Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 17

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 17

persimpangan jalan, seorang pemuda yang

berpakaian rapi dan tampan, alisnya tebal dan

matanya besar menggambarkan kejujuran dan

keterus-terangan wataknya. Ia berkuda tanpa

memegang kendali, hanya menjepitkan

sepasang kakinya kuat-kuat ke perut kuda,

sebab sepasang tangannya memegang

sepasang tongkat bekas gergajian sumbu roda

kereta yang pangkalnya dibalut gombal
gombal amoh.

Seperti malaikat yang terjun dari langit,

pendatang berkuda itu langsung menerjangkan

kudanya ke arah Hong-san-pat-sat, sambil

berteriak kepada Sebun Hiong, "Tahan, tuan

muda! Aku datang!"

"Liu Beng!" teriak Sebun Hiong dengan

hati terasa sejuk karena bayangan pintu

gerbang akhirat di pelupuk matanya segera

menjauh kembali, padahal tadi rasanya sudah

demikian dekat.

Dari atas kudanya, Liu Beng

mengayunkan sepasang tongkat besinya ke

kedua arah kiri-kanan, menghantam ke arah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1629

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dua orang dari Hong-san-pat-sat yang paling

dekat. Dalam jurus-jurus sepasang tongkat

ajaran ayah angkatnya, Cui-poan-siang Hong

Thai-pa yang disebut Cui-siang-sip-sik Siang
koai-hoat (Ilmu Sepasang Tongkat Sepuluh

Jurus Gajah Mabuk) memang tidak ada jurus

indah dengan sasaran bagian tubuh tertentu.

Hantaman tongkat ditujukan ke mana saja,

ada kepala ya kepala, ada pundak ya pundak,

kaki musuh tak terjaga ya kakinya yang

diincar. Begitu pula kali itu jurusnya adalah

Cui-siang-tah-loan (gajah mabuk membabi
buta).

Kekuatan yang tersalur di kedua

tongkat itu seperti gunung ambruk, karena Liu

Beng punya pembawaan tenaga yang kuat,

disamping telah menerima pelajaran tenaga

dalam dari ayah angkatnya.

Anggota Hong-san-pat-sat yang di

sebelah kanannya bersenjata sepasang bola

besi bertangkai pendek, terkejut mendengar

desing angin yang menyertai gerak tongkat

rongsokan Liu Beng. Tak sempat menghindar,

ia pasang kuda-kuda rendah dan secara

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1630

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kekerasan menahan hantaman tongkat dengan

menyilangkan sepasang senjatanya.

Ia memang bangga dengan kekuatanya

yang paling hebat dibandingkan tujuh

rekannya. Tapi begitu senjatanya tertimpa

tongkat Liu Beng, sepasang telapak tangannya

pedih dan panas seolah terbakar, tubuhnya

terguncang hebat dan terhempas ke belakang

dengan megap-megap, sepasang senjatanya

terlempar lepas.

Dengan geragapan ia merangkak

menggapai senjatanya, tapi setelah tangkai

senjata tergenggam di jari-jarinya, untuk

mengangkat saja sudah tidak kuat, apalagi

untuk berkelahi. Sepasang senjata yang

biasanya dapat diputar dengan enteng seolah

terbuat dari gabus, kini terasa seberat bukit,

karena sepasang tangannya terkilir parah oleh

benturan tadi.

Sedang sasaran di sebelah kiri Liu Beng

adalah anggota Hong-san-pat-sat yang

bersenjata tombak. Ia lincah, namun serbuan

Liu Beng terlalu cepat untuk dihindari. Sekuat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1631

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tenaganya ia palangkan tombaknya di atas

kepala untuk menangkis tongkat besi Lu Beng.

Tangkisan yang sia-sia. Pertama,

tenaganya tidak sekuat temannya yang

bersenjata sepasang bola besi bertangkai

pendek. Kedua, gagang tombaknya hanyalah

kayu biasa, biarpun kayu pilihan tapi mana

kuat diadu dengan besi bekas sumbu roda

kereta? Terdengar suara berderak, sebenarnya

dua suara namun hanya kedengaran seperti

satu suara karena cepatnya, yaitu suara

tangkai tombaknya yang patah dan suara

tengkorak kepalanya yang retak, membuat isi

kepalanya jungkir balik dan mampus.

Kedatangan Liu Beng langsung

mengubah sebutan dari Hong-san-pat-sat

menjadi Hong-san-liok-sat (enam algojo Hong
san). Tapi enam pun masih terlalu banyak. Di

tengah arena, Sebun Hiong menggunakan

kesempatan selagi lawan morat-marit

mengatur siasat baru, mengerahkan seluruh

kekuatannya untuk mengayunkan pedang

besarnya dalam tipu Heng-sau-jwan-kun

(menyapu seribu prajurit), mendatar lebar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1632

Rewriter & Pdf Maker : OZ

setinggi perut. Dua anggota Hong-san-liok-sat

kembali roboh dengan perut menganga merah.

Sisanya menjadi kocar-kacir

menghadapi gabungan tenaga Sebun Hiong

dan Liu Beng yang sudah melompat turun dari

kuda itu. Dari pihak tertekan, Sebun Hiong kini

berbalik menekan. Lawan-lawannya mencoba

mengatur perlawanan dengan sisa kekuatan

yang ada, mereka juga bersuit beberapa kali,

agaknya semacam isyarat bagi anak buah

mereka.

Apalagi penolong Sebun Hiong bukan

hanya Liu Beng, tapi juga empat orang gadis

pengiringnya yang mengamuk dengan senjata
senjata masing-masing. Para perampok

tadinya kegirangan melihat empat gadis cantik

seolah "dihadiahkan" kepada mereka, namun

kegirangan berubah menjadi kepanikan ketika

"hadiah-hadiah" itu berbalik menghadiahkan

semburan jarum-jarum lembut, sabetan
sabetan atau jeratan-jeratan tali yang

mencelakakan, bacokan-bacokan sepasang

golok tipis Liu-yap-to dan tebasan-tebasan

toya rotan yang ringan namun selalu telak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1633

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengincar jakun atau selangkangan kaum

perampok yang bagaimanapun kuatnya tapi

kalau kena pasti ambruk.

Gadis-gadis itu muncul bagaikan

bidadari-bidadari kayangan membabat para

siluman perusak dunia.

Bersama rombongan itu ada pula tiga

murid Ki-lian-pai yang sebenarnya tidak suka

ikut campur urusan perampokan di desa itu.

Namun karena para perampok menganggap

mereka sebagai lawan pula, dan menyerang

mereka, maka Kam Hun-siong, Nyo Lik, dan Le

Ciong terpaksa juga menghunus pedang tapi

sekedar membela diri.

Bahkan melihat seorang perempuan tua

digorok para perampok di depan hidung

mereka, mereka juga tidak ambil pusing asal

diri mereka tidak diganggu. Tugas murid-murid

Ki-lian-pai toh hanya "menjaga nama

perguruan" saja? Peduli amat urusan orang

lain....

Perkembangan tak terduga itu membuat

orang bertopeng, berjubah biru yang

bersembunyi di kegelapan itu terpukul hatinya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1634

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Seolah-olah mimpi, ia melihat bagaimana

tangkas dan kuatnya Kiu Beng memainkan

sepasang tongkat besinya, agaknya tidak kalah

dari Sebun Hiong sendiri. Ia ingin terjun ke

gelanggang untuk membantu sisa Hong-san
pat-sat yang tinggal empat dan keteteran itu,

namun ragu-ragu, apakah kekuatannya sendiri

sudah cukup untuk memulihkan keseimbangan

seperti tadi? Bagaimana kalau ia malah

tertangkap dan kedoknya dibuka?

Namun untuk pergi begitu saja ia juga

merasa berat kakinya, rencana yang sudah di

ambang pintu keberhasilan membunuh Sebun

Hiong, menjadi berantakan gara-gara

munculnya Liu Beng dan empat gadis

pengiringnya. Ia mundur semakin dalam ke
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudut yang gelap untuk memperhatikan

jalannya pertempuran, sambil menyiapkan

"tindakan-tindakan yang diperlukan".

Beberapa langkah dari kakinya, anggota

Hong-san-pat-sat yang tidak mati namun

sepasang tangannya lumpuh karena terkilir

hebat itu, masih merayap-rayap dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1635

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dorongan kakinya untuk minggir, karena tidak

mau tubuhnya terinjak-injak kuda.

Rasa jengkel karena gagalnya rencana,

tiba-tiba ditumpahkan kepada anggota Hong
san-pat-sat itu. Tangannya melontarkan

sebilah belati yang langsung menancap di

tenggorokan orang itu, mengakhiri penderitaan

sepasang tangannya.

Di arena, Sebun Hiong dan Liu Beng

berturut-turut merobohkan masing-masing

satu orang.

"Tangkap hidup-hidup yang dua orang

ini, A-beng!" Sebun Hiong berseru. "Kita korek

mulut mereka untuk mengetahui siapa yang

menyuruh mereka! Yang terjadi di desa ini

rasanya sebuah perangkap yang disiapkan

khusus untukku!"

"Baik, Siauwya!" sahut Liu Beng.

Lawan Liu Beng adalah seorang yang

bersenjata toya long-ge-pang (pentung gigi

serigala) yang berat dan bertenaga besar.

Namun ia sama seklai tak berdaya menghadapi

putaran sepasang tongkat Liu Beng yang

mantap itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1636

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Bahkan ketika Liu Beng menghantam

bertubi-tubi, toyanya tak berhasil ia

pertahankan lebih jauh sehingga jatuh dari

tangannya. Tapi ia agaknya enggan menjadi

tawanan, dosanya terlalu banyak sehingga

kalau tertangkap hidup-hidup akan mengalami

banyak kesulitan.

Begitu senjatanya hilang dari tangan, ia

tanpa ragu-ragu lagi menggigit putus lidahnya

sendiri, dan jatuh terkapar dengan nyawa

melayang.

Tinggal satu lagi, yang masih

menyerang Sebun Hiong dengan sebatang

golok. Ketika sadar bahwa ia tinggal sendirian,

ia menjadi kebingungan. Tidak ingin

tertangkap, tetapi juga tidak bisa lari, sedang

untuk bunuh diri ia tidak seberani temannya

yang terakhir tadi.

Untunglah dalam keadaan terjepit ia

punya seorang "teman yang paham

kesulitan"nya, yaitu orang bertopeng berjubah

biru yang berdiri di kegelapan itu, yang

memberikan jalan keluar tanpa berunding lebih

dulu dengannya. Jalan keluar itu berupa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1637

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebilah belati kecil yang meluncur dari

kegelapan dan menyusup daging di

punggungnya, langsung merobek jantungnya.

Dengan demikian batallah rencana

Sebun Hiong untuk menangkap dan memeras

keterangannya.

Sebun Hiong dan Liu Beng terkejut,

sekilas masih sempat melihat sesosok

bayangan berjubah biru berkelebat menghilang

di sebuah sudut gelap, dari arah luncuran

belati itu. Tanpa berjanji, keduanya serentak

memburu ke arah bayangan itu dan

meneriakkan seruan yang sama pula,

"Berhenti! He!"

Cuma si jubah biru bertopeng agaknya

seorang jagoan yang ilmu meringankan

tubuhnya hebat juga, sehingga dapat lari

dengan kencang. Sedangkan ilmu meringankan

tubuh justru merupakan titik paling lemah

pada Sebun Hiong maupun Liu Beng.

Keduanya adalah pemuda-pemuda

bertubuh tegap, bertenaga besar, namun

dalam hal meringankan tubuh justru pas-pasan

saja. Maka gagallah mereka untuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1638

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyingkapkan rahasia siapa yang mendalangi

perangkap itu.

Liu Beng dan Sebun Hiong kemudian

lebih sibuk dengan para perampok anak buah

Hong-san-pat-sat yang masih merajalela itu.

tanpa pimpinan lagi, para perampok itu mudah

ditundukkan, kemudian sisanya lari lintang
pukang.

Ketika kemudian Liu Beng dan Sebun

Hiong yang sedikit luka-luka itu berkuda

berdampingan, diiringi yang lain-lainnya untuk

menjemput rombongan yang mengawal Sebun

Giok di luar desa, maka Liu Jing-yang menjadi

sangat kecewa ketika melihat Sebun Hiong

hanya luka-luka ringan tapi masih hidup.

Lebih kecewa lagi melihat Liu Beng

tahu-tahu sudah muncul pula. Agaknya Liu

Beng inilah yang membantu lolosnya Sebun

Hiong dari maut.

Namun demikian Liu Jing-yang berhasil

menyembunyikan jauh-jauh rasa kecewanya.

Ia menyongsong maju, pura-pura kaget

melihat luka-luka Sebun Hiong dan bersikap

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1639

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebagai adik ipar yang baik, "Suheng, kau

luka?"

Sebun Hiong tertawa sambil tepuk
tepuk pundak Liu Beng, katanya, "Baru

mendapat luka-luka kecil dan Liu Beng sudah

menolongku sehingga memperpanjang

umurku."

"Bukankah tadi aku sudah berpesan,

kalau Suheng menemui kesulitan agar

melepaskan isyarat atau menyuruh orang

untuk memberitahu aku?" kata Liu Jing-yang

dengan nada menyesal. "Akibatnya Suheng

mendapat luka-luka, padahal sedang dalam

perjalanan ke Siong-san untuk bertanding...."

Sikap penuh perhatian Liu Jing-yang itu

membuat Sebun Hiong merasa lega juga, dan

merasa bahwa selama ini sikapnya sendiri

keterlaluan dingin kepada sang adik ipar.

Katanya, "Terima kasih atas perhatianmu,

Sute. Tapi selama perjalanan luka-lukaku akan

sembuh kembali. Hanya luka-luka ringan di

kulit."

Kemudian, sementara Sebun Hiong

diobati oleh A-cui, A-loan dan lain-lainnya,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1640

Rewriter & Pdf Maker : OZ

semua perhatian tertuju kepada Liu Beng yang

kemunculannya telah menyelamatkan Sebun

Hiong dari rencana busuk Liu Jing-yang secara

diam-diam.

"Eh, A-beng, kenapa kau dan orang
orangmu tiba-tiba bisa muncul di tempat ini?"

tanya Liu Jing-yang.

"Hanya kebetulan, Siauwya," sahut Liu

Beng. "Aku sebenarnya sedang mencari jejak

orang-orang Hek-eng-po yang entah kenapa

menghilang sepanjang jalan, lalu menjelang

memasuki kota Hong-ciu-koan aku bertemu

dengan..... sahabat-sahabat dari Ki-lian-pai ini

yang membawa kabar bahwa nona Auwyang

pergi tanpa pamit dari Ki-lian-san. Terus saja

aku membelokkan arah ke jalan raya propinsi

Ho-lam, tak terduga secara kebetulan berhasil

membantu Siauwya Sebun Hiong mengatasi

musuh-musuhnya."

Dalam keterangannya, Liu Beng sengaja

tidak menyebutkan bagaimana ia dan A-cui

dan lain-lainnya telah membuat Kam Hun
siong bertiga pecundang jungkir-balik, supaya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1641

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ketiga murid Ki-lian-pai itu tidak kehilangan

muka.

Kam Hun-siong bertiga dengan tersipu
sipu memberi hormat kepada orang-orang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keluarga Sebun. Gelapnya malam membuat

tak terlihat wajah mereka yang merah.

Meskipun sudah tahu apa jawabannya,

Liu Jing-yang masih pura-pura bertanya, "Lho

saudara Kam, kenapa tidak bersama-sama

dengan Suhu dan Suheng kalian?"

"Ya, kami berpisah dengan Suhu dan

Suheng di simpang jalan yang menuju kota Lo
tiong-koan, kata Suhu agar...... agar dapat

lebih cepat menemukan jejak Sumoai....."

sahut Kam Hun-siong.

"Kenapa lalu kalian sampai berjalan

bersama Liu Beng?"

"Kami.... kami.... kami...." Kam Hun
siong menjawab kebingungan. Dan A-hui gadis

pengiring Liu Beng yang berwatak periang

itulah yang menjawab sambil tertawa, "Kam

Siauwya, kenapa tidak bicara terbuka saja?

Kalian bermaksud menawan Huciangkui,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1642

Rewriter & Pdf Maker : OZ

namun malah berbalik kalian yang menjadi

tawanan bukan?"

Liu Beng sebenarnya hendak mencegah

pengiring-pengiringnya bicara mempermalukan

Kam Hun-siong bertiga, namun sudah tidak

sempat lagi. Malah A-cui, A-loan dan lain
lainnya pun berebutan bercerita sampai hal

sekecil-kecilnya, tidak lupa dijelaskan dengan

gamblang bagaimana "Kam Siauwya"

nyungsep di selokan pada gebrakan pertama

melawan Liu Beng. Rupanya gadis-gadis itu

masih dendam karena pernah dimaki "barisan

sundal" oleh murid-murid Ki-lian-pai itu.

Tak terduga Liu Jing-yang lah yang

menghentikan ocehan gadis-gadis itu dengan

bentakan sengit, "Diam kalian, budak-budak

tak tahu adat! Tidakkah kalian sadari derajat

kalian hanya budak-budak, sedang saudara

Kam ini murid perguruan terhormat?"

A-cui, A-loan dan A-hui bungkam

seketika dengan kepala tertunduk dan mata

berkaca-kaca. Teguran pedas Liu Jing-yang

seperti cermin yang dipasang di depan mereka

agar mereka sadar kembali bahwa mereka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1643

Rewriter & Pdf Maker : OZ

cuma budak-budak yang tidak mempunyai hak

sebanyak "tuan-tuan terhormat".

Sedangkan A-liu yang sejak semula tak

ikut bicara, acuh tak acuh saja, namun otaknya

sedang berputar seperti gasing memikirkan

pihak mana yang hendak mencelakai Sebun

Hiong tadi? Ia yakin bukan dari Hek-eng-po

sebab itu berarti melanggar pesan Hek-eng

Pocu kepada segenap anak buahnya.

Sementara itu Liu Jing-yang belum puas

melampiaskan kejengkelan, dan kini

membentak Liu Beng pula, "Dan kau, kacung

yang tak tahu berterima kasih! Keluarga Sebun

mengangkatmu dari seorang gelandangan

menjadi Huciangkui, tapi begitukah caramu

mendidik orang-orangmu sehingga mereka

tidak tahu tatakrama?"

Sahut Liu Beng, "Aku tidak pernah

mengajar mereka untuk tidak tahu adat

kepada siapapun, hanya mengingatkan

martabat kemanusiaan yang mereka miliki,

agar jangan membuat mereka merasa di

bawah derajat orang lain, menghargai diri

sendiri sewajarnya sebagai manusia, bukan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1644

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keledai beban atau sapi perahan atau anjing

pengawal....."

"Wah, sudah pintar berkhotbah ya? Tapi

orang-orang macam kalian harus selalu

diingatkan akan kedudukan kalian, kalau tidak,

siapa yang akan melayani kami, majikan
majikan kalian?"

Liu Beng membungkuk hormat, "Tentu

saja, Siauwya, kami ingat bahwa kami hanya

berkedudukan sebagai pelayan-pelayan, tapi

tidak harus kehilangan martabat kemanusiaan

kami, bukan? Tidak harus membiarkan kepala

kami diinjak atau tangan kami diikat seperti

ternak yang diseret ke pasar, bukan?"

"Belajar dari mana setan kecil ini

sehingga pintar memutar lidah sepandai ini?

Ah, sejak dari Liu-keh-chung juga dia sudah

pintar berlagak seperti pendeta untuk

mencegah tindakan-tindakanku, tapi tak

pernah aku gubris," pikir Liu Jing-yang. Lalu ia

berkata, "Baiklah kalau sadar kedudukanmu,

tapi kalian harus lebih banyak belajar

tatasusila, agar pantas menjadi pelayan
pelayan kalangan terhormat....."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1645

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sekonyong-konyong Liu Beng tertawa

kecil memutuskan ucapan Liu Jing-yang.

"Ah, Siauwya berkelakar saja. Kalangan

yang sejak kecil diajar tatakrama toh

melakukan juga hal-hal yang tak terpuji.

Misalnya, menghancurkan kebahagiaan

seorang gadis miskin penjaja kue sehingga

bunuh diri bersama suaminya meskipun baru

semalam menjalani upacara pernikahan, atau

seorang ketua perguruan terhormat yang

mencoba mengakali besannya sendiri, bahkan

dengan cara mengorbankan cucu

perempuannya sendiri demi mengingini barang

yang bukan haknya. Atau seorang muda dari

keluarga antah-berantah yang membunuh

saudara sepupunya sendiri untuk merampas

barangnya?"

Liu Jing-yang kontan pucat wajahnya

mendengar "pukulan tiga berantai" itu,

keringat dingin membasahi punggungnya,

kuatir kalau ocehan Liu Beng didengar dan

dicerna oleh orang-orang keluarga Sebun. Ia

bungkam dan tubuhnya gemetar.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1646

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara Liu Beng semakin berani

menumpahkan isi hatinya, hanya saja ia tidak

berteriak-teriak penuh emosi, melainkan bicara

seolah mendongengkan cerita dari negeri jauh

yang tak ada sangkut pautnya dengan orang
orang di situ.

Tetapi ia memandang murid-murid Ki
lian-pai ketika melanjutkan kata-katanya yang

tetap bernada datar, ".... atau menjebak dan

memfitnah saudara seperguruannya sendiri

dengan memperalat seorang gadis yang genit?

Memburu dan menyiksa muridnya sendiri dari

balik sehelai kedok untuk menanyakan barang

yang bukan miliknya sendiri? Aku menyatakan

rasa kagumku yang setinggi-tingginya kepada

kalangan terhormat yang sangat paham

tatakrama ini.

Bahkan membunuh, menipu dan

merampokpun mereka lakukan dengan penuh

tatakrama yang anggun, benar-benar

jempolan. Orang lain mereka bungkam

mulutnya yang menyuarakan tuntutan

kemanusiaan yang wajar, karena tidak boleh

melanggar tatakrama. Begitu bukan?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1647

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Jing-yang dan murid-murid Ki-lian
pai bungkam semua, mereka kuatir kalau

membantah akan menimbulkan kemarahan Liu

Beng sehingga bekas kacung itu bukan saja

akan membisikkan kebusukkan mereka, tetapi

meneriakannya mungkin sekalian menyebut

nama-nama pelakunya secara terang. Saat

itupun Liu Beng sebenarnya sudah marah,

cuma kemarahan yang masih terkendali.

Kemudian Sebun Hiong yang tengah

diobati luka-lukanya oleh A-loan dan A-hui itu

bersuara,"Sudahlah, tadi A-cui agaknya hanya

bercanda saja, jangan ada yang tersinggung.

Apalagi A-cui berempat juga sudah berjasa

pula ikut menyelamatkan aku dari tangan para

pembunuh bayaran yang menyamar sebagai

perampok untuk menjebak aku...."

Liu Jing-yang terkesiap mendengar

sepuluh kata yang terakhir itu. Sesaat ia
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lupakan "kekurang-ajaran" Liu Beng dan

dengan was-was mulai berpikir, mungkinkah

para pembunuh bayaran itu ada yang

tertangkap Sebun Hiong dan menyebutkan

siapa yang menyuruh?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1648

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi Sebuh Hiong tiba-tiba berseru"A
beng, A-cui, A-loan, A-hui dan A-liu, duduklah

bersama aku di sini. Aku ingin makan bersama

dengan penolong-penolongku sebagai ucapan

terima kasihku...."

Liu Jing-yang kaget. Semakin sering

Sebun Hiong bicara akrab dengan Liu Beng,

akan semakin terbuka kemungkinan Liu Beng

menceritakan kelakuan Liu Jing-yang yang

malang melintang semasa masih menjadi tuan

muda di Liu-keh-chung dulu, sebab Liu Beng

tahu banyak, di samping mendiang A-piao,

kacung Liu Jing-yang yang paling setia.

Sikap Liu Jing-yang terhadap Liu Beng

sejak dulu tidak pernah baik. Dulu ia

menganggap Liu Beng sebagai seekor cacing

tanah yang dapat diinjak semaunya, kini si

"cacing tanah" sudah menjadi "ular berbisa"

yang setiap saat bisa memagutnya mampus.

Liu Beng dan keempat gadis pelayan

ragu-ragu memenuhi panggilan Sebun Hiong

itu. barulah ketika Sebun Hiong berseru sekali

lagi, mereka berlima bangkit dan berjalan

mendekat setelah sekenanya merapikan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1649

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pakaian mereka. Sambil melangkah, Liu Beng

berkata, "Tapi nanti kami dianggap melanggar

tata krama?"

"Nah, benar," pikir Liu Jing-yang. "Si

ular berbisa sudah menggerakkan kepalanya

dan siap mematuk, sementara aku belum siap

dengan pertahanan apapun kecuali

mengandalkan pertolongan keledai betina yang

menjadi isteriku ini...."

"Tata krama apa?" tanya Sebun Hiong.

"dududklah, kalau kau setuju, tidak lama lagi

kita akan menjadi saudara angkat. A-cui

berempat juga akan aku usulkan kepada ayah

agar ditingkatkan kedudukannya dalam

keluarga Sebun. Kemarilah."

Untuk sementara Liu Jing-yang boleh

lega, sebab si "ular berbisa" (memangnya Liu

Jing-yang menganggap dirinya sendiri itu apa?)

tidak mematuk lebih lanjut. Dengan sikap

sopan yang sudah disiapkannya, Liu Beng

duduk pula di dekat api unggun.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1650

Rewriter & Pdf Maker : OZ

A-cui berempat melangkah ragu-ragu,

setelah dekat api unggun mereka memberi

hormat dan berkata, "Hamba berempat merasa

mendapat kehormatan atas undangan

Siauwya." Setelah itu barulah duduk pula dekat

api unggun, namun cukup di tempat "kelas

dua" yang agak ke belakang, agar tidakditegur

oleh Liu Jing-yang si Pembela Tata krama.

Biasanya mereka berempat cukup

membahasakan diri mereka "aku", namun kali

ini dirubah menjadi "hamba" untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan.

A-liu duduk paling jauh dari api, di

tempat yang terlindung bayangan pohon. Sore

itu ia lupa mencukur licin jenggotnya, maka ia

sengaja menjauhi penerangan. Tentu akan

menimbulkan kecurigaan kalau Sebun Hiong

atau Liu Beng melihat seorang "gadis"

berjenggot kasar seperti parut untuk

menggosok kelapa.

"Duduklah dekat-dekat sini," kata

Sebun Hing dengan ramah. "A-liu, kenapa kau

duduk sejauh itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1651

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Hamba cukup di sini, Siauwya," sahut

A-liu dari bawah bayangan pohon. "hamba

merasa agak gerah kalau berdekatan dengan

api....."

Setelah mereka berdelapan

melahapsemangkuk mie rebus dicampur

potongan-potongan daging kambing buruan

dicampur lagi buah-buahan hutan yang diiris
iris, masakan yang belum diketemukan

namanya oleh juru masak yang terbaik

sekalipun, mereka mulai bercakap-cakap.

Di luar dugaan, Liu Jing-yang bersikap

cukup ramah dan akrab dalam percakapan itu,

bahkan juga terhadap Liu Beng dan A-cui

berempat. Sebun Giok ikut sebentar dalam

percakapan, kemudian menyatakan akan

mengundurkan diri untuk beristirahat. Nyonya

muda yang sedang menuju ke kereta yang

tengah dilepas kudanya, dituntun oleh A-loan

dan A-hui di kanan-kirinya.

Liu Jing-yang sendiri, setelah cukup

lama mengumpulkan keberanian dan persiapan

dalam dirinya, mulai melontarkan pertanyaan

yang sejak tadi dipendamnya, "Suheng, kau

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1652

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tadi bilang bahwa perampok-perampok di desa

itu adalah pembunuh-pembunuh bayaran yang

menyamar. Apa betuk begitu?"

"Aku menduga demikian, bahkan

perangkap itu agaknya disiapkan untukku."

Liu Jing-yang mengepalkan tinju dan

menunjukkan kemarahan dengan kelihaiannya

bersandiwara. "Kurang ajar, siapa berani main

gila kepada keluarga Sebun kita? Suheng,

kenapa kau menduga demikian?"

"Pertama, begitu aku menyerbu para

perampok, segera ada di antara mereka yang

memperingatkan teman-temannya dengan

mengatakan ?Sebun Hiong sudah datang? ,

kalau mereka perampok biasa, dari mana

mereka langsung tahu namaku?

Liu Jing-yang mengangguk-angguk.

"Memang mencurigakan. Tapi juga tidak terlalu

heran, di dunia persilatan kawasan barat laut

ini tidak ada yang tidak kenal Ci-him Siau-eng

(pendekar muda beruang ungu) dari keluarga

Sebun?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1653

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Bisa juga demikian, namun khusus

delapan orang yang hampir membunuhku,

mereka bukan perampok-perampok biasa,

mereka berpakaian cukup baik dan memakai

macam-macam topeng atau mencoret-coret

wajah mereka. Ada kesan bahwa mereka

dipersiapkan khusus untuk menunggu aku, dan

ternyata hampir saja berhasil. Itu alasan yang

ke dua...."

Kali ini Liu Jing-yang tidak menemukan

kata-kata untuk melemahkan pendapat Sebun

Hiong tersebut. Ia kuatir kalau terlalu banyak

membantah malahan akan membuat dirinya

dicurigai.

Sedang tanpa membantahpun Liu Beng

sudah melirik tajam ke arahnya, agaknya

kacung itu juga ingat kematian Liu Tek-san di

Liu-keh-chung di mana ia curigai Liu Jing-yang

sebagai pelakunya. Orang yang sanggup

membunuh saudara sepupunya sendiri demi

ambisi, kenapa tidak berani membunuh

saudara ipar sekaligus saudara seperguruan?

Tapi Liu Beng lebih menyibukkan

mulutnya dengan makanannya daripada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1654

Rewriter & Pdf Maker : OZ

melontarkan tuduhan atau kecurigaan ke

alamat seseorang secara membabi buta. Kalau

tuduhannya tidak benar, berarti ia memfitnah

seseorang, padahal dirinya sendiri sudah

pernah mengalami sakitnya difitnah di Ki-lian
san dulu.

Sementara itu Sebun Hiong telah

melanjutkan penjelasan kecurigaannya, "Dan

yang ke tiga, ada satu pihak yang tidak suka

kalau pembunuh-pembunuh bayaran itu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertangkap hidup-hidup oleh aku dan Liu Beng,

sehingga ketika mereka tinggal satu, sebilah

belati melayang dari dalam gelap, membunuh

pembunuh yang gagal itu. Aku tidak mungkin

menanyai sesosok mayat bukan?"

Ketika Sebun Hiong bicara sampai

sekian, Liu Beng bukan Cuma mengangguk
angguk tapi juga ikut bicara, "Benar, sayang

kita tak berhasil mengejar pelempar belati itu.

tetapi rasanya aku pernah kenal orang itu......"

"Kau pernah kenal?" tanya Sebun Hiong

tertarik, sedang jantung Liu Jing-yang hampir

berhenti berdenyut karena kagetnya. Kata-kata

dari mulut Liu Beng selanjutnya bisa jadi akan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1655

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merusak rencananya yang diharap berjalan

rapi.

Namun denyut jantungnya normal

kembali ketika mendengar jawaban Liu Beng

yang sangat samar-samar, "Bentuk punggung

serta gerak lompatan orang itu ketika

menghilang di kegelapan, aku rasanya pernah

melihatnya. Tetapi entah kapan dan di mana,

aku sudah lupa. Mudah-mudahan dalam waktu

dekat aku bisa mengingat-ingatnya...."

"Ya, usahakan untuk mengingat
ingatnya, A-beng," akhirnya malah Liu Jing
yang seolah memberi dorongan kepada Liu

Beng. "Agar kita bisa membongkar komplotan

jahat yang hendak memusuhi keluarga

Sebun....."

Sesaat tempat itu sunyi, hanya

terdengar suara kayu kering yang berdetak
detak termakan api. Tiba-tiba Liu Jing-yang

berkata, "Aku yakin pasti perbuatan pihak Hek
eng-po. Merekalah musuh keluarga Sebun

sebenarnya!"

Puas hatinya dapat menimpakan

kesalahan ke atas kepala orang lain, apalagi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1656

Rewriter & Pdf Maker : OZ

masa itu memang Hek-eng-po adalah kambing

hitam yang "laris" untuk menanggung tuduhan

perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan

siapapun.

"Tidak mungkin......" sebuah suara

menyeletuk, dan ketika semuanya menoleh ke

asal suara itu, ternyata adalah A-liu yang

duduk agak ke belakang, agak jauh dari

cahaya api itu.

Ketika semua menoleh ke arahnya,

barulah A-liu menyesali kelancangan mulutnya

yang tedorong mengajukan komentar tadi, dan

kini harus bisa mundur kembali dengan hati
hati tanpa meninggalkan kecurigaan.

"Kenapa kau bilang tidak mungkin?"

tanya Liu Beng.

"Maaf kalau aku lancang ikut campur

pembicaraan, Jiwi Siauwya dan Huciangkui,

aku hanya berpikir bahwa Hek-eng-po selama

ini sudah pecah nyalinya menghadapi pihak

kita. Sampai jemu aku mengikuti Huciangkui

menempelkan surat tantangan di banyak

tempat, namun tidak satupun batang hidung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1657

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang muncul dari pihak mereka untuk

menyambut tantangan."

*Oz*

Berambung ke jilid 29

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1658

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 29

"Hanya itu alasanmu?"

"Benar, Huciangkui......"

"Alasan itu kurang kuat," kata Liu Beng

yang hendak bersikeras mengarahkan tuduhan

ke pihak Hek-eng-po. "Tidak munculnya orang
orang Hek-eng-po itu mungkin suatu siasat

untuk melengahkan kita, lalu mereka tiba-tiba

menerkam dengan dengan perangkap mereka

yang mematikan....."

Lalu Liu Jing-yang berpaling kepada Liu

Beng dan berkata dengan nada menyalahkan,

"Ini semua adalah gara-garamu, A-beng!"

"Kenapa aku yang disalahkan,

Siauwya?"

"Ha, kau masih belum sadar

kesalahanmu? Kau selama ini bersikap congkak

seolah kau satu-satunya pahlawan yang berani

menghadapi Hek-eng-po, menempelkan surat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1659

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tantangan dan caci-maki di sepanjang jalan.

Akibatnya bagaimana? Suheng hampir saja

menjadi korban perangkap musuh...."

Sungguh Liu Beng kelabakan kenapa

mendadak ia menduduki kursi terdakwa?

Agaknya Liu Jing-yang hendak membalas

sindiran-sindiran Liu Beng yang tadi dengan

memojokkannya, tapi untunglah Sebun Hiong

segera menengahi mereka, "Sudahlah, Sute.

Tindakan Liu Beng itu aku kira bukan dengan

maksud sok pahlawan, tapi demi memancing

keluar orang-orang Hek-eng-po dan menumpas

mereka. Kita semua anggota keluarga Sebun

menanggung resiko yang sama beratnya untuk

diserang orang-orang Hek-eng-po, kapanpun

dan di manapun. Kalau salah satu diserang,

tidak masuk akal kalau saling menyalahkan

satu sama lain. Lagipula Liu Beng juga sudah

menyelamatkan nyawaku."

Demikianlah maksud untuk

memojokkan Liu Beng terpotong oleh Sebun

Hiong. Liu Jing-yang kecewa namun tidak

berani membantah kakak iparnya itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1660

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Dalam percakapan selanjutnya, dengan

cara yang licin, halus dan tidak mencolok Liu

Jing-yang berhasil mengarahkan kecurigaan ke

pihak Hek-eng-po sehingga dirinya sendiri

aman dari tuduhan. Sebun Hiong dan Liu Beng

bukan orang-orang bodoh, namun mereka

kalah licin dari Liu Jing-yang, sehingga kedua
duanya pun yakin bahwa Hek-eng-po lah yang

mulai "perang terbuka" dengan keluarga Sebun

yang selama ini tertunda-tunda.

A-liu, si mata-mata Hek-eng-po yang

menyamar sebagai perempuan dan

menyelundup dalam keluarga Sebun itu, hanya

mendengarkan percakapan dengan bungkam

saja. Ia merasa bukan tugasnya untuk

membebaskan Hek-eng-po dari tuduhan, maka

lebih baik bungkam saja.

Mengelakkan tuduhan kepada Hek-eng
po yang terkenal sebagai biang keladi segala

kejahatan itu, sama sulitnya dengan menjahit

robekan-robekan bekas kain lap pel atau lap

meja untuk dijadikan baju pengantin yang

megah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1661

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Satu dua orang mulai menguap dan

membaringkan diri di rumput, lainnya masih

bercakap-cakap namun dengan suara makin

perlahan dan jarang, sedang yang bergiliran

jaga pun sudah menempatkan diri di berbagai

penjuru di sekitar rombongan itu.

Sebun Hiong, Liu Jing-yang dan Liu

Beng akhirnya juga merebahkan diri saling

berjauhan. Mereka tidak jauh dari senjata

masing-masing. Sebun Hiong dan Liu Beng

langsung saja pulas karena kelelahan, namun

Liu Jing-yang masih gelisah biarpun matanya

terpejam. Dalam hatinya ia mencaci-maki

ketololan pamannya, Auyang Peng-hong, yang

hampir saja menggagalkan semua rencana

seandainya kedoknya terbuka.

Ia juga bingung bagaimana langkah

selanjutnya dari rencana-rencananya.

Seandainya saja Liu Jing-yang menganggap

langkah selanjutnya yang terbaik adalah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuang ambisi untuk merebut warisan

keluarga Sebun, tentu ia akan dapat melewati

hari-harinya dengan tidur nyenyak dan makan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1662

Rewriter & Pdf Maker : OZ

enak, tapi ia justru bertekad tidak akan

mundur dari ambisinya tersebut.

Tengah ia gelisah, kupingnya

mendengar suara gemerisik.

Ketika ia membuka matanya, terlihatlah A-liu

yang tidur di bawah pohon belasan langkah

dari tempatnya itu bangun dan berjalan

dengan langkah ringan ke suatu arah,

menjauhi rombongan. Cahaya api sudah mulai

meredup karena tidak ada lagi kayu-kayu

bakar yang ditambahkan ke dalamnya.

Seandainya bukan Liu Jing-yang,

melihat orang bangkit dan berjalan itu tentu

akan dibiarkan saja, mungkin hendak kencing

di tempat gelap atau keperluan lain yang

sepele. Tapi bagi Liu Jing-yang yang otaknya

senantiasa dipenuhi perhitungan rumit,

kecurigaan, kekhawatiran akan terbukanya

rahasianya, maka gerak-gerik paling sepele

dari orang-orang di sekitarnyapun sudah cukup

menarik minatnya.

Begitu pula kali itu, apalagi mengingat

bahwa tadi A-liu adalah satu-satunya orang

yang berpendapat bahwa para pembunuh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1663

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bayaran di desa itu bukan Hek-eng-po. Maka

Liu Jing-yang merasa perlu menaruh sedikit

perhatian kepada "gadis" pelayan keluarga

Sebun yang kelelaki-lelakian itu.

Maka Liu Jing-yang juga bangkit dengan

gerakan ringan tanpa suara, dan sambil

berlindung di bayangan pepohonan yang tak

tersentuh sinar api, ia mengikuti A-liu secara

diam-diam.

Ternyata orang itu memang berjalan

menjauhi rombongan keluarga Liu, namun

tidak sembunyi-sembunyi. Bahkan ketika

seorang pegawai keluarga Liu yang berjaga

memergokinya dan bertanya A-liu hendak ke

mana, maka si "gadis" hanya menjawab

dengan cubitan ke pinggang si penjaga, lalu

berlalu sambil menunjukkan lenggang-lenggok

yang agak di buat-buat.

Si penjaga agaknya termasuk jenis

lelaki usil, katanya sambil tertawa, "Tentunya

hendak buang air kecil, bukan? Hati-hatilah,

waktu kau jongkok jangan sampai dirambati

ulat...."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1664

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Mulutnya bicara, tangannyapun beraksi,

terjulur ke dada A-liu, namun ditangkis oleh A
liu yang langsung meninggalkannya, lenyap

dalam kegelapan malam. Sekilas timbul pikiran

si penjaga untuk membuntuti A-liu dan

mengintipnya ketika buang air kecil, tapi tugas

jaganya tidak bisa ditinggalkan sehingga

diapun hanya bisa melihat lenggang-lenggok

A-liu dari belakang sambil menelan ludah.

Liu Jing-yang lah yang membuntuti

dengan diam-diam, sampai di sebuah tempat

gelap yang agak jauh dari tempat istirahat

rombongan. Ternyata A-liu tidak melakukan

sesuatupun yang menggemparkan, hanya

kencing di bawah pohon, namun caranya

kencinglah yang "menggemparkan".

Ia berdiri, membuka celananya dan

terdengarlah gemeresak rerumputan yang

tertimpa air seninya. Liu Jing-yang di balik

pohon hampir tak percaya melihat

pemandangan "dahsyat" itu. A-liu kencing

seperti orang lelaki, bukannya berjongkok.

Dan ketika Liu Jing-yang samar-samar melihat

semacam benda lonjong menjulur di balik

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1665

Rewriter & Pdf Maker : OZ

celana A-liu, yakilah dia bahwa A-liu bukan

cuma kelelaki-lelakian, namun memang lelaki

asli.

"Gila, siapa dia sebenarnya?" pikir Liu

Jing-yang.

Sementara si A-liu sudah mengikatkan

celananya kembali dan balik ke dalam

rombongan.

Malam itu, Liu Jing-yang semakin sulit

tidurnya. Ada masalah baru yang masuk ke

otaknya gara-gara mengintip A-liu buang air....

*Oz*

BAGIAN TIGA PULUH TIGA

Keesokan harinya, setelah dilakukan

persiapan seperlunya, rombongan keluarga

Sebun itupun segera berangkat kembali

dengan arah tujuan semula, ke gunung siong
san di propinsi Ho-lam.

Dengan bergabungnya Liu-beng dan

empat gadis pengiringnya, rombongan jadi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1666

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bertambah kuat. Namun kini di sepanjang jalan

rombongan itu juga punya pekerjaan

sampingan, yaitu mencoba mendengar-dengar

kabar tentang diri Auyang Siau-hong yang

minggat dari Ki-liang-san.

Seperti biasa, tanpa menimbulkan

kecurigaan Liu Beng atau Sebun Hiong atau

siapapun, A-liu menawarkan diri untuk berjalan

di depan terlebih dahulu dengan alasan

"melihat-lihat keadaan di depan". Sebun Hiong

yang kemarin malamnya hampir mati

terperangkap musuh, merasa ada perlunya

juga untuk mengirim orang mendahului

rombongan, seperti Sian-hong Ciangkun

(panglima perintis) pada sebuah barisan

perang yang mendahului pasukan induknya.

Sedang Liu Beng juga tidak curiga, sebab

selama ini memang A-liu berbuat demikian.

Hanya Liu Jing-yang yang punya

penilaian tersendiri atas A-liu, sejak ia

menemukan bukti bahwa A-liu adalah laki-laki.

Timbul keinginan untuk menyelidiki siapakah

A-liu sebenarnya? Dari pihak mana, bisa

menguntungkan atau merugikan rencananya?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1667

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena itu, melihat A-liu dengan

kudanya sudah menghilang di balik sebuah

hutan di depan rombongan itu, maka Liu Jing
yang pun tiba-tiba berkata kepada Sebun

Hiong, "Suheng, mengingat di bagian depan

berkeliaran banyak gerombolan jahat, seperti

yang kemarin merampok desa itu, aku agak

mencemaskan pamanku yang hanya berdua

saja dengan Ceng Sin-tong. Bagaimana kalau

aku juga mendahului rombongan untuk

mendengar-dengar kabar tentang mereka?"

Reaksi dari Sebun Hiong ketika

mendengar permintaan itu bukanlah

kecurigaan, tidak patut mencurigai seorang

keponakan yang "mengkhawatirkan nasib

pamannya", tetapi reaksinya berujud

kekhawtiran. Sahutnya, "bawa orang

seperlunya, Sute. Jangan sampai kau masuk

perangkap seperti aku kemarin..."

Sudah tentu Liu Jing-yang enggan

membawa teman seorangpun, sebab akan

mengurangi keleluasaan gerak-geriknya.

"Tidak perlu, Suheng. Bukankah menurut cerita

Suheng dan A-beng, delapan pembunuh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1668

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bayaran itu sudah habis semua? Tinggal

keroco-keroconya saja, masa aku tak mampu

menghadapi mereka, setidak-tidaknya

melepaskan diri dari mereka?"

"Tapi dalang kerusuhan itu sendiri

belum terungkap, dia mungkin seorang yang

cukup berbahaya...."

"Jangan kuatir, Suheng. Justru lebih

banyak orang yang diperlukan dalam

rombongan ini untuk melindungi A-Giok yang

sedang hamil, juga Suheng sendiri sedang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terluka...."

Mendengar Liu Jing-yang rela

"berkorban" demi keamanan dirinya dan Sebun

Giok, tergeraklah hati Sebun Hiong. Katanya

tanpa prasangka, "Baiklah, kalau begitu kau

boleh pakai Hek-hong, kudaku. Kalau ada apa
apa yang sulit diatasi, setidak-tidaknya bisa

melarikan diri."

"Baiklah, terima kasih atas perhatian

Suheng."

Sebun Hiong dan Liu Jing-yang

kemudian bertukar kuda.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1669

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebelum meninggalkan rombongan, Liu

Jing-yang berpamitan kepada isterinya dalam

kereta. Dengan ucapan-ucapan lemah lembut

campur gagah perkasa yang sengaja

diperdengarkan kepada seluruh anggota

rombongan, ia bujuk isterinya agar tenang
tenang saja.

Lalu berangkatlah ia.

Tidak sulit Liu Jing-yang mengikuti jejak

kaki kuda A-liu di tanah yang lembab oleh

embun, meskipun jejak itu agak bercampur

aduk dengan jejak kaki kuda dan manusia

yang kemarin, tapi jejak baru masih bisa

diikuti. Dengan menunggang si Angin Hitam, ia

yakin sebentar lagi A-liu akan tersusul.

Ketika lewat kampung yang kemarin

dirampok, suasana dalam kampung sedang

penuh duka cita meratapi orang-orang yang

tewas atau harta benda yang kabur. Hati Liu

Jing-yang sama sekali tak tersentuh melihat

penderitaan orang-orang itu, tapi ia

melambatkan lari kudanya kalau-kalau melihat

di antara mereka itu ada yang dicarinya. Tidak

ada.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1670

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Keluar dari gapura kampung, ia

mempercepat lagi lari kudanya sehingga tak

lama kemudian nampaklah A-liu jauh di depan

sedang melarikan kuda. Liu Jing-yang tidak

ingin mendahului atau menyusulnya, bahkan

berusaha agar A-liu tidak tahu sedang

dibuntuti, maka ia menjaga jarak kira-kira

duaratus langkah. Di jalan raya Holam yang

ramai lalu lintasnya, seandainya A-liu menoleh

ke belakang pun akan sulit melihat Liu Jing
yang diantara ramainya pemakai jalan.

Tapi ketika mendekati sebuah kota kecil

yang cukup ramai, Liu Jing-yang

memperpendek jarak karena kuatir kehilangan

jejak. Sebuah tugu batu di pinggir jalan

menyatakan bahwa itulah perbatasan propinsi

Holam.

Kota kecil itu sendiri dinamakan Ban
siong-tin oleh penghuni-penghuninya.

Memasuki wilayah propinsi

kelahirannya, sebagai manusia biasa maka Liu

Jing-yang terbawa oleh kenangan masa lalu,

masa kejayaan keluarganya yang dianggap

sebagai keluarga paling kaya di propinsi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1671

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Holam, sehingga gadis-gadis di kota Lok-yang

senantiasa membicarakan dirinya sebagai tuan

muda keluarga Liu yang tampan, kaya raya,

pintar dan segudang sanjung-puji lainnya.

Lalu mincul dua manusia dari padang

pasir yang mengaku sebagai bekas saudara
saudara angkat kakeknya, mengacau

perkampungan keluarga Liu. Dua orang itu

ternyata hanya merupakan perintis kedatangan

musuh-musuh berikutnya yang lebih tangguh

dari Hek-eng-po, sehingga hancur leburlah

keluarga Liu bersama seluruh kejayaannya,

dihembus badai Hek-eng-po yang dahsyat.

Dari seorang tuan muda yang manja

dan terhormat, Liu Jing-yang sampai pernah

mengalami menjadi seorang gelandangan

siluman yang makan daging mentah gara-gara

mempelajari ilmu sesat dalam gulungan kulit

itu secara keliru. Kemudian ditolong oleh

keluarga Sebun bahkan dengan memperalat

Sebun Giok ia berhasil menjadi bagian dari

keluarga Sebun yang jauh lebih besar dan

berharta daripada keluarga Liu. Namun Liu

Jing-yang belum puas sebelum berhasil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1672

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merebut seluruh kekayaan keluarga Sebun,

itulah cita-citanya yang nomor satu. Urusan

membalaskan sakit hati keluarganya terhadap

Hek-eng-po itu nomor dua.

Ia hampir saja kehilangan jejak A-liu

karena melamun. Tapi matanya masih sempat

melihat A-liu berhenti di depan sebuah toko

penjual kain tanpa papan nama di pinggir jalan

yang ramai, menambatkan kudanya di pelatok,

lalu melangkah masuk ke toko itu. Tetap saja

ia berlenggang-lenggok seperti wanita.

Sekilas Liu Jing-yang ragu-ragu,

haruskah ia membuntuti masuk toko pula?

Barangkali dalam toko itu A-liu hanya akan beli

sepotong-dua kain, tapi siapa tahu di dalam

toko juga akan terjadi semacam perundingan

atau komplotan rahasia yang patut

diketahuinya?

Liu Jing-yang ingat bahwa Sebun Hiong

pernah mengatakan bahwa sarang Hek-eng-po

ada di mana-mana dalam berbagai

penyamaran. Di kota Se-shia misalnya, toko

kain Hin-seng di jalan Hok-toa-kai dicurigai

sebagai salah satu pos Hek-eng-po, tapi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1673

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebelum sempat diselidiki, toko itu sudah

terbakar habis berikut seluruh penghuninya.

Liu Jing-yang kemudian memutuskan

untuk sedikit menyerempet bahaya dengan

menyelidiki masuk ke dalam toko kain itu

namun tidak lewat pintu depan. Mudah
mudahan dalam toko itu tidak sedang

berkumpul tokoh-tokoh utama Hek-eng-po

yang tak akan mampu dilawannya.

Maka dituntunnya kudanya ke pinggir

jalan, ditambatkan pula di pelatok dengan

tambatan yang gampang dilepas agar jika

terjadi apa-apa yang berbahaya dia dapat

segera melompat ke kudanya dan kabur. Lalu

ia masuk ke sebuah lorong sempit di samping

toko kain itu yang baunya busuk.

Itu adalah sebuah lorong yang jarang

dilewati, kecuali oleh para gelandangan yang

ingin buang air, besar maupun kecil. Memang

nampak seorang gelandangan dengan celana

terbuka sedang berjongkok buang hajat,

wajahnya tetap dingin saja ketika melihat Liu

Jing-yang berjalan di lorong tersebut.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1674

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hanya tiga langkah dari si pembuang

hajat, seorang gelandangan lain sedang makan

dari sebuah mangkuk butut, dengan wajah tak

kalah dinginnya sama sekali tidak

menunjukkan kesan terganggu oleh aroma

lorong itu.

Liu Jing-yang membelok ke sebuah

anak lorong yang lebih sempit dan lebih busuk

lagi, tempat yang bahkan gelandangan
gelandanganpun enggan menginjaknya.

Tempat di mana sampah-sampah ditumpuk

dan dibiarkan membusuk meracuni udara. Tapi

Liu Jing-yang memperkirakan tembok itulah

bagian belakang dari toko kain tadi, ia sudah

hapal bagaimana orang-orang kota membuat

rumah-rumahnya.

Ia mengibaskan tangan di depan

wajahnya untuk mengusir lalat-lalat hijau yang

mengira dapat teman baru. Seperti seekor

kucing, tubuhnya melejit ke atas dinding dan

berlindung di balik rimbunnya daun-daun

sebatang pohon tinggi di sebelah dalam

dinding. Matanya menjelajahi sebuah halaman

yang luas, di mana kain-kain celupan yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kolektor E-Book 1675

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berwarna-warni sedang dijemur, dicantelkan

lonjoran-lonjoran bambu panjang yang

berjajar-jajar. Namun di sudut halaman

diluangkan sekotak kecil halaman yang di

pinggirnya dipenuhi alat-alat latihan silat dan

beberapa senjata. Beberapa orang hilir mudik,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1676

Rewriter & Pdf Maker : OZ

entah pegawai entah anggota keluarga.

Liu Jing-yang melangkah di atas

genteng seperti seekor kucing besar, dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1677

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hati-hati agar tidak membuat lembaran
lembaran genteng merosot jatuh, mencari

sudut pandang yang enak untuk bisa

mengawasi pintu tengah yang menghubungkan

halaman belakang dengan bagian depan yang

menjadi toko kain.

Akhirnya ditemukannya tempat di

belakang sebuah cerobong perapian yang

hitam hangus, namun sedang tidak berasap

karena masa itu adalah musim panas. ia

memperhitungkan bahwa tepat di bawah

kakinya tentunya adalah ruangan tengah untuk

minum teh.

Kebetulan pula, dari ruang bawah

terdengar percakapan, cukup asal Liu Jing
yang mendekatkan telinga ke bibir cerobong,

maka semua percakapan di bawah bisa

didengar, bahkan kalau ada yang kentut pun

baunya akan sampai di atas lewat cerobong.

Lebih kebetulan lagi, salah satu suara

yang bercakap-cakap itu dikenalnya sebagai

suara A-liu, yang suara aslinya memang ke
perempuan?an. Yang satu lagi adalah suara

lelaki yang kasar, sering diselingi batuk-batuk.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1678

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Jing-yang hanya mendekatkan

kuping ke bibir cerobong asap, tidak berani

menjengukkan kepala. Ia kuatir di siang hari

bolong itu bayangan kepalanya bisa terlihat

dari bawah. Namun percakapan di bawah

menarik perhatiannya.

"Lao Hong (Hong tua), berat sekali

hukuman bagi kalian kalau sampai Pocu

(Majikan Benteng) mendengar tentang

pelangaran pesan Pocu itu..." kata suara A-liu.

Di atas genteng Liu Jing-yang

membatin, "Sekarang sudah pasti, A-liu adalah

seorang mata-mata Hek-eng-po yang mesusup

ke dalam keluarga Sebun, dia agaknya sedang

menghubungi komplotannya. Siapa lagi yang

dimaksud Pocu itu kalau bukan Hek-eng Pocu?"

Timbulnya pikiran itu membuat Liu Jing
yang semakin waspada, sadar bahwa orang
orang yang menjadi anggota komplotan Hek
eng-po umumnya adalah pesilat-pesilat

tangguh. Ia berusaha menguasai dirinya agar

tidak membuat suara selirih apapun, bahkan

aliran napasnyapun dikuasai agar tidak

terdengar dari bawah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1679

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Suara lelaki kasar bercampur batuk itu

terdengar membantah, "Aku benar-benar

mengontrol gerak-gerik semua orang kita yang

ada di tempat ini. Sembilan orang semuanya.

Tidak ada seorangpun berani bergerak tanpa

ijinku, dan aku tidak setitikpun punya

keberanian untuk melanggar pesan Pocu.

Sudah aku perintahkan orang-orangku untuk

membiarkan rombongan keluarga Sebun lewat

dengan aman, sesuai pesan Pocu, meskipun

mereka akan menempel seribu lembar surat

tantangan di dinding-dinding kota kecil ini...."

"Kau yakin tidak ada anak buahmu yang

menyeleweng? Barangkali tidak langsung

dengan tangan sendiri tapi dengan meminjam

tangan orang lain. Memang Hong-san-pat-sat

(Delapan Algojo Hong-san) bukanlah orang
orang kita, namun mereka hanya bergerak jika

ada bayaran. Siapa di antara orang-orangmu

yang kelihatannya sedang banyak duit?"

Tahulah Liu Jing-yang bahwa orang
orang di bawah itu sedang membicarakan

penghadangan terhadap diri Sebun Hiong, di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1680

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mana dalang sebenarnya justru sedang

menguping dekat cerobong asap.

Namun Liu Jing-yang heran juga, sebab

baru detik itu ia mendengar bahwa Hek-eng

Pocu ternyata mengeluarkan perintah kepada

anak buahnya untuk tidak mengganggu orang
orang keluarga Sebun, dan agaknya ditaati

semua anak buahnya. Liu Jing-yang heran, apa

alasan larangan itu?

"Pantas si kacung busuk Liu Beng begitu

petentengan menempelkan tantangan di mana
mana, sehingga namanya terkenal dan menjadi

besar kepala," gerutu Liu Jing-yang dalam hati.

"Kiranya orang-orang Hek-eng-po memang

terikat larangan pemimpin mereka, bukan

karena takut kepada Liu Beng dengan

sepasang tongkat rongsokannya..."

Sementara itu, di ruangan bawah, suara

si lelaki kasar agak meninggi nadanya dan

menyuarakan kejengkelan, "Saat ini kami

semua memang sedang banyak uang, lalu kau

menuduh kami semua melanggar pesan Pocu

dengan jalan mengupah Hong-san-pat-sat

membunuh Sebun Hiong? Buat apa kami

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1681

Rewriter & Pdf Maker : OZ

buang-buang uang untuk hal yang tidak

menguntungkan kami? Memang kami jengkel

melihat ulah orang-orang keluarga Sebun,

terutama Liu Beng, tapi kami tidak berani

melanggar pesan Pocu!"

Terdengar pula suara entah meja entah

kursi yang digebrak untuk melampiaskan

kejengkelan.

Sesaat ruangan sunyi sampai terdengar

suara A-liu, "Baiklah aku percaya bahwa kau

tidak melakukannya, Lau Hong. Tapi aku hanya

percaya kepadamu dan tidak kepada delapan

orang-orangmu, siapa tahu di antara mereka

ada yang gatal tangan sehingga melupakan

pesan Pocu. Sebaiknya tanyai mereka satu

persatu, kalau memang benar ada yang

berbuat, hukumlah. Lebih baik kau penggal

kepala anak buahmu yang bersalah daripada

Pocu menyuruhmu membunuh diri."

"Baik, akan aku tanyai mereka nanti."

"Kalu bisa, sebelum sore. Sore nanti

rombongan keluarga Sebun akan lewat kota

ini, mungkin juga menginap, dan menempel
nempelkan tantangan. Jangan sampai ada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1682

Rewriter & Pdf Maker : OZ

orang-orangmu yang tak bisa menahan diri

sehingga bertindak tak terkendali, paham?

Bukan kalian saja yang penasaran kenapa

mereka dibiarkan saja, tetapi akupun yang

lama menyusup di keluarga Sebun juga

penasaran. Tapi Pocu berpesan, yang penting

adalah kemenangan terakhir."

Terdengar batuk-batuk, lalu Lau Hong

berkata, "Memang kita sama-sama tidak

paham tentang larangan Pocu mengganggu

orang-orang keluarga Sebun yang besar mulut

itu. Tapi kalau mengganggu pihak Siau-lim-pai

atau Hwe-liong-pang yang jauh lebih kuat dari

keluarga Sebun, kok malah tidak dilarang?"

"Ya, akupun sulit memahami. Ada

sepotong semangka yang segar dan enak

untuk digigit, kenapa memilih menggigit batu?

Tapi turuti saja pesan Pocu, supaya umur kita

panjang."

"Baik."

"Kapan kau akan kumpulkan dan tanyai

orang-orangmu?"

"Hari ini juga, setelah kau pergi nanti.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau tentu tidak bisa meninggalkan rombongan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1683

Rewriter & Pdf Maker : OZ

keluarga Sebun terlalu lama supaya tidak

dicurigai mereka bukan?"

"Ya, aku harus bergabung kembali

dengan rombongan. Kau akan mengumpulkan

orang-orangmu di sini?"

"Tidak, akan terlalu mencolok. Kami

biasa berkumpul di sebuah rumah penggilingan

padi yang sudah tidak terpakai di luar kota,

sebelah utara Ban-siong-tin."

Liu Jing-yang mencatat baik-baik

tempat itu dalam hatinya. Dalam otaknya

sudah terbentuk gambaran sebuah rencana

yang akan dijalankannya untuk menebus

rencananya yang gagal kemarin sore, Sebun

Hiong masih luka, sehingga Liu Jing-yang

berharap rencananya akan berhasil.

"Nah, kau akan berangkat sekarang?"

tanya Lau Hong.

"Tidak segera. Eh, Lau Hong, apa di

kota ini ada tempat bordil?"

"Lho, mendadak kau tanyakan itu? Kau

akan ke sana dengan menyamar sebagai

perempuan semacam itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1684

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tentu saja tidak, pinjami aku pakaian

laki-laki. Aku tidak tahan lagi....."

"Kenapa?"

"Kau tidak tahu betapa menderitanya

menyusup ke sarang musuh dengan menyamar

sebagai perempuan? Setiap malam aku tidur

sekamar dengan tiga gadis cantik, karena

mereka mengira aku seorang gadis pula.

Seenaknya saja gadis-gadis itu tidur dengan

pakaian yang tipis di dekatku, tidak jarang

menempelkan tubuh mereka ke tubuhku. Tapi

aku tak berdaya berbuat apa-apa, sebab aku

haruslah tetap menyamar sebagai

perempuan...."

Lau Hong tertawa terbahak-bahak. "Ha
ha-ha-ha-ha..... benar-benar siksaan luar

biasa! Baik, aku pinjami pakaian laki-laki

untukmu. Dekat pertigaan ada gang yang

mulut lorongnya digantungi lentera merah.

Masuk ke lorong itu, kau akan dapatkan

perempuan dari yang seperti tiang jemuran

sampai seperti gentong tauco. Kudamu titipkan

di sini saja, nanti boleh kau ambil lagi setelah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1685

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bicara dengan seorang pegawaiku yang akan

kau tinggali pesan."

"Baik, mana pakaian laki-lakinya? Dan

jangan lupa doakan agar aku cepat bebas dari

hukuman batin ini...."

"Setelah masuk gang berlentera merah

itu, hukumanmu nanti akan terasa agak

ringan....."

Langkah-langkah kaki meninggalkan

ruangan itu, Liu Jing-yang juga beringsut tanpa

suara meninggalkan tempatnya. Ia akan

menguntit Lau Hong dengan rencana tertentu.

Namun sebelumnya, si Angin Hitam harus

dicarikan tempat tersembunyi, kallau "diparkir"

di pinggir jalan, bisa berbahaya kalau terlihat

oleh A-liu.

Begitu keluar dari lorong bau busuk

tempat gelandangan? buang hajat, lebih dulu

Liu Jing-yang menitipkan kudanya di rumah

terdekat dengan upah dua tahil. Lalu membeli

sebuah topi rumput lebar yang dipakai untuk

menyamarkan wajahnya, dan dari seberang

jalan mengawasi pintu depan toko tadi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1686

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak lama kemudian keluarlah dua lelaki.

Yang satu gemuk kekar bermuka hitam dan

berewoknya seperti sikat kakus. Liu Jing-yang

yakin itulah Lau Hong. Satunya lagi lelaki

ramping gemulai berkulit putih berwajah terlalu

tampan sehingga patut disebut cantik. Itulah

A-liu yang sudah berpakaian laki-laki, siap

mengunjungi gang berlentera merah....

Pegawai? toko kain di bagian penjualan

agak heran. Tadi juragan mereka masuk

bersama seorang gadis yang ke-lelaki?an, dan

kini muncul kembali bersama seorang lelaki

yang ke-perempuan?an. Apakah teman sang

majikan itu sesosok siluman rase yang bisa

berganti-ganti rupa?

Terlihat Lau Hong berbicara sebentar

dengan seorang pegawainya, sambil

menunjuk-nunjuk kuda A-liu yang masih

ditambatkan di depan pintu lalu menunjuk
nunjuk A-liu, dan si pegawai mengangguk
anggukkan kepalanya.

Di depan pintu toko, Lau Hong dan A-liu

berpisahan, dan bagi Liu Jing-yang lebih

penting membuntuti Lau Hong. Ia berjalan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1687

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sambil menundukkan kepalanya, sampai A-liu

menghilang di gang berlentera merah, lalu

membuntuti Lau Hong.

Majikan toko kain itu berjalan ke arah

utara, sebentar? berhenti untuk bertegur sapa

dengan orang-orang yang mengenalnya. Tapi

Liu Jing-yang sempat memperhatikan bahwa

setiap kali dia dengan gerakan yang tidak

mencolok telah membuat coretan? tertentu di

tembok, pohon, atau tempat? lainnya. Agaknya

itulah cara ia menghubungi komplotannya. Tapi

ia tidak sadar terus dibuntuti oleh Liu Jing
yang, bahkan sampai keluar kota kecil Ban
siong-tin.

Di luar kota, Liu Jing-yang harus lebih

hati-hati membuntuti Lau Hong, sebab jalanan

tidak seramai dalam kota, sedang Lau Hong

juga sering menengok ke belakang. Untung di

kedua tepi jalan banyak pohon siong yang

besar?, tempat di mana Liu Jing-yang dapat

menyelamatkan diri dari pandangan Lau Hong.

Lalu tiba di sebuah tempat yang

agaknya dulunya merupakan tempat

penumbukan padi, di mana penumbuk?nya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1688

Rewriter & Pdf Maker : OZ

adalah alu-alu batu yang bergerak dengan

tenaga kincir air, namun sudah rusak tanpa

diperbaiki. Tempat itu sekarang mirip sarang

hantu.

Lau Hong masuk ke tempat itu, namun

di pintu ia menggantungkan semacam benda,

nampaknya semacam lencana atau bandul

kalung yang terikat tali rami. Setelah itu

masuklah ia dan duduk menunggu.

Dari luar, Liu Jing-yang hati-hati sekali

menjulurkan kepalanya untuk melihat ke

dalam, dapat melihat Lau Hong dengan

enaknya duduk meluruskan kaki dan

menyandarkan punggung pada tembok.

Bahkan mengeluarkan cungkil gigi dan mulai

mencungkil-cungkil giginya.

Liu Jing-yang tahu sudah tiba saatnya

untuk mengambil alih tempat Lau Hong supaya

bisa menggerakkan komplotan Hek-eng-po di

Ban-siong-tin untuk keuntungan diri sendiri.

Sesaat ia menaksir-naksir kekuatan Lau

Hong, perlu berapa juruskah untuk

membinasakan si gemuk-hitam-brewok itu?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1689

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kelihatannya tangguh juga, namun Liu

Jing-yang sendiri sejak mempelajari ilmu

dalam gulungan kulit kuno itu sudah menjadi

seorang jagoan tangguh pula. Gip-hiat-koai

Pek-hong-teng, orang ke empat dari Lo-san

Su-koai bahkan sudah berhasil dibunuhnya

dengan tangan kosong dalam duel satu lawan

satu.

Hanya kali ini keadaan mendesak, ia

harus berhasil membereskan Lau Hong

sebelum komplotannya datang, harus serba

cepat. Karena itu, ia memutuskan untuk
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggunakan akal.

Dengan langkah lurus tanpa sembunyi?

lagi ia melangkah masuk ke pintu bangunan

rusak itu, melewati lencana besi berukiran

gambar elang yang tergantung di ambang

pintu. Ia mengejutkan Lau Hong, apalagi

dengan pertanyaannya, "Apakah saudara ini

Lau Hong dari Hek-eng-po?"

Tubuh gemuk Lau Hong yang tadinya

berbaring kemalas-malasan itu sungguh di luar

dugaan bisa melompat bangun dan dengan

gesit langsung bersiaga, menandakan ilmunya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1690

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memang tidak rendah. Bahkan tangannya

sudah memegang senjata andalannnya berupa

seutas rantai berujung mata tombak. Dengan

wajah curiga, dia membentak, "Siapa kau?!"

"Teman sendiri, tenanglah. Aku

membawa pesan dari Pocu untuk teman-teman

di Ban-sioang-tin. Ketika di kota Ban-sioang-tin

aku melihat tanda-tanda orang-orang kita,

akupun mengikutinya dan sampai kemari....."

sambil berkata panjang lebar, Liu Jing-yang

melangkah sampai cukup dekat jaraknya

dengan Lau Hong. Tiga langkah kira-kira.

Terpengaruh oleh sikap Liu Jing-yang

yang meyakinkan, Lau Hong kehilangan tujuh

puluh persen dari kewaspadaannya. Namun ia

masih tertawa juga, "Kalau teman sendiri,

mana tanda pengenalmu?"

Liu Jing-yang pura-pura memasukkan

tangan ke dalam kantong sambil berkata, "Ini

tanda pengenalku...." namun mendadak

tangannya secepat kilat menaburkan

segenggam pasir yang telah disiapkannya ke

mata Lau Hong.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1691

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Keparat...." teriak Lau Hong sambil

memejamkan mata dan mundur selangkah,

berbarengan dengan rantainya yang diputar

untuk membela diri. Tapi serangan Liu Jing
yang memang di luar dugaan, sehingga

matanya tetap saja kelilipan, tak bisa dibuka

untuk sementara.

Liu Jing-yang segera menerjang dengan

tubrukan yang ganas. Tanpa kenal ampun,

tampa memperdulikan rantai yang berputar

kacau tak terarah di depan tubuh Lau Hong.

Sepasang cengkeraman menerkam bagian

bawah ketiak, lutut menghantam selangkangan

Lau Hong, tak ketinggalan giginyapun tiba-tiba

menacap di leher Lau Hong, langsung

menggigit urat besarnya.

Lau Hong menjerit keras, kaget dan

ngeri oleh serangan yang mirip binatang buas

tersebut. Ia sendiri jika sedang menjalankan

perintah Hek-eng Pocu juga melakukan banyak

kekejaman hewaniah. Tapi kini ia seperti

seekor hewan liar yang kepergok hewan lain

yang jauh lebih buas.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1692

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hanya beberapa detik Lau Hong

berkelejet meregang nyawa, lalu ketika Liu

Jing-yang melepaskan cengkeramannya,

tubuhnya terkulai dengan mata terbelalak

namun sudah mati, lehernya berlumuran

darah.

Si pembantai kemudian bekerja cepat

menyembunyikan mayat korbannya, semua

bekas-bekas kekerasan, juga mulut dan

giginya sendiri yang berlumuran darah. Sekilas

Liu Jing-yang menyeringai nikmat sambil

menjilat-jilat darah di bibirnya. Sudah agak

lama ia tidak merasakan segar dan manisnya

darah yang dihirup langsung dari sumbernya,

sejak penyakitnya "disembuhkan" oleh Sebun

Him yang kemudian menjadi gurunya. Kini ia

merasakannya lagi.

Sebagai jagoan yang memimpin orang
orang Hek-eng-po di Ban-siong-tin, sebenarnya

Lau Hong bukan orang lemah, kalau bertempur

sungguh-sungguh dengan Liu Jing-yang, Liu

Jing-yang akan membutuhkan seratus jurus

lebih untuk bisa mengalahkannya. Namun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1693

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sergapan Liu Jing-yang terlalu mendadak

sehingga diapun menjadi korban.

Kini juragan toko kain yang hanya

untuk kedok itupun tertelungkup di sebuah

parit di belakang tempat penggilingan beras,

tubuhnya ditutup dengan jerami sehingga tidak

terlihat dari atas. Lalu Liu Jing-yang lah yang

sekarang ganti duduk di tempatnya tadi.

Tidak lama kemudian terdengarlah

suara langkah-langkah mendekat, dari luar

terdengar suara, "Lau Toako di dalam?"

Sebelum Liu Jing-yang menjawab, dua

orang sudah melangkah masuk dan terkejut

ketika melihat bahwa yang smenungu mereka

bukannya si "Lau Toako" namun malah orang

lain; Seorang yang agaknya masih muda,

berpakaian bagus, namun wajahnya tidak

nampak jelas karena memakai topi rumput

yang ditekan rendah dan agak ditundukkan.

"Siapa kau?!" bentak kedua orang itu.

mereka berdua bertampang seperti anggota?

masyarakat kelas menengah biasa yang

penampilannya biasa-biasa saja, tidak ada

yang kelihatan mencolok. Namun cara mereka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1694

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memisahkan diri sambil bersiaga menunjukkan

kehebatan silat mereka masing-masing

meskipun tanpa senjata.

"Tenanglah, aku teman kalian juga,

membawa pesan dari Pocu untuk kalian yang

di Hek-eng-po Ban-siong-tin," kata Liu Jing
yang tanpa mengangkat mukanya. "Mana

teman-teman kalian?"

Kedua orang itu ragu-ragu antara

percaya dan tidak.

Yang bertubuh kurus kecil namun

bermata tajam dan telapak tangannya

bertotol-totol hitam menandakan dia ahli Tiat
seeciang (Telapak Tangan Pasir Besi),

bertanya, "Biasanya Lau Toako yang

menyampaikan perintah? dari Pocu kepada

kami. Kenapa dia tidak muncul?"

Dengan jawaban yang sudah disiapkan,

Liu Jing-yang menyahut mantap, "Aku baru

saja dari toko kain kepunyaannya, dia

mendapat tugas dari Pocu lewat aku agar

segera berangkat ke suatu tempat. Aku yang

kemudian menemui kalian untuk

menyampaikan perintah. Kalau kalian kurang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1695

Rewriter & Pdf Maker : OZ

percaya, memangnya Hek-eng- Tiat-pai

(Lencana Besi Elang Hitam) yang tergantung di

ambang pintu itu kalian anggap barang

rongsokan tak berharga?"

Kedua anak buah Lau Hong kaget. Yang

paling ditakuti oleh orang-orang Hek-eng-po

hanyalah kalau dituduh tidak menaati perintah,

meskipun perintah itu tidak disampaikan

langsung oleh Pocu, tapi lewat suruhannya.

Hek-eng Pocu sanggup bertindak tidak

tanggung? kejamnya terhadap anak buah yang

membangkang. Karena itulah gertakan Liu

Jing-yang membuat kedua orang itu tidak

berani banyak bertanya lagi, meski ada juga

setitik keheranan, namun lebih banyak

percayanya bahwa Liu Jing-yang memang

suruhan Hek-eng Pocu.

Sementara itu berturut-turut muncul

pula enam orang, semuanya kena gertak pula

sehingga jadilah mereka jagoan-jagoan yang

"jinak" karena takut kepada Lencana Besi

Elang Hitam, meskipun gerak-gerik mereka

menunjukkan bahwa masing-masing punya

keahlian khusus dalam bidang silat. Salah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1696

Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seorang dari mereka malah masih membawa

pikulan yang membawa dua ikat ayam hidup

yang kaki-kakinya diikat jadi satu. Ayam-ayam

itu berbunyi ramai.

"Hanya kalian berdelapan?" tanya Liu

Jing-yang tetapi dengan kepala tunduk. Diam
diam ia agak menyesal karena tadi lupa

memasang topeng atau kedok di mukanya.

Sekarangpun di kantongnya ada sehelai

saputangan, tapi tentu mencurigakan sekali

kalau memasangnya di hadapan delapan orang

tersebut.

Seorang yang berkulit putih dan berpipi

kemerah-merahan seperti bayi yang sehat,

menyahut, "Benar. Biasanya cukup kami

delapan orang, sembilan orang bila ditambah

dengan Lau Toako, kami sanggup mengatasi

masalah yang terjadi dalam garis tengah

seratus li sekitar Ban-siong-tin."

Jawabannya mantap dan berbada agak

sombong juga. Bahkan seorang yang bertubuh

kurus dan matanya tidak lebih besar dari biji

kedelai menyambung ucapan temannya, "Dulu

Liu-keh-chung yang malang melintang itupun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1697

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dihancurkan dengan andil kami bersembilan.

Meskipun kami tidak langsung di garis depan,

tapi dari tempat inilah diaturnya semua

serangan yang membuat Liu-keh-chung hancur

luluh dalam kehinaan.... ha-ha....!"

"Cukup!" bentak Liu Jing-yang dengan

darah mendidih hampir tak dapat menguasai

diri. Namun secara mengagumkan ia kemudian

berhasil menekan kemarahannya, dan

suaranya terdengar biasa lagi, "Nah,

dengarkan pesan dari Pocu!"

Seperti prajurit? mendengarkan

perintah komandan mereka, begitulah

kedelapan orang itu begitu akan mendengar

"perintah Pocu" segera berdiri dengan rapi dan

penuh perhatian, tidak ada lagi yang buka

mulut atau bersikap tidak sungguh?.

Melihat itu, Liu Jing-yang membatin,

"Wajar kalau Hek-eng-po mampu mengganas

di rimba persilatan, karena mereka punya

ikatan seerat ini dalam diri tiap anggota, bukan

gerombolan liar yang sekedar berani dan

ganas. Mirip juga dengan pegawai? keluarga

Sebun yang disiplin mirip prajurit itu."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1698

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kemudian Liu Jing-yang berkata singkat

saja, "Larangan Pocu selama ini untuk tidak

mengganggu-gugat keluarga Sebun telah

dicabut sebagian. Sore nanti, rombongan

keluarga Sebun aka lewat dan mungkin

menginap di Ban-sioang-tin. Siapkan diri

kalian. Bunuh Sebun Hiong dan Liu Beng,

tetapi biarkan hidup Liu Jing-yang dan

isterinya, Sebun Giok...."

"Kenapa suami-isteri muda itu harus

dibiarkan? Tumpas saja sekalian!"

Jantung Liu Jing-yang bergetar

mendengar teriakan ganas itu. namun ia

berhasil menguasai diri dan membentak,

"Jalankan saja perintah Pocu dan jangan

meleset seujung rambutpun!"

"Baik," orang yang berteriak tadi

menyahut sambil menunduk.

Sesaat suasana sunyi, lalu Liu Jing-yang

berkata, "Kekuatan pihak lawan seperti ini.

Sebun Hiong yang luka ringan, Liu Jing-yang,

Liu Beng, Sebun Giok yang sedang hamil lima

bulan, empat gadis pelayan yang

berkepandaian lumayan, namun salah satu dari

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1699

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mereka adalah orang kita yang menyusup

sebagai mata-mata di keluarga Sebun,

ditambah limabelas pegawai laki-laki yang

semuanya terdidik silat. Perhitungkan,

cukupkah kekuatan kalian berdelapan?"

Kedepakan orang itu saling bertukar

pandangan, dan dari mimik wajah mereka

segera terlihat bahwa mereka tidak yakin

dapat menjalankan "pesan Hek-eng Pocu" itu

dengan baik. Kurang tenaga. Maka salah

seorang dari mereka memberanikan diri untuk

berkata, "Bagaimana kalau bersembilan

dengan tuan sendiri?"

Liu Jing-yang terkesiap, sudah tentu dia

tidak mungkin muncul sebagai orang Hek-eng
po dalam penyergapan nanti. Ia akan berperan

sebagai menantu keluarga Sebun yang

"dengan gigih membela keluarga mertuanya".

Namun dengan cepat ia segera menemukan

sebuah alasan palsu, "Tidak, aku tidak bisa ikut

bersama kalian. Sehabis inipun aku akan

langsung ke kota Teng-hong untuk

menghubungi orang-orang kita di sana, ada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1700

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pesan Pocu yang harus disampaikan kepada

mereka pula."

Kedelapan orang itu kembali saling

pandang. Mereka bimbang. Bukan bimbang

akan keaslian "perintah Pocu", melainkan

bisakah melaksanakannya? Sampai salah

seorang akhirnya berkata mewakili teman
temannya, "Kalau demikian, kita harus pakai

tenaga bayaran...."

Cukup dengan mendengar sepotong

kalimat itu, otak Liu Jing-yang yang licin dapat

segera memahami cara kerja orang-orang Hek
eng-po. Yang menjadi anggota Hek-eng-po

sebenarnya tidak banyak, misalnya di Ban
siong-tin dan sekitarnya saja hanya sembilan

orang. Tapi jumlah yang tidak banayak itu

semuanya adalah pesilat-pesilat tangguh,

pemikir-pemikir yang pandai, orang-orang

yang cermat tindakannya.

Mereka sembunyi di berbagai tempat,

menyusup dan menyamar. Kalau mereka butuh

banyak tenaga untuk suatu aksi, mereka lebih

suka memanfaatkan tenaga-tenaga bayaran

dari luar Hek-eng-po, sebab di rimba persilatan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1701

Rewriter & Pdf Maker : OZ

cukup banyak orang-orang bayaran macam itu.

diam-diam Liu Jing-yang memuji cara kerja itu.

itulah sebuah kelompok yang ramping, dan

memperkecil kemungkinan untuk bocornya

rahasia kelompok, sebab makin kecil jumlah

anggota inti, makin terjaga kuat rahasianya.

Makin banyak jumlah anggota yang hanya

pintar jual lagak, makin gampang rahasia

komplotan bocor keluar.

"Kelak aku harus meniru cara kerja

komplotan iblis ini," pikir Liu Jing-yang diam
diam.

"Tuan," salah seorang dari delapan

orang itu berkata. "Kalau kita mau berhasil,

harus meminjam tenaga bayaran dengan biaya

tidak sedikit...."

"Asalkan perintah terlaksana, Pocu tidak

segan ehilangan biaya tiga atau empat ribu

tahil emas. Tenaga siapa yang akan kalian

pakai?"

"Karena waktu sudah mendesak, kita

harus cari tenaga yang dekat-dekat saja.

Empat saudara seperguruan Gui, Wi, Song dan

Thau yang memimpin pesanggrahan bandit di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1702

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Jing-liong-kok (Lembah Naga Hijau) mungkin

akan tergerak kalau di bawah hidungnya

diletakkan tiga ribu tahil. Mereka juga punya

lima orang thaubak (jago andalan) yang

tangguh..."

"Ya, benar. Tapi untuk menutup resiko

kegagalan, kita undang pula si gila Tok-beng
ke (si ayam pematuk nyawa) dari Ban-hong
gai (tebing selaksa tawon). Meskipun si gila itu

hidup sendirian tanpa anak buah, selain ayam
ayamnya, namun dia selalu pasang tarip tidak

kurang dari limaribu tahil...."

Tanpa mengangkat kepala Liu Jing-yang

mengeluarkan segebung kertas bertuliskan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

angka-angka besar dan huruf-huruf, dan

sebuah cap merah di pojoknya. Diambilnya tiga

lembar dan dilemparkan ke hadapan delapan

orang Hek-eng-po tersebut.

Itulah tiga lembar kertas berharga yang

bisa diuangkan di mana saja ada cabang

perusahaan milik keluarga Sebun. Angka pada

tiap lembar kertas tertulis limaribu tahil perak,

jadi tiga lembar berarti limabelas ribu tahil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1703

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1704

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perak. Jauh melampaui biaya yang diusulkan.

Keruan saja kedelapan orang hek-eng-po itu

menelan air liur, namun mereka tetap berdiri

berderet dengan tertib.

Kata Liu Jing-yang, "Ambil. Kalau perlu

cari tambahan tenaga supaya jangan gagal.

Ingat, bunuh Sebun Hiong dan Liu Beng, tapi

biarkan Liu Jing-yang dan Sebun Giok."

"Kami paham."

"Pergi bekerja sekarang juga."

"Baik."

Setelah memungut tiga lembar kertas

bernilai tersebut, kedelapan orang itupun

segera meninggalkan tempat itu dengan

membagi diri. Sebagian ke Jing-liong-kok,

sebagian lagi ke Ban-hong-gai untuk

menghubungi tenaga-tenaga bayaran yang

akan diminta membantu mereka. Melihat cap

keluarga Sebun tertera di kertas itu, orang
orang itu menyeringai aneh, "Sial sekali si

Sebun Him itu. uangnya sendiri akan dipakai

untuk membiayai pembunuhan anaknya dan

orangnya."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1705

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tapi dari mana utusan Pocu itu

memperoleh kertas-kertas ini?"

"Kertas ini beredar bebas di kalangan

orang dagang, tidak sulit memperolehnya. Buat

apa kita pusing-pusing memikirkan dari mana

asalnya? Pokoknya kita laksanakan perintah

Pocu, dan uang ini masih sisa cukup lumayan

untuk kita, habis perkara."

Sementara itu Liu Jing-yang lalu

bergegas kembali ke Ban-siong-tin untuk

mengambil si Angin Hitam yang dititipkan di

sana, sambil berharap mudah-mudahan si A-liu

belum mendahuluinya bergabung ke dalam

rombongan. Tak lama kemudian kuda berbulu

hitam mulus itu sudah dipacu meninggalkan

Ban-siong-tin untuk bergabung kembali dengan

rombongan keluarga Sebun yang juga sedang

maju ke arah Ban-siong-tin secara perlahan
lahan.

Sebun Hiong dan lain-lainnya lega

melihat Liu Jing-yang muncul dalam keadaan

selamat. Ketika Sebun Hing bertanya, "apakah

berhasil menemukan pamannya?" maka Liu

Jing-yang menjawab, "tidak".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1706

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak lama, A-liu juga bergabung

kembali, sudah berpakaian perempuan

kembali. Wajahnya nampak berseri-seri lega.

Ketika mendekati Ban-siong-tin, Liu

Jing-yang menggunakan kesempatan untuk

berganti pakaian. Meskipun wajahnya tidak

dikenali anak buah Hek-eng-po tadi, namun

siapa tahu mereka masih mengenali

pakaiannya?

*Oz*

BAGIA TIGA PULUH EMPAT

Ban-siong-tin memang menjadi tempat

pilihan beristirahat untuk rombongan keluarga

Sebun. A-liu bukan saja bersenang-senang di

gang lentera merah, namun juga telah

mencarikan sebuah penginapan untuk

rombongan sebesar itu. sehingga begitu

rombongan tiba, langsung menuju ke

penginapan yang sudah dipesan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1707

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ketika lewat di depan toko kain milik

Lau Hong, A-liu agak heran melihat Lau Hong

tidak kelihatan di bagian penjualan, entah

sedang ke mana. Tentu saja ia tidak tahu

bahwa Lau Hong sudah terendam di air parit di

belakang penggilingan padi setengah hari

lebih, sementara arwahnya mungkin sudah

sampai di depan meja pendaftaran Giam-lo
ong untuk mengadukan nasibnya.

Tiba di penginapan, barang? diturunkan.

Kereta dan kuda? tunggangan dibawa ke

bagian belakang, air hangat disiapkana untuk

tuan? dan nyonya muda keluarga Sebun yang

akan membersihkan debu yang melekat di

tubuh, disusul dengan makanan enak belasan

macam banyaknya siap dilahap di meja.

Benar? bukan perjalanan para pendekar, lebih

tepat disebut perjalanan para hartawan yang

berpesiar.

Sebenarnya Liu Beng sudah siap dengan

kertas, kuas dan tinta untuk menulis surat

tantangan kepada Hek-eng-po yang akan

ditempelkannya di kota kecil itu. Namun

setelah berpikir-pikir sejenak, akhirnya ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1708

Rewriter & Pdf Maker : OZ

batalkan niatnya, Sebun Hiong sedang terluka,

meskipun tidak berat, kalau orang? Hek-eng
po benar? muncul menjawab tantangannya

maka keadaan akan kurang menguntungkan.

Maka kertas, kuas dan tinta gosokpun disimpan

kembali.

A-liu yang berdiri di samping Liu Beng

dan siap menggosokkan tinta untuk si

Huciangkui itu, lalu bertanya, "Kenapa tidak

jadi menulis, Huciangkui?"

"Sebun Siauwya sedang terluka dan

butuh istirahat, lebih baik tidak usah

menantang Hek-eng-po untuk sementara

waktu."

Sambil membenahi alat-alat tulis yang

berceceran di meja, A-liu membatin dalam

hati, "Biarpun kau tidak berhenti menulis

tantangan sampai habis kertas segerobak,

orang Hek-eng-po tak akan muncul karena

perintah Pocu, kacung goblok...."

Sebaliknya Liu Jing-yang yang

memperhatikan tingkah laku Liu Beng dari

jarak beberapa langkah, tertawa dingin dalam

hati, "Biarpun kau tidak menulis tantangan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1709

Rewriter & Pdf Maker : OZ

satu hurufpun, malam ini musuh akan datang

berbondong-bondong mencabut nyawamu dan

Sebun Hiong, kacung goblok...."

Sama-sama memakai istilah "kacung

goblok", yang dipikirkan oleh Liu Jing-yang dan

A-liu ternyata bertolak belakang sama sekali...

Kota kecil Ban-siong-tin seperti

umumnya kota kecil lainnya, belum lama

matahari terbenam, seluruh kota telah sepi.

Toko-toko sudah menutup pintu, hanya lorong

lampion merah yang buka siang dan malam,

sayup? malah terdengar suara musik dan

nyanyian dari lorong itu.

Tapi pada saat kota mulai sepi, sungguh

janggal bahwa dari salah satu sudut jalan

mendadak muncul sebuah gerobak dorong

yang dijalankan oleh seorang lelaki setengah

baya yang berbaju kedodoran. Di atas gerobak

ada kurungan ayam berbentuk kotak terdiri

dari dua tingkat yang berisi duapuluh ekor

ayam lebih yang semuanya besar? dan galak.

"Siapa mau beli ayam?! Ayam! Ayam!"

si pendorong gerobak memperdengarkan

suaranya yang parau di jalanan yang mulai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1710

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sepi. Perlahan-lahan ia dorong gerobaknya ke

pintu tempat penginapan rombongan keluarga
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sebun yang masih terbuka, bahkan dari

penginapan itu terdengar suara mangkuk dan

sumpit yang semarak, tanda sedang ada

perjamuan kecil.

"Ayam gemuk! Ayam gemuk! Siapa

mau beli?"

Dua pengawal rumah penginapan yang

bertubuh tegap? dan berbaju pendek segera

menghadang di depan gerobak ayam sambil

membentak, "He, pergi! Di dalam, keluarga

Sebun sedang beristirahat, dilarang

mengganggu!"

"Siapa tahu keluarga Sebun mau

membeli ayam?ku?" sahut si penjual ayam dari

belakang gerobak ayamnya. Terlindung oleh

gerobaknya, kedua pengawal penginapan tidak

melihat bagaimana si penjual ayam

mengeluarkan sepasang sarug tangan yang

luar biasa.

Nampaknya terbuat dari tenunan serat

logam yang dibuat khusus. Di ujung lima jari
jarinya ada semacam cakar besi tajam. Ketika

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1711

Rewriter & Pdf Maker : OZ

topi bututnya dilepas, di tengah-tengah dahi

orang tersebut ternyata juga dipasangi besi

tajam melengkung berbentuk seperti paruh

ayam yang diikat erat dengan kepalanya.

Ketika celana disingsingkan, pada kedua tumit

orang itupun ternyata ada taji besi tajam mirip

ayam jago. Jadilah ia mirip seekor ayam

raksasa yang siap brlaga.

Kedua pengawal penginapan masih

belum menyadari bahaya, lagak mereka masih

petentengan seperti biasanya.

"Pergi! Jangan ganggu ketenangan

penginapan ini!"

Si penjual ayam tiba-tiba tertawa

dengan suaranya yang mirip ayam

berkotek,katanya, "Kalau tidak mau beli,

baiklah aku berikan secara gratis saja!"

Lalu ia tarik seutas tali di bawah

gerobak, membuat pintu? kurungan ayam

menjeplak terbuka di bagian depan. Ayam
ayam itupun segera menyerbu keluar, ke arah

kedua penjaga penginapan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1712

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ayam-ayam yang tadinya kelihatan

manis-manis dan lucu-lucu mendadak menjadi

makhluk? ganas yang menakutkan.

Di bawah aba? si penjual ayam yang

berkotek-kotek dengan bahasa ayam, ayam
ayam itu berlompatan menyerbu. Ternyata

ayam-ayam itu jauh lebih tangkas dari ayam
ayam biasa, patukan maupun cakarannya

bertenaga.

"Keparat!" berbareng kedua penjaga itu

memaki sengit.

Mereka segera mengulur tangan yang

kekar itu untuk menangkap ayam-ayam yang

menerjang mereka yang mereka kira akan

gampang saja ditangkap. Ternyata mereka

segera menerima pil pahit. Ayam-ayam itu

melejit, dengan sebuah patukan keras, salah

seorang dari penjaga itu segera menjadi buta

matanya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1713

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1714

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Penjaga satunya berteriak marah,

menyambar ayam yang mematuk mata

rekannya tersebut, sekali puntir maka patahlah

leher ayam itu dan mati. Tapi ayam-ayam

lainnya menyerbu, secara terlatih hewan
hewan itu menyerbu ke arah mata. Ketika

orang itu menyilangkan tangan di depan wajah

untuk melindungi mata, terasa patukan ayam
ayam itu bagaikan tusukan-tusukan paku ke

lengannya yang segera saja berdarah.

Sementara teman yang terpatuk

matanya itu menjerit-jerit sambil mengelosor
gelosor di depan pintu sambil menutup

wajahnya karena kesakitan. Beberapa ayam

dengan buas masih saja mematuki bagian

tubuhnya yang lain dengan paruh-paruh yang

seperti paku besi.

Si penjual ayam kemudian melepaskan

jubahnya yang longgar dan nampaklah baju

dalamnya yang ringkas yang terbuat dari bulu
bulu ayam yang diikat satu sama lain sehingga

menjadi semacam pakaian yang aneh. Sambil

berteriak keras, melompatlah ia ke halaman

penginapan, melompati gerobaknya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1715

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Bayar nyawa saudara-saudaraku!"

teriaknya ganas. Cakarnya menyambar dengan

cepat dan robeklah tubuh si penjaga yang

masih kesakitan di lantai dan hadiahkan

sebuah sepakan ke belakang yang telak. Taji

besi di tumitnya langsung mengakhiri

penderitaan si penjaga, karena menembus

jantungnya langsung.

Lalu mulutnya berkotek-kotek lagi dan

"pasukannya" segera menyerbu ke dalam

penginapan untuk mematuk atau menaji siapa

saja manusia yang dijumpainya. Penjaga
penjaga penginapan lainnya yang berjumlah

lima orang keluar dengan pentung-pentung

mereka untuk menghalau pasukan ayam

tersebut. Tetapi mereka tak berdaya, apalagi

ketika si penjual ayam itu sendiri turun ke

gelanggang.

"Aku menuntut keadilan bagi kaumku!"

teriak si penjual ayam. Kepalanya bergerak

dengan gerakan seperti mematuk, cepat dan

kuat, dan seorang penjaga di depannya roboh

dengan dahi berlubang kena "paruh besi" di

jidatnya. Dua tangannya mencakar ke

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1716

Rewriter & Pdf Maker : OZ

samping, kembali seorang penjaga terbantai.

Kakinya menyepak lagi untuk menambah

jumlah korbannya.

Yang dimaksudkan dengan "kaumku"

dalam teriakannya tadi, siapa lagi kalau bukan

ayam-ayamnya. Sudah lama ia menganggap

dirinya sebagai ayam, bukan manusia.

*Oz*

Bersambung ke jilid 30

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1717

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 29

Orang ini sesungguhnya seorang

pembunuh bayaran yang berpenyakit jiwa.

Ketika kecil, ia pernah punya sepasang anak

ayam yang disayanginya hingga besar,

bertelur, dan menjadi banyak sekali. Begitu

sayangnya dia kepada ayam?nya sehingga dia

jadi membenci ayah, ibu dan saudara?nya

sendiri, ketika bebrapa ayamnya disembelih

untuk menyambut tahun baru.

Pernah juga punya isteri, namun ketika

isterinya melahirkan seorang bayi, bukan telur,

maka diapun langsung menuduh isterinya telah

"main serong dengan manusia", dan isteri

serta bayinya langsung dibunuh.

Perayaan tahun baru beberapa tahun

berikutnya, kembali beberapa ekor ayamnya

dipotong. Ia tak dapat menahan

kemarahannya lagi. Esoknya, langsung saja ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1718

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memberi "selamat tahun baru" kepada ayah
ibunya, saudara?nya, ipar?nya dan

keponakan?nya dengan bacokan? golok yang

telak sehingga habis semua.

Dengan membawa ayam?nya ia kabur

ke tempat yang sepi untuk mendirikan

"kerajaan ayam" di situ, mengembang-biakkan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan melatih ayam? untuk menjadi

"prajurit?"nya dengan cita? suatu saat kelak

akan merobohkan semua "kerajaan manusia"

di muka bumi sehingga manusia dan ayam

akan bertukar tempat.

Keributan di bagian depan itu membuat

pegawai? keluarga Sebun bangkit serempak

dengan senjata? terhunus, untuk melindungi

tuan? mereka yang tengah bersantap di

ruangan tengah.

Pegawai? keluarga Sebun memang

terlatih silat semuanya, tetapi Tok-beng-ke

(ayam pematuk nyawa), demikian julukan si

gila ini tanpa ada yang tahu nama aslinya,

terlalu lihai bagi pegawai? itu. kalau dicarikan

pembanding, tingkat ilmunya tidak kalah dari

Lo-san Su-koai. Seandainya otaknya tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1719

Rewriter & Pdf Maker : OZ

miring, barangkali sudah lama Hek-eng Pocu

menariknya menjadi salah seorang

pembantunya.

Pegawai? keluarga Sebun tak sanggup

membendung terjangan si Ayam Pematuk

Nyawa ini, malah empat pegawai roboh

sebagai korbannya, dua orang lagi terpatuk

matanya oleh ayam? buas yang terlatih itu.

Tok-beng-ke berhasil menyerbu ke

ruang perjamuan dengan sikap beringas.

Begitu melihat ayam panggang bergeletakan di

meja perjamuan, sebagian malah sedang di
kunyah? oleh Sebun Hiong dan Liu Beng,

kemarahannya semakin berkobar.

Teriaknya sambil me-nuding? orang?

dalam ruangan itu, "Kalian memang terlalu

biadab! Ber-abad? kalian menindas bangsaku!

Kalian cabuti bulu bangsaku untuk dijadikan

bulu?, kalian pecahkan telur bangsaku untuk

pelampias kerakusan kalian, kalian sembelih,

kalian goreng, kalian rebus, kalian jadikan

abon, kalian isikan ke dalam bakpau atau

lumpia! Kini datanglah pembalasan buat

kalian!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1720

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun Hiong, Liu Jing-yang, Sebun Giok

dan Liu Beng yang tengah duduk mengelilingi

meja perjamuan tercengang kaget ketika

melihat "siluman ayam" mendadak masuk dan

mencaci-maki tak keruan juntrungnya. A-cui

berempat yang mengambil meja lain, juga

kebingungan melihat munculnya tamu tak

diundang ini. Tapi mereka segera

meninggalkan kursi? mereka untuk ber-siap?.

"Siapa kau?" tanya Sebun Hiong.

Di pihak keluarga Sebun, hanya Liu

Jing-yang yang paham dari mana munculnya

"siluman ayam" ini. Tadi siang ketika

menghadapi orang? Hek-eng-po dengan

menyamar sebagai suruhan Hek-eng Pocu, ia

sudah mendengar di-sebut?nya tentang si gila

Tok-beng-ke dari tebing Ban-hong-gai.

Tentunya inilah orangnya. Tetapi mana yang

lain?nya?

Liu Jing-yang tak perlu berharap terlalu

lama, sebab dari luar terdengar keributan

hebat, bentakan? bercampur suara senjata

yang berdentangan beradu. Seorang pegawai

keluarga Sebun berlari masuk dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1721

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berlumuran darah dan berteriak, "Siauya! Kita

diserbu Hek-eng-po!"

Semuanya kaget. Namun yang betul?

kaget adalah A-liu. Apakah Lau Hong sudah

bernyali demikian besar sehingga berani

melanggar pesan Hek-eng Pocu?

Pegawai yang berteriak itu roboh karena

tubuhnya diterjang seseorang dari luar.

Seorang yang bertubuh pendek kecil,

menjinjing sebatang tombak gerigi yang

mengkilat mengerikan dan bersinar keunguan

menandakan mata tombak yang telah dioles

racun.

"Mana yang namanya Sebun Hiong dan

Liu Beng?!" bentaknya.

Menyusul bermunculanlah tujuh orang

lainnya yang sudah dikenal oleh Liu Jing-yang

tadi siang. Ditambah lagi empat orang yang

berpenampilan seperti bandit besar, sehingga

jumlah musuh menjadi tigabelas orang

manusia dan sembilanbelas ayam.

Liu Jing-yang menghunus pedangnya

dan melindungi di depan Sebun Hiong yang

terluak sambil berkata, "Yang ingin

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1722

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengganggu kakak iparku, lebih dulu harus

melawan aku!"

"Dan yang mana Liu Beng?"

"Akulah Liu Beng, kalian dari Hek-eng
po?"

"Benar!"

"Ha! Baru muncul sekarang? Sampai

hampir jemu aku menempelkan surat

tantangan di mana?.....

Tiba-tiba Tok-beng-ke meraung keras

dan menubruk secepat kilat ke arah Liu Beng.

Yang menjadikan ia marah ialah karena

melihat tangan kanan Liu Beng masih

memegang sumpit yang menjepit sepotong

daging "saudaranya" yang sudah dicelup saus

dan siap dicaplok.

"Ganti nyawa saudaraku!" raungnya.

Liu Beng terkejut melihat serangan

sehebat itu. Namun sejak ia mendapat didikan

ayah-angkatnya, Cui-poan-siang Hong Thai-pa,

Gajah Gemuk Pemabuk, ia bukan lagi Liu Beng

si kacung berilmu rendah yang dulu. Sambil

meletakkan sumpitnya, ia tendang sebuah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1723

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kursi sehingga melayang menyongsong

tubrukan si gila.

Setelah itu ia berjongkok mengambil

sepasang tongkatnya yang tadi ditaruh di

kolong meja, sebagai tindakan jaga? sejak

peristiwa yang mengakibatkan terlukanya

Sebun Hiong kemarin.

Kursi yang melayang deras itu dengan

mudah dihancurkan oleh Tok-beng-ke,

tubuhnya terus melaju ke arah Liu Beng

dengan ancaman "paruh"nya, sepasang

cakarnya dan sepasang taji di kakinya. Cara

berkelahinya benar? meniru ayam. Melabrak,

mengebas, mematuk, atau mencakar dengan

kelima jenis senjata di tubuhnya.

Namun membentur Liu Beng yang

memainkan sepasang tongkat dengan Sepuluh

Jurus Gajah Mabuk, Tok-beng-ke harus bekerja

keras. Sepasang tongkat Liu Beng berputar

deras menjadi dua gulung cahaya berkekuatan

dahsyat yang bisa meremukkan tulang?

musuhnya.

Begitulah, keduanya bertarung sengit

sekali, membuat meja dan kursi berantakan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1724

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menjadi serpihan? kayu kecil yang hanya bisa

untuk kayu bakar.

Di sebelah lain, musuh yang terdiri

campuran manusia dan ayam menyerbu ke

pihak orang? keluarga Sebun, terutama Sebun

Hiong yang diancam. Liu Jing-yang tadi pura?

melindungi Sebun Hiong, sebenarnya itulah

petunjuk halus bagi lawan untuk memilih

sasaran. Kini diapun bertempur melawan dua

orang lawan yang masing? bersenjata ruyung

besi. Lain?nya menyerbu Sebun Hiong.

Di ruangan itu sebenarnya masih ada A
cui, A-loan dan lain?, namun mereka segera

membentuk semacam perisai untuk melindungi

Sebun Giok yang sedang hamil. Meskipun

puteri Sebun Him itu sudah menghunus

pedangnya pula, jelas dalam keadaan perut

besar seperti itu tak akan bisa bertempur

sepenuh tenaga.

Beberapa ekor ayam dengan buas

mencoba mematuk dan melabrak mereka,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

namun betapapun terlatihnya ayam? itu juga

sulit mengalahkan gadis? yang ilmu silatnya di

atas rata? orang. Banyak ayam yang dibabat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1725

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mampus. Tok-beng-ke yang melihatnya

menjadi semakin sakit hati. Ia hendak

menerjang gadis? yang membunuh

"saudara?"nya itu tapi terhalang Liu Beng yang

bertempur dengan tangguhnya sehingga cuma

bisa ber-teriak? kalap. Menjeritkan seribu

tuntutan keadilan bagi bangsa ayam"

Ruangan itu segera bergelora dan riuh
rendah dengan pertempuran sengit. Pihak Hek
eng-po dan tenaga? bayarannya yang ganas

dan berjumlah banyak, mengepung rapat

orang? keluarga Sebun yang jauh lebih sedikit

dan tidak menduga akan mendapat serangan

macam itu.

Yang paling kebingungan dalam

menetapkan tindakannya adalah A-liu. Ia tidak

habis mengerti, siang tadi Lau Hong

mengatakan sanggup mentaati pesan Hek-eng

Pocu agar membiarkan rombongan keluarga

Sebun lewat tanpa diganggu, kenapa kini

malah mengerahkan serbuan sehebat ini?

Sedang Lau Hong sendiri tidak tampak batang

hidungnya, apa maksud Lau Hong dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1726

Rewriter & Pdf Maker : OZ

semuanya ini? Demikian gadis gadungan itu

kebingungan sendiri.

Melihat ke tengah ruangan, dilihatnya

Sebun Hiong mendapat tekanan berat karena

harus menghadapi enam lawan sekaligus.

Keenam lawan itu bersenjata beraneka macam

tapi semuanya menunjukkan permainan silat

yang tangguh dan menyulitkan putera Sebun

Him. Dengan demikian, dua hari berturut-turut

nyawa Sebun Hiong berpesiar ke perbatasan

negeri orang mati....

Akhirnya A-liu mengambil keputusan.

Penyergapan terhadap Sebun Hiong yang

kemarin bukan didalangi Hek-eng-po berdasar

penyangkalan Lau Hong siang tadi. Dan

penyerbuan kali inipun dia yakin bukan

digerakkan oleh pihaknya, entah pihak dari

manai, sebab Lau Hong tidak nampak batang

hidungnya di antara para penyerbu.

Sedangkan terhadap orang? Hek-eng-po

di Ban-siong-tin, A-liu hanya kenal Lau Hong,

tidak kenal anak buahnya. Berdasar dugaan

seperti itulah maka A-liu memutuskan untuk

bertempur sepenuh hati di pihak keluarga

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1727

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebun, kalau sampai ada orang keluarga

Sebun yang luka seujung rambutpun, tentu

Hek-eng Pocu akan menyalahkannya. Ia sendiri

tidak tahu kenapa Hek-eng Pocu bersikap

sedemikian aneh terhadap keluarga Sebun yg

menjadi musuhnya tersebut?

Dengan tekad bulat ia lalu keluarkan

senjatanya berupa Liang-ciat-kun (ruyung dua

ruas), dua potong kayu keras sepanjang

hampir tiga jengkal dan masing?

berpenampang segi delapan, dihubungkan

dengan seutas tali kulit berjalin tiga. Dengan

senjatanya itulah dia menerjang ke tengah

pertempuran.

Seorang musuh bersenjata tombak

menyerang A-liu dengan tusukan ke arah

leher. Namun A-liu memiringkan tubuh,

dengan tali ruyungnya ia mendorong leher

tombak lawan ke samping dibarengi kakinya

terayun deras ke pinggang lawan membuat

lawannya melompat mundur dengan kaget.

Ruyung berruas duanya berputar satu putaran

di samping tubuh lalu menyambar hebat ke

tulang pundak lawan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1728

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lawan memang kaget sekali melihat A
liu yang nampak cantik dalam penyamarannya

sebagai gadis ternyata berkelahi sekuat dan

segarang lelaki. Ia tundukkan kepalanya untuk

menghindari Liang-ciat-kun lawan tapi jidatnya

tetap saja kena dan menjadi benjol dan

matanya ber-kunang?.

Sialnya, beberapa ekor ayam buas

kemudian mematukinya dengan ganas.

Biarpun ayam? itu terlatih untuk menyerang,

namun hewan tetap hewan, tentu saja tidak

bisa membedakan mana teman mana lawan,

asal manusia langsung saja dipatuk, kecuali

"pemimpin" mereka.

Tapi ia tidak berani membabat mampus

ayam? itu dengan tombaknya, kuatir melukai

perasaan Tok-beng-ke sebagai teman

seperjuangan. Ia hanya berusaha menghalau

dengan suaranya, kadang? tangannya bergerak

seolah sedang menaburkan segenggam beras

atau jagung. Apa mau dikata, ayam? "prajurit"

itu tidak kenal kompromi dan terus melabrak

dengan hebat. Maka repotlah ia dengan lawan?

barunya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1729

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di pihak lain, kedatangan A-liu untuk

membantu Sebun Hiong tidak berarti banyak,

sebab enam lawan itu tangguh semuanya dan

hampir pasti Sebun Hiong dan Liu Beng

sebagai sasaran utama akan mampus malam

itu.

Merasakan perkembangan keadaan

tersebut, Liu Jing-yang bersorak dalam hati

dan yakin bahwa rencananya malam itu akan

berhasil dengan cemerlang. Tapi ia tetap

memperlihatkan kegigihan perlawanannya.

Bahkan berharap alangkah baiknya kalau ia

mendapatkan beberapa luka, asal tidak

berbahaya agar orang? melihatnya dapat

menjadi saksi bahwa ia bersungguh-sungguh

membela kakak iparnya....

Memang keadaan semakin berat

sebelah untuk keuntungan pihak Hek-eng-po

dan rekan? bayaran mereka. Liu Beng dengan

sepasang tongkat besinya telah mengerahkan

segenap kekuatan dan ilmunya untuk

secepatnya membereskan "siluman ayam",

lawannya tersebut agar bisa segera membantu

Sebun Hiong yang nampak tertekan hebat.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1730

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi si "siluman ayam" juga musuh tangguh,

biarpun sudah terdesak tapi tidak gampang

untuk membunuhnya.

Masih diperlukan puluhan jurus lagi

sebab si gila itu ternyata adalah lawan yang

bahkan lebih tangguh dari Wan Po, si Siluman

Lengan Besi, orang nomor satu dari Lo-san

Sukoai yang pernah dilihat Liu Beng semasa

masih menjadi kacung di Liu-keh-chung dulu.

Saat orang? keluarga Sebun di ambang

kekalahan, di luar pintu penginapan mendadak

muncul tiga orang pendeta berjubah kelabu,

jubah khas pendeta? Siau-lim-si, dengan leher

berkalung tasbih hitam, kepala bertutup topi

rumput dan senjata di tangan masing?. Ketiga

pendeta itu memegang jenis senjata panjang

yg berbeda-beda. Yang satu memegang toya

biasa yang tingginya melebihi kepalanya

sendiri, satu lagi membawa Hong-pian-jian

(toya berujung seperti bulan sabit), dan

lainnya membawa garu besi bertangkai

panjang.

"Bukankah ini penginapan yang dipakai

rombongan keluarga Sebun?" tanya yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1731

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membawa toya kepada kedua temannya,

dengan alis berkerut melihat bangkai ayam dan


Pedang Siluman Darah 1 Rahasia Pedang From Darkest Side Karya Santhy Agatha Pendekar Naga Putih 55 Panggung Kematian

Cari Blog Ini