Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 16
merombak tenda dan kubu-kubu. Mereka yang sudah cape lelah
menempuh perjalanan jauh itu harus pula melanjutkan perjalanannya.
Melihat siasatnya berhasil, Kiauw Kong San berlutut pula dan
mohon diri.
?Hamba adalah petani kasar yang ngeri melihat peperangan.
Oleh karena itu mohon Toa Ong membebaskan hamba untuk segera
dapat kembali ke kampung halaman. Anak dan isteri hamba telah
menanti-nanti dengan cemas dan penuh kekhawatiran.?
?Tidakkah engkau mau menerima pangkat??
?Hamba adalah petani yang tak tahu apa-apa, tidak berani
menduduki jabatan apapun.?
?Kalau begitu, baiklah kulepas engkau pulang. Terima kasih atas
bantuanmu bapak!?
Kiauw Kong Sam memberi hormat, menghaturkan terima kasih
dan keluar bersama pengikut-pengikutnya.
Sementara itu Teng Yang Ong mengepalai angkatan perangnya
bergerak menuju ke sebelah Selatan kota Pie Pek Koan. Pasukannya
tiba di daerah berhutan lebat dan di tempat ini jenderal Cin Siok Poo
bersama anak buahnya menyembunyikan diri. Mereka akan
membayhok apabila angkatan perang Lauw Bu Ciu mundur.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
965
Lauw Bu Ciu terus melanjutkan pasukannya dan lewat kira-kira
dua puluh Li, kelihatanlah di depan ada tendatenda dan tangsi
pasukan negeri Tong menghadang perjalanan untuk menuju ke kota
Kay Hiu Koan. Terpaksa Lauw Bu Ciu menghentikan barisannya dan
membamngun kubu-kubu darurat. Mereka beristirahat sampai
menanti hari wsok.
Pada keesokan harinya barulah Teng Yang Ong mengumpulkan
stafnya dan mengajukan pertanyaan, panglima manakah yang
bersedia maju menggempur pasukan musuh?
Jenderal Ong Liong tampil ke depan. ?Sin bersedia keluar
menghancurkan pasukan penghadang!?
Teng Yang Ong memanggut-manggutkan kepala menyetujui niat
Ong Liong.
Ong Liong menghaturkan terima kasih, kemudian memberi
hormat dan keluar mengatur pasukannya. Ia menunggang kuda
berbulu merah dan menggenggam senjata beratnya yang disebut
Goat Kie Can.
Waktu itu perut Thia Kauw Kim justeru sedang kumat hebat
hebatnya. Kruel-kruel, mules sekali dan sebentar-sebentar mulutnya
meringis menahan ndoknya yang merembes keluar. ?Ayyoouuhh..
sakit sekali nih perutku celaka, celanaku sudah ganti berapa kali
ini??
Thia Kauw Kim menggigit-gigit bibirnya dan matanya samp[ai
nyerocos keluar air matanya. Pada saat itu perwira-perwiranya
datang berlari-lari memberi laporan bahwa musuh menantang
perang.
?Celaka, di saat perutku mules sekali dan mau berak, musuh
datang menantang perang, sompret !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
966
Gantungkan papan Bian Ciang Pay (gencatan senjata) aku sedang
sakit perut dan mencret-mencret, kita tunda saja peperangan ini!?
?Baik, baik ciangkun, segera akan kami gantungkan papan
gencatan senjata!?
Perwira-perwira lalu mengibarkan bendera putih dan mengerek
papan gencatan senjata.
Jendedral Ong Liong gusar sekali melihat berkibarnya bendera
putih dan papan Bin Ciang Pay. Ia mengira musuh sengaja
mempermainkan dirinya maka dengan sengit ia maju mendekati
tangsi musuh dan menghancurkan papan gencatan senjata itu.
?Saya dengar panglima-panglima perang negeri Tongtiauw
gagah-gagah dan lihay-lihay. Mengapa hari ini belum berperang
sudah memasang papan Bian Cian Pay? Kalau aku Ong Liong tidak
dapat mendobrak dan menghancurkan tangsi ini, janganlah sebut aku
sebagai panglima besar!?
Jenderal Ong Liong lalu memberi komando pasukannya untuk
menyerbu.
Akan tetapi pasukan panah Tongtiauw segera menghujani
mereka dengan anak panah. Dengan demikian, terhalanglah gerak
maju pasukannya Ong Liong. Terpaksa Ong Liong mencaci maki
dan menantang perang tak henti-hentinya.
?Bila benar-benar berani, hayo keluarlah! Katanya panglima
panglima Tong lihay-lihay dan kosen-kosen, kenapa kenyataannya
bernyali tikus??
Perwira-perwira berlarian masuk dan memberitahu hal ini
kepada jenderal Thia Kauw Kim.
?Ciangkun, kalau kita berdiam diri saja pastilah akan dihina dan
diejek kelewat batas. Oleh karena itu hendaklah ciangkun memberi
komando dan marilah kita lawan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
967
?Haiya, perutku mules dan mau mencret-mencret, kenapa harus
keluar melawan musuh? Kalau di atas kuda berak-berak bagaimana?
Kemana pergi mencari air untuk cebok??
Mendengar jawaban jenderal Bloon ini para perwira menjadi
tertawa gelak-gelak.
?Hahaha hahaaa haaa ! Ciangkun ini bagaimana?
Musuh menantang perang, malahan yang dibicarakan soal ngising
mencret-mencret dan mansur hahaa hahaaa ! Ciangkun
seperti juga orang sinting yang kurang beresw ingatan. Kalau kita
tinggal ayal-ayalan, mungkin pasukan kita akan hancur dibuatnya!?
Ditertawakan dan dikatakan sebagai jenderal perang kurang
beres ingatannya, malu juga Thia Kauw Kim. Ia pertahankan rasa
sakitnya dan memberi komando untuk membuka pintu tangsi dan
menyambut tantangan musuh.
?Baiklah, hayo kita keluar melawan, biarlah aku terberak-berak
ngobrok di atas kuda tak apalah!?
Para keeciang lalu mengatur kesatuan-sesatuan tempur dan
keluar menghadapi musuh. Thia Kauw Kim kasihan
sekalikeadaannya. Setelah saling berhadapan, mereka lau saling
memperkenalkan diri. Melihat panglima muka hijau pucat itu,
jenderal Ong Liong terkejut juga.
?Hey Thia Kauw Kim, namamu cukup menggetarkan dimana
mana, akan tetapi berhadapan denganku,jangan harap engkau dapat
mempertahankan nyawamu! Sambutlah Goat Can Keeku. Jiaatt
wuutt weess siuutt tranggg wuukk !?
Baru berjalan dua tiga jurus, Thia Kauw Kim mundur sambil
menangkis. Dirasakannya perutnya mules sekali dan merember
kampasan (kepentut kalutan keluar ampasnya). Karuan saja ia
kelabakan dan berkaok-kaok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
968
?Tahan! Tunggu dulu, kita hentikan pertarungan sebentar, aku
mau berak sebentar!?
Ong Liong mengira dipermainkan oleh Thia Kauw Kim semakin
meluaplah amarahnya.
?Bangsat muka hijau buruk, jangan mempermainkan aku
keparat!?
Serangan-serangan yang dilancarkan semakin dahsyat dan
bertubi-tubi. Thia Kauw Kim meluap juga kemarahannya. Perutnya
sakit betul-betul malahan dikira mempermainkan. Oleh karena itu
sambil prat-prot prat-prot berak di atas kudanya, ia mengamuk dan
membalas menyerang dengan gencar. Serangan-serangan dahsyat ini
membuat Ong Liong kewalahan dan melarikan diri bersama
pasukannya.
Melihat musuh melarikan diri, legalah hati Thia Kauw Kim. Ia
buru-buru memberitahu kepada bawahannya akan pergi ke semak
semak untuk membuang air dulu.
?Pimpinlah pasukan kita, aku mau buang air dulu sebentar!?
terus saja ia larikan kudanya pergi ke gerumulan semak yang lebat
untuk buang air.
Tingkah laku Kauw Kim dapat diketahui oleh Ong Liong.
Dengan pelan-pelan ia berjalan memutar dan hendak membunuh
lawan dari belakang.
Tiba di tempat yang tak kelihatan orang Thia Kauw Kim
melompat turun, menancapkan kapaknya di dekatnya lalu
berjongkok dan melanjutkan beraknya yang tadi belum tutuk
(selesai).
?Eeekk jrott .. breekk jroott proott kruyuk cuur
prett prettt !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
969
Melihat lawannya terberak-berak mangsur, bukan main
girangnya hati jenderal Ong Liong. Ia terus mendekati dan
menyiapkan Goat Can Keenya di tangan.
Thia Kauw Kim yang sedang berak-berak mendengar suara
berkerosokan mengira ada penduduk pegunungan itu datang hendak
memotong kayu, tanpa syak wasangka ia menegurnya.
?Hei, loheng, jangan dekat-dekat. Aku sedang berak di sini!
Tolonglah bila kau membawa kertas berikan selembar dua lembar
untuk paper!?
Jenderal Ong Liong mengkal-mengkal geli, ia kuatkan hati untuk
tidak tertawa. Dengan senjata siap untuk diayunkan ia menjawab.
?Bukan selembar kertas yang akan kuberikan, akan tetapi
terimalah nih Goat Kee Canku hiaattt wuus craappp !?
Ayunan yang kuat itu sayang sekali menghantam dahan karena
mengangkatnya terlalu tinggi. Dahan patah dan jatuh ke bumi. Hal
ini membuat Thia Kauw Kim terperanjat sekali.
?Heiya, celaka! Kiranya musuh !? cepat-cepat ia sambar
kapaknya dan sambil memegangi celananya ia lari mengumpat di
balik pohon. Jenderal Ong Liong geregetan sekali, serangannya telah
mengenai dahan sehingga musuh mengetahui dan dapat berjaga-jaga.
Akan tetapi melihat keadaan musuh yang jalan kaki dan
perutnya sakit, mantaplah hati Ong Liong. ?Dalam keadaan begini
aku menang diatas angin takut apa? ia keprak maju kudanya dan
mengejar Thia Kauw Kim.
Thia Kauw Kim siap siaga dan menanti dangen kapak terangkat.
Begitu kuda jenderal Ong Liong nongol, segera diayunkan kapaknya.
?Sraatt craatt trass tell !?
Kepala kuda Ong Liong hampir putus lehernya. Kuda dan
penunggangnya jatuh bergedebugan. Kesempatan baik ini tidakKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
970
disia-sialan oleh Thia Kauw Kim. Sebelum lawannya dapat
melompat bangun, ia ayunkan pula kapaknya dan membacok batang
leher Ong Liong. ?Craatt tel !?
Kuda dan penunggangnya mati hampir berbarengan. Buah
kepala itu lalu dibawa ke tangsi dan dipancangkan di depan pintu
tangsi. Hari itu karena gembira sekali atas kemenangan yang
diperolehnya, berangsur sembuhlah sakit perut yang diderita jenderal
Bloon ini.
Anak buah Ong Liong lari serabutan dan melaporkan gugurnya
komandan mereka kepada baginda Teng Yang Ong.
Tidak terkirakan terkejurnya Lauw Bu Ciu. ?Heiya apakah
panglima-panglima Tongtoauw ini memang sakti-sakti
manderaguna? Kenapa setiap maju berperang selalu saja menderita
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kekalahan??
Lauw Bu Ciu lalu mengepalai pasukannya dan keluar sendiri
untuk menantang perang. Perwira-perwira di tangsi angkatan perang
Tongtiauw segera memberikan laporan kepada jenderal Bloon
tantangan yang langsung dipimpin baginda Teng Yang Ong Lauw Bu
Ciu yang gagah perkasa.
?Celaka, saya dapat kabar Teng Yang Ong ini gagah sekali.
Mana aku dapat melawannya? Untung perutku sudah sembuh, maka
marilah kita coba menghadapinya. Kalau kalah kita ;ari.?
Jenderal Thia Kauw Kim lalu menyambar kapaknya dan keluar
menghadapi Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu. Di medan perang ini ia
menemukan seorang yang bertubuh tegap. Mengenakan pakaian
perang berlapis emas murni. Wajah semu merah dan berjenggot dan
kumis tebal berwarna kekuning-kuningan, wjaahnya keren dan
angker sekali.
Thia kauw Kim jadi membatin. ?Pantas orang-orang
menyebutnya Teng Yang Ong seperti panglima Malaikat, wjahnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
971
keren dan gagah sekali, Hmm apa boleh buat, aku harus
melawannya!?
Thia Kauw Kim keprak maju kudanya dan menegur keras.
?Apakah yang berada di depan ini Teng Yang Ong Lauw Bu
Ciu? Terimalah hormat dari aku Thia Kauw Kim!?
?Siapakah berkesudian menerima hormatnya seorang perampok,
penjual garam gelap dan wajahnya buruk seperti setan? Kemarilah
untuk menerima kematianmu!?
Mendengar bentakan dan ejekan ini Thia kauw Kim tidak marah.
Malahan tertawa gelak-gelak.
?Hahaaa hahaaa Teng Yang Ong benar-benar engkau tidak
mengenal gelagat! Diberi hormat secara ramah, kenapa engkau
membalas dengan caci maki? Apakah kau kira aku Thia Kauw Kim
tidak bisa memakimu? Dengar dan bukalah gobogmu lebar-lebar.
KAU INI BINATANG YANG BELUM SEMPURNA!?
Bukan main meluapnya amarah Teng Yang Ong dicaci-maaki
sebagai binatang yang tak sempurna.. sudah binatang masih
ditambah belum sempurna. Karuan saja kemarahannya meledak
bagaikan gunung berapi meletus. Dengan menggeram dahsyat ia
angkat golok besarnya menyerang Thia kauw Kim.
?Wuuts siutt wess trangg siuut wuukk wuukk
trraaanggg !?
Mana dapat Thia kauw Kim melawan Lauw Buciu yang lihay
dan berbuge tinggi. Akan tetapi teringat akan perintah Kunsu Ji yang
menetapkan bahwa tidak boleh kalah, hanya mau menerima laporan
kemenangan, terpaksa ia melawan secara nekat dan mati-matian.
Bagaimanapun ia sudah tak dapat bertahan setelah pertarungan
berjalan puluhan jurus. Dengan keadaan keteter ia putar kudanya dan
melarikan diri ke arah selatan kota Pie Pek Koan yang berhutanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
972
lebat. Lauw Bu Ciu mengejar dengan penuh nafsu dan sepanjang
jalan memaki-maki sengan suaranya yang lantang.
?Bangsat muka buruk, tinggalkan dulu kepalamu di sini! Mau
lari kemana engkau hei??
Thia Kauw Kim tidak menghiraukan caci maki itu. ia pacu
kudanya lebih kencang. Disamping Lauw Buciu ada juga empat
panglimanya yang membantu melakukan pengejaran. Mereka adalah
jenderal Sie hoa, Pek Siang, Hu Toa Yong dan Tay Siok Goan.
Tatkala meloleh ke belakang dan melihat banyaknya panglima
panglima yang mengejarnya, bertambah kagetlah hati Thia Kauw
Kim heiyau celaka!
Tanpa melihat jalan, ia pacu kudanya bagaikan terbang lelesat
bagaikan angin Tornado capatnya.
BERSAMBUNG
Siapakah yang dapat membunuh Lauw Bu Ciu?
Menaklukkah Uti Kiong kepada negeri Tongtiauw?
Ataukah jenderal Uti Kiong tetap berkeras hati dan
mengadakan perlawanan dengan sengit?
Dapatkah angkatan perang Tongtiauw memukul runtuh kota
Kay Hiu Koan?
Bagaimana nasih Thia kauw Kim? Uti Kiong dan Kiauw
Kongsan?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
973
JILID 28
? ORANG yang menganggap dirinya bodoh tak mungkin
berhasil dalam kehidupannya.
? BUDI yang luhur lebih baik dari pada rupa tampan atau
kecantikan.
? KEJUJURAN belum terlalu menjamin kebahagiaan dalam
bercinta, karena ia hanyalah sebagian saja dari padanya
yang penting adalah kesungguhan.
Kiriman : Dhyana
DALAM saat yang genting dan amat berbahaya bagi
keselamatan jenderal Bloon itu, tiba-tiba ditengah-tengah gerumul
semak melompat seorang panglima berwajah pucat kuning dengan
tangan memegang siangkian. Bukan main girangnya Thia Kauw
Kim. Itulah saudara angkatnya sendiri.
Cin Siok Poo yang mengintai dengan waspada ketika
mengetahui Lauw Bu Ciu dan panglima-panglimanya hendak
melewati tempat persembunyiannya, segera melompat keluar dan
berseru lantang.
?Teng Yang Ong, aku Cin Siok Poo sudah lama menunggu di
sini.?
Thia Kauw Kim menarik tali les kudanya dan berdiri di dekat
Cin Siok Poo menantikan datangnya musuh-musuh yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
974
mengejarnya. Teng Yang Ong murka sekali melihat Cin Siok Poo.
Dengan penuh kemurkaan ia memaki.
?Bangsat muka kuning! Engkaulah yang telah membunuh
Goansweku, hari ini jangan harap engkau dapat meloloskan
jiwamu!?
Dibantu oleh keempat panglima Lauw Bu Ciu maju mengerubuti
Cin Siok Poo. Pertarungan berlangsung dengan seru sekali.
Thia Kauw Kim melihat saudara angkatnya dikerubuti, ia tidak
mau tinggal siam. Segera membentak dan terjun ke gelanggang
pertarungan dengan mengobat-abitkan kapak besarnya, semakin
serulah pertarungan itu.
Dalam beberapa jurus, Kian Cin Siok Poo telah berhasil
menghantam remuk kepalanya Tay Siok Goan. Dan hampir
berbareng kapak besar Thia Kauw Kimpun telah berhasil membelah
tubuh jenderal Pek Siang.
Melihat dua paglimanya gugur, Lauw Bu Ciu bercekat juga
hatinya. Tidak ada nafsu untuk meneruskan pertempuran. Ia
membawa dua panglima dan pasukannya mundur masuk ke dalam
tangsi.
Cin Siok Poo lalu menggabungkan diri dengan pasukan Thia
Kauw Kim dan berjaga di perbatasan yang menuju ke kota Tay Hhiu
Koan. Marilah kita menengok kemana perginya Kiauw Kong San
setelah berpisah dengan Teng Yang Ong.
Kiauw Kong San bukannya pulang ke kampung halamannya.
Akan tetapi menuju ke kota Ma Ie Koan untuk menemui Lauw Bun
Ceng. Ia membawa surat Kunsu Ji untuk disampaikan kepada orang
kuat ini.
Sebelum kedatangan Kiauw Kong San beberapa hari yang baru
saja berlalu Lauw Bun Ceng juga telah menerima sepucuk surat dariKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
975
saudara seperguruannya yaitu Lie Ceng. Oleh karena itu Lauw Bun
Ceng juga termasuk orang lihay yang Bun Bu Coan Wan,artinya ahli
dalam ilmu sastra dan silat.
Bahkan pengetahuannya dalam hal kebatinan, filsafat,
perbintangan dan jalannya pernasiban hampir menyamai Lie Ceng.
Juga ngerti sakdurunge winarah (tahu akan apa yang akan terjadi).
Surat Lie Ceng atau dari saudara seperguruannya itu isinya
adalah memperingatkan bahwa ia telah salah memilih junjungan.
Seluruh negeri tengah nantinya akan jatuh ke tangan Cin Ong Lie Si
Bin, oleh karena itu menganjurkan untuk merubah haluan
secepatnya.
Sedang ia duduk melamun di markas besarnya, datanglah
perwira-perwiranya memberitahukan bahwa di luar ada tetamu yang
datang minta bertemu. Lauw Bun Ceng berjingkrak dan segera
memerintahkan tamu itu masuk. Kiauw Kong San menghadap dan
berlutut di hadapan Lauw Bun Ceng.
?Hamba petani kasar Kiauw Kong San datang memberikan
hormat pada Loya. Kedatangan hamba adalah menjalankan tugas
Kunsu Ji Bouw Kong, untuk menyampaikan sepucuk surat.
Terimalah surat beliau!?
Lauw Bun Ceng mempersilakan Kiauw Kong San bangun dan
membuka surat dari Ji Bouw Kong. Isinya sebagai beikut.
Kunsu negeri Tongtiauw Ji Bouw Kong menyampaikan sepucuk
surat untuk Peng Piauw Siang Si dari raja Teng Yang Ong Lauw Bu
Ciu.
Yang terhormat,
Lo Sian Sing di Ma Ie Koan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
976
Semenjak jaman purba hingga kini, masihlah berkumandang
akan kata-kata hikmah yang bijak yang berbunyi, Seorang yang
bijaksana akan memilih junjungan yang benar.
Saat ini kota Kay Hiu Koan terkurung rapat oleh angkatan
perang Tongtiauw. Tidak lama lagi jenderal Uti Kiong pasti akan
menakluk ke negeri Tongtiauw sebab Teng Yang Ong telah masuk
dalam perangkapku. Boleh diibaratkan ia bagaikan ikan dalam jala,
tak dapat lari keluar lagi.
Mengingat tuan adalah saudara seperguruan dari Lie Yok Siu
(Lie Seng) maka sengaja saya mengutus Camkun untuk
menyampaikan surat ini. bilamana tuan bersedia merubah haluan
dan memilih junjungan yang sejati. Datanglah kepada kami dengan
membawa buah kepala Lauw Buciu sebagai bukti penaklukan. Di
negeri kami, tuan tidak akan kehilangan kedudukan. Tetap
berkedudukan sebagai raja muda dan menjabat pula sebagai Peng
Pauw Siangsi.
Demikianlah surat ini, semoga mendapat tanggapan yang baik!
Hormatku,
Kunsu Negeri Tong
Ji Bouw Kong.
Selesai membaca surat ini Lauw Bun Ceng lalu melipatnya
kembali dan disimpan baik-baik. kemudian ia memerintahkan
keeciangnya untuk menyajikan hidangan, buah-buahan dan arak.
Perjamuan diadakan dengan penuh rasa suka cita.
Malam ini, lohu baik bermalam di sini. Besok kita bersama
dama berangkat ke Pie Pek Koan. Surat kunsu telah kubaca dan aku
dapat menerimanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
977
Mendengar keterangan ini Kiauw Kong San girang sekali. Ia
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menemani makan minum dengan bernafsu dan perasaan riang
gembira.
Keesokan harinya, dengan mengepalai tiga ribu serdadu.
Membawa kereta-kereta ransum bermuatan penuh padat dengan padi
dan gandum.
Lauw Bu Ceng berangkat dengan memberitahukan kepada para
penjaga pintu kota, bahwa ia mengirimkan ransum dan akan
membantu baginda Teng Yang Ong di Pie Pek Koan.
Tidak ada seorang panglima, perwira maupun serdadu yang
curiga atas keberangkatan Lauw Bu Ceng. Dengan demikian,
perjalanan ini sangat lancar dan tidak mendapat rintangan apapun.
Dalam rombongan ini Lauw Bu Ceng membawa pula isterinya
yaitu Ma Sie, adik iparnya Ma Pek Liang dan bapak Kiauw Kong
San pergi ke tangsi Teng Yang Ong di dekat Pie Pek Koan.
Kedatangan Lauw Bu Ceng disambut dengan kegembiraan oleh
Teng Yang Ong yang saat itu memeng dalam keadaan terdesak.
Lauw Bu Ciang disambut hangat dan dijamu dengan meriah.
?Siansiang datang ke garis depan ini ada petunjuk apakah??
bertanya baginda Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu dalam perjamuan di
ruang markas kepala menteri yang pandai ini.
?Sin mendengar bahwa budak-budak Tong telah membunuh
Goanswe Song Kim Kiong dan sekarang mengurung kota Kay Hiu
Koan dimana Uti Ciangkun berada dalam kota itu. maka sengaja
datang membawa ransum dan kesatuan tempur untuk membantu
baginda.?
Teng Yang Ong girang sekali dan perjamuan itu berlangsung
sampai jauh malam. Kira-kira jam satu barulah perjamuan itu
diakhiri dan masing-masing pergi ke kemarnya untuk tidur.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
978
Setengah jam kemudian Lauw Bun Ceng dengan membawa
pedangnya mendatangi kamar Teng Yang Ong. Para pengawal tidak
berani menegur ataupun melarang Lauw Bun Ceng, sebab dialah
Peng Pauw Siangsi atau kepala staf angkatan perang yang
kekuasaannya begitu tinggi.
Oleh karena itu, dengan mudah Bun Ceng memasuki kamar
cukongnya. Waktu itu Teng Yang Ong sedang berbaring dan tatkala
mengetahui yang datang adalah orang kepercayaannya sendiri, sama
sekali ia tidak siaga apa-apa. masih dengan berbaring ia
mempersilakan Bun Ceng masuk.
?Sinsiang tengah malam mengunjungi Kho, ada urusan apa lagi
yang hendak dibicarakan? Masuk dan duduklah!?
Lauw Bun Ceng masuk dan mendekati perbaringan. Saat itulah
ia bergerak cepat, menghunus pedangnya dan menebas batang leher
cukongnya yang sama sekali tidak menduga. ?Cratt tess !?
Buah kepala Lauw Bu Ciu menggelinding jatuh ke tanah, darah
menyembur bagaikan semprotan dan tubuh manusia perkasa itu
masih dapat berkelejat-kelejat sampai berjam-jam diatas
pembaringannya. Sungguh kekuatan Lauw Bu Ciu luar biasa.
Sampai-sampak Lauw Bu Ceng berdiri semlengeren melihat jasad
yang sekarat itu.
Setelah jasad itu diam dan tak bergerak-gerak barulah Lauw Bu
Ceng memunggut buah kepala dan keluar dari kamar. Para panglima,
perwira, bintara dan segenap serdadu tercengang melihat apa yang
ditenteng oleh Peng Pouw Siangsi itu. Bun Ceng dengan suaranya
yang berpengaruh berseru lantang.
?Siapa yang akan turut aku menakluk ke negeri Tong segera
bersiap-siaplah. Dan siapa yang tidak mau menakluk, silakan pulang
ke kampung kalian masing-masing. Aku telah membunuh Lauw BunKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
979
Ciu, sebab akan mengabdi kepada junjungan yang sejati yaitu CIN
BENG THIANCU.?
Mereka saling pandang kemudian memilih jalan sendiri-sendiri.
Yang suka menakluk segera mempersiapkan barang-barangnya dan
mengikuti Lauw Bun Ceng. Sedangkan yang tidak suka menakluk
juga mempersiapkan barang-barangnya untuk kembali ke kampung
halamannya.
Lauw Bun Ceng lalu memimpin serdadu-serdadu yang akan
menakluk itu ke tangsi angkatan perang Tongtiauw. Jenderal Cin
Siok oo dan Thia Kauw Kim girang sekali melihat kedatangan Lauw
Bun Ceng yang telah berhasil membunuh Teng Yang ong dan
membawa sebaaaagian besar angkatan perangnya menakluk ke
negerinya.
Hari itu juga tenda-tenda, kubu-kubu dan tangsi dirombak.
Mereka bersama-sama melanjutkan perjalanan menuju ke perbatasan
kota Kay Hiu Koan. Cin Ong Lie Si Bin girang sekali melihat
kedatangan Bun Ceng yang membawa kepala Teng Yang Ong.
Dengan keberhasilan ini, berarti jenderal kosen itu akan menjadi
panglimanya pula.
Cin Siok Poo Thia Kauw Kim, Kiauw Kong San dan Lauw Bun
Ceng meju berlutut. Masing-masing melaporkan tugas yang
dijalankan dan hasil yang diperolehnya.
Cin Ong memerintahkan Kunsu Ji untuk mencatat jasa-jasa itu
yang akan disampaikan ke kota raja. Kelak mereka berhak menerima
pangkat-pangkatnya. Cin Ong lalu mempersilakan mereka bangun
dan mengambil tempat duduk. Pesta meriah diselenggarakan atas
kemenangan-kemenangan yang dicapai itu.
Pada keesokan harinya Cin Ong memerintahkan Lauw Bun
Ceng berangkat ke Tiangan untuk menyampaikan laporan kepada
Kho Cauw (Tong Ong Lie Hian). Sementara itu Kiauw Kong SanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
980
diperintahkan untuk menemui jenderal Uti Kiong dan mengirimkan
buah kepala Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu.
Kiauw Kong San dan Lauw Bun Ceng setelah memberi hormat
dan mengucapkan salam perpisahan dengan rekan-rekan lalu
berangkat menjalankan tugas masing-masing. Yang seorang pergi ke
Tiangan dan yang seorang lagi ke Kay Hiu Koan.
Penjaga pitu benteng dengan hormat mempersilakan pak tani
masuk. Mereka telah tahu bahwa dia adalah sahabat dari Uti Kiong.
Oleh karena itu tidak banyak pertanyaan dan rintangan. Kiauw Kong
San langsung pergi ke Swehu (markas besar) dan minta kepaada
ajudan supaya dipertemukan dengan jenderal Uti Kiong.
Kedua sahabat sejak muda itu saling bertemu kembali. Hanya
kedudukan dan tingkatan saja yang membedakan. Yang satu sebagai
Camkun sedangkan yang lain panglima perang. Setelah saling
memberi hormat, lalu mengambil tempat duduk dan memulai
percakapan.
?Ciangkun, Lohu tidak berani melanggar janji. Kini datang
kembali ke markas besar ciangkun dengan membawa buah kepala
cukong ciangkun yang asli. Terimalah peti ini dan silakan ciangkun
memeriksanya!?
Uti Kiong sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya. Matanya
yang belor menatap tajam. Tangannya yang kuat diangsurkan
menyambut peti kayu wangi dan perlahan-lahan dibukanya.
Buah kepala itu ia kenal betul. Itulah buah kepala cukongnya
yang sesungguhnya. Setelah menatap beberapa saat lamanya. Uti
Kiong berlutut dan menangis menggerung-gerung.
?Cukong, cukong . sin telah berbuat dosa dan kesalahan yang
amat besar. Gara-gara akulah sehingga cukong menerima kematian
yang tak wajar dalam usia yang masih muda .. uuuhuukkk ..
huukk !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
981
Setelah menangis menggerung-gerung cukup lama, Uti Kiong
tiba-tiba bangkit dan mencengkram Kiauw Kong San. ?Lokiauw
kepala anjing engkau! Mengapa engkau membunuh cukongku??
Dengan sekali tebas putuslah batang leher pak tani Kiauw Kong
San. kepalanya menggelinding ke lantai dan tubuhnya berkelonjotan
sebagaimana diri almarhum Teng Yang Ong. Kemudian Uti Kiong
memimpin panglima-panglima dan pasukannya keluar dengan
maksud menuntut balas atas kematian cukongnya.
Kunsu Ji yang telah mengetahui apa yang bakal terjadi, telah
memerintahkan tiga puluh enam panglima keluar mengapit Cin Ong
menyambut tantangan jenderal hitam Uti Kiong.
Dengan demikian Uti Kiong menjadi bercekat hatinya dan tak
berani sembarangan turun tangan. Ia becokol di atas pelana kudanya
dengan sorot mata beringas.
Sebaliknya Cin Ong menegur dengan ramah. ?Uti Kiongheng,
seharusnya engkau sudah harus menakluk kepadaku. Bukankah
cukongmu telah mati dan buah kepalanya kami hantarkan
sebagaimana persyaratan yang telah kau ajukan??
Uti Kiong mendelik, dengan nafas memburu cepat ia menjawab.
?Memang benar, akan tetapi sukakah cianswe meluluskan pula
tiga permintaanku? Apabila ketiga buah permintaanku itu dapat
dikabulkan, dengan segera kubawa semua anak buahku untuk
menakluk kepada negeri Tong.?
Cin Ong berpaling kepada Kunsu Ji. Akan tetapi siapa dengan
tersenyum memanggut-manggutkan kepala. Maka tanpa ragu dan
sangsi lagi Cin Ong segera menjawab.
?Jangankan hanya tiga buah permintaan, sejuta permintaan akan
Kho luluskan. Katakanlah apa permintaanmu itu??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
982
Uti Kiong tidak setulusnya mau menakluk, maka ia telah
memikirkan sesuatu akal untuk dapat membunuh Cin Ong dan
membalaskan sakit hati cukongnya. Oleh karena itu permintaaannya
adalah permintaan yang bukan-bukan.
?Dengarkanlah apa permintaanku itu!
PERTAMA, saya harap CinOng bersama si buruk Thia Kauw
Kim harus berjalan melewati ruyung yang kuangkat tinggi-tinggi ini.
(maksud yang terkandung jenderal hitam legam itu, tidak lain adalah
untuk mengemplang mati Cin Ong dan Thia Kauw Kim yang
berulang kali mempermainkannya).
KEDUA, buah kepala dan tubuh junjunganku harus dapat
dipersatukan dan dikubur secara kebesaran.
KETIGA, si buruk Thia Kauw Kim harus berjalan di depan
jenazah cukongku dengan memikul kok song pang (payung layon).
Cin Ong dan juga semua panglima merasa kurang senang
dengan syarat yang gila-gilaan ini. Akan tetapi Kunsu Ji dengan
tersenyum tetap memanggut-manggutkan kepala. Maka dengan
mantap Cin Ong menjawab.
?Baiklah, ketiga buah permintaan Ongheng kukabulkan, kami
telah siap, silakan Ongheng mengaturnya!?
Jenderal Uti Kiong segera mencabut sepasang ruyung mautnya
yang terbuat dari besi baja Pek Thiat Yo itu dan diacung-acungkan
tinggi-tinggi.
Thia Kauw Kim menjadi pringas pringis, kalau tidak berjalan
nanti akan ditertawai dan dicap pengecut, tetapi kalau berjalan ia
ngeri dengan ruyung yang mengkilap seperti ular hitam itu.
?Heiya, celaka, apa barangkali aku akan mati dengan kepala
remuk? Terpaksa Thia Kauw Kim mendampingi Cin Ong dan
berjalan melewati ruyung Uti Kiong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
983
Kuda Thia Kauw Kim lebih cepat dari kuda yang dinaiki Cin
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ong. Tatkala Kauw Kim lewat, Uti Kiong sudah akan menurunkan
ruyungnya, akan tetapi segera ditahannya pula.
Ia berpikir, kalau si buruk ini kuhantam pastilah Cin Ong
mengurungkan niatnya melewati ruyung ini. padahal dialah musuh
besarku. Hmm, baiklah kubebaskan dia! Dan Uti Kiong menunggu
lewatnya Cin Ong. Pada wktu Cin Ong menyusul, diangkatlah
ruyung itu dan dihantamkan kuat-kuat. ?Siuuutt !?
Seluruh kekuatan dikerahkan untuk dapat meremukkan batok
kepala Cin Ong. Akan tetapi apa yang terjadi? Dari atas kepala Cin
Ong memancarkan sinar kuning keemasan. Seekor naga mas
melingkar di atas kepala Cin Ong dengan merentangkan cakar
cakarnya untuk menahan hantaman ruyung Uti Kiong.
Uti Kiong terperanjat sekali. Tangan-tangannya kesemutan dan
hampir saja ruyungnya terlepas dari genggaman. Ia mengamat-amati
lebih jauh dan ketakutan menghantui hatinya. ?Celaka ia benar
benar Cin Beng Thiancu nyatanya, ada naga mas yang melindungi di
saat jiwanya terancam.?
Tanpa berkata-kata lagi Uti Kiong memutar kudanya dan lari
masuk ke dalam kota. Anak buahnya juga mengikuti jejak
panglimanya memasuki kota Kay Hiu Koan.
Cin Ong tidak mempedulikan Uti Kiong. Ia menjalankan apa
yang diperintahkan Kunsu. Mengenakan pakaian berkabung,
menyatukan buah kepala dan tubuh Lauw Bu Ciu, kemudian dengan
Thia Kauw Kim sebagai pembawa Kok Song Pang membawa
jenazah itu ke tempat teduh dan dikembumikan dengan upacara
kebesaran.
Cin Ong sendiri berlutut dan memimpin upacara penguburan
jenazah Teng Yang Ong. Uti Kiong dari atas menara benteng dapatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
984
melihat dengan tegas semua yang dilakukan Cin Ong dan panglima
panglimanya. Jenderal Uti Kiong menjadi berpikir.
? .. Sesungguhnya dia adalah CIN BENG THIANCU
(Junjungan asli). Ia dapat berlaku bijak dan luhur budi. Sebagai
buktinya menghormati juga Cukongku yang telah tiada .. kalau
tidak menakluk sekarang, kapan lagi? Toh sudah tidak ada yang
kuandalkan!?
Jenderal Uti Kiong turun ke markas dan berganti pakaian
berkabung. Bersama-sama seluruh anak buahnya datang menakluk
kepada Cin Ong Lie Si Bin.
? ooOoo ?
BAB L
LO SENG MENAKLUK PULA
KEPADA NEGERI TONG
DENGAN menakluknya jenderalUti Kiong habislah sudah
kekuatan sebuah negeri. Semua jatuh ke tangan Cin Ong. Gudang
gudang yang bertimbun bahan makanan lalu dinaikkan dalam kereta.
Esok harinya, bersama tentara-tentara yang ikut pula menakluk,
pulang kembali ke Tiangan.
Kita tinggalkan sejenak kembalinya Cin Ong bersama staf dan
angkatan perangnya yang pulang ke kota raja. Marilah kita ikuti
terlebih dahulu Beng Pauw Siangsinya Teng Yang Ong yaitu Lauw
Bun Ceng yang beragkat terlebih dahulu ke Tiangan.
Setelah lima hari lima malam dalam perjalanan, pada suatu hari
Lauw Bun Ceng tiba di sebuah tempat dan mengaso. Bunceng danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
985
keluarganya bermalam di sebuah hotel di luar pintu gerbang kota
raja.
Kira-kira jam tiga tengah malam. Angin bertiup gemuruh sangat
seram dan meniup padam semua lampu lilin yang berada di
kamarnya Lauw Bun Ceng.
Tak terkatakan betapa kaget dan takutnya bekas Peng Pauw
Siangsi ini. dengan tajam ia mengawasi gemuruhnya angin yang
mempermainkan kain korden di jendela kamarnya.
Diantara suara angin yang bercicit-cicit menyeramkan ini
tampak gumpalan asap putih yang berputar-putar , melingkar-lingkat,
kemudian membentuk sesosok tubuh.
Beberapa saat kemudian terbentuklah tubuh cukongnya
almarhum. Mengenakan pakaian berlapis emas mengkeredep, hanya
sekujur tubuhnya berlumuran banyak darah.
Mengigillah Lauw Bun Ceng demi mengetahui yang datang
adalah roh Teng Yang Ong Lauw Bu Ciu yang penasaran.
?Lauw Bun Ceng bangsat pengkhianat berjiwa rendah! Engkau
telah berbuat begitu kejam membunuh cukongmu sendiri. Sekarang
kau datang menuntut kedosaanmu, lekaslah serahkan jiwamu untuk
menggantikan rohku yang penasaran!?
Lauw Bun Ceng yang sadar akan kesalahannya segera melompat
dari ranjangnya dan berlutut.
?Cukong, Sin mengakui kedosan yang telah sin perbuat. Akan
tetapi ampunilah kedosan itu, sin hendak ke kota raja untuk
menjumpai Tong Ong, berilah kesempatan untuk sin menemuinya.
Bila kelak sin mendapatkan pangkat dari Tong Ong, sin akan
membuat patung dari cukong. Setiap pagi sebelum berangkat kerja
dan malam menjelang tidur, sin akan sembahyangi patung cukong
semoga lekas menemukan jalan benar dan diterima di hariban Thian.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
986
Bilamana sin melalaikan janji ini, biarlah mengalami kematian yang
tidak wjar.?
Setiap asap dari roh Lauw Bu Ciu itu akan datang dekat, selalu
saja terhalang oleh angin yang bertiup keras. Dengan demikian,
usaha arwah Bu Ciu menuntut balas mengalami kegagalan.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebabnya adalah takdir kematian
atas diri Lauw Bun Ceng belum saatnya. Oleh karena itu arwah Bu
Ciu tidak dapat mendekatinya.
Dalam keadaan tegang itu tiba-tiba ada suara orang yang
berjalan. Roh Lauw Bu Ciu seperti takut ketahuan orang lain, maka
berbareng dengan berkesiurnya angin yang bertiup gemuruh asap itu
buyar dan menghilang.
Saat itulah Lauw Bun Ceng baru dapat melompat bangun dan
keheranannya tak terkirakan. ? .. Mimpikah aku? atau kejadian ini
benar-benar terjadi .. ??
Dari peristiwa tengah malam itu sampai pagi ia hanya duduk
dengan pikiran penuh rasa takut.
Keesokan harinya, kejadian semalam itu tidak diceritakan
kepada siapapun, walaupun terhadap isteri dan keluarganya. Sehabis
makan pagi dan membereskan pembayaran hotel, Lauw Bun Ciang
melanjutkan perjalanannya, memasuki kota raja dan menghadap
baginda Tong Ong Kho Cauw di istana Tiangan.
Tong Kho Cauw girang sekali menerima surat daru puteranya
yang mengabarkan kemenangan di medan pepeperangan. Usul Cin
Ong ddiluluskan. Lauw Bun Ciu yang berhasil membunuh Lauw Bun
Ciu sehingga jatuh kekuasaannya, diberi pangkat yang sama yaitu
Peng Pouw Siangsi atau menteri pertahanan.
Di hari itu juga Lauw Bun Ceng diberi tempat di gedung
kementerian pertahanan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
987
Lauw Bun Ceng berlutut menghaturkan terima kasih. Sehabis
perjamuan, ia bersama keluarganya pindah ke gedung baru. Di
gedung ini ia lalu membuat patung dari bekas cukongnya. Setiap pagi
dan menjelang malam hendak tidur ia selalu berlutut dan menyembah
Yougi serta mendoakan arwah Teng Yang Ong. Dengan demikian
dapatlah ia melanjutkan kehidupannya dengan tenang.
Sementara itu, Cin Obng dan angkatan perangnya setelah
menaklukkan Kay Hu Koan dan seluruh kota-kota yang dahulu
dikuasai oleh Teng Yang Ong, lalu menempatkan panglima
panglima untuk menjaga kota-kota itu. selanjutnya dengan sisa
angkatan perangnya pulang kembali ke Tiangan. Dalam perjalanan
pulang ini sempat Cin Ong bercakap-cakap dengan Kunsu Ji.
?Kunsu, Kho pikir diantara Kimyong Ngo Hauw Tay Ciang, kini
masih ada Lo Seng dan Sian Hoansing yang berada di Lokyang.
Dapatkah mereka menakluk kepada kita??
?Untuk memukul jatuh Lok Yang itulah mudah. Dan untuk
kedua Tay Ciang itu yang sulit adalah diri Sian Hoansing.?
?Mengapa demikian Kunsu? Apakah karena kedudukannya??
?Ya, disamping ia berkedudukan sebagai Huma, lebih dari itu ia
mempunyai permusuhan yang amat dalam terhadap keluarga
Cukong.?
?Kho tidak mengerti, cobalah kunsu untuk menuturkannya!?
?Waktu Tong Ong Lie Hian dipecat dari jabatannya dan pulang
kembali ke Tay Goan. Dalam perjalanan itu, telah dihadang oleh
komplotan pangeran Yo Kong dan Ie Bun Hoa Kit di daerah Leng
Tong San, di dusun Cian Si Kang.
Tong Ong mengadakan perlawanan sengit. Didalam keadaan yang
berbahaya itu muncullah tuan penolong yang tidak lain adalah
jenderal Cin Siok Poo yang saat itu bertugas ke Lauwciuhu untuk
mengantarkan sepucuk surat dari atasannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
988
Komplotan pangeran Yo Kong mengalami kegagalan total dan
perjalanan dapat diteruskan dengan aman.
Tiba-tiba kurang lebih tujuh Li, dari arah depan ada serombongan
petani bangsawan yang mau pulang ke kampungnya.
Tong Ong mengira mereka adalah komplotan yang hendak
mencelakakan keluarganya, tanpa menanya terlebih dahulu,
dipanahlah bangsawan itu dan tepat mengenai ulu hatinya dan jatuh
binasa.
Cukong, bangsawan yang salah dibunuh oleh ayah baginda itu tidak
lain adalah kakaknya Sian Hiong Sin yang bernama Sian Hiong
Tiong. Oleh karena itu Hiong Sin memendam rasa dendam yang
begitu besar terhadap keluarga Cukong.
Sekarang tidak usah cukong memikirkan penaklukan Hiong Sin.
Lebih baik menggerakkan angkatan perang kita dan merebut Lok
Yang. Bila Lok Yang jatuh, bagaimana sikap yang hendak diambil
Hiong Sin terserah saja.?
Cin Ong merenungkan nasehat kunsu Ji dan segera mengambil
keputusan mengubah arah ke jurusan Lok Yang. Jadi tidak jadi
pulang ke Tiangan. Akan tetapi menuju Lok Yang.
Berhari-hari rombongan Cin Ong ini berjalan dengan tenang tak
menjumpai banyak rintangan. Pada suatu hari, angkatan perang
Tongtiauw ini telah tiba di perbatasan Lok Yang dan mendirikan
kubu-kubu, tenda dan tangsi untuk persiapan peperangan lebih lanjut.
Mata-mata disebarkan untuk memata-matai keadaan kota
Lokyang, berapa besar kekuatannya, junlah serdadu, panglima dan
pos-pos penting. Setalah keterangan dikumpulkan, Cin Ong lalu
membuka sidang untuk mengatur rencana peperangan.
?Gambar peta bumi Lok Yang dan pos-pos penting serta pintu
pintu mana yang lemah telah dapat kita ketahui. Hari ini kita mulaiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
989
dengan menantang perang. Entah ciangkun yang manakah yang
bersedia maju terlebih dahulu?
Jenderal Uti Kiong yang disamping pojok segera tampil ke
depan.
?Baginda, semenjak sin menakluk kepada negeri Tong, belum
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada jasa yang sin tanam. Oleh karena itu, ijinkan sin maju terlebih
dahulu untuk memukul kota Lokyang dan sedikit menanam jasa.?
Mendengar dan melihat panglima yang baru saja menakluk itu
hati Cin Ong girang sekali.
?Kululuskan permohonanmu itu ciangkun, aturlah pasukanmu
dan majulah menantang perang!?
Uti Kiong berlutut dan mengundurkan diri untuk mengatur
pasukannya. Kemudian dengan membawa tombak dan menggendol
sepasang ruyungnya ia pimpin barisannya maju ke dekat kota untuk
menantang peang.
?Hei tentara-tentara Lok Yang, sampaikan kepada Ong Si Jiong.
Suruh memilih panglima kosen untuk melawan jenderal Uti Kiong.
Jangan sembarangan memajukan panglima yang tak bernama, akan
sia-sia saja!?
Tantangan itu segera dilaporkan dan baginda Ong Si Jiong lalu
bersidang dengan stafnya. ?Siapakah diantara liatse ciangkun yang
hendak maju menghadapi musuh??
Siang Hiong Sin majukan diri. ?Biarlah sin yang keluar
membekuk panglima musuh yang terlalu sombong dan besar mulut
itu!?
Ong SI Jiong girang sekali melihat adik iparnya memajukan diri
untuk menghadapi musuh. Ia maklum akan kegagahan adik iparnya,
maka hatinya mantap.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
990
?Semoga huma berhasil! Berhati-hatilah!?
Sian Hiong Sin lalu mengatur pasukannya dan keluar
menghadapi Uti Kiong.
Di medan perang Hiong Sin melihat seorang panglima besar,
tegap, bermuka hitam, mata besar brewok kasar dan hidungnya
mekrok. Wajah panglima itu seram dan menakutkan, maka dengan
suara lantang ia membentaknya.
?Hei setan jelek, lekaslah beritahukan namamu, tuan besarmu
tidak sudi sembarangan membunuh orang yang tak bernama!?
Uti Kiong juga menatap tajam musuh yang mendatangi.
Panglima musuh ini bermuka hijau, giginya bercaling dan jenggot
lebat berwarna merah. Mirip dengan patungnya Un Goanswe
didepannya Giok Tee atau setan di depannya Giam Ong di pintu
akherat. Maka dengan sengit ia balas mengejek.
?Engkau katakan aku panglima bermuka jelek? Baiklah, engkau
yang kelewatan bagusnya ini apakah termasuk panglima ternama
yang layak menghadapi Uti Kiong??
Sian Hiong sin marah sekali dieejek bagusnya kelewatan, maka
tanpa banyak adu mulut lagi ia angkat senjatanya dan menyerang
sengit.
Uti Kiong mengangkat ruyungnya dan menangkis. Pertarungan
terjadi dengan hebat. Namun Hiong Sin merasakan betapa hebat
tenaga lawan. Lengan dan tapak-tapak tangannya kesemutan. Oleh
karena itu ia cepat-cepat putar kudanya dan melarikan diri.
?Hei tunggu dulu, belum lagi engkau perkenalkan diri, mengapa
buru-buru mau masuki ke dalam kota? Beritahukan siapa namamu
hei panglima bercaling yang bagusnya kelewatan!?
Sian Hiong Sin tidak menghiraukan ejekan itu. ia pacu kudanya
kencang-kencang dan memasuki kota.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
991
Pintu-pintu kota ditutup rapat-rapat dan tantangan serta caci
maki Uti Kiong dianggap seperti angin lalu. Sampai menjelang senja
dan tenggorokan dirasa kering, Uti Kiong yang tidak mendapatkan
sambutan, terpaksa dengan perasaan mengkal menarik mundur
pasukannya.
Kemenangan Uti Kiong disambut pasukannya dengan hangat.
Sementara itu pada malam hari Sian Hiong Sin mengundang jenderal
Lo Seng dan diminta bantuan tenaganya untuk berperang besok.
?Panglima perang yang maju itu gagah sekali. Walaupun
mukanya hitam jelek, akan tetapi tenaga dan bugenya tinggi sekali.
Oleh karena itu saya mohon bantuan Hiantee untuk menghalau
musuh. Dengan demikian tak akan hilanglah kebaikan yang Giheng
berikan atas diri Hiantee.?
?Sianjiko mengapa mengucapkan kata-kata yang demikian?
Pribahasa mengatakan, ?Orang yang makan nasi majikan, sudah
dengan sendirinya membela majikannya disaat terancam bahaya.?
Kini tentara-tentara Tong datang hendak memukul kota Lok Yang,
Siautee akan maju menempur mereka besok.?
Sian Hiong Sin girang sekali mendengar kata-kata Lo Seng yang
gagah jantan itu.
?Syukurlah, syukurlah, giheng percaya akan kegagahan Hiantee,
besok pastilah berhasil!
Lo Seng tertawa dan makan minum dengan sikap wajar.Hiong
Sin dan Lo Seng makan munum sambil bercakap-cakap sampai
tengah malam baru diakhiri. Tatkala Lo Seng minta diri, Hiong Sin
masih juga mengingatkan akan bantuan yang dijanjikan.
?Tidak nanti siautee ingkar janji. Besok biarlah kuhajar
panglima bermuka seram itu!?
Kedua saudara angkat itu lalu berpisahan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
992
Pada keesokan harinya, pagi-pagi sekali di luar kota telah
terdengar suara-suara keras Uti Kiong yang menantang perang. Lo
Seng mengenakan pakaian perangnya. Membawa tombak panjang
keluarga Lo dan keluar memimpin pasukannya.
?Setan hitam! Apakah engkau yang bernama Uti Kiong??
?Tidak salah, tuan besarmu ini adalah Uti Kiong. Dan kau siapa
bocah? Cepatkah beritahukan namamu. Sebab kalau bukannya
panglima ternama akan sia-sia melawanku!?
?Kau mau tahu siapa tuan kecilmu ini? dengarlah, aku adalah
putera Yan San Goanswe yang bernama Lo Seng!?
?Haaa, kebetulan sekali. Namamu cukup menggetarkan jagat,
dan aku akan membekukmu untuk mencari jasa pada junjunganku
yang baru.
Tanpa banyak berkata lagi Uti Kiong lalu mengangkat sepasang
ruyungnya dan melancarkan serangan-serangan hebat bertenaga.
Lo Seng dengan tenang menyampok serangan-serangan itu dan
menusuk bagian-bagian penting dari tubuh jenderal serem itu.
tusukan pertama dapat disampok, menyusul tusukan kedua, ketiga,
keempat dan serangan-serangan Lo Seng itu begitu cepat, hebat dan
sukar dihindari.
Uti Kiong meringis dan kelabakan, ia ketetar dan terdesak terus
menerus. Beberapa kali terdengar keluhannya, sebab hampir-hampir
tusukan-tusukan itu menembus badannya.
Lewat lagi beberapa jurus Uti Kiong sudah tak tahan. Cepat
cepat ia putar kudanya dan melarikan diri. ?Celaka, anak muda
tampan ini ternyata tidak boleh dibuat main-main, aku bukan
tandingannya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
993
Sian Hing Sin yang menyaksikan jalannya pertempuran dari atas
tembok benteng merasa girang atas kelihaiyan adik angkatnya yang
ternyata memang sungguh-sungguh membela kakak iparnya.
Ia segera turun, mengepalai pasukannya dan mengobrak-abrik
tentara Tongtiauw. Dengan menderita kerusakan hebat tentara
Tongtiauw mundur dan masuk ke dalam tangsi.
Uti Kiong masuk ke dalam tangsi dan berlutut di hadapan Cin
Ong dan kunsu Ji. Memohon ampun karena dirinya tidak sanggup
mengalahkan musuh yang masih muda belia itu.
?Kalah dan menang di dalam setiap peperangan itu sudah wajar,
tak perlu ciangkun bersedih hati.?
Uti Kiong masih saja memberikan penjelasan bagaimana lihay
dan gagahnya Lo Seng.
?Sungguh lihay anak muda itu. benar-benar sin tidak sanggup
melawannya. Hendaknya besok mengganti panglima lain untuk maju
menghadapinya.?
Kunsu Ji lalu berpaling kepada Thia Kauw Kim dan memberi
titah padanya. ?Besok hendaknya Thia ciangkun yang maju
menghadapi Lo Seng!?
Thia Kauw Kim tertawa mendapat tugas ini, ia berpaling kepada
Uti Kiong dan berkata. ?Bukan saja aku akan menang, bahkan aku
akan dapat membawanya menakluk kepada kita. Ini bukanlah aku
menertawakanmu Uti ciangkun!?
Uti Kiong tidak menyahut, hanya memandang si Bloon itu
dengan hati mendongkol. Keesokan harinya, Thia Kauw Kim
mengepalai pasukannya dan dan didampingi Uti Kiong maju ke
medan peang.
Tatkala berhadapan dengan Lo Seng, Thia Kauw Kim cepat
cepat mengedipkan matanya, hal ini membuat Lo Seng ragu-raguKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
994
dalam bertindak, ia diliputi penuh tanda tanya. ?Apa maunya Thia
Tie Ciat ini??
Kelakuan Thia Kauw Kim ini mana dapat diketahui oleh Uti
Kiong? Jenderal hitam legam ini hanya menatap tajam Lo Seng dan
tidak memperhatikan rekannya.
Thia Kauw Kim memajukan kudanya dan berbisik pelan, ?Lo
Gite, berikan aku muka dan sukalah engkau mengalah hari ini.
dengan demikian dapatlah aku menggertak si serem ini!?
(maksud thia Kauw Kim dengan cara ini dapatlah ia menggertak dan
menakut-nakuti Uti Kiong yang galak)
Mendengar bisikan Thia Kauw Kim, Lo Seng menjadi tertawa
dan menganggukkan kepala pelan. Thia Kauw Kim tidak banyak
bicara lagi dan langsung mengangkat kapaknya menyerang. Lo Seng
pun mengangkat tombak dan balas menyerang. Berlangsunglah
pertarungan yang seru dan berlangsung sampai puluhan jurus.
Ketika berlangsung kurang lebih tiga puluh jurus, tiba-tiba Lo
Seng menjerit. ?Heiya, sungguh lihay !? kemudian memutar
kudanya dan melarikan diri masuk ke dalam kota.
Thia Kauw Kim mengacung-acungkan kapaknya dan mengejar
sambil berteriak-teriak.
?Perhitungan kita belum selesai, belum ada yang kalah dan
menang, kenapa engkau tinggalkan medan perang. Hei, Lo Seng,
dimanakah keangkeranmu itu. bukankah engkau yang
berhasilmerebut gelar Thia He Bu Tek Tay Ciangkun bergelar Pek
Hauw Ciangkun? Mengapa belum-belum sudah ngacir??
Lo Seng tidak mempedulikan Thia Kauw Kim ia lari terus dan
masuk ke dalam kota. Pintu-pintu segera ditutup rapat-rapat. Pasukan
panah siap menghujani anak panah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
995
Thia Kauw Kim tidak berani maju lebih jauh. Matanya menyapu
ke pasukan panah, kemudian menarik mundur pasukannya. Dalam
perjalanan pulang Uti Kiong yang penuh ketidak mengertian itu
bertanya.
?Ong heng, waktu kita bertempur di jalanan Gan Siang To,
kulihat kepandaianmu biasa saja. kenapa hari ini Lo Seng dapat kau
kalahkan?
Uti Kiong sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka adalah
saudara angkat yang saling kasih mengasihi satu sama lain. Thia
Kauw Kim dengan bangga menjawab.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
?Waktu itu aku sengaja mempermainkan engkau. Kau lihat tadi,
apakah aku bertarung secara main-main? kalau kau tak percaya,
marilah kita adu kepandaian!
Uti Kiong cepat-cepat menggoyang-goyangkan tangannya.
?Mengapa Ongheng berbuat begitu? Aku hanya merasa heran Lo
Seng yang begitu gagah dan bugenya tinggi sekali, lari tatkala
berhadapan denganmu ??
Thia Kauw Kim tertawa gelak-gelak samppai tubuhnya
tergoncang-goncang keras di punggung kudanya. Kemudian kedua
panglima itu lalu masuk ke dalam tangsi dan melaporkan hasil
kemenangannya kepada Cin Ong.
Cin Ong juga seperti halnya Uti Kiong, percaya betul kalau Thia
Kauw Kim mampu mengalahkan Lo Seng. Maka perjamuan lalu
diadakan untuk menjamu panglima-panglima dan serdadu-serdadu
yang menang perang.
?Kunsu Ji yang mengetahui kelicikan Thia Kauw Kim segera
memberi tugas baru.
?Kemenanganmu kali ini telah kucatat dan esok hari kau harus
keluar pula menghadapi Lo Seng. Besok bukan saja engkau harusKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
996
menang perang, tatapi harus pula dapat membawa Lo Seng menakluk
kepada Tongtiauw!?
Thia Kauw Kim agak bercekat hatinya. Namun di tengah-tengah
para pembesar, panglima dan Cin Ong, ia berusaha tidak
menunjukkan kecemasannya itu. ?.. celaka apa yang kulakukan ini
hanyalah untuk menggertak si hitam, tak tahunya kunsu malahan
menekankan untuk menang dan membawa Lo Gite menakluk,
apakah dapat hal itu kulakukan, terserah bagaimana besok ??
? ooOoo ?
Kembali kita ikuti keadaan Hiong Sin di atas tembok benteng
yang matanya tak lepas memperhatikan jalannya peperangan. Ia
merasa heran dan curiga, sebab Lo Seng yang bugenya lebih tinggi
dari Thia Kauw Kim kok bisa kalah dan melarikan diri? Begitu Lo
Seng masuk dalam kota, ia segera turun dan memapaknya.
?Saudara Lo, siautee ada sedikit perkataan yang hendak
kubicarakan denganmu, hendaknya engkau tidak banyak syak
wasangka dan marah kepadaku!?
?Katakanlah Hian Jiko, aku tidak punya perasaan apa-apa!?
?Hmm, sekali lagi sebelumnya saya minta maaf, akan kata
kataku ini yang mungkin menusuk perasaanmu. Tadi di atas benteng
aku mengikuti jalannya pertempuran. Sungguh rasa heranku tak
terkirakan. Jelas kepandaian Thia Kauw Kim bukan apa-apamu,
kenapa hari ini kau dapat dikalahkannya?
Tidak masuk akal bukan? Dan lagi sebelum peperangan
berlangsung, aku walaupun dari tempat yang berjawak jauh, toh
dapat melihat kalian berkemak-kemik, seperti sedang membicarakan
sesuatu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
997
Saudara Lo, apakah kau berniat hendak menakluk kepada negeri
Tong dan meusnahkan Lok Yang ini? akan kau lupakan budi
kecintaanku dan perhatian Cukong atas dirimu??
Ditegur demikian pedas, Lo Seng berubah mukanya menjadi
merah padam. Namun ditahanlah kemurkaannya. Dengan tenang ia
menjawab.
?Sian jiko, engkau hanya mengetahui sebagian saja dan tak tahu
keseluruhan persoalan ini. kemarin aku bertarung dengan jenderal
hitam legam berwajah buas itu dalam tiga jurus telah kukalahkan,
Sianjiko tidak menanya apa-apa. kalau hendak menakluk, bukankah
sejak kemarin aku sudah mengalah?
Hari ini memang benar sebelum berperang, Thia Kauw Kim
berkemak-kemik menyatakan ingin menakluk kepada kita. Oleh
karena itu aku lalu pura-pura mengalah. Apakah dalam hal ini Sian
jiko kurang percaya akan keterangan siautee??
?Oh kiranya begitu. Akan tetapi dalam peperangan besok
hendaknya Lo gite membawanya kemari. dengan demikian, aku
dapat berbicara secara terbuka!?
Lo Seng menjawab cepat dan berlalu. Dalam berjalan menuju ke
rumahnya ia berpikir, ?.. selama hidupku belum pernah aku
dimarahi baik oleh orang tuaku sendiri. Hari ini Sianjiko
mencurigaiku dan marah-marah, sungguh menyakitkan hatiku.
Mestikah harus menurut segala perintahnya? Busyet!?
Sampai di rumah kemengkalan ini masih dirasakan. Sehabis
melepas pakaian perang dan menyandarkan tombaknya, Lo Seng
duduk termenung-menung di depan kamarnya. Sebentar-sebentar
terdengar helaan nafasnya, ?.. Hmm, ada aturan semacam ini
hmm !?
Keluh kesah ini diketahui oleh salah seorang bujangnya. Segera
bujang itu masuk ke dalam dan memberitahukan kepada Lo thayKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
998
thay. Sng ibu yang sangat mengasihi putera tunggalnya itu menjadi
kaget.
?Mengapa anakku berwajah murung dan berkeluh kesah? Pasti
ada hal-hal yang tidak menyenangkan hatinya. Undanglah masuk,
aku akan berbicara dengannya!?
Pelayan itu berlari keluar dan menemui Lo Seng. ?Kongcu,
kongcu thay thay ingin berbicara dengan kongcu, harap Lo kongcu
masuk menemui thay thay!?
Lo Seng bangkit dan masuk ke dalam kamar ibunya. Setelah
memberi hormat ia lalu duduk di sisi ibunya.
?Ibu menerima laporan dari Kiongli, katanya engkau kurang
gembira dan sebentar-sebentar berkeluh kesah, entah ada persoalan
apakah yang membuat hatimu jengkel? Ceritakanlah, ibu akan turut
mempertimbangkan!?
?Ibu, angkatan perang Tongtiauw telah mengurung Lok Yang.
Dalam angkatan perang itu terdapat piaoheng Cin Siok Poo, kawan
Thia Kauw Kim dan lain-lain .
Dalam peperangan, anak telah berhadapan dengan Thia Kauw
kim. Mengingat akan persaudaraan, anak mengalah dan pura-pura
lari masuk ke dalam kota. Melihat ini, Sian Jiko telah mencurigai
anak dan marah-marah. Apakah yang harus anak perbuat??
? ooOoo ?
BAB LI
SANG IBU YANG BIJAK
MENDUKUNG PUTERANYAKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
999
LEBIH jauh ibu yang bijaksana dan dapat membedakan mana
yang salah dan mana yang benar itu berkata kepada puteranya.
?Karena piauhengmu sampaipun ayahmu sendiri ibu berani
menentangnya. Karena ayahmu terlalu kukuh tidak mau berubah
pendirian, walau terang-terangan yang dibelanya itu pihak yang
salah, buto. Apalagi kini terhadap Sian Hiong Sin. Apa pula yang
diberatkan? Dari pada mengabsikan diri kepada Ong Si Jiong, lebih
baik mengabdikan diri kepada Teng Kho Cauw yang bijaksana.
Bagaimana pikiranmu anakku??
?Anakpun mendengar bahwa Cin Ong adalah orang yang
bijaksana dan junjungan yang sejati (Cin Beng Thiancu) oleh karena
itu menakluk ke negeri Tong, hanya kepada Sian Jiko berat untuk
mengatakannya. Sebab kita pernah berhutang budi, makan tinggal di
negeri ini. ibu, mengingat hal ini tak tahulah anak harus berbuat
bagaimana??
?Mengapa engkau susah-susah anakku? Kita pergi dengan
menggunakan siasat. Dan didalam setiap pertempuran engkau
berusaha menghindarkan diri dan tidak benterok dengan Sian Hiong
Sin. Bukankah ini sudah merupakan jalan yang tepat??
Lo Seng merenungkan kata-kata ibunya dan legalah
perasaannya. ?Hmm, memang kata-kata ibu sangat beralasan, baiklah
kuturuti nasehat ibu ini!?
Lo Seng lalu bangkit dan pergi ke kamar makan dan makan
minum dengan bernafsu. Pada keesokan harinya kembali Thia Kauw
Kim didampingi oleh Uti Kiong mendekati kota dan menantang
perang.
Sian Hiong Sin berlari-lari menemui Lo Seng dan berkata
padanya.
?Saudara Lo, hari ini kembali si buruk dan si buas datang
menantang perang. Engkau harus dapat membekuk mereka danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1000
dibawa kemari. dengan demikian keangkeran keluarga Lo tetap
menggetarkan jagat.
Sebaliknya jika hanya dengan mereka saja kau lari lagi, oh
orang-orang gagah akan menertawakan. Hanya sebeginilah kelihayan
orang-orang she Lo, sampaipun menghadapi Thia Tie Ciat si coro
mendek saja tak sanggup melawannya.
Lo Seng mendongkol sekali mendengar kata-kata Sian Jiko itu.
akan tetapi ia tak banyak cakap. Membawa tombak pusakanya dan
keluar menyambut tantangan perang musuh. Waktu berhadapan
dengan Thia Kauw Kim, lagi-lagi saudara angkatnya itu berkedip
keddip memberi isyarat. Setelah keprak maju kudanya terdengar
bisiknya pelan.
?Aku mempunyai omongan yang sangat penting yang hendak
kubicarakan denganmu saudara Lo. Hanya di sini bukan tempatnya.
Sukalah kau beri muka dan mengalah seperti kemarin terhadapku!?
Lo Seng yang semenjak kemarin mengkal dan kekhi terhadap
Sian Hiong Sin segera juga menganggukkan kepala tanda akur.
Begitulah mereka lalu angkat senjata masing-masing dan pertarungan
berjalan dengan seru.
Lewat puluhan jurus, Thia Kauw Kim menjerit dan putar
kudanya lari ke arah utara. Lo Seng mengangkat tombaknya dan
mengejar dengan kencang. Uti Kiong kekhi sekali melihat tingkah
Thia Kauw Kim.
?Si Buruk, kenapa engkau tak dapat melawannya? Katanya hari
ini bukan saja akan mengalahkan, bahkan akan membekuknya dan
dibawa menakluk kepada cukong. Tidak salah dugaanku bukan,
bahwa pertarunganmu hanya main-main, benar-benar kepala anjing
kau! Kalau aku tidak membantu akan mendapat kesalahan lagi.
Baiklah aku akan mengundaknya dari melakang!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1001
Uti Kiong segera keprak kuda dan turut mengejar di belakang Lo
Seng. Thia Kauw Kim sengaja berkelok-kelok larinya sehingga
beberapa saat kemudian Uti Kiong menjadi kehilangan jejak. Setelah
tiada orang lain lagi, maka Thia Kauw Kim menghentikan kudanya
dan berkata kepada Lo Seng.
?Saudara Lo, aku hanya mengingatkan apa yang diucapkan oleh
bibimu. (ibunya Cin Siok Poo). Tatkala ia melihat wajahmu di
shoatang pada hari ulang tahunnya. Bibimu selalu mengucapkan
kata-kata dengan penuh pengharapan. Hendaknya engkau bisa sering
berkumpul dan hidup rukun dengan piauhengmu (kakak sepupumu).
Akan tetapi kerukunan hidup diantara sanak saudara terganggu
dengan munculnya bangsat muka hijau yang bercaling itu (yang
dimaksudkan Sian Hiong Sin). Kini bibimu telah tiada lagi, namun
rohnya tetap mengawasi dan mengharap supaya engkau dapat bersatu
dengan piauhengmu. Apakah engkau tak akan tergetar ahati bila
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengingat pesan-pesan yang ditinggalkan ini??
?Omonganmu memang benar. Kalau tidak bersatu dengan
saudara sendiri dan membela junjungan yang bijaksana, apa artinya
hidupku ini? Kemarin, karena pertarungan main-main, aku telah
dicurigai dan dimarahi oleh setan muka hijau itu. hmm, aku sedang
berdaya dengan ibuku untuk minggat dan menakluk ke negeri Tong.
Tunggu saja saatnya nanti!
Oleh karena itu marilah kita kembali lagi ke medan perang. Bila
Sianjiko melihat keadaan kita ini, akan mempersulit usahaku.?
?Tunggu dulu saudara Lo. Masih ada sedikit perkataan yang
hendak kusampaikan kepadamu.
?Apa lagi saudara Thia? Lekaslah katakan!?
?Kau tahu si hitam itu sangat kuat dan tenaganya besar, kalau
tidak di ajar adat, nanti kepalanya menjadi besar. Oleh karena itu dia
tadi kan ikut mengundak. Bila kita nanti kembali berkejar-kejaranKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1002
kembali ke medan erang dan berpapasan dengannya, harap saudara
Lo menghajarnya biar dia tahu rasa!
Dengan demikian kelak ia tak berani pandang rendah kita dan
menganggap dirinyalah yang paling kuat. Disamping itu, engkaupun
dapat mengelabuhi Sianjiko. Dengan melukai si hitam berarti engkau
perang segara sungguh-sungguh!?
?Omonganu beralasan sekali. Memang di setiap peperangan Sian
Jiko selalu mengaasi diatas menara benteng. Baiklah, mari kita
kembali ke meddan perang!?
Begitulah kembali Thia Kauw Kim lari berbalik. Dibelakangnya
Lo Seng terus mengejar. Dalam kejar-kejaran itu, benar saja
perhitungan Thia Kauw Kim. Mereka berpapasan dengan Uti Kiong.
Jenderal hitam buas ini segera membentak dan mengangkat
ruyungnya.
?Bocah, jangan bertingkah, makanlah dulu ruyung toayamu ini!?
Lo Seng melepaskan Thia Kauw Kim, berbalik menghadapi Uti
Kiong. Pertarungan sengit segera terjadi. Akan tetapi bagaimanapun
Uti Kiong bukanlah tandingan Lo Seng. Beberapa jurus kemudian,
pahanya kena tertumbak dan mengeluarkan banyak darah. Dengan
menahan sakit, Uti Kiong menjerit dan membalikkan kudanya
melarikan diri.
Lo Seng tetap mengundak dan tidak mau melepaskan Uti Kiong.
Kejar-kejaran begitu seru sepeerti juga dalam pacuan kuda. Tatkala
hampir tercandak dan Lo Seng sekali lagi menusukkan tombaknya
mengarah ke buah pingggang Uti Kiong.
Tiba-tiba dari balik pohon besar melompat keluar seorang
panglima yang menahan tusukan itu!
?Trang trangg tahan jangan lukai Uti Ciangkun!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1003
Lo Seng menegaskan panglima yang melindungi Uti Kiong tidak
lain adalah piokonya sendiri yaitu jenderal Cin Siok Poo.
Siok Poo bisa berada di balik pohon itu ats petunjuk kunsu Ji.
Maka kejadian itu bukanlah kebetulan, akan tetapi telah diatur
sedemikian rupa. Siok Poo lalu memberi isyarat kepada adik
sepupunya itu. siapa dapat memaklumi dan membalikkan kudanya
kembali ke dalam kota.
Thia Kauw Kim, Uti Kiong dan Cin Siok Poo menarik mundur
pasukannya dan masuk ke dalam tangsi. Mereka menghadap Cin
Ong dan menyampaikan laporan bahwa Lo Seng bersedia menakluk.
Besok dia akan membawa keluarganya menakluk kepada Tongtiauw.
Mendengar laporan ini bukan alang kepalang gembiranya hati
Cin Ong. Pesta meriah diadakan untuk keherhasilan yang dicapai ini.
Sementara itu, Lo Seng setibanya di dalam kota, segera dipapak
oleh Sian Hiong Sin dan ditegurnya pula.
?Hari ini saudara Lo banyak keluar tenaga dan capek sekali.
Setan jelek itu dapat kau lukai dan labrak sampai ngacir seperti tikus
melihat kucing. Akan tetapi siautee merasa heran, kenapa disaat ia
hendak terbekuk, tiba-tiba saudara Lo melepaskannya? Ada apakah
di balik pohon besar itu? kok seakan-akan ada rahasia yang
misterius?
Kata-kata ini kembali sangat menusuk perasaan Lo Seng, seakan
pedang tajam yang mengiris-iris ulu hatinya.
?Apakah Sian Jiko mencurigaiku?? Menjawab Lo Seng dengan
menatap tajam.
?Ehh, jangan salah tanggap. Aku hanya tidak mengerti, mengapa
si hitam yang sudah hampir terbekuk itu kau lepaskan begitu saja??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1004
?Sian Jiko, apakah tidak melihat bahwa di belakang pohon besar
itu telah dipasang jebakan dan perangkap? Apakah Sian jiko
mengharapkan aku terjebak dan teringkus oleh musuh??
?Oh kiranya begitu, maaf, maaf saudara Lo aku tidak tahu.
Harap pertanyaanku ini tidak kau masukkan dalam hati. Marilah kita
berjamu atas kemenanganmu hari ini!?
Lo Seng mengikuti Sian Hiong Sin dan makan minum untuk
menghilangkan kecurigaan. Menjelang sore barulah ia bangkit,
menjura dan kembali ke gedungnya. Tiba di rumah, ibunya telah
menyongsongnya di ambang pintu.
?Anakku, kau telah pulang,. Syukurlah! Dalam peperangan kali
ini, kau telah berhadapan dengan siapa pula!?
Lo Seng menceritakan kembali pertemuannya dengan Thia
Kauw Kim dan percakapan meraka sebingga bertemu dengan
pioheng.
?Anakku, bila Cin Ong juga mengharap engkau, mengapa kita
harus berlambat-lambat dan menunda-nunda waktu? Sekarang juga
kita bersiap-siap dan besok kita berangkat menakluk kepada Cin
Ong!?
Mendapat dukungan dan dorongan ibunya yang bijak, hati Lo
Seng menjadi mantap dan hilanglah segala keragu-raguan. Malam itu
ia bawa ibunya dan pelayan setia serta barang-barang pusaka
keluarganya dititipkan di dekat pintu benteng. Dengan demikian,
besok begitu pintu kota dibuka akan mudah keluarnya.
Dan pada keesokan harinya Lo Seng seorang diri menemui Sian
Hiong Sin untuk berpamit. ?Sian jiko, hari ini siautee datang
menghadap untuk berpamit.?
Sian Hiong Sin bercekat dan kecurigaannya menjadi-jadi.
?Engkau mau pergi kemana Lo Gite? Mengapa memberitahukanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1005
secara mendadak sehingga tak ada persiapan untuk mengadakan
pesta perpisahan??
?Terima kasih atas kebaikan Jiko. Kami sudah lama menumpang
makan dan bertempat tinggal di sini. Rasanya tidak berani
merepotkan lebih jauh.
Terus terang ibuku sudah rindu akan kampung halaman dan akan
menyembahyangi kuburan ayah di Yansan. Niat itu begitu keras dan
tak ada jalan lain kecuali menurutinya.
Oleh karena itu, pagi ini siautee menghadap Jiko untuk
menghaturkan banyak terima kasih atas budi kebaikan Jiko can
Cukong. Dan kami sekeluarga mohon diri dan selamat tinggal! Kelak
bila ibuku sudah tiba di Yan San aku akan kembali lagi untuk
membela Lok Yang.
?Heiya, Logite, mengapa untuk pulang ke kampung halaman
begitu mendadak dan buru-buru sekali? Bukankah bisa ditunda besok
atau lusa? Hari ini kami sangat membutuhkan tenagamu, mengapa
seakan mau lari dari tugas??
?Kemauan orang tua tak dapat dibantah, siautee tidak berdaya!?
Sin Hiong Sin kecewa sekali. Ia memerintahkan para keeciang
untuk mengeluarkan arak dan diajaknya Lo Seng minum untuk tanda
perpisahan. Lo Seng hanya meneguk secawan lalu bangkit, memberi
hormat dan minta diri.
?Ibuku pagi-pagi sudah menunggu di dekat pintu kota. Oleh
karena itu siautee mohon diri.?
Sian Hiong Sin menghantarkan sampai di pintu kota. Mereka
sekali lagi saling memberi hormat kemudian berpisah. Lo Seng
menunggang kuda mengawal kereta ibunya. Dan Hong Sin buru-buru
naik ke atas tembok benteng untuk melihat kepergian mereka lebih
jauh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1006
Kira-kira sejauh tujuh delapan Li di balik pepohonan lebat,
muncul Cin Siok Poo dan Thia Kauw Kim. Mereka saling menjura
dan bersama-sama menuju markas angkatan perang Tongtiauw.
Melihat ini, Sian Hiong Sin serasa mau meledak dadanya.
?Bangsat Lo Seng, kau menipuku hah? Kalau tahu engkau bakal
mengkhianati aku dan melupakan budiku, di saat kau sakit dulu
sudah kuturunkan tangan kejam untuk menghabisi jiwamu. Dengan
demikian tidaknanti kau dapat membuat hatiku gusar seperti ini.
hmm, binatang, anjing geladak!
Semenjak hari ini aku bersumpah, dimana dan kapanpun bila ku
berjumpa denganmu, aku akan mengadakan perhitungan dan
bertarung sampai mati!?
BERSAMBUNG
Bagaimana perasaan Sian Hiong Sin tatkala mengetahui Lo
Seng menakluk ke tengari Tongtiauw?
Jatuhkan kerajaan Lok Yang sepeninggal Lo Seng?
Langkah-langkah apa yang diambil raja Ong SI Jiong dalam
menghadapi angkatan perang Tong Tiauw?
Negeri manakah yang unggul dalam peperangan ini?
Bacalah Jilid ke Dua Puluh Sembilan
S e g e r a T e r b i t !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1007
JILID 29
? ORANG yang menganggap dirinya bodoh tak mungkin
berhasil dalam kehidupannya.
? BUDI yang luhur lebih baik dari pada rupa tampan atau
kecantikan.
? KEJUJURAN belum terlalu menjamin kebahagiaan dalam
bercinta, karena ia hanyalah sebagian saja dari padanya
yang penting adalah kesungguhan.
Kiriman : Dhyana
SEMENTARA itu, Lo Seng, Siok Poo Kauw Kim dan keluarga
Lo Seng lalu memasuki rangsi angkatan perang Tongtiauw. Setelah
menempatkan keluarganya di gedung piohengnya, Lo Seng bersama
meraka menghadap Cin Ong.
Kedatangan mereka disambut antusias oleh Cin Ong. Dengan
tangannya sendiri membangunkan Lo Seng dan memberi tempat
duduk di sebelah kanannya.
Lo Seng lalu menjura kepada para pembesar dan saudara
saudara angkatnya. Pesta perjamuan yang sangat meriah diadakan
untuk menyambut penaklukan jenderal harimau yang kosen ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1008
Tengah makan munum itu, jenderal Uti Kiong membatin. ?Anak
muda ini dalam pertempuran naik kuda lihay sekali. Barangkali
karena rajin dan matangnya dalam latihan. Akan tetapi dengan
tangan kosong dan berada di tanah mungkin kepandaiannya tidak
seberapa. Mh, dalam peperangan ia begitu angker dan aku
dipermalukannya. Kini akan kucoba-coba sampai dimana
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kelihayannya. Kalau dia kuterkam dan kuangkat tak bisa polah
(bergerak), dapatlah aku membalas sakit hatiku. Dia pasti menderita
malu dan ditertawakan banyak orang.
Uti Kiong melihat ada kesempatan yaitu tatkala cawan-cawan
arak mulai kosong, ia bangkit dan mengisi cawan-cawan yang
kosong, ketika sampai di dekatnya Lo Seng secara tiba-tiba ia
meletakkan poci di meja dan mengangkat tubuh Lo Seng dengan
kedua tangannya. Tubuh Lo Seng diangkat tinggi-tinggi dan diputar
putar.
Para panglima termasuk Cin Ong tidak mengerti apa maksud Uti
Kiong. Mereka memandang kejadian itu dengan terheran-heran.
Lo Seng di tengah-tengah udara membentak sengit. ?Hitam!
Lepaskan aku, atau nanti kuhajar engkau!?
?Hahaaa . Haaa .. aku tidak takut lagi denganmu. Cobalah
engkau berusaha untuk melepaskan diri! Tunjukkan kelihayanmu
bocah, kenapa engkau tak berdaya?
?Benarkah engkau tidak mau melepaskan??
?Hahaaaa haaa apa kau kira aku main-main??
?Awas akan kubuat engkau jatuh bangun dengan tubuh
gemetar!?
Sehabis mengatakan ini, Lo Seng memukulkan kedua telapak
tangannya ke pinggiran telinga kiri dan kanan dari Uti Kiong.
?Plaakk !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1009
Uti Kiong menjerit dan tubuhnya sempoyongan, kemudian
roboh dan tak bisa bangkit. Inilah pukulan maut dari ilmu simpanan
keluarga Lo yang disebut CIONG KU CE BENG.
Lo Seng berjumpalitan dan tegak berdiri di depannya Uti Kiong
yang masih saja berjongkok tak bisa bangun-bangun. Setiap akan
bangun dirasakan kepalanya berat dan pandangannya berputar-putar.
Sehingga sekian lamanya dia menderok dengan memijat-mijat
keningnya.
Para panglima merasa tidak tega, mereka bangkit dan
membimbing Uti Kiong bangun dan didudukkan di kursinya. Melihat
wajah dan gemetarnya tubuh si hitam ini, semua tak dapat menahan
rasa geli dan tertawa gelak-gelak. Bukan main malunya Uti Kiong.
Sejak saat itu ia tak berani lagi pandang rendah kepada Lo Seng.
Keok dan tunduk betul-betul.
Beberapa hari kemudian, tepat jatuh hari raya PEK CUN atau
TOAN YANG CIAT (Go Gwe Je Go, di Indonesia terkenal dengan
sebutan sembahyang Bak Cang Kue Cang) untuk memperingati
orang suci Kut Goan.
Cin Ong menurunkan firman cuti kepada segenap pembesar,
panglima dan serdadu-serdadu.
Di hari Toangyang itu banyak yang pergi berburu ke hutan
hutan, ada yang berjalan-jalan di pegunungan, mengail ikan di
sungai, berperahu di telaga dan lain sebagainya.
Mereka dapat bermain-main dengan bebas karena kedua belah
pihak telah bersepakat untuk gencatan senjata di hari raya itu. di
dalam tangsi tinggal Cin Ong ditemani oleh Kunsu Ji saja. Semua
pergi bermain-main.
?Kho merasa dalam kesendirian ini sepi sekali. Semuanya pergi
ke luar bermain-main. Sukakah Kunsu menemani Kho pergi juga
melihat-lihat pemandangan di alam bebas??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1010
?Dengan senang hati, marilah baginda kuhantarkan!?
Cin Ong menunggang kuda ditemani Ji Bouw Kong. Sepanjang
jalan, pemandangan alam di hari raya Toangyang memang bagus
sekali.
Bunga-bunga, tunas-tunas dan daun-daun di pepohonan nampak
segar dan sedap dipandang mata. Karena kesengsem dengan
keindahan alam ini, tanpa disadari perjalanan itu semakin menjauh
dan memasuki wilayah musuh.
Sampailan Cin Ong di sebuah taman bungan yang bernama GI
KO WAN. Taman bunga ini adalah milik pribadi raja Lokyang Ong
Si Jiong.
Karena hari raya Toanyang, taman yang biasanya banyak
serdadu-serdadu itu kelihatan sepi. Semua serdadu berpesta pora,
mengadakan sembahyangan Toanyang dan penjagaan ditiadakan.
Cin Ong meras tertarik dengan keindahan bunga Gi Ko Wan,
maka ia melarikan kudanya memasuki taman itu.
Di dalam taman itu terdapat pula bangunan gunung-gunungan
dan benteng-bentengan yang terbuat dari gundukan tanah dicampur
semen.
Cin Ong senang sekali, ia larikan kudanya naik mendaki dan dari
puncak gunung-gunungan dapatlah memandang kesekeliling dengan
lebih leluasa.
?Apakah kota yang ramai itu kota Lokyang kunsu? Lihatlah!
Sungguh indah kota itu.?
Kunsu Ji turut mendaki dan melihat tempat yang ditunjuk oleh
Cin Ong.
?Tidak salah baginda, itulah kota Lokyang. Kota ini di jaman
purba pernah juga dijadikan pusat pemerintahan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1011
?Hm, tidak mengherankan bila kota ini sangat ramai, indah dan
jalan-jalannya besar dan bagus.?
Tengah Cin Ong dan kunsu Ji kagum melihat keindahan kota
Lokyang. Muncullah diatas benteng seorang panglima tinggi besar
yang meronda ibu kota negeri Lokyang itu. panglima itu tidak lain
adalah Sian Hiong Sin.
Ketika Sian Hiong Sin mengawasi dengan taham dua orang yang
sedang berdiri di atas gunung-gunungan dan tangan-tangannya
menunjuk kesana kemari, ia menjadi tertarik dan mengamat-amati
lebih tegas.
Yang seorang mengenakan pakaian tosu (pendeta kaum Toism)
sedangkan yang seorang lagi mengenakan pakaian sebagai pangeran.
?Hmm, tidak salah lagi mereka itu Cin Ong Lie SI Bin dan
penasehatnya toako Ji. Sungguh sangat kebetulan, mereka pergi
tanpa pengawal, inilah kesempatan bagus untuk membekuknya!?
Sian Hiong Sin lari turun dan membawa senjata serta kudanya.
Kepada para keeciangnya ia meninggalkan pesan.
?Suruhlah panglima Su Jin dan Sie Hoa segera berangkat ke
taman Gi Ko Wan untuk membantu aku menangkap budak Tong!?
Sian Hiong Sin lalu mencemplak kudanya dan membedal
menuju taman Gi Ko Wan.
Saat itu Cin Ong masih juga belum menyadari kalau bahaya
mendatangi. Ia dengan asyik memandang ke segala penjuru dengan
penuh rasa kagum.
Pada waktu tulah Sian Hiong Sin telah tiba di dekat pertamanan
dan membentak dengan suara bagaikan guntur.
?Budak Tong, serahkan jiwamu. Jangan harap kau dapat
meloloskan diri lagi!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1012
Cin Ong dan kunsu Ji sangat terpeanjat dengan suara
mengguntur dan secara tiba-tiba itu. demi kunsu Ji Nouw Kong
melihat siapa yang mendatangi, bertambah aniklah pikirannya.
?Cukong, lekaslah melarikan diri. Sin akan mencoba
menghadang. Ayoouuu bintang kesukaran telah muncul!?
Cin Ong keprak kudanya dan berlari di balik gunung-gunungan.
Sementara Ji Bouw Kong membuntuti dari belakang.
Sian Hiong Sin dengan penuh kemurkaan segera melewati Ji
Bouw Kong untuk dapat menyerang Lie Si Bin.
Kunsu Ji Bouw Kong menjambret pakaian Sian Hong Sin dan
berseru.
?Sianjiko, pandanglah muka siautee dan ampunilah jiwa
cukongku!?
?Apa katamu? Mengampuni jiwanya? Hmm, kau tahu dia adalah
musuh besarku? Kakakku Sian Hiong Tiong mati dipanah oleh ayah
budak Tong ini. siang malam aku tidur tak tenteram, makan tak enak
karena belum dapat menuntut balas. Kini setelah bertemu dengan
gampang melepas begitu saja? Hmm, jangan harap!?
Sian Hiong Sin lalu berontak dan merarikan kudanya hendak
mengejar Cin Ong pula. Akan tetapi Ji Bouw Kong memegangi
pakaian Hiong Sin kuat-kuat. Ia lupakan keselamatan dirinya sendiri
demi keselamatan jiwa cukongnya. Tarik menarik seru sekali. Hal ini
membuat Hiong Sin meluap amarahnya.
?Ji toako, kalau aku tidak mengingat persaudaraan di Shoatang
dahulu, sudah kubunuh kau! Oleh karena itu hari ini baiklah kita
putuskan terlebih dahulu persaudaraan kita dahulu. Sebagai buktinya
akan kupotong pakaian yang kau pegang ini. ?Crass !?
Dengan senjatanya Hiong Sin memotong kain bajunya yang
dipegang Ji Bouw Kong sehingga terobek putus.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1013
?Mulai sekarang, putuslah hubungan persaudaraan kita. Bila
nanti kau berani mengganggu dan menghalang-halangiku, jangan
sesalkan aku!? Sian Hiong Sin lalu keprak kudanya pula mengejar
Cin Ong.
Ji Bouw Kong tertegun dan berdiri menjuplak tidak berdaya.
Ada ingatan akan lari ke tangsi untuk meminta bantuan, akan tetapi
letak tangsi terlalu jauh. usaha ini pasti sia-sia sebab kalah cepat.
?Heiya, apa dayaku ..?
Didalam kebingungan itu tiba-tiba mata kunsu dapat melihat
seorang tinggi tegap berkulit hitam seperti arang stengkul yang
sedang lepas baju mandi di dalam sungai dengan senangnya.
Bukan main girangnya hati Ji Bouw Kong sebab ia tahu orang
itu tidak lain adalah Uti Kiong. Maka ia naik ke tanjakan dan berseru
nyaring.
?Kheng Tek Heng! Kheng Tek Heng (nama kecil Uti Kiong
adalah Kheng Tek), cukong dalam bahaya, lekaslah menolongnya!?
Uti Kiong kaget mendengar teriakan ini. ia mengangkat kepala
dan bertambah terkejutnya melihat Cin Ong dikejar oleh panglima
Lok Yang. Saking kesusunya, tanpa mengenakan pelana dan
memakai bajunya, ia sambar ruyung dan terus mengejar.
?Jangan lukai cukongku! Hei panglima kelewat bagus, jangan
lukai cukongku!?
Sian Hiong Sin kaget mendengar teriakan keras dari si hitam. Ia
buru-buru melancarkan serangan-serangan yang begitu gencar, hebat
dan bertubi-tubi ke arah Cin Ong.
Dengan golok pusaka Teng Tong Tonya Cin Ong mencoba
melawan sebisa-bisanya.
Di dalam saat-saat yang sangat berbahaya itu datanglah Uti
Kiong. Ia turun ke gelanggang dan menangkis keras senjatanyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1014
Hiong Sin. ?Traangg !? selanjutnya menyerang dengan hebat, hal
mana membuat Hiong Sin kelabakan dan senjatanya jatuh ke tanah.
Hiong Sin cepat-cepat putar kudanya dan melarikan diri kembali ke
kota.
Sementara itu Cin Ong bersembunyi di balik gunung-gunungan
dan Uti Kiong dengan tangan kanan membawa ruyung, tangan kiri
memunggut senjata Hiongsin masih saja mengejarnya sampai di
dekat kota Lok Yang.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
? ooOoo ?
BAB LII
UTI KIONG MABUK
TIDAK SADARKAN DIRI
UTI KIONG mengejar Sian Hiong Sin sampai di sebuah
jembatan sungai Teng Ceng Kie. Kebetulan di pinggir sungai itu ada
Lo Seng, Thia Kauw Kim dan Cin Siok Poo yang sedang duduk
beromong-omong. Ketiga jenderal harimau itu amat terkejut melihat
Sian Hiong Sin lari dengan rupa gugup dan di belakangnya mengejar
si hitam. Mereka bangkit dan meneriaki Uti Kiong.
?Hei hitam! Hitam! Jangan lukai Sianjiko! Panglima bermuka
hijau itu adalah sahabat-sahabat kami, jangan kau ganggu dia!
Dengan adanya ketiga panglima yang melintang ini, terlepaslah
Sian Hiong Sin dari kejaran Uti Kiong. Maksud ketiga saudara
angkat ini adalah mereka pernah berdiam dan mendapat pertolongan
di Lok Yang. Dengan melepas budi ini, agak terbebaslah hutang
budinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1015
Thia Kauw Kim dapat melihat senjata Sian Hiong Sin berada di
tangan Uti Kiong, segera menganjurkan untuk mengembalikan
kepada pemiliknya. ?Kembalikan pula senjata sahabatku itu!?
Uti Kiong dengan rasa kurang senang lalu melemparkan senjata
Sian Hiong Sin ke tanah. ?Craapp sreett bleess !?
Thia Kauw Kim lalu mendekati Sian Hiong Sin dan
mempersilakan memunggut senjatanya.
?Ambillah Kim Eng Jiauw Yang Sok mu Sian jiko!? (senjata
Sian Hiong Sin adalah berbentuk cakar bergagang panjang.
Waktu dilemparkan senjata itu menancap ambles ke tanah cukup
dalam. Dan ketika Sian Hiong Sin turun dari kudanya hendak
mencabut senjatanya itu, betapapun kekuatannya dikerahkan namun
tidak dapat mencabut keluar. Wajahnya menjadi hijau tua dan
keringat mengucur deras saking malunya.
Thia Kauw Kim dapat memaklumi rasa malu yang diderita oleh
bekas saudara angkatnya itu. mengingat bekas kawan dan pernak
kepontangan budi, maka ia minta Uti Kiong mencabutkan dan
mengembalikan kepada Sian Hing Sin.
?Hitam! Cabutlah senjata itu dan lekaslah kembalikan pada
Sianjiko!?
Uti Kiong karena jerih kepada Lo Seng dan juga kepada Thia
Kauw Kim yang pernah mengalahkan Lo Seng dalam pertempuran
main-main. Maka tidak berani membantah perintah itu. dia dengan
enak saja mencabut Kim Eng Jiauw Yang Sok dan mengangsurkan
kepada Sian Hiong Sin. Bukan main malunya Sian Hiong Sin,
terlebih ketika Uti Kiong mengejeknya.
?Manusia yang tidak berguna semacam ini apakah tidak merasa
malu berani memegang jabatan sebagai panglima perang??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1016
Tidak terkatakan betapa malunya Sian Hiong Sin. Ia menyambut
senjatanya dan keprak kudanya tanpa berkata sepatah katapun
kepada saudara-saudara angkatnya yang kini berdiri di pihak musuh.
Setelah Hiong Sin pergi, Siok Poo bertiga lalu mengajukan
kepada Uti Kiong.
:Mengapa kau mengejar-ngejar Sian jiko? Apakah di hari raya
Toan Yang ini ada peperangan? Bukankah kedua belah pihak telah
menyepakati adanya gencatan senata??
Uti Kiong menceritakan kejadiannya dari awal sampai akhir.
Mendengar penuturan ini Siok Poo bertiga bercekat hati. mereka
bergegas kembali ke tangsi untuk melihat kewarasan cukongnya.
Sementara itu Sian Hiong Sin dengan penasaran sekali pulang ke
kotanya. Di tengah jalan ia perpapasan dengan jenderal Su Jin dan
Sie Hoa bersama laskarnya dengan niat membantu Sian Hiong Sin.
Hiong Sin mengajaknya bersama-sama kembali karena kegagalan
yang dialami.
Tiba di dalam kota, Sian Hiong Sin masih dengan wajah penuh
penasaran duduk di serambi muka gedungnya.
Ong Si Jiong menerima laporan ini segea mengunjungi adik
iparnya. Ditegurnya sang adik yang murung dan bermuram durja itu
dengan kata-kata lembut.
?Karena kesetiaanmu dalam membela Kho sehingga engkau
mengalami kesengsaraan sedemikian rupa. Huma hari ini engkau
kelihatan lelah sekali.?
?Mengapa cukong mengucapkan kata-kata yang demikian? Sin
telah menerima budi kebaikan yang tiada taranya. Oleh karena itu
sampaipun jiwa raga sin hancur lebur, tidak ada kata-kata menyesal.
Ong Si Jiong mengisikan secawan anggur dan disuguhkan
kepada adik iparnya untuk memberikan penghiburan. Tengah rajaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1017
Lok Yang dan saudara iparnya itu bercakap-cakap, masuklah seorang
hulubalang yang memberikan laporan akan datangnya orang sakti
Thiat Koan Tojin.
?Silakan masuk dan menghadap Kho!? menitahkan Ong Si Jiong
dengan rupa penuh kegirangan. Maklumlah Thiat Koan Tojin adalah
pendeta sakti mandraguna yang tahu akan apa yang belum terjadi.
Dengan datangnya pendeta sakti ini, pastilah akan membawa
perubahan ke arah yang baik dan menggembirakan. Thiat Koan Tojin
masuk dan menjura kepada Ong Si Jiong, kemudian berkenalan
dengan Sian Hiong Sin dan mengambil tempat duduk untuk pasang
omong. Setelah pendeta sakti itu duduk, barulah raja LokYang itu
mengajukan pertanyaan.
?Saat ini angkatan perang Tongtiauw telah mengurung Lok
Yang. Kita dalam keadaan sulit, karena panglima-panglima kita
kalah unggul, juga kekuatan angkatan perang kita tidak seimbang.
Kedatangan Kunsu sungguh sangat kebetulan. Adakah Kunsu
membawa berita dan petunjuk yang baik??
?Sin dapat melihat peredaran perbintangan di cakrawala.?
Berkata pendeta sakti itu dengan menggoyangkan kipas di depan
dadanya tiada henti-hentinya.
?Tidak dapat dipungkiri memang bintang Kongseng (bintangnya
Lie Si Bin) bersinar sangat terang, oleh karena itu memang sangat
sulit untuk mengalahkannya, oleh karena bintang Kongseng
mendapat ridho dari Thian. Akan tetapi sin melihat pula ada empat
buah bintang yang sinarnya juga terang benderang. Oleh karena itu
bila cukong dapat mengundang keempat bintang, mengalahkannya
tidak akan sulit.?
?apakah empat buah bintang yang sinarnya menyamai bintang
Kong Seng itujuga termasuk orang-orang gagah yang hidup di bumi
ini?? tanya raja Lok Yang Ong dengan wajah penuh keingin-tahuan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1018
?Tidak salah dugaan Cukong. Keempat buah bintang yang
menjelma pada empat orang gagah di bumi itu adalah :
1. Bintang Kui Seng yang menjelma atas diri raja Cocu Song Gi
Ong Beng Hay Koan.
2. Bintang Piet Seng yang menjelma atas diri raja Siangciu Pek Gi
Ong Kho Tam Seng.
3. Bintang Bok Seng yang menjelma atas diri raja Bengciu Heng
Beng Ong Touw Kian Tek.
4. Bintang Kheng Seng yang menjelma atas diri raja Cauwciu Wet
Ong Cu Jan.
Bilamana cukong berhasil mengundang mereka dan mendapatkan
bantuan angkatan perangnya, tidak sukar untuk menghancurkan
angkatan perang Tongtiauw.?
Demi mendengar kata-kata pendeta sakti ini, amat giranglah hati
Ong Si Jiong. Sampai jauh malam, mereka yang ditemani juga Huma
Sian Hiong Sin mengadakan jamuan sampai larut malam.
Sementara itu Cin Ong Lie Si Bin setelah lolos dari maut, lalu
bersama-sama kunsu Ji pulang ke tangsinya. Segenap panglima besar
kecil datang memberikan sembahnya dan syukur atas keselamatan
baginda.
Tidak berselang lama datanglah pula menghadap Cin Siok Poo,
Lo Seng dan Thia Kauw Kim. Ketiga jenderal inipun menanyakan
keselamatan baginda. Cin Ong tatkala melihat Uti Kiong juga hadir,
segera berkata.
?Kalau tidak ada Uti ciangkun, mungkin aku sudah mati di
tangannya Sian Hiong Sin. Untunglah ada Uti ciangkun yang
menyelamatkannya. Cin Ong lalu memerintahkan kunsu Ji mencatan
jasa Uti Kiong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1019
?Kelak ciangkun dapat menerima pahala bila kita sudah kembali
ke ibu kota!?
Uti Kiong berlutut menghaturkan terima kasih. Kemudian Cin
Ong memerintahkan serdadu bagian Topang untuk memotong sapi,
babi , kambing, ayam, bebek dan masak-masak besar guna pesta atas
lolosnya diri Cin Ong dari maut dan kemenangan yang gemilang.
Dalam pesta ini tidak henti-hentinya Cin Ong memuji
keberanian jenderal Uti Kiong. Uti Kiong girang sekali hatinya
mendapat pujian-pujian dari junjungannya. Ia makan minum sepuas
puasnya, sehingga pada akhirnya mabuk.
Melihat para pendekar sudah terlalu banyak menenggak susu
macan dan banyak yang setengah sinting, Baginda lalu
membubarkan pesta itu. satu persatu para pembesar itu memberi
hormat dan mengundurkan diri.
Hanya jenderal Uti Kiong yang sudah mabuk itu tetap tertawa
tawa, ngoceh tidak karuan dan tidak mau pulang. Thia Kauw Kim
yang mencoba menariknya, malahan dikipaskan sehingga terpental
dan jatuh duduk. Melihat ini Cin Ong lalu membiarkan Uti Kiong
tetap tinggal.
?Uti ciangkun mau tetap tinggal di sini biarlah! Sin semua boleh
mengaso, biarlah Uti ciangkun tidur di sini menemani Kho!?
Kalau tidak ada Cin Ong, barangkali uti kiong sudah dikemplang
oleh si Bloon yang beangasan ini. dengan wajah mendongkol Thia
Kauw Kim bangkit, memberi hormat dan mengundurkan diri.
Cin Ong lalu memerintahkan pelayan pribadinya membimbing
Uti Kiong untuk ditidurkan di tempat tidurnya. Para pelayan
menghampiri Uti Kiong. Me;lepas pakaian. Sepatu yang basah kuyup
karena keringat. Waktu dipayang dibawa masuk ke tampat tidur,
tidak henti-hentinya Uti Kiong mengoceh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1020
?Aku tidak mau pulang hari ini, aku mau tidur bersama cukong!
Hahaa haa! Siapa berani mengganggu cukongku? Awas awas
kupatahkan batang lehermu, jangan ganggu cukongku hahaaa
!?
Para pelayan yang berjumlah puluhan itu mendorong jenderal
kosen itu dan ditidurkan di ranjang baginda. Tidak berselang lama
setelah terlalu lelah tertidurlah Uti Kiong. Gengkurannya
menggetarkan tenda, persis seperti harimau di hutan belantara. Cin
Ong karena hari telah larut malam. Ia melepas sepatu dan jubah
kebesarannya, lalu merebahkan diri di dekat Uti Kiong.
Karena dalam tidurnya ini pengaruh mabuknya masih bekerja,
maka sebentar-sebentar Uti Kiong masih berserawehan,
merentangkan tangan, membalikkan badan, mengangkat kaki dan
bergerak-gerak tak karuan. Hal ini membuat Cin Ong khawatir kalau
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kena pukul tangan yang besar dan kuat itu. maka baginda lalu
menggeser ke bawah dan tidur di bawah kaki Uti Kiong.
Tengah malam sedang enak-enaknya tidur, tiba-tiba kaki Uti
Kiong diangkat dan menindih dada Cin Ong. Menyadari bahwa Uti
Kiong adalah panglimanya dan seorang buta huruf yang
pendidikannya kurang. Cin Ong dalam hati memaafkan dan
mendiamkan begitu saja.
Malam itu kebetulan Kunsu Ji Bouw Kong keluar dari tendanya
dan melihat-lihat peredaran bintang-bintang di langit. Demi melihat
bintang Kong Seng (bintang cukongnya) yang sedang bersinar terang
diganggu oleh bintang Hek To Seng (bintang arang setengkul atau
bintangnya Uti Kiong) terkejutlah hati Ji Bouw Kong.
?Celaka, baginda telah diperhina dan diperlakukan secara
keterlaluan oleh di hitam. Baiklah aku segera memanggil para
panglima, aku harus segera menolongnya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1021
Kunsu Ji berteriak-teriak memanggil para panglima. ?Liauwe
ciangkun, cukong dalam bahaya. Lekas tolonglah!?
Para panglima perang, perwira dan komandan kesatuan menjadi
terkejut. Mereka cepat-cepat mengenakan pakaian perang, membawa
obor dan senjatanya, keluar mencari musuh.
Cin Ong sendiri yang mendengar teriakan-teriakan dan ribut
ribut di luar, segera bangun, mengenakan jubah dan membawa golok
Teng Tong TO turut keluar. demikian pula jenderal Uti Kiong
terkejut dan seketika hilang pengaruh mabuknya. Tanp[a memakai
baju ia keluar membawa tombak dan ruyungnya.
Mereka ubek-ubek mencari dimana ada musuh, akan tetapi tidak
sesosok bayangan musuhpun yang ditemukan. Mereka mengerubung
kunsu Ji dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kunsu Ji
memberikan keterangan bahwa di angkasa ia dapat melihat bintang
Ciwe dari cukongnya dialing-aling bintang Hek Touwseng, ini
berarti cukong dalam kesukaran, maka memanggil para panglima
untuk memberikan pertolongan.
Cin Ong menerangkan bahwa hal itu adalah perkara kecil.
Malam itu ia tidur seranjang sengan jenderal Uti Kiong dan memang
secara tak sengaja kaki Uti Kiong menimpa dan menindih dadanya
sebingga sesak. Akan tetapi itu bukanlah kesengajaan.
Mendengar keterangan ini semua baru maklum akan apa yang
sesungguhnya terjadi. Cin Ong lalu memerintahkan semua panglima
kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Uti Kiong agak
menyesal dengan kemabukannya sehingga melakukan perbuatan
yang kurang sopan. Ia memohon ampun kepada Cin Ong. Akan
tetapi CinOng sengan tersenyum mengatakan bahwa itu urusan kecil
yang tak ada artinya apa-apa.
?Tidak perlu ciangkun merisaukannya, tak apa-apa! tidurlah!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1022
Semenjak peristiwa yang kurang menyenangkan itu, Uti Kiong
semakin berhati-hati dalam segala tingkah lakunya.
Sementara itu raja Lok Yang Ong Ong Si Jiong telah
mengirimkan empat perutusan yang masing-masing pergi ke
Bengciu, Siangciu, Cociu dan Cauwciu. Masilah kita ikuti utusan itu
satu persatu.
Pada suatu hari, utusan yang menjalankan tugas ke Bengciu telah
sampai. Ia langsung menghadap raja He Beng Ong dan menyerahkan
surat cukongnya. Ha Beng Ong Touw Kian Tek segera membaca
surat itu yang isinya antara lain sebagai berikut:
?Raja Lok Yang Ong Ong Si Jiong mempersembahkan sepucuk
surat untuk yang mulia He Beng Ong, Touw Ong Heng di Bengciu.
Semenjak perpisahan di Ci Kim San tak terasa beberapa tahun
telah berlalu, dan selama itukita tidak saling bertemu dan
berhubungan satu sama lain.
Kita bersama-sama masih ingat akan peristiwa Ci Kim San,
yang mana angkatan perang dan panglima-panglima kita telah
dirusak, diobrak-abrik dan dibunuh oleh adik budak Tong yaitu Lie
Goan Pa.
Penghinaan-penghinaan yang kita terima sungguh tak
terlupakan. Betapa sombongnya Lie Goan Pa saat itu, kita semua
disuruh menulis surat penaklukan dan mempersembahkan kepada
bocah mrongos itu dengan cara berlutut. Untunglah bocah mrongos
yang sombong itu tidak dikaruniai umur panjang. Ditengah
perjalanan pulangn disambar gledek dan tertimpa gembolannya
sendiri sehingga kepalanya hancur lebur.
Tidak kusangka, kini budak Tong itu telah menggerakkan
tentaranya pula mengurung Lok Yang. Siautee menyadari akan
kalahkuatnya angkatan perang dan kurangnya panglima-panglimaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1023
yang perkasa, maka buru-buru menulis surat kepada Touw Ongheng
untuk memohon bala bantuan.
Siautee dalam bahaya, bila kerajaan siautee jatuh, maka akan
bertambah besar dan kuatlah angkatan perang budak Tong itu. oleh
karena itu, siautee percaya Ongheng akan suka membantu.
Budak Tong merupakan musuh kita bersama, yang bila tidak
segera kita hancurkan, akan berbahaya sekali. Kita menghadapi
ancaman kemusnahan, maka harapan siautee sepenerima surat ini
segera mengirimkan bala bantuan.
Hotmat Siautee,
Raja Lok Yang Ong
Ong SI Jiong."
Selesai membaca surat dari Ong Si Jiong ini wajah Touw Kian
tek berubah merah padam penuh kemurkaan. Ia kepal-kepalkan
tinjunya dan menghajar meja kayu di hadapannya sehingga rompal.
?Blangg blangg !?
?Kurangajar! Dulu menggunakan pengaruh Lie Goan Pa yang
kekuatannya tanpa tandingan, menekan semua raja-raja muda untuk
menakluk. Aku sendiri yang masih pernah BOKUNYA (paman)
harus pula teken tanda menakluk dan mempersembahkan dengan
berlutut. Sakit hati ini kupikir kapan dapat membalasna. Kebetulan
hari ini terjadi peristiwa di Lok Yang, maka ada kesempatan untuk
membalas sakit hatiku!?
Touw Kian Tek lalu membalas surat untuk Ong Si Jiong bahwa
ia akan membantu dan segera akan menggerakkan angkatan
perangnya ke Lok Yang. Perutusan itu setelah diajak berjamu,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1024
kemudian disuruh kembali terlebih dahulu dengan membawa surat
balasan.
Touw Kian tek membuka persidangan dan dalam sidang itu ia
memutuskanuntuk keesokan harinya menggerakkan angkatan
perangnya membantu Ong Si Jiong menyelamatkan Lok Yang.
Bengciu diserahkan kepada Goanswe Lauw Hek Tat, Touw Kim Tek
bersama empat panglima perang serta satu juta bergerak ke Lok
Yang.
Pada waktu yang hampir bersamaan Cociu Song Gi Ong Beng
Hay Kong sepenerima surat dari Lok Yang Ong Si Jiong juga
menjanjikan untuk bersedia membantu. Beng Hay Kong
menyerahkan penjagaan Cociu kepada panglimanya. Ia sendiri
bersama tiga isterinya yang pandai berperang yaitu Ma Say Hui, Pek
Hujin, Hek Hujin serta tiga juta serdadu berangkat ke Loky Yang.
Juga Sangciu Pek Gi Ong Kho Tam Seng menyanggupkan diri
untuk membantu Ong Si Jiong dalam usahanya menyelamatkan Lok
Yang dan menghancurkan angkatan perang Tongtiauw yang
mengurung kota Lok Yang.
Kho Tam Seng berangkat bersama Hui Poat Siansu Kay Sie
Hiong dan satu setengah juta serdadu berangkat ke Lok Yang. Begitu
pula Cauwciu Wat Ong Cu Jan bersama jenderalnya yang ulung Su
Goan Po dan dua juta serdadu berangkat ke Lok Yang.
Kedatangan empat raja muda dengan para panglima dan
angkatan perangnya disambut dengan meriah oleh Ong Si Jiong.
Sebelum membicarakan akan halnya peperangan, mereka
mengadakan pesta perjamuan yang merisah sekali.
Pada keesokan harinya Tong Kian Tek memerintahkan empat
panglimanya membangun kubu-kubu pertahanan di luar kota Lok
Yang. Hal ini segera dapat diketahui oleh mata-mata angkatan
perang Tongtiauw yang mana laporan-laporan segera disampaikanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1025
kepada Cin Ong. Menerima laporan ini, Cin Ong masih kurang
mempercayai.
?Touw Kian Tek masih pernah Boku kho, masakan ia akan
membantu musuh??
Kunsu Ji yang berada di samping Cin Ong segera memberikan
keterangan.
?Cukong, apakah sudah melupakan peristiwa di Cikimsan?
Touw Kian Tek pernah disuruh memberikan surat penaklukan dan
berlutut di hadapan Tio Ong Lie Goan Pa. oleh karena itu dia merasa
sakit hati dan mendendam perlakuan yang amat menghina itu.?
?Walaupun demikian toh kita sanak keluarga sendiri, masakan
urusan kecil itu dibesar-besarkan dan masih dipendam sebagai
dendam kesumat yang abadi??
Jenderal Cin Siok Poo segera mengajukan dirinya. ?Cukong,
biarlah sin maju ke medan perang untuk mencari bukti! Cin Ong
girang sekali dan meluluskan keinginan Cin Siok Poo.
Cin Siok Poo memberi hormat dan segara menunggang kuda
Hoo Loey Pa, bersamaa sepasukan tempur maju ke medan perang.
Pihak Touw Kian Tek segera juga ada yang masuk ke dalam kemah
memberikan laporan.
Touw Kian Tek menjadi gusar sekali. Ia membawa empat
panglima perangnya sekaligus. Diiringi kesatuan tempurnya maju
menyambut tantangan perang. Keempat panglima perang Touw Kian
Tek itu adalah jenderal Souw Teng Hong, Liang Teng Hong, Coa
Teng Hong dan Touw Teng Hong.
Melihat raja Bengciu itu sendiri ke medan perang, jenderal Cin
Siok Poo segera membungkukkan badannya di atas punggung kuda.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1026
?Tay Ongya, Cin Kiong yang rendah menyampaikan hormat!
Menurut cukong Tay Ong masih penah boku dengan cukong,
mengapa kini mengepalai angkatan perang membantu musuh??
?Cin Kiong, tutup mulutmu! Pulanglah dan suruh keluar
cukongmu, suruh dia ingat-ingat peristiwa di Ci Kimsan!?
?Antara keluarga sendiri mengapa urusan kecil dibesar
besarkan? Sanak keluarga sendiri sudah selayaknya saling rukun dan
saling bantu membantu, mengapa justeru mau mencari perselisihan
untuk perpecahan? Bukankah ini akan menuju kehancuran??
?Tutup bacotmu, hei Cin Kiong! Engkau mau mengajar aku
hah??
Touw Kian Tek murka sekali melihat Cin Siok Poo. Ia angkat
senjata melancarkan serangan. Hal ini segera diikuti oleh keempat
jenderal dan maju menggerubuti Cin Kiong.
Pertarungan sengit segera berlangsung. Dan walaupun dikerubuti
lima Cin Siok Poo sedikitpun tidak gentar. Ia keluarkan ilmu yang
lihay, sehingga kelima pengeroyoknya itu dibikin tak berdaya. Lewat
tiga puluh jurus Cin Siok Poo menggeram dahsyat dan mengubah
permainan silatnya sedemikian hebat. Tahu-tahu ?Crat auww
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bruukkk !?
Touw Teng Hong tertumbak lehernya dan jatuh berkelonjatan ke
tanah. Dan tidak berselang lama, lagi-lagi terdengar jeritan ngeri
menyayatkan. Lagi-lagi tombak Cin Siok Poo bersarang di iga kiri
jenderal Coa Teng Hong. Gerakannya begitu cepat bagaikan naga
murka. Raja Bengciu Touw Kian Tek sendiri terpukul telak lengan
kanannya sehingga menjerit kesakitan.
Dua jenderal yang masih bertahan segera melindungi cukongnya
lari menyelamatkan diri. Siok Poo tidak melakukan pengejaran.
Iapun menarik mundur pasukannya dan masuk ke dalam tangsi. Hasil
peperangan hari itu dilaporkan kepada Cin Ong. Hal mana membuatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1027
Cin Ong gembira sekali. Perjamuan diadakan untuk kemenangan
dalam peperangan yang gemilang.
Tatkala Huma Sian Hiong Sin melihat Touw Kian Tek pulang
dengan terluka, kehilangan dua jenderal dan menderita kekalahan
hebat merasa tidak enak hati. orang yang datang membantu saja mau
membela kakak iparnya. Apakah ia yang menjadi humanya bisa
tinggal diam dan memnutup mata?.
Dengan penuh kegusaran Sian Hiong Sin lalu berunding dengan
stafnya yaitu enderal Su Jin, Si Hoa dan Hu Tay Yong.
?Raja Bengciu membantu kita namun menderita luka parah,
kehilangan dua anglima perangnya dan pasukannya mengalami
kerusakan hebat. Kita sebagai tuan rumah dan orang yang dibantu
merasa tidak enak. Oleh karena itu besok kita keluar menghadapi
musuh!?
Ketiga panglima itu menyatakan baik. Mereka makan minum
sambil tukar pikiran. Begitu pada keesokan harinya Sian Hiong Sin
dengan ketiga panglimanya keluar menantang perang musuh.
Pihak Tongtiauw demi menerima laporan ini segera mengatur
persiapan untuk melawan. Kunsu Ji segera menunjuk jenderal Lo
Seng untuk menghadapi Sian Hiong Sin dan ketiga panglimanya. Si
Bloon Thia Kauw Kim demi mendengar perintah kunsu Ji Bouw
Kong segera mengundurkan diri dan menyambar apaknya,
mendahului keluar menghadapi Sian Hiong Sin.
Ia berpikir, ? .. Lo Seng pernah berhutang budi pada Sian
Hiong Sin. Kalau dia yang maju dan berhadapan dengan bekas tuan
penolongnya pastilah tidak akan berperang secara seriua. Oleh
karena itu, hanya aku sajalah yang bisa membereskannya!?
Thia Kauw Kim percepat lari kudanya sehingga terlebih dahulu
dia berada di medan perang. Ketika berhadapan dengan Sian Hiong
Sin dengan tertawa lebar ia menegurnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
1028
?Sian Jiko terimalah hormatku! Apa kabar? Apakah engkau
dalam keadaan baik dan sehat-sehat saja??
?Kabar baik dan sehat gembira. Apakah engkau mendapat tugas
untuk keluar berperang??
?Tidak salah, kita merupakan sahabat baik, akan tetapi masing
masing menjalankan tugas sendiri-sendiri. Kita berdiri berlawanan,
oleh karena itu marilah kita bertarung untuk membela cukong
masing-masing secara fair!?
?Omonganmu sungguh jujur dan aku setuju sekali. Silakan kau
turun tangan terlebih dahulu!?
?Mana berani aku berlaku kurang hormat kepadamu Sianjiko??
Di mulut berkata demikian tetapi tangannya bergerak cepat.
Sekali tangannya berkelebat, putuslah buah kepala jenderal Su Jin
yang beada di kanan Sian Hiong Sin. Sie Hoa kaget demi melihat
rekannya gugur, ia menyerang dengan kalap.
Akan tetapi mana mampu ia menghadapi Thia Kauw Kim
dengan permainan kapak dari Malaikat. Belim lima jurus iapun
terbacok semingga belah dadanya dan gugur menyusul arwah
rekannya.
Sian Hiong Sin melihat dalam sekejap dua panglimanya binasa,
Pendekar Pulau Neraka 05 Pengantin Dewa Wiro Sableng 009 Rahasia Lukisan Pendekar Rajawali Sakti 75 Kabut Hitam
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama