Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 16

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 16

bahwa seorang dalang lihai tengah mengatur

semua adegan sedih di ruangan itu. Begitu

hebat lakonnya sehingga dalangnya sendiri ikut

menangis dengan sedihnya, setidak-tidaknya

begltulah nampaknya.

"Aku menyesal sekali bahwa aku justru

mengejar ke arah yang keliru ketika

mendengar tanda-tanda isyarat hadirnya si

iblis keparat Majikan Hek-eng-po itu..." kata

Sebun Him sambil mewek-mewek. "Akibatnya,

Bhe Sute menjadi korban..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1529

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun ketika Sebun Him menyapukan

pandangan matanya ke sekitar ruangan yang

penuh sesak dengan puluhan wajah sedih itu,

tidak dilihatnya Tong Gin-yan, Pakkiong Eng

dan Auyang Siau-hong. Kontan alis Sebun Him

berkerut.

"Eh, ke mana tamu-tamu muda itu?"

tanyanya kepada Kwe Hok-siang yang berdiri

di sebelahnya.

"Mereka belum diketahui mati

hidupnya," sahut Kwe Hok-siang tanpa

prasangka apapun. "Beberapa orang kita

melihat mereka di beberapa garis

pertempuran, namun begitu pertempuran

selesai mereka bertiga tidak kelihatan lagi.

Regu-tegu pencari sudah disebar, untuk

menemukan setidak-tidaknya ... setidak
tidaknya... "

Pemuda itu ragu-ragu untuk

meneruskan kalimatnya dengan menyebut

"mayat mereka," maka digantinya dengan, ".

setidak-tldaknya letak mereka...."

Sebun Him mendadak merasa

jantungnya berdenyut kencang. Cepat ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1530

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bangkit dari duduknya dan menuju ke bagian

belakang rumah Bhe Un-liang, ke kamar-kamar

yang digunakan menginap oleh Tong Gin-yan

bertiga. Tanpa peduli pandangan heran dari

orang-orang yang melihatnya, ia geledah

bungkusan bekal yang ditinggalkan mereka

bertiga dan tak sempat dibawa.

Pada bungkusan bekal Tong Gin-yan

dan Auyang Siau-hong hanyalah ditemukan

pakaian-pakaian mereka dan uang, serta

bendera kecil lambang Hwe-liong-pang dalam

bungkusan Tong Gin-yan.

Tapi dalam bungkusan pakaian

Pakkiong Eng, ditemuinya benda yang

membuat jantung Sebun Him berdenyut

semakin kencang.

Dengan agak gemetar, ia ambil sehelai

bendera kecil dari lipatan pakaian Pakkiong

Eng. Bendera berwarna hitam, berbentuk

segitiga, berpinggiran kuning emas, di

tengahnya tersulam sepasang anak panah

yang bersilangan berwarna ems pula. Bendera

Komando Pangeran In Te, Panglima Tertinggi

Angkatan Perang Kekaisaran.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1531

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Mereka harus diketemukan, hidup atau

mati," tiba-tiba Sebun Him menggeram sambil

mengepalkan tangannya. "Rencana sudah

berjalan sampai di tahap pertengahan dan

tidak boleh mundur kembali, harus maju

terus..."

Bergegas di keluar, lewat ruangan

tengah. Ketika orang-orang menanyainya

hendak pergi ke mana, dijawabnya, "Aku tidak

bisa acuh tak acuh terhadap nasib putera
puteri sahabat-sahabatku itu. Aku harus ikut

mencari..."

Jawaban yang mengesankan keluhuran

budi, dan tak ada yang mencegahnya.

"Aku ikut, Supek!" Bhe Giok-im tiba-tiba

berdiri, gadis enambelas tahun itu masih

mengenakan pakaian ringkasnya dan

pedangnya yang bersarung masih tergenggam

di tangannya.

"Aku ingin bertemu si durjana, dan

membacoknya beberapa kali demi ayahku!"

"Jangan, Giok-im," kata Sebun Him.

"Setelah ayahmu meninggal, kau menjadi

orang tua bagi kedua adikmu yang masih kecil,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1532

Rewriter & Pdf Maker : OZ

karena itu kau sendiri tidak boleh gegabah

bertindak seperti anak kecil pula."

Gadis itu dengan matanya yang

bengkak karena terlalu banyak menangis,

menatap dua adik laki-lakinya yang mulai

malam itu sudah menjadi yatim-piatu seperti

dirinya pula. la pikir ucapan Supeknya itu ada

benarnya juga. Maka diapun menundukkan

kepala tanpa membantah lagi, sementara

Sebun Him dengan tergesa-gesa melangkah

keluar dari ruangan yang terang benderang ke

kegelapan di luar. Melambangkan hidupnya

sendiri yang mondar-mandir antara dua dunia,

yang terang dan yang gelap.

Tidak lama setelah Sebun him keluar

kampung Liong-coan dengan alasan

menguatirkan keselamatan anak-anak

"sahabat-sahabatnya", tiba-tiba di kejauhan,

dari bukit tanah liat itu terdengar lagi suara

burung elang memekik. Suara yang sudah

dihapalkan oleh penduduk Liong-coan, suara

bencana.

Di bukit itu, dalam suasana gelap,

kembali berkumpul manusia-manusia penyebar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1533

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bencana dari Hek-eng-po, menghadapi

pemimpin mereka yang tak pernah mereka

lihat jelas mukanya, hanya berujud sesosok

manusia tinggi besar serba hitam dan tak

pernah pasti dari mana munculnya dan ke

mana perginya. Namun perintah-perintahnya

selalu ditaati oleh orang-orang Hek-eng-po

dengan rasa takut.

Begitu pemimpinnya muncul, Jiat-jiu

Iokoai Ou Heng segera berkata keras, "Pocu,

aku mohon agar Pocu segera memerintahkan

menyerbu kampung keparat itu dan menumpas

habis semua penghuninya, Tak peduli bayi
bayi! Kematian murid tunggalku haruslah

dibayar dengan nyawa seluruh kampung!"

Di dekat kaki Ou Heng terbujurlah

mayat Ho Hong yang diketemukannya dekat

pinggiran kampung Liong-coan dengan tulang

iga berpatahan seperti bekas tersodok benda

keras.

Seorang anggota Hek-eng-po yang

mengaku bernama Thio Keng dan dulu menjadi

anggota gerombolan dengan alasan "minta

perlindungan karena dimusuhi orang Hwe
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1534

Rewriter & Pdf Maker : OZ

liong-pang," juga ikut bersuara sambil

menghentakkan gagang kampak bertanqkai

panjangnya ke tanah, "Benar! Hari ini saudara

Ho Yu-yang serta Ciu Peng juga telah tewas!

Kalau tidak kita balaskan, percuma Hek-eng-po

selama ini ditakuti di dunia persilatan!"

Sambil pura-pura marah, dalam hati

sebenarnya ia mengharapkan sekali agar

usulnya itu ditolak oleh Hek-eng Pocu.

Yang lainnya berteriak, "Ya, ! bumi
hanguskan sarang bangsat-bangsat itu,

biarpun di sana ada Sebun Him, bukankah di

pihak kita ada Pocu yang akan sanggup

mengalahkan orang berkepala besar dari Se
shia itu?"

Sesaat lamanya Hek-eng.Pocu diam,

menunggu suasana tenang kembali, lalu

berkata. "Dalam benturan kekerasan semacam

tadi, buat apa menyesali yang sudah tewas?

Lagipula, pihak lawan juga kehilangan tokoh

pemimpinnya, Bhe Un-llang, dan belasan orang

penduduk kampung lainnya."

"Jadi guru silat itu sudah mampus?

Siapa yang membunuhnya?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1535
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kedua tanganku sendirllah yang

menghabisinya," kata Hek-eng Pocu sambil

mengangkat kedua tangannya dengan bangga.

"Hukuman ini aku pikir sudah cukup buat

kelinci-kelinci Liong-coan itu, tapi yang penting

adalah sasaran utama klta ternyata telah lolos.

Merekalah Tong Gin-yan, Pakkiong Eng dan

Auyang Siau-hong yang bertanggung-jawab

untuk kematian orang-orang kita yang

terbaik..."

Keruan orang-orang Hek-eng-po

menjadi gempar. Hanya Ou Heng, si siluman

tua bertangan maut, yang ragu-ragu

mendengar keterangan itu. Setahunya, Tong

Gin-yan, Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong

bersenjata pedang semuanya, sedang luka

yang mematikan muridnya adalah bekas benda

tumpul sebangsa tongkat atau ruyung yang

mematahkan tulang-tulang rusuknya.

Benarkah ketiga anak muda itu yang

membunuh muridnya? Apalagi kepandaian

Auyang Siau-hong jelas sangat tidak memadai

untuk melukai Ho Hong biarpun hanya seujung

rambut. "Pocu, siapakah di antara orang-orang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1536

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liong-coan yang bersenjata tumpul?" demikian

Jiat-jiu Lokoai mengutarakan keeagu
raguannya. "Muridku tidak terbunuh oleh

pedang, tapi oleh sebangsa senjata tumpul....."

"Jangan mengajak berbantah

denganku!" tiba-tiba Hek-eng Pocu berkata

dengan dingin mengandung kemarahan,

membuat Jiat-jiu Lokoai mengkeret meskipun

hatinya masih penasaran. Terdengar Hek-eng

Pocu berkata lagi dengan nada perintah tegas,

"Tidak banyak waktu untuk bicara bertele-tele.

Tinggalkan tempat ini segera, kejar dan

temukan tiga orang muda itu dan bunuh di

tempat!"

Orang-orang itupun segera bertebaran

membentuk kelompok-kelompok untuk

mengejar Tong Gin-yan bertiga. Tujuh orang

Hu-tong-cu Hwe-liong-pang yang menyusup,

sengaja membentuk satu kelompok. Di mulut

mereka bilang akan mencincang putera Tong

Lam-hou, namun dalam hati mereka cemas

keselamatan putera Ketua mereka itu.

Sementara itu, setelah menguburkan

mayat muridnya di satu tempat, Jiat-jiu Lokoai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1537

Rewriter & Pdf Maker : OZ

diam-diam bersumpah dalam hatinya sendiri

karena dendamnya, "Tenanglah, anakku, akan

aku balaskan sakit hatimu. Bukan hanya ketiga

bangsat kecil itu akan aku korek jantungnya,

tapi juga anggota-anggota keluarga Sebun.

Biarlah Sebun Him si keparat itu merasakan

juga kehilangan anak-anaknya. Biarpun Pocu

kelak kurang setuju, tapi kalau sudah terlanjur

tentu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, paling
paling menegurku dengan keras...." Begitulah,

di samping rencana Hek-eng Pocu sendiri,

ternyata anak buahnya yang merasa punya

kekuatan, semacam Jiat-jiu Lokoai juga punya

rencana sendiri demi dendamnya. Dia yakin

rencananya itu tidak bertentangan dengan

rencana Hek-eng Pocu....

Setelah tempat itu sepi, Hek-eng Pocu

berkelebat pergi bagaikan sesosok hantu.

Untuk muncul di lain tempat dengan wajah

seorang dewa penolong yang penuh welas
asih....

Jenazah Bhe Un-liang dimakamkan

dengan sebuah upacara besar yang penuh

emosi dari penduduk Liong-coan yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1538

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengantarkan pemimpin mereka ke liang

lahat. Sebun Him dengan ucap-ucapannya

telah membakar kemarahan, sekaligus juga

menimbulkan keharuan.

Dipelopori oleh The Coan dan orang
orang lain yang sudah begitu terpesona oleh

Sebun Him, muncullah usul agar Sebun Him

memimpin kampung Liong-coan. Sebagian

kecil penduduk masih ragu-ragu tapi suara

yang ragu-ragu itu akhirnya tenggelam oleh

suara yang mendukung usul The Coan itu.

Sebun Him mula-mula menolak

pengangkatan, namun akhirnya menyetujui

untuk memperhatikan dan membimbing

penduduk Liong-coan agar semakin kuat dan

sejahtera. Ia menjanjikan akan memanggil

"teman-temannya dari Pak-khia" untuk

ditempatkan di kampung itu sebagai wakilnya,

karena dia sendiri "masih banyak urusan di lain

tempat".

Pengaruh Sebun Him semakin kuat,

ketika ternyata kemudian orang-orang Hek
eng-po membubarkan kepungan dan ancaman

mereka atas Liong-coan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1539

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebagian orang berpendapat, bubarnya

musuh karena "wibawa Sebun Taihiap yang

agung..."

Sebagian lagi berpendapat, bubarnya

musuh karena tiga tamu "pembawa bencana"

sudah pergi.

Sebagian lagi berpendapat, bubarnya

musuh karena kekuatan dan keberanian orang
orang Liong-coan sendiri yang berani

mempertahankan kampung-halamannya.

Sebagian lagi tidak berpendapat apa
apa, karena kepala mereka cuma berisi angin

dan mereka ikut arus saja, mana yang paling

menguntungkan.

Lepas dari pendapat macam-macam,

seorang pemuda Liong-coan yang dianggap

setia oleh Sebun Him, telah diutus pergi ke

Pak-khia untuk membawa suratt Sebun Him

kepada "kawan-kawan dari Pak-khia". Pemuda

itu sudah pernah pergi ke Pak-khia dan besar

harapannya akan dapat menyampaikan surat

ke alamatnya.

Ia menunggangi seekor kuda tegar dan

membawa lagi seekor kuda cadangan. Senjata

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1540

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang dibawanya bukan cuma pedang, juga

bedil yang ditempatkan di pelana kuda

cadangannya, selain uang bekal dari Sebun

Him yang cukup banyak jumlahnya.

Beberapa hari kemudian, dari Pak-khia

datanglah beberapa orang berseragam seperti

pengawal istana para bangsawan. Mereka

dipimpin seorang yang bertubuh tegap padat,

meskipun tidak besar, berhidung bengkok

seperti paruh burung betet dan pandangan

matanya tajam seperti elang. Dialah Sek Cha,

pemimpin pengawal Pangeran In Si yang

pernah mengunjungi Sebun Him beberapa hari

di rumahnya.

Sek Cha sudah membaca surat Sebun

Him, maka begitu memasuki kampung Liong
coan, matanya yang tajam melihat keadaan

kampung itu dan mengangguk-anggukkan

kepala, dalam hati ia sependapat dengan

Sebun Him.

Meskipun kampung itu sepi, namun

letaknya bagus ditinjau dari segi militer. Diapit

gunung sehingga tidak gampang diserang, ada

bukit tanah liat yang bisa dijadikan bahan baku

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1541

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendirikan benteng-benteng penahan musuh,

tanahnya subur sehingga menjadi sumber

perbekalan tentara, masih banyak tanah

kosong untuk didirikan barak-barak prajurit di

situ, kabarnya sudah ada empatratus lelaki

Liong-coan siap dididik menjadi tenaga.

Tapi Sebun Him juga berpesan wanti
wanti kepada Sek Cah agar lebih dulu

menyembunyikan tujuan sebenarnya dari

rencana menjadikan Liong-coan salah satu

basis kekuatan Pangeran In Si.

Untuk sementara, Liong-coan juga akan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dibiarkan tetap berpenampilan seperti

kampung petani dan pedagang, namun jika

saatnya tiba Pangeran In Si bangkit merebut

tahta, barulah kampung itu menjadi salah satu

mata rantai kekuatan pendukung Pangeran In

Si.

**OZ**

Bersambung ke Jilid 27

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1542

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 27

Tentu saja Pangeran In Si tidak

mungkin sanggup bersaing dengan Pangeran

In Ceng yang bersahabat dengan ratusan

pendekar dan pemimpin perguruan di Kang
lam karena diharapkan akan mengangkat

"martabat bangsa Han" atau Pangera In Te

yang menguasai angkatan perang, kalau hanya

didukung orang sekampung. Namun kalau ada

dua ratus atau tiga ratus tempat yang bisa

"dibina" model Liong-coan, maka Pangeran In

Si akan bisa mengobarkan pemberontakan

besar.

Sebun Him sebagai sekutu Pangeran In

Si yang dijanjikan akan dijadikan Gubernur

Siam-sai kalau Pangeran In Si berhasil menjadi

Kaisar, dengan bersemangat telah menjanjikan

untuk memupuk kekuatan sebesar-besarnya di

wilayah Siam-sai dan Siam-siok.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1543

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di pintu gerbang kampung, rombongan

Sek Cha disambut oleh Sebun Him. Keduanya

saling memujikan keselamatan, lalu

rombongan dibawa ke rumah Bhe Un-liang

yang sudah menjadi semacam "pusat

pemerintahan" di Liong-coan.

Kepada orang-orang Liong-coan, Sebun

Him memperkenalkan Sek Cha sebagai "pelatih

yang bijaksana" yang akan "memimpin dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat Liong
coan"....

Orang-orang kampung yang lugu dan

tidak kenal liku-liku politik itupun cuma

mengangguk-angguk, meskipun timbul juga

semacam keheranan. Kalau Bhe Un-liang

sudah gugur, kenapa tidak dicarikan

penggantinya orang setempat? Kenapa harus

diambilkan jauh-jauh dari Pak-khia? Hanya

saja orang-orang kampung sudah terlalu

percaya kepada Sebun Him, apapun yang

dilakukan Sebun Him untuk mengatur mereka,

mereka cuma mengangguk-angguk saja.

Malamnya, diadakan sebuah pesta

perjamuan menyambut si pemimpin baru,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1544

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sekaligus untuk mengucapkan selamat jalan

kepada Sebun Him.

Esok harinya, dengan diantar orang
orang Liong-coan sampai ke pintu gerbang,

Sebun Him berangkat meninggalkan kampung

itu. Entah ke mana, hanya Sebun Him sendiri

yang tahu.

Hari-hari berikutnya, di bawah pimpinan

Sek Cha bersama teman-temannya dari Pak
khia, lelaki-lelaki di Liong-coan mendapatkan

latihan-latihan yang Iebih keras. Dulu Sebun

Him hanya membujuk para pemuda agar

sukarela menglkuti latihan, namun kini Sek

Cha justru mewajibkan. Pokoknya lelaki

berusia enambelas sampai tigapuluh lima

tahun, suka atau tidak suka harus ikut latihan.

Yang menolak segera dihukum atau digencet

sedemikian rupa sampai tak bisa menolak lagi.

Bengkel besi Ciang Lotoa masih saja

berdentang-dentang dari pagi sampa sore. Kini

yang digarapnya adalah bedil, tombak,

pedang, mata panah dan alat-alat perang

lainnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1545

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Segala macam cangkul, sekop, garpu

jerami, roda gerobak atau kerekan timba

menjadi urusan nomor dua. Kalau sempat ya

digarap, kalau tidak ya dibiarkan saja berkarat

kena hujan di halaman samping.

Orang-orang Liong-coan mendadak

merasa tertekan, tidak lagi bebas tertawa atau

menggerutu. Percakapan-percakapan diwarnai

kecurigaan satu sama lain, jangan-jangan

lawan bicaranya sedang menunggu lidahnya

keseleo lalu dilaporkan Sek Cha supaya

digantung? Bepergian keluar kampung juga

tidak bebas lagi, sanak keluarga harus

ditinggalkan di kampung sebagai sandera agar

yang pergi itu tidak minggat untuk seterusnya.

Orang-orang mulai bertanya-tanya tapi cuma

dalam hati, kenapa begini jadinya?

Kesejahteraan mau ditingkatkan dengan apa

kalau pacul-pacul dibiarkan rompal tidak

diperbaiki, sedangkan bedil, tombak dan

pedang dibuat terus sampai jumlahnya

melebihi keperluan?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1546

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Seandainya bisa, biarlah Bhe Un-liang

bangkit dari kuburnya dan memimpin seperti

dulu lagi. Tapi itu hanya seandainya.

**OZ**

BAGIAN TIGA PULUH

Dengan tekad harus memenangkan

pertarungan di gunung Siong-san yang harinya

semakin dekat, Sebun Hiong berlatih tak kenal

lelah. Pagi, siang, sore. Tinju, tendangan,

pedang. Kadang-kadang timbul niatnya untuk

kabur dari rumah dan mencari Pakkiong Eng

yang dirindukannya, tapi terbayang wajah

ayahnya yang bengis kalau ia sampai tampil

memalukan di Siong-san nanti, maka

dipaksanya dirinya berlatih terus.

Pada suatu siang, seorang penunggang

kuda upahan tiba di rumah Keluarga Sebun.

Membawa surat dari Sebun Him di perjalanan,

memerintahkan agar Sebun Hiong segera

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1547

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berangkat ke Siong-san karena waktunya

sudah dekat.

Maka didapatkan kesepakatan bahwa

yang akan pergi itu merupakan rombongan.

Bukan saja Sebun Hiong, tetapi juga Liu Jing
yang serta isterinya, Sebun Giok yang

perutnya sudah menggelembung besar itupun

akan ikut, disertai limabelas pegawai keluarga

Sebun yang terdiri dari tukang merawat kuda,

pencatat keuangan, penghubung dan

sebagainya, tapi setiap orang dari mereka

sanggup juga bertempur kalau perlu. Maka

rombongan akan mirip rombongan pejabat

tinggi pemerintah yang sedang pindah tempat

tugas.

Sebenarnya Sebun Hujin, isteri Sebun

Him yang merupakan sesosok gunung lemak

bertaburkan intan permata itu, ingin agar di

rumah ia ditemani Liu Jing-yang dan Sebun

Giok. Tapi Liu Jing-yang memohon dengan

sangat untuk ikut, dengan alasan akan sekalian

menengok rumahnya di Liu-keh-chung, dekat

kota Lok-yang propinsi Ho-lam.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1548

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kebetulan Gunung Siong-san juga ada

di propinsi Ho-lam, jadi Sebun Hujin tak punya

alasan lagi untuk menghalangi. Dan akhirnta

melepas putera-puteri dan menantunya yang

tampan untuk pergi semua, tidak lupa

membekali mereka dengan daftar panjang

barang belanjaan yang harus dibawa pulang

kelak.

"Bagaimana kalau tiba-tiba para

penjahat Hek-eng-po menyerang rumah ini?"

"Dalam surat ayah, ayah yakin Hek
eng-po tak akan berani menyentuh rumah ini

seujung rambutpun, Kita harus percaya kepada
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ayah."

"Selama ini, entah kenapa, Hek-eng

begitu takut kepada keluarga kita."

"Kalau begitu, baiklah. Kalian boleh

berangkat semua. Apakah persiapannya sudah

lengkap? Terutama untuk A-giok yang sedang

hamil, tentu tidak boleh menunggangi kuda."

"Ho Ciangkui sudah menyiapkan kereta

dengan kasur empuk di dalamnya."

"Baiklah. Tapi jangan lupa barang
barang pesananku."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1549

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ibu sendiri jangan lupa, tanggal

limabelas bulan depan adalah batas terakhir

Perusahaan Sutera Yong-coan membayar

hutangnya kepada kita, kalau tidak mampu,

ambil-alih perusahaannya tanpa ampun. Hakim

di Se-shia akan membantu kita"

"Soal lain aku bisa lupa, tapi soal yang

satu ini jangan harap ibu bisa lupa. Surat

hutang si juragan she Lim itu selalu tersimpan

di laciku, aku juga tidak bakal meleset

setahilpun dalam menghitung bunga

hutangnya. Begitu tiba saatnya, kita caplok

dia....."

Keesokan harinya, rombongan Sebun

Hiongpun berangkat. Ada sebuah kereta dalam

rombongan itu yang mengangkut Sebun Giok

yang sedang hamil tetapi bersikeras untuk

bertamasya ke propinsi Holam. Sebun Hiong

dan Liu Jing-yang berkuda paling depan

mengawal rombongannya.

Anak laki-laki dan murid Sebun Him

yang kini telah menjadi saudara ipar itu

berkuda dengan gagahnya, menimbulkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1550

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kekaguman orang-orang yang melihatnya

sepanjang jalan.

Sebun Hiong yang tinggi besar seperti

ayahnya dan berwajah tampan, memakai

jubah sutera dan mantel ungu yang berkibaran

waktu kudanya berlari dengan kecepatan

sedang. Warna kesayangannya itulah yang

membuat ia di kalangan persilatan mendapat

julukan Ci-him Siau-eng (Pendekar muda

Beruang Ungu). Di pelana kudanya tergantung

pedangnya yang berukuran satu setengah kali

pedang biasa. Rambutnya dikuncir panjang dan

dibiarkan tanpa penutup apapun.

Liu Jing-yang lebih ramping dan

tampan, mengesankan seorang tuan muda

pesolek yang ingin menarik perhatian dengan

penampilannya. Senyumannya memberi kesan

memikat, agak berbeda dengan Sebun Hiong

yang gagah angker.

Inilah perjalanan orang-orang kaya,

maka setiap kali rombongan itu berhenti di

suatu tempat untuk beristirahat dan makan

minum, apalagi kehamilan Sebun Giok

menjadikan perjalanan itu agak lambat. Tapi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1551

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Hiong sudah memperhitugkan bahwa

dia tidak akan terlambat sampai di Siong-san.

Hatinya agak berdebar juga mengingat dirinya

harus sanggup bersaing dengan Tong Gin-yan,

anak Ketua Hwe-liong-pang yang terkenal, dan

dengan Si Liong-cu, murid Pun-bu Hweshio

yang tak kalah terkenalnya. dan tnyata Si

Liong-cu itu adalah seorang Pangeran yang

sedang minggat dari istana.

Kadang-kadang Sebun Hiong merasa

bahwa dirinya yang sudah sedewasa ini masih

juga menjadi alat ambisi ayahnya yang bercita
cita terlalu tinggi. Namun belenggu sutera yang

melibat jiwanya sejak kecil, membuatnya tak

sanggup memutuskannya hanya dalam sekejap

mata.

Pada suatu hari, ketika rombongan yang

mirip tamasya itu tengah melewati sebuah

jalan raya yang menjadi urat nadi Propinsi

Kam-siok, mereka berpapasan dengan

serombongan lelaki berkuda lainnya. Ada lima

orang, semuanya berpakaian perjalanan yang

ringkas dan membawa pedang dengan bentuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1552

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang sama, menandakan berasal dari satu

perguruan.

Berpapasan dengan rombongan kaum

persilatan adalah hal biasa di jalan seramai itu,

namun kali ini rombongan tersebut cukup

menarik perhatian Liu Jing-yang setelah dia

mengenal seorang lelaki setengah baya yang

berjubah biru, yang agaknya memimpin

rombongan itu.

"Paman Auyang!" Liu Jing-yang

memanggil.

"Jing-yang!" pada saat yang hampir

bersamaan lelaki gagah berjubah biru itupun

memanggil sambil menghentikan kudanya,

diikuti seluruh rombongannya. Sedang

rombongan keluarga Sebun berhenti pula.

Lelaki gagah itu memang Auyang Peng
hong, Ketua Ki-Iian-pai yang berjulukan Lam
ih-kiam-khek (jago pedang berbaju biru) yang

cukup terkenal di kalangan silat. Sedang empat

pemuda yang mengikutinya adalah murid
murid Ki-lian-pai yang merupakan bagian dari

Sepuluh Pemain Pedang Terbaik dari Ki-lian
pai. Di antaranya nampak Kam Hun-siong,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1553

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ceng Sin-tong, dan dua pemuda lainnya yang

bertubuh kekar dan bermata tajam.

"Jing-yang, sejak malapetaka menimpa

Liu-keh-chung, aku sedih sekali karena tidak

ada harapan menjumpai keturunan she

Liu.....," kata Auyang Peng-hong. "Tapi aku

gembira ketika kemudian mendengarmu masih

dalam keadaan selamat dan bahkan menjadi

menantu Sebun Taihiap yang termasyhur!"

Isteri Ketua Ki-lian-pai bernama Liu

Giok-kiau, adalah adik perempuan dari Liu

Goan, ayah Liu Jing-yang, jadi termasuk bibi

Liu Jing-yang.

Liu Jing-yang kemudian

memperkenalkan pamannya ini kepada Sebun

Hiong dan Sebun Giok, sedangkan Auyang

Peng-hong memperkenalkan pula anggota

rombongannya. Ternyata, begitu tahu sedang

berhadapan dengan putera Sebun Him yanq

sakti dan kaya-raya itu, sikap Auyang Peng
hong berubah menjadi sangat menghormat

berlebihan, malah ada kecenderungan

menjilat. Sikap yang membuat Ceng Sin-tong

sebagai murid Ki-lian-pai merasa agak malu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1554

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Meskipun Sebun Hiong jauh lebih muda, tapi

Auyang Peng-hong lebih dulu mlompat turun

dari kudanya dan membungkuk dalam-dalam

di hadapan anak muda itu. "Salamku untuk

tuan muda Keluarga Sebun yang gagah

perkasa!"

Karena sudah biasa dihormati orang,

Sebun Hiong hanya mengangguk sedikit sambil

mengucapkan kata-kata basa-basi, tetapi tetap

duduk di atas kuda. Tidak peduli yang

membungkuk terhadapnya itu adalah ketua

sebuah perguruan.

Bungkukan hormat Auyang Peng-hong

diulangi lagi di depan pintu kereta yang

membawa Sebun Giok, seperti seorang prajurit

rendah di hadapan seorang ratunya, atau

bahkan mirip budak belian. Sebun Giok juga

hanya menjawab sekedarnya saja dari balik

tirai kereta. Itupun sudah cukup membuat

Auyang Peng-hong berseri-seri mukanya.

Ceng Sin-tong menarik napas melihat

itu, dan menggerutu dalam hati, "Apakah

orang-orang keluarga Sebun adalah dewa
dewa yang turun dari langit sehingga kami

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1555

Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mesti merendahkan diri begini rupa? Bukankah

leluhur perguruan Ki-lian-pai sendiri tak kurang

jumlahnya yang gagah perkasa dan melakukan

perbuatan-perbuatan menggemparkan di dunia

persilatan?"

Terdorong sikap kurang puasnya, maka

Ceng Sin-tong pun menunjukkan pendiriannya.

Tiga saudara seperguruannya mengikkuti jejak

sang Ketua untuk turun dari kuda dan

menekuk punggung di hadapan Sebun Hiong

dan Sebun Giok, tapi Ceng Sin-tong tidak,

meskipun Auyang Peng-hong sudah

memberinya isyarat dengan kedipan mata dan

gerakan kepala, ia tetap duduk di atas kudanya

ketika menjura kepada Sebun Hiong, yang

tidak dipanggilnya "Sebun Siauhiap" melainkan

"Saudara Sebun".

Sebun Hiong sendiri pada dasarnya

tidak berwatak gila-hormat, ia hanya terbiasa

menerima hormat dan sanjungan sejak kecil

karena ia putera Sebun Him. Ada orang hormat

kepadanya, ia kurang peduli karena sudah

biasa, tapi ada orang yang tidak hormat

kepadanya, diapun tidak ambil pusing.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1556

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ketegaran sikap Ceng Sin-tong itu malah

membuat Sebun Hiong menilai lebih terhadap

murid Ki-lian-pai itu, lebih dari terhadap

Auyang Peng-hong.

Barangkali karena sifatnya ini maka

Sebun Hiong lebih suka bicara kepada Liu Beng

yang ceplas-ceplos dengan Ikalimat-kalimat

"tak terdidik" daripada dengan Liu Jing-yang

yang serba lemah lembut namun hanya selalu

berusaha menyenangkan hatinya saja. Hanya

melontarkan puji-pujian, padahal ia sudah

cukup disanjung-puji sejak kecil.

Melihat Sebun Hiong tidak menunjukan

gejala-gejala marah atau tersinggung terhadap

sikapnya, barulah dalam hati Ceng Sin-tong

timbul pengharapan yang tulus. Bukan

penghargaan yang dibuat-buat berlebihan

dengan membungkuk-bunguk segala.

Sedangkan Liu Jing-yang sejak kecil

sudah biasa melihat pamannya itu sebagai

seorang tokoh perkasa yang disegani, sampai

kakeknyapun segan kepada mantunya yang

satu ini. Tapi yang terjadi di depan matanya

saat itu membuat ia melihat bahwa pamannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1557

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ternyata berwatak lemah, tidak segarang sikap

yang selalu dipamerkannya ketika sering

mengunjungi Liu-keh-chung dulu.

Timbul pemikiran sendiri dalam otak Liu

Jing-yang, tidak peduli pamannya itu si

harimau yang memamerkan taringnya atau

anjing yang mengempit ekornya, namun

dilihatnya ada setitik peluang untuk mengajak

pamannya membantu rencananya yang sudah

agak lama tersimpan di hati. Kini ia yakin

bahwa pamannya bukan seorang yang sulit

dibujuk untuk diajak kerjasama. Ia tersenyum

sendiri dalam hatinya.

"Di luar dugaan, dalam perjalanan ke

Siong-san ini, ada kemungkinan rencanaku

berhasil maju setahap lagi," pikirnya dengan

puas. ".....dengan bantuan pamanku yang

gagah perkasa terhadap yang lebih lemah,

namun sangat jinak kepada yang lebih kuat.

Bagus... bagus...."

Sementara itu, puas dengan tingkah

lakunya sendiri, barulah Auyang Peng-hong

naik kembali ke kuda diiringi murid-muridnya

yang lain. "kalian hendak ke mana?" tanyanya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1558

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Hiong membiarkan Liu Jing-yang bicara

mewakilinya. "Kami mengantarkan Suheng

Sebun Hiong ke Siong-san untuk bertanding

dengan murid utama Siau-lim-pai dan Hwe
liong-pang. Hanya pertandingan

persahabatan..... "

"Hebat, aku yakin Sebun Siauhiap pasti

menang. Siapa tidak kenal jago muda Keluarga

Sebun yang tangguh?"

"Paman sendiri hendak ke mana?"

"Ah, kami seluruh Ki-lian-pai sedang

dibikin pusing oleh menghilangnya adik

sepupumu, Auyang Siau-hong, padahal segala

persiapan perkawinannya sudah lengkap..."

"Jadi Hong-moai hendak menikah?

Dengan siapa?"

Auyang Peng-hong menunjuk Kam Hun
siong.

"Kami dari keluarga Sebun

mengucapkan selamat," kata Liu Jing-yang.

yang tanpa diangkat oleh siapapun telah

mengangkat dirinya mewakili Keluarga Sebun.

Setengah langkah maju dalam rencana,

pikirnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1559

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kalau adikmu itu tidak juga

diketemukan, upacara pernikahan yang sudah

disiapkan bakal menjadi berantakan. Ah, dasar

bocah keras kepala yang menuruti maunya

sendiri....."

Sebun Hiong yang mendengarkan

percakapan itu tiba-tiba merasa bahwa anak

perempuan ketua Ki-lian-pai itu bernasib

hampir sama dengan dirinya. Cuma gadis itu

lebih punya nyali untuk menjebol

kurungannya, sedang dirinya sendiri tidak.

Kedua rombonganpun bergabung

karena kebetulan sejalan.

Ketika matahari mulai merunduk di

balik bukit, dari dalam keretanya Sebun Giok

merengek manja menyatakan sudah lelah dan

ingin beristirahat. Sebelum Sebun Hiong atau

Liu Jing-yang menanggapinya, malah Auyang

Peng-hong sudah lebih dulu menawarkan jasa,

"Biar kami jalan di depan untuk mencari

tempat yang baik......", katanya sambil

menoleh kepada Sebun Hiong untuk mendapat

persetujuan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1560

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ah, jangan merepotkan Ketua Auyang,

orang-orangku sendiri bisa disuruh..." kata

Sebun Hiong sungkan.

"Tidak apa-apa, aku melakukan dengan

senang hati..." jawab Auyang Peng-hong, lalu

mempercepat kudanya untuk mendahului

rombongan itu. Tiga muridnya berbuat serupa,

tapi Ceng Sin-tong tidak mengikutinya.

"Ayolah, Sin-tong!" teriak Auyang Peng
hong dari depan sambil menoleh ke belakang.

"Aku tidak ikut saja, Ciangbun Susiok

(paman Ketua)..." sahut Ceng Sin-tong dingin,

membuat paman ketuanya jadi terperangah

dengan muka merah padam.

"Kenapa?"

"Keluarga Sebun adalah keluarga

persilatan, menginap di hutan atau di tempat

terbuka lainnya sama saja, kenapa kita harus

repot-repot mencarikan tempat segala?"

"Tetapi Liu Hujin (nyonya Liu,

maksudnya Sebun Giok) sedang mengandung,

mana boleh berhenti di sembarang tempat?"

Hampir saja sang paman-guru

bertengkar dengan keponakan murid itu,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1561

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bertengkar karena mengukuhi sikap masing
masing, namun Sebun Hiong cepat menyela,

"Jangan menyibukkan diri, Ketua Auyang.

Saudara itu benar, bahwa kami sebagai

keluarga persilatan bisa istirahat di mana saja.

Kami juga membawa tenda-tenda."

Akhirnya dicapai kesepakatan mereka

akan menempati sebuah pinggiran hutan sepi

yang agak menjorok masuk agak jauh dari

jalan raya. Auyang Peng-hong memutuskan

ikut berhenti pula, mengambil tempat tidak

jauh dari tempat keluarga Sebun.

Api unggun dinyalakan, tukang-tukang

masak keluarga Sebun segera beraksi, hingga
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biarpun keadaan darurat, namun pinggir hutan

itu menjadi ajang pesta. Kelompok Ki-lian-pai

diundang untuk ikut makan bersama, bicara

ngalor-ngidul, dan kemudian kembali ke

tempat masing-masing.

Tengah malam, keadaan makin sepi

karena orang-orang yang lelah berjalan itu

mulai bergeletakan tidur di rumput. Liu Jing
yang yang berbaring dekat roda kereta sambil

menatap bintang-bintang itu belum bisa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1562

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memejamkan matanya, karena pikirannya

masih berputar mengutak-atik rencananya

sendiri. Bagamana melangkah dengan mulus

dan aman? Bagaimana impiannya terwujud?

Sebun Kiong di seberang kereta sudah

mendengkur halus seperti seekor kucing jinak.

Namun ketika Liu Jing-yang bangkit dan

menimbulkan gemerisik halus, si kucing jinak

berubah menjadi si beruang ganas yang

menggeliat garang. Ia mengangkat kepalanya

dan telapak tangannya sudah mencengkeram

erat tangkai pedangnya yang besar itu.

"Hendak kemana, Sute?"

Biarpun sudah bersaudara ipar,

keduanya tetap saling memanggil seperti

saudara-saudara seperguruan. Sebun Hiong

tidak pernah membiarkan Liu Jing-yang

memperciut jarak hubungan dengannya, dan

Liu Jing-yang tidak berani gegabah melanggar

garis merah itu, demi kelangsungan

rencananya. Mengalah sedikit untuk kelak

maju dan menguasai.

"Aku....aku sulit tidur, Suheng," sahut

Liu Jing-yang. "Aku akan bercakap-cakap

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1563

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan paman Auyang sebentar, sekedar

melepas rindu."

Si beruang ganas meregangkan tubuh

sebentar untuk melemaskan ototnya, lalu

kembali berbaring dengan santai di rerumputan

tebal, agak jauh dari api unggun yang mulai

meredup karena kayunya tidak ditambah.

"Silahkan, Sute."

Liu Jing-yang bangkit. dan melangkah

ke arah api unggun lain yang berjarak

limapuluh langkah, api unggun kelompok Ki
lian-pai.

Ketika jarak tinggal duapuluh langkah,

Liu Jing-yang tahu bahwa orang-orang Ki-lian
pai belum tidur, masih terdengar suara

percakapan mereka. Sengaja Liu Jing-yang

memperdengarkan langkahnya untuk

memberitahukan kehadirannya, kemudian

bergabung dengan mereka dan ikut bercakap
cakap.

Namun setelah berlangsung beberapa

lama, Liu Jing-yang tiba-tiba berkata, "Paman

Auyang, entah kapan kalau ada waktu , aku

ingin membicarakan sesuatu denganmu."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1564

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Terhadap Liu Jing-yang, kini Auyang

Peng-hong tidak lagi menganggapnya sebagai

keponakan kecil yang pantas ditegur atau

dijewer telinganya, namun sebagai menantu

Keluarga Sebun yang amat berpengaruh.

Karena itu serta-merta ia menjawab, "kalau

cukup penting, sekarangpun aku bisa

meluangkan waktu".

Auyang Peng-hong menyimpulkan dari

sikap Liu Jing-yang bahwa yang hendak

dibicarakan itu tentunya soal penting maka

ia.bangkit meninggalkan api unggun dan

kerumunan murid-muridnya serta berkata,

"Tentunya bersifat pribadi? Baik, mari kita

bicara di tempat sepi."

Paman dan keponakan itu menghilang

dalam kegelapan, pada jarak seratus langkah

lebih dari api unggun kelompok keluarga Sebun

maupun kelompok Ki-lian-pai. Di sebuah

dataran gelap yang hanya dihuni jangkrik
jangkrik dan serangga malam lainnya, Liu Jing
yang menghentikan langkahnya dan berdiri

berhadapan dengan pamannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1565

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Paman, Liu Beng si kacung itu

sekarang adalah orangnya keluarga Sebun,

bahkan berkedudukan sebagai Huciangkui

(wakil pengelola), demikian Liu Jing-yang mulai

dengan "jurus" pertamanya.

Seperti yang pernah diperhitungkan,

ucapan itu mengejutkan Auyang Peng-hong.

Seperti diketahui, ia pernah berusaha

menyiksa Liu Beng untuk ditanyai di mana

adanya gulungan kulit itu. Memang ia memakai

kedok waktu menyiksa si kacung di hutan di

kaki gunung Ki-lian-san, selah menyelamatkan

Liu Beng dari ancaman murid-murid Ki-lian-pai

yang dengki seperti Kam Hun-siong dan

kawan-kawannya.

Namun kemudian muncul dua jagoan

Hek-eng-po, Ho Yu-yang dan Oang Sek-lai,

dan di hadapan mereka terpaksa Auyang Peng
hong membuka kedoknya, sehingga Liu Beng

melihatnya pula. Kemudian Ong Sek-lai

terbunuh olehnya, Ho Yu-yang kabur dan Liu

Beng yang sudah mengetahui watak

serigalanya itu juga hilang entah ke mana.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1566

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang Peng-hong merasa tidak

tenteram sejak saat itu. Bagaimana kelak

kalau para pendekar mengetahui bahwa dia

sebagai mahaguru terhormat telah menyiksa

seorang murid baru hanya untuk menanyakan

barang yang bukan haknya? Tidakkah nama

baiknya akan rusak, bukan mustahil juga akan

terjungkir dari kedudukan sebagai ketua Ki-lin
pai. Kini ia mendengar berita tentang Liu Beng,

namun kacung itu sudah menjadi orangnya

keluarga Sebun, beranikah ia menyentuhnya?

Karena kecemasan akan kehilangan

nama baiknya, maka belum lagi Liu Jing-yang

menyebutkan hal lain tentang Liu Beng,

Auyang Peng-hong sudah berkeringat dingin

dan berkata dengan gugup, "Kacung keparat

itu tentu menceritakan keburukan
keburukanku, jangan percaya. Bahkan dia

sendiri kuusir dari perguruan karena hampir

saja berhasil memperkosa seorang murid

perempuan!"

Semakin bersemangat, atau lebih tepat

disebut kebingungan Auyang Peng-hong

membela diri, semakin senang Liu Jing-yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1567

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dalam hati karena akan memperkuat

kedudukannya untuk menekan dan

memperalat pamannya ini. Tapi wajahnya

pura-pura menampilkan kesan kurang

gembira, katanya, "Ya, mulut Liu Beng

memang lancang sekali, mentang-mentang

sudah menjadi orang kesayangan mertuaku.

Ia ceriakan bahwa paman adalah orang

yang serakah terhadap gulungan kulit keluarga

Liu sehingga tega memfitnah dan

menyiksanya, ia juga bersumpah akan

menceritakan kelakuan paman kepada

siapapun yang mau percaya, katanya supaya

semua orang tahu bahwa ketua Ki-lian-pai

hanyalah seekor maling berkedok pendekar,

seekor musang berbulu ayam...."

Pengalaman Liu Beng di Ki-lian-pai

memang pernah diceritakan kepada Liu Jing
yang serba singkat, namun "tanpa warna"

hitam atau putih. Liu Beng yang lugu itu tidak

senang dengan pengalaman itu, tapi juga tidak

dendam. Sedang soal Liu Beng katanya hendak

menyebarluaskan perbuatan busuk ketua Ki
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1568

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lian-pai itu hanyalah karangan Liu Jing-yang

sendiri.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sedang Auyang Peng-hong yang jauh di

dasar hati memang merasa bersalah, telah

terpukul tepat pada kelemahannya sehingga

terpengaruh bualan Liu Jing-yang itu dan

membayangkan nama harum Lam-ih Kiam
khek selama puluhan tahun akan hancur dalam

sekejap mata karena "mulut lancang" Liu Beng.

"Tidak benar! Buat apa aku hendak

menipu kacung yang tak punya apa-apa itu?!

Buat apa?! Dia menjelek-jelekkan aku untuk

menutupi kebusukan sendiri! Jangan percaya

semua omongannya!"

"Lho, kenapa paman malah

membentak-bentak aku?" kata Liu Jing-yang

dengan kalem. "Sudah tentu aku tidak percaya

kepadanya, sebab aku kenal betul siapa paman

sebagai tokoh terhormat? Tapi, bisakah orang

lain bersikap seperti aku?"

"Kalau begitu, Liu Beng adalah tukang

fitnah yang mesti dihancur-leburkan!" suara

Auyang Peng-hong masih saja meninggi karena

kemarahan bercampur kecemasan akan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1569

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kerusakan nama baiknya. "Jing-yang, kau

sebagai menantu Sebun Taihiap, aku mohon

untuk membungkam mulut budak liar itu!

Harus bisa. Demi pamanmu ini. Di Liu-keh
cung dulu kedudukannya di bawahmu, dalam

keluarga Sebun juga demikian, dia hanya

Huciangkui sedangkan kau adalah menantu!

Dia mesti dibungkam sebelum mencemarkan

nama keluarga kita!"

"Sabar, paman. Tanpa disuruh oleh

pamanpun aku sudah ingin merobek mulutnya,

tapi..... tidak bisa."

"Lho, kenapa? Menantu keluarga Sebun

masa harus kalah kuasa dari seorang

pegawai?"

"Mestinya tidak, tapi nyatanya begitu.

Terus terang, paman, keluarga Sebun

menerimaku sebagai menantu karena

terpaksa, kecuali Sebun Hujin dan Sebun Giok

sendiri. Lihat saja, biarpun aku dan Sebun

Hiong bersaudara ipar, namun tetap saling

memanggil Suheng dan Sute, bukan panggilan

kekeluargaan. Sedangkan terhadap Liu Beng,

entah kacung itu memakai guna-guna macam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1570

Rewriter & Pdf Maker : OZ

apa, Sebun Him dan Sebun Hiong menyukainya

sekali.

Rencananya, kalau Liu Beng kembali ke rumah

besok, akan segera diadakan upacara angkat
saudara dengan Sebun Hiong yang direstui

oleh Sebun Him. Nama Liu Beng akan diubah

menjadi Sebun Beng, meskipun kacung itu

sudah punya ayah angkat Hong Thai-pa dari

Thai-san yang berjulukan Cui-poan-siang

(gajah gemuk pemabuk)...."

"Hah?!" begitu kagetnya Auyang Peng
hong mendengar itu, melebihi kalau

mendengar berita mendadak "isterimu

kecemplung sumur" atau "mertuamu dicaplok

macan".......

Tak terbayangkan Liu Beng menjadi

anak angkat Sebun Him dan namanya

terangkat di dunia persilatan, suaranya

semakin didengar banyak orang, dan ancaman

terhadap nama baiknya semakin hebat. Kalau

itu sudah terjadi, biarpun Auyang Peng-hong

punya tiga kepala dan enam tangan juga tidak

sanggup lagi mengganggu Liu Beng biarpun

hanya untuk merontokkan selembar bulu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1571

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tubuhnya. Siapa berani melawan keluarga

Sebun, sedangkan Hek-eng-po saja kabarnya

menghindari bentrokan dengan mereka?

"Celaka dua belas.... celaka dua

belas....." Auyang Peng-hong mondar-mandir

di depan Liu Jing-yang dengan gelisahnya.

"Pada hari upacara angkat-saudara

itulah agaknya aku harus meninggalkan

kedudukanku di Ki-lian-pai untuk mencari

tempat aman, dan sembunyi seumur hidup

bagaikan kura-kura...."

"Paman, sebenarnya aku ada jalan

keluar. Hanya untuk pelaksanaannya, aku tidak

sanggup menjalankannya sendirian."

"Apakah aku bisa membantu?"

"Kemungkinan besar bisa, paman."

"Bagaimana?"

"Aku harus memperoleh posisi yang

lebih kuat dalam keluarga Sebun. Bukan

sekedar menantu pajangan seperti sekarang

ini..."

"Ya, caranya bagaimana?"

"Begini...." Liu Jing-yang mendekatkan

mulutnya ke telinga pamannya, berbisik-bisik,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1572

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan membuat wajah pamannya berkerut-kerut

kaget.

"Apa tidak berbahaya?" desis Auyang

Peng-hong.

"Bahaya itu memang ada, tapi lebih

banyak terpikul di pundakku daripada di

pundak paman. Terserah paman berani

menempuh resiko atau tidak? Kalau aku sudah

menguasai keluarga Sebun, biarpun Liu Beng

mempunyai tujuh nyawa rangkap, tidak akan

tersisa satupun. Nama baik paman sebagai

ketua Ki-lian-pai dan Lam-ih Kim-khek akan

tetap terjaga..."

Auyang Peng-hong tiba-tiba tersenyum

dingin, "Jing-yang, jangan berlagak seolah
olah kau menempuh semua resiko ini semata
mata hanya untuk membela aku. Hem, aku

kenal dirimu sejak kecil dan kenal tabiatmu

pula. Kau sendiri punya kepentingan, bukan?"

Merasa tak ada gunanya memakai

topeng dewa kebajikan di hadapan pamannya,

Liu Jing-yang pun menyeringai dingin dan

menjawab, "Benar, paman, kita sama-sama

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1573

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tahu tabiat kita masing-masing, tapi kita harus

saling menjaga rahasia, bukan?"

"Aku tidak tanya soal saling menjaga

rahasia segala, sebab tanpa kita katakanpun

akan merupakan kesepakatan tak tertulis di

antara kita. Tapi katakan, apa

kepentinganmu?"

"Soal segampang ini paman tidak

paham? Aku ingin membangun Liu-keh-chung

kembali, bukan menghabiskan umur sebagai

boneka hiasan di rumah keluarga Sebun. Untuk

itu, warisan keluarga Sebun harus aku kuasai

lebih dulu sebagai modal...."

Kata-kata Liu Jing-yang terputus oleh

gelak tawa Auyang Peng-hong, "Ha-ha-ha....

ambisimu tidak tanggung-tanggung.

Nampaknya saja kita bekerja sama, namun

sebenarnya kau sedang berusaha memperalat

aku, begitu?"

"Kenapa memperalat?"

"Sebab sasaranmu lebih besar dari

sasaranku, jadi bukan kau yang menolong aku,

tapi aku yang menolong usahamu dengan

imbalan nama baikku terselamatkan, iya?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1574

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Jing-yang sadar, dengan kalimat itu

pamannya sudah mengajaknya memasuki

tahap ke dua, tahap tawar-menawar sampai

kedua pihak mencapai "kesesuaian harga"

setelah tahap pendahuluan dilewati.

"Benar, paman. Tapi kalau keluarga Liu

bangkit kembali dengan kejayaan sepuluh kali

lipat dari kejayaan masa lalu, bukankah paman

sebagai menantu keluarga Liu akan ikut

mendapat muka terang pula? Nama baik

paman juga akan terjaga, kalau Liu Beng

sudah dimakan cacing. Kurang apa lagi?"

Namun Auyang Peng-hong tak

membuang kesempatan untuk "menaikkan

harga". "Resikonya terlalu besar, Jing-yang,

keluarga Sebun tak bisa dibuat main-main.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lagi pula kalau hanya memburu dan

membungkam Liu Beng, aku sendiri juga bisa,

tidak usah dengan bantuanmu. Kawan
kawanku banyak tersebar di mana-mana dan

siap membantuku...."

"Paman, setelah keluarga Liu bangkit,

bagaimana kalau Perusahaan Kain Sutera di

kota Tiang-an itu kelak dialih-namakan kepada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1575

Rewriter & Pdf Maker : OZ

paman? Setiap bulan ada enam ribu gulung

sutera dikirim dari tempat itu ke seluruh

negeri...."

Enak saja Liu Jing-yang menawarkan

perusahaan sutera yang saat itu masih dimiliki

mertuanya itu, seolah-olah sudah menjadi

miliknya sendiri.

Tapi Auyang Peng-hong yang mulai

dikuasai ketamakan itu menggelengkan kepala

sambil berdesis, "Resikonya terlalu besar...

terlalu besar.... aku tidak berani..." Meskipun

ia susah payah menahan diri untuk tidak

meneteskan air liur mendengar tentang enam

ribu gulung sutera setiap bulan itu. Tapi

manusia mana yang tidak tergoda keserakahan

kalau melihat pintu keberuntungan sudah

terbuka lebar di depan hidungnya? Ia masih

ingin tambah terus....

"Paman, bagaimana kalau ditambah

dengan Pek-him Piau-tiam (Perusahaan

Pengawal Perjalanan Beruang Putih) di Tay
goan, yang jalur-jalur perjalanannya

menguasai propinsi Ho-pak dan Soa-tang,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1576

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan pemasukan lebih dari limapuluh ribu

tahil perak sebulan?"

"Wah, berat. Nyawaku sendiri

dipertaruhkan, padahal nyawaku bernilai tak

bisa dihitung dengan uang...."

Akhirnya Liu Jing-yang dengan

mendongkol berkata, "Baik, paman. Lupakan

pembicaraan kita tadi. Selamat malam."

Terus saja ia memutar tubuh hendak

melangkah pergi, tapi Auyang Peng-hong

dengan kaget mencegah, "Eh, tunggu...."

"Masih ingin bicara apa lagi, paman?

Kerja sama kita sudah batal karena

keserakahan paman."

Auyang Peng-hong masih mencoba

menggertak, "Bagaimanapun juga, kupingku

sudah terlanjur mendengar rencanamu atas

diri Sebun Hiong. Kalau aku mau, aku bisa

melaporkan kepadanya."

"Silahkan mengadu kepadanya, paman.

Pertama, mereka sulit percaya kepada paman

yang mereka anggap orang luar. Kedua, bayi

dalam perut Sebun Giok sekarang anakku,

keluarga Sebun takkan bertindak apa-apa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1577

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kepadaku karena tidak ingin bayi itu lahir

tanpa ayah..."

Akhirnya Auyang Peng-hong yang

mengalah, lebih baik "hanya" mendapat harga

jual enam ribu gulung sutera sebulan ditambah

limapuluh ribu tahil perak sebulan pula,

daripada tidak mendapat apa-apa. Kesempatan

itu hanya sekali seumur hidup,

mempertaruhkan nyawapun dianggapnya

cukup setimpal, pikirnya.

"Aku setuju, Jing-yang," katanya.

"Nah, begitu baru paman yang baik."

Mereka saling menepukkan tangan

sebagai tanda kesepakatan rahasia. Lalu

"paman yang baik" dan "keponakan yang

manis" itu berunding berbisik-bisik tentang

pelaksanaan rencana mereka. Keduanya

nampak puas, lalu kembali ke pai unggun.

Malam itu Auyang peng-hong agak sulit

tidurnya, terbayang akan harta besar yang

bakal membanjirinya. Urusan puterinya yang

minggat dari Ki-lian-san itu untuk sementara

malah terlupakan olehnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1578

Rewriter & Pdf Maker : OZ

*Oz*

BAGIAN TIGA PULUH SATU

Keesokan harinya, ketika dua

rombongan seperjalanan itu sudah sama-sama

siap berangkat lagi, mendadak Auyang Peng
hong menemui Sebun Hiong dan dengan

sangat hormat mengatakan akan mendahului

perjalanan rombongan keluarga Sebun.

Sebun Hiong merasa agak heran juga.

Kemarin ketua Ki-lian-pai itu begitu menjilat

untuk bisa jalan bersama, sekarang tiba-tiba

saja ingin memisahkan diri. Namun Sebun

Hiong sekedar merasa heran saja, tidak sampai

mencurigainya. Hakekatnya ia tidak peduli

apakah rombongan Ki-lian-pai itu akan

bersama atau mendahului atau jungkir balik.

Sedangkan Liu Jing-yang pura-pura

menahan pamannya itu untuk tetap jalan

bersama, namun pamannya dengan alasan

mencari puterinya yang minggat tetap

bersikeras mendahului perjalanan rombongan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1579

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keluarga Sebun yang seenaknya seperti

sedang tamasya itu.

Kedua pihak saling memberi hormat,

berbasa-basi, lalu terpecah menurut

kelompoknya masing-masing.

Yang paling senang dengan perpisahan

itu adalah Ceng Sin-tong, setidak-tidaknya ia

tidak akan lagi melihat Susioknya sebagai

ketua Ki-lian-pai membungkuk-bungkuk

berlebihan kepad Sebun Hiong dan

merendahkan martabatnya sendiri. Meskipun

yang terjadi kemarin masih cukup

mengecewakannya.

Rombongan Ki-lian-pai itu berpacu

dengan kecepatan sedang, meninggalkan debu

kuning halus di belakang mereka. Kuda-kuda

tunggangan mereka sudah segar kembali

karena beristirahat semalam dan mendapat

rumput serta air yang cukup. Sebelum tengah

hari, mereka menjumpai sebuah

persimpangan.

Auyang Peng-hong ragu-ragu sejenak,

memperhitungkan jalan mana yang kira-kira

akan dilalui rombongan keluarga Sebun nanti?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1580

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi ia tidak berani minta pertimbangan murid
muridnya, sebab perjanjiannya dengan Liu

Jing-yang sangat rahasia sehingga murid
murid sendiripun tidak boleh tahu.

"Mereka hendak menuju ke Siong-san di

propinsi Ho-lam, kalau demikian tentu lewat

jalan yang kanan," pikir Auyang Peng-hong

diam-diam.

"Entah arah mana yang dilalui Sumoai

Siau-hong?" terdengar Ceng Sin-tong

bertanya, seolah ditujukan kepada diri sendiri.

Nyata bahwa dia mengira paman-ketuanya itu

masih tetap pada tujuan semula untuk mencari

Auyang Siau-hong, tidak tahu pikiran sang

paman-guru sudah menyeleweng.

Tengah rombongan itu ragu-ragu

memilih arah, tiba-tiba mereka melihat di salah

satu pohon di pinggir jalan ada secarik kertas

tertempel dengan huruf-huruf merah besar.

Mula-mula mereka anggap biasa saja, tentu itu

perbuatan tukang warung sepanjang jalan

yang memperkenalkan warungnya kepada para

musafir sepanjang jalan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1581

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun orang-orang lewat yang

membaca pengumuman itu ternyata

menampakkan wajah kaget dan buru-buru

menyingkir, maka bisa diduga pengumuman

itu tentu lain daripada yang lain.

Karena rasa tertarik, Auyang Peng-hong

diikuti murid-murid Ki-lian-pai memajukan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuda mereka ke dekat pohon untuk membaca

huruf-huruf merah besar bergaya cakar ayam

itu.

Pantas kalau orang-orang menghindar

dengan ketakutan, sebab kertas itu bukan

berisi pemberitahuan tentang tempat minum

atau penginapan, namun berupa surat

tantangan terbuka.

"Ditujukan kepada kawanan kura-kura

pengecut Hek-eng-po, keluarlah dari

sarang kalian untuk menerima kematian

kalian. Dari tanggal enam sampai tanggal

sepuluh bulan lima, aku menunggu kalian

di penginapan Ci-in-tiam, kota Lo-tiong
koan."

Penantang : Liu Beng".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1582

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jaman itu, orang mendengar kabar

munculnya setan-setan penyebar bala dari

neraka, namun di luar dugaan bahwa Liu Beng

berani menempel surat tantangan terang
terangan di tempat umum macam itu, mau tak

mau membuat Auyang Peng-hong dan murid
murid Ki-lian-pai tercengang tak habis
habisnya.

"Entah iblis atau dewa dari mana yang

merasuk Liu Beng sehingga dia punya nyali

sebesar ini?" kata Auyang Peng-hong tanpa

mengharapkan jawaban dari murid-muridnya

yang sama herannya dengan dia sendiri.

"Sejak di perguruan dulu, kacung dari

Liu-keh-chung itu memang sudah banyak

lagak, menganggap dirinya sendiri pahlawan

satu-satunya yang berani melawan Hek-eng
po," kata Kam Hun-siong yang masih dendam

karena jari tangannya pernah ditekuk patah

oleh Liu Beng.

Sebaliknya Ceng Sin-tong yang sejak

dulu berkesan baik terhadap Liu Beng,

bersuara membela Liu Beng, "Banyak lagak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1583

Rewriter & Pdf Maker : OZ

namun bernyali macan. Itu lebih baik daripada

bernyali kecil namun berlagak...."

Jelas itu menyindir Kam Hun-siong dan

manusia-manusia sejenisnya. Kam Hun-siong

Cuma mendengus lewat hidung, enggan

berbantahan dengan Ceng Sin-tong.

Sementara itu, dalam otak Auyang

Peng-hong muncul masalah baru. Harus

mendahulukan rencana yang disusunnya

bersama Liu Jing-yang, ataukah lebih dulu

memburu Liu Beng yang dianggapnya

merupakan ancaman bagi nama baiknya?

Kalau melaksanakan rencana, berarti harus

masuk ke jalan sebelah kanan, sedang kalau

ingin memburu Liu Beng harus lewat jalan

sebelah kiri, sedangkan dirinya tidak bisa

memecah diri menjadi dua.

Akhirnya ia memutuskan, urusan Liu

Beng cukup diserahkan kepada Kam Hun-siong

bertiga, karena dianggapnya Liu Bneg masih

dikiranya seperti ketika meninggalkan Ki-lian
pai dulu, ilmunya masih rendah, paling-paling

hanya nyalinya yang besar.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1584

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sedangkan pelaksanaan rencana

rahasianya harus ditangani sendiri.

Katanya kemudian, "Kam Hun-siong

bertiga ke Lo-tiong-koan untuk menjumpai Liu

Bneg, barangkali dia tahu tentang Sumoai

kalian. Sedang aku dan Ceng Sin-tong akan

mengambil jalan yang kanan...."

Sengaja ia membawa Ceng Sin-tong

bersamanya, sebab kalau dibiarkan bersama

Kam Hun-siong malah akan merintangi Kam

Hun-siong untuk membereskan Liu Beng,

bukan membantunya.

"Hun-siong, kalau bertemu dengan Liu

Beng, rukunlah dengannya," kata Auyang

Peng-hong dengan nada seorang guru yang

bijaksana, tapi tanpa terlihat oleh Ceng Sin
tong dia diam-diam memberi isyarat jari

telunjuknya digoreskan ke leher sendiri.

Isyarat yang mudah dipahami, artinya kalau

ketemu Liu Beng, langsung sembelih saja.

Kam Hun-siong tidak mengerti kenapa

gurunya yang di Ki-lian-pai dulu bersikap

melindungi dan membela Liu Beng, kini

mendadak mengingini matinya Liu Beng?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1585

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun ia tidak banyak tanya lagi, ia sendiri

gembira sekali disuruh membunuh Liu Beng.

Tadinya malah kuatir kalau tidak diijinkan

membunuh orang yang dibencinya itu.

"Baiklah, Suhu, aku kan berdamai

dengannya," kata Kam Hun-siong sambil

menyeringai, dan menyambung di dalam hati,

"Agar kelak arwahnya tidak memburu-buru

aku...."

Rombonganpun terpecah dua dan

menuju arahnya masing-masing.

Kam Hun-siong bersama dua saudara

seperguruannya menyusuri jalan yang menuju

kota Lo-tiong-koan, dan di sepanjang jalan

mereka menemui beberapa surat tantangan Liu

Beng kepada Hek-eng-po, entah ditempel di

pohon, di batu besar atau dipancangkan di

papan di pinggir jalan. Tapi saat itu sudah

tanggal sebelas bulan lima, tentu Liu Beng

sudah meninggalkan Lo-tiong-koan. Tapi

dengan menempel surat tantangan sepanjang

jalan itu, tentu jejaknya gampang diikuti.

Tengah hari, ketika Kam Hun-siong

serta dua temannya singgah di sebuah warung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1586

Rewriter & Pdf Maker : OZ

untuk mengisi perut dan membasahi

tenggorokan, mereka hanya mendengar orang
orang di kedai itu memuji-muji kegagahan Liu

Beng yang mereka sebut sebagai "Liu Taihiap"

dengan rasa hormat.

Ternyata selama perjalanan, Liu Beng

bukan saja mencari orang-orang Hek-eng-po,

tapi juga melakukan banyak pekerjaan bajik

untuk menolong banyak orang.

Mendengar sanjung-puji untuk Liu Bneg

itu, Kam Hun-siong diamuk rasa benci dan iri,

hatinya panas, tidak rela. Kenapa orang yang

dulu difitnah dan direndahkannya itu kini

malah dihormati begitu banyak orang?

Keparat, pikirnya.

Karena rasa dengkinya itulah maka dia

makan dan minum secara kilat di kedai itu,

tanpa menikmati rasanya sedikitpun, dan

sesaat kemudian sudah kembali berpacu di

atas kudanya. Geramnya, "Hem, Liu Taihiap

apa? Sebentar lagi kalau bertemu denganku,

akan kubikin kepalanya menggelinding jatuh."

"Suheng, kalau kita membunuh Liu

Beng, tidakkah kita akan terlibat urusan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1587

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan Hek-eng-po?" tanya seorang adik

seperguruannya yang bernama Nyo Lik.

"Hek-eng-po malah akan berterima

kasih kepada kita kalau kita bunuh si besar

mulut yang menantang-nantang mereka itu,"

sahut Kam Hun-siong gampang-gampang saja.

"Tapi.... apakah kita akan merusak

hubungan baik antara Ki-lian-pai dan keluarga

Sebun yang mrupakan cabang Hoa-san-pai itu?

Bagaimanapun juga Liu Beng sekarang adalah

orangnya keluarga Sebun....."

"Jangan berpikir terlalu jauh. Tidak

mungkin Sebun Taihiap mengorbankan

hubungan Ki-lian-pai dengan Hoa-san-pai

hanya untuk membela seorang kacung.

Lagupula, kita kan bisa mencari alasan untuk

tindakan kita? Katakan saja Liu Beng sudah

menculik puteri ketua Ki-lian-pai, dan pernah

memperkosa seorang murid Ki-lian-pai, habis

perkara. Sebun Taihiap pasti percaya asal kita

bisa mengutarakannya dengan baik."

Kota Lo-tiong-koan mereka masuki

menjelang sore hari, mereka langsung menuju
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penginapan Ci-in-tiam. Tapi di depan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1588

Rewriter & Pdf Maker : OZ

penginapan, di tembok, mereka cuma

menjumpai tulisan yang ditempelkan Liu Beng

bahwa mulai tanggal sebelas sampai limabelas

bulan yang sama, "para kura-kura pengecut

Hek-eng-po" ditunggu di kota Hong-ciu-koan,

limapuluh li sebelah timur Lo-tiong-koan, dekat

perbatasan propinsi Shoa-sai. Kata-kata dalam

surat tantangan itu sama dengan yang di

persimpangan tadi, kecuali tanggal dan

tempatnya yang diubah.

Merasa bahwa akhirnya toh tetap bisa

menyusul Liu Beng, Kam Hun-siong bertiga

menginap di penginapan Ci-in-tiam itu. sebagai

seorang hartawan di Tiang-an, Kam Hun-siong

royal sekali merogoh kantongnya untuk minta

kamar terbaik, makanan terbaik dan pelayanan

terbaik. Namun ia benar-benar terganggu

ketika mendengar pegawai-pegawai rumah

makan itu tak henti-hentinya bicara penuh

kekaguman tentang "Liu Taihiap".....

Keesokan harinya, manusia dan kuda

sama-sama segar untuk meneruskan

perjalanan. Murid-murid Ki-lian-pai yang

memikul tugas membunuh Liu Beng itu segera

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1589

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berpacu kembali di perjalanan, menuju ke arah

Hong-ciu-koan.

Demikianlah, surat tantangan Liu Beng

itu dimaksudkan untuk memancin keluar

orang-orang Hek-eng-po, yang entah kenapa

belum juga muncul sampai saat itu, namun

yang terpancing malahan bekas saudara
saudara seperguruan Liu Beng dari Ki-lian-pai,

membawa kedengkian dan kebencian yang siap

disalurkan lewat ujung pedang.

Di tengah perjalanan, Kam Hun-siong

melihat di depan ada sebuah rombongan orang

berkuda tengah berjalan tidak terlalu cepat.

Dari belakang, nampaknya rombongan itu

terdiri dari seorang lelaki dan empat

perempuan, semua berpakaian bagus. Agaknya

rombongan seorang anak hartawan entah dari

mana yang diiringi dayang-dayangnya.

Karena merasa pasti bahwa pemuda itu

bukan Liu Beng, Kam Hun-siong dan kedua

temannya memacu kudanya mendahului

rombongan itu tanpa menoleh, kecuali Nyo Lik

yang melirik sekejap dan wajahnya

menampilkan keheranan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1590

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Setelah menyimpan kebimbangannya

dalam hati selama beberapa saat, sampai

hampir duaratus langkah meninggalkan

rombongan itu, barulah Nyo Lik mengutarakan

pikirannya, "Suheng, orang tadi mirip Liu

Beng...."

"Kongcu yang diiringi empat gadis

tadi?"

"Ya."

"Nyo Sute, apakah otakmu keracunan

mi pangsit yang baru kau makan di warung

tadi? Mana bisa Liu Beng perlente seperti itu?

kalau dia itu Liu Beng, dari jarak tigapuluh

langkah saja aku sudah bisa mencium bau

badannya yang dekil itu."

"Tapi.... daripada di Hong-ciu-koan

nanti kita menubruk angin, bagaimana kalau

kita lihat sebentar orang itu? Tidak akan

memakan waktu sebab kita belum jauh

meninggalkannya..."

Kam Hun-siong pikir usul itu masuk akal

juga. "Baik, kita lihat mereka. Seandainya

Kongcu itu bukan Liu Beng, setidak-tidaknya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1591

Rewriter & Pdf Maker : OZ

gadis-gadis itu lumayan juga untuk

menyehatkan mata kita..."

Mereka membalikkan arah kuda-kuda

itu ke arah Lo-tiong-koan kembali.

Menyongsong ke arah rombongan si Kongcu

dan empat gadis itu.

Namun setelah berhadapan muka

benar-benar, maka Kam Hin-siong mendadak

meragukan kesehatan matanya sendiri.

Benarkah si Kongcu perlente ini Liu Beng yang

dulu dekil dan compang-camping itu? Atau

hanya orang yang wajahnya persis? Tetapi

kalau benar Liu Beng, dapat harta rampokan

dari mana dia?

"Apa kabar, Sam-wi Suheng (suheng

bertiga)?" suara Liu Beng yang menyapa

dengan sebutan lama itu menyapu bersih

kebimbangan Kam Hun-siong.

"Kau..... Liu Bneg?"

"Benar. Aku Liu Beng, saudara

seperguruan kalian ketika di Ki-lian-pai dulu.

Apakah Suhu Auyang Peng-hong baik-baik

saja? Bagaimana dengan Auyang Hujin

(nyonya Auyang) dan Auyang Siocia (nona

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1592

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang)?" seolah-olah perselisihan yang lalu

tak pernah terjadi, Liu Beng menyapa mereka

dengan nada dan sikap yang bersih dari

dendam.

Sebaliknya Kam Hun-siong lah yang

belum sanggup menghapus kebencian dari

hatinya. Tidak peduli bagaimanapun baiknya

sikap Liu Beng, ia tetap dalam sikap

bermusuhannya. Tanpa banyak bicara lagi ia

menghunus pedangnya dan berkata dingin,

"Liu Beng, kacung busuk, jangan pura-pura

tidak tahu. Di mana kau sembunyikan Sumoai

Auyang Siau-hong?"

Liu Beng kaget. "Eh, kenapa soal

Auyang Siau-hong kau tanyakan kepadaku?"

"Kalau bukan kepadamu lalu kepada

siapa lagi? Sumoai minggat dari Ki-lian-san,

dan pasti mencarimu. Sekarang katakan, di

mana kau sembunyikan dia? Atau sudah kau

perkosa dan kau buang mayatnya?"

Bicara tentang calon isterinya yang

akan dapat mengantarkannya ke kedudukan

ketua Ki-lian-pai itu, suara Kam Hun-siong jadi

meluap-luap penuh kemarahan, kebencian, iri

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1593

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hati dan emosi-emosi lainnya yang bercampur

aduk. Dua saudara seperguruannya pun sudah

menghunus pedang dan memajukan kuda.

Sikap Kam Hun-siong bertiga yang

seperti petugas keamanan menanyai maling

tangkapan itu membuat Liu Bneg tidak senang.

Ia sudah mencoba menghapus dendam masa

lalu, namun kebencian Kam Hun-siong

terhadapnya agaknya tidak juga berkurang.

Pikirnya, apakah di perguruan hanya diajari

main pedang namun tidak diadakan pembinaan

watak?

"Cepat katakan!" bentak Nyo Lik.

"Tidak tahu," sahut Liu Beng dengan

sikap keras. "Kalian percaya atau tidak,

terserah. Mendengar kabar Auyang Siau-hong

minggat dari Ki-lian-san saja aku baru kali ini,

dari mulut kalian!"

Mendengar jawaban macam itu, murid
murid Ki-lian-pai yang pada dasarnya memang

sudah benci sejak dulu, semakin kehabisan

kesabaran. Murid yang bertubuh kekar dan

bernama Le Ciong segera berkata kepada Kam

Hun-siong, "Kalau begitu, Suheng. Ringkus

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1594

Rewriter & Pdf Maker : OZ

saja kacung busuk ini untuk dibawa ke Ki-lian
san, kalau Sumoai Siau-hong mendengarnya,

tentu tanpa disuruh pun akan kembali ke Li
lian-san!"

"Akal bagus," sahut Kam Hun-siong.

"Nah, Liu Beng, ulurkan tanganmu untuk kami

ikat dan kami seret ke Ki-lian-san!"

Tangan Liu Beng memang terulur,

namun bukan menyerahkan diri untuk diikat,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tapi untuk meraih sepasang tongkatnya yang

tergantung di pelana kudanya. Biarpun

sekarang sudah menjadi "Liu Taihiap" atau "Liu

Kongcu", tapi senjatanya masih juga yang

dulu. Sepasang tongkat besi gergajian dari

poros roda kereta, yang pada pegangannya

dibelit-belit gombal-gombal lusuh. Pernah A-cui

mengusulkan untuk membikin tongkat yang

bagus di tukang besi, namun Liu Beng

menolak, dengan alasan tidak sanggup

berpisah dengan sepasang senjata yang

disayanginya itu.

Melihat Liu Beng siap melawan dengan

sepasang besi rongsokan itu, murid-murid Ki
lian-pai tertawa terbahak-bahak penuh ejekan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1595

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Beda benar sepasang tongkat itu dengan

pedang-pedang yang mereka bawa. Pedang

mereka mengkilat bersih, tangkainya terukir

indah, dan dihiasi ronce-ronce hiasan yang

bagus pula.

"Kau hendak melawan kami?" ejek Kam

Hun-siong.

"Tentu saja, aku bukan maling atau

copet, kalian tidak bisa menggusurku seenak

kalian sendiri."

Sementara itu gadis-gadis pengiring Liu

Beng juga sudah mulai panas hatinya melihat

Liu Beng dihina. Selama mereka berjalan

bersama Liu Beng, mereka bukan saja sudah

akrab, tetapi juga timbul rasa hormat.

Meskipun secara resmi merekalah pelayan
pelayan yang ditugaskan oleh Sebun Him

untuk melayani keperluan Liu Beng sepanjang

jalan, namun Liu Beng memperlakukan mereka

sebagai teman-teman sederajat, tetap

menjaga kesusilaan. Mereka selama ini

menikmati martabat mereka sebagai manusia.

A-loan segera mengeluarkan segulung

tali pilinan sutera yang sekilas pandang hanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1596

Rewriter & Pdf Maker : OZ

nampak seperti hiasan rambut anak-anak

gadis, namun itulah senjata andalannya.

Katanya, "Huciangkui, menghadapi kecoa
kecoa ini, serahkan saja kepadaku...."

Nyo Lik tertawa, "Liu Beng, hebat juga

lagakmu, perjalananmu pakai diiringi barisan

sundal...."

Nyo Lik tak sempat menyelesaikan

kalimat ejekannya, sebab tali di tangan A-loan

mendadak meluncur seperti seekor ular hidup,

langsung membelit pedang di tangannya,

disentakkan dan terbanglah pedang Nyo Lik.

A-loan belum puas merampas pedang

saja, sebab mendongkol akan ucapan Nyo Lik

yang menyebutnya "barisan sundal" tadi.

Ujung talinya yang lain menyabet dari samping

dan menghantam wajah Nyo Lik sehingga

meninggalkan garis merah memanjang

menyilang pipinya. Pedas dan panas bukan

main, tapi lebih panas lagi hatinya.

"Sundal keparat!" dia berteriak sengit

sambil menggentak maju kudanya, sepasang

tangannya mencoba mencengkeram dada A
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1597

Rewriter & Pdf Maker : OZ

loan untuk merobek pakaiannya dan

mempermalukannya.

Tapi si gadis dengan tangkas

menjauhkan kudanya, ujung-ujung tali

dipegang dengan kedua tangan. Tali diputar di

udara membentuk semacam lingkaran kecil

yang disongsongkan menyambut sepasang

tangan Nyo Lik.

Sebelum Nyo Lik sempat menarik kedua

tangannya, lingkaran tali telah menyempit dan

menjerat kuat dua pergelangan tangannya.

Sekali A-loan membentak sambil

menggerakkan dua tangannya, Nyo Lik pun

terseret dari punggung kudanya dan mencium

tanah.

Sementara itu, tali A-loan bagaikan ular

pulang ke sarangnya, telah tergulung kembali

di tangannya. Sedang Nyo Lik bangun dan

sibuk membersihkan pakaiannya, serta

meludah-ludah karena tadi segumpal kecil

tanah bercampur tahi kuda kering telah masuk

ke mulutnya.

Sebenarnya Nyo Lik tergolong seorang

murid yang baik pula dalam Ki-lian-pai,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1598

Rewriter & Pdf Maker : OZ

biarpun belum masuk "Sepuluh Terbaik", tidak

gampang ia dipecundangi jagoan-jagoan biasa

saja. Kekonyolannya kali ini lebih diakibatkan

karena memandang remeh lawannya, bukan

karena rendahnya ilmunya.

Kini Nyo Lik dengan penuh kemarahan

berlari mengambil pedangnya yang jatuh tadi,

lalu menyerbu ke arah A-loan. A-loan

melompat turun dari kudanya dan memainkan

talinya untuk melawan pedang Nyo Lik.

Maka bertempurlah kedua orang itu.

Nyo Lik bertarung seperti seekor

serigala lapar yang siap merobek-robek

mangsanya, pedangnya menyabet dan

menusuk dengan jurus-jurus Ki-lian-pai.

Sedangkan A-loan memainkan tali panjangnya

dengan gerakan-gerakan gemulai seperti orang

menari.

Kadang-kadang tali itu dipegang hanya

satu ujungnya, dan gerakannya berliuk-liuk

seperti seekor ular, kelihatan lemas, namun

kalau ujung tali mengenai kulit tubuh maka

akan terasa pedas dan panas. Kadang-kadang

dua tangan memegang dua ujung tali, dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1599

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bagian tengah tali digunakan untuk berusaha

menjerat leher, tangan, pinggang atau kaki.

Tubuh A-loan sendiri berlincahan seperti kupu
kupu bermain di bunga-bunga, menjaga jarak

dengan lawannya agar talinya tetap dapat

digunakan secara lebih menguntungkan.

Pertempuran jadi mirip seekor anjing

galak yang dengan gemas berusaha mencaplok

seekor tawon yang beterbangan di atas

kepalanya. Tapi untuk sementara belum bisa

dipastikan siapa yang akan menang dan kalah.

Perlawanan itu memang di luar dugaan

murid-murid Ki-lian-pai yang tadinya

menganggap remeh pihak lawan. Apalagi

setelah melihat wajah Nyo Lik dihias garis
garis merah silang menyilang akibat sabetan

tali A-loan.

Le Ciong kemudian tidak tahan lagi

untuk tidak campur tangan, ia melompat turun

dari kudanya dan mendekati arena

pertempuran dengan maksud membantu Nyo

Lik. Tapi baru melangkah dua tindak sesosok

bayangan berkelebat di hadapannya, dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1600

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seorang gadis canting pengiring Liu Beng

lainnya telah menghadangnya.

Tangannya memegang sepasang golok

tipis yang disebut Liu-yap-to. Itulah A-cui.

Le Ciong pantang mundur, sambil

membentak, pedangnya bergetar dan

membuat dua tusukan beruntun kanan kiri,

gerak tipunya Tay-peng-tian-ci (garuda

mementang sayap). Karena tidak ingin

mengikuti jejak kekonyolan Nyo Lik, ia

menyerang dengan bersungguh-sungguh.

*Oz*

Berambung ke jilid 28

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1601

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 28

A-cui miringkan tubuhnya, golok kiri

membacok pergelangan tangan musuh, golok

kanannya naik dari bawah untuk menebas

bawah ketiak lawan dengan gerakan LiongTeror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

thing-hou-yao (naga meluncur, macan

melompat).

Cepat Le Ciong memutar langkah

searah dengan tebasan musuh, dengan

gerakan Liau-kik-jiau-po (menekuk lutut

menggeser langkah), ia coba memutar ke

bagian belakang tubuh A-cui untuk menusuk,

tapi A-cui sudah memutar tubuhnya pula untuk

menghadapinya.

Demikianlah, dalam waktu singkat

keduanya telah tukar-menukar beberapa jurus

serangan, dan keduanya sama-sama maklum

tidak gampang untuk merebut kemenangan.

Tinggal Kam Hun-siong sendirian yang

masih ragu-ragu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1602

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Melihat hebatnya perlawanan A-cui dan A-loan,

ia yakin gadis-gadis pengiring lainnya pun

tentu sama hebatnya dengan mereka. Agaknya

maksud untuk membunuh Liu Beng akan

mendapat hambatan berat. Namun tiba-tiba

muncul sebuah pikiran.

Ia sudah mendengar bahwa Liu Beng

adalah Huciangkui keluarga Sebun, gadis-gadis

itu tentu orang-orang keluarga Sebun yang

terkenal lihai silatnya, tapi Liu Beng sendiri

belum tentu. Kam Hun-siong menganggap,

tingkatan ilmu silat Liu Beng paling-paling

belum beranjak jauh dari tingkatannya ketika

diusir dari Ki-lian-pai dulu. Sedang dirinya

sendiri selama hampir setahun sudah berlatih

keras meningkatkan ilmunya, dan yakin bisa

mengalahkan Liu Beng.

Karena pikiran itulah maka ia

membentak Liu Beng, "Kalau kau memang

bersemangat laki-laki, jangan mengandalkan

diri di balik perlindungan kaum wanita.

Beranikah menghadapi aku?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1603

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hun-siong yakin perhitungannya

tepat, tanpa sadar bahwa dialah yang akan

menjadi kunci kekalahan pihaknya.

Liu Beng melompat turun dari kuda dan

menyongsong langsung ke arah Kam Hun
siong yang sudah pasang kuda-kuda.

Terdengar Kam Hun-siong berseru heran, "He,

kau tidak membawa tongkat rongsokanmu?"

Sambil menggosok-gosokkan kedua

telapak tangannya, Liu Beng dengan mantap

melangkah mendekati Kam Hun-siong, penuh

kepercayaan diri, membuat Kam Hun-siong

malah keder sendiri biarpun memegang

pedang. Tak terasa ia mundur selangkah.

A-hui yang masih duduk di atas kuda,

tertawa terkikik dan mengejek, "Lho,

bagaimana ini? Tadi menentang kok sekarang

malah mundur?"

Tak tahan ejekan itu, Kam Hun-siong

segera ayun pedang menebas sekuat tenaga

ke pinggang Liu Beng, sambil mengharap satu

Liu Beng menjadi dua Liu Beng, Liu Beng

bagian atas dan Liu Beng bagian bawah,

masing-masing separuh.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1604

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi ternyata pedangnya cuma berhasil

menebas angin, bahkan Liu Beng dengan

langkah aneh tahu-tahu telah menyelonong

dekat sekali dengan tubuh Kam Hun-siong.

Sekali telapak tangannya mendorong pundak

Kam Hun-siong, si murid Ki-lian-pai terpental

dan masuk parit di pinggir jalan.

Ketika Kam Hun-siong keluar dari parit,

pedangnya masih tergenggam, namun

semangat temprnya sudah kabur bersama

angin.

Sungguh tak terduga serangan pedangnya

dilumpuhkan dalam satu gebrakan saja oleh "si

kasung busuk" itu.

"Masih penasaran?" tanya Liu Beng

sambil melangkah mendekati.

"Masih!" sahut Kam Hun-siong bandel.

Sambil melompat ujung pedangnya sekuat

tenaga diarahkan ke tenggorokan Liu Beng

dengan jurus Jiau-hu-mi-loh (tukang kayu

menanyakan jalan). Begitu terpusat perhatian

Kam Hun-siong pada serangan itu sehingga ia

melakukannya dengan mata terpejam.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1605

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kena!" ia bersorak dengan mulut dan

hatinya, ketika merasa ujung pedangnya

terjepit daging manusia, dibayangkannya tentu

ujung pedangnya sudah menyusup di sela-sela

daging leher Liu Beng. Sebentar lagi kalau

pedang ditarik, tentu darah akan menyemprot

keluar, darah kemenangannya.

Begitu kakinya menapak tanah dia

langsung pasang kuda-kuda untuk menarik

pedangnya. Tapi pedangnya tak bergeming

seperti terjepit gunung batu. Ia membuka

matanya, dan melihat bahwa ujung pedang

terjepit di antara telapak tangan Liu Beng yang

ditangkupkan. Tak ada setetes darahpun. Liu

Beng juga masih hidup dan segar bugar.

Tiba-tiba Liu Beng membentak,

sepasang tangan yang tetap tertangkup itu

disentakkan ke samping, dan pedang Kam

Hun-siong berdetak patah menjadi dua. Pemilik

pedang sendiri terhuyung mundur dengan

muka pucat.

Tanpa malu-malu lagi Kam Hun-siong

akhirnya melempar tanggung jawab ke pihak

lain, "Aku... aku hanya disuruh.... oleh Suhu..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1606

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Beng meludah ke samping dengan

rasa muak. "Kau dengan gurumu, Auyang

Peng-hong, sama saja. Berkedok sebagai

pendekar-pendekar sejati tetapi tindakannya

licik dan pengecut. Auyang Peng-hong pernah

berusaha membunuhku namun memakai kedok

segala. Hem, kalau demikian maka beberapa

tahun lagi Ki-lian-pai akan runtuh menjadi

debu persilatan yang tak berharga lagi....."

Alangkah sakit hati Kam Hun-siong

mendengar dampratan sangat tajam itu,

namun ia benar-benar tidak berani melawan

lagi, sudah jera. Katanya terbata-bata, "Aku....

aku tidak benci kepadamu, hanya.... hanya

sedang bingung karena.... Sumoai Auyang

Siau-hong menghilang...."

Disebutnya nama Auyang Siau-hong

memang sedikit melunakkan kemarahan Liu

Beng. "Auyang Siau-hong benar-benar pergi

dari Ki-lian-pai? Sejak kapan? Karena apa?"

Kam Hun-siong mengangguk-angguk,

"Ya, sejak tiga bulan yang lalu, karena....

karena pertengkaran dengan Suhu"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1607

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ia tidak berani menerangkan bahwa

minggatnya sang Sumoai karena oleh ayahnya

dipaksa menikah dengan Kam Hun-siong.

Kam Hun-siong kuatir kalau menjawab

demikian maka nyawanya akan langsung

dicabut oleh Liu Beng, karena antara Liu Beng

dan Auyang Siau-hong ada hubungan akrab

pula.

"Kemana si pendekar gadungan Auyang

Peng-hong itu?" tanya Liu Beng.

Suhu bersama Suheng Ceng Sin-tong

melewati jalan lain ke arah Holam, kami baru

saja berpisahan di simpang tiga," kata Kam

Hun-siong. Sudah tentu tak berani bercerita

tentang tugas dari gurunya untuk membunuh

Liu Beng. Pertemuannya dengan Liu Beng itu

dikatakannya "hanya kebetulan" saja.

"Baik, antarkan aku kepada Auyang

Peng-hong!" bentak Liu Beng.

"Baik, baik," sahut Kam Hun-siong.

Dalam hatinya ia berharap kalau sudah di

hadapan gurunya, Liu Beng tidak akan

seperkasa tadi, agar lebih gampang dibunuh.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1608
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Rontoknya Kam Hun-siong secara amat

memalukan di tangan Liu Beng dalam waktu

singkat itu membuat dua saudara

seperguruannya pun merosot semangatnya

dan berlompatan mundur. Nyo Lik mukanya

sudah babak belur bergaris-garis kena tali A
loan, kakinya juga sudah terserimpat jatuh

entah berapa kali, sehingga wujudnya saat itu

seperti "manusia debu".

Le Ciong belum kalah, namun juga tidak

tahu kapan bisa menang dari lawannya yang

lincah dengan sepasang golok tipisnya itu.

Demikianlah pertempuran selesai dan

pihak Ki-lian-pai mendapatkan malu besar.

Mereka kini berkedudukan sebagai "tawanan"

perang yang harus menunjukkan di mana

Auyang Peng-hong. Tapi ketiganya punya

pikiran yang sama, kalau sudah ada di depan

guru mereka, mereka akan berusaha

menghapus rasa malu mereka.

"Liu Beng berani mencari Suhu, itu

artinya ular mencari penggebuk," begitu pikir

mereka hampir bersamaan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1609

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Mereka selalu mengukur tindakan orang

lain menurut ukuran mereka sendiri saja. Tak

terpikirkan bahwa Liu Beng justru ingin

membantu menemukan Auyang Siau-hong

yang minggat. Sesungguhnya Liu Beng

mencemaskan nasib gadis itu kalau berjalan

sendirian jauh dari Ki-lin-san, sebab gadis itu

adalah "cucu-luar" keluarga Liu, mungkin

termasuk incaran orang-orang Hek-eng-po

pula.

Sepanjang jalan, dengan jantung

berdebar-debar Kam Hun-siong bertiga melihat

gadis-gadis pengiring Liu Beng itu menempel

kertas-kertas berisi tantangan ke pihak He
eng-po.

Kam Hun-siong bertiga cemas, kalau

pihak Hek-eng-po muncul, mereka bertiga

akan kena getahnya pula sebab bisa dikira satu

rombongan dengan Liu Beng.

Tapi ingin lepas dari rombongan Liu

Beng juga tidak gampang, sebab Liu Beng dan

A-cui berkuda paling depan, baru murid-murid

Ki-lian-pai, lalu paling belakang adalah tiga

gadis lainnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1610

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara itu, A-liu, salah seorang

gadis pengiring Liu Beng yang potongan tubuh

dan tampangnya agak kelaki-lakian itu

memajukan kudanya sejajar dengan Liu Beng

dan berkata, "Huciangkui. Seperti biasanya,

biar aku jalan di depan untuk melihat-lihat

lebih dulu."

Selama perjalanan, memang sudah

biasa A-cui berbuat demikian dan Liu Beng

tidak ada alasan untuk curiga sedikitpun. Liu

Beng hanya mengangguk, dan A-liu membedal

kudanya untuk mendahului sebagai pembuka

jalan.

Melihat gaya menunggang kuda A-liu

yang tangkas seperti laki-laki itu, A-loan dan

A-hui yang berkuda paling belakang saling

bertukar pandang sambil tersenyum.

"A-liu benar-benar berwatak seperti

lelaki," bisik A-loan ke kuping temannya.

"pernah aku lihat ia kencing di bawah pohon

sambil berdiri...."

"Ada kejadian itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1611

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Sumpah, aku tidak bohong. Ketika aku

lewat, barulah ia tersipu-sipu berjongkok

namun dengan cara yang sangat canggung...."

"Keterlaluan sekali. Mana ada gadis lain

seperti itu?"

Keduanya tertawa sambil menutup

mulut.

Sementara A-liu yang sudah jauh di

depan itu sambil berkuda ternyata mempunyi

pikiran sendiri. "Gara-gara bertemu cecunguk
cecunguk Ki-lian-pai itu, si bekas jembel Liu

Beng merubah arah perjalanannya. Kurang

ajar, menambah pekerjaan saja. Aku harus

segera menghubungi teman-teman sepanjang

jalan yang akan dilalui agar menyingkiri dan

tidak mengganggu si jembel seujung

rambutpun, sesuai pesan Pocu kepadaku...."

Kadang-kadang ia menoleh juga,

"Kapan aku bebas dari tugas menjadi wanita

gadungan ini? Hampir-hampir tidak tahan aku

setiap kali melihat A-cui, A-loan, atau A-hui

mencopoti pakaian di depan mataku, karena

mereka mengira akupun satu jenis dengan

mereka....."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1612

Rewriter & Pdf Maker : OZ

BAGIAN TIGA PULUH DUA

Di jalur jalan yang menuju ke propinsi

Holam, pada suatu sore tiba-tiba rombongan

keluarga Sebun terhambat perjalanannya oleh

serombongan penduduk desa yang berlari-lari

ketakutan. Ada lelaki, perempuan, anak-anak,

membawa barang-barang seadanya berjalan

bergegas-gegas ke arah yang berlawanan

dengan rombongan keluarga Sebun. Wajah

mereka menunjukkan kecemasan, beberapa

lelaki yang bertubuh kuat dan membawa

senjata bertindak sebagai pelindung, namun

mereka sendiri banyak yang luka-luka.

Melihat rombongan Sebun yang seperti

rombongan keluarga hartawan sedang

berpesiar itu, seorang lelaki tua yang

memanggul golok berkata, "Kalian balik saja.

Di depan ada perampok-perampok ganas yang

tidak kenal ampun! Jangan sampai kalian

mengalami nasib buruk!"

"Ya, benar," sambung seorang

permpuan setengah baya yang menggendong

seorang anak kecil di punggungnya, sementara

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1613

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tangannya memegang bungkusan dari barang
barang yang sempat diselamatkan. "Perampok
perampok bertopeng itu ganas sekali, entah

dari mana datangnya, sebab daerah ini sudah

aman belasan tahun lamanya. Bahkan bayi
bayi juga tidak lepas dari kekejaman mereka."

"Benar, kalian nampaknya dari keluarga

berharta. Lekas menghindar!"

Begitu mendengar tentang "perampok
perampok bertopeng", Liu Jing-yang diam
diam sudah bersorak dalam hati sebab tahu

bahwa rencananya sudah mulai jalan. Namun

di luarnya dia pura-pura menggertak gigi dan

berkata dengan marah, "Kurang ajar, di depan

hidung orang-orang keluarga Sebun yang

mrupakan pembela-pembela kebenaran, ada

juga penjahat yang berani bertingkah? Suheng,

hayo kita lihat mereka!"

Dan jawaban Sebun Hiong tepat seperti

yang sudah diperhitungkan oleh Liu Jing-tang,

"Sute, kau dan lima belas orang kita biarlah

tetap di sini untuk melindungi A-giok! Aku

cukup bersama lima orang melihat ke depan,

kalau perlu mengambil tindakan!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1614

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Baik. Tetapi hati-hatilah, Suheng. Kirim

isyarat kalau memang kesulitan."

"Tentu saja,"

Semua pegawai keluarga Sebun yang

ikut dalam rombongan itu adalah orang-orang

yang terdidik silat semuanya. Ada yang

memang sudah punya bekal silat ketika masuk

keluarga Sebun, ada yang belajar setelah

berada dalam keluarga Sebun, sebab salah

satu peraturan keluarga Sebun Him yang tidak

bisa ditawar adalah bahwa setiap penghuni

rumah harus bisa silat. Tidak peduli tukang

sapu, tukang memandikan kuda, tukang

membersihkan kakus dan sebagainya. Lima

orang yang dipilih untuk mengiringi Sebun

Hiong itu adalah lima lelaki tegap bersenjata
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aneka ragam, merekalah orang-orang terbaik

dalam keluarga Sebun di kalangan bawah.

Sebun Hiong dan lima pengiringnya

segera berderap ke depan bagaikan pasukan

berkuda terjun ke medan laga, berlawanan

dengan arus pengungsi dari desa yang digasak

perampok.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1615

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Langit senja yang mulai kehilangan

cahayanya itu menyelubungi seringai kejam di

bibir Liu Jing-yang, yang menatap perginya

keenam orang itu sambil berdesis tanpa dilihat

siapapun, "Selamat jalan ke neraka,

Suheng...."

Sementara itu, Sebun Hiong ternyata

tidak dapat berkuda dengan cepat karena arus

orang-orang desa yang mengungsi

menghalanginya untuk berjalan cepat. Tak

perduli yang dinaikinya adalah kuda hitam

Hek-hong (si angin hitam) yang pernah

berpacu tanpa kalah dengan kuda putih Hui
soat (salju terbang) milik Pakkiong Eng dulu.

Tapi akhirnya nampaklah di depan sana

langit senja seolah terbakar, menyaingi

cakrawala barat tempat terbenamnya mentari.

Dari tempat itu juga terdengar jerit tangis

perempuan, teriak ketakutan anak-anak, dan

tertawa buas para perampok yang tengah

berpesta-pora dengan kebiadabannya.

Darah Sebun Hiong mendidih melihat

itu, memang sejak kecil ia dibesarkan dalam

lingkungan yang membuatnya angkuh dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1616

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ambisius, namun ia juga bukan orang berhati

batu yang dapat tinggal diam saja melihat

kemanusiaan diinjak-injak di depan hidungnya.

Kakinya menjepit perut Hek-hong

keras-keras sehingga kuda itu melompat ke

depan bagaikan terbang. Pedangnya yang

berukuran satu setengah kali lebih besar dan

panjang dari pedang biasa, telah tergenggam

di tangannya. Mantel ungu berkibar-kibar di

belakang pundaknya, meneriakkan kebesaran

nama Ci-him-siau-eng (ksatria muda beruang

ungu).

Di mulut kampung yang dirampok, ada

perampok tengah menyeret seorang gadis

yang pakaiannya sudah tiga perempat terbuka,

sambil tertawa terbahak-bahak, sementara si

gadis menangis dengan wajah pucat. Tiga

perampok lainnya dengan tangan kiri

memegang harta rampokan tangan kanan

memegang senjata, tengah membacok

membabi-buta terhadap orang kampung yang

dijumpainya tak peduli anak-anak kecil. Dalam

keremangan senja, wajah mereka kemerah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1617

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merahan terkena cahaya api, mirip wajah iblis
iblis dari neraka.

Perampok-perampok itu menoleh

serentak ketika mendengar derap kuda

mendekati mereka dengan kecepatan angin.

Mereka belum sempat mengamati siapa si

penunggang kuda, kilatan sebilah pedang

raksasa telah menyilaukan mata mereka dan

mereka roboh serentak tanpa merasakan apa
apa lagi. Lima orang sekaligus, entah dengan

dada atau punggung yang teriris lurus, atau

kepala yang langsung bercerai dari bahu.

Sebun Hiong menggeram marah, dan

terus menerjangkan kuda hitamnya ke tengah

kawanan perampok yang tengah mengganas.

Ia melihat kawanan perampok itu sebagian

bertopeng, sebagian lagi tidak mengenakan

topeng. Namun ia tak peduli, pedang besarnya

berayun berulang kali dari atas punggung

kudanya, dan para perampok jungkir balik tak

keruan.

"Siapkan barisan!" teriak para

perampok. "Sebun Hiong sudah tiba!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1618

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sekilas Sebun Hiong heran sekali,

kenapa para perampok langsung mengenali

dirinya? Namun ia tidak mau berpikir pusing
pusing, dianggapnya para perampok

mengenalnya karena ia muncul lengkap

dengan ciri-ciri Ci-him-siau-eng, mantel ungu,

kuda hitam dan pedang yang besar. Malah

timbul rasa bangga karena namanya dikenal

orang sampai tempat sejauh itu.

Teriaknya, "Benar! Si Beruang Ungu

datang untuk mengantar kalian semua ke

mulut cacing-cacing tanah!"

Kudanya berputar untuk menerjang

balik ke kawanan perampok. Namun kawanan

perampok itu menyingkir ke lorong-lorong

gelap dengan ketakutan. Pada saat itulah

berlompatan keluar belasan orang bertopeng,

ada yang menutup muka dengan kain kedok,

ada yang mencoreng-coreng muka agar tidak

dikenali. Pakaian mereka nampak rapi dan

agak berbeda dengan para perampok yang

berpakaian acak-acakan.

Sebun Hiong merasa heran, lamat
lamat nalurinya mengatakan bahwa peristiwa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1619

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perampok itu bukan suatu hal kebetulan yang

terjadi justru pada saat rombongannya hendak

lewat, namun seperti terencana dengan rapi,

khusus untuk "menyambut" dirinya. Pikirannya

langsung melayang kepada Hek-eng-po, yang

selama ini dianggap musuh utama keluarga

Sebun.

Tapi kalau orang Hek-eng-po, kenapa

muka mereka harus disembunyikan di balik

topeng atau coreng-moreng itu, seakan takut

dikenali? Sesaat Sebun Hiong bimbang.

"Kalian dari mana? Hek-eng-po?" tanya

Sebun Hiong sambil menggenggam tangkai

pedangnya lebih erat, sementara tangan

kirinya memegang kendali si Angin Hitam.

Sebagai jawaban, seorang yang

mukanya tertutup topeng "Malaikat Bumi"

membandringkan rantai panjangnya yang

berujung bola besi. Bola besi langsung

meluncur ke wajah Sebun Hiong dengan

dahsyat.

Sebun Hiong melompat turun dari kuda

sekalian untuk menghindar, membiarkan Hek
hong-ma lari sendirian. Ia memperhitungkan,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1620

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menghadapi orang-orang bertopeng yang

agaknya adalah jagoan-jagoan silat itu akan

kurang leluasa kalau menunggang kuda.

Berbeda dengan menghadapi perampok
perampok biasa yang hanya mengandalkan

otot yang keras dan kekejaman.

Serangan bola rantai hanyalah serangan

pembukaan, segera disusul dengan serangan
serangan lain beruntun seperti banjir. Seorang

yang mukanya dicoreng-coreng seperti suku

terasing yang hidup di pegunungan Tai-liang
san, bersenjata tombak dan melompat

menikam dada Sebun Hiong gerakannya

mantap dan cepat, menandakan ia bukan

orang sembarangan. Disusul orang yang

bersenjata sabit besar, lalu yang membawa

sepasang Tiat-tui (gada bulat bertangkai

pendek) yang rupanya bertenaga besar.

Pengeroyokan atas diri Sebun Hiong

itupun berlangsung di tengah jalan kampung,

di bawah cahaya api yang berkobar-kobar dari

rumah yang terbakar. Tepat seperti dugaan

Sebun Hiong, orang-orang itu lebih tangguh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1621

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dari perampok-perampok yang dibabatnya

dengan gampang di mulut kampung tadi.

Orang-orang ini lebih tangguh. Terbukti

mereka sanggup menghindar atau menangkis

serangan-serangan balasan Sebun Hiong,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

biarpun harus saling bantu dengan teman
teman lain.

Sebun Hiong memutar pedang besarnya

dengan garang memainkan pedang Hoa-san
pai, tapi tidak gampang lagi ia melukai orang
orang bertopeng itu.

Di sebuah sudut gelap yang tak

terjangkau cahaya api, ada seorang bertopeng

lainnya yang diam-diam berdiri di kegelapan

untuk memperhatikan pengeroyokan atas diri

Sebun Hiong.

Orang ini berjubah panjang biru tua

yang susah dilihat warnanya di kegelapan,

sebatang pedang terhunus di tangannya tetapi

hanya dipeluk dengan tangannya karena ia

jauh dari arena.

Sambil memperhatikan pertempuran, ia

begumam, "Sebun Hiong takkan lolos malam

ini. Bagus. Liu Jing-yang sebagai menantu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1622

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lelaki akan segera menggantikan sebagai ahli

waris keluarga Sebun, dan aku akan mendapat

Perusahaan sutera Yong-con dan perusahaan

pengawalan Pek-him Piau-tiam. Uang yang

harus kukeluarkan untuk membayar kawanan

orang rakus dan bodoh ini tidak seberapa kalau

dibandingkan penghasilan besar yang bakal

mengalir ke kantongku setiap bulannya kelak.

Hem..."

Dibandingkan lawan-lawannya satu

demi satu, Sebun Hiong unggul tiga empat

tingkat, namun lawannya saat itu ada delapan

orang dengan kepandaian khas masing-masing

senjatanya.

Membuat Sebun Hiong ingin menghirup

napaspun rasanya tidak diberi kesempatan.

Beraneka macam senjata menyambar

berganti-ganti ke arah tubuhnya. Bola rantai,

sabit besar, gada bulat bertangkai pendek,

golok, toya gigi serigala, tombak, kaitan tajam

dan sebuah pacul bertangkai panjang.

Delapan macam senjata dari delapan

tokoh yang "setengah hitam setengah putih"

dijuluki Hong-san-pat-sat (delapan algojo

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1623

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hong-san). Sehari-hari mereka hidup di

masyarakat ramai sebagai orang baik-baik, ada

yang buka toko, menjadi petani, tukang kayu,

pedagang keliling dan sebagainya.

Tapi mereka punya puluhan anak buah

yang bersembunyi di gunung dan tiap saat bisa

digerakkan, kalau ada "pesanan" dari pihak

lain untuk membunuh atau menghancurkan,

dengan bayaran tinggi. Begitu pula kali itu,

mereka disewa tenaganya, namun agak segan

kepada keluarga Sebun sehingga mereka

menampilkan wajah yang tidak sebenarnya.

Menghadapi pembunuh-pembunuh

bayaran itu, Sebun Hiong kewalahan. Pundak

dan lengannya sudah tertusuk tombak,

meskipun tidak menentukan tetapi jelas

memperlemah perlawanannya.

Kakinya juga sempat dibelit oleh rantai

bola sehingga hampir saja tertarik roboh,

sementara senjata-senjata lain terus

menghujaninya dan sulit dilawan oleh

pedangnya yang hanya satu.

Tenaga sakti Kun-goan-sinkang (tenaga

sakti alam semesta) ajaran keluarganya sudah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1624

Rewriter & Pdf Maker : OZ

digunakan sehingga gerak pedangnya selalu

mengeluarkan suara menderu bagaikan taufan,

tapi tetap kurang cukup untuk lolos dari

kepungan Delapan Algojo Hong-san.

Lima orang pegawai jagoan keluarga

Sebun itupun kemudian datang, karena kuda

mereka tidak sebaik si Angin Hitam. Seperti

panglima-panglima perkasa dalam dongeng
dongeng kuno, kelimanya menerjang dengan

kuda, senjata dan keberanian mereka ke arah

gerombolan perampok. Beberapa perampok

tertebas roboh atau kena tendangan kaki-kaki

kuda mereka.

Namun para garong juga sangat

berpengalaman dalam dunia hitam mereka

yang penuh kekerasan. Mereka memancing

orang-orang keluarga Sebun itu berpencaran di

lorong-lorong sempit, kemudian di tikungan
tikungan tajam ada yang menyerampang kaki

kuda, sehingga penunggang-penunggangnya

dipaksa bertempur di atas tanah. Kalau sudah

begitu, biarpun lima orang pegawai keluarga

Sebun itu cukup berani dan kuat, menghadapi

kawanan bandit yang berjumlah jauh lebih

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1625

Rewriter & Pdf Maker : OZ

banyak, mereka kewalahan juga. Satu demi

satu mereka roboh tercincang.

Sebenarnya kalau mau, Liu Jing-yang

ditambah limabelas pegawainya ikut

menerjang pertempuran, akan bisa

mempengaruhi keadaan. Ditambah Sebun Giok

yang biarpun sedang hamil namun masih kuat

untuk bermain pedang. Tapi Liu Jing-yang

memang tidsk mau lagi melihat Sebun Hiong

hidup, ia dan rombongannya tetap berhenti

empat lima li dari desa yang dirampok, sambil

memandang cahaya api di kejauhan.

Ketika Sebun Giok dari dalam kereta

mendesak suaminya untuk membantu, karena

mencemaskan nasib kakaknya, maka dengan

berbagai alasan Liu Jing-yang membantahnya.

"Percayalah kepada kakakmu, isteriku,"

hibur Liu Jing-yang dengan wajah palsunya.

"mana bisa segala macam bandit kecil itu

menandingi kakakmu?"

"Tapi berat rasanya membiarkan Hiong
ko maju sendirian hanya dengan ditemani lima

orang pegawai."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1626

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Hilangkan kecemasanmu, kakakmu

pernah dikeroyok dua orang dari Lo-san Su
koai (Empat siluman Lo-san) dan tidak kalah,

apalagi sekarang ilmunya meningkat beberapa

lapis karena menghadapi pertandingan di

Siong-san," bujuk Liu Jing-yang. "Apalagi

ibumu berpesan wanti-wanti kepadaku, untuk

menjaga dirimu dan kandunganmu, kalau

sampai terjadi apa-apa, aku tak punya muka

lagi untuk hidup di dunia."

Omongan dan sikap Liu Jing-yang

begitu meyakinkan, sampai akhirnya Sebun

Giok tak bercuit lagi. Ia bangga punya suami

yang begitu "bertanggung-jawab".

Di tengah desa yang kebakaran dan

panik karena perampokan itu, memang Sebun

Hiong nampak lebih kuat dan garang

dibandingkan hampir setahun yang lalu ketika

bertempur dengan Lo-san Su-koai. Kalau dulu,

dia dapat mengimangi dua dari Su-koai, maka

sekarang agaknya tiga dari Su-koai pun bisa

dihadapinya sendiri, seandainya su-koai masih

hidup.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1627

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi menghadapi delapan orang yang

sehari-harinya berlatih tehnik-tehnik

membunuh dan mencelakakan orang, Sebun

Hiong jadi kewalahan. Hong-san-pat-sat secara

perseorangan kalah dari Lo-san Su-koai, tapi

secara kelompok lebih tangguh satu setengah

kalinya Lo-san Su-koai.

Maka Sebun Hiong pun seperti seekor

beruang buas yang jatuh ke sarang ular-ular

berbisa, sendirian, sebab lima pegawainya

sudah jalan dulu ke nirwana. Luka-lukanya

semakin bertambah.

Si orang bertopeng berjubah biru yang

mengawasi dari bayangan kegelapan itu

mengangguk-angguk kepala dengan puasnya,

sambil bergumam, "Bagus. Wahai Sebun Him,

relakan saja seluruh kekayaanmu di berbagai

kota untuk diwarisi oleh menantumu yang

durhaka itu, supaya pamannya inipun

kecipratan sedikit rejeki......"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Entah dewa atau buddha yang mana

yang sudi mendengarkan doanya itu.

Namun derap kuda kembali terdengar,

memantul-mantul di lereng bukit itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1628

Rewriter & Pdf Maker : OZ

serombongan penunggang kuda muncul dari


Pendekar Pulau Neraka 19 Titisan Dewi Pendekar Dari Hoa San Karya Kho Ping Hoo Pendekar Rajawali Sakti 32 Permainan Di

Cari Blog Ini