Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 4

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 4

(Pengelana Tunggal Berkuda Putih)!"

Pemuda yang berkuda putih itu

memang seorang yang dalam satu tahun

terakhir telah membuat nama di dunia

persilatan. Ia mengaku bernama Kiong Eng,

dan orang-orang dunia persilatan menjulukinya

Si Kelana Tunggal Berkuda Putih.

Pemuda itu sendiri sudah membekali

diri dengan ilmu silat yang lihai ajaran ayahnya

sendiri, karena itu nama Bu-san Su-koai tidak

membuatnya gentar seujung rambutpun.

Bentaknya, "Empat Siluman Bu-san, kalian

sudah lupa janji yang kalian ucapkan ketika

ketua Hwe-liong-pang (Serikat Naga Api)

mengampuni kalian dulu? Sekarang kalian

berani melanggar janji kalian?!"

Disebutnya nama Ketua Hwe-long-pang

membuat kaum siluman itu jadi ciut nyalinya.

Sedangkan Kiong Eng kembali

melepaskan panahnya tiga kali berturut-turut,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 312

Rewriter & Pdf Maker : OZ

semuanya diarahkan kepada Hau It-yau

sehingga si Siluman Terbang itu sibuk

berlompatan menghindar.

Munculnya Pek-ma Tok-hing Kiong Eng

memberi sedikit harapan kepada Liu Hok-tong

dan sisa rombongannya. Seandainva Kiong Eng

tidak bisa mengungguli gembong-gembong

Hek-eng-po itu, setidak-tidaknya bisa

mengulur perlawanan sampai munculnya

orang-orang Ki-lian-pai. Sampai detik itu, Liu

Hok tong masih mengandalkan akan datangnya

pertolongan dari menantu laki-lakinya. Mudah
mudahan nama Ketua Hwe-liong-pang tadi

juga bisa menggertak kabur musuh.

Tak terduga si siluman pertama Wan Po

sebagai pimpinan sama sekali tidak bisa

digertak. Malah ia berteriak kepada Siluman

Kelelawar Hitam Kongsun Gi "Loji, bereskan

Kiong Eng supaya tidak ada bibit penyakit di

kemudian hari!"

Kongsun Gi segera menjalankan

tugasnya. Ia memang pernah mendengar

nama Kiong Eng, tapi belum pernah menguji

sampai di mana kehebatan pendekar muda

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 313

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang terkenal diwilayah Ho-pak itu. Tubuhnya

melesat tinggi meninggalkan lawan-lawannya,

sepasang tangannya dengan jari-jari yarig

melengkung seperti cakar mengancam

sepasang pelipis Kiong Eng yang masih duduk

di atas kuda. Kalau kena, batok kepala pemuda

itu akan berlubang sepuluh.

Tapi Pakkiong Eng dengan tangkas

meraih ke punggungnya, pedangnya yang

mengkilat segera terhunus dan langsung

dimainkan dengan gerakan In-liong-sam-hian

(naga muncul di awan tiga kali), kesepuluh jari

yang mengancam pelipisnya kini berbalik

terancam akan terpapas putus.

Kongsun Gi terkejut melihat Kiong Eng

dapat bergerak setangkas itu.

Kesombongannya berubah menjadi rasa kaget

luar biasa. Dalam keadaan terapung di udara

tanpa pijakan kaki, ia membelokkan luncuran

tubuhnya supaya tidak menyongsong ke ujung

pedang lawan. Tapi tak urung baju di bagian

pinggangnya terkoyak lebar, dan itu cukup

membuatnya berkeringat dingin.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 314

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Melihat Kongsun Gi menghindar, ganti

Kiong Eng yang menyerang. Tubuhnya

bagaikan dilemparkan dari atas pelana

kudanya, langsung memainkan Thian-liong
kiam-hoat (Ilmu Pedang Naga Langit) ajaran

ayahnya. Ujung pedangnya mengejar ke arah

Kongsun Gi dengan kecepatan luar biasa,

membuat si siluman yang biasa besar kepala

itu harus menghidar dengan gugupnya.

Kongsun Gi cepat-cepat mengeluarkan

senjatanya berupa sepasang pit (pena) dari

baja yang segera diputarkanya rapat-rapat

untuk membentengi tubuhnya.

Kedatangan Kiong Eng ternyata juga

tidak memberi banyak harapan untuk keadaan

sulit yang dialami pihak Liu-keh-chung.

Memang pemuda berpakaian serba putih itu

dapat sanggup mendesak Kong sun Gi, tapi

untuk menyelesaikan Kong sun Gi saja

agaknya akan diperlukan banyak waktu.

Sedang teman-teman Kongsun Gi punya

banyak waktu untuk membantai habis orang
orang Liu-keh-chung.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 315

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sesaat kemudian Liu Seng roboh

terkapar dengan tenggorokan berlubang.

Bukan oleh senjata, t?pi hanya oleh jari-iari

tangan Pek Hong-teng yang sekuat besi, dan

cukup untuk mengirimnya ke akhirat. Sambil

menyeringai buas, Pek Hong-teng menjilati

darah di ujung jari-jarinya dengan nikmat

sekali.

Liu Giok-eng yang tengah mengeroyok

Wan Po bersama Liu Beng dan beberapa

pegawai bernyali besar lainnya, terkejut

melihat robohnya ayahnya. Ia segera keluar

dari arena dan berlari ke arah tubuh ayahnya

yang tidak jauh dari tubuh ibunya, keduanya

tewas dengan luka yang sama, lubang di

tenggorokan.

Liu Beng terkejut melihat "isteri" nya

menerjang ke arah Gip-hiat-koai Pek Hong
teng. Iapun segera menyusul untuk melindungi

Liu Giok-eng, lupa bahwa ilmu silatnya sendir?

hanya pas-pasan saja.

Waktu itu Liu Giok-eng dengan bibir

pucat yang terkatup rapat, secara nekat telah

menerjang si Siluman Penghisap Darah dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 316

Rewriter & Pdf Maker : OZ

goloknya. Liu Beng segera memutar

tombaknya dan ikut menerjang Pek Hong-teng

pula dengan sengit.

Belum lagi kematian Liu Seng terbalas,

Liu Goan telah kebagian nasib buruknya pula.

Tadinya bersama-sama isterinya, suami-isteri

itu bisa mengimbangi Ong Sek-lai, tapi setelah

isterinya roboh dulu, maka Liu Goan sendiri

tidak sanggup membendung amukan Ong Sek
lai yang dimabuk dendam. Maka tidak lama

kenudian dia pun roboh dengan luka parah di

perut.

Ong Sek-lai dengan puas memandang

korban-korbannya, lalu matanya berkeliaran

melihat keadaan seluruh arena.

Ia tersenyum lebar nelihat kawan
kawannya rata-rata sudah hampir memastikan

diri untuk merebut kemenangan. Ia melihat

Hau It-yau masih asyik dengan caping

terbangnya, sama asyiknya dengan anak-anak

yang sedang memainkan layang-layang. Wan

Po dengan santai menghadapi keroyokan

belasan pegawai Liu-keh-chung, dan setiap kali

ada kepala lawan yang retak terkena

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 317

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pukulannya vang mirip palu godam. Ho Yu
yang dengan buas telah mendesak Liu Hok
tong yang telah terengah-engah hampir

kehabisan napas. Kiau Bun berkelahi seimbang

melawan Thia Kim-sim yang dibantu dua orang

thaubak. Pek Hong-tong seperti seekor kucing

buas mempermainkan sepasang tikus, Liu

Beng dan Li Giok-eng. Agaknya pek Hong-teng

tidak ingin cepat-cepat membunuh kedua

korbannya, tetapi ingin mempermainkan dulu

sepuasnya.

Tapi Ong Sek-lai heran melihat Kongsun

Gi dengan sepasang pitnya masih saja

terdesak oleh seorang pemuda berbaju putih.

Padahal Ong Sek-lai tahu betapa hebat

kepandaian Kongsun Gi, lebih tinggi dari

dirinya sendiri, sulit dipercaya Kongsun Gi

terdesak oleh pemuda yang lemah lembut

mirip perempuan itu.

Ilmu silat yang dimainkan pemuda baju
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

putih itupun hebat. Cahaya pedangnya

melingkar-lingkar seperti naga bersisik perak,

kadang-kadang bergelombang memanjang

seperti naga terbang. Sedang tangan kiri yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 318

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memegang busur panah itu tidak mengganggu

gerakannya, malah melengkapinya. kedua

ujung busur tidak jarang meluncur mengincar

jalan-jalan darah di tubuh Kongsun Gi. Tidak

heran kalau si Siluman Kelelawar Hitam itu

terus terdesak.

Meskipun melihat hal itu, Ong Sek lai

tidak berani sembarangan terjun membantu

Kongsun Gi. Selain ragu-ragu apakah dirinya

mampu berbuat berarti dihadapan pemuda

yang lihai itu, Ong Sek-lai juga kuatir nanti

Kongsun Gi malah tersinggung karena dibantu.

Maka Ong Sek-lai memutuskan untuk

lebih dulu membantu Kiau Bun merampungkan

ketiga lawannya.

Kedatangan Ong Sek-lai ke arena kecil

itu menggoncangkan keseimbangan. Ia

langsung "mengambil" kedua thaubak Hai-long

pang itu, dan membiarkan Thia Kim-sim diurus

oleh Kiau Bun dalam pertarungan satu lawan

satu. Maka ketiga pentolan sindikat itu segera

terancam bahaya.

Salah seorang thaubak segera

meneriaki pemimpinnya, "Pangcu, selamatkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 319

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dirimu lebih dulu supaya kelak ada yang

membalaskan sakit hati kami!"

Seandainya bisa, tentu tanpa disuruh

pun Thia Kim-sim sudah kabur sejak tadi, tap?

keadaan memang tidak memungkinkan untuk

kabur. Apa boleh buat, Thia Kim-sim harus

berlagak sebagai laki-laki sejati yang tidak

takut mati, "Aku tidak sudi lari! Mati hidupku

bersama kalian, saudara-saudara!"

Kedua thaubak itu menjadi amat

terharu oleh "setia kawan" sang pemimpin, dan

semangat tempur merekapun berkobar-kobar

biarpun tahu bakal mampus hari itu. Sambil

berdoa mudah-mudahan utangnya yang

ditinggalkan anak-isterinya di rumah menjadi

lunas pula.

Sementara itu alangkah marahnya

Kiong Eng melihat korban-korban Hek-eng-po

semakin banyak dan terus bertambah. Ia

merasa malu bahwa di depan hidungnya toh

para penjahat bisa beraksi seenak perut

mereka sendiri, dan ia tidak danggup

mencegahnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 320

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena marahnya, Kongsun Gi yang

menjadi sasaran kemarahannya. Lebih dulu

Kiong Eng pura-pura terdesak mundur, pura
pura kacau permainan pedang dan busurnya.

Melihat itu, Kongsun Gi bersorak dalam

hati, "Jurus-jurus pedang bocah ini begitu

hebat, sehingga aku berhasil didesaknya

sampai kehilangan muka. Tapi tenaga

dalamnya ternyata tidak cukup kuat ?ntuk

bertempur jangka panjang, sekarang aku harus

menghajarnya untuk memulihkan pamorku...."

Berpikir demikian, putaran sepasang

poan-koan-pit Kongsun Gi semakin kencang.

Dengan gerak tipu Sam-seng-boan-goat (tiga

bintang melingkari rembulan) tahu-tahu enam

buah jalan darah Kiong Eng terancam bahaya.

Hong-bwe-hiat di pundak, Nui-moa-hiat di

rusuk, Tong-bun-hiat di dada, Gi-bun-hiat di

tenggorokan, Kian-ceng-hiat di pundak dan

Kin-bun-hiat di pinggang.

Melihat Kiong Eng terdesak mundur

Kongsun Gi semakin besar hati. Jurusnya

diganti dengan Hui-bou-liu-coan (air terjun

terbang dan sumber air berputar) sepasang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 321

Rewriter & Pdf Maker : OZ

senjatanya terlihat menjadi berpuluh puluh

pasang yang mengepung seluruh jalan darah

Kiong Eng.

Karena terlalu bernafsu menyerang,

pertahanan Kongsun Gi terbuka lebar. Cepat

sekali Kiong Eng menggeser mundur sambil

memiringkan badan, pedangnya menabas dari

atas ke bawah. Tangan kiri membuang busur

lalu menghantam dengan telapak terbuka ke

arah lawannya.

"Ha-ha, bocah cilik, jangan

bertingkah..." belum selesai kalimat ejekan

Kongsun Gi, dia telah melompat mundur

dengan kaget. Pukulan tangan kiri Kiong Eng

ternyata membawa sambaran udara yang

sangat panas, serasa akan menghanguskan

kulit.

Sadar bahwa dirinya terjebak oleh si

bocah cilik yang pantas menjadi cucunya itu,

Kongsun Gi gugup dan agak terlambat

menyelamatkan dirinya. Udara panas sempat

terhirup paru-parunya dan membuat dadanya

sesak. Rusuknya terhantam telak dan ia

terpental roboh sambi memuntahkan darah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 322

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakaiannya di bagian rusuk meninggalkan

bekas seperti habis terbakar dan menyebabkan

sakit buka main.

"Bangsat cilik, kau... kau..." teriak

Kongsun Gi sambil melompat bangun kembali.

Tapi Kiong Eng melompat maju dengan tubuh

miring, kakinya lurus menjejak dada Kongsun

Gi dengan tendangan Hui-hou-tui (tendangan

macan terbang). Kali ini si Siluman Kelelawar

Hitam itu benar-benar roboh dalam keadaan

tiga perempat mampus.

Tenaga dalam Kongsun Gi sebetulnya

setingkat lebih matang dibanding Kion Eng.

Namun Kiong Eng bertempur bukan hanya

mengandalkan tenaga dalam, tetapi juga

otaknya yang cerdik.

Hau It-yau yang sebetulnya masih sibuk

dengan caping terbangnya, terkejut melihat

robohnya Kongsun Gi. Ketika melihat Kiong

Eng tengah menusukkan pedangnya ke arah

dada kakak seperguruan ke duanya itu, cepat

Hau It-yau menyambitkan caping terbangnya.

Suaranya berdesing mengerikan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 323

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 324

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kiong Eng terpaksa harus membatalkan

tikamannya. Ia memutar tubuh dan

menyongsong caping terbang itu dengan

tebasan pedangnya. Caping itu segera terbelah

dua dan rontok, tetapi Kiong Eng merasakan

lengannya pegal pula karena tenaga si

pelempar caping itu cukup hebat.

Sebaliknya Hau It-yau tidak kalah

kagetnya melihat senjata kebanggaannya itu

berhasil dibelah oleh lawan. Sadarlah ia bahwa

nama besar Si Kelana Tunggal Berkuda Putih

yang terkenal di wilayah Ho-pak itu bukan

nama kosong yang terlalu dibesar-besarkan.

Kiong Eng sadar bahwa kalau dirinya

terikat pertempuran dengan satu lawan saja, ia

tidak bisa mengawasi seluruh arena. Maka ia

cepat melompat kembali ke punggung kuda

putihnya setelah memungut busurnya.

Mengira Kiong Eng hendak kabur, Hau

It-yau membentak marah, "Jangan lari,

bangsat kecil. Kau pikir Bu-san-su-koai bisa

kau permainkan semaumu saja?!" sambil

membentak, diapun menyerbu maju. Tanpa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 325

Rewriter & Pdf Maker : OZ

capingnya, ia terpaksa harus bertempur jarak

dekat seperti orang-orang lain.

Kiong Eng dari punggung kuda

berteriak, "Siapa hendak lari?! Nih, terimalah!"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu dua batang panah berekor putih meluncur

berturut-turut ke arah Hau It-yau, bukan saja

suaranya mendesing karena derasnya, tapi

juga membawa udara panas. Rupanya Kiong

Eng menyalurkan ilmu Hwe-liong-sin-kang

(Tenaga Sakti Naga Api) ke batang panahnya.

Sambil mengelak Hau It-yau heran juga

bahwa Kiong Eng yang usianya baru kira-kira

duapuluh tahun itu memiliki tenaga dalam

sehebat itu.

Sedangkan Kiong Eng telah

mengendarai kudanya berkeliling arena sambil

menembakkan panah-panahnya. Ulahnya

tersebut ternyata sangat mengganggu pihak

Hek-eng-po yang hampir menang.

Kiau Bun yang hampir berhasil

membunuh Thia Kim-sim, tiba-tiba saja

disambar sebatang panah yang nyaris

menembus pelipisnya. Ia berhasil mengelak,

tapi segumpal rambutnya tersambar, dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 326

Rewriter & Pdf Maker : OZ

rasanya ada segumpal bara yang lewat di atas

jidatnya. Panah itu membawa hawa panas.

Sedang Thia Kim-sim yang hampir kehabisan

napas itu jadi mendapat kesempatan untuk

memperbaiki posisinya kembali.

Lalu Gip-hiat-koai Pek Hong-teng yang

tengah mempermainkan Liu Beng dan Liu

Giok-eng itupun mendapat giliran untuk

diganggu panah-panah Kiong Eng. Tadinya Pek

Hong-teng dengan sombong mencoba

menangkap sebatang anak panah dengan

tangan kosong saja, tapi ia buru-buru

melepaskan kembali ketika batang panah itu

sepanas bara. Terpaksa ia harus berlompatan

mundur sambil melepaskan cambuk Liong-kut
pian yang membelit pinggangnya, dan deng?n

senjatanya itulah ia menangkis panah-panah

berikutnya.

Namun bagaimanapun hebatnya Kiong

Eng, ia cuma sendirian. Panah-panahnya pun

hanya bersifat menganggu, tapi tidak punya

kemampuan menentukan akhir dari

pertempuran. Hanya memperpanjang sedikit

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 327

Rewriter & Pdf Maker : OZ

umur sisa orang-orang Liu-keh-chung tapi

tidak bakal menolong mereka dari kematian.

Terdengar teriakan ngeri ketika Ho Yu
yang berhasil menikam perut Liu Hok-tong

dengan belatinya, lalu menyentakkan belati itu

kesamping sehingga perut si Macan Tua itu

robek lebar. Menyusul kampak di tangan kanan

menimpa kepala ubanan itu, maka tamatlah

riwayat tuan hartawan terkaya di propinsi Ho
lam itu.

Kiong Eng marah melihatnya. Tiga

batang panah berturut-turut diarahkan kepada

Ho Yu-yang, pengerahan tenaga dalamnya

membuat ujung panah-panah itu membara

kemerahan.

Kalau keempat "siluman" saja kaget

oleh panah itu, apalagi Ho Yu-yang yang

kepandaiannya lebih rendah. Panah pertama

berhasil dielakkan, panah kedua hampir

menembus lehernya, panah ketiga benar-benar

kena. Menembus lengan bagian atas sampai

tembus ke belakang. Ho Yu-yang tak tahan

untuk tidak melolong kesakitan karena merasa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 328

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lengannya seakan ditembus dengan besi

membara...

Dialah korban ke dua di pihak Hek eng
po setelah Kongsun Gi yang masih

menggeletak.

Namun secara keseluruhan,

keberhasilan Kiong Eng itu tidak bisa

menyelamatkan Liu-Keh-chung. Pada saat

yang sama cambuk Liong-kut-pian milik Pek
hong-teng berhasil melecut hancur punggung

Liu Giok-eng. Cambuk yang penuh kaitan
kaitan tajam berlumur racun ganas itu

menimbulkan keracunan yang tak akan

sembuh kecuali dengan obat yang ada di

kantong Pek Hong-teng sendiri.

Liu Beng melontarkan tombaknya

sekuat tenaga ke arah Pek Hong-teng. Lalu

tanpa mempedulikan apapun lagi, Liu Beng

memeluk tubuh Liu Giok-eng. Melihat wajah

gadis itu dengan cepat berubah menjadi

kebiru-biruan, tahulah Liu Beng bahwa racun

ganas mulai bekerja di tubuh gadis itu.

Liu Beng segera melotot ke arah Pek

Hong-teng sambil berteriak, "Siluman busuk,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 329

Rewriter & Pdf Maker : OZ

asal kau mau memberikan obat pemunahnya,

kau minta kepalaku pun akan aku berikan

dengan ikhlas!"

Pek Hong-teng tertawa seram, "Ha-ha
ha.... benar-benar adegan yang mengharukan.

Kalau aku ingin mengambil batok kepalamu,

aku bisa mengambilnya dan tidak usah

menunggu kerelaanmu!"

"Kau binatang!" maki Liu Beng.

"Terserah apapun kata-katamu. Tapi

asal kau serahkan gulungan kulit itu, akan aku

berikan obat untuk kekasihmu it?."

Di samping rasa marah, terbersit juga

keheranan Liu Beng. Bukankah Liu Tek-san

sudah mati dan gulungan kulit asli itu tidak ada

pada mayatnya? Kenapa pihak Hek-eng po

masih Juga menanyakan tentang gulungan

kulit itu? Tentu saja Liu Beng yang berhati

lurus itu sedikitpun tidak menduga kalau Liu

Tek-san dihabisi oleh kakak sepupunya sendiri.

Liu Beng ingat gulungan kulit palsu

dalam bajunya, dia pikir tidak ada salahnya

menukarnya dengan nyawa Liu Giok-eng.

Sahutnya, "Baik, kau keluarkan dulu obatmu!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 330

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi saat itulah Liu Giok-eng merintih

dalam pelukan Liu Beng dan berkata lirih, "A
beng, kalau kau benar-benar tahu di mana

benda itu, jangan diberitahukan kepada

musuh. Kawanan iblis itu akan semakin

congkak kalau memiliki benda pusaka itu.

Biarlah kita mati..."

Liu Beng ingin mengatakan bahwa

gulungan yang akan diserahkan itu adalah

gulungan palsu, tapi sudah tentu tidak bisa

berbicara di hadapan Pek Hong-teng. Sesaat ia

kebingungan bagaimana harus mengambil

keputusan.

Sementara itu, berturut turut Thia Kim
sim dan orang-orang Hai-long-pang telah

tersapu bersih, begitu pula semua pegawai Liu
keh-chung, tidak terkecuali tukang masak atau

tukang cuci yang tak bisa membela diri. Di

tengah-tengah mayat bergelimpangan, tinggal

Liu Beng yang masih berjongkok memeluk Liu

Giok-eng sambil tawar-menawar dengan Pek

Hong-teng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 331

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Di mana gulungan kulit itu, bangsat?!"

desak Pek Hong-teng yang mulai habis

kesabarannya.

Ketika Liu Beng hendak menjawab, Liu

Giok-eng menggeliat dalam pelukannya dan

mengerahkan kekuatan terakhirnya untuk

berkata, "Jangan katakan atau aku tidak akan

memaafkanmu..."

Habis itu, terkulailah kepala gadis itu

bersamaan dengan perginya kehidupannya.

Gadis itu bukan cuma keracunan, tapi juga

hancur bagian dalam tubuhnya karena

cambukan dahsyat Pek Hong-teng tadi.

Dunia yang cerah, seketika berubah

menjadi gelap buat Liu Beng, segala macam

obat yang bakal ditawarkan kepadanya tidak

akan ada gunanya lagi. Biarpun ia tidak

meneteskan air mata setitikpun, tapi sinar

matanya membayangkan betapa duka hatinya.

Ia merasa gagal mutlak membela keluarga Liu

yang telah menghutangkan budi terhadapnya.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perlahan-lahan diletakkannya tubuh Liu Giok
eng, perlahan-lahan pula diambilnya golok di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 332

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tangan gadis itu, lalu secepat kilat hendak

digorokkan ke lehernya sendiri.

Pek Hong-teng terkejut, ia tidak mau

Liu Beng mati sebelum menyebut tempat

gulungan kulit itu, tapi ia tidak sempat

mencegah...

Hanya kurang sejari sebelum tajam

golok menyentuh kulit leher Liu Beng,

sebatang anak panah berekor putih

menghantam golok itu sehingga terpental lepas

dari tangan Liu Beng. Gagallah kacung itu

membunuh diri....

Detik berikutnya, sebatang panah lagi

memaksa Pek Hong-teng melompat menjauhi

Liu Beng. Lalu Kiong Eng dengan kuda

putihnya berderap ke arah Liu Beng yang

masih berjongkok di sisi tubuh Liu Giok-eng.

Dengan ketangkasan dan kekuatan

yang mencengangkan, Kiong Eng membungkuk

di atas pelana kudanya dan tangannya

menyambar tubuh Liu Beng untuk dinaikkan ke

atas kudanya sekalian. Tubuh Liu Beng yang

beratnya berpuluh-puluh kilo itu dengan ringan

berhasil diangkatnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 333

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sedang kuda putih itu juga kuda

istimewa. Bertambahnya satu penunggang lagi

tidak menbuatnya lari bertambah lambat.

Bahkan ketika Kiong Eng menjepit perutnya

sambil membentak, kuda itu melompat

bagaikan terbang cepatnya.

Tiat-pi-koai Wan Po cepat berseru,

"Kacung Liu-keh-chung itu barangkali

membawa gulungan kulit! Kejar dia!"

Hau It-yau, Pek Hong-teng dan Kiau

Bun segera melesat ke depan untuk mengejar,

meskipun mereka tidak yakin apakah kaki

mereka sanggup menandingi larinya kuda

istimewa itu. Sedangkan Ong Sek-lai cepat

menolong Ho Yu-yang yang lengannya

tertembus panah dan belum berhenti merintih

itu. Wan Po juga lebih dulu menolong Kongsun

Gi yang matanya terpejam dan wajahnya

pucat.

Siluman Lengan Besi mengertak marah

melihat keadaan adik seperguruannya,

"Bangsat cilik itu benar-benar kejam. Akan ada

perhitungannya kelak!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 334

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 335

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Begitulah, ia mencaci Kiong Eng kejam,

ia sendiri lupa bagaimana ia dan teman
temannya membantai orang-orang Liu-keh
chung dan Hai-long-pang seperti membantai

semut saja. Kesalahan orang lain nampak

jelas, kesalahan diri sendiri tidak disadarinya.

Di atas pelana kuda putih itu, Kiong Eng

agak kerepotan membuat Liu Beng tenang.

Kacung itu terus meronta-ronta sambil

berteriak-teriak ingin terus bersama

kekasihnya yang sudah jadi mayat. Terpaksa

Kiong Eng menekan jalan darah Thian-teng
hiat di tengkuk Liu Beng, membuat kacung itu

kehilangan tenaga untuk berontak lagi.

Bisik Kiong Eng, "Jangan bodoh, Kalau

kau mati juga, siapa akan membalaskan sakit

hati kekasihmu? Bertahanlah hidup, sebab

perjuangan masih panjang."

Bisikan Kiong Eng membuat Liu Beng

sadar, dan diam-diam malu sendiri karena

hampir saja membunuh diri. Kenapa harus

putus asa dan membiarkan kawanan iblis terus

berkeliaran tanpa lawan? Maka Liu Beng

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 336

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menjadi agak tenang, dan berkuda dalam

pangkuan penolongnya...

Setelah agak tenang, diam-diam Li

Beng merasa heran. Penolongnya ini adalah

seorang yang berilmu tinggi, harusnya memiliki

dada yang kekar keras seperti dadanya sendiri.

Tapi ia merasa dada sang penolong yang

menempel di punggungnya itu empuk dan

Lembut, dan samar-samar hidungnya mencium

bau harum tubuh seorang gadis. Maka tanpa

diberi tahupun Liu Beng tahu bahwa Kiong Eng

ini bukan laki-laki, tetapi seorang gadis yang

menyamar sebagai laki-laki.

Sadar akan hal itu, Liu Beng merasa

malu juga. Tapi sekaligus juga kagum, sebab

gadis yang menolongnya itu agaknya berusia

lebih muda daripadanya, namun sudah

memiliki ilmu begitu tinggi sehingga berani

malang-melintang dihadapan gembong
gembong Hek-eng-po yang ditakuti.

Namun sambil berkuda menjauhi

musuh, Liu Beng berkata, "Aku berterima kasih

atas pertolongan nona...." Kontan wajah Kiong

Eng menjadi merah sebab sadar rahasia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 337

Rewriter & Pdf Maker : OZ

penyamarannya sudah terbongkar, tapi apa

boleh buat, ia harus tetap memegangi erat
erat tubuh Liu Beng supaya tidak terguling

jatuh dari kuda.

"....tapi nanti aku harus balik ke tempat

itu untuk memakamkan tubuh majikan
majikan dan teman-temanku...."

Sambil tetap memacu kuda putihnya,

Kiong Eng bertanya, "Tubuh sebanyak itu

hendak kau makamkan semuanya? Lalu

memakan berapa bahyak waktu dan tenaga?"

"Tidak peduli bagaimanapun susahnya,

mereka harus dimakamkan. Mereka adalah

orang orang yang merawat aku sejak kecil,

sejak aku masih menjadi bocah gelandangan

yang nyaris mati kelaparan. Haruskah aku

biarkan tubuh mereka menjadi santapan

serigala dan burung-burung gagak?"

Diam-diam Kiong Eng memuji dalam

hati. Biarpun Liu Beng cuma seorang kacung

rendahan, tapi memiliki kesetiaan yang besar

dan tahu membalas budi. Watak yang justru

jarang terdapat di antara orang-orang

kalangan atas yang suka mengaku terpelajar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 338

Rewriter & Pdf Maker : OZ

atau terhormat. Sahut Kiong Eng, "Baik, nanti

kita kuburkan mereka dan aku akan

membantumu. Tapi harus menunggu sampai

iblis-iblis itu pergi. Mereka toh tidak mungkin

menunggui tempat itu terus-terusan".

"Merepotkan nona saja. Bolehkan aku

mengetahui nama nona?"

Terhadap Liu Beng, Kiong Eng kagum

akan sifat-sifat baiknya dan merasa pantas

untuk dijadikan sahabat. Terhadap seorang

sahabat, tidak seharusnya menyembunyikan

keadaan dirinya yang sebenarnya, maka iapun

menyahut, "Namaku yang sebenarnya adalah

Pakkiong Eng Nama Kiong Eng hanya

kugunakan selama aku mengembara dan

menyamar sebagai laki-laki...."

"Aku Liu Beng. She yang kupakai di

depan namaku itu adalah she majikanku,

bukan she-ku sendiri, sebab aku sendiri tidak

tahu she apa. Menilik she nona tadi,

agaknya.... agaknya nona bukan seorang

bangsa Han ?"

"Benar. Ayahku orang Manchu berasal

dari Liau-tong tapi tinggal di Pak-khia tetapi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 339

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ibuku adalah orang Han berasal dari Kiang-se.

Apakah masih ada gunanya membeda-bedakan

antara orang Han dan orang Manchu hanya

untuk mempertentangkan masa lalu yang

sudah lewat? Saat ini Han dan Manchu sudah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hampir melebur menjadi satu bangsa, sudah

berdampingan puluhan tahun lamanya, dan

dinding-dinding pembatas sudah saatnya

dirobohkan.

Liu Beng termangu-mangu tak bisa

membantah.

Waktu itulah dari belakang mereka

terdengar bentakan-bentakan, "Bangsat cilik,

lepaskan kacung itu supaya kami bisa

membiarkanmu lolos!"

Kiranya yang mengejar itu adalah Hau

It-yau yang berjuluk Hui-thian- koai (Siluman

Terbang) karena mahir ilmu meringankan

tubuh. Disusul Pek Hong teng dan Kiau Bun.

Mereka mati-matian mencoba menyusul larinya

kuda putih itu.

Liu Beng segera berbisik kepada

penolongnya, "Nona Pakkiong, kalau dirimu

terancam, tinggalkan saja aku. Tidak ada

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 340

Rewriter & Pdf Maker : OZ

gunanya nona mempertaruhkan nyawa untuk

hal yang tidak ada sangkut-paut dengan diri

nona...."

Sahut Pakkiong Eng mantap tanpa

terbantah, "Semua orang jahat yang bertindak

sewenang-wenang adalah menjadi urusanku.

Mereka memang patut dihajar...."

Lalu, "Nah, saudara Liu, peluklah leher

kuda erat-erat. Aku akan menghajar mereka,

jangan sampai kau terlempar jatuh".

Tanpa diulang lagi, Liu Beng memenuhi

permintaan itu. Baru saja tangannya memeluk

leher kuda putih itu, Pak kiong Eng telah

membalikkan kudanya dengan tangkas. Sesaat

kemudian busurnya menjepret berturut-turut

demikian cepatnya, dan deretan anak

panahnya terbang beriringan seperti

sekumpulan burung belibis terbang.

Hau It-yau dan Pek Hong-teng yang

berkepandaian cukup tinggi, sanggup

menghentikan langkah dan menghindari

panah-panah yang lihai itu. Tapi Kiau Bun tidak

selihai kedua rekannya, sebatang panah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 341

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menancap di pahanya dan membuatnya roboh

terguling.

"Bagus, nona Pakkiong. .." puji Liu Beng

kagum.

Robohnya Kiau Bun membuat Hau It
yau dan Pek Hong-teng gentar melanjutkan

pengejarannya. Si Kelana Tungga Berkuda

Putih itu benar-benar sulit ditundukkan, kalau

salah perhitungan malah bisa menjadi korban

panah-panah berekor putih yang lihai itu.

Gulungan kulit memang penting, tapi nyawa

merekapun penting.

Dengan pandangan gusar dan kecewa,

mereka terpaksa membiarkan Kiong Eng kabur

membawa Liu Beng. Bahkan mereka

menghamburkan caci-maki ketika melihat

"pemuda" itu dari kejauhan sempat

melambaikan tangan sambil tersenyum manis.

"Losam, bagaimana kita harus melapor

kepada Pocu tentang kegagalan ini?" tanya Pek

Hong-teng. Sepasang taring disudur-sudut

bibirnya yang sering digunakan untuk

menghisap darah itu kelihatan bergerak-gerak

mengerikan ketika ia berbicara.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 342

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Apa boleh buat, siapa menyangka kita

dipecundangi oleh bangsat cilik she Kiong itu?!

Kita laporkan seadanya dan mudah-mudahan

pocu bisa memahami dan memaafkan kita,"

sahut Hau It-yau sambil menarik napas.

Mereka segera berjalan kembali untuk

bergabung dengan teman-teman mereka

lainnya. Pek Hong-teng sambil menggerutu

terpaksa harus menggendong Kiau Bun yang

tidak bisa berjalan karena pahanya tertembus

panah.

Di bekas arena pembantaian, Wan Po

dan Ong Sek-lai sudah menggeledah semua

mayat, bahkan hampir menelanjangi mayat
mayat itu, namun gulungan kulit yang

dikehendaki majikan Hek-eng-po itu tidak juga

ditemukan. Peti-peti besar dan kecil bawaan

keluarga Liu itupun sudah digeledah habis
habisan, hasilnya tetap nihil. Namun sebagai

"obat kecewa" ada enam peti berisi perhiasan
perhiasan emas, intan, berlian, batu giok dan

benda-benda mahal lainnya yang bisa

membuat seorang pertapa pun tergiur.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 343

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebenarnya Ho Yu-yang dan Ong Sek
lai merasa diri mereka paling berhak atas harta

keluarga Liu itu. Harta itu hasil jerih payah

mereka juga ketika bersama-sama Liu Hok
tong masih menjadi begal di padang pasir,

membegal saudagar-saudagar India dan Persia

yang berdagang ke Cina. Tapi Ho Yu-yang dan

Ong Sek-lai tidak berani bersuara menuntut

hak mereka, sebab mereka kenal betapa

kejamnya Wan Po dan ketiga adik

seperguruannya. Kalau ucapannya kurang

menyenangkan keempat siluman itu, bisa jadi

mereka malah akan ikut mampus di tempat

itu.

Karena merasa tidak sanggup

membawa enam peti besar harta karun itu,

gembong-gembong Hek-eng-po itu lalu

membawa seperlunya saja. Mengisi kantong
kantong mereka sampai penuh sesak, diam
diam mereka menyesal kenapa tadi tidak

membawa karung besar dari rumah? Setelah

semuanya ikut mengambil, itupun belum

sampai sepertiga dari keseluruhan harta karun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 344

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu. Terpaksa sisanya dipendam di tempat itu

untuk diambil pada kesempatan lain.

"Sisa harta itu akan dipersembahkan

kepada Pocu atau tidak?" Ong Sek-lai pura
pura bertanya.

Tiat-pi-koai Wan Po menjawab sambil

menyeringai, "Pocu kaya raya luar biasa, kalau

kita mempersembahkan harta sesedikit ini

malah bisa dikira menghinanya. Kita sudah

berjerih payah, sampai ada yang terluka,

tentunya Pocu akan merelakan kalau harta

rampasan ini dimiliki kita bertujuh saja..."

"Betul! Jangan menghina Pocu dengan

pemberian sesedikit ini!" sahut Hau It-yau

bersemangat.

Akhirnya, dengan alasan yang dibuat
buat, toh mereka memutuskan untuk

menguasai sendiri harta yang "sedikit" itu.

Setiap orang akan mendapat sepertujuh. Ho

Yu-yang dan Ong Sek-lai pasrah saja, lebih

baik mendapat sepertujuh daripada tidak

mendapat apa-apa.

Mereka meninggalkan ajang

penyembelihan itu, dan tempat itupun tinggal

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 345

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mayat-mayat berceceran. Kini burung-burung

pemakan bangkailah yang mulai berdatangan

karena mencium bau darah segar. Kali ini

mereka tidak usah berebutan, bahkan akan

berpesta pora, sebab hidangan yang tersedia

lebih dari cukup.

Sayang, sebelum pesta kawanan

burung itu dimulai, seekor kuda putih muncul

dengan dua penunggangnya berboncengan di

satu pelana. Kedua penunggang kuda itu

kemudian benar-benar mengecewakan burung
burung itu, sebab dengan membawa cangkul

pinjaman dari penduduk setempat, mereka

menggali tanah dan menguburkan mayat
mayat itu.

Dua orang menguburkan sekian banyak

mayat, benar-benar pekerjaan yang

melelahkan. Tapi tindakan kemanusiaan

memang sering kelihatan janggal di dunia yang

semakin jahat. Setengah hari bekerja, barulah

Pakkiong Eng dan Liu Beng berhasil
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menguburkan mayat-mayat itu semuanya.

"Nah, kau sudah puas?" tanya Pak kiong

Eng sambil memijit-mijit pinggangnya sendiri

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 346

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang agak pegal juga meskipun ia telah

mengalami gemblengan berat dari ayahnya

sendiri. Tapi pakaian putihnya yanq menjadi

kebanggaan itu berlepotan tanah dan bahkan

darah.

Liu Beng tidak mendengar pertanyaan

itu, ia tengah merenungi gundukan tanah tepat

di depan kakinya. Di bawah gundukan tanah

itu terbaringlah Liu Giok-eng. Tanpa peti mati,

tanpa upacara, namun Liu Beng berharap gadis

itu mati dalam keadaan bahagia karena

cintanya.

Pakkiong Eng, yang lebih dikenal

dengan Kiong Eng, menggeleng-gelengkan

kepalanya melihat ulah Liu Beng. Ia sendiri

belum pernah mengalami jatuh cinta, apalagi

patah hati, maka ia sering heran melihat

orang-orang yang dimabuk cinta dan

kelakuannya menjadi seperti orang sinting.

"Kau sudah selesai merenungi kuburan

kekasihmu atau belum?" tegur Kiong Eng

mengejutkan Liu Beng. "Kau seorang lelaki,

tidak boleh bersikap begitu lemah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 347

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kewajibanmu terhadap keluarga Liu masih

banyak".

Liu Beng cuma mengangguk-angguk

tanpa menjawab sepatah kata pun, tapi ia

sadar ucapan Kiong Eng itu benar. Tak ada

yang harus disedihkan secara berlebihan,

meskipun sebagai manusia biasa tentunya

tidak luput dari perasaan itu. Namun lebih

penting menatap ke depan dengan

bersemangat daripada termangu-mangu

menatap ke belakang.

Merekapun berjalan meninggalkan

tempat itu, tidak lagi berboncengan di atas

kuda tapi berjalan kaki bersama-sama sambil

menuntun kuda putih itu. Bagaimanapun

mereka merasa canggung untuk berboncengan

seperti tadi ketika dalam keadaan darurat,

lagipula Ki-lian-san sudah tidak jauh lagi.

Sambil berjalan, Kiong Eng tiba-tiba

mengeluarkan segulung kertas dari balik

bajunya. Ketika dibuka, ternyata itu adalah

lukisan seorang pemuda, ditunjukkannya

kepada Liu Beng sambil bertanya, "saudara

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 348

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu, selama dalam perjalanan, pernahkah kau

bertemu dengan orang berwajah macam ini?"

Liu Beng melirik lukisan itu dan ia

mengagumi pelukisnya. Seolah yang

dihadapinya bukan cuma selembar kertas

dengan beberapa coretan tinta, melainkan

sesosok pribadi yang utuh. Itulah lukisan

seorang pemuda berwajah lebar, tidak tampan,

namun bibir dan rahangnya membayangkan

hati yang keras, hidungnya agak besar

membayangkan cita-cita yang tinggi, matanya

tajam dan alisnya memancarkan semacam

wibawa yang berpengaruh. Diam-diam Liu

Beng membatin alangkah beruntungnya

pemuda itu sehingga dicari-cari oleh seorang

gadis secantik Kiong Eng.

Liu Beng menggeleng. "Selama ini

rombongan kami berjalan di malam hari dan

bersembunyi di siang hari, mana bisa bertemu

dengan orang lain di perjalanan? Tapi....

siapakah orang ini, nona?"

Sesaat Kiong Eng berpikir, lalu

menjawab ringan, namanya In Ceng, seorang

sepupu jauhku. Ayahnya adalah saudara

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 349

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sepupu ayahku. Ia pergi meninggalkan

rumahnya di Pak-khia dan kami sekeluarga

kelabakan mencari jejaknya...."

Liu Beng memperhatikan gambar itu

sekali lagi untuk diingat-ingat dalam hati, lalu

menjawab, "Tapi aku kelak akan membantu

nona untuk menemukannya, kalau aku ada

kesempatan melakukan perjalanan. Namanya

In Ceng?"

"Ya, tetapi dalam perantauannya tentu

dia akan memakai nama palsu, entah siapa.

Seperti aku juga memakai nama palsu Kiong

Eng..." kata Kiong Eng sambil tertawa.

"Ah, sudah punya nama pemberian

orang tua, kenapa harus mengganti dengan

nama palsu segala? Sedangkan aku yang tidak

punya nama keluarga saja rindu untuk

mempunyai sebuah nama keluarga yang

berasal dari orang tuaku sendiri, bukan she

pinjaman seperti sekarang ini..."

Kiong Eng tidak menjawab tetapi

menggulung kembali gambar itu dan

menyimpannya di bagian dalam jubahnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 350

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ketika Ki-lian-san sudah nampak di

depan mata, Kiong Eng tiba-tiba melompat

naik ke atas kudanya. "Aku tidak bisa

mengantarmu naik ke Ki-lian-san, saudara

Liu..."

"Lho, kenapa? Anak dan menantu

Chungcu Loya ada disana, dan mereka tentu

akan mengucapkan terima kasih kepada

nona..."

"Aku seorang berdarah Manchu. Di

daratan besar ini banyak yang mengganggap

orang Manchu adalah iblis yang paling jahat,

lebih jahat dari penjahat paling busuk

sekalipun. Jadi aku sebaiknya tidak usah

menemui orang-orang Ki-lian-pai."

"Ketua Ki-lian-pai pasti bukan manusia

berpikiran sempit seperti itu. Mereka adalah

pendekar-pendekar terhormat..."

"Yang memusuhi orang Manchu justru

orang yang menamakan diri pendekar
pendekar terhormat itulah. Seorang pendekar

bangsa Han belum lengkap kependekarannya

kalau belum membenci orang Manchu habis
habisan. Pendekar bangsa Han yang tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 351

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membenci orang Manchu akan mendapat cap

macam-macam seperti penjilat, mata-mata

dan sebagainya..."

Liu Beng dapat memahami ucapan

Kiong Eng itu. Namun dia masih belum

mengerti kenapa orang harus saling membenci

dan menjelekkan hanya karena keturunan

yang berbeda, dan bahkan pedang-pedang

sering ikut bicara pula.

Kurang beberapa li sebelum tiba di kaki

gunung Ki-lian-san, kedua orang itu saling

mengugapkan selamat berpisah. Liu Beng terus

ke Ki-lian-san, dan Kiong Eng meneruskan ke

arah lain dengan kuda putihnya.

**OZ**

BAGIAN LIMA

Ki-lian-san adalah sebuah gunung, di

atasnya berdiri sebuah perguruan silat yang

diberi nama menurut nama gunungnya, Ki
lian-pai. Perguruan itu tidak setenar atau

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 352

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebesar Hoa-san-pai, Jing-sia-pai atau Khong
tong-pai, apalagi perguruan-perguruan raksasa

seperti Siau-lim-pai atau Bu-tong-pai, tetapi

Ki-lian-pai juga tidak bisa dipandang remeh.

Pelajaran pedangnya cukup bagus, dan orang
orangnya mempunyai nama harum di kalangan

persilatan.

Ketuanya bernama Auyang Peng-hong,

berjuluk Lam-ih-kiam-khek (Pendekar Pedang

Berbaju Biru) karena kegemarannya memakai

jubah biru ke mana-mana. Ia adalah menantu

Liu Hok-tong, sebab isterinya yang bernama

Liu Giok-kiau adalah anak Liu Hok-tong.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seandainya rombongan Liu-keh-chung sempat

mencapai Ki-lian-san, tentu tidak gampang

pihak Hek-eng-po untuk mengusik mereka.

Sayang, sebelum mencapai Ki-lian-san mereka

sudah tertumpas dan tinggal Liu Beng

sendirian.

Kini dengan pakaian compang-camping,

kotor oleh tanah dan darah, Liu Beng tengah

melangkah naik ke Ki-lian-san.

Pemandangan lereng gunung yang

indah itu sedikit banyak melegakan hati Liu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 353

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Beng yang sedang sedih. Di lereng-lereng itu

dilihatnya beberapa orang dari berbagai usia,

lelaki dan perempuan, sedang berlari-lari atau

berlompat-lompatan sampai mandi keringat.

Merekalah murid-murid Ki-lian-pai yang sedang

melatih kelincahan dan ketahanan tubuh, dua

hal penting bagi seorang pesilat. Latihan

berulang-ulang yang kelihatan menjemukan itu

juga sebuah jalan melatih mendisiplinkan

pikiran.

Liu Beng mendaki terus sampai tiba di

bawah sebuah tangga batu yang entah terdiri

dari berapa ratus tingkat. Puncak dari tangga

batu adalah sebuah pintu gerbang megah yang

dalam keadaan setengah terbuka Di kiri kanan

pintu gerbang ada sepasang ciok-sai yang

tingginya melebihi orang dewasa. Di atas pintu

gerbang terukir tiga huruf besar berwarna

merah di atas dasar warna hitam : Ki-lian-pai.

Sesaat Liu Beng terpaku kagum akan

kemegahan bangunan itu, lalu dipandanginya

dirinya sendiri yang compang-camping dan

babak belur, Wibawa Ki -lian-pai jauh berbeda

dengan wibawa Liu-keh-chung, meskipun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 354

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bangunannya sama-sama besar dan megah.

Bagaimanapun, Liu-keh-chung cuma sebuah

perkampungan keluarga, sedang Ki-lian-pai

sebuah perguruan silat. Liu-keh-chung dengan

mengandalkan uangnya bisa menyogok

pejabat-pejabat di Lok-yang dan menanam

pengaruh terhadap rakyat di sekitar kota Lok
yang, namun suaranya jelas tidak akan

digubris dalam sebuah rapat umum dunia

persilatan misalnya. Sedang Ki-lian-pai jelas

berbeda.

Maka Liu Beng ragu-ragu untuk

melangkah masuk pintu gerbang itu, ia

celingukan mencari barangkali ada pintu

samping yang kecil, yang biasa untuk keluar

masuknya kaum pelayan semacam dirinya.

Tidak ada. Selain pintu gerbang, yang ada

hanya tembok yang tinggi. Terpaksa Liu Beng

melangkah juga menapaki tingkat-tingkat

tangga batu itu.

Tapi di pintu gerbang itu tiba-tiba

muncul serombongan anak-anak muda dan

gadis, semuanya berpakaian latihan silat yang

gagah ringkas dengan pedang di punggung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 355

Rewriter & Pdf Maker : OZ

masing-masing. Tentunya merekalah murid
murid Ki-lian-pai.

Ketika melihat Liu Beng berdiri di

tangga batu, seorang gadis pura-pura terkejut

dan menjerit dengan manjanya, "Ih... ada

pengemis! Kam Suheng (kakak seperguruan

Kam), tolong usir pengemis itu!"

Liu Beng menarik napas menahan rasa

dongkolnya, belum ditanya apa-apa sudah

dianggap pengemis. Tapi ia maklum, karena

keadaan dirinya saat itu memang benar-benar

seperti pengemis.

Murid lelaki yang dipanggil Kam Suheng

tadi segera mendekati Liu Beng sambil

membentak, "He, jembel, hari ini Ki-lian-pai

tidak sedang mengadakan sedekah tahunan.

Pergi saja ke tempat lain!"

Ia bernama Kam Hun-siong, bertubuh

agak pendek, tetapi lebar dan kekar, termasuk

dalam "10 murid terbaik Ki-lian-pai" sehingga

agak besar kepala. Suka mencari pujian dari

gadis-gadis, kalau seorang gadis memintanya

terjun ke sumur dengan kepala di bawah, ia

akan menjalaninya sambil bertepuk dada.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 356

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Beng cepat memberi hormat. "Maaf,

siauya, aku bukan pengemis. Aku seorang

pelayan dari Liu-keh-chung yang ingin

menemui Auyang Sianseng untuk

menyampaikan berita penting..."

Kam Hun-siong seketika

membelalakkan matanya, "Apa? Kau kira Ketua

Ki-lian-pai itu seorang pemogoran di warung

arak yang bisa ditemui setiap saat dan oleh

sembarangan orang dengan sesuka hatinya

saja?"

Liu Beng menyabarkan diri menghadapi

sikap Kam Hun-siong itu, ia juga mencoba

memaklumi bahwa seorang Ketua Perguruan

ternama memang tidak gampang dijumpai.

"Siauya, lihatlah pakaianku yang kacau ini, aku

membawa berita penting sekali untuk diketahui

Auyang Sianseng. Berita tentang sanak

saudaranya di Liu-keh-chung..."

"Berita penting apa? Sampaikan saja

lewat aku, aku ini murid terpercaya Suhu

Auyang Peng-hong. Setelah itu kau boleh

pergi..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 357

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Berita ini menyangkut persoalan

keluarga, bukan soal perguruan," sahut Liu

Beng.

"Apa bedanya? Aku sudah dianggap

anggota keluarga sendiri oleh Suhu..."

Murid-murid lainnya tertawa mendengar

ucapan Kam Hun-siong itu, mereka cukup

paham artinya. Auyang Peng-hong memang

punya anak gadis cantik bernama Auyang

Siau-hong yang sudah bertahun-tahun diincar

Kam Hun-siong. Di hadapan orang luar ia

berani mengatakan bahwa hubungannya

dengan gurunya "sudah seperti keluarga

sendiri".

Baru saja Liu Beng hendak mengatakan

keperluannya, tiba-tiba matanya berkunang
kunang, lalu terasa nyeri dalam dadanya. Luka

yang diperolehnya dalam perkelahian melawan

Pek Hong-teng, yang selama ini tidak

dihiraukan karena buru-buru ingin sampai di

Ki-lian-san, kini menggigit kembali. Tiba-tiba

tubuhnya ambruk di hadapan murid-murid Ki
lian-pai.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 358

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ia kelihatannya sungguh-sungguh baru

saja mengalami sesuatu yang berat," kata adik

seperguruan Kam Hun-siong yang bernama

Kwe Hun-lan, gadis yang menjerit genit tadi.

"Kita laporkan Suhu atau tidak?"

"Nampaknya dia benar-benar dari Liu
keh-chung membawa berita penting, lukanya

mungkin juga gawat..."

"Biar aku yang menghadap Suhu," kata

Kam Hun-siong. "Kalian tetap di sini sambil

menjaga jembel ini."

**OZ**

Bersambung ke jilid 07

Pojok Dukuh, 17-09-2018; 19:55 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 359

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 07

TEMAN-TEMAN Kam Hun-siong

tersenyum maklum. Mereka tahu dalam setiap

kesempatan Kam Hun-siong selalu ingin

mencari muka terhadap guru mereka,

sekaligus mencari kesempatan untuk semakin

mendekati puteri sang guru.

Tapi baru saja Kam Hun-siong
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membalikkan badan, dari pintu gerbang

terdengar suara, "Ada apa?" Lalu Auyang Siau
hong, gadis impian Kam Hun-siong itu muncul.

Kam Hun-siong cepat menyongsong.

"Sumoai, orang ini membawa berita penting

dari keluarga di Liu-keh-chung. Tapi belum

sampai ku tanyai apa-apa, ia sudah jatuh

pingsan, agaknya luka dalam karena habis

mengalami pertempuran sengit."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 360

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang Siau-hong cepat berlari turun

dan berjongkok di dekat tubuh Liu Beng. "Aku

kenal orang ini, ia pelayan kesayangan Kakek

di Liu-keh-chung, namanya kalau tidak salah

A-beng. Kalau ia sampai kemari dengan

menahan luka, tentu berita yang dibawanya

pun cukup penting. Kenapa tidak sejak tadi

kalian membawanya ke dalam?"

Yang menjawab adalah Kam Hun-siong,

"Memang maksud kami hendak membawanya

ke dalam, tapi Sumoai sudah keluar lebih dulu.

Sekarang bagaimana baiknya?"

"Aku harus mengobatinya sampai

sembuh dan bisa ditanyai berita apa yang

dibawanya."

Alis Kam Hun-siong berkerut tidak

senang mendengar ucapan Auyang Siau-hong

itu. "Apakah perlu Sumoai sendiri yang

merendahkan diri menyentuh tubuh kacung

ini? Bukankah bisa kita serahkan saja kepada

Yo Jitsusiok (paman guru ketujuh she Yo) yang

cukup ahli di bidang pengobatan?"

"Jangan sedikit-sedikit merepotkan Yo

Jitsusiok. Bagaimanapun juga beliau adalah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 361

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sesepuh perguruan kita, kita tidak boleh

menganggap beliau seperti tabib bayaran yang

bisa disuruh datang pergi semau kita."

Apa boleh buat, biarpun hatinya kurang

senang, Kam Hun-siong tidak ingin membantah

adik seperguruannya itu. Diliriknya Liu Beng

yang masih pingsan. Wajah itu pucat, kotor

dan berlepotan darah, namun cukup tampan

juga. Diam-diam Kam Hun-siong cemas

jangan-jangan kacung ini akan menjadi batu

sandungan dalam usahanya meraih Auyang

Siau-hong?

Tapi kemudian Kam Hun-siong tertawa

dalam hati dan menghibur dirinya sendiri, "Ah,

kenapa aku begitu kurang percaya diri sendiri

sehingga takut disaingi kacung dekil ini?

Bukankah aku adakah salah satu dari sepuluh

murid terbaik Ki-lian-pai dari angkatan ketiga?"

Liu Beng pun digotong masuk.

Selama pingsan, Liu Beng mendapat

mimpi-mimpi yang begitu menakutkan, dan

ketika ia mulai siuman dari pingsannya, ia

merasa tubuhnya panas, dadanya nyeri, masih

ditambah dengan kepala pusing dan perut

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 362

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mual. Tapi ketika membuka matanya, ia agak

heran juga menemukan dirinya berada di

sebuah ruangan yang sederhana tetapi rapi. Di

dekat tempat pembaringannya ada sebuah

meja kecil dan di atasnya ada semangkuk

bubur serta lauk-pauknya yang sudah dingin.

"Di manakah aku sekarang?" pikirnya.

Tengah ia bertanya-tanya dalam hati,

pintu ruangan berderit terbuka. Liu Beng

menoleh ke pintu dan matanya terbelalak

seperti melihat hantu. Ia masih ingat jelas

bagaimana ia menimbunkan tanah ke tubuh

Liu Giok-eng yang terbaring di liang lahat. Tapi

sekarang dilihatnya Liu Giok-eng berdiri di

depannya, atau hanya arwahnya yang bangkit

dari kubur karena mati penasaran?

"Nona Eng...kau...kau..." dalam

keadaan masih deman, Liu Beng menatap

tubuh di depannya itu seperti orang linglung.

Gadis itu tiba-tiba tertawa geli dan

muncullah perbedaannya dengan Liu Giok-eng.

Tertawanya Liu Giok-eng lembut dan anggun,

agak "terkendali", sedang tertawanya gadis ini

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 363

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bebas lincah. Selain tertawanya ini hampir

segala-galanya sama dengan Liu Giok-eng.

Suara gadis itu seperti kicau burung

kenari, "He, tolol, aku bukan piauci (kakak

misan perempuan). Aku Auyang Siau-hong!"

Liu Beng gelagapan dan tersipu-sipu

oleh ulahnya sendiri. Kini ia teringat, beberapa

tahun yang lalu ketika Auyang Peng-hong

sekeluarga berkunjung ke Liu-keh-chung,

memang ada seorang gadis cilik yang mirip

dengan Liu Giok-eng. Setelah sama-sama

tumbuh menjadi remaja, kemiripan wajah dua

gadis yang bersaudara sepupu itu semakin

nyata, semakin sulit dibedakan.

Hanya saja Auyang Siau-hong lebih

cerewet dari Piaucinya. Suaranya memenuhi

ruangan tempat Liu Beng berbaring, "Memang

antara aku dan Piauci sangat mirip, sehingga

banyak orang yang keliru mengenali.

Bagaimana keadaan di Liu-keh-chung?

Semuanya baik-baik saja bukan? Apakah Piauci

masih suka mengejar kupu-kupu?

Ketika menanyakan keadaan Liu-keh
chung, jelas Auyang Siau-hong berusaha

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 364

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 365

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyembunyikan ketegangannya. Ia tadi

sudah melihat kedatangan Liu Beng dalam

keadaan berantakan, mungkinkah kedatangan

macam itu membawa berita baik? Tapi Auyang

Siau-hong ingin menjadi orang pertama yang

mendengar berita dari Liu-keh-chung.

Liu Beng bukan seorang yang pandai

menutupi perasaannya. Pertanyaan Auyang

Siau-hong itu langsung menikam hatinya dan

membuat wajahnya memucat. "Berita tentang

keluarga Liu sebaiknya kusampaikan langsung

kepada Auyang Sianseng..."

"Berita buruk atau berita baik? Eh, kau

hendak apa?" kata Auyang Siau-hong kaget,

lalu melompat maju untuk membangunkan Liu

Beng yang terguling jatuh dari pembaringan

karena berusaha untuk turun.

Sahut Liu Beng terengah-engah

"Rasanya kurang sopan kalau aku bicara

kepada nona sambil berbaring. Nona adalah

puteri Ketua Ki-lian-pai, sedang aku cuma

seorang pelayan rendahan di Liu-keh-chung..."

Tanpa canggung Auyang Siau-hong

membantu Liu Beng sampai mapan di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 366

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pembaringan kembali. Katanya setengah

mengomel, "Jangan berpikiran seperti itu. Ki
lian-pai adalah gedung persilatan, bukan

rumah hartawan dengan sejuta peraturannya.

Kami menilai orang bukan dari kedudukannya,

tapi dari watak ksatrianya. Apapun

kedudukanmu di Liu-keh-chung, di sini tidak

berlaku lagi, eh, bagaimana keadaan Liu-keh
chung? Kau belum bicara tentang itu..."

Menganggap bahwa Auyang Siau-hong

adalah cucu luar majikannya, akhirnya Liu

Beng memutuskan tidak ada salahnya kalau

gadis itu mendengar berita dari Liu-keh-chung

itu. Maka dengan suara tersendat-sendat, Liu

Beng menceritakan kehancuran perkampungan

keluarga itu.

Wajah ceria Auyang Siau-hong berganti

wajah pucat, membayangkan kemarahan dan

kedukaan yang tidak siap diterimanya

"Jadi...jadi...kakeku, paman-pamanku, bibi
bibiku dan saudara-saudara sepupuku itu

sekarang telah...telah..."

"Semuanya sudah gugur, nona. Bukan

saja anggota keluarga Liu yang ditumpas,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 367

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bahkan sampai pegawai-pegawai perempuan

yang tidak mengerti ilmu silatpun dibabat

tanpa kecuali..."

"Hek-eng-po keparat!" desis Auyang

Siau-hong menahan tangisnya. Ia

mengayunkan telapak tangannya dan ujung

meja yang terbuat dari kayu tebal dan keras

itupun terpotong oleh tebasan tangannya.

"...dan hanya kau sendiri yang selamat untuk

mengabarkan kemari?"

"Benar, itupun karena keberuntunganku

belaka. Aku ditolong seorang pendekar wanita

yang menyamar sebagai lelaki, dia sanggup

memporak-porandakan gembong-gembong

Hek-eng-po dan melukai tiga orang dari antara

mereka."

"Siapa yang menolongmu?"

"Nama aslinya Pakkiong Eng, tapi

menyamar sebagai lelaki bernama Kiong Eng.

Agaknya ia cukup terkenal, sebab gembong
gembong Hek-eng-po itu menyebut julukannya

sebagai Pek-ma Tok-hing."

"He, nama keluarganya Pakkiong?"

"Ya, kenapa?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 368

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"A-beng, seterusnya kau jangan bergaul

terlalu rapat dengan orang itu..."

Liu Beng diam-diam menyesalkan sikap

Auyang Siau-hong itu. Bukankah Kiong Eng

adalah seorang pendekar yang menegakkan

keadilan dan menentang kejahatan pula? Lalu

teringatlah ia akan kata-kata Kion Eng sebelum

berpisah, bahwa hanya pendekar bangsa Han

yang memusuh bangsa Manchu secara sengit.

Kini Liu Beng sadar bahwa Ki-lian-pai adalah

salah satu golongan persilatan yang memusuhi

orang Manchu pula, Auyang Siau-hong

agaknya juga dijejali kebencian terjadap

bangsa Manchu pula, Liu Beng sangat

menyayangkan hal itu.

Dalam penuturannya kemudian, Liu

Beng tidak lagi menyebut-nyebut Kiong Eng,

meskipun secara pribadi ia tetap sangat

menghargai penolongnya itu. Ia bercerita

tentang jalannya pertarungan di mana Liu-keh
chung dengan gigih melawan jago-jago Hek
eng-po, meskipun harus berguguran satu demi

satu. Au yang Siau-hong mendengarkan cerita

itu dengan wajah yang berubah-ubah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 369

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebentar mengertakkan gigi penuh

kemarahan, di lain saat begitu susah payah

menahan tangisnya dengan menggigit bibirnya.

Namun Liu Beng harus kagum melihat

pengendalian diri gadis itu.

Tiba-tiba dari luar ruangan terdengar

suara seseorang yang bernada sinis, "Suatu

cerita kepahlawanan yang benar-benar

menakjubkan."

Lalu Kam Hun-siong melangkah masuk.

Ia berusaha untuk bersikap wajar, tapi kerutan

alisnya dan sinar matanya menunjukkan

ketidak-senangan hatinya. Kata Kam Hun
siong kepada Auyang Siau-hong, "Agaknya Ki
lian-pai perlu mengadakan pesta besar untuk

menyambut kedatangan pahlawan kita ini,

Sumoai..."

Auyang Siau-hong tahu bahwa

Suhengnya ini sudah lama menaruh hati

kepadanya, dan selama ini Auyang Siau-hong

berusaha tidak menyakiti hati Suhengnya,

meskipun juga tidak memberikan harapan

muluk. Tapi ia merasa tidak senang Suhengnya

menguping pembicaraannya dengan Liu Beng,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 370

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bahkan kemudian mengeluarkan kata-kata

sinis kepada Liu Beng.

Sedang Liu Beng yang disindir hanyalah

menyahut dengan kata-kata rendah, "Tidak

ada yang perlu dipestakan, Siauya, sebab

peristiwa ini adalah musibah. Siauya jangan

bergurau."

"Aku bersungguh-sungguh," potong

Kam Hun-siong. "Bukankah mulutmu sendiri

baru bercerita bagaimana kau dengan gagah

berani bertempur mendampingi keluarga Liu?

Bukankah itu patut disebut sebagai pahlawan

agung?

Tapi nada bicara Kam Hun-siong sama

sekali bukan memuji.

"Aku tidak berani menyebut diriku

pahlawan, Siauya, aku justru tidak bisa

membalas budiku kepada keluarga Liu," potong

Liu Beng dengan nada pedih. "Aku juga gagal

melindungi nona Liu..."

Sementara itu, mata Auyang Siau-hong

yang tajam menangkap sikap Liu Beng setiap

kali mengucapkan nama Liu Giok-eng. Sikap

yang jelas melebihi hubungan sekedar kacung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 371

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan nona majikannya. Diam-diam Auyang

Siau-hong heran juga, namun tidak bertanya

tentang hal itu.

Sedang Kam Hun-siong merasa semakin

tersisih dari perhatian Auyang Siau-hong sejak

kedatangan Liu Beng. Kini hatinya semakin

panas ketika memergoki puteri gurunya itu

berada berdua saja bersama Liu Beng dan

malah mendengarkan "cerita kepahlawannan"

si kacung.

"Sumoai, ayahmu memanggilmu,

agaknya ada sesuatu yang akan dibicarakan,"

kata Kam Hun-siong kemudian. "Jangan

sampai segala urusan penting terbengkalai

gara-gara kedatangan seorang yang mengaku
aku sebagai pahlawan."

Auyang Siau-hong tidak ingin

bertengkar dengan kakak seperguruannya di

hadapan Liu Beng. Meskipun ia kagum kepada

kacung yang jujur dan berani itu, namun ia

tidak akan membiarkan kacung itu tidak

menghormati kakak seperguruannya. Dengan

sikap wajar ia melangkah keluar,"Baik, aku

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 372

Rewriter & Pdf Maker : OZ

akan menjumpai ayah. Kam Suheng sendiri

bagaimana?"

"Aku segera menyusulmu, sumoai. Tapi

aku ingin berbincang sebentar dengan...eh,

siapa namanya? Oh, ya, dengan Liu Beng ini..."

Setelah Auyang Siau-hong

meninggalkan ruangan, Kam Hun-siong

berkata kepada Liu Beng dengan nada seorang

majikan kepada kacungnya, "A-beng, setelah

besok kau menyampaikan semua laporanmu

tentang Liu-keh-chung, kau harus segera

meninggalkan tempat ini. Mengerti?"

Liu Beng heran juga melihat sikap

bermusuhan dari murid Ki-lian-pai yang satu

ini, padahal bertemu pun baru kali itu. Namun

biarpun cuma seorang kacung, Liu Beng juga

seorang laki-laki yang punya harga diri, karena

sudah terang-terangan diusir, maka diapun

menjawab tegas, "Baik. Asal tugasku sudah

selesai, siapa sudi menumpang cuma-cuma di

rumah orang?"

Si pengusir sendiri tercengang karena

pengusirannya ternyata berjalan begitu lancar.

Tapi agak kecewa juga karena si kacung, tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 373

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menggigil ketakutan dan menyembah
nyembah kepadanya, padahal itulah yang

diharapkannya. Namun ia akan lega kalau Liu

Beng cepat-cepat minggat, sebab Kam Hun
siong adalah pencemburu kelas berat yang

tidak tahan melihat Auyang Siau-hong begitu

akrab dengan Liu Beng.

Ketika Liu Beng kembali sendirian di

ruangan itu, iapun termangu-mangu. Setelah

diusir dari Ki-lian-san lalu hendak kemana?

Rumah tidak punya lagi, sanak saudara juga
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak ada. Tapi akhirnya ia menggertak gigi

dan membulatkan tekadnya, "Persetan, pergi

ya pergi. Biarpun harus kembali menjadi

gelandangan, memangnya aku tidak bisa hidup

di atas kakiku sendiri?"

Dengan tekad macam itu, mantaplah

hatinya. Ketika tubuhnya terasa lemas dan

kepalanya pusing, tanpa sungkan-sungkan lagi

ia naik ke pembaringan dan tidur pulas sampai

sore hari.

Ia baru terbangun ketika mendengar

beberapa orang memasuki ruangan itu. Ia

melompat bangun, dan dilihatnya sepasang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 374

Rewriter & Pdf Maker : OZ

suami isteri pertengahan umur yang masih

kelihatan gagah dan ramping. Yang laki-laki

berjubah biru lembut, wajahnya bersih dan

matanya bercahaya. Usianya agaknya hampir

setengah abad, tapi tubuhnya tidak menjadi

gemuk kedodoran dengan lemak yang

bertimbunan di sana-sini, pinggang dan

pundaknya kekar. Liu Beng berani memastikan

bahwa lelaki gagah ini tentu Ketua Ki-lian-pai

Auyang Peng-hong. Dan perempuan di

sampingnya itu tentu Liu Giok-kiau, isterinya,

sebab wajahnya agak mirip dengan Auyang

Siau-hong. Mata perempuan itu kelihatan

merah dan bengkak habis menangis, tentu

sudah mendengar dari mulut Auyang Siau
hong tentang musibah yang menimpa Liu-keh
chung.

Selain suami isteri itu, masih ada

Auyang Siau-hong dan Kam Hun-siong dengan

muka-muka yang sedih, dan seorang lelaki

setengah umur yang berjenggot seperti

kambing dan matanya kecil. Namun sikapnya

menunjukkan bahwa dia agaknya seorang yang

cukup berpengaruh di Ki-lian-pai.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 375

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Cepat-cepat Liu Beng merosot turun

dari pembaringannya dan berlutut kepada

suami isteri itu. "Liu Beng dari Liu-keh-chung

menyampaikan salam hormat kepada Auyang

Sianseng dan Hujin!"

Auyang Peng-hong, si Pendekar Pedang

Baju Biru (Lam-ih-kiam-Khek), berkata,

"Bangunlah, saudara Liu. Ki-lian-pai tidak

menganggapmu sebagai pelayan, tetapi

sebagai sahabat sederajat. Kam Hun-siong,

ambilkan kursi untuk saudara Liu ini!"

Diam-diam Kam Hun-siong mengutuk

gurunya agar disambar geledek, namun

perintah gurunya itu dijalankan juga meskipun

dengan setengah hati.

Setelah Liu Beng duduk, dan semuanya

juga duduk, yang lebih dulu bertanya adalah

Liu Giok-kiau, "A-beng, aku tahu kau pelayan

terpercaya ayahku. Aku sudah mendengar dari

Hong-ji tentang apa yang menimpa

keluargaku. Benarkah itu?"

"Benar, Hujin."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 376

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Coba kau ceritakan kembali agar kami

mendengar dari orang yang mengalaminya

sendiri."

Terpaksa Liu Beng bercerita sekali lagi,

dan itu membuat Liu Giok-kiau menangis

terguguk-guguk karena menyesal bahwa ia

tidak sempat ikut meringankan beban ketika

terjadi musibah itu. Sedangkan Thia Kim-sim,

Ketua Hai-long-pang yang hanya ipar dari Liu

Goan saja sudah ikut membela keluarga Liu

sampai tewas, dia sebagai anak perempuan

kandung Liu Hok-tong malah enak-enak di Ki
lian-san tanpa tahu apa yang terjadi.

Untuk sesaat Auyang Peng-hong jadi

sibuk menghibur dan menenangkan isterinya

itu.

Setelah agak reda tangisnya, Liu Giok
kiau bertanya, "Di mana jenazah-jenazah

mereka, A-beng?"

"Kami makamkan secara sederhana,

hanya beberapa li dari tempat ini. Mereka

terbantai justru pada saat hampir tiba di Ki
lian-san. Aku sendiri lolos bukan karena

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 377

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kegagahnku, tapi karena seorang pendekar

pengembara menolongku..."

"Pek-ma Tok-hing (Kelana Tunggal

Berkuda Putih) Kiong Eng?" tanya Liu Giok
kiau.

Liu Beng mengangguk mengiakan,

agaknya Auyang Siau-hong sudah bercerita

lengkap tentang peristiwa itu. Namun ketika

Liu Beng melirik wajah Kam Hun-siong yang

berdiri di belakang gurunya, dilihatnya Kam

Hun-siong tengah menatapnya dengan garang.

Teringatlah Liu Beng akan pengusiran terang
terangan tadi maka iapun berkata, "Tugasku

sudah selesai, Auyang Sianseng. Aku akan

segera mohon diri untuk meninggalkan Ki-lian
san."

Ternyata Auyang Siau-hong yang paling

dulu mencegahnya, "Eh, lukamu belum

sembuh benar-benar, kau mau pergi ke

mana?"

"Aku harus membalaskan dendam

Chungcu Loya yang telah merawat aku sejak

kecil. Biarpun ilmu silatku rendah, setidaknya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 378

Rewriter & Pdf Maker : OZ

aku bisa melawan Hek-eng-po dengan akalku,

bukan dengan ototku."

Auyang Siau-hong cepat berkata

mendahului ayah-ibunya, "A-beng, meskipun

Ki-lian-pai tidak dapat dibandingkan dengan

rasaksa-rasaksa dunia persilatan seperti Siau
lim-pai, Bu-tong-pai atau Hwe-liong-pang, tapi

kami punya keunggulan ilmu silat tertentu

juga. Kenapa kau tidak mengajukan

permohonan kepada ayah agar diterima

menjadi murid di sini?"

Sekejap gadis itu melirik ayahnya,

ketika melihat ayahnya tidak marah, maka ia

mendorong pundak Liu Beng sambil mendesak,

"A-beng, cepat ajukan permohonan..."

Bagi Liu Beng, mempelajari ilmu silat di

Ki-lian-san sudah tentu lebih baik daripada

bergelandangan di dunia persilatan tanpa

tujuan, apalagi hanya membekali ilmu silat

yang masih sangat rendah. Tapi ia agak ragu
ragu merasakan sikap Kam Hun-siong yang

sangat tidak menyukainya.

Eh, benar juga. Belum sampai Liu Beng

menyatakan menolak atau menerima, Kam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 379

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hun-siong sudah bersuara, "Sumoai, kenapa

kau menghalangi cita-cita saudara Liu ini? Buat

seorang pahlawan sejati, apa yang lebih

berharga dari pengalamannya sendiri di dunia

bebas? saudara Liu hendak mengembara

mencari pengalaman sambil membalaskan

sakit hati Liu-keh-chung, kenapa kita mesti

merintanginya?"

Auyang Siau-hong tidak membenci Kam

Hun-siong, namun ia tidak suka Suhengnya itu

mengatur atau menjegal semua kemauannya.

Tak peduli sikap Kam Hun-siong itu, dia

berkata kepada ayahnya, "Ayah, A-beng sudah

mempertaruhkan nyawa demi kesetiaannya

kepada Liu keh chung, haruskah kita biarkan

dia meninggalkan Ki-lian-san dan nyawanya

terancam oleh Hek-eng-po? Kalau ayah tidak

mau menerimanya sebagai murid, aku

bersumpah tidak akan berlatih silat lagi!"

Biarpun suasana sedang murung karena

duka cita, tak urung Auyang Peng-hong

tertawa juga mendapat "ancaman" puterinya

itu. "Siapa bilang aku tidak akan menerimanya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 380

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebagai murid? Hanya karena Liu Beng belum
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengajukan permohonannya saja."

Kam Hun-siong seperti disambar petir

mendengar ucapan gurunya itu. "Suhu,

peraturan penerimaan murid dalam perguruan

kita mengharuskan setiap calon murid jelas

asal-usulnya. Ini untuk menjaga agar jangan

sampai perguruan kita rusak karena kesusupan

orang-orang yang tidak bertanggung jawab,

misalnya orang-orang golongan hitam yang

hendak mencuri ilmu kita, atau mata-mata

pemerintah Manchu yang hendak mengawasi

gerak-gerik kita. Dulu di jaman kakek guru The

Toan-yong, bukankah perguruan kita hampir

runtuh karena kesusupan orang orang Kui
kiong (Istana Iblis)? Apakah kita akan

mengulangi kesalahan ini?"

Saking cemasnya kalau Liu Beng

diterima di perguruan, Kam Hun-siong sampai

menyerocos seperti petasan renteng.

Yang menyahut adalah Auyang Siau
hong, "Aku percaya bahwa A-beng bukan

orang golongan hitam, bukan pula mata-mata

pemerintah Manchu!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 381

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun Kam Hun-siong mendebat

dengan gigih, "Sumoai, jangan lupa bahwa Liu

Beng sendiri bercerita bahwa ia ditolong oleh

Pek-ma Tok-hing Kiong Eng, bahkan

bersahabat dengannya. Ada dugaan keras

bahwa Kiong Eng adalah samaran dari

Pakkiong Eng, puteri tunggal Pakkiong Liong,

Panglima Hui-liong-kun (Pasukan Naga

Terbang) di Pak-khia. Entah berapa banyak

nyawa pahlawan bangsa Han yang mati di

tangan Pakkiong Liong? Masihkah Sumoai

bersikeras bahwa Liu Beng bukan mata-mata

Manchu?"

"Suheng, jangan terlalu cepat

menuduhkan hal yang buruk. A-beng bertemu

dan berkenalan dengan Kiong Eng secara

kebetulan saja, ia justru tidak menutup-nutupi

perkenalannya itu di hadapan kita, itu

menandakan kejujurannya!"

Kam Hun-siong sudah bergerak

mulutnya hendak membantah lagi, tapi

terbungkam ketika gurunya berkata dengan

keras, "Kalian berdua jangan berlagak pintar di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 382

Rewriter & Pdf Maker : OZ

depanku! Aku yang akan mengambil

keputusan!"

Tapi Kam Hun-siong murid kesayangan

, masih juga berani berkata, "Suhu, meskipun

kita tidak berprasangka kepada saudara Liu,

tapi setidaknya semua calon harus jelas asal
usulnya..."

Bicara soal asal-usul, inilah titik yang

paling melumpuhkan Liu Beng. Ia cuma punya

seorang ibu ketika masih kecil, tidak punya

ayah. Ketika ibunya meninggal, ia menjadi

gelandangan cilik sampai ditolong keluarga Liu.

Bahkan nama keluarga pun ia tidak punya,

sehingga memakai she Liu. Satu-satunya

benda peninggalan ibunya yang masih ada

hanyalah sebuah kalung lempengan besi yang

harganya sangat murah. Lempengan besi itu

berukirkan gambar seekor beruang, di

sebaliknya ada ukiran huruf "Bneg" yang

menjadi namanya.

Kini melihat Kam Hun-siong dan Auyang

Siau-hong bertengkar gara-gara dirinya, Liu

Beng menjadi tidak enak sendiri. Cepat ia

berkata, "Aku berterima kasih akan maksud

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 383

Rewriter & Pdf Maker : OZ

baik Auyang Sianseng dan nona Auyang yang

menganjurkan aku belajar silat di sini. Tapi

persoalanku jangan sampai meretakkan

hubungan antara guru dan murid, antara

sesama saudara seperguruan. Karena itu aku

harus segera pergi. Aku cukup berterima kasih

kalian semua sudah merawat lukaku."

Cegah Auyang Siau-hong, "Jangan

pergi. Liu Beng, kenapa kau begitu cepat

menyerah hanya oleh rintangan yang tidak

seberapa? Laki-laki macam apa kau ini? Cepat,

ceritakan asal-usulmu agar bisa diterima

menjadi murid Ki-lian-pai!"

Liu Beng menyeringai dengan perasaan

getir di hati. Asal-usul apa? Ia bahkan tidak

tahu siapa lelaki yang menghadirkan dirinya di

rahim ibunya. Tapi semangatnya bangkit

mendengar ucapan Auyang Siau-hong,

mungkin karena wajah gadis itu mirip dengan

Liu Giok-Eng sehingga mempunyai pengaruh

pada diri Liu Beng. Ia merasa diri laki-laki yang

berhak memperjuangkan masa depan dan

keberuntungannya sendiri, asal tidak

merugikan orang lain, kenapa harus mundur

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 384

Rewriter & Pdf Maker : OZ

karena seorang lain yang tengah diamuk

kecemburuan belaka? Harapan yang hanya

setitikpun harus diubah menjadi sebesar bukit.

Bara semangat Liu Beng yang nyaris

padam seolah tertiup angin dan menyala

kembali menjadi api unggun. Kam Hun-siong

tidak usah dihiraukan lagi.

Ia melepaskan kalung di lehernya dan

berkata, "Aku sendiri tidak tahu asal-usulku.

Hanya benda inilah peninggalan ibuku sebelum

meninggal. Katanya kalau kau bertemu lelaki

yang menjadi ayahku, ia akan mengenali

kalung ini. Tapi entah kapan aku akan bertemu

orang itu."

Auyang Peng-hong menerima dan

memeriksa kalung itu. Hatinya tergetar melihat

gambar beruang besar yang berdiri dengan

kedua kaki belakangnya dan mengembangkan

kedua cakar depannya itu. Lambang itu

mengingatkannya kepada seorang pendekar

besar yang terkenal, mungkinkah kalung itu

ada hubungannya dengan tokoh itu?

Mendadak dalam diri Auyang Peng-hong

timbul pandang?n bahwa Liu Beng bukan orang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 385

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 386

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sembarangan. Maka ia ingin menahan Liu Beng

tetap di Ki-lian-san, barangkali akan ada

manfaatnya buat cita-citanya yang selama ini

masih terpendam di hati dan belum dikatakan

kepada siapapun.

Ia kembalikan kalung itu kepada Liu

Beng, lalu pura-pura menggeleng-gelengkan

kepala sambil berkata, "Aku tidak paham arti

gambar itu, tapi tentunya mempunyai makna.

Simpanlah baik-baik, suatu ketika asal-usulmu

akan tersingkap Juga."

Liu Beng menerima kembali, dalam

natinya ia merasa tidak ada peluang untuk

menjadi murid Ki-lian-pai, sebab asal-usul diri

sendiri pun tidak jelas dan berarti tidak

memenuhi persyaratan menjadi murid Ki-lian
pai.

Namun ia hampir melonjak kegirangan

ketika mendengar Ketua Ki-lian-pai itu berkata,

"Kepribadian seseorang adalah syarat yang

lebih penting daripada sekedar menuruti

peraturan di atas secarik kertas yang tak

bernyawa. Liu Beng, melihat kesetiaanmu yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 387

Rewriter & Pdf Maker : OZ

begitu kokoh kepada keluarga Liu, kau

tentunya seorang yang cukup berwatak baik.

Aku terima kau menjadi murid Ki-lian-pai..."

"Ayah!" Auyang Siau-hong berteriak

gembira.

"Suhu !" Kam Hun-siong berseru kaget.

Sedang Liu Beng sendiri cepat berlutut

di hadapan Auyang Peng-hong, "Murid Liu

Beng memberi hormat kepada Suhu!"

Dengan lembut Auyang Peng-hong

mengangkat bangun Liu Beng dari berlututnya.

"Kau sudah menjadi muridku, namun hal
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pelajaran silat baru akan aku berikan kalau

sudah dijalankan upacara resmi penerimaan

murid di depan meja abu leluhur Ki-lian-pai.

Dan karena kita masih berkabung karena

musibah Liu-keh-chung, aku tetapkan upacara

resmi itu akan dijalankan tiga bulan lagi."

Sebenarnya Liu Beng lebih suka

secepatnya, namun karena gurunya sudah

menetapkan demikian, diapun tidak

membantahnya. Ketika masih di Liu-keh
chung, Liu Beng pernah menganggap keluarga

Liu seolah-olah dewa yang turun dari langit

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 388

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan tak ada yang bisa menandingi kesaktian

mereka, namun ternyata gembong-gembong

Hek-eng-po sudah menunjukkan bahwa Liu
keh-chung dengan gampang ditumpas habis.

Lalu Liu Beng ingat pula gadis yang menyamar

sebagai lelaki, Kiong Eng, yang dalam usia

semuda itu telah berani melawan gembeng
gembong Hek-eng-po. Maka Liu Beng bertekad

untuk berlatih keras agar kepandaiannya

segera meningkat dan dapat dibanggakan.

Tak lama kemudian, di ruangan itu

kembali Liu Beng seorang diri, berjalan hilir

mudik di kamarnya dengan semangat

berkobar-kobar dan lupa akan kelemahan

tubuhnya. Berlatih keras... berlatih

keras...berlatih keras, hanya itu yang

memenuhi benaknya. Setelah itu ia akan turun

gunung untuk menggempur Hek-eng-po,

sambil mencari siapa lelaki yang menjadi

ayahnya.

Karena merasa sesak dalam kamar itu

terus-terusan, dia pun melangkah keluar.

Ketika itu hari sudah sore, hampir di segala

sudut bangunan besar itu sudah dipasangi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 389

Rewriter & Pdf Maker : OZ

penerangan. Liu Beng melangkah seenaknya,

setiap orang yang ditemuinya diberinya

anggukan hormat. Ada yang membalas

anggukannya, ada yang mengajaknya

bercakap beberapa patah kata, ada yang

mengacuhkannya sama sekali. Namun Liu

Beng tak peduli. Ia merasa sudah menjadi

murid Ki-lian-pai dan berjanji kepada diri

sendiri untuk berlatih keras agar dapat menjadi

pesilat yang baik.

Ketika ia lewat sebuah ruangan yang

dindingnya berlubang-lubang berbentuk bunga,

ia mendengar dalam ruangan itu ada suara

derap kaki hilir mudik, bercampur suara napas

terengah-engah dan suara barang yang

dipukul-pukul. Liu Beng merasa tertarik dan

kepalanya menjenguk ke bagian dalam

ruangan.

Itulah sebuah ruangan luas berlantai

batu halus, tidak ada perabotan meja atau

kursi. Di pinggiran ada rak senjata seperti di

Liu-keh-chung, di langit-langit ruangan

digantungkarn karung-karung pasir (se-pau)

yang biasa digunakan untuk latihan memukul

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 390

Rewriter & Pdf Maker : OZ

atau menendang. Dan Auyang Siau-hong

sedang berlatih di situ sendirian saja.

Pakaiannya sudah basah keringat sehingga

menempel di kulit, namun gadis itu dengan

bersemangat terus memukuli atau menendangi

karung-karung pasir itu.

Melihat guncangan karung pasir itu

ketika dipukuli atau ditendang, Liu Beng

menaksir bahwa kekuatan gadis itu cukup

untuk mematahkan tulang atau membuat luka

dalam seorang lelaki kekar. Itu bukan hasil

latihan sehari dua hari, melainkan bertahun
tahun dengan cara yang keras. Di Liu-keh
chung, yang kekuatan pukulannya seperti itu

mungkin hanyalah Liu Hok-tong, Liu Goan dan

Liu Seng. Sedang generasi ke tiga semacam

Liu Jing-yang, Liu Jing-kiam atau Liu-Tek-san

jelas kalah jauh dibandingkan adik misan

mereka yang paling kecil ini.

Tak terasa Liu Beng berdesis kagum,

dan suaranya itu membuat Auyang Siau-hong

berhenti dari latihannya untuk menoleh ke

arahnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 391

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Terpaksa Liu Beng keluar dari

persembunyiannya dan membungkuk hormat

kepada gadis itu. "Maaf.. .maaf, aku telah

mengganggu latihan nona Auyang. Aku

sebenarnya tidak bermaksud demikian. Aku

hanya lewat dan tanpa sengaja melihat..."

Melihat yang muncul Liu Beng, Auyang

Siau-hong tidak marah. Tapi ia berkata sambil

bertolak pinggang, "Aku tidak marah, tapi

perlu kuberitahu kepadamu tentang satu hal.

Jangan suka mengintip orang latihan, kaum

pereilatan paling tidak suka kalau latihannya

dilihat orang, takut jurus-jurus rahasia mereka

dijiplak. Untung kau bukan orang luar."

"Baiklah, nona, terima kasih atas

pemberitahuan nona. Lain kali aku tidak akan

mengintip orang latihan lagi."

"...dan jangan lagi panggil aku nona,

sebab kau sudah menjadi murid ayahku

sehingga kita bersaudara dalam perguruan.

Panggil aku Suci (kakak seperguruan

perempuan)."

Liu Beng merasa janggal juga bahwa

dirinya yang lebih tua beberapa tahun dari

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 392

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Auyang Siau-hong itu harus menjadi Sute dari

gadis yang masih agak kekanak-kanakan itu.

Tapi ia menurut saja. "Baiklah, Suci, aku

memperhatikan pesan-pesan Suci."

Di Ki-lian-pai biasanya Auyang Siau
hong cuma dipanggil Sumoai atau Hong-ji, kini

ada yang memanggilnya Suci, keruan gadis it?

gembira sekali. Dengan lagak lebih tua, ia

bertanya, "Sute, kau lihat bagaimana pukulan

dan tendanganku tadi?"

Tanpa maksud menjilat, Liu Beng

menjawab terus-terang, "Hebat. Gerakan

sekeras itu di Liu-keh-chung hanya bisa

dilakukan oleh Chungcu Loya, Toaya dan Jiya.

Tapi itu tidak mengherankan sebab mereka

sudah berlatih puluhan tahun. Sedang

non...eh, Suci masih begini muda..."

"Ya, mudah-mudahan latihan kerasku

akan dapat segera menghasilkan ilmu yang

memadai untuk melawan Hek-eng-po. Aku

kelak harus membalaskan sakit hati kakekku,

paman-pamanku dan saudara-saudara

sepupuku."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 393

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Bicara sampai disitu, gadis itu berusaha

menyembunyikan kesedihannya. Tiba-tiba ia

berseru keras sambil menebaskan telapak

tangannya untuk mematahkan gagang

sebatang tombak yang terletak di rak senjata.

Gagang tombak yang terbuat dari kayu hitam

yang keras itu seketika patah menjadi dua.

"Rasanya aku ingin segera meninggalkan Ki
lian-san untuk mencari pembunuh-pembunuh

keparat itu!"

"Bukan Suci saja yang terdorong

keinginan itu, akupun demikian. Dar?hku

mendidih kalau ingat kekejaman orang-orang

Hek-eng-po membantai bahkan perempuan
perempuan tukang masak dan tukang cuci

yang tak berdaya menghadapi lawan. Sayang

ilmu silatku masih rendah sekali, untuk mulai

belajar pun harus menunggu tiga bulan lagi."

Sama sama dendam kepada Hek-eng
po, itulah agaknya yang mengikat perasaan Liu

Beng dan Auyang Siau-hong. Karena

simpatinya kepada Liu Beng, gadis itu akhirnya

memutuskan, "Sute, memang kau baru akan

menjadi murid resmi setelah upacara. Tapi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 394
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

selama tiga bulan ini toh kau keliru kalau cuma

menganggur saja. Kau dapat berlatih

menguatkan tubuhmu, sementara ilmu pukulan

dari Liu-keh-chung yang kau miliki dapat kau

matangkan, sebab tidak ada ilmu yang tidak

berguna sama sekali."

Liu Beng mengangguk-angguk dan

Auyang Siau-hong dengan gaya seorang

mahaguru berkata lagi, "Kemarilah, aku akan

mengajarkan dasar-dasar latihan Ki-lian-pai.

Hanya dasar-dasarnya dan belum jurus
jurusnya, paham?"

"Paham, Suci. Aku senang sekali

mendapat petunjuk Suci."

Maka mulailah Auyang Siau-hong

mengajarkan dasar-dasar ilmu Ki-lian-pai. Di

Liu-keh-chung, Liu Beng giat juga berlatih

kekuatan dengan ciok-so (kunci batu), namun

latihannya agak ngawur. Memang berhasil

membesarkan tenaganya, tapi justru

mengganggu kecepatan dan kelenturannya.

kini Auyang Siau-hong mengajarkan

menggunakan ciok-so pula, tapi dengan cara

yang berbeda.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 395

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Gadis itu memasang kuda-kuda Co
cian-ma, satu kaki ditekuk di depan dan kaki

lainnya lurus ke belakang. Ciok-so yang berat

itu dipegangnya dengan satu tangan lalu

dinaikkan ke pinggangnya sambil mengatur

napas, lalu tangan vang memegang ciok-so itu

perlahan diluruskan ke depan dengan bentuk

pukulan yang lazim disebut Hek-hou-tou-sim

(macan hitam mencuri hati), suatu bentuk

pukulan yang menjadi pelajaran dasar dari

ilmu silat aliran manapun juga. Dalam sikap

itu, Auyang Siau-hong diam tak bergerak

sampai beratus-ratus tarikan napas, lalu tiba
tiba menghembuskan napasnya kuat-kuat.

Kakinya bergeser ke samping menjadi kuda
kuda Co-ma-she yang kakinya melebar sejajar

seperti orang duduk di pelana kuda, tangannya

pun melebar kesamping. Dalam sikap ini pun

gadis itu bertahan sampai ratusan tarikan

napas.

Diam-diam Liu Beng membayangkan

betapa hebat tenaga dalam lengan yang

berkulit lembut itu, betapa kokoh pinggangnya

dan kakinya yang seolah berakar di tanah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 396

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Itulah latihan yang benar, sebab kekuatannya

tidak nampak berujud otot-otot kasar seperti

orang hutan.

Setelah Ciok-so diletakkan kembali,

Auyang Siau-hong berkata, "Nah, Sute, coba

kau lakukan seperti aku tadi."

Kuda-kuda Co-cian-ma dan Co-ma-she

tidak asing lagi bagi Liu Beng yang pernah

diajari Liu Hok-tong di Liu-keh-chung. Ia

segera pasang kuda-kuda Co-cian-ma, lalu

menyambar kunci batu itu dan disentakkan

dengan kekuatan besar. Tapi ia tiba-tiba

merasa kakinya goyah dan tubuhnya

terhuyung-huyung, biarpun ciok-so berhasil

diangkat namun selalu bergoyang-goyang tak

menentu. Jangan harap lagi bisa diluruskan

dengan tenang seperti Auyang Siau-hong tadi.

Terdengar Auyang Siau-hong memberi

petunjuk, "Letakkan dulu dan ulangi menurut

petunjukku. Kokohkan kuda-kuda, pusatkan

pikiran, kendalikan napas dan kerahkan tenaga

secara teratur, jangan dikejutkan. Pinggang

harus kuat, nah, luruskan lenganmu perlahan
lahan..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 397

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Enak saja Auyang Siau-hong mengoceh,

sedang Liu Beng yang melakukan perintahnya

benar-benar setengah mati. Seluruh

lengannya, terutama pundak dan sikunya,

bagaikan kejang karena harus menahan Ciok
so agar tidak bergoyang. Kini sadarlah Liu

Beng bahwa tenaga besar yang dilatihnya di

Liu-keh-chung sedikit gunanya kalau

diterapkan dalam latihan yang benar. Itu

hanya berguna untuk tukang-tukang pukul

kasaran yang suka mengandalkan tenaganya

untuk menyeruduk seperti kerbau gila.

Tidak sampai sepuluh tarikan napas, Liu

Beng sudah menjatuhkan ciok-so ke lantai, ia

sendiri terhuyung-huyung hampir tertelungkup,

keringat membasahai tubuhnya dan napasnya

terengah-engah seperti habis lari jarak jauh.

"Tidak gampang bukan?" tanya Auyang

Siau-hong bernada agak bangga. "Itu karena

kuda-kuda dan pinggangmu kurang kokoh,

meskipun kedua lengannu kuat mengangkat

sekarung beras. Namun kalau kau giat latihan,

maka pukulanmu akan sanggup merobohkan

musuh dengan sekali pukul saja."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 398

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lalu gadis itu mengambil sehelai papan

yang memang banyak tersedia untuk latihan.

Papan itu dilempar ke atas sampai hampir

mengenai langit-langit ruangan, menyusul

tubuh gadis itupun melompat ke atas sambil

menyodokkan kepalanya yang kecil. Papan itu

tiba kembali di lantai dalam keadaan terbelah

dua.

Mendadak timbul niat Liu Beng untuk

melihat sampai di mana kehebatan puteri

gurunya itu. Kedua tangannya cepat meraih

dua helai papan lagi, dilemparkan berturut
turut ke arah Auyang Siau-hong sambil

berteriak "Lihat, Suci!"

Auyang Siau-hong baru saja menapak

tanah ketika dua keping papan itu meluncur ke

arahnya. Tapi dengan gerakan mantap ia

memutar tubuh sambil menvabetkan telapak

tangannya, papan pertama terbelah. Papan ke

dua disongsong dengan tendangan yang lebih

tinggi dari kepala, dan terbelah juga.

Liu Beng melongo melihat mantap dan

tajamnya gerakan g?dis itu. Kalau seseorang

sekedar bertenaga kasar tapi tidak memiliki

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 399

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ketajaman pukulan, maka papan yang

melayang itu tentu tidak bisa dibelah tetapi

hanya terlempar saja. Tiba-tiba Liu Beng

teringat pula kepada Kiong Eng yang juga

berilmu tinggi, dan ia membatin dalam hatinya,

"Baik Kiong Eng maupun Suci adalah gadis
gadis yang lebih muda daripadaku, namun

mereka telah memiliki ilmu begitu hebat. Dan

aku ini lelaki macam apa? Dibandingkan

mereka, aku tentu cuma mirip keledai

dungu..."

Namun kesadaran akan kekurangan

dirinya itu tidak membuatnya patah semangat,

justru mengobarkan semangatnya untuk

berlatih keras menyusul tingkat gadis-gadis itu.

Ia sadar,dunia persilatan tak kenal belas

kasihan, yang ilmunya rendah akan tergilas

oleh yang ilmunya tinggi.

"Kau hebat, Suci..." akhirnya ucapan itu

terlontar dari mulutnya.

Pujian yang bernada jujur dan

bersungguh-sungguh itu membuat Auyang

Siau-hong senang. Itu bukan pujian berbasa
basa sekedar mencari muka. Karena

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 400

Rewriter & Pdf Maker : OZ

senangnya, gadis itu melangkah lebih jauh

lagi, "Sute, sekarang akan kuajarkan beberapa

pukulan dasar dari ilmu tangan kosong gaya

Ki-lian-pai."

Liu Beng terkejut. "He, mana bisa aku

melanggar peraturan yang ditetapkan Suhu?

Aku baru boleh belajar ilmu silat Ki-lian-pai

setelah upacara penerimaan murid...'"

"Kenapa kau begitu ketakutan kepada

peraturan yang dibuat oleh manusia? Jangan

kuatir, kalau ayah marah, aku akan bicara

kepadanya sehingga kemarahannya reda,"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

desak Auyang Siau-hong. "Kemari, berdiri di

tengah sini..."

"Aku tidak berani. Kalau Suhu marah,

aku malah diusir dan musnahlah harapanku

untuk belajar ilmu silat yang hebat seperti Suci

tadi...."

Auyang Siau-hong membanting kaki

saking gemasnya menghadapi "murid tolol" ini.

Biasanya pihak murid yang merengek-rengek

minta diajari, kini malah pihak murid pula yang

mati-matian menolak untuk diajari. Tujuan

gadis itu sebenarnya hanya hendak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 401

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memamerkan ilmunya lebih banyak lagi supaya

mendapat pujian lebih banyak pula.

Tapi akhirnya ia menyerah kepada sikap

kukuh Liu Beng. "Baiklah, aku tidak akan

mengajari ilmu silat, tetapi beberapa cara

menguatkan tubuh sebagai persiapan untuk

pelajaran silat kelak. Kalau yang ini masih kau

tolak juga, berarti kau memang seorang

pemalas yang hanya senang duduk bertopang

dagu selama tiga bulan ini. Seorang pemalas

tidak akan mendapat kemaiuan apapun!"

Karena malu disebut pemalas, Liu Beng

tidak bisa menolak lagi. Toh yang akan

diterimanya bukan pelajaran silat, melainkan

hanya latihan persiapannya.

Maka sore itu ia dilatih bagaimana cara

memukul karung pasir yang betul untuk

mengeraskan tangan, kuda-kuda, pernapasan

dan beberapa macam latihan persiapan

lainnya. Ternyata terbukti Liu Beng bukan

seorang yang tolol atau lambat menerima

pelajaran.

Menjelang tengah malam, barulah Liu

Beng meninggalkan ruang latihan dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 402

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tubuh rasanya seperti habis digebuki orang

sekampung. Namun matanya justru gembira

dan ceria. Hari itu bolehlah dianggap ia telah

membuka sebuah babak baru dalam hidupnya.

Latihan sepuluh kali lebih beratpun ia suka,

maklum, bukan saja karena ia bersemangat,

tapi juga karena pelatihnya cantik menawan

hati, meskipun agak galak.

Ia tidur nyenyak setelah mengganti

bajunya yang basah kuyup dengan keringat.

Namun keesokan harinya, tidurnya yang

masih nyenyak itu terganggu oleh suara

lonceng besar yang bergema di seluruh gedung

perguruan, lalu kedengaran derap orang

berlari-lari atau berjalan cepat menuju ke satu

arah. Meskipun Liu Beng masih sakit tubuhnya,

iapun memakai bajunya dan melompat

bangun. Ketika membuka pintu biliknya, ia

melihat murid-murid Ki-lian-pai berbondong
bondong menuju ke satu arah dengan

membawa pedang.

"Ada apa?" tanya Liu Beng sambil

membetulkan tali celananya dan kancing yang

masih kedodoran. Tak ada yang menjawab,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 403

Rewriter & Pdf Maker : OZ

semuanya bergegas menuju bunyi lonceng

yang masih bergema. Akhirnya Liu Beng pun

ikut berlari-lari ke arah yang sama tapi tidak

membawa pedang.

Ternyata mereka semua menuju ke

sebuah halaman luas dan langsung berbaris

berjajar-jajar dengan rapi. Di deretan paling

depang ada sepuluh murid terbaik termasuk

Kam Hun-siong. Sedang di sebuah panggung

kecil di hadapan barisan itu ada seorang tokoh

tua Ki-lian-pai yang berpakaian ringkas dan

membawa pedang pula. Kini tahulah Liu Beng,

bunyi genta itu adalah isyarat latihan bersama

untuk semua murid.

Liu Beng yang datang terlambat itu

langsung menarik perhatian, apalagi menoleh

kesana-kemari dengan sikap ketolol-tololan

dan pakaian masih agak kusut. Sepatunya baru

sempat dipakai yang sebelah kanan.

Kam Hun-siong sebagai salah seorang

pemimpin regu yang merasa punya wewenang

untuk menertibkan jalannya latihan, segera

berteriak memanggil Liu Beng, "He, kau mau

apa?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 404

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Liu Beng menyahut gelagapan,

"Aku..aku... kurang mengerti. Aku cuma

mendengar bunyi genta dan semua orang

menuju kemari, lalu akupun kemar?. Aku

kira...aku kira..."

"Kau kira di sini ada pembagian bakpau

gratis?!" bentak Kam Hun-siong. Disambut

suara tertawa serentak puluhan murid-murid

angkatan ke tiga yang sudah berbaris rapi itu,

sedang wajah Liu Beng menjadi merah padam.

Sementara itu Kam Hun-siong telah

berkata lagi, "Kalau ingin ikut latihan,

berdirilah di tengah..."

Mengira dirinya benar-benar akan diajak

latihan, Liu Beng melangkah ke tengah

lapangan, ke tempat yang ditunjuk Kam Hun
siong.

Namun kemudian Kam Hun-siong malah

berpidato kepada teman-temannya yang sudah

berbaris rapi, "Saudara-saudaraku sekalian,

aku perkenalkan calon saudara seperguruan

kita, Liu Beng dari Liu-keh-chung, seorang

pahlawan besar yang sanggup melolos kan diri

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 405

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dari kepungan gembong-gembong Hek-eng-po

yang lihai..."

Puluhan murid Ki-lian-pai bergeremang

setengah percaya setengah tidak. Sedang

tokoh tua Ki-lian-pai yang akan menjadi pelatih

itu tenang-tenang saja membiarkan apa yang

terjadi di lapangan latihan. Tugasnya memang

hanya melatih, mematangkan jurus-jurus

lama, sedang urusan tata tertib latihan biasa

diurus oleh sepuluh murid terbaik dari

angkatan ke tiga, termasuk Kam Hun-siong.

Sedang suara Kam Hun-siong terdengar

lagi, "....tapi cerita kepahlawanannya itu

menurut pengakuannya sendiri dan sulit

dibuktikan!"

Kembali lapangan latihan itu dipenuhi

suara tertawa. Kata Kam Hun-siong pula,

"Kemarin oleh Suhu Auyang Peng-hong ia

sudah diterima menjadi murid, tetapi tata

tertib latihan yang paling mudah pun dia

abaikan. Murid macam apa ini? Kalau

pelanggaran tata tertib ni dibiarkan terus,

lama-lama perguruan kita akan ambruk gara
gara seorang pemalas!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 406

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tapi aku benar-benar belum tahu, Kam

Suheng," Liu Beng membela diri.

"Siapa suruh kau bicara, murid goblok?"

bentak seorang teman Kam Hun-siong. Ia

namanya Kiang Hun-hou, berkumis rapi dan

tampan, termasuk dalam Sepuluh Terbaik di

Ki-lian-pai. "Alasan belum tahu peraturan itu

tidak berlaku. Kau harus dihukum!"

Sedang Kam Hun-siong yang

sebenarnya cemburu kepada Liu Beng itu kini

merasa mendapat kesempatan untuk

mempermainkan Liu Beng sehebat-hebatnya

dengan kedok menjaga tata-tertib latihan.

Kata Kam Hun-siong, "Jangan dihukum,

tapi biarlah ia bercerita kembali tentang

kepahlawanannya di Liu-keh chung, biar semua

saudara mendengar sendiri dari mulutnya.

Saudara-saudara, setujukah kalau latihan

ditunda sebentar dan kita dengarkan cerita

hebat dari sang pahlawan ini?"

Kam Hun-siong memang berpengaruh,

maka sebagian besar dari murid-murid itupun

berseru setuju.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 407
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun ada sebagian murid-murid yang

merasa tidak senang meskipun bungkam.

Gerutunya dalam hati, "Keterlaluan sekali. Kam

Hun-siong dan teman-temannya bertindak

lebih jauh dari para sesepuh perguruan sendiri.

Mereka menjadikan setiap murid baru sebagai

bulan-bulanan mereka, tidak peduli bisa

mengakibatkan rasa rendah diri dalam diri

murid-murid itu. Akupun hampir gila ketika

dulu mereka mempermainkan seenak hati

mereka!"

Tapi tidak ada yang berani menentang

Kan Hun-siong. Ia adalah murid kesayangan

Ketua Ki-lian-pai, bahkan ada desas-desus

keras akan menjadi menantu Ketua ki-lian-pai

pula. Maka Kam Hun-siong dan teman
temannya terus saja merajalela dengan

kesewenang-wenangan mereka.

Liu Beng berdiri dengan tubuh gemetar,

bukan karena ketakutan, tapi karena menahan

kemarahannya. Tapi ia sadar, melawan Kam

Hun-siong bisa diarggap melawan peraturan

perguruan, biarpun peraturan yang sudah

diselewengkan untuk pribadi. Sedang Kam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 408

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hun-siong dan sembilan murid terbaik lainnya

merasa mendapat permainan mengasyikkan.

Bentak Kam Hun-siong, "Liu Beng, dengarkan

semua pertanyaanku!"

"Baik, Suheng," sahut Liu Beng dengan

sikap tertib.

"Benarkah yang pernah kau ceritakan

bahwa dalam pertempuran dahsyat melawan

Hek-eng-po, hanya kau yang lolos sementara

jago-jago keluarga Liu terbunuh semuanya?"

"Benar, Suheng."

"Kalau begitu ilmu silatmu yang paling

hebat?"

"Tidak, Suheng, hanya karena nasib

baik saja."

"Nasib baik bagaimana? Coba

ceritakan."

Liu Beng mengeluh tentang Kiong Eng,

dan hal itu akan digunakan untuk

memojokkannya. Namun perasaan kagum dan

hormatnya kepada Kiong Eng membuat Liu

Beng tidak sudi mengingkari pertolongan Kiong

Eng, apapun akibatnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 409

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aku ditolong seorang pendekar

budiman."

"Siapa?"

"Kiong Eng yang berjulukan Pek-ma

Tok-hing."

Kam Hun-siong tersenyum mengejek.

"Saudara-saudara, bagaimana sikap perguruan

kita terhadap orang Manchu?!"

"Biat-ceng Hok-beng!" teriak seorang

murid dengan bersemangat. Murid itu adalah

keturunan seorang menteri dinasti Beng yang

roboh puluhan tahun yang lalu. Kebenciannya

kepada pemerintah Manchu terungkap dari

teriakannya tadi yang berarti "robohkan Ceng

(Manchu), membangun Beng."

Yang lainnya pun berteriak sambil

mengacungkan tinju, "Ki-lian-pai tidak sudi

hidup bersama bangsat-bangsat Manchu!"

"Usir kembali bangsa Manchu ke Liau
tong!"

Demikianlah Kam Hun-siong berhasil

mengungkit-ungkit rasa kesukuan yang

sebenarnya sudah hampir padam itu. Lupa

bahwa orang Han dan orang Manchu sudah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 410

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berbaur puluhan tahun, banyak orang Han

yang darahnya bercampur darah Manchu, dan

orang Manchu yang punya sanak saudara

orang Han karena perkawinan nenek moyang

mereka.

Terdengar Kam Hun-siong bertanya

kepada Liu Beng, "Saudara Liu, kau tahu Kiong

Eng itu orang macam apa?"

Liu Beng memilih untuk membungkam

mulutnya, meskipun hatinya berteriak

meronta. ?Kenapa kalau orang Man-chu?

Apakah orang Manchu jahat semuanya?

Apakah orang Han baik semuanya?

Sedang Kam Hun-siong berkata lagi,

"Menurut penyelidikan beberapa pejuang yang

menyusup di Pak-khia, Kiong Eng adalah

samaran dari Pakkiong Eng. Ayahnya bernama

Pakkiong Liong dan tangannya berlumuran

darah pejuang-pejuang kita yang hendak

menegakkan Kerajaan Beng yang jaya!"

Kembali lapangan latihan itu dipenuhi

teriakan-teriakan mengutuk bangsa Manchu.

Liu Beng terpaksa harus berteriak keras sekali

agar suaranya mampu mengatasi suara orang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 411

Rewriter & Pdf Maker : OZ

banyak, "Aku tidak peduli siapa Kiong Eng, Aku

hanya tahu dia seorang pendekar budiman

yang telah menolongku!"

"Jadi kau merasa berhutang budi

kepadanya?" pancing Kam Hun-siong.

Tanpa kenal takut Liu Beng menjawab,

"Anjing dan kuda saja tahu membalas budi.

Aku ini manusia bukan?"

Kata Kam Hun-siong kepada orang

banyak, "Liu Beng bahkan merasa berhutang

budi kepada puteri dari pembantai bangsa kita,

orang macam ini hendak menjadi murid Ki
lian-pai...?"

"Ya, suruh dia menjilati pantat orang

Manchu!"

Karena teriakan-teriakan makin gaduh,

sesepuh Ki-Lian-pai yang hendak melatih

itupun tak bisa lagi berpeluk tangan. Tadinya ia

mengira keributan akan dengan cepat

diselesaikan, karena hanya urusan tata-tertib

latihan saja, tak terduga urusan dikobar
kobarkan menjadi besar macam itu oleh Kam

Hun-siong. Maka dari atas panggung ia

berseru,"He, tenanglah kalian!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 412

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tokoh ini terhitung kakak seperguruan

dari Ketua Ki-lian-pai sendiri, namanya Seng

Bun-ki dan merupakan pengajar ilmu pedang

yang disegani di perguruan. Begitu ia bersuara,

lapangan latihan itu menjadi tenang kembali.

Kata Seng Bun-ki, "Kalian seperti anak
anak kecil saja. Hanya per- soalan seorang

murid baru terlambat memasuki lapangan,

kenapa berubah menjadi seribut ini?!"

"Supek, tadi tentu Supek sudah

mendengar bahwa Liu Beng ini bersahabat

dengan anak seorang Panglima Manchu, ini

bukan soal kecil," kata Kam Hun-un-siong.

"Aku sudah dengar, tapi jangan dibesar
besarkan. Kalau seseorang ditolong seseorang

lainnya, siapa bisa menolak? Asal di kemudian

hari Liu Beng bisa membuktikan kebersihan

dirinya, kenapa sekarang sudah menghukum

dia dengan tuduhan-tuduhan sembarangan?

Kalau Ketua sudah memutuskan

penerimaannya sebagai murid, tentu Ketua

sudah mempertimbangkannya masak-masak,

tidak perlu kita ribut-ribut."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 413

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tapi Liu Beng harus dihukum karena

keterlambatannya masuk lapangan latihan!

tuntut Kam Hun-siong.

"Kalau soal tata-tertib latihan, itu

memang tugasmu. Lakukanlah yang perlu!"

Jantung Liu Beng berdesir mendengar

ucapan Seng Bun-ki itu, bukankah itu sama

artinya dirinya diserahkan mentah-mentah ke

bawah kekuasaan Kam Hun-siong yang


Pendekar Rajawali Sakti 66 Rahasia Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2 Hantu Hijau Dari Appleville Karya Jean

Cari Blog Ini