punya jawaban yang baik untuknya. Hanya saja

aku mengerti apa yang dia rasakan.

Terkadang memang kita dipertemukan lagi dengan

seseorang yang lain. Dia yang membuat kita jatuh hati.

Kita ingin memiliki dia. Kita ingin bersamanya. Di sisi lain.

kita enggan melepaskan apa yang sudah lama kita punya.

Kita ingin memiliki dua-duanya. Kita ingin banyak sekali

cinta. Tidak salah memang perasaan seperti itu. Hanya

saja kita menjadi terkesan rakus akan kasih sayang.

Terlihat menyedihkan dan sangat kesepian.

Di dunia ini banyak sekali pilihan menarik. Namun,

pilihan itu belum tentu memilih kita. Bisa jadi dia hanya

terlihat menarik saat belum menjadi milik kita. Dua tahun

lalu perempuan Novemberku memilih pergi dengan

lelaki pilihannya. Malam ini datang seorang perempuan

yang ingin memilihku saat dia tak mampu melepaskan

kekasihnya. Aku benar?benar tak punya pilihan. Aku takut

dia hanya sedang jenuh, bisa saja nanti dia akan bertemu

seseorang lagi, memilih jatuh hati dan ingin memiliki lagi.

0 l/20l4

Setahun Lalu

Setahun lebih sejak sore itu. Rasa ini masih sama.

Tidak ada yang berubah perihal hati kepadamu. Tanpa

aku sadari sudah cukup lama aku menanti. Berlumut

sudah rindu yang tiap saat menghempaskanku. Bulan
bulan yang berlalu adalah hari-hari sedih yang kututup

dengan rahasiaku. Aku tidak pernah menyesal. Karena

mencintaimu memang tidak pernah dangkal. Meski

menunggu berpagut sendu, kepadamu semuanya terasa

candu.

Meski akhirnya aku berpikir pergi. Bukan karena

hati mulai beralih hati. Hanya saja jalan menujumu bak

semak belukar. Bukan karena takut tersesat, aku tidak

takut tersesat. Sebab menunggumu saja tidak pernah

kuanggap berat. Namun, aku menyadari dengan sangat.

Pada beberapa kenyataan, keinginan memang tidak selalu

sejalan dengan yang terjadi. Apa yang aku jaga memang

pada saatnya juga kubiarkan memilih hidupnya.

Harus kuakui, jika aku bukan hidupmu, aku akan

memilih hidup dengan seseorang yang mungkin tidak

seindah kamu. Namun, lebih bernyawa untuk membuat

bahagia. Lebih ada untuk peluk yang menghangatkan

dada. Dia yang tidak sekadar dicinta dan membekaskan

lara.

|35

|36

Tidak usah kau gusarkan aku. Aku akan bahagia

dengan lara yang kubawa. Tetaplah tinggal, karena

pilihku tak pernah tanggal. Aku hanya menjadi lain untuk

memahamimu. Aku hanya memilih jeda untuk merasakan

cinta. Bukan denganmu lagi. Jika nanti kau berpikir

kenapa aku akhirnya pergi, pikir lagi kenapa kau diam saat

aku memilih mati.

Mungkin benar, apayang terjadi hari ini adalah apayang

aku siapkan setahun yang lalu. Saat hati kubiarkan jatuh di

matamu. Saat cinta kubiarkan mulai menyemai rasa. Saat

nyatanya hati kita memang tidak bisa bersama. Biarlah

rasa ini tetap ada meski dalam tiadanya kita.

26/02/20l4

"Mana Cinta

ngTulus, Mana

Cinntga yang Rakus

Seorang teman mengatakan kepada saya.

"Nyatakanlah sampai dia menerimamu. Ya, minimal tiga

kali!" Lama saya berpikir. Jujur saja, seumur hidup, sampai

saat menulis ini, saya hanya pernah meminta perempuan

sampai dua kali. Apa benar begitu? Namun. satu hal yang

saya pahami, perempuan memang butuh diyakinkan.

Meski tak semua lelaki mampu meyakinkan dengan cara

yang bebal seperti itu. Beberapa lelaki sebenarnya, lebih

susah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan satu

kali saja. Dan, akan mundur saat perjuangan pertama itu

ternyata dihempaskan.

Kata teman saya yang lain, "Jangan terlalu lancar dalam

mengatakan perasaan, bikin kesan grogi, agar dia nggak

mengira kamu sudah jago gombal." Kalau untuk urusan

yang ini sebenarnya saya malah kesusahan. Bukan apa
apa. Untuk berbicara hati dengan perempuan yang saya

sukai, sebenarnya saya nyaman saja, nggak grogi, meski

beberapa kali masih grogi. Bukan karena saya jago

gombal, tetapi karena saya sudah mempersiapkannya

|37

|38

jauh-jauh hari. Mengumpulkan keberanian. Barangkali, itu

yang membuat saya lancar mengutarakannya.

Dua hal tersebut, barangkali benar, barangkali salah.

Tergantung dari segi apa kamu melihatnya. Yang jelas, dua

hal tersebut adalah pendapat teman saya.

Namun, ada hal yang harus saya sam paikan kepadamu

perihal seseorang menyatakan rasa. Tak semua orang

yang sangat cinta padamu mampu menyatakanya

berulang-ulang. Kenapa? Karena saat kamu menolak ia

pada perjuangan pertama, bisajadi dia sudah hancur. Dan.

akan memilih memendam saja pada tahap selanjutnya.

meski cinta padamu tak pernah hilang. Ada juga orang

yang hanya main-main denganmu, lalu memintamu

berkali-kali, karena kamu menolaknya, bisa jadi itu karena

ia memang cinta, bisa jadi itu hanya karena dia penasaran

kenapa kamu menolaknya.

Perihal kegigihan menyatakan rasa ada dua orang

yang berbeda tetapi melakukan hal yang sama. Orang

yang serius meminta, dan orang yang rakus akan cinta.

Dia yang serius akan meminta hatimu berkali-kali, tanpa

memaksamu, dan mungkin saja akhirnya akan memilih

berlalu jika kau tak juga menerimanya tanpa pernah

membencimu. Mungkin akan belajar melupakanmu

sepenuh hatinya. Sedangkan, orang yang rakus akan cinta,

akan memintamu terus-terusan, dan terkesan memaksa;

kau harus menerima cintanya. Jika berkali-kali kau tak

juga menerimanya, cintanya akan berubah jadi benci

kepadamu. Begitulah kira-kira.

Cinta yang tulus akan tetap tulus, dan pelan-pelan

ia akan menghapus diri tanpa perlu membenci jika kau

mengelak darinya. Cinta yang rakus, seringkali memaksa,

dan akan merencanakan kau terluka bila kau menolaknya.

Gunakanlah hatimu untuk berbicara dengan matanya.

Karena hati dan mata terlalu sulit untuk berdusta. Agar

kau tahu mana cinta yang tulus, mana cinta yang rakus.

22/06/20l4

|39

Pukul Empat Sore

Berulang kali kau menghadapkan wajahmu ke mataku.

Masih saja memperdengarkan suaramu di telingaku.

Masih saja begitu, tanpa pernah kau sadari aku berusaha

membelah sepi. Ada beberapa kalimat yang kuredam,

agar tak melompat dari bibirku. Ada setumpukgetar yang

kupendam agar tidak merusuh di dada.

Aku masih bisa menemuimu setiap pukul empat sore.

Meski sejak pukul tujuh pagi aku harus memilih wajah

yang pas untuk menghadapimu. Aku memilah mana

raut yang cocok untuk menatap matamu. Agar apa yang

kusembunyikan tetaplah tersembunyi. Sesuatu yang

kubiarkan membatu. Tanya yang untuk kesekian kalinya

tetap tidak bisa kujelaskan jawabnya.

Bagaimana mungkin aku menjelaskan kepadamu. Aku
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang mengatakan pada dunia bahwa tak ada lagi harapan

yang kutanamkan atas namamu. Namun, pada kenyataan

yang lain. ia tetap tumbuh di dadaku. Menjalar ke urat

jantungku. Menusuk. Memedihkan.

Namun, demi nyamannya kamu dengan dunia kita.

Agar kamu tetap bersedia bertemu denganku pukul empat

sore. Aku membiarkan dadaku remuk di dalamnya. Aku

hanya memikirkan bagaimana caranya agar raut wajah

l4l

yang kubawa adalah wajah yang tetap kau suka. Meski

aku tahu, lama-lama rindu pun tak akan bisa kusimpan

selalu. Mungkin benar, beberapa hal yang terasa memang

harus tetap menjadi rahasia.

27" l/20l3

Hku hanya memikirkan

bagaimana caranya agar

raut wajah yang kubawa

adalah wajah yang tetap

kau suka.

Kenapajadi

Membosankan ( ?)

Saatjatuh hati kitaselalu merasa se nang padaseseorang.

Dia orang yang menjadi tempat kita merasakan perasaan

itu. Seperti yang aku rasakan kepadamu. Aku senang

bertemu denganmu. Senang saat melihat kamu tertawa.

Aku bahkan lupa kalau kita sedang membicarakan hal

terkonyol yang kita punya. Rahasia yang kadang tidak

mungkin kita ceritakan kepada sembarang orang. Begitu

menyenangkan.

Aku merasa nyaman dengan dirimu yang seperti itu.

Kamu yang apa adanya. Kamu yang menurutku adalah

orang paling tepat untuk aku ajak berdiskusi banyak hal.

Kamu juga pasti sepakat denganku, bahwa apalagi yang

paling menyenangkan selain orang yang kita ajak bicara

seimbang? Tidak ada. Saat melakukan pendekatan kita

memang hanya butuh teman bertukar pikiran yang

nyaman. Walau tidak bisa sempurna, aku bisa menerima

kamu. Mungkin kamu merasakan hal yang sama. Aku yang

terkadang juga tidak begitu nyambung dengan apa yang

kamu katakan. Namun, kita tetap mencoba menjadikan

semua itu menyenangkan. Bahkan, hal yang membuat

kita kebingungan kita jadikan hal konyol, lalu tertawa

bersama.

|43

|44

Kita saling belajar memahami, saling memberi

perhatian. Bagiku kata 'jadian' hanya menunggu waktu

yang tepat. Sebab, bagi beberapa orang tanggal jadian

itu penting. Aku hanya menunggu momen yang aku

pikir pas. Lalu, apa yang membuat nyaman selama ini

akan kunyatakan sebagai perasaan sesungguhnya. Walau

sebenarnya, tanpa menyatakan kau sudah bisa menerka

apa yang ada di hatiku.

Namun, belakangan ini kau mulai berubah. Dan,

menurutku itu bukan perubahan yang membuat aku

nyaman. Aku juga tidak mengerti, apakah kenyamanan

yang kau berikan selama ini hanyalah kepalsuan? Atau kau

sedang berusaha menjadi orang lain? Entahlah. Namun,

sikapmu sekarang memang tidak membuatku merasa

seimbang lagi. Kau sekarang berlebihan. Memberi

perhatian berlebihan. Padahal, kita baru saja tahap

pendekatan. Kalau begini lebih baik aku mundur saja.

Menjauh pelan-pelan. Bukan karena aku jahat. Bukan

maksud mempermainkanmu. Apalagi memberi harapan

palsu. Namun, lebih kepada sikapmu yang terasa asing

bagiku. Kau tahu? Aku tidak bisa mencintai orang asing.

Apa selama ini sikap yang kau tunjukkan adalah sikap

orang lain?

l4/l0/20l4

Butan-bulan

Pertama.

Aku menemukanmu yang sedang patah hati.

Sebenarnya pada saat itu aku juga sedang patah hati. Lalu

kita sepakat ?dengan perasaan senasib- memilih untuk

bersama. Pacaran, istilah yang orang-orang sebut. Meski

aku lebih suka menyebutnya dengan kekasih. Sepasang

kekasih.

Kita bahagia? Tentu! Setidaknya pada bulan-bulan

pertama.

Saat itu aku percaya, bahwa cinta memang datang

pada dua orang yang memiliki kesamaan. Banyak hal

yang kita rasa sama. Kita sama-sama mencari sosok

penyembuh. Kita sama-sama mencari orang yang lelah

merasakan patah hati. Dan, terlebih yang membuat kita

semakin yakin, kita merasa memiliki nasib yang sama.

Dua orang yang patah hati. Terdengar menyedihkan

memang. Namun, saat itu kita bahagia. Kita merasa saling

membutuhkan.

Namun, waktu terus berlalu. Luka di dadamu perlahan

sembuh. Aku pun merasa kembali utuh. Aku masih

bahagia bisa menjadi kekasihmu. Bertukar kasih berbagi

rindu. Namun, beberapa hari terakhir aku merasa ada

|45

|46

yang lain. Kau ternyata tak seperti dulu lagi. Kita sekarang

tak senasib lagi, katamu.

"Ternyata, aku tidak mencintaimu. Aku hanya butuh

seseorang saat aku rapuh." Kau mengatakan dengan raut

wajah seolah merasa bersalah.

Sejak saat itu aku sadar. Kesamaan memang tidak

selalu bisa menyatukan. Kau ternyata tidak butuh teman

senasib. Kau hanya butuh penyembuh agar kau kembali

utuh. Kau hanya butuh pelarian agar kau kembali bisa

berlari mengejar impian.

24/09/20l4

Menjadi Teman Curhat

Ada hal yang menyenangkan saat seseorang

memilihmu menjadi teman curhat. Tentu, karena dia

percaya kepadamulah dia ingin berbagi rahasia. Namun,

tidak semua hal menyenangkan memang. Karena setiap

ada yang putih selalu ada yang hitam. Contohnya,

memberi saran kepada orang yang sama. Tidak akan

menyenangkan kalau kemudian dia kembali lagi dengan

masalah yang sama. Tanpa melakukan apa yang pernah

kau sarankan.

Lain hal lagi, ketika yang curhat adalah sahabatmu.

Dua orang sahabat yang dulu saling mencintai, lantas

memilih mengakhiri karena alasan hanya mereka yang

tahu. Lalu, mereka saling berbagi cerita kepadamu. Saling

menceritakan isi hati satu sama lain. Intinya, mereka

saling merindukan, tetapi enggan saling mengakui. Bagian

ini, aku sempat berpikir: apakah dulu mereka putus hanya

karena saling bersikeras menjaga gengsi?

"Aku terlalu susah melupakannya, padahal aku sudah

memiliki kekasih baru," ucap sang lelaki kepadaku, "tapi

kenapa, ya, dia terlihat begitu mudah melupakanku?

Kemarin saat kami bertemu dia terlihat biasa saja.

Padahal, aku masih menatapnya dengan tatapan yang

sama. Hanya saja, tidak enak hati, kalau kekasihku tahu.

|47

|48

Jadi, ya, begitulah, aku hanya menyapanya sekadarnya

saja." Dia bercerita, aku menikmati sekaleng kopi instan

yang dibelikannya. Intinya, dia masih rindu si perempuan

yang kini jadi mantan kekasihnya.

Sehari sebelumnya, si perempuan juga bercerita

kepadaku perihal pertemuan mereka. Masalah mereka

sama. Dia juga merindukan si lelaki, hanya saja dia

pandai menyimpan rindunya serapat mungkin. Bahkan

tersamarkan oleh senyumnya yang canggung. Andai

keduanya bukan sahabatku. Andai si perempuan tidak

memintaku menjaga rahasianya. Ingin kukatakan kepada si

lelaki: bahwa dia hanya mend uga-duga, lalu menyimpulkan

si perempuan begitu mudah melupakannya. Padahal yang

tak dia tahu, si perempuan butuh menenangkan hatinya

sepanjang waktu. Apalagi sejak tahu lelaki yang pernah

mencintainya sudah bersama perempuan lain. Namun,

aku hanyalah teman curhat, yang sudah terikat etika, aku

harus menjaga rahasia yang harus kujaga.

06" l/20l4

Mende ar Hatimu

Vs atiku

Mungkin ini bagian dari tidak menyenangkan berteman

denganmu. Saat kau mulai bercerita tentang kekasihmu.

Pada saat yang samaaku jugadiam-diam memiliki perasaan

yang sama. Diam-diam aku suka padamu. Namun, saat

kau memilihku menjadi teman bercerita, artinya kau

percaya aku sebagai teman. Sebagai sahabat. Sebagai

tempat bercerita. Hanya sebatas itu, tidak lebih. Kini kau

sedang kebingungan dengan kisah asmaramu. Kau jenuh

dengan kekasihmu. Lalu, terpikir untuk melepaskannya.

Di satu sisi kau takut kesepian.

Semuanya menjadi semakin rumit. Saat kau meminta

pendapatku. Apa sebaiknya kau memutuskan saja

kekasihmu? Sungguh, ini adalah bagian yang tidak

menyenangkan. Bagian yang membuat aku harus

memikirkan berkali-kali jawaban yang tepat. Bagaimana

tidak, aku menyukaimu, tentu setiap orang yang menyukai

akan bahagia saat orang yang dia suka putus. Hanya saja,

ketika orang yang disukai meminta pendapatnya itu beda

hal. Aku tidak mungkin menyarankan kau untuk putus

dengan kekasihmu. Lalu, mengambil kesempatan untuk

mendekatimu.

|49
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

l50

Tidak! Aku bukan tipe orang seperti itu. Aku tidak

ingin menjadi jahat hanya kerena aku ingin terlihat baik.

Namun, menjadi begini. Orang yang kau curhati, orang

yang kau mintai pendapat apakah kau harus putus atau

tidak? Ini dilema besar. Andai saja bisa mengulang waktu.

Aku lebih suka mengenalmu sebagai orang baru. Lalu

jatuh hati, tanpa perlu menjadi tempat berceritamu

terlebih dahulu. Karena menjadi orang yang dijadikan

tempat curhat oleh orang yang disuka itu menyesakkan.

Di satu sisi aku harus menjaga hatimu. Aku harus

menjaga emosimu agar tetap stabil. Harus berpikir keras.

agar apa yang aku sampaikan tetap yang seharusnya kau

dengar dari teman curhat. Di sisi lain, aku harus berperang

dengan batinku. Menenangkan diriku. Menyakinkan

hatiku, agar aku tidak memberi saran yang buruk, hanya

karena aku juga menaruh hati kepadamu.

l2/l l/2OI4

Mengumpulkan

Keberanian

Maaf untuk rasa yang akhirnya kubunuh paksa. Raga

yang akhirnya kularikan dari luka. Juga untuk kita yang

belumsempat bicara.Aku memilihuntukmeninggalkanmu

bukan karena cintaku sudah habis. Bukan karena

rindu telah terkikis. Namun, demi hati yang juga harus

kutenangkan. Rasa yang tumbuh kian merimbun perlahan

membuatku kewalahan meladeninya sendiri. Membuatku

ham pir kehabisan tenaga menjaganya yang kian manja. ?

aku hanya tak ingin mati sia-sia dengan sisa-sisa rasa.

Sebagai manusia, aku hanya ingin menyadari, bahwa

apa pun yang lahir di mata --menumpuk di dada-- pada

waktunya aku pun juga harus berhenti mencoba. Aku

harus menghakimi diriku sendiri, karena telah berani

menunggumu selama ini. Aku juga harus melepaskan apa

pun yang sebenarnya tak semudah itu untuk kubiarkan

pergi. Namun, cinta adalah perkara hati; bertahan sepi,

memilih mati, atau berjalan sendiri. Karena memang tak

ada bahagia yang kau tawari.

Jika suatu hari kau bertanya, atau mungkin hanya

sekadar mengingat; berapa besar cintaku padamu?

Sebesar keberanianku yang akhirnya meninggalkanmu.

Jika saja kau tahu, entah pada hari keberapa aku akhirnya

l5l

l52

berhenti menunggu. Sekali lagi bukan karena cinta telah

habis, tetapi sebagai lelaki aku hanya tak ingin melihat

mataku menangis, cukup hati saja yang teriris.

Mengumpulkan keberanian untuk pergi darimu juga

bukan hal yang mudah. Ada hati yang kubiarkan patah

dan basah. Ada rindu yang kuabaikan saat mengadu.

Karena memang, ada satu hal yang akhirnya kumengerti;

kadang kita dengan sengaja menghabiskan waktu untuk

menunggu orang yang tak akan pernah datang. Dan, yang

harus kulakukan, jika aku tak lagi bisa mengumpulkan

keberanian untuk mencintaimu. aku harus mengumpulkan

keberanian untuk meninggalkanmu.

30/0l/20l4

Aku

Membunuhnya

Suatu hari bila kau merasa rasa ini tak lagi sama, jangan

salahkan aku! Aku sengaja membunuhnya. Aku sengaja

meracuninya. Karena, kupikir tak ada gunanya ia hidup

dan terus berkembang tanpa masa depan. Aku menaruh

masa depan di kamu, sementara kau pikir ia hanya benalu.

Biar saja ia mati, karena mungkin memang selayaknya rasa

yang tak tahu diri itu pergi dari muka bumi ini. Berlalu

bersama hal-hal yang pernah ia citakan, karena memang

sepertinya cinta tak ia dapatkan.

Jangan sesalkan aku, karena aku juga tak ingin kau

menyesal. Bukankah penyesalan hanyalah kegiatan

membuang apa pun yang sudah terbuang? Sudahlah, biar

saja semuanya benar?benar punah. Segala yang tumbuh

di hatiku, sudah kuhanguskan dengan marah yang

kulahirkan dari kepalaku. Bukan benci kepadamu, aku

hanya benci kenapa aku membiarkan hatiku jatuh terlalu

mendasar kepadamu. Aku benci kepada hal-hal yang

merusak benarku. Jatuh hati kepadamu, membuatku

benar?benar lupa diri, aku bahkan mempermalukan diri

kepada penduduk bumi. Aku cinta, tetapi kau tak peduli

rasa. Dan, aku tetap saja melakukan. Berkali-kali,terus

menerus, tanpa pernah mengajak logika.

|53

l54

Hingga saat menulis kalimat ini. Aku menyadari aku

memang harus membunuh segalanya. Aku benci dengan

perasaan yang tak tahu diri ini. Aku benci bila harus

bertemu denganmu setiap hari, dan aku masih memikul

berat perasaan ini di dadaku. Kau tahu? Tak ada yang

lebih sakit saat hatimu terlalu mendasar, tetapi yang kau

dapatkan hanyalah senyuman kasar. Sudahlah, aku ingin

kembali menjadi manusia yang tak mencintai kamu. Aku

ingin kembali menjadi manusia yang dihargai penduduk

bumi. Seperti hakikatnya cinta; selalu membuatmu

menjadi lebih berharga. bukan membuatmu jatuh dan

mengemis. Cinta itu kaya, tak selayaknya ia membuatmu

menjadi pengemis. Tak selayaknya ia menjadikanmu

budak.

Sebelum aku dikutuk menjadi pengemis, ada baiknya

kubunuh saja dia. Meski aku tahu, membunuhnya, sama

saja menghancurkan separuh isi dadaku sendiri.

09/02/20l4.

Bukan Rumah Ibu

Aku tak lagi menulis surat cinta padamu. Namun,

jika suatu hari kau ingat aku lagi, dan berkenan untuk

kembali, kau harus tahu satu hal. Ada beberapa aturan

yang tanpa sengaja tertulis di hati, bahkan saat kau belum

ada di sana. Jadi begini saja, kujelaskan padamu. Ini bukan

dendam karena kau pergi begitu saja. Juga bukan benci

karena ternyata aku yang terlalu cinta. Namun, lebih

kepada kebaikan kita berdua di suatu hari nanti. Hari

yang mungkin saja tidak pernah kau pikirkan. Namun

percayalah, setiap yang pergi akan selalu ingat pulang.

Meski pada akhirnya tak semua bisa pulang atau memilih

pulang.

Kukatakan kepadamu, hidup itu tanam-tuai. Apa yang

kau tanam itulah yang mestinya kau tuai. Jika kini yang

kau tanam adalah kepergian, suatu hari nanti, entah di

musim kemarau atau di musim hujan, saat kau kedinginan

dan tak menemukan rumah yang baru, tidurlah di jalanan.

Karena rumahku sudah kututup untukmu yang pergi

tanpa permisi. Kau yang pergi dan tidak meninggalkan

pesan apa-apa. Kau yang pergi dengan cara mencabik,

dan sudah selayaknya kau tak pernah berbalik.

l55

l56

Kau harus ingat! Hati kekasih bukan rumah ibu, yang

bisa kau datangi lagi setelah kau tinggal begitu saja. Tanpa

mengakui dosamu pun kau bisa pulang dan masuk ke

dalamnya sesukamu. Namun, tidak begitu dengan hati

kekasih, saat kau pergi, ada atau tidak orang baru yang

menempati, sesungguhnya luka selalu menghuni hati yang

ditinggal tanpa hati. Jadi, ingatlah! Pulang saja ke rumah

ibumu, bukan ke hati kekasih yang sudah kau toreh belati.

Mungkin adayang kau lupa; sesuatu yang meninggalkan

belum tentu benar?benar menanggalkan. Harusnya kau

pikir penuh-penuh dulu sebelum pergi menjauh, sebelum

luka kau buat utuh. Karena tak semua yang pergi bisa

selamat saat kembali.

02/02/204

Tak Pernah Mau

Belajar

Kita selalu berharap dicintai. Selalu ingin mendapatkan

terbaik. Tidak salah memang. Sebab, sewajarnya manusia

menyukai yang indah. Menyenangi hal-hal yang membuat

senang. Tak ada manusia yang ingin menderita. Apalagi

menderita akibat orang yang dia cinta. Pada dasarnya,

semua orang ingin bahagia. Ingin dibahagiakan. Selalu

merasa sempurna saat ada orang lain menjadikannya

istimewa.

Namun terkadang, sebab ingin dicintai, sebab ingin

dibahagiakan, seringkali membuat seseorang menjadi

penuntut. Seringkali membuat seseorang menjadi ingin

selalu dinomorsatukan. Ingin selalu menjadi orang yang

diperhatikan. Menjadi terlalu banyak meminta, hingga

lupa cara mencinta. Terlalu banyak berharap, kerap lupa

menjaga sikap. Ingin disegalakan.

Kamu lupa, yang kamu cintai adalah manusia

biasa. Sama seperti kamu. Butuh juga dikasihsayangi,

diperhatikan, dipedulikan. Tidak hanya mengasihi.

memerhatikan, memedulikan. Sebab, asmara sebenarnya

adalah hubungan timbal balik dua hati yang harus saling

membakar, agar tetap membara dan tak mati.

l57

l58

Kalau tiba-tiba aku meninggalkanmu tanpa alasan,

mungkin aku lelah dengan kamu yang terlalu banyak

alasan. Kamu yang selalu ingin menang sendiri, kamu

yang tidak mau berdiskusi dengan dirimu sendiri. Yang

lupa cara mencinta, yang tak peduli bahwa hati orang

yang mencintaimu kerap tersiksa. Jika pada akhirnya

aku menyerah. bukan karena cintaku lemah. Barangkali

kau yang tak pernah mau belajar, dan enggan mengakui
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahwa sikapmu memang salah.

05" l/2OI4

jenuh

Sudah tiga puluh menit kita duduk di tempat ini. Saling

menerka-nerka apa yang akan terjadi. Mengingat sudah

tiga bulan kita bersama. Berbagi banyak hal. Bahagia?

Tentu.

"Bukankah cinta harus diperjuangkan?"

Kau menatap mataku. Menggenggam jemariku.

Meyakinkan aku sekali lagi. Ada hal besar yang akan

kita dapatkan di masa depan. Sesuatu yang menurutmu

pantas kita perjuangkan. Kita hanya perlu memilih dan

meneruskan apa yang sudah kita mulai. Semua yang sudah

berjalan tiga bulan belakangan ini. Semua yang akhirnya

membawa kita duduk diam tiga puluh menit di sini.

"Bagaimana?"

Kalimat tanyam u menghadirkan seseorang di kepalaku.

Dia yang bahkan tidak pernah tahu kebersamaanku

bersamamu. Mungkin tahu, tetapi memilih tidak peduli.

Entahlah....

Jujur saja, aku jenuh kepadanya. Tiga bulan belakangan

kaulah yang menjernihkan kepalaku. Kuakui kau begitu

menarik, kau memesona, dan tentu kau membuatku

|59

|60

menjadi gila. Perasaan yang sudah lama tidak aku

dapatkan. Asmaraku terbakar.

Kau menatap mataku dalam. Menunggu jawaban.

"Aku tidak bisa." Kalimat itu terlepas begitu saja.

Mungkin benar. Saat jenuh pada seseorang yang kita

cintai, kita hanya perlu jatuh cinta lagi. Jatuh cinta kepada

seseorang yang menjenuhkan itu, atau jatuh cinta kepada

orang baru. Aku memilih hal yang salah. Seharusnya

aku hanya perlu jatuh cinta lagi kepada dia. Seharusnya

aku tidak menjebakmu dalam kebekuan asmara kami.

Dan, menjadikanmu api yang akhirnya aku tahu akan

membakar diriku sendiri. Maaf, aku jenuh padanya, kini

juga padamu.

09/l0/20l4

jodoh Bukan Tentang

Hal-hat yang

Disama-samakan

Saat asmara memuncak, kita terlihat begitu mirip.

Lekuk wajahku seolah menyalin lekuk wajahmu. Kata

orang kita jodoh. Banyak hal yang disama-samakan pada

kita. Aku memiliki sifat A, dan kau juga. Aku menatap

dengan cara ini, dan kau juga. Kita memiripkan banyak hal.

Kita membuat sama apa saja yang kita lakukan. Memakai

kaus yang kembar. Membeli cincin yang kembar. Bahkan,

untuk beberapa makanan pun, kita memesan makanan

yang sama.

Saat kau suka es krim, aku pun ikutan menyukainya.

Saat aku minum kopi, kau pun juga menyukai kopi.

Padahal, sebelumnya aku tak begitu suka dengan es krim,

dan aku tahu kau sangat jarang minum kopi. Karena kau

memang lebih suka es krim daripada kopi. Sejak berdua

denganku, kau menyukai kopi dan aku menyukai es krim.

Kita mengatakan ini cinta. Banyak yang bilang, konon.

kalau orang yang banyak kemiripan adalah jodoh. Aku

percaya saja, apa yang orang-orang katakan. Bukankah

perkataan adalah bagian dari doa? Namun, terlebih dari

itu, aku benar-benar mencintaimu. Aku benar?benar

l6l

|62

ingin menjadi jodohmu. Seseorang yang kelak akan halal

memelukmu. Menjadi orang yang bekerjasama denganmu

untuk membuahi cinta.

Namun, kini, pada kenyataannya, saat asmara tak lagi

memuncak kita seolah lupa kalau kita mirip. Kita bahkan

seperti anjing dan kucing. Saling menyalahkan. Tak jarang

kau merasa benar sendiri, begitu pun aku. Banyak hal yang

dulu sama, sekarang seolah tak lagi begitu. Dan, akhirnya

aku sadar satu hal: jodoh tak hanya soal kemiripan.

l4/l2/20l3

M ungkin Hingga

Datang Seseorang Lagi

Apa kau pernah merasakan takut jatuh cinta?

Katanya cinta membahagiakan, tetapi kini kau takut

untuk mengenalinya. Kau takut untuk mendekat pada

orang baru yang menyatakan jatuh cinta kepadamu.

Bahkan, kau memaksa dirimu sendiri ?meyakinkan diri

berkali-kali, bahwa kau tidak ingin jatuh cinta lagi. Kau

tidak ingin merasakan perasaan yang dulu membuatmu

begitu bahagia, sekaligus sekarat pada akhirnya.

Mungkin aku ada di fase itu saat ini; keadaan di mana

aku sama sekali tidak ingin terlalu dekat dengan satu

orang pun. Aku bahkan menutup diri dan hatiku serapat

mungkin. Bagiku, orang-orang yang menawarkan cinta

hanyalah benih-benih racun yang kelak akan menjadi

pembunuh tanpa ampun. Ia yang akan merobek-robek

harapan yang kutulis dengan penuh perasaan.

Aku pernah berharap terlalu tinggi pada cinta. Pada

seseorang. Sebelum akhirnya kenyataan memaksaku

untuk menerima. Bahwa terlalu berharap seringkali

mendatangkan luka yang tak mudah untuk disembuhkan.

Sakit yang tak terlihat, tetapi menyayat. Tidak bisa pulih

begitu saja, bahkan tidak ada dokter yang bisa memberi

|63

|64

resep obat. Dan, pada akhirnya rasa sakit itu menyisakan

ketakutan. Takut yang teramat takut.

Aku takut mengenali perasaan-perasaan baru. Aku

mengurung diriku dalam pikiran-pikiran yang semakin

hari membunuhku. Aku takut membuang-buang waktu.

Setelah sekian lama memperjuangkan orang yang

mengaku cinta, tetapi akhirnya dia hanya penyebab luka.

Tidak ada yang kuingini saat ini selain menikmati waktu

untuk sendiri. Sampai pada hari ada seseorang yang bisa

membuat aku yakin lagi, bahwa cinta tak selalu perihal

sesakit ini.

22/l0/20l4

Pekeijaan Waktu

Aku pernah bertemu dengan seorang perempuan, adik

kelasku di kampus. Entah kenapa, saat itu aku bertanya

perihal urusan asmara dia. Dan dia menjawab, dia sudah

putus setahun lebih. Lalu aku bertanya, kenapa tidak

cari yang baru saja? Ah, untuk urusan ini aku terkesan

sedang memodusi dia. padahal tidak. Matanya yang sendu

membuat aku ingin menanyakan itu.

Dia bersikeras menjawab. dia tidak mau cari yang

baru. Pokoknya dia hanya ingin bersama sang mantan.

sampai kapan pun. Prinsip yang saat itu terlihat keras

sekali. Aku juga tidak mengerti kenapa dia menjawab

dengan nada yang juga tinggi. Seolah pertanyaan perihal

melupakan. adalah hal yang menyakiti.

Beberapa minggu, bulan, aku masih bertanya: apa dia

masih ingin kembali pada mantan kekasihnya?Jawabannya

tetap sama. Dia hanya ingin mantan kekasihnya. Terlihat

dari cara dia bicara, cintanya tak pernah berkurang. Dia

masih menjaga hati seseorang yang mungkin saja tak lagi

menjaga hatinya.

Aku akhirnya menyerah, barangkali perempuan kalau

sudah cinta, memang begitu. Hingga akhirnya kami jarang

bertemu. Aku sibuk, dia entah ke mana, aku juga tak

|65

|66

ingin tahu. Kami hanya sebatas junior dan senior. Hingga

suatu hari kami bertemu lagi, dan isengnya aku masih

bertanya hal yang sama. Dan jawabannya kali ini, sungguh

mengejutkanku. Dia tak lagi menunggu, dia lelah, dan

tidak ingin lagi menyiksa dirinya lebih lama. Aku hanya

tersenyum. Akhirnya dia mengerti, bahwa mencintai

orang yang tidak ingin lagi memiliki kita adalah salah satu

hal yang paling melelahkan hati.

04/l l/20l4

Perihal yang Aku Tulis

Mungkin kau bertanya-tanya dalam hatimu. Saat

melihat status facebook, twitter, tulisan di blog, instagram.

dan apa saja yang aku tulis. Hampir semuanya kesedihan,

patah hati, tak bahagia, dan kau pasti merasakan. Tulisan
tulisan itu kutulis untukmu. Seolah aku adalah orang yang

gagal move on. Orang yang sama sekali tak bisa bahagia lagi

setelah kau pergi. Kau tak salah menduga-duga seperti

itu. Dugaanmu tak sepenuhnya salah. Ada benarnya juga.

Benar, aku masih sering (meski tidak semua tulisanku)

menulis tentang kamu. Aku masih senang melakukan

hal yang sama. Mencurahkan semua perasaan di dadaku.

Mengalirkannya ke dalam sungai kata-kata. Kubiarkan ia

hanyut berbentuk luka.

Namun, kau salah jika kau mend uga aku tidak bahagia.

Menduga aku patah hati sepanjang hari. Kau harus

tahu, aku sudah kembali bahagia. Aku bisa menikmati

hari-hariku. Tak lebih buruk daripada saat bersamamu.

Meski jujur, kuakui di awal kepergianmu. Aku sempat

tak percaya lagi untuk memulihkan hati. Namun seiring

waktu berlalu, semua perasaan sakit itu pun berlalu.

Semuanya kembali lega. Dan kadang, aku hanya ingin

mengenangmu. Memilih menuliskan apa sajayang kuingat

tentangmu. Tidak ada maksud lain, selain menikmati

bahwa ternyata sesekali aku masih merindukanmu.

|67
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

|68

Jika saat membaca tulisan ini muncul di benakmu

pertanyaan: Kenapa kau tidak menulis tentang orang lain

saja?

Sebenarnya begini. Aku ini tak selalu menulis

tentangmu. Kadang, tulisan sedih yang lain pun, juga

untuk seseorang yang lain. Kau harus pahami. Banyak

hal yang aku lakukan di luar sana. Tak hanya denganmu

saja aku pernah berbagi cinta. Akan sangat lemah jika kau

beranggapan semua yang kutulis adalah perihal kamu.

Bagaimana pun juga, bagiku kau hanya sebatas kenangan

yang pernah ada. Dan saat ini, aku hanya menikmati rindu

yang sesekali masih terasa.

Setelah kau pergi, aku tetap menjadi manusia seperti

kebanyakan. Merasakan jatuh cinta lagi. Melakukan hal
hal yang dilakukan orang pacaran lagi. Menikmati masa
masa patah hati lagi. Lalu, bertemu dengan cinta yang

baru lagi. Aku menikmati semuanya. Aku sama sekali

tidak keberatan memahami orang baru. Belajar mengerti

lagi. Lalu, menjatuhkan hatiku kepadanya. Membiarkan

perasaan-perasaan aneh berkembang di dada. Namun,

sebagai orang yang pernah terlalu dalam mencintaimu

tetap saja menyisakan banyak hal.

08/l l/20l4

Hari-hari Menyadari

Semuanya Harus

Kembali Indah

Satu Orang Tak

Terlupakan Dalam

Hidupmu

Kau mencintai satu orang dalam hidupmu. Orang

yang membuat pikiranmu hanya tertuju padanya.

Seseorang yang mungkin saja hanya menjadi kekasihmu

untuk beberapa waktu, atau mungkin belum sempat

menjadi kekasihmu. Bahkan yang lebih parah, kalian bisa

saja belum terlalu dekat. Hanya kenal wajah, mungkin.

Hanya berteman biasa, atau kenal karena satu sekolah.

satu kampus, atau tempat kerja. Namun, cinta itu jatuh

ke dadamu. Menancap dan kau tak bisa lagi mengelak.

Sepanjang hidupmu kau hanya memikirkan dia. Tanpa

pernah memaksa hatimu untuk memiliki dia. Bagimu

mencintainya saja sudah membuatmu bisa tersenyum

kala hatimu berduka.

Hari terus berjalan, menggantikan waktu padajam-jam

yang berada di dinding rumah. Mengalir terus bersama

kesibukanmu. Dan kau pun menyadari, kau hanya

manusia yang tidak akan bisa terus selamanya menikmati

cinta dalam hati. Dengan segenap rasa, kau berusaha

mencintai orang baru. Meski tetap saja seseorang yang

ada di kepalamu itu, seseorang yang mengusik hatimu tak

pernah bisa kau lupakan.

l7l

l72

Tidak ada yang salah dengan perasaanmu. Mencintai

seseorang (dan tidak bisa melupakannya) bukanlah suatu

kesalahan. Itu hal yang wajar saja. Karena memang setiap

orang, (percaya atau tidak) menyimpan seseorang yang

paling berarti di hidupnya. Seseorang yang entah kenapa

bisa membuatnya jatuh cinta sebegitunya. Yang dia tahu,

seseorang itu terus saja mengusik pikirannya. Terus ada

menjadi orang yang diimpikannya. Meski tidak pernah

bisa kamu miliki. Atau mungkin seseorang itu sudah

dimiliki oleh orang lain.

Namun, sebagai manusia. Kau harus menyadari satu

hal. Tidak semua inginmu bisa dipenuhi. Dan, tidak

semua ingin adalah hal yang kau butuh. Belajarlah untuk

menerima kenyataan. Ingat usia yang terus bertambah.

Kehidupan yang terus bertumbuh. Kau hanya perlu

melakukan hal yang seharusnya dilakukan manusia. Saling

mencoba mencintai orang yang sebelumnya mungkin saja

tidak pernah kau cintai. Bukankah cinta adalah perbuatan.

Hal yang hanya perlu kau lakukan, belajar menerima

kenyataan, dan menjalani apa yang sedang kau dapatkan.

Meski akan selalu ada satu orang yang spesial itu dalam

hidupmu. Tidak apa-apa. Biarkan saja dia adadiingatanmu.

Jika kau pikir itu tidak bisa kau lepaskan. Yang harus kau

lakukan saat ini adalah cintai saja orang yang juga sedang

berusaha mencintaimu. Belajarlah membuka hati.

27" l/20l3

Ada Baiknya Tidak

Berhubungan

Berhubungan dengan mantan memang tidak salah.

Karena tidak berdosa jika kau masih memiliki ikatan yang

baik dengan orang yang dulu jadi kekasihmu. Ikatan yang

kini hanya disebut teman. Namun, akan menjadi salah

saat kau menjalani ikatan itu dengan harapan yang lain.

Dengan perasaan yang lain. Kau masih memendam rasa

padanya, sementara dia tidak. Dan itu menyakitkan.

Jika kau bisa berhubungan dengan perasaan yang

sewajarnya, maka tentu tidak jadi masalah. Perasaan

yang sewajarnya adalah perasaan pada ikatan apa kamu

meletakkan hubungan itu. Pada ikatan teman, misalnya.

Namun, apakah kau yakin bisa benar?benar memiliki

perasaan hanya sebagai teman? Sementara sebelumnya

dia orang yang selalu kau rindukan setiap pagi, hanya

kerena satu-dua alasan ia memilih pergi.

Jika ingin berubah, atau merubah hidup ada baiknya

benar?benar meninggalkan masa lalu yang tidak sanggup

kau jalani. Atau masa lalu yang memilih untuk tidak

bersamamu lagi. Tak adagunanya memaksakan orang yang

ingin lepas untuk tetap berdiri di samping bayanganmu.

Tak ada gunanya juga bagimu untuk bertahan pada

orang yang sama sekali tak bisa mempertahankanmu.

|73

l74

Karena kau bisa saja melewatkan seseorang yang lebih

mencintaimu dari apa pun. Kau bisa saja kehilangan

kesempatan bahagia hanya karena kau terlalu ingin

bertahan dalam kenyamananmu yang semu.

Tidak banyak, hal baik yang bisa dihasilkan dari

hubungan dengan mantan kekasih. Jika kau tidak benar
benar bisa berlapang dada. Tidak jarang hanya menjadi

masalah pada hidupmu yang seharusnya. Ada baiknya.

biarkanlah masa lalu tetap menjadi masa lalu. Jangan

rusak kebahagiaanmu dengan mengikutsertakan masa

lalu mencampuri hidupmu yang lebih baik. Dan, bisa saja

jauh lebih baiktanpa dia.

l6/0l/20l4

Ajaklah yang Mau

Ikut Seutuhnya

Pada beberapa orang yang memulai menjalani

hubungan baru. Hampir selalu masa lalu menjadi

penyebab konflik. Apalagi jika salah satu di antara

mereka masih membawa serta masa lalu ke dalamnya.

Padahal, saat dua orang memilih untuk menapaki jalan

baru, seharusnya mereka meninggalkan yang sepatutnya

ditanggalkan.

Cobalah pahami ia yang mulai membuka hati padamu.

Artinya dia ingin menjalani denganmu, hanya saja

terkadang masa lalu seperti benalu, melekat pada ingatan

seseorang. Mungkin saja dia memang butuh waktu agar

tidak lagi membawa semua yang melekat di kepalanya

saat bersamamu. Belajarlah melepaskan dari diri sendiri

perihal masa lalu terlebih dahulu. Jangan meminta ia

melupakan. tetapi tunjukan padanya seharusnya dia

seperti kamu, seseorang yang hanya mencintai dia tanpa

membawa masa lalumu. Kelak, orang yang kau cintai

akan mengerti bahwa kaulah yang memang layak ia

perjuangkan.

Jika pada kenyataannya setelah kalian lalui bersama

tetapi dia masih saja memeluk erat masa lalunya,

barangkali dia memang orang yang betah tertinggal.

l75

|76

Maka lepaskanlah kesepakatan, lanjutkan jalanmu, masih

ada masa depan dan orang terbaik untukmu. Barangkali

dia bukan pasangan yang tepat untuk ada di masa depan

bersamamu. Karena. sesungguhnya saat seseorang

mencintaimu, ia akan melepaskan apa saja yang akan

merusak kebaikan bagi hubungan kalian. Bahkan, yang

bukan hanya sekadar masa lalu.

09/08/20l4

Jika pada kenyataannya

setelah kalian lalui

bersama tetapi dia masih

saja memeluk erat masa

lalunya, barangkali dia

memang orang yang

betah tertinggal.

Seringkali Sepanjang

Hidupmu

Yang sudah kau mulai sebaiknya memang harus

diselesaikan sebaik-baiknya. Jangan menjalani hal baru

tanpa menyelesaikan dengan tuntas hal lama. Karena

semuanya akan menjadikan hidupmu berantakan.

Menjadikan masalah bagi hal baru yang kau pilih, juga akan

menyakiti dengan lebih sesuatu yang tak kau selesaikan

tersebut.

Kadang, kau menyadari cinta itu terasa dingin saat kau

telah lama bersama dengan seseorang. Namun, terus

memaksakan untuk be rsama hanya karena alasan, 'sayang,

kan, udah selama ini, " dan kau membuat hidupmu sia-sia

sepanjang usia.

Memang tidak ada jaminan hal baru akan selalu

menjadi lebih baik. Namun, jauh tidak lebih baik dengan

tetap bertahan pada sesuatu yang sudah kau rasa tidak
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baik untuk hidupmu. Hal tersulit mungkin melepaskan

apa yang terlalu lama mengikatmu, di saat yang sama kau

sudah tak bahagia lagi dengan ikatan itu.

Tak ada yang salah memilih orang baru dalam

hidupmu. Toh. mencintai bukan berarti menyerahkan

l77

l78

seluruh hidupmu pada orang yang tak lagi kau cintai.

Asal kau menyelesaikan segalanya dengan benar. Tak ada

salahnya. Jangan memulai dulu sebelum semuanya selesai

tuntas, karena cinta yang kandas sering kali menimbulkan

imbas yang tak menyenangkan.

Mencintai memang perihal berani mempertahankan,

tetapi pada kesempatan lain bisa jadi keberanian untuk

melepaskan. Karena tanpa kau sadari, ketika tetap

bertahan dengan orang yang tidak lagi kau cintai, kau telah

menyakiti sepanjang hidupnya, juga sepanjang hidupmu.

24/04/20l4

Setelah

Kepergianmu

Suatu hari aku akan merindukan tatap matamu. Saat

ternyata aku bukanlah orang yang kau tatap saat itu. Aku

harus menerima, bahwa kenyataan hanya ingin memeluk

tubuhku sendiri. Aku harus memahami bahwa lihatmu

bukan untukku lagi. Meski ada yang hilang dari pandang,

tetapi tentangmu akan tetap terkenang.

"Ini sudah berakhir!" ucapmu, sebelum semuanya

seperti ini.

Namun, ada yang kau lupa, bahwa apa yang kau sudahi

tidak pernah benar?benar selesai. Kau buat impianku

terbangkalai. Jauh sebelum ini, kita adalah kumpulan

mimpi-mimpi yang membentuk pelangi. Hingga pada satu

kalimat kau katakan ini sudah selesai.

Bagaimana mungkin kau bisa menyelesaikan semua

ini sendiri? Sedangkan kita membangun mimpi-mimpi

berdua. Apakah ini pertanda yang mencintaimu selama

ini hanya aku? Apakah dua orang yang saling mencintai

pada awalnya memang akan berakhir atas ingin salah satu

di antaranya?

|79

|80

Jika pada akhirnya jatuh cinta hanyalah menjatuhkan

luka. Memang sebaiknya kau pikir berkali-kali sebelum

meyakinkan aku adalah orang yang kau cari. Sebab, tidak

ada kembali setelah mati. Tidak ada pulang setelah kau

buang. Meski berpisah tidak lantas benci, tetapi kepergian

selalu meninggalkan luka di hati.

05/09/20l4

Orang yang Sama Pada

Waktu yang Berbeda

Apa pun yang kau lakukan harusnya kau pikir berkali
kali. Juga begitu perihal hati. Saat memutuskan pergi,

kau pikir dua ?kalau perlu hingga sepuluh- kali. Ada hati

yang kau sakiti. Jangan mudah berlari jika saja masih ada

niat untuk kembali. Jangan mudah meninggalkan jika kau

tahu sakitnya ditinggalkan. Mungkin kau lupa, yang kau

tinggalkan ini bukan benda mati. Namun, hati manusia

yang setiap detiknya bisa saja semakin terluka, juga bisa

dicuri oleh manusia lainnya.

Berapa kali kukatakan kepadamu, bahwa kita bukan

main-main. Kita tak lagi sedang mencoba-coba. Jangan

menjadikan hubungan ini sebagai ajang melepas lelahmu.

Ini bukan sekadar tempat bersandar dari penat pelarian.

Ini bukan tempat menitipkan barang dagangan. Kelak

ada penjual kau akan melepaskan dan menjadikan kita

kenangan. Bukan begitu, Sayang?

Sering kali kau jatuh dan aku selalu berusaha

membuatmu kembali utuh. Entah kali keberapa kau lelah.

aku selalu menjadi orang yang mencoba menenangkan

kau yang gundah. Namun, nyatanya yang aku dapat

adalah pergimu tanpa arah. Kau mengembarai hati-hati

l8l

|82

tanpa hati-hati. Kau bersenang-senang sebelum akhirnya

kau dibuang.

Dan, kini kau katakan kau ingin pulang. Katamu

akulah rumah yang ingin kau tempati. Sebelum semuanya

berlanjut, sebelum kau semakin bersikukuh untuk

menyatakan rasa. Baiknya kukatakan kepadamu, dan

tolong kau cerna baik-baik. Agar hatiku dan hatimu masih

bisa menjadi baik. Kau tahu? Orang yang sama, kisah yang

sama, tak akan pernah ada dalam waktu yang berbeda.

Jadi, pulanglah! Hatiku tak lagi rumahmu.

24/02/20l4

Semua Akan Kembali

Menjadi Seperti Semula

Kita pernah saling menguatkan. Saat aku tertatih, kau

selalu menyediakan tanganmu untukku genggam. Kita

selalu percaya, bahwa apa saja yang kita yakini akan selalu

membuat kita kuat. Selama kita selalu bersama apa saja

akan kita hadapi bersama, begitu katamu padaku. Aku

yakin, kau adalah manusia yang bisa kupercaya.

Kita pernah saling memperjuangkan. Kau bahkan

pernah memarahi orang-orang yang mendekatiku.

Katamu, kau cemburu. Aku hanya tersenyum kecil

saat itu. Meski tidak suka dikekang, tetapi aku senang

kau cemburui. Aku senang menjadi orang yang kau

perjuangkan untuk kau miliki seutuhnya.

Aku bahagia memilikimu. Kalimat yang selalu

kukatakan padamu saat musim hujan mengurung kita di

sebuah kafe. Kita untuk selamanya. katamu mengecup

keningku saat ulang tahunmu. Berbalas terima kasih

sayang tak pernah lelah mengucur dari bibir kita. Dan,

aku suka sesaat setelah itu kau mengecup bibirku. Ah.

semuanya seakan menjadi milikku. Tak ada lagi yang aku

ragukan atas cinta yang tumbuh.

|83

|84

Hingga pada beberapa detik sebelum aku sadar,

ternyata tak semua cinta sanggup berjuang hingga akhir.

Kau mengaku lelah. Entah apa sebabnya. Yang aku dengar,

katamu kita sudah tidak mungkin melanjutkan ini lagi.

Kita sudah berbeda prinsip. Lalu, kau memutuskan untuk

mengakhiri segalanya. Semudah itu, dan sesakit ini.

Sempat aku menangis sejadi-jadinya. Karena yang

kau tidak tahu adalah separuh detak dalam dadaku telah

kutitip di dadamu. Kau mengambilnya lewat kecupan di

musim hujan itu. Namun, aku harus menyadari satu hal:

kita mungkin akan bisa selalu sama dalam hal mengatakan

perjuangan, tetapi tidak untuk menikmati kenangan.

Pada akhirnya tidak semua cinta harus berakhir manis,

memang. Dan, aku harus menikmati sedu-sedan setelah

kau pergi. Hingga kini. Hingga saatnya menangis pun akan

membuatku lelah. Lalu, aku akan jatuh cinta lagi seperti

semula. Kepada manusia yang lebih pantas dicintai,

seterusnya.

4" l/20l3

Tenta Rak Buku

di oka Itu

Belakangan kotaku suka sekali pada hujan. Hampir

setiap hari selalu saja turun hujan. Keadaan yang

membuatku malas keluar kamar indekos. Sepanjang

hari aku hanya di kamar. Melakukan apa saja yang bisa

kulakukan. Menulis naskah buku baru yang sedang

kukerjakan. Membaca buku yang kubeli, dan beberapa

di antaranya belum kubaca sama sekali. Sesekali melihat

twitter, facebook, youtube, dan apa saja yang aku pikir

bisa menghilangkan jenuhku. Sepanjang hari di kamar bisa

membuat jenuh juga ternyata. Meski sebenarnya, aku

orang yang betah berhari-hari di kamar. Yang penting ada

makanan, buku, dan jaringan internet.

Akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Pukul lima

sore. Berjalan menelusuri gang keluar dari indekos.

Naik angkot. Lalu, sampai di toko buku. Seperti biasa,

sesam pai di toko buku, hal yang pertama kali aku lakukan

adalah mengecek stok bukuku yang sudah terbit. Origami

Hati, stoknya masih ada. Setelah Hujan Reda, kebetulan

habis, dan belum direstok. Setelah mengecek stok, aku

naik ke lantai tiga, tempat novel fiksi. Mencari buku-buku

baru yang terbit bulan ini. Mengambil salah satunya untuk

kubeli.

Lalu, kembali berjalan menyelusuri rak buku. Melihat

buku puisi Sapardi Djoko Damono. Lalu menaruhnya, aku

|85

|86

sudah menjanjikan pada diriku. Nanti akan kubeli pas hari

ulang tahunku. Sebagai hadiah untuk diri sendiri. Beberapa

tahun belakangan, aku memang sudah meniatkan, setiap

ulang tahun aku akan menghadiahi diriku dengan buku.

Buku karyaku sendiri atau buku orang lain yang kubeli.

Setelah memilih satu buku baru, dan berjalan menyusuri

rak buku. Aku pun merasa sudah cukup puas. Dan berniat

pulang.

Aku berjalan beberapa langkah. Lalu, terhenti padasatu

sudut rak buku. Di sana ada bukuku, Origami Hati. Aku

tersenyum. Ada ingatan yang tiba?tiba datang kembali di

kepalaku. Dulu, dua tahun lalu. Sebelum aku menerbitkan

buku karya sendiri. Aku selalu datang dengan seseorang

ke toko buku ini. Lalu, berkata kepadanya, "suatu hari

nanti, kau akan melihat buku karyaku terbit di sini. Dan,

itu buku yang kutulis tentang kau." Dia tersenyum, lalu

memeluk lenganku dengan lengannya.

Sore ini aku berdiri di sini. Di tempat aku berdiri dua
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahun lalu dengannya. Di depan rak yang sama. Di sana

sudah terpajang bukuku. Namun, aku tak menatap buku

itu dengan dia. Aku menatapnya sendiri. Hanya sendiri.

Aku memaksakan senyum. Sebelum akhirnya beranjak

meninggalkan toko buku. Di luar hujan masih turun.

Gerimis yang lebat. Namun, peduli apa? Aku hanya ingin

pulang saat ini. Kembali ke indekosku. Lalu, mengurung

diri tanpa perlu kemana-mana lagi.

07/l l/20l4

Coba Kau Ingat
ingat Lagi

Aku tahu, kau kesal kepadanya. Kau sakit hati

dibuatnya. Menurutmu apa yang dia lakukan sangat tidak

adil. Kau pikir dia salah. Sangat salah melakukan hal itu.

Meninggalkanmu seenaknya. Tanpa memintai pendapat.

tanpa perlu bersepakat, dia memutuskan pergi. Padahal

sangat jelas, dulu kalian bersepakat untuk menyatukan

hati. Membuat janji dan bersedia menjaga komitmen.

Namun, yang kau dapat, dia tidak menepati semua itu.

Dan malah pergi seenaknya, tidak lagi peduli kau yang

bersikeras mempertahankan.

Sudah satu jam lebih aku mendengarkanmu bercerita.

Meluapkan apa saja yang kau rasakan. Meski sebenarnya,

aku ingin juga mengeluh padamu. Kapan giliranku bicara?

Namun, aku paham betul. Saat bersedia mendengarkan

orang patah hati bercerita. aku harus siap menahan egoku.

Aku harus mendengarnya sampai selesai. Sampai tuntas

semua kesalmu. Sebab, tak ada yang lebih dibutuhkan

oleh orang yang sedang patah hati, selain didengarkan.

Meski terkesan mencari solusi, sebenarnya kamu hanya

butuh didengarkan saat itu. Bukan mencari solusi.

Satu jam kemudian kau lelah. Aku memintamu minum

dulu. tenangkan dirimu dulu. Semuanya akan baik
|87

|88

baik saja. Kau mencoba tersenyum. Meski itu adalah

senyuman paling dipaksakan sepanjang aku mengenalmu.

Harusnya orang patah hati membiarkan dirinya menangis

saja. Karena pada dasarnya, patah hati adalah proses

pemporakporandakan suasana hati. Jadi, menangis adalah

salah satu cara untuk menstabilkannya. Beberapa saat

kemudian, kau memintaku mengizinkanmu menyandar

di bahuku. Sungguh, pada saat itu aku merasa menjadi

Galih, lelaki penyedia bahu di buku Setelah Hujan Reda

yang kutulis tahun lalu, terbit tahun ini.

Saat kau mulai tenang. Aku mencoba mulai bicara.

Mungkin ini saatnya menjelaskan padamu. Kenapa aku

membiarkanmu menangis dari tadi. Kenapa aku hanya

mendengarkanmu. Kau harus tahu, saat seseorang

memilih pergi, meninggalkanmu. Itu bukan sepenuhnya

kesalahannya. Meski pada kenyataannya, dia yang

melanggar apa yang kalian pernah sepakati. Mungkin kau

lupa. Bahwa tidak mungkin seseorang pergi tanpa alasan.

Dan, mungkin saja ini juga kesalahanmu. Kau harus ingat
ingat lagi. Kepergian tidak akan terjadi jika tidak ada

yang berubah. Barangkali kau lupa, sifatmu yang dulu

membuatnyajatuh cinta, kini sudah berubah. Hal-hal yang

dulu dicarinya, kini sudah tak ia temukan lagi dari dirimu.

Kau harus paham. Saat seseorang memilih pergi darimu.

Sesungguhnya Tuhan sedang memberimu kesempatan

untuk berpikir lagi, apa yang telah kau perbuat selama ini.

l7/l l/20l4

]anji-janji Mati

Aku tidak paham apa yang ada di kepalamu. Hanya

saja, aku paham betul setiap kali kau bercerita perihal

dia. Kau ternyata belum bisa melupakannya. Kau masih

dihantui bayangan orang yang pernah mencintaimu,

tetapi kini mencintai yang lain. Sedangkan kau, masih saja

bertahan bertahun-tahun. Tanpa pernah mau melanjutkan

hubungan baru dengan orang yang baru. Tanpa pernah

mau memulai jatuh cinta lagi. Meski sebenarnya seringkali

kau jatuh hati. Namun, sang kekasih dari masalalu masih

saja kau jadikan nomor satu. Aku tidak mengerti apa

maumu. Namun aku mengerti, kau seseorang yang betah

merawat kepiluanmu.

Kau harusnya sadar. Berkali-kali kau mengingatnya.

Berkali-kali juga kau harus menahan perih hati tak terkira.

Namun, bagimu seolah hidup hanya untuk menderita. Kau

tidak pernah mau belajar beralih pada orang baru. Kau

masih saja menyimpan dia di hati terdalammu. Berkali
kali aku mengatakan kepadamu. Berkali-kali perkataanku

hanya kau anggap angin lalu.

"Bagaimana aku bisa melupakannya. Dia pergi tanpa

alasan. Dia meninggalkan aku. Padahal dulu dia mencintai

aku sepenuh hati. Berjanji tidak akan berpaling. Berjanji

sehidup semati. Lalu, kini kenapa dia seolah tidak punya

|89

|90

hati. Mencampakkan aku begitu saja. Membuat aku

menjadi manusia tak berharga. Apa dia tidak pernah

berpikir, bagaimana susahya menjaga hati untuk tetap

setia?" Kau selalu bersikeras, seolah kau ingin membalas

sesuatu padanya. Seolah dengan tetap sendiri, kau masih

berharap dia kembali. Lalu kau ingin, menjejalnya dengan

pertanyaan yang menumpuk di dadamu.

Tidak salah memang menunggu orang yang kau cinta.

Namun, akan menjadi melelahkan jika dia tidak lagi

mencintaimu. Sebenarnya kau sudah paham apa yang

harus kau lakukan. Kau tahu. dia mencampakkanmu. Kau

tahu dia pergi begitu saja. Tanpa alasan. Dan kau tahu,

dia hanya pernah mencintaimu. Hanya pernah. Tidak

lagi cinta. Sadarilah sesungguhnya, selama apa pun kau

menyiksa dirimu. Semua itu tidak akan menjamin dia

kembali. Harusnya kau pahami, setiap orang yang pergi,

mau tidak mau dia akan melupakanmu. Meski dia berjanji

tidak akan pernah melupakanmu. Harus kau pahami.

Banyak sekali janji-janji di dunia ini yang hanya tinggal

janji. Lalu, kenapa kau masih saja menyiksa dirimu dengan

memilih sendiri? Hanya karena sebuah janji sehidup

semati yang sebenarnya sudah sejak lama mati.

22" l/20l4

Kau Dici takan

Sangat erarti

Hanya karena dia pernah membuatmu bahagia. Dia

yang menjadi orang yang pernah begitu kau cintai. Lantas

kau membuang kebahagiaanmu yang baru. Kau menyia
nyiakan hidupmu dengan terus menunggu. Kau berlarut
larut menjaga hatimu untuknya. Dan, seolah tidak lagi

percaya, bahwa kebahagiaan bisa datang dari siapa saja.

Kau menuntup diri. Menjadikan dirimu menjadi orang

yang paling sepi. Kau begitu dingin. Bahkan, seolah-olah

kau sama sekali tidak pernah lagi merasakan ingin. Hanya

dia yang ada di kepalamu. Kau sama sekali tidak peduli.

padahal banyak orang baru yang mencintaimu. Kau

bersikeras, katamu, tak ada yang lebih indah dari masa

lalu.

Bagaimana pun sayangnya kau pada seseorang. Saat dia

memilih pergi. Artinya dia tak lagi menginginkanmu. Soal

kebahagiaan, sebenarnya tak pernah bisa kau gantungkan

kepada siapa pun. Bahkan kepada orang yang kau cinta.

Apalagi dia yang hanya menjadi masa lalumu. Jangan

membiarkan dirimu terpuruk. Hanya karena kau tidak

mau menyadari, bahwa kau diciptakan sangat berarti.

|9l

|92

Jika baginya kau tidak lagi ada. Mengapa kau masih

saja bersikeras bahwa kau cinta dia. Belajarlah untuk

menerima. Bahwa kau pun harus bahagia. Meski tidak

dengan orang yang pernah begitu kau cinta. Sebab

terkadang, cinta sesungguhnya bukan dengan orang yang

kau inginkan. Namun, dengan seseorang yang kau biarkan

bersamamu, menikmati waktu lalu menumbuhkan rindu.

3" l/20l4

Belgialan Lagi

Kita pernah merencanakan segalanya. Menjadikan

kepala kita penuh dengan kata-kata. Mengisi dada

kita dengan doa?doa. Saat itu kita masih saling ingin

memperjuangkan sesuatu yang disebut cinta. Kita masih

percaya bahwa rindu adalah hadiah. Dan, sendu hanyalah

rintik-rintik hujan. Sesuatu yang bisa teduh di akhirwaktu,

dan kita selalu percaya, pasti ada indah setelah hujan itu

reda.

Apa pun kita sanggupi. Kita yakin, bahkan teramat

yakin bisa sampai dengan selamat. Dengan segala hal yang

kita ikat. Kita percaya, kita pasti bahagia berdua. Menuju

ujung yang kita sebut masa depan, lalu menetapkannya

menjadi tujuan. Tanpa pernah berpikir berhenti, tanpa

pernah ingin berbalik kembali ke belakang.

Namun, sesuatu terjadi. Ada yang kita lupakan selama

ini. Kita hanya manusia. Kita hanya bisa berencana. Kita

hanya bisa berambisi. Kita lupa, untuk mencapai semua

yang kita impikan, kita tidak bisa hanya berdua. Ada

yang Mahakuasa penentu segalanya. Ada Mahakuat yang

menetapkan sebuah cerita. Dan barangkali, saat ini kisah

kita hanya ditentukan sampai di sini. Kita harus kembali

pulang, ke rumah masing-masing. Menentukan pilihan

lagi. Membuat rencana lagi. Tentu tidak lagi berdua.

|93

|94

Kita harus membangun semuanya. Bangkit lagi,

sendiri-sendiri.

Namun, kau harus yakin. Ada sesuatu yang telah

direncanakan. Hal lain yang tentu akan lebih indah. Kita

hanya perlu bangkit lagi. Berjalan lagi. Menetapkan tujuan

lagi. Mungkin sendiri-sendiri. Atau mungkin saja tetap

berdua. Namun, dengan orang yang berbeda. Kau dengan
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seseorang yang lain. Aku pun begitu. Walau demikian,

percayalah, apa yang pernah kita lalui, kita yakini, tak

pernah menjadi sia?sia. Kita hanya perlu berlapang dada,

bahwa tak semua rencana terwujud sesuai harap kita.

ll/l0/20l4

Mencintai

Diri Sendiri

Aku heran dengan kau. Seminggu lalu kau datang

kepadaku. Bercerita bahwa kekasihmu melakukan hal

yang tidak sepantasnya. "Dia suka sekali marah-marah,

berkata kasar!" adumu. Aku hanya bisa menasihatimu.

tidak selayaknya lelaki berkata kasar kepada perempuan

yang dia cintai ?kepada perempuan mana saja. Di ujung

percakapan kita kau berkata, "aku harap dia berubah.

Aku mencintainya!" Lalu pergi meninggalkan aku. Lelaki

yang kembali sibuk dengan dunia anehnya.

Tiga hari lalu, kau datang lagi. Dan, saat itu aku benar
benar tidak habis pikir. Apa yang salah dengan dirimu.

Apa yang membuatmu menjadi seperti ini. Mencintai

seseorang itu tidak salah. Berjuang untuk orang yang kau

sayangi, itu juga bukan hal yang memalukan. Namun, kau

lihat dirimu. Kau lihat apa yang kau dapat dari cinta yang

kau puja. " ..... , tapi aku mencintainya." Ucapmu, menahan

perih di pipimu. Pada tahap ini, kau masih saja bertahan.

Aku tidak mengerti, kau terlalu cinta atau terlalu bodoh.

Aku tahu, ini adalah hal yang tidak seharusnya aku

lakukan. Menatap dalam mata kekasih orang lain. Namun,

kau harus tahu. Kau begitu cantik. Tidak sepantasnya

kau diperlakukan dengan tidak baik. Kau harus paham.

|95

|96

cinta tidak akan membuatmu terluka seperti ini. Orang

yang mencintaimu, tidak akan melakukan hal bodoh ini.

Mengasarimu, melukaimu. Harus kau pahami. Bukan

dia yang akhirnya membuatmu mati. Bukan cintanya

yang membuatmu tersakiti. Namun, ketidakinginanmu

menghargai dirimu sendirilah yang membuatmu mati.

Kalau kau tetap membiarkan dia menyakitimu berkali
kali, artinya sama saja kau tidak pernah mencintai dirimu

sendiri.

23" l/2OI4

Bukan Tidak Butuh

Pasangan

Bukan tidak butuh pasangan. Hanya saja sedang

senang menikmati kesendirian. Siapa sih, di dunia ini yang

tidak butuh teman berbagi. Hanya saja tidak semudah

itu menemukan orang yang diinginkan. Tidak semudah

itu mendapatkan seseorang yang sesuai dengan apa yang

dicari. Harus diingat punya pasangan bukan sekadar karena

takut dibilang sendirian. Lebih dari itu, punya pasangan

adalah menemukan orang yang bisa mengimbangi. Kalau

ngobrol terasa lebih nyaman, kalau punya masalah bisa

menjadi teman diskusi, atau pun bisa melakukan hal-hal

sesuai kesepakatan.

Untuk menemukan orang seperti itu kan, tidak mudah.

Bukan mencari yang sempurna. Karena memang tidak

ada yang sempurna di dunia ini. Hanya mencari yang bisa

saling mengimbangi. Sebab, sudah tidak mau lagi memiliki

pasangan hanya pasangan berdebat hal yang tak penting.

Pasangan yang saling bersikeras ego. Sudah saatnya

memikirkan pasangan dewasa. Memiliki pasangan yang

sudah memikirkan masa depan. Bukan hanya menikmati

apa yang ada di depan mata.

Karena itu, aku tidak mau terburu-buru perihal ini.

Sebab apa pun yang dijalani dengan terburu-terburu.

|97

|98

tidak punya pertimbangan yang matang. Seringkali

menghasilkan halyang kurang menyenangkan. Bukan takut

patah hati. Hanya saja memang sudah saatnya memikirkan

hal yang lebih serius. Kalau pun nanti akan patah hati juga

saat punya pasangan yang dicari ditemukan. Mungkin

memang sudah takdirnya begitu. Yang terpenting, saat ini

aku hanya ingin menikmati kesendirian ini.

Aku masih ingin membahagiakan diri sendiri dulu.

Memanjakan diri sendiri dulu. Melakukan hal-hal yang

membuat diriku bahagia. Mengerjakan hal-hal yang bisa

meningkatkan kualitas diri. Bukan sibuk bekerja untuk

mengalihkan perhatian. Tidak sama sekali. Hanya memang

sudah seharusnya saat ingin meningkatkan kualitas diri,

kita memang harus bekerja lebih keras. Sebab, nanti saat

punya pasangan, aku harus menjamin diriku sudah bisa

bahagia sendiri. Agar bisa membahagiakan pasanganku.

Kalau untuk membahagiakan diri sendiri saja belum bisa.

Mana mungkin aku bisa membahagiakan pasanganku.

26" l/20l4

Bukan Denganmu Saja

Aku Bisa Bahagia

Di senja yang membawamu pergi. Aku pernah

menitipkan doa pada angin. Agar kau tak pernah tahu

jalan pulang. Genggamlah dia yang kau anggap pemenang.

Biar kubasuh luka agar tak kau buat berulang. Bagiku

pilihanmu adalah hal terberat. Meski aku tidak bisa

melarang apa pun. Dia yang kau puja memang sudah

sebaiknya kau jaga. Biarlah aku yang memilih melupa.

menghapusmu bersama luka-luka.

Pada saat itu kau adalah orang yang kucintai sepenuh

hati. Namun, pada sesuatu yang bernama pergi kau

menyerahkan takdirku. Kau lupakan, kau lukakan aku.

Hingga aku harus menyadari kau tak sepenuhnya pantas

dicintai. Barangkali kau memang bukan takdir yang kucari.

Ada saatnya kau harus tahu. bukan denganmu saja

hidup bisa bahagia. Kelak akan ada angin-angin mesra

yang memelukku dengan tubuh lain. Yang membuatku

lupa, kau pernah kucintai sedalam ini. Percayalah. lukamu

tak sepedih itu. Percayalah masih ada pelukan yang

melupakan kesakitan yang kau derakan. Karena Tuhan

tak pernah sia?sia dalam menciptakan rasa pada dada

manusia.

|99

200

Kita pernah sama-sama ingin berpetualang dalam

rindu. Namun, kehilangan merebutmu dariku, dalam sisa
sisa sendu. aku menaruh harap. Bukan untuk memintamu

kembali. Tak lain agar kau tidak mengingatkan luka.

Karena sungguh, aku pun ingin mencintai manusia lain.

Melebihi cinta yang pernah kuberi kepadamu. Agar apa

yang pernah kau buat luka segera dapat kubuat lupa.

l8/08/20l4

Perkara Melupakan

Melupakan itu perkara membiasakan diri untuk tidak

melakukan hal-hal yang biasa kamu lakukan dengan orang

yang (pernah) kamu cintai.

Kenapa banyak yang ingin melupakan tetapi gagal?

Saya pikir begini:

Orang-orang seperti ini hanya ingin melupakan, tetapi

tidak pernah benar?benar berusaha melupakan. Mereka

tidak pernah mencoba beranjak dari kebiasaan-kebiasaan

yang selalu mengingatkan. Tidak pernah ingin mencoba

melakukan kebiasaan baru yang bisa membuat kehilangan

waktu untuk bermain-main dengan ingatan lalu. Orang
orang seperti ini hanya orang-orang yang ingin melupakan,

tetapi terlalu takut kesepian. la menginginkan lupa, tetapi

memeluk ingatan sepenuh dada.

Orang-orang yang setengah hati dalam melupakan

akan berkata begini: kalau terlanjur sayang, ya, gimana

lagi. Kan, nggak gampang ngelupain. Dan. tetap bersikap

seperti biasa. Sederhananya, ia tetap chatting seperti

biasa, tetap bertemu seperti biasa, dan melakukan hal
hal seperti biasa mereka lakukan.

20|

202

Orang-orang yang tidak sepenuh hati dalam

melupakan. Akan mencari sekian banyak tempat

bercerita, lalu bertanya bagaimana cara melupakan.

Namun, dia tidak melakukan apa yang disarankan orang

lain. Tidak mau mengubah kebiasaan. Mereka melakukan

setengah hati. Apa pun itu bila dilakukan setengah hati,

kecil kemungkinan akan berhasil. Begitu pun perkara

melupakan.

30/06/20l4

Karena Cinta

Kerena orang yang kita cintai, kita sering kali begini:

Karena orang yang kita cintai kita sering kali

mengabaikan rasa lelah. Bahkan, beberapa kali

menyembunyikan patah hati. Hanya untuk memastikan

agar dia tetap ada di samping kita. Agar kita tetap bisa

menatap matanya, dan meyakinkan diri, inilah cinta.

Sering kali juga kita mengalah, bukan untuk menerima

kalau kita kalah. Hanya untuk menjaga agar hubungan kita

tetap indah. Kita menerima dia yang sedang kesal, tak

jarang dia malah marah-marah. Kita tetap saja mengalah.

Ini bukan untuk menunjukan kita lemah, tetapi untuk

mengajarkan beginilah cinta bersabar.

Mungkin benar begini. Bahkan saat kata-kata orang

lain menyudutkan kita. Kita sama sekali tak peduli dengan

semua itu. Bagi kita, inilah cinta saya. Inilah yang ingin saya

perjuangkan. Peduli apa denganmu yang tak pernah tahu

bagaimana rasanya hati dan jantung terjerat rindu. Kita

mengabaikan segala ejekan, celaan, juga nasihat-nasihat

yang menggurui, seolah mereka orang-orang paling

bahagia dengan hidupnya.
Catatan Pendek Untuk Cinta Yang Panjang Karya Boy Candra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Begitulah cinta. la mengajarkan kita pelan-pelan

untuk berjalan. Dengan segala pedih yang pernah kita

203

204

perjuangkan, dengan segala pandangan orang yang

tak pernah kita pedulikah. Setelah kita kuat berjalan,

kita selalu tahu, apakah ingin meninggalkan atau tetap

bertahan.

Kita selalu punya sisi bahagia. Bahkan, pada cinta

yang mungkin saja disebut orang-orang sebagai sebuah

kesalahan. Dan, pada akhirnya kita hanya perlu menarik

napas dalam-dalam, lalu melepaskannya. Kita berhasil

melewati semuanya. Sendiri atau berdua, patah hati

atau saling mencintai, semuanya akan jadi cerita yang

kita kenang kala tua nanti. Dan. kembali mengenang

saat pahitnya berjuang hanya untuk merasakan, beginilah

cinta.

04/06/20l4

Ternyata Tuhan

Tidak Sekejam Itu

Aku pernah berada di fase ini: mencintaimu saja, tanpa

ingin siapa-siapa.

Aku juga tidak mengerti mengapa ada perasaan

sedalam itu. Perasaan yang membuatku buta akan adanya

kebahagiaan lain. Aku tidak bisa menatap rasa dari orang

lain, sebab dalam pikiranku hanya kamu. Bahkan sekadar

berteman saja aku enggan. Jangankan membuka hati.

mengetahui seseorang memiliki perasaan kepadaku saja,

aku akan segera menjauhinya. Begitulah aku ingin menjaga

perasaan ini kepadamu. Bagiku tidak ada cinta lain selain

cinta kepadamu.

Namun, suatu hari perasaan itu menghempaskanku.

Ternyata kau tidak memiliki impian yang sama denganku.

Bukan aku sajaorangyang kau inginkan. Kau melepaskanku

dengan pelan-pelan, tanpa aku sadari. Sudah sejauh itu

saja kau menjauh. Membuat semua yang sudah kubangun

di kepalaku runtuh.

Aku hampir saja kehilangan akal sehat. Merasa

hidupku tidak berarti lagi. Bertanya pada diriku sendiri,

dengan siapa aku hidup nanti? Perasaanku terlanjur

kuserahkan kepadamu seluruhnya. Remuk sudah semua

205

206

doa. Bahkan aku sempat berpikir, kenapa sekejam ini

Tuhan menciptakan akhir?

Hari berlalu dengan lelah dan patah hati. Hingga

akhirnya aku tersadar lagi, aku salah!

Di dunia ini adafase seseorang akan mencintai sepenuh

hati. Setidaknya sampai kali pertama ia patah hati. Saat di

mana seseorang menumpangkan kebahagiaannya hanya

kepada satu orang yang lain. Aku memilih kaulah orang

itu. Padahal kebahagiaan tidak pernah benar?benar bisa

ditumpangkan kepada seseorang. Sebab terlalu sayang

seringkali mengaburkan batas mana hal yang sewajarnya.

dan mana hal yang tidak seharusnya. Aku tidak menyadari,

bahwa kebahagiaan bersamamu hanya berlaku saat

kau bersamaku, jika kau memilih pergi seharusnya

kebahagiaan itu juga berpindah pada orang lain. Tanpa

perlu kusesali. Karena di dunia ini begitu banyak cinta

yang indah, dan yang lebih indah.

l8/l0/20l4

Perihal Bahagia

Hanya karena dia pernah membuatmu bahagia, karena

dia pernah menjadi orang yang kau cintai, juga seseorang

yang berarti dalam hidupmu. Lantas itu bukan alasan

mengapa kau harus membuang kebahagiaanmu tanpa

dia. Kau tetap harus memperjuangkan bahagiamu sendiri.

Karena di dunia ini yang paling mungkin memperjuangkan

bahagia kita adalah kita sendiri.

Bagaimana pun sayangnya kamu kepada seseorang,

soal kebahagiaan tetaplah tanggung jawab dirimu sendiri.

Jangan membiarkan orang yang hanya karena dia pernah

menjadi orang yang kamu sayang, kini juga menjadi

orang yang membuatmu tidak ingin lagi bahagia. Ingatlah,

kau adalah orang yang diciptakan Tuhan dengan segala

keistimewaanmu.

Bangkit lagi, perbaiki diri, tatap masa depanmu yang

sempat kau lupakan. Ingatlah setiap yang pergi akan

digantikan yang baru. Di dunia ini ada milyaran manusia.

Tidak mungkin hanya dia yang bisa membuatmu bahagia.

Tidak mungkin tanpa dia kau hidup merana. Karena itu,

mulailah berpikir maju. Siapkan segala hal untuk menata

masa depan yang lebih baik. Ingatlah tidak ada gunanya

memperjuangkan orang yang sudah pergi. Tidak ada

207

208

gunanya membuang waktu buat orang yang tidak lagi

mencintaimu.

Hidupmu adalah wewenangmu. Bahagia atau tidak

kaulah yang menentukannya. Kalau kau memang ingin

bahagia. Tinggalkanlah hal-hal yang membuatmu sedih.

Tidak usah takut menghadapi apa pun untuk urusan

asmara. Kalau pun nyatanya kau patah hati lagi. Cepat

atau lambat semuanya akan membaik lagi. Jangan takut

jatuh cinta, jangan takut membuat dirimu bahagia. Sebab,

bahagia adalah hak segala manusia yang menginginkannya.

Hak manusia yang memperjuangkan kebahagiaannya.

02" l/20l4

Pada Akhirnya

Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa

pun yang kamu miliki hari ini. Walaupun yang kau tunggu

tak pernah datang. Walaupun yang kau perjuangkan tak

pernah sadar dengan apa yang kau lakukan. Nikmati saja.

Kelak, dia yang kau cintai akan tahu, betapa kerasnya kau

memperjuangkannya. Betapa dalamnya rasa yang kau

simpan kepadanya. Dia hanya pura-pura tidak tahu, atau

mungkin tidak mau tahu sama sekali. Tidak usah hiraukan,

jika sampai hari ini kau masih memperjuangkannya, dan

masih menunggunya, tidak masalah. Tidak ada salahnya

dalam memperjuangkan cinta yang kau rasa.

Namun, satu hal yang mungkin bisa kau renungkan.

Menunggu ada batasnya. Dan, kau akan tahu kapan harus

berhenti dan mulai berjalan lagi. Meninggalkan tempat

di mana kamu pernah berjuang sepenuh hati, tetapi tak

dihargai.

Tamat


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Para Ksatria Penjaga Majapahit Karya

Cari Blog Ini