Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 19

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 19

harapan sebelum berangkat perang biarlah makan dulu sehingga

perut tidak kosong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1161

?Hendaknya kongcu makan dulu sebelum keluar berperang,

dengan demikian adalah penambahan kekuatan untuk menghadapi

musuh.?

Celakanya baru saja Lo Seng duduk menghadapi santapan

malam dan baru mengangkat sumpitnya untuk bersantap bersama Lo

Cun, kembali utusan susulan datang dengan membawa singci baru.

Dalam singci itu ditekankan. Lo Seng saat ini juga harus keluar

perang karena musuh semakin mendekati kota. Perintah ini

hendaknya segera dijalankan!

?Sampaikan kepada ciansweya, saya segera keluar melawan

musuh! Lo Seng meletakkan sumpitnya dan bangkit menyambar

tombaknya.

Lo Cun gugup sekali, ia membawa nasi dan sayuran itu

mengikuti Lo Seng keluar.

?Kongcu, makanlah dulu. Sengaja kedua pangeran keji itu

hendak mencelakai jiwa kongcu. Ingatlah, masakan orang sakit

disuruh berperang? Apakah ada perintah yang tak masuk akal seperti

ini sepanjang sejarah? Kongcu marilah kita keluar dan terus kembali

ke Shoatang!?

?Lo Cun, jangan banyak komentar! Sebagai seorang prajurit,

kalau tidak berperang melawan musuh, apalagi kerjanya??

Lo Seng terhuyung-huyung mencemplak kudanya dan

mengepalai anak buahnya keluar melawan musuh. sementara itu Lo

Cun yang merasa iba dan tidak tega melihat keadaan saudara

angkatnya tetap mengintil dari belakang.

Tatkala melewati pintu kota, kedua pangeran bajingan itu

merada di atas menara benteng sambil menerukan perintahnya.

?Lo ciangkun, kuperintahkan engkau untuk berperang dan

menangkap kedua kepala anjing Lauw Hek Tat dan Souw TengKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1162

Hong. Bila tidak berhasil, lebih baik jangan datang lagi memasuki

kota ini!?

Lo Seng tidak menyahut, ia terus memimpin pasukannya keluar

ke medan perang.

Tentara-tentara Bengciu demi melihat Lo Seng dengan tombak

di tangan kelihatan sangat angker, mereka jadi kuncup nyalinya dan

menjadi jerih. Belum berperang sudah mundur dan keadaan menjadi

kacau balau dan tidak karuan.

Lauw Hek Tat dan Sauw Teng Hong maju mengepalai delapan

belas perwiranya maju mengeroyok Lo Seng.

Walaupun dalam keadaan sakit dan terluka parah, naun jenderal

muda belia dan ganteng ini hebat sekali serangan-serangannya.

Dengan jurus Lo Kee Co Hoannya ia mengamuk bagaikan macan

menghadapi pemburu-pemburu yang hendak menangkapnya.

Kurang lebih empat puluh jurus, kedelapan belas perwira sudah

berhasil dibinasakan oleh Lo Seng. Raja Hauw Han Ong Lauw Hek

Tat sendiri luka parah, muntah darah dan terbang semangatnya.

Hanya Goanswe Souw Teng Hong dengan melindungi cukongnya

mundur teratur.

Melihat musuh sudah dapat diundurkan dan pada lari dua

puluhan Li dari kota, Lo Seng menjadi tenang hatinya dan

mengumpulkan anak buahnya dengan maksud mengaso dulu. Saat itu

jam menunjukkan kurang lebih pukul tiga larut malam.

Tatkala Lo Seng dan Lo Cun berjalan mundur dan mendekati

pintu kota, jenderal Ma Pek Liang dan kedua pangeran itu malahan

memerintahkan untuk menutup pintu kota rapat-rapat. Bajingan
bajingan itu berdiri di menara benteng dan berseru.

?Lo ciangkun, sungguhpun jasamu cukup besar dapat

memecahkan kepungan, memundurkan pasukan musuh danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1163

membinasakan banyak panglima-panglimanya, namun perintahku

belum kau laksanakan. Manakah buah kepala Lauw Hek Tat dan

Souw Teng Hong? Bukankah berulang kali kutekankan bila belum

membawa dua buah kepala anjing itu jangan mencoba pulang dan

hendak memasuki kota Ci Kin Koan. Sekarang kejarlah mereka dan

bawalah dua kepala anjing itu baru kau boleh masuk dan

beristirahat!?

Sungguh perih dan sakit hati Lo Seng bersama segenap anak

buahnya tak terkirakan. Betapa kejam dan tak bijaksananya perintah

ini. musuh sudah dapat dimundurkan, kepungan dapat dipecahkan,

bukannya disambut dengan hormat dan perjamuan kegembiraan,

sebaliknya damperatan dan perintah-perintah gila yang diucapkan.

Dengan terpaksa Lo Seng membalikkan kudanya dan maju lagi

untuk mengejar musuh.

Lo Cun yang mengikuti terus di belakang segera mendekati Lo

Seng dan mengangsurkan makanan yang dibawanya yang kini telah

menjadi dingin.

?Kongcu, kesampingkan yang lain-lain dan silakan kongcu

makan dulu!?

Lo Seng menghentikan kudanya dan menyambuti rengkot berisi

nasi dan sayur dingin itu lalu disantapnya. Mata-mata Lauw Hek Tat

terus bersebar untuk mengikuti gerak-gerik dan keadaan Lo Seng

yang amat memelas itu, mereka segera memberikan laporan.

Lauw Hek Tat dan Souw Teng Hong tertawa puas. ?Inilah

karunia Tuhan. Lo Seng akan mati menjelang pagi dan kota Ci Kim

Koan bakal jatuh ke tangan kita!?

Kedua tokoh negeri Bengciu itu lalu mengatur jebakannya.

Pasukan panah diperintahkan siap siaga di kanan kiri sungai IE NIE

HOO. Setelah semuanya teratur beres, Souw Teng Hong lalu keprak

kudanya memancing Lo Seng.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1164

?Hei, bangsat kecil Lo Seng! Apakah engkau ini manusia yang

paling goblok di atas dunia? Lihatlah jasamu dalam peperangan

sangat besar, akan tetapi apa yang kau peroleh? In Ong, Cee Ong dan

antek-anteknya menganggapmu seperti juga musuh bebuyutan.

Bukannya kemenangan yang kau peroleh disambut dengan

gembira dan meriah, tetapi damperatan dan caci maki yang menusuk

hati. oleh karena itu menyeberanglah ke pihak kami. engkau akan

kami hormati dan hargai seperti juga dewa perang kami,

bagaimana??

Lo Seng melemparkan rengkot yang masih separuh lebih dan

lauk pauknya. Dengan penuh kemarahan a angkat tombaknya dan

mengejar Souw Teng Hong.

?Bangsat! Jangan menyestkan jiwaku dan ngaco belo tak

karuan!?

Souw Teng Hong bukannya mau bertarung, ia hanya mau

memanas-manasi hati Lo Seng dan memancingnya ke sungai Ie Nio

Hoo. Maka bergebrak lima enam jurus, ia sudah putar kudanya dan

kabur ke arah sungai. Lo Seng yang terbakar oleh kemarahan

mengejar terus, sementara itu Lo Cun yang setia terus mengikuti

dengan berlari di belakangnya.

?Kongcu hentikan kejaranmu! Kongcu ingat musuh yang sudah

kalah perang lalu kembali menantang dalam waktu yang sama

janganlah dilawan dan dikejar. Mereka pasti memasang perangkap

dan bermaksud mencelakakan jiwa kongcu. Hentikan kongcu, jangan

sampai kita terjebak!?

Lo Seng sadar mendengar peringatan saudara angkatnya itu.

setelah kejar mengejar dua puluhan Li lebih, ia menghentikan

kudanya dan menantikan Lo Cun serta anak buahnya. Dengan nafas

tersengal-sengal karena berjalan kaki Lo Cun mendekati saudaranya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1165

?Kongcu, musuh yang telah kalah perang dan kembali lagi

jangan dilayani, berbahaya sekali. Pastilah mereka memasang

jebakan untuk mencelakakan jiwa kongcu. In Ong dan Cee Ong

terang sekali bermaksud tidak baik terhadap kongcu. Marilah kita

pulang saja ke Shoatang!?

Lo Seng bercokol di punggung kudanya dengan termenung
menung. Saat itu jenderal Souw Teng Hong kembali pula menggoda.

?Lo Seng bangsat kecil! Tidak salah kata-kataku bukan? Engkau

adalah jenderal goblok, mana sanggup engkau memenggal kepala

batok kepala cukongku dan aku! hahaa haa keadaanmu saja

sudah semacam itu, mana ada kemampuan, haa haa !?

Lo Seng meluap amarahnya, dan seketika lupalah akan

peringatan Lo Cun. Ia menggeram dahsyat dan mengejar Souw Teng

Hong. Souw Teng Hong sambil berlari terus mencaci-maki,

mengejek dan menghina Lo Seng. Hal mana semakin membuat darah

jenderal muda ini mendidih bergolak hebat dan menjadi kalap.

Lo Cun yang berjalan kaki dan hanya mengandalkan kekuatan

lari dan daya tahan nafas, mana sanggup mengimbangi larinya kuda?

Maka semakin lama semakin jauh tertinggal.

Lo Seng mengejar terus kira-kira empat puluh Li, tiba-tiba

kudanya terperosok ke dalam lumpur ditengah-tengah sungai Ie Nie

Hoo. Baru setelah kudanya tak dapat maju maupun mundur, hanya

berbenger dan mengakat kepalanya bergoyang kekanan kekiri,

sadarlah Lo Seng bahwa dirinya telah terjebak. ?Celaka, aku telah

terjebak perangkapnya Souw Teng Hong, tamatlah sudah riwayatku

.!?

Dengan lenyapnya Souw Teng Hong, bermunculanlah di kanan

kiri sungai beratus-ratus serdadu Benciu dengan gendewa di

tangannya. Mereka mengincar Lo Seng dan menghujani dengan anak

panah. ?Seerr seerr siutt siuutt serr serr trang Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1166

trang siutt serr cratt cratt siutt serr trang

cratt !?

Lo Seng memutarkan tombaknya seperti kitiran. Namun dalam

keadaan lapar, sakit, ngantuk dan tak dapat leluasa bergerak dalam

himpitan lumpur. Padahal anak panah yang menghujani itu ribuan

datangnya. Begitu cepat bagaikan peluru otomatis, maka semakin

lama semakin payahlah Lo Seng. Permainan tombaknya semakin

lamban dan anak panah mulai bertancapan menembus tubuhnya.

Gugurlah Lo Seng sbagai kesatria kusuma bangsa. Ia gugur

dengan keadaan yang sangat menyedihkan. Tubuhnya hampir tak ada

sesentipun yang tidak tertancap anak panah. Mati dengan tubuh

ARANG KERANJANG. (kalau dalam cerita pewayangan Bharata

Yudha, seperti tubuh Resi Bisma yang tertancap panah-manah

Srikandi)

Melihat Lo Seng telah gugur, Lauw Hek Tat dan Souw Teng

Hong tidak menghiraukan lagi mayatnya. Mereka mengepalai

pasukan dan mengurung kota Ci Kim Koan dan melancarkan

serangan hebat.

Sementara itu Lo Cun yang sangat setia kepada saudara

angkatnya, selama pertempuran itu ia bersembunyi berbaring di

semak-semak. Ketika saudara angkatnya gugur dan tentara-tentara

Bengciu sudah pergi jauh. Lo Ceng keluar dan menangis

menggerung-gerung.

Menunggu sampai terang tanah, Lo Cun menemui penduduk

yang tinggal di sekitar sungai untuk meminta bantuan.

Dengan memasang papan darurat untuk jembatan. Lo Cun

mencapai ke tempat saudara angkatnya. Iangkatlah mayat yang
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masih saja tetap angker ke punggung kudanya. Lo Seng gugur dalam

keadaan duduk di atas punggung kudanya dan tombak masih

tergenggam erat di tangannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1167

Panah-panah dicabut keluar dari jenazahnya, dimasukkan ke

dalam peti kemudian Lo Cun menyewa sebuah kereta untuk pulang

ke Shoatang. Lo Seng gugur tepat jam setengah empat. Jam tiga ia

masih bercakap-cakap dengan Lo Cun di padang peperangan.

Setelah gugur, roh Lo Seng pergi ke Shoatang dan kontak

dengan isterinya yang saat itu masih dalam keadaan pulas. Lo Hujin

bermimpi didatangi suaminya dalam keadaan yang sangat

menyedihkan. Tubuhnya tertancap beratus anak panah dan darah

bagaikan disiramkan, memenuhi sekujur tubuhnya.

Dalam impian itu Lo Seng mengatakan bahwa dirinya telah

dicelakai oleh In Ong dan Cee Ong yang jahat. Dan ia gugur dalam

jebakan Souw Teng Hong dan Lauw Hek Tat di tengah sungai

berlumpur IE NIE HOO.

Pesan Lo Seng tatkala hendak pergi:

?Aku pergi untuk selama-lamanya isteriku, jangan kau bersedih

dan mengharap-harapkan kedatanganku. Pesanku, rawat, didik

dan pelihara anak kita satu-satunya LO THONG!

Selamat tinggal isteriku!?

Lo Hujin (isteri Lo Seng) kaget dan tersadar dari tidurnya. Bunyi

kentongan dikejauhan dipukul empat kali. ?Heiya, jam empat pagi.

Impianku aneh sekali seakan membawa firasat buruk.?

Lo Hujinmenangis dan menemui Lo Thay thay (ibu Lo Seng)

untuk menceritakan impiannya yang buruk itu.

Lo Thay-thay turut bercucuran air mata ?Impian ini adalah

alamat buruk, jangan-jangan anakku ?? Ibu dan menantu itu

bertangis-tangisan dalam kamar.

Kira-kira jam setengah sembilan, beberapa tetangga berseru

kaget karena Lo Cun datang deengan membawa sebuah LAYON

(peti jenazah)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1168

Lo thay-thay dan Lo hujin seketika lari keluar dan tatkala Lo

Cun dengan suara terpatah-patah mengatakan. ?Lo Kongcu gugur.?

Menjeritlah ibu dan menantu perempuannya itu sekeras-kerasnya

kemudian jatuh pingsan.

Para tetangga sibuk memberi pertolongan. Sedangkan Lo Cun

lalu mengatur meja sembahyang dan menempatkan peti jenazah itu

di ruang tengah.

Kita tinggalkan sejenak keadaan keluarga Lo dan rekan
rekannya yang berada di Shoatang dan marilah kita ikuti keadaan di

medan perang Ci Kim Koan.

Melihat tentara-tentara Bengciu bagaikan banjir melanda, begiru

padat dan dengan persenjataan lengkap menyerbu kota, Ma Pek Lia

dan kedua pangeran bajingan sadar bahwa panglimanya telah binasa.

?Celaka, Lo Seng pasti sudah mati. Kita dapat melenyapkan satu

kelilip dimata, akan tetapi sekarang kita dalam bahaya besar. Apa

yang harus kita perbuat??

?Cansweya, cepat kembali ke kota raja dan meminta bantuan

serta panglima-panglima perang baru yang cakap!?

Tak ada jalan lain, kedua pangeran bajingan itu menerima usul

Ma Pek Liang.

Ma Pek Liang, isterinya diantaranya adalah Lauw Hujin, masih

pernah adik kandung menteri pertahanan Lauw Bun Ceng. Akan

tetapi melihat jabatan dan kedudukan kalah tinggi, ia kurang senang

dan selalu mencari jalan untuk mencelakai kakaknya yang saat itu

menjabat sebagai Peng Pauw Siangsi (Menteri pertahanan).

Gugurnya Lo Seng dan terkurungnya kota Ci Kim Koan

membuat baginda Tong Kho Cauw kaget setengah mati.

?Siapa lagi yang dapat dikirimkan untuk membendung angkatan

perang musuh? karena kedua anakku yang berjiwa jahat inilah, khoKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1169

jadi kalap dan membubarkan semua panglima perang. Kini negara

dalam ancaman bahaya, siapa pula yang sudi mengabdikan diri

kepada kho?

Lauw Bun Ceng mengusulkan untuk membebaskan Cin Ong.

Dengan adanya Cin Ong, pastilah semua panglima-panglima itu mau

diundang kembali.?

?Baginda, karena tak ada menteri pandai yang dapat

menggunakan panglima-panglima perang yang gagah perkasa,

sehingga kita selalu kalah. Bila Cin Ong dikeluarkan pastilah

keadaan akan segera berubah.

Kho Cauw segera menyetujui saran Lauw Bun Ceng. Firman

diturunkan, yang mana Cin Ong segera datang menghadap.

?Sinji, hukumanmu kubebaskan, dan dengan Singci ini, pergilah

ke Shoatang untuk memanggil Cin Kiong dan kawan-kawnnya. Dan

pergilah ke Sonciu untuk mengundang sekalian Uti Kiong dan

isterinya. Negara dalam bahaya, bila tidak lekas-lekas kita atasi akan

berbahaya sekali.

Sesungguhnya usul dari Lauw Bun Ceng ini menuruti usul dari

kunsu Ji Bouw Kong yang telah memperhitungkan bahwa pada detik

inilah Cin Ong akan tampil memimpin bangsanya untuk menegakkan

dinasti Tong yang jaya.

Lauw Bun Ceng sendiri diperintahkan untuk sementara

berangkat ke Ci Kim Koan mempertahankan kota itu dari serangan

musuh. Bagaimana Cin Ong tatkala menerima tugas itu? dengan hati

berat menolak.

?Sinji tak ada muka dan tidak berani datang ke Shoatang, harap

Hu Ong memaafkan.

?Mengapa demikian? Apa yang membuatmu takut dan beat

hati??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1170

?Pertama pergi seorang diri kalau ditolak oleh Cin Kiong dan

kawan-kawannya apa gunanya jauh-jauh pergi ke Shoatang.

Bukankah Cin Kiong dan kawan-kawan merasa sakit hati atas apa

yang dialaminya?

Dalam suasana aman, tidak dapat menikmati kebahagiaan, tetapi

diecat dan dihinakan. Kini negeri dalam bahaya baru dipanggil

pula!?

?Bilamana ada yang menemani, apakan Cin Ong suka pergi??

bertanya Lauw Bun Ceng.

?Siapa orang yang cocok untuk menemani Kho??

?Kunsu Ji Bouw Kong yang sekarang berada di pintu muka

menantikan panggilan baginda.

?Kalau Kunsu yang akan menemani kho, sukalah kho berangkat

hari ini juga.?

Baginda Kho Cauw girang sekali. Segera Ji Bouw Kong

dipanggil dan diulihkan pangkatnya.

Dengan lima ratus serdadu pengawal, Cin Ong dan kunsu Ji

Bouw Kong berangkat ke Shoatang, sementara Lauw Bun Ceng

dengan lima laksa sedadu, berangkat ke Ci Kim Koan.

? ooOoo ?

BAB LXI

PANGLIMA-PANGLIMA GAGAH

KEMBALI MEMBELA CIN ONG

LO THONG DIANGKAT SEBAGAI

PUTERA ANGKAT CIN ONGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1171

TATKALA rumah kediaman Lo Seng terjadi ribut-ribut, jerit

tangis berkumandang sampai terdengar di tempat yang jauh,

kebetulan sekali Thia Kauw Kim yang baru pulang dari pasar

membeli arak dapat pula mendengarnya. Ia berlari kencang masuk ke

rumahnya Lo Seng dan ditemuinya bahwa ibu, isteri dan Lo Cun

serta beberapa tetangga menangis menggerung-gerung seperti orang

konkurs (berlomba) mengelilingi sebuah peti jenazah.

?Siapa yang meninggal??

Lo Cun dengan menangis menceritakan gugurnya Lo Seng yang

sengaja dianiaya dan dicelakakan oleh In Ong dan Cee Ong.

Mendengar penuturan ini Thia Kauw Kim menangis keras, ia

mengepal-ngepalkan tinjunya dan menghantam dinding tembok

sekeras-kerasnya.

?Lo pekbo dan Teehu (ibu Lo Seng dan adik iparku), marilah

kita berhenti menangis. Dari jaman dahulu sampai kelak orang mati

tak akan dapat hidup kembali.

Kematian adik Lo Seng benar-benar menyakitkan hatiku. Cukong

telah dipenjarakan, dan semua panglima yang banyak menanam jasa

dibubarkan. Tindakan ini sungguh sangat sewenang-wenang.

Saya berdoa kepada Tuhan semoga pembeeontakan timbul lagi dan

mampuslah kedua pangeran bajingan itu. janganlah mereka

dikaruniai umur panjang.

Dalam huru-hara, tenaga kita dipakai, tetapi negeri aman kita

ditendang. Sungguh menjemukan.

Bila suatu hari negeri kacau lagi dan mereka mengundangku, huh tak

nanti aku mau berangkat, bahkan dengan kapakku ini aku akan

merejam tubuh kedua pangeran bajingan itu sampai menjadi delapan

belas potong.?

Belum lama Thia Kauw Kim atau si Bloon ini menyumpah
nyumpah, kembali terjadi keributan baru. Bapak Cin An denganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1172

berlari-lari dan menangis sepanjang jalan datang mengabarkan warta

duka cita.

Cin Siok Poo yang saat itu sudah menderita sakit keras, batuk
batuk dan banyak memuntahkan darah, tatkala mendengar Lo Seng

gugur ia menjerit dan mati.

Mendengar warta ini, Thia Kauw Kim kaget sekali dan lari

meninggalkan rumah Lo Seng menuju ke rumah Cin Siok Poo.

Disana ia menemukan isteri Cin Siok Poo, anak-anaknya dan para

tetangga menangis keras-keras merubung Cin Siok Poo yang

membujur di atas ranjangnya.

Isteri, anak-anak dan Thia Kauw Kim menangis keras-keras

sambil memanggil nama Cin Siok Poo.

?Cin toako, tegakah kau meninggalkan isteri dan anak-anakmu?

Belum lagi kau berjumpa dengan Cukong, kenapa kau harus

berpulang. Cin Toako cin toako bangunlah !?

Karena jerit tangis dan panggilan-panggilan yang keras itu

membuat roh Cin Siok Poo yang sudah terbang hendak menyusul roh

adik sepupunya menjadi tak tega dan kembali lagi menghuni

raganya. Tubuh Cin Siok Poo bergerak-geak, membuka matanya dan

begitu sadar ia menangis lagi.

?Adikku Lo Seng, karena gaga-garakulah sehingga engkau

teraniaya dan mati. Sungguh aku menyesal dan tak ada muka

menemuimu di alam baka.

Agak terhiburlah keluarga Siok Poo, orang mati itu setelah

dipanggil-panggil dan ditangisi beramai-ramai hidup kembali.

Tengan dalam suasana penuh dukacita itu datanglah bapak Cin An,

siapa menyampaikan laporan bahwa Ji Toako datang. Thia Kauw

Kim lalu lari keluar untuk menyambut.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1173

?Kakak hidung kerbau (olok-olok untuk pendeta/Tosu jaman
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dahulu) kemana saja engkau menyembunyikan diri? Ada keperluan

apa datang kemari??

?Thia Heng, aku datang bersama cukong!?

?Bersama cukong? Di mana beliau sekarang??

?Menunggu di luar!?

Thia Kauw Kim berlari ke jalan dan begitu melihat Cin Ong ia

segera berlutut menjalankan penghormatan.

Cin Ong lalu dibawa masuk. Demi Cin Siok Poo mendengar Cin

Ong datang berkunjung ke rumahnya, seketika holanglah sebagian

besar penyakitnya. (memang orang yang sakit parah, bilamana ada

yang dangat menyenangkan hatinya, ia bisa sembuh).

Cin Siok Poo pun merangkak bangun dan menjalankan

penghormatan.

?Bangunlah, bangunlah Cin Ongheng, enngkau sedang sakit tak

perlulah memakai banyak peradatan!?

Bekas junjungan dan para menterinya lalu duduk dan pasang

omong. Ji Bouw Kong lalu mengutarakan maksud tujuan dari Cin

Ong berkunjung ke Shoatang ini. tidak lain adalah meminta bantuan

tenaga para ciangkun guna mengusir musuh.

?Adikku telah gugur, anaknya masih kecil. Sebagai saudara, aku

bertanggung jawab untuk memelihara keluarga yang kini tak ada lagi

laki-laki dewasa sebagai tiang rumah tangganya.? Menolak Cin Siok

Poo dengan halus.

Cin Ong terperanjat mendengar jawaban ini. ?Jadi Lo Seng telah

gugur di tangan kedua saudaranya yang keji itu?? Cin Ong

menundukkan muka dan menitikkan air mata.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1174

Kemudian ia mengajak Ji Bouw Kong unruk bersembahyang di

depan peti jenazah Lo Seng yang belum dikuburkan. (tradisi orang
orang Tionghoa, sering jenazah itu disimpan beberapa hari untuk

menantikan berkumpulnya segenap famili).

Cin Ong memasang supa dan bersembahyang didepan peti

jenazah Lo Seng. Dengan bercucuran air mata Cin Ong menyesalkan

akan tindakan saudara-saudaranya sehingga menewaskan seorang

pembela bangsa dan negara yang begitu setia dan pandai.

Selesai sembahyang Cin Ong duduk dengan berlinang air mata.

Saat itu keluarlah putera Lo Seng yang saat itu baru berusia kira-kira

tiga atau empat tahun.

?Hongte Locu, ayahku meninggal karena kau, sekarang

gantikanlah nyawa ayahku!?

?Benar Ongji, akulah yang bersalah. Tak akan kulupakan jasa

dan kesetiaan ayahmu. Engkaukah putera Lo Seng? Siapakah

namamu??

Thia Kauw Kim mewakili isteri Lo Seng memberikan jawaban

atas pertanyaan Cin Ong.

?Dialah putera Loseng yang diberi nama Lo Thong. Usianya

baru akan menginjak empat tahun. Akan tetapi tenaganya kuat dan

otaknya cerdas sekali. Tidak sia-sia kelak ada harapan menggantikan

ayahnya sebagai panglima perang yang gagah perkasa.?

?Kho senang sekali padanya. Dan disaksikan oleh cuwe

Ongheng, anak ini kuangkat sebagai putera angkatku!?

Ibu Lo Seng, isteri sekalian saudara angkat segera mengatur

meja sembahyang. Lo Thong disuruh berlutut delapan kali da

resmilah ia menjadi putera angkat baginda Cin Ong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1175

Malam itu Cin Ong bermalam di rumah Lo Seng. Semalam

suntuk dua belas Hweshio memukul Bokhi dan membaca Lian

Kheng (surat doa).

Keesokan harinya dengan dihadiri Cin Ong, jenazah Lo Seng

dikuburkan di dekat pegunungan sebelah Barat kota Shoatang.

Tengah hari Cin Ong dan Ji Bouw Kong mengulangi ajakannya

untuk membela nusa dan bangsa mengusir musuh, membasmi kaum

pemberontak dan menegakkan pemerintahan yang adil, benar dan

bijaksana.

Cin Siok Poo dan Thia Kauw Kim tetap menolak. Akan tetapi

tatkala Cin Ong menerangkan bahwa baginda akan menghadiahkan

Pian dan Kian yang mempunyai kekuasaan mutlak, boleh untuk

menghukum mati siapa saja yang bersalah, tergeraklah hati para

panglima itu. diantara jenderal harimau (Ngo Hauw Ciangkun) yang

hidup tinggal dua yaitu Cin Siok Poo dan Thia Kauw Kim. Lain
lainnya sudah mendahului pulang ke alam baka.

Begitulah dengan janji Pian untuk Thia Kauw Kim dan Kian

untuk Cin Siok Poo, mereka berseddia beangkat ke kota raja untuk

membantu Cin Ong.

Berkata Thia Kauw Kim dalam pembicaraan itu.

?Andaikata baginda Kho Cauw juga mau memberikan

kekuasaan pada kapakku ini, mau kiiranya aku memotong saudara
saudara cukong yang jahat itu sampai menjadi delapan belas

potong.?

?Terima lasih sekali atas kesediaan cuwe Ongheng, kho meminta

kebijaksanaan Ongheng sekalian. Yang jahat adalah saudaraku, maka

janganlah menyama-ratakan diri kho. (istilah Jawanya : Ojo digebyah

uyah). Demi nusa bangsa, marilah kita segera berangkat, negeri

dalam keadaan bahaya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1176

Hari itu, setelah berbenah, mereka lalu beangkat ke Sokciu untuk

menyamperi jenderal Uti Kiong. Keluarga yang ditinggalkan oleh

Cin Ong diberi hadiah masing-masing sebesar seribu tail perak.

Tatkala keempat oang besar ini tiba di Sokciu Ma Ie Koan,

orang-orang pada menceritakan bahwa keempat pembesar yang

berpakaian menyolok itu mungkin perutusan baginda Tong untuk

mencari kediaman jenderal Uti Kiong.

Mendengar berita dari mulut ke mulut ini, Uti Kiong menjadi

gelisah. Kalau negeri kacau dipakai tenaganya, kalau aman diusir dan

ditendang sampai terlantar. Ia segera menutup Bengkel Pande

besinya dan buru-buru pulang ke rumah.

?Perutusan baginda Tongtiauw mungkin datang ke Sokciu ini

untuk memanggil aku. maka bile nanti mereka dapat menemukan

rumah kita, sambutlah secara wajar. Aku telah bulat menolak

undangan untuk bekerja pada pemerintah lagi, supaya tidak

menyakitkan hati perutusan baginda. Aku akan pura-pura menjadi

gila. Katakan pada mereka bahwa setelah dipecat dan disiksa aku

telah berubah ingatan dan menjadi orang cacat seumur hidup!?

Sehabis memberi pesan kepada kedua isterinya, Uti Kiong lalu

masuk ke bellakang. Bajunya dikoyak-koyak sampai tak karuan rupa.

Dengan arang, lumpur dan tinta ia polesi sekujur tubuh, rambut dan

mukanya. Sehingga tatkala kedua isterinya melongok kebelakang

menjadi sangat geli dan tertawa terpingkal-pingkal.

?Sungguh sandiwaramu mirip sekali siangkong (suamiku).

Sekarang keadaanmu sangat mirip dengan orang edan. Hahaaa !?

Tidak berselang lama, keempat pembesar yang diceritakan

orang-orang itu benar-benar telah mendatangi rumah Uti Kiong. Si

Bloonlah yang paling mudah dikenali suaranya. Ia melangkah masuk

sambil bersuara keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1177

?Di sinikah rumah si hitam? Hai hitam lekaslah keluar menemui

cukong dan saudara Cin serta saudara Ji!?

Hek Pek Hujin buru-buru keluar dan menjalankan

penghormatan, kemudian membawa tamu-tamu agung itu ke masuk

ke rumahnya.

Ji Bouw Kong mewakili Cin Ong lalu menceritakan apa maksud

kedatangan ke Sociu Ma Ie Koan ini. Selesai mendengarkan kata
kata Ji Bouw Kong, kedua Hujin itu menekap mukanya dan

menangis.

?Kenapa engkau menangis? Dimanakah suamimu itu?? bertanya

si Bloon terheran-heran.

BERSAMBUNG

Bersediakah Uti Kiong diajak kembali ke kota raja?

Benarkah tipu muslihat Uti Kiong berhasil untuk mengelabui

Cin Ong dan Kunsu Ji?

Dengan jalan apa Ji Bouw Kong memecah tiipunya Uti Kiong?

Dengan kembalinya para panglima gagah ini, dapatkah negeri

Tong mempersatukan seluruh wilayahnya?

Apakah kota Cie Kim Koan yang sudah terkepung rapat itu

masih belum terlambat untuk diselamatkan?

Bagaimana nasib menteri pertahanan Lauw Bun Ceng?

Bacalah Jilid ke Tiga Puluh Empat

S e g e r a T e r b i t !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1178

JILID 34

? ORANG yang menganggap dirinya bodoh tak mungkin

berhasil dalam kehidupannya.

? BUDI yang luhur lebih baik dari pada rupa tampan atau

kecantikan.

? KEJUJURAN belum terlalu menjamin kebahagiaan dalam

bercinta, karena ia hanyalah sebagian saja dari padanya

yang penting adalah kesungguhan.

Kiriman : Dhyana

?DIA SUDAH cacat untuk seumur hidupnya semenjak pulang

dari kota raja karena sakit hati, kecewa dan mengalami siksaan yang

tak terperikan lalu menjadi berubah ingatannya.

?Hah? Saudara Kheng Tek (nama kecil Uti Kiong) sudah edan?

Kasihan kasihan panglima perang yang angker dan begitu

gagah perkasa menjadi rusak otaknya karena kekejaman In Ong dan

Cee Ong, sungguh sangat disayangkan.?

Si Bloon menggeleng-gelengkan kepala dan mulutnya berkecek
kecek tak henti-hentinya.

Cin Ong sendiri menundukkan kepala dan berlinang air mata. di

Shoatang menjumpai Lo Seng telah gugur, di Sokciu menjumpai

pula Uti Kiong telah menjadi gila kesemuanya adalah kekejian

dan kejahatan saudara-saudara kandungnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1179

Dari dalam segera terdengar suara orang menangis meraung
raung, menjerit-jerit dan kadang-kadang tertawa gelak-gelak sendiri,

itulah Uti Kiong.

Mendengar jeritan-jeritan yang memekakkan telinga ini Cin Ong

tidak berdaya. Duduk dengan merunduk dan air mata berlinang
linang.

Beberapa saat kemudian nampak Uti Kiong dengan pakaian tak

karuan dan muka serta tubuh bercoreng moreng berlari keluar.

matanya jelilatan, kemudian jarinya menunjuk-nunjuk.

?Celaka, celaka, tentara-tentara dewata datang hendak

menyerang hahaaa hahaa bukan, kiranya tamu Dewata datang

menghadiri hari lahirku, ahaaa hahaa

Selamat datang HAN CONG LEE. Kepada Cin Siok Poo Uti

Kiong menyebutnya Han Cong Lee (salah satu dari nama dewa
dewa).

Kepada Ji Bouw Kong dipanggilnya Lo Tong Pin, dan kepada

Cin Ong sendiri disebutnya Lan Cay Hoo. Terakhir kepada Thia

Kauw Kim dikatakan sebagai Siluman Pohon Yangliu.

?Bangsat, kaulah siluman pohon Yangliu yang mencuri buah
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dewa. kini kau bersekongkol dengan Su Hay Liong Ong (empat ekor

naga raja laut) dengan membawa tentara kepiting, udang-udang,

cebong, teri hendak menyerang kemari hah??

Uti Kiong menubruk Thia Kauw Kim, menarik-narik bajunya

dan menjambak rambutnya.

Kemudian jatuh sendiri bergulingan kocak sekali. Gaya dan

tingkahnya persis orang keluaran sakit jiwa. Kemudian bangun lagi

dengan mengaum dahsyat ?Ggeeeerr hauuungg !?

?Sekarang aku POANHOA (berubah) menjadi seekor Harimau

dan hendak mencari orang untuk kuterkam hauungg geeerrr ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1180

Uti Kiong berlompatan salto dan bergulingan masik ke belakang.

Menyaksikan kejadian ini semakin sedihlah hati Cin Ong. Ia

menggeleng-gelengkan kapala dan bangkit mengajak pengikut
pengikutnya pergi.

?Uti Ongheng keadaannya parah, ia tak dapat diajak pergi!?

Setelah membalas penghormatan Hek Pek Hujin, Cin Ong dan Ji

Bouw Kong, Siok Poo serta si Bloon pergi meninggalkan rumah Uti

Kiong.

Setelah tamu-tamu agung itu pergi jauh, Uti Kiong keluar lagi

menjumpai kedua isterinya dengan tertawa gelak-gelak.

?Hahaa haaa sampaipun seorang Kunsu yang tahu dengan

apa yang bakal terjadi dapat kukelabuhi hahaaa !?

Uti Kiong lalu membersihkan diri, berganti pakaian dan minum

arak dengan gembira. Sepanjang jalan Cin Ong menghela nafas dan

bersedih atas keadaan diri Uti Kiong.

Akan tetapi Kunsu Ji tersenyum mendengar keluh kesah itu.

?Cukong mengapa bersedih dan berulang kali menarik nafas

dalam-dalam? Untuk menyembuhkan penyakit gila Kheng Tek, sin

dapat mengobatinya.?

?Apa benar kunsu dapat menyembuhkan penyakit gila Uti

Kiong? Sayang sekali kalau dia menjadi orang hilang ingatan untuk

seumur hidupnya!?

?Masa iya? Apa sih obatnya??

?Kemarilah, aku akan membisikkan sesuatu kepadamu!?

Ji Bouw Kong lalu membisikkan sesuatu ketelinga Thia Kauw

Kim. Siapa kelihatan tersenyum-senyum dan memanggut
manggutkan kepala.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1181

Ji Bouw Kong lalu mengajak Cin Ong dan yang lain-lain

bermalam di sebuah penginapan. Sementara Thia Kauw Kim dengan

menyamar sebagai raja rampok dengan membawa dua ratus prajurit

pergi ke kampung CI LONG CUNG (tempat tinggal Uti Kiong) dan

mengurungnya.

Thia Kauw Kim berpakaian kulit harimau, mukanya dicoreng

moreng lima warna dan gegamannya diganti tombak panjang. Ia

berkaok-kaok kepada para penduduk dengan ancaman-ancamannya

yang menakutkan.

?Hei para penduduk Ci Kong Cung dengarlah, aku adalah raja

begal dari gunung Kiong CokSan, nama besarku Touw Thia Tay

Ong, dengan anak buahku yang datang kekampung ini bukan untuk

menggangu kalian, akan tetapi mendengar kedua isteri Beng Hee

Ong Touw Kian Tek diambil oleh orang hitam Uti Kiong, maka

sampaikan padanya supaya segara mengirimkan kedua Hujin itu

kepadaku.

Bila tukang pande besi berwajah buruk itu tidak mengindahkan,

Awas! bukan hanya keluarga pande besi itu yang akan kubakar

musnah, akan tetapi seluruh kampung CI Long Cun ini akan kubakar

musnah.

Awas nanti seluruh kampung Ci Long Cun inipun akan kubumi
hanguskan. Maka kalian yang mendengar seruanku ini lekaslah

sampaikan kepada tukang besi buruk itu!?

Melihat wajah yang serem serta beratus anak buah lengkap

dengan persenjataan yang menggredep gegirisi, para penduduk

kampung itu amat ketakutan.

Beberapa diantara para penduduk itu lari ke rumahnya Uti Kiong

dan menyampaikan seruan raja begal dari gunung Kong Ciok San itu.

Mendengar laporan ini, Uti Kiong membanting guci arak dan

segera menyambar tombaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1182

?Bangsat keparat! Apa dia kira laki-laki gagah di dunia ini hanya

dia sehingga aku Uti Kiong disuruh tunduk seperti cacing??

Uti Kiong lari ke belakang dan mengambil kudanya di istal.

Dengan penuh kemurkaan ia cemplak kudanya itu menuju ke mulut

kampung.

Benar saja di mulur kampung CI Long Cun ia menjumpai

seorang begal Pa Ong dengan muka lima warna, ditangan

menggenggam tombak panjang sedang menantikannya dengan

bercokol di atas punggung kuda berwarna hitam mulus.

Begitu Uti Kiong datang dekat, raja begal itu berseru nyaring.

?Pande besi berwajah buruk, tidakkah kau mendengar

perintahku? Mana Hek Pek Hujin bekas isterinya Beng Hee Ong

Touw Kian Tek itu? bawalah kemari, akan kujadikan selir-selirku!

Bila kau tak mengindahkan, rasakanlah tombakku ini!?

Uti Kiong tidak menyahut, ia menggeram dahsyat dan

mengangkat tombaknya mendahului menyerang.

Thia Kauw Kim yang menyamar sebagai Touw Than Tay Ong

mengangkat tombaknya untuk menangkis. Bukan main kuatnya

tenaga Uti Kiong memang berada di atasnya.

Benterokan itu membuat lengan-lengan linu dan kesemutan.

Namun mematuhi pesan kunsu Ji ia dengan gigih mengadakan

perlawanan sampai lima enam jurus baru memutar kudanya dan

melarikan diri.

?Bangsat keparat! Mau lari kemana kau heh??

Thia Kauw Kim tidak menoleh dan terus melarikan kudanya ke

dalam semak lebat.

Uti Kiong dengan mencaci-maki sepanjang jalan mengejar terus

dengan penuh nafsu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1183

Tatkala raja begal itu lenyap, tiba-tiba muncul tiga orang yag

membuat hatinya seketika lemas. Mereka adalah Cin Ong Kunsu Ji

dan Cin Siok Poo. Uti Kiong tidak dapat menghindar lagi. Ia

tancapkan tombaknya ke tanah, melompat turun dari kudanya dan

berlutut dihadapan Cin Ong.

?Saudara Kheng Tek, benar-benar penyakit gilamu sangat hebat

sampaipun mertua sendiri kau hendak membunuhnya!? (yang

dimaksud mertua adalah Thia Kauw Kim, karena dialah yang

menjodohkan Hek Pek Hujin dengan Uti Kiong).

Dengan menggeleng-gelengkan kepala Uti Kiong menyahut.

?Sudahlah, segala muslihatku telah kau ketahui kunsu. Tak ada

jalan lain lagi, baiklah aku menerima ajakan cukong.

Dari balik gerumul semak-semak lebat muncul Thia Kauw Kim,

pakaiannya masih mengenakan kulit macan dan sabuk kulit ular.

?Hitam, sudah sembuhkah penyakit gilamu? Hahaa haaaa !?

?Sudahlah, jangan berolok-olok pula, marilah singgah ke rumah

Sin. Setelah memberitahu kepada kedua hujin, kita berangkat

bersama-sama ke kota raja!?

Tidak terkirakan betapa sukacita dan bahagianya hati Cin Ong.

Mereka bersama-sama kembali ke rumahnya Uti Kiong. Oleh kedua

isteri jenderal hitam ini diadakan jamuan makan besar.

Setelah semua semua barang yang perlu dibawa dibungkus rapi,

rumah Uti Kiong dititipkan kepada tetangganya dan mengikuti Cin

Ong bersama kedua isterinya berangkat kembali ke kota raja.

? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1184

BAB LXII

PERTARUNGAN ILMU GAIB

MELAWAN ILMU GAIB

DENGAN KACA WASIAT,

SILUMAN ITU DAPAT DIKALAHKAN

TIDAK memakan waktu terlalu lama, rombongan Cin Ong telah

sampai di kota raja dengan selamat.

Baginda Kho Couw gembira sekali dan menyambut bekas-bekas

menteri-menterinya dengan perjamuan besar-besaran.

Selesai perjamuan, dalam sidang resmi yang dihadiri segenap

staf pemerintah, baginda menyerahkan Kong Pian dan sepasang Kian

yang telah diukir oleh baginda sendiri dan bunyinya.

Dengan senjata ini, boleh menghukum siapa saja yang bersalah,

tidak terkecuali keluarga raja-raja, menteri sampaipun raja sendiri.

Kedua jenderal itu berlutut menerima senjata kekuasaan otoritet.

Pangkat-pangkat mereka dikukuhkan kembali dan perintah

segera diberikan untuk berangkat ke medan peang Ci Kim Koan

menyelamatkan kota itu.

Uti Kiong dan Cin Siok Poo mengajukan permohonan supaya

Cin Ong diperkenankan ikut serta supaya menambah keangkean dan

semangat para panglima dalam angkatan perang ini.

Baginda tidak berkeberatan. Oleh karena itu Cin Ong pun segera

bersiap-siap untuk mengikuti angkatan perang itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1185

Marilah kita ikuti perkembangan di kota Ci Kim Koan. Menteri

pertahanan demi menyelamatkan kota. Jenderal Ma Pek Lian yang

masih pernah adik iparnya diangkat menjadi panglima Sianhong

untuk menghadapi musuh.

Akan tetapi jenderal Ma ini hanya namanya saja jenderal,

sesungguhnya dia tidak mempunyai kecakapan apapun. Setiap

perang selalu kalah dan mengorbankan banyak serdadu. Kalau kalah

dua tiga kali itu lumrah. Tetapi setiap keluar perang yang sudah

belasan kali itu selalu saja kalah dan korban banyak berjatuhan.

Sama sekali tak ada taktik, siasat, dan daya upaya. Hal mana Lauw

Bun Ceng marah sekali dan memecat pangkatnya.

Ma Pek Liang dengan rasa malu pulang ke gedungnya dan

menceritakan hal ini kepada isterinya. Lauw hujin walaupun saudara

sekandung dengan Lauw Bun Ceng akan tetapi jiwanya lain. Jiwanya

rendah, dengki, srei, panasten, dahwen dan iren. Ia lalu mencari akal

untuk mencelakai saudaranya sendiri itu.

Kelemahan Lauw Bun Ceng adalah karena terlalu setianya

terhadap junjungan lama. Ia pernah bersumpah untuk membuat

patung Beng Hee Ong Touw Kian Tek dan menyembahnya setiap

bangun tidur dan hendak tidur.

Kelemahan ini diceritakan kepada suaminya yaitu jenderal

Bodoh Ma, siapa disuruh membuat surat laporan mengatakan bahwa

menteri pertahanan itu berkhianat, sesungguhnya masih setia pada

junjungan lama dan mempunyai maksud untuk memberontak.

Walau baginda Kho Cauw menerima laporan ini amat kaget.

Segera diutus beberapa pembesar untuk menyelidiki kebenaran

laporan itu.

Dan tatkala para petugas itu menemukan patung Beng Hee Ong

yang dirawat baik dan dipuji di kamar Lauw BunCeng, tanpa mintaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1186

keterangan dan proses verbal, langsung diseret seluruh keluarganya

dijatuhi hukuman mati.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lauw Bun Ceng pernah membunuh cukongnya sendiri dan

membuat berantakan kerajaan itu. kini memetik hasil perbuatannya.

Bagaimana akan halnya jenderal bodoh Ma Pek Liang? Apakah

ia akan dapat menikmati hidup yang enak? Sama saja dengan apa

yang dialami Lauw Bun Ceng. Siapa menggali lobang sering ialah

yang akan terperosok sendiri ke dalamnya.

Waktu rombongan Cin Ong sampai di Ci Kim Koan dan tidak

dijumpainya Peng Pauw Siangsi Lauw Bun Ceng, lalu diadakan

penyelidikan. Akhirnya diketahui telah dijatuhi hukuman mati

dengan seluruh keluarganya gara-gara fitnahan Ma Pek Liang.

Cin Ong lalu menyusuli surat laporan, yang mana membuat

baginda sangat menyesal. Firman lalu diturunkan, untuk menangkap

jenderal Ma bersala seluruh kerabatnya dan dijatuhi hukuman mati.

Siapa menyebarkan pasir berlawnan dengan arah angin, mukanya

sendiri akan tersiram juga.

Dalam pada itu, Lauw Hek Tat merasa sangat cemas dan panik.

Sepuluh laksa sedadunya telah dihancurkan. Pertama-tama oleh Lo

Seng. Kemudian dalam peperangan selanjutnya juga banyak

berkurang. Kini kerajan Tongtiauw telah pula mengirimkan bala

bantuan dengan panglima-panglima yang tangguh. Sudah terpikir

untuk menarik kembali anak buahnya dan pulang ke Bengciu.

Akan tetapi niat itu dihalang-halangi oleh jenderal Souw Seng

Hong. Siapa menyarankan kepada Lauw Hek Tat supaya mencontoh

apa yang pernah dilakukan oleh raja Lok Yang Ong Si Jiong, yaitu

menulis surat kepada keturunan empat raja pemberontak untuk

datang ke medan perang di Ci Kim Koan dan membantu angkatan

perangnya untuk menghancurkan musuh bebuyutan budak Tong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1187

Lauw Hek Tat menyetujui saran itu. surat-surat ditulis dan

mengutus empat kurir untuk segera menyampaikan kepada alamat

yang dituju.

Siapakah keempat keturunan raja pemberontak yang dikirimi

surat dan dimintai bala bantuan itu?

Yang kesatu adalah Lam Yang Cu Teng. Dia sesungguhnya

adalah putera Lamyang Hauw Ngo Hun Tiauw yang dititipkan

kepada Cu Jan. (Cu Jan adalah lima raja-raja yang mati dibakar Cin

Siok Poo di kota Koan Ek).

Yang kedua adalah Souwciu Sim Hoat Hin. Yang ketiga

Shoatang Tong Pek dan yang keempat adalah Lauwcu Ci Goan

Beng.

Keeempat keturunan raja-raja pemberontak ini masih tebal rasa

dendamnya kepada Tongtiauw, maka tatkala menerima surat dari

Lauw Hek Tat mereka lalu mengatur angkatan perangnya dan

berangkat ke Ci Kim Koan.

Pada suatu hari Tong Pek dengan jenderalnya yang bernama

Couw Tek bersama lima laksa serdadunya telah tiba di perbatasan Ci

Kim Koan.

Kedatangan raja Shoatang ini mendapat sambutan yang antusias.

Dalam jamuan Louw Hek Tat mengutarakan bahwa bilamana

merhasil menaklukkan seluruh negeri Tongtiauw, wilayah itu akan

dibagi dua separuh-separuh.

Akan tetapi Tong Pek menolaknya, jawabnya ia menggerakkan

angkatan perangnya kemari bukan bermaksud merebut wilayah, akan

tetapi membalaskan kematian Beng Hee Ong Touw Kian Tek yang

semasa hidupnya hubungannya sangat baik.

Lauw Hek Tat menghaturkan terima kasih atas perhatian dan

bantuannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1188

Keesokan harinya Tong Pek bersama Lauw Hek Tat, Sou Teng

Hong dan Couw Tek keluar mengepalai pasukannya menantang

perang.

Kunsu Ji mengadakan sidang dan bertanya kepada sekalian

panglima. Siapakah kiranya yang hendak maju menghadapi musuh.

?Cukong, biarlah siauciang yang maju melawannya!?

Cin Ong girang sekali demi Siok Poo mengajukan dirinya. Ia

percaya akan kecakapan Siok Poo dan yakin kemenangan akan

berada di pihaknya.

Cin Siok Poo mengepalai pasukannya keluar menghadapi

musuh. melihat yang berdiri di medan perang masih bekas atasannya

pada waktu ia menjabat komandan polisi kota Shoatang. Cin Siok

Poo membongkokkan badan untuk menghormat.

?Ah kiranya aku bertemu dengan majikan lama. Tongyua

maagkan karena berpakaian perang sehingga tak dapat menghormat

sebagaimana layaknya.

Tong Pek sendiri segera membalas penghormatan itu dan segera

menegurnya.

?Cin Kiong selama berada di Shoatang dan bekerja kepadaku

aku selalu memperlakukan engkau baik, sekarang engkau mau

melawanku??

?Tongya salah dalam hal ini, yang Tongya bantu sesungguhnya

adalah raja pemberontak. Tong Kho Cauw adalah Cin Beng Thiencu

jaman ini. oleh karena itu tidak lama lagi mereka akan binasa. Juga

dalam hal ini Tongya tidak mempunyai permusuhan sama sekali

dengan junjunganku, maka mengapa menggerakkan angkatan perang

hendak memusuhinya? Bukankah lebih baik Tongya menakluk??

?Kau ngaco Cin Kiong! Dunia ini toh bukan hanya miliknya

budak Tong? Apa salahnya aku mau merebut wilayah danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1189

mengangkat diri sebagai raja? Sebagai polisi apakah engkau tak

membaca kitab sejarah? Lihatlah golokku!?

Bekas atasan Cin Siok Poo marah dan mengayunkan golok

besarnya mulai menyerang.

Berulang-ulang Tong Pek menyerang dengan dahsyat. Namun

selama itu Cin Kiong hanya mundur berkelit dan menghindar.

Setelah tiga kali ia mengalah, kemudian merubah sikapnya.

?Saya yang pernah menjadi bawahan Tongya telah mengalah

tiga kali sebagai kesadaran mengingat Tongya bekas atasanku.

Setelah Tongya tak dapat saya sadarkan terpaksa saya harus

melawan. Nah terimalah balasanku!?

Tidak terduga oleh Tong Pek, pertarungan awal ini merasa

dirinya lebih unggul dari bekas bawahannya itu. tidak tahunya

setelah Siok Poo mengadakan perlawanan serius, ia menjadi

kelabakan dan merasa buukan tandingannya. Beberapa kali nyaris

tombak Siok Poo menembus dada, perut dan lambungnya. Cepat
cepat Tong Pek memutar kudanya dan mencoba melarikan diri.

?Sungguh lihay, aku tak tahan menghadapinya!?

Jenderal Cauw Tek melihat cukongnya kewalahan dan dalam

keadaan bahaya segera keprak maju kudanya sambil membentak.

?Cin Kiong, tunggulah Ciauwyamu datang!?

Cin Siok Poo melepaskan Tong Pek dan berbalik berhadapan

dengan jenderal Cauw Tek.

Senjata Cauw Tek adalah SIN TANG CA semacam cakar.

Pertarungan berjalan dengan sengitnya. Akan tetapi tidak sampai

sepuluh jurus Cauw Tek telah tertumbak dan jatuh binasa.

Hal yang tak terduga itu karuan saja membuat Lauw Hek Tat,

Tong Pek dan Souw teng Hong kaget. Mereka maju berbareng untukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1190

mengeroyok Cin Siok Poo. Sambil bertarung mereka mundur terus

dan akirnya memasuki tangsi.

Siok Poo pun tarik mundur pasukannya dan melaporkan

kemenangannya kepad Cin Ong.

Cin Ong menyambut kemenangan itu dengan pesta perjamuan.

Tengah dalam suasana kegembiraan itu, seorang ponggawa

masuk memberikan laporan bahwa di luar tangsi datang berpuluh
puluh bekas panglima yang dulu dipecat oleh baginda datang hendak

mengabdikan diri lagi.

Kedatangan para panglima bekas orang-orang gagah

persaudaraan di Shoatang itu mau datang karena mengetahui bahwa

kunsu Ji, Siok Poo Thia Kauw Kom dan Uti Kiong bekerja kembali

membantu Cin Ong.

Hal ini menambah kegembiraan hati Cin Ong. Mereka lalu

diundang masuk dan diajak berjamu bersama-sama.

Yang kembali itu adalah Su Thay Nay, Thio Kong Kin, Cee Kok

Wan, Lie Ji Kui dan lain-lain.

Sementara itu di pihak Lauw Hek Tat, mereka berkumpul dalam

suasana sedih. Peperangan yang dilakukan selalu saja mendapatkan

kekalahan.

Tengah dalam suasana penuh kedukaan dan keprihatinan itu,

masuklah seorang perwira memberikan laporan bahwa tiga raja-raja

yang diundang telah datang bersama angkatan perang masing
masing.

Hal ini seketika menumbuhkan kembali semangat Lauw Hek

Tat, Tok Peng dan jenderal Souw teng Hong.

Mereka bangkit dan keluar untuk menyambut tamu-tamu

undangan itu. Ketiga raja undangan yang baru datang adalahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1191

Lamyang Cu teng, Siang Liang Ong Sim Hoat Hin, Ceng Cin Ong Ci

Goan Long.

Peramuan lalu diselenggarakan dengan meriah. Ketika raja yang

baru datang itu menyatakan minta maaf atas keterlambatan mereka,

kemudian menanyakan jalannya peperangan.

Lauw Hek Tat lalu mengisahkan jalannya pertempuran yang

mana dipihaknya selalu saja mendapatkan kekalahan.

?Besok biarlah siautit yang maju menghadapi budak-budak Tong

itu!? berkata Lamyang Ong Cu Teng dengan mengepalkan tinjunya.

Begitulah pada keesokan harinya Cu Teng dengan tombak

panjang peninggalan ayahnya maju ke medan perang.

Dari pihak Tongtiauw tampillah si Bloon Thia Kauw Kim.

Dengan kapaknya ia maju menghadapi Cu Teng (putera Lamyang

Hauw Ngo Hun Tiauw. Karena dititipkan pada Cu Jan maka ia

memakai she Cu).

Waktu Thia Kauw Kim datang dekat, ia dapat melihat yang

berdiri dihadapannya adalah seorang pemuda yang cakap. Wajahnya

bulat laksana rembulan yang penuh. Matanya bundar dilengkapi

sepasang alis tebal menambah keangkerannya. Usianya kurang lebih

sembilan belas tahun. Tanpa terasa Thia Kauw Kim memuji

lawannya itu.

?Sungguh gagah dan cakap engkau anak muda, lekaslah katakan

siapa namamu dan orang tuamu. Barangkali aku kenal ayahmu

sehingga dapat aku mengampuni jiwamu!?

?Setan jelek jangan banyak omong yang tak berguna. Dengarlak,

aku adalah Lam Yang Ong Cu Teng!?

Thia Kauw Kim tak pernah mendengar tentang Ngo In Tiauw

yang menitipkan anaknya pada Cu Jan. maka tatkala Cu Teng

memperkenalkan diri ia egera angkat kapaknya menyerang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1192

?Aku tak kenal orang tuamu, kiranya engkau adalah kawanan

bangsat, maka makanlah kapakku!?

Cu Teng pun tidak tinggal diam, ia angkat tombaknya untuk

menangkis.

Serangan-serangan Thia Kauw Kim dari urus satu sampai tiga
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

demikian hebatnya sehingga membuat Cu Teng kelabakan dan

menjerit kagum.

?Sungguh panglima perang yang lihay!?

Akan tetapi jurus-jurus selanjutnya ngawur, tak bertenaga dan

sasarannya serampangan sekenanya saja. Semula Cu Teng sudah

hendak lari, akan tetapi melihat perubahan mendadak ini, segera juga

ia tertawa gelak-gelak.

?Hahaaaa hahaaa kiranya engkau adalah panglima

berkepala harimau tetapi berekor tikus, hahaaa hahaaa ! Saya

kira ilmu kapakmu amat lihay, tak tahunya hanya sampai disini saja,

maka terimalah pembalasanku!?

Cu Teng lalu bersifat agresif dan melancarkan serangan kilat

yang gencar.

Sesungguhnya dalam ilmu kapak yang dipelajari dari impian,

Thia Kauw Kim hanya ingat tiga jurus terdepan sehingga permainan

kapak itu hampir sempurna. Untuk jurus-jurus selanjutnya ia sudah

tak ingat karena otaknya memang bebal.

Mendapat balasan yang bertubi-tubi ini ia menjerit-jerit

keripuhan. Suatu ketika pahanya kena tertumbak sehingga

mengucurkan banyak darah. Dengan menjerit kesakitan, Thia Kauw

Kim melarikan diri kembali ke dalam tangsi.

Diceritakanlah kekalahannya itu dan tak henti-hentinya si Bloon

memuji kehebatan panglima muda berwajah keren itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1193

Setelah Thia Kauw Kim dikalahkan berturut-turut tampillah

panglima-panglima Su Tay Nay, Cee Kok Wan, Lie Ji Kui dan lain
lain. Namun tidak satupun yang dapat menghadapi Cu Teng. Putera

Lam Yang Hauw ini benar-benar mirip ayahnya, kuat, ganteng dan

lihay sekali ilmu tombaknya.

Pada hari berikutnya Cin Ong lalu memerintahkan jenderal Uti

Kiong yang diras cukup mempunyai kekuatan dan ilmu yang dapat

menandingi anak muda itu.

Begitulah pada keesokan harinya jenderal Uti Kiong dengan

membaw tombaknya maju menghadapi Cu Teng. Tanpa banyak

komentar kedua panglima perang itu begitu bertemu muka langsung

mengangkat senjata masing-masing untuk bertarung.

Dari pagi sampai petang perterungan itu sama kuat dan tak dapat

diketahui siapa yang bakal muncul sebagi pemenang. Setelah cuaca

mulai gelap mereka memisahkan diri dan menarik pasukan masing
masing.

Cu Teng pulang dengan mendapat sambutan hangat. Perjamuan

diadakan untuk kemenangan yang diperolehnya.

Sementara itu Uti Kiong memberikan laporan sebagai berikut.

?Cukong, lawan kita kali ini walaupun usianya sangat muda akan

tetapi kepandaiannya cukup tinggi. Oleh karena itu kita harus

mencari siasat unguk menundukkannya.?

?Cin Siok Poo yang mendengarkan saran dari Uti Kiong itu

segera menyeletuk.

?Ciangkun jangan berbuat demikian. Masih ada cara yang lunak

untuk menundukkannya.?

Cin Siok Poo lalu menceritakan riwayat Cu Teng. Pada akhir

kisan ia menyanggupkan diri untuk esok hari keluar perang

menghadapi anak muda yang gagah perkasa itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1194

Cin Ong girang sekali mendengar kesanggupan Cin Siok Poo.

Keesokan harinya Cin Siok Poo dengan tombak di tangan keluar

menghadapi Cu Teng. Begitu berhadapan, segera juga Cin Siok Poo

menegurnya.

?Hiantit (keponakanku) Siokhomu Sin Siok Poo sengaja

menjumpaimu di medan perang ini untuk menyampaikan beberapa

kata.?

Mendengar kata-kata dari panglima perang musuh yang tak

dikenalnya meluaplah marah Cu Teng.

?Jangan melepaskan kentut anjing di sini. Sama sekali aku tidak

mengenalmu, cara bagaimana engkau katakan sebagai

pamanku?makanlah ujung tombakkku ini!?

Mendengar kata-kat yang kasar itu, Cin Siok Poo mendidih

darahnya.

?Bangsat kecil yang tak tahu diri, jangan sesalkan bila kau

membunuhmu!?

Pertarungan berjalan sangat seru. Tiga empat jurus cepat berlalu

dan Cin Siok Poo dapat merasakan bahwa ilmu tombak Cu Teng

benar-benar lihay. Oleh karena itu ia merasa sayang untuk anak

muda ini, seketika redalah amarahnya. Dengan tenang ia

mengimbangi serangan-serangan Cu Teng sambil membuka mulut.

?Hiantit, sebelum engkau mendengarkan kisahku, tak nanti

engkau mengerti jelas duduknya hal ini.

Dahulu di Yangciu ayahmu yang sesungguhnya Lamyang Hauw

Ngo Hun Tiauw telah mengangkat saudara dengan aku. Kakekmu

difitnah dan dibunuh oleh Swei Yang Tee. Kemudian ayahmu terusir

dari Lamyang. Ibumu mati menceburkan diri ke dalam sumur karena

dikejar-kejar Ie Bun Seng Touw dan panglima-panglima Sweituaw

yang berjumlah banyak. Ayahmu lalu menitipkan engkau kepada CuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1195

Jan. aih hiantit, apakah Cu Jan tidak pernah memberitahu riwayatmu

ini kepadamu?

Pesan ayahmu sebelum mati di Tengciu, bila kelak dapat

menemuimu, supaya mendidikmu untuk memilih jalan yang benar.

Lambat laun tergerak hati Cu Teng, menang ia pernah

mendengar tentang ayah, ibu dan dirinya yang dititipkan pada Cu

Jan. ?Hm apa memang benar paman Siok Poo ini saudara angkat

ayahku??

Kembali terdengar Cin Siok Poo membujuknya.

?Yang kau bela adalah raja pemberontak, tidak lama lagi akan

musnah karena Gekthian. Menakluklah kepada Tong Ong. Dialah

sesungguhnya Cin Beng Thiancu.

Cu Teng sambil bertempur merenungkan kata-kata Cin Siok Poo

dan akhirnya luluhlah hatinya.

?Baiklah paman, aku berterima ksih atas petunjukmu. Akan

tetapi karena pertarungan kita ini selalu diawasi oleh raja-raja, maka

marilah kita bersandiwara!?

Cin Siok Poo menjadi girang mendengar kata-kata Cu Teng.

Usaha untuk membujuknya telah berhasil. Dengan memanggut pelan

ia mulailagi dengan jurus-jurus permainan tombak Lo Kee Cio

(pelajaran dari almarhum Lo Seng) untuk mengimbangi permainan

Ngo Kee Cio (Ilmu tombak dari keluarga Ngo).

Pertarungan itu berjalan seru sehingga menjelang sore. Pada saat

itulah Cu Teng pura-pura terdesak dan segera memutar kudanya

untuk melarikan diri. Dengan cara ini dapatlah ia mengelabuhi raja
raja yang lain.

?Kali ini yang berada di medan perang adalah jenderal Cin Siok

Poo, maaf siautit tak dapat melawannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1196

Lauw Hek Tat agak kecewa. Dengan suara parau ia menjawb.

?Tidak apa, tidak apa. Kalah dan menang dalam pertempuran

sudah wajar. Hanya ciangkun manakah kiranya yang sanggup

melawan Cin Siok Poo esok hari??

Seorang Tosu (pendeta Tho) tinggi besar segera memajukan

dirinya.

?Tay Ong, biarlah pinto yang maju ke medan perang esok hari.?

Pendeta tinggi besar itu ternyata adalah gurunya Siang Liang

Ong Sim Hoat Hin yang bernama Bie Thian Cinjin. Lauw Hek Tat

agak terhibur dan menjadi lega hatinya.

Keesokan harinya Bie Thian Cinjin keluar ke medan perang.

Dari pihak Tongtiauw kembali si Bloon mengajukan dirinya.

?Mungkin pendeta ini sin dapat mengalahkan, maka ijinkanlah

sin maju ke medan peang untuk menebus kekalahan kemarin.?

Cin Ong meluluskan permohonan si Bloon. Siapa lalu

menyambar kapaknya dan keluar menghadapi Bie Thian Cinjin. Thia

Kauw Kim memandang rendah pendeta itu. Bukankah biasanya

pendeta itu hanya pandai Liamking (membaca kitab) dalam biara
biara? Oleh karena itu dengan congkaknya si Bloon mengejeknya.

?Sungguh sial, hari ini loya keluar berperang bertemu dengan

segala pendeta hidung kerbau. Dlam hidup ini loya paling benci pada

pendeta-pendeta yang seringkali palsu dan cabul. Apalagi pendeta

siluman cuss fuiill!?

Tingkah si Bloon seketika membuat wajah Bie Thian Cinjin

menjadi merah padam.

?Pulanglah dan panggil panglima lain sehingga dapat melayani

aku!?

Bie Thian Cinjin menggeram dahsyat dan balas mennjawab.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1197

?Hmm, pinto lihat kematianmu sudah diambang mata, masih

mau berlagak segala. Pinto kira justeru engkau panglima goblok,

dogol dan pahpoh bukan menjadi tandinganku, bila mau bukti

rasakanlah!?

Bie Thian Cinjin mengayunkan golok besarnya membacok

kepala Thia Kauw Kim. Bacokan mana ditangkis kuat dan Kauw

Kim melanjutkan dengan balasan membacok dengan kapak

bergagang panjang. ?Traangg !?

Serangan pertama dapar disingkirkan menyusul serangan kedua

dan ketiga yang begitu dahsyat. Hal mana membuat pendeta itu

kelabakan ripuh sekali.

?Heiya sungguh lihay si jelek ini. kukira ketololannya

menunjukkan ketidak-mampuannya. Dugaanku meleset, ternyata ia

seorang panglima yang berkepandaian tinggi.?

Bie Thian Cinjin tidak seperti Cu Teng bertahan sampai lewat

tiga jurus dan akhirnya dapat mengetahui kelemahan Thia Kauw

Kim. Ia tidak tahu kalau si Bloon ini jurusnya yang ampuh hanya

jurus satu sampai tiga, untuk selanjutnya ngawur dan awut-awutan.

Bie Thian Cinjin lari ngacir tetapi mulutnya berkomat-kamit

membacakan mantera.

Sesaat dari goloknya yang diacungkan ke arah barat daya itu

mengeluarkan asap hitam berketel-ketel membumbung ke angkasa,

disusul angin kencang yang bergemuruh. Dan tidak berselang lama

dari gumpalan asap itu keluar berbagai binatang seperti singa,

harimau, ular, landak, kerbau babi hutan dan sebagainya lari kencang

menyerang ke arah Thia Kauw Kim.

Dari mengejar kini si Bloon itu dengan memutar kudanya dan

lari sekencang-kencangnya. Berbalik dialah yang dikejar-kejar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1198

?Celaka, toloongg toloongg !? Sambil berlarian Thia Kauw

Kim berkaok-kaok minta tolong.

Beribu-ribu binatang-binatang buas diikuti manusia-manusia

berambut panjang dan dengan berwajah bengis mengejar Thia Kauw

Kim. Untunglah bintang rezeki Cin Ong memang sedang bersinar

terang.

Pada saat itu kebetulan sekali Sam Goan Lie Ceng yang dahulu

pergi ke Pakhay telah datang. Melihat ilmu siluman yang dikeluarkan

dalam medan perang, segera ia mengacungkan pedangnya untuk

menumpas ilmu gaib itu.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seberkas sinar hijau kemilau meluncur dan menerjang binatang
binatang serta manusia-manusia berwajah iblis itu. seketika

terdengarlah jeritan-jeritan dan suara gaduh yang memekakkan

telinga. Ketika sebuah gema menggoncang bumi, buyarlah asap

hitam itu, dan musnahlah binatang-binatang dan manusia-manusia

iblis itu. Sebagai gantinya di tanah lapang itu bertebaran potongan
potongan kertas kecil yang berhamburan ditiup angin.

Melihat ilmu gaibnya dapat dimusnahkan, Bie Thian Cinjin agak

terkejut. Segera ia maju ke medan laga da menantang orang yang

telah menindas ilmunya.

?Hahaa kiranya engkau murid dari perguruan Hiansan.

Bagus, akan kutunjukkan lagi ilmuku dan cobalah engkau

menindasnya pula!? berseru Bie Thian Cinjin tatkala berhadapan

dengan Sam Goan Lie Ceng.

?Silakan Cinjin mempertunjukkannya!?

Bie Thian Cinjin lalu mengacungkan goloknya ke langit.

Mulutnya berkomat-kamit membaca mantera, kemudian pedang itu

dilemparkan ke angkasa. Dari sebuah pedang itu pecah menjadi

ratusan, ribuan, laksaan, jutaan dan tak terhitung.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1199

Sebelum pedang-pedang berkeredepan menyilaukan mata itu

bergerak lebih lanjut, Sam Goan Lie Ceng pun cepat mengacungkan

pedangnya ke langit. Mengheningkan cipta dan membaca doa,

selanjutnya melemparkan pedang itu ke angkas pula.

Sama halnya dengan apa yang dipertunjukkan Bie Thian Cinjin.

Pedang Lie Ceng itu dari satu pecah menjadi seratus, pecah lagi

menjadi seribu, selaksa, puluhan laksa, jutaan dan pedang-pedang itu

lalu saling bertarung seru sekali. Siara trang trang tring

gaduh memekakkan telinga.

Seakan angkasa tetutup oleh jutaan pedang-pedang gaib yang

berkeliaran dan seru bertarung di angkasa.

Lambat laun golok-golok bersinar perak dari Bie Thian Cinjin

terdesak oleh pedang-pedang Sam Goan Lie Ceng yang bersinar

hijau bening. Lenyaplah pedang-pedang bersinar perak.

Wajah Bie Thian Cinjin merah padam dan memandang Sam

Goan Lie Ceng dengan bengis.

?Hm, bagus, dua kali engkau dapat menindas ilmuku. Sekarang

aku ingin supaya kau mengetahui siapa nama, asal usul dan diriku

yang sejati. Bukankah engkau yang terkenal dengan nama julukan

Sam Goan, orang sakti yang dapat mengetahui apapun dan sesuatu

yang bakal terjadi? Nah kuberkan waktu stu bulan, nanti kita bertemu

lagi untuk menentukan siapa menang dan siapa yang kalah!?

Sehabis berkata demikian Bie Thian Cinjin lalu menarik

pasukannya dan mundur ke dalam tangsinya. Kedatangan Sam Goan

Lie Ceng disambut dengan penuh kegembiraan. Cin Ong lalu

menjamu orang pandai itu dan mempercayakan bahwa dengan

pimpinanLie Ceng akan dapatlah memperoleh kemenangan didalam

peperangan ini.

?Pinto rasa pendeta ini berasal dari siluman. Dalam pertemuan

dan saling mengukur kepandaian, ilmunya cukup tinggi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1200

Beruntunglah ia bersikap agak angkuh sehingga menantang untuk

menebak nama, asal-usul dan ilmunya dalam waktu satu bulan. Ia

mengatakan sampai tiga tiga puluh enam sorga dan delapan belas

neraka tidak nanti pinto menemukan asal-usulnya.

Baginda, pinto akan mencoba memecahkan ilmunya dengan

menggunakan kaca wasiat CIAUW YAUW KHENG (kaca wasiat

yang membuyarkan semua siluman bilamana disorotkan). Kaca ini

dimiliki oleh tida saudara Liu di Hengciu. Maka pinto akan

meminjam tenaga jendera Uti Kiong untuk berangkata kesana

meminjam kaca wasiat tersebut. Entah bagaimana pertimbangan

baginda??

Baginda dengan girang menyatakan persetujuannya. Pada

keesokan harinya, jenderal Uti Kiong dengan lima ribu serdadu

berangkat ke Henciu. Karena tuas itu teramat penting dan dalam

waktu amat pendek, maka jenderal Uti Kiong tidak berani berlaku

ayal-ayalan. Ia kepalai pasukannya bergerak cepat, sehingga dalam

delapan hari telah tiba di perbatasan Henciu.

Tentara-tentaranya barulah diperintahkan mendirikan kubu-kubu

dan mengaso. Hengciu diperintah oleh Raja Lui Ciok Peng atau Lui

Tian Peng yang bergelar sebagai raja Couw Ong.

Lui Tiap Peng mengatur daerahnya dengan kedua adiknya yang

masing-masing bernama Lui Say Cin sebagai Goanswe (panglima

besar) dan Lui Sin Cin sebagai Sianhong (panglima mandala).

Mata-mata yang disebarkan dapat mengorek informasi bahwa

kedatangan Uti Kong dengan mengepalai pasukan yang berjumlah

lima ribu serdadu itu bukan bermaksud intervensi, akan tetapi hendak

meminjam kaca wasiat CIAUW YAO KHENG.

Baginda Cauw Ong dan kedua adiknya lalu berunding. Akan

diberikankah kaca itu atau ditolaknya?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1201

?Menurut pendapatku,? berkata Lui Sin Cin si adik ketiga.

?Kaca wasiat itu tidak boleh dipinjamkan, sebabnya pusaka itu

merupakan pusaka dari kerajaan kita. Ya kalau dikembalikan sesudah

dipakai. Kalau tidak bagaimana? Barang sudah berada di tangan

orang, apa yang hendak kita kata??

?Sayapun sependapat dengan samtee.? berkata Lui Say Cin si

adik kedua mendukung pendapat adiknya.

?Dua diantara kita bertiga tidak memperbolehkan, maka akupun

tak berani melanggar. Baiklah besok kita jawab penolakan itu

bilamana Uti Kiong datang maka akupun memberi komando kepada

angkatan perang untuk tawur bila hal-hal ayang tidak diinginkan

timbul.?

?Toako jangan mempergunakan kekerasan, kita tak nanti akan

memperoleh kemenangan. Uti Kiong semasa menjadi Sianhongnya

Beng Hay Ong Lauw Bu Ciu, didalam satu hari berhasil merebut tiga

buah kota dan dalam semalam menduduki delapan buah pos

pesanggrahan. Bugenya tinggi dan tenaganya amat kuat. Bila kita

hendak melawannya kecuali dengan tipu daya dan siasat barulah kita

dapat mengalahkannya. Hal ini kita lihat saja bagaimana gelagatnya

besok??

Ketiga saudara itu sambil makan minum terus mengadakan

perundingan sampai larut malam.

Pada keesokan harinya, dengan pakaian perang dan membawa

tombak serta menggendol Kongpiannya Uti Kiong maju mendekati

pintu kota. Dengan suaranya yang keras bagaikan harimau mengaum,

ia sampaikan maksud kedatangannya. Beberapa perwira Hengciu lalu

melaporkan kepada junjungannya.

Lui Sin Cin lalu keluar dengan menunggang kuda perang dengan

diiringi kesatuan tempur untuk melindungi dan menjaga bila terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan. Kedua jenderal itu berhadapan danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1202

saling memberi hormat. Uti Kiong segera saja mengutarakan

maksudnya.

?Saya adalah Touw Tok Cong Khoa dari negeri Tong yang

bernama Uti Kiong. Kedatanganku kemari mengemban perintah dari

Kunsu untuk meminjam kaca wasiat Lui Tay Ong untuk

menghancurkan ilmu siluman dari Bie Thian Cinjin yang membela

kawanan raja-raja pemberontak di medan perang Ci Kim Koan.

Besar harapan kami, Tay Ong tidak berkeberatan untuk

meminjamkan Cauw Yau Kheng itu barang sebentar. bila peperangan

telah usai kaca wasiat itu akan kami hantarkan kembali ke Hengciu.?

?Ongheng telah memerintahkan saya untuk menyambut

kedatangan ciangkun. Silakan masuk ke Swehu, disana Ongheng

telah menanti dengan perjamuan ala kadarnya.

Uti Ciangkun, sudah lama kami tiga bersaudara hendak

menakluk kepada Tongtiauw, maka kedatangan ciangkun sangat

kebetulan. Soal kaca wasiat, jangankan hanya dipinjam, dimintapun

tak nanti Ongheng menolaknya.?

Uti Kiong walaupun lahirnya kelihatan buas dan kasar, akan

tetapi jiwanya halus dan amat jujur. Dengan muslihat ini sama sekali

ia tidak bercuriga dan tak mempunyai syakwasangka buruk. Ia

tinggalkan pasukannya dan mengikuti Lui Sin Cin memasuki kota.

Di dalam markas ia diajak makan minum sambil dikorek riwayat

hidupnya. Dalam hal ini ketiga bersaudara itu telah menemukan tipu

daya yakni hendak memalsukan Lui Say Cin yang wajahnya mirip

Uti Kiong untuk mengelabuhi pihak Tongtiauw, selanjutnya hendak

membasmi panglima-panglima perang Tong dan merebut kekuasaan.

Uti Kiong latah sekali karena selalu diloloh dengan arak

kesukaannya, ia ceritakan riwayat hidupnya semenjak menjadi

tukang pande besi, menemukan batu gaib, kemudian menjadi

Goanswenya Lauw Bu Ciu sampai yang terakhir menjadiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1203

panglimanya Tongtiauw dan menemukan dua isteri bekas isterinya

Beng Hee Ong Touw Kian tek.

Menjelang malam, sintingnya sudah sedemikian hebat, sehingga

jatuh di kursi dan tertidur pulas. Lui Sin Cin dan anak buahnya lalu

membawa Uti Kiong ke sebuah kota di pegunungan, namanya Hoan

Shia. Sekeliling kota ini terdapat yang galiannya berhubungan

dengan pintu air sungai Tiangkang yang besar.

Setelah Uti Kiong dibawa kesana dan tentara-tentaranyapun

diperintahkan ikut serta. Saluran itu lalu dibobol sehingga kota itu

tergenang air hingga satu tombak dua kaki tingginya.

Suara gemuruhnya air membanjir membangunkan serdadu
derdadu yang segera memeriksa ke sekeliling kota itu. alangkah

terkejut hati mereka manakala melihat air bergolak bergulung-gulung

bagaikan jutaan ular yang datang mengurung kota dimana mereka

tinggal.

Jendera Uti Kiong dibangunkan, siapa segera tersadar dari

mabuknya dan menyumpah-nyumpah habis-habisan.

?Celaka, aku telah dilolohi arak dan dijebaknya!?

Sekeliling kota Hoashia seperti juga lautan tak mungkin lagi

dapat keluar.

Sementara itu Lui Tian Peng dan kedua adiknya mengadakan

pesta besar atas hasil yang bagus ini.

?Bila kita dapat merebut seluruh wilayah Negeri Tengah,

sungguh jasa jasa kedua gite tidak kecil.?

?Toako jangan khawatir, bedok Jiko biat menyamar seperti Uti

Kiong dan mengacaukan mereka.?

Dengan riang gembira ketiga Lui bersaudara berjamu sampai

larut malam.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1204

Sementara itu di Ci Kim Koan, Cin Ong san stafnya telah

menunggu sampai setengah bulan lebih, tetapi Uti Kiong yang

dikirim ke Henciu belun juga pulang dan tak ada kabar beritanya

sama sekali. Hal ini membuat Cin Ong dan para staf menjadi gelisah.

Lie Ceng lalu menghitung-hitung dengan kekuatan batinnya. Ia

menjadi terperanjat setelah didalam hitungannya itu bahwa Uti

Kiong sedang mengalami mara bahaya tergenang air di kota Hoan

Shia. Bukan mendapatkan pinjaman kaca wasiat tetapi terjebak.

Mendengar keterangan ini, Hek Pek Hujinlah yang paling
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gugup. Mereka mengajukan permohonan untuk segera berangkat ke

Hengciu untuk menolong suaminya. Lie Ceng menugaskan jenderal

Cin Siok Poo menyertai Hek Pek Hujin.

Dalam angkatan perang ini Tong Kho Kauw menyertakan juga

In Ong dan Cee Ong untuk meninjau jalannya peperangan. Supaya

mereka mendapatkan pengetahuan baru.

Mendengar Cin Siok Poo, Hek Pek Hujin hendak ke Hengciu,

mereka menyatakaningin turut pula, dengan alasan hendak

mengetahui cara bagaimana menyelamatkan Uti Kiong yang

terkurung air banjir di Hoan Shia itu.

Cin Ong dan Lie Ceng tak enak hati untuk menolak permintaan

kedua pangeran itu. permohonan segera diluluskan. Pada keesokan

harinya kelima pembesar itu bersama lima ribu serdadu bergerak

kilat menuju ke Hengciu.

Keesokan harinya In Ong dan Cee Ong tanpa petunjuk Siok Poo

telah maju ke benteng Hengciu untuk mengadakan penyelidikan.

Dari dalam benteng tiga bersaudara Liu mengatur siasatnya.

?Yang datang adalah In Ong dan Cee Ong, maka siasat ini akan

berhasil bagus sekali. Jite, lekaslah kau keluar memakinya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1205

Lui Say Cin dengan mengenakan pakaian perang, senjata dan

menggendol Kongpiauw mirip sekali dengan Uti Kiong. Begitu

berhadapan dengan kedua pangeran itu ia segera memakinya.

?Kalian dua pangeran bangsat datang kemari mau apa? di kota

raja penghinaan dan siksaan yang kau timpakan atas diriku sungguh

melampaui batas. Di Hengciu, Couw Ong memperlakukan diriku

penuh hormat, bahkan mengangkat aku menjadi raja muda.

Kedatanganmu ini sungguh sangat kebetulan. Akan kutangkap

kalian untuk kupenggal kepala dan kupersembahkan kepada Cauw

Ong sebagai tumbal kejayaan negeri Hengciu.

Melihat Uti Kiong palsu, kedua pangeran ini seketika menjadi

gugup dan memutar kudanya untuk melarikan diri. Semangatnya

terbang entah kemana. ?Celaka, si hitam itu telah berkhianat dan

memihak Hauw Ong di negeri Hengciu.

Melihat kedua pangeran itu lari terbirit-birit memasuki tangsi,

Lui Say Cin atau Uti Kiong gadungan menanti di medan laga.

Setibanya di dalam tangsi kedua pangeran itu langsung melompat

turun dari kudanya dan menemui Hek Pek Hujin. kepada kedua

perempuan itu In Ong berkata.

?Suamimu telah berontak dan menyeberang kepada musuh.

Kalian harus menyerahkan diri sebagai tanggungan atas

pengkhianatan suamimu!?

Hek Pek Hujin kaget mendengar keterangan In Ong ini.

?Apakah ciansweya tidak salah lihat? ie percaya betul akan

kejiwaan siankong, masakan ia mau berkhianat??

?Bila kalian tak percaya, bolehlah salah satu pergi ke medan

perang untuk membuktikan. Yang seorang tinggal bersama Kho

sebagai tanggungan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1206

Hek Pek hujin saling pandang, mereka merasa heran atas warta

yang diterimanya ini. kemudian mereka berunding dan Pek hujinlah

yang akan keluar membuktikan kebenaran warta ini.

Melihat dari tangsi Tongtiauw keluar seorang panglima

perempuan berkulit putih dan wajahnya sangat cantik, Lui Say Cin

yakin pasti itulah salah satu dari isteri Uti Kiong. Maka jauh ia telah

menegurnya.

?Isteriku Peksi, ikutlah bersamaku menyeberang kepada Cauw.

Disini aku disambut dengan baik dan dihormati sekali, diberikan

gelar agung sebagai raja muda Peng Hu Ong.

Apa artinya membela orang-orang yang buta hatinya? Ingat di

kota raja hampir saja jiwaku melayang. Jasa-jasa yang begitu besar

tak ada artinya. Kalau dibutuhkan diundang, dinbaiki, sebaliknya

kalau negeri aman ditendang seperti anjing penjaga yang pensiun.?

?Siankong, sadarlah dan kembalilah bersamaku ke tangsi.

?Tidak, engkau yang harus tunduk kepadaku sebagai suamimu!?

?Bila kau tetap memberontak, terpaksa aku turun tangan.?

Pek Hujin kalap dan mulai mengayunkan goloknya untuk

menyerang. Ternyata kepandaian Lui Say Cin memang cukup tinggi.

Oleh karena itu Pek Hujin kewalahan dan melarikan diri kembali ke

tangsi.

Hek Si meluap amarahnya mendengar laporan saidaranya itu.

?Hem benar-benar siangkong telah memberontak. Baik aku

sekarang yang menghajarnya. Cianswe ya biarlah Peksi sebagai

tanggungan dan Ie hendak membekuknya.?

Hek Hujin lalu keluar membawa golok dan Lui Seng Tu. Jauh
jauh Say Cinpun telah menegur dan membujuk supaya Heksi turut

padanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1207

Heksi tanpa komentar langsung menggerakkan senjatanya untuk

menyerang. Ternyata Heksipun bukan tandingan Lui Say Cin.

Beberapa kali nyaris tombak Uti Kiong gadungan itu menembus iga

lambung dan pahanya. Cepat-cepat ia putar kudanya dan melarikan

diri.

?Isteriku Heksi, apakah engkaupun tak mau mengikutiku?

Apakah gunanya mengabdikan diri pada manusia-manusia yang tak

kenal budi??

Heksi terus larikan kudanya menunggu sampai Uti Kiong

gadungan datang mendekat. Dengan gerakan kilat ia mendekam

sambil mengayunkan Lui Seng Tui. siuuutt ... siuuutt ... siuuutt ...

weess kreeek kreeekk.

Rantai Lui Seng Tui terkait pada ujung ombak Uti Kiong

gadungan dan sekali sentak tubnuh Heksi terbetot kemudian

ditangkap dan tertawalah ia.

Pada waktu itu jenderal Cin Sok Poo sudah berada di medan

perang mengikuti jalannya pertemputan. Demi melihat Heksi

dikempit oleh Yti Kiong. Ia lalu merentangkan gendewa dan

memanah lengan kanan yang menghempit Heksi itu. ?Serr scaatt

auuhh bruuk !?

Ilmu panah Cin Siok Poo warisan dari Ong Pek Tong memang

cukup lihay. Tertembuslah lengan kanan Uti Kiong itu karena kaget

dan terjungkal dari kudanya. Anak buah Siok Poo meluruk dan

membekuk Uti Kiong Gadungan itu.

Pada waktu dibawa kedalam tangsi tenyata kedua pangeran

telah pergi membawa Peksi sebagai saksi pulang ke kota raja dan

melaporkan kepada ayahanda baginda bahwa Uti Kiong telah

berkhianat. Baginda murka sekali.

?Begitu kuhargai dia, sampai-sampai kuberikan Kongpian yang

kuukir dengan tanganku sendiri untuk kekuasaan mutlakKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1208

kepangkatannya. Tak kusangka bekas pemberontak tetap berjiwa

pemberontak. Kini ia menyeberang kepada Couw Ong. Bila ia

tertangkap lagi, tidak nanti kho memberikan ampun!?

Kembali kita ikuti perkembangan kisah di medan peperangan

Hengcu waktu Cin Siok Poo menghadapi Uti Kiong di kemahnya.

Kelihatan jelas bahwa panglima tersebut bukanlah Uti Kiong asli.

Waktu naik kuda, perbedaan ini sukar diketahui. Akan tetapi ketika

digiring dengan berdiri biasa, nyata tinggi tubuhnya terpaut dua kaki

dengan Uti Kiong.

Dengan kenyataan ini, meluaplah kemarahan Cin Siok Poo, ia

lalu membentak dengan bengis.

?Bangsat rendah! Siapa engkau sesungguhnya. Engkau begitu

berani memalsukan Uti Ciangkun. Lekaslah mengaku atau segera

akan aku kirimkan nyawamu ke akherat.?

Lui Say Cin menggigil ketakutan, dengan terus terang ia

memberikan pengakuannya. Hal mana karuan saja membuat

kemarahan Heksi tak tertahankan lagi. Ia mencabut goloknya dan

memotong sepasang telinga Lui Say Cin.

?Berani benar engkau memalsukan suamiku dn mempermainkan

aku di medan perang hah? Sekarang kuberi tanda mata untuk seumur

hidupmu!?

Lui Say Cin mengeluh dan merintih kesakitan. ?Celaka, matilah

aku sekarang !?

Cin Siok Poo lalu menanyakan dimana sesungguhnya Uti

Kiong? Oleh Lu Say Cin pun diberikan keterangan yang lengkap.

Sudah setengah bulan Uti Kiong terkurung air setinggi dua

tombak di kota pegunungan Hoan Shia. Maka Cin Siok Poo dan

Heksi lalu berangkat ke pintu air di dekat kota Hoan Shia.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono

1209

Serdadu-serdadu Hengciu yang berjaga di sana dibasmi,

kemudian pintu air itu dibukanya. Air yang menggenang mengurung

kota Hoan Shia dalam waktu singkat telah menyusut. Tidak sampai

satu hari air telah surut sampai kembali kota itu kelihatan tanahnya.

Serdadu-serdadu anak buah Uti Kiong bersorak sorai

kegirangan. Mereka beramai-ramai lalu mengenakan pakaian

perangnya dan keluar dari kota pegunungan itu. Kira-kira jarak

empat Li mereka telah bertemu dengan rombongan Cin Siok Poo dan

Hek Hujin.

Cin Siok Poo merangkapkan tangan dan mengucapkan Kionghie

atas selamatnya dia bersama lima ribu serdadu anak buahnya.

Kemudian Uti Kiong berpeluk-pelukan dengan isterinya dengan

bercucuran air mata.

Heksi menceritakan bagaimana Lu Say Cin telah memalsukan

dirinya sehingga terjadi kehebohan. Bahkan urusan kecil ini telah

dibawa ke kota raja dan oleh In Ong dan Cee Ong dilaporkan kepada

baginda.

Uti Kiong sendiri menceritakan bagaimana penderitaan yang

dialami bersama seluruh anak buahnya selama setengah bulan dalam

kota yang terkurung air. Mereka pertama-tama makan daging dari

kuda tunggangannya sendiri yang dibakar, minum air sungai yang

menggenak di kota itu.

Tetapi suatu hari menemukan lobang yang didalamnya ternyata

tersimpan beribu-ribu karung beras (inilah karung-karung beras yang

hilang di Wa Kang Cee tatkala Lie Bit menjadi raja dengan sangat

kejam. Tikus-tikus terbanglah yang telah mencuri beras-beras ini dan

disimpan di kota Hoanshia).

?Dengan menemukan beras inilah kami dapat mempertahankan

hidup.? Mengakhiri Uti Kiong dengan menyusut air matanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1210

Mereka bersama-sama lalu mengepalai angkatan perangnya dan

mengurung kota Hengciu. Lui Tiap Peng dan Lui Sin Cin

mendengar saudaranya tertangkap, kot Hoansia dapat disurutkan

genangan airnya, bahkan Uti Kiong bersama seluruh anak buahnya

masih hidup, mereka menggeleng-gelengkan kepala.

?Bo Shu Cay Jin, Sing Shu Cay Thian (manusia berdaya upaya,

ketentuan di tangan Tuhan). Tipu daya telah disusun sedemikian rupa

toh masih juga gagal, inilah takdir. Kita harus menakluk dan tidak

boleh melawan Cin Beng Thiancu. Melawan berarti kehancuran dan

kemusnahan.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lui Sin Cin membenarkan apa yang disampaikan kakak

tertuanya. Mereka mengerek bendera putih. Kemudian mengangkat

tangan sendiri dan keluar menakluk kepada Cin Siok Poo.

Kemenangan ini lalu dilaporkan kepada Cin Ong. Dengan

seluruh pasukan mereka berangkat ke Ci Kim Koan. Kaca wasiat

Ciauw Yu Kheng dibawa serta ke Ci Kim Koan.

Cin Ong menyambut panglima-panglimanya dengan gembira

dan diselenggarakan perjamuan besar untuk menjamu mereka. Boleh

dikatakan nyawa Uti Kiong dan lima ribu serdadunya bagaikan

nyawa-nyawa yang hidup kembali. Setelah terkurung setengah bulan

dalam kota yang digenangi air, tanpa persediaan ransum toh mereka

dapat bertahan dan masih hidup.

Dalam perjamuan itulah dihadapkan Uti Kiong gadungan.

Melihat Lui Say Cin, Cin Ong amat marahdan mencabut goloknya

hendak menebas batang lehernya pemalsu jenderalnya itu. akan

tetapi Lie Ceng cepat-cepat mencegahnya.

?Cukong, jangan tergesa-gesa membunuh Lui Say Cin. Kelak

bila di kota raja dan baginda hendak memeriksa secara teliti, tidak

akan ada saksi lagi. Oleh karena itu kita tahan daja Lui Say Cin

sehingga Uti ciangkun mempunyai saksi hidup.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1211

Mendengar peringatan ini, Cin Ongpun segera enginsyafi.

Betapa jahat dan licinnya kedua saudara kandungnya itu. Tanpa saksi

hidup ini, Uti Kiong akan mengalami kesulitan dan sulit menghindari

hukuman mati.

Maka diurungkanlah niat hendak membunuh jenderal Hengciu

itu. kepada para algojo ia memerintahkan untuk memasukkan Lui

Say Cin dalam tahanan dan dijaga ketat.

Pada keesokan harinya, Lie Ceng keluar menantang perang

dengan membawa kaca wasiat di tangan. Dari pihak pemberontak

muncullah pendeta Bie Thian Cinjin. Demi melihat apa yang berada

di tangan lawnnya, ia tertawa gelak-gelak.

?Hahaaa haa muridnya Hiansan, hayolah dengan kaca itu

kau soroti aku dan tebaklah siapa aku sesungguhnya. Bila tebakanmu

salah, maka nyawamu akan kuambil!?

Lie Ceng tidak banyak cakap, segera mengarahkan kaca wasiat

ke arah pendeta siluman itu. ?Byaarrr byaarrr !?

?Hahaaa hahaaa siapakah aku dan darimana asal-usulku

hei murid Hiansan. Lekaslah kau beri jawaban!?

Lie Ceng menjadi terheran-heran, di dalam kaca itu ia tidak

mendapatkan sesuatu apa, hanya seberkas sinar putih yang terang.

?Hemm, siluman apakah sesungguhnya?? bingung juda Lie

Ceng untuk menebaknya.

Bie Thian Cinjin tertawa gelak-gelak, ia yakin lawannya tak

dapat mengetahui tentang dirinya.

?Siapakah aku? dan bagaimana asal-usulku? Apakah engkau tak

dapat menebaknya??

?Engkau sesungguhnya adalah SILUMAN ULAR PUTIH!

Menjawab Lie Ceng dengan suara keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1212

Mendengar dirinya dikatakan sebagai siluman ular putih,

meluaplah amarah Bie Thian Cinjin. Ia menggeram dahsyat dan

menyerang ke arah Lie Ceng.

?Ngaco belo, pinto adalah seorang sakti, kenapa kau katakan

sebagai siluman ular putih? Makanlah pedangku ini jiaaatt !?

Lie Ceng pun segera angkat pedangnya uantuk menangkis dan

berlangsunglah pertarungan dua orang sakti itu sampai ratusan jurus

lebih.

Menyadari dengan adu Gaiao tidak mudah mendapatkan

penyelesaian, maka Lie Ceng lalu melompat jauh dan mengacungkan

pedangnya ke langit. Mulutnya berkomat-kamit membaca mantera.

Dari ujung pedang itu segera mengepul asap merah. Makin lama

makin besar dan selanjutnya berubah menjadi segulungan bola api

raksasa yang berputar seser menyerang ke arah Bie Thian Cinjin.

Akan tetapi sedikitpun Bie Thian Cinjin merasa gentar, iapun segera

mengacungkan pedangnya ke langit dan membacakan mantera.

Dari uung pedangnya meluncur asap hitam berketel-ketel

membumbung ke angkasa. Tatkala asap hitam dengan bola api

berbenturan terdengarlah dentuman-dentuman dahsyat yang

menggoncangkan bumi. Seakan letusan-letusan bom yang berukuran

besar. ?Blangg gelegerrr blangg !?

Bola api terdesak dan dari uap hitam itu disertai juga

gemuruhnya angin kencang yang mendorong bola api itu membalik

menyerang ke pihak serdadu-serdadu Tongtiauw.

BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1213

Menaklukkah Cu Teng setelah mendengar riwayat hidupnya

dari mulut Cin Siok Poo?

Apakah yang dialami jenderal Souw Teng Hong tatkala

tombaknya menusuk tenggorokan Cin Ong?

Kemanakah larinya Sam Goan Lie Ceng? Dapatkah ia menebak

asal-usul Bie Thian Cinjin?

Dengan wasiat apakah Lie Ceng mengalahkan siluman sakti

itu?

Bagaimana kesudahannya peperangan di Ci Kim Koan?

Bacalah Jilid ke Tiga Puluh Lima

S e g e r a T e r b i t !

JILID 35 (TAMAT)

? In order to know a person?s character. We must know how

he think, feels ang act.

(untuk mengetahui bagaimana watak dan pribasi

seseorang, kita harus mengetahui bagaimana cara

berpikirnya, merasakan suatu hal dan berbuat!)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1214

? Apa yang disebut persahabatan? Adalah jiwa yang sama

dalam beberapa tubuh yang berbeda.

? Kepandaian di dunia ini tidak ada batasnya, kecuali bila

engkau tidak mau berusaha untuk mencarinya!

Kiriman : Dhyana

SUASANA menjadi gaduh dan jelerit. Tentara-tentara

Tongtiauw lari tunggang langgang mencari keselamatan sendiri
sendiri.

Melihat perubahan ini tak terkirakan kejut hati Lie Ceng. Cepat
cepat ia menarik bola api itu dan melemparkan pedangnya ke langit.

Segera pedang itu berubah menjadi awan yang besar. Lie Ceng lalu

melompat menaiki awan itu dan terbang ke arah Timur.

Melihat lawan yang dibencinya melarikan diri, Bie Thian

Cinjinpun membuat awan dan turut mengejar.

?Bangsat, hendak lari kemana kau? Sebelum kucabut namamu

tak nanti pinto mau melepaskanmu!?

Kita tinggalkan kejar-kejaran antara Bie Thian Cinjin dan Sam

Coan Lie Ceng sejenak, dan marilah kita lanjutkan mengikuti

jalannya pertempuran di medan peperangan Ci Kim Koan. Melihat

tentara-tentara Tongtiauw dalam keadaan kalut, raja Hauw Han Ong

Lauw Hek Tat segera memberi komando kepada serikatnya untuk

menyerang serempak!.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1215

Peperangan terbuka terjadilah, serdadu berhantam dengan

serdadu dan panglima dengan panglima. Sampaipun raja-rajanya

juga turun ke gelanggang pertempuran.

Tak dapat kita lukiskan bagaimana seru dan dahsyatnya

pertempuran itu. gema beradunya alat-alat senjata, riuhnya sorak
sorak sorai dan ringkikan-ringkikan kuda. Jerit rintih yang menyayat,

riuhnya tambur dan kecer peperangan yang mengiramai jalannya

pertempuran berkumandang jauh.

Dalam sekejap, mayat tak terbilang berjatuhan dari kedua belah

pihak. Kedua angkatan perang itu desak mendesak, serang

menyerang mempertahankan posisi masing-masing. Di bagian arena

peperangan, Cin Ong menunggang kuda dengan golok pusaka Teng

Tong To turut memberi semangat para panglima dan tentara-tentara

Tongtiauw.

Tidak terduga dalam suasana kacau itu Cin Ong berpapasan

dengan jenderal Souw Teng Hong. Melihat panglima yang gagah dan

ganteng itu, hati Cin Ong sangat bersimpati dan tergerah hendak

menarik ke pihaknya. Maka dengan ramah ditegurnya Souw Teng

Hong.

?Souw Ongheng, menakluk sajalah kepada kho, engkau adalah

panglima yang gagah dan cakap. Sayang membela pihak yang salah.?

Souw Teng Hong meluap amarahnya, dengan gusar ia

membentak. ?Budak Tong, terimalah kematianmu!?

Dengan tombaknya Souw Teng Hing menyerang dahsyat.

Terpaksa Cin Ong mengangkat golok Teng Tonya untuk menangkis.

Terjadilah pertarungan yang seru.

Namun lewat puluhan jurus, Cin Ong menjadi terdesak dan

kewalahan. Mana dapat Cin Ong menandingi buge Souw Teng Hong

yang tinggi. Suatu ketika dimana Cin Ong sudah tak kuasa lagi untuk

melindungi dirinya dengan tombak Teng To Hong lalu menusukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1216

tenggorokan Cin Ong. Sudah dapat dibayangkan bahwa peperangan

tak nanti dapat melesok.

Tetapi tiba-tiba, ?Byaarr !? sinar merah mencorong keluar

melingkari buah kepala Cin Ong.

Di tengah gulungan sinar itu muncul seekor naga mas yang

mementangkan cakar-cakarnya mencengkeram ujung tombak Souw

Teng Hong. Tidak terkirakan betapa terkejutnya Souw Tong Hong.

Cengkeraan itu sangat kuat. Ia tidak kuasa menarik lepas-lepas.

Matanya menjadi silau dan hatinya bergetar.

?Oh, kiranya Cin Ong adalah Cinbeng Thiancu! Pantaslah Ngo

Ong (lima raja-raja) tak dapat melawn. Kalau tidak menakluk

padanya berarti melawan takdir. Baiklah aku menakluk!?

Souw Teng Hong melepaskan tombaknya dan melompat turun.

Ia berlutut sambil menyebut Banswe tiga kali.

?Maafkan kekurang-ajaran sin, kini sin rela menakluk!?

Cin Ong girang sekali. Iapun melompat turun dan

membangunkan jenderal ganteng yang diharapkannya untuk bekerja

di pihaknya itu.

Raja Shoatang Tong Pek melihat Teng Hong menakluk, bukan

main marahnya. Ia keprak kudanya sambil membentak.

?Bangsat Teng Hong, kau mengkhianati kami hah? Budak Tong

tunggulah, akan kucabut nyawa anjingmu!?

Di saat itu si Bloon sudah berada di belakang cukongnya. Siapa

segera memapak serangan Tong Pek dengan kapaknya. ?Trangg

tranggg !?

Tiga jurus maut dari ilmu kapak si Bloon Thia Kauw Kim sudah

cukup untuk mengakhiri jiwa raja Shoatang itu. batang lehernya

putus terbacok kapak maut.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1217

Dari bagian lain, jenderal muda perkasa Cu teng melihat

gugurnya raja Shoatang dan menakluknya Souw Teng Hong segera

juga mewujudkan pendiriannya. Waktu itu ia berhadapan dengan Cin

Siok Poo, maka dengan segera diwujudkan niatnya.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Siokhu (paman) setelah mempertimbangkan nasehat Siokhu

siautit suka menakluk!?

Tidak terkirakan suka-citanya Cin Siok Poo. Cu Teng lalu

dibawa menghadap Cin Ong untuk menjalankan penghormatan.

Lauw Ci Ong Ci Goan Long ketika melihat dua rekannya telah

menaklik, bukan main marahnya. Ia membentak keras dan maju

menerjang.

Amukan CI Goan Long telah disambut oleh Uti Kiong.

Pertarungan sengit terjadi dengan serunya. Siang Liang Ong Sim

Hoat Hin maju menerjang disambut oleh Thio Kong Kim dan Su Tay

Nay. Lauw Hek Tat dengan stafnya dipaksa oleh jenderal In Kay

San, Ma Sam Poo, Toan Ci Hian, Lauw Hang Kie dan lain-lain.

Debu mengepul tinggi seperti uap gudang mesiu yang meledak

dan terbakar. Gema bentrokan alat-alat senjata berkumandang

sampai puluhan Li jauhnya. Darah dan mayat bergelimpangan

memenuhi tanah persada. Darah menggenang sampai sebatas mata

kaki dan mayat mayat bertumpukan meninggi bukit.

Sampai di sini marilah kita mengikuti kejar-kejaran antara Bie

Thian Cinjin dan Sam Goan Lie Ceng. Kedua orang sakti itu sama
sama menaiki awan dan berpacu seru sekali.

Lie Ceng menuju ke puncak sebuah pegunungan dan begitu

melompat turun segera berlari cepat masuk ke goa Soey Hue Lian

Hoan Tong. Gua ini adalah gua pertapaan manusia sakti yang

menjadi gurunya Lie Ceng yang bernama Lim Tam Jan Siansu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1218

Pada saat itu Lim Tam Jan Siansu sedang duduk bersemedhi.

Mendengar langkah kaki orang yang memasuki pertapaannya, ia

membuka mata dan menegur halus.

?Muridku, aku telah mengetahui akan kedatanganmu. Bie Thian

Cinjin adalah seekor kera putih yang tekuh bertapa ribuan tahun,

maka memiliki kesaktian yang ampuh. Ambillah tambang wasiat

untuk menangkapnya. Lemparkan itu dan dia tidak akan berdaya!?

Lie Ceng berlutut dan mengucap terima kasih. Kemudian

mengambil tambang dan lari keluar menemui Bie Thian Cinjin yang

pada saat itu juga sedang mendarat ke tanah.

?Lie Ceng, engkau mendatangi gurumu untuk meminta wasiat

bukan? Aku tidak takut walaupun engkau akan pergunakan THIAN

LO TEE BONG (kesaktian seakan perangkap langit dan jebakan

bumi) tidak nanti aku mundur. Majulah untuk pertunjukkan

kejelekanmu!?

?Aku tidak memungkiri, kedatanganku kemari adalah memang

untuk meminjam benda wasiat dari suhu. Sekarang bersiaplah untuk

menghadapi hei KUNYUK PUTIH!?

Disebutnya kunyuk putih telah menggetarkan Bie thian Cinjin,

ternyata asal-usulnya telah diketahui. Justeru di saat ia terkejut itulah

tambang wasiat dilemparkan.

Beribu-ribu tambang berkilauan bagaikan sinar emas mengurung

Bie Thian Cinjin. Betapapun ia berjuang dan mengamuk dengan

pedangnya namun tambang-tambang itu melilit dan meringkusnya.

Dengan terbelit tambang itu kembalilah Bie Thian Cinjin kepada

asal-usulnya sebagai KERA PUTIH. Oleh Sam Goan Lie Ceng lalu

ditarik dan dihadapkan kepada suhunya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1219

?Kau ini binatang tak tahu diri, berani membela orang-orang

durhaka yang berjalan di jalan salah. Lie Ceng ambil pedang dan

tebaslah batang lehernya!?

Kera putih itu berkuik-kuik dan mengucurkan air mata. Kakinya

ditekuk seperti orang yang sedang berlutut yang maksudnya tidak

lain adalah mohon ampun. Lim Tam Gan adalah seorang pertapa

yang sudah mencapai kesempurnaan batin. Hatinya murah penuh

kewelas asihan. Melihat kea itu berlutut dan bercucuran air mata

menjadi tidak tega. Lalu diloloskan tambang yang membelit

tubuhnya sehingga kera itu terbebas.

?Suhu, kasihanilah jerih payah teecu yang telah bertapa ribuan

tahun lamanya. Teecu suka bertepa di sini dan tidak berani lagi

menimbulkan keonaran di dunia!?

?Binatang durhaka, karena kasihan melihat keuletanmu dalam

berusaha sehingga dapat mencapai tingkatan tinggi, maka aku tak

tega membunuhmu. Lie Ceng, ambilkan Sowyhu (jimat) taruh di

kepalanya sehingga ia tak dapat Pianhoa (merubah diri) lagi. Kau

boleh menemaniku di sini membakar dupa, membersihkan gua dan

mencari makanan dan minuman.?

Kera putih itu berlutut mengucapkan banyak terima kasih. Lie

Cengpun berlutut menghaturkan terima kasih kepada gurunya dan

minta diri untuk meneruskan bantuannya pada Cin Ong. Dengan

menaiki awa putih, pertapa sakti murid Hiansan ini menuju kemedan

peperangan Ci Kim Koan.

? ooOoo ?

BAB LXIII (PENUTUP)

ANTARA SAUDARA TERJADI SALING BUNUHKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1220

KHO CAUW MENGUNDURKAN DIRI

DAN CIN ONG NAIK TAHTA.

CU TENG sehabis menjalankan penghormatan kepada Cin Ong

lalu bangkit dan akan menunjukkan jasa-jasanya.

?Cukong, sin akan menerjang pasukan Lauw Hek tat dan

mengumpulkan anak buah sin sendiri untuk bersama-sama membela

Tongtiauw.?

Demikian juga Souw Teng Hong menyatakan ingin maju

mencari jasa-jasa guna mengabdi pada Tongtiauw. Cin Ong

mendukung kesua panglima muda itu dengan perasaan girang.

Cu Teng menerjang ke dalam pasukan Ngo Ong. Tombaknya

bagaikan naga putih yang menemukan air. Begitu hebat dan

mengagumkan. kemana saja ujung dan tangkai tombak itu diarahkan,

pastilah di sana akan ada serdadu Ngo Ong yang roboh binasa.

Souw Teng Ong pun menunjukkan permainan tombaknya yang

hebat. Kedua panglima muda itu, bagaikan sepasang naga yang

kiprah di samodra yang luas atau SIANG LIONG KUN HAY.

Souw Teng Hong lebih dahulu menerjang ke tengah-tengah

peperangan. Ia menemukan Sim Hoat Hin yang sedang bertarung

seru dengan Thio Kong Kin dan Su Tay Nay.

Souw Teng Hong meminta kedua rekannya itu mundur dan dia

maju menggantikan.

Menghaddapi Souw Teng Hong yang gagah dan lihay ilmu

tombaknya, Sim Hoat Hin tidak mampu menandingi. Mujur ia masih

dapat mewarisi beberapa ilmu gaib dari Bie Thian Cinjin. Maka dia

lalu melompat mundur dan mengacungkan pedangnya ke barat daya.

Mulutnya komat-kamit membacakan mantera.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1221

Tidak berselang lama dari ujung pedang itu mengepul asap

hitam, membumbung keangkasa, dan berubah menjadi segulung api

yang berkobar-kobar menyerang kepada panglima-panglima dan

tentara-tentara Tongtiauw. Panglima- panglima dan tentara-tentara

Tongtiauw kelabakan dan lari tunggang langgang menghindarkan

semburan api maut itu.

Dalam sekejap angkatan perang Tongtiauw terdesak hebat.

Untunglah pada saat itu Lie Ceng telah datang. Melihat masih ada

ilmu siluman, Lie Ceng segera mengacungkan pedangnya pula dan

membaca mantera.

Sinar hijau bening meluncur dari pedangnya, menghantam

gulungan api itu. ?Daarrr blangg gelegerr !?

Bagaikan halilintar membelah bumi suara benterokan gulungan

api dan sinar pedang hijau pupus itu. kesudahannya gulungan api itu

musnah karenanya.

Hal itu membuat Sim Hoat Hin tercengang. Kesempatan itu

dipergunakan sebaik-baiknya oleh Souw Teng Hong. Sekali tusuk

tembuslah tenggorokan Sim Hoat Hin. Tubuhnya roboh dan

melayang jiwanya. Teng Hong cepat melompat turun dan

memenggal kepala pemberontak untuk bukti jasanya.

Adik raja Ci Coan Liong yang bernama Ci Goan Beng apes

sekali. Ia bertemu jenderal buas Uti Kiong. Maka tidak ampun lagi,

belum lagi sepuluh jurus nyawanya telah melayang. Hauw Han Ong

Lauw Hek Tet menangis melihat rekan-rekannya dan panglima
panglimanya kalau tidak menakluk gugur binasa.

?Habis sudah segala-galanya, yang tak kuat melawan gugur,

yang berubah hatinya menakluk. Tentara-tentaraku tinggal tak

seberapa. Sakit hati ini tidak nanti aku lupakan!?

Lauw Hek Tat putar kudanya dan bermaksud kembali ke

Bengciu. Namun Cu Teng pacu kudanya bagaikan nagaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1222

menyeberangi lautan. Serdadu-serdadu yang berlaksa-laksa yang

sedang dalam perang campuh itu diterjangnya untuk dapat mengejar

Lauw Hek Tat.

Sudah takdirnya kalau raja-raja pemberontak itu bakal disapu

bersih oleh CinOng. (ingat impian kembang gaib yang ditemukan

Ong Si Jiong di Lokyang, raja Swei Yang Tee tak sempat melihat,

hanya ingat di tengah kuntum bunga itu muncul seorang pemuda

cakap menggunakan pakaian kuning keemasan. Dialah Cin Ong yang

berhasil menumpas raja-raja pemberontak).

Lauw Hek Tat sangat terkejut dan hanya sempat melawan

beberapa jurus. Akhirnya ia tertumbak dadanya dan roboh binasa. Cu

Teng memenggal kepala Lauw Hek Tat sebagai bukti jasanya.

Dengan gugurnya kelima raja pemberontak, sisa-sisa tentara

kelima raja-raja itu lalu membuang senjata masing-masing dan

menakluk. Peperangan di Ci Kim Koan berakhir dengan kemenangan

Cin Ong yang gilang gemilang.

Setelah menempatkan panglima perang yang dipercaya untuk

menjaga kota tersebut, hari berikutnya Cin Ong bersama angkatan

perang dan staf serta jenderal-jenderal baru yang menakluk kembali

ke ibu kota Tiangan.

Pada waktu itu In Ong dan Cee Ong mendesak lagi kepada

baginda karena perutusan yang diperintahkan untuk menyelidiki akan

hal pengkhianatan jenderal Uti Kiong tak kunjung datang. Terus

terang saja perutusan ini bergabung dengan rombongan Cin Ong.

Desakan itu telah menggerakkan kemarahan baginda. Perintah

penangkapan atas diri dan sanak keluarga Uti Kiong diturunkan.

Akan tetapi sebelum mereka menjatuhkan suatu hukuman,

perwira-perwira datang memberikan laporan bahwa Cin Ong telah

pulang bersama angkatan perangnya dengan membawa kemenangan

yang gilang gemilang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1223

Baginda amat girang dan sementara waktu hukuman bagi

keluarga dan sanak kerabat Uti Kiong ditangguhkan untuk diperiksa

kebenarannya lebih lanjut. Cin Ong dan ketiga puluh tujuh

panglimanya dipersilakan masuk.

Mereka memasuki balairung dan berlutut dan bergemalah

ucapan BANSWE, BANSWE, BANSWE, berkumandang

menggetarkan balairung. Cin Ong lalu maju bersembah dan

melaporkan secara terperinci jalannya pertempuran dan hasil-hasil

yang diperolehnya.

Baginda bersuka-cita sekali, mereka disuguhi arak tiga cawan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk jasa-jasanya dalam membela negeri Tongtiauw.

Kemudian baginda menitahkan Hong Bun Khoa untuk membuka

buku Kogolo (catatan jasa-jasa) dan akan menganugerahkan pangkat

pada panglima-panglima perang.

Jenderal Yu Cun Tat (kawan rampok si Bloon waktu di

Shoatang pernah merampas upeti raja muda Tengsan Ong Yo Lim)

diangkat sebagai panglima komando kota Hie Lim Koan. Jenderal

Lauw Hong Kie diangkat sebagai panglima komandan kota CI Kim

Koan, dibantu oleh Hoan Hauw dan Lian Beng.

Cin Siok Poo yang jasa-jasanya besar sekali, diangkat sebagai

raja muda Hu Kok Peng Hu Ong merangkap panglima tinggi

angkatan perang atau Thian Hee Touw Tok Tay Goanswe.

Waktu menghadapkan jenderal Uti Kiong, kedua pangeran

bajingan itu maju bersembah dan mengingatkan pengkhianatan Uti

Kiong di Hengciu.

Baginda dengan wajah kurang senang lalu mengajukan

pertanyan-pertanyaan pada Uti Kiong akan kebenaran laoran itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1224

Untukng waktu itu Lui Say Cin belum dibunuh, maka Heksi lalu

dihadapkan baginda dan Ji Bouw Kong menerangkan kejadian itu

sedetail-detailnya.

Melihat wajah Lui Say Cin mirip sekali dengan Uti Kiong,

baginda sendiri merasa judek dan tek henti-hentinya menggeleng
gelengkan kepala.

Atas kedosannya itu Lui Say Cin dijatuhi hukuman sebagai

kepala istal kuda dalam angkatan perang. Jiwanya diampuni karena

sudah mengatakan penyesalah dan rela menakluk.

Kepada kedua puteranya yang selalu menghasut itu baginda

memaki sampai habis-habisan.

?Binatang! Kalian hanya bisa mengacau, mengalutkan suasana

dan memutar-balikkan kebenaran. Setiap perkara hendaknya kau

selidiki sampai sempurna baru kemudian kau laporkan. Untung

pelaksanaan hukuman bagi keluarga dan sanak kerabat jenderal Uti

Kiong belum dijalankan. Andaikata terlanjur, bukankah akan

terulang pembunuhan pada orang yang tidak bersalah sebagaimana

yang dialami keluarga Peng Pauw Siang di Lauw Bun Geng?

Pergilah kalian!?

In Ong dan Cee Ong merah padam mukanya, merasa teramat

malu. Dengan menundukkan kepala kedua pangeran bajingan itu

ngeloyor pergi.

Baginda lalu meminta kepada Hong Bun Koa mengulang

membacakan jasa-jasa bagi para pejuang. Urutan kedua di ulang

yaitu jenderal Uti Kiong. Baginda lalu menganugerahkan gelar Giok

Ko Kong. Ji Bouw Kong dengan gelar Ong Kok Kong. Pendeta Gui

Tin dengan gelar Peng Pouw Siangsi. Cu Teng yang asli gelarnya

adalah she NGO, keturunan menteri besar Ngo Kian Ciang, putera

jenderal Lam Yang Ngo In Tiauw dikembalikan nama marganyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

1225

menjadi NGO TENG. Sedangkan jenderal-jenderal lainnya hanya

ditingkatkan menjadi CONG PENG (Brigadir jenderal).

Almarhum jenderal Lo Seng, karena jasa-jasanya yang besar

diberi gelar ANUMERTA (gelar bagi orang yang telah meninggal)

sebagai Wat Kok Kong.

Diperintahkan untuk membangun istana Kie Lin Kek khusus

untuk wisma, aula dan tempat tinggal para panglima dan

keluarganya. Gedung ini menjulang tinggi, luas arena tanahnya,

megah dan sangat indah.

Selanjutnya baginda memutuskan untuk mengadakan pesta

kemenangan sampai tujuh malam lamanya. Pangkat dan gelar

susulan yang diturunkan adalah si Bloon Thia Kauw Kim menjadi Lo

Kok Kong dan almarhum Lauw Bun Ceng dengan gelar anumerta


Rajawali Emas 02 Wasiat Malaikat Dewa Pendekar Naga Geni 23 Arca Ikan Biru Pendekar Rajawali Sakti 133 Tengkorak

Cari Blog Ini