Ceritasilat Novel Online

Ibu Hantu 6

Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian Bagian 6

buku nama-nama dari penjahat-penjahat yang telah membunuh keluargaku itu,

apakah bisa Hak-seng ambil sekarang?"Kolektor E-Book 203

IBU HANTU Ang Yung Sian

Yap Sun Po tersenyum, dia merogoh sakunya jubah yang dikenakannya itu dia

juga berkata : "Buku catatan dari nama-nama musuhmu itu memang selalu kubawa

serta kemana saja kupergi.... maka dari itu, sekarang juga kau bisa mengambilnya!!"

Yap Sun Po telah mengeluarkan sejilid buku kecil, diangsurkannya buku kecil

itu kepada Cie Kiat.

Anak muda she Lie tersebut telah menerimanya.

Wajahnya jadi berobah-robah, sebentar sedih, sesaat lagi memperlihatkan sikap

gusarnya, sebentar lagi memperlihatkan rasa duka dan rasa amarah yang sangat.

Yap Sun Po hanya berdiam diri saja

Setelah melihat-lihat halaman-halaman dari buku itu, dimana tertulis puluhan

nama orang-orang yang telah menjadi pembunuh keluarganya Cie Kiat menutup

kembali buku-buku itu. Dimasukkan kedalam sakunya.

Barulah setelah itu Cie Kiat merangkapkan kedua tangannya menjurah kepada

Yap Sun Po.

"Terima kasih atas bantuan Loo-sian-seng yang telah banyak tahun

menyimpankan buku ini!" kata Cie Kiat dengan suara yang mengandung perasaan

terima kasih. "Dan mudah-mudahan memang Hak-seng bisa membendung perasaan

dan bergolaknya dari dendam yang selama ini terpendam didalam hati Hak-seng.

Maka dari Hak-seng hanya akan memilih beberapa orang-orang terpenting diantara

penjahat-penjahat tersebut, akan membunuhnya dengan secara jantan, akan Hak-seng

ajak mereka bertempur satu lawan satu.... atau kalau memang mereka mau, mereka

boleh maju sekaligus.... Hak-seng kira Hak-seng masih bisa menghadapi mereka itu!"

Setelah berkata begitu, maka Cie Kiat telah merangkapkan tangannya, dan

berpamitan sambil menjurah memberi hormat kepada si penyair tua she Yap itu.

Kemudian dengan gesit dia melompat ke atas kudanya.

Didalam waktu yang sangat singkat sekali, dia telah lenyap dari pandangan mata

Yap Sun Po.

Penyair tua she Yap itu memandangi lenyapnya anak muda she Lie itu bersama

kudanya dengan mata tak berkedip.

Kemudian dia menghela napas.

"Ah.... badai dan topan akan muncul didalam dunia persilatan, akan terjadi

pergolakan diantara jago-jago silat, dan darah akan membanjiri dunia persilatan,

dunia Kang-ouw...!" dan kemudian penyair tua ini telah membawakan sebuah syair

dengan suara mengumam, sedangkan A Tauw, kacungnya, telah datang menghampiri

padanya....

*

* *Kolektor E-Book 204

IBU HANTU Ang Yung Sian

SEBETULNYA Cie Kiat memang diperintahkan oleh gurunya untuk pergi

mencari Yap Sun Po, orang satu-satunya yang memegang buku catatan dari nama
nama penjahat yang telah menggeroyok dan membasmi keluarga Lie itu!

Dan didalam perjalanannya untuk mencari orang she Yap itu, dia telah

mengalami berbagai peristiwa, dia bertemu dengan Oen Lay Tat dan jago-jago

lainnya, juga bertemu dengan Wang Kouw-nio... menghadapi persoalan Tat-mo

Kiam... semua itu telah dialaminya, dan akhirnya dia dapat juga menemui diri Yap

Sun Po.

Setelah memperoleh buku catatan dari nama-nama penjahat yang telah

membasmi keluarganya pada belasan tahun yang lalu, dengan sendirinya dia akan

dapat mencari penjahat-penjahat itu guna mengadakan pembalasan dendam atas

kematian seluruh keluarganya itu!.

Dan memang dugaan dari Yap Sun Po benar belaka, sebab sejak detik itu, sejak

Cie Kiat memperoleh buku catatan dari nama-nama penjahat yang menjadi musuhnya

tersebut, akan segera muncul berbagai peristiwa hebat.

Semuanya itu akan menyebabkaa dunia persilatan akan tergoncang, dan didalam

kalangan Kang-ouw akan muncul berbagai peristiwa yang benar luar biasa sekali,

yang akan membuat semua jago-jago dirimba persilatan akan tercengang, kaget dan

bercampur dengan perasaan ngeri.

Cie Kiat sendiri begitu memperoleh buku catatan nama dari penjahat-penjahat

yang menjadi musuhnya itu, telah membedal kudanya yang dilarikan dengan pesat.

Pada saat itu hatinya sedang diliputi oleh berbagai segala keinginan untuk cepat
cepat dapat melampiaskan dendamnya terhadap penjahat-penjahat yang menjadi

musuhnya itu.

Peristiwa pertama dari segala keguncangan yang akan timbul didalam dunia

persilatan, muncul dikota Sung-lay-kwan... telah terjadi suatu peristiwa darah yang

akan menggemparkan jago-jago didalam dunia persilatan....!

Kejadian itu adalah sebagai berikut....

*

* *

SUNG-LAY-KWAN merupakan kota yang cukup besar juga padat

penduduknya.

Kota ini terkenal akan hasil dari araknya, yang bisa menyaingi arak Hong-ciu.

Dikota tersebut hidup seorang jago tua she Bie dan bernama She Gauw.

Jago tua ini mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, semasa mudanya, dia

pernah menjagoi daerah Kang-ouw, dan membuat nama yang tidak kecil didalam

kalangan Kang-ouw.

Tetapi berhubung usianya yang telah menanjak kian tua, maka dia mengambil

keputusan, bahwa dia lebih baik hidup tenteram untuk melewati hari-hari tuanya.Kolektor E-Book 205

IBU HANTU Ang Yung Sian

Dan didalam melewati hari-hari tuanya itu, maka dia telah menerima tiga orang

murid, yang akan menerima warisan kepandaian silat darinya.

Hal itu disebabkan dia tidak mempunyai seorang puterapun. Maka, untuk

menjaga agar kepandaiannya itu tidak lenyap terbawa kekubur, dia menginginkan

agar ada yang mewarisinya.

Ketiga muridnya itu memang tiga orang anak yang cerdas, sebab jago tua

bernama Pang Tiang Ho itu selalu memilih dulu diantara murid-murid yang akan

dijadikan murid tulennya. Memang orang luar mengetahui jago tua she Pang itu telah

menerima puluhan orang murid, tetapi diantara puluhan murid itu, hanya tiga orang

yang benar-benar dapat disebut muridnya, karena dia telah mendidik ketiga orang itu

dari diluar dari jam latihan murid-murid lainnya.

Penghidupan dari Pang Tiang Ho cukup tenteram, untuk melewati hari-hari

tuanya itu dia telah bisa cukup dengan menerima pembayaran uang latihan murid
muridnya, karena Pang Tiang Ho memang menerima bayaran untuk latihan ilmu silat

itu.

Pada suatu hari, dengan tidak terduga, tampak berlari seorang pelayan dari

keluarga Pang tersebut.

Wajahnya pucat, dan tubuhnya menggigil.

Dia mengetuk-ngetuk kamar dari Pang Hu-jin, nyonya Pang.

"Pang Thay-thay..... Pang Thay-thay!!" teriak si pelayan dengan berteriak-teriak,

suaranya gemetar.

Wajah pelayan itu juga pucat sekali, bibirnya gemetaran.

Pintu kamar itu terbuka, keluar nyonya Pang, isteri dari Pang Tiang Ho.

Wanita setengah baya ini mengerutkan alisnya waktu melihat keadaan

pelayannya.

"Ada apa ?" tanyanya dengan suara yang tidak senang, karena dia merasa

terkejut oleh sikap si pelayan yang membawa sikap begitu mengejutkan gerabak

gerubuk tak keruan.

Wajah si pelayan masih pucat, bibirnya gemetaran.

Waktu ditanya begitu, dia menunjuk kearah taman dengan berkata suara

tergugu. "Pang Toa-ya.... oh..... ditaman itu... oh..." suaranya gemetar sekali, dia tidak

bisa meneruskan perkataannya, kedua kakinya telah lemas, dan tanpa dapat ditahan

lagi telah jatuh terduduk.

Pang Thay-thay, nyonya Pang itu, sangat bingung dan heran melihat kelakuan

pelayannya itu.

"Ada apa kau bersikap begitu, A Bong?" tanya Pang Thay-thay dengan suara tak

senang. "Ada apa didiri Pang Toa-ya?"

"Itu... itu ditaman... Pang Toa-ya... oh..." dan si pelayan rumah tangga Pang itu

tidak bisa meneruskan perkataannya lagi.Kolektor E-Book 206

IBU HANTU Ang Yung Sian

Saking heran dan ingin tahu, maka Pang Thay-thay telah cepat-cepat menuju

ketaman.

Pelayan itu masih terduduk lemas.

Dia tidak mengikuti nyonya majikannya.

Hanya matanya yang jelalatan tak hentinya, seperti juga dia sedang menghadapi

suatu peristiwa yang benar-benar menyeramkan sekali.

Pang Thay-thay, nyonya Pang itu, telah sampai ditaman.

Dia memandang sekeliling taman itu.

Tak dilihatnya ada sesuatu yang luar biasa.

Dengan sendirinya dia jadi heran.

Mengapa si pelayan dari keluarganya itu si A Bong bersikap begitu, gemetar

ketakutan, seperti juga tadi dia telah melihat sesuatu yang benar-benar menakutkan!?

Baru saja Pang Thay-thay mau memutar tubuhnya untuk masuk kembali

kedalam, tiba-tiba matanya tertarik oleh sesuatu benda yang tergantung diatas pohon.

Waktu Pang Thay-thay menegaskan, maka dia jadi kaget sendirinya, hatinya

tercekat dan darahnya mendesir.

Itulah sesosok tubuh yang tergantung diatas pohon dalam keadaan tak hidup!

Berarti yang tergantung itu adalah sesosok mayat manusia, yang binasa dengan mata

yang mendelik lebar kearah Pang Thay-thay, dan juga lidah terjulur keluar, karena

ada seutas tambang yang melikati lehernya.

Pang Thay-thay sampai mengeluarkan seruan tertahan, dia sampai melompat

kebelakang beberapa langkan.

"Oh..... apa ini..... mengapa..... oh..... bisa terjadi ini......?" mengeluh Pang Thay
thay dengan lutut yang lemas.

Dan semangat dari Pang Thay-thay seperti terbang meninggalkan raganya, dia

jadi tambah terkejut, hampir saja dia jayuh pingsan waktu dia menegaskan ternyata

yang menggelantung diatas pohon itu adalah suaminya sendiri, yaitu Pang Toa-ya,

Pang Tiang Ho.

Pang Thay-thay, nyonya Pang jadi mengeluarkan suara jeritan kaget, dia berlari

menghampiri, tetapi baru beberapa langkah saja, dia telah lemas tak bertenaga,

kemudian setelah mengeluarkan suara keluhan, maka rubuhlah dia jatuh pingsan!

Lama juga Phang Thay-thay jatuh pingsan begitu, sampai menjelang lohor dia

masih pingsan ditaman itu.

Sedangkan mayat dari Pang Tiang Ho masih menggelantung diatas pohon

dengan mata yang mendelik dan lidah yang terjulur keluar, rupanya dia mati

tergantung begitu dalam keadaan penasaran sekali, muka mayat dari orang she Pang

terebut telah berobah kuning kehijau-hijauan..... menyeramkan sekali, bergoyang
goyang terhembus oleh angin kecil, juga dibawahnya menggeletak pingsan nyonya

Pang itu!Kolektor E-Book 207

IBU HANTU Ang Yung Sian

*

* *

WAKTU PANG THAY-THAY tersadar dari pingsannya itu, maka dia

memandang sekelilingnya.

Tetapi begitu teringat akan keadaan dirinya, dan peristiwa dimana dia melihat

suaminya mati tergantung begitu, dia jadi menjerit dan menangis keras sekali.

Lebih-lebih dia melihat bahwa mayat dari Pang Tiang Ho, suaminya itu masih

tergantung bergoyang-goyang dengan mata mendelik dan lidah menjulur diatas

pohon, matanya yang mendelik lebar itu seperti juga sedang mendelik memandang

kearah Pang Thay-thay, sehingga nyonya Pang ini jadi sekali lagi mengeluarkan

seruan kaget, menangis sekeras-kerasnya.

A Bong, pelayan yang tadi memberitahukan Pang Thay-thay tentang kematian

dari Pang Tiang Ho, sedang pingsan juga. Rupanya saking kaget dan ketakutan, dia

sampai jatuh pingsan.

Keadaan dirumah tersebuit sangat sepi sekali, hanya terdengar tangisan dari

nyonya Pang tersebut.

Sampai akhirnya tak lama kemudian berdatangan murid-murid dari Pang Tiang

Ho untuk latihan.

Tetapi betapa terkejut mereka waktu melihat keadaan su-bo, isteri guru, dan su
hu mereka yang terbinasa dengan tergantung diatas pohon begitu.

Ciu Wie Siang murid tertua dari Pang Tiang Ho, telah cepat-cepat menghampiri
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pang Thay-thay, su-bo mereka, ibu guru mereka.

Ciu Wie Siang telah menanyakan, mengapa guru mereka bisa mengalami hal

seperti itu, seperti juga orang yang menggantung diri.

Pang Thay-thay juga tidak bisa menerangkan, dia tidak mengetahui juga

mengapa suaminya bisa menggantung diri terbinasa dengan cara begitu macam.

Pang Hu-jin hanya bisa menangis saja. Isteri dari Pang Tiang Ho tersebut

menangis dengan suara yang menyayatkan hati benar.

Murid-murid dari Pang Tiang Ho jadi bingung sekali melihat keadaan ini.

Ciu Wie Siang telah memeriksa keadaan disekitar taman itu.

Tahu-tahu matanya dapat melihat ada sehelai kertas yang tertancap dibatang

pohon.

Cepat-cepat murid Pang Tiang Ho she Ciu tersebut mengambil surat itu.

Murid-murid lainnya juga cepat-cepat telah menghampiri, mereka melihat surat

itu.

Isi surat tersebut berbunyi antara lain :Kolektor E-Book 208

IBU HANTU Ang Yung Sian

Arwah dari keluarga Lie telah datang menagih hutang jiwa,

maka kebinasaan dari Pang Tiang Ho ini adalah wajar, sebab dia

terlalu jahat sekali telah melakukan pembunuhan besar-besaran

terhadap keluarga Lie pada belasan tahun yang lalu.

Dengan terbinasanya dirinya ini, maka habislah dendam

keluarga Lie dengan keluarga Pang, maka tak perlu anak isteri

dan cucu dari keluarga Pang yang menanggung dosa dari Pang

Tiang Ho.

Aku kira, lebih baik Pang Tiang Ho menemui kematiannya

ini........ agar anak cucunya tidak menerima dosanya, dan

biarkanlah dia terbinasa menebus dosanya...... aku tidak mau

kalau sampai anak atau keluarga Pang lainnya yang merasakan

getah dari perbuatan jahat dari Pang Tiang Ho.

Dengan ditinggalkannya surat ini, agar keluarga Pang

maklum....... dan aku menyatakan maaf sebesar-besarnya tak bisa

menjumpai kalian.

Dan, dengan melalui surat ini, maka aku juga ingin

menyatakan maaf sebesar-besarnya, bahwa aku telah merenggut

nyawa dari seorang musuhku, karena Pang Tiang Ho adalah

manusia yang tidak bisa diampuni, dosanya terlalu besar, dia

merupakan orang ketujuh diantara penjahat-penjahat yang

mengeroyok keluargaku, maka dengan sendirinya dia masih

termasuk orang yang terpenting didalam gabungan penjahat
penjahat itu. Nah.... selamat tinggal!

Dari:

Pek-ie Koay-hiap

pendekar aneh berbaju putih

Ciu Wie Siang dan murid-murid dari Pang Tiang Ho yang lainnya jadi gusar

dan murka.

Tetapi mereka gusar murka tanpa daya, karena mereka tidak mengetahui siapa

sebenarnya Koay-hiap, pendekar aneh berbaju putih itu, yang telah membunuh guru

mereka.

Ciu Wie Siang jadi berduka sekali, mereka mengucurkan air mata.

Didalam pandangan mereka selama mereka belajar ilmu silat dibawah

gemblengan dari Pang Tiang Ho, maka mereka melihat guru mereka itu sangat baik

hati, dan benar-benar membimbing mereka.

Maka dari itu, mengapa guru mereka itu bisa mempunyai musuh yang telah

begitu tega membunuhnya dengan menggantungkan sekalian mayat dari Pang Tiang

Ho diatas pohon.Kolektor E-Book 209

IBU HANTU Ang Yung Sian

Hal ini membuat Wie Siang dan murid-murid Pang Tiang Ho lainnya benar
benar jadi bergusar, mereka berjanji akan beramai-ramai mencari orang yang

menamakan dirinya itu Pek-ie Koay-hiap, si pendekar aneh berbaju putih.

Ciu Wie Siang dan murid-murid Pang Tiang Ho yang lainnya cepat-cepat

memberikan hiburan bagi diri Pang Hu-jin, nyonya orang she Pang, yang menjadi ibu

guru mereka itu.

Juga soal pemakaman jenazah dari Pang Tiang Ho, segera diurus, dengan cepat

diadakan pemakaman.

Pada penjahat setempat, nyonya Pang mengatakan bahwa suaminya itu

mengalami suatu kecelakaan kecil waktu sedang berlatih ilmu golok, akhirnya setelah

menderita sakit satu minggu maka suaminya itu telah berpulang kepangkuan Thian.

Begitu juga kepada para tetangganya, nyonya Pang ini memberikan alasan yang

sama.

Dan mereka, orang-orang ini tidak mengetahui, bahwa kematian dari Pang Tiang

Ho adalah suatu permulaan, awal dari bergolaknya suatu peristiwa hebat didalam

dunia persilatan..... yang akan bergolak dengan penuh kengerian dan benar-benar

menakutkan, karena darah akan membanjiri sungai telaga, dan dunia persilatan akan

digegerkan oleh berbagai peristiwa yang benar-benar menakutkan!

Tegasnya Pang Tiang Ho dibunuh oleh Lie Cie Kiat karena nama Pang Tiang

Ho terdapat didalam buku catatan dari nama-nama penjahat yang telah mengeroyok

keluarga Lie, yang diperoleh Cie Kiat dari penyair tua Yap Sun Po itu.....!

???

LIE CIE KIAT memang bermaksud membabat musuhnya seorang demi

seorang.

Dia menurut petunjuk dibuku catatan dari nama musuh-musuh besarnya itu.

Dia mencarinya seorang demi seorang.

Pang Tiang Ho memang Cie Kiat yang telah membunuhnya pada malam itu.

Dia yang telah menyeret tubuh orang she Pang itu, lalu menggantungnya diatas

pohon sehingga Pang Tiang Ho terbunuh dan terbinasa dengan mata mendelik dan

lidah menjulur keluar.

Dan Cie Kiat bermaksud setelah membunuh Pang Tiang Ho, maka korbannya

yang kedua adalah orang yang bernama Wang Toe, seorang yang tercatat namanya

didalam urutan yang ketiga didalam buku catatan itu.

Cie Kiat telah mencari-cari dan menyelidiki dimana orang tersebut.Kolektor E-Book 210

IBU HANTU Ang Yung Sian

Nama Pang Tiang Ho telah dicoretnya dengan warna merah, menandakan bahwa

orang she Pang itu telah dapat diselesaikan hidupnya!

Anak muda she Lie tersebut dapat mengendus bahwa Wang Toe sekarang

berdiam dikota Pay-sia, dia telah membuka sebuah rumah makan yang besar dan

mewah.

Dikota itu, Wang Toe hidup dengan segala kemewahannya, karena semua

orang-orang di kota itu umumnya mengetahui bahwa Wang Toe mempunyai

kepandaian ilmu silat yang tinggi sekali, sehingga buaya-buaya daratnya juga jeri

terhadap Wang Toe.

Rumah makan bertingkat yang dibuka oleh Wang Toe sangat laris sekali.

Sering pula perkumpulan-perkumpulan dari berbagai cabang jago-jago rimba

persilatan telah memakai rumah makan Wang Toe sebagai tempat perundingan, dan

kalau memang terjadi begitu, maka Wang Toe akan mengeduk keuntungan yang

tidak kecil.

Selain makanan yang selalu harganya dilebihkan dari biasanya, juga sewa

tempat tersebut jauh lebih tinggi harganya dari hasil yang diperolehnya didalam hari
hari waktu dia berdagang sebagaimana mestinya.

Maka dari itu, dengan cepat Wang Toe telah dapat mengumpulkan kekayaan

yang tidak sedikit.

Rumah makannya itu sudah diserahkan kepada orang kepercayaannya untuk

diurus, sedangkan dia sendiri berdiam dirumahnya, yang terletak tak begitu jauh dari

rumah makannya tersebut.

Wang Toe selalu melewati hari-hari tuanya dengan duduk rebah dikursi

malasnya yang terbuat dari kayu cendana yang wangi itu, sambil ditangannya

memegang kipas.

Begitulah penghidupan dari Wang Toe dari hari kehari dia melewatinya dengan

penuh ketenangan.

Namun, biarpun dia telah kaya raya, ada sesuatu yang kurang didalam hidupnya.

Sampai dia menjelang tua itu, dia tidak mempunyai keturunan, yaitu tidak

mempunyai anak.

Juga isterinya yang sangat dicintainya telah meninggal dunia.

Maka dari itu, melewati hari tuanya Wang Toe berseorang diri.

Dia sudah tak mau menikah lagi, hanya kalau memang dia mau, dia bisa

berpelesiran dengan bunga-bunga raja.

Itulah sebabnya, maka selain dari pelayan-pelayan rumah tangganya, tak

terdapat orang lainnya.

Pagi itu, dikala Wang Toe sedang meram-meram ayam duduk rebah dikursi

malasnya diruangan tengah, sambil mengipas dengan sebuah kipas yang terbuat dari

kain sutra, maka tahu-tahu mencelat turun sesosok tubuh dihadapannya.Kolektor E-Book 211

IBU HANTU Ang Yung Sian

Waktu mudanya Wang Toe mempunyai kepandaian yang sangat tinggi.

Tetapi menjelang tuanya dia tidak pernah melatihnya lagi, namun tetap saja dia

masih liehay.

Melihat ada orang yang menjeglek didepannya turun dari wuwungan tiang

penglarian, dengan kaget Wang Toe telah mencelat bangun dari kursi malasnya itu.

"Si... siapa kau?" bentak Wang Toe dengan suara yang kaget.

Orang yang melompat turun telah berdiri tegak. Ternyata dia seorang pelajar

yang berusia masih sangat muda sekali. Dia mengunakan pakaian pelajar yang serba

putih.

Orang itu tertawa dingin waktu melihat kekagetan yang meliputi wajah Wang

Toe.

"Aku adalah Pek-ie Koay-hiap yang akan merenggut nyawa tuamu!!" kata orang

itu, yang tak lain dari Lie Cie Kiat.

Wajah Wang Toe jadi berobah hebat.

"Kau.... oh, kau kurang ajar sekali!" teriak Wang Toe, dengan suara yang

bengis. "Hmmmm.... sebutkan namamu, agar aku dapat memberikan ganjaran

kepedamu! Apakah kau tidak tahu, bahwa kau sedang berhadapan dengan siapa?"

Orang itu, Lie Cie Kiat, telah ketawa dingin.

"Aku tahu.....!" menyahuti Cie Kiat dengan cepat, setelah itu dia tertawa dingin

lagi. "Aku tentunya sedang berhadapan dengan Wang Toe, bukan?"

Wajah Wang Toe jadi berobah.

"Apa maksudmu datang kemari?" bentak Wang Toe dengan suara yang aseran.

Cie Kiat kembali tertawa dingin.

"Sudah kukatakan aku akan merenggut nyawa tuamu!" menyahuti Cie Kiat.

"Jangan main-main!" bentak Wang Toe dengan gusar. "Sebutkan maksudmu

yang sebenarnya!"

Cie Kiat kembali tersenyum.

"Ya.... kau tentu ingat pada belasan tahun yang lalu telah ikut mengeroyok

keluarga Lie Foe Thay?!" bentak Cie Kiat dengan suara yang dingin sekali.

Mendengar disebutnya nama Lie Foe Thay, wajah Wang Toe jadi berobah

pucat.

Kakinya agak gemetar.

"Lie Foe Thay...?" tanyanya dengan suara yang gemetar disebabkan terkejutnya.

Cie Kiat mengangguk.

Cahaya mata anak muda she Lie ini sangat tajam sekali waktu dia memandang

kepada Wang Toe.Kolektor E-Book 212

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Benar!" menyahuti Cie Kiat. "Dan sekarang, arwah dari keluarga Lie itu akan

menuntut ganti jiwa!!"

Wajah Wang Toe jadi tambah pucat.

"Kau... kau..." dia tergugu tak bisa berkata-kata lagi.

Tubuh Wang Toe juga agak gemetar menggigil.

Melihat itu Cie Kiat tertawa dingin, dia melangkah menghampiri.

"Hmmmm... sekarang adalah saatnya kau harus mampus guna menebus jiwa
jiwa dari keluarga Lie yang telah kau dan kawan-kawanmu itu membunuhnya!!" kata

Cie Kiat dengan suara menyeramkan sekali. "Aku adalah keturunan tunggal dari Lie

Foe Thay yang malang itu....!"

Mendengar perkataan Cie Kiat, wajah Wang Toe jadi berobah semakin pucat,

lalu berobah jadi merah padam, kemudian berobah pucat lagi. Tubuhnya juga

menggigil.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi, mungkin saking ketakutan. Tahu-tahu dia telah menjejakkan kakinya, dia

menerjang Cie Kiat.

"Mampus kau, setan penasaran!!" bentak Wang Toe dengan suara yang

ketakutan.

melihat dirinya diserang begitu, Cie Kiat mendengus tertawa dingin.

Dia menekuk lutut kanannya, sehingga tubuhnya jadi mendoyong kemuka

sedikit agak menurun kebawah.

Dengan mengeluarkan teriakan keras, tahu-tahu ditangan Cie Kiat telah tercekal

pedangnya, dia membabat kearah perut dari Wang Toe.

Pada saat itu Wang Toe sedang menerjang, mana bisa dia melindungi perutnya.

Apa lagi kepandaian dari Cie Kiat memang sangat tinggi.

Sehingga tak ampun lagi, perutnya itu pecah oleh sabetan pedang Cie Kiat.

Isi perut Wang Toe telah berhamburan, darah merah segar jadi membanjiri lantai

dan usus dari orang she Wang itu telah berhamburan dilantai.

Mengerikan sekali.

Tubuh Wang Toe, tidak lantas rubuh dia berdiri ngejeglek dengan mata yang

mendelik, setelah mengeluarkan suara menggerogok dua kali dari lehernya seperti

ayam yang ingin putus napas, maka tubuh gemuk dari Wang Toe telah ambruk

dilantai, tak bernapas dan tak bernyawa lagi!

Satu dendam lagi dari Cie Kiat telah terbayar lunas, karena Wang Toe telah

melayang jiwa, menuju keakherat untuk menemui Giam-lo-ong!

Cie Kiat berdiri, sesaat terpaku ditempatnya mengawasi mayat Wang Toe yang

menggeletak tengkurap tak bernyawa dan tak bergerak itu.

Anak muda she Lie ini menghela napas.Kolektor E-Book 213

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Lenyap pula sebuah dendam....!!" mengumam anak muda she Lie ini.

Selang Cie Kiat berdiri memandangi mayat Wang Toe, tahu-tahu dari dalam

menerobos tiga orang pelayan keluarga Wang tersebut.

Mereka datang ketempat tersebut karena mereka mendengar suara jeritan dari

Wang Toe.

Tetapi waktu mereka melihat majikan mereka telah terbinasa, dan disampingnya

berdiri seorang anak muda dengan pedang berlumuran darah ditangannya,

menyebabkan mereka jadi ketakutan dan tubuh ketiga pelayan itu menggigil.

Tanpa mereka kehendaki, maka mereka jadi berlutut dan memanggut
manggutkan kepala mereka, seperti juga sedang meminta ampun!

Cie Kiat tidak mengambil perhatian pada ketiga pelayan dari keluarga Wang

tersebut, dengan mengeluarkan suara dari tertawa dingin, dan setelah menyusut darah

yang melekat pada tubuh pedangnya di baju mayat dari Wang Toe, yang disosotnya

perlahan-lahan, maka Cie Kiat kemudian menjejakkan kakinya, dia telah mencelat

pergi.

Hanya didalam waktu sekejapan itu saja dia telah lenyap dari pandangan ketiga

pelayan Wang Toe.

Ketiga pelayan itu jadi ribut waktu menyaksikan hal tersebut, mereka duga anak

muda she Lie itu adalah setan yang mempunyai gerakan cepat sekali...... mereka jadi

saling lari berserabutan menuju keluar, juga mereka berteriak-teriak, sehingga

tetangga Wang Toe keluar semuanya untuk melihat apa yang terjadi dirumah Wang

Toe tersebut.

Ketiga pelayan itu segera menceritakan apa yang telah mereka lihat.

Juga orang Tie-kwan telah melakukan penyelidikan, pemeriksaan terhadap

mayat itu.

Namun mereka tidak bisa mengetehui atau menangkap diri Cie Kiat, sebab anak

muda she Lie itu telah siang-siang menghilang dari kota itu.......!

*

* *

KEJADIAN selanjutnya lagi malah lebih hebat. Pilihan Cie Kiat untuk korban

selanjutnya dari dendam anak muda she Lie adalah jago yang bernama Po Sin Siu,

seorang jago yang membuka perusahaan Piauw-kiok, suatu perusahaan yang

menerima pengiriman barang dari daerah yang satu kedaerah yang lainnya. Po Sin

Siu mempunyai kepandaian yang tinggi, dia mempunyai kepandaian istimewa, yaitu

ilmu goloknya, yang dinamakan Cap Sie Hoan-to, dimana kalau memang dia telah

menggunakan ilmu goloknya itu, maka jarang sekali ada orang yang menghadapi

Piauw-su tersebut.

Sin Siu membuka Piauw-kioknya itu berkisar delapan tahun yang lalu,

sebetulnya tadinya dia adalah seorang pembegal tunggal.Kolektor E-Book 214

IBU HANTU Ang Yung Sian

Namun disebabkan usianya telah tua, dan dia mempunyai simpanan harta, maka

akhirnya dia ingin hidup tenang.

Mengandalkan nama dan kepandaiannya dia telah membuka perusahaan Piauw
kiok tersebut, untuk melewati hari tuanya.

Piauw-kioknya itu diberi nama Po-sin Piauw-kiok.

Sejak Sin Siu membuka Piauw-kiok tersebut, setiap barang yang dikirimnya

selalu akan sampai ditempat dengan selamat, karena selain dia mempunyai nama

besar dan juga ditakuti dan disegani oleh lawan dan kawan, juga Sin Siu merupakan

seorang yang bisa bergaul.

Apa lagi, memangnya dia berasal dari dunianya dijalan Hek-to, jalan hitam,

sebagai pembegal tunggal, maka dengan sendirinya dia mempunyai banyak kawan

pembegal-pembegal juga.

Dengan sendirinya, begitu dia membuka Piauw-kok, kawan-kawannya itu tidak

mau mengganggu Piauw-kiok yang dibuka oleh Sin Siu karena mereka tidak mau

hitam makan hitam walaupun sekarang Sin Siu telah beralih kejalan putih, toh tetap

saja dulunya dia berasal dari jalan hitam.

Disebabkan sejak pertama kali dia membuka Piauw-kiok itu, pengiriman barang

tidak pernah mengalami rintangan dijalan, maka lama kelamaan Sin Siu tidak pernah

ikut lagi mengawal pengiriman Piauw tersebut.

Dia hanya berdiam didalam rumahnya bersama isteri dan puterinya yang baru

berusia lima tahun, yang diberi nama Po In Lian.

Barang-barang Piauw itu hanya dikawal oleh beberapa orang Piauw-su yang

bekerja pada Po Sin Siu, dan mereka juga membawa sebuah bendera dari Po-sin

Piauw-kiok. itu saja sudah cukup, karena bendera dari Po Sin Piauw-kiok sama

seperti juga diri Po Sin Siu sendiri.

Penjahat-penjahat yang ingin mengganggu iring-iringan Piauw itu, kalau melihat

bahwa Piauw yang sedang dikawal itu adalah barang Piauw dari perusahaan Po-sin

Piauw-kiok, maka mereka selalu batal menghadang.

Tetapi dengan tidak terduga, pada suatu hari, malah telah terjadi suatu peristiwa

yang hebat pada diri Cong Piauw-tauw Po Sin Siu tersebut.

Orang she Po ini malah telah mengalami peristiwa hebat tersebut didalam

rumahnya sendiri, dimarkas dari Po-sin Piauw-kiok, dan yang hebat lagi, hal yang

mengerikan yang telah menimpah keluarga Po itu terjadi disiang hari disaat matahari

sedang bersinar dengan teriknya......!

Pada saat itu hampir mendekati lohor, dan beberapa orang Piauw-su dari Po-sin

Piauw-kiok sedang beristirahat diluar dari kantor Po-sin Piauw-kiok.

Ada beberapa orang Piauw-su yang sedang menceritakan pengalamannya

diwaktu mereka muda.

Malah Siu Piauw-su seorang Piauw-su tua, yang mungkin telah berusia diantara

lima puluh enam tahun, sedang menceritakan masa mudanya, dikala dia sedang

bercinta kasih dengan gadis yang sekarang jadinya.Kolektor E-Book 215

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Memang luar biasa sekali!" kata Siu Piauw-su sambil tertawa. "Kukira wanita

itu memang mudah terangsang oleh rangsangan sex, tak tahunya pada suatu malam

dikala aku sedang mencium lehernya, tahu-tahu dia telah mengayunkan tangannya

menempeleng mukaku, sehingga aku jadi memandangnya dengan tatapan yang

kesima......!"

Piauw-su-Piauw-su lainnya jadi tertawa.

"Kenapa kau tidak memeluknya terus dan menciumi dengan cara memaksa?"

tanya salah seorang Piauw-su lainnya.

Piauw-su tua tersebut, Siu Piauw-su telah memperlihatkan wajah lucunya.

"Mana bisa begitu? Sedangkan ingin mencium lehernya saja aku telah

ditempelengnya, maka mana bisa aku mencium lagi?" katanya.

Piauw-su-Piauw-su lainnya tertawa.

"Kenapa akhirnya dia bisa menjadi isterimu?" tanya salah seorang diantara

mereka.

Piauw-su tua itu tertawa.

"Nah... itulah kehebatan diriku!" kata si Piauw-su tua sambil tertawa. "Biarpun

perempuan itu sudah mau kepada diriku, namun kalau memang aku yakin dan

menginginkannya dengan sesungguh hati, pasti aku akan dapat menundukkan wanita

itu!"

Yang lainnya juga tertawa.

Tetapi sedang mereka tertawa begitu, sedang Piauw-su-Piauw-su tersebut

tertawa, telah terdengar suara tertawa yang lain dan terdengar jauh sekali, melengking

tinggi, sebentar terdengar jelas, sebentar lenyap.

Semua orang jadi heran.

"Suara tertawa siapa itu?" tanya Piauw-su-Piauw-su itu sambil saling pandang.

Semuanya saling angkat bahu, wajah mereka memperlihatkan kegelisahan,

karena suara tertawa itu terdengarnya begitu melengking tinggi, membikin bulu

tengkuk jadi berdiri dan mengkirik.

Suara tertawa itu melengking tinggi sekali, semakin lama jadi semakin terdengar

tegas.

Semua Piauw-su itu jadi saling berdiam diri. Mereka hanya saling pandang saja.

Mereka memandang kearah datangnya suara tertawa yang melengking itu.

Sedangkan semua Piauw-su itu termenung dengan kesima memandang kearah

datangnya suara tertawa melengking itu, tahu-tahu didepan mereka telah melesat

sesosok bayangan dengan kecepatan yang luar biasa sekali.

Semua Piauw-su itu jadi kaget, mereka memang sedang diliputi kegelisahan, dan

sekarang tahu-tahu didepan mereka telah menjeglek sesosok bayangan, maka dari itu,

mereka jadi benar-benar terkejut.Kolektor E-Book 216

IBU HANTU Ang Yung Sian

Semua Piauw-su-Piauw-su itu memandang kepada sosok bayangan tersebut.

Mereka menegaskan untuk melihat wajah orang yang baru datang ini.

Orang ini ternyata memakai baju yang menyerupai jubah, yang berwarna merah

darah.

Jubahnya itu bukan semacam jubah yang biasa orang-orang Tionggoan pakai,

dia memakai jubah yang luar biasa sekali potongannya.

Wajahnya tidak bisa dilihat, karena orang ini mengenakan semacam topeng,

yang terbuat dari secarik kain berwarna putih.

Kepalanya memakai topi tudung rumput yang lebar sekali.

Orang ini begitu berdiri didepan Piauw-su-Piauw-su itu, dia telah memandang

dengan mata yang memancar bengis sekali, yang terlihat dari kedua lobang

topengnya dimana biji matanya itu tampak memain tak hentinya.

"Mana Po Sin Siu?" bentak orang aneh ini dengan suara yang keras sekali.

Piauw-su-Piauw-su yang ada disitu seperti juga orang kesima.

Mereka tadi bergelisah dan merasakan bulu tengkuk mereka berdiri sebab

mendengar suara tertawa yang melengking tinggi dan luar biasa itu.

Sekarang mereka melihat orang ini berpakaian dengan cara yang luar biasa

begitu, maka menyebabkan Piauw-su-Piauw-su tersebut jadi seperti kesima.

Sekarang orang membentak mereka dengan suara yang begitu bengis dan galak,

menyebabkan Piauw-su-Piauw-su itu jadi tersadar dengan cepat dari kesimanya.

Siu Piauw-su, si Piauw-su tua telah maju kedepan beberapa langkah.

"Siapakah tuan, dan ada urusan apakah tuan mencari Po Sin Siu Cong Piauw
tauw?" tanya Siu Piauw-su, dengan suara yang sabar.

Padahal dihati Piauw-su tua ini juga agak berdebar melihat keadaan orang yang

begitu aneh, dia yang telah banyak pengalamannya, tidak bisa segera mengetahui

siapakah dan berasal dari manakah orang ini.

Terdengar orang yang berpakaian luar biasa itu, yang memakai jubah warna

merah, telah mendengus dengan suara yang dingin, kemudian dia melangkah

perlahan-lahan menghampiri Siu Piauw-su.

Melihat ini, tanpa disadarinya, Siu Piauw-su jadi mundur kebelakang beberapa

langkah. Wajah Piauw-su tua ini jadi berobah.

Hatinya juga berdebar keras.

"Kau terlalu cerewet menanyakan urusanku!" kata orang itu dengan suara yang

mengumam dalam. "Bukannya kau menjawab pertanyaanku, malah kau telah balik

bertanya kepada diriku! Kau harus mampus....!!"
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar ini, Siu Piauw-su jadi mendongkol berbareng kaget, dia juga ngeri

melihat pancaran mata orang, lebih-lebih biji mata orang itu memain tak hentinya.Kolektor E-Book 217

IBU HANTU Ang Yung Sian

Hati Piauw-su ini dan Piauw-su lainnya jadi memandang kebarang aneh itu

dengan hati yang berdebar keras.

Sedangkan orang berpakaian jubah merah dengan memakai topeng pada

wajahnya, telah maju lagi selangkah, dan kemudian dengan mengeluarkan suara

teriakan yang lebih mirip bentakan yang melengking tinggi, dan telah berkelebat.

Terdengar suara jeritan yang menyayatkan kemudian sunyi kembali.

Tampak orang berpakaian serba merah itu telah kembali pada tempatnya.

Dia berdiri disitu dengan memasuki pedangnya yang tahu-tahu telah berada

ditangannya itu, kembali kedalam sarungnya.

Tampaknya sikap orang berjubah merah ini tenang sekali.

Piauw-su lainnya juga berdiam diri dengan penuh kegelisahan.

Mereka melihat Siu Piauw-tauw berdiam diri saja dengan mata mendelik kepada

orang itu.

Salah seorang Piauw-su mencoba untuk mendekati Siu Piauw-su.

Tahu-tahu dia mengeluarkan seruan tertahan seruan kaget, karena melihat dari

bagian perut Siu Piauw-su menetes darah merah yang segar membasahi tanah......!

Semua Piauw-su yang ada disitu juga jadi memandang.

Mereka juga terkejut sekali.

Siu Piauw-su masih berdiri tegak dengan sikap seperti ingin menangkis serangan

dari seseorang, dan darah menetes dari bagian perutnya.

Salah seorang Piauw-su lainnya ada yang lebih besar hatinya, cepat-cepat dia

menghampiri Siu Piauw-su, karena dia menduga bahwa Piauw-su tua itu telah kena

dilukai oleh orang berpakaian serba merah dan aneh itu.

Dipegangnya bahu Piauw-su tua itu sambil berkata : "Apakah Siu Piauw-su

kena dilukai orang itu?" tanyanya.

Tetapi, begitu tubuh Siu Piauw-su kena tersentuh, begitu lekas tubuh tersebut

jatuh rubuh terguling ditanah!

Darah seketika itu juga muncrat, ternyata tubuh Piauw-su itu telah terbelah dua

dipinggangnya! Waktu rubuh, tubuh itu jadi terpisah!!

Darah dan usus serta isi perut yang lainnya berhamburan ditanah!

Piauw-su yang menyentuh tubuh Siu Piauw-su sampai mengeluarkan suara

jeritan ngeri........ begitu juga Piauw-su-Piauw-su lainnya.

Hanya, orang yang berpakaian jubah serba merah itu, yang seperti tidak

memperdulikan hal itu, dia hanya tertawa dingin dengan sikapnya yang bengis.

"Mana Po Sin Siu?" tanyanya lagi dengan suara bengis.......Kolektor E-Book 218

IBU HANTU Ang Yung Sian

Jilid 5

Segera juga para Piauw-su itu mengetahui bahwa orang yang sedang mereka

hadapi ini adalah seorang yang berilmu tinggi, yang tidak bisa dibuat main-main, dan

tidak boleh dianggap remeh.

Maka dari itu, dengan sendirinya, dengan adanya kejadian yang mengerikan itu

dimana Siu Piauw-su terbinasa dengan cara perut terpotong dan isi perutnya

berhamburan begitu, maka para Piauw-su lainnya jadi jeri sendirinya.

"Mana Po Sin Siu?" bentak orang bertopeng putih itu pula dengan suara yang

keras sekali waktu dia melihat para Piauw-su tersebut masih berdiam diri.

Para Piauw-su itu seperti juga baru tersadar dari kesima mereka, dengan cepat

mereka saling menatap diantara mereka.

Salah seorang diantara Piauw-su-Piauw-su itu telah menyahuti :

"Cong Piauw-tauw........ Cong Piauw-tauw ada didalam........!!" katanya dengan

suara yang tergugu.

Dan salah seorang lainnya diantara Piauw-su itu ada yang telah memutar

tubuhnya, dia bermaksud akan lari masuk kedalam guna memberikan kabar tersebut

kepada Po Sin Siu.

Sedangkan orang bertopeng putih yang mengenakan tudung rumput yang lebar

telah mendengus waktu mendengar jawaban Piauw-su itu, dia juga melihat Piauw-su

yang lainnya ingin melarikan diri kedalam kantor dari Po-sin Piauw-kiok.

Dia mendengus mengeluarkan suara tertawa dingin, tahu-tahu tubuhnya itu telah

mencelat dengan cepat sekali, gesit luar biasa.

Sambil mencelat begitu dia juga telah mengulurkan tangannya, mencengkeram

baju dibagian punggung dari Piauw-su yang mau masuk kedalam kantor dari Piauw
kiok tersebut.

"Mau kemana kau?" bentak orang yang berpakaian serba merah dan aneh

tersebut. Dia telah berhasil mencengkeram baju Piauw-su itu, sehingga membuat

Piauw-su tersebut jadi terkejut dan ketakutan sekali, dia sampai mengeluarkan suara

jeritan kaget.

Belum lagi dia tahu apa-apa, dirasakan tubuhnya telah melayang, dan ambruk

ditanah dengan keras.

Begitu terbanting ditanah, Piauw-su tersebut lantas menjerit dengan suara

ketakutan : "Ampun........ Ampun!!"

Melihat kepengecutan dari Piauw-su itu, kembali orang yang mengenakan

tudung rumput yang lebar itu telah melangkah memasuki ruangan kantor dari Po-sin

Piauw-kiok. Dia meninggalkan para Piauw-su itu yang berdiri ketakutan.

Sikap orang berpakaian serba merah yang tidak bisa dilihat wajahnya itu begitu

angkuh, dan dia terus juga melangkah masuk dengan langkah yang lebar.Kolektor E-Book 219

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tak ada seorang Piauw-su pun diantara Piauw-su-Piauw-su itu yang berani

menahannya.

Ketika orang bertopi tudung rumput itu memasuki kantor dari Piauw-kiok

tersebut, dia melihat ada beberapa orang Piauw-su yang memandang dirinya dengan

tatapan mata yang ngeri, karena biarpun tadi para Piauw-su yang berada didalam

ruangan ini tidak keluar, toh mereka telah menyaksikan kematian yang dialami oleh

Siu Piauw-su.

Tiba-tiba orang bertopi tudung rumput itu telah melompat dan mencengkeram

baju salah seorang Piauw-su yang berada paling dekat dengan dirinya.

Dia mencengkeram keras sekali, juga Piauw-su yang dicengkeram bajunya itu

jadi terkejut, dia sampai mengeluarkan seruan kaget.

"Mana Po Sin Siu?" bentak orang bertudung rumput ini dengan suara yang

bengis sekali.

Piauw-su itu menggigil tubuhnya, dia tidak bisa menyahuti, karena dia bicara

dengan tergugu, tak ada kata-kata yang berhasil keluar dari mulutnya, karena dia

ketakutan sekali.

Orang bertopi tudung rumput itu jadi tambah gusar, dia telah mengankat tubuh

Piauw-su, yang sedang dicengkeram bajunya tersebut, dan membantingnya.

"Katakan! Dimana Po Sin Siu?!" bentak orang bertopi tudung rumput itu dengan

suara yang keras dan bengis sekali. "Atau kalian semuanya akan kubunuh!!"

Piauw-su yang dibanting itu jadi ketakutan sekali.

"Po Cong Piauw-tauw berada didalam kamarnya dibelakang kantoran ini!!" kata

salah seorang Piauw-su lainnya saking ketakutan.

Piauw-su yang dibanting oleh seorang bertopi tudung itu telah merangkak untuk

bangun.

Tetapi kaki orang bertopi tudung rumput, itu telah melayang menyepak tubuh

orang tersebut, sehingga seketika itu juga Piauw-su itu jadi terdupak rubuh

bergulingan ditanah.

Sambil bergulingan itu, Piauw-su tersebut telah menjerit dengan teriakannya :

"Ampun Tay-hiap...! Ampun!!"

Tay-hiap berarti pendekar besar.

Piauw-su-Piauw-su lainnya juga pucat pias wajah mereka.

Tak ada seorangpun diantara mereka yang berani membuka suara.

Orang bertopi tudung rumput itu tahu-tahu telah mencekal pedangnya, dia

menggerakkan pedangnya itu dan ?sretttttt!?, terdengar beruntun seruan kaget.

Tampak orang bertopi tudung rumput itu telah memasukkan kembali pedangnya.

Piauw-su lainnya masih berdiri seperti orang kesima ditempat mereka berdiri.

Hanya suatu keganjilan terjadi pada diri Piauw-su-Piauw-su tersebut.Kolektor E-Book 220

IBU HANTU Ang Yung Sian

Ternyata rambut mereka semuanya rata-rata telah kena disapat putus sebagian

oleh pedang orang bertopi tudung rumput itu!

Para Piauw-su itu jadi mengucurkan keringat dingin, hati mereka jadi ngiris.

Coba kalau memang orang yang memakai topi tudung rumput itu menghendaki

jiwa mereka, bukankah mereka dengan sendirinya telah terbinasa dan jiwa mereka

melayang menghadap Giam-lo-ong?

Sedangkan orang yang memakai topi tudung rumput itu telah mendengus dan

melangkah kedalam meninggalkan para Piauw-su itu.

Tetapi baru saja orang bertudung topi rumput itu melangkah beberapa tindakan,

tiba-tiba keluar dari arah dalam seorang lelaki bertubuh tinggi besar, tegap dan gagah,

memelihara jenggot dan kumis yang lebat, yang sudah panjang dan berwarna putih.

"Siapa yang mencariku?" tanya orang yang baru keluar itu dengan suara yang

gagah dan keras. Dia juga menyapu semua orang yang ada didalam ruangan tersebut

dengan menggunakan kedua matanya yang bersinar tajam.

Dan dia melihat orang yang memakai topi tudung rumput itu.

Sedangkan orang yang memakai topi tudung rumput itu telah mengawasi orang

yang baru keluar itu dengan tatapan mata yang tajam sekali.

"Engkaukah yang bernama Po Sin Siu?" tegur orang bertopi tudung rumput itu

dengan suara yang agak nyaring, bengis suaranya.

Orang tua yang berjenggot putih itu telah mengerutkan sepasang alisnya, dia

mengangguk :

"Benar!" dia menyahuti. "Siapakah kau?"

Orang bertopi tudung rumput itu telah tertawa dengan suara yang menyeramkan

sekali, mengkirikkan bulu tengkuk.

"Aku?" kata orang bertopi tudung rumput itu seperti juga bertanya. "Kukira

kalau memang kau melihat wajahku, tentu kau tidak akan bertanya begitu, karena aku

yakin kau masih ingat kepada diriku!!"

Mendengar perkataan orang bertopi tudung rumput ini, lelaki gagah yang

memelihara jenggot yang telah berobah putih seluruhnya disebabkan usia tuanya itu,

jadi tambah bingung dan heran, dia juga mendongkol sampai mengerutkan alisnya itu

dalam-dalam, dia pun menatap dengan pandangan mata yang tajam sekali.

"Aku tidak mengenalmu! Aku Po Sin Siu selalu menghormati sesama kawan

didalam kalangan Kang-ouw, asalkan orang itu mau menghormati diriku! Tetapi kau

ini! Kau terlalu kasar... maka dari itu, mana bisa aku menghormati dirimu?"

Orang bertopi tudung rumput itu tersenyum mengejek.

Perobahan wajahnya tidak terlihat, karena dia mengenakan topeng dari kain

putih itu.

"Kau masih berpura-pura sebagai seorang Ho-han!" kata orang bertopi tudung

rumput itu dengan suara yang mengejek.Kolektor E-Book 221

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Hmmm... apakah kau benar-benar berjiwa kesatria? Apakah kau sudah tidak

ingat atau memang pura-pura, tak ingat pada belasan tahun yang lalu kau pernah

mengeroyok seorang she Lie yang bernama Foe Thay bersama-sama dengan

beberapa jago lainnya?"

Mendengar disebutnya nama Lie Foe Thay, lelaki tua yang mempunyai

potongan tubuh gagah itu, yang ternyata memang Po Sin Siu, jadi berobah wajahnya,

pucat sekali.

"Kau... kau..." suaranya tergugu.

Orang bertopi tudung rumput itu mengeluarkan suara tertawa dingin, nyata dia

mengejek orang she Po tersebut.

"Hmmm... aku adalah orang she Lie itu yang akan menuntut balas atas dendam

belasan tahun yang lalu!" kata orang itu.

"Dan... hari ini adalah hari kematianmu!!"

Dan setelah berkata begitu, orang bertopeng tudung rumput itu, yang mengaku

adalah Lie Foe Thay, telah tertawa gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan,

karena didalam suara tertawanya itu mengandung nada pembunuhan!!

Wajah Po Sin Siu jadi berobah tambah pucat, tubuhnya agak menggigil.

"Dusta! Kau bukan orang she Lie itu! Dia telah mampus dengan tubuh yang

dicincang!!" kata Po Sin Siu seperti orang kalap. "Kau jangan menjual nama orang

she Lie itu! Mustahil kau orang she Lie itu?!"

Orang bertopi tudung rumput itu telah tertawa dingin, tawar sekali suara

tertawanya itu.

"Hmmm...... yang penting sekarang kau mengakui secara jujur, apakah kau

memang benar-benar telah ikut mengeroyokku pada belasan tahun yang lalu?"
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jawablah sebagai seorang Ho-han!! kata orang bertopi tudung rumput itu, yang

mengaku sebagai Lie Foe Thay dengan suara yang bengis dan agak menyeramkan

bagi pendengaran Sin Siu.

Po Sin Siu tambah tergugu, dia menatap orang bertopi tudung rumput dengan

hati yang berdebar keras.

"Buka topengmu itu!" bentak Po Sin Siu akhirnya. "Aku mau melihat dulu

wajahmu, kalau memang kau benar-benar orang she Lie itu, maka aku masih dapat

mengenali wajahnya!"

Mendengar perkataan Po Sin Siu, orang bertopi tudung itu, yang mengaku

sebagai Lie Foe Thay, telah tertawa tawar, sikapnya tidak memandang Po Sin Siu

sebelah mata.

"Kau ingin melihat wajahku?" tanya orang bertopeng itu dengan suara yang

dingin sekali.

"Apakah kau tidak takut mampus berdiri disebabkan kaget melihat wajahku ?"

"Buka topengmu!! bentak Po Sin Siu dengan suara yang keras dan gemetar,

karena disamping perasaan gusar, mendongkol, murka dan takut bercampur didalamKolektor E-Book 222

IBU HANTU Ang Yung Sian

hatinya. "Buka topengmu itu dan aku dapat mengenali kau orang she Lie itu atau

bukan!!"

Kembali orang bertopeng dan bertopi rumput itu, telah mengeluarkan suara

tertawanya yang menyeramkan, dan bersikap seperti juga meremehkan Piauw-su tua

itu.

"Baik!" kata orang bertopi tudung rumput itu kemudian. "Aku akan turuti

permintaanmu untuk melihat wajahku! Karena kalau tidak, kau tentu akan binasa

dengan hati yang kecewa dan penasaran!"

Dan setelah berkata begitu, orang bertopi tudung rumput ini telah membuka topi

rumputnya, dia melemparkan kesamping, dan topi rumput tersebut telah melayang

meluncur dengan cepat sekali, kemudian hinggap diatas meja yang ada didalam

ruangan tersebut dan indah sekali.

Rupanya waktu melemparkan topi rumputnya itu, dia telah mengerahkan tenaga

dalamnya, sehingga topi itu jatuh tepat diatas meja seperti juga dikendalikan.

Kemudian dengan perlahan-lahan tangan orang itu memegang topengnya yang

terbuat dari kain putih.

"Nah...... kau lihat baik-baik!" kata orang bertopeng tersebut.

Po Sin Siu mementang matanya lebar-lebar, hatinya berdebar keras, dan suasana

pada saat itu sangat tegang sekali.

Para Piauw-su yang menjadi anak buah dari Po Sin Siu juga ikut mengawasi

dengan penuh ketegangan, karena biarpun mereka sangat takut dan jeri kepada orang
orang itu, toh tetap saja mereka ini ingin melihat Cong Piauw-tauw mereka

menghadapi orang bertopeng ini.

"Lihatlah!" kata orang bertopeng itu sambil menarikkain topengnya itu.

Dan seraut wajah yang ganteng dan cakap sekali terlihat!

Po Sin Siu mengeluarkan seruan gusar.

Tubuhnya juga mencelat dengan cepat sekali, karena Po Sin Siu telah

menjejakkan kakinya, sehingga tubuhnya terlambung dan dia menyerang orang yang

telah membuka topeng kainnya tersebut.

Orang she Po tersebut juga menyerang dengan goloknya, dia menyerang dengan

jurus dari Cap-sie Hoan-to, hebat sekali serangannya itu.

Sambil goloknya itu berkelebat dari arah samping akan membacok dan menebas

batang leher dari orang itu, juga Po Sin Siu mengeluarkan bentakan :

"Kau dusta! Kau mau menipu diriku, heh?" bentaknya dengan suara yang murka

dan bengis sekali. "Kau harus kumampusi, bocah!"

???Kolektor E-Book 223

IBU HANTU Ang Yung Sian

ORANG YANG memakai topeng dari kain putih itu, yang telah membuka

topengnya tersebut, ternyata seorang anak muda yang cakap sekali, kulitnya putih,

matanya jeli, dan juga hidungnya mancung dengan dua alis berbentuk golok yang

tebal sekali.

Dialah seorang pemuda yang sangat cakap luar biasa.

Melihat Po Sin Siu menyerang dirinya, dia tertawa dingin.

"Hmmmm... kau cari mampus!!" kata anak muda itu dengan suara yang

menyeramkan, dia juga mengelakkan samberan golok Po Sin Siu dengan hanya

menundukkan kepalanya dan disaat golok orang she Po itu lewat diatas kepalanya,

dia telah menggerakkan tangan kanannya, menghajar dada Po Sin Siu.

Seketika itu juga terdengar suara :

"Bukkkk!" keras sekali.

Dan tampak dada Po Sin Siu kena ?digedor? oleh orang yang menjadi lawan dari

Po Sin Siu, seketika itu juga Po Sin Siu merasakan dadanya seperti dikemplang oleh

palu besi yang keras sekali, sampai mengeluarkan suara ?nggeekkk? yang keras

sekali.

Juga tubuh Po Sin Siu jadi terlambung tinggi, kemudian terbanting kelantai

dengan mengeluarkan suara gedebukan yang keras sekali.

Dengan sendirinya, para Piauw-su yang menonton dikejauhan, jadi tambah

pucat muka mereka.

Biar bagaimana mereka ini memang sudah jeri kepada anak muda yang tadi

mengenakan topeng dan tudung rumput yang lebar itu, dan dengan sendirinya

biarpun mereka melihat Cong Piauw-tauw mereka ini kena dihajar oleh anak muda

itu, toh tetap saja mereka tidak berani untuk maju guna memberikan bantuannya,

karena nyali mereka telah pecah!

Po Sin Siu begitu ambruk dilantai, dia telah meletik melompat bangun. Dia

menggunakan jurus Lee Ie Ta Teng, ikan gabus meletik, dengan ringan tubuhnya

mencelat, kemudian dia telah berdiri dengan wajah yang merah padam disebabkan

perasaan gusar dan murkanya.

Po Sin Siu merasakan dadanya sakit luar biasa, seperti juga tulang-tulang

didadanya itu telah terhajar remuk dan juga menimbulkan perasaan sakit yang benar
benar mengejutkan hati Sin Siu.

Hanya saja, biarpun pukulan dari orang itu agak keras terhadap Sin Siu, toh she

Po ini tidak sampai muntah darah.

"Siapa kau? Mengapa kau menggunakan nama Lie Foe Thay untuk menggertak

diriku? Ada sangkutan hubungan apa antara kau dengan she Lie itu?" bentak Po Sin

Siu dengan mata yang mendelik lebar.Kolektor E-Book 224

IBU HANTU Ang Yung Sian

Anak muda itu juga telah membuka jubahnya yang serba merah.

Segera juga tampak, bahwa dia juga berpakaian sebagai seorang sasterawan,

seorang pelajar.

Anak muda ini telah tertawa dingin.

"Hmm...... akhirnya kau mengakui juga bahwa kau mengenal Lie Foe Thay,

bukan?" tanya pelajar itu dengan suara yang bengis.

Po Sin Siu jadi mengerutkan alisnya, dia mengawasi anak muda ini dengan

bimbang. Tetapi akhirnya, setelah mengambil suatu keputusan yang cepat, orang she

Po tersebut telah mengangguk.

"Ya!" dia menyahuti dengan cepat sekali.

"Aku memang mengenal Lie Foe Thay!"

Pemuda yang berpakaian sebagai pelajar itu telah tertawa dingin.

"Hmm..... bagus!" kata anak muda berpakaian sebagai sasterawan itu. "Aku

adalah puteranya Lie Foe Thay!"

Mata Po Sin Siu jadi tambah mendelik.

"Kau..... kau....." tergugu sekali suaranya.

Pelajar itu telah tertawa lagi, dingin sekali suara tertawanya itu.

"Hari ini adalah hari kematianmu, maka dari itu, jangan harap kau bisa

meloloskan diri dari kematianmu!!" kata pelajar itu.

"Aku Lie Cie Kiat selalu akan membalas dan membayar semua hutang piutang

darah pada belasan tahun yang lalu!!"

Wajah Po Sin Siu jadi berobah mendengar perkataan pelajar itu, yang ternyata

memang Lie Cie Kiat adanya, dia jadi memandang Cie Kiat beberapa saat lamanya.

"Hmmm..... sekarang kau bersiap-siaplah untuk menerima kematian!!" kata Cie

Kiat lagi waktu dia melihat Sin Siu hanya berdiam diri saja.

Po Sin Siu seperti baru tersadar dari mimpinya, dengan cepat, walaupun hatinya

agak keder dan jeri, karena dia mengetahui bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian

yang tinggi sekali, toh dia telah mengambil keputusan akan memberikan perlawanan

yang gigih. Dia telah memutar goloknya, dia akan menggunakan jurus-jurus dari ilmu

golok Cap-sie Hoan-to.

Melihat Po Sin Siu memutar-mutar goloknya begitu, Cie Kiat tertawa tawar.

"Hmm..... majulah, aku akan memberikan kau kesempatan sebanyak tiga jurus,

setelah itu kau harus mampus!" kata anak muda she Lie ini.

Po Sin Siu jadi nekad berbareng gusar.

Dengan mengeluarkan suara bentakan, dia telah melompat menyerang Cie Kiat

dengan menggunakan goloknya.

Cie Kiat tertawa mengejek.Kolektor E-Book 225

IBU HANTU Ang Yung Sian

Samberan golok dari Po Sin Siu dielakkan dengan jalan menggeser kaki kirinya

dua incie, kemudian dia telah menyerampang dengan menggunakan kakinya itu,

sehingga tubuhnya jadi doyong kesamping, dengan sendirinya golok Sin Siu jadi

lewat disisi tubuhnya.

Sedangkan mulut Cie Kiat juga telah meneriaki kata-kata :

"Jurus pertama!!"

Kemudian tampak Cie Kiat telah melompat menjauhi Sin Siu.

Para Piauw-su yang melihat itu tidak ada yang berani maju untuk memberikan

bantuan kepada Sin Siu, karena mereka jeri sekali kepada Cie Kiat, telah pecah nyali

mereka, sebab mereka tadi menyaksikan dengan mata kepala sendirinya, bagaimana

Siu Piauw-su akan menemui kebinasaannya.

Dengan sendirinya, mereka hanya menyaksikan dari kejauhan saja dengan hati

yang berdebar.

Pada saat itu, Sin Siu ketika melihat serangannya telah gagal dan mengenai

tempat kosong, cepat-cepat telah menarik pulang goloknya.

Dengan cepat dia telah membarengi menyerang lagi dengan menggunakan

goloknya itu membacok kearah pundak kiri Cie Kiat.

Sebat dan cepat sekali gerakan dari Sin Siu.

Juga bacokan goloknya itu bertenaga sekali.

Cie Kiat juga melihat, Sin Siu sekarang telah berobah seperti orang kalap.

Mungkin hal ini disebabkan dia merasa jeri dan takut menghadapi Cie Kiat, jeri

akan menghadapi kematian dirinya, maka dari itu, dia telah berobah menjadi nekad

dan bermaksud akan mengadu jiwa.

Tetapi Cie Kiat dapat bergerak dengan gesit sekali.

Anak muda she Lie ini memang mempunyai kepandaiannya yang tinggi.

Gin-kangnya pun sempurna sekali, sehingga tiap gerakannya itu benar-benar

sebat dan gesit, yang membuat Sin Siu selalu menyerang tempat kosong.

Serangan yang kali inipun ternyata menemui tempat kosong pula.

Bacokan dari golok Sin Siu telah membacok angin, sebab begitu golok Sin Siu

melesat membacok kearah pundak Cie Kiat, cepat luar biasa Cie Kiat telah

menggerakkan tangannya, dan didalam tangan anak muda she Lie tersebut telah

menggenggam pedangnya, yang dicekal dengan cara membalik, sehingga tubuh

pedang melekat pada lengannya.

Dengan menggunakan pedangnya tersebut, Cie Kiat telah menangkis bacokan

dari Sin Siu.

"Trangggg!" terdengar suara benturan logam yang keras sekali.

Sin Siu jadi mengeluarkan seruan kaget.Kolektor E-Book 226

IBU HANTU Ang Yung Sian

Karena begitu goloknya kena ditangkis oleh pedang Cie Kiat, orang she Po ini

merasakan goloknya itu terpental dan hampir saja membacok kepalanya sendiri, dan

juga Sin Siu merasakan tangannya itu tergetar, telapakan tangannya perih, sebab kulit

telapakan tangannya itu seperti juga terbeset.

Untung saja goloknya itu tidak sampai terlepas dari cekalannya.

Sedangkan Cie Kiat telah melangkah mundur dua langkah kebelakang.

"Jurus yang kedua!" teriak anak muda she Lie ini dengan suara yang nyaring.

Po Sin Siu jadi tambah keder, dia dibarengi oleh rasa takut.

Dengan sendirinya, dia jadi tambah gugup dan tambah nekad.

Dengan mengeluarkan seruan yang keras sekali, dengan mengeluarkan jeritan

yang memekakkan anak telinga, dengan mengeluarkan suara bentakan yang

mengguntur, Sin Siu telah menjejakkan kakinya lagi.

Dia bermaksud akan menyerang disaat Cie Kiat belum dapat berdiri tetap.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akan tetapi Cie Kiat telah melompat menjauhi lagi.

"Ini adalah jurus yang ketiga, hati-hatiah seterusnya, karena kau akan segera

menghadapi kematianmu!" kata Cie Kiat dengan suara yang tawar.

Suasana didalam ruangan tersebut jadi sunyi dan tegang sekali.

Sin Siu jadi bermandian keringat dingin.

Hatinya berdebar keras, dan wajahnya jadi berobah-robah, sebentar pucjat, dan

sebentar lagi merah padam, dia benar-benar jadi gugup sekali.

Para Piauw-su lainnya juga mengawasi dengan hati yang berdebar keras.

Tak ada seorangpun diantara Piauw-su itu yang mengeluarkan suara, sehingga

ruangan itu sunyi sekali, hanya terdengar suara Sin Siu yang memburu keras. Jenggot

dan misainya seperti juga berdiri kejang disebabkan hati si Piauw-su tua ini sangat

murka dan gusar.

Cie Kiat mengawasi Sin Siu dengan tatapan mata yang tajam sekali.

Sin Siu berusaha menguasai goncangan hatinya.

Dan setelah dengus napasnya agak merendah, tahu-tahu Sin Siu telah

mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, dibarengi oleh lompatan tubuhnya

yang tinggi sekali. Dia mengeluarkan ilmu golok simpanannya, yaitu Liong Cie Sin

To dari ilmu golok simpanannya, Cap Sie Hoan-to.

Hebat sekali serangan Sin Siu kali ini.

Dia menyerang dengan tubuh yang melayang ditengah udara seperti juga seekor

Naga yang mau menerkam mangsanya, maka goloknya juga berkelebat dengan cepat

dan bertenaga sekali, sebab Sin Siu menyerang dengan mengerahkan hampir seluruh

tenaga Lwee-kangnya.Kolektor E-Book 227

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat tertawa tawar. Dia melintangkan pedangnya, dan disaat golok Sin Siu

berkelebat akan membacok tubuhnya, dia telah menekuk kaki kirinya, sehingga

tubuhnya itu jadi merendah kebawah seperti orang memberikan penghormatan, dan

cepat luar biasa pedang Cie Kiat berkelebat kearah atas, dan disaat tubuh Sin Siu

lewat diatas kepalanya, tubuh Sin Siu seperti juga melanggar ujung pedang Cie Kiat.

Terdengar suara jeritan yang menyayatkan hati.

Tubuh Sin Siu ambruk dilantai dengan menerbitkan suara gedebukan yang keras

sekali.

Tubuh Piauw-su tua itu telah ambruk dilantai dengan keras.

Tubuhnya menggeliat, dan tampak darah memenuhi lantai, dia merintih

kesakitan, karena perutnya ternyata telah tersodet tersabet pedang Cie Kiat, tersobek

pecah...... isi perutnya sampai tampak keluar.

Para Piauw-su yang menjadi anak buah dari Sin Siu, jadi berdiri kesima dengan

hati yang kecut dan keder, nyali mereka benar-benar pecah.

Sedangkan Cie Kiat telah berdiri kembali, pedangnya perlahan-lahan

dimasukkan kedalam rangkanya, kemudian dia berdiri menghadapi Sin Siu.

Po Sin Siu menggeliat lagi dilantai, wajahnya pucat benar.

Tahu-tahu dia berusaha untuk merangkak bangun, dia telah menggunakan

goloknya untuk menunjang tubuhnya.

Ternyata Piauw-su tua ini kuat sekali. Perlahan-lahan tubuhnya terangkat.

Matanya mendelik kepada Cie Kiat.

"Kau.... kau...." dia berkata dengan suara tergetar, karena darah masih keluar

dari lukanya yang lebar pada perutnya tersebut, dan tangan kiri Sin Siu mendekapi

luka itu, sehingga tampak darah merah yang segar telah mengalir keluar dari sela-sela

jari jemari tangan orang she Po itu.

Cie Kiat tertawa tawar, dingin sekali sikap anak muda she Lie ini.

"Inilah saat-saat kematiatmu! Kau bisa merasakan bagaimana orang harus

menghadapi kematiannya!" kata Cie Kiat dengan suara yang tawar.

Sin Siu gemetar tubuhnya. Darah masih mengucur dari lukanya yang lebar itu.

"Kau...... aku...... oh, aku penasaran sekali...... aku penasaran sekali......." kata

Sin Siu dengan suara yang susah payah, tubuhnya menggigil menahan perasaan sakit

pada luka diperutnya itu.

Cie Kiat tertawa dingin.

"Kau memang akan menjadi setan penasaran!!" kata si anak muda she Lie ini

dengan suara mengejek. "Nah, pergilah kau ke neraka untuk menghadap Giam-lo
ong!!"

Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat tertawa gelak-gelak.

Semua Piauw-su memandang kejadian ini dengan mata yang mendelong.Kolektor E-Book 228

IBU HANTU Ang Yung Sian

Mata mereka terbuka lebar memandang kesima kepada Piauw-su tua she Po

tersebut.

Dilihatnya tubuh Sin Siu semakin gemetaran, rupanya dia akan merenggang

nyawa.

Wajahnya pucat pias.

Dan darah merah yang mengucur dari lukanya itu diperut si Piauw-su she Po

tersebut, telah memenuhi lantai.

"Kau...... kau......" kata Sin Siu dengan suara gemetar, dan dia tidak bisa

meneruskan perkataannya, karena dia telah kehabisan tenaganya, matanya

berkunang-kunang, lalu dengan tidak bisa dipertahankan terus, tubuhnya telah

ambruk dilantai dan dia menghembuskan napasnya setelah tubuhnya mengejang

beberapa kali!

Putuslah nyawa Piauw-su tua she Po itu!

Melihat ini, Cie Kiat puas.

Dia tertawa tawar sambil menoleh kepada para Piauw-su yang berada disitu.

"Hmmm...... inilah suatu pembalasan yang setimpal atas kejahatan yang pernah

dilakukannya!" kata Cie Kiat dengan suara yang tawar. "Dulu belasan tahun yang

lalu orang she Po ini telah ikut mengeroyok ayahku dengan cara yang pengecut

sekali, maka dari itu, sekarang dia juga harus menemui kematiannya dengan cara

yang mengerikan ini! Tadi aku telah memberikan kesempatan padanya tiga kali, dan

ternyata dia memang seorang yang tidak mempunyai kepandaian yang berarti,

sehingga dia harus mampus!"

Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat tertawa gelak-gelak.

Kemudian dia menoleh kepada mayat Sin Siu yang rebah dilantai dengan

mengejang dan mata mendelik, isi perutnya tampak berhamburan keluar, bercampur

dengan darah merah yang menggenangi lantai!

Kemudian Cie Kiat telah mengambil tudung rumput dan jubah merahnya. Dia

mengenakannya kembali. Dia lalu melangkah keluar dari ruangan itu dengan langkah

yang tenang sekali, melewati Piauw-su yang sedang berdiri kesima menatap dirinya.

Waktu Cie Kiat menoleh menatap kepada para Piauw-su itu, maka para Piauw
su yang menjadi anak buah dari Po Sin Siu jadi menundukkan kepalanya.

Mereka tak berani untuk menentang tatapan mata dari Cie Kiat.

Cie Kiat tertawa tawar, kemudian sekali menggenjotkan tubuhnya, dia telah

melesat cepat sekali, dan didalam waktu yang sangat singkat, dia telah lenyap dari

pandangan para Piauw-su-Piauw-su itu.

Setelah melihat Cie Kiat berlalu, barulah para Piauw-su itu ribut.

Mereka cepat-cepat menghampiri mayat Sin Siu.

Mereka juga mengeluarkan suara yang berisik sekali, ada yang memaki Cie

Kiat, ada yang mengatakan bahwa Cie Kiat adalah setan penasaran, karenaKolektor E-Book 229

IBU HANTU Ang Yung Sian

gerakannya hebat luar biasa, gesit dan sukar diikuti oleh pandangan mata..........

Sedangkan Po Sin Siu tetap rebah dilantai menjadi mayat dengan darah menggenangi

tubuhnya, isi perutnya telah berhamburan dilantai diantara genangan darah itu..........!

*

* *

SEDANGKAN Cie Kiat telah berlalu dari Po-sin Piauw-kiok.

Dengan menggunakan Gin-kangnya sempurna sekali, dia berlari dengan cepat

sekali diatas genting dari rumah penduduk.

Didalam waktu yang sangat singkat sekali, Cie Kiat telah berada diluar kota.

Dia kemudian membuka jubah merahnya, dia membungkus didalam Pauw
hoknya.

Setelah memandang sekelilingnya, dan tidak melihat ada seorang manusiapun

yang mengikuti dirinya, Cie Kiat kemudian melangkah lagi menuju kearah timur.

Perjalanan yang dilakukannya kali ini ialah menuju kearah kota Siang-bian
kwan, kota yang terletak tak jauh dari tempat itu, karena dikota tersebut Cie Kiat

akan menemui seorang musuh besarnya pula, yang bernama Auwyang Kim.

Perjalanan yang dilakukan oleh Cie Kiat kali ini akan membawa suatu

pergolakan yang hebat didalam dunia persilatan, karena Auwyang Kim adalah

seorang murid Siauw Lim-sie, dengan sendirinya, kalau memang Cie Kiat berhasil

membunuh orang she Auwyang tersebut, peristiwa ini akan tersebar luas, dan juga

dengan sendirinya Cie Kiat akan mempunyai banyak musuh!!

Tetapi sebagai seorang pemuda yang masih mempunyai semangat dan kemauan

yang keras sekali, dengan sendirinya dia tidak mau memperdulikan akibat dari semua

itu.

Yang penting didalam pendirian Cie Kiat, dia akan berhasil membalas sakit hati

dan dendam atas kematian orang tuanya.

Maka dari itu, dengan bersemangat sekali, Cie Kiat menuju kekota Siang-bian
kwan.

Pada saat itu hampir menjelang sore hari, dan udara agak mendung.

Rupanya akan turun hujan lebat.

Angin juga bertiup dengan keras sekali, sehingga Cie Kiat bermaksud akan

mencari tempat untuk meneduh, takut kalau nanti hujan benar-benar turun dengan

lebatnya.

Tetapi keadaan disekitar tempat itu sangat sepi sekali, tidak tampak sebuah

rumah pendudukpun.

Cie Kiat mempercepat langkah kakinya, dan akhirnya dia melihat juga tak jauh

dari tempat tersebut ada sebuah rumah.Kolektor E-Book 230

IBU HANTU Ang Yung Sian

Rumah itu berukuran kecil, tidak besar. Tetapi untuk meneduh dari hujan yang

mulai turun rintik-rintik, cepat-cepat Cie Kiat menghampiri rumah itu.

Ketika sampai didepan rumah itu, anak muda she Lie tersebut melihat daun

pintu tertutup rapat.

Dia mengetuknya.

Tak terdengar suara sahutan.

Dia mengetuk lagi.

Tahu-tahu, bukannya sahutan, melainkan daun pintu itu terbuka dengan

mendadak, dan serangkum angin serangan yang kuat sekali menyerang kearah

dadanya.

Hal ini mengejutkan Cie Kiat.

Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Tetapi karena Cie Kiat mempunyai kepandaian yang cukup tinggi, dengan

sendirinya dia bisa mengelakkan serangan itu.

Dia telah melompat kesamping.

Dan angin serangan tersebut telah menyerang batang pohon yang tumbuh

dimuka pekarangan rumah tersebut.

"Bukkkk! Kreeekkkk!" tampak batang pohon itu rubuh, tumbang oleh angin

pukulan yang keras itu.

Berbareng dengan tumbangnya pohon itu, Cie Kiat mendengar orang memaki :

"Sial! Sial benar! Aku tidak berhasil menghajar setan itu!!"

Disusul kemudian melompatnya sesosok bayangan keluar dari rumah itu.

Cie Kiat jadi mendongkol sekali, tak keruan juntrung, orang telah menyerang

dirinya.

Dia mengawasi orang yang melompat keluar dari dalam rumah dan telah berdiri

dihadapannya itu.

Itulah seorang pengemis berusia diantara dua puluh tahun lebih.

Wajah pengemis itu memperlihatkan rasa penasaran karena tadi dia tidak

berhasil menghajar Cie Kiat dengan angin serangan Lwee-kangnya.

Sedangkan pengemis tersebut telah melihat Cie Kiat, dia mengawasi dengan

mata yang mencorong bengis.

"Kau pelajar edan?" bentak si pengemis dengan suara yang keras. "Hmmm......

masih berani kau datang kemari?"

Cie Kiat mengerutkan sepasang alisnya, dia mendongkol sekali, karena orang

telah memusuhi dirinya tidak keruan juntrungannya.

Dia mengawasi pengemis itu dengan tatapan mata yang tajam sekali.Kolektor E-Book 231

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Saudara...... aku denganmu tidak pernah saling kenal mengenal, kita seperti

juga antara air sumur dengan air sungai yang tidak saling mengganggu, mengapa

datang-datang kau menyerangku begitu macam?" kata Cie Kiat dengan suara yang
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sabar, dia berusaha mengendalikan rasa mendongkolnya.

Pengemis itu telah tertawa gelak-gelak.

"Hmmm........ kau masih bisa berkata begitu?" tanya si pengemis dengan suara

yang bengis. "Aku telah bersumpah, biar bagaimana aku harus membinasakan kau,

pelajar edan!!"

Cie Kiat jadi tambah heran.

Disamping heran, dia juga mendongkol sekali.

"Antara kau dengan diriku tak pernah terjadi suatu persoalan, juga tak ada

sangkutan apa-apa antara kau denganku, mengapa kau memusuhi diriku sampai

begini rupa?" siapakah kau sebenarnya?"

Mendengar pertanyaan Cie Kiat, pengemis itu telah tertawa dingin.

"Hmmm, kau masih pura-pura bertanya begitu, heh?" kata si pengemis dengan

suara yang dingin sekali. "Apakah kau mau mengatakan kau tidak mengenal diriku

sama sekali?! Pembunuhan yang kau lakukan ditepi hutan dua bulan yang lalu itu,

siapa yang lakukan?"

"Pembunuhan ditepi hutan?" tanya Cie Kiat dengan heran. "Aku,... aku tidak

mengerti maksudmu?"

Pengemis itu telah tertawa dingin lagi, sikapnya berang sekali.

"Sungguh mukamu tebal seperti muka badak!!" kata pengemis tersebut dengan

suara yang keras, nyata sekali dia sangat murka.

"Hmmm... dengan berkata begitu kau memang sengaja ingin memungkiri bahwa

pembunuhan dipinggir hutan itu bukan kau yang lakukan!!"

"Aku memang benar-benar tidak mengerti maksudmu!!" kata Cie Kiat, yang

juga mendongkol sekali, karena pengemis tersebut telah mendesak dirinya dengan

persoalan yang benar-benar tidak dimengerti oleh dirinya. "Kau mungkin salah

mengenali orang!!"

"Tidak mungkin!!" kata si pengemis dengan suara yang berang. "Aku dan kau

memang telah berjanji akan bertemu disini pada waktu ini!!"

Cie Kiat jadi tambah heran dan bingung.

"Mengapa persoalan bisa begini aneh?" pikir Cie Kiat didalam hati. "Siapakah

pengemis ini dan siapakah orang-orang yang telah dibunuh seperti apa yang

dikatakan oleh pengemis tersebut?"

Melihat Cie Kiat berdiam diri saja, pengemis itu rupanya jadi tambah

mendongkol.

"Alasan apa lagi yang akan kau keluarkan untuk memungkiri perbuatanmu itu,

hai pelajar setan?" bentak si pengemis dengan suara yang keras sekali.Kolektor E-Book 232

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat juga jadi mendongkol melihat orang terlalu mendesak dirinya.

"Baiklah!" kata Cie Kiat dengan suara yang dingin. "Kalau memang benar

pembunuhan dipinggir hutan seperti apa yang kau katakan itu benar-benar aku yang

lakukan, lalu apa yang akan kau lakukan terhedap diriku?"

Muka pengemis itu jadi merah padam mendengar pertanyaan Cie Kiat.

"Hmm, akhirnya kau mengakui juga perbuatan busukmu itu!" kata si pengemis

dengan suara yang berang sekali. Bagus! Bagus! Aku akan membalaskan sakit hati

saudara-saudaraku itu dan kau harus mampus ditanganku!"

Dan setelah berkata begitu, si pengemis telah menjejakkan kakinya.

Tubuhnya dengan cepat menubruk pada Cie Kiat.

Dia telah menyerang dengan menggunakan kedua tangannya secara berangkai.

Dengan sendirinya, setiap serangan dari pengemis itu membawa angin pukulan

yang keras sekali, sebab tadi saja waktu Cie Kiat diserang pertama kali, angin

pukulan si pengemis telah dapat menghajar patah batang pohon!

Maka dari itu, bisa dibayangkan, betapa tenaga yang digunakan oleh pengemis

itu kuat sekali.

Biarpun usianya masih muda belia, toh tenaga serangannya kuat luar biasa.

Dengan sendirinya, Cie Kiat cepat-cepat mengelakan serangan si pengemis.

Dia tidak bisa meremehkan serangan dari si pengemis, karena biarpun usia si

pengemis masih muda, toh tetap saja tenaga Lwee-kangnya telah sempurna!

Maka dari itu, dengan cepat sekali, gesit luar biasa Cie Kiat telah melompat

mengelakan kedua serangan si pengemis.

Tangan si pengemis jadi menghajar tempat kosong.

Hal ini membangkitkan kegusaran si pengemis.

Dengan sendirinya dia bergusar serangannya mengenai tempat kosong.

Dengan mengeluarkan seruan gusar, dia telah melompat dan menerjang lagi

menyerang Cie Kiat.

Kali ini dia menyerang dengam menggunakan tangan kanannya untuk

menghajar dada Cie Kiat, yang diincer adalah jalan darah Su-ting-hiatnya Cie Kiat.

Sedangkan tangan kirinya telah bergerak setengah lingkaran, jari-jari tangannya

itu terbuka, tangannya akan menyerang kearah leher Cie Kiat seperti juga telapakan

tangan itu berobah menjadi mata golok, kalau memang sampai leher Cie Kiat kena

diserang, berarti leher itu akan patah!!

Cie Kiat melihat kehebatan si pengemis menyerang dirinya.

Lagi pula, Cie Kiat pun mengetahui, selalu serangan-serangan si pengemis kuat

sekali, juga sangat telengas, karena serangan itu bisa menyebabkan kematian bagi

orang yang terkena serangan itu.Kolektor E-Book 233

IBU HANTU Ang Yung Sian

Dengan sendirinya Cie Kiat jadi mendongkol juga, darahnya jadi meluap.

Dia dengan si pengemis tidak saling kenal mengenal tetapi sekarang dirinya

diserang begitu macam, dengan serangan-serangan yang mematikan, maka dengan

cara begitu, kegusaran Cie Kiat jadi meluap.

Bukankah kalau memang dirinya kena diserang oleh si pengemis, dirinya akan

terbinasa dengan cara yang konyol?!

Maka dari itu, Cie Kiat jadi mengambil keputusan, biar bagaimana dia harus

dapat menundukkan pengemis ini.

Dengan cepat Cie Kiat telah menggerakkan tangannya.

Kali ini dia tidak menyingkir dari serangan orang, dengan cepat sekali dia telah

menangkis serangan tangan kanan si pengemis, dan kemudian dia juga menangkis

tangan kiri pengemis tersebut.

Terdengar beruntun dua kali suara benturan dari keempat tangan daritangan

kedua orang ini. Nyaring sekali, karena masing-masing telah mengerahkan tenaga

Lwee-kang mereka, dengan sendirinya benturan tangan-tangan itu jadi keras sekali.

Dan juga, karena benturan tersebut menerbitkan suara yang keras, dengan

sendirinya si pengemis juga merasakan tenaga tangkisan dari Cie Kiat sangat kuat

sekali.

Dengan sendirinya si pengemis jadi mengeluarkan suara seruan tertahan.

Dia merasakan tangannya sakit sekali.

Tangannya itu tergetar akibat benturan dari tangan Cie Kiat.

Dan dengan terhuyung beberapa langkah. pengemis tersebut telah melompat

mundur.

Cie Kiat juga terhuyung mundur satu langkah.

Dia tidak menyangka sedikitpun bahwa dirinya bisa terdorong mundur begitu.

Tadi Cie Kiat telah mengerahkan lima bagian tenaga Lwee-kangnya untuk

menangkis serangan pengemis itu, dan ternyata pengemis itu masih bisa membuat

Cie Kiat terhuyung kebelakang, hal itu menandakan bahwa pengemis ini sangat kuat

sekali Lwee-kangnya, biarpun didalam kenyataannya pengemis itu juga telah

terhuyung beberapa langkah jauhnya.

Si pengemis dengan cepat dapat menguasai dirinya, dia bisa berdiri tetap lagi.

Cie Kiat juga telah berdiri menatap pengemis tersebut, sehingga mereka jadi

saling memandang dengan pancaran mata yang cukup tajam.

Pengemis itu telah mendengus dengan suara yang dingin sekali.

"Hmmmm........ ternyata kau memang mempunyai kepandaian yang lumayan!

Pantas saudara-saudaraku jadi binasa seluruhnya ditanganmu!!" kata pengemis itu

tawar.Kolektor E-Book 234

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat tidak menyahuti perkataan pengemis itu, dia hanya memandang dengan

pandangan tidak mengerti, karena dia memang benar-benar tidak mengerti dan tidak

paham persoalan yang disebutkan oleh pengemis ini.

Melihat Cie Kiat berdiam diri saja, dengan cepat si pengemis telah melompat

menyerang lagi.

Serangan pengemis tersebut kali ini hebat sekali.

Membawa angin serangan yang benar-benar luar biasa kuatnya, angin serangan

itu berkesiutan nyaring dan menggugurkan daun-daun pohon.

Cie Kiat tidak berani berayal, dia tidak mau membiarkan dirinya ini kena

diserang oleh pengemis itu.

Dia jadi teringat kepada dua ekor binatang berbisa yang pernah disaksikan

beberapa saat yang lalu, gerakan-gerakan binatang berbisa itu yang telah

menyebabkan Cie Kiat bisa menciptakan ilmu silat barunya.

Dengan cepat Cie Kiat telah menggerakkan tangannya, tanpa disadarinya, dia

telah menggerakkan tangannya itu mengikuti gerakan kedua binatang berbisa yang

pernah disaksikan olehnya.

Luar biasa sekali kesudahannya.

Tahu-tahu tangan Cie Kiat bergerak cepat sekali, dan entah bagaimana, tahu
tahu tangan Cie Kiat telah berhasil menghajar pundak pengemis itu.

"Dukkkkk!" tangan Cie Kiat menghajar pundak pengemis tersebut dengan keras

sampai mengeluarkan suara benturan begitu.

Terdengar suara seruan kaget si pengemis, dia terlempar beberapa kaki jauhnya,

ambruk ditanah dengan mengeluarkan suara gedebukan yang keras.

Tetapi pengemis itu liehay dan kosen sekali.

Begitu tubuhnya terbanting, begitu lekas dia telah mencelat untuk berdiri lagi.

Dengan mata memancarkan cahaya yang bengis, pengemis ini telah menatap Cie

Kiat yang kala itu telah berdiri tenang-tenang ditempatnya.

Tubuh si pengemis gemetar, menggigil disebabkan kegusaran yang sangat

berkecamuk didalam hatinya.

Dengan sendirinya dia ingin mengadu jiwa guna binasa bersama-sama dengan

Cie Kiat.

Pengemis tersebut memang nekad benar.

"Kau... kau pelajar setan! Hari ini aku akan adu jiwa denganmu!" kata pengemis

itu dengan suara gemetar. "Tak nantinya hatiku tenang kalau memang kau belum

mampus dan dilenyapkan dari permukaan bumi ini!!"

Dan setelah berkata begitu, dengan berani dan nekad si pengemis telah

melompat menerjang kearah Cie Kiat lagi.

Melihat kenekadan dari si pengemis, Cie Kiat jadi kewalahan juga.Kolektor E-Book 235

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tetapi karena Cie Kiat memang telah mengambil keputusan untuk

menundukkan pengemis ini, dengan sendirinya dia jadi menghadapi terus.

Waktu si pengemis telah menyerang dirinya lagi, Cie Kiat telah bergerak cepat

lagi.

Dia mengegoskan serangan si pengemis, kemadian dengan cepat sekali, dia telah

mengulurkan tangannya, menotok jalan darah Tay-yang-hiatnya si pengemis.

Dan totokan Cie Kiat berhasil!

Si pengemis terkejut waktu dia merasakan jalan darah Tay-yang-hiatnya kena

ditotok oleh si anak muda she Lie tersebut, dia sampai menjerit kaget.

Tetapi telah terlambat.

Tubuhnya telah mengejang dan ambruk ditanah dengan keras sekali, seketika itu

juga dia meringkuk tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya!!

???

CIE KIAT menghampiri pengemis itu.

Dilihatnya pengemis tersebut sedang mendelik dengan mata yang terbuka lebar.

Rupanya, biarpun tubuhnya sudah tertotok dan dia dalam keadaan tak berdaya,

toh tetap saja dia masih bergusar begitu rupa.

Sedikitpun tidak tampak perasaan takut diwajahnya, dia malah ingin memaki

kalang kabutan.

"Pelajar edan! Pelajar setan! Cepat bebaskan aku!" memaki pengemis itu dengan

suara yang mengancam benar. "Kalau memang satu kali saja aku terlolos dari

tanganmu, niscaya aku akan mengadu jiwa, aku mau lihat, siapakah yang akan

mampus diantara diri kita!"

Cie Kiat tersenyum, sikapnya telah berobah sabar sekali.

"Saudara, kau ternyata telah salah paham!" kata Cie Kiat. "Kau telah salah

mengenali orang! Percayalah pada kata-kataku, aku tidak mengenal dirimu dan belum

pernah saling jumpa antara diriku dengan dirimu, maka dari itu.... janganlah kau

bersikeras terus bahwa aku ini adalah musuhmu! Aku adalah orang pengelana, tetapi

aku belum pernah mengalami persoalan yang kau sebutkan tadi!"
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar perkataan Cie Kiat pengemis itu tertawa dingin dengan suara

mendengus.

"Hmm, kau masih ingin berusaha membantah?" bentak pengemis itu dengan

suara keras, nyata dia gusar sekali. Tubuhnya masih rebah tertotok tanpa bisaKolektor E-Book 236

IBU HANTU Ang Yung Sian

bergerak. "Tak usah kau memberikan alasan-alasan yang tidak masuk akal! Aku

denganmu telah dua kali bertemu, mustahil aku tidak bisa salah mengenali orang!

Kalau memang kau mau membunuhku, bunuhlah! Aku bukan sebangsa manusia yang

takut mati!"

Mendengar perkataan pengemis tersebut, Cie Kiat jadi tambah heran.

Menurut si pengemis bahwa dirinya telah bertemu dua kali dengan pengemis ini,

tetapi setahu Cie Kiat, dia tidak pernah bertemu dengan pengemis tersebut. Apakah

didalam dunia ada seorang Cie Kiat lainnya?

Cie Kiat benar-benar bingung.

Sehingga akhirnya, saking herannya, Cie Kiat tidak berkata-kata, dia hanya

mengawasi pengemis dengan tatapan mata yang heran.

Melihat Cie Kiat hanya berdiam diri, si pengemis jadi tambah murka. Dia duga

Cie Kiat sengaja ingin mempermainkan dirinya.

"Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah!" teriak pengemis itu lagi

dengan suara yang mengguntur, amarahnya telah meluap.

Cie Kiat tersadar, dia menghela napas.

"Saudara, aku sebetulnya menyesal sekali, mengapa kau masih demikian muda

bisa salah mengenali orang? Perhatikanlah baik-baik wajahku... kau tentu akan

menemui kelainan antara diriku dengan orang yang kau temui beberapa waktu yang

lalu.....!"

Mendengar perkataan Cie Kiat begitu, dan lagi pula pengemis ini melihat Cie

Kiat berkata dengan wajah yang bersungguh-sungguh, dengan sendirinya dia jadi

bimbang juga.

Dia mcmperhatikan wajah Cie Kiat tajam sekali.

Sampai akhirnya dia seperti kaget sendirinya.

"Oh... ini... ini... kau memang bukan dia... ohhh... bukan dia!" kata si pengemis

seperti terkejut benar.

Cie Kiat mengetahui bahwa pengemis tersebut telah dapat melihat tegas

wajahnya.

"Sudahkah kau melihat dengan tegas wajahku?" tanya Cie Kiat dengan sabar.

"Bukankah benar perkataanku bahwa kau telah salah mengenali orang?"

Mendengar perkataan Cie Kiat pengemis itu tampaknya agak bingung.

"Inilah aneh! Kau berpakaian sama seperti orang itu! Tetapi ternyata sekarang

aku bisa melihat tegas sekali, kau bukan dia! Kau bukan pelajar setan itu! Hai, aku

memang benar-benar telah salah mengenali orang!!" mengumam si pengemis dengan

suara yang perlahan.

Cie Kiat jadi girang melihat pengemis itu mau mengakui dirinya telah salah

mengenali orang.Kolektor E-Book 237

IBU HANTU Ang Yung Sian

Dia tersenyum sambil berjongkok disamping pengemis itu.

Diurutinya jalan darah si pengemis yang tadi telah tertotok.

Sambil menguruti begitu, Cie Kiat berkata : "Maafkanlah tadi aku terpaksa

menotok jalan darahmu, karena kau tidak tentu diantara diri kita berdua akan terjadi

pertempuran yang hebat dan akan menyebabkan jatuhnya korban jiwa!!

Pengemis itu tampaknya malu sekali, wajahnya sampai berobah menjadi merah.

Waktu jalan darahnya telah jalan kembali pulih seperti biasa, dengan cepat si

pengemis telah bangun berdiri.

Tahu-tahu dia telah merangkapkan tangannya, dia memberi hormat kepada Cie

Kiat.

Hal ini membuat Cie Kiat jadi tergopoh-gopoh membalas pemberian hormat dari

si pengemis.

"Jangan begitu, saudara!!" kata Cie Kiat cepat. "Kita memang sering salah mata

kalau mau mengenali seseorang!!"

Pengemis itu tersenyum malu, rupanya dia jengah sekali.

"Maafkanlah kekhilafanku tadi!!" kata pengemis itu. Aku Bo Tiong Hiap

dengan ini meminta maafmu sebesar-besarnya!"

Cie Kiat juga cepat-cepat mengeluarkan kata-kata merendah.

Kemudian Cie Kiat menanyakan, mengapa dia bisa begitu bermusuhan dengan

orang yang dikatakan oleh pengemis tersebut hampir mirip dan menyerupai diri Cie

Kiat.

Pengemis itu menghela napas.

"Kalau diceritakan sangat panjang sekali!!" katanya dengan suara berduka.

"Banyak saudara-saudara kami dari pihak Kay-pang yang menjadi korban dari

sasterawan setan itu!!" dan setelah berkata begitu, pengemis tersebut jadi kurang

enak hati juga, karena segera juga dia teringat bahwa Cie Kiat adalah seorang pelajar

juga, dengan sendirinya dia mengatakan musuhnya itu dengan sebutan pelajar setan,

dia jadi tidak enak hati.

Tetapi Cie Kiat rupanya telah mengetahui kekikukan dari pengemis tersebut.

Anak muda she Lie ini tersenyum.

"Bolehkah Hak-seng mengetahui persoalanmu itu?" tanya Cie Kiat dengan cepat

mengalihkan pembicaraan mereka.

Dia juga membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, yang artinya aku si

murid, suatu perkatakan yang merendah.

Pengemis itu dengan cepat telah mengangguk.

"Boleh! Boleh!" dia menyahuti dengan cepat sekali.Kolektor E-Book 238

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Tak menjadi halangan bagiku! Tetapi lebih baik lagi kalau memang Kong-cu

ikut menemui guruku dulu, nanti guruku itu yang akan menceritakan segalanya!"

Mendengar perkataan pengemis tersebut, Cie Kiat telah mengiyakan.

Dia mau ikut bersama pengemis itu untuk menemui guru si pengemis.

Dengan cepat mereka telah berlalu dari tempat tersebut.

Mereka berlari dengan cepat sekali, karena mereka telah menggunakan Gin
kang mereka yang sempurna.

Tubuh mereka melesat dengan cepat dan gesit sekali.

Ternyata biarpun Gin-kang Cie Kiat menang beberapa tingkat dari pengemis

tersebut, namun Cie Kiat tidak mau memperlihatkan keunggulannya itu, dia sengaja

telah berlari hanya mengerahkan lima bagian dari ilmu lari cepatnya itu, yang

membuat mereka jadi bisa berlari berendeng.

Pengemis itu tidak menduga bahwa Cie Kiat sengaja telah memberikan suatu

ketika dan mengalah kepadanya, dia hanya menduga bahwa kepandaian Cie Kiat

dengan dirinya berimbang, dan tadi dia telah berhasil kena ditotok oleh Cie Kiat

hanyalah disebabkan dia lengah dan kurang waspada, yang menyebabkan dirinya,

atau jalan darahnya, berhasil ditotok oleh Cie Kiat.

Pengemis ini, Bo Tiong Hiap, malah telah mengerahkan tenaganya untuk berlari

lebih cepat lagi.

Dia telah mengerahkan Gin-kangnya.

Tetapi tetap saja Cie Kiat dapat mengikutinya berlari berendengan dengan

dirinya.

Hal ini menyebabkan dia mau tak mau jadi tambah penasaran.

Dengan mengerahkan seluruh tenaga Gin-kangnya, pengemis yang mengaku she

Bo itu telah berlari dengan cepat sekali.

Tubuhnya melesat bagaikan terbang, cepat luar biasa sekali.

Dan si pengemis menduga bahwa dia pasti akan dapat meninggalkan Cie Kiat

didalam jarak yang cukup jauh.

Dia bermaksud mau memperlihatkan kepada Cie Kiat, bahwa Gin-kangnya

berada disebelah atas dari anak muda she Lie itu.

Dengan bisa memperlihatkan bahwa Gin-kangnya berada disebelah atas Cie

Kiat, Bo Tiong Hiap bermaksud menebus kekalahannya, dimana dia kena dirubuhkan

oleh Cie Kiat. Tetapi Cie Kiat hanya tersenyum tenang saja waktu dia melihat

kelakuan pengemis tersebut.

Dia tetap mengikuti dengan gerakan yang ringan dan tenang sekali.

Tubuhnya mencelat cepat luar biasa, biarpun tampaknya Cie Kiat tidak

menggerakkan kakinya, toh tubuhnya telah melayang berlari dengan kecepatan yang

luar biasa, dia berlari selalu berendeng dengan Bo Tiong Hiap.Kolektor E-Book 239

IBU HANTU Ang Yung Sian

Hal ini, selain membuat Bo Tiong Hiap jadi penasaran sekali, juga dia sangat

kagum.

Dengan sendirinya hatinya bercekat.

Dia segera mengetahui bahwa dirinya memang mempunyai kepandaian yang

berada jauh disebelah bawah anak muda she Lie yang sedang berlari bersama-sama

dengan dirinya akan menemui guru si pengemis guna meminta keterangan sang guru.

Cie Kiat masih terus mengikuti berendeng disamping pengemis tersebut.

Sikapnya tenang sekali.

"Masih jauh, Bo Heng-thay?" tanya Cie Kiat waktu mereka telah berlari agak

jauh dan masih tidak tampak sebuah rumah pendudukpun.

"Tidak jauh!!" kata Bo Tiong Hiap cepat. "Sebentar lagi kita akan sampai!!"

Mereka berlari lagi dengan cepat.

Ketika sampai disebuah tikungan, tampak dihadapan mereka sebuah kelenteng.

Bo Tiong Hiap telah menunjuknya.

"Itu dia!" kata Bo Tiong Hiap. "Dikuil itu guruku mondok!!"

Cie Kiat dan pengemis she Bo ini telah berlari lebih cepat lagi, tubuh mereka

bagaikan melesat, agar cepat-cepat sampai dikelenteng yang ditunjuk oleh Bo Tiong

Hiap!

*

* *

KELENTENG yang ditunjuk oleh Bo Tiong Hiap, pengemis muda itu, ternyata

adalah sebuah kelenteng yang besar dan bangunannya indah serta kekar

Tembok kelenteng itu berwarna merah, juga daun pintu ruangan tengah dari

kelenteng itu, kuil tersebut, berwarna merah pula.

Dengan ringan dan enteng sekali, Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap melompat keatas

dinding kuil itu.

Sepi sekali, tidak ada seorang manusiapun.

Bo Tiong Hiap tidak lantas turun, dia menoleh kepada Cie Kiat yang berdiri

disisinya.

"Guruku berada didalam kuil ini, Kong-cu!!" kata Bo Tiong Hiap.

Cie Kiat mengangguk.

"Hayo kita turun!!" kata Bo Tiong Hiap lagi sambil melompat dari atas dinding

itu dengan ringan.

Cie Kiat hanya mengikuti saja dengan tenang.Kolektor E-Book 240

IBU HANTU Ang Yung Sian

Mendengar suara itu, Bo Tiong Hiap telah berteriak : "Su-hu......

Tee-cu telah pulang!"

Waktu Bo Tiong Hiap menuju kebelakang kuil itu, dengan melalui pintu

berbentuk rembulan, maka Cie Kiat pun mengikuti pengemis tersebut tanpa banyak

bertanya.

Mereka membelok dua kali, akhirnya mereka sampai ditaman dari kelenteng itu.

Belum lagi mereka memasuki pekarangan kelenteng itu, yang menyerupai

taman, telah terdengar suara ?tak tuk? berulang kali, disertai oleh suara orang berkata
kata : "Hai...... kau benar-benar liehay, Loo-toa!"

Mendengar suara itu, Bo Tiong Hiap telah berteriak : "Su-hu...... Tee-cu telah

pulang!"

Dan mereka telah melangkah masuk, maka tampak disamping batu gunung
gunungan kecil, disebuah kursi batu marmer putih, tampak duduk seorang pengemis

tua yang sudah putih rambutnya dan jenggotnya, dan disampingnya tampak seorang

lelaki setengah baya, yang memelihara jenggot pula, tetapi jenggotnya masih hitamKolektor E-Book 241

IBU HANTU Ang Yung Sian

legam. Wajahnya segat sekali, dia mengenakan baju Thung-sia yang berwarna

kelabu.

Diatas kursi panjang itu, disisi mereka masing-masing tampak sebuah cawan.

Sedangkan tangan si kakek pengemis yang rambutnya dan jenggotnya itu seluruhnya

telah berwarna putih, sebentar-sebentar bergerak. Mereka memang duduk

menghadapi dinding yang terpisah didalam jarak tujuh tombak.

Kedatangan Bo Tiong Hiap dan Cie Kiat seperti tidak diacuhkan oleh kedua

orang ini.

Sedikitpun kedua orang tersebut tidak menoleh waktu Bo Tiong Hiap dan Cie

Kiat melangkah masuk menghampiri mereka.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dan, waktu saat itulah, disaat mereka telah melangkah dekat, Cie Kiat baru bisa

melihat, bahwa kakek pengemis tersebut telah menggerakkan tangannya lagi,

melemparkan sebutir biji Tokkie, yang melesat cepat sekali kearah dinding, dimana

didinding tersebut terlukis lukisan kotak seperti juga papan Tokkie.

Biji Tokkie yang dilemparkan oleh kakek pengemis tersebut melesat cepat

sekali, dan menancap didalam salah satu kotak.

Biji Tokkie itu tidak terlepas jatuh, tetap melesak masuk kedalam dinding. Hal

ini bisa menunjukkan, betapa tingginya tenaga timpukan dari pengemis tua yang

rambut dan jenggotnya itu keseluruhannya telah berobah putih semuanya.

"Bagus!" lelaki yang mengenakan jubah kelabu yang duduk disamping si

pengemis. "Tauw memang benar-benar hebat! Dan sekarang giliranku membuka

jalan kematianmu!" dan setelah berkata begitu, lelaki itu menggerakkan tangannya

juga, maka melesatlah sebuah biji Tokkie.

Biji Tokkie itu meluncur dan menancap disalah satu kotak dideretan keempat

dan dikotak keenam.

Tepat menancapnya biji catur itu.

Si pengemis tua itu jadi melompat berjingkrak sambil mengeluarkan seruan

mendongkol.

"Hai, kau memang benar-benar licik!" seru si pengemis sambil tertawa. "Kau

telah dapat memilih jalan kematianku, sehingga aku tidak bisa jalan lagi!"

Dan memang orang tua yang duduk disamping kakek pengemis tersebut liehay

sekali. Tadi dia telah menjalankan biji Tokkienya itu jalan ?Siung?, sehingga ketika

itu juga jalan pengemis itu tertutup. Dia sedang berada didalam posisi ?Ho? dan

?Pian?, sehingga dengan sendirinya ketika orang tua berpakaian serba kelabu itu

berjalan menutup jalan ?Siung?, dengan sendirinya jalan hidup bagi si kakek

pengemis itu telah tertutup, jalan kematiannya jadi menjelang dirinya, yang membuat

dia tak bisa jalan kembali.

Kedua kakek itu, yang satu pengemis, sedangkan yang saorangnya biarpun tidak

berpakaian seperti pengemis, toh pakaiannya itu sederhana sekali, telah tertawa

gelak-gelak.

Tampaknya mereka senang sekali.Kolektor E-Book 242

IBU HANTU Ang Yung Sian

Mereka masing-masing telah mengambil cawan mereka, meminumnya.

Setelah itu, tanpa menoleh si pengemis tua telah berkata : "Hiap-jie..........

apakah kau berhasil?"

Pengemis Bo Tiong Hiap dan Cie Kiat tadi waktu melihat kedua orang tua

tersebut sedang repot dengan permainan Tokkie mereka yang aneh itu, Cie Kiat dan

Bo Tiong Hiap tidak berani mengganggunya.

Mereka hanya berdiri dipinggir menyaksikan saja.

Diam-diam Cie Kiat jadi kagum sekali ketika melihat betapa tenaga kedua

kakek ini, si pengemis dan si kakek berpakaian baju kelabu itu, yang dapat

menimpukkan biji Tokkienya dengan tepat dan meluncur menutupi jalan lawannya

masing-masing.

Dan disaat pengemis tua itu menegur begitu, Bo Tiong Hiap cepat-cepat

menjurah memberi hormat.

Pada saat itu si pengemis tua tersebut telah menoleh, dia memperhatikan Cie

Kiat.

Begitu juga kawannya si pengemis tua, dia menoleh dan mengawasi Cie Kiat.

Tampaknya mereka agak tercengang.

Melihat hal ini, setelah memberi hormat kepada gurunya Bo Tiong Hiap lantas

berkata :

"Su-hu dan Boen Su-peh jangan salah lihat, Kong-cu ini bukanlah si pelajar

setan Coe Mie La........ memang pakaian dan wajahnya hampir menyerupai dan mirip

sekali dengan Coe Mie La, tetapi ternyata dia tidak mempunyai sangkut paut dengan

pelajar setan she Coe itu.

Tampak si kakek pengemis tersebut memperhatikan Cie Kiat dengan mata

terpentang lebar.

Orang tua yang mengenakan baju kelabu itu juga memperhatikannya dengan

teliti.

"Siapa namamu, Kong-cu?" akhirnya si pengemis tua itu segera bertanya setelah

dia mengawasi sekian lama.

Cie Kiat menyebutkan namanya.

Pengemis tua tersebut mengangguk-anggukkan kepalanya seperti juga sedang

berpikir.

Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menceritakan bagaimana dia bisa berjumpa

dengan Cie Kiat.

"Jadi benar-benar kau tidak mengenal pelajar setan Coe Mie La itu?" tegur si

pengemis tua sambil mengawasi tajam sekali kepada Cie Kiat.

Cie Kiat mengangguk.Kolektor E-Book 243

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Ya, Boanpwee tidak tahu menahu persoalan yang sedang Loo-cianpwee

hadapi!" kata Cie Kiat cepat. "Juga memang sebenarnya Boanpwee tidak mengenal

orang yang disebut Coe Mie La itu!!"

Si pengemis tua menghela napas.

Dia juga menyebutkan namanya, dan memperkenalkan kawannya, orang tua

berpakaian baju serba kelabu itu.

"Ternyata pengemis tua itu bernama Ang Po Sian. Dia adalah seorang pengemis

yang mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya.

Ang Po Sian adalah seorang tokoh didalam perkumpulan Kay-pang, dia

sebetulnya yang harus duduk sebagai Pang-cu didalam perkumpulan Kay-pang,

namun karena dia ini memang tidak mau direpoti oleh persoalan duniawi, maka dia

telah menolak jabatan itu. Hanya saja, biarpun Kay-pang telah mengangkat seorang

Pang-cu lainnya menggantikan kedudukan Ang Po Sian, toh tetap saja semua

pengemis-pengemis didalam perkumpulan Kay-pang menghormati Ang Po Sian,

lebih mengindahkan dan mematuhkan orang she Ang ini, kalau dibandingkan dengan

Pang-cu Kay-pang yang sekarang sedang duduk. Mereka semuanya menghormati

orang she Ang tersebut karena selain berhati welas asih, juga Ang Po Sian sangat

bijaksana sekali didalam setiap tindakannya.

Setiap Kay-pang menghadapi persoalan yang rumit dan sulit, yang sukar

dihadapi, maka Pang-cu Kay-pang sengaja mencari Ang Po Sian untuk meminta

pendapat dan nasehatnya didalam soal mengambil langkah-langkah yang tepat

menyelesaikan persoalan tersebut.

Maka dari itu, Ang Po Sian biarpun berkedudukan bukan sebagai Pang-cu Kay
pang, toh tetap saja dia berpengaruh besar sekali didalam perkumpulan pengemis

tersebut.

Sedangkan kakek berpakaian serba kelabu yang menjadi kawan dari Ang Po

Sian itu bernama Ma Thian Ie, seorang Kiam-khek, seorang ahli pedang, yang

mempunyai ilmu pedang yang luar biasa, yang telah menggemparkan dunia persilatan

dengan ilmu pedang Coa-ting Sin-kiam!

Ma Thian Ie juga terkenal seorang yang tidak mau dipusingi oleh persoalan

duniawi, maka dari itu, dia lebih banyak berkelana untuk menggembirakan hatinya.

Dia selalu memilih tempat-tempat yang sepi untuk menikmati ketenangan hidupnya.

Dia dengan Ang Po Sian adalah dua orang sahabat yang baik sekali, mereka

selalu sering bertemu untuk mengadakan pertandingan Tokkie, yang membuat

mereka selalu tenggelam didalam keasyikan.

Ma Thian Ie juga seorang yang polos dan suka berterus terang. Dia selalu

menghadapi persoalan tenang sekali.

Dan pada dua bulan yang lalu Ang Po Sian menghadapi persoalan yang benar
benar membikin kepalanya jadi pusing.

Beberapa orang Kay-pang, telah diketemukan terbinasa dimuka hutan.

Pembunuhan itu dilakukan oleh seorang pelajar bermuka keren dan bertubuh

tinggi tegap.Kolektor E-Book 244

IBU HANTU Ang Yung Sian

Pelajar itu, mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, namun dia sangat

telengas sekali. Malah, salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang kena dibunuh oleh

pelajar itu.

Pembunuhan ini dapat disaksikan secara kebetulan oleh murid tunggalnya Ang

Po Sian yang bernama Bo Tiong Hiap.

Bo Tiong Hiap melakukan pengejaran, dan mereka, Tiong Hiap dan pelajar itu,

yang akhirnya diketahui bernama Coe Mie La, jadi bertempur dengan seru sekali.

Tetapi kepandaian mereka terpaut jauh sekali.

Coe Mie La mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya.

Kalau memang orang she Coe ini bermaksud mau membunuh Bo Tiong Hiap,

sama mudahnya seperti dia membalikkan telapak tangannya sendiri.

Tetapi herannya, anehnya, pelajar she Coe itu tidak menurunkan tangan jahat

kepada Bo Tiong Hiap.

Dia tidak membunuh Bo Tiong Hiap.

Tetapi Bo Tiong Hiap yang telah nekad terus juga telah melancarkan serangan

nekad, dia bermaksud akan mengadu jiwa guna membalaskan sakit hatinya kepada

diri pelajar she Coe tersebut, karena saudara-saudara satu perkumpulan pengemis

telah terbunuh ditangan si pelajar she Coe tersebut.

Tetapi pelajar Coe Mie La itu banyak sekali mengalah terhadap Bo Tiong Hiap.

Wajahnya yang cakap itu memperlihatkan senyumnya yang manis.

Sampai akhirnya, dia malah telah melompat menjauhi Bo Tiong Hiap.

"Pergilah kau pulang kegurumu!" kata pelajar itu dengan suara yang mengejek.

"Aku tidak tega untuk membunuhmu! Beritahukan kepada Ang Po Sian, bahwa satu

waktu nanti aku mau menemui dirinya!"

Bo Tiong Hiap mendongkol sekali, dia murka benar dan penasaran.

Maka dari itu, dikejarnya, dan dia melancarkan serangannya pula.

Pelajar she Coe itu mendengus.

"Kau terlalu bandel! Terlalu kepala batu!" kata. Coe Mie La. "Aku sudah

mengatakan bahwa kau lebih baik pulang saja menggelinding kegurumu, karena

percuma saja kau membuang jiwamu disini."

Tetapi Bo Tiong Hiap memang telah nekad benar.

Dia tetap melancarkan serangannya terhadap diri pelajar Coe Mie La tersebut.

Dengan sendirinya setiap serangannya itu mengandung tenaga Lwee-kang yang

kuat, sebab Bo Tiong Hiap bukanlah seorang lawan yang lemah.

Tetapi menghadapi Coe Mie La, Bo Tiong Hiap jadi tidak bisa berbuat banyak.

Tampaknya Coe Mie La selalu dapat menghindarkan diri dari setiap serangan

Bo Tiong Hiap dengan mudah sekali.Kolektor E-Book 245

IBU HANTU Ang Yung Sian

Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi tambah bergusar.

Satu kali, dengan ringan sekali, Coe Mie La telab mencelat keatas dan berdiri

disalah satu cabang pohon yang tumbuh didekat tempat itu.

Dia berkata dengan suara yang tawar :

"Kalau memang kau masih penasaran, maka lima hari lagi aku akan menemui

dirimu dan kau boleh bertempur sepuas hatimu!" kata Coe Mie La. "Sekarang aku

masih mempunyai urusan yang harus kuselesaikan, maka dari itu, aku tidak bisa

menemanimu lebih lama lagi!"

Dan setelah berkata begitu, dengan cepat sekali dan ringan juga seperti

bayangan, Coe Mie La telah mencelat pergi meninggalkan Bo Tiong Hiap.

Bo Tiong Hiap sangat penasaran sekali.

Dia mengejarnya, tetapi hanya didalam waktu yang sangat singkat sekali, Bo

Tiong Hiap telah kehilangan jejaknya.

Hal ini membuat Bo Tiong Hiap jadi uring-uringan, karena Coe Mie La berjanji

akan menemui dirinya lagi lima hari kemudian itu, tidak disebutkan tempatnya,

membuat dia jadi tidak mengetahui akan menantikan dimana.

Maka dari itu, Bo Tiong Hiap mengambil keputusan bahwa dia akan menunggu

ditempat,tersebut setiap harinya.

Untuk menggunakan kesempatan itu, Bo Tiong Hiap telah menemui gurunya,

Ang Po Sian.


Pendekar Gila 32 Serikat Serigala Merah Mahesa Kelud Pulau Mayat Dewi Sri Tanjung 3 Kobaran Api Asmara

Cari Blog Ini