Ceritasilat Novel Online

Dendam Membara 6

Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 6

Han Kun Hauw, walaupun terkenal gagah perkasa, akan tetapi

karena usia sudar terlalu tua, maka tenaganya banyak berkurang dan

pernafasannya pendek. Ngo In Tiauw bukan sembarang jagoan,

maka tidak mengherankan bahwa jago tua yang kosen inipun tidak

dapat berbuat apa-apa. Nafasnya mulai memburu dan goloknya

dirasakan semakin berat.

Menyedari dirinya tidak akan dapat mengungguli keponakan

angkatnya, ia lalu putar kuda dan melarikan diri. Akan tetapiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

321

bukannya lari masuk ke dalam tangsi, melainkan terus menuju ke

bukit-bukit yang banyak pemohonan lebat.

Ngo In Tiauw tidak mau melepaskan dan mengudak terus.

Serdadu-serdadu Sweitiauw berkaok-kaok menyusul dibelakang.

?Hoansin (pemberontak), jangan melukai Goanswe kami!?

Serdadu-serdadu itu berteriak-teriak dan semakin ketinggalan

jauh. Han Kun Hauw terus larikan kudanya dan dibuntuti oleh

jenderal Ngo In Tiauw. Setelah tiba di sebuah tikungan dan tidak

terlihat oleh serdadu-serdadu kerajaan, Han Kun Hauw lalu menarik

tali les kudanya dan memutar tubuhnya menghadapi Ngo In Tiauw.

?Hiantit, jangan mengundak terus! Hentikan kudamu. Lohiu

ada sedikit omongan yang hendak kusampaikan!

Ngo In Tiauw menghentikan kudanya dan mentaati perintah

paman angkatnya itu.

?Silakan Lopek mengatakannya. Siautit akan

endengarkannya.?

?Hiantit, engkau adalah seorang gagah perkasa yang sukar

ditemukan bandingannya. Akan tetapi barisan bekalang dikepalai

oleh Bu Tek Ciangkun Ie Bun Seng Touw yang Lopek yakin hiantit

tidak akan dapat mengalahkannya. Kegagahannya luar biasa,

tenaganya bagaikan raksasa. Oleh karena itu, Lopek sangat

berprihatin dan menyayangkan keturunan satu-satunya dari

Kiatpayku. Larilah ke Ho Pek dan tinggalkan Lamyang sebelum Ie

Bun Seng Touw daang.

Untuk sementara waktu, hiantiti boleh berdiam di Hopak,

sambil menumpulkan kekuatan, menambah rekan-rekan

seperjuangan. Saat itu Cince (raja yang bijaksana dan adil) pastilah

sudah menjelma di dunia. Keranaan Sweitiauw tidak panjang

umurnya. Maka pada saat itu, hiantit tidak akan terlambat menuntutKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

322

balas dan menegakkan atau menunjang pemerintahan yang adil dan

bijaksana. Melawan Ie Bun Seng Touw dengan keras kepala tidak

akan membawa hasil, bahkan hiantiti akan mengalami kegagalan

total sebelum dapat membalaskan sakit hati sanak keluargamu.

Percayalah, Lopek bukannya membujuk untuk menjerumuskan

hiantit, tetapi demi selamatnya keturunan putera saudara kiatpayku.

Ngo In Tiauw terpekur diatas kudanya dan erenungkan kata
kata Han Kun Hauw. Kemudian dengan suara lantang menjawab.

?Terima kasih atas nasehat Lopek, akan tetapi siautit telah

bersumpah dan menyatakan ikrar dengan seluruh anak buah, bila

belum berhasil membunuh musuh besar, musuh bebuyutan yang

membabat habis oeang tua dan seluruh sanak kadang keluargaku.

Perlawanan ini tidak nanti berhenti ditengah jalan. Meskipun Ie Bun

Seng Touw terkenal gagah perkasa, kosen dan tak terkalahkan akan

tetapi siautit sedikitpun pantang mundur.?

Agak kecewa jenderal Han Kun Hauw mendengar jawban ngo

In Tiauw yang jantan dan keras kepala itu. Terdengar ia menarik

nafas panjang berulang kali. Kemudian lalu mencambuk kudanya

dan melarikan diri kembali.

?Hiantit, engkau harus mengejar aku dari belakang supaya

tentara Sweitiauw tidak curiga!? In Tiauwpun lalu keprak kudanya

dan mengundak seperti tadi.

?Hiat hiaakk . Jangan lari, tinggalkan batok kepalamu!?

Tidak berapa jauh dari arah depan, ribuan serdadu-serdadu

kerajaan kelihatan memandang. Mereka berteriak-teriak seperti tadi.

?Hoansin, jangan lukai Goansweku, lepaskan! Lepaskan!?

Han Kun Hauw lari terus dan kali ini masuk ke dalam

tangsinya. Ngo In Tiauw pun membelokkan kudanya dan bersama

pasukannya masuk ke dalam kota.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

323

Setibanya di tangsi, jenderal Besar Han Kun Hauw,

memberikan instruksi kepad seluruh kesatuan angkatan perangnya

mundur kembali ke Kolin Koan.

Ia menyatakan kepada seluruh tentaranya bahwa musuh terlalu

kuat, sehingga perlu menunggu datangnya bala bantuan dari Ie Bun

Seng Touw untuk bersama-sama memukul dari delapan penjuru

angin. Dengan serangan dari segala arah ini kota Lamyang pasti akan

jatuh dan kepala Pemberontak itu akan terbekuk.

Taktik yang dijalankan Han Kun Hauw ini sesungguhnya

memberikan kesempatan pada Ngo In Tiauw untuk mengubah jalan

pikirannya dan meninggalkan Lamyang sebelum barisan induk itu

datang.

Apa mau Ngo In Tiauw memang jiwanya keras bagikan baja,

tidak bisa dielukkan, lebih baik patah daripada ditekuk lengkuk

seperti karet.

Sementara itu Ngo In Tiauw yang kembali memperoleh

kemenangan besar, disambut oleh staf dan seluruh anak buahnya

dengan gegap gempita. Meja perjamuan diadakan untuk kemenangan

besar ini.

Malamnya In Tiauw menuturkan jalannya peperangan dan juga

apa yang dikatakan oleh Han Kun Hauw diceritakan kepada

isterinya. Apa komentar sang isteri? Seperti juga juwa suaminya

keras bagaikan baja. Lebih baik patah daripad dilengkak lengkuk.

Beberapa hari kemudian, barisan induk kerajaan telah datang.

Mendengar bahwa panglima besar itu masih berada di Kilin Koan, Ie

Bun Seng Touw menjadi terheran-heran eh selama itu kenapa

belum berhasil juga memukul Lamyang?

Cepat-cepat Ie Bun Touw sowan ke markas besar kota Kilin

Koan untuk menjumpai panglima besar itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

324

?Bangunlah ciangkun! Jangan terlalu banyak memakai tata

peradatan!

Ie Bung Seng Touw bangkit dan menanya dengan hormat.

?Sudah lama Goanswe menggerakkan angkatan perang barisan

depan, kenapa baru sampai di Kilin Koan ini??

Han Kun Hauw lalu menuturkan jalannya peerangan.

Berpuluh-puluh panglima yang mati di ujung tombak Ngo In Tiauw.

Berlaksa-laksa serdadu kerajaan yang binasa dan belum terhitung

berapa ratus buah kereta perang peralatan dan ransum yang jatuh ke

tangan musuh.

Han Kun Hauw sendiri secara objektif menceritakan bahwa, ia

sendiri telah keluar perang dua kali mengalami kekalahan.

Mendengar keterangan ini jenderal Ie Bun Seng Touw menggeram.

?Hmm, Ngo In Tiauw terlalu sombong dan seperti dia sendiri

laki-laki jantan di dunia ini.Goanswe, biarlah esok hari siauwciang

maju ke medan perang untuk merampungkannya!?

Kemudian Ie Bun Seng Touw memberi hormat dan

mengundurkan diri. Ia kembali ke kesatuannya, memerintahkan

ransum-ransum dimasukkan kedalam gudang. Dan malam itu

mengumpulkan staf-stafnya untuk memberikan pengarahan
pengarahan dalam menghadapi kaum pemberontak esok hari.

Para stafnya mendengarkan dengan penuh perhatian dan

mereka menyatakan janji untuk menjalankan perintah-perintah itu

sebaik-baiknya. Bagaimanakan kondisi panglima perang yang

terkenal gagah perkasa dan kuat, Ie Bun Seng Touw ini?

Dia adalah seorang laki-laki jantan yang tinggi badannya lebih

dari satu tombak. Buah pinggangnya sangat besar melebihi orang
orang kuat kebanyakan. Mungkin buah pinggang Gerorge Foreman

atau Muhamad Ali jago tinju dunia itu kalah besar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

325

Sepasang matanya besar bundar dan memancarkan sinar

bagaikan harimau. Alisnya berbentuk golok miring. Dikalangan

kanouw disebut alis naga. Senjatanya yang dipakai adalah Lui Kim

Tong yang beratnya tiga ratusan kati.

Selama bertempur baik di medan peperangan kecil maupun

besar, hampir belum pernah ada lawan yang sanggup berhadapan

dengannya. Tidak mengherankan sebab Ie Bun Seng Touw adalah

orang kuat nomor dua dalam dinasti Sweitiauw.

Menurut alkisah, dia ini adalah penjelmaan dari bintang Lui Im

Pho Thian Cun. Maka kekuatan, kegagahannya dan kelihaiannya

sangat luar biasa.

Sedikit tentang riwayat hidupnya selama mengabdikan diri

kepada baginda Swei Bun Tee. Pernah pada suatu hari Ie Bun Seng

Touw mengawal baginda pergi berburu di sebuah hutan.

Sehabis perburuan, baginda membawa pengikut-pengikutnya

memasuki kelenteng besar Kam Liok Si untuk beristirahat. Sebelum

mengaso, baginda menjalankan tata peradatan memasang Hiolo

untuk bersembahyang terlebih dahulu. Saat itu baginda melihat

sebuah TENG (tempat pembakaran dupa yang berkaki tiga terbuat

dari logam seperti besi atau perunggu)

Menurut alkisah, Teng ini adalah peninggalan kaisar Jin SI

Ong. Tingginya satu tombak, besarnya dua pelukan orang dewasa,

jadi kira-kira sebesar dua batang pohon asam tua yang besar.

Disamping Teng terdapat ukiran-ukiran yang menunjukkan berat dari

Teng itu yaitu 5.048 kati beratnya.

Baginda Swei Bun Tee tatkala melihat Teng ini lalu berpaling

kepada Ie Bun Seng Touw dan berkata.

?Tim dapat mendengar cerita-cerita para menteri, katanya

Kheng memiliki kekuatan yang melebihi manusia kebanyakan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

326

Dapatkah Keng memperlihatkan kekuatan itu dengan mengangkat

Teng peninggalan raja Jin Si Ong ini??

Ie Bun Seng Touw berlutut dan menerima baik perintah

baginda. Setelah memberi hormat, ia lalu melepas jubahnya dan

mengeluarkan kedua tangannya memegang kuat-kuat kaki Teng itu

dan diangkatnya.

Semua panglima, perwira dan pengawal-pengawal baginda

ternganga memandang dengan takjub kehebatan Ie Bun Seng Touw

ini. mereka pada berkecek-kecek mulut dan memelototkan mata ck

..ck..ck..

Ie Bun Seng Touw tidak hanya mengangkat begitu saja, akan

tetapi dibawa keliling mengitari ruangan Kelenteng Kam Liok Si

sampai beberapa putaran. Kemudian baru berjongkok kembali dan

meletakkan Teng itu di tempat semula.

Dengan wajah biasa, nafas juga tidak memburu, ia berlutut

dihadapan baginda dengan melaporkan bahwa perintahnya telah

dilaksanakan. Baginda sangat memuji kekuatan jenderalnya ini

sehingga memberi gelar Bu Tek Ciangkun atau Panglima Perang tak

terkalahkan.

Inilah sekelumit kisah dari kehidupan Ie Bun Seng Touw.

Hari itu Ie Bun Seng Touw mengepalai kesatuannya dan maju

ke medan perang menantang Ngo In Tiauw. Ketika Ngo In Tiauw

menerima laporan dsari mata-matanya prihal datangnya Ie Bun Seng
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Touw, ia bergegas naik ke tembok benteng untuk melihat jenderal

perang tak terkalahkan itu. dengan matanya ia mengawasi manusia

tinggi besar seperti raksasa itu hmm Ie Bun Seng Touw benar
benar manusia kuat dan gagah perkasa.

Ngo In Tiauw tidak berani sembarangan bertempur, segala

sesuatunya diatur sebaik-baiknya. Ngo Pu diperintahkan membawa

tiga ratus Keeciang menebangi pohon-pohon besar di hutan untukKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

327

benteng pelindung kota Lamyang. Kemudian jenderal Cauw Hong

diserahi tiga ribu serdadu pasukan panah.

?Jaga Jembatan gantung, bila pihak kita keteter dan kalah,

tentara-tentara kerajaan yang mengejar jangan diberikan kesempatan,

tolak balik mereka dengan menghujani anak panah!

Ciauw Hong menerima baik perintah itu.

Setelah segala sesuatunya dirasa cukup sempurna, barulah Ngo

In Tiauw membawa tombak, pedang dan busurnya keluar

menyambut tantangan perang musuh. Tatkala kedua jago sudah

saling berhadapan Ie Bun Seng Touw dengan sengit lalu membuka

mulut untuk memaki In Tiauw.

?Bangsat pemberontak berkepala batu, lekaslah turun dari

kudamu, dan serahkan dirimu untuk kuringkus. Dengan demikian,

masih ada harapan jiwamu diselamatkan. Nanti aku mintakan ampun

kepada baginda untuk kedosaanmu!?

?Bangsat durhaka! Kau telah berkomplot dengan Yo Kong,

membunuh ayahnya sendiri, membunuh kakaknya, memperkosa ibu

tiri, kakak ipar dan membunuh menteri-menteri setia serta beribu
ribu rakyat yang tidak berdosa. Thian akan mengikat nyawamu,

maka masih untung sekarang ini kau masih hidup dan dapat melihat

matahari! Ngoyamu segera akan mencabut nyawa titipan itu,

kemarilah!?\

Bukan main marahnya Ie Bun Seng Touw. Baru kali ini ia

melihat ada orang yang berani menantang dan mencacimakinya

begitu tajam. Segera ia mengangkat Lui kim Tong nya dan

menghantam In Tiauw. Jago Lamyang ini mengangkat tombaknya

untuk menangkis.

Traangg .. Hiyeeehh .. geerr .. tombak In Tiauw hampir

saja terlapas. Kudanya ikut kontal dan terpental mundur ke belakang

sampai beberapa langkah. Tapak-tapak tangan Ngo In TiauwKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

328

dirasakan sangat perih dan ada beberapa bagian yang pecah dan

merembes darah keluar.

Ie Bun Seng Touw tidak tinggal diam dan tidak memberi

kesempatan kepada musuhnya banyak mengaso. Ia merangsek

dengan Lui Kim Tongnya yang berat. Berlangsunglah pertarungan

yang seru dan hebat luar biasa. Lewat puluhan jurus, Ie Tiauw

menyadari untuk dapat menang tidaklah mungkin. Maka cepat-cepat

ia putar kudanya dan melarikan diri.

?Bangsat pemberontak, jangan lari! Tinggalkan batok

kepalamu!?

Ngo In Tiauw tidak menghiraukan teriakan-teriakan dan caci

maki Seng Touw. Ia kaburkan kudanya dengan kencang. Ie Bun

Seng Touw mengundak terus sehingga tidak ada kesempatan pada

Ngo In Tiauw untuk melarikan diri kembali ke benteng.

Kebetulan sekali tatkala kejar-kejaran itu tiba dikaki perbukitan

Lam San. Ngo Po dan tiga ratus anak buahnya sedang memotongi

pohon-pohon besar untuk perintang dan pelindung Lamyang. Melihat

siapa yang dikejar-kejar panglima musuh, tahulah bahwa yang kalah

perang adalah cukongnya.

?Celaka, itulah Ngo Loya, beliau kalah perang dan lati-lari

dikejar musuh. Kini di tangan tidak ada sebatang tombak maupun

golok. Hanya beberapa buah gergaji dan kapak pendek. Apa yang

harus dilakukan?

Ngo Po terhitung juga manusia yang kekuatannya luar biasa.

Saat itu In Tiauw dan Seng Touw telah tiba di kaki bukit. Dengan

gugup Ngo Po Lalu memeluk sebatang pohon Co yang besar dan

dicabut seakar-akarnya brooll

(kalau pembaca membaca kisah seratus delapan pendekar Liangsan,

atau dalam film All Man are brother, maka akan menemui

pemandangan seperti kisah ini. disitu akan anda temui Hweshio LoKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

329

Tio Jim mencabut sebatang pohon Co karena ada sarang burung

gaoknya).

Ngo Po dengan memanggul pohon itu turun sambil membentak

bagaikan guruh kerasnya.

?Jangan ganggu loyaku! Awas, lihatlah seranganku!?

Dengan batang pohon lengkap ada akar dan dedaunan itu, Ngo

Po menghadang Seng Touw dan mengamuk hebat. Hal ini membuat

Seng Touw kaget sehingga kudanya berjingkrak dan mundur sampai

beberapa langkah.

Mengapakah manusia kuat dijamannya Sweitiauw ini sampai

dapat diundurkan oleh tukang istal kuda si Ngo Po? Karena batang

pohon itu begitu besar dan panjang. Sedang senjata Seng Touw jauh

lebih pendek. Ditambah lari kuda tunggangan kaget dan sukar

dikendalikan. Oleh sebab itulah berjingkrak mundur sampai beberapa

langkah.

Ngo In Tiauw melihat kesempatan bagus, dimana lawan yang

begitu tangguh dalam keadaan kacau. Segera memanahnya seerr

seerr crat hoayoh tepat sekali bidikan Ngo In Tiauw.

Panah yang dilepaskan itu menancap telak di lengan kanan Ie Bun

Seng Touw. Jenderal perang tak terkalahkan itu kaget dan putar

tubuh untuk kaburkan diri.

Ngo Po dengan bernafsu hendak mengejar, akan tetapi Ngo In

Tiauw menghadang dengan merintangkan kudanya.

?Bapak Ngo, jangan kejar dia, berbahaya sekali!?

Mereka lalu bersama-sama kembali ke kota Lamyang. Jenderal

Ciauw Hong dan anak buahnya menyambut dengan gembira.

BERSAMBUNGKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

330

Dapatkah Ngo In Tiauw mempertahankan Lamyang?

Mampukah ia menghadapi angkatan perang kerajaan yang jauh lebih

kuat?

Bagaimana sikap Goanswe Han Kun Hauw selanjutuya terhadap

Ngo to In Tiauw?

Pecahkah kota Lamyang pada akhirnya?

Kemana larinya Ngo In Tiauw dan apa daya upaya selanjutnya untuk

penuntutan balas?

Bacalah jilid yang ke Sepuluh

SEGERA TERBIT ! !

?? ooOoo ??

JILID 10

? Apabila seseorang telah meninggal, putuslah sama sekali segala

amalnya, kecuali tiga perkara.

? Kebajikan yang di tinggalkan berjalan terus.

? Pengetahuan yang tetap memberikan manfaat bagi umum.

? Anak soleh yang selalu mendoakannya kepada Tuhan.

? Harga kebaikan manusia ialah menurut apa yg telah di kerjakannya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

331

CIUCENG telah memperoleh kemenangan gemilang.

?Hah? Kalau bukannya Ngo Po yang menolongiku, barangkali

jiwaku sudah melayang, Mereka lalu bersama-sama masuk kedalam

markas dan menuturkan jalannya peperangan.

Pada akhir perjamuan jenderal Ngo In Tiauw mernberikan

perintah-perintah supaya panglima-panglimanya memperhatikan dan

mentaati benar-benar istruksi itu. Penjagaan pos penting di perkuat.

pasukan meriam dan panah ditambah, Keempat pintu benteng dijaga

ketat dan jalan-jalan untuk lalu lintas diawasi ketat dan dibaykot

kuat-kuat.

Sementara itu Goanswe Han Kun Hauw tatkala mendengar

berita bahwa jenderal Ie Bun Seng Touw terluka dan mendapatkan

kekalahan, ia berniat pergi ke garis depan untuk mengunjungi. Akan

tetapi sebelum niatnya itu di jalaakan dari pemerintah pusat yang

mengirirn dua panglima untuk di perbantukan kegaris depan telah

datang, Mareka adalah Kolonel dari Leng Tong Koan Siang Su Touw

namanya dan kolonel dari kota Ang Nio Koan Sin Ban Lee.

Han Kun Hauw menyambut kedatangan dua pembantu itu dan

bersama-sama pergi kegaris depan untuk melihat keadaan Ie Bun

Seng Touw.

Seng Touw buru-buru mengenakan pakaian perang dan keluar

menyambut kunjungan atasannya itu. Mereka lalu saling memberi

hormat dan berunding dalam usahanyanya memukul kota Lamyang.

Dalam perundingan diputuskan, Lamyang akan dikepung dari

empat penjuru angin. dengan taktik pengurungan rapat ini mereka

akan kehabisan bahan ransum dan pada akhirnya dapat dipukul

runtuh.

? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

332

BAB XIX

NGO IN TIAUW MEMINTA BANTUAN

ADIK MISANNYA YANG DOYAN

MAKAN HATI DAN JANTUNG MANUSIA.

DALAM pertempuran yang pertama, tentara kerajaan mencoba

maju mendekati tembok kaena In Tiauw bersifat defensif dan tidak

mau keluar melayani tantangan Ie Bun Seng Touw.

Usaha tentara kerajaan ini telah mendapat balasan dengan hujan

anak panah dan hantaman meriam bertubi-tubi. Sehingga mereka

mengalami kerusakan hebat dan mundur sampai tiga Li jauhnya.

Walauupun musuh di empat penjuru yang mengepung kota

sudah mundur sejauh tiga Li namun In Tiauw belum juga merasa

tenteram hatinya. Siang malam ia naik ke menara benteng dan

memeriksa keadaan pertahanan sendiri dan juga melihat-lihat

keadaan musuh.

Kekuatan musuh tidak terbilang jumlahnya, mereka bagaikan

lautan semut, berjubel-jubel dan padat sekali.

Bila malam tiba, di kubu-kubu menyalakan obor sehingga

pemandangan itu mirip dengan lautan bunga api.

Setelah mengadakan pemeriksaan, In Tiauw turun tangga lalu

masuk ke dalam ruangan markas untuk mengadakan perundingan

dengan staf-stafnya.

?Angkatan perana Sweitiauw jumlahnya sangat besar,

panglimanya pun ratusan dan gagah-gagah. Bagaimana kita harus

menghadapinya??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

333

Salah seorang staf jenderal Ngo In Tiauw sengan penuh

semangat menjawab.

?Ngoya jangan khawatir. Besok Ngoya dengan Siauwciang

boleh maju melabrak angkatan perang musuh. Asaalkan kita dapat

mebunuh Tay Goansweya pastilah mereka akan jerih dan mundur

sendirinya.

?Ciangkun pasti tidak mengetahui, dalam angkatan perang

Sweitiauw ini bukanlah Goansweya yang kita takuti, akan tetapi

panglima barisan induk yang bernama Ie Bun Seng Touw. Dia adalah
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jenderal perang yang amkat kuat dan gagah perkasa, tidak ada

seorang panglima dari kita ini yang dapat mengalahkannya. Oleh

karena itu, keluar berperang sama dengan mengantarkan jiwa.?

?Cuswe, bila demikian, apa yang harus kita lakukan? Apakah

kita akan berdiam diri terus dalam kota? Kalau bahan makanan habis,

apa yang kita makan??

?Punswe berpikir untuk meminta bantuannya adik misanku yang

bernama Ngo Thian Su (Sik). Dia termasuk orang kuat dan gagah

perkasa. Tubuhnya setombak lebih tingginya, buah pinggangnya

besar dan senjatanya yang disebut Kun Kun Tong beratnya lebih dari

dua ratus kati. Sekarang ia menjadi Tayong di Toto Cee daerah

Hopak. Liolonya berjuta-juta, maka Punswe pikir, bila ada diantara

kita yang berani menerobos kepungan musuh dan pergi mendapatkan

adik misanku untuk meminta bantuannya. Punswe kira kita akan

dapat menghalau musuh.?

?Bila Cuswe mempunyai adik misan yang demikian kosennya,

baiklah boatciang pergi menerobos kepunganmusuh dan minta

bantuannya.

Jenderal Couw Hong majukan diri sangup menerobos ke Tolo

Cee daerah Hopak yang jaraknya ratusan Li itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

334

Ngo In Tiauw girang sekali, dengan bantuan adik misannya,ia

percaya musuh akan dapat dihalau.

?Baiklah, kau boleh berangkat Ciauw Ciangkun. Pesanku

berhati-hatilah!

Ciauw Hong memberi hormat, mohon doa restu, kemudian

keluar untuk mengambil senjata dan kudanya menuju ke jurusan

Hopak.

Tatkala komandan bagian jalan yang hendak dilalui Ciauw Hong

itu dapat melihat adanya seorang penunggang kuda yang hendak

menerobos kepungan, segera bersama anak buahnya menghadang

dan membentak sengit.

?Bangsat pemberontak, berhenti! Hendak kemana engkau he

bangsat?!

Ciauw Hong tidak menghiraukan, ia larikan kudanya terus!.

?He bangsat, hendak mengantarkan nyawamu Hah?!?

Komandan patoli bersama anak buahnya bersiap menghadang

dan mengarahkan senjata-senjata mereka kepada Cian Hong. Melihat

penjagaan ketat dan jalan yang hendak dilalui dibaykot rapt, Jenderal

Ciauw lalu tertawa gelak-gelak.

?Hahaa .. hahaaa .. haaa .. sengaja aku ditugaskan

Cuweku untuk mencari mangsa. Tombakku ini sudah lama tidak

makan nyawa dan minum darah manusia. Maka hati ini aku girang

sekali bertemu dengan kalian. Hayolah maju satu akan kubunuh satu,

maju sepuluh kubunuh sepuluh, maju semua kubabat semua seperti

rumput!awas jiaatt!?

Ciauw Hong memutar tombaknya dan mengamuk menerjang

kepungan itu tring wus trang siutt crat hoayoh

trang trang Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

335

Pertempuran terjadi dengan serunya. Akan tetapi mereka itu

perwira-perwira biasa bukan tandingan Ciauw Hong. Dalam wktu

yang singkat, kepungan itu buyar dan beberapa puluh penghadang

telah jatuh binasa.

Melihat penghadangan sudah tidak sekuat tadi, Ciauw Hong

empos semangat, mengamuk lagi hebat kemudian menerjang

penghadangan dan kabur menuju jurusan Hopak. Beberapa serdadu

terus mengejar.

?Hei bangsat, jangan lari!

Beberapa perwira lagi menghadap Jenderal Sin Bun Lee yang

berada di pos itu melaporkan hal ini.

Sin Bun Lee terkejut. ?Hah? Ada bangsat pemberontak seorang

diri menerjang kepungan? Sungguh bernyali besar bangsat itu.?

Ia sambar senjatanya, mencemplak kuda perang, menuju ke

tempat terjadinya peristiwa itu. akan tetapi sudah terlambat, Ciauw

Hong sudah lari puluhan Li jauhnya.

Untuk mengejar sudah tidak mungkin. Bukan main murkanya

Sin Bun Le. Ia panggil komandan yang mengepalai pasukan bertugas

di pos jalan yang menuju ke Hopak itu.

Dengan marah yang meluap-luap, ia perintahkan para algojo

menyeretnya ke tanah lapang dan dipenggal batang lehernya.

Kasihan komandan jaga di jalan ko Hopak itu, dalam sekejap

nyawanya telah terpisah dari badannya.

?Musuh hendak menerobos kepungan dan mengadakan kontak

dengan rekan-rekan di luar daerah kenapa tidak siang-siang memberi

tahu? Hmm, kesalahan yang begitu besar harus ditebus dengan

nyawa.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

336

Setelah berhasil menerobos kepungan, Jenderal Ciauw Hong

melarikan kudanya bagaikan angin puyuh. Ia tidak menghiraukan

letih, kantuk, haus dan lapar. Terus dilarikan sekencang-kencangnya

menuju Hopak.

Yang membuat hati Ciauw Hong cemas, sesungguhnya ia tidak

tahu dimana letaknya pesanggrahan To Lo Cee itu. Aih, setelah

sampai di daerah Hopak, tempat mana yang harus kutuju? Kota

Lamyang dalam pengepungan, musuh selalu mencoba

menghancurkan kota, kekuatan pihak kita jauh lebih lemah, kalau

sampai terlambat, celaka! Mengeluh jenderal Ciauw Hong dalam

hati.

Sepanjang jalan yang dilalui, hanyalah hutan belantara yang

sepi. Tidak ada seorang pendudukpun dalam perjalanan itu yang

dapat ditemui. Dengan demikian ia tidak dapat menanyakan

keterangan apapun.

Pada suatu haribahwa udara sangat panas. Ciauw Hong

melarikan kudanya tanpa mengenal lelah.

Matahari merambat terus dan mulai condong ke barat. Di depan

kelihatan jelas daerah pegunungan dan hutan lebat yang tak

tertembus mata.

Sayup-sayup ada geram ada auman hewan-hewan buas, teriakan
teriakan kera dan burung-burung buas yang suaranya mendirikan

bulu roma.

Gemerciknya air terjun menambah suara seram dan mengerikan.

Lambat-lambat matahari tenggelam dan pemandangan di jalan

itu semakin gelap.

Menyadari bahwa tugas yang dijalankan itu amat penting, maka

ia tidak menghiraukan semua itu. terus melarikan kudanya dengan

kencang.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

337

Tiba-tiba, kudanya meringkik keras. Sepasang kaki depan masuk

ke dalam jebakan. Ciauw Hong yang tidak menduga bakal terjadi

seperti ini amat terkejut dan kendalinya tak dapat dikuasai. Ia mental

jatuh terbang ke atas semak-semak, ?Brukk!?

Dan sebelum ia sempat merayap bangun, disekelikingnya telah

mengurung puluhan Liolo. Mereka dengan bengis menubruk serta

meringkus tubuh dan kaki tangan Ciauw Hong. Kuda, pauhok dan

Ciauw hong digiring dibawa naik ke pesanggrahan. Setelah melewati

empat puncak, kemudian sampailah di pintu pesanggrahan.

Para liolo yang membawa Ciauw hong lalu mengetuk pintu

pesanggrahan. ?Tok, tok , tok bukakan pintu, kami telah kembali!?

Severa terdengar pintu berserit, dan terpentanglah pintu

pesanggrahan. Mereka berjalan masuk Ci Gi Thia dan beberapa

masuk memberi laporan kepada Tayongnya.

Sementara itu tubuh Ciauw Hong diikat di dua buah patok.

Pakaiannya dilepas secara kasar, sehingga sebatas pinggang

telah terbuka. Didekatnya para algojo telah siap dengan golok

mengkilap berkresep. Dekat lengan Ciauw Hong ada sebuah meja

kecil yang diatasnya ada sebuah baskom berisi air sumur.

Tidak berselang lama para liolo dan Tauwbak (kepala

rombongan) keluar dan memberitahu bahwa Tayong keluar.

Semua liolo dan taubak lalu berdiri dengan sikap hormat. Dari

pintu bagian dalam ruang Ci Gi Thia segera muncul seorang tinggi

besar. Rambut, jenggot dan kumisnyacoklat kekuningan.

Sepasang matanya bulat besar dan memancarkan sinar merah

yang panas bagaikan obor api. Ia menyapu dengan sorot matanya

yang buas, kemudian duduk di kursi kebesarannya yang diselimuti

kulit macan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

338

Setelah penghormatan dijalankan oleh segenap bawahannya.

Tayong itu dengan suara seperti gambrena penyok menanya.

?Hari ini kalian pergi turun gunung untuk mengundang para

saudagar dan kaum pelancongan yang lewat, apakah berhasil bagus??

Seorang taubak maju berlutut dan memberikan laporan.

?Tidak ada badai hujan dan angin besar yang bertiup, kami

hanya dapat menangkap seekor kerbau. Apakah kiranya Tayong suka

untuk mengambil jantung dan hatinya buat teman minum arak??

?Hanya seekor kerbau saja? Hm, baiklah, sebagai penghangat

badanku di musim rontok ini.?

Taubak itu lalu memberi perintah kepada para algojo untuk

menyembleh Ciauw Hong dan mengeluarkan hati dan jantungnya.

Sebaskom air sumur tadi disiramkan kemuka dan dada Ciauw Hong,

kemudian dengan golok mengkilap siap membelah dadanya.

Dikala Ciauw Hong melihat gelagat buruk bahwa dirinya akan

disembleh, ia segera berseru tertahan.

?Celaka, aku Ciauwhong harus menemui kematian yang tidak

wajar disini. Kematianku tak akan kusesalkan, akan tetapi yang

membuat penasaran dan wanong, tugas yang diberikan Lamyang

Ngoloya belum berhasil kulaksanakan haiya lalu Ciauw Hong

meramkan mata menerima nasib.

?Tahan, hei algojo, tunggu dulu! Siapa yang membincangkan

Lamyang Ngo Loya tadi? Aku mendengar ada keluhan menyebut
nyebut Lamyang Ngoloya.

?Tayong, kerbau yang hendak kita sembeleh inilah yang

mengatakannya. Menjawab algojo yang hendak melakukan

penjagalan ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

339

Demi mendegar keterangan ini, raja begal itu menjadi

terperanjat.

?Lepaskan tali-talinya dan bawa menghadap kemari!?

Para algojo menjalankan perintah Tayongnya dengan cepat.

Ciauw Hong lalu digusur, dihadapkan kepada Ngo Thian Su.

Tatkala Ciauw Hong melihat dari dekat si raja begal ini,

bukanmain terperanjatnya. Hampir-hampir ia menjerit dan lari saking

seremnya. Dengan apa boleh buat, karena sekelilingnya berdiri para

liolo dan tauwbak yang menjaganya. Ia kuatkan hati tetap duduk

dengan tidak berani menatap wajah dan sinar mata raja begal yang

sadis dan ganas kelewat-lewat itu.

?Kerbau gila, kenapa kau menyebut-nyebut Lamyang Ngoloya,

apakah hunungannya dengan engkau??

?Beliau Siauwciang punya Cuawe, bergelar raja muda Lamyang

hauw. Namanya Ngo In Tiauw. Ayah, ibu dan seluruh sanak

keluarganya, Cuswe yang tingal di kota raja, telah dibunuh oleh raja
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baru, maka cuswe lalu mengangkat senjata, dan memimpin anak

buahnya mengadakan pemberontakan untuk menuntut balas.

Kini kota Lamyang dikepung rapat oleh tentara kerajaan yang

kekuatannya berlipat ganda. Sewaktu-waktu, kota akan pecah dan tak

dapat bertahan lama.

Menyadari kedudukannya yang gawat ini, cuswe lalu mengutus

untuk Siauwciang untuk pergi ke Hopak, pesanggrahah Loloce,

meminta bantuan Piautenya yang bernama Ngo Thian Sik. Tidak

tahunya siauwciang telah tertangkap disini. Maka sudilah kiranya

Tayong membebaskan saya, untuk melanjutkan tugas dari Ngo Loya.

Bila tugas itu selesai, saya akan datang kemari untuk memasrahkan

diri, terserah Tayong, mau diapakan diri saya.?

?Siapakah nama ciangkun??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

340

?Hamba adalah Ciauw hong,? sambil menjawab sekali lagi

Ciauw Hong mencoba mengangkat mukanya untuk memperhatikan

raja begal itu. Tubuhnya setombak lebih tingginya. Matanya merah,

mungkin pengaruh dari seringnya minum arak dicampur dengan

jantung dan hati mentah manusia sungguh seram sekali.

Ngo Thian Sik (Su) lalu berpaling kepada para liolo dan para

tauwbak untuk mengatur meja perjamuan.

?Ciauw Ciangkun, silakan masuk ke ruang pesta, mari kita

berjamu. Aku mengucapkan selamat datang kepadamu yang sudah

sampai ke pesanggrahan Toloci ini!?

Jenderal Ciauw hong kembali terkejut, dan sekali lagi menatap

wajah raja begal yang seremm dan sadis itu.

?Jadi jadi Tayong adalah Piauwte Ngo Loya??

?Ha ha haaa tidak salah, akulah Ngo Thian Sik!

Bagaikan diguyur air dingin sewindu lamanya, jenderal Ciauw

Hong lalu bangkit dan menjalankan penghormatan.

?Bangunlah Ciauw ciangkun! Jangan memakai terlalu banyak

tata peradatan. Mari kita masuk kedalam dan berjamu!? tentunya

ciangkun banyak kaget karena perlakuan anak buahku yang

kurangajar? Mari, mari kita minum!?

Mereka lalu berjamu makan minum sambil bercakap-cakap.

Wujudnya ganas, sadis dan buas, tetapi kalau sudah bergaul, ternyata

tutur katanya seperti manusia normal kebanyakan. Dengan demikian

jendral Ciauw Hong menjadi tabah dan tidak takut lagi.

Mengingat penuturan Ciauw Hong, dimana keluarga Ngo telah

dibunuh-bunuhi oleh Yo Kong, ia bersumpah akan mencincang raja

bangpak itu dan menyembleh Ie Bun Seng Touw, untuk dikeluarkan

hati dan jantungnya sebagai teman minum.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

341

?Tidak peduli bagaimana kuat dan lihaynya Ie Bun Seng Touw,

aku tidak takut! Kemusnahan keluargaku harus kubela dan

penuntututan balas ini tidak akan padam sebelum sumpahku

terlaksana!?

Malam itu Ngo Thian Su memesan kepada wakil dan para

Tauwbak untuk menjaga pesanggrahan Tolocee ini baik-baik.

dilarang sembarangan membegal selama ia pergi ke Lamyang. Sebab

kalau menemui lawan tangguh, sedangkan ia tak ada di gunung,

pesanggrahan bisa ikut kukut.

Begitulah, pada keesokan harinya, ia bersama jenderal Ciauw

Hong dan membawa liolo sebanyak sepuluh ribu berangkat menuju

Lamyang untuk memberikan bantuan kepada kakak sepupunya yang

terkurung rapat tentara kerajaan.

? ooOoo ?

Sampai disini, baiklah kita kembali mengikuti jalan kehidupan

raja begal gunung Tahay Heng san yaitu Hong Koat hay. Sudah

sebulan lebih sejak mengangkat saudara dengan Ngo In Tiauw, ia

tidak menjalankan perampokan lagi. Mengharap-harap datangnya

surat panggilan, yang mana kakak angkatnya itu menjanjikan untuk

mengajukan surat permohonan kepada pemerintah pusat supaya ia

dudduk di kemiliteran dengan pangkat Siauw Cing atau Kie Pay

Khoa. Sekian lama surat panggilan tidak juga kunjung datang, para

tauwbak dan liolo mulai ribut karena bahan ransum sudah habis.

?Tayong, kalau kita tidak membegal dan merampok, apa yang

kita makan??

?Baiklah kalian turun gunung, berpencar dan mencari mangsa

seperti biasa. Kalau ada angin besar, panggil aku!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

342

Dilaporkan beberapa hiolo, bahwa hari itu kebetulan ada

serombongan saudagar perhoiasan yang lewat di kaki gunung Tay

Hengsan.

Rombongan saudagar mas intan ini berjumlah kurang lebih dua

puluh orang. Anak buah Hiong Khoat Hay berpencar, mengadakan

pengaturan penghadangan dan laporan segera disampaikan ke

pesanggrahan.

Bertepatan dengan seerbuan para begal Thay Hengsan itu,

rombongan Ngo Thian Su dan Ciauw Hong bersama anak buahnya

juga tiba di kaki pegunungan itu.

Para saudagar yang menyamar sebagai rakyat jelata, berpakaian

rombeng, telanjang kaki dan mengenakan topi bambu segera lari,

berlindung pada rombongan yang baru datang itu.

Pengejaran dilakukan dan bertemulah antara rombongan Tolocee

dan Tay Hengsan. Sementara itu para saudagar yang minta tolong

dilepaskan karena mereka menerangkan sebagai rakyat miskin yang

lari mengungsi.

Perbahtahan terjadi dengan sengit, masing-masing tidak mau

mengalah dan cari benarnya sendiri-sendiri.

Yang satu minta dikeluarkan saudagar-saudagar emas intan itu,

nanti harta boleh dibagi dua. Pihak Ngo Thian Su tertawa dingin dan

mengatakan tidak melihat saudagar apapun, mereka melindungi

rakyat jelata yang lari meninggalkan kotanya karena dilanda

peperangan.

Yang satu menuduh, yang lain membantah dan pertengkaran

mulut berlangsung sengit tanpa perkeputusan. Pada akhirnya para

tauwbak dan liolo Thay Hengsan mengancam bahwa mereka akan

mengundang turunnya rajanya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

343

?Panggillah turun Thay Ongmu dan aku Ngo Thian Su tidak

takut!

Para tauwbak dan liolo Thay Hengsan lalu naik ke puncak

gunung, sedangkan Ngo Thian Su, Ciauw Hong dan anak buahnya

melanjutkan lagi perjalanannya!

? ooOoo ?

BAB XX

DUEL MATIMATIAN ANTARA

HIONG KHOAT DAN NGO THIAN SU

BELUM telalu jauh rombongan Ngo Thian Su meninggalkan

pegunungan Thay Hengsan dari tanjakan yang tinggi terdengar

teriakan keras yang menahan rombongan dari Hopak ini.

?Ngo Tay Ong dan rombongannya minta perlahan sedikit dan

suka menantiku, Hiong Hengsan ingin membicarakan sesuatu

kepadamu!?

Ngo Thian Su yang mendengar seruan itu segera memerintahkan

anak buahnya untuk berhenti dan berharis rapi menyambut rekan

segolongan itu.

Hiong Kboat Hay maihat susunan barisan yang diatur Ngo Thian

Su, iapun memerintahkan anak buabnya untuk berbaris rani, baru

kemudian denngan seorang diri mengeprak maju kudanya menhadapi

raja begal Tolocee yang seram dan sadis itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

344

?Sobat, sudah lama kita tidak saling berjumpa, sekarang engkau

memanggil supaya aku suka menunggu, ada urusan panting apakah

yang bendak kau bicarakan??

Hiong Khoat Hay dengan tersenyum tawar berkata, ?Sudah

sebulan lebih kami mengaso dan tidak menjalankan perampokan dan

pembegalan. Karena ransum habis, maka hal ini para liolo

memberitakan bahwa di kaki gunung ada rombongan saudagar emas

intan yang lewat. Maka aku perintahkan untuk merampok untuk

beaya hidup kami. Apa mau usaha kami ini telah Ngo Tayong

rintangi, Terang-terang mereka lari dan minta perlindungan Ngo Tay

Ong, akan tetapi Ngo Tayong menjawab tidak tahu menahu.

Mengingat kita adalah segolongan, maka tidak perlu memperpanjang

urusan ini, cukuplah bila hasil itu kita bagi dua. Ngo Tayong

separoh, dan untuk kami separoh bagaimana??

?Saudagar mas intan? Mana ada rombongan saudagar yang

lewat? Bukankah tadi rakyat jelata yang lari mengungsi karena

ketanya dilanda peperangan? Wah, sobat, kau ini ada-ada saja!

Andaikata benar yang tadi adaah para saudagar dan banyak uang dan

juga mas intannya, aku juga tidak kesudian mengganggunya. Saat ini

aku sedang menguhadapi urusan yang amat penting, maka jangan

ganggu perjalananku.?

Hiong Khoat Hay tertawa dingin demi mendengar kata-kata Ngo

Thian Su.

?Makanan kami telah kau rampas, cara bagaimana engkau akan

meninggalkan kami begitu saja? Jangan harap kau bersama anak

buahmu dapat babas merdeka melewati daerahku ini!?

?Kentut busuk! Kau berani menghalang-halangi perjalananku?

Belum merasakan kelihayan Ngo Thian Su hah??

?Tidak perduli bagaimanapun kelihayanmu aku Hioug Hoat Hay

akan bersedia melayaninya.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

345

Hiong Khoat Hay lalu mengangkat sepasang kapaknya dan

membacok Ngo Than Su. Siapa juga angkat Kun Kim Tongnya

untuk menangkis, terjadilah pertarungan yang seru dan hebat sekali.

Mereka sama-sama kuat, bertenaga raksasa dan bugenya seimbang,

Pasir dan batu kecil berhamburan kuda-kuda mereka meringkik
ringkik ngeri melihat beradunya senjata dan amukan kedua jago yang

bertarung mati-matian itu. Dari pagi sampai matahari tenggelam di

belahan bumi bagian barat, kedua orang kuat yang bertarung itu

belum juga ada penyelesaiannya. Belum di ketahui siapa yang

menang ataupun kalah! Karena cuaca sudah mulai gelap, maka kedua

jago itu berhenti dan membawa anak buahnya masing-masing

mengaso. Mereka mendirikan kubu-kubu darurat yang saling

berhadapan.

Keesokan harinya sehabis sarapan pagi. Kembali kedua raja

begat itu berbadapan untuk melatjutkan pertarungan hari kemarin.

Anak buah kedua belah pihak merubung sebagai penonton.

Begituiah kedua jago kuat itu bertarung dari hari-kehari dan

tanpa disadari setengah bulan telab berlalu, toh pertarungan itu

belum juga ada penyelesaiauuya.

? ooOoo ?

Sampai di sini baiklah kita menengok kembali keadaan di kota

Lamyang. Ngo In Tiauw di dalam benteng kota Lamyang dengan

penuh keuletan mengadakan perlawanan terhadap serangan-serangan

yang di lancatkan tentara-tentara kerajaan. Akan tetapi karena

kakuatan mareka sangat besar, dan usaha penyerbuannya bagaikau

air sungai yang tiada kunjung ada hentinya.

Kadang mereka dengan tangga-tangga, panah api, meriam dan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

alat-alat pelempar batu begitu nekatnya hendak memanjat tembokKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

346

benteng dan mengadakan penyerangan yang brutal. Bagian pintu

utara dapat di halau dari selatan menyerbu. pintu selatan dapat di

tangkis, bagian Timur menghantarn. Timur dapat di atasi bagian

barat merangsek.

Dengan dernikian tentara-tentara Lamyang babis daya dari

terlalu capai. Belm lagi keadaan baban makan makanan semakin

menipis, hal ini akan melemahkan semangat dan daya tempur anak

buab Ngo In Tiauw. Setelah bertahan berhari-bari tanpa dapat

memcahkan kepungant musuh, In Tiauw menjadi gelisah dan putus

harapan. Apalagi pembantu yang di kirimkan ke Hopak sampai saat

inipun belum ada kabar beritanya.

Suatu malam Ngo In Tiauw sehabis makan malam duduk

bercakap-cakap dengan istrinya, Seperti biasa sang istri yang setia itu

selalu menanyakan jalannya peperangan.

?Bagaimana jalannya pertempuran hari dan adakah siangkong

menemukan cara untuk momecahkan kepungan musuh yang ketat

ini??

Ngo In Tiauw menghela napas panjaug dan dengan suara parau

menjawab.

?Hujin, keadaan kita sangat mengkhawatirkan. Lamyang telah di

kurung dari empat penjur angin, kekuatan angkatan perang keraijaan

sangat besar, panglima-panglimanya tidak terbilang dan rata-rata

berbadan tinggi serta gagah parkasa. Kita tidak dapat bergerak secara

leluasa, padahal bahan makanan sudah sangat mengkhawatirkan.

Ciauw Hong yang Hekhoa tugaskan pergi ke Hopak sudah hampir

dua bulan belum juga kembali, kabar beritanya pun tidak ada. Kota

ini sukar dipertahankan dan suatu sat akan jatuh ketangan musuh.

Hujin, bagaimana pikiranmu??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

347

Sumber Pustaka : Aditya Indra Jaya

Scan/foto image : Awie Dermawan

Distribusi & arsip : Yon Setiyono

?Siangkong harus mempunyai rencana postip untuk mengatasi

persoalan ini. jangan berlambat-lambat, sehingga dapatlah kita

terhindar dari bencana yang brutal.?

Ngo In Tiauw berdiam diri dan tepekur beberapa saat lamanya.

?Rancangan yang hendak siangkong jalankan hendaknya mantap

dan jangan mendua hati. Dengan demikian keberhasilan akan

nampak nyata dan berbuah. Ngo In Tiauw menarik napas dalam
dalam dan wajahnya kian sayu.

?Hujin, Ada tiga persoalan yang memberatkan hati hekhoa

sehingga sulit untuk memberikan garis keputusan didatam langkah
langkah yang hendak hekhoa ambil.?

?Apakah ketiga soal penting yang siangkoug beratkan itu??

?Pertama-tama sakit hati untuk penuntutan balas atas kematian

kedua orang tua dan tiga ratus jiwa lebih sanak saudara hekhoa.

Yang kedua usia Hujin masih terlalu muda dan yang ketiga putera

kita baru menginjak satu tahun usianya. Ketiga hal inilah yang

membuat berat jalan pikiran hekhoa sebingga mana yang harus

kuperjuangkan mati-matian terlebih dahulu, rasa-rasanya hekboa tak

dapat memilih.?

?Siangkong, kau harus memilih salah satu yang paling utama

dan memperjuangkan mati-matian.

Mana mungkin ketiga soal yang begitu penting kau rangkap

bersama. Cara menuntut balas kematian orang tua dan tiga ratus jiwa

sanak keluarga Ngo inilah yang terpenting, maka siangkong

hendaknya mendahulukannya dan membelakangkan yang lain.?

Tengah suaini istri ini terlibat dalarn perundingan yang

meneutukan. Tiba-tiba seorang Kie Pay Khoa masuk dengan wajah

pucat dan tergopoh-gopoh melaporkan bahwa pintu kota bagian barat

telah dipukul hancur oleh Ie Bun Seng Touw.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

348

?Pertahanan bagian Seemui telah dipukul hancur oleh It Bun

Seng Touw, Loya apa yang barus kita perbuat? Banyak sudah

tentara-tentara Sweitiauw yang menerobos masuk ke dalam kota.?

Tubuh Ngo In Tiauw bergetar bagaikan tersambar halilintar.

Wajahnya pucat pasi dan dengan menggigit bibir ia berkata, ?Kalian

bersiap siaplah untuk mengadakan perlawanan mati-matian. Kita

pertahankan Lamyang sedapat-sedapatnya. Bilamana tidak mampu,

baiklah kita nenerobos kepungun dan berdaya upaya dilain

kesempatan untuk merebut kembali wilayab kita ini.?

?Siap. perintah Loya akan kami taati dan sampaikan kepada

rekan-rekan lainnya!?

Kie Pay Khoa itu memberi horrnat dan mengundurkan diri.

Jenderal Ngo In Tiauw melanjutkan perundingaanya dengan istri

setianya.

?Hujin, kita dalam keadaan yang kritis dan amat berbahaya,

Kota bagian Ssemui telah bancur tentara-tentara kerajuan sudah

banyak yang menerjang masuk kedalam kota. Maka marilah kita

bersiap-siap untuk meninggalkan Lamyang. Hujin empolah Kongcu

aku akan melindungi. Nanti di lain daerah kita berdaya upaya

kembali untuk penuntutatt balas ini!?

?Pikiran siangkong memang beralasan, empolah putera kita ini,

Ie akan masuk kedalarn berbenah, membawa barang-barang yang

perlu dan uang untuk bekal dalam perjalanan.?

Ngo In Tiauw menerima puteranya dan mengijinkan istrmya

masuk kedalam kamar untuk benah. Sudah dinanti sekian lama tidak

muncul-muncul dan di dalam kamar tidak terdengar suara apa-apa.

Perasaan In Tiauw tidak enak dan pikirannya kalut, Ia memanggil
manggil tanpa ada sahutan segera menyusul masuk.

Diketemukankah atau tidak istri setia itu? Tidak kemana

perginya? Ngo In Tiauw lari kebelakang dan di pinggiran sumurKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

349

tertinggal sepasang kasut wanita yang letaknya tak karuan, Hatinya

bercekat dan menjerit keras.

?Hujinnn ! Mengapa engkau mangambil keputusan pendek

yang begitu nekat? Soal penuntutan balas kematian orang tua dan

saudaraku masih ada kesempatan kelak. Kenapa Hujin korbankan?

Hujin, mengapa engkau tinggalkan kami??

Ngo In Tiauw dengan tubuh terhuyung-huyung dan pandangan

berkunang-kunang melongok kedalam sumur. Apa yang tertampak?

Perembul-peembul air bekas ada benda yang jatuh kedalamnya.

Tidak salah lagi, istri setianya telah mengorbankan diri demi

terwujudnya angan-angannya, Ngo In Taauw menangis menggerung
gerung.

?Hujin, karena urusan keluargaku engkau mengambil putusan

pendek dan mengorbankan nyawamu oh, hujin hujin ?

Waktu itu gemuruhnya meriam yang dihantamkan musuh

semakin gencar. Teriakan semakin jelas. Beradunya senjata. kobaran

api yang menjilat-jilat meinbakari gedung dan rumah. Tidak

memberikan kesempatan untuk Ngo In Tiataw menangisi terus

istrinya yang telah senerjunkan diri kedalam sumur.

Sadarlah In Tiauw bahwa keturuuannya harus selamat kalau

gagal menuntut balas, masib ada puteraku ini kelak yang akan

meneruskan perjuaugan itu. Oleh karena itu ia harus bidup dan lolos

dari kepuagan maut itu.

Di keraskan hari dan di emposlah seluruh semangat dan

tenaganya. In Tiauw menghantam dan mendupak te'bok samping

sumur itu sehingga robob dan menutupi lobagg sumur. Ia sekali lagi

berjongkok memanjatkan do?anya.

?Hujin, aku harus pergi dari sini, musuh sudah dekat, Semoga

rohmu melindungi anak kita ini. Kelak bila aku dapat merebut

kembali wilayah ini, nisanmu akan kubangun selayaknya.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

350

Sehabis berdoa, Ngo In Tiauw lalu merobek baju luarnya untuk

selendang guna mengempo puteranya, kemudian menyambar tombak

panjangnya dan mencemplak kuda Jian Li Ma nya kabur melalui

pintu setatan. Belum beberapa jauh In Tiauw berjalan sambil

celingak-celinguk melihat keadan sekelilingnya.

?Cuswe, engkau hendak selamatkan Cukong bukan? Lekaslah

melalui puntu selatan. Penjagaan disana tidak begitu kuat. Hamba

akan menahan majunya Ie Bun Seng Touw yang telam mendobrak

pintu See Shie bagian barat dan sudah muli masuk ke dalam kota.

Ngo In Tiauw mengucapkan terima kasih dan pacu kudanya ke

selatan.

Sementara itu Ngo Po si budak setia lalu membaw sepasang

gembolannya yang beratnya dus ratusan kati, mengamuk menuju

pintu bagaian barat.

Serdadu-serdaddu Sweitiauw banyak yang remuk kepalanya

terhantam amukan gada dari Ngo Po yang kalap itu. dengan

demikian, majunya angkatan perang kerajaan itu menjadi terhalang.

Jenderal Ie Bun Seng Touw meluap amarahnya menyaksikan

kerusakan angkatan perangnya. Ia menggeram dahsyat dan

memajukan kudanya untuk menghadapi Ngo Po yang mengamuk dan

mengobat-abitkan sepasang gadanya yang berat.

?Bangsat pemberontak, kemarilah untuk menerima

kematianmu!?

Menjerit Ie Bun Seng Touw tatkala sudah dekat dengan Ngo Po.

?Keparat, engkaulah yang kucari-cari, aku ingin menghancurkan

batok kepalamu dengan gadaku ini! Majulah kau panglima bangpak

yang tak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kau buta, mau

saja membela raja yang Buto!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

351

Ie Bun Seng Touw naik darah dimaki demikian. Ia melancarkan

serangan dengan mengayunkan Lue Kim Tongnya jiat trang

sratt prookk bruukk hoayyyoooh !

Sekali hantam dan Ngo Po menganggkat gembolannya

menangkis. Ternyata Ngo Po tidak dapat menahan tenaga pukulan

yang begitu dahsyat. Gembolannya mental dan terlepas dari

genggamannya.

Malang sekali gembolan yang lepas menghantam kepalanya

sendiri sehingga remuk. Otak dan darah Ngo Po berlelehan

bercampur aduk. Sungguh kasihan abdi yang setia ini. ia masih

membela dengan tulus kepada majikannya ini.

Dengan gugurnya Ngo Po, tidak ada lagi pahlawan-pahlawan

Lamyang yang bisa membendung arus majunya angkatan perang

kerajaan. Ie Bun Seng Touw amat kuat dan lihay sekali. Dengan Lue

Kim Tongnya yang berat, ia mengepalai pasukannya mendobrak

markas besar dan menduduki kota :amyang.

Sementara itu, Ngo In Tiauw dengan menggendong puteranya

yang masih kecil, mengamuk bagaikan banteng ketaton mencari jalan

keluar di bagian Lamui (pintu selatan). Panglima perang yang

mengepalai pasukan disini adalah Leng Tong Koan Cong Peng Siang

Su Touw. Didalam hal kepandaian dan tenaga, ia bukan tandingan

Ngo In Tiauw.

Oleh karena itu pertahanannya bobol dan In Tiauw dapat keluar

dan kaburkan diri. Akan tetapi kolonel kota Lengtong ini menyadari

akan tugasnya. Membiarkan kepala pemberontak itu lolos resikonya

akan besar sekali. Maka bagaimanapun ia nekat mengadakan
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengejaran.

Walaupun kuda perang Ngo In Tiauw sejenis Jian Lima yang

kuat tenaganya dan bisa lari cepat, akan tetapi Siang Su Touw sengan

mudah dpat mengejarnya. Hanya beberapa menit, ia sudah beradaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

352

disamping Ngo In Tiauw dan merangsek dengan serangan
serangannya.

Akan tetapi Ngo In Tiauw yang memikirkan keselamatan

keturunan satu-satunya yang berada dalam gendongannya itu, tidak

ada nafsu untuk melayani bertempur berlama-lama. Setelah dapat

mendesak, ia tinggalkan musuhnya dan larikan kudanya dengan

kencang. Anehnya belum lagi beberapa menit, Siang Su Touw telah

berada didekatnya lagi dan melancarkan serangan-serangan yang

membabi buta. Heran, mengapa bisa terjadi demikian?

Kiranya kolonel Siang Su touw ini mempunyai kuda sakti yang

namanya Ho Lue Pa. kuda ini larinya jauh lebih cepar daripada Jian

Li Ma, sebab dialah raja segala kuda. Kalau kuda ini dicabut bulu

suri yang tumbuh dilehernya, ia akan meringkik dahsyat.

Semua kuda yang mendengarkan ringkikan ini akan bertekuk

lutut, mendeprok ketakutan sambil terkencing-kencing.

Disamping kuda sakti, tombaknyapun ampuh dan racunnya amat

kuat. Namanya Tee Lo Jio, asal musuh tergores sedikit saja kulitnya

dan mengaluarkan darah, jangan harap musuh itu dapat berjalan satu

jam. Segera akan beku darahnya dan mati.

Maka tidak mengherankan bila setiap Ngo In Tiauw dapat

mendesak dan pacu kudanya sekencang-kencangnya, tahu-tahu Siang

Touw sudah menyusul didekatnya dan merangsek dengan tombak

mautnya.

Begitulah pertarungan itu, sampai-sampai mirip anak kecil yang

main jelungan, sebentar berhantam satu lari dan yang lain

ditinggalkan. Akan tetapi tak lama kemudian menyusul lagi dan

berhantam lagi, ditinggalkan lagi dan seterusnya.

Setelah berulangkali Siang Su Touw tidak juga dapat

mengalahkan lawannya, dengan sengit ia lalu mencabut bulu suri

kuda saktinya hieyeeeehh geerr hieyeeeehh geerr Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

353

Kuda Ho Lue Pa berbenger dahsyat, dari mulutnya menyembut

uap hitam yang membuat orang pening kepala.

Mendengar ringkik raja segala kuda ini, kuda tunggangan Ngo

In Tiauw mundur beberapa langkah dan hendak mendepok. Dari

bawah air besar dan kecil menyemprot keluar bagaikan orang sakit

kolera. Brot bret pleketek prett broot brutt

Kuda Hue Hong Manya Ngo In Tiauw mengigil dan terberak
berak serta terkencing-kencing terus menerus. Akan tetapi ketika

keempat kaki kuda itu hendak ditekuk. Ngo In Tiauw dengan tenaga

saktinya mencongkok, menahan mendekamnya sang kuda dengan

tombaknya.

Kolonel Siang Su Touw terbelalak dan terheran-heran. Baru kali

ini ia menemui kuda panglima musuh yang tidak sekali roboh

mendengar ringkik kuda Ho Lue Panya. Ia meneliti dengan tajam.

Ternyata kuda lawan ditahan dengan tombak, pantas tidak

mendeprok. Siang Su Tauw lalu mencabut bulu suri kudanya lagi

hiiyeeeh derr

Uap hitam keluar dari mulut kuda sakti itu. dan kali ini kuda

Ngo In Tiauw menjingkrak ketakutan. Ia memekik keras,

menganggat kaki dengan kaki belakangnya menyeopak-nyepak tidak

karuan.

Hal ini In Tiauw tidak dapat mempertahankan keseimbangan

tubuhnya sebab tangannya satu menyangga puteranya sedang

tangannya yang lain memegang erat tombaknya. Tidak ampun lagi ia

terpental bergulingan di atas rumput.

Kolonel Siang Su Touw girang sekali. Inilah kesempatan yang

sangat bagus,. ia keprak kudanya dan menusukkan tombak saktinya

Teelojio.

?Hiatt jiat mampus engkau Ngo In Tiauw bangsat

pemberontak keparat!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

354

Akan tetapi tidak terduga, tusukan itu telah ada yang

menangkisnya trang trang

Siang Su Touw terbelalak matanya mengawasi orang yang baru

datang menolong jiwa Ngo In Tiauw. Setelah sekian lama

diperhatikan, ia membalikkan kudanya dan lari sipat kuping.

?Celaka, jenderal Ciu Jong dijamannya Sam Kok telah muncul

kembali dan membantu Ngo In Tiauw!?

Siang Su Touw ketkutan setengah mati, karena orang yang

menolong In Tiauw itu wajahnya hitam lebar, sepasang matanya

bundar besar, brewoknya lebar kasar dan pakai topi serta goloknya

adalah Jeng Long Yan Goat To miliknya Ciu Jong.

Penolong bermuka hitam itu melihat Siang Su Touw lari, berniat

hendak mengejarnya, akan tetapi Ngo In Tiauw cepat menahannya.

Penolong itu menuruti seruan Ngo In Tiauw, ia hentikan kudanya

dan loncat turun memberi hormat kepada Ngo In Tiauw.

Ngo In Tiauw merangkak bangun dan balas memberi hormat.

?Siapakah nama In Jin yang mulia? Dan berasal dari mana?

?Siautee She Cu bernama Jan, Cu Jan. berasal dari daerah

selatan. Dahulu koko siautee dipersalahkan oleh pemerintah dan

mendapat hukuman berat di Lamyang. Ngoya lah yang telah

menolong dan membebaskan kakak siautee. Budi itu selalu siautee

ingat dan herharap kelak dapat membalaskannya. Wh, tidak siautee

dsangka, tatkala sedang mencari kayu, melihat Ngo ya kalah perang

dan dikejar-kejar oleh Congpeng Siang Su Touw, siautee cepat lari

masuk ke dalam klenteng Kwan Kong Bio dan meminjam goloknya

almarhun jenderal Ciu Jong membantu Ngoya. Sukurlah Siang Su

Touw lari ketakutan, karena mengira siautee adala Ciu Jong yang

muncul kembali ke bumi sehingga dapatlah menyelamatkan Ngo ya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

355

Tatkala mendengar cerita ini, Ngo In Tiauw merasa bergirang

dan sangat bersyukur. Ia segera menanyakan letak kuil Kwan Kong

Bio itu.

?Ngoya, tidak jauh dari sini, di puncak pengunungan itulah

letaknya. Apakah Ngoya akan bersembahyang kesana?

?Betul, tolonglah Injin menghantarkanku!?

?Kebetulan sekali, sebab siauteepun harus mengembalikan golok

pusaka milik jenderal Ciu Jong ini.?

Mereka lalu meninggalkan padang rumput dan berjalan mendaki

ke kuil Kwan Kong Bio. Ngo In Tiauw setibanya di ruanga klenteng

itu lalu menyalakan lilin, memasang hiosoa dan berlutut di hadapan

Kwan Teeya (Kwan Kong) memanjatkan doa permohonannya.

?Sian Tiauw Tiong Gi Seng Sin (malaikat atau roh halus dari

Kwan Kong yang setia dan berbudi luhur) lindungilah teecu Ngo In

Tiauw dari segala bencana dalam pelarian menuju ke Holam.

Semoga harapan teecu terkabul, dapat meminjam tentara guna

menuntut balas. Kelak bila teecu masih diberi umur panjang, kuil

Kwan Teeya akan teecu bangun dan patung-patung disini akan teecu

lapis dengan emas.

Setelah selesai memanjatkan doanya, In Tiauw bangkit dan

berbicara dengan Cu Jan. ?In Jin, ada sesuatu soal yang hendak

kubicarakan dengan Injin, sudikah kiranya Injin menerimanya??

?Ngoya, dengan senang hati terbuka siauwtee suka

mendengarkannya.!

?Tujuanku setelah Lamyang jatuh dan kesatuanku hancur adalah

pergi ke Hopak untuk mencari dukungan rekan-rekan yang sepaham,

meminjam tentara dan mengadakan penuntutan balas. Mati dan

hidupku belum menentu, maka aku mohon Injin sukalah ngopeni

(merawat) puteraku ini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

356

Keluarga Ngo tinggal mempunyai keturunan satu-satunya ini.

demi kelangsungan hidup keluarga Ngo, saya mohon pertolongan

puteraku ini kutitipkan. Entah bagaimana pikiran Injin,

berkeberatankan memenuhi permohan saya ini??

Dengan berlinang air mata Ngo In Tiauw melepas

gendongannya dan menatap wajah puteranya yang saat itu kelap
kelip matanya seperti bintang panjer sore.

Cu Jan sangat terharu dan menitikkan air mata melihat Ngo In

Tiauw menimang dan memandangi wajah puteranya itu. Beberapa

saat kemudian Ngo In Tiauwmengangsurkan puteranya itu ke tangan

Cu Jan sambil berlutut.

?Injin, rawatlah anak ini baik-baik, dia sudah tidak beribu.

Kuserahkan segala-galanya kepada Injin. Semoga kelak kita dapat

bertemu pula!?

Cu Jan kaget dan cepat-cepat menjatuhkan diri untuk berlutu

pula. Sambil menyambuti anak itu, Cu Jan berkata.

?In Kong, jangan khawatir. Anak ini pasti siautee rawat

sungguh-sungguh. Bangunlah Inkong, siautee tidak berani menerima

penghormatan ini!?

Ngo In Tiauw menghapus air matanya dan tak lepas-lepas

memandangi puteranya. ?Jangan nakal ya! Tia-tia mau pergi untuk

menuntut balas, cepatlah besar sehingga dapat membantu perjuangan

tia-tia!?

Cu jan segera menanya, ?Inkong, siapakah nama kongcu ini??

Ngo In Tiauw merenung beberapa saat lamanya, kemudian

menyahut.

?Untuk mengenang peristiwa hari ini, dimana kita mendaki

gunung dan menitipkan puteraku kepada Injin, maka anak ini kuberi

nama ?TENG? (Teng artinya ?mendaki gunung?)?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

357

?Kongcu, engkau bernama Ngo Teng.

?Ya, anakku Ngo Teng. Teng Jiya, ayah hendak pergi. Jangan

nakal ya, kau turutlah paman Cu Jan!?

Dengan bercucuran air mata, Ngo In Tiauw lalu mengucapkan

selamat berpisah. khawatir tentara-tentara kerajaan menyusulnya

kemari.

?Selamat jalan Inkong, baik-baik di jalan. Berlakulah hati-hati!?

Ngo In Tiauw memberi hormat dan mencemplak kudanya

berlalu.

Sementara itu Cu Ja pun juga bersembahyang. Ia mengucapkan

terima kasih kepada para Sinheng atau arwah dari Ciu Jong dan

Kwan Tee Ya yang telah membantunya, mengembalikan ketempat

semula golok Jeng Liong Yan Goat To dan menggendong Ngo Teng

pula ke rumahnya.

? ooOoo ?

BAB XXI.

THIA KAUW KIM DIKELUARKAN DARI PENJARA,

SETELAH berpisah deugan Cu Jan dan puteranya. jenderal Ngo

In Tiauw terus memacu kudanva pergi menuju ke daerah

pegunungan Thay Hengsan. Tatkala mendekati daerah Thay

Hengsan, Ngo In Tiauw menjadi bercekat hatinya. Sayup-sayup

telinganya mendengar gemurunnya tambur peperangan, dan

beradunya senjata. ?Pasukan manakah yang sedang terlibatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

358

peperangan di pegunungan ini?? In Tiauw lalu mendekati kesebuah
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanjakan yang tingggi untuk memeriksa keadaan sekelilingnya.

Dari dataran tinugi itu dapatlah is melihat a.pa yang terjadi di

bawah sebelah barat pegunungan Tay Hengsan. Yang bertarungmati
matian itu ternyataadalah adik sepupunya dari Tolocee dan adik

angkatnya yang menguaaai daerah Thay Hengsan ini.

?Celaka Kenapa mereka berbantam sendiri? Wah, ini pastilah

terjadi kesalah pahaman! Ngo In Tiauw lalu membedal kudanya

mendekati arena pertarungan sambil berteriak-teriak,

?Hentikau perketahian itu! hentikan! Jangan berhantarn

hentikan !?

Ngo Than Su, Hiung Khoat Hay mendengar teriakan itu pada

menoleh dan keduanya menjadi kegirangan.

?Koko lekaslah bantuin aku! Bangsat ini keterlaluan menuduh

aku mengangkangi emas intan saudagar yang lewat disini!? Berseru

Ngo Than Su dengan penuh kegernbiraan.

Sebaliknya Hiong Khoat Haypun juga menyerukan hal yang

sama. ?Koko, cepatlah bantu hereskan bangsat mata merah ini, ia

telah merampas hak milik kita!?

Sehahis berseru, keduanya saling pandang dan penuh tanda

tanya. Kenapa mereka saling memanggil koko kepada Ngo In

Tiauw?

?Jiwi Hengte, jangan berhantam, turunlah dari kuda kalian! Ada

yang hendak kubicarakan dengan kalian, kemarilah!?

Ngo Thian Su dan Hiong Koat Hay lalu sama-sama loncat dari

kudanya dan menghampiri In Tiauw untuk memberikan hormat.

?Kita adalah orang sendiri, mengapa harus bertarung mati
matian??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

359

Thian Su dan Khoat Hay menuturkan sebab-musabab terjadinya

perkelahian itu. kemudian Khoat Hay mengajak semuanya naik ke

pasanggrahan sehingga bisa berbicara lebih leluasa.

Para liolo diperintahkan untuk mengatur meja perjamuan. In

Tiauw lalu memperkenalkan satu pada yang lain.

?Thian Su adalah adik sepupuku. Dan Khoat Hay adalah

Kiatpayku (adik angkatku) jadi kita adalah orang sendiri.?

Kedua Tayong itu saling pandang dan memanggutkan kepala.

Mereka lalu menanyakan tentang diri kokonya dan bagaimana kota

Lamyang yang dikepung tentara kerajaan itu.

Ngo In Tiauw menuturkan jatuhnya ratusan panglima setia serta

berpuluh-puluh ribu serdadu. Sambil mengucurkan air mata, ia

kisahkan dengan jelas bagaimana isteri setianya telah mengambil

keputusan nekat membunuh diri, pertemuannya dengan Cu Jan dan

menitipkan puteranya yang baru berumur satu tahun kepada orang

selatan.

Mendengar kisah itu tanpa terasa Ngo Thian Sik menjadi meluap

amarahnya. Ia memukul meja sehingga rompal dan beberapa piring

dan mangkok meloncat jatuh kelantai dan peccah berantakan.

?Gara-gara bangsat bermuka hitam inilah sehingga urusan besar

menjadi kapiran. Kalau bukannya kau heh bangsat muka hitam yang

telah menghalang-halangi jalanku, belum tentu Lamyang jatuh dan

soso bunuh diri dan koko menjadi menderita sedemikian hebatnya.

Sungguh engkau harus dicincang.

?Jangan mempersalahkan aku! kalau dulu engkau secara terus

terang mengatakan kemana tujuanmu dan siapa yang hendak kau

bantu, tidak nanti aku main keras-kerasan dan menahanmu disini.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

360

Keduanya berdebat sengit dan hampir-hampir perkelahian terjadi

lagi. Ngo In Tiauw berdiri sama tengah dan melerai perkelahian

mereka.

?Nasi telah menjadi bubur, apa gunanya kita ribut dan

mempertengkarkan kejadian yang sudah lewat? Duduklah jiwe

Hengte aku akan meninggalkan pesan-pesan. Kemudian melanjutkan

perjalananku ke Hopak. Dengarkanlah!?

Hiong Khoat hay dan Ngo Thian Su sama-sama duduk di kursi

masing-masing.

?Mengapa koko hendak pergi ke Hopak? Lebih baik aku

bersama anak buahku pergi ke Lamyang, merebut kembali kota itu,

menangkap Ie Bun Seng Touw dan menuntut balas sakit hati koko,

bagaimana pikiran koko??

?Betul, apayang Khoat Heng katakan memang beralasan. Koko,

adik telah jauh-jauh datang kemari, maka ijinkan untuk bersama
sama Khoat Heng memukul angkatan perang kerajaan dan merebut

kembali kota Lamyang.

Hiong Khoat Hay dan Ngo Thian Su seia sekata hendak

memukul tentara kerajaan dan merebut Lamyang. Akan tetapi Ngo In

Tiauw dengan menghela nafas panjang menggoyang-goyangkan

tangannya.

?Aku dengan ratusan panglima, puluhan ribu serdadu, masih

juga tidak dapat menahan gempuran tentara kerajaan. Oleh karena

itu, kepergian jiwe Hengte tidak akan menolong. Walaupun Jiwe

Hengte gagah-gagah dan berkepandaian tinggi, tidak nanti dapat

mengalahkan mereka. Maka dari itu, aku harus pergi ke Hopak.

Disana ada Kothio Ipaman) yang menjabat pangkat sebagai Siu Cu

Ong Lie Cu Tong yang menguasai seluruh daerah itu dan tidak

tunduk terhadap pemerintahan pusat. Maka bila aku mendapatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

361

pinjaman tentara dan beberapa panglima, barulah usaha merebut

kembali Lamyang dan menuntut balas sakit hatiku dapat dijalankan.

Sementara ini saya minta adik Khoat Hay tetap berdiam di Thay

Hengsan dan memperbanyak anggota-anggotanya, sehingga bila

kelak aku menggerakkan angkatan perangku dapatlah tenaga adik

kupergunakan.

?Kapankah koko bisa menggerakkan angkatan perang itu??

bertanya Hong Khoat Hay dengan sedih.

?Aku tak dapat menjanjikan. Entah satu tahun, dua tahun atau

beberapa tahun lagi akan penuntutan balas itu tak nanti hapus dalam

ingatan dan berhenti di tengah jalan!?

?Baiklah, kapanpun Siautee akan tetapp setia menunggu di Thay

Hengsan ini!?

Ngo In Tiauw terharu sekali mendengar pernyataan Khoat Hay

yang jujur dan polos itu. Pada keesokan harinyaIn Tiauw dan Thian

Sik ambil selamat berpisah. mereka menuju ke Tolocee.

Di pegunungan inipun In Tiauw minta Ciauw Hong memnantu

Thian Su mengumpulkan anak buah sebanyak-banyaknya dan

melatihnya dengan ketentaraan, sehingga bila ia menggerakkan

angkatan perangnya, tenaga-tenaga itu sudah terlatih.

Ciauw Hong dan Thian Su berjanji, seperti juga halnya Hong

Hoat Hay, mereka berjanji akan setia menunggu dengan penuh

semangat. Setelah meninggalkan pesan-pesan penting In Tiauw lalu

ambil selamat berpisah dan melanjutkan perjalanannya seorang diri

menuju ke Siu Ciu daeerah Hopak.

Siapakah Siu Ciu Lie Cu Tong yang boleh menyebut dirinya

sebagai Ciansweya itu?

Dia adalah orang kuat di wilayah Hopak ini. tentaranya berpuluh

laksa, panglima-panglima perangnya ribuan dan bersenjatakanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

362

modern. Raja Swei Bun Tee menyadari akan kekuatan Lie Cu Tong

sehingga memberikan gelar kepadanya Lie Cu Ong (Raja Muda Lie)

dan boleh menyebutkan dirinya sebagai Ciansweya (paduka yang

mulia).

Pada suatu hari, Lie Cu Tong mengadakan persidangan untuk

mendengarkan laporan-laporan dari segenap stafnya. Tengah

persidangan ini berlangsung, Kie Pay maju menghadap dan

melaporkan bahwa di gedung Cianswe telah kedatangan seorang

panglima muda dari Lamyang.

?Siapakah panglima dari Lamyang itu? dan bagaimana

rupanya??

?Cianswe, wajahnya angker dan gagah sekali. Senjata yang

dibawanya sebuah tombak panjang. Ia memperkenalkan diri sebagai

Lamyang Houw Ngo In Tiauw.

?Ah, ia adalah keponakanku sendiri, suruhlah dia masuk!?

Lie Cu Tong menjadi kegirangan mendengar kedatangan sang

keponakan yang gagah berani itu.

?Cianswe, Boatciang Lamyang Hauw Ngo In Tiauw

memberikan sembah dan hormatnya.?

?Bangunlah hiantit, jangan terlalu banyak memakai tata

peradatan!?

?Hiantit, engkau diserahi tugas untuk menjaga Lamyang, Kothio

agak terheran-heran, masih juga engkau ada kesempatan untuk

datang ke Hopak yang jauhnya ribuan Li, ada keperluan apa??

Ngo In Tiauw dengan bercucuran air mata, mengisahkan

kembali musibah yang telah menimpa keluarganya. Siu Ciu Lie Cu

Tong ikut bergolak darahnya mendengar kisah tragis itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

363

?Hmm raja brengsek, sewenang-wenang dan lalim.

Tunggulah pamanmu akan menggerakkan angkatan perang untuk

membalas sakit hati hiantit.?

Ngo In Tiauw berlutut dan menghaturkan terima kasih.

Berbarengan dengan saat itu Kunsu Kho Teara Cay maju berlutut

dan mengusulkan untuk mengangkat Ngo In Tiauw sebagai panglima

angkatan perang daerah Hopak.

?Cianswe, kit belum mempunyai kepala staf angkatan perang

yang surup. Kebetulan sekali Lam Yang Hauw Ngo In Tiauw datang,

mengapa tidak memberikan kedudukan kepadanya sebagai

Goanswe?

Lie Cu Tong girang sekali mendengar saran ini. segera upacara

resmi sijalankan. Ngo In Tiauw disumpah dan dikenakan pakaian

jenderal besar lengkap dengan lencana-lencana tanda

kepangkatannya. Ia berkuasa penuh atas seluruh ketentaraan di

Hopak.

Ngo In Tiauw kembali berlutut dan menghaturkan rasa terima

kasih yang tidak terhingga kepada Kothionya.

Sementara itu, jenderal Ie Bun Seng Touw setalah dapat

memukul hancur pertahanan pintu bagian barat, terus memimpin

pasukannya menerjang masuk dan menduduki Soanhu dan pos-pos

penting dalam kota Lamyang.

Seluruh kesaatuan angkatan perang Sweitiauw lalu memasuki

kota Lamyang. Hanya kolonel Sang Su Touw yang terlambat

datangnya. Ia menghadap Goanswe Han Kun Hauw dan melaporkan

lolosnya Ngo In Tiauw karena datangnya roh Ciu Jong yang

menyelamatkannya. (Siang Su Touw lari ketakutan karena mengira

Cu Jan adalah Ciu Jong).

?Hmm, kepala pemberontak itu memang belum saatnya mati.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

364

Kemudian Siang Su Touw memohon pengampunan atas diri

tentara Ma Siok Hauw.

?Goanswe Boatciang telah menempurnya sendiri, ternyata Ngo

In Tiauw memang lihay, ileh karena itu Ma Siok Hauw memang

bukan tandingannya. Mengingat ketidakseimbangan dalam hal buge

maupun taktik peperangan, hendaknya ia diberi ampun.?

Han Kun hauw menerima permohonan itu dan Ma Siok Hauw
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibebaskan dan jabatn semula sebagai komandan sianbong diberikan.

Setelah penempatan beberapa panglima untuk menjaga kota

Lamyang, pada keesokan harinya angkatan peang kerajaan ini

bergerak kembali ke kota raja.

Siang Su Touw dan Sin Bun Lee juga kembali ke posisi masing
masing. Raja Swei Yang Tee (Yo Yang) gembira sekali mendengar

berita pulangnya angkatan peangnya dengan sukses besar dan

memperoleh kemenangan yang gilang gemilang. Kekuatan kaum

pemberontak telah dapat dihancurkan. Pentolan-pentolannya banyak

yang binasa dan kota Lamyang jatuh ke tangan pemerintah pusat.

Pesta meriah besar-besaran diselenggarakan untuk menyambut

kemenangan angkatan perangnya ini. Goanswe Han Kun Hauw

dinaikkan pangkatnya menjadi Peng Lam Ong, Jenderal Ie Bun Seng

Touw menjadi Peng Lam Hauw dan Ma Siok Hauw menjadi Touw

Cong Khoa.

Atas kemenangan yang gemilang dan resminya Yo Kong naik

takhta kerajaan dengan gelar Swei Yang Tee, maka firman-firman

diturunkan. Seluruh orang tahanan dibebaskan dari penjara. Hanya

mereka yang tersangkut urusan politik, pemberontak dan rongrongan

serta lain-lain tetap ditahan.

Rumah-rumah penjara seluruh wilayan dibawah kuasa raja Swei

Yang Tee terjadi kesibukan. Orang-orang tahanan segera diurus danKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

365

yang tidak tersangkut urusan politik segera dibebaskan. Jadi saat itu

banyak sekali Wong Ucul-uculan (orang yang dilepaskan dari bui).

Siantara sekian puluh ribu orang hukuman, terdapat pula seorang

pemuda dari Shoatang. Ia dijebloskan ke dalam penjara, dijaruhi

hukuman enam tahun, karena tertangkap basah menjual garam gelap

sebagai larangn pemerintah.

Pemuda ini perawakannya tinggi besar, wajahnya sangat sadis.

Setiap orang yang memandangnya atau bertatapan muka pasti akan

merinding dan ngeri ketakutan.

Karakter pemuda Shoatang ini memang keras dan cengkiling

(suka turun tangan). Disamping tertangkap basah dalam hal jual

garam gelap, juga terlibat dalam hal kriminal. Ia telah pula

membunuh seorang anggota polisi yang menangkapnya pada saat ia

berjualan garam gelap.

Dengan turunnya firman ini, sribaginda yang baru, dengan

sendirinya pemuda inipun juga mendapat amnesti dan dibebaskan.

Siapakah pesakitan sadis dan bertampang kriminal ini?

BERSAMBUNG

Bagaimana nasib Ngo Teng, putera jenderal Ngo In Tiauw yang di

titipkan pada Cu Jan itu?

Mengapa istri Ngo In Tiauw nekat menceburkan diri ke dalam

sumur?

Berhasilkah Ngo In Tiauw meminjam tentara ke Hopak?

Apa jawaaban pamannya dan hagaimana sikap parnannya setelah

mendengar cerita Ngo In Tiauw yang mengharukan itu?

Akankah ia membantu keponakannya menuntutt balas?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

366

JILID 11

? Apabila seseorang telah meninggal, patuslah sama sekali segala

amalnya, kecuali tiga perkara.

? Kebajikan yang di tinggalkan berjalan terus.

? Pengetahuan yang tetap memberikan manfaat bagi umum.

? Anak soleh yang selalu mendoakannya kepada Tuhan.

? Harga kebaikan manusia ialah menurut apa yg telah di

kerjakannya.

DIA adalah Thia Tie Kiat, Thia It Long alias Thia Kauw Kim,

berasal dart Shoatang Cee Lamhu, kota Lie Sia Koan. dan tinggal di

kampung Pan Kiu Tiam. Tinggi tubuhnya delapan kaki lebih.

potongannya besar dan tegap, mukanya kehijau-hijauan garang dan

serem. Alisnya ketel, hitam, lebat, tenaganya luar biasa kuatnya.

Thia Kauw Kim adalah putera. Thia Yoe Tek tatkala Thia Kauw

Kim baru berusia tiga tahun, ayahnya pagi-pagi telah menutup mata.

Dengan ditangkapnya puteranya, maka Thia Thaythay (janda

Thia) mempertahankan hidupnya dengan menjual tenaga kepada

orang kaya yang tinggal di kampungnya. Mencuci pakaian,

menyeretika, masak-masak, menyulam dan pekerjaan-pekerjaan yang

bisa di lakukan untuk menyambung hidup.

Pada waktu Thia Kauw Kim berumur tujuh tahun, ia pernah

tinggal bersama Cin Siok Poo (Cin Kiong alias Tay Peng Long).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

367

Juga bersama-sama Cin Siok Poo masuk sekolah, akan tetapi dasar

otaknya bebal, sampai dewasa ia tidak bisa membaca dan menulis.

Yang ia dapat hanyalah menulis namanya sendiri.

Karena huru-hara yang terjadi di kotanya, sehingga keluarganya

berpisah dengan keluarga Siok Poo. Semenjak itu Kauw Kim banyak

bercampur gaul dengan para penjudi, maling, penjahat dan pemabuk.

Hal ini telah mengubah jiwanya, ia menjadi brangasan suka main

pukul, pemarah dan tak mau kalah.

Karena seringnya berkelahi, orang-orang pada takut kepadanya.

Oleh orang sekampungnya ia dijuluki Thia Lo Hauw, Si Harimau

Tua. Baru tiga tahun menjalani hukuman, sudah turun firman

baginda Swei Yang Tee membebaskan semua orang-orang hukuman,

terkecuali yang tersangkut urusan politik.

Penjara Shoatang juga mengeluarkan semua orang-orang

hukuman. Namun para penjaga dan sipir bui menjadi terheran-heran,

sebab ada seorang pemuda yang tetap nongkrong di kamarnya dan

tidak mau keluar. kepala sipir bui segera mendekati kamar itu dan

menegurnya.

?Thia Tayya, pemerintah baru telah mengeluarkan amnesti,

pengampunan besar-besaran, semua orang hukuman dibebaskan,

kecuali yang tersangkut urusan politik. Kenapa Thia Tayya tidak

keluar dan pulang kampung??

Bukannya menerima baik pemberi tahu itu, akan tetapi Thia

Kauw Kim malahan naik pitam, ia bangun dan menerjang kepala

sipir bui itu. dihujanilah dengan bogem mentahnya yang sebesar

kepalan jago tinju kelas berat dunia.

Kepala sipir bui itu menjadi lolong-lolong, berkaok-kaok minta

bantuan anak buahnya. Mereka memisah dan melerai pertengkaran

itu. Thia Kauw Kim dibujuk supaya tidak main pukul. Apa

keinginannya akan diberikan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

368

?Bangsat! Kalian menyuruhku pulang, kalian harus melihat

keadaanku. Lihatlah! Pantaskah pakaian yang kupakai ini? dengan

pakaian yang compang-camping dan kotor, butut, dekil seperti

Kiciak, apakah tidak menjadi tontonan di tengah jalan? Oleh karena

itu sediakan satu setel pakaian bersih, kemudian kalian memberi

ucapan selamat dengan NGEUA (mengundang) makan dan minum

arak, barulah aku suka meninggalkan bui ini!?

Karena para sipir bui telah mengeetahui betapa buas, ganas dan

lihainya Thia Kauw Kim ini, mereka jadi takut dan tunduk. Mereka

memberi arak beberapa botol, sayuran dan nasi putih. Thia Kauw

Kim diajak makan minum, kemudian diberikan satu stel pakaian

bersih.

Mereka minta maaf karena pakaian yang mereka berikan hanya

berupa pakaian kematian. Akan tetapi ia tidak peduli, ia kenakan

sepatu, topi baju dan celana yang biasa dipakai untuk orang

kematian. Sehabis makan minum sekenyang-kenyangnya, ia lalu

ambil selamat berpisah dan pulang ke kampungnya.

? ooOoo ?

BAB XXII

THIA KAUW KIM DIAJAK

MERAMPOK OLEH YU CUN TAT

THIA KAUW KIM walaupun mengenakan pakaian bersih, toh

disepanjang jalan menjadi tontonan. Sebab bagaimanapun pakaian

yang dikenakan itu adalah pakaian orang berduka-cita.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

369

Sepanjang jalan menggerundel panjang pendek. Orang-orang

kota ini mungkin sudah gila atau miring otaknya, massakan orang

lewat dilihat, ditonton seperti barang mainan saja sambar selap!

Thia Kauw Kim mempercepat langkahnya dan langsung menuju

ke gubuknya.

?Tok tok tok Bujin, Bujin bujin !?

Thia Thaybo kaget dan melemparkan kualinya yang saat itu ia

sedang mencuci beras untut masak bubur kropyakk byaahh

Periuk dari tanat liat hancur berkeping-keping jadinya. Ibu tua itu

mernbuka pintu dan menubruk anaknya sambil bercucuran air mata.

?It Long, kau sudah dibebaskan, syukurlah huukk huukk

Selama engkau di dalam penjara, ibu tak berdaya untuk

menjengukmu. Tanpa memberi uang sogokan, para sipir dan penjaga

penjara tidak mengijinkan ibu masuk. Oh, betapa sengsara dan

menderita ibu selama ini. malam tak dapat tidur nyenyak, siang

selalu memikirkan nasibmu nak !

Untuk menyambung hidup, terpaksa ibu menjual tenaga tua ini

sebisa-bisanya. Mencuci pakaian, menyetrika, memasakkan sayuran,

belanja, menyulam, menjahit dan semua pekerjaan perempuan yang

ibu bisa lakukan. Anakku, cara bagaimana engkau bisa bebas dan

boleh pulang??

?Ibu, bagaimana penderitaan dan kesengsaraan yang ibu derita

selama ini, anak telah menyelami dan dapat merasakan. Sekarang

anak sudah bebas, akan membantu pekerjaan ibu untuk menambah

penghasilan.

Pembebasan ini adalah firman dari baginda yang baru. Semua

orang hukuman baik tersangkut perkara kejahatan besar maupun

kecil dibebaskan. Hanya orang-orang yang tersangkut urusan politik

saja tetap tinggal. Ibu, masih adakah nasi dan sayuran?, anak merasa

lapar sekali.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

370

?Ah, baru saja ibu mau memasak bubur, mendengar suaramu,

periuk itu telah terlepas sehingga berantakan. Anak, ambillah panci

dan beras yang ada di dekat bale-bale itu. masaklah sendiri, ini masih

ada sedikit BABI KECAP pemberian tetangga sebelah.

Thia Kauw Kim lalu ambil satu gantang beras, tanpa dicuci

langsung diisi air dan ditanaknya.

Selama menunggui matangnya nasi, ia bercakap-cakap dengan

ibunya, menceeritakan pengalamannya selama di bui, kenalan
kenalan yang baik dan yang jahat dn sebagainya.

Beberapa saat kemudian nasipun masaklah. Ia taruhkan di piring

besar, semangkok BABI Kecap dituangkan dan dimakan sampai

bersih. Tidak ada tertinggal urat ataupun nasi seupopun (sebutirpun).

Melihat cara makan puteranya itu Thia Thay tay semlengeren

dan mengelus dada.

?Anakku, melihat cara makanmu sangat kuat, ibu harus

menambah waktu untuk bekerja sehingga dapat menutup

perongkosan bidup.?

?Ibu jangan khawatir. keluarkanlah uang simpanan ibu, anak

akan pergunakan sebagai modal berdagang modal berdagang

keantungannya bisalah kita pergunakan untuk beaya hidup.?

?Uang simpanan apa? Selama bekerja ini ibumu mana dapat
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggalkan sisa penghasilan untuk ditabung? Hasil hari ini habis

dimakan hari ini pula. Mana ada uang, sudahlah jangan kau

bermimpi dan melamun meninggalkan kenyataan, Bantulah saja jaga

rumah, menimba air dan bersihkan kebun-kebun orang-orang kaya

Hasilnya kan bisa untuk menutup perongkoson hidup kita sehari
hari.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

371

Agak kecewa juga Thia Kauw Kim mendengar kan jawaban

ibunya. Sepeserpun uang tak ada. lamunnya untuk berdagang

seketika buyar bagaikan asap ditiup angin.

?Ibu, kalau tak ada uang simpanan, sedikitnya ibu pasti

mempunyai barang-barang simpanan yang bisa kita gadaikan. Hasil

gadai itu kita pergunakan untnk modal berdagang. Pokoknya cita-cita

anak dewasa ini mencari uang dengan berdagang adalah yang poling

sip dan untungnya bisa diharapkan.

?Ah, kau ini ada ada saja It Long! Ibu tidak mempunyai barang

simpanan apa-apa yang bisa digadaikan.?

?Ibu, waktu ibu melangsungkan pernikahan dengan ayah, pasti

ada barang-barang yang di jadikan tanda mata, atau tali pengikat

jodoh. Nah, ibu keluarkan barang-barang itu beberapa potong, anak

akan pergi kerumah gadai untuk menggadaikannnya!?

Thia Thay-thay terpaksa menuruti anaknya. la membuka kopor

dari kulit yang sudah bolong pantatnya. Pakaian-pakaian di bolak
balik dan diperiksa lembar perlembar. Ternyata memang benar kata
kata anaknya, Masih ada sebuah angkin (setagen/ikat pinggang) dan

baju renda kenang-kenangan masa pernikahannya dahulu tempo

masal muda. Dengan menggeleng-gelengkan kepala Thia Thay-thay

mengangsurkan barang-barang itu ketangan anaknya.

?Kalau bisa digadaikan, janganlah kau mencoba untuk

berdagang garam gelap lagi! Semua perdagangan yang dilarang dan

menanggung resiko berat, janganlah dilakukan. Lebih baik engkau

beli beberapa potong bambu, nanti ibu membantu membuat bakul,

keranjang dan cikrak (tempat sampah). Kau yang menjajakan,

keliling, kampung-kampung dan kota. Hasilnya asal bisa untuk

ongkos makan cukuplah. Tidak perlu kita ngoyo, dagang gelap, dan

berbuat tetek bengek yang resikonya bersar. Nanti bukannya untung

yang kita peroleh, tetapi seperti apa yang pernah engkau alami.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

372

?Baik bu, baik, kali ini dan selanjutnya, anak akan selalu patuh

dun menurut nasehat-nasehat ibu.?

Walaupun hari telah siang, kira-kira jam dua belas lebih di mana

matahari tepat berada di taengah-tengah dan cuaca sedang terik
teriknya. Akan tetapi Thia Kauw Kim tidak memperdulikan. Ia

mernbungkus baju renda dan angkin itu untuk dibawa ke rumah

gadai.

Tatkala Kauw Kim berjalan menuju karumah pegadaian Pan Kiu

Taim, orang yang mengenalnya, pedagang-pedagang yang pernah

dirugikannya dan beberapa anggota keamanan kampung yang pernah

berurusan dengannya pada ngumpet dan lari menyingkir.

?Celaka, harimau buas itu telah keluar dari rumah bui, celaka

hayo ngumpet ngumpet!?

Pedagang-pedagang yang dulu pernah tersangkut hal

perdagangan dengan Kauw Kim cepat-cepat tutup pintu dan

membiarkan pembeli-ppembeli yang sedang antri.

Thia Kauw Kim tidak memperdulikan sepak terjang dan tingkah

polah manusia-manusia yang ketakutan melihatnya, ia langsung

menuju ke rumah gadai Pau Kiu Tiam.

Tengah hari itu orang-orang yang antri tinggal sedikit, maka

tanpa banyak membuang waktu segera mendekati di loket dan

mengulungkan bungkusan yang berisi baju renda kuno dan angkin

yang sudah jitetan (ada jelumutnya)

?Pengurus rumah gadai, cepatlah tafsir barang-barangku ini, dan

berapa kalau kugadaikan??

Thia Kauw Kim lalu ningkrang duduk di besi antrean (seperti di

loket bioskop, selalu ada dua besi-besi pagar sehingga yang antri

dapat diatur secara berurutan).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

373

Para pegawai tatkala melongok keluar dan mengenali sapa yang

akan menggadaikan itu mereka menjadi pucat pasi dan sangat kaget.

?Celaka, Thia Lo Hauw datang hendak me nggadaikan barang!?

Mereka tidak berani ambil keputusan dan melaporkan hal itu

kepada Lauwpaunya (kuasa rumah gadai).

?Lauwpan, celaka, macan kampung Pan Kiu Tiam datang ke

rumah gasai, pasti hendak bikin onar dan cari gara-gara.?

?Hah? Thia Lo Hauw telah keluar dari rumah hukuman??

?Benar, sekarang nongkrong di besi pagar pengatur antrian dan

meletakkan beberapa bungkusan untuk digadaikan.?

?Hmm, apa yang harus kita parbuat kalau kita tak mau

menerima, dia bisa-bisa mata gelap dan main pukul serta membikin

banyak kerusakan. Kalau menerimanya, natnti datang lagi sewaktu
waktu untuk menebus, minta tambaban dan lain sebagainya yang

membuat kita lebib pusing .. haiiyaa sebal benar sih hari ini!?

Seorang pegawai yang agak lanjut usianya segera memberikan

nasenatnya.

?Lauwpan, kita kembalikan barang-barangnya, dan beri saja

hadiah satu tail perak. Katakan ini sebagai ucapan selamat atas

kebebasannya, uang ini sekadar pembeli arak dan minum-minum

untuk hari kegembiraan Thia Lo Ya yang telah keluar dari rumah

penjara. Dengan pemberian ini, tidak nanti bakalan kembali

mengacau lagi.?

Pengurus rumah gadai dan beberapa pegawai segera

membenarkan saran ini dan menerimanya. ?Baiklah, nah keluarkan

segera dari laci kas satu tail tail perak. Saya akan menghadapinya.?

Pengurus rumah gadai yang gendur terokmok dan mukanya licin

diminyaki itu segera keluar menemui Thia Kauw Kim.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

374

?Thia Tayya, kionghi, kionghi! Selainat kami ucapkan atas

kebebasan Tayya.?

Thia Kauw Kim menjadi melengak, pengurus dan para pegawai

rumah gadai itu datang berduyun-duyun dan mengangkat tangan

memberi Kionghi kepadanya. Ia loncat turun dari pagar besi dan

segera menanya dengan sentak.

?Kalian mengajakku bercanda ya??

?Mana berani? Mana berani? Kami mendergar bahwa Tayya

telah di bebaskan dari rumah penjara, kami ikut merasa girang dan

sekarang mengucapkan selamat.?

?Persetan! Aku datang keinari untuk menggadaikan, saya butuh

sekali uang untuk modal berdagang. Hayolah lekas tapsir berapa

barang-barangku ini harganya??

Mereka saling pandang, dan setelah saling pandang dan setelah

saling menganggukkan kepala, si pengurus rumah gadai lalu

membuka bungkusan itu. apa yang ditemuinya?

?Ya Thian, baju kurung renda kuno dan sebuah angkin yang

sudab di jelurnat. Mana ada harganya barang sudah koplok dan

hanya pantas di pasang etalasenya pedagang lowakan.?

Mereka saling pandang dan tak tahu apa yang harus dikatakan.

Pegawai yang sudah lanjut usianya itu lalu mengedip-ngedipkan

mata kepada sang Lauwpan, yang mana isyarat itu segera dapat di

maklumi.

Dengan tersenyum ramah dan menjura. Laupan lalu

mengangsurkan kermbali bangkusan itu kepada Thia Kauw Kim.

?Tayya, mana berani kami menerima barangmu. Terirmalah

kernbali barang ini. Untuk kegirangan kami atas di bebaskannya

Tayya, kami telah menyediakan sedikit bingkisan atas kegiranganKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

375

itu. Terimalah ini satu tail Perak, satu bolol arab dan sepasang sepatu

Jao Ek (sepatu rumput). Terimalah Tayya, sebagai rasa suka cita

kami!?

Thia Kauw Kim menerimanya kembalih barang-barang ibunya

dan pemberian itu dengan tertawa gelak-gelak.

?Hahaha hahaha kiranya kalian juga tahu diri? Hahaha

hahaha Kamsia, kamsia nah, permisi, tidak ada waktu untuk

Kongkauw, aku harus segera kulakan belanja untuk dagang besok!?

?Kembali, terima kasih kembali baik baik di jalan Tayya.?

Pengurus rumah fadai dan para pegawinya tersenyum kecut,

akan tetapi mereka bergembiat juga, si macan kampung Pan Kiu

Tiam itu bisa dijinakkan dengan satu tahil perak, sebotol arak dan

sepasang sepatu rumput. Kalau adatnya yang kukoy kumat bisa

runyam. Kaca-kaca dan meja kursi bisa dihajarnya sampai hancur

berantakan.

Mereka mengawasi perginya Thia Lo Hauw sampai lenyap

berbelok di tikungan,. Barulah bernafas lega dan kembali

menjalankan pekerjaannya seperti semula.

Dari rumah gadai Thia Kauw Kim langsung pergi ke pasar

bambu. Kuasa penjual bambu ini, dahulu pernah dalam suatu

permainan judi ribut dan dihajar Kauw Kim. Maka tatkala melihat

macan kampung mendatangi ia segera mengeos (menbalikkan muka

dan pura-pura tidak melihat). sambil bertolak pinggang ia

mengucapkan kata sindiran.

?Hai kuli-kuli! Kalian benar-benar gentong nasi, tahunya makan

dan tidak mau berusaha, pamalas, parasit, kemladena yang

hidupnyamenjemukan!, memeras dan menghisap orang lain, tanpa

mau berdaya upaya dan benerja sendiri! Lihatlah! Bagaimana cara

kerjamu itu? menempatkan bambu tidak becus, malang melintang

seperti rambutmu yang tertiup angin. sompret!Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

376

Belum babis kata-kata yang diucapkan Thua Kauw Kim sudah

sampai dan tanpa menanya ba-bi-bu, kontan diangkatnya kaki kanan

dan menendang Lo Ong (bapak orang tua). Duk dukk blukk.

?Heh, kau sudah gila ya? Menendang orang semaumu. Apa

kesalahanku?

?Bangsat! Apakah kau sudah lamur dan tidak mengenali aku

lagi?? Thia Kauw Kim mengayunkan tangannya dan menampar

mulut Lo Ong sampai bengep ?plak?

?Fuih bapak Lo Ong penasaran sekali. Ia meludah dan balas

memaki.

?Siapa yang tidak kenal engkau? Orang yang menggadaikan

citakan lentonya (kepalan) untuk menelan orang yang mengisi

wadoknya (perut) tanpa mau berusaha. Mengapa tanpa sebab

musabab engkau menendang pantat dan memukul mukaku? Apa

kesalahanku kepadamu??

?Jangan banyak bacot! Aku membutuhkan bambu-bambu untuk

buat keranjang, cikrak dan tampah. Ini satu tahil perak, bisa ambil

berapa baris bambu??

Karena sengit dan mensongkol, penjual bambu ini ngomong

seenaknya dan tanpa berpikir panjang. ?Ambil sendiri. Bila sekali

angkat kau bisa membawa dua baris bambu, tidak usah kau bayar!?

?Hah? Betul omonganmu ini??

?Mengapa tidak? ambillah dan sekaligus dua jajaran bambu kau

bisa bawa, tak usah serhkan uangmu itu!?

Thia Kauw Kin jadi tertawa gelak-gelak. ?Haha hahaha
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlalu memandang rendah diriku, lihatlah, kau nanti jangan sesalkan

aku dan cerita pada orang-orang, kalau aku Thio Lo Hauw

mengambil bambu tanpa mau membayar.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

377

Sehabis mengucapkan kata-kata itu. Thia Kauw Kim lalu

menggigit potongan uang satu tahil, bungkusan kain yang hendak

digadaikan, diikatkan di pinggang. Setelah menyingsingkan lengan

bajunya ia lalu merangkul sebaris bambu dipundak, setelah

seimbang, ia membongkok lagi dan merangkul dengan tangan kanan

barisan tumpukan bambu lagi. Jadi jumlah dus barisan bambu kurang

lebih empat puluh batang. Duapuluh batang digendong dipundak,

dua puluh batang lagi dirangkul di pinggang.

Bapak Lo Ong hokhie menjadi tidak Hokhie (tidak berezeki

lagi). Dengan melongo ia memandangi perginya Thia Kauw Kim dan

bilangnya empat puluh batng bambu celaka main-main jadi

sungguhan!

Hari ini ia benar-benar rugi besar, kemenangan bolehnya main

domino seminggu, lenyap dalam sekejap empat puluh batang

bambu, berapa tahil kalau dijual? sompret sesal jug sudah tak

berguna, mau ribut, ia yang bersalah. Jadi dengan kami tenggengen.

Bapak tuang Ong Hokhie menjadi lesu dan murung mukanya.

Thia Kauw Kim berjalan dengan memanggul san meangkul

empat puluh batang bambu. Hal ini membuat orang-orang sepanjang

jalan menjadi terlolong-lolong, lebih-lebih anak-anak kecil, mereka

bersorak-sorak menjadikan Kauw Kim sebagi tontonan. Setibanya di

halaman gubuknya, bambu-bambu itu diprokkan (dilemparkan secara

kasar) sehingga menimbulkan suara seperti rumah rubuh.

Sang ibu yang sedang menjahit menjadi kaget mendengar suara

gemuruh di luar itu. ia cepat-cepat lari ke luar dan mendapatkan

puteranya sedang membasuh tubuhnya yang mandi peluh. Tak

terkirakan bagaimana tercengang dan herannya sang ibu.

?Anakku Thia It Long, darimana kau dapatkan bambu sebanyak

ini? bukankah kita tidak beruang, darimana bisa membeli bambu

sekian banyaknya. Kau jangan meras dan merampok, lho!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

378

?Ibu, kau selalu menyangka yang bukan-bukan terhadap

anakmu. Ibu terimalah kembali baju renda dan angkinmu.?

Terlebihp-lebih herannya sang ibu. Barang-barangnya tak jadi

digadaikan dan dikembalikan lagi.

?Dari mana kau mendapat uang untuk membeli bambu sebanyak

ini??

Thia Kauw Kim lalu menceritakan halnya pengurus dan para

pegawai rumah gadai untuk kegirangannya dalam menyambut

dibebaskannya dari rumah penjara, lalu memberikan satu tahil perak,

arak stu botol dan sepatu Ji Ek.

?Inilah barang-barang itu, semuanya masih utuh.?

Thia Kauw Kim mengeluarkan bungkusan lainnya. Dan setelah

dibuka, isinya arak dan sepatu rumput dan yang satu tahil perak

ditunjukkan kepada ibunya.

Sang ibu ikut bergirang. ?Waah, kenalan-kenalanmu itu orang
orang baik nak. Dengan uang ini kita bisa berdagang. Lalu dari mana

pula kau peroleh bambu sekian banyaknya ini??

?Inilah pemberian Lo Ong, bapak tua Ong Hokhie itu dengan

senang hati memberi bambu-bambu ini, katanya ambillah dua baris

jajaran bambu,dan kalau kau kuat mengangkat tidak usah kau pakai

uang untuk membayarnya! Anak lalu gendong dan sebaris lagi anak

rngkul dan gendong dipinggang.? Thia Thay-thay tertawa sambil

mengucurkan air mata. benar-benar anaknya ini tak tahu diri dan

dogol sekali.

Penjual bambu itu karena mengkalnya telah me LULU (sekarep,

mendamkan begitu saja). tk disangka Kauw Kim benar-benar kuat

dan membawa bambu-bambu dagangan semua.

?Sekarang pergilah ke pasar unutk membeli pisu besar dan kecil.

Ibu akan buatkan keanjang, tampah, cikrak, tompo dan lain-lain.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

379

Besok engkau sudah bisa mulai berdagang. Juallah ke pasar,

kampung dan kota. Keuntungannya bisa kita gunakan untuk biaya

hidup.

?Ya ibu, ya Cuma ijinkan anak mengaso sebentar. mau

menikmati ini sebotol arak wangi.?

Tia Thay-thay Bohoat (tidak berdaya) menghadapi anaknya yang

dogol dan kasar itu. ia membiarkan anaknya menegak sebotol arak

itu sehingga mabuk dan tidur menggeros.

Terpaksa ibu Thia Kauw Kim meminjam pisau ke tetangga

sebelah dan mulai memotong-motong bambu, menyisiki dan

dibuatlah keranjang, kereneng, cikrak, tmpah, tompo dan lain-lain.

Dekat sore Thia Kauw Kim baru sdar dari mabuknya. Melihat

ibunya kerja keras, ia menjadi malu hati dan tidak enak diri.

Langsung ia membawa dua buah ember dan menimba air. Kemudian

menanak nasi, menghangati sayur dan mengajak ibunya makan

malam bersama.

?Ibu, kita makan dulu. Nasi dan sayur sudah aku hangatkan!

Thia Thay-thay tersenyum dan bersama anaknya makan malam.

Malam itu Thia Thay-thay bekerja lembur, sampai kentongan

dipukul empat kali (kira-kira jam dua larut malam) barulah berangkat

tidur. Selama itu Kauw Kim juga tidak mau tidur, terus menemani

ibunya menghaluskan sisikan bambu, membantu menganyam dan

lain sebagainya.

Kalau ibunya menyuruh tidur, dengan lantang jawabnya, ?Ibu

bekerja keras, banting tulang dan tidak tidur, mana berani anak

membaringkan tubuh??

Ia tidak memikirkan bahwa siang tadi sudah ngorok karena

kebanyakan minym arak. Kauw Kim ini memang dogol dan bodoh

seperti kerbau.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

380

Pada keesokan harinya, Thia Kauw Kim menyusun

dagangannya. Dipikul dan berpamit pada ibunya.

?Bu, anak akan berangkat berjualan!?

?baik, dan hati-hati, jangn sampai cekcok dan berkelahi. Setiap

barang boleh kau jual tiga Hun. Bila ada yang menawar dua atau satu

setengah Hun dan membelinya lebih dari dua, kau berikan!?

?Baik, baik bu sekarang anak berangkat. Minta doa restu

supaya banyak laku!?

Thia Thay-thay tertawa sambil menitikkan air mata. Thia Kauw

Kim lalu memikul barang-barang dagangannya dan mulai

menjajakannya.

?Tengkok keranjang kereneng cikrak tampah tompo

! Keperluan rumah tangga yang paling cital, siapa beli, siapa beli?

Harga per barang tiga Hun, murah, murah, hanya tiga Hun !?

Siapakah orang-orang kampung Pan Kiu Tiam yang tidak

mengenal Thia Kauw Kim. Warung-warung, toko-toko pada tutup

tatkala melihat dia lewat. Orang-orang yang berlalu-lalang pada lari

ngiprit, jalan menyimpang meninggalkan jauh-jauh Kauw Kim.

Dengan demikian, walaupun dari pagi hari sampai tengah hari.

Tenggorokannya kering, perut keroncongan dan pundak pegal

memikul dagangannya, belum juga ada seorangpun yang membeli.

?Heiya, cari uang memang sulit, bekerja juga tidak gampang

sudah setengah hari belum juga ada orang yang membeli, sungguh

sebal.

Thia Kauw Kim celingak celinguk dan ia dapat melihat ada

sebuah rumah makan dipojokan jalan yang tetap buka. Mungki

pemilik warung itu adalah orang baru, sehingga tidak mengenali

siapa Thia Tie Kiat alias macan kampung Pang Kiu Tiam itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

381

?Haa perut lapar, di sini ada warung makan yang buka.

Baiklah aku pesan makanan dan minuman untuk tangsel perut dulu.

Setelah perut kenyang, perkara membayar, gampang, tukar saja

dengan beberapa tampah, cingkrak atau tompo.

Sehabis memikir demikian, Thia Kauw Kim lalu membawa

pikulannya menghampiri warung makan itu. ia melangkah masuk

dan mengambil tempat duduk di dekat jendela.

?Sebotol arak dan nasi goreng satu porsi!?

?Baik tuan, baik apa lagi?? pelayan warung itu dengan

hormat melayani Kauw Kim.

?Cukup dulu, nanti kalau kurang aku tambah masakan yang lain.

Pelayan itu dengan riang gembira melaporkan pesanan-pesanan itu

kepada nyonya pemilik rumah makan yang bertindak sebagai tukang

masaknya.

Tidak berselang lama, arak hangat dan nasi goreng sudah

disajikan dimukanya. Thia Kauw Kim dengan tanpa sungkan
sungkan lagi, ia lalu angkat sumpit menggasak nasi goreng sampai

habis guris bersih sama sekali. Arak sebotol dituangkan didalam

cawan dan ditenggaknya sampai tenggorokannya berbunyi, keluluk

keluluk glokk glokk glokk

Melihat hidangan habis dimakan tetamunya, si pelayan datang

lagi menanyakan apa barangkali masih mau tambah.

?Ya, ya, tambah sebotol arak dan bihun goreng satu piring!?

Pesanan itupun tidak lama kemudian sudah disajikan di

hadapannya. Seperti halnya tadi, ia sikat mersih dan arakpun

ditenggak sampai kering.

Setelah menepuk-nepuk perutnya dan membasuh mulut dan

lengan bajunya, Thia Kauw Kim bangkit dan melangkah keluar.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

382

Pemilik warung san si pelayan cepat-cepat menghadang di depan

pintu dan meminta uang bayarannya.

?Khekjin, semua nota sejumlah dua tahil lebih tiga Cee harap

ditinggalkan.?

?Aku baru berangkat berjualan, jadi belum laku dan belum ada

uang. Oleh karena itu, semua barang yang kumakan akan kutukar

dengan alat-alat keperluan rumah tangga berupa tampah, cikrak,

tompo seharga dengan barang-barang yang kumakan tadi.

Bagaimana, apakah disetujui??

?Mana bisa, mana bisa? Kami baru saja buka, belum ada uang

untuk cunduk laris (kunci pemula lakunya suatu jualan). Kami tidak

mau pembayaran itu ditukar dengan barang, harus dengan uang!?

?Kalau harus dengan uang, sabarlah sedikit, aku berangkat

keliling lagi, nanti kalau laku beberapa buah daaganganku, aku

mampir ke sini lagi dan membereskan hutangku!?

Tanpa menunggu jawaban pemilik rumah makan menjawab ?ya?

atau ?tidak? Thia Kauw Kim kembali melangkahkan sepasang

kakinya dengan langkah-langkah lebar/

Tuan rumak makan itu mana mau menerima begitu saja. Laki

bini segera memegangi baju Thia Kauw Kim.

?Khekjin, khekjin, mana ada aturan orang makan di restoran

mau tukar dengan cikrak, tompo dan tampah? Kamiberjualan ini

untuk dibayar dengan uang, cara bagaimana Khekjin mau nanglap

begitu saja? Hayo, cepat keluarkan uangmu untuk membayar!?

?Sudah kukatakan, aku mau keliling dulu. Kalau ada barang
barangku yang laku, saya kembali kemari untuk membereskannya.?

?Tidak bisa, tidak bisa! Pokoknya kalau khekjin tidak mau

bayar, jangan harap bisa tinggalkan warungku ini. kami akanKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

383

berteriak-teriak supaya keeamanan kampung atau polisi datang

menangkapmu!?

Karena tarik-tarikan, Thia Kauw Kim nekat mau pergi,

sedangkan kedua suami-isteri itu memegangi bajunya erat-erat.

Dasar kain sudah tua, mana tahan dibuat tarik-tarikan kreekk

krek regedekk bret pyah

Baju Thia Kauw Kim robek dan sigar terbelah menjadi dua,

sebatas tengkuk sampai punggung bawah terbelah dua. Karuan saja

membuat macan kampung ini naik pitam, ia menggeram sadis,

dengan mata mendelik dan tubuh bergemetar mulai mengamuk

dengankalap.

Laki-laki pemilik warung itu digenjot kena dadanya dan jatuh

pingsan. Hal ini membuat si isteri tolong-tolong dan ia lari ke atas

loteng. Sedangkan si pelayan ngumpet di dekat anglo besar saking

terkencing-kencing karena ngerinya.

Bruuk bluk dass dass krompyang pyahh

krompyang

Thia Kauw Kim mengamuk seperi kerbau gila. Meja kursi

dihantam dibalikkan, ditendang sehingga benda-benda pecah belah

hancur berantakan. Isteri pemilik warung itu membuka jendela dan

minta tolong kepada penduduk yang lewat. ?Tolong khia mingya

tolong tolooong ?

Akan tetapi, semua penduduk yang telah mengenali siapa yang

sedang mengamuk itu, mereka mengkeret dan tidak ada seorangpun

yang berani cawe-cawe turun tangan memberikan pertolongan.

Teriakan-teriakan si pemilik warung makan perempuan ini

semakin membuat bergolaknya darah Kauw Kim, ia mengganas

semakin hebat. Makanan dan sayuran ditumplekkan, kemudian

menendang tiang rumah makan itu. ancamnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/

384

?Bila kau tidak tutup bacotmu dan turun berkui meminta maaf

dihadapan toayamu, rumah ini akan kurobohkan!?

Dan Kauw Kim mulai menendang lagi tiang tengah rumah

makan itu sehingga menerbitkan suara gemuruh dan rumah makan

itu bergoncang seperti ada gempa bumi yang hebat.

Nyonya pemilik rumah makan, saking takutnya menjadi pucat

bagaikan mayat, hanya dapat bersuara too too longg

Kebetulan pada saat itu muncul seorang tinggi besar yang

mungkin bukan penduduk Pan Kiu Tiam. Ia mengyingkirkan


The Broker Karya John Grisham Jaka Sembung 10 Mahligai Cinta Sepasang Pendekar Slebor 09 Manusia Dari Pusat

Cari Blog Ini