Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 20
berantai dua kali.
Sebagai anak muda yang berdarah
panas, sebenarnya Tong Gin-yan tidak suka
adu kepandaian dengan cara ber-belit? seperti
itu, ia lebih suka saling gebrak dengan jurus?
silat dengan sasaran tubuh lawan. Tapi kini
mau tak mau harus melayani permainan
tenaga dalam Seng-hua Tojin itu. Sementara
Auyang Siau-hong sudah ditarik ke samping
oleh Pakkiong Eng.
Tong Gin-yan membentak perlahan
kelihatannya tetap duduk di bangkunya,
namun sebenarnya pantatnya tidak menempel
bangku karena ia dengan kaki lebar memasang
kuda? Co-ma-se (sikap menunggang kuda).
Tangan kiri dengan tenaga secukupnya
menahan tepi meja agar jangan menyodok
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1937
Rewriter & Pdf Maker : OZ
dadanya, tangan kanan mengerahkan Kim
liong-jiu seperti ketika mengambil bendera
tadi, melakukan gerakan se-olah? meraup
sesuatu di tengah udara.
Baik Tong Gin-yan maupun Seng-hua
Tojin sama? kaget oleh hasil benturan tenaga
dengan cara aneh itu. tong Gin-yan merasa
lengan kirinya tergetar, menandakan tenaga
yang dikirim si imam lewat dua meja itu cukup
besar. Sedangkan Seng-hua Tojin kaget
melihat gerak Kim-liong-jiu si anak muda
berhasil membelokkan arah benda? yg
beterbangan tersebut ke arah lain tanpa
menyentuhnya.
"Boleh juga lwe-kang anak iblis ini,"
geram Seng-hua Tojin dari dalam hati. Tadinya
ia memandang rendah, sebab biasanya
pendekar? muda kurang memperdalam lwe
kang, lebih suka membesarkan otot untuk
berkelahi dengan cara kekerasan atau untuk
sekedar bergaya.
Meskipun Tong Gin-yan tidak kalah
dalam ?acara? adu tenaga dalam itu, namun ia
memang tidak menyukainya. Ia menyukai
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1938
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bertempur yang benar?. Karena itulah ia
menghunus pedangnya, tidak menunggu
sampai Seng-hua Tojin menunjukkan ?acara
sulapan? berikutnya. Ia segera mendahului
menyerang.
Dua meja di depannya ditendangnya
ber-turut? sehingga melayang ke arah Seng
hua Tojin semua. Tendangannya itupun
ternyata bukan tendangan kasar yang sekedar
cepat dan bertenaga, melainkan membuat
kedua meja itu melayang seperti sebuah jurus.
Meja pertama melayang ke kepala si
imam, sedang meja ke dua tidak melayang
lurus tapi melengkung dari samping untuk
menggempur bagian samping lawan. Seperti
serangan si imam tadi, serangan Tong Gin-yan
inipun disertai mangkuk, sumpit, pinggan dan
lain? yang tumpah ke arah Seng-hua Tojin
semua, bahkan potongan? daging rusa
panggang.....
Seng-hua Tojin harus melompat
meninggalkan bangkunya, mengebaskan kedua
lengan jubahnya beberapa putaran untuk
menghalau serangan. Tapi toh pinggangnya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1939
Rewriter & Pdf Maker : OZ
terbentur sudut meja yang melayang dari
samping, dan pundaknya terciprat kecap
bumbu daging rusa. Dari hasil adu lempar
meja itu, jelaslah Seng-hua Tojin di pihak yang
kalah.
Itu cukup diketahui oleh rombongannya,
membuat hati orang? Hoa-san-pai jadi sedikit
kecut. Seng-hua Tojin adalah tokoh unggulan
perguruan, namun aganknya kepandaiannya
masih kalah setingkat dari ?iblis kecil? she Tong
itu.....
Seng-hua Tojin sendiri paham dirinya
sudah kalah, mukanya semakin merah tua
karena malu dan marah. Sekali tangannya
bergerak ke belakang pundak dengan
kecepatan tak terlihat, pedangnya telah
terhunus di tangannya.
"Iblis kecil, cicipilah Hoa-san-kiam-hoat
(ilmu pedang Hoa-san)!" bentaknya, dan
membuka dengan jurus Liong-leng-hong-bu
(naga melingkar dan burung hong menari).
Bentakannya tadi tidak terdengar,
sebab tenggelam oleh bentakan Tong Gin-yan
yang lebih keras, "Hidung kerbau, cicipilah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1940
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tiam-jong-kiam-hoat (ilmu pedang Tiam-jong)!
Karena jumlah kata? dalam kalimat maupun
susunan kalimatnya sama, maka kedua orang
itu seakan melakukan paduan suara. Hanya
kata? ?cicipilah? yang terdengar berbarengan
dan serasi, sedangkan kata? sebelum dan
sesudahnya bertumpukan dan ternyata seruan
Seng-hua Tojin kalah keras.
Sudah kata?nya kalah keras,
pedangnyapun kalah cepat. Jurus ?naga
melingkar, hong menari? itu sebenarnya terdiri
dari dua goresan melingkar sebagai upaya
membingungkan arah dan disusul tusukan
telak ke sasaran yang sebenarnya.
Tapi si imam baru sempat melakukan
satu lingkaran, pedangnya sudah tercongkel ke
atas oleh pedang Tong Gin-yan sehingga
hampir lepas dari tangan. Menyusul kaki kiri
Tong Gin-yan menyepak ke rusuk si imam.
Ilmu pedang si imam mengandung
unsur keindahan, sedang ilmu pedang Tong
Gin-yan mempersetankan gerak? manis
sebagai hiasan belaka. Itulah ilmu pedang
yang disusun khusus untuk berkelahi. Melulu
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1941
Rewriter & Pdf Maker : OZ
untuk berkelahi. Maka bingunglah Seng-hua
Tojin menghadapi keganasannya. Kakinya
diangkat, lututnya mencoba melindungi
rusuknya dari tendangan Tong Gin-yan.
Dan hasilnya, si imam terdorong keras
ke belakang, punggungnya membentur meja
dan jubah kuningnya kembali terhias beberapa
titik kecap asin....
"Hidung kerbau, supaya kau ada
peluang untuk menang, hayolah suruh
begundal?mu untuk maju semua! Jangan
malu?!"
Dalam kemarahannya toh Tong Gin-yan
sempat juga menggunakan akalnya. Ia sadar
dirinya akan mampus tercincang apabila
orang? Hoa-san-pai semua maju
mengeroyoknya. Maka sengaja ia mengejek,
menantang untuk dikeroyok, tujuan
sebenarnya justru untuk memagari mereka
dengan harga diri mereka sendiri agar tidak
main keroyok.
Benar juga, demi gengsi pribadinya juga
gengsi perguruannya, Seng-hua Tojin bertekad
akan bertempur sendirian apapun akibatnya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1942
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Ketika melihat orang?nya hendak ikut maju,
diapun membentak, "Tetap di tempat kalian!
Iblis kecil ini nanti mengira nama besar Hoa
san-pai didapatkan hanya karena main
kerubut!"
Habis itu ia meluncur dan pedangnya
berkelebatan kencang sehingga berujud
segulung cahaya perak yang menyilaukan yang
menggempur Tong Gin-yan. Lawannya yang
umurnya separuh kurang dari umur si imam
itupun menyambut dengan beringas.
Maka di dalam warung itu bertemulah
dua gaya ilmu pedang, dua arus kemarahan.
Pemilik warung hanya meratapi nasibnya,
entah ia berdosa kepada dewa yang mana
sehingga warungnya mendapat cobaan seberat
itu?
Cahaya pedang saling membelit,
menggulung, membentur dengan suara
berdentangan. Tapi tidak sampai limapuluh
jurus, betapapun bernafsunya Seng-hua Tojin
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menunjukkan ilmu pedang Hoa-san-pai,
ia tetap harus mengakui tekanan lawan
semakin berat.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1943
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Ia mulai sering mundur dan mundur
terus, bahkan ber-putar? di antara meja?
warung yang semakin banyak terjungkal
berantakan. Sedang Tong Gin-yan memburu
terus, ia masih mendongkol mengingat orang?
Hoa-san-pai itu hampir saja membakar
bendera Hwe-liong-pang dan telah mencaci
maki ayah dan kakeknya....
Di sisi lain, betapapun sulit keadaannya,
Seng-hua Tojin tetap enggan membuka mulut
untuk minta bantuan orang lain, meskipun
dalam hati mulai mengharapkannya. Ia tak
menduga kalau ?iblis cilik? ini ternyata begini
beringas....
Pemimpin rombongan Ngo-bi-pai adalah
seorang pendeta yang sekujur tubuhnya penuh
bulu lebat, kecuali kepala gundulnya yang
menjadi ciri khas kaum pendeta. Namanya
Gong-sim Hweshio, tapi lebih dikenal dengan
nama olokan Mao-mao Hweshio, si pendeta
berbulu. Melihat kesulitan rekannya dari Hoa
san-pai, pendeta ini segera menghunus
pedangnya dan berseru dari pinggir arena,
"Toyu, menghadapi iblis cilik ini kita harus
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1944
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bahu-membahu. Kita tidak sedang dalam arena
pi-bu!"
Baru saja Seng-hua Tojin hendak
membuka mulut untuk menjawab, ia sudah
buru? melompat mundur karena pedang Tong
Gin-yan berdesir dekat sekali di mukanya. Ia
selamat, tetapi jenggotnya terbabat tiga
perempat lebih, hanya dua senti dari
janggutnya.
"Kau kelihatan lebih muda dan tampan
sekarang, hidung kerbau...." ejek Tong Gin
yan. Lalu pedangnya berputar seperti badai
menerjang sambil berkata lagi, ".... lebih bagus
lagi kalau gelung imammu yang menjemukan
itu dibabat sekalian."
Seng-hua Tojin terkesiap. Alangkah
kehilangan muka kalau kondenya terbabat
pula. Mati?an ia putar pedang membela diri,
tapi tetap ggal. Konde rambutnya benar?
terbabat putus sehingga rambutnya terurai tak
keruan.
Bagi imam yang angkuh itu, lebih baik
jika lehernya dipenggal sekali, daripada
dipermainkan sehebat itu. Di luar dugaan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1945
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1946
Rewriter & Pdf Maker : OZ
siapapun, dia tiba? melompat mundur dan
pedangnya digoreskan kuat? ke lehernya
sendiri!
"Jangan!" kata? yang sama terlontar
dari mulut Tong Gin-yan, Pakkiong Eng, Gong
sim Hweshio dan Kong Beng-thian secara
bersamaan. Tapi terlambat. Imam itu langsung
jatuh terkapar dengan urat leher putus,
matanya mendelik, meng-geliat? sebentar dan
kemudian tewaslah ia menjadi korban dari
gengsinya sendiri....
Tong Gin-yan berdiri ter-mangu?, tak
menyangka lawannya brwatak begitu keras
sehingga lebih suka menggorok leher sendiri
daripada mengakui kemenangan lawan. Ia
merasa gagal memahami watak orang lain.
Dikiranya semua orang sama terbuka
pikirannya seperti dirinya sendiri. Kalau kalah
ya mengaku kalah, kalau masih sempat
memperpanjang hidup dengan langkah seribu
ya langkah seribu, seperti waktu ia
menghadapi Jiat-jiu Lokoai dulu.
Tak terpikir Seng-hua Tojin membunuh
diri cuma karena gengsi....
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1947
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sementara itu, Pakkiong Eng menduga
bahwa urusan akan semakin sulit dibereskan
dengan matinya Seng-hua Tojin. Tapi ia tidak
menyalahkan Tong Gin-yan. Kalau pihak Hoa
san-pai begitu mati?an mempertahankan
gengsi, memangnya pihak Hwe-liong-pang
tidak boleh mempertahankan gengsi pula
setelah benderanya hendak dibakar, dan ayah
Tong Gin-yan dicaci-maki dengan keji?
Benar juga, dengan mata merah
menyemburkan kemarahan dan pedang
terhunus, orang? Hoa-san-pai mulai melangkah
mengurung Tong Gin-yan. Kong Beng-thian
mengambil pedang di tangan Seng-hua Tojin
sebagai ganti pedangnya yang tadi patah, dan
menggeram sengit, "Dengan pedang Seng-hua
Suheng ini, akan kucincang tubuhmu, iblis cilik,
agar arwah Suheng tenteram di alam baka..."
Orang? Hoa-san-pai mengepung di
lingkaran dalam, sedang orang? Ngo-bi-pai di
lingkaran luar. Dengan demikian, Tong Gin-yan
terkurung dua lapis kekuatan. Bukan kesulitan
yang ditakuti putera Ketua Hwe-liong-pang ini,
namun kesalahpahaman yang semakin men
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1948
Rewriter & Pdf Maker : OZ
jadi? itu justru memberi keuntungan besar bagi
Sebun Him, baing keladi yang asli, yang
selama ini bersembunyi dengan rapi di balik
namanya yang harum sebagai ?penentang Hek
eng-po yang paling gigih?.
"Kalian diracuni salah-paham dan terlalu
mendesak diriku," kata Tong Gin-yan
menyesal. "Kenapa tidak kalian selidiki dulu
dengan teliti tentang duduk perkara yang
sebenarnya, dan mempercayai bulat? semua
fitnahan Sebun Him terhadap kami, mentang?
dia segolongan dengan kalian?"
"Singkirkan dulu urusan lain, kita
bicarakan hutang-piutang darah yang di depan
mata!" bentak Kong Beng-thian sambil maju
selangkah. "Kematian Seng-hua Suheng harus
dibalas!"
"Tapi tadi kalian tidak melihat dan
mendengar apa yang terjadi? Atau berlagak
buta-tuli? Seng-hua Tojin membunuh diri
dengan pedang sendiri, aku bahkan sudah
berteriak mencegahnya!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1949
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Tapi kaulah penyebab kematiannya!
Suheng bunuh diri karena kau hina dia kelewat
batas!"
"Baik, aku tadi memang membuatnya
malu, tapi kalian lupa sebabnya? Pihak kalian
menyuruh si tukang warung membakar
bendera Hwe-liong-pang dan mencaci ayah
serta mendiang kakekku, apakah juga bukan
penghinaan kelewat batas?"
"Itu bukan penghinaan, tapi membeber
kenyataan. Kakek dan ayahmu memang iblis?
besar! Hwe-long-pang memang patut dicaci,
dikutuk, bahkan ditumpas....."
Tong Gin-yan tertawa mengejek dan
menyambung ucapan Kong Beng-thian itu
dengan nada sinis, "..... sedangkan Hoa-san
pai patut dikagumi, dihormati dan ditaati
semua kata?nya biarpun merupakan fitnah,
begitu?!"
"Jangan banyak mulut! Pokoknya hari
ini kehormatan Hoa-san-pai hanya dapat dicuci
bersih dengan muncratnya darah iblis Hwe
liong-pang semacam dirimu!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1950
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tong Gin-yan geleng? kepala
menghadapi sikap keras kepala dari orang?
yang mengepungnya itu.
"Sayang sekali. Hoa-san-pai adalah
sebuah perguruan besar dan berpengaru,
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
punya peluang besar untuk ikut ambil bagian
dalam peningkatan keamanan dan
kesejahteraan umat manusia. Tapi apa yang
kalian lakukan? Kalian hanya mem-buang?
waktu untuk ngotot mempertahankan gengsi,
membanggakan ilmu pedang paling unggul
untuk menindas golongan lain, mencari nama
besar. Hm, sayang sekali.
Dan kekerdilan jiwa kalian itu
dimanfaatkan oleh iblis Hek-eng Pocu yang
sebenarnya untuk keuntungannya sendiri.
Kalian diperalat oleh iblis itu, namun kalian
masih saja tidak sadar dan mabuk kebanggaan
sebagai pembela? kebenaran...."
Ucapan itu terputus karena Kong Beng
thian telah membentak dan menikam. Kali ini
si Pedang Bayangan Maut tidak mau
dipecundangi seperti tadi, maka biarpun marah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1951
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ia menyerang dengan cermat dan penuh
perhitungan.
Gerakannya adalah aba? bagi semua
orang Hoa-san-pai untuk bergerak serempak.
Sebelas batang pedang lainnya pun segera
bergerak dari segala penjuru dengan berbagai
jurus dan berbagai sasran di tubuh Tong Gin
yan. Maka dalam sedetik saja tubuh Tong Gin
yan bagaikan dilingkupi jaring? cahaya pedang
dari delapan penjuru.
Menghadapi gabungan jago? Hoa-san
pai itu, Tong Gin-yan tidak ingin terlena
sedetikpun. Sepasang kakinya dengan gesit
seolah meluncur di atas es licin melakukan
langkah Ih-sing-hoan-wi (merubah bentuk
pindah kedudukan) agar tubuhnya tidak
menjadi sasaran diam dari ujung? pedang
lawan. Dibarengi pedangnya berputar kencang
membuat perisai lebar untuk membendung
serangan dari segala penjuru.
Terdengar suara berkerontangan dari
pedang? yang saling berbenturan. Orang? Hoa
san-pai yang mengepung terdiri dari berbagai
angkatan dan tingkat kemahiran ilmu pedang,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1952
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ada yang tinggi ada yang rendah. Yang rendah
ilmu pedangnya segera kehilangan pedang
karena tersapu lepas oleh putaran pedang
Tong Gin-yan yang sangat bertenaga.
Tetapi ujung pedang Kong Beng-thian
serta seorang jago lainnya yang setingkat
dengannya, berhasil menerobos pertahanan
Tong Gin-yan dan melukai lengan serta pundak
anak muda itu.
Bagaimanapun rapatnya putaran
pedang Tong Gin-yan, tak mungkin menghalau
duabelas batang pedang musuh sekaligus,
apalagi adanya orang? sekaliber Kong Beng
thian.
Luka yang didapatnya itu menyadarkan
Tong Gin-yan bahwa ruangan warung yang
sempit itu sangat tidak menguntungkan untuk
menghadapi keroyokan sekian banyak musuh,
ia bisa terjepit dan tercincang. Ia harus keluar.
Namun jalan keluar terjaga oleh orang? Ngo
bi-pai.
*Oz*
Bersambung ke jilid 34
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1953
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya : STEVANUS, S.P.
Jilid 34
Tiba? Tong Gin-yan membentak keras
dan mengerahkan segenap kekuatan dan
kecepatannya, dengan mengambil resiko maut,
ia membuka jurus pertahanan totalnya menjadi
jurus serangan total ke segala arah. Ber-turut?
Pat-hong-hong-ih (hujan angin delapan
penjuru) dan Hui-boh-liu-coan (air terjun
berpusar) dilancarkan dengan sengit.
Akibat terbukanya pertahanan, pedang
seorang saudara seperguruan Kong Beng-thian
berhasil menyelonong kembali melukai
pundaknya. Namun sebagian besar musuh juga
berhasil dipaksa berlompatan mundur oleh
serangannya, seorang murid Hoa-san-pai yang
kurang tangkas menghindar atau menangkis,
bahkan tersabet pinggangnya hingga berdarah.
Peluang yang hanya sepersekian detik
selagi musuh melonggarkan kepungan untuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1954
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mengatur gelombang serangan baru, segera
digunakan Tong Gin-yan untuk meninggalkan
arena yang kurang menguntungkan tersebut.
Jalan keluar yang dipilihnya bukan pintu? atau
jendela? yang dijaga murid? Ngo-bi-pai,
melainkan dengan menjebol atap warung yang
hanya terbuat dari jerami yang diikat pada
ranting? rapuh.
Tubuhnya melambung tegak lurus ke
atas, pedangnya merobek atap dan ia
menerobos keluar bagaikan seekor ikan lumba?
keluar dari permukaan air.
Tindakan itu memang agak di luar
dugaan musuh?nya, sehingga sesaat lamanya
mereka terperangah. Tapi detik berikutnya
Kong Beng-thian berteriak, "Jangan biarkan
lolos!"
Jagoan? mabuk dendam itupun segera
berhamburan keluar memburu Tong Gin-yan.
Orang? Hoa-san-pai tetap maju di lapisan
terdepan, sedang orang? Ngo-bi-pai tetap
hanya membantu mengepung di lingkaran luar
agar ?iblis kecil? itu tidak dapat kabur.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1955
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Si tukang warung lega melihat mereka
melanjutkan pertempuran di luar, tetapi
warungnya sudah terlanjur porak-poranda
seperti habis dilewati serombongan gajah
mengamuk...
Di luar warung, karena tempatnya luas
maka Tong Gin-yan lebih leluasa
memperagakan kelincagan langkahnya yang
ber-liku?, atau serangan? lompatan yang
membuat kepungan musuh tak pernah berhasil
mapan, seperti permukaan air yang senantiasa
diguncang angin.
Tubuhnya yang melejit kian kemari
membuat pihak Hoa-san-pai senantiasa
menyesuaikan diri dalam cara mengurung
lawan lincah itu, tak pernah berhasil memaku
Tong Gin-yan di satu titik pertahanan seperti
ketika masih dalam warung tadi.
Tetapi Tong Gin-yan sendiri sadar
sepenuhnya, dirinya sendiri tak mungkin lolos
juga, meskipun ia masih punya ilmu andalan
yang belum keluar, Hian-im-ciang. Ia
mengeluh dalam hati, ia benar? membenci
perkelahian konyol dengan pihak Hoa-san-pai
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1956
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang tidak membawa kebaikan apapun bagi
kedua pihak.
Hanya karena ulah adu-domba Hek-eng
Pocu alias Sebun Him. Kalau ada kesempatan,
ia ingin meninggalkan arena saja, bahkan juga
seandainya ia berpeluang memenangkan
perkelahian. Tapi peluang itu tidak ada.
Selain itu, ia juga di pihak yang lebih
merugikan. Ia berusaha menghindari sejauh
mungkin agar pedangnya tidak lagi membunuh
seorangpun dari Hoa-san-pai, kematian
seorang Seng-hua Tojin sudah cukup. Kalau ia
ragu? membunuh, sebaliknya pihak Hoa-san
pai justru sangat bernafsu mencincangnya
dengan pedang.
Melihat kesulitan Tong Gin-yan,
Pakkiong Eng jadi penasaran, katanya, "Enci
Hong, kau pergilah dulu, biar aku dan Yan-ko
nanti menyusulmu...."
Tetapi Auyang Siau-hong juga
menghunus pedangnya dan menjawab tegas,
"Ucapan apaan itu, adik Eng? Membeberkan
yang salah dan yang benar adalah kewajiban
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1957
Rewriter & Pdf Maker : OZ
semua orang yang punya hati nurani! Mari kita
ber-sama? membantu Yan-ko!"
"Tetapi.... tetapi mereka tahu kau puteri
Ketua Ki-lian-pai, tindakanmu bisa melibatkan
Ki-lian-pai dalam permusuhan dengan Hoa
san-pai dan Ngo-bi-pai...."
"Aku tak peduli. Sekalipun kedua
perguruan itu jauh lebih besar dari Ki-lian-pai,
apa mereka lalu dibiarkan saja menuduh dan
menghukum orang tak bersalah dengan se
wenang?? Hayo maju!"
Melihat tekad temannya demikian bulat,
Pakkiong Eng merasa berterima kasih juga.
Ilmu Auyang Siau-hong tidak tinggi, namun
selama melakukan perjalanan bersama Tong
Gin-yan dan Pakkiong Eng, Auyang Siau-hong
juga memetik keuntungan dalam segi
peningkatan ilmu pedangnya, sebab ia
mendapat banyak petunjuk berharga dari
kedua sahabatnya tersebut.
Tapi untuk bisa bergabung dengan Tong
Gin-yan, mereka harus menembus lebih dulu
lapisan luar penjagaan orang? Ngo-bi-pai.
Begitu melihat kedua gadis itu menghunus
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1958
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pedang dan mendekati arena, Gong-sim
Hweshio cepat menghadang dan membentak,
"Jiwi Siocia, kalau kalian bukan anggota Hwe
liong-pang, lebih baik jangan ikiut campur.
Apalagi nona kecil puteri Ketua Ki-lian-pai
ini...."
Karena yang dihadapi cuma dua gadis di
bawah usia dua puluh tahun, maka si pendeta
penuh bulu agak memandang enteng. Apa
bahayanya makhluk? yang mirip boneka
porselen ini? Pikirnya.
Tapi ia kaget ketika pedangnya yang
ditodongkan tiba? dibelit dan diputar oleh
pedang Pakkiong Eng, hampir lepas dari
tangan kekar si pendeta kalau ia tidak cepat?
melangkah mundur.
"Kau saja yang mundur, bapak pendeta
yang berbulu...." kata Pakkiong Eng sambil
balas menodongkan pedangnya. Sebetulnya
diapun kaget bahwa pedang si hweshio tidak
terlepas dari tangan karena pelintirannya tadi.
Itu menandakan hweshio inipun bukan lawan
ringan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1959
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Kurang ajar, kalian ternyata bersimpati
kepada iblis cilik itu dan harus dihajar pula!"
bentak Gong-sim Hweshio. Kemudian ia
menyerang kedua gadis itu dengan ilmu
pedang Tat-mo-kiam-hoat gaya Ngo-bi-pai.
Maka bertempurlah mereka, dan kedua
?boneka porselen? itu ternyata mampu
merepotkan si hweshio berbulu, terutama
Pakkiong Eng yang memainkan Thian-liong
kiam-hoat (Ilmu Pedang Naga Langit) ajaran
ayahnya.
"Thian-liong-kiam-hoat!" Gong-sim
Hweshio berseru kaget dan terdesak mundur.
"Kau apanya Pakkiong Liong?"
"Aku puterinya!" sahut Pakkiong Eng
sambil terus mendesak tanpa sungkan lagi,
sebab ia mencemaskan keselamatan Tong Gin
yan yang menghadapi kerubutan orang? Hoa
san-pai. Terdengar kain robek ketika pedang si
gadis menggoreskan luka memanjang dari
pundak sampai ke punggung telapak tangan
Gong-sim Hweshio.
Bagian pakaian yang namanya dulu
?lengan baju? sekarang hanyalah seperti sehelai
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1960
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bendera salah pasang di pundak Gong-sim
Hweshio. Tentu saja penampilan angkernya
jadi kacau.
"Pantas! Pantas kalau si anjing Manchu
cilik bersahabat dengan iblis cilik!" si pendeta
berbulu mencak? marah.
Nah, betul juga ramalanku, pikir
Pakkiong Eng. Akhirnya kudapatkan juga
sebutan itu. si anjing Manchu cilik.
Karena Gong-sim Hweshio sendirian tak
mampu membendung Pakkiong Eng, apalagi
ditambah Auyang Siau-hong, maka orang?
Ngo-bi-pai lainnya segera maju mem-bentak?
dan mengeroyok kedua gadis itu. Mula? agak
sungkan juga sekian banyak lelaki gagah
mengepung dua gadis muda, namun keadaan
telah memaksa agar kulit muka sedikit
ditebalkan.
Dengan demikian terjadilah dua
lingkaran perkelahian di pinggir jalan besar itu.
tong Gin-yan dikepung orang? Hoa-san-pai
sedangkan Pakkiong Eng dan Auyang Siau
heng digempur ber-tubi? orang? Ngo-bi-pai.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1961
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tengah perkelahian berlangsung sengit,
mendadak dari arah barat jalan itu, juga dari
arah kota Se-shia, kembali muncul
serombongan orang berpakaian aneka ragam
dan membawa senjata semua. Kemungkinan
besar merekalah rombongan jago? silat yang
baru pulang dari Se-shia pula untuk melayat
Sebun Hiong.
Melihat munculnya orang? itu
mengeluhkah Tong Gin-yan dalam hatinya,
"Celaka duabelas! Kaum kepala batu yang
kuhadapi ini saja sudah cukup merepotkan,
kalau ditambah dengan musuh? baru maka aku
benar? akan mati tercincang sebagai iblis cilik
di tempat ini...."
Karena terjepit keadaan sulit pulalah
maka Tong Gin-yan mulai bersikap lebih keras
terhadap lawan?nya, tidak peduli akan
memakan korban. Seorang murid Hoa-san-pai
yang masih muda tersambar tendangan Pek
pian-lian-hoan-tui (tendangan berantai seratus
pergantian) Tong Gin-yan sehingga terkapar
muntah darah.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1962
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sementara rombongan orang yang baru
datang itu sudah melihat ada pertempuran di
tengah jalan tersebut dan mulai ber-teriak?.
"He, ada perkelahian! Mari kita lihat!"
"Bukankah mereka itu teman? dari Hoa
san-pai dan Ngo-bi-pai?!"
"Dan yang dikeroyok itu bukankah Tong
Kongcu, putera Hwe-liong Pangcu Tong
Taihiap?"
"Tentu mereka bertempur gara? desas
desus di Se-shia itu!"
Orang? itu segera ber-lari?an mendekati
arena pertempuran. Berbagai senjata yang
mereka bawa mereka acung?kan sambil ber
seru?,
"Tahan! Kedua belah pihak harap
menahan diri!"
"Teman sendiri! Teman sendiri!"
Rombongan itu campur-aduk dari
perguruan Jing-sia-pai, Khong-tong-pai, dan
tokoh? perorangan dari wilayah Ou-lam dan
Se-cuan, kentara dari logat bicara mereka.
"Tong Kongcu dan saudara Kong Beng
thian, harap kalian suka mendengarkan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1963
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ucapanku sebentar dan menghentikan gerak
pedang kalian!" seorang tokoh Jing-sia-pai
yang berwujud seorang lelaki kurus kecil
setengah abad, berjenggot seperti jenggot
kambing, bukan cuma berteriak dari luar arena
tetapi juga langsung menyelinap ke tengah
arena. Kedua belah pihak terpaksa menahan
senjata masing? karena sama? tidak ingin
melukai si penengah dari Jing-sia-pai ini.
Jalan terobosan si jenggot kambing
segera ditiru oleh beberapa teman?nya ke arah
lingkaran pertempuran antara Pakkiong Eng
dan Auyang Siau-hong yang dikepung orang?
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ngo-bi-pai. Para petugas ?gencatan senjata? itu
menunjukkan ilmu silat yang baik sehingga
mereka berani masuk arena dengan resiko
tertikam pedang kedua belah pihak yang
bertikai.
Begitulah, hadirnya mereka membuat
perkelahian terhenti, semua orang
memisahkan diri untuk menggerombol dalam
kelompok masing?. Jadi ada tiga kelompok
sekarang.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1964
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Kong Beng-thian langsung saja
melepaskan jerat agar rombongan baru itu
begabung ke pihaknya, "Saudara Cukat, harap
kau ketahui bahwa iblis cilik Hwe-liong-pang
itu sudah menyebabkan kematian Suheng
Seng-hua Tojin! Kalau tidak ditumpas, pasti
korban? berikutnya akan jatuh......!"
Tong Gin-yan menarik napas, satu lagi
ia berhasil mengenali sifat jiwa sempit dari
orang? macam Kong Beng-thian dari golongan
lurus, yang tak segan? memutar-balik
kenyataan untuk membenarkan diri sendiri
demi mencari dukungan bagi pendapatnya.
Si jenggot kambing yang bernama
Cukat Hui-goan kaget, kalau sudah ada korban
jiwa, urusan barangkali akan sulit didamaikan.
Ia menoleh ke arah Tong Gin-yan dan
bertanya, "Benarkah itu, Tong Siaupangcu?"
Panggilan "Siaupangcu" (Ketua Muda)
bernada menghormat itu kontan saja membuat
Kong Beng-thian dan konco?nya mengerutkan
kening tanda hatinya tak suka.
Tong Gin-yan tidak langsung menjawab,
namun malah balik bertanya, "Paman Cukat,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1965
Rewriter & Pdf Maker : OZ
seandainya ada orang luar hendak
menghinakan lambang kehormatan Jing-sia
pai, menyebut Jing-sia-pai sebagai komplotan
iblis, me-maki? leluhurmu dengan kata? kotor
di depan umum, paman akan berbuat apa?"
"Sudah tentu aku akan membela
kehormatan perguruan dan leluhurku biarpun
ilmu silatku rendah. Dan berusaha
menghapuskan tuduhan keji itu..."
"Itualh. Kami dan mereka sama? makan
di warung itu. lalu mereka tanpa hujan angin
tiba? hendak membakar bendera Hwe-liong
pang dan menyurh si tukang warung mencaci
maki ayah dan mendiang kakekku. Kami
bertempur, sedangkan Seng-hua Tojin mati
membunuh diri."
"O, kiranya demikian. Saudara Kong
dan saudara Gong-sim Taisu, kita orang yang
berkecimpung dalam dunia persilatan, seumur
hidup kita entah mengalami pertempuran
berapa ratus kali. Ada kalanya menang dan
kita bangga, tapi ada kalanya kalah dan
kecewa atau malu. Kalau hanya kalah terus
bunuh diri, bukankah kaum pendekar lama?
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1966
Rewriter & Pdf Maker : OZ
habis? Bukan terbunuh musuh tapi terbunuh
senjatanya sendiri? Aku pikir, Seng-hua Tojin
itu juga agak sempit pikirannya...."
Begitulah, meskipun Cukat Hui-goan
berhasil melerai perkelahian, tapi gagal
menjadi penengah yang netral. Maklumlah,
pusat perguruannya ada di gunung Jing-sia-san
di propinsi Se-cuan, jadi satu propinsi dengan
Hwe-liong-pang yang bermarkas di Tiau-im
hong. Tetangga. Namun yang membuat Cukat
Hui-goan condong kepada Hwe-liong-pang
bukan karena kekuatan Hwe-liong-pang, tapi
karena sikap bertetangga baik yang berpuluh
tahun ditunjukkan oleh Hwe-liong-pang
terhadap Jing-sia-pai yang jauh lebih kecil.
Ketika seorang murid Jing-sia-pai bentrok dan
dilukai anggota Hwe-liong-pang, pihak Jing-sia
pai sebenarnya mendongkol tapi tak berani
menuntut Hwe-liong-pang.
Tak terduga justru Tong Lam-hou
sendiri dengan rendah hati mengunjungi Jing
sia-pai untuk minta maaf dan membawakan
obat bagi murid Jing-sia-pai yang terluka.
Sendiri, tanpa pengawal, tanpa sikap agung?an
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1967
Rewriter & Pdf Maker : OZ
dari seorang ketua sebuah perserikatan terkuat
di wilayah barat. Alhasil, kemarahan dan
kemendongkolan larut habis dalam acara
minum bersama yang penuh keakraban.
Kecuali itu, Hwe-liong-pang di Se-cuan
adalah kelompok yang dicintai rakyat, karena
kekuatan yang mereka miliki digunakan
sepenuhnya untuk meningkatkan keamanan
dan kesejahteraan.
Kong Beng-thian yang berangasan itu
langsung terbakar hatinya oleh ucapan Cukat
Hui-goan. "Saudara Cukat, benar katamu
bahwa kalah menang adalah urusan biasa. Tapi
karena kematian Suheng gara? iblis cilik Hwe
liong-pang itu, kami harus menuntut balas!"
"Saudara Kong, ingat kata? emas nabi
kita Khong-hu-cu dalam kitab Lun-gi: apa
yang kita sendiri tidak mau, jangan
diberikan kepada orang lain. Saudara Kong
menuduh Hwe-liong-pang sebagai kaum iblis,
apakah terpengaruh hanya oleh desas-desus
dari mulut usil di Se-shia itu? bagaimana kalau
misalnya muncul kabar angin bahwa Hek-eng
Pocu itu sebenarnya...... sebenarnya adalah.....
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1968
Rewriter & Pdf Maker : OZ
saudara sendiri? Tapi jangan marah, ini hanya
umpama lho. Apakah saudara mau dituduh
sembarangan seperti itu?"
Biarpun Cukat Hui-goan sudah berpesan
?jangan marah?, tetapi toh pihak Hoa-san-pai
jadi merah paham wajahnya. Apalagi ketika
mendengar orang? di pihak Cukat Hui-goan
ber-ramai? bicara serabutan mendukung
ucapan si jenggot kambing yang bicara dengan
santai, kalimat demi kalimat sambil men
jungkit?kan ujung bibirnya yang sebelah kiri,
yg merupakan kebiasaannya sejak kecil.
"Saudara Cukat, kabar yang bersumber
dari Suheng Sebun Him sendiripun berani kau
anggap mulut usil? Dia orang terhormat,
kata?nya bisa dipercaya. Sedang, siapa tidak
tahu sejarah Hwe-liong-pang yang penuh
noda? hitam? Sangat masuk akal kalau durjana
Hek-eng Pocu itu sebenarnya adalah Tong
Lam-hou sendiri. Eh, saudara Cukat, jangan?
kau juga termasuk anggotanya?"
Kini ganti murid? Hoa-san-pai dan Ngo
bi-pai yang ber-teriak? mendukung serangan
balik itu.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1969
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Orang? di pihak Cukat Hui-goan ber
teriak? marah, tapi Cukat Hui-goan sendiri
kelihatan tetap tenang sambil mengelus
jenggot kebanggaannya. Katanya kalem,
"Tentang sejarah masa lalu, perguruan atau
kelompok mana yang tidak pernah punya
anggota yang menyeleweng? Hwe-liong-pang
begitu, tapi Hoa-san-pai, Ngo-bi-pai, juga kami
sendiri dari Jing-sia-pai? Masih ingat peristiwa
berdarah di Ki-lian-san duapuluh lima tahun
yang lalu? Peristiwa itu membuktikan dalam
setiap kelompok ada penyelewengnya, dan kita
tidak boleh main gempur tanpa pandang bulu
lagi. tapi desas-desus tentang Hwe-liong
Pangcu itu tidak dapat dipertanggung
jawabkan...."
"Jadi secara tidak langsung kau
menuduh Sebun Suheng menyebarkan desas
desus tak bertanggung jawab, begitu?"
"Ya, tidak. Mungkin Tong Pangcu
maupun Sebun Taihiap sama? tidak bersalah,
keduanya sama? tokoh terhormat penentang
Hek-eng-po, lalu Hek-eng Pocu yang
sebenarnya itulah yang menyebarkan desas
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1970
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Rewriter & Pdf Maker : OZ
desus agar kedua pendekar itu baku hantam
dan si Hek-eng Pocu itulah yang bakal
mengeruk keuntungan. Kita jangan gampang
termakan siasat adu domba."
"Pintar kau bersilat lidah. Tapi
pendapatmu itu baru merupakan dugaan kabur
saja bukan? Mana buktinya?"
"Ya memang baru dugaan. Tapi tuduhan
terhadap Hwe-liong Pangcu itu apakah juga
sudah ada buktinya? Baru kabar angin juga
kan?"
Keruan Kong Beng-thian bungkam kalah
debat.
Namun sedetik kemudian jagoan Hoa
san-pai itu meraung marah, "Kata? Sebun
Suheng tak mungkin keliru! Dia pasti benar!"
Cukat Hui-goan menarik napas, "Begini
hebat kalian percaya kepada Sebun Him, tapi
apakah kalian tidak tahu bahwa Tong Pangcu
juga punya pendukung di luar Hwe-liong-pang
yang mempercayai setiap patah katanya, siap
membelanya mati?an dari tuduhan fitnah?"
Ucapan itu bukan sekedar gertak
sambal. Ketika orang? Hoa-san-pai dan Ngo-bi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1971
Rewriter & Pdf Maker : OZ
pai dengan beringas siap untuk bergerak,
maka orang? Jing-sia-pai dan Khong-tong-pai
juga menghunus senjata? mereka dan siap
berkelahi di pihak Tong Gin-yan. Kalau
pertempuran meledak, agaknya bukan cuma
Seng-hua Tojin yang akan berangkat ke
nirwana.
Tapi pada detik? sepanas bara itu,
terdengarlah suara Tong Gin-yan meredakan
keadaan, "Tuan? yang berjiwa lapang dari Hoa
san-pai, Ngo-bi-pai, Jing-sia-pai dan Khong
tong-pai, aku mohon dengan hormat sudilah
tuan? menyimpan senjata masing?. Jangan lagi
ada setetes darahpun tertumpah percuma
karena masing? melihat persoalan yang sama
dari sendiri?. Berilah waktu kepada kami dari
Hwe-liong-pang untuk membersihkan diri dari
tuduhan palsu tersebut."
Lalu Tong Gin-yan membungkuk hormat
dalam? ke arah Kong Beng-thian, "Tentang
kematian Seng-hua Tojin, kalau kalian anggap
aku penyebabnya, terserahlah. Setelah
persoalan fitnah ini selesai dengan
tersingkapnya kedok Hek-eng Pocu yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1972
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sebenarnya, aku akan datang ke Hoa-san
tanpa senjata dan seorang diri, kalian boleh
minta pertanggung jawabam macam apapun
dari diriku...."
"Itu tidak adil....." Pakkiong Eng hendak
memprotes keputusan Tong Gin-yan itu,
namun ia bungkam ketika melihat Tong Gin
yan mengisyaratkannya agar diam.
Betapapun panas hati Kong Beng-thian,
namun ia sadar kali itu tidak mungkin
memaksakan kehendak. Pihaknya pasti akan
kalah, karena gabungan Jing-sia-pai dan
Khong-tong-pai berjumlah lebih banyak dari
campuran Hoa-san-pai dan Ngo-bi-pai. Pihak
lawan juga masih diperkuat oleh si ?iblis cilik?
dan si ?anjing Manchu cilik? yang tak bisa
dianggap enteng.
Maka orang? Hoa-san-pai dan Ngo-bi
pai itupun segera meninggalkan tempat itu
dengan membawa mayat Seng-hua Tojin.
Mereka agaknya begitu marahnya sampai lupa
membayar harga makanan dan minuman di
warung tadi....
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1973
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Cukat Hui-goan meng-geleng?kan
kepala sambil menarik napas melihat kelakuan
orang? itu. "Percuma mereka memelihara
jenggot? panjang itu. Jenggot semakin
panjang, tapi akal mereka malah semakin
pendek seperti anak? kecil saja...."
"Paman? dan saudara? sekalian, terima
kasih atas pertolongan kalian sehingga
pertumpahan darah lebih lanjut terhindar,"
kata Tong Gin-yan kemudian kepada Cukat
Hui-goan sambil menghormat. "Tapi seluruh
Hwe-liong-pang lebih berterima kasih lagi atas
masih kuatnya kepercayaan kalian terhadap
Hwe-liong-pang biarpun beredar fitnahan keji
itu."
Semua membalas hormat dan bicara
diwakili oleh Cukat Hui-goan, "Siaupangcu,
satu tindakan nyata lebih meyakinkan itikad
baik ketimbang gembar-gembor sejuta kata?
berbunga. Dengan mata kepalaku sendiri
sudah aku lihat tindakan orang? Hwe-liong
pang terhadap rakyat kecil di Se-cuan, karena
itu kami tidak akan terpengaruh biarpun sejuta
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1974
Rewriter & Pdf Maker : OZ
desas-desus buruk ditiupkan orang. Sekarang,
ke mana tujuan Siaupangcu?"
"Mencari anak macan ke sarang
macan," sahut Tong Gin-yan penuh tekad.
"Mencari bukti? kejahatan Hek-eng Pocu dan
membongkar kedoknya!"
Sengaja Tong Gin-yan menghindari
kata? yang menyebut langsung Sebun Him di
Se-shia, sebab itu sama saja dengan menuduh
sebelum ada bukti, jadi tak ubahnya dengan
orang? Hoa-san-pai tadi.
"Siaupangcu, itu gawat sekali. Kami
menawarkan tenaga kami untuk ikut
mendatangi sarang macan itu...."
"Terima kasih banyak, paman. Tetapi
tenaga bantan di belakangku sudah cukup
kuat. Seluruh anggota Hwe-liong-pang
bertekad membuktikan fitnahan itu tidak
benar. Tetapi kalau paman ingin membantu
juga, aku pinta kesediaan paman untuk satu
hal....."
"Dengan senang hati, Siaupangcu.
Katakanlah...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1975
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Kalau paman di tengah jalan
menjumpai pertikaian? gara? desas-desus ini,
sukalah paman berusaha mendamaikan
mereka se-bisa?nya. Jangan sampai darah
tertumpah, baik dari pihak yang mempercayai
desas-desus maupun pihak yang bersimpati
kepada Hwe-liong-pang, sebelum persoalannya
menjadi jelas benar. Tunggulah sampai bukti?
dibeberkan....."
Kepala berjenggot kambing itu
mengangguk mantap. "Baik, Siaupangcu. Kalau
Hwe-liong Pangcu berhasil mendidik dan
menanamkan sikap sebijaksana ini atas diri
Siaupangcu, kami lebih? tidak percaya lagi
bahwa Hwe-liong Pangcu adalah Hek-eng Pocu
yang suka mengganas itu...."
"Paman terlalu memuji. Aku ucapkan
terima kasih atas kesediaan paman, itu akan
sangat besar artinya agar para pendekar
jangan sampai berbaku hantam karena
termakan siasat Hek-eng Pocu."
"Apa Siaupangcu sudah tahu, atau ada
dugaan siapakah orang yang bersembunyi di
balik kedok Hek-eng Pocu itu?"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1976
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Jawaban Tong Gin-yan terpaksa agak
berbohong supaya tidak menimbulkan gejolak
yang semakin berdarah di rimba persilatan.
"Selama ini kami bertiga memang berusaha
menyelidikinya dan mendapat beberapa
petunjuk yang masih kabur. Tetapi belum patut
kita mencurigai siapapun..."
Kedua pihak saling mengucapkan salam
perpisahan dan kemudian berpisah ke arah
tujuan masing?.
Sebelum pergi, Tong Gin-yan mencari si
tukang warung untuk mengganti kerusakan
warungnya. Namun si tukang warung serta
bocah tanggung pembantunya itu sudah kabur
entah ke mana....
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Maka mereka bertiga pun berkuda
kembali ke arah kota Se-shia.
*Oz*
BAGIAN TIGA PULUH SEMBILAN
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1977
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Perjalanan ke Se-shia cuma makan
waktu setengah hari karena sudah dekat.
Namun dalam jarak yang singkat itu Tong Gin
yan mendapat ujian berat. Bukan saja ujian
ketangguhan ilmu silatnya, tetapi juga ujian
kesabarannya dan kedewasaannya dalam
mengatasi gejolak akibat desas-desus bahwa
ayahnya adalah Hek-eng Pocu.....
Sepanjang jalan, ia bersama kedua
teman gadisnya harus melewati hadangan
kaum persilatan yang punya dendam kepada
Hek-eng-po. Dua kali pula melerai pertikaian
antara yang menerima dan yang menolak
desas-desus itu. Di suatu tempat, sekelompok
orang yang bersimpati kepada Hwe-liong-pang
hampir saja membantai habis sekelompok
orang lainnya yang bersikeras mempercayai
desas-desus itu.
Alangkah dibutuhkan kesabaran untuk
melerai orang? yang darahnya sudah mendidih
tersebut. Alangkah sulitnya membujuk kedua
belah pihak agar mau menyarungkan senjata?
mereka lebih dulu.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1978
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Celaka tiga belas," keluh Tong Gin-yan
dalam hati. "Beberapa kelompok yang bertikai
ini kebetulan kutemui dan bisa kudamaikan.
Tapi bagaimana di tempat? lain? Barangkali,
entah di mana, sudah terjadi bentrokan dan
beberapa nyawa sudah melayang secara
konyol....."
Sementara Pakkiong Eng yang
menyaksikan sendiri betapa meluasnya
pengaruh desas-desus tersebut, membatin
pula, "Tak kusangka Sebun Hiong yang begitu
jujur dan berwatak kesatria, mempunyai ayah
selicik itu. Aku tidak sudi lagi memanggil
?paman? kepada Sebun Him si durjana...."
Dan yang bergolak dalam otak Auyang
Siau-hong lainlagi, "Liu Beng harus berhasil
diyakinkan bahwa ia mengabdi kepada tuan
yang keliru. Yang dikiranya pendekar luhur
budi itu adalah dalang kerusuhan dan sumber
fitnah...."
Karena rintangan? yang mereka temui
itulah maka jarak pendek ke Se-shia terasa
menjadi jarak yang begitu panjang. Ketika hari
gelap, barulah mereka tiba di luar tembok kota
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1979
Rewriter & Pdf Maker : OZ
itu, namun tidak bisa masuk kota sebab pintu?
gerbang sudah ditutup, jematan? sudah
dikerek naik.
Tapi rombongan kecil yang hanya terdiri
tiga orang itu memang tidak ada perlunya
masuk kota Se-shia. "Sarang macan" yang
hendak mereka selidiki itu adalah rumah
keluarga Sebun tang terletak di luar tembok
kota, bukan di dalamnya.
Mereka berbelok menyusuri parit
pelindung kota. Pakkiong Eng berjalan di depan
karena dialah yang tahu letak rumah itu,
bahkan pernah tinggal di dalamnya selama
setengah bulan lebih. Saat itu tiba? si gadis
ingat, malam pertama ia menginap di rumah
pendekar itu, si ?paman Sebun? mengujinya
bertempur di taman bunga, dan ketika ingat
pula pertempuran melawan Hek-eng Pocu
bersama Tong Gin-yan dan Liu Beng,
nampaklah banyak persamaan antara Sebun
Him dan Hek-eng Pocu.
Bentuk tubuhnya, tingkat
kepandaiannya, gaya bertempurnya yang
seperti beruang mengamuk dengan serangan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1980
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang mengalir beruntun seperti gunung batu
yang longsor....
Urutan kejadian di kampung Liong-coan
memperjelas dugaan itu. di sana, Sebun Him
dan Hek-eng Pocu seolah berhadapan sebagai
musuh sengit yang ingin saling membunuh,
namun di tempat sesempit Liong-coan,
anehnya ?kedua tokoh? tersebut tidak pernah
saling kepergok. Hek-eng Pocu muncul, Sebun
Him menghilang entah ke mana. Sebun Him
muncul, Hek-eng Pocu tidak nongol, cuma
anak buahnya.
Hek-eng Pocu berperan sebagai
penyerang dari pihak luar, Sebun Him berlagak
membela di pihak Liong-coan. Dan hasilnya,
Liong-coan berhasil diubah dari sebuah desa
yang tenteram menjadi salah satu basis
kekuatan dan perbekalan buat Pangeran In Si
di masa depan. Keberhasilan Pangeran In Si
akan berarti keberhasilan Sebun Him pula
sebagai pendukung utamanya.
Cuma, kematian Sebun Hiong di Ban
siong-tin itu betapapun juga tetap merupakan
teka-teki tak terpecahkan oleh Pakkiong Eng.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1981
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Tiba? Tong Gin-yan berkata, "A-eng,
tidak mungkin kita menyelidiki rumah keluarga
Sebun dengan berkuda di malam hari seperti
ini. Akan gampang sekali diketahui oleh pihak
mereka...."
Tanpa berkata, Pakkiong Eng
mengangguk setuju pendapat kekasihnya itu.
pakaiannya sendiri serba putih sesuai
kebiasaannya, sedangkan kudanya juga putih
mulus, si Salju Terbang. Itu buaknlah
dandanan orang yang hedak menyelundup di
malam hari, sangat menyolok mata.
"Habisbagaimana?"
"Kau harus berganti pakaian hitam,
sedang kuda? ini harus dititpkan di suatu
tempat yang aman."
Soal pakaian hitam tidak masalah,
sebab dalam bungkusan pakaian Tong Gin-yan
ada tiga setel pakaian hitam yang bisa
dipinjamkan kepada Pakkiong Eng meskipun
harus diikat di sana-sini karena tentu akan
agak kedodoran.
Kebalikan dari Pakkiong Eng yang suka
pakaian serba putih, Tong Gin-yan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1982
Rewriter & Pdf Maker : OZ
menggemari warna hitam, "warna khas Hwe
liong-pang".
Soal meitipkan kuda juga tidak jadi
masalah, namun muncul sebuah soal lain yang
rumit. Tentang diri Auyang Siau-hong. Gadis
itu lebih aman ditinggalkan di suatu tempat,
atau dibawa menyelundup masuk ke ?sarang
beruang? keluarga Sebun?
Melihat kedua sahabatnya me-lirik? ke
arahnya dengan sikap bimbang, Auyang Siau
hong dapat segera menangkap maksud mereka
meskipun mereka tidak mengatakannya karena
kuatir membuatnya tersinggung. Namun
Auyang Siau-hong tidak tersinggung, malah
berkata dengan tahu diri, "Kalian
mencemaskan aku, bukan? Meskipun aku ingin
ikut membantu kalian, tetapi dengan
kepandaian silatku yang belum memadai maka
aku malah akan membebani kalian, bukan
membantu. Karena itu, kalian tinggalkan saja
aku, aku yang akan menjaga kuda?...."
"Enci Hong," kata Pakkiong Eng dengan
agak sungkan. "Bukannya kami memandang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1983
Rewriter & Pdf Maker : OZ
rendah padamu, tetapi tempat yang akan kami
masuki itu...."
"Aku mengerti, aku mengerti, adik Eng
dan Yan-ko. Kalian bicara seperti bukan
terhadp sahabat saja, pakai sungkan? segala.
Adik Eng, cepat salin dengan pakaian hitam
dan berangkatlah. Tinggalkan kuda? kalian
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepadaku. Jangan kuatir, tidak akan kujual...."
"Bantuan berharga bukan berujud ilmu
silat saja, tetapi juga sikap penuh pengertian
seperti inilah," kata Tong Gin-yan untuk sedikit
membesarkan hati Auyang Siau-hong. "Tetapi
kita cari tempat aman itu lebih dulu. Tidak di
tengah jalan seperti ini...."
Tidak jauh dari situ mereka temukan
sebuah rumah kosong yang sudah tiga
perempat ambruk, namun yang seperempat
bagian itu masih bisa dipakai tempat
berlindung. Di sekitar rumah ada belukar yang
agaknya bekas kebun sayur, sebab masih ada
bekas? pagar dan bambu? penyangga tanaman
merambat yang sudah morat-marit. Di salah
satu sudut, bersarang sekawanan rubah liar
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1984
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang untuk sementara akan menemani Auyang
Siau-hong.
Kuda? dituntun dan ditambatkan di
tempat yang tidak gampang dilihat. Pakkiong
Eng memakai pakaian hitam pinjaman Tong
Gin-yan, tapi tidak melepaskan lebih dulu
pakaian putihnya melainkan langsung
dirangkapkan saja.
"Pas?" tanya Tong Gin-yan.
"Pas, tapi baunya hampir membuatku
pingsan," sahut Pakkiong Eng.
Auyang Siau-hong tertawa terkikik dan
Tong Gin-an bersungut, "jangan mentertawai,
Siau-hong. Ketahuilah, pakaian Liu Beng
baunya tujuh kali lipat dari kepunyaanku...."
Bicara soal Liu Beng, Auyang Siau-hong
kemudian berpesan, "Yan-ko dan adik Eng,
seandainya di rumah keluarga Sebun kalian
kepergok Liu Beng, tolong.... tolong jangan
sakiti dia meskipun dia membela Sebun
Him...."
Berbarengan kepala Tong Gin-yan dan
Pakkiong Eng mengangguk, yang menjawab
Pakkiong Eng, "Liu Beng sahabat kami. Ia
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1985
Rewriter & Pdf Maker : OZ
membela Sebun Him bukan karena jahat,
tetapi justru karena terlalu jujur dan polos
sehingga dapat diperalat Sebun Him.
Sedangkan terhadap orang? Hoa-san-pai tadi
kami bisa memaafkan, apalagi terhadap
seorang sahabat yang tengah tertipu musuh."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1986
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1987
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Terima kasih. Berangkatlah kalian
berdua."
"Enci Hong, kau juga harus ber-hati?.
Kita sudah ada di garis depan."
Setelah itu, dengan gerakan lincah dan
ringan, berkelebatlah dua sosok tubuh
berpakaian serba hitam ke arah rumah
keluarga Sebun.
Setelah ditinggalkan sendirian dalam
kegelapan dan kesunyian di rumah bobrok itu,
gampang sekali pikiran Auyang Siau-hong
membayangkan yang bukan?. Misalnya,
bagaimana kalau dari arah kebun belukar sana
muncul seorang wanita bergaun putih yang
jalannya melayang dan kepalanya dijinjing
dengan tangan? Bagaimana kalau dari balik
pohon itu tiba? muncul sesosok jerangkong
yang me-lambai?? Bulu kuduk Auyang Siau
hong bergidik, namun dengan mengeraskan
hati ia buang pikiran tentang hal? seram itu
jauh?.
Sekilas timbul pikiran untuk
menyalakan api dari bekas runtuhan kayu?
kerang yang berserakan agar keadaan menjadi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1988
Rewriter & Pdf Maker : OZ
terang. Tapi setelah di-pikir?, gagasan itupun
disingkirkannya. Saat itu, keadan di sekitar
rumah keluarga Sebun maupun di sekitar
markas Hwe-liong-pang di Tiau-im-hong sana
merupakan dua titik paling rawan dalam dunia
persilatan. Itulah tempat? panas di mana
kesalah pahaman paling gampang meledak
menjadi baku hantam berdarah. Siapa tahu
cahaya api bisa menarik perhatian, entah pihak
mana, dan Auyang Siau-hong akan mengalami
kesulitan untuk menjelaskan keberadannya di
situ, juga tentang kuda? yang tertambat itu.
Bahkan tidak ada cahaya api pun
tempat itu kemudian didekati oleh derap
langkah seseorang. Auyang Siau-hong bersiap,
pedangnya dihunus per-lahan? tanpa suara
dan digenggam erat? tangkainya. Lalu
berusaha meleburkan keberadaan dirinya di
kegelapan malam, matanya ditajamkan
mengawasi arah datangnya langkah kaki dari
sela? pintu bobrok.
Gadis itu semakin tegang ketika
langkah kaki itu terdengar memasuki rumah
tersebut. Sesosok bayangan pendek gemuk
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1989
Rewriter & Pdf Maker : OZ
terlihat, bahkan kemudian orang yang datang
tersebut me-manggil? dengan suara tertahan,
"Suhu.... Suhu....."
Kini yang membuat Auyang Siau-hong
tercengang bukanlah karena asingnya suara
itu, namun justru karena mengenal suara itu
selama sepuluh tahun lebih. Itulah suara Kam
Hun-siong, murid Ki-lian-pai. Otak Auyang
Siau-hong mulai diputar keheranan. Kenapa
Kam Hun-siong selarut malam ini keluyuran di
tempat sepi dekat rumah keluarga Sebun?
Kenapa pula ia me-manggil? "Suhu"
yang dimaksudnya tentu ayah Auyang Siau
hong, Ketua Ki-lian-pai Auyang Peng-hong
yang berjuluk Lam-ih-kiam-khek? Apa
barangkali merekapun sedang mengintai
rumah keluarga Sebun karena ingin
membalskan dendam Liu-keh-chung yang
tertumpas Hek-eng-po? Ya, siapa tahu?
Demikian dalam otak gadis itu bergalau
bermacam pertanyaan yang tak terjawab.
Seandainya Kam Hun-siong bukanlah
calon suami yang dipilihkan oleh ayahnya
untuk dinikahkan dengannya, tentu Auyang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1990
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Siau-hong akan keluar dari sembunyinya untuk
mendapatkan teman ber-cakap?. Namun
ternyata ia tetap memilih meringkuk di tempat
persembunyiannya sambil mengawasi gerak
gerik Suhengnya dari kegelapan.
Masih beberapa kali Kam Hun-siong me
manggil? Suhunya sambil mondar-mandir dan
kemudian duduk. Untung sampai detik itu Kam
Hun-siong tidak melangkah ke halaman
belakang dan melihat tiga ekor kuda yang
tertambat.
Tak lama ia menunggu, ada suara
langkah? mendekat lagi. "Hun-siong...... Hun
siong............."
"aku di sini, Suhu......" Kam Hun-siong
bangkit sambil menyahut.
Kali ini Auyang Siau-hong hapal, itulah
suara ayahnya.
Di tengah ketegangan dan kesunyian
bertemu dengan ayah dan kakak
seperguruannya, mestinya suatu peristiwa
menyenangkan. Tapi Auyang Siau-hong justru
semakin meringkas tubuh di tempat
tersembunyi, kuatir kalau ditemui oleh mereka,
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1991
Rewriter & Pdf Maker : OZ
diseret pulang ke Ki-lian-pai untuk dipaksa
menikah dengan Kam Hun-siong. Ia hanya
mau pulang kelak bersama Liu Beng.
Di tengah kegelapan, tanpa menyalakan
api, ketua Ki-lian-pai dan Kam Hun-siong
kemudian berbicara perlahan. Tapi Auyang
Siau-hong tetap dapat mendengarkan karena
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tempat itu sunyi.
"Bagaimana? Ketemu jejaknya?" tanya
ketua Ki-lian-pai Auyang Peng-hong.
Terdengar Kam Hun-siong membuang
napas keras? dan kepalanya nampak
menggeleng. "Dua hari dua malam kami
bertiga mengaduk kota Se-shia, sampai
lorong? busuk dan sudut? gelap sudah kami
periksa semua, namun dia tak ditemukan
jejaknya. Hasil penyelidikan Suhu sendiri
bagaimana? Apakah Suhu sudah masuk ke
dalam rumah keluarga Sebun?"
"Hus, memangnya aku punya nyawa
rangkap sembilan sehingga berani masuk
menyelidiki benteng itu? aku cuma menunggu
di luar tembok, mencegat dan menyuap
beberapa tahil kepada pegawai? keluarga
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1992
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sebun yang keluar berbelanja. Dan keterangan
yang kudapatkan sama saja. Dia menghilang.
Isterinya yang sedang hamil menangis terus
karena mencemaskan nasibnya, pegawai?
keluarga Sebun sudah disebar untuk
mencarinya.....
"Rupanya dia ketakutan setelah kita
kirimi surat bergambar itu dan memilih
minggat dari rumah ayah mertuanya."
"Tindakan kita memang agak gegabah.
Sekarang lenyaplah peluang kita untuk ikut
mendapat bagian harta karun..."
"Tetapi, Suhu, dalam penyelidikan hari
ini, aku menemukan di belakang penginapan
Lam-hiu ada sesosok mayat gelandangan di
tumpukan sampah. Pakaian gelandangan itu
dilucuti semua, lehernya memar dan patah
seperti kena pukulan keras. Di dekat mayat
ada setumpuk pakaian bagus. Aku menduga
sesuatu....."
"Apa?"
"Dia merebut pakaian gelandangan itu
untuk menyamar dengan mencopot pakaiannya
sendiri. Dan kemungkinan besar sudah jauh
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1993
Rewriter & Pdf Maker : OZ
meninggalkan Se-shia. Mungkin dua hari
perjalanan, sebab mayat gelandangan itu
nampaknya sudah dua hari mati, sudah agak
bau dan berair...."
"Kalau begitu, masih ada harapan kalau
kita kejar dia. Kita jelaskan bahwa maksud kita
bukanlah agar dia meninggalkan
kedudukannya sebagai menantu Sebun Him,
melainkan agar.... agar..... he-he-he....... dia
sedikit membagi rejeki kepada kita....."
Di tempat sembunyinya Auyang Siau
hong tahu siapa orang yang sedang mereka
bicarakan, tak lain tak bukan adalah Liu Jing
yang, kakak sepupunya yang kini menjadi
menantu keluarga Sebun. Tapi pembicaraan
antara ayahnya dan Kam Hun-siong itupun
membuat gadis itu sedih, marah dan muak
karena ia dapat menangkap garis besarnya. Ia
iri kepada Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng
yang punya ayah? begitu membanggakan,
sedang ayahnya sendiri berwatak begitu
rendah.
Karena gejolak hatinya, tanpa sadar
siku tangannya menyentuh tembok di
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1994
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sebelahnya dan menimbulkan suara perlahan.
Namun itu sudah cukup membuat Auyang
Peng-hong melompat dengan waspada sambil
mencabut pedangnya. "Siapa?!" bentaknya.
Kam Hun-siong pun ikut mencabut
pedangnya.
Sekilas Auyang Siau-hong ragu?, keluar
atau tidak?
Akhirnya ia memutuskan juga untuk
keluar sambil berkata dengan nada sedih,
"Ayah, setelah kau hampir menghancurkan
kebahagiaanku dengan memaksa aku menikah
dengan lelaki yang tidak kucintai, sekarang
ayah juga ingin menghancurkan ketenteraman
keluarga Piauko Liu Jing-yang?"
"Sumoai, jadi kau sudah mendengarkan
pembicaraan kami barusan?" tanya Kam Hun
siong.
Sedangkan Auyang Peng-hong
membentak, "Kau anak kecil mengerti apa?!
Kau minggat dari Ki-lian-san, membuat kami
semua pusing kepala memikirkanmu, ibumu
sampai sakit......"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1995
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Ah, ibu sakit?" Auyang Siau-hong
kaget.
"Ya, itu gara? ulahmu!" kata ayahnya.
Ia tahu bahwa puterinya dekat sekali dengan
isterinya, maka sengaja digunakannya
pancingan itu agar puterinya mau pulang ke
rumah tanpa perlu di-seret?.
Meskipun kaget mendengar ibunya
jatuh sakit, namun rasa ingin tahu Auyang
Siau-hong terhadap perundingan rahasia tadi
belum terhapus seluruhnya. "Ayah dan Kam
Suheng, buat apa mengganggu ketenteraman
keluarga Piauko? Apa kesalahan Piauko
terhadap kalian, sehingga....."
Sebagai seorang ayah, bagaimanapun
juga Auyang Peng-hong ingin menjaga citranya
sebagai ?ayah yang baik? di hadapan anaknya.
Dan karena kasak-kusuknya sudah terdengar
oleh puterinya, maka satu?nya cara untuk
membersihkan dirinya ialah dengan cara
memburukkan Liu Jing-yang, berusaha
meyakinkan puterinya bahwa Piauko-nya itu
memang patut diperlakukan buruk.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1996
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"A-hong, apa yang kulakukan atas diri
Liu Jing-yang ini bukan karena aku ngiler harta
bendanya sebagai ahli waris Sebun Him
(padahal sangat ngiler), melainkan sekedar
hukuman atas tingkah laku busuknya sendiri!"
katanya. "Piauko-mu itu bukan orang baik?!"
"Bukan orang baik?? Apa yang telah
dilakukannya?"
Kam Hun-siong si ?calon suami? juga
ikut campur, bicaranya senada dengan
Suhunya, "Benar kata Suhu, Sumoai. Kami
sebagai pendekar? penegak kebenaran dari Ki
lian-pai tidak bisa tinggal diam melihat orang
sejahat Liu Jing-yang menempati kedudukan
yang begitu bagus dan kuat sebagai menantu
keluarga Sebun, itulah sebabnya kami
menggunakan siasat untuk membuatnya
mencelat dari kedudukannya. Bukankah
begitu, Suhu?"
"Benar sekali!" sambung Ketua Ki-lian
pai. Murid berotak gemilang, dalam hatinya
Auyang Peng-hong memuji Kam Hun-siong.
"Tapi tadi ayah dan Suheng bicara pula
tentang tidak kebagian rejeki segala, apakah
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1997
Rewriter & Pdf Maker : OZ
macam ini tingkah para penegak kebenaran?"
sindir Auyang Siau-hong. "Kejahatan apa yang
pernah dilakukan Piauko Liu Jing-yang?"
Tanpa menunggu isyarat gurunya, Kam
Hun-siong langsung membeberkan, "Piauko
mu itu kelihatannya saja lemah lembut,
terpelajar dan sopan santun, sebenarnya dialah
serigala berbulu domba.
Di Liu-keh-chung, dialah yang
membunuh Liu Tek-san. Dan sebagai menantu
keluarga Sebun, dialah yang membunuh Sebun
Hiong! Ha-ha-ha.... semua orang begitu tolol,
mengira Sebun Hiong dibunuh Hek-eng-po,
padahal di Ban-siong-tin Suhu melihat sendiri
bagaimana Liu Jing-yang menikam punggung
iparnya itu....."
Muka Auyang Siau-hong memucat
mendengar penuturan Kam Hun-siong, tidak
menduga kalau kakak sepupunya, Liu Jing
yang itulah yang membunuh Sebun Hiong.
Pantas Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng
kebingungan menghadapi teka-teki itu. tak
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terduga dirinyalah yang menemukan
jawabannya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1998
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Ayah, benarkah itu?"
Dalam hatinya, sebetulnya Ketua Ki
lian-pai agak menyesal mendengar Kam Hun
siong nyerocos tanpa sempat dicegahnya. Itu
berarti tambah satu orang lagi yang
mengetahui rahasia Liu Jing-yang, rahasia
yang bisa digunakan menekan Liu Jing-yang
agar kelak kalau sudah memegang kekuasaan
di keluarga Sebun ?membagi rejeki? kepadanya,
kalau tidak, diancam akan disebarluaskan
rahasianya itu. Namun atas pertanyaan
puterinya tersebut, ketua Ki-lian-pai tidak bisa
menjawab lain kecuali menganggukkan kepala.
"Tapi kau harus jaga rahasia ini lebih dulu...."
Ternyata memang sulit mengendalikan
ledakan emosi Auyang Siau-hong setelah
mengetahui hal itu. "Kenapa harus
dirahasiakan? Tadi ayah dan suheng mengaku
sebagai pendekar? penegak kebenaran,
harusnya menyebar luaskan kenyataan ini agar
diketahui semua orang! Gara? matinya Sebun
Hiong inilah Sebun Him bebas dari kecurigaan
sebagai Hek-eng Pocu! Sebaliknya ketua Hwe
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 1999
Rewriter & Pdf Maker : OZ
liong-pang Tong Lam-hou malah dituduh orang
banyak sebagai...."
"Apa?! Sebun Him adalah Hek-eng
Pocu?!" kali ini ketua Ki-lian-pai kaget.
Memang sudah mendengar desas-desus bhawa
Hek-eng Pocu sama orangnya dengan Hwe
liong Pangcu, namun apa yang diucapkan anak
gadisnya itu merupakan hal baru yang
mengejutkan. "A-hong, jangan sembarangan
bicara! Dari mana kau dapatkan berita itu?"
"Bukan sekedar dari mulut usil,
melainkan dari pengalaman? yang aku
dapatkan sendiri selama melakukan perjalanan
bersama Yan-ko dan Adik Eng...."
"Siapa kedua temanmu itu?"
"Yan-ko adalah puter Hwe-liong Pangcu,
adik Eng adalah puteri Panglima Pasukan Naga
Terbang dari Pak-hia, Pakkiong Liong. Mereka
menolongko sehingga aku berhutang budi...."
"Kau tentunya sudah gila, bocah
goblok!" tiba? ketua Ki-lian-pai membentak
marah. "Kau bisa menyeret seluruh Ki-lian-pai
menuju kehancuran! Berani benar kau
bersahabat dengan anak seorang tokoh yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2000
Rewriter & Pdf Maker : OZ
sedang menghadapi tuduhan para pendekar
dunia persilatan! Berani pula kau memanggil
?adik? kepada puteri seorang Panglima Manchu
yang juga dibenci orang banyak! Di mana
mereka sekarang?!"
Tak terduga Siau-hong menjawab
berani, "Ayah, kalau Ki-lian-pai tidak berani
menyuarakan kebenaran, berpangku tangan
melihat kebenaran diputar-balikkan, lebih baik
tidak usah lagi mengaku sebagai perguruan
penegak kebenaran. Keadilan sedang terancam
sekarang ini, Sebun Him yang sebenarnya
adalah Hek-eng Pocu malah di-puja? seperti
dewa, Tong Lam-hou yang hidup sederhana
dan berbuat banyak untuk kesejahteraan
rakyat Se-cuan malah sedang difitnah, Ki-lian
pai harus memihak Hwe-liong-pang!"
"Berlagak pintar kau?! Ayo ikut kami,
menengok ibumu yang sakit!"
"Tidak! Beberapa kali aku berhutang
nyawa pada Yan-ko, aku tidak bisa
membiarkan dia difitnah tanpa dosa!"
"A-hong, seandainya kau bermaksud
demikian, modal apa yang bisa kau gunakan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2001
Rewriter & Pdf Maker : OZ
untuk menjadikan dunia persilatan percaya
padamu?! Kau cuma bocah bau kencur, apapun
yang kau teriakkan tidak akan digubris
orang...."
"Orang boleh saja tidak menggubris
aku, tapi mana berani tidak menggubris Ketua
Ki-lian-pai Lam-ih Kiam-khek Auyang Peng
hong yang perkasa....." Siau-hong mencoba
merayu ayahnya agar berpihak kepadanya.
Tapi ayahnya tak bergeming sedikitpun
sebab punya perhitungan sendiri. Nafsunya
untuk memiliki kekayaan dengan memeras Liu
Jing-yang tetap menguasai pikirannya, dan
usaha pemerasannya hanya akan berhasil
kalau rahasia pengkhianatan Liu Jing-yang itu
hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan orang?
kepercayaannya seperti Kam Hun-siong. Kalau
rahasia itu sudah disebarluaskan sehingga
bukan rahasia lagi, apa gunanya? Demi
tercapainya nafsunya tersebut, persetanlah
dengan banjir darah yang bakal terjadi di Tiau
im-hong....
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2002
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Namun di hadapan anak gadisnya sudah
tentu dia tidak mau membeberkan rencananya,
demi citra ?ayah yang baik? itulah.
"A-hong, buat apa ikut campur yang
bukan urusan kita, apalagi urusan berbahaya.
Yang penting, kita pulang ke Ki-lian-pai sambil
mencoba menemukan Liu Jing-yang...."
"untuk mendapat rejeki tidak halal
itu?!" sindir puterinya.
Keruan ketua Ki-lian-pai naik pitam,
"Bocah durhaka, kalau ayah berhasil dengan
rencana ayah ini, bukankah ibumu dan kau
juga akan ikut menikmati hasilnya? Hayo
pulang!"
Hati Auyang Siau-hong seperti di-iris?
ketika melihat kebejatan watak ayahnya yang
dulu dikaguminya itu, namun kini kedok itu
sudah terlucuti. Ayahnya tidak beda dengan
Sebun Him atau Liu Jing-yang, menyelubungi
kebusukan dengan topeng pendekar? luhur
budi.
Karena pepat hatinya, tanpa pikir
panjang lagi Auyang Siau-hong tiba?
membacokkan pedang ke lehernya sendiri, ia
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2003
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2004
Rewriter & Pdf Maker : OZ
merasa lebih baik mati daripada melihat
tindak-tanduk ayahnya yang memuakkan.
Namun sisi tajam pedang itu belum
sempat memotong urat lehernya yang
mematikan, baru menggores kulitnya hingga
berdarah, Auyang Peng-hong telah melompat
maju sambil berteriak kaget. Tangannya
berhasil menahan gerakan lebih lanjut dari
usaha membunuh diri puterinya itu, bahkan
merebut pedangnya. Lalu memeluk tubuh
puterinya yang terkulai pingsan dengan leher
berlumuran darah.
Dibantu Kam Hun-siong, ia mencoba
menaburkan obat luka dan membalut luka itu
untuk menghentikan darah. Namun ia juga tak
henti?nya menggerutu, "Anak goblok, tolol,
berpikiran sempit! Memangnya gampang
membesarkanmu dari kecil, sehingga kau
gampang saja ingin mati daripada menuruti
maksud ayah? Ayah toh bertujuan
membahagiakan hidupmu, menjamin masa
depanmu...."
Selesai membalut luka, mereka segera
meninggalkan tempat itu sebelum kepergok
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2005
Rewriter & Pdf Maker : OZ
oleh Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng. Auyang
Siau-hong yang pingsan dipanggul oleh Kam
Hun-siong.
*Oz*
BAGIAN EMPAT PULUH
Segesit dan seringan dua ekor kucing
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hitam, Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng
merunduk mendekati dinding rumah keluarga
Sebun yang dalam kegelapan seperti sebuah
kotak raksasa warna hitam. Di atas tembok,
terlihat bayangan pegawai? keluarga Sebun
yang hilir-mudik meronda, memanggul
macam? senjata atau membawa lentera kertas.
"Benar? sarang elang...." Tong Gin-yan
berdesis sambil merunduk di balik bayangan
sebuah pohon ketika melihat betapa rapatnya
penjagaan rumah itu di malam hari.
"Tapi sarang elang hitam ini, malam ini
akan diobrak-abrik oleh putera-puteri Harimau
Selatan dan Naga Utara," desis Tong Ginyan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2006
Rewriter & Pdf Maker : OZ
membesarkan hati. Harimau Selatan dan Naga
Utara adalah julukan Tong Lam-hou dan
Pakkiong Liong, sepasang panglima kekaisaran
yang sangat disegani duapuluh lima tahun
yang lalu.
Namun sekarang, tinggal Pakkiong
Liong yang masih berada dalam pemerintahan
pusat, tetap mendampingi Kaisar Khong-hi
agar tidak terpengaruh oleh si dorna Liong Ko
toh, saudara ipar Kaisar sendiri. Sedang
Pakkiong Liong adalah saudara sepupu Kaisar.
Namun Pakkiong Eng menyentuhkan
ujung jarinya ke lengan Tong Gin-yan sambil
berbisik, "Ssst, bukan hanya kita yang sedang
menyelidiki rumah ini. Lihat...." telunjuk gadis
itu kemudian menunjuk ke suatu arah.
Di depan mereka berdua, ternyata juga
ada dua bayangan hitam lainnya yang sedang
me-runduk? mendekati tembok rumah
keluarga Sebun. Seorang bertubuh kurus,
seorang lagi tegap membawa toya.
"..... ditambah murid si keledai gundul
dari Siong-san," desis Tong Gin-yan lirih. Ia
kenali si tegap pembawa toya itu yang agaknya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2007
Rewriter & Pdf Maker : OZ
adalah Si Liog-cu alias Pangeran In Ceng,
sedang si kurus itu siapa lagi kalau bukan Kam
Hong-ti, Pendekar Besar dari Kanglam yang
namanya mengguncangkan duna persilatan?
"Apakah kita akan bergabung dengan
mereka?" tanya Pakkiong Eng ber-bisik?.
Sahut Tong Gin-yan berbisik pula,
"Landasan kepentingan mereka berbeda
dengan kita, apalagi dalam suasana saling
mencurigai seperti sekarang ini, baiknya kita
dan mereka kerja sendiri?."
Pakkiong Eng mengangguk.
Sesaat suasana sunyi. Di depan, kam
Hong-ti dan In Ceng bergeser maju, sedang
Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng mengambil
jarak sekitar tigapuluh langkah di belakang
mereka agar tidak diketahui.
"A-eng..." tiba? Tong Gin-yan berbisik
lagi.
"Ada apa?"
"Besok kau ingin anak laki? atau
perempuan...?"
Keruan muka Pakkiong Eng jadi merah
padam dan mencubit keras? pinggang si anak
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2008
Rewriter & Pdf Maker : OZ
muda. Jengkelnya bukan main bahwa dalam
situasi seperti itu Tong Gin-yan masih bisa
bicara menyeleweng jauh dari persoalan yang
dihadapi.
Sementara itu, di depan terlihat Kam
Hong-ti dan in Ceng mulai bergerak lagi.
dinding rumah keluarga Sebun tinggi sekali,
kira? delapan kali tinggi orang dewasa yang
disusun berdiri. Tong Gin-yan dan Pakkiong
Eng saja merasa tidak mampu melewatinya
dengan sekali lompat, tetapi Kang-lam Taihiap
Kam Hong-ti dengan enak mengapungkan
tubuhnya melesat ke atas, hanya dalam satu
kejapan mata, tubuhnya sudah lenyap di balik
dinding. Bahkan pegawai? keluarga Sebun
yang meronda itupun tak melihat apa?,
terbukti mereka tidak bereaksi.
Pakkiong Eng diam? membatin,
"Pangeran In Ceng benar? mendapat bantuan
berharga dari orang selihai itu. Pangeran ke
empatbelas In Te benar? mendapat saingan
berat di kemudian hari....."
Tapi Pakkiong Eng boleh lega bahwa di
pihak Pangeran In Te juga ada orang sekaliber
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2009
Rewriter & Pdf Maker : OZ
ayahnya sendiri, Pakkiong Liong, mungkin juga
ditambah Ketua Hwe-liong-pang meskipun
keterlibatannya tidak akan terlalu langsung.
Sementara itu, In Ceng juga mulai
memanjat tembok. Namun ilmu meringankan
tubuhnya tidak selihai Kam Hong-ti, maka
kedatangannya segera diketahui pegawai?
keluarga Sebun yang rata? pandai bersilat.
Terdengar bentakan?, disusul suara benturan
senjata yang riuh-rendah dari balik dinding.
"Ini kesempatan kita...." bisik Pakkiong
Eng. Tanpa menunggu jawaban lagi, ia
memutar ke sisi lain rumah besar itu kemudian
melompat ke atas dinding. Karena dinding itu
terlalu tinggi untuk dilewati dalam satu
lompatan saja, maka ketika Pakkiong Eng
mencapai dua pertiga ketinggian, ia
menjejakkan kakinya ke tembok untuk
mendapatkan pantulan baru agar sampai ke
atas. Tong Gin-yan melakukan hal serupa.
Sepasang orang muda itu menganggap
kehadiran Kam Hong-ti dan In Ceng di bagian
lain rumah itu menguntungkan mereka, sebab
banyak penjaga tertarik ke tempat keributan.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2010
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Juga seandainya mereka kepergok Sebun Him,
tenaga Kam Hong-ti mudah-mudahan bisa
membantu.
Mereka turun di sebuah kebun bunga
yang sepi, berunding sebentar sambil
berjongkok di kegelapan.
"Ke mana?" Tong Gin-yan bertanya.
Pakkiong Eng pernah tinggal cukup
lama di rumah itu, ia tahu ada sebuah tempat
yang disebut Keng-koan (balai buku), tempat
di mana Sebun Him berada ber-hari?.
Tempat yang oleh pegawai? ditakuti
melebihi kandang macan. Siapapun tidak
berani memasukinya kalau tidak dipanggil atau
disuruh Sebun Him sendiri. Dugaan Pakkiong
Eng, tempat itu barangkali menyimpan
rahasia? Sebun Him yang paling dirahasiakan,
bahkan juga dari putera-puterinya sendiri yang
dilarang masuk ke situ.
"Kita ke Keng-koan...." sahut Pakkiong
Eng akhirnya.
"Tempat macam apa itu?"
"Resminya, tempat Sebun Him
menyimpan buku?nya dan membacanya.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2011
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Namun sering kali ia ber-hari? masuk Keng
koan dan tidak keluar selangkahpun, itu
memungkinkan kita menemukan kunci
pembuka semua misteri selama ini."
"Kalau kepergok Sebun Him sendiri, lalu
bagaimana?"
"Ya kita dengan sopan ucapkan begini:
Selamat malam, Hek-eng Pocu, sudilah kau
minggir sebentar agar kamar ini bisa kami
obrak-abrik untuk menemukan rahasiamu..."
"Jangan berkelakar...."
"Apa hanya kau saja yang boleh
berkelakar, dan aku tidak?"
Bisik? mereka terputus, ketika
sekelompok pegawai keluarga Sebun dengan
senjata? terhunus lewat dekat tempat
sembunyi mereka, menuju ke suatu arah. Yang
memimpin regu kecil itu adalah Liu Beng
dengan sepasang tongkat besinya.
*Oz*
Bersambung ke jilid 35
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book 2012
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2013
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2014
Rewriter & Pdf Maker : OZ
TEROR ELANG HITAM
Karya : STEVANUS, S.P.
Jilid 35
Setelah mereka lewat, Pakkiong Eng
melejit keluar diikuti Tong Gin-yan. Sebagai
orang yang pernah tinggal hampir satu bulan di
rumah itu, Pakkiong Eng hapal jalan yang
menuju Keng-koan atau Keng-pong, maka
dialah yang berjalan di depan. Ia juga tahu
tempat? di mana ia harus sembunyi kalau
kepergok pegawai? yang terlatih seperti
prajurit? itu.
Ketika mereka berdua tiba di tempat
yang dimaksud, penjagaan sekitarnya memang
nampak lebih ketat dari tempat? lain.
Semuanya adalah abdi? pilihan yang menonjol
ilmu silatnya dan teruji kesetiannya, Pakkiong
Eng kenal wajah? itu. bahkan kenal nama
beberapa orang dari mereka.
Mereka adalah bekas jagoan? yang oleh
Sebun Him dirantai dengan tali batin yang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2015
Rewriter & Pdf Maker : OZ
disebut ?hutang budi?. Mula? keluarga atau
kelompok mereka dibantai oleh Hek-eng-po,
lalu Sebun Him bak dewa penolong muncul
menyelamatkan dan menampung mereka di
rumahnya sebagai pembantu?nya. Maka kalau
mereka sudah disuruh jaga, biarpun kepala
protol juga tidak akan bergeming dari
tempatnya, karena hutang budi kepada Sebun
Him si ?penolong luhur budi? itulah....
Tapi ketika Tong Gin-yan dan Pakkiong
Eng berdua sampai di situ, ternyata sikap
penjaga? tangguh itu kelihatan kurang wajar.
Berdiri seperti patung, hanya matanya yang
bisa melirik ke sana-sini. Biarpun prajurit
paling disiplinpun tidak mungkin bersikap
setegang itu.
"Urat mereka semua telah tertotok...."
bisik Tong Gin-yan.
"Siapa kira? pelakunya? Kalau Sebun
Him sendiri, tidak mungkin memperlakukan
anak buahnya seperti ini," balas Pakkiong Eng.
"Paling masuk akal adalah Kanglam
Taihiap, seandainya bertemu dengan Sebun
Him, Kam Hong-ti tetap lawan yang alot
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2016
Rewriter & Pdf Maker : OZ
biarpun masih muda. Tapi yang perlu, kita
terjang ke dalam."
Waktu itu memang pintu Keng-pong
terbuka lebar, menandakan bahwa tempat
yang ?angker? dalam rumah Sebun Him itu kini
sudah diterobos orang.
Namun sebelum Tong Gin-yan bergerak,
dua sosok bayangan ber-lari?an datang.
Mereka adalah seorang tua membawa tombak
yang oleh Pakkiong Eng dikenal sebagai Ho
Kian, Ciangkui (kepala urusan rumah tangga)
keluarga Sebun, dan seorang lagi lebih?
dikenalnya sebab itulah Liu Beng dengan
sepasang tongkat besinya.
Begitu melihat keadaan jagoan?
keluarga Sebun yang tertotok itu, Liu Beng
berteriak kaget, "Celaka, Ciangkui! Keng-pong
ini menurut Toaya sebelum pergi, harus dijaga
rapat?. Tapi kini agaknya ada yang menerobos
masuk! Tentu pihak Hek-eng-po atau Hwe
liong-pang menggunakan kesempatan
mengobrak-abrik tempat ini selagi Toaya
pergi!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2017
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Pedih hati Tong Gin-yan mendengar
sahabat yang dihargainya itupun menyamakan
Hwe-liong-pang dengan Hek-eng-po. Tapi bisa
dimaklumi, Liu Beng yang terlalu polos dan
jujur itu biarpun tidak sama artinya dengan
tolol, tentu pikirannya sudah ?dicekoki? oleh
Sebun Him.
Sedang bagi Pakkiong Eng, mendengar
ucapan Liu Beng tentang ?selagi Toaya pergi?
melegakan hatinya. Itu artinya Sebun Him
sedang tidak di rumah, padahal orang itulah
lawan yang menakutkan, baik sebagai Sebun
Him yang tersenyum ramah maupun sebagai
Hek-eng Pocu yang bengisnya tidak tanggung
tanggung.
Ciangkui Ho Kian nampak lebih gugup
dari Liu Beng, tiba? ia menggerakkan jari?
tangannya untuk membuka totokan? pada urat
abdi? utama keluarga Sebun tersebut.
Di tempat sembunyinya, Tong Gin-yan
terkesiap melihat gaya totokan Ho Kian si
bujang tua itu. bukan cuma lihai, tetapi
gayanyapun mengingatkan Tong Gin-yan
kepada seorang tokoh yang sudah menghilang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2018
Rewriter & Pdf Maker : OZ
belasan tahun silam. Seorang tokoh golongan
hitam yang diuber pihak Hwe-liong-pang
karena kejahatannya. Mungkinkah Ho Kian ini
ada hubungan dengan tokoh tersebut?
Sementara abdi? yang tertotok itu
sudah bebas semua, salah seorang dari
mereka segera berseru, "Ciangkui dan
Huciangkui, seorang musuh lihai telah
menyergap kami dan masuk ke Keng-pong...."
Baru habis kalimat itu, Ho Kian telah
melompat masuk ke Keng-pong atau Keng
koan itu sambil memutar tombak di depan
tubuhnya. Jangan dilihat tubuhnya yang kurus
dan agak bungkuk itu, gerakan Ho Kian
ternyata tangkas luar biasa, juga menunjukkan
matangnya pengalaman dalam dunia
persilatan.
Liu Beng juga menyusul masuk. Dengan
gayanya yang khas, bukan melompat dengan
ringan, tetapi melangkah lebar seperti seekor
gajah mengamuk.
Demi menjunjung tinggi pesan sang
majikan untuk menjaga Keng-pong rapat?,
maka abdi? yang barusan tertotok itupun ber
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2019
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bondong? masuk dengan senjata? terhunus
untuk menangkap si penyelundup. Dari gerak
gerik mereka nyata mereka memang jagoan?
yang cukup tangguh.
Namun belum sampai mereka ke pintu
Keng-pong, dua sosok bayangan hitam sudah
?berhembus? melayang seperti angin saja
mendahului mereka.
"He, ada dua musuh lagi!"
"Tahan mereka!"
Seorang abdi bersenjata golok tebal dan
berat sekuat tenaga membacok ke punggung
Pakkiong Eng. Namun luncuran tubuh Pakkiong
Eng ke depan lebih cepat dari golok si abdi
sehingga golok hanya membacok angin,
sedang Pakkiong Eng sudah masuk Keng-pong
menyusul Tong Gin-yan.
Sementara itu yang sedang mengobrak
abrik Keng-pong memang bukan lain adalah
Kam Hong-ti, si pendekar dari Kanglam yang
masih muda, tubuhnya kurus, mukanya pucat
dan tampangnya seperti orang berpenyakit
asma.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2020
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Di dalam Keng-pong ada ratusan,
mungkin ribuan kitab, yang sudah berceceran
di lantai dalam keadaan terbuka, namun si
pendekar Kanglam masih juga mengobrak
abrik lemari? buku lainnya, agaknya sedang
mencari sesuatu.
Tiba? diketemukannya segebung surat
terikat tali sutera. Ia buka salah satu sampul
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hanya untuk dibaca alamat dan pengirimnya.
Alamat tujuan ialah: Abdiku yang tangguh dan
bermasa depan gemilang, Sebun Him di Se
shia. Sedang si pengirim ialah Tit-hun-ong dari
Pak-khia.
Seperti orang kalau menemukan harta
karun tak ternilai, begitulah gembiranya Kam
Hong-ti menemukan apa yang di-cari?nya
dengan menempuh bahaya. Tanpa melihat
tulisan di surat? lainnya, ia ikat kembali berkas
itu dan dimasukkan ke bajunya.
Saat itulah Ho Kian, Liu Beng masuk,
disusul Tong Gin-yan dan Pakkiong Eng,
disusul dengan abdi? setia Sebun Him.
Ruangan yang biasanya sunyi meyeramkan itu
kini jadi ramai seperti dalam pasar.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2021
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Ho Kian masih sempat melihat Kam
Hong-ti mengantongi berkas surat itu, maka
murkanya bukan kepalang, "Kam Hong-ti,
percuma namamu disebut-sebut sebagai
pendekar agung tetapi kelakuannya seperti
maling saja!"
Lalu ujung tombaknya mematuk seperti
ular ke arah leher Kam Hong-ti, dibarengi
dupakan kakinya ke arah pinggang.
Ketangkasan bujang tua keluarga Sebun ini
memang mengejutkan, kalau ia berkecimpung
di dunia persilatan, barangkali tidak sulit
mendapatkan nama besar di satu daerah.
Cuma kali ini lawannya adalah Kam
Hong-ti, si pendekar yang namanya
menggetarkan Kanglam, bahkan sekali-dua kali
namanya dibicarakan sampai di sidang? istana.
Tangannya terulur seenaknya dan tahu? leher
tombak Ho Kian sudah tercengkeram erat.
Sekali sentak ke atas, tubuh Ho Kian yang
ngotot memegangi tombaknya itu terlempar ke
atas sampai membentur langit? kemudian
memantul kembali menimpa sebuah rak buku
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2022
Rewriter & Pdf Maker : OZ
yang langsung roboh dan buku?nya
berserakan.
Tapi di samping Ho Kian masih ada Liu
Beng yang tak kenal takut, anak angkat dan
sekaligus murid tunggal si Gajah Gemuk
Pemabuk Hong Thai-pa yang di wilayah timur
sama terkenalnya dengan Sebun Him di
wilayah barat. Melihat Ho Ciangkui tak berkutik
dalam segebrakan saja, Liu Beng membentak
dan maju.
Sepasang tongkatnya menyambar
bersilangan dengan gerak Lo-kang-ji-siang
(dua gajah mengaduk sungai). Begitu hebat
pembawaan tenaga Liu Beng, sehingga
beberapa helai kertas yang bertaburan di lantai
terangkat naik oleh deru serangannya.
Bagaikan sesosok bayangan yang
meluncur di lantai saja, tahu? tubuh Kam
Hong-ti telah berpindah tempat, dekat sekali di
samping Liu Beng, tangannya mencengkeram
lengan Liu Beng.
Namun sebelum Kam Hong-ti
membanting lawannya seperti halnya tadi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2023
Rewriter & Pdf Maker : OZ
membanting Ho Kian, Pakkiong Eng telah
berteriak, "Kam Taihiap, jangan lukai dia!"
Kam Hong-ti tercengang heran juga
bahwa di tempat itu mendadak bermunculan
pula Pakkiong Eng dan Tong Gin-yan yang
pernah menolongnya ketika hampir mati
terkepung prajurit di Tai-tong-hu dulu.
Sementara Pakkiong Eng berteriak mencegah,
terlihat Tong Gin-yan bertempr membendung
abdi? keluarga Sebun yang hendak menyerbu
masuk.
Namun putera Hwe-liong pangcu itu
nampaknya tidak menggunakan jurus?
mematikan, biarpun menghadapi keroyokan
belasan jagoan keluarga Sebun. Hal itu
membuat Kam Hong-ti bimbangkan desas
desus belakangan yang mengatakan Tong
Lam-hou adalah Hek-eng Pocu....
Karena seruan cegahan Pakkiong Eng
tadi, Kam Hong-ti lepaskan cengkeramannya
pada lengan Liu Beng. Kakinya yang sudah
diangkat untuk menendang rusuk Liu Beng
itupun tidak jadi ditendangkan, dan ia
melompat mundur.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2024
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Liu Beng juga melompat mundur.
Karena kekuatannya yang hebat, lengan Liu
Beng penuh otot sampai sekeras besi, namun
bekas cengkeraman jari? Kam Hong-ti yang
kurus? seperti cakar ayam itu ternyata
membuat lengannya sangat kesakitan pada
bekas yang dipegang tadi. Diam? Liu Beng
kaget, betapa hebat kekuatan si pendekar
kurus tadi. Juga dibuktikan dengan tak
berkutiknya Ho Ciangkui dalam segebrakan
saja.
Melihat Pakiong Eng, Liu Beng berteriak
gembira, "Pakkiong Siocia!" panggilnya kepada
gadis yang pernah menyelamatkan nyawanya
dari keganasan Hek-eng-po.
Namun begitu melihat Tong Gin-yan,
mata Liu Beng tiba? menyemburkan api
kemarahan dan menggeram, "Bagus! Anak si
durjana Hek-eng Pocu itu datang untuk
menyerahkan nyawa! Aku harus
membunuhnya untuk membalaskan kematian
Sebun Siauya dan lenyapnya Liu Siauya yang
pasti diculik pula oleh orang? Hek-eng-po!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2025
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Llu ia menyerbu seperti gajah. Tongkat
kanan menghajar kepala Tong Gin-yan,
sementara tongkat kiri sudah diluruskan ke
samping, siap menyusulkan hantaman ke arah
pinggang atau pinggul.
Tong Gin-yan belum mengerahkan
segenap tenaganya dalam menghadapi belasan
ujung senjata abdi? keluarga Sebun itu, namun
menghadapi sepasang tongkat bekas gergajian
sumbu roda kereta di tangan Liu Beng, ia tidak
berani lengah. Ia pernah melihat sendiri
kehebatan Liu Beng. Cepat ia memutar langkah
dengan Boan-liong-jiau-po (naga berputar
langkah), menjauhi lawan?nya sekaligus
menangkis hntaman tongkat kanan Liu Beng
ke kepalanya.
Tongkat dan pedang bertabrakan di
udara, keduanya sama? terhuyung mundur.
Tapi tongkat kiri Liu Beng telah menyusul
menyerbu, dihindari dengan melompat mundur
oleh Tong Gin-yan.
"Saudara Liu, sabarlah! Dengar
penjelasanku!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2026
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Penjelasan apa lagi?! sebun Siauya
sudah terbunuh olehmu, iblis Hek-eng-po!"
dengus Liu Beng sambil terus mendesak maju.
Sepasang tongkatnya bergulung seperti
prahara yang hebat.
Sementara itu abdi? keluarga Sebun
lainnya telah berganti lawan. Kali ini
mengepung Kam Hong-ti, dipimpin oleh Ho
Kian yang meskipun baru saja terbanting keras
namun masih sanggup bertempur.
Hanya Pakkiong Eng yang dibiarkan.
Orang? keluarga Sebun masih segan kepada
gadis yang pernah menjadi tamu terhormat di
tempat itu, dan sahabat mendiang tuan muda
mereka.
Tapi Pakkiong Eng tidak mau tinggal
diam saja, ia sama sekali tidak suka kalau
Tong Gin-yan atau Liu Beng mendapat luka.
"Hentikan, saudara Liu kau salah paham! Hwe
liong Pangcu bukan Hek-eng Pocu, itu cuma
fitnah! Justru Sebun Him majikan kalian itulah
Hek-eng Pocu!"
Penjelasan itu bukan meredakan
kemarahan Liu Beng, malah mengobarkannya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2027
Rewriter & Pdf Maker : OZ
semakin hebat. Sambil tetap menggempur
Tong Gin-yan ber-tubi?, Liu Beng menggeram,
"Pakkiong Siocia, biarpunaku menghormatimu
sebagai dewi penolongku, tapi kalau kau berani
menghina dan memfitnah majikanku, aku tidak
akan sungkan? lagi terhadapmu!"
Kebandelan Liu Beng membuat
Pakkiong Eng habis sabar juga. Kata? tidak ada
gunanya lagi, tiba? ia melompat maju dan
pedangnya menikam ke jalan darah Jing-ling
hiat di lengan Liu Beng.
Keruan Liu Beng kaget, "Pakkiong Eng
Siocia, kau...."
Liu Beng sedikit mengangkat lengannya
untuk menyelamatkan urat Jing-ling-hiatnya,
sebenarnya tongkatnya yang kiri berpeluang
untuk membalas menyerang Pakkiong Eng
namun itu tidak dilakukannya karena ragu?.
Sama ragu?nya dengan Tong Gin-yan terhadap
Liu Beng tadi, meskipun dengan ilmunya yang
lebih tinggi sebenarnya ia banyak kesempatan
merobohkan Liu Beng.
Keragu-raguan Liu Beng itulah membat
kaki Pakkiong Eng menerobos pertahanannya
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2028
Rewriter & Pdf Maker : OZ
secepat kilat, ujung kakinya mengenai jalan
darah Yang-tai-hiat di lutut dan membuat Liu
Beng roboh.
"Pakkiong Siocia, kau membela
pembunuh Sebun Siauya?!" seru Liu Beng
penasaran sambil mencoba meronta bangun
kembali. Tapi ujung kaki Pakkiong Eng kembali
menyentuh tubuhnya di urat Ki-keng-hiat dan
habislah daya perlawanan Liu Beng kecuali
kesadarannya dan kemampuan bicaranya.
"Maafkan aku, sahabatku," kata
Pakkiong Eng. "Aku harus bertindak begini
supaya kau mau mendengarkan penjelasan,
bukan cuma mengamuk membabi-buta...."
Liu Beng bungkam dengan perasaan
bergolak, matanya masih memancarkan rasa
penasaran, tetapi kupingnya mulai sedikit
terbuka.
Sementara itu, Ho Kian yang tengah
mengeroyok Kam Hong-ti dibantu belasan
orang abdi keluarga Sebun yang sebagian
besar sudah terkapar tak berdaya kena tangan
atau kaki Kam Hong-ti yang berkelebatan
bagai kilat. Si pengurus rumah tangga Sebun
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2029
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Him itu cemas melihat Liu Beng sudah
ditaklukkan, itulah pertanda buruk bagi
pihaknya. Mungkin bukan saja rahasia Sebun
Him yang bakal terbongkar, tapi juga rahasia
pribadinya sendiri yang disembunyikannya ber
tahun? di bawah perlindungan Sebun Him.
Karena pikirannya mulai kacau, maka
permainan silatnya pun kacau. Maka gampang
saja Kam Hong-ti mencengkeram dan menyapu
kakinya, kali ini terbanting lebih keras dari
yang tadi sehingga matanya ber-kunang? dan
tulangnya seperti dilolosi habis?an.
Sudah tentu abdi? lainnya hanya ibarat
boneka? jerami di hadapan Kam Hong-ti,
dengan gampang mereka dirobohkan satu
persatu dengan totokan atau pukulan ringan.
"Ringan" menurut ukuran Kam Hong-ti, tapi
cukup membuat mereka bergelimpangan di
lantai. Hanya saja, tidak ada yang tewas. Rasa
belas kasihan dalam jiwa Kam Hong-ti
menyelamatkan nyawa mereka.
Pertempuran usai, orang? dari pihak
keluarga Sebun telah dilumpuhkan semua.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2030
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Waktu itulah Kam Hong-ti saling
bertukar salam dengan Tong Gin-yan dan
Pakkiong Eng. Namun sikap Kam Hong-ti
kentara agak mencurigai sepasang muda-mudi
itu, "Sungguh kebetulan kita bertemu kembali
di sini, sahabat?. Apa yang kalian cari di
tempat ini?"
"Kam Taihiap sendiri mencari apa?"
bukan menjawab, Pakkiong Eng malah balas
bertanya.
Kam Hong-ti tahu bahwa Tong Gin-yan
serta Pakkiong Eng berdiri di kubu Pangeran ke
empatbelas In Te yang merupakan saingan
terberat Pangeran ke empat In Ceng. Namun
yakin akan ketangguhan diri sendiri, Kam
Hong-ti menjawab terang?an, "Aku mencari
surat? yang membuktikan persekongkolan
Sebun Him dan Pangeran In Si."
"Kalau begitu kepentingan kita tidak
sama," kata Tong Gin-yan lega sebab tidak
harus bentrok dengan pendekar yang hebat
itu. "Kami masuk kemari hanya untuk mencari
bukti bahwa Sebun Him sendirilah Hek-eng
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2031
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Pocu, bukan ayahku, seperti fitnah busuk yang
belakangan ini beredar di luaran...."
"Bohong!" Ho Ciangkui yang
menggeletak tiga perempat mati itu ternyata
masih berani mengeluarkan suara garang.
"Hek-eng Pocu adalah Hwe-liong Pangcu!"
Namun justru karena berteriak itulah
maka Tong Gin-yan menoleh ke arahnya, dan
teringat kembali gaya silat Ho Kian tadi yang
mengingatkannya akan seorang tokoh
golongan hitam yang menjadi buruan Hwe
liong-pang karena kejahatannya. Ditatapnya
Ho Kian tajam?, lalu tertawa dan bertanya,
"Seng Kian-ho, sudah berapa tahun kau
sembunyi di keluarga Sebun?"
Bagaikan ada petir meledak di atas
kepalanya, begitu kagetnya Ho Kian, "A...
apa... kata... mu? Kau bicara.... ke...kepada
sia...pa?"
"Kepadamu, memangnya kau kira
kepada siapa?" putera Hwe-liong Pangcu itu
melangkah mendekati Ho Kian yang tergeletak
tak berdaya. Dicengkeramnya kulit wajah Ho
Kian dan ditariknya kuat?.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2032
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Yan-ko, jangan...." Pakkiong Eng
berdesis lirih sambil memalingkan wajahnya ke
tempat lain, karena sebagai seorang gadis,
biarpun gadis dalam dunia persilatan,ia ngeri
kalau harus melihat kulit wajah seseorang
terkelupas hidup?. Ia mengira kekasihnya
begitu marah karena fitnah yang beredar
sehingga ingin menyiksa Ho Kian.
Namun ketika menabahkan hatinya
untuk melirik, heranlah ia. Kulit wajah Ho Kian
memang terkelupas, tapi di balik kulit wajah itu
ada wajah lainnya. Wajah seorang lelaki
bertampang pucat karena ber-tahun? kulitnya
bersembunyi di balik kulit palsu, namun tidak
setua Ho Kian yang ternyata hanya pribadi
samaran.
Semua yang ada di ruangan itu
tercengang heran, tidak terkecuali Liu Beng
dan abdi? keluarga Sebun lainnya.
Tiba? seorang abdi keluarga Sebun
berteriak marah, "He, kau.... kau yang dulu
membunuh keluargaku! Untung aku ditolong
oleh Sebun Toaya saat itu!"
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2033
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Orang itu menatap Ho Kian yang nama
sebenarnya Seng Kian-ho, penuh kebencian.
Seandainya tubuhnya tidak lumpuh oleh
totokan, tentu ia sudah bangkit dan membacok
Seng Kian-ho. Ia dulunya seorang guru silat
yang cukup lihai di sebuah kota kecil, hidupnya
bahagia, sampai orang? Hek-eng-po yang
antara lain adalah Seng Kian-ho ini membasmi
keluarganya tanpa alasan yang jelas.
"Untung" saat itu Sebun Him
menampakkan diri menolongnya sehingga
jadilah ia abdi keluarga Sebun dengan ikatan
hutang budi. Juga ikatan dendam karena
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dianggapnya ia dan Sebun Him sama?
memusuhi Hek-eng-po. Namun kini
keyakinannya goyah.
"Kalian keliru semuanya, tertipu oleh
Sebun Him yang mengaku sebagai penolong
namun sebenarnya dialah juga dalang dari
semua malapetaka...." saat orang? mulai ragu?
itulah Tong Gin-yan berusaha mempengaruhi
mereka. "Di kota kecil Liong-coan, kota yang
mendadak diserbu Hek-eng-po, Sebun Him
juga muncul ber-pura? menolong. Tapi dengan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2034
Rewriter & Pdf Maker : OZ
caranya sendiri dia relah merebut hati
penduduk Liong-coan sehingga kini kota itu
dalam cengkeramannya dan sedang dibina
untuk penopang ambisinya...."
Kam Hong-ti sebenarnya acuh tak acuh
saja akan pertikaian antara keluarga Sebun
dengan Hwe-liong-pang, saling menuduh yang
memecah belah dunia persilatan. Perhatiannya
hanya terpusat untuk mendukung Pangeran In
Ceng naik tahta demi kembalinya martabat
bangsa Han seperti yang dijanjikan In Ceng.
Namun mendengar kata? Tong Gin-yan
itu, Kam Hong-ti menganggukkan kepala dan
berkata, "Memang benar. Aku sendiri
menyelidiki langsung ke mari, setelah leboh
dulu membongkar tipu muslihatnya di Liong
coan. Sekarang rakyat Liong-coan sudah
mengusir para pelatih silat yang dikirim
Pangeran In Si itu. Mengusir mereka dengan
bedil? yang dibuat dengan biaya Sebun Him
sendiri, ha-ha-ha..., ini namanya senjata
makan tuan!"
Pakkiong Eng ikut tertawa juga bersama
Kam Hong-ti, namun kalau Kam Hong-ti
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2035
Rewriter & Pdf Maker : OZ
gembira untuk In Ceng, maka Pakiong Eng
gembira untuk In Te.
Sementara itu Liu Beng diamuk
kebimbangan yang hebat. Benarkah majikan
yang sangat dihormatinya itu sekaligus juga si
maha durjana yang dicarinya mati?an untuk
membalaskan dendam darah Liu-keh-chung?
Sulit dipercaya. Terjadi pertentangan antara
perasaannya dan otaknya.
Seandainya wajah palsu Ho Ciangkui
belum dilucuti, ia masih sulit percaya. Namun
setelah tahu Ho Ciangkui yang selama ini juga
dihormatinya ternyata adalah pribadi palsu,
maka pendirian Liu Beng pun mulai
terombang-ambing.
Di tengah gelombang keraguan itulah
dia mulai mencari pegangan, "Kalau Sebun...
Toaya adalah Hek-eng Pocu, kenapa Sebun
Siauya terbunuh oleh Hek-eng-po? Masa dia
tega membunuh anak laki?nya sendiri?"
Sebelum menjawab, lebih dulu Tong
Gin-yan mendkati Liu Beng dan membebaskan
totokan tadi. Liu Beng memang melompat
bangun dengan tangkas, namun tidak lagi
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2036
Rewriter & Pdf Maker : OZ
mengamuk seperti tadi. Sepasang tongkat
besinya terkulai menuding tanah. Sepasang
matanya tajam menatap Tong Gin-yan,
mengharap jawaban.
Tong Gin-yan balas menatap lurus mata
Liu Beng untuk meyakinkan kesungguhan
kata?nya, "Saudara Liu, menyesal sekali
kematian Sebun Hiong itu masih merupakan
misteri bagi kami, itulah antara lain yang
sedang kami selidiki. Ketika mendengar kabar
kematian anaknya, Sebun Him yang waktu itu
sedang main catur dengan ayahku di Siong-san
kelihatan amat kaget. Jelaslah kematian
anaknya itu sama sekali di luar rencananya.
Tetapi bukan hanya satu pihak yang ingin
membunuh Sebun Hiong, sebab persoalannya
begitu rumit. Bisakah kau menerima
pendapatku ini, saudara Liu?"
Liu Beng tidak mengiakan dan tidak
pula mengangguk, namun sikapnya sudah
mulai mempercayai penjelasan itu.
Tong Gin-yan lalu melanjutkan, "Aku
yakin, sejak kami bertiga kabur dari Liong
coan...."
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2037
Rewriter & Pdf Maker : OZ
"Bertiga? Selain kau dan Pakkiong
Siocia, siapa lagi orang yang ke tiga?" Liu Beng
menukas.
"Auyang Siau-hong, puteri Ketua Ki
lian-pai," sahut Tong Gin-yan.
Mendengar nama gadis yang tak pernah
berlalu dari hatinya itu, terkejutlah Liu Beng.
"Di mana dia?"
"Ia berada kira? lima li dari sini, tidak
ingin masuk kemari sebab kuatir
kepandaiannya tidak cukup membantu kalau
sampai bertemu dengan Hek-eng Pocu....."
"Apakah ia selamat?"
"Ya, ia baik? saja," jawab Tong Gin-yan
sementara dalam hati menggerutu karena alur
pembicaraan jadi bergeser.
Untunglah Pakkiong Eng segera
menyerobot dengan lanjutannya, ".... sejak
kami bertiga kabur dari Liong-coan, kami yakin
bahwa Sebun Him merasa permainan
sandiwaranya mulai terbongkar. Karena itulah,
sebelum kami menuduh karena sedang
mengumpulkan bukti?, maka dia lebih dulu
menuduh ke pihak Hwe-liong-pang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2038
Rewriter & Pdf Maker : OZ
bermodalkan kematian anaknya. Siapa
orangnya tak bersimpati melihatnya kehilangan
anak lelakinya?"
Suasana sunyi sejenak, lalu Pakkiong
Eng berkata, "Karena itulah kami datang
kemari, ke tempat yang paling dirahasiakan
Sebun Him ini untuk menemukan bukti?
kejahatannya sebagai Hek-eng Pocu, sekaligus
membersihkan fitnah yang dilumurkan ke
nama Hwe-liong-pang!"
"Mungkin sudah agak terlambat...." Liu
Beng tiba? berkata. "Sebun Toaya, eh, Sebun
Him sudah memimpin serombongan besar
pendekar persilatan dari berbagai aliran untuk
menggempur Tiau-im-hong!"
Tong Gin-yan terkejut. Pantas rumah
keluarga Sebun yang terkenal dengan
penjagaannya yang ketat itu malam ini berhasil
diterobos tanpa terlalu sulit, agaknya karena
Sebun Him sendiri tidak sedang di rumah.
Terdorong kecemasan kalau Hwe-liong
pang kurang siap menghadapi serbuan
tersebut, maka Tong Gin-yan kehabisan
kesabarannya. Tiba? ia mencengkeram dada
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Kolektor E-Book 2039
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Seng Kian-ho sambil menyalurkan beberapa
bagian hawan dingin Hian-im-kang, membuat
Seng Kian-ho sangat menderita sehingga
giginya gemerutuk.
Bentaknya bengis, "Kau adalah orang
yang paling dekat kedudukannya dengan
Sebun Him, kau pasti tahu di mana dia
menyembunyikan rahasia?nya! Cepat
katanan!"
Meskipun menggigil kedinginan, orang
itu masih mencoba menggertak juga, "Hem,
saat ini di Tiau-im-hong tentu bangkai? orang
Hwe-liong-pang sudah bergelimpangan, He
he..., biarpun kau menemukan bukti? itu untuk
dibawa ke Tiau-im-hong juga percuma saja...."
Ucapan itu sekaligus merupakan
pengakuan tidak langsung bahwa Sebun Him
memang benar Hek-eng Pocu dan sudah
memfitnah Hwe-liong-pang. Abdi? keluarganya
terbunuh Hek-eng-po itupun kontan
menghamburkan caci-maki dan sumpah
serapah penuh dendam ke alamat Sebun Him.
Namun mereka hanya bisa mencaci-maki, tidak
bisa bergerak sebab masih tertotok.
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kolektor E-Book 2040
Rewriter & Pdf Maker : OZ
Sedang Tong Gin-yan membalas
gertakan dengan gertakan pula, "Jangan
mimpi, Hek-eng-po sendirilah yang sudah di
ambang keruntuhan. Biarpun Sebun Him
berhasil menggiring ratusan pendekar untuk
dijadikan jangkrik paduan di Tiau-im-hong,
memangnya pihak Hwe-liong-pang kami
kekurangan pendukung? Apa kau belum
pernah mendengar Hek-eng Pocu bercerita
bahwa Hwe-liong-pang kami siap
menghancurkan Hek-eng-po dari dalam juga?"
Ternyata Seng Kian-ho kalah gertak.
Apalagi ketika jempol Tong Gin-yan menekan
jalan darah Kui-jong-hiat dan menimbulkan
Sebatang Kara Nobodys Boys Karya Hector 03 Api Di Bukit Menoreh Karya Sh Kasih Diantara Remaja Karya Kho Ping Hoo
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama