Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 11

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 11

menuturkan impian semalam yang ajaib itu.

?Junjungan hamba yang mulia, bunga gaib dalam ilpian pastilah

ada juga jenisnya dan tumbuh di atas dunia ini. oleh karena itu saya

menyarankan supaya Pihee mempetakan kembali dan menyuruh

tukang gambar yang mahir untuk melukiskannya. Bila gambar bunga

gaib itu jadi, bolehlah digantungkan di pintu kraton untuk kenang
kenangan. Selanjutnya bila ada orang yang dapat menemukan

dimana bunga jenis itu tumbuh. Bolehlah Pihee memberi anugerah

padanya sebagai Taysu dan menunjukkan dimana letak bunga gaib

itu.

Entah bagaimana pikiran Pihee, apakah kiranya dapat menerima

saran hamba ini??

Baginda Swei Yang Tee girang sekali mendengar saran

permaisurinya yang cantik rupawan. Lalu dipanggilnya tukang

gambar yang ulung untuk melukiskan bunga dalam impian baginda

itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

644

Bunga gaib dalam lukisan itu lalu digantungkan di pintu

Balairung. Dibawahnya ditulis pengumuman bahwa barang siapa

dapat menunjukkan tumbuhnya bunga itu dan tahu akan namanya,

Baginda akan menganugerahkan pangkat tinggi sebagai Tay Siu.

Akan tetapi para pembesar kota raja, baik Bun maupun Bu tidak

satupun dapat memberikan keterangan.

Beberapa hari telah berlalu, dan belum ada seorangpun yang

datang untuk memberikan keterangan akan hal bunga dalam impian

baginda.

Pada suatu hari sampailah pendekar gagah pembela keadilan dan

kebenaran Ong Si Jiong di kota raja. Membaca plakat-plakat

pengumuman, hati pendekar ini girang sekali. Inilah kesempatan

yang baik untuk memperkokoh posisi dan suatu saat mengadakan

pemberontakan untuk menggulingkan pemerintahan yang lalim ini.

Si Jiong lalu masuk ke istana dan minta kepada Thaykam

penerima tamu supaya menyampaikan kepada baginda akan halnya

seseorang yang bisa memberikan keterangan tentang impian baginda.

Thaykam penerima tamu segera melaporkan kepada baginda

yang mana Ong Si Jiong lalu dikawal oleh pasukan Kim Ie We dan

segera dibawa menghadap kepada baginda.

Ong Si Jiong berlutut dihadapan Baginda Swei Yang Tee dan

mengucapkan selamat panjang usia.

?Hamba Ong Si Jiong menghadap baginda untuk menyampaikan

Ban Swe Ban Swe, semoga baginda panjang umur dan kekuasaan

baginda jaya sentosa sampai selama-lamanya!?

?Tim girang sekali mendengar laporan bahwa engkau dapat

memberikan keterangan prihal bunga ajaib yang Tim impikan itu.

cobalah kau terangkan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

645

Ong Si Jiong lalu mengeluarkan lukisannya yang ternyata mirip

sekali dengan lukisan yang digantungkan di depan pintu balairung.

?Ya, lukisan yang kau bawa ini cocok betul dengan bunga yang

Tim impikan. Apakah nama bunga ini dan di daerah manakah

tumbuhnya??

?Baginda yang mulia, bunga ini bernama Kiong Joa, tumbuh di

daerah Yang Ciu dipekarangan sebuah kuil yang bernama Yang Lie

Koan. Bunga ini sukar ditemukan, entah cara bagaimana bisa tumbuh

di kuil tua itu. bunganya akan mekar setiap setahun sekali yaitu tepat

pada Peh Gwee Cap Go (bulan delapan tanggal lima belas Imlek).

Tidak lama lagi bulan dan tanggal tersebut segera akan tiba. Ban Swe

boleh pergi pesiar untuk melihat mekarnya bunga kiong Hoa itu!?

Baginda dan sang permaisuri girang sekali, ternyata di dalam

dunia ini memang benar ada bunga seperti yang diimpikan.

Sebagaimana apa yang tersurat dalam papan-papan pengumuman,

maka Ong Si Jiong lalu diangkat sebagai pembesar Kiong Hoa Tay

Siu. Ia diberi tugas untuk mengapalai pasukan yang berkekuatan

seribu serdadu, beangkat ke arah Yang Ciu untuk merawat bunga

Kiong Hoa dan membangun klenteng tua Yong Lie Koan.

?Klenteng itu renovasilah menjadi kelenteng baru, mengah dan

indah. Papan Mereknya kau gantikan dengan nama Kiong Hoa

Koan!?

Ong Si jiong berlutut dan membenturkan kepalanya ke lantai,

duk duk !

?Hamba adalah seorang berdosa yang pernah melakukan

pembunuhan di daerah Yangciau, maka tidak berani pergi ke sana!?

?Apa sebab-sebabnya engkau melakukan pembunuhan itu??

Ong Si Jiong lalu mengisahkan kembali riwayatnya sebingga ia

marah dan membunuh keluarga Soey Wangwe habishabisan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

646

?Kedosanmu kuhapuskan dan kuturunkan firman untuk kau

sampaikan kepada pembesar di Yangciu. Sepenerima firman ini,

kakak misan dan adik perempuan Kheng akan dibebaskan!?

Ong Si Jiong berlutut menghaturkan terima kasih.

Dalam perjalanan ke daerah Yangciu, ditengah jalan Ong Si

Jiong dan barisannya telah berpapasan dengan Toan Tat, si pemilik

warung makan dan Thiat Khoan Tojing. Sengaja dua orang pandai

itu menghadang perjalanan Ong Si Jiong untuk mengadakan kontak.

Mereka saling memberi hormat dan mencari tempat sunyi untuk

melangsungkan pembicaraan mereka.

?Kerajaan Sweitiauw sudajhdi ambang keruntuhannya, oleh

karena itu kami akan menantikan Cukong di Lokyang. Menunggu

kesempatan baik, nanti kita bergerak bersama dan menggulingkan

raja Buto.?

?Baik, akan kuingat perjanjian di sini!?

Kedua orang pandai itu memberi hormat dan berpisah.

sedangkan Ong Si Jiong kembali ke barisannya dan meneruskan

perjalanan ke Yangciu.

Sepenginggal Ong Si Jiong dan seribu serdadu yang

diperintahkan pergi ke Yang Lie Koan, baginda berturut-turut

menerima laporan dari para pembesar di daerah Yangciu yang

melaporkan bunga gaib itu.

Keinginan baginda untuk menyaksikan sendiri bug=nga gaib itu

tidak tertahankan lagi. Maka baginda lalu mengumpulkan segenap

pembesar dan membuka persidangan.

Menteri Ie Bun Hoa Kit memberi usul untuk menggunanak jalan

air.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

647

?Baginda sesembahan kami yang mulai, bila baginda hendak

tamasya kedaerah Yangciu, lebih baik melalui jalan air, naik kapal

atau perahu sehingga tidak melelahkan. Sebab perjalanan ini sangat

jauh. Jadi dengan tandu akan sulit dan berat apalagi jalan tidak datar.

?Sin mengusulkan untuk menggunakan kapal atau perahu,

darimana kita dapat berlayar? Bukankah sekeliling kota raja ini jauh

dari sungai bengawan??

?Baginda bisa menurunkan firman kepada Gui Kok Lie Bit

sebagai Tok Kong Khoa dan Ciangkun Ma Siok Hauw menjadi Kay

Ho Ong, dengan memerintahkan anak buah mereka yang berjumlah

delapan puluh laksa serdadu ditambah para rakyat yang masih

bertenaga untuk menggali tanah dan membuat sungai buatan.

Terusan ini bisa kita mulai dari Liong Thio sampai ke Ek San Nia.

Dengan demikian, baginda dapat berlayar dengan mudah!?

Raja Swei Yang Tee gembira sekali mendengar usul bagus ini.

baginda bertanya lebih lanjut.

?Senang sekali Tim mendengar saran Sin yang begitu hebat, lalu

tempat peristirahatan di Yangciu itu apakah ada yang sesuai untuk

Tim tingali??

?Mendengar pertanyaan baginda, Sin menjadi teringat akan

seseorang yang pengaruhnya menjadi duri di mata kita.?

?Hah, Siapakah orang yang Sin maksudkan itu??

?Masih ingatkan baginda dengan Tongkong Lie Hian yang gagal

kita hadang di Leng Tong Koan??

Baginda Swei Yang Tee terkesiap demi teringat nama itu.

memang dialah satu-satunya musuh bebuyutan yang sempat lolos

dan belum berhasil dibunuhnya. Padahal Lie Hanlah yang

mengetahui secara detail, dari kidah Swei Yang Tee saat memulai

perebutan kedudukan dengan kakaknya, membunuh ayah,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

648

memperkosa ibu tiri dan segala-galanya. Bila orang ini tidak

dibunuh, akan menjadi malapetaka dan kegoyahan bagi

kedudukannya.

?Apa yang harus kita perbuat Siangya??

?Turunkan firman pada Tongkoan Lie Hian untuk membangun

istana Cin Yang Kiong di daerah Yangciu. Bila dalam waktu tiga

bulan istana tidak selesai dibangunnya, maka baginda dapat

menjatuhkan hukuman mati dengan alasan melalaiakan kewajiban

serta menentang perintah baginda. Sebaliknya bila selesai dalam

waktu singkat, bagindapun boleh menjatuhkan hukuman mati dengan

alasan Lie Hian telah lama menyusun kekuatan dan membuat

rencana untuk menggulingkan pemerintahan baginda.

Buktinya ia membangun istana yang begitu indah dan megah. Apa

artinya seorang pembesar membangun istana bila tidak ada maksud

mengangkat dirinya menjadi raja??

Swei Yang Tee girang sekali mendengar akal licik ini. ?Sungguh

bagus pikiran Sin, perintah ini boleh kita jalankan.?

Baginda lalu mengirimkan Kimpay Kimpay (Singci-singci)

kepada para para pembesar yang ditunjuk tadi.

Lie Bit dan Ma Siok Hauw lalu menjalankan perintah baginda.

Rakyat dan serdadu dikerahkan untuk kerja berat, menggali saluran

membuat sungai buatan.

Tidak terkirakan betapa penderitaan rakyat kecil. Sudah jaminan

sosial tidak diperhatikan, kerja terlalu berat, siang malam tak kenal

waktu. Entah berapa tibu sudah mayat-mayat yang bergelimpangan

karena sakit, lapar lelah tidak dihiraukan lagi.

Kerja paksa ini semakin membuat antipati rakyat terhadap raja

dan pemerintahannya yang sewenang-wenang, lalum dan Buto.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

649

Dalam kesempatan itu, Lie Bit kenal akan Cu Jan (pembaca

tentu masih ingat, dialah yang meminjam golok Kwan Te Ya dan

menolong Ngo In Tiauw di Lamyang.) mengingat bahwa Cu Jan

adalah seorang yang gagah perkasa dan bugenya cukup tinggi, Lie

Bit lalu memanggilnya dan diangkat sebagai Cong Khoa atau

ajudannya.

Cu Jan gembira sekali, ia lalu menitipkan putera Ngo In Tiauw,

ia lalu menitipkan putera Ngo In Tiauw yang bernama Ngo Teng

kepada kakaknya. Cu Jan lalu berpamit kepada Cu San dan putera

angkatnya Ngo teng, berangkat ke kesatuan Lie Bit.

Semantara itu Ma Siok Hauw adalah manusia liar yang buas

sekali. Kekejamannya sungguh melampaui batas. Setiap hari ia

memerintahkan anak buahnya untuk menangkai bocah-bocah cilik

dibawah usia tida tahun dijadikan santapannya. Otak, jantung, daging

bocah cilik dijadikan makanan kegemarannya. Oleh karena itu rakyat

menjadi sangat ketakutan. Mereka siang-siang mengungsikan anak
anaknya ke tempat sanak famili yang jauh.

Ma Siok Hauw semakin murka, ia perintahkan serdadu-serdadu,

rakyat menggali saluran tanpa pandang bulu. Tidak peduli kuburan,
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kelenteng, sawah, ladang, perumahan gedung-gedung dan

sebagainya. Pokoknya bongkar, terjang terus dan digali dijadikan

sungai buatan.

Setelah berhari-hari tidak makan daging, otak dan jantung bocah,

Ma Siok Hauw menjadi ketagihan. Ia mengamuk kalap dan

memerintahkan pembesar setempat di daerah Thay Heng San yang

pada waktu itu ddipegang oleh Kho Tam Seng untuk menyerahkan

seratus bocah cilik dibawah usia tiga tahun.

Bila tidak dapat menyerahkan, maka Kho Tam Seng dan seluruh

sanak kadangnya kakan dibunuh habis. Kho Tam Seng sedih sekali

memerima perintah itu. menurutkan perintah yang gila itu, akan

menambah kesengsaraan rakyatnya. Bila menolak, akibatnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

650

keluarganyalah yang bakal musnah. Berat kedudukannya seperti telur

di ujung tanduk.

Kho Tam Seng berduka sekali sehingga jatuh sakit. Para anak

buahnya ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh atasannya,

mereka lesu dan sangat memprihatinkan. Dari mulut ke mulut, kabar

kesedihan dan malapetaka yang bakal menimpa pembesar jujur itu

menjalar sampai kemana-mana.

Dan tatkala sampai ke telinga Hong Kwee Hay di gunung Thay

Heng San, meluaplah amarah orang gagah itu. (pembaca pasti masih

ingat, Hong Kwee Hay adalah saudara angkatnya Ngo In Tiauw dan

Ngo Thian Su). Dengan membawa liolonya Hiong Kwee Hay turun

gunung menghadang kedatangan jenderal Ma Siok Hauw.

Tatkala berpapasan, tanpa banyak komentar, Hiong Kwee Hay

maju menerjang dan mengayunkan kapaknya. Ma Siok Hauw kaget,

ia menangkis. Namun trangg senjata terlepas dan tapak

tangannya pecah berlumuran darah.

Menyadari dirinya bahwa bukan tandingan manusia raksasa ini,

jenderal Ma memutar tubuhnya bermaksud melarikan diri. Akan

tetapi Hiong Kwee Hay mengejarnya dan membacok hingga tubuh

Ma Siong Hauw terpotong-potong.

Hong Kwee Hay mengamuk dan membunuhi anak buah Ma

Siok Hauw. Dalam waktu yang singkat entah sudah berapa ratus jiwa

telah melayang menjadi korban sepasang kapak raja Thay Heng San

yang perkasa ini.

Melihat kehebatan Hiong Kwee Hay, seluruh serdadu Ma Siok

Hauw berlutut dan menakluk. Kwee Hay lalu membawa seluruh

serdadu anak buahnya dan rakyat pekerja kasuk ke dalam kota,

memaksa pembesar Kho Tam Seng mengangkat diri sebagai raja dan

memberontak melawan Swei Yang Tee yang lalim dan sewenang
wenang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

651

Karena dipaksan oleh segenap rakyat di kotanya, terpaksa Kho

Tam Seng menuruti dan mengangkat dirinya menjadi Pek Gie Ong.

Hiong Kwee Hay diangkat sebagai Tay Goanswee. Semejnak

saat itu daeerah Siangciu telah lepas dari pemerintahan pusat dan

mendirikan pemerintahan sendiri.

? ooOoo ?

BAB XXXIV

KEDUDUKAN LIE HIAN SEPERTI ORANG

DISURUH MAKAN BUAH SIMALAKAMA

BEBERAPA anak buah Ma Siok Hauw yang sempat meloloskan

diri segera menghadap jenderal Lie Bit di markas besarnya serta

melaporkan gugurnya Ma Siok Bauw.

Lie Bit sangat terkejut, rekannya telah gugur dan beberapa laksa

anak buahnya menakluk kepada kaum pemberontak.

Segera laporan ini dikirimkan ke kota raja. Dikabarkan akan

gugurnya Jenderal Ma, brontaknya Kho Tam Seng yang mengangkat

diri sebagai raja di daerah Yangciu dan sekitarnya.

Sementara surat laporan dikirim, Lie Bit terus juga menjalankan

tugasnya. Ia bersama Cu Jan mengomandio penggalian tanah untuk

membuat sungai buatan.

Pada waktu itu, sungai buatan, penggaliannya sudah sampai di

daerah Co Ciu. Kira-kira jarak tiga puluh Li ada sebuah kampung

yang bernama Song Gi Cun.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

652

Dalam kampung ini tinggal pula seorang hartawan kaya raya

yang berhati mulia, berjiwa sosial dan suka menolong orang-orang

yang berkesusahan. Hartawan ini bernama Beng Hay Kong. Masih

pernah Boku (paman dari saudara perempuan) kapten Siang Gie,

yang membawa Singcie YoLim untuk menangkap Cin Siok Poo,

akan tetapi karena pernah berhutang budi, lalu bersama-sama Siok

Poo melarikan diri.

Cin Siok Poo sekeluarnya dari kota Tongkoan yang pada saat itu

sela;I dikejar-kejar oleh orang kuat nomor sembilan Say Koan Ya.

Pernah sembunyi di rumah Beng Hay Kong ini.

Beng Hay Kong mempunyai tiga orang isteri yang kesemuanya

mempunyai ilmu silat yang tinggi.

Isteri pertama bernama Ma Say Hoey, kelihaiannya dalam

melempar senjata Hweito (golok terbang), kedua puluh empat

Hwetonya jarang meleset dari sasaran, namanya Liu Yap To.

Isteri yang kedua bernama Hek Hujin. disebut demikian karena

kulitnya sawo matang. Bugenya sangat tinggi dan jarang orang-orang

dapat menghadapinya.

Isteri yang ketiga bernama Pek Hujin karena kulitnya putih

laksana salju. Pek Hujin mahir dalam memainkan berbagai alat

senjata.

Disamping ketiga isteri yang lihay, di gedung Beng Hay Kong

ini ada pula seorang pembantu yang sangat lihay. Bukan saja ilmu

silat, ilmu surat dan taktik peperangan. Pek Sun juga pandai melihat

perbintangan. Firasat dan mengetahui akan sesuatu yang akan terjadi.

Boby Beng Hay Kong adalah mengumpulkan berbagai macam

pusaka alat alat peperangan dan orang-orang gagah yang pernah

tersangkut urusan pemerintah. Mereka ditampungnya di dalam

gedungnya yang luas itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

653

Dalam kebun Bang Hay Keng ada sebidang tanah pekuburan

keluarga Beng. Di muka tanah pekuburan ini ada sebuah lobang yang

besar dan dalam. Orang-orang menamakan Lobang Naga (Liong

Shia), Justru dengan adanya lobang naga initah Pek Sun meramalkan

bahwa kelak Beng Hay Kong bisa menjadi raja. Oleh karena itu

lobang naga itu dilindungi dan dipelihara baik-baik.

Pada suatu hari anak buah Beng Hay Kong datang dengan

tergopoh-gopoh memberikan laporan bahwa serdadu-serdadu dan

pekerjaan rodi yang mengali saluran itu telah dekat dengan tanah

pekuburan. Kalau sampai melanggar lobong naga itu akan ber

bahaya sekali.

Beng Hay Kong terperanjat mendangar laporan ini, segera

dipanggilnya Pek Sun untuk mengaddakan perundingan.

?Cukong jangan khawatir. Hamba kenal baik dengan komandan

penggalian ini yang bernama Cu Jan. Oleh karena itu harap saja

Cukong menyediakan tiga ribu tail perak. Sertakan beberapa orang

untuk memikulnya, nanti say sendiri yang memberikan dan

membujuknya. pastilah urusan inidapat kita selesaikan dengan baik.?

Beng Hay Kong girang mendengar saran Pek Sun. Anjuran itu

diterima dan segala sesuatu dipersiapkan dengan cepat.

Pek San dan empat keeteng yang memikul uang perak itu pergi

menemui Cu Jan di markasnya.

Kedua sahabat itu saling memberi hormat dan berbasa-basi

sebagai sahabat lama yang sudah sekian tahun tidak bertemu.

BERSAMBUNG

Benarkah dugaan Lie Hian bahwa firman baginda dalam pembuatan

istana itu tersembunyi jebakan yang keji?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

654

Bagaimana Lie Than bertindak? Dibuatkah istana itu? Ataukah di

tertantarkannya ?

Benarkah babwa Lie Goan Pa orang gagah nomor wahid di jaman

Sweitiauw ?

Sampai di manakah kehebatan Lie Goan Pa yang bermulut maongos

itu ?

Runtuhkah pemerintahan Swei Yang Tee dengan munculnya Cap Pe

Lo Hoan Ong ?

JILID 19

? KEBOSANAN adalah Imoral, untuk itu perlulah sekali-kali melihat

keadaan alam yang penuh keajaiban dan keanehan.

? DALAM memerjoangkan penegakan cita-cita hidup, yang pertama

harus kau yakini adalah KEBENARAN cita-citamu sendiri, sesudah

itu teruslah BERJOANG PANTANG MENYERAH.

? SEORANG PEJOANG SEJATI tidak akan mengeluh atas kegagalan

yang dialaminya, malah keberhasilan yang dicapai, membuat ia

mengeluh.

Kiriman : Dhyana

SETELAH mengobrol kesana kemari, barulah Pek Sun

membicarakan ke hal yang penting. Cu Jan berjanji akanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

655

membelikkan penggalian itu, sehingga tidak melanggar tanah

pekuburan keluarga Beng.

Pek Sun girang sekali menyerahkan hadiah cari cukongnya ya

itu uang perak sejumlah tiga ribu tail.

Terjadilah tolak menolak, akan tetapi Pek Sun memaksanya

terus sehingga dengan apa boleh buat dan perasaan berat Cu Jan mau

menerimanya.

Pek Sun bersama keempat keteng lalu pulang dan

menyampaikan kabar baik itu kepada cukongnya.

Akan tetapi apa yang terjadi sungguh menjadikan penyesalan

bagi kedua pihak. Cu Jan sepenerima uang itu memerintahkan anak

buahnya, para pekerjanya untuk membelokkan penggalian saluran,

jangan sampai melanggar tanah pekuburan keluarga Beng.

Sayang, untung tak mudah diraih, malang tak dapat ditolak. Para

ekerja itu walaupun sudah berhati-hati didalam penggaliannya, akan

tetapi karena penggalian pada saat itu sudah di pinggiran tanah

pekuburan, maka beberapa pekerja telah menggoros sedikit daerah

lobang naga (Liong Shia / Dragon Cave).

Menurut alkisah dalam lobang naga benar-benar ada naganya

yang sedang bertapa. Maka gugusnya tanah telah membuat naga itu

murka. Apalagi tatkala naga itu bergerak mengulurkan cakarnya,

justeru beberap kukunya terkena pacul. Semakin meluaplah amarah

sang naga.

Mengamuk dan mengobrak-abrik bendungan sehingga terjadilah

tanah longsor, gunung gugur, banjir bandang melanda kemana-mana.

Berlaksa-laksa para pekerja dan serdadu binasa terendam banjir

bandang itu. Air banjir terus bergolak, mengamuk melanda daerah
daerah datar, sawah, ladang, rumah penduduk sampai ke daerah

Yangciu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

656

Beng Hay Kong ketika menerima kabar bahwa lobang naga telah

gugus dan tanah pekuburan terlanda banjir, menjadi marah.

?Benar-benar bukan laki-laki sejati. Sudah berani menerima

uang hadiah dan berjanji tidak akan berbuat hal semacam ini! kenapa
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilanggarnya?

Beng Hay Kong lalu memberontak dan mengangkat dirinya

sebagi raja SONG GIE ONG. Saing Gie diangkat sebagai Tay

Goanswe dan Pek Sun sebagai Kunsunya.

Cu Jan mendengar kabar brontaknya Beng Hay Koan kaget

sekali. ?Heiya, inilah gara-gara anak buahku yang kurang berhati
hati! Celaka, aku akan dapat nama jelek, sudah menerima uangnya,

ternyata anak buahku melanggarnya!?

Cu Jan lalu menghadap atasannya dan melapoerkan kejadian itu.

Lie Bit segera mengirim kurir dan melaporkan kabar gawti itu ke

kota raja.

Jadi dengan memberontaknya Beng Hay Kong, di negeri Tengah

pada waktu itu telah muncul delapan belas orang-orang gagah yang

berani secara terang-terangan mengangkat diri sebagai raja dan

memberontak kepada baginda Swei Yang Tee.

Oleh karena jumlahnya delapan belas orang, maka sering disebut

CAP PEK LO HOAN ONG atau delapan belas raja-raja muda

mengadakan pemberontakan.

Kedelapan belas raja-raja muda yang memberontak itu adalah :

1. Wa Kang Thia Kauw Kim yang bergelar raja Kun Si Mo Ong.

2. Siangciu Kho Tam Seng yang bergelar raja Pek Gee Ong.

3. Souwciu Sim Hoat Hin yang bergelar raja Siang Liang Ong.

4. San Hauw Lao Bu Cu yang bergelar raja Teng Yang Ong.

5. Jee Leng Ong Po yang bergelar sebagai raja Tie Sing Ong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

657

6. Cee Lam Tong Pek yang bergelar sebagai raja Cee Lam Ong.

7. Puwkong Lui Tay Peng yang bergelar sebagai raja Cauw Ong.

8. Kang Leng Siauw Sian yang bergelar sebagai raja Tay Liang

Ong.

9. Hopak Lie Cu Tong yang bergelar sebagai raja Siu Cun Ong.

10. Louw Ciu Ci Boan Long yang bergelar sebagai raja Ceng Cin

Ong.

11. Bu Lim Lie Cip yang bergelar sebagai raja Ceng Liang Ong.

12. Couw Ciu Kho Su Tat yang bergelar sebagai rajaCauw Tay Ong.

13. Beng Ciu Thio Sin Kim yang bergelar sebagai raja Cee Ong.

14. Yuciu Thiat Bok Ci yang bergelar sebagai raja Pak Han Ong.

15. Hee Ciu Kho Su Wan yang bergelar sebagai raja Hee Beng Ong.

16. Soto Lo Tut Kwat yang bergelar sebagai raja Eng Ong.

17. Tanciu Gouw Ko Swan yang bergelar sebagai rajaYong Lam

Ong.

18. Cociu Beng Hay Kong yang bergelar sebagai raja Song Gie Ong.

Delapan belas raja-raja yang memberontak kepada pemerintahan

baginda Swei Yang Tee inilah yang didalam impian merupakan

delapan belas daun-daun yang mengelilingi bunga Kionghoa.

Selain delapan belas raja-raja yang kekuatannya cukup tangguh.

Masih ada pula enam puluh empat tokoh-tokoh penggerak

pemberontakan di daerah-daerah. Akan tetapi mereka tidak sekuat

delapan belas raja itu.

Keenam puluh empat itu yang didalam impian merupakan daun
daun kecil yang tumbuh di bawah tangkai bunga Kionghia. Mereka

adalah To Hok Kwie, Thio Sian Siang. Soe Kie dan yang lain-lain.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

658

Marilah kita menengok kepada Tong Kong Lie Hian yang

sedang menerima firman baginda untuk membangun istana Cin Yang

Kiong di kota Yangciu dalam waktu tiga bulan.

Lie Hian menjadi amat berduka menerima Siangci ini, pasti

tersembunyi suatu jebakan yang licin dan membahayakan sekali.

Boleh dibilang seperti oarang yang disuruh makan buah

SIMALAKAMA. Tidak dimakan ayah mati, kalau dimakan ibu mati.

Kalau perintah itu dilaksanakan dan istana Cin Yang Kiong dapat

dibangun, ia akan dituduh merencanakan pemerontakan karena

membangun istana megah untuk kerajaannya. Tuduhan ini beisa

menjadikan alasan bagi baginda yang Buto itu untuk membunuh mati

seluruh keluarganya. Sebaliknya bila tidak dibangun keluarganyapun

tidak terluput dari kematian. Baginda akan menuduhnya berani

melanggar perintah, melalaikan kewajiban dan alasan-alasan yang

tetek bengek.

Lie Hian judeg, pikirannya kalut dan sedih sekali. Ia lalu

memanggil keempat puteranya untuk diajak berunding.

Waktu itu Lie Hian telah dikaruniai empat orang putera yang

gagah-gagah, akan tetapi yang benar-benar luar biasa adalah puteran

nomor dua dan nomor empat.

Putera pertama bernama Lie Kian Seng, yang kedua Lie Si Bin

(kelak menjadi Hongtee dengan gelar Tong Tay Cong) yang ketiga

Lie Goan Kit dan yang keempat Lie Goan Pa.

Pada saat itu lie Goan Pa baru berusia kurang lebih empat belas

tahun, akan tetapi dalam hal imlu silat ia belajar rajin sekali sehingga

tenaga dalamnya telah mencapai tingkat yang sempurna. Tubuhnya

kuning dan kurus kering bagaikan pohon bersang yang layu hendak

mati.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

659

Mulutnya monyong runcing bagaikan paruh garuda, akan tetapi

tengaganya luar biasa. Senjatanya yang berupa sepasang gembolan

masing-masing beratnya delapan ratus kati, jadi sepasang beratnya

seribu enam ratus kati.

Pada jaman Sweitiauw ini tidak seorang gagahpun dapat

melawannya. Oleh karena itu Lie Goan Pa adalah orang terkuat,

manusia gajah nomor wahid di jaman Sweitiauw.

Tongkong dikerumuni anak-anaknya dan segera menuturkan

kesulitan yang tengah dihadapinya.

?Anak-anakku, kalian kupanggil untuk ikut memikirkan langkah

apakah yang harus kita lakukan untuk menyelamatkan keluarga kita?

Baginda menurunkan Singci kepadaku untuk membangun

sebuah istana dan megah di Yang Ciu dengan batas waktu tiga bulan.

Ayah dapat segera menduga hal ini pastilah dari gosokan-gosokan

dan hasutan dari Ie Bun Hoa Kit. Dendam mereka terhadap kita tak

terbatas dan tak terhapus, sebab kitalah yang mengetahui segala

rahasia keluarga keraton. Maka kedudukan kita serba sulit, ibarat

orang disuruh memakan buah Simalakama. Tidak memakan, ayah

mati, memakannya ibu yang mati. Anak-anakku, bagaimanakah kita

harus bertindak??

?Mengapa Thia-thia mengucapkan begitu? Apakah dalam

perintah ini baginda menyembunyikan jebakan untuk mencelakakan

keluarga kita?? putera pertama Lie Kian Seng mengajukan

pertanyaan.

?Jelas ada udang dibalik batu! Coba kita rengungkan, bila dalam

waktu tiga bulan kita tak selesai membangunnya, baginda akan

menuduh kita melanggar perintah, melalaikan kewajiban dan bisa

menjatuhkan hukuman mati. Sebaliknya bila kita pagi-pagi dapat

merampungkan istana itu, bagindapun yang memang sudah dilekati

oleh dendam kesumat akan segera menuduh kita menyusun suatuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

660

rencana untuk memberontak dan mendirikan kerajaan sendiri.

Nyatanya kita membangun istana megah dan indah di Yang Ciu. Apa

yang hendak kita lakukan? akan sia-sia membantah kepada baginda.

Oleh karena itu langkah apakah yang harus kita ambil demi

keselamatan keluarga kita??

Lie Goan Pa melihat ketiga saudara dan ayahnya termenung
menung segera membuka suaranya yang keras bagaikan guntur yang

gemuruh.

?Thia thia tak usah takut! Bila raja anjing itu datang nanti Suji

(putera keempat) yang akan menghadapinya. Suji akan menghantam

kepala raja anjing itu sampai hancur luluh, kemudian Thiw-thialah

yang naik sebagai Hongtee!?

?Fuiiii 1 binatang kecil jangan sembarangan bicara kamu! Bila

dilihat alat negara atau mata-mata kaisar, dapatkah kita lolos dari

kematian??

Batu saja Tongkong memarahi putera keempatnya itu, dari luar

telah masuk seorang keeteng melaporkan bahwa di ruang tamu telah

datang Hu Ie Wan Thian Kong dan Lie Sun Hong minta bertemu

Tongkong.

?Anak-anakku, persoalan ini jangan kalian bocorkan kepada

siapapun, di luar ada tamu yang menungguku. Aiklah perundingan

ini kita lanjutkan setelah tamu-tamu kita itu pulang!?

Lie Hian lalu bangkit dan melangkah ke ruang tamu untuk

menjumpai tamu-tamunya. Mereka saling menjura dan mengambil

tempat duduk untuk pasang omong.

Wan Thian Kong mengawli percakapannya dalam pertemuan itu.

?Kabarnya baginda telah mengirimkan Cingsi kepada Cianswe

untuk membangun sebuah istana Cin Yang Kiong yang megah danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

661

indah di Yang Ciu. Kenapa sampai saat ini pekerjaan itu belum juga

dimulai??

Tong Kong Lie Hian menghela nafas dalam-dalam mendengar

pertanyaan Wan Thian Kong. Beberapa saat kemudian barulah dapat

membuka mulut.

?Kedudukanku seperti juga telur diujung tanduk ataupun

menurut alkisah seperti memakan buah Simalakama. Membangun

istana sampai selesai, baginda akan menghukum mati aku

sekeluarga. Tidak membangun juga menghukum mati heiya !?

?Cianswe, jangan terlalu berkecil hati. hamba dan Lie Sun Hong

pernah membeli sebidang tanah kepada penduduk setempat yang

luasnya meliputi dua Li lebih. Hambapun mempunyai ilmu gaib

untuk meminta bantuan tenaga roh-roh halus guna membangun

istana yang diperintahkan baginda. Dalam waktu satu hari satu

malam, istana Cin Yang Kong pasti sudah berdiri. Percayalah, besok

cianswe boleh pergi melihat-lihat istana baru itu!?

Tong Kong Lie Hian kaget demi mendengar kata-kata Wan

Thian Kong.

Akan tetapi sebelum ia dapat mengucapkan sepatah kata. Wan

Thian Kong dan Lie Sun Hong sudah menjalankan penghormatan

dan minta diri.

Tong Kong Lie Hian tak dapat berbuat apa-apa. Ia masih

terpukau oleh apa yang diucapkan Wan Thian kong. ?Dalam waktu

satu hari satu malam istana Cin Yang Kiong akan selesai dibangun.

Ciansweya boleh besok pergi melihat-lihatnya!?

Di dunia ini memang tidak kekurangan akan keajaiban
keajaiban, akan tetapi benarkah dalam satu hari satu malam istana

Cin Yang Kiong itu akan rampung dibangun??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

662

Sampai jauh malam Tongkong tak bisa memejamkan mata, ia

merenungkan kata-kata bawahannya itu.

Sementara itu Wan Thian Kong dan Lie Su Hong sekembalinya

ke gedungnya, mereka lalu bermandi keramas, berpantang makanan

yang berjiwa dan minum minuman yang merangsang. Duduk

bersemedhi di kamarnya.

Tengah malam, kedua sahabat seperjuangn itu dengan rambut

terurai dan membawa pedang jantan pergi ke sebidang tanah luas

yang dibelinya. Mereka berdua membaca mantera, mohon kepada

Thian supaya diturnkan malaikat-malaikat Liok Teng dan Liok Kak

serta Thian Ciang untuk mengerahkan roh-roh halus membangun
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

istana Cin Yang kiong.

Doa dan permohonan Wan Thian Kong dan Lie Sun Hong

terkabul. Bertiuplah angin prahara yang dahsyat bergemuruh. Tanah

luas itu menjadi gelap pekat.

Yang terdengar adalah bagaikan puluhan ribu manusia yang

sedang sibuk membangun, suara teriakan-teriakan, batu-batu yang

menggelundung, orang memasah, menggergaji, memaku dan lain

sebagainya.

Sementara itu kedua rekan seperjuangan yang setiak kepada

atasannya tetap duduk bersila di pinggiran tanah kosong itu untuk

membaca terus manteranya.

Tatkala ayam-ayam jantan berkokok di kejauhan, suara-suara

yang gaduh, ribut, hiruk-pikuk itu sirap. Sebagai gantinya di tengah

tanah kosong itu telah tegak berdiri sebuah bangunan istana yang

megah dan indah. Itulah istana CIN YANG KONG yang selesai

dibangun hanya dalam waktu satu malam oleh para malaikat
malaikat dan makhluk-makhluk halus.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

663

Kedua sahabat itu lalu pulang, ergi mandi, berganti pakaian dan

menghadap tongkong untuk menyampaikan laporan bahwa istana

yang diperintahkan baginda untuk dibangun telah rampung digarap.

Tongkong segera membawa keempat puteranya diiringi para

keeteng dan keeciang berangkat ke tanah kosong di pinggiran kota

Yang Ciu untuk melihat istana Cin Yang Kiong yang menurut

laporan telah rampung dibangun hanya dapam waktu satu malam.

Tatkala sampai ditempat, Tongkong Lie Hian dan pengikut
pengikutnya sangat takjub melihat bangunan istana yang begitu

indah dan mempesona.

Apalagi istana yang indah dan megah ini dibangun hanya satu

malam. Cepat-cepat Tongkoan lalu membongkokkan badan dan

mengucapkan terima kasih kepada kedua bawahannya yang setia.

Sekembalinya di gedungnya Lie Hian lalu mengirimkan laporan

ke kota raja, mewartakan bahwa istana Cin Yang kiong telah selesai

dibangun.

Baginda bersama permaisuri Siauw Hoey dan selir-selir segera

bersiap-siap untuk meninjau istana Cin Yang Kiong yang indah itu.

Kekuasaan pemerintah pusat diserahkan kepada pangeran.

Baginda bersama pasukan kawal segera berangkat dengan

mengikursertakan Ie Bun Seng Touw ke Tay Goan.

Menerima kabar atas kedatangan baginda, Tongkoan Lie Hian,

bersama angkatan perang dan segenap rakyat dan para pembesar Bun

Bu Koan Wan keluar menyambut.

Setelah beristirahat sejenak, baginda lalu minta dihantarkan

untuk meninjau istana Cin Yang Kiong.

Melihat bangunan yang luar biasa mengagumkan itu, baginda

tidak henti-hentinya memuji, sungguh indah, sungguh mempesona.

Bangunan Cin Yang Kiong sukar dicari bandingannya di atas bumiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

664

ini. Akan tetapi Ie Bun Hoa Kit yang sesaatpun tidak pernah berpisah

dengan baginda segera membisikkan ke telinga baginda.

?Urusan Cukong kepada Lie Hian jangan sampai terlupakan!?

Baginda terkesiap mendengar bisikan ini. air mukanya segera

berubah.

Menggunakan pada saat beristirahat baginda lalu mengeluarkan

surat tuduhan bahwa Tongkong Lie Hian telah lama mempersiapkan

pemberontakan. Istana Cin Yang Kiong sebagai bukti bahwa rencana

kudeta itu telah disusunnya.

Singci yang lain diserahkan kepada Po Tee Ciangkun Ie Bun

Seng Touw untuk mengepalai anak buahnya mengepung Lie Hian

dan menangkapnya.

Lie Hian tidak berdaya, ia dibekuk dan diikat kaki tangannya

kemudian dihadapkan kepada baginda.

Tongkong Lie Hian memprotes atas tuduhan yang tak beralasan

itu.

?Sin, mana berani merencanakan untuk memberontak pada

baginda. Bukankah istana Cin Yang Kiong ini hamba bangun atas

Singci baginda sendiri? Singci itu masih tersimpan di tangan hamba.

Harap baginda memikir secara adil dan bijaksana.??Lie Hian,

dapatkah istana yang begiru besar, megah dan indah rampung

dibangun dalam waktu yang demikian pendek??

Tongkong Lie Hian tak dapat menjawab. Tuduhan ini diluar

dugaan.

?Apa yang akan kau katakan? Mau menyangkal hah, Lie Hian??

?Kalau tidak terlebih dahulu kau susun dan rencanakan,

dapatkah bangunan yang besar, indah dan megah ini rampung dalam

waktu yang demikian terbatas??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

665

Baginda lalu memerintahkan para algojo untuk menyeret Lie

Hian ke tanah lapang dan dipenggal batang lehernya.

Sungguh kasihan nasib Tongkong Lie Hian. Benarlah apa yang

diramalkan beberapa saat yang lalu, bahwa pembuatan istana ini

seperti juga orang memakan buah Simalakama. Tak dimakan ayah

yang mati, kalau dimakan ibu yang mati. Dengan perasaan hati

hancur luluh dan perasaan berduka ia diseret keluar.

Kegaduhan dalam ruangan istana baru ini terdengar sampai

keluar. Lie Si Bin, putera kedua Tongkong demi mendengar putusan

yang semena-mena ini tidak puas. Tanpa gentar dan takut sedikitpun

ia minta menghadap kepada baginda.

Para Taykam pemjaga pintu tidak berdaya menahan kenekatan

dari Lie Si Bin. Ia menerobos masuk dan berlutut dihadapan baginda.

Demi baginda melihat perawakan dan wajah Si Bin yang cakap,

teringatlah baginda akan impian yang diimpikan beberapa saat

berselang. Pemuda mirip orang inilah yang keluar dari kuntum bunga

dan memadamkan para pemberontak. Dengan bercekat hati dan

gugup baginda segera menyapa.

?Siapakah kau anak muda??

?Hamba Lie Si Bin, putera nomor dua Tongkong Lie Hian.?

Semoga baginda panjang umur dan kekuasaan baginda jaya

sentosa sampai selama-lamanya, ban swe ban swe!?

?Apa maksudmu menghadap Tim disini??

?Untuk menjernihkan perkara ayah hamba yang dipersalahkan

baginda hendak berontak.?

?Ayahmu dengan sengaja telah lama membnamngun istana ini

dan merencanakan mengkup kekuasaanku. Oleh karena itu tidak ada

gunanya engkau mengajukan pembelaan. Pergilah!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

666

Lie si Bin berlutut dan membentur-benturkan kepalanya ke

lantai.

?Baginda yang mulia, hendaknya baginda memberikan putusan

secara adil dan benar. Bila belum jelas bukti-buktinya hendaknya

baginda tidak sembarangan menuduhnya!?

?Dapatkah engkau mengajukan alasan yang kuat??

?Mudah sekali, silakan baginda memerintahkan para keeteng dan

keeciang untuk memeriksan semua bahan bangunan. Batu-batu

pondasi, dinding, tembok, labur, kayu-kayu, genteng dan semua

paku-pakunya. Bila bangunan ini telah lama dibangun, pastilah batu
batu akan berlumut dan warnanya hitam, paku-pakunya berkarat.

Cobalah baginda teliti dan adakan pemeriksaan dengan cermat!?

Alasan ini memang logis, masuk akal dan bisa diterima. Baginda

memerintahkan beberapa keeteng dan keeciang untuk memeriksa

seluruh bangunan-bangunan. Batu baru dan bersih, paku-paku tidak

satupun yang berkarat. Kayu-kayu masih jelas pasahannya. Dengan

adanya bukti-bukti dan data yang kuat ini, hukuman mati atas diri

Tongkong Lie Hian dicabut.

Tongkong menghadap baginda, berlutut dihadapannya dan

mengucapkan terima kasih atas pembebasan dirinya.

Untuk menghapus rasa dendam dan permusuhan, baginda timbul

pikirannya untuk mengangkat salah seorang jadi putera angkatnya.

Dan alasan hubungan kekeluargaan ini semua dendam dan

permusuhan akan terhapus.

Maka berkatalah baginda dengan ramah-tamah kepada

Tongkong.

?Berapakah putera Kheng seluruhnya??

?Sin mempunyai empat orang putera dan satu perempuan (Isteri

sasterawan Ca Ciauw).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

667

?Coba bawalah menghadap keempat puteramu Tim ingin

melihatnya!?

Tongkong menerima perintah baginda Yang Tee,. Ia keluar

untuk membawa masuk keempat puteranya. Mereka berlima lalu

berlutut. Kemudian baginda memerintahkan keempat putera

Tongkong berdiri di pinggiran.

Dengan sorot mata tajam baginda Yang Tee mengawasi keempat

putera Tongkong kedua yang mirip dengan anak muda yang keluar

dari kuntum bunga dalam impiannya. Oleh karena itu baginda lalu

berpaling kepada Tongkong dan berkata.

?Jiji (putera kedua) mu tampan dan sinar wajah terang. Tim akan

mengangkatnya sebagai putera angkat. Entah bagaimana dengan

pikiran Kheng, sukakah menerima tawaranku ini??

Tongkong memberi isyarat kepada putera kedua yaitu Lie Si

Bin. Bapak dan anak itu berlutut untuk mengucapkan terima kasih.

Baginda Yang Tee lalu memerintahkan keeciangnya

mengenakan jubah kepangeranan kepada Lie Si Bin dan memberi

gelar pangeran Cin Ong.

Setelah upacara resmi pengangkatan putera angkat dan

pemberian gelar selesai, baginda dan para pembesar kembali

mengadakan audiensinya secara relaks.

?Junjungan yang hamba muliakan. Para bangsat dan daum

pemberontak merajalela dimana-mana. Pihee sekarang hendak

bertamasya ke Yang Ciu, tidak tahu siapakah yang menjadi

pelindung baginda sekarang ini?? Tongkong Lie Hian mengawali

pembicaraan didalam audiensi ini.

?Ada pelindung yang Tim andalkan yaitu Bu Tee ciangkun

(panglima perang yang tak terkalahkan) Ie Bun Seng Touw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

668

Lie Goan Pa yang berdiri di pinggiran, tatkala mendengar kata
kata Bu Te Ciangkun, tanpa disadari tertawa keras-keras. Hal ini

membuat terkejutnya sang ayah dan saudara-saudaranya. Termasuk

baginda sendiri menjadi mengawasi dengan tajam.

?Mengapa Kheng tertawa mendengar nama Bu Tee ciangkun Ie

Bun Seng Touw??

Lie Goan Pa berlutut dan menjawab dengan tenang.

?Hamba ingin sekali berkenalan dengan orang kuat tak

terkalahkan itu. mohon baginda memberi kesempatan dan kemurahan

hati sehingga hamba dapat berkenalan!?

Ie Bun Seng Touw berubah air mukanya, dengan mengeluarkan

spir-spir ditubuhnya yang pating ptekol seperti telur-telur hidup, otot
ototnya menonjol keluar seperti ular-ular yang melingkari di sekujur

tubuhnya. Ia keluar dari balik baginda dan berkata nyaring.

?Akulah Bu Te ciangkun Ie Bun Seng Touw.?

Lie Goan Pa, mengawasi tubuh yang tinggi besar, spir pating
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

petekot serta urat-urat menonjol keluar melingkar-lingkar seperti ular

dengan tenang. Beberapa saat kemudian ia tertawa gelak-gelak.

?Bu Te ciangkun? Panglima peang tak terkalahkan? Hahaaaa

hahaaaaa haaaa, aku dapat memastikan kau bukanlah orangnya!?

?Bila kau akan mencarikan orang gagah untuk melawanku,

silakan dan buktikan kegagahanku. Pergilah memanggil orang yang

kau jagokan itu!?

Dengan sengit Ie Bun Seng Touw menantang kepada Lie Goan

Pa.

?Tidak usah mencari jauh-jauh. Akulah orangnya yang akan

dapat merobohkanmu dengan mudah.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

669

Bukan main murkanya Ie Bun Seng Touw. Nafasnya

mendengus-dengus, ototnya bergeak-gerak, giginya berkretekan dan

berkeot-keot.

?Huh, orang kurus kering semacam kau akan malawanku?

Jangan takabur bocah. Hanya dengan ujung jariku saja aku akan

dapat dengan mudah menghantarkan nyawamu ke See Thian Kee

Lok!?

?Putera nomor empat Tongkong Lie Hian berani mengeluarkan

kata-kata demikian dihadapan Tim dan para pembesar, pastilah dia

mempunyai ilmu kepandaian yang dapat diandalkan. Kalian berdua

boleh pibu (bertanding)!?

Baginda Yang Tee dengan girang lalu mengadu Ie Bun Seng

Touw dan Lie Goan Pa.

?Atas tidah baginda maka Sin akan membuktikan sampai dimana

kebenaran kata-kata Sin. Sesungguhnya di bukanlah Bu Te ciangkun.

Cobalah engkau tekuk lengan tanganku ini! bila engkau dapat

menekuk tiga senti saja, cukuplah kau disebut Bu Te ciangkun.

Lie Goan Pa bangkit menghadapi Ie Bun Seng Touw

mengulurkan sebelah lengan tangannya.

Ie Bun Seng Touw gusar sekali. Ia menggeram keras dan

menangkap lengan tangan Goan Pa dan dengan mengerahkan

tenaganya untuk menekuknya. Hekk eehh hekkk

Bagaikan seekor capung yang berusaha mengangkat batu koral

yang berat. Walaupun seluruh tenaga telah dikerahkan, namun

lengan Lie Goan Pa tidak bergerak seujung rambutpun. Lempeng

kaku bagaikan potongan kayu pipih yang berat.

Keringat dingin mengucur membasahi sekujur badan. Pakaian Ie

Bun Seng Touw basah kuyup lepek karenanya. Dan karena ia merasaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

670

malu, masih saja menggeram-geam sambil bergerak-geak berusaha

menekuk lengan bocah kurus kering itu.

Setelah sekian lama tetap tidak mampu, maka terdengarlah suara

Goan Pa yang keras sember bagaikan bledak.

?Benar bukan kataku? Bahwa kau bukanlah Bu Te ciangkun?

Walaupn tubuh segede gajah, otot-ototmu bagaikan ular-ular tanah

dan spir-spirmu menonjol pating petekol seperti telor hidup. Akan

tetapi tidak mampu menekuk lenganku, nah , pergilah!?

Lie Goan Pa menggoyangkan tangannya, sehingga tubuh Ie Bun

Seng Touw terpental berjumpalitan menggelundung di lantai.

Bukan main malunya Ie Bun Seng Touw. Segera ia melompat

bangun dan menantang pula.

?Dalam hal kekuatan tangan mungkin kau sudah latih begitu

lama, sehingga tidak mengherankan bila aku tak dapat menekuknya.

Hei, bocah, kau dapat lihat singa mas didepan pintu gerbang itu

bukan? Menurut Tongkong setiap singa-singaan mas itu beratnya

tiga ribu kati. Dapatkah kau mengangkatnya dan mengelilingi

ruangan istana ini?

?Silakan ciangkun yang mengankatnya terlebih dahulu. Aku

ingin melihat sampai dimana kekuatan ciangkun??

Ie Bun Seng Touw menyingsingkan lengan bajunya. Dalam hal

ini ia yakin bahwa kali ini ia akan dapat menebus rasa malunya.

Dulu aku pernah mengangkat tempat pedupan yang beatnya dua

ribu kati lebih. Bocah kurus ini mana dapat mengangkatnya? Seng

Touw berjongkok dan dengan sebelah tangan di pinggang, tangan

yang lain mengangkat singa-singaan mas itu nyeng ..

Dengan jumawa ia angkat tinggi sambil berjalan maju mundur

dalam ruangan istana. Baginda dan para pembesar serta keeteng dan

keeciang bersorak memuji kehebatan tenaga Ie Bun Seng Touw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

671

?Luar biasa! Sungguh kekuatan raksasa!?

?Hebat, jarang menemukan orang yang memiliki kekuatan

sebesar itu!

?Bagus ! Siipp! Hebat benar kekuatan Ie Bun Ciangkun!?

Pujian-pujian dan komentar baginda dan para pembesar semakin

membuat mongkok dan besar kepala Ie Bun Seng Touw. Setelah

mondar-mandir beberapa kali, barulah Seng Touw kembalikan singa
singaan mas ittu ke tempat semula.

Nafasnya tidak memburu, wajahnya juga tidak berobah. Berarti

kekuatannya memang ampuh. Setelah melepas singsingan lengan

baju ia menantang Lie Goan Pa.

?Bocah, dapatkah kau mengangkat singa-singaan mas itu??

?Jangan kau kira yang kuat mengangkat singa-singaan mas itu

hanya kau seorang! Kau lihat nanti akan kutunjukkan

kemahakuatanku! Buka matamu lebar-lebar supaya tidak kilap.

Lie Goan Pa berjongkok. Tangan kanan mengangkat singa
singaan yang disebelah kanan, tangan kiripun mengangkat singa
singaan yang berada di sebelah kiri. Sepasang singa-singaan mas

yang beratnya enam ribu kati itu diangkat tinggi diatas kepalanya.

Dengan langkah mantap dan tetap ia berjalan tidak saja hanya

maju mundur seperti yang dilakukan oleh Ie Bun Seng Touw. Akan

tetapi berjalan mengelilingi ruangan istana yang luasnya sepuluh

meter persegi itu dengan wajah tenang dan nafas teratur.

Baginda Swei Yang Tee berubah air mukanya, bukan main

terperanjatnya hati baginda bahwa bocah kurus kering seperti pohon

kering yang layu ini memiliki yang maha sahsyar dan mengabumkan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

672

Begitu pula para pembesar, keeciang dan keeteng kesemuanya

memandang Lie Goan Pa dengan mulut ternganga, mata terbelalak

dan tak dapat berkata-kata.

Setelah berpuluh kali memutari ruangan itu Lie Goan Pa lalu

keluar dan di depan pintu Ngo Mui meletakkan kembali singa
singaan mas itu ke tempat asalnya.

Waktu itu Lie Goan Pa masuk dan memberi hormat kepada

baginda serta para pembesar. Berubah pujian-pujian itu bergemuruh

tidak sebuah mulutpun yang tidak mengeluarkan pujian.

Ie Bun Seng Touw semakin kekhi, semakin benci dan tetap

penasaran. Ketika Lie Goan Pa berdiri di pinggiran, tempat semula.

Seng Touw dengan lantang mengajukan tantangan pula.

?Dalam hal adu tenaga, aku mengakui bahwa engkau lebih

unggul. Akan tetapi belum berarti ilmumu berada diatasku. Oleh

karena itu, bersediakah besok pagi kita lanjutkan pibu ini??

?Kata-katamu sangat beralasan, aku bersedia melayanimu!?

?Bagus, besok kita lanjutkan dengan adu buge. Bila engkau

dapat mengalahkan aku engkaulah Bu Te Ciangkun!?

Baginda ikut menunjang tantangan itu dan mengijinkan untuk

keesokan harinya di lapangan istana baru itu dilangsungkan adu

Giesiauw antara dua jago yang benar-benar hebat.

Tidak beberapa lama audiensi dibubarkan, masing-masing pergi

untuk beristirahat. Bagindapun diiringi para dayang dan Taykam

masuk ke tempatnya.

Di dalam kamarnya, menteri Ie Bun Hoa Kit asyik mengadakan

perundingan dengan puteranya.

?Aku lihat bocah itu kekuatannya luar biasa, engkau harus

mengakui bahwa tenagamu kalah jauh. Oleh karena itu dalam pibuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

673

besok kita harus berjaga-jaga. Bila dengan cara terang tidak dapat

merebut kemenangan, kita gunakan akal secara menggelap. Hal ini

kita gunakan demi kedudukan dan kehidupan kita.?

?Dengan cara yang bagimanakah untuk menghadapi bocah

mrongos itu ayah??

?Kita panggil lima ratus keecang yang setia dan dapat dipercaya.

Selama pertarungan itu mereka kita perintahkan untuk bersembunyi

di sekeliling panggung Luitay. Bila engkau menang, mereka boleh

tinggal diam. Sebaliknya bila engkau keteter dan terdesak, mereka

boleh segera turun tangan untuk membunuh Lie Goan Pa.?

Bila Lie Goan Pa mati, kita akan cuci tangan. Pembunuh
pembunuh itu begitu banyak dan kita bisa saja mencari alasan untuk

menyelamatkan diri. Ie Bun Seng Touw yang pepet pikirannya mau

saja menerima saran sang ayah.

Pada keesokan harinya di tanah lapang telah penuh sesak dengan

para serdadu yang ingin menyaksikan duel maut antara dua jago

ampuh.

Dan tidak antara lama baginda diirigi oleh pasukan kawal juga

sudah keluar mengambil tempat dimuka panggung hendak melihat

jalannya pertarungan.

Para pembesar Bun dan Bu setelah menjalankan penghormatan,

lalu berdiri di sebelah belakang berderetan di kanan dan kiri baginda.

Baginda lalu melambaikan tangan dan protokol mengumumkan

bahwa pertandingan boleh dimulai. Diharap kedua Hohan tampil ke

atas Luitay.

Ie Bung Seng Touw dengan Lui Kim Toangya loncat ke

panggung dan memberi hormat kepada baginda, kemudian kepada

para pembesar dan segenap prajurit. Disusul oleh Lie Goan Pa

dengan sepasang gembolannya menjalankan penghormatan

sebagaimana yang dijalankan oleh Seng Touw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

674

Tepuk tangan dari para penonton bergemuruh bagaikan gunung

meletus. Kedua jago ampuh itu lalu berdiri berhadap hadapan dan

siap dengan senjata di tangan. Tambur dan kecer pertanda

dimulainya pertarungan dibunyikan dengan keras untuk memberikan

semangar kedua jago yang hendak mengadakan adu kekuatan di atas

Luitay.

Sesaat kemudian mereka mulai pasang Bhesi (kuda-kuda) dan

tangan kedua jago itu bergeak untuk melancarkan serangan di bagian

tubuh lawan yang lemah penjagaannya.

Didahului oleh jeritan yang dahsyat bagaikan halilintar yang

menggelegar. ?Hiaaatt trang trangg trang jiaaatt !?

Semua mata penuh perhatian mengawasi jalannya pertarungan.

Mereka dengan gerakan cepat ayunan kuat dan mata bagaikan

harimau mulai saling hantam.

Beruntun Lie Goan Pa mengayunkan gembolennya dan Ie Bun

Seng Touw menangkis dengan Lui Kim Tongmya. Sekali gerak,

nyaris Lui Kim Tong itu terlepas dari genggamannya. Seng Touw

membatin, ?Celaka, sungguh hebat ilmunya, aku tidak akan dapat

menghadapinya.?

Belum lenyap lamunan ini dari pikirannya yang sedang berjalan,

kembali Goan Pa menjerit keras, ?Trangg trangg !?

Senjata Ie Bun Seng Touw terpental sampai puluhan meter.

Tapak tangan Seng Touw pecah dan mengucurkan banyak darah.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tubuhnya yang tinggi besar seperti raksasa itu terjengkang nyaris

terbanting ke lantai panggung. Ie Bun Hoa Kit yang pro kepada

menteri dorna terkesiap. Mereka kaget melihat jagonya kalah.

Menyadari dirinya tak akan menang melawan bocah cilik itu,

maka Ie Bun Seng Touw memutar tubuh hendak meloncat turun.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

675

Akan tetapi, dengan gerakan cepat laksana kilat, Lie Goan Pa

mengulurkan sepasang tangannya dengan jurus Say Gui Jui atau

singa membuka mulut. Tahu-tahu kedua paha Seng Touw telah

terpegang erat oleh sepasang tangan Goan Pa. dalam keadaan panik

dan tak tahu apa yang harus diperbuatnya, tahu-tahu, ?Hiaaattt ?

Tubuhnya terangkat tinggi, sepasang kaki Seng Touw tak

menempel tanah lagi. Oleh Goan Pa ia diangkat dan diputarkan,

wuuk wuukk wuukk

Lie Goan Pa sudah hampir mengerahkan tenaganya untuk

menyempal (membelah menjadi dua bagian) tubuh Ie Bun Seng

Touw dari selangkangan kaki sampai kepala. Akan tetapi pada saat

itu menteri Ie Bun Hoa Kit menjerit-jerit panik.

?Lie kongcu, Lie kongcu, lepaskan anakku!? Baginda sendiri

dengan segea menurunkan perintahnya.

?Kheng, lepaskan Ie Bun ciangkun, jangan kau bunuh!?

Kelima ratus keeciang yang bersembunyi tak dapat berbuat apa
apa. Akan turun tangan khawatir melukai majikannya. Tidak turun

tangan, keadaan majikan sangat mengkhawatirkan, serba salah.

Sementara itu, Lie Goan Pa mendengar teriakan-teriakan yang

mencegahnya untuk membunuh Ie Bun Seng Touw menjadi teringat

akan pesan gurunya. ?Muridku Lie Goan Pa, bila engkau beremu

dalam medan perang atau dalam pertarungan, orang yang

bersenjatakan Lui Kim Tong, jangan kau lukai dan sekali-kali jangan

kau bunuh dia. Akubatnya berat bagi penghidupanmu dihari kelak!?

?Hemm, ini adalah pesan wanti-wanti dari Suhu pada waktu aku

berlatih Gisiauw di kebun gedung ayahku. Kini baginda dan banyak

orang berteriak-teriak melarangku untuk membunuh dia. Baiklah aku

menurut. Lie Goan Pa lalu melemparkan tubuh Ie Bun Seng Touw ke

tanah. ?Brukk ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

676

?Baiklan, kuampuni jiwa anjingmu, nah pergilah!?

Bagaikan pohon beringin yang terhembus angin Tornado.

Gedebrukan gemuruh tubuh sebesar raksasa itu menggelundung ke

tanah.

Saking kerasnya bantingan itu sehingga Ie Bun Seng Touw

beberapa saat lamanya tak dapat bangun. Ia mendeprok terkencing
kencing.

? ooOoo ?

BAB XXXV

SWEI YANG TEE DIHADANG OLEH

DELAPAN BELAS RAJA PEMBERONTAK

DI PEGUNUNGAN SU BENG SAN.

DALAM Piebu di panggung Luitay hari ini Ie Bun Seng Touw

tidak berdaya melawan Lie Goan Pa. Bocah kurus kering itu jauh

lebih lihay dan tenaganya maha kuat.

Oleh karena itu, waktu ia dibantingnya, serasa tulang-tulangnya

remuk dan tidak dapat segera bangkit.

Lie Goan Pa dengan suara lantang menegur. ?Hei bocah,

masihkah engkau tidak mau pergi??

Bukan main sakit hati dan mendelunya Ie Bun Seng Touw.

Orang sedang kesakitan dan kekuatannya belum pulih sudah dikatai

begitu pedas.

Lie Goan Pa tidak tinggal diam, sebab ia mengira Ie Bun Seng

Touw keras kepala dan membandel perintahnya. Ia tidak menduga

kalau lawannya pagi-pagi telah Knock Out.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

677

Tubuh Ie Bun Seng Touw disambar lagi dan dilemparkan ke ata,

disangga lagi dan dilemparkan lagi ke atas. Persis seperti anak kecil

yang lagi kesenangan bermain bola.

Bukan main cemas dan rasa khawatir Ie Bun Hoa Kit. Ia

menjerit minta supaya Goan Pa segera melepakan puteranya.

?Lepaskan, Lie Kongcu! Lepaskan anakku!?

Baginda uga memerintahkan untuk Goan Pa membebaskan Seng

Touw. Tidak terkecuali Lie Hian. Ia berkaok-kaok memerintahkan

anaknya melepaskan Seng Touw.

Setelah berpuluh kali badan tinggi besar segede raksasa itu

dipermainkan. Barulah digelundungkan ke tanah.

?Nah pergilah, jiwamu kuampuni, bocah!?

Tatkala Ie Bun Seng Touw menggelinding jauh, barulah kelima

ratus Keeciang dan keeteng secara serempak muncul dan mengurung

Lie Goan Pa.

Baginda dan semua pembesar tidak tahu apa yang akan terjadi.

Mereka berada di tempat masing-masing dengan mata tak berkesip.

Melihat wajah yang bengis-bengis dan senjata-senjata

berkeredepan, Lie Goan Pa tertawa gelak-gelak.

?Hahaaa haa orang-orang yang hendak mewakili kematian

Seng Touw telah datang sendiri!?

Ia lalu mengamuk dengan sepasang gembolannya. Bukan main

dahsyat amukan itu. dalam sekejap berboboran darah mengucur

terpukul pecah gembolan Goan Pa yang berat.

Sisanya yang menyaksikan kehebatan ini lalu melarikan diri

dengan penuh ketakutan. Udaha Hoa Kit untuk membunuh Goan Pa

gagal.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

678

Atas kegagahan Ie Goan Pa saking gembiranya, baginda tidak

mengusut kejadian di panggung Luitay itu, persoalannya dibikin

sudah begitu saja.

Bahwak pesta meriah diadakan utuk kegembiraan baginda yang

hari itu dapat melihat atraksi yang benar-benar menarik.

Selama beberapa hari baginda bersama permaisuri dan selir-selir

tinggal di istana Cin Yang Kiong.

Pada suatu hari datanglah menteri Hee Kok Kong Touw Kian tek

melaporkan bahwa kapal-kapal naga yang dibuat untuk pelayaran

baginda ke Yang Ciu telah selesai dikerjakan dan kini kapal-kapal itu

merapat di sungai buatan.

Baginda dan permaisuri girang sekali menerima warta ini.

keinginannya untuk melihat bunga Kiong Hoa bakal terwujud.

Keputusan lalu diambil, bahwa keesokan harinya baginda akan

berangkat ke Yang Ciu daerah Kangtouw.

Tay Goan diserahkan penjagaaannya kepada Tongkong Lie

Hian, Lie Goan Pa dan kedua kakak yang lain. Sedangkan Cin Ong

Lie Si Bin yang sudah menjadi putera angkat dibawanya serta.

Di pantai terdapat empat buah kapal naga dan ratusan kapal

angkatan laut. Rakyar dan segenap pembesar keluar berdiri di

sepanjang kanan kiri jalan dan sungai buatan untuk menghantar

baginda.

Kapal naga yang pertama dinaiki baginda permaisuri dan selir.

Kapal naga kedua ditumpangi oleh Cin Ong Lie Si Bin dan pasukan

kawal.

Kapal nomor tiga dinaiki oleh Ie Bun Hoa Kit dan puteranya.

Sedangkan kapal keempat diisi oleh para pembesar Bun dan Bu.

Setelah meriam berdentum dua belas kali, para pembesar da n

segenap rakyat yang mengantar berlutut memberi penghormatan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

679

Kapal-kapal itu bergerak meninggalkan pantai dan berlayar beriring
iringan menuju Kangtouw.

Baginda berdiri di bagian kepala kapal memandang rakyat di

kanan kiri sungai. Melihat perempuan-perempuan muda mengenakan

pakaian warna-warni baginda girang sekali. Sungguh menjadi

Hongte itu seperti juga hidup dalam sorga, pikirnya.

? ooOoo ?

Sementara itu Cocia Song Gie Ong Beng Hai Kong ketika mata
matanya datang memberikan laporan bahwa raja Buto akan pergi

bertamasya ke daerah Kangtouw, segera mengundang stafnya untuk

berunding.

?Raja lalim dan Buto itu akan pergi ke Kangtouw. Pastilah iring
iringan kapal itu melewati pegunungan Sa Bengsan. Inilah

kesempatan yang bagus untuk menangkap raja Buto itu dan

menggulingkan kekuasaannya. Bagaimana pandangan Cuwei

sekalian??

Kunsu Pek Sun dan jenderal Siang Gie mendukung ide baginda.

Surat undangan sebanyak delapan belas keeciang untukdisampaikan

kepada delapan belas raja-raja yang memberontak.

Dengan bergabungnya raja-raja dan seluruh angkatan perangnya,

pastilah angkatan perang pusat dapat dipukul hancur.

Begitulah kurir-kurir itu menyampaikan perintah atasannya

dengan segera. Maka tidak berselang lama raja-raja yang diundang

telah berdatangan di kota Cociu.

Raja pemberontak yang datang pertama-tama adalah Hopak Siu

Ciu Ong Lie Cu Tong. Raja Siu Ciu Ong memberi firman kepada

panglima perangnya untuk membawa sepuluh laksa seerdadu

berkumpul dengan tentara-tentara yang lain di Su Beng San.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

680

Siapakah panglima perang dari raja Siu Ciu Ong ini? tidak lain

adalah macannya kota Lanyang yaitu Ngo In Tiauw (pembaca tentu

masih ingat bagaimana Ngo In Tiauw terdesak dan lari meninggalkan

Lamyang dan meminta suaka di Hopak untuk menantikan saat yang

tepat untuk penuntututan balas).

Menerima perintah ini, tidak terkirakan betapa gembiranya Ngo

In Tiauw, saat untuk menuntut bals sudah tiba! Hatinya bersorak

gembira. Segera ia siapkan angkatan perangnya dan bergerak menuju

pegunungan Su Beng San.

Setibanya di Su Beng San, jenderal Ngo In tiauw lalu mengutus

seorang ajudannya untuk memanggil adik misannya di To Lo San.

Ngo In Tiauw bersama seluruh anak buahnya meninggalkan To

Lo San dan bergabung dengan barisan kakaknya di medan perang.

Wa Kang Thia Kauw Kim adalah raja pemberontak kedua yang

datang ke Su Beng San memenuhi undangan Beng Hay Kong.

Dengan penuh semangat dan kegembiraan, Thia Kauw Kim dan

Kunsu Ji menggerakkan dua puluh laksa serdadu. Cin Siok Poo

sebagai Tay Goanswee dan Pwe Goan Kheng sebagai komandan

Sianhong bergerak menuju ke Su Beng San.

Kota Wakang diserahkan kepada jenderal Khu Soey dan Khu

Hok untuk menjaganya,

Raja Beng Hay Kong tatkala mendengar berita kedatangan raja

Kun Si Mo Ong dari Wa Kang segera menyambut dan

mempersilakan masuk ke istana Co Cu.

Secara berturut-turut berdatangan satu demi satu kedelapan belas

raja pemberontak. Disusul Tho Kek Wie. Thio Sian Siang, Lie Hu

Yong dan Sit Jie sebagai tokoh penggerak keenam puluh empat

daeerah yang juga mengadakan pemberontakan kecil-kecilan untuk

mementang pemerintahan lalim baginda Swei Yang Tee.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

681

Setelah perjamuan diundurkan, Beng Hay Kong, Beng Hay

Kong sebaai ketua dalam gerakan gabungan untuk secara terangDendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terangan dan serempak menyatakan berperang dengan pemerintah

pusat lalu berdiri di mimbar dan mengucapkan pidato

pembukaannya.

?Kami ucapkan selamat datang dan syukur sekali atas kerelaan

liatwe Ongheng yang telah sudi memenuhi undangan siautee. Raja

Buto dan sewenang-wenang, membunuh kakak dan mempermainkan

sosonya tidak lama lagi akan berpesiar ke Kang Touw. Oleh karena

itu, siautee sengaja mengumpulkan dan mengadakan persatuan

kerjasama guna mengangkat senjata dan secara terang-terangan

menyatakan perang terbuka dengan raja Buto itu. apakah sekiranya

liatwe Ongheng setuju dengan pendapat siautee??

?Setuju !, bagus !, inilah saatnya untuk kita tumbangkan

pemerintahan lalim itu! raja Buto itu jangan dibiarkan hidup dan

berkuasa terlalu lama!?

Kunsu Ji Bouw Kong dari Wa Kang tampil ke muka dan

mengusulkan untuk mengangkat raja persemakmuran.

?Didalam penggabungan ini haruslah ada Bengcunya (ketua

tertinggi), dengan demikian angkatan perang ini dapat menerima

instruksi-instruksi dari satu komando, tidak akan terjadi kesimpang
siuran!?

?Bagus, benar usul ini memang sangat tepat!?

Komentar para raja-raja pemberontak mendukung saran Ji Bouw

Kong.

Mereka lalu mengadakan musyawrah Bengcu secara demokrasi

yaitu pemunggutan suara dengan mengambil keputusan, siapa yang

memperoleh suara terbanyak dialah yang berhak duduk sebagai

Bengcu atau ketua tertinggi diantara raja-raja pemberontak itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

682

Didalam pemunggutan suara ini, Thia Kauw Kim si Bloon yang

bergelar Kun Si Mo Ong mendapat suara terbanyak, sehinga ia

duduk sebagai ketua tertinggi.

Hal ini kaena pengaruh Wa Kang pada sat itu yang paling top.

Sehingga semua raja-raja pemberontak memandang tinggi kepada

Kun Si Mo Ong Thia Kauw Kim.

Kemudian Kunsu Ji Bouw Kong berkata lebih lanjut.

?Liauwte Ongheng, dalam angkatan perang pusat terdapat

banyak sekali panglima-panglima yang kosen-kosen dan gagah

perkasa. Antara lain komandan Sianhongnya yang bernama Ie Bun

Seng Touw. Bugenya tinggi dan kekuatannya luar biasa. Seorang diri

sanggup menghadapi puluhan ribu serdadu. Oleh karena itu dalam

angkatan perang kitapun harus ada panglima yang tangguh untuk

menjadi Sianhong dan menghadapinya. Siapakah kiranya diantara

liatwee ciangkun yang measa mempunyai kekuatan kemampuan

untuk menghadapi Ie Bun Seng Touw??

Dalam barisannya raja Ciu Ong Lie Cu Tong tamil seorang

panglima tinggi besar, kekar, tegap dan keren. Dialah jenderal Ngo

InTiauw.

?Ssiauwciang bersedia duduk sebagai Ciang Piauw Sianhong.?

Sekalian raja-raja pemberontak menatap tajam kepada panglima

keren ini. pakaian perangnya terbuat dari perak dan mengkredep

berkilauan, wajahnya cakap dan terang, sepasang matanya bersinar

bagaikan mata harimau yang mencorong. Memelihara tiga baris

jenggot menambah kegantengannya.

Para raja pembeerontak dalam hati measa kagum dan memuji

kegagahan panglima berwajah ganteng ini.

Pada saat itu raja Su San Ong Lie Cu Tong juga bangkit dan

memperkenalkan panglimanya kepada rekan-rekan sekutunya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

683

?Mungkin Liatwe Ongheng belum mengenal siapa panglima

yang berdiri di pihak siautee ini? panglima yang kuandalkan ini

adalah Lam Yang Hauw Ngo In Tiauw.?

Semua yang mendengar nama ini segea manggut-manggut dan

ada yang mendengus. ?Hemm, pantas tampan dan gagah sekali!?

?Ngo In Tiauw adalah putera dari menteri besar Sweitiauw Yu

Po Shia Ngo Kian Ciang. Menteri setia ayah jenderal Ngo In Tiauw

mati dianiaya oleh raja Buto itu, bahkan menugaskan Ie Bun Seng

Touw membawa angkatan perang mengurung kota Lamyang dan

menghancur-leburkan Ngo In Tiauw. Bahkan isteri setia terbinasa

dalam kekalutan itu.

Jenderal Ngo In Tiauw dengan gagah perkasa menghadapi tiga

puluh panglima kerajaan dan banyak musuh-musuhnya yang dibunuh

atau terluka. Karena kekurangan rangsum dan kalah besar

jumlahnya, akhirnya Lamyang jatuh dan Ngo In Tiauw berlingung

dibawahku.

Liatwe Ongheng, bukannya siautee terlalu memuji dan

mengalem panglimaku. Akan tetapi suruplah bila ia yang akan duduk

sebagi komandan Sianhong kepada jendeal Ngo In Tiauw, siapa

segera menjatuhkan diri berlutut menerimapengangkatan itu.

Pada waktu itu dari barisannya Kho Tam Seng segera muncul

seorang panglima yang bertubuh tinggi besar, pinggangnya lebar dan

wajahnya angker menakutkan. Memelihara jenggot lebat dan kasar

bagaikan sikat kawat baja. Matanya bundar besar mencolong

bagaikan mata singa dan tingginya lebih dari satu tombak.

?Cukong, hamba bersedia menemani koko maju ke medan laga!?

Semua panglima termasuk raja Bloon bingung melihat panglima

angker tak dikenal ini. Kho Tam Seng lalu memperkenalkan siapa

panglima itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

684

?Dialah adik angkat jenderal Ngo In Tiauw yang bernama Hing

Khoat Hay. Buge dan kekuatnnya jarang mendapatkan tandingan.

Cukong, luluskanlah permohonannya!?

Kunsu Ji manggut-manggutkan kepala dan Thia Kauw Kim lalu

lalu menurunkan firmannya.

Hiong Koan Hay berlutut menerima pengangkatan sebagai Hu

Sianhong atau wakil komandan Sianhong.

?Dalam medan perang engkau harus berlaku hati-hati!?

memesan Kho Tiam Seng kepada Hiong Khoat Hay.

?Baik, pesan ini akan kuturuti benar-benar!?

Ngo Thian Su yang masih pernah adik sepupu dengan Ngo In

Tiauw sangat heran bertemu dengan Hiong Khoat Hay di Su Beng

San ini, ia lalu menyapa.

?Hiongheng, mengapa engkau bisa juga berada di sini??

Hiong Khoat Hay lalu mundur ke samping lalu menuturkan

pengalamannya dan peristiwa yang dialaminya di Siangciu sehingga

ia ikut pergi bergabung ke Su Beng San ini.

Ngo In Tiauw girang sekali dapat berkumpul dengan dua

saudaranya. Mereka makan minum sambil ngobrol asyik sekali.

?Kita bertiga tidak usah khawatir lagi berhadapan dengan Ie Bun

Seng Touw, dengan penggabungan tiga kekuatan, pastilah Seng

Touw dapat kita robohkan dan kita bekuk!?

?Benar Toako, Jiko dan siautee bersatu padu, dua Ie Bung Seng

Touw pun kita tidak akan gentar!?

Menimbrung Ngo Thian Su, si pemakan jantung manusia dengan

enuh semangat. Ketiga serangkai itu lalu masuk ke markasnya dan

merencanakan siasat peperangan dalam menghadapi angkatan perang

kerajaan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

685

Sementara itu, raja muda Ko San Ong Yo Lim tatkala menerima

kanar bahwa baginda bersama ermaisuri, selir-selir dan segenap

pembesar hendak bertamasya ke Kangtouw menjadi kaget sekali.

Bukankah daerah ini dikuasai oleh kaum pemberontak? Datang

ke Kangtouw seperti juga ular menyamperi gebug. Celaka!?

Yo Lim lalu menyerahkan penjagaan kota Tengciu kepad

keempat Taypo (putera angkat) yang masih hidup. Ia sendiri dengan

sepuluh laksa serdadu menyusul baginda ke Su Beng San.

Maksud Yo Lim menyusul ke Su Beng San adalah untuk ikut

memperkuat angkatan perang kerajaan guna melindungi keselamatan

baginda. Tidak sampai satu bulan, barisan Yo Lim telah sampai di

daerah kaum pemberontak.

Sementara itu, kapal-kapal naga telah merapar ke pantai dan

rombongan baginda melanjutkan perjalanan dengan naik tandu dan

kereta.

Pada suatu hari pasukan barisan dengan mengirimkan mata-mata

untuk memberi laporan bahwa kawanan pemberontak mengadakan

penghadangan di daerah pegunungan Su Beng San. Pasukan garis

depan dikepalai oleh tiga orang panglima sebagi komandan Sianhong

dan wakil-wakilnya.

Baginda menghentikan perjalanannya dan menugaskan Ie Bun

Seng Touw mengepalai pasukannya menghancurkan kaum

pemberontak yang berani secara terang-terangan mengadakan

penghadangan.

Ie Bun Seng Touw menunggang kuda perangnya dan memimpin

anak buahnya menghadapi tentara pemberontak. Benar saja tidak

jauh dari kaki egunungan sebelah utara, kelihatan berpuluh ribu

serdadu-serdadu pemberontak yang dikepalai tiga panglima perang.

Ie Bun Seng Touw lalu keprak maju kudanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

686

?Kawanan pemberontak yang sudah bosan hidup, berani

melakukan penghadangan Sri Baginda. Siapa pemimpinnya,

keluarlah!?

Ngo In Tiauw, Ngo Thian Su dan Hiong Khoat Hay keprak

kudanya dan maju memapaki Ie Bun Seng Touw.

?Bangsat rendah Ie Bun Seng Touw, lekas turun dari kudamu

dan pasrahkan diri, sehingga loyamu tidak cepat-cepat turun tangan!?

Ie Bun Seng Touw memperhatikan ketiga panglima barisan

pemberontak dengan penuh perhatian. Salah satu diantaranya ia

kenal yaitu Lam Yang Hauw Ngo In Tiauw.

Segera wajahnya berubah dan membentak dengan sengit.

?Bangsat pemberontak, kiranya kau Ngo In Tiauw? Kembali engkau

bertemu dengan aku untuk mencari mampus hah??

?Kaulah bangsat rendah yang cari mamus, lihatlah tombakku

ini!?

Ngo In Tiauw lalu angkat tombak panjangnya dan maju

menyerang. Berlangsunglah pertarungan yang seru antara Ngo In

Tiauw dan Ie Bun Seng Touw. Tiga puluhan jurus telah berlalu,

namun duel maut itu berjalan seru dan tak ada yang keteter. Melihat

toakonya tak dapat berbuat banyak, Ngo Thian Su menggeram

dahsyat dan majukan kudanya untuk ikut terjun ke dalam

gelanggang.

Kembali pertarungan seru berjalan puluhan jurus. Walaupun

dikerubut oleh dua orang saudara yang tangguh, toh mereka tak dapat

berbuat banyak atas diri Seng Touw. Hiong Koat Hay menjerit

histeris danmengayunkan sepasang kapaknya untuk terjun pula ke

dalam gelanggang. Kini pertarungan semakin seru, hebat dan

dahsyat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

687

Persis kalau kita membaca dalam buku kisah tiga negara, dimana

Lu Poo orang kuat nomor saru dijamannya Dinasti Han dikeroyok

oleh tiga serangkai Lauw pie, Tio Hwie dan Kwan Kong.

Ie Bun Seng Touw dikeroyok oleh tiga serangkai In Tauw, Thian

Su dan Khoat Hay, perkelahian ini sungguh luar bias serunya. Dari
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pagi hingga siang, pertandingan itu masih berlangsung tanpa dapat

diketahui siapa yang bakal keluar sebagai pemenang?

Kita dapat membayangkan sendiri betapa hebat, seru dan

dahsyatnya pertarungan di medan laga itu. Pada waktu itu, pucuk

pimpinan tertinggi dalam angkatan perang kerajaan di tangan Yo

Lim. Di dalam peperangan ini ia merasa sangat girang karena Ie Bun

Seng Touw tak dapat berbuat banyak terhadap ketiga panglima

pemberontak.

Ia akan meminjam tangan panglima pemberontak itu untuk

melenyapkan jiwanya. Yo Lin tak bisa melupakan bahwa tindakan

menteri Ie Bun Hoa Kit yang sewenang-wenang itu adalah

mengandalkan puteranya yang gagah dan kosen ini. bila anaknya

dapat dibunuhnya maka akan hapus pulalah segala bibit bencana

yang membahayakan baginda dan pemerintahannya.

Oleh pemikiran ini maka Ko San Ong Yo Lim terus memberi

komando para pemukul tambur untuk menabuh dengan seru dan

gegap gempita. Sekali-kali jangan dibunyikan kecer tanda penarikan

mundur. Sudah jelas maksud Yo Lim biar Ie Bun Seng Touw

kepayahan, tak ada kesempatan mengaso dan mati dalam

peperangan.

Duuung duuung duuungg duuungg duungg!

?Hayo pukul terus tambur untuk memberi semangat Ie Bun

Ciangkun yang sedang bertempur, pukul terus dengan gencar!?

Duuung duuung duuungg duuungg duungg!Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

688

Bukan main mangkel dan gondoknya hati Ie Bun Seng Touw.

Cuaca telah mulai gelap, perutnya sudah lapar. Namun aba-aba

penarikan mundur tidak juga dibunyikan.

Pada saat itu jenderal cilik Pwe Goan Kheng melihat ketiga

panglina Sianhong tak dapat mengalahkan Ie Bung Seng Touw,

tanpa seijin atasan ia keprak kuda katenya dan terjun ke gelanggang

pertempuran.

Ngo In Tiauw demi melihat dari pihaknya ada yang maju, segea

menjalankan siasat gilir kacang atau bergantian. Ia putar kusanya dan

kaburkan diri. Perbuatan ini diikuti oleh Hiong Khoat Hay dan Ngo

Thian Su.

Ie Bun Seng Touw lemas sekali, akan mundur masih belum juga

mendengar tambur dan kecer tanda penarikan diri. Maka dengan apa

boleh buat ia kerahkan setakar sisa tenaganya untuk bertahan.

Ie Bun Seng Touw keprak kudanya dengan maksud mengejar

salah satu dari tiga musuhnya yang mengerubuti tadi. Sama sekali ia

tidak memperhatikan majunya jenderal cilik dengan kuda katenya.

Tatkala bersimpangan, tanpa banyak bicara Pwe Goan Kheng

mengayunkan gembolannya menyerang. ?Wuss siuuutt !?

Bukan alang kepalang kagetnya Seng Tauw. Serangan ini

menimbulkan kesyuran angin yang dahsyat, berarti penerangan ini

pastilah seorang yang kuat yang bertenaga raksasa.

Akan tetapi tatkala ia mengetahui bahwa penyerangnya itu

adalah seorang bocah yang saat itu menunggang kuda kate berada di

bawah perut kudanya. Ia jadi tertaw gelak-gelak.

?Trang traangg ? benturan antara gembolan dan Lui Kim

Tong begitu keras. Suara beradunya benda berat begitu dahsyat

bagaikan dua buah kereta api yang bertubrukan. ?Traang blengg!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

689

Hampir saja Lui Kim Tong ditangan Seng Touw terlepas,

tampak tangannya pecah dan mengucurkan darah, tawanya seketika

terhenti dan matanya dibuka lebar-lebar untuk memperhatikan bocah

cilik yang tenagnya luar bias itu.

?Heiya .. apakah aku sudah terlalu lelah ataukah bocah ini

memang ajaib dan memiliki tenaga di atasku??

Ie Bun Seng Touw jadi bertanya-tanya dalam hati untuk

membuktikan hal yang diragukan itu. sekali lagi ia angkat Lui Kim

Tongnya dan memukul. ?Trangg . Trangg !?

Bocah cilik itu memutar sepasng gembolannya untuk

menangkis. Tubuh Ie Bun Seng Touw berjengit dan dadanya serasa

pecah.

Ia sadar bahwa bocah cilik ini bertenaga raksasa. Maka ia tanpa

berpikir panjang, ia putar kudanya dan melarikan diri.

BERSAMBUNG

Mengapa Yo Lim membenci kepada Ie Bun Seng Touw?

Bagaimanakah keadaan Ie Bun Seng Touw setelah pulang dari

medan perang? Dapatkah jiwanya tertolong?

Bersediakah Lie Goan Pa ditugaskan berangkat ke medan perang

untuk melawan tuan penolongnya sendiri?

Bagaimana jalannya peperangan antara Lie Goan Pa dan Siok Poo

dan kawan-kawan?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

690

JILID 20

The Bible tell us to love our neighbours and to love our enemies,

probably because they are generally the same people.

(Kitab Injil mengajarkan kepada kita supaya menyitai tetangga dan

musuh-musuh kita, barangkali karena mereka adalah sama-sama

manusianya, sama-sama umat ciptaan Tuhan).

I die endoring God loving my friend not hating my enemies and

detecting supertition.

(Aku mati dalam mengagungkan Tuhan, mencintai kawan-kawanku

dengan tidak membenci musuh-musuhku, dan penuh kebencian pada

segala Takhayul).

(Kata-kata Hikmat)

DALAM saat itu mentari Ie Bun Hoa Kit melihat dari kejauhan

keeadaan di medan perang, hatinya sangat berduka. Ia lihat anaknya

keadaannya sangat mencemaskan.

Dari pagi sampai petang peperangan itu tak ada mengasonya.

Padahal puteranya dikerubuti musuh secara bergilir mengirimkan

panglima-panglima baru.

Oleh karena itu Ie Bun Hoa Kit lalu menghadap baginda dan

mohon belas kasihan baginda untuk menghentikan peperangan itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

691

?Bila peperangan ini tidak dihentikan mungkin putera Sin akan

binasa, baginda. Mana tahan seorang diri dikerubuti dan menghadapi

panglima-panglima pemberontak yang begitu banyak secara bergilir

terus menerus? Oleh karena itu mohon kemurahan hati baginda untuk

menurunkan firman dan menghentikan peperangan!?

Baginda mau mendengar firman menterinya, firman lalu

diturunkan, memerintahkan Ko San Ong yo Lim untuk memukul

tambur dan kecer penarikan mundur pasukan perang kerajaan.

Menerima Singci ini, Yo Lim tidak berdaya. Ia perintahkan anak

buahnya untuk memukul tambur dan kecer penarikan mundur

angkatan perang kerajaan.

Legalah hati Ie Bun Seng Touw sambil melarikan kudanya

kencang-kencang ia komandokan anak buahnya untuk mundur.

Sementara itu Pwe Goan Kheng dengan kuda katenya masih

juga menggunakan kesempatan yang ada, mengamuk dan membunuh

siapa saja yang dapat dikejar.

Ribuan nyawa melayang terhantam gembolan Gian Kheng yang

berat. Kerusakan dan kerugian yang diderita angkatan perang

kerajaan cukup besar.

Setibanya di markasnya Ie Bun Seng Touw sudah tidak karuan

lagi rasanya. Matanya berkunang-kunang tubuhnya limbung dan

dadanya sesak. Baru saja hendak menyapa sang ayah, sudah tidak

kuat lagi. Ie Bun Seng Touw menjerit tertahan dan memuntahkan

darah. Huekk! Tibuh yang tinggi besar itu roboh dan tidak

sadarkan diri.

Ie Bun Hoa Kit, gugup, cemas dan sangat berduka melihat

keadaan anaknya itu.

Tabib-tabib dalam angkatan perang diundang untuk memberikan

pertolongan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/ Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono

692

Mereka memberikan keteangan bahwa Ie Bun Ciangkun terlalu

banyak mengeluarkan tenaga. Memerlukan waktu yang cukup untuk

beristirahat dan memulihkan tenaganya.

Atas keadaan ini, maka angkatan perang kerajaan kehilangan

seorang panglima yang dapat diandalkan. Baginda lalu mengupulkan

stafnya untuk membuka sidang dan mencari jalan keluar untuk

menumpas kaum pemberontak yang menghadang itu.

Menteri Ie Bun Hoa Kit memberikan usul untuk memanggil Lie

Goan Pa.

?Cukong yang kami muliakan, satu-satunya orang kuat yang

dapat kita andalkan untuk menumpas kaum pemberontak tidak lain

adalah putera keempat Tongkong Lie Hian. Bila baginda mengirim

Singci dan memanggilnya, akan dapat kita bereskan kaum

pemberontak yang menghadang di Su Beng San ini.

Baginda menyetujui usul Ie Bun Hoa Kit. Siapa teringat

keangkeran, kekuatan dan kelihayan Lie Goan Pa tatakala

mengadakan pibu dengan Ie Bun Seng Touw di istana Cin Yang

kiong.

Firman diturunkan dan seorang kepercayaan segera berangkat ke

Tay Goan untuk menyampaikan Singci itu kepada Lie Goan Pa.

Pada suatu hari, hulubalang raja yang membawa Singci baginda

telah sampai di Tay Goan. Tongkong Lie Hian lalu berlutut

menyambut perutusan kaisar, siapa segera menyempaikan Singci itu

ke tangan Tongkong.

Membaca bunyi firman itu, Lie Hian tidak berani berlaku ayal, ia

segea memanggil putera keempat dan memerintahkan segera bersiap
siap ikut berangkat ke medan perang Su Beng San. Lie Goan Pa,

bocah kurus kering bermulut monyong yang tenaganya luar biasa

girang sekali mendapat perintah ini. bagi dia peperangan

dianggapnya sebagai juga untuk melatih bugenya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

693

Oleh karena itu ia berjingkrak-jingkrak kegirangan, rindik asu

digelitik segera membenahi pakaiannya, sepasang gembolan dan

menuntun keluar kuda tunggangannya. Pada waktu akan berangkat,

sang ayah membuntutinya dari belakang. Ketika jaraknya agak jauh

dengan perutusan itu, Lie Hian memanggil anaknya.

?Suji, kemarilah! Ayah ada sedikit perkataan yang akan ayah

sampaikan kepadamu!?

Lie Goan memperlambat jalan kudanya dan menunggu sang

ayah. Sebelum Lie Hian ,mencurahkan apa yang terkandung dalam

hatinya itu, si perutusan baginda menoleh. Hal ini membuat Lie Hian

berubah pilirannya.

?Hem, sebenarnya aku akan mengatakan kepada Goan Pa supaya

jangan melawan orang-orang gagah di Wa Kang, sebab diantara

mereka terdapat Injin (tuan penolong) yaitu Cin Siok Poo.

Akan tetapi perutusan baginda baginda itu sinar matanya begitu

tajam memperhatikan gerakgerikku. Kalau sampai aku sekeluarga

dituduh akan berkhianat, berbahaya sekali. Aku akan dicap sebagai

pembesar yang khianat dan tidak setia.?

Memikir sampai disitu, lie bian jadi membatalkan apa yang
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hendak dikatakan kepada puteranya yang gagah perkasa itu.

?Suji, baiklah kau pergi! Baik-baik menjaga diri dan berlakulah

hati-hati!?

Lie Goan Pa, yang walaupun usianya masih bocah, akan tetapi

keraguan, sikap gerak-gerik ayahnya dapat dibaca. Ayah pastilah

mempunyai rahasia penting yang hendak diucapkan kepadaku. Hm,

aku perlu mengetahuinya. Ayah sangsi karena dilihat dan diawasi

oleh utusan baginda, maka baiklah aku minta permisi untuk berpamit

kepada nenek dan ibu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

694

Leu Goan Pa menyusul perutusan kaisar minta supaya mau

menunggu sebenrtar. Ia akan minta permisi dan restu dari nenek dan

ibunya.

Perutusan itu menghentikan kudanya dan ditemani oleh

Tongkong. Sementara itu Lie Goan Pa masuk kembali menemui

nenek dan ibunya.. pada waktu Lie Goan Pa bersimpuh di hadapan

neneknya, sang nenek memberikan pesan wanti-wanti kepadanya.

?Cucuku, kau minta doa restu mau pergi kemana??

?Ayah telah menerima Singci dari baginda, minta supaya cucu

Lie Goan Pa berangkat ke medan perang daerah pegunungan Su

Beng San, menurut penuturan ayah Wa Kang Thia Kauw Kim telah

diangkat sebagai Bengcu. Kini mengepalai delapan belas raja-raja

pemberontak, bergabung menjadi satu untuk melawan pemerintah

pusat. Oleh karena itu cucunda mohon doa restu pada nenek.

?Cucuku, jadi engkau hendak ditugaskan berangkat menumpas

pemberontak itu??

?Tidak salah, apakah nenek ada berpesan sesuatu kepada

cucunda??

?Ya, ketahuilah bahwa beberapa puluh tahun yang lalu, ayahmu

dalam perjalanan pulang dari kota araja ke Taygoan. Di dalam

pengununga Lengtongsan telah dihadang oleh baginda dan kaki

tangannya yang saat itu bertekad hendak merebut kedudukan putera

mahkota.?

Sang neneh lalu mengisahkan kembali riwayat kehidupan

keluarga Tongkong Lie Hian.

?Hmm, jadi tuan penolong keluarga kita ini ikut kaum

pemberontak??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

695

?Ya, oleh karena itu dalam peperangan nanti, siapapun boleh kau

bunuh, akan tetapi yang satu ini yang bernama Cin Kiong alias Cin

Siok Poo jangan kau sakiti!?

?Nenek, bagaimana rupa, perawakan dan gegaman yang

digunakan oleh Inkong (tuan penolong)??

?Kau pergilah ke kamar pemujaan, disitu ada patung dari

Inkong.

Lie Goan Pa lalu masuk ke kamar pemujaan keluarga Lie. Ia

dapar melihat sebuah patung dari seseorang yang mengenakan

pakaian perang. Menunggang kuda berbulu kuning tua, bersenjatakan

siangkian dan menggendong busur dan dipinggangnya tergantung

tabung anak panah. Mukanya kuning pucat dan tingginya kira-kira

satu tombak. Dibawahnya tertulis TUAN PENOLONG CIN

KIONG!

?Hm, inilah tuan penolong keluargaku. Mungkin ayah hendak

menyampaikan ini, akan tetapi karena diawasi oleh perutusan

baginda lalu menjadi ragu dan sangsi.?

Lie Goan Pa setelah cukup memperhatikan lalu memberi hormat

kepada patung itu dan keluar lagi menemui neneknya.

?Nenek, cucunda sudah jelas dapat mengenalinya. Didalam

peperangan nanti, tidak akan cucunda melukai tuan penolong kita.

Sekarang cucunda hendak berangkat, mohon doa restu!?

?Baiklah, kau boleh pergi dan jangan kau lupakan pesanku!?

Lie Goan Pa memberi hormat dan berlalu. Dari ibu san neneknya

ia mendapat pesan yang sama. Oleh karena itu tatkala berada di luar,

ia segera memberi hormat kepada ayahnya dan mengucapkan

selamat berpisah tanpa banyak bertanya-tanya lagi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

696

Dekat pintu perbatasan Lie Goan Pa dan perutusan baginda yang

dihantarkan oleh Tongkong berpapasan dengan Ca Ciauw (menantu

tongkong).

Lie Hian lalu menganjurkan menantunya itu untuk ikut serta

berangkat ke medan perang bersama asik iparnya.

Ca Ciauw terperanjat ketika melihat adik iparnya nomor empat

yang terrkenal maha kuat dan sangat lihai itu hendak membantu

baginda di Su Beng San. ?Celaka, mana saudara-saudara angkatku

mampu melawannya? Baiklah aku turut serta untuk membujuknya di

tengah jalan.?

Atas pemikiran ini, maka Ca Ciauw tanpa banyak tanya lagi lalu

menerima perintah ayah mertuanya.

Begitulah Ca Ciauw, Lie Goan Pa dan perutusan baginda

melanjutkan perjalanan. Sedangkan Tongkoan dengan hati risau dan

sedih pulang kembali ke gedungnya.

Sementara itu raja Kun Si Mo Ong didampingi oleh Kunsu Ji

Bouw Kong yang dikelilingi saudara-saudara angkat serta delapan

belas raja-raja pemberontak yang telah bergabung tengah

mengadakan perundingan di ruang tengah.

Tiba-tiba Kunsu Ji Bouw Kong mendongak ke langit dan

mengeluh tertahan.

?Celaka! Bencana besar telah tiba, kita semua akan mati.?

Raja Kun Si Mo Ong dan segenap yang hadir dalam sidang itu

turut kaget san segera menanyakan apa sebab-sebabnya.

?Kim Ie Niauw telah turun ke bumi dan menjelma atas diri Lie

Goan Pa. kini orang terkuat di jaman Sweitiauw ini datang untuk

melindungi Swei Yang Tee. Sekian banyak panglima-panglima

kosen dan gagah, tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkannya.

Oleh karena itu Hunkum (raja Buto yang sewenang-wenang) takKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

697

akan dapat kita bekuk. Justeru sebaliknya kita dalam keadaan

bahaya. Hanya menggantungkan seorang sebagai bintang penolong

dan menyelamatkan kita.?

?Kunsu, kalau masih ada yang bisa diharapkan, seorang bintang

penolong yang dapat menyelamatkan kita, haraplah Kunsu segera

bertindak!?

Ji Bouw Kong lalu menggapai Ong Pek Tong. Dengan siapa ia

berbicara bisik-bisik lama sekali.

Setelah selesai bisik-bisik itu, Kunsu Ji mengatakan kepada

junjungannya bahwa Ong Pek Tong ditugaskan untuk menemui

kakak ipar Lie Goan Pa dan berusaha melunakkan penitisan Kim Ie

Niauw yang maha kuat itu.

?Baiklah segeralah jalankan tugasmu Pek Tong Heng.?

Ong Pek Tong lalu berlutut memberi penghormatan kemudian

berlalu. Sekeluar dari istana, Ong Pek Tong denga sebat cemplak

kudanya dan menghadang di hutan belukar yang lebat untuk

menghadang Ca Ciauw dan Lie Goan Pa serta pengawl-pengawal

yang mengiringinya.

Menunggu tidak terlalu lama, dari kejauhan sudah kelihatan Ca

Ciauw dan Li Goan Pa menunggang kuda berjalan dimuka.

Ong Pek Tong lalu naik ke sebuah tanjakan dan berusaha

memberi isyarat kepada Ca Ciauw. (Ca Ciauw ikut dalam

persumpahan di Shoatang, jadi termasuk saudara dari persekutuan

orang-orang gagah yang akan menumbangkan kerajaan Sweitiauw).

Tingkah dan gaya serta suitan-suitan Pek Tong akhirnya dapat

dilihat oleh Goan Pa dan Ca Ciauw. Goan Pa menghentikan kudanya

dan mengawasi dengan penuh perhatian. Sebaliknya hati Ca Ciauw

berdebar-debar, sebab ia tahu itusal salah seorang saudara angkatnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

698

yang bakal berperang dengan adik iparnya. Oleh karena itu, ia segera

berkata kepada sang adik.

?Goan Pa Hiantee, kau berjalanlah dulu perlahan-lahan, nanti

aku menyusulmu. Orang itu aneh sekali tingkahnya, mungkin kurang

waras otak atauada hal-hal yang mencurigakan bagi pihak kita. Oleh

karena itu aku akan pergi mengejarnya dan mengorek keterangan!?

Lie Goan Pa yang kosen itu toh usianya masih terlalu muda.

Oleh karena itu dalam hal tipu muslihat dan kelicikan-kelicikan ia

kurang berpengalaman.

?Kakak, baiklah kau pergi bekuk orang gila itu dan kasi

persenan biar kapok! Adik berjalan duluan.?

Tanpa syakwasangka dan menaruh kecurigaan apapun, Lie Goan

Pa mengajak para keeteng dan keeciang berjalan terus. Sama

sekalitidak menghiraukan gerak-gerik Ong Pek Tong yang sangat

ganjil itu.

Ca Ciauw lalu keprak kudanya memasuki hutan lebat dan

menuju ke tempat persembunyiaan Ong Pek Tong. Kedua saudara

angkat itu saling memberi hormat dan mencari tempat yang

tersembunyi supaya dapat bercakap-cakap dengan leluasa.

?Siku (adik keempat saya) telah ditugaskan melindungi Swei

Yang ee di Su Beng San. Ia sangat lihay dan kekuatannya luar biasa.

Sampaipun Ie Bung Seng Touw tidak dapat bertahan. Oleh karena itu

Pek Tongheng lekaslah kembali ke markasmu untuk memberi tahu

kepada semua Ong supaya berlaku hati-hati!?

?Oleh kaena itulah maka Ji toako telah mengutusku pagi-pagi

menunggumu di sini. Ca Hiantee, lalu dengan cara bagaimana supaya

saudara-saudara kita terlindung jiwanya??

?Siku sudah kuberitahu bahwa diantata orang-orang gagah yang

ikut kaum pemberontak terdapat seorang Injin (tuan penolong)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

699

keluarga Lie, yang bernama Siok Poo atau Cin kiong. Terhadap tuan

penolong hendaklah kita menghargai dan menghormatinya.

Siku berjanji tidak akan melukai tuan penolong itu. Ia bertanya

bagaimana tanda-tanda supaya dapat mengenali yang mana penolong

itu?

Aku beritahukan bahwa Cin Kiong memakai topi perang yang

diatasnya dihiasi dengan sebuah jambul dari benang sutera berwarna

kuning, demikian juga tigapuluh tujuh saudara-saudaranya memakai

jambul yang sama warnanya.

Terhadap Injin dan saudaranya hendaklah Siku menghormati dan

tidak mencelakainya. Dan ia berjanji akan mentaati pesan ini. Nah,

Pek Tongheng, setelah engkau mengetahui tanda-tanda apa yang

harus dipakai, segeralah kembali untuk memberitahu para Ongheng!?

Ong Pek Tong mengucapkan terima kasih dan minta diri. Ia

segea keprak kudanya untuk kembali ke istana.

Apa yang dipesan oleh Ca Ciauw segera disampaikan kepada

raja Kun Si Mo Ong dan Kunsu Ji Bouw Kong. Para panglima lalu

diperintahkan untuk memasng jambul benang sutera kuning di atas

topi perangnya. Hanya Pwe Goan Kheng seorang yang membantah

dan tidak mau mematuhi perintah itu.

?Semenjak kecil aku telah terjun dalam medan pertempuran baik

besar maupun kecil. Selama itu aku belum pernah mempunyai rasa

takut dan gentar terhadap siapapun. Oleh karena itu, siapa sih orang

yang begitu kita takuti? Aku sengaja tak mau memakai jambul

kuning untuk berhadapan dengannya dan mengadu tenaga dan

kepandaian!?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ji Bouw Kong dan saudara-saudara yang lain tidak berdaya.

Bocah cilik ini keras hati dan belum tahu tingginya langit serta

dalamnya samudera.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

700

Sementara itu setelah mengadakan hubungan komunikasi dan

kontak dengan Ong Pek Tong, kakak ipar jenderal Li Goan Pa lalu

keprak kudanya menyusul rombongan si adik.

?Cihu (kakak ipar) bagaimana orang yang tongol-tongol di

semak-semak tadi??

?Mungkin oarng yang kurang waras ingatannya. Begitu aku

datang ia lari dan sembunyi di semak-semak yang banyak durinya.

Terpaksa kuantapkan dan kutinggal pergi.?

Mendengar jawaban kakak iparnya ini Lie Goan Pa tidak

menarik panjang ersoalan. Ia cambuki kudanya dan berjalan terus. Ca

Ciauw melihat para keeteng dan keeciang tertinggal agak jauh di

belakang maka ia cambuk kudanya untuk menyusul sang adik.

?Siku, di Wakang ada orang yang bernama Cin Kiong alias Cin

Siok Poo. Dialah penolong keluarga kita yang besar. Adakah adik

iper pernah mendengar tentang dia??

?Ya, nenek dan ibu memberi tahu padaku waktu aku hendak

berangkat ke medan perang Su Beng San ini.?

?Syukurlah bila adik telah mengetahuinya. Cin Kiong wlalaupun

tenaganya tidak sehebat adik akan tetapi sepasang Kiannya cukup

ampuh dan lihay. Siangkiannya itu sering pula dipergunakan Hui

Kian (Kian terbang). Oleh karena itu berhati-hatilah.

Kawan-kawannya berjumlah tiga puluh enam, maka bila engkau

memukul salah seorang kawannya pastilah ia akan melemparkan

Huikiannya yang ampuh itu kepadamu. Huician itu tak pernah

meleset sari sasaran, maka jangan coba-coba!?

Ca Ciauw menakut-nakuti adik iparnya yang maha perkasa itu

supaya jangan ngawur dalam peperangan nanti.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

701

?Lalu apakah teman-temannya kita punya Injin ini ada tanda
tanda yang bisa kenal untuk membedakan yang mana kawn-kawn

Injin, yang mana bukan??

?Ya, semuanya memakai topi perang dan diatasnya memakai

nambul kuning. Semua panglima Wa Kang yang ada jambul kuning

pastilah saudara angkatnya kita punya Injin, harap adik seji

(sungkan) sedikit!?

?Hmm, terhadap Injin dan saudara-saudara angkatnya aku

berjanji tidak akan melukai dan mengapa-apakan mereka. Harap

Cihu berlapang hati.?

Bukan main bembiranya hati Ca Ciauw mendengar janji adik

iparnya yang lihay itu. dengan sikap yang lunak ini dapatlah saudara
saudaranya aman dan terjamin keselamatan jiwanya.

Mereka lalu berjalan terus dan tak banyak bercakap-cakap lagi.

Pada suatu hari mereka sampai di Tangsi angkatan perang kerajaan

dan segea menghadap Hongtee untuk menjalankan penghormatan.

Swei Yang Tee girang sekali atas kedatangan orang kuat ini.

singci diturunkan, memerintahkan Lie Goan Pa utuk memukul kaum

pemberontak yang menghadang perjalanan raja di daerah

pegunungan Su Beng San.

Goan Pa berlutut menerima Singci baginda itu.

? ooOoo ?

BAB XXXVI

LIE GOAN PA BINGUNG

MENGHADAPI JAMBUL KUNINGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

702

BUNGA KIONG HOA RONTOK

SETELAH BERTEMU CINCU

KUNSU Ji Bouw Kong atas nama Bengcu raja Kun Si Mo Ong

segera menganjurkan raja-raja pemberontak mengundurkan

pasukannya, sebab lawan yang datang mengepalai angkatan perang

kerajaan kali ini adalah penjelmaan Kim I e Niauw yang luar biasa

lihay dan maha kuat tenaganya.

Oleh karena itu tidak akan ada seorang panglimapun yang

sanggup bertahan dengan dia sebab dialah orang gagah nomor wahid

di atas bumi ini.

Para raja pemberontak mau mendengarkan seruan Ji Bouw

Kong, mereka sadar betapa kuatnya jenderal Lie Goan Pa sampaipun

Ie Bun Seng Touw sendiri dibuat sebagai bola mainan. Mereka

sayang akan panglima-panglima dan serdadu-serdadunya. Maka

segera mengundurkan pasukan masing-masing.

Kini di garis depan itu tinggal angkatan perang kerajaan Wa

Kang dan panglima-panglima perangnya adalah saudara-saudara dari

persekututan orang-orang gagah yang kesemuanya mengenakan topi

perang dan diatasnya dipasang jambul kuning.

Hanya satu panglima cilik yang tidak mau mengindahkan

perintah itu. dialah Pwe Goan Kong.

?Semenjak usia tujuh tahun saya telah terjun ke medan

peperangan. Selama itu tidak seorangpun yang sanggup menerima

pukulan gembolanku, oleh karena itu, Kunsu tak usah khawatirkan

diri siauciang. Biarlah siauciang yang maju dan membekuk Lie Goan

Pa!?

Tanpa dapat dicegah lagi Pwe Goan Kheng membawa

pasukannya membuka pintu benteng dan maju ke medan perang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

703

Ji Bouw ong gugup sekali, cepat-cepat ia kumpulkan semua

orang-orang gagah dan memberikan perintah-perintahnya.

?Hanya engkaulah yang dapat mengundurkan angkatan perang

kerajaan yang dikepalai oleh Lie Goan Pa. oleh karena itu

berusahalah sungguh-sungguh dan berjuanglah dengan gagah berani

untuk menyelamatkan kerajaan kita!?

?Saya mengerti Kunsu, saya aka maju paling depan.?

Cin Siok Poo diikuti oleh saudara-saudaranya maju ke medan

perang. Tidak berselang lama, pasukan yang dikepalai oleh Lie Goan

Pa sudah berada di garis depan. Cin Siok Poo mengawasi orang kuat

nomor wahid di jaman ini. ia heran sekali. Aneh badannya kurus

kering, kecil krempeng, mulutnya monyong, kenapa dikatakan

sebagai orang kuat nomor satu di jaman ini? jangan-jangan mereka

semua salah menduga dan banyak mendengar desas-desus yang

belum terbukti akan kebenarannya?

Cin Siok Poo terheran-heran, segera ia keprak kudanya dan

membentak.

?Panglima yang menunggang kuda terdepa ini apakah Tio Ong

Lie cianswe??

?Benar! Ciokhe apakah Inkong Cin Kiong alias Cin Siok Poo??

?Tidak salah, akulah Cin Siok Poo.?

Mendengar pengakuan ini, Lie Goan Pa membongkokkan

badannya untuk memberi hormat.

?Kiranya benar-benar Inkong, maka maafkan saya! Lie Goan Pa

cepat memutar kudanya dan dilarikan ke jurusan lain. Sama sekali ia

tidak mau berhadapan dengan tuan penolong keluarganya itu.

?Tunggu! Jangan lari, kita belum bertempur!? berteriak-teriak

Cin Siok Poo sambil keprak kudanya untuk mengejar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

704

Akan tetapi Lie Goan Pa tidak menghiraukan. Ia larikan terus

kudanya menuju ke arah timur.

Di bagian timur ini yang mengepalai pasukan adalah Su Tay

Nay. Dikepalanya berkibar jambul kuning tertiup angin.

Tatakala Lie Goan Pa dapat melihat, mengeluhlah ia dalam hati.

?Celaka! Ternyata kawan dari inkong, aku tidak akan

mencelakakannya. Segera Lie Goan Pa putar kudanya dan lari ke

jurusan lain.

Lie Goan Pa lalu putarkan kudanya meninggalkan Hiong Sin, Ji

Kwi Cee Kok Wan dan lain-lain.

Kembali Siok Poo menghadang dan melintangkan tombak Houw

Thao Kim Jionya jiaaatt trang trang siuuuutt

?Inkong jangan terlalu mendesakku? Mengapa inkong tak

mendengar kataku??

Dengan serampangan Lie Goan Pa memutar gembolannya

sehingga semua seangan-serangan yang dilancarkan Siok Poo

terpental dan tidak sebuah tusukanpun yang mengenai tubuh Goan

Pa.

Setelah serangan-serangan Siok Poo dapat dipunahkan, Goan Pa

keprak kudanya dan lari ke jurusan Utara. Di sinipun Goan Pa

menjadi mengeluh sebab panglima-panglima kaum pemberontak di

atas topinya terdapat jambul kuning yang melambai-lambai tertiup

angin. ?Celaka, mengapa demikian banyak teman-teman Inkong, lalu

akan berperang dengan siapa aku ini?? Lie Goan Pa dengan lesu

memutar kudanya dan dilarikan ke jurusan lain.

Cin Siok Poo merasa bahwa Lie Goan Pa tidak sehebat

sebagaimana yang dikatakan pleh Kunsu Ji Bouw Kong. Nyatanya

seperti orang takut perang, hanya larikan kudanya kesana kemariKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

705

tanpa ada pertarungan yang berarti, maka dengan hati tetap Cin Siok

Poo menghadang.

?Inkong, kenapa engkau masih juga tidak mau mendengar kata
kataku? Jauhilah aku dan jangan mendesak begitu rupa.

Akan tetapi Cin Siok Poo tidak mau mengerti. Ia angkat

tombaknya dan menyerang dengan gencar.

Sekali ini, walaupun masih bocah, akan tetapi toh kesabaran

manusia ada batasnya. Lie Goan Pa menjadi sengit. Berulangkali

diberi kelonggaran kok tidak mau mengerti.

Ia angkat gembolannya dan ia tangkis dengan tenaga penuh.

?Trangg ..!? hanya sekali sampok, tombak Cin Siok Poo terlepas

dan terpental jauh sampai puluhan meter jauhnya. ?Brukk

klontangg!?

Tapak tangan Cin Siok Poo pecah-pecah dan berboboran banyak

darah. Bahkan saking kuatnya tenaga sampokan itu, hampir-hampir
hampir tubuhnya jatuh dari pelana kudanya. Untuk menghindari hal

yang tidak diinginkan, Cin Siok Poo cepat lompat turun.

Melihat inkongnya lompat ke tanah, Lie Goan Pa pun cepat

lompat turun pula.

?Maafkan siauciang yang telah yang telah melakukan kesalahan

terhadap Ciansweya!?

?Mengapa Inkong mengucapkan kata-kata yang demikian? Kami

sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih atas budi pertolongan

Inkong. Kami sekeluarga tidak melupakan. Oleh karena itu kami

sendiri mana berani mencelakakan Inkong. Lekaslah ambil tombak

itu dan menyingkirlah jauh-jauh. lihatlah disekeliling tidak ada

orang, maka cepatlah tarik pasukanmu!?

Sehabis berkata begitu, Lie Goan Pa memberi hormat lalu

menceplak kudanya dan lari ke jurusan lain pula.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

706

Sementara itu, Cin Siok Poo setelah ditinggak Goan Pa, buru
buru mencari tombaknya. Tatkala didapatkan bukan main kagetnya.

Tombak yang beratnya hampir seratus kati ini telah melengkung

seperti gendewa.

Baru sekarang Cin Siok Poo insyaf bahwa Lie Goan Pa benar
benar orang kuat nomor satu di jaman ini. kalau tadi ia dapat
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertarung sampai tida empat jurus, itulah karena Goan Pa

memandangnya sebagai tuan penolong keluarganya dan sengaja

mengalah.

Sekarang tatkala tenaganya benar-benar dikeluarkan, hampir saja

dadanya pecah tersampok gembolennya yang beat dan bertenaga

kuat itu.

Menyadari akan hal ini, Cin Siok Poo tidak berani lagi

menghadang. Ia pimpin pasukannya dan kembali lagi ke tangsi.

Seharian Lie Goan Pa lari kesana kemari, akan tetapi tidak

berperang sungguh-sungguh. Sebab panglima-panglima Wa Kang

yang temasuk saudara-saudara angkat Cin Kiong selalu memakai

jambul kuning, jadi ia tidak berani mencelakai. Yang terpaksa

dihantam adalah serdadu-serdadu biasa dan erwira-perwira tak tahu

diri yang berani mendekatinya.

Pada suatu ketika Lie Goan Pa bertemu dengan seorang

panglima cilik, menunggang kuda kate yang tidak memakai jambul

kuning. Kemendongkolan dan kemurkaan seketika ditumpahkan

kepada jenderal cilik ini. ?Hem, sudah seharian aku hanya berlari-lari

dan tidak berperang sungguh-sungguh.?

Kini ada panglima tanpa pakai jambul kuning, bolehlah

kubinasakan dia, toh dia bukan kawan dari Inkong. Lie Goan Pa lalu

keprak kudanya, mendekati panglima cilik itu yang bukan lain adalah

Pwe Goan Kheng.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

707

Tanpa banyak bicara, Lie Goan Pa menerjang dan mengayunkan

gembolannya. ?Trang..!?

?Hei, apakah kau yang disebut Tio Ong Lie Cianswe?? bertanya

Pwe Goan Kheng sambil menangkis pukulan-pukulan Goan Pa.

?Tidak salah, akulah Lie Goan Pa! majulah!? Trang trang

trang trangg!

?Ternyata bukan omong kosong. Kata-kata kunsu benar

adanya!?

Dengan tubuh terhuyung-huyung Pwe Goan Kheng merasa

dadanya sesak dan kepalanya pening. Hanya mampu tida kali ia

menangkisnya. Ia tidak berani untuk mencoba menangkis lagi. Maka

cepat-cepat ia putar kuda katenya dan kaburkan diri.

Sebaliknya Lie Goan Pa juga merasa kagum. Selamanya ia tidak

pernah ia jumpai lawan yang sanggup menerima gembolannya lebih

dari satu kali. Panglima cilik ini sanggup bertahan sampai tiga kali,

maka Goan Pa mengaguminya.

?Bocah, kuampuni jiwamu, engkau sanggup menangkis

gembolanku sampai tiga kali, layaklah engkau disebut sebaai Hohan

(orang gagh). Nah, pergilah!?

Pwe Goan Kheng tidak berani menoleh ataupun memperlambat


Pendekar Rajawali Sakti 75 Kabut Hitam Dewa Arak 86 Penyair Cengeng Pendekar Rajawali Sakti 67 Perangkap

Cari Blog Ini