Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana Bagian 8
lewat engkau telah memberi kabar bahwa tuan penolong kita itu
berada di kelenteng Sin Hok Sie. Akan tetapi, tatkala orang-orang
yang kusuruh datang ke Sin Hok Sie untuk mengundangnya ke
Taygoan, ternyata ia sudah kembali ke Ceelamhu.
Ini adalah kesempatan yang baik, sudah seharusnya kita datang untuk
memberi ucapan selamat kepada ibunya. Hemm selama hutang
budi itu belum terbalas, aku merasa tidak tenang dan tenteram dalam
hidup ini. Ca Ciauw, kau boleh berangkat ke Ceelamhu besok!?
Tongkong Lie Hian lalu menyediakan uang emas sebanyak
seribu tahil uang emas, uang peak stu juta tahil, mengutus Ca Ciauw
yang diiringi ratusan anak buahnya untuk pergi ke Shoatang.
Sementara itu di gunung Siauw Hoasan. Lie Ji Kui dan Ceee
Kok Wan berunding membicarakan bingkisan apakah yang kiranya
patut untuk dijadikan kado.
?Bukankah pada waktu di kota raja kita telah dapar mencuri
sebuah Lentera Mustika di istana menteri Ie Bun Sut? Saya kira
barang itu cukup pantas untuk dijadikan kado.?
Atas pemikiran Cee Kok Wan ini Lie Ji Kui girang sekali.
?Benar, hampir aku lupa barang curian itu, hahaa haaa
barang itu langka didapat, memang patut kita bingkiskan kepada Cin
Lo Thaytay.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
450
Kedua sahabat atau dua Okpa Siauw Hoasan lalu
mempersiapkan segala sesuatunya, meninggalkan pesan kepada anak
buahnya yang menjaga. Barulah bersama dua orang Tauwbak turun
gunung.
Berjalan kurang lebih tiga puluh Li, di depan mereka nampak
segerombolan orang-orang yang berjalan dengan arah yang sama.
Dasr begal, begitu melihat orang-orang yang berjalan itu
mengenakan pakaian indah-indah, ingatannya jadi timbul untuk
berbuat jahat.
?Lie Toako, lihatlah rombongan pembesar itu barang-barangnya
kelihatannya berat-berat. Pasti barang-barang berharga, hayolah kita
rampok, bisa buat tambahan untuk bingkisan yang akan kita berikan
kepada Cin Lo Thay-thay.
Cee Kok Wan ijo matanya dan mengeprak kudanya untuk
mencegat rombongan Lo Seng. Ia belum mengenali siapakah anak
muda yang matanya tajam seperti burung rajawali itu.
?Stooopp ! Tinggalkan barang-barangmu bila ingin selamat!?
Diantara selapan orang ini, Lo Seng lah yang paling muda, tidak
mengherankan jika jiwa mudanya mudah terbakar dan brangasan. Ia
girang sekali malahan bertemu perampok di tengah jalan. Dengan
demikian ia bisa berolah otot, dianggaplah berkelahi sebagai juga
berlatih silat.
?Paman sekalian silakan minggir, biarlah siautit hadapi bangsa
pengacau ini!?
Setelah memerintahkan paman-pamannya minggir. Lo Seng lalu
melintangkan tombak panjangnya dan membentak.
?Perampok tak tahu diri, kau menghadang kami jangan harap
bisa mendapatkan barang-barang yang kami baw. Sebaliknya kalian
harus membingkiskan upeti untuk beaya perjalanan kami.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
451
?Hahaa haa belum pernah mendengar kegarangan berdal
berandal Siauw Hoasan hah? Terimalah golokku!?
Cee Kok Wan lalu mengayunkan golok besarnya dan membacok
ke tubuh Lo Seng. Yang mana bacokan itu sekali tangkis sudah
terlepas dari genggaman Kok Wan, bahwak diteruskan tusukan kilat
sehingga jidat Kok Wan terbaret, darah segar mengucur deras.
Kok Wan menjerit kesakitan dan balikkan kudanya untuk kabur.
Melihat saudaranya dilukai oleh anak muda itu, Lie Ji Kui tanpa
pikir panjang keprak kudanya, dengan Long Gehongnya
menghantam Lo Seng.
Ia tidak kenal siapa anak muda ini? hanya dalam beberapa jurus,
Long Gehong Ji Kui terpental dan nyaris dadanya tertombak Lo
Seng. Dengan kaget ia buru-buru putar kudanya dan kaburkan diri.
Kedua Tauwbak melihat pentolan-pentolannya kalah dan
melarikan diri, mereka juga segera membuang Cuteng (lentera
mustika) dan ikut kabur.
Melihat kelakuan para kepala peampok dan anak buahnya yang
lari ngacir ketakutan itu, Lo Seng menancapkan tombaknya ke tanah
dan tertawa gelak-gelak.
?Hahaa haaa bangsat-bangsat sial itu seperti pencuri ayam
yang membawa umpan beras. Bukannya mendapatkan ayam, malah
tombok kehilangan berasnya hahaa hahaa .. lihatlah barang apa
yang mereka bawa itu??
Mereka beramai lalu memunggut cuteng itu dan dibawanya.
Sementara itu Kok Wan dan Ji Kui bersama dua Tauwbaknya
lari ke jurusan yang berlawanan dengan Lo Seng. Dari kejauhan ia
melihat rombongan Ong Pek Tong, San Hiong Sin dan kawan
kawnnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
452
Hati kedua berandal Siauw Hoasan menjadi bersorak
kegirangan.
?Haaa itulah Ongheng dan Sianjiko, bagus, bintang penolong
telah datang. Kita akan dapat mengambil kembali Cuteng dan
barang-barang mereka.?
?Ongheng, kebetulan engkau datang, celaka !?
Cee Kok Wan dan Lie Ji Kui lalu menceritakan apa yang telah
terjadi.
Mendengar ini Sian Hiong Sin menjadi murka.
?Bangsat, bisa terjadi hal semacam ini? Hmm, bocah itu
barangkali belum pernah merasakan kehebatan kaum kita!?
Sian Hong Sin lalu memerintahkan anak buahnya untuk
mengadakan pengejaran. Ia sendiri bersama Ong Pek tong dan yang
lain-lain turut pula mengejar.
?Hei, bangsat berhenti! Berhenti..! kembalikan Cutengku dan
berikanlah barang-barangmu. Bila tidak, kau lihat nanti, apa yang
akan terjadi atas diri kalian!?
Lo Seng dan rombongannya sudah menduga bahwa yang datang
itu pastilah rombongan begal yang tadi dipecundangi. Mereka
mengadakan pengejaran dengan membawa rombongannya.
Lo Seng dan ketujuh pamannya lalu perpencaran untuk menjaga
segala kemungkinan yang bakal terjadi.
Kok Wan dan Ji Kui begitu datang dekat segera menuding
dengan jari telunjuknya dan memaki.
?Hai bangsat, kembalikan Cutengku. Sianjiko anak sambal inilah
yang telah melukai kami.? San memberitahu kepada Sian Hong Sin
bocah itulah yang tadi telah mempecundanginya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
453
Lo Seng tertawa gelak-gelak, ?Hahaa haaa siapapun kau,
Lo Seng tidak pernah takut dan mundur, justeru bila bila berhadapan
dengan orang yang terkenal di kalangan Kangouw, alangkah
gembiraku, dapat mempraktekkan ilmu Lo Kee Ciang ku, hahaa
haahaa ?
Sebelum pertarungan itu berlangsung, Thio Kong Kin yang
mengenal baik Sian Hong Sin segera mencegah terjadinya pergulatan
itu.
?Kongcu, tahan! Sian Jiko, tunggu dulu!?
Thio Kong Kon lalu menjelaskan kepada Lo Seng bahwa Sian
Hong Sin inilah bintang penolong Piaokonya.
?Hah? Jadi dialah yang sering disebut-sebut Piaoko sebagai
Injin??
?Tidak salah, Sian Jiko inilah Injin Cin Toako.
Lo Seng lalu turun dari kudanya dan memberi hormat. Demikian
juga tatkala Hong Sin mengetahui bahwa anak muda itu adalah
sepupu dari saudara angkatnya, iapun turun dari kudanya dan balas
hormat.
Mereka lalu saling berkenalan, persoalan segera diselesaikan.
Barang Lie Ji Kui dikembalikan dan mereka saling minta maaf dan
Lo Seng pun mengeluarkan obat-obatan untuk mengobati Kok Wan
dan Ji Kui.
Karena tujuannya adalah sama, maka mereka lalu berjalan
bersama-sama. Rombongan ini semakin besar jumlahnya, sehingga
sepanjang jalan menarik perhatian penduduk.
? ooOoo ?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
454
Baik kita tinggalkan perjalanan rombongan Lo Seng dan kawan
kawan dan menilik bagaimana keadaan Yu Cun Tat dan Thia Kauw
Kim yang telah begitu berani merampok upeti dari raja muda Ko San
Ong. Marilah kita menengok dua tokoh ini.
Pada suatu hari di dusun Bu Lam Cung, telah datang seorang
Keeciang atau perutusan dari Ji Hian Cung. Yu Cun Tat menerima
surat itu dan membaca isinya.
Selesai membaca isi surat itu, ia kelihatan begitu sibuk,
memerintahkan anak buahnya untuk membungkus dua benda antik
dan beberapa ribu tahil untuk barang bingkisan.
Melihat kesibukan ini, Thia Kauw Kim sangat ingin tahu, ia lalu
menanya.
?Yu Toako, kau hendak pergi kemana? Siapakah yang berulang
tahun, mengapa engkau kelihatan begitu sibuk?
?Saya akan berangkat besok untuk menghadiri ulang tahun dari
ibu seorang sahabat baikku. Kau pasti belum kenal, maka baiknya
saja di rumah!?
?Tidak. Toako, sayapun harus turut. Sudah sekian lama tinggal
di tempat sunyi, sungguh kesal hatiku. Maka sekalian aku pengen
jalan-jalan, minum-minum arak di Ciulauw sambil melihat-lihat
keramaian kota. Siapakah sih sahabatmu yang sangat kau perhatikan
itu??
?Sahabatku itu adalah seorang gagah nomor satu di daerah
Shoatang ini, bekas komandan polisi kota, dan sekarang menjabat
sebagai Kie Pay Khoa dari jenderal Tong Pek Hauw. She nya Cin
namanya Kiong alias Cin Siok Poo.?
Disebutnya nama ini membuat Thia Kauw Kim tertawa gelak
gelak, seperti juga didolani (diberi mainan yang lucu).
?Hahaaa hahaa !?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
455
Yu Cun Tat menjadi melengak dan terheran-heran kepada adik
angkatnya ini tertawa besar dan seakan tidak mengindahkan nama
sahabatnya yang disebutkan tadi.
?Thia Siautee, engkau tertawakan apa? Kalimat yang manakah
sih dari omonganku yang kau anggap lucu??
?Cin Siok Poo, aku kenal baik dengan dia, bahkan aku ini
menjadi Injin (tuan penolong) nya. Semenjak kecil kami hidup satu
halaman bermain dan bersekolah bersama-sama. Hanya dia pintar
dan aku tidak.
Yu Cun Tat merasa bingung dan terheran-heran. ia minta adik
angkatnya itu menceritakan kisahnya.
?Nama semasa kecilnya adalah Tay Tay Pung Long, aku sendiri
Thia It Long. Dia adalah anak Bu Wie Ciangkun Cin Ie yang binasa
di tangan orang yang kita rampok itu.
Karena Ceelam dapat dipukul Yo Lim dan di kota terjadi huru-hara,
ibunya bersama seorang pembantu setia yang bernama Cin An
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
datang menumpang di rumahku.
Kemudian setelah menginjak dewasa, kembali Ceelam terjadi geger,
kita berpisah. Yu Toako walaupun sudah puluhan tahun berpisah,
tidak nanti ia lupakan aku. oleh karena itu, aku akan ikut untuk
memberi ucapan selamat kepada Encim.?
Alasan yang dituturkan oleh Kauw Kim memang kuat sehingga
Yu Cun Tata tidak bisa lagi menolaknya. Hanya ia memberikan
pesan wanti-wanti.
Gitee, bagaimanapun juga jangan kau bocorkan rahasia
perampokan barang-barang Ko San Ong yo Lim, aku sangat
khaawatir engkau. Apalagi kalau engkau sudah mabuk, sukar
mengendalikan lidahmu.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
456
?Percayalah Giheng, tidak nanti aku bocorkan rahasia itu. aku
berjanji!?
Yu Cun Tat tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka lalu bersiap
siap. Membawa serta empat liolo untuk memikul barang-barang
hantaran itu dan berangkat ke Ceelamhu.
Sudah sekian lama tidak naik kuda, kini ada kesempatan bagi
Thia kauw Kim. Ia begitu turun gunung menjadi tidak sabaran.
Segera memacu kudanya kencang-kencang.
?Hiaaakk .. hiaaakk .. haya her her .. horsaaaa..?
Kuda Liongkie milik Kauw Kim memang larinya sangat pesat
sehingga jauh meninggalkan Yu Cun Tat dan rombongannya.
Justeru di kaki gunung lewat pula rombongan Sian Hiong Sin
yang bergabung dengan Lo Seng dan kawan-kawn. Melihat iring
iringan ini, Thia Kauw Kim yang dogol menjadi lupa diri. Dengan
membolang-balingkan kampaknya ia berseru.
?Heiya, angin besar, angin besar u Toako Toahonglaya
angin besar bertiup, hayo lekas!?
Tanpa menoleh ke belakang, ia langsung menghadang
rombongan Hong Sin.
?Tinggalkan uang sewa jalan bila ingin engkau selamat!?
Raja begal dibegal, lucu bukan? Sian Hiong Sin adalah Pangcu
atau ketuanya para begal-begal, ditengah jalan ada begal yang berani
hendak membegalnya, ia menjadi geli dan tertawa gelak-gelak.
?Hahaa haaa katak dalam perigi yang tidak mengenal
luasnya jagat. Hei begal dogol, apakah engkau tidak mengenal
dengan Pangcu Sian hiong Sin??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
457
?Dengarkan, aku bukan mau kenal-mengenal tetapi tinggalkan
uang jalan, perintahku! Bila tidak kau dengarkan, jangan harap bisa
selamat melewati jalan ini!?
Sian Hong Sin menjadi murka mendengar kata-kata yang
serampangan ini. ia keprak maju kudanya dan menyerang Thia Kauw
Kim. Siapa segea mengangkat kampaknya untuk menangkis dan
balas melancarkan serangan mautnya.
Tiga puluh enam permainan jurus kampak mujijat membuat Sian
Hong Sin repot kebingungan dan terdesak terus.
Beberapa kali nyaris batok kepalanya terbelah oleh bacokan
bacokan kampak Kauw Kim yang dahsyat. Untuk menyelamatkan
jiwanya, terpaksa ia putar kudanya dan menyelamatkan diri.
Melihat tuan penolong kakak sepupunya dikalahkan begal muka
hijau itu, Lo Seng memajukan kudanya untuk melawn. Terjadilah
kini pertarungan yang seru antara kampak melawan tombak. Akan
tetapi serangan Kauw Kim dengan mudah dapat dihindari oleh Lo
Seng. Bahkan pada jurus ketiga lengannya telah dapat dilukai.
Lewat lagi dua jurus, pada jurus kelima pahanya tertombak lagi.
Belum sempat membalikkan tubuhnya, lagi-lagi punggungnya,
bokongnya dicecer dengan tusukan tombak Lo Seng yang lihai.
Dengan berkaok-kaok kesakitan Thia Kauw Kim putar kudanya
dan melarikan diri.
?Angin kencang! Awas angin kencang!?
Tatkala bertemu dengan Yu Cun Tat yang berjalan di belakang,
melihat keadaan adik angkatnya, kontan meluap amarahnya.
?Gite, siapa yang melukaimu??
?Celaka, angin kencang, mari kita balik saja!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
458
?Ah, aku harus bertemu dulu dengan orang itu dan coba-coba
satu dua jurus, kalau ternyata kita tidak sanggup, barulah kita
kembali masuk ke dusun lagi!?
Yu Cun Tat lalu memboleng-balingkan senjatanya dan
mendekati rombongan Lo Seng.
Dari kejauhan Sian Hiong Sin telah dapat mengenali siapa yang
mendatangi itu. maka Hiong Sin lalu mendekat Lo Seng dan
menahannya.
?Ah ternyata masih kawan sendiri, Lo hiantit jangan terburu
buru turun tangan!?
Yu Cun Tat pun mengenali siapa yang mengepalai rombongan
itu, ia jauh-jauh sudah meloncat turun dari kudanya dan memberi
hormat.
?Sian Jiko, tidak tahunya kau sendiri.?
Thia Kauw Kim menjadi tercengang, saudaranya itu bukannya
membalaskan kekalahannya, akan tetapi mereka saling memberi
hormat dan ngobrol asyik sekali. Ternyata mereka adalah kawan
kawan lama.
Kauw Kim lalu diperkenalkan. Lo Seng kembali mengeluarkan
obat-obatan untuk mengobati luka-luka Thia Kauw Kim.
Dengan bertambahnya rombongan Yu Cun Tat dan kawan
kawan, rombongan yang pergi ke Shoatang semakin besar
jumlahnya. Sepanjang jalan mereka mengobrol, bercanda, sehingga
sangat menyolok dan menarik perhatian para penduduk dan penguasa
setempat dan alat-alat negara.
Pada suatu hari, ketika mereka tiba di pintu kota bagian timur,
Sian Hiong Sin dapat melihat sebuah rumah penginapan yang sangat
besar, bertingkat serta berhalaman luas.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
459
Memikir tempat ini cocok sekali untuk rombongan berjumlah
besar bermalam. Nama rumah penginapan itu adalah KIE LIU
TIAM.
Pemilik rumah penginapan ini, pembaca pasti masih ingat,
mereka adalah kawan-kawan baik Cin Siok Poo yang bernama Kee
Jun Fu dan Liu Ciu Sin. Kedua sahabat itu berkongsi membuka
rumah makan dan rumah penginapan. Maka dari itu, memakai merek
Kee Liu Tiam dari nama-nama awal mereka, Kee Dan Liu.
Sian Hiong Sin sebagai kepala rombongan lalu menemui
pengurus rumah penginapan itu untuk mendaftarkan semua pengikut
yang akan bermalam di situ.
Jun Fu dan Ciu Sin menyambut para tamu itu dengan ramah dan
hormat. Mereka dipilihkan rumah-rumah yang bersih dan rapi
perabotannya.
Sian Hiong Sin memesan pula untuk dipersiakan delapan meja
besar di atas loteng untuk perjamuan teman-temannya.
Sian Hiong Sin mengajak kawan-kawan naik ke atas loteng dan
berjamu sambil omong-omong. Sedangkan para keeteng dan
keeciang berada di bawah sebagai hamong tamu (penjaga kalau
kalau ada kawan yang baru datang).
Tidak berselang lama dari kota Lauwcihu telah datang Kim Kak,
Tong Hoan (dua kapten polisi yang dulu mengawal Sok Poo pada
waktu dibuang ke Yansan). Disamping dua kapten polisi tersebut,
turut pula Nio Shu Tauw dan Teng Thian Kheng.
Kedatangan keempat tamu dari Lauwcihu dilaporkan kepada
Sian Hong Sin. Mereka dibawa naik, saling memberi hormat dan
berkenalan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
460
Tengah mereka asyik bercakap-cakap, seorang keeteng kembali
memberikan laporan bahwa ada tamu-tamu baru yang datang dari
San See, Tay Goan. Merekapun dipersilakan naik.
Ternyata yang datang itu adalah Ga Ciauw (menantu Tongkong
Lie Hian) Khut Tut Ek. Seng Goan Soe, Oey Tian Hauw, Kim Kim
Ciok, Cia Eng Feng, Pok Hwie Tiong dan Hui Thian Hie, Kut Tut
Tong. Mereka lalu berkenalan.
Belum lagi perkenalan itu selesai, dari bawah tangga terdengar
Bokhie dipukul berdentang-dentang ? tong ? tong.
Dan di pintu loteng segera muncul seorang pendeta tinggi besar
yang tidak lain adalah Hweshio Gui Tin. Beliau datang bersama
sastrawan dan ahli perbintangan ulung Cie Cik (Ji Bouw Kong).
Jie Bouw Kong telah dapat membaca pertanda-pertanda di langit
bahwa, pada bulan sembilan tanggal dua puluh dua, di Shoatang akan
berkumpul orang-orang gagah yang bakal mengubah roda
pemerintahan di negeri tengah yang Buto.
Maka sengaja datang untuk mempersatukan. Ibarat bahan
bangunan, Cie Bouw Kong sebagai tukang batu yang akan
mengumpulkan pasir, batu kawur, semen merah dengan semen dan
air. Sehingga mereka menjadi satu kekompakan yang berkekuatan
maha ampuh dan gerigisi.
Kedatangan kedua tokoh inipun mendapat sambutan yang
hangat. Segera hidangan-hidangan disuguhkan, arak ditambah dan
perjamuan menjadi lebih ramai.
Pada saat itu dibawah telah datang dua pengunjung baru. Mereka
adalah kepala-kepala bajak laut yang cukup terkenal. Akan tetapi
para Keeceng dan Keeciang yang hamong tidak mengenali mereka,
maka didiamkan saja.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
461
Kedua kepala bajak itu adalah Louw Beng Goat dan Louw Beng
Seng. Karena di atas loteng sudah penuh, maka kedua saudara Louw
itu lalu mengambil tempat duduk di bawh dan memesan makanan
dan arak.
Suasana di atas loteng ramai dan sebentar-sebentar meledak
tawa yang gemuruh.
Sesekali ada yang berjingkrak dan mengadruk-ngadrukkan kaki
ke lantai sehingga debu dan pasir-pasir meluruk.
Yang sering berjingkrak-jingkrak dan gadruk-gadruk kaki itu
adalah Thia It Long alias Thia Kun Kim.
Hari itu ia benar-benar merasa sangat gembira. Betapa tidak?
Kalau dipikir-pikir, dahulunya ia hidup begitu miskin, istilahnya
melarat ngempet pakaian tok ji bi ji (celana satu baju satu),
makannya bubur garam, kemana-mana dihina dan diejek orang.
Akan tetapi sekarang pakaiannya mentereng, makanan apa saja
bisa dibeli. Ditambah kenalan-kenalannya adalah orang-orang
ternama. Maka tidak terkatakan betapa suka citanya.
Kedua saudara Lauw murka sekali, arak dan masakan yang
hendak disntapnya kejatuhan debu, pasir dan batu-batu krikil.
Mereka mengkal dan meluap amarahnya lalu bangkit dan
memaki-maki orang-orang yang berada di atas loteng.
?Bangsat yang di atas, jangan seenaknya sendiri! Lihatlah semua
makanan dan minuman telah kejatuhan pasir dan debu. Jangan terlalu
congkak dan jumaw. Lihat-lihat dong! Gedebrak-gedebruk seenak
udelmu sendiri, tanpa mengingat bagaimana orang-orang yang
hendak makan di bawah, bangsat!?
Thia Kauw Kim yang sering gadruk-gadrukkan kaki ke lantai
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
loteng mendengar caci maki ini menjadi marah. Ia lari menuruni
tangga dan balas memaki dua saudara Louw itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
462
?Kau bilang apa tadi hah? Bangsat? Kalian yang bangsat.
Mengapa kalian tidak naik ke loteng? Salahmu sendiri toh jajan pilih
di bawah sudah kalian sengaja memilih tempat di sini mengapa harus
marah??
?Tutup bacotmu! Muka jelek, kami memang mau menghajar
rupamu, majulah!?
?Kurangajar, bangsat sambar dedap, berani memaki dan ngata
ngatain muka dan rupaku? Anjing geladak, belum kenal sama Thia
Lo Hauw hah??
?Apa yang ditakutkan dengan segala macan tua??
Thia Kauw Kim sudah tidak dapat menahan sabar lagi, lalu
melancarkan serangan dengan tendangan dan tinjunya. Akan tetapi
kedua saudara Louw sangat gesit. Mereka mengempos dan balas
menyerang. Terjadilah perkelahian yang sangat seru. Meja kursi
banyak yang terbalik dan mengeluarkan suara gedombrangan yang
gaduh.
Sian Hiong Sin dan kawan-kawan mendengar keributan di
bawah, segera berlari turun. Demikian juga kawan-kawan yang
berada di atas. Mereka beramai-ramai turun ke bawh untuk melihat
peristiwa apa yang telah terjadi.
Pada saat itu, tangan Kauw Kim telah dapat ditangkap olehBeng
Seng. Ia kelabakan dan meninju dengan tangan kiri. Apa mau, Beng
Goat telah menghalang dan menangkap tangan yang sebelah itu.
Dengan kedua tangan dipegangi oleh kedua saudara Lauw itu,
Kauw Kim menjadi ripuh, mencak-mencak tapi tidak bisa polah,
persis seperti permainan Egrang (anak-anakan kratorn yang diberi
benang dan diikat diantara belahan bambu, kalau ditekan akan
loncat-loncat dan tangannya terangkat-angkat).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
463
Kedua saudara Louw dengan bebas mendekat lalu menghajar
Kauw Kim sepuas-puasnya. Kepala, dada muka, mulut hidung
darah mengalir dari hidung bagaikan botol sirop merah yang rengat.
Thia Kauw Kim dipoteng-poteng dan dijotosi dari kiri dan
kanan. Ia tak berdaya, hanya bisa memaki-maki sambil meludahi
kedua saudara Louw itu.
Untunglah disaat yang kritis itu Sian Hiong Sin dan kawan
kawannya keburu datang. Hiong Sin sebagai Pangcu atau ketua para
kaum Lioklim, sudah dengan sendirinya mengenali siapa saja. tidak
terkecuali dua kepala bajak laut itu. maka segera perkelahian itu
dihentikan.
?Jiwe Louw Hengtiang, hentikan perkelahian itu, kita adalah
kawan sendiri.
Louw Beng Goat dan Louw Beng Seng mendengar suara Hiong
Sin segera melepaskan Thia Kauw Kim dan buru-buru menjura.
Thia Kauw Kim yang babak belur dan matang biru kelincutan.
Kali ini ia ketemu batunya. Menggunakan lengan bajunya ia usap
usap bibir dan hidungnya yang bonyok. Sungguh kasihan,
keadaannya seperti anak kecil yang kalah berhantam.
Hong Sin lalu mengajak kedua saudara Lauw itu naik ke loteng
dan diperkenalkan dengan kawan-kawan semua yang telah berada di
situ. Peristiwa yang unik dan menyolok itu menarik perhatian kedua
pemilik rumah makan itu. Jun Fa dan Ciu Sin lalu berunding.
?Liu Hengtiang, hari ini rumah penginapan kita, telah
kedatangan tamu-tamu yang jumlahnya sangat banyak. Perangai,
dandanan, gerak-gerik mereka sangat mencurigakan. Saya
mempunyai firasat, diantara sekian orang itu pasti terdapat
perampok-perampok yang dicari oleh Cin Toako.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
464
Diantara mereka pasti juga ada yang bernama Yu Kim dan Tan Tat
itu. oleh karena itu Liuheng, baik awasi terus gerak-gerik mereka dan
layani secara wajar. Secara diam-diam aku pergi ke Lie Shia
menjumpai Cin Toako dan melaporkan hal ini.?
?Keeheng, akupun juga sependapat denganmu. Orang-orang ini
aneh-aneh, bicaranya ada yang kasar, terocoh (kotor mulutnya), ada
yang jelalatan, bringas dan serem-serem. Maka cepat-cepatklah
Keeheng pergi menemui Cin Toako. Kalau laporan kita ini benar,
bukankah akan meringankan tugas Cin toako??
Kee Jun Fu lalu mengumpulkan para pelayan dan koki. Mereka
dipesan supaya melayani baik-baik para tamu itu. kemudian melalui
pintu belakang ia pergi ke rumahnya Cin Siok Poo.
Pada waktu itu, Cin Siok Poo baru separo sembuh dari luka-luka
yang dideritanya. Maka jalannya masih belum mantap, sempoyongan
dan perih sekali.
Menerima laporan Jun Fu, Siok Poo bergegas menemui Kapten
Hoan Hauw. Mereka bertiga lalu pergi ke rumah penginapan Kee Liu
Tiam.
Dari kejauhan sudah terdengar gelak tawa senda gurau yang
ramai dan klunting-klunting beradunya sumpit, cawan, piring dan
benda-benda alat pesta lainnya.
Cin Siok Poo menjadi bersemangat. Ia mendahului kedua
temannya menaiki tangga loteng untuk melihat wajah para tamu itu.
apa mau, justeru yang duduk menghadap ke pintu tangga itu adalah
Sian Hiong Sin.
Celaka! Siok Poo khawatir dirinya dikenali gerombolan orang
banyak itu bila Sian Hiong Sin menegurnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
465
Maka cepat-cepat membalikkan tubuh dan ingin turun pula.
Akan tetapi, Hiong Sin begitu melihat Siok Poo segera berseru
memanggilnya.
?Siok Pooheng! Kebetulan sekali engkau juga datang. Mari
mari, kuperkenalkan dengan tokoh-tokoh Kangouw!
Tidak bisa menghindari lagi. Terpaksa Cin Siok Poo masuk ke
dalam dan memberi hormat kepada Hiong Sin dan yang lain-lain.
Kedua kapten polisi Ceelamhupun juga masuk. Mereka adalah
Hoan Hauw dan Ling Beng. Bertiga berjalan melalui Thia Kauw
Kim dan duduk didekatnya Hiong Sin, terus saja asyik pasang
omong.
Yu Cun Tata melihat adik angkatnya mengawasi Siok Poo
dengan tak berkesip, segera ditariknya lengan baju adik angkatnya
itu..
?Gite, katanya kau kenal baik dengan Cin Toako, kenapa dia
tidak menegurmu??
Thia Kauw Kim menjadi ungu mukanya yang hijau, ia menjadi
belingsatan dan kontan bangkit dari kursinya. Dengan langkah
seperti Brotoseno ia menghampiri Cin Siok Poo dan menudingkan
jari telunjuknya.
?Manusia rendah budi, kalau sudah menjadi orang,
berkedudukan tinggi dan orang terkemuka, lalu melupakan orang
orang yang pernah menolongnya. Macam kau begini tak kuduga
kalau hatimu begitu menjijikkan, fui ?
Cin Siok Poo yang benar-benar telah lupa kepada Thia Kauw
Kim karena peryubahan kondisi badan, ia menjadi gelagapan dicaci
maki, diludahi dan dituding-tuding. Ia bangkit dan menegur dengan
sopan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
466
?Hengtiang memaki siapakah? Aku toh belum kenal kepada
Hengtiang, kesalahan apakah yang pernah aku perbuat??
?Hahaaa haaa senprul sontoloyo, manusia rendah tak
kenal budi! Tay Peng Long, masih ingatkah tatkala engkau masih
kecil bersama ibumu menumpang di rumahku? Kanpung Pan Liu
Tin? Bagaimana ibuku dan aku merawatmu sampai besar? Sekarang
setelah engkau berkedudukan tinggi menjadi orang terpandang dan
terkemuka di masyarakat, lalu melepaskan kebaikan danbudi orang
orang yang telah menolongmu. Huh, tidakkah patut aku meludahi
mukamu dan mencaci maki kebodohanmu yang rendah dan busuk
itu??
Bagaikan disengat kalajengking, Cin Siok Poo terperanjat tatkala
mengetahui bahwa orang jangkung agak bongkok, bermuka buruk,
cecel bocel dan seram itu adalah tuan penolongnya semasa kecil.
Maka cepat-cepat ia menjatuhkan diri dan berkui memberi hormat
kepada Thia Kauw Kim.
?Oh kiranya engkau adalah Thia It Long Inheng, sungguh aku
tidak dapat mengenali engkau. Harap dimafkan!?
Thia Kauw Kim tertawa gelak-gelak tatkala Cin Siok Poo
berlutut di bawah kakinya. Dengan bangga dan jumawa ia menoleh
kepada Yu Cun Tat serta berkkata,
?Yu Toako, kau lihat bagaimana? Begitu mendengar namaku
Cin Siok Poo akan menyembah-nyembah seperti kuli pada tuannya
hahaa ? haaa ? hahaaa ? aku toh tidak mendustaimu bukan??
Thia Kauw Kim lalu memegang pundak Siok Poo dan
dibangunkan.
?Aku girang karena kau telah ingat kepadaku. Duduklah!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
467
Thia Kauw Kim lalu kembali ke tempat duduknya semula,
dengan rasa puas dan bangga hatinya benar-benar mongkok dapat
membuktikan kata-katanya.
Kemudian Hiong Sin salu menyampaikan pidatonya.
?Saudara-saudaraku semua, besok pagi-pagi adalah hari ulang
tahun yang ke enam puluh dari Ibu Cin Siok Poo Heng. Kini putera
dari ibu itu hadir di sini, maka harap semua memberikan salam dan
persilakan Siok Poo Heng untuk membalas dengan menyuguhi
secawan arak kepada kawan-kawan semua.
?Akuurr ? setuju ? setuju ? ?
Orang-orang gagah itu lalu berdiri, dan masing-masing
membongkokkan badan memberi hormat kepada Cin Siok Poo yang
parah. Maka tatkala ia sampai pada giliran Hiong Sin, Cin Siok Poo
sudah sangat letih dan tidak tahan lagi, tubuhnya sempoyongan dan
jatuh terjerembab. Untunglah cawan itu tidak pecah dan sempat
dijambret oleh Sian Hiong Sin. Pangcu para tokoh Lioklim itu
menjadi terheran-heran.
?Siok Pooheng, kau kenapa? Apakah masuk angin??
Hoan Hauw dan Liang Beng hampir berbareng memberikan
jawaban, sebab musabab keadaan Cin Siok Poo. Karena sudah
sampai batas waktunya, belum juga berhasil menangkap dua kepala
rampok yang merampas upeti raja muda Ko San Ong, maka dijatuhi
hukuman rangket sampai berlipat ganda oleh Cie Yu Tek, Tie Koan
kota Ceelamhu.
Mendengar keterangan ini, hampir berbareng menyumpah dan
mencaci maki kedua begal tengik itu.
?Sungguh kurangajar kedua begal itu. nyalinya begitu besar
berani meampas barang-barang upeti Ko San Ong sehingga membuatKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
468
Siok Pooheng tersiksa hem geladak, bangsat tengik tak tahu
diri.
Yu Cun Tat wajahnya seketika berubah pucat pasi. Tubuhnya
gemetar panas dingin, seperti orang yang terjangkit penyakit malaria
tropika. Ia erat-eat memegang tangan Thia Kauw Kim, memberi
isyarat supaya tutup mulut dan tidak membocorkan rahasia mereka.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akan tetapi Thia Kauw Kim memang DOGOL dan BLOON,
dengan suara lantang ia berkata.
?Liauwte sekalian, jangan memaki sembarangan yang tidak
karuan, kedua begal yang merampok barang-barang Yo Lim itu
bukannya Yu Kim dan Tan Tat, akan tetapi aku Thian Kauw Kim
dan Toakoku Yu Cun Tat.
Semua yang mendengar keterangan ini menjadi terperanjat dan
saling pandang. Cin Siok Poo loncat ke tempat duduk Thia Kauw
Kim dan menekap mulutnya.
?Inheng, mengapa sembarangan berkata begitu? Kalau sampai
terdengar alat negara, kita bisa celaka!?
?Tidak apa, tidak apa, sesungguhnya memang kami berdua
melakukan, kenapa harus ditutupi??
Sungguh tolol dan bloon si dogol bemuka hijau ini.
?Heiya, inheng ini bagaimana, jangan keras-keras!?
?Tay Peng Long, karena perbuatanku sehingga engkau
menderita disiksa sedemikian hebatnya, lekaslah ambil tambang
untuk mengikat diriku dan serahkan kepada atasanmu!?
Cin Siok Poo dan yang lain-lainnya menjadi melengah
mendengar kata-kata Thia Kauw Kim yang begitu bloon.
?Inheng (saudara yang budiman), walau siautee seorang kasar,
akan tetapi tidak memiliki jiwa yang demikian rendahnya? TidakKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
469
nanti aku lupakan kebaikan budimu, tidak nanti siautee bertindak
yang melanggar Gie Khie. Bila Inheng tidak percaya, lihatlah
buktinya!?
Cin Siok Poo lalu mengeluarkan papan tanda tugas (firman).
Dihadapan orang-orang gagah papan itu dihantamnya sehingga patah
menjadi beberapa potong.
Menyaksikan ketulusan, kemuliaan dan kejantanan Cin Siok Poo
ini, orang-orang gagah itu hampir berbareng menyatakan kata-kata
pujian. Sungguh seorang sahabat sejati yang mengenal budi dan
kesetia-kawanan. Sungguh mulia dan patut ditiru.
Pujian-pujian bersahut-sahutan, suaranya menggema bagaikan
tawon kumbang yang digebah galah sarangnya. Menggunakan
kesempatan yang baik inilah Jie Bouw Kong bangkit dan buka suara.
?Cuwe Enghiong sekalian, pertemuan para orang gagah seperti
yang terjadi saat sekarang ini sukar sekali didapatkan.
Kita semua telah menyaksikan bagaimana keluhuran budi, kesetiaan
dan kejantanan dari Cin Sok Poo dalam membela sahabat, penolong
yang begitu mengharukan. Oleh karena itu, aku mengusulkan untuk
kita angkat saudara.
Bersama-sama menyatakan hidup senang sama dirasakan, susah
sama dipikirkan, dan ada yang lemah kita dukung dan bantu, yang
kuat suka mengulurkan tangan.
Entah bagaimana pemikiran Ciongswe sekalian akan hal usulku ini??
Suara spontan mereka bersahut-sahutan ?? setuju ? setuju ?
akururr ? banget ? acc ? yo apik ? ah mantul ? agree ? ??
Bukan main girangnya hati Ji Bouw Kong. Ia lalu
memerintahkan para pelayan mengatur tempat sembahyangan,
persumpahan angkat saudara orang-orang gagah. Mereka satu
persatu secara urut menulis nama, asal usul, kelahiran dan umurnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
470
Ji Bouw Kong lalu menyusun surat persumahan itu. Mereka
yang tercatat secara urut menurut usianya adalah sebagai berikut :
Tahun kedua dari pemerintahan Tay Giap (Yo Kong Swei Yang
Tee menguasai pemerintahan), tahun Masehi 606, tanggal 22 bulan 9
atau Kauw Gwee Ji Ji, berkumpul di sebuah rumah makan Kee Liu
Tiam orang-orang gagah dari segenap daerah untuk menyatakan
sumpah setia sebagai saudara sehdup semati.
Senang sama dirasakan, susah sama dipikul urut dari yang tertua
adalah : Cie Cek (Ji Bouw Kong), Gui Ting, Cin Kiong (Cin Siok
Poo), Sian Tong (Sian Hiong Sin), Thio Kong Kin, Soe tay Nay, Oei
Ti Lam, Oei Ti Pak, Louw Beng Seng, Louw Beng Goat, Lam Yan
Peng, Pak Yan To, Pek Hian Tong, Hoan Hauw, Liang Beng, Kim
Kak, Tong Hoan, Kut Tut Tong, Kut Tut Ek, Cee Kok Wan, Lie Ji
Kui, Kee Jun Fu, Liu Ciu Sin (pemilik rumah makan), Ong Yong, Yu
Tong, Yu Cun Tat, Thia Kauw Kim, Ko Su Touw, Teng Thian
Kheng, Seng Gan Su, Oay Thian Hauw, Lie Seng Liong, Han Seng
Pa, Thio Hian, Ho Kim Ciok, Cia Eng Teng, Pok Hwe Tong, Hui
Thian Hie, Ca Ciauw dan Lo Seng..
Tiga puluh sembilan oang gagah bersumpah, walaupun
tidaklahir pada waktu dan jam serta hari yang sama, akan tetapi
mohon kepada Thian untuk mati bersama.
Setelah surat itu dibacakan oleh Ji Bouw Kong, semua berlutut
dan bersembahyang sujud kepada Thian.
Selesai sembahyag lalu minum Ciucing, masing-masing
mencabut pedang, menggores lengan dan darah dicampur di cawan
arak. Urut dri yang tertua terus diminum bersama secara bergiliran.
Karena sembahyangan pengangkatan saudara ini sehingga tanpa
teras hari sudah malam.
Cin Siok Poo lalu menyarankan untuk tutup mulut akan halnya
Thia Kauw Kim, sehingga alat negara tidak mengetahuinya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
471
Kemudian ia minta diri untuk pulang ke rumah.
?Aku minta diri untuk kembali ke dalam kota bersama Piaotee
(adik sepupu). Besok kunantikan kedatangan saudara-saudaraku
sekalian di rumah.
Semuanya menyatakan baik, maka Siok Poo lalu memberi
hormat kepada sekalian saudara-saudaranya dan bersama Lo Seng
kembali ke kota.
Tatkala ibu Siok Poo melihat keponakannya begitu keren, gagah
dan cakap menjadi sangat girang. Dengan sederhana diadakan pesta
untuk menyambut sang keponakan.
Isteri Cin Siok Poo disuruh keluar untuk menemui asik iparnya
ini.
Mereka makan minum dan menceritakaan keadaan keluarga
masing-masing dengan asyik. Tanpa terasa percakapan itu berjalan
sampai jauh larut malam.
Siok Poo lalu mengajak piaoteenya tidur bersama satu ranjang,
sedangkan enkimnya (ibu Cin Siok Poo) semalam suntuk berprihatin
ditemani Thio Sie (isteri Siok Poo) menyambut terbitnya sang fajar.
? ooOoo ?
BAB XXVI
DI DALAM THIA KAUW KIM
MENGADU DUA JAGO
YO LIM BERHASIL MEMBEKUK
THIA KAUW KIM DAN YU CUN TATKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
472
PADA keesokan harinya, Cin Siok Poo menemui pengurus
Klenteng Touw Tee Bio yang terlletak di belakang rumahnya, untuk
meminjam ruangan dan halaman kelenteng itu untuk perjamuan
dengan saudara-saudara angkatnya. Hal ini mengingat rumahnya
terlalu kecil, juga bila diadakan di rumahnya bisa menimbulkan
kecurigaan dari para tetangga terutama alat-alat keamanan kampung.
Kira-kira jam setengah delapan, kawan-kawan Siok Poo telah
datang secara berduyun-duyun. Mereka memberikan kado-kado dan
mengucapkan selamat panjang umur kepada ibu Siok Poo.
Setelah semuanya berkumpul, Cin Siok Poo, isteri dan adik
sepupunya menjamu para saudara angkat itu dengan minum arak dan
makan bakmi kuah panjang umur.
Selama itu, ibu Cin Siok Poo belum kelihatan muncul. Maka
salah seorang saudara angkat lalu menanyakan dan mengusulkan
supaya Cin Lo Thay-thay suka keluar. Dengan demikian mereka bisa
secara langsung memberikan hormat dan selamat panjang umur.
Cin Siok Poo didesak sana sini menjadi tidak enak juga kalau
tidak mengundang ibunya keluar. Maka ia minta adik sepupunya
yaitu Lo Seng untuk menemani kawan-kawan. Ia bersama isterinya
pulang mengundang ibunya.
Tatkala tiba di halaman depan kelenteng Tow Tee Bio, ibu Cin
Siok Poo tiba-tiba tubuhnya gemetar, menggigil keras seperti orang
sakit Katisen yang angot (tak bisa bergeak).
Cin Siok Poo dan isterinya terkejut dan sangat heran.
?Bujin (ibu) kau kenapa? Apa ibu kurang enak badan??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
473
?Hehehee hehee orang-orang yang berkumpul itu serem
serem dan menakutkan ibu hehee hehe apakah mereka
gerombolan rampok yang kejam dan sering mengacau rakyat ibu
takut Peng Ling lekas bawa ibu ulang heheee hehee!?
Cin Siok Poo lalu dengan sabar memperkenalkan dan membujuk
ibunya supaya mau keluar. Bila tidak mau menemui para tamu,
sungguh tidak enak.
?Ibu jangan takut, mereka adalah orang baik-baik, yang bermuka
ungu dan tinggi gendut itu adalah Sian Ji Wangwe, orang kaya raya
dan dermawan dari Ji Hian Cung.
Yang seperti Sinshe itu adalah Ji Bouw kong sedangkan yang
membawa kias dan berdandan seperti Siucay (sastrawan) itu adalah
Ca Ciauw, menantunya orang berpangkat yaitu Tongkong Lie Hian
dari Taygoan.
Yang tinggi jangkung, wajahnya bocel-bocel (seperti orang yang
pernah terkena dan cacar air & bolong-bolong) dan berwarna hijau
tua itu adalah penolong kita Thia It Long.?
Satu persatu Cin Siok Poo memperkenalkan saudara-saudara
angkatnya itu kepada ibunya.
Thia Kauw Kim yang menunggu-nunggu sekian lama, tetapi ibu
Cin Siok Poo tidak muncul-muncul juga menjadi tidak sabar. Ia
melangkah keluar dan ketika melihat ibu Siok Poo berdiri di luar
pelataran kelenteng. Ia segera berlari menghampiri dan berlutut.
?Lo Pekbo, siautit Thia Kauw kim, memberi ucapan selamat
panjang umur.?
Ibu Cin Siok Poo gelagapan, ia berpaling kepada puteranya dan
menegaskan.
?Apakah ini Thia It Long??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
474
?Benar ibu, Inheng inilah Thia It Long!?
Cin Lo Thay-thay lalu membangunkan Kauw Kim dan
menanyakan pada Kauw Kim akan hal ibunya.
?Bagaimana keadaan Lengtong, apakah baik-baik saja??
?Keebo (ibuku) sehat dan baik-baik saja. Nasi, daging, dan
segala sayuran ia suka makan, asalkan jangan yang sudah busuk.?
Ibu Siok Poo menjadi tertawa geli mendengar keterangan ini.
?Marilah Lopekbo keluar untuk menemui para saudara yang
hendak menyampaikan ucapan selamat panjang umur kepada
pekbo!?
?It Liong, biarlah aku disini saja, saya takut dan ngeri melihat
dandanan orang-orang yang serem-serem itu.?
Cin Siok Poo dan Thia kauw kim tidak berdaya, mereka hanya
bisa saling pandang dan tidak tahu apa yang harus dilakukan?
Dari meja perjamuan, kembali terdengar suara-suara yang
menanyakan, kenapa Siok Poo dan ibunya belum keluar keluar juga.
Apakah mereka segan menemui mereka?
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mendengar seruan pertanyaan ini, Thia Kauw Kim yang dogol
dan Bloon itu, segera ambil keputusan untuk membopong ibu Siok
Poo keluar menemui saudara-saudara angkatnya.
?Lopekbo jangan takut. Siautit akan menggendongmu untuk
menemui para Giheng dan Gite.
Senteyot, ibu Cin Siok Poo dipeluk dan dibopong dibawa
keluar.?Ah, It Long engkau sudah berumur tetapi masih tetap nakal!?
Tiba-tiba diambang ruangan perjamuan, Thia Kauw Kim segera
berkaok-kaok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
475
?Saya sudah memberi hormat dan menyampaikan ucapan
selamat panjang umur kepada Lopekbo. Sekarang Lopekbo
kudukung menemui saudara-saudara. Lekaslah kalian berlutut dan
mengucapkan selamat panjang umur!?
Tiga puluh tujuh saudara-saudara angkat itu tanpa pikir panjang
menurut seruan Thia Kauw Kim. Mereka berlutut dan mengucapkan
selamat panjang umur.
Hal ini membuat repotnya Cin Siok Poo. Ia cepat-cepat berlutut
dan membalas setiap pemberian hormat untuk mewakili ibunya. Sang
ibu prontal tidak berdaya karena dipeluk kencang-kencang oleh Thia
Kauw Kim.
BERSAMBUNG
Apa maksud Thia Kauw Kim mengadu Lo Seng dengan Sian Hiong
Sin?
Siapa yang menang dalam perkelahian itu?
Bagaimana akibat dari pertarungan itu?
Menyesalkah Thia Kauw Kim setelah Lo Seng marah dan
meninggalkan perjamuan dan langsung pulang ke Yan San?
Bagaimana sika Cin Siok Poo atas kelakuan Thia kauw Kim yang
Dogol dan Bloon itu
Bacalah jilid yang ke Empat Belas
SEGERA TERBIT ! !Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
476
JILID 14
? TANGAN yang murni akhirnya akan lebih berhasil daripada
tangan yang kuat.
? TINGGALLAH tenang dan kau akan dapat menguasai segala
orang.
? JATUH-JATUH tak apa. Bangkitlah supaya tidak terinjak
orang yang kuat.
? RINGKAS dan tegas lebih baik daripada berbelit-belit!
(Kiriman Dhyana)
TATKALA melihat Sian Hiong Sin, Cin Lo Thay-thay segera
menegurnya.
?Kami ibu dan anak merasa sangat berterima kasih kapadamu,
sungguh beruntung hari ini bertemu denganmu.?
?Mengapa Cin Lo thay-thay berkata demikian? Sungguh kami
tidak berani menerimanya.?
?Ulang tahun dari Losin (aku yang tua) sesungguhnya tidak
perlu diramaikan, segala bingkisan dan penghormatan ini sungguh
hanya membuat Liatwee repot saja.
?Mana berani kami tidak merayakannya, dan bingkisan
bingkisan yang tidak berharga ini apakah ada artinya? Harap
Lopekbo tidak menolaknya.?
Ibu Siok Poo lulu rnenghaturkan terima kasih dan minta kepada
Thia Kauw Kim membawanya masuk kerumahnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
477
Siok Poo lalu menemani saudara-saudara angkatnya pesta pora,
makan minima sambil ngobrol ramai sekali.
Tengah berlangsung kemeriahan ini bapak Cin An datang dan
memberikan laporan.
Cinya, di rumah datang banyak sekali Kie pay Kie pay dan
pembesar-pembesar negeri yang akan mengucapkan selamat hari
ulang tahun Lo thay-thay, harap Cinya pulang untuk menernuinya.
Siok Poo lalu mewakilkan Lo Seng sebagai tuan rumah dan
menemani kawan-kawan terus berpesta, sedang ia sendiri mengikuti
bapak Cin An pulang ke rurnah.
Dalam perjamuan itu hanya diisi dengan senda gurau, ngobrol
ngobrol dan senda gurau dan makan minum. Melihat altraksi kurang
hebat, Thia kauw Kim si dogol bloon ini, timbul ingatan untuk
membuat gara-gara, seperti juga Kisah Kongso Adu Jago!
Ia mambuka seguci arak keras, mengambil nampan dan cawan
cawn disusun diatasnya. Ia berjalan keliling menyuguhkan arak itu
kepada semua kawan.
Thia Kauw Kim jelas sekali mengetahui bahwa diantara tiga
puluh delapan saudara angkat itu (tidak terhitung Siok Poo yang
sedang pulang) hanya Sian Hiong Sin dan Lo Seng yang
kepandaiannya paling lihay.
Maka niatnya hendak menggosok mereka sehingga ada
pertarungan. Sengan demikian altraksi perjamuan itu akan lebih
meriah. Tatkala ia sampai didepan Hiong Sin segera
membongkokkan badan menyuguhkan secawan arak sambil berbisik.
?Herhati-hatilah! Adik sepupu Cin Kiong katanya akan
mematahkan tulang igamu, dia katakan engkau pangcu kkaum
Lioklim kurang patut, kaena kepandaianmu tidak cukup tinggi!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
478
Sian Hiong Sin sambil minum melirik kurang senang kepada Lo
Seng. Lo Seng sendiri sama sekali belum mengetahui akan hal itu.
Dilirik Hiong Sin ia memanggutkan kepala dan balas tersenyum.
Senyum ini menambah murupnya amarah Hong Sin ?.. gila, dia
benar-benar jumaw dan sombong sekali, senyumnya begitu
mengejek .. huh .. dia kira aku merasa takut??
Thia Kauw Kim terus berjalan keliling menyuguhkan arak-arak
itu. tatkala sampai di tempat Lo Seng, iapun membongkok dan
membisikkan kata ke telinga Lo Seng.
?Saudara Lo harap kau berhati-hati, Hiong Sin yang bermuka
ungu itu kurang senang dengan tingkah lakumu. Ia akam
menghajarmu sampai babak bundas.?
Lo Seng kaget, ia menahan cawan araknya dan menanya. ?Apa
sebabnya ia hendak memukulku??
?Katanya engkau terlalu jumawa, mengagul-agulkan derajatmu
sebagai kongcu, putera panglima besar Yan San Lo Gee, maka
dianggapnya tidak memandang sebelah mata kepadanya. Oleh karena
itu berlakulah hati-hati, ia akan cari gara-gara supaya bisa
memukulmu.?
?Hemm kau kira aku takut dengan kepala rampok itu? boleh
coba nanti, aku atau dia yang bakal keok??
Thia Kauw Kim senang sekali. Ia lalu mengangkat nampannya
dan kembali ke tempat duduknya sambil tertawa cengar-cengir
seperti kera mencium terasi.
Sementara itu Hong Sin sambil makan minum sebentar-sebentar
melirik kepada Lo Seng. Sebaliknya Lo Seng yang duduk diseberang
juga berbuat yang sama. Mereka sering pelotot-pelototan mata dan
mulai bergolak panas darahnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
479
Tidak berselang lama, perjamuan di lorot, piring, pinggan,
mangkok dan cawan-cawan disingkirkan, waktu untuk beristirahat.
Kedua jago yang dibakar dan dipanas-panasi itu mulai mencari
kesempatan untuk bisa berkelahi. Hiong Sin yang berada di dekat
pintu itu segera bangkit dan berdiri bertolak pinggang di tengah
tengah jalan. Lo Seng sengaja berjalan menabraknya. Bruuk ?
wuuuss ? blang ? karena tenaga Lo Peng memang luar biasa kuatnya,
hingga tubuh Hiong Sin yang tinggi besar itu terpental beberapa
meter jauhnya dan menimpa meja. Meja dan orangnya roboh dan
bergulingan ke lantai menimbulkan suara yang gaduh.
Orang-orang yang antri yang hendak berjalan keluar menjadi
kaget. Mereka berbalik dan mencari tahu sebab musabab peristiwa
yang terjadi itu. Hiong Sin segera melompat bangun dan memaki.
?Bocah edan, kau kira aku takut dengan kebangsawananmu?
Jangan kau agul-agulkan pangkat ayahmu hah? Hiong Sin tidak jeri
terhadap siapapun!?
?Kepala rampok yang licin, kau kira aku takut pada mukamu
yang ungu itu? majulah! Aku atau kau yang akan sungsang sumbal
babak belur??
?Gila bocah kemarin sore berani pentang mulut didepan
toayamu! Das ? das ? prakk ? duk ? wuss ? jiaatt.?
Tengdangan Hiong Sin dapat ditangkap, kakinya diputarkan dan
tubuhnya didorong sehingga Hiong Sin kembali terpental menubruk
meja. Ia loncat bangun dan merangsek lagi, akan tetapi Lo Seng
memang kuat dan lihay.
Selalu saja tendangannya dapat ditangkap dan dibanting,
sehingga baju Hiong Sin koyak-koyak.
Kepalanya benjol bendut, hidung, mulut dan beberapa bagian
tubuhnya terkelupas kulitnya merembes banyak darah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
480
Orang-orang gagah tidah berdaya untuk memisahkan, mereka
saling berbaku hantam dengan seru dan mengeluarkan ilmu-ilmu
simpanan yang hebat.
Thia Kauw Kim berdiri di pojokan dan tertaw gembira sekali.
Untunglah suara ribut-ribut dan gaduh itu sampai juga ke rumah
siok poo, ia segea berlari menuju kelenteng untuk melihat apa yang
telah terjadi.
Dalam pada itu Hiong Sin semakin parah. Perkelahian itu tidak
seimbang. Hiong Sin dibuat mainan oleh Lo Seng, dihajar, dibanting,
dilemparkan sehingga keadaannya memelas sekali.
Demi melihat pemandangan ini, marahlah Siok Poo, ia
membentak menghentikan tindakan adik sepupunya lebih jauh.
?Piaotee tahan! Sebagai orang yang pernah muda, kenapa
engkau berbuat keterlaluan??
?Piaoko, dia memaki adik, mengatakan aku jumawa dan terlalu
mengagul-agulkankan kedudukan ayah. Sengaja ia mencari setori
untuk menjajal kemampuanku. Sekarang tahu rasa dia. Majulah!?
?Bocah edan, kau yang terlebih dahulu mau mematahkan igaku,
kau katakan sebagai Pangcu sampai dimana sesungguhnya
kepandaianku, benar-benar kau tidak pandang sebelah mata
terhadapku. Kau kira aku takut??
Sian Hiong Sin melabrak. Dan sekali lagi tinju Lo Seng
bersarang ke dagu Hiong Sin sehingga terjerembab jatuh terkapar ke
lantai.
Melihat tuan penolongnya dihajar babak belur oleh adik
sepupunya dan peringatan-peringatannya tidak dihiraukan. Cin Siok
Poo menjadi marah.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
481
?Piotee jangan semau-maumu di sini! Kau harus bidsa menahan
diri dan tahu sopan santun!?
Mendengar kata-kata kakak sepupunya ini yang memihak
kepada Hiong Sin, sakitlah perasaan Lo Seng. Tanpa berkata-kata ia
ngeloyor keluar, langsung menemui Engkimnya (ibu Siok Poo)
memberi hormat dan berpamit. Ia ambil tombak dan paohoknya,
menuntun keluar kudanya dan membedal pulang ke Yansan dengan
meninggalkan Thio Kong Kin bertujuh.
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cin Lo Thay-thay mengetahui wajah keponakannya guram dan
penuh penasaran, segera diutusnya Cin An untuk menyusul dan
memanggil kembali Siok Poo untuk menanyakan apa sebab
musababnya Lo Seng pulang secara tergesa-gesa sebelum perjamuan
berakhir?
?Celaka, entah siapa yang telah membakar dan mengadu domba
adikku dan Sianjiko? Jangan sampai persaudaraan kita retak,
siapakah kiranya yang mau menyusul dan memanggil kembali Lo
Seng??
Thia Kauw Kim merasa tidak enak melihat akubat yang begitu
hebat. Gara-gara api sepelik, bisa membakar hangus semuanya. Ia
lalu memajukan dirinya.
?Peng Long, biarlah aku yang menyusulnya!?
Thia Kauw Kim menyambar kampak panjangnya dan keluar
mencamplak kuda Liongkie yang bisa lari bagaikan terbang.
Setelah Thia Kauw Kim yang dogol itu pergi, kembali Cin Siok
Poo menyelidiki, siapakah yang membuat gara-gara sehingga terjadi
perkelahian yang tidak enak ini.
Sian Hiong menuturkan bagaimana ia dikisiki oleh Thia Kauw
Kim bahwa Lo Seng sengaja akan cari gara-gara untuk menguji
kepandaiannya, ia akan mematahkan tulang rusukku.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
482
U Cun Tat yang telah lama bergaul dengan Thia Kauw Kim
telah tahu sifat-sifat dan tabiat adik angkatnya itu. mendengar
keterangan Hiong Sin ia segera menyela.
?Jangan percaya omongan Gite, dia memang begitu tabiatnya,
suka bikin gara-gara dan senang melihat orang berhantam.?
?Heiya, dua jago telah termakan hasutan Inheng, celaka!?
Ji Bouw Kong juga lantas menimbrung.
?Kalau yang berbuat gara-gara, Thia Kauw Kim sia-sia lah
menyuruhnya menyusul Lo Seng. Bukannya diajak kembali, bahkan
dianjurkan untuk terus pulang, sebab dia takut akan terbuka
boroknya.?
?Hemm .. lalu siapakah kiranya yang patut untuk
menyusulnya??
Yu Cun Tat mengacungkan jarinya.
Biarlah siautee yang berangkat , Thia Kauw Kim selalu turut dan
patuh kata-kataku.?
Yu Cun Tata lalu menyambar senjatanya, keluar mencemplak
kuda dan menyusul Thia Kauw kom.
Pada waktu itu Thia Kauw Kim melarikan kudanya dan tiba di
sebuah dusuh Hong Touw Kong namanya. Dari arah depan ia dapat
melihat iring-iringan kereta yang bermuatan barang-barang upeti dari
raja muda Ko San Ong. Isi upeti sejumlah enam belas ribu tahil uang
emas dan perak. Karena kiriman yang lalu dapat dirampas oleh
gerombolan begal di gunung Bu Lam San dekat hutan Tiang Yap
Lim, maka kali ini Ko San Ong Yo Lim ikut sendiri mengepalai
pengawalan barang upeti itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
483
Thia Kauw Kim yang dogol dan bloon itu mana mengetahui
kelihaian Yo Lim? Ia sama sekali tidak tahu bahwaKo San Ong Yo
Lim ini tak bisa dibuat main-main.
Oleh karena itu, melihat adanya kereta-kereta yang bermuatan
uang emas dan perak ia segera keprak maju kudanya dan berkaok
kaok seperti orang yang tidak waras ingatannya.
?Bagus, bagus angin besar telah datang! Tayhong layaaa !
Tayhong layaaa ! angin besar bertiup! Huraa ..!?
Thia Kauw Kim lalu menghadang di tengah jalan sambil
melintangkan kampak panjangnya.
?Stoopp ! Orang yang hendak melewati jalan ini hendaknya
memberikan uang sewa jalan. Bila tidak, jangan harap bisa melewati
daerah ini dengan aman!?
Lo Hong atau putera pertama Toayapoo dapat mengenali wajah
Thia Kauw kim segera larikan kudanya menemui sang ayah.
?Huong, penjahat yang merampas upeti di hutan Tiang Yap Lim
kembali muncul dan hendak merampas pula barang-barang upeti
kita.?
Menerima laporan ini, bukan main gusarnya raja muda Yo Lim.
Ia mencabut sepasang senjatanya dan keprak maju kudanya.
?Penjahat yang sudah bosan hidup, apakah kau yang bernama
Tan Tat Yu Kim??
Mendengar bentakan Ko San Ong Yo Lim yang keras dan
seperti guntur itu si Bloon malahan tertawa terpingkal-pingkal.
?Haha hahaaa . ! Aku adalah Thia Kauw Kim dan Toakoku
adlah Yu Cun Tat, kenapa kau rubah nama orang semau-maunya?
Apa itu Yu Kim Tan Tat? Kapan kau membuat selamatan mengubahKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
484
nama-nama pemberian orang tua kita ini? Hahaa haahaa lucu
sekali hahaa.
Lekaslah serahkan barang-barangmu! Sehingga tidak usah aku
turun tangan dan mencelakakan beberapa jiwa anak buahmu!?
?Bangsat ngidam peti mati! Sudah bosan hidup engkau, hah?
Tidak kenalkah engkau pada Peng Ciu Ong Yo Lim??
?Tidak!, segala Ko San Ong Yo Lim, Peng Ciu Ong tetak
bengek aku tidak mau tahu. Pokoknya lekaslah serahkan barang
barangmu dan jangan membuat aku marah!?
Bacokan Thia Kauw Kim dapat dikacip dengan sepasang senjata
yo Lim. Betapa besar dan kuat tenagnya, masa ia mampu membetot
jepitan Yo Lim yang gagah perkasa itu. tahu-tahu tangan Yo Lim
yang sebelah menjambret baju smbil membetot dan berseru.
?Benggelindinglah bangst!?
Tubuh Kauw Kim terbetot dari pelana kudanya dan dibanting ke
tanah. Brakk ? heekk ? !
Sebelum ada kesempatan untuk meloncat bangun, anak buah Ko
San Ong telah meluruk dan meringkus kaki tangan serta tubuh Kauw
Kim dengan tali-tali yang kuat.
Begitulah, bukannya ia dapat menyusul Lo Seng, tetapi malah
apes terbekuk oleh Ko San Ong Yo Lim.
Pada saat itu, Yu Cun Tat juga sudah tiba di tempat terjadinya
pertarungan. Melihat adik angkatnya diringkus, tanpa pikir panjang
lagi ia menggerakkan senjatanya, untuk menolong maksudnya. Akan
tetapi bukannya dapat membebaskan adik angkatnya. Sebaliknya ia
sendiri juga mengalami nasib yang sama. Mana mungkin Yu Cun Tat
dan Kauw Kong Kim mengalahkan orang kuat nomor delapan jaman
Sweitiauw ini?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
485
Kedua pesakitan itu lalu diseret dan dibawa ke kota Shoatang.
Seluruh pembesar dikumpulkan dan Yo Lim memaki-maki
mereka sebagai pembesar-pembesar anjing yang tidak becus
menangkap dua kepala rampok. Begitu ia keluar, nyatanya dua
penjahat tengik itu sekaligus dapat ditangkapnya.
Para pembesar Bu Bun Koan Wan tidak dapat berbuat apa-apa.
Terbukti kedua kepala begal itu dapat dibekuk oleh Ko San Ong yo
Lim.
Setelah kenyang memaki-maki, Yo Lim lalu membubarkan
pertemuan dan menahan Tiekoan Cie Yu Tek.
?Bukankah Cin Kiong itu bawahanmu??
?Benar Ongya, dia adalah bawahan hamba.?
?Panggil dia menghadap!?
?Baik Ongya, hamba segera akan memanggilnya!?
? ooOoo ?
BAB XXXVII
CIN SIOK POO MENANTANG
PEMBUNUH AYAHNYA
YO LIM memerintahkan punggawa-punggawanya untuk datang
ke rumah Siok Poo, dan memanggilnya untuk menghadap.
Menerima panggilan ini, Cin Siok Poo tidak berani untuk
menolaknya. Ia segera berganti pakaian dan pergi ke gedung negara
dimana raja muda Ko San Ong Yo Lim menunggunya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
486
Cin Siok Poo lalu berlutut memberikan penghormatan.
?Haaa Cin Kiong, kau minta ijin kembali untuk kembali ke Lie
Shia untuk mengundang ibumu dan bersama-sama pergi ke Tengciu,
kenapa sampai hari ini belum juga pindah ke sana??
?Mohon maaf Onghu, pertama-tama, hamba tidak berhasil
membekuk kedua kepala rampok itu sehinggan dijatuhi hukuman
berat yang mengakibatkan hamba jatuh sakit. Yang kedua, ibupun
karena berduka melihat keadaan hamba, jadi ikut sakit pula. Oleh
karena itu sampai janji yang hamba ucapkan lewat, kami iabu dan
anak belum dapat memenuhi untuk pindah ke kota Tengciu.?
?Hemm, alasanmu bisa aku terima. Dan kedua penjahat itu
sekarang sudah dapat Kho tangkap. Itulah mereka!?
Cin Siok Poo kaget mendengar keterangan Yo Lim itu. ia segera
menoleh ke pojokan dan benarlah di sana ada dua manusia yang
diringkus erat-erat kaki tangan dan tubuhnya. Kedua orang itu tidak
lain adalah saudara-saurag angkatnya, yaitu Thia Kauw Kim dan Yu
Cun Tat. ?Haiya, celaka!? mengeluh Siok Poo dalam hati.
Sementara itu Thia Kauw Kim yang Goblok dan Bloon sudah
membuka mulutnya akan memanggil Siok Poo. Untunglah Cun Tat
menarik dan Siok Poo sendiri cepat-cepat mengedip-ngedipkan mata
dan memonyongkan mulutnya memberi isyarat supaya saudara
angkatnya itu jangan membuka mulut.
?Hahaa haa satu bulan pembesar-pembesar anjing itu apa
kerjanya? Tadi Kho mengumpulkan mereka dan mendampratnya
habis-habisan!?
Lihatlah, baru saja Kho keluar, kedua kepala begal tengik itu sudah
terbekuk. Sungguh mereka itu pembesar-pembesar anjing yang
tahunya makan gajih, perempuan cantik, foya-foya dan tak bisa
kerja.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
487
Cin Kiong, Kho hari ini akan beangkat ke kota raja Tiangan, untuk
mengirimkan upeti sejumlah enam belas ribu tahil emas dan perak.
Kho bermaksud mengajakmu serta, maka hari ini, resmilah engkau
kuangkat sebagai putera angkatku yang ke tiga belas atau CAP SHA
TAYPO.
Sekembalinya dari kota raja, barulah singgah kemari untuk
menjemput ibumu dan bersama-sama pindah ke Tengciu?
Cin Siok Poo tidak berani membantah, ia berlutut menjalankan
tata peradatan dan menghaturkan terima kasih.
?Onghu, kini Ongji (anak) minta perkenan pulang sebentar untuk
mengambil pakaian perang, senjata dan bekal sekalian memberi tahu
kepada ibu, supaya orang tua tidak cemas dan khawatir!?
?Tidak usah Ongji repot-repot, disini banyak ponggawa, tinggal
Ongji tulis surat saja, biarlah nanti mereka yang mengantarkan surat
surat itu dan mengambil semua apa yang Ongji perlukan!?
Siok Poo tidak berdaya, maksudnya bila ia bisa keluar akan.
mengadakan kontak dan berunding dengan kawan-kawan bagaimana
mengatasi kesulitan ini. Akan tetapi Yo Lim sangat mencintainya
sehingga tidak mau Siok Poo jauh-jauh lagi dengannya.
Cin Siok Poo lalu berbangkit dan minta waktu untuk menulis
surat surat itu. Ia masuk kedalam ruangan yang sepi dan menulis dua
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pucuk surat. Satu memberi tahu ibunya dan mengambil alat-alat
senjata. Surat yang kedua di alamatkan rumah makan Kee Lu Tiam
isinya mumberitahu kepada kawan-kawannya yang masih bermalam
di sana.
Siok Poo tidak minta tolong kepada ponggawa ayah angkatnya,
akan tetapi kepada keeciang (bawahannya) yang kebetulan berada di
gedung negara itu sebagal petugas keamanan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
488
Dengan demikian surat-surat Siok Poo itu bebas dari sensor dan
selamat sampai ke alamat-alamat yang di tuju. Setesai mengirimkan
surat-surat. Siok Poo lalu ke luar lagi dan mengambil tempat berdiri
berjajar dengan putera-putera angkat yang lainnya.
Terdengarlah raja muda yang ampuh itu mengorekketerangan
kepada dua kepala rampok yang dibekuknya.
?Hei dua kepala rampok, kalian berasal dari mana??
Dengan tidak merasa gentar dan rasa takut sedikitpun Thia
Kauw Kim dengan suara lantang menjawab.
?Yo Lim jangan sembarangan pentang bacot! Kami adalah
orang-orang gagah atau Hohan hohan dari pegunungan Thay Heng
san. Di sana masih terkumpul bunyak sekali kawan-kawanku yang
mengepalai kesatuan-kekuatan berjumbah laksaan orang. Hari ini
kaini sial tertangkap, akan tetapi awas saudaraku tidak nanti akan
tinggal diam!?
Mendengar jawahan yang kurang ajar ini meluaplah amarah Yo
Lim. Ia segera memerintahkan para algoio untuk menyeret keluar
kedua raja begal itu dan dipenggal batang lehernya.
Akan tetapi sehelum para algojo itu bertindak On Siok Poo maju
berlutut dan memberikan saran.
?Onghu, kenapa barus tergesa-gesa membunuh dua kepalara
rampok ini? Lebih baik. Masukkan kedalam rumah tahanan di
Shoatang, tunggu kalau Onghu sudah kembali dari Tiangan, burulah
diadakan penyelidikan dan pemeriksaan yang teliti. Dengan
demikian ada jalan untuk kita membasmi komplotan mereka sampai
ke akar-akarnya.
Yo Lim girang sekali mendengarkan saran putera angkat ketiga
belasnya itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
489
?Engkau memang tajam otakmu Ongji, baiklah hei para
ponggawa giring kedua kepala rampok itu kekantornya Thekoan Cie
Yu Tek, suruh ia jebloskan dalam penjara. Sampaikan pesanku
supaya menjaga benar-benar dan jangau sampai merat.?
Para ponggawa memberi hormat dan menggiring Kauw Kim dan
Cun Tat kekantor Tihu. Sementara itu utusan yang rnengambil alat
alat senjata, pakaian perang dan paohok milik Siok Poo sudah
datang. Cin Siok Poo lalu mengenakan pakaian perang, menyandang
senjatanya mengikuti musuh bebuyutannya berangkat kekota raja
Tiangan.
Yo Lim memerintahkan Siok Poo mengepalai pasukan kawal
bagian depan dan di hari itu juga rumbongan Ko San Ong
meninggalkan Shoatang dan bergerak rnenuju ke Tiangan.
Sementara itu Ji Bouw Kong dan kawan-kawan yang masih
tinggal di rumah penginapan Kee Liu Tiam tatka la menerima surat
dui Siok Poo segera di bukanya dan beramai-ramai mendengarkan
bunyi surat itu yang di bacakan oleh Ji Bo Kong.
Mereka baru tahu akan peristiwa yang terjadi lebih lanjut Cia
Siok Pao minta kepada kawan-kawan jangan meninggalkan Shoatang
sebelum dapat membebaskan Thia Kauw Kim dan Yu Cun Tat.
?Ah, Thia Kauw Kim itu memang tolol dan terlalu sembrono
kini nasi telah menjadi bubur, mau tidak mau kita barus bertindak.?
?Demi kesetia kawanan, sekarangpun kita berontak dan
mengadakan revolusi. Kau memimpin massa dan menggulingkan
pemerintahan Swei Yang Tee yang Buto.?
?Memang tidak ada jalan lain, kecuali kita harus membikin
pembrontakan dan kekalutan di Shoatang. Akan tetapi bagaimanapun
juga harus ada rencana dan siasat yang tepat, bila tidak, usaha kita
akan sia-sia. Harap adik-adik sekalian suka menurut petunjuk
petunjukku.?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
490
?Kita semua akan mernatuhi dan menurut perintah Toako, bila
ada yang berani melanggar jatuhkanlah hukuman berat sebagaimana
hukuman berat yang berlaku di kalangan kemiliteran.
Adik-adik angkat Siok Poo berjanji akan mematuhi segala
pctunjuk dan perintah-perintah dari Ji Bouw Keng.
?Asalkan kita kompak dan bersatu hati segala persoalan pasti
dapat kita selesaikan. Hanya di sini masih ada Ca Kunma sebagai
menantu pembesar, jadi menyolok sekali dan akibatnya berat,
seluruh keluarga Tongkong akan terlibat. Oleh karena itu minta
dengan hormat Cakunma segera bersiap-siap pulang ke Taygoan.?
Cu Ciauw memaklumi kata-kata Ji Bow Kong, sebagai keluarga
pembesar negeri akibat dan resikonya umat berat, sebab pengacauan
ini adalah awal dati pembrontakan untuk seterusnya mengguliagkan
pemerintahan pusat yang Buto.
la bersama pengikut-pengikutnya yang lain minta diri dan
pulang ke San See, Taygoan.
Sepeninggai Ca Ciauw rombongannya Ji Bouw Kong lalu
mengumpulkan saudara-saudaranya dan memberikan perintah
perintah untuk mengadakan pembrontakkan dan membebaskan Thia
Kauw Kim dan Yu Cun Tat didalam penjara.
?Sianjiko, engkau menyamar sebagai pedangang kuda. Semua
kuda-kuda milik saudara-saudara kita ini kumpulkan, dan tuntunlah
masuk ke dalam kota. Sebagai pos perkumpulan adalah rumahnya
Cin Siok Poo.?
?Baik, saya akan menjalankan perintah ini sebaik-baiknya.?
?Setelah terjadi keerusuhan dan pamberontakan mulai
berlangsung, tugasmu selanjutnya adalah menahan pengejaran
tentara-tentara pemerintah. Dengan demikian ada kesempatan bagiKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
491
kita untuk lari meninggalkan Shoatang menuju ke gunung Siauw
Kho San.
Pemilik rumah makan Kee Jun Fu dan Liu Ciu Sin diserahi
membawa peti-peti berisi bahan peledak. Bambu-bambu yang
didalamnya berisi pedang, tombak, ruyung, rantai, gan , kian, pisau
dan alat-alat senjata yang dapat disimpan di dalamnya.
Peti-peti dan bambu itu dibawa masuk ke dalam kota dan
mereka menyamar sebagai pedangang-pedagang bambu, peti dan lain
sebagainya.
Beberapa saudara menyamar sebagai orang gelandangan, tuna
wisma, sebagai pengemis, tukang ramal jalanan, tukang membarang
dan berbagai macam. Dengan cara ini, rombongan ini tidak
mencurigakan alat-alat negara.
Sebagai kode adalah letusan mercon di tengah udara. Bila
mendengar letusan ini, suatu pertandan pemberontakan dimulai.
Thia Kauw Kim dan Yu Cun Tata dihubungi oleh Hoan Hauw
dan Liang Beng. Kedua orang ini mudah sekali keluar masuk rumah
tahanan, karena mereka adalah kapten-kapten polisi. Dari kedua
orang ini pula Ji Bouw Kong dan kawan-kawan dapat mengetahui
jelas keadaan kota. Pertahanan mana yang kuat, gudang ransum, kas
negara dan lain sebagainya.
Khu Tut Tong, Khut Tut Ek, Oei Ti Lam Oei Ti Pek, Pek Yan
To, Lam Yan Peng, bertugas membawa bahan-bahan bakar untuk
membakar rumah penjara, gedung-gedung negara yang lain untuk
menggkalutkan suasana.
Thio Kong Kin, Soe Tay Nay, Hoan Hauw dan Liang Beng,
menyerbu ke dalam penjara, membebaskan Thia Kauw Kim dan Yu
Cun Tat. Cee Kok Wan, Lie ji Kui, Kim Kak dan Tong Hoan
menjaga di gedungnya Tihu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
492
Ong Pek Tong dan Cia Eng Teng, menjaga di maskas Ciatsu.
Sementara itu Gan Su dan Oey Thian Hauw bertugas membuka pintu
bagian selatan, untuk jalan keluar bila kawan-kawan telah berhasil
menolong dua saudara yang dipenjarakan, berhasil merampas ransum
dan kas negara.
Setelah perintah didengarkan dengan seksama, yang kurang jelas
diulang kembali. Barulah pertemuan itu dibubarkan dan masing
masing bersiap menjalankan tugasnya.Ji Bouw Kong dan beberapa
saudara juga segera berangkat menuju ke rumahnya Cin Siok Poo.
Kepada bapak Cin An ia minta supaya Cinbo dan Twaso (isteri
Siok Poo) suka keluar karena ada pembicaraan yang sangat penting.
Ibu dan isteri Cin Siok Poo segera keluar menemui Ji Bouw
Kong dan kawan-kawan. denganlemah lembut Ji Bouw Kong lalu
menuturkan peristiwa apa yang telah terjadi sehingga keluarga Siok
Poo dalam ancaman bahaya.
Demi keselamatan mereka, maka diharap lekas-lekas bersiap
siap untuk bersama-sama keluarganya Hoan Hauw, Liang Beng, Kee
Jun Fu dan Lu Ciu Sin berangkat ke Siauw Kho San.
Cinbo mendengar penuturan ini menjadi amat berduka. Ia
menyesali puteranya. Akan tetapi tidak berani ia berlaku ayal. Segera
berbenah dan bersama Thio Sie dan bapak Cun An, bergabung
dengan keluarga Hoan Hauw, Liang Beng, Kee Jun Fu dan Liu Cin
Sin berangkat ke gunung Siauw Kho San.
Ji Bouw Kong pesan wanti-wanti bila di tengh perjalanan ada
alat-alat negara yang menghentikan dan mengajukan pertanyaan,
mereka harus menjawab untuk pergi bersembahyang keluar kota.
Begitulah tengah malam tatkala bulan mulai pudar cahayanya,
Louw Beng Goat dan Louw Beng Seng naik ke atas menara dan
melemparkan bahan-bahan peledak.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
493
Dalam sesaat berdentumanlah ledakan-ledakan yang
menggelegar memekakkan telinga. Seluruh penduduk kota Shoatang
terkejut dan terjaga dari tidurnya. Belum lenyap rasa keterkejutan
mereka, kini di empat penjuru terlihat nyala api yang berkobar-kobar
menyundul langit. Oei Ti Lam dan Oei Ti Pak dan kawan-kawan
beraksi membakar dan membumi-hangusklan gedung-gedung
negara, markas-markas besar, pos-pos polisi dan istana-istana
bangsawan ningrat. Kekalutan terjadi dimana-mana.
Yang bertugas menyerbu rimah penjara segera juga juga
membunuh-bunuh para sipir bui. Dari dalam, Kauw Kin dan Ciu Tat
juga mulai memutuskan rantai-rantai yang mengikat kakinya dan
menghasut orang-orang tahanan untuk berontak dan sama-sama lari.
?Siapa yang ingin bebas danikut kami, dobraklah pitu-pintu
kerangkengmu. Hayo kita bergabung untuk melawan pemerintahan
Swei Yang Tee yang lalim dab Buto.?
Ajakan ini mendapat sambutan yang hangat, mereka lau
menghancurkan tembok-tembok, merusak pintu dan membunuh
penjaga-penjaga rumah penjara.
Kee Jun Fu, Liu Ciu Sin dan kawan-kawan lalu memecahkan
bambu-bambu dan membagi-bagikan alat-alat senjata kepada kawan
kawn dan pendukung-pendukung pemberontak itu.
Alaat-alat negara yang hendak mencoba memadamkan
pemberontakan itu disapu bersih.
Malam itu, kota Shoatang benar-benar menjadi lautan api. Banjir
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
daran dan mayat-mayat bertumpukan sampai membukit.
Pemandangan sungguh mengerikan.
Menjelang fajar Ji Bouw Kong lalu memberi pertanda dan
semua kawan-kawannya patuh jalan keluar melalui pintu selatan
yang telah ditetapkan.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
494
Sian Hong Sin dengan anak buahnya lalu menjaga di pintu itu. ia
dapat melihat iring-iringan kawan-kawannya. Mula mulai Jin Bouw
Kong, Gui Tin, Louw Beng Goat, Beng Seng, Seng Gan Su, Pey
Thian Hauw dan yang lain-lain.
Disusul rombongan Kauw Kim, Cun Tat, Oei Ti lam, Oei Ti Pak
dan kawan-kawnnya yang membawa kereta-kereta ransum, uang dan
hasil rampasan dari gudang negara.
Tidak berselang lama, dari kejauhan terlihat kesatuan angkatan
perang Shoatang yang dikepalai oleh Tong Pek dan Tihu Beng Hong
Kong. Ingat akan tugasnya, Hiong Sin tidak mau tergesa-gesa
meninggalkan pos nya.
Ia dan anak buahnya sengaja menantikan dan mengadakan
perlawanan yang sengit. Akan tetapi jumlah kekuatan yang tidak
seimbang, sehingga keadaan Hong Sin sangat mengkhawatirkan.
Padahal, kawan-kawan yang melarikan diri sudah cukup jauh
meninggalkan dusuh Hong Touw Kong.
Dalam keadaan yang mencemaskan itu, tiba-tiba muncul Ong
Pek Tong dan kawan-kawannya. Mereka menerjang kepungan
melepaskan panah-panah maut. Dalamwaktu yang singkat, beberapa
perwira telah roboh menjadi mayat.
Dengan datangnya Ong Pek Tong, pengepungan itu menjadi
longggar. Pek Tong lalu mengajak Hiong Sin kaburkan diri, diikuti
pengikut-pengikutnya.
Tihu Beng Hong Kong tidak mau mengerti. Ia belum kenal
betapa lihainya ilmu panah Ong Pek Tong melesat, menjeritlah ia
dan roboh menjadi mayat.
Tong Pek Hauw menjadi jerih dan membawa anak buahnya lari
mundur masuk kembali ke dalam kota. Loloslah Hiong Sin, Ong Pek
Tong dan kawan-kawannya. Mereka menyusul ke gunung Siauw
Kho San.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
495
Di gunung yang tanahnya luas inilah keluarga mereka
didatangkan dan hidup berkumpul seperti kisah seratus delapan
gunung Liangsan.
Mereka mengumpulkan serdadu-serdadu sebanyak-banyaknya,
membuat senjata, kereta-kereta perang, panah dan perlengkapan
perang untuk mengadakan pemberontakan menggulung pemerintah
Swei Yang Tee yang lalim dan Buto. Disana mereka membuat
bendera sebagai lambang persatuannya.
Sementara itu, tatkala jenderal Tong Pek Hauw kembali ke
dalam kota, ia mendapat laporan bahwa keluarga Siok Poo telah
pergi entah kemana. Rumahnya dikunsi rapat-rapat. Dan para
tetangga tidak satupun yang mengetahui kemana mereka pindah.
Jenderal Tong Pek Hauw kaget sekali mendengar laporan ini. ia
memacu kudanya untuk melihat langsung, datang sendiri ke rumah
Cin Siok Poo untuk melihat bukti.
Sampai di sana benar saja rumah Siok Poo terkunci rapat.
Tatkala kunci didongkel secara paksa, daun pintu terpentang.
Didalamnya tinggal meja, kursi dan alat-alat rumah tangga yang
tak berarti. Semua penghuninya telah pergi tak tahu kemana.
Di atas meja tertinggal selembar kertas merah yang bertuliskan
huruf mas.
Jenderal Tong Pek memunggut kertas lebar yang isinya sangat
mengejutkan hati sang jenderal. Sebab isinya adalah daftar nama
nama kawanan orang-orang gagah yang akan menggerakkan senjata
dam memimpin masa untuk memberontak. Berrevolusi
menggulingkan pemerintahan Swei Yan Tee.
Apakah Ji Bouw Kong teledor dan terlalu ceroboh bertindak
sehingga daftar nama persumpahan orang-orang gagah itu tertinggal
di rumah Cin Siok Poo?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
496
Tidak! Ini adalah salah satu siasat Ji Bouw Kong untuk mengikat
Cin Siok Poo. Dengan ditemukannya daftar nama-nama ini oleh
pemerintah, berarti ia akan dikejar-kejar dan dapat bergabung ke
Siauw Kho San.
Ji Bouw Kong tidak mau melibatkan mereka yang mempunyai
kedudukan baik di kalangan pemerintahan. Oleh karena itu, nama Lo
Seng san Ca Ciauw sengaja disetip (dihapus).
Jenderal Tong Pek Hauw lalu mengecek kepada para tetangga,
bagaimana keadaan rumah Siok Poo pada hari menjelang meletusnya
pemberontakan itu. para tetangga melaporkan bahwa di rumah Siok
Poo datang kawan-kawan yang jumlahnya hampir lima puluhan.
Mereka berbicara dengan berbagai macam dialek. Ada yang
datang dari Utara, Selatan, Pesisir Timur, padang pasir, Barat dan
macam-macam.
Mendengar keterangan ini, yakinlah jenderal Kong Pek Hauw
bahwa Siok Poo termasuk tokoh penggeak kaum pemberontak itu.
namanya tercatat sebagi nomor tiga, jadi termasuk orang penting.
Tong Pek Hauw segea membuat laporan ke kota raja, menyalin
daftar nama itu, dikirimkan sebagai bukti.
Tatkala surat yang dikirimkan jenderal Tong Pek Hauw sampai
di kota raja, justeru upeti oleh raja muda Ko San Ong telah selesai,
tinggal menanti hari keberangkatan pulangnya saja.
Baginda Swei Yang Tee sangat terkejut menerima laporan
pemberontakan ini, bahkan terdapat juga nama Capsa Taypo, anak
aangkat pamannya yang ketiga belas. Baginda lalu menyalin laporan
itu dn mengirimkan pula kepada Ko San Ong Yo Lim di gedung
penginapannya.
Bukan main kagetnya Yo Lim membaca daftar nama-nama
orang yang mengadakan pemberontakan itu, sebab putera angkatnyaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
497
yang ke tiga belas jelas tersangkut. Bunyi laporan itu secaa garis
besarnya sebagai berikut :
Pada tanggal dua puluh empat bulan sembilan (Kauw Gwee Ji
Si, di Shoatang telah timbul pemberontakan yang didalangi oleh
kalangan penjahat yang menyebut dirinya Hohan-hohan pembela
keadilan dan kebenaran.
Mereka telah membunuh puluhan ribu serdadu, merampas
beribu-ribu karung padi dan gandum. Merampas perlengkapan
militer, merampok uang kas negara.
Beberapa perwira telah gugur dalam usahanya memadamkan
pemberontakan itu. Beberapa buah gedung negara, termasuk rumah
penjara Shoatang dibumi-hanguskan.
Daftar nama kaum pemberontak itu dapat diketemukan di rumah
Cin kiong, bekas polisi Lie Shia Koan dan pernah menjabat sebagai
Kie Pay Koan jenderal Tong Pek Hauw.
Daftar nama kawanan pemberontak hamba sertakan dan mohon
dikirim bala bantuan untuk menumpas kawanan pemberontak ini.
Hamba yang rendah,
Tong Pek Hauw Ciatsu.
Membaca urutan nama-nama itu Yo Lim menjadi ragu dan
sangsi. Benarkah putera angkatnya Capsa Taypo ini terlibat?
?Hem apakah Cin Kiong benar-benar melakukan perbuatan
yang menggemparkan ini? heran.?
Raja muda Ko San Ong Yo Lim lalu mengambil sebuah
Lengcian (tanda kuasa untuk menjalankan perintahnya, seperti juga
firman kaisar).Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
498
Ia memanggil seorang Kie Pay Khoa yang namanya Siang Gie
untuk memanggil Cin Kiong di rumah penginapannya.
Siang Gie dulu pernah berbuat suatu kesalahan dan dijatuhi
hukuman berat. Untung ada Cin Siok Poo yang menolong dan
meringankan hukuman yang dijatuhkan atas dirinya.
Budi ini tidak dilupakan oleh Siang Gie. Kini menerima perintah
atasannya untuk memanggil Siok Poo tuan penolongnya, ia
mempunyai ingatan untuk membalas budi kebaikan itu.
?Tookk ? tookk ? toookk ? Injin, Injin, bukakan pintu!?
?Siapa dekat sore mencariku??
?Siauwjin (hamba yang rengah) Siang Gie ingin berbicara
sedikit kepada Injin (tuan budiman), lekaslah bukakan pintu!?
Cin Siok Poo lalu menyentakkan kunci dan membukakan pintu.
Di depan pintu telah berdiri seorang Kie Pay yang ia masih ingat
siapa pernah memberikan pertolongan padanya waktu di kantor
Ciatsu.
?Kie Pay ada urusan apakah??
?Injin, yang mulia telah mengutus hamba dengan membawa
Lengcian memanggil Injin. Hamba mempunyai firasat bahwa
pemanggilan ini mengandung maksud yang tidak baik. Berita-berita
sangat santer tentang terlibatnya injin dalam pemberontakan yang
terjadi baru-baru ini di Shoatang.
Jenderal Tong Pek Hauw telah menemukan daftar nama-nama orang
gagah di rumah Injin, oleh karena itu sebaiknya jangan datang!?
Cin Siok Poo kaget setengah mati, Heiya celaka, kawan
kawan telah mulai meletuskan pemberontakan. Jiwaku terancam
bahaya. Apalagi namaku jelas tercantum dalam nama-nama itu pada
urutan ke tiga yang sangat meyolok.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
499
Cin Siok Poo sekian lamanya tak dapat berkata-kata dan berdiri
menjublak kebingungan.
?Injin, lekaslah meninggalkan kota raja ini, jiwa Injin terancam
bahaya. Bila sampai pintu-pintu kota raja tertutup dan dijaga ketat,
ada sayappun sulit untuk bisa terbang. Oleh karena itu kesempatan
ini janganlah disia-siakan!?
?Kie Pay, untuk meninggalkan kota raja masih mudah, akan
tetapi bagaimana caranya untuk bisa melewati kota Tong Koan yang
dijaga oleh orang kuat Say Kwan Ya (mirip Kwan Kong orang
nomor sembilan dijamannya Sweitiauw) Bu Tong?
Bu Tong mengepalai angkatan perang yang berkekuatan cukup besar,
oleh karena itu, sulit untuk melewati kota itu apa dayaku??
?Injin jangan khawatir, kota Tongkoan akan dapat kita lalui.
Lihatlah dengan lencana dari yang mulia ini Bu Tong tidak nanti
berani menahannya??
Bukan main gembiranya hati Siok Poo melihat tanda perintah
dari raja muda Ko San Ong Yo Lim yang sangat berpengaruh itu.
inilah apa yang dinamakan Blessing og the God atau rakhmat Tuhan
secara tidak langsung.
Siok Poo lalu membungkus semua barang-barangnya,
mengenakan pakaian perang, menggantungkan gendewa dan panah.
Menggendong Siangkian dan menenteng tombak panjangnya.
Tatkala akan keluar ia merandek dan menatap Siang Gie dengan
tajam. Siang Gie dapat menyelami jiwa tuan penolongnya itu.
?Injin jangan memikirkan diri hamba. Hamba masih bujangan
dan belum ada tanggungan, jadi dengan ikut memberontak tidak
adalah yang dikhawatirkan.
?Bagus, bila demikian, hayolah kita segera melarikan kuda-kuda
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kita mmeninggalkan Tiangan!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
500
Siang Gie mencemplak kudanya, demikian juga Cin Siok Poo.
Tidak peduli hari telah petang. Kedua orang itu memacu kudanya
kencang-kencang bagaikan orang ketakutan dikejar setan.
Raja muda Ko San Ong Yo Lim merasa tidak sabar karena telah
menunggu sekian lama, dari sore sampai petang, kenapa Kie Pay
yang disuruh itu belum juga muncul-muncul?
Yo Lim marah-marah dan mengutus Kie Pa lain untuk
menyusul. Tidak berselang lama, Kie Pay yang diutus itu telah
kembali dengan wajah gugup.
?Bagaimana? Apakah Siang Gie dan Cin Kiong masih di sana??
?Ongya, celaka, menurut penjaga gedung, kedua orang itu sore
sore tadi mengendarai kudanya dan dilarikan ke arah barat.?
?Bangsat, bila demikian terang-terang Capsha Taypo itu adalah
tokoh pemberontak! Anjing geladak, aku telah dipermainkan
demikian rupa, kalau tidak dapat membekuk dan membeset kulit
dagingnya, aku tidak akan merasa puas. siapkan serdadu-serdadu
kita, ayo kita kejar dia!?
Yo Lim murka sekali demi mendengar bahwa Cin Kong yang
diangkat sebagai Capsha Taypo itu turut rombongan kaum
pemberontak dan kini melarikan diri.
Andaikata Cin Siok Poo seorang diri, tidak nanti ia dapat disusul
oleh o Lim dan putera-putera serta serdadunya, sebab kudanya
adalah kuda sakti Peu Piauw Ma.
Akan tetapi karena ia tidak tega meninggalkan Siang Gie,
bintang penolongnya, karena yang ditunggangi Siang Gie aadalah
kuda biasa, larinya tidak dapat secepat kuda-kuda Liongki, Jianli Ma,
ataupunOey Piauw Ma.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
501
Teriakan-teriakan dan derap para pengejar semakin jelas
terdengar. Siang Gie menjadi putus harapan, dengan suara memelas
ia menganjurkan Siok Poo meninggalkannya.
?Injin, engkau adalah tokoh penting, maka jangan hiraukan
hamba, paculah kudamu dan tinggalkan hamba!?
Setiap perjuangan pasti membawa korban, manakah ada
perjuangan yang tidak membawa korban? (dalam pepatah Jawa
dikatakan Jer Basuki Mawa Bea).
Pembaca tidak akan melupakan bagaimana jiwa Cin Siok Poo,
untuk membela Thia Kauw Kim, ia rela melepaskan kedudukan dan
pangkatnya, bahkan rela pula menentang atasannya dengan
mematahkan papan Lengcian dari jenderal Tong Pek Hauw. Kini
walaupun Siang Gie mendesak dan memaksanya untuk
meninggalkannya demi keselamatan dirinya, mana mau Siok Poo
menggubrisnya.
?Tenangkan hatimu dan tabahlah, sebentar lagi kita akan
melewati sebuah jembatan. Tuhan akan membantu dan melindungi
kita, lihatlah cuaca semakin gelap. Siang Gie, engkau larikan
kudamu secepat mungkin, aku akan menempur kepada Yo Lim
beberapa jurus untuk menghambatnya. Kudaku adalah kuda Hong Co
Ma yang kuat larinya, aku pasti akan menyusulmu!?
Siang Gie menurut kata-kata Cin Siok Poo. Ia mencambuki
kudanya dan dipacunya sekencang-kencangnya ? prak ? prak ? prak.
Cin Siok Poo memutar tuhunya dan sengaja menantikan Yo
Lim.
Dari kejauhan Yo Lim sudah berkaok-kaok. Suaranya begitu
keras bagaikan guntur. Dalam sekejap malam yang lengang dan diKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
502
tanah luas yang tek berpenghuni, suara Yo Lim itu berkumandang
bagaikan raungan singa betina.
?Ongji ! Ongji ! tunggu aku. perlambat lari kudamu Ongji
? ! Ongji ? tunggu aku!?
Cin Sok Poo memegang erat-erat tombak panjang warisan
almarhum ayahnya yang disebut Hauw Thao Kim Cio, tombak
berkepala harimau bergagang emas.
Setelah datang dekat dan berhadap-hadapan Yo Lim segera
menegurnya.
?Ongji, kau mau pergi kemana? Mengapa kau tidak pedulikan
panggilanku? Hayolah ikut Kho kembali ke kota raja.?
Mendengar perintah bapak angkatnya ini, Cin Siok Poo tertawa
dingin.
?Hmm Yo Lim, kau mengharapkan aku kembali lagi ke kota
raja? Jangan harap untuk aku ikut di jaman ini!?
Mendengar namanya dijangkar (dipanggil seperti orang lebih
muda) bukan main kemarahan Yo Lim. Wajahnya merah padam,
giginya berkeretekan dan dengan bengis membentak.
?Binatang alas, anjing geladak. Kau berani memanggil namaku
sesukamu? Lihatlah senjataku! Wuus ? siuutt trang ?
Serangan-serangan Yo Lim begitu gencar dan berenaga kuat.
Cin Siok Poo terdesak dan tampak telapak tangannya pecah dan
mengeluarkan darah. Walaupun usia Yo Lim sudah enam puluh
tahun, akan tetapi tenaganya masih kuat. Tidak mengherankan
karena dia adalah manusia kuat nomor delapan di jaman Sweitiauw
ini.
Semakin lama semakin tidak tahan Siok Poo melawannya, maka
cepat-cepat ia putar kudanya dan melarikan diri.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
503
?Binatang, mau lari kemana kau he??
Cin Siok Poo tidak mempedulikan caci-maki itu. ia kebut terus
kudanya ? ktoprrakk ? praaak ? Yo lIm uga mengejar dengan
bernafsu. Sepanjang jalan ia berkaok-kaok mencaci-maki Cin Siok
Poo.
Mereka berkejar-kejaran sampai beberapa Li. Tiba-tiba mata Cin
Siok Poo yang awas dapat melihat kuda Siang Gie di depan, kira-kira
jarak satu dua Li. ?Celaka, Siang Gie masih belum berhasil melewati
jembatan, dibelakang Yo Lim masih mengundak terus dan tidak mau
melepaskan.?
Waktu itu bulan sebentar terang sebentar pudar karena wan
hitam bergerak-gerak menuruti tiupan angin. Kadang awan tebal itu
menutupi kadang pecah dan sinar rembulan molos ke bawah. ?Kalau
aku tidak menghalang-halangi lagi, jiwa Siang Gie terancam bahaya,
baiklah aku akan mencobanya dengan Siangkianku!?
Cin Siok Poo lalu membalikkan lagi kudanya dan melintangkan
siangkiannya di depan dada. Ia menunggu sampai datang dekat,
barulah membentak dengan suara keras.
?Yo Lim, tahukah engkau siapa aku ini??
?Hahaa .. haaaa .. mengapa engkau tanyakan lagi
kepadaku? Bukankan kau Cin Kiong seorang polisi biasa??
?Sebenarnya akulah yang harus tertawa, bukan engkau.?
?Mengapa? Mengapa engkau yang harus tertaw??
?Dengar baik-baik, aku adalah puteranya Bu Wi Tay Ciangkun
Cin Ie yang bernama Cin Siok Poo Tay Peng Long atau Cin Kiong.
Ayahku telah kau binuh, maka aku mempunyai permusuhan yang
dalamnya melebihi lautan, besarnya melebihi jagat raya.sayang aku
tidak dapat membalaskan saat ini, maka kubiarkan untuk hidupKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
504
beberapa saat lagi. Nanti suatu hari nyawa anjing yang kutitipkan itu
pasti akan kucabut!?
?Bangsat! Binatang rendah, jadi kau adalah anaknya Cin Ie??
Yo Lim sangat gusar sehingga jenggotnya berdiri dan matanya
memancarkan sinar yang berapi-api.
?Hahaaaa .. haaa .. aku yang harus tertawa bukan?
?Bila engkau anaknya Cin Ie, maka terimalah kematianmu. Aku
akan membuat nyawamu terbang menyusul arwah moyangmu
menghadap Giam Loo Ong .. jiaaatt .. wess .. ?
Kembali pertarungan anak angkat dan bapak angkat berlangsung
dengan seru. Walaupun Siok Poo mengeluarkan ilmu Siangkiannya
yang hebat, namun tidak juga dapat mendesak Yo Lim.
Lewat puluhan jurus keadaannya semakin ripuh, tatkala ada
kesempatan untuk menengok Siang Gie dan tuan penolongnya itu
sudah berhasil menyeberangi jembatan. Siok Poo lalu merangsek
dahsyat kemudian membalikkan kudanya dan lari meninggalkan Yo
Lim.
?Kemana engkau mau lari binatang? Tinggalkan dulu nyawmu!
Cin Siok Poo keprak kudanya dan mendaki jembatan yang
jalannya naik.Oey Piauw Ma dapat lebih dahulu mencapai jembatan,
sedangkan di belakang, Yo Lim mengejar dengan penuh nafsu.
Cin Siok Poo lalu mengambil sebatang anak panah dan
mengancam.
?Yo Lim, bila engkau berani maju setindak lagi, berarti engkau
menghantarkan nyawamu! Majulah kalau mau membuktikan!?
?Hahaaaa .. hahaaa .. apa yang kutakutkan??Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
505
Yo Lim menggeprak maju kudanya dan berbarengan saat itu
terdengarlah gendewa menjepret dan aungan panjang dari anak
panah yang terlepas dari busurnya .. siuutt .. singg .. seerr.
Topi kebesaran Yo Lim terpanah dan terbang jatuh ke tanah.
Beberapa bagian rambutnya ikut terkupas dan perih sekali.
Peersis seperti cerita Babad Bharata Yudha dimana Adipati
Karna melepaskan panahnya yang mengenai rambut Raden Harjuna
sehingga terpapas beberapa bagian sehingga kulitnya terkelupas
merembes keluar banyak darah.
Yo Lim terperanjat merasakan kelihaian ilmu panah Cin Siok
Poo, maka cepat-cepat ia putar balik kudanya dan lri turun. Cin Siok
Poo sendiri agak lega hatinya, ia berada diaas angin sehingga musuh
tidak berani datang mendekat.
Tidak berselang lama kedua belas putera angkat raja muda Ko
Sen Ong Yo Lim juga sudah pada berdatangan. Derap dan ringkik
kida riuh rendah berkumandang di tepian sungai yang berair deras
itu.
Cin Siok Poo dengan tegang memasang anak panah dan siap
memanah siapa saja yang hendak mencoba mendekati jembatan itu.
Terdengarlah suara putera-putera angkat raja muda itu.
?Hu Ong, mengapa tidak mengejarnya? Bukankah bangsat itu
masih berdiri di atas jembatan itu??
?Tak dapat dilakukan, ia berada diatas angin. Sedangkan ilmu
memanahnya lihai sekali, mana dapat kita mendekatinya??
Lo Hong dan Sie Liang yaitu putera angkat tertua dan kedua
menyatakan akan membekuk Siok Poo.
?Biarlah Ongji berdua membekuknya. Ho Ong boleh menyusul
di belakang!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
506
?Jangan, kalian akan sia-sia ..?
Belum habis kata peringatan Yo Lim, kedua putera angkat itu
sudah keprak kudanya dan mulai lari mendaki.
Akan tetapi bersamaan dengan suara gemuruh angin malam,
terdengarlah desing dan menjepretnya busur yang keras.
Disusul dengan menjeritnya kedua putera angkat Yo Lim.
Mereka terpanah dan terjungkal jatuh dari kuda tunggangan masing
masing ? auuw ? bruukk !
Beberapa serdadu maju untuk menolong dan mendukung kedua
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
putera angkat yang terluka parah itu ke belakang.
?Cin Kangto (penjahat Cin) tunggulah kami!?
Putera-putera angkat yang lain meluap amarahnya dan hendak
menerjang naik. Akan tetapi Yo Lim mencegah mereka.
?Tahan, sudah kukatakan ia berada di atas angin, kita tidak
mungkin dapat mengejarnya. Tunggu bila fajar menyingsing esok
pagi, kita bekuk penjahat bangsat itu.
Marilah kita mendirikan kubu-kubu darurat dan berjaga
bergiliran supaya tidak merat. Tidak nanti dapat lolos melewati kota
Tongkoan.
Mereka semua mau mendengar kata-kata ayah angkatnya.
Beramai-rami mendirikan kubu darurat mengobati beberapa yang
terluka terkena panah yang lihay dari Cin Siok Poo.
Sementara itu, Cin Siok Poo juga tidak berani meninggalkan
mulut jembatan itu. sebab bila ia meninggalkan tempat yang strategis
ini, tidak nanti ia dapat menahan sekian banyak musuh-musuhnya.
Apalagi Yo Lim tenaganya amat kuar dan ilmunya diatasnya. Maka
bukan main cemas dan khawatirnya hati Cin Siok Poo.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
507
Mereka tidak mau melepaskan diriku, mereka mengawasi dan
berjaga bergiliran. Kalau sampai fajar menyingsing alam menjadi
terang, celakalah jiwaku. Apa akal?
Cin Siok Poo berdiri dengan berpikir-pikir, mencari jalan untuk
meloloskan diri.
Bulan sembilan masih berada dalam musim Rontok, maka angin
bertiup dengan sangat kencang, apalagi di waltu tengah malam!
Sebentar-sebentar angin bergemuruh menimbulkan kelenengan yang
dipasang di bawah leher kuda Siok Poo bergoyang-goyang dan
menimbulkan suara tang ? ting ? tang ? ting. Klintang ? klinting
yang keras.
?Haaaa .. inilah rahmat Tuhan (Blessing of the God), rahmat
Tuhan yang tidak langsung. Bila aku memepas kelenengan kudaku
ini dan kugantungkan di tiang jembatan. Mereka akan mengira kalau
aku masih berada di sini, sebab kelenengan ini setiap angin bertiup
akan menerbitkan suara kleneng-kleneng yang nyaring .. haaa
inilah ilham!?
Cin Siok Poo lalu melepas klenengan kudanya dan diikatkan di
sebuah tiang jembata. Kemudian dengan perlahan-lahan menuntun
kudanya meninggalkan jembatan itu.
Putera-putera angkat Yo Lim berjaga secara bergiliran, dikawani
oleh perwira dan serdadu-serdadu yang bertugas. Setiap saat mereka
dapat mendengarkan klenengan kuda dan memantapkan pikiran
mereka. Menduga bahwa Cin Siok Poo tidak berani meninggalkan
jembatan itu dan masih bertahan disana.
Setiap angin kencang bertiup gemercing dan nyaring bunyi
klenengan itu ? kloneng ? kloneng ? ting ? tang ? ting ? tang ?
kloneng. Mereka tidak menduga sama sekali kalau musuh yang
dikejar-kejarnya telah pergi jauh.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
508
Setelah jauh dari jembatan, Cin Siok poo lalu mengkeprak
kudanya dan membesal bagaikan keranjinga setan. ?Hayo Oey Piauw
Ma tolonglah majikanmu, larilah sekuat tenagamu ? ya ? hiaakk ?
hoorsaaa kloneng ? ?
Sementara itu Siang Gie jam tiga larut malam, telah tiba di dean
pintu Tong Koan. Ia berkaok-kaok minta kepada penjaga pintu suka
membukakan pintu.
?Di Shoatang telah timbul pemberontakan. Banyak tentara
tentara negara yang terbunuh, gedung-gedung negara dibakar dan kas
serta gudang bahan makanan dirampok habis-habisan. Oleh karena
itu Ko San Ong Yo Lim yang kebetulan sowan ke istana baginda,
telah mengutus aku dan Cap Sha Taypo Cin Kiong untuk membantu
penguasa di sana. Dibelakang segera menyusul Ko San Ong bersma
angkatan perangnya, maka lekaslah bukakan pintu dan berikan
laporan kepada atasanmu!?
Para serdadu yang menjaga pintu benteng kota tongkoan melihat
lengsian (tanda perintah) yang diacung-acungkan Siang Gie merasa
takut. Mereka walaupun larut malam, terpaksa membukakan pintu
benteng ? griiitt ? griiitt ?
Siang Gie sayup-sayup mendengar derap kaki kuda, tatkala
menoleh ke belakang, alangkah besar hatinya. Cin Siok Poo sudah
berada di belakangnya.
Meeka berdua segera memasuki kota Tongkoan dan menghadap
kepad penguasa setempat yaitu jenderal Say Kwan Ya Bun Tong
(orang kuat nomor sembilan di jaman Sweitiauw ini).
?Ciangkun, kami tidak dapat berlama-lama singgah di sini.
Segera akan melanjutkan perjalanan ke Shoatang. ?Hem, saya jug
tidak berani menahan, akan tetapi cobalah tunukkan Lengcian dari
Ongya itu kepadaku!?
Siang Gie dengan tenang mengangsurkan tanda kuasa itu.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
509
Bun Tong memeriksa dengan teliti, tidak salah lagi inilah
Lengcian Ko San Ong Yo Lim. Maka setelah menyuguhkan minum
lalu mempersilakan Siang Gie dan Cin kiong meneruskan
perjalanannya.
?Saya mendengar juga kabar timbulnya kerusuhan di Shoatang,
akan tetapi belum tahu jelas siapa yang menjadi pentolan
pentolannya? Selamat jalan!?
?Di belakang, Onghu dan angkatan perangnya segera menyusul,
harap ciangkun bersiap untuk menyambutnya.?
Memesan Cin Siok Poo karena tidak leluasa diikuti terus oleh
Bun Tong.
Jenderal Bun Tong melambaikan tangan dan kembali ke
markasnya. Walaupun larut malam, ia mengenakan pakaian
kebesarannya, memeberikan instruksi kepada segenap bawahannya
untuk berbaris rapi menyambut kedatangan raja muda Peng Ciu Ong
Yo Lim.
Pagi hari tatkkala ayam jantan mulai berkokok, diluar pintu kota
terdengar derap dan ringkik kuda yang riuh. Penjaga pintu segera
memberikan laporan bahwa Ko San Ong Yo Lim benar-benar telah
datang bersama dua putera angkat bersama angkatan perangnya.
Jenderal Say Kwan Bu Tong bersama staf dan barisan
kehormatan memerintahkan dibukanya pintu gerbang dan mereka
dengan disiplin menyambut dengan kebesaran dan penuh
kehormatan.
Setelah saling memberi hormat, Yo Lim langsung mengajukan
pertanyaan.
?Kemana Cin Kangto? (Beandal pentolan she Cin)?
Jenderal Gui Bun Tong kaget mendengar pertanyaan yang tak
terduga-duga ini. beberapa saat lamanya ia berdiri melongo.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
510
?Kemana peginya pentolan pemberontak Cin Kiong itu hei Gui
Ciangkun? Membentak pula Yo Lim dengan gusar.
?Hah? Bukankah Cap Sha Taypo menerima firman dari Ongya
untuk pergi ke Shoatang dan membantu penguasa di sana untuk
memadamkan pemberontakan yang sedang terjadi? Tanpa ada
Lengcian dari Ongya, mana berani memberikan pintu padanya??
Dan jenderal Gui Bun Tong segera mengeluarkan Lengcian atau
tanda kuasa kepunyaan Ko San Ong yo Lim.
Melihat Lengcian itu Putera angkat pertama yaitu Louw Hong
segera menyeletuk.
?Inilah Lengcian yang Onghu bawakan pada Siang Gie, mereka
menggunakan Lengcian ini untuk mengelabuhi Gui Ciangkun.
Onghu boleh serahkan penangkapan ini kepada Gui Ciangkun!?
?Hem usulmu kuterima, Gui Ciangkun yang melepaskannya,
maka Cui ciangkun pula yang harus membekuk Cin Kangto dan
membawa ke hadapanku!?
Gui Bun Tong tidak berani membantah, ia menerima baik tugas
itu. Yo Limsetelah memberikan perintah dan pesan-pesan lalu
membaw putera-putera angkat dan angkatan peangnya kembali ke
kota raja.
Sementara itu, Gui Bun Tong orang kuat ke sembilan di
jamannya Sweitiauw ini segera membaw senjatanya mengadakan
pengejaran.
Walaupun kuda tunggangan Cin Siok Poo adalah kuda Oey
Piauw Ma yang kuat larinya dan ampuh, tetapi beberapa hari dan
malam terus-terusan berlari maka kondisinya lemah juga. Kekuatan
tenaga kuda, manusia dan tenaga apapun di dunia ini ada batas
batasnya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila jenderal Gui Bun
Tong dapat menyusulnya.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
511
Kita-kira jarak lima puluh Li di sebelah barat kota Tongkoan,
Gui Bun Tong dapat melihat Siok Poo bersusah payah mencambuki
kudanya untuk bisa berlari lebih cepat. Meluaplah amarahnya
melihat orang yang mengelabuinya, sehingga ia mendapat tugas yang
berat ini.
?Bangsat Cin Kiong, engkau telah menipu dan meloloskan diri
melalui kotaku, kini aku datang hendak membekukmu, lekaslah
turun dari kudamu dan serahkan diri supaya tuan besarmu tidak
membuat cacat anggota tubuhmu!
Cin Siok Poo memang telah menduga akan hal ini, maka ia
antapkan saja dan larikan terus kudanya tanpa menoleh.
?Bangsat Cin Kangto, tidakkah engkau mendengar suaraku?
Lekaslah turun dan serahkan dirimu, bila tidak jangan sesalkan aku!?
BERSAMBUNG
Dapatkah Cin Siok Poo tertangkap oleh Gui Bun Tong?
Dapatkah kudanya yang sakti itu melompati sungai Ciok Liong Ho?
Siapakah bintang penolong Siok Poo dalam keadaan gawat disungai
Ciok Liong Ho itu?
Mengapa Bun Tong takut setengah mati kepada penolong Siok Poo
yang jangkung kurus itu?
Kemanakah Siok Poo dihawa oleh bintang pcnolong itu?
Dan kisah delapan belas orang kuat dijamannya Sweitiauw ini
bagaimana kelanjutannya?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
512
JILID 15
? TANGAN yang murni akhirnya akan lebih berhasil daripada
tangan yang kuat.
? TINGGALLAH tenang dan kau akan dapat menguasai segala
orang.
? JATUH-JATUH tak apa. Bangkitlah supaya tidak terinjak
orang yang kuat.
? RINGKAS dan tegas lebih baik daripada berbelit-belit!
(Kiriman Dhyana)
CIN SIOK POO tetap tidak menggubrisnya dan semakin sibuk
mencambuki kudanya ? jiakk ? jiaaakk ? hayo Oey Piauw Ma
kerahkan tenagamu dan berlarilah secepat cepatnya hiaaaak ? heeeer
? hiaaakk - heer ? Kuda yang sudah sedemikian lelah, walaupun di
cambuki juga tak ada perubaban. Larinya semakin payah dan
pelahan.
Mengetahui dirinya tak akan dapat jauh meninggalkan musuh
yang mengejarnya, Siok Poo mengambil keputusan untuk coha
Dendam Membara Cap Pek Loo Hoan Ong Karya Dhiyana di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melawan, dengan bertempur akan memberi kesempatan kepada
kudanya untuk mengaso dan melonggorkan napas. Maka ia
moncabut Siangkiannya dan membalikkan tubuh,
?Gui ciangkun, aku akan melawanmu mati-matian, majulah!?
?Bangsat. engkau membuat aku banyak cape dan mendapatkan
amelan-omelan yang tak sedap. Terimalah kini kematianmu!?Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
513
Gui Bun Tong lalu menerjang dengan Siang-kiannya. Siangkian
lawan Siangkian, sungguh seru hebat dan mempesonakan. Lewat
beberapa pulub jurus. Cin Siok Poo mulai keteter dan terdesak.
Mana dapat ia mengalahktan orang kuat kesembilan di jamannya
Sweitiauw ini. Dalam keadaan semakin kritis. ia cepat cepat putar
kudanya dan menggentak tali les kudanya. ?Hiaaakk ?? hayo kedaku
lari!?
? ooOoo ?
BAB XXVIII
THIA KAUW KIM SI PENJUAL GARAM
GELAP DI ANGKAT SEBAGAI RAJA,
SEBELUM mencapai sungai Ciokliong Hoo, pagi-pagi Cin Siok
Poo telah menganjurkan untuk tuan penolongnya yaitu kapten Siang
Gie berpencar dan memisahkan diri. Sebab kalau terus menerus jalan
bersama mungkin kedua duanya akan sulit menyelainatkan diri dan
lobos dari kejaran. Oleh karena itu Siang Gie lalu membelok ke kiri
dan menerobos jalan berhutan. Sedangkan Cin Siok Poo sengaja
mengikuti jalan raya sehingga dapat diikuti terus oleh pengejarnya.
Selama dalam kejar-kejaran itu Siok Poo telah mencoba
sebanyak sembilan kali menempur pada jenderal Gui Bun Tong.
Akan tetapi sabanyak itu pula ia merasakan betapa kuatnya
gempuran lawan. Jadi perlawanannya itu banyalah untuk
memberikan kesempatan kepada kudanya untuk menarik napas
panjang dan agak mengaso.
Dan tatkala sudah agak terdesak dan kewalahan benar-benar,
barulah ia putar kudanya dan kaburkan diri lagi.Kolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
514
?Bangsat Cin Kangto! Kemana engkau hendak lari hei? Keujung
langit aku akan manyusulmu, menyusup kedasar bumipun tak nanti
aku lepaskan. Pokoknya engkau harus kubekuk!?
Kejar mengejar antara Cin Siok Poo dan Gui Bun Tong sampai
jauh dekat sore. Jadi sehari penuh mereka tidak mengaso, tidak
minum juga tidak makan, terus menerus kejar kejaran.
Waktu hari di arnbang senja, sampailah Siok Poo di sungai
Ciokliongho. Siok Poo mernikir bahwa kudanya mampu untuk
melompati sungai yang lebarnya tujuh delapan tombak itu. Maka ia
menepuk-nepuk punggung kuda itu sambil berbisik. ?Hayo kudaku
kerahkan semangat dan pusatkan seluruh sisa tenagamu untuk
melompati sungai ini. Bila kita dapat melompati maka terhindarlah
kita dari kejaran musuh yang selalu menguber-uber dan tidak
memberi kesempatan sedikitpun kepada kita untuk mengaso. Hayo ?
hiaaakk ? hiaakk ? herrr ? hiak.?
Kuda Oey Piauw Ma memang dapat menangkap pembicaraan
majikannya seperti juga manusia. Ia meringkik dan melompat tinggi
? heerr ? cleepp ? krupyuukk ? hiyeeehh ? geerr ?
Lompatan jauh itu tidak sampai dan keempat kaki kuda Siok Poo
menancap di dekat pinggiran seberang sungai sebelah sana. Justeru
pinggiran sungai itu berlumpur, maka keempat kaki kuda itu
terbenam dan tak dapat diangkat-angkat.
Cin Siok Poo salah perhitungan dan tidak memikirkan lagi
bagaimana kelelahan yang dirasakan kudanya. Bermalam-malam,
berhari-hari terus menerus berlari dan kekuatannya terbatas, maka
lompatannya kali ini gagal.
Dalam kondisi biasa pastilah Oey Piauw Ma denganmudah dapat
melompati sungai yang lebarnya tujuh sampai delapan tombak itu.
sekarang dalam kondisi yang demikian lelah payah, mana dapat ia
memenuhi harapan majikannya? Sungguh kasihan, ia hanya bisaKolektor E-book https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook/
515
meringkik-ringkik berbenger keras dan sekali-sekali mendongakkan
Pendekar Bloon 15 Api Di Puncak Sembuang If I Stay Karya Gayle Forman 01 Pelangi Di Langit Singasari Karya S
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama