Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 15

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 15

Selesai membaca, Ji Bouw Kong beringsut mundur sambil

mengucap maaf, maaf karena tidak mengerti kalau ada peraturan

semacam itu di kota Lokyang ini.

Ji Bouw Kong lalu melepas pakaian pendetanya. Ia bersalin

dengan menyamar sebagai pengemis, pakaian compang-camping tak

karuan. Duduk di depan pintu gerbang sambil mengacungkan sebuah

tempurung.

Setiap orang yang hendak lewat disodori tempurung itu sambil

menyanyikan lagu-lagu indah. Karena suaranya bagus dan syair
syairnya sangat puitis, pengemis ini menarik banyak perhatian. Para

penduduk yang keluar masuk menjadi terhenti, merubung pengemis

pandai itu untuk mendengar nyanyian-nyanyiannya.

Semakin lama, gerombolan penonton semakin banyak sehingga

mengganggu lalu lintas. Hal ini oleh para keeciang yang menjaga

puntu kota segera dilaporkan kepada komandan piket.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

899

Untung sekali justeri komandan piket hari itu adalah salah satu

dari keempat panglima harimau yang berada di Lokyang yaitu si

Bloon Thia Kauw Kim.

Dengan marah Thia Kauw Kim mencemplak kudanya dan

membentak-bentak. ?Hayo bubaran! hayo bubaran! Kere saja

ditonton, apa sih keanehannya??

Ji Bouw Kong berhenti bernyanyi demi mendengar suara Thia

Kauw Kim.

?Hahaaa kebetulan sekali si Bloon datang. Dengan adanya dia,

apa sulitnya memasuki kota ini?

?Minggir minggir hayo bubaran, mengganggu lalu lintas

saja! barang siapa tidak mengindahkan seruanku akan kuhajar! Hayo

bubaran!?

Para penduduk sudah lama memaklumi kegarangan si Bloon.

Mereka lari bubaran karena takut kena hajaran si Bloon.

Menggunakan kesempatan dimana orang-orang lari berserabutan

tidak karuan, Ji Bouw Kong menyusup memasuki kota Lokyang.

Ji Bouw Kong masih membawa-bawa Bokhinya berjalan di

lorong-lorong yang sepi. Kebetulan sekali dekat-dekat tikungan ia

bertemu dengan Bapak Cin An (pengikut setia Cin Siok Poo). Ji

Bouw Kong segera menegurnya dan menanyakan dimana kediaman

Cin Siok Poo. Oleh bapak Cin An, kunsu Ji Bouw Kong dibawa ke

rumah tuannya. Pertemuan itu sangat menggembirakan.

Tengah saudara-saudara angkat itu bercakap-cakap dengan

asyik, datanglah si Bloon. Melihat Bokhi yang dibawa-bawa Ji Bouw

Kong, si Bloon menyambarnya dan dibantingnya ke tanah.

?Ji Toako, apa gunanya kau bawa-bawa Bokhi dan tempurung

pengemis ini??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

900

?Wuuss kelontong byaahh !? Bokhi itu pecah dan dari

dalamnya menggelundung keluar segulungan kertas.

Waktu gulungan kertas itu membuka, terteralah sebuah lukisan

bergambar seorang bermuka hitam, jenggot lebat kasar bagaikan

sikat ijuk, sepasang matanya besar bulat mencorong seperti mata

singa jantan.

Melihat ini, Thia Kauw Kim terperanjat memperhatikan dengan

tajam. Komentarnya, ?Heiya, seperti panglima perang dari akherat.

Seram dan angker sekali wajah ini, ck ck ck !?

?Bukan raja dari langit atau panglima akherat, panglima perang

yang mengobrak-abrik angkatan perang Tongtiauw!? berkata

jenderal Cin Siok Poo dengan memusarkan perhatiannya ke gambar

Uti Kiong.

?Tidak salah, inilah gambarnya panglima perang yang lihay dari

angkatan perang Lauw Buciu.? Membenarkan Ji Bouw Kong dengan

memanggut-manggutkan kepala.

?Hemm, kalau begitu kedatangan Ji toako kemari pastilah ada

keperluan?? bertanya pula si Bloon dengan lantas.

?Ya, aku diutus Cin Ong untuk menarik liatwe hengte

kepihaknya. Dimanakah Lo Gite??

?Adikku sedang sakit, ia tinggal di Sam Hianhu.? jawab Cin

Siok Poo dengan pandangan tak berkedip, tetap terarah pada gambar

panglima perang Lauw Bucia yang gagah perkasa itu.

?Antarkan aku pergi kesana untuk memeriksa penyakitnya!?

Thia Kauw Kim dan Cin Siok Poo lalu mengantarkan Ji Bouw

Kong mengunjungi Lo Seng di iatana Sam Hianhu.

BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

901

Diketahuikah kepergianJi Bouw Kong, Cin Siok Poo dan Thia

Kauw Kim?

Dapatkah Sian Hiong Sin mencandak mereka?

Bagaimana nasib Lo Seng yang ditinggal seorang diri?

Bagaimana pula raja Ong Si Jiong tatkala mengetahui orang
orang gagah yang ditolongnya itu ikut negeri Tong?

Pecahkah peperangan antara Lokyang dan Tongtiauw?

JILID 26

? It is history that teach us to hope.

Adalah sejarah yang mengajarkan kita untuk berharap.

? They that take sword shall perish with the sword.

Siapa main bunuh dengan pedang, akan terbinasa dengan

pedang juga.

? Barang siapa hidup seirama dengan firman Thian alan

selamat, yang menentang akan binasa.

? Kitab Su Si ?

Kiriman : DhyanaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

902

TIBA di gedung Lo Seng, Ji Bouw Kong segera memasuki

kamarnya dan langsung duduk di dekat pembaringan. Tangannya

memegang pernadian dan mulutnya segera angkat bicara.

?Sakitmu ini, lima enam hari akan sembuh!?

?Terima kasih, terima kasih. Ji toako datang ke Lok Yang ini

pasti ada keperluan yang sangat penting, entah keperluan apakah

itu??

Ji Bouw Kong lalu membuka lembaran gambar jenderal Uti

Kiong dan menceritakan dari awal sampai akhir. Lo Seng dengan

kebesaran jiwanya lalu mempersilakan Cin Siok Poo dan Thia Kauw

Kim pergi bersama Ji Bouw Kong ke negeri Tong.

?Piaoko dan Thiako silakan mengikuti Ji toako ke negeri Tong.

Usia kita sudah semakin tua. Kalau tidak mencari peningkatan hidup

tua, kalau tidak mencari kesempatan untuk menanam jasa menungu

kapan lagi??

Mendengar kata-kata adik sepupunya ini Cin Siok Poo

mengucurkan air mata.

?Adikku, jiwamu sungguh besar dan luhur, akan tetapi aku tidak

tega meninggalkanmu. Sebab kalau Sian Hong Sin mengetahui

kemana pergiku, pastilah ia membikin susah engkau yang berada di

sini!?

?Piaoko jangan berpikir sempit. Aku pasti mempunyai daya

untuk menghindarkan malapetaka itu. lapangkanlah hati dan

pergilah. Kesempatan manusia dalam kehidupan hanya sekilas. Bila

membiarkan kesempatan itu berlalu, maka akan hilanglah suatu

kesempatan yang berharga!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

903

Ji Bouw Kong mengelus-elus tubuh Lo Seng dengan perasaan

haru. Mereka didesak oleh Lo Seng sehingga akhirnya menurut.

Mereka lebih mengutamakan kepentingan nusa bangsa daripada

urusan pribadi. Inilah yang disebut bahwa setiap perjuangan pastilah

ada pengorbanan. Tanpa adanya suatu pengorbanan, perjuangan tidak

akan mencapai penyelesaian atau hasil yang bagus.

Dengan bercucuran air mata, saudara-saudara angkat itu lalu

berpisahan. Dengan berpencar mereka secara diam-diam

meninggalkan Lok Yang dan mengadakan pertemuan di luar kota.

Akan tetapi kepergian orang-orang gagah bekas panglima Kim

Yong Cee ini dapat diketahui oleh para keeciang yang menjaga pintu.

Kejadian itu segera dilaporkan kepada Sian Hiong Sin.

Bukan main terkejutnya Sian Hiong Sin. Dengan membedal

kudanya ia keluar kota untuk mengadakan pengejaran.

? ooOoo ?

BAB LXVI

UTI KIONG MASIH BELUM MAU PERCAYA

AKAN CIN BENG THIANCU YANG MEMANAH

TERBUKA BURUNG HONG DI TOPI PERANGNYA

SIAN HIONG SIN ketika menerima laporan bahwa Cin Siok

Poo dan Thia Kauw Kim keluar kota hendak ke negeri Tong, segera

cemplak kudanya dan mengadakan pengejaran.

Di dekat pintu bagian Timur, ia dapat mengejar Cin Siok Poo,

segera berteriak menegurnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

904

?Cin toako, kemana engkau hendak pergi??

Cin Siok Poo merasa tidak enak diketahui tuan penolong yang

banyak melepas budi atas diri dan keluarganya. Maka menghentikan

kudanya dan memanti datangnya Sian Hiong Sin.

Sian Hiong Sin segera menghampiri, meloncat turun dari atas

punggung kudanya dan memegang erat tangan Siok Poo.

?Cin toako, seandainya engkau sudah bertekad hendak

meninggalkan Lokyang, sebarusnyalah engkau singgah sebentar ke

rumah siautee untuk ambil selamat berpisah. kenapa toako secara

diam-diam hendak berlalu begitu saja? kemanakah toako hendak

pergi??

?Siauheng sudah lama mengganggu di sini, oleh karena itu tak

enak hati. Kini hendak pergi mengembara untuk mencari

peningkatan taraf hidup.?

?Mengapa diam-diam dan tak memberi kabar terlebih dahulu?

Siautee toh bisa menyiapkan perjamuan untuk perpisahan. Bukankah

kita adalah saudara-saudara angkat yang telah bersumpah hidup

senang sama dikenyam, susah sama dipikul? Mengapa toako hendak

mengasingkan diri siante? Apakah kiranya toako hendak menakluk

ke negeri Tong??

Cin Siok Poo menundukkan kepala dan tak dapat menyahut.

Akan tetapi dari aarah belakang ada suara keras yang menalanginya.

?Benar! Kami hendak pergi ke negeri Tong. Sianjiko, ternyata

kau adalah manusia yang berjiwa malaikat, maka kami menitipkan

engkau satu orang di Lok Yang ini. ia dalam keadaan sakit, bila

dapat sembuh kelak engkau harus mengembalikan kepadaku satu

orang itu dan bila tak dapat sembuh, aku minta tulang-tulangnya

untuk diperabukan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

905

Suara keras yang menjawab dari arah belakang itu tidak lain

adalah si Bloon Thia Kauw Kim yang sudah tiba pula diluar pintu

kota Lok Yang.

?Sungguh kau ini keterlaluan, kata-katamu begitu kasar dan

tingkahmu seperti juga bangsat!? memaki Cin Siok Poo kepada

Kauw Kim dengan gusar.

?Sianjiko, jangan mendengar kata-kata dia, harap Sian Jiko tidak

banyak bercuriga terhadap kami!?

Sian Hiong Sin lalu membawa Cin Siok Poo masuk ke warung

arak, ia menyuguhi tiga cawan arak untuk salam perpisahan.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cin Siok Poo menenggak sampai habis kering ketiga cawan arak

yang disuguhi Hiong Sin. Dan ketika Hiong Sin menyuguhkan pula

kepada Thia Kauw Kim, si Bloon ini ketus menolaknya.

?Siapa berkesudian meminum arakmu??

Sian Hiong Sin melengak, namun tidak menarik panjang urusan

itu. mereka lalu saling memberi hormat dan berpisahaan dengan

perasaan berat.

Sian Hiong Sin mengantarkan sampai kedua saudara angkatnya

itu tidak kelihatan lagi sebab jalanan berbelo0k. ia lalu keprak

kembali kudanya memasuki kota. Namun hatinya masih juga belum

merasa puas bila belum mengetahui dengan jelas kemana gerangan

kepergian mereka.

Oleh karena itu Sian Hiong Sin setibanya dalam kota, ia

serahkan kudanya kepada ajudannya, sedangkan ia sendiri lalu

berlari menaiki menara benteng untuk mengawasi lebih lanjut

kemana perginya Cin Siok Poo dan Thia Kauw Kim. Jawaban

mereka masih samar-samar, hendak pergi mengembara untuk

meningkatkan taraf hidup.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

906

Hanya si Bloon itu secara keras menjawab hendak pergi ke

negeri Tong. Manakah yang menar dari kedua jawaban yang samar
samar itu?

Dari menara benteng terlihatlah bahwa di semak-semak agak

jauh dari pintu kota muncullah seorang penunggang kuda yang

Hiong Sin segera dapat mengenalinya. Itulah Ji Bouw Kong! Oleh

karena itu tersingkaplah sudah teka-teki kemana perginya kedua

saudara angkatnya itu.

?Haa, si hidung kerbau itu datang kemari untuk menarik Cin

toako dan si muka hijau. Pantas mereka mau pergi meninggalkan

Lokyang ini dengan tidak berpamitan dulu kepadaku. Hemm, mana

ada aturan yang begini boceng? Kalau setan yang satunya ini tidak

sakit, barangkali juga akan ikut pergi tanpa pamit pula. Kini baiklah

kubunuh dia!?

Sian Hiong Sin menjadi sengit dan marah sekali. Dengan

membawa sepasang ruyung ia bergegas pergi ke gedung Lo Seng

dengan maksud hendak membunuhnya.

Sementara itu Lo Seng yang berbaring di tempat tidurnya, telah

mengatur siasat. Ia perintahkan kakak angkatnya yaitu Lo Cun

berdiri di ambang pintu. Bila mengetahui Sian Hiong Sin datang

disuruhnya memberi kode dengan batuk-batuk kecil.

Begitulah tatkala Lo Cun melihat keledang-keledang langkah

Sian Hiong Sin yang lebar-lebar seperti Raden Werkudoro

mendatangi rumah adik angkatnya.

Ia segera berbatuk-batuk kecil. ?Ehem ehem !?

Lo Seng yang mendengar kode ini segera menjalankan

sandiwaranya sebagai siasat untuk mengelabui Sian Hiong Sin yang

polos.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

907

Tanpa permisi Sian Hiong Sin memelototkan mata kepada Lo

Cun dan mendorong minggir. Akan tetapi sebelum ia memasuki

kamar Lo Seng, terdengarlah suara rintihan dan sumpahan dari

salam. Hal ini membuat ia merandek dan mendengarkan dengan

penuh perhatian.

Apa sih yang diucapkamn Lo Seng sehingga membuat Hiong

Sin berubah niatnya?

Saat itu pula dengan suara parau, berat tetapi tegas Lo Seng

berbicara seorang diri.

?Cin Siok Poo Thia Kauw Kim sungguh kalian manusia

rendah yang martabatnya mirip anjing! Tidak mengenal budi

kebaikan orang. Disaat kalian tak bertempat tinggal, hidup lontang
lantung, lalu ditolong tinggal di Lok Yang ini. sekarang begitu ada

kesempatan yang menguntungkan, tanpa berpamit kepadaku,

langsung meninggalkan begitu saja niat menakluk ke negeri

Tongtiauw. Sedikitpun tidak menaruh kasihan atas diriku yang

sedang sakit begini rupa. Thian Thian berilah saya kematian

saja, malu hidup di dunia dengan saudara-saudara angkat yang

berjiwa palsu. Bila memang Tuhan masih memberi usia Lo Seng

panjang, saya bersumpah suatu ketika nanti bila tanganku telah pulih

kembali, aku akan menggekakkan kekuatan untuk meratakan negeri

Tongtiauw dengan tanah. Bila tak dapat, malu aku menjadi seorang

laki-laki!?

Mendengar keluhan dan sumpahan Lo Seng, Sian Hiong Sin

segera melemparkan senjatanya dan lari masuk ke kamar Lo Seng.

?Heiya, hampir saja aku salah tangan membunuh orang yang

berjiwa luhur dan mulia.?

Lo Seng pura-pura kaget. ?Aih Sianjiko apa katamu???Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

908

Sian Hiong Sin lalu menuturkan kemana perginya Siok Poo dan

Kauw Kim. Sudah terang mereka menakluk ke negeri Tong karena

dikejauhan dipapak oleh Ji Bouw Kong.

?Saudara Lo, jangan gugup dan berputus asa. Aku telah

menangkap semua keluhanmu, ini menyatakan bagaimana kejujuran

dan ketulusan hatimu. Aku nanti akan mengusuklan kepada Ong ko

(kakak baginda) supaya engkau diangkat sebagai panglima yang bisa

mengepalai salah satu kesatuan dalam angkatan perang Lokyang.

Mereka yang berjiwa boceng sudah pergi, tidak perlu kita pikirkan

lagi.?

?Terima kasih banyak atas perhatian Hengtiang. Bila penyakitku

sudah sembuh, aku akan menyumbangkan segenap tenagaku untuk

kejayaan Lok Yang.?

?Semogalah, apa yang menjadi idamanmu terkabul!?

Beberapa hari kemudian penyakit Lo Seng cembuh. Cocok

dengan perhitungan Ji Bow Kong. Siasatnya untuk mengelabui Sian

Hiong Sin berhasil dengan baik.

Dan tatkala Sian Hiong Sin mendengar Lo Seng sudah sembuh,

ia menghadap baginda Lok Yang Ong yaitu Ong Si Jiong, dan

mengusulkan suatu kedudukan untuk saudara angkatnya itu.

Lok Yang Ong girang mendengar apa yang diterangkan oleh

adik iparnya. Lo Seng diangkat menjadi raja muda Pek Kian Ong dan

diberi pangkat dalam kemiliteran sebagai seorang jenderal.

Sementara itu Ji Bow Kong, Cin Siok Poo dan si Bloon Thia

Kauw Kim girang sekali. Dengan penuh semangat ia berkata. ?Kali

ini kita telah hijrah dan mengabdi pada negeri Tong, pastilah kita

akan dapat menanam banyak jasa di negeri ini!?

?Bagiku, menakluk ke negeri Tong tidak nanti mendapat

kesukaran-kesukaran. Tidak demikian dengan engkau Thia Lotee.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

909

Berkata Cin Siok Poo dengan senyum menertawakan. Kata-kata

ini mengingatkan si Bloon bahwa ia pernah mengejar-ngejar Cin Ong

Lie Si Bin dan hendak membunuhnya di kelenteng Lo Kun Tong.

Bacokan kapaknya terpental karena Cin Siok Poo menangkis

dengan keras dari arah samping. Teringat akan peristiwa itu

mengertilah Thia Kauw Kim

?Heiya! Celaka, tidak mungkinn aku menakluk ke negeri Tong.

Baiklah aku mengembara ke lain tempat saja!? Si Bloon dengan

gugup memutar kudanya dan hendak melarikan diri. Akan tetapi Ji

Bouw Kong menghadangnya.

?Ada aku yang nanti akan menolongmu Thianheng. Mengapa

takut dan berubah haluan? Serahkan segalanya padaku, tanggung

tidak akan terjadi apa-apa!?

?Apakah Ji toako benar-benar berani menjamin keselamatan

jiwaku??

?Mengapa tidak? aku berani berkata, terang mempunyai alasan,

dasar dan pegangan yang dapat diandalkan!?

Mendengar kata-kata ini, legalah hati Thia Kauw Kim. Ila lalu

mengikuti Cin Siok Poo dan Ji Bouw Kim meneruskan ke negeri

Tong.

Tidak seberapa lama mereka telah sampai di benteng Pie Pek

Koan. Ji Bouw Kong meminta Siok Poo dan Kauw Kim menanti di

luar, sedangkan ia lalu memasuki markas junjungannya untuk

melapor. ?Cianswe, dua diantara empat jenderal harimau telah

datang. Mereka adalah Cin Siok Poo dan Thia Kauw Kim.?

Cin Ong Lie Si Bin girang sekali mendengar berita ini.

?Persilakan mereka datang menghadap!?

?Tunggu dahulu Cianswe, satu diantara mereka adatnya

berangasan dan susah diatur. Adatnya kokoey dan semaunya sendiri.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

910

Oleh karena itu, untuk menundukkan dia, cianswe harus

menggertaknya. Bukankah dahulu dia pernah bersalah hendak

membunuh Cianswe??

Cin Ong Lie Si Bin yang bijaksana segera menjawab. ?Urusan

yang sudah lalu mengapa harus diungkit-ungkit lagi. Sekerang ia

datang kemari untuk mengabdikan diri dan hendak membantu kita,

kenapa harus mementahkan kembali perkara yang sudah lewat??

?Bukan begitu Cianswe, hamba telah merenungkan bahwa adat

dari Thia Kauw Kim sukar dikendalikan. Dengan gertakan nanti da

akan takut dan pemberisan ampunan kali ini akan membuat ia selalu

teringat budi kebaikan Cianswe sehingga mau menurut segala

perintah dan hatinya tunduk benar-benar.

?Baiklah, suruh Cin Siok Poo menghadap, sedangkan untuk Thia

Kauw Kim, Kho menurut pada nasehat Kunsu.?

Cin Siok Poo berlutut di hadapan Cin Ong, siapa segera bangkit

dan membangunkan dengan mengangkat pundak Siok Poo.

?Mengapa Cin Ciangkun banyak memakai peradatan? Keluarga

kami banyak berhutang budi pada ciangkun. Oleh karena itu tidak

berani Kho menerima penghormatan yang sebesar ini.?

Cin Siok Poo lalu ditarik dan didudukkan di samping Cin Ong.

Kemudian perintah penangkapan atas diri Thia Kauw Kim dan

dibawa menghadap kepada Cin Ong.

Dengan ketakutan Thia Kauw Kim yang terikat kaki dan

tangannya maju berlutut. ?Mohon kemurahan hati cianswe untuk

memberikan ampun dosa dan kesalahan hamba tempo hari!?

Sebenarnya Cin Ong tidak tega, akan tetapi kunsu Ji memberi

isyarat dengan pandangan mata, maka dipaksakanlah untuk

bersandiwara. Tangan Cin Ong menggebrak meja dan

memerintahkan para algojo untuk menghukum mati Thia Kauw Kim.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

911

?Dosamu tidak terbatas, pernah membacok Kho di kelenteng Lo

Kun Tong. Untung ada Cin ciangkun yang menghalang-halangi, bila

tidak, mungki kho sudah tidak hidup lagi sampai sekarang ini! seret

keluar dan penggal batang lehernya!?

Thia Kauw Kim mengigil dan wajahnya pucat pasi. ?Celaka!

Tamatlah sudah riwayatku!? mengeluh si Bloon itu dalam hati.

Sebelum para algojo bertindak, Kunsu Ji Bouw Kong dan Cin Siok

Poo maju berlutut memohonkan ampun atas dosa-dosa dan kesalahan

si Bloon.

?Baiklah, kho suka membikin selesai perkara ini. Bangunla1

hanya kho binta kejujuran dan kesetian dari engkau dalam

pengabdianmu!?

Thia Kauw Kim berlutut dan memanggut-manggutkan kepala

delapan kali. Ia bersumpah akan setia dan tulus hati akan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengabdikan diri pada negeri Tong.

Cin Ong gembira sekali, selanjutnya perjamuan diselenggarakan

untuk menyambut dia panglima harimau yang kini menghambakan

diri pada negeri Tong.

Pada keesokan harinya jenderal Cin Siok Poo bersama Thia

Kauw Kim maju ke medan perang, menantang kepada musuh yang

menduduki kota Pie Pek koan.

Pada waktu itu, kebetulan jenderal kosen hitam legam buta huruf

sedang ditugaskan pergi ke kota Ma In Koan untuk mengumpulkan

ransum, sehingga yang beada di kota itu adalah panglima Song Kim

Kong dan staf.

Ketika mata-mata memberikan laporan akan tantangan dari

tentara kerajaan Tong, ia segera mengumpulkan stafnya dan

menanyakan panglima manakah yang sanggup menghadapi lawan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

912

?Siancian bersedia maju ke medan perang untuk mengusir

musuh. Jenderal Soey Kim memajukan dirinya.

?Bagus, pergilah dan berhati-hatilah!?

Jenderal Soey Kim dengan golok besarnya segera mengatur

pasukannya dan keluar menghadapi tantangan perang Tongtiauw. Di

dalam pertarungan, Sowy Kim kalah jauh, baik kepandaian maupun

tenaga.

Tidak lebih dari tiga jurus dadanya telah tertembus tombak

berkepala harimau dari jenderal Cin Siok Poo. Ia menjerit

mengerikan dan roboh binasa.

Jenderal besar Kwik To Ji marah sekali melihat stafnya gugur

dalam waktu yang amat singkat. Ia menggeram sadis membawa

senjata andalannya yang bernamaKONGCA keluar memapaki lawan

untuk menuntut balas atas kematian rekannya.

Pertarungan kembali terjadi dengan hebat. Akan tetapi tidak

lebih dari lima jurus, jenderal Kwik To Ji tertombak tenggorokannya

dan roboh binasa. Nak buahnya lari sembyar kocar-kacir separan
paran.

Panglima besar Song Kim Kong terkejut menerima laporan
laporan ini. dua panglimanya dalam waktu singkat telah binasa. Anak

buahnya menyempyar kocar-kacir tidak karuan.

?Siapakah panglima perang musuh yang lihay itu?? tanyanya

kepada bawahannya.

?Jenderal Cin Siok Poo, salah seorang jenderal harimau dari

Kimm Yong yang telah menakluk pada negeri Tong.?

?hah, Con Siok Poo? Pantas panglima-panglimaku tidak

sanggup melawannya. Tutup rapat-rapat keempat pintu kota dan

jangan melayani tantangan perang musuh. Dia sangat lihay, kaluKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

913

bukan Uti Ciangkun yang maju tidak akan ada yang sanggup

melayaninya!?

Pintu-pintu benteng kota Pie Pek Koan lalu ditutupo rapat-rapat

dan penjagaan diperkuat. Pasukan panah bersap-sap menjaga di atas

pintu benteng.

Berjam jam tantangan tidak ada sahutan. Cin Siok Poo lalu

memberi komando pasukannya mengundurkan diri dan masuk ke

dalam tangsi.

Bukan alang kepalanag gembiranya Cin Ong. Kemennangan hari

ini cukup besar. Oleh karena itu pesta kemenangan diselenggarakan.

Sampai dekat sore, perjamuan itu baru ditutup. Masing-masing lalu

kembali ke tangsinya untuk mengaso.

Malam ini bulan bersinar penuh. Pemandangan di alam sangat

bagus-bagus. benda-benda dan pepohonan yang tertimpa cahaya

keemasan dari sang rembulan nampak gemerlap dan indah sekali.

Melihat pemandangan ini Cin Ong menjadi tertarik dan ingin

pergi berjalan-jalan.

?Siapakah yang bersedia menemani aku untuk pergi berjalan
jalan? Malam ini bulan bersinar penuh dan kho dengar bahwa

keindahan kota Pie Pek Koan pada malam bulan purnama sangat

bagus, jarang ada kota-kota yang dapat menandinginya.@

Si Bloon yang berada di samping Cin Ong bangkit dan

menyanggupkan diri.

?Bila cukong hendak pergi berjalan-jalan, siauciang bersedia

menemani.?

?Bagus, siapkan kuda kho dan marilah kita berjalan-jalan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

914

Thia Kauw Kim menunggang kuda dan membawa-bawa kapak

panjangnya untuk melindungi junjungannya apabila ada hal-hal yang

tidak diinginkannya.

Secara diam-diam si Bloon dan Cin Ong keluar dari tangsi dan

berjalan menikmati keindahan kota Pie Pek Koan diwaktu malam

terang bulan.

Tiba di luar tangsi, benar saja pemandangan sangat menawan

dan mempesona. Langit bersih dan terang, tidak nampak segumpal

awanpun, sehingga sinar keemasan dari sang puteri malam

menerangi dengan rata sampai berjuta-juta Li jauhnya. Batu-batu,

rumput pepohonan menjadi gemerlapan bagaikan benda yang

tersepuh dengan emas.

Hati Cin Ong gembira sekali, sebentar-sebentar melecut kudanya

dan berjalan semakin jauh. Tanpa disadari mereka telah mendekati

kota Pie Pek Koan. Keempat pintu kota tertutup rapat. Serdadu
serdadu yang berpatroli di menara benteng hilir mudik penuh kesiap
siagaan.

Cin Ong dan si Bloon setelah memeriksa keadaan pertahanan

musuh lalu membelokkkan arah untuk menikmati pemandangan di

daerah pegunungan.

Pada saat itu justeru jenderal perkasa Uti Kiong tiba di daerah

pegunungan. Ia baru saja hendak kembali ke Pie Pek Koan setelah

berhasil mengumpulkan ransum di kota Ma Ie Koan.

Pepatah mengatakan untung tak dapat diraih, malang tak dapat

ditolak. Pertemuan ini sungguh JIA Tu Kham atau kebetulan sekali.

Uti Kiong telah mendengar berita-berita pertempuran di medan

perang Pie Pek Koan. Ia mendengar bahwa Tongtiauw mendapatkan

jenderal perkasa dari Kimyong sehingga dua rekannya gugur dan

pihaknya menderita kekalahan cukup besar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

915

Kini dalam perjalanan pulang di daerah pegunungan dapat

melihat di tengah malam ada dua penunggang kuda yang asyik

mondar-mandir. Persangkanya langsung terarah bahwa mereka pasti

mata-mata dari Tongtiauw.

Uti Kiong menyerahkan pengawalan ransum kepada

bawahannya, sedangkan ia sendiri keprak kudanya untuk mengejar.

?Budak Tong, jangan lari! Kalian memata-matai benteng kami

hah??

Mendengar bentakan yang mengguntur, Thia Kauw kin dan Cin

Ong sangat terperanjat.

?Celaka! Cukong lekaslah lari, siauciang akan mencoba

menghalang-halangi si hitam ini!?

Cin Ong Lie Si Bin tanpa menyahut lekas keprak kudanya dan

membedal sekencang-kencangnya. Sebaliknya Thia kauw Kim

mengangkat kapaknya memapaki orang yang membentak keras tadi.

Tatkala datang dekat, dapatlah Thia Kauw Kim melihat bahwa

pengejarnya itu adalah seorang panglima tinggi besar, wajahnya

buas, sepasang matanya bundar besar, mencorong seperti harimau.

Brewoknya lemat dan kaku seperti sikat ijuk.

Tidak salah lagi, jenderal inilah yang gambarnya dibawa oleh Ji

Bouw Kong tempo hari ke Lok Yang.

?Bangsat muka hijau, siapakah namamu??

?Kau mau tahu siapa aku? aku Thia yaya yang yang bernama

Thia Kauw Kim alias Tie Cat atau IT Long. Dan kau hitam legam ini

apakah Uti Kiong??

?Tidak salah, akulah Uti Kiong!?

Mendengar pengakuan ini tanpa banyak bicara lagi, Thia Kauw

Kim lalu angkat kapaknya dan membacok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

916

Tiga jurus beruntun bacokan-bacokan itu hebat dan cukup

membuat Uti Kiong tertahan, sehingga Cin Ong dapat melarikan diri

cukup jauh. Akan tetapi, jurus-jurus selanjutnya kawur dan ngawur.

Memang Thia Kauw Kim dapat menerima ajaran ilmu kapak dari

Malaikat hanya tiga jurus paling muka yang paham betul, sedangkan

jurus-jurus yang belakangan hanya samar-samar saja.

Uti Kiong setelah melihat permainan kapak lawannya kacau dan

tak beraturan menjadi tertawa gelak-gelak.

?Hahaaa hahaaaa kiranya kau ini adalah seorang yang

berkepala harimau tetapi berekor ular haaa haaaa.. Di depan

garang, buntut-buntutnya ngawur dan kuwur!?

Didalam pertarungan selanjutnya, Uti Jiong merangsek dengan

hebat. Ruyung dan tombaknya berganti-ganti menghantam, menusuk

bagaikan ular dan alap-alap, begitu cepat, gesit, lihay dan bertenaga.

Tidak ampun lagi pundak Kauw Kim terhantam telak. ?Bluukk

!? dan berutnya tertumbak jeblos ? craatt!?

Tubuh si Bloon menggeliat dan rubuh ke tanah, seketika pingsan

dan tidak sadarkan diri. Melihat pengawalnya roboh tak berkutik, Cin

Ong cepat memutar balik kudanya dan berteriak-teriak keras.

?Jangan bunuh dia! Jangan bunuh dia!?

Uti Kiong merandek dan tidak meneruskan menumbak ulu hati

Kauw Kim. Sebaliknya membalikkan tubuh begitu cepat dan

langsung menyeang Cin Ong. ?Sreett traangg traangg !? Cin

Ong kaget, namun masih dapat menguasai diri. Ia mengangkat golok

pusaka Teng Tong To dan menangkis seraaaaangan-serangan Uti

Kiong.

Mana sanggup Cin Ong menghadapi jenderal kosen itu?

sedangkan jenderal-jenderal harimau saja tidak ada yang mampu,

apalagi Cin Ong yang kepandaiannya tidak seberapa.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

917

Oleh karena itu dua tiga jurus keadaannya sudah sangat kritis

dan berbahaya sekali. Karena tidak sanggup melayani, maka cepat
cepat Cin Ong memutar kudanya dan melarikan diri lagi.

?Budak Tong, mau lari kemana engkau hei!?

Thia Kauw Kim adalah penjelmaan bintang Kay Touw Seng

menurut alkisah. Oleh karena sampaipun ia mati asal saja tubuhnya

menyentuh tanah, segera akan hidup kembali. (Para pembaca, di

dalam babad Pewayangan, ada pula satria gagah perkasa yang kalau

mati dapat hidup kembali bila menyentuh dengan tanah. Kesatria itu

bernama Boma Naruko Suro, yang sesungguhnya putera dari Dewa

Wisnu).

Tidak mengherankan Thia Kauw Kim hanya menggeletak

beberapa saat, kemudian luka-lukanya merapat dan seperti semula.

Segar bugar dan melompat bangun, menyambar kapaknya dan

mencemplak kudanya mengejar musuh yang menguber

junjungannya.

?Jangan kau lukai cukongku! Berhentilah hei hitan brewokan,

akulah tandinganmu!?

Uti Kiong yang sudah dekat dengan Cin Kiong dan hampir

menangkapnya. Tetapi tiba-tiba mendengar bentakan yang keras dari

orang yang sudah dilukainya, menjadi terheran-heran.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Heiya . Orang ini aneh sekali. Pundaknya telah remuk,

perutnya tertembus tombak dan roboh tidak berkutik, kenapa begitu

cepat bisa hidup kembali? Jimat kesaktian apakah yang

dimilikinya??

Uti Jiong terpaksa melepaskan Cin Ong dan menghadapi Thia

Kauw Kim. Kembali pertarungan seru terjadi. Akan tetapi hanya dua

tiga jurus, lagi-lagi ruyung Uti Kiong telak memukul lengan kanan

dan tombaknya menusuk ke dada si Bloon, siapa menjerit dan roboh

kembali ke tanah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

918

Melihat kejadian ini Cin Ong kembali kaget dan mendekati

untuk mencegah serangan Uti Kiong lebih lanjut.

?Tahan! Ajangan bunuh panglimaku!?

Uti Kiong cepat balikkan tubuh dan menyerang Cin Ong.

Siapa angkat golok pusaka Teng Tong To dan mengadakan

perlawanan secara mati-matian. Namun memang bukan tandingan si

hitam legam, terpaksa memutar kudanya dan melarikan diri lagi.

Thia Kauw Kim yang kali ini sudah putus jiwa, lagi-lagi begitu

tubuhnya menyentuh tanah terus hidup lagi dan pulih luka-lukanya.

Ia adalah penjelmaan bintang tanah atau Kay Tong Seng, maka

walaupun mati dan luka bagaimanapun beratnya asal tubuhnya

bersatu dengan tanah akan hidup kembali.

Di saat Cin Ong hampir tercandak, kembali Thia Kauw Kim

mengejar dan membentak keras.

?Tahan! Jangan lukai junjunganku!?

Uti Kiong heran sekali. Ia lepaskan lagi Cin Ong dan

membalikkan tubuh untuk memapaki. Setelah datang dekat, Uti

Kiong memapaki dengan sengit.

?Bangsat, kau ini makhluk yang aneh sekali. Sudah mampus

kenapa bisa hidup kembali??

?Hahaaa haaa oleh karena itu lepaskanlah cukongku. Aku

tidak dapat mati. Tuhan memberikan kesaktian yang mana aku tidak

dapat dibunuh kecuali bila sudah sampai titi mangsane (sampai

saatnya).

?Bohong! Masakan orang tak dapat mampus? Aku ingin

membuktikannya!?

Dan tanpa banyak komentar lagi, Uti Kiong segera melancarkan

serangan dengan sengit. Dua tiga jurus lagi-lagi lengan Thia KauwKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

919

Kim terpukul patah dan pinggangnya tertembus tombak sampai

dalam.

Thia Kauw Kim menjerit dan roboh binasa. Uti Kiong turun dari

kudanya dan memeriksa dengan teliti. Pernafasan si Bloon sudah

terhenti. Sudah jelas orang ini mati sungguh-sungguh. Maka ia

tertawa dan mencemplak kudanya mengejar Cin Ong.

Cin Ong gugup sekali. Ia cemplak kencang-kencang kudanya

dan melarikan diri. Akan tetapi beberapa Li larinya menjadi terhenti,

karena dihadapannya adalah daerah pegunungan yang bertebing

curam.

Didalam kebingungan ini, lagi-lagi dari arah belakang Thia

Kauw Kim mengundak dan mencegah tindakan Uti Kiong. ?Jangan

lukai cukongku! Tunggulah, akulah lawanmu!?

Uti Kiong menjadi melengak dan gumun setahun, jembeleng

sewindu. Hah ? Orang macam apakan dia ini? Asal mati hidup

kembali? Thia Kauw Kin datang dan membuka suara.

?Uti Kiong, bila engkau benar-benar merasa dirimu seorang

gagah tunggulah, aku undang saudaraku Cin Siok Poo yang

kepandaiannya berimbang denganmu. Maka bila engkau berani dan

berjiwa jantan tunggulah aku di sini, aku akan memanggilnya!?

?Kenapa aku takut? Undanglah dia datang melawanku! Akan

tetapi karena aku khawatir kau hanya akan menipuku, maka sebagai

barang tanggungan, tinggalkan budak Tong ini di sini. Bila kau

benar-benar memanggil Cin Siok Poo, aku akan bebaskan.

Sebaliknya bila kau mau mengakali, akan kubunuh budak Tong ini!?

Sebaliknya Thia Kauw Kim merasa cemas dan khawatir. Takut

kalau-kalau Uti Kiong tidak menepati janji dan mencelakai jiwa

cukongnya. Iapun mengajukan syarat-syarat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

920

?Baik, aku akan tinggalkan cukong di sini, hanya sebagai laki
laki beranikah engkau mengucapkansumpah untuk menepati

janjimu??

?Sudah terang. Seorang laki-laki tidak akan menjilat kata-kata

yang telah diucapkan.?

?Bila demikian, bersumpahlah, biar telingaku ikut mendengar!?

Uti Kiong menengadahkan mukanya ke langit, tangan kanannya

menepuk dada dan mengucapkan sumpahnya.

?Bila aku sampai tidak menepati janji dan mengganggu

keselamatan jiwa Cin Ong Lie Si Bin, biarlah aku mati dengan usia

pendek dan secara tidak wajar!?\

Thia Kauw Kim girang sekali mendengar sumpah ini. ia lalu

putar kudanya dan membedal kembali ke tangsinya. Tiba di tangsi

segera menghadap Kunsu Ji. Siapa bukan alang kepalang kagetnya.

?Celaka, jadi engkau tinggalkan Cin Ong untuk lari

menyelamatkan dirimu sendiri? Sungguh pengecut jiwamu Thia

Kauw Kim!?

Thia Kauw Kim menerangkan dari awal sampai akhir, akan

tetapi kunsu Ji tidak mau mengerti. Ia perintahkan para keeciang

untuk meringkus tubuh, kaki dan tangan Thia Kauw Kim.

?Bila jiwa Cin Ong terganggu, pertama-tama engkau akan

kubunuh!?

Ji Bouw Kong lalu memanggil Cin Siok Poo dan diperintahkan

untuk menolong Cin Ong. Cin Siok Poo lalu mengenakan pakaian

perang, membawa tombak, sepasang kian, busur dan panah. Dengan

menunggang kuda sakti Ho Loey Pa ia membedal ke daerah

pegunungan kota Pie Pek Koan untuk menolong cukongnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

921

Selama ditinggalkan Thia Kauw Kim, Uti Kiong duduk di atas

batu dan sama sekali tidak mengganggu Cin Ong. Akan tetapi tatkala

Cin Ong dengan kata-kata lemah lembut membujuk supaya Uti

Kiong menakluk saja pada negeri Tong, meluaplah amarah jenderal

hitam legam yang perkasa ini.

Ia memang setia dan konsekwen akan tugas kewajiban yang

dipikul di pundaknya. Oleh karena itu begitu mendengar bujukan,

hatinya murup dan mengangkat ruyung untuk menghantam Cin Ong

Lie Si Bin.

?Jangan kau anggap aku aku seorang laki-laki yang berjiwa

rendah! Mudah terpincuk dengan kata-kata bujuk rayu serta iming
iming kedudukan tinggi! Dengan bujukanmu ini, maka janji dan

sumpah yang tadi kuucapkan menjadi batal dan tak ada gunanya lagi.

Aku tetap setia pada junjunganku, maka terimalah kematianmu

budak Tong!?

Cin Ong kaget, ia angkat golok Teng Tong Tonya untuk

mengadakan perlawanan. Dan setelah terdesak dan tak tahan Cin

Ong keprak kudanya melarikan diri. Sambil berlari ia memasang

sebatang anak panah di busurnya. Dan ketika ada kesempatan baik,

Cin Ong menoleh ke belakang dan memanahnya. ?Serr craatt

klontang !?

Anak panah itu melesat lalu mengenai topi perang Uti Kiong

sehingga copot dan jatuh ke tanah.

Uti Kiong melompat turun dari kudanya dan memunggut topi

perangnya. Ia menjadi kaget dan merandek beberapa saat sambil

mengamat-amati topi yang berukir ukiran sepasang burung Hong.

?Mata burung Hong ini kini semuanya mebuka, heiya pesan

pendeta sakti Lie Thay Pek di pegunungan Pokesan mengatakan, bila

suatu hari bertemu dengan orang yang dapat memanah terbuka

burung Hong pada topi perangnya, orang itu adalah Cinbeng ThiancuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

922

atau junjungan asli, dan aku harus setia bengabdikan diri padanya.

Akan tetapi apa mungkin? Kenapa justeru kita bertemu sebagai

musuh??

Jenderal hitam legam Uti Kiong tidak gampang-gampang mau

percaya. Ia kenakan topi perangnya, mencemplak kudanya dan

mengejar pula.

?Mau lari kemana engkau wahai budak Tong? Serahkan buah

kepalamu padaku!?

Cin Ong gugup sekali, ia keprak kudanya bagaikan angin

tornado. Dari belakang Uti Jiong mengejar terus dengan penuh nafsu

dan sebentar-sebentar caci maki atau bentakan-bentakannya

mengguntur mengejutkan hati.

Kira-kira dua tiga puluh Li, larinya Cin Ong menjadi terhenti

karena di depan membentang sebuah sungai lebar yang airnya deras.

Bukan main gugup, cemas dan paniknya hati Cin Ong. Jantungnya

memukul keras mau copot. Ia menepuk-nepuk punggung kudanya

dan berbisik ke telinga kudanya.

?Kudaku, kerahkan tenagamu dan selamatkan jiwa tuanmu.

Melompatlah sehingga bisa melewati sungai lebar ini. lihatlah musuh

di belakang semakin dekat!?

Ternyata kuda itu mau menurut. Setelah memperdengarkan

ringkikan yang keras, kuda itu lalu melompat dan berhasil

menyeberangi sungai luas berair deras itu.

Sementara itu Cin Siok Poo sudah datang pula. Melihat

cukongnya dikejar-kejar ia membentak dari jauh. ?Jangan ganggu

cukongku, aku Cin Siok Poo telah datang!?

Uti Kiong menoleh, ia dapat melihat seorang tinggi tegap dan

berwajah kuning kepucat-pucatan. Walaupn demikian nampak gagah

dan keren sekali. Sebaliknya, Cin Siok Poo begitu musuh menoleh,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

923

dapatlah ia melihat tegas bahwa musuh sangat seram, hitam legam,

brewok lebat kasar dan matanya mencorong seperti mata harimau.

?Hem, orang ini kuat dan buas sekali kelihatannya.?

Demikianlah apa yang dipikir oleh Cin Siok Poo.

Setelah datang dekat, tanpa banyak bicara kedua jagoan itu

segera menggerakkan senjata-senjatanya dan bertarung dengan seru.

Jurus demi jurus cepat berlalu dan sudah ratusan jurus mereka

bertarung tanpa dapat diketahui siapa yang bakal muncul sebagai

pemenang. Sesungguhnya Cin Siok Poo ilmunya lebih tinggi satu

tingkat, akan tetapi kenapa Uti Kiong dapat mengimbanginya?

Keadaan ini berkaitan dengan kisah turunnya bintang-bintang

yang menjelma ke bumi untuk melindungi Cinbeng Thiancu Cin Ong

Lie Si Bin. Lie Si Bin adalah penjelmaan bintang Ciwi Sing. Cin

Siok Poo adalah penjelmaan penjelmaan bintang arang stengkul atau

Hek Siat Seng.

Pada waktu mereka diturunkan ke bumi, terjadi sedikit

kerewelan. Hek Siat Seng mengetahui bahwa bintang CO Thian

Hong amat lihay, maka tidak mau diturunkan bersama-sama ke bumi.

Ia ingin tinggal di kahyangan ;lebih lama untuk memperdalam

ilmunya.

Akan tetapi kepala Dewa segera menjanjikan bahwa bila ia mau

diturunkan bersama-sama akan dibuat kekuatan dan kepandaiannya

seimbang dengan Co Thian Hong. Hek Siat Seng menyangkal,

apakah itu mungkin? Sebab kenyataannya kalah jauh.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kepala Dewa lalu menyertakan tiga penyakit dalam paru-paru

Co Thian Hong. Dengan tiga bagian penyakit yang dideritanya ini

maka kekuatannya akan surut menjadi lemah sehingga bintang Hek

Siat Seng dapat menghadapinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

924

Ini adalah apa yang kami tuturkan menurut alkisah, sehingga

dengan demikian Uti Kiong dapat bnertahan melawan Cin Siok Poo.

Jadi oleh Kepala Dewa-dewa atau Giok Hong Cin Siok Poo sebagai

penjelmaan bintang Co Thian Hong mengindap penyakit paru-paru

pada tiga bagian rongga dadanya, sehingga penyakit ini melemahkan

kekuatan dan mengurangi kelihayannya, maka Uti Kiong dapat

mengimbangi.

Melihat ia tidak dapat mengalahkan dengan mudah, padahal

orang penting yang dikejarnya sudah melintasi sungai, maka Uti

Kiong menggeram dahsyat ddan melancarkan serangan ruyung

mautnya tiga kali secara beruntun. Cin Siok Poo dengan gesit dan

sebat menangkis dan balas menyerang.

Tiga kali pukulan ruyung Uti Kiong, yang dua ditangkis dengan

sebuah Kian, sedangkan yang ketiga ditangkis dengan kian yang lain

diteruskan balas menyerang.

Setelah melihat dirinya sukar merobohkan lawannya. Uti Kiong

memutar kudanya dan lari ke tepi sungai. Ia menepuk kuda Auw Tui

Ma nya dan kemudian kuda itu meringkik keras kemudian melompat

menyeberangi sungai.

Cin Ong yang melihat pertarungan seru dasi seberang sungai,

tatkala mengetahui musuh yang berwajah buas itu menyeberangi

sungai mejadi kaget setengah mati.

?Heiya .. celaka!?

Melihat keadaan cukongnya sangat berbahaya Cin Siok Poo pun

keprak kudanya dan menepuk-nepuk kudanya yaitu Hoo Loey Pa.

sehingga kuda itu memperdengarkan ringkikan mautnya dan

mulutnya menyembur uap hitam yang beracun.

Sayang kuda Uti Kiong juga jelmaan dari Naga Besi, sehingga

tidak jatuh mendeprok mendengar ringkikan Ho Loey Pa. MelihatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

925

ringkikan kudanya tidak berpengaruh apa-apa, ia segera tepuk

punggung kudanya untuk melompati sungai itu.

?Melompatlah!, aku melihat cukong kita dalam bahaya!?

Kuda Ho Loey Pa mengerti apa yang diucapkan tuannya, ia

sekali lagi berbenger keras dan melompat jauh. Sungai lebar besar

berair deras itu dilompatinya. Mereka bertiga kembali kejar mengejar

bagaikan pacuan kuda. Cin Ong dikejar Uti Kiong, sebaliknya Uti

Kiong dikejar Cin Siok Poo.

? ooOoo ?

BAB LXVII

SI BLOON THIA KAUW KIM

DIUSIR OLEH KUNSU JI BOUW KONG

UTI KIONG mengejar Cin Ong sampai jarak lima puluhan Li.

Mereka sampai sudah di daerah pegunungan Hek Ya San.

Kunsu Ji Bouw Kong telah menghitung-hitung dan dapat

mengetahui bahwa nantinya Uti Kiong akan mengundak sampai di

daerah Hek Ya San ini. maka pagi-pagi telah diperintahkan sebanyak

delapan panglima kosen dan lima laksa serdadu untuk mengepung

dan mengeroyok Uti Kiong.

Kedelapan panglima kosen dari negeri Tong yang menerima

perintah itu adalah Jenderal Ma Sam Po, In Kay San, Lauw Hong

Kie, Toan Ci Hian, Seng Khan Su, Teng Thian Keng, Ong Kun Kie

dan Lie Beng Goat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

926

Tatkala delapan panglima itu melihat Uti Kiong datang ke

daerah Hek Ya San, mereka maju berbareng dan menghadang.

Terjadilah pertarungan yang seru satu lawan delapan.

Akan tetapi dengan gagah perkasa Uti Kiong mengamuk dan

melancarkan serangan dahsyat sehingga delapan panglima kosen dari

negeri Tong tidak berdaya. Lima laksa serdadu yang mengurung dan

melancarkan serangan-serangan dengan panahpun tidak berhasil

melukai jenderal kosen berwajah buas itu/

Tatkala matahati mulai condong ke Barat, seorang perwira dari

Lauw Buciu datang dan menerimakan perintah dari panglima besar

Song Kim Kong untuk memanggil jenderal Uti Kiong dan menarik

mundur pasukannya.

Andaikata tidak ada perintah dari atasannya peperangan di

medan perang Pi Pek Koan tidak akan berhenti. Jenderal Uti Kiong

lalu memutar kuda dan memberi komando seluruh anak buahnya

serta kereta-kereta ransum memasuki kota Pie Pek Koan.

Panglima-panglima Tongtiauw pun mengumpulkan anak

buahnya dan bersama-sama mundur dan masuk ke dalam tangsi.

Tatkala sampai di depan tangsi, Cin Ong dan Siok Poo dapat

melihat si Bloon Thia Kauw Kim diikat erat-erat tubuh dan kaki

tangannya di sebuah tiang besar.

Ketika mengetahui cukongnya telah kembali, maka si Bloon

berseru.

?Cukong, toako Ji hendak menjatuhi hukuman mati atas

keselamatan siauciang. Bila cukong bertemu dengannya, harap

memberikan pembelaan sehingga selamatlah jiwa siauciang!?

Cin Ong Lie Si Bin memanggutkan kepala dan langsung

memasuki tendanya. Kunsu Ji dan staf segera hadir dalam ruangan

markas menyambut kedatangan Cin Ong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

927

?Cukong mestinya banyak mendapat kekagetan?? Menyambut Ji

Bouw Kong dengan penuh rasa haru.

?Yah, inilah kesalahan yang Kho buat sendiri. Melihat bulan

bersinar penuh, Kho jadi iseng dan mengajak Kauw Kim pergi

berjalan-jalan. Tidak disangka panglima buas itu datang dari Ma Ie

Koan dan bertemu di daerah pegunungan, karena dialah Kho

mendapat banyak kesulitan.?

?Cukong tidak usah berbohong, kesemuanya ini adalah

semuanya gara-gara si Bloon itu!?

Thia Kauw Kim lalu dibawa masuk untuk diadili.

?Thia Tie Ciat kau sesungguhnya laki-laki pengecut! Mengapa

engkau membujuk cukong untuk pergi keluar tangsi berjalan-jalan ke

daerah musuh? Setelah mendapatkan kesulitan, kau tinggalkan

cukong dan pulang sendiri. Hampir-hampir saja jiwa cukong

mengalami kecelakaan. Hukuman apa yang pantas dijatuhi untuk

dirimu??

Cin Ong Lie Si Bin mengajukan pembelaan.

?Kunsu, itulah kesalahan Kho sendiri, mengapa disangkut
pautkan dengan Thia ciangkun??

?Karena cukong membela dan mengaku kesalahan itu adalah

perbuatan cukong, maka tidak ada alasan kuat untuk menjatuhi

hukuman mati kepadanya. Akan tetapi sifat pengecutnya itu

membuat undang-undang kemiliteran hilang wibawanya bila tidak

mengusirnya pergi.?

Kunsu Ji Bouw Kong lalu menjatuhkan hukuman, mengusir Thia

Kauw Kim dari ketentaraan Tongtiauw. Masih juga Thia Kauw Kim

hendak mengajukan protesnya. Akan tetapi kunsu Ji menggebrak

meja dan membentaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

928

?Laki-laki pengecut! Apa maumu bersikeras tinggal di sini?

Kami tidak sudi memakai tenaga seorang pengecut. Pergilah!?

Thia Kauw Kim merah padam mukanya. Ia merasa malu sekali.

Setelah memberi salam pada Cin Ong lalu berangkat.

?Harap cukong suka membujuk!?

?Dalam hal ini kekuasaan kemiliteran terletak di tangan Kunsu,

Kho tak dapat berbuat banyak!?

Thia Kauw Kim memberi hormat, membawa senjata dan

piohoknya berlalu. Diluar tangsi Thia Kauw Kim mengumpulkan

anak buahnya dan kepada mereka diberikan pengumuman.

?Siapa yang akan ikut aku, marilah! Kunsu tidak suka memakai

tenagaku, maka aku akan pergi ke lain tempat!?

Beberapa keeciang suka turut, mereka bersama-sama

meninggalkan tangsi angkatan perang Tongtiauw dan menuju ke arah

selatan. Berjalan kira-kira dua tiga puluh Li, cuaca mulai menjadi

gelap. Petang diambang mata dan malampun segera menjelang.

Thia Kauw Kim turun dari kudanya dan mengajak pengikut
pengikutnya beristirahat. Tempat dimana Thia Kauw Kim dan

pengikut-pengikut setianya melepas lelah itu namanya GAN SIANG

TO.

Tengah si Bloon dan beberapa pengikutnya itu duduk makan

minum sambil pasang omong, tiba-tiba terdengar tambur dan kecer

ditabuh riuh sekali. Dari kiri kanan, depan dan belakang muncul

puluhan Liolo.

Kesemuanya bersenjata lengkap dan mengurung rombongan

Thia Kauw Kim. Yang menjadi kepala kaum rampok adalah Mo Sam

san Kauw Su.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

929

Dengan garang kedua Touwbak itu mengancam rombongan si

Bloon.

?Tinggalkan uang sewa jalan bila ingin melewati daerah Gan

Siang To ini dengan aman!?\

Menampak hal ini, Thia Kauw Kim menjadi tertaw2a gelak
gelak.

?Hahaaa hahaaa kiranya cucu-cicitku berada di sini.

Ketahuilah bahwa aku ini Kun Si Mo Ong, cikal bakalnya kaum

kecu, rampik dan berandal!?

Siapakah namamu sehingga berani mengatakan kami adalah

cucu-cicitmu?? bertanya Mo Sam dengan penuh kegusaran.

?Hahaaa sampaikan kakek moyangmu engkau tidak kenal?

Akulah Thia yaya. Thia Kauw Kim yang berani merampok upeti Ko

San Ong Yo Lim di daerah Shoatang.?

Demi mendengar pengakuan ini, para berandal yang berwajah

garang dan membentak-bentak dengan kasar itu menjadi terkejut.

Mereka menjatuhkan diri dan berlutut memberikan penghormatan

kepada Thia Kauw Kim.

?Mengapa loya bisa berada di sini? Mau kemanakah Loya??

?Karena tidak akur dengan kunsu Ji dari negeri Tongtiauw maka

aku pergi mengembara dengan tanpa tujuan yang tetap.?

Bila loya tidak mempunyai tempat tinggal dan tujuan yang tetap,

tidakkah lebih baik tinggal bersama kami di daerah Gan Siang To di

pesanggrahan Tong Gak Bio, entah bagaimana pikiran loya??

?Begitupun baik, tidak berhalangan. Hayolah antarkan aku

kesana!?

Kawanan begal itu dari mau merampok malahan menjadi

berhamba. Mereka membawa bekas raja Kun Si Mo Ong keKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

930

pesanggrahan Tong Gak Bio. Kursi kebesaran sebagai pangcu

diserahkan kepada si Bloon. Semua kawanan rampok lalu berlutut

dengan menyebut cianswe tiga kali. Semenjak hari itu Thia Kauw

Kim kembali menjadi raja begal di daerah Gan Siang To.

Mo Seng diangkat sebagai penasehatnya sedangkan Kauw Su

sebagai Kheklo. Perintah harian diberikan.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak boleh merampok orang-orang berombongan, iring-iringan

berkereta dan popiauw sajalah yang boleh dirampok.

Sementara itu di tangsi angkatan perang Tongtiauw, sepeninggal

Thia Kauw Kim, Cin Ong Lie Si Bin berkenan menanyakan apakah

Ji Bouw Kong mengusirnya sungguh-sungguh.

Ditanya demikian, Kunsu Ji Bouw Kong tersenyum dan

memberikan penjelasan.

?Sin mengusirnya pergi hanyalah memberikan kesempatan untuk

ia mendapatkan Konglo (jasa). Di dalam waktu enam tujuh hari lagi,

pasti ia sudah akan kembali di sini.?

?Oh, bila begitu legalah hatiku!? Cin Ong menjadi terang dan

gembira sekali.

Kembali kita ikuti perkembangan kisah di sarang penyamun Gan

Siang To.

Pada suatu hari Mo Sinsiang atau Mo Sam datang menghadap

kepada Thia Yaya. Memberikan laporan bahwa tidak lama lagi di

daerah Gan Siang To akan dilewati iring-iringan serdadu angkatan

perang Teng Yang Ong Lauw Buciu yang mengawal bahan ransum

meliputi jumlah jutaan toa.

?Apakah pangcu setuju untuk merampok ransum angkatan

perang Lauw Bociu ini??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

931

Thia Kauw Kim bertepuk-tepuk tangan dan berjingkrak-jingkrak

kegirangan.

?Inilah yang disebut angin besar atau Toa Hong, mengapa aku

tidak menyetujuinya? Segeralah persiapkan anak buah kita untuk

berpencar menunggu di tempat persembunyian masing-masing dan

menyergap iring-iringan ransum itu. jangan bertindak sendiri-sendiri,

tunggulah komandoku, baru bergerak serentak!?

Para Liolo dan Tauwbak berlutut menerima perintah rajanya.

?Para pembantuku, apakah kiranya kalian ada sisasat untuk

berhasilnya perampokan ransum ini??

Kauw Shu yang diangkat sebagai Kheklo mengajukan diri.

?Pangcu, sin ada siasat yang sangat bagus untuk merampas

iring-iringan ransum itu. jalanan di Gan Siang To in banyak sekali

kelak-kelok dan berlika-liku bagaikan usus kambing (yang jang nio

tao). Orang luar tak kan gampang-gampang mengenalinya.

Oleh karena itu pangcu boleh menghadang kepala rombongan dan

menempurnya. Kami sekalian yang akan merampas kereta-kereta

ransum itu. dengan jalan ini pastilah kita akan berhasil.?

?Hah? Apakah hal ini tidak akan membuang-buang waktu saja,

kalau mereka mengejar, kita akan tercandak.?

?Sudah sin katakan, jalanan di sini sukar sekali untuk dikenal

oleh orang luar. Jalanan yang ada tandanya kapur putih, itu adalah

jalanan hidup. Dan yang tanpa memakai tanda adalah jalanan mati.

Mereka akan berputar-putar, sampaipun sebulan tidak nanti

menemukan jalan yang benar.?

?Oh kalau begitu siasat ini baik kita jalankan!?

Begitulah, segala persiapan segera diatur selesainya sidang.

Beberapa hari kemudian, mata-mata yang mengawasi di menaraKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

932

pesanggrahan turun memberikan laporan bahwa iring-iringan ransum

angkatan perang Tengyang Ong telah datang.

?Heiya, angin besar bertiup Toahong laya ...!?

Para Liolo dan Tauwbak membawa alat-alat persenjataan.

Mereka berlari-lari turun ke tempat persembunyian dengan seruan
seruan angin besar datang, angin besar datang!?

Thia Kauw Kim lalu mengenakan pakaian perang, membawa

kapak panjang dan mencemplak kudanya turun ke jalan untuk

menghadang.

Tatkala datang dekat, ia segera membentak dengan suaranya

yang keras parau bagaikan gembreng penyok jatuh dari loteng.

?Tinggalkan uang sewa jalan. Bila tidak jangan harap dapat

melewati jalanan ini dengan masih bernyawa!?

Para serdadu yang mengawal kereta ransum menjadi kaget dan

berlari mundur. Mereka melaporkan kepada panglima yang

mengawal rombongan itu yang tidak lain adalah jenderal kosen

berwajah buas Uti Kiong.

Mereka memang sudah saling mengenal, sehingga pertemuan itu

membuat Uti Kiong naik pitam.

?Bangsat, kau mencegat kereta ransumku di sini, apakah sudah

bosan hidup??

?Hahaa haaa kau tak dapat membunuh aku tahu? Setiap

tubuhku menyentuh bumi pastilah aku hidup kembali. Tinggalkanlah

ransummu supaya tidak mencapaikan engkau!?

?Bangsat, omong seenak udelmu sendiri! Makanlah tombakku!?

Uti Kiong dengan sengit mengangkat tombaknya dan melancarkan

serangan gencar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

933

Thia Kauw Kim juga angkat kapaknya mengadakan perlawanan.

Pertarungan berjalan dengan sengit dan seru.

Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh Mo San dan

Kauw Shu. Mereka memimpin para Liolo membubarkan para

serdadu penarik kereta dan merampasnya untuk dibawa ke

pesanggrahan Tong Gak Bio.

Thia Kauw Kim dapat melihat anak buahnya telah berhasil

merampas kereta-kereta ransum dan dibawa naik ke Tong Gak Bio,

segera mengadakan perlawanan dahsyat, kemudian memutar

kudanya dan meninggalkan Uti Kiong.

?Terima sakih atas perhatianmu yang telah mengirimkan bahan

makanan meliputi ribuan karung. Lain kesempatan kuadakan

perjamuan untuk menjamu kalian. Sekarang yayamu tidak ada waktu

untuk menemani. Maka selamat tinggal dan sampai jumpa pula!?

Uti Kiong menoleh ke belakang dan mendapat kenyataan bahwa

memang kereta-kereta ransumnya sudah tidak kelihatan. Bukan main

marahnya. Ia keprak kudanya memanggil-manggil Thia Kauw Kim.

?Bangsat muka hijau, kembalikan ransumku! Bangsat muka

hijau, kalau kau benar-benar jantan tunggulah aku!?

Akan tetapi Thia Kauw Kim langsung ambil jalanan yang

berkode dan kembali ke pesanggrahan. Sebaliknya Uti Kiong

melarikan kudanya dengan kencang. Tetapi anehnya selalu saja ia

sampai di tempat yang tadi-tadi juga.

?Heiya, ilmu guna-guna apakah yang dicunakan ini? kenapa aku

seperti orang yang melangkahi akar kemamang, putar-putar, bolak
balik selalu kembali ke tempat yang sama, sungguh bangsat keparat

si muka hijau itu!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

934

Setelah menjelang sore barulah Uti Kiong menghentikan

pengejarannya, toh selalu saja sia-sia. Dengan hati kesal dan lelah

yang tak terbatas ia kumpulkan anak buahnya untuk berunding.

?Kalau aku terus pulang ke Pie Pek Koan dan stafku

menanyakan kereta-kereta ransum. Aku akan menjadi kurang enak.

Oleh karena itu setelah beristirahat beberapa saat, marilah kita

berjalan kembali kepada Thio SU Kui untuk meminta lagi bahan

ransum.?

Anak buah Uti Kiong tidak ada yang tidak mufakat. Mereka

mengaso dan makan minum dengan lahap. Maklumlah perjalanan

cukup jauh, cape dan lapar begitu menanggung, sehingga untuk

sesaat mereka melupakan peperangan.

Sehabis makan minum mereka lalu bergerak kembali ke kota

Kay Hiu Koan untuk meminta lagi ransum.

Sementara itu di pesanggrahan Tong Gak Bio, Thia Kauw Kim

mengadakan pesta meriah atas berhasilnya perampasan kereta

ransum yang jumlahnya ribuan karung itu.

Di dalam pesta meriah itu si Bloon mengajak seluruh anak

buahnya untuk menakluk ke negeri Tong.

?Dengan ransum yang berjumlah besar ini, kita gunakan modal

untuk menakluk ke negeri Tong. Pada dewasa ini hanyalah negeri

Tong yang layak kita ikuti. Oleh karena itu bersiap-siaplah, besok

kita berangkat menakluk!

Hidup di negeri ini yang rajanya bijaksana, kita mempunyai

kesempatan untuk mencari pahala dan meningkatkan taraf hidup

serta menduduki jabatan yang sesuai.?

Mosan Seng mengajukan pertanyaan, begitu juga Kauw Shu.

?Pangcu, bukankah pangcu diusir karena tidak disenangi kunsu?

Kalau penaklukan kali ini juga ditolak bagaimana??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

935

Tidak usah takut, kita kan mempunyai bahan makanan yang

cukup besar. Kalau kita ditolak, kita kembali lagi ke Tong Gak Bio

dengan kereta-kereta ransum ini! mereka pasti akan menyesal

sendiri!?

Begitulah pada keesokan harinya sehabis makan pagi, Thia

Kauw Kim membawa seluruh anak buahnya yang berjumlah kurang

lebih seribu orang, mendorong kereta-kereta hasil rampasan menuju

ke negeri Tong.

Menjelang sore iring-iringan kereta ransum tiba di depan tangsi

angkatan perang Tong. Mata-mata menghadap Cin Ong dan memberi

laporannya.

?Persilakan Thia Ciangkun menghadap!? memerintahkan Cin

Ong dengan gembira. Dan pesta meriah diselenggarakan untuk

menyambut kembalinya si Bloon itu.

Di dalam perjamuan itu berlangsunglah pembicaraan hangat

antara Cin Ong dan si Bloon.

?Kemana saja selama berhari-hari ini Thia ciangkun?? bertanya

Cin Ong dengan wajah penuh kegembiraan.

?Semenjak sin mendapat kesalahan dan kunsu merah-marah

mengusir sin pergi, sin berjalan tanpa arah tujuan, sampai tiba di

tempat yang namanya Gan Siang To.

Di sini ternyata ada sebuah kawanan rampok. Melihat sin seorang

diri, kawanan rampok itu mengurung hendak membegal.

Akan tetapi begitu sin memperkenalkan diri, kawanan rampok itu

segera menjatuhkan diri berlutut dan memaksa sin untuk duduk

sebagai Paongnya.

Beberapa hari ini telah lewat jenderal Uti Kiong yang membawa

ransum berjumlah ribuah karung. Sin lalu berunding denganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

936

pembantu dan seluruh anak buah untuk merampas ransum itu.

hasilnya benar-benar sukses besar.

Kini sin membawa seluruh kereta ransum itu untuk dipersembahkan

kepada cukong dengan syarat terimalah penaklukan kami!?

Kunsu Ji Bouw Kong yang duduk di samping Cin Ong segera

menjawab.

?Engkau mau kami menerima penaklukanmu? Baiklah, marilah

kau minum arak dahulu! Sehabis makan minum engkau dan seluruh

anak buahmu kuperintahkan kembali lagi ke Gan Siang To untuk

merampas kereta Uti Kiong yang kedua. Dengan ini engkau akan

mendapatkan konglo pula dan terbebaslah segala kesalahan dan

dosa-dosamu!?

Cin Ong mengisikan tiga cawan arak dan disuguhkan kepada

Thia Kauw Kim. Si Bloon dengan gembira menyambut cawan-cawan

arak itu dan diteguk sampai kering.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

BERSAMBUNG

Bagaimana akhirnya, apakah Kauw Kim diterima kembali di

negeri Tong?

Apakah kereta ransum yang ketiga berhasil juga dirampas Thia

Kauw Kim dan anak buahnya?

Apa akal dan daya upaya Uti Kiong untuk menyelamatkan

kereta-kereta ransumnya?

Dengan syarat-syarat apakah Uti Kiong rela menakluk kepada

Cin Ong?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

937

JILID 27

? It is history that teach us to hope.

Adalah sejarah yang mengajarkan kita untuk berharap.

? They that take sword shall perish with the sword.

Siapa main bunuh dengan pedang, akan terbinasa dengan

pedang juga.

? Barang siapa hidup seirama dengan firman Thian alan

selamat, yang menentang akan binasa.

? Kitab Su Si ?

Kiriman : Dhyana

SEHABIS berjamu, Thia Kauw Kim lalu minta diri. Ia

menjalankan tata peradatan bagaimana seorang menteri terhadap

junjungannya. Kemudian membawa seluruh anak buahnya kembali

lagi ke Tong GakBio.

Sepeninggal Thia Kauw Kim dan seribu anak buahnya, Kunsu Ji

juga memanggil Ma Sam Poo dan kawan-kawan, yaitu panglima
panglima Tongtiauw yang berjumlah delapan orang dengan

mengepalai lila ribu serdadu turut ke daerah Gan Siang To untuk

menghadang dan membantu perampasan ransum yang dikawal oleh

jenderal buas Uti Kiong.

Sementara itu jenderal Uti Kiong sudah sampai di Kay Hiu

Koan. Thio Su Kui tidak berdaya menghadapi jenderal buas ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

938

terpaksa menyediakan pula ransum sejuta karung. Dimuat dalam

kereta dan diserah-terimakan.

Uti Kiong hanya mengaso semalam, kemudian dengan anak

buahnya mengawal kereta-kereta ransum itu kembali ke Pie Pek

Koan.

Tatkala sampai di jalanan berliku-liku Gan Siang To, kembali

iring-iringan ini dicegat oleh penjahat bermuka hijau.

?Hahaaa Uti Kiong, sudah sejak kemarin kami menunggu di

sini. Perhitungan kunsu memang tepat. Kamu membawa lagi ransum

untuk persediaan makanan angkatan perang negeri Tong, mewakili

Cin Ong, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Uti Kiong mendelik dan memaki-maki kalang kabut. ?Bangsat!

Kemarin aku tidak ada persiapan, sehingga dengan mudah dapat kau

permainkan, sekarang makanlah ruyungku!?

Thia Kauw Kim mengangkat kapaknya untuk menangkis sambil

tertawa terus. ?Hahaa haaa apakah ruyung enak dimakan?

Kalau enak, barangkali kapakku ini juga enak, hei Uti Kiong

makanlah kapakku haa haaa !?

Setelah bertarung beberapa jurus, Thia Kauw Kim sengaja

melompat turun dari kudanya. Ia mengadakan berlompat-lompatan

persis seperti kera ribut melihat makanan.

Uti Kiong yang dipermainkan secara demikian bukan main

mendongkolnya. Ia merangsek dengan ruyungnya secara hebat.

Di saat Uti Kiong dan Thia Kauw Kim bertarung secara sengit

itu, Mo Sam, Khow Su dan jenderal Ma Sam Poo dan kawan-kawan

mengobrak-abrik serdadu-serdadu yang menjaga ransum. Mereka

dengan mudah dapat dibubarkan. Kemudian membawa kereta-kereta

itu naik ke pesanggerahan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

939

Tatkala Thia Kauw Kim dapat melihat bahwa kawan-kawannya

telah berhasil pula merampas kereta ransum itu, ia segera melompat

ke punggung kudanya dan melarikan diri.

?Bangsat! Jangan permainkan aku pula! Tunggulah untuk kita

adakan perhitungan!?

Thia Kauw Kim hanya menyahuti caci-maki itu dengan tertawa

panjang, dan setelah dua kali kelokan, bayangannya sudah tidak

tampak. Tinggal jenderal buas itu yang lari berputar-putar, bolak
balik kembali lagi ke tempat tadi. Bukan main mangkel dan

murkanya Uti Kiong.

?Bangsat muka hijau, keluarlah! Kalau kau mengaku sebagai

laki-laki jantan, hayo keluar untuk bertarung sampai kita salah satu

ada yang mampus. Bangsat muka hijau, jangan ngumpet, keluarlah

kalau berani!?

Namun Thia Kauw Kim sudah berpesta pora dengan Ma Sam

Poo dan kawan-kawannya serta seluruh anak buahnya di

pesanggrahan Tong Gak Bio.

Uti Kiong membanting-banting kaki, kemarahannya kelewat

batas, sampai batu gunung di mukanya dihajarnya sampai hancur

pakai ruyungnya.

Setelah anak buahnya berkumpul pula terkumpul pula, dengan

nekat ia kembali ke kota Kau Hu Koan untuk meminta ransum lagi

kepada Thio Su Kui. Segala hal sampai hilangnya ransum yang

kedua kalinya itu dituturkan sdengan jelas.

Thio Su Kui terperanjat dan mukanya berubah menjadi pucat

bagaikan mayat.

?Ciangkun, sudah dua juta karung ransum kita yang hilang,

kerugian ini cukup besar. Di sini tinggal tidak seberapa, bagaimana

saya dapat menyediakan pula??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

940

Bagaimanapun juga, tentara-tentara kita di Pie Pek Koan perlu

makan, maka kau harus menyediakan pula. Kali ini aku ada daya

untuk menghadapinya!?

Thio Su Kui jerih melihat wajah buas dari jenderal hitam legam

Uti Kiong itu. terpaksa permintaannya diluluskan pula. Hanya

jumlahnya tinggal lima ribu karung.

Uti Kiong lalu memerintahkan anak buahnya menggabungkan

antara kereta yang satu dengan yang lain dengan rantai baja yang

besar. Dengan rangkaian ini, diharapkan kawanan permpok itu bisa

mengganggu tetapi tidak bisa membawa kereta ransum itu naik.

Sebab dengan dirangkaikan satu sama lain akan berat sekali bila

jalanan mendaki. Menjelang keberangkatannya, jenderal Uti Kiong

juga mengutus seorang kurir pergi ke Pie Pek Koan menyampaikan

laporan kepada panglima Seng Kim Kong.

Seng Kim Kong kaget sekali menerima laporan Uti Kiong. Ia

lalu mengumpulkan stafnya dan memerintahkan sepuluh ribu serdadu

segera berangkat ke daerah Gan Siang To untuk membantu

menyelamatkan kereta ransum.

Pada waktu itu di tangsi angkatan perang Tongtiauw, Ji Bouw

Kong telah menghitung-hitung dan menentukan suramnya sebuah

bintang di langit. Tiba saatnya bahwa jenderal Song Kim Kong akan

menemui ajalnya.

Maka kunsu Ji lalu memanggil Cin Siok Poo, kepadanya lalu

diperintahkan untuk mengepalai lima ribu serdadu menghadang di

sebelah barat daya kota Pie Pek Koan.

?Bayhoklah jalan yang menuju ke Gan Siang To, nanti engkau

akan bertemu dengan jenderal Song Kim Kong. Bunuhlah dia dan

hancurkan angkatan perangnya. Dengan berhasilnya

penghadanganmu maka kota Pie Pek Koan dengan sendirinya akan

jatuh ke tangan kita!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

941

Jenderal Cin Siok Poo menerima tugas itu dan segera bersiap
siap.

Dalam waktu singkat segala persiapan telah teratur rapi. Jenderal

Cin Siok Poo memberi hormat kepada Cin Ong dan kunsu Ji.

Kemudian mengepalai pasukannya menuju ke posnya.

Tidak berselang lama setelah Siok Poo mengatur anak buahnya

untuk menjaga pos-pos yang hendak dilalui pasukan Song Kim

Kong. Musuh yang dinanti-nantikan itu begitu cepat datangnya.

Maka Siok Poo lalu memerintahkan anak buahnya untuk meniup

teromnpet, memukul kecer dan tambur dengan gencar. Hal ini untuk

membikin kaget dan menggoyahkan semangat musuh.

Benar saja, jenderal Song Kim Kong kaget setengah mati. Ia

melihat disekeliling telah berdiri tentara-tentara Tongtiauw siap

dengan senjata di tangan. Tidak ada jalan lain kecuali perlawanan.

Begitulah ia lalu beri komando anak buahnya untuk berperang,

bertempur secara terbuka. Maka dalam sekejap di tempat yang sunyi

itu telah berubah menjadi medan yang ramai. Pertempuran seru dan

gaduh sekali.

Song Kim Kong hanya pangkatnya saja yang tinggi, akan tetapi

kepandaian dan ilmunya tidak seberapa. Hanya dalam tiga jurus,

tenggorokannya telah tertombak oleh Hauw Thau Kimcio dari Cin

Siok Poo.

Hanya sempat menjerit panjang yang menyayatkan, kemudian

tubuh panglima besar angkatan perang Lauwpu Ciu itu roboh binasa.

Para anak buahnya melihat panglimanya gugur segera

membuang senjata-senjata mereka dan menakluk. Sebagian yang

sempat lari segera kabur sejauh-jauhnya untuk menyelamatkan jiwa

mereka.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

942

Seluruh anak buah Song Kim Kong dapat ditundukkan dan

dibawa masuk ke kota Pie Pek Koan. Jatuh jota penting itu yang dulu

di rebut Uti Kiong, kini kembali ketangan angkatan perang

Tongtiauw.

Sementara itu Uti kiong dengan kereta-kereta ransumnya telah

pula tiba di daerah Gan Siang To. Di jalanan ini kembali ia dihadang

oleh Thia Kauw Kim. Siapa dengan tertawa gelak-gelak

melintangkan kudanya di tengah jalan. Kelakuan ini membuat hati

Uti Kiong jengkel setengah mati.

?Bangsat, lagi-lagi engkau meu menggangguku hah? Kali ini

aku bersumpah akan membunuhmu bila belum dapat mengirim roh

mu ke akherat tak akan tenteram hidupku!?

?Hahaaa haa sebetulnya aku telah mengirimkan ransum
ransum itu ke negeri Tong, naksudku juga sudah tidak akan

mengganggumu lagi. Akan tetapi apa hendak dikata, Kunsu memberi

tugas lagi untuk menghadang engkau dan meminta lagi ransum yang

kau bawa itu. Sekarang begini saja saudara Uti. Bagikan separo saja

ransummu padaku. Dengan demikian kita tak usah bertarung lagi.

Begitu dibagi adil, aku akan bawa bagianku pulang dan kau dapat

meneruskan perjalananmu dengan aman. Bagaimana??

?Bangsat! Jangan ngaco belo tak karuan, kepalamu akan

kupecahkan dulu baru boleh terima bagianmu!?

?hahaaa haaa kalau kepalaku kau pecahkan, mana bisa aku

menerima bagianku? Terang sekali engkau berhati busuk dan mau

mengakali. Kalau demikian, jangan sesalkan nanti kawan-kawanku

sudah siap untuk membakar kereta-kereta ransummu. Begitu engkau

serakah dan tak mau bagi rata, semua ransummu akan kami bakar

menjadi abu. Sengan demikian adil bukan? Kau tak dapat, akupun

tak dapat, hahaaa !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

943

Meluap amarah Uti Kiong dipermainkan secara keterlaluan oleh

Thia Kauw Kim. Ia angkat ruyung mautnya dan melancarkan

serangan dengan hebat.

Thia Kauw Kim tidak tinggal diam, ia keluarkan jurus-jurus

kapak pelajaran malaikat dalam impiannya. Pertarungan cukup seru,

sebab Thia Kauw Kim dapat menguasai diri dan main kelit dan

kucing-kucingan.

Sebaliknya Uti Kiong yang terbakar oleh kemarahan dan emosi

yang meluap-luap menjadi agak memburu pernafasannya.

Ma Sam Poo dan kawan-kawan setelah melihat Uti Kiong dan

Thia Kauw Kim bertarung seru sekali, segera menggunakan

kesempatan baik ini untuk membakar kereta-kereta ransum.

Sekali gebrak serdadu-derdadu yang mengawal kereta-kereta itu

bubar berantakan. Maka dengan mudah kereta-kereta itu lalu disiram

dengan minyak dan dinyalakan korek. ?Joosss buull !?

Karena kereta-kereta itu satu dengan yang lain diikat dengan

rantai, maka tidak ampun lagi api menjalar dan merembet begitu

cepat. Dalam sekejap kereta-kereta ransum itu sudah tertelan lautan

api.

Melihat api berkobar-kobar dan bulatan itu mengandung hawa

panas. Thia Kauw Kim dan Uti Kiong merasa juga, sebab terkena

uap api itu. bukan main terkejutnya Uti Kiong. Ia melompat minggir

dan mengeluh.

?Celaka! Ransum telah dimakan api!?

Sebaliknya Thia Kauw Kim setelah menoleh dan mendapatkan

api unggun yang mbulat-mbulat menyundul langit menjadi girang

sekali dan tertawa gelak-gelak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

944

?Hahaaa haa tadi sudah kukatakan kalau mau bagi dua,

tidak nanti kawan-kawanku membakarnya. Sekarang jangan salahkan

aku! hahaaa !?

Uti Kiong berdiri menjublak merenungi kereta-kereta ransumnya

yang musnah dimakan api. Sebaliknya Thia Kauw Kim

menggunakan kesempatan ini membesal kudanya kembali ke

pesanggerahan Tong Gak Bio.

Dengan lemas dan pikiran linglung terpaksa Uti Kiong

mengumpulkan anak buahnya kembali lagi ke kota Kau Hiu Koan.

Cin Ong gembira sekali menerima laporan hasil sabotase yang

dijalankan Thia Kauw Kim dan kawan-kawan. mereka diperintahkan

untuk bergabung dengan angkatan perang Tongtiauw dan menyerbu

ke Kay Hiu Koan.

? ooOoo ?

BAB LXVIII

KESETIAAN HATI

JENDERAL UTI KIONG

ANGKATAN perang Tong Tiauw bergabung dan bergerak

menuju kota Kay Hu Koan sebab jenderal Uti Kiong berada di sana.

Cin Ong melihat jenderal berwajah buas itu amat tangguh dan lihay,

maka bermaksud menarik ke pihaknya.

Oleh karena itu setibanya di perbatasan lalu didirikan kubu-kubu

pertahanan dan tangsi-tangsi, kemudian membuka sidang mencari

daya upaya supaya jenderal kosen itu bisa menakluk ke pihaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

945

Cin Ong mengawali pembicaraannya di dalam sidang di garis

depan itu.

?Sekalian pembesar Bun dan Bu, adakah kalian mengetahui

siapakah kiranya orang yang dapat kita andalkan untuk menjadi misi

pembujuk sehingga jenderal kosen itu tergerak hatinya dan mau

menakluk kepada kita??

Kunsu Ji Bouw Kong mengangkat tangan dan menjawab cepat.

?Sin mendengar berita di daerah dekat Kay Hiu Koan ini ada

seorang bekas kawan akrab jenderal Uti Kiong yang telah

mengasingkan diri, namanya Kiauw Kong San dan bersama

keluarganya hidup di daerah pegunungan sebagai kaum tani.

Cukong boleh mengutus beberapa keeciang untuk memanggilnya.

Bila bapak Kiauw Kongsan mau pergi membujuk Uti Kiong, rasa
rasanya ia akan tergerak hatinya dan mau mengabdikan diri pada

cukong!?

Cin Ong girang sekali mendengar keterangan ini, siapa segera

memberi singci kepada jenderal Cin Siok Poo membawa bingkisan
bingkisan pergi ke rumah bapak Kiauw Kongsan untuk

mengundangnya. Dalam seharian jenderal Cin Siokk Poo telah

berhasil mengundang bapak Kiauw Kongsan.

Waktu dihadapkan Kiauw Kongsan menatap wajah dan

potongan tubuh Cin Ong Lie Si Bin dengan rasa kagum.

Pikir bapak ini, wajahnya begitu keren dan berwibawa. Pastilah

kelak akan menjadi Hongtee, sungguh beruntung aku seorang rakyat

jelata dapat bertemu dengan beliau. Kiauw Kongsan lalu

menjatuhkan diri dan berlutut sambil berkata.

?Seorang petani kasar bernama Kiauw Kong San datang

memberi hormat kepada ciansweya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

946

Cin Ong bangkit dan dengan tangannya sendiri membangunkan

petani lugu ini dan diajak duduk disampingnya. Penghargaan besar

ini membuat bapak Kiauw Kong San luluh hatinya dandalam hati

berjanji rela mengabdikan dirinya untuk membela negeri Tong,

apapun yang terjadi akan dihadapinya dengan penuh kesetiaan.

?Kho mengundang bapak kemari untuk memberikan tugas

berat.? Kembali Cin Ong membuka pembicaraan dengan ramah

tamah.

?Hamba hanyalah seorang petani kasar, pekerjaan apakah yang

dapat hamba lakukan, harap ciansweya tidak salah pilih!?

Cin Ong tersenyum mendengar jawaban petani yang polos itu.

?Kho mendengar bapak ada hubungan yang baik dengan

panglimanya Tang Yang Ong Lauw Bu Ciu yang bernama Uti

Kiong. Apakah kabar ini memang benar??

Kiauw Kong San menarik nafas dalam-dalam. Membetulkan

letak duduknya. Baru menatap Cin Ong dan memberikan

jawabannya.

?Apa yang cianswe katakan memang benar. Sewaktu sin tinggal

di Ma Ie Koan sebagai petani, saat itu Uti Kiong hidup sebagai

tukang pande besi di kota yang sama.

Kehidupan Uti Kiong waktu itu sangat miskin, serba kekurangan dan

sangat memelas. Oleh karena itu, sin sering datang ke rumahnya

menberikan pertolongan-pertolongan, membantu kekurangan
kekurangan dan lain sebagainya.

Semenjak waktu itu sin sudah meramalkan bahwa melihat rupanya

yang gagah, pastilah kelak menjadi orang yang berpangkat. Sungguh

sangat disayangkan sekarang ini sin dengar ia telah menjadi

panglimanya Lauw Buciu, bererti Uti Kiong telah salah memilih

junjungan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

947

?Kawan baikmu itu memang hebat dan Kho mengaguminya. Ia

diangkat menjadi panglima Sianhong dalam angkatan perang Teng

Yang Ong. Kho pernah menerima laporan bahwa dida;am waktu satu

hari ia dapat merebut tiga buah kota dan dalam semalam menduduki

delapan buah pesanggrahan. Keangkerannya luar biasa.

Sekarang panglima Song Kim Kong telah dapat kita binasakan.

Tinggal Uti Kiong yang berada dalam kota Kay Hu Koan. Kho

mengundang bapak, sukalah membantu usaha kami membujuk Uti

Kiong menakluk kepada kita. Entah bagaimana pikiran bapak??

Kiauw Kong San berlutut pula dan dengan wajah penuh suka
cita ia menyahut.

?Sin sebagai seorang petani biasa mendapat titah dari cianswe

alangkah bahagianya. Inilah suatu penghargaan yang besar dalam

sejarah kehidupan kurun keluarga sin!?

Cin Ong girang sekali mendengar kesanggupan pak tani itu. hari

itu juga pak tani Kiauw Kong San diangkat sebagai Camciang atau

perutusan yang dipercaya oleh Cin Ong untuk memasuki kota Kay

Hiu Koan membujuk jenderal kosen Uti Kiong.

Tidak banyak membuang-buang waktu, sepenerima singci,

bapak Kiauw Kong San lalu berangkat menjalankan tugasnya.

Para penjaga kota Kay Hiu Koan mengetahui bahwa pak tani ini

adalah sahabat jenderal Uti Kiong, tidak berani menanyakan

keterangan secara rumit-rumit. Pintu kota segera dibuka dan dengan

hormat mempersilakan pak tani itu masuk.

Kiauw Kongsan langsung dibawa ke Swehu dan dihadapkan

kepada jenderal buas Uti Kiong. Kedua sahabat itu saling memberi

hormat mengambil tempat duduk.

Dalam awal pembicaran jenderal kosen ini mengucapkan banyak

terima kasih atas budi kebaikan pak tani sahabatnya itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

948

?Atas budi Kiauwheng sehingga bisa menjadi orang besar,

kebaikan mana tidak berani siauwte melupakannya.?

?Sudah jamak dalam kehidupan di bumi ini, sebagai manusia

yang sadar akan kebesaran Thian, siapa yang ada harus menolong

yang tak punya, ini sudah menjadi tugas kewajiban dari setiap insan

yang hidup di bumi.?

Kembali jenderal hitam legam yang asalnya dari tukang pande

besi itu berkata.

?Atas kebaikan dan kepercayaan Teng Yang Ong Lauw Buciu,

maka aku dipercayai untuk mengepalai angkatan perangnya dan

menjabat sebagai panglima Sianhong. Pernah di dalam satu hari aku

mengepalai angkatan perang berhasil merebut tuga buah kota penting

dan satu malam menduduki delapan buah pesanggerahan.

Panglima-panglima Tongtiauw kulabrak habis-habisan dan angkatan

perangnya yang berada di garis depan kuhantam sampai kocar-kacir.

Akan tetapi ketika kota Pie Pek Koan kekuarangan bahan makanan,

siautee ditugaskan Song Goanswe untuk mengambil ransum di Kay

Hiu Koan ini.

Siapa sangka di jalanan Gan Siang To telah dihadang oleh bangsat

muka hijau Thia Kauw Kim sehingga tiga kali berturut-turut ransum

itu jatuh ketangan budak-budak Tong.

Malahan yang terakhir kalinya, sengaja mereka membakar menjadi

abu. Sungguh sebal bila memikirkan peristiwa itu. akhir-akhir ini

siautee mendengar panglima telah gugur.

Kota demi kota yang dulu siautee rebut, kini kembali ke tangan

budak-budak Tong dan tinggallah kota Kay Hiu Koan ini. siautee

seorang diri bersama pasukan yang tak berarti menjaga kota ini,

sungguh kedudukan siautee serba sulit.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

949

Kiauw heng mengunjungi kemari entah ada petunjuk apa? barangkali

saja dapat memberi nasehat-nasehat sehingga kesukaran-kesukaran

yang siautee hadapi mendapatkan jalan keluar.?

Panjang lebarlah jenderal Uti Kiong mengisahkan riwayatnya.

Selama menjabat sebagai panglima perang sianhong dalam angkatan

perang Teng Yang Ong Lauw Buciu.

Kiauw Kong San menghela nafas dalam-dalam, kemudian

menatap tajam kepada jenderal kosen itu dan berkata dengan pelan.

?Lohu datang kemari justeru karena ciangkun!?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Karena aku? masalah apakah yang hendak Lohu bicarakan?

Mengapa justeru tentang diri siautee??

?Lohu telah lama mendengar kata-kata hikmah. Semenjak

dijaman purba yang mengatakan, SEORANG YANG BIJAKSANA

SELAMANYA AKAN MEMILIH JUNJUNGAN YANG

BIJAKSANA PULA.?

Berkata Kiauw Kong San dengan hati dibesar-besarkan. Apakah

akibatnya atas kata-katanya ini ia berani menanggung segala

akibatnya. Mungkin kalau kawannya ini marah, bisa saja ia

dibunuhnya, namun dengan mantap ia pasrah ngallah.

Melihat bekas kawannya itu melototkan matanya dan mulutnya

terkancing, ia menyambung pula kata-katanya.

?Ciangkun memiliki kepandaian yang tinggi, sayang sekali telah

salah memilih junjungan. Lohu telah menerima undangan dari Cin

Ong yang bijak dan arif. Cin Ong menugaskan lohu untuk membujuk

ciangkun, hendaknya sadar dan dapat memilih junjungan yang benar.

Mengingat persahabatan kita lohu kira ciangkun tidak akan

berkeberatan.?

Demi mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu

seketika wajah Uti Kiong menjadi hitam metenteng, karena wajahnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

950

hitam legam jadi tidak menjadi merah padam, sebaliknya bertambah

hitam legam.

Matanya mendelik dan kepalannya ditinjukan ke meja.

?Blangg !?

?Lokiauw, omonganmu begitu manis akan tetapi keliru! Jangak kau

coba menggoyahkan iman dan kesetiaanku dalam mengabdi.

Ketahuilah bahwa seorang wanita suci tidak nanti mau bersuamikan

dua laki-laki.

Seorang menteri yang setia tak akan berhamba kepada dua raja. Oleh

karena itu, marilah kita sudahi percakapan yang tak ada gunanya ini.

aku masih ingat akan persahabatan kita dimasa lalu, oleh karena itu

janganlah memancing-mancing lagi kematrahanku!

Andaikata tak kuingat persahabatan lama, mungkin kepalamu sudah

kuhancurkan dengan kepalanku ini! hmmm !?

Uti Kiong menggertak gigi dan mendelik memelototi kawan

lamanya. Kiauw Kong San tak dapat berkata-kata apa lagi. Dengan

bungkam seribu bahasa ia duduk serba salah. Mau pamitan, baru saja

datang, tidak berpamit, apa lagi yang mau di bicarakan?

Uti Kiong mengetahui kegelisahan sahabatnya, ia perintahkan

ajudannya untuk memanggil keeciang dan menghidangkan makanan

dan arak.

?Lokiauw, setelah kita minum arak dan mencicipi hidangan ini,

dengan hormnat saya persilakan kau pulang, jangan mencoba untuk

mengulangi percakapan tadi. Anggap saja tidak pernah terjadi!?

Kiauw Kong San tetap bungkam seribu bahasa tak berdaya. Ia

menyambuti suguhan arak itu dan ditenggaknya. Kemudiam

mengunyah beberapa buah kue, untuk selanjutnya hendak berbangkit

untuk minta diri.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

951

Akan tetapi sebelum niat Kiauw Kong San itu dilaksanakan.

Diluar terdengar meriam menggelegar berdentum dentuman. Kota

Hay Kiu Koan seperti dilanda gempa bumi tektonik yang hebat.

Gedung-gedung bergoncang-goncang dan teriakan-teriakan

beergema gaduh sekali.

Kiauw Kongsan menjadi kaget dan mengurungkan maksudnya.

Sementara itu wajah jenderal Uti Kiong berubah-ubah cepat.

Tidak berselang lama beberapa keeciang berlari-lari menghadap.

Mereka memberikan laporan bahwa angkatan perang Tongtiauw

telah bergerak mendekat. Keempat pintu kota telah dikurung rapat.

?Ciangkun harap segera memberikan keputusan. Bila tidak,

keadaan kita akan berbahaya sekali!?

Terpaksa jenderal Uti Kiong bangkit menyambar tombak dan

ruyung tanpa mengatakan apa-apa kepada sahabatnya. Memang di

dalam keadaan genting dan berbahaya, orang sering lupa akan apa

yang baru saja dihadapi.

Uti Kiong setengah berlari-lari naik ke menara benteng dan

melongok keluar.

Di medan laga kelihatan Thia Kauw Kim dan Cin Siok Poo

mengepalai pasukannya menantang perang. Bahkan terdengar jelas

orang yang dibencinya itu menuding-nuding sambil mencaci maki.

?Hei orang buas berwajah hitam, turunlah kalau kau berani!

Kalau engkau jerih, menakluklah! Tidak menakluk sekarang akan

tunggu kapan lagi? Lihatlah delapan penjuru Kay Hiu Koan telah

kami kepung rapat-rapat. Engkau mau lari kemana? Hahaaa haha

!?

Uti Kiong marah sekali mendengar ejekan ini, ia merentangkan

busurnya kuat-kuat dan melepaskan anak panah. ?Seerr siutt

craatt !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

952

Kuda Cin Siok Poo terpanah lehernya sehingga kuda ini

berjingkrak kesakitan dan membuat penunggangnya jatuh

bergulingan di tanah.

Cin Siok Poo naik pitam, ia segera melompat dan bercokol

diatas punggung kudanya dan memaki dengan sengit.

?Bangsat bermuka hitam! Engkau tidak mau menakluk, itu

adalah hakmu, akan tetapi sungguh keparat engkau mengapa

memanah kudaku? Kau kira aku tidak dapat menggunakan busur dan

panah??

Cin Siok Poo lalu mementangkan busurnya dan memanah ke

arah Uti Kiong.

Uti Kiong kelabakan, ia ripuh menghindari serangan-serangan

Cin Siok Poo dan berkaok-kaok memberi komando pasukan

panahnya untuk membalas memanah musuh.

Perang panah memanah menjadi gencar dan seru sekali. Dari

kejauhan, turun dan naiknya anak-anak panah itu bagaikan hujan dan

pancuran air yang deras.

Pada saat itu kunsu Ji Bouw Kong dan Cin Ong keluar dari

tangsi untuk melihat jalannya peperangan. Ketika melihat perang

panah yang seru ini Cin Ong merasa khawatir akan keselamatan

jenderal kosen itu.

Kalau sampai jenderal buas itu terpanah, akan rugi nantinya.

Maka ia utarakan kekhawatirannya itu kepada kunsu Ji.

Perintah segera diberikan, tidak diperkenankan mel;ancarkan

serangan dengan panah. Tentara-tentara Tongtiauw hanya

diperintahkan untuk mengurung kota Kay Hiu Koan rapat-rapat.

Dengan adanya perubahan ini, agak legalah hati Uti Kiong. Ia

mondar-mandir di atras menara benteng untuk mengadakanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

953

pemeriksaan. Menjelang sore barulah ia turun dari menara benteng

dan masuk ke markasnya.

Jenderal hitam buas ini menjadi terheran-heran melihat

sahabatnya masih saja duduk di dalam markas itu dengan wajah

terlolong-lolong. Segera ia menghampiri dan menegurnya.

?Mengapa engkau belum juga pulang??

Kiauw Kong San berpaling dan menjawab dengan tabah. ?Lohu

belum menerima perintah ciangkun, mana berani sembarangan

meninggalkan tempat ini??

Uti Kiong menggeleng-gelengkan kepala dan menggeram

dengan perasaan mengkal.

?Hemm , baiklah mari kita minum lagi dan aku persilakan kau

pulang! Katakan kepada cukongmu bahwa aku Uti Kiong adalah

seorang laki-laki sejati yang menjunjung tinggi Tiong (kesetiaan).

Sampai matipun tidak nanti aku menakluk bila cukongku telah tidak

hidup lagi di atas bumi ini!?

Mendengar kata-kata Uti Kiong ini berjingkrak hati Kiauw Kong

San. kata-kata ini dapat dijadikan pegangan untuk menarik jenderal

kosen ini ke pihaknya.

Sebab kata-kata, ?aku mau menakluk kepada Tongtiauw bila

cukongku sudah tidak hidup lagi di bumi ? ini merupakan

kelemahannya.

Oleh karena itu Kiauw Kong San lalu bangkit dan menyojah Uti

Kiong. Siapa menjadi gelagapan dan lantas menegurnya. ?Mengapa

Kiauwheng memberi kiongciu padaku??

?Ciangkun seorang laki-kali sejatio, apa yang diucapkan akan

dapat ditepatinya. Kata-kata purba mengatakan IT GAN KI JUT SU

MA LAN TWE ( sepatah kata meluncur keluar, empat ekor kuda

jempolanpun tak akan dapat mengejarnya).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

954

Baru saja ciangkun telah mengatakan sendiri, ciangkun suka

menakluk asal cukong ciangkun menutup mata. harap kata-kata

ciangkun ini dapat ciangkun pegang benar-benar dan kelak jangan

pungkir janji!?

Sesungguhnya Uti Kiong tadi omong tanpa pikir, sebab

cukongnya masih muda perkasa dan bugenya cukup tinggi. Oleh

karena itu mustahil kakau cukongnya berusia pendek. Tidak ia duga

bahwa kematian manusia itu juga dapat diatur. Semisal dijebak dan

dibunuh, namun ia telah mengatakan, mana mungkin ditariknya

kembali?

?Jangan banyak bicara, disini bukannya tempat untuk memberi

kotbah! Pulanglah dan tak nanti aku akan ingkar janji, asal saja

cukongku menutup mata, aku akan segera menakluk ke negeri

Tong.?

Kiauw Kong San memberi hormat dan meninggalkan kota Kay

Hiu Koan. Setibanya di tangsi angkatan perang Tongtiauw, ia segera

menghadap Cin Ong dan menyampaikan apa yang disjukan jenderal

Uti Kiong sebagai persyaratan penaklukannya.

Mendengar syarat yang beat ini Cin Ong menjadi sedih. ?Teang

persyaratan ini hanya akan menyusahkan hatiku saja.?

Tetapi kunsu Ji Bouw Kong segera menyanggah keluhan Cin

Ong.

?Cukong jangan gelisah dan bersedih hati. Syarat itu mudah

sekali kita penuhi.?

?Bagaimana mungkin, Kunsu, Lauw Bu Ciu masih muda dan

segar bugar. Bugenya tinggi dan angker sekali. Masakan ia akan

berumur pendek??

?Sin telah menemukan akal untuk ini.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

955

?Bagaimana akalmu itu kunsu? Apakah dapat memenuhi

persyaratan Uti Kiong sehingga ia akan menakluk??

?Benar cukong, caranya yaitu kita kumpulkan segenap prajurit di

tanah lapang. Kita adakan inspeksi untuk meneliti wajah-wajah

mereka. Siapa yang berwajah mirip dengan Lauw Buciu kita angkat

sebagai Baa Hu Hauw (korban untuk kepentingan negara) sedangkan

keturunannya sampai tujuh turunan dijamin oleh negara.

Kepalanya kita penggal dan kita kirimkan kepada Uti kiong.

Asal dia bisa melihat cukongnya dapat kita bunuh, tidak dapat tidak

ia pasti akan datang untuk menakluk. Bukankan akal ini akan

memenuhi syarat yang diajukan??

Cin Ong menjadi girang mendengar keterangan ini. ?Baiklah,

bila demikian, silakan Kunsu menjalankannya!?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah mendapat persetujuan dai Cin Ong, maka kunsu Ji lalu

memberikan perintah kepada seluruh komandan kesatuannya,

mengadakan apel besar di tanah lapang.

Kunsu Ji Bouw Kong sebagai penasehat pemerintahan dan

ketentaraan akan mengadakan inspeksi kepada seluruh prajurit. Maka

siapapun harus hadir. Bagi siapa yang absen, harus memberi

keterangan yang jelas dan alasan yang kuat. Bila tidak hukuman

berat akan dijatuhkan.

Begitu instruksi ini diumumkan, komandan-komandan sibuk

mengatur pasukannya masing-masing dan berbaris rapi di tanah

lapang.

Tidak berselang lama, kunsu Ji dengan dikawal ajudan
ajudannya berjalan memeriksa barisan dan meneliti setiap wajah

prajurit. Hal ini sangat mengherankan bagi para serdadu. Baru kali

ini ada inspeksi seperti itu, setiap prajurit diteliti potongan tubuh,

raut muka, hidung, gigi, rambut, telinga dan jelimet sekali.

Pemeriksaan apa-apaan ini?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

956

Mereka tidak berani tertawa dan berdiri tegak mematuhi perintah

komandannya.

Diantara sekian banyak prajurit, ada seorang yang wajah dan

potongan tubuhnya mirip dengan Teng Yang Ong Lauw Buciu.

Prajurit itu lalu dibawa masuk kedalam Swehu dan apel besar

dibubarkan.

Orang yang wajahnya mirip dengan Lauw Bu Ciu lalu

dihadapkan kepada Cin Ong Lie Si Bin. Hal ini membuat hati Cin

Ong gembira tak terkirakan.

Serdadu itu berlutut dan dengan tubuh mengigil menantikan

perintah. Ia sama sekali tidak tahu dirinya itu mau diapakan?

Cin Ong dengan ramah lalu menegurnya. ?Siaupeng (prajurit)

siapakah namamu? Berapa usiamu sekarang dan keluargamu tinggal

dimana??

?Hamba yang rendah bernama Beng Tong, tinggal di sebelah

Timur kota Kay Goan. Isteri hamba sudah lama menutup mata,

tinggal tiga orang anak, yang terbesar berumur sepuluh tahun, yang

kedua delapan tahun dan yang terkecil berumur lima tahun. Ketiga

anak hamba tinggal bersama neneknya, yaitu mertua hamba yang

bernama Hiay Tay Nay. Entah tugas apakah yang hendak baginda

berikan??

?Hemm Beng Tong, engkau akan kuangkat sebagai Ban Hu

Hauw. Keluargamu sampai keturunan yang ke tujuh akan kami jamin

dan menjadi tanggungan pemerintah. Apakah kau rela??

Beng Tong seketika menjadi pucat pasi dan tubuhnya mengigil

semakin keras. ?Baginda yang mulia, kehidupan manusia hanya

sekali, bagaimana hamba dapat menerimanya??

?Hal ini Kho lalukan karena demi kepentingan negeri.

Ketahuilah bahwa wajah dan potongan tubuhmu mirip dengan LauwKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

957

Buciu. Padahal jenderal kosen itu tidak mau menakluk bila belum

melihat cukongnya meninggal. Oleh karena itu engkau akan kami

korbankan!?

Beng Tong menangis sedih sekali. Akan tetapi demi nusa dan

bangsa dan hari depan putera-puteranya ia lalu menganggukkan

kepala.

?Hamba akan rela menjadi Ban Hu Hauw. Hanya pesan hamba

semoga putera-putera hamba tidak kapiran kehidupannya

dikemudian hari. Bagindan hendaknya tidak melupakan dimana

putera-putera hamba tinggal?!?

?Jangan khawatirkan hal itu Siauwpeng, kami telah

mencatatnya!? kunsu Ji segera menjawab pesan dari serdadu yang

akan dikorbankan itu.

Begitulah setelah ada permufakatan, maka para algojo lalu

memenggal buah kepala Beng Tong, badannya dikuburkan

sedangkan buah kepalanya dimasukkan ke dalam peti kayu yang

indah dan memerintahkan pak tani Kiauw Kong San untuk

mengantar kepada jenderal Uti Kiong di kota Kay Hiu Koan.

Kedatangan Kiauw Kong San tidak banyak mendapat kesulitan,

sebab serdadu-serdadu penjaga pintu telah mengenal siapa dia.

Dengan membawa peti kayu berisi buah kepala Lauw Biciu

palsu pak tani Kiauw Kong San memasuki kantor Swehu untuk

menghadap jenderal Uti Kiong.

Setelah saling memberi hormat, kedua sahabat itu lalu duduk

saling berhadapan.

?Kabar apakah yang kau bawa Lokiauw? Apakah cukongmu

berhasil membunuh cukongku??

?Ya, dan bila ciangkun mau melihat kepala cukongmu, ini

kubawa dalam peti, bukalah dan lihatlah!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

958

Uti Kiong tercekat hatinya, cepat-cepat ia mengambil peti dari

tangan Kiauw Kong San dan dibukanya. Dalam peti indah itu ia

dapat melihat sebuah kepala mirip wajah Lauw Buciu dengan batang

leher yang berlumuran darah masih segar.

Melihat kepala ini, Uti Kiong berlutut dan menangis

menggerung-gerung. Akan tetapi pikirannya segera bekerja dan

matanya dipentang lebar-lebar untuk meneliti kepala itu.

Cukongku mesih mempunyai puluhan juta prajurit dan ribuan

panglima perang, mana mungkin segara demikian mudah musuh

membunuhnya? Agh, terang aku mau diakali. Baiklah kugertak Lo

Kiaow ini!?

Uti Kiong bangkit dan mencengkram tengkuk sahabatnya ini

kuat-kuat. ?Bangsat Lo Kiauw, kau menipuku hah? Buah kepala

siapakah ini? hayo katakan terus terang!?

Kiauw Kong San yang mengetahui akal kunsu Ji Bouw Kong

menjadi kemekmek dan lama tidakbisa menjawab.

?Kubunuh engkau, berani benar mau mengakali aku hah?

Akalmu ini dapat termakan anak ingusan yang berumur tiga tahun,

tetapi Uti Kiong jangan harap!?

?Ci ci ci ciangkun, kalau kepala itu bukan kepala cukongmu,

dapatkah engkau membedakannya??

?Dengan sendirinya. Aku berhubungan dengat dengan beliau

sehingga tahu ciri-cirinya. Terang-terangan engkau hendak menipuku

hah? Makanlah ruyungku ini! siuutt trangg wess siut

Uti Kiong menjadi kalap dan menyerang Kiauw Kong San

dengan penuh nafsu. Untung di tengah ada mena besar, sehingga pak

tani itu dapat menghindar dan lari berputar-putaran.

?Ciangkun seorang laki-laki tak akan menjilet apa yang telah

diucapkan. Itulah kepala cukongmu, kenapa engkau pungkiri janji??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

959

?Bangsat, mana aku pungkir janji? Ini bukan kepala cukongku.

Kalau benar-benar ini kepala cukongku, sudah dengak sendirinya

kami menakluk!?

?Kalau begitu cukongku salah bunuh, harap kau tunggu dulu!?

Kiauw Kong San memberi hormat dan meninggalkan Uti Kiong

yang masih uring-uringan.

? ooOoo ?

BAB LXX

KEPALA TENG YANG ONG LAUW BU CIU

SEBAGAI SYARAT PENAKLUKAN UTI KIONG

?:SEORANG laki-laki sejati tidak akan memungkiri janjinya.

Baiklah aku akan lapor kepada cukongku untuk membawa buah

kepala Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu!?

Tanpa peduli lagi, Kiauw Kong San memberi hormat dan

bergegas meninggalkan jenderal Uti Kiong.

Setibanya di markas angkatan perang Tong Tiauw, ia langsung

menghadap Cin Ong Lie Si Bin dan melaporkan akan apa yang telah

terjadi.

?Bagaimana dapat memtik buah kepala Lauw Bu Ciu? Ia masih

muda dan gagah. Dia dilindungi ribuan panglima dan puluhan juta

serdadu, mana mungkin hal ini kita lakukan??

Kunsu Ji capat memotong kecemasan Cin Hong. ?Untuk memetik

buah kepala Lauw Bu Ciu sangat mudah, cukong tidak usah

khawatir. Sin telah mempunyai jalan untuk membunuh Lauw Bu Ciu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

960

Cukong, Lauw Bu Ciu mempunyai seorang kepercayaan yang telah

lama orang ini ingin menakluk kepada kita, namanya Lauw Bun

Ceng.

Hubungannya dengan Bu Ciu dekat sekali. Oleh karena itu, sin akan

menyuratinya untuk memenggal buah kepala Lauw Bu Ciu untuk

kita kirimkan kepada Uti Kiong.

Walaupun banyak serdadu dan panglima yang menjaga, mereka tidak

akan menduga apa yang hendak dilakukan Bun Ceng. Usaha ini pasti

berhasil.?

Mendengar penjelasan Kunsu Ji ini baginda Lie Si Bin menjadi

girang sekali. Ji Bouw Kong lalu menulis sepucuk surat dan

memerintahkan Kiauw Kong San dengan membawa lima ratus

prajurit pilihan serta bendera Uti Kiong pergi ke markas besarnya

Teng Yang Ong.

Sepeninggalnya Kiauw Kong San, kunsu Ji memerintahkan pula

jenderal Cin Siok Poo dengan membawa seribu serdadu membayhok

di sebelah selatan kota Pie Pek Koan yang bernama dusun TO SI

JUN.

?Tugas ciangkun adalah untuk menghadang mundurnya pasukan

Lauw Buciu. Jadi biarkan mereka lewat. Tunggu kalau pasukannya

mendapat pukulan dan hendak mundur, barulah ciangkun bersama

anak buahmu turun tangan.?

Cin Siok Poo menerima baik tugas itu. setelah memberi hormat,

ia lalu keluar untuk mengatur pasukannya dan beberapa saat

kemudian bergerak menuju ke posnya.

Setelah Cin Siok Poo berangkat, kunsu Ji masih juga memanggil

Thia Kauw Kim dan memberi tugas untuk mengepalai seribu serdadu

untuk mencegat Lauw Bu Ciu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

961

?Dalam peperangan ini, engkau harus menang dan tidak boleh

kalah. Bilamana tugasmu gagal, tidak ampun lagi, aku akan

menjatuhkan hukuman mati!?

?Kunsu, untuk kali ini siaucian tidak dapat berangkat. Semalam

jatuh sakit dan sampai sekarang rasanya belum kacek (sembuh).?

?Sakit apakah itu? bukankah obat-obatan tersedia dan tabib

dalam angkatan perang juga ada? Apakah belum kau obati??

?Sudah, akan tetapi perutku masih mules dan sebentar-sebentar

buang air besar. Oleh karena itu mohon kebijahsanaan kunsu untuk

absen dulu, sehingga dapat mengasokan diri.?

?Tidak bisa! Undang-undang kemiliteran tak dapat dibantah, hari

ini engkau telah ditetapkan untuk keluar berperang. Oleh karena itu

minumlah obat perut dan pimpinlah pasukanmu untuk keluar

berperang!

Dalam peperangan ini kutegaskan sekali lagi engkau harus

menang dan tak boleh kalah! Bila menang maka akan menghapus

dosa-dosa dan hukumanmu, sebaliknya bila gagal, buah kepalamu

sebagai tanggungan! Nah, inilah perintah yang harus kau patuhi

segeralah persiapkan diri!?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sehabis mengucapkan kata-kata yang ketus ini Kunsu Ji lalu

memutar tubuhnya dan meninggalkan Thia Kauw Kim begitu saja.

Si Bloon menjadi pringas pringis, perutnya mules sekali,

sebentar-sebentar terasa mau berak-berak. ?Orang dalam keadaan

sakit kenapa diharuskan berperang? Sungguh tidak adil perintah ini,

tidak bijaksana sama sekali!?

Dengan mengggerutu panjang pendek dan tangannya menekap

ke perutnya, Thia Kauw Kim terpaksa mengenakan pakaian

perangnya dan menyambar kampaknya keluar dari tangsi untuk

memimpin pasukannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

962

Sementara itu, pak tani Kiauw Kong San yang mengepalai lima

ratus serdadu dan membawa benderanya Uti Kiong telah sampai di

dekat kota Ma Ie Koan.

Kiauw Kong San menghentikan anak buahnya dan melihat

gelagat lebih jauh. Sebab di kota ini terlihat tenda-tenda, kubu-kubu

dan tangsi pertahanan dan angkatan perang Teng Yang Ong.

Mengapa Teng Yang Ong mengepalai angkatan perangnya kemari?

hendak kemanakah tujuan Teng Yang Ong?

Hal ini dilakukan karena Teng Yang Ong menerima laporan

jatuhnya tiga kota yang telah didudukinya, lepasnya delapan

pesanggerahan penting dan gugurnya Goanswe Song Kian Kong dan

juga berita terkepungnya jenderal Uti Kiong di kota Kay Hiu Koan.

Memikirkan kekalahan-kekalahan yang diderita ini, Teng Yang

Ong menjadi khawatir akan keselamatan jenderalnya yang kosen itu.

oleh karena itu, ia gerakkan angkatan perangnya dengan tujuan ke

KayHiu Koan dan bermaksud membantu jenderal Uti Kiong.

Hari ini, karena cuaca sudah mulai gelap, ia lalu menghentikan

barisannya dan membangun kubu-kubu darurat di kota Ma Ie Koan.

Pak tani Kiauw Kong San lalu berunding dengan pembantu
pembantunya. Didapat kata sepakat untuk mencoba usahanya demi

berhasilnya tugas yang dijalankannya. Ia lalu pimpin anak buahnya

mendekati kubu-kubu Teng Yang Ong dan melapor kepada para

penjaga bahwa dia adalah sahabat baik jenderal Uti Kiong yang

datang hendak memberikan kabar penting.

Para perwira yang berjaga segera menyampaikan kabar ini

kepada baginda Teng Yang Ong. Baginda lalu memerintahkan para

keeciang membawa Kiauw Kong San menghadap. Pak tani Kiauw

Kong San berlutut dan menyembah kepada Teng Yang Ong.

?Hamba, petani kasar datang memberikan hormat kepada

Ciansweya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

963

?Engkau berasal dari manakah dan kedatanganmu kemari ada

keperluan apakah??

?hamba bersal dari desa Sokcu termasuh daerah kota kabupaten

Ma Ie Koan, hidup sebagai petani bernama Kiauw Kong San. dengan

Uti Ciangkun berasal satu tempat, hanya pekerjaan berbeda. Dahulu

Uti Ciangkun bekerja sebagai pande besi dan hamba bercocok tanam.

Akan tetapi semenjak muda merupakan sahabat-sahabat kental dan

hubungan kami akrab sekali.

Dari Sokcu hamba pindah ke daerah yang lebih subur yaitu Kay

Hiu Koan. Kebetulan sekali Uti Ciangkun berada di kota itu, maka

hamba datang menyambanginya. Tak terduga angkatan perang Tong

telah datang mengurung kota itu.

Oleh karena itu ciangkun lalu memerintahkan hamba datang

kepada cianswe untuk meminta bala bantuan. Keadaan di sana serba

kekurangan, bahan makanan kurang, angkatan perangnyapun

berjumlah sangat kecil. Oeh sebab itulah sukalah cianswe cepat

bertindak. Bila tidak, niscaya Kauy Hiu Koan sukar untuk

dipertahankan!?

?Hiancia (bapak yang bijaksana) bangunlah!? memerintahkan

Lauw Bu Ciu pada pak tani dengan wajah tegang.

?Kho menggerakkan angkatan perang ini tidak lain adalah untuk

membantu Uti Ciangkun. Kho sangat penasaran pada budak Tong

itu. mereka telah merebut kembali tiga buah kota dan delapan buah

pesanggerahan yang telah kita duduki. Bahkan telah menewaskan

Song Goanswe dan mengobrak-abrik angkatan perang kita!?

?Oh, jadi cianswe hendak berangkat ke Kay Hiu Koan??

?Benar, karena cuaca mulai gelap, Kho jadi menghentikan

pasukan di Ma Ie Koan ini.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

964

Kiauw Koang San dengan tabah mulai menjalankan akal dan

siasatnya.

?Hari ini didalam perhitungan merupakan hari yang baik,

mengapa Tong Ong tidak melanjutkan perjalanan memukul pecah

pengepungan angkatan perang Tong? Berlambat-lambat akan

menyulitkan keadaan Uti Ciangkun yang serba kekurangan!?

?Aih, kata-katamu memang beralasan!? Lauw Bu Ciu tanpa pikir

panjang segera mengumpulkan Stafnya dan memberi perintah untuk


Wiro Sableng 106 Rahasia Bayi Tergantung Pedang Siluman Darah 17 Pertarungan Dua Jurus Tanpa Bentuk Naga Bumi I Karya

Cari Blog Ini