Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 13

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 13

gerak-geriknya.

"A-hiong, kalau kelak Liu Beng kembali

dengan selamat, aku punya sebuah rencana

untuknya. Mudah-mudahan kau sependapat."

"Rencana apa, ayah?"

"Biarpun bekas seorang kacung

rendahan, namun Liu Beng sekarang adalah

anak angkat Hong Thai-pa, pendekar dari

timur-laut namanya terkenal. Liu Beng juga

berwatak baik, jujur, setia dan berkepandaian

tinggi. Bagaimana kalau ia menjadi saudara
angkat denganmu? Upacaranya akan

diselenggarakan kelak."

"Rencana bagus, ayah, tentu saja aku

sependapat".

"Selain itu, Liu Beng juga seorang

yatim-piatu, She Liu yang dipakainya saat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1230

Rewriter & Pdf Maker : OZ

inipun adalah she pemberian majikan lamanya,

keluarga Liu. Kalau seisi keluarga kita setuju,

dan Hong Thai-pa sebagai ayah-angkatnya

juga setuju, aku mau Liu Beng menjadi marga

kita sehingga namanya menjadi Sebun Beng..."

Sebun Hiong heran juga. Ayahnya yang

biasanya berwajah angker, dingin dan keras,

tak kenal ampun dalam melaksanakan

peraturan, kenapa kini menjadi begitu murah

hati kepada seorang bekas kacung saja?

Namun Sebun Hiong menjawab, tulus dari

dasar hatinya, "Di antara keluarga kita, aku

yang nomor satu menyatakan setuju. Tidak

memalukan punya saudara seperti Liu Beng,

bahkan membanggakan."

Sebun Him tiba-tiba tertawa lepas

dengan gembiranya, "Ha-ha-ha... kalau kau

sudah sanggup menganggap Liu Beng sebagai

saudaramu sendiri, anakku, maka aku matipun

akan merasa tenteram!"

"Jangan bicara soal kematian, ayah.

Usia ayah baru lima puluh tiga dan tubuh ayah

sehat sekali..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1231

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ya, memang tak pantas aku bicara

begitu. Tapi maklumlah, orang-orang tua

macam aku ini memang sering timbul pikiran
pikiran aneh di luar kehendakku sendlri. Tidak

apa-apa, A-Hiong, akupun ingin hidup sehat

dalam umur panjang."

Namun jauh di dasar hati Sebun Him

sering timbul semacam perasaan halus, seolah

memberi isyarat bahwa sembilan puluh

sembilan persen "jatah umur"nya sudah

terpakai dan sisanya tinggal satu persen saja.

Hanya saja Sebun Him seorang yang sangat

berambisi, dan setiap kali ia mengusir firasat
firasat yang mengusik hatinya. "Aku masih

punya tigapuluh atau empatpuluh tahun lagi,

masih sempat mendukung Pangeran In Si naik

tahta dan aku menjadi Gubernur Siam-sai.

Masih akan sempat mengangkat namaku

menjadi jago nomor satu dunia persilatan,

melebihi Tong Lam-hou, Pakkiong Liong dan

Pun-bu Hweshio. Masih sempat meluaskan

usaha dagangku ke seluruh negeri, sehingga

sulitlah bagi setiap orang di kekaisaran untuk

tidak mendengar nama Sebun Him dari Se
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1232

Rewriter & Pdf Maker : OZ

shia. Aku akan meraih semuanya itu. Gubernur

Siam-sai yang paling kaya di seluruh

kekaisaran dan ilmu silatnya nomor satu pula."

"Ayah, apa yang sedang kau pikirkan?"

"Ah, tidak apa-apa. Mari kita pulang dan

melanjutkan latuhan kita. Pertemuan di Siong
san tinggal kurang dari tiga bulan".

Sementara itu, Liu Jing-yang mengantar

kepergian Liu Beng dengan doa dalam hati

mudah-mudahan Liu Beng mampus oleh

orang-orang Hek-eng-po.

Dan dia sendiripun sudah siap dengan

tahapan-tahapan berikut dari rencananya.

Memperkuat kedudukannya dalam keluarga

Sebun agar tak gampang dldepak keluar, dan

untuk itu baginya sudah tersedia sebuah "Jalan

pintas" yang cepat. Sebun Giok cocok sekali

untuk dijadikan "jalan pintas" itu. Gadis anak

Sebun Him itu cantik, potongan tubuhnya

menggiurkan, dan otaknya sedikit lebih cerdas

dari seekor keledai. Maka semakin giatlah ia

mempersiapkan jalan pintasnya.

Hubungannya dengan Sebun Giok

semakin rapat, sampai pada suatu saat, Sebun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1233

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Giok jatuh ke dalam rayuannya dan

menyerahkan tubuhnya sepenuhnya. Liu Jing
yang lah lelaki pertama bagi Sebun Giok.

Meskipun selama ini Sebun Glok sudah

berganti kekasih belasan kali, namun baru Liu

Jing-yang yang berbuat sejauh itu.

Maka, semuanya berjalan begitu licin.

Sebun Giok menangis di hadapan orang tuanya

dan menceritakan perbuatannya dengan Liu

Jing-yang, dimarahi sebentar, mengancam

akan bunuh diri, tapi toh akhirnya Keluarga

Sebun harus menyelenggarakan perhelatan

perkawinan Sebun Giok dengan Liu Jing-yang,

demi menutup aib, tidak usah menungu

sampai perut Sebun Giok menggelembung

besar.

Maka Liu Jing-yang sekarang bukan lagi

sekedar murid, tetapi menantu Keluarga

Sebun. Bahkan dengan kepintarannya

membawa diri, dia berhasil menjadi menantu

kesayangan ibu mertuanya yang dalam urusan

kekayaan lebih berkuasa dari suaminya,

sehingga kedudukan Liu Jing-yang makin

kokoh.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1234

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tinggal satu batu karang penghalang

Liu Jing-yang untuk berkuasa di keluarga

ternama itu. Ahli waris Sebun Him, sebun

Hiong.

"Sabarlah, kau akan meraih

kemenangan di suatu hari kelak," kata Liu

Jing-yang kepada dirinya sendiri. Tentu saja

secara diam-diam.

**OZ**

BAGIAN DUAPULUH TIGA

Di rumah makan Lam-yap-lau di kota

Tay-tong, Si Liong-cu alias In Ceng tengah

makan sesumpitan demi sesumpitan dengan

gembiranya. Mereka sedang merayakan

keberhasilan mereka tadi malam memenggal

leher orang Tikoan (hakim desa) di luar Tay
tong yang suka memeras rakyat dan melalap

perempuan-peremuan muda dengan

mengandalkan kekuasaannya. Teman makan

In Ceng bukan lain adalah Kam Hong-ti.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1235

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun tengah mereka bicara sambil

tertawa-tawa, di tangga loteng rumah makan

itu mendadak terdengar suara langkah kaki

yang keras terburu-buru, sehingga semua

tamu menoleh ke ujung tangga. Seorang

pelayan yang tengah membawa baki dengan

semangkuk kuah panas, ditabrak begitu saja

oleh pendatang ini sehingga jungkir balik dan

kuah panas menyiram mukanya.

Pendatang itu adalah seorang lelaki

berpakaian ringkas warna kelabu, jenggot dan

kumisnya pendek-pendek seperti sikat kakus,

alisnya tebal, dan tangannya membawa

senjata yang disebut sam-ciat-kun (ruyung tiga

tekukan) yang dilipatnya.

Begitu muncul di loteng, langsung saja

suaranya yang besar memenuhi ruangan,

"Saudara Kam dan saudara Si, cepat

menyingkir! Sebentar lagi tempat ini akan

terkepung pasukan Hong San-tong beserta

jago-jagonya Pangeran In Gi yang lain! Cepat!

Mereka tak terlawan, ada tiga regu yang

membawa bedil pula!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1236
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Keruan Kam Hong-ti dan Si Liong-cu

kaget. Saat itu barulah Si Liong-cu ingat bahwa

Panglima di kota Tay-tong yang bernama Hong

San-tong itu adalah saudara seperguruan

Pangeran In Gi. Pangeran ke delapan, yang

juga saingan Si Liong-cu dalan mengincar

tahta. In Gi dan Hong San-tong sama-sana

murid Ngo-sek Hweshio, pendeta Manchu dari

Tiang-pek-san. Tidak heran kalau Hong San
tong adalah pendukung paling ngotot dari In

Gi, sebab ia mengharap kalau In Gi naik tahta,

maka derajat dirinya pun akan terangkat

sebagal saudara seperguruan Kaisar baru.

Seruan pendatang itu bukan cuma

mengejutkan Kam Hong-ti dan Si Liong-cu,

tetapi juga membuat panik tamu-tamu lainnya.

Buru-buru mereka membayar makanan

mereka dan kabur secepatnya, malah ada yang

kabur tanpa membayar lebih dulu, entah lupa

entah pura-pura lupa.

Sedangkan Kam Hong-ti dan Si Liong-cu

biarpun mulanya kaget, namun kemudian

bersikap tenang. "Ada apa, saudara Ma?" tanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1237

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hong-ti dengan cangkir arak tetap di

tangannya dan tidak bergetar sedikitpun.

Jagoan bernama Ma Sun-hian itu agak

terpengaruh pula melihat ketenangan dua

pendekar bersahabat itu. "Sepasukan tentara

sedang menuju kemari dari beberapa arah

untuk menangkap saudara Si Liong-cu. Kalau

kalian tidak segera meninggalkan tempat ini,

sulit untuk kabur nantinya!"

"Saudara Si, kau selamatan dirimu

lewat pintu belakang dan terus menuju kuil

Hud-kong-si dekat Pak-mui (pintu gerbang

utara), aku dan saudara Ma akan memancing

perhatian musuh ke arah lain." kata Kam

Hong-ti yang tetap memanggil saudara Si, dan

bukan saudari In, meskipun sudah tahu bahwa

Si Liong-cu adalah Pangeran In Ceng.

"Tidak, kita adalah sahabat, kita hadapi

mereka bersama-sama!" sahut Si Liong-cu

sambil menyambar tongkat hitamnya yang

disandarkan dekat tempat duduknya.

"Cepat ambil tindakan!" Ma Sun-hian

mendesak.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1238

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tengah ketiga orang itu saling

berbantahan, di jalanan sudah terdengar ribut
ribut. Sepasukan tentara telah muncul dan

mengatur diri dalan sikap mengepung,

menutup semua mulut jalan di sekitar rumah

makan. Bahkan beberapa prajurit dengan

membawa tangga telah memanjat rumah
rumah di seberang jalan, dan siap dengan

panah-panah mereka. Belasan orang

membawa bedil sundut.

"Pangeran In Ceng! Menyerahlah!

terdengar suara teriakan dari luar, suaranya

menggema dahsyat, menandakan bahwa orang

yang berteriak itu memiliki tenaga dalam yang

dahsyat. " Menyerahlah supaya kami tidak

bertindak kasar, dan tetap memperlakukanmu

sesuai dengan martabat Pangeran!"

"Tidak ada waktu untuk berbimbang

hati lagi, saudara Si, selamatkan dirimu

sekarang juga atau semuanya akan terlambat

sama sekali!" desak Kam Hong-ti. Tangannya

sudah menggenggam erat-erat gagang

pedangnya meskipun belum dicabut.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1239

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tidak. Kita harus sehidup semati!"

bantah In Ceng.

Kam Hong-ti habis kesabarannya

sehingga membentak, "In Ceng! Kau ingat

janjimu di Hong-hong-nia atau tidak?! Saat itu

kau bukan hanya berjanji kepada seorang Kam

Hong-ti, tetapi kepada jutaan rakyat Han.

Kalau kau naik tahta dan menjalankan janjimu,

itu berarti bangsa Han berpeluang

mendapatkan kembali martabatnya dengan

cara damai! Tapi kalau kau mati di sini,

peluang itu lenyap, dan bangsa Han harus

merebut martabatnya dengar perang! Dengan

pertumpahan darah! Kau sadari itu atau

tidak?!"

"Maafkan aku, saudara Kam," sahut In

Ceng sambil menundukkan wajahnya. "Aku

hanya tidak rela sahabat-sahabatku terluka

demi membelaku. Baiklah, aku turuti

petunjukmu tadi!"

"Bagus!", Kam Hong-ti menepuk pundak

In Ceng. "Tunggulah aku di Hud-kong-si dan

jaga dirimu baik-baik...."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1240

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Baru habis kata-katanya, bentakan di

luar sudah terdengar lagi, bahkan di lantai

bawah dan di tangga sudah kedengaran suara

ribut dan gemerincingnya senjata. Tanpa

membuang waktu lagi, Kam Hong-ti

menghunus pedangnya dan menerjang ke arah

jendela.

In Ceng alias Si Liong-cu menerjang

jendela belakang yang tembus ke sebuah gang

becek dan bau busuk di belakang rumah

makan itu, sedangkan Ma Sun-hian yang ilmu

meringankan tubuhnya kurang lihai, namun

ahli dalam permainan ruyung-tiga-ruas segera

menerjang ka lantai bawah.

Begitu tubuhnya melayang keluar

jendela, masih belasan kaki dari atas tanah,

Kam Hong-ti sudah disambut hujan panah.

Tapi sekali pedangnya bergerak bagaikan naga

menari, tubuhnya terbungkus cahaya perak

melebar dan semua panah disapu runtuh.

Seperti seekor harimau terjun ke tengah

kerumunan kambing-kambing gemuk, begitu

hebatnya kegagahan Kanglam Taihiap ini.

Begitu pedangnya berputar, tiga orang musuh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1241

Rewriter & Pdf Maker : OZ

langsung roboh terjungkal. Sepasang kakinya

menyepak berturut-turut dan kembali dua

musuh tertendang mencelat. Pedangnya

berputar lagi dan tangan kirinya menjotos,

beberapa musuh roboh lagi.

Namun tentara yang mengepung rumah

makan itu berjumlah ratusan. Robohnya

beberapa orang dari mereka tidak

mempengaruhi kepungan yang berlapis-lapis

itu, ujung tombak, pedang dan golok

gemerlapan tak terhitung banyaknya.

Dari tengah-tengah para tentara itu

terdengar teriakan, "Orang ini adalah anggota

bangsawan pemberontak itu, tangkap

sekalian!"

Jelaslah bahwa In Ceng telah difitnah

sebagai "bangsawan pemberontak", sehingga

kalaupun dia menyerah secara baik-baik,

mungkin akan langsung diadili secara berat

sebelah di kota itu juga dan dihukum mati di

kota itu pula. Hong San-tong pasti akan ikut

melicinkan jalan bagi In Gi, saudara

seperguruannya, untuk menuju singgasana.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1242

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hong-ti geram sekali mendengar

sahabatnya dicerca sebagai penberontak,

padahal ia tahu sahabatnya sudah berbuat

banyak kebaikan di tengah masyarakat. Ia

menerang ke tengah kerumunan prajurit

sambil memutar-mutar pedangnya.

Saat itulah dari tengah-tenqah para

prajurit terdengar bentakan menggelegar,

"Inikah orangnya yang dengan sombong

menepuk dada sebagai pendekar nomer satu di

Kang-lam? Biar aku mencobanya!"

Lalu muncullah seorang Hweshio

setengah tua, tubuhnya sekepala lebih pendek

dari orang-orang biasa, namun lingkaran

pinggang dan dadanya justru hampir tiga kali

lipat lebih besar dari orang biasa. Senjata yang

dibawanya adalah sebuah garuk besi yang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kelihatannya cukup berat, bertangkai panjang.

Melihat orang itu, biarpun belum pernah

bertemu, Kam Hong-ti langsung dapat

mengenali ciri-cirinya. Ia balas membentak,

"Dan inikah tampang pendeta gadungan Ngo
sek Hweshio dari Tiang pek-san yanq tidak

malu-nalu membantu bangsawan jahat untuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1243

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memburu-buru nyawa seorang bangsawan

budiman penolong rakyat?!"

"Jangan banyak mulut, Kam Hong-ti!

Benar atau salahnya pihakmu dan pihakku, kita

tentukan saja dengan senjata!" bentak Ngo
sek Hweshio, guru dari Pangeran In Gi dan

Panglima kota Tay-tong, Hong San-tong.

"Jadi, benar atau salah ditentukan

dengan kekuatan senjata? Ini barulah

omongan seorang pendeta yang penuh

ibadah!" Sindir Kam Hong-ti.

Si pendeta pendek bulat tak banyak

bicara lagi, seceoat kilat ia melangkah maju

dengan sepasang kakinya yang pendek
pendek. garuk besinya diangkat dan

ditimpakan ke kepala Kam Hong-ti. Angin

menderu keras, menandakan kehebatan

tenaga si pendeta.

Biarpun Kam Hong-ti bertubuh kurus

dan berkulit kuning pucat, namun dengan

berani ia palangkan pedangnya ke atas, itu

artinya berani melayani adu tenaga dengan si

pendeta. Terdengar dua senjata gemerincing

memekakkan telinga ketika beradu. Pedang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1244

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hong-ti segera masuk ke sela-sela gigi
gigi garuk besi lawan.

Karena memandang enteng Kam Hong
ti yang bertubuh kurus, bermuka pucat dan

berusia kurang dari tigapuluh tahun, Ngo-sek

Hweshio membentak, "Kau cari mampus!"

Garuk besinya segera diputar sekuat tenaga

untuk merampas pedang Kam Hong-ti.

Namun ia kaget ketika gagal merampas

pedang itu, malah pedang musuh lolos selicin

belut. Kam Hong-ti sendiri menyusup maju

sambil menikamkan pedangnya ke mata lawan.

Tertawa sombong si Pendeta berubah

menjadi desis kaget sambil cepat-cepat

memiringkan kepalanya. Namun kembali dia

dipaksa melompat mundur karena pedang Kam

Hong-ti sudah berputar membabat kakinya.

Ketika Kam Hong-ti hendak menyerbu

terus musuhnya, sepasukan tentara

menghalanginya untuk melindungi Ngo-sek

Hweshio. Tapi Ngo-sek Hweshio membentak

prajurit-prajurit itu, "Minggir semua!

Membereskan bocah ingusan ini mana perlu

main keroyok segala?!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1245

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebagai jago terkenal dari Liau-tong,

disegani di kalangan orang-orang Manchu,

Ngo-sek Hweshio agaknya punya harga diri

juga. Ia ingin bertempur satu lawan satu dan

mengalahkan Kang-lam Taihiap agar namanya

terangkat naik. Setelah para prajurit

menyingkir, dia menyerbu Kam Hong-ti

bagaikan seekor kerbau gila. Garuk besinya

berputar berdesing-desing dan gigi-gigi

garuknya siap merajang tubuh Kam Hong-ti

dari segala arah.

Namun si pendekar Kang-lam meladeni

dengan permainan pedangnya yang lincah. Ia

lebih mengandalkan kelincahan, kecepatan,

dan tipu-tipu serangan yang licin berbelit-belit

sehingga pedangnya mirip ular bersisik perak

yang beterbangan mengurumuni musuhnya.

Namun. biarpun tubuhnya kurus, tidak jarang

Kam Hong-ti juga memperlihatkan kehebatan

tenaganya dengan membentur senjata lawan

secara kekerasan, memaksa lawannya

mengakui bahwa kekuatan Kam Hong-ti tidak

di bawah kekuatannya sendiri.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1246

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Begitulah, di tengah jalan, di tegah

lingkaran prajurit-prajurit, terjadi pertarungan

satu lawan satu yang seru sekali.

Melihat para prajurit malah menonton

pertempuran seperti menonton adu jago, Ngo
sek Hweshio jadi mendongkol. Bentaknya, "He,

temukan dan tangkap si pemberohtak In Ceng!

Monyet kurus ini biar aku yang mengurusnya!"

Para prajurit dan perwira pun segera

lari berpencaran untuk menjalankan perintah

guru dari Panglima Tay-tong-hu.

Sementara itu, di ruangan rumah

makan Lam-yap-lau juga terdengar suara

gedebrukan dari pertempuran antara prajurit
prajurit Tay-tong yang mengepung Ma Sun
hian yang mengamuk dengan ruyung tiga

ruasnya. Meskipun sadar dirinya tak mungkin

lolos, Ma Sun-hian terus bertempur dengan

bersemangat. Sudah belasan prajurit yang

terkapar di lantai dengan kaki patah, tangan

patah atau tulang rusuk ringsek, beberapa lagi

malahan retak jidatnya karena sambaran

ruyung tiga ruasnya. Hanya saja jumlah para

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1247

Rewriter & Pdf Maker : OZ

prajurit terlalu banyak, sehingga lama-lama Ma

Sun-hian kelelahan juga.

Tapi karena mengamuknya kedua

pendekar itu, In Ceng alias Si Liong-cu jadi

sempat kabur cukup jauh lewat lorong berliku
liku di belakang rumah makan. Menembus

perkampungan kumuh yang bangunan
bangunannya didirikan sembarangan saja.

Sekelompok tukang copet yang tengah

membagi hasil di sebuah sudut, minggir

dengan ketakutan ketika Si Liong-cu lewat

sambil menjinjing toya hitamnya.

Tapi selama berada di dalam kota Tay
tong, agaknya ia tidak bisa berlenggang
kangkung dengan aman.

Baru saja ia muncul dari sebuah gang,

satu regu prajurit telah memergokinya dan

berteriak, "Itu dia orangnya!""Tangkap! Dan

panggil regu lainnya untuk menyumbat jalan

mundurnya!" teriak pemimpin regu itu.

Para prajurit segera mengerubut In

Ceng yang mau tidak mau harus memutar

toyanya untuk membela diri. Tapi dia sadar,

kalau terpancang terus di tempat itu maka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1248

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lama-lama akan terkepung, tertangkap, dan

musnahlah cita-citanya untuk duduk di

Singgasana Naga. Maka setelah merobohkan

beberapa prajurit, diapun masuk kembali ke

gang dan kabur. Berusaha mencari jalan lain.

"Kejar terus!" perintah si perwira. "Ada

hadiah uang dan kenaikan pangkat yang

disediakan Pangeran In Gi bagi siapapun yang

menangkap pemberontak itu hidup atau mati!"

Demi mendengar disebutnya uang dan

kenaikan pangkat, para prajuritpun menyerbu

dengan bersemangat, melupakan resiko bahwa

kepala mereka bisa retak terkena toya hitam

Pangeran In Ceng.

**OZ**

Bersambung ke Jilid 22

Pojok Dukuh, 13-10-2018; 13:20 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1249

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 22

Alangkah mendidihnya darah In Ceng

mendengar itu, namun ia tidak mau berhenti

dan berlari terus sepanjang lorong. Untung

sekali lorong-lorong itu begitu ruwet seperti

sarang laba-laba, sehingga In Ceng dapat lari

berbelok-belok seperti kelinci di hutan.

Sayangnya, di setiap mulut lorong selalu sudah

ada lawan yang menunggu, sehingga In Ceng
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tergiring tak sanggup keluar dari tengah
tengah sarang laba-laba itu.

Akhirnya dengan nekad In Ceng

melompat naik ke atas genteng, dan

berlompatan di atasnya. Prajurit-prajurit itu

memang tak bisa mengejar lagi, namun panah
panah merekalah yang-mengejar dari segala

arah, In Ceng memutar toya hitamnya menjadi

seperti perisai lebar yang menjatuhkan semua

anak panah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1250

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun ia terkesiap ketika di sebuah

tikungan ia melihat moncong-moncong bedil

sundut tertuju ke badannya. Sepuluh pucuk di

depan, sepuluh pucuk di samping kanan dan

sepuluh pucuk lagi di samping kiri.

Perwira pemimpin regu penembak itu

berkumis seperti kambing, "He-he-he, mau lari

kemana lagi, pemberontak? Coba ingin kulihat

kehebatan ilmu silatmu kalau harus

menghadapi tigapuluh butir peluru sekaligus

dari tiga arah..."

In Ceng membeku seperti patung

sambil mengeluh dalam hati, "Akhirnya sampai

di sinilah perjalanan hidupku. Kandas di tangan

begundal-begundal In Gi ini....."

Pada awal abad.tujuhbelas, senjata api

yang diperkenalkan pelaut-pelaut Eropa itu

memang mulai meluas penggunaannya di

negeri-negeri timur, termasuk Kekaisaran

Manchu.

Bedil sundut itu hanya bisa ditembakan

sekali setiap kali diisi, namun sambaran

pelurunya seperti lemparan piau seorang tokoh

kelas satu dunia persilatan. Kalu tigapuluh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1251

Rewriter & Pdf Maker : OZ

moncong bedil menyalak sekaligus, sama

seperti tigapuluh tokoh kelas satu

melemparkan piau sekaligus, dan tidak ada

seorangpun di dunia persilatan yang sanggup

menghindarinya...

Melawan pasti mati, menyerah juga

akan mati sia-sia, akhirnya In Ceng nekad

memutuskan untuk melawan saja. Tetapi di

saat tubuhnya siap menerjang, mendadak dari

balik sebuah wuwungan atap melompat

sesosok tubuh berpakaian serba putih dengan

gerakan bagai kilat. Menerkam si komandan

berjenggot kambing dan si komandan

tertelikung tangannya sementara sebilah pisau

belati mengkilap telah menempel di leher si

komandan.

Kejadiannya begitu mendadak para

penembak cepat berbalik dan mengarahkan

senjata api mereka ke bayangan putih itu,

namun mereka tak berdaya sebab tubuh si

penyergap terlindung di balik tubuh komandan

jenggot kambing.

Kini semua orang sempat

memperhatikan bahwa penyergap itu adalah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1252

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seorang gadis cantik berpakaian serba putih.

Terdengar gadis itu berkata dengan suara

tenang namun mengandung nada tegas yang

tak bisa ditawar lagi, "Komandan, suruh anak

buahmu meletakkan bedil-bedil mereka untuk

diikat jadi satu. Atau kau memilih pisau ini

menyayat lehermu?"

In Ceng merasa seolah baru saja

bertamasya ke pintu alam kubur namun

kembali lagi ke dunia kehidupan. Diapun juga

mengenal gadis berpakaian putih itu. "A-eng!"

Gadis itu bukan lain adalah Pakkiong Eng,

masih termasuk sepupu jauh In Ceng, sebab

ayah Pakkiong Eng adalah saudara sepupu

ayah In Ceng.

Pakkiong Eng membalas sapaan In

Ceng itu tanpa mengendorkan

cengkeramannya atas tawanannya, "Maaf,

Pangeran. Hamba datang agak terlambat,

sehingga Pangeran sempat mengalami

kesulitan..."

Dan kepada si komandan jenggot

kambing la menggertak, "Cepat!" Si komandan

kambing masih sayang kepada nyawaya, "He,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1253

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kalian semua, letakkan bedil-bedil itu dua

langkah di depan kalian!"

Perintah sang komandan tak bisa

dibantah, apa boleh buat, satu persatu mereka

letakkan bedil-bedil mereka. Namun ada

seorang prajurit yang di Tay-tong terkenal

sebagai penembak tepat, sanggup menembak

seekor lalat dari jarak duapuluh langkah.

Sambil pura-pura membungkuk meletakkan

bedilnya, jarinya tetap menempel di pelatuk,

menunggu kesempatan untuk melubangi jidat

gadis itu dengan pelurunya. Untung-untungan

saja, kalau ia akan berjasa besar, tapi kalau

kena jidat komandannya ya apa boleh buat.

Anggap saja sang komandan memang sudah

sampai takdirnya.

Tak terduga, tengkuk prajurit itupun

tiba-tiba merasa ditempeli logam seperti pipa,

dan terdengar suara seorang lelaki di

belakangnya, "Jauhkan jarimu dari pelatuk dan

letakkan bedilmu dengan baik seperti perintah

komandanmu. Biarpun aku bukan penembak

tepat,tapi dari jarak sedekat ini tentu tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1254

Rewriter & Pdf Maker : OZ

akan luput memasukkan sebutir peluru ke

benakmu."

Terpaksa si prajurit harus melupakan

pahala yang diidam-idamkannya, dan

meletakkan bedilnya dengan amat sopan.

Setelah itu ia menoleh, dan alangkah

mendongkolnya ketika melihat yang menempel

di tengkuknya tadi bukan moncong bedil

melainkan moncong sebuah pipa tembakau

dari gading.

Orang yang mengancamnya tadi adalah

seorang pemuda tampan berbaju hitam yang

tampangnya jenaka. Tersenyum ke rahnya

sambil berkata, "Nah, lain kali pakailah

otakmu", sambil perlahan-lahan mengetuk
ngetukkan pipa tembakaunya ke jidat si

penembak tepat.

Lalu sambil bersiul-siul, pemuda baju

hitam itu mengikat erat-erat bedil-bedil itu,

beberapa prajurit dipaksa melepaskan tali

celananya, sehingga prajurit-prajurit itu harus

senantiasa memegangi celananya agar tidak

merosot.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1255

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Silahkan turun, Pangeran," pemuda

baju hitam itu lalu mengangguk hormat kepada

In Ceng. "Hamba berdua akan mengawal

Pangeran lolos dari tempat ini.."

"Terima kasih, kalian berdua," kata

Pangeran In Ceng setelah melompat dari atas

genteng dengan ringan. "Siapakah saudara

ini?"

"Hamba Tong Gin yan".

"Kau she Tong, apa hubunganmu

dengan Ketua Hwe-liong-pang Tong Lam-hou?"

"Beliau adalah ayah hamba". Pikir In

Ceng, Hwe-liong-pang adalah sebuah kekuatan

besar di wilayah Se-cuan, wilayah yang

menjadi gudang-berasnya daratan Cina

sehingga merupakan kunci penting bagi para

penguasa negeri. Dalam keadaan perang, Se
cuan juga menjadi wilayah perbekalan yang

memungkinkan plhak yang menguasainya

mampu berperang dalam jangka panjang.

Karena perhitungan masa depan itulah maka

In Ceng merasa alangkah baiknya kalau Hwe
liong-pang bisa dirangkul sekali ke pihaknya.

Slkapnya pun menjadi ramah, "Saudara Tong,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1256

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dulu ayahmu menyelamatkan aku dari tangan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jiat-jiu Lokoai, sekarang kau

menyelamatkanku pula. Terima kasihku

kepada Hwe-liong-pang tak terkira. Tapi demi

hubungan akrab kita, bagaimana kalau kita

hilangkan sebutan 'pangeran' dan 'hamba' di

antara kita, seperti sahabat-sahabatku yang

lain juga saling menyebut 'saudara' denganku."

Memang Tong Gin-yan terpikat oleh

sjkap In Ceng itu, dia sendiripun bukan

seorang yang suka bertele-tele atau berbasa
basi sambil bicara maju-mundur, maka

langsung menjawab, "Baiklah, saudara In,

kalau kau menghendaki demikian."

Sementara itu Pakkiong Eng masih

terus mencengkeram tawanannya, dan

berkata, "Pangeran, kita harus segera

menghindar dari sini."

"Baiklah, sahut In Ceng sambil mulai

melangkah, dan tidak ada prajurit-prajurit

yang menghalanginya. Namun ia masih sempat

berkata, "A-eng, kita ini bersepupu jauh.

Bagaimana kalau kitapun bersikap seperti

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1257

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kakak-beradik, bukan seperti Pangeran dan

anak buahnya?"

Namun Pakkiong Eng yang sudah biasa

hidup di Pak-khia dan tahu liku-liku oang-orang

istana, merasakan adanya nada politis dalam

kata-kata itu, seolah In Ceng ingin menarik

Pakkiong Eng ke pihaknya pula. Pakkiong Eng

adalah puteri Pakkiong Liong, Panglima Hui
liong-kun (Pasukan Naga Terbang) yang jelas

berdiri di kubu Pangeran In Te. Karena itu

Pakkiong Eng menjawab tawaran In Ceng itu

sesuai dengan sikap politik ayahnya, "Terima

kasih atas kemurahan hati Pangeran. Tetapi

hamba tidak berani melangkahi tata-krama

leluhur kita yang sudah berabad-abad sejak

Kim-thai-hou."

In Ceng berkata sambil menyeringai,

"Ah, kau mengartikan uluran tangan

persaudaraanku terlalu jauh". "Silahkan,

Pangeran", kata Pakkiong Eng. "Kami akan

mengawal Pangeran".

Demikianlah, dengan membawa sandera

seorang komandan regu bedil, mereka berlalu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1258

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tanpa rintangan dari lorong yang nyaris

menjadi kuburan Pangeran In Ceng itu.

Sejak mendengar kata-kata In Ceng

"kita ini bersepupu-jauh" tadi, si komandan

jenggot kambing tahu bahwa gadis yang

menempelkan belati di lehernya itupun tentu

tergolong keluarga bangsawan. Sambil

melangkah didorong Pakkiong Eng, si

komandan jenggot kambing merengek, "Harap

Kiongcu (puteri) ketahui bahwa penyanderaan

atas diri hamba tidak akan berguna di pos-pos

yang lain, sebab mereka bukan anak buah

hamba,.."

Ia menyebut Pakkiong Eng "kiongcu"

dan dirinya sendiri "hamba" sehingga Pakkiong

Eng tertawa geli, "Aku bukan Kiongcu segala.

Jalan terus, antar kami ke Cong-peng-hu

(gedung penguasa militer)".

In Ceng terkejut mendengarnya, "Kenapa

malah ke Cong-peng-hu? Seperti masuk ke

sarang macan?"

Karena tahu bahwa Pakkiong Eng puteri

Pakkiong Liong yang berpihak kepaa In Te, In

Ceng menjadi curiga bahwa Pakkiong Eng

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1259

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengajak ke Cong-peng-hu hanya sebagai

perangkap baginya. Jangan-jangan, lepas dari

begundal-begundal In Gi dia akan masuk ke

perangkap pengikut-pengikut In Te?

Langkahnya menjadi ragu-ragu

"Pangeran, bukankah masih ada teman
teman Pangeran yang terkurung di Lam-yap
lau? Mereka harus dibebaskan atau tidak?"

tanya Pakkiong Eng.

Untuk menarik simpati Pakkiong Eng

dan Tong Gin-yan, sudah tentu In Ceng harus

menunjukkan sikap setia kawan, sahutnya

gagah, "Mereka sahabat-sahabat sehidup
sematiku, aku harus menolong mereka...."

"Nah, untuk menolongnya kita tidak

bisa menerjang prajurit yang berlapis-lapis itu

hanya dengan kekuatan kita bertiga. Lebih

tepat kalau kita ringkus Hong San-tong dan

memaksanya membuka kepungan, agar

sahabat-sahabat Pangeran dapat lolos dengan

selamat".

"Untuk menolong sahabat, menerjang

lautan api pun kusanggupi", sahut In Ceng

sambil mengertak gigi. Ia bertekad untuk main

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1260

Rewriter & Pdf Maker : OZ

untung-untungan demj cita-cita besarnya.

Seandainya di gedung Cong-peng-hu ada

perangkap, anggap saja nasibnya buruk. Tapi

kalau berhasil menarik simpati Pakkiong Eng

dan Tong Gin-yan, mungkin akan menarik

keuntungan dalam perjuangannya di kemudian

hari.

Mereka berjalan cukup jauh menyusup

di lorong-lorong busuk, dan di suatu tempat si

komandan jenggot kambing ditotok roboh.

Sepanjang jalan, In Cenq juga melihat banyak

prajurit-prajurit tertotok seperti patung atau

terikat dengan tali celana mereka sendiri. Jelas

itulah hasil kerja Pakkiong Eng dan Tong Gin
yan.

"Kalian hebat, membereskan orang

sebanyak ini hanya berdua saja", In Ceng

memuji sambil tertawa.

"Itu hanya keahlian kami berdua dalam

permainan petak-umpet alias kucing-kucingan,

saudara In", sahut Tong Gin-yan. "Satu

memancing di depan, lainnya menyergap dari

belakang, dan lorong-lorong ini sangat

membantu untuk bergerilya..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1261

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tldak percuma kalian sebagai putera
puteri Ketua Hwe-liong-pang dan Panglima

Hui-liong-kun", kembali In Ceng melepaskan

jerat-jerat halusnya. "Kalian memang hebat".

"Saudara In juga mengagumkan,

sepanjang jalan kami sudah mendengar

tindak-tanduk saudara In bersama Kanglam

Taihiap dalam membela rakyat kecil yang

tertindas. Saudara juga murid Pun-bu Hweshio,

pendeta tua yang kesaktiannya seperti dewa

itu", balas Tong Gin-yan.

"Pun-bu Hweshio tidak punya murid

bernama In Ceng, dia hanya punya muid Si

Liong-cu..."

"Dan aku dengar, belakangan ini Pun-bu

Hweshio menerima seorang murid lagi.

Seorang remaja empatbelas tahun yang

kecerdasannya sangat memgagumkan,

benarkah?" tanya Tong Gin-yan.

In Ceng tersenyum. "Ah, anak nakal itu.

Namanya Ni Keng-giau. Bakat dan

kecerdasannya melebihi aku".

Sambil bercakap-cakap dan berjalan

merunduk-runduk, mereka tiba di belakang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1262

Rewriter & Pdf Maker : OZ

gedung Cong-peng-hu yang berdinding setinggi

dua setengah kali orang dewasa...

"Sergapan terhadap Hong San-tong

harus cepat dan mendadak, jangan membyang

waktu", bisik Pakkiong Eng. "Pangeran, apakah

Pangeran akan ikut menyerbu ke dalam?"

"Jelas, Kam Hong-tu dan Ma Sun-hian

adalah sahabat-sahabatku, bagaimana aku bisa

tidak peduli nasib mereka?"

"Tapi hati-hati, Hong San-tong punya

sepasukan regu pengawal yang cukup baik,

dan memelihara anjing-anjing besar yang

terlatih, siap merobek-robek tamu-tamu tak

diundang".

"Nah , kita harus cepat,"

"Pangeran, harap Pangeran membikin
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keributan sebelah utara, dan kau Yanko,

kacaukan sebelah selatan. Biar aku yang

menerjang ke tengah untuk meringkus Hong

San-tong langsung".

Pakkiong Eng mengatur demikian

karena sadar bahwa dirinyalah yang memiliki

ilmu meringankan tubuh terbaik dari antara

ketiganya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1263

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Siap, komandanku yang cantik", Tong

Gin-yan berkelakar.

Pipi Pakkiong Eng memerah karena

temannya itu bergurau seenaknya di depan

Pangeran In Ceng. Sementara Pangeran In

Ceng tersenyum tapi tak berkata sepatah kata

pun.

Tiga sosok tubuh itupun melesat

hinggap di atas dinding yang tinggi dengan

ringannya. Dan baru saja kaki mereka

menginjak puncak dinding, dari halaman

gedung itu sudah terdengar suara

menggonggong ramai dari beberapa ekor

anjing yang besar-besar. Disusul dengan

munculnya sekelompok regu pengawal.

"Anjing-anjing itu mengucapkan

selamat datang kepada kita", desis In Ceng.

"Dan senyuman mereka begitu ramah sampai

giginya kelihatan semua", sambung Tong Gin
yan.

Lalu kedua orang itu serempak

melompat turun, menerjang ke arah pasukan

gabungan manusia dan anjing di pihak musuh.

Ketangkasan dan kehebatan kedua pemuda itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1264

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membuat para pengawal terkejut dan untuk

sementara menjadi kocar-kacix, tapi dari sayap

kanan dan kiri gedung besar itu

berdatanganlah bala bantuan pengawal
pengawal lainnya.

Seperti seekor burung bangau besar

berbulu putih, Pakkiong Eng melontarkan

tubuhnya dari bibir dinding ke atap bangunan

di seberang halaman. Lalu melompat turun dan

memukul roboh beberapa pengawal yang

merintanginya masuk ke dalam gedung.

"Dimana Congpeng Hong San-tong?!"

bentak Pakkiong Eng. "Suruh keluar dengan

berlutut untuk menyambut perintah panglima

Tertinggi Angkatan Perang Kekaisaran,

Pangeran In Te!"

Gertakan Pakkiong Eng itu berhasil

menciutkan semangat penghadang
penghadangnya. Apalagi ketika melihat

Pakkiong Eng mengeluarkan sehelai bendera

kecil bersulam benang emas yang dikenali

sebagai bendera komando Pangeran In Te,

pemegang kekuasaan militer tertinggi di

kekaisaran.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1265

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Maka Pakkiong Eng pun melangkah

masuk ke dalam gedung besar itu tanpa

rintangan. Di pintu tengah, ia berpapasan

dengan seorang berseragam panglima dan

tangannya membawa golok besar, yang

membentak dengan garangnya, "Siapa berani

seenaknya terobosan di ...."

Kalimatnya terhenti dan lehernya serasa

tercekik ketika melihat bendera segitiga kecil di

tangan Pakkiong Eng. "Siapa...kau?" suaranya

gemetar dan kegarangannya mulai luntur. "Kau

Hong San-tong?" Pakkiong Eng tidak menjawab

malahan balas bertanya.

"Benar. Nona,kau siapa dan dari mana

kau curi bendera komando itu?"

"Aku tidak mencuri, aku menerimanya

dari tangan Pangeran In Te sendiri sebagai

tanda wewenangku. Sekarang dengarkan

perintah, tarik mundur orang-orangmu yang

membikin rusuh di Lam-yap-lau dan biarkan

orang-orang yang terkepung itu pergi dengan

aman!"

Sekilas wajah Hong San-tong memucat,

namun bersikeras tak mau menyerah kepada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1266

Rewriter & Pdf Maker : OZ

gertakan, "Hem, mana bisa Pangeran In Te

mengirim utusan yang datangnya saja dengan

melompati dinding belakang? Serahkan

bendera itu dan menyerahlah, bandit cilik!"

Lalu dengan golok besarnya ia bersiap
siap untuk melawan, tapi didengarnya

Pakkiong Eng berkata sambil mengulurkan

lehernya,"Kau mau mengambil bendera?

Ambillah. Ingin memenggal leherku juga boleh.

Tapi jangan kaget kalau tidak sampai sebulan

lagi akan ada perintah dari Pangeran In Te

untuk memanggilmu ke Pak-khia sambil

mempersembahkan batok kepalamu sendiri di

atas nampan!"

Alhasil, golok Hong San-tong yang

sudah siap dibacokkan itu hanya tergantung

saja di udara dan tak kunjung bergerak.

Telapak tangannya basah dengan keringat

dingin."Siapa kau sebenarnya?"

"Aku Pakkiong Eng, ayahku adalah

Pakkiong Liong!" Nama Panglima Hui-liong-kun

itu seperti delapan belas petir yang meledak

seketika di pinggir kuping Hong San-tong,

membuat semakin kecut. Sementara Pakkiong

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1267

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Eng tertawa dingin, "Kau boleh percaya, boleh

juga tidak!"

Supaya kepala lebih lama melekat di

leher, lebih baik percaya daripada tidak.."Nona

Pakkiong, apa maumu? Dengan matinya si

pemberontak In Ceng, serta begundal
begundalnya seperti Kam Hong-ti serta Ma

Sun-hian, bukankah akan mengamankan

Pangeran In Te juga? Kenapa malahan

menghalangi orang-orangku untuk menghabisi

mereka?"

"Hem, Pangeran In Te yang berbudi

luhur itu mana bisa disamakan dengan saudara

seperguruanmu,Pangeran In Gi yang gemar

kekerasan dan menumpahkan darah secara

gelap itu? Lagi pula meskipun Pangeran In

Ceng meninggalkan istana dengan tidak sopan,

tapi dia adalah putera Kaisar. Untuk

menyatakan dirinya sebagai pemberontak yang

boleh ditumpas, harus lewat keputusan Kaisar

sendiri dalam sebuah Sidang Lengkap.

Dikeluarkan pula surat yang ditanda-tangani

bersama oleh Heng-po Siangsi (menteri

kehakiman) dan Peng-po Siangsi (menteri

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1268

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perang), kenapa kau Iancang mengambil

tindakan sejauh ini? Kesalahanmu ini sudah

cukup menjadi alasan untuk menghukum mati

kepadamu!"

Lenyap sudah sia-sisa kegarangan Hong

San-tong, mukanya seputih kertas kwalitas

nomor satu buatan Liu-ciu, goloknya terkulai di

tanah, dan keringat dingin sebesar kacang

tanah bermunculan di jidatnya. "Aku tidak tahu

kalau Heng-po Cengtong dan Peng-po

Cengtong belum mengeluarkan surat itu, aku

hanya menjalankan titah Pangeran In Gi...."

"Tarik orang-orangmu!"

"Baik.., baik...aku sendiri akan menuju

ke Lam-yap-lau".

"Bersama kami bertiga!"

"Ya...ya...aku tunduk perintah Panglima

Tertinggi!"

Paling dulu ia berlari ke halaman,

membentak pengawal-pengawalnya agar

menghentikan perlawanan terhadap In Ceng

dan Tong Gin-yan, memerintahkan para pelatih

anjing agar mengikat anjing-anjng itu dengan

tali kulit. Lalu berlutut di hadapan In Ceng

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1269

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sambil menceritakan bahwa tindakannya itu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gara-gara "kekeliruan laporan dari mata
matanya, sebuah kekhilafan kecil".

In Ceng tertawa dingin. "Ya...ya,

kekhilafan kecilmu itu hampir saja membuat

tubuhku dilubangi tigapuluh peluru dan entah

berapa ratus ujung tombak dan golok. Hanya

kekhilafan kecil ujarmu, ha?!"

"Hamba tahu hamba bersalah, mohon

Pangeran mengampuninya..." Hong San-tong

mengangguk-anggukkan kepalanya seperti

ayam mematuki beras. "Hamba tak akan

mengulangi kesalahan..."

"Sekarang kita semua ke Lam-yap-lau.

Jangan sampai terlambat!"

Maka dari gedung Cong-peng-hu, Hong

San-tong bersama Pakkiong Eng, Tong Gin-yan

dan In Ceng menunggang kuda dan menuju ke

ribut-ribut di bagian timur kota Tay-tong.

Sepanjang jalan Hong San-tong tak henti
hentinya memohon kepada dewa mana saja

yang melintas dalam ingatannya, agar

kedatangannya tidak terlambat. Supaya tidak

usah datang perintah Pangeran In Te yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1270

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyuruh membawa kepalanya di atas

nampan

"Oh, kepalaku sayang, mudah-mudahan

kau masih diijinkan bersamaku oleh para

dewa....."

Mereka memang tidak terlambat, tetapi

hampir terlambat. Hong San-tong hampir saja

kehilangan seorang guru, sebab Ngo-sek

Hweshio sudah terdesak dan luka-luka oleh

Kam Hong-ti namun tetap menolak untuk

dibantu siapapun. Sedang Kam Hong-ti sendiri

pun seandainya menang juga sulit

menyelamatkan diri dari lawan yang sekian

banyak. Tidak ada jago silat yang

bagaimanapun tinggi ilmunya bisa lolos dari

kepungan prajurit yang begitu banyak.

Di dalam rumah makan, betapapun

gagahnya Ma Sun-hian melawan, tapi

pakaiannya sudah robek-robek dan kulitnya

berdarah. Namun belasan prajurit musuh

sudah dirobohkannya.

Saat itulah Hong San-tong datang

berkuda sambil berteriak-teriak, "Hentikan!

Hentikan!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1271

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Perintah segera ditaati, hanya Ngo-sek

Hweshio yang tidak mau berhenti dan terus

mengamuk seperti kerbau gila, menerjang

Kam Hong-ti. Jagoan Tiang-pek-san itu merasa

malu sebab kena dipermainkan oleh Kam

Hong-ti yang lebih muda, sehingga seruan

Hong San-tong yang berulang kali itupun tidak

digubrisnya.

Waktu itu, karena pertempuran sudah

berhenti maka Ma Sun-hian melangkah keluar

dengan leluasa, meskipun seluru pakaiannya

nyaris merah semua oleh darah tetapi

langkahnya tetap tegap dan matanya

mencorong ganas masih dalam semangat

tempurnya.

Ia langsung mendekati arena perang

tanding Kam Hong-ti dengan Ngo-sek Hweshio,

dan bertanya, "Saudara Kam, kerbau jelek ini

masih juga membandel?"

"Sebentar lagi akan jinak, saudara Ma",

sahut Kam Hong-ti sambil tertawa Tiba-tiba

pedangnya gemerlapan menyambar bagaikan

puluhan ular perak menari&nari di udara. Ngo
sek Hweshio berusaha melindungi diri dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1272

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memutar kencang garuk besinya, namun

sikunya tiba tiba tertusuk ujung pedang

sehingga senjatanya jatuh ke tanah. Menyusul

kaki Kam Hong-ti yang kurus seperti bambu itu

menyapu ke depan, dan tubuh Ngo-sek

Hweshio seperti sebuah bola raksasa yang

menggelinding terpental beberapa langkah.

Ketika Hweshio gemuk pendek itu

hendak melompat untuk menyerang kembali,

Hong San-tong buru-buru melompat

menghalanginya dan berteriak, "Tunggu Suhu!"

Sebenarnya, meskipun Ngo-sek Hweshio

kelihatannya masih berani dan masih beringas,

tapi dalam hatinya sudah kecut karena sadar

sesadar-sadarnya bahwa Kam Hong-ti tak

mungkin bisa diatasinya. Jadi kebetulan

muridnya mengalanginya, tapi ia pura-pura

tidak suka dihalangi. "Minggir! Akan aku hajar

bocah ingusan itu!"

Sambil berharap dalam hati agar

muidnya tidak minggir dan tetap memegangi

tangannya.

Sementara itu, Kam Hong-ti dan Ma

Sun-hian merasa heran melihat In Ceng yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1273

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tadinya disuruh lari lebih dulu, malah kembali

kesitu, bersama Hong San-tong serta sepasang

muda-mudi berbaju hitam dan putih yang tidak

dikenalnya. Lebih heran lagi melihat sikap

Hong San-tong yang memerintahkan

pembubaran kepungan. "Saudara In, apa yang

terjadi?"

In Ceng menunjuk Pakkiong Eng dan

Tong Gin-yan seraya berkata, "Merekalah yang

menyelamatkan nyawa kita bertiga, saudara

Kam". "Siapa mereka?"

Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng segera

maju memperkenalkan dirinya masing masing,

disambut ucapan terima kasih Kam Hong-ti

dan Ma Sun-hian. Mendengar nama Tong Gin
yan putera Ketua Hwe-liong-pang, Kam Hong
ti serta Ma sun pian tenang-tenang saja. Tapi

mendengar nama Pakkiong Eng, puteri

Panglima Hui-liong-kun, sepasang pendekar itu

mengerutkan alisnya dan menahan diri

menunjukkan rasa tidak senang mereka.

Melihat sikap mereka, Pakkion Eng

menarik napas namun bisa memakluminya.

Ayahnya adalah seorng panglima Manchu yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1274

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sering menumpas pembrontakan orang Han,

sehingga nama Pakkiong Liong nyaris tak ada

bedanya dengan "pembantai orang Han".

Kanglam Taihiap Kam Hong-ti sebagai seorang

pahlawan bangsa Han tentu saja merasa tidak

senang bahwa hari itu nyawanya ditolong

seorang puteri panglima Manchu.

Sementara itu, Hong san-tong berhasil

membujuk gurunya, dan membiarkan gurunya

pulang ke Cong-penghu dengan regu pengawal

kehormatan untuk membuatnya puas.

Kemudian Hong San-tong sendiri

memerintahkan pasukannya pulang ke tangsi

masinf-masing sambil membawa yang tewas

dan luka-luka. Ia merasa tindakkannya hari itu

terlalu konyol, namun kemunculan Pakkiong

Eng dengan membawa bendera komando

Pangeran In Te memang tak bisa

diabaikannya.

Tanpa banyak cakap, Kam Hong-ti, Ma

Sun-hian, In Ceng,Tong Gin-yan dan pakkiong

Eng keluar bersama-sama meninggalkan kota

Tay-tong. Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1275

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lebih dulu ke penginapan mereka untuk

mengambil kuda, dan bekal mereka.

**OZ**

BAGIAN DUA PULUH EMPAT

Begitu berada lima li di luar kota Tay
tong, Kam Hong-ti tak sanggup menahan

gejolak hatinya lagi. Tiba-tiba ia hentikan

kudanya dan menatap Pakkiong Eng tajam
tajam, kata-katanya tetap sopan namun

mengandung nada permusuhan, "Nona

Pakkiong, aku Kam Hong-ti secara pribadi tidak

akan melupakan pertolonganmu. Tetapi aku

ada pertanyaan, harap dijawab dengan jujur".

"Silahkan, Kam Taihiap", sahut

Pakkiong Eng yang mulai merasa tidak senang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pula karena diperlakukan seperti maling

jemuran di depan hakim.

"Nona menolong saudara In Ceng,

apakah tujuanmu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1276

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Karena Pangeran In Ceng bukan

seorang yang pantas dibunuh. Baik Kaisar

maupun Pangeran In Te sebagai panglima

tertinggi tidak menyebut-nyebut Pangeran In

Ceng sebagai pemberontak, dan tidak boleh

ada pihak manapun yang lancang mendahului

keputusan Kaisar".

Kalau Kam Hong-ti masih bisa berbicara

halus, maka Ma Sun-hian sebaliknya adalah

orang kasar yang bicaranyapun tanpa tedeng

aling-aling, "Hem, benarkah Pangeran In Te

begitu baik hati? Tidakkah ia ingin

mempersembahkan kepala saudara In Ceng ke

hadapan Kaisar, mendahului saudara
saudaranya yang lain?

Pakkiong Eng sadar bahwa dia tidak

boleh jengkel atau marah menghadapi sikap

penuh kecurigaan itu, justru harus bisa

menerangkan dengan kepala dingin untuk

menghapus kecurigaan. "Kalian jangan salah

paham terhadap Pangeran In Te, jangan pula

menganggap bahwa tingkah laku pangeran
pangeran lainnya seperti In Gi dan In Tong itu

sebagai ukuran bagi Pangeran In Te. Pangeran

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1277

Rewriter & Pdf Maker : OZ

In Te justru memberi perintah tegas kepada

anak buahnya untuk sebisa-bisanya mencegah

gelombang kekerasan di antara pengikut

berbagai pangeran. Beliau tidak suka saudara
saudaranya saling membunuh...".

Lalu kepada In Ceng, Pakkiong Eng

berkata, "Pangeran, hamba membawa pesan

dari adinda Pangeran In Te agar Pangeran

dipersilahkan pulang ke istana. Adinda

Pangeran menjamin sepenuhnya keselamatan

Pangeran, lebih aman daripada berkeliaran di

luar istana tanpa pengawal".

"Saudara In aman di antara sahabat

sahabatnya sendiri", sebelum In Ceng

menjawab, Ma Sun-hian sudah mendahului

menjawab.

In Ceng sendiri tahu bagaimana isl hati

saudaranya yang nomor empatbelas itu,

kejujurannya dapat dipercaya. Tetapi kalau ia

kembali ke istna, tidakkah itu sama dengan

seekor burung yang masuk ke dalam sangkar

emas? Burung itu akan aman, kenyang, tetapi

tidak bebas lagi, tak lebih dari hiasan. In Ceng

tidak ingin menjadi burung itu, ia lebih suka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1278

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tetap bebas berkeliaran, mencari sahabat

sebanyak-banyaknya du unia persilatan untuk

memupuk kekuatan mendukung cita-citanya.

Karena itu, diapun menjawab, "A-eng,

kalau kau kembali ke Pak-khia, sampaikan

salam hangatku kepada Adinda In Te.

Menyesal sekali bahwa aku tidak bisa

memenuhi permohonannya untuk pulang ke

istana, setidak-tidaknya dalam waktu dekat ini,

sebab aku masih ingin bertamasya secara

bebas dengan sahabat-sahabatku, menikmati

pemandangan-pemandangn indah di Kang
lam".

Pakkiong Eng menarik napas, "Apakah

Pangeran curiga bahwa Pangeran In Te akan

menjebak Pangeran?"

"Oh, tidak, idak...." sahut In Ceng

tergesa-gesa. "HUbunganku dengan Adinda In

Te selama ini baik, tetapi...terus terang saja

kebebasanku akan terkekang di Pak-khia.

Adinda In Te pasti akan melindungi aku,

namun terlalu banyak serigala berbulu domba

yang berkeliaran sekitar istana dan Adinda In

Te terlalu polos untuk mengenali kedok

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1279

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mereka. Adinda In Te adalah prajurit lapangan

yang baik, jagoan di medan perang, tetapi

serigala-serigala berbulu domba itu jauh lebih

berbahaya dari musuh yang terang-terangan di

medan perang."

Kam Hong-ti menyambung, "Nah, nona

Pakkiong, kalau saudara In tidak ingin pulang,

tentunya kau tidak akan memaksa bukan?"

Sudah tentu Pakkiong Eng tidak ingin

memaksa, sebab seandainya memaksa pun

apakah dirinya dan Tong Gin-yan sanggup

melawan Kam Hong-ti, In Ceng dan Ma Sun
hian?

"Sudah tentu hamba tidak akan

memaksa Pangeran", sahut Pakkiong Eng

sambil menarik penyesalan. "Hamba mohon

diri, Pangeran".

Pakkiong Eng menekuk sebelah kakinya

untuk berlutut, sebagai layaknya menghormat

seorang putera Kaisar. Sedangkan Tong Gin
yan hanya menjura saja sambil berkata,

"Sampai jumpa lagi, Samwi Taihiap (pendekar

bertiga)"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1280

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kedua pihak saling memberi hormat

dalam suasana yang canggung-kaku. Dalam

kesempatan itu Kam Hong-ti sempat berkata,

"Saudara Tong, salam hangatku untuk Ketua

Hwe-liong-pang dan mengharap beliau

bermata tajam dalam memperhitungkan masa

depan kekaisaran, lebih-lebih masa depan

jutaan orang Han. Nona Pakkiong, sekali lagi

terima kasuh atas pertolonganmu tadi. Tolong

sampaikan kepada Pangeran In Te bahwa

kakandanya aman bersama kami. Pihak

manapun yang ingin melukai saudara In Ceng

seujung rambutpun, dia akan berhadapan

dengan ribuan pendekar di wilayah Kanglam

yang siap membentenginya!" Itulah suatu

peringatan halus.

Kedua pihakpun berpisahan. Kam Hong
ti, In Ceng dan Ma Sun-hian menuju ke

tenggara, Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng ke

barat laut.

Sambil berkuda perlahan, Pakkiong Eng

berkata, "Pangeran In Te benar-benar

mendapat saingan yang sangat berat. Padahal

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1281

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hanya dialah calon yang pantas menggantikan

kedudukan Kaisar Khong-hi"

"Siapa sanggup bersaing dengan

Panglima Tertinggi Angkatan Perang?"

"Yan-ko, tidakkah tadi kau dengar

ucapan Kan Hong-ti si kurus jelek itu bahwa

seujung rambutpun In Ceng dilukai, para

pendekar di Kanglam akan membelanya? Inilah

hasilnya In Ceng menghilang enam tahun dari

istana".

"Sebenarnya In Ceng orang baik juga,

kalau tidak, bagaimana orang macam Kam

Hong-ti sampai bisa bersahabat begitu baik

dengannya? Dia barangkali merupakan pilihan

1ain di samping In Te, yang didukung kaum

militer".

"Aku bingung memikirkannya", keluh

Pakkiong Eng. "Biarlah aku laporkan saja

kepada ayah, biar ayah yang memikirkan

masalah ini bersama jenderal-jenderal ubanan

lainnya."

"Apakah mungkin Pangeran In Te akan

melakukan tindakan keras terhadap

kakandanya itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1282

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Banyak orang di Pak-khia, termasuk

ayah dan aku, tahu pasti bahwa Pangeran In

Te bukan orang yang gemar menggunakan

kekerasan, meskipun di tangannya tergenggam

kekuasaan militer. Tapi kalau keutuhan

kekaisaran terancam akan terpecah-belah,

sudah pasti Pangeran In Te tak akan tinggal
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diam."

Mendengar nada murung dalam ucapan

sahabatnya itu, Tong Gin-yan terseret rasa

prihatin pula. Baru belasan tahun

pemberontakan Bu Sam-kui di Se-cuan padam,

mungkinkah kini kekaisaran sudah terancam

perang saudara lagi antara In Te dan In Ceng?

Sulitlah menetapkan benar atau salahnya In Te

atau In Ceng, kedua-duanya memiliki alasan

masing-masing, sehingga seperti benang ruwet

yang tidak ketahuan mana ujungnya. In Ceng

minggat dari istana karena merasa dirinya

dianak-tirikan, sedikit banyak tentu ada rasa

dendam. Sedangkan In te, meskipun tidak

membenci kakandanya, namun sebagai calon

Kaisar yang hampir pasti, tentu tidak akan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1283

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membiarkan kekaisaxlran dipecah-belah oleh

siapapun.

"Kita tidak berarti apa-apa dalam

pergeseran yang terjadi di antara raksasa
raksasa pemerintahan", kata Tong Gin-yan

akhirnya. Lalu tiba-tiba membelokkan arah

pembicaraan, "Apakah kita akan ke Pak-khia?"

"Kenapa ke Pak-khia?"

"Bukankah tadi kau bilang akan

melaporkan masalah ini kepada jenderal
jenderal ubanan?"

"Tidak usah kita sendiri yang ke Pak
khia, ada jalur khusus yang akan membawa

berita ini sampai ke telinga ayah", sahut

Pakkiong Eng. Dari kantung pelana kudanya

dia keluarkan benda yang bukan lain adalah

sebuah roket kembang api sebesar lilin merah

dalam upacara perkawinan.

"Yan-ko, pinjami korek apimu..."

Tong Gin-yan mengeluarkan koreknya

dan menyalakannya sekalian. Pakkiong Eng

mendekatkan sumbu roket kembang api itu ke

nyala api, dan sesaat kemudian benda itu

mendesis meluncur ke udara dan membentuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1284

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tali asap berwarna biru. Kelihatan cukup

menyolok di langit yang agak mendung. "Kita

tunggu di sini sebentar", kata Pakkiong Eng

kemudian.

"Wah, jadi ternyata selama ini kau

dikawal secara diam-diam oleh anak buah

ayahmu?" tanya Tong Gin-yan, maklum apa

artinya kembang api berasap biru itu.

"Bukankah kau juga tidak sendirian? Di

tempat-tempat tertentu ada pos-pos Hwe
liong-pang yang terang-terangan atau

tersamar, untuk senantiasa siap

menghubungkanmu dengan orang-orang Hwe
liong-pang di lain tempat?"

Agak lama mereka menunggu, sampai

dari balik bukit muncul seorang lelaki

berpakaian seperti petani desa, namun gerak
geriknya tidak seperti petani. Sebab ia berlari

dengan lincah melompati batu-batu gunung

dan tiba di hadapan Pakkiong Eng tanpa

terengah-engah napasnya.

"Thia Siau-beng, pa-cong (sersan) dari

pos ke tujuhbelas menyampaikan salam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1285

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kepada nona Pakkiong!" petani itu memberi

hormat kepada Pakkiong Eng.

Bicara dengan seorang anak buah

ayahnya, Pakkiong alEng bergaya bicara

seorang militer pula yang singkat dan tidak

bertele-tele. "Thia Pa-cong, ada berapa orang

di pos tujuhbelas?"

"Enam orang"

"Segera kirim dua orang dengan kuda
kuda tercepat ke Pak-khia untuk

menyampaikan kabar kepada ayahku.

Pangeran In Ceng sudah diketemukan

jejaknya, menyamar dengan nama Si Liong-cu,

dan mendapat pembelaan bersungguh
sungguh dari pendekar-pendekar di Kanglam.

Paham?"

"Paham".

"Lakukan segera".

"Baik". Sersan itu membungkuk hormat

sekali lagi kemudian menghilang ke arah

semula. Kemudlan Pakkiong Eng berpaling

kepada Tong Gin-yan dan berkata, "Nah,

sekarang kita mulai tugas yang lain. Memburu

orang-orang Hek-eng-po."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1286

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Siap, komandan!" Tong Gin-yan

menirukan gaya Thia Siau-beng tadi dan

lompat ke atas kuda kelabunya. "Kita akan

menyelidiki mereka kemana, komandan?"

Pakkiong Eng tertawa. Ia mengeluarkan

secarik kain hitam, robekan dari sebuah baju,

yang dulu didapatkannya dalam tangan

seorang anak buah Hwe-liong-pang yang

tewas. Dibacanya huruf-huruf di robekan kain

itu, dan berkata, "Kita akan berbelanja di Se
shia, di toko kain Hin-seng di Jalan Pak-toa
kai".

"Siap, komandan!"

"Prajurit tolol, kau aku pecat dan

selanjutnya dilarang memanggilku 'komandan'

lagi!".

"Siap, isteriku!"

"He, kau bilang apa?!" dengan muka

merah, Pakkiong Eng menyabetkan cambuknya

ke punggung Tong Gin-yan. Sambil berkelakar,

merekapun melanjutkan perjalanan. "Yan-ko,

apakah persiapanmu untuk pertemuan di

Siong-san nanti sudah cukup? Kalau kau

sampai dikalahkan oleh murid Pun-bu Hweshio

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1287

Rewriter & Pdf Maker : OZ

atau putera Sebun Him, ayahmu akan

menyalahkan aku....."

"Pertemuan di Siong-san hanyalah

pertemuan antara tiga pihak bersahabat,

meskipun ada unsur gengsi masing-masing

pihak, namun kalah atau menang bukanlah hal

penting. Sedangkan menumpas Hek-eng-po

yang semakin merajalela adalah urusan besar,

sebab menyangkut mati hidupnya banyak

orang tak bersalah. Lagipula, di sepanjang

perjalanan toh aku blsa meluangkan waktu

untuk latihan setiap pagi dan sore..."

Sebenarnya dalam hati Pakkiong Eng

gembira karena masih akan berjalan bersama

pemuda yang diam-diam mulai disukainya itu.

Namun sebagai gadis yand bermuka tipis, ia

tidak menunjukkan rasa sukanya teranf
terangan. Hanya berkata, "Baiklah kalau kau

bertekad begitu, aku hanya menurut saha. Di

sepanjang jalan, kau mungkjn juga akan

bertemu dengan teman-teman berlatih yang

manis, misalnya Jiat-jiu Lokoai (Siluman Tua

Bertangan Maut) atau majikan Hek-eng-po."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1288

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kalau bertemu Jiat-jiu Lokoai, bantu

aku memasang jenggot palsu dan menyalakan

pipa tenbakauku....." "Kemudian lari terbirit
birit seperti dulu? Hem, dasar muka tembok!"

"Jangan berpikiran sempit, A-eng, lari

cepat termasuk jurus membela diri yang

ampuh pula!"

Demikianlah, meskipun pikiran mereka

dibebani keprihatinan akan masa depan

kekaisaran yang terancam perang saudara

antar putera-putera Kaisar Khong-hi, toh

mereka melanjutkan perjalanan sambll

bersenda-gurau. Mereka memang bukan

orang-orang pemerintahan yang memegang

kekuasaan dan mampu ikut campur dalam

pergolakan politik, namun toh ingin

menyumbangkan tenaga mereka yang kecil itu

untuk kesejahteraan bersama.

Tidak sanggup ambil bagian dalam

pergolakan di istana setidaknya dengan

menumpas Hek-eng-po dapat mengurangi

sumber keresahan dalam mayarakat.

Pada suatu senja, mereka gagal
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemukan penginapan ataupun rumah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1289

Rewriter & Pdf Maker : OZ

penduduk desa yang memadai untuk

melewatkan malam. Namun karena hari

hampir gelap dan kuda mereka sudah lelah,

terutama kuda kelabu Tong Gin-yan yang tidak

seistimewa si Salju Terbang kepunyaan

Pakkiong Eng, maka mereka memutuskan

untuk bermalam di sebuah bekas benteng kuno

yang sudah rusak di sebuah bukit. Sebuah

bekas benteng yang agaknya dulu dilengkapi

dengan menara pengintaian, jembatan yang

bisa dikerek, dan lain-lainnya, namun

keadaannya sudah morat-marit karena

berpuluh tahun tak dirawat.

Begitu mereka masuk, mereka tahu

bahwa malam itu mereka akan ditemani

beberapa tengkorak berseragam prajurit

dinasti Beng yang bergeletakan di sana-sini.

"Malam ini kau harus hati-hati" kata

Tong Gin-yan kepada Pakkiong Eng. Suaranya

bergaung di ruangan besar penuh sarang laba
laba yang nyaris kosong melompong itu.

"Kenapa ?"

"Lihat seragam prajurit-prajurit yang

tinggal tulang-tulang itu. Mereka prajurit
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1290

Rewriter & Pdf Maker : OZ

prajurit Kerajan Beng, dan kau adalah puteri

Panglima Manchu musuh mereka. Jadi hantu
hantu itu nanti malam mungkin akan

mengunjungimu"

Tengkuk Pakkiong Eng terasa agak

dingin juga, meskipun tahu Tong Gin-yan cuma

menakut-nakutinya. Ia mencoba bergurau

juga. "Dan kau juga akan diganggunya. Kau

adalah cucu Tong Wi-siang, pemberontak di

jaman Kerajaan Beng dulu."

Baru saja Pakkiong Eng berkata

demikian, kakinya menyentuh setumpukan

papan yang malang melintang, dan dari bawah

tumpukan papan itu keluarlah beberapa ekor

tikus mencicit-cicit.

Bagaimanapun gagahnya Pakkiong Eng

menghadapi musuh di berbagai pertempuran,

namun ia tetap seorang gadis yang ketakutan

melihat tikus. Ia melompat sambil menjerit

keras-keras dan sedetik kemudian tubuhnya

sudah menempel erat-erat di tubuh Tong Gin
yan.

Di luar, matahari sudah menghilang dan

cuaca mulai dingin. Tubuh ramping dan hangat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1291

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang melekat di dadanya, membuat jantung

Tong Gin-yan berdetak keras. Sekilas timbul

pikiran keruhnnya mengharapkan agar adegan

itu bisa dilanjutkan sampai ke ujungnya,

namun Pakkiong Eng tiba-tiba meronta lepas

dari pelukannya. Dengan muka merah

padam....

"Tikus-tikus itu..." kata Pakkiong Eng

tergagap. "Tikus-tikus itu pasti penjelmaan

arwah prajurit-prajurit Kerajaan Beng", kata

Tong Gin-yan sambi tertawa untuk menutupi

kekecewaanya, karena kehangatan tubuh

Pakkiong Eng begitu cepat dirampas

daripadanya. "Mereka tahu yang mana puteri

Panglima Manchu dan menyerangnya..."

"Hentikan bicara tentang arwah
arwah!"

Keduanya kemudian bekerja menumpuk

kayu-kayu tersebut di tengah ruangan dan

menyalakannya untuk menerangi dan

menghangatkan ruangan itu. Setelah

membuka bekal makanan mereka, merekapun

membersihkan diri bergantian di sebuah parit

jernih di belakang benteng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1292

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lalu duduk berdekatan bersandar

tembok menghadap ke nyala api. Terpengaruh

oleh adegan berpelukan tadi, Tong Gin-yan tak

sanggup menahan diri untuk menggeser

duduknya merapat ke tubuh Pakkiong Eng dan

tangannya melingkari pundak gadis itu.

Gadis itu menunduk malu, namun

membiarkan saja. Malahan kepalanya perlan
lahan menyandar ke pundak Tong Gin-yan

membuat si anak muda dlserbu bau harum dari

rambut yang hitam dan tebal, halus seperti

sutera. "Biar hantu-hantu iri melihat kita", kata

Tong Gin-yan.

Pakkiong Eng cuma tertawa pendek

tanpa mengubah sikap tubuhnya. Tangan Tong

Gin-yan yang melingkari pundaknya memberi

kehangatan dan rasa aman serta bahagia yang

menyusup sampai ke dasar hatinya. "A-eng..."

"Hem?" Pakkiong Eng mengangkat

wajahnya.

Tong Gin-yan tiba-tiba menundukkan

mukanya untuk mencium kening yang tepinya

ditumbuhi anak rambut halus itu, lalu kelopak

mata yang terpejam indah, ujung hidung yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1293

Rewriter & Pdf Maker : OZ

manis, dan bibir. Sesaat Pakkiong Eng

mencoba menghindarkan bibirnya dari

"serbuan" itu, namun kemudian pasrah juga.

Bagaimanapun juga mereka anak-anak

muda yang penuh impian, dan selama dalam

perjalanan bersama sudah yakin satu sama

lain bahwa mereka saling mencintai meskipun

mulut mereka tak pernah mengucapkan kata
kata cinta, hanya saling mengolok dan

mengejek.

Kini di tempat yang sunyi dan dingin itu,

sulitlah mereka membendung gejolak darah

muda mereka yang semakin menghangat,

apalagi ketika dada mereka melekat jadi satu

seolah dapat merasakan detak jantung sang

kekasih.

Lembut sekali Tong Gin-yan mendorong

tubuh Pakkiong Eng merebah di lantai, lalu

tubuhnya sendiri menindih penuh birahi.

Ciumannya sudah turun ke leher jenjang

berkulit putih itu, dan masih akan turun lagi

tetapi terhalang oleh baju yang masih

terkancing rapat. Didengarnya Pakkiong Eng

terengah-engah halus.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1294

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jari-jari Tong Gin-yan bergerak lembut

melepaskan kancing pertama, kancing ke dua,

dan kulit di bawah leher Pakkiong Eng itu

membuatnya semakin beringas. Tapi baru saja

jarinya menyentuh kancing berikutnya,

Pakkiong Eng tiba-tiba meronta dan

mendorong tubuhnya menyingkir. "Jangan!"

kata gadis itu. "Kita tidak boleh....."

"Kenapa?" sahut Tong Gin-yan yang

belum sanggup mengendapkan nafsunya. "Kita

saling mencintai, tak ada halangan apapun...."

Lalu ia hendak memeluk kembali,

namun tertahan oleh tangan Pakkiong Eng.

"Jangan, Yan-ko, tidak boleh sekarang. Cinta

juga mengandung makna saling menghormati

bukan? Nah, hormatilah aku sebagai wanita

terhormat..."

Ucapan itu seperti seember air es yang

mengguyur kepala Tong Gin-yan,

menjernihkan kembali pikirannya yang sudah

keruh dengan nafsu. Dengan muka pucat ia

menjauhi Pakkiong Eng, tiba-tiba ia berkata,

"Kau benar, A-eng. Sungguh rendah watakku,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1295

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengaku mencinta tetapi tidak

menghormatimu".

Pakkiong Eng pun bangkit dan

membetulkan kancing-kancing bajunya.

"Maafkan aku , A-eng...." Tong Gin-yan

menunduk, malu kepada diri sendiri yang

nyaris menunjukkan kelemahan dalam

menguasai dirinya sendiri. " Maafkan aku, ya?"

"Kita sama-sama bersalah, hampir saja
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saling menjerumuskan ke perbuatan hewani".

kata Pakkiong Eng dengan kepala tunduk pula.

"Nafsu manusia memang musuh yang

paling sukar ditaklukkan, kata ayah. Bukan

saja nafsu antara lelaki dan perempuan, tetapi

juga nafsu-nafsu lain. Nafsu akan kenikmatan,

nafsu akan kekuasaan...."

"Ya, ya. Peristiwa tadi membuka mata

kita, betapa lemahnya kita ini sebenarnya.

Mudah-mudahan lain kali kita bisa

mengendalikan diri. Toh di kemudian hari,

setelah kita menikah, kita memperolehnya

dengan syah. Tidakkah demikian?"

Dengan malu-malu Pakkiong Eng

menganggukkan kepalanya. Tong Gin-yan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1296

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bahagia sekali melihat anggukan kepala itu,

sebuah gerakan kecil yang memateri janji

bersama untuk melangkah bersama pula ke

masa depan. Sepuasnya ditatapnya wajah

gadis Manchu itu kemerah-merahan di bawah

cahaya api, cantik sekali, namun kali ini Tong

Gin-yan tidak menatap penuh nafsu, hanya

dengan kasih sayang yang lembut. Penuh rasa

hormat, ingin untuk menjaga dan melindungi,

bukan cuma "memakai"nya demi hawa

nafsunya saja.

Keduanya saling menyandarkan tubuh,

saling menggenggamkan tangan, dan getaran

cinta lewat telapak tangan lebih dari kata-kata.

Tenggelam dalam kemesraan tanpa nafsu.

"Kita akan punya tujuh anak,

empatpuluh sembilan cucu, dan duaribu

empatratus satu cucu", Tong Gin-yan tertawa

sambil meremas telapak tangan Pakkiong Eng.

"Kau tentunya tidak bermaksud

membentuk pasukan Keluarga Tong untuk

memberontak kepada kekaisaran bukan?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1297

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tidak. Hanya ingin agar duaratus tahun

kemudian propinsi Se-cuan adalah gudangnya

orang-orang she Tong..."

"...dan gudang panda... "

Biarpun keduanya tenggelam dalam

lamunan indah, namun kedua orang muda itu

berilmu tinggi dan memiliki panca-indera yang

tajam. Hampir bersamaan mereka

menegakkan kepala, kuping mereka tegak, dan

Pakkiong Eng berdesis, "Suara apa itu ?"

"Seperti suara perempuan menangis".

kata Tong Gin-yan. "Agaknya dalam benteng

ini pula..." Ingat cerita tentang hantu,

Pakkiong Eng menjadi agak pucat dan

mempererat pegangannya di lengan Tong Gin
yan, sedang Tong Gin-yan kambuh pula

sifatnya yang suka menggoda, "Mungkin hantu

perempuan. Ayo kita lihat, mudah-mudahan

hantunya cantik dan bisa kuambil sebagai isteri

kedua!"

Karena tegang, Pakkiong Eng tidak

menggubris kelakar kekasihnya itu. Namun

lama-lama kupingnya menangkap bahwa suara

itu agaknya adalah suara perempuan muda

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1298

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang sedang menangis bercampur mengeluh.

Rasa takut Pakkiong Eng dihentikan rasa iba.

"Ayo kita cari, mungkin seseorang yang

membutuhkan pertolongan!" ajak Pakkiong

Eng.

"Pasti hantu. Kepalanya dijinjing dengan

sebelah tangannya, gaunnya putih berkibar
kibar, lidahnya menjulur keluar dan sepasang

matanya..."

"Tutup mulutmu... "

"Siap, komandan..."

Dengan meringankan langkah,keduanya

mencari arah suara yang sebentar terdengar

dan sebentar tidak itu. Tong Gin-yanberjalan di

depan, tangan kiri memegang sebatang kayu

menyala sebagai obor, dan tangan kanannya

menggenggam erat-erat pedangnya. Pakkiong

Eng melangkah di belakangnya dengan pedang

tergendong di punggung, tangannya siap

dengan busur dan panah berekor putihnya.

Mereka melewati beberapa tangga batas

lorong-lorong, beberapa tengkorak berseragam

prajurit kerajaan Beng, dan akhirnya tiba di

sebuah ruang kosong lainnya, dari mana arah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1299

Rewriter & Pdf Maker : OZ

suara tangis tadi terdengar. Tapi kini suara

tangisan sudah lenyap, diganti suara gigi

bercatrukan seperti orang demam. "Itu dia."

tunjuk Pakkiong Eng.

Di bawah cahaya obor, di satu sudut

meringkuklah seorang gadis yang usiany

sebaya dengan Pakkiong Eng dan cantik pula,

bahkan di sebelah tubuh gadis itu juga ada

sebatang pedang, menandakan gadis itu

seorang pengelana dari rimba persilatan pula.

Hanya gadis itu meringkuk dan menggigil,

mukanya pucat, tangisan dan keluhannya tadi

agaknya dilakukannya dalam keadaan tidur,

alias bermimpi.

Pakkiong Eng cepat berjongkok di

sampingnya, menempelkan telapak tangannya

ke jidat gadis itu, dan berkata, "Dia demam

hebat. Kita harus menolongnya."

Tapi gadis itu tiba-tiba membuka

matanya dan menjerit, "Aku tidak mau pulang,

ayah! Aku tidak mau menikah dengan Kam

Suheng!" Lalu ia meronta-ronta.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1300

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakkiong Eng berusaha membujuknya

"Tenanglah, cici, kau sakit berat dan aku hanya

ingin menolongmu..."

Kesadaran perlahan-lahan merambati

diri gadis itu, dan rontaannya itu mereda

setelah melihat yang ada di dekatnya adalah

seorang gadis cantik sebaya dirinya sendiri

yang berpakaian putih, seorang pemuda baju

hitam yang membawa api dan pedang.

"Sia...siapa kalian?"

"Kami pengembara seperti kau pula,

kebetulan juga berteduh di tempat ini. Cici

agaknya dalam keadaan sakit, marilah, kami

punya obat, makanan, dan tempat yang

hangat". suara Pakkiong Eng yang lembut

penuh persahabatan itu membuat si gadis

tumbuh rasa percayanya.

"Terima kasih."

"Mari ke dekat api unggun agar

tubuhmu hangat, dan agaknya cici makan tak

teratur pula sehingga tubuhmu melemah dan

jatuh sakit. Cici masih saggup berjalan?"

"Aku masih kuat. Terima kasih".

"Siapa nama cici?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1301

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Auyang Siau-hong, dan adik sendiri

siapa?"

"Aku Pakkiong Eng..."

Begitu mendengar she Pakkiong, gadis

yang mengaku bernama Auyang Siau-hong itu

tiba-tiba merenggutkan tangannya dari

pegangan Pakkiong Eng, dan tangan itu

langsung menempel di gagang pedangnya.

Sikapnya menjadi amat bermusuhan, "Kau

orang Manchu?"

Pakkiong Eng tidak kaget melihat

perubahan sikap Auyang Siau-hong, ia sudah

paham bahwa rasa permusuhan orang Han

terhadap orang Manchu memang masih terasa

tajam pada diri sebagian orang. Dengan sabar

ia berkata, "Ya, ibuku orang Han. Cici, mari

aku tolong..."

Tetapi tangan Pakkiong Eng yang sudah

terulur itu buru-buru ditarik kembali ketika

pedang Auyang Siau-hong tiba-tiba dicabut

dan disabetkan ke tangan Pakkiong Eng. "Lebih

baik mampus daripada ditolong oleh orang

Manchu!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1302
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kenanpa? Apakah perbedaan suku dan

keturunan menghalangi persahabatan yang

tulus dan saling menolong?"

"Hem, ingat peristiwa pembantaian di

Yang-ciu selama sepuluh hari dan di Ke-teng

selama tiga hari? itu perbuatan orang Manchu

bukan? Kalian bangsa biadab!"

"Setiap manusia, baik secara pribadi

maupun kaum, tentu punya kesalahan atau

noda dalam hidupnya. Bangsa Han sendiri

sudah membantai berapa banyak orang-orang

bukan Han, ketika jaman dulu meluaskan

wilayah? Kami orang Manchu juga pernah

melakukan kekejaman itu, tapi tu terjadi

puluhan tahun yang lalu dan jenderal-jenderal

pelaku kekejaman itu sudah mati semua.

Apakah supaya orang Han puas, orang Manchu

harus dibunuh sejumlah yang mati di Yang-ciu

dan Ke-teng itu?"

Auyang Siau-hong terbungkam, namun

ia masih ragu-ragu menerima uluran tangan

Pakkiong Eng. Dibiarkannya Pakklong Eng

bicara terus, "Tidak dapatkah kedua bangsa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1303

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mencuci tangan-tangan berdarah mereka di

mata air perdamaian, lalu bersatu menjadi

saudara? Cici, setengah darah dalam tubuhku

pun adalah darah bangsa Han, darah yang

sama dengan yang mengalir dalam

pembantaian di Yang-ciu dan Ke-teng itu. Mari,

lupakan dendam lama, lebih baik begitu

daripada saling membantai terus sehingga

benua ini nantinya hanyalah benua kosong

yang berisi jutaan tengkorak..."

Auyang Siau-hong tak mampu

menjawab lagi. Perang memang sudah berlalu,

orang Han dan Manchu dan suku-suku lain

sudah lama hidup berbaur di bawah satu

pemerintahan, hanya segelintir orang saja

yang masih mengungkit-ungkit ras kesukuan

dengan "kedok"demi tanah-air namun

sebenarnya demi golongan mereka sendiri.

Keadaan tubuh Auyang Siau-hong

memang sedang lemah karena sakit. Sebelum

ia sempat menjawab, tiba-tiba kepalanya

berdenyut keras, matanya berkunang-kunang,

keringat dingin mengalir; dan perutnya serasa

diaduk. Ia jatuh terkulai, namun tak sempat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1304

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membentur lantai sebab Pakkiong Eng buru
buru menyangga tubuhnya. "Ia pingsan", kata

Pakkiong Eng kepada Tong Gin-yan sambil

memondong tubuh Auyang Siau-hong. Sebagai

seorang gadis yang sejak kecil berlatlh silat,

kekuatan Pakkiong Eng cukup kalau cuma

untuk menggendong tubuh Auyang Siau-hong

yang tidak seberapa berat itu sampai ke

perapian.

"Yan-ko, ambillah air di parit belakang".

"Baik".

Begitulah, malam itu Tong Gin-yan dan

Pakkiong Eng terpaksa menjadi tabib-tabib

amatir untuk memulihkan kesehatan Auyang

Siau-hong yang diakibatkan campur-aduk

antara kelelahan, kekurang-pedulian merawat

diri sendiri dan tekanan pikiran.

Dengan sehelai kain yang dicelup air

dingin dan ditaruh di jidatnya, Pakkiong Eng

berusaha menurunkan panas badan

"pasien"nya itu. Lalu air hangat diminumkan

untuk mengantarkan obat sampai ke perut.

Bahkan, setelah menyuruh Tong Gin-yan

menghadap ke arah lain, Pakkiong Eng

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1305

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mencopoti pakaian Auyang siau-hong,

mengelap tubuh gadis yang berkeringat, dan

memakaikan pakaian kering dari buntalan

pakaian yang dibawa Auyang Siau-hong .

Menjelang tengah malam, Auyang Siau
hong sadar kembali, merasakan keadaan

tubuhnya tidak seburuk semula. Ia bangkit dan

sikapnya terhadap Pakkiong Eng tidak lagi

bermusuhan, malahan berkata, " Terima kasih,

nona Pakkiong, biarpun kau orang Manchu

tetapi baik hati..."

"Tidak jadi soal", sahut Pakkion Eng

sambil menyeringai kecut. "Mungkin Cici

pernah dijejali pandangan bahwa orang-orang

Manchu semuanya jahat seperti iblis,

kepalanya bertanduk dan mulutnya bertaring,

sedangkan orang Han adalah bangsa yang

lemah lembut dab berkebudayaan tinggi,

semuanya baik hati seperti dewa
dewa,begitu?"

Auyang Siau-hong menunduk canggung

mendengar ucapan bernada protes halus itu.

"Ya, maafkan atas kepicikan pandanganku tadi.

Memang aku pernah dididik demikian. Tapi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1306

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mulai sekarang. agaknya aku harus mengubah

pandanganku yang picik.."

Ketika menunduk itulah Auyang Siau
hong melihat bahwa pakaian yang dipakainya

sudah bukan lagi pakaian yang tadi. Keruan

mukanya menjadi merah padam, "Siapa

mengganti pakaianku?"

"Aku, Cici. Pakaianmu yang basah

keringat itu kurang baik untuk tubuhmu."

sesaat Auyang siau-hong menunjukkan sikap

bingung. Maklumlah, mengganti seluruh

pakaian berarti harus menelanhanginya lebih

dulu, apakah pemuda baju hitam itu sudah

melihat seluruh tubuhnya?

Pakkiong Eng agaknya mengerti apa

yang dibingungkan oleh Auyang Siau-hong,

"Ketika aku mengganti pakaianmu, Tan-ko

sedang keluar untuk mengambil air dan

mencabut kentang di luar benteng ini ",

katanya sambil menunjuk Tong Gin-yan.

Auyang siau-hong pun merasa lega.

Kalau ditelanjangi sesama perempuan, apalagi

dengan maksud baik demi kesehatannya,

biarpun agak malu juga masih bisa diterima.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1307

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tong Gin-yan diam saja mendengar

kedua gadis itu bercakap-cakap, pura-pura

tidak mendengar. Ia menunggui kentang yang

sedang direbusnya dengan menggunakan

wadah topi besi prajurit kerajaan Beng yang

berserakan.

Kemudian Auyang Siau-hong ditawari

makan kentang rebus hangat, di dekat

perapian, sehingga keadaan tubuhnya semakin

membaik dan nafsu makannya pun meningkat.

Biarpun yang dimakan cuma kentang liar tanpa

lauk apa-apa.

**OZ**

Bersambung ke Jilid 23

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1308

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 23

"Cici Hong", kata Pakkiong Eng. "Kalau

ingin menjadi pengembara di dunia persilatan

harus pandai merawat kesehatan diri sendiri.

Jangan diabaikan. Kalau kita jatuh sakit di

tengah jalan seperti Cici ini, bagaimana kalau

tahu-tahu bertemu dengan musuh?"

"Ya, aku memang agak melalaikan hal

itu", sahut Auyang Siau-hong sambil mengigit

kentang rebusnya sedikit demi sedikit,

disunduk dengan sepotong kayu kecil. "Tadi

tubuhku begitu lemah, badanku panas, kalau

tidak ditolong kalian berdua, mungkin aku akan

menemani tengkorak-tengkorak itu selama
lamanya di tempat ini..."

"Keenakan tengkorak-tengkorak itu

kalau menjadi temanmu yang begini cantik",

kata Pakklong Eng tertawa. "Tapi kalau aku

boleh tahu, Cici hendak menuju ke mana dan

dari mana?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1309

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang Siau-hong ragu-ragu sejenak,

"Aku...meninggalkan rumahku di Ki-lian san

untuk mencari seorang... seorang...adik

seperguruanku. Maksudnya, murid ayahku..."

"Adik seperguruanku itu namanya Liu

Beng, dari Liu-keh-chung..."

"Ha, dia teman kami!" Tong Gin-Yan

dan Pakkiong Eng berseru berbareng. "Nona

Auyang, kami berdua bersama Liu Beng

bahkan pernah mengeroyok Majikan Hek-eng
po!" .

"Mengeroyok majikan Hek-eng-po?"

Auyang Siau-hong tercengang. Seingat gadis

itu, selama berada di Ki-lian-san biarpun Liu

Beng mengalami kemajuan pesat dalam ilmu

silatnya berkat ketekunannya berlatih, bahkan

dianggap telah bisa mensejajarkan diri dengan

Sepuluh Murid Terbaik Ki-lian-pai, tapi tak

terbayangkan kalau si bekas kacung itu

bertempur melawan Majikan Hek-eng-po yang

keganasannya seperti iblis itu.

Karena itu, yang pertama

ditanyakannya kemudian adalah keselamatan

Liu Beng. "Apakah dia...dia tidak cidera?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1310

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Melihat sikap Auyang Siau-hong yang

perhatiannya begitu mendalam terhadap Liu

Beng, maka Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng

sama-sama paham bahwa Liu Beng bukan

sekedar adik seperguruan biasa bagi gadis Ki
lian-san itu, tapi tentunya "adik seperguruan

istimewa". Kalau dihubungkan dengan igauan

Auyang Siau-hong ketika demam tadi, yang

menyebut-nyebut "tidak mau kawin dengan

Kam Suheng" segala, maka Tong Gin-yan dan

Pakkiong Eng bisa menggambarkan rangkaian

xerita yang dialami Auyang Siau-hong.

Kisah lama yang sudah berulang ribuan

kali. Gadis yang oleh orangtuanya dipaksa

kawin dengan pemuda yang tidak dicintainya,

lalu minggat dari rumah untuk mencarl

kekasihnya di tempat lain. Tong Gin-yan dan

Pakkiong Eng yang tengah merasakan

indahnya cinta malam itu, merasa simpatl

kepada pasangan-pasangan yang cintanya

terhalangi.

"Nona tidak perlu menguatirkan diri Liu

Beng, dia memiliki Cui-siang-sip-sik Siang
koai-hoat sekarang, ajaran dari ayah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1311

Rewriter & Pdf Maker : OZ

angkatnya, Cui-poan-siang Hong Thai-pa",

jawab Tong Gin-yan menenteramkan Auyang

Siau-hong. "Kami bertiga pontang-panting

menghadapi Majikan Hek-eng-po, namun

gabungan kami bertiga juga membuat iblis itu

tak sanggup mengapa-apakan kami'.

"Terima kasih kepada langit, dia... tak

kurang suatu apa..." Siau-hong tidak lagi

menyembunyikan kegemblraannya. membuat

penyakit di badannya terusir sebagian besar.

"Di mana dia sekarang?"

"Pertempuran kami yang terakhir ialah

ketika bertempur melawan Majikan hek-eng-po

itu, lalu dia menuju ke Keluarga Sebun di Se
shia ketika tahu masih ada seorang sisa

keluarga Liu hidup di sana..." kata Tong Gin
yan. "Sekarang tentunya dia sudah ada di Se
shia."

Semangat yang timbul setelah

mendengar kabar tentang kekasihnya,

membuat Auyang Siau-hong nyaris sembuh

sama sekali. Dilahapnya beberapa butir

kentang rebus yang besarnya hampir

sekepalan tangan, namun kemudian wajahnya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1312

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menjadi merah padam ketika pantatnya

menghembuskan angin dengan suara keras.

"Ma...maaf, aku kurang... sopan..."

katanya tersipu-sipu. Tong Gin-yan dan

Pakkiong Eng tertawa berbareng, "Itu tandanya

kondisi badanmu akan membaik. Tenang

sajalah. Kita adalah sahabat-sahabat, lewat diri

Liu Beng".

"Kami juga hendak menuju ke Se-shia",

Pakkiong Eng mengalihkan pembicaraan

supaya Auyang Siau-hong tidak malu, dan ia

pura-pura tidak membaui apa-apa meskipun

hembusan angin bekas isi perut Auyang Siau
hong itu cukup lumayan baunya, maklum habis

masuk angin. "Besok kita bertiga bisa berjalan

bersama-sama, kalau Cici Hong tidak

keberatan".

"Aku senang mendapat teman

seperjalanan sepertinkalian berdua. Dan

mudah-mudahan tidak mengganggu keasyikan

kalian....

"Ah, tidak, kami hanya...sahabat biasa",

kata Pakkiong Eng malu, dan mengerling

sekejap ke arah Tong Gin-yan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1313

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Malam itu mereka beristirahat dekat

perapian. Auyang Suau-hong merasa

kesehatannnya sedikit lebih baik setelah

pertolongan Pakkiong Eng tadi. Pandangannya

terhadap bangsa Manchu sedikit berubah juga,

keliru kalau menganggap mereka semuanya

jahat. Bukankah bangsa Han sendiri juga

banyak orang jahatnya? Contohnya orang
orang Hek-eng-po yang telah menumpas

kakeknya, paman-paman dan saudara-saudara

sepupunya di Liu keh-chung.

Ingat Hek-eng-po, gigi Auyang Siau
hong gemeretak menahan amarah dan

bertekad membalas dendam. Tiba-tiba ia

teringat kata-kata Tong Gin-yan tadi bahwa Liu

Beng menyusul seorang keturunan keluarga

Liu yang masih hidup di Se-shia.

Tadi ia lupa menanyakan nama

keturunan keluarga Llu itu sebab pikirannya

hanya terisi Liu Beng saja, namun sekarang ia

ingin mengetahui siapa saudara sepupunya

yang masih selamat dari kekejaman Hek-eng
po itu? Hanya saja dilihatnya Tong Gin-yan

serta Pakkiong Eng sudah tidur pulas

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1314

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bersandar tembok, .aka diapun sungkan

membangunkan mereka.

Tapi besok pagi, begitu mereka bangun,

nama orang keluarga Liu itulah yang akan

ditanyakan paling dulu.

Keesokan harinya, ketiganya bangun

dengan tubuh segar. Dan Auyanf Siau-hong

langsung melontarkan pertanyaan yang sudah

dipendamnya satu malam, "Adik Eng, siapakah

orang keluarga Liu yang disusul oleh Liu Beng

di Se-shia itu?"

Pakkiong Eng menguap bebas sambil

menggeliat, "Liu Jing-yang", sahutnya. " Ha,

kiranya Piauko (kakak misan) Jing-yang

berhasil lolos dari kekejaman Hek-eng-po!"

Auyang Siau-hong hampir melonjak

kegirangan. "Bagus! Bertambah kuatlah

alasanku untuk pergi ke Se-shia."

"Cici, kenapa kau panggil dia Piauko?"

"Sebab ibuku adalah orang dari

keluarga itu pula. Adik dari paman Liu Goan,

ayah Piau-ko Jing-Yang..."

"Hah, kalau demikian Cici ini adalah

puteri Ketua Ki-lian-pai, AuyannPeng-hong?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1315

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Benar, ayah juga berjulkan Lam-ih
kiam-khek (Pendekar Pedang berbaju Biru)

yang amat mahir ilmu pedangnya" , kata

Auyang Siau-hong membanggakan ayahnya,

biarpun ayahnya telah memaksanya kawin

dengan pria yang tidak disukainya. Ia

mengharap Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng

akan kaget mendengar nama ayahnya yang

terkenal, namun ternyata reaksi kedua teman

barunya itu biasa-biasa saja.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Diam-diam Auyang Siau-hong

menganggap kedua teman barunya itu adalah

keroco-keroco dunia persilatan yang belum

berpengalaman. Seandainya ia tahu kedua

teman barunya itu putera Ketua Hwe-liong
pang dan puteri Panglima Hui-liong-kun,

barangkali tak akan sebangga itu sikap Auyang

Siau-hong.

Bergantian mereka membersihkan diri

di parit kecil di belakang benteng yang penuh

semak belukar itu, lalu makan bersama, lagi
lagi kentang rebus karena tak ada makanan

lain, dan siaplah mereka untuk berangkat.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1316

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena Auyang Siau-hong tidak

membawa kuda, maka Pakkiong Eng

mengajaknya berboncengan di kudanya.

Auyang Siau-hong berkata akan membeli

seekor kuda di pasar kuda yang pertama kali

dijumpainya nanti. Dari ucapannya itu dapatlah

diketahui bahwa ia sebenarnya membekal

banyak uang, jatuh sakitnya di tengah jalan

bukan karena kelaparan atau kehabisan bekal,

tapi karena kekacauan pikirannya.

Setelah banyak dihibur oleh Pakkiong

Eng, dan mendengar pula kabar tentang diri

Liu Beng, maka tubuh dan semangat Auyang

Siau-hong membaik kembali.

*Oz*

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1317

Rewriter & Pdf Maker : OZ

BAGIAN DUA PULUH LIMA

Hari ke tiga mereka bersama, tibalah di

sebuah tempat yang terlalu besar untuk

dikatakan sebuah kampung, namu terlalu kecil

untuk disebut sebuah kota, apalagi karena

tidak dilindungi sebuah tembok kota seperti

umumnya kota-kota besar. Meskipun demikian,

tempat yang oleh penghuninya sendiri disebut

"kota" Liong-coan itu cukup ramai, karena

dilintasi jalan raya kelas dua yang

menghubungkan propinsi Ou-pak dan Siam
sai.

Begitu ketiga orang muda itu lewat tugu

batas wilayah tersebut, segera terasa adanya

kemakmuran dan kedamaian di wilayah yang

tak lebih sebuah kecamatan itu. Pohon-pohon

bahan pangan tumbuh dengan baik, tugu-tugu

penunjuk arah dan jarak dicat dengan baik

sehingga memudahkan para pejalan, rumah
rumah letaknya agak berpencaran dan rata
rata baik pula. Selain bertani, ada juga yang

berusaha lain seperti membuka toko di tepi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1318

Rewriter & Pdf Maker : OZ

jalan besar yang dilalui para musafir, atau

penginapan sederhana atau warung makan .

"Tempat ini diatur dengan baik," kata

Pakkiong Eng. "Orang yang memimpin tempat

kecil ini, pantas diberi tanggung jawab yang

lebih besar lagi untuk memimpin wilayah yang

lebih luas."

"Ya, lihatlah wajah rakyat setempat

yang umumnya memperlihatkan kegembiraan,

meskipun mereka harus bekerja keras," kata

Auyang Siau-hong yang kini tidak

membonceng Pakkiong Eng lagi, mellinkan

menunggangi seekor kuda coklat berkaki putih.

"Orang yang berhasil memimpin tempat ini,

seandainya dia tidak paham sejurus silatpun,

patut diberi gelar 'pendekar'."

"Aku sependapat dengan nona Auyang

dalam mengartikan gelar pendekar itu," kata

Tong Gin-yan. "Pendekar ialah orang yang

menolong sesamanya menuju ke sejahteraan.

Seorang yang ilmu silatnya setinggi langitpun,

tetapi hanya menggunakan ilmunya untuk

ketenaran diri sendiri, tak peduli kepada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1319

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sesamanya. dia sebenarnya bukan pendekar,

tetapi hanyalah 'tukang silat'."

Auyang Siau-hong tak menjawab, sebab

merasa ucapan Tong Gin-yan agak 'mengenai'

diri ayahnya, Ketua Ki-lian pai, entah sengaja

entah tidak. Ayah Auyang Siau-hong seorang

yang ilmunya tinggi, namun yang terpikir

dalam otaknya hanyalah bagaimana caranya

bisa menjadi nomor satu di dunia persilatan.

Auyang Siau-hong diam-diam merasa

bahwa julukan ayahnya, Lam-ih Kiam-khek

(jago pedang berbaju biru) adalah cocok.

Bukan Lam-ih Taihiap (PENDEKAR berbaju

biru), sebab ayahnya memang bukan

pendekar, 'cuma' jago pedang.

Kalau Auyang Siau-hong kelak ke Se
cuan dan melihat bagaimana orang-orang

Hwe-liong-pang bekerja bersama rakyat, itulah

akan lebih jelas lagi apa yang disebut pendekar

itu. Tidak melulu bergulat dengan jurus-jurus

silat, tapi bergulat juga dengan pasang
surutnya kesejahteraan sesama.

Kam Hong-ti di Kang-lam juga disebut

Kang-lam Taihiap, bukan sekedar Kang-lam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1320

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kiam-khek. Banyak kemudian pemuda belajar

silat dengan cita-cita hanya sebagai jagoan
silat dan bukan pendekar, meskipun mereka

mengamuk kalau dikatakan bukan pendekar.

Menuruti perut mereka yang

berkeruyukan dan tenggorokan yang haus,

mereka kemudian membelok ke sebuah rumah

tanpa dinding di pinggir jalan, yang memasang

bendera putih besar bertulisan Liong-coan

Siang-cui (air harum dari Liong-coan).

Sebuah kedai sederhana, lantainya dari

papan tebal yang ditinggikan beberapa jengkal

dari tanah, dan di kolongnya ayam-ayam hilir

mudik mencari makan. Tapi tempat itu nampak

bersih dan rapi, bau makanan yang terhembus

dari arah dapur juga cukup memanen selera.

Tong Gin-yan yang tampan dengan dua

teman seperjalanannya yang cantik-cantik,

memang cukup menarik perhatian orang-orang

yang tengah duduk makan-minum di kedai itu,

lebih-lebih lagi karena mereka bertiga

membawa pedang semuanya.

Pelayan mendekat dan menanyakan

ketiga tamunya itu hendak makan apa, lalu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1321

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong berunding

sementara Tong Gin-yan bungkam dengan

perasaan tak sabar menantikan perempuan
perempuan itu menentukan apa yang hendak

dimakannya.

Akhirnya perundingan selesai, pelayan

diberitahu, dan tak lama kemudian tiga

mangkuk besar sop lobak yang mengepul

harum dan tiga mangkuk nasi datang. "Nasinya

tiga mangkuk lagi, kata Tong Gin-yan kepada

pelayan. Auyang Siu-hong kaget, "Eh, Yan-ko,

aku tidak nambah. Semangkuk pun sudah

cukup." Tong Gin-yan menyeringai.

"Akulah yang belum cukup. Empat

mangkuk barulah memadai." Auyang Siau
hong tersenyum dan Pakkiong Eng berkata,

"Mentang-mentang karena orang Se-cuan,

propinsi yang dijuIuki Gudang Beras itu...."

Auyang Siau-hong duduk menghadap

keluar, sehingga melihat orang-orang berlalu

lalang di jalan raya. Tengah ia menyuapi

mulutnya dengan nasi dan sopnya bergantian,

mendadak wajahnya berubah tegang, begitu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1322

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tegangnya sehingga sepasang sumpit yang

tengah dipegangnya terjatuh ke meja.

Pakkiong Eng mengira demam

temannya itu kambuh lagi, tapi ketika

mengikuti arah pandangan Auyang Siau-hong,

segera diketahuinya bahwa sikap Auyang Siau
hong itu bukan karena demam, tetapi karena

melihat munculnya sekelompok orang yang

tengah menuju pula ke kedai itu.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yang berjalan paling depan adalah

seorang pemuda, sebenarnya cukup tampan,

tetapi sikapnya kasar dan garang pandangan

matanya seakan ingin menelan siapapun.

Sebatang golok besar yang dijinjingnya

menambah seram penampilannya. Dialah Ho

Hong, berjulukan Jiat-jiu Longkun (si tampan

bertangan maut) murid dari Jiat-jiu Lokoai

(siluman tua bertangan maut), tokoh Hek-eng
po.

Di belakangnya, Lo-san Su-koai (empat

siluman Lo-san) yang tinggal tiga orang itu

melangkah mengiringinya. Tiat-pi-koai

(siluman lengan besi) Wan Po, Hek-hok-koai

(siluman kalo hitam) Kongsun Gi yang kerdil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1323

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan mukanya penuh bulu, serta Hui-thian-koai

(siluman terbang) Hau It-yau yang memakai

caping bambu yang bisa digunakannya

memenggal kepala orang dengan dilemparkan.

Sedang siluman keempat, Gip hiat-koai

(siluman pengisap darah) Pek Hong-teng sudah

jalan lebih dulu ke akherat, dibunuh Liu Jing
yang beberapa bulan yang lalu.

Di belakang mereka menyusul Ho Yu
yang yang di pinggangnya menyelipkan

sebatang belati dan sebatang kampak

bertangkai pendek, berjalan sejajar dengan

Biau Ek-hong yang bertubuh jangkung dan

kurus mirip sebatang bambu, dan berjuluk

Tiat-jiau-eng (elang berkuku besi) dan tak

pernah membawa senjata, serta seorang

perempuan berbedak tebal Ciu Peng yang

julukannya Tok-gia-kang (si kelabang

beracun).

Mereka semua adalah "kenalan lama"

Pakkiong Eng, tanpa kecuali.

Dalam waktu 'beberapa detik saja otak

Pakkiong Eng maupun Tong Gin-yan berputar

cepat untuk membuat perbandingan kekuatan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1324

Rewriter & Pdf Maker : OZ

antara pihaknya dengan orang-oang Hek-eng
po itu. Dan kesimpulan, mereka di pihak lebih

lemah.

"Jurus Langkah seribu", kata Tong Gin
yan kalem, sambil meninggalkan bangkunya

dan meletakkan beberapa tahil tanpa dihitung

lagi ke meja kasir.? "Lewat pintu belakang,

cepat...."

Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong

mengikutinya.

Tetapi kuda putih mulus kepunyaan

Pakkiong Eng yang ditambatkan di depan kedai

itu cukup menarik perhatian, sehingga

terdengar seruan Ho Hong, "Itu kuda milik

Kiong Eng!"

"Dia pasti masih di dalam kedai, kita

bunuh saja!" teriak Wan Po si raksasa yang

ingat bahwa Pakkiong Eng pernah

mempermainkan mereka dalam perjalanan di

propinsi Se-cuan dulu.

Maka berhamburanlah orang-orang

Hek-eng-po itu menyerbu ke warung sambil

menghunus senjata masing-masing, kecuali

Wan Po yang mengandalkan pukulan palu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1325

Rewriter & Pdf Maker : OZ

godamnya dan Biau Ek-hong yang bangga

dengan jari-jarinya yang sekuat kaitan besi.

Mereka ada yang langsung menerjang

ke dalam warung, ada yang memutar lewat

samping kedai, dan Kongsun Gi yang lihai ilmu

meringankan tubuh itu malahan melesat

melewati atap warung dengan gerakan yang

ringan sekali. Tangan kirinya sudah memegang

senjatanya berupa ang-pit (pena baja).

Dulu Kongsun Gi bersenjata sepasang

pit, namun sejak tangan kanannya dibikin

cacat oleh Kam Hong-ti, tinggal tangan kirinya

yang masih bisa digunakan bertempur,

sehingga ia hanya bersilat dengan satu senjata

saja.

Begitu ada di atas, Kongsun Gi dapat

luaskan pandangnnya dan melihat Tong Gin
yan bertiga tengah menyusup ladang

penduduk ke arah selatan. Ia berteriak kepada

teman-temannya, "Mereka ke selatan!"

Ho Hong yang bernyali paling besar,

berilmu paling tinggi, juga mendendam

Pakkiong Eng yang pernah melukainya, segera

mempelopori ke arah yang ditunjukkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1326

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kongsun Gi. Dengan kasar ia menendangi meja

kursi, merobohkan orang yang menghalangi

tindakannya. Lalu di belakang kedai memutar

goloknya untuk menebasi tanaman-tanaman

yang dirawat pemiliknya dengan susah-payah,

sekedar untuk membuat jalan bagi

langkahnya.

Orang-orang Hek-eng-po lainnya

mengikuti, namun mereka semua tetap

membiarkan Ho Hong yang paling depan.

Bahkan Wan Po, Kongsun Gi serta Hau It-yau

yang pernah punya nama besar di kalangan

hitam itupun tidak segarang dulu sebelum

tangan kanan mereka dicacadkan Kam Hong-ti

dan Si Liong-cu, sehingga kini lebih

mengandalkan kepada Ho Hong, murid dari

paman-guru mereka.

Hanya Hau It-yau yang berani

bertindak, namun hanya dari jarak jauh denga

caping terbangnya. Caping itu melesat dari

tangannya, berpusing dan menebas pohon
pohonan, langsung ke arah Tong Gin-yan yang

berlari paling belakang sebagai perisai

Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1327

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kalian lari terus, biar aku membendung

mereka!" kata Tong Gin-yan ketik mendengar

desing di belakangnya.

Namun Pakkiong Eng tidak sampai hati

membiarkan kekasihnya menghadapi maut

seorang diri. Iapun menghentikan tindakannya,

"Tidak, Yan-ko. Cici Hong, larilah dan carilah

Liu Beng dl Se-shia.."

Tak terduga ucapan itu malah

membakar semangat srikandi Auyang Siau
hong pula, sehingga diapun berhenti

melangkah dan mencabut pedangnya,

"Selamat bersama-sama atau gugur bersama
sama!" tekadnya.

Saat itulah caping terbang Hau It-yau

mendesing datang, pedang Tong Gin-yan

berkelebat dan membuat caping itu rontok ke

tanah. Namun mereka tidak sempat lari lagi,

sebab tujuh musuh tangguh telah berlompatan

melingkarinya dengan senjata-senjata haus

darah.

Melihat siapa saja yang sudah mereka

kepung, Ho Hong tertawa mengejek, "Kiranya

Pek-ma Tok-hing (pengembara tunggal

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1328

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berkuda putih) adalah seorang gadis. Cantik

pula. Tapi tidak peduli perempuan atau laki
laki, hutangnya kepadaku tetap harus dibayar.

Kecuali kalau ia bersedia menemani tidurku

tiga malam!"

Sedang Ho Yu-yang menggeram melihat

Auyang Siau-hong, "Dan ada pula anak Auyang

Peng-hong yang telah membunuh saudara

angkatku Ong Sek-lai. Bagus, gadis manis,

akan kukirimkan tubuhmu kepada ayahmu

sedikit demi sedikit".

"Masih pula ditambah putera Hwe-liong

Pangcu yang tampan", kata Tok-gia-kang Ciu

Peng sambil tertawa genit. "Si tampan itu

bagianku, lho!"

Mendengar bahwa di antara calon

korban itu ada putera Ketua Hwe-liong-pang

pula, Wan Po dan kedua adik seperguruannya

menjadi agak keder. Tapi mengingat mereka

sedang banyak kawannya, maka merekapun

memberanikan diri.

"Jangan kecil hati, Wan Suheng", kata
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ho Hong kepada Wan Po bertiga. "Saat ini Pocu

(majikan puri) serta tiga jagoan utama

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1329

Rewriter & Pdf Maker : OZ

termasuk Suhuku sudah keluar sarang semua,

biarpun Ketua Hwe-liong-pang ataupun Sebun

Him tidak perlu kita takuti lagi."

"Siapa bilang aku takut?!" sahut Wan Po

agak mendongkol kepada Ho Hong yang

menyebutnya takut di hadapan sekian banyak

orang. "Lihat, aku menyerang dulu!"

Lalu dia melompat dan menjotoskan


Pengemis Binal 25 Petualangan Roh Iblis Panasnya Bunga Mekar Karya S H Mintardja Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya

Cari Blog Ini