Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 19
gemuruh angin kekuatan yang memadamkan
sebagian besar lilin di ruangan tersebut.
Sementara lilin? yang terletak jauh telah ber
goyang? hampir padam. Itulah jurus Lui-hong
tiam-siam (guntur gemuruh kilat menyambar).
Suasana menjadi gelap untuk sedetik,
seperti ketika munculnya Hek-eng Pocu tadi,
hanya terdengar empat tangan saling beradu
dengan keras, tapi orang tak bisa melihat
bagaimana kesudahan gempuran si "siluman
hitam" atas diri si "kakek kampung" itu.
Ketika nyala lilin terang kembali, kedua
tamu luar biasa itu ternyata sudah menghilang
semuanya, hanya kelihatan tirai putih kain
belacu yang tergantung di pintu itu ber
goyang? perlahan. Orang? yang di luar pintu
hanya melihat sesosok bayangan hitam
melesat bagaikan terbang diikuti sesosok
bayangan kelabu di belakangnya. Orang yang
tidak paham ilmu silat segera saja
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1834
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menganggap bahwa rumah itu sudah
kedatangan siluman, tapi seorang dewa
berpipa tembakau telah turun pula dari langit
untuk mencegah si siluman menyebar
bencana.
*Oz*
Bersambung ke jilid 32
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1835
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya : STEVANUS, S.P.
Jilid 32
Hek-eng Pocu berkejaran dengan Hwe
liong Pangcu sampai keluar kota Ban-siong-tin
yang keadaannya masih gelap. Betapapun
Hek-eng Pocu mengerahkan kekuatan larinya,
tapi ia tak pernah berhasil memperpanjang
jarak dengan pengejarnya, bahkan semakin
lama terasa semakin dekat di belakangnya
sehingga Hek-eng Pocu menggerutu dalam
hati, "Gila, setan tua yang kecanduan
tembakau ini kenapa tidak juga ada tanda?
kehabisan napas?"
Gerakan Hwe-liong Pangcu yang se
hari?nya kelihatan santai dan serba malas?an
itu ternyata memang pesat sekali. Sepasang
kakinya bergerak demikian cepat sehingga
seolah tidak menyentuh tanah. Jaraknya
dengan orang buruannya semakin dekat.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1836
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Setan usil, mampus kau!" secepat kilat
Hek-eng Pocu menghentikan larinya dan
melakukan gerakan Kau-tui-ho-an-tui
(menekuk lutut menendang ke belakang),
tanpa membalik badan, tumit kakinya
meluncur deras ke ulu hati Tong Lam-hou.
Namun Ketua Hwe-liong-pang dengan
tangkas melejit ke atas dan tetap meluncur
maju dengan membuat lengkung besar di
depan. Tubuhnya agak miring, ujung pipa
tembakaunya mengancam urat Thian-cu-hiat di
tengkuk Hek-eng Pocu.
Saling serang antara kedua tokoh itu
berlangsung beberapa gebrak dengan
kecepatan, kekuatan dan gerak tipu yang
serba dahsyat. Sesuai dengan bentuk tubuhnya
yang tinggi besar, Hek-eng Pocu memang
berkekuatan luar biasa, setiap gerak
tangannya menimbulkan angin gemuruh
pertanda kekuatannya. Sepasang tangannya
bergerak cepat menjadi ber-puluh? bayangan
tangan yang menggempur beruntun seperti
bukit batu karang yang longsor dan sanggup
memusnahkan sebuah kota.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1837
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sedangkan Tong Lam-hou bergerak
tangkas dan lentur, jarang membentur lawan,
tapi serangan?nya selalu lebih cepat mengincar
titik kelemahan yang terbuka setiap kali Hek
eng Pocu membuka serangan. Namun tidak
berarti Ketua Hwe-liong-pang itu kalah tenaga,
sebab kadang? terjadi benturan keras juga dan
Hek-eng Pocu merasa memukul selembar
dinding baja setebal satu depa.
Akibat saling gebrak itu, dalam tujuh
gebrakan Hek-eng Pocu dipaksa mundur tujuh
langkah pula.
Tiba? maha durjana itu melompat
mundur menjauhi lawannya, sesaat tubuhnya
gemetar karena mengerahkan kekuatannya.
Lalu melompat maju lagi dengan kekuatan
yang berkali lipat dahsyatnya, seperti air
lautan yang didorong prahara.
"Apakah ini bukan Kun-goan-sin-kang
(Tenaga Sakti Jagat Raya) dari sahabat baikku
Sebun Him?" geram Tong Lam-hou menyambut
serangan itu. untuk mengimbangi ilmu lawan,
diapun menggunakan ilmu simpanannya, Hian
im-kang.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1838
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Gerakannya tidak menimbulkan suara
gemuruh mengerikan, bahkan kelihatan tak
bertenaga, tetapi dalam putaran bergaris
tengah sepuluh langkah dari tubuhnya
mendadak udara serasa dipenuhi udara sangat
dingin yang sanggup menggumpalkan
semangkuk arak panas menjadi es batu dalam
dua-tiga detik. Seolah ada jutaan jarum? es
lembut tak terlihat yang menyusup ke setiap
lubang pori? kulit musuh, tak peduli bagian
kulit yang terlindung baju tebal sekalipun.
menghadapi gelombang serangan Hek
eng Pocu yang gemuruh itu, kelihatan Tong
Lam-hou terpaksa mundur berulang kali,
sebaliknya lawanya mendesak maju. Tapi
ternyata itu bukan tanda kemenangan Hek-eng
Pocu, sebab setiap ia melangkah maju
setindak, setiap kali pula tubuhnya menggigil
perlahan menahan hawa dingin, bahkan pernah
berbangkis satu kali.
Ia pernah menghadapi Hian-im-kang
yang dilakukan Tong Gin-yan, bahkan
digabung dengan Hwe-liong-sin-kang yang
yang dimainkan Pakkiong Eng yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1839
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menimbulkan udara sangat panas, ditambah
lagi sepasang tongkat besi Liu Beng yang
sangat bertenaga, dan saat itu Hek-eng Pocu
masih bisa mengejek. Tapi Hian-im-kang Tong
Lam-hou berkali lipat hebatnya dari Hian-im
kang Tong Gin-yan, Hek-eng Pocu sampai
merasa kulitnya seakan dilapisi es tipis yang
sangat mengganggu gerakannya.
Setiap kali ia kerahkan lwe-kang untuk
mengusir hawa dingin sehingga kulitnya merah
menguap, namun setiap kali hawa dingin itu
datang lagi dengan tajamnya.
Tapi Hek-eng Pocu mendesak terus
dengan keras kepala. Dia berharap akan
memenangkan adu panas antara dirinya yang
tak pernah menghisap tembakau, dengan
lawannya yang mulutnya terus mengepulkan
asap tembakau.
Karena habis kesabaran, Hek-eng Pocu
memutuskan untuk menggunakan jurus? ganas
dari gulungan kulit kuno bekas milik keluarga
Liu dulu. Sambil memekik seperti seekor elang,
tubuhnya tiba? melayang jungkir balik dengan
kaki di atas dan tangan di bawah. Sepasang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1840
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kaki hendak mengait tengkuk, sepasang
tangan mencengkeram pinggang, mulut di
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1841
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1842
Rewriter & Pdf Maker : OZ
balik kedok hitam itu terpentang lebar untuk
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggigit ke arah selangkangan, tempat
sembunyinya "pusaka" kaum lelaki.
"Jurus yang keji!" bentak Tong Lam-hou
kaget. "Akupun tidak akan sungkan? lagi
terhadapmu!"
Cepat Ketua Hwe-liong-pang itu
menekuk sepasang lututnya rendah?, dua
tangan dengan ujung jari? yang lurus bagaikan
pisau? baja menusuk sejajar ke depan dengan
jurus Siang-hi-kiat-ging (sepasang ikan
berbahagia). Hawa dingin menjadi berkali lipat
dahsyatnya karena ia sudah mengerahkan
seluruh kekuatan Hian-im-kangnya.
Serangan Hek-eng Pocu sebenarnya
sudah dekat dengan sasaran, tapi karena
tubuhnya yang tiba? terasa beku otot?nya,
maka serangannya menjadi tidak lancar.
Luncuran tubuhnya sedikit oleng, dan saat
itulah Ketua Hwe-liong-pang meluncurkan kaki
kanannya yang tepat mengenai dada Hek-eng
Pocu. Dalam ilmu tendangan, Ketua Hwe-liong
pang ini terkenal dengan Pek-pian-lian-hoan
tui (tendangan beruntun seratus perubahan).
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1843
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tendangan yang biasanya sanggup
menggempur batu karang, ternyata kini hanya
bisa melemparkan tubuh Hek-eng Pocu
terpental beberapa langkah dan terhempas di
tanah berlumpur. Ketua Hwe-liong-pang sendiri
membentengi tubuh lawannya.
Sebaliknya, Hek-eng Pocu merasa
dadanya seolah diinjak kaki seekor gajah
raksasa. Napasnya sesak, darahnya bergolak
hendak menyemprot keluar mulutnya namun
ditahankannya kuat?, sementara matanya ber
kunang?.
Sesaat ia terbaring ter-engah? di tanah,
bertelekan di atas sepasang tangannya,
pandangan matanya penuh dengan kemarahan
bercampur kecemasan menatap Ketua Hwe
liong-pang yang masih berdiri tegak beberapa
langkah di hadapannya dengan jubah me
lambai? megah.
Hek-eng Pocu mengutuk dalam hati
ketika melihat Tong Lam-hou mengeluarkan
batu api dari kantong bajunya dan menyalakan
tembakau pipanya dengan sikap santai.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1844
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sebenarnya itulah kesempatan baik
bagi Tong Lam-hou untuk melucuti kedok di
wajah Hek-eng Pocu, atau sekalian menumpas
iblis yang beberapa tahun belakangan ini
menggemparkan rimba persilatan. Namun
Tong Lam-hou tidak berbuat demikian, ia
berdiri saja di tempatnya, membiarkan
lawannya terbaring mengambil napas.
"Kenapa kau ber-main? dengan cara ini,
saudara Sebun?" tiba? pertanyaan Tong Lam
hou mengejutkan Hek-eng Pocu, terutama
panggilan "saudara Sebun" itu. "Kau sudah
hidup sebagai pendekar terhormat di Se-shia,
punya keluarga tenteram, puter-puteri yang
tampan, cantik dan pintar?, penghasilan yang
melimpah, tapi kenapa....."
"Tutup mulutmu, Tong lam-hou! Siapa
yang kau panggil saudara Sebun itu? atau kau
sedang mabuk arak sehingga bicaramu
kacau?" bentak Hek-eng Pocu sambil
mengangkat tubuhnya untuk berdiri. "Sebun
Him dari Se-shia justru musuh besarku!
Buktinya, aku suruh orang?ku untuk
membunuh Sebun Hiong, anaknya!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1845
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Jadi kau bukan Sebun Him sahabatku?"
"Jelas bukan!"
"kalau demikian, kenapa tenaga
pukulanmu mirip dengan Kun-goan-sin-kang
kepunyaan Sebun Him?"
"Hem, memangnya di dunia ini hanya
Sebun Him yang bisa ilmu itu? Kun-goan-sin
kang adalah peninggalan seorang tokoh di
jaman menjelang runtuhnya dinasti Beng dulu,
Tiat-sim Tojin. Sebun Him hanya kebetulan
menemukan ajaran tertulis Tiat-sim Tojin itu
dan mempelajarinya, sedangkan aku adalah
murid langsung dari Tiat-sim Tojin!"
Entah benar? percaya entah tidak,
terlihat Tong Lam-hou meng-angguk?kan
kepalanya dan bergumam, "Kalau kau bukan
Sebun Him, kebetulan sekali buatku...."
"Kau ingin membunuh aku sekarang?"
tanya Hek-eng Pocu agak kaget. "Hem, tidak
gampang hal itu, orang she Tong...."
Tong lam-hou tertawa, "Tidak. Meskipun
saat ini kalau aku mau membunuhmu, aku bisa
lakukan, biarpun kau punya ilmu iblis tapi
takkan lolos dari tanganku. Percaya tidak?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1846
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Kau congkak sekali, Tong Lam-hou...."
"Tapi aku tak bisa membunuhmu, Hek
eng Pocu. Bagaimana kalau Hek-eng-po dan
Hwe-liong-pang bekerja sama saja? Kita kuasai
dunia persilatan berdua, mula? keluarga Sebun
harus kita tumpas, seluruh anggota
keluarganya akan kita babat habis, lalu....."
"Jangan! Jangan!" Hek-eng Pocu
membantah kaget.
"Lho, kenapa jangan? Kau bilang sendiri
bahwa kau membenci keluarga Sebun, dan aku
akan membantumu...." kata Tong Lam-hou
seakan sungguh?. "Apa keberatannya
menumpas keluarga Sebun? Kekuatan Hwe
liong-pang saat ini sudah aku perintahkan
untuk dikerahkan ke sekitar Se-shia, dipimpin
isteriku sendiri. Bukan saja keluarga Sebun,
bahkan Hoa-san-pai sebagai tulang punggung
keluarga Sebun juga bisa kami ratakan dengan
tanah....."
"Tidak boleh terjadi!" suara Hek-eng
Pocu semakin gugup.
Melihat sikap gugup itu, Tong lam-hou
merasa bahwa pancingannya kena, tapi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1847
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sekaligus juga merasa sedih dalam hati. Kalau
Hek-eng Pocu benar? Sebun Him sahabatnya,
alangkah berat perasaannya. Ia harus memilih
antara persahabatan pribadi atau tuntutan
keadilan dunia persilatan...."
Sedangkan Hek-eng Pocu yang hampir
merasa lega karena mengira Hwe-liong Pangcu
dapat dikelabuinya, terkejut kembali ketika
mendengar Tong Lam-hou menarik napas
penuh penyesalan dan berkata, "Apa gunanya
kau terus ber-pura? seperti itu, saudara
Sebun? Jangan membuatku sedih...."
"A.....apa....kata...mu?"
"Saudara Sebun, berpuluh tahun yang
lalu aku pernah mengalami kesedihan seperti
ini, ketika aku harus berduel dengan sahabatku
sendiri, Pakkiong Liong, waktu itu tentu kau
sendiri hadir pula. Aku harus membela orang?
Hwe-liong-pang yang hendak ditumpas,
sedangkan Pakkiong Liong mengemban
perintah Kaisar yang tak bisa dielakkan untuk
menumpas Hwe-liong-pang.
Untunglah, di saat kami hampir saling
bunuh, datang utusan Kaisar membawa titah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1848
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Kaisar yang mencabut tugas yang dibebankan
kepada Pakkiong Liong. Sekarangpun aku
merasa sedih, haruskah kita sebagai sahabat?
karib berhadapan sebagai lawan?"
Sesungguhnya jantung Hek-eng Pocu
di-guncang? oleh kata? Tong Lam-hou
tersebut. Ia sadar bahwa kedoknya itu
percuma saja, tak bisa mengelabui Ketua Hwe
liong-pang tentang siapa sebenarnya dirinya.
Tapi toh ia tetap berusaha mungkir mati?an,
"Bicara macam apa itu, Tong Lam-hou? Kalau
ingin berkelahi mati?an, hayolah! Aku layani
sampai salah satu dari kita mampus, tapi
jangan bicara melantur seperti itu! sudah aku
katakan, aku bukan Sebun Him!"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tong Lam-hou menggeleng. "Tidak.
Hatiku belum bulat tekad untuk saling bunuh
dengan seorang sahabat, aku akan pergi saja.
Tapi ingat, bubarkan Hek-eng-po, atau se
tidak?nya kendalikanlah Hek-eng-po menjadi
kelompok persilatan yang tunduk kepada tata
krama dunia persilatan. Kalau tidak, lihat saja
kekuatan Hwe-liong-pang akan menggilas
hancur Hek-eng-po."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1849
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Ha-ha.... jangan sok bersih, Hwe-liong
Pangcu. Kau kira aku belum pernah mendengar
tentang sejarah hitam Hwe-liong-pang di masa
lalu? Waktu itu kalian tidak kurang kejam dan
biadabnya dari kami. Lalu sekarang kau
berlagak sebagai seorang nabi yang suci untuk
menasehati kami?"
"Benar, karena Hwe-liong-pang
didirikan mendiang ayahku dulu, Tong Wi
siang, kami memang pernah bernoda oleh ulah
sebagian anggota Hwe-liong-pang yang terdiri
dari bekas pelarian golongan hitam, meskipun
tujuan ayahku sebenarnya adalah untuk
menentang pemerintahan Kaisar Cong-ceng
yang korup.
Justru karena pengalaman Hwe-liong
pang sendiri itulah maka sekarang aku tidak
membunuhmu. Aku yakin, orang yang
bagaimanapun jahatnya, asal ber-sungguh?
memperbaiki diri, akan berhasil kembali ke
jalan benar. Seperti pengalaman Hwe-liong
pang sendiri. Aku berharap Hek-eng-po akan
demikian pula, saudara Sebun...."
"aku bukan Sebun Him!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1850
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Bukan? Bagaimana kalau kupaksa kau
melepas kedokmu?"
Jantung hek-eng Pocu hampir berhenti
berdenyut karena kagetnya. Kalau benar?
kedoknya dilucuti, hancurlah nama baiknya
sebagai seorang pendekar terhormat golongan
putih selama ini.
Namun ternyata Hwe-liong Pangcu tidak
membuktikan ancamannya. "Jangan kuatir,
saudara Sebun, aku tidak akan melucuti kain
hitam di mukamu itu. Bagiku, biarpun kau
memakai kedok lapis sepuluh, sama saja tidak
memakai kedok selembarpun di mataku. Aku
juga tidak ingin menyiarkan rahasiamu ini,
agar dunia persilatan tidak guncang, dan
saudara tetap menjadi Sebun Him yang
dihormati dan dikagumi sebagai penentang
Hek-eng-po yang paling gigih. Tapi ingat,
hentikan semua kebiadabanmu dan anak
buahmu..."
Hampir saja Hek-eng Pocu berteriak
kembali "aku bukan Sebun Him" namun kuatir
teriakannya akan menjengkelkan Ketua Hwe
liong-pang dan melucuti kedoknya. Terpaksa
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1851
Rewriter & Pdf Maker : OZ
dengan menahan kemarahan dan kebencian, ia
biarkan saja Tong Lam-hou melenggang pergi
dan menghilang di kejauhan.
"Keparat she Tong, ia sudah bisa
menebak siapa diriku!" geram Hek-eng Pocu
sendirian. "Ini tentu gara? monyet? kecil Tong
Gin-yan dan Pakkiong Eng sudah menceritakan
kejadian di Liong-coan kepadanya. Hem, tiga
orang ini tidak boleh dibiarkan hidup lebih
lama. Harus kukerahkan semua orang?ku
untuk membunuh mereka sebelum mulut
mereka sempat berkoar dan merugikan semua
rencanaku...!"
Sesaat dirasakannya dadanya masih
nyeri akibat tendangan telak Tong Lam-hou
tadi, sehingga ia harus mencari tempat sunyi di
luar kota Ban-siong-tin untuk bersemedi
mengobati luka dalamnya. Diam? ia harus
mengakui kepandaiannya masih setingkat di
bawah Ketua Hwe-liong-pang meskipun ia
sudah menambah ilmunya dengan mempelajari
gulungan kulit itu.
Sampai terdengar ayam jantan
berkokok untuk terakhir kalinya, ia bersemedi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1852
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mengobati luka dalamnya. Ketika ia membuka
mata, cuaca masih gelap, namun sebelah timur
sudah menunjukkan tanda? akan terbitnya hari
baru. Saat itulah kuping Hek-eng Pocu yang
tajam mendengar suara roda kereta serta
ketoplak kaki kuda meninggalkan Ban-siong
tin. Tempat semedinya itu memang tidak jauh
dari jalan besar yang menjadi tempat keluar
masuknya Ban-siong-tin.
Bukan hal aneh kalau orang melakukan
perjalanan di pagi hari, mungkin dengan
perhitungan agar dapat mencapai tempat
tujuan sebelum matahari tenggelam. Namun
yang menarik perhatian adalah percakapan
orang? dalam rombongan itu.
Dari sela? pepohonan, Hek-eng Pocu
melihat rombongan itu lumayan besar, ada
belasan kereta yang mengangkat alat? rumah
tangga seperti meja, kursi, lemari, dan
sebagainya, dan sebagian dari kereta
ditumpangi oleh perempuan? dan anak?.
Lelaki? dewasa menunggangi kuda dan
membawa macam? senjata. Nampaknya ada
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1853
Rewriter & Pdf Maker : OZ
beberapa keluarga mengungsi sekaligus dari
Ban-siong-tin.
"Memang tak terduga tadi malam Pocu
muncul di rumah Lau Toako, dan hampir saja
membunuh seluruh keluarga Lau Toako
seandainya tidak dicegah oleh lelaki berpipa
tembakau itu," terdengar salah seorang lelaki
berkata. Tubuhnya pendek gempal, di pelana
kudanya tergantung sepasang golok Siang
hap-to yang berbadan lebar tipis dengan
pegangan terlindung besi melengkung.
Mendengar satu kalimat itu saja, Hek
eng Pocu tahu bahwa lelaki? itu bukan
penduduk Ban-siong-tin biasa, sebab mereka
langsung bisa mengenali dirinya sebagai Pocu
pada kemunculannya malam tadi di rumah
perkabungan Lau Hong. Timbul dugaan,
mereka anggota Hek-eng-po juga, anak buah
Lau Hong. Memang Hek-eng Pocu tidak bisa
mengenali satu persatu anggota?nya tingkat
bawah, apalagi mereka terpencar dan
menyamar di berbagai tempat.
Ia biasanya hanya menyalurkan
perintah? lewat tiga pembantu utamanya, Jiat
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1854
Rewriter & Pdf Maker : OZ
jiu Lokoai, Hin-heng Lojin, dan Ang-pit Tojin,
alias Siluman Tua Bertangan Maut, Orang Tua
Pembenci Keadilan dan Si Imam Berhidung
Merah.
Percakapan dalam rombongan para
pengungsi itu terus berlanjut, seorang yang
bertubuh kurus dan memanggul tombak,
berkata, "Paling aman memang kita harus
mengungsi saja. Agaknya kegagalan kita
membunuh Sebun Hiong dan Liu Beng itulah
yang membuat Pocu semalam marah?...."
"Benar," sahut lainnya lagi. "Tapi aneh
juga. Kita gagal membunuh Sebun Hiong dan
Liu Beng, bahkan pihak kita kehilangan banyak
teman, tapi kenapa Sebun Hiong mati juga
akhirnya? Seingatku, ketika kita kabur di
bawah perlindungan bom asap, anak muda itu
masih segar-bugar kecuali luka?nya yang tidak
berarti...."
"Heran juga, sebenarnya siapa yang
membunuhnya?"
"Mungkinkah pihak lain yang diam?
membantu kita?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1855
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Mungkin utusan pembawa pesan dari
Pocu itu sendiri?"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Entahlah, semuanya berlangsung
demikian aneh, seakan tidak wajar. Kenapa
pula Lau Toako diketemukan tewas? Kenapa
pula Pocu marah meskipun kita berhasil
menjalankan perintahnya, meskipun Sebun
Hiong mati oleh tangan lain?"
"Tidak perlu susah? berpikir. Mengungsi
untuk cari selamat, habis perkara!"
Baru saja kalimatnya selesai diucapkan,
orang itu tiba? merasa tenggorokannya bagai
tercekik karena kagetnya.
Di depan rombongan mereka, dalam
keremangan pagi, sesosok tubuh hitam tinggi
besar yang kemarin muncul di ruangan mayat
Lau Hong, telah menghadang langkah mereka.
"Hek-eng.... Po?cu....." mereka ter
gagap? seperti melihat hantu.
Berhadapan dengan pemimpin mereka
yang sangat mengerikan tersebut, para anak
buah Lau Hong tak bisa lain dari berlompatan
turun dari kuda masing? dan berlutut di
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1856
Rewriter & Pdf Maker : OZ
hadapan Hek-eng Pocu. "Salam kami untuk
Pocu!" sembah mereka.
Sebenarnya, nafsu untuk menumpas
habis orang? itu telah bergejolak di hati Hek
eng Pocu untuk melampiaskan kemarahan dan
kekecewaan yang ber-tumpuk? di dalam hati.
Namun ia masih mampu menahan diri untuk
tidak melakukan itu. Mayat? yang bertebaran
di luar kota Ban-siong-tin tentu akan cepat
tersiar beritanya, kalau sampai didengar oleh
Ketua Hwe-liong-pang yang semalam sudah
mengancam agar tidak lagi melakukan
pembunuhan?, maka keadaan akan jadi
runyam.
Selain itu, nampaknya anak buah Lau
Hong ini menyerang rombongan keluarga
Sebun beberapa hari lalu, bukan karena
melanggar pesan Hek-eng Pocu, malah mereka
bertindak demikian karena merasa diperintah
olehnya lewat "utusan"nya. Kini Hek-eng Pocu
lah yang ingin tahu siapa "utusan" itu?
Karena itulah suara Hek-eng Pocu
terdengar lunak tanpa nada mengancam,
"Bangunlah, jangan begitu ketakutan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1857
Rewriter & Pdf Maker : OZ
terhadapku. Aku hanya ingin menanyakan
beberapa soal, setelah itu kalian tidak usah
mengungsi dari Ban-siong-tin sebab aku tidak
bermaksud menghukum kalian..."
Betapa leganya orang? itu, mereka
segera bangkit.
Seorang yang tertua mewakili
teman?nya berkata, "Kami mohon ampun
kepada Pocu, bahwa kami gagal melaksanakan
tugas yang Pocu bebankan ke pundak kami
untuk membunuh Sebun Hiong dan Liu Beng.
Kalau akhirnya Sebun Hiong mati juga, itu
bukan karena tangan kami. Kami malu akan
ketidak-becusan kami...."
Hek-eng Pocu mengebaskan tangannya.
"Tidak jadi soal. Tapi apakah kalian tahu siapa
yang membunuh Sebun Hiong?"
Kembali orang tertua bicara mewakili
rekan?nya, "Itulah yang masih gelap, Pocu.
Kami tidak percaya anak muda setangguh
Sebun Hiong mati hanya oleh luka?nya yang
tak berarti. Tapi nyatanya, Sebun Hiong
diketemukan sudah mati di luar Ban-siong-tin
oleh pegawai?nya sendiri."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1858
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Ujung jubah Hek-eng Pocu yang
bergetar itu menandakan bahwa tubuhnya
sedang bergetar pula menahan gelombang
kesedihannya. Suaranyapun agak bergetar,
"Bagaimana luka yang terdapat di tubuh Sebun
Hiong?"
"Kami tidak berani mendekati
rombongan keluarga Sebun yang sedang
marah dan berduka, tapi menurut keterangan
pegawai rumah penginapan mereka yang kami
tanyai, luka Sebun Hiong adalah luka pedang
dari belakang tembus ke depan, padahal tak
seorangpun dari kami bersenjata pedang."
"bagaimana potongannya orang yang
membawa perintah agar kalian menyerang
rombongan keluarga Sebun?"
Orang? Hek-eng-po bekas anak buah
Lau Hong itu tercengang heran mendengar
pertanyaan itu, karena sang Pocu sendiri tidak
mengenal orang yang disuruhnya sebagai
pembawa pesannya.
Tapi orang tertua dari mereka
menjawab juga, "Seorang bertubuh ramping
dan berpakaian bagus, kelihatannya seorang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1859
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pemuda. Tapi kami tidak bisa melihat
wajahnya sebab ia memakai topi rumput yang
ditekan rendah dan selalu bicara sambil
menundukkan mukanya...."
"Kalian benar? tolol......" baru saja Hek
eng Pocu bicara sampai sekian, orang? Hek
eng-po itu sudah menjatuhkan diri untuk
berlutut sambil me-ratap? mohon ampun.
"Kalian benar? tidak berotak! Tidakkah
kalian curiga bahwa orang itu utusan palsu dan
membawa pesan palsu pula?!" geram Hek-eng
Pocu sambil mengendalikan diri untuk tidak
membantai orang? yang menjemukan itu.
"Kami...kami...utusan itu...membawa
tiat-pai (lencana besi) yang biasa dibawa oleh
lau Toako kami...." sahut orang tertua dengan
ter-gagap?. "Kami kira dia benar? membawa
perintah Pocu, kami segera melaksanakannya
tanpa berani ber-tanya? lagi...."
Bagaimanapun marahnya, tapi Hek-eng
Pocu tak bisa menyalahkan dan membunuh
kelima orang anak buahnya itu, apalagi ia
sadar bahwa hari? belakangan itu ia akan
semakin membutuhkan kekuatan mereka
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1860
Rewriter & Pdf Maker : OZ
untuk menghadapi bermacam kesulitan yang
bermunculan.
"Aku ampuni ketololan kalian. Tapi,
bagaimana bunyi perintah utusan palsu itu?"
"Dia bilang, kerahkan semua kekuatan
untuk membunuh Sebun Hiong dan Liu Beng,
tetapi jangan ganggu seujung rambutpun Liu
Jing-yang dan Sebun Giok yang sedang
hamil...."
"Hah?! Dia berkata begitu?!!"
"Betul, Pocu. Bahkan ia mengeluarkan
lembaran? kertas berharga yang bisa ditukar
dengan uang ribuan tahil, katanya untuk
ongkos mencari tenaga? bayaran yang bisa
membantu membunuh Sebun......."
"Keparat!!!" tubuh Hek-eng Pocu
menggigil karena marahnya. Keterangan
orang? itu membawanya pada satu kesimpulan
tentang siapa orangnya yang membunuh
Sebun Hiong. Tapi untuk memastikan
dugaannya, dia berkata, "Masih adakah satu
lembar saja dari kertas? berharga itu? aku
ingin melihatnya!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1861
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Orang tertua dari anak buah Lau Hong
itu mengeluarkan selembar, yang seharusnya
dibayarkan kepada Tok-beng-ke si raja ayam
namun ia keburu mampus ditendang dadanya
oleh Liu Beng pada pertempuran malam itu.
Dengan tangan gemetar, Hek-eng Pocu
menerima kertas itu dan memeriksa capnya.
Itulah cap dari salah satu cabang perdagangan
keluarga Sebun, dan ia periksa juga tanggal
dikeluarkannya, untuk dicatat dalam otaknya.
"Keparat! Pasti dia!" geram Hek-eng
Pocu.
Sebelum orang?nya Lau Hong sadar apa
yang terjadi, Hek-eng Pocu telah berkelebat
menghilang dari hadapan mereka. Lembaran
kertas berharga itu me-layang? di udara dan
ditangkap oleh salah seorang dari mereka
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebelum jatuh ke tanah.
"Bagaimana kita sekarang?"
"Pocu sudah memaafkan kita, agaknya
ia sudah tahu siapa orangnya yang
memalsukan perintahnya itu dan tentu akan
mencarinya. Baiknya kita tidak usah
meninggalkan Ban-siong-tin. Di Ban-siong-tin
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1862
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kita sudah mapan dengan usaha kita, sayang
kalau ditinggalkan...."
"Memang betul. Ayo kita kembali!"
Merekapun putar kereta? mereka untuk
balik ke Ban-siong-tin, tidak jadi mengungsi.
Sementara itu, Hek-eng Pocu meluncur
ke tengah hutan cemara. Tiba di tempat yang
sepi, ia membanting dirinya dan merenggut
kedok yang menutupi wajahnya, wajah sang
pendekar terhormat Sebun Him, yang pipinya
basah dengan air mata.
Sambil duduk di tanah ia menangis
sesenggukan dan me-mukul? kepalanya
sendiri, "Inikah yang disebut hukum karma
oleh para keledai gundul? Dengan Hek-eng-po
aku memainkan banyak nyawa di dunia
persilatan, tapi kini permainanku meminta
korban anak laki?ku sendiri...."
Setengah hari lebih dia hanya meratap
sendirian, tidak makan atau minum, sampai
akhirnya ketenangannya pulih kembali. "Hem,
apa boleh buat, seorang lelaki ber-cita? tinggi
seperti aku ini tidak boleh surut langkah hanya
oleh rintangan kecil macam ini. Aku harus
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1863
Rewriter & Pdf Maker : OZ
maju terus. Anakku sudah terlanjur jadi korban
maka aku harus maju terus supaya
pengorbanannya tidak sia?."
Lalu ia copot semua pakaian hitamnya,
diganti dengan pakaian yang biasa dari dalam
bungkusan kecil pakaian yang tergantung di
punggungnya. Ganti pakaian hitam yang
sekarang disimpan dalam bungkusannya.
Kemudian melangkah keluar dari hutan pohon
cemara menuju ke barat.
Tekadnya ialah menghukum pembunuh
Sebun Hiong, setelah itu rencana?nya akan
berjalan terus. Salah satu rencananya ialah
memusnahkan Tong Lam-hou, Tong Gin-yan
dan Pakkiong Eng, kalau perlu Auyang Siau
hong juga, sebab gadis Ki-lian-pai itu cukup
lama bersama Pakkiong Eng dan mungkin
sudah tahu rahasia Hek-eng Pocu juga....
Bagaimanapun juga, janji Tit-hun-ong
In Si tentang jabatan gubernur Siam-sai itu
tidak boleh lepas dari tangannya.
"Kalau aku menjadi gubernur setelah
Pangeran In Si naik tahta kelak, A-hiong, akan
kubangun makammu menjadi yang paling
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1864
Rewriter & Pdf Maker : OZ
megah di kekaisaran ini, melebihi megahnya
makam kaisar? dinasti Beng di Lam-khia..."
begitu ia berjanji pada diri sendiri.
*Oz*
BAGIAN TIGA PULUH TUJUH
Keluarga Sebun adalah sebuah keluarga
amat terhormat, bukan saja di Siam-sai tetapi
juga di propinsi? barat laut, di dunia persilatan
maupun di dalam usaha perdagangan.
Di dunia persilatan, keluarga Sebun
dikagumi dengan keberanian mereka
menentang Hek-eng-po secara terang?an,
suatu hal yang bahkan tidak dilakukan oleh
Siau-lim-pai atau Hwe-liong-pang. Di kalangan
dagang, jaringan usaha dagang yang beranak
cabang di seluruh negeri itu membuat keluarga
tersebut di-sebut? sebagai yang paling kaya di
kawasan barat laut.
Berita kematian putera keluarga Sebun
yang terbunuh oleh Hek-eng-po (begitulah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1865
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kabar yg tersiar), segera tersiar lebih cepat
dari jalannya angin. Orang? dari berbagai
golongan yang bersimpati kepada keluarga
Sebun, atau sekedar ingin ramai?, segera
membanjiri kota Se-shia untuk menyatakan
belasungkawa, meskipun sebenarnya rumah
Sebun Him tidak di dalam kota melainkan di
luar kota, berbentuk puri berdinding tinggi.
Di balik dinding rumah itu, warna putih
di segala sudut menguasai pemandangan
mata. Orang? berpakaian putih, ikat kepala
putih, tirai? putih, pintu? dan jendela? yang
dilapisi kertas putih, karangan? bunga putih,
lampion? kertas putih.....
Siang malam tamu datang dan pergi
untuk menghormati almarhum, atau sekedar
menumpang makan minum gratis. Isteri Sebun
Him dengan mata merah kebanyakan
menangis senantiasa berada di samping peti
jenazah. Perempuan gemuk itu memakai
pakaian belacu putih dan tidak mengenakan
perhiasan intan permatanya selama
perkabungan, itupun merupakan siksaan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1866
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tersendiri baginya sebab perhiasan?nya sudah
nyaris menjadi anggota tubuhnya.
Liu Jing-yang terus mendampingi ibu
mertuanya tersebut dengan sikap prihatin, ia
berusaha memperagakan kesedihannya yang
luar biasa dengan menunggui peti jenazah
hampir tanpa selang waktu, siang atau malam.
Lagaknya memang meyakinkan. Persis ketika
dulu di Liu-keh-chung dia bersedih untuk
kematian Liu Tek-san, saudara sepupunya yg
juga "dibunuh Hek-eng-po"....
Beberapa hari kemudian Sebun Him tiba
dari Siong-san dan rumah besar itu kembali
diguncang ratap tangis, mengikuti Sebun Him
yang menangis di samping peti mati sambil
meng-usap? pipi Sebun Hiong yg sudah dingin.
Ketika ratap tangis mulai reda, tiba? Sebun
Him menatap tajam? ke arah Liu Jing-yang
sambil berkata, "Aku sudah tahu siapa yang
telah membunuh A-hiong! Begitu pemakaman
selesai, pembunuhnya akan aku hukum
seberat-beratnya!"
Liu Jing-yang yang sedang ikut
"meratap sedih" itu sempat terkejut
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1867
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mendengar ucapan mertuanya tersebut. Ketika
mertuanya menatapnya dengan tajam,
keringat dinginpun bagaikan terperas habis
dari tubuhnya, sampai membasahi baju kain
belacunya.
Sekuat tenaga ia berusaha tidak
memperlihatkan kegugupannya dengan cara
menghibur diri, "Tidak ada yang melihatku
malam itu. Tidak seorangpun. Aku yakin.
Gakhu (ayah mertua) tentu hanya ingin
melihat perubahan wajah orang? di ruangan
ini, dan aku tidak boleh terpancing...."
Meskipun berusaha menenteramkan diri
sendiri, toh jantungnya berdenyut lima kali
lebih cepat dari biasanya dan keringat dingin
tak henti?nya mengalir.
Sebun Him sekuat tenaga
mengendalikan diri agar tidak langsung
menerkam dan mencekik leher Liu Jing-yang di
hadapan ratusan tamu di ruangan itu. Ia sudah
yakin Liu Jing-yang lah pembunuh puteranya,
pendorongnya apa lagi kalau bukan karena
warisan harta yang menggunung? Namun ia
bertekad, kematian Liu Jing-yang kelak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1868
Rewriter & Pdf Maker : OZ
hendaknya merupakan suatu keuntungan pula
bagi rencananya, terutama bagi kedoknya yg
nyaris terbuka oleh Ketua Hwe-liong-pang....
Karena pikiran itulah maka sikapnya
kepada Liu Jing-yang berubah. Bahkan
kemudian me-nepuk? pundak Liu Jing-yang
seolah tidak mencurigainya, dan berkata,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jing-yang, berlatihlah sungguh? agar kelak
dapat ikut membalas sakit hati Suhengmu...."
Tadinya Liu Jing-yang sudah takut
setengah mati bahwa tepukan? di bahunya itu
akan merontokkan tulang?nya dan
membuatnya muntah darah, tapi ternyata
tepukan biasa saja. Maka legalah ia. Sambil
memamerkan air matanya kembali, ia
menjawab, "Aku bersumpah untuk membunuh
orang Hek-eng-po se-banyak?nya demi arwah
Suheng...."
Sebun Him menanggapinya dengan
menggeram sinis dalam hatinya, "memang
Hek-eng-po sudah melakukan banyak
pembunuhan demi cita?ku, tapi enak betul
kalau setiap pembunuhan lalu dituduhkan
kepada kami...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1869
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tengah "sandiwara" antara mertua dan
menantu itu berlangsung mengasyikkan, Liu
Beng tiba? melangkah masuk, mendekati
Sebun Him untuk memberi hormat dan
melapor, "Toaya, tamu? dari Hoa-san-pai tiba
di pintu gerbang...."
Mendengar itu, bergegas Sebun Him
mengajak isterinya, menantunya dan anak
gadisnya untuk menyambut keluar.
Hoa-san-pai adalah perguruan asal
Sebun Him, meskipun kemudian ia menjadi
lihai karena menemukan ilmu Kun-goan-sin
kang yang bukan berasal dari aliran Hoa-san
pai.
Rombongan Hoa-san-pai ternyata cukup
besar, terdiri dari belasan orang yang campur
aduk antara Tojin (imam agama To) dan orang
biasa, dari segala tingkatan. Yang memimpin
adalah seorang kakek tua bukan Tojin, Kiau
Bun-han yang bergelar Pat-hong-kiam-kong
(Cahaya Pedang Delapan Penjuru) yang
usianya sudah hampir sembilanpuluh tahun
tapi masih kelihatan gagah dengan punggung
yg tetap lurus.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1870
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Ia termasuk angkatan tua, paman guru
dari Sebun Him, sedang lain?nya adalah
pendekar? yang seangkatan dengan Sebun
Him, atau lebih muda. Di antaranya terdapat
pula Bhe Giok-im dan adik laki?nya, anak Bhe
Un-liang almarhum dari Liong-coan. Anak laki?
itu tidak lupa membawa sebuah mainan
kesayangannya, boneka wayang potehi....
Sebun Him segera berlutut di depan
paman gurunya, diikuti isterinya, menantu dan
puterinya, mengucapkan salam dan kemudian
mempersilahkan masuk ke dalam untuk
bergabung dengan tamu? lainnya, tetapi di
tempat yang lebih terhormat.
Setelah anggota rombongan
bersembahyang di depan peti jenazah, mereka
segera mengambil tempat duduk. Kiau Bun
han segera berkata kepada Sebun Him, "Sutit
(keponakan murid), begitu kabar kematian
puteramu sampai di Hoa-san, kami langsung
kemari. Sebenarnya kami hendak ke Liong
coan sebab puteri Bhe Sutit datang menangis
ke Hoa-san untuk mengadukan nasib ayahnya
yang dibunuh si keparat Majikan Hek-eng-po,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1871
Rewriter & Pdf Maker : OZ
namun kami kemudian mendengar musibah
menimpa keluargamu pula, diakibatkan oleh
tangan yang sama!"
Memang Hoa-san, gunung yang menjadi
pusat aliran silat Hoa-san-pai terletak pula di
propinsi Siam-sai, sehingga tidak
mengherankan kalau orang? Hoa-san-pai cepat
mendengar berita duka dari Se-shia.
Sementara itu, seorang saudara
seperguruan Sebun Him yang bergelar Seng
hua Tojin dengan geram memukul pegangan
kursi sambil berkata, "Hek-eng-po sudah
berani membunuh Bhe Sute dan Sebun Sutit,
ini berarti sudah menantang perang kepada
Hoa-san-pai kita! Perguruan kita akan
ditertawakan orang kalau tidak berani
mengambil tindakan balasan yang setimpal!"
Sebun Him menunjukkan wajah
sedihnya lalu berkata, "Semangat untuk
membalas sakit hati mungkin ada dalam diri
kita masing?. Tapi... agaknya sulit.....
"Hem sesulit apapun, nama besar Hoa
san-pai harus ditegakkan dan tidak boleh
dibiarkan di-injak? kaum iblis itu!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1872
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Namun Sebun Him menunjukkan sikap
seperti orang yang patah semangat, ia meng
geleng?kan kepala, "Dulu aku membenci Hek
eng-po mati?an, tak kusangka bahwa Hek-eng
Pocu itu ternyata.... ternyata adalah.... ah,
lebih baik tak usah kukatakan saja..."
"Siapa dia? Katakan namanya!"
"Betul, bukan saja untuk membalas
sakit hati Hoa-san-pai, tapi juga untuk
mengamankan dunia persilatan dari teror keji
iblis? itu!"
Sebun Him menunjukkan sikap sangat
berat hati, "Seorang sahabatku yang namanya
cukup terhormat di kalangan persilatan,
ternyata adalah dalang dari semua malapetaka
ini. Aku sebenarnya rela kehilangan puteraku
tanpa membuka rahasianya, sebab aku sayang
kalau nama baiknya sampai runtuh, aku hanya
ingin menasehatinya secara diam? agar dia
merubah kelakuannya...."
"Tidak bisa!" imam Seng-hua
menggebrak meja begitu keras sehingga tamu?
lainnya kaget dan menoleh. "Nama itu harus
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1873
Rewriter & Pdf Maker : OZ
disebutkan, harus diumumkan, biar semua
orang persilatan tahu siapa iblis itu!"
"Baiklah," kata Sebun Him dengan
berat. "Karena Susiok dan para saudara
seperguruan mendesakku, juga demi
keamanan dunia persilatan, aku sebutkan siapa
dia itu. dia bukan lain adalah Tong Lam-hou,
Ketua Hwe-liong-pang...."
Terdengar suara gemerantang, ketika
mangkuk teh di tangan Bhe Giok-im jatuh dan
pecah di lantai. Wajah gadis itu merah padam
menahan kemarahan. "Tong Lam-hou, aku
bersumpah akan mencincangmu, biarpun
ilmumu setinggi langit dan kau dihormati
kalangan luas seperti seorang dewa yang suci!"
Dengan sikap menyayang, Sebun Him
mengulur tangannya untuk membelai kepala
gadis remaja yang sudah yatim piatu itu.
suaranya kedengaran menghibur, namun
sebenarnya menghasut, membakar hati,
"Relakan saja kematian orang? yang kita cintai,
A-im, akupun sangat sedih kehilangan anak
laki?ku. Tapi mau apa lagi? kebanyakan orang
sudah terlanjur silau oleh nama Tong-lam-hou,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1874
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sulit membuat orang? percaya bahwa dialah
sebenarnya si iblis itu...."
Para pendekar tua Hoa-san-pai itu
sebenarnya bukan manusia? otak udang yang
berpikiran sempit. Kalau mendengar dari orang
lain, mereka tidak akan dengan gegabah
menerima tuduhan terhadap Ketua Hwe-liong
pang itu, namun yang bicara justru Sebun Him,
orang seperguruan kebanggaan mereka yang
namanya dikenal bersih dan terhormat. Bahkan
yang anak laki?nya telah menjadi korban Hek
eng-po sehingga sulit untuk tidak
mempercayainya.
Seperti orang tua yang dengan
bijaksana menasehati anak tetangganya agar
jangan nakal, namun kalau anaknya sendiri
nakal dan dimarahi tetangga, maka ia akan
membela habis?an, kalau perlu batu dan
bakiak akan beterbangan.
Begitu pula orang? Hoa-san-pai
tersebut, mereka yakin bahwa pihak mereka
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak mungkin salah. Selalu benar. Yang salah
itu pasti orang lain.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1875
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Seorang pendekar seangkatan Sebun
Him yang mukanya berewokan, bernama Kong
Beng-thian dan berjuluk Jiat-eng-kiam (pedang
bayangan maut), menggeram, "Sudah aku
duga. Tetapi kita tidak perlu heran
mendengarnya, seandainya kita mau
menengok sejarah Hwe-liong-pang di masa
lalu. Mereka memang kumpulan iblis? terkutuk.
Hanya selama dua puluh tahun terakhir ini, di
bawah pimpinan Tong Lam-hou, mereka ganti
siasat dengan bertopeng pendekar pembela
keadilan. Hampir seluruh dunia berhasil
mereka kelabui. Tapi mereka tetap saja
dengan nafsu teror mereka membentuk
gerombolan lain yang diberi nama Hek-eng-po,
padahal Hek-eng-po hanyalah cabang Hwe
liong-pang sendiri!"
"Sehabis pemakaman, kita harus
umumkan kenyataan ini se-luas?nya. Kita ajak
seluruh kekuatan putih dunia persilatan untuk
menggempur Tiau-im-hong! Kalau perlu, Hoa
san-pai kita harus berani berdiri di barisan
paling depan!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1876
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Disamping sedih kehilangan puteranya,
Sebun Him juga gembira karena hasutannya
berhasil. Hoa-san-pai adalah satu dari tujuh
aliran silat besar di Tiong-goan, kalau Hoa-san
pai sudah buka suara, maka mau tidak mau
dunia persilatan akan mendengarkannya.
"Tetapi, Sute, dari mana kau bisa tahu
bahwa Hek-eng Pocu adalah Tong Lam-hou?"
tanya Seng-hua Tojin kepada Sebun Him.
Yang ditanya pun mulai mengarang
cerita, "Ketika aku sedang di Siong-san
bersama Pun-bu Hweshio dan Tong Lam-hou,
aku mendengar kabar bahwa anakku terbunuh
di Ban-siong-tin oleh keparat? Hek-eng-po.
Rupanya Tong Lam-hou sengaja membuat aku
sibuk di Siong-san dengan mengajak main
catur, ber-bincang? tentangsilat, dan
sebagainya, sementara anak buahnya
mengganas di luaran untuk membantai
keluargaku...."
"Terus bagaimana?"
"Waktu itu aku belum percaya Tong
Lam-hou adalah penjahatnya, maklumlah,
kami berdua bersahabat baik berpuluh tahun
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1877
Rewriter & Pdf Maker : OZ
lamanya. Aku tinggalkan Siong-san untuk
menyelidik ke Ban-siong-tin tapi Tong Lam-hou
juga menyusul ke tempat pembunuhan itu.
Ketika aku berusaha menyelidiki
kematian anakku, dia dengan tetap berlagak
sebagai sahabat baik, telah berusaha
merintangi dan mengaburkan penyelidikanku.
Rupanya cemas jejak kejahatannya akan
tersingkap. Namun akhirnya tersingkap juga
kedoknya sebagai Hek-eng Pocu, bahkan kami
sempat bertempur. Dia dapat aku kalahkan
dan kabur sambil mengancam akan
menyebarkan desas-desus di dunia persilatan
bahwa akulah sebenarnya Hek-eng Pocu,
bukan dia...."
"Bangsat tua Tong Lam-hou itu bukan
Cuma pintar membunuh, tapi juga memfitnah!"
geram Kong Beng-thian sengit. "Itulah cara
kerja Hwe-liong-pang sejak dulu. Bermuka
dua. Dulu Tong Wi-siang dan Siangkoan Hong
ber-pura? menjadi pendekar kebajikan,
sementara sebagian orang Hwe-liong-pang di
bawah pimpinan Te-liong Hiang-cu melakukan
teror keji. Bangsat!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1878
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Demikianlah, selagi pembicaraan di
kalangan orang? Hoa-san-pai semakin sengit
mengutuk Tong Lam-hou, Liu Beng kembali
masuk memberi hormat dan melaporkan,
"Toaya, rombongan dari Hwe-liong-pang
datang menyatakan duka cita, dipimpin oleh
Tong Hujin (nyonya Tong) serta empat Hiangcu
(hulubalang)...."
Mendengar itu, semua orang Hoa-san
pai sudah menggenggam tangkai pedang
mereka masing?, siap untuk dicabut. Tapi
mereka tidak segera bergerak sembarangan,
masih ingin melihat bagaimana sikap Sebun
Him terhadap tamu "golongan iblis" itu.
Sebun Him berkata, "Aku mengharap
Susiok dan saudara? seperguruan tetap
tenang. Biarlah rombongan itu masuk dan
berlagak sebagai tamu yang baik, kita lihat
saja bagaimana tingkah mereka yang penuh
ke-pura?an. Tapi jangan bertempur di sini dan
saat ini, aku mohon...."
Kalau Sebun Him sebagai tuan rumah
dan orang tua yang kehilangan anak saja bisa
menahan diri sehebat itu, tidak ada jalan lain
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1879
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bagi pendekar? Hoa-san-pai kecuali menuruti
permohonan tersebut. Tapi mereka tetap
bermata mencorong penuh dendam, duduknya
juga gelisah, seolah di kursi mereka ada ribuan
kutu busuk kelaparan menggigiti pantat
mereka.
Liu Beng agak heran juga melihat
gerak-gerik tamu? Hoa-san-pai tersebut, tetapi
sebagai pegawai dia tidak ingin lancang
bertanya. Ia kemudian ikut saja di belakang
Sebun Him untuk keluar menyambut pelayat?
dari Hwe-liong-pang. Ia berharap mudah?an
dalam rombongan itu ikut pula Tong Gin-yan
yg sudah menjadi sahabatnya biarpun baru
bertemu satu kali ketika mengeroyok Hek-eng
Pocu dulu.
Ternyata tidak, rombongan Hwe-liong
pang cuma terdiri dari lima orang dan Tong
Gin-yan tidak nampak di antaranya, bahkan
ketua Hwe-liong-pang sendiri tidak kelihatan
batang hidungnya. Yang memimpin adalah
seorang perempuan setengah tua yang masih
nampak ramping dan cantik, To Li-hua, wanita
Manchu isteri Tong Lam-hou.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1880
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Pengiringnya adalah empat kakek?
berjubah beraneka ragam warna dan
potongannya tapi tidak mengandung setitik
warna merahpun sebagai tanda hormat kepada
keluarga yang sedang berduka, juga tidak ada
yang membawa senjata. Agaknya merekalah
tokoh? Hwe-liong-pang yang selama ini dikenal
dengan sebutan Su-tay Hiangcu (Empat
Hulubalang Utama) yang berkedudukan lebih
tinggi dari delapan Tongcu dan delapan
Hutongcu.
Kakek yang bertubuh kurus pucat
adalah Oh Yun-kim, seorang berdarah Korea
yang mahir tendangan Tae-kyun dari negeri
leluhurnya sehingga dijuluki denganBu-ing-tui
siu (kakek tendangan tanpa bayangan).
Sebelahnya, yang berpakaian seperti orang
daerah Se-cuan, lengkap dengan topi kulit dan
sepatu jeraminya adalah Auyang Siau-pa yang
kecepatan Golok Pendek Bulan Sabit-nya
ditakuti lawan, namun kali itu ia tidak
membawa goloknya, se-tidak?nya tidak
kelihatan. Entah kalau disembunyikan dalam
jubahnya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1881
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Kakek ketiga bermuka hitam berbadan
lebar kekar. Namanya Lu Siong dan julukannya
Jian-kin-sin-kun (Tinju Malaikat Seribu Kati).
Kakek keempat bertubuh agak pendek,
hanya setinggi pundak rekan?nya, tubuhnya
gemuk, biarpun memelihara jenggot putih
panjang namunwajahnya justru wajah bocah
yang putih ke-merah?an, banyak tersenyum.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ialah Siau-lo-cia (Dewa Lo-cia Kecil) Ma Hong.
Jaman lalu, keempat kakek itu adalah
empat dari delapan Tongcu (Kepala Seksi)
Hwe-liong-pang, kemudian empat yang lainnya
sudah gugur dalam berbagai peristiwa
persilatan, atau meninggal dunia karena usia
tua. Empat sisany anik kedudukan menjadi
Hiangcu, sedang kedudukan Tongcu diisi oleh
tokoh? muda Hwe-liong-pang.
Keempat Hiangcu itu biasanya hidup
tenteram di Tiau-im-hong, sedangkan riuh
rendahnya dunia persilatan hanya diurus oleh
para Tongcu saja. Namun kini melihat Su-tay
Hiangcu muncul sekaligus di rumah keluarga
Sebun, menunjukkan Hwe-liong-pang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1882
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menganggap cukup serius urusan dalam
keluarga Sebun itu.
Melihat itu, sekilas timbul pikiran Sebun
Him untuk menyandera isteri Tong Lam-hou
untuk memaksa agar sang ketua Hwe-liong
pang mengakui dirinya sebagai Hek-eng Pocu
supaya kecurigaan dunia persilatan menumpuk
semua di kepalanya. Sebun Him tahu,
kepandaian To Li-hua tidak seberapa.
Namun ketika terpandang olehnya
keempat kakek pengiring To Li-hua tersebut,
maka bimbanglah Sebun Him. Sejak ia masih
muda dulu, keempat kakek Hwe-liong-pang itu
sudah terkenal ketinggian ilmunya.
Meskipun dirinya dibantu pegawai?nya
yang berjumlah banyak dan semuanya terlatih
silat, ditambah orang? Hoa-san-pai, ditambah
lagi tamu?nya yang mungkin mempercayai
fitnahannya, belum tentu pihaknya berhasil
menangkap To Li-hua berlima.
Bukan cuma karena ketinggian ilmu Su
tay Hiangcu, tetapi juga karena di antara
tamu? juga banyak sahabat? Hwe-liong-pang
yang tidak akan berpangku tangan saja. Kalau
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1883
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sampai penangkapan gagal dan Ketua Hwe
liong-pang mendengarnya, maka rahasianya
sendiri sebagai Hek-eng Pocu akan segera
tersiar melalui mulut Tong Lam-hou.
Ia sendiri tidak tahu kenapa Tong Lam
hou tidak ikut muncul bersama rombongan
Hwe-liong-pang ini, entah di mana dan sedang
apa? Ia mengharapkan agar tiga pembantunya,
Jiat-jiu Lokoai, Ang-pit Tojin, dan Hin-heng
Lojin yang sudah diperintahkannya untuk
membunuh Tong Lam-hou sudah berhasil
dengan tugasnya. Fitnahannya terhadap Tong
Lam-hou di hadapan pendekar? Hoa-san-pai
tadi hanyalah sekedar "siasat cadangan"
seandainya Jiat-jiu Lokoai bertiga tidak berhasil
melaksanakan tugas.
Tapi dorongan untuk menyandera isteri
Tong Lam-hou telah dibuangnya jauh?. Itu
sejenis permainan untung?an yang kelewat
berbahaya kalau gagal, kalaupun berhasil bisa
menyuramkan pandangan orang banyak
terhadap keluarga Sebun yang menyandera
isteri sahabatnya sendiri. Sebagai Hek-eng
Pocu, ia boleh berbuat sekeji apapun dengan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1884
Rewriter & Pdf Maker : OZ
berlindung di balik kedoknya. Tapi sebagai
Sebun Him ia harus tetap menjaga nama
baiknya. Walaupun kemarahan dan kesedihan
bercampur aduk, dia bertekad untuk tetap
bertindak dituntun akal sehatnya.
Karena itulah dia menyambut
rombongan Hwe-liong-pang dengan baik.
Mengantarkan mereka sampai di depan peti
jenazah untuk bersembahyang, membalas
hormat mereka mewakili pihak keluarga yang
berkabung, kemudian mempersilahkan mereka
duduk, atau membiarkan mereka saling
menyapa dengan tamu? yang sudah mereka
kenal.
Tapi ketika To Li-hua serta Su-tay
Hiangcu menyapa hormat ke pihak Hoa-san
pai, mereka tercengang karena orang? Hoa
san-pai menyambutnya dengan angkuh dingin,
bahkan tidak bangkit dari kursi mereka.
Bahkan pula mata mereka memancarkan rasa
permusuhan dan kebencian yang tak diketahui
sebab-musababnya oleh orang? Hwe-liong
pang tersebut.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1885
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Apakah karena aku wanita dari Liau
tong (tempat asal bangsa Manchu)?" demikian
To Li-hua bertanya kepada dirinya sendiri di
dalam hati sambil kembali ke kursinya. Ia
sadar, jaman itu rasa permusuhan sebagian
orang Han terhadap orang Manchu masih tebal.
Orang Manchu dianggap bersalah atas
runtuhnya dinasti Beng, dinastinya orang? Han.
Sebagian orang Han lebih suka di
bawah pemerintahan yang kacau-balau asal
kaisarnya orang Han sendiri daripada
pemerintahan yang tertib tapi kaisarnya
kelahiran Liau-tong....
Sementara Auyang Siau-pa dan lain?
anggota Su-tay Hiangcu juga heran atas sikap
para jenggot putih dari Hoa-san-pai tersebut.
Selama puluhan tahun terakhir ini, rasanya
perhubungan Hwe-liong-pang dengan pihak
Hoa-san-pai cukup baik, meskipun tidak akrab
benar. Kenapa kini mendadak orang? Hoa-san
pai menatap mereka seolah mereka sudah
mengemplang hutang selaksa tahil?
Namun kemudian To Li-hua dan Su-tay
Hiangcu tak peduli lagi biarpun orang? Hoa
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1886
Rewriter & Pdf Maker : OZ
san-pai melotot atau me-ngerot? gigi, atau
me-megang? tangkai pedang, atau saling
berbisik sambil me-lirik? dengan muka penuh
kemarahan...
"Barangkali mereka baru saja kencing di
kuburan yang angker dan kesurupan hantu?
penunggu kuburan itu," pikir Oh Yun-kim
dalam hatinya.
Sementara itu, Liu Jing-yang yang
masih sibuk membalas hormat para tamu yang
datang dan pergi, berdampingan dengan ayah
mertuanya, tiba? didekati oleh seorang
pengawal keluarga Sebun yang membawa
sepucuk surat bersampul. "Liu Siauya,
seseorang menitipkan surat ini untuk
Siauya...."
"Mana orangnya?" tanya Liu Jing-yang
sambil menerima surat itu.
"Sudah pergi, Siauya. Ia hanya minta
disampaikan suratnya kepada Siauya lalu
buru? pergi. Selangkahpun tidak masuk ke
pintu...."
Liu Jing-yang merasa pengirim surat itu
agak aneh gerak-geriknya, isi suratnya pun
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1887
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1888
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tentu tergolong aneh pula. Karena itu ia tidak
mau membuka sampul surat tersebut di
samping ayah mertuanya. Kuatir kalau sang
ayah mertua ikut melihat isi surat yang
seharusnya diketahui olehnya sendiri saja....
Dengan alasan akan menyelesaikan
sebuah urusan di bagian belakang, Liu Jing
yang mohon diperbolehkan meninggalkan
samping peti mati sebentar. Sebun Him hanya
mengangguk dengan dingin, dan Liu Jing-yang
segera menghilang ke belakang.
Di kebun samping yang sepi, Liu Jing
yang merobek sampul surat dan mengeluarkan
selembar kertas yang terlipat rapi. Ketika
kertas dibeber, terguncanglah jantung Liu Jing
yang.
Kertas itu tidak berisi sebuah hurufpun,
hanya sebuah lukisan kasar dan jelek seperti
hasil karya pelukis pemula.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Namun toh lukisan jelek itu gampang
dipahami artinya oleh orang paling goblok
sekalipun. Lukisan itu menggambarkan sebuah
tempat yang banyak pohon cemaranya, ada
gambar seorang lelaki yang sedang ditusuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1889
Rewriter & Pdf Maker : OZ
punggungnya dengan pedang oleh seorang
lelaki lainnya. Lelaki yang ditusuk itu diberi
tulisan "Sebun Hiong" dan yang menusuk
bertuliskan "Liu Jing-yang"!
Keruan Liu Jing-yang menggigil dan
mukanya menjadi pucat pasi, ia yakin peristiwa
di luar kota Ban-siong-tin pada saat ia
membunuh Sebun Hiong itu tak dihadiri orang
ketiga. Ia yakin. Tapi.... lukisan itu.....
Ia tenangkan debaran jantungnya lebih
dulu, lalu memeriksa lukisan tersebut lebih
cermat. Alangkah kasarnya, tentu pelukisnya
tidak becus memegang kuas. Yang
digambarkan sebagai orang itu hanyalah
bulatan kecil dengan dua titik sebagai kepala
dan mata, dan bulatan besar sebagai badan.
Tangan dan kaki hanya berbentuk garis? kasar.
Tapi bukan jeleknya lukisan itu, melainkan
maknanya yang menimbulkan gambaran
menakutkan dalam diri Liu Jing-yang bahwa
perbuatan khianatnya di Ban-siong-tin itu
ternyata diketahui orang, entah siapa. Itu
membahayakan kedudukannya sebagai ahli
waris tunggal kekayaan keluarga Sebun.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1890
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Siapa pengirim surat itu?
"Apakah A-liu?" demikian Liu Jing-yang
men-duga? dalam hati. "Aku tahu A-liu
sebenarnya seorang lelaki yang menyamar
sebagai gadis pelayan keluarga Sebun sebab
aku pernah melihat dia kencing (dan mak
plenus...xixixi.......). Dia menghilang setelah
kejadian di Ban-siong-tin......"
Meskipun gugup, tapi per-lahan? otak
Liu Jing-yang mulai berjalan lagi. Siapapun
pengirim surat lukisan itu, pikirnya, dia tentu
hanya ingin menggertak aku, mungkin hendak
mengadakan semacam perjanjian saling
menguntungkan denganku. Kalau dia hendak
menjatuhkan aku, kenapa surat ini tidak
diserahkan langsung kepada Gakhu, melainkan
kepadaku dulu? Ini pasti semacam
pemerasan....
Berpikir demikian, hatinya menjadi
sedikit lega. Yang penting, harus diketahui
lebih dulu siapakah pengirim surat itu. Tentu
dalam beberapa hari ini akan menghubungi
aku lagi, entah dengan cara bagaimana,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1891
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pikirnya. "Tidak mungkin ia hanya ingin me
nakut?i aku, terang ada maunya....."
Tapi gara? surat gelap itu, Liu Jing-yang
merasa rumah keluarga Sebun jadi kurang
aman baginya. Kecuali kalau sang ayah mertua
sudah mampus pula, barulah ia dapat
mengangkangi warisannya dengan bebas tanpa
takut kepada siapapun lagi, baik kepada ibu
mertuanya maupun kepada isterinya.
Ya, ia harus mulai memikirkan langkah?
untuk melenyapkan mertua lelakinya. Tapi
mertuanya itu begitu tinggi ilmunya,
bagaimana cara membunuhnya? Dengan
racun? Belum tentu berhasil, malah bisa
konangan. Menyewa pembunuh? sekaliber
Hong-san-pat-sat atau Lau Hong dan
kawan?nya? Percuma, mem-buang? uang saja,
mereka pasti akan disapu habis oleh ayah
mertuanya dengan gampang. Lalu dengan cara
bagaimana? Oh, ada akal. Dengan cara
menghubungi dan mengajak kerja sama Hek
eng Pocu, yang dalam pikiran Liu Jing-yang
adalah musuh yang setimpal buat ayah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1892
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mertuanya. Ya, Hek-eng Pocu adalah orang
yang cocok!
Bukankah selama ini ayah mertuanya
menyatakan saling membenci dengan Hek-eng
Pocu? Dengan sedikit bantuannya, ayah
mertuanya akan didorong masuk perangkap
Hek-eng Pocu agar mampus! Akal cemerlang,
Liu Jing-yang memuji kecerdasan otaknya
sendiri. Aku memang hebat, aku memang
cerdas, aku yang pantas membangun kembali
kejayaan Liu-keh-chung!
Wahai keparat Hek-eng Pocu, tunggulah
dengan sabar sampai mertuaku aku serahkan
ke tanganmu untuk kau sembelih, dan
mudah?an kau ikut mampus juga supaya
dendam keluargaku terbalas! Ha-ha, ini
namanya sekali dayung, dua pulau tercapai.
Musuh keluarga dan mertua pelit mampus
sampyuh!
Tiba? Liu Jing-yang ingat bahwa tadi
ayah mertuanya me-nyebut? bahwa Hek-eng
Pocu adalah samaran dari Ketua Hwe-liong
pang Tong Lam-hou. Jadi kini Liu Jing-yang
tahu ke mana jalannya untuk menghubungi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1893
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Hek-eng Pocu"! Ia berharap, kalung besi
berlambang elang yang dirampasnya dari Lau
Hong itu bisa digunakan untuk menghubungi
pihak Hek-eng-po.
Tapi enaknya menghubungi Tong Lam
hou sebagai Hek-eng Pocu atau sebagai Hwe
liong Pangcu? Ah, sebagai Hek-eng Pocu saja,
sebab kalau menghubunginya sebagai Hwe
liong Pangcu dia akan tersinggung demi nama
baiknya.
Ya, sebaiknya begitu saja. "Pantas, dulu
di kuburan tua, Tong Lam-hou membiarkan
Jiat-jiu Lokoai dan tiga orang sisa Sukoai
melarikan diri ketika hendak dibunuh Kam
Hong-ti dan Si Liong-cu," pikir Liu Jing-yang.
"Kiranya mereka diam? adalah anak buah Tong
Lam-hou sendiri....."
*Oz*
Bersambung ke jilid 33
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1894
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya : STEVANUS, S.P.
Jilid 33
Liu Jing-yang puas dengan rencananya
itu. Tapi itu rencana jangka panjang, harus
diatur dengan cermat sekali. Sedang rencana
jangka pendeknya adalah menemukan si
pengirim surat itu, pura? mau berunding, tapi
kalau ada kesempatan langsung gorok saja
lehernya....
Dengan hati lebiih tenang dan langkah
lebih mantap, si "menantu cerdas" inipun
kembali ke ruang mayat. Ketika lewat sebuah
keranjang sampah, dilemparkannya kertas
yang sudah diremasnya tersebut ke keranjang
sampah. Namun tiba? ia merasa tindakannya
tersebut kurang ber-hati?. Ia melangkah balik
ke keranjang sampah untuk mengambil lukisan
itu dan kemudian dibakarnya hingga menjadi
abu. Setelah itu barulah ia merasa aman.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1895
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Upacara pemakaman jenazah Sebun
Hiong barangkali adalah upacara pemakaman
paling megah yang pernah dilihat rakyat kota
Se-shia. Bukan itu saja, tetapi juga barisan
panjang jago? persilatan bernama besar,
pemimpin? kelompok? persilatan atau
perguruan? ternama, semuanya berbaris di
belakang kereta pengusung jenazah dengan
sikap hormat.
Di tengah keharuan dan kekhidmatan
yang meliputi upacara itulah orang? Hoa-san
pai dengan semangat tinggi, semangat
kebencian, menyusup kesana-kemari dan
menyebarkan berita bahwa Hek-eng Pocu si
durjana besar itu bukan lain adalah Hwe-liong
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pangcu Tong Lam-hou. Dan tanggapan orang
yang mendengarkanpun beraneka ragam.
"Pantas Hwe-liong Pangcu tak berani
muncul sendiri biarpun mengaku sebagai
sahabat Sebun Taihiap...." sahut sesorang
yang terhasut. "Kiranya dia sadar kedoknya
sudah terbuka. Dasar pengecut."
Fitnahan yang disebar Sebun Him
menemui "tanah subur" pada diri orang? yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1896
Rewriter & Pdf Maker : OZ
leluhurnya atau dirinya sendiri pernah bentrok
dengan Hwe-liong-pang dan masih merasa
dendam. Jumlah orang? ini lumayan banyak,
tapi secara sendiri? mereka tidak berani
berkutik terhadap Hwe-liong-pang yang besar
dan kuat.
Dengan beredarnya desas-desus
tersebut, orang? golongan ini menemukan
ikatan untuk bersatu satu sama lain. Segera
beredarlah bisik? yang agak keras tentang usul
untuk menggempur Tiau-im-hong, mengadili
Tong Lam-hou, atau menggalang kekuatan
golongan putih untuk menumpas iblis dan
macam? pendapat lagi.
Tapi tidak jarang bibit kebencian yang
disebarkan itu menemui "angin keras" seperti
misalnya, "Omong kosong! Dari mana
diperoleh desas-desus bau kentut itu?! Hwe
liong Pangcu Tong Lam-hou berbuat terlalu
banyak bagi kesejahteraan umat manusia,
terutama di daerah Se-cuan. Bagaimana
mungkin ia dituduh sebagai Hek-eng Pocu?
Fitnah belaka!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1897
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Benar? keji fitnah itu! Sudah lupakah
orang? ketika di masa mudanya Tong Lam-hou
rela melepaskan kedudukan panglima
kekaisaran yang cukup mulia demi membela
pamannya, Tong Wi-hong yang berdiri di pihak
pendekar? pejuang? Sampai Tong Lam-hou
sendiri nyaris dihukum mati...."
"Betul. Juga sudah lupakah orang akan
peristiwa mengharukan di Hek-ku-nia, ketika
Tong Lam-hou berusaha menyelamatkan
ratusan pendekar pejuang yang nyaris
terbantai habis oleh Hui-liong-kun di bawah
pimpinan Pakkiong Liong, sehingga dia
bertarung sendiri melawan sahabatnya itu?
justru Sebun Himlah yang....."
Sebenarnya orang itu hendak
melanjutkan kalimatnya dengan "......hanya
bisa gembar-gembor tanpa pernah melakukan
sesuatu yang berarti bagi dunia persilatan,
hanya sibuk mengumpulkan harta," namun
kalimat lanjutan itu dibatalkannya sebab ingat
dirinya sedang dalam iring?an pelayatan anak
Sebun Him. Kurang pantas kalau si pelayat
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1898
Rewriter & Pdf Maker : OZ
malah "ngrasani" keluarga yang tengah
berkabung.
Maka yang dikatakannya kemudian
hanyalah, "Keluarga Sebun atau orang? Hoa
san-pai tentu mendengar desas-desus ini dari
mulut usil yang tak bertanggung jawab. Kalau
kujumpai si mulut usil itu, akan aku jahit
mulutnya. Aku sumpah."
Tapi sebagian besar yang mendengar
desas-desus itu menunjukkan sikap paling
klasik, "Wah, itu bukan urusanku....."
Sementara di antara para pelayat
terdapat "arus bisik?" yang simpang-siur, maka
Liu Jing-yang punya kegelisahan sendiri. Tak
henti?nya ia meneliti wajah para pelayat yang
berjumlah puluhan ribu itu, kalau? menemukan
orang yang patut dicurigai sebagai si pengirim
surat gelap kemarin. Tapi pekerjaannya sia?.
Sementara peti jenazah turun ke liang
lahat, suasana menjadi mengharukan, dan Liu
Jing-yang harus menunjukkan kesedihannya
dan keharuannya di pinggir liang lahat.
Kemungkinan besar dia terharu karena
sebentar lagi akan menjadi ahli waris tunggal
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1899
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sebun Him. Maka diapun berhenti longak
longok kesana-kemari, sebab sikap itu
bukanlah sikap orang yang sedang terharu.
"Suheng.....suheng........." ia meratap di
pinggir liang lahat yang mulai diuruk tanah
oleh tukang?. Berkat latihannya selama ini, ia
berhasil menunjukkan sikap yang memilukan
para penontonnya.
Liang kubur selesai diuruk menjadi
gundukan tanah merah dan itulah rumah baru
Sebun Hiong. Sebun Him mengucapkan terima
kasih kepada para pelayat dan para pelayatpun
bubar meninggalkan tanah pekuburan.
Keluarga Sebun pun kembali ke rumahnya.
Ketika rombongan keluarga yang
bersedih itu lewat di sebuah jalan di kota Se
shia dalam perjalanan pulang, seorang
pengemis tiba? menyeberangi jalan di depan
mereka, wajahnya tak terlihat karena ia
memakai topi rumput lebat yang tepinya sudah
robek?. Pengemis berkeliaran di jalan, itu
bukan hal yang istimewa, tetapi Liu Jing-yang
justru tertarik.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1900
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Pengemis itu kedua tangannya
memainkan sepasang boneka terbuat dari
kain? bekas, di tangan salah satu boneka ada
sepotong lidi kecil yang boleh diumpamakan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1901
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1902
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pedang. Sambil mengoceh sendirian, pengemis
itu berulang kali memainkan boneka berpedang
itu menusuk punggung boneka satunya lagi.
Begitu asyiknya ia ber-main? boneka sambil
berjalan.....
Debar jantung Liu Jing-yang berkali
lipat kencangnya melihat permainan itu.
Sekilas diliriknya sang ayah mertua yang
berkuda di samping tandu yang ditunggangi
isterinya, kebetulan sang mertua juga sedang
meliriknya dengan mata yang tajam ber-kilat?.
Hampir saja Liu Jing-yang terperosot jatuh dari
pelana kuda saking kagetnya. Mendadak ia
merasa seperti pesakitan di depan meja
pengadilan sang hakim, tak kuasa menolak
tuduhan.
"Apakah.... apakah Gakhu sebenarnya
sudah mencium perbuatanku di Ban-siong-tin?"
Liu Jing-yang ngeri membayangkan kemarahan
mertuanya yang sakti itu. "Tapi.... tapi kenapa
Gakhu belum juga turun tangan terhadapku?
Kenapa ia malah me-nyiar?kan kabar bahwa
pembunuh Sebun Hiong adalah Tong Lam-hou
dan anak buahnya?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1903
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Karena rasa gentar dan bingung
menhadapi tatapan tajam sang ayah mertua, ia
jadi melupakan si pengemis dan boneka?nya
yang sudah menghilang di lorong kotor.
"Siauya, apakah kau kurang enak
badan?" Liu Beng yang tadinya berkuda di
belakang telah mempercepat kudanya untuk
mendampingi Liu Jing-yang. "Tadi aku lihat
Siauya hampir jatuh dari kuda, muka Siauya
juga pucat sekali...."
"Ti... ti...... tidak apa?, A-beng." Sahut
Liu Jing-yang gemetar suaranya.
Beberapa kali, Sebun Him menoleh
kepada Liu Jing-yang dengan pandangan mata
menusuk, membuat Liu Jing-yang semakin
panik dan merasa ditelanjangi senua
kebusukannya yang selama ini disembunyikan.
Hatinya merasa tenggelam ke laut yang dalam,
bayangan akan harta membukit yang bakal
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diwarisinya itu dalam satu detik saja berubah
menjadi bayangan maut yang siap menerkam
nyawanya.
Tiba? ia merasa putus asa, haruskah
harta karun yang sudah di depan mata itu
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1904
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ditinggalkan? Tapi oleh rasa takut dan
paniknya sendiri, ia merasa kalau ikut pulang
kembali ke puri keluarga Sebun maka agaknya
tidak akan keluar lagi hidup? dari rumah itu.
"Gakhu pasti sudah tahu........ pasti!" pikirnya
gugup. "Pengirim surat keparat itu barangkali
juga mengirimkannya kepada Gakhu, atau
Gakhu memperoleh dari sumber lain? Mungkin
A-liu? Mungkin juga sisa? orang?nya Lau Hong
di Ban-siong-tin yang berhasil diperas mulut
mereka....?"
Makin dipikirkan, makin ketakutan
sendiri Liu Jing-yang. Makin segan ia kembali
ke rumah keluarga Sebun. Dengan perasaan
berat ia menghadapkan diri kepada dua
pilihan; kekayaan yang membukit ataukah
keselamatan nyawa? Ia memilih yang kedua.
Selama nyawa masih di tubuh, harta yang
diincarnya masih mungkin didapatnya. Tapi
kalau nyawa sudah kabur, harta sebesar
gunung Thai-san pun percuma saja.
Ketika itu rombongan sudah hampir
keluar dari pintu selatan kota Se-shia, setelah
itu jalan lurus ke rumah keluarga Sebun di luar
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1905
Rewriter & Pdf Maker : OZ
kota. Dengan tekad lebih dulu menyelamatkan
nyawanya, Liu Jing-yang membuat alasan
kepada Sebun Giok yang duduk dalam tandu
kedua, untuk memisahkan diri "sebentar" dari
rombongan.
"Untuk menjumpai seorang sahabat dari
jauh yang ikut pelayatan ini," demikian
alasannya. "Aku kuatir kalau tidak kutemui
sekarang, ia akan keburu meninggalkan Se
shia. Ia seorang sahabatku sejak kanak? di Ho
lam...."
"Kenapa tidak kau undang saja dia ke
rumah kita?" tanya isterinya dari balik tirai
tandu.
"Justru aku hendak menjumpainya di
penginapan Lam-bun-tiam untuk undang dia
datang ke rumah," Liu Jing-yang berdalih. "Kau
bersama ayah dan ibu pulanglah dulu, nanti
aku akan menyusul...."
Tetapi dalam hatinya ia menyambung,
"Aku hanya akan pulang kembali setelah
ayahmu mati sampyuh dengan Hek-eng Pocu,
dan aku akan bisa mengambil alih pimpinan
keluarga Sebun...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1906
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Tidak perlu berpamitan kepada ayah?"
tanya Sebun Giok lagi. kecerewetannya
menjengkelkan Liu Jing-yang, namun dia
menahan diri sekuatnya.
"Tidak usah, hanya sebentar. Sebelum
tengah hari nanti aku sudah akan bergabung
kembali di rumah...."
"Tidakkah perlu aku menemani Siauya?"
sekarang Liu Beng lah yang menjengkelkannya
dengan pertanyaan?. "Jangan sampai masuk
perangkap musuh seperti Sebun Siauya...."
Tentu saja Liu Jing-yang menolak.
"Tidak usah, dlam kota Se-shia yang sedang
dipenuhi oleh pendekar? golongan putih ini,
mana berani Hek-eng-po memasang
perangkap?"
"Tapi sebaiknya Toaya diberi tahu...."
"Tidak usah," hampir saja Liu Jing-yang
beteriak membentak Liu Beng karena
jengkelnya. Tapi lalu suaranya direndahkan
agar tidak sampai terdengar oleh ayah
mertuanya yang berkuda paling depan. "Tidak
usah, ingat pesanku. Gakhu dan Gakbo sedang
sangat bersedih, tidak perlu mereka semakin
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1907
Rewriter & Pdf Maker : OZ
repot dengan urusan kecil yang satu jam saja
selesai...."
Lalu Liu Jing-yang melompat turun dari
kudanya, menyerahkan tali kuda ke tangan Liu
Beng, dan menghilang di tepi jalan yang penuh
manusia. Ia memang masuk ke sebuah rumah
penginapan yang bermerk "Lam-bun-tiam"
dekat pintu selatan, untuk menghilangkan
kecurigaan Liu Beng dan Sebun Giok. Sekali ia
menoleh ke arah punggung Sebun Him yang
berkuda jauh di depan tanpa me-noleh? lagi....
"Lu Siauya....." pengurus dan pegawai
rumah penginapan itu menyapa dengan
hormat ketika mengenali tuan muda menantu
keluarga Sebun itu. "Ada urusan apakah se...."
Kalimat itu tak terselesaikan sebab Liu
Jing-yang tanpa menjawab sepatah katapun
telah langsung menerobos ke bagian belakang
penginapan itu dengan sikap ter-gesa?. Tidak
ada orang yang menghalanginya, sekalipun
mereka ter-heran? kenapa menantu keluarga
Sebun itu bersikap seperti maling jemuran
yang sedang di-buru? orang sekampung?
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1908
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Liu Jing-yang sampai di pintu belakang,
menyeberangi halaman yang memisahkan
kamar para tamu dengan deretan kakus dan
kandang kuda, lalu nyeplos lewat sebuah pintu
kecil di dinding belakang yang tembus ke
sebuah lorong penuh sampah.
Seorang pengemis dengan sepotong
kayu tengah me-ngorek? tumpukan sampah
untuk mencari sesuatu. Ia menoleh ketika
mendengar suara langkah? dan terkejut ketika
tiba? ada seseorang yang menerkamnya dan
menghadiahkan sebuah hantaman keras
dengan pinggir telapak tangan ke lehernya.
Sebuah pukulan mematikan, sebab
leher si pengemis langsung terkulai lemas
menandakan lehernya patah dengan mata
membelalak penasaran.
Dengan cekatan Liu Jing-yang
mencopoti pakaian dan topi si pengemis yang
sudah mati itu. Tidak ada kantong kain yang
dibawa oleh si pengemis, menandakan
pengemis itu bukan anggota Kai-pang (Serikat
Pengemis) yang luas dan kuat organisasinya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1909
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Kalau ia keliru membunuh seorang
anggota Serikat Pengemis yang punya jaringan
rapi, tokoh? berilmu tinggi, dan rasa setia
kawan yang tebal, maka Liu Jing-yang akan
selalu diburu kesulitan, tidak peduli dia
menantu Sebun Him. Tapi pengemis itu bukan.
Liu Jing-yang lalu mencopoti pakaiannya
sendiri yang mewah, mengotori mukanya
dengan tanah, memakai pakain pengemis itu
dan diapun bersalin rupa menjadi seorang
pengemis. Tak akan ada lagi yang bisa
mengenalinya sebagai menantu keluarga
Sebun.
Mayat si pengemis yang telah dirampas
nyawanya dan pakaiannya itu disepaknya ke
tumpukan sampah, diuruk dengan sampah.
Berteman dengan lalat? sampai kelak ada
anjing? tak bertuan yang akan menemukan
tubuhnya.
Liu Jing-yang kemudian meninggalkan
kota Se-shia dalam ujud seorang pengemis
yang tak dikenali siapapun, bahkan oleh Sebun
Giok sekalipun. Tapi dalam kantongnya ia
berbekal kertas? berharga bernilai laksaan tahil
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1910
Rewriter & Pdf Maker : OZ
perak, dan lencana besi yang akan
digunakannya untuk menghubungi pihak Hek
eng-po.
Langkahnya lebar menuju ke barat
daya, ke puncak Tiau-im-hong di propinsi Se
cuan. Menurut kata ayah mertuanya, Hek-eng
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pocu sebenarnya adalah Tong Lam-hou, Ketua
Hwe-liong-pang. Karena itu di arah barat
dayalah dia akan bisa menemukan hubungan
dengan Hek-eng-po, begitu pikirnya.
"Tapi umpan apa yang harus aku
gunakan agar pihak Hek-eng-po menjadi
beringas dan menggempur mertuaku?" ia
berpikir. Lalu sesaat kemudian ia tersenyum
sendirian,
"Ah, ada akal. Gulungan kulit yang
pernah aku serahkan kepada Gakhu itulah
yang akan menjadi umpan yang merangsang
Hek-eng Pocu. Ya, tepat. Bukankah dulu Hek
eng-po menumpas Liu-keh-chung juga karena
mengingini benda itu? Nah, mudah?an antara
mertuaku dan Tong Lam-... eh, Hek-eng Pocu
akan terjadi baku hantam sengit dan mampus
semuanya."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1911
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Menurut akal dan perasaannya sendiri,
Liu Jing-yang merasa bahwa langkah?nya
bagus. Licin menuju ke arah gunung uang,
emas dan permata milik ayah mertuanya.
Tetapi hanya menurut pikirannya sendiri...
*Oz*
BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN
"Kalau benar dugaan kalian, bahwa
Hek-eng Pocu adalah paman Sebun, maka Liu
Beng benar? berada di tempat berbahaya!"
kata Auyang Siau-hong dengan cemas sambil
memacu kudanya lebih cepat. "Liu Beng terlalu
polos, dia bisa diperalat oleh Sebun Him untuk
keuntungannya sendiri, bahkan bisa
dikorbankan!"
Kedua teman seperjalanannya, Tong
Gin-yan dan Pakkiong Eng, juga mempercepat
kuda masing? agar tidak ketinggalan dari
Auyang Siau-hong yang mencemaskan Liu
Beng-nya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1912
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Sabarlah, cici," kata Pakkiong Eng
setelah kudanya sejajar dengan kuda coklat
tunggangan Auyang Siau-hong. "Biarpun kita
sudah pasti bahwa paman Sebun adalah dalang
semua kejahatan berdarah Hek-eng-po, tapi
kita tidak bisa menerjang begitu saja ke rumah
keluarga Sebun. Yang tahu kepastian ini
barulah kita bertiga, ditambah paman Tong,
selebihnya orang masih menghormati dan
menjunjung tinggi Sebun Him. Apalagi setelah
gugurnya Sebun Hiong secara misterius, itu
akan semakin membentengi Sebun Him dari
tuduhan bahwa dialah dalang Hek-eng-po. Biar
kita ceritakan sampai tenggorokan kita jebol,
mana ada orang mau percaya bahwa Sebun
Him adalah Hek-eng Pocu sedangkan anak
laki? yang dicintainya kabarnya dibunuh pihak
Hek-eng-po? Kalau kita terjang langsung ke
keluarga Sebun, aku kuatir, kita malah
memancing kemarahan orang banyak yang
tengah bersimpati kepada kemalangan Sebun
Him...."
"Jadi.... jadi bagaimana?" Auyang Siau
hong hampir menangis. "Apakah akan kita
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1913
Rewriter & Pdf Maker : OZ
biarkan Liu Beng tetap berada di rumah
keluarga Sebun, tanpa menyadari bahaya yang
ada di sekitarnya? Bahkan Liu Beng senantiasa
merasa hutang budi kepada Sebun Him, si iblis
yang bertopeng dewa welas asih itu."
"Tenanglah, Siau-hong," Tong Gin-yan
ikut menghibur temannya. "Aku dan A-eng
tidak kalah khawatirnya denganmu mengenai
Liu Beng. Tapi kita tidak boleh berbuat
gegabah, kita sedang menghadapi jaringan
komplotan yang sangat halus dan rapi, dan
harus dihadapi dengan siasat yang tak kalah
lihainya. Bukan sekedar menghadapi
gerombolan perampok? berotot kekar yang
mencegat mangsa di jalan? sepi..."
"Tahukah kalian betapa berartinya Liu
Beng bagi hidupku?" di tengah jalan itu Auyang
Siau-hong mulai menangis, dan menarik
perhatian orang? yang berlalu-lalang. Seorang
gadis yang gagah, menunggang kuda tegar,
membawa pedang di pinggang, tetapi
menangis. "Kalau Liu Bneg mengalami situasi
yang buruk, aku bersumpah akan
menarungkan nyawa dengan Hek-eng Pocu!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1914
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Bukan kau saja, kami berdua pun
sahabat? Liu Beng yang siap membela
keselamatannya...."
"Lalu, kenapa aku tidak boleh menemui
Liu Beng di Se-shia untuk memberitahu bahwa
majikannya yang dihormatinya itu sebenarnya
adalah seorang iblis besar? Kenapa?"
"Sebab tindakan itu justru akan
membahayakan Liu Beng. Cici, tidakkah kau
sadari hal itu?" kata Pakkiong Eng. "Coba,
singkirkan kecemasan dan kekusutan
pikiranmu, lalu biarkan akal sehat menguasai
dirimu...."
Auyang Siau-hong mencoba menuruti
anjuran puteri panglima berotak encer itu,
ditekannya semua kegelisahannya dalam?,
disiapkannya otaknya sejernih mungkin untuk
menerima penjelasan sepasang teman
seperjalanannya tersebut. "Kenapa justru
membahayakan? Tidakkah lebih berbahaya
bagi Liu Beng kalau dia sama sekali tidak tahu
ada seekor ular berbisa di dekatnya?"
Tong Gin-yan maupun Pakkiong Eng
merasa lega melihat Auyang Siau-hong mulai
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1915
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tenang, tidak lagi ngotot ingin sampai ke Se
shia untuk menjumpai Liu Beng. Kata Tong
Gin-yan, "supaya kita dapat bicara dengan
tenang, alangkah baiknya kalau kita bicara
sambil duduk dan menikmati minuman yang
menyegarkan. Agar otak kita pun dapat
bekerja dengan baik...."
Mereka memang sudah berkuda
setengah hari lebih, kulit muka juga sudah
terasa menebal karena debu yang menempel
bercampur keringat. Kebetulan di sebelah
depan ada sebuah warung yang mengibarkan
bendera besar bertuliskan "Teh, Arak dan
Daging Rusa Panggang". Sebuah warung kecil
yang letaknya agak di pinggir hutan sehingga
menimbulkan suasana sejuk, suasana
dambaan para musafir yang kepanasan di
perjalanan.
"Kita ke kedai itu......"
Begitu tiga ekor kuda ditambatkan di
muka kedai, Tong Gin-yan melangkah masuk
dan yang terucap dari mulutnya ialah, "Tiga
piring daging rusa panggang dan panaskan
arak!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1916
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sedangkan Auyang Siau-hong begitu
duduk di bangku langsung mendesak Pakkiong
Eng, "Kenapa menurutmu kalau Liu Beng
diberitahu malah membahayakan dia?"
Sebenarnya Pakkiong Eng sangat haus
dan ingin minum dulu, tapi karena kuatir
Auyang Siau-hong akan menganggapnya
kurang memperhatikan keselamatan Liu Beng,
maka dia menjawab juga, "Cici, Liu Beng itu
seorang yang berwatak lugu, kalau dia
mengetahui suatu rahasia maka sulit baginya
untuk menyimpannya, atau ber-pura? tidak
tahu. Kalau dia tahu rahasia Sebun Him tanpa
ampun akan langsung menghabisi nyawanya."
Bumbung bambu pendek tempat
menaruh sumpit? itu jatuh ke tanah karena
tersampuk oleh tangan Auyang Siau-hong yang
terkejut.
Sementara Pakkiong Eng melanjutkan,
"Tenang, enci Hong. Sebaliknya kalau Liu Beng
tetap tidak tahu, dia malah aman berdekatan
dengan Sebun Him. Alasan lain, Liu Beng
menganggap Sebun Him sebagai malaikat
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
penolongnya yang tak bernoda, sulit sekali
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1917
Rewriter & Pdf Maker : OZ
untuk meyakinkan dia bahwa ?malaikat
penolongnya? itu adalah juga iblis yang
menghancurkan Liu-keh-chung. Kecuali kalau
kita bisa menyodorkan bukti? yang bisa
mengubah anggapan kokohnya itu...."
Kepala Auyang Siau-hong pun meng
angguk? paham.
Mereka kemudian mengisi perut dan
membasahi kerongkongan. Auyang Siau-hong
tidak kelihatan terlalu cemas lagi meskipun
sekali? alisnya masih juga berkerut dan
pandangannya ter-mangu? memikirkan Liu
Beng, kekasihnya yang lugu namun berada di
tengah? sarang ular? berbisa....
Sementara itu, sambil makan minum,
Pakkiong Eng yang menyapukan
pandangannya ke sekeliling, tiba? tertarik pada
sehelai bendera kecil yang tertancap di meja
pemilik warung itu. Bendera Hwe-liong-pang.
Menandakan warung itu di bawah perlindungan
Hwe-liong-pang.
Pakkiong Eng tersenyum sendiri karena
ingat bagaimana dia dulu mempermainkan Lo
san Sukoai sampai mereka jengkel setengah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1918
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mati namun tak berani membalas, sebab takut
kepada bendera? kecil macam itu. Kini, melihat
bendera kecil itu, Pakkiong Eng menduga di
sekitar situ tentu ada cabang Hwe-liong-pang
yang cukup kuat sehingga berani menunjukkan
pengaruh di tempat umum seperti kedai itu.
Menunjukkan pengaruh dalam arti yang
baik, bukan untuk menindas orang, melainkan
justru melindungi orang? tertindas dari tingkah
se-wenang? pihak? yang lebih kuat.
Sedangkan Tong Gin-yan yang duduk
membelakangi meja kasir dan menghadap ke
jalan besar, tidak melihat bendera kecil itu.
pandangan matanya malah sedang
memperhatikan ke suatu arah, ke jalanan, di
luar warung.
Dari arah kota Se-shia yang masih kira?
tujuhpuluh li lagi, menurut petunjuk tugu
bertulisan di pinggir jalan, muncul
serombongan orang berjalan kaki yang juga
sedang menuju ke warung itu. Ada beberapa
Tojin berjubah kuning dengan punggung
menggendong pedang, beberapa hweshio, dan
beberapa lagi orang? biasa. Semuanya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1919
Rewriter & Pdf Maker : OZ
membawa senjata, menandakan merekalah
orang? dunia persilatan.
Rombongan yang terdiri dari belasan itu
segera masuk ke warung dan penuhlah warung
kecil itu. tong Gin-yan bertiga bagaikan
terkepung di tengah?. Lalu disusul suara ribut
dari orang? itu memesan berbagai jenis
makanan dan mnuman, membuat si pemilik
warung dan bocah tanggung pembantunya jadi
sibuk luar biasa.
Tong Gin-yan tidak menggubris mereka.
Mendengar pembicaraan orang? itu, agaknya
mereka terdiri dari dua golongan silat yang
berjalan bersama. Dari Hoa-san-pai dan Ngo
bi-pai, dua perguruan yang hubungannya
dengan Hwe-liong-pang biasa? saja, tidak
dingin dan tidak hangat. Mereka agaknya dari
Se-shia untuk menghadiri pemakaman Sebun
Hiong.
Perhatian Tong Gin-yan tetap tidak
terusik, sampai salah seorang dari mereka
yang tegap berewokan tiba? menuding ke meja
kasir sambil berseru, "He, lihat, saudara?!
Bendera kaum iblis itu!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1920
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Semua orang menoleh ke arah yang
ditunjuk. Tong Gin-yan juga ikut memutar
tubuh untuk melihat apa gerangan yang
disebut ?bendera kaum iblis? itu. Alangkah
kagetnya anak muda itu ketika tahu bahwa
?bendera kaum iblis? itu tak lain adalah bendera
Hwe-liong-pang yang berada di meja kasir.
Seketika orang? itu menjadi ribut. Si
pemilik warung yang tengah membawa
nampan berisi mangkuk? makanan di depan si
tegap berewokan, tiba? dicengkeram dadanya
oleh si berewokan dan dibentak, "Bangsat!
Warungmu ini ternyata adalah cabang dari
kekuatan kaum iblis yang bersarang di puncak
Tiau-im-hong ya? Kau tentu mencoba untuk
meracuni kami!
Pemilik warung yang sama sekali tak
pandai bersilat keruan terkejut mendapat
perlakuan tak diduga itu. ketika si berewokan
meng-guncang? tubuhnya, nampan yang
dipegangnya beserta mangkuk? di atasnya pun
jatuh remuk ke tanah. "Tuan.... apa
maksudmu....?" tanyanya gemetar.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1921
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Jangan pura? bodoh! Berapa ratus
orang sudah kau racuni?!"
"Aku.... tidak me.....mengerti maksud...
tu...tuan... Kalau tuan.... ti.. tidak...."
Si tegap berewokan habis
kesabarannya, "Baik! Kalau kau bukan anggota
komplotan iblis Hwe-liong-pang atau Hek-eng
po, cepat bakar bendera kecil itu jadi abu dan
teriakkan ?Tong Lam-hou cucu kura?? keras?!"
Pemilik warung itu memang tidak setia
kepada pihak manapun kecuali kepada
warungnya sebagai sumber nafkahnya. Maka
demi menyelamatkan sumber nafkahnya itu
apapun yang diperintahkan oleh tamu? galak
itu akan diturutinya. Jawabnya, "Baik.... baik...
kalau itu kehendak tuan?. To... tolong lepaskan
bajuku....."
Dengan gerakan menyentak, si berewok
melepaskan si tukang warung sehingga ter
huyung?. Si tukang warung berjalan ke arah
bendera kecil dan sudah mengulurkan tangan
untuk mencabutnya.
Tapi bendera kecil itu seolah bernyawa,
tiba? bisa melayang sendiri meninggalkan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1922
Rewriter & Pdf Maker : OZ
tempatnya, dan tiba di tangan Tong Gin-yan
yang selangkahpun tidak meninggalkan tempat
duduknya. Ia telah menggunakan ilmu Kim
liong-jiu (tangan menangkap naga) untuk
menyedot bendera kecil itu dari tempatnya
semula.
Wajah putera Hwe-liong Pangcu itu
nampak merah padam karena marahnya.
Dengan kupingnya sendiri ia mendengar
orang? itu menyuruh tukang warung
membakar bendera Hwe-liong-pang, mencaci
Hwe-liong-pang sebagai ?komplotan iblis? dan
lebih? lagi mencaci ayahnya sebagai ?anak
kura??, makian khas orang? propinsi Se-cuan
yang paling kurang ajar.
Keruan sekalian tamu terkejut dan
mengalihkan pandangan kepada Tong Gin-yan.
Kim-liong-jiu yang diperagakannya tadi
membutuhkan tenaga dalam tingkat tinggi,
maka semua orangpun tahu bahwa si pemuda
baju hitam yang duduk bersama dua orang
gadis ayu itu adalah pendekar berilmu tinggi.
"Siapa saudara?!" bentak si tegap
berewokan sambil meraba gagang pedangnya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1923
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Mata Tong Gin-yan mencorong bagaikan
mata seekor harimau yang sedang marah,
menatap si berewokan itu, "Aku Tong Gin-yan.
Anak dari orang yang kau caci dan kau fitnah
dengan mulutmu yang kotor itu!"
Semua orang terkejut. Tapi si
berewokan segera menghunus pedangnya
dengan suara berdesing, "Bagus! Kiranya kau
adalah anak Tong Lam-hou si dalang
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kebiadaban Hek-eng-po dan cucu dari si iblis
besar Tong Wi-siang! Terimalah pedangku!"
Si berangasan itu bukan lain adalah
Kong Beng-thian, pendekar Hoa-san-pai yang
berjuluk Jiat-ing-kiam (pedang bayangan
maut). Sekali tubuhnya melejit meninggalkan
tempat duduknya, sekaligus ia melompati dua
meja dan menikamkan pedangnya ke tengah?
mata Tong Gin-yan.
Kedudukan Kong Beng-thian dalam
perguruan Hoa-san-pai memang sederajat
dengan Sebun Him, namun tidak demikian
dengan kepandaiannya. Sebun Him berhasil
mencapai tingkat ilmu silat yang jauh lebih
tinggi dari rekan? seangkatannya disebabkan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1924
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ketika masih muda beruntung menemukan
ajaran ilmu sakti Kun-goan-sin-kang, ilmu dari
luar Hoa-san-pai. Itulah sebabnya meskipun
Kong Beng-thian seangkatan dengan Sebun
Him, tapi serangannya itu tidak tergolong
berbahaya bagi Tong Gin-yan. Seandainya
Tong Gin-yan harus menghadapi Sebun Him
yang ilmunya hampir setingkat dengan ayah
Tong Gin-yan, tentu ia akan terjungkal dalam
waktu singkat.
Menghadapi jurus jago Hoa-san-pai itu,
Tong Gin-yan bahkan tidak merasa perlu untuk
bangkit dari duduknya. Bendera Hwe-liong
pang ditaruh di meja, lalu kedua tangannya
bergerak berbareng sambil sedikit
memiringkan tubuh menghindari ujung pedang
lawan. Dengan gerak Liong-ting-hou-tiau (naga
meluncur, macan melompat), telapak tangan
kiri memukul ke lengan lawan dan telapak
tangan kanan naik untuk merebut pedang.
Ilmu Kong Beng-thian sebenarnya juga
bukan kelas kambing, hanya saja ia punya satu
kelemahan, yaitu terlalu berangasan wataknya
dan kurang perhitungan. Kelemahan itulah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1925
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1926
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang mengakibatkan ia kehilangan muka saat
itu.
Lengannya yang memegang pedang
tiba? terasa menggigil oleh hawa dingin hebat
yang menyusup dari telapak tangan Tong Gin
yan, hawa Hian-im-ciang, membuat
pegangannya kendor dan diapun harus
melepaskan pedangnya terampas oleh Tong
Gin-yan. Sedang dirinya sendiri harus
melompat mundur dengan gigi bercatrukan
kedinginan, namun setelah ia mengerahkan
tenaga dalamnya, keadaannya pulih kembali.
"Yan-ko, tahan dirimu, agaknya ada
kesalah-pahaman!" Pakkiong Eng berusaha
mencegah pertikaian lebih lanjut.
Namun darah muda Tong Gin-yan
sedang mendidih karena ayah dan kakeknya
telah dicaci-maki. Dalam kemarahannya, ia
telah melakukan sesuatu yang membuat
situasi makin panas.
Pedang Kong Beng-thian dipegang
tangkainya dengan tangan kiri, sedang jari?
telunjuk dan jempol tangan kanannya menjepit
ujung pedang. Sekali ia kerahkan tenaga,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1927
Rewriter & Pdf Maker : OZ
patahlah pedang baja itu menjadi dua potong
dan dilempar ke tanah.
Berubahlah wajah orang? Hoa-san-pai
melihatnya.
Hoa-san-pai dijuluki juga Se-gak-kiam
pai (Aliran Pedang Gunung Barat), pedang
adalah lambang kehormatan mereka, dan kini
lambang kehormatan itu dipatahkan Tong Gin
yan dan dilempar ke tanah seperti barang
rongsokan saja.
Keruan saja mereka menjadi murka,
terdengar suara gemerincing ber-turut?, tujuh
orang Hoa-san-pai sudah menghunus pedang
secara serentak berdiri dari tempat duduk
mereka. Orang? Hoa-san-pai itu malu terhadap
orang? Ngo-bi-pai, teman? seperjalanan
mereka.
Di antara orang? Hoa-san-pai, hanyalah
Seng-hua Tojin yang belum menghunus
pedang dan tetap duduk di bangkunya. Namun
menilik mukanya yang sudah mirip pantat
babi, imam inipun agaknya siap turun tangan
terhadap Tong Gin-yan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1928
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Kalian mau apa?" tanya Tong Gin-yan
dingin menantang. "Aku siap menghadapi
keroyokan orang? terhormat dari perguruan
Se-gak-kiam-pai!"
Sendirian itu membuat lawan? ragu?
untuk maju, betapapun marahnya mereka.
Mereka sadar pihak mereka memikul nama
besar perguruan mereka, memalukan sekali
kalau main keroyok, menandakan tidak
percaya diri sendiri.
Selagi orang? Hoa-san-pai dilanda
kebimbangan, berkatalah Seng-hua Tojin
dengan suara berat bergetar, "Anak muda,
jangan besar mulut! Kau kira hanya untuk
menghadapi iblis kecil she Tong semacammu
saja orang? Hoa-san-pai harus mengeroyok?"
"Hem," Tong Gin-yan hanya
mendengus.
Waktu itulah Auyang Siau-hong ikut
bicara, "Tuan? pendekar yang mulia dari Hoa
san-pai dan lain?nya, ijinkan aku bicara.
Jangan lanjutkan pertikaian, sebab sebenarnya
tak ada permusuhan apa? antara Hoa-san-pai
dan Hwe-liong-pang, kecuali soal gengsi.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1929
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Padahal kedua pihak adalah sama? pendekar
yang menghadapi tugas yang lebih mulia, yaitu
menumpas Hek-eng-po, komplotan iblis yang
sebenarnya."
Meskipun sikap Seng-hua Tojin
terhadap auyang Siau-hong bisa dibilang cukup
sopan, namun kelihatan sikap memandang
remeh pula. "Nona kecil, kau siapa?"
Sebutan ?nona kecil? itulah yang
memperlihatkan pandangan remehnya.
Auyang Siau-hong kemudian merasa
perlu untuk meminjam nama dan kedudukan
ayahnya di kalangan persilatan, untuk
menambah bobot suaranya di kuping orang?
Hoa-san-pai itu.
"Aku bernama Auyang Siau-hong, puteri
Ketua Ki-lian-pai Auyang Peng-hong...."
"Oh, kiranya puteri Ketua Ki-lin-pai...."
sahut Seng-hua Tojin datar saja. Sikap
memandang remehnya tetap tidak berubah,
maklum bahwa Ki-lian-pai cuma sebuah
perguruan kecil yang tak sebanding dengan
Hoa-san-pai yang nomor satu di wilayah barat.
"Nona kecil, perguruanmu terhitung ada sedikit
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1930
Rewriter & Pdf Maker : OZ
punya nama di wilayah tengah, kenapa nona
bergaul dengan iblis kecil Hwe-liong-pang ini?"
Sementara itu, Pakkiong Eng diam?
membatin, "Oleh imam hidung kerbau ini Yan
ko disebut ?iblis kecil? dan enci Hong disebut
?nona kecil? dan kalau dia tahu siapa diriku,
mungkin akan disebutnya aku ?orang Manchu
kecil?. Semuanya serba dianggap kecil...."
Auyang Siau-hong sendiri menahan rasa
mendongkolnya menghadapi keangkuhan
imam ini. "Totiang yang terhormat, kenapa
Totiang menyebut Hwe-liong-pang sebagai
komplotan iblis? Yang aku ketahui, selama ini
Hwe-liong-pang berbuat banyak perbuatan
bajik untuk menegakkan keadilan, membasmi
angkara murka......"
Kata? Auyang Siau-hong terpotong oleh
suara mengejek Seng-hua Tojin dan beberapa
orang lainnya, bukan cuma orang? Hoa-san-pai
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tetapi juga Ngo-bi-pai. "He-he-he....nona kecil,
kau benar? masih hijau dalam pengalaman.
Ketahuilah, Hwe-liong-pang dan Hek-eng-po
ibarat dua permukaan dari sekeping mata
uang. Sama? dipimpin oleh Tong Lam-hou
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1931
Rewriter & Pdf Maker : OZ
untuk menguasai dunia persilatan. Hwe-liong
pang pura? berbuat kebajikan agar semua
orang kagum, namun Hek-eng-po menteror
dan mengganas untuk menyingkirkan siapa
saja yang merintangi ambisi Tong Lam-hou,
mewarisi ambisi Tong Wi-siang bapaknya,
untuk menguasai jagat. He-he-he.... satu
tangan berlumuran darah, sementara tangan
lainnya tetap bersih, itulah akal busuk Tong
Lam-hou!"
Seandainya ada guntur meledak
sejengkal di depan hidung mereka, agaknya
Tong Gin-yan, Pakkiong Eng, dan Auyang Siau
hong tidak akan sekaget mendengar ucapan
Seng-hua Tojin barusan.
Tong Gin-yan yang paling tidak tahan
lantas menggebrak meja dan berseru, "Hidung
kerbau keparat! Dari mana kau dengar desas
desus yang berbisa itu?!"
"Desas-desus berbisa katamu, iblis
kecil?!" sambar si imam tak kalah kerasnya.
"Kata? yang berasal dari mulut seorang
pendekar agung mulia seperti Sebun Him itu
kau anggap desas-desus berbisa?!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1932
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Keparat! Sebun Him sendirilah Hek-eng
Pocu! Kenapa kejahatannya ditimpakan kepada
ayahku?!"
"Kurang ajar! Kalian berani memfitnah
Sebun Sute?! Itu berarti memfitnah Hoa-san
pai juga!"
Tong Gin-yan dan teman?nya insyaf,
kelicikan Sebun Him ternyata mendahului
langkah? mereka. Belum sempat mereka
mencari bukti? nyata untuk membongkar
kejahatan Sebun Him, Sebun Him sudah lebih
dulu melemparkan fitnah ke alamat Hwe-liong
pang. Bermodal nama besar pribadinya serta
ditulang-punggungi Hoa-san-pai, terang saja
ucapan Sebun Him mendapat tempat di hati
orang banyak. Apalagi diucapkan pada saat
yang tepat, yaitu ketika puteranya sendiri
tewas. Maka bersihlah Sebun Him dari
kecurigaan.
Sebaliknya Hwe-liong-pang memang
punya noda? hitam dalam sejarahnya.
Sebagian orang Hwe-liong-pang pernah
menyeleweng dan berbuat se-wenang? di
jaman lampau, maka gampang saja orang?
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1933
Rewriter & Pdf Maker : OZ
dibangkitkan kecurigaannya terhadap Hwe
liong-pang. Pakkiong Eng yang mewarisi bakat
ayahnya dalam adu siasat, mau tak mau harus
mengakui bahwa pihak Hwe-liong-pang kalah
posisi dalam ?percaturan? melawan Sebun Him
yang licik itu.
"Kalian bisa bicara apa lagi?" ejek Seng
hua Tojin melihat Tong Gin-yan bertiga ter
mangu?. "Kalian tentu kaget sekali bahwa
kejahatan kalian yang di-tutup?i begitu rapi
ternyata terbongkar oleh Sebun Sute, bukan?"
"Tidak!" tiba? Auyang Siau-hong
menghunus pedang dan berdiri dengan
gagahnya. "Kalian tertipu oleh Sebun Him,
Hek-eng Pocu yang sebenarnya itu! kalian
tertipu!"
"Nona kecil, minggirlah ke samping,
jangan ikut campur!" bentak Seng-hua Tojin.
"Mengingat kau masih muda, kurang
pengalaman, kekeliruanmu bersahabat dengan
iblis kecil she Tong ini bisa kumaafkan. Apalagi
kau puteri Ketua Ki-lian-pai. Tapi iblis kecil ini
harus ditumpas sebagai tebusan nyawa
keponakan muridku, Sebun Hiong!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1934
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Aku tidak mau minggir!" Auyang Siau
hong bersikeras. "Aku tidak bisa tinggal diam
melihat yang hitam dikatakan putih dan yang
putih dikatakan hitam! Biarpun ilmu silatku
rendah, aku akan membela sahabat?ku,
membela keyakinanku bahwa mereka tidak
bersalah!"
"Nona kecil, kau rupanya sudah kena
sihir jahat iblis kecil itu sehingga lebih
mempercayainya daripada mempercayai hasil
penyelidikan seorang pendekar mulia seperti
Sute Sebun Him ya? Jangan salahkan kami
kalau kami tidak sungkan? lagi terhadapmu...."
"Siau-hong, minggirlah," Tong Gin-yan
ikut membujuk, karena tahu kepandaian
Auyang Siau-hong yang rendah itu takkan
dapat membendung orang? Hoa-san-pai yang
sebenarnya sedang diperalat Sebun Him tanpa
mereka sadari. "Biarlah aku coba kepandaian
tuan? malaikat suci bersih ini.
Tuan? yang gemar menempelkan cap
iblis kepada lain orang, sementara
menganggap diri sendiri dewa? sempurna yang
tak mungkin bertindak keliru. Tapi aku tidak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1935
Rewriter & Pdf Maker : OZ
heran. Mereka orang Hoa-san-pai, Sebun Him
juga orang Hoa-san-pai, tentu saja membela
orang sendiri secara mati?an tak peduli benar
atau salah...."
"Iblis kecil, mulutmu yang
menyebarkan bisa itu harus dibungkam!" seru
Seng-hua Tojin. Sepasang telapak tangannya
menghantam pinggiran meja di hadapannya,
dan meja itu tiba? berpusing meluncur ke arah
Tong Gin-yan. Mangkuk, piring, sumpit, poci
arak dan benda? lain di atas meja
berhamburan bagaikan makhluk? bernyawa,
menyerang Tong Gin-yan.
Putera Hwe-liong Pangcu itu waspada,
ia sadar bahwa kemahiran yang ditunjukkan
oleh Seng-hua Tojin itu bukan sekedar gwa
kang seperti Kong Beng-thian tadi, melainkan
permainan lwe-kang yang lebih sulit dihadapi.
Dengan cepat meja berpusing itu tiba di
depan Tong Gin-yan, mengancam menyodok
dada Tong Gin-yan dengan tepi mejanya
sendiri. Sementara ?senjata terbang? berupa
mangkuk, poci, sumpit dan lain?nya telah
menyerbu datang pula dengan kecepatan kilat.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1936
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Dalam mendorong meja itu, si imam
menggunakan tekhnik penyaluran tenaga yang
disebut Kek-san-ta-gu (dari balik gunung
memukul kerbau). Tenaganya menyerang Tong
Gin-yan secara tidak langsung, lewat mejanya
sendiri yang dipukul ke depan, lalu mejanya
sendiri membentur meja Tong Gin-yan, jadi
Kekuatan Gaib Serial Tom Swift Roro Centil 04 Siluman Hitam Pendekar Gila 19 Murka Sang Iblis
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama