Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 10
kemampuan dan kesurupan untuk menumpas kaum pemberontak dan
merebut kembali daerah-daerah yang dikuasainya.
Engkau kuberikan pangkat sebagai Peng Ma Tay Goanswee dan
boleh mengepalai lima belas laksa serdadu dari segenap angkatan
untuk menggempur Wa Kang.
Jenderal Khu Soey berlutut dan menerima penganugerahan
baginda Swei Yang Tee. Ia adalah jenderal tua yang kosen, keras dan
taat. Maka perntah itu diterima tanpa syarat. Segera setelah sidang
dibubarkan perjamuan ditutup.
Ia bergegas mengatur angkatan peangnya. Pada waktu
mengumpulkan segenap staf dan para komandan kesatuan tempur,
jenderal Kho Soey bertanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
579
?Siapakah diantara cuwei ciangkun yang berani menjabat
sebagai komandan Sianhong? (panglima mandala yang maju paling
depan
Ie Bun Seng Liong, putera kedua Ie Bun Hoa Kit majukan
dirinya. ?Goanswe, siauciang bersedia menjadi komandan Sianhong.
?Bagus, aku segera menyampaikan kepada baginda supaya
engkau dapat surat pengangkatan!?
Dan laporan segera disampaikan, bagindapun tanpa menunggu
waktu menyerahkan firman dan resmi mengangkat Ie Bun Seng
Liong sebagi komandan Sianhong.
Tatkala sang ayah mendengar kabar ini, bukan main berdukanya.
Ia sangat menyesal atas tindakan gegabah dan tanpa pikir dari putera
keduanya itu. akan tetapi untuk mencegah sudah terlambat sebab
firman sudah diturunkan.
Tatkala apel besar di tanah lapang kota raja sudah bubaran dan
puteranya kembali. Ie Bun Hoa Kit memarahi ketotolan puteranya
itu.
?Tokoh-tokoh yang menggerakkan pemberontakan di Wa kang
bukan orang-orang sembarangan. Mereka rata-rat berkepandaian
tinggi dan tahu sempurna akan taktik peperangan, sehingga paman
raja sendiri, Ko San Ong Yo Lim tidak berdaya, Gui Bun Tong
gugur, kini engkau tidak mempunyai kepandaian cukup tinggi,
mengapa berani mengajukan diri secara gegabah??
Ie Bun Seng Liong tak dapat mengucapkan sepatah katapun.
Nasi sudah menjadi bubur, akan ditarik kembali sudah tidak mungkin
sebab firman sudah diturunkan.
Ie Bun Hoa Kit lalu membungkus beberapa butir permata dan
beberapa buah menda antik dan barang-barang pusaka, dikirimkan
kepada panglima besar Khu Soey sebagai barang bingkisan. DalamKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
580
kotak bingkisan itu terdapatlah sepucuk surat dari Ie Bun Hoa kit
yang meminta bantuan balas kasih dari Khu Soey.
?Khu ciangkun, dalam apel besar di tanah lapang tadi pagi,
anakku Seng Liong sangat gegabah dan tidak tahu diri.
Kepandaiannya tidak seberapa telah berani memajukan diri menjadi
komandan Sianghong.oleh karena itu,sukalah ciangkun bermurah
hari kepadanya.
Bila di dalam medan perang ia melakukan kesalahan-kesalahan,
hendaknya ciangkun memandang muka Lohu dan memberikan
keringanan-keringanan dalam hukum kemiliteran.
Kelak jika angkatan perang yang Ciangkun kepalai kembali ke
ibu kota, pasti lohu membalas budi kebaikan ciangkun. Kepada
perutusan yang menyampaikan surat itu, jendeal Khu Soey
mengatakan tegas.
?Ah urusan ini kecil sekali, mengapa dipikirkan terlalu berat??
Ia lalu mengembalikan barang-barang bingkisan itu.
Dalam suratnya, jenderal yang jujur dan gagah perkasa in
berkata. ?Kalau menteri hendak membeli hatiku dengan barang
barang bingkisan, tidak akan dapat. Dan urusan kecil ini tidak berarti,
oleh karena itu terimalah kembali barang-barang ini!?
Menerima surat balasan dari jenderal Khu Soey itu, merah
padam muka Ie Bun hoat Kit. Ia merasa sangat malu dan jengah.
Cepat-cepat ia naik kereta mengunjungi gedung Khu Soey dan
meminta maaf. Hati manusia memang tidak selalu sama. Banyak
pembesar yang doyan dengan uang semir dan suap, akan tetapi
jenderak Khu Soey tidak boleh dipersamakan, ia lain sekali
kualitasnya!
Oleh karena itu, menteri Ie Bun Hoat Kit yang suka terima suap
dan semiran ini telah kecangar. Ia anggap jenderal Khu Soey sama
juga seperti dia. Setelah Ie Bun Hoat Kit berpamit, jenderal KhuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
581
Soey lalu masuh ke ruang dalam menjumpai isteri dan puteranya,
menuturkan tugas sari baginda yang harus dipikulnya.
Isteri dan puteranya yang bernama Khu Hok berduka sekali.
Merekapun mendengar juga betapa kuatnyagerombolan pemberontak
di Wa Kang itu. banyak sudah panglima-panglima yang berangkat
dan tidak pernah bisa kembali lagi. Sudah tidak terbilang serdadu
serdadu yang binasa ataupun menakluk kepada pemberontak.
Akan tetapi firman baginda tak dapat dibantah. Maka dengan
berat ia mengadakan perjamuan perpisahan danucapan selamat jalan
kepada sang suami.
Pada keesokan harinya, tatkala kentongan berbunyi lima kali,
jenderal besar Khu Soey telah bercikol di punggung kuda
peangnyanya dan memberi komando angkatan perang yang
dikepalainya bergerak meninggalkan kota raja menuju ke medan
perang Wa Kang Cee.
? ooOoo ?
BAB XXXI
MENTERI IE BUN HOA KIT
MENERIMA BINGKISAN BUAH
KEPALA PUTERANYA SENDIRI
Panglima Peng Pauw Siang Si Kho Soey dengan lima belas
laksa serdadu, bergerak menuju kota Wa Kang Cee. Setelah berjalan
kurang lebih sembilan hari, angkatan perang berkekuatan besar ini
telah tiba di perbatasan kota Wa kang, pusat dari kaum
pemberontak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
582
Khi Soey lalu memberhentikan pasukannya dan memerintahkan
anak buahnya membangun kubu-kubu tanggsi dan benteng-benteng
pertahanan. Dentuman-dentuman meriam diledakkan untuk
menggeertak dan membuat grogi musuh.
BERSAMBUNG
Taktik apakah yang sedang dirercanakan dan disusun oleh Ji Bouw
Kong?
Berhasilkah ia menarik jenderal Khu Soey yang gagah perkasa
kepihaknya?
Bagaimana reaksi menteri Hoa Kit tatkala Ia menerima bingkisan
dari Wa Kang yang isinya ternyata adalah buah kepala puteranya?
Apa tindakan menreri Hoa Kit terbadap jenderal Khu Soey?
Bagaimana pendekar-pendekar gagah Wa Kang menyelamatkan
keluarga jenderal Khu Soey ?
Bacalah Jilid ke Tujuh Belas.
SEGERA TERBIT !
JILID 17
Most people enjoy the inferiority of their best friends.
- Banyak orang bergembira dengan kekurangan-kekurangan yang
ada pada kawan-kawan karibnya sendiri. Heran bukan?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
583
Iedere man heeft zijn prijs.
- Setiap orang mempunyai harga diri sendiri.
- Bukan kemenangan-keenangan, tetapi kekalahan-kekalahanlah
yang memperkuat manusia!
(Kiriman Dhyana)
GEMURUHNYA meriam-meriam yang dilepas sampai ratusan
ledakan itu bergemuruh dan sampai ke Wa Kang. Beberapa mata
mata berlari-lari menghadap dan melaporkan datangnya angkatan
perang kerajaan yang berkekuatan lima belas laksa dan di kepalai
oleh jederal kuat Pang Pouw Siang Si Khu Say.
Kun Si Mo Ong terkejut dan segera bertanyu pada Kunsu Ji
Bouw Kong.
?Kunsu Ji, daya apakah yang akan kita jalankan? Kekuatan
musuh sangat besar dan di kepalai oleh panglima perang yang kosen.
Dapatkah kita memukul mundur mereka??
?Cukong jangan terlalu gelisah, Sin mengetahui bahwa yang
menjadi komandan Sianhong adalah putera Hoa Kit yang goblok,
oleh karena itu Sin telah menemukan sebuah siasat, dalam dua bulan
angkatan perang musuh itu dapat kita tundukkan, bahkan sejumlah
besar serdadu-serdadunya akan menakluk dan menyerah kepada
kita.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
584
?Kalau memang perhitungan Kunsu demikian, Tim tidak merasa
takut lagi, Untuk apa takut Toh nantinya kita bakal menang? Hahana
haaaaaa haaaa ?
Belum habis tawa raja Kun Si Mo Ong, telah menghadap pula
seorang mata-mata. Mata-mata itu menghadap dan memberikan
laporan bahwa Komandan kesatuan garis depan yang di pegang
janderal to Bun Seng Liong telah maju kedepAN benteng menantang
perang.
Kunsu, Ji Bow Kong lalu mendekati Sian Hiong Sin, dan
memberikan perintahnya.
?Sian Jiko boleh maju menghadapi Sian Hong Khoa Ie Bun
Seng Liong. Sian Jiko harap suka mengalah, demikian juga semua
saudara yang maju nanti supaya pura-pura kalah. Ini adalah suatu
siasat untuk menjebaknya.
Lebih lanjut Ji Bauw Kong membisikkan sesuatu ke telinga Sian
Hiong Sin, siapa tersenyum dan memanggut-manggut kepala tanda
mengerti.
Raja Kun Si Mo Ong yang menangkap pembicaraan itu merasa
bingung.
?Kunsu, mengapa berperang tidak boleh mencari kemenangan,
tetapi malah disuruh mengalah, Apa apaan ini??
?Cukong, ini adalah tipu daya, suatu siasat untuk menjatuhkan
mereka. Percayalah, tidak sampai dua bulan angkatan perang itu akan
dapat kita taklukkan!?
?Haa aneh, aneh, tetapi siasat yang bagaimana yang hendak
Kunsu jalankan itu??
?Maaf, cukong tidak boleh mengetahui lebih dahulu, sebab ini
adalah rahasia kemiliteran yang tidak boleh bocor. Kelak cukong
akan mengetahuinya sendiri.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
585
Thia Kauw Kim mati daya dan tidak banyak bertanya-tanya lagi.
Sian thong Sin lalu mengatur pasukannya dan keluar menghadapi
musuh.
Kedua panglima itu berhadapan dan saling melontarkan caci
maki. Kemudian mereka bertarung sengit. Sebenarnya dalam dua
tiga jurus saja Hiong Sin dapat mengalahkan lawannya. Akan tetapi
ia tunduk kepada perintah militer, ditaatilah perintah Kunsu Ji. Ia
berseru dan memutar kudanya kaburkan diri.
Ie Bun Seng Liong yang tinggi hati, congkak dan merasa
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dirinya gagah, sama sekali tidak mengetahui kalau hal ini adalah tipu
daya. Dengan penuh nafsu ia mengejar sambil memaki-maki
sepanjang jalan.
Setelah Sian Hiong masuk, yang keluar menggantikan adalah
Cin Siok Poo, Lie Ji Kui Cee Kok Wan, Kim Kak, Tong Koan dan
semua panglima-panglima Wa Kang keluar satu persatu. Namun tiga
empat jurus mereka seakan-akan tidak tahan menghadapi Seng
Liong, berseru nyaring putar kudanya dan lari masuk ke dalam kota.
Di dalam satu hari, belasan panglima Wa Kang dapat dikalahkan
oleh Ie Bun Seng Liong. Bukan main besar hati, mongkok dan
jumawanya, sesumbar sampai memenuhi padang peperangan. Ia
merasa tisak ada satu panglima Wa kang pun yang sanggup
menghadapinya.
Setelah cuaca berubah menjadi gelap, Ie Bun Seng Liong
menarik mundur pasukannya.
Panglima Peng Siauw Siang Si Ku Soey merasa girang sekali.
Benar-benar ia tidak menyangka kalau putera kedua menteri Hoa Kit
ini mempunyai kelihaian yang mengagumkan. seorang panglima Wa
kang pun tidak ada yang menandinginya. Sungguh luar biasa!
Pesta kemenangan yang meriah pun diselenggarakan untuk
menyambut sukses besar ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
586
Pada keesokan harinya kembali Ie Bun Seng Liong keluar
menantang perang. Akan tetapi benteng Wa Kang tetap tertutup
rapat. Dari dalam tidak ada suatu reaksi apapun juga.
Dari hari ke hari, Ie Bun Seng Liong mengajukan tantangan
tantangan dan memaki-maki. Namun dari pihak Wa Kang tetap
mengantapkan saja.
Sementara itu, laporan kemenangan disampaikan kek kota raja.
Baginda dan para staf merasa girang sekali. Mereka yakin kali ini
gerakan pemberontak itu pasti akan dapat ditumpasnya.
Selama setengah bulan lebih, tantangan-tantangan Seng Liong
tetap tidak dilayani. Bukan main kesal dan mendongkol perasaannya.
Pada suatu hari, kembali ia membawa pasukannya mendekati
tembok benteng dan mengajukan tantangan peang.
Kali ini Ji Bouw Kong memerintahkan Cin Siok Poo untuk
keluar menangkap Ie Bun Seng Liong.
Dalam tiga jurus Ie Bun Seng Liong dapat dipukul dadanya
sehingga menjerit dan roboh dari kudanya. Siok Poo dengan gesit
lalu meringkusnya. Melihat panglimanya dengan mudah dapat
dirobohkan musuh, tentara-tentara Sweitiauw lari tunggang langgang
ketakutan sekali.
Panglima Khu Soey menerima laporan kekalahan ini kaget
setengah mati. Ia merasa heran sekali. Bukankah beberapa hari yang
lalu setiap keluar perang selalu memperoleh kemenangan. Kenapa
kini baru tiga jurus, Seng Liong telah dipukul roboh dan anak
buahnya kacau balau tidak karuan?
Khu Soey sadar bahwa ini pastilah tipu muslihat dari musuh
yang licin. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan untuk memperkuat
pertahanan dan pos-pos jalan penting di blok ketat. Tidak diijinkan
satfnya keluar menantang perrang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
587
Sementara itu ternyata Ji Bouw Kong di dalam setengah bulan
itu telah membuat persiapan-persiapan untuk tipu daya yaitu, antara
lain sebuah peti indah. Peti ini untuk buah kepalanya Ie Bun Seng
Liong. Disamping itu juga pakaian-pakaian seragam serdadu
kerajaan atau Heng Thauw.
Setelah Ie Bun Seng Liong dipenggal kepalanya, lalu
dimasukkan ke dalam peti indah itu dan menugaskan Ong Pek Tong
untuk mengirimkannya kepada Ie Bun Hoa Kit di kota raja.
Ji Bouw Kong membisikkan siasat-siasat yang harus dijalankan
selama di ibu kota selama di kota raja.
Beberapa hari kemudian rombongan Ong Pek Tong telah tiba
dengan selamat di kota raja. Mereka bersembunyi di dalam gedung
Heng Pauw kemudian mengadakan penyelidikan-penyelidikan yang
teliti.
Tatkala diketahui bahwa menteri Ie Bun Hoa Kit sedang sowan
ke kraton. Maka Pek Tong dengan seorang pengawal cepat-cepat
membawa peti indah berisi buah kepala Ie Bun Seng Liong itu ke
gedung Hoa Kit.
Kepada para penjaga pintu Ong Pek Tong menyampaikan kata
kata penuh hormat.
?Ciongswe koko, mohon bertanya, apakah Siangya (bapak
menteri yang mulia) berada di rumah??
?Tidak ada, tidak ada, Siangya sedang bersidang di istana dan
mungkin nanti tengah malam baru kembali. Saudara ada urusan apa?
nanti biar aku sampaikan.?
?Kami adalah perutusan dari Khu Goanswe di medan peang Wa
Kang, beliau mengirimkan sepucuk surat, tolonglah Ciongwe koko
menyampaikan kepada Siangya. Nanti kami akan kembali lagi untuk
meminta surat balasan dari Siangya.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
588
Para pengawal itu menyambuti dengan baik dan membalas
pemberian hormat dari Ong Pek Tong dan ajudannya yang segera
ngeloyor pergi.
Setelah mengirimkan kotak indah itu, Ong Pek Tong dan
ajudannya kembali ke gang di belakang gedung Heng Pauw. Ia
perintahkan lima puluh anak buahnya untuk mengenakan pakaian
seragam tentara kerajaan. Ia sendiri menunggang kuda dan
menyamar sebagai komandan kesatuan Kim Ie Wee.
?Tunggu cuaca agak gelap nanti, barulah kita bertindak. Jangan
gelidah dan gugup. Dalam hal ini kita harus tabah dan bersikap
tenang sehingga tidak menimbulkan kecurigaan tentara-tentara yang
berpapasan.
Semua menyatakan baik dan berjanji akan menjalankan tugas itu
secara konsekwen.
Begitulah tatkala terang telah lewat dan malam menggantikan.
Ong Pek Tong lalu memimpin lima puluh anak buahnya mengurung
gedung keluarga Jenderal Khu Soey.
Tanpa permisi mereka lau turun dari kuda masing-masing.
Lengkap dengan persenjataan mengadakan penggerebegan.
Isteri jenderal Khu Soey dan puteranya pucat pasi dan menggigil
ketakutan. Ada kesalahan dan dosa apakah sehingga mereka harus
ditangkap?.
Ong Pek Tong selaku komandan Kim Ie Wee tetiron segera
membacakan firman palsu pula.
?Peng Pauw Siang Si Kah Soey telah melakukan kesalahan besar
menghukum mati komandan Sianhongnya sendiri yaitu Ie Bun Seng
Liong, kemudian bersekongkol dengan kaum pemberontak.
Membawa lima belas laksa anak buahnya bergabung dengan kaum
pemberontak, kesalahan ini amat besar dan tak terampunkan lagi,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
589
baginda memerintahkan untuk menangkapi seluruh kerabat
keluarganya, untuk diambil bagian menerima hukuman mati. Harap
perintah diindahkan!?
Ong Pek Tong lalu memberikan isyarat kepada anak buahnya,
mereka cepat bertindak, menangkapi keluarga Khu Soey dan
dinaikkan ke dalam kereta pesakitan.
Setelah pintu gedung Goanswe Khu Soey itu dikunci dan
desegel, barulah Ong Pek Tong membawa rombongannya dengan
bergerak cepat meninggalkan kota raja.
Sementara itu, tengah malam barulah menteri Ie Bun Hoa Kit
pulang dari persidangan di istana. Baru saja hendak duduk
melepaskan lelah, pengawalnya menghadap dan menyampaikan
sepucuk surat serta sebuah kotak indah.
?Seorang perutusan dari tangsi di Wa Tang minta kotak dan
surat ini disampaikan kepada Siangya. Harap diterima. Katanya kurir
itu adalah perutusan dari Goanswe Khu Soey, nanti atau besok akan
kembali lagi untuk mengambil balasan surat dari Siangya!?
Ie Bun Hoa Kit menerima surat dan bingkisan itu dengan
perasaan kurang tenteram, seakan ada firasat buruk yang kontak
dengan kejiwaannya. Heran, Goanswe Khu adalah seorang perajurit
yang jujur, tegas dan disiplin, selamanya tidak pernah kirim
mengirim barang bingkisan, kenapa ini ada bingkisan dari dia?
Apakah maksudnya? Apa pula arti yang terkandung dalam kiriman
ini?
Kotak indah itu lalu dibukanya. Akan tetapi didalamnya tidak
keluhatan barang apapun. Hanya kain beraneka ragam yang
menumpuk tebal.
Heran, benda apakah yang dibingkiskan ini? kain-kain
beranekka ragam itu dikeluarkan. Paling bawah barulah tangan IeKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
590
Bun Hoa Kit meraba sesuatu yang empuk-empuk menjijikkan.
Seperti ada darah dan baunya tidak sedap.
?Hem, bingkisan apakah ini? Apakah Khu Goanswe sedang
main gila??
Dengan sengit kotak itu ditmplekkan (dibalik). Dari dalam kotak
indah itu menggelinding keluar sebuah kepala sampai sebatas leher,
sedikit keriput dan sudah membusuk. Darah hitam masih belepotan
di leher dan menempel di rambut-rambut. Ie Bun Hoa Kit terperanjat
?Aih, kepala siapakah ini??
Dengan penerangan buah kepala itu diteliti. Tatkala dikenali
bahwa buah kepala puteranya itu Ie Bun Seng Liong, menjeritlah
menteri Hoa Kit.
Menjerit-jerit histeris, meraung sesambatan dan jatuh pingsan.
Para ajudan berleri-lari sibuk memberikan pertolongan. Buah kepala
itu disimpan dan dirawat dengan baik.
Mereka sibuk dan bingung, sebab kongcu yang bertugas ke
medan perang sudah mati, yang kini kembali adalah buah kepalanya
saja.
Setelah beberapa saat diurut-urut dadanya, diminumkan obat
obatan, barulah menteri Ie Bun Hoa Kit tersadar dari pingsannya.
Dengan mengucurkan air mata, menteri Hoa Kit menguatkan
hatinya dan membaca surat yang diterima dari ajudannya.
Bunyi surat itu antara lain sebagai berikut :
?Puteramu karena kemenangan-kemenangan yang diperolehnya
selama dalam medan perang, akhirnya menjadi sangat congkak dan
tinggi hati. ia mengira dirinya lah yang paling banyak menanam
jasa. Oleh karena itu ia tidak memandang sebelah mata kepadaku.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
591
Berulang kali tata tertib kemiliteran, undang-undang dan peraturan
dilanggarnya. Oleh karena itu terpaksa untuk memberikan teladan
kepada para staf dan anak buah, Ie Bun Sin Liong kujatuhi hukuman
mati.
Sengaja buah kepala ini kukirim supaya Menteri sebagai orang
tuanya dapat mengetahui.
Hormatku,
Peng Ma Tay Goanswe Khu Soey?
Surat ini adalah surat palsu yang dikarang oleh Kunsu Ji Bouew
Kong.
Membaca isi surat itu, meluaplah amarah Ie Bun Hoa Kit. Ia
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggeram bagaikan singa lapar, meremas-remas surat itu hingga
bancur, kemudian mengutuk dan menyumpah-nyumpahi Khu Soey.
?Bangsat tua bangka sekarat! Puteraku tidak mempunyai
permusuhan apa-apa denganmu, mengapa engkau begituu kejam
membunuhnya? Awas! Tunggulah pembalasanku!?
Walaupun hari telah malam, namun menteri Ie Bun Hoa Kit
tidak dapat lagi menahan kesabarannya. Ia perintahkan anak buahnya
untuk mempersiapkan kereta.
Sengan membawa surat kumal karena diremas-remas serta buah
kepala puteranya, ia menghadap baginda di istana. Dengan
bercucuran air mata dilaporkan kembali musibah yang menimpa
puteranya itu.
Ketika baginda membaca surat dari Khu Soey yna g dibawa oleh
Hoa Kit sebagai bukti, meluaplah amarah baginda.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
592
?Kerahkan satu bataliyon pasukan Kim Ie Wee, kepung gedung
bangsat tua itu dan tangkap seluruh keluarganya. Seret
keseluruhannya ke tanah lapang dan penggal batang leher mereka!?
Komandan Kim Ie Wee segera berlutut menerima perintah
baginda Swei Yang Tee.
Akan tetapi ketika pasukan resimen pengawal kaisar ini sampai
di gedung keluarga jenderal Khu Soey, ternyata gedung itu tertutup
rapat dan telah disegel. Penghuninya kosong dan tidak seorangpun
yang tinggal lagi.
Komandan Kim Ie Wee yang asli bersama anak buahnya
menjadi terheran-heran, siapakah yang bertindak mendahuluinya?
Terpaksa dengan tangan hampa kembali ke ke istana.
Baginda Swei Yang Tee kaget sekali tatkala komandan Kim Ie
Wee itu kembali dan melaporkan apa yang telah terjadi.
?Haa, Tim belum mengeluarkan firman apapun, kejadian ini
diluar pengetahuanku. Gila, siapakah yang telah berani bermain
gila??
Menteri Ie Bun Hoa Kit banting-banting kaki tatkala mendengar
laporan itu.
?Baginda yang mulia, ini pasti perbuatan Khu Soey. Mungkin ia
telah menakluk kepada kaum pemberontak dan mengirim anak
buahnya untuk menyamar dan memboyong seluruh keluarganya.
Ataupun juga orang-orang Wa Kang yang berbuat hal ini untuk
menarik Khu Soey ke pihaknya.
Kalau Khu Soey masih melum menakluk, kirimlah, baginda kirimlah
perutusan untuk menjatuhkan hukuman mati kepada Khu Soey.
Turunkan firman supaya Khu Soey membunuh dirinya sendiri!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
593
Baginda tidak berpikir panjang lagi, semua saran dan anjuran Ie
Bun Hoa Kit diterima dan diturutinya. Begitulah baginda lalu
menurunkan firman, Khu Saoey harus membunuh dirinya sendiri.
Seorang kepercayaan ditugaskan membawa Kim pay dan
dikawal empat perwira Siaue Ut segera berangkat ke medan perang
Wa Kang menyampaika kepada jenderal Khu Soey.
Sementara itu Ong Pek Tong dan kelima puluh anak buahnya,
setelah berhasil membawa seluruh keluarga jenderal Khu Soey, terus
menjalankan kereta-kereta mereka tanpa mengenal lelah. Siang
malam berjalan terus sehingga dalam waktu yang singkat mereka
telah tiba kembali di Wa Kang dengan selamat.
Kedatagan Ong Pek Tong dan rombongannya sangat
menggirangkan hati Ji Bouw Kong dan saudara-saudaranya.
Keluarga jenderal Khu Soey disediakan kamar-kamar yang bersih
dan cukup besar untuk tempat tingal mereka.
Perjamuan untuk menyambut kedatangan keluarga jenderal Khu
Soey diselenggarakan. Tanpa banyak bertutur kata, dihantar ke
kamar yang telah disediakan untuk melepas lelah.
Pada keesokan harinya, Ji Bouw Kong memberi tugas kepada
Cin Siok Poo untuk keluar menantang perang. Sebelum berangkat, Ji
Bouw Kong memberikan penjelasan-penjelasan atau siasat yang
harus dijalankan.
Setelah jelas dan dapat dimengerti, barulah melepas Cin Kiong
berperang.
Tatkala mata-mata angkatan perang kerajaan mendengar bahwa
kaum pemberontak mengirimkan pasukan untuk berperang. Jenderal
Khu Soey, segera memberi komandao pasukan tempurnya berbaris
rapi dan berangkat ke medan perang menghadapi tantangan musuh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
594
Waktu berhadapan, menurutkan pesan Ji Bouw Kong. Cin Kong
berlaku hormat sekali sambil membungkukkan badan.
?Khu ciangkun yang mulia, karena siauciang mengenakan
pakaian perang, sehingga tidak bisa menjalankan penghormatan
semestinya. Harap Khu Ciangkun memberikan maaf yang sebesar
besarnya!?
Melihat sikap dan tutur kata Cin Kiong yang sopan santun penuh
hormat, Khu Soey pun membalasnya dengan sikap yang sama.
?Cin ciangkun, Punswe mendengar engkau adalah enghiong
sejati. Mengapa sudi bercampur gaul dan mendukung gerakan kaum
pemberontak yang merongrong pemerintah? Oleh karena itu, bila
masih sadar akan dirimu, turunlah dan menyerahlah pada punswe.
Tidak nanti punswe telantarkan penaklukanmu. Urusan yang sudah
sudah tidak nanti punswe ungkit-ungkit kembali.
?Khu Goanswe, engkau hanya melihat persoalan bagian yang
sebelah, tetapi tidak melihat secara keseluruhan. Cobalah Goanswe
renungkan, raja yang berkuasa sekarang ini raja macam apa. Ayah
sendiri diracun, ibu-ibu tiri diperkosa, koko dan sosonya dipaksa
harus bunuh diri, menteri-menteri setia disingkirkan, bahkan yang
pandai menepuk pantatnya dan menjilat yang mendapat kedudukan
tinggi.
Pemerintahan berjalan secara lalim, sewenang-wenang dan tidak
mengenal keadilan, kebenaran dan kebijaksanan. Oleh karena itu
orang-orang gagh di seluruh penjuru telah berani mengangkat senjata
untuk menumbangkan pemerintahan buto dan lalim ini.
Khu Goanswe, apakah tidak sebaiknya goanswe yang bergabung
dengan kami untuk menumbangkan pemerintahan yang lalim itu?
Junjunganku akan memberikan gelar dan pangkat yang sama.
Siauciang jamin Khu Ciangkun tidak nanti akan terlantar!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
595
Meluap amarah jenderal Khu Soey mendengar kata-kata Cin
Siok Poo itu, dengan menggeram keras ia memaki.
?Bangsat keparat! Kau berani memutar lidah dan melontarkan
balik kata-kataku, lihatlah senjata!?
Jenderal Khu Soey dengan sengit mengayunkan Siangpiannya.
Akan tetapi Siok Poo tidak tinggal diam, ia angkat tombaknya Hauw
Thao Kim Cio dan mengkis serangan itu Trang siuuut weess
trangg
Terjadilah pertarungan yang seru dan hebat. Puluhan jurus telah
berlalu dan kekuatan kedua jago itu berimbang sehingga sukar
diketahui siapa yang bakal menang.
Melihat buge dan kekuatan Siok Poo, jenderal Khu Soey lalu
mengubah cara bertarungnya. Ia berpikir, ?kepandaian Cin Kiong
sungguh lihay, baiklah aku menggunakan Tok Bun Pian untuk
memukul mati padanya.?
Melihat lawan mengangkat pian berbareng dengan ayunan
tenaga penuh, Cin Siok Poo mendahului menyampok dengan gagang
tombak panjangnya dengan tenaga penuh pula trangg tranngg
klontang
Saking kuatnya tenaga sampokan yang dikeahkan Siok Poo
sehingga sepasang pian jenderal Khu Soey terlepas dari
genggamannya dan mental jatuh ke rumput.
Menggunakan kesempatan yang baik itu, Siok Poo bergerak
cepat, ia ulurkan tangan kanannya, menjambret pakaian perang Khu
Soey, akan tetapi jenderal tua ini setelah kaget beberapa saat, cepat
menguasai diri dan berjaga-jaga. Waktu Siok Poo mengulurkan
tangan dan menjambret pakaian perangnya, ia mengulurkan tangan
menjambret topi perang Cin Kiong. Terjadilah tarik menarik, betot
membetot seru sekali. Kedua jago itu karena sama-sama lepas tangan
dan adu tenaga sehingga tidak dapat menguasai keseimbangan badan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
596
Mereka berguling roboh dari pelana kuda, brukk Dan jatuh
dibawahpun mereka masih saling berkotekan. Jambak menjambak,
cakar-cakaran, saling dorong, betot-membetot dan berpitingan seru
sekali.
Pakaian mereka robek-robek dan tisak karuan rupanya, darah,
keringar bercucuran membasahi sekujur tubuhnya. Sampai cuaca
menjadi gelap barulah pertarungan dihentikan.
Khu Soey membawa pasukanya kembali ke tangsinya.
Sedangkan Cin Siok Poo membawa anak buahnya kembali ke dalam
kota.
Baru saja membersihkan diri dan berganti pakaian, perwiranya
datang menghadap melaporkan pembantu setia jenderal Khu Soey
datang.
?Hah? Ada kabar penting apakah sehingga dari kota raja ia
datang ke medan perang ini? suruhlah masuk!?
Pembantu setia jenderal Khu Soey yaitu bapak Khu Thian Poo
segera menghadap dan berlutut di hadapan jenderal Khu Soey sambil
mengucurkan air mata.
?Berita apakah yang kau baw Thia Poo? Lekaslah ceritakan!?
?Loya, baginda telah memerintahkan pasukan Kim Ie Wee
menyegel gedung kediaman Loya dan menangkapi seluruh kerabat
keluarga Khu.?
?Hah? Apa salah dan dosaku, sehingga baginda bertindak
demikian kejam??
?Menurut firman yang dibacakan. Loya telah kesalahan
membunuh Ie Bun Seng Liong, putera yang mulia perdana menteri Ie
Bun Hoa Kit yang menjabat sebagai Siang Hong Khoa dalam
angkatn perang yang Loya kepalai.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
597
Mendengar laporan ini jenderal Khu Soey menghela nafas
dalam-dalam.
?Ie Bun Seng Liong tertawan musuh, bagaimana bisa berubah
hal yang demikian?
Belum habis ucapan jenderal itu, kembali seorang perwira dtang
membimbing kongcu Khu Hok. Melihat puteranya juga datang,
semakin herannya jenderal Khu Soey.
?Sesungguhnya, apa yang telah terjadi? Coba Hokji
tuturkanlah!?
Khu Hok memberi hormat, kemudian mengambil tempat duduk
dan mulai menuturkan kisah yang dialaminya.
?Mungkin ayah kaget melihat Hokji datang ke tangsi ini? kami
sekeluarga telah ditawan oleh kaum pemberontak. Mereka menyamar
Resimen Kim Ie Wee. Menangkapi kita sekeluarga dan dibaw
dengan kereta pesakitan ke Wa Kang.
Semua ini adalah siasat dan tiu dayanya Kunsu Ji Bouw Kong
untuk menarik ayah ke pihaknya. Mereka memperlakukan keluarga
kita dengan hormat dan baik. Apakah yang harus kita perbuat aah?
Hari ini unsu Ji Bouw Kong memerintahkan Hokji datang kemari
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan berunding dengan ayah!?
Jenderal Khu Soey kemekmek, bungkam berdiam diri dan tak
tahu apa yang barus diperbuat. Menolak kemauan Ji Bouw Kong,
seluruh keluarganya telah berada di Wa Kang. Menurut ajakan Ji
Bouw Kong, berarti membantu pemberontak dan menentang
pemerintahan yang sah. Heiya apa yang harus aku lakukan?
Tengah ayah dan anak ini duduk tepekur memikirkan jalan mana
yang harus dipilihnya, kembali seorang datang perwira enghadap dan
memberikan laporan bahwa dari kota raja telah datang seorang
perutusan baginda yang dikawal empat orang perwira Siau Ut.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
598
Jenderal Khu Soey terkejut, cepat-cepat bangkit dan berlutut
dihadpan perutusan yang membawa Singci (firman) baginda. Utusan
kaisarSwei Yang Tee lalu membacakan Singci dengan keras.
?Panglima perang berpangkat Peng Ma Tay ciangkun Khu Soey
diperintahkan harus berharakiri, membunuh drinya sendiri dengan
pedang karena telah sengaja membunuh bawahannya yang gagah
perkasa yaitu Sian Hong Khoa Ie Bun Seng Liong .. ?
Belum habis firman baginda dibacakan, kongcu Khu Hok, serasa
meledak dadanya. Tanpa memperhitungkan akibatnya, ia bangkit dan
dengan sekali tebas putuslah batang leher perutusan itu. buah kepala
serta tubuh perutusan itu roboh bergedebrukan ke tanah. Darah
menyembur bagai pancuran lebat.
Jenderal Khu Soey yang berlutut sambil menundukkan kepala
menjadi terkejut tatkala secara tiba-tiba perutusan itu roboh tanpa
kepala. Ia menatap puteranya dengan sinar mata penuh kemarahan.
?Ayah, Hokji menjadi tersadar ketika mendengar Singci yang
tidak adil ini. Sekarang nasi telah menjadi bubur, marilah kita
menggabungkan diri dengan para orang gagah yang berkedudukan di
Waa Kang. Raja yang Bangpak, lalim, buto, sewenang-wenang, perlu
apa kita lindungi terus. Pengabdian kita akan sia-sia, bagaikan air
yang disiram di padang pasir. Bukan pahala yang kita dapat, akan
tetapi kematian, sebagaimana Singci yang ayah dengar tadi!?
Jenderal besar Khu Soey memejamkan mata dan mengucurkan
air mata. Berulang kali ia menarik nafas panjang.
?Yah, apa boleh buat .. Hokji, kau kembali dulu ke kota Wa
Kang, memberitahukan penaklikan kita!?
Khu Hok lalu bergegas meninggalkan tangsi ayahnya dan
kembali ke kota Wa Kang. Menerima penaklukan ini, raja Kun Si
Mo Ong dan saudara-saudara angkat lainnya, tidak terkirakan betapa
senang hatinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
599
Dengan penuh kehormatan mereka menyambut kedatangan
jenderal khu Soey bersama lima belas laksa serdadunya yang datang
menakluk kepada orang gagah di Wa Kang.
Kemenangan ini sangat luar biasa dan sukar dicari
persamaannya dalam sejarah manapun. Thia Kauw Kim
menyelenggarakan pesta kemenangan sampai tujuh hari tujuh
malam.
Sementara itu keempat Siauw Ut atau pengawal menunggu di
luar tangsi.
Tatkala mendengar ribut-ribut dan mendengar bahwa perutusan
telah mati dipenggal batang lehernya, mereka berempat lalu
kaburkan kudanya dan kembali ke kota raja.
Siang malam keempat pengawal itu tidak berani melepas lelah
dan terus kaburkan kudanya untuk cepat-cepat dapat sampai di
tempat tujuan dengan selamat.
Begitu tiba di kota raja, keempat Siauw Ut langsung menuju
istana dan menghadap baginda untuk melaporkan kejadian di medan
perang Wa Kang.
Tidak terkirakan betapa murkanya baginda, sampai tidak sepatah
katapun dapat keluar dari mulutnya. Menteri Ie Bun Hoa Kit maju
bersembah dan memberi saran.
? Baginda yang mulia, bila bukan panglima ulung dan pandai
berperang yang maju kemedan laga, tidak nanti dapat menumpas
kaum pembrontak di Wa Kang.?
?Hm lalu siapakah kiranya yang di anggap panglima yang
surup untuk kita beri tugas menumpas pembrontakan di Wa Kang??
?Congpeng kota San Ma Koan dapatlah kita andalkan untuk
menumpas kaum pembrontak di Wa Kang. Ia mempunyai tiga putera
yang usianya masih sangat muda. Akan tetapi kekuatan danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
600
kelihayannya sukar di carikan bandingan. Puteranya yang terkecil
PWE GOAN KEN biarpun barn belasan tahun umurnya, akan tetapi
senjatanya yang berupa sepasang gembolan, masing-masing beratnya
tidak kurang dari tiga ratus kati. Belum pernah apa seorang panglima
di kotanya yang sanggup menerima pukulan gembolannya itu.
Oleh karena itu bila baginda yang mulia memanggil mereka dan
menugaskan memukul We Kang, Sin percaya dan yakin sepenuhnya
kaum pembrontak itu akan runtuh dan gulung tikar.
Baginda Swei Yang Tee menerima saran dari menteri Hoa Kit,
Surat firman berupa panggilan segera di kirimkan ke kota San Ma
Koan untuk memanggil jenderal Pwe Jin Kie dan ketigta puteranya
datang menghadap ke kota raja, Setelah mengutus seorang perwira
pergi ke San Ma Koan sidang lalu dibubarkan.
PWE GOAN KHENG ADALAH
ORANG KUAT NOMOR TIGA
DI JAMANNYA SWIETIAUW.
Oleh karena itu kekuatannya, kelihayannya jarang menemukan
tandingan.
Sepenerima surat perintah jenderal Pwe Jia Kie lalu mengajak
ketiga putera dan angkatan perangnya datang kekota raja.
Kedatangan mereka justru tidak dapat segera mengbadap
baginda. Sebab pada saat itu baginda tidak berada di balairung, akan
tetapi sedang berada of ruing Ci Wi Thia Tam.
?Baginda tidak berada di balairung, akan tetapi sedang Kok Thio
di ruang Ci Wi Thia Tam. Bila ciangkun hendak menghadap yang
mulia, baiklah kami suruhan beberapa Siau Ut untuk menganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
601
tarkan!? berkata komandan jaga pintu Hong Bun kepada jenderal
Pwe Jiu Kie.
?Ya, kedatangan kami sangat penting karena Singci panggilan
dari baginda sendiri. oleh kerena itu tolonglah hantarkan kami untuk
segera dapat menghadap kepada baginda!?
Dua Siau Ut lalu memimpin jenderal Pwe dan ketiga puteranya
masuk keruang Ci Wi Thia Tam dalam ruangan itu, benar saja
baginda Swei Yang Tee sedang asyik bermain catur dengat Kok Thio
Thio Tay Pin .
?Sin bersama tiga putera datang menghadap semoga baginda
bertahagia dan menanti perintah lebih lanjut!?
Karena sedang asyik bermain catur, kata-kata jederal Pwe Jin
Kie tidak terdengar oleh bagina. Mereka masib asyik bermain catur
dan tidak mengcuhkan sama sekali.
Dengan sabar jenderal Pwe Jin Kie mengulangi tegur sapa dan
salam hormatnya. Akan tetpi tetap juga baginda tidak
mendengarkannya. Teguran itu diulang sampai tiga empat kali,
namun baginda tidak mendengarnya.
Menteri Kok Thio sebenarnya dapat melihat kedatangan jenderal
Pwe dengan tiga puteranya, akan tetapi sengaja tidak mau memberi
tahu kepada baginda dan tetap bermain catur sambil tertawa-tawa
menjemukan sekali.
Melihat tingkah laku yang pongah dan jumawa ini meluaplah
hawa amarah Pwee Guan Kheng siputera katiga jenderal Pwe yang
paling kuat diantara tiga saudara. Ia berbangkit dan dengan gerakan
kilat menyambar tubuh menteri Kok Thio dan di pular putarkan.
persis seperti anak kecil bermain SONTOLOWO.
Tubuh Thio Tay Pia yang tinggi besar seperti tidak ada
bobotnya. Baru sekarang menteri yg congkak dan besar kepala ituKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
602
mati konyol. Berkaok-kaok sesambatan, matanya berkunang-kunang
dan dunia rasanya seperti mau KIAMAT.
?Toloooongg tolooongg lepaskan lepaskan aku!?
Baginda terperanjat melibat seorang anak kecil kekuatannya
melebibi gajah. Sunggub baru kali ini baginda menjunipai keajaiban
yang mentakjubkan itu. Baginda segera berbangkit dan bertanya.
?Siapakah anak kuat itu??
?Itulah Sin punya anak yang ketiga bernama Pwe Goan Kheng.
Menyahut jenderal Pwe Jin Kie dengan hormat.
?Sungguh luar biasa kekuatan anak ini, masih bocah sudah
sanggup mengangkat tubuh yang beratnya ratusan kati, ck
ckck Kheng boleh lepaskan Kok Thio!?
Mendengar perintah baginda, Pwe Goan Kheng tidak berani
memhantah. Tubuh Thio Tay Pin dilepaskan, sehingga pembesar
congkak itu gentayangan bergulingan kelantai. Mukanya bengep,
kepalanya benjol dan mulut serta hidung berboboran darah.
Bukan main sakit hati, mendongkol dan dendamnya terhadap
Pwe Goan Kheng melampaui takaran.
Baginda Swei Yang Tee menatap tajam kepada Pwe Goan
Kheng, dari ujung rambut sampai ke telapak kaki kembali naik
keujung rambut. Bocah ini sungguh kosen dan gagah luar biasa. Bila
ia sedia abdikan diri kepadaku, akan merupakan benteng pelindung
yang amat kuat. Baginda lalu mernutuskan firman-firmannya.
?Pwe Jin Kie engkau kuangkat sebagai panglima besar dan
Khengcu (anakmu Goan Kheng) kuangkat sebagai Sian Hong Khoa.
Kedua putera yang lain sebagai staf. Kalian boleh kepalai angkatan
perang kerajaan yang berkekuatan sepuluh laksa serdadu untuk
memukul Wa Kang dan menumpas habis gerombolan pernbrontak.
Kelak bila berhasil dan kembali kekota raja dengan kemenangan,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
603
Tim akan menganugrahkan pangkat hesar dan gelar agung kepada
kalian!?
Pwe Jin Kie bersama tiga puteranya berlutut menghaturkan
banyak terima kasih atas kemurahan baginda.
?Dalam angkatan perang yang berangkat ke medan perang Wa
Kang haruslah ada Kim Cat Heng Kunsu (penasehat bidang
kemiliteran). Siapakah kiranya yang bersedia untuk menjabat sebagai
penasehat perang ini untuk menilik Pwe ciangkun ayah dan anak??
Secara spontan menteri Thio Tay Pin maju bersembah dan
menyatakan bersedia mengemban tugas itu.
?Sin bersedia menjabat Kam Cat Heng Kun su bila baginda
menyetujuinya??
?Bagus, Timpun merasa girang Kok Thio suka maju kegaris
depan. Buginda lalu menaikkan pangkat Thio Tay Pin menjadi Heng
Pou Thai Ci Hui, Thian Hee Toau Ciauw Thao.
Keempat pembesar itu lalu berlutut dan disumpah. Masing
masing mengucapkan janji jabatan di hadapan buginda, kemudian
mengundurkan diri untuk mempersiapkan pasukan yang akan di
pimpinnya maju kemedan perang Wa Kang.
Pada keesokan harinya angkatan perang yang berkekuatan
sepuluh laksa serdadu itu bergerak meninggalkan kota raja dan
menuju ke Wa Kang. Akan tetapi setelah berada kira-kira lima pulub
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Li dari Tiangan, Thio Tay Pin sebagai penasehat perang yang
kedudukannya lebih linggi dari jenderal Pwe Jin Kie segera
mengubah tujuan. Ia memerintahkan untuk memukul kota Kim Tek
Koan terlebih dahulu.
Jendaral Pwe dan ketiga puteranya serta para kesatuan tempur
tidalk berani membantah perintah dari atasan. Mereka lalu
membelokkkan arah dan menuju ke kota Kim Tek Koan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
604
Pada suatu hari angkatan perang kerajaan telah tiba di perbatasan
kota Kim Tek Koan. Panglima yang diserahi tugas untuk menjaga
keamanan tersebut adalah Kee Jun Fu dan Liu Ciu Sin.
Thio Tay Pin lalu menghentikan pasukannya dan mendirikan
tangsi dan kubu-kubu pertahanan. Pada hari berikutnya ia memanggil
Pwe Goan Kheng dan memberikan perintahnya,
?Pimpinlah pasukanmu dan pukul kota Kim Tek Koan. Bila
gagal dalam satu hari jangan harap untuk dapat melibat terbitnya
matahari di esok bari. Nab, aturlah pasukanmu dan berangkatlah
menantang perang!?
Menerima perintah ini Pwe Goan Kheng walaupun usianya
masih bocah, akan tetapi ia merasakan juga bahwa perintah ini
didasari jiwa yang tidak sehat. Celaka, atasanku mungkin masih
mendendam akan peristiwa di ruang Ci Wi Thian tempo bari. Hem,
ia memberikan perintah gila, hanya memberi waktu satu hari untuk
merebut kota Kim Tek Koan. Baiklah akan kucoba, akan tetapi
jangan harap untuk mencelakakan kita ayah dan anak, engkau akan
dapat bebuat apa bila kami menaktuk ke Wa Kang?
Pwe Goan Kheng memberi hormat dan mengundurkan diri tanpa
banyak berkata-kata.
Tiba di tangsinya ia segera mengatur pasukannya dan berangkat
kebenteng Kim Tek Koan untuk manantang perang.
Kee Jun Fu dan Liu Cu Sin menerima laporan adanya musuh
yang mennantang perang segera mengatur pasukannya dan kaluar
untuk menyambut. Tatkala melihat komandan Sianhongnya hanyalah
seorang bocah cilik, menuaggang kuda Kacangan (kuda kecil dan
pendek seperti singa). tidak terasa Kee Jun Fu dan Liu Ciu Sin
tertawa geli.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
605
?Bocah, engkau datang untuk mengantarkan jiwa barangka1i?
Siapa engkau bocah ingusan? Gembolan yang kau bawa itu apakah
terbuat dari kayu ? Hahaaaa habaaaa haaaa ?
Pwe Goan Kheng tidak marah di tertawaka dan diejek oleh
musuh-musuhnya. Dengan tegas dan suara keras ia menjawab.
?Aku adalah panglima Sianhong Khoa yang bernama Pwe Goan
Kheng, putera ketiga jenderal penguasa kota San Ma Koan, kalian
tidak perlu bertanya dan tak perlu bertanya apakah gembolaku ini
terbuat dari kayu atau karton. Pokoknya sepasang gembolanku ini
sanggup untuk memukkan batok kepalamu! Bila kalian ingin bukti
majulah!?
Kee Jun Fu don Liu Ciu Sin maju berbareng dan mengayunkan
senjata-senjatanya. Bocah cilik itu barengi mengangkat sepasang
gembolannya untuk mtaangkis Trang trang klontang.
Sekali sampok kedua gegaman Kee dan Liu mental dan
terlempar jatuh. Tapak tangan mereka pecah pecah mengucurkan
darah deras, dengan kaget mereka lalu membalikkan kudanya untuk
kaburkan diri.
Ana kbuah serta serdadu-serdadu yang berada di dalam kota
demi melihat kedua panglimanya dengan mudah dapat di kalahkan
lawannya yang cilik, mereka cepat-cepat berbenah dan lari
mengosongkan kola. Belum sampai satu hari, kota Kim Tek Koan
telah jatuh ketangan Pwee Goan Kheng.
Thio Tay Pin tidak dapat memberi komentar apa, lernyata bocah
cilik yang di musuhinya benar-benar digdaya dan lihay sekali. Belum
sampai satu hari perintahnya telah di tepati.
Setelah beristirahat dua hari, angkatan perang kerajaan ini
metanjutkan gerakannya menuju ke Wa Kang,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
606
? ooOoo ?
BAB XXXII
PWE GOAN KHENG MENAKLUK KEPIHAK
WA KANG HANYA SOAL SI JIONG KALAP
DAN MEMBUNUH PULUHAN JIWA.
SEMEN TARA itu dalam istana di Wa Kang seperti hari-hari
biasa, pagi hari itu raja Thia Kauw Kim si Bloon Kun Si Mo Ong
duduk di kursi kebeserannya dan para pembeser maju satu persatu
memberi hormat.
Tetkala semua pembesar sudah mengambil tempat duduk dan
akan mendengar laporan-laporan yang akan di putuskan
junjungannya, tiba-tiba Kunsu Ji Bouw Kong berseru panjang sambil
menengadahkan mukanya kelangit tak lepas-lepas.
?Celaka, haiya celaka! Cukong kita semua terancam bahaya
besar dan kemungkinan semuanya akan mati!?
Semua yang mendengar kata-kata Ji Bouw Kong menjadi
terperanjat dan saling pandang. Thia Kauw Kim sendiri dengan
segera menegurnya.
?Apakah kunsu sudah hilang ingatan? Kita semua dalam kadaan
segar bugar, kenapa kau katakan semua bakal mati??
?Sin mempelajari perbintangan di langit. Sekarang Sin dapat
melihat penjelmaan dari bintang Suk Thian Touw Thay Po Pat Pi
Locia, orang kuat nomor tiga dijamannya Sweitiauw ini bergerak
hendak menyerang kemari. Semua panglima di Wa Kang ini tidak
akan ada seorangpun yang dapat melawannya, oleh karena itu celaka,
kita seinua dalam marabahaya dan kemungkinan binasa semuanya.
Lihatlah tanda-tanda itu masih jelas terpeta di angkasa!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
607
Semua menengok keluar melalui daun jendela yang terbentang.
Benarlah semua mata dapat melihat bahwa di langit nampak pedut
hitam sangat tebal. Awan. bukannya awan mendung, halimun
bukannya halimun.
Pedat tebal hitam kelam itu menutupi seluruh kota Wa Kang.
Melihat akan kenyataan ini mereka mau percaya dan bercekat
khawatir sekali. Tengah semua pendekar gagah Wa Kang itu
memperhatikan pedut hitam kelam itu, tiba-tiba seberkas sinar putih
yang sangat kuat menembus pedat tebal itu sehingga kian lama kian
menipis dan buyar.
Kini di langit nampak sebentuk sinar merah yang kuat dan
terang. Setelah memperhatikan sekian lana, Kunsu Ji Bouw Kong
berubah wajabnya. Dengan riang gembira ia berjingkrak dan
memberikan penjelasan.
?Inilah rejeki cukong yang besar! Bagusnya ada bintang bangsat
pengkhianat yang hendak menghay (mencelakakan) panglima besar
itu, sehingga mereka berbalik di bunuh dan panglima besar itu, tidak
lama lagi akan meuakluk ke piha kita!?
Semua yang mendengar penjelasan Ji Bouw Kong menjadi lega
dan duduk kekursi masing-masing dengan tenang.
Belum lagi ada yang membuka mutut, tiba-tiba seorang perwira
menghadap dan menyampaikan laporan bahwa kota Kim Tek Koan
telah jatub. Kini kedua Cu Ciang Kee (komandan yang berjaga di
kota itu) datang menghadap.
?Silahkan mereka masuk!? Menitahkan raja Kun Si Mo On
segera. Kee Jun Fu dan Liu Ciu Sin lalu berlutut dan melaporkan
jatuhnya kota yang di kuasakan atas diri mereka.
?Aneh sekali, menghadapi panglima bocah kenapa kalian tidak
dapat bertahan? Sungguh kalian ini tak ada gunanya, tunggulah bila
mereka berani datang kemari, apa yang dapat mereka perbuat??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
608
Raja Kun Si Mo Ong masih tidak percaya akan kehebatan
panglima bocah yang dikatakan oleh Ji Bouw Kong sebagai orang
kuat nomor tiga di jamannya Swei Tiauw ini. Jenderal besar Khu
Soey membela Kee dan Liu dua saudara.
?Cukong belum mengetahui kehebatan putera ketiga Pwe Jin
Kie. Walaupun usianya baru belasan tahun, akan tetapi kekuatannya
luar biasa. Senjatanya berupa sepasang gembolan yang masing
masing beratnya tidak kurang dari tiga ratus kati. (sepasang jadi
enam ratus kati). Panglima-panglima di kotanya tidak satupun yang
dapat bertahan menerima pukulannya. Oleh karena itu bila panglima
cilik yang bernama Pwe Goan Kheng itu datang kemari, kita harus
berlaku sangat hati-hati.?
?Haaaaaaa haaaaa anak kecil begitu ditakuti, kalau sudah
tua akan menakutkannya segera malaikat pencabut nyawa saja
haaaaa..?
Thia Kauw Kim tidak percaya dan tertawa gelak-gelak tak henti
hentinya.
Belum berbenti tawa punjangnya raja Bloon Kun Si Mo Ong,
telah masuk perwira pengintai dengan wajah pucat dan napas sengal
sengal, la berlutut dan menyampaikan laporan bahwa angkatan
perang musuh yang berkekuatan sepuluh laksa serdadu telah datang
di ambang pintu benteng dari mengajukan tantangan perang.
Oleh Thio Tay Pin, jendral cilik Pwe Goan Kheng juga hanya di
berikan waktu satu hari untuk merebut kota Wa Kang. Oleh karena
itu selesai membangun kubu-kubu, ia lalu membawa pasukannya
maju kabenteng Wa Kang dan menantang perang.
?Tidak tahu ciangkun siapakah yang akan keluar menghadapi
musuh?? Raja Kun Si Mo Ong menatap kesemua panglima dan
menawarkan perintah untuk maju berperang.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
609
Jenderal Su Tay Nay maju bersembah dan memajukan dirinya.
?Biarlah siauciang maju untuk memukul angkatan perang musuh!?
Bagus, berhati-hatilah! katanya panglima yang maju ini orang
kuat nomor tiga di jaman ini!?
Su Tay Nay lalu mengenakan pakaian perang menyambar golok
besarnya dan memimpin anak buahnya keluar melayani tantangan
perang musuh.
Ketika jenderal Su Tay Nay melihat lawannya seorang jenderal
cilik, menunggang seekor kuda pendek seperti singa, tanpa terasa
menjadi geli dan tertawa gelak-gelak.
?Hahaa haa Bocah cilik, apakah engkau yang bernarna
Pwe Goan Kheng??
?Tidak salah, akulah Pwe Goan Kheng! Kau siapa??
?Aku adalah panglima kosen dart Wa Kang jenderal Su Tay
Nay. Hei Pwe Goan Kheng, aku tihat bulu kalongmu juga belum
kering, mulutmu bau tetek, oleh karena itu pulang sajalah. Datang
kemari man cari apa??
?Jangan tekebur, kalau takut berperang tidak nauti aku maju
kemedan laga. Kau dengar, Kim Tck Koan dalam beberapa Jam
suclah jatuh ketanganku, Ma kau tidak mangenal gelagat, jaingan
menyesal setelah kasep!?
?Haahaanaaaa haahaaaaaa ? Jenderal Su Tay Nay geli
sekali dan tertawa gelak-gelak.
?Jangan tertawa terus, kita bertemu di sini adalah untuk
berperang bukan untuk tertawa, Lihat gembolanku!?
Pwe Goan Kheng mengayunkan sepasang gem bolannyn secara
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beruntun, trangg trang bruuk hueekk Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
610
SekaIi menangkis golok besar jenderal Su Tay Nay patah
menjadi tiga potong. Tubuhnya terlempar dan terkapar di tanah.
Tapak-tapak tangennya pecah-pecah mengeluarkan banyak
darah.
?Sungguh tidak berguna, kau ingat kata pepatah? Siapa yang
tertawa yang terakhir, itulah yang menang, hahaaaa .. Tuan
kecilmu tidak sudi membunuh orang tak bernama, oleh karena itu
kuampuni jiwamu, pulanglah dan suruh panglima yang benar-benar
kuat untuk mengbadapiku. Bila tidak, akan sia-sia saja!?
Dengan muka pucat pasi seperti mayat, tubuh bergemetar
jenderal Su Tay Nay merangkak bangun, Ia mendapatkan kudanya
dan di cemplaknya kabur masuk kembali kedalam kola.
Dengau sendirinya anak buahnya kocar kacir dan bubar pasar.
Wtktu tiba di dalam kota dan dengan langkah gugup memasuki
istana. Raja Kun Si Mo Ong yang melihat panglimanya pulang
sagera menanya.
?Apakah panglima musuh sudah barhasil kau bekuk Su
ciangkun??
Jenderal Su Tay Nay berlutut dan menggeleng-gelengkan
kepala. Dengan suara sedih ia menuturkan jalannya pertempuran dan
kelihayan musuh.
Mendengar penuturan ini tanpa menunggu perintah lagi, Sian
Hiong Sin mendidih darahnya. Ia bangkit dan menyambar senjatanya
keluar untuk menuntut balas.
Sian Hiong Sin bertubuh tinggi besar, oleh karena itu tatkala
tiba di medan perang ia celiagukan mencari dan di mana panglima
musuh itu. Maklum Pwe Goan Kheng masih bocah dan kudanyapun
penpendek sebesar singa, sehingga tidak terlibat oleh Sian Hiong Sin
yang tinggi besar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
611
Hiong Sin terus maju sehingga menabrak Pwe Goan Kheng.
Masih juga ia tidak mengetabui bocah cilik itu panglima musuh
kalau tidak di tegurnya,
?Bangsat muka hijau pupus! Berjalan tidak memakai mata.
Siapakah yang kau cari-cari??
Sian Hiong Sin menunduk dan melibat bocah cilik bercokol
diatas punggung kuda kacangan menjadi geii dan tertawa gelak
gelak.
?Sudah barang tentu yang kucari adalah panglima musuh
sebagai lawanku, kau siapa bocah??
?Bangsat muka hijau, tidak kenalkah engkau dengan Siauwciang
ini (panglima cilik)? Belumkah engkau marasakan kelihayanku?
Majulah bila kau ingin mencicipi!?
Karuan saja Sian Hiong Sin meluap amarahnya mendengar kata
kata Pwe Goan Kheng. Ia angkat senjatanya dan menyerang dengan
sepenuh tenaga. ?Jiiaaatt trangg ?
Senjata Sian Hiong Sin dijapit dengan sepasang gembolan.
Betapapun ia membetotnya, akan tetapi tidak seujung rambutpun
bergeming. Berulang kali Hiong Sin menarik, tetapi sia-sia. Keringat
dingin mengucur ruembasabi tubuhnya, napasnya kempas kempis,
akan tetapi Pwee Goan Kheng duduk tenang-tenang di atas kuda
kacangnya.
?Muka hijau, dengan kaki berada di perut kuda kekuatanmu
akan kurang. Oleh karena itu turunlah ke tanah dan cobalah untuk
menarik senjatamu!?
?Bocah edan. kau menguji aku hah!?
Akan tetapi Hiong Sin menurut juga ia meloncat turun dan
memasang kuda-kuda. Kali ini dengan sepenuh tenaga di gentaknya
senjatanya yang terjepit itu. Trangg hiaaaatt ..Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
612
Sedikitpun tidak bergeming. Hiong Sin yang bertubuh tinggi
basar itu mencak-mencak, melompat-lompat menarik-narik, tetapi
tidak berhasil. Keadaannya mirip dengan kera raksasa yang menarik
pilar yang terjepit di sela gunung, lucu sekali.
Pwe Goan Kheng tertawa terkekeh-kekeh. Dasar bocah cilik.
?Hihi hihi kalau bisa bergeser seujung rambut, cukuplah
engkau kusebut Hoohan atau Hokiok, hihii hihi tetapi tidak bisa
bukan??
Sian Hiong Sin yang mukanya hijau menjadi bertambah gelap.
Ia menahan perasaan, mencoba menguasai diri mengerahkan setakar
sisa tenaganya. ?hiaatt?
Justeru saat itu Pwe Goan Kheng membukakan jepitannya
sambil membentak keras.
?Orang tak punya guna dan tak layak disebut Hohan, semacam
engkau apa artinya? Pergilah!?
Karuan saja Sian Hong terjungkal dan bergulingan sampai lima
enam meter jauhnya. Dan benar-benar malang baginya, kepala dan
beberapa bagian tubuh lainnya membentur batu yang lancip, babak
bundas dan mandi sarah.
?Pergilah! Suruh keluar panglima yang benar-benar kosen
sehingga peperangan ini sungguh-sungguh dan tidak main-main!?
Sian Hiong Sin mendelu sekali, ia cemplak kudanya dan lari
memasuki kota. Pada waktu menghadap baginda, raja Kun Si Mo
Ong geli sekali melihat muka Sian Hiong Sin, namun kali ini ia tidak
tertawa. Dengan sengit ia menoleh kepada Cin Siok Poo dan
memberikan perintah.
?Cin Ongheng, keluarlah membalaskan sakit hati saudara kita.
Bocah edan itu perlu diajar adat!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
613
Cin Siok Poo berlutut menerima perintah junjungannya. Ia
kenakan pakaian perang, menggantung Siangkian dan membawa
tombak panjang berkepala harimau.
Dengan memimpin pasukannya Siok Poo keluar menghadapi
Goan Kheng. Tatkala melihat Pwe Goan Heng bercokol di atas kuda
kacangnya. Siok Poo menjadi geli dalam hati. masih demikian kecil,
tapi saudaraku dengan mudah dikalahkannya. Biar aku coba
melawan dengan hati-hati.
?Bocah, kaukah yang bernama Pwe Goan Kheng??
?Benar, siapakah engkau yang berwajah kuning pucat seperti
kebanyakan nyeret??
Bukan main mendidihnya darah Siok Poo dikatakan seperti
orang kebanyakan ngisap candu. Dengan menggeram keras ia
tusukkan tombaknya.
?Kurangajar, tajam betul mulutmu bocah? Terimalah tombakku
ini!?
Pwe Goan Kheng dengan tenang mengangkat gembolannya
untuk menangkis. Trang trang !
Tobak Hauw Thao Kimcio melengkung seperti busur. Tapak
tangan Cin Siok Poo pecah dan darah deras mengucur membasahi
lengan bajunya. bukan main sakit dan nyerinya. Dengan gugup Siok
Poo putar kudanya dan lari tinggalkan Goan Kheng yang tertawa
terkekeh-kekeh lucu sekali.
Satu-persatu orang-orang gagah kota Wa Kang maju menempur
Goan Kheng. Akan tetapi sebagaimana kata Kunsu Ji Bouw Kong,
tidak satupun pendekar kota Wa Kang yang dapat tahan menghadapi
bocah cilik Hwe Goan Kheng, semua keok dengan menderita luka
luka.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
614
Melihat semua panglimanya dengan mudah dapat dikalahkan,
raja Bloon Kun Si Mo Ong marah-marah.
?Darimana munculnya bocah edan ini, biarlah Tim sendiri ikut
maju. Hayo ciangwe ciangkun, ikut aku dan keroyok saja bocah gila
itu!?
Thia Kauw Kom mengenakan pakaian perangnya, membawa
kapak panjang dan keluar menghadapi Pwe Goan Kheng.
Tanpa banyak komentar Thia Kauw Kom keprak maju kudanya
dan ayunkan kapaknya. Trang trang
Sekali tangkis, kapak raja Kun Si Mo Ong bengkok seperti
angka enam. Tapak tangan Thia Kauw Kim pecah-pecah dan
mengucurkan banyak darah. Ia berkaok-kaok menyerukan kepada
segenap panglimanya untuk mengeroyok.
?Ciongwe Ciangkun tolonglah Tim, lekaslah maju dan keroyok
bocah edan ini!?
Secara serempak dua puluh enam panglima-panglima Wa Kang
maju berbareng mengeroyok Hwe Goan Kheng dari delapan penjuru
angin. Paribasan keadaan Goan Kheng Kinepung Wakul Binaya
Mangap.
Serangan-serangan darimanapun mengarah tubuhnya dengan
gencar. Akan tetapi sedikitpun ia tidak jerih. Sepasang gempolannya
diputar bagai kitiran. Siapa yang kesampok pasti menjerit dan
mundur dengan teratur.
Pertarungan ini seru sekali dan berlangsung ratusan jurus tanpa
diketahui dengan jelas pihak mana yang bakal memperoleh
kemenangan. Dari pagi sampai matahari mulai condong ke sebelah
barat, pertarungan yang seru itu masih saja berlangsung.
Jenderal Pwe Jin Kie, ayah bocah kecil ini, melihat puteranya
bertarung dari pagi sampai sore merasa kasihan. ?Sesaatpun anakkuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
615
tidak ada kesempatan mengaso sebab dikerubuti puluhan panglima
musuh. Kalau sampai anakku terluka kasihan sekali. Lebih baik
kubunyikan tambur untuk menarik mundur pasukanku.?
Setelah tetap dengan pikirannya, Pwe Jin Kie lalu memukul
tambur dengan gencar. Mendenga bunyi tambur ini Pwe Goan Kheng
mematuhi. Ia tangkis semua serangan dengan sepenuh tenaga,
sehingga semua senjata-senjata lawannya mental dan ada yang
terlepas dari genggaman. Menggunakan kesempatan ini ia lalu
kaburkan diri dan kembali ke kesatuannya.
Kam Cat Kunsu Thia Tay Pin dikala mendengar bahwa angkatan
perang yang sedang bertarung hebat untuk merebut kota Wa Kang
tanpa perintahnya telah ditarik mundur atas perintah Pwe Jin Kie
menjadi murka.
Inilah kesempatan baik untuk aku bunuh Pwe Jin Kie dan
putera-puteranya. Alasannya cukup kuat, ia melanggar peraturan
kemiliteran, mendahului atasan dan berani menarik mundur pasukan
yang sedang bertatung hebat.
Thio Tay Pin lalu memanggil Pwe Jin Kie dan kedua puteranya
yang masuk ke tangsi terlebih dahulu. Kepada mereka Thio Tay Pin
melontarkan caci maki dan memberatkan kesalahan-kesalahannya.
?Disaat musuh sudah terdesak dan kota Wa Kang tinggal meraih
saja, kenapa kau tanpa sepengetahuanku, berani memberi aba-aba
untuk mundur? Untuk kejayaan nusa bangsa, bagaimana engkau bisa
berpikir begitu sesat, mentelantarkan urusan negara karena sayang
kepada anak?
Kesalahanmu ini kelewat ukuran, maka aku sebagai atasa tidak bisa
lain, harus bertindak tegas.?
Thio Tay Pin lalu memerintahkan para algojo untuk meringkus
jenderal Pwe Jin Kie serta kedua anaknya untuk dibawa ke tanah
lapang dan dijatuhi hukuman mati.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
616
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pwe Jin Kie serta kedua puteranya kaget setengah mati. Memang
ia boleh dipersalahkan, melancangi atasan dan menarik mundur
pasukan garis depan yang sedang seru bertempur. Akan tetapi
kesalahan ini tidak pantas bila ditebus dengan hikuman mati.
Maka ia dan kedua puteranya coba memprotes. Akan tetapi sia
sia. Thio Tay Pin bukanlah berdasar atas kebijaksanaan akan tetapi
berdasar sentimen dan balas dendam. Oleh karena itu ia dan kedua
puteranya tidak berdaya. Dibelenggu kaki, tangan dan batang leher,
kemudian digiring ke pembantaian.
Sementara itu Pwe Gian Kheng baru saja masuk ke tendanya
hendak berganti pakaian. Beberapa perwira anak buahnya
menyampaikan laporan yang mengejutkan hati. bukan main
kagetnya. Ia bergegas menuju ke tanah lapang dan untunglah algojo
algojo belum memenggal leher ayah dan kedua kakaknya. Cepat
cepat ia berseru keras.
?Kalian sudah bosan hidup? Lepaskan Lo Ciangkun dan Tay
Ciangkun! Siapa yang mau mendengar perintahnya Thio Tay Pin
akan kubunuh!?
Para algojo mengigil ketakutan, mereka telah memaklumi betapa
lihai bocah cilik ini, maka perintah itu segera diturut.
Jenderal Pwe Jin Kie dan kedua puteranya segera dilepaskan.
?Celaka anakku! Apa yang harus kita perbuat? Thio Tay Pin
mengadili tidak berdasar kebijaksanaan, akan tetapi sentimen dan
ingin balas dendam.?
?Ayah, raja yang sekarang ini Buto, lalim dan sewenang
wenang. Tidak ada faedahnya kita mengabdikan diri kepadnya. Oleh
karena itu menteri-menteri Dorna merajalela. Disana-sini timbul
pemberontakan untuk mendirikan pemerintahan yang adil, benar dan
bijak. Lebih baik tinggalkan tangsi ini dan menakluk pada Wa Kang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
617
Kata-kata Goan Kheng mendapat dukungan dari kedua
kakaknya. Maka jenderal Pwe Jin Kie mengambil barang-barangnya
dan bersama ketiga puteranya melarikan kudanya menuju ke benteng
Wa Kang.
Waktu itu raja Bloon Kun Si Mo Ong dan stafnya berdiri di
tembok benteng, memeriksa korban-korban yang berjatuhan di
pihaknya. Tiba-tiba dilihatnya jenderal cilik itu kembali lagi bersama
tiga jenderal lainnya. Thia Kauw Kim terperanjat dan gugup. Akan
tetapi Kunsu Ji tersenyum.
?Cukong, saatnya telah tiba, rejeki besar itu telah datang
sendiri!?
?Hah, rejeki besar??
Pwe Goan kheng bapak dan anak, tatkala mengetahui raja Kun
Si Mo Ong dan panglima-panglimanya berada di menara benteng,
segera menengadahkan muka dan berseru.
?Kun Si Mo Ong yang mulia, Sin Pwe Goan Kheng, ayah dan
kedua kakak, karena akan dibinasakan oleh Dorna Thio Tay Pin
maka datang kemari hendak menakluk. Mohon yang mulia suka
menerima!?
Ji Bouw Kong lalu membisikkan sesuatu ke telinga raja Bloon
itu, seruan Pwe Goan Kheng segea dibalasnya.
?Karena Tim melihat kalian datang tanpa membawa anak buah
dan buah kepala atasanmu yang kalian katakan Dorna jahat, maka
sukarlah untuk mempercayainya.?
?Bila demikian, harap Coansweya suka menungu. Sin akan pergi
membekuk Dorna jahat itu. ayah dan kakak-kakakku juga lebih baik
mengunggu di sini!?
Pwe Goan Kheng lalu keprak kuda kacangnya yang sebesar
singa itu kembali ke tangsinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
618
Pada saat itu Thia Tay Pin murka besar karena para algojo telah
berani melepaskan Pwe Jin Kie dan kedua anaknya. Para algojo yang
dipersalahkan itu sedang disiksa dan akan dihabisi jiwanya. Justeru
pada saat itu, Pwe Goan Kheng dengan suara keras bagaikan guntur
masuk.
?Dorna Kansin berjiwa rendah, kini Pwe Goan Kheng datang
kembali untuk meringkusmu!?
Thio Tay Pin kaget setengah mati, ia melompat bermaksud
hendak bangun lagi. Akan tetapi dengan gerakan kilat Pwe Goan
Kheng menubruk dan mencengkram tengkuknya.
?Ampuuun, ampuunn lepaskan ciangkun, aku akan
mengusulkan kepada baginda supaya engkau dianugerahi pangkat
tinggi ?
Sekali kepal diayunkan. ?Pruuk daass hekk?
Leher tengkuk dihantam dan bungkamlah mulut Thia Tay Pin. Ia
telah kelenger tidak sadarkan diri.
BERSAMBUNG
Siapakah Ong Si Jiang itu?
Termasuk orang kuat noinor berapakah ia di jaman Sweiriauw?
Mengapa ia membunuh seluruh jiwa keluarga hartawan kaya raya
itu?
Menyerahkah ia kepada polisi setelah melakukan pembunuhan hebat
itu ?
Atau kalau lari, kemanakah larinya?
Apakah ia akan bergabung dengan orang-orang gagah di Wa Kang?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
619
Bacalah Jilid ke Delapan Belas.
SEGERA TERBIT !
JILID 18
We are only once to die and if we do not die well, we loase an
opprtunity which will not again be presented to us.
(Kita hanya mempunyai kesempatan untuk mati sekali, maka bila
kita tidak dapat mati secara harum dan baik, kita akan kehilangan
kesempatan yang tidak mungkin terulang kembali.)
Jose Rizal (J.S. 1800)
The Fellies which a man regreats most in his life are those which he
didn?t commit when he had the opportuniy.
(Ketololan yang paling sering disesali seseorang dalam
kehihidupannya, ialah apa-apa yang tidak digunakannya ketika ia
mendapat kesempatan.
(H. Rowland)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
620
PWE GOAN KHENG melangkah keluar dan tubuh Thian Tay
Pin diangkat dengan tangan satu tinggi-tinggi. Ia menatap kepada
segenap serdadu jenderal cilik itu menyerukan,
?Raja yang sekarang ini lalim, Buto dan sewenang-wenang. Tak
ada gunanya kita mengabdikan diri kepadanya. Oleh karena itu
ikutlah denganku menakluk ke Wa Kang!.?
Sepuluh laksa serdadu segera merombak kubu-kubu, tenda dan
tangsi, mereka semua mengikuti jenderal cilik itu menuju ke Wa
Kang.
Ketika tiba didepan pintu benteng, Pwe Goan Kheng keinbali
berseru kepada raja Bloon Kun Si Mo Ong.
?Ciansweya, kini Sin Pwe Goan Kheng telah berhasil membekuk
Kansin Thio Tay Pin dan membawa serta sepuluh laksa serdadu,
harap Ciansweya suka menerima penaklukan ini!?
Thia Kauw Kim girang sekali, pintu diperintahkan buka dan Pwe
Goan Kheng ayah dan anak disambut dengan hormat dan antusias.
Thio Tay Pin lalu di pancung kepalanya. Kemudian pesta besar
besaran diselenggarakan.
Jenderal Pwe jin Kie dianugerahi pangkat dan gelar Siauw Yau
Ong. Sedangkan jenderal cilik Pwo Goan Kheng sebagai Cee Kian
Ong.
Pada malam hari itu jenderal Pwe Jin Kie menulils surat yang di
tujukan kepada keponakannya yang masih berada di kota San Ma
Kowan. Intisari dalam surat itu, menyerukan kepada kepada
keponakannya, yaitu jenderal Ciauw Hong, supaya membawa dua
puluh laksa anak buahnya segera berangkat ke Wa Kang dan
menggabungkan diri dengan orang-orang gagah yang ingin
mendirikan pemerintah adil bijaksana.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
621
Juga di suruhnya memboyong sekali istri dart putrinya, yang
bernama Pwe Cui In siocia. Keesokan harinya jenderal Pwe lalu
mengutus ajudannya untuk berangkat ke San Ma Koan dan segera
menyampaikan surat itu kepada Ciau Hong.
Tidak berselang lama angkatan perang dari San Ma Koan
datang. Pertemuan antara raja Bloon dan putri jenderal Pwe begitu
menarik. Sehingga Kunsu Ji bertindak sebagai perantara, sehingga
terjadilah perkawinan antara sang raja Bloon dengan Pwe Cui In
Siocia.
Dengan perkawinan ini jenderal Pwe menjadi mertua raja,
saudara-saudara Cui In menjadi ipar raja. Dan iasendiri menjadi Cia
Kiong Nio Nio atau Permaisuri.
Pesta perkawinan berlangsung sangat meriah, sampai tujuh hari
tujuh malam. Pada hari kedelapan pemerintahan kembali berjalan
dengan tertib seperti hari-hari biasa. Raja Kim Si Mo Ong
memerintahkan Kee Jun Fu dan Liu Ciu Sin kembali keposnya yakni
menjaga Kim Tek Koan. Semenjak saat itu pengaruh pergrrakan
orang orang gagah di Wa Kang. semakin meluas dan mendapat
dukungan dimana-mana. Dari sinilah maka kisah ini sering pula
diberi judul Wa Kang.
Baginda Swei Yang Tee tatkala mendengar berita gagalnya
jenderal Pwe ayah dan anak yang terkenal gagah perkasa, bahkan
kini dengan seluruh anak buahnya menalauk ke Wa Kang. Bukan
main amat sedihnya.
Sidang darurat di buka dan minta pembesar-pembesar
memberikan saran-saran untuk menghadapi kaum pemberontak di
Wa Kang itu. Menteri Hoa Kit memberikan saran untuk berdamai
saja.
?Baginda yang mulia, peagaruh dam kekuatan Wa Kang
semakin hebat, kita tidak dapat lagi mengirimkan angkatan perangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
622
kesana sebab akan gagal dan sia-sia. Oleh karena itu adakan
parjanjiau damai dan memberikan daerah sebelah Timur Wa Kang
kepada raja Kun Si Mo Ong, dengaa demikian peperangan akan
berhenti.?
Baginda Swei Yang Tee menurutkan saran itu. Surat perjanjiun
perdamaian segera dikirimkaa ke Wa Kang. Akan tetapi raja bloon
itu menurutkan saran Kunsu Ji Bouw Kong, sama sekali tidak
mengacuhkan sarat dari Swei Yang Tee.
? ooOoo ?
SAMPAI disini baiklah kita tinggalkan sejenak kisah
peperangan antara kerajaan pusat dan orange gagah di Wa Kang. Dan
marilah kita ikuti kisah tokoh kuat yang lain yang bernama ONG SI
HONG!
Di luar kota besar Lokyang, adalah sebuah perkampungan yang
bernama An Lok Jun. Di dalam kampung yang cukup ramai ini
tinggal pula seorang kuat dan gagah perkasa, berbuge tinggi yang
bernama Ong Si Jiong. Kini ia hidup bersama seorang adik
perempuannya yang baru berusia 15 tahun bernama Ong Eng.
Kedua orang tuanya telah lama menutup mata, dan mereka hidup
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan berkebun sambil mencari burung. Ong Si Jiong memang
terkenal sebagai pemikat burung yang mahir di kampunguya.
Kakak beradik yang dalam penderitaan ini sering mendapatkan
tunjangan dari saudara misannya yaag mampu yang bernama Ong
Beng Tek. Hubungan persaudaraan mereka erat nan rukun sekali.
Beng Tek masih mempunyai seorang ibu yang sudah lanjut
usianya. Oleh karena itu Beng Tek menuruti apa saja kehendak
ibunya, supaya siibu dapat berusia panjang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
623
Waktu diberi seekor burung Beo oleh Ong Si Jiong, ibu Beng
Tek gembira sekali. Setiap hari kerjanya hanya mengguleti burung
Beo itu sehingga lama kelamaan burung beo itu dapat berbicara
seperti manusia. Bahkan bisa nyanyi beberapa lagu pedusunan yang
sering dinyanyikan oleh kaum petani dan pengembala.
Tidak terkatakan lagi betapa cintanya ibu Beng Tek ini terhadap
Beonya yanmg lihay itu. tidur dibaw ke kamar, makan diletakkan di
dekat meja makan. Sampaipun berak, burung Beo itu dibawa pula ke
kamar kecil.
Pepatah sering mengatakan, Untung tak mudah diraih, malang
tak dapat ditolak.
Pada suatu hari burung Beo yang sangat disayang itu telah
terbang lepas dari sangkarnya. Burrr.
Alangkah sedihnya ibu Ong Beng Tek, satu-satunya kesayangan
sebagai hiburan dihari tua, justeru terbang menghilang entah
kemana?
Memikirkan burung kesayangannya itu, akhirnya ibu yang tua
itu jatuh sakit. Tidak ada selera makan dan tidurpun sukar mata
dipejamkan. Semakin lama semakin kurus tubuhnya.
Hal ini membuat hati Ong Beng Tek sedih tak terkira. Ia
memanggil adik sepupunya yaitu Ong Si Jiong dan minta tolong
supaya mencari dan menangkap kembali burung beo kesayangan
ibunya itu.
?Ong Si Jiong adikku,? begitulah pada suatu hari Beng Tok
memanggil adik sepupunya dan bercakap-cakap di ruang tengah.
?bBerusahalah sekuat tenaga untuk mendapatkan kembali burung
Beo Kesayangan ibu. Sebagai perongkosan, ini kuberi lima puluh
tahil lagi! Tolonglah, burung itu adalah kesayanga ibu. Karena dia
sehingga ibu tidak mau makan dan akhirnya jatuh sakit. Bantulah
kesulitanku ini!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
624
?Ah, sudah barang tentu adik akan berusaha dan kerja keras
untuk mendapatkan kembali burung itu.?
Setelah bercakap-cakap lagi beberapa saat lamanya Ong Si Jiong
lalu minta diri dan segera pulang untuk mengambil alat pemikat
burung. Uang pemberian saudara sepupunya diserahkan kepada
adiknya untuk beaya makan sehari-hari.
Setelah meninggalkan pesan, bahwa ia akan pergi cukup lama,
karena mencari dan mengikuti jejak terbangnya burung Beo
kesayangan bibinya, Ong Si Jiong lalu meninggalkan kampungnya
dan pergi ke hutan-hutan.
Berhari-hari pemuda gagah ini menyusuri pegunungan
pegunungan, tebing-tebing curam dan hutan-hutan lebat. Akan tetapi
burung kesayangan bibinya yang pandai bernyanyi dan berbicara itu
tidak kelihatan juga bayangannya. Karena sudah merasa lelah dan di
daerah ini tidak ditemukan jejak burung Beo itu, ia lalu keluar dari
daerah berhutan dan bergunung-gunung, melanjutkan pencariannya
memasuki dusun dan perkampungan.
Pada suatu hari di mulut sebuah dusun kecil yang banyak
tumbuh pepohonan Sam, Siong, Yangliu dan Jati. Ia melihat banyak
sekali orang dusun berkerumun dan menengadahkan mukanya ke
atas, ada yang menuding-nudingkan jarinya, ada yang melihat
dengan beralingkan telapak tangan agar tidak silau.
Melihat pemandangan itu Ong Si Jiong cepat-cepat melebarkan
langkahnya dan ikut merubung dan memandang ke atas.
Beberapa penduduk berbicara saatu sama lain
memperbincangkan keanehan yang dilihatnya.
?Jangan-jangan burung tunggon (keramat, penunggu) ia bisa
bercakap-cakap seperti manusia. Entah bakal ada alamat apa di dunia
kita ini??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
625
Yang lain membantah dan memberikan pandangan yang
berbeda. ?Loheng, engkau terlalu percaya pada tahayul. Ia pasti
butung peliharaan orang kaya di kota yang terlepas. Nyatanya lagu
yang diocehkan itu kan lagu rakyat umum, kau perhatikan nanti
kalau ia berkicau lagi.?
?Jangan panah burung itu, ini pastilah burung keramat!?
Bebagai macamlah komentar dan pandangan penduduk dusun itu
tatkala mereka melihat dan mendengar Beonya ibu Ong Beng Tek
yang terjerat kakinya di ranting-ranting puncak pohon Sam!
Ong Si Jiong girang sekali tatkala melihat burung itu. Hmm,
inilah rezeki nomplok, berhari-hari kutelusuri hutan dan pegunungan
tak kutemukan jejaknya, ternyata di dusun ini adanya.
Si Jiong lalu bersiul yang dapat dikenal baik oleh burung Beo
itu. ?Titit tuit titut ?
Burung Beo itu segera menegur dan membalas dengan fasih.
?Tiit tuit tituut tiit tuit titt?
?Ji wangwe, aku terjerat di ranting-ranting. Sepasang kakiku
terjerat akar-akar kemladean (parasit), lekaslah tolonglah aku Ji
wangwe! Lepaskan kakiku, sudah senang aku dapat terbang bebas
bermain-main. kini aku ingin pulang.?
Ong Sin Jiong lalu menyingsingkan celana dan baju, kemudian
memanjat pohon Sam itu dengan gesit. Burung beo itu dilepaskan
jeratan-jeratan akar yang membelit kakinya, kemudian dibawa turun.
Para penduduk yang berkerumun itu semakin kagum. Mereka
percaya bahwa burung Beo itu milik pemuda gagah itu. Sebab
mereka saling tegur dan bercakap-cakap seperti juga keluarga
sendiri. Ong Si Jiong memberi salam kepada para penduduk desa dan
meneruskan perjalanan menuju ke rumah bibinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
626
Ketika melewati sebuah kampung, adalah seorang Wangwe yang
kebetulan kenal baik dengan Ong Jsi Jiong, sedang duduk mencari
angin di serambi muka gedungnya. Melihat burung yang hinggap di
pundak pemuda itu dapat bercakap-cakap dan bernyanyi menjadi
sangat tertarik, apalagi ia juga kenal baik dengan Si Jiong maka
segera diundang.
?Ong hengtee, singgahlah sebentar, saya tertarik sekali dengan
burung Beo yang menclok diatas pundakmu itu!?
Hartawan yang bernama Soey Yauw bangkit danmenuju ke
pelataran. Ong Si Jiong tidak enak jika tidak mengindahkan ajakan
yang ramah itu. maka mampirlah ia di gedung Soey Wangwe.
?Ong hengte, cobalah kau suruh burung beomu itu menyanyi,
persis anak gembala yang sering mendendangkan lagu ini!?
Si Jiong lalu memberikan perintah kepada Beonya dan
bernyanyilah beo itu bagus sekali. Soey Wangwe girang sekali, tidak
henti-hentinya ia memuji dan memegang burung itu untuk diteliti dan
diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
?Bih, burung ajaib, burung ajaib, pandai sekali dia. Seperti juga
manusia, bernyanyi dan bersenda gurau. Ongtee, apakah burung ini
hendak kau jual??
?Maaf Soey Wangwe, burung ini adalah kesayangan bibiku, jadi
tidak akan dijual.?
Ong Si Jiong lalu menuturkan bagaimana bibinya jatuh sakit
memikirkan burung beo yang terlepas. Oleh karena itu dengan
hormat ia meminta burung yang dipegang Soey Wangwe dan akan
cepat-cepat diantarkan ke rumah bibinya.
Burung beo itupun melonjak-lonjak dan berkata, ?Ji wangwe
jangan jual aku ke lain tangan, aku mau pulang! Aku mau
pulang!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
627
?Berikan burung itu padaku Soey Wangsee. Bibi sudah lama
menunggu dan mengharap-harap!?
?Nanti dulu Ong hengtee, kalau tukar dengan tuga ratus tail
perak bagaimana? Kau pemikat burung yang lihay. Bisa kau pikat
burung beo yang muda yang lain dan kau didik sepandai ini!?
?Maaf Soey wangwe, siautit tidakk berani, burung ini adalah
kesayangan bibiku, berikanlah, siautit mau pulang cepat-cepat!?
?Bagaimana kalau lima ratus tail??
?Walaupun seribu tail mas sekalipun burung ini tak nanti aku
berani menjualnya. Harap Soey wangwe suka mengerti!?
Mendengar kata-kata ini, wajah hartawan gendut terokmok itu
segera berubah. Merah padam dan tidak senang.
?Ong hengte, apakah engkau tidak mau menjual burung ini??
?Tidak! sudah kukatakan burung ini adalah kesayangan bibiku.?
?Huh, sombong betul! Dengan kedua tangannya Soey Yauw
menarik, merentangkan sepasang kaki burung beo itu. ?Kraakk
kreekk beb beb kleprekk?
Burung Beo itu terbelah menjadi dua bagian tubuhnya, darah
menyembur, sebentar klebek-klebek berkelonjatan dan kemudian
mati. ?Hahaa haaa kau ambillah burung kesayangan bibimu
itu!?
Wangwe gendut yang berpengaruh di kampung itu segera
bertindak masuk dan mengunci pintu gedungnya. Ong Si Jiong
menjadi tertegun, menjublak sekian lama memandangi burung
kesayangan bibinya yang kini telah menjadi bangkai. Hatinya
bergolak, pikirannya pepat dan matanya merah menyala.
?Hemm, jahanam benar hei hartawan anjing! Awas, tunggulah
pembalasanku nanti!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
628
Ong Si Jiong dengan sedih lalu membawa beo itu pergi ke
rumah saudaranya. Tiba di rumah Ong Beng Tek, Ong Si Jiong lalu
duduk dan menanyakan kesembuhan bibinya.
?Belum juga ada perbaikan, sakitnya bertambah berat. Yang
diigaukan tidak lain adalah si ALIUK (nama burung beo itu). Adik Si
Jiong, bagaimana? Apakah burung beo itu dapat kau temukan??
Ong Si Jiong berduka sekali, ia menengok ke belakang dan
melihat kiri kanan. Setelah tidak ada pembantu lain yang berada di
ruang itu, barulah dengan suara perlahan-lahan menuturkan kematian
burung itu.
?Hah? Kenaj benar Wangwe itu? apa kesalahanku? Pernahkah
aku menyinggung perasaan dan berbuat hal-hal yang menyakitkan
hatinya? Hmm, mengapa sampai hati benar dia merudak
kehidupanku??
Ong Si Jiong merasa sangat terharu melihat kakak sepupunya
menangis. Untung tak mudah diraih, malang tak dapat ditolak.
Kebetulan pada saat itu, pelayan perempuan Beng Tek keluar
menyuguhkan air teh.
Percakapan itu dapat ditangkap dengan jelas. Setelah meletakkan
air teh ia cepat-cepat masuk ke kamar Lothay-thay dan
menyampaikan kabar dibunuhnya burung beo oleh Soey wangwe.
Ibu Ong Beng Tek sangat terkejut, ia mengeluh panjang dan
merapatkan mata untuk tidur selama-lamanya. Pelayan wanita itu
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjadi kaget melihat nyonya tua tak bernafas, tak bergerak-gerak
dan tubuhnya diam. Ia menjerit, meraung dan sesambatan.
?Lothay-thay, kenapa kau diam saja? Lothay-thay, jangan kau
tinggalkan hambamu. Mengapa tidak berkata-kata dan membuka
mata lagi, hambamu menunggu perintah. Lothay-thay bicaralah ..
uuhuuukk uhuukk huukk?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
629
Ong Beng Tek dan Ong Si Jiong terperanjat mendengar tangis
dan jerit sesambatan pelayan wanita itu. kedua kakak beradik misan
itu lari masuk kedalam kamar. Akan tetapi mereka tidak menangisi
Lo Thay-thay sebab nyawanya telah kembali kehadirat Thian.
Para tetangga berduyun-duyun datang melayat. Ibu Bebg Tek
benar-benar telah menutup mata dan mengakhiri jalan hidupnya.
Sayang dan kasihnya terhadap burung beo itu demikian besar,
sehingga tatkala mendengar burung kesayangannya mati dibunuh
secara mengenaskan, iapun kaget dan jantungnya berhenti berdetak.
Ong si Jiong murka sekali. Ia mengigit bibirnya dan berjanji
dalam hati untuk membalas dendam kesumat yang hebat ini. gara
gara Soey wangwee bibinya jadi menutup mata dan kehidupan rumah
tangga kakaknya goncang. Diam-diam Ong Si Jiong meninggalkan
rumah kakak misannya.
? ooOoo ?
BAB XXXIII
TUHAN MENTAKDIRKAN
ONG SI JIONG MENJADI RAJA
ONG SI JIONG dengan langkah cepat pulang ke rumahnya.
Kepada adik perempuannya, ia minta diberikan beberapa tail peak
untuk suatu keperluan.
?Adikku, berikan beberapa tail perak, ada keperluan akan
kuseledaikan!?
Ong Eng lalu memberikan sejumlah tujuh tail perak kepada
kakaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
630
Dengan uang ini Si Jiong pergi ke tukang buat alat-alat senjata.
Lima tail dibelikan sebuah golok sedangkan sisanya dibelikan sebuah
karung gandum dan bakpau.
Setiap bakpau diberi potongan rambut yang dicarinya di tempat
tukang cukur rambut. Si Jiong telah mempersiapkan baik-baik,
bahwa di gedung Soey wangwe itu bukan saja centengnya banyak,
anjing-anjingnyapun terdapat puluhan ekor.
Oleh karena itu,ia siapkan bakpau yang berisi rambut. Bila
anjing-anjing itu memakan bakpau yang berisi rambut ini, mereka
tidak akan garang dan tidak akan mengonggong.
Selama hari belum gelap, ia nongkrong di warung arak, makan
minum sambil menunggu datangnya sang malam. Setelah cuaca
menjadi gelap Si Jiong lalu meninggalkan warung arak dan melalui
gang-gang sunyi menuju ke gedung Soey wangwe.
Ia mondar-mandir memeriksa keadaan sekeliling. Kira-kira
tengah malam sekitar jam satu, kentongan dikejauhan terdengar
dipulul satu kali, gedung Soey wangwe sunyi dan para centeng sudah
pada menggeros tidur.
Ong Si Jiong lalu melemparkan bakpau-bakpau itu ke pelataran.
Berpuluh-puluh anjing penjaga gedung keluar dan melahap bakpau
bakpau nerisi rambut itu dengan rakus. Setelah makan, anjing-anjing
itu berjalan lwsu dan masuk ke koling gardu penjagaan. Si Jiong
dengan gesit melompat masuk. Anjing-anjing itu hanya mendengus
tak bisa menyalak.
Dengan lompatan berantai, dalam sekejap Si Jiong telah berada
di dalam ruangan. Seorang centeng yang kebetulan lewat, segera
didekapnya dan ditekap mulutnya. Melihat mata golok yang
dikelebatkan di mukanya, centeng itu tak berani bertindak dan
mandah saja dibekuk.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
631
?Katakan, dimana Soey wangwe berada! Bila engkau mendustai
dan berani berteriak, tak segan aku membunuhmu!?
?Soey wangwe berada di ruang sap tiga. Beliau sedang makan
minum dengan putera-puteri dan selir-selirnya. Marilah Hohan
kuantarkan!?
Mengetahui dimana beradanya musuh bebuyutan itu, Si Jiong
lalu mencolok tenggorokan si centeng. ?Kuukk hekk ? seketika
pecahlah gurungnya dan tubuhnya roboh menjasi mayat.
Si jiong lalu melompat berantai dan tiba di muka pintu ruangan
sap tiga. Tok tok tok!
?Siapa yang datang? Apakah Ie Siauw Ji yang baru pulang untuk
menagih renten (bunga uang yang dipinjamkan)??
Soey wangwe adalah seorang hartawan Lintah Darat.
Memberikan pinjaman kepada dengan bunga yang berat. Tidak
mengherankan jika kekayaannya mersusun gunung. Hidupnya
mewah dan serba senang. Akan tetapi rakyat kecil yang tersangkut
hutang piutang dengannya akan mencekik leher sendiri, sebab
rentenya kelewat berat.
Soey wangwe menduga yang datang adalah pegawai
kepercayaan yang menagih renten, maka tanpa curiga
memerintahkan penjaga pintu untuk membukakannya. Begitu pintu
terpentang, Ong Si jiong menerobos masuk dan membunuh siapa
saja yang dijumpainya dalam ruangan itu.
Soey wangwe, dan isteri serta selir-selirnya, putera-puterinya,
pelayan, para centeng berdiri menjublak karena kejadian ini segcara
tiba-tiba dan cepat jalannya. Dalam sekejap, mereka semua,
berjumlah dua puluh orang lebih telah dibunuh mati oleh Ong Ji
Siong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
632
Setelah semuanya menjadi mayat dan darah menggenang dalam
lantai ruangan itu, Si Jiong lalu melemparkan goloknya. Dengan
tangannya ia meraup darah itu dan menulis sebuah sanjak pengakuan
di dinding ruangan.
Ong hoat bu su jin cu ciauw.
Sie jin ho kho teng eng ho.
Jiong kay hui hu sim beng pek.
Sat kiok kong touw si su yauw.
Artinya kira-kira sebagai berikut :
Bila undang-undang dijalankan secara benar, para pelanggar akan
mengku sendiri.
Didalam dunia ini para orang gagah mengapa harus berebutan?
Hendaknya menepuk dada, berhati lapang sehingga saling ada
pengertian.
Kini yang kubunuh adalah si Lintah Darat Soey Yauw!
Kalau kita memperhatikan setiap baris kalimat pada awal kata
dan kita hubungkan akan terbacalah ONG SI JIONG SAT! Artinya
adalah Ong Si Jiong yang membunuh lintah darat Soey Yauw.
Waktu itu, kentongan di kejauhan dipukul empat kali. Tong tong
tong tong.
?Heiya sudah jam empat pagi, aku harus cepat-cepat
meninggalkan kampung kelahiranku An Lok Jun.?
Ong Si Jiong lalu melompat keluar dan pulang ke rumahnya.
?Tok tok tok Ong Eng, cepat bukakan pintu!?
Ketika adiknya membukakan pintu dan melihat kakaknya penuh
belepotan darah menjadi kaget dan menjerit tertahan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
633
?Aihh ! Kakak, kau kenapa??
?Jangan banyak bertanya-tanya, cepatlah benahi pakaianmu dan
barang-barang berharta. Ikutlah aku pergi meninggalkan rumah ini!?
Ong Eng tidak berani bertanya lagi.
Ong SI Jiong berganti pakaian dan mengemasi barang
barangnya. Kemudian mengulangi pertanyaan kepada si adik.
?Sudahkah semuanya siap? tidak ada lagi barang berharga yang
tertinggal??
?Semuanya sudah kubungkus dalam paohok, termasuk barang
barang peninggalan ayah ibu.?
?Hm, bila demikian marilah kita tinggalkan rumah ini cepat
cepat!?
Kedua kakak beradik itu lalu meapatkan pintu, memadamkan
lampu-lampu dan dari pintu belakang meninggalkan rumahnya.
Waktu itu, dikejauhan kentongan dipukul lima kali, tanda hari
hampir fajar. Ayam jantan berkokok riuh bersahut-sahutan.
Si jiong dan Ong Eng berjalan cepat-cepat menuju ke pintu kota.
Untunglah sepagi itu pintu kota sudah dibuka, maka kedua kakak
beradik itu segera menerobos keluar dan mempercepat jalannya.
?Kakak, kit akan pergi kemana? Ong Eng tidak mengerti kemana
akan dibawanya pergi. Karena tidak dapat menahan, maka
bertanyalah ia kepada kakaknya.
?Kau dengar meninggalnya bibi gara-gara burung beo yang
dibunuh oleh Soey Wangse yang tinggal di kampung Soey keecang??
?Ya, lalu kenapa??
?Semalam aku menyerbu ke gedungnya dan membalaskan sakit
hati bibi. Seluruh penghuni gedung itu kubunuh, oleh karena ituKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
634
sebentar lagi polisi akan ribut mencariku. Maka kau akan kutitipkan
pada kakak di kota, sedangkan aku akan melarikan diri jauh-jauh.?
?Aaaahh, kakak, mengapa tidak membawa aku lari sekalian?
Menitipkan adik di rumahnya piaoko, pastilah akan
menyulitkannya??
?Terpaksa, adik. Bila aku melarikan diri denganmu. Pastilah
terlalu lambat dan mungkin akan terkejar. Ileh karena itu, tabahkan
hatimu. Tidak nanti alat-alat negara menghukum mati engkau dan
kakak. Aku telah menuliskan sajak dengan darah di dinding Soey
Yauw. Polisi-polisi akan mencariku dan mukannya engkau dan
kakak yang tak tahu apa-apa.?
Ong Eng sedih sekali, butir-butir air mata menitik membasahi
tanah sepanjang yang dilalui.
Tidak berselang lama, mereka telah tiba di rumah Ong Beng
Tek, Si jiong cepat-cepat mengetuk pintu. Tok, tok, toookkk !
?Kakak, kakak ! Lekas bukakan pintu, adik datang!?
Ong Beng Tek yang baru mencuci muka terkejut, Pagi-pagi buta
ada urusan apakah aadik misannya datang? Ia memerintahkan
pelayan membukakan pintu dan menyediakan teh hangat.
?Masuklah, masuklah! Ada urusan apa? kenapa kalian membawa
barang-barang begini banyaknya? Mau pindah kemana??
Ong Si Jiong lalu dengan cepat lalu menuturkan peristiwa
semalam secara ringkas. Hal ini membuat Beng Tek terperanjat.
?Adikku, kenapa kau bertindak demikian brutal? Tidakkah kau
pikirkan secara masak-masak? Bagaimana akibatnya? Bagaimana
kau tempuh hidupmu, hidup adikmu di hari depan??
?Kakak, nasi telah menjadi bubur, tak perlu ada yang disesalkan
lagi. Adik membunuh mereka sudah kuperhitungkan masak-masak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
635
Pertama-tama, sakit hati atas menutup matanya bibi, yang kedua,
pemerasan mereka terhadap rakyat kecil begitu hebat. Maka lintah
darat yang begitu kejam bila tidak disapu bersih dari permukaan
bumi ini, rasanya hatiku tidak akan tenteram.
Kakak, sekarang adik kemari ini adalah untuk menitipkan Ong Eng.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dia adalah anak gadis, jadi tidak pantas ikut bergelandang denganku.
Maka tolonglah rawat dan bimbing dia!
Adik tidak mempunyai banyak waktu, hari semakin terang. Akan
sangat berbahaya bila adik tertangkap. Oleh karena itu adik mohon
diri.?
Ong Beng Tek dan Ong Eng tak dapat berkata-kata, mereka
terharu akan perpisahan ini, sebab entah kapan mereka akan dapat
bertemu lagi?.
Ong Si Jiong memanggul Piohoknya dan memberi hormat pada
Beng Tek.. ?Kakak, selamat tinggal. Adik Eng, baik-baik menjaga
dirimu. Saya pergi!?
Ong Si Jiong menuatkan hati berpaling ke arah luar dan
melangkahkan kakinya deengan cepat. Kedua saudaranya hanya
dapat menggeleng-geleng kepala dengan perasaan hancur luluh.
Mereka berdoa dalam hati, semoga saudaranya itu mendapatkan
perlindungan, ridho dan rahmat dari Thian yang maha kuasaa.
Waktu cuaca mulai terang, anjing-anjing di gedung Soey
Wangwe mulai sadar dan terbebas dari sumbatan di tenggorokannya
karena makan bakpau berisi rambut. Kini anjing-anjing itu menyalak,
menggonggong tidak henti hentinya.
Hal ini menimbulkan kecurigaan para petugas keamanan
kampung dan orang-orang yang berlalu lalang. Mereka
memberanikan diri untuk masuk dan memanggil-manggil paraKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
636
centeng atau Soey Wangwe sendiri. Akan tetapi panggilan-panggilan
itu tidak mendapat jawban dari dalam.
?Hemm, ada apakah mereka di dalam? Mengapa tidak
memberikan penyahutan? Apakah telah terjadi hal-hal yang tragis??
Para petugas keamanan dan beberapa penduduk lalu mendobrak
pintu dan melihat keadan di dalam.
Bukan main terperanjatnya mereka. Dalam gedung Soey
Wangwe tidak terdapat lagi manusia yang hidup. Semuanya telah
mati dalam keadaan yang mengerikan. Mayat dan darah bergelimang
dalam keadaan malang melintang tidak karuan.
Mereka menjerit tertahan dan menekap hidung. Bau anyir, bacin
begitu menusuh gidung. Segera insiden pembunuhan yang
mengerikan ini dilaporkan kepada Tihu setempat.
Pemeriksaan diadakan, dan semua petugas dapat membaca sajak
di dinding dengan darah oleh tangan si pembunuh. Kata awal dari
setiap baris kalimat dapatlah meyakinkan para petugas itu bahwa
pelaku pembunuhan sadis ini adalah Ong Si Jiong.
Segera seregu polisi dikerahkan untuk mengurung dan
menggerebeg rumah Ong Si Jiong di kampung an Lok Jun. akan
tetapi ternyata si penghuninya telah kabur. Rumah itu kosong, tinggal
sisa barang-barang alat rumah tangga yang sudah tua.
Pengejaran dilakukan, sampai rumah Ong Beng Tek digrebeg
dan diadakan pemeriksaan.
Disinipun petugas itu tak menemukan hasil. Maka Beng Iek dan
Ong Eng sebagai saudara-sauratanya ditangkap dan untuk sementara
disekap dalam tahanan. Menunggu sampai tertangkapnya Ong Si
Jiong, barulah mereka akan dilepaskan, jadi dibuat sandera.
? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
637
Kita mengikuti kembali kemana larinya Ong Si Jiong. Berhari
hari pendekar gagah ini masuk hutan, mendaki pegunungan,
menyeberangi beberapa buah suangai besar dan kecil dan pada suatu
hari sampailah di daerah Yangciu. Karena daerah ini terpisah ribuan
Li dari An Hok Jun, maka Si Jiong berani memasuki kota untuk
mencari makanan. Ia memilih warung yang terpencil letaknya dan
sepi pengunjungnya untuk tangsel perut.
Ong Si Jiong meletakkan Paohoknya di atas meja dan memesan
arak dan nasi goreng. Pemilik warung itu menyediakan masakan
yang dipesan, kemudian menyajikan di meja tamunya.
Tatkala melihat Ong Si jiong, pemilik rumah makanitu segera
berubah air mukanya. Ia berdiri disamping Ong Si Jiong dan
memperhatikan beberapa saat lamanya. Hal ini membuat Si Jiong
berdebar-debar hatinya.
?Celaka, jangan-jangan gambarku telah dipasang dimana-mana,
sehingga pemilik rumah makan ini memperhatikan dan mencurigai
diriku? Hm, aku harus cepat-cepat menghabiskan makanan ini dan
segera berlalu.?
Akan tetapi, sebelum arak dan nasi goreng itu habis dilahapnya.
Pemilik rumah makan itu dengan penuh hormat maju mendekat,
membongkokkan badan dan menegur ramah.
?Ciokhee (saudara yang mulia) apakah bukannya orang she Ong
bernama Si Jiong yang asalnya dari An Lok Jun wilayah Liok
Yang??
Ong si Jiong terperanjat sampai-sampai sumpitnya jatuh dari
tangannya. ?Mengapa saudara mengetahui namaku??
?Ssssttt .. pemilik warung itu memberi isyarat supaya Si Jiong
tidak bicara keras-keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
638
Dengan hormat ia membawa Si Jiong masuk ke dalam. Setelah
berada di dalam. Pemilik warung itu menjatuhkan diri. Berlutut di
hadapan Ong Jsi jiong. Hal ini membuat pendekar pembela
kebenaran dan keadilan kaget dan cepat-cepat mencegah dan
membangunkan tuan rumah.
?Ciokhee, kenapa berlutut dan memberikan hormat kepadaku
sampai sedemikin rupa??
?Cukong. Sin bernama Toan Tat menyampaikan sembah sujud
kepada cukong!?
?Han? Apa cukung? Bagaimana ciokhee berbuat begitu, sungguh
aku tak mengerti!?
Toan Tat lalu menuturkan sebab musabab, sehingga ia
bersembah dan memanggilnya cukong.
?Kemarin malam di rumah Sin (hamba) telah datang seorang
malaikat yang menyebutkan dirinya Thiat Khoan Too Jin. Beliau
mengetahui apa yang akan terjadi. Beliau membangunkan Sin dan
meninggalkan pesan. ?Besok tengah hari di rumahmu ini akan datang
Cin Beng Thiancu (calon raja), beliau she Ong bernama Si Jiong.
Lalu membuka selembar kertas yang gambarnya mirip keadaan
cukong saat ini. lebih lanjut Malaikat itu mengatakan :
Kau harus melayani dan memberi tempat tinggal penitisan Cin Beng
Thiancu itu di sini. Setahun lagi aku akan datang untuk membantu
pergerakan di Lokyang. Menumbangkan pemerintahan yang lalim
dan mengangkatnya sebagai raja.
Setelah menyampaikan pesan ini, Thiat Koan Tojin itu lalu
berpaling keluar, memutar tubuhnya dan berlalu sangat cepat
bagaikan angin kencang. wusss dan dalam sekejap lenyap dari
pandangan mata.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
639
Ong Si Jiong menjadi tertegun dan sekalian lamanya berdiri
terlolong. Ia tersentak tatkala Toan Tat mempersilakannya duduk.
?Hmm, kiranya ada kejadian yang begitu gaib Ciokhee, bila
pesan Malaikat nanti terbukti, dan suatu hari nanti aku benar-benar
menjadi raja, ciokhee akan aku angkat menjadi Tay Hu Goan kong.
Toan Tat berlutut dan menghaturkan terima kasih. ?Sin
menghaturkan banyak terima kasih atas kemurahan Cukong!?
Kembali Ong Si Jiong kaget,. Ia bangkit dan cepat-cepat
membangunkan Toan Tat.
?Mengapa Ciokhee berlaku demikian? Toh aku belum menjadi
raja?
Toan Tat tidak menyahut apa-apa, ia tetap berlaku hormat dan
melayani Ong Si Jiong dengan penuh perhatian.
Semenjak saat itu, Ong Si Jiong tinggal di warung Toan Tat.
Setiap pagi, siang sore dan malam, bilamana ada kesempatan dan di
warung itu sepi pengunjungnya, kedua orang itu, tidak lain yang
dipercakapkan adalah hal ilmu peperangan, taktik dan siasat
siasatnya. Ilmu sejarah, Gie siao, sanjak dan ilmu bumi.
Pada suatu hari Ong Si Jiong berjalan-jalan ke daerah Yang Lie
Koan. Karena kepergiannya agak jauh sebingga ia kemalaman di
tengah jalan. Untuk melewatkan sang malam, Ong Si Jiong lalu
menumpang tidur di sebuah Klenteng tua yang terdapat di tengah
jalan.
Klenteng tua itu dalah Klenteng yang memuja malaikat bumi
atau Thao Tee Kong. Ong Si jiong saking lelahnya lalu mengambil
tempat untuk merebahkan diri dan tidur.
Baru saja ritep-riyep matasebentar-sebentar terpejam sebentar
sebentar terbuka hendak tertidur. Tiba-tiba Malaikat Bumi atau ThoaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
640
Tee Kong dari kuil tersebut telah muncul. Dengan lingkaran sinar
yang menyilaukan, malaikan bumi itu berkata.
?Gong Jit Seng Khoa bangunlah, aku menyampaikan kabar
gembira kepadamu! Thian telah mentakdirkan bahwa engkau akan
menggantikan takhwa kekaisaran, waktu jayanya sudah sampai. Di
kuil ini akan tumbuh sekuntum bunga gaib yang akan memancing
kedatangan raja Buto itu datang kemari. Kembang itulah kelak yang
bisa kau jadikan sarana untuk pergi ke kota raja dan merupakan
kesempatan bagus memberontak kepada raja lalim, menumnangkan
kekuasaanya dan mendirikan ppemerintahan baru. Dapatkah kau
menangkap kata-kataku ini, Gong Jit Seng Khoa??
Ong Si Jiong duduk dan segera berlutut, dengan bertanya.
?Yang mulia, bunga itu apakah namanya??
?Nama bunga itu adalah Kiong Hoa!?
Si Jiong ingin mengajukan pertanyaan lagi, akan tetapi sebelum
mulutnya terbuka. Malaikan Bumi itu dengan tertawa
mendorongnya.
?Waktu jayanya sudah sampai, aku mengucapkan selamat!?
?Brukk,? Ong Si Jiong terguling dan roboh dari jongkoknya, ia
terheran-heran. Mimpikah atau kejadian yang sebenarnya? Mengapa
rasanya setengah sadar setengah tidak? sungguh suatu kegaiban lagi!.
Dari kejauhan kentongan terdengar dipulul tida kali. Tong
tong tong Hm, sudah jam tiga larut malam. Bukannya mimpi
yang kualami ini, nyatanya aku terjengkang dan menubruk dinding.
Tengah Ong Si jiong duduk termenung-menung memikirkan apa
yang baru saja dialaminya. Tiba-tiba di pekarangan terlihat sinar
merah yang memancar terang. ?Heiya, apakah telah terjadi
kebakaran?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
641
Si Jiong kaget sekali, ia melompat bangun dan lari keluar.
?Kebakaran ! kebakaran ! kebakaran !? tong tong
tong tong ! Tidak hanya Ong si Jiong, tetapi seluruh penduduk
yang tinggal berdekatan dengan kuil itu semuanya dapat melihat
kegaiban itu.
Dari angkasa telah jatuh sebentuk benda bulat besar dan
bernyala terang. Orang-orang menjerit-jerit mengira akan terjasi
kebakarah. Tetapi menda gaib merah sebesar bola raksasa itu jatuh di
pekarangn kuil dan lenyap.
Sebagai gantinya, di pelataran kuil itu telah tumbuh sebuah
pohon dari bunga gaib yang ajaib. Tinggi pohon itu sekitar satu
tombak. Paling pucuk terdapa persekuntum bunga lima macam
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
warnanya.
Bunga lima warna ini besarnya sebesar perahu kecil, dikelilingi
oleh daun-daun yang hijau tua sebanyak delapan belas, daun-daun ini
ukurannya besar-besar berbeda sekali dengan daun-daun yang
tumbuh di bagian bawah. kecil-kecil pipih dan agak muda warnanya,
jumlahnya enam puluh empat.
Bunga ajaib ini harumnya bukan main, jarak puluhan Li, masih
juga orang dapat menciumnya.
?Aneh sekali, kiranya bukan kebakaran.?
?Bunga apakah ini yang jatuh dari langit? Ajaib dan harumnya
menebar sampai puluhan Li??
?Sungguh ajaib! Besar dan bentuknya aneh! Daun-daunnya
seperti juga perahu, eih, sungguh kejadian yang gaib.?
?Entah pertanda apa yang telah Thian turunkan??
Banyaklah para penduduk itu memberikan komentar. Ong Si
Jiong cepat kembali ke warung makan, mengambil kertas dan alatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
642
gambar. Bunga gaib yang menurut Malaikat Bumi bernama Kiong
Hoa itu telah dilukisnya sampai mirip betul.
Menjelang fajar barulah lukisannya selesai. Dengan gembira Si
Jiong lalu menggulung lukisannya dan pulang ke rumah.
Bila baginda yang Buto dan lalim nanti ingin melihat rupa dan
bentuk bunga ajaib ini, aku sendiri yang harus menghadap ke kota
raja dan menggunakan kesempatan yang tepat untuk merebut tahta.
Hm, ini adalah pesan Thao Tee Kong yang mulia. Berfikir Ong Si
jiong sepanjang jalan.
Sementara itu kabar tentang munculnya bunga ajaib di
pekarangan Kelenteng Thao Tee kong dalam sekejap telah tersiar
kemana-mana. Pembesar setempat segera datang untuk memeriksa
nan membuktikan dengan mata kepala sendiri akan adanya bunga
ajaib itu. setelah terbukti, barulah laporan kejadian yang gaib itu
disampaikan kepada Hongtee.?dalam pada itu baginda Swei Yang
Tee yang tinggal di istana Tiangan. Pada suatu malam, baginda
bermimpi yang sangat aneh, dalam impian itu di pekarangan istana
telah tumbuh bunga ajaib tinggi pohonnya satu tombak. Di pucuknya
tumbuh sekuntum bungan besar dengan lima macam warna.
Dikelilingi oleh delapan belas daun-daun besar mirip perahu-perahu
kecil. Dibawah kuntum bunga itu tumbuh pula enam puluh empat
daun kecil-kecil. Harum bunga itu bukan main wanginya, semerbak
menghambur kemana-mana.
Tengah baginda memabdangi bunga yang ajaib itu, tiba-tiba dari
tengah bunga itu muncul seorang laki-laki berwajah cakap putih dan
halus mengenakan pakaian kuning keemasan.
Seketika delapan belas tangkai daun besar berubah menjadi
delapan belas raja-raja muda yang memberontak. Demikian pula
enam puluh empat daun kecil-kecil berubah menjadi kepala-kepala
pemberontakan kecil-kecilan di enam puluh empat daerah propinsi
negeri tengah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
643
Baginda gugup dan hendak melarikan diri karena takutnya. Pada
saat itu dari kanan kiri melompat dua orang gagah, yang satu berkulit
kuning seperti orang kena penyakit kuning, memelihara jenggot
panjang bersenjatakan sepasang Siangkian. Sedangkan yang seorang
lagi tinggi besar berkulit hitam legam. Menggunakan senjara
Kongpian, kedua orang gagah itu mengamuk dan membunuh semua
pemberontak-pemberontak sehingga kekalutan menjadi tenang.
Baginda girang sekali dan berjingkrak-jingkrak. Karena gerakan
gerakan ini, baginda terbentur dinding dan mendusih dari tidurnya.
Ah, kiranya sebuah impian sungguh luar biasa anehnya
impianku kali ini, berfikir raja Swei Yang Tee.
Baginda duduk dipembaringannya menantikan datangnya sang
pagi. Waktu permaisuri Siauw Hoey masuk, baginda lalu
Kutukan Bangsa Titan Percy Jackson And Pendekar Rajawali Sakti 67 Perangkap Naskah Laut Mati Makhtutat Al Bahri Al
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama