Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 13
Memang diantara Lo Seng dan Sian Hiong pernah timbul
persengketaan. Kini sakit hati itu tumbuh kembali. ?Hem, apakah
yang lihai di ats dunia ini hanya Lo Seng seorang? Lihatlah nanti
bagaimana buktinya??
Malam itu tanpa memberitahu kepada Cin Siok Poo dan rekan
rekan yang lain. Sian Hiong Sin segera diam-diam telah keluar dari
tangsi dan menerjang ke barisan Tang Ki Tin.
Tatkala dengat dengan barisan yang kangker itu Sian Hiong Sin
yang tak tahu dalamnya laut serta tingginya langit, menggeram
dahsyat dan menerjang masuk.
Akan tetapi dari atas panggung segera turun hujan panah yang
gencar. Hiong Sin menjadi kelabakan dan gugup. ?Celaka, aku
masuk jebakan!? segera ia putar kudanya ke jurusan lain. Akan tetapi
dari sepan telah menghadang panglima musuh dengan anak buahnya.
Hiong Sin kager dan putar lagi ke arah lain tetapi kudanya tidak bisa
bergerak. Kaki-kakinya telah terjerat dan akhirnya roboh.
Sian Hiong Sin belum berperang telah terkurung rapat oleh
pasukan-pasukan Pant Bian Kim So Tim. Akan tetapi ia bernyaliKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
772
besar, dan jiwanya keras bagaikan baja. Dengan menggeram keeras
Sian Hiong Sin berseru.
?Walaupun sampai mati, aku Sian tidak nanti bertekuk lutut san
menakluk kepada raja buto. Hayo majulah semua!?
Dalam keadaan yang sangat gawat bagi Sian Hiong, tiba-tiba
dari arah timur mendatangi seorang panglima menunggang kuda.
Begitu panglima itu dstang dekat, segera terdengar seruannya.
?Wangwe jangan khawatir! saya datang membantu wangwe!?
Sengan bantuan panglima itu, loloslah Sian Hiong Sin sari
kepungan. Ia mengikuti panglima itu melalui jalan-jalan yang tak ada
aral rintangannya. Setelah tiba di luar kepungan, Hiong Sin lalu
menanya.
?Inkong Ituan penolong) numpang tanya siapa namamu?
Sehingga kelak aku dapat membalas budi kebaikanmu ini!?
?Siauciang she Hek bernama Ji Liong, menjabat sebagai
panglima kota Barat Kui Bun Koan. Masakah wangwe telah lupa
kepada siauciang??
Sian Hiong Sin mengawasi dengan tajam akan tetapi diingat
ingat tetap tak diingatnya siapakah penolongnya itu. dengan perlahan
ia menggelengkan kepala. Panglima itu tertawa panjang dan
menyambung dengan kata-katanya.
?Dahulu tatkala masih muda dan sebagai pengembara, siauciang
pernah bersengsara di daerah San See, bila bukan wangwe yang telah
bermurah hati memberikan uang dan pakaian kepada siauciang,
mungkin sudah lama siauciang berdiam di alam baka.
Oleh karena itu, demi melihat ada panglima musuh yang berani
menerjang barisan Tang KiTin, siauciang terkejut dan ingin melihat
panglima itu. tidak tahunya wangwe sendiri.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
773
Barisan ini disusun sangat rumit dan ber sap sap. Oleh karena itu bila
bukan orang dalam atau panglima perang ulung, tidak nanti dapat
keluar. mengingat budi kebaikan wangwe, maka siauciang harus
membalasnya. Silakan wangwe keluar dari arah jalan ini, pasti
selamat dan tidak akan menjumpai penghadangan-penghadangan.?
Hiong Sin mengucapkan terima kasih, memberi hormat dan
keprak kudanya kabur meninggalkan Tang Ki Tin dengan
sekencang-kencangnya.
Panglima Yo Gie Sin mendapat laporan bahwa bawahannya
telah begitu berani mati melepaskan panglima musuh, segera Hek Ji
Liong ditangkapnya dan dijatuhi hukuman mati.
Sungguh kasihan nasib jenderal Hek Ji Liong. Hutang budi
dibawa mati. Mengingat akan budi kebaikan Sian Hiong Sin ketika ia
masih bersengsara, kini melihat penolongnya dalam kesulitan, ia rela
membantu dengan tebusan jiwanya.
Sementara di dalam tangsi angkatan perang Kim Yong Cee,
Kunsu Ji Bouw Kong, sedang duduk di dalam tangsi sambil
menghitung-hitung. Tiba-tiba ia kaget dan berseru sangat kuatir.
?Celaka! Kemana perginya Sin Ciangkun??
Cin Siok Poo sendiri ikut terperanjat dan menanya kepada
keeciangnya.
?Kemana perginya Sian Hiong Sin? Kenapa dari sore tadi tidak
kelihatan??
Kunsu Ji Bouw Kong mengadah ke angkasa dan wajahnya
berubah tenang.
?Goanswe tidak usah gugup. Jiwa Sian Hiong Sin telah tertolong
oleh bintang Thian Sing Seng. Ia masuk kedalam barisan Tang Ki
Tin karena merasa bahwa apa yang dikatakan Lo Seng dianggapnya
seperti terlalu jumawa dan membesarkan diri sendiri. Dasar sudahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
774
ada ganjalan lama, maka ia sifatnya berangasan. Demi mendengar
kata-kata itu merah telinganya dan tak dapat menguasai diri.?
?Bila Sian Jiko masuk ke dalam Tang Ki Tin, kita harus
kerahkan semua kekuatan yang ada untuk menolongnya!? berkata
pula Cin Siok Poo masih dalam keadaan cemas dan gugup.
?Tidak perlu, Sian Hiong Sin telah tertolong!?
?Kenapa sampai sekarang belum kembali juga??
?Tunggulah, coba aku melihat jalannya perbintangan dan
menghitungnya!?
Setelah beberapa saat menengadahkan muka ke langit dan tak
biccara sekian lamanya, barulah Kunsu Ji Bouw Kong menatap Ong
Pek Tong dan memberi perintah kepadanya.
?Jemputlah Sian Jiko di kampung Tay Peng Jun!?
?Mengapa Kunsu memerintahkan Ong Heng untuk menjemput
Sian Jiko kesana??
Kunsu Ji dengan senyum paksa menjawab.
?Goanswe mungkin belum begitu mengetahui watak dan
perangai Sian Jiko. Ia berdarah panas, berangasan dan bila merasa
malu hati lalu mutung. Mengetahui akan kegagalannya didalam
menyerang barisan Tang Ki Tin, ia lalu malu pulang kembali. Maka
pergi hendak mengembara separan-paran. Sekarang ini ia masih
berada di kampung Tay Peng Jun dan tangsel perut di sebuah warung
arak. Maka aku tugaskan Pek Tong Heng yang bisa bergerak cepat
untuk menyusulnya.
Perhitungan dan terkaan Kunsu Ji memang tepat seratus persen.
Sian Hiong Sin begitu gagal, malu kembali sebab takut di ejek,
dicemooh dan ditertawakan teman-temannya. Maka ia bermaksud
pergi merantau separan-paran.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
775
Di kampung Tay Peng Cung ia measa haus dan lapar, maka
singgah di sebuah wrung arak untuk minum dan tangsel perut.
Tengah ia asyik makan minum sambil merenungi jalan hidupnya
itu datanglah Ong Pek Tong yang secara tiba-tiba menegurnya.
?Hei, sian Jiko kenapa engkau berada di sini? Mengapa engkau
tidak kembali ke tangsi? Kawan-kawan semua cemas menanti
kedatanganmu!?
?Saudara Ong Pek Tong, sudahlah. Hal itu jangan disinggung
singgung pula!?
?Kenapa Sian Jiko terhadap saudara-saudara sendiri, masakan
tidak mau terus terang??
Sian Hiong Sin serba salah. Air mukanya kecut sebentar merah
sebentar pucat pasi.
?Terus terang aku malu untuk pulang. Kesemuanya ini adalah
gara-garanya si bangsat kecil Lo Seng. Kau sendiri turut mendengar
pembicaraannya kemarin bukan? Amat sombong dan membesarkan
diri. Cin toako terlalu menyanjung tinggi dan menghormatinya
sehingga aku panas hati dan diam-diam menyerbu ke barisan Tang
Ki Tin. Sayang, barisan yang kusangka barisan biasa saja itu ternyata
amat kuat dan banyak sekali jebakan-jebakannya. Untunglah ada
seorang panglima Hek Ji Liong yang berhutang budi kepadaku
danmenyelamatkanku. Kalau tidak, hmm mungkin aku sudah
mati.
Dulu waktu ulang tahun Cin Pekbo, bangsat kecil Lo Seng itu
juga pernah menyakiti hatiku, menghajarku dihadapan orang banyak.
Kini lagi-lagi membuat aku malu hati. Maka aku tak mau pulang.
Aku akan pergi mengembara menurutkan langkah kaki dan
perentulan pikir. Saudara Ong jangan menghalang-halangi!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
776
?Eh, eh, Sian Jiko ini bagaimana? Masih ingat dalam
persumpahan kita di rumah makan Liu Jun Fu Shoatang toh? Kita
sama-sama menyatakan ikrar dan janji, hidup senang sama-sama
dikenyam, susah sama-sama dipikul. Kenapa Sian Jiko mau
tinggalkan saudara-saudara begitu saja? urusan kecil masakan akan
dibesar-besarkan?
Cin Toako sangat bijaksana. Ia sudah selayaknya memandang
Lo Seng sangat hormat sebab dulu semasa sengsara pernah ditolong
dan hidup di rumahnya Lo Seng. Dan Toako tidak pilih kasih.
Kemarin waktu dicari-cari Sian Jiko tidak ada di markasnya. Cin
Toako sibuk sekali dan memerintahkan Keeciang dan Keeteng untuk
mencari. Untunglah ada Kunsu Ji yang bisa menghitung dengan
kekuatan batin. Kunsu mengetahui bahwa saat ini Sian Jiko masih
berada si kampung Tay Peng Cun, maka memerintahkan Siautee
menjemputnya di sini. Hayolah lekas pulang. Saudara-saudara sudah
cemas menanti Sian Jiko!?
Sian Hiong sin menjadi tak enak hati. Akhirnya ia mau juga
kembali bersama-sama Ong Pek Tong ke tangsi angkatan perang
Kim Yong Cee.
Dengan kembalinya Sian Hiong Sin, maka Cin Siok Poo yang
pernah berhutang budi kepadanya menjadi girang sekali. Hari itu ia
selenggarakan pesta untuk suka-citanya.
Pada tengah hari Kunsu Ji memerintahkan Goanswe Cin Siok
Poo untuk keluar memeriksa susunan barisan Tang Ki Tin. Jadi
dalam mengerahkan kesatuannya nanti dapatlah berhati-hati dan
mempunyai gambaran yang matang.
Cin Siok Poo lalu mengenakan pakaian perang, menunggang
kuda Ho Loey Pa serta menyambar tombak pusaka warisan Siang Su
Touw berangkat ke medan perang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
777
Dari jauh ia mengamat-amati susunan barisan Tang Ki Tin yang
angker dan kuat itu. pikirannya masih juga kurang marem (kurang
puas).
?Kalau tidak melihat dari dekat dan mencoba untuk
menerjangnya, bagaimana bisa mengetahui kekuatan barisan itu?
baiklah aku mencobanya untuk menerjang masuk. Bukankah kudaku
ini seekor kuda sakti? Dia akan dapat menyelamatkan jiwaku.?
Setelah memikir demikian Cin Siok Poo lalu keprak kudanya
mendekati barisan Tang Ki Tin. Dengan suara lantang ia berseru.
?Hei tentara-tentara Sweitiauw, berilah jalan, aku Cin Kiong
panglima angkatan perang See Gui akan menerjang masuk!?
Tentara-tentara kerajaan demi mendengar seruan itu segera
mementangkan busur dan menghujani Siok Poo dengan panah.
?Seeerr seeerrr!?
Cin Siok Poo memainkan ilmu tombakdari keluarga Lo yang
lihay. Tombak itu diputar demikian sesernya sehingga tidak ada
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebatang anak panahpun yang bisa mengenai tubuhnya. Suara tang
teng-tang-teng bertumbukannya batang-barang anak panah itu
dengan tombak Siok Poo.
Dengan mencurahkan segenap kemamuannya Siok Poo
menerjang maju dan mencoba mendekati panggung Tang Ki itu.
Baru sekelebatan ia mengawasi panggung dan panji besar yang
berkibaran ditiup angin itu. dari atas panggung kedua puluh empat
pemanah ulung dusah melepaskan anak-anak panahnya dengan
tenaga kuat, bidikan tepat dan gencar. Siok Poo menjadi gugup dan
kelabakan.
Di dalam kesibukannya ia menangkis serangan-serangan anak
panah dari atas, di empat penjuru muncul kesatuan-kesatuan yang
mengurungnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
778
Keadaan Siok Poo benar-benar runyam, satu orang mana
mungkin bisa melawan sekian banyak musuh? apalagi perhatiannya
terpecah, serangan datang dari segala arah. Ya dari empat penjuru
angin, juga dari atas dan bawah. Bila tidak hati-hati mengendalikan
kudanya, bisa-bisa akan terperosok menginjak jebakan atau tali-tali
jerat.
Didalam kepanikan dan saat yang sangat kritis itu, tiba-tiba kuda
Ho Ley Pa kembali memperdengarkan ringkikannya untuk
menyelamatkan jiwa tuannya. ?Hiiiyeeehhh berrr beerr!?
Dari mulutnya mengepul keluar asap hitam beracun yang tebal.
Kuda-kuda para panglima, perwira, bintara dan serdadu-serdadu
kerajaan pada mendeplok dan jatuh bergulingan, melemparkan
penunggang-penunggangnya. Tidak seekor kuda pun yang bertahan
untuk berdiri. Semuanya jatuh bergulingan da terkencing-kencing.
Bukan main lega hati Siok Poo. Inilah kesempatan untuk
meloloskan diri. Ia lalu tarik tali les kudanya dan kabur keluar dari
kepungan musuh.
Dengan tubuh basah kuyup bermandi keringat Goanswe Cin
Siok Poo pulang kembali ke tangsinya. Segera dikumpulkan para
stafnya untuk memberikan petunjuk-petunjuk keadaan barisan Tang
Ki Tin itu.
?Barisan Tang Ki Tin memang tangguh sekali. Sukar untuk
memukul hancur. Besar panggung kira-kira satu tombak persegi.
Tingginya kita-kira sepuluh tombak.?
Menerangkan jenderal Cin Siok Poo sambil membuka baju
perangnya dan membasuk keringat yang mengalir deras. Lebih lanjut
ia mengatakan.
?Di atas panggung itu dijaga oleh dua puluh empat pemanah
ulung yang bertenaga kuat. Oleh karena itu, jangankan untukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
779
merobohkan, hanya mendekati paggung Tang Ki itu, benar-benar
sulit!?
?Goanswe jangan berkecil hati dan berputus asa. Sekarang juga
goanswe boleh pilih panglima-panglima yang kuat. Besok bolehlah
diberikan komando untuk menyerbu Tang Ki Tin dari empat penjuru.
Robohnya panji besar Sweitiauw, serta tukang-tukang panah di atas
panggung itu akan ada kekuatan gaib yang menghadapinya. Oleh
karena itu, susunlah penyerbuan besok sekarang juga!?
Cin Siok Poo melengak dan agak sangsi mendengarkan kata-kata
Kunsu Ji. Heran kekuatan gaib apakah yang bisa membantu
merubuhkan panji dan menghancurkan Tang Ki Tin?
Siok Poo memandang Kunsu Ji dengan penuh tanda tanya. Akan
tetapi penasehat cerdik dan tahu akan segala apa yang bakal terjadi
itu hanya tersenyum-senyum saja.
Malam itu penyusunan dilaksanakan hingga matang dan tidak
akan meragukan. Sampai jauh malam mereka baru bubaran da
mengaso di kamar masing-masing.
Pada keesokan hariya Kunsu Ji Bouw Kong memberi tugas
kepada Ong Pek Tong, Cia Eng Teng, dengan mengepalai seribu
serdadu menyerang dari arah Timur.
Ui Ti Lam dan Ui Ti Pak dengan seribu serdadu menghantam
dari jurusan Barat.
Su Tay Nay dan Thio Kong Kim dengan seribu serdadu
menyerang dari jurusan Utara.
Para panglima masing-masing mengepalai kesatuannya
menyerang dari delapan penjuru angin. Sedangkan Goanswe Cin
Siok Poo dengan pasukan tangguhnya langsung menghantam pusat
dimana panggung Tang Ki Tin itu tegak berdiri.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
780
Justeru pada hari itu Panglima Sweitiauw yang berdiri akan
mengomando pertahanan barisan Tang Ki Tin adalah Lo Seng
sendiri. Oleh karena itu ketika dapat melihat abahwa yang memimpin
pasukan hendak memukul Tang Ki tin adalah kakak sepupunya
sendiri, Lo Seng segea mertindak memberi perintah kepada kedua
puluh empat pemanah ulung itu agar jangan memanah.
?Kalian kuperintahkan hanya berdiri mengawasi saja di atas
panggung ini dan jangan turun tangan. Aku ingin melihat sampai
dimanakah kemampuan musuh yang mencoba hendak merubuhkan
barisan Tang Ki Tin ini!?
Tidak ada yang berani menentang perintah Lo Seng, karena dia
adalah komandan tertinggi dalam pertahanan barisan Tang Ki Tin
ini.
Lo Seng sengaja mengatakan hendak melihat sampai dimana
kekuatan musuh, padahal maksud tujuannya yang sesungguhnya
menyelamatkan jiwa Piohengnya.
Dengan komando bungkam ini, celakalah tentara-tentara
kerajaan. Dengan mudah Cin Siok Poo dan pasukannya menerjang
masuk. Ibarat angkatan perang jaman sekarang, dari udara tidak ada
yang membantu, angkatan darat menjadi lemah posisinya.
Cin Siok Poo dalam waktu singkat telah dapat mendekati Tang
Ki dan memukul roboh dua putera jenderal Yo Gi Sin, yaitu Yo
Liong dan Yo Hauw. Gugurnya kedua panglima itu, penjagaan Tang
Ki menjadi lemah sehingga Siok Poo dapat dengan leluasa mendekati
tiang Tang Ki itu, mencabut sepasang kiannya untuk memukul roboh
tiang Tang Ki yang kokoh itu.
Kedua puluh empat pemanah ulung tetap berdiri tegak di tempat
masing-masing dan tak berani turun tangan. Mereka mengawasi
seperti patung-patung yang mati karena tak ada komando dari atasan.
Siok Poo mengerahkan sekuat tenaga mengayunkan Kiannya danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
781
menghantam tiang Tang Ki itu. ?Duuuuk duukkk duukk !?
Akan teetapi tidak goyah sedikitpun.
Pada saat itu dari langit turun awan hitam yang tebal. Dan di
tengah-tengah gumpalan awan itu nampaklah bayangan arwah dari
Thian Po Ciangkun Pwe Goan Kheng. Dengan kekuatan badan
halusnya, ia membantu Cin Siok oo.
Sepasang gembolan yang berat diangkat dan memukul tengah
tengah tiang. ?Buumm glegeeerrr!? sekali hantam tiang Tang
Ki out hancur dan suara bergemuruh robohnya panggung Tang Ki
secara brutal.
Cin Siok Poo dapat melihat dengan jelas bahwa keberhasilan
merobohkan Tang Ki itu bukan dari kekuatannya sendiri. Akan tetapi
bantuan Arwah dari manusia kuat Pwe Goan Kheng. Siok Poo
menengadahkan mukanya ke angkasa dan mengucapkan terima
kasih.
Dengan robohnya panggung Tang Ki Tin, panji besar kerajaan
Sweitiauw patah dan tumbang. Bangunan panggung setinggi sepuluh
tombak itu gugur dan hancur berkeping-keping. Dua puluh empat
pemanah yang berdiri di atas panggung, jatuh terpuruk puing-uing
yang berserakan. Tidak seorangpun dari mereka yang hidup.
Semuanya mati terpendam hidup-hidup.
Jenderal Tong Hong Pek adik Tong Hong almarhum, ketika
melihat tangki sudah roboh, amat terkejut. Ia bersama-sama Yo Pa
dan Yo Piu maju mengerubuti Cin Siok Poo. Akan tetapi ketiga
lawan ini tidak dapat mendesak Siok Poo. Sebaliknya mereka dibuat
tidak berdaya.
Pertarungan satu lawan tiga itu sangat seru dan hebat sekali. Lo
Seng yang berdiri di tempat menara benteng, melihat piaokokya
bertarung sengit, segea turun dan mencemplak kudanya. Dengan
tombak pusaka keluaga Lo ia mendekati tiga pengeroyok itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
782
kedatangan Lo Seng menggembirakan para rekan-rekan. Akan tetapi
sungguh tidak terduga, begitu datang mendekat, tanpa banyak bicara
langsung menusuk Tong Hong Pek. ?Craaatt hoayuuuhh!?
Tong Hong Pek tembus dadanya dan menjerit hebat lalu roboh
binasa.
Setelah menumbak mati Teng Hong Pek. Lo Seng lalu
mengangkat sepasang Piannya memukul Yo Pa dan Yo Piu. ?Praakk
praakk!?
Kedua putera jenderal Yo Gi Sin menjerit saling susul dan roboh
binasa.
Para perwira dan tentara-tentara Sweitiauw tatkala melihat
kejadian ini segera berteriak-teriak.
?Lo Seng berkhianat, Loseng membantu musuh dan brontak!?
Tentara-tentara Sweitiauw kacau balau, dipukul habis-habisan
dan tidak terbilang yang roboh binasa. Darah menggenang dimana
mana. Mayat-mayat bergelimpangan dan malang melintang bersusun
tindih setinggi gunung anakan.
Tatkala panglima Yo GI Sin mendengar robohnya barisan Tang
Ki Tin, buyarlah pasukan Pat Bian Kim So Tin serta
memberontaknya Lo Seng. Dengan bertitik air mata menengadahkan
wajahnya ke langit.
Setelah menghela nafas berulang-ulang jenderal besar ini berkata
sedih.
?Habislah sudah, anak-anakku semua telah gugur, barisanku
telah hancur, apalagi yang kupertahankan? Yo GI Sin mencabut
pedangnya dan mengakhiri hidupnya.
Masih ada dua putera Yo Gi Sin yang berusaha secara mati
matian untuk meloloskan diri. Akan tetapi sungguh malang, diKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
783
bagian Timur mereka bertemu dengan Cia Eng Teng dan Yo Houw
terbunuh dengan tembus tenggorokannya oleh pedang.
Seluruh pasukan Kim Yong menerjang dan kekalutan
diselesaikan dengan tertib dan tenang.
Dua puluh laksa serdadu anak buah jenderal Yo Gi Sin
menakluk kepada angkatan perng See Gui. Bagi kerajaan pusat,
jatuhnya Tong Nie Koan merupakan pukulan yang benar-benar
hebat.
Cin Siok Poo menjabat tangan adik sepupunya, mengucapkan
syukur dan beribu terima kasih atas bantuannya.
Pesta kemenangan secara meriah dan besar-besaran diadakan.
Dalam perjamuan ini, Cin Siok Poo dengan serius berbicara kepada
adik sepupunya.
?Adik, dengan adanya peristiwa di Tong Nia Koan ini engkau
tidak dapat lagi kembali ke Yan San.?
?Piaoko tidak usah khawatir, menjelang keberangkatan adik
kemari, telah memberitahu kepada ibu. Dan ibu bahkan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menganjurkan untuk tidak pulang lagi ke Yan San. Kata ibu, Baik
engkau membantu Piakomu mengabdikan diri kepada Gui Ong yang
bijaksana daripada membela raja yang Buto. Oleh karena itu harap
Piaoko dan saudara-saudara semua berlega hati.?
Cin Siok Poo gembira sekali mendengar kata-kata adiknya yang
tegas, jantan dan benar-benar kesatria itu. ia rela tinggalkan
keluarganya, kehidupan mewah serta pangkatnya demi membela
perjuangan rekan-rekannya.
Tindakan Lo Seng mendapat penghormatan, penghargaan dan
sambutan yang hangat. Begitulah pesta itu berlangsung sampai jauh
larut malam.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
784
Pada keesokan harinya, pagi-pagi benar telah datang utusan dari
Kim Yong yang mengabarkan bahwa Kim Yong telah dikurung rapat
oleh tentara pusat. Perutusak itu membawa surat meminta bala
bantuan segera untuk menyelamatkan kerajaan Gui Barat.
?Panglima yang manakah yang memimpin angkatan perang
kerajaan mengurung Kim Yong??
?Cok Ciu Liu Giat Sie Hong dengan kekuatan sepuluh laksa
serdadu telah mengurung Kim Yong.?
Didalam pertempuran yang terjadi beberapa hari yang lalu, Lo
Ciangkun Pwe Jin Ki (ayah Pwe Goan Kheng) telah gugur. Dan tidak
ada panglima dalam kota Kim Yong yang sanggup menghadapi
jenderal Sie Hiong. Oleh karena itu, baginda mengutus Siau
Ciangkun kemari untuk minta bala bantuan.
Siok Poo dan Kunsu Ji menjadi terperanjat, segera mengambil
keputusan untuk meninggalkan Tong Nia Koan kepada bawahannya.
Dan keesokan harinya, tiga perempat dari jumlah serdadu yang ada
bergerak kembali ke Kim Yong Cee.
Tatkala angkatan perang Kim Yong Cee yang dikepalai oleh Cin
Siok Poo denat dengan kotanya, dari jauh mereka dapat melihat
bahwa Kim Yong dikurung dari seluruh penjuru oleh angkatan
perang Sweitiauw yang dikepalai oleh jenderal Sie Hiong.
Menampak ini, Lo Seng menghadap Siok Poo dan menyatakan
akan maju sebagai Sianhong untuk membunuh jenderal Sie Hiong.
?Siautee adalah orang baru dalam angkatan perang See Gui, oleh
karena itu kesempatan ini, berikan kepada adik untuk memenggal
kepala Sie Hiong sebagai jasa adik untuk bukti mengabdikan diri
kepada Gui Ong.?
Cin Siok Poo dengan tersenyum bangga memanggutkan
kepalanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
785
?Aku tahu akan kegagahan adik. Silakan bertindak!?
Lo Seng dengan tombak panjangnya lalu menerjang kepungan
tentara musuh.
Tentara musuh melihat ada panglima pihak lawan yang
mendatangi segera merentangkan busur-busur mereka dan
menghujani dengan panah. Akan tetapi Lo Seng dengan gagah
memutar tombaknya sedemikian gencar seser sehingga tidak ada
sebatang anak panahpun yang menyentuh tubuhnya.
Bahkan ia menerjang terus dan mengamuk hebat bagaikan
bantenng ketaton. Kemana saja ujung tombak dan gagang sampai
pasti ada serdadu musuh yang menjerit dan roboh binasa. Keadaa
menjadi kalut dan lapisan kurungan menjadi buyar karena jerih dan
takut menghadapi Lo Seng.
Jenderal Sie Hong yang berada di dalam markasnya, mendengar
bahwa ada seorang jenderal musuh yang gagah perkasa dan
mengobrak-abrikpasukannya menjadi marah. Ia sambar golok
besarnya dan keluar untuk memapaki.
Melihat ada panglima perang yang maju, Lo Seng menduga
itulah pasti Sie hiong adanya, maka dengan lantang ditegurnya.
?Panglima yang baru muncul apakah jenderal Sie hiong??
?Benar! Dan kau siapa bangsat??
?Akulah Lo Seng dari Yansan.?
?Oh, kiranya bangsat penghianat, pemberontak keparat!
Terimalah mata golokku untuk makanmu!? Sie Hiong lantas
mengangkat senjata dan menyerang Lo Seng.
Pertarungan tidak berlangsung lama, sebab ternyata Sie Hiong
bukan tandingan Lo Seng. Tidak sampai lima jurus, dadanya telah
tertembus oleh tombak Lo Seng dan nyawnya melayang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
786
Siok Poo sendiri tisak tinggal diam. Ia pimpin angkatan
perangnya menerjang angkatan perang kerajaan. Sepuluh laksa
serdadu hampir seluruhnya binasa.
Hanya dalam setengah hari peperangan itu telah rampung. Dan
lagi-lagi Sweitiauw menderita kekalahan yang tidak kecil. Siok Poo
lalu menarik pasukannya untuk memasuki kota KimYong Cee.
kemudian menghadap kepada raja Cui Ong (yang dijabat oleh Lie
Bit) dan memperkenalkan Lo Seng kepada baginda.
Mendengar kegagahan Lo Seng, baginda lalu menganugerahkan
pangkat sebagai Beng Hauw Tay Ciangkun.
Lo Seng berlutut menghaturkan banyak terima kasih. Baginda
lalu melanjutkan dengan pesta kemenangan yang meriah.
? ooOoo ?
BAB XL
LIE HIAN MENGANGKAT DIRI
SEBAGAI HONGTEE DAN TUMBANGNYA
KEKUASAAN SWEI YANG TEE
LO SENG pada keesokan harinya, pagi-pagi benar telah keluar
dari istana dan langsung menuju kediaman Pekbonya.
Ibu Cin Siok Poo sangat girang bertemu dengan keponakannya
itu. dengan air mata kebahagiaan, ibu Siok Poo mengusap-usap
kepala keponakannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
787
Sampai disini baiklah kita tinggalkan sejenak kisah di Kim Yong
Cee ini dan marilah kita ikuti perkembangan di Tay Goan.
Di keraton Cin Yang Kiong kota Tay Goan baginda
menyerahkan keamanan istana itu kepada Tong Kong Lie Hian dan
putera-puteranya.
Dalam istana ini ditinggalkan selir-selir Swei Yang Tee yaitu
Thio Hoey dan See Hui. Kedua selir ini meras sangat menyesal dan
sangat kecewa sebab tidak dibawa serta oleh baginda bertamasya ke
Yangciu.
Pada suatu hari kedua selir Yangtee itu memanggil menteri Pwee
Cek dan kepadanya ditanyakan bagaimana kabar dari perjalaanan
baginda di daerah-daerah yang dikunjungi.
Pwe Cek adalah seorang ahli kebatinan ulung yang mengerti
juga kejadian-kejadian yang bakal terjadi, menghitung jalannya
perbintangan.
Ia segera datang menghadap dan berlutut dihadapan kedua selir
junjungannya. Demi mendengar pertanyaan yang diajukan, ia tidak
berni untuk tidak menerangkan.
?Paduka yang mulia, kepergia Sri Baginda kali ini tidak akan
bisa kembali lagi.?
?Hah? Jangan ngaco kau bapak Pwe Cek! Bisa engkau dipotong
batang lehermu. Cobalah engkau berani mengatakan demikian ini
apa dasarnya??
?Sebabnya Cincu (junjungan yang asli) telah mulai
menggerakkan pendukung-pendukungnya untuk menggulingkan
pemerintahan Sri Baginda. Perjalanan baginda terhalang-halang dan
Raja akan menemui bencana. Oleh karena itu hamba mengatakan
bahwa baginda tidak akan dapat kembali lagi ke Tiangan.?
?Siapakah Cincu itu? dimanakah dia sekarang??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
788
Ditanya akan halnya junjungan yang bakal menggantikan tahta
kerajaan, bapak Pwee Cek sekian lamanya berdiam diri. Namun
kedua slir Swei Yang Tee mendesaknya terus sehingga akhirnya
bapak Pwe Cek mengatakannya.
?Cincu bukanlah orang lain, beliau berada di Tay Goan ini.?
?Hah? Apakah Tong Kong Lie Hian??
?Tidak salah yang mulia, Tong Kong Lie Hian ditakdirkan oleh
Thian untuk menggantikan tahta baginda.?
Kedua selir baginda Swei Yang Tee lalu berunding dengan
bapak Pwe Cek. Kedua-duanya rela menjadi selir Tongkong bila
memang orang kuat dari Tay Goan ini yang bakal menggantikan
kekuasaan Swei Yang Tee.
Mereka bertiga berunding samai petang dan mengambil langkah
langkah yang terencana. Lalu dibuatlah Singci palsu untuk
mengundang Tongkong Lie Hian dan siasat itu dijalankanlah.
Menerima Singci, Tong Kong Lie Hian segera berganti pakaian dan
berangkat ke istana Cin Yang Kiong.
Kedua selir Swei Yang Tee duduk di kursi kebesaran
menantikan Tong Kong, siapa langsung masuk dan berlutut di
hadapan kedua Ji Hui itu.
?Jiwe Nio-nio mengundang hamba ada urusan apakah??
Ji Hui dengan tenang menjawab. ?Ada urusan penting yang
hendak kami bicarakan dengan Siansing. Akan tetapi, silakan minum
dulu!?
Tong Kong Lie Hian lalu disuguhi arak yang pagi tadi telah
dicampuri dengan obat bius. Begitu minum, kepala Tong Kong
dirasakan pusing dan matanya tak kuasa dibuka. Ia roboh ke lantai
dan pulas.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
789
Mengetahui bahwa Lie Hian telah pulas, kedua selir Swei Yang
Tee bersama bapak Pwe Cek lalu menggotong tubuh Tong Kong dan
ditidurkan di atas pembaringan Sri Baginda.
Tengah malam Tongkong Lie Hian tersadar dari pengaruh obat
bius. Bukan main kagetnya setelah mengamat-amati tempat apa yang
ia tempati itu.
?Hah? Celaka! Bukankah ini tempat peraduannya Sri Paduka?
Heiya, kenapa aku bisa berada di sini?!?
Cepat-cepat ia melompat bangun dan berlutut di lantai. Kedua
selir baginda muncul di ambang pintu dan menegur Tongkong
dengan tegas.
?Sudahkah kau sadari akan kedosaanmu hei Tongkong Lie
Hian??
Lie Hian menundukkan kepala dan tidak bisa menjawab sepatah
katapun.
?Apakah engkau akan menyelesaikan urusan ini di pengadilan
tinggi ataukah kita selesaikan secara pribadi di sini??
Tongkong serba salah dan bingung mendengar pertanyaan kedua
selir junjungannya itu. dengan suara lesu tak bersemangat Lie Hian
meminta keterangan.
?Yang mulia, bagaimana penyelesaian secara pribadi dan
bagaimana bila diselesaikan di pengadilan tinggi??
?Bila urusan ini diselesaikan di pengadilan tinggi, sudah jelas
seluruh keluargamu akan ditangkap, dibawa ke kota raja dan dijatuhi
hukuman mati. Sebab tengah malam engkau berani memasuki tempat
peraduan Sri Baginda, terang engkau dipersalahkan hendak berontak
atau berbuat tidak senonoh kepada kami.?
?Lalu bila diselesaikan secara pribadi bagaimana??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
790
?Siansing tetap berada di sini dan kami siap melayani siansing.
Besok pagi-pagi siansing akan kupaksakan untuk menduduki tahta
singgasana menggantikan baginda Swei Yang Tee yang lalim dan
Buto.?
Melihat tak ada jalan lain, maka Tongkong Lie Hian menerima
penyelesaian secara pribadi itu. dengan adanya kesepakatan, maka ia
diijinkan pulang untuk mempersiapkan dirinya esok hari.
Tongkong pulang dengan pikiran tak karuan dan badan panas
dingin. Setibanya di gedungnya sendiri ia lalu kumpulkan anak
anaknya. Juga memerintahkan seorang keeciang untuk memanggil
serta Lie Ceng, Wan Thia Kang, Lie Sun Hong, Tiang Sun Bu Ki,
Tiang Sun Tek, In Kay San, jenderal Ma Sam Poo dan lain-lain.
?Anak-anakku, Kian Seng, Si Bin, Goan Kit dan Goan Pa serta
cuwei sekalian. Kedudukanku serba sulit. Semalam telah menerima
Singci untuk menghadap jiwe Nio-nio. Tak tahunya aku telah kena
terjebak meminum obat bius dan ditidurkan di tempat peraduan Sri
Baginda. Kini Nio-nio memaksa aku untuk menobatkan diri sebagai
Hongtee.
Heiya, bagaimana ini? kedudukan sangat sulit bukan? Berarti secara
terang-terangan aku yang memberontak, mengadakan kudeta dan
merebut tahta sera menggulingkan kerajaan Sweitiauw. Bagaimana
tanggapan orang-orang gagah di negeri kita? Mereka akan mencapku
sebagai pengkhianat, pemberontak rendahan dan entah apa lagi.?
Li Si Bin si putera kedua tampil ke depan dan membantah keluh
kesah serta pikiran sang ayah.
?Ayah, mengapa berpikiran terlalu lemah dan tidak bijaksana?
Raja yang sekarang adalah raja buto, lalim, kejam dan sewenang
wenang. Seluruh rakyat hidup menderita dan menanggung
kesengsaraan yang beat. Mereka mengharap-harap runtuhnya dinasti
Sweitiauw. Dimana-mana timbul pemberontakan. Orang-orang yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
791
gagah dan berjiwa besar, menggerakkan kekuatan untuk
menggulingkan pemerintahan lalim. Keadaan pemerintahan sudah
demikian parah dan pada suatu hari, mau tidak mau akan runtuh.
Apalagi yang ayah tangguhkan? Sekarang ayah harus ambil
keputusan tetap, menyapu bersih kaum durjana dan mendirikan
pemerintahan baru yang adil, benar dan bijaksana!?
Mendengar kata-kata putera keduanya ini, Tongkong sekian
lamanya tak dapat berkata-kata. Ia duduk terpekur dan menundukkan
kepala. Para bawahannya berbisik-bisik ikut mendukung Li Si Bin.
Demi mendengar ini Tongkong dengan suara pelan berkata.
?Anakku, terserahlah apa yang akan kau jalankan. Mulai hari ini,
jatuh bangunnya, tegak jayanya keluarga Li terletak ditanganmu.
Terserahlah bagaimana engkau akan bertindak!?
Mendengar kata-kata Tongkong ini, semua lalu menjatuhkan diri
berlutut dan menyebut Lie Hian sebagai Sri Baginda.
Tongkong Lie Hian dibawa ke istana Cin Yang Kiong dan
dinobatkan sebagai raja Tong Ong. Para pembesar Bun Bu Koan
Wan demi mendengar genta kraton dibunyikan pada sowan dan
berlutut menyambut junjungan yang baru.
Lie Kian Seng diangkar sebagai Sicu (putera mahkota), Lie
Goan Pa sebagai Hok Kok ciangkun, Wan Thian Kang dan Lie Sun
Hong sebagai Coyu Kunsu.
Sekalian panglima dan pembesar-pembesar diresmikan pangkat
pangkat dan jabatan-jabatan mana yang dipegang.
Dua selir bekas selirnya raja Swei Yang Tee diangkat sebagai
selir-selir Tong Ong. Perintah pertama yang dikeluarkan,
mengangkat jenderal Hok Kok Lie Goan Pa untuk mengepalai
angkatan perang Tay Goan memukul kota raja Tiangan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
792
Kota demi kota dengan mudah dapat direbut dan panglima
panglimanya dibunuh oleh Goan Pa. orang kuat manakah yang
sanggup menghadapinya. Sebab Lie Goan Pa penjelmaan dari Kim
Niauw ini adalah manusia terkuat di jaman Sweitiauw.
Oleh karena itu dengan kota-kota sepanjang jalan yang dilalui
untuk menuju ke kota raja Tiangan telah dikuasi oleh angkatan
perang Tay Goan.
Pada suatu hari angkatan perang Tong Ong sampai di kota Tong
Koan, jarak dari sini sudah dekat sekali.
Tatkala panglima yang menjaga ibu kota diberi ultimatum oleh
Goan Pa menjadi ketakutan dan tanpa berperang lalu membukakan
pintu kota.
Barisan Tong Ong memasuki kota raja, akan tetapi Lie Hian
menolak keras untuk dijadikan Hongtee yang merajai seluruh negeri
Tengah. Bahkan ia mengangkat keturunan raja-raja Yo yaitu Tay
Ong Yo Yu menjadi Hongtee.
Waktu itu Yo Yu baru berusia sepuluh tahun, sehingga namanya
saja ia sebagai Hongtee. Hal ini terjadi pada tahun Masehi 617.
? ooOoo ?
Sampai si sini, marikah kita menengok perkembangan kisah di
saerah Yuciu, Yansan.
Semenjak kepergian Lo Seng ke Tong Nia Koan, perasaan Lo
Gee selalu tidak tenteram. Selalu diliputi kecemasan, khawatir dan
was-was.
Sesungguhnya didalam kehidupan ini apa yang akan terjadi,
menusia telah dapar meraskan dengan getaran kejiwaan yang samar.
Seperti orang yang akan mengalami kecelakaan, ada saja firasat
firasat yang mendahului terjadinya peristiwa yang bakal dialami
misalnya mimpi buruk, berbuat hal yang aneh-aneh seperti bukanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
793
kehendaknya sendiri, secara tiba-tiba berpamit kepada kawan-kawan
bahwa ia akan pergi jauh dan tak akan kembali lagi dan sebagainya.
Apa yang dirasakan jenderal Lo Gee memang merupakan
getaran batin. Sebab seminggu kemudian terbetik berita bahwa
puteranya telah membantu pemberontak menghancurkan Tang Ki
Tin. Mendengar berita ini amat gusar hati jenderal Lo Gee.
?Kurangajar, anak itu telah murtad, berani menentang orang
tuanya dan membantu kaum pemberontak! Aku harus menggerakkan
angkatan perang untuk menumpas para pemberontak.
Lo Gee dengan gusar lalu mengenakan pakaian perangnya dan
bermaksud hendak meluruk ke Kim Yong Cee. akan tetapi Lo hujin
dengan menangis sedih memperingatkan.
?Loya, sebuar-buas harimau tidak nanti bakal menerkam
anaknya sendiri. Apakah Loya akan berbuat ganas dan kejam
melebihi binatang??
Lo Gee menjadi lesu dan tak tahu apa yang harus diperbuatnya.
Tengah suami dan isteri itu dalam kesusahan, tiba-tiba seorang
perwira datang menghadap memberikan laporan bahwa angkatan
perang kerajaan telah menyerbu ke Yansan.
Yang mengirim kesatuan tempur ke Yansan itu adalah Bengcu
Hek Beng Ong Touw Kian Tek dengan kedua panglima Sianhongnya
yaitu jenderal Lauw Hek Tat dan Souw Teng Hong.
Dengan kekuatan lima belas laksa serdadu kedua panglima itu
menggerakkan pasukannya dan membangun kubu-kubu di
perbatasan Yansan.
Jenderal Lo Gee gusar sekali menerima laporan ini. segera ia
beri komando semua panglima perangnya untuk maju mengusir
angkatan perang musuh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
794
Dalam peperangan yang pertama-tama, jenderal Lo Gee
berhadapan dengan Souw Teng Hong. Hanya dalam tiga jurus Souw
Teng Hong teah putar kudanya dan kaburkan diri. Memang ia bukan
tandingan dari Lo Gee. Dengan penuh nafsu Lo Gee mengadakan
pengejaran.
Sungguh tidak terduga bagi Lo Gee. Souw Tng Hong diam-diam
memasang panah beracunnya dan menggunakan kesempatan yang
baik melepaskannya tepat mengenai Lo Gee di mata kirinya.
Lo Gee menjerit hebat dan putar kudanya kembali ke dalam
kota. Setibanya di markas besarnya, Lo Gee dengan tangannya
sendiri mencabut anak panah itu. akan tetapi racun itu dangat
berbisa.
Bekerjanya racun demikian hebat dan cepat. Tahu-tahu sudah
menyeang ke jantung. Maka tatkala panah itu tercabut, tetap saja
jiwa Lo Gee tidak tertolong. Ia menjerit panjang dan roboh binasa.
Sementara itu Souw Teng Hong dan Lauw Hek Tat, demi
mengetahui Lo Gee terpanah matanya, segera menggerakkan
pasukannya untuk mengurung kota Yansan. Mereka tinggal menanti
saatnya sebab mereka yakin bahwa jenderal Lo Gee tidak tertolong
jiwanya.
Lo hujin ketika mendengar suaminya gugur, ia sedih sekali dan
menangis sejadi-jadinya. Lo Gee disamping puteranya Lo Seng,
masih mempunyai putera angkat yang diberi nama Lo Cun. Lo Cun
menghibur ibu angkatnya dan mengatakan.
?Ibu, ayah telah gugur, kota ini tisak ada lagi pemiliknya. Oleh
karena itu, bila musuh menyerbu dengan kekerasan, kita semua akan
celaka. Marilah kita pergi tinggalkan Yansan ini dan menyusul adik
Lo Seng ke Kim Yong Cee!.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
795
Sementara musuh belum menyerbu, kita bakar jenazah ayah dan kita
bawa abunya. Kelak kita cari tempat yang layak untuk mengubur abu
ayah.?
Lo Hujin menyadari akan marabahaya yang mengancam dan
sewaktu-waktu datang. Maka segera mengambil keputusan, menuruti
saran putera angkatnya. Para keeciang diberitahu akan hal ini.
mereka bersiap-siap akan meninggalkan kota. Kesempatan ini
diergunakan sebaik-baiknya.
Setelah membakar jenazah jenderal Lo Gee dan mengumpulkan
abunya, Lo Hunin, Lo Cun yang dilindungi oleh beberapa keeciang
dan keeteng, tengah malam buta melalui jalan yang tak ada pasukan
musuh, mereka bergerak cepat meninggalkan Yansan menuju ke Kim
Yong Cee.
Menjelang fajar, rombongan pelarian Yansan ini telah tiba di
Kim Yong Cee. Lo Cun lalu memberitahu bahwa mereka adalah
rombongan pelarian dari Yuciu, Yansan yang membawa Lo Hujin
serta abu jenazah Yan San Yo Gee yang telah gugur dalam
peperangan.
Goanswe Cin Siok Poo menerima kabar ini sangat terkkejut. Ia
perintahkan para pengawal untuk membukakan pintu dan
menyambut kedatangan dari Yansan itu. Ketika Lo Seng mengetahui
ayahnya telah gugur, ia menangis hebat, menjerit histeris dan jatuh
pingsan.
Ibu Cin Siok Poo keluar menemui adikiparnya (ibu Lo Seng).
Kedua perempuan itu sling rangkul dan menangis tersedu-sedu.
Sungguh pertemuan yang mengharukan.
BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
796
Berhasilkan siasat Yo Lim untuk membunuh semua pentolan
pentolan pemberontak itu?
Datangkan ke delapan belas raja pemberontak itu?
Siapakah yang muncul sebagai pemenang dan bergelar Tay Goan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Swe Cong Gon?
Dapatkah Swei Yang Tee menduduki takhtanya kembali?
Dan bagaimana kisah selanjutnya dari Cap Pek Lo Hoan ini?
JILID 23
? Tiap Laki-laki yang dapat merasakan arti cinta adalah laki
laki yang baik.
? Hati wanita hanya mengenal satu kegembiraan di atas dunia
ini, yaitu mencintai dan dicintai!.
? Orang-orang memang mudah mencintai dengan sangat,
akan tetapi sukar mencintai dengan bijaksana.
? Keagungan dan cinta tak bisa bersesuaian dan jalan
bersama.
Kiriman : DhyanaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
797
LO SENG digotong kedalam kamar dan diberikan pertolongan.
Begitu berat perasaan yang menghujam dihatinya. Ia sangat
mencintai ayahnya akan tetapi dalam hidup telah terjadi
persimpangan jalan.
Ayahnya berpendirian kukuh, tetap setia kepada pemerintah
pusat, walaupun junjungannya yang dibela itu salah. Sebaliknya Lo
Seng sadar pihak mana yang harus dibelanya. Namun kini
pertentangan itu berakhir.
Ayahnya telah menutup mata, betapapun ia menyadari
kedudukannya sebagai anak yang diperanakan dari orang tua. Maka
demi mengetahui ayahnya telah gugur, kejiwaannya shok, batinnya
remuk redam sehingga pingsan sampai semalaman.
Tengah malam Lo Seng baru sadar dari pingsannya. Teringat
akan ayahnya, ia menangis lagi sampai datangnya sang fajar.
Siok Poo, ibu Siok Poo, kakak angkatnya yaitu Lo Cun dan
rekan-rekan memberikan penghiburannya. Kim Yong Cee
dinyatakan oleh baginda bagi segenap prajurit dan penduduknya
untuk ikut berbela sungkawa dan berkabung selama tujuh hari.
Kembali kita tinggalkan kisah di Kim Yong Cee ini, dan marilah
kita ikuti perkembangan kisah di Yangciu, daerah Tengciu.
Raja muda Ko San Ong Yo Lim tatkala mendengar laporan
laporan yang saling susul bahwa Tongkong Lie Hian telah
mengangkat diri sebagai raja Tong Ong, kemudian menggerakkan
angkatan peangnya menduduki kota demi kota, sampai kota rajapun
direbutnya. Ini berarti sebagian besar Wilayah negeri Tengah telah
berada di tangannya. Bukan main gusarnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
798
Semenjak mendengar laporan-laporan ini ia menjadi gelisah dan
bersedih sekali. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Daya dan usaha
dipikirkan untuk membasmi kekuasaan dan kekuatan Tong Ong serta
pemberontak-pemberontak yang lain.
Setelah beberapa saat direnungkan, dirundingkan dengan
penasehatnya, akhirnya ditemukan jalan untuk menghadapi persoalan
itu. Rencana Yo Lim adalah mengumpulkan pentolah-pentolan
pemberontak dengan iming-iming (hal yang diharapkan) pangkat
Cong Goan, Tay Goan Swee atau panglima tertinggi angkatan
perang.
Yangciu akan dijalankan ajang pembunuhan tokoh-tokoh kuat
itu. kota ini di empat penjurunya dipasang pintu besi rahasia yang
beratnya ribuan kati. Tanah-tanahnya ditanam dinamit yang sewaktu
waktu diledakkan sehingga usaha membunuh tokoh-tokoh kuat itu
meyakinkan keberhasilannya.
Bila semua tokoh kuat itu terbasmi, akan mudah untuk memukul
Tong Ong. Inilah rencana Yo Lim dalam usahanya membasmi
saingan-saingannya. Setelah hal ini dipikirkan masak-masak barulah
Yo Lim menghadap Sei Yang Tee dalam keadaan sebagai pelarian
menurut saja saran apapun yang diajukan kepadanya.
Setelah mendapat persetujuan dari Yang Tee, Yo Lim segera
bertindak. Ie Bun Seng Touw bersama pasukannya melindungi
baginda pindah ke See Koan.
Kemudian ia menulis delapan belas Singci untuk mengundang
delapan belas raaja pemberontak. Dalam Singci dibubuhkan bahwa
undangan ini adalah untuk memperebutkan gelar TAY GOANSWE
CONG GOAN.
Siapa yang menang dalam pertandingan adu kekuatan dan
kepandaian nanti, dialah yang berhak menduduki pimpinan tertinggi
dari Raja Muda dan semua harus tunduk serta setiap tahunnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
799
memberikan upeti kepada orang terkuat yang muncul sebagai
pemenang dalam pertandingan nanti.
Setelah baginda berangkat ke daerah See Koan, raja muda Ko
San Ong Yo Lim lalu memerintahkan putera angkatnya yang
bernama Yo In Gak.
Yo In Gak perawakannya tinggi besar seperti Ngo In Tiauw.
Tenaganya kuat dan bugenya juga tinggi. Oleh kecakapan inilah ia
dipercaya oleh ayah angkatnya untuk mengepalai pasukan istimewa
bersembunyi di daerah pegunungan Liong Lin San. Tugasnya adalah
membunuh pelarian-pelarian yang berhasil lolos dari Yangciu
bilamana nati meletus pergolakan yang hebat.
Melanjutkan delapan belas kurir yang membawa Singci untuk
disampaikan kepada raja-raja pemberontak. Sungguh tepat
perhitungan Yo Lim, semua tokoh pemberontak itu kena diakali dan
ngiler atas iming-iming gelar Tay Goan Swe Cong Goan serta
diangkat sebagai pucuk pimpinan tertinggi atau pangcu dari sekalian
raja-raja muda.
Mereka membaw staf atau saudara-saudara angkatnya,
berduyun-duyun datang ke Yangciu untuk memperebutkan gelar
yang sesungguhnya kosong itu.
Kota yang merupakan mulutnya dari daerah Yangciu adalah
Thian Cong Koan.
Ko San Ong Yo Lim mengetahui bahwa To Lo Cee Ngo Thian
Sik (adik sepupu Ngo In Tiauw) adalah seorang bertenaga kuat dan
gagah perkasa, akan tetapi mudah diakali, lalu diundangnya dengan
janji-janji muluk. Sehingga orang gagah tersebut bersedia membantu
Yo Lim menjaga kota Thian Koan.
Di kota ini, Ngo Thian Su bertindak sebagai selektor, menguji
para peserta yang akan mengikuti perlombaan. Maksud Yo Lim tidak
diketahui oleh orang gagah yang berpikiran sederhana ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
800
Dengan adanya Ngo Thian Su di sini, para peserta harus
berhadapan dan bertarung dulu dengan Thian Su. Siapa yang bisa
mengalahkan Ngo Thian Su, boleh ikut, yang tak dapat mengalahkan
ditolak.
Dengan adanya peraturan ini, para peserta itu setidak-tidaknya
sudah remuk luar dalam. Sebelum mengikuti pertandaingan yang
sesungguhnya, mereka sudah harus berhantam dulu mati-matian.
Kelicikan Yo Lim ini sayangnya tidak diketahui oleh Thian Su
maupun tokoh-tokoh yang lain.
Berpikir orang kuat yang berbahaya ini. ?Aku justeru hendak
pergi ke Yangciu untuk membunuh raja Buto, membalaskan sakit
hati piaokoku. Kita justeru mendapat panggilan pergi kesana dan
bejaga di Thian Liong Koan, sungguh kebetulan sekali.?
Dengan penuh kegirangan Ngo Thian Su turun gunung,
membawa semua anak buahnya dan tinggal di Thian liong Koan
untuk menjalankan pekerjaannya.
Sekalian orang-orang kuat menjadi berhenti dan harus jigwa
(coba-coba) dulu dengan To Lo Cee Ngo Thian Su.
Berserulah orang kuat yang bermuka merah darah, mata besar
mencorong, seperti mata singa lapar dan jenggot serta brewoknya
merah seperti rambut jagung itu kepada para Hoan Ong (taja
pemberontak) yang hadir.
?Sekalian raja-raja muda, dengarkanlah aku To Lo Cee Ngo
Thian Su, atas perintah Ko San Ong Yo Lim untuk menjaga pitu kota
Thian Liong Koan dan menguji kalian
Dalam tiga jurus, siapa yang dapat mengalahkan aku maka berhak
memakai Bu Ki untuk selanjutnya boleh memasuki Yangciu dan bisa
mengikuti gelar Tay Goan Swe Cong Goan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
801
Sebaliknya yang tak mampu dan kalah, terpaksa kami persilakan
balik. Pulang kembali ke tempat asal kalian.
Nah, sudah jelas bukan apa yang kukatakan?! Silakan siapa yang
hendak memulai boleh maju menyerangku!?
Para raja muda dan kawan-kawannya yang berdiri bergerombol
di pintu kota Thian Liong Koan, saling pandang lalu berunding.
Kebetulan yang hadir dalam rombongan itu terdapat pula
Goanswenya Lie Cu Tong yaitu Ngo In Tiauw. Siapa tatkala dapat
melihat adik sepuunya segera memberitahu kepada rekan-rekannya.
?Liatwe Ongheng jangan khawtir, kita semua boleh masuk ke
Yangciu. Penjaga kota ini adalah adikku. Maka liaute tak usan
melalui Pibu bolehlah memakai gelar Bu Ki dan mengikuti perebutan
gelar Tay Goanswe Cong Goan!?
Para raja-raja pemberontak dan rekan-rekannya berubah menjadi
girang mendengar kata-kata Ngo In Tiauw. Begitulah mereka lalu
antre berurutan dibelakangnya jenderal ganteng itu untuk dapat
memasuki kota Thian Liong Koan.
Ketika Ngo Thian Su mengetahui siapa yang menjadi pelopor
hendak memasuki kota Thian Liong Koan, segera loncat turun
memberi hormat dan menegurnya.
?Piauko, engkau juga akan turut memperebutkan Tay Goan
Swee Bu Cong Goan??
?Benar, semua yang akan masuk adalah rekan-rekan sendiri,
harap adik jangan mempersulit!?
?Sudah tentu, hanya harap Piaoko berlaku hati-hati. sekitar
daerah Yangciu telah dipasang banyak jebakan. Ditanam banyak
dinamit dinamit, entah maksud apa yang terkandung? Namun adik
percaya bahwa Yo Lim pastilah merencanakan hal-hal yang burukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
802
untuk mencelakakan kita. Oleh karena itu harap Pioko dan Ongheng
sekalian berlaku waspada dan berhati-hati!
Pintu telah adik perintahkan untuk dibuka, harap Pioko dan Ongheng
sekalian masuk dan langsung ke Yangciu. Semua telah lulus sebagai
bukti dan boleh turut dalam perebutan Bu Cong Goan.?
Semua yang mendengar ini mengucapkan terima kasih dan
berturut-turut memasuki kota Thian Liong Koan. Paling akhir adalah
Ngo In Tiauw. Ia bertanya kepada adik sepupunya, mengapa mau
dijadikan penguji oleh Yo Lim. Bukankan Yo Lim itu pamannya
Swei Yang Tee? Padahal Swei Yang Tee adalah musuh besar dari
keluarga Ngo yang hendak dituntutnya?.
Ngo Thian Su tertaw besar dan menjelaskan apa maksud yang
sebenarnya, sehingga ia mau datang ke Thian Liong Koan ini dan
menjabat sebagai Selektor untuk menguji orang-orang gagah yang
akan turut berpibu memperebutkan gelar Thay Goan Swe Bu Cong
Goan.
?Pioko mungkin tidak mengerti dengan apa yang terkandung
dalam jiwa adik. Sudah lama adik berharap dan hendak pergi ke
Yangciu ini untuk membantu Pioko membunuh raja Buto itu. akan
tetapi disini dijaga ketat oleh angkatan perang Yo Lim, sehingga adik
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
belum berani sembarangan masuk ke daerah Yangciu.
Kebetulan menerima undangan Yo Lim untuk menjadi penguji. Adik
dengan senang hati menerimanya, sebab di sini akan ada kesempatan
untuk mendekati raja Buto itu untuk turun tangan.?
Mendengar keterangan ini barulah Ngo In Tiauw mengerti apa
maksud dan tujuan dari sepupunya ini. ia memuji akan taktik adiknya
dan berpesan agar juga hati-hati. Kaki tangan Yo Lim tidak sedikit.
Bicara dan bertindak haruslah teliti dan berhati-hati. Tembok
dan dinding anggaplah mempunyai mata dan telinga. Ngo Thian Su
mengucapkan terima kasih dan berjanji untuk bertindak hati-hati.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
803
Kedua saudara sepupu ini lalu berpisahan. Ngo In Tiauw dan
para pengikutnya memasuki Thian Liong Koan dan melanjutkan ke
Yangciu. Sedangkan Ngo Thian Su tetap tinggal di Thian Liong
Koan sebagai selektor.
Sementara itu di Tay Goan, jenderal Cilik Lie Goan Pa
menghadap ayahnya dan minta ijin untuk menyusul kakaknya yang
berada di Yangciu dan untuk ikut serta memperebutkan gelar Tay
Goan Swe Bu Cong Goan.
?Kau boleh pergi Goan Pa, akan tetapi jangan membuat onar!?
?Anak mengerti dan akan mematuhi pesan ayah!? menjawab Lie
Goan Pa singkat. Ia lelu memberi hotmat dan mengundurkan diri
untuk bersiap-siap.
Pada keesokan harinya dengan diiringi empat ajudannya,
jenderal bermulut mrongos Lie Goan Pa berangkat ke Yangciu.
Pada waktu sampai di depan kota Thian Long Koan, disana
masih berkumpul berpuluh-puluh Hoan Ong yang datangnya lebih
lambat dari rombongan Ngo In Tiauw sehingga tidak bisa memasuki
kota itu dengan mudah.
Mereka harus antre dan bergiliran mengadu kekuatan dulu
dengan pengujinya yaitu To Lo Ce Ngo Thian Su.
Lie Goan Pa melihat para hoan Ong merubung berkumpul di
depan pintu kota menjadi heran, ia menghampiri mereka dan
bertanya.
?Mengapa liatwe ciangkun tidak terus masuk? Mengapa
berkerumun di depan pintu??
Para Hoan Ong melihat siapa yang datang, segera memberi
hormat dan memberikan keterangan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
804
?Kiranya Cianswe Lie Goan Pa, mungkin cianswe belum tahu
peraturan untuk orang-orang yang akan turut memperebutkan gelar
Tay Goan Swe Bu Cong Goan??
?Mana aku tahu, bukankan aku barusaja datang di kota ini?
bagaimana peraturannya? Cobalah Liatwe ciangkun memberikan
keterangan pada kho!?
?Di kota Thian Long Koan ini telah diangkat seorang kuat untuk
mengadakan seleksi (pemilihan).?
?Hm, jadi orng-orang yang akan ikut pertandingan harus melalui
ujian dulu, siapa pengujinya itu??
?To Lo Cee Ngo Thian Su, adik sepupu Lamyang Hauw Ngo In
Tiauw.?
?Jadi ada peraturan yang demikian? Baiklah aku akan maju dulu
bir diseleksi!?
Lie Goan Pa lalu memegang gembolannya dan keprak maju
kudanya. Akan tetapi ajudan tangan kanannya maju merintangi.
?Ciansweya, untuk membunuh ayam kenapa harus menurunkan
golok mustika. Biarlah siauciang yang maju dahulu!?
Pembicara ini adalah jenderal Ma Su Thay Gian Lo Sian Hong
dari jenderal Lie Goan Pa. tubuhnya tinggi besar, kulit kuning,
berjenggot merah dan keren sekali.
Melihat komandn garis depannya ini Goan Pa tertaw gelak
gelak.
?Hahaaa haa masih ada kau, baiklan!?
Ma Su Thay lalu maju minta diuji.
? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
805
BAB XLI
NGO THIAN SU DIBELAH TUBUHNYA
OLEH LIE GOAN PA
JENDERAL Ma Su Thay lalu keprak maju kudanya diikuti oleh
Goan Pa dan para Hoan Ong untuk menyaksikan jalannya
pertarungan.
?hai para serdadu yang berjaga di menara, lekaslah beritahukan
kepada Cu Kauw (kepala seleksi/penguji) di muka pintu telah
berkumpul para Hoan Ong, siap untuk mengikuti ujian!?
Beberapa serdadu lalu menghadap To Lo Ce Ngo Thian Su dan
memberikan laporannya. Ngo Thian Su dengan senjatanya lalu
keluar untuk mengadakan ujian.
Ketika Ngo Thian Su berhadapan dengan Ma Su Thay dan
melihat bahwa orang yang minta diuji itu bertubuh tinggi tegap serta
wajahnya keren, tahulah bahwa lawan bukanlah orang sembarangan.
Maka tanpa banyak bicara ia ayunkan senjatanya untuk
menyerang. Berpikir Ngo Thian Su dengan turun tangan terlebih
dahulu, setidak-tidaknya akan menang angin.
Ma Su Thay mengangkat gembolannya untuk menangkis.
?Traanngg!?
Tenaga To Lo Ce jauh lebih kuat, sehingga tapak tangan Ma Su
Thay pecah-pecah dan merembes keluar banyak darah. Lengan dan
pundak kesemutan hampir-hampir tidak kuat memegang senjatanya
lagi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
806
Ngo Thian Su tidak mau melewatkan kesempatan ini, ia angkat
pula senjatanya menghantam Ma Su Thay. ?Traanngg!?
Terlepaslah senjata Ma Su Thay dan tubuhnya tidak dapat
dipertahankan lagi, jatuh roboh ke tanah. Ngo Thian Su masih juga
tidak memberi kesempatan untuk lawannya bangun. Serangan yang
ketiga kalinya, ?Cratt !? membuat dada Ma Su Thay terbelah dan
nyawanya melayang.
Setelah lawannya mati, Ngo Thian Su lalu mengajukan
panggilannya. ?Siapa lagi yang akan maju untuk kuuji??
Liie Goan Pa dengan mata merah dan nafas memburu penuh
kemarahan keprak maju kudanya. Kemurkaannya tak tertahankan.
Betapa tidak? Cianlo Sianhongnya meti secara menyedihkan.
?Akulah yang maju untuk kau seleksi. Hayo majulah!?
Demi Ngo Thian Su mengetahui orang kuat nomor wahid maju
kedepan, segera meloncat turun dari kudanya dan berlutut memberi
hormat.
?Mana berani siauciang menguji ciansweya (paduka yang
mulia)? Silakan masuk, silakan masuk!?
?Hm, enak saja! Kau telah membunuh Cianlo Sianhongku,
hutang pati ini aku menuntut gantinya!?
?Boatciang tidak tahu kalau yang maju tadi adalah cianswe
punya sianhong. Harap dimaafkan dan mohon beribu ampun!?
?Bangsat, enak saja omonganmu. Melenyapkan nyawa orang
minta diberi ampun? Lihat gembolanku!?
Lie Goan Pa mengangkat gembolannya dan menghantam kepala
Ngo Thian Su, siapa dengan mengerahkan sepenuh tenaga untuk
menangkis. ?Traanngg!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
807
Senjata Hu Kim Tong dari Thian Su dan gembolan itu masih
meluncur menimpa pundaknya. ?Duukk hueekk !?
Seketika Ngo Thian Su memuntahkan darah segar. Dengan
muka pucat dan badan limbung, Ngo Thian Su bangkit terhuyung
huyung mencoba untuk melarikan diri.
Namun Lie Goan Pa sama sekali tidak mau memberi kesempatan
To Lo Ce meloloskan diri. Ia kejar dan ulurkan tangannya untk
menjambret. ?Breett regedeekk !? baju Thian Su tercengkram.
Sekali angkat sepasang kaki Thian Su terbang mumbul
meninggalkan tanah.
Lie Goan Pa lalu memutar-mutar tubuh Thian Su yang tinggi
besar. Kemudian dengan menggeram keras tangannya direntangkan
sehingga tubuh Thian Su terbeset belah selangkangan kaki sampai
kepala.
Semua Hoahong para prajurit dan keeciang yang menyaksikan
peristiwa mengerikan itu pada menekap mukanya saking tak tahan
dan ngeri.
Serdadu-serdadu yang menjaga Thian Long Koan dan seluruh
anak buah Tolocee Ngo Thian Su menggigil ketakutan. Mereka
berlutut dan membiatkan jenderal Lie Goan Pa serta Hoan Ong-Hoan
Ong lainnya memasuki kotanya untuk selanjutnya meneruskan
erjalanan ke Yangciu.
Bagaimana pertarungan seru antara orang-orang kuat yang
hendak memperebutkan gelar Thay Goan Swe Bu Cong Goan itu?
baiklah kita tinggalkan sejenak. Dan marilah kita ikuti perkembangan
kidah yang lebih mengejutkan.
Pada waktu ramai-ramainya orang gagah berkumpul di Yangciu
untuk memperebutkan gelar kosong itu. Raja Koletok (Korea)
mempergunakan kesempatan dimana negeri Tengah timbul kekalutanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
808
dan banyaknya pemberontakan-pemberontakan. Maka mengirimkan
angkatan perangnya menuju ke Tionggoan.
Tong Ong Lie Hian yang menjadi wali Kaisar cilik Yo Yu
menjadi cemas dan panik. Segera dikirimkan utusan ke Yangciu dan
memanggil pulang jenderal Lie Goan Pa. hanya dialah yang
diharapkan dapat menghalau kaum penjajah itu.
Siang malam utusan Tong Ong itu memacu kudanya, tidak
berani mengaso lama-lama. Sehingga dalam waktu yang singkat
telah sampai di Yangciu.
Goan Pa mendapat panggilan sang ayah tidak berani
membantah. Terpaksa membatalkan niatnya untuk ikut bereput gelar
Tay Goanswe Bu Cong Goan dan berpamit dengan sekalian Hoan
Ong untuk selanjutnya bersama keeciang dan utusan yang datang
dari kota raja pulang ke Tiangan.
Hong Tek Gie yang mewakili Ko San Ong Yo Lim menyambut
kedatangan para orang gagah yang datang di Yangciu. Mereka
dipersilakan masuk ke istana Ko San Ong Yo Lim dijamu secara
meriah.
Pada keesokan harinya, para orang gagah itu dibawa ke tanah
lapang dan disusun untuk berbaris berdiri di kanan dan kiri panggung
Luitay untuk mengikuti pertandingan.
Hong Tek Gie kembali naik ke panggung dan mengucapkan kata
sambutannya. Dalam kata sambutannya ditekankan bahwa dalam
pertandingan nanti, siapa yang luka-luka sampaipun mati adalah
resiko sendiri.
Kemudian siapa yang terkuat dan selalu unggul dalam
pertandingan berseri, maka diangkat sebagai orang terkuat yang akan
menjagoi seluruh Tionggoan dengan boleh memakai gelar TAY
GOANSWE BU CONG GOAN.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
809
Para orang gagah itu sama sekali tidak mengetahui kalau di
Yangciu telah ditanam dinamit-dinamit, jebakan-jebakan, ranjau dan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perangkap.
Pada waktu itu di pengunungan Pengsan ada seekor Rase yang
telah bertapa sampai puluhan tahun lebih. Karena tekun bertapanya,
maka mempunyai kesaktian menjadi Tosu sakti. Rase pertapaan ini
adalah murid dari pertapa sakti Ci Yang Cin Jin.
Sang pertapa dengan kekuatan batin dan penglihatan panca
indera keenamnya dapat mengetahui apa yang bakal terjadi di
Yangciu. Maka segera mendatangi muridnya dan menitahkan untuk
pergi ke Yangciu.
?Pergilah ke Yangciu dan selamatkan Gincu junjungan asli.
Dalam huru-hara yang bakal berkecamuk di Yangciu, hadir pula
Cincu, maka kubawakan pil dewa untuk menyelamatkan Cincu.
Rase pertapaan itu menerima perintah gurunya. Ia mengubah
dirinya menjadi seorang Tosu dan pergi ke Yangciu.
Tengah malam rase petapaan itu sampai di Yangciu. Ia segera
melakukan tugas yang dibebankan di atas pundaknya dengan baik.
Pil pil dimasukkan ke dalam moncong meriam di sekeliling
panggung Luitay Yan Bu Thia (Ruang untuk pertandingan para
orang gagah).
Kemudian dinamit-dinamit dipendak dikencingi sebingga bila
disulut nanti sumbunya akan macet. Setelah selesai menjalankan
tugasnya, rase pertapaan itu kembali ke pegunungan Pensan dan
melanjutkan bertapanya.
Keesokan harinya meriam diletuskan tiga kali. ?Buumm
blengg bumm bleengg gleger ?
Letusan meriam tiga kali adalah pertanda akan dimulainya
babak-babak pertandingan antara para orang-orang gagah untukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
810
memperebutkan gelar Tay Goan Swe Bu Cong Goan. Semua raja
raja muda dan stafnya berkumpul di tengah lapang untuk memberi
hormat kepada ketua penyelenggara yaitu Tong Hek Gie.
Pada waktu itu hanya goanswenya Pek Gie Ong Kho Tam Seng
yaitu Hiong Koat Hay yang belum hadir.
Kenapa orang kuat ini sampai sebegitu jauh belum juga datang
ke YangCiu? Apakah ia tidak ngiler dengan iming-iming gelar agung
Tay Goanswe Bu Cong Goan?
Bukan, iapun seperti juga rekan-rekannya ngiler dengan gelar
agung itu. akan tetapi karena dewasa itu ia sedang mejalankan tugas
kewajibannya untuk memukul kota Bu Lim Kong, sehingga belum
dapat datang ke Yangciu. Setelah kota tersebut dapat ditaklukkannya,
maka ia minta ijin atasannya, siang dan malam melarikan kudanya
pergi uga ke Yangciu untuk ambil bagian dalam pertandingan
memperebutkan gelar agung itu.
Hong Tek Gi setelah berdiri melambaikan tangan dan disambut
dengan penghormatan oleh para hadirin, kemudian mengumumkan
bahwa pertandingan boleh segera dimulai. Siapa yang terkuat
nantinya disamping berhak menduduki gelar agung itu, lebih jauh
akan berhak pula menduduki tahta kekaisaran sebagai Hongtee yang
membawahi seluruh wilayah negeri tengah.
Hong Tek Gi mengakhiri kata sambutannya yang segera
disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan yang bergemuruh.
Tambur, kecer dan trompet tanda dimulainya pertandingan
ditabuh gencar dan bergemuruh. Seakan gugurnya gunung berapi
yang menggoncangkan bumi dan memekakkan telinga. Ditengah
tengah kegemuruhan suara tambur dan kecer ini, tampil seorang
tinggi besar yang menepuk dada dan sesumbar.
?Tunggulah dan lihat nanti. Akulah yang akan merenggut gelar
Tay Goan Swe Bu Cong Goan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
811
Orang tinggi besar berjambang bauk lebat itu adalah panglima
Mandalanya San Hauw Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu yang bernama
Cin Tek Ji. Ia segera melincat naik ke atas panggung dan
memandang sekeliling untuk menantikan lawan yang berani berpibu
dengannya.
Orang gagah kedua yang terbakar hati dan tergesa-gesa naik
adalah Sianhongnya Lok Yang Tong Cin Ong Ong Si Jiong yaitu
jenderal Toan Tat. Ia meringkaskan baju dan ikat pinggangnya,
kemudian menggenjot tubuhnya menyusul naik ke atas panggung.
?Akulah yang akan berpibu untuk menjungkalkan kamu!?
katanya kepada Cin Tek Ji dengan mata melotot.
Hong Tek Gie sebagai ketua yang mengawasi jalannya
ertandingan, dengan memberi kode kepada para juri dan wasit untuk
mengatur jalannya pertarungan dimana di atas panggung telah berdiri
dua peserta yang siap adu kuat adu buge, adu otak dan bersabung
nyawa.
Dan wasit lalu meloncat ke atas panggung dan masing-masing
menjalankan tugasnya. Yang satu mengikatkan ikat kepala merah
kepada Cin Tek Ji, yang lain mengikatkan ikat kepala kuning kepada
Toan Tat.
Dengan tanda pengenal ikat kepala yang berbeda warnanya ini
akan memudahkan para juri dan wasit untuk menilai pertarungan.
Siapa yang unggul dan diapa yang keteter.
Setelah memberikan pesan-pesan dan menunjuk kedua wasit itu
lalu loncat kesamping. Berdiri di pinggiran panggung dengan mata
tajam mengawasi kedua jago yang sudah siap hendak berrtarung.
Begitu tangan wasit diangkat, maka kedua jago itu lalu
memasang kuda-kuda dan mulai melancarkan serangan-serangan
balas-mambalas yang seru. Tambur dan kecer mengiringi jalannya
pertarungan ini dengan ditabuh lebih gencar dan bersemangat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
812
Namun jelas sudah nampak bahwa Toan Tat bukanlah tandingan
Cin Tek Ji. Waktu memasuki jurus keempat ia telah terkena pukulan
di iganya dengan telak. Toan Tat roboh untuk tidak sadarkan diri
lagi.
Wasit menghentikan jalannya pertarungan dan para keeciang
berloncatan naik panggung Luitay untuk menggotong tubuh Toan
Tat yang sudah tidak bernyawa lagi. Sorak sorai dan tepuk tangan
bergemuruh menyaingi gemuruhnya suara tambur dan kecer yang
membahanan.
Wasit mengumumkan bahwa dalam pertandingan babak pertama
yang keluar sebagai pemenang adalah orang gagah yang bernama
Cin Tek Ji. Diumumkan siapa lagi yang akan naik ke panggung
untuk bertanding dengan Cin Tek Ji.
Panglimanya Tie Sin Ong yaitu jenderal Pek Hauw segera lincat
ke panggung dan mengeluarkan senjatanya yang disebut Tok Pian
(lecutan lemas yang beracun).
?Akulah yang akan menghadapimu dan merebut gelar itu.
majulah!?
Para wasit dengan cepat mengikatkan ikat kepala kuning pada
kepala peserta baru yaitu Pek Hauw. Kemudian mengatur posisinya.
Setelah masing-masing siap lalu mengangkat tangan sebagai aba-aba
bahwa pertandingan boleh dimulai.
Dalam pertandingan babak kedua inipun Cin Tek Ji pun muncul
sebagai pemenang. Pek Hauw tidak lebih hanya dapat bertahan enam
jurus. Jurus selanjutnya ia sudah tidak dapat bertahan lagi. Kepalanya
remuk. Otak dan darah berlelehan terhantam senjata Cin Tek Ji yang
berat.
Para keeciang berloncatan untuk menggotong jenazah Pek
Hauw. Beberapa diantaranya mengepel membersihkan darah dan
otak yang berceceran di lantai panggung. Sorak sorai dari pihak yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
813
sehaluan dan bersimpati kepada Cin Tek Ji bergemuruh bagaikan
letusan gunung berapi.
Sebaliknya bagi pihak yang tak sepaham dan anti menjadi sengit
dan salah seorang panglima sianbongnya Ceng Cin Ong Ci Goan
Liong yaitu jenderal Pauw Thian Hauw segera meloncat ke
panggung dan minta kepada wasit dan juri untuk mendandani
dirinya.
Setelah dikenakan ikat kepala warna kuning, maka ia lalu maju
melancarkan serangan-serangan yang dahsyat. Akan tetapi tidak
lebih dari sepuluh jurus kembali Cin Tek Ji dapat membinasakan
lawannya.
Tepuk tangan dan sorak sorai bergemuruh membahana di arena
tanah lapang Yangciu. Suara itu berkumandang sampai puluhan Li
jauhnya.
Berturut-turut panglima-panglima dapat dikalahkan oleh Cin Tek
Ji. Kalau tidak terluka parah, pastilah binasa. Oleh karena itu Cin
Tek Ji menjadi congkak dan jumawa sekali. Dengan menepuk dada
ia sesumbar lagi.
?Hahaaa .. naga-naganya gelar agung Tay Goan Swe berada di
tanganku. Hayo siapakah yang akan mencoba-coba maju
mempertaruhkan nyawanya untuk merenggut gelar agung itu dari
tanganku??
Panglimanya Tut Kwat Lo eng Ong yaitu jenderal Thiat Bok Ji
segera meringkaskan celana danbajunya. Ia enjot tubuhnya meloncat
ke atas panggung.
?Akulah yang akan menjungkalkan kau manusia congkak!?
?Hahaa majulah! Aku Cin Tek Ji dengan mudah akan
mencabut nyawamu!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
814
Wasit segera menata ikat kepala dan memberi petunjuk
bagaimana tugas seorang wasit yang memberi penerangan kepada
para peserta pertandingan. Tambur dan kecer lalu dipukul dengan
penuh semangat.
Tidak lebih dari lima jurus Thiat Bok Ji telah menjerit
mengerikan. Dadanya berlobang lebar. Darah bagaikan pancuran
saja, kemudian tubuhnya roboh dan arwahnya menyusul peserta
peserta terdahulu yang kalauh kembali keharibaan Thian.
Semakin congkak dan sombongnya jenderal Cin Tek Ji. Ia
merasa yakin bahwa gelar itu akan jatuh ke tangannya. Kembali ia
menepuk-nepuk dada dan mengajukan tantangan.
Orang gagah dari Kim Yong Cee menjadi panas hatinya
berpangkat Hauwciang Ong Pek Tong menjadi panas hatinya. Ia
membekal busur dan panah, kemudian menyambar tombak
panjangnya loncat ke atas panggung.
?Aku Ong Pek Tong Hauciang dari Kim Yong yang akan
melawanmu!?
Wasit lalu mendekati dan mengikatkan ikat kepala kuning di
kepala Hauwciang Ong Pek Tong. Setelah menerima pesan dan
petunjuk, ia lalu bersiap-siap menghadapi lawan yang congkak itu.
Begitu wasit melambaikan tangannya, Ong Pek Tong menyerang
dengan ilmu tombaknya yang bencar dan dahsyat. Akan tetapi Pek
Tong hanya sanggup bertahan tiga jurus. Untuk selanjutnya ia lari
berputaran diatas panggung.
Penonton bersorak sorai, bertepuk tangan dan menjerit-jerit
karena pertarungan ini nampaknya sangat lucu. Seperti anak kecil
yang main kucing-kucingan.
Ong Pek Tong tidak mempedulikan ejekan dan tempik sorak
gemuruh yang menertawakannya. Ia berlari terus kucing-kucinganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
815
sambil menantikan kelengahan lawan. Ketika berjalan berpuluh
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
putaran, Cin Tek Ji mulai pening kepalanya, serta pandangannya
kabur dan tubuhnya limbung sempoyongan. Saat itulah ia gunakan
kesempatan merentangkan busur dan membidik tenggorokan lawan.
?Seerr siuuut craatt !?
Tanpa dapat bersuara, Cin Tek Ji yang sombong dan sesumbar
menyundul langit itu terpental dan roboh binasa. Tenggorokannya
telak tertembus anak panah yang dilepas Ong Pek Tong.
Pihak dan golongan Cin Tek Ji demi melihat perubahan
mendadak ini seketika berhenti tepuk soraknya. Mereka pada berdiri
dan ingin melihat jagonya masih hidup ataukah sudah mati?.
Ketika para keeciang menggotong tubuh Cin Tek Ji yang
memeramkan mata rapat-rapat, kaki tangan melandai turun dan
mukanya pucat laksana ketas putih, tahulah mereka bahwa jagonya
telah tak bernyawa.
Ong Pek Tong menggendong kembali busurnya dan berdiri di
panggung sebagai juara penantang.
Adik jenderal Cin Tek Ji yang bernama Thiat Bok Kim segera
meloncat naik ke panggung untuk menuntut kematian kakaknya.
Setelah diberi tanda pengenal dengan ikat kepala merah, ia lalu
berhadapan dengan Ong Pek Tong.
Pek Tong hanya mahir dalam ilmu panah , sedangkan bugenya
cetek sekali. Ia naik panggung tadi karena tidak tahan mendengar dan
melihat tingkah laku terlalu jumawa dari Cin Tek Ji. Oleh karena itu
ia maju untuk memanah mati orang sombong itu. sama sekali tak
mengharapkan akan merebut gelar tinggi karena ia sudah menyadari
sampai dimana kelihaiannya.
Kini berhadapan dengan Thiat Bok Kim, ia hanya sanggup
bertahan tiga jurus. Kemudian loncat turun dari gelanggang dan
mengaku kalah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
816
Kelakuan yang kocak ini kembali membuat suasana riuh.
Tempik sorak dan tepuk tangan bergemuruh menyoraki lakunya yang
lucu.
Kini Thiat Bok Kim menggantikan kedudukan Pek Tong sebagai
sang juara yang berhak pula sebagai penantang.
Panglimanya Siu Ciu Ong Lie Cu Tong yaitu jenderal tegap
berwajah ganteng Lam Yang Hauw Ngo In Tiauw segera meloncat
naik ke panggung dengan membawa tombak panjang
kelanggenannya.
Ngo In Tiauw minta segera pada wasit untuk mengikarkan ikat
kepala kuning di kepalanya. Kemudian ia terjaun dalam pertarungan
yang sengit. Dalam pertarungan kali ini, Thiat Bok Kim mana
sanggup melawan Lam Yang Hauw Ngo In Tiauw. Dia adalah orang
kuat nomor lima di jamannya Swetiauw.
Dialah yang tetap bertahan tatkala berhadapan dengan jenderal
Siang Su Touw dan mendengarkan ringkikan kuda saktinya. Ngo In
Tiauw juga yang berani bertahan bertarung sampai beberapa jurus
dengan Ie Bun Seng Touw.
Oleh karen itu tidak lebih dari tiga jurus, Thiat Bok Kim telah
tertumbak ulu hatinya dan binasa saat itu juga.
Ngo In Tiauw berdiri di panggung sebagai penantang, dialah
juara pada saat ini. siapa yang sanggup berhadapan dengan orang
kuat nomor lima ini?
Pada saat itu ada juga orang gagah dari negeri Kolekok yang
secara diam-diam dan tersembunyi masuk ke daerah Yangciu dan
turut serta ambil bagian perebutan gelar agung ini untuk mengukur
sampai dimana kelihayan panglima-panglima negeri tengah.
Seorang penglima tinggi besar bersenjatakan golok bergagang
panjang dan mengendarai kuda ajaib yang ekornya ngawetKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
817
(tersembunyi di bawah selangkangan kaki) Panglima Kolekok itu
bernama CO Hiong.
Co Hiong dengan kudanya menaiki tangga panggung dan
menantang jenderal ganteng dari kota Lamyang.
?Serahkan gelar Tay Goanswe Bu Conggoan itu padaku!?
Para wasit segera mendandani, mengikatkan ikat kepala merah
di kepala Co Hiong dan melambaikan tangan sebagai isyarat bahwa
pertarungan boleh dimulai.
Lamyang Hauw Ngo In Tiauw tidak banyak komentar, segera
mengangkat ombaknya dan merangsek dengan serangan-serangan
yang gencar. Panglima Koleko itu mana sanggup menghadapi Ngo In
Tiauw. Baru lima jurus sudah kelabakan dan keteter. Ia cepat-capat
putar kudanya dan kaburkan diri.
Ngo In Tiauw mengejar dengan penuh nafsu. Ia tidak menduga
kalau kuda lawan bisa menyabetkan ekornya yang dahsyat. Begitulah
ketika jaraknya sudah cukup dekat, Co Hiong menepuk leher
kudanya.
Tahu-tahu dari bawah selangkangan ekor kuda itu keluar dan
menyabet tepat mengenai kepala Ngo In Tiauw. ?Plakk brekk
brukk!?
Ngo In Tiauw menjadi puyeng dan jatuh ke tanah. Kesempatan
ini tidak disia-siakan oleh Co Hiong. Dengan gerakan kilat ia
ayunkan golok besarnya, sehingga dalam sekejap terkutunglah buah
kepala Lamyang Houw Ngo In Tiauw. Gugurlah orang kuat nomor
lima di jaman Sweitiauw. Sungguh kematiannya penuh penasaran
sebab tuntutan balas dendamnya kepada orang yang memusnahkan
keluarganya belum terbalas.
Melihat kematian Ngo In Tiauw yang masih sepaham dan
sekelompok dengan orang-orang gagah dari Kim Yong Cee, jenderalKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
818
Cin Siok Poo mendidih darahnya. Ia angkat tombaknya dan naik ke
atas panggung. dengan menunggang kuda Holoyeepa nya.
?Bapak wasit, lekaslah beri tanda ikat kepala padaku. Aku akan
lekas-lekas mencabut nyawa anjing manusia laknat ini!?
Para wasit segera menghampiri Cin Siok Poo dan mengikatkan
pita kuning di kepalanya. Sementara itu Co Hiong mendelik ketika
dihina oleh Cin Siok Poo. Wasit selesai memberi tanda pengenal lalu
mengangkat tangan dan pertarungan dimulai.
Cin Siok Poo adaah termasuk orang gagah dijaman Sweitiauw.
Walaupun urutannya sudah ditingkatan belasan namun bugenya
cukup tinggi. Oleh karena itu Co Hiong tidak sanggup melawannya.
Panglima Kole itu putar kudanya dan kabur meninggalkan arena
Luitay. Sedangkan Cin Siok Poo dengan penuh nafsu mengundak
terus. Tatkala jarak sudah dekat lagi-lagi Co Hiong menepuk-nepuk
leher kuda saktinya. ?Puuk puuk !? ekor panjang dan ngawet di
selangkangannya itu terulur panjang dan menyabet dengan keras
Siok Poo. ?Bleekk brett heek !?
Cin Siok Poo didalam keterkejutannya sempat berkelit, tetapi
tidak urung pundaknya kena juga. Bukan main sakit dan perihnya
pundak Siok Poo, barut-barut dan merembes mengenai kepala kuda
Ho Loey Pa. uda ajaib peninggalan almarhum Siang Su Touw
kesakitan dan meringkik dahsyat.
Dari mulutnya mengeluarkan bisa hitam yang berkepul-kepul.
Mendengar ringkikan serta mencium asap hitam kuda Ho Loey Pa
itu, kudanya Co Hiong mendeprok dan terkencing-kencing.
?Hiyeeehhh gerrr heyeeehhh gerrr!?
Jenderal Co Hiong tidak dapat menguasai keseimbangan
tubuhnya. Ia terlempar jatuh bergulingan ke tanah. Kesempatan ini
tidak disia-siakan oleh Cin Siok Poo, tombaknya bekerja denganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
819
cepat. ?Craatt craatt gerr gerr cratt hoayyuuhh
bruukk!?
Perut kuda Co Hiong dicecer dengan ujung tombak sehingga
membrogol ususnya dan mati. Perut jenderal Co Hiong dicecer
sehingga perut dada dan tenggorokannya ditembus oleh tombak Cin
Siok Poo.
Panglima Kole dan kuda gaibnya mati bersama di panggung
Luitay. Dengan kemenangan ini, maka kini Cin Siok Poolah sang
juara. Ia bertengger di atas punggung kuda Ho Loey Pa nya sebagai
penantang.
Beberapa saat kemudian panglimanya Couw Ong Loey Tay
Peng yang bernama Kim Tek Beng dengan bersenjatakan golok besar
dan gembolan kuningan meloncat ke atas panggung.
Para wasit lalu mendekatinya dan mengikatkan tanda pengenal
pita merah di kepala Kim Tek Beng. Wasit melambaikan tangan dan
kedua jago itu lalu berhantam seru sekali.
Kim Tek Beng merasakan bahwa buge lawan jauh lebih tinggi
dari pada dirinya. Oleh karena itu cepat-cepat mengeluarkan
gembolan kuningannya dan menimpuk dengan kuat-kuat. ?Seerr
duukk aduuhh !?
Pundak Cin Siok Poo telah terkena lemparan gembolan
kuningan Kim Tek Beng. Serasa tulang-tulangnya pecah sehingga
tubuhnya terhuyung-huyung hampir roboh. Untuk menyelamatkan
jiwanya, buru-buru Siok Poo putar kudanya lari menuruni tangga
Luitay.
Piotee atau adik misan Cin Siok Poo yaitu Lo Seng, demi
melihat kakak sepupunya mendapat luka, ia menjadi murka. Ia
menggeram keras dan keprak kudanya menggantikan kakaknya yang
terluka.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
820
?Jahanam, tunggulah siauyamu! Bapak wasit, cepatlah kau
ikatkan tanda pengenal. Tanganku sudah gatal ingin menumbak
mampus binatang badak Bo Oken ini!?
Wasit berlari-lari memberi tanda pengenal, kemudian
melambaikan tangan dan pertandingan berlangsunglah.
Dewasa ini para orang gagah yang turut perlombaan
memperebutkan gelar Tay Goanswe Bu Conggoan di tanah lapang
Yangciu, Lo Seng lah yang terkuat. Sebagaimana pembaca
memaklumi Lo Seng adalah orang kuat nomor tujuh.
Orang kuat nomor wahid Kim Ie Niauw Lie Goan Pa kebetulan
dipanggil pulang ayahnya, sehingga tidak sempat turut serta. Orang
kuat nomor dua yaitu Lui Kim Tong Ie Bung Seng Touw kebetulan
bertugas sebagai pelindung baginda Swei Yang Tee ke See An.
Orang gagah nomor tiga Pwe Goan Kheng telah gugur. Orang
kuat nomor empat Hiong Khoat Hay belum datang. Orang gagah
nomor lima, jenderal ganteng Lamyang Hauw Ngo In Tiauw sudah
gugur. Begitu uga orang gagah nomor enam Tolocee Ngo Thian Su
sudah mati.
Maka Lo Seng yang berkedudukan sebagai orang kuat nomor
tujuh posisinya paling Top, tidak ada lagi orang-orang gagah di tanah
lapang Yangciu itu yang sanggup mengalahkannya. Oleh karenanya
Lo Seng lah yang keluar sebagai TAY GOANSWE BU
CONGGOAN setelah membunuh dan melukai kurang lebih empat
puluh dua lawannya.
Hong Tek Gie lalu memberi selamat dan mengumumkan banwa
jenderal Lo Seng yang muncul sebagai pemenang. Sebagai orang
terkuat yang berhak memakai gelar agung TAY GOANSWE BU
CONGGOAN.
Pakaian kebesaran yang bersulamkan naga dan burung hong.
Dihiasi permata-permata ratna mutu manikam yang gemerlapanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
821
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dikenakan di tubuh Lo Seng. Semua raja-raja muda dan orang-orang
gagah lalu berlutut dan menyebut Lo Seng sebagai Tay Goanswe.
Pada saat itu pula secara diam-diam Hong Tek Gie dan kaki
tangan Yo Lim lalu menjalankan aksinya. Meriam-meriam di
belakang Yang Bu Thia secara mengejutkan berdentum
menggelegar. Di empat penjuru tanah lapang suara bergemuruh
turunnya pintu besi rahasia yang bobotnya ribuan kati.
Pintu besi ukuran raksasa ini melorot turun untuk menutup
lapangan Yan Bu Thia dan menyekap mati semua orang-orang gagah
yang terkenal di situ.
Kemusnahan para orang gagah itu beruntung mendapatkan
pertolongan dari Cin Yang Cin Jin yang menudaskan muridnya yaitu
Rase pertapaan untuk mengencingi meriam-meriam besat dan
dinamit-dinamit yang ditanam di tanah. Sehingga pada waktu sumbu
sumbu dinamit serta meriam-meriam besar itu dibuka kontaknya,
melempem dan tak mau meledak.
Para raja muda dan orang-orang gagah sadar bahwa mereka telah
terjebak ke dalam tipu muslihat Ko San Ong Yo Lim yang keji.
Menyadari akan marabahaya serta gelagat jelek ini.
Masing-masing lalu mencepmplak kudanya dan berusaha untuk
keluar dari tanah lapang Yang Bu Thia, keadaan gaduh, hiruk pikik
kalut sekali. Mereka berlari-larian saling tubruk dan nynjang palang.
Ketiga pintu sudah turun dan merapat tak mungkin diangkat lagi.
Tinggal sebuah pintu yang pada detik-detik yang sangat berbahaya
itu, kebetulan sekali orang kuat nomor empat datang yaitu Tay
Hengsan Hiong Khoat Hay datang.
Ia meloncat turun dari punggung kudanya dan dengan kedua
tangannya menaham melorot turunnya pintu raksasa yang bobotnya
ribuan kati itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
822
?Liatwe Ongheng, apakah di dalam timbul kerusuhan??
tanyanya.
?Benar, Ko San Ong Yo Lim sungguh keji, dengan siasat
liciknya memancing kita sekalian berkumpul di sini untuk
memusnahkan sama sekali. Meriam dan dinamit bergelegar
berdentuman. Untung banyak yang macet. Hiongheng, kami permisi
keluar!?
?Silakan, silakan keluar semua. Aku akan menahan turunnya
pintu raksasa ini!?
Sekalian raja muda dan orang-orang gagah itu lalu keluar dari
tanah lapang Yan Bu Tia.
Keadaan Hing Koat Hay sangat memelas, berhari-hari dan
beberapa malam ia kurang makan dan tidur sehingga kekuatannya
tidak seperti biasanya.
Kini menyangga turunnya pintu raksasa itu sekian lama, keringat
bercucuran bagaikan orang yang disiram air hujan. Lama-lama
matanya berkunang-kunang tubuhnya mengigil tak karuan.
Sampai orang terakhir melewati pintu raksasa itu, ia sudah tak
dapat bertahan lagi. Dengan menjerit menyayatkan ia melepaskan
sanggahannya.
Namun Khoat Hay sendiri tak sempat melompat menghindar.
Bersamaan dengan suara gedebruk dahsyat maka tubuh orang kuat
nomor empat itupun tergencet sampai hancur oleh pintu raksasa itu.
Para raja muda danorang-orang gagah berhenti sejenak sambil
menggeleng-gelengkan kepala. Kematian Hiong Khoat Hay patut
mendapat penghargaan yang tinggi. Ia berkorban untuk sekian ribu
orang-orang gagah.
Dengan terjadinya peristiwa ini, mereka yang tadinya saling
hantam, bertarung dan bersabung nyawa untuk memperebutkanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
823
gelar, kini menjadi akur bersatu dan bersama-sama mencari jalan
keluar.
Ketika para orang gagah ini lari sampai di daerah pegunungan
Liong Lin San, muncullah Ko San Ong Yo Lim dengan pasukannya.
Yo Lim telah mengetahui bahwa usahanya memusnahkan para
orang gagah di tanah lapang Bu Thia Yangciu telah gagal. Maka
harus dibasmi di pegunungan ini.
Maka terjadilah pertarungan yang seru dan sengit. Banyak di
kedua belah pihak jatuh korban dan para orang gagah itu tidak dapat
melewati panglima perang dari Tengciu yang gagah perkasa itu.
Melihat tidak ada yang sanggup menghadapi Yo Lim, Lo Seng
lalu keprak maju kudanya dan membentaknya.
?Masih ingatkah engkau dengan aku hei Yo Lim? Akulah yang
kau panggil Cin Siok Gin yang akan mencungkil kedua keluar biji
matamu untuk kujadikan pelita!?
Yo Lim merupakan orang kuat nomor delapan. Maka kalau
bukan Lo Seng, siapa yang dapat melawannya?.
Dengan menggeram penuh kemurkaan Yo Lim lalu membacok
Lo Seng. Terjadilah pertarungan yang seru dan hebat.
Jurus demi jurus cepat berlalu, dan selama bertarung ini Lo Seng
berpikir. ?Ilmunya dengan aku tak seberapa jauh berbeda. Kekuatan
kita hampir berimbang, maka kalau tidak dengan tipu daya akan
banyak membuang waktu.? Lo Seng lalu memutar kudanya dan
melarikan diri.
?Bangsat mau lari kemana engkau hah? Tunggulah aku Ko San
Ong Yo Lim yang akan mencongkel kedua biji matamu dan kuberi
sumbu untuk pelita di kamar tendaku!?
Lo Seng hanya tertawa gelak-gelak dan lari terus.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
824
Ketika jaraknya sudah begitu dekat, secara tiba-tiba dan gerakan
kilat gerakan Lo Seng pura-pura roboh dari punggung kuda. Ia
merosot dari punggung kuda sekaligus melancarkan serangan.
Tombak Lo Seng menusuk tepat dan sukar untuk ditangkis oleh
Yo Lim. ?Craatt Auuuwww !? tenggorokan Yo Lim tertembus.
Tubuhnya roboh dan nyawanya terbang ke langit ketujuh. Orang kuat
nomor delapan telah menyusul pula arwahnya ke alam baka.
Dengan terbunuhnya Ko San Ong Yo Lim, penghadangan
menjadi tidak berarti. Anak buah Yo Lim ketakutan dan lari
serabutan mencari keselamatan sendiri-sendiri.
Yo In Gak, si putera angkat Ko San Ong Yo Lim yang
tersayang, demi melihat ayah angkatnya gugur, dengan penuh
kemurkaan keprak turun kudanya dari atas perbukitan. Ia berteriak
teriak memaki-maki Lo Seng.
?Bangsat tendah, tunggulah aku untuk menuntut balas jiwa
ayahku!?
Yo In Gak mengejar Lo Seng dan melancarkan serangan kilat.
Pada waktu Lo Seng berhasil membunuh Yo Lim dengan ilmu Lo
Kee Cionya yang hebat, dengan kagum memujinya.
?Saudaraku, sungguh tipu Hwe Be Cio yang benar-benar indah!?
Lo Seng menatap sebentar, kemudian tertawa gelak-gelak.
Dalam tukar menukar ilmu waktu Siok Poo tinggal di Yansan, rasa
rasanya tipu ini belum pernah dipertunjukkan. Namun Lo Seng
hanya ganda tertawa saja.
Kini tatkala In Gak melancarkan serangan secara tiba-tiba,
kebetulan Cin Siok Poo berada disampingnya dan posisinya berada
lebih dekat dengan sipenyerang. Maka ia angkat kiannya untuk
menangkis ?Traangg traangg wuuss siuutt traangg!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
825
Bukannya dengan si pembunuh ayahnya, akan tetapi Yo In Gak
bertempur dengan kakak sepupunya Yansan Kongcu yang bagus itu.
Yo In Gak ternyata juga seorang kosen yang memiliki buge tinggi.
Oleh karena itu walaupun puluhan jurus telah berlalu, namun
sukar bagi Siok Poo membunuh lawannya dalam waktu singkat. Oleh
karena itu Siok Poo berpikir.
Adikku telah menunjukkan tipu ilmu tombaknya yang bagus
sehingga berhasil merobohkan Yo Lim. Kini baiklah aku
menggunakan ilmu simpanan dari leluhurku. Setelah memikir
demikian Cin Siok Poo lalu putar kudanya dan melarikan diri.
Yo In Gak dengan penuh nafsu mengejar dari belakang. Siok
Poo menunggu setelah lawan jaraknya sudah begitu dekat, dengan
tiba-tiba ia merosot ke perut kuda dan melancarkan serangan kilat.
Tangan kanan menangkis serangan Lo gi Pong dari In Gak. Tangan
kanan menghantamm bendan Kiannya ke dada Yo In Gak.
Suara keras terdengar dan In Gak menggeliat, jeritan keras
menggema disusul tubuhnya roboh dan binasa.
Anak buah Yo In Gak dengan mudah dibabat bagaikan orang
membabat rumput saja. dalam sekejap ribuan anak buah In Gak telah
terkapar malang melintang menjadi mayat.
Lo Seng yang mengawasi dengan penuh perhatian jalannya
pertarungan itu merasa sangat kagum atas tipu daya yang digunakan
kakak sepupunya. Ia menghampiri sang kakak dan memujinya.
?Pioko, sungguh tipu Siat Siu Kian dari keluarga Cin yang
benar-benar indah.
Cin Siok Poo pun melengak sebentar, sebab ia juga ingat tipu
dayanya ini dahulu belum diajarkan kepada adik sepupunya itu.
namun untuk mengalihkan perhatian, ia hanya tertawa gelak-gelak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
826
Kedua saudara itu bersama para Hoan Ong lalu melanjutkan
perjalanannya. Mereka dengan selamat dapat sampai ke kota masing
masing.
Sementara itu baginda Swei Yang Tee dalam pelariannya di See
An, tatkala menerima laporan gugurnya Yo Lim, tahulah bahwa
semua rencana untuk membunuh raja-raja pemberontak di Yan Bu
Thia telah menemui kegagalan. Baginda lalu mengumpulkan
permaisuri dan selir-selir lain duduk di ruang keraton See An.
?Hong hauw dan selir-selirku, marilah kita makan munum dan
bersenang-senang hari ini. jangan ada diantara kalian yang
menunjukkan wajah murung dan bersedih!?
Setelah makan minum dengan gembira, baginda minta kepada
hulubalang untuk mengambilkan sebuah kaca. Baginda lalu berkaca
dan meraba-raba kepalanya.
Kelakuan baginda yang ganjil ini menarik perhatian para selir.
Honghauw dan pembesar-pembesar yang menemani. Setelah puas
berkaca, baginda lalu berkata kepada diri sendiri.
?Sungguh potongan kepala yang bagus. siapa yang akan
memenggalnya?? Honghauw dan permaisuri Siauw Hoey menjadi
melengak dan segera menegur baginda.
?Mengapa Banswe mengucapkan kata-kata seperti itu? dalam
suasana kritis yang bagaimanapun. Hendaknya Pihee tetap teguh
iman dan yakin untuk berdaya upaya dan memulihkan lagi kekuatan
yang Pihee pegang. Mengapa berputus asa??
Baginda Swei Yang Tee berduka sekali, dengan suara penuh
keharusan berkata.
?Tionggoan sedang ribut. Tiangan diduduki Tong Koan Lie
Hian. Tak mungkin lagi untuk kita pulang kembali ke utara. OlehKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
827
karena itu baiklah kita tinggal di sini, di kraton Tan Yang Kiong
untuk menantikan nasib kita!?
Begitulah hari demi hari dilewatkan dengan makan minum tanpa
ada daya upaya dan usaha mencari keselamatan ataupun membangun
kembali kekuasaannya.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara itu menteri Ie Bun Hoa Kit bersama Ie Bun Seng
Touw melihat bahwa Swei Yang Tee tak mungkin lagi berkuasa, lalu
menggunakan kesempatan yang bagus itu merebut kekuasaan.
Setelah matang rencana itu dipikirkan, pada suatu malam,
bertindaklah Ie Bun Seng Touw bersama anak buahnya datang
mengepung istana Tan Yang Kiong.
Hauw Wi Ciangkun Tek Kho Seng, panglima Kim Ie Wee yang
melindungi baginda dan menjaga keamanan istana Tan Yang Kiong
sangat terkejut melihat Ie Bun Seng Touw datang tengah malam
bersama anak buahnya dan mengurung istana baginda. Pastilah
kedatangan mereka mempunyai maksud yang tidak baik.
Jenderal berpangkat Hauw Wie Ciang itu lalu mengepalai anak
buahnya untuk merintangi Seng Touw. Namun, siapakah yang dapat
menghadapi orang kuat nomor dua di jamannya Swei Tiauw ini?.
Hanya beberapa jurus, buah kepala Tek Kho Seng hancur
terhantam Lui Kim Tong dari Ie Bun Seng Touw yang berat.
Mendengar ribut-ribut itu, baginda bersama beberapa hulubalang
mencoba melarikan diri melalui pintu istana sebelah timur. Namun di
sini staf Seng Touw yaitu jenderal Ui Leng An bersama anak
buahnya telah menanti.
Maka tertangkaplah baginda bersama semua selir dan
permaisuri. Dibawa menghadap ke hadapan jenderal Bu Tek
ciangkun Ie Bun Seng Touw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
828
Tatkala bertemu dengan jenderalnya yang memberontak itu,
baginda dengan pelan menegur. ?Mengapa ciangkun menangkap
Tim? Apakah salah dan dosa Tim??
?Membunuh ayah dan ibu sendiri, memaksa kakak sendiri dan
membunuh diri. Berzina dengan ibu tiri dan kakak ipar. Dosa ini
tanpa takaran, lebih dari itu telah menimbulkan kekacauan di dalam
negeri, menyengsarakan kehidupan rakyat sehingga dimana-mana
timbul pemberontakan-pemberontakan. Dosa yang sebesar ini tidak
ada lagi pengampunan!?
Ie Bun Seng Touw lalu mengangkat Lui Kim Tongnya hendak
meremukkan kepala baginda. Akan tetapi baginda dengan tenang
mencegah.
?Seorang kaisar tak dapat dengan sembarangan dihukum mati.
Raja ada cara aturan sendiri untuk mati!?
Ie Bun Seng Touw menurunkan Lui Kim Tongnya dan
mendesak. ?Bila demikian silakan baginda menjerat leher sendiri
dengan angkin (ikat pinggang)!?
Baginda melepas angkinnya dan dengan tangan sendiri menjerat
lehernya sampai mati.
Ie Bun Hoa Kit mengumumkan kemangkatan baginda Swei
Yang Tee dan mengangkat dirinya sebagai kaisar dengan gelar
THAY KOUW. Puteranya diangkat sebagai Bu Ong, sedangkan
putera yang lain yaitu Ie Bun Tie Kit sebagai perdana menteri.
Runtuhlah sudah kekuasaan Swei Yang Tee.
? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
829
BAB XLII
ORANG KUAT NOMOR WAHID
MENYUSUL KE ALAM BAKA
TATKALA Tong Ong Lie Hian mendengar berita duka tentang
mangkatnya baginda Swei Yang Tee atas desakan Ie Bun Seng Touw
dengan jalan menjerat lehernya sendiri sampai mati di istana Tan
Yang Kiong See An, Tong Ong sebagai pembesar yang jujur dan
setia berduka sekali dan menangis sampai berhari-hari.
Kota raja Tiangan yang berada di bawak kekuasaan Tong Tong
Ong, para pembesar diperintahkan untuk mengenakan pakaian
berkabung. Tong Ong sendiri memimpin upacara sembahyangan
untuk mendoakan arwah Swei Yang Tee yang telah mangkat.
Selanjutnya terjaadilah perubahan dalam tata pemerintahan.
Kiongtee (putera Swei Yang Tee) yang duduk di singgasana sadar
bahwa dirinya tak mampu untuk merestorasi kekuasaan ayahnya dan
memajukan negeri serta mempersatukan seluruh wilayah negeri
tengah dibawah satu pemerintahan. Ia lalu mengundurkan diri dan
mempersilakan Tong Kong Lie Hian sebagai orang kuat yang
mendapat banyak simpati dan dukungan dari segala lapisan untuk
naik ke takhta singgasana.
Lie Hian menolak mula pertama, akan tetapi karena desakan dan
permintaan yang keras dari Kiongtee, akhirnya diterimalah
kedudukan sebagai Hongtee itu. ini terjadi pada tahun masehi 618.
Lie Hian memakai gelar sebagai kaisar TONG KHOUW CAUW
dan tahun kerajaan diubahnya menjadi tahun BU TEK.
Lie Kian Seng, putera pertama diangkat sebagai Thaycu bergelar
In Ong. Lie Si Bun tetap berkedudukan sebagai Cin Ong. Lie Goan
Kit sebagai Cee Ong dan Lie Goan Pa pun tetap sebagai Tio Ong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
830
Lie Ceng diangkat sebagai Gui Kok Kong, jenderal Ma Sam Po
sebagai Kay Kok Kong. In Kay San sebagai Teng Kok Kong, Tiang
Sun Bukie sebagai Cauw Kok Kong dan para pembesar Bun Bu
Koan Wan dinaikkan setingkat pangkat-pangkatnya.
Orang-orang hukuman mendapat keringanan hukuman dan
penduduk dibawah kekuasaan Tong Khouw Cauw menyambut
munculnya kaisar baru dengan riang gembira karena pajak-pajak
dihapuskan selama tiga tahun. Kiongtee yang mengundurkan diri
dibangunkan istana di pinggiran ibu kota dengan boleh memakai
gelar Ciauw Kok Kong.
Pada waktu itu Gui Kok Kong Lie Ceng menerima kontak batih
dari suhunya bahwa ia harus segera meninggalkan keduniawian dan
pergi ke gua pertapaan intuk mencapai ilmu batin yang sempurna.
Oleh karena itu dengan hati berat ia mengucapkan selamat berpisah
dengan junjungannya yang baru saja bertakhta itu.
Sementara itu Sie Gui Ong Lie Bit tatkala mendengar bahwa
baginda Swei Yang Tee telah dibunuh mati oleh komplotan Ie Bun
Hoa Kit, kemudian Hoa Kit telah pula mengangkat diri sebagai
kaisar Khouw Tee, kemarahannya bukan buatan. Lie Bit lalu
mengundang Kunsu Ji Boan Kong untuk mengadakan perundingan.
Didalam perundingan ini didapat kata sepakat untuk
mengundang CAP PEK LO HOAN atau kedelapan belas raja-raja
muda yang pernah mengangkat senjata dan menggerakkan angkatan
perang untuk berkumpul di kota KAM COAN KOAN.
Mereka diminta berkumpul di satu tempat untuk mengangkat
satu pimpinan guna menghadapi Ie Bun Hoa Kit yang telah
mengangkat dirinya sebagai Khouw Tee.
BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
831
Siapakah yang terpilih sebagai Tay Goanswe angkatan perang
gabungan itu?
Mengapa Wan Thian Kong membatin bahwa kepergian Lie
Goan Pa ke Yangciu bakal tidak kembali lagi?
Siapakah yang mampu membunuh Lie Goan Pa?
Dapatkah negeri tengah dipersatukan kembali?
JILID 24
BARANG siapa tidak mengindahkan undangan dan tak mau
mengirimkan angkatan perangnya akan dianggap sebagai musuh.
Delapan belas undangan lalu dibuat, kemudian delapan belas
kurir lalu berangkat ke daerah untuk menyampaikan surat undangan
itu.
Raja-raja muda sepenerima surat undangan dari Cu Ong Lie Bit
segera mengatur angkatan perangnya dan berangkat ke Kam Coan
Koan. Dari delapan belas raja-raja muda, hanya satu yang tidak
datang ke Kan Coan Koan yaitu angkatan perang dari Tongkong Lie
Hian. Sebab musabab ketidak-datangan angkatan perang Lie Hian ke
Kam Coan Koan karena ingin membokong Ie Bun Hoat Kit dari
belakang.
Mendengar Hoa Kit mengangkat diri sebagai Khouw Tee dan
mendesak Swei Yang Tee hingga membunuh dirinya sendiri, maka
Lie Hian berunding dengan stafnya untuk memukul Hoa Kit danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
832
mengambil kembali pusaka kerajaan Sweitiauw yang jatuh ke tangan
Hoa Kit.
Tiang Sun Lie Sun Hong memberi saran sebagai berikut.
?Bila Cukong hendak memukul Hoa Kit untuk mengambil
kembali pusaka kerajaan, haruslah mengirimkanTio Ong Lie Goan
Pa ke Yangciu. Bila bukan Tio Ong sendiri yang berangkat,
panglima manakah yang sanggup melawan Ie Bun Seng Touw??
Tong Ong Lie Hian menyetujui usul ini. firman lalu diturunkan.
Lie Goan Pa dengan pasukan yang berkekuatan sepuluh ribu serdadu
ditugaskan untuk berangkat memukul Hoa Kit di Yangciu dan
menyita kembali pusaka-pusaka keraton Sweitiauw.
Wan Thian Kong seorang ahli kebatinan yang weruh sakdurunge
winarah (tahu akan sesuatu yang belum terjadi) kaget sekali
mendengar keputusan Tong Ong. Namun firman telah diturunkan
dan rahasia langit tidak sembarangan boleh dibeberkan. Oleh karena
itu Wan Thian Kong hanya bisa mengeluh dalam hati.
Sungguh amat disayangkan kepergian Tio Ong Lie Goan Pa
bakal tidak kembali lagi.
Pada keesokan harinya setelah meriam diletuskan tiga kali, maka
berangkatlah Tio Ong Lie Goan Pa meninggalkan kota raja dan
bergerak menuju Tongkoan.
Ie Bun Hoa Kit tatkala mendengar bahwa Tong Kong
mengirimkan angkatan perang hendak memukul kotanya, segera
menugaskan puteranya yang gagah perkasa yaitu Ie Bun Seng Touw
dengan kekuatan sepuluh ribu serdadu menghadang di Tongkoan.
Sementara itu, raja-raja muda yang menerima surat undangan
Lie Bit, sudah pada datang berkumpul di kota Rende-vouz yaitu
KAM COAN KOAN. Mereka berkumpul banyak sekali sehingga
suasananya sangar gadush dan ramai.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
833
Dalam suatu pertemuan, mereka membicarakan untuk
mengangkat seorang Goanswe dan penasehat perang. Dengan
demikian, angkatan perang gabungan ini akan teratur dan tidak kacau
karena ada satu pucuk pimpinan yang mengomandao.
Ji Bouw Kong setelah memeramkan mata dan menghitung
hitung lalu memutuskan begini.
?Silakan Liatwe menutup rapat-rapat pintu kota Kan Coan koan.
Semua panglima boleh bersujud kepada Thian, meminta
dibukakannya pintu benteng ini. bilamana pintu benteng ini
membuka dengan sendirinya, inilah keputusan Thian siapa boleh
diangkat sebagai Goanswe atau panglima tertinggi angkatan perang
gabungan ini.?
Orang gagah itu setuju dan mendukung usul Ji Bouw Kong.
?Memang beralasan, hayolah kita mulai pemilihan ini!?
Para orang gagah lalu bergiliran menyerukan supaya puntu kota
membuka. Namun tidak seorang raja muda atau panglimapun yang
dapat menyerukan hingga pintu kota itu terbuka.
Pada waktu giliran untuk memanggil pintu itu jatuh pada si
Bloon Kun Si Mo Ong Thia Kauw Kim. Dia menjadi tertawa
bergelak-gelak.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Hahaa haaaa mungkin Thian memilih aku lagi untuk
menjabat Tay Goanswe yang akan mengepalai angkatan perang
gabungan ini. saudara-saudara masih ingat bukan? Dahulu tatkala
pemilihan raja serikat, aku pula yang telah membuat panji kebesaran.
Cap Pek Lo Hoan tunduk, sehingga kau dipanggil raja Kun Si Mo
Ong. Kini sekali aku berseru, pintu kota inipun segera akan menurut
dan membuka, haa haaahaaa lihatlah buktinya!?
Thia Kauw Kim lalu berdoa, kemudian dengan suaranya yang
keras berseru.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
834
?Bukalah pintu! Hayo buka !!?
Dua kali Thia Kauw Kim menyerukan supaya pintu kota itu
terbuka. Di saat itu angin bertiup keras bergemuruh dahsyat
membuat pintu itu berderit dan menjeblak membuka.
Ji Bouw Keng lalu mengumumkan bahwa Thia Kauw Kim telah
dipilih oleh Thian untuk menjadi Tay Goanswe angkatan perang
serikat. Ia lalu menghampiri Kauw Kim dan mengenakan pakaian
panglima besar. Setelah pelantikan maka semua panglima besar dan
kecil berlutut memberikan penghormatan kepada Jenderal Bloon ini.
?Bagaimana saudara-saudara? Aku lagi yang terpilih bukan?
Hahaaa hahaaa!?
Jenderal Bloon tertawa panjang, kelak ia akan mati dalam
keadaan tertawa panjang juga. Barangkali sudah digariskan oleh
Thian atau memaeng ia memetik buah perbuatannya sendiri.
Diantara sekian panglima yang hadir di Kam Coan Koan ini
hanyalah Cia Eng Teng yang tidak memunculkan diri. Apa sebab
sehingga ia tak nampak?
Pada wak tu Eng Teng sampai di daerah pegunungan, tiba-tiba ia
melihat seorang Tojin duduk bersila di atas batu. Setelah diamat
amati, ternyata itulah pamannya sendiri yaitu Cia Hong.
Cia Eng Teng lalu melompat turun dari punggung kudanya dan
berlutut memberi hormat kepada sang paman.
?Kiranya paman, mengapa paman bisa berada di sini??
?Sengaja aku menunggumu, Eng Teng, masih ingat akan janjiku
bukan? Kini masa kehidupanmu dalam keduniawian sudah habis,
maka harap tinggalkan segala kehidupan duniawi dan ikut aku untuk
menempuh ilmu batin!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
835
Cia Eng Teng menerima ajakan pamannya, maka ia tinggalkan
niat untuk mencapai kesempurnaan batin.
Kembali kepada para orang gagah yang berkumpul di Kam Coa
Koan. Semuanya merasa kagum dengan apa yang terjadi. Kini
mereka harus tunduk kepada si Bloon sebagai panglima besarnya.
Tia Kauw Kim setelah resmi menjadi Tay Goanswe, lalu
mengeluarkan instruksinya, memukul kota Tang Touw!.
Angkatan perang gabungan ini berkekuatan ratusan laksa. Boleh
dibilang angkatan perang raksasa. Sebab tergabung dari raja-raja
pemberontak dari delapan belas daerah.
Dalam pertempuran, setengah hari kota Kang Touw jatuh.
Selanjutnya instruksi diteruskan untuk memukul kota Yangciu.
Yangciu adalah wilayahraja Kho Tee dimana Ie Bun Hoa Kit
bercokol.
Demi mendengar bersatunya delapan belas raja muda dan
angkatan perangnya bergabung hendak memukul Yangciu. Hoa Kit
Dewa Arak 20 Pelarian Istana Hantu Kisah Pendekar Bongkok Karya Kho Ping Wiro Sableng 009 Rahasia Lukisan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama