Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 15

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 15

"Tidak usah lagi bicara tentang Sebun

Him. Sekarang sebutkan saja nama orang
orang Hwe-liong-pang yang menyusup ke

pihakku. Aku berjanji hanya akan mengusir

mereka tanpa mencederai seujung rambutpun.

Kau juga akan kulepaskan, sebab aku belum

ada waktu untuk menjajal kekuatan Ketua

Hwe-liong-pang...."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1429

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Belum ada waktu, atau belum ada

nyali?"

"Jaga mulutmu, anjing kecil. Sekarang

sebutkan nama orang-orangmu yang

menyusup itu!"

"Aku tidak tahu. Dulu ayahku yang

menugaskan mereka dan hanya ayahku saja

yang mengetahuinya..."

"Bohong! Kau pasti tahu. Kalau tidak,

bagaimana kau bisa mengetahui gerak-gerik

anak buahku hampir seluruhnya? Kami

mengincar Liong-coan, lalu kaupun muncul di

Liong-coan, bukankah itu namanya sengaja

menantang kami, dan juga membuktikan

bahwa.kau diberitahu oleh mata-matamu?!"

Mendengar itu, pahamlah Tong Gin-yan bahwa

orang Hek-eng-po mendadak berbondong
bondong menggerebek kampung Liong-coan

itu bukan sekedar memburu dirinya tetapi

punya maksud tertentu entah apa? Tong Gin
yan tiba di Liong-coan hanya kebetulan lewat

saja, namun pihak Hek-eng-po mengira

sengaja untuk merintangi rencana mereka.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1430

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di samping heran, dia juga berkurang

rasa bersalahnya terhadap orang-orang Liong
coan yang terbunuh.

Ia bungkam sambil memutar otak,

sementara Hek-eng Pocu terus mendesak,

"Cepat katakan sebelum kesabaranku habis.

Aku enggan bermusuhan dengan Hwe-liong
pang bukan karena takut, karena itu kalau kau

menjengkelkan aku, aku tidak segan-segan

mencincangmu dengan menanggung resiko

perang terbuka dengan Hwe-liong-pang!"

Tong Gin-yan mengunci mulutnya

rapat-rapat. Ia berharap agar Hek-eng Pocu

menjadi jengkel dan gelisah, sehingga

mengucapkan beberapa patah kata tak

terkendali yang bisa dijadikan petunjuk untuk

menyingkap kedoknya.

Pemimpin Hek-eng-po itu memang

jengkel, tapi ternyata cukup kuat

mengendalikan mulutnya. Tangannyalah yang

kemudian bergerak memukul pipi Tong Gin-yan

sehingga kepala anak muda itu terombang
ambing ke kiri dan kanan. Tong Gin-yan

merasa seolah dipukuli dengan batu padas,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1431

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membuat kulitnya panas dan pedih, matanya

berkunang-kunang. Hanya dengan susah

payah saja dia dapat menjaga kesadarannya.

"Bicaralah, bangsat! Bicaralah, supaya

tidak kuhancurkan kepalamu!"

Dengan kepala pusing, Tong Gin-yan

menjawab, "Tidak tahu! Bukan hanya Hwe
liong-pang yang ingin menghancurkan kalian,

tapi juga keluarga Sebun. Tentu keluarga

Sebun juga sudah memasang orang-orangnya

dalam Hek-eng-po..."

Terpengaruh oleh kemarahannya, Hek
eng Pocu terpancing dan membentak, "Omong

kosong! Keluarga Sebun tidak mungkin..."

Bicara sampai di situ mendadak ia sadar sudah

terpancing lagi , lalu buru-buru membelokkan

kata-katanya, "Keluarga Sebun menantang

kami terang-terangan, tidak dengan

menyusupkan mata-mata seperti Hwe-liong
pang yang licik!"

Biarpun wajahnya sakit semua dan

kepalanya pusing, Tong Gin-yan agak puas

karena berhasil menyingkap sedikit lagi kedok

Hek-eng Pocu lewat kata-katanya tadi. Namun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1432

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ia sekaligus juga merasa sedih kalau

dugaannya ternyata benar.

Seorang pendekar terhormat sahabat

karib ayahnya, akan jatuh karena kedoknya

terlucuti. Rasanya seperti mimpi, tapi nyatanya

bukan mimpi.

"Katakan! Katakan!" Hek-eng Pocu

semakin meluap-luap dan menambah tiga

tamparan lagi yang membuat beberapa buah

gigi Tong Gin-yan goyah.

Anak muda itu merasa sangat sedih

dalam hati karena dugaannya sendiri. Tapi

kesedihannya tak mempengaruhi akalnya. Ia

pura-pura berkelejet sedikit dan membuat

kepalanya terkulai ke pundak, berlagak

pingsan. Hek-eng Pocu dengan gemas

meremas tangannya sendiri.

Tapi sisa-sisa akal sehatnya

mengingatkan dia tidak boleh menghadapi

Tong Gin-yan yang cerdik itu dengan

kemarahan. Dalam kemarahan, kata-katanya

terlontar tak terkendali dan sedikit demi sedikit

bisa membuka kedoknya sendiri. Tujuannya

memancing keterangan dari Tong Gin-yan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1433

Rewriter & Pdf Maker : OZ

belum ada kemajuan sedikitpun, malah hampir

saja kedoknya sendiri terbongkar.

Diapun meninggalkan ruangan itu, dan

berharap pada kesempatan berikutnya akan

menghadapi Tong Gin-yan dengan kepala yang

lebih dingin.

"Kalau nanti kelihatannya bocah itu bisa

menebak siapa diriku, aku tidak boleh ragu
ragu membunuhnya," demikian pikirnya.

"Sehingga apa yang diketahuinya tentang

diriku itu hanya akan bisa dilaporkannya

kepada setan-setan neraka..."

Entah berapa lama Tong Gin-yan

dibiarkan tanpa mendapat makanan dan

minum, sementara tangan dan kakinya yang

terikat tali kulit itu mulai terasa sakit. Sekali ia

berteriak-teriak minta minum dan tak ada yang

menggubrisnya, malah teriakannya

membuatnya semakin haus dan ia berhenti

dengan sendirinya.

Untuk mengalihkan rasa lapar dan haus,

diapun berlatih pernapasan.

Entah berapa lama, pintu dibuka lagi.

Tong Gin-yan sekilas mellhat di luar ruangan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1434

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu cuaca sudah gelap dan ada cahaya

beberapa batang obor. Pemimpin Hek-eng-po

bagaikan sesosok hantu penjemput arwah,

melangkah kembali mengunjungi tawanannya.

"Kau masih membandel?" dengus orang

itu. "Tidak percaya bahwa aku akan

melepasmu tanpa cidera, juga berani

mencincangmu tanpa takut kepada Tong Lam
hou."

"Aku harus memancing kemarahannya

lagi, supaya ia bicara tak terkendali lagi," pikir

Tong Gin-yan. Maka diapun menjawab, "Siapa

percaya kepada iblis pengecut licik yang

memperlihatkan wajahnya saja tidak berani?!"

Tapi Hek-eng Pocu masih tenang
tenang saja, jari-jari tangannya terasa

berkeliaran di wajah Tong Gin-yan, dan ujung

jari itu berhenti di kelopak matanya.

"Bagaimana kalau matamu kucungkil sebelah?"

ancamnya.

"Baik, akan aku sebutkan nama-nama

orang-orang Hwe-liong-pang yang

menyusup..." Tong Gin-yan tiba-tiba berkata.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1435

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Nada suara Hek-eng Pocu

memperdengarkan kegembiraan karena

mengira gertakannya berhasil melemahkan

tekad anak lelaki Ketua Hwe-liong-pang itu.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cepat sebutkan....!"

"Catat baik-baik. Nama mereka Li It,

Thio Ji, Lo Sam, The Si, Ciu Ngo, Tan Tiok, Lim

Jit, Sun...."

Kuping Tong Gin-yan berdenging keras

ketika tamparan hebat menerpa rahangnya.

Bisa dimaklumi kemarahan Majikan Hek-eng
po yang sudah bersungguh-sungguh

memasang kuping hanya untuk mendengarkan

sederet nama awur-awuran itu....

"Kau rupanya benar-benar bosan

hidup!"

"Paman Sebun Him pasti akan

membalas kematianku," pancing Tong Gin-yan.

Tapi Hek-eng Pocu tak mempan

pancingan, "Sebun Him hanya akan

menemukan mayatmu tergantung di gapura

kampung Liong-coan, dan tak akan

menemukan kami."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1436

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"He, kau selalu sesumbar berani

menghadapi Sebun Him, kenapa justru terus

menghindari pertemuan dengannya? Kau selalu

muncul pada saat Sebun Him tidak muncul,

dan menghilang pada saat Sebun Him muncul.

Kapan orang-orang dunia persilatan bisa tahu

kelihaianmu menghadapi Sebun Him terang
terangan di bawah sinar matahari di siang

bolong?" demikian ejek Tong Gin-yan

memanaskan hati. Seperti seorang pemancing

ikan yang mengulur tali pancingnya jauh-jauh

supaya dicaplok sang ikan.

Tapi "si ikan" sudah lebih cerdik untuk

senantiasa menghindari umpan jebakan itu.

"Bukan hanya ingin bertempur dengan Sebun

Him, suatu saat aku juga ingin bertempur

dengan Tong Lam-hou, Pun-bu Hweshio atau

Pakkiong Liong..."

Sengaja ia sebutkan pula nama-nama

itu agar nama Sebun Him tidak terpencil

sendirian dan kelihatan terlalu menyolok untuk

diperhatikan. "Cepat sebutkan nama-nama

yang benar....."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1437

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Biarpun kau bunuh aku, iblis tua, kau

tidak akan mendapat keterangan itu."

"Benar-benar kau keras kepala. Baiklah,

besok pagi akan kupotong kaki kananmu untuk

kukirimkan ke Tiau-im-hong, ke hadapan

ayahmu."

"Ayah tidak akan melebihkan

keselamatanku dari keselamatan umum!"

"Kita lihat saja nanti. Kalau dalam

sepuluh hari ayahmu belum menjawab, tangan

kananmu akan dikirim lagi ke Tiau-im-hong,

dan tidak sampai dua bulan, batok kepalamu

akan mendapat giliran pula..."

Habis mengancam demikian, pemimpin

Hek-eng-po itu meninggalkan ruangan.

Kejengkelannya sudah memuncak, sehingga

kuatir kalau terpancing lagi oleh Tong Gin-yan,

sehingga mengeluarkan kata-kata yang

membuka kedoknya sendiri.

Terkurung kegelapan yang pekat, Tong

Gin-yan terikat dalam keadaan lemah, lapar,

haus, dan babak belur mukanya. Ia berkali-kali

menarik napas karena merasa pasti bahwa

akhir hidupnya suda dekat. Sebagai manusia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1438

Rewriter & Pdf Maker : OZ

biasa, ia sedih juga membayangkan perpisahan

selamanya dengan orang-orang yang

dicintainya.

Tapi tekadnya sudah bulat, sampai

matipun tidak akan sudi menyebutkan nama

orang-orang Hwe-liong-pang yang

menyelundup ke Hek-eng-po. Mereka harus

tetap terselubung supaya di satu saat kelak

dapat membongkar kedok Majikan Hek-eng-po

dan menghancurkannya sama sekali demi

keamanan dunia persilatan. Dirinya sendiri siap

mengorbankan nyawa untuk itu.

Tengah ia membayang-bayangkan

bagaimana kiranya pemandangan di alam

akherat sana, apakah penuh iblis-iblis bermuka

jelek atau bidadari-bidadari cantik, mendadak

ia merasa tanah yang diduduki pantatnya itu

bergerak-gerak dan ada sesuatu menyentuh
nyentuh pantatnya. Ia menggeser duduknya ke

samping dan memperhatlikan dengan agak

heran.

Dan hatinya melonjak gembira ketika

dari dalam tanah terdengar suara lirih,

"Kongcu..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1439

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Itulah suara Te-ci-cu (si tikus tanah)

Pang Hui-beng, wakil pemimpin regu bendera

kuning dari Hwe-liong-pang yang pandai

menggangsir tanah sesuai dengan julukannya.

"Kongcu, jawablah"

"Ya, saudara Pang?" sahut Tong Gin-yan

lirih karena kuatir didengar orang Hek-eng-po

yang mungkin berjaga di bagian luar pintu.

Dalam kegelapan, tiba-tiba sebutir

kepala yang kotor dengan tanah muncul dari

tanah. Sedetik lamanya Tong Gin-yan merasa

dirinya berada di alam dongeng, sedang

berhadapan dengan Tou It-hou, tokoh jaman

dinasti Tong yang konon bisa menyusup dan

berjalan di dalam tanah. Atau si dewa cebol Mo

Sui dalam cerita Liat-kok, sahabat karib dari si

ahli strategi perang Sun Cu yang mengarang

buku "Seni Perang" yang terkenal.

Lalu menyusul leher, kedua pundak,

kedua tangan dan dada Pang Hui-beng dari

dalam tanah. tapi setengah badan bagian

bawah tetap terkubur dalam tanah. Benar
benar mirip kemunculan dewa bumi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1440

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sepasang tangannya memegang

sepasang alat mirip belati, tapi juga mirip bor,

sedikit mirip pahat, ujungnya melebar seperti

sekop, dan di bagian pegangannya ada empat

lubang untuk menempatkan empat jari tangan

kecuali jari jempol. Jelas itulah sepasang alat

andalan Pang Hui-beng yang membuatnya

selama ini merajai para tikus tanah dan orong
orong.

Ia letakkan sepasang alat

penggangsirnya, mengeluarkan sebilah belati

kecil dari balik baju dan memutuskan tali yang

mengikat Tong Gin-yan. Katanya, "Aku dengar

kabar, begitu fajar menyingsing, Kongcu

benar-benar akan dibunuh. Karena itu harus

cepat pergi...."

"Apakah aku juga harus menyusup

tanah?"

"Tidak sulit, Kongcu ikuti aku saja.

Tanah yang akan aku lewati sudah aku

gemburkan, cukup dengan mengerahkan

tenaga di kedua pundak dan di kepala, kita

akan bisa menyuruk maju seperti cacing-cacing

raksasa. Masa kita kalah dari cacing?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1441

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Baiklah. Kebetulan aku juga shio

tikus." Tong Gin-yan sempat juga berkelakar.

"Ayolah, fajar tidak lama lagi."

Sesaat kemudlan mereka berdua benar
benar menyusup dalam tanah seperti cacing.

Tentunya pengalaman baru yang

menyenangkan bagi Tong Gin-yan seandainya

tubuhnya tidak sedang remuk dan mulutnya

tidak kemasukan seekor cengkerik. Ia harus

menyuruk setapak demi setapak sambil

memejamkan mata agar matanya tidak

kemasukan tanah. Dalam hati merasa heran

juga, bagaimana dalam keadaan seperti itu

Pang Hui-beng bisa menentukan arah dengan

tepat. Mungkin ia memang keturunan dewa

tikus dan memliki naluri tikus.

Mereka kembali menjadi manusia di

sebuah belukar sepi, ratusan langkah dari

tempat berkumpulnya orang-orang Hek-eng-po

yang agaknya belum menyadari bahwa
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tawanan mereka sudah kabur. Di tempat

munculnya mereka, sudah menunggu dua laki
laki, yang membantu menarik Tong Gin-yan

keluar dari bawah tanah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1442

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Saudara Ko dan saudara Ji," Tong Gin
yan menyapa dua orang yang menunggunya

itu. "Terima kasih kalian menyelamatkan

nyawaku."

"Kami menyampaikan salam kepada

Kongcu."

Dua orang yang menunggu Tong Gin
yan itu adalah jagoan-jagoan Hwe-liong-pang

yang menyelundup menjadi anggota Hek eng
po karena ditugaskan oleh Ketua Hwe-liong
pang. Yang satu bernama Ko Tian-beng,

berjulukan Tiat-kak-lok (rusa bertanduk besi)

dan menjadi Jing-ki Hu-tong-cu, wakil

pemimpin regu bendera hijau di Hwe-liong
pang.

Satunya lagi adalah Ji Tek-hong

berjuluk Tui-beng-pat-hui-po (delapan kampak

terbang pemburu nyawa) dan berkedudukan

dalam Hwe-liong-pang sebagai Lam-ki Hu
tong-cu, wakil pemimpin regu bendera biru.

Tapi dalam penyusupan mereka di Hek
eng-po, tentu saja menyembunyikan nama,

ciri-ciri senjata dan kepandaian khas mereka

yang gampang dikenali.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1443

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Apakah Kongcu baik-baik saja?" tanya

Ji Tek-hong biarpun di keremangan ini hari ia

melihat Tong Gin-yan dalam keadaan babak

belur mukanya.

"Sangat baik. Majikan Hek-eng-po

ternyata ramah sekali dan sering membelai
belai pipiku dengan mesra tapi agak bertenaga.

Nah, dari sini ke kampung Liong-coan harus

lewat arah mana?"

"Kongcu hendak kembali ke kampung

itu?"

"Ya,"

"Jangan langsung dari arah ini, sebab

akan menemui penjagaan Hek-eng-po yang

melingkari Liong-coan seperti gelang raksasa.

Memutarlah lewat jalan setapak di sebelah

selatan bukit tanah merah itu, di sana yang

menjaga adalah saudara Thio dan saudara

Han.

"Luar biasa, jadi kampung Liong-coan

sudah dikepung oleh Hek-eng-po?"

"Benar, orang Liong-coan maupun luar

Liong-coan tidak mungkin keluar masuk tanpa

lepas dari pengamatan. Kami sendiri heran

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1444

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kenapa si keparat Hek-eng Pocu menaruh

perhatian sedemikian besar kepada kampung

terpencil itu?"

"Mungkinkah karena di kampung itu

kebetulan sedang ada Sebun Taihiap dari Se
shia yang dikenal luas sebagai musuh utama

Hek-eng-po?"

Mendengar disebutnya nama Sebun Him

hati Tong Gin-yan bergetar aneh dengan naluri

kecurigaan. Ia lalu berpesan kepada anak

buahnya, "Kalian bekerjalah lebih hati-hati.

Hek-eng Pocu agaknya mulai merasa ada

penyelundup-penyelundup asing bercampur

dengan anak buahnya, ia tentu akan

mempertajam pengamatan atas orang
orangnya. Kalian harus hati-hati. agar kulit

bunglon kalian jangan terlucuti..."

"Baik, Kongcu." sahut mereka bertiga.

Sesaat Tong Gin-gan berpikir

menimbang-nimbang apakah perlu

mengatakan kecurigaannya kepada tokoh

tertentu, atau idak usah? Akhirnya ia

memutuskan untuk memperingatkan anak

buahnya, tetapi tanpa menyebutkan nama

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1445

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tokoh itu supaya tidak menimbulkan

kegoncangan, sebab tokoh itu dalah seorang

tokoh yang sangat terhormat dan bernama

harum, orang akan sulit mempercayai bahwa

dialah sebenarnya Hek-eng Pocu itu sendiri.

Lagi-pula Tong Gin-yan merasa belum

ada.bukti yang kuat untuk melontarkan

tuduhan terang-terangan, maka ia cuma

berkata,

"Kalau kalian mendapat suatu berita

rahasia, jangan sembarangan disampaikan

kepada orang lain kecuali ayah atau aku atau

para sesepuh Hwe-liong-pang yang terpercaya

lainnya. Jangan kepada orang di luar Hwe
liong-pang, meskipun kepada seorang

pendekar bernama harum yang menjadi

sahabat karib ayah. Paham?"

Ketiga Hu-tong-cu itu tercengang

mendengar pesan yang begitu serius. "Kami

paham, tetapi kenapa demikian?"

"Hanya sebuah dugaan dan sikap hati
hati. Naluriku mengatakan bahwa orang yang

berkedok Majikan Hek-eng-po itu sebenarnya

juga seorang yang punya kedok lain sebagai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1446

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seorang pendekar terhormat. Bahkan sahabat

baik ayah...."

"Siapakah kira-kira?"

"Aku tidak berani menyebut namanya,

sebab dugaanku belum pasti, bahkan aku

sangat berharap agar dugaanku meleset. Tapi

aku cuma memperingatkan kalian, hati-hati

terhadap seorang pendekar yang mengaku

sahabat baik ayah, dan dengan ucapan

manisnya berusaha mengorek keterangan

tentang siapa-siapa saja orang-orang kita yang

menyusup Hek-eng-po, dengan alasan hendak

diajak kerjasama menghancurkan Hek-eng-po.

Hati-hati saja terhadap tokoh macam itu."

Ketiga Hu-tong-cu itu tegang wajahnya.

Benar-benar berbahaya bahwa mereka terlibat

dalam pertentangan di mana garis antara

kawan dan musuh begitu kabur, tidak jelas,

sehingga tiap tindakan kecilpun harus

diperhitungkan secermat-cermatnya. Itulah

semacam perang yang jauh lebih berbahaya

dari perang berhadapan muka secara

langsung.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1447

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kami perhatikan pesan Kongcu sebaik
baiknya."

"Terima kasih. Sekarang sebaiknya kita

berpisah dulu."

**OZ**

BAGIAN DUA PULUH DELAPAN

Kampung Liong-coan.

Meskipun orang-orang tahu bahwa di

Iuar kampung berkeliaran orang-orang Hek
eng-po mengintai mereka, tapi orang-orang

Liong-coan, terutama kaum lelakinya, bukan

sejenis manusia-manusia bernyali tikus yang

lalu bersembunyi saja dalam rumah. Mereka

tetap bekerja seperti biasa. Petani-petani di

ladangnya, peternak-peternak menggembala

peliharaan mereka di lapangan belukar, bahkan

yang bernyali benar-benar besar ada yang

berani ke bukit untuk mengambil tanah llat,

meskipun harus dengan kelompok besar yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1448

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membawa senjata, dan ternyata mereka

pulang tanpa kurang suatu apa sehingga

semakin besarlah hati orang-orang Liong-coan.

Mereka mendapat kenyataan, kalau

berani mempertahankan diri, tidak

sembarangan orang berani mengusik mereka.

Namun demikian terasa juga

ketegangan. Regu-regu keamanan dibentuk

dan bertugas berjaga secara bergiliran di

gapura-gapura kampung atau di simpang
simpang jalan.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiap lelaki yang masih kuat berkelahi

dibagi-bagi dalam regu-regu itu dengan tugas

selang-seling, sehari berjaga dan sehari

bekerja mencari nafkah. Tiap sore halaman

rumah Bhe Kausu penuh dengan orang-orang

lelaki, bahkan juga beberapa gadis-gadis, yang

latihan silat. Kadang-kadang halaman tidak

cukup luas sehingga orang yang latihan

meluber sampai ke jalanan di depan rumah.

Pada suatu siang, kelihatan belasan

lelaki bersenjata berjaga-jaga di mulut jalan

kampung yang menghadap ke bukit tanah liat.

Mereka duduk-duduk di bawah pohon, di atas

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1449

Rewriter & Pdf Maker : OZ

batu, atau bahkan tiduran dirumput. namun

tidak pernah kehilangan kewaspadaan dengan

senjata-senjata tetap di dekat mereka. Ada

juga yang membawa sepucuk bedil Portugis,

meskipun di pinggangnya masih membawa

golok juga.

Yang lain membawa panah, lembing,

rantai, tombak, tongkat panjang dan pendek.

"Sampai kapan kampung kita yang

tenang ini terus dalam kadaan terancam

macam ini?" salah seorang dari mereka tiba
tiba melontarkan pertanyaan.

Karena semuanya bungkam tak ada

yang menjawab, si penanya menjawabnta

sendiri, "Ini semua gara-gara si pemuda she

Tong dan dua gadis yang datang ke kamung ini

dan sekarang ada di rumah Bhe Kausu. Mereka

membawa malapetaka buat kita!"

"Mereka tidak bermaksud demikian,"

salah seorang lainnya membela tamu-tamu

Bhe Un-liang itu. "Mereka dalam perjalanan

dan tahu-tahu dihadang dan terkurung di

kampung ini , kau kira mereka sendiri suka

merepotkan kita seperti ini?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1450

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi orang yang bersikap sengit tadi

membantah, "Ini juga gara-gara sikap Bhe

Kausu yang terlalu lemah. Kenapa mereka

bertiga tidak diusir saja, malah diperlakukan

seperti tamu-tamu penting? kalau mereka

diusir kampung kita akan jadi aman kembali,

persetan dengan mati hidupnya mereka!"

Kata-kata yang "menyerempet" Bhe Un
liang itu terasa terlalu tajam bagi kuping

sebagian besar orang di situ. Maklumlah,

sudah berpuluh tahun Bhe Un-liang dihormati

sebagai pemimpin rakyat setempat, yang tidak

diangkat oleh pemerintah kekaisaran tetapi

oleh penduduk sendiri. Selama itu juga Liong
coan meningkat kesejahteraannya dan

ketertibannya.

Tapi seperti biasa, begitu kegoncangan

muncul, naka gerutuan ikut muncul pula.

Sementara orang yang membela Bhe

Un-liang dan tamu-tamunya tadi telah berkata

lagi, "Kalau kita usir tamu-tamu kita tanpa

pedulikan keselamatan mereka, maka

kampung kita yang ramah ini akan segera

dicap kampung yang kejam, mementingkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1451

Rewriter & Pdf Maker : OZ

diri sendiri, dan kampung-kampung lain akan

enggan berdagang lagi dengan kita.

Masalahnya bukan sekedar melindungi

tiga tamu asing, tetapi membela keadilan dan

menentang kesewenang-wenangan itu ajaran

leluhur nenek-moyang kita. Bagaimana kita

bisa berpeluk tangan melihat tiga orang tak

bersalah itu hendak dibantai orang-orang asing

lainnya di kampung kita?"

"Tapi kampung kita lalu mendapat

kesulitan, beberapa teman kita malah mati. Itu

tanda bahwa Bhe Kausu tidak lagi becus

memimpin, sebaiknya dia serahkan

kepemimpinan kepada orang lain."

"Tidak ada yang lebih bijaksana

memimpin kampung ini selain Bhe Kausu.

Justru di saat kegoncangan ini kita butuhkan

pimpinannya. Kata pepatah, kapal manakah

yang tidak pernah terpukul gelombang?"

Pemuda yang selalu mengkritik Bhe Un
liang itu bernama The Coan, anak seorang

kaya di kampung itu yang sudah lama memang

tidak suka kepada Bhe Un-liang yang

kebijaksanaan-kebijakaanaannya selalu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1452

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dianggap menguntungkan golong miskin dan

merugikan golongan kaya. Selama ini keluarga

The hanya bungkam, namun perkembangan

baru di Liong-coan membuat mereka berani

buka mulut merongrong kewibawaan Bhe Un
liang.

The Coan terus mengecam, "Memang

kita butuh pimpinan Bhe kausu, tapi akhir
akhir ini sudah tak sempat memperhatikan kita

lagi, hanya memperhatikan terus tamu
tamunya yang cantik-cantik itu. Hem, maklum

juga, dia kan sudah cukup lama menjadi

duda?"

Sedang yang membela Bhe Un-liang

bernama Kwe Hok-siang, satu dari empatbelas

murid utama Bhe Un-liang. Keruan ia menjadi

gusar mendengar ucapan The Coan yang

seolah menuduh guru yang dihormatinya itu

sebagai hidung belang, "Tutup mulutmu, A
coan! Tidak sepatutnya kau mencerca Bhe

Kausu yang sudah bertahun-tahun memimpin

kita dengan adil, bijaksana, tidak digaji

sepeserpun, tanpa kenal elah dalam segala

cuaca, bahkan tidak jarang beliau berkorban

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1453

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hartanya sendiri demi kepentingan orang

sekampung. Tidakkah kita bisa bersikap

berterima kasih kepadanya?!"

Sikap The Coan tetap saja sinis,

"Berterima kasih sih memang, tapi tindakannya

melindungi tiga orang asing dengan

membahayakan nyawa seluruh kampung ini

benar-benar tidak aku setujui. Kini malah

terpikat kepada perawan-perawan cantik

sehingga melupakan kepentingan orang

banyak, mirip dengan raja-raja dinasti Beng

dulu yang...."

Kata-katanya terhenti. Kwe Hok-siang

tidak mencegahnya dengan kata-kata

peringatan lagi, tapi langsung dengan

jotosannya yang mengenai bibir The Coan

sehingga terjengkang.

"Kurang ajar!" The Coan melompat

bangun dan balas menjotos. "Kau pikir hanya

kau saya yang bisa berkelahi?!"

Keduanya sama-sama pernah diajar

silat oleh Bhe Un-liang dan saat itu sempat

bertukar beberapa pukulan dan tendangan,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1454

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebelum teman-teman mereka berlompatan

untuk memegangi dan memisahkan mereka.

"He, jangan berkelahi! Kalian

bertetangga sejak kecil, kenapa hanya urusa

beda pendapat saja terus berkelahi?! Tugas

kita menjaga keamanan, bukan malah

membikin rusuh dengan ulah kalian!"

"Karena A-coan sudah menghina

pemimpin yang sama-sama kita hormati!"

Berkata Kwe Hok-siang dengan hati panas,

masih meronta-ronta dalam pegangan kawan
kawannya. "Dia harus menarik kata-kata

penghinannya tadi!"

The Coan balas berteriak tak kalah

sengitnya, "Karena Bhe Kausu memang harus

minggir! Harus digantikan orang lain yang lebih

pandai!"

"Tidak ada yang lebih memperhatikan

kesejahteraan kita daripada Bhe Kausu!"

"Sebun Taihiap lebih gagah dan lebih

pantas memimpin! Perhatiannya kepada

kampung kita juga luar biasa, dalam beberapa

hari saja udah mengeluarkan seribu tahil lebih

untuk berbagai keperluan!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1455

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Begitulah, berpuluh tahun Bhe Un-liang

memeras tenaga dan pikirannya unuk

kampung Liong-coan, tahu-tahu dalam berapa

hari saja sudah.tergeser kewibawaannya oleh

orang yang membawa seribu tahil perak. Uang

memang berkuasa. Apalagi orang Liong-coan

hampir tidak pernah melihat uang sebanyak

itu, termasuk orangtua The Coan yang

tergolong kaya di kampung itu.

Tapi Kwe Hok-siang dengan berani

berteriak, "Aku justru muak kepada Sebun

Him! Ia hanya seorang tamu tapi berani

mengatur macam-macam melancangi tuan

rumahnya! Aku tidak sudi menghormatinya,

biar dia kakak seperguruan Bhe Kausu!"

Setelah saling menghamburkan kata
kata cacian yang menyangkut pula nama Bhe

Kausu dan Sebun Him, kedua anak muda yang

marah itupun berpisah.

The Coan dengan mendongkol

meninggalkan kelompoknya dan mengatakan

akan berjaga di tempat lain saja. Separuh lebih

dari kelompok itupun memisahkan diri untuk

mengikuti The Coan. Meskipun mereka pergi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1456

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan baik-baik, tanpa saling menjotos atau

memaki, namun sudah mulai nampaklah gejala

perpecahan di antara orang-orang Liong-coan,

setelah selama bertahun-tahun hidup rukun.

Kwe Hok-siang dan enam orang

temannya yang tetap tinggal di tempat itupun

tak bisa mencegah pecahnya regu itu. Mereka

hanya membatin, alangkah kuatnya pengaruh

uang sehingga bisa memecah-belah sesama

teman.

Kwe Hok-siang dengan sedih menatap

rombongan The Coan sampai menghilang di

dekat tikungan. Katanya, "Aku tahu kenapa A
coan ngotot ingin mendepak Bhe Kausu, sebab

ia mendendam kepada Bhe Kausu. Ayahnya

pernah hendak mendirikan rumah hiburan dan

tempat pengisapan madat di kampung ini,

tetapi Bhe Kausu melarangnya dengan tegas,

lalu merekapun mendendam. Kalian paham

artinya rumah hiburan? Tempat dimana

perempuan-perempuan cantik menjual

tubuhnya kepada para hidung belang. Kalau

tempat itu benar-benat hadir di kampung kita,

bayangkan saja akibatnya..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1457

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tengah mereka bercakap-cakap,

mendadak dari arah bukit tanah liat terihat

seorang berjalan sempoyongan dengan

langkah setengah diseret. Setelah

diperhatikan, orang yang melangkah

sempoyongan dengan penampilan kusut dan

babak belur itu ternyata adalah Tong Gin-yan

yang kabarnya hilang diculik musuh dua hari

yang lalu.

Kwe Hok-siang yang pertama kali

melompat menyambut dengan gembira,

"Saudara Tong, kau selamat?!"

Yang lain-lain segera mengerumuni dan

mengajukan pertanyaan bertubi-tubi.

Namun Tong Gin-yan hanya menjawab

dengan sebuah keluhan pendek dan roboh

terkulai. Kelaparan dan kehausan selama dua

hari masih bisa ditahan, tapl siksaan

Majikan.Hek-eng-po itulah yang

menyebabkannya lemah.

"A-heng dan A-song, gotong saudara

Tong ke rumah Bhe Kausu, lain-lainnya tetap

berjaga di sini saja!" Kwe Hok-siang segera

mengatur teman-temannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1458

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Orang-orang di rumah Bhe Un-liang

gempar mendapat kiriman itu. Pakkiong Eng

yang dalam dua hari saja kelihatan bertambah

kurus dan murung, segera menyambut tubuh

kekasihnya, hampir saja menjerit dan

menangis tetapi ditahankannya kuat-kuat.

Bhe Un-liang segera menjadi sibuk.

Lebih dulu menyuruh orang menggotong tubuh

Tong Gin-yan untuk dibaringkan di kamarnya,

memeriksa luka-lukanya, lalu menjadi sibuk

dengan racikan obat-obatnya. Tiga orang gadis

cantik, Pakkiong Eng, Auyang Siau-hong dan

Bhe Giok-im turut sibuk pula membantu

menyiapkan apa yang perlu untuk pengobatan.

Ketika Sebun Him di ruangan lain diberitahu

bahwa Tong Gin-yan sudah kembali setelah

lolos dari tawanan Hek-eng-po, maka wajah

pendekar itu berubah seakan-akan mendengar

berita bahwa matahari mulai besok akan terbit

dari barat.

Sekilas wajahnya memberi kesan tak

menentu, lalu menampakkan kegembiraan

yang ditujukan kepada orang-orang, dan

berkata, "Ha-ha-ha....bagus...bagus, syukurlah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1459

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kalau dia selamat. Tidak percuma kemarin

malam aku temui pemimpin Hek-eng-po dan

menggertaknya agar melepaskan putera

sahabatku itu. Ternyata Majikan Hek-eng-po

benar-benar mematuhi kata-kataku...."

Buat sebagian orang kampung Liong
coan, Sebun Him sudah dikagumi melebihi

dewa-dewa dalam kuil, maka ucapannya itupun

menimbulkan reaksi kagum pada sebagian

orang. Betapa hebatnya Sebun Taihiap ini,

hanya dengan gertakannya saja ia bisa

menyuruh Majikan Hek-eng-po melepaskan

tawanannya...

Sementara itu, Sebun Him sudah

melangkah ke kamar tempat Tong Gin-yan

dirawat. Begitu melihat tubuh Tong Gin-yan

yang berbaring, Sebun Him bersikap sebagai

seorang tua yang sangat mengasihi terus

hendak menubruk memeluk Tong Gin-yan.

Namun dengan rasa kaget yang tak

terkira, Tong Gin-yan berteriak sambil

menolakkan tangannya, "Paman Sebun, aku

tidak apa-apa..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1460

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di mata Bhe Un-liang, Pakkiong Eng,

Auyang Siau-hong dan Bhe Giok-im yang tidak

memahami alasan Tong Gin-yan berbuat

demikian, adegan itu nampak janggal. Kenapa

dengan Tong Gin-yan sehingga ingin dipeluk

Sebun Him pun tidak mau?

Wajah Sebun Him berubah sesaat,

namun kemudian tidak memaksa lagi. Ia

duduk di pinggir pembaringan dan berulang

kali mengatakan rasa senangnya bahwa Tong

Gin-yan kembali tanpa kurang suatu apa.

Dikisahkannya dirinya sendiri yang

katanya kebingungan dan amat sedih selama

dua hari, dan dilengkapi pula dengan sumpah

kelak akan membunuh Majikan Hek-eng-po

yang telah berani melukai Tong Gin-yan

sedemikian rupa.

Orang-orang dalam ruangan itu begitu

berjejal-jejal, membuat udara jadi panas. Bhe

Un-liang kemudian dengan hormat meminta

agar semua orang keluar ruangan, memberi

kesempatan kepada si terluka untuk mendapat

udara segar.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1461

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi Sebun Him tiba-tiba berkata,

"Sute, kalau diperbolehkan aku ingin bicara

berdua saja dengan Tong Hiantit".

Biarpun ia memakai kata-kata "kalau

diperbolehkan", namun nada suara seorang

penguasa terkandung dalam kata-katanya,

sehingga permintaan ltu harus ditafsirkan

"harus diperbolehkan."

Yang terkejut adalah Tong Gin-yan,

entah kenapa dia tiba-tiba membayangkan

jangan-jangan Sebun Him hendak

membunuhnya. Cukup dengan menekan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jempol tangannya ke urat Gi-bun-hiat di

tenggorokan, kaburlah nyawa Tong Gin-yan

nantinya, lalu Sebun Him bisa saja keluar

kamar itu sambil pura-pura menangis dan

mengabarkan kepada semua orang bahwa

"Tong Hiantit tidak tertolong lagi." Demikianlah

gambaran menakutkan terbentuk dalam

angan-angan Tong Gin-yan.

Karena itu, begitu mendengar Sebun

Him hendak menemaninya sendiri di kamar,

Tong Gin-yan cepat-cepat memegangi

kepaIanya sambil mengeluh pura-pura,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1462

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aduh... kepalaku sakit sekali. Aku hanya ingin

istirahat. Paman Sebun, bagaimana kalau

bicara lain kali saja?"

"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan

mengajaknya bicara," kata Sebun Him pantang

mundur. "Aku hanya akan menungguinya di

samping pembaringan."

"Itulah mirip seekor kucing disuruh

menjaga sepotong ikan asin," pikir Tong Gin
yan waspada. Karena itu, terpaksa dengan

menebalkan mukanya ia berkata. "Aku...biar

ditemani A-eng saja...."

Begitulah, antara Tong Gin-yan dan

Sebun Him terjalin perasaan saling curiga yang

tidak terang-terangan. Semakin Sebun Him

bersikeras menungguinya, semakin takut Tong

Gin-yan. Sebaliknya semakin keras Tong Gin
yan menolak ditemani, Sebun Him merasa ada

sesuatu yang disembunyikan oleh anak muda

itu dari dirinya.

Tapi karena anak muda itu sudah

terang-terangan menyatakan hanya ingin

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1463

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ditemani Pakkiong Eng, maka Sebun Him pun

meninggalkan ruangan dengan wajah jengkel.

Sedang Pakkiong Eng yang sudah ada di

ambang pintupun menjadi merah wajahnya

mendengar kata-kata Tong Gin-yan tersebut.

Auyang Siau-hong memandangnya sambil

menahan senyumnya, sambil mendorong

pundak Pakkiong Eng balik ke kamar, "Adik

Eng, kalau kau dampingi dia mungkin akan

cepat sembuh."

Setelah berdua saja dalam kamar, dan

Pakkiong Eng duduk di kursi di samping

pembaringan, ia mengomeli Tong Gin-yan,

"Kau benar-benar bermuka tebal, Yan-ko,

apakah tidak malu bicara seperti tadi di depan

begitu banyak orang?"

"Ketika aku ditawan Hek-eng Pocu,

hampir saja aku merasa tak akan berjumpa

denganmu lagi," sahut Tong Gin-yan dengan

suara yang malah dikeraskan supaya

kedengaran orang-orang di luar ruangan.

Tapi ia miringkan tubuh di kasur, jari

telunjuknya dicelupkan ke air teh di meja

samping pembaringan, dan menggoreskan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1464

Rewriter & Pdf Maker : OZ

huruf-huruf di permukaan meja: Lihat keluar,

apakah ada orang lain yang mendengar

pembicaraan?

Gerak-gerik Tong Gin-yan menyadarkan

Pakkiong Eng bahwa kekasihnya itu agaknya

ingin mengatakan sesuatu yang penting dan

rahasia, tapi terang bukan soal cinta. Maka

Pakkiong Eng menjenguk keluar pintu dan

jendela untuk memeriksa sekitar. Di dekat

jendela, nampak Sebun Him sedang

membungkuk-bungkuk memeriksa_ jemuran

daun-daun obat di halaman belakang rumah

Bhe Un-liang itu.

Pakkiong Eng kembali ke dekat Tong

Gin-yan dan berbisik, "Paman Sebun sedang

memeriksa daun-daun obat di dekat jendela."

Sebenarnya Pakkiong Eng tidak memiliki

kecurigaan apapun terhadap Sebun Him yang

pernah menjadi tuan rumahnya yang ramah

setengah bulan lebih tapi terpengaruh oleh

sikap Tong Gin-yan, ia jadi ikut-ikutan berhati
hati pula.

Tong Gin-yan lalu sengaja berkata

keras-keras supaya terdengar dari luar pula,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1465

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aduh, anginnya keras sekali, A eng, tutup saja

pintu dan jendelanya!"

Jendelapun ditutup oleh Pakkiong Eng,

juga pintu.

Kedua orang muda dalam kamar itu

kemudian melakukan dua macam

pembicaraan. Dengan mulut, mereka bicara

tentang hal-hal ringan untuk mengelabuhi

siapa pun yang menguping di luar ruangan.

Dengan menulis huruf-huruf air teh di

permukaan mejalah maka pembicaraan yang

sebenarnya berlangsung.

Kalimat pertama yang dituliskan Tong

Gin-yan membuat Pakkiong Eng tercengang.

"Aku menduga keras bahwa Majikan

Hek-eng-po sebenarnya adalah seorang tokoh

terhormat yang ...." jari-jari Tong Gin-yan

berhenti menulis karena ragu-ragu, namun

sesaat kemudian dilanjutkan: "kita kenal baik,

dan ada di kampung Liong-coan ini pula."

Wajah Pakkiong Eng berkerut heran,

iapun menulis: "Kau yakin?"

"Ada dugaan keras."

"Paman Sebun?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1466

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Siapapun yang bertubuh tinggi besar,

berilmu tinggi, berlogat bicara daerah Siam
sai, dan kain pakaiannya celupan bikinan

Tiang-an yang berbau khas, ia patut dicurigai."

Padahal tokoh di tempat itu yang

menuhi syarat-syarat yang disebutkan Tong

Gin-yan itu hanyalah Sebun Him.

Meskipun Tong Gin-yan tidak menuduh

terang-terangan, tapi jelas menaruh

kecurigaan kepada tokoh itu.

Sedangkan Pakkiong Eng tidak

gampang menerimanya. Sambil mulutnya

bicara keras tentang kembang-gula buatan

Liong-coan yang dikirim sampai di Pak-khia

dalam jumlah belasan gerobak, jari-jari

tangannya menulis di permukaan meja:

"Selama ini Paman Sebun menentang

Hek-eng-po sangat gigih, bahkan lebih gigih

dari Hwe-liong-pangmu itu!"

Tong Gin-yan bungkam dan tak segera

menuliskan jawabannya, memang tak

gampang meyakinkan Pakkiong Eng. Di Liong
coan memang cuma Sebun Him yang tingg

besar, bicara logat Siam-sai dan memakai kain

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1467

Rewriter & Pdf Maker : OZ

celupan Tiang-an, tapi di luar kampung itu

bukankah ada berjuta-juta orang macam itu?

Siam-sai termasuk propinsi barat-laut, dan

orang-orang dari propinsi itu tidak sedikit yang

bertubuh tinggi besar seperti Sebun Him,

karena mereka keturunan orang-orang Liao

atau Hui yang sudah terlebur dalam

kebudayaan Han.

Tengah ia kebingungan menjawab, di

halaman belakang terdengarlah suara anak

laki-laki Bhe Un-liang yang terkecil, usianya

baru sepuluh tahun, sedang bercakap-cakap

sendiri dengan suara yang diubah-ubah. Mudah

ditebak bahwa anak itu tentu sedang bermain
main dengan boneka-boneka wayang potehi

kesayangannya, hanya itulah kerjanya sehari
hari, dan ia punya satu kotak besar boneka

potehi.

Mendengar suara si kecil berlagak

sebagai Ki Dalang, itu biasa saja, namun bagi

Tong Gin-yan tiba-tiba menimbulkan ilham

untuk menjawab pertanyaan terakhir Pakkiong

Eng yang sulit tadi. Maka diapun menulis di

meja: "Hanya dengan dua tangan, seorang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1468
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dalang bisa memainkan berpuluh-puluh

peranan dari boeka-boneka wayangnya. Ia

juga bisa memainkan boneka wayang di

tangan kanan bertempur sengit dengan boneka

di tangan kiri, sampai para penonton percaya

bahwa kedua boneka itu benar-benar saling

bermusuhan."

Tong Gin-yan menghentikan tulisannya

dan menatap wajah kekasihnya yang masih

ragu-ragu. Tiba-tiba kupingnya yang tajam

menangkap desir halus di luar jendela, desir

kain pakaian yang bergesekan dengan dinding

tembok. Cepat-cepat ia hapus permukaan meja

yang sudah penuh tulisan air teh itu dan

berkata keras-keras, "A-eng, Majikan Hek-eng
po yang begitu garang, ternyata ketakutan

kepada Paman Sebun, itu dapat aku simpulkan

dari sikap dan kata-katanya sendiri...."

Di luar jendela, Sebun Him tersenyum

puas sambil mengangguk-angguk sendirian.

Senyumannya sama dengan senyum anak

yang sedang bersembunyi dalam permainan

petak-umpet, ketika kawannya yang sedang

"dihukum" mencari teman-temannya ternyata

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1469

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tidak "menembak"nya meskipun lewat dekat

persembunyiannya, karena tidak tahu.

Tapi di meja, Tong Gin-yan menulis:

"Hek-eng Pocu dan Paman Sebun muncul

berbareng di kampung Liong-coan dengan

peranannya masing-masing, yang satu sebagai

iblis jahat dan lainnya sebagai dewa sakti

penolong, aneh tidak? Bukan hanya menguber

kita, tapi agaknya punya maksud tertentu

kepada kampung Liong-coan."

"Maksud apa?" tulis Pakkiong Eng.

"Belum tahu, masih harus diselidiki.

Orang-orang bawahan Hek-eng Pocu

sendiripun belum tahu apa maksudnya."

"Apa Bhe Kausu perlu diberi tahu?"

"Jangan dulu, cukup kita berdua saja dulu. Bhe

Un-liang terlalu jujur dan polos untuk

menerima pemikiran yang berbelit-belit,

apalagi menyangkut kakak seperguruannya

sendiri."

Pakkiong Eng termangu-mangu tak

menjawab lagi, ia tidak siap mendengar

tentang hal itu. Tidak siap pula mencurigai

Sebun Him, apalagi karena anak Sebun Him,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1470

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Hiong, pernah berterus-terang

mencintainya. Tapi melihat sikap Tong Gin-yan

yang bersungguh-sungguh, ia tahu bahwa

dugaan kekasihnya itu tentu didasari petunjuk
petunjuk yang kuat. Mungkin Tong Gin-yan

bisa saja salah tafsir, tetapi jelas tidak

mungkin dengan sengaja memfitnah Sebun

Him yang menjadi sahabat baik ayah Tong Gin
yan.

Sementara itu, di dekat jendela Sebun

Him yang terus menguping itupun merasa

sangat aman, karena dari dalam kamar tidak

terjadi "pembicaraan yang berbahaya" buat

rencana-rencananya selama ini. Kedua anak

muda itu hanya bicara soal-soal sepele yanq

tak perlu di dengarkan lagi, perlahan-lahan

diapun menjauhi jendela dengan langkah tak

bersuara. Ia kuatir nanti ada yang melihat

tingkahnya yang seperti maling itu....

Di kamar depan, pengalaman Bhe Un
liang lain lagi. Baru saja ia duduk di kursi

panjang dan menjangkau pipa tembakaunya,

tiba-tiba seorang muridnya datang melapor

bahwa sekelompok penduduk Liong-coan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1471

Rewriter & Pdf Maker : OZ

datang dengan sikap marah-marah untuk

mengadukan suatu persoalan.

Memangnya di kampung itu tak ada

satupun pejabat resmi yang ditunjuk

pemerintah kekaisaran maupun gubernuran,

sehingga di situ Bhe Un-liang bukan cuma guru

silat, tapi juga tabib, hakim, pemimpin

keamanan dan sebagainya.

Orang-orang kampung hendak

mengadukan perkara, itu bukan hal aneh.

Cepat ia benahi pakaiannya dan melangkah

keluar.

"Ada apa?" suaranya yang keras

mengatasi hiruk-pikuk segerombolan orang

yang berkerumun di halaman depan rumahnya.

Semuanya dikenalnya sebagai penduduk Liong
coan.

Saling berebutan orang-orang itu

menerangkan masalahnya masing-masing, tapi

Bhe Un-liang menenangkan mereka, "Bicara

satu-satu! Kupingku hanya sepasang dan di

pihak kalian ada tujuhbelas mulut.

"Baiklah, aku dulu, ya, teman-teman?"

kata seorang penduduk yang paling tua.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1472

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teman-temannya diam dan orang itu berbicara

menghadap Bhe Un-liang, "Kausu, Ciang Lotoa

si pandai besi telah ingkar janji. Aku memesan

sebuah cangkul batu dan ia sepakat hari ini

pesananku jadi. Tapi ketika aku datangi

bengkelnya, pesananku belum digarapnya

sama sekali, ia malah mengembalikan uangnya

kepadaku sambil menghina bahwa dia akan

menjadi jutawan sebentar lagi, dan tidak mau

lagi meladeni pesanan-pesanan kecil. Lalu

besok pagi aku harus menggarap ladangku

dengan apa? Cangkulku yang lama suda tidak

bisa dipakai!"

Berturut-turut orang lain mengadu pula.

Keistimewaan dari pengaduan massal kali ini

ialah bahwa Ciang Lotoa, si pemilik bengkel

besi satu-satunya di kampung Liong
coan,adalah tertuduhnya. Ada yang mengadu

roda gerobaknya belum di perbaiki, bajaknya

belum digarap dan sebagainya. Semuanya juga

dikembalikan uangnya dan diberitahu bahwa

Ciang Lotoa tidak butuh lagi pesanan kecil

karena akan jadi jutawan."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1473

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kalau aku tidak ingat pesan Bhe

Kausu, tentu sudah aku pecahkan hidungnya

yang seperti tomat busuk itu," teriak seorang

yang berewoknya seperti sikat kakus.

".... atau kumundurkan semua gigi
giginya yang menyelonong ke depan itu!"

sambung lainnya yang bertubuh kurus dan

napasnya bercuit-cuit karena sakit bengek.

Bhe Kausu mengangkat tangannya,

menyuruh orang-orang itu agar tenang, "Kalian

sudah bertindak betul dengan melaporkannya

kepadaku dan tidak main hakim sendiri. Mari

kita ke bengkel Ciang Lotoa!"

Beramai-ramai mereka mengiringi Bhe

Un-liang menuju ke bengkel besi yang

menimbulkan perkara itu.

Ternyata pintu bengkel itu dalam

keadaan tiga perempat tertutup, dan pintunya

digantungi tulisan cakar ayam tapi masih bisa

terbaca: "Tidak terima pesanan di bawah harga

lima tahil perak." Namun dari halaman

belakang bengkel tetap terdengar suara besi

ditempa, dan agak ke dalam juga terlihat api

yang merah menyala di tungku besar. Tujuh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1474

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lelaki yang menjadi magang atau pegawai di

bengkel itu tetap bekerja seperti biasa.

"Benar-benar kurang ajar! Pesanan

orang sekampung diabaikan, malahan

mengerjakan pesanan orang lain," si

berewokan menggerutu dengan gemas.

"Si mata duitan yang tak kenal aturan!"

Bhe Un-liang berkata, "Kalian tenang
tenang saja tunggu di luar, aku yang akan

masuk dan berbicara kepadanya. Jangan

mengambil tindakan sendiri-sendiri!"

Lalu dengan langkah lebar, membawa

perutnya yang gendut namun keras itu, Bhe
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Un-liang melangkah masuk ke bengkel.

Langsung mendekati seorang lelaki pendek

berotot, bertelanjang dada dan berhidung

merah yang tengah menempa sepotong besi

menyala di atas blok.

Melihat kedatangan Bhe Un-liang, dia

sejenak.menghentikan ayunan palunya, dan

berkata singkat, "Maaf, sedang tidak menerlma

pesanan, Kausu," Setelah itu perhatiannya

kembali tercurah kepada pekerjaannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1475

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Bhe Un-liang merasa bahwa sikap si

tukang besi tidak lagi sehormat hari-hari

sebelumnya, tapi ia menahan diri. "Aku tidak

akan memesan apa-apa, hanya ingin bicara

sedikit..."

Tanpa menoleh, si tukang besi

memotong kalimatnya, "Lebih-lebih kalau

hanya untuk mengobrol, aku sedang sibuk, lain

kali saja, Kausu."

Habis juga kesabaran Bhe Un-liang.

Tiba-tiba ia menyodorkan telapak tangannya,

menyongsong palu besi Ciang Lotoa yang

tengah terayun ke arah blok besi dengan

tenaga penuh.

Palu menghantam telapak tangan

dengan keras, tapi bukan telapak tangan yang

luka, malah palu itu terpental balik dan hampir

menggempur jidat Ciang Lotoa sendiri.

"Dengarkan dulu kata-kataku, nanti

baru kau teruskan kerjaan," kata Bhe Un-liang

dengan garang.

Kali ini Ciang Lotoa tahu bahwa si guru

silat mulai marah, ia tidak berani

menyepelekannya. Ia sadar, kalau telapak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1476

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tangan penuh kekuatan itu diremaskan ke

wajahnya, maka wajahnya akan mengalami

perombakan besar-besaran. Terpaksa ia harus

memaksa diri untuk bersikap lebih hormat.

"Maaf, Kausu. Tadi... tadi aku terlalu

sibuk bekerja sehingga kurang hormat kepada

Kausu..."

"Sudahlah," kata Bhe Un-liang dengan

nada lebih sabar.

"Kenapa kau batalkan pesanan dari

tetangga-tetangga sekampung sendiri, dan

malah menerima pesanan dari orang luar?

Padahal tetangga-tetanggamu membutuhkan

alat-alat itu untuk mencari nafkah?"

"Sebenarnya aku tidak membatalkan,

hanya minta kesabaran mereka untuk

beberapa hari. Tapi mereka tidak sabar dan

mengajak bertengkar, aku sendiri

sebetulnya..."

"Apa yang sebenarnya menghalangimu

menyelesaikan pesanan mereka tepat pada

waktunya? Dan siapa yang memesanmu

sekarang?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1477

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ditanya siapa yang memesannya, sikap

Ciang Lotoa yang tadinya mengkeret tiba-tiba

menjadi gagah kembali, " Kakak seperguruan

Kausu sendiri yang minta agar pesanannya

diselesaikan secepat-cepatnya." sambil

menjawab demikian, dalam hati ia mengejek

Bhe Un-liang, "Nah, beranikah kau menentang

kakak seperguruanmu yang jauh lebih sakti.

dan Iebih berduit daripadamu?"

Bhe Un-liang mengerutkan alis tanda

keheranannya. "Jadi Suhengku itu memesan

sesuatu kepadamu? Barang apa?"

"Seperti ini," sahut Ciang Lotoa sambil

melangkah ke sudut bengkel untuk mengambil

sebuah kotak kayu berbentuk panjang, yang

dibawanya ke hadapan Bhe Un-liang dan

diletakkan di atas blok besi. Ketika tutup kotak

dibuka, terlihat isinya adalah dua pucuk bedil

model jaman itu, abad ke delapan belas.

Sepucuk masih utuh, dan sepucuk lagi

dipereteli bagian-bagiannya agar bisa dicontoh

oleh Ciang Lotoa dan pegawai-pegawainya.

Bhe Un-liang pernah juga melihat

senjata jenis itu. Ketika masih muda, ia pernah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1478

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pergi ke Makao di propinsi Koantong. Kota itu

dikuasai orang-orang Portugis sejak abad enam

belas, hadiah dari Kaisar dinasti Beng kepada

orang-orang Portugis yang berhasil

mengamankan Laut Cina Selatan sebagai jalur

perdagangan antar bangsa.

Di sana banyak orang Portugis

mempunyai senjata macam itu, dan yang ada

di hadapannya itupun agaknya bikinan

Portugis.

Yang kurang dimengertinya, buat apa

Suhengnya menyuruh Ciang Lotoa membuat

bedil?

"Ciang Lotoa, biarpun kakak

seperguruanku sendiri yang memesan, tapi

tidak pantas kau mengabaikan keperluan

tetangga-tetanggamu sendiri, yang berpuluh

tahun bersama-sama mengalami suka-duka

bersamamu? Alat-alat mereka adalah alat-alat

untuk mencari makan. Kalau kau

menelantarkan mereka, berarti juga

menelantarkan anak-isteri mereka..."

Kali ini Ciang Lotoa memberanikan diri

untuk membantah, "Kausu, aku sendiri punya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1479

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tiga isteri dan sebelas anak yang keperluannya

harus aku cukupi. Sebun Toaya sudah

membayar untuk sepuluh pucuk bedil yang

harus selesai secepatnya. Kalau ia puas

dengan buatanku, setiap bulannya akan

dipesan lima pucuk. Harap Kausu juga

memahami keperluan keluargaku. Seumur

hidup aku miskin, kini ada kesempatan untuk

memperbaiki hidupku dengan cara halal,

apakah peluang yang hanya sekali seumur

hidup ini harus aku lepaskan?"

Bhe Un-Iiang sulit menjawab, sebab

Ciang Lotoa adalah warga kampung juga,

berhak mendapat pembelaan sama denga

warga kampung lainnya. Siapa bisa merebut

kesempatan seorang yang ingin menjadi kaya

dengan cara halal? Tetapi sulitnya, Ciang Lotoa

adalah pandai besi satu-satunya di Liong
coan....

Dalam hatinya juga timbul perasaan

kurang senang kepada Suhengnya, yang

sebagai tamu ternyata telah berbuat sesuatu

secara diam-diam di belakang punggungnya,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1480

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang akibatnya mengganggu kepentingan

warga Liong-coan.

"Baik, aku yang akan bicara kepada

Suheng," kata Bhe Un-liang akhirnya, lalu

meninggalkan bengkel itu pulang ke rumahnya.

Kepada orang-orang di rumahnya, ia

tanyakan kemana perginya Suhengnya. Bhe

Giok-im menjawab bahwa setelah Sebun Him

menjenguk Tong Gin-yan sebentar, lalu pergi

keluar kampung , katanya hendak menyelidiki

gera-gerik orang-orang Hek-eng-po di luar

kampung. Terpaksa Bhe Un-liang menyabarkan

diri.

Sore hari, barulah kelihatan Sebun Him

pulang. Tanpa lebih dulu mempersilahkan

Suhengnya untuk membersihkan diri atau

minum teh, Bhe Un-liang langsung

menghadangnya di pintu tengah dan berkata,

"Suheng, aku ingin berbicara sedikit dengan

Suheng...."

"Ada urusan apa, Sute?"

"Bagaimana kalau kita bicara di Lian
bu-thia (bangsal latihan) saja? Di sana

tempatnya tidak ribut...."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1481

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tempat yang disebutkan itu terletak
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

agak terpencil dari lingkungan rumah Bhe

Kausu yang selalu sibuk, dilingkari rumpun
rumpun pohon bambu. Tempat itu adalah

arena penggemblengan Bhe Un-liang bagi

empatbelas murid utamanya, sedang orang
orang yang belajar silat biasa cukup latihan di

halaman depan atau samping.

Begitu keduanya duduk berhadapan

dalam jarak beberapa langkah, tanpa basa-basi

lagi Bhe Un-liang mengutik inti masalahnya,

"Suheng, benarkah engkau telah menyuruh

tukang besi Ciang Lotoa menyelesaikan

pesanan bedil-bedilmu, sehingga ia

mengabaikan pesanan tetangga-tetangganya?"

**OZ**

Bersambung ke jilid 26

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1482

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1483

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 26

"Ya. Apa ada yang salah dengan itu?"

"Tidak ada yang salah. Cuma Suheng

agaknya belum tahu bahwa bengkel Ciang

Lotoa adalah satu-satunya bengkel besi di

kampung ini. Karena pesanan Suheng,

beberapa penduduk terganggu kelancaran

mata pencahariannya. Alat-alat mereka yang

rusak tidak bisa dibetulkan di bengkel itu,

karena bengkel itu menjadi sangat sibuk

dengan pesanan Suheng."

Sebun Him tenang-tenang saja

menghadapi sikap adik seperguruannya yang

tegang seperti gunung api yang siap

memuntahkan lahar itu. "Pesanan bedil-bedil

itu untuk keperluan kampung ini juga, bahkan

keperluan yang lebih mendesak.

Lagi pula, nama Ciang Lotoa sebagai

pandai besi terbaik di propinsi ini sudah

terkenal. Sudah saatnya dia menunjukkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1484

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keahliannya yang lebih daripada memperbaiki

pacul yang gumpil kena batu atau sumbu roda

yang patah kejeblos selokan..."

"Meningkatkan keahlian itu bagus tapi

tidak dengan mengabaikan kepentingan warga

Liong-coan. Cangkul dan roda gerobak adalah

benda-benda yang menjad inti kehidupan di

kampung ini. Lebih berguna dari bedil-bedil

itu!"

"Siapa bilang bedil-bedil itu tidak

penting? Itu untuk keamanan rakyat Liong
coan agar bisa membela diri dari bandit-bandit

Hek-eng-po. Kalau seorang belajar silat dengan

golok atau tombak perlu waktu bertahun-tahun

untuk bisa digunakan bertempur. Sedang bedil,

cukup latihan sepuluh hari seorang kakek
kakek ompongpun dapat membunuh

musuhnya.

Kampung ini akan menjadi tangguh dan

ditakuti penjahat, seandainya ada lima puluh

pucuk bedil di sini dan lima puluh

penembaknya yang terlatih!"

"Suheng, aku berterima kasih bahwa

Suheng ikut memikirkan kampung ini, bahkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1485

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sudah mengeluarkan banyak biaya dari

dompetmu sendiri. Tapi kalau tindakanmu itu

tidak dirundingkan dulu denganku, apakah itu

bukan lancang namanya? Pembuatan bedil itu

membuat terbengkalainya urusan lain seperti

pertanian, peternakan dan pengangkutan yang

tak kalah pentingnya!"

Sebagai orang yang biasa hidup di

kampung terpencil, segala isi hati diutarakan

tanpa basa-basi seperti orang-orang kota.

Apalagi Bhe Un-liang saat itu merasa bahwa

Suhengnya yang banyak berjasa itu ternyata

agak menjengkelkan juga.

Sambil mengusap-usap jenggotnya,

Sebun Him menjawab dengan tenang. "Tapi

aku sudah menanyai pemuda-pemuda di

kampung ini, dan sebagian besar dari mereka

dengan bersemangat mendukung usulku untuk

belajar cara-cara menembak. Kau justru harus

gembira melihat semangat mereka..."

"Tapi Suheng harusnya berunding

denganku lebih dulu!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1486

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Lho, kalau anak-anak muda itu sendiri

sudah bersedia, kenapa harus minta

persetujuan orang lain?"

"Karena akulah pemimpin di Liong-coan

ini!" sahut Bhe Un-liang meluap-luap.

Tanpa sungkan-sungkan lagi Sebun Him

tiba-tiba tertawa. "Wah, jadi kau rupanya

pemimpin di sini, Sute? Hebat benar. Tetapi,

bolehkah aku melihat surat atau tanda

pengangkatanmu, supaya bisa aku baca kau

diangkat oleh penguasa yang mana, tahun ke

berapa dari Kaisar yang mana?"

Berondongan pertanyaan ini kontan

membuat Bhe Un-liang bungkam dengan kulit

muka yang berganti-ganti antara warna putih

pucat dengan warna ungu tua. Ia tak mampu

menjawab. Ia memang tidak diangkat oleh

penguasa yang manapun, kecuali oleh

masyarakat Liong-coan dianggap memiliki

kelebihan dalam ilmu silat, ilmu pengobatan

dan sikap kepemimpinan. Hanya itu. Tidak ada

surat atau lencana pengangkatan segala....

Tengah guru silat itu kelabakan tak tahu

harus menjawab bagaimana, Sebun Him telah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1487

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengeluarkan sepucuk surat bersampul kuning

dari dalam jubahnya. Sudah agak kumal dan

agak tertekuk-tekuk ujungnya, karena surat itu

agaknya dibawanya ke mana saja.

Disodorkannya surat itu ke bawah hidung Bhe

Un-liang sambil berkata dengan nada penuh

kemenangan, "Sedangkan aku memiliki ini.

Bacalah."

Bhe Un-liang menerima, membuka

sampulnya dan membacanya. Wajahnya

berkerut-kerut seperti permukaan kolam

tersentuh angin ketika menangkap makna

huruf-huruf yang membentuk kalimat-kalimat

bernada sangat resmi itu.

Surat itu bercap lambang Tit-hun-ong,

gelar kebangsawanan Pangeran In Si, putera

tertua Kaisar Khong-hi, yang karena urutan

kelahirannya secara tradisi dianggap sebagai

calon pengganti kedudukan ayahandanya

sebagai Kaisar, meskipun kekurangan

pendukung. Isi surat itu trgas-tegas

melimpahkan kekuasaan kepada Sebun Him

untuk mengatur wilayah-wilayah kekaisaran

yang belum ada penguasanya yang resmi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1488

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kampung Liong-coan dapat dimasukkan dalam

batasan itu.

Apa yang tidak ditulis dalam surat

sehingga tidak diketahui Bhe Un-liang, adalah

kesepakatan rahasia antara Sebun Him dan

Pangeran In Si untuk membangun pangkalan
pangkalan kekuatan yang tersebar, agar kelak

dapat digunakan oleh sang pangeran untuk

mendukung ambisinya merebut Tahta Naga.

Dalam perhitungan Sebun Him, kampung

Liong-coan adalah salah satu dari puluhan

tempat yang cocok untuk keperluan itu.

Liong-coan sebuah daerah yang subur,

banyak penduduk lelaki yang bertubuh kuat

dan bernyali besar, yang dengan sedikit

bujukan saja akan bisa diubah menjadi

pendukung-pendukung Pangeran In Si di

kemudian hari. Hasil buminya juga cukup

untuk perbekalan bagi 3000 atau 4000 prajurit,

letaknya agak tersembunyi di pegunungan dan

gampang dipertahankan.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Karena itulah Sebun Him mendatangi

Liong-coan dengan dalih hendak mengunjungi

adik seperguruannya, tapi sebenarnya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1489

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bermaksud membentuk kampung itu menjadi

salah satu mata rantai kekuasaan Pangeran In

Si. "Kebetulan" pula kampung itu sedang

terganggu oleh Hek-eng-po, sehingga tepatlah

kemunculan Sebun Him sebagai pahlawan yang

dikagumi dan langsung menancapkan

pengaruhnya.

Bhe Un-liang langsung tak berkutik

menghadapi surat bersampul kuning itu.

Hatinya sedih, bukan karena kedudukannya

sebagai pemuka yang dihormati akan tergeser,

melainkan karena membayangkan kampung

yang tercinta itu akan terseret dalam

pertikaian antar pangeran yang sedang

berlangsung di pusat pemerintahan. Ia pernah

mendengar kabar tak jelas dari saudara
saudara seperguruannya, katanya kakak

seperguruannya ini mulai main politik dan

terlibat hubungan dengan orang-orang istana.

Kini ia tahu bahwa Suhengnya itu adalah

sekutu Tit-hun-ong.

Sebun Him menarik surat itu dari

tangan Bhe Un-liang dan menyimpannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1490

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kembali di bajunya. "Nah, kini pahamilah

dimana posisimu sekarang, Sute..." katanya.

Goncangan hati Bhe Un-Iiang

berangsur-angsur mereda, lalu katanya,

"Suheng, kalau hanya dengan mengandalkan

secarik kertas itu lalu kau hendak menyeret

pemuda-pemuda Liong-coan menjadi alat

kepentingan Tit-hun-ong, rasanya aku harus

memberanikan diri untuk mencegahmu.

Bagiku, kedamaian dan kesejahteraan

kampung ini dalam di atas segala-galanya.

Berpuluh tahun kampung ini dalam keadaan

tenteram, tidak terpercik kegoncangan yang

terjadi di Ibukota Pak-khia atau di seluruh

kekaisaran. Sekarang aku mohon agar Suheng

tidak menyeret rakyat Liong-coan demi

kepentingan seorang bangsawan ambisius."

"Siapa ingin berbuat demikian?" Sebun

Him mencoba ingkar dari maksud sebenarnya.

"Kau hanya menduga-duga sendiri, bukankah

begitu? Aku justru membuatkan bedil-bedil itu

supaya kampungmu aman, tapi kau malah

mencurigai aku?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1491

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Suheng, jangan menganggap aku

orang buta-tuli. Kalau benar-benar hanya ingin

mengamankan kampung Liong-coan, siapa

yang menyebarkan hasutan agar pemuda
pemuda tidak patuh lagi kepadaku? Apakah

hanya suatu kebetulan, kalau ketidak-patuhan

mereka itu justru timbul setelah Suheng

mendekati mereka dan mencoba mengambil

hati mereka dengan menyebarkan uang

Suheng yang berlimpah itu?"

"Aku tidak menghasut. Aku cuma

sekedar menolong kian-kemari dengan maksud

baik. Tapi aku tidak bisa merintangi pikiran

mereka, kalau di antara mereka timbul

ketidak-percayaan terhadapmu, Sute. Apa aku

harus membekukan otak mereka?"

Karena kalah berdebat, Bhe Un-liang

dengan dada serasa hampir meledak, berkata

keras dan terang-terangan, "Kalau pemuda
pemuda itu sudah tidak percaya kepadaku, lalu

Suheng akan mengambil keuntungan dengan

menguasai mereka Bukan? Kedudukan apa

yang dijanjikan Tit-hun-ong kepada Suheng,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1492

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sehingga Suheng tega mengelabuhi pemuda
pemuda lugu itu?"

"Bukan mengelabuhi, aku justru

membuka pikiran mereka melihat cakrawala

yang lebih luas, menyalurkan semangat muda

mereka ke tujuan yang berharga. Mereka

adalah pemuda-pemuda gagah-berani,

mendambakan nama yang harum dan terkenal,

tapi selama ini kau hanya menyuruh mereka

bergulat dengan lumpur, jerami dan tanah liat,

tidakkah itu sia-sia?

Aku menawarkan masa depan yang cerah,

kelak kalau perjuangan Pangeran In Si

berhasil, dan mereka menyambut tawaranku

dengan bersemangat. Mereka lalu akan aku

ajari menggunakan bedil, mempelajari siasat
siasat perang, dan kelak akan menjadi

jenderal-jenderal termasyhur. Sedang kau

hanya mengarahkan mereka untuk menjadi

petani atau peternak atau pembuat barang

pecah-belah..."

"Bangsat! Kau membius mereka dengan

mimpi indah, padahal hanya akan kau peralat

demi ambisimu sendiri!" Bhe Un-liang tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1493

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sanggup lagi bersikap hormat kepada kakak

seperguruannya ini.

Panggilan "Suheng" telah berubah

menjadi "bangsat" berbareng dengan tubuhnya

yang melejit seperti macan tutul, jari-jari

tangan kanannya tertekuk dan menyodok leher

Suhengnya dengan Hoa-san pe-kun (pukulan

macan tutul dari Hoa-san).

Tapi. biarpun mereka berdua

seperguruan, selisih ilmu mereka agak jauh. Di

masa mudanya, Sebun Him pernah

menemukan keberuntungen tak disengaja,

menemukan pelajaran Kun-goan Sin-kang

(tenaga sakti alam semesta) yang membuat

ketinggian ilmunya melesat melebihi saudara
saudara seperguruannya. Dengan gerakan tak

terlihat, pergelangan tangan Bhe Un-liang telah

ditangkapnya dan ditekuk ke bawah sehingga

tubuh gemuk si guru silat terhempas telungkup

di lantai.

Hampir saja Sebun Him mengayunkan

pukulan kanannya untuk membuat berantakan

kepala adik seperguruannya itu, tapi mendadak

ia ingat bahwa kalau guru silat itu terbunuh,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1494

Rewriter & Pdf Maker : OZ

rakyat Liong-coan bisa berbalik menentangnya,

sebab Bhe Un-liang masih tetap seorang yang

dihormati dan diakui jasa-jasanya.

Karena itulah ia melepaskan

cengkeramannya. Dengan sikap seorang kakak

yang'kasihan melihat adiknya terjatuh, ia

mengangkat Bhe Un-liang.

"Aku tidak ingin bertentangan

denganmu, Sute. Aku justru ingin mengajakmu

masuk dalam barisan perjuangan Pangeran In

Si agar kelak mengalami kemuliaan

bersama..."

Bhe Un-liang mengibaskan tangan

Sebun Him yang memeganginya, bangkit

sendiri tertatih-tatih dan berkata, "Aku tidak

sanggup melihat pemuda-pemuda Liong-coan

menumpahkan darah untuk sesuatu yang tidak

benar-benar mereka pahami, Suheng."

"Jangan membayangkan sesuatu yang

terlalu seram, Sute. Berpikirlah sedikit

ambisius, apa gunanya hidup seperti pertapa

terus-terusan di tempat terpencil? Apa

salahnya kalau seorang laki-laki memimpikan

untuk berbuat sesuatu yang hebat?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1495

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Memang. Tapi yang hebat dalam

pandanganmu itu berlainan dengan yang hebat

dalam pandanganku. Suheng ingin kemuliaan

di atas ribuan mayat bergelimpangan, aku

ingin kesejahteraan yang membuat semua

orang hidup damai. Kenapa yang hebat itu

selalu harus diartikan kegagahan dalam

peperangan saja?"

"Tapi pandangan pemuda-pemuda
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Liong-coan itu berlainan pula denganmu, Sute.

Kau tidak berhak menghalangi mereka

mencapai cita-cita mereka yang jantan untuk

dipaksa mengikuti pikiranmu yang lemah.

Mereka anak-anak muda berdarah panas,

mereka ingin membuat sejarah, bukan

menghabiskan waktu di ladang atau di

kandang sapi!"

Dengan lesu Bhe Un-liang melangkah

meninggalkan bangsal itu. Hatinya penuh rasa

penasaran, tetapi ia bisa berbuat apa? Ilmu

silat kalah, soal uang juga kalah dari

Suhengnya yang dengan enteng merogoh

kantong untuk mengeluarkan duapuluh atau

tigapuluh tahil untuk diberikan kepada orang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1496

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lain. Pengaruh terhadap anak-anak muda

Liong-coan? Agaknya dalam hal inipun dia

sudah hampir kalah.

Seandainya orang-orang Hek-eng-po

tidak sedang mengintai di luar kampung, tentu

Bhe Un-liang tidak ragu-ragu untuk mengusir

Sebun Him dari kampung itu. Tapi dalam

pikiran Bhe Un-liang, begitu Sebun Him angkat

kaki maka orang-orang Hek-eng-po akan

menjarah-rayah kampung itu karena sudah

tidak ada lagi yang ditakuti. Jadi Suhengnya

semacam tanggul penahan banjir, begitulah.

Dentang-dentang di bengkel Ciang

Lotoa masih terdengar, tapi bukan lagi

membuat atau memperbaiki alat-alat

pertanian, melainkan menciptakan alat-alat

pembunuh. Tinggal sedikit orang lelaki Liong
coan yang masih rajin mengurus ladang dan

ternak, sebagian besar. lebih suka mengikuti

latihan perang-perangan yang diadakan Sebun

Him di sebuah lapangan. Mereka

membayangkan diri sebagai jenderal-jenderal

perkasa yang berpakaian gemerlap,

menunggangi kuda yang perkasa, memimpin

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1497

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pasukan menyerbu musuh. Alangkah

gagahnya. Sebun Him menyediakan jalan ke

impian itu dan Bhe Un-liang tidak, karena itu

Bhe Un-liang makin lama makin terasa seperti

barang loakan yang mengganggu saja.

Anak-anak itu banyak yang sudah

bosan mendengar si guru silat selalu saja

bercerita tentang sawah yang subur, pengairan

yang lancar dan panen yang berlimpah.

Mereka terpesona oleh cerita-cerita

baru tentang perang-perang yang mengubah

sejarah, lalu anak-anak muda itu ingin ukut
ikutan mengukir sejarah pula, dengan pedang

dan bedil.

"Hanya senjata yang mengukir sejarah,

bukan pacul," kata anak-anak muda itu penuh

lagak. Entah benar entah salah, kalau nanti

kepala sudah protol toh tak sempat diketahui

lagi.

Bhe Un-liang dalam keprihatinannya

yang mendalam akan arah perkembangan

kampung tercintanya, makin tersisih meskipun

ada sebagian kecil orang yang tetap setia

kepadanya. Tong Gin-yan Pakkiong Eng dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1498

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang Siau-hong jadi lebih sering menghibur

tuan-rumah yan bersedih itu, sementara dalam

hati mereka sendiripun sebenarnya

mencemaskan ulah Sebun Him. Arus baru yang

tengah terjadi di Liong-coan tak dapat

dibendung."

"Bagaimana dengan bendera komando

Pangeran In Te yang ada padamu, A-eng?"

Suatu ketika Tong Gin-yan bertanya kepada

Pakkiong Eng sendirian. "Tidakkah bendera

kecil itu bisa menandingi surat Pangeran In Si

yang dipegang oleh Pama Sebun? Jangan

biarkan Pangeran In Si membangun

pangkalan-pangkalan perang yang di kemudian

hari bisa dipergunakan mendukung ambisinya.

Si Liong-cu dengan dukungan pendekar
pendekar Kang-lam saja sudah cukup

mencemaskan, apalagi kalau In Si berhasil

membentuk kekuatan pula, bukankah negeri

akan terpecah-belah oleh perang saudara?"

Pakkiong Eng menarik napas bernada

kehabisan akal. "Bendera komando itu hanya

berguna di tempat yang ada tentara

kekaisaran, sebab semua tentara tunduk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1499

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kepada kekuasaan Pangeran In Te. Tapi di

Liong-coan ini tidak ada prajurit kekaisaran

satupun. Begitu aku kibarkan bendera itu,

semakin cepat kepalaku terbang meninggalkan

leherku."

"Jadi bagaimana?"

"Sementara belum menemukan akal

yang tepat, kita harus tetap pura-pura percaya

bahwa latihan ini hanya demi keamanan

kampung, bahkan membantu sedikit-sedikit.

Ini hanya siasat. Kalau Paman Sebun sadar

bahwa kita sudah mencium maksudnya yang

sebenarnya, nah, agaknya kita hanya bisa jadi

suami-isteri di akherat saja..."

"Karena itu kita tidak boleh terIalu

sering berdekatan dengan Bhe Kausu, supaya

Paman Sebun tidak curiga."

"Benar, tapi kita juga tidak boleh

terkurung terus-terusan di kampung ini seperti

keledai-keledai dungu."

"Rasanya tidak tega membiarkan Bhe

Kausu sendirian dalam kesulitannya."

"Namun kita tetap di sini juga percuma,

tidak bisa membantu apa-apa."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1500

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Mampukah kita menembus keluar dari

kampung Liong-coan, kalau bertemu dengan

iblis-iblis tua macam Jiat-ji Lokoai, Hin-heng

Lojin atau, Ang-pi Tojin? Apalagi kalau

kepergok Majikan Hek-eng-po sendiri?"

"Memahg sulit, tapi akan kita cari

kesempatan sebaik-baiknya. Kita kabur bukan

karena takut, tapi mencari pertolongan buat

Bhe Kausu yang terjepit dari luar dan dalam."

"Ya, Auyang Siau-hong harus diberitahu

pula agar kalau kesempatan tiba kita bertiga

sudah siap kabur tanpa saling mencari atau

banyak kerepotan lagi.

**OZ**

BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

Pada suatu malam, ketenangan

kampung Liong-coan tiba-uba dirusakkan oleh

kebakaran di pinggiran kampung. Tetapi

orang-orang Liong-coan sudah siap, sebab sore

harinya Sebun Him memang mengatakan akan

ada serbuan musuh. Kata Sebun Him sore itu,

"Dengan menyerempet bahaya, aku berhasil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1501

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendekati kumpulan penjahat-penjahat itu

dan mendengarkan mereka merencanakan

serbuan malam nanti. Karena itu bersiaplah."

Sungguh suatu perhitungan yang

sangat tepat, malamnya benar-benar orang
orang Hek-eng-po menyerbu.

Berkat latihan selama ini, "pasukan"

Liong-coan tidak menjadi panik. Sejak sore

memang penduduk yang tinggal di bagian

pinggiran kampung sudah diungsikan ke

bagian tengah, bagian pinggir dijadikan

semacam garis pertahanan yang diatur sendiri

oleh Sebun Him tanpa mengikut-sertakan Bhe

Un-liang.

Sementara anak-anak muda yang

sedang gila cerita-cerita perang, menuruti

perintah Sebun Him dengan bersemangat.

Begitu serbuan datang, bagaikan

prajurit-prajurit asli, orang-orang Liong-coan

segera menyambut dengan gigih. Kaum lelaki

yang berusia empatpuluh lima tahun ke atas

atau bertubuh kurang kuat untuk berkelahi,

membentuk regu-regu untuk memadamkan

api. Yang berusia enambelas sampai
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1502

Rewriter & Pdf Maker : OZ

empatpuluh lima dan bernyali besar, segera

maju ke pinggir kampung untuk langsung

menyongsong musuh dengan ujung senjata.

Pakai bersorak-sorak segala.

Orang-orang berilmu tinggi yang berada

di pihak kampung Liong-coan segera

berpencaran untuk menangani titik-titik

pertempuran yang paling gawat. Mereka tahu

di pihak Hek-eng-po ada orang-orang berilmu

tinggi yang berbahaya bagi orang-orang Liong
coan, bagaimanapun berani dan

bersemangatnya mereka.

Di pinggir kampung segera terjadi

pertempuran hebat antara kedua pihak.

Senjata-senjata berkilatan merah oleh

cahaya api dan darah yang memancar,

berkelebatan saling menyambar.

Pihak Hek-eng-po mengerahkan hampir

seratus limapuluh orang. Mereka bukan orang
orang Hek-eng-po asli, melainkan hanyalah

gerombolan bandit kecil yang disewa oleh

Majikan Hek-eng-po untuk ikut menggempur.

Manusia-manusia macam itu tidak sulit dicari.

Apalagi membayangkan di kampung Liong
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1503

Rewriter & Pdf Maker : OZ

coan yang subur itu tentunya banyak harta

berharga dan wanita-wanita ayu, maka

menyerbulah mereka. Biasanya mereka keder

kepada Bhe Un-liang, tapi kini mereka berani

menyerbu karena "membonceng" plhak Hek
eng-po.

Tak terduga mereka terbentur lelaki

Liong-coan yang melawan dengan hebat.

Memang kalau dibandingkan satu persatu

orang-orang Liong-coan kalah dari bandit
bandit yang sudah biasa membunuh orang

tanpa berkedip itu, namun jumlah orang Liong
coan hampir tiga kali lipat.

Pihak Hek-eng-po dan bandit-bandit

sewaannya yang tadinya mengira orang

kampung akan lari lintang pukang tanpa

melawan, kini kaget menemui perlawanan

yang begitu gigih, seolah mereka menghadapi

sepasukan tentara saja.

Tapi ketika orang-orang inti Hek-eng-po

sendiri mulai turun ke garis depan, "pasukan"

Liong-coan menjadi gentar melihat kelihaian

dan kekejaman orang-orang itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1504

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jiat-jiu Longkun (si tampan bertangan

maut) Ho Hong muncul dari hitamnya malam

dengan goloknya yang besar sehingga gagang

goloknya dipegangi dengan dua tangan, seperti

orang-orang Jepang bermain Kenjitsu, ilmu

pedang.

Sambil meraung seperti binatang liar

sebagai teriakan perangnya, ia memutar

goloknya untuk menerjang dan menebas ke

arah orang-orang Liong-coan. Cahaya goloknya

melebar, dan tiga orang Liong-coan kehilangan

kepala.

Barisan pertahanan Liong-coan bergeser

mundur dengan perasaan ngeri. Orang-orang

yang bersenjata panjang seperti tombak atau

kaitan atau pentung panjang segera maju ke

depan untuk coba membendung si tangan

maut. Begitulah yang diajarkan Sebun Him

ketika melatih perang-perangan, kalau

menghadapi lawan tangguh.

Ho Hong berteriak kembali, goloknya

berkelebat, dan tombak-tombak di barisan

Liong-coan segera berubah menjadi pentung
pentung pendek tak berguna, kecuali untuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1505

Rewriter & Pdf Maker : OZ

melempar kucing yang naik meja mencuri ikan.

Ayunan golok Ho Hong yang ke dua membuat

beberapa lawan berkepala buntung pula.

Namun pada saat ia mengganas, dari

barisan Liong-coan muncul seorang gadis

secantik bidadari, berpakaian serba putih dan

tangan membawa pedang. Begitu muncul di

garis perang, Pakkiong Eng langsung meniru

perbuatan Ho Hong tadi namun atas pihak

yang berlawanan.

Cahaya pedangnya menari-nari lincah

terpecah dalam jalur-jalur perak laksana naga
naga perak keluar dari balik awan perak pula.

Tujuh bandit sewaan Hek-eng-po segera roboh

terkapar dengan lubang memancarkan darah di

dada masing-masing. Hanya lubang kecil, tapi

cukup untuk lolosnya nyawa dari raga, sebab

lubang itu tepat di jantung.

Cipratan darah korban-korbannya

membuat pakaian putih Pakkiong Eng seolah

diberi sulaman kembang-kembang merah

besar dan kecil. Orang-orang Liong-coan yang

tadinya nyaris patah semangat melihat amukan

Ho Hong, kini bangkit kembali semangatnya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1506

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ketika melihat seorang gadis muda saja

demikian perkasa dan berani melabrak bandit
bandit buas itu.

Sedangkan Ho Hong begitu melihat

Pakkiong Eng yang pernah mengalahkan dan

melukainya itu, kontan darahnya mendidih

dengan nafsu balas dendam. Sambil

membentak dengan suara memekakkan

telinga, ia melompat, golok besarnya dipegang

dengan dua tangan untuk memotong ke

pinggang Pakkiong Eng yang ramping.

Pakkiong Eng merendahkan tubuhnya

sampai hampir rata dengan tanah, golok

lawannya berdesing tidak lebih tebal dari jari di

atas rambutnya. Namun begitu golok sudah

lewat, ia meleiit mengapung seperti seekor

kupu-kupu besar dan balas menikam ke

tenggorokan Ho Hong dengan kecepatan yang

berkali lipat.

Jiat-jiu Longkun boleh saja bangga

dengan kekuatannya yang seperti tiga ekor

kerbau dijadikan satu itu, namun menghadapi

lawan selincah seekor lebah yang terbang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1507

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berputaran, kekuatan besarnya hanya selalu

berhasil menubruk angin.

Tubuh Pakkiong Eng dengan lincah

berterbangan kian kemari sambil menusukkan

pedangnya bertubi-tubi.

Demikianlah kekuatan melawan

kelicahan. Desingan golok Ho Hong yang

mampu memotong pohon sebesar paha

segampang orang merajang sayur kangkung,

kini hanya membacoki udara di sekitar tubuh

Pakkiong Eng. Sebaliknya Pakkiong Eng sendiri

tidak berani gegabah menerjang sabetan golok

yang silang-menyilang membentengi tubuh Ho

Hong itu. Ia sadar bahwa sentuhan golok yang

paling ringanpun akan bisa memotong

dagingnya berikut tulang-tulangnya sekalian.

Ia hanya berloncatan sambil berusaha

membingungkan lawan atau menguras tenaga

lawan, kemudian barulah melancarkan

serangan yang menentukan kalau ada peluang.

Pertarungan kedua orang itu hampir tak

pernah terdengar suara benturan logam, hanya

terdengar suara golok Ho Hong yang

membelah-belah udara dengan suara angin

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1508

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ribut, atau suara kibaran pakaian Pakkiong Eng

yang berlompatan kian kemari. Gadis itu tidak

pernah mau membenturkan pedangnya secara

keras ke golok lawan.

Setelah terpancing untuk mengamuk

limapuluh jurus lebih, napas Ho Hong mulai

terdengar sama ributnya dengan suara angin

goloknya. Tenaganya mulai susut, keringat

membasahi pakaiannya, dan jurus-jurus

mautnya mulai dilakukan dengan kecermatan

yang menurun.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian dengan licik Ho Hong mulai

pura-pura terdesak mundur, menjauhi garis

pertempuran para bandit melawan orang-orang

kampung. Tujuan Ho Hong ialah memancing

Pakkiong Eng agar terpisah dari barisan orang

Liong-coan, lalu mengerubut mampus

bersama-sama teman-teman Hek eng-po-nya.

Dengan nyali yang besar, Pakkiong Eng

terus mengejar dengan serangan-serangannya.

Bahkan ketika Ho Hong mundur ke tempat

yang gelap dan sepi, Pakkiong Eng terus

memburunya dengan sengit. Gadis itu tidak

ingin kehilangan kesempatan untuk memotong

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1509

Rewriter & Pdf Maker : OZ

salah satu "akar penyakit masyarakat" itu.

Orang yang menganggap kekerasan sebagai

landasan hak.

Tiba di sebuah semak belukar yang tak

tercapai cahaya api dari medan pertempuran,

Ho Hong mendadak berhenti berlari dan

berseru, "Thio Keng, keluarlah dan bantu aku!

Ada mangsa cantik untuk kita!"

Pakkiong Eng menghentikan kejarannya

dan menoleh ke sekitarnya dengan waspada.

Tapi ia tidak gentar. Pikirnya, asal bukan Jiat
jlu Lokoai atau Majikan Hek-eng-po, kalau

cuma jago-jago kelas dua dari Hek-eng-po, ia

sanggup melayaninya.

Terdengar suara gemeresak rumput

yang diinjak atau daun-daun yang disibakkan,

dari kegelapan muncul seorang yang bertubuh

ceking namun membawa senjata yang

tergolong berbobot berat, yaitu sebuah

kampak bertangkai panjang seperti tombak,

seperti senjatanya Thia Siau-kim, tokoh

sejarah jaman dinasti Tong ratusan tahun

berselang. Begitu muncul, orang yang tadi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1510

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dipanggil dengan nama Thio Keng itu berkata,

"Siapa yang membuat terbirit-birit, Ho Hong?"

Menyaksikan sikap dan cara bicara

orang itu terhadap Ho Hong, Pakkiong Eng

menaksir Thio Keng ini berkedudukan

sederajat dengan Ho Hong dan ilmunya kurang

lebih sama tingginya juga.

Diam-diam gadis itu menaksir pula

kekuatannya sendiri, mampukah dirinya

menghadapi dua lawan itu? Kalau tidak

sanggup, ia sudah siap untuk kabur saja dan

yakin kedua musuh itu tak akan bisa

mengejarnya. Ia ingat kata-kata kekasihnya

bahwa "lari cepat itu juga jurus bela dlri". Tapi

sebelum lari, harus mencoba dulu ketangguhan

kedua lawan itu.

"Siapa dia?" Thio Keng bertanya kepada

Ho Hong.

"Pakkiong Eng dari Pak-khia. Yang dulu

sering menyamar sebagai laki-laki bernama

Kiong Eng dan bergelar Pek-ma Tok-hing

(Pengembara Tunggal Berkuda Putih).

"Betul. Tapi sekarang sudah bukan

Pengembara Tunggal lagi, sebab berjalan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1511

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bersama anak Ketua Hwe-liong-pang seperti

pengantin baru yang sedang tamasya."

Pakkiong Eng merasa wajahnya menjadi

panas karena dikatakan "seperti pengantin

baru."

Sementara ltu Ho Hong yang merasa

kedudukannya menjadi kuat, telah

menyeringai haus darah. Perlahan-lahan ia

melangkah menyamping sambil memegang

tangkai goloknya kuat-lekat dengan sepasang

tangannya yang kokoh, mencari sudut

penyerangan yang enak. Dari sudut lain Thio

Keng juga sudah merundukkan kampak

bergagang panjangnya. Mereka seperti dua

ekor kucing yang hendak menundukkan seekor

tikus.

Ho Hong membuka serangan,

mengangkat oloknya di atas kepala lalu

ditimpakan ke depan dengan jurus Thai-san
ap-teng (gunung raksasa roboh ke kepala),

sambil erteriak kepada temannya, "Thio Keng,

ayo kita cincang dia!"

"Baik!" sahut Thio Keng. Kampak

panjangnya juga mulai mendesing membelah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1512

Rewriter & Pdf Maker : OZ

udara dengan kecepatan dan kekuatan yang

tidak kalah dari Ho Hong sendiri.

"He, apakah kau sudah gila....?" Ho Hong yang

tengah menyerang Pakkiong Eng tiba-tiba

berteriak kaget, sebab melihat ayunan kampak

Thio Keng tidak ke arah Pakkiong Eng

melainkan ke arah dirinya yang terbuka lebar

dari samping. Buru-buru ia memutar tubuh

untuk menangkiskan goloknya.

Pakkiong Eng yang sudah mengambil

jarak bertahan itu, menjadi heran melihat dua

jagoan Hek-eng-po itu tiba-tiba saling gempur

sendiri di depan hidungnya. Sesaat ia tidak

dapat mengambil keputusan harus bersikap

bagaimana....

Seandainya harus bertempur satu lawan

satu dalam keadaan sama-sama siap, Ho Hong

tidak akan kalah dari Thio Keng, malah

mungkin ilmunya unggul selapis. Namun

serangan Thio Keng terhadapnya itu sangat di

luar dugaan. Goloknya terpental lepas ketika

membentur kampak Thio Keng yang bergerak

sepenuh kekuatan. Menyusul itu, Thio Keng

menubruk seperti macan tutul dan gagang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1513

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kampaknya berhasil menghantam telak ke

tulang rusuk Ho Hong sehingga berbunyi

gemeretak.

Murid Jiat-jiu Lokoai itu terhuyung

mundur dengan muka pucat, lalu terbatuk

menyemburkan darah. Matanya terbelalak,

telunjuknya menuding Thio Keng dan berkata

dengan suara terputus-putus, "Thio Keng,

kau....kenapa berkhianat....?!"

Thio Keng menjawab dingin, "Laporkan

kepada Raja Neraka, bahwa yang mengirim

arwahmu ke hadapan beliau bukanlah Thio

Keng, melainkan Thio Ki-keng, Jai-ki Hu-tong
cu (wakil pemimpin regu bendera coklat) dari

Hwe-liong-pang!"

Terkejut mendengar kenyataan yang

tak terduga itu, jantung Jiat-jiu Iong-kun Ho

Hong lebih cepat berdetak, kemudian berhenti

sama sekali. Ia roboh telantang dengan mata

terbelalak namun tidak bisa melihat apa-apa

lagi. Berakhirlah riwayat berdarah seorang

pembunuh keji yang dijuluki Si Tampan

Bertangan Maut, dan kini mayatnya ternyata

masih juga kelihatan tampan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1514

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakkiong Eng menarik napas lega dan

membungkuk hormat kepada Thio Kim-keng,

"Terima kasih, Hu-tong-cu, nyawaku

diselamatkan olehmu...."

Thio Kim-keng membalas hormat,

"Salamku untuk nona Pakkiong. Tidak perlu

sungkan, sekalipun tanpa bantuanku nona

tentu akan bisa membereskan bangsat ini, aku

hanya membantu agar nona tidak usah

meneteskan keringat...."

Pakkiong Eng mengangguk-angguk,

sementara Thio Kim-keng melanjutkan sambil

menuding mayat Ho Hong, "Tindakanku

membunuh bangsat ini tentunya nampak licik

tapi aku terpaksa harus melakukannya agar

cepat berhasil sebelum diketahui bangsat
bangsat lainnya. Tugas penyamarankulah yang

memaksa aku bertindak demikian. Sejak Ho

Hong membantai belasan perempuan tua,

anak-anak dan bayi-bayi di sebuah desa, saat

itu aku sudah bersumpah dalam hati bahwa

suatu saat kampakku harus menghirup

darahnya. Waktu itu aku tidak bisa mencegah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kolektor E-Book 1515

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kebiadabannya, sebab ia ditunggui gurunya

dan teman-temannya...!"

"Tindakanmu itu bisa dimengerti, Hu
tongcu. Orang macam Ho Hong kalau dibiarkan

hidup semakin lama, semakin banyaklah

korban-korban tak berdosa berjatuhan..."

sahut Pakkiong Eng.

"Nona, bagaimana keadaan Tong

Kongcu? Sudah sembuhkah.luka-lukanya?"

"Luka-lukanya sudah baik semua,

bahkan kini dia ikut bertempur bersama-rakyat

Liong-coan. Tapi ada kesulitan sedikit..."

"Katakan kesulitannya, nona, kalau

kami bisa membantunya, kami akan

membantu sepenuh tenaga."

Sesaat Pakkiong Eng dan Thio Kim-keng

memandang berkeliling untuk mamas )tikan

tidak ada orang ke tiga yang ikut mendengar

percakapan mereka. Ternyata orang ke tiga itu

hanyalah Ho Hong yang tak bisa mendengar

apa-apa lagi, maka berkatalah Pakkiong Eng,

"Kami bertiga harus keluar dari Liong-coan,

bukan untuk melepaskan diri dari tanggung
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1516

Rewriter & Pdf Maker : OZ

jawab tapi justru untuk mencarikan

pertolongan bagi Bhe Kausu yang terjepit..."

Lalu tanpa rasa bimbang sedikitpun

Pakkiong Eng menceritakan perkembangan di

Liong-coan, secara ringkas dan jelas, Ia

anggap seorang Hu-tong-cu Hwe-liong-pang

cukup dapat dipercaya untuk mengetahui

segalanya.

Di kejauhan, suara pertempuran masih

terdengar, dan api yang berkobar-kobar

menggapai langit masih nampak, agaknya

orang-orang Liong-coan belum berhasil

menguasai api.

Kata Thio Kim-keng kemudian, "Nona,

saat paling tepat untuk meninggalkan Liong
coan adalah sekarang. Di bagian barat, yang

menjaga adalah orang-orang Hwe-liong-pang

yang menyamar. Saudara Ji Tek-hong dan

saudara Ko Tian-beng, bagaimana?"

Pakkiong Eng merenung dan

menganggap gagasan itu masuk akal. "Baiklah,

saudara Thio. Aku akan kembali ke kampung

lebih dulu untuk bergabung dengan Yan-ko dan

Cici Siau-hong."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1517

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Silahkan, nona. Aku hubungi teman
teman di bagian barat agar menyiapkan diri."

Keduanyapun berpencaran menghilang

dari tempat itu dengan ketangkasan seperti

kelinci-kelinci liar.

Sementara itu, di salah satu bagian,

Bhe Un-liang memimpin orang-orangnya dan

murid-muridnya untuk bertahan dengan gigih.

Bagaimanapun orang-orang Hek-eng-po di

dukung jago-jago lihai macam Ho Yu-yang dan

lain-lainnya, tapi jumlah orang Liong-coan

yang berkali lipat dan melawan dengan gagah

berani itu menjadikan pertahanan mereka tak

tertembus.

Bahkan orang-orang Liong-coan yang

rata-rata terlatih silat itupun balas mendesak.

Dengan sorak-sorai gemuruh, orang-orang

Liong-coan menyambut kemenangan Bhe Un
liang yang berhasil membunuh Tok-gia-kang

(si kelabang beracun) Ciu Peng, itu bandit

perempuan yang. bersenjata cambuk ekor

kelabang.

Beberapa pucuk bedil yang dibuat oleh

Ciang Lotoa juga sudah bisa digunakan,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1518

Rewriter & Pdf Maker : OZ

meskipun masih kasar dan belum dipoles. Tapi

beberapa ledakan yang menjungkalkan

beberapa bandit sewaan Hek-eng-po telah

membuat bandit-bandit lainnya menjadi jeri,

dan mulai berpikir untuk mundur.

Sebun Him yang dalam beberapa hari

ini menjadi "malaikat pujaan" sebagian besar

orang-orang muda di Liong-coan melebihi Bhe

Un-liang, entah kenapa tidak terlihat batang

hidungnya di bagian medan tempur yang

manapun juga. Tapi pemuja-pemujanya yakin

sekali bahwa Sebun Taihiap tentu sedang

membabat pentolan-pentolan Hek-eng-po di

garis belakang musuh. Seperti ketika

membunuh Tiga Siluman dulu.

Medan tempur yang riuh rendah itu

mendadak digetarkan oleh suara pekikan

burung elang yang memancar dari jarak agak

jauh, membelah udara malam. Orang-orang

Hek-eng-po, baik tokoh-tokohnya maupun

keroco-keroconya, segera mundur

berserabutan mendengar isyarat itu.

Bhe Un-liang yang selama ini merasa

kesal karena terhimpit berbagai persoalan,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1519

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tidak mau membiarkan pengacau-pengacau

kampungnya itu kabur begitu saja. Diiringi

belasan orang muridnya yang bersenjata tajam

maupun beberapa pucuk bedil, ia memimpin

pengejaran ke arah larinya Ho Yu-yang, jagoan

dari gurun pasir yang bersenjata kampak

pendek dan belati di kedua tangan itu. Tidak

dipedulikannya di luar kampung yang gelap itu

mungkin akan bertemu dengan Majikan Hek
eng-po yang sakti seperti iblis.

Sambil mengejar, beberapa muridnya

melemparkan lembing ke punggung Ho Yu
yang, namun tidak kena karena jagoan Hek
eng-po itu lari selincah kijang, melompati

pematang-pematang dan menerobos kebun
kebun sayur.

Seorang murid Bhe Un-liang dengan

tangkas mengisi bedil dengan obat ledak dan

peluru, lalu berjongkok mengincar punggung

Ho Yu-yang. Pelatuk ditarik, ledakan keras

menggelepar dan nampak Ho Yu-yang

terhuyung-huyung.

Dengan lompatan-lompatan seperti

belalang, Bhe Un-liang memburu dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1520

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membabatkan pedangnya, membuat irisan

yang dalam dan lurus dari pundak kiri sampai

pinggang kanan di bagian belakang punggung

Ho Yu-yang. Membuat satu lagi jagoan Hek
eng-po tertelungkup di kebun semangka.

"Senjata ini hebat sekali bukan?" kata

murid Bhe Un-liang sambil menimang-nimang

bedilnya. "Pantas orang-ora bule dari benua

barat itu dengan jumlah yang sedikit dapat

menaklukkan prajurit-prajurit benua timur

yang berjumlah jauh lebih banyak...."

"Dari siapa kau mendengar cerita itu?"

tanya Bhe Un-liang heran, sebab anak muda

yang bicara itu belum pernah bepergian

selangkahpun meninggalkan kampungnya. Dari

mana mendengar cerita tentang orang-orang

Eropa yang berhamburan ke negeri-negeri

timur untuk mencengkeramkan kuku

penjajahan?

"Dari Sebun Taihiap," sahut anak muda

itu. "Menurut Sebun Taihiap, seratus orang

penembak dengan bedil, dengan latihan yang

singkat, sanggup memusnahkan pasukan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1521

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bersenjata tombak atau pedang yang

berjumlah sembilan atau sepuluh kali lipat."

"Memang benar, tapi jangan lupa bahwa

bubuk mesiu ditemukan di negeri kita sejak

berabad-abad yang lalu. Si Penakluk dari

Mongol, Jengish Khan, memperkenalkannya

kepada orang-orang Eropa ketika pasukan

gerak-cepatnya menyerbu benua barat," kata

Bhe Un-liang. "Dan bedil-bedil ini, berguna

hanya untuk pertempuran di tempat terbuka,

dan dalam jarak jauh. Kalau musuh sudah di

depan hidung, sempatkah kau mengisi obat

dan pelurunya?"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi bedil ini juga dapat untuk

perkelahian jarak dekat, seperti ini," pemuda

itu tiba-tiba meraih ke belakang punggungnya

untuk mengambil pisau khusus, yang dengan

gerakan tangkas beberapa detik saja pisau itu

telah terpasang kuat di ujung bedil.

Bedil di tahun 1712 itu memang

panjangnya hampir sepanjang tubuh manusia,

maka ketika di ujung bedil terpasang pisau

tajam, pemegangnya tak ubahnya memegang

sebatang tombak.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1522

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Bhe Un-liang mengangguk-angguk dan

diam-diam merasa bangga juga bahwa ana
anak muda di kampungnya mendapat sejenis

ketrampilan tempur model orang barat. Hanya

saja dia cemas kalau sampai ketrampilan itu

disalah-gunakan oleh Sebun Him demi ambisi

pribadinya.

Mereka pulang ke kampung dengan

menggotong tubuh Ho Yu-yang, seperti

serombongan pemburu membawa kijang dari

hutan. Suara pertempuran sudah tidak

terdengar lagi, agaknya pihak Hek-eng-po dan

bandit-bandit sewaannya sudah mengundurkan

diri.

Namun sebelum mencapai gerbang

kampung, sesosok bayangan hitam besar

mendadak menyergap ke arah Bhe Un-liang.

Begitu cepat gerakannya, sehinga tak

seorangpun tahu bagaimana munculnya dan

dari mana arahnya, tahu-tahu Bhe U-liang

merasakan segulung tenaga yang hebat

menekan kepala dan dadanya dari arah tangan

penyerangnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1523

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Dalam kejutnya, Bhe Un-liang tak

sempat menghunus pedangnya dan hanya

menggulingkan diri menghindar. Sekejap

matanya yang tajam melihat penyerangnya itu

bertubuh tinggi tegap dan berpakaian serba

hitam. Mulut guru silat Liong-coan itu terpekik,

"Hek-eng....."

Hanya sampai di situ tetiakannya, sebab

tubuh Hek-eng Pocu bagaikan tanpa bobot

tiba-tiba melayang balik dan yang diincarnya

melulu Bhe Un-liang, tidak mempedulikan lain
lainnya. Tubuhnya melayang dengan kepala

dibawah dan kaki di atas seperti sesosok hantu

terbang saja, dua kaki dan dua cakarnya

malayang sekaligus ke empat sasaran.

Seumur hidup Bhe Un-liang belum

pernah melihat jurus seaneh tetapi juga

dengan daya gempur sedahsyat itu, pedangnya

baru sempat terhunus dua pertiga dan

sepasang kaki si hantu terbang tahu-tahu

sudah menimpa sepasang pundaknya bagaikan

runtuhan gunung karang. Berikutnya dua cakar

Hek-eng Pocu merobek sejajar dari bawah ke

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1524

Rewriter & Pdf Maker : OZ

atas, membuat sang guru silat terkapar

berlumuran darah.

Segalanya berlangsung tak lebih dari

dua kejapan mata, orang-orang yang bersama

dengan Bhe Un-liang cuma melongo tertegun.

Yang membawa bedilpun begitu sadar buru
buru membuka kantong mesiu dan mengisikan

ke bedilnya begitu gugup sehingga bubuk

mesiunya lebih banyak jatuh ke tanah daripada

masuk ke bedil, lalu mengisi pelurunya. Tapi

"si hantu terbang" sudah lenyap. Yang terjadi

tadi seolah hanya di alam khayal, seandainya

mereka tidak melihat tubuh Bhe Un-liang yang

tak berkutik.

"Bhe Kausu! Bhe Kausu! Cepat!

Obatnya! Siapa bawa obat?!" "Percuma, Kausu

sudah... sudah tiada!"

Beberapa pemuda masih kurang

percaya, meraba-raba dada dan lubang hidung

si guru silat, namun memang sudah tidak ada

tanda-tanda kehidupan, malah tangan mereka

berlumuran darah. Beberapa murid Bhe Kausu

tanpa sungkan-sungkan lagi mulai menangis,

"Bhe Kausu terbunuh...terbunuh...."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1525

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pemuda-pemuda itu untuk sesaat jadi

kebingungan seperti sekumpulan anak ayam

yang berciap-ciap kebingungan karena induk

mereka dimangsa elang.

"Cepat kita laporkan kepada Sebun

Taihiap!"

Maka tubuh Ho Yu-yang ditaruh begitu

saja di kebun sayur, lalu mereka menggotong

jenazah Bhe Un-liang kembali ke kampung.

Sesaat yang lalu mereka masih berjalan

dengan kepala tegak mengabarkan

kemenangan, kini mereka berjalan dengan

tertunduk dan airmata bercucuran. Setengah

berlari mereka masuk ke kampung.

Kedatangan mayat Bhe Un-liang

disambut kegemparan dan kedukaan di

kampun Liong-coan, juga oleh orang-orang

yang di hari-hari belakangan itu

menentangnya. Bagaimanapun juga, jasa-jasa

Bhe Un-liang terhadap kampungnya tak

gampang terhapus dari ingatan.

Sementara orang segera ribut mencari

Sebun Him, lainnya menunggui dan menghibur

anak-anak Bhe Un-liang yang sedih dan kalap

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1526

Rewriter & Pdf Maker : OZ

melihat mayat ayah mereka dalam keadaan

serusak itu.

Ternyata bukan hanya Sebun Him,

tetapi Tong Gin-yan, Pakkiong Eng dan Auyang

Siauhong juga menghilang. Beberapa orang

dengan membawa obor membentuk kelompok
kelompok pencari, namun sebagian lagi acuh

tak acuh saja.

"Biar saja, apa urusan kita dengan mati

hidup ketiga orang itu?" kata The Coan dengan

acuh tak acuh,mempengaruhi teman
temannya. "Gara-gara merekalah maka

kampung kita mendapat malapetaka se lhebat

ini, sampai Bhe Kausu yang kita hormati juga

berkorban nyawa!"

"Benar, mereka tentu sudah melarikan

diri secara pengecut, demi diri sendiri, tak

peduli lagi kepada kita!" sahut seorang pemuda

lainnya sambil menggosok-gosok goloknya.

"Ah, jangan berkata begitu, tadi di

gerbang utara nona Pakkiong Eng juga

bertempur dengan hebat di pihak kita. Tanpa

kenal takut dia melawan pentolan bandit yang

bersenjata golok besar yang dipegang dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1527

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dua tangan. Tanpa Pakkiong Eng, mungkin

puluhan teman kita di gerbang utara sudah

ditebas kepalanya semua oleh pentolan bandit

itu..."

Sementara itu, Sebun Him sudah tiba di

rumah Bhe Un-liang yang penuh ratap tangis.

"Kenapa....kenapa dengan adik

seperguruanku?" sambil melangkah, pendekar

dari Se-shia itu bertanya-tanya dengan wajah

dan nada suara yang gugup.

"Taihiap, Kausu telah...telah

terbunuh..." sahut seorang pemuda tegap di

pintu depan sambil mengusap-usap matanya

yang basah. Dialah Kwe Hok-siang, murid Bhe

Un-liang yang paling setia.

"Oh, Sute...." Sebun Him menunjukkan

wajah yang sedih. Diam-diam diusapkannya

jari-jari tangannya di tembok agar noda darah

di ujung jari-jarinya terhapus. "Di mana

jenazah Sute?"

"Di ruangan tengah...."

Sesaat kemudian bergabunglah Sebun

Him dalam suasana kesedihan di ruang tengah,

di sekitar jenazah Bhe Un-liang yang belum

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1528

Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibersihkan. Baru kali itu orang-orang Liong
coan melihat seoran pendekar gagah

mencucurkan air mata, sehingga orang
orangpun jadi ikut terharu melihat betapa

penuh kasih-sayang hubungan antara kakak
adik seperguruan.

Sebun Him kemudian juga menghibur

Bhe Giok-im. Adik Bhe Giok-im yang terkecil

masih saja memegangi dua boneka

wayangnya, meskipun air matanyapun

bercucuran berikut ingusnya.

Tidak ada yang sadar di ruangan itu


Kelembutan Dalam Baja Karya Sherls Pedang Siluman Darah 1 Rahasia Pedang Lembah Patah Hati Lembah Beracun Karya

Cari Blog Ini