Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 12

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 12

luarnya agar tidak basah, sehingga merekapun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1128

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tinggal mengenakan baju dan celana pendek

yang memperlihatkan lengan paha mereka

yang putih halus. Liu Beng lebih suka

memejamkan matanya dan membayangkan

wajah Lo-san su-koai yang seram-seram itu,

untuk mengalihkan pikirannya.

Lalu ia merasakan tangan gadis-gadis

pelayan itu menggerayangi seluruh tubuhnya.

Mengeramasi rambutnya, mencukur

jenggotnya yang seperti sikat kakus,

merontokkan daki di seluruh permukaan

kulitnya yang cukup untuk dijadikan pupuk

pengisi sebuah pot bunga. Dan ia menjadi

tegang ketika tangan salah seorang pelayan itu

menggosok kulit perutnya, semakin ke bawah

mendekati "daerah bahaya" sampai terdengar

Liu Beng memerintah, "Cukup, seterusnya biar

olehku sendiri saja..."

**OZ**

Bersambung ke Jilid 20

Pojok Dukuh, 10-10-2018; 23:45 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1129

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya:STEVANUS, S.P.

Jilid 20

KEDUA gadis itu tanpa diketahui Liu

Beng telah saling bertukar pandangan dan

menahan tertawa mereka. Tapi merekapun

melanjutkan tugas menggosok kulit Liu Beng di

bagian-bagian yang tidak dilarang.

Tak pernah terpikirkan oleh Liu Beng

bahwa mandi saja begitu tegang dan

menggelisahkan, meskipun tubuhnya merasa

segar juga ketika merasa hawa hangat

menembus segenap pori-pori tubuhnya. Tapi

acara yang menggelisahkan itupun akhirnya

selesai juga. Air dalam tong yang tadinya

jernih itu ketika ditinggalkan Liu Beng menjadl

mirip tempat pemeliharaan belut.

"Kalian keluarlah dulu," perintah Liu

Beng.

"Kami akan membantu Huciangkui

berganti pakaian..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1130

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tidak usah. Suruh saja orang untuk

mengeluarkan tong ini dan siapkan makanan."

Dengan gerakan yang jauh lebih cepat

dari gerakannya ketika bertempur dengan

Majikan Hek-eng-po dulu, Li Beng menyambar

tumpukan pakaian dan handuk bersih, lalu

menyelinap ke belakang sekesel yang terbuat

dari kertas berhiaskan lukisan bunga-bungaan.

Kedua pelayan itupun mengenakan

pakaian luar masing-masing untuk

menjalankan perintah si Huciangkui. Dua

pelayan lelaki dipanggil untuk menggotong

keluar "tempat pemeliharaan belut" itu.

Ketika salah seorang pelayan

perempuan melihat tumpukan pakaian lama

Liu Beng yang mirip setumpukan lap, ia

berseru ke balik sekesel, "Huciangkui..."

"Ada apa?" sahut Liu Beng sambil

melangkah keluar dari balik sekesel karena

sudah selesai berpakaian.

Pelayan yang memanggil-manggil itu

kontan melongo kaget ketika melihat yang

keluar dari balik sekesel itu bukan lagi seorang

gelandangan dekil, namun seorang pemuda

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1131

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang tampan meskipun pakaiannya sederhana.

Malah beberapa bagian ada miripnya dengan

Sebun Hiong, hanya Liu Beng kelihatan lebih

tua dua tiga tahun, kulitnya lebih gelap karena

lebih sering terkena sinar matahari.

Seandainya diberi pakaian sebagus Sebun

Hiong atau Liu Jing-yang, agaknya Liu Beng

tidak akan kalah penampilan dari keduanya.

"Apa yang kau lihat?" Liu Beng menegur

si gadis pelayan yang masih melongo.

Gadis pelayan itu menundukkan kepala

dengan wajah merah, sahutnya tergagap,

"Huciangkui, ba...bagaimana dengan pakaian

lama Huciangkui itu? Apakah akan dicuci

kembali atau dibuang saja?"

"Dicuci dulu, digunting pada bagian
bagian yang masih baik untuk disimpan kalau
kalau kelak masih bisa dipergunakan biarpun

hanya sebagai lap".

Gadis itu diam-diam menggerutu dalam

hati, alangkah pelitnya si Huciangkui baru ini,

sampai pakaian rongsokan pun harus dicuci

dan dipilihi bagian-bagiannya yang terbaik.

Tetapi kalau menilik latar belakang kehidupan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1132

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Beng yang sudah terbiasa serba hemat dan

sederhana, sikap itu wajar saja.

Namun karena enggan disuruh mencuci,

gadis itu menjawab, "Sudah tidak ada bagian

yang baik, Huciangkui....."

Jawaban itu seolah peringatan halus

kepada Liu Beng akan kedudukannya saat itu,

sehingga mukanya pun menjadi merah. "Kalau

begitu, buang saja ke sungai..."

"Baik", sahut si gadis pelayan dengan

hormat. Dalam hatinya meneruskan, "Jangan

ke sungai, Huciangkui, nanti ikan-ikan

keracunan semua dan kasiha para pencari

ikan..."

Ketika Liu Beng tidak melihatnya,

pelayan itu menggunakan sepotong dahar

untuk menyungkit dan membawa pakaian lama

itu ke tempat pembakaran. Ia memperabukan

baju pusaka itu.

Hari itu dihabiskan oleh Liu Beng

dengan makan enak, mengenali para peqawai

Keluarga Sebun yang berjumlah puluhan orang

dan mengetahui tugas mereka masing-masing.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1133

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Semua pegawai membungkuk hormat setiap

kali berpapasan dengan si Huciangkui baru itu.

Liu Beng lalu tahu pula bahwa kedua

gadis yang akan membantunya mengurus diri

itu bernama A-cui dan A-loan. Tugas mereka

berdua khusus mengurus diri Huciangkui dari

soal makan, pakaian dan lain-lainnya. Hanya

saja Liu Beng masih meraba-raba sampai di

mana batas pengertian "dan lain-lainnya" itu.

Malam harinya, ketika Liu Beng hendak

masuk tidur, barulah ia tahu bahwa pengertian

"dan lain-lainnya" itu benar-benar "tak

terbatas" untuk diri kedua pelayan perempuan

itu. Tetapi Liu Beng tidak mau dilayani sampai

ke situ. Ia ingat riwayat dirinya sebagai seoang

anak tak berbapak yang sudah kenyang hinaan

dan penderitaan, dan ia tidak ingin

memperbanyak jumlah manusia-manusia tak

berbapak semacam dirinya di masa

mendatang. Ia katakan hal itu terang-terang

kepada A-cui dan A-loan.

Mendengar itu, kedua gadis pelayan itu

bersujud tulus dengan mata yang

memancarkan rasa terima kasih. Keduanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1134

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merasa diri mereka diperlakukan sebagai

manusia seutuhnya oleh Liu Beng yang

sebenarnya punya kekuasaan mutlak atas diri

mereka, budak-budak belian yang dibeli dari

orang tua mereka yang miskin sejak kecil.

Malamnya, untuk pertama kali dalam

hidupnya, Liu Beng tidur di atas kasur yang

empuk dan hangat, berkelambu pula. Sebelum

meninggalkan ruangan, A-ciu sempat menyulut

sebatang dupa harum di sudut ruangan untuk

pengusir nyamuk, sedang A-loan

menyelimutkan selimut ke tubuh Liu Beng.

"Terima kasih untuk kalian berdua", kata Liu

Beng.

"Selamat malam, Huciangkui", A-cui

dan A-loan membungkuk hormat dan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meninggalkan ruangan dengan langkah

lembut. Liu Beng tidak bisa segera tidur.

Perubahan yang dialaminya hari itu benar
benar di luar dugaannya. Kemarin malam dia

masih tidur meringkuk di sebuah pasar di kota

Se-shia, berdekatan dengan tumpukan

keranjang ikan asin, semalam suntuk tidurnya

terganggu oleh nyamuk-nyamuk yang ganas

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1135

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan kucing-kucing yang senantiasa gaduh.

Siangnya berjalan. bertemu Liu Jinqlg-yang

dan dibawa ke rumah Keluarga Sebun, dan

malam ini ia sudah menjadi Huciangkui yang

bahkan punya dua pelayan pribadi yang cantik
cantik. Sulit dipercaya, tapi kenyataan.

"Seandainya A-cui dan A-loan melihatku

ketika masih di pinggir jalan dengan baju

rombeng, tentu mereka akan meludahi aku,"

katanya dalam hati, lalu dibantahnya sendiri,

"Ah, tidak. Mereka gadis-gadis yang baik,

akupun harus memperlakukan baik kepada

mereka".

Ya, putaran nasib orang siapa tahu?

pikirnya. Tetapi mengingat ibunya yang

mengakhiri hidup dalam kemiskinan, dia

menarik napas. Alangkah senangnya kalau dia

sempat berbagi kesenangan hidup dengan

ibunya, alangkah puas.

"Selamat malam, lbu....." ia berbicara

sendiri sambil menengadah, seolah ibunya ada

di atas kepalanya dan sedang membelai

kepalanya seperti ketika ia masih bocah dulu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1136

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ditariknya selimut dan diapun mulai pulas

dipeluk kehangatan.

Ia benar-benar bermimpi bertemu

ibunya, bercakap-cakap, makan bersama,

dibelai-belai, hanya saja wajah ibunya dia

sudah lama lupa sehingga begitu kabur wajah

perempuan yang muncul dalam mimpinya itu.

Mula-mula seperti Auyang Siau-hong, puteri

Ketua Ki-lian-pai, lalu seperti. Liu Giok-enq,

kadang-kadang mirip A-cui atau A-loan juga,

atau bahkan ibunya dilihatnya menunggangi

kuda putih di atas mega, dengan gagah

perkasa melepaskan panah-panah yang

berekor putih pula. Ah, kenapa mirip Pakkiong

Eng juga?

Pergantian keadaan yang begitu tajam

dan mendadak malah membuat Liu Beng tidak

pulas tidurnya. Dalam keadaan setengah

sadar, ia memang merasakan ada sebuah

telapak tangan mengusap-usap rambutnya.

Getaran kasih sayang terasa benar menyusup

dari belaian itu, mengisi jiwa Liu Beng yang

selama ini nyaris hampa dari perasaan itu. Liu

Beng heran, apakah ibunya benar-benar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1137

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bangkit dari kubur dan kini sedang

membelainya, ia tidak berani membuka

matanya karena kuatir kebahagiaan itu hanya

mimpi yang akan lenyap begitu dia sadar.

Namun dia merasa perlahan-lahan mulai sadar,

meskipun masih terpejam matanya, dan

belaian itu masih terasa. Belaian itu benar
benar ada, bukan cuma dalam mimpi!

Liu Beng membuka matanya, dan ia

nyaris tak percaya melihat Sebun Him duduk di

pinggir pembaringannya, membelai-belai

kepalanya. Sikap dan pandang matanya

melebihi sikap majikan terhadap pegawainya,

seperti...ayah terhadap anaknya.

"Kau terkejut?" tanya Sebun Him

lembut, ketika melihat Liu Beng membuka

matanya. "Toaya...."cepat Liu Beng

menendang selimutnya dan merosot dari

pembaringannya.

"Toaya, kau...kenapa... " Liu Beng

sampai tidak tahu apa yang harus

diperbuatnya atau dikatakannya ketika

menghadapi peristiwa tidak masuk akal itu.

Masih mending kalau hanya dalam mimpi,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1138

Rewriter & Pdf Maker : OZ

namun ini kenyataan. Di larut malam

majikannya ada di kamarnya dan menunjukkan

kasih-sayang yang luar biasa....

Liu Beng tiba-tiba bergidik seram. Ia

pernah mendengar tentang orang-orang yang

punya semacam kelainan jiwa, tidak merasa

tertarik terhadap lawan jenis kelaminnya,

melainkan lebih suka bermain cinta dengan

sesama jenisnya. Apakah Sebun Him suka

bermain cinta dengan sesama jenisnya?

Apakah Sebun Him si pendekar terkenal itu

juga mempunyai kelainan macam itu?

Ditatapnya Sebun Him penuh perhatian, tapi

rasanya tidak terdapat kesan macam itu.

"A-beng, kau terkejut?" Sebun Him

mengulangi kalimat lembutnya tadi.

Ketenangan Liu Beng berangsur pulih.

"Maaf, Toaya, aku hanya merasa agak

di luar dugaan bahwa pada saat seperti ini

Toaya ada di sini..."

"Akulah yang minta maaf," sahut Sebun

Him sambil menarik napas. "Aku bersalah

kepadamu dan kepada....ah, sudahlah. Kalau

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1139

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kau tidak ingin tidur kembali, aku ingin

bercakap-cakap denganmu. Maukah kau?"

"Tentu saja, Toaya. Aku juga

mengucapkan terima kasih bahwa Toaya telah

berbuat baik begitu banyak terhadapku,

sampai rasanya aku tak percaya...,"

"Bukan terlalu banyak, tetapi malahan

terlalu sedikit dari yang seharusnya kau

terima...."

"Apa maksud Toaya?"

"Eh....tidak apa-apa. A-beng, kau mau

menceritakan

tentang....tentang....keluargamu?"

"Ah, Toaya, itu hanya kisah yang

seharusnya sudah dikuburkan dan tak perlu

diungkit-ungkit lagi. Aku sudah menerima roda

perjalanan hidupku dengan ikhlas. Malahan

bersyukur, dalam penderitaanku aku

menemukan banyak orang-orang yang sayang

kepadaku, sahabat-sahabat yang bersikap

tulus dan tidak memandang rendah seorang

anak tanpa bapak semacam aku ini. Aku

merasa sangat beruntung, Toaya."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1140

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tapi aku mohon, ceritakan

keluargamu..."

Kata "mohon" itu mendapat tekanan

suara yang membuat Liu Beng tak mampu

menolak. Dalam hati ia merasa heran juga,

buat apa sang pendekar yang sakti, terhormat

dan kaya-raya ini menyelidiki asal-usul seorang

kacung tak ternama seperti dirinya?

"Toaya, keluarga satu-satunya bagiku di

dunia ini hanyalah seorang ibu yang

melahirkanku. Seorang perempuan melarat

penjual kayu bakar di desa Hek-bok-tin di Ou
lam, yang meninggalkan aku untuk selama
lamanya ketika aku berusia delapan tahun... "

"Dan ayahmu?"

Liu Beng mengerutkan alisnya ketika

mendengar pertanyaan yang tidak ingin

didengarnya dan tidak ingin dijawabnya itu.

Namun terhadap majikan barunya yang begitu

berbudi, dia harus menjawabnya juga, "Aku

tidak tahu siapa namanya, ibupun tidak pernah

menyebut namanya, ia hanya menangis setiap

kali kutanyakan itu. Tapi dari tetangga
tetangga ibuku, aku sering mendengar ucapan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1141

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang memanaskan telinga, katanya aku ini

adalah anak haram dari seorang lelaki tak

bertanggung-jawab yang menghamili ibuku lalu

pergi begitu saja. Ibuku juga dicaci sebagai
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuan murahan yang begitu gampang

menyerahkan kehormatan kepada seorang

lelaki pengembara. Kemudian...eh, Toaya,

apakah kau kurang enak badan?"

Liu Beng berhenti menutur dan

bertanya demikian, sebab dilihatnya Sebun

Him pucat sekali wajahnya, beberapa butir

keringat membasahi keningnya, dan tangannya

berpegang kuat-kuat pada tepi pembaringan,

seolah-olah ada gempa bumi yang akan

melemparnya jungkir-balik.

"Tidak....tidak apa-apa...", Sebun Him

bersuara tenang. "Apakah kau benci kepada

lelaki yang mempermainkan ibumu itu, A
beng?"

Liu Beng menggelengkan kepala.

"Tidak. Kesalahan ada pada kedua plhak, aku

tidak adil kalau hanya menyalahkan lelaki itu

tanpa menyalahkan ibuku yang bersikap

lemah. Aku hanya ingin mendapat kesempatan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1142

Rewriter & Pdf Maker : OZ

satu kali saja melihat tampang lelaki yang

tidak menghormati kehormatan wanita itu..."

"...dan memanggilnya 'ayah'?"

"Tidak, buat apa? Melihat satu kali saja

sudah berlebihan. Lelaki yang hanya bisa

menghadirkan seorang jabang bayi ke dunia,

apa hebatnya? Asal kelaminnya normal, semua

juga bisa, tetapi kejantanan juga diukur dari

rasa tanggung-jawabnya. Dia tidak

bertanggung-jawab sama sekali, dia pengecut

besar! Aku tidak berhutang apa-apa

kepadanya, sebab yang memelihara dan

mendidik aku malah orang lain".

Dalam geramnya, Liu Beng telah

mengucapkan kata-kata kasar itu.

Sedangkan Sebun Him merasa hatinya

tertusuk, di dalam hatinya dia menjerit

membela diri, "Tapi perempuan itu juga harus

paham bahwa aku punya cita-cita tinggi.

Perempuan yang tidak memahami ini, hanya

mengharapkan kebahagiaan diri sendiri dan

keluarganya sendiri, akan menjadi belenggu

bagi lelaki yang bercita-cita setinggi langit.

Karena kau tidak memahami ini, A-heng, maka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1143

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kau kutinggalkan dengan jabang bayi di

perutmu...."

"Toaya, kau pucat sekali", suara Liu

Beng menyeret Sebun Him kembali ke dunia

nyata. "Apakah Toaya benar-benar sehat?"

"Aku...aku hanya kurang tidur, A
beng..."

Sesaat ruangan itu sunyi, hanya dengus

napas Sebun Him yang terdengar berat,

diperhatikan oleh Liu Beng dengan perasaan

heran campur cemas.

Sebun Him menghitung-hitung apa

yang sudah dicapainya dengan perjuangan

gigihnya selama bertahun-tahun. Kehormatan

besar di dunia persilatan, usaha dagangnya

yang beranak cabang di seluruh pelosok negeri

dan setiap tahun mengalirkan jutaan keping

emas ke kantongnya, dan itu masih belum

memuaskannya. Dia ingin bermain pula di

panggung kekuasaan, dengan merintis

hubungan dengan Tit-hun-ong In si yang

menjanjikan akan mengangkatnya sebagai

Gubernur Siam-sai kalau pangeran itu berhasil

naik tahta. Untuk itu, seorang perempuan desa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1144

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan bayi dalam kandungannya telah

ditinggal begitu saja. Ia kawin dengan seorang

gadis anak tunggal seorang hartawan besar,

gadis yang kemudian memberinya Sebun

Hiong dan Sebun Giok, mewarisi dan

mengembangkan kekayaan mertuanya sampai

menjadi usaha dagang raksasa yang bagaikan

mercusuar. Bayi dalan kandungan perempuan

desa itu dilupakannya. padahal bayi itu adalah

darah dagingnya sendiri, seperti juga Sebun

Hiong dan Sebun Giok.

Tiba-tiba Sebun Him mengulur

sepasang tangannya dan memeluk Liu Beng

erat-erat. "Kasihan kau, nak. Aku mohon,

tinggallah terus di rumah ini, agar bisa ikut

menikmati masa depan yang gemilang sebagai

tebusan atas kesalah....eh, penderitaanmu di

masa lalu..."

Sikap Sebun Him yang luar biasa itu

membuat Liu Beng berpikir dengan curiga,

"Aneh benar sikap Toaya ini. Jangan-jangan

...dia adalah ...ah, tidak mungkin. Lelaki itu

adalah seorang pengecut, sedang Sebun Him

adalah seorang satria sejati dunia persilatan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1145

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang bahkan berani menentang Hek-eng-po

terang-terangan..."

Sebun Hm sendiri sudah tergoda untuk

membeberkan semua rahasia kepada Liu Beng,

ya, hampir tak kuat menahan luapan kasih

sayang bercampur rasa bersalahnya. Tapi

....tiba-tiba ia ingat isterinya yang masih

menguasai sebagian besar hartanya atas nama

mertuanya, bagaimana kalau isterinya yang

pemarah itu tahu bahwa dirinya punya anak

dari perempuan lain? Dia juga punya nama

baik. Bagaimana kalau dunia persilatan yang

mengenalnya sebagai pendekar agung itu

tahu-tahu mendengar bahwa sang pendekar

agung ternyata punya seorang anak di luar

nikah? Tidakkah namanya akan dicemoohkan

orang? Tidakkah usaha dagangnya akan
terganggu?

Beberapa saat Sebun Him merasakan

pertentangan batin dalan dirinya. Perempuan

desa yang dltinggalkannya dianggap belenggu

penghalang cita-citanya. Dikejarnya

kehormatan, kejayaan, kemasyhuran,

kemenangan, tapi tidakkah itu juga

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1146

Rewriter & Pdf Maker : OZ

belenggunya? Untuk menceritakan kebenaran

kepada darah-dagingnya sendiri harus

dipertimbangkan dari segala segi, dan akhirnya

memutuskan untuk tutup mulut...

"Baiklah, Toaya", terdengar Liu Beng

menyahut. "Kalau aku berada terus di rumah

ini, aku tidak ingin menjadi seperti

gelandangan di penampungan. Akupun akan

bekerja, dan berdiri di atas kakiku sendiri,

tidak ingin mendapatkan yang serba gratis".

Ada keangkuhan terselip dalam kalimat

itu. Liu Beng memang pernah berpakaian

seperti gelandangan, tapi tidak pernah berjiwa

gelandangan.

Sebun Him mengangguk memaklumi.

"Kerja keras, makan hasil keringat sendiri,

memang kebanggaan bagi laki-laki," katanya

sambil menepuk pundak Liu Beng dengan

hangat. "Baiklah, gajimu akan aku tambah..."

"Jangan Toaya, yang wajar saja. Tidak

usah ditambah lagi, sebab mendapat bayaran

yang melebihi kemampuan sama saja dengan

menumpang hidup kepada orang lain,

meskipun dengan cara yang tidak kentara".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1147

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Bukan main, anak ini", Sebun Him

mendesah dalam hati. Rasa bangga dirinya

malah melebihi Liu Jing-yang meskipun Liu

Jing-yang mengenyam pendidikan yang lebih

baik, bahkan...agaknya...juga melebihi aku di

masa mudaku"

Dia ingat dirinya ketika masih muda,

bagaimana dia meninggalkan pergurunnya di

Hoa-san-pai dengan kebanggaan yang meluap
luap, sampai ingin mengalahkan Tong Lam
hou dan Pakkiong Liong yang jaman itu juga

merupakan bintang-bintang muda dunia

persilatan. Namun akhirnya dia bertekuk lutut

kepada seorang gadis yang harta-kekayaannya

menggunung, sampai sekarang....

Sebun Him melangkah keluar dari

kamar itu dengan langkah terasa berat. diantar
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pandangan mata Liu Beng yang masih belum

hilang rasa herannya. Semua yang terjadi

rasanya sulit dikunyah dengan akal sehat.

**OZ**

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1148

Rewriter & Pdf Maker : OZ

BAGIAN DUAPULUH SATU

Sisa malam itu dilewati oleh Liu Beng

dengan tidur yang gelisah. Dan ketika ia mulai

merasa mengantuk, justru pagi hari sudah tiba

dan suasana ruma Keluarga Sebun mulai

hidup.

Suara ketukan halus terdengar di pintu

kamarnya, dan suara si A-cui yang lembut

pula, "Huciangkui, apakah perlu kami siapkan

sarapan pagi dan air hangat untuk mandi

Huciangkui sekarang?"

Liu Beng menjawab, "Nanti saja, A cui,

setelah matahari agak tinggi, aku akan berlatih

silat dulu...."

"Baiklah, Huciangkui". Langkah-langkah

di luar pintu terdengar menjauh.

Masih berbaring santai di tempat

tidurnya, Liu Beng menyeringai sendiri dan

berkata sendirian pula, "Aku.; ucapkan selamat

kepadamu, Liu Huciangkui, tidak pernah kau

impikan nasibmu akan berubah menjadi sebaik

ini bukan?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1149

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lalu ia mendorong jendela terbuka,

supaya udara segar pagi hari masuk ke

kamarnya yang luas itu. Dengan bertelanjang

dada dia mulai melatih gerak-gerak silatnya,

sesuai dengan pesan ayah-angkatnya, Hong

Thai-pa, yang mengumpamakan ilmu silat yang

tak pernah dilatih seperti pisau yang tak

pernah dibersihkan dan diasah sehingga

berkarat dan tumpul.

Liu Beng mulai dengan jurus-jurus

tangan kosong Ki-lian-pai yang

mengingatkannya kepada pelatihnya yang

cantik di Ki-lian-san, Auyang Siau-hong.

Pukulan-pukulan Ki-lian-pai itu terasa makin

cepat dan mantap setelah mendapat petunjuk

ilmu pernapasan dan cara menyalurkan tenaga

dari ayah-angkatnya.

Lalu dilatihnya sepasang tongkat

besinya, dalam sepuluh jurus ajaran si Gajah

Gemuk Pemabuk Hong Thai-pa. Sepuluh jurus

dari sepasang tongkat gergajian sumbu roda

kereta rongsokan, namun ternyata pernah

mengirim tiga nyawa dari Jai-mo-sam-long

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1150

Rewriter & Pdf Maker : OZ

(tiga serigala berbulu coklat) ke pangkuan

leluhur mereka.

Maka dalam kamar yang luas itu seolah

timbul prahara kecil ketika Liu Beng melatih

jurus-jurusnya yang bertenaga. Kain kelambu

dan lukisan-lukisan kertas yang tergantung di

tembok sampai bergoyang-goyang terkena

angin gerakannya.

Ketika salam hangat sang surya

menjumpainya lewat jendela, ketukan di pintu

terdengar lagi bersama suara A-cui

"Huciangkui...." Liu Beng menghentikan

latihannya dan mengelap tubuhnya yang mandi

keringat dengan sehelai handuk kecil.

"A-cui?"

"Huciangkui, matahari sudah naik.

Apakah air hangat dan sarapannya boleh aku

siapkan sekarang?"

"Baiklah. Pintu tidak dipalang",

Terdengar suara A-cui bicara kepada

orang lain, lalu pintu didorong terbuka, dua

pegawai lelaki menggotong sebuah tong yang

kemudian diisi air hangat dari belasan tong

yang lebih kecil seperti kemarin. Muncul pula

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1151

Rewriter & Pdf Maker : OZ

A-cui dan A-loan dengan macam-macam

perlengkapan mandi, dan segalanya

berlangsung seperti kemarin pula. Yang tidak

ada sekarang hanyalah daki tebal yang

menempel di kulit Liu Beng serta kutu-kutu

rambut yang bergembira ria di kulit kepala Liu

Beng. Sekarang Liu Beng benar-benar

Huciangkui dari Keluarga Sebun yang

terhormat.

Hanya saja Liu Beng belum sampai hati

mencopot celana kolornya di hadapan gadis
gadis itu, dia mencebur ke air hangat bersama

celananya, lalu dibiarkannya dua pasang

tangan lembut milik A-cui dan A-loan merayap
rayap di seluruh tubuhnya seperti empat ekor

ular yang nakal. "Aku merasa diriku seperti

seorang bayi raksasa...." Liu Beng berkedip
kedip dengan nikmatnya.

Setelah berpakaian rapi , lalu perutnya

yang kosong kedatangan tamu berupa irisan
irisan daging bebek panggang dibungkus daun

bawang yang harum. Setelah itu siaplah ia

menyongsong hari pertama dalam tugasnya

sebagai Huciangkui Keluarga Sebun.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1152

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tugasnya tidak berat, hanya berkeliling

sambil mengawasi kerja para pegawai,

menunjukkan hal-hal yang kurang beres

dikerjakan, dan kadang-kadang menggulung

lengan baju untuk ikut membereskan dengan

kedua tangannya sendiri. Liu Beng tidak ingin

membiarkan sepasang tangannya menjadi

tangan-tangan yang malas dan manja untuk

pekerjaan-pekerjaan kasar.

Langkah Liu Beng setiap kali berhenti

untuk membalas pegawai-pegawai yang

membungkuk hormat kepadanya. Lama-ama

Liu Beng merasa menjadi Huciangkui kurang

enak juga, pinggangnya mulai pegal karena

terlalu sering membungkuk. Akhirnya

bungkukannya sekedarnya saja, lalu hanya

mengangguk, dan akhirnya hanya menyeringai

saja.

Tapi ketika lewat taman belakang,

langkahnya benar-benar terhenti melihat

Sebun Hiong dan Liu Jing-yang tengah berlatih

silat di bawah siraman cahaya matahari pagi,

sedangkan Sebun Giok duduk bercucuran

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1153

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keringat di pinggir arena sambil memangku

pedangnya. Agaknya habis berlatih pula.

Liu Beng melihat bagaimana Sebun

Hiong yang bertubuh tegap dan tinggi itu

bertarung garang dan kuat mirip seekor

beruang yang sedang marah. Semua

gerakannya, terutama telapak tangannya,

bergerak cepat dan mantap serta terarah,

mengalir seperti bungkah-bungkah batu

raksasa menggelinding dari puncak gunung

yang longsor. Setiap langkah kakinya juga

mengandung perangkap.

Liu Beng melihat Liu Jing-yang

melawannya dengan jurus-jurus ajaran

keluarga Liu, dicampur jurus-jurus keluarga

Sebun yang tidak terlalu matang, dicampur lagi

dengan jurus-jurus aneh entah dari mana yang

tidak dikaletahui Liu Beng. Di Liu-keh-chung

dulu Liu Beng pernah mengagumi majikan

mudanya ini. tapi sekarang ia melihat gerakan
qerakan Liu Jing-yang itu kurang mantap.

Memang cepat, dan penuh gerak kembangan

yang indah, tapi kurang berguna. Ia seperti

seorang penari yang dihadapkan kepada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1154

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seekor beruang yang mengamuk. Terdesak

terus, dan perlawanannya berakhir ketika kaki

Sebun Hiong menyapu kuda-kudanya sehingga

Liu Jing-yang roboh terkapar.

"Suheng terlalu hebat, aku belum

sanggup menandingi", Liu Jing-yang bangkit

sambil mengebas-ngebas pakaiannya yang

menjadi kotor dilekati debu. Ketika melihat Liu

Beng menontonnya di pinggir lapangan, Liu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jing-yang menjadi kurang senang dan

membentaknya seperti membentak anjing,

"He, apa yang kau tonton? Ini bukan

urusanmu, cepat pergi! Kacung tolol!"

Liu Beng memberi hormat tanpa

menyebut sepatah katapun, lalu membalik

badannya dan pergi. Namun dalam hati ia

menggerutu,

"Siauya Liu Jing-yang masih saja belum

meninggalkan sifat-sifatnya sebagai tuan muda

besar kepala seperti ketika di Liu-keh-chung

dulu. Padahal saat ini, tidak sampai duapuluh

lima pukulan saja aku pasti bisa

merobohkannya."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1155

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun belum jauh melangkah, kuping

Liu Beng sempat menangkap kata-kata Sebun

Hiong yang mengejutkannya,

"Sute, kau memang belum matang

dalam pukulan-pukulan ajaran ayah, tetapi

jangan kecil hati sebab kau memang berguru

belum sampai satu bulan. Hanya, sebaiknya

tidak usah lagi menggunakan jurus-jurus liar

dari gulungan kulit keluarga Liu itu..."

Dua patah kata "gulungan kulit" itulah

yang membuat Liu Beng terkejut bukan main.

Benda itulah yang membuat Liu-keh-chung

tercerai-berai, membuat seorang pendekar

terhormat seperti Ko Jun-lim menjadi seorang

kakek yang tega mengorbankan cucu

perempuannya sendiri untuk sekedar

mendapat keterangan dari Liu Beng tentang

gulungan kulit itu. Terakhir kali Liu Beng

melihat benda itu ialah ketika ia dipanggil

masuk ke ruang rahasia oleh Liu Hok-tong,

waktu itu bersama Liu Tek-san.

Gulungan asli diserahkan kepada Liu

Tek-san, yang palsu kepada Liu Beng untuk

mengalihkan perhatian orang-orang yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1156

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengincar benda itu. Tapi kemudian Liu Tek
san diketemukan sudah terbunuh dan

gulungan kulitnya lenyap. Waktu itu semua

orang Liu-keh-chung, termasuk Liu Beng,

menduga orang hek-eng-po lah yang

membunuhnya. Tapi ketika pihak Hek-eng-po

mencegat rombongan Liu-keh-chung di dekat

Ki-lian-san dan masih juga menanyakan

tentang gulungan kulit itu, Liu Beng heran.

Lalu siapa yang mengambilnya dari tubuh Liu

Tek-san?

Tidak mungkin Hek-eng-po hanya

membunuhnya dan tidak menggeledah

tubuhnya. Jantung Liu Beng berdegup keras,

siapa yang membunuh Siauya Liu Tek-san?

benarkah orang Hek-eng-po? atau... atau...Liu

Jing-yang sendiri?"

Jarak Liu Beng dengan tiga orang muda

yang bercakap-cakap itu sudah hampir

duapuluh langkah. Bagi kuping biasa, tak

mungkin menangkap percakapan lirih dalam

jarak sejauh itu dan menentang angin pula.

Tapi Liu Beng sudah mendapat ajaran lwe-kang

dari ayah-angkatnya, sehingga panca
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1157

Rewriter & Pdf Maker : OZ

inderanya pun tajam sekali. Semua kata-kata

Liu Jing-yang bisa didengarnya jelas, sepatah

kata demi sepatah kata. Lalu ia pura-pura

berjongkok memeriksa sebuah rumpun bunga,

dan kupingnya ditajamkan.

Sebaliknya Liu jing-yang bicara

seenaknya karena mengira Liu Beng tetap aja

si kacung tolol berilmu rendah yang ditemukan

kakeknya sebagai gelandangan cilik di pinggir

jalan dulu. "Suheng, meskipun kakekku

menyerahkan gulungan kulit itu kepadaku

untuk membalas dendam kepada Hek-eng-po,

karena aku adalah cucu tertua yang

dipercayainya, tapi jurus-jurus dalam gulungan

kulit itu bukan jurus-jurus keluarga Liu. Ilmu

keluarga Liu adalah aliran bersih, sedang jurus

dalam gulungan kulit itu adalah ilmu liar.

Kakekku mendapatkannya secara tidak

sengaja, ketika di masa mudanya membunuh

seorang tokoh golongan hitam".

Darah Liu Beng mendidih mendengar

kalimat "kakekku menyerahkan gulungan kulit

kepadaku" itu. Terbayang kematian

menyedihkan dari Liu Tek-san yang mayatnya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1158

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sampai dikerumuni semut, terbayang pula

keluarga Sebun yang bersikap baik itu bakal

dimasuki. seekor "musang berbulu ayam"

semacam Liu Jing-yang, meluaplah darah Liu

Beng. Liu Jing-yang memang bekas

majikannya, tetapi bukankah Liu Tek-san juga

majikannya yang mati penasaran?

Karena itulah Liu Beng tak sanggup

mengendalikan diri lagi, tiba-tiba ia bangkit

dan membentak, "Siauya Liu Jing-yang, kau

pendusta besar!"

Ketiga orang putera-puteri dan murid

Sebun Him itu terkejut, terutama Liu Jing-yang

yang tidak menduga kalau Liu Beng berhasil

menangkap kata-katanya dari jarak sejauh itu.

Sesaat mukanya pucat karena kaget dan kuatir

rahasia kejahatannya akan terbongkar, namun

kemudian berubah menjadi merah padam

karena marahnya.

"A-beng, kau ini cuma sorang jongos,

lancang benar berani nguping pembicaraan

kami dan malah menuduhku berdusta!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1159

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kebohongan tetap kebohongan, tidak

boleh diselubungi menjadi seolah-olah

kebenaran!" bantah Liu Beng yang juga marah.

"Kurang ajar! Ketika kau nyaris

mampus kelaparan, keluarga siapa yang

memungutmu dari emperan toko, memberimu

pakaian, makanan dan tempat berteduh?

sekarang kau berani melawan aku?!"

"Justru karena Loya Liu Hok-tong

menanam budi begitu besar terhadapku, aku

harus mempertaruhkan nyawaku untuk

melaksanakan pesan-pesannya. Gulungan kulit

itu dengan mata kepalaku sendiri aku lihat

diserahkannya kepada Siauya Liu Tek-san,

bukan kepadamu! Kenapa Siauya Liu Tek-san

mati, gulungan kulitnya hilang, dan tahu-tahu

ada padamu? Kalau kau tidak bisa menjelaskan

ini dengan meyakinkan, susah menqhapus

kecurigaan terhadapmu, Siauya!"

Lalu kepada Sebun Hiong, Liu Beng

berkata, "Sebun Siauya, aku bersikap begini

untuk menjaga jangan sampai Keluarga Sebun

yang terkenal bersih dan terhormat ini disusupi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1160

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seorang pembunuh gelap yang

menyembunyikan rencana keserakahannya!"

Keruan saja Liu Jing-yang semakin

berkeringat dingin ketika mendengar Liu Beng

bicara semakin berani.

Cepat-cepat ia berkata kepada Sebun

Hiong pula, "Jangan dengarkan kacung yang

pintar bohong itu, Suheng. Sejak di Liu-keh
chung memang dia sudah tidak suka kepadaku

karena aku sering merintangi maksud

jahatnya. Ia sekarang sengaja menyusul aku

untuk memfltnah dan mengadu domba kita,

meskipun berpura-pura menunjukkan sikap

seolah setia kepada pesan kakekku...."

"Betul, koko!" Sebun Giok yang tengah

dimabuk cinta kepada Liu Jing-yang itupun

mendukung Liu Jing-yang. "Liu Sute adalah

adik seperguruanmu sendiri, dan kacung

gembel itu baru kita ketemukan kemarin di

pinggir jalan, tidak bisa dipercaya! Biar aku

mengusirnya sekarang juga...."

Dan sekali Sebun Giok bilang hendak

mengusirnya, diapun langsung bertindak tanpa

menunggu siapapun juga. Sepetak kecil pohon

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kolektor E-Book 1161

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bunga langsung dilompatinya dengan lincah,

pedangnya berkeredep dan ujungnya langsung

menikam tenggorokan Liu Beng dengan

gerakan Giok-li-coan-ciam (bidadari melempar

jarum). Demi kekasihnya, Sebun Giok bukan

hanya ingin mengusir Liu Beng ke luar rumah

keluarga Sebun, tapi bahkan langsung ke

akherat pula. Liu Jing-yang bersorak dalam

hati.

Sedangkan Sebun Hiong berteriak

dengan gugup, "A-giok, jangan!" Tapi ujung

pedang adik perempuannya itu sudah tinggal

berjarak seujung jari dari leher Liu Beng...

Hanya saja, jarak yang tinggal seujung

jari itu tak bisa diselesaikan oleh Sebun Giok,

meskipun ia telah mendorong pedangnya

sekuat tenaga. Liu Beng dengan kuda-kuda

yang kokoh telah berhasil menggunakan

sepasang telapak tangannya demikian tepat

dan cepat untuk menjepit batang pedang

Sebun Giok. Begitu kuatnya sehingga pedang

itu seolah tertindih bukit batu yang kokoh kuat,

padahal Sebun Giok sendiri meskipun seorang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1162

Rewriter & Pdf Maker : OZ

gadis namun puteri Sebun Him yang mendapat

didikan silat sejak kecil. Kini toh tak berdaya...

Sebun Hiong dan Liu Jing-yang terkejut

melihat cara pembelaan diri Liu Beng itu. Itulah

cara yang luar biasa. Liu Jing-yang melongo

melihat bekas kacungnya yang sering

diremehkannya itu ternyata mampu berbuat

demikian, sedang dirinya saja merasa belum

sanggup berbuat serupa, meskipun pernah

mempelajari gulungan kulit itu sebagian isinya.

Saat itu Sebun Giok bukan lagi

mendorongkan pedang untuk menusuk leher

Liu Beng, tapi menariknya sekuat tenaga, dan

justru saat itulah Liu Beng melepaskan

jepitannya sehingga Sebun Giok terhuyung
huyung mundur, dan merusakkan beberapa

pohon bunga yang diinjaknya.

"Maaf, siocia..." Liu Beng membungkuk

hormat kepada Sebun Giok. "Sikapku

barangkali kau anggap tidak tahu adat, namun

aku hanya ingin membeberkan agar keluarga

Sebun jangan sampai tertipu.

Dengan wajah pucat dan merah padam

bergantian, Sebun Giok berjalan ke samping

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1163

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kakaknya dan Liu Jing-yang. "Koko, Liu Sute,

kalian harus membalaskan penghinaan yang

telah dilakukan jembel kotor itu terhadapku..."

Lalu senjata kaum wanita sedunia pun

diperagakan, air mata.

Sesungguhnya Liu Jing-yang sendiri

ingin mencekik remuk leher Liu Beng, namun

setelah tadi melihat kehebatan Liu Beng, iapun

menjadi keder sendiri. Ia belum tentu mampu

menindak Liu Beng dengan tangannya sendiri,

maka ia harus "pinjam tangan" Sebun Hiong.

"Suheng, kacung ini berdusta. Coba

pikirkan, mungkinkah kakekku yang sangat

merahasiakan gulungan kulit itu

menyerahkannya kepada adik-misanku LiuTek
san dengan dihadiri orang ke tiga? Apalagi

orang ke tiga itu hanya jongos macam dia?

Mustahil bukan? Dan lihatlah sekarang sikap

kurang-ajarnya kepadaku dan kepada A-Giok.

Kalau dibiarkan saja, dia akan semakin kurang

ajar di kemudian hari, karena sudah wataknya

yang tidak tahu membalas budi!"

Sebun Hiong juga punya pendirian,

bukan seorang yang mudah digiring atau

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1164

Rewriter & Pdf Maker : OZ

diperalat semaunya. Ia tidak dapat

mengingkari perasaannya,bahwa terhadap Liu

Beng yang baru sehari di rumahnya, ia merasa

lebih suka daripada kepada Liu Jing-yang yang

sudah sebulan di rumah dan menjadi adik

seperguruannya. Semakin lihai Liu Jing-yang

menunjukkan kemahiran silat lidahnya,

semakin waspada Sebun Hiong kepadanya.

Sedang Liu Beng lugu itu malah menimbulkan

simpatinya.

Karena itu, kemudian Sebun Hiong

menghentikan penyerocosan Liu Jing-yang

dengan suara tegas, "Sudahlah, Sute. Kalau

ucapan A-Beng tidak benar, anggap saja angin

lalu, kenapa kau jadi kelabakan seperti kakek
kakek kebakaran jenggot?"

Dalam kalimat pendek itu malahan

terkandung pembelaan untuk Liu Beng, seolah

Sebun Hiong secara halus mengatakan bahwa

ucapan Liu Beng cukup beralasan sehingga Liu

Jing-yang menangkis ucapannya dengan

kelabakan.

Liu-Jing-yang bungkam seketika,

namun dalam hati kuatir bukan main kalau Liu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1165

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Beng mengoceh lagi panjang lebar,

menceritakan segala tingkah lakunya di Liu
keh-chung dulu, bagaimana Liu Jing-yang

memperkosa dan menghancurkan pasangan Ui

Kiong dan Yo Kim-hua hanya karena mereka

dianggap "kurang hormat" kepadanya? Dan

masih segudang kebusukan Liu Jing-yang yang

diketahui jelas oleh Liu Beng yang saat itu tak

berdaya mencegahnya. Liu Jing-yang

merasakan benar bahwa rencana-besar yang

tengah disusunnya dalam Keluarga Sebun,

terancam oleh kehadiran Liu Beng di tempat

itu.

"Suheng, A-beng sudah begitu kurang

ajar dan dia adalah orang Keluarga Liu,

ijinkanlah aku menghukumnya dengan

wewenang dari keluarga Liu, tanpa campur

tangan orang luar!" akhirnya Liu Jing-yang

nekad. Ia sadar, bahwa Liu Beng sekarang

bukanlah seekor kelinci hina yang bisa

disembelih begitu saja, namu Liu Jing-yang

berharap jurus-jurus ganasnya yang dipelajari

dari gulungan kulit itu akan berhasil

membungkam mulut bekas kacungnya itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1166

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun lagi-lagi Sebun Hiong menjadi

batu penghalang yang tak tertembus.

"Sekarang Liu Beng adalah Huciangkui dari

keluarga Sebun, bukan orang keluarga Liu lagi.

Ingatlah itu Sute".

Liu Jing-yang menyumpahi dalam hati

agar delapanbelas geledek menimpa kepala

kakak seperguruannya itu. Ia bungkam, namun

ganti Sebun Giok yang bicara, "Kalau begitu,

biarlah aku sebagai puteri keluarga Sebun

yang akan membunuhnya, membalas

penghinaannya kepadaku tadi!"

"A-Giok, kalau seorang yang

tenggorokannya hendak ditusuk pedang lalu

membela diri itu namanya penghinaan? Aku

rasa tadi A-beng sudah bersikap hormat

kepadamu sebagai puteri ayah, ataukah rasa

hormat itu harus diwujudkan dengan

menjulurkan lehernya sendiri ke ujung

pedang?"

Sebun Giok membanting-banting kaki

dengan jengkelnya. "Koko, sikap yang kau

tunjukkan ini membuat gembel hina itu akan

menjadi besar kepala! Kalau pegawai-pegawai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1167

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lain kelak mengikuti sikapnya, tata-tertib

keluarga ini akan hancur berantakan! Ia harus

dibunuh!"

"Aku tidak membelanya membabi-buta,

hanya menganjurkan Liu Sute tidak usah

terpengaruh obrolannya. Kelak aku sendiri

yang akan mengajari tata-tertib kepadanya."

Lalu Sebun Hiong menoleh kepada Liu

Beng dan berkata dengan tegas, "Pergilah. Lain

kali jangan lancang menguping pembicaraan

kami, apalagi ikut bicara dan menuduh

sembarangan!"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hampir saja Liu Beng berteriak

membantah bahwa ia tidak menuduh

sembarangan, namun ia tidak ingin membuat

Sebun Hiong kehilangan muka. Karena itulah ia

mengangguk hormat kepada Sebun Hiong dan

berkata, "Baiklah, aku minta maaf bahwa aku

telah mengganggu latihan Siauya dan Siocia".

Kepada Sebun Giok dia mengangguk

sedikit, dan tidak sama sekali kepada Liu Jing
yang. Hatinya sedih bahwa cucu Liu Hok-tong

"dewa penolong"nya yang amat dihormati itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1168

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ternyata bermartabat semacam itu. Lalu ia

berlalu.

Ketika Liu Beng sudah menghilang,

berkatalah Liu Jing-yang, "Aku memang tidak

bisa lagi bertindak atas A-beng yang sudah

menjadi Huciangkui Keluarga Sebun, tapi

apakah ia akan dibiarkan menyebar fitnah

semaunya atas diriku?"

"Sudahlah, Sute", kata Sebun Hiong.

"Nanti aku yang menegurnya. Yang penting

kita lanjutkan latihan, pertemuan segitiga di

Siong-san sudah dekat. Aku akan mewakili

ayah menguji ilmu silat dengan murid-murid

andalan Siau-lim-pai dan Hwe-liong-pang."

Liu Jing-yang meladeninya dengan

ogah-ogahan, membuat Sebun Hiong merasa

tidak enak pula. Akhirnya ia biarkan saja Liu

Jing-yang dan Sebun Giok mengundurkan diri,

dan ia berlatih sendirian sampai hampir tengah

hari. Sekilas timbul pikiran Sebun Hiong untuk

memanggil Liu Beng dan dijadikan kawan

latihan yang tentu memadai, bahkan lebih

memadai dari Liu Jing-yang yang tidak terlalu

becus itu, namun lalu dibatalkannya sendiri. Ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1169

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tidak mau hubungannya dengan Liu Jing-yang

jadi terganggu kalau hal itu diketahui Liu jing
yang.

Ia dengar Siau-lim-pai punya seorang

jago muda andalan yang bernama Si Liong-cu,

mahir ilmu tangan kosong maupun senjata

Siau-lim-pai yang termasyhur, yaitu toya.

Sedang Hwe-liong-pang punya juga seorang

jago muda yang bukan lain adalah putera

Ketua Hwe-liong-pang sendiri, Tong Gin-yan.

Meskipun pertemuan segitiga itu hanya

pertemuan persahabatan, namun Sebun Hiong

berlatih serius untuk menyongsongnya, sebab

ia tidak ingin membuat nama keluarganya

merosot pamornya di pertemuan nanti.

Malam harinya, ketika Liu Beng sudah

hampir tidur dengan perut yang kenyang,

mendadak pintunya diketuk. Ketukannya agak

kasar, jelas bukan A-cui atau A-loan yang

mengetuknya. Ia membukakan pintu

kamarnya, dan melihat yang berdiri di depan

pintu adalah Liu Jing-yang.

Sesaat suasana canggung muncul di

tara dua orang muda yang dulu merupakan si

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1170

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tuan muda dan si kacung, gara-gara

perselisihan siang tadi. Namun kemudian Liu

jing-yang memaksa diri unuk bersikap ramah,

"A-beng, bolehkah aku masuk untuk berbicara

denganmu?"

Kalau biasanya ia berkata kepada Liu

Beng dengan nada memerintah, melarang atau

mencemooh, maka inilah untuk pertama kali

dia berbicara dengan nada memohon.

Bagaimanapun juga Liu Beng tak bisa

bebas dari pengaruh masa lalu. Terpaksa iapun

menyingkir dari pintu dan berkata, "Silahkan,

Siauya..."

"Malam sudah selarut ini, kau belum

tidur juga, A-beng?" Liu Jing-yang berusaha

mempengaruhi Liu Beng dengan sikap

ramahnya. Ia sudah duduk di kursi.

"Apa yang hendak siauya bicarakan?"

sahut Liu Beng kaku, gambaran mayat Liu Tek
san belum lenyap dari benaknya dan ia

mencurigai orang yang duduk di hadapannya

itu.

"A-beng, tentang perselisihan kita di

taman belakang tadi siang itu..." Liu Jing-yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1171

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berpikir sejenak, lalu melanjutkan, "Rasanya

tidak seorangpun dari kita berdua yang patut

disalahkan dan harus minta maaf. Itu hanya

kesalah-pahaman dan bukan kesalahan

siapapun. Aku bisa memahami kau begitu

marah, sebab kau sangat setia kepada Liu Tek
san. Tapi kaupun harus berusaha memahami

aku, sebab akupun marah tiba-tiba dituduh

melakukan apa yang tidak pernah aku

lakukan..."

Liu Beng bungkam dengan wajah

dingin.

Sedang Liu Jing-yang berhasil

menampilkan wajah yang seolah amat sedih,

bahkan matanya menjadi berkaca-kaca ketika

ia berkata. "Kematian Liu Tek-san membuatku

sedih juga, dan bukan aku yang

membunuhnya. Sejahat-jahatnya aku, mana

tega aku membunuh saudara sepupuku sendiri

hanya untuk gulungan kulit yang berisi

pelajaran silat liar itu?"

"Hem. lalu kenapa gulungan kulit yang

seharusnya ada di tangan Siauya Liu Tek-san

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1172

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu berpindah ke tanganmu?!" dengus Liu

Beng.

"Aku bersumpah, bukan aku yang

membunuhnya. Aku kira, piau-te (adik misan)

terbunuh oleh orang Hek-eng-po, namun pada

saat terbunuh itu dia tidak sedang membawa

gulungan kulit itu sehingga mereka gagal

mendapatkannya. Sedangkan aku..." Sesaat

Liu jing-yang memutar otak utuk mengarang

cerita yang meyakinkan, kemudian, "...aku

mendapat gulungan kulit itu dari tangan Ko

Jun-lim, ketua Pek-kiam-pai, pengkhianat itu!"

Sambil berkata demikian, Liu Jing-yng

memperhatikan wajah Liu Beng untuk melihat

bagaimana sikap kacung itu ketika mendengar

cerita bohongnya.

Ia lega ketika melihat Liu Beng nampak

sedikit mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi Siauya merebutnya dari tangan Ko

Jun-lim? Orang tua itu memang kaki tangan

Hek-eng-po yang menyusup ke Liu-keh-chung.

Di mana orang tua itu sekarang?"

Liu jing-yang pura-pura mengertak gigi

dan mengepalkan tinjunya, ia berbakat sebagai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1173

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pemain sandiwara ulung, dan Liu Beng

berbakat sebagai penonton yang baik.

"Orangtua itu? Hem, aku su ldah

membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri.

Boleh tanyakan kepada orang-orang Keluarga

Sebun kalau kau masih kurang percaya..."

Kalimat "boleh tanyakan keluarga

Sebun" itulah yang seperti angin yang

menyapu bersih sisa keraguan dan kecurigaan

Liu Beng terhadap Liu Jing-yang. Begitu

meyakinkan.

Tiba-tiba Liu Beng berlutut di depan Liu

jing-yang sambil berkata, 'Kalau begitu,

Siauya, aku bersalah telah menuduhmu. Aku

minta maaf, Siauya..."

"Syukurlah kalau kau mempercayainya"

, kata Liu Jing-yang. Pada saat Liu Beng

berlutut di depannya dengan kepala menunduk

itu, sebenarnya Liu Jing-yang tergoda untuk

melepaskan sebuah hantaman sekuat tenaga

ke jalan darah Pek hwe-hiat di ubun-ubun Liu

Beng, supaya "duri dalam daging" itu sekalian

musnah dan tidak mengganggu rencana
rencananya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1174
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1175

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun ingat bagaimana tadi siang Liu Beng

menjepit pedang Sebun Giok dengan mudah,

Liu Jing-yang jadi ragu-ragu sendiri.

Bagaimana kalau serangannya gagal? Akhirnya

Liu Jing-yang menindas kuat-kuat godaannya

itu, toh untuk sementara waktu Liu Beng bisa

"dijinakkan" dengan cerita bohongnya tadi.

Meskipun lain kesempatan ia berketatapan

untuk membinasakan Liu-Beng, namun

haruslah menunggu kesempatan yang benar
benar tidak ada kemungkinannya untuk

meleset seujung rambutpun.

Ia tidak ingin main untung-untungan

dengan rencana besarnya, semua tindakan

harus cermat diperhitungkan.

"Bangunlah, A-beng. Kau tidak

bersalah. Justru aku kagum dan berterima

kasih melihat kesetiaanmu yang begitu besar

kepada Kakek Liu Hok-tong dan keturunan
keturunannya...."

"Terima kasih, Siauya". Liu Beng sudah

bangkit kembali dan duduk di kursinya.

"Tetapi...kalau keluarga Sebun mengetahui

bahwa Siauya yang membunuh Ko Jun-lim,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1176

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kenapa tadi Siauya bohongi Sebun Kongcu

dengan mengatakan bahwa gulungan kulit itu

Siauya terima dari

kakek Liu Hok-tong..."

Diam-diam Liu Jing-yang memperigatkan diri

sendiri terhadap Liu Beng yang bertampang

tolol namun sebenarnya berotak tajam ini.

Menganggap bodoh Liu Beng sama saja dengan

melengahkan diri sendiri, begitu Liu Jing-yang

berseru dalam hati. Diapun menjawab,

"Memang keluarga Sebun hanya tahu akulah

yang membunuh Ko Jun-lim, namun tidak ku

beritahu tentang aku mengambil gulungan kulit

itu dari Ko Jun-lim. Ada alasan tertentu untuk

merahasiakan hal itu..."

Sesaat Liu Jing-yang mengerutkan

kening untuk mencari alasan yang tepat, lalu,

"Aku pikir pertentangan dan pengkhianatan

antar keluarga bukanlah sesuatu yang

membanggakan untuk diceritakan kepada

orang luar, betul bukan?"

"Tetapi terhadap Keluarga Sebun yang

telah menerima kita dengan tangan terbuka,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1177

Rewriter & Pdf Maker : OZ

apakah kita masih harus menganggapnya

sebagai orang luar?"

"Tidak", buru-buru Liu Jing-yang

berkata. "Itulah sebabnya gulungan kulit

pembawa malapetaka itu aku serahkan untuk

disimpan oleh Suhu Sebun Him, membuktikan

kebersihan hatiku bahwa aku sama sekali tidak

ingin memilikinya, apalagi kalau harus dengan

saling membunuh antar saudara sepupu. Tapi

kalau menyembunyikan sesuatu yang

memalukan dalan keluarga sendiri, itu sikap

wajar bukan?"

Begitulah, dengan jurus silat lidahnya,

sebentar saja Liu Jing-yang berhasil

menundukkan hati Liu Beng. Kini dalam

pandangan Liu Beng, sang bekas tuan muda itu

adalah malaikat yang suci bersih tak bernoda.

"Siauya, dari jauh aku menyusulmu

bukan sekedar untuk mendapat tempat

berteduh yang enak dan ongkang-ongkang

kaki seperti saat ini", "kata Liu Beng tina-tiba.

"Namun ada satu hal yang harus kukatakan

kepadamu".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1178

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Soal apa?" tanya Liu Jing-yang

berdebar-debar. Jangan-jangan pertanyaan
pertanyaan yang menyulitkan lagi?

"Siauya, maafkan kalau aku bicara

terlalu terus terang. Siauya sekarang ini alah

cucu lelaki satu-satunya dari keluarga Liu yang

masih ada, apakah pantas kalau Siauya hidup

enak di sini dan melupakan sakit hati keluarga?

Sedangkan aku yang hanya seorang kacung..."

"Aku mengerti, aku mengerti," Liu Jing
yang cepat menukas. "Dendam sakit hatiku

terhadap Hek-eng-po tidak akan pernah

kulupakan. Di sebuah kuburan ama, aku

pernah bertarung dengan orang-orang Hek
eng-po sehingga hampir mampus, untung saja

muncul beberapa pendekar yang

menyelamatkan nyawaku. Dan selama aku

berada di keluarga Sebun ini, kau pikir aku

enak-enak saja? Aku berlatih keras setiap hari

agar kelak dapat membalas dendam".

Liu Beng mengerutkan kening

mendengar itu. Berlatih keras? Berlatih keras

dengan cara bagaimana? Setiap haru Liu Jing
yang hanya latihan tidak lebih dari satu jam,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1179

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keluar keringat sedikit saja terus berhenti.

Waktunya lebih banyak digunakan untuk

keluyuran bertamasya atau berbelanja di kota

Se-shia bersama Sebun Giok, berbeda sekali

dengan cara Liu Benq latihan yang prihatin dan

bersungguh-sungguh sejak dari Ki-lian-san

dulu. Kalau cara berlatihnya macam Liu Jing
yang, entah berapa puluh tahun lagi baru bisa

mengalahkan orang-orang Hek-eng-po?

Namun Liu Beng saat itu merasa kurang

enak untuk mendesak dan menegur bekas tuan

mudanya itu, toh lain kali masih ada

kesempatan untuk mendorongnya agar latihan

lebih sungguh-sungguh. Sedang dalam dirinya

sendiri Liu Beng bertekad untuk melatih

ilmunya sehingga memadau untuk kelak

menggebrak Hek-eng-po...

"Siauya, untuk menyelidiki jejak

majikan Hek-eng-po agaknya tidak usah

menunggu sampai ilmu kita menjadi tinggi,"

kata Liu Beng tiba-tiba. "Sebelum kita sanggup

adu otot, toh kita pua otak..."

"Maksudmu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1180

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena bersemangatnya, Liu Beng lupa

bahwa yang dikatakannya itu adalah sebuah

rahasia penting yang tak bisa diumbar

sembarangan di mulut. "Siauya, kau tahu tidak

bahwa Toko Kain Hin-seng Jalan Pak-toa-kai di

kota Se-shia itu barangkali saja merupakan

salah satu pos Hek-eng-po? Bagaimana kalau

besok kita selidiki ke sana?"

Liu Jing-yang tertarik mendengar hal

yang baru itu. Ingat Hek-eng-po, dendamnya

berkobar seketika, namun juga bercampur rasa

gentar. Memang ia pernah berhasil membunuh

Gip-hiat-koai (siluman pengisap darah) Pek

Hong-teng, keika masih menguasai jurus-jurus

ganas dari gulungan kulit itu. Namun Pek

Hong-teng cuma jago kelas dua dalam Hek
eng-po.

Kalau benar toko kain itu sarang Hek
eng-po, tentu dijaga oleh beberapa jagoan lihai

mereka. Tidak usah jagoan mereka yang kelas

satu, cukup tiga atau empat jagoan kelas dua

saja sudah akan membahayakan dirinya dan

Liu Beng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1181

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Bagaimana, Siauya?" Liu Beng

mendesak. "Kita harus ingat sakit hati keluarga

Liu dan pegawai-pegawainya yang ditumpas

semana-mena oleh Hek-eng-po...

"Tapi...tenaga kita berdua apakah

cukup?" sahut Liu Jing-yang yang nyalinya

tidak sebesar nyali Liu Beng. "Apakah tidak

perlu mengajak Suhu, Suheng...?"

"Siauya, kalau datang dengan begitu

banyak orang, itu namanya bukan menyelidiki

tetulapi menyerbu terang-terangan, padahal

yang bakal kita temukan itu belum tentu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Majikan Hek-eng-po sendiri tapi mungkin cuma

keroco-keroconya saja," sahut Liu Beng. "Kalau

gagal menemukan jejak Ketua hek-eng-po,

bukankah tindakan kita ini seperti memukul

rumput mengejutkan ular, yang mungkin

malah tidak dibenarkan oleh Toaya Sebun

Him!"

"Jadi...jadi bagaimana?" Liu Jing-yang

benar-benar ngeri kalau diajak nyerempet
nyerempet bahaya seperti itu.

"Ya kita berangkat berdua saja..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1182

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Apa kau sudah gila? Bagaimana kalau

bertiga dengan Ho Ciangkui? Ilmu silatnya

lumayan juga, eh, berempat sekalian dengan

A-Giok, sebab dia pasti minta untuk ikut kalau

tahu aku hendak pergi ke Se-shia!"

"Cukup bertiga saja dengan Sebun

siocia. Bukankah kita tidak berangkat untuk

bertempur tetapi hanya menyelidi? Apa

salahnya kita pura-pura melihat-lihat sambil

memperhatikan keadaan atau orang-orang

yang mungkin mencurigakan? Sebun Toaya

akan gembira mendengar hasil penyelidikan

kita..."

Liu Jing-yang kuatir kalau dirinya

menghindar terus-terusan maka ia akan dikira

bernyali kecil oleh Liu Beng. Apa boleh buat,

sambil membusungkan dada dia menjawab,

"Baik, besok kita berangkat bertiga ke Se-shia.

Masa aku takut?"

Namun di dalam hatinya ia diam-diam

mengutuk Liu Beng yang dianggapnya senang

cari kesulitan. Diam-diam pula dia

merencanakan. besok sebelum berangkat, dia

akan lebih dulu minta ijin kepada Suhunya, dia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1183

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengharapkan Suhunya mau melindungmya

apabila benar-benar kepergok jago-jago Hek
eng-po. Kalau tidak mellndungi terang
terangan, ya setidaknya melindungi secara

diam-diam.

Begitulah, malam itu si bekas tuan

muda dan si bekas kacung dari Liu-keh-chung

sudah "berdamai" dan bahkan bersepakat

besok paginya akan menyelidik ke kota Se
shia, meskipun Liu Jing-yang agak gelisah

membayangkan betapa saktinya iblis-iblis Hek
eng-po yang membantai keluarganya itu.

Merekapun berpisahan untuk tidur di

kamarnya masing-masing.

**OZ**

BAGIAN DUA PULUH DUA

Keesokan harinya, Liu Jing-yang

mengharap agar Liu Beng lupa janjinya di

malam untuk pergi ke Se-shia, namun ternyata

Liu Beng tidak lupa. Bahkan, baru saja Liu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1184

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jing-yang bangun tidur dan belum sempat apa
apa, Liu beng sudah mengetuk pintunya.

"Siauya, kita berangkat sekarang?"

Liu Jing-yang menjawab dengan

jengkel, "Tentu saja aku harus mandi dan

makan dulu, begitu pula Sebun Giok. Kau lebih

dulu siapkan kuda dan perlengkapan lain!"

"Baik, Siauya".

Sengaja Liu Jing-yang bertlndak malas
malasan, sebab ia sebenarnya sangat enggan

menyerempet bahaya dl Se-shia. Tapi ia malu

kalau sampai kelihatan kalah berani dari Liu

Beng. Selesai berdandan dan makan,

memberitahu Sebun Giok dan juga Suhunya,

mereka bertiga berangkat ke kota Se-shia

yang tidak lebih sepuluh li dari rumah Keluarga

Sebun.

Liu Beng menempatkan diri sebagai

kacung yang tahu diri. Ia berkuda agak di

belakang, dan membiarkan Liu Jing-yang serta

Sebun Giok berkuda di depan berdampingan.

Puteri keluarga Sebun itu memang genit sekali,

terlihat dari sikapnya terhadap Liu Jing-yang,

namun ia sebentar-sebentar menatap dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1185

Rewriter & Pdf Maker : OZ

muka marah ke arah Liu Beng. Agaknya belum

melupakan peristiwa kemarin di taman

belakang.

"Sudahlah, A-giok, jangan hiraukan

kacung itu",

Liu Jing-yang berbisik dan berusaha

supaya Liu Beng tidak dapat menangkap

suaranya. "Kemarin malam kacung itu

menemui aku dan menangis-nangis minta

maaf kepadaku atas kelakuannya siang

harinya. Aku tidak tega untuk tidak

memaafkannya karena ia adalah kacung yang

sudah cukup lama bekerja d Liu-keh-chung

dulu."

"Tapi ia belum minta maaf kepadaku,"

kata Sebun Giok jengkel.

"Ssst..". Liu Jing-yang begitu kuatir

kalau Liu beng menangkap percakapannya

dengan Sebun Giok. "Nanti aku akan gertak dia

agar minta ampun pula kepadamu Tapi,

sekarang isilah pikiranmu denqan hal-hal yang

menyenangkan saja agar perjalanan ini

menyenangkan pula. Setuju?" Akhirnya Sebun

Giok tertawa juga.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1186

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Mereka masuk kekota Se-shia, orang
orang yang berpapasan memberi hormat

kepada Sebun Giok yang mereka kenal sebagai

puteri Keluarga Sebun. Sikap orang-orang itu

mengingatkan Liu Jing-yang akan sikap orang
orang Lok-yang kepada anggota keluarga Liu

dulu. Namun keluarga Liu ternyata tak

sanggup mempertahankan kebesarannya dan

tergilas oleh keganasan Hek-eng-po. Kini,

berada di tengah-tengah Keluarga Sebun, Liu

Jing-yang merasa dirinya berada di sebuah

perahu berlapis besi yang tahan gempuran

ombak. Dan ia ingin kelak dirinyalah nakhoda

kapal itu, nakhoda tunggal.

Namun baru saja mereka bertiga ada di

jalan raya di tengah kota itu, mendadak dari

satu arah terlihat api menjulang tinggi, asap

mengepul dan orang-orang berteriak-teriak

sambil berlarian membawa ember, tong air,

kain basah, kaitan bertangkai panjang dan

lain-lainnya.

"Ada kebakaran di Jalan Pak-toa-kai!"

"Rumah siapa yang kena?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1187

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Toko Kain Hin-seng dan toko manisan

di sebelahnya!"

Percakapan orang yang lari serabutan di

jalan itu membuat Liu Beng terkejut. Justru

toko kain itu yang dicurigai sebagai salah satu

pos Hek-eng-po yang hendak diselidikinya,

kalau sampai kebakaran bukankah jejaknya

akan terhapus?

"Siauya! Kita harus cepat sampai ke

toko itu!" seru Liu Beng, dan tanpa menunggu

jawaban lagi ia telah menjepit perut kudanya

kuat-kuat sehingga melompat mendahului Liu

Jing-yang dan Sebun Giok. Liu Beng belum

tahu di mana Jalan Pak-toa-kai, tapi api yang

menjulang tinggi itu seperti mercusuar bagi

kapal di tengah laut. Ke sanalah ia memacu

kudanya.

Di tempat kebakaran, orang ramai

sedang sibuk menyiram-nyiramkan air ke arah

api, namun kacau dan tak teratur sehingga

nyaris tak berpengaruh apa-apa terhadap

kobaran si jago merah yang mengganas itu. Di

pinggir jalan, ada sekelompok lelaki,

perempuan dan anak-anak yang mukanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1188

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pucat, dan menangis ketakutan serta tengah

dihibur oleh beberapa orang.

Cepat Liu Beng melompat turun dari
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuda dan mendekati orang-orang itu.

"Apakah ini keluarga pemilik toko kain

yang terbakar itu?" tanyanya.

"Bukan", orang lainlah yang menyahut,

sebab yang ditanya sendiri tidak sanggup

menjawab. "Mereka keluarga Chang, pemilik

toko manisan buah Chang Goan yang terbakar

itu, apinya merembet dari arah toko kain Hin
seng..."

"Di mana orang-orang penghuni toko

kain itu?"

"Inilah anehnya. Begitu api berkobar,

orang-orang toko Chang Goan, bahkan dari

toko-toko lain yang berdekatan telah

berhamburan keluar menyelamatkan diri,

namun dari toko Hin-seng tidak ada yang

keluar. Bahkan jeritan ketakutan ataupun

minta tolong tidak kedengaran sama sekali..."

Liu Beng merasa, peristiwa kebakaran

itu ada sesuatu yang kurang wajar. Tiba-tiba ia

merebut dua buah ember berisi air penuh yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1189

Rewriter & Pdf Maker : OZ

s?dang dibawa berlari seseorang di dekatnya,

disiramkannya semua ke kepala dan tubuhnya

sendiri sehingga basah kuyup. Lalu tanpa pikir

panjang lagi dia menerobos masuk ke

bangunan toko Hin-seng, lewat bagian yang

belum dimakan api.

**OZ**

Bersambung ke Jilid 21

Pojok Dukuh, 11-10-2018; 22:17 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1190

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1191

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 21

"He, apakah bocah itu kepingin

mampus?" teriak orang-orang di jalan ketika

melihat tindakan Liu Beng. "bangunan itu

sebentar lagi akan terkurung api dan tidak ada

lagi jalan keluar!"

Liu Jing-yang serta Sebun Giok yang

menyusul tiba di tempat itu, sempat pula

melihat Liu Beng menerobos ke dalam api.

Sebun Giok mengerutkan alisnya, tak mengerti

apa yang hendak dilakukan oleh pegawai baru

di keluarganya itu. Sedang Liu Jing-yang

berharap mudah-mudahan Liu Beng mampus

terbakar supaya tidak lagi mengganggu

pikirannya.

Sedangkan Liu beng sendiri dengan

menahan udara panas yang menyengat

kulitnya dan asap yang memedihkan matanya,

melihat bagian dalam rumah itu belum

termakan api, tapi udaranya sudah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1192

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyesakkan napas. Ia memang merasa aneh

karena tidak mendengar suara seorangpun.

Tapi dengan nekad dia menerobos masuk ke

dalam rumah sambil berseru, "He, keluarlah!

Aku akan membantu kalian keluar dari sini!"

Hanya gemeretak kayu termakan api

yang menjawab seruannya itu. Tanpa peduli

kulitnya yang menjadi pedih karena air yang

membasahi pakaiannya menguap menjadi uap

panas, Liu Beng terus menerobos, dan hatinya

berdesir melihat di ruang dalam ada mayat
mayat bergelimpangan. Seisi rumah itu habis

tertumpas, termasuk pegawai-pegawai

rendahan sekalipun. Dan jelas bukan mati

karena sesak napas atau keracunan asap,

melainkan karena terbunuh oleh sejenis

pukulan yang maha dahsyat. Dada mayat
mayat itu, yang seharusnya keras karena di

balik kulit ada kerangka tulang, ternyata

empuk seperti bantal kapuk sehingga mudah

disimpulkan bahwa mereka sudah remuk

tulang dadanya. Liu Beng jadi ingat mayat

seorang anggota Hwe-liong-pang ketika dulu ia

bertemu dengan Pakkiong Eng dan Tong Gin
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1193

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yan. Mayat itupun remuk tulang dadanya

seperti itu, korban Majikan Hek-eng-po, dan

Liu Beng yakin bahwa mayat-mayat dalam

rumah terbakar itupun korban dari tangan

yang sama.

Gigi Liu Beng gemeretak menahan

marah. Setiap kali melihat korban Hek-eng-po,

ia bukan cuma ingat teman-temannya di Liu
keh-chung yang terbantai, tapi juga korban
korban berikutnya yang masih akan

berjatuhan, entah sampai kapan.

Sebuah belandar menyala yang ambruk

hampir saja menimpa kepala Liu Beng. Cepat
cepat Liu Beng melompat, kemudian dengan

tangkas sekali dia berlompatan keluar

meninggalkan rumah itu, karena yakin tak ada

lagi yang bisa diselamatkan. Ketika sampai di

luar,Liu Beng sudah seperti Dewa Api dalam

legenda Hindu, sebab sebagian pakaiannya

menyala pula. Beberapa orang segera

menylramkan air ke tubuhnya sehingga si

dewa api berubah mirip Dewa Sungai yang

baru keluar dari air.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1194

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Jing-yang di luar sangat kecewa

melihat bekas kacungnya itu belum mampus

menjadi daging panggang. Namun dia pura
pura menyongsong Liu Beng dan bertanya, "A
beng, kau tidak terluka?"

Liu beng menepuk-nepuk pakaiannya

yang sudah tak keruan macam itu, sambil

menyahut, "Hanya pakaianku yang kena,

Siauya. Seisi toko itu sudah mati semua

dengan tulang dada remuk, pukulan yang aku

kenali sebagai pukulan Majikan Hek-eng-po

iblis jahanam itu..."

"Ssst, jangan keras-keras", Liu Jing
yang berdesis dengan kaget sambil melihat

kerumunan orang banyak di depan kebakaran

itu. "Siapa tahu di antara mereka ada orang

Hek-eng-po yang akan menganggap ucapanmu

itu sebagai tantangan..."

Tapi Liu Beng yang tengah marah itu

malah mengeraskan suaranya, "Takut apa?!"

Lalu kepada orang banyak dia berteriak keras
keras, "Kalau di antara kalian ada kaki tangan

Hek-eng-po, tunjukkan tampang kalian! Kalau

kalian takut muncul terang-terangan, laporkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1195

Rewriter & Pdf Maker : OZ

saja kepada Majikan kalian, Iblis kalian bahwa

aku, Liu Beng, menentang Hek-eng-po secara

terbuka! Jangan hanya berani membunuhi

orang tak bersalah atau membakar rumah

rakyat tak berdosa!"

Keruan saja Liu Jing-yang semakin

kecut hatinya melihat sikap Liu Beng itu,

namun tak berani mencegahnya supaya tidak

memperlihatkan takutnya. Ia hanya merasa,

selama Liu Beng didekatnya, rasanya ia seperti

mengantongi sekantong bahan peledak dan

duduk di dekat api...

"Sudahlah, A-beng. Percuma kau

berteriak-teriak, sebab orang Hek-eng-po tentu

sudah kabur jauh. Yang perlu, segera kita

pulang saja untuk melapor kepada Suhu.

Meskipun tanganku sendiri juga gatal ingin

menonjok hidung orang-orang Hek-eng-po".

Kalimat terakhir diucapkannya dengan

lirih, sambil dengan waswas melihat ke

sekelillngnya. Kuatlr kalau dari antara

kerumunan orang-orang itu tahu-tahu muncul

orang tua bermata seperti burung hantu yang

pernah dilihatnya di pekuburan lama dulu, Jiat
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1196

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jiu Lokoai, Siluman Tua Bertangan Maut.

Namun ia lega mellhat tak seorangpun yang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pantas dicurigai.

Sedang Sebun Giok malah merasa

jengkelnya kepada Liu Beng agak berkurang,

terdesak rasa kagum kepada keberanian

pegawai baru itu. Slkapnya itu dianggapnya

pantas sebagal seorang Huciangkui Keluarga

Sebun, tidak memalukan. Sayang, jauh dalam

hatinya ada bisikan, Liu Beng hanya orang dari

lapisan bawah, kalau tidak maka Liu Jing-yang

akan mengalami nasib seperti The Kim-hwe

dan belasan pemuda sebelumnya...

"Kita laporkan kepada ayah!" kata

Sebun Giok. "Kalau Hek-eng-po sudah berani

membunuh dan membakar di Se-shia, di

hadapan hidung Keluarga Sebun, itu sama

dengan menantang ayah."

"Baik, mari pergi." ajak Liu jing-yang

terburu-buru sambil melompat ke punggung

kudanya, kuatir kalau Liu Beng ataupun Sebun

Giok menyerocos lebih jauh sehingga berupa

'Mantera pemanggil iblis-iblis Hek-eng-po'.....

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1197

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ketiga orang muda itupun berderap di

atas pelana kuda masing-masing meninggalkan

tempat itu, diiringi sorot mata kagum dari

sebagian besar oranf-orang di tempat itu.

"Orang-orang Keluarga Sebun memang

bernyali macan semuanya," desis seseorang.

"Bahkan seorang gadis pun sanggup bersikap

begitu berani terhadap...."

"Tapi gadis itu juga seorang pemikat

lelaki. Lihat tadi dia malah sudah membawa

dua lelaki sekaligus, sedangkan di kota Se-shia

ini sudah belasan pemuda yang dikecewakan

olehnya. Korban terakhir adalah The Kongcu,

putera The Toaya dari Hek-hou Piautiam..."

Sementara itu, setelah berpacu tanpa

berhenti, Liu Jing-yang, Sebun Giok dan Liu

Beng telah tiba di rumah Keluarga Sebun yang

seperti puri para bangsawan itu. Kedatangan

mereka mengejutkan, apalagi ketika melihat

pakaian Liu Beng yang nampak bekas-bekas

terbakar.

Para pelayan segera menyambut tiga

ekor kuda itu untuk dibawa ke kandang.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1198

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara yang lain-lainnya mengerumuni dan

berebutan bertanya,

"Ada apa, Siocia?"

"Ada apa, Liu Siauya?"

"Ada apa, Huciangkui?"

"Diam kalian semua!" Liu Jing-yang

membentak garang sekali, "Kalian hanya tahu

makan dan tidur, tidak tahu bahwa Hek-eng-po

sudah mulai berani mengganas di hidung kita!

Kalau aku tidak ingin buru-buru melaporkan

hal ini kepada Suhu, tentu sekarang sudah

kukejar dan kuhajar bandit-bandit itu. Siapa

yang dulu membunuh Gip-hiat-koai Pek Hong
teng, kalau bukan aku?"

Ucapan Liu Jing-yang itu segera

menggemparkan para pegawai itu, namun

bukan gempar karena takut melainkan karena

marah. Liu Beng melihat jauh benar bedanya

antara pegawau-pegawai Keluarga Sebun ini

dengan pegawai-pegawai Liu-keh-chung

teman-temannya dulu. Pegawai-pegawai

Keluarga Sebun beringas mendengar

disebutnya nama Hek-eng-po, sedangkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1199

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pegawai-pegawai Liu-keh-chung dulu menggigil

pucat..

"Inilah sebabnya Liu-keh-chung

dibinasakan Hek-eng-po segampang memitas

semut-semut, sedangkan Keluarga Sebun

disegani oleh Hek-eng-po." pikir Liu Beng. Tapi

diapun maklum, pegawai-pegawai keluarga

Sebun memang dididik silat dengan ketat oleh

Sebun Him sendiri, bahkan di antara mereka

ada bekas jagoan-jagoan Liok-lim (rimba hijau)

yang ditaklukkan Sebun Him. Keluarga Sebun

juga dibiasakan hidup disiplin seperti dalam

tangsi tentara, sehingga kalau diperlukan maka

para tukang rumput, tukang kuda, tukang

masak dan sebagainya itu dalam sekejap bisa

diubah menjadi sebuah pasukan kecil yang

tangguh.

"Sedang teman-temanku di Liu-keh
chung dulu hanya beringas dan bersemangat

kalau mendengar tambur tanda waktu makan

dibunyikan dari arah dapur..."

"Di mana Suhu?" tanya Liu Jing-yang.

"Toaya sejak fajar tadi telah mengurung

diri di ruang latihannya dan tak ada yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1200

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berani mengganggunya sedikitpun", sahut

seorang pegawai tukang pangkas rumput.

"Bahkan juga tidak ada jawaban ketika A-lik,

pelayan pribadi Toaya, mengetuk dan

memberitahu makan pagi sudah siap".

"Sekarang sudah hampir tengah hari,

mungkin ayah sudah selesai dengan

latihannya, biar aku susul ke ruang latihan

pribadinya," kata Sebun Giok. "Soalnya begitu

penting dan harus segeran dilaporkan...."

Namun sebelum Sebun Giok

melangkah, dari belakang kerumunan pegawai
peqawai itu terdengar suara yang berat, "Apa

yang hendak kalian laporkan kepadaku?"

Mendengar suara sang Majikan,

pegawai-pegawai itu, termasuk Liu Beng,

seperti sepasukan prajurit terlatih, segera

mengatur diri dalam barisan dan memberi

hormat berbareng kepada Sebun Him.

Pendekar nomor satu di wilayah barat laut itu

masih memakai pakaian latihannya yang

ringkas.

"Suhu, kami baru saja pulang dari Se
shia dan...." Liu Jing-yang sebenarnya hendak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1201

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendahului bicara untuk merebut perhatian,

tapi kalimatnya tak diteruskan ketika melihat

Sebun Him melangkah cepat ke arah Liu Beng

dengan sikap penuh perhatian, memegang

pundak Liu Beng dengan kedua tangannya dan

bertanya, "A-beng, kau...kau tidak luka

bukan?"

Sikapnya yang penuh perhatian

terhadap cuma seorang hamba itu memang

mencengangkan pegawai-pegawai lainnya, dan

membuat Liu Jing-yang hampir meledak

dadanya karena rasa iri hatinya. Pikirnya,

"Muridnya sendiri tidak ditanyai lebih dulu,

malah lebih mendahulukan bekas gelandangan

itu..."

Sementara Liu Beng dengan hormat

menjawab, "Aku tidak menderita luka yang

berarti, Toaya, hanyalah pakaianku yang

rusak. Terima kasih atas perhatian toaya..."

"Biarpun kau bilang tidak luka, aku

harus memeriksamu sendirl, sebab luka bakar

bukanlah luka yang bisa diabaikan," kata

Sebun Him. Lalu kepada pegawai-pegawai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1202

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lainnya ia memerintahkan, "Kembali ke

pekerjaan kalian masing-masing!"

Liu Jing-yang mencoba merebut

perhatian, "Suhu, di kota Se-shia kami telah..."

Namun gurunya mengebaskan tangan

dan berkata, "Susul aku ke Yok-pong (kamar

obat), aku harus memeriksa A-beng..."

Dengan perasaan yang bercampur-aduk

antara dengki dan kecewa, Liu Jing-yang

menyaksikan gurunya dan bekas kacungnya

berjalan beriringan ke Yok-pong. Namun Liu

Jing-yang tidak berani membantah perintah

gurunya, dan berjalan pula mengiringi ke Yok
pong dengan langkah...........

2 HALAMAN HILANG

........ jadi bubuk kayu, kekuatan pukulan yang

mengejutkan. "Jadi iblis itu sekarang berani

malang melintang di depan hidungku?"

"Toaya, hal ini tidak bisa dibiarkan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terus, penduduk Se-shia sekarang dicengkam

ketakutan" Liu Beng ikut bicara. "Kalau kita

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1203

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebar orang-orang kita saat ini juga, mungkin

masih senpat mengejar iblis Hek-eng-po itu".

" Hem, meskipun kita boleh marah

mendengar kebiadaban itu, namun harus

berkepala dingin dalam bertindak", kata Sebun

Him. "Kalau Majikan Hek-eng-po itu bertemu

denganku sendiri, itu tidak jadi soal.Biarpun

dia berkepala tiga dan bertangan enam, aku

akan memperetelinya satu persatu. Tapi kalau

bertemu dengan orang-orang kita, hanya akan

menambah korban di antara anak buah kita

sendiri."

"Tapi apakah akan dibiarkan saja?"

"Tentu saja tidak. Ah, seandainya saja

pertemuanku dengan Ketua Hwe-liong-pang

Tong Lam-hou serta Pun-bu Hweshio tidak

semendesak ini, tentu aku sendiri akan keluar

rumah untuk memburu mereka. Sayang, aku

harus mempersiapkan diri untuk pertemuan

itu...."

Meskipun Liu Beng bungkam, diam
diam ia tidak setuju dengan pendirian

majikannya itu. Pertemuan di Siong-san

hanyalah demi nama Keluarga Sebun,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1204

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sedangkan menumpas Hek-eng-po

dianggapnya lebih penting karena menyangkut

ketentraman banyak orang. Lagi pula, dalam

pertemuan di Siong-san, kenapa harus malu

kalau kalah dari sahabat-sahabat sendiri?

Namun Liu Beng tidak mau membantah, kuatir

merusak wibawa Sebun Him di hadapan Liu

Jing-yang. Maka yang dikatakan Liu Beng

hanyalah, "Toaya, kalau Toaya setuju, utuslah

aku untuk memburu iblis-iblis Hek-eng-po itu.

Meskipun ilmuku rendah, aku punya beberapa

teman seperti Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng

yang akan membantuku. Aku merasa tidak

betah hidup enak-enak di tempat ini,

sementara Hek-eng-po merajalela di luaran..."

Diam-diam Liu Jing-yang menganggap

ucapan Liu Beng ini terlalu tidak tahu diri.

Apanya yang hendak diandalkan untuk

menghadapi orang-orang Hek-eng-po? Namun

Liu Jing-yang mengharap gurunya mengijinkan

Liu Beng, supaya Liu Beng cepat mati di

tangan orang-orang Hek-eng-po.

Sebun Him sendiri ragu-ragu untuk

sesaat, namun kemudian muncul suatu pikiran

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1205

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dalam benaknya. Iapun menganggukkan

kepala dan berkata, "Baiklah kalau itu menjadi

tekadmu. Aku senang mendengar

keberanianmu. Tapi aku anjurkan, carilah dulu

Tong Gin-yan, putera Ketua Hwe-liong-pang

sahabatku itu, ajaklah kerjasama. Tanyalah

kepada Tong Gin-yan siapa-siapa saja orang
orang Hwe-liong-pang yang sudah disusupkan

ke tubuh Hek-eng-po. Bukankah kau pernah

bercerita bahwa Hwe-liong-pang sudah

menyusupkan banyak mata-mata ke Hek-eng
po? Nah, kau harus bekerja dengan cerdik

untuk bisa menghubungi dan bekerja sama

dengan penyusup-penyusup itu agar bisa

menghancurkan Hek-eng-po dari dalam...."

Hampir saja mulut Sebun Him

mengatakan, "....dan laporkan nama

penyusup-penyusup itu kepadaku" , namun

kata-kata itu dibatalkannya, merasa lebih baik

tak usah diucapkan.

"Aku perhatikan pesan Toaya".

"Hal yang kedua. Dalam perjalananmu,

bawalah A-cui dan A-loan ditambah A-hui dan

A-liu".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1206

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kali ini Liu beng memberanikan diri

untuk membantah, "Toaya, perjalananku

bukan perjalanan tamasya, tetapi perjalanan

penuh bahaya. Buat apa membawa empat

gadis pelayan itu?"

Sebun Him tersenyum dan berkata,

"Nanti kau akan tahu bahwa gadis-gadis itu di

perjalanan tidak akan menjadi bebanmu,

bahkan akan menjadi pembantu-pembantu

yang berguna di saat-saat berbahaya. Coba

panggil mereka...."

Masih dengan tanda tanya dalam

kepalanya, Liu Beng berlalu dari ruangan itu.

Tak lama kemudian, sudah datang kembali

bersama empat gadis pelayan yang disebutkan

tadi. Semuanya kelihatan lemah lembut dan

tidak kelihatan kelebihan apa yang oleh Sebun

Him disebut "berguna di saat berbahaya" itu.

"Toaya memanggil kami?" tanya gadis
gadis itu setelah memberi hormat kepada

Sebun Him dan Liu Jing-yang.

"Betul. Kalian akan aku beri tugas

mengawal Huciangkui dalam perjalanannya,

melayani segala keperluannya, tetapi sekarang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1207

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lebih dulu kalian harus menunjukkan bahwa

kalian juga sanggup membantu Huciangkui

kalian di saat-saat bahaya".

"Kepandaian kami tak berharga,

Toaya..."

"Kalau kepandaian Su-sik-bi-tiap

(empat kupu-kupu cantik empat warna)

dianggap tak berharga, lalu bagaimana yang

harus dianggap berharga?" kata Sebun Him

sambil tersenyum. "A-cui, kau lebih dulu!"

"Baik, Toaya", A-cui membungkuk

hormat. Lalu ia memandang sekeliling ruangan

obat itu, tiba-tiba dia berkata, "Lalat-lalat

dalam ruangan ini sangat mengganggu..."

Kata-katanya dibarengi dengan gerak

tangannya seolah menaburkan sesuatu, dan

lima ekor lalat di dinding yang berjarak belasan

langkah dari padanya tahu-tahu telah terpaku

di dinding oleh jarum-jarum lembut bersinar

keperakan.

"Hebat", komentar Liu Beng, tak

menduga bahwa pelayan cantik yang

seringmemandikannya itu cukup hebat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1208

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kepandaiannya dalam melemparkan jarum
jarum perak lembut tersebut.

"Mudah-mudahan pertunjukan jelek ini

tidak mengecewakan Huciangkui", sahut A cui

sambil tersenyum.

Lalu, "Nah, sekarang giliran A-loan...."

A-loan melangkah maju dan

mengeluarkan segulung tali sebesar jari

kelingking, katanya, "Lalat-lalat yang terpaku

di tembok itu mengganggu pemandangan. Biar

aku bersihkan". Ia mengurai talinya yang

sepanjang tiga depa lebih, diputar sebentar

dan tiba-tiba meluncur seperti seekor ular

hidup saja. Lalat-lalat dan jarum-jarun perak

yang menancap di dinding itu semuanya kena

dibelit dengan ujung tali, dicabut dari dinding

dan kemudian dilempar keluar jendela.

Kembali Liu Beng mengutarakan

kekagumannya terang-terangan, sedang A
loan mundur kembali dengan agak tersipu
sipu.

"Ruangan ini perlu dihiasi dengan bunga

agar udaranya agak segar..." kata A-hui yang

mendapat giliran berikutnya. Tepat pada ujung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1209

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kalimatnya, tubuhnya sudah melompat keluar

jendela seperti seekor burung saja, dan dalam

waktu beberapa detik saja ia sudah kembali

dengan tangan membawa bermacam-macam

bunga.

Sekilas pertunjukkan "mengambil

bunga" itu tidak istimewa, namun Liu jing-yang

dan Liu Beng yang tahu bahwa setiap jenis
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bunga terletak di petak-petak kebun yang

berpencaran agak jauh satu sama lain, menjadi

kagum bahwa A-hui secepat itu kembali dari

memetik bunga. A-hui harus singgah di tujuh

petak bunga lebih, namun dalam belasan detik

saja dia sudah hadir kembali di ruangan itu

menandakan ia cukup mahir dalam gerak cepat

ilmu meringankan tubuhnya. Anak-angkat Cui
poan-siang Hong Thai-pa sendiri merasa tidak

yaki bisa menyamai kecepatan langkah A-hui

itu.

Giliran terakhir adalah A-liu, seorang

gadis pelayan yang biarpun cukup cantik

namun berpotongan tubuh agak tegap mirip

laki-laki. Namun ia kebingungan cara

bagaimana hendak memamerkan kekuatan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1210

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pukulan telapak tangannya. Apakah harus

memukul pecah lemari--lemari obat itu?

Tengah ia kebingungan, terdengar

Sebun Him berkata sambil tertawa, "Kalau A
liu harus memperagakan kepandaiannya, aku

yakin perabotan di ruangan ini akan habis

berantakan semuanya. Jadi, tidak usah saja,

tetapi A-beng harus percaya bahwa A-liu pun

merupakan seorang pengawal perjalanan yang

tangguh."

Liu Beng menjawab sambil tertawa

pula, "Toaya, saat ini biarpun aku

diperintahkan untuk tidak percaya pun tidak

akan bisa, setelah melihat kepandaian A-cui,

A-loan dan A-hui, tentunya A-liu setidaknya

juga setingkat dengan mereka".

A-liu tersenyum dan membungkuk

kepada Liu Beng, "Terima kasih atas

kepercayaan Huciangkui ".

"Nah, A-beng, besok pagi kau boleh

langsung berangkat dengan regu istimewamu

ini untuk memburu jejak Hek-eng-po, bukan

saja mewakili dirimu sendiri tetapi juga

mewakili Keluarga Sebun", kata sang majikan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1211

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tapi ingat, jangan bekerja sendiri, bekerja
samalah dengan Tong Gin-yan dan Hwe-liong
pangnya seperti pesanku tadi ".

"Baik, Toaya ".

"Kalian boleh bersiap-siap".

Liu Beng dan keempat gadis cantik itu

memberi hormat dan mengundurkan diri. Liu

Beng berkobar semangatnya karena akan

memburu musuh-musuh yang dibencinya,

sedang gadis-gadis itu merasa gembira akan

melihat pemandangan di luar rumah, namun

merekapun sadar bahwa mereka akan

menghadapu bahaya orang-orang Hek-eng-po

pula. Tapi mereka sudah siap untuk itu. Mereka

belum tahu sampai di mana ketinggian ilmu si

Huciangkui yang harus mereka kawal tersebut.

Ketika itu Liu Jing-yang juga

meninggalkan ruangan itu, tinggal Sebun Him

sendirian. Tapi ia tidak segera meninggalkan

ruangan itu untuk bermenung-menung

beberapa lama, setelah itu menepuk-nepuk

pahanya sendiri karena merasa menemukan

akal bagus.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1212

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hari itu dihabiskan oleh Liu Beng dan

keempat gadis calon pengawalnya dengan

mempersiapkan diri. Liu Beng bukan lagi

gelandangan yang hanya punya selembar

pakaian butut, namun ia adalah Huciangkui

Keluarga Sebun. A-cui dan pelayan-pelayan

lainnya sudah mempersiapkan hampir

duapuluh potong pakaian bekal Liu Beng,

semuanya cukup bagus. Selain itu, A-loan akan

bertindak sebagai pengatur keuangan selama

perjalanan, A-hui dan A-liu perintis perjalanan

atas permintaan A-liu yang bersungguh
sungguh. Dan tidak ketinggalan senjata
senjata andalan mereka.

Malam harinya, seperti blasanya rumah

Keluarga Sebun yang seperti benteng itu sudah

sunyi senyap karena sebagian penghuninya

sudah terlelap. Yang terdengar hanya langkah
langkah kaki pegawai-pegawai yang bertugas

jaga malam, dan percakapan di antara mereka

yang perlahan-lahan agar tidak mengganggu

orang tidur.

Menjelang tengah malam, di kejauhan,

ratusan langkah dari dinding rumah, terdengar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1213

Rewriter & Pdf Maker : OZ

suara pekikan seperti elang. Berkali-kali. Tak

seorangpun dalam rumah keluarga Sebun yang

memperhatikan suara itu, mereka anggap itu

suara burung malam biasa saja. Hanya A-liu, si

pelayan wanita yang bertubuh tegap seperti

lelaki itu yang memperhatikan suara itu, dan

merasakan suara burung di kejauhan itu

ditujukan kepadanya.

Perlahan-lahan A-liu bangkit dari

pembaringannya, memasang kuping untuk

mendengarkan lebih seksama, kemudian dia

membuka pakaiannya. Seandainya, hanya

seandainya, ada seorang lelaki yang mengintip

ke kamarnya. tentu si pengintip akan

terangsang namun kemudian berubah menjadi

kaget. Bagaimana tidak?

Ketika baju luar dibuka, nampaklah

pundak dan lengan yang halus putih meskipun

agak berotot. Lalu kutang dibuka dan dari balik

kutang itu yang muncul bukan sepasang buah

dada yang menggiurkan, melainkan cuma dua

gumpal kapas yang dibentuk seperti buah

dada. Kapas dilepaskan, dan muncullah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1214

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebidang dada yang rata seperti papan dan

bahkan agak berbulu.

Kun (pakuan bagian bawah) dicopot,

dan tidak ada paha mulus melainkan sepasang

kaki yang berbulu. Di antara pahanya ada

tonjolan yang jelas menunjukkan

kelelakiannya. A-liu ternyata adalah seorang

lelaki yang menyamar sebagai perempuan.

Dengan cekatan A-liu mengganti

pakauannya dengan ya-hing-ih (pakaian

malam) yang ringkas serba hitam sampai ke

sepatunya, juga kerudung kepala yang hitam

dan cuma menampakkan sepasang matanya.

Lalu ia mengatur bantal dan selimutnya,

sehingga dalam kegelapan dia yakin orang

akan menqira dirinya sedang tidur.

Ia berjalan mengendap-endap

meninggalkan kamarnya dengan langkah

seringan kucing, menghindari penglihatan para

penjaga, melompat keluar dinding, kemudian

berlari seperti kuda ke arah suara pekikan

burung elang di malam hari itu. Langkahnya

pesat sekali.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1215

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tidak sampai lima li dari rumah Sebun

Him, di sebuah tanah kosong, menunggulah

sebuah tandu bertirai hitam. Dua pemikul

tandu yang bertubuh tegap-tegap itu juga

berpakauan jubah hitam pula, sehingga dalan

malam gelap mereka hampir tak kelihatan

sama sekali. Seolah wujud-wujud antara ada

dan tidak ada.

"A-liu " meluncur datang dan langsung

berlutut di hadapan tandu bertirai hitam itu

berkata, "Aku memenuhi panggilan Pocu dan

siap menerima perintah". Dari balik tirai

terdengar suara tanpa kelihatan orangnya,

"Ada tugas untukmu, Hoa Sek-liu..."

"Tugas apa, Pocu?"

"Bukankah besok pagi kau akan

berangkat bersama tiga gadis pelayan Keluarga

Sebun untuk mengawal Liu Beng memburu

kita?"

A-liu yang nama aslinya Hoa Sek-liu

dan berjulukan Poan-lam-mo-li (hantu betina

setengah lelaki) meskipun dia seratus persen

seorang lelaki, terkesiap mendengar

pertanyaan Majikan Hek-eng-po dalam tandu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1216

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1217

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Itu. Baru tadi siang Sebun Him mengatur

keberangkatan Liu Beng, dan malamnya

Majikan Hek-eng-po sudah mendengar kabar

itu entah dari mana. Diam-diam Hoa Sek-liu

berkeringat dingin, Majikan Hek-eng-po itu

benar-benar menyeramkan, seolah punya mata

dan telinga yang tersebar di mana-mana.

Orang-orangnya yang menyusup dalam

Keluarga Sebun pasti bukan hanya aku

seorang diri, pikirnya, masih ada orang lain

dan aku tidak tahu siapa. Berarti, aku tidak

boleh menunjukkan tanda-tanda

pengkhianatan sedikitpun kepada Pocu, sebab

pasti akan segera diketahui.

"Telinga Pocu sungguh tajam, memang

benar Sebun Him merencanakan hal itu,

karena Sebun Him dan anaknya sibuk

mempersiapkan diri untuk menjuarai

pertemuan di Siong-san." sahut Hoa Sek-liu.

"Dan kau sudah menawarkan diri untuk

menjadi perintis perjalanan bersama A-hui?"

tanya Majikan Hek-eng-po pula.

Semakin yakinlah Hoa Sek-liu bahwa

segala gerak-gerik dirinya tak ada yang lepas

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1218

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dari pengamatan Majikan Hek-eng-po, semakin

ngeri pula hatinya. 'Benar Pocu. Tindakanku itu

tak lain demi kepentingan kelompok kita."

"Hem, bagus. Kau sudah mengambil

langkah yang tepat. Kalau kau mendahului

perjalanan Liu Beng, kau atas namaku

haruslah mebersihkan jalan yang akan dilalui

Liu Beng dari orang-orang kita. Artinya. jangan

sampai Liu Beng berpapasan dengan orang
orang kita di manapun juga."

"Perintah janggal", pikir Hoa Sek-liu.

Dan ja mencoba menanyakannya, "Pocu,

tidakkah ini suatu kesempatan untuk

membereskan Liu Beng dan gadis-gadis itu

selama perjalanan? itu akan mengurangi

kekuatan Sebun Him yang dengan congkak

telah sesumbar dengan terbuka menantang

kita..."

"Tidak, aku punya perhitungan sendiri."

kata suara dari dalam tandu. "Jangan bergeser

seujung rambutpun dari penntahku, kalau

melanggar, kau tahu sendiri akibatnya."

"Aku paham, Pocu". Hoa Sek-liu

menggigil meskipun udara malam cukup

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1219

Rewriter & Pdf Maker : OZ

panas. Rasa dingin itu muncul dalam

perasaannya sendiri.

"Tentang diri pegawai baru Keluarga

Sebun yang bernama Liu Beng, jaga dia jangan

sampai terluka seujung rambutpun. Namun

juga jaga agar dia tidak berhasil menyelidiki

apapun tentang kita, biarkan dia tetap sama

tidak tahunya seperti sekarang ini. Paham?"

"Perintah yang lebih aneh lagi dan

sulitnya bukan main," Hoa Sek-liu menggerutu

dalam hati. Namun di mulutnya ia menjawab,

"Perintah Pocu sangat jelas."

"Bagus. Dan sepanjang jalan akan ada

orang-orangku yang akan menghubungimu

secara diam-diam, kau harus melaporkan

setiap hari dari perjalanan Liu Beng. Ada

perkembangan atau tidak."

"Baik Pocu".

"Kembalilah".

Setelah memberi hormat lagi, Hoa Sek
liu kemudian melesat pulang kembali ke rumah

Keluarga Sebun. Setelah tiba di kamarnya

kembali, memasang buah dada palsunya dan

memakai pakaian perempuannya, sambil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1220

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berbaring dia berpikir-pikir betapa ngerinya

menjadi anak buah Majikan Hek-eng-po. Ia

menyesal bahwa dulu dirinya telah terjebak

dalam komplotan itu sehingga menjadi

anggotanya.

Sekilas timbul ingatannya untuk

menyerah dan minta perlindungan kepada

Keluarga Sebun, sambil mengaku terang
terangan. Bukankah Keluarga Sebun adalah

musuh besar Hek-eng-po? Namun ia tidak

berani bertindak ceroboh. Ia harus tahu lebih

dulu, siapa mata-mata Hek-eng-po dalam

Keluarga Sebun, setelah itu barulah menyerah

kepada Sebun Him. Sebelum itu, ia harus tetap

pura-pura setia bekerja untuk Hek-eng-po

meskipun hatinya mulai jemu. Ia jemu menjadi

perempuan dan harus menahan hasrat

kejantanannya setiap kali berdekatan dengan

perempuan yang sesungguhnya. Ia jemu

kepada dua gumpal kapas tengik yang

menyumpal dadanya. Ia jemu pula setiap kali

harus menghindari dengan susah payah dari

bujukan bermain cinta dari pegawai-pegawai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1221

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lelaki yang mengira ia perempuan tulen. Wajah

Hoa Sek-liu memang tergolong "cantik".

Keesokan harinya, Liu Beng dan

keempat teman seperjalanannya yang cantik
cantik telah siap berangkat. Sebun Him

menunjukkan perhatiannya atas rombongan

kecil ini, sehingga dia ikut pula mengantarkan

sendiri sampai sejauh beberapa li dengan

menaiki kudanya.

Pada batas perpisahan, Sebun Him

Iembut sekali menepuk pundak Liu Beng dan

suaranya pun bergetar penuh perasaan, "Hati
hatilah melangkah, nak. Jangan sampai terjadi

sesuatu pun atas dirimu."

Suara penuh getaran itu menyusup

perasaan Liu Beng dan menimbulkan perasaan

bahwa dirinya dan Sebun Him sebenarnya

punya hubungan yang jauh lebih dekat dari

sekedar Huciangkui dan Majikan.

Namun Liu Beng menjawab tetap pada

kedudukannya sebagai Huciangkui, "Baiklah,

Toaya. Selamat tinggal."

Sebun Him mengeluarkan segebung

kertas yang penuh tulisan dan cap merah,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1222

Rewriter & Pdf Maker : OZ

disodorkan pada Liu Beng sambil berkata, "Ini

untuk bekalmu, A-beng. Kalau kehabisan uang

jangan ragu-ragu datang ke usaha-usaha

dagangku yang tersebar di berbagai kota. Aku

tidak ingin kau kurus dan kelaparan, dan

mengulangi riwayat lamamu sebagai

gelandangan."

"Terima kasih, Toaya, tapi bekal yang

kami bahwa sudah cukup. Toaya begitu baik

kepadaku, aku akan membalas budi Toaya

dengan memenggal kepala orang Hek-eng-po

sebanyak-banyaknya", sahut Liu Beng.

Tangannya tidak terulur menerima tumpukan

kertas itu.

Yang melotot dan hampir meneteskan

air liur ketika melihat gebung kertas bercap

merah itu adalah A-liu. Pikirnya, "Gila, kertas
kertas bercap merah itu kalau diuangkan akan

menghasilkan uang perak satu kereta lebih.

Seandainya aku tidak sedang memikul tugas

dari si keparat majikan Hek-eng-po, bocah

tolol Liu Beng ini bisa saja kucekik di tengah

perjalanan dan uangnya kubawa kabur. Cukup

untuk berfoya-foya setahun penuh".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1223

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun yang diperhatikan bukan cuma uang,

tetapi juga sikap Sebun Him terhadap Liu

Beng. "Sikap Sebun Him terhadap pegawainya

yang satu ini memang berlebihan, jangan
jangan Liu Beng adalah anaknya di luar

pernikahan? Dan untuk memberikan uangnya,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kenapa Sebun Him harus menunggu setelah

sampai di sini, tidak tadi di depan isterinya

yang gembrot seperti tong itu? Oh, ya aku tahu

jawabannya, tentunya Sebun Him ini takut

kepada isterinya, sebab semua harta kekayaan

asalnya adalah warisan mertuanya. Ha-ha, dua

macam berita gembira ini kalau kulaporkan

kepada si keparat (maksudnya Majikan Hek
eng-po) tentu akan menggembirakan hatinya.

Punya anak gelap di luar pernikahan dan takut

isteri, cukup untuk menjatuhkan nama Sebun

Him sebagai pendekar besar."

Sementara itu, Sebun Him dengan agak

memaksa telah menyelipkan gebungan kertas

berharga itu ke baju Liu Beng. "Kau harus

membawanya, supaya hatiku tenteram dan

yakin kau tidak kekurangan sepanjang

perjalanan."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1224

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Terima kasih banyak, Toaya", kata Liu

beng terharu. Inilah orang baik ke tiga yang

ada dalam hidupnya setelah Liu Hok-tong,

ayah-angkatnya Hong Thai-pa, tentunya selain

ibunya sendiri.

"Nah, berangkatlah kalian. Jangan lupa,

bekerja-samalah dengan Tong Gin-yan"

"Pesan Toaya aku perhatikan benar
benar" .

Namun sebelum rombongan itu

berangkat, terlihat seorang penunggang kuda

memacu kudanya dari arah rumah keluarga

Sebun, setelah dekat ternyata adalah Sebun

Hiong.

"Ada apa, A-hiong?"

Sahut Sebun Hiong, "Maaf, ayah, tetapi

aku ingin menitipkan pesan kepada Liu Beng

untuk seseorang..."

"Seseorang siapa?" tanya ayahnya

sambil menatap tajam. Tapi ketika dilihatnya

wajah anaknya merah padam karena malu,

maka pahamlah Sebun Him. Katanya sambil

tertawa, "Tentunya seorang gadis bukan?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1225

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Hiong menganggukkan kepala

dengan gerakan alot. "Bolehkah, ayah?"

"Tentu saja boleh. Ayah mana yang

tidak gembira kalau tahu anak laki-lakinya

yang sudah dewasa sudah punya idaman hati?

Nah, bicaralah kepada Liu Beng".

"Terima kasih, ayah", Sebun Hiong

mendekatkan kudanya ke kuda Liu Beng dan

mulai berbisik. " A-beng, kalau kau menjumpai

nona Pakkiong Eng, katakan bahwa

aku....aku..."

Liu Beng menahan tertawanya, "Tentu

saja aku tahu. Akan aku katakan bahwa Siauya

rindu setengah mati, begitu?"

"Uh, jangan main-main. Tapi katakan

saja ...ya...begini, aku bersungguh sungguh

menunggu jawabannya."

"Paham sekali".

"Nah pergilah. Dan pulanglah dengan

utuh, aku tidak mau melihat kepalamu saja

atau badanmu saja, atau kepala dan badan

lengkap tetapi tidak menempel satu sama lain.

Ya?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1226

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Jangan kuatir. Kalau tubuhku gagal

pulang, arwahku pasti akan mampir ke rumah

keluarga Siauya untuk memberitahukan

jawaban Liu Beng. Siauya sediakan saja

jailangkung untuk menampung arwahku nanti!"

"Bukan soal pesan itu saja, tapi aku

benar-benar tidak mau melihat kau cidera".

"Baik". Namun dalam hatinya Liu Beng

merasa kasihan kepada Sebun Hiong, sebab

pernah dilihatnya sendiri, hubungan akrab

antara Pakkiong Eng dengan Tong Gin-yan.

Waktu, Liu Beng dengan mereka melakukan

perjalanan bersama, dan seingatnya hanya ada

seekor kuda tunggangan saja. Kuda berbulu

putih yang bernama Hui-soat, tentunya mereka

berboncengan.

"Mudah-mudahan masih ada harapan

buat Sebun Siauya", Liu Beng berdoa dalam

hatinya. "Berboncengan satu pelana bukanlah

pertanda yang pasti bahwa hubungan mereka

tak terputuskan lagi. Bukankah Pakkiong Eng

pun pernah memboncengkan aku dengan kuda

putihnya untuk menyelamatkan aku dari

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1227

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tangan orang-orang Hek-eng-po dalam

peristiwa di dekat Ki-lian-san?"

"Doa" Liu Beng sebenarnya tak lebih

dari usaha menghibur diri sendiri, karena tidak

sampai hati membayangkan Sebun Hiong

menderita kegagalan cinta.

Orang-orang itupun berpisahan. Liu

Beng dan keempat gadis cantik pengawalnya,

meskipun salah seorang dari mereka cuma

gadis gadungan, berderap menuju arah

tenggara. Sedang Sebun Him berkuda dengan

santai bersama anak lelakinya, kembali

kerumahnya.

"A-hiong, dalam beberapa hari saja

nampaknya kau sudah akrab dengan Liu

Beng?" tanya ayahnya tiba-tiba "Kalau tidak

akrab, bagaimana sampai Liu Beng kau beri

peranan dalam hubunganmu dengan Pakkiong

Eng?"

Sebun Hiong merasa agak gugup

menghadapi pertanyaan yang mendadak itu. Ia

kuatir ayahnya akan marah, sebab ayahnya

pernah berpesan agar tidak sembarangan

memilih teman demi menjaga martabat,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1228

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sedangkan Liu Beng adalah bekas kacung Liu
keh-chung yang oleh ayahnya tentu

digolongkan bermartabat rendah. Sesaat ia

bingunf harus menjawab bagaimana?

Tapi di luar dugaan, ayahnya tidak

marah, "Aku senang kau bersahabat

dengannya, dia orang baik. Lugu dan polos

namun tidak tolol, mudah menerima

kepandaian-kepandaian apapun. Aku berharap,

kalau kelak aku sudah tidak ada di dunia ini

dan kau menggantikan kedudukanku sebagai

Kepala Marga Sebun, Liu Beng bisa menjadi

pembantu kepercayaamu, mengendalikan

warisan-warisanku."

Hati Sebun Hiong melonjak gembira

mendengar sikap ayahnya itu, "Tentu saja,

ayah," sahutnya. "Bahkan rasanya aku lebih

mempercayai bekas kacung itu daripada

...daripada..."

"Daripada Liu Jing-yang, begitu?"

"Benar, ayah. Maafkan aku kalau aku

mengecewakan ayah karena tidak bisa

memperrcayai saudara seperguruanku sendiri."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1229

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Him sebenarnya juga punya

perasaan sama dengan puteranya terhadap Liu

Jing-yang, namun sulit untuk mengusir Liu

Jing-yang begitu saja, sebab anak gadisnya

sudah demikian "lengket' dengan Liu Jing
yang. Terpaksa harus membiarkan Liu Jing
yang tetap di tempatnya sambil mewaspadai


Candika Dewi Penyebar Maut I Roro Centil 23 Duel Dan Kemelut Di Rimba Dan Gunung Hijau Karya Nein

Cari Blog Ini