Ceritasilat Novel Online

Ibu Hantu 7

Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian Bagian 7

Diceritakan semuanya itu.

Hal ini membuat Ang Po Sian jadi murka benar.

Karena salah seorang Tian-lo dari Kay-pang juga ikut terbunuh oleh pelajar Coe

itu.

Dengan sendirinya, Ang Po Sian juga ingin menemui pelajar itu, guna

melakukan pembalasan dendam atas kematian salah seorang Tiang-lo dari Kay-pang

dan beberapa orang anggauta Kay-pang yang terbinasa ditangannya pelajar she Coe

tersebut.

Mereka guru dan murid selama lima hari telah menantikan dipinggiran hutan itu

untuk menunggu pelajar she Coe tersebut menepati janjinya.

Namun sampai pada hari yang dijanjikan, pelajar Coe Mie La itu tetap saja tidak

menampakan dirinya, tidak terlihat batang hidungnya, dengan begitu, hal ini

membuat hati Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap jadi gusar benar.

"Kita harus mencarinya!" kata Ang Po Sian kepada muridnya, Bo Tiong Hiap,

setelah mereka menantikan sampai menjelang malam hari kelima itu, dan Coe Mie La

juga tidak menampakan dirinya. "Biarpun orang itu melarikan diri keujung dunia,

tetap saja tidak bisa kita lepas begitu saja! Dia harus kita cari sampai dapat dan

membalas sakit hati dari saudara-saudara kita di Kay-pang yang terbinasa

ditangannya!"Kolektor E-Book 246

IBU HANTU Ang Yung Sian

Bo Tiong Hiap juga menyetujui saran gurunya itu.

Mereka mengembara didalam kalangan Kang-ouw, sampai menjelang dua

bulan, mereka masih tidak bisa mengendus jejak dari pelajar she Coe tersebut.

Namun pada suatu senja, dikala Bo Tiong Hiap tengah menikmati keindahan

senja didekat sebuah lapangan rumput seorang diri, karena gurunya, Ang Po Sian,

tengah beristirahat disebuah kelenteng didekat tempat itu, menemani seorang

sahabatnya yang bernama Ma Thian Ie, dengan tidak terduga Bo Tiong Hiap bisa

bertemu dengan pelajar she Coe tersebut.

Pertama-tama Bo Tiong Hiap melihat seekor kuda tengah berlari dengan cepat

sekali kearahnya.

Waktu kuda itu telah mencongklang dekat sekali dengan dirinya, tampak

penunggangnya itu seorang anak muda.

Tiba-tiba darah Bo Tiong Hiap jadi mendesir, karena segera juga dia mengenali

bahwa penunggang kuda itu adalah Coe Mie La!

Dengan cepat Bo Tiong Hiap telah mengerahkan Gin-kangnya, dia telah

mengejarnya.

Coe Mie La juga kaget waktu dia bertemu dengan Bo Tiong Hiap.

Dia berusaha membedal kudanya itu, tetapi dengan cepat sekali Bo Tiong Hiap

telah berhasil mengejar kudanya.

Bo Tiong Hiap berusaha menjambret tali kendali tunggangan Coe Mie La.

Tetapi Coe Mie La lebih cepat lagi, dia telah melompat turun.

Pelajar she Coe ini tertawa.

"Aha, rupanya kita bisa bertemu disini!" kata si pelajar dengan tertawanya.

Bo Tiong Hiap sedang murka benar.

"Kau lelaki pengecut, seorang Siauw-cut yang tidak bisa menepati kata
katamu!" kata Bo Tiong Hiap dengan gusar sekali. "Hmmm, biarpun kau mau

melarikan diri keujung dunia, tetap saja kau tidak akan dapat meloloskan diri dari

tangan kami, tangan orang-orang Kay-pang!!"

Coe Mie La tertawa.

"Mengapa saudara kecil tampaknya begitu berang dan galak sakali?" tegurnya.

Hal ini jadi tambah membangkitkan kemurkaan Bo Tiong Hiap.

Usia dirinya tidak lebih muda dari usia pelajar she Coe itu toh sekarang pelajar

Coe Mie La telah membawakan lagak seperti orang angkatan tua, yang memanggil

dirinya dengan sebutan saudara kecil.

Dengan berjingkrak saking murkanya, Bo Tiong Hiap telah berseru : "Kau

pelajar setan! Tanganmu telengas sekali, dan sekarang aku ingin mengambil

jiwamu!!"Kolektor E-Book 247

IBU HANTU Ang Yung Sian

Mendengar perkataan Bo Tiong Hiap, Coe Mie La telah menggoyang
goyangkan tangannya.

"Sabar! Sabar!" kata Coe Mie La dengan cepat sekali. "Jangan kita bertempur

dulu!!"

Bo Tiong Hiap mengerutkan alisnya.

"Jangan bertempur! Hmmmm! Aku akan adu jiwa denganmu untuk

membalaskan sakit hatiku!!" kata Bo Tiong Hiap dengan suara yang keras. "Biar

bagaimana hari ini kita harus menetapkan siapa yang berhak untuk hidup terus!!"

Dan setelah berkata begitu, Bo Tiong Hiap telah melompat mau menyerang.

Tetapi kembali Coe Mie La telah menggoyang-goyangkan tangangnya.

"Sabar! Sabar!" kata pelajar bermuka cakap sekali, putih seperti muka

perempuan itu. "Jangan cepat marah! Dengarkan dulu perkataanku! Aku mau

menemanimu bertempur! Aku memang ingin mengetahui sampai dimana

kepandaianmu!! Tetapi saat-saat sekarang ini aku benar-benar mempunyai urusan

yang sangat penting sekali, maka dari itu, aku tidak bisa menemanimu! Aku minta

waktu sampai besok sore! Kita bertempur dan boleh bertempur sepuas hati!"

Mendengar perkataan pelajar Coe Mie La itu, Bo Tiong Hiap tertawa dingin.

"Aku mana bisa mempercayai peerkataanmu?" kata Bo Tiong Hiap sengit.

"Dulu dua bulan yang lalu kau telah menjadi seorang Siauw-cut, tidak menepati

janjimu!! Kau tidak berani dan bersembunyi seperti juga seorang maling kecil!

Hmm... sekarang biarpun kau mengemukakan alasan apa saja, tetap aku tidak bisa

membiarkan kau berlalu seenakmu saja!"

Coe Mie La membawa sikap yang tenang, nyata dia sabar sekali.

"Aku datang menepati janji pada dua bulan yang lalu, tetapi ternyata kau tidak

datang. Aku menantikan kau sampai dihari kedelapan dimuka hutan itu, selama tiga

hari aku menantikanmu!" kata Coe Mie La.

Mendengar perkataan pelajar itu, Bo Tiong Hiap sangat gusar.

"Hmm... itu hanya alasan yang dibuat-buat olehmu!" kata Bo Tiong Hiap

dengan murka. "Sekarang aku tidak mau mendengar apa alasanmu lagi, maka dari itu

cepat kau bersiap-siap! Aku tidak akan sungkan-sungkan untuk menyerang dirimu!"

Coe Mie La tersenyum, manis sekali senyumnya itu, menyerupai senyum

seorang gadis. Wajah Coe Mie La terlalu cakap untuk wajah seorang lelaki.

"Sahabat kecil, dengarlah!" kata Coe Mie La dengan cepat. "Didepan tempat ini,

terdapat sebuah rumah kosong, tidak ditempati orang, maka dari itu kuminta besok

kau tunggu aku disitu! Tetapi ingat, kau datang jangan bersama Ang Po Sian, gurumu

itu, karena aku belum waktunya bertemu dengan dia! Kalau memang kau datang

bersama orang she Ang itu, sama seperti dihutan pada dua bulan yang lalu, aku tidak

mau menemui dirimu!"

Mendengar perkataan Coe Mie La, wajah Bo Tiong Hiap jadi berobah merah.

Dia jadi jengah.Kolektor E-Book 248

IBU HANTU Ang Yung Sian

Rupanya pelajar she Coe ini memang datang menepati janjinya, karena ternyata

dia memang mengetahui bahwa dia datang bersama Ang Po Sian, gurunya itu.

Dengan sendirinya, untuk sesaat lamanya Bo Tiong Hiap jadi berdiri seperti

orang kesima.

Melihat kelakuan anak muda pengemis tersebut, Coe Mie La tertawa.

"Nah sahabat kecil, aku akan menemuimu dirumah yang terpisah hanya tiga lie

dari sini, pada saat itu kau boleh bertempur sepuas hatimu! Tetapi kau harus ingat,

sekali lagi kuperingati, janganlah kau datang bersama-sama orang she Ang itu!!"

Mendengar perlataan Coe Mie La yang terakhir ini Bo Tiong Hiap jadi gusar

benar.

Dia sampai mendengus berulang kali.

"Hmmm...... kenapa kau jeri kepada guruku?" bentak Bo Tiong Hiap dengan

suara yang mengejek.

Mendengar itu, Coe Mie La tersenyum manis sekali.

Tidak tarlihat bahwa dia mendongkol mendengar perkataan Bo Tiong Hiap.

"Aku bukan jeri kepada gurumu itu, tetapi kurasa belum waktunya aku menemui

dirinya!!" kata Coe Mie La kemudian.

Bo Tiong Hiap jadi ragu-ragu.

Tetapi Coe Mie La yang melihat keragu-raguan anak muda yang menjadi

pengemis itu, telah tertawa.

"Kau tak usah kuatir, aku pasti akan datang menemuimu dirumah kosong yang

terpisah tiga lie dari tempat ini besok siang katanya dengan suara yang pasti.

"Nah...... sekarang berhubung aku masih mempunyai urusan yang penting, maka aku

tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!!" dan setelah berkata begitu, si pelajar telah

melompat keatas kudanya, dia menggentak tali les kuda tunggangannya itu sambil

tersenyum, kudanya lari dengan cepat.

Bo Tiong Hiap jadi berdiri diam ditempatnya.

Dia bimbang dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Kalau memang dia menghadang pelajar itu, tentu dengan sendirinya dia kalah

jauh, sebab kepandaian Coe Mie La berada disebelah atas dirinya.

Maka dari itu, akhirnya si pengemis she Bo ini menghela napas disaat bayangan

kuda dan Coe Mie La telah lenyap dari dirinya.

Dengan lesu dia kembali kekelenteng dimana gurunya dan Ma Thian Ie sedang

berada.

Kepada gurunya Bo Tiong Hiap menceritakan segalanya, dia juga menceritakan

bagaimana pelajar she Coe itu telah menjanjikan dirinya untuk bertemu disebuah

rumah kosong yang terletak tak jauh tempat itu.

Ang Po Sian menghela napas.Kolektor E-Book 249

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Pelajar setan itu benar-benar seperti iblis yang muncul dan hilang begitu

cepat!" kata Ang Po Sian kemudian. "Hai...... memang pepatah mengatakan bahwa

ombak yang dibelakang mendorong ombak yang dimuka! Golongan tua akan

digantikan oleh golongan muda! Itulah tidak salahl Menuruti cerita Hiap-jie, pelajar

she Coe itu mempunyai kepandaian yang luar biasa sekali......!!"

Ma Thian Ie juga mengiyakan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" tanya Ma Thian Ie kepada Ang Po Sian.

Ang Po Sian tidak lantas menyahuti, dia telah menghela napas lagi.

Ditatapnya kearah langit, dia seperti memandang sesuatu yang jauh sekali.

"Biar bagaimana sakit hati dari kawan-kawan didalam Kay-pang yang telah

terbunuh olah bocah she Coe itu, harus dibalaskan sakit hatinya! Tetapi Hiap-jie telah

menjanjikan bahwa dia akan datang seorang diri menghadapi pelajar she Coe itu, hal

ini membuat kita jadi tidak bisa bergerak, kalau memang kita datang pula ketempat

itu, berarti kita akan kehilangan muka! Dengan sendirinya Hiap-jie harus menepati

janjinya datang kerumah kosong itu, dan menemui si pelajar iblis she Coe itu guna

melakukan pembalasan sakit hati dari saudara-saudara kita yang telah terbunuh!!"

Hiap-jie, Bo Tiong Hiap, cepat-cepat telah berlutut.

"Tee-cu menerima perintah dari Su-hu!!" kata Bo Tiong Hiap dengan cepat.

Dan, dengan berseorang diri, Bo Tiong Hiap datang kerumah kosong yang

ditunjuk oleh Coe Mie La.

Secara tidak diduga-duga, dia jadi bertemu dengan Cie Kiat yang berpakaian

sebagai seorang pelajar Coe Mie La dan mirip dengan pelajar she Coe itu, sehingga

Bo Tiong Hiap menduga Cie Kiat adalah Coe Mie La, yang menyebabkan dia jadi

menyerang dengan mati-matian!!

Tetapi, setelah ditegaskan wajah Cie Kiat, Bo Tiong Hiap dapat mengenali

bahwa dia memang telah salah mengenali orang, karena wajah Coe Mie La lebih

cakap dari wajah Cie Kiat, wajah pelajar she Coe itu seperti juga wajah seorang

wanita, halus dan bersih, putih mulus dan matanya jeli sekali..........!

???

MENDENGAR cerita itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis matanya.

"Apakah sebelumnyja antara pihak Kay-pang dengan Coe Mie La itu terjadi

suatu bentrokan?" tanya Cie Kiat kemudian.

Ang Po Sian menghela napas.Kolektor E-Book 250

IBU HANTU Ang Yung Sian

Aku tidak mengetahui dengan pasti, tetapi yang membuat kami benar-benar

sakit hati, kenapa dia menurunkan tangan begitu telengas, telah membunuh belasan

orang-orang Kay-pang? Mengapa dia tidak menemui Pang-cu Kay-pang guna

menerangkan dimana kesalahan Kay-pang atau memang dia pernah mengalami

ketidak puasan dari salah seorang anggota Kay-pang? Mengapa dia harus main hakim

sendiri dan membunuh belasan orang Kay-pang begitu saja?! Nyatanya sekarang,

setelah dia menjanjikan untuk bertemu dengan Hiap-jie, kembali dia tidak muncul!

Hai, sebetulnya apa maunya pelajar she Coe itu? Kalau menurut keterangan Hiap-jie,

kalau memang Coe Mie La itu menginginkan kebinasaan Hiap-jie, sama mudahnya

dengan membalikkan telapak tangannya, karena kepandaian pelajar setan itu benarIbu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

benar tinggi dan kosen luar biasa!!"

Setelah berkata begitu, Ang Po Sian menghela napas lagi.

Sedangkan menggunakan disaat Ang Po Sian tidak berkata-kata lagi, Ma Thian

Ie telah bertanya kemana tujuan dari Cie Kiat.

Cie Kiat tidak mau menerangkan sebenarnya.

Karena dia masih mempunyai kesulitannya sendiri.

Kalau memang dia menerangkan bahwa dia harus mencari beberapa musuh

besarnya, tentu persoalannya akan menjadi kacau kalau memang hal itu tersiar luas.

Maka dari itu, Cie Kiat hanya mengatakan bahwa dia hanya ingin mengembara,

guna menambah pengalaman.

Ma Thian Ie, Ang Po Sian dan Bo Tiong Hiap mempercayai keterangan anak

muda she Lie ini.

Mereka tidak terlalu mendesak.

Dan malam itu, Cie Kiat jadi bermalam dikelenteng tersebut bersama-sama

dengan Ang Po Sian, Ma Thian Ie dan Bo Tiong Hiap.

Banyak yang didengar dari Ang Po Sian mengenai pergolakan didalam dunia

persilatan. Lagi pula, soal kelicikan dan kejahatan yang sering dilakukan oleh jago
jago yang mempunyai kepandaian yang tinggi tetapi bertabiat jahat sekali.

Cie Kiat jadi tertarik mendengar cerita dari Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.

Kedua jago tua yang berpengalaman itu menduga bahwa Cie Kiat memang

benar-benar masih hijau didalam kalangan Kang-ouw, sungai telaga, maka dari itu,

mereka telah menceritakan segalanya agar Cie Kiat memperoleh pengetahuan yang

lebih luas lagi.

Cie Kiat merasa sangat senang sekali bergaul dengan Ang Po Sian, Bo Tiong

Hiap dan Ma Thian Ie.

Mereka bercakap-cakap sampai jauh malam.

Tetapi disaat mereka akan berpisah untuk mengaso dan tidur, tiba-tiba

mendengar suara bentakan-bentakan yang nyaring disusul oleh suara benturan benda

logam, yang mungkin dari senjata yang saling membentur.

Ang Po Sian, Ma Thian Ie telah melompat dengan cepat sekali.Kolektor E-Book 251

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tubuh mereka ringan luar biasa, seperti juga burung walet yang terbang

meluncur.

Melihat itu, Cie Kiat jadi kagum sekali akan keringanan tubuh kedua pendekar

tua itu.

Karena biar bagaimana Cie Kiat harus mengakui, gerakan dari Ang Po Sian dan

Ma Thian Ie itui telah sempurna sekali.

Sedangkan Bo Tiong Hiap telah menoleh kepada Cie Kiat.

"Mari kita melihat keluar apa yang terja di disana!" ajak Bo Tiong Hiap.

Cie Kiat mengiyakan sambil mengangguk.

Dengan cepat mereka juga melesat keluar dari kuil itu.

Begitu sampai diluar kuil, tampak dibawah sorotnya cahaya rembulan, berlari
lari dua sosok tubuh. Sebentar-sebentar dua sosok tubuh itu berhenti berlari, dan

mereka tampak bertempur dengan hebat.

Semakin lama kedua sosok tubuh yang sedang bertempur itu jadi semakin dekat.

Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah berdiri berendeng dikejauhan mengawasi

kedua sosok tubuh yang sedang bertempnr itu.

Cie Kiat dan Bo Tiong Hiap telah menghampiri jago tua she Ma itu.

Mereka berdiri disitu.

Kedua sosok tubuh yang sedang bertempur dibawah cahaya rembulan itu

semakin mendekat kearah Ma Thian Ie dan yang lain-lainnya.

Dan Ang Po Sian serta yang lainnya dapat melihat bahwa kedua sosok tubuh

yang sedang bertempur itu ternyata adalah dua orang gadis!

Usia kedua gadis itu mungkin baru delapan belas tahun.

Wajah mereka keduanya cantik sekali.

Tubuh mereka lemah gemulai waktu mereka bertempur, tetapi setiap serangan

mereka itu mengandung tenaga yang kuat dan serangan yang benar-benar mematikan.

Ang Po Sian dan yang lainnya ketika melihat cara bertempur kedua gadis itu,

mereka jadi kaget bukan main, sebab mereka bertempur dengan menggunakan ilmu

silat yang luar biasa sekali.

Lagi pula keduanya bertempur dengan gesit sekali, yang menyebabkan mereka

hanya merupakan dua sosok bayangan belaka.

Gadis yang seorangnya bersenjatakan sebilah golok pendek, tetapi gerakannya

selalu cepat dan gesit, setiap serangannya akan membahayakan pihak lawannya.

Dan gadis yang seorangnya lagi bersenjatakan sebatang pedang ditangan

kanannya, sedangkan ditangan kirinya telah mencekal sebatang Hud-tim, yang biasa

dipakai oleh seorang Nie-kauw.Kolektor E-Book 252

IBU HANTU Ang Yung Sian

Biarpun Hud-tim itu dibuat dari bulu-bulu yang halus, namun karena berada

ditangan seorang jago yang kosen seperti gadis itu, maka Hud-tim tersebut telah

berobah menjadi sebatang senjata yang hebat sekali.

Bulu-bulu Hud-tim yang lemas dan lembut itu terkadang bisa jadi berobah keras

dan kaku seperti baja, yang sekali dapat menghantam batu gunung menjadi hancur

berantakan!!

Gadis yang mencekal Hud-tim dan pedang ini, telah mengeluarkan serangan
serangan yang mematikan, dia melancarkan serangan-serangan yang benar-benar

membuat gadis yang seorangnya jadi kelabakan sekali.

Gadis yang satunya, yang mengenakan gaun merah itu, yang mencekal sebatang

golok pendek sebagai senjatanya, selalu terdesak mundur, dia main membela diri

belaka, jarang sekali dia mempunyai kesempatan untuk membalas menyerang.

Sedangkan gadis yang seorangnya, yang mengenakan baju berwarna ungu, yang

mencekal Hud-tim dan pedang sebagai senjatanya itu, telah merangsek terus dengan

serangan-serangan yang luar biasa hebatnya.

"Hmmmm...... kuku garuda seperti kau harus mampus!" bentak gadis yang

berpakaian serba ungu dan mencekal Hud-tim dan pedang itu sambil melancarkan

terus serangan-serangannya yang membahayakan sekali. "Tak boleh sebangsa kau

kuku garuda dibiarkan hidup, bisa membahayakan kawan-kawan dirimba

persilatan!!"

Gadis yang seorangnya lagi, yang mengenakan baju serba merah itu, yang

bersenjatakan golok pendek, telah mendengus tertawa dingin.

"Kau adalah seorang yang tidak tahu diri!" bentaknya dengan suara yang dingin.

"Hmmm....... kalau memang orang-orangku mengetahui kau berada disekitar daerah

ini, jangan harap kau bisa meloloskan diri lagi!!"

Dan sambil berkata begitu, gadis ini telah menggerakkan goloknya, dia

menangkis keras sekali serangan Hud-tim lawannya.

Tetapi, begitu Hud-timnya kena ditangkis, gadis yang seorang ini telah

membarengi menyerang dengan menggunakan pedangnya.

Dia menyerang kearah ulu hati si gadis bergaun merah.

Gadis ini sedang menangkis Hud-tim lawannya, maka dari itu dia tidak bisa

menarik pulang goloknya.

Sedangkan serangan lawan telah hampir mengenai dadanya.

Dengan berani dan cepat sekali, gadis itu menggerakkan tangannya.

Dan........!

"Tringg......!" terdengar nyaring sekali badan pedang gadis itu telah kena disentil

oleh telunjuk gadis bergaun merah.

Gadis bergaun ungu itu jadi mendongkol, dia bergusar dan penasaran sekali.Kolektor E-Book 253

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara-saudara kami dirimba

persilatan akan terbalas!" teriak gadis berbaju ungu itu dengan suara yang keras

sekali.

Dan sambil berkata begitu, dia telah melancarkan serangan dari dua jurusan

dengan cara yang serentak, Hud-timnya menyerang kearah kepala gadis bergaun

merah itu, sedangkan pedangnya dipakai untuk menusuk paha gadis itu.

Hal tersebut membuat gadis bergaun merah ini jadi kewalahan, dia agak gugup.

Jelas dirinya terancam sekali.

Kalau memang dia memakai goloknya untuk menangkis serangan Hud-tim

orang, berarti pahanya akan menerima tusukan pedang, lawannya.

"Hari ini adalah hari kematianmu! Sakit hati dari saudara
saudara kami dirimba persilatan akan terbalas!" teriak gadis berbaju

ungu.

Dan hal itu tidak diinginkan oleh si gadis bergaun merah.

Dia telah menjejakkan kakinya akan melompat menjauhi lawannya lagi.Kolektor E-Book 254

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tetapi kali ini gadis bergaun ungu itu tidak mau memberikan kesempatan

kepada lawannya lagi. Dia telah melompat juga sambil tetap menyerang dengan

serentak dengan menggunakan kedua senjatanya itu.

Hati gadis bergaun merah itu jadi mencelos hatinya.

Karena disaat tubuhnya sedang terlambung begitu, sulit baginya untuk

mengelakan kedua serangan lawannya.

Sekuat tenaga dia telah memutar goloknya.

"Trangg!" goloknya itu dapat menangkis pedang lawannya, tetapi Hud-tim yang

dicekal tangan kiri gadis bergaun ungu itu telah meluncur terus akan menghajar

kepalanya.

Kalau memang sampai kepalanya kena dihajar, dikebut oleh bulu Hud-tim yang

telah berobah keras seperti baja karena disaluri tenaga Lwee-kang, tentu batok

kepalanya itu akan hancur dan polonya akan berhamburan keluar!

Gadis berpakaian gaun serba merah jadi mengeluarkan seruan kaget, karena

mengetahui bahwa dirinya tidak akan mempunyai kesempatan untuk mengelakan

serangan itu.

Dengan sekuat tenaganya, dia telah mengelakkan serangan itu.

Tetapi bulu-bulu Hud-tim tersebut tetap telah mengincer akan menghajar

kepalanya.

Keadaan gadis ini jadi berada didalam keadaan yang membahayakan jiwanya.

Dia sampai mengeluh, dan gadis ini merasa bahwa kali ini jiwanya akan habis

ditangan lawannya.

Tetapi disaat jiwa gadis bergaun merah itu terancam begitu, maka tampak

sesosok bayangan telah melompati dengan cepat sekali.

"Lepas!!!!" bentak bayangan yang melompat itu dengan suara yang keras sekali.

Dan Hud-tim yang sedang menyambar kearah kepala gadis bergaun merah, jadi

kena dirampas oleh bayangan tersebut.

Gadis bergaun ungu jadi terkejut sekali, dia mengeluarkan seruan kaget, tetapi

sebagai seorang jago betina yang hebat, dengan cepat sekali pedangnya yang tercekal

ditangan kanan telah melesat menyambar kearah sosok bayangan itu.

Terdengar suara tertawa tenang, dan tahu-tahu pedang gadis tersebut telah kena

ditangkis oleh Hud-timnya yang kena direbut orang itu.

Kemudian sosok bayangan tersebut telah melompat menjauhi gadis bergaun

ungu ini. Begitu juga gadis bergaun merah telah melompat jauh sekali, berdiri dengan

wajah yang agak pucat, sebab jiwanya seperti juga baru terlolos dari lobang djarum.

Semua orang mengawasi kearah orang yang telah menolong diri gadis bergaun

merah dari kematian.

Ternyata itulah seorang anak muda berpakaian sebagai seorang pelajar.Kolektor E-Book 255

IBU HANTU Ang Yung Sian

Wajahnya cakap sekali, dan dia berdiri dengan tersenyum manis dan

ditangannya tercekal Hud-timnya gadis berpakaian serba ungu.

Pemuda pelajar yang berpakaian baju serba putih itu adalah Lie Cie Kiat......!

*

* *

GADIS yang berpakaian baju ungu itu mendongkol sekali Hud-timnya kena

dirampas orang.

Dia mengawasi kearah Cie Kiat dengan mata mendelik.

Rupanya dia bergusar dan murka benar, tubuhnya sampai menggigil menahan

perasaan murkanya itu.

Cie Kiat telah melangkah menghampiri gadis ini dengan bibir tersenyum.

Dia mengangsurkan Hud-tim si gadis dengan kedua tangannya. Dia bermaksud

mengembalikan.

"Maafkan nona, tadi aku telah begitu lancang mencampuri urusan kalian, karena

aku tidak mau sampai terjadi perkara jiwa!" kata Cie Kiat dengan tenang sekali.

Mata gadis itu jadi tambah mendelik lebar, dengan suara yang bengis dia telah

menusuk dengan pedangnya.

Melihat orang bukannya menyahuti, malah telah menyerang dirinya dengan,

penuh kegusaran begitu, Cie Kiat masih tersenyum tenang.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sabar nona!" kata Cie Kiat dengan cepat. "Jangan cepat marah, nanti lekas

tua!! Nah, terimalah kembali Hud-timmu ini!!" sambil berkata begitu, Cie Kiat telah

menggulung pedang si gadis yang sedang meluncur kearah dirinya itu dengan bulu

Hud-tim, kemudian dia melemparkan Hud-tim itu, sehingga menjurus kepada kepala

si gadis berpakaian serba ungu itu.

Si gadis terkejut sekali.

Dia sekali lagi mengeluarkan seruan kaget.

Karena sedikitpun tadinya dia tidak menduga bahwa Cie Kiat mempunyai

kepandaian yang begitu luar biasa.

Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan MaThian Ie juga jadi mengeluarkan seruan

kaget.

Mereka benar-benar tidak menyangka bahwa Cie Kiat mempunyai kepandaian

yang begitu tinggi dan kosen sekali.

Dengan sendirinya mereka jadi kagum sekali, mereka juga merasakan, bahwa

diri mereka kalau bertempur dengan Cie Kiat, belum tentu mereka akan dapat

merubuhkan anak muda tersebut, yang tadinya mereka anggap sebagai seorang anak

muda yang masih hijau!Kolektor E-Book 256

IBU HANTU Ang Yung Sian

Sedangkan perempuan yang mengenakan baju serba ungu itu telah cepat-cepat

mengulurkan tangannya menyanggapi Hud-timnya.

Setelah itu, ia berdiri dengan mata mendelik kepada Cie Kiat.

"Siapa kau?" bentaknya dengan suara yang bengis sekali. "Apakah kau juga

kuku garuda seperti dia itu?!"

Si gadis menunjuk kepada gadis berpakaian serba merah, yang dimaksud dengan

perkataan ?dia?, dia maksudkan adalah gadis yang bergaun merah itu. Sedangkan arti

dari kata-kata kuku garuda itu adalah mata-mata pemerintah.

Cie Kiat tertawa.

Dia merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis bergaun

ungu itu.

"Hak-seng she Lie dan bernama Cie Kiat!" kata Cie Kiat dengan suara yang

tenang. "Dan Hak-seng dengan Jie-wie Kouw-nio tidak kenal mengenal, tadi Hak
seng turut campur persoalan Jie-wie Kouw-nio hanyalah disebabkan Hak-seng takut

akan terjadi perkara jiwa! Maafkanlah atas kelancangan Hak-seng!"

Dan kembali Cie Kiat memberi hormat kepada gadis itu lagi.

Cie Kiat membahasakan dirinya dengan sebutan Hak-seng, suatu perkataan

merendah, yang artinya aku si murid, dan juga dia membahasakan kedua gadis itu

dengan sebutan Jie-wie Kouw-nio yang artinya nona berdua.

Muka gadis berpakainn serba ungu itu tetap masih mendelik, mukanya merah

padam.

"Orang she Lie!" bentak gadis itu dengan suara yang bengis. "Dengan kau

membelai diri ?dia? itu, maka sama saja kau juga membela seorang kuku garuda yang

telah membawa mala petaka yang besar sekali bagi kita orang-orang didalam rimba

persilatan! Hmm... aku Ong Sun Lan, tidak akan membiarkan kau hidup terus, kalau

memang nanti terbukti kau juga seorang kuku garuda! Kawanan orang-orang gagah

akan membasmi kalian!" dan setelah berkata begitu, dia melirik kepada Ang Po Sian,

kemudian dia telah membalikkan tubuhnya, dengan beberapa kali enjotan tubuhnya

telah lenyap.

"Tunggu dulu nona!" panggil Cie Kiat seperti mau mengejarnya.

Tetapi sudah terlambat.

Gadis itu sudah lenyap.

Dengan sendirinya, Cie Kiat jadi membatalkan maksudnya itu untuk mengejar

gadis yang mengaku bernama Ong Sun Lan itu.

Dia telah menoleh menghampiri gadis yang bergaun merah yang masih berdiri

ditempatnya.

Dengan merangkapkan kedua tangannya memberi hormat kepada gadis itu, Cie

Kiat telah bertanya : "Bolehkah Hak-seng mengetahui mengapa Kouw-nio dengan

nona tadi bertempur?"Kolektor E-Book 257

IBU HANTU Ang Yung Sian

Gadis bergaun merah itu mengerutkan alisnya.

"Persoalan ini tidak dapat diketahui orang lain, karena soal ini adalah soal intern

dari kami!" menyahuti gadis tersebut dengan suara yang agak ketus. "Kalau memang

kau merasa pernah melepas budi kepadaku, maka budimu itu akan kubalas nanti!"

Mendengar perkataan gadis tersebut, Cie Kiat jadi gelagapan.

"Ini... oh, kau salah paham...... ini......" katanya gugup.

Gadis itu tertawa tawar.

"Aku Lan Mie Coe tidak akan melupakan budi orang!" katanya tawar. "Jangan

takut nanti budi yang pernah kau lepaskan untukku ini akan kubalas! Dendam darah

akan ditagih darah, menerima budi harus dibayar dengan budi! Nah, selamat tinggal!"

Setelah berkata begitu, gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe telah menjejakkan

kakinya, tubuhnya melesat dengan cepat sekali.

Didalam waktu yang sangat singkat sekali dia telah lenyap dari pandangan orang

banyak.

Tadi sebelum pergi, Lan Mie Coe telah melirik dulu kepada Bo Tiong Hiap,

pemuda pengemis tersebut, dan Bo Tiong Hiap serasa kenal dengan pancaran mata

Lan Mie Coe. Tetapi Bo Tiong Hiap lupa, entah dimana dia pernah bertemu dengan

pandangan mata seperti itu.

Ang Po Sian dan Ma Thian Ie telah menghampiri Cie Kiat, yang kala itu sedang

berdiri terpaku karena memikirkan sikap aneh dari Lan Mie Coe.

Diri gadis itu seperti juga diselubungi oleh berbagai macam rahasia.

Ang Po Sian telah menepuk pundak Cie Kiat.

"Hebat kau, Kong-cu!" kata Ang Po Sian memuji Cie Kiat, sehingga terpaksa

Cie Kiat mengeluarkan kata-kata merendah. "Aku tidak menduga sebelumnya bahwa

kepandaianmu begitu tinggi dan sempurna sekali! Tadi saja kami masih tidak keburu

untuk memberikan pertolongan kepada gadis yang mengaku bernama Lan Mie Coe,

tetapi kau telah berhasil menolongnya! Hal ini telah menunjukkan kepandaian Gin
kangmu berada disebelah atas dari kami berdua."

Cie Kiat buru-buru mengeluarkan kata-kata merendah lagi.

Ma Thian Ie juga memuji anak muda she Lie ini, dia menanyakan siapakah guru

Cie Kiat.

Cie Kiat cepat-cepat memberi hormat kepada Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.

"Maafkanlah Jie-wie Loo-cianpwee!" kata Cie Kiat cepat sekali. "Bukannya

Boanpwee tidak mau memberitahukan siapa guru Boanpwee, namun Boanpwee,

memang benar-benar mempunyai suatu kesulitan, sehingga maafkanlah Boanpwee

tidak bisa menyebutkan nama guru Boanpwee!"

Ang Po Sian dan Ma Thian Ie tidak menjadi tersinggung.

Mereka seperti juga mengerti, bahwa di diri anak muda she Lie ini tentu terdapat

suatu rahasia yang hebat, suatu kejadian benar-benar luar biasa, yang membuat anakKolektor E-Book 258

IBU HANTU Ang Yung Sian

muda she Lie tersebut jadi tidak bisa menyebutkan nama gurunya dan tidak bisa

menerangkan asal usulnya.

Ang Po Sian dai Mi Thian Ie tidak mendesak lagi.

Mereka hanya segera juga mengalihkan pembicaraan membicarakan berbagai

ilmu silat dari berbagai pintu perguruan.

Malah Cie Kiat sendiri, biarpun dia menyadari bahwa kepandaiaanya berada

disebelah atas dari kedua jago tua itu, toh tetap saja dia masih banyak bertanya,

sehingga sikapnya itu benar-benar menyenangi hati Ang Po Sian dan Ma Thian Ie.

"Lie Kong-cu!" Ang Po Sian pada suatu kali, sambil tertawa. "Aku kagum

sekali kepadamu, selain kepandaianmu sangat tinggi, pun budi pekertimu luhur

sekali, sehingga mau aku menjadi sahabatmu! Terlepas dari tingkatan aku tua dan kau

muda, maka mau aku memberikan sebuah hadiah kepadamu, hadiah yang tidak

berharga, entah kau mau menerimanya atau tidak........?!"

Cie Kiat jadi terkejut.

"Mana berani Boanpwee jadi mempunyai pikiran begitu dan tidak berani

Boanpwee merepotkan Loo-cianpwee!" kata Cie Kiat dengan cepat.

Mendengar perkataan si anak muda she Lie ini, Ang Po Sian telah berkata

memotong perkataan Cie Kiat : "Dengar Lie Kong-cu, kalau memang kau menolak

pemberianku yang tidak ada harganya ini, maka aku akan marah kau tidak mau

mengenalmu lagi!"

Melihat orang bersungguh-sungguh, maka Cie Kiat juga tidak berani

menolaknya lagi.

Dia juga jadi berpikir, orang tua berpakaian seperti pengemis ini entah mau

menghadiahkan dirinya benda macam apa..... Cie Kiat jadi mengawasi saja.

Sedangkan Ang Po Sian telah merogoh sakunya. Ketika dia menarik keluar

tangannya, maka ditangannya itu telah tercekal sebatang Leng, semacam lencana.

Melihat ini, Bo Tiong Hiap jadi terkejut sekali, dia dengan cepat telah berlutut

dengan menekuk kedua kakinya dan menganggukkan kepalanya berulang kali.

Melihat kelakuan Bo Tiong Hiap, Cie Kiat jadi heran. Hanya Ma Thian Ie yang

berdiri tenang-tenang saja, dia hanya tersenyum simpul.

Sebab Ma Thian Ie lelah mengetahui benda macam apa yang dikeluarkan oleh

Ang Po Sian ini.

Sedangkan Ang Po Sian telah mengangsurkan benda itu kepada Cie Kiat.

"Terimalah Leng ini!" kata Ang Po Sian dengan suara yang berobah keren dan

mukanya berwibawa sekali. "Leng ini adalah tanda kebesaran, dimana didalam

perkumpulan Kay-pang hanya terdapat tiga. Leng yang satu, berwarna hijau,

dipegang oleh Pang-cu, Leng kedua yang berwarna kuning emas adalah yang

sekarang berada ditanganku, dan Leng yang ketiga yang berwarna hitam besi,

dipegang oleh Toa Tiang-lo. Siapa saja yang memegang salah satu Leng diantara

ketiga Leng tersebut, maka berarti seluruh anggota Kay-pang dari ketua cabangKolektor E-Book 259

IBU HANTU Ang Yung Sian

sampai keseluruh anggota lainnya musti mendengarkan perintahnya, dan

mematuhkannya! Biarpun perintah yang dikeluarkan itu memerintahkan anggota

Kay-pang harus menyeburkan diri didalam minyak panas, perintah itu harus

dipatuhi!!"

Mendengar perkataan Ang Po Sian dan mengetahui akan kehebatan benda yang

akan dihadiahkan kepada dirinya, Cie Kiat jadi kaget.

Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya memberi hormat kepada Ang Po

Sian.

"Ang Loo-cianpwee...... Boanpwee memang seorang manusia yang tidak bisa

membalas budi, maka Boanpwee tidak berani menerima pemberian yang begitu

berharga dari Loo-cianpwee! Mana berani Boanpwee mempunyjai pikiran yang

bukan-bukan terhadap partai Kay-pang yang besar dan mempunyai jago-jago yang

gagah-gagah?"

Mendengar perkataan Cie Kiat, wajah Ang Po Sian jadi berobah.

"Jadi kau tidak mau menerima pemberianku ini ? " tegur Ang Po Sian dengan

suara yang berobah tawar.

Kembali Cie Kiat jadi kaget.

Harus diketahui, dulu didalam rimba persilatan dan didalam sungai telaga, kalau

memang ada seorang sahabat yang memberikan barang hadiah kepada seseorang, dan

orang itu telah menampik pemberian itu, mungkin hubungan persahabatan mereka

akan pecah, dan juga akan hancur...... dengan sendirinya mungkin pula mereka akan

menjadi dua orang musuh!

Maka dari itu, Cie Kiat jadi teringat akan pantangan tersebut.

Cepat-cepat dia telah merangkapkan tangannya.

"Boanpwee bukannya tidak mau menerima pemberian Loo-cianpwee, hanya

saja barang yang dihadiahkan oleh Loo-cianpwee terlampau berharga dan juga terlalu

langka, maka dari itu, Boanpwee jadi tidak berani menerimanya!!" kata Cie Kiat

dengan suara yang ragu-ragu.

Wajah Ang Po Sian telah berobah pulih kembali. Dia menghela napas.

"Lie Kong-cu! Terimalah Leng ini dan jagalah baik-baik!!" kata Ang Po Sian

akhirnya tanpa memperdulikan alasan-alasan yang dikemukakan oleh Cie Kiat.

"Kalau memang suatu waktu nanti kau menghadapi kesulitan, maka dengan hanya

menunjukkan Leng ini, kepada salah seorang anggota Kay-pang, kau bisa meminta

bantuan apa saja kepada Kay-pang!!"

Setelah bersangsi sesaat lamanya, apa lagi Ang Po Sian telah mengangsurkan

Leng itu, terpaksa Cie Kiat tidak berani menampiknya.

Dia menerimanya.

Dan Cie Kiat menyatakan rasa terima kasihnya yang besar sekali.

Dengan sendirinya, dia jadi terharu atas kebaikan hati Ang Po Sian, orang tertua

didalam perkumpulan Kay-pang, pengemis.Kolektor E-Book 260

IBU HANTU Ang Yung Sian

Bo Tiong Hiap masih berlutut tidak berani berdiri.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ang Po Sian telah menoleh kepada Bo Tiong Hiap.

"Hiap-jie, bangunlah!!" kata Ang Po Sian.

Barulah Bo Tiong Hiap berani bangun, karena memang didalam Kay-pang telah

ada peraturan, kalau melihat salah sebuah Leng diantara ketiga Leng itu, harus

dihormati lebih dari penghormatan yang diberikan untuk Pang-cu mereka, sebab

kedisiplinan anggoia dari Kay-pang terletak pada ketiga Leng tersebut.

Ma Thian Ie telah memberikan kata-kata selamat kepada Cie Kiat.

Cie Kiat mengucapkan terima kasih.

Setelah itu, barulah mereka pergi tidur...!

???

MALAM ITU angin bertiup agak keras, pohon-pohon yang tertiup angin itu

menimbulkan suara yang agak menyeramkan, karena daun-daun dari pepohonan

tersebut bergoyang dan menimbulkan suara yang berkeresekan tertiup angin.

Disekitar kelenteng dimana Cie Kiat dan yang lainnya sedang tertidur nyenyak,

tampak sunyi sekali.

Yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang sedang bernyanyi.

Tetapi diantara kesunyian itu, tampak sesosok bayangan yang telah berkelebat

didekat kelenteng tersebut.

Cie Kiat, Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie adalah jago-jago yang

mempunyai kepandaian yang tinggi luar biasa.

Jangankan suara langkah kaki manusia, sedangkan suara jatuhnya sehelai daun

saja, mereka pasti akan mendengarnya dengan jelas dan bisa membangunkan mereka

dari tidurnya!

Maka dari itu, kedatangan sosok bayangan yang datang mendekati kelenteng

tersebut, biarpun orang ini tampaknya mempunyai Gin-kang, ilmu entengi tubuh,

yang tinggi sekali, toh tetap saja mereka dapat mengetahui kedatangan orang tersebut.

Dengan cepat mereka semuanya telah melompat bangun dari tidur mereka.

Cie Kiat telah melekatkan jari telunjuknya dekat bibirnya, memberi tanda agar

kawan-kawannya itu tidak mengeluarkan suara.

Kemudian dengan berindap-indap Cie Kiat telah melangkah keluar.Kolektor E-Book 261

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tindakannya anak muda she Lie ini sangat ringan sekali, sehingga suara langkah

kakinya seperti juga tidak terdengar.

Bo Tiong Hiap, Ang Po Sian dan Ma Thian Ie jadi mengawasi saja.

Mereka melihat, betapa Cie Kiat dengan ringan sekali telah melompat kedekat

pintu ruangan tengah dari kelenteng tersebut, ruangan sembahyang, kemudian anak

muda she Lie ini telah berjongkok untuk bersembunyi disitu.

Cie Kiat memasang mata kearah luar dari ruangan itu.

Tampak sesosok bayangan tengah mendekati ruangan itu dengan berindap
indap.

Cie Kiat memasang mata terus.

Ketika orang ini hampir datang dekat, Cie Kiat telah melompat keluar

menampakkan dirinya.

Orang itu jadi terkejut sekali waktu tahu-tahu didepannya muncul Cie Kiat.

Dia mengeluarkau seruan kaget.

Kemudian orang tersebut telah memutar tubuhnya, tanpa membuang waktu lagi

dia melarikan diri.

Sikapnya benar-benar sangat mencurigakan sekali.

Cie Kiat mana mau melepaskan orang tersebut begitu saja.

Dia telah melompat untuk mengejarnya.

Tetapi orang itu mempunyai kepandaian Gin-kang yang sangat tinggi sekali,

sehingga tidak mudah bagi Cie Kiat untuk menyandak orang tersebut.

Cie Kiat berseru : "Tahan.....! Berhenti!Aku ingin bicara sebentar denganmu!!"

Tetapi orang itu tidak menghentikan larinya, dia malah telah mempercepatkan

langkah kakinya, dia lari sekuat tenaganya.

Dengan sendirinya Cie Kiat jadi mengempos semangatnya dan dia mengejar

terus.

Orang itu telah berlari keluar dari kelenteng tersebut, dia telah berlari dengan

cepat kearah selatan.

Cie Kiat penasaran sekali.

Sebab biasanya dengan hanya beberapa kali lompatan saja, dia telah dapat

menyandak lawannya.

Namun orang tersebut ternyata mempunyai Gin-kang yang benar-benar luar

biasa tingginya, maka dari itu, Cie Kiat jadi penasaran sekali, sebab jarak mereka

masih terpisah agak jauh.

Ang Po Sian, Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie, ketika melihat Cie Kiat mengejar

orang itu, telah cepat-cepat melompat keluar dari kelenteng tersebut untuk ikut

mengejar.Kolektor E-Book 262

IBU HANTU Ang Yung Sian

Namun, begitu mereka sampai diluar, mereka tidak melihat lagi bayangan Cie

Kiat atau orang yang sedang dikejar oleh anak mada she Lie tersebut.

Ang Po Sian, Ma Thian Ie jadi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Betapa tingginya Gin-kang Lie Kong-cu!" memuji Ma Thian Ie dengan kagum.

"Siapakah orang yang tengah dikejarnya itu, yang bisa meloloskan diri dari sergapan

Lie Kong-cu?"

Bo Tiong Hiap juga sangat kagum sekali melihat keliehayan Cie Kiat.

"Lebih baik kita menantikan Lie Kong-cu dikelenteng ini, nanti juga dia akan

kembali lagi dengan membawa tawanannya itu!!" kata Ma Thian Ie memberikan

saran.

Bo Tiong Hiap dan Ang Po Sian menyetujuinya.

Mereka masuk kedalam kelenteng lagi untuk menantikan kembalinya Cie Kiat.

Sedangkan Cie Kiat telah mengejar terus orang yang mencurigakan itu.

Dia telah mengerahkan tenaga dalamnya, telah mengempos semangatnya untuk

dapat menyandak orang itu yang mempunyai Gin-kang sangat tinggi.

Tetapi rupanya orang yang dikejar oleh Cie Kiat juga mengetahui bahwa dirinya

sedang dikejar oleh Cie Kiat, maka dari itu, dengan sendirinya dia jadi menambah

tenaga larinya, dia telah mengempos semangatnya untuk berlari lebih keras.

Sedangkan didalam hati orang itu diapun terkejut sekali.

Biasanya jarang ada orang yang bisa menandingi Gin-kangnya, tetapi sekarang

Cie Kiat malah dapat mengejar terus membayangi dirinya. Yang lebih hebat lagi,

jarak antara dirinya dengan Cie Kiat jadi semakin dekat.

Hal ini membuat orang itu jadi gugup bukan main.

Dia sampai penasaran sekali dan mengerahkan Gin-kangnya untuk berlari lebih

keras.

Namun tidak berhasil, Cie Kiat tetap menjadi bayang-bayang bagi dirinya. Dia

tidak berhasil mengelakkan dirinya dari kejaran Cie Kiat.

Cie Kiat sendiri jadi heran, mengapa dia tidak berhasil mengejar orang itu.

Hal ini menandakan betapa hebatnya kepandaian Gin-kang orang yang sedang

dikejarnya.

Semakin lama mereka berlari jadi semakin jauh juga.

Sedangkan orang itu masih berlari terus dengan cepat sekali.

Cie Kiat sendiri saking penasaran, dia jadi tidak mau melepaskan orang

buruannya tersebut. Dia masih mengejar terus.

Malah anak muda she Lie ini telah mengempos semangatnya, dia telah mengejar

terus dengan sekuat tenaganya, dan tubuh Cie Kiat bagaikan melesat pesat seperti

juga melesatnya sebatang anak panah!Kolektor E-Book 263

IBU HANTU Ang Yung Sian

Orang itu masih berlari terus.

Semakin lama mereka semakin jauh, mereka telah berlari sejauh kurang lebih

belasan lie.!

Tiba-tiba Cie Kiat melihat, dibagian depan tampak sebuah bangunan rurnah.

Orang itu berlari teras menuju kearah rumah tersebut.

Cie Kiat jadi berpikir, apakah orang ini ingin memanggil kawan-kawannya yang

bersembunyi didalam rumah tersebut?

Tetapi sebagai seorang anak muda yang pemberani, maka dari itu, Cie Kiat tidak

menjadi takut.

Dia malah mengejarnya terus.

Malah Cie Kiat telah mengempos semangatnya sekuat tenaganya, tahu-tahu

tubuhnya telah mencelat kearah samping, dan tubuhnya itu berpoksay ditengah udara.

Sedang berpoksay ditengah udara, maka Cie Kiat juga telah mencabut

pedangnya.

Disaat tubuhnya ini meluncur turun, maka tubuhnya itu turun tepat didepan

orang yang dikejarnya.

Orang itu terkejut sekali.

Dia mendesak dan akan memutar tubuhnya untuk berlari kearah lainnya.

Tetapi Cie Kiat telah bekerja cepat sekali, tangannya telah bergerak.

Pedangnya itu telah ditandalkan pada leher orang itu.

"Jangan kau bergerak!" bentak Cie Kiat dengan suara yang keren.

Pedangnya itu juga ditekankan sedikit.

Orang itu jadi kaget sekali, dia sampai berdiri mengejang.

Sedikitpun orang itu tidak menyangka bahwa Cie Kiat dapat bekerja begitu

cepat.

Dia jadi mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis.

Namun biarpun dia bergusar dan murka benar, toh tetap saja dia tidak berani

bergerak.

Karena ujung pedang Cie Kiat telah ditandalkan pada lehernya, dengan

sendirinya kalau memang dia berkeras bergerak juga dan Cie Kiat menekankan

pedangnya, berarti lehernya itu akan menjadi korban tusukan pedang Cie Kiat.

Cie Kiat mengawasi orang yang didepannya ini, yang menjadi tawanannya.

Ternyata orang tersebut adalah seorang lelaki tua yang bertubuh kurus tinggi.

Wajahnya yang pucat kurus itu, bengis sekali mengawasi Cie Kiat, rupanya dia

bergusar sekali.Kolektor E-Book 264

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Kau...... kau....... mau apa kau mengikuti diriku?" bentak lelaki tua kurus ini

dengan suara yang agak gemetar disebabkan perasaan gusarnya.

Pada saat itu mereka berada dimuka rumah tersebut. Mereka berada

dipekarangan muka rumah ini.

Cie Kiat tersenyum tawar mendengar pertanyaan orang itu.

"Kau masih bertanya mengapa aku mengikuti dirimu, heh ?" tanya Cie Kiat

dengan suara yang dingin. "Apakah aku juga tak boleh bertanya, mengapa kau

mengintai dikelenteng tempat kami bermalam?"

Mendengar pertanyaan Cie Kiat, wajah orang itu jadi berobah.

"Kau...... kau......" suaranya tergugu.

Cie Kiat tertawa dingin lagi.

Tahu-tahu Cie Kiat memperlihatkan wajah yang keren sekali.

"Jawab! Apa maksudmu mengintai kami dikelenteng itu tadi?!" bentak Cie Kiat

dengan suara yang tegas.

Wajah lelaki tua itu jadi berobah.

"Ini.... oh, kau bocah kurang ajar!!" kata lelaki tua tersebut dengan gusar.

Tetapi belum lagi dia menggerakkan tubuhnya, pedang Cie Kiat telah bergerak

tertekan lebih dalam lagi, sehingga menimbulkan perasaan sakit, yang membuat

orang itu jadi tidak berani bergerak terus.

"Sekali saja kau bergerak, maka berarti kau mencari kematianmu!!" kata Cie

Kiat dengan suara yang mengancam. "Jawab pertanyaanku, sebetulnya apa

maksudmu mengintai kami?"

Orang tua itu mengerutkan alisnya, matanya memancarkan cahaya bengis.

Rupanya dia murka sekali.

Namun perasaan murkanya itu tidak berani diumbar, karena dia mengetahui dan

menyadari kalau memang dia mengumbar hawa amarahnya, berarti dia akan

menemui kebinasaannya, tentunya pedang Cie Kiat yang telah menempel pada kulit

lehernya itu akan bekerja dengan cepat sekali menabas dan memisahkan kepalanya

dari tubuhnya!

Maka dari itu, lelaki tua tersebut tidak berani berlaku semberono.

Sedang lelaki tua tersebut belum menyahuti pertanyaan Cie Kiat, tiba-tiba daun

pintu terbuka.

Dari dalam tampak keluar seorang gadis belasan tahun yang mempunyai

potongan tubuh sangat cantik.

Begitu keluar, si gadis melihat keadaan si kakek, dia jadi kaget sekali, sampai

mengeluarkan seruan tertahan.Kolektor E-Book 265

IBU HANTU Ang Yung Sian

Rupanya si gadis kaget sekali melihat si kakek sedang terancam lehernya oleh
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ujung pedangnya pelajar tersebut.

Cie Kiat juga telah melihat gadis itu.

Dia masih menandalkan ujung pedangnya tersebut dileher lelaki tua itu.

Sedangkan si lelaki tua itu, telah berdiri dengan penuh kegusaran.

Tetapi dia bergusar untuk tidak berdaya, karena ujung pedang Cie Kiat tetap

menempel pada lehernya.

Cie Kiat telah menatap lelaki tua tersebut dengan tatapan mata yang tajam.

"Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?" bentak Cie Kiat dengan

suara yang tegas. "Kalau memang kau tidak mau menyebutkan maksudmu itu, akan

kutusukkan pedang ini kelehermu!"

Lelaki tua itu, si kakek jadi mendongkol sekali, dia bergusar benar, karena dia

benar-benar berada dibawah ancaman pedang si pemuda she Lie tersebut.

"Kalau memang kau mau bunuh, bunuhlah! Aku tidak takut mampus!" kata si

kakek dengan mendongkol sekali.

Cie Kiat telah tertawa tawar.

"Hmm...... membunuhmu?!" tanyanya dengan suara yang tawar. "Kukira tidak

semudah itu! Kalau memang kau tidak mau bicara, maka aku akan membuat kau

menjadi tempat goresan dari pedangku sehingga wajahmu akan rusak sekali oleh

cacahan pedangku!"

Mendengar perkataan Cie Kiat, si orang tua itu tertawa dingin dengan suara

mendengus.

"Hmm..... aku tidak menyangka dari semula bahwa orang seperti kau ini bisa

melakukan ketelengasan! Lakukanlah kalau memang kau mau mencacah mukaku,

tetapi kau harus ingat begitu aku bisa terlolos dari kematian pada hari ini, maka akan

kucari dirimu biarpun kau melarikan diri keujung bumi!"

Bengis sekali kata-kata lelaki tua tersebut, dia juga berkata-kata dengan mata

mendelik bengis.

Cie Kiat tertawa tawar waktu dia melihat sikap si kakek.

"Hmmm... kau bermaksud akan membalas dendam? Sedangkan kenal saja

belum! Sekarang cepat kau jawab!!" bentak Cie Kiat yang berkata-kata dengan suar a

yang semakin lama jadi semakin meninggi. "Kau mengintai kami beberapa saat yang

lalu, sebetulnya apa maksudmu? Apakah kau memang ingin melakukan sesuatu yang

tidak baik, heh?"

Si kakek mendelik kepada Cie Kiat lagi.

Baru saja dia mau berkata-kata, si gadis yang baru keluar dari dalam rumah telah

menegur : "Thia... kenapa kau...?"Kolektor E-Book 266

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Cepat kau sebutkan, apa maksudmu mengintai kami?" bentak Cie

Kiat.

Thia berarti ayah.

Cie Kiat tertawa dingin.

"Nona... kalau memang ayahmu ini terus juga membandel menutup mulut tidak

mau mengakui apa yang dilakukannya, tentu dia akan kukirim ke nerakal!" kata Cie

Kiat dengan suara yang tawar.

Perkataan Cie Kiat membuat si gadis jadi memandang dengan penuh kekuatiran.

"Oh...... ini......" katanya dengan suara yang tergugu.

Sedangkan si kakek jadi menggigil tubuhnya saking murkanya.

Tahu-tahu, kakek tersebut telah mengibaskan lengan jubahnya, dan dia melihat

tubuh pedang itu, sambil mengibaskan lengan jubahnya dia juga telah menggeser

kepalanya, yang dimiringkan, dan kakek tersebut mengeluarkan suara bentakan :

"Lepas......!!"Kolektor E-Book 267

IBU HANTU Ang Yung Sian

Pedang Cie Kiat mau dirampasnya......!!

Nekad sekali tampaknya kakek ini.

*

* *

CIE KIAT juga tidak menduga bahwa kakek ini bisa berlaku begitu nekad.

Sebetulnya kalau memang Cie Kiat mau menekan kearah muka sedikit, tentu

dengan sendirinya leher si kakek akan tertusuk oleh pedangnya.

Berati si kakek akan menemui kebinasaannya!

Tetapi Cie Kiat tidak tega untuk melakukan hal begitu, dia masih membiarkan

pedangnya itu terlibat oleh lengan jubah si kakek, dia membiarkan kakek itu

membetot pedangnya ingin merampasnya.

Tetapi begitu si kakek hampir berhasil merampas pedang Cie Kiat, anak muda

she Lie ini telah mengedutnya, keras sekali, terdengar suara ?breeett? yang keras,

kemudian tampak lengan jubah kakek itu pecah terpotong oleh pedang Cie Kiat.

Si gadis yang melihat hal ini jadi terkejut sekali.

Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan.

Dengan cepat dia melompat menerjang kearah Cie Kiat, dia menyerang dengan

menggunakan kedua tangannya, yang sekaligus menyerang Cie Kiat dari dua jurusan.

Ternyata anak gadis ini mempunyai kepandaian silat yang tinggi sekali.

Gerakannya juga gesit luar biasa.

Cie Kiat jadi heran.

Tetapi anak muda she Lie ini tidak bisa berpikir terlalu lama, karena dia harus

cepat-cepat mengelakkan serangan-serangan dari si gadis.

Menggunakan kesempatan itu, kakek tua tersebut telah melompat mundur.

Dia menjauhi Cie Kiat.

Setelah melihat kakek itu, ayahnya si gadis, terlolos dari tangan Cie Kiat, gadis

itu telah melompat niundur juga.

Cie Kiat sengaja membiarkan gadis mengundurkan diri, karena dia memang

tidak ingin mempersulit gadis ini.

Sedangkan si gadis telah mengawasi Cie Kiat dengan tatapan mata yang tajam

sekali.

Cie Kiat merasakan tatapan mata si gadis seperti juga dia pernah melihatnya,

tetapi Cie Kiat tidak mengingatnya, entah dimana.

Si kakek telah membentak dengan suara yang keras bengis : "Bocah, hari ini kau

telah merobohkan diriku dengan cara yang sangat memalukan sekali, tetapi ingat,Kolektor E-Book 268

IBU HANTU Ang Yung Sian

suatu waktu aku akan mencarimu guna melakukan pembalasan dari hinaan hari ini!

Berhubung sekarang aku mempunyai urusan yang sangat penting sekali, maka aku

tidak bisa menemanimu lebih lama lagi!"

Dan setelah berkata begitu, si kakek telah memutar tubuhnya, dia mencelat dan

berlalu dengan cepat sekali. Kakek ini memang mempunyai Gin-kang yang sempurna

sekali, dia telah berlalu dan lenyap dari pandangan mata Cie Kiat.

Sedangkan si gadis, yang tadi memanggil kekek itu dengan sebutan ?Thia?, yang

artinya ayah, tidak segera pergi.

Dia telah merangkapkan kedua tangannya dan tahu-tahu dia telah memberi

hormat kepada Cie Kiat.

Hal ini membuat Cie Kiat jadi kaget berbareng gugup, dia tidak mengerti,

mengapa si gadis bisa memberi hormat kepada dirinya.

Dengan sendirinya, cepat-cepat dia merangkapkan tangannya jagu mambalas

pemberian hormat dari si gadis.

"Kong-cu...... sekali lagi kuucapkan terima kasihku tadi telah memberikan

pertolongan kepadaku dari kejaran Ong Sun Lan......!" dan setelah berkata begitu, si

gadis telah membungkukkan tubuhnya memberi hormat kepada Cie Kiat sebanyak

tiga kali.

Hal ini membuat Cie Kiat jadi repot. Dia terpaksa membalas penghormatan

orang.

Cie Kiat juga segera teringat bahwa gadis ini adalah yang semalam dibantunya,

yang mengaku bernama Lan Mie Coe.

Setelah memberi penghormatan kepada Cie Kiat, si gadis menatap anak muda

she Lie ini dengan tatapan mata yang tajam.

"Bolehkah Siauw-moy mengetahui nama dan she Kong-cu yang mulia?"

tanyanya. Suara si gadis merdu sekali, karena dia berkata-kata dengan suaranya yang

perlahan, tidak mengandung kekerasan.

Cie Kiat cepat-cepat memberitahukan namanya.

"Aku...... aku heran sekali melihat ayahmu itu berindap-indap, mendekati

kelenteng tempat kami berteduh, maka dari itu, aku telah mengejarnya! Tak tahunya

dia adalah ayahmu! Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud ayahmu dengan

mengintai kami begitu?"

Mendengar pertanyaan dari Cie Kiat, gadis yang bernama Lan Mie Coe telah

tertawa.

"Ya! Ya, memang semuanya ini aku yang salah sehingga terjadi salah paham

diantara ayahku dengan dirimu, Lie Kong-cu!" kata si gadis dengan suara yang

merdu, disertai oleh suara tertawanya. "Tadi aku telah menceritakan kepada ayahku,

bahwa aku telah ditolong oleh seorang pemuda disaat jiwaku terancam bahaya

kematian ditangan Ong Sun Lan. Mungkin ayahku bermaksud mencarimu guna

menyatakan terima kasihnya juga?!"Kolektor E-Book 269

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat menghela napas sambil memasukkan pedangnya kedalam serangka.

Dia telah tertawa.

"Ya, mungkin juga begitu!" menyahuti Cie Kiat cepat. "Hanya yang membuatku

masih heran, mengapa begitu dia berjumpa dengan diriku, ayahmu itu telah melarikan

diri dengan gerakannya yang gesit sekali, sehingga membuat aku jadi payah

mengejarnya."

Gadis itu, Lan Mie Coe, mengerutkan alisnya, dia menghela napas.

"Kami mempunyai suatu kesulitan yang sukar untuk dijelaskan!!" kata Mie Coe

dengan perlahan. Dia juga berkata-kata dengan kepala tertunduk. "Maka dari itu kami

minta agar kau mau memaklumi saja!!"

Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat jadi tambah heran.

Dia tidak mengerti, ada rahasia apa yang terkandung didalam diri gadis ini dan

ayahnya. Tetapi yang jelas memang kalau dilihat dari wajahnya, pada diri Mie Coe

terdapat tabir rahasia yang sukar untuk dipecahkan.

Tetapi baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara

seruling, yang terdengar sebentar jauh dan sebentar lagi terdengar dekat sekali.

Hal itu menunjukkan bahwa orang yang sedang meniup seruling tersebut

tentunya mempunyai tenaga Lwee-kang yang kuat sekali, sebab dia bisa meniup

seruling dengan suara yang melengking tinggi.

Wajah Lan Mie Coe jadi berobah pucat, entah kenapa tubuhnya agak menggigil.

"Si Iblis......!!" katanya dengan suara gemetar.

Cie Kiat jadi heran melihat sikap dan kelakuan si gadis.

"Kenapa?" tanya Cie Kiat.

"Si Iblis!" mengikuti Mie Coe. "Ah, dia datang...... Iblis itu mengapa bisa berada

didaerah ini?"

Dan setelah berkata begitu, dengan gadis itu menoleh kepada Cie Kiat, dia

berkata sambil melompat masuk kedalam rumah : "Mari kau ikut aku!"

Cie Kiat sangat heran sekali melihat kelakuan si gadis.

Tetapi dia tidak banyak bertanya.

Dia telah melompat masuk kedalam rumah.

Cie Kiat melihat bahwa ruangan tersebut penuh oleh tumpukan padi, dan

disebuah meja, disudut ruangan tersebut, terdapat penggilingan padi yang terbuat dari

batu. Disamping ruangan itu, disudut kanan dari ruangan tersebut, tampak sebuah

lukisan yang agak besar, dimana terlukis seorang lelaki tua.

Kalau diperhatikan potongan wajahnya, maka lelaki tua didalam lukisan itu

adalah lelaki tua yang dikejar oleh Cie Kiat beberapa saat yang lalu, yang menurut

keterangan si gadis adalah ayahnya.Kolektor E-Book 270

IBU HANTU Ang Yung Sian

Sedang Cie Kiat berpikir begitu dan agak heran, si gadis telah menutup daun

pintu.

Sikap si gadis ketakutan sekali, tangannya yang dipakai untuk menutup daun

pintu, agak gemetar.

Hal ini benar-benar membuat Cie Kiat jadi heran sekali. Dia sampai

memandangi terus kearah Lan Mie Coe.

Sedangkan suara seruling terdengar semakin dekat.

Wajah si gadis jadi berobah semakin hebat.

Mie Coe telah menghampiri Cie Kiat.

"Iblis ini telengas dan kejam luar biasa, dia selalu membunuh orang dengan

membabi buta!!" menerangkan si gadis. "Maka dari itu, kita akan repot kalau

memang terlihat oleh dia! Kepandaian si Iblis luar biasa tingginya!!"

Mendengar perkataan si gadis, yang memperlihatkan mimik yang jeri kepada si

Iblis, Cie Kiat jadi tambah heran.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kalau menurut anggapan Cie Kiat, maka kepandaian si gadis sebetulnya tidak

rendah, karena tadi waktu dia menyerang Cie Kiat guna membantui ayahnya, Cie

Kiat memperoleh kesan bahwa kepandaian si gadis cukup tinggi.

Namun, sekarang mengapa dia begitu jeri sekali terhadap orang yang meniup

seruling, yang disebutnya sebagai seorang Iblis.

Tetapi Cie Kiat tidak menanyakannya.

Hanya saja, si gadis telah menuju kesudut ruangan didekat tumpukan padi yang

tertumpuk tinggi itu.

Gadis ini melambaikan tangannya memanggil Cie Kiat.

Cie Kiat menghampiri.

"Kita tidak boleh terlihat oleh si Iblis, karena kalau memang terlihat olehnya,

kita bisa menghadapi bahaya yang tidak kecil!!!" kata si gadis.

Cie Kiat jadi mengerutkan alisnya, dia jadi tambah heran.

Mengapa gadis tersebut begitu ketakutan sekali kepada si Iblis, padahal dia baru

mendengar suara serulingnya belaka?

Melihat Cie Kiat seperti tidak mau mempercayai perkataannya, si gadis

tampaknya jadi agak mendongkol.

"Kau tidak percaya?" tanya si gadis dengan suara yang mendongkol.

Cie Kiat jadi tertawa kecil melihat kelakuan si gadis.

"Aku bukannya tidak mempercayai keteranganmu, hanya, kukira kepada

seorang manusia seperti orang yang kau namakan si Iblis itu, kukira kita tidak perlu

terlalu jeri, tidak perlu kita ketakutan begini rupa!!? kata Cie Kiat.

Gadis itu jadi tambah mendongkol.Kolektor E-Book 271

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Kau belum mengetahui siapa sebenarnya dan kau belum mengenalnya,

sehingga kau tidak mengetahui kekejaman dan ketelengasan tangan si Iblis."

Cie Kiat hanya tertawa saja.

Si gadis tambah mendongkol.

Baru saja dia mau berkata lagi, atau segera terdengar suara tiupan seruling yang

mengalun-alun berirama menyedihkan sekali, terdengar semakin dekat... sehingga si

gadis jadi membatalkan maksudnya untuk berkata, dia telah menarik tangan Cie Kiat,

mereka telah menyelinap kedalam tumpukan padi....

Suara seruling terdengar semakin mendekati kearah tempat itu.

???

HATI CIE KIAT jadi berdebar cukup keras.

Hati anak muda she Lie ini berdebar bukan disebabkan dia ikut jeri kepada si

Iblis, melainkan dia bisa merasakan wanginya bebauan yang tersiar dari tubuh si

gadis.

Karena tubuh mereka berdiri berendeng dekat sekali, bahu dengan bahu saling

sentuh satu sama lainnya, maka dengan sendirinya jarak mereka dekat sekali.

Yang membuat hati Cie Kiat jadi berdebar adalah tangan si gadis yang mencekal

tangannya.

Cie Kiat dapat merasakan halusnya kulit tangan si gadis yang sedang mencekal

tangannya.

Apa lagi si gadis sedang dalam keadaan tegang, sehingga setiap kali dia

mendengar suara seruling itu tambah dekat, dia selalu meremas tangan Cie Kiat.

Tangannya diremas berulang kali begitu, hal ini membuat Cie Kiat jadi tambah

gugup.

Sebetulnya Cie Kiat mau menarik pulang tangannya itu, tetapi dia takut nanti

tersinggung hati si gadis.

Maka dari itu, tetap saja dia membiarkan tangannya tersebut dicekal oleh si

gadis.

Keadaan disekitar tempat tersebut sangat sepi sekali.

Tidak terdengar suara apapun, karena malam telah larut benar.

Hanya suara seruling itu yang terdengar semakin njaring.Kolektor E-Book 272

IBU HANTU Ang Yung Sian

Suara seruling itu terdengar semakin dekat saja, hal ini membuat tangan si gadis

Lan Mie Coe jadi tambah dingin dan keringat dingin memenuhi telapakan tangannya.

Cie Kiat merasakan tangan si gadis she Lan itu, yang dingin luar biasa.

Dengan sendirinya Cie Kiat jadi merasa kasihan.

Baru saja dia mau menghibur diri si gadis, atau suara seruling yang melengking

tinggi itu telah berhenti.

Sebagai seorang jago silat yang mempunyai pendengaran yang sangat tajam

sekali, maka Cie Kiat segera juga mengetahui bahwa orang yang meniup seruling itu

telah berhenti dimuka rumah.

"Dia ada didepan pintu!!" kata Cie Kiat berbisik didekat telinga si gadis. Dan

waktu dia berbisik begitu, beberapa helai anak rambut si gadis menyentuh hidungnya,

sehingga membuat hati Cie Kiat jadi tambah berdebar keras. "Orang itu berdiri

bimbang dimuka pintu, dia, tidak lantas masuk......!"

Si gadis tidak menyahuti, hanya mencekal tangan Cie Kiat.

Rupanya dia sedang ketakutan sekali.

Cie Kiat memasang terus pendengarannya.

"Dia..... dia telah mengulurkan tangannya mendorong pintu!" bisik Cie Kiat.

Belum lagi Lan Mie Coe menyahuti, atau segera juga telah terdengar suara pintu

menjeblak.

Si gadis sendiri sampai seperti orang terjengkit saking terkejutnya.

Wajahnya pucat sekali dan tubuhnya menggigil sedikit.

Dengan mendengar suara daun pintu yang tertolak terbuka, si gadis segera

mengetahui bahwa Iblis itu sedang melangkah masuk.

Maka dari itu cepat-cepat si gadis Lan Mie Coe menahan napasnya, dia jeri

suara napasnya itu akan terdengar oleh Iblis.

Dan yang benar-benar membuat si gadis jadi tambah jeri kepada si Iblis adalah

pintu itu, yang sebetulnya telah dikunci dan dipalang, dipalang oleh sebatang kayu

yang tebal.

Namun oleh si Iblis hanya didorong begitu saja pintu itu telah terbuka.

Dan palang kayu yang dipalangkan telah patah, jatuh dilantai dengan

mengeluarkan suara yang agak keras.

Wajah si gadis jadi tambah pucat.

Cie Kiat juga dapat merasakan ketakutan hati si gadis.

Dia memasang pendengarannya, karena dia mau tahu apa yang dilakukan oleh si

Iblis.

Sebetulnya Cie Kiat mau untuk mengintai si Iblis, dia mau melihat, bagaimana

rupa si Iblis yang telah membuat Lan Mie Coe begitu ketakutan.Kolektor E-Book 273

IBU HANTU Ang Yung Sian

Tetapi tumpukan padi-padi itu terlalu tinggi dan juga terlalu banyak, sehingga

tidak mungkin bagi Cie Kiat untuk mengintai.

Kalau memang dia menggeser tubuhnya, tentu si Iblis akan mendengar suara

keresekan batang-batang padi itu yang bersentuhan dengan baju Cie Kiat, karena

setidak-tidaknya sebagai seorang yang dijerikan dan ditakuti oleh Lan Mie Coe,

seorang gadis yang mempunyai kepandaian cukup tinggi, tentunya si Iblis sangat

liehay dan mempunyai kepandaian yang luar biasa serta mempunyai pendengaran

yang tajam sekali.

Maka dari itu, Cie Kiat jadi tidak berani menggerakkan tubuhnya juga.

Keadaan sangat sunyi sekali,

Tidak terdengar suara apapun.

Sunyi benar.

Terdengar Iblis itu batuk-batuk beberapa kali.

Kemudian sunyi lagi.

"Hmmm..... hanya rumah kosong!!" kata si Iblis, seperti orang mengumam.

Suara si Iblis lembut sekali, suara seorang wanita.

Cie Kiat jadi tambah heran lagi.

Hanya seorang wanita saja, yang kalau didengar dari suara itu lembut sekali,

mengapa harus dibuat jeri begitu oleh Lan Mie Coe?

Cie Kiat jadi penasaran sekali.

Sebetulnya dia mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya guna

melihat orang yang dinamakan dirinya si Iblis itu.

Tetapi Lan Mie Coe telah mencekal tangan si anak muda keras-keras.

Si gadis seperti juga mengerti dan mengetahui akan maksud hati Cie Kiat.

Waktu Cie Kiat menoleh sedikit, si gadis menggelengkan kepalanya perlahan
lahan, memberi tanda agar Cie Kiat tidak menimbulkan suara yang bisa menimbulkan

kecurigaan si Iblis.

Cie Kiat jadi mengalah.

Dia tidak tega untuk menentang keinginan si gadis.

Maka dari itu, dia telah tetap bersembunyi ditempatnya.

"Heran! Heran sekali! Kemana larinya setan kecil itu?" terdengar si Iblis telah

mengumam lagi dengan suaranya yang lemah lembut sekali. Dan terdengar suara

keresekan, rupanya si Iblis telah menggunakan ujung serulingnya untuk mencongkel
congkel tumpukan padi.

Lan Mie Coe jadi tambah ketakutan, tubuhnya agak gemetar.Kolektor E-Book 274

IBU HANTU Ang Yung Sian

Dia jeri kalau memang si Iblis terus menerus mencongkelkan ujung serulingnya

itu kebagian-bagian lain ditumpukan padi itu.

Tentu diri mereka akan terlihat juga akhirnya.

Hanya yang membuat si gadis Lan Mie Coe tidak mengerti pula, siapakah yang

dimaksudkan oleh si Iblis dengan sebutan ?setan kecil? itu?

Apakah yang dimaksudkan itu adalah diri Mie Coe sendiri?

Tetapi Mie Coe yakin bukan, tentu ada orang lainnya lagi.

Terdengar si Iblis telah menghela napas.

"Hai.....! Setan kecil itu memang benar-benar gesit! Kurang ajar sekali memang

dapat kucari, tentu biji matanya, akan kukorek keluar!" menggumam si Iblis lagi

dengan suara yang tetap lembut, walaupua kata-katanya itu merupakan kata-kata

makian. "Mungkin si setan kecil telah melarikan diri kearah timur!"

Dan setelah berkata begitu, terdengar si Iblis melangkah menjauhi.

Hal ini menandakan bahwa si Iblis keluar dari ruangan tersebut.

Cie Kiat juga mendengar bahwa langkah Iblis ini semakin menjauhi, lalu tidak

terdengar lagi.

Anak muda ini mau melompat keluar dari tempat persembunyiannya.

Tetapi tangan Cie Kiat tetap dicekal oleh si gadis she Lan itu, keras sekali.

"Jangan keluar dulu!!" kata Mie Coe dengan suara berbisik. "Kita tunggu sesaat

lagi lamanya."

Cie Kiat jadi heran sekali.

*

* *

TETAPI biarpun heran, toh Cie Kiat mau mendengar dan menuruti permintaan

gadis itu.

Hanya yang membuat Cie Kiat jadi tidak mengerti, mengapa Lan Mie Coe

menyuruhnya tidak keluar dulu, sedangkan si Iblis yang begitu ditakuti Mie Coe telah

berlalu?

Mengapa mereka harus bersembunyi terus disitu, ditempat yang kotor dan

sempit sekali.

Memang sebagai seorang anak muda tentunya Cie Kiat lebih mau berdiam terus

ditempat seperti itu bersama si gadis duduk berendeng berhimpitan. Namun sebagai

seorang Kong-cu, Cie Kiat tidak mau mempunyai pikiran yang bukan-bukan.

Dia tidak mau pikirannya itu dipenuhi oleh angan-angan yang kotor.

Maka dari itu, dia jadi heran sekali si gadis menahan dirinya supaya tidak keluar

lagi.Kolektor E-Book 275

IBU HANTU Ang Yung Sian

Sedang Cie Kiat kebingungan begitu, tahu-tahu telah terdengar suara langkah

kaki yang cepat sekali.

Cie Kiat jadi menduga bahwa yang datang ini adalah ayah si gadis, lelaki tua

yang tadi menjadi orang buruan.

"Hmmmm.... setan kecil itu memang tidak bersembunyi disini! Kalau memang

dia bersembunyi disini dan menduga aku telah berlalu, tentunya dia akan keluar!!"

mengumam seseorang dengan suara kecewa.

Cie Kiat mendesir darahnya.

Dia kaget sendirinya.

Karena dia mengenali suara itu.

Suara tersebut adalah suaranya si Iblis!

Dengan sendirinya dia jadi heran sekali, mengapa si Iblis kembali?!

Sebagai seorang yang cerdas, Cie Kiat segera, tersadar!

Tadi rupanya sengaja si Iblis mengeluarkan kata-kata bahwa dia akan berlalu.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian dengan cepat dia telah meninggalkan rumah ini beberapa puluh

langkah jauhnya, lalu dia kembali lagi.

Kalau memang ada yang bersembunyi disitu, tentunya orang itu akan kepergok

olehnya, sebab orang yang bersembunyi di situ telah keluar dari tempat

persembunyiannya, karena menduga si Iblis telah berlalu.

Dengan sendirinya, si Iblis akan memergoki orang itu.

Mengetahui itu, Cie Kiat jadi menggidik sendiri.

Betapa cerdiknya Iblis itu.

Kalau memang tidak ada Lan Mie Coe. tentu dirinya telah tertipu oleh si Iblis.

Hal ini menunjukkan bahwa biarpun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang

tinggi sekali, namun dia masih kurang pengalaman didalam kalangan Kang-ouw.

Terdengar si Iblis menghela napas, kemudian suara langkah kakinya yang kian

menjauh.

"Sekarang Iblis itu baru benar-benar berlalu!!" kata Lan Mie Coe sambil

melepaskan cekalan tangannya. "Sekarang kita boleh keluar!!"

Sambil berkata begitu, si gadis telah melompat keluar dari tempat

persembunyiannya lebih dahulu.

Cie Kiat juga telah melompat keluar dari tempat persembunyiannya.

Bersamaan dengan itu, terdengar suara seruling yang ditiup oleh si Iblis yang

semakin lama semakin menjauh.

Si gadis she Lan itu jadi menghela napas.Kolektor E-Book 276

IBU HANTU Ang Yung Sian

Wajahnya masih agak pucat.

"Ah..... kalau memang tempat persembunyian kita kena dipergoki oleh si Iblis,

tentu kita akan celaka!!" kata si gadis dengan memperlihatkan wajah yang

mengandung perasaan ngeri. "Dia terlalu telengas, sehingga kita tidak mungkin dapat

melawan dirinya Iblis itu, kepandaiannya terlalu tinggi dan kosen sukar untuk

diukur."

Mendengar perkataan si gadis, Cie Kiat tersenyum.

"Tetapi kukira kita tidak usah terlalu takut kepada Iblis itu!!" kata Cie Kiat

dengan suara yang tenang.

Si gadis jadi mengerutkan alisnya waktu ia mendengar perkataan Cie Kiat.

"Tak usah jeri padanya?" tanya si gadis.

"Hu, kau belum bertemu dengan dia, maka bisa kau mengeluarkan kata-kata

begitu!!"

"Tetapi seliehay-liehaynya Iblis itu, tentunya dia tidak lebih liehay dari jago

nomor wahid didaratan Tionggoan bukan?" kata Cie Kiat.

Si gadis jadi berbalik heran.

"Jago nomor satu?" tanyanya dengan suara tak mengerti. "Apa maksudmu?"

Cie Kiat tersenyum.

"Ya, menurut anggapanku, biarpun kepandaian si Iblis liehay sekali, tinggi luar

biasa dan tangannya telengas, toh dia belum tentu bisa menguasai rimba persilatan

dan menjadi jago nomor satu, bukan?"

Mendengar perkataan Cie Kiat, si gadis memperlihatkan mimik wajah yang

serius sekali.

"Tidak bisa kau berkata begitu!" kata Lan Mie Coe cepat. "Iblis ini mempunyai

kepandaian yang luar biasa tingginya. Hampir tak ada tandingan bagi dirinya, maka

dia selalu mengembara guna mencari seorang jago yang bisa menandingi

kepandaiannya. Namun sampai detik ini, si Iblis masih belum menemui orang yang

bisa menandingi kepandaiannya! Yang bisa merubuhkan dirinya! Maka dari itu,

biarpun dia sangat telengas, tak ada seorang jagopun yang bisa menguasai dirinya dan

membendung kejahatan yang dilakukan oleh si Iblis!"

Cie Kiat tidak mau mendebat perkataan si gadis lagi.

Dia hanya mengambil setumpuk kecil batang-batang padi, dibakarnya untuk

mengurangi hawa dingin dan melenyapkan nyamuk-nyamuk yang banyak berkeliaran

diruangan ini.

Api segera menyala, unggun kecil tersebut menyiarkan asap yang agak besar,

sehingga binatang-binatang malam, kupu-kupu kecil, yang banyak bertebaran

diruangan ini, telah lenyap.

Baru saja Cie Kiat mau berkata-kata lagi, tiba-tiba terdengar suara berkeresekan

diantara batang-batang padi itu.Kolektor E-Book 277

IBU HANTU Ang Yung Sian

Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu

telah mengayunkan tangannya....

Cie Kiat jadi heran sekali, begitu juga Lan Mie Coe, mereka menoleh kearah

asalnya suara keresekan itu.

Sedang Cie Kiat dan Mie Coe terheran-heran begitu, tahu-tahu tampak

tersembul kepala manusia dari tumpukan padi itu.

Mie Coe jadi kaget sekali, dia mau menegurnya dan sambil mau melompat

untuk berdiri.

Namun kepala manusia itu begitu tersembul, sudah lantas orang itu telah

mengayunkan tangannya.

Meluncur sebatang paku segi tiga, yang biasanya dinamakan Tok-sin-teng.

Paku itu, senjata rahasia yang dilontarkan oleh orang asing tersebut, telah

meluncur dengan cepat sekali kearah Mie Coe, sehingga si gadis kaget sekali, sebab

jarak mereka dekat benar dan paku Tok-sin-teng telah menyambar dengan cepat

sekali......Kolektor E-Book 278

IBU HANTU Ang Yung Sian

Jilid 6

Cie Kiat juga mengeluarkan seruan kaget.

Tetapi mereka tidak bisa terdiam diri.

Paku itu telah menyambar dengan cepat luar biasa sekali.

Mie Coe cepat-cepat telah menggerakkan lengan jubahnya untuk menyampok.

Namun tenaga timpukan dari orang tersebut sangat kuat sekali, dengan

sendirinya paku itu meluncur dengan cepat.

Mie Coe gagal menyampok jatuh paku segi tiga itu, dan paku itu menyambar

terus kearah mukanya.

Jarak antara paku itu dengan mata si gadis hanya terpisah lima dim lebih, hal ini

membuat si gadis jadi gugup dan ketakutan.

Jelas untuk merubuhkan tubuhnya guna mengelakan sambaran paku itu sudah

tidak keburu. Dan kalau memang dia tidak bisa mengelakkan, berarti mata si gadis

akan menjadi buta.

Terancam sekali mata gadis she Lan ini, dia juga sampai merasakan hatinya

mencelos dan semangatnya seperti juga terbang meninggalkan raganya.

Dan membarengi pada saat itu, juga telah melompat keluar orang itu dari

tumpukan jerami. Gerakannya sangat gesit sekali. Tetapi keadaan orang ini benar
benar mengerikan sekali, tubuh dan bajunya dipenuhi oleh noda darah.... wajahnya

juga tampak darah mengalir dari luka-luka diwajahnya, sehingga menyeramkan

sekali keadaan orang itu...!

Cie Kiat juga kaget sekali waktu melihat biji mata. Mie Coe terancam oleh paku

Tok-sin-teng itu.

Kalau memang mata si gadis terserang paku itu, dan paku Tok-sin-teng dapat

menancap tepat pada biji mata si gadis, maka Mie Coe seumur hidupnya akan

menjadi seorang bercacad, akan buta matanya, akan menjadi orang picek..........!

???

TETAPI sebagai seorang jago yang kosen, Cie Kiat mempunyai kepandaian

yang luar biasa.

Dia melihat paku Tok-sin-teng telah meluncur menyambar kearah mata Lan Mie

Coe, dan tampaknya si gadis tidak berdaya.Kolektor E-Book 279

IBU HANTU Ang Yung Sian

Maka dari itu, cepat sekali Cie Kiat telah mengulurkan tangannya.

"Tringg......!" terdengar paku itu tersentil oleh jari tangan Cie Kiat.

Paku itu terpental.

Dan dengan sendirinya Lan Mie Coe jadi terhindar dari bahaya cacad pada

matanya.

Dengan sendirinya, si gadis jadi bisa bernapas lega, tetapi keringat dingin telah

membanjir keluar dan juga wajahnya pucat sekali.

Sedangkan orang yang muncul dari tumpukan jerami itu, yang telah melompat

keluar dengan keadaan yang mengerikan disebabkan luka-lukanya yang cukup parah,

tengah menatap Mie Coe dan Cie Kiat dengan tatapan mata yang bengis sekali!

Mie Coe dan Cie Kiat juga jadi gusar sekali.

Tak hujan tak angin orang ini telah menyerang dengan menggunakan senjata

rahasia seperti paku Tok-sin-teng itu.

Mie Coe juga telah melompat berdiri, begitu pula Cie Kiat.

Mereka jadi berdiri saling berhadapan.

"Kalian harus mampus!" teriak orang itu dengan suara yang parau.

Matanya yang memain tak hentinya memancarkan cahaya yang menyeramkan

juga napasnya agak memburu.

Dengan mengeluarkan suara seruan yang keras setelah membentak begitu, orang

itu telah merangsek kepada Lan Mie Coe.

Cepat sekali tangannya bergerak-gerak, dengan mengeluarkan tenaga serangan

yang hebat sekali, juga dia menyerang dengan serangan yang berangkai.

Lan Mie Coe gusar sekali tadi hampir saja dia celaka didalam tangan orang ini

yang telah menyerang dirinya dengan paku Tok-sin-teng, maka dari itu dia juga jadi

murka benar melihat dirinya diserang macam itu.

Dengan berani si gadis telah menangkis serangan tangan kiri dan tangan kanan

orang yang dalam keadaan terluka dan bajunya dipenuhi noda darah tersebut.

Terdengar suara benturan dari tangan kedua orang ini yang keras sekali.

Lan Mie Coe merasakan tenaga serangan orang tersebut keras sekali.

Lagi pula Lwee-kang orang itu kuat sekali, menyjerang dengan arus yang

bergelombang.

Hebat luar biasa serangan dari orang itu.

Tetapi Lan Mie Coe adalah jago betina yang mempunyai kepandaian cukup

tinggi.

Dia tidak menjadi jeri.Kolektor E-Book 280

IBU HANTU Ang Yung Sian

Malah gadis ini telah melancarkan pula serangan-serangan yang hebat kepada

orang itu.

Mie Coe menyerang dengan selalu mengincer jalan darah yang membahayakan

jiwa orang tersebut.

Orang yang tubuhnya terluka-luka itu, telah berteria-teriak dengan suara

bentakan yang mengguntur dan bengis sekali.

Tampaknya dia telah nekad dan selalu akan melancarkan serangan untuk

mengadu jiwa.

Tampaknya orang itu sudah tidak memikirkan keselamatan dirinya lagi.

Hal ini membuat Mie Coe jadi kewalahan juga.

Dengan sendirinya, dia harus mengerahkan seluruh kepandaiannya untuk

menghadapi orang ini.

Cie Kiat yang mengawasi keadaan orang itu jadi berpikir.

Biar bagaimana dia tidak boleh dibiarkan terus, harus ditundukkan, karena kalau

tidak Mie Coe tentu akan celaka ditangan orang itu.

Maka dari itu. Cie Kiat cepat-cepat telah melompat kearah orang itu.

Sambil melompat, Cie Kiat juga telah berseru : "Lan Touw-nio, mundurlah kau,

biarlah aku yang menghadapi orang ini!!"

Dan tangan Cie Kiat juga telah bekerja dengan cepat sekali.

Dia menyerang beberapa bagian ditubuh orang itu, serangan Cie Kiat berbahaya

sekali, sehingga orang itu disamping jadi terkejut, pun dia benar-benar kaget sekali,

murka luar biasa karena Cie Kiat mencampuri urusannya.

Dia tambah jadi nekad, dengan mengeluarkan suara bentakan-bentakan yang

keras, dia telah melancarkan serangannya yang beruntun...!

Mie Coe sendiri telah menyingkir kesamping.

Walaupun diserang dengan cara yang begitu hebat oleh orang tersebut, Cie Kiat

tidak jeri sedikitpun, diapun tidak menjadi gugup.

Hanya saja, dengan cepat sekali. Cie Kiat telah menggerakkan tangannya, dia

telah menyapu kearah samping, kemudian dengan mengeluarkan seruan yang keras,

dengan membarengi bergeraknya sang tangan, dia telah menangkis serangan orang

tersebut.

Cie Kiat tidak mengetahui siapa sebetulnya orang tersebut.

Dan dia jadi mendongkol juga melihat orang itu telah menyerang dengan

serangan-serangan yang bengis dan telengas.

Mata orang itu juga memancarkan cahaya yang bengis sekali.
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia menyerang tak hentinya kepada Cie Kiat.Kolektor E-Book 281

IBU HANTU Ang Yung Sian

Namun Cie Kiat mempunyai kepandaian yang luar biasa tingginya, dia

mempunyai kepandaian yang bisa diandalkan.

Maka dari itu, biarpun orang menyerang dirinya dengan serangan yang

membabi-buta dan berbahaya sekali, toh Cie Kiat selalu dapat menangkisnya dengan

tenang.

Ketenangan yang dimiliki oleh Cie Kiat itulah yang, membuat orang yang

menjadi lawannya menjadi tambah mendongkol dan bergusar.

Dengan berjingkrak-jingkrak mungkin gusarnya, orang itu telah melancarkan

serangan-serangannya yang hebat luar biasa, karena disertai oleh tenaga Lwee-kang

yang kuat sekali.

Dan setiap serangan yang dilancarkan oleh orang itu semakin hebat, tenaga

serangan yang dilancarkan oleh orang itu pun jadi semakin kuat menekan diri Cie

Kiat.

Cie Kiat tersenyum, dia telah mengerahkan tenaga dalamnya.

Dikala dia merasakan saatnya tepat, tahu-tahu Cie Kiat telah menjejakkan

kakinya, dia telah mencelat tinggi tangannya juga telah digerakan dikala dia sedang

melompat tinggi begitu.

Tenaga Lwee-kang yang disalurkan sangat kuat sekali menyambar kepada orang

tersebut.

Orang itu terkejut sekali, hatinya mencelos dia merasakan tekanan tenaga

serangan dari Cie Kiat yang begitu kuat.

Dengan mengeluarkan seruan tertahan, orang tersebut telah melompat

kebelakang.

Sedang melompat begitu, orang ini berusaha menangkis serangan Cie Kiat.

Kali ini Cie Kiat tidak mau berlaku murah hati,dengan cepat dia telah

meneruskan serangannya.

"Dukkkk! Bukkkk! terdengar dua kali suara terbenturnya tangan mereka.

Disusul kemudian dengan suara jeritan yang menyayatkan hati!

Tampak Cie Kiat telah berdiri lagi dengan tegak dan bibirnya tersenyum.

Sedangkan tubuh itu telah terpental dan punggungnya telah membentur dinding!

Keras sekali benturan punggung orang itu dengan dinding, sehingga terdengar

suara ?ngggeeek? dari mulutnya, kemudian, tampak orang tersebut telah meloso

dilantai tak bergerak, karena dia telah jatuh pingsan!

Wajah Mie Coe juga agak pucat, kaget melihat apa yang terjadi.

Dia jadi mengagumi akan kehebatan diri Cie Kiat, yang selain mempunyai

Lwee-kang yang luar biasa kuatnya!

Cie Kiat telah menghampiri si gadis.Kolektor E-Book 282

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Apakah..... apakah dia binasa? tanya Mie Coe kepada Cie Kiat, agak gemetar

suara si gadis. Yang dimaksudkan oleh Mie Coe dengan perkataan ?Dia? itu, ialah

orang yang tadi menjadi lawan Cie Kiat, yang sekarang sedang menggeletak dilantai

tak bergerak.

Cie Kiat menghela napas.

"Dia hanya pingsan!!" sahut Cie Kiat sambil melirik kepada orang yang

menggeletak dilantai dan tidak bergerak sedikitpun.

"Aku hanya menggunakan tiga bagian tenaga dalamku! Kalau memang aku

menginginkan nyawanya, sama mudahnya dengan membalikkan telapak tanganku!

Tetapi karena orang ini tidak mempunyai kesalahan pada diriku, maka kuberi

pengampunan bagi jiwanja!"

Dan setelah berkata begitu, Cie Kiat telah menghampiri orang yang mengeletak

pingsan tersebut.

Mie Coe juga telah ikut menghampirinya, dia berdiri disamping si pemuda.

Dengan menggunakan ujung kakinya, Cie Kiat telah menendang pundak orang

tersebut, yaitu jalan darah ?Ma-na-hiat?-nya, yang membuat orang itu jadi tersadar

dengan cepat.

Dengan menggeliat kesakitan, orang tersebut telah bergerak untuk duduk.

Cie Kiat dan Mie Coe hanya mengawasi saja kelakuan orang itu.

Tampak tubuh dan wajah orang tersebut banyak luka-luka bekas goresan, dan

tampaknya sangat menyeramkan sekali, bengis, luar biasa wajah orang itu.

Ketika dia mengangkat kepalanya, maka dia melihat Cie Kiat dan Mie Coe.

Seketika itu juga matanya memancarkan sorot bengis dan takut...... rupanya tadi

dia telah merasakan dan menyadari bahwa Cie Kiat adalah seorang pemuda yang

mempunyai kepandaian yang tinggi sekali......!

*

* *

CIE KIAT telah memperdengarkan suara tertawa tawarnya.

"Siapa kau? Mengapa tak hujan tak angin kau menyerang kami?" bentak Cie

Kiat dengan suara yang dingin.

Orang itu tetap mendelik kepada Cie Kiat dan Mie Coe bergantian.

"Kalau memang kau mau membunuh, bunuhlah!" bentak orang ini dengan tiba
tiba. "Memang aku tahu, bahwa aku tidak akan bisa meloloskan diri dari tangan si

Iblis......!"

Mendengar perkataan orang itu, Cie Kiat jadi mengerutkan alis.Kolektor E-Book 283

IBU HANTU Ang Yung Sian

"Si Iblis?" tanya Cie Kiat dengan heran, dia menatap orang itu dengan sikap

tidak mengerti. Melihat wajah Cie Kiat begitu, orang tersebut telah tertawa dingin

lagi.

"Hmm... kau jangan pura-pura!" bentak orang itu dengan suara yang tetap

bengis. "Kalau kau mau bunuh, bunuhlah! Janganlah kau menyiksa aku........!"

Cie Kiat dan Mie Coe jadi tambah heran lagi.

"Tetapi Mie Coe telah berkata mendahului Cie Kiat.

"Apakah Iblis yang kau maksudkan adalah Iblis Kwie-bo Mo-lie?" tanya Mie

Coe.

Kwie-bo Mo-lie berarti Ibu Hantu.

Orang itu mendengus.

"Hmm, sudah kalian tahu masih kalian pura-pura tidak tahu!" kata orang itu

dengan dingin. "Aku Wang Che Ming, tak akan mati dengan mata meram, aku sangat

penasaran sekali, dan kalau aku sudah menjadi setan, maka biarpun kalian lari

keujung dunia tetap akan kuganggu!!

Tiba-tiba Mie Coe telah tertawa. Sedangkan Cie Kiat masih juga berdiri diam,

dia tenggelam dalam keadaan keheranan.

"Kau salah paham, sahabat!" kata Mie Coe kemudian dengan suara yang

berobah tidak sekeras tadi. Kwie-bo Mo-lie adatah kepala Iblis, biang Iblis,

bagaimana kami bisa bercampur baur dengan dirinya! Lagi pula dia selalu bekerja

sendirian, mustahil dia mempunyai anak buah! Tadipun dia telah datang kemari dan

kami malah telah bersembunyi didekat gundukan itu!!"

Orang ini masih mengawasi Cie Kiat dan Mie Coe dengan tatapan mata yang

mengandung kecurigaan.

"Benarkah kalian tidak mempunyai sangkutan apa-apa dengan si Iblis?"

tanjanya kemudian dengan suara yang ragu-ragu.

Mie Coe mengangguk dengan cepat.

"Benar! Kawanku inipun tidak mengenal si Iblis!!" menyahuti Mie Coe.

Tampak mau juga orang itu mempercayai Mie Coe dan Cie Kiat.

Dia menghela napas.

"Iblis itu sangat telengas sekali!" kata orang tersebut dengan wajah yang

berobah lembut. "Aku sebetulnya tidak takut mati, tetapi karena si Iblis selalu

menggunakan caranya yang sangat jahat sekali, yang selal tidak menginginkan

lawannya terbinasa dengan cepat, dan selalu menyiksa dengan racun dan berbagai

cara, membuat aku mau hidup tidak bisa, matipun tidak dapat!"

Dan dia telah menghela napas lagi.

Orang itu, Che Ming, telah memandang Cie Kiat dan Mie Coe lagi.

"Sebetulnya kalian ini mau menuju kemana?" tanya Wang Che Ming kemudian.Kolektor E-Book 284

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat dan Mie Coe masing-masing menyebutkan nama mereka, juga Cie Kiat

menjelaskan maksud mereka.

Che Ming menghela napas.

"Tadi kalau memang tak si Iblis telah datang kerumah ini dua kali..... aku tidak

berani berkutik didalam tumpukan jerami tersebut..... sampai bernapaspun aku tak

berani, karena pendengaran si Iblis sangat tajam sekali, suara yang sekecil mungkin

dapat didengarnya."

"Sebetulnya ada sangkutan apakah antara si Iblis dengan kau?" tanya Cie Kiat

waktu orang sedang menghela napas lagi. "Ada permusuhan apakah diantara kalian

sehingga si Iblis begitu bernafsu mencarimu?"

Kembali Wang Che Ming telah menghela napas dengan kedua alis yang

dikerutkannya.

"Sungguh kejam dan telengas sekali si Iblis!" kata Che Ming. "Dan perempuan

itu memang pantas diberi gelaran sebagai Ibu Hantu, karena sifatnya menyerupai

hantu, kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Keluargaku telah disapu bersih

semuanya, tak seorangpun dibiarkan hidup terus...... sampai akhirnya dia mengejar
ngejar diriku juga, dia bermaksud menyapu bersih keluarga Wang sampai keakar
akarnya......!" menjelaskan Che Ming dengan suara yang berduka. "Nah duduklah,

aku akan menceritakan sedikit mengenai kejadian dan permulaan dari permusuhanku

dengan si Iblis......!!"

Cie Kiat dan Mie Coe duduk didekat Che Ming, mereka mau mendengarkan

persoalan apa yang tersangkut pada diri orang she Wang ini.

Sedangkan didalam hati Cie Kiat telah berjanji, kalau memang Che Ming benar
benar berada dipihak yang benar, dia bermaksud akan membantu untuk menolong

orang she Wang tersebut menghadapi si Iblis perempuan yang mempunyai gelaran

cukup menyeramkan, yaitu Kwie-bo Mo-lie atau si Ibu Hantu...!

Che Ming telah menghela napas beberapa kali, baru kemudian dia menceritakan

segalanya, persoalan dirinya didalam menghadapi Iblis perempuan yang bergelar Ibu

Hantu itu!

*

* *

WANG CHE MING sebetulnya seorang yang jago silat yang menjagoi kota

Wie-toe-kwan dipropinsi Ho-lam.

Sebagai seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, maka sudah

menjadi kebiasaan dan wajar sekali kalau sifat Wang Che Ming agak angkuh dan

sombong. Didalam kota itu boleh dikatakan dia merupakan seorang jago nomor satu.

Penghidupan orang she Wang ini boleh dikatakan sangat rukun sekali dengan

isterinya yang bernama Kong In Lie, dan seorang puteranya yang diberi nama tunggal

Cie.Kolektor E-Book 285

IBU HANTU Ang Yung Sian

Penghidupan Wang Che Ming, Kong In Lie dan Wang Cie sangat bahagia

mereka melewati hari-hari dengan jalan membuka sebuah Bu-koan, pintu perguruan

silat, yang mendidik beberapa puluh orang murid.

Tetapi pada suatu pagi, dikala Wang Che Ming sedang berjalan-jalan didalam

kota Wie-toe-kwan, dia bertemu dengan seorang wanita.

Wajah wanita itu sangat cantik sekali, walaupun usianya sudah agak lanjut.

Sebagai seorang jago yang boleh dikatakan disegani oleh penduduk sekotanya,

maka wajar kalau memang Wang Che Ming menyukai paras cantik.

Melihat wanita itu, dia menggodanya.

Si wanita memperlihatkan wajah yang tidak enak dilihat.

Ketus sekali.

Malah waktu Wang Che Ming mengikuti terus sambil menggodanya, wanita itu

telah mengeluarkan perkataan :

"Pergilah, kalau memang kau masih mau hidup! Nanti kau akan mampus kalau

mengikuti terus!!" kata perempuan itu dengan suara acuh tak acuh.

Wang Che Ming menganggap bahwa perkataan wanita itu hanya menggertak

dirinya.

Dia masih mengikuti terus.

Kalau memang suamimu datang dan mau membuat perhitungan denganku, aku

tidak jeri!"kata Wang Che Ming dengan tekebur. "Malah boleh dikatakan orang she

Wang tidak pernah takut untuk menghadapi Giam-lo-ong sekalipun, apa lagi hanya

menghadapi seorang manusia!!"

Wanita itu memperdengarkan suara dengusan.

"Nanti keluargamu akan celaka disebabkan tingkah polamu yang tidak senonoh

ini!!" kata perempuan itu sambil melangkah terus. "Pergilah!!"

Tetapi Wang Che Ming masih mengeluarkan kata-kata yang sombong dan tidak
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mau pergi, dia mengikuti terus wanita itu.

Sedangkan si wanita telah berulang kali memperdengarkan suara dengusan.

Rupanya dia mendongkol sekali.

Ketika mereka hampir sampai diluar pintu kota, ditempat mana sangat sepi

sekali, wanita itu telah memutar tubuhnya, wajahnya jadi keren sekali, dia menatap

Wang Che Ming dengan sorot mata yang tajam sekali.

Melihat perobahan sorot mata wanita tersebut, Che Ming jadi terkejut.

"Kau telah tiga kali kuberikan jalan hidup!" kata wanita itu dengan suara yang

bengis. "Tetapi kau tidak mau menempuhnya, malah kau memilih jalan untuk

mampus!", dan setelah berkata begitu, si wanita telah tertawa gelak-gelak, seram

sekali suara tertawa itu.

Che Ming sendiri jadi terkejut.Kolektor E-Book 286

IBU HANTU Ang Yung Sian

Dia mengawasi wanita itu dengan tajam.

Tetapi si wanita setelah tertawa, tahu-tahu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya

mencelat lenyap dari tempat itu, cepat sekali gerakannya, bagaikan gerakan hantu.

Malamnya, Che Ming tidak bisa tidur pulas, dia jadi sangat gelisah.

Karena wanita yang tadi ditemuinya dijalan itu membuatnya jadi pikiran benar.

Dan dia juga telah mengetahui bahwa wanita itu adalah seorang jago silat yang

mempunyai kepandaian sempurna benar, sebab gerakannya sangat cepat, sekali

lompat telah dapat menghilang dari pandangan mata Che Ming.

Pada tengah malamnya, Che Ming mendengar sesuatu suara yang

mencurigakan.

Waktu dia keluar dari jendela kamarnya, tampak dicahaya rembulan, sesosok

tubuh diatas genting sedang berdiri tegak!

Itulah tubuh seorang wanita, wanita tadi siang!

"Aku Kwie-bo Mo-lie tidak pernah memberikan jalan hidup empat kali kepada

orang yang telah mengganggunya!" kata wanita itu dengan suara yang menyeramkan

sekali.

"Hmmm, malam ini kau harus mampus! Dan seperti apa yang telah kukatakan

tadi siang, keluargamu juga harus mampus!!" dan setelah berkata begitu, wanita itu,

yang mengakui dirinya sebagai Kwie-bo Mo-lie, telah tertawa gelak-gelak lagi

dengan suara yang sangat menyeramkan.

Begitu mengetahui bahwa wanita tersebut adalah Kwie-bo Mo-lie, Ibu Hantu,

wajah Che Ming seketika juga jadi pucat pias.

Kwie-bo Mo-lie memang telah terkenal sebagai seorang Iblis nomor satu yang

mempunyai kepandaian yang luar biasa.

Tubuh Che Ming seketika itu juga jadi gemetaran, karena dia menyadari bahwa

dia akan menghadapi sesuatu yang hebat.

Tetapi sebagai seorang jago, dia juga penasaran dan memberikan perlawanan

kepada Iblis itu, karena dia masih belum mau mempercajai apa yang didengar

mengenai diri hantu perempuan itu.

Namun kenyataannya, Iblis perempuan ini hebat sekali.

Hanya didalam beberapa gebrakan, wajah Che Ming telah digores berulang kali

oleh ujung pedangnya. Wajah Che Ming jadi terluka disana-sini, dan dia sangat

menderita sekali tanpa bisa memberikan perlawanan sedikitpun.

Malah dikala Che Ming sedang diliputi oleh perasaan takut itu, si Iblis

perempuan Kwie-bo Mo-lie tidak membinasakannya, dia hanya disiksa dengan

ditusuk dan digores pada tubuh dan wajahnya.

Hai ini menambah rasa takut pada diri Che Ming, walaupun dia berusaha untuk

memberikan perlawanan yang gigih kepada diri Iblis itu, toh dia tidak berdaya sama

sekali, si Iblis bergerak cepat bagaikan bayangan.Kolektor E-Book 287

IBU HANTU Ang Yung Sian

Waktu Che Ming sedang menggeletak kesakitan, tahu-tahu si Iblis telah

meninggalkan dirinya, dia memasuki rumah Che Ming dan terdengar dua kali suara

jeritan yang menyayatkan, suara jeritan isteri Che Ming dan puteranya!

Hati Che Ming mencelos!

Apa lagi waktu dia melihat si Iblis perempuan itu telah keluar lagi dengan

menenteng kepala isterinya dan puteranya!

Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, Che Ming telah berlari

sekuat tenaganya..... dia seperti orang sakit syaraf dan ketakutan sekali.

Si Iblis perempuan Kwie-bo Mo-lie tidak mengejarnya, hanya tertawa gelak
gelak disitu sambil memegangi terus kepala isteri Che Ming dan putera orang she

Wang itu, yang masih meneteskan darah yang mulai kental keatas tanah,

menyeramkan keadaan si Iblis.

Sedangkan Che Ming telah melarikan diri terus. Dia diliputi oleh perasaan takut

dan juga sakit hati, dengan melarikan diri begitu dia juga sebetulnya mengutuk diri

mengapa dia tidak membalaskan sakit hati isteri dan puteranya.

Tetapi, baru saja Che Ming dapat berlari tak jauh, si Iblis tahu-tahu telah muncul

dihadapannya lagi. Dia bergebrak dengan nekad lagi, tetapi kembali dirinya kena

dilukai oleh si Iblis. Hal mana membuat dia jadi tambah ketakutan, dan dia melarikan

diri pula.

Si Iblis kembali tidak mengejar Che Ming.

Tetapi tak lama kemudian, tahu-tahu Che Ming dikejutkan oleh si Iblis yang

telah muncul dihadapannya.

Che Ming jadi tambah ketakutan. Kwie-bo Mo-lie memang sengaja membiarkan

Che Ming melarikan diri dengan ketakutannya, karena si Iblis memang senang kalau

melihat korbannya menghadapi kematian dengan ketakutan yang sangat. Sebetulnya

kalau memang dia mau sekaligus membunuh Che Ming, sama mudahnya dengan

menggores tanah menggunakan telunjuk tangannya.

Sampai akhirnya Che Ming, menyembunyikan diri dirumah terpencil didalam

gundukan jerami tersebut, dan bertemu dengau Mie Coe dan Cie Kiat........

???

MENDENGAR cerita Che Ming, Mie Coe dan Cie Kiat jadi gusar sekali

kepada perempuan Kwie-bo Mo-lie.

"Alangkah bengis dan kejamnya Iblis perempuan itu! kata Cie Kiat dengan

gusar.Kolektor E-Book 288

IBU HANTU Ang Yung Sian

Che Ming mengangguk.

"Ya, dia malah mau membinasakan diriku dengan cara perlahan-lahan, dia mau

membunuhku dengan disertai oleh penyiksaan rasa takut....!" kata Che Ming dengan

suara yang sember, dan dia juga menghela napas berduka. "Memang harus kuakui

bahwa mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dan telah kucoba beberapa

kali menghubungi beberapa orang pandai untuk menolongi diriku, tetapi

kenyataannya, semuanya kena dirubuhkan dan dibunuhnya! Si Iblis tetapinya tidak

mau membunuhku, dia hanya menakut-nakuti terus, dan kalau memang dia

menghadang diriku, dia memberikan penyiksaan dengan menggores-gores wajahku!

Lihatlah ini, semuanya ini adalah hadiah dari si Iblis!!"

Dan Che Ming telah memperlihatkan luka-luka pada tubuh dan wajahnya.

Cie Kiat jadi tambah mendongkol.

"Jangan takut, nanti biar aku hadapi Iblis kejam itu!!" kata Cie Kiat.

Mie Coe mengerutkan alisnya.

Dengan menyanggupi begitu, berarti Cie Kiat telah melibatkan dirinya didalam

pergolakan antara Che Ming dengan diri Kwie-bo Mo-lie secara langsung.

Mie Coe menguatirkan diri Cie Kiat, karena dia mengetahui benar siapa

sebenarnya si Iblis dan betapa tinggi kepandaian dan kekosenan si Iblis. Maka dari

itu, hati si gadis jadi tak tenang.

"Siapa nama sebenarnya si Iblis?" tanya Cie Kiat disaat orang-orang berdiam

diri.

"Kalau memang tak salah Iblis perempuan yang kejam itu she Lo dan bernama

Hoe Tin." menjelaskan Mie Coe.

Mendengar nama itu, Cie Kiat mengerutkan alisnya.

"Lo Hoe Tin?" tanyanya menegaskan.

Mie Coe heran melihat lagak si anak muda, begitu juga Che Ming. karena dia

kaget menduga bahwa Cie Kiat kawan si Iblis.

"Ya...... dia memang bernama Lo Hoe Tin!" menyahuti Mie Coe.

"Apakah.......... apakah kau kenal dengannya?"

Cie Kiat berobah wajahnya menjadi berang.

"Hmmmm, orang she Lo itulah yang sedang kucari!!" kata Cie Kiat seperti

kepada dirinya sendiri. Dialah musuh besar keluargaku! Su-hu, guru, telah

memerintahkan padaku untuk mencari orang itu guna melakukan pembalasan

dendam...... aku tak menyangka bahwa Thian akhirnya mau juga menunjukkan

jalannya padaku! Hmmm...... Iblis itu harus mampus ditanganku!! Keluargaku telah

terbinasa ditangannya, dimana si Iblis telah membasmi keluargaku dengan beberapa

orang jago-jago jahat lainnya! Aku telah dapat membunuh beberapa orang musuh
musuhku, tetapi yang terpenting menurut perintah Su-huku, maka aku harus

membunuh biang pembunuhan yang dilakukan oleh jago-jago lainnya pada

keluargaku, yaitu si Iblis she Lo itu!"Kolektor E-Book 289

IBU HANTU Ang Yung Sian

Mendengar itu, Che Ming jadi girang.

Tetapi Mie Coe jadi sangat berkuatir sekali.

"Kau harus hati-hati menghadapi Iblis itu!" kata Mie Coe. "Disamping telengas,

juga dia sangat liehay luar biasa! Iblis itu merupakan jago nomor satu didalam rimba

persilatan, karena jarang sekali ada orang yang berani dan sanggup menghadapi

ilmunya!!"

Cie Kiat mengangguk.

"Ya...... biarpun dia mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, aku tidak takut!

Aku dapat membunuhna!!" kata Cie Kiat.

Che Ming menghela napas.

"Umpamanya aku mempunyai kepandaian yang cukup tinggi untuk menghadapi

Iblis itu, tentu aku tidak akan melarikan diri sebagai pengecut yang tidak tahu malu!

Isteri dan puteraku telah dibunuhnya, seharusnya aku musti membalaskan sakit hati

mereka dengan mengadu jiwa pada si Iblis! Tetapi kenyataannya bukannya aku

membalaskan sakit hati mereka, malah telah melarikan diri...... Oh, alangkah

memalukan sekali!"

Dan Che Ming telah menangis mengucurkan air mata dengan berduka.

Cie Kiat dan Mie Coe berusaha untuk menghiburnya.

"Kau melarikan diri bukan sebagai pengecut, kau tentunya bermaksud untuk

mencari ilmu yang lebih tinggi untuk nanti dapat membalas sakit hatimu! Sekarang

kalau memang kau adu jiwa dengan nekad, tentu tak ada gunanya, karena si Iblis

mempunyai kepandaian yang sangat tinggi, dan kau tak berarti apa-apa baginya,

maka tak ada gunanya sama sekali kau menempurnya! Kau bukan sebagai seorang

pengecut!!"

Che Ming menghela napas lagi.

"Benar...! Aku memang bermaksud akan membalas sakit hati ini...!" kata Che

Ming.

"Iblis itu adalah musuh utamaku dan musuh besarku juga! Dia sangat

membahayakan bagi masyarakat, maka aku akan berusah untuk membunuhnya!

Hm... aku akan mencari Iblis itu guna menempurnya!" kata Cie Kiat.

Dan ketiga orang ini, jadi mengangkat persahabatan, mereka juga telah

mengambil keputusan akan mencari si Iblis.

Keberanian Che Ming juga jadi muncul kembali, karena dia mengetahui Cie

Kiat kosen sekali dan mungkin akan dapat menghadapi Ibils yang telengas........!

*

* *

CIE KIAT, Mie Coe dan Wang Che Ming meninggalkan rumah itu.Kolektor E-Book 290

IBU HANTU Ang Yung Sian

Cie Kiat mengajak kedua orang ini menuju kekelenteng dimana Ang Po Sian,

Bo Tiong Hiap dan Ma Thian Ie ditinggalkannya.

Tetapi ketika mereka sampai disitu, ternyata ketiga orang itu sudah tak ada

disitu.

Cie Kiat dan kedua orang kawan barunya itu, Mie Coe dan Wang Che Ming jadi

meninggalkan kelenteng itu kembali.

Mereka berjalan agak jauh sedikit tahu-tahu terdengar suara orang bernyanyi

dengan suara yang agak perlahan :

Air sungai mengalir,

Burung gunung terbang lalu,

Tak ada lagi perpisahan,

Tak ada lagi kesedihan,

Karena manusia hidup didunia,

Merupakan benda yang akan berpulang jua,
Ibu Hantu Karya Ang Yung Sian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tra-la-la-la-la-la..............

.

Cie Kiat dan yang lainnya jadi menoleh, mereka melihat seorang pengemis

berusia diantara tiga puluh tahu tengah jalan tertatih-tatih menghampiri mereka.

Cie Kiat mengawasi si pengemis, yang kala itu telah berada dihadapan mereka.

"Kau...... oh, kalian! Mengapa kawanmu terluka kalian biarkan begitu saja?"

kata si pengemis dengan suara yang terkejut.

Cie Kiat dan Mie Coe tidak menyahuti, hanya didalam hati mereka segera

mengetahui bahwa pengemis ini mempunyai kepandaian silat yang cukup tinggi,

sebab pancaran matanya yang bersinar tajam itu menandakan bahwa dia adalah

seorang pengemis yang mempunyai tenaga Lwee-kang sangat kuat.

Sedangkan si pengemis telah menghampiri Che Ming, dia memperhatikan luka

Nancy Drew Misteri Simbol Yunani Hardy Boys Pembajak Kapal Selam Mayat Kesurupan Roh Karya Khu Lung

Cari Blog Ini