Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 18

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 18

manusia yang bergeletakan di halaman depan

penginapan.

"Benar, menurut laporan teman kita.

Tapi nampaknya terjadi sesuatu, dengarlah

ribut? di bagian dalam...."

Pendeta yang membawa garu itu

agaknya berwatak berangasan, ia segera

hantamkan tongkat garunya ke tanah sambil

menggeram, "Keluarga Sebun adalah tamu

gunung kita dan kita bertugas menyambutnya.

Tapi ada pihak lain yang tidak memandang

mata kepada gunung kita sehingga berani

membuat keributan di pintu masuk propinsi

Holam ini. Ayo kita hajar si pembuat

keributan....!"

Di rimba persilatan memang umum ada

anggapan bahwa suatu kelompok persilatan

tertentu menjagoi suatu wilayah tertentu.

Seperti Hwe-liong-pang di wilayah selatan,

keluarga Sebun di wilayah Sian-sai dengan

dukungan Hoa-san-pai, Bu-tong-pai di wilayah

Hopak. Sedang Ban-siong-tin itu sudah masuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1732

Rewriter & Pdf Maker : OZ

propinsi Holam, wilayah "propinsinya Siau-lim
pai" yang berpusat di Siong-san. Murid-murid

Siau-lim-pai akan tersinggung kalau ada

penjahat berani malang-melintang di Holam,

ibaratnya petakilan di depan hidung Siau-lim
pai, apalagi mengganggu pihak yang sedang

menjadi tamu undangan Siau-lim-pai, seperti

keluarga Sebun itu.

Tanpa menunggu jawaban teman?nya,

hwesio berangansan itu dengan langkah lebar

melangkah ke dalam. Topi rumputnya dilepas

dan dibuang begitu saja. Kedua temannya

mengikuti. Setelah topi terbuka, nampaklah

mereka bertiga adalah hwesio? berusia tiga

puluh sampai empat puluh tahun. Mungkin

satu tingkatan di bawah Pun-bu Hwesio.

Belum habis mereka menyeberangi

halaman, lima sosok bayangan muncul

menghadang ketiga pendeta itu. di bawah

cahaya bulan yang hanya separuh, tampak

lima orang itu semua berbadan tegap, berbaju

bulu lengan pendek sehingga nampak otot

lengan mereka yang ber-gumpal?. Senjata

yang dipakai mereka juga sama, yaitu toya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1733

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Long-ge-pang (pentung gigi serigala) yang

nampaknya berat bobotnya.

"Dilarang masuk!" bentak orang? itu

dengan sikap mengancam.

Tapi sipendeta bersenjata garu besi

malah tertawa dan berkata, "Aha, kiranya Lima

Serigala dari lembah Jing-liong-kok! Belum jera

kah kalian tahun lalu aku beri hajaran di Teng
hong, sehingga kini nampakkan diri lagi??!"

"Memang belum puas, keledai gundul!

Malam ini kami akan membalas kekalahan

yang dulu!"

"Ha-ha.... dengan andalan apa kalian

berani bertingkah lagi?" dengus hwesio

bersenjata garu besi alias Ci-hian Hwesio.

"Kami sekarang bekerja untuk Hek-eng
po!" gertak orang tertua dari Lima Serigala

untuk menakut-nakuti pendeta? Siau-lim-si itu.

Tapi bukannya berhasil menakut-nakuti,

malah menimbulkan kemarahan Ci-hian

Hwesio. "Oh, dengan demikian dosa kalian

menjadi ber-kali? lipat sehingga tak boleh

diampuni lagi! tak peduli kalian

ditulangpunggungi oleh Hek-eng-po atau Pek
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1734

Rewriter & Pdf Maker : OZ

eng-po atau gerombolan iblis manapun juga,

malam ini kalian berlima harus musnah!"

Habis bicara, garu besinya langsung

menyambar ke kepala Toa-long (serigala

tertua) dengan jurus Siok-lui-kik-ting (petir

menyambar kepala). Toa-long mengangkat

senjatanya untuk menangkis tapi kalah tenaga

sehingga tersentak mundur.

Dari samping, Sam-long segera

menyergap untuk membantu saudara tertanya.

Ci-hian Hwesio yang termasuk salah satu

anggota barisan Lo-han yang masyhur dari

Siau-lim-si, maka serigala? lainnya pun

serempak menerkam dari berbagai arah.

Namun dengan gagah perkasa Ci-hian Hwesio

memutar garu besinya sehingga seperti seekor

naga hitam ber-gulung? menghadapi

keroyokan lima lawannya.

Dua pendeta lainnya, Ci-sian dan Ci-sin

Hwesio hendak turun tangan membantu Ci
hian tetapi Ci-hian telah berseru, "Serahkan

saja kelima anjing buduk ini kepadaku untuk

menghajarnya! Suheng berdua lebih baik

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1735

Rewriter & Pdf Maker : OZ

masuk ke dalam untuk melihat bagaimana

keadaan rombongan keluarga Sebun!"

Kedua pendeta lainnya juga anggota

Barisan Lo-han, artinya adalah murid? Siau
lim-si pilihan, di atas rata? teman?

seangkatannya. Sesaat mereka

memperhatikan pertempuran di halaman dan

yakin bahwa Cihian Hwesio tidak akan

mengalami kesulitan seandainya ditinggalkan

sendirian. Karena itu, seperti dua ekor burung

kelabu raksasa, keduanya melompati orang?

yang sedang bertempur untuk langsung masuk

ke dalam penginapan.

Di bagian dalam, keadaan keluarga

Sebun sudah kritis. Sebun Hiong, Liu Jing
yang, A-cui dan gadis? lainnya, sudah

mendapatkan luka? semua. Hanya Liu Beng

dan Sebun Giok yang tidak luka. Karena Liu

Beng bertempur satu lawan satu melawan Tok
beng-ke yang tidak mau dibantu siapapun.

Seorang anak buah Lau Hong yang bermaksud

membantunya malah "ditaji" sehingga pahanya

terluka.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1736

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kami bangsa ayam adalah bangsa

ksatria, bukan pengecut seperti bangsa

manusia!" teriak si siluman ayam ketika itu.

lalu sambil berkokok seperti ayam jantan di

waktu fajar, dia memperhebat perlawanannya

terhadap Liu Beng.

Sedang Sebun Giok tidak terluka,

karena meskipun ikut bertempur tetapi di

belakang lapisan perlindungan yang dibuat

oleh A-cui dan A-loan yang rela luka? demi

melindungi nyonya muda majikan mereka itu.

A-hui sudah bergabung dengan A-liu untuk

meringankan tekanan terhadap diri Sebun

Hiong yang menjadi sasaran utama musuh.

Jarum? A-cui yang pernah mematek

lalat? di dinding itu sudah habis dihamburkan

dan hanya berhasil membuat luka? ringan atas

beberapa musuh, tapi hampir tak ada artinya.

Musuhnya bukan lalat?, melainkan jagoan?

garang dari Hek-eng-po dan Jing-liong-kok

yang selama ini menguasai dunia hitam di

sekitar Ban-siong-tin.

Sedangkan ayam? didikan Tok-beng-ke

ternyata sebagian kurang beruntung karena

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1737

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terbunuh atau terinjak, sebagian lagi "kurang

disiplin". Beberapa ayam malah kabur

meninggalkan arena, sebagian lagi dengan

tenangnya mematuki remah? makanan di

lantai yang berceceran, tak peduli riuh
rendahnya pertempuran.

Dua ekor hinggap di ambang jendela

untuk mendekam tenang dengan mata ber
kedip?. Rupanya mereka mulai bosan,

meskipun pertamanya mereka mematuk dan

melabrak dengan buas.

"Hayo prajuritku! Gempur habis mush

kalian!" Tok-beng-ke ber-teriak? sampai

tenggorokannya nyaris jebol. Cuma saja para

"prajurit?nya" sudah tidak menggubris lagi.

Malah kemudian Tok-beng-ke yang

dilabrak habis?an oleh Liu Beng. Sepasang

tongkatnya bergerak ber-ganti?, semakin lama
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semakin cepat seperti sepasang baling? yang

diputar oleh prahara.

Akhirnya habis juga perlawanan si

"siluman ayam". Suatu saat cakar kanannya

kena terhantam menyilang oleh sepasang

tongkat besi Liu Beng sehingga terdengar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1738

Rewriter & Pdf Maker : OZ

derak tulang patah. Ia menjerit kesakitan, kali

ini suara manusia dan bukan suara ayam.

Tanpa ampun karena memikirkan keselamatan

Sebun Hiong, Liu Beng tambahkan sebuah

tendangan keras yang membuat tulang? dada

Tok-beng-ke amblas dan tubuhnya terpental

membentur tembok, lalu meringkuk diam di

kaki tembok.

Tak sempat memperhatikan mati
hidupnya orang itu, Liu Beng langsung

melompat ke arah Sebun Hiong untuk

membantunya.

Robohnya Tok-beng-ke memang

mengagetkan pihak Hek-eng-po dan

teman?nya, namun dengan kekuatan mereka

yang berlipat ganda, mereka tetap memegang

kendali kemenangan.

Apalagi Liu Beng pun sudah kehabisan

separuh tenaganya untuk mengalahkan Tok
beng-ke tadi, sedang Sebun Hiong semakin

lemah. Bukan saja luka? barunya, tapi luka?

kemarin telah pecah kembali karena terlalu

banyak gerakan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1739

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun Ci-sian dan Ci-sin Hwesio segera

muncul di ruangan itu dan langsung

mengeluarkan suara menggelegar,

"Iblis? Hek-eng-po berani mengganas di

tempat ini?!"

Kedatangan mereka mengejutkan

orang? Hek-eng-po, juga Liu Jing-yang

mengeluh dalam hati karena perangkapnya

untuk menyingkirkan Sebun Hiong dan Liu

Beng terancam kegagalan lagi. padahal kalau

sudah sampai di Siong-san, bergabung dengan

Sebun Him serta di lingkungan Siau-lim-si yang

dikenal sebagai "Kubangan Naga dan

Harimau", maka rencananya bakal lebih sulit

terwujud lagi.

Selain delapan orang Hek-eng-po yang

menjadi anak buah Lau Hong, di ruangan itu

juga ada empat saudara seperguruan yang

menjadi kepala kelompok bandit di Jing-liong
kok, yang dimintai bantuan oleh orang? Hek
eng-po dengan bayaran tinggi.

Yang tertua dari empat benggolan itu

bernama panggilan Gui Tiat-cu, Gui Si Besi,

karena badannya yang keras dan tenaganya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1740

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang kuat. Senjatanya sebatang golok Kui
thau-to yang tebal dan berat.

Begitu melihat munculnya dua pendeta

Siau-lim-si, tanpa pikir panjang Gui Tiat-cu

menyongsong ke pintu sambil membentak,

"Keledai gundul! Aku ingin separuh bundaran

kepalamu untuk kujadikan mangkok!" goloknya

langsung berkelebat tegak lurus dengan gerak

Thai-san-ap-teng (gunung menimpa kepala).

Yang dibacoknya adalah Ci-sian Hwesio

yang bersenjata toya. Dengan tangkas pendeta

itu sedikit merendahkan tubuh sambil

memalangkan toya di atas kepala dengan

sepasang lengan setengah tertekuk.

"Nah, mampus kau sekarang, bangsat

gundul!" sorak Gui Tiat-cu dalam hati karena

menurutnya menangkis serangan bertenaga

dari atas haruslah dengan sepasang tangan

yang lurus kokoh agar tangkisannya kuat,

bukan dengan persendian siku menyudut

seperti yang dilakukan si hwesio.

Gui Tiat-cu segera membentak keras

dan menambahkan tenaganya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1741

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Golok beradu tegak lurus dengan toya

yang melintang di atas kepala, sepasang

tangan Ci-sian Hwesio yang kurus? itu tertekuk

sejengkal ke bawah sehingga mata golok lawan

hanya tinggal tiga-empat jari di atas kulit

kepala gundulnya. Namun tiba? ia dorongkan

sepasang lengannya sekuat tenaga sehingga

golok lawan tersentak naik, Gui Tiat-cu

terdorong mundur.

Habis itu, ujung toya kanan

menggempur ke kepala Gui Tiat-cu dengan

jurus yang sama yang dipakai Gui Tiat-cu tadi,

Thai-san-ap-teng, membuat Gui Tiat-cu ter
gopoh? memalangkan golok di atas kepala

seperti yg dilakukan Cisian hwesio tadi. Bahkan

telapak tangan kiri juga ikut menahan di

punggung golok untuk menambah kekuatan

tangkisannya.

Tapi tak ada benturan golok dan toya

sebab Ci-sian Hwesio dengan tangkas merubah

jurusnya menjadi Hek-liong-boan-jiu (naga

hitam melilit pohon). Ujung kiri toyanya tiba?

menyambar rendah ke rusuk Gui Tiat-cu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1742

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Keparat!" teriak Gui Tiat-cu dengan

gugup. Goloknya ditangkiskan ke samping,

masih dengan telapak tangan kiri menahan

punggung golok. Tapi lagi? Ci-sian Hwesio

dengan lincah menarik serangannya sehingga

Gui Tiat-cu hilang keseimbangan. Berikutnya,

ujung toya si pendeta meluncur lurus dari atas

dan menyodok remuk punggung telapak kaki

Gui Tiat-cu.

Si pemimpin perampok dari Jing-liong
kok itu meraung keras untuk mengimbangi

rasa nyerinya. Dengan sebelah telapak kaki

yang remuk macam itu, ia tak dapat

menyangga tubuhnya yang gemuk besar, dan

roboh terguling, namun masih berusaha

dengan goloknya untuk menyambar kaki Ci
sian Hwesio.

Si pendeta menyongsong golok dengan

ujung toyanya yang kemudian diputar dan

dicongkel ke atas, maka golok Gui Tiat-cu

terbang deras ke atas dan menancap di

belandar ruangan. Berikutnya, ujung toyanya

memukul remuk pundak Gui Tiat-cu. Dengan

demikian, meskipun tidak mati, Gui Tiat-cu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1743

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tidak akan dapat lagi menekan orang lemah

dengan mengandalkan kekuatannya.

ci-sian Hwesio sendiri pantang

membunuh kalau tidak terpaksa sekali. Ia

anggap hukuman pundak remuk dan sebelah

kaki remuk itu sudah cukup memadai untuk

hukuman kejahatan Gui Tiat-cu selama ini.

Begitulah, hanya dengan satu tangkisan

dan empat serangan, Ci-sian Hwesio

menamatkan kejahatan Gui Tiat-cu.

Tiga tokoh lembah Jing-liong-kok

lainnya menjadi keder melihat kehebatan

pendeta? Siau-lim-si tersebut. Biarpun mereka

sudah dibayar empat ribu tahil perak oleh anak

buah Lau Hong, namun mereka lebih sayang

nyawa daripada uang. Sambil menggotong Gui

Tiat-cu, mereka terus hendak kabur dari arena.

"Hendak ke mana?" tanya salah seorang

anggota Hek-eng-po.

Tokoh kedua dari Jing-liong-kok yang

bernama Wi Ciok segera menjawab, "Uangnya

akan aku kembalikan. Kami mengundurkan diri

dari perjanjian tadi siang!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1744

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tidak bisa!" bentak salah seorang

anggota Hek-eng-po sambil menudingkan

pedang. "Sekali perjanjian disepakati, harus

dilaksanakan sampai tuntas, entah berhasil

entah gagal! Kalau kalian berniat kabur begitu

saja, jangan salahkan kami kalau suatu ketika

nanti Hek-eng Pocu akan meratakan Jing-liongTeror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kok kalian sampai rata dengan tanah!"

Gertakan itu membuat tokoh? Jing
liong-kok menjadi ragu? dan menghentikan

langkah mereka. Ternyata persoalannya tidak

menjadi selesai sekedar dengan

mengembalikan uang bayaran saja, alangkah

ngerinya kalau sampai bermusuhan dengan

Hek-eng-po yang dikenal sebagai gerombolan

iblis durjana itu....

Tapi Ci-sian Hwesio dari Siau-lim-pai

menambah kebingungan mereka yang berkata

dengan nada lembut namun tegas, "Saudara?

dari Jing-liong-kok, kalau ingin kembali ke

jalan lurus jangan takut apapun. Sebaliknya,

kalau kalian nekat di jalan sesat seperti

sekarang ini, jangan kaget kalau kelak kami

kirimkan murid? Siau-lim-pai untuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1745

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengunjungi lembah kalian dan menghentikan

tingkah biadab kalian."

Pentolan? Jing-liong-kok ini biasanya

hanya kenal menindas terhadap orang? yang

lebih lemah, menjepit pihak tak berdaya. Dan

baru kini mereka merasakan diri mereka

terjepit tak berdaya oleh kekuatan raksasa

yang jauh di atas mereka. Berbuat ini, Hek
eng-po mengancam. Berbuat begitu, Siau-lim
si yang mengancam.

Untuk sesaat mereka nampak

kebingungan, dan wajah? garang itu berubah

menjadi wajah? yang patut dikasihani.

Yang tidak kalah bingungnya adalah Liu

Jing-yang. Kalau pihak Jing-liong-kok

mengundurkan diri, delapan orang Hek-eng-po

jelas tidak akan mampu lagi menghadapi

gabungan orang? keluarga Sebun dan tiga

pendeta Siau-lim-si. Itu berarti rencananya

gagal lagi, dan entah kapan lagi ada peluang

emas. Namun ia memilih bungkam saja.

Sedangkan A-liu diam? merencanakan,

setelah pertempuran selesai, ia akan menemui

Lau Hong di toko kainnya untuk menanyakan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1746

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kenapa anak buahnya bernyali begitu besar

untuk bertindak di luar pesan Hek-eng Pocu?

A-Liu sama sekali belum tahu bahwa Lau Hong

sudah terbunuh!

Saat itu Liu Jing-yang menemukan akal

untuk tetap melibatkan tokoh? Jing-liong-kok.

Satu?nya jalan hanyalah membuat mereka

terjepit dalam satu?nya pilihan. Iapun berkata

dingin, "Hem, kawanan bandit itu sudah berani

bermaksud membunuh seorang putera

keluarga Sebun, betapapun juga tidak ada

ampun lagi!"

Semua yang mendengarnya

menganggap ucapan itu sekedar ungkapan

kemarahan Liu Jing-yang sebagai menantu

keluarga Sebun, tidak ada yang menduga

adanya maksud lain di balik ucapan itu.

Benar juga, ucapan itu membuat pihak

Jing-liong-kok putus asa dan nekad. Daripada

nasib mereka ter-katung? antara Hek-eng-po

di satu pihak dan keluarga Sebun di pihak lain,

mereka memutuskan lebih baik sekalian

bergabung dengan Hek-eng-po yang kuat, siap

menanggung semua resikonya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1747

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tubuh Gui Tiat-cu yang masih meng
geliat? sambil me-rintih? diletakkan di lantai.

Sejata yang sudah disarungkan dicabut

kembali. Wi Ciok berkata dengan memaksakan

diri supaya kelihatan gagah berani, "Hem,

cacingpun menggeliat kalau diinjak. Kalau

keluarga Sebun tidak mau mengampuni kami,

apa kami harus me-ngemis? belas kasihan?

Kami ini laki? yg punya harga diri!"

Sedang Ci-sian hwesio sebagai pendeta

Buddha masih berusaha mencarikan jalan agar

tokoh? Jing-liong-kok dapat bertobat. Ia

merangkapkan tangan menghormat Liu Jing
yang, "Tuan, biarpun Jing-liong-kok adalah

sarang penjahat, tetapi hendaklah memberi

kesempatan kepada mereka untuk menemukan

sinar kebenaran. Janganlah mendorong mereka

menjadi semakin jahat dengan bergabung ke

dalam Hek-eng-po!"

Sekilas Liu Jing-yang melirik Sebun

Hiong, ketika dilihatnya kakak iparnya diam

saja, membiarkannya menjadi "juru bicara"

keluarga Sebun, maka Liu Jing-yang semakin

besar hati. Ia membalas hormat Ci-sian Hwesio

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1748

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tetapi menjawab dengan dingin, "Siau-lim-pai

ingin memaafkan kejahatan mereka, itu

terserah Siau-lim-pai sendiri. Tapi Hek-eng-po

dan begundal?nya sudah dua kali berusaha

membunuh kakak iparku dengan perangkap

licik, itu tidak bisa kami maafkan...."

"Tuan, kami mohon...."

"Tidak!" potong Liu Jing-yang keras.

"Sikap pemaaf dari Siau-lim-pai juga Hwe
liong-pang adalah sikap yg terlalu lemah.

Membuat kaum iblis bebas bergentayangan

menyebar maut. Tapi sikap lemah tersebut

bukanlah sikap keluarga Sebun!"

Sebun Hiong diam saja dan meng
angguk?kan kepala, membenarkan bantahan

Liu Jing-yang. Itu cocok dengan pendirian

keluarganya yang selama ini menganggap diri

sendiri berdiri di garis paling depan dalam

membendung kebiadaban Hek-eng-po dan

menganggap orang lain hanya berani berdiri di

garis belakang. Juga cocok dengan Liu Beng

yang membenci Hek-eng-po sampai ke tulang

sunsumnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1749

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebab Hek-eng-po itulah yang

membunuhi puluhan jiwa Liu-keh-chung,

termasuk Liu Giok-eng, gadis yang punya

kenangan tersendiri di hati Liu Beng. Ia tahu

Jing-liong-kok bukan bagian dari Hek-eng-po,

hanya tenaga bantu saja, namun bagi Liu

Beng, si penjahat atau sekedar begundal

penjahat adalah sama saja dan harus

ditumpas.

Maka tak terhindarkan lagi tokoh? Jing
liong-kok harus bertempur lagi. Kali ini bukan

sekedar untuk mendapatkan uang, tapi karena

harus mempertahankan nyawa yang tidak ingin

mereka serahkan secara gratis kepada musuh.

Ci-sian hwesio hanya bisa menarik

napas melihat suasana kembali memanas.

Jelas pihaknya tak akan bisa berpeluk tangan

saja, mau tidak mau harus membantu pihak

keluarga Sebun yang merupakan tamu Siau
lim-pai. Tapi ia berbisik kepada Ci-sim Hwesio,

"Se-bisa?nya jangan membunuh, lumpuhkan

saja."

Ci-sim Hwesio mengangguk.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1750

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kembali senjata berkelebatan di

ruangan itu. bentakan? marah menggema

bercampur gemerincing senjata yang

berbenturan., ditambah suara gemeratak dari

perabotan rumah penginapan yang hancur

berantakan. Kali ini keadaan seimbang, sulit

ditentukan pihak mana yang akan menang

sebab pihak keluarga Sebun ketambahan dua

pendeta Siau-lim-si yang tangguh.

Hanya saja keseimbangan itu tak

bertahan lama. Sebab dari pintu masuklah si

pendeta berangasan Ci-hian Hwesio yang

agaknya sudah menyelesaikan Lima Serigala

dari Jing-liong-kok. Begitu masuk gelanggang

ia langsung memutar garu besinya tanpa

ampun, sesuai dengan wataknya yang

berangasan. Seorang pemimpin Jing-liong-kok

segera terjungkal dengan dada remuk. Lalu

menerjang ke lawan lainnya.

"Sute, jangan membunuh kalau tidak

terpaksa!" Ci-sian Hwesio berteriak kepada

adik seperguruannya itu.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Baik!" sahut adik seperguruannya.

Meski demikian, sudah enam nyawa melayang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1751

Rewriter & Pdf Maker : OZ

oleh garu besinya. Lima Serigala di luar, dan

satu lagi di dalam. Seperti seekor banteng

terluka ia menerjang dan sekaligus sisa tokoh

empat sekawan dari Jing-liong-kok telah

dirobohkannya, tapi tidak dibunuh.

Sadar akan gelagat jelek, kini

kedelapan orang Hek-eng-po merasa tidak

mampu menjalankan tugas mereka yang

diperintah oleh "utusan Majikan Hek-eng-po"

siang tadi. Mereka tidak ingin mati konyol di

bawah senjata orang? keluarga Sebun atau

pendeta? Siau-lim-pai. Maka beberapa patah

kalimat rahasia segera diertukarkan di antara

mereka.

Hampir bersamaan mereka menggebrak

lawan semakin keras, namun kemudian

serentak melompat mundur ke arah jendela?

dan pintu? di berbagai arah.

"Jangan lari!" bentak Sebun Hiong.

Meskipun menderita beberapa luka, tapi gerak
geriknya tetap tangkas dan kuat seperti

beruang muda. Ayunan pedangnya masih

berhasil "memetik" satu nyawa lagi di pihak

Hek-eng-po.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1752

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi tujuh jagoan Hek-eng-po lainnya

serempak mengeluarkan sebutir benda bulat

yang langsung dibantingkan ke lantai atau

diarahkan ke lawan? mereka. Bau belerang

yang tajam segera memenuhi ruangan.

Ci-sian Hwesio berteriak kaget, "Jangan

tangkis dengan keras, itulah Liu-hong-hwe-tan

(peluru api menyala)!"

Pendeta itu sendiri mengebaskan lengan

jubahnya yang longgar sehingga menimbulkan

hembusan angin yang sangat kuat, meniup

balik dua butir hwe-tan yg terbang kembali ke

arah punggung dua orang pelemparnya yg

sedang membalik tubuh hendak kabur lewat

jendela.

Orang? keluarga Sebun berlompatan

menghindar. Namun toh terdengar jeritan A
cui yg terlambat menghindar sehingga sekejap

saja ia berubah menjadi manusia obor raksasa

yg ber-guling? sambil men-jerit? memilukan.

"A-cui!" Liu Beng, A-loan dan A-hui

berteriak kaget.

Terdengar letupan tujuh kali ber-turut?.

Dua orang Hek-eng-po yg punggungnya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1753

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1754

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terkena hwe-tan senjata makan tuan itupun

men-jerit? dan bergulingan di lantai dengan

tubuh menyala. Sialnya, salah seorang dari

mereka berguling tanpa melihat arah sehingga

menerjang seguci arak yg langsung tumpah

dan menyala lebih hebat karena arak.

Letupan? lainnya membuat ruangan

penuh kobaran api dan asap, memberi

kesempatan kepada lima orang Hek-eng-po yg

tersisa untuk melompat keluar dan menghilang

di gelapnya malam.

Ci-sian Hwesio dengan tangkas

mencopot jubah luarnya untuk di-kebut?kan ke

tubuh A-cui sambil berteriak, "Ambil kain

basah!"

Sebelum air dan kain basah datang, api

sudah padam, namun A-cui tidak tertolong

lagi. Rambut dan pakaiannya terbakar habis,

A-cui yg cantik jelita kini hanyalah sesosok

tubuh hangus hitam berbau sangit.

Begitu pula dua orang Hek-eng-po yg

terkena senjatanya sendiri....

A-loan dan A-hui segera menangis men
jerit? kehilangan sahabat karib mereka.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1755

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara A-liu pura? menggertak gigi, tiba?

melompat keluar dari ruangan itu.

"Hendak ke mana, A-liu?!" tanya Lu

Beng.

"Membalas sakit hati A-cui!" sahutnya

yg sudah tiba di halaman luar lalu melompati

tembok dengan ringan. Sebenarnya ia hendak

ke toko kain satu?nya di Ban-siong-tin untuk

menemui Lau Hong akan menanyakan kenapa

anak buahnya melanggar pesan Hek-eng Pocu

untuk tidak mengganggu keluarga Sebun?

Sementara Liu Beng yg berdarah panas

dan dendamnya terhadap Hek-eng-po ber
tumpuk? itupun melompat keluar sambil

menjinjing sepasang tongkat besinya. "Lima

orang yg lolos tadipun harus ditumpas semua,

tidak boleh sisa seorangpun! Demi nyawa

seluruh penghuni Liu-keh-chung dan A-cui!"

Tiga pendeta Siau-lim-si tak sempat

mencegah. Apalagi mencegah, bahkan Ci-hian

Hwesio yang berangasan itu malah sudah

menjinjing garu besinya dan hendak ikut?an

mengejar Hek-eng-po. Namun kedua

suhengnya menahannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1756

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ci-sian Hwesio tidak mau meninggalkan

tempat itu, sebab kuatir kalau tiga tokoh Jing
liong-kok yg masih hidup dan terluka itu

dicincang oleh orang? keluarga Sebun yg

tengah mabuk dendam. Ia merasa

berkewajiban menunggui dan menjaga

keselamatan mereka, biarpun mereka itu

musuh.

Kemarahan ternyata memang

menguasai orang? keluarga Sebun, termasuk

Sebun Hiong. Kedatangannya ke Holam adalah

untuk bertanding dengan Tong Gin-yan dan Si

Liong-cu, untuk menaikkan pamor keluarga

Sebun. Tak terduga, baru saja ia menginjak

propinsi Holam, sudah ditemuinya bencana

hebat semacam ini.

Banyak orang?nya yg terbunuh dan

terluka. Dengan keangkuhan keluarga Sebun

yg sejak kecil sudah ditanamkan oleh ayahnya

ke dalam jiwanya, ia pikir kalau kejadian hari

itu tidak dibalas secara setimpal, maka nama

besar keluarga Sebun akan merosot jatuh,

diletakkan di bawah urut?an Siau-lim-pai dan

Hwe-liong-pang.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1757

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena itulah, tanpa peduli luka?nya yg

dianggap sebagai luka ringan di kulit saja,

iapun melompat keluar jendela sambil

menjinjing pedangnya. Tujuannya sama

dengan Liu Beng, memburu orang? Hek-eng-po

tidak peduli sampai ke sarang mereka.

"Hendak ke mana, Suheng?" tanya Liu

Jing-yang.

"Mengejar musuh," sahut Sebun Hiong

ringkas. Tubuhnya yg tinggi besar melejit

dengan ringan ke atas genteng dan segera

melesat ke depan bagaikan angin.

Mendadak timbul pikiran Liu Jing-yang

untuk membereskan rencananya itu. Maka

diapun menjinjing pedangnya untuk menyusul

Sebun Hiong.

Setelah pertempuran usai, barulah

pegawai? penginapan itu berani menampakkan

diri. Mereka membawa ember, kaitan, karung

basah dan lain?nya untuk membantu

memadamkan api. Sedangkan Ci-sian Hwesio

bertiga menjadi sibuk mengobati yg luka?,

tidak peduli kawan atau lawan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1758

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara itu, dalam jarak belasan

langkah, Sebun Hiong dan Liu Jing-yang terus

berlompatan ke arah yg sama. Dari atap rumah

yg satu ke atap rumah yg lain selincah tupai?.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam hati, Liu Jing-yang hanya tertawa

dingin saja. Ia sadar sepenuhnya bahwa

pengejaran itu sia?, lawan sudah tak tampak

lagi jejaknya. Pengejaran itu hanya bersifat

pelampiasan kemarahan saja. Tapi Liu Jing
yang tidak berkata apapun kepada Sebun

Hiong, ia mengikut saja dari belakang.

Ban-siong-tin hanya sebuah kota kecil,

bahkan tembok kota pun tidak ada. Maka

setelah berlompatan sekian lama, dua saudara

ipar itu tiba di luar kota. Tidak terlihat musuh

sebatang hidungpun, hanya kegelapan malam

di segala arah, dan kesunyian.

"Iblis? Hek-eng-po! Keluarlah dan

hadapi aku dengan jantan!" Sebun Hiong ber
teriak? dengan menggunakan sepasang telapak

tangannya sebagai corong, pedangnya

disarungkan di pinggang. Tapi hanya desir

angin yang meng-goyang?kan pohon cemara

yg menjawab teriakannya tersebut.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1759

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Jing-yang menghunus pedangnya

dan melangkah mendekati Sebun Hiong sambil

berkata, "Hati?lah, Suheng. Mereka licik dan

banyak akalnya...."

"Aku justru mengharap mereka

muncul."

Dengan pedang terhunus, Liu Jing-yang

meng-amat?i segala arah seolah ikut mencari

musuh. Tiba? telunjuknya menuding ke satu

arah sambil berseru, "Suheng, lihat!"

Sebun Hiong cepat berputar ke arah yg

ditunjukkan Liu Jing-yang, tangannya cepat

meraih gagang pedang yg hendak dicabutnya.

Tapi di arah yg ditunjukkan itu tidak ada suatu

gerakanpun, jangkrik melompat pun tidak ada.

Yang terasa dingin dan pedih adalah

punggungnya ketika pedang Liu Jing-yang tak

terduga amblas di punggung sampai tembus ke

bagian depan tubuh.

"Sute!" ia berteriak kaget, memutar

tubuh menghadapi Liu Jing-yang. Pandangan

matanya penuh rasa penasaran dan marah,

juga tak percaya bahwa ia mati di ujung

pedang adik seperguruannya sendiri yg pernah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1760

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ditolongnya ketika hampir gila karena melatih

ilmu sesat. "Ke.....napa...?"

Tubuhnya yg gagah tegap itu tersentak

dan terhuyung roboh ketika Liu Jing-yang

mencabut pedangnya dengan gerak menyentak

dan sekaligus memperlebar luka di punggung

maupun dada Sebun Hiong. Tubuh sang

pendekar muda roboh ke tanah dan lukanya

memancarkan darah seperti sebuah parit kecil.

Tapi Sebun Hiong yg berdaya taha kuat

itu tidak segera mati, ia masih menggeliat

sedikit di rerumputan, bibirnya ber-gerak?,

"Liu.... Sute...., kena.... pa kau....

laku....kan....."

Liu Jing-yang tertawa dingin, "Sebab

aku harus membangun kembali Liu-keh-chung

menjadi sepuluh kali lebih besar dan jaya

daripada yg dulu. Untuk itu, semua yg dimiliki

keluarga Sebun haruslah jatuh ke tanganku

lebih dulu, sebagai ahli waris satu?nya setelah

anak laki? keluarga Sebun tiada...!"

Wajah Sebun Hiong pucat karena

kehilangan banyak darah, semakin pucat di

bawah cahaya rembulan sepotong. Katanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1761

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1762

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ter-bata?, "Bukan....kah, kami.... juga siap....

membantu....mu memba....ngun kembali....

Liu-keh......"

Liu Jing-yang tertawa tanpa perasaan.

"Ya, kalian juga siap membantu. Tapi itu

rencana kalian, dan aku sudah bosan menjadi

menantu pajangan yang hanya meng
angguk?kan kepala mendengarkan rencana?

kalian. Akulah sekarang yg akan pegang

kendali, rencana?ku lah yg akan berjalan!

Supaya kau tidak mati penasaran, sekalian aku

beritahu bahwa ayahmupun kelak akan

kusingkirkan sehingg akulah penguasa harta

milik keluarga Sebun!"

Mata Sebun Hiong terbelalak, lalu

kepalanya terkulai dan nyawanya melayang.

Dingin sekali Liu Jing-yang menatap

tubuh kakak ipar sekaligus suhengnya itu.

Disepaknya tubuh itu beberapa kali untuk

meyakinkan bahwa benar? sudah mati. Sekilas

timbul niat di hatinya untuk mencari sepotong

besi guna menghancurkan tengkorak kepala

Sebun Hing agar dikira Liu Beng yang

melakukannya sehingga dia dapat memfitnah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1763

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kacung yg dibencinya itu lalu kemudian dapat

dihukum mati oleh Sebun Him. Namun

sebelum hal itu dapat dilakukannya, dari arah

barat Ban-siong-tin ada serombongan pegawai

keluarga Sebun yg masih hidup, membawa

obor dan senjata, bergerak menuju tempat itu.

Liu Jing-yang terkejut, ia tidak ingin

dipergoki sedang membawa pedang

berlumuran darah, sementara di dekatnya

tergeletak mayat Sebun Hiong yg belum

dingin. Dengan gerakan selincah kelinci liar ia

melompat berlari ke arah lain.

Pegawai? keluarga Sebun akhirnya

sampai di tempat itu dan menemukan mayat

Sebun Hiong, dan terkejutlah mereka.

Alangkah hebatnya kemarahan Tuan Besar

mereka nanti kalau dikabari kematian anak

lelaki tunggalnya. Mungkin sang majikan akan

mengumumkan "perang terbuka" dengan Hek
eng-po, dan itu berarti semua pegawai yg

selama ini sudah dilatih silat akan terjun

langsung dalam kancah pergolakan.

Orang? itu segera menggotong mayat

Sebun Hiong kembali ke penginapan dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1764

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perasaan sedih dan gusar. Tapi apalah daya,

sebab musuh sudah menghilang entah ke

mana.

Setelah orang? itu pergi, tempat itu

menjadi sunyi kembali. Namun sesaat

kemudian ada sesosok tubuh yg tadinya

bertiarap di rerumputan mulai ber-gerak?

sedikit. Kepalanya yg kotor oleh rumput dan

rontokan daun? cemara terangkat sedikit dan

meoleh ke kiri-kanan, lalu pundaknya, dan

akhirnya seluruh badannya.

Seorang lelaki setengah abad yg

wajahnya cukup berwibawa, karena dia adalah

Auyang Peng-Hong yg berjuluk Lam-ih Kiam
khek (jago pedang berbaju biru), ketua Ki-lian
pai. Apa yg terjadi antara Sebun Hiong dan Liu

Jing-yang tadi sudah didengar dan dilihatnya

semua.

Sejak ia gagal membunuh Sebun Hiong

dengan menyewa tenaga Hong-san-pat-sat

(delapan algojo Hong-san), ia diam? masih

membuntuti rombongan keluarga Sebun untuk

mencari peluang lain. Ketika melihat Sebun

Hiong berlompatan di atas genteng keluar Ban
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1765

Rewriter & Pdf Maker : OZ

siong-tin, ia mengikutinya diam? untuk

maksudnya itu.

Tapi sudah tentu ia tidak akan

menyerangnya secara ber-hadap?an sebab

dirinya tak mungkin menang melawan Sebun

Hiong, ia hanya bersembunyi sambil menunggu

kesempatan untuk menyergapnya. Tak terduga

Liu Jing-yang menyusul dan tanpa bantuannya

ia sudah membunuh Sebun Hiong.

"Bukan main kau, Liu Jing-yang...."

desis Auyang Peng-hong dalam hati. "Apapun

sanggup kau lakukan untuk mencapai

ambisimu...."
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Namun tiba? Auyang Peng-hong

tersenyum sendiri dan meng-angguk? puas.

Pikirnya, "Bagus, sekarang aku punya senjata

untuk menekan Liu Jing-yang agar tunduk

kepadaku. Akulah saksi tunggal pembunuhan

Sebun Hiong, Liu Jing-yang harus tunduk

kepadaku. Kalau tidak, aku ancam akan

mengadukan semua perbuatannya ini kepada

Sebun Him, mertuanya. Ha-ha..... ternyata aku

juga tidak kalah cerdasnya dari dia....."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1766

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Puas akan rencananya sendiri, diapun

kemudian meninggalkan tempat tersebut

secara diam?.

*Oz*

BAGIAN TIGA PULUH LIMA

Ketika mayat Sebun Hiong sampai di

penginapan, ternyata Liu Jing-yang sudah

kembali lebih dulu di penginapan tersebut.

Kedatangan mayat itu disambut dengan isak

tangis orang? keluarga Sebun, terutama Sebun

Giok. Kutukan dan caci-maki ke alamat Hek
eng-po segera berhamburan. Liu Jing-yang

memeluk jenazah Sebun Hiong sambil ber
pura? menangis sedih dan bahkan ia kemudian

ber-pura? pingsan.

Tiga pendeta Siau-lim-si repot

menghibur mereka, tapi juga repot mencegah

mereka yg bernafsu ingin mencincang tiga

tokoh Jing-liong-kok yg masih hidup sebagai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1767

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tawanan di bawah perlindungan tiga pendeta

itu.

Sementara itu, A-liu yang baru kembali

dari toko kain milik Lau Hong juga tidak

memperoleh keterangan yang memuaskan

tentang di mana Lau Hong saat itu.

keluarganya hanya menagis dan mengatakan

bahwa Lau Hong tidak pulang sejak tadi siang.

Namun ketika A-liu kembali ke

penginapan dan diberitahu bahwa Sebun Hiong

sudah tewas "dibunuh orang Hek-eng-po",

maka kepala A-liu serasa hampir pecah karena

bingungnya menghadapi persoalan yang ber
tubi? yg serba di luar rencana. Jalan satu?nya

ia menyelinap keluar tanpa diketahui siapapun,

berganti pakaian dengan pakaian lelaki lalu

kabur se-jauh?nya. Ia tidak tahu bagaimana

harus menerangkan kepada Hek-eng Pocu

tentang peristiwa tersebut, maka ia berharap

dalam pelariannya ini ia tidak akan lagi

bertemu dengan majikan Hek-eng-po atau

begundal?nya yg lain. Kalau perlu kabur ke

pulau Taiwan, atau menyeberang perbatasan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1768

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Burma sampai ke Malaka. Pokoknya se
jauh?nya.

Ketika pakaian wanita A-liu

diketemukan orang, maka A-loan dan A-hui

semakin sedih. Mereka mengira tentu A-liu

telah "diperkosa" orang Hek-eng-po lalu

mayatnya dibuang entah ke mana...

Karena Sebun Giok tidak bisa berbuat

lain daripada menangis di sisi mayat kakaknya,

sementara Liu Jing-yang juga hanya bisa

mengutuk dan mencaci-maki Hek-eng-po,

maka Liu Beng si Huciangkui yang ambil

tindakan untuk mengurus keperluan seluruh

rombongan. Biarpun malam sudah larut,

sebuah toko penjual peti mati di Ban-siong-tin

digedor pintunya, dan hampir semua peti mati

persediaan dalam toko itu diangkut ke

penginapan.

Selain Sebun Hiong dan A-cui, ada tujuh

orang pegawai keluarga Sebun yang tewas

dalam keributan tersebut. Karena Liu Beng

membayar harga peti mati tanpa banyak cing
cong lagi, maka si penjual peti mati sangat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1769

Rewriter & Pdf Maker : OZ

senang dan dalam hati berharap mudah?an

ada orang mati lagi.

Mayat orang? Hek-eng-po dan Jing
liong-kok terpaksa diurus oleh tiga pendeta

Siau-lim-si, sebab orang? keluarga Sebun tidak

mau mengurusnya, malah beberapa pengawal

keluarga Sebun menendangi mayat mereka.

Ketika dini hari, barulah semua

persiapan selesai. Hasil perundingan antara Liu

Beng dengan tiga pendeta Siau-lum-si

membuahkan kesepakatan. Liu Beng akan

tetap bersama rombongan keluarga Sebun yg

sudah susut banyak untuk kembali ke Se-shia

membawa jenazah? yg sudah diolesi obat

pengawet dengan kereta? sewaan di Ban
siong-tin.

Sedangkan tiga pendeta Siau-lim-si

akan kembali ke Siong-san sambil membawa

tiga tawanan yg masih hidup untuk melaporkan

peristiwa itu kepada Pun-bu Hwesio. Juga

kepada Sebun Him dan ketua Hwe-liong-pang

Tong Lam-hou yg sudah berkumpul di Siong
san semua.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1770

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Beng, atas nama keluarga Sebun

mengucapkan terima kasih kepada tiga

pendeta Siau-lim-si atas bantuan mereka.

Meskipun malamnya sempat berselisih

pendapat tentang tiga tawanan Jing-liong-kok

itu.

Tidak menunggu sampai fajar

menyingsing, dua rombongan itu berpisah

meninggalkan Ban-siong-tin. Liu Beng dan

rombongan berkabungnya menuju pulang ke

Se-shia di propinsi Siam-sai, sedang tiga

pendeta Siau-lim-si dan tawanan?nya pulang

kembali ke Siong-san.

Baik Liu Beng maupun ketiga pendeta

itu tidak tidur sekejap matapun malam itu,

namun dengan daya tahan tubuh mereka yg

tinggi berkat latihan silat, mereka masih

sanggup berjalan jauh meskipun agak

mengantuk.

Sejak matahari terbit sampai matahari

hampir terbenam, tiga pendeta Siau-lim-si

melangkah tanpa istirahat, bahkan juga tidak

berhenti untuk makan atau minum siang.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1771

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sampai sore, langkah kaki mereka tetap sama

tegapnya dengan ketika mulai berangkat.

Melihat itu saja, tiga tawanan Jing
liong-kok yg masing? diseret di atas sebuah

gerobak satu oleh pendeta? itu, menjadi sadar

akan dua hal.

Pertama, ketangguhan jasmaniah

pendeta? Siau-lim-si itu adalah buah dari hidup

dan latihan yg teratur.

Kedua, biarpun pendeta? itu berilmu

tinggi, namun mereka semua memiliki watak

belas kasihan kepada sesama, sehingga suka

merawat mereka bertiga yang merupakan

bekas? penjahat. Mungkin juga pendeta? itu

pernah membunuh dalam suatu pertempuran,

tapi tentu dilakukan karena dalam keadaan

terpaksa sekali dan dengan hati yang penuh

sesal. Bukan membunuh secara se-wenang?

untuk mencari kepuasan.

Sehari dalam perjalanan, timbul

perubahan dalam batin ketiga penjahat itu.

Rasa benci terhadap tiga pendeta Siau-lim-si

yg melukai mereka, bahkan menewaskan satu

dari antara mereka, berkurang banyak dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1772

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berubah menjadi rasa hormat dan terima

kasih.

Mereka mulai memahami ajaran kaum

Siau-lim-si yg terkenal. Kekuatan tanpa

cinta kasih adalah kezaliman, cinta kasih

tanpa kekuatan adalah kelemahan,

kekuatan yang berlandaskan cinta kasih

adalah kemenangan. Kini ketiga penjahat itu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasa dikalahkan oleh pendeta? itu, bukan

hanya dikalahkan dalam hal ilmu silat, tapi

tunduk sampai ke dalam batin.

Hati kecil mereka sendiri yang

menuntut untuk merubah cara hidup lama, dan

mereka akan memenuhi tuntutan tersebut.

Ketika hari gelap, mereka menumpang

istirahat di sebuah wihara kecil yg merupakan

cabang Siau-lim-si di Siong-san. Meskipun

kepala wihara itu juga murid Siau-lim-si yg

pandai bersilat, namun murid?nya di wihara

tersebut menitik-beratkan kepad pelajaran

agama saja. Silat yang diajarkan paling? cuma

Tam-cap Hoa-hong yang hanya bisa untuk

gerak badan agar sehat, bukan untuk

berkelahi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1773

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di tempat itu, Wi Ciok bertiga dirawat

kembali luka?nya, diganti obatnya, diganti

perbannya, diberi makan, dan diajak ber
cakap? dalam banyak hal.

Tak terjadi apapun malam itu, meskipun

tiga tawanan itu hampir tidak bisa tidur karena

gelisah, membayangkan orang? Hek-eng-po

tiba? muncul untuk membunuh mereka karena

pernah menunjukkan sikap ragu? dalam

pertempuran kemarin malam.

Ketika fajar menyingsing, perjalanan ke

Siong-san diteruskan lagi. Jarak dengan

gunung terkenal itu tidak jauh lagi,

diperhitungkan sebelum sore mereka sudah

akan tiba di Siau-lim-si. Ketika perjalanan

hendak diteruskan, Song Liang, orang ke tiga

dari keempat gembong Jing-liong-kok itu

mendadak merasa tidak enak sendiri kalau

dirinya terus-menerus dinaikkan gerobak

seperti kakek jompo saja. Ia menawarkan diri

untuk berjalan kaki, bahkan untuk menyeret

gerobak yang memuat salah satu rekannya.

"Bagaimana dengan lukamu sendiri?"

tanya Ci-sian Hwesio kepada Song Liang.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1774

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Baik, Toasuhu. Aku malah akan merasa

kurang sehat kalau berbaring saja seharian

tanpa gerakkan apapun."

"Baik, tapi kalau merasa lukamu sakit

kembali, jangan memaksakan diri."

Song Liang membungkuk hormat

dengan tulus, penuh rasa terima kasih karena

dirinya diperlakukan bukan sebagai tawanan,

tetapi sebagai sahabat. Pikirannya untuk kabur

di tengah jalan malah sirna dari benaknya.

Lagipula, selagi terancam oleh Hek-eng-po,

kuil Siau-lim-si bisa menjadi tempat

perlindungan yang aman, meskipun di kuil itu

mereka akan mendapat pekerjaan kasar,

mengangkut air atau membelah kayu bakar.

*Oz*

Bersambung ke jilid 31

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1775

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1776

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 31

Perjalanan dilanjutkan, menyongsong

ke arah bulatan besar kuning emas di

cakrawala timur, diiringi nyanyian unggas di

pepohonan. Mereka semuanya memakai topi

rumput yg ditundukkan bagian depannya untuk

menahan cahaya matahari yang tajam

langsung ke mata mereka.

Di tengah perjalanan mendadak

terdengar derap tiga ekor kuda dari arah

belakang mereka. Para bekas penjahat Jing
liong-kok itu berpaling dengan wajah tegang,

mengira orang Hek-eng-po memburu mereka.

Meskipun senjata mereka telah dilucuti, namun

mereka lega melihat tiga pendeta Siau-lim-si

itu masih pegang senjata dan siap membela

mereka.

Ternyata tiga orang penunggang kuda

itu tidak ada potongannya sebagai orang? Hek
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1777

Rewriter & Pdf Maker : OZ

eng-po yg rata? bertampang ganas. Seorang

pemuda tampan yang punggungnya

menggendong pedang dan dua orang gadis

cantik yang pinggangnya digantungi pedang

pula. Salah seorang dari gadis itu agak

menyolok penampilannya, sebab pakaiannya

serba putih, kuda tunggangannya juga putih

mulus, rumbai pedangnya putih bahkan ekor

anak panah yang tergantung di pelana itupun

berbulu putih semua.

Tiba di hadapan rombongan Ci-sian

Hweshio, ketiga penunggang kuda itu

melompat turun. Si pemuda tampan member

hormat dan bicara mewakili teman?nya,

"Maafkan kalau kami mengganggu perjalanan

para Suhu, kami hanya ingin bertanya, masih

jauhkah jarak gunung Siong-san dari sini?"

Sahut Ci-sian Hweshio, "Perjalanan

setengah hari juga akan sampai kalau kalian

berkuda dengan kecepatan sedang? saja.

Bolehkah kami mengetahui keprluan apakah

kalian hendak menuju Siong-san?"

Si pemuda melihat jubah Ci-sian

Hweshio bertiga serta tasbeh hitam yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1778

Rewriter & Pdf Maker : OZ

melingkari leher mereka segera tahu bahwa

tiga orang itu adalah pendeta? Siau-lim-si. Tapi

entah siapa tiga orang lainnya yang

bertampang ganas, meskipun dua dari antara

mereka terbaring luka di atas gerobak dorong.

Mengingat persahabatan ayahnya

dengan Pun-bu Hweshio, sesepuh Siau-lim-si,

maka pemuda itu menjawab terus-terang,

""Ayahku sudah lebih dulu berada di Siong-san,

karena itu akupun menyusul untuk bergabung

dengan ayahku. Nama ayahku....."

Belum sampai si pemuda menyebutkan

nama ayahnya, terbukalah pikiran Ci-sian

Hweshio. Sikapnya yang resmi berubah

menjadi ramah dan akrab, "Ayah tuan

tentunya adalah Hwe-liong Pangcu Tong Lam
hou. Tuan sendiri tentunya adalah puteranya

yang bernama Tong Gin-yan, betul?"

Tong Gin-yan tersenyum, "Mata Suhu

sungguh tajam. Aku memang putera Hwe-liong

Pangcu. Dan menilik dandanan serta senjata?

Suhu bertiga, tentunya Suhu bertigalah yang

disebut Siau-lim-hok-mo-sam-tiang-ceng (tiga

pendeta bertongkat penakluk iblis dari Siau
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1779

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lim), pembasmi kejahatan yang namanya

terkenal di tiga propinsi Holam, Hopak, dan

Shoatang. Benarkah?"

Memang itulah julukan Ci-sian Hweshio

bertiga yang didapatkan karena pengembaraan

mereka membasmi kejahatan dan menegakkan

keadilan.

Kedua pihak sama? memberi hormat.

Tong Gin-yan lalu memperkenalkan kedua

teman seperjalanannya, yang satu adalah

Pakkiong Eng puteri Panglima Hui-liong-kun

Pakkiong Liong dari Pak-khia, satunya lagi

Auyang Siau-hong puteri Ketua Ki-lian-pai.

Mendengar tentang puteri Pakkiong

Liong, alis Ci-sian agak berkerut karena

Pakkiong Liong masih dianggap sebagai

"panglima penjajah bangsa Manchu" oleh

sebagian orang Han. Tapi kalau Ci-sian

Hweshio ingat bahwa di Siau-lim-si sendiri ada

seorang murid Manchu pula, bahkan seorang

pangeran, maka iapun tidak dapat menentukan

sikap keras. Batas? antara Manchu dan Han

memang semakin lama semakin kabur karena

banyaknya perkawinan campuran. Bahkan ibu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kolektor E-Book 1780

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kandung dari Kaisar Khong-hi, Kaisar Manchu

yang bertahta di masa itu, adalah seorang

berdarah Han yang bergelar anumerta Hau
kong Hong-hou, sehingga Kaisar Manchu itu

berdarah separuh bangsa Han.

"Suhu, apakah ayahku sudah tiba di

Siong-san?" tanya Tong Gin-yan kemudian.

Ci-sian mengangguk. "Benar, Tong
heng. Sepuluh hari yang lalu ayahmu sudah

ada di Siong-san. Dua hari kemudian Sebun

Taihiap dari Se-shia juga sudah tiba."

Mendengar Sebun Him juga sudah

berada di Siong-san, seketika alis Tong Gin
yan, Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong

mengerut tajam. Mereka kabur ter-birit? dari

kampung liong-coan karena merasa tidak

aman berdekatan dengan Sebun Him.

Juga mencari bantuan bagi Bhe Un-liang

dan penduduk Liong-coan yang selangkah demi

selangkah digiring untuk dijadikan kekuatan

pendukung salah satu pangeran yang bersaing

di Pak-khia. Tapi kini, baru saja mereka

mendekati Siong-san, mereka sudah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1781

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendengar bahwa Sebun Him juga sudah

berada di gunung itu mendahului mereka.

Ci-sian Hweshio heran melihat

perubahan air muka Tong Gin-yan bertiga,

namun tidak menanyakannya.

Mereka bersembilanpun kemudian

berjalan bersama menuju Siong-san. Tong Gin
yan bertiga tidak lagi menaiki kuda mereka

tetapi hanya menuntunnya, meskipun Ci-sian

Hweshio sudah mempersilahkan untuk

mendahului ke Siong-san.

Siong-san memang tidak jauh lagi.

Karena itu meskipun Auyang Siau-hong serta

bekas tiga penjahat Jing-liong-kok yang daya

tahannya kurang kuat itu merasakan kaki

mereka hampir patah namun sebelum sore tiba

jugalah mereka di kaki sebuah gunung yang

seolah diselimuti beludru hijau kalau dilihat

dari kejauhan, sebab tumbuhnya pohon?

cemara yang rapat.

Di tengah lautan cemara tersebut,

puncak atap wihara besar nampak seperti

pulau di tengah danau hijau. Itulah Siau-lim-si

yang didirikan oleh Tat-mo Cousu di jaman

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1782

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lam-pak-tiau, lebih dari seribu duaratus tahun

silam. Tempat yang begitu sejuk dan tenang,

rasanya orang sulit percaya bahwa tempat itu

merupakan sumber kekuatan yang disegani di

dunia persilatan.

Ci-sian Hweshio langsung membawa

tamu? dan ketiga tawanan untuk mendaki

Siong-san di jalan setapak yang memutari

pinggang gunung di arah timur. Berdasar

peraturan wihara yang sudah ditetapkan

selama ratusan tahun sebelumnya, kaum

wanita tidak diperkenankan masuk wihara.

Tapi mereka tidak menuju ke wihara,

melainkan ke tempat Pun-bu Hweshio yang di

luar wihara, di lereng timur Siong-san,

berjarak lebih dari empat li dari kuil, sehingga

Pakkiong Eng dan Auyang Siau-hong tidak

akan mengalami kesulitan lebih lanjut dengan

peraturan lama itu.

Tengah mereka berjalan berurutan

menyusur jalan setapak yang teduh karena

lebatnya pohon? cemara, tiba? mereka melihat

di lereng gunung itu ada seorang anak lelaki

tanggung sedang berlatih silat sendirian.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1783

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Usianya antara duabelas atau tigabelas tahun,

pakaiannya sederhana, namun wajahnya

tampan bercahaya, terutama sepasang

matanya kelihatan cerdik sekali.

Dengan sebatang pedang yang terlalu

besar dibandingkan tubuhnya yg masih

pendek, ia memainkan jurus? Tat-mo-kiam
hoat (ilmu pedang Tat-mo gaya Siau-lim-pai).

Lincah dan tepat namun masih kurang tenaga

karena usianya yang masih sangat muda.

"Anak yang cerdas dan berbakat," Tong

Gin-yan berdesis. "Siapakah anak itu?"

Ci-sian Hweshio menyahut kurang

bergairah, "Dia murid paling muda dari Pun-bu

Susiok, namanya Ni Keng-giau. Nakalnya

bukan main."

Ada nada kurang suka dalam ucapan Ci
sian Hweshio itu, Ci-hian Hweshio yang

berangasan malah sudah menggeram gemas

dan membuang muka. Sedang Ci-sim Hweshio

mengerut alis.

Si anak tanggung Ni Keng-giau sendiri

ketika melihat rombongan Ci-sian Hweshio

segera menghentikan latihannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1784

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Dengan lompatan? lincah ia

menyongsong ke hadapan Ci-sian Hweshio

dengan pedang tetap terhunus.

"Suheng!" serunya. "Kau sudah

kembali? Wah, ada tamu sebanyak ini?"

Janggal juga seorang anak begitu muda

memanggil "suheng" kepada seorang pendeta

berusia hampir empat puluh tahun seperti Ci
sian Hweshio, namun demikianlah

peraturannya. Karena Ni Keng-giau murid Pun
bu Hweshio, sedang Pun-bu Hweshio

seangkatan dengan guru Ci-sian Hweshio,

maka Ci-sian dan Ni Keng-giau jadi seangkatan

dalam perguruan. Diam? Tong Gin-yan dan

lain?nya tertawa dalam hati, mungkin inilah

urusan yang membuat Ci-sian Hweshio tak

senang.

Setelah cukup dekat, memang wajah

anak tanggung ini sangat menyenangkan. Anak

gadis umumnya, seperti Pakkiong Eng dan

Auyang Siau-hong yang tidak punya adik lelaki,

langsung dengan gampang merasa sayang

kepada bocah ini.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1785

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebaliknya Ci-sian Hweshio dengan

wajah angker berkata, "Sute, selama kau

latihan pedang, berapa nyawa burung, kelinci,

rusa, dan hewan? tak berdosa lainnya yang

kau bunuh?"

"Belum seekorpun," sahut Ni Keng-giau

dalam nada kegembiraan kanak-kanaknya, tak

peduli sikap angker Ci-sian Hweshio. "Sejak

pagi aku latihan di sini, belum aku temui

seekor binatangpun sebagai sasaran

pedangku...."

"Tentu saja tidak ada!" bentak Ci-sian

Hweshio. "Semua sudah habis kau bunuh,

bahkan anak burung yang belum bisa terbang

juga pernah kau bakar hidup? bersama

sarangnya bukan?"

Tapi Tong Gin-yan bertiga merasa sikap

Ci-sian Hweshio kelewat keras terhadap Ni

Keng-giau, meskipun kalau benar apa yang

dilakukan oleh Ni Keng-giau seperti kata Ci
sian Hweshio, maka bocah itu agak "berbakat"

menjadi seorang kejam dan berdarah dingin.

Hanya saja mereka tidak mau ikut campur

urusan dalam perguruan orang lain.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1786

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ni Keng-giau cengar-cengir saja dengan

bandelnya, bentakan kemarahan Ci-sian

Hweshio itu nyaris tak berpengaruh apapun

terhadapnya. "Ah, burung? dan hewan? lainnya

itu, biarpun setiap hari kita bunuhi juga takkan

habis, kenapa Suheng semarah itu?" katanya

membela diri.

"Karena merekapun makhluk yang

berhak hidup!" jawaban Ci-sian Hweshio masih

bernada kemarahan.

Ni Keng-giau menyeringai, matanya

tiba? tertarik kepada tiga penjahat Jing-liong
kok. Melihat keadaan mereka yang babakTeror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belur, bahkan dua dari mereka masih terbaring

di atas gerobak roda satu, Ni Keng-giau tiba?

bertanya,

"Eh, Suheng, siapa mereka?"

"Pemimpin? Jing-liong-kok." Sahut Ci
sian Hweshio dingin.

"Orang? Jing-liong-kok? Aku pernah

mendengar dari orang? di kota Teng-hong

bahwa merekalah gerombolan perampok yang

jahat, kenapa di-bawa? ke tempat kita?" tanya

Ni Keng-giau, nada perkataannya malah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1787

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berbalik menyalahkan Ci-sian Hweshio bertiga.

"Tapi malah kebetulan bagiku. Bisa untuk

sasaran latihan jurus Kim-ciam-toh-jiat (jarum

emas menantang maut) yang masih kurang

lancar...."

Habis kata?nya, tubuhnya melejit ke

depan dengan cepat dan pedangnya menikam

ke dada Song Liang yang pundaknya masih

dikalungi tali penyeret gerobak dan kedua

tangannya masih memegangi kayu pendorong.

Jelas peluangnya untuk membela diri kecil

sekali, sedangkan Ni Keng-giau nampak tidak

ragu? sedikitpun menikamkan pedangnya.

Suatu hal luar biasa untuk anak seusianya.

Namun ujung pedang tertahan oleh

gigi? garu besi Ci-hian Hweshio yang diayun

dari samping untuk melindungi tawanannya.

Langsung dipuntir dan disentakkan sehingga

lepas dari tangan Ni Keng-giau, melayang ke

atas dan menancap di dahan sebuah pohon

yang tinggi.

Bahkan karena merasa jengkel dengan

kekejaman adik seperguruan ciliknya itu, kaki

Cihian Hweshio langsung mendupak pinggul Ni

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1788

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Keng-giau. Tidak terlalu kuat, namun cukup

membuat bocah itu ter-guling? beberapa

langkah.

"Suheng? jahat, tunggu pembalasanku!"

Ni Keng-giau bangun dan berlari menjauh

dengan agak ter-pincang?, dan menghilang di

bayangan pohon? cemara tanpa menghiraukan

pedangnya.

Tiga pendeta menarik napas menahan

kejengkelan mereka, tapi mereka tidak

mengejar. Hanya Ci-sian Hweshio berkata,

"Mulai sekarang, kami bertiga tidak dapat lagi

melewati hari? dengan perasaan tenteram...."

"Lho, kenapa begitu?" Pakkiong Eng tak

dapat menahan mulutnya untuk tidak

bertanya. Ia merasa heran, menghadapi

seorang bocah cilik saja kenapa seolah

menghadapi Majikan Hek-eng-po yang amat

ganas?

"Ya, karena bocah itu pasti akan

membalas mengganggu kami dengan ber
macam? cara liciknya, namun sulit untuk

menangkap dan menggebuknya sebab Pun-bu

Susiok sangat menyayanginya. Pernah seorang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1789

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hweshio menghukumnya dengan mengikat

tubuhnya di pohon, sebab Ni Keng-giau

tertangkap basah sedang menyiksa seekor

anak rusa. Apa yang terjadi? Tiga hari

kemudian, hweshio itu sedang memikul air dari

kaki gunung, dan di sebuah tikungan tiba?

menggelundunglah batu besar secara aneh,

menghantam lutut si hweshio sehingga cedera

berat, dan ketika lukanya sembuh ia menjadi

pincang seumur hidup. Itu hanya satu contoh,

masih ada lagi belasan contoh yang tak bisa

disebut satu-persatu karena ceritanya terlalu

panjang."

Orang? yang mendengarkannya tentu

akan menganggap Ci-sian Hweshio bercerita

berlebihan seandainya tadi tidak menyaksikan

sendiri bagaimana si bocah tampan menikam

Song Liang tanpa rasa ragu? sedikitpun,

untung bisa digagalkan.

Pakkiong Eng serta Auyang Siau-hong

yang tadinya merasa senang melihat si bocah

yang lincah dan lucu, kini rasa senangnya jadi

berkurang beberapa bagian. Mereka mulai

setuju bahwa si bocah harus diajar lebih keras.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1790

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sedangkan Song Liang bertiga

mengeluh dalam hati. Tadinya mengira Siau
lim-si atau gunung Siong-san adalah tempat

perlindungan yang aman, hanya dipenuhi

pendeta? alim. Tak terduga, di Siong-san

ternyata ada seorang "bocah setan" semacam

Ni Keng-gaiu.

Mereka juga ber-debar? karena tahu

sebentar lagi akan bertemu dengan Sebun

Him, sang pendekar besar, padahal mereka

baru saja ikut sebagai komplotan yang

berusaha membunuh anak Sebun Him. Tapi

sebagai tawanan, mereka benar? tak berkutik,

ingin kabur juga sudah terlambat, ibaratnya

tak ada pintu keluar lagi.

Dengan perasaan pasrah, mereka

bertiga dibawa oleh Ci-sian Hweshio mendaki

lereng timur Siong-san.

Sementara dalam hati Tong Gin-yan,

Pakkiong Eng, dan Auyang Siau-hong juga

timbul keheranan, Pun-bu Hweshio yang

terkenal welas asih dan bijaksana itu kenapa

mendidik seorang murid macam Ni Keng-giau?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1791

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Apa ingin menciptakan seorang durjana lagi

semacam majikan Hek-eng-po?

Ci-sian Hweshio agaknya paham akan

keheranan tiga tamu?nya itu, sehingga sambil

berjalan maka diapun menerangkan, "Dua

tahun yang lalu, dalam pengembaraannya,

Pun-bu Susiok menemukan bocah itu dan

diajak pulang ke Siong-san untuk dididik.

Susiok pintar meramalkan wajah orang,

dia menganggap Ni Keng-giau punya cahaya

wajah akan menjadi seorang berpangkat dan

berkuasa besar di kemudian hari. Sayang,

pendidikannya dalam keluarganya tidak beres,

ia terlalu dimanjakan karena ayahnya seorang

kaya-raya, bujang? pembantunya tak ada yang

mencegah kenakalannya.

Banyak orang tak bersalah telah

menderita gara? kenakalannya. Maka Susiok

lalu mohon kepada orang tuanya agar

diperbolehkan membawa Ni Keng-giau kemari

untuk dididik lebih baik. Agar dengan

bakatnya, kecerdasannya, serta masa

depannya yang diramalkan gemilang, dia kelak

bisa menjadi manusia yang berguna bagi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1792

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kesejahteraan manusia, bukannya malah

menjadi bencana besar."

Semua yang mendengar penjelasan

itupun mengangguk-angguk, mencoba

mengerti alasan Pun-bu Hweshio menerima

murid Ni Keng-giau.

Namun Ci-hian Hweshio yang

berangasan itu telah menggeram menyambung

keterangan Suhengnya, "Tapi menurut

pendapatku, Pun-bu Susiok hanya membuang

tenaga, pikiran, dan waktu saja. Bocah

berwatak iblis itu tak mungkin berubah

menjadi baik.

Ia bukan hanya nakal, tapi jahat sekali.

Usaha memperbaikinya akan sama

mustahilnya dengan memindahkan gunung

Siong-san ke propinsi lain. Harusnya

dicacatkan saja, barulah orang lain akan

aman."

Dalam hati Pakkiong Eng kurang setuju

pendapat si Hweshio berangasan itu. perasaan

halus kewanitaannya menentang hukuman

yang begitu keras terhadap seorang anak,

hanya berdasarkan ramalan yang bisa meleset

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1793
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ditambah kelakuan nakal dari anak itu. Ni

Keng-giau toh masih seorang bocah yang

masih bisa dididik dan diarahkan ke jalan yang

baik.

Sambil ber-cakap?, mereka tiba di

sebuah lapangan rumput yang luas, sekitarnya

dinaungi pohon? cemara dan pohon? bunga

kecil yang menyegarkan pemandangan. Di

seberang lapangan ada beberapa buah rumah

kayu yang seluruhnya terbuat dari kayu

cemara, sehingga keberadaannya serasa lebur

dalam suasana damai itu.

Di depan salah satu rumah kayu, di

bawah naungan cemara, tiga orang sedang

duduk mengitari sebuah meja rendah dari kayu

cemara pula, dengan bangku? cemara juga.

Yang menghadap ke lapangan, sehingga

wajahnya bisa langsung dilihat oleh Tong Gin
yan dan lain?, adalah seorang pendeta tua

berjubah kelabu, beralis dan berkumis-jenggot

putih, kepalanya tidak gundul namun lebih

tepat disebut berrambut pendek seperti rumput

habis dipangkas, wajahnya berwibawa.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1794

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak perlu disangsikan lagi dialah Pun-bu

Hweshio yang kesaktiannya sama terkenalnya

dengan Ketua Hwe-liong-pang yang duduk di

sisi meja lainnya tanpa ketinggalan dengan

pipa tembakaunya yang terus mengepulkan

asap. Di seberang mejanya, duduk seorang

lelaki setengah abad bertubuh gagah besar,

berpakaian mewah sehingga kelihatan

mencolok dibandingkan Pun-bu Hweshio dan

Tong-lam-hou yang berdandan sederhana. Dia

bukan lain adalah Sebun Him dari Se-shia.

Ni Keng-giau si bocah nakal berdiri di

belakang Pun-bu Hweshio dengan sikap yang

diam dan alim. Tapi melihat Ci-sian Hweshio

bertiga, dari belakang punggung gurunya ia

menjulurkan lidah untuk mengejek.

Tanpa menggubris ulah anak itu, Ci-sian

Hweshio bertiga maju memberi hormat kepada

Pun-bu Hweshio lebih dulu, lalu kepada Tong
lam-hou dan Sebun Him. Sedangkan Tong Gin
yan, Pakkiong Eng, dan Auyang Siau-hong

menyapa hormat kepada Ketua Hwe-liong
pang lebih dulu, baru kepada Pun-bu Hweshio

dan paling akhir kepada Sebun Him.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1795

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"salamku untuk paman Sebun," Tong

Gin-yan membungkuk hormat, diikuti Pakkiong

Eng dan Auyang Siau-hong.

"Bagus ya? Kalian pintar membuat

hatiku kebingungan ketika pada malam

pertempuran itu kalian menghilang mendadak

dari kampung Liong-coan," kata Sebun Him

ramah, menyambut salam anak? muda itu.

"Sampai semalam suntuk aku mengaduk bukit

dan hutan di sekitar Liong-coan untuk

menemukan kalian...."

Sudah tentu Tong Gin-yan bertiga tidak

mau menyebutkan alasan sebenarnya yang

mendorong mereka meninggalkan kampung

Liong-coan secara diam?. Mereka hanya

tersenyum kecut menghadapi sikap ramah

Sebun Him yang terasa palsu itu, kemudian

berdiri di belakang Ketua Hwe-liong-pang.

Sebenarnya waktu itu sedang

berlangsung permainan tioki (catur) antara

Ketua Hwe-liong-pang dengan Sebun Him,

dengan Pun-bu Hweshio sebagai "wasit"nya.

Tapi kedatangan rombongan Ci-sian Hweshio

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1796

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu telah membuat perhatian berpindah kepada

mereka bersembilan.

Yang paling berminat adalah Sebun

Him. Ia tahu bahwa Pun-bu Hweshio telah

memerintahkan Ci-sian Hweshio bertiga untuk

menjemput rombongan anaknya dari Se-shia,

tapi ketika pendeta? itu tidak datang bersama

Sebun Hiong dan lainnya, malah membawa

tiga manusia babak-belur dari Jing-liong-kok.

Keruan Sebun Him jadi ber-tanya? dalam hati.

Pun-bu Hweshio lah yang kemudian

menanyakan hasil tugas keponakan? muridnya,

"Kenapa kalian tidak datang bersama tamu?

dari keluarga Sebun?"

Ci-sian Hweshio merasa lebih bijaksana

kalau sebelum memberi laporan selengkapnya,

ia "ungsikan" dulu tiga gembong Jing-liong-kok

ke tempat yang aman, agar bebas dari amukan

Sebun Him yang mungkin takkan bisa

mengendalikan diri kalau mendengar berita

kematian anaknya. Ketika itulah ia berkata,

"Susiok, tiga sicu dari Jing-liong-kok ini sedang

terluka, bagaimana kalau diantar dulu ke

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1797

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dalam kuil untuk mendapatkan pengobatan

seperlunya?"

Pun-bu Hweshio merasa ucapan

keponakan muridnya itu punya maksud

tertentu yang lebih mendalam, maka diapun

mengangguk dan berkata, "Baiklah. Biar

diantarkan oleh Ci-sim dan Ci-hian."

Ci-hian dan Ci-sim Hweshio memberi

salam lalu meninggalkan tempat itu dengan

menggiring tawanan? tersebut. Ketiga tawanan

itu merasa berterima kasih dalam hati karena

mereka memahami maksud Ci-sian Hweshio

tersebut. Biarpun mereka bertiga adalah

pentolan? yang biasa malang-melintang di

sekitar Jing-liong-kok dengan se-wenang?, tapi

di hadapan orang? macam Pun-bu Hweshio,

Ketua Hwe-liong-pang dan lain?nya, mereka

sadar tak ubahnya seperti domba? gemuk di

depan moncong macan? kelaparan.

Sudah tentu Sebun Him tidak sabar

ingin mendengar tentang rombongan

keluarganya. Sudah dua malam ia bermimpi

buruk tentang anak laki?nya, namun ia masih

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1798

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengharap dari mulut Ci-sian Hweshio akan

keluar kabar yang baik.

"Bagaimana dengan putera-puteriku?"

Sebun Him berusaha bicara dengan nada

sesabar mungkin meski hatinya bergejolak.

"Dalam surat yang kuterima, katanya

puteriku yang sedang mengandung cucu

pertamaku itu juga ikut dalam rombongan...."

"Sebun Taihiap, kami bertiga tiba di

Ban-siong-tin, tepat pada saat rombongan?

keluarga Taihiap sedang diserang oleh

sekelompok orang Hek-eng-po...."

"Tidak mungkin!" karena

terperanjatnya, Sebun Him sampai melompat

dari kursinya. Sedetik kemudian ia sadar

bahwa kata "tidak mungkin" tadi tentu

kedengaran janggal, namun yang sudah keluar

dari mulut tak bisa ditarik kembali, hanya bisa

diperbaiki dengan tambal sulam. "Eh,

maksudku...maksudku, tidak mungkin Hek
eng-po berani muncul di Ban-siong-tin, tempat

yang sudah begitu dekat dengan Siong-san,

apakah mereka berani menantang Siau-lim
pai?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1799

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Teruskan laporanmu, Ci-sian..."

perintah Pun-bu Hweshio.

Dengan singkat Ci-sian Hweshio

menceritakan bagaimana ia dan dua adik

seperguruannya langsung ikut bertempur di

pihak keluarga Sebun. Semuanya

mendengarkan dengan tegang, terutama

Sebun Him. Juga Auyang Siau-hong, sebab

dalam rombongan keluarga Sebun itu terdapat

dua orang yang punya hubungan erat

dengannya, yaitu Liu Jing-yang, kakak

sepupunya, dan Liu Beng.

Akhir cerita itulah yang mengejutkan,

"..... kami sebenarnya berhasil mengusir pergi

orang? Hek-eng-po itu, meskipun seorang

gadis pelayan keluarga Sebun yang bernama
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

A-cui tewas terkena Liu-hong-hwe-tan yang

disambitkan orang? Hek-eng-po, tetapi......"

Sebun Him yang dahaga akan berita

keselamatan puter-puterinya itupun langsung

memotong kata? Ci-sian Hweshio dengan

kesimpulannya sendiri, "Syukurlah kalau

orang? Hek-eng-po berhasil dipukul mundur.

Tetapi bagaimana?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1800

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Sebun Taihiap, puteramu telah

melakukan suatu tindakan yang kurang hati?,

terbawa oleh kemarahannya. Dia lalu mengejar

orang? Hek-eng-po yang sudah kalah itu,

dan.... dan....." Ci-sian Hweshio agak ragu?

melanjutkan.

"Kenapa dengan puteraku?!"

"Dia.... dia terperangkap di luar kota

Ban-siong-tin dan tewas........"

"Apa?!!"

"Putera Taihiap diketemukan sudah

gugur di luar Ban-siong-tin, ketika kami dan

pegawai? keluarga Sebun menyusulnya.

Menilik luka di punggungnya, ia pasti diserang

dengan licik dari belakang....."

Berita tewasnya Sebun Hiong seperti

guruh yang meledak sejengkal di atas meja

catur, mengejutkan semua orang yang ada di

situ. Pun-bu Hweshio menundukkan kepala

dengan sikap prihatin, keganasan Hek-eng-po

semakin menjadi-jadi. Pakkiong Eng terkejut

dan hatinya menjadi rawan pula mengingat

perhubungan baiknya selama ini dengan Sebun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1801

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hiong, bahkan pemuda itu sempat menyatakan

cinta terhadapnya.

Sebun Him merasa pohon? cemara di

sekitar tempat itu seolah bergerak berputar

semakin lama semakin kencang, kepalanya

ber-kunang?, dengan susah payah ia mencoba

menemukan keseimbangan antara akal dan

perasaannya. Bagaimana mungkin anak

laki?nya dibunuh orang Hek-eng-po?

Bagaimana mungkin orang Hek-eng-po

melanggar pesan untuk tidak mengganggu

anggota keluarga Sebun? Yang membuatnya

tersiksa, segala keraguan dan kebingungan itu

harus dipendam saja di hatinya sendiri, tidak

dapat dikatakan dengan bebas kepada orang

lain, sebab itu berarti melucuti kedoknya

sendiri.....

Tong Gin-yan belum pernah kenal

Sebun Hiong, namun agak di luar dugaan juga

bahwa Sebun Hiong terbunuh oleh Hek-eng-po,

sedangkan tadinya ia mencurigai Sebun Him

dan Hek-eng Pocu adalah orang yang sama.

Sesaat Tong Gin-yan bingung sendiri, timbul

dugaan, mungkinkah orang? Hek-eng-po yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1802

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mebunuh Sebun Hiong itu adalah samaran

orang? Hwe-liong-pang? Agak sulit dipastikan,

orang? Hwe-liong-pang yang menyusup ke

Hek-eng-po akan bertindak segegabah itu.

Sementara itu Sebun Him berpegangan

meja dengan kedua tangannya, wajahnya

pucat sekali, dan lelaki gagah tinggi besar

itupun meneteskan air matanya sambil berseru

lirih, "A-hiong.... A-hiong......."

Semuanya ikut larut dalam kesedihan

seorang ayah yang kehilangan anak lelaki

semata wayangnya, tak peduli orang? yang

pernah mencurigainya. Ketua Hwe-liong-pang

dengan kata? sebisanya mencoba menghibur

sahabatnya tersebut.

Tiba? Sebun Him menggebrak meja

kayu cemara yang ada dihadapannya itu se
keras?nya sehingga biji? catur mencelat

berhamburan, meja tebal itu sendiri ringsek

bagian tengahnya menjadi serpihan kayu?

kecil. Ia hapus air matanya, lalu berkata pada

Pun-bu Hweshio, "Toasuhu, aku mohon dengan

hormat agar tiga orang tawanan tadi

diserahkan kepadaku."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1803

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pun-bu Hweshio merangkapkan kedua

telapak tangannya di depan dada, "Omitohud,

Sebun sicu, janganlah sicu menjadi mabuk

dendam oleh peristiwa ini....."

Ci-sian menyambung, "Tiga orang Jing
liong-kok tadi hanyalah orang? yang diperalat

oleh Hek-eng-po, bahkan setengah dipaksa.

Mereka tidak punya keberanian untuk

memusuhi keluarga Sebun yang terkenal."

"aku mohon, serahkan mereka

kepadaku...."

"Hendak sicu apakan mereka?"

"Menuntut pertanggung-jawaban atas

kekurang-ajaran mereka kepada keluarga

Sebun."

"Menuntut pertanggung-jawaban

bagaimana? Sedang menurut laporan Ci-sian,

mereka sendiripun hanya diperlalat. Bukan

mereka yang bertanggung-jawab atas musibah

yang menimpa putera Sicu, tetapi pihak Hek
eng-po, bahkan si iblis besar Hek-eng Pocu

itulah!"

Sebun Him tertawa getir, bagaimana

bisa menuntut balas kepada hek-eng Pocu?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1804

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Apa harus memukul bayangannya sendiri di air

kolam? Atau menghantam dirinya dalam

cermin?

Kini Sebun Him merasa terjepit oleh

permainannya sendiri. Seorang dalang boneka

wayang yang tiba? dikeroyok dari segala

penjuru oleh boneka?nya sendiri. Tiba? ia

berdiri, memberi hormat kepada Pun-bu

Hweshio dan ketua Hwe-liong-pang dan

berkata, "Toasuhu dan Tong Pangcu, aku

mohon pamit!"

"Sebun Sicu...."

"Saudara Sebun....."

Kedua patah kata yang dimaksudkan

untuk mencegah perginya Sebun Him itu

diucapkan bersamaan oleh Pun-bu Hweshio

dan Tong Lam-hou. Namun setelah

mengucapkan kata? singkat itu, Sebun Him

melangkah bagaikan terbang cepatnya,

sekejap kemudian sudah menghilang dari

pandangan.

"Omitohud, mudah-mudahan Sang

Buddha berkenan memberi cahaya dalam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1805

Rewriter & Pdf Maker : OZ

jiwanya agar tidak terjerumus ke dalam

pusaran gelap dendam kesumat."

"Ia pasti sangat berduka kehilangan

anak laki?nya," kata Tong Lam-hou. Tanpa

sadar ia melirik pula kepada anaknya, anak

satu?nya, bagaimana kalau dirinya sendiri

kehilangan Tong Gin-yan? Permusuhan dengan

Hek-eng-po telah mulai menelan korban?

penting, dan entah kapan permusuhan itu

berakhir....

"Ia tentunya sangat mendendam

kepada Hek-eng Pocu," kata Ci-sian Hweshio.

Lalu Tong Gin-yan menyambung, "Ya,

paman Sebun sangat mendendam Majikan

Hek-eng-po, namun tentu kebingungan

bagaimana cara menemukan musuhnya?

Seandainya sudah bertemu, bagaimana cara

melawannya? Tentu ia kebingungan."

Semua orang tertarik oleh ucapan Tong

Gin-yan yang kedengaran simpang-siur itu.

"Apa maksudmu, nak?" ketua Hwe
liong-pang bertanya.

Sudah lama memang Tong Gin-yan

ingin mengatakan kepada ayahnya, tentang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1806

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dugaan? kecurigaan terhadap Sebun Him,

sejak dia merasa banyak sekali keselarasan

tindakan antara Sebun Him dan Hek-eng Pocu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meskipun keduanya seolah bermusuhan.

Kinilah saat yang tepat untuk mengatakan di

depan ayahnya dan sekaligus Pun-bu Hweshio.

Tapi sebelum mengatakannya, ia melirik ragu?

ke arah Ni Keng-giau yang berdiri dengan

alimnya di belakang gurunya. Mestikah bocah

nakal itu ikut pula mendengarkan rahasia dunia

persilatan yang menggemparkan tersebut?

Pun-bu Hweshio tersenyum maklum

melihat sikap Tong Gin-yan. Ia lalu memutar

tubuh dan berkata kepada murid kecilnya,

"Kau boleh pergi untuk berlatih atau membaca

buku. Tapi ingat, tidak boleh membunuhi

binatang? tak berdosa atau mengganggu

suheng?mu."

Sebagai anak yang lincah dan gemar

bergerak, memangnya Ni Keng-giau sudah

lama tidak tahan berdiri seperti patung.

Ucapan gurunya itu seperti membebaskannya

dari kekangan, ia segera melejit dan

berlompatan pergi dari situ dengan riangnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1807

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Anak yang cerdas dan berbakat," Tong

Lam-hou sempat mengomentari anak tanggung

itu.

Pun-bu Hweshio tidak menunjukkan

rasa bangga karena muridnya dipuji, malahan

menampakkan sikap prihatin. "Itulah beban

amat berat di pundakku, untuk mengubah

anak itu dari bibit bencana besar di kemudian

hari menjadi berkah besar bagi umat manusia.

Dari batu tajam yang melukai, menjadi batu

hiasan yang indah dan berguna. Tapi....

agaknya aku masih harus bekerja keras untuk

banyak waktu....."

"Jangan takut kesulitan atau kegagalan

dalam memperjuangkan sesuatu yang baik,

Toasuhu."

"Kalau kesulitan dan kegagalan itu

hanya menimpa diriku pribadi, aku tidak ambil

pusing. Tapi bagaimana kalau menimbulkan

akibat yang luas, menyangkut nasib orang

banyak? Tidakkah kegagalanku sama dengan

mencelakakan umum?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1808

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Mudah?an tidak. Ni Keng-giau memang

nakal, tapi kita berharap Toasuhu akan berhasil

mendidiknya."

Terhadap sahabatnya tersebut, Pun-bu

Hweshio bicara blak?an tentang Ni Keng-giau,

"Mudah?an anak itu tidak tersesat. Kalau

mendengarkan wejangan ayat? suci Buddha

atau membaca bukunya, sebentar saja ia

sudah mengantuk. Tapi kalau disuruh

membaca Kitab Militer karangan Sun Cu,

semalam tidak tidurpun betah....."

"Kitab Militer Sun Cu juga bukan kitab

yang melulu mengajarkan perang. Bukankah

Sun Cu menulis juga dalam kitabnya: Perang

adalah penyelesaian yang buruk, kecuali tidak

ada jalan lain. Kepemimpinan utama harus

dibuktikan dengan mematahkan perlawanan

musuh tanpa berperang. Bukankah begitu?"

"Ya, memang Sun Cu juga menuliskan

itu, tapi itulah susahnya Ni Keng-giau. Tulisan

Sun Cu di bagian itu justru dilompatinya, tidak

dibaca, malah ia mentertawakan Sun Cu

sebagai orang yang menodai karya besarnya

itu dengan setitik kelemahan. Yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1809

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dipahamkan dari buku itu hanyalah cara?

menghancurkan musuh, bukan falsafahnya."

Memang luar biasa juga bahwa bocah

seusia Ni Keng-giau berani mentertawakan

ajaran Sun Cu, penyusun kitab ilmu perang

terbesar dalam abad? silam. Buku karangannya

menjadi "kitab suci" para jenderal dari segala

jaman dan dinasti. Pakkiong Eng pernah juga

melihat Pangeran In Te sedang asik membaca

buku tersebut.

"Ni Keng-giau sudah pergi, Tong

Siausicu, apa yang hendak kau katakan tadi?"

Baru kini Tong Gin-yan mendapat

kesempatan bicara, setelah tadi percakapan

melantur sebentar ke urusan Ni Keng-giau dan

Kitab Militer Sun Cu segala.

Mulailah Tong Gin-yan menceritakan

pengalamannya di kampung Liong-coan yang

dilanda huru-hara. Ceritanya terdiri dari dua

bagian. Yang pertama tentang kejadian apa

adanya, setelah itu barulah Tong Gin-yan

mengutarakan dugaan?nya sendiri. Dengan

cara itu, anak muda ini berharap agar Pun-bu

Hweshio dan ayahnya dapat memandang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1810

Rewriter & Pdf Maker : OZ

persoalan secara jernih, tidak terpengaruh oleh

kecurigaannya terhadap Sebun Him.

"Jadi, kampung Liong-coan sudah

dijadikan semacam benteng sumber tenaga

tempur dan perbekalan bagi keperluan

Pangeran In Si?" tanya Pun-bu Hweshio

terkejut.

Bersamaan waktunya, ketua He-liong
pang juga bersuara kaget, "Jadi, si maha

durjana itu ketika menawanmu telah berusaha

mengorek tentang nama? orang? kita yang

disusupkan ke Hek-eng-po?"

Pertanyaan kedua tokoh itu tidak

berurutan namun bersamaan, tetapi keduanya

dapat dijawab dengan satu anggukkan kepala

dan satu kata "benar" oleh Tong Gin-yan. Itu

membuat wajah Pun-bu Hweshio maupun

Ketua Hwe-liong-pang berkerut gelisah.

Begitulah, kedua tokoh itu

mendengarkan cerita yang sama secara

berbarengan, tetapi yang menjadi titik

perhatian mereka ternyata berbeda. Pun-bu

Hweshio ingat muridnya, Si Liong-cu, yang

bukan lain adalah Pangeran In Ceng yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1811

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hendak dibantunya naik tahta. Seperti

pendekar? di Kanglam, Pun-bu Hweshio dan

para sesepuh Siau-lim-si sependapat bahwa

kalau In Ceng naik tahta, martabat bangsa Han

akan bisa dipulihkan tanpa melewati

pertumpahan darah antara Han dan Manchu.

Mendengar bahwa Pangeran In Si lewat

Sebun Him membentuk pangkalan kekuatan

seperti di Liong-coan, Pun-bu Hweshio jadi

kuatir bahwa rintangan bagi Pangeran In Ceng

untuk sampai ke tahta akan bertambah. Kalau

In Ceng gagal naik tahta, barangkali bangsa

Han akan kehilangan kesabarannya dan mulai

mengangkat senjata untuk mengembalikan

martabat mereka. Itu berarti seluruh

kekaisaran akan penuh dengan mayat

bergelimpangan.

Sedangkan titik perhatian Ketua Hwe
liong-pang adalah keselamatan orang?nya

yang disuruhnya menyelundup ke Hek-eng-po.

Selama beberapa hari ia berkumpul dengan

Sebun Him di Siong-san, karena

kepercayaannya yang tebal terhadap Sebun

Him, maka ia telah menceritakan se-jelas?nya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1812

Rewriter & Pdf Maker : OZ

siapa saja orang? Hwe-liong-pang yang dia

selundupkan tersebut.

Baik nama dan julukan asli mereka

maupun nama julukan palsu yang dipakai

bersembunyi dalam Hek-eng-po, ia ceritakan

semuanya atas permintaan Sebun Him. Dan

kalau benar Sebun Him adalah majikan Hek
eng-po, maka ketujuh orang anak buahnya

yang menyusup itu terancam nyawanya!

Mereka memang orang? pilihan yang

tangguh, tetapi kalau Hek-eng Pocu mau

membunuh mereka, terang gampang sekali...

"Aku akan mencelakakan para Hutongcu

yang menyusup ke Hek-eng-po!" tiba? Tong

Lam-hou bangkit dan berjalan mondar-mandir

dengan gelisahnya.

"Kenapa, ayah?" tanya Tong Gin-yan.

"Ayahmu yang ceroboh ini sudah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menceritakan tentang orang? kita kepada

Sebun Him," Tong lam-hou mengaku.

Membanjirlah keringat dingin di

punggung Tong Gin-yan ketika mendengar

ucapan ayahnya tersebut. Tapi ia tidak bisa

menimpakan kesalahan kepada ayahnya sebab

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1813

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1814

Rewriter & Pdf Maker : OZ

persahabatan ayahnya dengan Sebun Him

memang sudah berlangsung akrab dua puluh

tahun lebih, sama akrabnya dengan Pun-bu

Hweshio dan Pakkiong Liong di Pak-khia, ayah

Pakkiong Eng. Apakah keliru kalau orang bicara

terbuka kepada seorang sahabat?

"Kalau begitu, ayah, kita harus cepat?

menghubungi ketujuh Hutongcu agar mereka

meninggalkan Hek-eng-po secepatnya, jangan

sampai mereka terjangkau lebih dulu oleh

tangan maut Hek-eng Pocu!

"Ya, tapi di mana dan kapan kita bisa

menghubungi mereka?"

Menghubungi tujuh Hutongcu itu mudah

diucapkan tapi sulit pelaksanaannya. Hek-eng
po adalah sebuah kelompok bawah tanah yang

tak diketahui kapan munculnya, di mana

tempat kumpulnya dan kapan mereka

mengadakan gerakan.

Kalaupun berhasil menemukan sebuah

tempat yang menjadi salah satu pos Hek-eng
po, maka belum menjadi jaminan untuk bisa

menemukan pos Hek-eng-po yang lain, sebab

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1815

Rewriter & Pdf Maker : OZ

antara pos satu dengan pos yang lain tidak

saling mengetahui.

Hubungan antara mereka hanyalah

Hek-eng Pocu atau pembawa pesan Pocu.

Saat sebagian besar orang kebingungan

itulah maka Pakkiong Eng bersuara, "Paman

Tong, bagaimana kalau kita pakai dua langkah

sekaligus? Langkah pertama ialah seperti yang

dikatakan Yan-ko tadi, mencoba menghubungi

para Hutongcu se-bisa?nya. Langkah ke dua,

dalam kamus para jendral perang diistilahkan

?menggempur Gui untuk menolong Tio?,

caranya ialah dengan mengerahkan kekuatan

Hwe-liong-pang secara besar?an dan mencolok

ke kota Se-shia, ke sekitar tempat tinggal

keluarga Sebun. Tapi harus mencolok, jangan

sembunyi?.

Kalau Hek-eng Pocu mendengar

gerakan ini, tentu ia akan paham bahwa inilah

isyarat dari Hwe-liong-pang agar Hek-eng Pocu

tidak melukai para Hutongcu. Jadi orang?

keluarga Sebun menjadi semacam sandera

kita, begitulah."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1816

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Di dalam hatinya Tong Lam-hou

mengakui bahwa gagasan Pakkiong Eng itu

cemerlang, gagasan puteri seorang panglima

perang yang mahir dalam siasat perang seperti

Pakkiong Liong. Menekan kelemahan musuh

untuk mengunci gerakan musuh. Tetapi ia

ragu? untuk melaksanakan.

Katanya, "Ada dua kelemahan, A-eng.

Pertama, pantaskah kalau keluarga yang

sedang berkabung itu malah dikepung dan

dijadikan sandera? Bagaimana nanti

pandangan orang banyak terhadap Hwe-liong
pang? Ke dua, kecurigaan bahwa Sebun Him

adalah Hek-eng Pocu masih meragukan,

buktinya putera Sebun Him sendiri terbunuh

oleh Hek-eng-po....."

"Paman Tong, dalam keadaan

mendesak seperti ini, ragu? hanyalah

membuang waktu, terpaksa harus kita ambil

langkah untung?an, siapa tahu nyawa ketujuh

Hutongcu masih bisa diselamatkan. Tentang

keberatan? paman tadi, ada hal yang

meringankan. Pengerahan jago? Hwe-liong
pang ke Se-shia itu haruslah dengan alasan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1817

Rewriter & Pdf Maker : OZ

untuk melayat Sebun Hiong, menyatakan

belasungkawa Hwe-liong-pang terhadap

keluarga Sebun. Tidak akan ada orang yang

memaki hal itu.

Sedangkan kalau dugaan kita keliru,

bahwa paman Sebun ternyata bukanlah Hek
eng Pocu, maka keselamatan tujuh Hutongcu

itu tidak perlu dicemaskan. Bukankah

kebingungan kita tadi hanya karena

mencemaskan nyawa ketujuh Hutongcu? Kalau

Sebun Him bukan Hek-eng Pocu, biarpun

paman sudah mengatakan kepada Sebun Him,

ketujuh Hutongcu tetap aman....."

"Wah, ini benar? Pakkiong Liong cilik...."

Tong Lam-hou tertawa sambil mengacungkan

jempol. Ia pikir karena rasanya tidaka ada

jalan yang lebih baik daripada usul Pakkiong

Eng tersebut, maka diputuskannya akan

diperbuat demikian.

Pakkiong Eng ter-sipu?, namun bangga

juga karena ia disamakan dengan ayahnya.

Karena mendesaknya waktu, maka

Tong Lam-hou segera berpamitan kepada Pun
bu Hweshio, tak peduli hari sudah gelap. Ketua

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1818

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hwe-liong-pang itu bertekad tidak akan

membuang waktu sedetikpun demi

menyelamatkan nyawa ketujuh orangnya yang

menyusup di Hek-eng-po. Sudah cukup ia

merasakan kehilangan Pek-ki Hutongcu (wakil

pemimpin regu bendera putih) Lu Hian-to, dan

tidak mau kehilangan tujuh Hutongcu lainnya.

Tong Gin-yan, Pakkiong Eng, dan

Auyang Siau-hong segera dipersilahkan

istirahat ke gubuk? kayu cemara oleh Pun-bu

Hweshio.

Malam harinya, ketika suasana sudah

sunyi dan yang terdengar cuma gemerisik daun

cemara yang bergelombang seperti danau,

Pakkiong Eng tiba? keluar dari gubuknya yang

didiami bersama Auyang Siau-hong. Sesaat ia

ter-mangu? menghadap ke arah barat.

Lalu dengan sikap yang khidmat ia

berlutut, menggunakan tanah yang dikepal

sebagai pengganti hio (dupa), ia

bersembahyang dengan khusuknya. Begitu

menghayati upacara pribadinya itu, sehingga

air matanya ikut meleleh...

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1819

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Toako Sebun Hiong, mudah?an

arwahmu mendengar doaku. Aku pernah

mengecewakanmu ketika kau menyatakan

cinta. Mudah? arwahmu tenang dan lebih cepat

menitis lagi ke dalam dunia...."

Ia kembali berlutut beberapa kali

sampai jidatnya kotor dengan tanah,

menghormati arwah sahabatnya itu. setelah itu

barulah bangkit dari berlututnya dan mengusap

matanya yang basah.

"A-eng," sebuah panggilan lembut

terdengar di belakangnya.

Pakkiong Eng memutar tubuhnya dan

melihat Tong Gin-yan berdiri ter-mangu? di

belakangnya. "Kau berdoa untuk siapa, A
eng?"

Kepada kekasihnya ini Pakkiong Eng

tidak ingin menyembunyikan isi hatinya.

Dengan suara bergetar menahan isak, ia

menyahut, "Untuk Sebun Hiong, Yan-ko. Ia

adalah seorang sahabat yang sangat baik

terhadapku. Seorang yang lugu, gagah, sayang

umurnya begitu pendek. Ia terbunuh oleh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1820

Rewriter & Pdf Maker : OZ

orang? Hek-eng-po, menjadi korban dari

permainan ayahnya sendiri....."

Tong Gin-yan sama sekali tidak
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cemburu atau berprasangka buruk, sebab

diapun pernah merasakan betapa sedihnya

kehilangan seorang sahabat baik, ketika Lu

Hian-to mati. Persahabatan yang tulus tidak

harus antara lelaki dan lelaki saja, tapi juga

antara lelaki dan perempuan, seperti antara

Sebun Hiong dan Pakkiong Eng, meskipun

Pakkiong Eng menetapkan Tong Gin-yan

sebagai bakal pendamping hidupnya.

"Aku belum mengenal Sebun Hiong

secara dekat, namun aku ikut penasaran untuk

kematiannya. Kalau benar paman Sebun

adalah Hek-eng Pocu juga, maka

permainannya itu telah merugikan dirinya

sendiri, minta korban anaknya sendiri...."

Biasanya kalau mereka sedang berdua

saja, begitu banyak yang mereka omongkan,

namun kali ini bahasa antara mereka sebagian

besar hanyalah helaan? napas yang berat.

Sekian lama saling berdiam diri, sampai

kemudian Tong Gin-yan berkata, "Tidurlah, A
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1821

Rewriter & Pdf Maker : OZ

eng. Aku paham kesedihanmu, tapi jangan

sampai merusak tubuh dan semangatmu.

Besok, kita bertiga bersama Auyang Siau-hong

akan mulai berjalan lagi, ke Se-shia....."

"Ke Se-shia?"

"Benar. Paman Sebun tentu bergegas

pulang untuk melihat jenazah puteranya. Di

tempat? yang dilalui paman Sebun itulah paling

besar peluangnya kita bisa menyelidiki dan

melucuti kedok si maha durjana Hek-eng

Pocu..."

Biarpun nama Sebun Him dan Hek-eng

Pocu disebut dalam dua kalimat yang

dipisahkan tanda titik, namun nada ucapan

Tong Gin-yan itu gamblang menyatakan Sebun

Him dengan Hek-eng Pocu. Bukan dugaan lagi,

tapi bagi Tong Gin-yan nyaris menjadi sebuah

kepastian.

Hek-eng Pocu adalah Sebun Him dan

Sebun Him adalah Hek-eng Pocu.

Pakkiong Eng dengan kepala tertunduk

melangkah ke gubuknya. Namun langkahnya

tiba? terhenti, "Apakah Pun-bu Hweshio tidak

akan pergi bersama kita ke Se-shia?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1822

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Baru saja aku ber-cakap? dengan

beliau. Ia mengatakan akan ke Se-shia juga

untuk menhadiri pemakaman Sebun Hiong

tetapi lebih dulu akan melihat keadaan di

kampung Liong-coan."

"Buat apa?"

"Mungkin untuk kepentingan muridnya,

Si Liong-cu alias Pangeran In Ceng, setelah dia

mendengar ceritaku bahwa Liong-coan hendak

dikembangkan menjadi basis kekuatan

pendukung Tit Hun-ong...."

"Apakah pendeta tua yang bijaksana

dan berpandangan tajam itu juga terbius oleh

anggapan bahwa In Ceng lebih patut bertahta

dibandingkan In Te? Apakah pikirannya

sedangkal Kam Hong-ti dan pendekar?

Kanglam?"

"A-eng, jangan bicara kurang baik

tentang Pun-bu Hweshio. Urusan siapa yang

akan mengganti Kaisar Khong-hi kelak, tiap

orang agaknya punya selera berbeda, dengan

pertimbangan masing?. Ayahmu, barangkali

juga ayahku, menganggap Pangeran In Te

yang paling tepat, namun apakah orang lain

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1823

Rewriter & Pdf Maker : OZ

harus sepikiran dengan ayah kita? Pun-bu

Hweshio dan Taihiap Kam Hong-ti justru

berpendapat Pangeran In Ceng lah yang lebih

tepat. Masing? pilihan punya alasan...."

"Tapi selisih pendapat itu bisa

menimbulkan perang antara In Te dan In

Ceng, belum lagi pangeran? lain yang akan

menangguk di air keruh. Mungkinkah gara?

mendukung calon kaisar yang berbeda ini,

ayah kita kelak akan bermusuhan dengan Pun
bu Hweshio serta pendekar? Kanglam, seperti

terancamnya persahabatan antara ayahmu

dengan paman Sebun sekarang ini?"

"Aku tidak berani meramalkan apakah

akan terjadi perang terbuka atau tidak.

Mudah?an saja tidak. Baik ayah? kita yang

mendukung Pangeran In Te, maupun Pun-bu

Hweshio serta pendekar? Kanglam yang

mendukung Pangeran In Ceng, bukanlah

manusia? berpikiran sempit yang gampang

melolos senjata untuk menyelesaikan

perselisihan pendapat. Kaisar masih sehat

hingga saat ini, barangkali masih memerintah

limabelas atau duapuluh tahun lagi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1824

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Selama itu, ada kemungkinan

golongan? yang mendukung In Te maupun In

Ceng akan menemukan kompromi, sehingga

peralihan tahta kelak tidak perlu disertai

pertumpahan darah, atau retaknya hubungan

antara sahabat? karib....."

"Mudah?anlah begitu..."

Pakkiong Eng kemudian kembali ke

gubuknya sendiri, begitu pula Tong Gin-yan.

*Oz*

BAGIAN TIGA PULUH ENAM

Malam itu, seluruh kota kecil Ban-siong
tin sudah sunyi, kecuali toko kain milik Lau

Hong masih terang-benderang dan banyak

orang duduk? di ruang tengah atau di halaman,

sebab itulah malam mai-song sebelum tubuh si

juragan toko kain dimakamkan keesokan

harinya. Banyak penduduk kota Ban-siong-tin

datang melayat, sebab mereka hanya kenal

Lau Hong sebagai pemilik toko kain satu?nya di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1825

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kota kecil itu, dan tidak tahu bahwa si juragan

gemuk itu sebenarnya salah satu jagoan Hek
eng-po yang kejam seperti iblis.

Dua hari yang lalu, orang menemukan

mayat Lau Hong tertelungkup di parit di luar

kota Ban-siong-tin, dekat tempat kincir air

penumbukan beras. Dan terjawablah teka-teki

menghilangnya si juragan toko kain selama ini,

meskipun orang? Ban-siong-tin tetap belum

tahu siapakah yang membunuh "juragan yg

murah hati" tersebut.

Lima orang sisa anak buah Lau Hong

juga ikut melayat malam itu, namun sudah

tentu tidak dengan pakaian hitam? dan senjata

di tangan, melainkan berpakaian seperti

anggota masyarakat biasa. Merekapun masih

diliputi keheranan akan kematian Lau Hong,

sama sekali belum tahu bahwa "utusan

pembawa perintah Hek-eng Pocu" yang

menhubungi mereka beberapa hari yang lalu

itu hanyalah utusan palsu, sekedar ingin

memanfaatkan tenaga mereka untuk

membunuh Sebun Hiong dan Liu Beng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1826

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Dan keheranan mereka ber-tambah?

sebab tak seorangpun dari mereka yang masih

hidup itu pernah membunuh Sebun Hiong, tapi

toh dengan mata kepala sendiri, mereka

melihat kereta bertirai putih yang membawa

jenazah Sebun Hiong berangkat meninggalkan

Ban-siong-tin. Mereka merasa urusan agak

tidak beres, cuma tidak tahu di mana ketidak

beresannya.

Di ruang depan toko yang sudah diubah

menjadi ruang mayat, peti jenazah Lau Hong

hampir tak terlihat karena tertimbun bunga?

kiriman dari handai taulan. Anggota keluarga

Lau Hong berpakaian serba putih kain belacu

yang dirangkap dengan tikar, bersimpuh ber
deret? di kiri-kanan peti mati, setiap saat

bangkit untuk membalas penghormatan tamu?

yang datang dan pergi untuk menyatakan duka

cita.

Asap kayu gaharu dan dupa biting

membuat ruangan itu seakan berkabut,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyuramkan cahaya lilin.

Tiba? angin malam berhembus masuk,

menggoyangkan tirai putih di depan pintu, api

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1827

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lilin tertipu sehingga hampir padam dan

ruangan itu menjadi gelap untuk sesaat.

Pada saat hembusan angin mereda dan

api lilin tegak menyala kembali, terkejutlah

semua orang. Di tengah ruangan itu, tanpa

diketahui dari mana datangnya, di depan peti

mati, telah berdiri sesosok tubuh tinggi besar

terbungkus jubah serba hitam yang ber-kibar?

mengerikan.

Bahkan bagian kepalanya juga hanya

merupakan bulatan hitam dan sepasang titik

yang bercahaya tajam, yang bukan lain adalah

sepasang matanya yang tidak tertutup

kerudung hitam.

Di tempat orang mati, mendadak

muncul "makhluk" aneh dengan cara yang

aneh pula, seketika menimbulkan kegemparan

di antara para tamu maupun tuan rumah

sendiri, kecuali lima orang Hek-eng-po anak

buah Lau Hong yang bercampur di antara

tamu? itu, sebab yang muncul itu adalah Hek
eng Pocu sendiri.

"Ada siluman! Ada siluman!" beberapa

tamu yang duduk di dekat pintu langsung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1828

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kabur ketakutan dengan melompati kursi,

menabrak meja atau menyukut tamu? lainnya

yang juga berhamburan keluar. Yang nyalinya

lebih kecil, bahkan tak punya tenaga lagi

biarpun hanya untuk beranjak dari tempat

duduk mereka. Mereka langsung merosot jatuh

ke lantai dan kencing di dalam celana.

Seorang dukun berjubah gambar

patkwa, dengan lutut gemetar cepat

mengambil tindakan. Pedang kayu

disambarnya, di ujung pedang ditusukkan

selembar hu (kertas jimat) untuk didekatkan

api lilin sehingga terbakar. Jari? tangan kirinya

meng-gores? udara dan me-nuding? ke arah si

"hantu" sementara mulutnya berkomat-kamit

membaca mantera.

Tapi sial sekali nasibnya, si jubah hitam

tiba? mencengkeram tubuhnya dengan satu

tangan lalu seringan melemparkan boneka

jerami, ia melemparkan tubuh itu sehingga

membentur dinding dengan keras.

Tulang? berpatahan dan terjatuh ke

lantai seperti setumpuk kain saja.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1829

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Seisi ruangan itu terlalu ketakutan

untuk mencegah Hek-eng Pocu melangkah

mendekati peti mati, semuanya hanya berdiri

mematung di tempatnya masing?. Sebagian

masih sadar, sebagian lagi sudah tak merasa

apa? lagi karena sudah pingsan.

Peti mati Lau Hong adalah balok besar

yang tebalnya satu setengah jengkal lebih,

terbuat dari kayu merah asal Lam-yang yang

keras luar biasa, keempat sudutnya sudah

dipaku dengan paku? sejempol kaki besarnya

dan dua jengkal panjangnya. Namun hanya

dengan kebasan telapak tangan yang

seenaknya saja, tutup peti mati telah

terlempar terbuka, bahkan terbelah dua.

Tampaklah kini tubuh Lau Hong yang sudah

menggembung dagingnya sehingga wajahnya

berbeda sekali dengan ketika masih hidup.

Bau busuk yang dahsyat segera

menyebar ke seluruh ruangan, membuat

orang? hampir tak dapat menahan isi perut

untuk tertumpah keluar. Maklumlah, Lau Hong

mati lebih dari tiga hari yang lalu, sebelum

mayatnya diketemukan juga sudah terendam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1830

Rewriter & Pdf Maker : OZ

air parit sehari semalam, sehingga sudah mulai

membusuk.

Namun dengan menahan bau busuk,

Hek-eng Pocu melihat mayat itu, dan

perhatiannya tertarik oleh bekas gigitan gigi

manusia di urat leher Lau Hong. Sesaat ia

berdiri ter-mangu?.

Tiba? Hek-eng Pocu menggeram dingin,

pandangan matanya menyapu ke arah sanak

keluarga Lau Hong yang menggigil ketakutan,

"Kalian harus mati semua!"

Padahal di antara keluarga Lau Hong itu

terdapat perempuan? tak berdaya atau anak?

di bawah umur, namun sekali Hek-eng Pocu

berucap, agaknya pantang untuk membatalkan

niatnya.

Seorang perempuan setengah baya

yang berpakaian berkabung dan bertubuh

gemuk, agaknya adalah isteri dari Lau Hong,

mulutnya ber-gerak? tanpa bunyi dan

wajahnya menampilkan ketakutan luar biasa.

Agaknya ia ingin mengucapkan permintaan

ampun, tetapi suaranya tidak keluar.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1831

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kalian semua harus mati sebagai upah

atas kelancangan melanggar pesanku!" geram

Hek-eng Pocu kembali, terdengar nada

kebencian dan sakit hati yang kental dalam

suaranya. Cengkeramannya pun sudah terulur

ke batok kepala orang yang terdekat.

Tapi uluran tangannya terhenti, ketika

dari luar pintu terdengar suara yang serak

berat namun mantap tanpa memperdengarkan

rasa takut sedikitpun, "Kau tidak boleh

membunuh mereka, sobat!"

Hek-eng Pocu sigap memutar tubuh

menghadap pintu. Tirai putih tanda berkabung

disingkapkan, dan orang yang bersuara tadi

melangkah masuk dengan santai. Seorang

lelaki berusia sekitar limapuluh tahun,

meskipun tidak tinggi besar seperti Hek-eng

Pocu, namun juga tergolong tegap.

Rambutnya kelabu, hitam campur putih,

jenggotnya tercukur pendek, sepasang

matanya memancarkan sorot tajam

berpengaruh. Jubahnya adalah kain kasar

murahan, begitu pula sepatunya, pinggangnya

ada kantong tembakau dan di tangannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1832

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terpegang pipa tembakau yang sebentar?

disedot dengan mulutnya.

Orang? yang belum pingsan di rumah

duka itu dengan heran melihat bagaimana si

"kakek kampungan" itu tanpa ragu? sedikitpun

berdiri menghadapi si "hantu hitam" hanya

dalam jarak empat-lima langkah, malah masih

sempat menyedot pipa tembakaunya dengan

gaya seenaknya.

Sedangkan Hek-eng Pocu nampak

tergetar oleh kemunculan Tong Lam-hou,

ketua Hwe-liong-pang (Serikat Naga Api) yang

kesaktiannya terkenal sekali, konon hanya bisa

disejajari oleh Pun-bu Hweshio dari Siau-lim-si

serta Panglima Hui-liong-kun, Pakkiong Liong

di Ibukota Kekaisaran.

Namun dengan maksud tertentu, Hek
eng Pocu berlagak belum kenal Hwe-liong

Pangcu ini. "Siapa kau?!"

Tong Lam-hou tertawa, "Kita sudah

saling kenal hampir duapuluh tahun lamanya,

sering bermain catur pula, kenapa sobat pura?

tidak mengenalku?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 1833

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Persetan dengan ocehanmu!" tiba?

Hek-eng Pocu menggeram sengit, dua

tangannya menghantam dengan tinju dan

telapak tangan sekaligus, menimbulkan


Pedang Siluman Darah 24 Misteri Si Pendekar Pulau Neraka 19 Titisan Dewi Vertical Run Karya Joseph R Garber

Cari Blog Ini