Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 14
tinju kirinya yang belum cacad. Meskipun
bilang tidak takut, toh sasaran yang dipllihnya
adalah Auyang Siau-hong, yang dianggapnya
paling lemah di antara tiga lawannya. Angin
pukulan segera menderu dahsyat ke arah
Auyang Siau-hong.
Puteri Ketua Ki-lian-pai itu segera
merasakan dadanya sesak dan kepalanya
pening oleh serangan hebat itu, ingin
mengangkat pedangnya pun tidak sanggup
lagi. Namun Tong Gin-yan segera melompat ke
hadapannya dan menyongsong pukulan Wan
Po itu dengan tangan kirinya, bukan dengan
pedang di tangan kanan.
Tenaga Wan Po memang hebat, ia tetap
tegar setelah benturan itu, sedangkan Tong
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1330
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Gin-yan terpental dua langkah ke belakang.
Sekilas nampak Wan Po memenangkan
benturan itu, namun tiba-tiba tubuh si raksasa
itu mulai mengigil kedinginan, kulitnya
membiru dan akhirnya terdengar giginya
gemerutuk seperti orang sakit demam.
Ternyata dalam benturan tadi, Tong Gin-yan
langsung menggunakan tenaga sakti Han-im
kang yang sangat dingin dan langsung
menyusup ke tubuh lawan. Sedangkan Tong
Gin-yan yang nyaris tak terpengaruh apapun,
tak mau membuang kesempatan. Selagi Wan
Po megap-megap berjuang melawan hawa
dingin, ia melompat dan menusukkan pedang
ke dada dengan gerak tipu Pek-ho-tiok-hi
(bangau putih mematuk ikan). Dan Wan Po
dalam keadaan sulit menyelamatkan diri
karena tubuhnya kaku.
Tapi dua orang Hek-eng-po yang berdiri
di kiri kanan Wan Po serempak bergerak pula
menolong rekannya. Biau Ek-hong yang
bertubuh seperti tiang bendera itu segera
menubruk, sepasang tangannya mencakar ke
ubun ubun dan punggung Tong Gin-yan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1331
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Dari arah lain, Ciu Peng si bedak tebal
menyabetkan pecutnya yang berujung seperti
ekor kalajengking ke pinggang Tong Gin-yan.
Dengan mulainya mereka, segera
bergolaklah arena itu dengan pekik perang dan
kelebatan senjata yang bermacam-macam.
Tong Gin-yan, Pakkiong Eng dan
Auyang Siau-hong saling membelakangi dalam
posisi segitiga, menghadapi musuh dari segala
penjuru. Tanpa lewat kata kata, Tong Gin-yan
dan Pakkiong Eng bersepakat untuk bertempur
dengan cara gabungan, masing-masing tidak
mau terpecah dan terikat dengan lawan
tertentu, namun tetap bergabung agar bisa
melindungi Auyang Siau-hong yang
kepandaiannya paling lemah, meskipun tidak
kalah semangatnya.
"Pecahkan barisan mereka!" teriak Ho
Hong. Dia sendiri dengan goloknya yang besar
dan berputar seperti baling-baling tertiup angin
mencoba menekan dari saty sisi, kebetulan
yang ada di depannya adalah Auyang Siau
hong. Sedangkan Kongsun Gi yang lincah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1332
Rewriter & Pdf Maker : OZ
seperti kalong itu mencoba mengacaukan.kerja
sama Tong Gin-yan bertiga.
"Berputar!" Pakkiong Eng menyerukan
siasat untuk menandingi siasat musuh. Ia tak
membiarkan Auyang siau-hong ditekan Ho
Hong, dialah bergeser menghadapi si Tampan
Bertangan Maut itu.
Diam-diam Auyang Siau-hong berterima
kasih dan sekaligus merasa malu terhadap
kedua temannya itu. Selama ini ia
membanggakan Ketua Ki-lian-pai, ayahnya,
tapi justru hari itu diketahuinya bahwa Tong
Gin-yan yang suka berkelakar itu adalah putera
Ketua Hwe-liong-pang yang jauh lebih besar
dari Ki-lian-pai. Sedang Pakkiong Eng ternyata
adalah orang yang di persilatan dikenal dengan
julukan Pek-ma Tok-hing, Kelana Tunggal
Berkuda Putih. Dalam detik-detik berikutnya,
segera pula terlihat bahwa Tong Gin-yan
bertiga tenggelam dalam kesulitan. Tujuh
lawan mereka adalah tokoh-tokoh kelas dua
dalam Hek-eng-po semuanya, apalagi ketika
Wan Po sudah berhasil mengusir rasa
dinginnya dan terjun ke arena pula. Biarpun
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1333
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tiga orang sisa Losan Su-koai sudah cacad
semua tangan kanan mereka tapi mereka telah
melatih tangan kiri mereka sehingga tidak
kehilangan sama sekali daya tempur mereka,
masih tetap berbahaya.
Sementara itu orang-orang di kedai
yang berantakan diterjang orang-orang Hek
eng-po tadi, orang-orangnya ternyata tidak
menjadi ketakutan, tidak seperti orang-orang
desa umumnya yang gemetar melihat
kekerasan.
"Orang-orang liar dari mana tadi yang
begitu tak kenal aturan?!" teriak si pemilik
kedai Liong-coan Siang-cui yang jidatnya
bertelur karena disampok tangan Ho Hong tadi.
"Bisa rusak aturan tempat kita ini kalau
mereka dibiarkan saja!" sahut si orang tua
ompong berpakaian berlepotan kuah yang
tumpah akibat mejanya dibalikkan. "Kita harus
bertindak! Aku masih sanggup berkelahi!"
"Kita kumpulkan semua orang laki-laki!"
kata si pemilik Liong-coan Siang-cui, "Tapi kita
harus laporkan dulu kepada Bhe Kausu (guru
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1334
Rewriter & Pdf Maker : OZ
silat Bhe) dan bertempur di bawah
pimpinannya!"
Orang-orang yang marah itu
berbondong-bondong ke rumah guru silat Bhe
Un-liang, guru silat di Liong-coan yang selama
itu dianggap sebagai "camat swasta", di
wilayah yang lepas dari perhatian pemerintah
pusat maupun pemerintah gubernuran itu.
Bhe Un-liang juga merangkap
pemangku adat, penegak hukum, kepala
keamanan, tabib dan entah berapa belas
jabatan lagi yang untung saja tidak disalah
gunakan, malah digunakannya untuk
meningkatan kesejahteraan rakyat.
Rumahnya sebuah gedung tua sederhana
namun terhitung ukuran besar di kota kecil
Liong-coan itu. Halaman rumahnya luas. setiap
pagi dan sore dipenuhi orang-orang Liong-coan
yang berlatih silat di bawah blmbingannya
secara cuma-cuma.
Bhe Un-liang sendiri tergolong murid
Hoa-san-pai, satu angkatan dengan Sebu Him
yang berhasil mencapai nama besar di wilayah
barat laut, namun Bhe Un-liang sendiri tidak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1335
Rewriter & Pdf Maker : OZ
suka nama besar, dia lebih suka hidup
tenteram bersama tetangga-tetangga di Liong
coan, tidak terdengar namanya sedikitpun di
dunia persilatan.
Mendengar laporan orang-orang dari
kedai Liong-coan Siang-cui tentang keributan
yang terjadi, Bhe Un-liang menjad marah
karena ketenteraman yang dibinanya belasan
tahun itu mulai diusik orang. Tanpa banyak
cakap ia menyambar pedangnya, lalu
melangkah keluar dengan tegapnya, jenggot
kelabunya melambai-lambai seperti bendera
perang.
Orang-orang Liong-coan segera
mengikutinya. Selama ini, Bhe Un-liang
berhasil membentuk sikap orang-orang Liong
coan bahwa keamanan adalah tanggung-jawab
bersama. Satu warga diusik, berarti seluruh
Liong-coan diusik pula dan harus melawan
kejahatan.
Rata-tata lelaki Liong-coan, dari
pemuda yang baru tumbuh kumisnya sampai
kakek-kakek yang giginya mulai copot, pernah
mendapat didikan silat dari Bhe Un-liang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1336
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sehingga bernyali besar. Di antaranya ada
yang dianggap cukup matang, setengah
matang, atau hanya seperempat matang.
Karena itulah Bhe Un-liang segera
mendapat "pasukan" berjumlah ratusan oang
lelaki segala umur, dengan membawa senjata
semuanya. Ada tombak, golok, pedang,
pentung, kampak, palang pintu, kait jerami,
pacul, sabit rumput, bambu runcing, belati,
bandul timbangan dari perunggu dan entah
benda apa lagi yang pokoknya bisa untuk
berkelahi.
Dipimpin oleh Bhe Un-liang, mereka
menyerbu bagaikan air ke tempat terjadinya
pertempuran, di belakang kedai Liong-coan
Siang-cui. Tempat yang tadi penuh tanaman
sayur-sayuran dan buah-buahan itu, sekarang
sudah rata seperti lapangan gara-gara
pertempuran sengit. Keruan si pemilik kebun
menjadi marah, entah berapa banyak kerugian
yang ditanggungnya.
Sedang Bhe Un-liang langsung
membentak dengan suaranya yang seperti
guruh "Hentikan!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1337
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tong Gin-yan bertiga sebenarnya lebih
senang mentaati seruan itu, namu kalau
mereka berhenti sepihak, tubuh mereka akan
tercincang hancur oleh lawan-lawan mereka
yang haus darah.
Sedang Jiat-jiu Longkun Ho Hong
meskipun melihat kedatangan ratusan orang
kampung bersenjata, namun tidak gentar.
Ia memerintahkan teman-temannya,
"Hanya para petani bodoh! Tak usah
dipedulikan!"
Seruan itu membuat wajah Bhe Un
liang merah padam. "Hem, baik, rasakan
pedang si petani bodoh ini!"
Tubuhnya gemuk dan perutnya besar,
tapi si guru silat desa ini ternyata sanggup
melompat seperti seekor belalang, begitu
masuk arena langsung mainkan salah satu
jurus Hoa-san-kiam-hoat (ilmu pedang Hoa
san-pai) yang disebut Hui-in-siu-te-kiam
(tusukan di bawah lengan baju). Lengan
jubahnya mengebas cepat berulang-ulang
sehingga seperti segumpal mega dan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1338
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pedangnya tanpa kelihatan menyusup di balik
serangan samaran itu.
Yang diserangnya adalah Biau Ek-hong,
yang paling dekat dengan tempatnya berdlri.
Orang yang diserang terpaksa membalik tubuh
untuk menghadapi serangan dari luar
gelanggang ini.
Seperti teman-temannya, Biau Ek-hong
memandang rendah si guru silat kampung ini,
tapi ia terkesiap ketika serangan lengan jubah
dan pedang Bhe Un-liang ternyata merupakan
gerak tipu yang tak mudah dipecahkan.
Sambil berkelit, Biau Ek-hong
mengandalkan tangannya yang amat panjang
itu mencakar ke dada Bhe Un-liang. Namun si
guru desa dengan tangkas memutar
pedangnya dengan gerakan Pek-ho-keng-ih
(bangau putih menyisik bulu)
"Gila!" Biau Ek-hong kaget sekali kemudian
buru-buru menarik tangannya. Dan lebih kaget
lagi ketika melihat si guru desa itu bersilat
dengan Hoa-san-kiam-hoat dan berhasil
mendesaknya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1339
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Berubahlah pandangan semua orang
terhadap Bhe Un-liang. Tidak ada lagi yang
memandang rendah kepadanya.
Melihat sesepuh yang dihormati sudah
turun tangan, orang-orang Liong-coan siap
menceburkan diri ke arena pula. Tetapi Bhe
Un-liang sendiri tidak mau jatuh banyak korban
di pihaknya, sehingga ia berseru, "Hanya
empatbelas murid utama boleh masuk arena!
Lainnya cukup mengepung saja!". Yang di
sebut empatbelas murid utama adalah
empatbelas lelaki berusia dari duapuluh sampai
empatpuluh lima tahun yang mengikuti
pelajaran silat Bhe Un-liang secara
bersungguh-sungguh dalam waktu lama.
Bukan sekedar untuk berolah raga atau cari
keringat saja. Begitu mereka masuk
gelanggang, orang-orang Hek-eng-po segera
merasakan betapa tangguhnya mereka.
Ho Yu-yang dengan kampak pendek dan
belatinya menyongsong mereka. Kampaknya
dengan tenaga luar biasa membabat ke arah
pemuda bermuka hitam yang memegang
tongkat besi, sementara belatinya siap
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1340
Rewriter & Pdf Maker : OZ
melakukan serangan susulan. Diluar dugaan,
pemuda itu ternyata sanggup menangkis
kampaknya meskipun dengan sempoyongan
hampir roboh. Dan sebelum Ho Yu-yang
menyusulkan tikaman belatinya ke jantung,
sebuah bandul timbangan menyambar
pelipisnya dari samping, berbarengan dengan
sebuah garpu jerami hendak menusuk
pahanya. Terpaksa ia melompat mundur.
Begitulah, meskipun secara perorangan
murid-murid Bhe Un-liang itu cuma jagoan
jagoan kelas empat atau lima, tapi mereka
diajari berkelahi dengan bekerja sama dan
bernyali besar pula, sehingga cukup
merepotkan. Mereka tidak menyerang
sembarangan saja, namun menyerang dan
mundur bergantian dengan rapi.
Kini keadaan berbalik, pihak Hek-eng
po lah yang terkepung dua lapis, Sedang Tong
Gin-yan bertiga belum berhasil mereka
bereskan. Ratusan orang desa yang berkumpul
melingkar dengan senjata beraneka ragam dan
sikap mengancam itu juga membuat orang
orang Hek-eng-po merasa ngeri. Orang-orang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1341
Rewriter & Pdf Maker : OZ
desa itu ternyata mampu berkelahi dan tak
bisa digertak.
Akhirnya Ho Hong yang memimpin
orang-orang Hek-eng-po merasa tidak ada
gunanya bertahan terus di situ. Teriak Ho
Hong, "Berhenti!"
Pertempuran pun berhenti, masing
masing pihak berlompatan menghindari lawan
masing-masing.
"Apa maksud kalian dengan berbuat
gila-gilaan semacam ini?!" kata Ho Hong
sambil melotot ke arah Bhe Un-lianf. "Kami
hanya mengejar musuh-musuh kami sendiri,
tak ada hubungannya dengan kalian, kenapa
kalian ikut campur?!"
Bhe Un-liang menjawab garang, "Kalian
erusak kedai dan ladang orang Liong-coan
yang merupakan sumber kehidupan mereka,
menggoyahkan kedamaian yang sudah belasan
tahun bertahan. Masa ini kau katakan tidak
ada hubungannya dengan kami?!"
"Ganti semua kerugian!" pemllik Liong
coan Siang-cui ikut membentak sambil
menghantamkan tangkai tombaknya ke
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1342
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sebatang pohon di dekatnya. "Kalau tidak mau
mengganti, jangan harap pergi dari sini!"
"Benar!" dukung si pemilik ladang yng
sudah berubah menjadi lapangan silat itu. Ia
mengacungkan goloknya.
"Ganti rugi! Ganti rugi!" yang lain
berteriak-teriak.
Keruan orang-orang Hek-eng-po
mendongkol sekali, biasanya mereka ditakuti
seperti hantu-hantu,tak terbayangkan kalau
saat itu mereka malahan dikepung seperti
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
maling-maling ayam.
Yang mengepung mereka juga bukan
kelompok-kelompok persilatan terkenal, tetapi
hanyalah penduduk kampung yang marah.
Hanya saja mereka sadar bahwa penduduk
Liong-coan tidak bisa dianggap enteng. Mereka
berdiri agak berpencaran memegang senjata
dengan benar, dan berdiri dengan sikap
keseimbangan yang baik. Jelas semuanya
paham silat, meskipun tinggi rendahnya entah
sampai di mana.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1343
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Akhirnya Ho Hong berteriak jengkel,
"Baik! Kami akan bayar! Seratus tahil perak
untuk semua kerusakan, cukup tidak?!"
Satu lagi watak baik yang berhasil
ditanamkan Bhe Un-liang kepada penduduk
Liong-coan adalah kejujuran, tidak mau
memeras orang lain meskipun dalam posisi
lebih kuat. Si pemilik kedai menjawab,
"Kerusakan di kedaiku cukup diganti duapuluh
tahil saja!"
"Dan kebunku juga tigapuluh tahil
saja!" kata si pemilik kebun yang rusak.
Semuanya tldak lepas dari. perhatian
dan penilaian Tong Gin-yan, dan bertambah
kagumlah ia kepada Bhe Un-liang dengan
keberhasilannya menanamkan nilai-nilai baik di
lingkungan kecilnya. Ini benar-benar seorang
Pendekar, dalam pengertian yang
dibicarakannya dengan Auyang Siau-hong tadi,
bukan cuma jago silat.
Dengan demikian, pihak Hek-eng-po
tidak usah mengeluarkan seratus tahil, tapi
cukup limapuluh tahil saja. Meskipun demikian,
toh mereka tetap melakukan pembayaran
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1344
Rewriter & Pdf Maker : OZ
dengan rasa terhina dan dendam. Dalam
pikiran mereka, mereka boleh bebas
memenggal kepala orang lain, tapi orang lain
tidak boleh menyentuh mereka seujung
rambutpun.
Setelah membanting uangnya di tanah,
mereka berlalu dengan uring-uringan.
Bagi Tong Gin-yan yang mendambakan
tumpasnya Hek-eng-po, sebenarnya itulah saat
yang baik untuk menumpas ketujuh orang itu
dengan bantuan Bhe Un-liang dan orang
orangnya. Tapi setelah ditimbang-timbang lagi,
pikiran itu dibuangnya jauh-jauh. Memang bisa
saja menumpas ketujuh orang itu, namun
untuk selanjutnya desa yang tenteram itu pasti
akan menjadi sasaran kemarahan Hek-eng po.
Kalau kemudian gembong-gembong semacam
Jiat-jiu Lokoai (siluman tua bertangan maut),
Ang-pit Tojin (si imam hidung merah) atau
Hin-heng Lojin (orang tua pembenci hukum),
maka pastilah Bhe Un-liang dan orang-orang
Liong-coan akan mengalami malapetaka.
Tong Gin-yan bertiga pun segera
mengucapkan,terima kasih kepada Bhe Un
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1345
Rewriter & Pdf Maker : OZ
liang dan penduduk Liong-coan yang
membantu mereka lolos dari maut.
"Jangan sungkan, anak-anak muda".
sahut Bhe Un-liang sambil tersenyum. "Kalau
bukan kami sendiri yang menjaga ketertiban di
lingkungan kami sendiri, lalu siapa lagi?"
"Tapi kami bertiga mohon maaf bahwa
kami sudah mengejutkan Taihiap dan saudara
saudara sekalian", kata Tong Gin-yan. "Kami
mohon diri untuk segera meninggalkan tempat
ini, agar tempat yang indah ini tidak terganggu
oleh orang-orang tadi lagi. Mereka bukanlah
jenis orang-orang yang dapat menyudahi suatu
urusan dengan gampang, mereka orang-orang
jahat yang punya banyak teman. Kehadiran
kami di sini hanya akan menyusahkan kalian".
"Anak-anak muda, kalau kalian ingin
melanjutkan perjalanan, kami tidak sanggup
menghalangi langkah kalian. Tetapi kami tidak
mengusir kalian, kalau ingin di sini, silahkan.
Keselamatan kalian sebagai tamu Liong-coan
akan kami pikul, seperti kami juga
bertanggung-jawab terhadap tamu-tamu kami
yang lain",
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1346
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Terima kasih, Taihiap. Kami biar
berjalan terus saja," Tong Gin-yan berkeras. Ia
akan merasa berdosa kalau melibatkan desa
yang tenteram itu dalam kemarahan Hek-eng
po.
Tetapi niat itupun mendapat rintangan.
Tiba-tiba Auyang Siau-hong mengeluh sambil
memegangi kepalanya, langkahnya terhuyung
huyung hendak roboh, sehingga Pakkiong Eng
cepat menangkap tubuhnya. Kiranya gadis itu
belum sembuh benar dari sakitnya, dan dalam
pertempuran melawan orang-orang Hek-eng
po tadi, tertekan oleh kelelahan dan
ketegangannya, terkuraslah daya tahannya
sehingga jadilah ia penghalang kepergian Tong
Gin-yan dan Pakkiong Eng.
"Enci Hong tak akan sanggup melanjutkan
perjalanan," desis Pakkiong Eng, sinar matanya
menanyakan pendapat Tong Gin-yan.
Sesaat Tong Gin-yan kebingungan.
Mengajak pergi Auyang Siu-hong maupun
menitipkannya kepada Bhe Un-liang, sama
sama tidak aman dari ancaman orang-orang
Hek-eng-po. Disaat dia kebingungan itulah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1347
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Auyang Siau-hong berdesis lirih, "Aku tidak
ingin menjadi penghalang perjalanan kalian.
Tinggalkan aku..."
"Tidak!" sahut Tong Gin-yan tegas.
Namun ia tidak tahu bagaimana kelanjutan dari
kata "tidak" tadi.
Saat itulah Bhe Un-liang menawarkan
sebuah jalan keluar, "Tinggallah kalian di sini
beberapa hari. Tidak baik membawa-bawa
orang sakit dalam perjalanan".
"Tetapi tidakkah nanti Taihiap
mengalami kesulitan dari penjahat-penjahat
tadi?"
"Tidak perlu menggubris mereka!" sahut
Bhe Un-liang mantap. "Apakah tempat kami ini
harus tunduk kepada kemauan mereka untuk
menolak atau menerima tamu-tamu kami
sendiri? Ayo gotong nona ini ke tempatku!"
"Kalau demikian, terpaksa kami harus
merepotkan Taihiap," kata Tong Gin-yan
hormat. Lalu ia memondong tubuh Auyang
Siau-hong, berjalan di belakang Bhe Un-liang
dan di depan Pakkiong Eng. Sementara orang
orang Liong-coan sudah bubar semua.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1348
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Di rumah guru silat itu, Auyang Siau
hong serta Pakkiong Eng segera mendapatkan
tempat di sebelah pekarangan penjemuran
bahan-bahan obat, dan Tong Gin-yan di
seberang halaman.
Bhe Un-liang tidak punya pembantu,
sehingga Tong Gin-yan menuntun tiga ekor
kudanya dan milik teman-temannya ke
belakang, memasukkannya ke kandang kuda
melepaskan pelana-pelananya.
Sementara di dalam, Bhe Un-liang
mengobati Auyang Siau-hong.
Ketika keadaan Siau-hong membaik dan
Bhe Un-liang menanyakan nama kedua gadis
itu, giliran Pakkiong Eng yang ditanya menjadi
ragu-ragu menyebutkan nama marganya,
Pakkiong, kuatir Bhe Un-liang memakinya
sebagai orang Manchu dan menghunus pedang
untuk melabraknya.
"Kurang beruntung dilahirkan sebagai
orang Manchu di kekaisaran ini, kecuali daerah
Liau-tong, asal orang-orang manchu sendiri,"
pikir Pakkiong Eng. Namun dia menjawab juga,
"Aku Pakkiong Eng dari Pak-khia...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book 1349
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tapi ternyata reaksi Bhe Un-liang biasa
biasa saja, sikap ramahnya tidak berkurang
sedikitpun. Paling hanya berkata, "Kiranya
nona Pakkiong ini seorang mandarin
(priyayi)..."
"Tidak, Talhiap. Ibuku hanyalah rakyat
jelata dari kalangan biasa. Ayah sudah
tergolong mandarin. yang tidak mendapat
bagian di Istana, karena hubungan yang terlalu
jauh dengan keluarga istana.
Bhe Un-liang mengangguk-anggukkan
epala sambil membelai jenggotnya. " Baiklah,
berlstirahatlah kalian berdua. Eh, teman lelaki
nona berdua tadi di mana, siapa namanya?"
"Tong Gln-yan, orang Se-cuan, mungkin
sedang menempatkan kuda di belakang."
Ketidak-acuhan Bhe Un-liang terhadap
apapun yang terjadi di dunia persilatan terlihat
dari sikapnya yang tidak terkejut sama sekali
mendengar she Tong dari Se-cuan. Biasanya
kalau orang persilatan mendengar dua hal itu
disebut bersamaan, langsung akan
menghubungkan dengan Ketua Hwe-liong-pang
Tong Lam-hou yang merupakan seorang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1350
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pendekar tua terkenal. Tetapi Bhe Un-liang
tidak menanyakannya.
"Benar-benar seperti katak dalam
sumur." pikir Pakkiong Eng setelah lelaki
setengah tua itu meninggalkan kamarnya. "tapi
yang ini bukan katak. Macan. Macan dalam
sumur..."
Dengan sikap penuh sayang,
dinaikkannya selimut sampai leher Siau-hong,
sementara Siau-hong memandangnya dengan
penuh rasa terima kasih. "Kau baik sekali, adik
Eng"
Sesaat ruangan tenang, lalu Siau-hong
melanjutkan, "Sekarang aku benar-benar
menghayati bahwa baik buruknya sesorang itu
bukan ditentukan suku keturunannya, entah
Manchu, entah Han, entah Liao, Hui dan
sebagainya. Kalau ingin perdamaian, toh
manusia harus menerima sesamanya yang
berbeda sebagai saudara, bukan sebagai
musuh."
"Syukurlah kau pahami itu. Manusia
atau bangsa apa saja toh tidak mungkin
mengurung dirinya dalam dinding-dinding tak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1351
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tertembus yang memisahkannya dari manusia
lain, karena keaneka-ragaman itu mestinya
untuk memperkaya dan bukan mengkotak
kotakkan manusia."
"Aku beruntung berjalan bersama
kalian. Bukan saja mendapat banyak
pertolongan, tetapi juga mendapat pandangan
pandangan baru yang mengesankan. Aku
seperti katak yang baru saja keluar dari
tempurung dan melihat hal-hal baru."
Tong Gin-yan bertiga tinggal di rumah
Bhe Un-liang yang penuh suasana
kekeluargaan. Isteri Bhe Un-liang sudah
meninggal, meninggalkan 3 anak. Yang paling
tua perempuan, sudah enambelas tahun,
menilik tubuhnya yang padat dan gerak
geriknya yang lentur, agaknya sudah
menerima pendidikan silat dari ayahnya pula.
Kedua adiknya laki-laki, yang paling kecil
mempunyai sekotak besar wayang potehi yang
suka dimain-mainkan sambil mengoceh
sendirian.
Keesokan harinya, di depan rumah Bhe
Un-liang.tiba-tiba muncul seekor kuda tegar.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1352
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Penunggangnya adalah seorang pria setengah
abad, lebih tua beberapa tahun dari Bhe Un
liang, memakai pakaian perjalanan yang kotor
oleh debu dan keringat, serta membawa
sebatang pedang yang besarnya satu setengah
kali dari pedang ukuran umum.
Bhe Un-liang yang tengah berlatih silat
di halaman samping, cepat-cepat ke halaman
depan untuk melihat siapa yang datang, sebab
rumahnya jarang didatangi tamu berkendaraan
kuda seperti kali itu. Dan begitu melihat siapa
yang tengah melangkah masuk sambil
menuntun kuda, diapun berseru gembira,
"Suheng! (kakak seperguruan)".
Orang itu adalah Sebun Him, kepala
keluarga Sebun di Se-shia yang terkenal sakti,
kaya-raya dan berpengaruh besar. Dalam
Perguruan Hoa-san-pai, Sebun Him memang
satu angkatan dengan Bhe Un-liang.
Kedua teman satu perguruan itu segera
berpelukan erat, tertawa gembira, saling
menanyakan kesehatan masing-masing.
"Suheng, kunjunganmu benar-benar
tidak terduga. Aku mengira si pendekar
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1353
Rewriter & Pdf Maker : OZ
terhormat dan hartawan gudang uang dari Se
shia semacam Suheng tentunya sudah
melupakan aku, si orang desa ini! kata Bhe Un
liang. "silahkan masuk, Suheng"
Sebun Him menambatkan kudanya, lalu
melangkah masuk. Tubuh Bhe Un-liang sudah
tergolong besar dan tegap di Liong-coan situ,
namun ketika berjalan berdampingan dengan
Sebun Him, ia jadi mirip seorang bocah
tanggung berjalan di samping ayahnya. Atau
seekor kambing berjalan berdampingan dengan
seekor beruang.
"Jangan berkata demikian, Sute. Uang
itu ibarat air, bisa pergi dan datang setiap saat.
Tetapi siapa bisa lupa kepada teman-teman
seperguruan yang di masa muda pernah sama
sama mengalami jerih payah latihan di Hoa
san-pai? Yang tiap hari latihan bersama,
makan bersama bergurau bersama?"
Bhe Un-liang nampak puas mendengar
jawaban Sebun Him itu, "Kalau demikian,
kelirulah anggapan orang-orang Hoa-san-pai
kita yang selama ini agaknya salah paham
kepadamu, Suheng. Ada yang mengatakan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1354
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bahwa kau sudah kaya dan terkenal, bahkan
kabarnya punya hubungan dengan orang
orang pemerintahan pula, sehingga melupakan
bekas saudara-saudara seperguruan di masa
muda. ..."
"Ah, omongan orang bisa saja. Lagipula,
kapan aku menganggap kalian bekas saudara
saudaraku? Kalian tetap saudara-saudaraku,
aku jadi sering lupa mengunjungi saudara
saudara lainnya..."
"Silahkan duduk, Suheng," kata Bhe
Un-liang ketika tiba di ruangan tengah. "Aku
sungguh gembira kalau Suheng mau tinggal
cukup lama di rumahku , tentu saja jangan
dibandingkan dengan kediamanmu yang mirip
istana di Se-shia sana..."
"Aku sebenarnya sedang dalam
perjalanan ke Siong-san di Ho-lam, untuk
menemui sahabatku , Pun-bu Hweshio dan
Tong Lam-hou Ketua Hwe-liong-pang. Lalu
kudengar bandit-bandit Hek-eng-po muncul di
sekitar sini dan mengacau, membuat aku jadi
mencemaskan dirimu, Sute, dan mampir
kemari".
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1355
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Terima kasih. Aku tidak apa-apa.
Kemarin memang ada keributan sedikit, tiga
orang muda dikeroyok tujuh orang liar entah
dari mana. Namun dengan bantuan seluruh
penduduk Liong-coan, orang-orang liar itu
berhasil diusir, bahkan dipaksa meninggalkan
uang limapuluh tail sebagai ganti rugi
kerusakan yang mereka timbulkan."
"Siapa orang-orang muda ini?"
"Mereka berada du rumah ini sekarang,
sebab salah seorang dari mereka agaknya
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan
perjalanan. Nama mereka Tong Gin-yan,
Pakkiong Eng dan yang sakit itu Auyang Siau
hong."
"Ah, mereka kiranya!"
"Suheng kenal mereka?"
"Hanya gadis yang bernama Pakkiong
Eng itu, dia adalah puteri Panglima Pasukan
Naga Terbang di Pak-khia, Pakkiong Liong yang
dijuluki Naga Utara. Gadis itu teman akrab
puteraku, Sebun Hiong!"
"Pantas gadis itu begitu lihai, kiranya
puteri Pakkiong Liong."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1356
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Percakapan berhenti sebentar ketika
puteri Bhe Un-liang muncul untuk memberi
hormat kepada Supeknya sambil membawakan
teh. Sebun Him sempat juga memuji-muji
sebentar anak gadis Bhe Un-liang yang
dikatakannya sudah besar dan cantik.
Setelah Bhe Giok-im, puteri Bhe Un
liang itu menghilang kembali ke balik pintu,
Sebun Him bertanya lagi, "Dan bagimana ciri
ciri orang-orang yang mengacau kemarin?"
Secara singkat Bhe Un-liang
menyebutkan tampang ketujuh orang Hek
eng-po kemarin, juga pakaiannya, tingkat
kepandaian masing-masing, dan senjata
senjata atau gaya silat mereka.
"Jelas merekalah orang-orang Hek-eng
po," Sebun Him sengaja menunjukkan wajah
yang tegang untuk mempengaruhi adik
seperguruannya. "Sute, agaknya kelompok
jahat itu mengincar wilayah yang subur ini!"
Tak terduga Bhe Un-liang tak
terpengaruh sedikitpun, ia menghirup tehnya
dengan suara yang keras, lalu berkata sambil
mengurut jenggotnya,"0h, jadi mereka adalah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1357
Rewriter & Pdf Maker : OZ
anggota kelompok yang selama ini menghantui
dunia persilatan? Kalau begitu, penduduk
Liong-coan patut berbangga sudah berhasil
mengusir mereka dengan kerjasama yang
kompak! Ha-ha-ha..."
"Sute, kalau kau mengangap enteng
mereka, berarti kau sedang menjerumuskan
penduduk Liong-coan ke kehancuran," kata
Sebun Him, lagi-lagi bernada mengancam.
"Orang-orang yang kau ceritakan tadi cuma
jago-jago Hek-eng-po lapisan kedua. Kalau
jago-jago lapisan pertama mereka seperti Jiat
jiu Lokoai, Ang-pit Tojin, Hin-heng Lojin,
apalagi Majikan Hek-eng-po sendiri yang
muncul, agaknya kau akan menghadapi
kesulitan besar".
"Hem, biarpun kesulitan sebesar
apapun: akan kami hadapi demi
mempertahankan hak kami!" Bhe Un-liang
menggebrak meja, seolah tampang orang
orang Hek-eng-po yang menjengkelkan betul
betul muncul di depan hidungnya.
"Bagus, Sute, kau benar-benar
menjunjung tinggi nama Hoa-san-pai kita!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1358
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sebun Him memuji. "Karena pertemuan di
Siong-san masih ada waktu longgar, biarlah
aku sementara waktu ada di sini untuk
membantu kesulitanmu. Jelek-jelek begini,
majikan Hek-eng-po pun masih merasa segan
terhadapku!"
"Ha-ha, kaupun menjunjung tinggi Hoa
san-pai, Suheng," kata Bhe Un-liang. "Aku
dengar kabar dari pedagang-pedagang atau
pengembara-pengembara yang datang dari
Siam-sai, katanya Hek-eng-po tidak berani
main gila di wilayah Siam-sai, hanya
mendengar nama besarmu. Begitu?"
"Ah, hanya dibesar-besarkan saja,"
Pura-pura Sebun Him merendahkan diri.
"Orang menganggap bahwa hanya akulah
tandingan setimpal buat Majikan Hek-eng-po,
tetapi aku belum pernah bertemu dengannya
meskipun ingin sekali. Agaknya ia berusaha
menghindari aku."
Meskipun kedengarannya merendahkan
diri, tapi jelas suatu kesombongan, nembuat
alis Bhe Un-liang berkerut juga. Apakah orang
orang macam Pun-bu Hweshio, Tong Lam-hou,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1359
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Pakkiong Liong, Ketua Bu-tong-pai dan Go-bi
pai juga tidak dihitung semuanya?
Namun kehadiran Sebun Him di Liong
coan memang menguntungkan pihaknya, maka
Bhe Un-liang pura-pura tidak menggubris kata
kata sombong Suhengnya tadi.
Tak lama kemudian, Tong Gin-yan
bertiga keluar ke ruangan tengah untuk
menyampaikan hormat kepada Sebun Him,
percakapan lalu berjalan dengan ramai dan
meriah.
**OZ**
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1360
Rewriter & Pdf Maker : OZ
BAGIAN DUA PULUH ENAM
Malam harinya, untuk menghormati
kedatangan Sebun Him, Bhe Un-liang
menyelengarakan sebuah pesta di rumahnya.
Dihadiri pula oleh tokoh-tokoh masyarakat
Liong-coan, perjamuan berlangsung sederhana
tetapi meriah.
Bahkan diramaikan pula dengan tarian
orang-orang setempat, dan peragaan ilmu silat
oleh empatbelas murid Bhe Un-liang. Maka
rumah guru silat itu menjad meriah seolah
sedang menyelenggarakan perhelatan
perkawinan.
Tetapi kemeriahan itu terguncang oleh
beberapa orang yang berlari-lari dengan
gugupnya sambil berteriak-teriak, "Kedai
Liong-coan Siang-cui terbakar!"
"Cepat tolong l"
Orang-orangpun berlarian ke arah nyala
api yang menjulang dan kelihatan menyolok di
malam hari. Mereka membawa ember air,
kaitan, karung basah dan sebagainya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1361
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Apakah perlu kita laporkan Bhe
Kausu?" teriak seseorang.
"Tidak usah!" sahut lainnya. "Soal
sekecil ini saja pasti kita bisa mengatasinya
sendiri, jangan mengganggu pestanya."
Namun ternyata kemudlan urusan itu
bukan urusan kecil , tetapi menjadi urusan
besar. Belum lagi api di kedai Liong-coan
Siang-cui berhasil dipadamkan, dari arah lain
tiba-tiba terlihat nyala api yang besar pula.
"Lumbung gandum berikut ladang Ma
Locu juga terbakar!"
"Sebagian orang menolong ke sana,
sebagian tetap di sini!" demikian orang-orang
itu mengatur diri.
Tapi kemudian menyusul laporan bahwa
bengkel besi satu-satunya di desa itupun
secara aneh terbakar, lalu toko ikan juga
terbakar, rumah si tukang kayu juga terbakar,
sehingga bingunglah orang-orang Liong-coan.
"Ini suatu kesengajaan!" demikian
berkembang dugaan mereka. "Kurang ajar
sekali, siapa yang melakukan ini?!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1362
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Karena masalahnya sudah berkembang
sedemikian sulitnya, tidak bisa tidak maka
orangpun. melaporkannya kepada Bhe Un-liang
untuk mohon petunjux. Mendengar laporan itu,
suasana pestapun bubar, berganti suasana
kemarahan.
"Kurang ajar! Hek-eng-po benar-benar
ingin menguji sampai di mana nyali dan
kekuatanku menghadapi mereka!" seru Bhe
Un-liang marah. Langsung ia menyambar
pedangnya yang digantungkan di dinding dan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hendak melangkah keluar.
"Tunggu dulu, Paman Bhe," Pakkiong
Eng mencegah. "Kebakaran ini nampaknya
disengaja, merupakan sebuah serangan
teratur, kita harus menghadapinya dengan
cermat pula."
Barulah saat itu Bhe Un-liang ingat di
ruangan itu ada puteri seorang panglima
terkenal yang sedikit banyak tentu paham
menghadapi situasi macam itu. "Bagaimana
usulmu, nona Pakkiong?"
Tapi di ruangan itu juga ada Sebun Him
yang tidak membiarkan peranan paling penting
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1363
Rewriter & Pdf Maker : OZ
lepas dari tangannya.Sebelum Pakkiong Eng
menyahut, Sebun Him sudah lebih dulu
berkata, "Sute, pecah kekuatan tempur yang
ada di dalam pimpinanmu menjadi lima regu.
Empat regu keluar dari empat arah dan
langsung membuat putaran ke kiri mengelilingi
desa, satu regu tetap di tempat ini dan siap
membantu ke arah mana saja yang
memberikan isyarat minta bantuan!"
Tanpa menunggu persetujuan lain
lainnya, bahkan tidak juga Bhe Un-liang
sebagai tuan rumah, Sebun Him dengan gaya
seorang jenderal yang berkuasa segera
menetapkan kelima regu itu, dan siapa saja
yang diperbantukan. Tong Gin-yan dan
Pakkiong Eng kebagian tugas pula
diperbantukan kepada regu timur dan regu
utara, tapi Auyang Siau-hong tidak, sebab
masih lemah tubuhnya. Bhe Un-liang tetap di
tempat bersama duapuluh lelaki bersenjata
untuk siap membantu ke segala arah.
Begitulah, Bhe Un-liang ternyata terlalu
sungkan untuk mencegah Suhengnya itu
mengambil alih posisi sebagai pemimpin orang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1364
Rewriter & Pdf Maker : OZ
orang Liong-coan, sedangkan Pakkiong Eng
juga terlalu sungkan untuk membantah
seorang angkatan tua, meskipun merasa sikap
Sebun Him itu agak berlebihan, tetapi siasat
yang dikemukakannya ternyata boleh juga
Murid-murid Bhe Un-liang dan orang-orang
Liong-coan lain, melihat Bhe Un-liang diam
saja terhadap Sebun Him, merekapun menurut
saja.
Regu-regu segera berpencaran ke arah
yang ditetapkan, masing-masing berjumlah
sekitar limapuluh sampai enampuluh orang
lelaki bersenjata. Sebun Him sendiri membawa
limapuluh orang untuk memeriksa bagian
selatan desa besar Liong-coan.
Begitulah, suasana kampung besar itu
seperti dalam keadaan perang setelah belasan
tahun dalam keadaan aman tenteram. Ada
kebakaran dan ribut-ribut orang memadamkan
api, ada orang-orang bersenjata berlarian ke
segala arah, dan teriakan hiruk-pikuk.
Sampai di luar desa, di pinggir hutan
yang gelap, Sebun Him memimpin regunya
untuk berbelok ke timur. Tempat itu gelap,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1365
Rewriter & Pdf Maker : OZ
satu-satunya penerangan hanyalah cahaya api
dari arah kampung yang kebakaran. Bintang
bintang di angkasa tak berarti sama sekali,
sedangkan sang rembulan rupanya malah
melalaikan tugasnya.
**OZ**
Bersambung ke Jilid 24
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1366
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya : STEVANUS, S.P.
Jilid 24
Rombongan Sebun Him segera
dikejutkan oleh suara gemeresak langkah
orang yang menerjang ladang.penduduk.
Langkah tergesa-gesa, menimbulkan
kecurigaan. "Bersiaplah kalian, inilah mungkin
si pembakar-pembakar itu!" perintah Sebun
Him kepada regunya.
Orang-orangnya berpencaran, salah
seorang dari mereka membawa sepucuk bedil
bikinan sendiri yang kegunaannya sangat
diragukan. Sering meledak pada saat tidak
diperlukan, dan tidak meledak sewaku
diperlukan. Akhirnya dia meletakkan bedilnya
dan menggantinya dengan liang-tiat-kun
(ruyung dua ruas) yang terselip di pinggang
kirinya. Tapi ruyung itupun diletakkannya
karena ingat bahwa kepalanya sering
terhantam sendiri oleh ruyungnya pada saat
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1367
Rewriter & Pdf Maker : OZ
latihan. Lalu digantinya dengan golok pendek
yang terselip di pinggang kanannya.
Setelah memegang golok, ia masih
melirik bedilnya dan berpikir, "Apa tidak
sebaiknya dengan bedil saja? Atau ruyung
saja?"!
Sementara itu, dari pepohonan ladang
di arah Liong-coan, melompat keluar tiga sosok
tubuh yang-lincah-lincah gerakannya.
Satu orang bertubuh tinggi besar
seperti menara besi, tapi tangan kanannya
terkulai seperti orang cacad. Satu orang
pendek kecil, memakai jubah hitam dan
bertampang penuh bulu, seperti kelelawar.
Yang ketiga bertubuh sedang biarpun malam
hari tetapi kepalanya memakai caping bambu.
Merekalah bekas Empat Siluman yang
kini tinggal tiga. Tiat-pi-koai Wan Po, Hek-hok
koai Kongsun Gi dan Hui-thian-koai Hau It-yau.
Tangan mereka menjinjing bumbung minyak
dan kayu yang ujungnya menghitam terbakar,
jelas merekalah pelaku pembakaran itu.
Melihat orang-orang yang
menghadangnya, Wan Po tertawa mengejek ,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1368
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"He, keinci-kelinci ini rupanya menyerahkan
nyawa."
"Barangkali mereka ingin dipanggang?!"
Kongsun Gi juga terkekeh-kekeh.
Tapi tertawa orang-orang Hek-eng-po
itu terbungkam seketika, ketika dari antara
orang-orang Liong-coan muncul seorang
bertubuh tinggi besar yang menggeram seperti
biruang. "Hei, siluman-siluman cacad, kalian
kenal aku atau tidak?"
Begitu cahaya api dari desa menimpa
wajah orang itu, pucatlah wajah Wan Po
bertiga. Itulah wajah yang tidak kalah mereka
takuti dari Ketua Hwe-liong-pang. "Se....
Sebun Him...."
Sebun Him tertawa dingin, "Benar,
inilah aku. Malam ini dengan disaksikan Orang
orang Liong-coan, biar aku babat sisa Empat
siluman sampai tak tersisa seorangpun!"
Wan Po dan kedua adik seperguruannya
benar-benar merasakan ancaman atas nyawa
mereka, tertawa mengejek mereka sudah
sirna, digantikan rasa ngeri. Tiba-tiba mereka
berteriak-teriak minta pertolongan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1369
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Pocu! Sebun Him di sini!" teriakan Wan
Po menggema memanggil Majikan Hek-eng-po.
"Susiok! Susiok!" sedangkan Hau It-yau
memanggil-manggil Susioknya (paman guru),
Jiat-jiu Lokoai (siluman tua bertangan maut).
Mereka sekarang mirip anak-anak kecil yang
menangis di tengah pasar malam karena
terpisah dari tangan ibunya....
Terbahak-bahak Sebun Him melihat
kelakuan mereka, "Ha-ha-ha... panggillah
siapa saja untuk melawan aku, nanti begitu
mereka tiba di sini hanya akan menemui
mayat-mayat kalian, dan mereka sendiripun
akan aku bunuh sekalian!".
Habis berkata demikian, Sebun Him
tidak membuang waktu lagi, seperti seekor
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beruang besar yang menerkam lawan
lawannya, dia menerjang maju dengan dua
tangan terkembang ke kedua arah sekaligus.
Menggempur Wan Po dan Hau It-yau sekaligus.
Maka terjadilah pertempuran satu lawan
tiga di pinggir hutan itu. Meskipun Sebun Him
seorang diri, tetapi gerakannya seperti prahara
yang berhembus dahsyat, kekuatan sepasang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1370
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tangannya yang didasari Ku-goan-sin-kang
(ilmu sakti alam semesta) itu sedahsyat
gunung batu yang longsor menguruk ke arah
Wan Po bertiga.
Ketiga siluman itu segera jatuh dalam
posisi bertahan. Seandainya tangan kanan
mereka belum dicacadkan oleh Kam Hong-ti
dan In Ceng, gabungan mereka bertiga tetap
belum bisa mengimbangi Sebun Him yang
dahsyat itu, apalagi tangan kanan mereka
terkulai tak berarti. Biarpun selama ini mereka
sudah melatih tangan kiri mereka agar dapat
menutup kekurangan, toh tidak sepenuhnya
berhasil. Maka dalam tigapuluh jurus saja
mereka segera megap-megap, tertekan oleh
serangan Sebun Him yang membadai.
"Mau lari ke mana kalian sekarang
heh?" dengus Sebun Him sambil memperhebat
serangannya, sampai Wan Po yang bertubuh
raksasa itupun jadi mirip setangkai pohon
rapuh yang diguncang-guncang badai tanpa
daya.
Namun selama bertempur itu, ketiga
siluman itu sempat merasa heran juga. Lama
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1371
Rewriter & Pdf Maker : OZ
lama nampak bahwa beberapa jurus yang
dipergunakan oleh Sebun Him itu mirip dengan
jurus yang sudah mereka kenal baik, yaitu
jurus-jurus dari Majikan Puri Elang Hitam
sendiri! Apakah sebenarnya Majikan Hek-eng
po dan Sebun Him itu seperguruan? Tapi dari
mana bisa mendapatkan jawaban pertanyaan
itu?
"Sebun Him, ada hubungan apakah kau
dengan Pocu?!" tiba-tiba Hau It-yau berteriak
keras. Ia ingin mendapatkn jawaban itu
sebelum nyawanya terbang.
Sebun Him tertegun sejenak mendengar
pertanyaan itu, namun wajahnya tiba-tiba
menampilkan keberingasan untuk membunuh
yang mengerikan, dan jawaban dari mulutnya
sama sekali tidak cocok dengan pertanyaan
yang diajukan Hau It-yau.
"Kalian harus mampus!"
Lalu menderulah kaki kanannya ke arah
Hau It-yau dengan sebuah tendangan ke
lambung. Si Siluman Terbang sadar dirinya
terlalu lemah untuk membentur dengan
tangkisan,ia berusaha menggunakan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1372
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kelincahannya untuk melejit ke samping. Tapi
dua tinju Sebun Him bergerak sekaligus
membentuk garis miring atas-bawah. Tinju
kanan menjotos ke wajah, tinju kiri menyodok
rendah ke perut, bersamaan.
Tak ada lagi kesempatan menghindar,
sebab di belakang Hau It-yau ada sebatang
pohon yang menghalangi gerak mundurnya. Ia
hanya sempat membelalakkan matanya untuk
mengucapkan kata-kata terakhirnya, "Kau
adalah...."
Hanya itu. Setelah itu tinju kanan dan
kiri Sebun Him berbarengan meremukkan
tulang wajah dan isi perut Hau It-yau, begitu
hebat kekuatannya, sehingga pohon yang
disandari oleh Hau It-yau itupun ikut patah
roboh bersama tubuh Hau It-yau yang seperti
karung kosong.
Wan Po dan Kongsun Gi dengan
perasaan ngeri segera membalik tubuh untuk
kabur. Mereka ngeri bukan saja karena melihat
kehebatan pukulan Sebun Him, namun juga
karena mereka mulai berhasil sedikit
menyingkap sebuah misteri yang sangat
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1373
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menakutkan, dan mungkin akan
menggemparkan dunia persilatan, yang selama
ini tak pernah terpikirkan olehnya. Bahkan
mungkin juga oleh pihak-pihak lain.
Tapi mereka tidak sempat kabur jauh.
Suara Sebun Him yang dingin terdengar hanya
tiga langkah di belakang mereka, separti.
suara raja akherat yang melambai-lambai
memanggiI mereka, "Jangan lari. Sudah lama
aku ingin menghapus nama kalian, orang
orang cacad tak berguna!"
Lebih dulu tulang punggung Kongsun Gi
terdengar gemeretak terhantam telapak
tangan Sebun Him. Tubuhnya terpental seperti
sebuah bola, menyusup di rimbunnya pohon
sayur-sayuran dan siap menjadi rabuk di
tempat jatuhnya.
Dengan nekad Wan Po memutar
tubuhnya sambil berteriak putus asa, "Kaulah
iblis yang jauh lebih licik dari kami, meskipun
selama ini berkedok sebagai pendekar
terhormat!"
Itulah kalimat yang sedikit meringankan
beban arwahnya menuju ke alam seberang.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1374
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tinju Sebun Him bagaikan palu godam yang
menghantam kepalanya sampai kepala itu
tertekuk ke belakang dengan tulang leher
patah.
Orang-orang Liong-coan terkagum
kagum melihat kehebatan Sebun Him, jauh
lebih hebat dari Bhe Un-liang yang selama ini
mereka kagumi. Mereka bersorak sorak
melihat Sebun Him berhasil membantai tiga
pengacau bertampang seram itu. Sedang
tentang kata-kata yang diucapkan Hau It-yau
maupun Wan Po menjelang ajal mereka,
sedikitpun tidak masuk ke pikiran mereka yang
polos karena menganggap ucapan itu tak
berujung-pangkal, anggap saja kata-kata
orang yang sekarat.
Sebun Him tersenyum bangga,
perintahnya, "Bawa mayat-mayat ini berkeliling
Liong-coan dan katakan aku yang
membunuhnya. Supaya pengacau-pengacau di
lain tempat menjadi gentar dan mengundurkan
diri!"
"Baik, Toaya!" kata orang-orang itu
bersemangat. "Tapi kalau penjahat-penjahat di
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1375
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bagian lain itu ditumpas sekalian, bukankah
lebih baik?"
Sebun Him termangu sejenak lalu
berkata, "Sudah, jalankan saja perintahku tadi.
Aku akan berkeliling sendirian untuk melihat
lihat keadaan!"
Seperti pasukan yang pulang dari
medan perang dengan membawa kemenangan,
atau mirip juga kawanan pemburu yang pulang
ke desa setelah berhasil menangkap tiga
harimau besar, demikianlah regu selatan itu
paling dulu kembali ke rumah Bhe Un-liang
sambil menggotong mayat Wan Po, Kongsun Gi
dan Hau It-yau. Mayat Hau It-yau dan Kongsun
Gi masing-masing cukup digotong dua orang,
namun mayat Wan Po yang tinggi besar itu
harus diangkat empat orang.
Mereka berjalan sambil bersorak-sorai,
sepanjang jalan menceritakan kepada siapa
saja yang ditemui tentang bagaimana
kegagahan Sebun Him menumpas tiga
siluman.
Sementara itu, setelah berpisah dari
regunya, Sebun Him berkelebat menghilang di
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1376
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kegelapan malam. Tidak ada yang melihat ke
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mana arah perginya, orang-orang Liong-coan
masih saja sibuk memadamkan api, atau
bersorak-sorak dalam pawai mengarak tubuh
Wan Po dan adik-adik seperguruannya yang
mati penasaran.
Di beberapa daerah pinggiran Liong
coan memang terjadi bentrokan-bentrokan
antara orang-orang Liong-coan melawan
orang-orang yang melepaskan api dan tidak
sempat mengundurkan diri. Pertempuran jadi
mirip perang kecil, sebab jumlah musuh
ternyata ada puluhan orang, sedang orang
orang Liong-coan melawan dengan keberanian
para prajurit, berbekal ilmu silat yang pernah
mereka pelajari dari Bhe Un-liang.
Namun dalam perkelaian sengit itu, di
sebuah jalan kampung dekat pintu gerbang
utara, berlangsung sebuah pertempuran yang
lain daripada yang lain. Bhe Un liang,
didampingi Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng
mengeroyok seorang tua kerempeng berjubah
biru,berjenggot putih panjang, bermata merah
seperti mata serigala. Orang tua itu bertangan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1377
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kosong, namun tangguh sekali sehingga
gabungan tenaga ketiga lawannya tak sanggup
segera membereskannya. Hanya
mendesaknya. Orang tua itulah Jiat-jiu Lokoai
sendiri, yang memimpin orang-orang Hek-eng
po untuk menyerbu Liong-coan yang
dianggapnya berani menantang Hek-eng-po.
Sebenarnya korban di pihak Liong-coan sudah
jatuh belasan orang tewas, puluhan lagi luka
luka, tapi jumlah mereka ratusan dan yang
lainnya terus melawan dengan gigih dipimpin
empatbelas murid Bhe Un-liang yang paling
tangguh.
Puteri Bhe Un-liang, Bhe Giok-im,
dengan bersenjata pedang sepasang, ikut
bertempur gigih mempertahankan kampung
halamannya. Lawannya juga seorang
perempuan, Tok-gia-kang Ciu Peng dengan
senjata cambuknya yang berujung ekor
kalajengking itu.
Permainan pedang Bhe Giok-im
sebenarnya cukup mantap dan cepat, Hoa-san
Siang-kiam-hoat (ilmu sepasang pedang Hoa
san-pai) yang dilatihnya sejak usia delapan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1378
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tahun. Namun usia Bhe Giok-im baru
enambelas tahun, pengalamannya di dalam
pertempuran yang sesungguhnya masih nol,
sebaliknya lawannya yang berbedak dan
bergincu tebal itu adalah gembong golongan
hitam yang ganas dan berpengalaman.
Sebentar saja Bhe Giok-im sudah terdesak oleh
permainan cambuknya.
Untung Giok-im segera mendapat
bantuan dari seorang pemuda bermuka hitam,
salah seorang dari empatbelas murid Bhe
Kausu, yang bersenjata tombak panjang.
Dengan gabungan dua orang itu, barulah
keganasan Ciu Peng dapat dibendung.
Orang-orang Hek-eng-po memang tak
menduga perlawanan orang-orang Liong-coan
begitu gigih, padahal tadinya mereka
memandang rendah. Ketika semakin banyak
orang Liong-coan keIuar rumah dengan
membawa berbagai senjata, maka gembong
gembong Hek-eng-po itu menjadi ngeri sendiri.
Mereka seperti harimau-harimau buas yang
terjeblos ke sarang semut. Betapapun kuatnya
harimau-harimau itu, namun kalau semut
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1379
Rewriter & Pdf Maker : OZ
semut terus merubungnya dari segala penjuru
maka akhirnya akan habis juga.
Dan semangat tempur orang-orang
Liong-coan lebih menyala ketika orang-orang
berteriak bahwa Tiga Siluman sudah
ditewaskan oleh Sebun Him. Disebut-sebutnya
nama Sebun Him di dalam pertempuran
membuat pihak Hek-eng-po kaget.
"Jadi Sebun Him juga hadir di tempat
ini?" demikian Jiat-jiu Lokoai bertanya-tanya
dalam hati. "Kalau begitu, kenapa Pocu tidak
segera menampakkan diri untuk
menandinginya, sehingga Sebun Him sempat
membunuh tiga keponakan muridku?"
Tengah ia menebak-nebak jawabannya,
tiba-tiba dari sebuah bukit di luar kampung
Liong-coan terdengar suara seperti pekikan
burung elang tiga kali berturut turut memecah
kesunyian malam. Orang orang Hek-eng-po
terkejut, sebab itulah isyarat dari sang
pemimpin untuk menarik mundur semua
orang-orangnya.
"Apa yang terjadi? Kenapa Pocu
bukannya membantu menghadapi Sebun Him
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1380
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tetapi malah menyuruh menarik diri? Jiat-jiu
Lokoai semakin heran. "Apakah muncul tokoh
lain, misalnya Ketua Hwe-liong-pang yang ikut
mengacau?"
Menyadari bahwa perkembangan tidak
secerah yang diharapkan, juga timbulnya
dugaan-dugaan buruk, menyebabkan hati
orang-orang Hek-eng-po menjadi ciut. Maka
ketika pekikan elang di kejauhan terdengar
lagi, orang-orang Hek-eng-po segera
berhamburan dalam kegelapan malam di
pinggir kampung Liong-coan.
"Jangan kejar! Terlalu berbahaya!"
demikian Bhe Un-liang mencegah orang
orangnya yang masih panas hatinya dan
hendak mengejar musuh. Sebagai kelompok
berjumlah banyak, memang orang-orang
Liong-coan punya kekuatan di tempat terbuka,
namun kalau mereka masuk ke hutan-hutan
gelap, maka mereka akan menjadi makanan
empuk bagi orang-orang Hek-eng-po yang
berilmu tinggi semuanya itu.
Perintah untuk tidak mengejar segera
disebarkan kepada semua orang Liong-coan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1381
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Meskipun mereka bukan prajurit, namun
ternyata cukup disiplin untuk mematuhi
perintah si guru silat sekaligus pemimpin yang
dihormati itu. Kini orang-orang Liong-coan
berganti kesibukan memadamkan api dan
merawat teman-teman yang luka atau tewas.
Sementara itu, orang-orang Hek-eng-po
yang mengundurkan diri itu semuanya
langsung menuju ke satu arah, yaitu sebuah
bukit tanah merah berjarak empat li di luar
kampung Liong-coan, asal pekikan elang tadi.
Tanah di tempat itu agak lengket sehingga
mengotori sepatu. Kalau siang hari, banyak
orang kampung Liong-coan mengambili tanah
di tempat itu untuk dibentuk dan dibakar
menjadi batu bata, genteng, kendi, guci dan
barang-barang pecah-belah lainnya, bahkan
juga patung yang indah.
Tapi malam itu, bukit galian tanah
merah itu menjadi tempat berkumpulnya
pembunuh-pembunuh yang tergabung dalam
Hek-eng-po.Hampir tigapuluh orang yang
masih belum kering keringatnya, berdiri
mengelilingi seorang bertubuh tinggi besar,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1382
Rewriter & Pdf Maker : OZ
berjubah hitam, dan kepalanya berkerudung
kain hitam pula sehingga hanya sepasang
matanya yang terlihat, berkilat-kilat seperti
sepasang bintang di langit.
"Di luar dugaan, si keparat Sebun Him
muncul di kampung Liong-coan dan membunuh
tiga keponakan muridku, Pocu." Jiat-jiu Lokoai
melaporkan, namun dalam kalimatnya
terkandung nada menuntut dan menyalahkan.
Kenapa sang Pocu tidak muncul di
pertempuran?
"Aku tahu kalian mempertanyakan
kenapa aku tidak muncul di gelanggang untuk
menandingi Sebun Him,begitu bukan? kata
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
majikan Hek-eng-po dengan dingin. "Tetapi
aku punya kesulitan sendiri sehingga
menghalangi kehadiranku". Jiat-j iu Lokoai
berkali-kali menghirup udara malam yang
dingin untuk menekan kejengkelan yang
bergejolak di hatinya, kejengkelan terhadap
Majikan Hek-eng-po sendiri. Ia mencoba untuk
tetap bersuara sopan, "Pocu, bolehkah aku
mengetahui halangan apa yang menyebabkan
Pocu tidak hadir di arena?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1383
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Itu urusanku," sahut Majikan Hek-eng
po dengan dingin.
Jiat-jiu Lokoai menjadi panas hatinya
mendengar jawaban itu, dan iapun sekin berani
mendesakkan pertanyaan, "Apakah Pocu
merasa kebetulan kalau tiga orang keponakan
muridku itu ditewaskan Sebun Him, karena
memang sudah lama Pocu tidak membutuhkan
mereka lagi, sejak mereka menjadi cacad?"
"Ou Heng, berani benar kau bicara
demikian kepadaku!" Majikan Hek-eng-po tiba
tiba membentak Jiat-jiu Lokoai dengan suara
mengguntur, "Kau lupa siapa yang
menyelamatkan nyamu, ketika kepalamu yang
berisi tahi kerbau itu hampir saja dipecahkan
oleh Pun-khong Hweshio dari Siau-lim-si?!"
Jiat-jiu Lokai yang nama aslinya Ou
Heng itu menjadi panas wajahnya karena
peristiwa yang memalukan dirinya itu diungkit
ungkit pula. Kalau bukan Majikan Hek-eng-po
yang bicara, tentu si pembicara sudah
diterkamnya dan dirobek-robek tubuhnya. Tapi
ia kini hanya bisa menggenggam tangannya
erat-erat dengan tubuh gemetar, sadar takkan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1384
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mampu berbuat apa-apa terhadap Hek-eng
Pocu.
"Aku minta maaf atas ucapanku tadi,
Pocu," kata Jiat-jiu Lokoai akhirnya.
"Aku maafkan, tapi lain kali jagalah
mulutmu," kata Majikan Hek-eng-po. Patut
kalau ia marah atas ucapan Jiat-jiu Lokoai tadi,
sebab ucapan itu bisa menimbulkan kesan
kepada pengikutnya yang lain bahwa ia tidak
menghiraukan keselamatan pengikutnya,
sehingga bisa mengurangi kepatuhan pengikut
pengikutnya terhadapnya.
"Aku memaklumi kedukaanmu karena
kehilangan tiga keponakan murid, akupun
merasa kehilangan," demikian Majikan Hek
eng-po mencoba meredakan perasaan Jiat-jiu
Lokoai. "Tetapi kematian mereka memang
sudah menjadi resiko, siapa memperhitungkan
bahwa Sebun Him tiba-tiba saja muncul di
arena? Akupun tidak memperhitungkannya."
"Pocu, bagaimana kalau kampung
Liong-coan kita ratakan saja dengan tanah
untuk membalas kematian orang-orang kita?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1385
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Jiat-jiu Lokai tiba-tiba mengusulkan,
"Meskipun di sana ada Sebun Him, tetapi kalau
Pocu bersedia maju ke garis depan, kita tentu
akan berhasil menggilas hancur mereka. Bhe
Un-liang dan orang-orangnya itu bukan apa
apa bagi kita, tanpa Sebun Him mereka tak
berdaya. Apalagi dalam satu dua hari ini Ang
pit Tojin dan regunya akan bergabung pula
dengan kita."
"Aku setuju!" Jiat-jiu Longkun Ho Hong
langsung mendukung usul gurunya dengan
sikap beringas. "Kampung keparat itu harus
diberi pelajaran hebat seperti Liu-keh-chung,
agar semua pihak tidak memandang rendah
Hek-eng-po kita!"
"Aku juga mendukung!" teriak Ho Yu
yang sambil menggosok-gosok tinju kanannya
dengan telapak tangan kiri. "Dalam beberapa
bulan ini, Hek-eng-po tidak melakukan sesuatu
yang menggemparkan sehingga kita mulai
dianggap lembek. Sampai seorang bekas
kacang Liu-keh-chung yang bernama Liu Beng,
yang kini menjad orangnya Sebun Him, berani
bertingkah dengan menempelkan ratusan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1386
Rewriter & Pdf Maker : OZ
lembar surat tantangan kepada kita di
beberapa kota!"
"Benar! Jadikan Liong-coan sebagai
kuburan raksasa! Kita bunuh semua lelaki, kita
perkosa semua wanita, bakar semua rumah!"
teriak Biau Ek-hong.
"Setuju! Setuju!" puluhan ora Hek-eng
po lainnyapun berteriak-teriak mendukung.
Hanya dua orang yang tidak ikut
berteriak-teriak, mereka adalah dua orang
yang berdiri berdampingan di barisan
belakang, bersembunyi di balik bayangan
orang-orang Hek-eng-po lainnya. Kedua orang
itu hanya bertukar pandangan dengan wajah
menunjukkan kekuatiran, namun tidak
berkata apa-apa, sebab belum saatnya.
"Akan aku pertimbangkan usul kalian!"
kata Majikan Hek-eng-po mengatasi hiruk
pikuk. Ia tidak langsung menolak, supaya tidak
mengecewakan anak buahnya yang tengah
kerasukan setan-setan haus darah itu. "Akan
aku pertimbangkan, tetapi kita punya banyak
musuh di dunia persilatan. Karena itu, tiap
tindakan kita harus diperhitungkan dengan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1387
Rewriter & Pdf Maker : OZ
cermat, jangan hanya menuruti nafsu amarah
kita.
Tujuan akhir kita adalah menang!
Menang mutlak atas semua lawan-lawan kita di
dunia persilatan, jangan perhatian kita
terpecah hanya oleh urusan-urusan sepele
seperti membakar atau memperkosa saja, itu
hanya urusan sampingan!"
Semuanya bungkam mendengarkan
kata kata sang pemimpin. Beberapa orang
menjadi kecewa, dan beberapa orang lagi
masih ingin mendengarkan kelanjutan ucapan
Majikan Hek-eng-po.
"Langkah pertama yang akan kita
lakukan terhadap kampung Liong-coan besok
pagi adalah menangkap hidup-hidup Tong Gin
yan, anak laki-laki Ketua Hwe-liong pang!"
Yang paling terkejut mendengar
rencana itu adalah dua orang yang berdiri di
barisan belakang tadi. Lagi-lagi mereka
bertukar pandangan, tetapi tetap tidak
berbicara. Yang satu menggelengkan kepala,
yang lain mengerutkan alis. Gerakan mereka
tidak terlihat oleh orang lain karena gelapnya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1388
Rewriter & Pdf Maker : OZ
malam, juga tempat berdiri mereka yang di
belakang.
Sementara itu terdengar Jiat-jiu Lokoai
menyambut gembira, "Bagus! Tapi kenapa
harus ditangkap hidup-hidup? Kenapa tidak
langsung dicincang saja, lalu potongan
potongan tubuhnya dikirim ke Tiau-im-hong
agar Tong Lam-hou mati karena merana?!"
"Jangan menyimpang dari perintahku!
Untuk sementara ini aku butuhkan dia hidup
hidup untuk...untuk..." sesaat Maji'lkan Hek
eng-po ragu-ragu untuk menyebutkan
alasannya.
"Untuk suatu rencana yang masih aku
rahasiakan. Tapi, tangkap Tong Gin-yan hidup
hidup kalau ia sedang terpisah dari lain
lainnya. Ini tugasmu, Ou Heng!"
"Baiklah, Pocu."
"Dan setelah rencanaku terlaksana,
terserah akan kau apakan bocah itu, aku tidak
ikut campur. Akan kau cincang, atau kau rebus
atau kau goreng, semaumulah".
"Baik, Pocu."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1389
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Sekarang, kalian kembali ke pos kalian
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masing-masing. Tetaplah awasi kampung
Liong-coan baik-baik, tetapi jangan ada yang
bertindak sendiri-sendiri di luar perintahku.
Yang melanggar pesanku, akan aku letakkan
kepalanya di sebelah utara.Liong-coan
sementara kakinya di sebelah selatan dan
tubuhnya di timur, tangannya di barat!"
Ancaman itu menggidikkan tubuh
orang-orang Hek-eng-po itu, mereka paham
bahwa ancaman sang pemimpin itu bukan
suatu kelakar saja.
Orang-orang itupun bubar berpencaran,
sedangkan Hek-eng Pocu dengan gerakan yang
seperti asap berhembus, telah menghilang dari
tempatnya berdiri tadi.
"Tindakan Pocu kali ini boleh disebut
tindakan paling jantan dalam tujuh bulan
terakhir ini," kata Jiat-jiu Lokoai sambil
berjalan berdampingan dengan muridnya, Ho
Hong. "setelah beberapa bulan dia
membingungkan kita dengan perintah
perintahnya yang tak dapat dimengerti."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1390
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Benar, Suhu. Dulu dia memerintahkan
kita agar menyingkiri keluarga Sebun di Siam
sai, dan belasan hari yang lalu si banci Hoa
Sek-liu membawa lagi perintah Pocu agar kita
meyingkir dari jalan yang bakal dilalui si bocah
geblek Liu Beng yang sudah menempel surat
surat tantangan kepada kita.
Perintah-perintah Pocu itu benar-benar
menggemaskan tetapi kita tidak bisa tidak
harus mentaatinya."
"Ya,kalau dipikir memang membuat kita
bingung. Apa hebatnya Keluarga Sebun
sehingga pihak kita harus selalu mengalah
ditantang tanpa boleh membalas? Kenapa
keluarga Sebun tidak boleh ditumpas saja
seperti kita pernah menumpas Liu-keh-chung
atau Pek-kiam-pai?
Memang Keluarga Sebun lebih tangguh
dari Liu-keh-chung atau Pek-kiam-pai, tetapi
kalau pihak kita mau mengerahkan seluruh
kekuatan, dalam waktu sehari semalam saja
Keluarga Sebun akan jadi debu..."
Sementara guru dan murid itu
berbicara, di arah lain ada dua orang yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1391
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tengah berbicara pula, tetapi dengan bahan
pembicaraan yang jauh berbeda dan dilakukan
dengan berbisik-bisik pula. Merekalah dua
orang yang tadi berdiri di barisan belakang
orang-orang Hek-eng-po.
"Kongcu Tong Gin-yan dalam bahaya,"
bisik salah seorang sambil menoleh kiri kanan,
meyakinkan bahwa tidak ada yang ikut
menguping pembicaraan mereka berdua. "Dia
menjadi sasaran utama Hek-eng Pocu dalam
gebrakan kali ini...."
"Salah satu dari kita harus dapat
menemuinya, dan memberinya peringatan agar
waspada," sahut kawannya dengan berbisik
pula. "Kau atau aku?"
"Biar aku saja. Ilmu meringankan
tubuhku lebih baik daripadamu sehingga lebih
gampang menyusup ke Liong-coan."
"Hati-hatilah, saudara Pang. Bukan saja
kau harus bisa lolos dari pengawasan iblis-iblis
Hek-eng-po, tapi juga harus dapat menembus
penjagaan orang-ong kampung Liong-coan
yang saat ini tentu melipat gandakan
penjagaan di sekeliling desa."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1392
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Aku akan berhati-hati. Aku tidak ingin
mengalami nasib seperti Pek-ki Hu-tong-cu
(wakil pemimpin regu Bendera Putih) Lu Hian
to yang gugur sebelum sempat menyampaikan
berita rahasia kepada Pangcu (Ketua). Bahkan
kita sendiripun belum mengetahui berita apa
yang berhasil didapatkannya."
"Keparat benar Majikan Hek-eng-po itu.
Selubung dirinya begitu rapat sehingga kita
belum tahu siapa dia sebenarnya..."
"Jangan terseret emosi, saudara Ko.
Petugas-petugas macam kita ini, terbawa
emosi sehingga kehilangan akal sehat
merupakan pantangan besar. Yakinlah, suatu
saat kelak kedok jahanam itu akan terlucuti.
Kita amati saja terus."
"Semoga jayalah Hwe-liong-pang
(Serikat Naga Api)."
"Selamat bekerja, saudara Pang."
Keduanyapun berpisahan, lalu
bergabung dengan orang-orang Hek-eng-po
lain yang mengawasi Liong-coan dari segala
penjuru. Kalau orang-orang Hek-eng-po
mengeluarkan kata-kata kotor bernada
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1393
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kebencian dan kemarahan, maka merekapun
ikut mengucapkannya, supaya tidak kelihatan
berbeda dari yang lain.
Tapi pada suatu kesempatan, orang she
Pang, Ui-ki Hu-tong-cu (wakil pemimpin regu
Bendera Kuning) dari Hwe liog-pang yang
berhasil menyusup masuk Hek-eng-po itu,
memisahkan diri dari orang-orang Iainnya
dengan alasan yang masuk akal. Lalu dengan
gerakan seperti seekor kelinci liar yang amat
lincah dan tanpa suara, dia mendekati
kampung Liong-coan.
Seandainya bertemu dengan orang
orang macam Jiat-jiu Lokoai, ia sudah siap
dengan jawaban yang dapat menghilangkan
kecurigaan. Kalau bertemu dengan orang
orang setingkat Biau Ek-hong atau Ho Yu-yang,
ia akan mampu melepaskan diri, baik secara
kekerasan maupun dengan cara melarikan diri.
Orang-orang yang cuma setingkat Biau
Ek-hong atau Ho Yu-yang tak pernah
dianggapnya sebagai ancaman serius bagi
Pang Hui-beng. Paling ia harus waspada
terhadap Ho Hong, Jiat-jiu Lokoai, Ang pit
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1394
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tojin, Hin-heng Lojin atau Hek-eng Pocu
sendiri. Selain itu tak ada yang diseganinya.
**OZ**
BAGIAN DUA PULUH TUJUH
Api berhasil diatasi, musuh berhasil
dipukul mundur, namun awan kesedihan
meliputi udara kampung Liong-coan karena
mereka kehilangan tujuhbelas warga kampung
yang gugur, setelah dengan gagah berani
membela kampung halamannya.
Meskipun pihak penyerbu meninggalkan
beberapa mayat pula, bahkan kehilangan Wan
Po, Kongsun Gi dan Hau It-yau yang
merupakan pentolan-pentolan mereka, tapi
kematian warga kampung itu merupakan
pukulan kesedihan seluruh Liong-coan,
terutama keluarga mereka.
Tong Gin-yan yang biasanya ceria
dengan kelakar-kelakarnya yang tak habis
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1395
Rewriter & Pdf Maker : OZ
habis, kini dengan mata yang berkaca-kaca
dan wajah murung memandangi puing-puing
kebakaran serta mayat-mayat orang Liong
coan yang tengah ditangisi keluarganya itu.
Berkali-kali ia menarik napas dengan
hati pedih.
Ketika Bhe Un-liang berdiri di dekatnya
sambil menepuk pundaknya perlahan, Tong
Gin-yan berkata, "Bhe Taihiap, kerugian jiwa
dan harta benda sebesar ini adalah tanggung
jawabku semua."
"Lho, kenapa demikian?"
"Kalau kemarin aku tidak mampir di
kedai Liong-coan Siang-cui dan bertemu
dengan iblis-iblis itu, tentu masyarakat Liong
coan tak akan mengalami malapetaka sehebat
ini..."
"Hiantit (keponakan), jangan terlalu
menyalahkan diri dengan mengarang alasan
yang mengada-ada. Apakah salah kalau
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seorang musafir yang kehausan di tengah jalan
mampir di sebuah kedai minuman di pinggir
jalan? Dan bukankah dalam peristiwa kemarin
itu kau sudah berusaha menghindari iblis-iblis
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1396
Rewriter & Pdf Maker : OZ
itu namun mereka tetap mengejarmu? Siapa
bilang ini kesalahanmu? Di Liong-coan atau di
manapun, iblis tetap iblis, dan selalu mencari
kesempatan untuk berbuat merugikan orang
lain. Hanya kali ini kebetulan Liong-coan lah
yang menjadi arena kebiadaban mereka. Sama
sekali bukan salahmu!"
Tong Gin-yan menundukkan kepalanya.
Terkejut mendengar kenyataan yang terjadi.
Barangkali perasaannya akan leblh ringan
kalau seluruh orang Liong-coan mengutuk dan
mencaci-makinya. Tapi justru mereka bersikap
begitu baik tanpa menyalahkannya, Tong Gin
yan semakin besar rasa bersalahnya.
Tiba-tiba anak muda itu mengangkat
wajahnya dengan muka merah-padam dan gigi
gemerutuk dan tinju terkepal, ia menggeram,
"Di manapun aku jumpai orang Hek-eng-po,
akan aku tumpas mereka tanpa ampun! Ini
sumpahku di hadapan arwah saudara
saudaraku penduduk Liong-coan yang gugur!"
"Bagus, Hiantit, sikap yang
bersemangat!" terdengar suara dari belakang
mereka. Mereka menoleh dan melihat Sebun
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1397
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Him melangkah perlahan dari kegelapan
mendekat ke cahaya api nang belum padam
benar. Pendekar dari Se-shia itu kelihatan
berkeringat, beberapa daun dan rumput kering
menempel di pakaiannya dan sepatunya kotor
dengan tanah liat berwarna merah.
"Sikap Hiantit yang bersemangat
sejalan dengan sikap Keluarga Sebun yang
selalu menentang Hek-eng-po."
"Suheng, dari mana saja kau?" tanya
Bhe Un-liang. "Setelah kau membunuh Tiga
siluman, kau menghilang beberapa jam
seingga membuat kami mencemaskanmu."
"Setelah aku habisi tiga bandit itu, aku
memang sengaja memisahkan diri untuk
nencari kalau-kalau Majikan Hek-eng-po ada
pula di sekitar pertempuran, melumpuhkan
ular harus meremukkan kepalanya dulu
bukan?"
"Betul, Suheng. Apakah kau ketemukan
biang iblis itu?"
"Emmm.... tidak."
"Tapi kami mendengar pekikan seperti
suara burung elang dari arah bukit tanah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1398
Rewriter & Pdf Maker : OZ
merah di luar kampung, dan orang-orang Hek
eng-po berbondong-bondong menuju ke
tempat itu begitu mendengarnya. Masa Suheng
tidak menjumpainya? Suheng dari bukit itu
bukan?" tanya Bhe Un-liang polos, sambil
melirik sepatu Suhengnya yang berlepotan
tanah merah itu.
Sebun Him ternyata tidak bisa dengan
lancar menjawab pertanyaan itu, sesaat ia
hanya tertawa terputus-putus sambil menatap
wajah Bhe Un-liang dan Tong Gin-yan
berganti-ganti.
"Oh, ya, memang....memang aku
sampa ke bukit tanah merah itu, tapi hanya
lewat saja di sebelahnya. Tapi aku tidak
melihat siapa-siapa, mungkin karena malam
terlalu gelap. Besok pagi biar aku dan Tong
Hiantit memeriksa ke sana, barangkali masih
akan sempat menjumpai majikan Hek-eng-po
dan meringkusnya sekalian. Kau bersedia
bukan? Tong Hiantit? "
Masih dipengaruhi rasa bersalahnya
kepada orang-orang Liong-coan, Tong Gin-yan
menjawab tanpa ragu-ragu, "Tentu aku siap
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1399
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mengiringi paman. Kalau jejak Hek-eng Pocu
diketemukan, ke dasar nerakapun akan aku
kejar mereka terus!"
"Sayangnya, jejak Hek-eng Pocu itu
terlalu misterius, kita tidak boleh mengharap
terlalu banyak untuk menemukannya. Kalau
bisa membuat kontak dengan orang-orangnya
Hwe-liong-pang yang menyusup di Hek-eng
po, tentu lebih bagus, lebih gampang mencapai
sasaran!" kata Sebun Him.
Tong Gin-yan terkejut mendengar
ucapan Sebun Him yang terakhir itu. "Dari
mana paman tahu bahwa kami menyusupkan
orang-orang ke dalam Hek-eng-po?"
"Dari Liu Beng. Ia menjadi orang
kepercayaanku sekarang, dan bersama dengan
empat orang gadis yang menjadi kepercaanku
pula, mereka juga sedang mencoba melacak
jejak Majikan Puri Elang Hitam itu. Liu Beng
pernah bercerita kepadaku bahwa ia pernah
bertempur bertiga bersama Hiantit dan nona
Pakkiong untuk melawan
Majikan Hek-eng-po. Pada malam
kematian salah seorang anggota Hwe-liong
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1400
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pang yang agaknya dibunuh Majikan Hek-eng
po karena kedoknya terbongkar."
"Oh, ya, memang pernah ada peristiwa
macam ltu. Saat itu Pakkiong Eng juga titip
pesan kepada Liu Beng agar paman berhati
hati, sebab Hek-eng-po mempunya sebuah
sarang di kota Se-shia, tidak jauh dari rumah
Paman."
"Liu Beng sudah mengatakannya
kepadaku. Tapi belum lagi sempat aku
menyelidiki ke toko kain Hin-seng di Jala Pak
toa-kai, Se-hia, tahu-tahu toko itu sudah
terbakar habis beserta seluruh penghuninya,
sehingga lenyap pulalah jejak yang hendak aku
selidiki."
"Hah, toko itu sudah terbakar?!"
Sebun Him menganggukkan kepala.
"Ya. Kalau aku bertemu Majikan Hek-eng-po
dan beradu ilmu silat, aku yakin dia bukannya
sesosok iblis yang tak bisa dikalahkan. Tapi
urusan main kucing-kucingan agaknya aku
harus mengaku kalah. Agaknya pihak kita
harus main kucing-kucingan pula untuk
menemukan jejak musuh, dalam hal ini aku
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1401
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kalah selangkah dari ayahmu, Hiantit, yang
lebih dulu berhasil menyusupkan orang
orangnya ke Hek-eng-po...."
Dalam ucapan itu, secara halus
tefkandung sindiran bahwa pihak Serikat Naga
Api lebih pintar main kucing-kucingan
dibadingkan pihak Keluarga Sebun yang berani
menentang Hek-eng-po secara terang
terangan.
Tong Gin-yan membela pihaknya
dengan kata-kata halus pula, "Paman, seorang
pemburu tahu bahwa kalau ingin menangkap
seekor ular berbisa bertubuh kecil di padang
rumput, tentu berbeda caranya degan usaha
menangkap seekor babi hutan yang dari
kejauhan saja sudah nampak gerakannya."
Sebun Him tertawa mendengar
bantahan itu."Anak pintar, baiklah, yang
hendak kita tangkap ini memang seekor ular
berbisa yang dengan licik menyusup ke mana
mana, bukan seekor celeng yang berjalan
lurus. Kalau diperbolehkan, aku ingin ikut
dalam perburuan yang diselenggarakan Ketua
Hwe-liong-pang. Aku ingin tahu siapa saja
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1402
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang telah kalian susupkan kepada Hek-eng
po, agar bisa bekerja-sama dengannya kelak,
dan tidak salah membunuh karena mengira
mereka sebagai orang-orang Hek-eng-po
sungguhan!"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tong Gin-yan ragu-ragu, Sebun Him
memang telah membuktikan permusuhannya
terhadap Hek-eng-po dengan membunuh Wan
Po bertiga, tapi dapatkah rahasia Hwe-liong
pang dipercayakan kepadanya? Sedang dalam
tubuh Hwe-liong-pang sendiri yang
mengetahuiya hanyalah sedikit orang, bukan
semua anggota Hwe-liong-pang.
"Menyesal sekali, paman, soal sepenting
ini hanyalah ayah yang akan memutuskannya.
Aku tidak berani melangkahi apa yang akan
Ayah gariskan ."
Alis Sebun Him berkerut, "Jadi kau tidak
percaya kepadaku, Hiantit? Sedangkan ayahmu
adalah sahabat baikku selama bertahun-tahun,
meskipun di masa muda kami pernah selisih
pendapat dalam banyak hal... Baiklah, aku tak
bisa memaksa."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1403
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Jelas Sebun Him mendongkol karena
tidak mendapat apa yang dimauinya, tetapi
jelas ia tidak berani terlalu mendesak Tong
Gin-yan. Kuatir kalau Tong Gin-yan malah
mencurigainya.
Praktis semalaman suntuk orang-orang
Liong-coan tidak tidur sekejappun. Ketika api
padam sama sekali, orang-orang yang tewas
dan luka-luka selesai diangkut ke rumah Bhe
Un-liang untuk dirawat, maka mataharipun
sudah muncul di sebelah timur. Sebuah hari
baru terbit. Meskipun matahari begitu
cemerlang, namun itulah hari yang muram
bagi masyarakat di Liong-coan, setelah
kejadian dahsyat semalam.
Atas keputusan Bhe Un-liang yang
disetujui semua orang, mayat-mayat akan
dikuburkan hari itu juga,direncanakan sebuah
arak-arakan kehormatan seperti melepas
pahlawan-pahlawan ke peristirahatan terakhir.
Bagaimanapun juga, orang-orang yang gugur
itu adalah pahlawan bagi kampung Liong-coan.
Di hadapan orang banyak, Sebun Him
memukau orang dengan peragaan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1404
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kedermawanan yang tidak tanggung-tanggung.
Dari kantongnya dikeluarkan lembaran
lembaran kertas berharga bercap bank Tin-wan
di Pak-khia. Setiap bangunan yang rusak
disumbangnya duaratus tahil emas, dan setiap
keluarga yang kehilangan anggota keluarga
yang gugur mendapat tigaratus tahil emas.
Maka terpesonalah orang-orang kepadanya.
Di pemakaman, Sebun Him berpidato.
Begitu membakar dan memikat setiap
pendengarnya, sehingga perlahan-lahan
bayangan Sebun Him mulai menutup sosok
Bhe Un-liang yang sudah tigapuluh tahun lebih
menjadi pemimpin masyarakat Liong-coan.
Sepanjang jalan di Liong-coan, orang tak
henti-hentinya memuji Sebun Him yang sangat
dermawan juga sakti sekali, jauh lebih sakti
dari Bhe Un-liang.
Buat Bhe Un-liang sendiri, tidak jadi
soal perhatian rakyat bergeser dari dirinya ke
diri Suhengnya, ia menganggap Suhengnya
memang pantas mendapat kehor'lmatan itu. Ia
tidak iri. Malah berterima kasih karena
Suhengnya menguras dompetnya sendiri untuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1405
Rewriter & Pdf Maker : OZ
meringankan musibah yang menimpa Liong
coan.
Setelah orang-orang Liong-coan yang
gugur diuruk tanah, orangpun berbondong
bondong meninggalkan kuburan. Regu-regu
yang bertugas jaga segera menempati posnya
masing-masing, berusaha menimbulkan rasa
aman di hati rakyat, agar kegiatan sehari-hari
berjalan terus.
Ketika Tong Gin-yan hendak
meninggalkan kuburan itu bersama orang
orang lain, tiba-tiba matanya menangkap suatu
isyarat bisu. Di sebuah bong-pai (batu nisan),
tanpa menarik perhatian orang lain, terletaklah
dua potong ranting kering masing-masing
sejengkal, diletakkan bersilangan dan sebuah
batu di sudutnya. Itulah isyarat dari orang
Hwe-liong-pang.
Cepat ia melangkah dengan gaya wajar,
ke arah batu di ujung salib itu. Di dekat sebuah
persimpangan, kembali dilihatnya tanda serupa
di kaki sebuah pohon. Cepat Tong Gin-yan
menyapu tanda itu dengan kakinya, lalu
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1406
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menuju ke satu arah di luar kampung Liong
coan.
Beberapa kali ia berpapasan dengan
kelompok-kelompok orang lelaki Liong-coan
yang membawa senjata semua. Ada yang
menyapa dengan ramah, ada yang bersikap
dingin karena menganggap peristiwa buruk itu
adalah gara-gara tamu-tamu muda di rumah
Bhe kausu itu.
Tong Gin-yan tidak mnggubris sikap
mereka, toh ia tidak akan tinggal seterusnya di
Liong-coan, dan mengharap di kemudian hari
mereka bisa melindungi diri sendiri.
Ia berjalan sampai di sebuah ladang
yang sunyi, penuh jerami bertebaran, dan
tanda-tanda rahasia itu berhenti sampai di situ.
Tapi ia tidak melihat seorangpun.
Tengah celingukan, tiba-tiba terdengar
suara, "Ui-ki Hutongcu Pang Hui-beng
mengucapkan salam kepada Tong Kongcu."
Suara itu tidak dari mana-mana, tetapi hanya
dari dalam tanah, tepat di depan kaki Tong
Gin-yan. Ketika Tong Gin-yan menyentuhkan
ujung kakinya ke permukaan tanah asal suara
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1407
Rewriter & Pdf Maker : OZ
itu, tanah di situ lebih subur,kepadatannya
kurang dibanding dengan permukaan tanah di
sekitarnya.
Sebuah bumbung bambu kecil mencuat
setengah jengkal dari permukaan tanah,
sebagai pipa udara. Tapi bambu itu tersamar
oleh jerami yang berserakan.
Putera Ketua Hwe-liong-pang itu
tersenyum sendiri. Ia kenal Ui-ki Hutongcu
Pang Hui-beng yang julukannya Te-ci-cu (si
tikus tanah) karena keahliannya meggangsir
dan menyembunyikan diri dalam tanah sampai
tak terlihat sama sekali. Suatu keahlian yang
entah bagaimana cara melatihnya.
Maka Tong Gin-yan pun duduk di
sebuah batu dekat situ, serta bertanya
perlahan, "Saudara Pang, enak tidur disitu?"
Suara tertawa dari dalam tanah
terdengar. "Lumayan juga, tapi tanah di bagian
ini agaknya sering dikencingi orang-orang
Liong-coan, baunya boleh juga..."
"Kenapa saudara pilih tempat ini?
Apakah tidak ingin keluar saja?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1408
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Tidak bisa, setidak-tldaknya sampai
hari menjadi gelap nanti barulah aku bisa
meninggalkan tempat ini tanpa diketahui.
Kalau keluar sekarang dan dilihat orang-orang
Liong-coan yang tengah gila perang, aku akan
dikeroyok mereka. Masyarakat sini akan
mendapat tontonan bangkai tikus tanah
terbesar di dunia..."
Kembali Tong Gin-yan tersenyum.
"Baiklah, kau memasang tanda-tanda rahasia,
apakah yang ingin kau katakan?"
"Langsung dan singkat saja, Kongcu.
Kau diincar untuk ditangkap hidup-hidup oleh
Majikan Hek-eng-po. Hati-hatilah..."
"Baik. Hanya itu?"
"Ya, hanya itu."
"Bagaimana orang-orang kita yang
menyusup?"
"Baik semuanya. Kecuali saudara Lu
Hian-to yang dua bulan lalu terbuka kedoknya,
malang sekali. Sekarang si iblis Hek-eng-po
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semakin tajam mengawasi anak buahnya
sendiri, dia rupanya merasa kalau banyak
anakbuanya yang gadungan..."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1409
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Kalau begitu, hati-hatilah juga,
saudara Pang. Juga untuk saudara-saudara Ko,
Thio, Han dan Ji, harus hati-hati semua..."
"Terima kasih atas perhatian Kongcu."
kata suara dari dalam tanah itu.
"Akupun berterima kasih untuk
peringatanmu."
"Nah, cepat tinggalkan tempat ini,
Kongcu. Jangan sampai ada orang melihat
Kongcu bercakap-cakap dengan tanah
sehingga mengira Kongcu sudah gila..."
"Aku pergi, saudara Pang." Tong Gin
yan lalu bangkit dan meninggalkan tempat itu.
Sambil berjalan, ia berpikir alangkah besar
gunanya kalau bisa mempelajari tehnik
mengubur diri dalam tanah seperti Pang Hui
beng. Mungkin berguna untuk menguping
pembicaraan musuh.
Tiba di rumah Bhe kausu yang penuh
orang luka-luka bergeletakan di mana-mana.
Sebun Him sudah menunggunya dengan
pakaian ringkas dan pedang besarnya yang
menyilang punggung.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1410
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Hiantit, hampir saja aku menduga kau
sudah diculik Majikan Hek-eng-po."
"Aku hanya berkeliling sebentar untuk
melihat situasi Paman. Apakah paman sudah
siap berangkat?"
"Seperti yang kau lihat, tinggal
menunggu Hiantit saja."
Cepat Tong Gin-yan ke kamarnya untuk
berganti dengan pakaian yang ringkas,
menggendong pedangnya dipunggung, lalu
melangkah keluar. Terngiang akan peringatan
Pang Hui-beng bahwa Majikan Hek-eng-po
ingin menculiknya, tapi ia tidak gentar.
Lagipula toh ia akan pergi bersama dengan
Sebun Him yang konon ditakuti oleh Majikan
Hek-eng-po sendiri, jadi cukup amanlah.
Di pintu tengah, ia berpapasan dengan
Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong yang
tengah hilir-mudik membawa mangkuk
mangkuk obat. Melihat Tong Gin-yan dalam
pakaian ringkas, Pakkiong Eng bertanya,
"Hendak ke mana?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1411
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Memeriksa bukit tanah merah,
semalam suara pekikan elang isyarat Hek-eng
po terdengar dari sana," sahut Tong Gin-yan.
Wajah Pakkiong Eng seketika berubah
menampilkan kecemasannya. Tiba-tiba ia
berkata, "Tunggu sebentar, aku ikut."
"Tidak usah. Jangan cemas, sebab aku
pergi bersama Paman Sebun Him."
Mendengar itu, barulah Pakkiong Eng
agak lega. Tak lama kemudian nampak Sebun
Him dan Tong Gin-yan tegap melangkah
menuju ke luar desa. Kepada orang-orang
yang berpapasan, mereka terang-terangan
mengatakan akan memeriksa jejak musuh di
bukit galian tanah liat itu, membuat orang
orang Liong-coan kagum akan keberanian
mereka.
Tiba di bukit itu, mereka hanya
menemukan jejak kaki banyak orang. Dari arah
Liong-coan, berkumpul menjadi kumpulan
jejak simpang siur, lalu berpencaran kembali
ke arah berbeda-beda.
"Di sini semalam mereka berkumpul,"
kata Tong Gin-yan sambil membungkuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1412
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bungkuk memeriksa tanah. Dalam hatinya ia
heran kenapa semalam Sebun Him
mengatakan tidak melihat atau mendengar
apa-apa. Hanya saja keheranannya itu belum
sampai menjurus menjadi suatu prasangka
buruk.
"Kita berpencaran, Hiantit," kata Sebun
Him tiba-tiba. "Kita kelilingi bukit ini dari-dua
arah sehingga kita akan bertemu di balik bukit.
Kalau menemui sesuatu bahaya, segeralah
bersuit untuk saling memanggil."
Tong Gin-yan memang bernyali besar
mirip ayahnya, juga tidak punya prasangka
buruk apapun terhadap Sebun Him, sehingga
diapun mengangguk mengiakan. Keduanyapun
berpencaran.
Ketika Tong Gin-yan tiba di sebelah
utara bukit, dia segera menemukan sesuatu.
Bukan cuma jejak, tapi langsung manusianya.
Ketika mendengar suara langkah di
belakangnya, dengan sigap ia memutar
tubuhnya, dan berdesirlah hatinya melihat
yang muncul itu adalah Jiat-jiu Lokoai.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1413
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"He-he, bocah bernyali besar, kita
bertemu lagi," Jiat-jiu Lokoai menyeringai
penuh ancaman sambil melangkah mendekati.
"Kali ini aku sungguh tidak ingin menyia
nyiakan pertemuan ini, akan aku berikan
dirimu sebagai oleh-oleh untuk Hek-eng-Pocu!"
Tong Gin-yan sadar bahwa ilmu siluman
tua itu beberapa tingkat di atasnya. Tidak
mungkin dilawannya seorang diri, maka iapun
memasukkan jari-jarinya ke dalam mulut dan
bersuit keras, dengan keyakunan isyaratnya
akan terdengar sampai seberang bukit, lalu ia
menghunus pedngnya untuk bersuap-siap.
bukan ingin menyerang, hanya bermaksud
bertahan mengulur waktu selama mungkin.
Jiat-jiu Lokoai tertawa mengejek
melihat gerak-gerik calon korbannya itu.
"He-he-he...bersuit-suit segala,
memanggil siapa? Memanggil Sebun Him untuk
membantu memperpanjang nyawamu? Jangan
harap, saat ini nyawa Sebun Him sendiri
barangkali sudah direnggut oleh Hek-eng
Pocu...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1414
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Kagetlah Tong Gin-yan mendengar itu,
merasa dirinya dan Sebun Him agaknya sudah
masuk perangkap. Timbul penyesalan bahwa ia
kurang memperhatikan peringatan Pang Hui
beng tadi.
Kini dengan nekad ia menerjang dengan
gerak Ya-long-tiau-kan (serigala liar melompati
parit). Ujung pedangnya gemerlapan
melengkung membuat gerak seolah hendak
membabat leher, namun tiba-tiba berputar
rendah dan menyabet ke pinggang. Tidak
tanggung-tanggung serangannya, tangan
kirinyapun menghantam dengan ilmu pukulan
Hian-im-kang yang pancaran hawa dinginnya
sanggup mengubah semangkuk arak panas
langsung membeku menjadi gumpalan es.
Biarpun tahu ilmunya lebih tinggi, Jiat
jiu Lokoai tidak berani memandang terlalu
enteng kepada putera Ketua Hwe-liong-pang
itu. Ia melompat mundur selangkah
menghindari ujung pedang, sementara hawa
dingin Hian-im-kang yang menyergapnya
hanyalah dapat membuatnya berbangkis satu
kali. Namun setelah itu liapun menerjang ke
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1415
Rewriter & Pdf Maker : OZ
depan dan melancarkan cengkeraman
beruntun ke segala sasaran di tubuh Tong Gin
yan.
Cahaya pedang maupun udara dingin
Tong Gin-yan tak mampu membendung
terjanganya yang garang itu.
Tong Gin-yan mengerahkan segala
jurus dan ilmunya hanya untuk bertahan,
itupun masih saja terdesak oleh si iblis tua.
Pikirannya juga bercabang memikirkan Sebun
Him yang tak membalas isyaratnya itu. Apakah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Paman Sebun Him itu juga sudah terperangkap
musuh dan mengalami musibah?
Dalam meningkatkan perlawanannya,
Tong Gin-yan tiba-tiba mengeluarkan pula lmu
tendangannya yang disebut Pek-pian-lian
hoan-tui (tendangan beruntun dengan seratus
pergantian).
Sepasang kakinya dengan kelenturan
otot yang terlatih, sanggup nenyerang lurus,
melengkung atau berputar bergantian, dengan
sasaran seluruh tubuh lawan dari kepala
sampai ujung kaki, terutama bagian-bagian
yang menjadi persendian tulang.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1416
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Memang ia dapat bertahan puluhan
jurus, namun kemenangan terakhir tetap saja
sudah pasti di tangan Jiat-jiu Lokoai.
Sepasang tangan mautnya yang terkenal itu
seakan tumbuh berpuluh-puluh pasang yang
menghantam dan mencakar dari segal jurusan.
Tong Gin-yan tak sepenuhnya berhasil
membentengi diri.
Pada suatu saat, ketika anak muda itu
tengah menusukkan pedang dengan pundak
agak condong ke depan, Jiat-jiu Lokoai selicin
belut telah berkelit miring sambil
memperpendek jarak, cengkeramannya
bergerak secepat kepala ular kobra dan tahu
tahu berhasil mencengkeram pergelangan
tangan lawannya, langsung hendak ditarik dan
ditekuk untuk melumpuhkan.
Tong Gin-yan terseret, tapi dengan
nekad ia menggerakkan tangan kiri menjotos
rahang dan kaki kiri menendang lutut, dua
serangan sekaligus.
"Jangan nakal, anak manis," geram Jiat
jiu Lokoai. Ia menyeret dan memutar tangan
Tong Gin-yan ke samping, berbareng jari-jari
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1417
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tangan kirinya menotok jalan darah di
pinggang lawannya, membuat lawannya
langsung terkulai lemas dan berakhirlah
perlawanannya.
Tubuh Tong Gin-yan yang seperti
boneka kain besar yang belum diisi kapuk
itupun segera dipanggul di pundak Jiat-jiu
Lokoai, kepala di belakang dan kaki di depan.
Biarpun lemas tapi Tong Gin-yan tetap sadar,
ia mendengar su iblis tua mengeluarkan
pekikan seperti burung elang, lalu di kejauhan
terdengar jawabaan suara yang sama.
Selanjutnya dengan langkah secepat
terbang, ia membawa tubuh Tong Gin-yan ke
suatu arah. Diam-diam Tong Gin-yan kagum
juga melihat orang setua ini masih memiliki
kekuatan dan ketangkasan yang jauh di atas
kebanyakan orang. Tong Gin-yan dibawa
berlari cukup jauh. Tanpa diberitahupun ia tahu
bahwa pihak Hek-eng-po menangkapnya
hidup-hidup tentu hendak dipergunakan untuk
menekan Hwe-liong-pang. Diam-diam ia
menyesal bahwa kecerobohannya membuat
rencana besar dan rapi Hwe-liong-pang untuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1418
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menghancurkan Hek-eng po akan terancam
berantakan.
Terasa Jiat-jiu Lokoai melambatkan
langkah. Tong Gin-yan membuka matanya tapi
cuma bisa melihat banyak orang dengan
separuh tubuh saja, pinggang ke bawah, sebab
letak kepalanya yang berdekatan dengan
pantat Jiat-jiu Lokoai. Matanya sudah berusaha
melirik melihat wajah orang-orang itu, namun
hasilnya hanyalah rasa pegal di sudut
matanya.
"Pocu sudah datang?" terdengar suara
Jiat-jiu Lokoai bertanya kepada seseorang.
Seorang kakek bertubuh kurus-kecil
dengan jenggot serabutan menjawab, "Sudah,
saudara Ou. Kau rupanya berhasil menangkap
anak macan dari Tiau-im-hong ini?"
"Ha-ha, kenapa tidak? Anak macan ini
di hadapanku menjadi sejinak anak kucing
yang manis. Kau sendiri bagaimana? Apakah
jejak Sebun Him diketemukan?"
"Aku melihatnya berlari-lari dekat bukit
tanah liat itu, dan aku berusaha mencegatnya.
Tapi ia menghilang seperti hantu, lalu tiba-tiba
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1419
Rewriter & Pdf Maker : OZ
aku dengar isyarat panggilan Pocu untuk
berkumpul di tempat ini."
Tong Gin-yan tekejut mendengar ada
orang yang memanggil Jiat-jiu Lokoai degan
sebutan "saudara Ou", menandakan
kedudukan yang sederajat. Ia merasa sayang
bahwa dirinya tidak bisa memperhatikan orang
itu, sebab pandangannya terhalang oleh
punggung penangkapnya.
Tak lama kemudian, setelah diserahan
kepada beberapa orang anggota Hek-eng-po,
Tong Gin-yan diikat dengan tali kulit pada kaki
dan tangannya, dan dijebloskan ke sebuah
ruangan batu berlantai tanah yang gelap
menyesakkan napas. Namun lama kelamaan
matanya terbiasa juga dalam kegelapan dan
bisa melihat segala sesuatunya dengan
remang-remang.
Tak lama kemudian, seberkas cahaya
menerobos masuk ketika pintu ruangan itu
dibuka dengan suara berkeriutan. Tapi mata
Tong Gin-yan terasa silau menatap cahaya dari
pintu, sehingga hanya memalingkan muka.
Tapi ia tahu ada sesosok tubuh tinggi tegap
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1420
Rewriter & Pdf Maker : OZ
melangkah masuk ke dalam ruangan itu
sebelum pintu ditutupkan kembali. Sosok
tubuh itu hanyala seperti segumpal bayangan
hitam yang memancarkan hawa pembunuhan
dan ancaman yang belum pernah dirasakan
Tong Gin-yan dari musuh yang manapun juga.
Pintu ditutup lagi, dan ia berdua bersama si
gumpalan hawa mengerikan itu dalam ruangan
batu.
Orang itu melangkah mendekat sampai
Tong Gin-yan merasakan hidungnya bergeser
geser dengan jubah bagian bawah dari orang
itu. Hidungnya mencium semacam bau kain
celupan yang khas, campur bau keringat dan
bau tanah liat dari sepatu orang itu.
"Nah, Tong Gin-yan, tidak perlu bertele
tele lagi," suara orang itu bergulung-gulung
dalam perut dan memantul-mantul di dinding
ruangan, seperti suara hantu tetapi hantu yang
sedang pilek. "Anak muda, kita bicara langsung
saja. Selama ini pihak Hek-eng-po tidak pernah
mengutik-utik Hwe-liong-pang. Bahkan kalau
anak buahku sedang berada di wilayah Se
cuan, aku perintahkan untuk bersikap sopan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1421
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menghormati Hwe-liong-pang dan bendera
bendera kecil yang menjadi lambang kalian,
tapi kenapa Hwe-liong-pang sebaliknya tidak
bersikap bersahabat dengan kami, dengan
menyusupkan banyak orang-orangnya ke
dalam Hek-eng-po?"
"Memang benar. Kalau di wilayah Se
cuan, kalian kentutpun tidak berani keras
keras karena takut kepada kami. Tetapi
bagaimana kalau di luar wilayah Se-cuan?"
"Bagaimana tindakan kami di luar Se
cuan, tidak ada hubungannya dengan Hwe
liong-pang, kami punya tujuan dan sasaran
sendiri, kenapa setiap kali Hwe-liong-pang
menjegal kami?"
"Hem, selama kalian membantai orang
tak bersalah dengan semena-mena, selama itu
pula kami akan selalu menjegal kalian, bahkan
menghancurkan kalian. Kalian kira bisa
menjinakkan kami untuk tidak mengacuhkan
kebiadaban kalian hanya dengan sikap pura
pura menghormati kami? Kalian keliru besar!"
Geram kemarahan yang menggidikkan
bulu tengkuk terdengar di ruangan itu. Sebuah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1422
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tangan tiba-tiba terjulur dari kegelapan dan
mencengkeram dada Tong Gin-yan disertai
geraman, "Kalau begitu, Ketua Hwe-liong-pang
akan segera mendapat kiriman dari kami
berupa bagian-bagian tubuhmu yang
terpotong-potong. Kecuali kalau ia menarik
semua orang-orangnya yang menyusupi Hek
eng-po dan menghentikan gangguannya
terhadap kami!"
Mendengar itu, Tong Gin-yan merasa
sedikit seram, tetapi lebih banyak rasa
leganya. Ucapan itu menandakan bahwa Hek
eng Pocu belum tahu siapa saja diantara anak
buahnya yang merupakan orang selundupan
dari Hwe-liong-pang.. Kalau sudah tahu tentu
tidak akan susah-susah menangkap Tong Gin
yan, melainkan langung bertindak seperti
terhadap Pek-ki Hu-tong-cu Lu Hian-to yang
mati di panguan Tong Gin-yan dulu.
Mendadak muncul gagasan Tong Gin
yan untuk menggelisahkan dan menanam
saling curiga antara Hek-eng Pocu dengan
anak buahnya sendiri. Katanya, "Pocu, kau
pikir setelah Hwe-liong-pang menarik orang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1423
Rewriter & Pdf Maker : OZ
orang yang menyusup, lalu kalian bebas dari
musuh dalam selimut? Jangan bermimpi. Tujuh
dari sepuluh anak buahmu adalah penyusup,
bukan saja dari Hwe-liong-pang tetapi dari
pihak-pihak lain yang tidak senang kepada
tingkah laku kalian yang biadab. Semuanya
siap untuk melucuti kedokmu dan
menghancurkanmu di suatu hari kelak!"
Jantung Hek-eng Pocu berdenyut keras,
ucapan itu biarpun benar-tidaknya belum
terbukti, namun suatu hal yang masuk akal.
Pihak Hek-eng-po gemar menyusupkan orang
ke pihak lain dan menteror dari dalam, maka
bukan mustahil kalau pihak lainpun bertindak
serupa kepada Hek-eng-po. Cengkeraman
tangan Hek-eng-po di dada Tong Gin-yan
semakin kuat, sehingga anak muda itu merasa
sulit bernapas.
**OZ**
Bersambung ke jilid 25
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1424
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya:STEVANUS, S.P.
Jilid 25
"Pihak mana saja yang menyusupkan
mata-mata ke pihakku? Lekas katakan, atau
kuhancurkan tulang-tulangmu!"
Dengan susah-payah Tong Gin-yan
berusaha bernapas, lalu menjawab, "Mana aku
tahu? Aku hanya pernah mendengar Ayah
berunding dengan Pun-bu Hweshio dari Siau
lim-si dan Ciangkun Pakkiong Liong dari Pak
khia, mereka sepakat bahwa Hek-eng-po
adalah ancaman bencana yang harus
dimusnahkan. Lalu mereka mengatur rencana
bersama untuk merusak Hek-eng-po dari
dalam. Lalu...."
Biarpun dengan megap-megap
napasnya, ia lalu mengarang kisah bohong
untuk menakut-nakuti Hek-eng Pocu.
Cengkeraman di dadanya semakin kuat bahkan
ujung jari-jari Hek-eng Pocu yang sebesar
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1425
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pisang itu mulai menyentuh-nyentuh kulit leher
Tong Gin-yan.
Agaknya si maha durjana dunia
persilatan itu mulai tergoda untuk
meremukkan leher Tong Gin-yan, tapi masih
berusaha menahan diri.
Tapi Tong Gin-yan terus bercerita
menyerocos tanpa peduli mati-hidupnya
sendiri. Sambil dalam hati mengucapkan
selamat tinggal kepada ayahnya, ibunya,
kekasihnya, dan sahabat-sahabat lainnya.
Tapi tiba-tiba Hek-eng Pocu malah
melepaskan cengkeramannya, dan bertanya,
"Kau bilang Tong Lam-hou berunding dengan
Pun-bu Hweshio,Pakkiong Liong, lalu siapa
lagi?"
Berbohong tidak boleh tanggung
tanggung, pikir Tong Gin-yan. Maka diapun
menjawab dengan bersemangat, "Ya,
perundingan itu juga dihadiri Te-sin Tojin dari
Bu-tong-pai, Kim-wan Hweshio dari Go-bi-pai,
Sebun Taihiap dari Se-shia...
Baru saja ia menyebut nama Sebun
Taihiap, tiba-tiba Majikan Hek-eng-po itu
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1426
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tertawa bergelak-gelak dan berkata, "Kau
pembual besar, setan kecil! Tidak pernah ada
perundingan antara orang-orang itu! Tidak
pernah ada!"
Tong Gin-yan tercengang heran,
bagaimana Hek-eng Pocu mendadak
mengetahui kebohongannya dengan ucapan
bantahan yang bernada begitu pasti? Apakah
ada ucapannya yang keliru?
Tapi ia tidak mau menyerah, "He,
bagaimana kau berani membantah hal yang
benar-benar terjadi? Kau tentunya hanya
membantah sembarangan untuk
menenteramkan dirimu sendiri bukan?"
Hek-eng Pocu bagaikan disengat
kalajengking mendengar pertanyaan itu.
Sadarlah dia bahwa ucapannya tadi hampir
saja membuka kedoknya sendiri.
Dalam satu detik kemarahan menguasai
dirinya, cengkeraman tangannya tiba-tiba
meluncur ke ubun-ubun Tong Gin-yan dan siap
menghancurkannya. Tapi tiba-tiba ia
membelokkan serangannya ke dinding batu di
samping kepala Tong Gin-yan bersandar. Anak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1427
Rewriter & Pdf Maker : OZ
muda itu merasakan remukan batu muncrat
mengenai pipinya dan menimbulkan rasa pedih
di kulit. Tanpa menoleh pun dia tahu bahwa
jari-jari sekuat baja itu tentu menancap di
dinding batu.
Ia merasa dalam sedetik arwahnya
sudah sampai di depan meja pendaftaran
Giam-lo-ong (raja akherat) namun kembali lagi
bersarang di raga kasarnya. Tetapi dengan
nyali yang besar dia menggertak, "Kenapa
tidak jadi menghancurkan kan kepalaku? Takut
pembalasan ayahku yang lebih sakti
daripadamu?"
"Aku tidak ingin memusuhi ayahmu
kalau dia tldak menghalangi langkah
langkahku," sahut Hek-eng Pocu sambil
menahan kemarahannya, serta berusaha agar
setiap patah-katanya diwarnai akal sehatnya.
"Aku juga enggan bermusuhan dengan Sebun
Him, biarpun orang Se-shia itu terus-terusan
gembar-gembor menentang aku."
Dengan kalimat terakhirnya itu, Hek
eng Pocu berusaha menanamkan gambaran
dalam otak Tong Gin-yan, bahwa dirinya dan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1428
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sebun Him adalah dua orang terpisah yang
berdiri berseberangan, bahkan membenci satu
sama lain.
Tapi kata-kata itu justru menimbulkan
kecurigaan Tong Gin-yan, kenapa tanpa
ditanya Hek-eng Pocu menyebut-nyebut Sebun
Him? Tapi ia tidak berani sok pintar, sebab
begitu ia mengutarakan kecurigaannya maka
detik berikutnya tentu kepalanya akan diremuk
oleh Hek-eng Pocu.
Ia pura-pura mempercayai kata-kata
Hek-eng Pocu itu, meskipun dengan nada
mengejek, "Kau juga takut kepada Paman
Sebun, sehingga tidak segan-segan membuat
posmu sendiri di kota Se-shia, begitu bukan?"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Dewa Arak 07 Rahasia Surat Berdarah Pendekar Pulau Neraka 40 Irama Pencabut
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama