Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 2
berangkat meninggalkan kola raja Tiangan.
? ooOoo ?
Marilah kita tinggalkan sejenak perjalanan jenderal Tangkiong
Lie Hian bersama keluarganya ini. Dan marilah kita ikuti kisah dari
tokoh terkenal CIN SIOK POO!.
Dengan terjadinya huru-hara yang berkecamuk di koraja,
keluarga Cin Siok Poo menjadi berpisaah dengan keluarga Thia It
Long.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
65
Dengan ibunya Cin Sink Poo tinggal di Lee Shia Koan, propinsi
Shoatang. Di kola inilah Cin Siok Poo giat belajar Bun dan Bu,
sehingga ia menjadi pemuda yang tinggi ihmu silat dan surat.
Kegagahannya sangat terkenal. karena dengan ilmunya ia terjun
dalam masyarakat, membantu orang-orang lemah yang tertidas.
Leng Hujin (ibu Cin Siok Poo) banyak memberikan petuah
petuah. nasehat dan mencegah puteranyaa untuk jangan tertalu
banyak turut campur urusan orang lain. Akan tetapi entah memang
sudah menjadi sifat dan Hobinya. Cin Siok Poo tetap tidak dapat
merubah karakter nya yang jantan dan kesatria ini.
Demi keadilan, kebenann dari orang-orang yang sengsara, tidak
segan ia turun tangan, mengorbankan apapun.
Setiap ditemui perkara yang ganjil, sewenang-wenang dan berat
sebelah, selalu ia gasak, dobrak dan gernpur habis-habisan.
Uang, harta benda, perhiasan dan barang-barang antik
peniuggalan ayahnda almarhum telah banyak di keluarkan oleh Cin
Siok Poo untuk menolong orang-orang yang memerlukan bantuan,
berkenalan dengan orang-orang gagah dalam kalangan Kangauw dan
sumbangan-sumbangan dalam gerakan-gerakan di masyarakat yang
di anggapnya perjuangannya itu benar. Karena jiwa kesosialannya,
kesatriaan, kegagahan dan kemuliaan yang luhur itulah sehingga
orang-orang menjuluki Cia Siok Poo sehagai SlAUW BENG
SIANG.
Diantara sahabat paling kental yaitu Komandan Polisi kota Cee
Lam yang bernama Hoan Hauw aliasnya Kian Wie. Hoan Hauw
bukan saja seorang komandan kepolisian yang berbadan tinggi, sifat
sifatnya mirip dengan Cin Siok Poo, gemar mambela hal-hal yang
benar, adil dan tidak melawan ke hendak Thian. Dengan kecocokan
sifat dan kejiwaan inilah mereka begitu akrab sehingga mirip saudata
kandung saja layaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
66
Di samping Hoan Hauw masih ada lagi seorang kenalan yang
erat juga hubungannya yaitu Ong Yong alias Pa Tong. Sahabat
tersebut juga berbadan tinggi, pandai bergaul dan memiliki sifat-sifat
yang berssamaan.
Di dalam kehidupan sehari-hari. Dimana ada salab satu dari
mereka berada, pastilah yang lain lain juga berada di situ.
Di waktu itu daerah sekitar Ceng Cie sedang dilanda bencana
alam yang hebat. Sudah beberapa bulan daerah itu tidak turun hujan,
sehingga semua tetanarnan kering, layu dan mati. Air-air sungai,
danau, kolam dan sumur semua kering. Tauah-tanah bagaikan bekas
terjadi kebakaran hebat, begitu gersang, bengkah-bengkah dan
hangus. Dengan dilandauya bencana kering itu, kehidupan rakyat di
situ menjadi amat minus dan serba kekurangan. Tidak ada tumbuh
tumbuhan yang hidup, apa yang bisa di makan?
Ada empat Sektor di dalarn hal tumbuh suburnya kejahatan :
Pertaina Sektor kemasyarakatan, kedua sektor kependudukan,
ketiga sektor kejiwaan dan keempat sektor tata nilai. Dengan istilah
yang mentereng disebut sektor sosiologis, sektor demografis, sektor
psikologis dan sektor moral.
Suatu daerah timbul hanyak kejahatan pasti ada salah satu Sektor
yang lemah. Entah terlalu padatnya penduduk dan menyoloknya
perhedaan tingkat bidup (Heterogenitas). Antara kaya dan miskin
begitu menonjol, menyolok dan tidak serasi akan menirnbulkan
kejahatan-kejahatan.
Demikian juga sektor yang lain, adanya kemasyarakatan yang
pincang, merosotnya moralitas dan kejiwaan yang TEMPE,
Melempem akan rnenderaskan mengalirnya wabah kejahatan.
Di daerah Ceng Cee dengan terjadinya bencana kering,
kebidupan rakyatnya menjadi sukar. Kelaparan merajalela. kematian
harnpir setiap detik terjadi. Dengan sulituya mencari bahan makauKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
67
untuk saang perut dan meayambung hidup. Sampailah pada batas
Point of no return atau titik puncak yang tak dapat ditarik mundur
lagi.
Banyaklah orang yang berubah kejiwaannya karena terpaksa,
The Stomach does not wait ? perut yang tidak dapat disemayani ?
perut yang lapar tidak dapat di suruh menunggu. NANTI DULU
Orang-orang yang terhimpit rasa lapar, kesukaran hidup yang berat
itu menjadi kalap, mata getap dan luturlah batin yang jernih, keruh
pemikirannya dan timbullah kejahatan-kejahatan.
Perampokan, penodongan, penggarongan, begal, kecu, maling,
penganiayaan, fitnah, dendam-mendendam, iri, dengki, panasten,
perkosaan yah segala macam kejahatan meraja lela di daerah gersang
yang serba kekurangan karena di Janda bencana alam itu.
Penguasa seternpat yakni pembesar Lauw Hong tidak jemu
jemunya berusaha untuk mengurangi menjalarnya kejahatan
kejahatan. Untuk mungatasi dan meringankan beban kehidupan
rakyatnya, di edarkanlah derma, sokongan berupa uang, pakaian
bekas. dan beras hasil pemunggutan ini di kumpulkaa kemudian di
bagi bagikan secara rata. Akan tetapi jumlah yang menderita jauh
lebih besar, sehingga usaha itu hanya bisa berjalan sementara saja.
Tidak terkirakan betapa sibuk, pusing dan bingungnya pembesar
Lauw Hong. Di dalam keadaan yang ruwet dan sukar itulah sering
dapat kita lihat pemuda-pemuda gagah berjiwa patriotik berkumpul
dengan kawan-kawannya membahas kesulitan yang dihadapi
daerahnya. Mereka adalah Cin Siok Poo, Hoan Hauw, Pet Tong, Kee
Jun Fu dan lain lain.
Pada suatu hari, sehagaimana hari-hari biasa yang lengang, Cin
Siok Poo berpamit kepada ibunya Akan bermain kerumah sahabat
sahabatnya. Ia meninggalkan rumahnya dan langsung menuju ke
kediaman Kee Jun Fu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
68
Kee Jun Fu juga orang Lie Shia Koan tetapi di bagian timur.
Sedangkan Cin Siok Poo kediarnannya di bagian barat. Kee Jun Fu
adalah seorang pedagang yang berhasil. Pembantu utamanya
bernaina Liu Cu Sin.
Sebagai seorang hartawan ia berhati sosial dermawan dan supel.
Tidak saja cerdik dan pintar, mereka juga memiliki badan yang
cukup tinggi. Dengan golongan Cin Siok Poo cs jadi cocok dan
bisabergaul erat.
Pada pagi hari itulah Cin Siok Poo pergi ke rumah Kee Jun Fu
untuk ngobrol-ngobrol.
Mereka ngobrol akan situasi di daerabnya pada dewasa ini
gagalnya usaha pembesar untuk mengatasi kesulitan hidup, situasi
politik, kemasyarakatan dan segala hal.
Tengah kedua sababat itu asyik mengobrol, tiba-tiba muneullah
Komandan Resort Kepolisian kota Lie Shia bagian barat yaitu Hoan
Hauw. Dengan tertawa lebar ia ikut masuk ke rumah Kee Jun Fu.
Setelah saling memberi salam, mereka lalu welanjutkan
Kongkouwnya.
Suatu saat Hoan Hauw mengalihkan pernbicaraan dan
membicarakan hal pekerjaan kepada Cin Siok Poo.
?Kali ini ada Ciatsu (Panglima kepolisian daerab Lie Shia)
menurunkan pengumuman. Mencari seorang yang memiliki
kepandaian Bun dan Bu untuk di angkat sebagai Komandan kota.
Gin Koko dengan lancang lalu saya perkenalkan Ciatsua Beliau
dengan girang memerintahkan Siauwtee untuk menghubungi Koko
dan bersama-sama menghadap. Bagaimana pikiran Koko dalam hal
ini? ?
?Menjadi komandan kota Sebagai anggota Polisi? Wah aku
berkeberatan. Kakakku, ayahku, semuanya adalah panglima-Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
69
panglima perang. Jenderal-jenderal kenamaan, kenapa aku keturunan
keluarga Cin manda menjadi polisi? Tidak, aku tidak mau menerima
tawaranmu itu Hoan hia (saudara Hoan ). Sampaikan kepada Bapak
Ciatsu, aku belum ada ingatan untuk bekerja sebagai pagawai
pemerintah.?
?Ciu Koko, semua yang besar terjadi dari yang kecil, leluhur
Koko kan juga tidak mendadak menjadi seorang jenderal? Dari
jabatan yang rendah, dengan gigih, ulet dan terus berjuang, dan
setelah banyak menanarn jasa baru naik pangkatnya.
Srautee melihat kehidupan Koko yang kosong hanya lontang lantung
tidak ada fungsinya. Bukankah lebih baik menjadi anggota
kepolisian? Walaupun pangkat rendah, tetapi kita bekerja demi nusa
bangsa. Sedikit banyak kehidupan kita ini ada faedahnya.?
?Pokoknya aku tidak setuju, tidak ada cita-cita untuk menjadi
anggota polisi. Kau tahu kehidupan anggota polisi itu bagaimana??
Hoan Hauw dan Kee Jun Fu saling pandang dan tidak mengerti
apa yang di maksud oleh Cin Siok Poo itu.
?Semitsal aku menjadi komandan kota, betapapun aku tidak
boleh sembarangan bertindak. Harus ada perintah dari atasan yaitu
Ciatsu. Begitu ada instruksi, baru boleh bergerak, bertindak
menjalankan perintah-perintah itu. Dan kalau dapat menggulung
suatu komplotan, menangkap garong, menggerebek sarang perjudian,
pelacuran, percanduan dan sebagainya, jasa itu akan menempel di
pundak Ciatsu dan bukan di pundaknya komandan kompi, peleton
maupon kota, tahu? Kalau ada anggota polisi yang mendapat
penghargaan, hadiah dan lain-lain juga di terimakan dulu pada
Ciatsu, bukan kita yang langsung menerimanya.
Sebaliknya kalau perintah-perintah itu gagal dilaksanakan, caci maki,
semprotan, dampratan, sentilan, kritik dan cemooh akan jatuh di
badan kita.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
70
Yang lebih membencikan, menjemukan dan membuat hatiku sengit,
adalah apabila ada tangkapan-tangkapan yang di tebus keluarganya,
faimlinya dan sebagainya dengan jalan suap, semir dan liku-liku cara
halus yang lain. Uang-uang itu. hadiah hadiah itu, semir-semir itu
yang menerima Ciatsu. Kita yang boleh dibilang tidak makan nangka
tetapi kena getahnya. Kita yang mengenakan seragam ini akan katut,
terembet-rembet sebagai pemakan suap, bukanlah ini menyakitkan
sekali?
Kita berarti sebagai penganiaya terhalus dalarn masyarakat. Oleh
sehab itu aku dengan keras menolak. Aku tidak mau menjadi anggora
polisi.?
Sehabis berkata dengan ketus Cin Ciok Poo rneneguk tehnya dan
bangkit berdiri. Hoan Hauw dan Kie Jun Fu saling pandang dan tak
dapat berbuat suatu apa. Mereka tahu adat yang keras dari Cin Siok
Poo, maka tidak berusaha menahannya lebih lama lagi.
Sepeninggai Cin Siok Poo kedua sahabat itu lalu berunding
?Saya tahu maksud Hoanbeng baik. Daripada menganggur dan
lontang-lantung adalah lebih baik bekerja. Sebagai polisi juga tidak
ada buruknya. Pikiran Cin'Coko terlalu berlebih-lebihan salam hal
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ini. Wah, adatnya memang keras, seperti baja yang sukar dielukkan.?
Kee Jun Fu memaparkan komentarnya setelah Cio Siok Poo
tidak ada. ?Saya ada jalan keluar untuk menarik Cin Koko sehingga
ia mau bekerja.?
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono
Hoan Hauw berjingkrak seperti orang yang mencocokkan nomor
lotte dan ada yang cocok. ?Bagaimana dayamu Hoaheng? Yakinkah
bahwa jalan itu akan berbasil baik??
?Ya, Cin Koko adalah seorang anak yang betbakti, ia sangat
patuh dan taat kepada Bujin-nya (ibunya). Maka aku akan
rneudahului datang kerumahnya untuk memberikan penjelasan
kepada Leng Hujin..?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
71
?Ya, ya lekaslah jangan sarnpai keduluan Cin Koko pulang!?
Kee Jun Fu setuju sekali dengan ide Hoan Hauw Ketitta sahabat
yang bermaksud baik lalu saling berpisaban.
Hoan Hauw dengan bergegas pergi ke Lie Sia Koan bagian barat
dan langsung bertamu ke runah Cun Siok Poo. Tidak terkoakan lega
hatinya bahwa saaat itu Cin Stok Poo belum pulang. Mungkin masih
putar kayun kia-kia (jalan-jalan) melihat-lihat keadaan pasar dan
kota.
Dengan segera Hoan Hauw lalu menceritakan penjelasan akan
maksud kedatattgannya.
?Oh, sungguh aku merasa sangat berterima kasih atas maksud
baikmu ini saudara Hoan. Daripada kosong, menganggur dan banyak
melamun akhir-akhirnya bisa terseret ke jalan yang buruk.. Ada lebih
balk bekerja. Dengan bekerja pikiran yang bukan-bukan akan hilang.
Jangan berkecil hati, nanti bila Cin Kiong pulang akan kubukakan
matanya. Terlalu tinggi angan-angannya sehingga bekerja sebagai
polisi di pandanginnya sebelah mata.
Belum habis sang ibu ngtrasani puteranya, di ambang pintu telah
berdiri Cin Siok Poo. Dengan pandangan tajam Siok Poo mengawasi
Hian Hauw dan ibunya secara berganti-ganti.
?Hoanheng akan memaksakan diriku untuk masuk korps
kepolisian Ibu, saya menolak dan tidak mau. Lebih baik hidap
sebagai petani, mengolah sawah ladang daripada menjadi anggota
kepolisian. Harap Hoanheng tidak salah mengerti dan mendesak saya
lagi!?
Dengan soader menanti komentar Hoan Hauw dan ibunya, Cian
Siok Poo melewati ruangun tamu dan bendak langsung masuk
kekamarnya.
?Cin Kiang!? lbunya dengan keras memanggilnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
72
Sebagaimana pembaca ketahui Cin Siok Poo adaIah anak yang
sangat berbakti dan menghormati orang tuanya. Pangilan ini seketika
menghentikan langkahnya. Dengan perlahan-lahan ia menoleh dan
memandang ibunya.
Kotaraja yang ramai dan padat penduduknya
?Apakah ibu juga akan memaksaku??
?Tidak!, Duduk nak, ibu hanya akan memberikan penjelasan dan
pengertian-pengertian supaya terbuka pikiranmu. Duduklah!?
Cin Siok Poo memutar tuhuhnya dan melangkah kembali. Ia
mengambil sebuah kursi dan duduk di dekat Hoan Hauw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
73
?Kedatangan Hoanheng kemri adalah dengan maksud tujuan
yang balk. Ia dengan sungguh-sungguh telah memperkenalkan
namamu pada atasannya. supaya engkau di terima dan medapatkan
lapangan pekerjaan. Dahulu kakekmu, ayahmu juga memulai
pekerjaannya dari Tangkiong Wa su sampai akhirnya menjadi
jenderal. Dari tempat yang rendah terus maju menjadi tinggi. Orang
yang hendak mencapai puncak, mana dapat sekaligus tiba di atas?
Harus di mulai dari bawah terus tekun, giat, ulet dan berjuang tanpa
kenal mundur, tanpa kenal bosan, tanpa kenal lelah baru akhirnya
mencapai puncak.
Mencari pekerjaan untuk jaman sekarang ini tidak mudah, harus ada
relasi, kondisi, koneksi dan lain sebagainya. Jadi sudah beruntung
ada Hoanheng yang dinas di kepolisian, sehingga hitung-hitung kau
sudah ada syarat kondisi, relasi dan koneksi. Mengapa engkau tolak?
Tidakkah kau hargai jasa baik Hoanheng? Akan demikian ketus dan
suka memandang rendah orang. Leluhur dan ayahmu selalu
menghargai niat baik orang. Sungguh ibu tidak mengerti akan
sikapmu.
Pegawai negeri kenapa kamu anggap sebagai penganiaya rakyat yang
halus? sungguh berlebihan penilaianmu itu!?
?lbu, bagaimana maksud ibu yang sebenarnya??
?Jangan meremehkan maksud baik orang dan ibutnu
mengharapkan engkau sebagai pemuda yang berjiwa baja, suka
berjuang, mengabdikan diri kapada nusa bangsa dan bukanlah
pengaugguran, luntang-lantung dengan ide-ide yang kosong.
Cio Siok Poo tidak berani menentang ibunya. Ia lalu berpaling
kepada Hoan Hauw dan menyatakan suka menerima pekerjaan itu.
?Hoanheng saya suka menerirna pekerjaan itu, bawalah saya
menghadap Ciatsu, saya terima tawaraumu dan mengucupkan tetima
kasih atas perhatian dan kebaikan Hoanheng terhadapku.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
74
Leng Hujin morasa terharu dan sangat gembira atas perubahan
sikap anaknya.
?Begitulah anakku yang ibu harap. Janganlah suka meremehkan
pekerjaan. Berusahaalah dalam bidangmu ini sebagai batu loncatan,
kelak engkau bisa berpindah ke bidang yang lain yang lebih cocok,
sesuai dan memenuhi harapanmu.?
?Tidak sekarang Cin Koko besok aku kemari pagi-pagi sekitar
jam delapan. Deri sini kita pergi bersama sama kemarkas kepolisian
untuk menghadap Ciatsu.?
?Baik, sekali lagi terima kasih atas perhatian dan kebaikanmu!?
Cin Siok Poo menjabat tangan Roan Hauw, dan Hian Hauw pun
lalu memberi hormat kepada ibu Siok Poo untuk minta diri.
Begitulah pada keesokan harinya Hian Hauw dtang kerumah Cin
Siok Poo dan mereka bcrdua bersama-sama pergi kemarkas
kepolisian kota Lee Shia untuk melamar pekerjaan.
BERSAMBUNG
Diterimakah jabatan komandan polisi kola itu oleh Cin Siok Poo?
Mengapa ia begitu antipati menjadi polisi?
Atas desakan ibunya bernbahkah sikap Cin Siok Poo?
Sebagai komandan polisi kota tugas apakah yang dibebankan di
pundaknya?
Dapatkah Cin Siok Poo menumpas gerombolan perampok di
Tongsan?
Bacalah Jilid ke Tiga.
S e g e r a T e r b i t !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
75
JILID 3
? TIGA MACAM KERJA YANG TERAMAT KOKOH
SENDIRI :
1. Mengingat kebesaran dan kasih Tuhan dalam setiap keadaan.
2. Menginsyafi keadaan diri disetiap waktu.
3. Menyokong sesama manusia dalam hal harta benda.
? SIAPA YANG TIDAK DAPAT MEMIMPIN DIRINYA
SENDIRI TIDAK AKAN BISA MEMIMPIN ORANG LAIN.
(Kiriman Dhyana)
TATKALA Ciatsu memperhatikan bentuk tubuh, wajah dan
sinar mata yang angker dari Cin Siok Poo, merasa kagum dan puas,
tanyanya;
?Engkaukah yang bernama Cin Kiong dengan julukan Siauw
Bong Siang??
?Ya benar, sayalah Cin Kiong alias Cin Siok Poo.?
?Sudah lama saya mendengar kegagahanmu kekesatrianmu,
maka tidak usah melalui ujian dan test, aku percaya dan
menerimamu. Mulai hari ini engkau kuangkat sebagai komandan
kepolisian, Kota Lie Shiu Koan. Permintaanku jalankan tugas dan
kewajibanmu sebaik-baiknya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
76
Cin Siok Poo berdiri dan menjalankan tata peradatan. Ia
menerima seragam dan lencana pangkat. Setelah menerima petunjuk
petunjuk beberapa lamanya, perjumpaan itu di akhiri. Cin Siok Poo
dan Hian Hauw memberi hormat dun mengundurkan dtri.
Dalam perjalanan pulang Hian Hauw mamberikan aujuran lagi
kepada Cin Siok Poo.
?Cin koko, sebagai komandan polisi kola tidak pantas kalau di
dalam menjaiankan tugas-tugasnya selalu berjalan kaki. Koko harus
memiliki seekor kuda tunggangan yang bagus.?
?Ya, saranmu betul juga Hoanheng. Dimana saja dapat membeli
kuda tunggangan yang bagus??
?Masakan Cin Koko lupa? Bukankah Kee Jan berdagang kuda?
Marilah kita singgah kesana untuk memilih kuda-kuda bagus. Saya
dengar bulan ini ia mendatangkan beberapa ratus ekor kuda dari luar
daerah. Mudah-mudahan koko bisa mendapatkan kuda tunggangan
yang serasi.?
?Hayolah Hoanheng, hantarkan aku kesana ya!?
Kedua sahabat kental itu lalu bergegas pergi kekota bagian
Timur. Mengunjungi rumah saudara Kee Jun Fu, sahabat mereka,
juga untuk kuda tunggangan yang bagus.
Tatkala Cin Siok Poo dan Hoan Hauw tiba di Jumahnya Kee Jun
Fu, segera juga saudagar ini mengangkat tangan memberikan ucapan
selamat kepada Cin Siok Poo.
?Kionghi, kionghi (selamat, selamat), Sekarang Cin Koko telah
manjadi Komandan polisi kota, Siaute ikut bergirang dan mengucap
selamat.?
?Apa-apaan Kee Heng pakai memberi ucapan selamat selamat
segala. Kalau bukannya ibu ibu yang mendesak, jangan harap akuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
77
mau menerima pekerjaan ini. Terus terang saja saya paling benci
manjadi polisi.?
? Lalu ada keperluan apakah Cin Koko datang kemari??
?Sebagai Komandan polisi, cepat atau lambat pastilah aku akan
mendapat tugas, oleh karena itu aku membutultkan seekor kuda
tunggangan yang kuat dan bagus.?
?Sungguh kebetulan sekali, kemarin baru saja Siautee di kirimi
empat ratus ekor kuda dari utara. Marilah Cin Koko melihat-lihat di
kandang. Boleh Cin Koko pilih mana yang cocok.
Bertiga mereka lain pergi kebelakang. Benar saja di rank
belakang dari gedung Kee Jun Fu tertambat tidak kurang dari lima
ratusan ekor kuda. Setiap melewati kuda selalu saja Hoan Hauw dan
Kee Jun Fu mengeluarkan pujiannya.
?Cin Koko, kuda ini tinggi tegap mengapa tidak pilih yang ini??
Akan tetapi Cin Siok Poo belum juga memberikan putusannya.
Ia tetap berjalan meneliti kuda-kuda itu dengan penuh perhatian.
Tiba-tiba dari pojokan bagian belakang kandang terdengar benger
kuda yang sangat keras. Hieyeehh - gerr - hieyeeehh - geeerr ?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gin Siok Poo menoleh kearah suara itu. Dan yang berbenger itu
adalah seekor kuda yang sangat kurus. Bulunya berwarna kuning tua.
Tinggi kuda itu kira-kira delapan kaki, dan bulu suri di lehernya amat
panjang dan halus-halus.
Cin Sick Poo mengangkat kepala kuda itu dengan penuh
perhatian. Sebaliknya kuda itupun seperti juga mengenal bakal
majikannya. la mentakur-takurkan sepasang kaki depan dan
berbenger tiada henti-hentinya.
?Kuda ini kenapa amat kurus Kee Siautee?? Menanya Cia Siok
Poo dengan perasaan penuh iba.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
78
?Kuda ini milik seorang saudagar yang tinggal di sebelah barat
kota. Sudah hampir empat bulan ia di titipkan di sini, makannya saja
rumput pilihan, akan tetapi aneh, tidak juga bisa gemuk-gemuk
badannya. Cin Koko, siapakah yang suka dan menginginkan kuda
kurus semacam ini? Ada yang mau meminta dan memeliharanya saja
akan kuberikan, sebab makanan dan pemeliharaannya akan jauh
lebih mahal dari pada harganya kelak bila laku.
Cin Sink Poo mendekati kuda kurus itu dan memperhatikan
dengan cermat dan teliti. Kuda itu sangat kegirangan, berjingkrak
jingkrak dan memanggut-manggutkan kepalanya. Cin Siok Poo
dengan pcnuh kasih sayang membelai tubuh kuda itu.
?Kee Siautee, biarlah kuda ini aku yang memeliharanya!?
Demi mendengar keinginan janggal ini Hoan Hauw dan Kee Jun
Fu tertawa gelak-gelak karena geli.
?Cin Koko kenapa engkau memilih kuda yang amat kurus?
Patutkah seorang komandan polisi kota menunggang seekor kuda
gering? Ha ha ha ha? menegur Hoan Hauw dengan ge1i dan heran
akan tingkah laku Cin Siok Poo itu.
?Bila Cin koko mengbendaki kuda kurus ini, seperti kata
Siauwte tadi tidak usah di beli. Bawalah dan peliharalah dengan
cuma-cuma!?
Cin Siok Pao melepaskau tali tambang yang mengikat kuda
kuning itu dan tak lepas-lepas memperhatikan dari ujung kaki,
bebokong, perut. Mereka mengatakan bahwa Cin Siok Poo pandai
melihat kuda dan pintar juga memeliharanya.
Semenjak. Cin Siok Poo menjabat sebagai komandan polisi kota,
daerah Shoatang menjadi aman, tenteram dan tenang. Semua
penjahat, perampok dan residivis-residivis demi mendengar siapa
yang menjadi komandan polisi kota, mereka pada jerih dan
menyingkir ke lain daerah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
79
Maka tidak terkirakan betapa bahagia hidup seluruh lapisan
rakyat. Atasan cin Siok Poo pun ikut bangga dan bergirang hati
dengan hasil yang dicapai oleh komandan baru ini.
Pada suatu hari Lauw Ciatsu (atasan Cin Siok Poo) memberikan
perintah kepada Siok Poo dan Hoan Hauw untuk mengawal seorang
penjahat ulung yang disekap di pindahkan ke Peng Yang Lauw Ciu
Hu, dikhawatirkan daerah San Su akan timbul suatu perubahan
situasi yang memungkinkan penjahat ulung tersebut melarikan diri.
Hoan Hauw mendapat tugas untuk pergi ke Peng Yang Ek,
sementara Cin Siok Poo bertugas kekota Lauw Ciu Hu. Sepenerima
tugas itu Cin Siok Poo segera kembali kerumah untuk berpamit
kepada ibu dan istrinya. Memohon doa restu semoga tugas yang di
jalankan itu berhasil dengan selamat dan sukses.
Begitulah pada keesokan harinya Cin Siok Poo bersama-sama
Hoan Hauw memhawa persakitan itu berangkat meninggalkan
kotanya dan menuju ke Lauw Ciu Hu.
Waktu tiba di daerah San See musim He telah berganti dengan
musim Jiu (dari musim panas beruhah ke musim Rontok). Jarak
dengan kota raja Tiangan tingal kurang lebih lima puluh Li lagi.
Suasana di dalam musim rontok sangat buruk pohon-pohon tinggal
cabang dan ranting yang mencongak. Semua dedaunan bersebaran
jatuh ke bumi. Tanah dan batu-batu seperti hangus, kering kerontang
dan bengkah-bengkah. Anginpun sangat tajam bertiupnya.
Dengan menahan derita dan kesengsaraan yang hebat kedua
anggota polisi itu itu membawa pesakitannya berjalan perlahan
lahan. Di tengah-tengah wilayah San See terdapat sebuah gunung
yang puncaknya cukup tinggi, namanya Leng Pong San. Suasana
gunung itu seram dan gelap. Di dekat tebing yang curam berdiri
sebua kelenteng besar yang namanya Nio Siang Kok Sin Su.
Waktu Cin Siok Poo numbongkokkan kepala dan melihat
kelenteng besar itu, ia lalu mengajak bicara rekannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
80
?Saya pernah mendengar cerita yang mennakjubkan dari
kelenteng Ngo Siang Kok Sin Su di San See ini. Dahutu katanya
pernah ada seorang gagah perkasa yang bernama Ngo Cu Si, ia
sanggup mengangkat tempat pedupan di kelenteng itu yang beratnya
ribuan kati. Karena kekuatannya itulah namanya menjadi sangat
terkenal, ia di takuti oleh semua Cuhauw.
Mengingat kisah yang luar biasa itu aku jadi sangat teriarik dan
ingin singgah sebentar ke klenteng itu. Tulonglah Hoan Hang
membawa persakitan ini dan jalan terlebih dahulu. Tunggulah aku di
mulut gunung Leng Tong San. Selesai bersembahyang aku segera
menyusul.?
?Begitttpun baik Cin Koko, akan tetapi jangan terlalu lama nanti
kita kemalaman di tengah lembah ini.?
?Baik, aku hanya bersembahyang dan melihat-lihat tempat yang
bersejarah itu.?
Kedua sahabat itu lalu berpisahan. Cin Siok Poo mendaki
puncak gunung Leng Tong San untuk bersembahyang di kelenteng
Ngo Siang Kok Sin Su. sedangkan Hoan Hauw mengawal persakitan
itu melanjutkan perjaianannya ke mulut lembah Leng Tong Koan.
? ooOoo ?
BAB IV
CIN SIOK POO HIDUP TERLUNTA
LUNTA DI DAERAH ASING
MELIHAT Cin Siok Poo sudah merayap naik ke puncak gunung
Lang Tong San, Hoan Ho membawa persakitan itu melanjutkan
pecjalaaannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
81
Waktu Cin Siok Poo tiba di dalam kelenteng ternyata kelenteng
itu kosong, tiada seorangpun yang menghuninya. Siok Poo lalu
menambat kudanya pada sebatang pohon Siang. Dengan hormat ia
mernasuki ruangan kelenteng itu.
Patung-patung Toa Pek Kong, Hek Tek Ceng Sin, Kwan Tee Ya,
dan lain-lain sernuanya nampak angker dan berwibawa. Siok Poo
memandaugi dengan rasa kagum. la membongkokan badan dan
memberikan penghormatan kepada setiap patung yang di lalui.
Tiba-tiba angin silir berkesiur dan tanpa dapat ditahan lagi, Cin
Siok Po merebahkan diri dan tidur dengan pulasnya.
Kita menengok kembali perjalanan Tong Kong Lie Hian
bersama keluarganya yang meninggalkan kola raja dan pulang
kekampung halamannya yaitu dusun Tay Goan. Waktu itu
rombongan Tong Kong telah sa.mpai pula di daerah pegunungan
Leng San.
Kala itu hawa udara sangat panas, karena tepat tengah hari.
Kuda-kuda yang menarik kereta-kereta itu terseok-seok dan
mulutnya berbuih. Tidak saja perjalanan amat sukar tetapi hawapun
demikian teriknya. Lie Too Cong dan Kian Seng dengan para Kee
clang (pengawal) berjalan dengan penuh kewaspadaan dan berhati
hati sekali.
Tiba-tiba dari arah depan, kanan dan kiri bermunculan penjahat
penjahat yang rnukanya di coreng moreng dengan angus (arang) dan
di tutul kain hitam persegi tiga. Mereka muncul dengan bringas
mengacungkan golok, tombak, rantai, kapak dan panah. ?Lekaslah
serahkan harta bendarnu kami minta uang pas jalan. Bila tidak kau
indahkan peringatanku ini, jangan harap dapat selamat melewati
Leng Tong San ini!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
82
Kian Seng menjadi pucat pasi dan ketakutan ia putar kudanya
dan berlari kebelakang untuk melaporkan kejadian ini kepada Tong
Kong Lie Hian.
Tidak demikian dengan Lie Too Cong, ia berjiwa tabah dan
berani. Sagera mencabut goloknya dan maju membentak.
?Benar-benar kalian buta? Kalian berani hendak merampok
kelurga Tongkong Lie Hian dad Longsu? Hayola'n bila kalian sudah
bosan hidup, majulah!?
Lie Too Cong lain menerjang dengan mernainkan jurus-iurus
golok besarnya. Sekalian Keeteng (tentara pengawal) juga ikut
membantu majikannya. Maka terjadilah pertempuran yang seru dan
hebat sekati.
Meskipun para penjahat itu sudah banyak yang jatuh binasa,
akan tetapi mereka benar-benar bernyali besar dan pantang mundur.
Kenekatan penjahat tetiron itu tidak lain karena takut dengan Jin Ong
Yo Kong. Bila tidak, mereka pasti sudah membuang senjata dan lari
pagi-pagi.
Pada waktu itu Kiang Seng tetah tiba di kereta paling belakang
dan melaporkan penghadangan para penjahat kepada longkong.
?Celaka! Siokhu, di depan telah rnenghadang berpuluh-puluh
kawanan rampok, mereka minta uang pas jalan, bila tidak akan
mencelakakan kita!?
?Hah? Di dalarn keadaan aman begitu masakan ada kawanan
rampok? Keeciang (kepada ajudannya) ambilkan tombak Hong
Thian Hoa Khekku, biarlah mereka kulabrak!?
Kepada Kian Song Tongkong Lie Hian memasrahkan supaya
melindungi kereta keluarganya. Ia lalu mencemplak kudanya dan
bermaksud hendak maju kemuka untuk membantu Lie Too Cong.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
83
Akan tetapi sebelum niatnya itu terlaksana. Dari kanan kiri telah
meluruk kawanan perampok lainnya dan mengurung Lie Hian.
Oleh hal mana Lie Hian menjadi terhalang dan terlibat dalarn
pertarungan yang seru.
Dengan tombak bercagaknya Lie Hian mengamuk bagaikan
Banteng ketaton. Berpuiuh-puluh kawanan perampok itu yang jatuh
binasa atau terluka, narnun mereka bagaikan kawanan lalat yang
merubut bangkal, tidak juga jera-jera dan maju terus dengan tak
keital mati. Jeriran-jeritan ngeri, berbangernya kuda dan
mengepulnya debu, membuat keluarga Lie limn yang berada di
dalam kereta amat cemas dan panik.
Sementara itu Jin Ong Yo Kong. Ie Bun Sut dan Ie Bun Hoa Kit
melihat kegagahan Lie Hian menjadi tidak dapat menahan diri.
Mereka menutupi mukanya dengan sapu tangan hitam dan keluar
untuk membantu anak buahnya.
Dengan munculnya ketiga manusia gagah ini karuan saja
keadaan Lie Hian menjadi terdesak dan dalam keadaan sangat
bcrbahaya. Buge ke tiga orang itu cukup tinggi, tenaga mereka cukup
dahsyat, sehingga beberapa kali nyaris tubuh Lie Hian terlanggar
oleh senjata-senjata mereka.
? ooOoo ?
Kita tinggalkan sejenak pertarungan mati hidup Lie Hian dalam
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
usaha menyelamatkan jiwanya dan keluarganya. Marilah kita
menengok kembali pada Cin Siok Poo yang jatuh tertidur di dalarn
kelenteng Ngo Siang Kok Sin Su di puncak gunung Leng Tong San.
Di dalani kepulasannva itu seakan Cin Siok Poo mendengar jeritan
jeritan, ringkik kuda dan beradunya mata senjata yang sangat
nyaring. Tiba-tiba di tengah-tengah kehiruk-pikukan itu di tengah
udara muncul seekor naga mas yang sedang bermain-main.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
84
Dalam kegembiraan naga mas itu menjadi tidak menghiraukan
sekelingnya. Disaat yang bersamaan dari balik awan muncul pula
seekor hewan aneh, tidak seperti naga tetapi mirip, hewan aneh itu
terbang laksana kilat dan menyerang si naga mas. Di gigitnya naga
mas itu hingga berkaok-kaok kesakitan. Terjadilah pergulatan antara
hewan aneh dan naga mas itu. Seru dan dahsyat, akan tetapi rasa
rasanya naga mas itu kewalahan dan terdesak.
Cin Siok Poo menjadi takjub dan terpesona melihat
pemandangan yang gaib dan luar hiasa ini. Tengah ia bcrdiri
terlongong-longong melihat serunya perkelahian itu, tiba-tiba
terdengar suara yang di tujukan kepadanya.
?Hei Cin Kong, mengapa engkau belum sadar juga dan berdiri
menjublak di situ? Mengapa tidak segera kau turun tangan untuk
menolong junjunganmu yang dalam keadaan bahaya itu??
Cih Siok Poo terperanjat dan siapakah yang berseru kepadanya
itu. Tatkala ia menengok kebelakang, dari arah belakang itu lari
mendatangi seekor kilin (binataug ajaib yang bertubuh seperii kuda,
kepalanya mirip naga, bertanduk tunggal dan kulitnya bersisik ke
hijau-hijauan hagaikan sisik naga).
Di dalam keterheranan itu kembali suara yang menyerukan itu
bergema pula. Maka tanpa pikir panjang dan menantikan seruan yang
ketiga kalinya, Cin Siok Poo lalu menyambar Kimkiannya dan
menceplak Kilin itu. Di tekannya kepala Kilin dan di tarik-tarik bulu
di lehernya, sehingga binatang gaib itu menggeram keras dan terbang
mnelesat jatuh kebumi. Weesss ? siuuuuttt ? serr ? siuuttt ?
Cin Sick Poo amat kaget dan memejamkan mata, ia ngeri
menumpang kilin yang larinya bagaikan Sputnik itu ? slit ? siuut
wecsss ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
85
Dalam ketakutan yang amat sangat itu ia menjadi terjaga dari
tidurnya. ?Aaahh - kiranya apa yang kualami tadi hanyalah sebuah
impian.?
Cin Sink Poo bergegas bangun, memasang Hip Soa (dupa) dan
berlutut untuk bersembahyang. dalam doa-nya ia menyatakan
janjinya kepada para Toa Pek Kong dalalam Kelenteng itu,
?Bila apa yang kuimpikan tadi benar-benar terjadi dalam
kehidupanku, aku rnendapat tugas suci untuk menyelamatkan
junjunganku, maka aku berjanji, akan kaulan, Kelenteng Ngo Siang
Kok Sin Su ini akan kulapis dengan emas murni.
Belum hahis doanya terdengar di luar kuda tunggangannya yaitu
Cey Piauw Ma berjingkrak-jingkrak, mentakur-takurkan kakinya
ketanah dan meringkik keras sekali ? geerr ? hieyeeh ? hieyehhh.
Cin Siok Poo lalu menyelesaikan sembahyangnya dan segera lari
keluar. Ia mehhat kuda Oey Piauw Ma berbenger tiada henti
hentinya dan lari berputar-putar. Seakan kuda itu mendapat firasat
dan menganjurkan kepada tuanya untuk segera bertindak.
Cin Siok Poo lalu melepas tambang yang terikat di batang pohon
Siong dan mencemplak kuda kuningnya. Begitu sang majikan berada
di atas punggung, kuda Oey Piauw Ma itu langsung mem bedal dan
lari kencang bagaikan angin puyuh.
Tidak antara lama Cin Siok Poo sudah berada di kaki gunung
dan mendengar beradunya alat senjata yang nyaring, jeritan-jeritan
dan benger kuda yg ramai sekali. Semakin cepat kuda itu lari menuju
kearah suara-suara yang gaduh itu. Dan tatkala makin dekat Cin Siok
Poo dapat melihat sepasukan tentara negeri yang di kurung eleh
ratusan kawanan rampok.
Melihat pemandangan ini seketika meluaplah amaran Cin Siok
Poo, bentaknya dengan keras.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
86
?Hei kawanan rampok. sekarat, terlalu berani kalian hei, di siang
hari bolong menghadang pembesar dan hendak merampok barta
bendanya. Rasakanlah senjataku ini!?
Cin Siok Poo menerjang ketengah gelangging. Dalam
segebrakan saja beberapa perampok itu jatuh terjungkal. Kimkian
Cin Siok Poo begitu hebat, kemana senjata itu bergerak, di sana pasti
terdengar jeritan panjaug, dan robohnya sesosok tubuh.
Dengan mengamuknya Cin Siok Poo Mi orang orang yang
mengurung Tongkong menjadi gugup. Mereka agak terkacaukan
konsentrasinva dan berusaha mencari kesempatan untuk mundur dan
menengok kebeiakang. Dengan demikian agak longgarlah keadaan
Tongkong, ia juga mendanat kesempatan untuk bernapas dan
melongok kearah bintang penolongnya.
Kiranya penolong yang datang itu hanya seorang diri, akan
tetapi sangat tinggi. Pakaian yang di kenakan berwarna abu-abu,
kuda tunggangannva berbulu kuning mas, dan senjata yang di
gunakan berupa Kim Kian yang bertaburkan emas.
Penolong yang perkasa itu mengamuk kekanan dan kekiri,
bagaikan harimau campa yang haus darah ataupun juga meluap-luap
maha dahsyat. Kemana saja senjatanya bergerak, pasti disitu ada
orang yang roboh binasa.
Ie Bun Sut ayah, anak dan Jin Ong Yo Kong menjadi murka dan
meninggalkan Tongkong, mereka maju mengurung orang gagah itu
untuk mencegah banyaknya korban di pihaknya.
Terjadilah pertarungan yang benar-benar hebat dan luar biasa,
Ccu Siok Poo dengan ilmu tombaknya yang gempurna bertanding
melawan tiga dedengkot dari kerajaan Swietiauw. Pertarungan itu
serub h-bat dan jurus-jurus yang di keluarkan adalan jurus-jurus
tinggi yang jarang dapat dilihat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
87
Dengan adanya bantuan ini walaupun hanya seorang, akan tetapi
telah membuat usaha Jin Ong mengalami kegagalan total. Anak
buahnya terdesak dan banyak yang binasa.
Di dalam kebingungannya itupun suatu ketika kim kian Cin Siok
Poo telah menghantam pundak kanannya ? bukk ? hauyuhh ? Baju
ciankannya yang menutupu pundak walaupun terbuat dari baja
murni, toh remuk terhantam Kinkian dengan tenaga yang kuat.
Dengan menjerit kaget dan menahan sakit Jin Ong Yo Kong
memutar kudanya untuk kabur.
Ie Bun Sut ayah dan anak melihat junjungan nya kaburkan diri,
cepat-cepat mengikuti jejaknya. Mereka berteriak berbareng.
Memutar kuda masing-masing dan membedal kudanya menyusul Yo
Kong.
Kedua tokoh tangan kanan Jin Ong membayangi junjungannya
untuk melindungi dari kejaran yang mungkin terjadi.
Para anak buah Yo Kong melihat atasannya lari tinggal
gelanggang colong playu, mereka juga lari serabutan bubar pasar.
Cin Siok Poo masih penasaran. Ia mengejar rampok bercoreng
moreng dan di tutup dengan sapu tangan hiam itu untuk mencari
keterangan. Usahanya berhasil. Ia dapat membekuk salah seorang
kecu dan dikompesnya untuk mengorek keterangan.
?Gerombolan rampok dari mana kalian? Berani benar mencegar
rombongan keluarga pembesar dan hendak merampok di daerah
Leng Tong Koan ini? hayo mengakulah. Berilah keterangan atau
nyawamu akan kukirim ke See Thian Kee Lok!?
perampok yang di kompas Cin Siok Poo itu menjadi sangat
ketakulan, ia belutut dan meratap dengan wajah pucat bagaikan
mayat.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
88
?Ampunilah hamba Hoohan, ampunilah jiwa hamba, sebab
hamba masih menanggung anak isteri di kota raja.. hamba sekalian
melakukan pencegatan rombongan Tang Kiong Lie Hian karena
terpaksa. Yang memerintabkan hamba adalah Tang Kiong Thaycu
Ong Yo Kong. Karena merasa tidak suka dengan Tangkiong Lie
Hian, maka memutuskan untuk membunuhnya. Hamba sekalian
dengan menyarnar sebagai perampok-perampok di tugaskan
manghadang di Leng Tongsan ini untuk memusnahkan Tongkong
dan seluruh keluarganya. Yang Hoohan hntam pundak kanannya tadi
bukan lain adalah Thaycu sendiri yang turut menyamar. Maka
setelah hamba memberikan keterangan dengan sejujurnya, mohon
ampunkan jiwa hamba!?
Mendengar bahwa yang di bantam tadi adalah purera pangeran
bukan main gugupnya hati Cin Siok Poo. Keringat dingin seketika
mengucur deras di sekujur tubuhnya. Ia kerutkan jidat dan
menghardik perampok tetiron.
?Bangsat edan mengncau keamanan negeri yang tenteram damai,
sungguh kurang-ajar perbuat an kalian ini. Pergilah engkau!?
Rampok tetiron ini menghaturkan terima kasih dan lari menyusul
rekan-rekannya.
Cin Sink Poo sendiri bergolak jiwanya, ?Celaka yang kutolong
adalah pembesar negeri, tetapi yang kuhantam adalak putera mahkota
? aih ?- kedudukanku serba tidak kebenaran. Membela yang satu di
salahkan yang lain, tidak membela berarti kututup mata dengan hal
yang tidak benar. Dunia ? dunia ? ada-ada saja persoalan. Lebih baik
aku segera tinggalkan tempat ini, toh keadaannya sudah aman.?
Can Siok Poo tidak lagi mau menemui Tong Kong Lie Hian,
akan tetapi langsung membedal kudanya dengan maksud menyusul
Hoan Hauw yang berjalan di muka mengawal persakitan itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
89
Sementara itu Tongkong Lie Hian setelah memeriksa keteta
kereta keluarganya semuanya selarnat, lalu memasrahkan kepada Lie
Too Cong,
?Saya serahkan perlindungan rombongan ini kepdamu, aku perlu
menyusul bintang penolong kita untuk menghaturkan terima kasib.?
Sehabis berkata demilcian, Lie Hian lalu membedal kudanya
untuk menyasul penolong yang tidak mau bertemu muka dengannya.
?Wahai Congsu (tuan pernolong), tunggulah aku Tongkong Lie
Hian untuk mengbaturkan terima atas budi pertolonganmu!?
Lie Hian berkaok-kaok sambil meugudak bintang penolong itu.
Akan tetapi Cia Siokt Poo tidak menghiraukan, ia kebut kudanya
deogan kencang.
Tongkong Lie Hian yang merasa menerima budi juga tidak mau
membiarkan begitu saja. Ia belum marasa puas bila belum dapat
mengenal siapa tuan penolongnya itu dan dari mulutnya sendiri
untuk menghaturekan terima kasihnya.
Lebih dari sepulub Li telah dilalui. mereka tetap berkejar-kejaran
seperti orang berpacu kuda saja.
Cin Siok Poo melibat Tongkong Lie Hian mengudak terus dan
tidak mau berbenti. Ia merasa tidak enak hati. Segera membalikkan
kudanya dan berkata,
?Tuan Lie Man tidak usah mengejar terus, cukuplah cukuplah
pertemuan kita ini!? Cin Siok Poo sambil menggoyang-goyangkan
tangan dan mencegah lebih lanjut untuk mengejarnya.
? Congsu, saya Tongkong Lie Hian sekeluarga menghaturkan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
banyak terima kasih atas pertolonganmu. Mohon bertanya kepada
Cong Swi Sing Tay Beng (siapakah nama besar tuan)?.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
90
?Sianjin (saya yang rendah) bermarga Cin nama Kiong.
Cukuplah tuan Lie, tidak usah pakai segala tata peradatan, cukup
sampai disini pertemuan kita dan selamat tinggal!?
Cin Siok Poo tidak menungga sampai Lie Hian melarikan
kudanya lebih dekat. Ia putar lagi kuda kuningnya dan keprak kuda
itu sehingga melesat dan lari kencang bagaikan angin tornado.
Dalam sekejap bayangan bintang penolongnya itu telah lenyap
dari pandangan mata. Dengan menghela nafas panjang Tong Kiong
Lie Hian balikkan kudanya dan perlahan-lahan kembali ke
rombongannya.
Dalam pikirannya selalu mencatat gerakan tangan tuan
penolongnya dan samar-samar mendengar kata Kiong, perkiraan Lie
Hian penolongnya itu bernama NGO, maka ia ingat betul nama ini.
Dalam perjalanan kembali ke rombongannya itu, di tengah
tengah perjalanan hati Lie Hian bercekat dan amat khawatir.
Dimukanya terlihat debu mengepul tinggi dan terdengar jelas derap
kaki kuda yang berjumlah puluhan.
?Haiya.. celaka, bila kawanan begal itu kembali lagi habislah
riwayatku. Aku terpencil seorang diri. Bagaimana dapat
menghindarkannya?? Mengeluh Lie Hian dengan putus asa.
Lie Hian dengan gugup mengambil gendewanya dan memasang
sebatang anak panah. Penunggang kuda yang terdepan ia incar benar
benar dilepaskan panahnya itu ? set ? seer ? craft tiatiuw ?
brukk ?
Penunggang kuda yang paling muka yang sama sekali tidak ada
persiapan kalau akan di serang itu, tepat terpanah dadanya dau jatuh
roboh ketanah dengan melayang jiwanya. Tongkong Lie Hian
melihat serangannya berbasil, ia lalu kebut kudanya menerjang
rombongan itu. Ia lewati orang orang yang mengerumuniKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
91
penunggang kuda yang ia panah jatuh terus mendapatkan
rombongannya.
Deegan napas sengal-sengal Lie Hian berbicara kepada
keluarganya, ?Untung hari ini datang bintang penolong yang
mengobrak -abrik gerombolan begal tengik tu. Bila tidak, mungkin
kita semua telah rnenjadi bangkai penasaran. Budi besar ini
bendaknya kita ingat dan jangan sampai terlupakan..!?
Tengah Tongkong bercakap-cakap dengan keluarga nya itu,
rombongan penunggang kuda pada meluruk datang dan menghadang
perjalanan Tongkong. Para penunggang itu sambil menangis
menghampirt Lie Han.
?Kami tidak mengetahui apa kesalahan majikan kami, tahu-tahu
Loya telah memanahnya sebingga beliau menghembuskan napas,
putus jiwanya. Parbuatan apakah dari majikan kami yang telah
membuat Loya demikian telengas dan membunuh nya??
?Hah? Membunuh majikanmu? Sungguh aku tidak mengerti
tuan-tuan akan tuduhanmu sama sekali. Aku tidak mengenal
majikanmu dan tidak ada permusuhan mina sekali, cara bagaimana
saya bisa memanah mati beliau??
Tongkong Lie Hian kaget dan membantah tuduban itu. Akan
tetapi rombongan petani itu maju lebib dekat dan mengangsurkan
sebatang anak panah milik Lie Hian.
?Mengapa Loya menyangkal? Inilah bukti dari apa yang telah
Loya perbuat. Panah Loya tepat menancap di uluhati majikan kami.
Kami telah mencabutnya dan membawa kemari sebagai bukti. Coba
Loya periksa dan teliti, apakah tuduhan kami ini di buat-buat??
Tongkong Lie Hian menerima anak panah itu dan menelitinya
dengan cermat. Sadarlah ia bahwa barusah yang ia panah bukanlah
rombongan begal, tetapi rombongan petani yang tidak ada sangkut
pautnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
92
?Aih, kalau begitu aku salah sangka dan salah alamat?
Celaka..!? Lie Hian mengeluh dan menarik nafas dalam-dalam
berulang kali.
?Aih tidak salah tuan-tuan, ini anak panah yang kulepas. Di
batang anak panah ini benar ada namaku yang terukir dengan huruf
emas.
Tuan-tuan saya harus mohon maaf atas kekeliruanku ini. Tadi
kami telah di hadang oleh rombongan perampok yang hendak
rnembegal dan membunuh kami, maka dengan nekat kami
mengadakan perlawanan sehingga kawanan rampok itu buyar, Ada
seorang penolong yang membantu kami, dan dalam usahaku untuk
menyusul bintang penolong yang tidak mau di ketabui muka dan
namanya itu, aku letah meninggalkan rombonganku sampai puluhan
li jauhnya.
Pada waktu aku hendak kembali berpapasanlah dengan majikan tuan
tuan dan rombangannya, Karena perasaan takut dan menduga babwa
yang ber papasan ini adalah kawanan rampok lagi, maka aku
mernbidik lalu memanahaya untuk menyematkan diri.
Haiyaaa tidak tahunya yang terpanah mati itu adalah majikanmu.
Sungguh aku menyesal yang tidak terhingga, maaf tuan-tuan aku
telah keliru membunuh apa yang harus kuperbuat? Dosaku tidak
terbatas!
Tuan-tuan sekalian yang terhormat, bukannya kusengaja
pernbunuhan ini, maka hendaknya tuan-tuan dapat berpikir bijaksana
jenasah majikanmu biarlan kami yang mengurus, dan atas peristiwa
musibah yang tak di inginkan ini kami rela mengganti dengan seratus
tail perak. Kelak aku akan memperhatikan nisan majikanmu, akan
selalu menyembahyangi, sehingga dapatlah rohnya merasa tenteram
di alam baka.
Mohon sedikit keterangan, siapakah majikan tuan-tuan itu??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
93
Seorang petani yang bertubuh tinggi besar dan bercambang bauk
lewat maju memberikan jawaban.
?Majikan kami adalah Lauw Cu Sian To, berasal dari Ji Hian
Cung. Baru hari ini majikan Kami pulang dari kota raja Tiangan
membeli cica sutera Pangsi dan alat-alat rumah tangga serta
pertanian.
Sungguh tidak terduga tuan telah membunuhnya di tengah jalan
Aih Tuan Lie, dapatkah nyawa di ganti dengan uang? Berapapun
jumlah yang akan kau tukarkan, tetap tidak Akan memadai.
Sebagai bamba-hambanya kami tidak dapat memberikan keputusan,
baiklah kami akan rnengundang Ji Cu Jin (majikan yang kedua) vang
bernama Sian Ji Wan Gwee Sian Tong alias Hiring Sin untuk
menyelesaikan persoalan ini. Harap tuan Lie tidak merat dan
menantikan di sini.?
?Aih, tuan-tuan yang terhormat, orang yang sudah mati
bagaimana bisa hidup kembali, Talons sampaikan Tuan mudarnu
supaya mempertimbangkan peristiwa ini dengan pikiran terang dan
keputusan yang bijaksana!?
Petani-petani itu tidak menyahut, mereka membawa jenasah
majiksnnya dan pulang kekampungnya. Setelah rombongan petani
itu berlalu, Tongkong Lie Hian lalu mengbampiri kereta memberikan
hiburan.
?Kawanan begal tengik itu telah kami usir. Kejadian yang tak
terduga-duga ini pasti membuat Hujin kaget dan ketakutan. Kini
mereka telah melarikan diri dan kita dapat melanjutkau perjalanan
kita lagi!?
?Haiya Sinlong (suamiku) karena terkejut dan sangat
berkhawatir, hatiku menjadi tidak karuan rasanya, jantungku
berdebar-debar dan perut ini rasanya sangat mual, perih dan sakit
sekali.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
94
Carilah tempat untuk mengaso rasanya tidak kuat untuk naik kereta
terus dan melanjutkan perjalanan!?
Lie Hian lalu memandang kealam sekeliling untuk mencari
tempat beristirahat.
Kebetulan didepan didaerah perbukitan ada sebuah kelenteng
besar yang namanya SIN H0K SIE. Lie Hian lalu memerintahkan
ajudan-ajudannya Untuk pergi mendapatkan kepala kelenteng itu dan
mohon menumpang beristirabat.
Kepala paderi kelenteng Sin Hok Sie adalab Hwesio Ngo Kong.
Derni mendengar bahwa rombongan yang minta tempat untuk
mengaso adalab Tongkong Lie Han bersama keluarganya dari kota
raja.
Kepala paderi tersebut dengan girang menerimanya, ia
mengumpulkan anak buahnya untuk menyambut kunjungan
longkong dun keluarganya. Ruangan-ruangan dibersihkan. Kamar
kamar dipasang kasur dan sprei, masakan-masakan disiapkan untuk
menjamu pembesar yang terkenal jujur dan baik hati ini.
Malam itu sehabis berjamu Tongkong lalu mohon permisi
kepada kepala kuil karena istrinya jatuh sakit. Ia langsung menuju
kekamar istrinya dan menunggui disisi ranjang.
Waktu itu Hujin sedang duduk perut besar, ia berbaring dan tak
bisa tidur, hanya merintih-rintih dan sesambatan terus-menerus. Hal
ini membuat hati Tongkong menjadi sangat bersedih.
Suarni istri itu tidak dapat sekejappun memejamkan mata. Kira
kira jam tiga larut malam, dari kejauhan sayup-sayup terdengar
kokok ayam jantan yang pertama kali. Tongkong Lie Hian bercekat
hatinya dan berbangkit keluar untuk memeriksa keadaaa sekeliling.
Ia mencium bau harum semerbak dari sesuatu yang mengbambar dan
menusuk hidung.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
95
?Apakah gerangan yang berbau harum mewangi ini? Atau ada
sesuatu yang tak di inginkan yang akan terjadi?
Lie Hian berjalan berindap-indap pergi ke Cin Cee (halaman luar
ketenteng) untuk memeliksa dan mencari-cari bebauan yang
mentakjubkan itu.
Di meja Kongpao tidak ada dupa yang menyala. Aneh, dari
manakah bau harum itu dartangnya? Lie Hian kembali melangkah
keluar dan terus mencari-cari. Tiba-tiba di angkasa sayup-sayup ia
dapat mendengar suara tetabuhan alat musik Pas Im yang sangat
merdu. Awanawan putih memancarkan sinar gemerlapan, seakan ada
bintang emas yang menembus sorotnya melalui awan-awan putih
yang bergerak itu.
Aneh, bakal terjadi apakah di atas dunin ini? Dengan erat tangan
Lie Hian memegang gagang pcdang panjang dan berjalan memutar
mencoba hendak kembati kekamar istrinya.
Sinar gemerlapan ini datang dari bintang Ci wie. ?Aih, apakah
bintang kemaharajaan ini akan menjelma pula di bumi??
Tengah Tongkong Lie Hian berjalan sambil bermkir, tiba-tiba ia
mendengar jabang bayi yang baru lahir dari gua garba sang ibu ?
ueekk ? ueekk ? uueeekk ? ueekk ? tweeekkk.
?Hah, ada bayi yang bard lahir, bayi siapakah yang lahir dalam
kelenteng ini?@
Hati Tongkong Lie Haan bercekat dan ia mempercepat jalannya,
di tikungan ruangan kelenteng ia berpapasan dengan para Keeteng
yang sedang mencarinya dengan membawa obor.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tatkala berjumpa dengan Tongkong, para toteng itu dengan
riang gembiramewartakan akan kelahiran puteranya.
?Yang mulia, hujin telah melahirkan seorang putera dengan
selamat.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
96
?Hah ? Jadi yang menguek nguek itu puteraku yang baru lahir??
?Benar yang mulia, marilab segera menengok putera yang
mulia, hujin mencari-cari kemana yang mulia pergi.?
Lie Hian jadi amat girang, dengan tergopoh-gopoh ia berjalan
sambil berlari-lari menuju kkamar isterinya.
Didalam kainar dilihatnya seorang orok yang berwajah bersih,
dahi dan pipinva montok. dan bersinar terang. Mata bayi itu jernih,
telinganya besar dan bibiruya merah. Tidak terkatakan betapa
bahagianya Tongkong menerima kelahiran puteranya itu. Kelahiran
putera Tongkong ini tepat pada tahun Mrsehi 64).
Para pelayan dan bujang-bujang sibuk membantu mengurusi
kelahiran itu. Maka semalam suntuk Lie Hian tidak tidur.
Pada keesokan harinya, pagi sekali Tongkong telah pergi
mendapatkan kepala kelenteng dan mewartakan kelahiran puteranya
serta memohon maaf, sebab isterinya telah melahirkan anak di
tempat yang suci ini.
?Toa Hwesio sungguh aku harus memohon beribu maaf, istriku
kini rnembikin kotor tempat mu yang suci ini. Semalam tepat jam
tiga ia telah melahirkan seorang putera laki-laki. aih, bagaimana aku
harus, membersihkan tempat yang suci ini??
?Aiih, mengapa Tongkong mengatakan begitu? Sudah
sewajarnya orang hamil yang sudah saatnya pasti akan melahirkan,
mengapa di buat sibuk. Terimalah ucapan selamat dari Pinto, Kiong
hi, Kiongbi!
Kepala paderi itu merangkapkan kedua tangan dan menyojah
kapada Tongkong Lie Hian. Dalam bercakap-cakap selanjutnya
paderi itu mengatakan,
?Pemandangan semalam sunggah sangat menakjubkan, sinar
bintang Ci Wie menyorot menembus awan dan jatuh kebumi,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
97
pastilah putera yang mulia penjelmaan dari bintang Cie Wie ini.
betapa bahagia kami, di kelenteng ini telah lahir seorang yang mulia
dan bakal menjadi raja sesemhahan segenap rakyat, negeri Tengah,
Kionghi, Kionghi .?
Tongkong menghaturkan banyak terima kasih atas kemurahan
hati si kepala paderi. Ia mengulurkan beberapa puluh tail untuk
upacara sembahyangan dan sedikit perjamuan menyambut kelahiraa
puteranya.
Begitulah malam itu di kelenteng Sin Hok Sie di selenggarakan
perjamuan sederhana akan tetapi cukup meriah.
Pada suatu saat Tongkong dapat melihat sebuah Twelian
(sepasang tutisan yang bersanjak di kanan kiri pintu), bunyi Twelian
itu sangat indah dan isinyapun bersemangat. Bunyinya antara lain
sebagai berikut ;
Pagoda pusaka menjulang tioggi
Di dunia hanya ada sebuah Matahari
Tiada batas air bersih
Lonceug mas bersinar cernerlang
Dapatkab manandingi sinarnya rembulan
Alain semesta indah dan perimai.
Hun Yang Ca Ciauw.
Membaca Twelian ini hati Tongkong sangat tertarik, ia berpaling
kepada Hwesio Ngo Kong si kepala paderi dan bertanya.
?Lohu, siapakah gerangan Ca Cauw itu? Berasal darimanakah
dan apa pekerjaannya??
?Yang mulia Ca Cauw adalah pernuda sasterawan yang berasal
daii Hun Yang. Sudan beberapa bulan ia tinpgal di kelenteng iniKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
98
untuk memperdalam ilmu sasteranya Kegemarannya adalah menulis
syair-syair dan Tweitan.?
?Hah? Ia tinggal di kelenteng ini juga? kenapa selama ini aku
belum pernah melihat atau berjumpa dengannya??
?Ya paduka, ia adalah kutu buku, sehari-hari kerjanya hanya
rnengeram di kamar perpustakaan dan mernbaca segala macam
buku.?
?Hmm jadi ia masih tinggal di sini saat ini?@
?Benar, dan karena kesukaannya membaca jadi jarang
menampakkan diri.?
?Oh, kalau begitu sudikah Locu mangantarkan aku pergi
mengunjunginya??
?Dengan senang hati Pinto Akan mangantarkan, Kapan yang
mulia akan mengunjunginya??
?Besok pagi, aku mints tolong Locu suka mengantarkan supaya
kila bisa saling berkenalan.?
?Baik, baik, selama yang mulia dan hujin ingin tinggal lebih
lama lagi, kami dengan senang hati akan melayaninya.?
?Benar-benar aku harus berterima kasih ke pada Locu, memang
dengan kelahiran puteraku ini kami tidak mungkin tergesa-gesa
meneruskan perjalanan. Biarlab Hujin kesehatannya normal kembali,
barulah karni lanjutkan perjalanan pulang itu. Wah bakal bikin repot
Locu saja.?
?Janganlah yang mulia mengatakan begitu, sudah menjadi
kewajiban bagi seotang rokhaniwan untuk beramal dan suka
tetulung.
Begitulah kepala paderi dan Tongkong serta semua Keeteng dan
pembantu-pembantu pendeta kalentong di malam itu ikut menikmatiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
99
perjamuan sederhana atas kelahiran putera Tongkong, Mereka
bergadeng sambil ngobrol-ngobrol sampai larut malam.
Pada keesokan harinya Tongkong sudah berada di ruang
Klenteng dan minta bertemu dengan Ca Ciauw. Ngo Kong Hwesio
dengan wajah ramai memimpin Tong Kong pergi kekebun belakang.
Melewati lapangan luas dan penuh dt tumbubi pohon-pohon Siong
dan bunga-bunga beraneka warna. Suugguh hawa di sins sejuk dan
nyaman sekali.
Di seberang perkebunan itulab terdapat ruangan perpustakaan,
dan pemuda sasterawan itu tinggal di sana. Ngo Kong lalu mengetuk
pinta kamar perpustakaan dengan pelan-pelan. Bukakan pintu, Tay
Goan Tongkong sengaja datang kekamarmu untuk menyambangi dan
ingin berkenalan denganmu!? Berkata Ngo Kong Hwesio dengan
antusias sekali.
Demi mendengar seruan Ngo Kong ini, Ca Ciauw segera
membukakan pintu dan dengan penuh horrnat mempersilakan
tetamunya masuk.
Setelah berada di dalam Ca Ciauw lalu menjura dengan penuh
hormat kepada Lie Hian.
?Sudah lama mendengar nama besar dari yang mulia, kiri
Liangpek (sebutan untuk pembesar yang dihormati) datang
menyambangi dengan tiba-tiba sehingga hamba tidak keburu
menyambutnya, harap Liangpek suka memaafkan!?
Tongkong buru-buru membalas penghormatau itu dan cepat
cepat membangunkan Ca Ciauw.
?Bangunlah, bangunlah, tidak usah pakai banyak peradatan.
Silakan ambil tempat duduk dan mari kita pasang omong!?
Tatkala Ca Ciauw menarik sebuah kursi dan duduk, mata
Tongkong tak lepas-lepas memperhatikan pemuda, sasterawan itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
100
Sepasang alisnya hitam dun bagus, matanya bening dan bersinar
bagaikan mata burung Hong.
Suaranya nyaring dan terang, semangatnya terlihat tegas dan
tingkah lakunya halus tetapi agung Hal ini membuat hati Tongkong
tertarik dan mengagumi pemuda cedekiawan itu.
Menurut alkisah Ca Ciauw adalah penjelmaan bintang Kim Hu
Cee, kelak ia akan membantu kerajaan Tongtiauw dalam mengatur
tata pemerintahan sebagai penasehat yang ulung.
Tongkong merasa cocok sekali bercakap-cakap prihal
kenegaraan, cara mengatur pemerintah an, kemasyarakatan sampai
ke hal-hal pertanian, pendidikan, kemiliteran dan segala hal.
Memang Ca Crauw walaupun usianya masih muda akar, tetapi
pengetahuannya cukup luas.
Di dalam bercakap-cakap itu dapatlah di ketahui bahwa pemuda
cedikiawan ini rnasih bujangan. Timbul hasrat Tongkong untuk
memungutnya sebagai menantu.
?Lohu mernpunyai seorang anak perempuan yang tahun ini
usianya tidak jauh dengau Hiautit. Dalam bercakap-cakap, Lohu
merasa sangat simpati ke pada hiantit, maka bila tidak mernberatkan
hati hiantit, sukalah saya sebagai orang tua akan merangkap sebagai
mak cornblang untuk merangkapkan perjodohan ini. Entah
bagaimana pendapat dan pikiran Hiantit??
Ca Ciauw sedikit merah mukanya, namun Ia mernandang
Tongkong adalah pembesar yang jujur dan konsekwen, maka tidak
rnerasa keberatan men jadi menautunya, jawabuya dengan spontan.
?Di dalam hidup yang serba kurang dan penuh kesengsaraan ini,
Liangpek tidak membeda-bedakan, bahkan akan memungut Siautit
sebagai mantu. Budi kebaikan yang begini bagaimana Siautit berani
menolaknya??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
101
Tong Kong Lie Hian tidak terkirakan rasa suka citanya demi
mendengar jawaban ini. Ia lalu mengisi cawan yang kosong dan
mengajak minum bersama.
?Untuk kebahagiaan calon menantuku, mari kita keringkan
cawan ini.! kanpai, kanpai!?
Mereka lalu bercakap-cakap lagi beberapa saat lamanya, barulah
Tong Kong dan Ngo Kong minta diri.
Selama setengah bulan Tong Kong sekeluarga tinggal di
kelenteng Sin Hok Sie. Pada hari yang keenam betas Tongkong
berpamit setengah meinnggalkan sumbangan-sumbangan kepada
kelenteng itu. Ca Ciauw di ajak serta pulang ke Taygoan untuk
melangsungkan pernikahaunnya di sana.
Marilah kita menengok perjalanan Cin Siok Poo! Setelah
membantu Tongkong Lie Hian, ia merasa tidak enak hati sebab yang
di lawan adalah keluarga raja Swei Bun Tee, sedangkau yang di bela
adalah pembesar kerajaan itu. Jadi kedudukannya serba salah.
Maka dengan hati kesal la tinggaikan Tong Kong Lie Hian dan
keprak terus kudanya untuk menyusul Hoan Hauw.
Tatkala tiba di dalam kota Lang Ong Kwan, ia dapat mengetahui
rekannya bermalam di salah satu hotel. Cin Siok Poo lalu menyusul
dan bermalam di hotel yang sama.
Oleh Cin Siok Poo diceritakanlah pengalaman. dais peristiwa
peristiwa yang baru saja dialarninya. Hon Hauw turut merasa heran
dan hanya bisa geleng-gelengkan kepala.
?Oleh karena itu Cin Koko kita harus lebih berhati-hati. Sebagai
pegawai negeri siapa yang harus kita bela? Ah, kalau keadaannya
keruh semacam ini, lebih baik hidup sebagai petani sebagaimana
yang pernah Cin koo bentangkan beberapa hari yang lalu.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
102
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pada keesokan harinya kedua sahabat itu melanjutkan
perjalanannya. Sampai di perempatan jalan mereka lalu berpisah.
Hoan Hauw terus mengawal pesakitan ke Peng Yang Ek, sedangkan
Can Siok Poo mengantar surat laporan ke Lauw Ciu Hu. Karena
ingin cepat-cepat sampai di tujuan masing masing, sehingga
perpisahan itu tergesa-gesa. Barang-barang bawaan Cin Siok Poo
banyak yang katut terbewa oleh Hian Hauw.
Setelah berjalan kurang lebih dua hari, sampailah Cin Siok Poo
di tempat yang dituju. Ia lalu mencari sebuah rumah penginapan
yang sederhana untuk mengaso.
Pemilik rumah penginapan ini bernama Ong Siauw Ji, orangnya
materialtistis, egois dan sifatnya kurang baik. Peribabasa mengatakan
ada uang pelayanan manis, Tak ada uang di singkang- singkang
(disakiti).
Pada keesokan harinya Siok Poo pergi ke Gee Mui dan mencari
kontoran pembesar Lauw Ciu ciu untuk menyampaikan suatu
laporan. Akan tetapi sayang seribu sayang. pembesar Lauw Ciu Hia
sedang pergi ke Taygoan menghadiri perkawinan puteri Tongkong
dan sekalian menyambut kedatangan Tongkong Lie Hian. Dengan
demikian terpaksa Siok Poo tinggal di penginapan Siauw Ji Tiam bo
'seraps saat menantikan kembalinya pembesar Lauw Ciu Hu itu.
Dua puluh hari Cin Siok Poo menanti Pembesar kota tersebut
dan belum juga datang. Mulai lah kelibatan jiwa yang sesunggubnya
dari pernilik rumah penginapan yang jahat itu.
Pada suatu pagi hari ia menemui Cin Siok Poo dan menagih
uang sewa kamar, beaya makan Siok Poo sehari tiga kali dan juga
ongkos makan dan perawatan kudanya, Sehari dihitung tiga Cie (tiga
Cie sama dengan satu tail perak), jadi jumlah seluruhnnya delapan
belas tail perak lebib dua Cie.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
103
?Pagi ini Siauwjin (saya yang rendah) datang mengbadap Cinya
(tuan Cin) untuk mengatakan sesuatu karena terpaksa. Harap Cinya
tidak marah!?
?Mengapa harus marah? Seorang tetamu sudah barang tentu
mengindahkan peraturan peraturan pemilik penginapan, katakanlah!
Ongheng tidak usah khawatir!?
?Cinya, Siauwjin menbuka penginapan ini dengan Punci (modal)
yang sangat minim, dan hari hari ini jarang tetamu yang datang,
maka hanya melayani Cinya seorang terus terang saja Siauwjin
menjadi amat repot dan malahan tombok. Maka bila Cinya ada
membawa uang, tolonglah uang sewa kamar dan makan serta
pemeliharaan kuda di beteskan dulu! Sehari Siauwjin hitung dengan
harga yang paling murah yaitu tiga Ci Cinya sudah bermalam di sini
dua puluh hari, jadi jumlahnya delapan belas tail lebih dua Ci.
Dengan pombayaran ini dapatlah Siauwjin berpapas dan rnelanjutkan
usaba ini.?
?Ah, itu mernang sudah selayaknya, mengapa Ongheng pakai
seji-seji segala, tuaggulah kubereskan rekeningku selarna dua puluh
hari itu.?
Cin Siok Poo bergegas masuk kedalatn kamarnya dan membuka
Pauhoknya. Akan tetapi betapa kagetnya, ternvata bungitusan
uangnya telah terbawa oleh Hoan Hauw, sahabatnya yang pergi ke
Peng Yang Ek.
?Wah, celaka nih! Uangku semua terbawa oleh Hian Hauw, apa
yang harus kuperbuat?
?Aih, untung aku masih mengantongi uang ibuku sebanyak
sepuluh tail, ibu berpesan supaya uang itu di belikan kain sutera dan
alat-alat sembahyang. Baiklab uang ibu kupakai dulu, nanti kalau
Hoan Heng datang bisalah kuganti.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
104
Setelah berpikir dernikian, Cm Sick Poo lalu keluar lagi dan
menyerahkan uang sepuluh tail perak kepada Ong Siauw Ji.
?Terimalab sepuluh tail perak dulu Ong heng, dan catatlah
kedalarn buku rekening. Aku belum mau tinggalkan kota ini sebab
urusanku dengan Coa Ciatsu (pembesar kota Lauw Ciu Hu) belum
selesai. Beliau masih berada di Taygoan. Nanti bila urusanku telah
selesai, kurangannya dan tambaban selama hari hari berikutnya boleh
kao jurnlah lagi dan bereskan!?
Ong Siauw Ji menerima sepuluh tail perak itu dan ngeloyor
pergi. Dalam perjalanan ia menggcrutu dalam hati panjang pendek?
Sehari makan tiga kali, belum merawat kudanya ?... ah, betul-betul
Sikpun (Rugi), apa lagi cara membayarnya mengangsur .. celaka,
benar benar Swe Siauw, orang sewa hotel kok bayaroya pelit!?
Sesungguhnya Ong Siauw Ji tidak tahu kalau uang Cin Siok Poo
terbawa oleb temannya. Ia mernang berhati rendab dan terlalu
materialistis, ada uang sikapnya sangat baik, tidak ada uang kecut!.
Pada suatu hari terdengar kabar bahwa Coa Ciatsu sudah tiba
kembali ke kota Lauw Ciu Hu. Para pembesar kota baik sipil maupun
rniliter serta rakyat berarnai-ramai datang kepelabuhan untuk
menyambut. Bukan main gembiranya hati Cin Siok Poo.?Hah
sekarang Coa Ciatsu sudah datang, akan segera hilanglah
penderitaanku.?
Ia mengenakan jubahnya, mamakai sepatu dan pergi
menghadang rombongan pembesar yang baru datang itu.
Cin Siok Poo berpendapat, kalau aku menunggu sampai Coa
Ciatsu bersidang di kantornya, entah akan makan berapa hari lagi?
Maka keuanganku sudah sedemikian parabnya. Pemilik rumah
penginepan selalu mengoyak-oyak seperti orang mau lari tak
tanggung jawab dan tidak mau bayar saja. Maka lebih baik akuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
105
hadang di tengab jalan saja dan menyampaikan surat 1aporan dari
atasanku.
Setelah bulat pikirannya, ia lalu berjongkok di pinggir jalan
menantikan lewatnya rombongan pembesar Kota Lauw Ciu Hu itu.
Pada waktu itu Coa Ciatsu duduk di dalam tandu dan tertidur, dalam
perjalanan yang jauh ini sangat letih, maka tertidur dalam tandunya.
Tatkala iring-iringan itu lewat di mukanya Cin Sink Poo, orang
gagah dan Cee Lambu ini langsung berseru.
Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya
Scan/foto image : Awie Dermawan
Distribusi & arsip : Yon Setiyono
?Tayjin, terimalah horrnat dari Siauwjin. Siauwjin Cin Kiong
adalab perutusan dari Cee Lambu, menyarapaikan surat dari Luuw
Ciatsu dun mohon segera di berikan balasannya!?
Coa Ciatsu yang sedang tidur pulas mana dapat mendenngar
kata-kata Cin Siok Poo. Deegan ti-disk adanya jawaban ini para
serdadu yang mengawalpun tidak menggubis Cin Siok Poo. Mereka
dengan kasar membentak,
?Minggir, minggir, hayo beri jalan! masakan menghadap Thay
ya di tengah jalan!Apakah Tay ya tidak mempunyai kantor? Pun
sungguh menyebalkan dan tidak tahu tata tertib undang-undang
negara??
Cin siok Poo tidak menghiraukan bentakan komandan pasukan
kawal, pikirannya diberatkan oleh ongkos makan. Kalau tinggal lebih
lama di kota ini, rudinlah segala-galanya.
?Pemilik hotel itu sikapnya menjemukan dan pelayanannya semakin
sembarangan, hal ini karena aku belum membereskan rekening lama.
Maka kalau menunggu sampai bukanya kantor, harus berapa lama
lagi aku harus tinggal di sini? Ya kalau segera buka kantoran itu,
kalau tidak? Bukankan Coa Ciatsu baru saja pulang dari perjalanan
jarak jauh? Mungkin akan mengaso dulu, rekreasi dengan
keluarganya, bersantai-santai dengan kawan-kawan, celaka! Lebih
baik aku neka sekali lagi mencobanya!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
106
Cin Siok Poo lari menyusul dan berjongkok untuk mengulangi
laporannya.
?Siauwjin Cin Kiong adalah perutusan dari Shoatang, Cee Lam
Hu. Kadatangao Siauwjin untuk menyampuikan surat laporan dari
Lauw Ciatsu dan mobon segera di berikan balasannya.?
Coa Ciatsu yang tertidur terang saja tidak dapat mendengar kata
kata Cin Kiong. Kembali para serdadu itu dengan kasar menggusah
dan mendorongnya minggir.
?Tidak tahu aturan, lapor di tengah jalan. Apa barangkali sudah
miring otaknya.
Hayo minggir atau kucambuk engkau. Setan alas, mengacau saja
perjalanan Ciatsu, minggir! minggir!?
Cin Siok Poo tidak mau mengerti, ia bangun dan mengejar para
serdadu yang memikul tandu itu. Dengan kedua tangannya ia
rnenarik serdadu itu sehingga mereka sempoyongan dan jatuh duduk.
Untunglah tandu itu di pricul oleh ernpat orang, sehingga yang depan
dua orang jatub duduk, yang di belakang rnasih menahan. Bila tidak,
mungkin Coa Ciatsu sudah menggelinding keluar.
Adanya goncangan keras itu membuat pembesar itu terbangun
dengan gelagepan.
?Apa-apaan ini kalian mengapa berjalan tidak berhati-hati!?
?Taiya, bukannya harnba berjalan tidak berhati-hati, ini ada
perutusan dari Shoantang yang kurangajar dan tidak tahu aturan, la
menghadang di tengah jalan dan memaksa untuk meghadap Taiya.?
?Kurangaiar! Berani benar utusan ini berlaku kasar. Apakah
engkau tidak mengerti tata tertib hei! Hajarlah dua puluh kali
rangketan rotan dan suruh pulang!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
107
Menyadari bahwa dirinya bersalah maka Cin Siok Poo tiJak
membantah. ia manda saja dilepas bajunya dan di rangket dua puluh
kali pukulan ro tan ? bluukk ? bluukk ? bluukk ?bluukk ?
bluukk ?
Tubuhnya walaupun kekar dan kuat, toh di hajar dua puluh kali.
akhiruya matang biru dan beberapa bagian pecan-pecah mengalir
hanyak darah.
Dengan hati pilu Cin Siok Poo ngeloyor pulang
kepenginapannya. Ia langsung masuk kekarnarnya dan merebahkan
diri ? heiya sungguh malang nasibku ini, di kota lain menjadi
demikian sengsara dan terlunta-lunta.
Semalaman ia geruguh, mengingau tak henti hentinya, sekujur
hadannya di rasakan kaku, amat perih dan ngilu sekali. Pada
keesokan harinya dengan di paksakan ia cuci muka dan datang
kekantor Ciatsu.
Mujur juga bagi Cin Siok Poo, Coa Ciatsu terkenal sebagai
pembesar yang jujur, keras dan berdisiplin. Maka walaupun baru
kemarin pulang dari perjalanan jarak jauh, toh pagi hari ini
kantorannya sudah buka seperu biasa.
Ciu Siok Poo lalu menunggu giliian untuk menghadap. Dan
setelah beberapa orang yang berkepentingan sudah berlalu, tibalah
gilirannya. Ia maju menghadap dau memberikan hormat serta wajar.
?Siauwjin Cin Kiong perutusan yang datang dari Shoatang. Gat
Larnhu. Inilah surat laporan dari Lauw Ciatsu untuk dipersembahkan
pada Coa Ciatsu dan mohon di berikan balasannytl.
?Ha ha Lauw Ciatsu' adalah sahabat karibku.? Dengan giraug
Coa Ciatsu berseru, ?Mengapa tidak pagi-pagi engkau mengatakan
hal itu? Sehingga terjudi hal-hal yang tak diinginkan alas dirimu.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hmm, lain kali engkau harus berlaku lebih berhati-hati!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
108
Coa Ciatsu tidak tahu kalau Cin Siok Poo sudah dua kali
mengalakan hal itu. ia tidak mendengar karena mendengkur di dalam
tandunya. Dan lagi sial. Coa Ciatsu lalu memerintahkan ajudannya
untuk mengambil hadiah yang segera di terimakan kepada Ciu Siok
Poo.
Mengingat atasanmu adalah sahabat karibku, maka engkau akan
kujamu Dan ini terimalah sebagai tambahan ougkos perjulananmu
yang ribuan Li jauhnya. la juga tidak berani menolak ajakan makan
minim di kantoran Coa Ciatsu. Sehahis maim minum ia segera
berbangkit dan minta diri.
?Siauwjin sudah hampir sebulan tinggal di Lauw Cu Hu, maka
ingin buru-buru pulang. Siauwjin menghaturkan banyak terma kasih
atas perhatian Tayya dan selamat tinggal!?
Cin Siok Poo merangkapkan kedua tangan, menyojah dan
melangkah keluar. Coa Ciatsu menghantarkan sampai di pintu muka.
Sebelum Cin Siok Poo berjalan jaub, Coa Ciatsu beseru.
?Jangan lupa, sampaikan salam hormatku kepada atasanmu !?
?Baik Tay ya, hamba akan sampaikan salam itu!?
Dengan membawa surat balasan, barang-barang hadiah yang
berarti. Cin Siok Poo bergegas kembali kehotelnya. Dari kejauhan
pemilik hotel yang mata yang tajam, persis seperti mating yang
mengincar mangsanya.
Begitu Cin Siok Poo melangkah masuk sudah dibuntuti seperti
kucing mencium ikan bakar. Belum lagi Cin Siok Poo memasuki
kamarnya ia sudah buka mulut dengan cengar-cengir yang
menyebalkan.
?Cinya, setelah engkau selesai mengurus urusanmu dan
mendapat balasan, pastilah kekuranganmu akan segera kau
bereskan.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
109
?Cobalah kau ambil rekeningku, berapa kekurangannya??
Ong Siauw Ji berlari-lari masuk ke kamarnya dan mengambil
rekening atau bon dari Cin Siok Poo.
?Cinya, total jendral kekuranganmu adalah lima belas tail.
Bukan main terkejutnya Cin Siok Poo. ?Lima belas tail? Haiya
uang darimana sebanyak itu??
Dengan perasaan sedih Cin Siok Poo mengeluarkan uang
pemberian Coa Ciat Su dan hadiah berupa kain sutera pangsi.
?Nih uang tunai tiga tail dan sutera Pangsi kau hargai berapa??
?Cinya, dipotong tiga tail masih sisa dua belas tail dan ini kain
sutera pangsi sesungguhnya aku tidak butuh akan tetapi bila Cinya
mau tukarkan bolehlah. Kuhargai tiga tail setengah jadi hutang
Cinya tinggal sembilan tail setengah. Kapan Cinya mau
melunasinya??
?Hmm, masih sisa sebanyak itu kemana aku harus mencari
uang lagi? Baiklah aku tunggu Hoan Hauw. Bila ia selesai
menyerahkan tawanan itu, pasti segera pulang dan melewati Lauw
Cui Hu ini.
Setelah mengambil keputusan itu, Cin Siok Poo lalu menjawab,
?Aku belum mau meninggalkan kota ini, masih ada seorang
temanku yang pergi ke Peng Yang Ek dan kutunggu di sini! Bila
kawanku itu datang akan kubereskan semua kekuranganku. Harap
Siauw Jiko tidak berkecil hati!?
Mendengar jawaban Cin Siok Poo ini Ong Siauw Ji yang
jiwanya rendah dan mata duitan segera berubah wajahnya. Ia kurang
senang dan mencari akal untuk menahan Cin Siok Poo supaya tidak
bisa marat. Pikirnya kalau sampai dia Cao-lut (minggat) waah aku
bisa dirugikan puluhan tail perak. Maka dengan licin ia berkata.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
110
?Bila Cinya masih akan tinggal di sini, sebaliknya surat balasan
itu di titipkaa kepadaku. Dengau demikian resiko hilang tidak akan
Cinya temui.?
Cin Siok Poo yang barhati polos dan tidak berpikiran apa-apa
segera meluluskan.
?Baiklah, surat balasan dari Coa Ciatsu ini tolong kau
simpankan!?
Begitu setiap hari Cin Siok Poo selalu pergi kejalan raya untuk
menghadang sahabatnya Hoan Hauw, akan tetapi hari berganti hari
yang ditunggu-tunggu tidak juga kunjung datang. Pelayanan Ong
Siauw Ji sernakin buruk, Cin Siok Poo tidak di anggap lagi sebagai
tamu hotel akan tetapi boteh di bilang sebagai orang numpang yang
tidak ada harganya, Makananraya dari nasi kasar, sayur mayur
seadanya dan acapkali sudab basi (sudah kelewat hari)
BERSAMBUNG
Datangkah teman yang di tunggu-tunggu Cin Sink Poo itu?
Dapatkah ia melunasi hutang-hutang sewa hotel dan beaya
makannya?
Mengapa senjata Sian Poo tidak laku di gadaikan?
Siapakah saudagar yang mau membeli kuda kurusnya?
Dapatkah kembali kekampung halaman nya?
Siapa penolongnya? Dan siapa pula orang gagah yang menegurnya di
dalarn rumah makan?
Bacalah jilid yang ke Empat.
SEGERA TERBIT ! !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
111
JILID 4
The path of the just ia the shining light, that shineth more and more
unto the perfect day,
? JALAN Keadilan itu seperti sinar yang bercahaya-cahaya,
makin lama makin terang sampai akhirnya seperti hari yang terang
benderang!
? KEBENARAN yang telah di lath u-mum tidaklah senauanya
benar. Liha tlah so-kelilinginu, betapa acapkali terdapat kebenaran
yang PALSU!
(Kiriman Dhyana)
Sindiran-sindiran begitu tajam dan menyakitkan hati. Akan
tetapi kesemuanya itu terpaksa didiamkan. Apa daya uang untuk
melunasi belum di peroleh, maka dengan menahan hinaan, sindiran
dan pelayanan yang tak layak Cin Siok Poo bertahan.
Pada suatu malam tatkaia Cin Siok Poo pulang dari menghadang
sahabatnya di jalan raya, kamar nya sudah terang benderang.
?Eh apa-apaan nih? Kenapa dalam karnarku sudah ada nyala
apinya? Siapa yang masuk kedalam kamarku dan menyulut lampu??
Cin Siok Poo cepat-cepat melangkah masuk. Didalam kamarnya
telah duduk lima enam tamu. Mereka nongkrong melingkari sebuahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
112
mega dan makan minum sambil bergurau. Melihat kedatangan Cin
Siok Poo Pemilik penginapan yang berjiwa jahat itu terburu-buru
mendapatkannya dan berbicara dengan diplomasi yang memuakkan.
?Cinya engkau baru datang ? Syukurlah, syukurlah!?
?Ong Heng kenapa dalarn karnarku sudah diisi orang lain?
Bukankah saya belum meninggalkan kora masih ada ikatan kontrak
sewa dengan kamar ini? Mengapa engkau berikan man lain??
?Ah, mengapa Cinya tersinggung perasaan? Tamu yang datang
adalah saudagar-saudagar hewan dari Shoasay, jarak yang amat jauh.
Tadi mencari kamar yang sesuai, dan kebetulan karena kamar Cinya
lupa menguncinya sehingga mereka memilih kamar itu. Bagaimana
saya menolak cinya? Terpaksa kupindahkan barang-barangmu kelain
kamar dan mempersilahkan tamu baru yang hanya menumpang
beberapa hari saja. Siautee pikir Cinya yang baik hati pasti tidak
akan rewel.?
?Hmrn ? Mengingat hutang-hutangnya memang belum dapat
membereskan, dengan mengguman Cin Siok Poo ngeloyor pergi.
Bukan main perih hatinya.. Peribahasa mengatakan SE CIEK SANG
JIEN JIEN IE, rasa-rasanya ada benarnya. Diatas dunia ini UANG
SANGAT BERKUASA ATAS SEGALA-GALANYA . ! tanpa
uang ia bisa dihina, dicerca, disindir dan mendapat perlayanan yang
menyedihkan. Andaikata ia mempunyai banyak uang, siapapun juga
menghormatinya . busyett .. !
Dengan langkah berat Cin Siok Poo dihantar kekamarnya yang
baru. Kamar ini letaknya diujung belakang, dekat kamar kecil!.
Dinding-dinding bambunya sudah banyak yang rusak dan berlobang.
Jadi bila angin bertiup bukan saja bau Pendel yang bacin itu masuk,
juga terasa hawanya dingin menggigilkan.
Bale-balenyapun sangat kotor dan spreinya sudah bertambal
tambal. Didalam ruangan itu tidak ada almari untuk menyimpanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
113
pakaian dan barang-barang. Tidak ada meja kursinya, jadi
merupakan kamar kosong tok.
?Inilah Cinya kamarmu yang barn, lebih ringan ongkosnya
sehingga hutang-hutangmu tidak begitu besar bertambahnya.
Silahkan Cinya masuk, saya permisi untuk melayani tamu-tamu
baru.?
Sebabis berkata demikian Ong Siauw Ji memutar tubuh dan
meninggalkan Cin Siok Poo begitu saja.
Cin Siok Poo melangkah masuk, ia merebahkan dirinya dibale
bale butut itu. Tampa terasa air matanya meleleh membasahi kedua
pipinya oh, nasibku mengapa aku sampai menderita
kesengsaraan yang demikian hehatnya ?
? ooOoo ?
BAB V
SIAPA YANG BERHATI BAIK
AKAN MENDAPAT IMBALANNYA
Pada suatu malam, seperti malam malam biaasanya, dengan hati
kesal dan badan letih karena penantiannya kepada rekannya tetap
akan sia-sia. Cin Siok Poo duduk diatas bale-bale reyot dan
melamun. Tiba-tiba ia mendengar langkah kaki yang mendatangi.
Langkah-langkah itu semakin dekat dan sudah berada didepan pintu.
Cin Siok Poo menyangka yang datang itu adalah Ong Siauw Ji, si
pimilik rumah penginapan yang berjiwa rendah, maka secara spontan
dibentaknya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
114
?Benar-benar manusia berjiwa rendah! Mata duitan dan tidak
mengenal Pri kebajikan. Malam-malam kau datang mengintipku,
takut kalau aku merat hah? Aku Cin Kiong, datang secara terang,
pergi pun akan secara terang. Apalagi Surat balasan dari Coa Ciatsu
masih berada ditanganmu, apa lagi yang kau kbawatirkan hah??
Pintu segera menjeblak dan sesosok tubuh langsing berlutut
sambil mencegah Cin Siok Poo untuk berkata yang keras.
?Ssstt .. Cinya jangan berkata keras-keras, saya adalah istri
Ong Siauw Ji yang bernama Liu Sie. Kedatanganku kesini untuk
sekedar memberikan pertolongan kepada Cinya, terimalah pemberian
yang tak berarti ini!?
Lui Sie manaruhkan bungkusan uang yang jumlahnya tiga ratus
Ci. Jadi kurang lebib tiga puluh tail perak. Dan serengkot masakan
daging kuah dan nasi putih.
Cin Siok Poo memandang dengan mata tak borkedip, hatinya
sangat terharu.
?Liu Sie Hujin . sesunguhnya engkau adalah nyonya yang
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bijaksana dan berhati mulia, sungguh aku Cin Siok Poo sangat
berterima kasih atlas kebaikanmu ini.?
?Watak suamiku memang jahat dan jiwanya rendah, ia
mernandang uang, Benda lahiriah dan bukannya orang Cinya,
pakailah uang ini untuk keperluannu selamat malamm ?
Liu Sie setelah memberi hormat lalu mengundurkan diri. Cin
Siok Poo sangat pilu dan tanpa terasa air matanya meleleh keluar,
sebelum sang penolong pergi jauh, Cin Siok Poo dengan pelan
berkata.
?Hianjin (nyonya budiman), perbuatanmu ini mirip dengan
Pioauwbo dari Hway Yang dijaman dahulu .. sungguh aku Cin
Siok Poo merasa sangat menyesal, tidak dapat berlaku seperti CeeKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
115
Ong yang membalas budi kebaikan Piauwbo dengan uang mas beribu
ribu tail jumlahnya . akan tetapi tidak nanti kulupakan budi
kebaikan mu ini. Kelak pada satu hari, Cin Siok Poo pasti akan
membalas.?
Terdengar jawaban yang lirih dari Liu Sie di luar pintu.
?Cinya, mana berani saya mengharcap harap pembalasanmu?
Cinya terlalu ber lebih-lebihan, mana dapat diriku dipersamakan
dengan Piauwbo dijaman nya Cee Ong? Tidurlan Cinya, jaga dirimu
baik-baik, selamat malam ..?
Dan langkah lembut itu semakin jauh ..
Sepeninggal Liu Sie, Cin Siok Poo lain membuka rengkot itu
dan memakan nasi putih dan daging kuah. Begitu rakus dan lahapnya
ia memakan makanan itu, maklum telah berhari-hari hanya disajikan
nasi kasar yang sudah dingin dan sayur mayur yang basi. Jadi ketemu
dengan masakan yang Nyamleng rasanya seperti di sorga saja.
Malam itu Cin Siok Poo dapat tidur dengan hati tenteram dan
pikiran agak tenang.
Pada keesokan harinya, ia bangun pagi-pagi dan sehabis cuci
muka lalu berangkat kepempatan jalan untuk menghadang Hoan
Hauw.
Akan tetapi teman yang ditunggu-tunggu masih juga belum
kelihatan batang hidungnya. Pepatah mengatakan air laut saja
sesekali bisa kering, apapula harta benda duniawi. Uang pemberian
Liu Sie yang berjumlah tiga ratus Ci itu dalam beberapa hari juga
sudah habis.
Kembali terdengar omelan, sindiran dan kata-kata yang tidak
enak dari Ong Siuw Li. Bukan main mengkal dan pedihnya hati Cin
Siok Poo mengalami perlayanan yang sedemikian menyakitkan hati
itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
116
Ditengah malam, Cin Siok Poo bangun dari meraba-raba
bungkusan senjatanya. Ia berpikir ? senjataku Kim Kian ini
terlapis dengan emas, untuk menutup hutang selarna berada disini,
barangkali laku bisa kugadaikan. Kelak bila aku telah kembali
kekampung dan mendapatkan uang bisa kutebus lagi ..!
Semakin lama hatiku tidak tahan, tubuktku semakin kurus dan bisa
bisa aku jatuh sakit disini ..?
Begitulah, pada keesokan harinya Cin Siok Poo membawa
bungkusan senjatanya dan ikut antri didepan rumah gadai.
Ong Siauw Ji dikala mendengar bahwa Cin Siok Poo hendak
menggadaikan senjatanya untuk melunasi hutang-hutangnya menjadi
amat girang. Tidak diduganya kalau usaha Cin Siok Poo ini
mengalami kegagalan.
Tatkala urutan yang antri sampai pada Cin Siok Poo, lalu
disodorkanlah Kiinkiannya itu. Pengurus rumah gadai Sam Gi Hong
Tong terheran-heran .. senjata kok digadaikan, Hopo tu mon?
Dengan wajah bingung penuh ketidak mengertian si pegawai
rumah gadai itu menanya.
?Mengapa tuan menggadaikan alat senjata? Didalam peraturan
rumah gadai, senjata tidak boleh digadaikan, akan tetapi di tapsir
sebagai benda logam sejenis tembaga..?
?Tuan, kalau dianggap sebagai logam tembaga, tolonglah
tirnbangkan dan berapa tapsirannya untuk digadaikan??
Pegawai itu menimbang bobot sepasang Kim Kian dari Cin Siok
Poo, kemudian memberikan putusan harga.
?Senjata ini kalau tuan gidaikan bisa seharga enam sampai tujuh
tail perak, bagaimana?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
117
Bukan main pedih dan malunya hati Cin Siok Poo . hutangnya
lebih dari lima belas tail perak, senjatanya digadaikan hanya seharga
enam sampai tujuh tail perak, mana bisa mencukupi? Dengan muka
merah jengah ia minta kembali senjatanya dan ngeloyor pulang.
Tatkala tiba dirumah penginapan, Ong Siauw Ji melihat apa
yang di bawa Cin Siok Pot, seketika wajahnya beruhah kecut dan
menjijikkan.
Dengan mulutnya yang merongos ia ngeledek.
?Cinya, katanya hendak kau gadaikan senjatamu itu untuk
melunasi hutangmu? Kenapa kau bawa pulang kembali??
Deegan lesu dan mengkal Cin Siok Poo menjawab. ?Senjata
tidak bisa digadaikan!?
?Cinya, lalu bagaimana penyelesaiannya? Carilah barang lain
yang bisa digadaikan sehingga modalku tidak habis!?
Agak sengit Siok Poo didesak pemilik rumah penginapan yang
rendalt jiwariya itu.
?Sebagai pegawai negeri, menjabat sebagai anggota pulisi mana
ada barang lain? Kau kira aku pegawai Korup yang hanyak
menyimpan suap. mas intan dan barlian? Barang satu-satunya yang
ada adalah ini senjata, sebagai pelindung diri, tau??
?Eh. eh, mengapa Cinya naik pitam? Lalu bagaimana saya
menyediakan terus makan Cinya sehari tiga kali dan makan serta
pemeliharaan kuda yang belakang itu? Kalau sampai kuda itu mati,
saya tidak tanggung lho!?
Mendengar disebut-sebutnya hal kuda, Cin Siok Poo jadi
berpikir. Beberapa saat kemudtan ia ber-tanya.
?Apakah dikota Lauw Ciu Hu ini banyak orang yang gemr
kuda??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
118
?Oh, sudah barang tentu, ini kan kota besar. Siapa yang naik
kuda mondar mandir dijalan raya pastilah orang yang berada.?
?Hmm kalau begitu kudaku akan kujual. Di manakah
letaknya pasar hewan??
?Dikota sebelah barat. Tetapi Cinya hares pagi-pagi sekali.
Sesudah Kentongan subuh berbunyi lima kali, pasaran hewan itu
sudah bubaran.?
?Balk, tunggu sampai besok. Kudaku akan kujual untuk
melunasi hutang hutangku.?
Dan tanpa menanti jawaban, Cin Siok Poo ia lu meninggalkan
Ong Siauw Ji dan mengeram dalam kamarnya yang bau apek.
Pada keesokan pagi, kentongan jam empat, Cin Siok Poo sudah
berdandan rapi dan merapatkan pintu kamar, kernudian pergi keistal
kuda. Tatkala ia hendak menuntun keluar kuda Si Kuda Kuning
menggeleng-gelengkan kepala dan menggadrukkan kaki depannya.
Nampak air mata kuda itu meleleh keluar.
Andaikata ia bisa berbicara seperti manusia, mungkin akan
mengatakan ?... aku jangan kau jual kelain orang .. aku tidak mati
..!?
Melihat keadaan ini semakin pedihlah hati Cin Siok Poo, dengan
mengusap usap bulu suri ia menuntun keluar dengan paksa dan tanpa
terasa kembali air mata bercucuran. ..Ooh kudaku .. karena amat
terpaksa aku hendak menjualmu ..
Dengan menuntun kuda Pinta Ma, Cia Siok Poo menuju kekota
bagran barat. Ia datang pada waktunya, pasaran hewan itu masih
ramai. Banyak cukong-cukong dan anak anak orang bangsawan yang
hilir mudik mencari kuda bagus.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
119
Tatkala Cin Siok Poo dan yang dituntunnya melewati
rotnbongan para cukong dan anak-anak bangsawan itu. Mereka pada
memalingkan muka dan mengawasi dengan pandangan tak berkesip.
Seperti juga tikus menyeberang jalan keadaan Cin Siok Poo,
maklum pakaian yang dikenakan dekil dan sudah banyak yang robek,
sedangkan kuda yang dituntunya kurus dan tidak bersemangat. Kuda
itu berjalan samba menundukan kepala. Persis seperti kuda kurang
makan atau kuda sakit yang hendak akhir hayatnya. Tiba-tiba tawa
serombongan cukong dan anak-anak bangsawan itu meledak.
?Haha .. haaa hahaaa haaaa .. orang miskin ini
membawa kuda mau mampus kedalam pasar, apa maunya? Haaa
haaa haa ?
Bukan main mendelunya hati Cin Siok Poo, ia menahan
kesabaran seberapa bisa dan tidak melayani ocehan orang-orang
yang gatal mulut itu.
Dengan cepat ia meninggalkan rombongan itu, ketnudian
membisikkan ketelinga kudanya. ?Kemanakah kegagahan dan
keangkeranmu Oey Piauw Ma? Mengapa semangatmu hilang, be gitu
saja? Tunjukan kegagahanmu seperti di Shoatang itu! Kita berlari
dan mengobrak abrik gerombolan penyamun dengan jantan dan
gagah, hayolah tuniukan kegagahanmu!?
Akan tetapi kuda kuning itu tetap membandel, ia sepetti sudah
kehilaugan semangat, jalannya tetap menunduk dan kakinya gontai
tersauk-sauk menyaruk tanah. Cin Sick Poo tidak berdaya, ia
meneliti keadaannya sendiri, pakaian, sepatu dan mengelah napas
panjang hahh betapa menderitaku dikota ini, hutangku
menurnpuk dun balm juga bisa melunasuiya. pakaianku sampai tidak
karuan rupanya huh kapan penderituan ini berlalu ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
120
Dengan lesu Cin Siok Poo menghampiri Bakul-bakul kuda, akan
tetapi tidak ada seorangpun yang mau menawar kudanya. Setiap
melihat kuda itu mereka tertawa dan menggeleng-gelengkan kepala.
Sungguh kesengsaran dan penderitaan batin yang amat berat.
Dengan pilu Cin Siok Poo Menuntun keluar kudanya.
Sindiran, cemoh dari orang yaug mentertawakan dianggap
sebagai angin lalu.
Sekeluarnya dari pintu pasar, dengan wajah menunduk seperti
juga kudanya Cin Siok Poo bermaksud hendak pulaag kerumah
penginapan.
Waktu itu cuaca sudah mulai terang, pintu kota sudah dibuka
lebar-lebar. Orang-orang yang keluar masuk kota banyak sekali. Ada
pegawai negeri, orang-orang pelancongan, pedagang, penjual sayur,
arang, kayu bakar, cita, tukang sepatu, jam, besi dan, lain-lain.
Karena jalannya selalu menunduk, jadi Cin Siok Poo tidak
memperhatikaa kalau didekat kudanya ada tukang sayur yang
berendeng hendak memasuki kota
Setelah sekian lama tidak makan makanan yang segar, maka
kuda kuning itu demi melihat sayur sayuraa yang segar menjadi lapar
dan nggeragas. Ia angkat mulutnya dan mengigit berapa ikat.
Tukang sayuran kaget dan mencoba meghindar sehingga jatuh
nyrungsep.
?Tuan ini bagaimana? Menuntun kuda tidak melihat jalan hah?
Lihat kudamu makan sayuran?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cin Siok Poo kaget dan tersentak dari lamunannya. Ia buru-buru
membangunkan empek tua penjual sayur itu minta maaf. Empek tua
penjual sayur itu mau mengerti setelah mengetahui bahwa Cin Siok
Poo bukan o rang Lauw Ciu Hu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
121
?Tuan berasal dari mana Lohan (bapak) suka membantumu.
Bukankah kuda ini hendak tuan jual??
?Benar bapak, akan tetapi karena dipasar tidak seorangpun yang
mau maka dengan terpaksa saya tuntun pulang.?
?Haaa. orang-orang dipasar mana tahu kuda bagus? Ibarat
tuan hendak menjual perhiasan, haruslah mencari ahli mas intan.
Begitu juga untuk menjual kuda baik tidak sebarangan orang yang
mengenal.?
Agak besar hati Cin Siok Poo mendengar kata-kata tukang
sayuran itu. .
?Dapatkah bapak membantu saya untuk mengantarkan kepada
orang yang mau membeli kudaku ini??
?Dengan segala senang hati saya akan membantu tuan.
Tunggulah sebentar saya setorkan dulu daganganku kepada bakul
dikota.?
?Baik, sebelumnya saya mengucap terima ka sih bapak!?
Orang tua penjual sayuran itu tertawa terkekeh-kekeh dan
berlalu. Sebelum jauh masih juga ia menoleh dan meninggalkan
pesan.
?Tuan tunggu didekat pintu gerbang, jangan pergi-pergi, saya
hanya sebentar.?
Cin Siok Poo mengucap baik sambil memanggut-manggutkan
kepala. Dan kata-kata tukang sayuran itu tepat, tidak berapa lama
sudah kelihatan ia kembali dengan memikul keranjang kosong.
Tatkala dekat pintu gerbang ia menggapai Cin Siok Poo
diajaknya berjalan bersarna-sama.
?Dari pintu bagian barat ini menuju kearah selatan, kira-kira
lima betas kilo meter kita akan sampai disebuah perkampungan yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
122
namanya Ji Hiatt Cung Cungcu (orang kaya dan terkenal yang
dianggap sebagai kepala kampung). Di kampung tersebut ada
hartawan kaya raya yang sangat terkenal, karena suka tetulung dan
bergaul dengan orang orang gagah dalam kalangan Kangauw, na
manya Sian Hiong Sin.
Beberapa waktu berselang Twakonya telah ter panah mati oleh
Tongkong Lie Hian di Lengtong San, sebagai putera kedua ia
terkenal dengan pang gilan Ji Wangwee (saudara kedua).?
?Apakah Ji Wangwee suka membeli kuda??
?Tidak tanggung-tanggung, dikandangnya dipelihara lebih dari
tiga ratus ekor kuda.?
?Apakah ia pedagang kuda??
?Bukan, kuda-kuda itu disediakan untuk teman-teman dan
kenalan yang membutuhkan. Jadi bila ada kawan atau kenalan yang
datang dan membutuhkan kuda tunggangan, langsung saja dibawa
keistal dan disuruh memilihnya sendiri dengan Cuma-cuma.?
?Hmm, sungguh royal dan berhati balk Ji Wang-wee ini.?
Dan Cin Siok Poo seperti juga orang yang baru sadar dari
tidurnya.
?Memang aku pernah mendengar bahwa di Lauw Ciu Hu ada
Sian Hong Sin yang suka bergaul dengan orang gagah dalam
kalangan Kangauw. Kalau dulu-dulu aku ingat, bisa aku pagi-pagi
keemari untuk berkenalan dan minta tolong. Tetapi sekarang
keadaanku seperti juga Pengemis, malu sekali!?
Setelath berjalan kurang lebih dua belas Li. nampaklah sebuah
gedung yang besar, megah dan indah berhalarnan hias ditengah
tengah perkampungan Jir Hian Cung.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
123
Bapak tua penjual sayur itu dengan wajah berseri-seri
menunjukan dengan jari telunjuknya.
?Tuan itulah gedungnya sudah kelihatan, hayolah kita percepat
sedikit supaya tidak kesiangan!?
Cin Siok Poopun menepuk punggung kudanya dan mernpercepat
jalanuya. Dari kejauhan muncul seorang tinggi besar, tubuhnya kira
kira setombak tingginya, berewok lebat dan warna mukanya kehijau
hijauan. Rambutnya semu merah dan gagah sekali.
Tidak heran sebab menurut alkisah Sian Hiong Sin adalah
penitisan bintang Naga Hijau, kelak ia menjadi Cap Pek Lo Han atau
delapan belas raja-raja muda yang gagah perkasa dengan nomor
urutan yang terakhir, jadi yang kedelapan belas. Senjata yang
dipergunakan dengan mahir adalah Kim Cian Co Yang Tok.
Karena kedermawanan dan kegagahannya sehingga pengaruh
nya sangat besar. Ia dapat seketika mengumpulkan orang-orang
gagah dan memberi perintah-perintah apapun.
Pagi hari itu kebetulan ia sedang berjalan-jatan dikebun. Maka
Souw Lo Tiang (bapak tua Souw) dengan mudah dapat menemuinya.
Setelah memberi hormat bapak Souw lalu me ngutarakan
maksudnya.
?Pagi hari ini tatkala Lotiang pergi kekota untuk setor sayur
sayuran telah bertubrukan dengan seorang pentuda yang datang dari
luar daerah. Setetelah tanya jawab, ternyata ia mau menjual kudanya
untuk beaya perjalanan pulang kekampung. Ji Wangwee walaupun
kuda itu nampaknya sangat kurus, akan tetapi bukan sembarang
kuda. Sejenis Jian Li Liong Kie, kuda naga yang sanggup lari sampai
ribuan Li tanpa mengenal capai dan lelah. Maka Lotiang berani
membawanya kemari untuk Wangwee lihat!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
124
Sian Thong Sin manggut-manggutkan kepala dan mengikuti
bapak Souw mendekati kuda yang ditambatkan pada sebatang potion
Siong.
Melihat Ji Wangwee mendatangi, Cin Siok Poo merasa sangat
malu, ia cepat-cepat menggeser tubuhnya dan berdiri sedikit teraling
batang pohon besar itu.
Sian Hiong Sin mendekati kuda kuning itu, dan memeriksa
dengan sangat teliti. Bulu-bulunya dipenksa sedemikian cermat dan
kelihatan ia memanggut-manggutkan kepala.
?Ya, kuda ini walaupun agak kurus tetapi kuda yang bagus. Bulu
bulunya kuning mulus dan tidak ada sedikit warna lain yang
mencampuri.?
Kemudian Sian Hiong Sin memasang kuda-kuda dan menggetak
(menekan) punggung kuda itu dengan kekuatan penuh. Akan tetapi
kuda Oey Piauw Ma itu sedikitpun tidak bertekuk kakinya.
Menyaksikan betapa hebat kekuatan kuda itu, Cin Siok Poo ikut
memuji dalam hati, ? wah, benar-benar kuda ini hebat luar biasa
..?
?Mana pemiliknya?? setelah memeriksa lagi beberapa saat
lamanya, Sian Hiong Sin lalu menanyakan kepada bapak tua Souw,
mana pemilik kuda itu.
Tukang sayur itu lalu menunjuk kebalik pohon dan
menerangkan.
?Anak muda itulah pemilik kuda itu!?
Sian Hiong Sin lalu menoleh kepohon itu dan melihat seorang
anak muda dengan pakaian dekil dan banyak rombeng-rombeng
disana-sini berdiri dengan menundukan kepala.
?Apakah kuda kuning ini akan Ciokhee (saudara)?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
125
?Ya, memang saya hendak menjual kuda ini karena butuh uang.?
?Berapakab harga yang kau minta Siaolian? (Siaolian = anak
muda).
Karena kuda ini kurus dan jelek, sedang saya sendiri adalah
orang miskin yang tidak mengerti harga pasaran kuda, maka gantilah
saja dengan lima puluh tail perak.
Sian Hiong Sin menoleh kembali pada kuda tuning itu dan
meneliti dengan penuh kecermatan.
?Untuk harga lima puluh tail sesungguhnya tidak banyak
hanya bila kuda ini kurang memperhatikan perawatannya, makan
sembarangan dan tidak berkualiteas tinggi bisa-bisa kuda ini tumbuh
menjadi seekor kuda yang tidak berrguna.
Maka begini saja anak muda, kau kuberikan tiga puluh tail,
bagaimana? Kuda ini memerlukan penelitian dan perawatan yang
cukup lama baru bisa menjadi Jian Li Liong Ki yang gaga kosen.
Setelah berkata demikian Sian Hiong Sin lalu membalilikkan
tubuh dan meninggalkan bapak Souw dan On sink Poo begitn saja. Ia
melangkals lebar, Melewati jembatan dikebun dan menuju ke
gedungnya.
Bapak tua Souw dan Cin Siok Poo saling pandang, kemudian
dengan terpaksa Siok Poo memanggutkan kepala dan mengikuti Ji
Wangwee.
?Yah, apa boleh buat, tawaran itu kuterima.? katanya lirih.
Bapak Souw juga mengikuti Siok Poo membuntuti hartawan
kampung Ji Hian Cung itu. Mendengar dibelakang ada yang
membuntuti, Siang Hiong Sin menoleh dan mengawasi dengan
tajam.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
126
Cin Siok Poo dengan suara berat berkata. ?Berapa saja tawaran
Ji Wangwee kuterima, dan saya mau ambit pembayaraunya sekarang
juga!?
Ji Wangwee mernanggut manggutkan kepala dan memanggil
pembantunya untuk mernbawa masuk kuda kuning yang telah
dibelinya itu.
?Naikkan kedalam istal dan jangan kau campur dengan kuda
kuda lain !?
?Baik Wangwee!?
?Silahkan Lotiang dan anak muda ini tunggu dulu diruangan
tamu, saya ambit uang kedalam!?
Bapak tua Souw dan Sin Poo lalu mengambil kursi dipinggiran
ruangan tainu untuk duduk.
Tidak antara lama Si tuan Gwee telah keluar kembali.
Dttangannya membawa bungkusan uang dan gulungan kain sutera.
?Ciokhee berasal darirnana?? bertanya Ji Wangwee setelah
duduk disebuah kursi yang meng hadap pada Ciu Siok Poo.
?Saya yang rendah orang asal Cee Lamhu.?
?Cee Lam Hu? Disana aku mempunyai se orang sahabat yang
sangat kukugumi karena kegagahan dan kemurahan hatinya,
namanya Cin Siok Poo. Kabarnya sekarang bekerja sebagai
kornandan polisi kota Cee Lam bagian barat. Apakah Ciokhee
mengenal? Walaupun kita sating mengagumi, akan retapi satu sama
lain belum pernah saling bertemu, inilah tradisi persahatan dalam
kalangan Kangauw. Tanpa disadari Cin Siok Poo membuka mu
lutnya dan sedianya mau mengaku.
?Itulah aku ..?
Sian Hiong Sin kaget dan menatap tajam.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
127
?Ah, kalau begitu aku telah membuat suatu kekeliruan besar.?
Tetapi Cin Siok Poo cepat menyambung pula kata-katanya.
?Si Wangwee kata-kataku belum selesai, itulah aku punya
sahabat kental juga. Cin Kiong dengan saya adalah kawan sekantor
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dalam satu kesatuan Korps keamanan polisi kota Cee Lamtau. Sian
Hiong Sin menatap tajam dan memanggut-manggutkan kepala.
?Hmm .. bagaimanapun juga bila engkau adalah sahabat Cin
Siok Poo adalah juga sahabatku, maaf, maaf, tadi aku telah berlaku
kurang hormat terhadap Ciokhee. Numpang tanya, siapakah nama
Ciokhee yang mulia??
Cin Siok Poo agak gelagepan ditanya she dan nama besarnya.
Dengan gugup ia menjawab sekenannya saja. Saya yang rendah she
Ong hernama nama Lay Poo .?
?Hmm, .. Siautee ingin menitipkan sepucuk surat untuk Cin
Heng, apakah kiranya Ongheng tidak berkeberatan??
?Dengan segala senang hati surat Ji Wang-wee akan saya
sampaikan.?
Sian Hioug Sin minta diri lagi, ia masuk ke dalam untuk
mempersiapkan barang titipan. Akan tetapi tidak antara lama telah
keluar kernbali. Katanya dengan agak kikuk. ?Sedianya aku hendak
menulis surat untuk disampaikan kepada Cinheng, akan tetapi ku
pikir-pikir karena kita belum pernah saling bertemu, sehingga apa
yang hendak kutulis? Tidak ada bahan untuk menyuratinya bukan?
Maka dari itu pikiranku lalu berubah, tolong Ciokhee sampaikan saja
salam hormat dari aku. Katakan bahwa Sian Tong dari Lauw Ciuhu
sangat mengagumi dan menyampaikan salam hormatnya!.
Dan Ongheng, inilah uang kudamu, tiga puluh tail. Dan ini tiga tail
sebagai persenan dalam perjalanan ke Cee Lamhu, dan juga suteraKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
128
Pangsi dua kayu ini harap Ciokhee terima sebagai rasa terima
kasihku dan persahabatan kita!?
Cin Siok Poo bersikeras menolak semua pemberian itu, akan
tetapi Sian Hiong Sin juga temp memaksanya. Bapak Souw
menganjurkan Siok Poo untuk menerima, sebab memang sudah
demikianlah watak Ji Wangwee. Maka dengan apa boleh buat, Cin
Siok Poo menerima pemberian itu dengan muka merah karena.
malunya.
?Ongheng tidak usah tergesa-gesa pulang, ini hampir tengah hari
mari kita makan siang bersama!?
Akan tetapi karena takut kalau lama-lama akan pecah rahasia
dirinya. Maka dengan hati berat Sian Hiong Sin melepas mereka
Bu Kek Kang Sinkang Karya Kkabeh Goosebumps Jeritan Kucing Setan
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama