Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 5

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 5

dari permukaun bumi ini!

? Menangislah maka dunia akan mentertawakanmu, tertawalah

maka dunia akan ikut bergembira denganmu.

? Seorang bijaksana dan pandai tujukan pikirannya kepada

soal-soal yang agung dan tinggi, seorang rendah budi menujukan

pikiran kebawah ke hal hal yang rendah.

(Kiriman Windy Asmara di Semarang)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

258

OLEH Pengurus permainan itu Ca Ciauw lalu menerima hadiah

uang kontan dua puluh tail dan kain sutera dua kayu.

?Haahaa, apa kataku, kita akan dapat tambahan ongkos untuk

dolan (bermain) bukan? Lihatlah sudah tambah empat belas tail,

hahaa ..?

Dan tatkala Ca Ciauw mau pasang lagi, teman temannya telah

mencegahnya,.

?Kalau kita hanya berhenti dilapangan lempar bola tidak ada

kesempatan nntuk melihat pesta Hoateng dan keramaian lainnya,

Hayolah kita putar-putar dulu dan jangan manggrok diternpat, ini

saja.

Terpaksa Ca Ciauw menurut dan saking girangnya ia berikan

sutera dua gulung itu pada penduduk perempuan didekatnya. Mereka

berlima lalu melanjutkan berjalan-jalan melihat-lihat keramaian kota

raja dalam malam Cap Go Meh,

BetjaIan lagi lagi beberapa saat, mereka merasa lapar dan haus,

Kelirna orang gagah itu lalu naik kesebuah Loteng rumah makan

?Ciu Lauw? dan memesan makanan dan minuman.

?Hari ini aku menang main empat belas tail, hayolah kita makan

minum sepuas-puasya aku yang traktir!?

Berkata Ca Ciauw dengan riang gembira. Mereka memesan

rnasakan sampai enam macam, arak satu guci dan makan minum

sambil berkongkauw. Dari loteng Ciu Lauw ini dapat mendengar

suara musik dari berbagai penjuru. Kota raja benat-benar terleap

dalain kesukaan dipesta Cap Go Meh. Kelima oraug gagah itu makan

minum sampai tengah malarn.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

259

?Hayolah kita turun untuk melihat pesta Hoateng, Sekarang

sudah jam dua belas pastilah pesta Hoateng dimulai!?

Ong Pek Tong mengajak kawan-kawannya turun dan menuju ke

kraton untuk melihat pesta Hoateng, Ca Ciauw lalu mernbereskan

semua rekening dan mereka bersarna sama turun ke jalan raya.

? ooOoo ?

BAB XIV

LIMA PEMUDA GAGAH

TURUN TANGAN UNTUK MEMBELA

KEADILAN DAN KEBENARAN

CIN SIOK POO bersama keempat kawannya seturunnya dari

Loteng Ciu Lauw lalu menuju ke markas besqar Suma Gee Mui,

Mereka menonton, di markas itu di dirikan sebuah pauggung yang

dihias dengan Teng Teng yang indah. Sinarnya terang-benderang

bagaikan sinar Neon saja. Panggung yang teratas di gantungkan

sebuah Teng berbeutuk Kilin. Di bawabnya di paucaug kan sepanduk

bertuliskan : Bin Siu Lay Tiauw. Di kanan kiri di pasang pula

Tweelian-twelian yang kalirnat-kalimatnya indah dan penuh arti.

Dan di atas papan panggung dipasang dua buah Teng yang

bergambarkan Nabi besar Khongcu dun Laocu, Kedua nabi itu

menunggang kerbau hijau dan kuda putih.

Setelah cukup gembira nikmati keindaban tang tang di markas

besar, mereka melanjutkan melittat lihat di istana Peng Pao Gee Mui.

Dari situ terus ke istana raja muda Wat Kok Kong Yo Siok.

Sepanjang jalan padat dan penuh sesak, orang orang menonton pesta

Hoateng ini berjubel-jube1 penuh sesak bagaikan lautan semut raja.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

260

Pajangan diistana Wat Kok Kong jauh lebih mentereng

dibandingkan dengan gedung Peng Pao Gee Mui. Disini Teng

terbesar berbeutuk sepasang burung Hong (Phoenix), Diatas

sepasang Ling burung Hong ini digantungkan spanduk merah

bertuliskan huruf mas yang. berbunyi : THIAN THAW GEE

HONG. Dikanan dan kirinya Tweelian-tweelian dengan kalimat
kalimat yang gagab dan basemangat.

Diatas panggung dua nabi purba menunggang keledai putih. Di

kanan kirinya beraneka macam Teng dari berbugai jenis burung,

sungguh mirip seperti juga burung-burung hidup indah sekali.

Cee Kok Wan yang sedari kecil hidup dikalangau berandal,

sangat girang menonton keindahan itu, sampai-sampai ia tak bisa

bercakap-cakap dengan kawan-kawnnya. Hanya membuka math

lebar-lebar, berjingkrak-jingkrak dan memuji muji sendiri.

Dari Istana Wat Kok Kong kelima pernuda gagah itu terus

menuju ke Hong Khiu. Di depan Ngo Hong Lauw atau Loteng istana

baginda didirikan panggung Gie Eng Lauw.

Setiap panggung dijaga oleh dua orang Taykam dengan lima

ratus serdadu kawal. Para serdadu itu berseragam indah, lengkap

dengan senjata dan panah.

Ia dari ketiga panggung itu adalah barang-barang pusaka dan

barang-barang antik kraton yang sengaja dipertontonkan pada rakyat,

Ce Ni Ce Pay atau setahun sekali barang-barang antik dan pusaka ini

dipertontonkan, maka tidak heran menarik pengunjung sampai

demikian penuh sesaknya.

Di sini orang-orang yang menonton berjubel jubel, desak

mendesak dan dorong mendorong. Sehinggu kalut dan banyak terjadi

kehilangan, kerusakan maupun kecelakaan.

Gaduh dan ramainya melebihi pengungsi yang lari

meninggalkan kotanya yang jatuh ketangan musuh. Ada yang anting-Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

261

antingnya di betot, ada yang kalunguya di jambret, ada yang uangaya

kecupetan dan berbagai maesm kejadian.

Bagi bajul-bajul buntung, kesempatan semacam ini sangat

menguntungkan. Mercka lirik-lirik dan bila ada yang rupawan lain di

desak, di raba-raba dan acapkali sampai ada yang berani kelewat

kurangajar memeluk dan menggodanya.

Jeritan, tangis, teriakan sangat gaduh memecahkan telinga.

Tontonan sernacam ini sangat tidak menguntungkan bagi orang yang

alim, balk dan talus. Yang untung adalah mereka yang bedi gasan,

orakan dan kaurn mating dan pencopet.

Justru di tengah kegaduhan itu tardapat pula seorang setengah

umur yang menonton dengan anak gadisnya. Perernpuan itu

penduduk kota raja yang namanya di kenal adalah Ong Li Nio, ia

menonion dengan puteri satu-satunya yang wajahnya cantik bernama

Ong Wan Ji. Saat itu Wan Ji mencapai usia delapan belas tabun.

Ibarat kernbang bary mekar-mekarnya, medok dan sangat menawan

hati.

Para pemuda bergajulan melihat gadis yang medok dan mbelor

ini pada berkerumun dan towel-towel. Sesekali. Wan Ji menjerit dan

riuhlah para bergajul itu tertawa gelak-gelak sepetti didolani

Di tengah-tengah kegaduhan itu tiba-tiba muncul rombongan Ie

Kongcu, putera bungsu menteri Ie Bun Sut yang terkenal sebagai

pemuda bergajul pelalap daun muda.

Ie Bun Hwi Kit dikawal oleh tukang-tukang pukul atau body

guardnya kurang lebih dua ratusan. Tatkala dapat melihat keelokan

Wan Ji, seakan terbang semangatnya. Ia segera loncat turun dari

kudanya dan mentowel-towel Wan Ji.

Para pemuda kampungan pada minggir demi melihat siapa

pemuda yang datang itu. Tidak ada yang berani main gila kepadanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

262

Wan Ji berteriak teriak dan berlindung kepada ibunya, Ong Lo

Nio yang tidak kenal siapa pemula yang kurang ajar itu, kontan

memaki mendanaprat habis-habisan.

?Orakan, anjing kurang ajar berani menggunggu anak gadis hah?

Apa kau kira negara ini tidak ada undang-undang hukumnya? Jangan

sewenang-wenang mempermainkan rakyat hah??

Ie Bun Hwi Kit naik pitam, caci maki begitu baru kali ini ia

mendengarnya Bagaikan pisau tajam yang merajang hatinya,

deinikian nandas dan menyakitkan. Ia lalu balas memaki dan

memerintahkan para pengawal untuk menangkap ibu dan anak yang

berani memakinya itu.

Tidak perduli ibu dan anak itu menjerit-jerit dan sepanjang jalan

menangis memelas. Ie Bun Hwi Kit meamng manusia berdarah

dingin dan bernapsu binatang. Sama sekali ia tidak menaruh belas

kasihan dan tangisan-tangisan itu dianggapnya seperti juga lagu

merdu di telinganya.

Sampai di gedungnya, ibu dan anak itu lalu di bujuk, maukah

melayanninya. Ia adalah putera keempat menteri negara yang

berkuasa penuh Ie Bun Sut.

Akan tetapi ibu dan anak itu bungkam seribu bahasa, mereka

hanya minta dibebaskan.

Sifat dan sikap kamm rendah budi, cara pertama halus dengan

bujuk rayu, kalau kalau tidak berhasil lalu dengan kekerasan. Wan Ji

dimasukkan kedalam kamar Ie Bun Hwi Kit lalu di perkosa secara

paksa.

Entah bagaimana kasarnya pemuda bergajul itu, nyatanya nona

Wan Ji sampan jatuh pingsan tidak sadarkan diri. Ibu gadis yang

malang itu dilepaskan begitu saja. Dan ibu yang malang ini tetap

meraung-raung minta anaknya dibebaskan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

263

Ie Bun Hwi Kit tidak menghiraukan tangisan dan rengekan. Jugs

tidak mengacuhkan gadis yang baru raja dihisap madunya itu pingsau

di kamarnya, ia keluar lagi diiringi tukang pukul ratusan dan pergi

kejalan raya untuk mencari mangsa baru.

Waktu itu kentongan terdengar di pukul tiga kali, tanda waktu

sudah larut. Walaupun waktu sudah larut, keramaian dalam kota

belum juga kelihatan surut. Manusia yang menonton pesta

Hoaaaateng masih ramai, padat dan berjubel-jubel. Suatu ketika

kelima jagoan itu sampai pula di dekat terjadinya peristiwa yg

memilukan itu. Mereka mendengar seorang perempuan setengah tua

yang menangis dan sangat memilukan. Dan diantara suara tangis itu

kelihatan orang berkerumun seperti sedang mellhat tontonan yang

menarik. Mereka beerlima ikut berdesakan dan melongok ke tengah

kerumunan itu.

Ong Pek Tong segera menanya kepada para penduduk yang

bakerumun itu, apa sebab musababnya perempuan setengah umur itu

menangis menggerung-gerung ditempat ramai seperti ini?.

Mereka menceritakan peristiwa yang menimpa ibu dan auak

gadisnya itu.

Mendengar kisah yang tak adil dan sewenang-wenang ini kelima

orang gagah itu menggelegak darahnya. ?Hm, perbuatan ganas

macam binatang ini harus dihancurkan. Bila tidak mereka akan lebih

gila dan memandang rakyat seperti cacing saja.?

Siok Poo dengan meluap amarahnya lalu me nanya lebih lanjut.

Bagaimana rupa Ie Bun Kong cu itu.

?Toaya, mudah sekali dikenal, sebab ia setiap berpegian selalu

dikawal oleh dua ratus tukang pukul.?

Siok Poo mengucap terima kasih dan menghibur Ong Lo Nio.

?Pulanglah, kini sudah larut malam. Urusan puteri bibi serahkan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada kami. Kami akan menuntut kebebasan puteri bibi malam iniKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

264

juga. Bila tidak berhasil dongan cara halus, dengan apa pun akan

kami perjuangkan.

Ibu Wan Ji berlutut dan mengucap terima kasih. Siok Poo

berlirna lalu pergi mencari Ie Bun Kongcu.

? ooOoo ?

BAB XV

CIN SIOK POO MEMBUNUH

IE BUN HWI KIT

?Toaya, Kongcu itu tidak dapat diajak berunding, siapa yang

berani berurusan dengan dia salah-salah jiwanya bisa melayang.

Ayahnya menteri besar negara, kakak-kakaknya orang berpangkat

dan berpengaruh. Maka lebih baik Toaya mundur saja!?

Orang bauyak mencegah tindakan Siok Poo dan kawan
kawannya. Mereka tidak mengenal siapa Ie Bun Hwi Kit itu.

?Jangan takut dan jangan biraukan kami. Ketahuilah babwa

keadilau dan kebenaran bagaimanapun juga harus di bela. Bila kita

diamkan saja, berarti kita hidup seperti cacing. Di injak-injak dan

digilas-gilas tanpa dapat berbuat apapan. Kita adalah manusia,

kesewenang-wenangan harus di tanggulangi dan di lawan. Kau lihat

nanti, apa yang Kongcu hidung belang itu dapat lakukan atas diri

kami!?

Dan tanpa menghiraukan cegahan dan peringatan para

penduduk, kelima jagoan itu pergi mencari Ie Bun Kongcu. Mereka

berputar putar dari jalan raya See Mui terus kejalan Gie Kay. WaktuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

265

itu kentongan kembali terdengar berbunyi empat kali, Kira-kira

sudam jam tiga larut malam.

Tatkala kelima jagoan ini hendak membelok ke kelokan kiri.

Mereka telah melihat seorang Kongcu menunggang kuda dan

duringkan oleh pengawal-pengawal kurang lebib dua ratusan.

?Hmm, tidak salah lagi, pastilah itu Ie Bun Koogcu, mengeram

kelima jagoan itu dan berjalan menghampiri.?

Sudah menjadi tradisi setiap ada pembesar yang lewat orang
orang gagah yang bernyali boleh cari gara-gara untuk minta uang

persen.

Pada waktu itupun ada beberapa orang gagah yang segera mulai.

Mereka membaringkan tubuhnya di jalan yang hendak dilalui. Dan

menurut penyelidikan mereka adalah perwira Keeciangnya raja muda

Hee Kok Kong Touw Ya.

?Apa maumu para Hoohan?? menegur Ie Bun Kongcu keras.

?Kami adalah dari salah satu Shiahwee (perkumpulan) dan ingin

mempertunjukkan main-main, apakah Kongcu suka melihatnya??

?Kalau bagus nanti aku beri persen, kalau jelek kupukul kalian

sebab berani mengganggu perjalananku!?

?Balklah, kami akan mempertunjukkan salah satu babak dari

kisah sejarah dinasti Han, judulnya Houw Lo Koan Sam Cian Lu

Poo.?

Beberapa perwira itu lalu bertarung dan mengeluarkan bugenya

yang bagus. Ada yang jadi Lu Poa dan ada yang jadi tiga serangkai,

Lauw Pie, Kwag Kong dan Thio Hwi. Mereka mempertunjukkan

permainan silatnya yang bagus. Sehingga Kongcu bertepuk tangan

dan memuji.

?Terimalah uang persenan ini; masing-masing sepuluh tail!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

266

Para Keeciang Itu berbenti dan menyambuti uang perak yang

disebarkan kearah mereka. Mendapat persenan itu para keeciang lalu

ngeloyor pergi dengan tertawa-tawa haha ? hihi?

Dan sebelum iring-iringan Kongcu hidang belang ini

melanjutkan perjalanannya. Cin Siok Poo sudah berseru mendahului.

?Tunggu dulu, masih ada sabuah Shiahwee yang akan

mempertunjukan permainannya!?

Kelima jago itu lalu berlari mendekati rombongan Ie Bun Hwi

Kit sambil berkata, ?Pertunjukkan kami judulnya adalab Ngo Ma

Bak Co Jo atau Lima pendekar kuda memukul Co Jo!?

Tanpa menantikan jawaban yes or no, tanpa menunggu

persetujnan, Cin Siok Poo langsung saja loncat di hadapan Kongcu

dan memainkan sepasang Kiannya sedemikian rupa. Suara sambaran

senjata itu menderu-deru dan manusia yang memainkan tidak

nampak, sekelilingnya hanya gulungan kuning keemasan dari sinar

keredapan Hian Kian yang dimainkannya itu.

Tempik sorak bergemuruh dari para penduduk yang merubung

menonton di sekeliling jalan raya. Di susul Ong Pek Tong terjun

kegelanggang dengan memainkan sepasang Pokiamnya. Bagaikan

sepasaug ular yang ganas, sepasang pedang itu menyabet,

membacok, menusuk, diputarkan dan sambaran angin berkesiut

tajam.

Cee Kok Wan yang wajabnya galak seram, matanya besar loncat

ketengah gelanggang dengan memainkan sepasang Kim Tweinya.

Lie Ji Kwi memainkan Tiok Ciat Kian pian dan Ca Kunma

memainkan sepasang pedang jantannya.

Kelima jagoan itu seakan sedang mengurung Co Jo. Perdana

menteri dinasti Han terkenal licin dan jahat. Mereka

mempertunjukkan ilmunya yang lihai sehingga membuat KongcuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

267

terpesona, jeritan-jeritan pujian dari segenap penduduk yang

menonton menambah semangat kelima jagoan itu.

?Untuk membunuh bargajul buntung ini tidak sukar, akan tetapi

penduduk demikian padat dan pengawal-pengawalnya cukup banyak.

Khawatir sukar untuk mencari jalan keluar. Lehih baik aku loncat

kepanggung Hoatang dan membakarnya. Dengan adanya kebakaran

ini penduduk akan ribut pengawal-pengawalpun terpecah

konsentrasinya hm baiklah aku jalankan!?

Cee Kok Wan si berandal deles berpikir demikian dan mulai

menjalankan aksinya. Ia loncat ke alas panggung Hoateng sambil

memainkan sepasang Kim Twienya.

Orang-orang di beri tahu pertunjukkan akan berpindah keatas

panggung. Tidak tahunya Kok Wan manghantam tiang-tiang

Hoateng dan membakar panggung itu ? buul ? buul ? buul ?

Kereteek ? kreteek ? buil - buul ?

Kongcu dan pengawal-pengawalnya kaget setengah ma ti, tidak

dinyananya kalau pernain silat itu berbuat sungguh-sungguh. Celaka

Berteriak mereka sambil steling.

?Pengacau! awas pengacau ? kepung ? kepung dan putus jalan

keluar!?

Segenap penduduk juga berteriak teriak dan keadaan kacau

balau. Kebakaran - kebakaran - awas - api api kebakaran !

Kekalutan ini Cin Siok Poo cepat-cepat meloncat mendekati

Hwi Kit dan ruengbantamkan Kiannya praak ? auuww ? brukt ?

Kepala Ie Bun Hwi Kit pecah, otak dan darahnya berlelehan

mengerikan.

?Celaka, pembrontak! kepung pembrontak Kongcu telah di

bunuhnya hadangg ? hadang cegat ? kepung ? jaugan kasih lolos!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

268

Kelima jagoan itu setelah berhasil mernbunuh Kongcu hidung

belang lalu mengamuk untuk mencari jalan keluar.

Pertarungan hebat sekali. Sebentar-sebentar terdengar jeritan

menyayatkan, para serdadu bukannya bertatnbah, akan tetapi

semakin berkurang. Mayat dan darah bergelimang dan berserakan

mengerikan.

Dalam kekalutan itu. Mereka terus melarikan diri sambil

bertahan menuju kejurusan pintu Beng Tek Mui.

Tidak mereka sangka, bahwa berita buruk itu telah terdengar di

markas Eng Khoa. Jenderal Ie Bun Seng Touw dengan senjata Lip

Kim Tong yg beratnya dua ratusan kati menghadang di pintu itu, Cin

Siok Pao mengeluh melihat siapa yang menunggang kuda

menghadang di ambang pintu gerbang itu. Namun ia nekad untuk

mencoba menerjangnya.

?Jiaaatt..!? dengan sepasang Kiannya mengbantam keras. Dan Ie

Bun Seng Touw mengangkat Liu Kim Tong menangkis, trangg ?

Sepasang Kian mental dan tangan Siok Poo kesemutan. Untung

ia tidak roboh. Dengan sempoyongan ia mundur sampai senuluh

tindakan lebih.

?Haiya .. ! sungguh bebat kekuatannya,? mengeluh Siok Poo

dalam hati. Degan mata melotot ia menatap tajam jenderal kosen itu.

Keempat kawan Siok Poo masih juga tidak tahu siapa jenderal

kosen itu. Merreka berempat berbareng mengangkat senjata dan

menerjang bersama ? hiaatt ? jiatt ? haattt ? hiaakkk ?

Trang ? tranggg ? trang ? trans ?

Sekali taugkis, keernpat jagoan itu terpental dan senjata mereka

terlepas dari genggaman. Tubuh keempat kawannya itu bagaikan

daun layu yang putus taugkainya dan terbang jatuh tertiup angin,

Melihat gelagat buruk ini Siok Poo cepat-cepat mengeluarkanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

269

bungkusan kecil pemberian orang sakti di istana Wat Kong, ia

membuka isi kantong itu dan disebarkan sambil menengadahkan

muka ke langit berseru : Keng Tiauw San Goan Lie Ceng hiuyuupp

hurukk ? bururr hiyuttt ?wuss wuss ? wuss ?

Timbullah angin keras meuderu deru, dan sekeliling menjadi

gelap, Tiba-tiba dari gumpalan-gumpalan asap itu membentuk lima

tubuh jagoan. Ie Bun Seng Touw terkena ilusi (bayangan semu) dari

asap itu dan mengejarnya ke Timur. Padahal kelima jagoan itu

sedang merangkak mencari senjatanya yang jatuh dan berusaha

melarikan diri.

Seng Touw telah terkena akal ilmu gaib data Lie Ceng yang

sakti. Deegan ditinggalkanya penjagaan pintu gerbang Beng Tek

Mui, kelima jagoan itu dengan girang meloloskan diri ?? haiya ? kita

selamat ? ! Sungguh libay jenderal itu.?

Dan mereka lari terus tanpa menoleh-noleh ke belakang.

Beberapa Liolo anak buah Cee Kok Wan dan Lie Ji Kwi, juga

beberapa Hokwie Cak Kunma, mereka berlari-lari dan menerobos

pintu gerbang. Sambil berlari mereka sengaja membikin kalut

suasana supaya penjaga pintu itu tidak ada kesernpatan menutup

pintu Beng Tek Mui.

Beberapa yang tinggal diluar dan menjaga kuda, begitu melihat

api berkobar-kobari di tengah kota, juga jeritan-jeritan yang

menyayatkan, tahulah mereka bahwa dikota sedang terjadi bencana,

Mereka cepat-cepat memasang pelana, mencantelkan paohok dan

menanti tuan-tuannya untuk segera kabur.

Dengan terjadinya kekaiutan ditengah pintu, benar saja membuat

para penjaga tidak ada kesempatan menutupnya. Sebab orang-orang

yang berlalu di pintu itu demikian ribet, padat dan tak putus-putus

bagaikan semut beriring. Maka kelima jagoan dan anak buahnya

dengan mudah dapat meloloskan diri. Mereka mendapatkan kudaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

270

masing-masing dan rombongan tiga pulah satu orang itu berhasil

kaburkan diri,

Menjelang pagi mereka telah sampai di kelenteng besar didekat

perbatatan kota. Cakunma berusaha menahan Siok Poo dan kawan
kawan, akan tetapi Siok Poo menjawab, bahwa bila ia tetap tinggal
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dikhawatirkan tentara terajaan mengadatan pemeriksaan secara tiba
tiba. Kalau sampai kepergok berbahaya. Maka mereka saling

memberi bormat dan berpisahan.

Siok Poo, Kok Wan dan Ji twi bersama dua puluh Liolo dan dua

perwira yang mangawal Siok Poo terus melarikan kudanya tanpa

berhenti. Dekat sore mereka telah meacapai pegunung an Siao Hoa

San. Ajakan ketiga kawan untuk Siok Poo singgah juga ditolak

dengan halus. Meskipun hari hampir malam tetapi Siok Poo tetap

nekat melanjutkan pulang ke Shoatang,

? ooOoo ?

KITA menengok kembali keadaan kota raja setelah terjadinya

kekacauan yang cukup membuat tegangnya para pejabat dan

kekesnya di kalangan rakyat.

Bekas di mana terjadi peristiwa yang mengerikan itu masih

tcrtampak jelas, Beberada rumah yg hangus, puing-puing berserakan

seperti pemandangan dalam sisa sisa peperangan. Mayat-mayat

berserakan malaug melintang dan menumpuk seakan bukit kecil.

Darah dan ceceran barang-barang cair bagaikan selokan,

menggenang dan baunya amis menyegrak hidung.

Waktu itu fajar mulai menyingsing, Sang matabari bagaikan bola

merah raksasa perlahan lahan merayap naik menerangi alam semesta.

Dari kejauhan nampak seorang jenderal tinggi besar

menunggang kuda dan menuju keistana menteri negara dengan mukaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

271

kucel dan lesu. Dialae Ie Bun Seng Touw yang sekian lamanya

menguber kelima pengacau itu dengan basil hampa.

Ia merasa jerigkel dan heran, kudanya adalah kuda Liong Kie

yang larinya bagaikan angin lesus akan tetapi tidtak dapat mengejar

kelima pengacau itu? Sungguh heran.

Kemana larinya lima jajil itu? Toh mereka bukannya setan atau

badan halus, kenapa lenyap dan dapat menghilang seperti setan?

Sementara itu menleri besar Ie Bun Sut tatkala mendengar berita

kernatian putera bungsu yang paling disayangi, seketika meluap

amarahnya, seperti orang yang hilang ingatan mengamuk,

membanting apa saja, menendang meja kursi dan memaki kalang

kabut.

?Puteraku sama sekali tidak pernah bermusuhan dengan

perampok, kenapa dibunuhnya? Kenapaaa? Jahanam bangsat!

Sungguh membuut hatiku penasaran!?

Dangan cambuk Ie Bun Sut mendatangi barisan pengawal

puteranya yang kini sisanya tinggal seperempat. Cambuk itu

diayunkan dan menghajar mereka semau-maunya ? taar - taar !

Sunggun kasihan para pengawal itu, mereka tidak makan nangka

tetapi kena getahnya. Kulit yang terkena cambukan itu terkelupas

dan darah mengalir keluar. Lebih cetaka lagi mereka yang tercambuk

mukanya, pipi, hidung, mulut, telinga pacah kulitnya dan darah

mengucur deras.

?Apa salah puteraku? Dan kalian makan, gaji, perumahan

dicukupi, kenapa tidak dapat menbela tuanmu? Kenapa sampai bisa

terhunuh??

Salah seorang Keciang dengan menundukkan kepala lalu

wenuturkau sabab-musabab terjadi insiden itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

272

There is no smoke without fire, tak ada asap tanpa api. There is

no Rose without a throne, tiada bunga mawar yang tidak berduri,

Gara-gara Kongcu main hoy-hoy dengan gadis Wan Ji puteri Ong Lo

Ni secara paksa, maka peristiwa yang menyedihkan itu terjadi.

Bukannya sadar dan mengakui kesalaban puteranya, akan tetapi

menteri Ie Bun Sut justeru mempersalahkan bibi setengah umur itu.

Di perintahkan pengawal-pengawal untuk menangkapnya dan

mencacah ibu dan anak yang tak berdosa.

Beginilah apa yang acapkali sering terjadi dalam kehidupan ini.

Yang herpangkat tinggi dan berkuasa besar bukannya melindungi

rakyat sebagai anaknya, akan tetapi malahan bertindak sewenang
wenang. sopo ingsun, sopo siro. Mumpung berkuasa, punya

pengaruh. Siapa yang berani menentang perbuatannya itu? Penduduk

yang melihat mayat ibu dan anak itu hanya dapat mengelus dada dan

menangis dalam hati. Sungguh kejam, biadab dan durhaka! Kutukk

para penduduk kota raja itu dengan geram.

Ie Bun Sut lalu mengorek keterangan dari para pengawal

puteranya yang menyaksikan dari jarak dekat jalannya peristiwa itu.

ia memanggil tukang gambar ulung untuk melukiskan para perampok

yang mengacau ibu kota dan membunuh puteranya.

Toa Loya, Hiangma (pembrontalo) itu jumlabnya lima orang,

Dan yang membunuh Kongcu adalah seorang pemuda yang usianya

sekitar dua puluh empat atau dua puluh lima, tubuhnya tinggi tegap,

kira-kira satu tombak. Senjata yang di pergunakan sepasang Kian.

jubabnya hijau dan sepatunya dari kulit menjangan. Yang ke empat

itu ada yang mirip sasterawan ada yang berewokan dan ada pula

yang rnirip dengan pembesar negeri. Atas penjelasan-penjelasan ini

si tukang garnbar membuat sketnya dan tidak antara lama kelima

pembrontak itu teab terlukis.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

273

Gambar-gambar ini lalu di perbanyak untuk di kirimkan kepada

pernbesar-pembesar daerah. supaya membantu Ie Bun Sut

menangkap kelima Hiangm itu.

Di pohon-pohon, di tembok-tembok, di papan-papan

pengumuman, disetiap dusun, kampung dan kota gambar-gambar itu

ditempelkan. Dan untuk memikat hati penduduk, dicantum juga

berapa besar hadiah dan kenaikan pangkat yg akan diterima bagi

mereka yang dapat menangkap pemberontak-pemberontak itu mati

maupun hidup.

Akan tetapi selarna itu belum juga ada penduduk yang menyeret

silah satu dari kelima Hiang-ma seperti yang tercantum dalam

gambar plakat itu. Sebab kelimanya sangat berhati-hati dan bisa

menjaga diri.

? ooOoo ?

Marilah kita menengok kembali keadaan di kalangan keluarga

raja Swie Bun Tee. Pada masa itu Jin Ong Yo Kong telah berbasil

mendepak kakaknya (Thaycu Yo Yong) dan merebut kedudukannya

sebagai Tangkiong Thaycu. Kernudian dengan pendukung
pendukungnya membunuh siapa saja yang menentang gerakannya.

Hanya seorang yang sukar dilenyapkau yaitu Tongkong Jie Klan,

namun orang yang ditakuti ini walaupun gagal dibunuh toh terusir

juga dari kota raja Dipojokan di Taygoan.

Kini dikota raja dan diistana hanya tinggal seorang saja yang

masih disegani untuk mewujudkan kudetanya. Siapakah tokoh yang

disegani Tang Kiong Taycu Yo Kong itu? Tidak lain adalah

ibundanya sendiri yaitu Tok Ko Nio Nio.

Tidak terduga tokoh yang disegani ini suatu hari telah

menghernbuskan napasnya. Bagi Yo Kong hal ini seperti juga

turunnya wahyu, tidak ada lagi orang yang disegani untukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

274

mewujudkan merebut tahta singgasana dari ayahnya yang sudab tua

itu.

Sementara itu Baginda Swie Bun Tee setelah ditiaggalkan mati

permaisurinya, ia bukannya lebih berhati-hati, malahan bebas semau
maunya berplesiran dengan kedua selirnya yang canntik-cantik yaitu

Soan Ho Tan Hujin dan Yong Hoa Coa Hujin. Urusan pemerintahan

sama sekali diabaikan. Ia seakan-akan sudah cuci tangan dan

kesemuanya di pegang oleh menteri-menteri dan pembesar yang pro

Yo Kong.

Pada tahun Jim Siu yang keempat (601 Masehi) Swei Bun Tee

usianya sudah sangat lanjut dan kondisi badannya amat lemah.

Kegagahan dimasa mudanya sudah punah sama sekali, ia tidak lagi

sanggup mengangkat sepasang kapak yang dulu sangat diandalkan.

Pada hulan Sigwee (bulan yang keempat) baginda telah jatuh

sakit dan keadaannya cukup gawat. Baginda lalu menurutkan para

menteri untuk beristirahat. Dibangunlah sebuan Istana Jin Siu Ki

Ong di pinggiran kota untuk tetirah dan merawat baginda.

Pada bulan jitgwee (bulan yang ketujuh) jadi setelah tetirah

kurang lebih tiga bulan di istana Jin Siu Kiong. Bukannya sembuh,

akan tetapi keadaannya sekarang gawat dan kritis. Menteri-menteri

penting lalu dikirimkan Singcie (finnan) untuk menghadap ke Jin Siu

Kiong guna membicarakan hal tahta kerajaan.

Menteri-menteri yang dipanggil antara lain Wat Kok Kong Yo

Siok, Lee Pouw Siang Si Lie Sut, Hong Bun Si Long Goan Gam,

Dan Tangkiong Thaycu Yo Kong yang tak diundangpun menyelinap

masuk keistana Jin Siu Kiong untuk mendengarkan apa keputusan

baginda.

Tatkala mana baginda yang ditunggui oleh ke dua selirnya

karena akan perundingan panting, maka kedua selir itu dimohon

keluar sebentar. Justru munculnya kedua perempuan cantik ini telahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

275

dapat dilihat oleh Tangkiong Thaycu yang memang ugal-ugalan dan

senang paras cantik.

Di cobanya berrnain mata, akan tetapi kedua Hujin itu

memandangpun tidak. Bukan main gondoknya Yo Kong. Hmmn,

nanti suatu saat aku akan memelukmu, kalau tidak bisa kupetik

dengan cara halus, jalan apanun akan kulakukan. Perempuan ?

perempuan ? bonggomu sepiro ? !

Oleh keinginan yang di dorong oleh napsu iblisnya ini Yo Kong

jadi betah tinggal di Jin Siu Kiong itu.

Suatu saat kelihatan Tan Hujin seorang diri sedang pergi

kebelakang. Yo Kong segera berbangkit dan menguntit. Ia pesan

kepada para pengawal nya uncuk tetap berjaga di luar. Seperti kucing

hendak menerkam tikus Yo Kong Jalan berjingkrak-jingkrak

mengikuti ibu tirinya.

Tiba di dekat kamar kecil yang seat itu sunyi sepi, Yo Kong lalu

menyapanya. Tan Hujin pucat pasi dan ketakutan, ia

memperingatkan.

?Hendaknya Thaycu menghormati diriku sebagai ibu tirimu.?

?Haha, tidak lama lagi aku naik tahta, sukakah engkau

melayaniku? Engkau akan tetap kujadikan selirku!?

?Jangan, jangan! mana ada aturan yang demikian? Diriku sudah

kuserahkau kepada baginda Bun Tee, mana dapat aku melayani

orang lain??

Yo Kong sudah menjadi kesetanan, ia merayu membujuk tidak

juga berhasil, lain nekat dengan jalan kekarasan, di perkosanya ibu

tirinya itu. Di tubruk, di peluk dan diciumi sepuas-puasnya.

Tangan nakalnya menggerayang dan meraba selurub tubuh Tan

Hujin yang cantik mulus itu hunk ? huuk ? jangan ? jangan ? huuk

? eh he.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

276

Dengan kasar Tangkiong Thaycu merobek baju Tan Hujin dan

digarap dekat kamar kecil itu. Muka, rambut dan pakaian Tan Hujin

menjadi tidak karuan dan riap-riapan.

Disaat itu justru seorang Kiongli (dayang rempuan) berlari lari

kebelakang mencari Tan Hu jin karena baginda memanggilnya.

Bukan main kagotnya Tan Hujin, setiap saat memang ia selalu

mengambilkan teh, meminumkan obat, menyuapi bubur dan lain
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagainya, Kini dalam keadaan demikian baginda memanggilitya,.

hatinya menjadi tak karuan rasanya, baru saja ia dikerjain, apa daya?

Akan berhias dan member sihkan diri dulu, nanti tertalu lama dan

baginda marah. Kalau tidak membersihkan diri dulu apa jadinya

kalau baginda melihat imukanya?

Tangkiong Thaycu sesudah melampiaskan napsu iblisnya terus

ngeloyor keluar. Dengan terpaksa Tan Hajin, mengikuti Kiong Li itu

dan masuk kekamar baginda. Terdengar baginda dengan suara lemah

minta diminurn kan obatnya. Terpaksa Tan Hujin mendekati

pembaringan dan meugangsurkan mangkok obat itu kemulut

baginda.

Tatkala baginda mengawasi muka, rambut dan pakaian Tan

Hujin, baginda menjadi terkejut, segera menegurnya.

?Hujin, telah terjadi apa atas dirimu??

Tan Hujin menjadi gelagepan, serasa semangatnya terbung entah

kemana, Ingin ia menipu dan tidak mengatakan secara terus terns

terang, akan tetapi akan dijawab bagaimana?

?Hujin katakanlah terus terang, apa yang telah terjadi atas

dirimu? Tidak maukah engkau mengatakan? Di saat aku dekat

dengan kematianku, relakah engkau mendustaiku??

Mendengar kata-kata baginda ini dengan mengucurkan air mata

Tan Hujin mengaku.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

277

?Thaycu telah berbuat kurangajar, ia me ..! Tan Hujin tidak

dapat melanjutkan kata-katanya, segera menangis menggerung
gerung.

Demi mendengar keterangan ini seketika tubuh baginda

bergetar, rambutnya berdiri, matanya beringas dan meluap

amnarahnya. Dihantamnya meja obat-obatan yang ada di dekat

ranjang. ?Blang! ? darar ? krompyang..! pinggan, mangkok, cawan

dan semua yang berada di meja itu terbalik dan huncur berantakan.

?Jahanam, sungguh rendah dan seperti binatang perbuatannya

itu. Oh, Tok Ko telah menyesatkanku. Tidak mungkin binatang ini

membuat pahala dan melakukan pekerjaan yang besar. Sungguh

kecewa hatiku.?

Swei Bun Tee menangis mengguguk dan segera memberikan

Singci minta menteri Liu Sut dan Goan Gam cepat datang.

Sementara itu Tangkiong setelah melampiaskan napsu binatangnya ia

juga agak gentar karena setidak-tidaknya yang dikerjain itu adalah

selir ayahanda. Maka ia cepat-cepat pulang tetapi meninggalkan

pengikut-pengikut setianya untuk bersembunyi di sekitar istana Jin

Siu Kiong itu untuk memata-matai.

Taikala mata-mata Yo Kong datang memberikan laporan bahwa

baginda hanya memanggil Liu Sut dan Goan Gam dan tidak

menyertakan Wat Kok Kong Yo Siok. tahula, baha keadaan dirinya

amat berbahaya. ia lalu mengutus pengawal pribadinya untuk

mernanggil Thio Heng dan pendukung-pendukungnya untuk

mengadakan rapat. Mereka yang diundang rapat pada menanyakan

apakah baginda telah menutup mata?

Akan tetapi Yo Kong dengan jengah menuturkan bagaimana

mereka telah berbuat yang tidak senonoh dengan selir ayahnda

baginda yang bernama Tan Hujin. Para menteri pendukungnya

menjadi melengak. Celaka, gara-gara wanita sungguh keranjingan

Tangki Ong Thaycu ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

278

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono

?Keadaanku amat berbahaya, maka mengundang bapak sekalian

untuk mencari daya upaya!?

Sesaat kemudian menteri Thio Heng yang banyak akal bulusnya

segera menjawab.

?Urusan sudah menjadi sedemikian rupa, maka tinggal ada satu

jalan yang dapat kita lakukan.?

?Daya apakah itu bapak Thio?? menanya Tangkiong Thaycu

gugup.

Thio Heng lalu mendekati Yo Kong dan membisikkan sesuatu

ketelinganya. Kelihatan Tong kiong berseri-seri san memanggut
manggutkan kepala.

?Dengan jalan ini barulah kita dapat berhasil!? menambahkan

Thio Heng dengan serius.

Tengah perundingan ini herlanasung, pengawal yang berjaga

memberitahukan bahwa Wat Kok Kong Yo Siok telah mendatangi

dengan tergopoh-gopoh.

?Pasti ada sesuatu urusan yang sangat penting, marilah kita

dengar apa yang dibawanya.? Semua lalu duduk dengan wajah

tegang dalam sikap menunggu.

?Kabar apa yang kau bawa Wat Kok Kong Yo Siok?? bertanya

Yo Kong dengan tidak sabar.

Setelah memberi hormat dengan napas terengah-engah Yo Siok

menjawab.

?Tiuuhee! Entah telah terjadi peristiwa apa, baginda jadi

mengubah keputusannya. Kini memrintahkan Liu Sut dan Goan Gam

pergi ke Jee Leng untuk memanggil bekas Taycu Yo Yong. Mungkin

warisan tahta akan di turunkan kepadanya. Dia adalah musuh kita,

kalau sarnpai hal ini terjadi, apa yang harus kita lakukan??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

279

Yo Kong lulu membisikkan sesuatu di telinga Wat Kok Kong.

?Thin Heng telah merencanakan siasat itu, harap bapak tenang.?

Yo Siok menatap tajam dan dengan suara berat menyahut.

?Yah, kita dalam keadaan terpepet, tidak bisa tidak kita harus

memilih jalan ini ? point of no return ? titik puncak yang sudah tak

dapat ditarik kembali.?

?Bila dernikian lekaslah suruh Thin Heng membuat firman

palsu, memrintahkan Ie Bun Hoa Kit dan Siauw Ut pergi mengejar

Lin Sut dan Goan Gam untuk menangkapaya, Jebloskan kedua

menteri itu kedalam penjara Tay Lek Sie.

Jenderal Kwee Yang perintahkan untuk mengurung istana Jin

Siu Kiong. Perintahkan semua Thaykam dan Kiongli untuk mengaso.

Dengan dernikiau usaha kita akan lancar dan berhasil.

Pintu-pintu gerhang barns dijaga ketat, jangan sampai rahasia

kita ini bocor. Kemudian buat pula firman palsu dan undang Yo

Yong menghadap ke istana Tangkiong, kita hahisi jiwanya di sini.

Peatah mengatakan Pak Jo Put Jo Ken, Jun Hong Joe Yo Seng.

membabat rumput tidak sampai keakar-akarnya, bila musim semi

tiba dan angin bertiup, bisa rumput-rumput itu tumbuh kembali, oleh

karena itu jangan tanggung-tanggung, mari kita babat alas wono
marto! Tunpas semua penghalang dan penentang kita sampai ke

cindil-cindil abangnya.

Sementara itu baginda dengan suara lemah bertanya kepada Coa

Anjin, apakah Lie Sot dun Goan Gam sudah selesai menuliskan

firmannya itu.

?Baginda, kedua siansing belum juga kelihatan datang.

?Hem, kalau firman itu sudah selesai, harus dibubuhi tanda

tangnku dan stempel kratoon. Kenapa lambat betul kerjanya? TaycuKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

280

Yo Yong harus segera kemari, jangan sampai terlambat. Yo Kong itu

buas, jiwanya kejam, dia adalah mirip binatang. Aku menyesal!?

Pada waktu dimana Thio Heng dengan duapuluh Thaykam dan

seratus pengawal telah datang, ia perlihatkan firman dari Thaycu

untuk mengadakan pergantian tugas jaga. Para penjaga yang memang

sudah letih, tidak bertanya apa-apa. mereka langsung ngeloyor pergi.

Di dalam kamar Tan Hujin dan Toa Hujin, dengan ramah yang

dibuat-buat Thio Heng pun mempersilakan kedua Hujin itu

menyingkir.

?Harap Cuwe hujin mengaso, giliran dari keraton sudah datang.

Biarlah mereka yang merawat dan menunggui baginda.?

Saat itu Swei Bun Tie sudah terlelap saking letih dan mengkal

menunggui dua menteri yang tak kunjung datang. Setelah kedua selir

setia itu keluar, Thio Heng lalu mencampurkan racun dicawan obat

minum baginda dan menyodorkannya.

?Bansweya, minumlah biar lekas sembuh!?

Baginda Swei Bun Tee membukakan mata dan menyambuti

cawan ohat itu. Kemudian diteguknya, ?Gleekk ? hekk bekk ? kau ?

kau ? kau ? binatang!?

Dan putusalah jiwa baginda.

Setelah darah dan muntahan disusut bersih, dengan tenang Thio

Heng Keuar. Ia mengatakan ke pada para Kiongli dan kedua Hujin

diluar hahwa baginda telah tiada.

?Bansweya telah mangkat, jangan gugup aku perlu segera

memberitahu Thaycu!?

Kedua Hujin dan para Kiongli bercuriga, dengan muka pucat

mereka mengawasi kepeergian Thio Heng. Walau hati penuh curiga,

akan tetapi siapa berani berurusan dengan tangan kanan Yo Kong itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

281

Kamar baginda dijaga ketat dan tidak diijinkan sembarang orang

masuk.

Sementara itu Thio Heng kembali lagi ke istana Tangkiong dan

menyampaikan warta.

?Kionghi, kionghi! Urusan besar telah selesai. Baginda telah

mangkat!?

Yo Kong yang dari tadi gelisah dan sedih, kini berbalik menjadi

riang gembira. Ia lalu mengeluarkan firman, mengangkat Yo Siok

sebagai Dewan Penasehat, adik Yo Siok yaitu Yo Pa sebagai Teelok

Kheng Khi Cap Mui, Kwe Yang sebagai Yu Leng Witay ciangkun,

kekuasaannya mengepalai seluruh pasukan kraton dan pelindung

raja. Ie Bun Seng Tauw diangkat sebagai Bu Tek Ciangkun, menjaga

kotaraja dan seluruh propinsi.

Beberapa hari kernudian Thaycu Yo Yong dari kota Jie Leng

dan panglirna serta istrinya datang kekota raja untuk mencari warta

akan ayahnda baginda. Yo Koug dengan firman palsu memanggil

kakak iparnya yang bernama Siauw Hui. Setibanya di dalam kraton,

Yon Kong mendesak dan memaksa kokonya untuk menggantung

diri. Dan melihat kakak iparnya cantik di ambilnya sebagai selir.

lnilah yang di sebut ?dendam membara?, begitu ganas Yo Kong itu.

Ayah, saudara dibunuhnya, ibu tiri, kakak tiri tidak peduli, ia suka di

ambil, benar-benar otaknya edan napsunya binatang.

Panglimanya Yo Yong yaitu Je Leng tay ciangkun Yo Tong

demi mendengar terbunuhnya majikannya, ia kembali ke Jae Leng

bersama sepulub laksa tentarauya dan mengadakan pembrontakan. ia

mentiangkat dirinya sebagai raja Thian Pa Cu dan tidak mau tunduk

pada pemerintahan Yo Kong di Tiangan.

Di dalam kraton belum juga ada pengumuman-pengumuman dan

firman baru. Yo Kong belum berani mengumumkan kematianKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

282

baginda Swei Bun Tee takut timbul kerusuhan dan di mana-mana

brontak memisahkan diri.

Gagasannya apalah cara bagaimana supaya ia naik tahta terlebih

dahulti, Untuk ini harus ada menteri tua tua dan disegani yang

meresmikan dan mengangkatnya. Maka ia mengurnpulkan

pendukung-pendukungnya untuk berunding.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wat Kok Kong Yo Siok menyarankan untuk mengundang

menteri tua Ngo Kian Ciang. Ia terkenal jujur, setia dan keras.

Siapapun menaruh hormat, segan dan tunduk kepadanya. Yo Kong

lalu memberikan Singci dan sepucuk surat kepada seorang Thaykam

untuk mengundang menteri Ngo Kian Ciang keistana Tangkiong.

Bagaimana pribadi menteri tua yang di segani semua

bawahannya ini? ia adalah menteri yang berjiwa tulus, setia, putih

bersih dan menjunjung tinggi kebenaran dun keadilan.

Tatkala mendengat berita-berita yang menggemparkan,

mangkatnya baginda, disusul kematiau Thaycu Yo Yong.

membrontaknya Yo Tong di Jeo Leng. Dengan mengucurkan air

mata ia berunding dengan semua bawahannya,

?Yo Kong telah berkomplot dengan menteri-menteri sesat,

membunuh ayah dan saudaranya sendiri, sungguh memedihkan hati,

Bagaimana aku dapat hidup di bawah kuasa raja yang lalim? Tengah

perundingan berjalan, seorang ponggawa masuk dan memberikan

laporan bahwa Thaycu Yo Kong telah mengutus seorang thaykam

memanggil Ngo Kian Ciang datang ke istana.

Ngo Kian Ciang menyambuti Singci dan berkata,

?Lokan boleh kembali keistana terlebih dahuhu, Loya segera

akan menyusul!?

Utusan itu segera kembali dan melaporkan ke pada Yo Kong.

Menteri tua yang jujur itu lalu berganti pakaian serba putih dan ambilKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

283

selamat berpisah kepada isteri dan sanak famili, juga kepada stafiya.

Kemudian dengan naik kereta ia datang ke istana.

Diri kereta sampai menginjakkan kaki di Istana, tidak henti
hentinya Ngo Kian Ciang menangis. Sampaipun waktu berlutut

memberikan penghormutan kepada calon raja, ia tetap juga

menangis. Hal ini mernbuat kuraug senanng di hati Yo Kong,

tegurnya.

?Sinsiang tidak usah terlalu menyedibkan kematian ayah dan

saudaraku. Ini adalah urusan intern keluarga, tak perlu sinsiang

memikirkan sampai sedemikian rupa. Saya memanggil Sinsiang

untuk menulis pengumurnan tentang kemangkatan ayahnda baginda,

koko dan peresrmian aku sebagai kaisar yang baru. Tidak menanti

jawaban dari Ngo Kian Ciang. Yo Kong lalu menitahkan para

ponggawa untuk menyediakan Pit dan kertas

Apakah yang ditulis oleh Ngo Kian Ciang; perdana menteri yang

jujur dan keras hati itu?

Kematian baginda penuh misteri, juga Thaycu Yo Yong, Selama

tabir ini belum tersingkap tahta kekaisaran tidak dapat diisi oleh

siapapun. Kemudian alat tulis dan kertas itu di leinparkan komuka

Yo Kong.

Demi melihat tingkah laku dan isi tulisan itu bukan main

murkanya Yo Kong, Dengan tubuh gemetar dan muka merah padam

kemudian ia memaki.

?Biadab! Tim sangat menghormati dan mengindahkan engkau,

sebaliknya engkau berani menghinaku. Tua bangka sekarat, sudah

bosan hidup!?

Yo Kong lalu memerintabkan algojo menyeret Ngo Kian Ciang

dan dipenggal batang lehernya. Juga memerintahkan tentara-tentara

kerajaan untuk menumpas semua keluarga dan sanak famili Ngo

Kian Ciang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

284

Dikisahkan babwa yang di bunuh itu meliputi tiga ratusan jiwa

lebih. Yang berbasil lobos hanyalah seorang penjaga istal kuda

bernama Ngo Poo.

Mengetahui dari kejauhan datangnya tentara kerajaan. Ngo Po

yang sedang mernberi makan kuda mendapat firasat, segera loncat

pagar dan kabur dengan menunggang kuda. Ia siang malam tanpa

mengenal lelah lari kekota Lamyang untuk menyampaikan musibah

ini kepada putera satu-satunya perdana menteri setia itu yakni raja

muda Ngo in Tiauw.

Diceritakan tatkala Ngo Kian Ciang hendak dipenggal batang

lehernya dengan lantang ia berseru,

?Yo Kong, engkau adalah srigala yang bermmuka manusia.

Ayah, saudura kau tega membunuhnya sendiri. Dan aku yang tak

berdosa juga kau bunuh, Hmm, semasa hidup sayang aku tak dapat

memakan dagingmu, nanti setelah aku mati, roh ku akan mencabut

nyawamu. Thian akan mengutuk kejahatanmu yang melampaui

batas!

Kasihan adalah sanak kduarga menteri jujur ini, mereka semua

dibasrni dibawah komando jenderal Ie Bun Hou Kit.

Sementara itu Wat Kong Yo Siok lalu mengumumkan bahwa

kaisar yang baru adalah Yo Kong dengan gelar Swei Yang Tee (605

masehi), tahun kerajaan diubah menjadi Tay Giap kesatu.

Untuk mengelabuhi mata rakyat, ia menganugrahkan pangkat

pada kakaknya almarhum sebagai raja muda Hong Leng Ong.

Segenap rakyat diharuskan berkabung atas mangkatnya baginda dan

orang-orang hukuman dibebaskan, kecuali orang-orang yang

tersangkut urusan politik.

Wat Kong Siok mengusulkan kepada baginda untuk memukul

Lam Yang. Dikhawatirkan puttra Ngo Kian Ciang brontak danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

285

menyerang kota raja untuk penuntutan balas atas kematian orung tua

dan sanak keuarganya.

Baginda lalu mengangkat jenderal tua Han Kun Hauw sebagai

Ceng Lam Goanswe dengan mengepalai enam puluh ribu serdadu

memukul Ngo In Tiauw di Lamyang, Sebagai komandan Sian
hongnya adalah jenderal Ma Siok Hauw dan kowandan induknya

jenderal Ie Bun Seng Touw.

? ooOoo ?

BAB XVI

NGO IN TIAUW MENUNTUT BALAS

KEMATIAN SANAK KELUARGANVA.

MENTERI setia dan jujur almarhum Ngo Kian Ciang hanya

mempunyai seorang putera laki-laki yakni Ngo In Tiauw (Ngo Hun

Tiauw). Ia adalah seorang laki-laki yang gagah perkasa, berilmu

tinggi dan tinggi badannya kira-kira delapan kaki. Wajahnya merah

seperti buah Tho. Sepasang matanya bersinar terang bagaikan

bintang kejora, suaranya keras dan nyaring bagaikan lonceng

keraiaan yang bergema. Kekuatannya luar biasa melebihi orang

kebanyakan. Deugan tombak panjangnya ia dapat merubuhkan

ribuan lawan.

Saat ini ia berkedudukan dikota Lamyang dan mengepalai

pasukan yang berkekuatau sepulub laksa dari segenap angkatan.

Tidak heran bila Ngo In Tiauw demiktan libay dan gagah

perkasanya, sebab dialah orang kelima dari Sweitiauw. (Nomor 5

dari Cap Pek Lo Han).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

286

lstri jenderal Ngo In Tiauw bernama Kee Sie pada saat peristiwa

Yo Kong kudeta dengan jalan berdarah ini, Ngo In Tiauw baru

dikarunia seorang putera yang baru berusia satu tahun.

Pada suatu hari Ngo In Tiauw bersama pengawal pengawalnya

pergi kehutan pegunnagan Tay Heng San untuk berburu, In Tiauw

tidak mengetahui babwa dipegunung an ini merupakan sarang

penyarnun yang dikepalai oleh seorang Tayong (raja begal) yang

kuat dan berilmu tinggi, namanya Hyong Hwat Hay. Tayoug atau

raja begal ini berasal dari daerah Tay Heng San. Tinggi tububnya

satu tombak, badannya besar, tegap dan kuat sekali. Otot-otot

melingkar-lingkaur disekujur tubuh, kaki dan tangan mirip dengan

ular-ular hidup. Pada mukanya tumbuh brewok dan jenggot yang

lebat dan kasar bagaikan sikat baja. Sepasang matanya butat besar

bagaikan mata harimau. Suaranya memekakkan telinga. Sekali

berteriak bagaikan halilintar yang menggerarkan bumi. Senjatanya

merupakan sepasang kapak yang beratnya mencapai seratus enam

puluh kati. Dengan sepasang kapaknya ini ribuan orang tidak dapat

menaklukkannya.

Das pekerjaan semenjak kecil memang dididik sebagai

penyamun, tidak heran bila sitatnya kasar, sadis dan berdarah dingin.

Nama Hwat Hay sangat ditakuti, sehingga bampir tidak ada orang

yang berani melewati pegunungan Tayheng San.

Kegagabannya luar biasa dan menurut alkisah Hwat Hay adalab

tokob nornor crapac dad Cap Pck Lo Han di jamannya Sweitiauw ini.

Jaranglah ada jagoan yang dapat menandingi kelihayannya itu.

Pada suatu bari dipesanggeraban kawanan penyamun ini

kekurangan ransum, padahal Liolo-liolo nya ( anak buahnya) cukup

banyak. Maka Hiang Hwat Hay lalu memerintahkan beberapa Liolo

turun gunung menyebar keempat penjuru untuk menghadang orang
orang yang jalan melewati daerah itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

287

Hiong Hwat Hay sandiri menyelipkan sepasang kapaknya.

meringkaskan bajunya dan ikut turun gunung. Ketika baru berjalan

sampai dilambung gunung, dari gerumbul yang lebat telah meloncat

turun dua ekor harimau yang menubruk Hwat Hay. Raja penyamun

ini lalu melawan dongan seru.

Dua ekor barimau itu demikian gesit dan ganas, meraung-raung

menubruk dan mencakar. Akan tetapi Hiong Hwat Hay benar-benar

lihay. Dngan sepasang tangannya ia memainkan jurus-jurus Hok

Hauqw Kun atau ilmu silat penakluk harimau. Sekali bergerak

tangan kanannya dapat menangkap sepasang kaki depan salah satu

harimau dan dibantingnya sehingga pecah kepalanya. Sedang

harimau yang seekor lagi berbarengan dengan loncatan akan

menerkarnnya disambuti dengan tendangan keras sehingga terpeotal

dan tertubruk batu kepalanya dan mati seketika itu juga. Inilah

kedahsyatan Bong Hwat Hay dan jurus maut tadi adalah Siang Liu

Hok Hauw Kun atau sepasang kepalan merubuhkan harimau yang

sangat terkenal.

Dari sebuah tanjakan Ngo In Tiauw dan pengikut-pengikutnya

sedang duduk beristirabat. Mereka dari kejauhan dapat menonton

pertunjukkan yang luar biasa hebatnya ini. Dan jenderal Ngo In

Tiauw merasu sangat kagum akan kehebatan penakluk macan itu.

Hanya dalam wakru yang begitu singlat dapat merubuhkan sepasang

harimau buas.

Sungguh luar biasa orang itu. Maka Ngo In Tiauw lalu

mermerintahkan scorang pengawalnya untuk mengundang manusia

gagah perkasa itu. Seorang Keeciang dengan menunggang kuda lari

mengnampiri Hieing Hwat Hay yang saat itu sedang memanggul dua

ekor harimau yang akan di masak untuk ransum anak buahnya.

?Congsu, harap tuaggu sebentar! Loya to Tab mengundangmu . .

Sukalah congsu meluangkan waktu untuk menemui beliau!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

288

Thong Hwat Hay merandek dan dengan cepat menoleh

kebelakang. Melihat dandanan yang memanggilnya itu adalah

seorang perwira. ia lalu menanya.

?Siapakah Loyamu itu??

?Loya kami adalah Lamyang Hauw (harimau dari kota

Lamyang)

Hwat Hay lalu berpikir ?Lawyang Hauw Ngo In Tauw, terkenal

sebagai orang gaga dijaman ini. Ia memanggilku pasti ada sebabDendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebabnya Hal ini merupakan keberuntunganku. Aku harus

menernuinya, siapa tahu dengan bantuannya kehidupanku yang

berandalan ini akan berubah!?

Hwat Hay lalu berseru memanggil para Liolo dan ia peritahkan

membawa dua ekor harimau yg mati dibunubnya itu ke

pesanggrahan. Sedang ia sendiri lalu mengikuti perwira tadi menuju

ke kubu-kubu di tengah hutan tempat peristirahatan Ngo In Tiauw.

Melihat kedatangan orang gagah itu, Ngo In Tiauw jauh-jauh

sudah bangkit dari duduknya dan menyambut Hwat hay. begitu

berdekatan segera In Tiauw merangkapkan tangan dan menjura.

?Congsu (orang gagah) selamat bertemu, aku girang dapat

berkenalan dengan engkau. Mari silakan masuk dan ambil tempat

duduk!?

Hong Hwat hay pun membalas penghormatan itu dan dengan

gembira masuk ke dalam tenda dan mengambil tempat duduk. Para

keeciang lalu menyuguhkan arak dan makanan.

Ngo In Tiauw memperhatikan wajah dan perawakan tamunya

dengan rasa kagum. Sungguh keren dan gagah sekali. Betapa bahagia

hidupku bila dapat mengikat persaudaraan dengan orang

gagah.mSetelah mempersilakan minum dan mencicipi kue dan buah-Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

289

buahan. In Tiauw lalu menanya lebih lanjut dengan penuh

kegembiraan.

?Siapakah nama Congsu yang besar? Dan pekerjaan apakah

yang congsu pegang saat ini??

?Hamba she Hiong, bernama Hwat hay. menjawab pertanyan

Loya tentang pekerjaan, rasanya agak jengah hamba

mengatakannya.?

?Ah, jangan seji-seji, kita kan orang sendiri. Hayolah Congsu

katakan terus terang!?

?Hamba lahir dan dibesarkan di Tay Heng San dan pekerjaan

yang hamba kerjakan merupakan pekerjaan tak bermodal..!?

Agak terheran-heran Ngo In Tiauw mendengar keterangan ini.

apa yang dimaksudkan pekerjaan tak bermodal itu?

?Apakah congsu maksudkan pekerjaan tak bermodal itu?

menegaskan Ngo iIn Tiauw cepat.

?Mengumpulkan orang-orang yang berani berkelahi, menyabung

nyawa dan mengadakan pembegalan. Inilah usaha yang tidak

bermodal. Menghadang orang lewat di kaki gunung dan minta uang

sewa jalan. Bila menentang, dengan jalan kekerasan kita

merampasnya.?

?Ooo, begitu, Ngo In Tiauw jadi tertawa gelak-gelak setelah

mengetahui jelas pekerjan orang gagah itu. beberapa saat kemudian

Ngo In Tiauw berkata pula.

?Punswe dapat melihat dengan mata kepala sendiri, betapa hebat

dan saktinya Congsu. Hanya dalam waktu yang pendek berhasil

membunuh dua ekor harimau buas. Sungguh kegagahan ini jarang

ditemukan bandingannya. Oleh karena itu Punswe memikirkan untuk

menarik Congsu dalam kesatuan angkatan perangku, entahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

290

bagaimana pandangan Congsu, sudikah kiranya bekerja pada

pemerintah??

?Banyak terima kasih atas budi kebaikan Goanswe memakai

tenaga hamba, sudah dengan sendirinya hamba mengabdikan diri

dengan penuh kesetiaan.?

Ngo In Tiauw merasa girang sekali. Ia mengajak Hwat hay

makan minum sampai sepuas-puasnya. Beberapa saat kemudian Ngo

In Tiauw memegang pundak Hwat Hay dan berkata dengan serius.

?Hari ini merupakan pertemuan yang sudah ditakdirkan oleh

Thian, maka Punswe berniat mengatur meja sembahyang dan

mengangkat saudara dengan Congsu, bagaimana pendirian Congsu?

Hiong hay kaget dan segera menyanggah saran itu.

?Goanswe, mana berani hamba menjadi saudara angkat

Goanswe? Hamba hanyalah seorang kasar dan penyamun yang

dibenci pemerintah dan rakyat. Tidak pantas untuk menjadi saudara

angkat dari Goanswe!?

?Goansu jangan berkata begitu, siapakah yang pernah dilahirkan

diatas dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan? Nabi
nabipun pernah bersalah, oleh karena itu asalkan kita sadar dan mau

mengubah yang salah untuk kembali kepada yang benar, cukuplah

dikatakan berhasil dalam mengarungi samudera raya kehidupan ini.?

Ngo In Tiauw memerintahkan para Keeciang mengatur meja

sembahyang dan sumpah pengangkatan saudara atau Kiat Pay Hiatee

itu dijalankan.

Hiong Hwat Hay merasa sangat bersyukur, ada jenderal yang

terkenal sudi mengangkat saudara dengannya. Senang sama

dirasakan, sengsara sama dipikul. Dan siapa yang mengingkari

sumpah ini akan menerima kutuk dari tuhan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

291

Setelah menerangkan hari kelahirannya, ternyata Ngo In Tiauw

lebih tua satu tahun, maka ia sebagai Toako dan Hwat Hay sebagai

hiantee. Berhubung cuaca sudah mulai repet-repet, maka Hiong

Hwat hay lalu mninta diri.

?Baiklah hiantee kembali ke pesanggrahandan nantikan kabar

dariku. Tidak sampai satu bulan kabar gembira itu pasti datang.

Sepulang nanti aku akan segera menulis surat ke kota raja dan

mengusulkan engkau untuk mendapat pangkat di kesatuanku.

Hiong Hwat Hay mengucap terima kasih dan kedua saudara

angkat itu lalu saling berpisahan.

Di depan kota Lamyang, raja muda Lamyang ini disambut oleh

segenap pasukan. Semua Yupek, Pacong, Cianhu, Pekhu dan semua

pejabat-pejabar Bun Bu Koan Wan memberikan penghormatan

pulangnya atasannya dari perburuan.

Setelah tata peradatan sebagai tradisi dalam kalangan

kemiliteran itu selesai, mereka lalu bubaran dan kembali ke gedung

masing-masing. Ngo In Tiauw pun lalu melepas baju perangnya dan

masuk ke dalam kamar menemui isterinya.

?Siankong, kau telah datang. Bagaimana hasil perburuan hari

ini??

Ngo In Tiauw duduk di dekat isterinya menuturkan apa yang

telah terjadi dalam perburuan tadi. Mendengar penuturan ini, Ngo

Hujin ikut merasa girang.

?Di sadalam hidup ini, mencari kawan sejati sangat sukar. Maka

bila siangkong dapat menambah saudara alangkah menggembirakan?

Ngo Hujin menidurkan puteranya dan mengatur hdangan makan

malam untuk suaminya. Suarmi istri itu makan minum sambil

bercakap-cakap.

? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

292

MARILAH kita kembali menengok larinya Mahu Ngo Po (si

tukang jaga istal kuda), Dalam pelariannya ia sempat pula

mendengar warta bahwa raja yang memberi perintah kepada

Goanswe Han Kun Han dibantu oleh Ma Siok Hauw dan It Bun Seng

Touw untuk memukul kota Lamyang dan menangkap Ngo In Tialiw.

Bukan main bercekatnya hati abdi keluarga Ngo yang sangat setia

ini. Tidak memperdulikan siang maupun malam ia larikan kudunya

supaya jangan terlambat. Mengaso hanya bila mau buang air kecil,

makanpun sambil congklang kudanya.

Setelah berjalan beberapa hari lamanya, pada suatu hari tibalah

Ngo Poo di kota Lamyang. Di depan pintu gerbang ia lalu

menghampiri tambur besar yang biasa di pulkul oleh orang-orang

atau perutusan yang membawa berita amat penting. Di pukulnya

tambur besar Itu sekuatinya ? dungg ? dungg ? dungg ?

Seorang Kie pay Khoa dan bawahannya segera mendapatkan

Ngo Po dan menegurnya.

?Bapak memukul tambur tanda mewbawa berita penting datang

dari rnana??

?Cepatlah sampaikan kepada Loya. saya adalah pegawai

Taysuya (Ngo Kian Ciang) yang datang dari kota raja Tiangan.

Berita yang kubawa amat penting, maka lekaslah sampaikan kepada

Loya!?

Ngo lalu di bawa masuk kedalam markas, sementara Kie Pay

Khoa segera menghadap Lamyang Hauw Ngo In Tiauw melaporkan

hal itu.

?Ayah mengutus pegawainya kernari, lokaslah suruh dia datang

mengbadap!?

BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

293

Terlaksanakah pembalasan demdam jenderal Ngo In Tiauw?

Apa yang dipersiapkan setelah mendengar berita bahwa pemerintah

mengirimkan angkatan perang hendak memukul kotanya?

Dapatkah Ngo In Tiauw mempertahankan kotanya?

Dapatkah ia melawan orang kosen dari pusat, seperti Han Kun Hau,

Ma Siok Hauw dan Ie Bun Seng Touw?

Mengapa Ngo In Tiauw tidak mau menuruti nasehat paman

angkatnya yaitu jenderal besar Han Kun Hauw?

Bacalah jilid yang ke Sembilan

SEGERA TERBIT ! !

JILID 9

Syum Brasthang kalanilang kadirikana rinadirang duratmaka.

? Hancur dan binasalah orang orang jahat sehingga dunia

bersih seperti pada sebelumnya. Mereka memang harus disapu bersih

dari permukaun bumi ini!

? Menangislah maka dunia akan mentertawakanmu, tertawalah

maka dunia akan ikut bergembira denganmu.

? Seorang bijaksana dan pandai tujukan pikirannya kepada

soal-soal yang agung dan tinggi, seorang rendah budi menujukan

pikiran kebawah ke hal hal yang rendah.

(Kiriman Windy Asmara di Semarang)Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

294

MEMERINTAHKAN Ngo In Tiauw dengan girang. Sama

sekali tidak diduga bahwa berita yang di bawa itu adalah berita tragis

yang meremuk-rendamkan jiwanya.

Ngo Po berlari masuk dan berlutut di hadapan Ngo In Tiauw

dengan bercucuran air mata ia menceritakan malapetaka hebat yang

telah menimpa ketuarga Taysuya.

Mendengar berita musibah yang sangat tragis ini, jenderal Ngo

In Tiauw menjerit histeris dan Jatuh pingsan. Para Keeciang sibuk

memberikan pertolongan Loya nya yang pingsan mendadak. Tubub

Ngo In Tiauw di gotong ke dalam kamar dan diberikan pertolongan.

Hujin menangis di sisi ranjang sambil mangempo puteranya.

?Siangkong siangkong sadarlah sadarlah, engkau

harus bersemangat untuk menuntut kernatian ayah, ibu dan saudara
saudara kita!

Setelah diurut-urut dadanya, di cekoki obat minum. Tidak

berselang lama Ngo In Tiauw tersadar dari pingsannya, Begitu

bangun In Tiauw menjerit dan menangis sejadi-jadinya.

?Aku dan semua leluhurku adalah pembesar-pembesar setia

yang rela berjuang mengorbankan jiwa-raga untuk kepentingan nusa

bangsa. Sebagai panglima-panglima perang kami taat dalam

mengabdi, berperang ke setatan, ke utara, ke tirnur, ke barat untuk
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menaklukkan kaum pemberontak, sehingga Sweitauw dapat tegak

berdiri dan mempersatukan seluruh wilayah negeri tengah.

Sungguh tak kusangka, Hun Kun (raja baru yang tidak

bijaksana) telah mengadakan kudeta berdarah. Membunuh Baginda,

kakaknya sendiri dan ayahku sebagai menteri yang tidak bersalahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

295

dosa beserta seluruh sanak keluargaku yang berjumlah lebih dari tiga

ratus jiwa. Sakit hati ini merupakan dendam yang membara.

Aku tidak dapat menyantapkan begitu saja. aku bersumpak

kepada langit dan bumi, selama Ngo In Tiauw masih bernafas, sakit

hati harus kubalas. Dendam membara ini tidak akan padam selama
lamanya.

?Loya, Hunkun (raja yang tidak bijaksana), setelah membunuh

Taysuya sekeluarga, kini telah memerintahkan Han Kun Hau Kautay

Goanswe dengan enam puluh ribu serdadu untuk memukul Lamyang.

Komandan Sianhongnya Ma Siok Hauw, dan komandan pasukan

induknya Ie Bun Seng Touw. Oleh karena itu hendaknya Loya segera

bersiap-siap!?

Ngo Po mengulangi peringatannya.

?Kongkong dan Popo setelah dianiaya oleh Hunkun, maka

keluarga Ngo Sie tinggal siangkong seorang. Kini siangkong tidak

lagi mempunyai adik maupun kakak. Oleh karena itu lebih baik

bersiap sedia dan berdaya upaya menyambut serbuan angkatan

perang pusat. Janganlah siangkong menjadi linglung, terbang

semangat dan berpeluk tangan.?

Demi mendengar kata-kata Ngo Po dan isteri setianya ini Ngo

In Tiauw seperti orang yang tersadar dari lamunannya.

?Apa yang hujin katakan memang benar, biarlah Hee Khoa

berunding sengan semua panglima untuk menghadapi datangnya

serbuan ini.

Ngo In Tiauw lalu memerintahkan Kie Pay Khoan meletuskan

meriam tiga kali dentuman dan tambur tanda berapat ditabuh bertalu
talu. Bumm ? bum ? bum ? dung ? dung ? dung ? dung.

Setelah serdadu dari yang berpangkat paling tinggi, menengah

sampai kepada para prajurit, semuanya berkumpul di tanah lapang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

296

Laimyang Hauw Ngo in Tiauw dengan berpakaian perang muncul di

menara benteng. Seluruh bawahan menekuk lutut untuk memberikan

penghormatan.

Ngo In Tiauw menanti sampai semua bawahannya itu berdiri

siap di tempat masing-masing, barulah memberikan suara.

?Ciongswe ciangkun dan segenap prajurit yang saya hormati!

Sengaja hari ini mengumpulkan kalian di markas besar ini, karena

ada persoalan yang penting yang perlu punswe bicarakan dengan

Ciaongswe sekalian.

Segenap panglima, perwira dan seluruh prajurit menjawab.

?Apapun yang Goanswe perintahkan, kami sekalian akan

menjunjung tinggi perintah itu dan dengan penuh pengabdian

melaksanakannya.?

?Ayahku, Taysuya yang bertugas di kota raja seperti kalian

ketahui adalah menteri setia, rela mengorbankan jiwa raga, berpereng

ke segala penjuru untuk tegak dan jayanya kerajaan Swietiauw.

Akan teetapi sungguh tak disangka, Thaycu Yo Kong telah

bertindak begitu sesat, mengikuti hasutan para menteri Dorna dan

khianat, mengadakan kudeta berdarah membunuh baginda,

membunuh Tayucu Yo Yong, memperkosa Tan Hujin ibu tirinya

sendiri, memperkposa Siauw Hoy yaitu kakak iparnya sendiri dan

tindakannya begitu sewenang-wenang, lalim dan sesat.

Pada saat peresmian dirinya untuk menaiki takhta singgasana,

diperintahkanlah Taysuya, ayahku untuk menuliskan dekrit itu. Akan

tetapi karena ayahanda adalah menteri yang jujur, putih bersih serta

keras hatinya. Bukannya menurutkan perintah Yo Kong, tetapi

menulis apa adanya. Hal ini membuat Yo Kong mata gelap dan

membunuh ayah beserta seluruh keluarganya yang meliputi tiga

ratusan jiwa.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

297

Sampai disini Ngo In Tiauw menjadi terganggu suaranya, agak

serak-serak dan jelas wajahnya menjadi sayu dan air matanya

meleleh keluar.

?Tindakan Yo Kong tidak berhenti hanya sampai disitu saja, ia

memakai kata-kata Pak Jo Put jo Ken Juen Pung Jue Yu Shen

(Membabat rumput harus sampai ke akar-akarnya). Kini telah

mengirim Goanswe Han Kun Hauw dan Ie Bun Seng Touw,

membawa angkatan perang yang berkekuatan enam puluh ribu

serdadu untuk memukul Lamyang dan membasmi keluarga Ngo.

Congswe ciangkun dan segenap prajurit yang kuhormati, sakit

hati ini tidak bisa kuantapkan begitu saja. aku akan menuntut dan

membalas kematian yang tidak wajar dari tiga ratus jiwa lebih

keluargaku.

Maka cuwe yang tetap bersedia membantu kami harapp bersiap

diri, sebaliknya yang akan pulang ke kampung dan tidak mau

melibatkan diri dengan urusan keluarga ini, dengan hormat

kupersilakan meninggalkan Lamyang.

Sebentar lagi, kita yang tinggal akan dicap sebagai

pemberontak, akan dicap sebagai musuh negara, maka harap cuwe

mempertimbangkan dan memikir masak sebelum mengambil

keputusan. Para panglima, perwira dan segenap prajurit secara

serempak dan spontan berseru.

?Pejah gesang nderek Ngo Goanswe! (mati hidup tetap setia

mengabdi jenderal Ngo In Tiauw)!

(Prajurit Tionggoan pinter juga berbahasa Jawa?)

Bahkan ada dua panglima yang satu bertubuh tinggi besar,

bersenjatakan golok besar dan yang lainnya tinggi tegap, masing
masing dikenal sebagai jenderal Suma Ciauw dan Ciu Hong.

Keduanya dengan lantang menyatakan, ingin menyerbu ke kota

raja menumbangkan pemerintahan yang lalim. Menuntut balasKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

298

kematian keluarga Ngo dan mendirikan kerajaan baru yangbijaksana

dan baik.

Atas simpati dan sambutan dari staf dan anak buahnya ini,

jenderal Ngo In Tiauw lalu memberikan keputusan. Lamyang akan

dipertahankan sampai titik darah penghabisan!

?Mulai hari ini, kita harus giat berlatih untuk memperkuat

pertahanan kita!

?Siap! siap siap !?

Begitulah tentara-tentara di kota Lamyang, mulai hari itu

berlatih dengan giat dan berlipat ganda.

Pada suatu hari instruksi-instruksi mulai diberikan. Cong Peng

Su Ma Ciauw dengan kekuatan dua laksa serdadu menjaga kota

Khim Koan.

Coang Peng Ciaue Hong sebagai komandan pasukan cadangan.

Perintah-perintah ini diberikantatkala Ngo In Tiauw mendengar

kabar bahwa angkatan kerajan sudah mendekati Lamyang.

? ooOoo ?

BAB XVII

JENDERAL NGO IN TIAUW ME
NGAMUK BAGAI BANTENG KETATON

IA MEMBUNUH PANGLIMA-PANGLIMA

KERAJAAN BAGAIKAN MEMBUNUHI SEMUT

PADA waktu itu, setelah angkaTan perang kerajaan mendekati

Lamyang, Goanswe Han Kun Hauw lalu memerintahkan jenderal MaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

299

Siok Hauw untuk bergerak di depan, sedangkan ia bersama pasukan

tengah berjalan seenaknya, boleh dibilang ayal-ayalan.

Mengapa Goanswe Han Kun Hauw berbuat demikian?

Sebabnya ia masih mengingat akan persaudaraan dengan almarhum

Ngo Kian Ciang. Dengan berlambat-lambat ini maksudnya adalah

memberi kesempatan kepada Ngo In Tiauw mengundurkan diri dan

tidak terjadi pertumpahan darah.

Menurut keyakinan Han Kun Hauw, kota Lamyang begitu

kecil. Angkatan perangnya tidak akan dapat bertahan menghadapi

angkatan perang kerajaan yang jauh berlipat ganda banyaknya.

Disamping itu ada Ma Siok Hauw dan Ie Bun Seng Touw yang

terkenal gagah perkasa.

Oleh karena itu, lebih baik Ngo In Tiauw lebih baik mundur

teratur sambil berdaya upaya untuk berhasilnya penuntutun balas

kematian orang tua dan sanak saudaranya itu.

Apa hendak dikata? Justeru Ngo In Tiauw jiwanya keras

bagaikan baja, ia tidak mau tekuk lutut dan tunduk. Lebih baik mati

berkalang tanah daripada hidup dengan menanggung nista. Lebih

baik mati dalam arus riaknya gelombang daripada hidup di air tenang

dengan muka tergores arang.

Komandan Sianhong jenderal Ma Siok Hauw sepannjang

perjalanan memberikan kebebasan anak buahnya sebebas-bebasnya

sampai melampaui batas. Anak buah Siok Hauw begitu ganas, liar

dan tidak lagi mentaati undang-undang kedislipinan dalam

kemiliteran.

Mereka merampok, merusak, membakar, memeras,

memperkosa dan bertindak ke hal-hal negatif lainnya. Tidak ada

jenis kejahatan yang tidak dilakukan oleh anak buah Ma Siok Hauw

sehingga angkatan perang kerajaan ini ditakuti oleh rakyat bagaikan

momok atau menjadi yang seram.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

300

Begitu rakyat mendengar datangnya angkatan perang kerajaan

ini, mereka pagi-pagi sudah menyingkir, lari, atau mengungsi sejauh
jauhnya.

Pada suatu hari, pasukan garis depan yang dikepalai jenderal

Ma Siok hauw telah tiba di kota Kilin Koan. Mereka lalu mendirikan

kubu-kubu pertahanan dan pada keesokan harinya dengan

menunggang kuda jenderal Ma maju menantang perang.

Anak buah Congpeng Suma Ciauw yang bertahan di benteng

Kilin Koan segera mengibarkan bendera putih yang bertuliskan :

TIONG HAUW ONG AKAN MENGADAKAN PENUNTUTAN

BALAS AKAN KEMATIAN ORANG TUA DAN TIGA RATUS

JIWA LEBIH SANAK SAUDARANYA!

Membaca tulisan dalam bendera putiH itu menggelegaklah

daraH Ma Siok Hauw. Ia menariki mundur pasukannya dan dengan

membedal kudanya menghadap Goanswe Han KuN Hauw,

?Goanwse, Congpeng Suma Ciauw telah menutup pintuo Kota

Kilin Koan rapat-rapat, bangsat itu mengibarkan bendera dengan

tulisan yang memuntankan darah, bangsat itu secara terang-terangan

telah rnemihak kepada pembrontak Ngo In Tiauw dan melawan

pemerintah.?

Goanswe Han Kun Hauw pura-pura terkejut, walaupun dalam

hati ia girang bahwa di kota perbatasan Lanyang ini ada Kolonel

yang membantu keponakan angkatnya.

?Hemm ..bangsat Suma Ciauw tidak tahu diri dan sudah

bosan hidup barangkali. Baiklah, aku akan menggerakkan maju

pasukan induk ini dan mengatur peperangan besok.?

Ma Siok Hauw memberi hormat dan kembali ke kesatuannya.

Pada keesokan harinya Goanswe Han Kun Hauw denganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

301

menunggang kuda perangnya memeriksa kesatuan tempurnya.

Kemudian memberi aba-aba untuk bergerak maju dan membentuk

pasukan Garuda Melayang

Setelah kesatuan tempurnya siap siaga, ia lalu memberi

komando. Tidak kuketabui, ciangkun siapakah yang akan tampil

terdahulu untuk mernbereskan bangsat tengik kota Kilin Koan ini?

Hu Stanhong (wakil komandan garis depan) jenderal Lui Beng

keprak main kudanya dan menyatakan suka maju terdahulu.

?Boatciang (karni panglima bawahan) bersedia maju terlebih

dahulu untuk merebut kota Kilin Koan dan membekuk pentolan

pembrontak itu!?

?Baiklah, berhati-hatilah dan berushalah untuk menang!?

?Siap .. !? Lui Beng memberi hormat dan kembali ke

kesatuannya untuk dibawanya ke medan perang.

Dengan memutar-mutarkan tombak bercagak Hong Thian Hoa

Khek jenderal Lui Beng membawa anak buahnya maju ke depan

pintu gerbang dan menantang perang.

?Hai, prajurit-prajurit pemberontak yang berada diatas tembok

benteng, lekas beritahukan kepada atasanmu, bila dia memiliki

kepandaian, supaya turun!?

Anak buah Suma Ciauw segera melaporkan tantangan perang

kepada jenderalnya.

?Ciangkun, tentara Sweitiauw telah datang dan menantang

perang.?

?Baik, siapkan diri kalian, bila aku terdesak beri kesempatan

masuk dan hujanilah tentara yang mengejarku dengan anak panah!?

?Siap siap siap !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

302

Suma Ciauw dengan golok besar bergagang panjang lalu keluar

dengan anak buahnya. Segera panglima perang dari masing-masing

pihak saling berhadapan.

?Hei pemberontak, engkau adalah pegawai negeri yang makan

gajinya pemerintah, kenapa bukannya membantu pemerintah?

Lekaslah loncat dari kudamu dan mohon ampun pada tuanmu, masih

ada harapan untuk melindungi selembar jiwamu!?

?Kentut bau! Kau belum mengetahui kelihaian golok besar dari

tuanmu hah? Awas terimalah seranganku!?

Tanpa banyak mengadu lidah. Suma Ciauw langsung

menggerakkan senjatanya dan melancarkan serangan-serangan maut

bertubi-tubi.

Dalam beberapa jurus saja ternyata sudah dapat kelihatan

bahwa jenderal Lui Beng bukanlah tandingan panglima Ngo In

Tiauw yang bermuka hijau menakutkan itu. ia keteter terdesak terus

dan mencari kesempatan untuk lari.

Akan tetapi, sebelum niatnya tercapai, golok Suma Ciauw

bergerak lebih cepat. Tahu-tahu jiattt hoayahhh aauuww

braakk !

Tubuh jenderal Lui Beng terbelah menjadi dua dari kepala

sampai kepantat, bahwak punggung kudanya yang dinaiki juga putus

terbacok golok besar Suma Ciauw. Sungguh luar biasa tenaga

bacokan Suma Ciauw ini.

Anak buah Lui Beng tercerai berai dan dipukul hancur

berantakan. Tidak terbilang jiwa serdadu-serdadu Sweitiauw yang

melayang jiwanya. Mayat dan darah berserakan malang melintang

memenuhi medan peperangan itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

303

Ma Siok Hauw yang kehilangan wakilnya dan beberapa ribu

jiwa serdadunya segera menghadap Goanswe Han Kun Hauw dan

melaporkan kekalahannya ini.

?Celaka Goanswe, Hu Sianhong Lui Beng telah gugur dan

beribu anak buahnya binasa di medan perang. Instruksi apa yang

hendak Goanswe berikan?

?Hah? Lui Beng telah gugur? Kota Kilin Koan belum berhasil

kita rebut, kita sudah kelhilangan seorang pangliman dan beribu

serdadu. Siapakah diantara cuwe ciangkun yang akan maju menuntut

kematian Lui Beng dan membekuk bangsat pemberontak itu??

Jenderal Ma Siok Hauw bangkit dan menyatakan ia sendiri

yang akan maju menuntut balas kematian wakilnya.

?Baiklah, pukul kota Kilin Koan dan tangkap bangsat

pemberontak yang berani menghalang-halangi angkatan perang kita

ini!?

Ma Siok Hauw lalu menggenggam tombak panjangnya dan

memimpin kesatuannya untuk maju bela pati.

?Hei, bangsat pemberontak, lekaslah kau turun dari kudamu

dan memohon ampun kepada tuan besarmu. Bila membandel, Ma

Toaya tidak akan segan-segan untuk mencabut nyawa anjingmu!?

?Kentut busuk! Kawanmu telah mati terbelah tubuhnya oleh

golokku. Masihkah engkau tidak mundur? Tidak kenalkah kau

dengan Kolonel Suma Ciauw. Panglimanya jenderal Ngo In Tiauw

yang gagah perkasa ini??

?Mana aku mengenali segala panglima pembeontak tengik.

Majulah!?

Suma Ciauw segera angkat golok besarnya dan melancarkan

serangan yang dahsyat dan gencar. Ma Siok Hauw pundengan sebat

enangkis dan balas menyerang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

304

Terjadilah pertarungan yang seru dan sengit. Setelah lewat lima

puluh jurus, Ma Siok Hauw menyadari bahwa lawan terlalu tangguh.

?Sulit untuk merubuhkannya. Matahari sudah condong ke barat,

tetapi belum juga aku mampu mendesaknya. Kalau tidak

mempergunakan ilmu simpanan Hwe Be Cio (berpura-pura jatuh dari

kuda dan melancarkan serangan tombak dari bawah perut kuda).? Ini

adalah jurus simpanan dari Ma Siok Hauw yang selalu berhasil

memakan kirban.

Setelah berfikir demikian, Siok Hauw lalu melarikan kudanya

dan pura-pura kalah. Suma Ciauw tidak berpikir panjang, ia

mengadakan pengejaran dengan penuh nafsu.

?Jenderal Bangsat, hendak kemana engkau? Sampai ke ujung

duniapun, tuan besarmu akan tetap mengintilmu. Oleh karena itu

tinggalkanlah kepalamu untuk hadiah, sehingga aku bebas

membiarkan jasadmu tinggal disini!?

Ma Siok Hauw gugup sekali, buru-buru ia merosotkan

tubuhnya dan sepasang kakinya kuat mengapit perut kuda. Baru

tombaknya hendak bergerak hendak menumbak, tahu-tahu golok

besar Suma Ciauw datangnya lebih cepat laksana kilat yang

berceleret. Karena gugup dan paniknya, jepitan kakinya pad kuda

menjadi longgar dan ia jatuh terbanting di atas tanah.

Dengan demikian bacokan Suma Ciauw yang terkenal kuat itu

mengenai tempat kosong braakk tanah yang terbacok itu

bengkah, batu-batu dan krikil serta tanah berhamburan terbang

kemana-mana.

Ma Siok Hauw bergulingan untuk menyelamatkan diri. Cepat
cepat ia mencemplak kuda salah seorang pengawalnya dan lari

masuk ke dalam tangsi. Karena cuaca sudah mulai gelap, maka Suma

Ciauw lalu menarik pasukannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

305

Tanpa melepas bahu perangnya, jenderal Ma Siok Hauw

langsung menghadap Coanswe Han Kun Hauw dan melaporkan

kekalahannya ini!

?Menang dan kalah adalah suatu hal yang wajar dalam

peperangan, mengapa ciangkun dibuat pikiran? Kota Kilin Koan

yang merupakan bentengnya Lamyang yang dimuka, harus kira

hancurkan terlebih dahulu, baru kita bisa memukul Lamyang. Oleh

karena itu baiknya saya sendiri yang maju membereskan perintang

ini!?

Ma Siok Hauw memberi hormat dan mengucapkan terima

kasih. Pada keesokan harinya jenderal besar Han Kun Hauw dengan

pakaian perang, menunggang kuda merahnya dan membawa semua

kesatuan tempur maju ke medan laga.

Mata-mata Suma Ciauw dengan tergopoh-gopoh lalu

menghadap kepada atasannya dan memberitahukan hal ini.

?Hem tua bangka itu datang mencari mampus! Dengan

sengit Suma Ciauw menggeram.

Ia mengenakan pakaian perangnya, menuntun kuda perangnya

dan keluar untuk menyambut. Tidak berselang lama kedua panglima

dari masing-masing pihak sudah saling bergadapan. Suma Ciauw

yang menyadari akan tingkat dan kedudukan, juga usia maka cepat

menjura hormat.

?Lo Goanswe, mohon maaf atas cara penghormatan yang

Siauwciang lakukan. karena mengenakan pakaian perang sehingga

tidak dapat memberikan penghormatan sebagaimana mestinya.?

Suma Ciauw waktu dulu memang pernah menjadi bawahan

jenderal Han Kun Hauw, pernah menjadi penunjuk jalan dan tangan

kanan, bahkan ia tahu betul riwayat hidup bekas atasannya itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

306

Waktu Han Kun Hauw berusia tiga belas tahun, pernah dengan

tangan kosong memukul mati seekor harimau buas di puncak

gunung.

Pada usia empat belas tahun, sudah dipercaya mengepalai

sebuah kesatuan angkatan perang dan berhasil menghancur leburkan

barisan tentara asing yang berkekuatan sepuluh laksa serdadu.

Sampai kini berusia tujuh puluh tahun, tenaganya masih terpelihara

dengan baik.

Dalam sepanjang usianya itu, entah sudah beberapa ratus kali

ia keluar dalam peperangan baik besar maupun kecil. Entah berapa

panglima musuh yang telah ia rubuhkan. Nama Han Kun Hauw

begitu tenar dan menggetarkan. Oleh kerajaan Sweitiauw ia

dianugrahi gelar raja muda Cee Kok Kong.

Tidak mengherankan bila Kolonel Suma Ciauw begitu bertemu

segera menjura dan membungkukkan badannya sampai sembilan

puluh derajat.

?Ciangkun jangan memakai banyak peradatan! Punswe

mempunyai sedikit persoalan, ada berapa patah kata penting yang

hendak Punswe ucapkan, entah Ciangkun bersedia mendengarkan

atau tidak??

?Goanswe ada persoalan penting yang hendak dibicrakan,

Siauwciang akan suka mendengarkannya!?

?Punswe telah menerima firman dari Hongtee yang baru,

mengepalai angkatan perang yang berkekuatan enampuluh laksa

serdadu untuk memukul Lamyang. Dalam kesatuan Punswe ini

terdapat puluhan panglima yang kosen-kosen dan dibelakang masih

ada Thian Po ciangkun Ie Bun Seng Touw yang gagah perkas. Tidak

lama lagi barisan belakang inipun sudah tiba di sini. Oleh karena itu,

berrundinglah dengan cukongmu supaya cepat-cepat meninggalkanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

307

Lamyang dan menjauhkan diri sejauh-jauhnya dari wilayah

Sweitiauw.

Perlawanan yang dilakukan akan sia-sia dan mengorbankan

banyak jiwa, harta benda dan waktu yang sangat berharda. Jangan

menunggu sampai Lamyang terkurung rapat-rapat, maka pada saat
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu menyesalpun sudah tiada berguna.

Maksud jenderal besar Han Kun Hauw, dengan memberikan

peringatan ini, supaya Ngo In Tiauw selamat.

Han Kun Hauw tidak berani secara terus terang memberitahu

kepada Suma Ciauw akan maksud kata-katanya. Dan hal ini tidak

dapat diterima oleh Suma Ciauw yang berpengetahuan rendah,

jawabannya kasar dan ditambah dengan kemenangan yang diperoleh

sebelumnya, ia menjadi begitu temberang. Apalagi musuh yang

dihadapannya kali ini sudah kakek-kakek, semakin tidak dipandang

sebelah mata.

?Jangan banyak umbar bacot, lihatlah golokku ini!?

Terpaksa Han Kun Hauw menangkis sambil memaki, hatinya

kecewa sebab kata-katanya tidak bisa diterima dan dimengerti.

?Manusia rendah berkepala anjing, sungguh kurangajar kau

ini!?

Setelah berjalan delapan atau sembilan jurus, ternyata Suma

Ciauw terdesak, ia bukan tandingan jago tua kawkan ini. beberapa

detik kemudian terdengar bacokan keras.

Kepala Suma Ciauw telah terbelah menjadi dua. Otak dan

darah berceceran mengerikan sekali. Sungguh malang dan harus

dikasihani nasibnya. Ia begitu setia mengabdi kepada atasannya,

hanya sayang kurang berpikir panjang.

Tentara-tentara Suma Ciauw yang berada di dalam kota, demi

melihat panglimanya gugur, mereka lalu membuka pintu danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

308

menyerah. Kota Kilin Koan yang berada di muka Kota Lamyang

telah jatuh kedalam angkatan perang Sweitiauw. Han Kun Hauw

beristirahat tiga hari lamanya, dan pada hari yang keempat

melanjutkan gerakannya menuju ke Lamyang.

Jenderal besar Han Kun Hauw memerintahkan berhenti dan

mendirikan kubu-kubu pertahanan. Serdadu-serdadu pengintai telah

melihat datangnya angkatan perang Sweitiauw. Meeka menghadap

jenderal Ngo In Tiauw dan melaporkan hal itu. bagaimana komentar

jenderal Ngo In Tiauw?

?Semenjak jaman dahulu, bila angkatan perang musuh datang

harus ditangkis, bila banjir bah datang maka harus dibendung.

Meskipun angkatan perng musuh jauh lebih besar,berlipat ganda,

perlu apa kita takut??

Ngo In Tiauw lalu memberikan pperintah-perintah kepada

semua komandan kestuannya untuk siap siaga. Pada keesokan

harinya serangan musuh harus dihadapi dan ditangkis.

Beberapa saat kemudian, seorang perwira datang menghadap

dan memberikan laporan bahwa jenderal Ciauw Hong yang bertugas

mengumpulkan bahan ransum telah datang.

Ngo In Tiauw lalu mempersilakan jenderal Ciauw masuk.

Ciauw Hong melangkah masuk dan berlutut di hadapan Ngo In

Tiauw.

?Jangan terlalu menghormat, jangan banyak memakai tata

peradatan! Bangunlah, bangunlah!

?Boatciang yang menerima perintah Cunswe untuk

mengumpulkan ransum, setelah berkeliling ke berbagi daerah yang

aman, kini dapat mengumpulkan sejumlah sepuluh laksa kati gandum

dan beras. Sat ini sedang dalam perjalanan. Diangkut dengan

sampan-sampan melalui sungai Wie Hoo.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

309

?Syukur, syukur kalau usaha kita berhasil. Dan ciangkun

tentunya banyak capai dan lelah, telah berhari-hari menempuh

perjalanan jarak jauh dan rnencari bahan makan yang tidak gampang,

maka kini silahkan Ciangkun mengaso!?

Jenderal Ciauw Hong menghaturkan terima kasih dan settlah

mernberi hormat lalu kembali ketangsinya. Malam itu jenderal Ngo

In Tiauw tirakatan sampai jauh larut malam, bercakap-cakap dengan

stafnya.

Pada keesokan harinya angkatan perang kerajaan pagi-pagi

sudah bersiap di medan perang dan menantang kepada jenderal Ngo

In Tiauw. Guanswe Hun Kun Hauw berpaling kaderetan pangikut
pengikutnya dun berkata.

?Eatah ciangkun siapa yang bendak maju terdahulu maju

menangkap pentolan pemberontak itu??

Kolonel dari kota Hoan Soy Koan keprak maju kudanya dan

menyatakan akan maju.

?Goanswe, biarlah Siauwciang yang maju menangkapnya!?

Kolonel Ho Lun dengan serius minta perkenan panglima

atasannya.

?Kepala pemberontak itu kepandaiannya sangat tinggi. Ho

Congpeng harus berlaku hati-hati!?

?Terima kasih. Ho Lun memberi hormat dan keprak maju

kudanya diikuti anak buahnya.!

Dari atas benteng anak buah Ngo In Tiauw segera melaorkan

majunya angkatan perang musuh. Ngo In Tiauw menerima laporan

ini, segera mengenakan pakaian perang. Menyambar tombak

panjangnya dan membawa asukannya keluar menyambut datangnya

pasukan musuh. Tatkala kedua panglima itu sudah saling

berhadapan. Ngo In Tiauw dengan suara lantang membentak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

310

?Perkenalkan dirimu sebelum ujung tombakku mencabut

nyawamu!?

?Bangsat pemberontak. Apakah engkau belum mengenal

Congpeng dari kota Hoan Soy Koan? Akulah Kolonel Ho Lun!

Setelah kuperkenalkan diriku, cepat-cepatlah turun dari kudamu dan

berekuk lutut dihadapan tuan besarmua. Dengan demikiantidak

susah-susah lagi anak buahku memakai tambang meringkusmu!?

?Fuii ! meludah Ngo In Tiauw dengan kemarahan yang

meluap.

?Segala cecunguk Bu Beng Ciauw Cut, berani pentang bacot

lebar-lebar dihadapan Ngo Toaya. Lekaslah suruh jenderal Han Kun

Hauw maju melawnku, atau kalau engkau berayal, ujung tombakku

akan meminum darahmu terlebih dahulu!?

Kolonel Ho Lun Menjadi murka dan mengangkat kapaknya

untuk membacok Ngo In Tiauw. Jago Lamyang ini mengangkat

tombaknya dan menyampok dengan keras Trangg lelatu api

bermunceratan bagaikan bunga api. Tubuh Ho Lun berjengit dan

nyaris terjengkang dari punggung kudanya. Sepasang telapak

tangannya kesemutan dan perih karena pecah-pecah dan darah

merembes keluar.

Ho Lun sadar bahwa lawan sangat tangguh dan bukan

tandingannya, maka ia berpikir untuk putar tubuh dan tinggal

gelanggang colong pelayu. Akan tetapi sebelum niatnya terkabul,

ujung tombak jago Lamyang telah bergerak begitu cepat sehingga tak

dapat diikuti oleh pandangan mata tahu-tahu crat darah

menyembur bagaikan air mancur.

Sekali lagi Kolonel Ho Lun berjengit dan kali ini tubuhnya

mendoyong dan berbareng dengan jeritan panjang menyayatkan.

Tubuhnya terbanting dan tak berkutik. Nyawa Ho Lun sudah loncat

terbang meninggalkan raganya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

311

Melihat ketangguhan musuh, panglima-panglima Sweitiauw

tanpa menantikan keluarnya komando, mereka beramai-ramai turun

ke medan perang dan mengeroyok Ngo In Tiauw.

Jago Lamyang ini benar-benar lihai ilmu tombaknya. Ia tidak

gentar menghadapi kerubutan yang lebih dari sepuluh orang itu. ia

mengamuk bagaikan banteng ketaton. Tombaknya bagaikan uler

cobra yang mengamuk, kemana ujung tombak itu menusuk, disitu

pasti terdengar jeritan ngeri dan robohnya seorang tubuh manusia.

Dalam waktu yang singkat, belasan panglima-panglima

Sweitiauw telah tewas termakan tombak Ngo In Tiauw yang lihay.

Dengan kejadian yang luar biasa ini mereka yang bernyali kecil

segera putar tubuh dan angkat kaki seribu. Serdadu-serdadu yang

berseliweran masing-masing lari dahulu mendahului untuk

menyelamatkan diri.

Ngo In Tiauw terus mengamuk, dimana ia jumpai lawan, tidak

peduli perwira atau kopral, keroco,semua ditombaki dan dirobohkan.

Darah menggopyang bagaikan selokan yang tak berjalan

airnya. Mayat-mmayat sungsang sumbel tumpang tindih bagaikan

bukit kecil. Pemandangan di medan perang Lamyang ini sunggh

mengerikan.

Melihat matahari sudah tenggelam pelan-pelan di balik

gunung. Ngo In Tiauw barulam menghentikan amukannya dan

menarik mundur pasukannya mesuk ke kota Lam Yang. Tatkala

jenderal Han Kun Hauw mendengar kekalahan yang luar biasa ini,

bukan main terperanjatnya. Seakan darahnya berhenti mengalir. Ia

bangkit dan pergi ke luar tangsi untuk melihat keaadaan.

Setelah diadakan cek yang teliti, kehilangan itu begitu besar,

malahan jauh melebihi dari dugaan semula. Prajurit-prajurit yang

binasa kurang lebih sepuluh ribu dan kuda yang hilang kurang lebih

tiga ribu ekor. Belum beberapa puluh buah kereta perang,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

312

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono

persenjataan dan lain sebagainya yang hilang ataupun jatuh ke tangan

musuh.

Melihat kenyataan ini, jenderal besar Han Kun Hauw menarik

nafas dalam-salam.

?Hmm kepala pemberontak itu sungguh luar biasa. Baiklah

besok aku keluar untuk membereskannya! Untuk menuntutkan balas

gugurnya para ciangkun yang telah mendahului kita.?

Mendengar pernyataan atasannya ini, Komandan Sianhong

yakni jendeeeral Ma Siok Hauw kembali majukan dirinya.

?Goanswe, ijinkan Siauwciang maju mebekuk bangsat

pemberontak itu! mengapa Goanswe harus capekan diri??

Jenderal Han Kun Hauw berdiam diri dan merenaung beberapa

saat lamanya. Kemudian lalu meluluskan permintaan Ma Siok Hauw

itu.

?Baiklah, pesan Punswe, ciangkun harus berhati-hati. lawan

sangat lihai!?

?Jangan khawatir Goanswe, siauwciang bisa mengenal

gelagat!?

Ma Siok Hauw memberi hormat dan kembali kee kesatuannya.

Ia mengumpulkan semua stafnya memberikan perintah-perintah.

Empat panglima diserahi tiga ribu prajurit untuk memboikot sebuah

jalan tikungan yang jaraknya lima Li dari benteng kota Lamyang.

Kemudian tiga ribu dengan empat panglima juga di jarak tiga Li.

Secara ber sap sap diatur pertahanan sedemikian kuatnya.

Pesan jenderal Ma kepada stafnya. Bila kepala pemberontak

dapat dikalahkan, kalian segera memberi komando anak buahmu

untuk masuk ke dalam kota. Sebaliknya bila aku terdesak, para

panglima diharap maju serentak dan mengeroyok musuh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

313

Begitulah ereka berunding sampai jauh malam. Pada keesokan

harinya jenderal Ma Siok Hauw dengan anak buahnya maju
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memancing perang musuh. Ngo In Tiauw dikala mendengar laporan

ini meluaplah amarahnya.

?Segala kepala anjing datang ke Lamyang ini barangkali sudah

bosan hidup, baiklah aku bereskan semua!?

Ngo In Tiauw menyambar tombak panjangnya menyelipkan

Pokiam, menggendol busur dan mencantelkan bumbung beserta anak

panahnya, membawa kesatuannya keluar menyambut tantangan

musuh.

Melihat munculnya Ngo In Tiauw, jenderal Ma Siok Hauw

bercekat hatinya .. panglima pemberontak ini benar-benar gagah,

sinar matanya seperti harimau, wajahnya angker dan tubuhnya tinggi

tegap. Ia lalu memesan empat ajudannya untuk siap siaga dan

berhati-hati.

?Musuh sangat lihay. Goanswe memesan, kita harus sangat

berhati-hati dan jangnan memandang enteng. Lawan kita adalah

lawan ampun dan berat.

Keempat ajudan Ma Siok Hauw menyatakan baik, dan masing
masing menghunus senjatanya. Tatkala Ngo In Tiauw sudah datang

dekat dengan suara yang seperti halilintar ia membentak.

?Segala anjing yang tak tahu diri dan sudah bosan hidup!

Kalian kepala-kepala anjing yang tak ternama berani menginjakkan

kaki di Lamyang, aku Ngo In Tiauw menasehatkan supaya kalian

lekas-lekas turun dari kudamu dan paykui kepadaku. Dengan cara

ini, kesatuanmu akan utuh dan tidak kulabrak habis-habisan. Akan

tetapi bila kalian keras kepala, hmm jangan harap kalian bisa

tinggalkan tanah Lamyang ini dengan masih bernyawa!?

Ma Siok Hauw mendidih darahnya mendengar kata-kata yang

terlalu meremehkan ini. ia angkat tombaknya dan menyerang Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

314

awas makanlah tombakku jiaatt . trang wus siut

Ngo In Tiauw mengangkat tombaknya dan balas menyerang.

Terjadilah pertarungan yang seru dan hebat luar biasa.

Lewat tiga puluh jurus Ma Siok Hauw sudah sempoyongan dan

matanya menjadi kabur. Tapak-tapak tangannya pecah-pecah dan

nafasnya memburu. Sadarlah ia bahwa musuhnya terlalu tangguh

baginya maka ia segera membuka mulut.

?Ciongswe, lekas bantu aku!?

Keempat panglima yang mendampingi, segera terjun ketengah

gelanggang. Ngo In Tiauw dikerubuti lima jenderal Sweitiauw.

Namun kelima-limanya dilabrak habis-habisan, rawe-rawe

rantas, malang-malang puntung. Semboyan Ngo In Tiauw yang

beraku maju mati mundur lebur. Semuanya dihajar, diamuk dan

diganyang terus habis habisan.

Empat diantara panglima yang mengeroyok itu dalam waktu

yang singkat telah dapat dibinasakan oleh Ngo In Tiauw.

Harimaunya Lamyang yang kosen dan gagah perkasa. Jenderal Ma

Siok Hauw melarikan diri sambil berteriak-teriak meminta bantuan

stafnya.

Tidak terbilang serdadu-serdadu Sweitiauw yang rubuh binasa.

Kerusakan angkatan perang kerajaan itu benar-benar parah. Ngo In

Tiauw tidak takut bakal terjebak. Ia mengejar terus dan menerobos

lautan serdadu-serdadu Sweitiauw yang demikian banyaknya.

Tangan kanan memaninkan tombak panjangnya dan tangan kiri

memainkan pedang pusakanya. Darah bergelimang bagaikan

sendang, sedangkan mayat-mayat bertumpuk bagaikan bukit anakan.

Tatkala mengejar sejauh tiga Li. Tiba-tiba di tikungan terdengar

meriam mendentum menggetarkan bumi. Tambur kecer bergemuruh

memekakkan telinga. Dari tempat yang teraling tanah tanjakanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

315

muncul empat orang panglima lagi dengan ribuan anak buahnya

menghadang Ngo In Tiauw.

Macan kota Lamyang mengamuk lagi. Krodanya ngadubulahi,

siapapun yang dekat pasti roboh binasa. Tombak dan pedangnya

bagaikan ular ganas yang tak kenal kasihan. Teriakan, jeritan,

sesambatan, raung, tangis bercamput-aduk menyayat hati bagi yang

mendengarnya. Suatu kisah peperangan yang benar-benar tragis,

brutal dan sebanding dengan kisah Baata yudha jaya binangun dalam

kisah pewayangan.

Jenderal besar Han Kun Hauw yang menyaksikan rusaknya

angkatan perang kerajaan meras seddih juga. Beberapa panglima

telah gugur dan beribu-ribu serdadu bergelimangan menjadi mayat.

Ia lalu memberi perintah kepada dua panglima besar yaitu Guw Liat

dan Ong Beng.

Dikeroyok panglima-panglima kosen dari kerajaan, bukannya

mundur dan meras jerih, sebaliknya Ngo In Tiauw makin

bersemangat. Pedangnya bergerak cepat dan selalu mengenai

sasaran. Musuh-musuh yang tertebas roboh tidak terbilang

banyaknya, seakan orang membabat rumput saja.

Panglima-panglima Sweitiauw sampai-sampai tidak berani

mendekati macan Lamyang yang benar-benar kuat dan lihay.

Walaupun dikepung rapat, tidak menjadi lemah, sebaliknya semakin

hebat dan dahsyat.

Dua panglima yang baru saja terjun ke medan laga, itupun tak

lama kemudian juga sudah roboh menjadi mayat, menyusul arwah

rekan-rekannya. Melihat gelagat buruk dan tidak ada harapan

menang, jenderal Ma Siok Hauw lalu membuang rompinya, melepas

baju perangnya dan dengan Ciah-ha (telanjang kaki) lari terpincang
pincang seerti serdadu biasa. Ia melakukan ini untuk mengelabui

mata Ngo In Tiauw sehingga terhindar dari kejaran panglima

Lamyang yang tangguh itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

316

Bagaikan anak ayam tercebur selokan, rambut riap-riapan, baju

compang-camping dan kotor lepek, wajah berdebu dan nafas

ngosngosan, jenderal Ma Siok Hauw lari masuk ke dalam tangsi.

Komandan Sianhong yang memelas ini, langsung menghadap

Goanswe Han Kun Hauw atas kekalahan brutal dari angkatan perang

yang dikepalainya. Bukan main marahnya Han Kun Hauw

mendengar lapiran yang hebat ini. betapa tidak? Dua belas panglima

gugur, berlaksa-laksa serdadu binasa, belum lagi keeta perang, kuda

dan perlengkapan yang jatuh ke tangan musuh.

Dengan tubuh gemetar, Han Kun Hauw memerintahkan kepada

para algojo untuk menyeret Ma Siok Hauw ke tanah lapang untuk

dipenggal batang lehernya.

?Dulu engkau sudah kalah perang melawan Suma Ciauw di

Kilin Koan dan aku memberikan pengampunan. Kali ini untuk kedua

kalinya engkau bersalah. Duabelas orang panglima yang

kuperbantukan kepadamu semua gugur.

Tidak terbilang kerusakan. Baik serdadu, kereta-kereta perang,

ransum dan peralatan senjata. Mengapa engkau tidak berperang

secara sungguh-sungguh? Maka sesuai dengan hukum militer,

terimalah kematianmu ini!?

Jenderal Ma Siok Hauw menangis, meratap dan mohon

diberikan pengampunan. Akan tetapi Han Kun Hauw tidak

mengacuhkan.

?Algojo, seret keluar dan pancung kepalanya!?

? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

317

BAB XVIII

KOTA LAMYANG DIKEPUNG RAPAT

KEDUDUKAN NGO IN TIAUW IBARAT

KINEPUNG WAKUL BINOYO MANAP

Pada waktu itu para algojo telah menyeret jenderal Ma Siok

Hauw ke tanah lapang untuk melaksanakan titah panglima besar

Han Kun Hauw. Sepanjang diseret keluar itu Ma Siok Hauw

menangis dan sesambatan.

?Cuwe ciangkun, mohonkan ampun kepad Goanswe!?

Seorang perwira bawhan Han Kun Hauw maju berlutut dan

memohonkan ampun.

?Goanswe, pada saat Lamyang belum berhasil kita pecahkan,

akan kurang menguntungkan apabila kita menjatuhi hukuman mati

kepada staf kita sendiri. Hal ini akan menggoncangkan semagat

tempur dan lemahnya daya poertahanan kita.

Kelak bila Lamyang sudah jatuh dan kaum pemberontak dapat kita

hancurkan, terserahlah apa yang hendak Goanswe jatuhkan kepada

perwira-perwira kita yang bersalah?

Han Kun Hauw mau menerima usul ini, ia ubah hukuman mati

dengan empat puluh rangketan. Kemudian Ma Siok Hauw

dijebloskan dalam sel tahanan.

Waktu Ma Siok Hauw digiring ke dalam sel tahanan, dalam

ruangan datang menghadap komandan kesatuan tempur yang kalah

perang. Mereka dengan mengucurkan air mata melaporkan gugurnya

dua belas panglima dan kerusakaan hebat angkatan perang kerajaan.

Jenderal Hian Kun Hauw dengan darah menggelegak berkata,Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

318

?Bagsat pemberontak itu, sungguh keras kepala dan congkak

sekali. Hem, baiklah, esok hari Punswe sendiri yang maju

membereskannya!?

Sementara itu Jenderal Ngo In Tiauw yang telah memperoleh

kemenangnan besar, mengadakan pesta dan tirakatan dengan staf dan

seluruh anak buahnya. Pada keesokan harinya, jenderab besar Han

Kun Hauw dengan membawa golok besar diikuti pasukannya maju

menantang perang.

Dari dalam benteng jenderal Ngo In Tiauw keluar menyambut

tantangan musuh. segera kedua panglima berhadapan. Dan Ngo In

Tiauw yang menyadari akan tingkat dan kedudukannya, segera

membongkokkan badan untuk memberi hormat.

?Lopek, karena siaute mengenakan pakaian perang, sehingga

tidak dapat menjalankan penghormatan sebagaimana mestinya.

?Hiantit, tidak usah memakai peradatan. Hari ini dapat bertemu

dengan hiantit, aku girang. Dan lohu ada percakapan penting yang

hendak aku sampaikan. Suka kah hiantit mendengarnya??

?Apa yang hendak lopek wejangkan siautit dengan senang hati

akan mendengarnya.?

?Hiantit, tidakkah engkau menyadari dan engakui bahwa

pangkat, kedudukan, kuasa, dan beaya hidupmu dan anak buahmu

diberikan oleh pemerintah pusat? Mengapa engkau memberontak dan

tidak ada ingatan untuk membalas budi Sri Baginda? Apa artinya

dengan sebutan untuk diri hiantit? Tiong Hauw Ong adalah raja

muda yang berbakti. Tiong srtinya setia dan Haow artinya berbakti.

Kata-kata purba mengatakan, yang artinya dengan berbakti, apabila

seorang raja menginginkan menteri-menterinya, panglimanya untuk

mati, abdi itu akan dengan ikhlas, tulus dan hati lapang menerima

kematiannya. Kalau seorang ayah mengharuskan puteranya mati, siKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

319

anak pun dengan tulus ikhlas menerima keputusan ini. inilah yang

dinamakan berbakti.

Setia artinya tunduk akan segala perintah. Oleh karena itu,

ayahmu dihukum mati oleh baginda, menteri yang Tiong dan Hauw.

Tidak ada lagi persoalan yang timbul. Tetapi mengapa hiantit

menggerakkan mas dan berseru akan menuntut balas? Sakit hati

macam apakah yang telah hiantit rasakan?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kini lohu menerima firman dari baginda dengan mengepalai

angkatan perang yang berkekuatan enam puluh laksa serdadu,

puluhan panglima yang kosen-kosen, antara lain Ie Bun Seng Touw

sebagai Bu Tek Tay Ciangkun atau penglima perang tak terkalahkan.

Lamyang demikian kecil dan kekuatanmu paling hanya

puluhan laksa. Dapatkah engkau menghadapinya?

Oleh karena itu Lohu menasehatkan engkau supaya lekas-lekas

menakuk. Lohu bersedia memohonkan ampun kepada baginda dan

memberikan pangkat semula kepadamu, entah bagaimana pikiran

hiantit??

?Siautit tahu jelas bahwa ayahanda adalah seorang menteri

yang jujur, setia dan putih bersih. Terhadap baginda Swie Bun Tee

apapun yang diperintahkan akan dijalankan dengan penuh

pengabdian. Hal ini Lopek jauh lebih mengetahui daripada siautit.

Akan tetapi bagaimana Yo Kong telah memperlakukan ayahanda? Ia

telah membunuh ayahnya sendiri, kakaknya sendiri, memperkosa

Tan Hujin, kakak iparnya, dan hendak mengangkat diri sebagai

Hongtee. Menteri-menteri yang benar-benar jujur dan setia bahwak

dimusuhi, dibunuhnya. Dan ayahanda mengalami musibah yang

mengenaskan itu. lebih dari tiga ratus jiwa sanak famili keluarga Ngo

telah dibabat seperti nyawa hewan yang tak berarti saja. Untuk sakit

hati ini, sudah layak sebagai jenderal yang mengetahui mana yang

salah dan benar. Siautit harus angkat senjata, mengerahkan masa dan

menuntut balas. Bila siautit dapat merubuhkan pemerintahan yangKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

320

lalim dan mendirikan kembali kerajaan yang bagus, mengangkaat

Hongtee yang bijaksana. Bukankah tindakan ini bijaksana dan

Tionghauw?

Mengapa lopek tidak dapat berpikir panjang dan menimbang
nimbang? Cobalah Lopek renungkan dalam hal ini, siapa yang harus

kita bela?

Jenderal Han Kun Hauw yang sesungguhnya hendak

menasehati supaya keponakan angkatnya itu tahu diri dan sebelum

pasukan besar yang dikepalai Ie Bun Seng Touw datang, sudah jauh

meninggalkan Lamyang, mendapat bantahan yang keras menjadi

naik pitam juga.

?Bangsat pemberontak bernyali besar! Baik-baik Lohu

memberikan nasehat supaya engkau sadar dan merubah kelakuanmu

yang keliru. Tidak tahunya malahan menentang dan bersikap

bermusuhan. Baiklah, awas lihat golokku!?

Jenderal Han Kun Hauw mengayunkan golok besarnya dan

membacok Ngo In Tiauw. Macan Lamyang inipun mengangkat

tombaknya dan menangkis. Begitulah, pertarungan segera

berlangsung dengan sengit dan seru. Dan setelah lewat puluhan jurus,

rangsekan In Tiauw semakin gencar.

?Maaf Lopek, terpaksa siautit harus berbuat kurangajar.?


Dewa Linglung 3 Siluman Gila Guling Pasukan Mau Tahu Misteri Pondok Terbakar

Cari Blog Ini