Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 18

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 18

Dengarlah, bila ada matahari terbit dari sebelah barat, aku Sian

Hiong Sin baru akan menakluk kepadamu!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1095

?Sian Jiko, kami akan menjatuhi hukuman mati bilamana engkau

tetap keras kepala dan membandel!?

Kunsu Ji Bouw Kong merasa kurang senang melihat sikap dari

Sian Hiong Sin. Sudah beberapa kali cukongnya merendahkan diri

dan meminta maaf, akan tetapi dia selalu kasar dan omongannya tak

pantas didengat.

Atas kata peringatan Ji Bouw Kong ini bukannya tersadar dan

mau mengubah pendiriannya. Sebaliknya Hiong Sin malah tertawa

gelak-gelak.

?Hahaaa hahaa aku Sian Hiong Sin adalah laki-laki sejati!

Tidak perlu kalian menggertak dan menakut-nakuti. Mau bunuh,

bunuhlah mengapa banyak bacot?? selesai kata-katanya Hiong Sin

mengamuk lagi dan mengayunkan pedang membabi buta.

Melihat usaha halus tak dapat merubah pendirian Hiong Sin,

akhirnya Cin Ong bersepakat dengan kunsu Ji untuk menjatuhkan

hukuman mati.

Sian Hiong Sin lalu diringkus kembali. Diseret ke sebuah tanah

lapang dan dipenggal batang lehernya.

Jenderal Uti Kiong ditunjuk untuk algojonya. Dan sebelum

hukuman mati itu dilaksanakan, kunsu Ji mengajukan permohonan

kepada Cin Ong.

?Cukong, ijinkan untuk mengadakan perjamuan perpisahan,

mengingat ini ada hubungan persaudaraan yang erat!?

?Kho menyadari perasaan kalianjalankanlah, Kho tidak

keberatan!?

Ji Bouw Kong lalu mengatur meja perjamuan dan

mengumpulkan saudara-saudara angkatnya. Ji Bouw Kong lalu

menuangkan secawan arak dan disuguhkan kepada Sian Hiong Sin.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1096

?Sianjiko, anjingpun akan membela majikannya, maka maafkan

aku telah tega mengkapmu. Mengingat persaudaraan kita dahulu,

maka sebelum kau menjalani hukuman mati, terimalah secawan arak

dariku sebagai salam perpisahan. Semoga roh Sian Jiko dapat duduk

di tempat yang tinggi di kalangan kadewatan!?

Sian Hiong Sin menyambuti cawan arak itu dan diteguknya.

Akan tetapi setelah dikumur-kumurkan lalu disemburkan ke muka Ji

Bouw Kong. ?Fuih prott byurr !?

?Pendeta palsu berhidung kerbau! Kaulah biang keladi yang

mengacaukan negara kakak iparku sehingga runtuhlah kerajaannya.

Sekarang pura-pura bersikap baik dan mengingatkan persaudaraan

dimasa lalu. Huh, jubahmu itu palsu. Siapa kesudian meminum

arakmu, manusia berhati palsu!?

Ji Bouw Kong tidak marah, ia berdiri dengan penuh rasa kecewa.

Selanjutnya berturut-turut saudara-saudara angkat yang berada di situ

menyuguhi arak seperti Su Tay Nay, Thio Kong Kin , Lo Seng, Lam

Yan Peng dan lain-lain. Namun semua ditolaknya.

Yang terakhir adalah si Bloon Thia Kauw Kim. Ia menuangkan

secawan arak dan disuguhkan kehadapan Sian hiong Sin.

?Kalian semuanya pergi! Biar aku Thia Kauw Kim yang

menyuguhkan arak perpisahan. Pasti Jiko mau meminumnya!?

Setelah saudara-saudara angkat itu menyingkir agak jauh, Thia

Kauw Kim mengangsurkan cawan arak itu sambil berkata.

?Sianjiko. Aku girang sekali akan sikapmu yang jantan. Kau

tidak mau menakluk dan rela menerima hukuman mati. Itulah yang

dibilang laki-laki sejati. Aku kagum dan sangat bangga.

Bila kau anggap aku Thia Kauw Kim sebagai orang polos dan

jujur, maka sukalah kau pandang mukaku untuk meneguk secawan

arak ini. kalau suka minumlah dan kalau tidak suka buanglah!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1097

?Kau orang benar-benar jujur Thia Ongheng, aku suka

meminum arakmu!?

Sian Hiong Sin lalu menempelkan cawan arak ke bibirnya dan

ditengguknya sampai kering. ?Glukk gluukk glukk !?

Thia Kauw Kim girang sekali melihat araknya diminum sampai

kering. Ia mengisikan secawan pula dan disodorkan ke bibir Sian

Hiong Sin.

?Sian Jiko, minumlah pula cawan yang kedua. Semoga rohmu

menitis pula sebagai seorang Hohan yang berkepandaian tinggi dan

dapat membalas sakit hatimu yang sekarang ini!?

?Tidak salah, Thia Ongheng, dendam kesumatku ini memang tak

bisa padam! Aku suka meminumnya pula. ?Gluk gluk

glukk!?

Thia Kauw Kim girang sekali dan cawan arak yang disuguhkan

Sian Hiong Sin dengan mudah dapat meneguknya. Ia isikan secawan

pula dan berkata.

?Sian Jiko, arak yang ketiga ini jauh lebih penting maknanya

dari arak yang pertama dan kedua. Maka sukalah kau meneguknya

pula sampai kering!?

?Apa maknanya Thia Ongheng? Aku ingin sekali dapat

mengetahui!?

?Bagus, arak yang ketiga ini kusuguhkan dengan harapan,

semoga dalam perjalananmu yang akan datang, orang-orang yang

tidak berbudi seperti raja-raja dan panglima-panglima tak berbudi itu

dapat kau bunuh semuanya!?

?Beralasan sekali dan aku suka meminumnya. ?Gluk gluk

glukk!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1098

Bukan maih gembiranya hati si Bloon. Dengan bertolak

pinggang, ia berpaling kepada saudara-saudaranya dan berkata

bangga.

?Bagaimana? Hanya arakku saja yang Sian Jiko suka

meminumnya??

?Thia Tie Ciat sebabnya kata-katamu licin dan pandai memutar

balikkan sehingga tak dimengerti oleh Sian Jiko, terang saja ia mau

meminumnya.?

Saudara-saudara itu menyahut dan menatap kepada Sian Hiong

Sin yang mukanya segera berubah menjadi merah padam.

Uti Kiong lalu mengangkat golok algojonya. Sebelum diayunkan

ia berdoa dahulu. Kemudian sekali tebas, crass tell cuurrr!

Buah kepala Sian Hiong Sin menggelinding bagaikan buah

kelapa yang jatuh dari tangkainya.

Dari semburan darah itu membumbung asap yaitu Sian Hiong

Sin yang langsung terbang ke negeri Korea menitis pada diri jenderal

Khay Souw Bun (si siluman Naga Hijau). Kelak Khay Souw Bunlah

yang merintangi alaha Tong dengan sengitnya. (Dapat para pembaca

yang budiman mengikuti kisah Sie Jun Kwie Ceng Tang).

Sementara itu jenderal Cin Siok Poo yang telah berhasil

membujuk Hauw Kun Tat dan kawan-kawan segera pulang kembali

ke tangsi. Dari para mata-mata ia mendengar pula berita

tertangkapnya Sian Hiong Sin. Hatinya menjadi demikian gugup. Ia

segera larikan kudanya sekencang-kencangnya.

Akan tetapi sayang sekali, kedatangannya sudah terlambat.

Kepala Sian Hiong Sin telah terpisah dari tubuhnya.

Cin Siok Poo melompat turun dari kudanya dan memeluk tubuh

tanpa kepala itu dengan menangis keras-keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1099

?Oh, Sian Jiko Sian Jiko budimu teramat besar, selama

hidupku belum dapat membalasnya. Kini engkau telah tiada, kelak

bagaimana aku menemuinya diakherat? Uhuuk uhuuukk

uhuukk uhuukkhuuuu !?

Cin Siok Poo baru berhenti menangis setelah dibujuk dan

dihibur oleh sekian banyak saudara-saudaranya.

?Sian Jiko Sian Jiko benar-benar aku seorang laki-laki

yang telah melupakan budi kebaikanmu. Disaat engkau terancam

bahaya dan menjalani kematian, aku Cin Kiong tak dapat

menolongmu. Bagaimana ada muka untuk menemuimu di alam

baka??

?Sudahlah Cin Ongheng! Orang yang sudah mati tak akan dapat

hidup kembali.?

Cin Siok Poo baru dapat melepaskan pelukan jasad Sian Hiong

Sin. Ia berlutut di hadapan Cin Ong dan memohon supaya jenazah

dan kepala Hian Siong Sin dapat dipersatukan kembali dan dikubur

secara layak. Permohonan itu diluluskan oleh Cin Ong.

Begitulah, memenuhi permintaan Cin Siok Poo, jasad Sian

Hiong Sin lalu disatukan, dimasukkan kedalam peti yang besar dan

indah, diadakan upacara sembahyangan. Baru dikebumikan di tempat

yang layak.

Pada malam harinya Kunsu Ji mengadakan sidang.

?Besok adalah peperangan yang terakhir. Lok Yang harus dapat

kita pukul jatuh dan kelima raja raja harus dapat kita tangkap hidup
hidup untuk kita serahkan kepada baginda Kho Cauw. Oleh karena

itu saya harapkan liatwe ciangkun akan berjuang sungguh-sungguh!?

Jenderal Lo Seng mendapat tugas dengan membawa satu laksa

serdadu mencegat di KIM SO SAN.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1100

?Bila Lok Yang pecah, pastilah lima raja raja akan lari melalui

jalanan ini. tugasmulah Lo ciangkun untuk menghadang dan

menangkap mereka hidup-hidup.?

Lo Seng berlutut dan menerima tugas itu.

Kemudian Kunsu Ji Bouw Kong mengadakan pembagian tugas.

Jenderal Uti Kiong dan Thia Kauw Kim dengan membawa masing
masing seribu serdadu menghantam pintu sebelah kanan dan kiri dari

gerbang kota Lok Yang.

Heksi dan Peksi (kedua isteri jenderal Uti Kiong) dengan

mengepalai dua ribu serdadu menyerang bagian Utara. Thio Kong

Kom dan Lam Yang Peng menyerang bagian Barat. Jenderal Su Tay

Nay dan kawan-kawan menyerang bagian tengah.

Setelah pembagian tugas selesai, walaupun hari masih malam,

namun semua panglima Tongtiauw itu telah bersiap. Esok hari

adalah hari penentuan jatuhnya kota Lok Yang maka mereka

berusaha sungguh-sungguh.

Sementara itu, di Lok Yang para raja raja menjadi kaget dan

amat berduka tatkala para pengamat menghadap dan melaporkan

akan peristiwa menimpa diri Sian Hiong Sin.

?Ongya sekalian yang kami muliakan, Huma telah mengalami

kecelakaan. Kemarin seorang diri Huma menerjang tangsi musuh dan

telah ditangkap oleh musuh!?

Ong SI Jiong menjerit keras. ?Oh Thian, Thian! Sungguh engkau

tidak mengijinkan aku Ong Si jiong hidup lebih lama lagi di dunia

ini!?

Setelah menjerit hebat Ong Si Jiong terjungkal dari tempat

duduknya dan jatuh pingsan. Para hulubalang, bujang-bujang kraton

dan tabib sibuk memberikan pertolongan hingga sadar dari

pingsannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1101

Raja-raja serikat lalu memberikan hiburan-hiburan. Antara lain

Touw Kian Tek mengatakan, ?Ongheng jangan terlalu berduka.

Lokyang rasa-rasanya sukar kita pertahankan. Oleh karena itu lebih

baik Ongheng sekalian bersama-sama Kho pergi ke Bengsu. Kho
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masih mempunyai seorang Goanswe (panglima perang) yang gagah

perkasa bernama Lauw Hek Tat. Dengan sisa pasukan yang ada, kita

berupaya untuk bergerak memukul Tiangan dan membalas dendam

ini.

Marilah kita bersiap-siap, sebab terlambat sedikit saja akan

berbahaya sekali. Lihatlah Lok Yang sudah mulai terkepung dari

segala penjuru, maka bila tidak lekas-lekas kita akan celaka

semuanya!?

Ong Si Jiong masih juga menangis dan memukul-mukul

dadanya sendiri. ?Oh hum . Bagaimana engkau tega meninggalkan

Kho sendiri? Dapatkah hidup tanpa engkau Huma !?

Sekalian raja raja menghibur dan membujuk supaya Ong Si

Jiong segera mengambil keputusan dan mau hijrah ke Bengciu.

Tengah sekalian raja-raja itu sibuk damam pembujukan,

kemudian meriam berdentum dari segala penjuru.

Pra perwira, bintara dan pengamat berlari-larian menghadap raja

raja itu dan melaporkan bahwa angkatan perang Tongtiauw telah

menerjang ke empat pintu kota.

?Celaka! Jangan karena siautee, sekalin Ongheng ikut celaka!

Marilah kita terjang dan lari ke Bengciu!?

Ong Si jiong menjerit pula dan mengambil keputusan tetap

ketika bahaya sudah di ambang pintu. Mereka lau mencemplek kuda

masing-masing dan mencari jalan keluar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1102

Di depan pintu telah menerjang masuk panglima-panglima

Tongtiauw seperti Lam Yan Peng, Thio Kong Kin, SU Tay nay, Hek

Pek Hujin dan lain-lain.

Kelima raja-raja itu terpaksa bertemput dan berkotet matimatian

untuk meloloskan diri.

Kelima raja raja itu berhasil menerjang kepungan dan melarikan

diri ke Bengciu. Mereka kehilangan dua panglimanya yaitu jenderal

Su Ban Swe dan Su Ban Teng.

Tentara-tentara Tong mengadakan pengejaran sampai sejauh

lima puluh Li baru menghentikan pengejarannya. Mereka kembali ke

dalam kota dan turut menertibkan keadaan kota yang masih kalut.

Cin Ong bersama seluruh pasukannya memasuki kota dan

mengeluarkan maklumat. Melarang mengganggu keluarga Sian

Hiong Sin. Gudang-gudang negara dibuka dan dibagi-bagikan

kepada segenap penduduk secara merata.

Waktu tiba di gedungnya Sian hiong Sin, tentara-tentara

Tongtiauw sudah terlambat. Mereka hanya menemui bujang-bujang

dan pelayan yang mengerumuni mayat Kiongcu.

Ong Kiongcu (isterinya Sian Hiong Sin) tatkala mendengar kota

Lok Yang jatuh, ia menepati janji dengan pedang puskana

peninggalan Sian Hiong Sin memotong lehernya sendiri.

Oleh Cin Ong, jenazah itu dimasukkan ke dalam peti indah dan

dikuburkan di sisinya nisan Sian Hiong Sin yang letaknya di luar

kota Lok Yang sebelah selatan.

Di sekat sepasang kuburan ini, dibangun pula sebuah kuil oleh

jenderal Cin Siok Poo. Kuil ini diberi nama PO IN SI atau kuil untuk

membalas dan mengenang budi tatkala ia ditolong oleh Hiong Sin di

kota Lauw Ciu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1103

Cin Ong pumn menurunkan anugerah dan pemberian gelar

kepada Sian Hiong Sin sebagai LOKYANG TOUW TEE.

Hingga sekarang masih banyak orang-orang yang

mengkeramatkan kuburan ini dan bersembahyang di kuil Po In Si di

sebelah selatan kota Lok Yang ini.

Sementara itu, kelima raja bersama sisa pasukannya telah

menoleh ke belakang dan tidak melihat adanya tentara-tentara

Tongtiauw yang mengejarnya lagi. Mereka menjadi lega dan

meneruskan perjalanan dengan pelan-pelan.

Tatkala memasuki daerah pegunungan Kim So San, tiba-tiba

mereka dikejutkan dengan dentuman-dentuman meriam yang

menggelegar mengoncangkan bumi.

Dari celah-celah jalan gunung dan semak-semak bermunculan

ribuan serdadu yang dikepalai oleh panglima muda belia. Mereka

amat terkejut setalah mengamat-amati ternyata jenderal muda itu

tidak lain adalah Pek Hauw ciangkun Lo Seng.

?Celaka, yang menghadang pelarian kita itu adalah Lo Seng, kita

akan sukar sekali untuk meloloskan diri.

Mengeluh Lok Yang Ong SI Jiong dengan gugup. Keempat raja

raja yang lain melihat Touw Kian Tek maju menerjang. Merekapun

dengan terpaksa dan apa boleh buat ikut mengangkat senjatanya dan

maju mengeroyok.

Lo Seng dengan menggeram dahsyat memutar tombaknya

menangkis serangan-serangan dari kelima raja-raja itu. ?Trang

trang sratt trangg !?

Belum empat jurus Beng Hay Kong telah tertombak pahanya

dan jatuh berguling. Anak buah Lo Seng cepat menubruk dan

meringkusnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1104

Touw Kian Tek gusar sekali, ia membentak dan keprak kudanya

bermaksud untuk menolong. Apa mau kudanya terpeleset dan ia ikut

jatuh. Kembali anak buah Lo Seng datang meluruk dan

meringkusnya.

Melihat kedua rekan-rekannya tertawan, ketiga raja raja itu

gugup dan berusaha melatikan diri. Mereka meninggalkan Lo Seng

dan mengamuk hebat dan membuka jalan darah.

Lo Seng tidak mau tinggal diam, ia mengejar dan menyerang

Kho Tam Seng. Dalam tiga jurus, Kho Tam Seng turtombak bahu

kanannya dan jatuh terjungkal. Kembali satu raja tertangkap hidup
hidup.

Melihat rekan-rekannya tertangkap Cu Jan menjadi sengit. Jalan

keluar sangat sulit. Terpaksa ia putar kudanya dan mengamuk sambil

berteriak-teriak histeris.

Lo Seng menyambut hantaman maut dari Cu Jan itu dengan

permainan tombak Lo Kee Ciangnya yang hebat. Dalam empat jurus

Cu Jan tertombak bahu kanannya dan jatuh terjungkal.

Kembali seorang raja lagi yang tertangkap hidup-hidup. Melihat

keempat rekan-rekannya telah tertangkap, Ong Si Jiong panik sekali.

Ia putar kudanya dan mengamuk kalap. Lo Seng maju mendekat

dan menjambretnya sehingga dengan tertangkapnya Ong Si Jiong,

kelima raja raja pemberontak itu sudah tertawan semuanya.

Anak buah kelima raja-raja itu yang berhasil meloloskan diri

terus melarikan diri ke Bengciu dan melaporkan kejadian kepada

Goanswe Lauw Hek Tat.

Tak terkirakan betapa marahnya Lauw Hek Tat. Ia lalu

mengangkat dirinya sebagai raja Hauw Han Ong dan menunjuk

jenderal Souw Teng Hong sebagai Goanswenya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1105

Sisa-sisa pasukan dari kelima raja-raja dan pasukannya sendiri

yang berada di Bengciu dipersatukan. Bengciu dijaga kuat dan

dilindungi dari gangguan daerah sekitarnya.

Waktu Cin Ong mendengar kabar Lo Seng telah berhasil

menangkap hidup-hidup kelima raja-raja pemberontak bukan main

gembiranya.

Pesta besar-besaran diadakan untuk menjamu panglimanya yang

luar biasa itu. jasa-jasa Lo Seng yang begitu besar dicatat dalam

buku besar dan kelak bila sampai di kota raja dapat menerima

inmalan dari baginda Kho Cauw.

Dalam perjamuan-pernamuan itu, Kunsu Ji mengatakan bahwa

Ngo Ong atau lima raja-raja itu merupakan tawanan yang penting.

Untuk itu kita tidak bisa menentukan hukuman sendiri. Harus

dikirimkan ke kota raja dan mematuhi apa yang diputuskan oleh

baginda raja Kho Couw.

Cin Ong membenarkan kata-kata Kusu Ji. Ia sebagai putera

memeng tidak berani secara lancang mendahului ayahnya.

?Kita serahkan Lokyang kepada panglima yang dapat kita

percaya dan segera kembali ke kota. Cukong melaporkan hasil

pekerjaan cukong dan menyerahkan jasa-jasa dari para panglima.

?Baik, saran ini kami terima dan kami putuskan!?

Kemudian Kunsu Ji menulis sepucuk surat Kimlong. Jenderal

Cin Kiong diserahi tugas untuk mengantarkan terlebih dahulu nama

pesakitan dan menyerahkan Kimlong itu ketangannya.

?Jalankan tugas sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kimlong.

Bila kau berani melanggarnya, hukuman mati akan kau terima!?

Cin Siok Poo menerima tugas itu dan berjanji akan

melaksanakan tugas itu sesuai dengan bunyi Kimlong. Ngo Ong lalu

dimasukkan ke dalam kereta dengan dikawal oleh sepasukanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1106

serdadu. Cin Siok Poo mengepalai rombongan itu berangkat

mendahului.

Beberapa hari kemudian rombongan Cin Ong bererot-rerot

meninggalkan Lok Yang untuk pulang ke Tiangan.

Sepanjang jalan, tentara-tetara yang menang perang itu bersorak

sorai, bernyanyi-nyanyi gembira sekali. Thia Kauw Kim melihat

serdadu-serdadu bergembira ria, ia ikut merasa senang. Tanpa dapat

tertahan lagi perasaan gembiranya ia lau menyeletuk.

?Kepulangan kita kali ini akan berjumpa dengan baginda dan

mendapatkan pangkat tinggi. Aku Thia Kauw Kim yang telah banyak

menanam jasa akan dapat tempat tinggal gedung yang indah yang

akan dihuni sampai tua dan menjadi mayat.?

?Dapatkah jasa-jasamu itu mencukupi dosa-dosamu itu, dan kau

Uti Kiong pernah merebut tiga buah kota dan delapan pos

pesanggerahan, membunuh banyak panglima dan tentara, apakah

jasa-jasa mu akan mencukupi untuk menebus dosa-dosamu itu??

?Kurasa kalian berdua tidak akan luput dari hukuman mati. Cin

Ong san sekalian saudara angkatmu akan sukar untuk mengajukan

pembelaannya.?

Thia Kauw Kim dari gembira seketika berubah menjadi susah.

?Uti ciangkun, bila demikian, marilah kita pergi ke lain tempat saja!

Untuk apa kita datang ke kota raja kalau hanya untuk menghantarkan

jiwa??

?Uti ciangkun masih mendingan, di Gi Ko Wan pernah

menyelamatkan Cin Ong dari kejaran Sian Hiong Sin. Ia masih akan

mendapat pengampunan dan menerima pangkat. Akan tetapi Thia

ciangkun saya rasa dirimu sukar sekali untuk lolos dari hukuman

mati!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1107

Uti Kiong agak senang hatinya, ia tak mau turut Thia Kauw Kim

dan terus berjalan mengikuti rombongan itu ke kota raja. Hal ini

membuat Thia Kauw Kim susah hati. ia lalu mendekati Kunsu Ji dan

minta pendapatnya.

?Ji toako, engkau adalah seorang Kunsu, masakan tidak

mempunyai daya untuk menyelamatkan siautee??

?Kemarilah, aku akan membisikkan kepadamu sesuatu akal.

Kelak bila kau ditegur baginda, katakanlah sesuai dengan kata-kata

yang kubisikkan di telingamu!?

Thia Kauw Kim senang sekali. Ia menempelkan telinganya ke

mulut Kunsu Ji. Setelah bisik-bisik, kelihatan Thia Kauw Kim
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersenyum-senyum dan turut meneruskan perjalanan ke kota raja.

? ooOoo ?

BAB LVIII

LIMA RAJA RAJA DIBAKAR

HIDUP-HIDUP DI KOAN IK

JENDERAL UTI KIONG DIUJI AKAN

KEBENARAN JASA-JASANYA

JENDERAL Cin Siok Poo dengan para anak buahnya mengawal

lima raja raja dalam kereta pesakitan menuju ke kota raja.

Tatkala tiba di kota Koan Ik hari telah menjelang malam.

Padahal Koan Ik sudah tidak berata jauh lagi terpisahnya dengan

kota raja. Cin Siok Poo lalu menghentikan anak buahnya,

membangun kubu-kubu uantuk mengaso.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1108

Tengah malam ia duduk di tendanya dan membuka surat

Kimlong dari Kunsu Ji. Isinya membuat Cin Siok Poo terperanjat.

Namun goncangan batin itu segera dapat dditindasnya dan ia mulai

berpikir untuk menjalankan perintah sesuai dengan apa yang

tercantum dalam surat Kimlong itu.

Perintah dalam Kimlong itu tidak lain adalah menyuruh Cin Siok

Poo membakar kelima raja raja yang berontak itu. touw Kian tek

adalah saudara Kho Cauw dekat, jadi masih paman dengan Cin Ong.

Bila lima raja raja itu dibawa menghadap Kho Cauw, tidak mungkin

Kho Cauw menjatuhi hukuman mati. Pelepasan ini pastilah akan

menjadikan bencana dikemudian hari.

Oleh karena itu, untuk menghapus malapetaka, haruslah

bertindak tegas. Bakar mati semua raja-raja pemberontak itu. dengan

demikian tidak ada lagi yang dikhawatirkan dikemudian hari.

Jenderal Cin Kiong dapat menyelami surat Kimlong ini.

Ia lalu memanggil perwira-perwira kepercayaan untuk

melaksanakan tugas berat ini. mereka diperintahkan tengah malam

nanti membakar pesanggerahan dimana kelima raja-raja itu tidur.

Begitu pengarahan itu selesai, secara diam-diam para perwira itu

lalu mengumpulkan kayu-kayu kering. Pesanggrahan dimana kelima

raja-raja itu tidur lalu dikelilingi dengan tumpukan kayu bakar.

Kemudian dituangkan minyak tanah. Kira-kira tengah malam

tatkala serdadu sedang tidur, korek dinyalakan, dalam sekejap

pesanggerahan itu telah terjilat kobaran api.

Suara keretek-keretek, bletot-bletot, papan-papan, tiang-tiang

dan dinding roboh berantakan termakan lautan api.

Tidak ampun lagi kelima raja-raja itu hangus menjadi abu.

Sungguh sayang sejuta sayang kelima raja raja yang pada masa

jayanya pernah menjagoi kolong langit, kini harus mengalami

kematian secara menyedihkan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1109

Menjelang fajar barulah Cin Kiong merkaok-kaok memberi

komando anak buahnya memadamkan a=kobaran api itu.

Hanya empat buah kamar disamping kanan dapat diselamatkan.

Kesemuanya telah hangus termakan api. Setelah memadamkan

kebakaran yang misterius, bagi yang tidak mengetahui dari mana

sebab musabab terjadinya kebakaran perjalanan dilanjutkan.

Jenderal Cin Siok Poo lalu memimpin pasukannya memasuki

ibu kota dan menghadap kepada baginda.

Baginda Kho Cong menitikkan air mata, baginda amat berduka

sebab diantara lima raja-raja itu terdapat saudaranya yang masih

Boku atau paman yaitu Touw Kian Tek.

Lama baginda duduk terpekur dengan berlinang air mata.

Beberapa saat kemudian berkatalah baginda.

?Yah, pengakuan dosamu tidak berarti bila dibandingkan dengan

jasa-jasamu Cin ciangkun.

Dan lagi Kho juga insyaf bahwa orang yang sudah mati tak akan

mungkin hidup kembali, maka kejadian yang telah lewat tak usahlah

kita usik dan sesalkan dalam-dalam.

Hanya pemintaan Kho, kerahkan anak buahmu untuk memilah-milah

abu dari kelima raja raja itu.

Sendirikanlah abu Boku, dengan demikian Kho bisa menguburkan

secara kebesaran.

Akan sedikit terhibur hati Kho sebab dapatlah membalas keccintaan

dari famili yang pernah tua.?

Cin Siok Poo lega hatinya mendengar kata-kata baginda.

Syukurlah baginda tidak murka atas pengakuan yang bohong.

Ia telah mengaku dari keteledorannya sehingga timbul kebakaran

yang tak diketahui darimana asal mulanya percikan api itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1110

Cin Kiong menghaturkan beribu terima kasih atas kemurahan

hati baginda, kemudian membawa anak buahnya untuk

mengumulkan abu dari kelima raja raja pemberontak itu.

Sayang sejuta sayang, abu para korban kebakaran itu tak dapat

lagi dipilah-pilahkan. Abu dari kelima raja raja itu hancur lebur dan

bercampur jadi satu sebab mereka tidur dalam satu ruangan dan

seranjang.

Tatkala warta pengumpulan abu jenazah raja-raja itu dilaporkan,

kembali baginda meneteskan air mata.

BERSAMBUNG

Hukuman apakah yang diterima Uti Kiong dan Thia Kauw Kim?

Mengapa Uti Kiong diuji kebenaran jasa-jasanya?

Dapatkah kedua jenderal itu terbebas dari hukuman-hukuman

yang divonis baginda Kho Dauw?

Dengan meninggalnya lima raja-raja itu dapatkah Kho Couw

menguasai seluruh wilayah negeri Tengah?

Apakah masih ada lagi peperangan-peperangan yang jauh lebih

hebat?

Pangkat-pangkat apakah yang diterima panglima-panglima yang

berjasa itu?

Bacalah Jilid ke Tiga Puluh Dua

S e g e r a T e r b i t !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1111

JILID 32

? Barang siapa menentang firman Thian akan binasa, yang

seirama dengan firman akan selamat!

? Tak ada kejahatan dapat menimpa seseorang yang baik

didalam hidup ataupun dalam mati.

(Socrates)

? Cinta Kasih yang sejati tak dapat tua, layu dan mati!

? Selalu camkan dalam hatimu! Bila diri sendiri tak mau

diperbuat oleh orang lain, jangan berbuat atasnya!

(Sabda Nabi Khong Tjoe)

Kiriman : Dhyana

TERPAKSA kelima raja raja itu dikuburkan dalam satu buburan.

Disertai upacara kenegaraan dan sembahyang besar-besaran.

Lewat sepekan setelah lima raja raja itu dikuburkan, rombongan

Cin Ong pun telah tiba di kota raja.

Angkatan perang yang kini bertambah besar itu lalu memasuki

kota raja dengan mendapatkan sambutan meriah dari segenap

pembesar dan lapisan rakyat.

Cin Ong dan panglima-panglimanya segera masuk ke balairung

dan menghadap baginda.

?Banswe, banswe, ban ban swe!? berseru Cin Ong sambil

bersembah kepada ayahanda baginda.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1112

?Selamat datang puteraku, syukurlah angkatan perangmu pulang

dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang. Kho sangat

gembira dan bangga.?

?Berkat rezeki yang besar dan mengandalkan bintang terang dari

Hu Ong sehingga anaknda selalu memperoleh kemenangan dalam

setiap pertempuran. Kini anaknda pulang dengan membawa tiga

puluh enam panglima yang menakluk dan setia mengabdi kepada

negeri kita. Harap Hu Ong menganugerahkan pangkat-pangkat sesuai

dengan jasa-jasa mereka dalam membela kita!?

Cin Ong mengakhiri kata-katanya sambil mengangsurkan dua

kitab itu.

Kitab yang pertama adalah caatan-catatan jasa-jasa dari pejuang
pejuang yang berjasa. Baginda Kho Cauw lalu memeriksa dua jilid

kitab itu.

Kitab yang pertama adalah caatan nama-nama dari para

panglima yang telah menakluk pada negeri Tongtiauw. Sedangkan

kitab yang kedua adalah catatan prihal para panglima yang telah

banyak berjasa sehingga layak menerima pahala dari baginda.

Dalam catatan itu pertama-tama baginda mendapatkan nama

jenderal Cin Kiong.

Tidak terkirakan suka citanya hati baginda, sebab orang itu

sebagai injin (bintang penolongnya) ketika ia masih berpangkat

Tongkong dan dikejar-kejar oleh komplotan pangeran Yo Kong di

daerah Leng Tong Koan.

Baginda lalu memerintahkan hulubalang memanggil masuk

nama tersebut untuk menerima anugerah dari baginda. Kunsu Ji turut

menimbrung.

?Baginda, jasa Cin ciangkun sangat besar. Sukalah baginda

memberi anugerah yang layak!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1113

?Benar, Khengpun sekeluarga banyak berhutang budi pada Cin

Kiong ini.?

Cin Siok Poo maju bersembah dan mengucapkan Banswe tiga

kali. Kemudian duduk bersimpuh dihadapan baginda.

?Mengingat jasa-jasa ciangkun yang cukup besar, bahkan pernah

menyelamatkan jiwa sekeluarga Kheng di Leng Hong San maka kini

ciangkun kuangkat menjadi Hok Kok Kong.?

Cin Siok Poo memberi hormat dan mengucapkan terima kasih.

Para hulubalang segera mengenakan pakaian kebesaran Hok

Kok Kong dan baginda mempersilakan Siok Poo berdiri di samping

kanan.

Nama urutan yang kedua adalah Pek Hauw Ciangkun Lo Seng.

Karena jasa-jasanya yang besar maka Lo Seng diangkat sebagai Wat

Kok Kong.

Nama yang ketiga adalah Ji Bouw Kong, siapa bukan saja

pernah menyelamatkan jiwa puteranya yaitu Cin Ong tatkala

dipenjarakan oleh Lie Bit, tetapi jasa-jasanya juga amat besar. Maka

baginda telah mengangkatnya menjadi Cian Kok Kunsu Eng Kok

Kong.

Nama urutan yang keempat justeru adalah Thia Kauw Kom.

Baginda teringat bahwa Thia Kauw Kim adalah perampok yang

terkenal di Shoatang, pernah pula menjadi panglimanya Lie Bit dan

mengejar-ngejar puteranya dan membacoknya di Leng Kun Tong.

Maka baginda meluap amarahnya.

Diperintahkan hulubalang untuk memanggil Thia Kauw Kim.

Begitu melihat Thia Kauw Kim tak tertahankan lagi baginda dengan

wajah merah padam memakinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1114

?Bangsat! Kau datang untuk menerima mampus hah? Ingatkah

kau dahulu di Kun Tong mengejar-ngejar anakku dan

membacoknya??
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Bansweya, burung mengetahui hutan dan pepohonan untuk

berhinggap, dan hamba sebagai manusia sudah dengan sendirinya

mencari junjungan untuk mengabdi. Mengapa baginda

memperlakukan hamba sedemikian rupa??

?Bangsat jangan banyak bacot! Algojo, seret keluar dan penggal

batang lehernya!?

Sesuai dengan petunjuk kunsu Ji, Thia Kauw Kim lalu

mendekap mukanya dan menangis menggerung-gerung.

?Baginda sesembahan hamba, tidakkah baginda pernah mendengar

bahwa seekor anjingpun akan membela majikannya?

Dahulu hamba menjadi menterinya Lie Bit dan tidak mengenal

siapapun termasuk Cin Ong.

Akan tetapi sekarang hamba telah mengabdi menakluk dan sedia

berjuang dengan jujur, setia dan konsekwen membela negeri Tong.

Oleh karena itu baginda dapat melihat sendiri jasa-jasa apa yang

telah hamba lakukan!?

Mendengar kata-kata Thia Kauw Kim dan melihat catatan jasa
jasanya memang besar dan juga pahalanya. Maka baginda lalu

memutuskan.

?Baiklah, jiwamu Kho ampuni dan sebagai pahalamu terimalah

pangkat Cong Khoa.

Thia Kauw Kim girang sekali menerima pangkat walaupun toh

tidak berapa tinggi. Yang penting hidup kembali dan menemukan

dunia baru.

Urut-urutan selanjutnya adalah Uti Kiong. Melihat nama ini,

baginda murka sekali.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1115

?Bangsat itu pernah membinasakan banyak sekali panglima
panglimaku. Pernah menduduki tiga buah kota penting dan delapan

pos pesanggerahan. Oleh karena itu jangan bawa kemari untuk

menemui Tim. Langsung saja seret keluar dan penggal batang

lehernya! Cin Ong segera maju bersembah membela Uti Kiong.

?Hu Ong, walaupun dosa-dosa Uti ciangkun cukup besar dan

layak dijatuhi hukuman mati, namun jasa-jasanyapun cukup untuk

menebus kedosannya itu. dapatlah Hu Ong membayangkan siapapun

yang mengabdi pada satu junjungan, sudah semestinya membela

junjungannya itu secara mati-matian. Sebagaimana apa yang

diucapkan Thia ciangkun, burung mana mengetahui tempat berteduh,

anjing akan membela majikannya. Apalagi manusia??

?Jasa apakah yang bisa untuk meluputkan bangsat buas itu dari

kematian??

Cin Ong lalu menceritakan kisah tragis yang nyaris merenggut

jiwanya di Gi Ko Wan.

?Kalau tidak ada Uti ciangkun, mungkin Sinji telah menjadi

mayat, sebab Sian Hiog Sin sudah amat dekat jaraknya dan dengan

senjatanya secara kalao menyerang Sinji.

Uti ciangkun dengan bertelanjang dada dan menunggang kuda

tanpa pelana secara mati-matian membela Sinji dan memukul Sian

Hiong Sin sehingga ia kabur.

Pada waktu itu hadir pula Thaycu In Ong Lie Kian Seng dan Cee

Ong Lie Goan Kit. Kedua pangeran itu sudah tidak senang dan

banyak syakwasangka terhadap saudaranya yang pengaruhnya

semakin besar.

Apalagi kini Lie Si Bin pulang ke kota raja dengan membawa

pasukan lebih besar dan panglima-panglima perang berjumlah tiga

puluh enam. Mereka jeleus dan ingin mengurangi panglima
panglima Cin Ong. Berbahaya sekali bila Cin Ong mempunyaiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1116

banyak panglima-panglima kosen yang melindunginya. Akan sulit

mengakhirinya.

Oleh karena itu demi mendengar Cin Ong memberikan

pembelaan, segera kedua pangeran itu maju bersembah dan

membantah pembelaan Cin Ong.

?Hu Ong, jangan terlalu mempercayai omongan Sie Bin. Jasa
jasa Uti Kiong dibuat dengan kebohongan, pahala itu palsu!?

Baginda Kho Couw kaget dan berpaling kepada kedua pangeran

itu untuk mempertegas keterangannya.

?Mengapa kalian mengatakan bahwa jasa-jasa itu palsu??

?Sin pernah mendengar bahwa Sian Hiong Sin adalah seorang

gagah perkasa dan tidak sembarangan orang dapat mengalahkannya.

Masakah Uti Kiong dengan bertelanjang dada bersenjatakan hanya

Pian dapat mengalahkannya??

Cee Ong Lie Goan Kit turut mendukug saudara tuanya.

?Hu Ong, Gi Ko Wan dan Tang Ceng Koan jaraknya lebih dari

lima Li. Walaupun kuda Ji Bouw Kong termasuk kuda jempolan

sejenis Jian Li Ma, dapatkah ia menempuh puluhan Li. Teng Ceng

Koan dan Gi Ko Wan mengkaoki Uti Kiong supaya menyelamatkan

jiwa kakak?

Tadi Ong Heng mengatakan bahwa Sian Hiong Sin bukanlah orang

sembarangan, jarak sudah demikian dekat, pasrilah jiwa kakak sukar

ditolong. Oleh karena itu, kalau masih ada Uti Kiong yang dapat

menyelamatkannya, itulah jasa palsu, bohong dan dusta besar!

Terus terang saja kakak datang ke kota raja dengan membawa

pasukan besar dan panglima-panglima perang taklukan yang begini

banyak, pastilah mengandung maksud-maksud tertentu. Hu Ong

harus waspada dan berhati-hati. siapa tahu terselip ke hal-hal yang

mengincar kedudukan?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1117

Oleh karena itu, bubarkan kesatuan angkatan perang dan bubarkan

ula panglima-panglima perang itu untuk kembali ke dusunya masing
masing. Kota raja toh tidak perlu dijaga oleh sekian banyak panglima

dan sekian besar angkatan perang??

Baginda Kho Couw menjadi bingung, suara siapakah yang harus

diturut? Sini anak, situ juga anak, mana yang benar dan mana yang

luput? Dalam kebingungannya dan sebeum ia dapat mengucapkan

sepatah kata, Cin Ong kembali maju bersembah dan memperkuat

pembelaannya.

?Hu Ong, hendaknya Hu Ong mempertimbangkan pembelaan

Sinji dengan penuh kebijaksanaan. Apa yang Sinji katakan

sesungguhnya benar. Mana berani Sinji membuat jasa-jasa palsu dan

datang ke kota raja ini dengan maksud tidak baik. Bila Hu Ong ingin

menguji kebenaran jasa Uti ciangkun, bolehlah dites sekali lagi

perjuangannya yang mati-matian dalam usaha menyelamatkan jiwa

Sinji!?

In Ong Lie Kian Seng dan Cee Ong Lie Goan Kit kelihatan

berdempetan dan berbisik-bisik. Entah apa yang mereka bicarakan

tak seorangpun yang dapat mendengar. Kemudian In Ong menyetujui

saran Lie Si Bin untuk mengulang peristiwa berdarah itu.

?Taman Gi Hoa Wan dapat kita pergunakan sebagai juga Gi Ko

Wan. Segala sesuatu harus sesuai dengan kejadian yang lalu. Bila

tidak mirip sedikit saja, engkau yang harus menerima akubatnya,

bukan saja Uti Kiong tetapi kami juga menuntut engkau dihukum

mati!?

Baginda Kho Cauw terbelalak mendengar ultimatum ini, ia sadar

bahwa diantara saudara sekandung telah tertanam bibit-bibit

permusuhan. Tidak terhingga betapa sedih dan hancur perasaan

baginda. Dan sebelum baginda mengambil keputusan Cin Ong Lie Si

Bin telah membuka suara.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1118

?Saya akan menerima pengulangan peristiwa penting itu!?

Baginda tak dapat berkata apa-apa. Ia segera menanya.

?Siapakah yang akan menjadi Sian Hiong Sin untuk rekonstruksi

kejadian di Gi Ko Wan itu??

?Sin mempunyai seorang punggaw yang tubuhnya tinggi tegap,

keren dan mirip sekali dengan Sian Hiong Sin. Biarlah dia kita pakai

untuk memainkan peranan sebagai Sian Hiong Sin!? In Ong Lie Kian

Seng cepat menyahut pertanyaan ayahanda baginda.

?Baiklah, rekonstruksi peristiwa penting itu kita tetapkan dan

kita setujui. Persoalan itu telah kita selesaikan!?

Baginda lalu melanjutkan pembacaan para panglima yang

berjasa. Rata-rata mereka menerima pangkat Cong Khoa.

Setelah pemberian pangkat selesai, sidang dibubarkan dan

kelanjutannya adalah pesta perjamuan yang meriah/

In Ong dan Cee Ong, tidak lama ikut duduk dalam pesta meriah

itu. beberapa saat telah kelihatan kedua pangeran itu berjalan keluar

kembali ke istananya.

Dalam istana inilah kedua pangeran yang jelus dan sirik hatinya

melihat apa yang dicapai Lie Si Bin, lalu berunding mencari daya

upaya untuk melenyapkan saudara kandungnya sendiri itu.

?Kalau Hu Ong menutup mata, tahta itu terang akan jatuh ke

tangan Jiko (kakak kedua, yang dimaksud adalah Lie SI Bin). Lihat

saja angkatan perangnya bertambah besar dan para panglimanya

bekas taklukan, kesemuanya begitu patuh dan setia kepadanya.

?Hm, lalu cara bagaimana kita dapat menuingkirkannya?? In

Ong duduk terpekur memikirkan pengaruh adik keduanya semakin

besar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1119

?Toako, menggunakan pengulangan jasa Uti Kiong, kita dapat

membereskan jiw Jiko. Ong Hun kita kisiki, ketika jaraknya sudah

demikian dekat dengan Jiko, harus sungguh-sungguh membunuhnya.

Bukankah dengan demikian beres?? Cee Ong memberikan buah

pikiran kepada Taycu In Ong Lie Kian Seng.

?Bagaimana kalau Hu Ong menekan Ong Hun dan dia membuka

rahasia kita ini? bukannya kita untung, tetapi malahan buntung??

?Mengapa Toako begitu pendek pikiran? Setelah Jiko berhasil

dibereskan Ong Hun, kita bereskan sekalian jiwa Ong Hun. Siapa

lagi yang akan diperiksa kalau kedua-duanya sudah menjadi mayat?

Apakah mayat-mayat itu masih bis berbicara??

In Ong menjadi gembira sekali mendengar akal dan siasat adik

ketiganya yang licin dan cepat mendapatkan ilham itu.

Bila demikian, marilah kita undang Ong Hun dan membicarakan

persoalan ini di sini!?

Hulubalang segera dipanggil, siapa diperintahkan untuk

memanggil kapten Ong Hun.

Siapakah kapten Onghun yang menjadi ponggawa In OngLie

Kian Seng itu?

Dahulu dia adalah seorang penjahat, tubuhnya tinggi satu

tombak lebih. Dadanya bidang, mukanya hijau dan berjenggot

kuning, mirip sekali dengan Sian Hiong Sin, hanya senjatanya yang

berbeda.

Karena kesalahan membunuh seorang pejabat, maka ia menjadi

buronan dan berlindung di istanyanya In Ong Lie Kian Seng. Di sini

ia mendapatkan perlindungan, sehingga diperintah apa saja ia

menurut. Kesetiaannya tak dapat ditawar-tawar lagi.

Menerima panggilan In Ong, kapten Ong Hun bergegas datang

ke istana kepangeranan untuk menghadap cukongnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1120

?Ada urusan apakah cukong memanggil hamba??

?Ong Hun, kho mempunyai persoalan yang pelik dan tugas ini

amat berat. Apakah kiranya kau sanggup melaksanakannya??

?Kalau bukannya cukong, hamba telah lama mati, maka untuk
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menbayar budi itu, sampaipun badan hancur dan nyawa melayang,

hamba tak akan merasa menyesal.

?Sungguh Ong Hun yang baik, kemarilah dan dengarkan

ceritaku!?

Ong Hun memberi hormat kemudian duduk bersimpuh di

hadapan In Ong dan Cee Ong.

Putera mahkota yang iri dan jeules itu menuturkan

persoalannya.

?Besok akan diadakan rekonstruksi peristiwa Uti Kiong

menyelamatkan jiwa Cin Ong di taman Gi Hoa Wan. Kau akan

bertugas sebagai Sian Hiong Sin. Kho perintahkan padamu untuk

membunuh Cin Ong sungguh-sungguh. Semua perkara ada di tangan

Kho. Pokoknya engkau akan terbebas dari hukuman dan malahan

kho akan berikan hadiah serta pangkat yang tinggi.

Ong Hun melengak mendengar perintah yang teramat berat ini.

?Ciansweya, kalau untuk membunuh Uti Kiong hamba bersedia

dengan hati mantap. Akan tetapi untuk membunuh Cin Ong mana

berani hamba melakukan?!

?Jangan takut! Tugasmu adalah membunuh Cin Ong. Kelak bila

aku telah naik tahta engkau akan kuangkat sebagai Kay kok Hoan

Sin dan ermaisuriku kuhadiahkan kepadamu!?

Karena didesak dan disodorkan permata, uang serta hadiah
hadiah yang tak ternilai harganya, pada akhirnya Kapten Ong Hun

menerimajuga tugas yang teramat berat itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1121

Bukan main bahagianya kedua pangeran itu mendengar

punggawanya itu menyatakan kesanggupannya. Mereka makan

minum sampai larut malam.

Sementara itu setelah pesta perjamuan di istana selesai, jenderal

Uti Kiong dengan wajah kucel dan wajah kesal kembali ke

gedungnya. Tiba di gedungnya ia tidak dapat tidur. Ia duduk di

serambi muka dengan uring-uringan.

Hek Pek Hujin, yaitu kedua isteri Uti Kiong menjadi bertanya
tanya. Ada kesukaran apakah sehingga suaminya kurang senang hati.

mereka menyatakan hal itu kepada Uti Kiong.

?Jiwe Hujin tidak mengetahui, besok pagi akan diadakan

rekonstruksi (pengulangan kembali) peristiwa saya tatkala

menyelamatkan jiwa cukong dari kejaran Sian Hiong Sin di taman Gi

Ko Wan. Padahal besok itu adalah bulan satu tanggal dua belas, kita

berada di puncaknya musim salju yang amat dingin. Bagaimana saya

dapat menjalankan pengulangan itu secara baik.

Hawa begitu dingin, harus turun ke sungai, melepas baju dan

bermandi-mandi sambil memandikan kuda. Dengan turun ke air saja

sudah akan menggigil setengah mati, maka mana dapat menolong

cukong??

?Oh kiranya begitu? Apakah siangkong (suamiku) telah

melupakan pil pemberian Lie Ceng Loya tatkala akan pergi ke

Pakkay itu?

Bukankah beliau mengatakan bila nanti telah berada di kota raja

engkau akan mengalami kesukaran. Minumlah pil ini tepat pada

tanggal dua belas bulan satu, maka engkau akan tertolong!?

Uti Kiong menjadi kegirangan dan berjingkrak senang sekali.

?Hampir saja aku lupa pesan Lie Ceng Loya. Dengan pil itu apa

yang kukhawatirkan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1122

Malam itu sehabis omong-omong dengan kedua isterinya, Uti

Kiong lalu masuk ke kamarnya dan tidur ngelipus.

Pada keesokan harinya sehabis sarapan pagi, ia segera

mengeluarkan pil itu dan diminumnya dengan arak. Sehabis minum

bukan main panasnya. Sekujur tubuhnya dirasakan seperti terbakar

api. Cepat-cepat Uti Kiong menuntun kudanya dan lari ke sungai Ci

Ho. Ia lepas pakaiannya dan terjun berenang dengan penh kegirangan

kesana kemari.

Waktu itu baginda, para putera pangeran dan segenap pembesar

berada di atas loteng Ban Hoa Lauw untuk menyaksikan jalannya

rekonstruksi. Mula-mula orang-orang yang pro Cin Ong merasa

khawatir melihat Uti Kiong keluar dengan menuntun kudanya.

Akan tetapi setelah melihat Uti Kiong melepas pakaiannya dan

terjun ke sungai berenang kian kemari tanpa mengigil kedinginan

mereka menjadi berlega hati. bahkan terpesona melihat keajaiban itu.

di tengah musim dingin yang hawanya membekukan tulang sumsum,

jenderal hitam buas itu tidak takut air. Sungguh hebat!?

Baginda segera menanya, apakah Sian Hiong Sin tiruan sudah

siap. Cee Ong Lie Goan Kit cepat menyahut.

?Dari pagi-pagi sudah siap Hu Ong, apakah sudah boleh

dimulai??

?Ya, lihatlah Uti Kiong sudah lama berenang di air kian kemari.

Perintahkan rekonstruksi kita mulai!?

Kapten Ong Hun segera menyambar golok besar bergagang

panjang dan siap hendak mencemplak kudanya.

Kelihatan In Ong dan Cee Ong menghampiri dan berbisik-bisik

ke telinganya.

?Jangan kau lupakan pesanku, bereskan dia!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1123

Ong Hun tidak menjawab, hanya memanggut-manggutkan

kepala saja.

Tatkala Ong Hun sudah bercokol di atas pelana kudanya,

jenderal Cin Siok Poo datang menghampiri dan minta supaya Ong

Hun mengganti denjatanya.

?Senjata Sianjiko adalah Co Yang Sok dan bukannya Toato,

maka harap ciangkun suka menggantinya, kalau tidak diganti nanti

kan tidak persis rekonstruksi ini.

Ong Hun agak keder menggunakan senjata lain akan tidak

leluasa baginya. Akan tetapi karena In Ong dan Cee Ong

memutuskan ia tak berani membantah.

?Gantilah senjatamu! Bukankah menggunakan senjata apa saja

bagi orang yang tinggi bugenya akan sama saja??

Ong Hun lalu mengganti dengan senjata milik almarhum Sian

Hiong Sin yaitu Co Yang Eng Jiaw Sok.

Setelah Ong Hun siap dan melarikan kudanya ke taman Gi Hoa

Wan, Cin Ong dan Ji Bouw Kong keluar untuk bersiap-siap. kunsu Ji

menasehatkan Cin Ong supaya membawa pusakanya.

?Ong Hun bukan orang baik-baik, siapa tahu dalam rekonstruksi

ini ada terkandung maksud-maksud yang buruk. Cukong, bawalah

golok pusaka Teng Tong To!?

Cin Ong tidak banyak berdebat. Apa yang dinasehatkan Kunsu

diturut dengan segera.

Setelah siap Cin Ong lalu melarikan kudanya diikuti oleh Ji

Bouw Kong menuju ke gunung-gunungandalam taman bunga Gi Hoa

Wan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1124

Cin Ong mengulangi peristiwa yang terjadi di Gi Ko Wan, ia

menunjuk-nunjuk dengan girang. Sedangkan Kunsu Ji ikut

memandang ke arah tempat yang ditunjuk.

Saat itulah Ong Hun yang bertindak sebagai Sian Hiong Sin lalu

keprak kudanya dan membentak keras.

?Budak Tong serahkan jiwamu, aku Hian Hiong Sin datang!?

Cin Ong yang sudah siap siaga segera keprak kudanya dan lari

ke jurusan sungai Gi Ho dengan kencang. Kunsu Ji berusaha

menghadang dan menjambret baju Ong Hun.

?Sianjiko, ingatlah akan persaudaraan kita, jangan ganggu

cukongku!?

Ong Hun menoleh dan dengan bengis memotong kain bajunya

dengan golok besar itu.

?Kain bajuku kupotong sebagai bukti bahwa persaudaraan kita di

Shoatang telah kuputuskan. Harap kau tidak merecoki lagi

urusanku!?

Ong Hun lalu keprak kudanya dan mengejar Cin Ong dengan

penuh nafsu. Kunsu Ji mengikuti dari belakang sambil berteriak
teriak.

?Jangan ganggu cukongku! Tolonglah cukong! Tolonglah,

cukong dalam bahaya! Tolong toloongg !?

Uti Kiong yang memandikan kudanya demi mendengar teriakan

Ji Bouw Kong cepat membawa kudanya kedarat dan

mencemplaknya. Persis seperti ia dahulu di Gi Ko Wan, tanpa pelana

dan hanya membawa sebatang Pian ia pacu kudanya untuk menolong

Cin Ong.

Waktu itu Cin Ong melarikan kudanya memutar berlindung di

balik gunung-gunungan. Ong Hun mengejar dari belakang dan begituKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1125

jaraknya sudah cukup dekat, ia ayunkan senjata Co Yang Sok kepada

Cin Ong. ?Wess siuttt trangg traangg trangg !?

Untung pasa waktu itu membawa golok pusaka Teng Tong To,

andaikan tidak, mungkin ia akan binasa di tangan kapten jahat ini.

Dengan murkan Cin Ong menegur Sian Hiong Sin tiruan itu.

?Bangsat, mengapa engkau bermain sungguh-sungguh dalam

rekonstruksi ini?

Ong Hun tertawa dingin dan menyerang terus sambil menyahut.

?Siapa menyuruhku berlaku main-main saja? Hei Cin Ong justeru

aku datang untuk mengambil jiwamu!?

Terpaksa Cin Ong mengadakan perlawanan yang gigih,

pertarungan berlangsung secara sungguh-sungguh. Dan lewat

puluhan jurus Cin Ong mulai terdesak dan keteter sekali. Mana ia

dapat menghadapi Ong Hun yang lihay?.

Baginda Kho Cauw yang berdiri di atas loteng Ban Hoa Lauw

melihat tindakan Ong Hun menjadi sangat berkhawatir dan marah.

?Hm, mengapa ia berlaku kurangajar dan hendak mencelakakan

Sinji? Ada apa di balik permainan ulangan ini?? untunglah pada saat

yang sangat kritis Uti Kiong segera datang dan segera membentak

bagaikan Guntur.

?Bangsat, jangan lukai cukongku!?

Ong Hun kaget dan terpaksa melepaskan Cin Ong. Ia

berhadapan dengan Uti Kiong.

Sekali tangkis Eng Yang Co Yang Soknya terpental dan

langsung Pian Uti Kiong menghantam telak dikepalanya prak !

Tidak sempat menjerit Ong Hun roboh dengan kepala remuk.

Seketika putuslah jiwanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1126

Kunsu Ji, Cin Ong dan Uti Kiong berjalan berendeng

menghadap baginda dan melaporkan bahwa rekonstruksi telah

selesai.

Pada saat itulah In Ong dan Cee Ong mengadu kepada baginda

dengan tuduhan Uti Kiong membunuh Ong Hun dan harus menerima

hukuman.

Cin Ong cepat membela. ?Hu Ong, bukannya Uti ciangkun yang

bersalah. Akan tetapi dalam rekonstruksi ini Ong Hun terang
terangan hendak merenggut jiwa Sinji. Entak siapa yang telah

memerintahkannya secara rahasia??

? ooOoo ?

BAB LIX

DUA PANGERAN BERMESUM-MESUMAN
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

DENGAN SELIR HU ONG, PANGLIMA
PANGLIMA CIN ONG DISURUH CUTI PANJANG

SEMENJAK peristiwa di Gi Hoa Wan, setahun telah berlalu dan

selama itu tidak terjadi hal-hal yang luar biasa. Namun selewatnya

satu tahun kembali bibit-bibit kerusuhan bagaikan api dalam sekam

yang nantinya akan membakar hangus keluarga raja-raja dinasti

Tongtiauw.

Sebagaimana raja-raja di negeri Tengah, mereka tidak hanya

mempunyai seorang permaisuri, akan tetapi memelihara pula selir-Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1127

selir yang kadang-kadang sampai puluhan, bahkan ratusan yang

dipelihara dalam HAREM-HAREM.

Diantara sekian banyak selir Tong Kho Cauw Lie Hian, ada dua

selir bekas selirnya kaisar Swei Yang Tee yaitu Tio Hoey yang

tinggal di puri Kheng Hun Kiong dan Ie Hoey yang tinggal di puri

Cay Hee Kiong.

Kedua bekas selir Swei Yang Tee ini mengikuti Lie Hian tatkala

diberitahu oleh Lwe Kam Pwe Siaok bahwa Swei Yang Tee

kepergiannya ke Yangciu adalah untuk selama-lamanya. Tahta

kekaisaran akan jatuh ke tangan Cin Beng Thiancu yang tidak lain

adalah Tong Kong Lie Hian sendiri

Kedua selir itu lalu mengatur tipu daya dan menjebak Lie Hian,

sehingga waktu Lie Hian naik tahta, mereka tetap diambil sebagai

selir-selir lanjutan.

Kedua selir bekasnya Swei Yang Tee ini memang nafsu birahi

atau keinginan seksnya luar biasa. Merasakan sering tidak dikunjungi

Kho Cauw ia men .

HALAMAN : 31 ? 38 HILANG

Putera pangeran Lie Kian Seng gugup dan panik sekali.

Demikian juga Cee Ong Lie Goan Kit wajahnya pucat dan gemetar

ngeri membayangkan bagaimana nanti kemurkaan Hu Ong bila

kejadian itu dilaporkan oleh saudaranya.

Sebaliknya selir Ie Hoey tertawa cekikikan melihat Giok Tay itu.

tawa mana membuat kedua pangeran yang takut setengah mati itu

menjadi memelototkan matan karena mengkalnya.

?Kita dalam bahaya, mengapa justeru kau tertawa gembira?

Apakah maksudmu? Senangkah hatimu kalau aku mati??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1128

?In Ong, kau keliru dan salah jauh persanggaanmu!? menjawab

Ie Hoey masih dengan tertawa cekikikan.

?Lalu kenapa engkau tertawa cekikikan seperti itu??

?In Ong, kita sudah terlanjur tertangkap basah. Oleh karena itu

jangan kepalang tanggung! Ibarat orang menyeberang sungai, kaki

sudah tercelup janganlah ditarik mundur lagi. Berbuat

jangankepalang tanggung!?

?Maksudmu bagaimana?? menegaskan putera mahkota yang

masih berdebar-debar jantungnya dan menggigil gemetar itu.

In Hoey lalu menempelkan mulutnya yang berbisa ke telinga In

Hong.

Entah apa yang dibisikkan, kelihatan wajah In Ong berseri-seri

dan matanya tak lepas-lepas memandangi Giok Tay saudara

kandungnya yang tersampir dekat surat peringatan.

Sehabis berbisik-bisik, mereka kelihatan tenang dan kedua

pangeran itu lalu meneruskan perjalanannya.

Setiap pagi baginda selalu membuka sidang harian. Pagi itu

tatkala sidang dibuka, muncullah kedua selir Ie Hoey dan Thio Hoey

dengan muka sedih bercucuran air mata.

Baginda terkejut hati dan segera menegur kedua selirnya yang

datang hendak mengadu itu.

?/apakah yang terjadi atas dirimu Hujin berdua? Mengapa

nampaknya begitu erduka??

?Sri baginda, sungguh kelewat kurangajar putera kedua baginda,

ia datang ke Cee Kong dan memperkosa kami berdua. Ketika datang

hulubalang, dia kaget dan menyambar pakaiannya melarikan diri.

Untunglah Tuhan maha adil. Giok Thaynya ketinggalan di kamar

hamba. Kini kami persembahkan sebagai barang bukti. HarapKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1129

baginda mengadili perkara ini seadil-adilnya dengan tanpa

memandang bulu!?

Mendengar pengaduan ini, tidak terkirakan betapa murkanya

baginda. Sepasang mata baginda mencorong merah, giginya

berkerot-kerot dan rambutnya sampai tegak berdiri.

?Jiwe Hujin, pulanglah! Kho akan mengadili sesuai dengan

hukum dan perundang-undangan Negeri. Betapa besar dosa yang

dilakukan seorang akan sepadan hukuman yang bakal Kho

jatuhkan!?

Ie Hoey dan Thio Hoey berlutut untuk menghaturkan terima

kasih. Kemudian mereka kembali ke purinya dengan perasaan puas.

Sepeninggal kedua selir itu baginda Kho Couw segea

memerintahkan seorang Ponggawa untuk memanggil menghadap Cin

Ong Lie Si Bin.

Putera pangeran kedua ini bergegas datang ke Balairung

bersembah kepada ayahanda baginda.

?Ada urusan apakan Hu Ong memanggil Sinji dtang

menghadap??

?Mana Giok Thaymu? Tunjukkan kepada Kho!?

Cin Ong Lie Si Bin tak dapat menjawab. Sadarlah ia, gaga-gara

memperingatkan kedua saudara-saudaranya. Diri sendiri menjadi

celaka.

?Dimana Giok Thaymu? Bawa kemari!?

Lie SI Bin tak dapat menyahut. Baginda Kho Couw murka

sekali. Dengan mata mendelik memerintahkan para algojo untuk

menyeret keluar puteranya sendiri itu dan menebas batang lehernya.

?Seret anak berjiwa binatang ini dan penggal batang lehernya!

Kho malu mempunyai anak yang berjiwa hewan seperti ini!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1130

?Hu Ong !? Cin Ong hanya dapat memanggil ayah tanpa dapat

berbuat apa-apa.

Cin Ong tak berdaya, dia pasrah saja disergap para algojo dan

siikat kaki tangannya. Waktu Cin Ong akan diseret keluar, jenderal

Cin Siok Poo cepat-cepat berlutut memohonkan ampun.

?Bansweya, andaikata benar Cin Ong mempunyai kedosan yang

petut dihukum, akan tetapi jasa-jasanya sangat besar. Karena Cin

Ong lah seluruh raja-raja pemberontak dapat dimusnahkan dan

dapatlah baginda menguasai seluruh negeri Tengah.

Oleh karena itu Sin (hamba) memohon sukalah baginda

memenjarakan Cin Ong dan mencabut hukuman mati yang telah

dijatuhkan.

Pemenjaraan ini dapat ditebus bilamana negara membutuhkan tenaga

beliau, dengan jasa-jasa itulah sebagai penukar hukumannya.?

Melihat yang membela Cin Ong adalah tuan penolongnya, Kho

Cauw merasa tidak sampai hati untuk menolak. Ia dapat

mempertahankan hidup sampai saat ini bersama keluarganya adalah

berkat Cin Siok Poo.

Tanpa pertolongannya, tak nanti ia dapat bercokol penuh

kemuliaan sebagai Hongtee seperti sekarang ini. pagi-pagi sudah

akan binasa dan tumpas semua keturunannya. Oleh karena itu dengan

hati berat permohonan itu diterimanya.

?Baiklah, Kho ubah hukuman mati dengan hukuman penjara

seumur hidup.

Cin Siok Poo tidak berdaya dan tidak berani mengajukan

pembelaan lebih jauh. cin Ong lalu digiring ke penjara keraton dan

dijebloskan dalam kamar berjeruji besi.

?Memandang mukamu Cin ciangkun dan juga merasa keluarga

Kho besar berhutang budi kepadamu, maka permohonanmu

kululuskan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1131

Sebelum baginda selesai mengucapkan kata-katanya, putera

mahkota In Ong Lie Kian Seng menyeletuk pula. Ia memang licin

dan lihay, menggunakan masih panas-panasnya membakar hati

baginda. Inilah yang dalam pepatah dikatakan ?Strike the iron while

it is hot? (tempalah besi selagi panas), kalau sudah beku akan sukar

dieluk-elukkan.

?Bansweya, panglima-panglima Lie Si Bin berjumlah tiga puluh

lebih bekas panglima-panglima taklukan dan lagi mereka rata-rata

mempunyai buge yang tinggi. Mengetahui cukongnya dijebloskan ke

dalam penjara, pastilah mereka tidak akan merasa puas. suatu saat

bisa jadi mereka akan membuat onar dan melakukan pemberontakan.

Oleh karena itu Hu Ong harus bertindak cepat untuk membubarkan

mereka!?

Baginda yang hatinya masih panas dan penuh kemurkaan kontan

saja menyetujui anjuran puteranya yang berjiwa jahat itu.

?Kho menurunkan firman, mulai hari ini karena negara sudah

aman, maka semua panglima dibebas-tugaskan. Kalian boleh pulang

kembali ke dusun kalian masing-masing dan menuntut kehidupan

sebagaimana mulanya.

Uang ganti rugi dan balas jasa boleh segera diambil, masing
masing boleh menerima tiga bulan gaji, dan yang tetap tinggal di

kota raja ini cukup jenderal Cin Kiong!?

Mendengar keputusan rajanya ini, para panglima itu sangat

kecewa, namun mereka tak dapat berbuat lain. The King can do no

wrong, raja jaman dahulu tidak boleh diganggu gugat, Sabdo pandita

ratu, putih kata sang raja, hitampun akan diturut menjadi putih.

Mereka memberi hormat dan bubaran, membawa keluarga

masing-masing, antri mengambil gajinya untuk bekal perjalanan dan

pulang ke dusun masing-masing.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1132

Cin Siok Poo sendiri sepeninggal saudara-saudara angkat dan

rekan-rekan seperjuangannya teramat pilu. Ia mengajukan

permohonan cuti karena rindu kampung halaman. Sesungguhnya

hatinyapun amat terpukul dan kecewa sekali.

Sayangnya raja yang sudah kalap itu tak jernih lagi jalan

pikirannya. Permohonan Cin Siok Poo diluluskan. Dengan demikian,

kota raja kosong dan lemah sudah kekuatannya. Tak ada panglima

satupun yang mengatur penjagaan kota raja.

Setelah semuanya diputuskan, sidang lalu dibubarkan, Baginda

Kho Couw dengan diiringi para hulubalang masuk kembali ke

peraduannya.

Kedua pangeran yang berjiwa bajingan itu menyeringai gembira

pulang ke istananya masing-masing. Sekali pukul, hancurlah Lie Si

Bin dan seluruh pengikut-pengikutnya. Dengan hilangnya

saingannya ini, dapat dipastikan sejuta persen bahwa kelak dialah

yang akan menggantikan kedudukan ayahanda baginda.

Kunsu Ji Bouw Kong tidak tega meninggalkan kota raja. Kalau

semua pergi prung-prungan, akan celakalah dinasti Tongtiauw.

Mungkin akan hancur binasa dan tak dapat tegak bangun lagi. Oleh

karena itu ia lalu menyamar sebagai Tosu (pendeta To) dan

bersembunyi di gedungnya Peng Pauw Siangsi (menteri pertahanan)

Lauw Bun Ceng.

Para pembaca pasti masih ingat siapa Lauw Bun Ceng? Dia

adalah menterinya Lauw Bu Ciu, cukongnya jenderal Uti Kiong yang
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kosen itu.

Keesokan harinya kota raja menjadi susut penghuninya.

Rombongan berbondong-bondong meninggalkan kota raja. Pertama
tama kelihatan Cin Siok Poo bersama keluarganya berjalan

berendeng dengan keluarga Lo Seng.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1133

Disusul Thia Kauw Kim dan keluarganya. Mereka didekat pintu

gerbang dan saling tegur menegur dengan menggeleng-gelengkan

kepala. Jelas kesemuanya merasa kecewa dan mengutuk keputusan

baginda yang tidak adil itu.

Akan tetapi apa hendak dikata, menghadai raja siapa yang bakal

berani menentang? Sengan senyum-senyum penuh perih mereka

bersama-sama keluar dari pintu kota raja dan pulang ke kampung

halaman. Istilah bahasa Jawanya, MULIH MARANG KANDANGE

DEWE-DEWE.

Diantara sekian jenderal itu hanya Uti Kiong yang penuh diliputi

penasaran. ?Kalau belum melihat wajah cukongku, aku belum mau

meninggalkan kota raja ini. uang gajian tiga bulan ini akan kupakai

untuk memancing para sipir bui.?

Setelah bulat tekadnya, Uti Kiong lalu berunding dengan kedua

isterinya.

?Isteriku, Hek Pek Hujin, kalian boleh pergi dulu ke luar kota

dan berjalanlah pelan-pelan menuju ke kampung halamanku SAN

HAUW KOAN. Aku tidak berangkat bersamamu, akan tetapi akan

menjumpai Cukong di dalam penjara untuk meninggalkan pesan dan

berpamit.?

?Siangkong, kau harus berlaku waspada dan hati-hati, semua

orang hampir mata-mata dan kaki tangan In Ong dan Cee Ong. Oleh

karena itu jangan gegabah! Begitu lekas engkau berjumpa dan

berpamitan, segeralah keluar kota dan menyusul kami. Akan

kutunggu di Sok Ciu Ma Ie Koan.

?Baik, aku mengerti! Nah segeralah berbenah dan berangkatlah.

Aku akan membawa dua bulan gaji ini untuk menyuap para sipir bui.

Dengan uang ini dapatlah aku leluasa masuk rumah penjara itu.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1134

Kedua isteri Uti Kiong itu dapat memahami jalan pikiran

suaminya. Mereka tidak banyak cingcong lagi lalu bersiap-siap dan

saling berpisahan.

Uti Kong tidak mau keluar-keluar dari gedungnya. Ia menunggu

sampai cuaca berubah menjadi gelap. Barulah melalui pintu belakang

menuju ke rumah penjara.

Penjaga pintu penjara segera menghentikan dan mengajukan

pertanyaan-pertanyyan. Uti kiong dengan lihaynya bersiasat untuk

menjebak sipir bui itu.

?Aku adalah hulubalang In Ong Lie Kian Seng yang dipercaya

untuk menghantarkan makanan nasi dan arak ini guna membunuh

Cin Ong. Dalam bungkusan yang kubawa ini berisi dua ratus tail

perak. Kalau saudara mau bekerja sama, bolehlah kita bagi seorang

seratus tail. Entah bagaimana pikiran saudara??

Melihat gemerlapnya uang perak, seketika sipir bui itu berkilat

matanya.

?Ssstt di sini bukan tempatnya untuk membicarakan perkara

yang penuh bahaya itu. marilah masuk ke kamar penjagaanku!?

Uti Kiong lalu ditarik tangannya dan dibawa masuk ke dalam

gardu pos penjagaan.

?Maksud dan langkah-langkah saudara, bagaimana??

?Pokoknya aku bisa masuk ke dalam penjara itu, dan dapat

bertemu muka dengan Cin Ong. Nanti soal yang memberikan nasi

dan arak ini, akulah yang menjalankan! Asal saudara akur, seratus

tail perak menjadi bagianmu, sekarang juga kubagi kontan!?

Sipir penjara itu merenungkan bahwa tugasnya sangat ringan,

segera menyetujui.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1135

?Baiklah, perjanjian itu kuterima sekarang! Dan untuk

memudahkan saudara dalam rumah penjara ini, panggillah

akusebagai kakak dan aku akan memanggilmu sebagai adik. Dengan

demikian para petugas ronda tidak akan menaruh curiga.?

?Bagus, sekarang juga aku memanggilmu Loheng! Mari kita

bagi uang ini!?

Uti Kiong lalu menghitung sampai seratus tail dan langsung

diberikan kepada sipir bui itu.

?Lotee (adik), aku akan pergi memeriksa orang-orang tahanan.

Apakah kau mau turut?? berkata sipir bui itu dengan keras-keras

setelah mengantongi uang. Maksudnya suara itu supaya didengar

oleh para peronda.

Uti Kiong yang menangkap taktik sipir bui itu segera menyahut

dengan suara keras pula.

?Loheng, akupun ingin turut supaya dapat melihat pemandangan

di dalam!?

?Baiklah, bila demikian, mari kita kunci gardu ini dan kita

mengadakan pemeriksaan di dalam!?

Para petugas sipir yang meronda benar-benar tidak menaruh

syakwasangka algi, mereka beranggapan bahwa Uti Kiong adalah

saudara kepala mereka. Dengan leluasa Uti Kiong berjalan di barak

kamar-kamar berjeruji besi.

Tatkala sampai di kamarnya Cin Ong, ia lalu meminta sipir bui

itu menunggu di depan. Ia sendiri maju mendekat dan berlutut di

hadapan Cin Ong yang saat itu sedang duduk termenung-menung.

?Cukong, Sin (hamba) Uti Kiong sengaja datang untuk

menyampaikan hormat, mengirimkan makanan dan minuman

sekalian berpamit.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1136

Semenjak cukong dijebloskan kedalam penjara, semua panglima

telah dipecat dan mereka kembali ke kampung halaman masing
masing. Entah kesalahan apa yang cukong lakukan, mengapa

baginda sampai murka sedemikian rupa??

Lie SI Bin memeluk Uti Kiong dari celah-celah jeruji besi

sambil bercucuran air mata.

?Persoalannya adalah karena ikat pinggangku, akan tetapi tak

baik aku menuturkan cerita itu kepadamu Ongheng. Terima kasih

sekali atas kecintaan dan perhatianmu atas diri Kho.?

Bekas jujungan dan panglimanya berpeluk-pelukan sambil

bertangis-tangisan. Tengah keduanya terlelap dalam suasana sedih

penuh keharuan itu, tiba-tiba kepala sipir bui berlariplari mendatangi.

Dengan suara gugup meminta Uti Kiong lekas keluar.

?Lotee, lekaslah keluar, Cee Ong dan pengiring-pengiringnya

datang memeriksa rumah penjara ini, kalau sampai ketahuan

celakalah kita!?

?Jangan takut, bukankah tadi telah kita setujui perjanjian itu.

bekerjalah seperti tidak terjadi apa-apa, aku akan bersembunyi di

tempat yang gelap.?

?Ya, ya, kalau demikian baiklah. Harap Lotee bersembunyi

sebaik mungkin, jangan sampai kepergok!?

?Aku tahu, nah lekaslah kau sambut Cee Ong!?

Kepala sipir bui itu berlari keluar dan menyambut kunjungan

Pangeran Cee Ong bersama anak buahnya. Cee Ong diikuti dua

puluh ponggawa yang tegap-tegap memasuki rumah penjara dan

langsung menuju ke kamar tahanan Cin Ong.

Dari tempat persembunyiannya, Uti Kiong dapat melihat dengan

jelas bahwa pengikut-pengikut Cee Ong rata-rata adalah perwiraKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1137

pilihan yang memiliki ilmu silat yang tinggi. Namun sedikitpun ia

tidak gentar. Hanya menunggu kesempatan yang baik.

Sebagaimana Sabda Nabi Kiongcu yang suatu ketika pernah

ditanya seorang muridnya. Bila memiliki sebuah mustika, apakah

kiranya mau dijual? Nabi menjawb, ya dijual, akan tetapi tunggulah

saat yang baik. Menggunakan sabda ini Uti Kiong dapat bersabar dan

menahan diri. Terdengarlah Cee Ong dengan senyum-senyum

ewanya berkata.

?Hongheng, adik sengaja datang kemari untuk menengokmu!

Adakah engkau baik-baik saja dalam kamar prodeo ini??

?Terima kasih atas kunjungan dan perhatian adik!? mejawab Cin

Ong Lie Si Bin dengan sabar.

?Selama dalam penjara, pastilah Hongheng tak dapat makan

enak dan minum arak yang baik-baik. Hari ini adik bawakan

makanan dan minuman untuk Ongheng.? Cee Ong lalu menitahkan

ponggawa-ponggawanya mengangsurkan guci dan cawannya.

?Silakan Hongheng minum sepuas-puasnya, semoga

mendapatkan kegembiraan dan kepuasan!?

Lie Si Bin tidak mau menerima, hatinya penuh keraguan.

?Adikku, apakah kau mau meracuniku??

Ditanya secara blak-blakan ini bukannya kaget atau takut,

sebaliknya Cee Ong tertawa gelak-gelak.

?Hahaaaa hahaa tidak salah Hongheng, memang arak ini

kucampur dengan racun ular yang paling berbisa. Dengan minuman

ini, engkau akan terbebas dari segala penderitaan. Adik doakan

semoga Hongheng mendapatkan kedudukan yang layak di alam

baka, minumlah!?

?Adikku, tegakah engkau dengan kematianku yang

mengenaskan ini??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1138

?Hahaaaa hahaa aku sudah memutuskan hubungan

persaudaraan, tidak lagi kini memanggilmu Hongheng, saudara Lie

Si Bin hayo minumlah, atau kau akan menanti aku memerintahkan

ponggawa-ponggawaku untuk memaksamu??

Uti Kiong yang sudah jelas menangkap segala pembicaraan ini

segera melompat keluar. Dengan teriakan bagaikan singa meraung ia

membentak.

?Jahanam! Bagus betul perbuatanmu hah? Hendak meracuni

saudara kandungmu sendiri. Untung Tuhan mengutus aku di sini

untuk mencegah tindakan keji itu!?

Para ponggawa, demi melihat siapa yang mendatangi itu menjadi

mati kutu dan dengan tubuh gemetaran pada ngeloyor pergi. Uti

Kiong lalu menjambak pakaian Cee Ong dan menghajarnya sampai

setengah mati. ?Bluukk bluukk dass prukk blukk !?

?Ampun ciangkun, lepaskan aku, ampun!?

?Engkau hendak meracuni Cin Ong ya??

?Tii tiddakk sebagai adik aku datang untuk mengirimkan

makanan dan minuman, tidak hendak meracuninya sungguhh !?

?Plakk plok dass bluukk blukk ! Masih juga mau

menyangkal! Bila minuman itu tidak dicampur racun, mari, kau

boleh minum secawan dan aku secawan !?

Cee Ong gugup dan kelabakan setengah mati. Cawan itu

disampoknya, sehingga araknya tumpah ke tanah.

?Jangan ciangkun, yaa memang benar aku campur dengan

racun.?

Dengan kedua jarinya Uti Kiong menghajar kepala, pundak dan

muka Cee Ong sehingga dia merkaok-kaok sesambatan seperti babi

mau disembelih.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1139

?Ampun ampun ciangkun, pandanglah mukaku dan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ampunilah jiwaku!?

?Aku suka mengampuni jiwamu dengan syarat!?

?Syarat apakah? Lekas ciangkun katakan!?

?Tulislah surat pengakuan, bila isinya sesuai dengan kebenaran

kubebaskan engkau!?

Dengan terpaksa Cee Ong lalu menulis surat pengakuan. Yang

mana jenderal Uti Kiong berdiri di samping untuk meneliti.

Walaupun sesungguhnya ia buta huruf, namun ia cerdik juga.

?Coba bacakan, biar aku jelas mendengar pengakuanmu itu!?

Cee Ong dengan ancaman jenderal buas itu menurut saja seperti

rindik asu digitik (anjing yang menurut karena tekut kepada

majikannya yang siap dengan pentung di tangannya).

Isi dari surat pernyataan yang dibacakan, sebagai berikut :

?Yang bertanda tangan di bawah ini, Cee Ong Lie Goan Kit,

suatu hari pada tanggal tiga belas bulan keempat, tahun keenam

dari pemerintahan baginda Kho Cauw Lie Hian, suatu malam telah

segaja mendatangi kamar penjaranya Cin Ong Lie SI Bin dengan

diikuti dua puluh ponggawa pilihan untuk melakukan pembunuhan.

Memaksa Cin Ong meminum arak yang telah dicampur dengan

racun ular yang berbisa.

Sayang usaha pembunuhan ini telah digagalkan oleh Cong

Khoa Uti Kiong, sehingga usaha pembunuhan itu gagal.

Pengakuan ini ditulis sebenar-benarnya dalam keadaan sadar.

Yang Menngaku,

Cee Ong Lie Goan Kit.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1140

Selesai surat pengakuan itu dibacakan, lalu diminta oleh Uti

Kiong.

?Baiklah surat pengakuan ini kusimpan dan kuampuni jiwa

anjingmu, pergilah!?

Cee Ong bangkit dan ngeloyor pergi dengan rasa hati penuh

dendam kesumat.

Selama itu Cin Ong lIe Si Bin berdiri terpaku menyaksikan

peristiwa yang berlangsung di hadapannya. Seakan-akan dalam film

saja. Ia terpaku dan tak tahu apa yang hendak diperbuat. Baru setelah

adiknya pergi ia jenggerat seakan baru tersadar dari mimpinya.

?Uti Ongheng, sungguh Kho berhutang budi padamu. Bila tidak

ada Ongheng, mungkin jiwaku telah melayang ke langit lapis tujuh.?

?Cukong, simpanlah surat pengakuan Cee Ong. Dengan surat

ini, ia tak akan berani lagi datang kemari untuk mencelakakan jiwa

cukong.?

Cin Ong menyambuti surat pengakuan ini dengan berlinang air

mata. Uti kiong memberi hormat dan mohon diri.

?Baik-baiklah menjaga diri cukong, jenderal Uti Kiong minta

diri. Selamat tinggal !?

?Selamat jalan ciangkun, semoga kita dapat saling bertemu

kelak. Panglima dan junjungan itu lalu saling berpisah dengan hati

berat.

Waktu itu cuaca sudah semakin larut dan sekeliling gelap pekat.

Kepala sipir bui dengan kejadian itu ketakutan dan segera mengunci

pintu dengan rantai-rantai yang kuat.

Uti Kiong berjalan dengan langkah-langkah lebar hendak

menuju ke pintu kota. Dengan berada di dekat pintu, esok, pagi-pagi

begitu pintu itu dibuka dapatlah ia segera angkat kaki.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1141

Akan tetapi perhitungan Uti Kiong kurang sempurna. Cee Ong

dan anak buahnya, begitu dilepas tidak tinggal diam. Mereka lari ke

gedung In Ong dan melaporkan kegagalan usaha membunuh Cin

Ong.

?Wah berbahaya sekali, bila macan tiu sampai lepas kita semua

akan diterkam mati. Malam ini juga kita sergap macan tiu dan

dipaksa supaya mau mengembalikan surat pengakuanmu. In Ong

yang lebih panjang akal dan licin segera bertindak. Beberapa

ponggawa dikisiki dan mereka segera bersebar untuk mencari jejak

Uti Kiong. Maka tatkala ketika mereka berpapasan dengan jenderal

buas itu para ponggawa segera bertindak.

?Uti ciangkun, lekaslah ikut kami! dirimu dalam bahaya.?

?Kalian siapa?? bertanya Uti Kiong dengan heran sebab puluhan

punggawa yang tegap-tegap itu dapat mengenalinya.

?Kami adalah anak buah Thia Kauw Kim Loya, karena beliau

mendengar ciangkun menghajar Cee Ong di rumah penjara, maka

mengutus kami untuk menyelamatkan jiwa ciangkun. Semua pintu
pintu telah dijaga ketat, ciangkun sukar untuk meloloskan diri, maka

Thia Loya meminta ciangkun bersembunyi di gedungnya.?

Tanpa curiga Uti Kiong mengikuti puluhan punggawa itu. ia

dibawa memasuki sebuah gedung besar dan indah. Dipersilakan

duduk dan disajikan arak dan makanan lezat-lezat.

Karena sejak kemarin sore tidak makan, maka begitu melihat

hidangan lezat dan bau arak wangi, nafsu makan Uti Kiong tak

tertahankan lagi. Ia angkat sumpit dan gasak hidangan itu sampai

habis. Arakpun tanpa seji-seji lagi ditenggaknya sampai habis

beberapa puluh cawan.

Sehabis makan minum, tiba-tiba dirasakan matanya berkunang
kunang dan kepalanya pening.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1142

?Heiya, celaka aku kena bius!?

Kontan Uti Kiong menjadi limbung dan tubuhnya roboh ke

lantai tidak sadarkan diri.

Beberapa ponggaw segera melaporkan keberhasilan mereka. In

Ong memerintahkan mengikat tubuh Uti Kiong di sebuah patok kayu

besar dan ditelanjangi.

?Besok pagi-pagi kita siksa dia dan meminta kembali surat yang

kau tulis itu!? berkata In Ong kepada adik ketiganya yaitu Cee Ong

Lie Goan Kit.

Begitulah jenderal Uti Kiong yang polos telah terjebak ke tangan

kedua pangeran yang berjiwa jahat dan licik itu.

? ooOoo ?

BAB LX

JENDERAL UTI KIONG DISIKSA

SAMPAI SETENGAH MATI

JENDERAL LO SENG GUGUR

DENGAN TUBUH ARANG KERANJANG

MALAM itu walaupun hawa udara sangat dining, namun Uti

Kiong tidak merasa dingin. Begitu banyak obat bius bercampur arak

yang ia minum hingga kentongan dipukul lima kali barulah ia

tersadar dari pingsannya.

BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1143

Apa maksud Uti Kiong menemui Cin Ong di rumah penjara?

Dapatkan Uti Kiong menyelamatkan Cin Ong?

Dibawa kemanakah Uti Kiong oleh para ponggawa yang tak

dikenalnya itu?

Dapatkah Uti Kiong bertahan dengan siksaan-siksan yang

diluar batas itu?

Bagaimana akhirnya? Berhasilkah Lauw Bun Ceng

menyelamatkan jiwa Uti Kiong?

Bacalah Jilid ke Tiga Puluh Tiga

S e g e r a T e r b i t !

JILID 33

HALAMAN AWAL (6) HILANG

In Ong dan Cee Ong duduk menghadapi Uti Kiong. Di kanan

kiri mereka berdiri para punggawa dengan pecut, pentungan, rotan

dan alat-alat penyiksa lainnya.

Semakin kecutlah hati Uti Kiong. ?Celaka, aku telah jatuh ke

tangan pangeran-pangeran berhati binatang ini, habislah sudah

riwayatku.?

Dengan wajah keren In Ong mulai mengadili, bentaknya begitu

tajam dan sengau.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1144

?Kau ini kepala anjing! Hu Ong sudah menduga bila tidak

dibubarkan pastilah kalian akan mengacau dan mengadakan

pemberontakan, maka setelah dibubarkan dan diperintahkan kalian

pulang ke kampung halaman masing-masing, siapa tahu kau masih

berani menyembunyikan diri dalam penjara dan mengompres

adikku??

?Binatang anjing geladak keparat!? memaki pula Cee Ong Lie

Goan Kit.

?Dimana kau simpan surat pengakuan itu? lekaslah serahkan,

bila tidak jangan kau sesalkan aku!?

?Cee Ong, meminta surat pengakuan itu gampang saja. Mari kita

bersama-sama menghadap baginda, semuanya nanti akan menjadi

beres!?

?Bangsat menjawab seenak udelmu sendiri. Algojo, siksa dia

dengan pecur berduri dan kenut!?

?Bluukk tarr blukk tarr blukk tarr tarr !?

Pecutan dan rangketan kenut serta rotan itu membuat tubuh Uti

Kiong pecah-pecah dan mengalirkan banyak darah. Namun ia kertak

gigi dan bertahan untuk tidak membuka mulut.

?Dimana surat pengakuan itu? serahkan atau kau akan rasakan

siksaan yang lebih hebat!?

?Cee Ong, pada waktu hamba mabuk dan tidak sadarkan diri,

entah kemana larinya surat pengakuan itu? oleh karena itu cara

bagaimana hamba dapat mencarinya lagi??

Jawaban ini membuat darah Cee Ong menjadi mendidih. Ia

mendelik dengan sorot mata penuh pembunuhan. Kepada para

algojonya ia perintahkan untuk menyiksa Uti Kiong dengan kucip

bergigi. Setiap pukulan secomot daging Uti Kiong terbawa oleh

kacip bergigi itu. Sungguh mengerikan pamandangan itu. darahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1145

bagaikan air siraman saja. Selebar tanah dimana Uti Kiong berdiri

penuh genangan darah.

Secomot demi secomot daging Uti Kiong terjepit, bukan main

sakit dan pedihnya. Kali ini Uti Kiong tidak dapat bertahan lagi. Ia

jerit-jerit sesambatan minta ampun.

?Ampunkan jiwa hamba Cee Ong dan In Ong yang mulia,

sesungguhnya hamba tak tahu kemana terbangnya surat itu.?

?Bangsat, kemana keangkeranmu yang begitu buas dan garang

seperti kemarin malam tatkala engkau mengompresku hah?

Pokoknya bila surat pengakuan itu tidak kau serahkan kepadaku,

siksaan ini akan berjalan terus sampai jiwamu melayang. Hayo,

dimana surat pengakuan itu? serahkan segera padaku!?

?Hamba tak tahu harus mencari kemana, sebab waktu hamba

dibius itu tahu-tahu tatkala sadar sudah telanjang bulat, padahal surat

itu dalam baju hamba. Maka mohon paduka memberikan

pengampunan!?

?Bangsat, pandai mencari alasan hah? Algojo, siksa terus!?

?Haduuhh toloongg aampuunn paduka ampuuunn !?

Untunglah didalam keadaan kritis bagi jenderal Uti Kiong itu,

Kunsu Ji yang bersembunyi di gedungnya Lauw Bun Ceng mendapat

firasat buruk. Ia lalu menghitung-hitung dan segea meminta Peng

Pouw Siangsi Lauw Bun Ceng untuk membantu.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Pergilah ke gedungnya In Ong dan selamatkan jiwa Uti Kiong.

Kunsu Ji membsikkan sesuatu ketelinga Lauw Bun Ceng, siapa

segera naik kereta diiringi para ajudan berangkat ke gedung In Ong.

Para ponggawa lari masuk dan memberitahukan kunjungan Peng

Pouw Siangsi. Hal mana membuat siksaan atas diri Uti Kiong

dihentikan. Kedua pangeran itu bergegas keluar untuk menyambut.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1146

Kedua pangeran dan menteri pertahanan itu saling memberi hormat

dan bertegur sapa sebagaimana basa-basi yang berlaku.

?Siansing ada keperluan apa pagi-pagi datang ke gedung Kho?

Bertanya In Ong dengan tidak mengerti.

?In Ong, pagi tadi telah datang kedua isteri Uti Kiong. Mereka

dengan membawa surat pengakuan hendak mengadu langsung

kepada baginda. Saya cepat-cepat mencegahnya, sebab urusan bisa

menjadi besar dan bisa-bisa seperti api yang membakar hangus

segala-galanya.

Kutanyakan apa sebab musabab mereka mengadu. Jawabnya

karena suaminya yang janjinya hendak pulang ke San Hauw Koan

hari ini tidak kunjung keluar dari pintu kota raja. Pengakuan mereka

pasti ada apa-apa atas diri suaminya, maka dengan pegangan surat

engakuan dari Uti Kiong mereka hendak mengadu.

Cee Ong bagaikan tersambar petir mendengar kata-kata menteri

pertahanan ini. ?Celaka, kalau sampai kepada Hu Ong habislah

riwayatku.? Dengan gugup lalu ia menanya.

?Lalu apakah mereka masih berada di gedung Sinsiang??

?Ya aku menahan mereka berdua. Kedua hujin itu mau

menyerahkan surat pengakuan Cee Ong asalkan suaminya dapat

pulang bersama-sama ke San Hauw Koan. Akan tetapi tak tahu

dimana sekarang Uti Kiong!?

?Siansing jangan terburu-buru pergi, cari akal untuk menolong

kho berdua!?

?Bagaimana perkara ini dapat dirundingkan, sedangkan Uti

Kiong saja tak diketahui dimana ia berada!!?

Terpaksa kedua pangeran itu mengaku bahwa mereka menyekap

Uti Kiongdalam gedungnya. Mendengar hal ini Lauw Bun Ceng

pura-pura kaget.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1147

?Kenapa Uti Kiong bisa berada di sini??

Dengan terus terang kedua pangeran itu memberikan

pengakuannya. Perjanjian lalu diadakan. Uti Kiong dibebaskan

dengan ditukar surat pengakuan.

Dengan badan dedel-dedel, daah merembes terus membasahi

sekujur badan Uti Kiong dibebaskan. Mengeluhlah Uti Kiong,

?Matilah aku sekarang, haduuhh badanku rudak seperti ini . !?

Melihat Uti Kiong bebas, Lauw Bun Ceng lalu berkata. ?Dengan

selesainya perkara ini. semoga tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan

lagi. Harapan saya, kota raja dalam keadaan tenang tenteram dan

damai. Lauw Bun Ceng memberi hormat dan minta diri.

Uti Kiong dari kejauhan melambaikan tangan sebagai ucapan

terima kasih. Lauw Bun Ceng mengangguk dan masuk ke dalam

keretanya untuk pulang ke gedungnya. Di tengan jalan bertemulah

Uti Kiong dengan kedua isterinya, yang mana isterinya itu menjadi

sangat terkejut melihat keadaan suaminya.

Dengan menarik nafas dalam-dalam Uti Kiong menceritakan

kisahnya yang hampir saja jiwanya melayang.

Mendengar cerita itu, kedua isteri Uti Kiong menggertakkan

gigi. Kemarahannya begitu mendidih bagaikan kawah gunung berapi

yang mau meletus.

?Untung saja orang yang benar, jujur dan baik itu dimanapun

akan selalu mendapatkan pertolongan dan perlindungan. Hmm

pangeran-pangeran bajingan itu kelak pasti akan menemui kematian

yang tidak wajar!?

Mereka lau melanjutkan perjalanan bersama-sama.

Pada suatu hari sampailah Uti Kiong di kampung halamannya.

Akan tetapi di dini tak diketemukan lagi isteri dan anaknya. KarenaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1148

negeri dalam keadaan kacau dan banyak huru-hara sehingga keluarga

yang ditinggalkan entah kemana mengungsinya.

Rumah Uti Kiong sendiri sudah doyong hampir roboh. Dinding
dinding yang terbuat dari bambu banyak yang sudah semplok,

berlobang dan rapuh.

Dibantu para tetangga, Uti Kiong membangun lagi gubuknya

dan memulai hidup sebagai mana mulanya. Kedua isterinya bercocok

tanam. Sedangkan ia membuka lagi usaha PANDE BESI.

?Dahulu aku mengabdikan diri pada pemerintah dengan tujuan

dapat menduduki suatu jabatan. Dapat mengenyam hidup mulia

sehingga tidak menelantarkan anak isteri. Siapa tahu justeru

keadaanya berbalik seratus delapan puluh derajat. Bukan kemuliaan,

ketenangan dan kebahagiaan yang kudapatkan, akan tetapi selalu saja

ancaman-ancaman yang nyaris merenggut jiwaku. Lebih baik kita

menempuh hidup sebagai rakyat kecil begini, tenang dan tidak

dikejar-kejar maut.? berkata Uti Kiong kepada kedua isterinya pada

suatu hari sambil duduk memakan singkong goreng.

Bagaimana pula dengan keadaan Cin Ong Lie Si Bin di rumah

penjara? Usaha licik dan jahat yang dilakukan oleh In Ong dan Cee

Ong selalu dapat digagalkan oleh Lauw un Ceng, berkat petunjuk
petunjuk Ji Bouw Kong yang sembunyi di gedungnya. Pada waktu

itu Lauw Bun Ceng menjabar sebagai menteri pertahanan, sehingga

kekuatan militer mutlak berada di tangannya. Dengan demikian

kedua pangeran jahat itu tak dapat berbuat apa-apa.

? ooOoo ?

BERITA perpecahan dalam keluarga kerajaan Tong dalam

memperebutkan tahta cepat sekali tersebar luas sampai kemana
mana.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1149

Tatkala berita itu sampai di telinganya Beng Ciu Lauw Hek Tat,

dia menjadi gembira sekali. Inilah kesempatan baik untuk membalas

dendam dan menghancurkan kerajaan Tong yang pernah

memusnahkan junjungan dan serikat-serikatnya.

Lauw Hek Tat dahulu adalah Goanswenya Beng He Ong Touw

Kian Tek. Karena Touw Kian Tek mati dibakar oleh Cin Sok Poo

bersama empat raja lain di kota Koan Ek, maka oleh bawahannya ia

lalu diangkat menggantikan Beng He Ong dengan gelar Hauw Han

Ong.

Dari Goanswe ia naik menjadi raja, sedangkan stafnya yatu

jenderal Souw Teng Hong diangkat sebagai Goanswe (panglima

besar). Lauw Hek Tat lalu membuka sidang, kepada stafnya ia

berkata.

?Saya kira perampok-perampok budak Tong itu akan jaya dan

bertahan lama, tidak tahunya sekarang sudah mulai terjadi keretakan

dan antara saudara sendiri saling fitnah untuk berebut tahta. Inilah

kesempatan bagus untuk menggerakkan angkatan perang kita guna

membalaskan sakit hati almarhum Cukong. Bila tidak kita

laksanakan sekarang, tunggu kapan lagi? Maka siapkan kesatuan

tempur masing-masing dan esok kita berangkat memukul kota

terdekat He Lim Koan.

Komandan kota tersebut adalah dua bersaudara Ong yang telah

berjasa membantu Cin Siok Poo membunuh menantu kaisar Jepang

yaitu Goochi Thaycu (Ong Kun Liong dan Ong Kun Hauw waktu itu

bertindak sebagai juru bahasa).

Oleh jasa-jasanya ini, baginda Kho Cauw lalu mengangkatnya

sebagai Cong Peng dan berjaga di kota He Lim Koan.

Mendengar angkatan perang Bengciu datang hendak memukul

kotanya, Ong Kun Hauw keluar untuk menghalau musuh. apa mauKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1150

dia bukanlah tandingan Souw Teng Hong, tidak lebih sepuluh jurus,

jiwanya telah melayang.

Ong Kun Liong lalu menutup pintu kota rapat-rapat dan

mengirimkan seorang kurir ke kota raja untuk menyampaikan

laporan sekalian minta dikirimkan bala bantuan.

Baginda Kho Cauw kaget menerima laporan ini. di saat kota raja

kosong, siapa yang hendak dikirim untuk menangkis serangan

musuh?

In Ong dan Cee Ong yang saat itu juga hadir dalam persidangan

karena khawatir Hu Ong melepaskan Cin Ong kembali, maka cepat
cepat maju bersembah dan memajukan diri.

?Hu Ong, semenjak jaman purba pribahasa mengatakan bila ada

musuh datang harus ditangkis, bila ada air melanda harus dibendung.

Sinji berdua walaupun tidak sepandai Cin Ong tetapi berilah

kesempatan untuk mengerahkan angkatan perang mengusir musuh.

Bila gagal silakan Hu Ong menjatuhkan hukuman!?

Kho Cauw senang mendengar kata-kata kedua puteranya itu.

tidak ada panglima lain, apa boleh buat, permohonan itu dikabulkan.

Dengan mengepalai sepuluh laksa serdadu In Ong dan Cee Ong

berangkat bersama-sama perutusan dari Hee Lim Koan ke medan

perang.

Lauw Hek Tat dan Souw Teng Hong girang sekali melihat

kedatangan kedua pangeran itu. Mereka keprak kudanya dan

memaki-maki demikian pedasnya.

Karuan saja kedua pangeran itu panas hatinya dan telinganya tak

tahan lagi untuk mendengarkan lebih jauh. Mereka angkat senjata

untuk bertarung. Ong Kiu Liong pun menggerakkan tombaknya

membantu.

Dalam pertarungan ini Kolonel Ong Kiu Liong gugur.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1151

In Ong terpukul ruyung dadanya oleh Lauw Hek Tat sehingga

muntah-muntah darah. Sedangkan Cee Ong tertumbak pahanya.

Kedua pangeran itu meninggalkan Ho Lim Koan dengan sisa

serdadunya lari ke kota Ci Kim Koan.

Komandan kota tersebut adalah pemabuk, pemogor (suka main

wanita dan royal ke pelacuran), namanya Ma Pek Liang.

Melihat kedua pangeran itu kalah perang dan lari ke kotanya

segera disambut dengan perjamuan besar. Dalam perjamuan ini

disuguhkan hidangan-hidangan lengkap. Bukan saja arak, daging,

buah-buahan tetapi juga kedua selir jenderal itu disuguhkan.

Karena kedua selir itu cukup cantik dan menggiurkan, namanya

Thauw Teng Han dan Thauw Joan Ji Kim, maka kedua pangeran

hidung belang itu lupa peperangan. Semalaman mereka tidur hangat
hangatan ditemani kedua selir ayu itu.

Keesokan harinya Lauw Hek Tat dan pasukannya sudah datang

di Ci Kim Koan dan menantang perang. Namun jenderal Ma Pek

Liang menutup pintu kota rapat-rapat. Sama sekali tidak

mengacuhkan tantangan perang itu.

Di dalam markas besar ia berunding dengan kedua pangeran.

Mengusulkan kedua pangeran itu pulang ke kota raja dan minta bala

bantuan serta panglima perang yang cakap untuk mengundurkan

musuh.

?Cianswe boleh katakan, tatkala datang di He Lim Koan ternyata

kota itu sudah jatuh ke tangan musuh. Kini Ma Pek Liang bertahan

mati-matian di Ci Kim Koan, bila tidak dikirimkan bantuan dan

panglima yang cakap, khawatir Ci Kim Koanpun jatuh ke tangan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

musuh.?

Karena sudah diloloh dan disuguhi enak-enakan, kedua pangeran

itu menurut begitu saja. bahkan mereka bersepakat bila kelak In Ong

menjadi kaisar, Ma Pek Liang akan dinaikkan pangkatnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1152

Begitulah setelah perundingan matang, kedua pangeran dengan

diikuti pasukan kawal dan pengiring-pengiringnya kembali ke kota

raja. Hanya sekali berhadapan dengan musuh, angkatan perang yang

dikepalainya sudah hancur dan kehilangan dua panglima perang.

Sungguh memalukan sekali.

Sampai di sini baiklah kita mengikuti keadaan Cin Siok Poo, Lo

Seng dan Thia Kauw Kim yang kembali ke Shoatang.

Karena penderitaan batin yang berat serta penderitaan yang

hebat di masa mudanya. Cin Siok Poo menderita sakit paru-paru

yang amat parah. Begitu sampai di kampung halaman ia muntah
muntah darah dan tak dapat bangun dari pembaringannya. Setiap

sadar yang diocehkan tidak lain adalah cukongnya yaitu Cion Ong

Lie Si Bin.

Melihat keadaan yang parah ini, Lo Seng sebagai adik sepupu

merasa tidak tega. Ia lalu menjanjikan kepada piaokonya akan pergi

ke kota raja dengan menyamar sehingga dapat menengok Cin Ong

dan melihat bagaimana keadaannya selama dipenjara itu.

Mendengar niat adiknya itu terhiburlah Cin Siok Poo sehingga

agak sembuh sakitnya.

?Hanya engkau harus berhati-hati adikku, jangan sampai terlihat

oleh kedua pangeran bajingan itu. bila sampai jatuh ketangan

mereka, akan celakalah jiwamu!?

?Saya mengerti, harap pioko bergembira selalu sehingga

penyekit pioko cepat sembuh.?

Sehabis beranjangsana ke rumah kakak sepupunya, Lo Seng lalu

pulang dan berpamit kepada ibu mertua dan isterinya. Hanya

ditemani saudara angkatnya yaitu Lo Cun, panglima perang macan

putih ini menyamar sebagai pedangang berangkat ke kota raja.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1153

Karena tergesa-gesa, waktu sampai di kota raja, ternyata surat

titipan Cin Siok Poo untuk Peng Pauw Siangsi ketinggalan.

Bagaimana dapat menghadap menteri pertahanan itu tanpa surat

dari Siok Poo. (saat itu hanya Siok Poo yang belum dipecat, ia

kembali ke kampung halaman dengan ijin cuti). Oleh karena itu Lo

Seng dan Lo Cun tidak langsung ke gedung menteri pertahanan

tetapi menginap di hotel.

Justeru sial, waktu baru memasuki hotel dapat dilihat oleh kedua

pangeran bajingan yang saat itu juga sedang dalam perjalanan

pulang. In Ong dan Ce Ong lalu berunding dan akan menarik Lo

Seng untuk nantinya dicelakai. Sungguh jahat dan busuk jiwa

saudara Lie Si Bin ini.

Walau dalam satu keluarga, seayah seibu tetapi jiwanya tidaklah

selalu sama. Ada yang baik ada pula yang jahat . seperti juga buah

dalam satu pohon toh tidak sama juga, baik besar, rasa dan

gemuknya.

Maka tatkala In Ong dan Cee Ong menghadap baginda. Segera

juga Lo Seng diusulkan untuk menjabat sebagai panglima Sianhong.

Baginda terheran-heran, dimana dapat mengundang Lo Seng?

Tetapi kedua pangeran tengik itu menceritakan bahwa baru saja

dapat melihatnya di hotel. Baginda lalu mengirimkan Singci dan

mengangkat Lo Seng sebagai Sianhong.

Dengan apa boleh buat, Lo Seng berlutut menerima

pengangkatan itu. untuk menjenguk Cin Ong, ia perintahkan Lo Cun.

?Bila cukong dalam keadaan baik, segealah menyusulku ke

medan perang di CI Kim Koan!?

Lo Cun sedih sekali, ia berpisah dengan saudara angkatnya dan

pergi ke rumah penjara. Dengan membawa pasukan baru, In Ong dan

Cee Ong bersama jenderal Lo Seng Kembali ke Ciu Kim San.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1154

Tiba di markas besar segera diadakan perjamuan dan kedua

pangeran itu memberikan perintahnya.

?Besok pagi, Lo Ciangkun saya tugaskan untuk keluar

menghadapi musuh dan baru dapat menangkap Lauw Hek Tat dan

Souw Tek Hong. Bila sampai gagal, terpaksa kami akan menjatuhkan

hukuman mati atas diri ciangkun!?

Lo Seng tercekat hatinya mendengar perintah ini. heran sekali,

baru kali ini menerima perintah yang tidak bijaksana.

Pada keesokan harinya jenderal Lo Seng memimpin kesatuannya

dan maju menantang perang. Lauw Hek Tat terheran-heran

mendengar laporan dari mata-matanya.

?Berhari-hari mereka tidak berani menyambut tantangan kita,

pastilah bala bantuan itu telah datang. Bagaimana rupa panglima

yang maju ke medan perang itu??

?Masih sangat muda dan cakap sekali.?

Lauw Hek Tat terkejut mendengar keterangan ini. ?Heiya,

kenapa Wat Kok Kong Lo Seng bisa bekerja pada Tongtiauw lagi?

Bukankah semenjak kekeruhan dalam keluarga raja itu Cin Ong

dipenjarakan dan semua panglima perang dibebas tugaskan? Kenapa

ia bisa berada di sini? Celaka, kalau benar-benar dia yang datang,

sulitlah untuk merebut CI KimKoan. Baiklah biar aku sendiri

bersama Goanswe Souw Teng Hong keluar menemuinya!?

Lauw Hek Tat dan Sauw Teng Hong lalu mengepalai

pasukannya keluar menghadapi Lo Seng.

Dari jauh sudah dapat mengenali, ?Celaka yang datang itu

benar-benar Pek Hauw ciangkun Lo Seng! Biarlah aku berusaha

membujuknya. Begitu datang dekat Lauw Hek Tat cepat-cepat

membongkokkan badan untuk memberi hormat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1155

?Lo ciangkun, semenjak perpisahan di Ciangciu, Kho

mendengar bahwa para panglima telah dipecat. Sungguh budak
budak Tong itu orang-orang yang BO CENG BO GI (tidak mengenal

budi dan tidak mengenal aturan). Kalau sedang membutuhkan

dipakai, kalau tidak membutuhkan disia-siakan.

Lo ciangkun pernah mendengar pepatah yang mengatakan, Hwe

niaao cin liang kong cong, hauw to si cao koo pong. Artinya seperti

juga anak panah, kalau ada burung dipakai untuk memanahnya, kalau

tak ada burung dan tak pergi berburu, dilemparkandalam gudang

apek begitu saja.

Seperti juga anjing penjaga, kalau rumah dalam keadaan genting

diperhatikan sekali untuk menunggu maling, kalau rumah sudah

aman, anjing penjaga itu ditelantarkan, mati atau hidup tak perduli.

Menyadari sifar dansikap mereka, apakah tidak lebih baik Lo

ciangkun menyeberang dan memihak kami? Wilayah dan kota yang

kita duduki bagi sama rata, bagaimana??

Lo Seng adalah seorang serdadu yang jujur dan setia sekali.

Maka mendengar bujukan Lauw Hek Tat itu meluap amarahnya.

?Bangsat keparat! Jangan mencoba menyesatkan aku hah?? ia

angkat tombaknya dan dengan jurus-jurus ilmu tombak maut dari

keluarga Lo membuat Lauw Hek Tat kewalahan.

Lima puluhan jurus cepat sekali berlalu, dalam keadaan Lauw

Hek Tat semakin terdesak, ia tidak dapat lagi balas menyerang,

hanya mundur dan main tangkis saja.

Melihat junjungannya keteter, Souw Tang Hong merentangkan

gendewa dan membidik Lo Seng.

?Sing sing siuut craatt.?

Disaat Lo Seng hendak menumbak lawannya, telinganya

menangkap desingan anak panah, cepat-cepat ia berkelit. NamunKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1156

anak panah itu masih juga mengenai pahanya, sehinggga menancap

dalam dan mengeluarkan banyak darah.

Bukan main murkanya Lo Seng. Ia menggeram dahsyat

bagaikan harimau mengaum, mencabut anak panak itu dan

dilemparkan dengan tangannya mengarah pada Souw Teng Hong.

?Srerr siuutt craatt !?

Souw Teg Hong tidak menduga kalau lemparan anak panak itu

menancap. Kulit lambungnya kena dan hampir saja ia terjungkal

karena sakit dan terkejutnya. Raja dan panglima itu terus kaburkan

diri dengan membawa pasukannya.

Lo Seng menyadari dirinya dalam keadaan luka, maka tidak

mengadakan pengejaran. Pikirnya, besok toh masih ada kesempatan.

Apa yang dapat mereka perbuat bila kau masih berada di sini?

Dengan pasukannya iapun pulang dan memasuki kota Ci Kim

Koan.

Pada waktu itu Lo Cun pun telah datang melihat saudara

angkatnya terluka parah. Lo Cun dengan penuh iba dan kasih sayang

mengobati dan menyediakan santapan malam.

Baru saja luka di paha itu dibalut dan belum lagi mengangkat

sumpit untuk makan, kedua pangeran berjiwa bajingan itu telah

datang.

?Lo ciangkun, bagaimana peperangan hari ini? sudah

berhasilkah engkau memenggal kepala Lauw Hek Tat dan Sauw

Teng Hong??

Lo Seng berdiri dengan sikap hormat dan menjawab bahwa

besok perintah itu akan dibuktikan.

?Baru saja datang dari perjalanan jauh, sehingga kondisi badan

belum pulih. Mafkan cyansweya hari ini hanya dapat membinasakan

banyak serdadu dan menotak tentara-tentara musuh. Lauw Hek TatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1157

dan Sauw Teng Hong mendapat luka-luka. Denikian juga sin tidak

beruntung dan terluka di paha.?

Bukannya merasa kasihan dan menyayang panglimanya yang

terluka. Sebaliknya kedua pangeran bajingan itu marah-marah.

?Bangsat! Berani engkau membantah perintah dan mencari

alasan yang bukan-bukan? Dimana keangkeranmu sekarang? Dahulu

dengan seorang diri dapat menangkap lima raja raja, mengapa hanya

Lauw Hek Tat dan Sauw Teng Hong engkau tak dapat memenggal

kepalanya? Apa barangkali main pat gulipat dan bersekongkol hah??

?Tidak berani hamba membohongi ciansweya, sesungguhnya

hamba masih terlalu capai.?

?Hah? Di Kim So San kau begitu garang dan sangat tangguh,

sekarang sengaja mengabaikan perintahku hah? Terhadap Cin Ong

engkau begitu patuh dan tunduk, apakah terhadap kami engkau

membeda-bedakan??

?Algojo, seret dia kelur dan penggal batang lehernya!?

Lo Cun menubruk dan sambil berlutut menangis membela

saudara angkatnya. Sebelum para algojo bertindak, jenderal Ma Pek

Liang dengan menyeringai seperti iblis berbisik ke telinga kedua

pangeran bajingan itu.

?Musuh masih di ambang pintu, jangan bunuh dia sekarang,

tenaganya masih dapat kita gunakan. Kalau musuh sudah terusir,

bolehlah ciansweya mencabut nyawa anjingnya!?

In Ong dan Cee Ong memanggut-manggutkan kepala.

?Engkau akan kubebaskan dari hukuman mati, akan tetapi

hukuman kemiliteran sebagai panglima yang melanggar perintah

atasan tak dapat kuampuni. Algojo, baringkan dan rangket seratus

kali rotan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

1158

Sungguh kasihan nasib jenderal Lo Seng, sudah lelah sekali,

terluka parah, masih juga harus menerima rangketan seratus kali

rotan. Badannya bermandi darah, daging dan kulit banyak yang

pecah-pecah dan matang biru.

Setelah para algojo dan kedua pangeran bajingan itu berlalu, Lo

Cun dengan menangis sedih mendudukkan Lo Seng ke pembaringan

dan dengan penuh kasih sayang memborehi luka-luka bekas

rangketan dengan Yosan (obat bubuk kaum persilatan yang amat

manjur).

Keesokan harinya, tentara-tentara Bengciu merasa heran melihat

dari pihak musuh tidak mengajukan tantangan perang. Padahal ada

jenderal Lo Seng yang baru saja melabrak habis-habisan pasukannya.

Dengan keganjilan ini mereka menyebarkan mata-mata untuk

menyelidiki.

Didapatlah keterangan bahwa jenderal Lo Seng telah dijatuhi

hukuman rangket sehingga lukanya bertambah parah.

Mendengar laporan ini Lauw Hek Tat yang bergelar Hauw Han

Ong menjadi tertawa gembira.

?Inilah karunia Tuhan. Datangnya Lo Seng sudah membuat aku

putus asa, tidak tahunya panglimanya yang begitu setia dan gagah

perkasa, bukannya dihormati, disayang dan dihargai. Sebaliknya

malahan di siksa dan seakan mau disingkirkan jiwanya. Dengan

keterangan ini dapatlah kita memasang perangkap untuk membunuh

Lo Seng.?

Lauw Hek Tat lalu berbisik-bisik dengan Souw Teng Hong.

Kelihatan Souw Eng Hong gembira sekali dan memanggil

beberapa komandan pasukan panah. Kepada mereka Souw Teng

Hong memberikan perunjuk dan perintah-perintah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1159

Tengah malam dilancarkanlah pancingan itu. tentara-tentara

Bengciu dengan obor mengurung kota Ci Kim Koan dan menantang

perang. Pada saat itu justeru Lo Seng sedang tidur karena sakit yang

dideritanya.

Jenderal Ma Pek Liang dan kedua pangeran bajingan itu

mendengar ribut-ribut di luar segera naik ke menara benteng untuk

melongok ke luar. Demi melihat apa yang terjadi, mereka menjadi

panik.

?Celaka, kota ini telah terkurung tentara-tentara Bengciu. Apa

yang harus kita perbuat?? mengeluh In Ong dan Cee Ong dengan

hari berdebar-debar dan muka pucat pasi.

Ma Pek Liang turut panik dan mondar-mandir dengan

menggendong tangan. Akan tetapi sesaat kemudian ia bagikan

tersadar dari mimpinya.

?Cianswe, bukankah jederal Lo Seng masih berada di sini? Perlu

apa kita khawatir. Perintahkan dia keluar untuk memecahkan

kepungan dan mengusir musuh!?

?Bukankah dia sedang sakit dan tak dapat bangun dari

ranjangnya.? Menjawab In Ong dengan penuh masgul dan penuh

kekhawatiran.

?Keluarkan saja Singci, bila tak mau berperang, bunuh saja dia.

Pasti Lo Seng takut dan mau keluar perang!?

Kedua pangeran bajingan itu seakan rumput layu yang tersiram

air hujan. Mereka manggut-manggut dan membenarkan usul Ma Pek

Liang.

?Betul saran Ma ciangkun. Mengapa Kho sampai menjadi

linglung dan tak lagi ingat akan dia? Baiklah aku berikan Singci

untuk malam ini juga Lo Seng keluar perang mengusir musuh yang

mengurung kota ini!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1160

Seorang hulubalang dengan membawa surat perintah datang ke

tenda jenderal Lo Seng dan menyampaikannya. Membaca surat

perintah ini, Lo Seng memaksakan bangun dan mengenakan pakaian

perangnya.

Melihat saudaranya dalam keadaan menderita sakit dan kondisi

yang demikian parah hendak keluar perang. Lo Cun memeluknya

sambil menangis.

?Keadaa kongcu demikian parah, mengapa hendak keluar

berperang? Perintah gila semacam ini tak perlu diturut!

Dalam rumah penjara, Cukongpun menitipkan pesan, karena

kongcu setelah dijatuhi hukuman rangket selalu tidur, belum ada

kesempatan pesan itu kusampaikan. Kini kongcu sudah sadar maka

kusampaikan pesan beliau. Cukong merasa amat khawatir karena

kongcu telah jatuh pada pangeran-pangeran berjiwa jahat dan keji

itu.

Cukong mengharap kongcu lekas-lekas meninggalkannya dan

pulang kembali ke Shoatang. Lebih lama tinggal di sini, bahaya

keselamatan jiwa akan sukar dihindarkan!?

?Adik Lo Cun, seorang menteri setia tidak gentar dan takut oleh

ancaman apapun. Biar jiwa melayang dan ragaku hancur lebur,

melihat nusa dan bangsa dalam ancaman bahaya, tidak nanti akuu

mau meninggalkan dan bercuci tangan. Inilah jiwa yang diturunkan

oleh leluhurku. Selama darah masih mengalir dalam tubuh, selama

hayat masih dikandung badan, tidak bisa aku duduk tenang melihat

musuh datang menyerang dan malang melintang hendak menjamah

wilayah dan menindas bangsa kita!?

Lo Cun tidak berdaya melihat kekerasan hati saudara angkatnya

itu. dengan berlingna air mata, menyediakan makan malam dengan


Kotak Malaikat Dan Kunci Ajaib Karya Samurai Karya Takashi Matsuoka Pendekar Naga Putih 01 Tiga Iblis

Cari Blog Ini