Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 8

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 8

tujuannya yang sebenarnya".

"Aku menduga keras, tujuannya sama

dengan tujuan kita"

"Mencari Pangeran In Ceng?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 719

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tepat".

"Menghadapi persaingan para putera

Kaisar, bagaimana sikap Pakkiong Liong

sendiri? Maksudku, ia memihak pangeran yang

mana?" tanya Sebun Him.

"Belum jelas, tapi hubungannya dengan

Pangeran In Te, putera ke empatbelas,

memang agak istimewa, meskipun Pangeran In

Gi dan In Tong juga berusaha merangkul

Pakkiong Liong ke pihak mereka. Bisa

dimaklumi karena Pakkiong Liong adalah

saudara sepupu dan orang paling terpercaya

Kaisar, saingannya hanyalah Kok-kiu (adik

lelaki Permaisuri) Liong Ke-toh. Tapi Pakkiong

Liong lebih kuat, sebab dia memimpin pasukan

Hui Liong-kun yang kuat dan berwibawa di

antara panglima-panglima dari pasukan lain.

Kekuatannya harus diperhitungkan oleh semua

pihak."

"Gelagatnya, dia memihak Pangeran In

Te, putera Kaisar yang memegang kekuasaan

angkatan perang itu..."

"Kalau begitu, untuk sementara waktu

bolehlah dia dianggap sejalan dengan kita.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 720

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Meskipun di kemudian hari jalannya mungkin

.bersimpangan dengan jalan kita. Saat ini

sejalan, sama-sama memburu Pangeran In

Ceng."

"Alangkah malangnya In Ceng.

Nyawanya diincar dari segala jurusan".

"Ya. Namun kalau benar laporan putera

saudara, bahwa i? sudah bersahabat dengan

para pendekar di Kang-lam, maka sahabat
sahabatnya pasti akan membelanya. Tetapi

aku tidak gentar. Ia harus dimusnahkan".

"Apakah saudara Sek besok pagi benar
benar akan pergi?"

"Benar, jangan sampai setitik jejak

yang telah ditemukan oleh putera saudara itu

menjadi lenyap kembali. Dan tentang puteri

Pakkiong Liong yang menjadi tamu di

rumahmu itu...."

"Serahkan kepadaku, saudara Sek.

Barangkali saja dari pembicaraanku dengannya

akan bisa kita ketahui bagaimana persiapan di

kubu Pangeran In Te. Ini sangat

menguntungkan pihak kita bukan?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 721

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Baiklah, saudara Sebun. Aku serahkan

kepadamu untuk mengurus bocah itu, kelak

aku akan melaporkan pahalamu dan pahala

puteramu itu ke hadapan Tit-hun-ong agar

dicatat."

"Ah, itu sebenarnya tidak perlu. Pahala

kami kecil saja", kata Sebun Him sambil

tertawa. "Nah, silahkan beristirahat, saudara

Sek".

Pembicaraan selesai dan keduanya

berpisahan menuju kamar masing-masing.

**OZ**

BAGIAN TIGABELAS

Pagi harinya, Pakkiong Eng terbangun

oleh suara sapu lidi yang menggeser lantai di

luar kamarnya. Sesuai dengan kebiasaannya

untuk selalu mematangkan imunya dan

sekaligus menjaga kesehatan badannya,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 722

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakkiong Eng memainkan ilmu pedangnya

sendirian di kamarnya yang luas.

Di kamarnya sendiri, Ko Jun-lim bukan

cuma terbangun oleh suara sapu lidi, tetapi

oleh ketukan-ketukan di pintu kamarnya.

Cepat ia memakai jubah dan sepatunya dan

membukakan pintu. Pelayan setengah tua yang

kemarin mengantarkannya ke kamar itu, sudah

berdiri di ambang pintu, membungkuk dengan

hormat sambil berkata, "Ko Sianseng, dengan

hormat Toaya memohon untuk berbicara

dengan Sianseng."

Hati Ko Jun-lim melonjak kegirangan.

Semalam ia hampir saja menggantung diri

karena sangat kecewa, merasa tidak digubris

sama sekali. Tapi pagi ini ia mendapat

undangan dari Sebun Him, bahkan disertai

kata-kata "dengan hormat" la. Itu sangat

menghibur hatinya.

Seketika itu pulihlah lagak Ko Jun-lim

sebagai Ketua Perguruan Pek-kiam-pai yang

biasa dihormati. Dengan dagu tegak, dada

agak membusung dan mengurut jenggot put

ihnya, dia berkat kepada pelayan itu, "Baiklah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 723

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi aku harus membersihkan diri lebih dulu

dan memakai pakaian yang pantas".

"Silahkan, Ko Sianseng. Aku akan

menunggu di luar dan nanti mengantar

Sianseng ke tempat Toaya".

Sambil merapikan diri di kamarnya Ko

Jun-lim membatin, "Kalau seperti ini, terhitung

Sebun Him masih menghargai diriku juga.

Mungkin ia akan mengajakku berbincang

bagaimana mengatasi ulah Hek-eng-po yang

semakin meraja-lela..."

Tidak lama kemudian, di salah satu

ruangan dari rumah besar itu, Ko Jun-lim

sudah berhadapan dengan si tuan rumah

Sebun Him yang kelihatan rapi dan bersikap

amat ramah.

"Silahkan duduk, Ko Sianseng", kata

Sebun Him. Aku mohon maaf sebesar
besarnya bahwa kemarin aku tidak bisa

menyambut Sianseng dengan sepantasnya."

"Jangan pikirkan, Hiantit", sahut Ko

Jun-lim sambil tertawa. "Aku paham Hiantit

banyak urusan dan tidak hanya harus

mengurus diriku saja".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 724

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Seorang bujang masuk membawa

nampan teh. Dengan sikap terjaga, ia

meletakkan dua cawan keramik yang agaknya

buatan jaman dinasti Beng dulu, di hadapan

Sebun Him dan Ko Jun-lim, lalu mengundurkan

diri.

"Silahkan diminum tehnya, Sianseng".

Baik si tuan rumah maupun si tamu

sama-sama mengangkat cawan dan menghirup

sedikit isinya.

"Aku sudah mendengar dari anakku si

A-hiong, bagaimana orang-orang Hek-eng-po

bertindak sangat keterlaluan terhadap

Sianseng. Aku mengucapkan simpati sedalam
dalamnya atas musibah yang menimpa

Sianseng dan Pek-kiam-pai."

"Terima kasih. Tapi setelah aku berada

di rumah ini, tentu iblis-iblis itu harus berpikir

duabelas kali kalau hendak mengganggu aku

lagi".

"Sianseng keliru..."

"Hah?"

Sebun Him mengeluarkan dua macam

benda dari kantong bajunya dan diletakkan di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 725

Rewriter & Pdf Maker : OZ

meja. Itulah sepucuk surat dan sebuah tiat-pai

(lencana besi) yang berukir gambar seekor

elang yang mementang sayap di atas gurun

pasir.

"Sianseng keliru kalau menganggap

Hek-eng-po mau menyu?ahi urusannya dengan

Sianseng begitu saja, meskipun Sianseng

sudah berada dalam lindungan Keluarga

Sebun".

Keringat dingin mengalir deras di

tengkuk Ko Jun-lim, kegugupannya tidak lagi

bisa ditutup-tutupi dengan lagak agungnya

sebagai seorang ketua sebuah perguruan. "A...
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apa isi surat itu...?"

"Sungguh cepat gerakan Hek-eng-po.

Baru kemarin Sianseng tiba di sini, dan tadi

pagi aku sudah menerima surat dan lencana

ini, dibawa oleh seorang utusan Hek-eng-po

yang datang tanpa senjata. Silahkan Sianseng

memeriksa surat itu."

Dengan tangan agak gemetar, Ko Jun
lim meraih surat itu, mengeluarkan dari

sampulnya, membuka lipatannya dan

disimaknya huruf-huruf yang tertera.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 726

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Secara garis besar, isi surat dimulai

dengan kata-kata amat sungkan dari ajakan

Hek-eng-po yang memuji-muji Sebun Him

sebagai seorang pendekar yang adil, disusul

dengan permohonan halus agar Sebun Him

sudi menyerahkan Ko-jun lim, anggota Hek
eng-po yang berkhianat dan membawa lari

sebuah benda pusaa milik Hek-eng-po". Lalu,

dalam tiga hari akan datang utusan dari Hek
eng-po untuk mengambil si "pengkhianat",

tutup dengan ucapan terima kasih yang di- hat

sungkan dari Majikan Hek-eng-po.

"Hiantit, kau percaya obrolan Majikan

Hek-eng-po dalam surat ini?" tanya Ko Jun-lim

sambil meletakkan surat itu kembali.

"Bisa percaya, bisa juga tidak".

"Maksud.... maksud Hiantit

bagaimana?"

"Ko Sianseng, selama ini keluarga

Sebun tidak takut melawan siapapun asal

berdiri di pihak keben?ran. Tapi kami akan

sayang untuk meneteskan biarpun hanya

setitik keringat, untuk hal-hal yang tidak ada

gunanya. Sudah berpuluh orang datang minta

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 727

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perlindungan dan aku lindungi, sebab mereka

termasuk orang-orang tak berdaya yang

memang patut dilindungi. Apakah Sianseng

termasuk golongan ini?"

Harga diri Ko Jun-lim agak tersinggung

juga. "Hiantit, jangan bicara berputar-putar,

langsung saja ke maksud yang sebenarnya".

"Bagus! Ko Sianseng benar-benar

jantan dan tentu akan berani bersikap jantan

pula. Jawab terus terang, benarkah Sianseng

pernah menjadi anggota Hek-eng-po,

kemudian menjadi buronan mereka karena

mencuri benda pusaka mereka?"

"Bohong besar. Aku akui, memang aku

pernah berbuat suatu kekhilafan sehingga

tanpa aku sadari aku diperalat Hek-eng-po

untuk sebuah tujuan busuk mereka Aku sangat

menyesali hal itu, tapi tentang benda pusaka

Hek-eng-po, aku benar-benar tidak tahu apa
apa!"

Sebun Him bangkit dari kursinya dan

berjalan hilir mudik di ruangan itu sambil

mengerutkan alisnya. "Maaf kalau

kedengarannya sedikit menyombongkan diri,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 728

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sianseng, selama ini biarpun Hek-eng-po

malang melintang dengan buas di mana-mana,

tapi terhadap keluarga Sebun ereka tidak

berani menyentuh biarpun hanya seujung

rambut. Sekarang Majikan Hek-eng-po berani

mengirim surat kepadaku dengan tangan

terbuka dengan Keluarga Sebun, menanggung

pecahnya perten- tentunya apa yang sedang

mereka cari cukup berharga. Benda pusaka

itu".

"Jadi Hiantit menuduhku

menyembunyikan benda itu?"

"Aku bicara terbuka saja, Sianseng. Kau

sulit membersihkan diri dari tuduhan itu,

apalagi karena di luaran berjangkit pula desas
desus yang buruk tentang dirimu. Katanya kau

pernah mengorbankan cucu perempuanmu

sendiri di Liu-keh-chung, mengkhianati

besannu sendiri, semuanya hanya demi benda

itu. Maka akupun menduga bahwa kau tentu

lebih menyayangi benda itu dari nyawamu

sendiri".

Runtuhlah ketegaran hati Ko Jun- lim.

Yang terjadi di ruangan itu mengingatkannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 729

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang pernah terjadi di Liu keh-chung, ketika

dia dengan segala jalan berusaha menekan dan

mengorek keterangan dari mulut besannya, Liu

Hok-tong, tentang gulungan kulit itu. Waku itu,

biarpun besannya sudah mati-matian

mengingkarinya, ia tetap tidak percaya dan

terus mendesak. Kini ia menggantikan

kedudukan Liu Hok-tong sebagai "terdakwa",

akan sulit sekali meyakinkan Sebun Him bahwa

ia benar-benar tidak tahu sama sekali tentang

gulungan kulit itu, bahkan melihat wujudnya

pun belum pernah.

"Kalau aku benar-benar tidak tahu,

bagaimana?"

"Sudah aku katakan, sulit

menghilangkan kecurigaan atas diri Sianseng.

Ketahuilah, segenap penghuni Keluarga Sebun

siap mati membela keadilan, membela orang
orang yang patut dilindungi. Tapi untuk

membela seorang ...maaf, seorang

pengkhianat terhadap besan sendiri, seorang

pencuri...?

"Cukup!" potong Ko Jun-lim sengit.

"Bicara terus terang saja, Sebun Him. Kaupun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 730

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sebenarnya berhati serakah ingin memiliki

gulungan kulit itu bukan?"

"Siapa bilang?" Sebun Him tertawa dingin.

"Kurang tinggikah ilmuku saat ini sehingga ?ku

perlu ikut-ikutan memprebutkan benda

sampah itu? Biarpun menurut kabar di

gulungan kulit itu ada ilmu pelajaran silat yang

lihai? Aku hanya ingin kau berterus-terang,

menyerahkan gulungan kulit itu kembali ke

pihak Hek-eng-po. Aku tidak mau rumahku ini

menjadi tempat persembunyian seorang

pencuri untuk menyembunyikan barang-barang

curiannya. Ini tempat terhormat, paham?!"

Alangkah sakit hati Ko Jun-lim

direndahkan macam itu. Tubuhnya sampai

gemetar dan mulutnya kejang karena

marahnya, namun tak sanggup mengeluarkan

sepatah kata pun.

Sementara Sebun Him berkata lagi,

"Ada waktu tiga hari untuk berpikir-pikir,

Sianseng, sebelum utusan Hek-eng-po datang

kembali untuk menanyakan jawabanku. Sekali

lagi aku ulangi, aku tidak takut berhadapan

dengan Hek-eng-po.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 731

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 732

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun tidak sudi bertempur hanya untuk

melindungi seorang pencuri. Kalau kau

serahkan benda milik Hek-eng-po itu, maka

kau kalau perlu boleh tinggal di sini kapanpun

kau mau, selama-lamanya juga boleh. Aku

selalu berbelas kasihan kepada gelandangan

yang tidak punya rumah..."

Habis berkata demikian, Sebun Hin

meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Ko

Jun-lim duduk sendirian dengan wajah yang

sangat mengenaskan.

Beberapa saat kemudian, barulah Ko

Jun-lim mendapatkan sedikit kekuatan untuk

berjalan lunglai kembali ke kamarnya.

Alangkah pahit buah yang harus dikenyamnya

akibat pohon yang ditanamnya sendiri. Ia

menjadi buruan, dikejar-kejar, dihina, tidak

dipercaya, sementara gulungan kulit yang

diimpi-impikan itu tidak ada di tangannya.

Lama sekali ia merenung di kamarnya,

bahkan hidangan siang yang dibawakan oleh

pelayan keluarga Sebun juga tidak disentuhnya
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama sekali.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 733

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aku harus tinggalkan tempat keparat

ini secepatnya!" tiba-tiba timbul tekad dalam

hatinya. "Biarpun aku sudah tua dan tenagaku

sudah lemah, tapi aku juga seorang pesilat

yang pernah punya nama. Mana bisa aku

membiarkan diriku terus-terusan menelan

hinaan?"

Tetapi ia sadar, begitu melangkah

keluar dari lindungan Keluarga Sebun, maka di

luar pintu seolah padang belantara yang penuh

dengan serigala-serigala buas, siap

menerkamnya dari segala jurusan. Karena itu,

Ko Jun-lim kemudian memutuskan bahwa

diapun harus mengajak "pelindung"nya pergi

pula bersamanya.

Sore itu, ia muncul di tempat Pakkiong

Eng. "Nona Pakkiong, kita harus secepatnya

pergi dari rumah ini".

"Kenapa?" tanya Pakkiong Eng heran.

"Keluarga ini sangat ramah dan baik menerima

kita, aku baru saja bicara panjang lebar

dengan Sebun Hiong dalam suasana

bersahabat..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 734

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ya, suasana bersahabat, tetapi hanya

kepadamu, nona, sebab mereka segan kepada

ayah nona yang menjadi panglima di Ibukota.

Tetapi terhadapku, aku dianggapnya seperti

sampah tak berguna saja..."

Lalu Ko Jun-lim menceritakan

percakapannya dengan Sebun Him tadi. "Jadi...

Majikan Hek-eng-po telah menulis surat

kepada paman Sebun untuk minta dirimu agar

diserahkan, begitu?"

"Benar nona".

"Tadi Sianseng lihat, bagaimana sikap

Sebun-siokhu?"

"Keluarga Sebun enggan bentrokan

dengan Hek-eng-po hanya untuk melindungi

aku. Tiga hari lagi, kalau aku tidak cepat-cepat

kabur dari sini, aku pasti akan diserahkan

kepada utusan Hek-eng-po dan nasibku

selanjutnya..."

"Aku tidak percaya paman Sebun

menuruti permintaan Majikan Hek-eng-po

begitu saja".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 735

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Nona, bukannya Keluarga Sebun takut

kepada Hek-eng-po, tapi hanya karena enggan

melindungi aku..."

"Apakah Sianseng benar-benar

menyimpan gulungan itu? Kalau benar, aku

anjurkan untuk diserahkan saja kepadaa

Paman Sebun agar Sianseng diperbolehkan

tinggal di sini".

Ko Jun-lim yang berusia enampuluh

lima tahun dan berjenggot putih itupun tiba
tiba menangis terguguk-guguk seperti anak

kecil. Mau tak mau Pakkiong Eng merasa

kasihan juga akan nasib orang tua yang

malang itu. Diselingi suara tangisan, Ko Jun
lim bercerita tentang keserakahan dan

kejahatannya sendiri ketika di Liu-keh-chung

dulu.

Bahkan ketika ia dan Kiau Bun

mengumpankankan Liu Giok-eng kepada Liu

Beng juga diceritakan semua tanpa tedeng

aling-aling.

Cerita ditutup dengan pengakuan bahwa

ia benar-benar tidak tahu tentang gulungan

kulit itu, juga tidak ingin tahu lagi, yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 736

Rewriter & Pdf Maker : OZ

diingininya hanyalah hidup tenteram untuk

melewati hari-hari tuanya.

Mendengar itu, timbul rasa muak dan

jijiknya Pakkiong Eng terhadap bekas ketua

Pek-kiam-pai itu. Seorang pendekar yang

dihormati, ternyata tidak segan-segan berbuat

serendah itu hanya untuk mendapatkan benda

yang bukan haknya.

Pantas Paman Sebun enggan

melindunginya, pikirnya. Tapi melihat betapa

Ko Jun-lim mengakui semua perbuatannya

sambil menangis penuh sesal, iba juga

Pakkiong Eng.

"Nah, nona sudah mendengar semua

kebusukanku. Terserah sekarang mau

menolongku atau tidak?"

Pakkiong Eng termangu-mangu sulit

menjawab. Orang tua sebusuk ini mesti

dibiarkan saja dicincang orang-orang Hek-eng
po, apalagi Pakkiong Eng sebagai seorang

gadis dapat ikut merasa bagaimana perasaan

Liu Giok-eng yang diumpankan oleh kakeknya

sendiri. Tapi Ko Jun-lim sudah betul-betul

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 737

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyesal, tidak segan-segan membeberkan

sendiri tanpa diminta, ia merasa kasihan juga.

"Aku akan bicarakan ini dengan paman

Sebun", kata Pakkiong Eng. Kalau rasa sesal

Sianseng ini dilihat sendiri oleh Paman Sebun,

aku yakin paman akan bertindak bijaksana

terhadap Sianseng..."

"Jangan!" Cepat Ko Jun-lim mencegah.

"Aku percaya bahwa Keluarga Sebun berwatak

luhur dan adil, tapi siapa mau percaya lagi

kepada nama Ko Jun-lim yang sudah cukup

dihina olehnya, aku tidak ingin mengemis belas

kasihannya lagi. Satu-satunya keinginanku

sekarang adalah kabur dari sini bersama

nona..."

"Kenapa mesti bersama aku?" sesaat Ko

Jun-lim ragu-ragu menjawab, terhalang oleh

rasa malunya. "Aku..aku...tidak ingin nona

terkurung di tempat ini pula..."

Yang sebenarnya, Ko Jun-lim ingin

mengajak Pakkiong Eng supaya melindunginya

terus sepanjang perjalanan.

"Sianseng, aku tidak terkurung di sini,

setiap saat aku bisa pergi dan kelu?rga Sebun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 738

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tidak akan menghalangiku. Di sini aku

diperlakukan dengan baik dan bersahabat".

"Tapi kalau aku pergi sendiri, lalu

bagaimana?"Segala ucapan dan gerak-gerik Ko

Jun-lim tidak lagi menyisakan sedikitpun sikap

seorang ketua perguruan.

Pakkiong Eng tidak tahu harus merasa

geli atau muak. Tapi ia masih ingin tetap

berada di rumah Keluarga Sebun sambil

menyelidiki di pihak mana keluarga terkenal ini

berdiri dalam pertentangan antar pangeran. Ia

tidak mau menghentikan penyelidikkannya

hanya untuk menuruti "momongan" setua Ko

Jun-lim. Seperti anak kecil yang merengek

minta bepergian diantar ibunya, karena takut

diganggu temannya yang nakal...

"Ko Sianseng, menyesal sekali bahwa

demi tugas yang tengah aku pikul, aku tidak

bisa menuruti rencanamu itu. Tetapi kalau

Sianseng benar-benar menyesali kesalahan

yang dulu, akupun tidak bisa menutup mata

tentang urusan keselamatan nyawa

Sianseng..."

"Maksud nona?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 739

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aku akan memberi dua macam benda

sebagai bekal perjalanan Sianseng, mudah
mudahan bisa untuk melindungi diri."

Lalu Pakkiong Eng menghampiri

bungkusan bekalnya yang digantungkan di tepi

tempat tidur, dan mengeluarkan dua macam

benda. Yang satu adalah sehelai bendera

segitiga kecil berwarna hitam, bersulam seekor

naga yang sisiknya seolah terbuat dari api

yang menyala. Yang satu lagi sebuah lencana

besi, juga berukir naga, namun tidak menyala,

melainkan sedang bergulung di tengah mega
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seolah-olah terbang.

"Bendera ini adalah pertanda dari Hwe
liong-pang ( Serikat Naga Api) untuk orang
orang atau tempat-tempat atau benda-benda

yang berada di bawah perlindungan mereka.

Yang aku ketahui, setidak-tidaknya Empat

Siluman dari Hek-ng-po itu menjadi sangat

jinak kalau melihat bendera ini, karena mereka

pernah dihajar oleh Paman Tong Lam-hou,

Ketua Hwe-liong-pang. Entah kalau orang
orang Hek-eng-po yang lainnya..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 740

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Ko Jun-lim menerima bendera itu dan

menggengam erat-erat seolah benda itu adalah

nyawa cadangannya. "Dan lencana ini?"

"Ini adalah Hui-liong-tiat-pai (Lencana

Besi Naga Terbang), hanya dimiliki oleh

anggota-anggota pasukan rahasia bawahan

ayahku. Dengan lencana itu, kau bisa

menghubungi anggota- anggota pasukan

rahasia ayahku yang tersebar di semua kota

besar, kalau kau ceritakan bahwa lencana itu

pemberianku mereka akan membantu

Sianseng, asalkan tidak bertentangan dengan

tugas-tugas utama mereka. Tapi ingat, kedua

benda itu hanya untuk perlindungan diri, bukan

untuk bertindak sewenang-wenang."

Pakkiong Eng merasa perlu

menandaskan kalimat terakhir itu, sebab ia

ingat kepada si pemilik warung yang mentang
mentang punya bendera Hwe-liong-ki lalu

memasang tarip seenak perutnya sendiri. Ia

tidak ingin Ko Jun-lim menjadi sewenang
wenang pula gara-gar benda-benda itu...

Terima kasih, nona, terima kasih." Ko

Jun-lim buru-buru menyambar kedua benda itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 741

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan memasukkan ke kantongnya seolah kuatir

kalau Pakkiong Eng menarik kembali

pemberiannya itu. Perlindungan tidak langsung

yang diberikan oleh Tong Lam-hou dan

Pakkiong Liong, Harimau Selatan dan Naga

Utara, sedikit membesarkan hatinya.

"Kapan Sianseng akan menyelundup

keluar dari sini?"

"Nanti malam, nona. Tapi harap nona

tidak membocorkannya kepada orang-orang

Keluarga Sebun. Budi nona kepada diriku

setinggi gunung dan sedalam lautan".

"Tentu saja aku akan menutup rapat
rapat hal ini".

Setelah mengucapkan sebelas kali

terima kasih, Ko Jun-lim meninggalkan k?mar

itu. Pakkiong Eng melihatnya dari belakang

sambil menggeleng-gelengkan kepala dan

menarik napas. "Orang tua yang malang. Tapi

ia sudah memetik hasil perbuatannya sendiri.

Mudah-mudahan sisa umurnya bersih dari

pikiran-pikiran menyeleweng".

Sisa hari itu digunakan oleh Ko Jun-lim

untuk berkeling-keliling di rumah yang besar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 742

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu, melihat-lihat bagian mana yang kira-kira

nanti malam bisa diterobos. Penjagaan di

semua sudut ternyata kuat sekali, dan dengan

berat hati Ko Jun-lim terpaksa memilih sebuah

tempat penerobosan yang tidak sesuai dengan

martabatnya sebagai pendekar terkenal. Itulah

lubang kakus, yang dia yakini akan menembus

keluar rumah mirip benteng itu. Hanya tempat

itu yang tidak dijaga.

Selama berkeliling, beberapa kali ia

berpapasan dengan pegawai-pegawai Keluarga

Sebun, dan pegawai-pegawai itupun masih

saja mengangguk hormat kepadanya. Namun

Ko Jun-lim bisa merasakan bahwa gerak
geriknya diawasi, agaknya Sebun Him sudah

memerintahkan untuk tidak membiarkan lolos

orang yang satu ini.

Selesai meninjau keadaan tempat, Ko

Jun-lim balik ke kamarnya. Hidangan siang

yang sejak tadi belum disentuh kini dilahapnya

habis supaya badannya cukup segar malam

nanti, lalu diapun tidur, meskipun agak gelisah.

Datangnya seorang pelayan yang

membawakan hidangan malam telah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 743

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membangunkannya, dan kembali hidangan itu

disapunya bersih. Kemudian ia duduk-duduk

saja sendirian sambil menunggu malam

menjadi larut.

Malam semakin sunyi, samar-samar ia

mendengar suara Pakkiong Eng dan Sebun

Hiong bercakap-cakap di pinggir kolam ikan,

dan diam-diam Ko Jun-lim mengutuk dalam

hati, "Dasar gadis murahan, mengakunya saja

sedang memikul tugas penting segala. Hem,

paling-paling sedang memburu lelaki..."

".... tapi kedua benda yang diberikan

kepadaku itu mudah-mudahan ada gunanya

juga untuk menggertak orang-orang Hek-eng
po yang memburuku..."

Ketika sayup-sayup dari kejauhan

terdengar suara gembreng tanda waktu tengah

malam dibunyikan orang, Ko Jun-lim sadar

bahwa saatnya sudah datang. Ia cepat

menyalin pakaiannya dengan pakaian ringkas

warna hitam, tetapi bagian luarnya ditutupi

dengan jubah panjangnya. Pedangnya tidak

akan dibawanya, sebab tentu akan

mencurigakan sekali kalau pergi ke kakus

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 744

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dengan membawa pedang. Yang tidak

ketinggalan adalah dua "nyawa cadangan"nya,

bendera dan lencana, serta beberapa tail sisa

uangnya yang diikatkan erat-erat di tubuhnya.

Di luar sudah sepi, Sebun Hiong dan

Pakkiong Eng yang bercakap-cakap sudah

kembali ke kamarnya masing-masing untuk

beristirahat.

Ko Jun-lim segera keluar kamarnya

sambil pura-pura memegang perutnya.

Memang tak seorangpun yang melihatnya

namun ia cukup tua untuk berhati-hat siapa

tahu diawasi. Karena itulah ia berlagak seperti

orang yang benar-benar sakit perut.

Di kakus, ia menutup pintu rapat-rapat

dan mencopot jubah luarnya sehingga tinggal

pakaian ringkasnya. Dengan menahan rasa jijik

dan mualnya karena bau busuk yang menerpa

hidung, ia kerahkan tenaganya untuk

meggeser batu injakan yanng menjadi alas

kalau orang sedang berjongkok untuk buang

hajat besar. Sebuah lubang besar yang berbau

tujuhpuluh kali lipat lebih busuk segera

ternganga di bawah kakinya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 745

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Isi perut Ko Jun-lim bergolak seperti

lahar gunung berapi yang hendak meletus

keluar, cepat ia tutupkan sapu tangan ke

hidungnya, tapi tak sepenuhnya berhasil

menahan bau busuk. "Inilah saat mati hidupku,

aku tidak boleh ragu ragu"' tekadnya, lalu

terjunlah ia ke "gudang emas lembek" itu.

Dengan meraba-raba, ia temukan

lubang pembuangan yang diperkirakannya

menembus keluar. Tapi lubang itu tidak besar

dan untuk melewatinya ia mesti merangkak.

Apa boleh buat, merangkakpun jadi.

Begitu ia mulai merangkak menyusup lubang,

segera lutut dan telapak tangannya menyentuh

sesuatu yang hangat-hangat lembek dan Ko

Jun-lim tahu itu bukan bubur kacang

kegemarannya. Baunya saja jelas sangat

berbeda.

Setelah merayap puluhan langkah,

lubang semakin rendah langit-langitnya

sehingga tidak bisa merangkak lagi. Sekarang

harus merayap seperti ular. Tak terhindar lagi

muka, dada dan perut sang pendekar pedang

pelangi putih haruslah berlepotan dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kolektor E-Book 746

Rewriter & Pdf Maker : OZ

benda-benda terkutuk sepanjang lorong

pembuangan itu. Sapu tangan penutup

mukanya tergeser lepas, potongan-potongan

tahi manusia segera menempel di hidung dan

bibirnya, untung Ko Jun-lim menutup mulutnya

rapat-rapat sehingga tidak ada yang

menyelonong masuk perutnya.

"Inilah ujian yang lebih berat daripada

harus melewati Bo-jin-kang (lorong manusia

kayu) di kuil Siau-lim-si bagi murid-muridnya

yang dinyatakan lulus pelajaran silat", gerutu

Ko Jun-lim dalam hati. "Alangkah gemparnya

dunia persilatan kalau mendengar kabar si

Pedang Pelangi Putih merayap di lorong tahi..."

Ujian maha berat itu terlalui ketika Ko

Jun-lim meloloskan tubuhnya di ujung lubang,

seperti belut keluar dari liangnya. Ujungnya

ialah sebuah kolam buatan manusia yang

memang khusus untuk menampung sisa-sisa

makanan dari tubuh manusia, dan untungnya

terletak di luar tembok rumah keluarga Sebun.

Dengan mencengkeram rumput-rumput

di tepi kolam, ia merayap naik dengan tubuh

berlepotan kotoran. Yang petama dilakukan ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 747

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membersihkan bibirnya dengan telapak

tangan, tapi ia lupa tangannyapun berlepotan

kotoran, alhasil dia malah harus muntah
muntah habis-habisan.

Habis muntah, rasa muaknya berkurang

banyak. Ia mendongak memandang bintang
bintang di langit, dan merasa hidupnya baru,

seperti baru saja dilahirkan kembali dari rahim

ibu. Bukankah kelahiran pertama semua

manusia juga harus lewat lorong berbau yang

tidak kalah dahsyatnya?

Dengah membawa bau tubuhnya yang

luar biasa, ia mulai berjalan, dengan harapan

akan menemukan sebuah sungai atau sumur

air bersih milik penduduk sekitar situ. Lalu

dengan uangnya dia harus mendapatkan

pakaian bersih dan kering, dan senjata. Entah

parang pembelah kayu, entah kampak, entah

apa pun pokoknya senjata. Tanpa senjata ia

merasa sebagai kambing kebiri di tengah

serigala-serigala kelaparan. Kalau dengan

senjata, setidaknya seperti kambing jantan

yang punya tanduk, meskipun yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 748

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dihadapinya mungkin tetap saja serigala
serigala buas.

Ia jumpai sebuah sumur di tengah

ladang penduduk, lalu diapun mencopot semua

pakaiannya untuk menimba air dan

membersihkan diri. Suara timba dan guyuran

air di malam larut itu membangunkan tuan

rumah, seorang petani pemilik ladang itu. Ia

keluar, tangan kiri membawa lentera dan

tangan kanan membawa golok, sambil berseru

ke arah sumur,"Siapa?!"

"Aku, orang yang tersesat jalan!" sahut

Ko Jun-lim.

Si petani segera melangkah mendekat

sambil mengangkat tinggi-tinggi lenteranya.

Tapi langkahnya terhenti oleh teriakan Ko Jun
lim, "Jangan mendekat! Aku. ..aku sedang

tidak berpakaian!"

Terpaksa tanya jawab dilakukan dari

jarak belasan langkah dan terlindung pohon
pohon sayuran pula. "Dari mana kau sehingga

tersesat? Kenapa masuk ke kebunku tanpa

ijin? Mau mencuri makanan?

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 749

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tuduhan mencuri makanan setidaknya

jauh lebih gampang dibantah daripada tuduhan

mencuri gulungan kulit keluarga Liu.

"Tidak, aku hanya orang tersesat jalan,

dan karena gelapnya malam maka aku kecebur

ke kolam pembuangann kotoran.. Maaf,

memakai sumurmu tanpa ijin... "

Sesaat sunyi, lalu terdengar suara Ko

Jun-lim, "Saudara, aku punya uang cukup,

b?gaimana kalau aku membeli sepasang

pakaian laki-laki daripadamu, dan juga...

sepotong senjata?"

"Pakaian aku punya, tapi buat apa

senjata? Mau merampok?"

"Mana berani aku merampok di sekitar

rumah Sebun Taihiap, memangnya aku ingin

mampus?"

"Baik, lemparkan uangnya kemari!"

Ko Jun-lim melempar setahil perak yang

tepat jatuh di depan kaki si petani. Si petani

memungut uang, masuk ke rumahnya

sebentar, dan sesaat kemudian sudah

melempar segulung pakian sederhana beserta

golok rongsokannya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 750

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pakaian itu sudah cukup tua dan

bertambal di beberapa tempat, sedang

goloknya pun bikinan sembarangan saja,

tangkainya dari kayu kasar yang diikat tali

rami. Tapi bagi Ko Jun-lim, itulah benda-benda

yang tak ternilai harganya.

Sesaat kemudian ia sudah bejalan

meninggalkan sumur itu dengan tubuh bersih,

pakaian kering, dan golok terselip di

tangannya. Pakaian kotornya ditinggalkan

begitu saja di pinggir sumur. Meskipun

kelelahan, ia paksakan diri untuk berjalan

terus. Sebelum fajar ia harus sudah

meninggalkan rumah Sebun Him sejauh
jauhnya, jalanan yang dipilihnya pun adalah

jalan-jalan kecil.

Ia berjalan cukup jauh, tidak ada orang
orang Keluarga Sebun yang mengejarnya,

tidak ada pula orang-orang Hek-eng-po yang

menghadangnya. Tetapi nasib yang lain telah

menghadang Ko Jun-lim.

Ketika itu sudah dini hari, langit sebelah

timur sudah berwarna coklat muda, dan Ko

Jun-lim tengah melangkah seenaknya dengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 751

Rewriter & Pdf Maker : OZ

perasaan semakin lama semakin aman. Tapi

tiba-tiba di belakangnya terdengar suara

langkah kaki menyusulnya.

Cepat Ko Jun-lim memutar tubuh

dengan sikap siaga, jantungnya berdenyut

cepat karena tegangnya. Tangan kanan

memegang golok, tangan kiri merogoh bajunya

dan siap mengeluarkan bendera Hwe liong
pang serta lencana Hui-liong-pai pemberian

Pakkiong Eng, dua "jimat pelindung

nyawa"nya...

Yang muncul itu ternyata cuma seorang

gelandngan lusuh yang wajahnya tidak terlihat

karena tertutup sebuah topi bambu yang sudah

rusak pinggir-pinggirnya. Ko Jun-lim

menghembuskan napas dengan lega...

Tapi alangkah kaget hatinya ketika

mendengar gelandangan itu tiba-tiba

menggeram penuh kebencian, "Pengkhianat

busuk Ko Jun-lim, saat kematianmu sudah

tiba!"

Tubuh si pendekar tua bergetar "Sia....

siapa.... kau?!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 752

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Perlahan-lahan si gelandangan lusuh

membuka tudung bambunya sehingga terlihat

wajahnya. Itu wajah seorang pemuda yang

sebenarnya tampan, tetapi nampak kotor dan

tidak terawat. Dan sepasang matanya sangat

menakutkan, seperti mata serigala yang

mencium bau darah...

Melihat wajah itu, Ko Jun-lim terkejut

melebihi melihat hantu. "Kau...

kau...masih...hi..."

Gelandangan itu tertawa seram. "Kau

tidak menduga bukan? Kau kira semua

keturunan keluarga kami sudah habis gara
gara pengkhianatanmu yang menjadi mataTeror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mata Hek-eng-po untuk menyusup ke keluarga

kami?"

Ucapan itu menikam ke hati Ko Jun-lim.

"Tidak, aku bukan mata-mata Hek-eng-po..."

Si gelandangan maju selangkah, "Masih

berani ingkar? Sudah lupa bagaimana kau dan

orang-orangmu mengacau perkampungan

kami, menjatuhkan banyak korban, membuat

kami terpaksa mengungsi dan tertumpas di

tengah jalan?!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 753

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Si gelandangan lusuh itu bukan lain

adalah Liu Jing-yang, satu-satunya keturunan

keluarga Liu yang masih hidup ketika keluarga

itu dibantai habis oleh Hek-eng-po. Auyang

Siau-hong biarpun cu Liu Hok-tong juga,

namun memakai ama keluarga Auyang,

sehingga cucu She Liu yang masih hidup

memang tinggal Liu Jing-yang inilah.

Bagaimanapun, menghadapi Liu Jing
yang, Ko Jun-lim tidak terlalu takut. Ia

menganggap Liu Jing-yang masih seperti dulu

ketika di Liu-keh-chung, tingkat ilmunya

beberapa tingkat di bawahnya. Kegugupannya

bukan karena takut, melainkan karena rasa

bersalah di dalam hatinya sendiri.

"Ya, aku akui memang sikapku kepada

keluarga Liu sangat keterlaluan, aku sangat

menyesali itu. Kau tahu, bahwa setelah

peristiwa itupun aku sudah menerima

ganjaranku? Perguruanku ditumpas habis, aku

dikejar-kejar Hek-eng-po hendak dibunuh,

dihina dimana-mana, ti dak dipercaya. Aku

sudah membayar kesalahanku yang dulu..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 754

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Belum!" bentak Liu Jing-yang beringas.

"Kau baru bisa dianggap membayar

pengkhianatanmu dulu setelah aku merobek
robek tubuhmu menjadi beberapa potong!"

"Jing-yang, jangan terlalu mendesak.

Aku tidak ingin bertempur denganmu bukan

karena takut, tetapi karena tidak mau

menambah kesalahanku terhadap keluarga Liu

yang sudah menumpuk"

"Kau kuatir aku terbunuh olehmu?"

sahut Liu Jing-yang dingin. Sambil menyeringai

seperti iblis, Liu Jing-yang mengeluarkan

gulungan kulit yang diperebutkan itu dari balik

bajunya, dibantingkan ke tanah dan berkata

dengan congkak. "Ketahuilah, bangsat tua!

Gulungan kulit itu ada padaku selama setengah

tahun ini, dan sudah kupelajari isinya.

Meskipun belum seluruhnya kupahami, tapi

aku sekarang sudah memiliki kemampuan lebih

dari cukup untuk membuatmu mampus!"

Ko Jun-lim menjadi pucat wajahnya,

berganti-ganti matanya menatap gulungan

kulit dan pemiliknya. Ia sudah tidak berselera

lagi kepada benda itu, namun Liu Jing-yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 755

Rewriter & Pdf Maker : OZ

betul-betul harus mendapat perhatiannya.

Cucu tertua Liu Hok tong itu kelihatannya

betul-betul punya kemampuan untuk

membuktikan ucapannya, dan sepasang

matanya itu sungguh menakutkan. Itulah

gejala dari orang berlatih ilmu secara sesat.

Lenyaplah rasa bersalah Ko Jun-lim

bagaimanapun ia harus membela diri, daripada

dicincang lebih baik mencincang.

Karena itu, selagi Liu Jing-yang masih

tertawa seperti iblis, dia mendahului

menyerang secepat kilat dengan gerakan Pek
hong-koan-jit (pelangi putih menembus

matahari), goloknya dimainkan dengan gaya

pedang untuk menikam leher Liu Jing-yang.

"Bagus, melawanlah! Supaya aku puas

merobek-robek tubuhmu!" teriak Li Jing-yang,

ternyata dengan gampang saja ia mengelakkan

serangan Ko Jun-lim.

Cukup melihat gerakan mengelak itu,

Ko Jun-lim sudah tahu bahwa ilmu Liu Jing
yang memang sudah meningkat dengan pesat.

Tapi ia sudah terjepit, tak ada jalan lain kecuali

melawan habis-habisan. Sambil memutar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 756

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pinggang, goloknya segera dibacokkan ke

pinggang Liu Jing-yang, "Mampus kau!"

Namun gerakan lawannya begitu cepat

sehingga seolah bisa menghilang saja.

Goloknya hanya berhasil menebas angin, tahu
tahu ia merasa kuping kanannya dicengkeram

tangan Liu Jing-yang lalu ditarik sekuat tenaga

sehingga copot. Ko Jun-lim meraung kesakitan,

bercampur kemarahan dan kengerian.

Liu Jing-yang tertawa terbahak-bahak

sambil melemparkan potongan kuping itu jauh
jauh. "Bangsat tua! sekarang hati-hatilah

dengan kuping kirimu!"

"Kau iblis kecil!" seru Ko Jun-lim kalap.

"Lebih baik kau langsung bunuh diriku sekali

pukul saja, daripada menyiksaku seperti ini!"

Lalu ia membacok lagi.

"Tidak! Aku ingin kau merasakarn

betapa enaknya dicopoti anggota tubuhmu

satu persatu!" ejek Liu Jing-yang sambil

menghindari bacokan bertubi-tubi lawannya.

Tiba-tiba ia berkelebat maju secepat kilat

sambil menyengkeram, kembali Ko Jun-lim

meraung kesakitan, dengan tangan kirinya ia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 757

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendekap samping kiri kepalanya yang banjir

darah. Ia kini menjadi manusia tak berkuping.

Pedihnya bukan kepalang, sementara

wajahnya memancarkan rasa takut bukan

kepalang. Kalau Liu Jing-yang benar-benar

membuktikan ancamannya, alangkah hebat

penderitaannya.

Dalam ketakutannya, Ko Jun-lim ingat

bendera dan lencana yang dikantonginya.

Cepat tangan kirinya mengeluarkan benda
benda itu, dicengkeram dengan sebelah tangan

dan ditunjukkan kepada Liu Jing-yang.

"Tahan seranganmu! Aku dilindungi oleh

Ketua Hwe-liong-pang Tong Lam-hou dan

Panglima Hui-liong-kun Pakkiong Liong! Ini

buktinya!" teriaknya penuh harapan.

Tak terduga bahwa Liu Jing-yang tidak

peduli lambang-lambang itu. Karena ia

mempelajari gulungan kulit itu secara ngawur,

maka biarpun ia mendapat ilmu yang tinggi,

sekaligus membuat wataknya ganas dan

kejam. Sekali timbul keinginannya untuk

membunuh, maka keinginannya itu haruslah

terlaksana. Ia menjadi seorang berpenyakit

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 758

Rewriter & Pdf Maker : OZ

jiwa yang sangat berbahaya, biarpun hanya

sesaat-sesaat. Penuh dorongan nafsu

membunuh, ia menerkam, "Biarpun kau

tunjukkan lencana dari Raja Langit juga tidak

akan kubatalkan niatku!"

Dengan gugup Ko Jun-lim memutar

goloknya untuk menebas sepasang tangan Liu

Jing-yang, tapi sepasang tangan itu bergeliatan

seperti seekor ular yang licin dan tak mudah

dikenai. Malah pergelangan tangan kiri Ko Jun
lim tercengkeram oleh jari-jari Liu Jing-yang.

Dengan sebuah putaran dibarengi bacokan

telapak tangan ke siku, lengan kiri bekas Ketua

Pek-kiam-pai itu tertabas putus seolah-olah

dikenai golok saja.

Patahlah semangat tempur Ko Jun-lim

oleh penderitaan bertubi-tubi yang dialaminya

itu. Dengan sepasang kuping hilang dan

tangan kiri buntung, ia membalik tubuh dan

berlari sekencang-kencangnya menjauhi

lawannya yang sangat menakutkan itu.

Tak dipedulikannya darah yang

berceceran dari luka-lukanya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 759

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Lari kemana?" Liu Jing-yang bergerak
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaikan angin untuk mengejar. Sekali kakinya

menyapu dengan deras kaki kanan Ko Jun-lim

berhasil dipatahkan persendiannya di bagian

lutut, sehingga orang tua itupun ambruk tak

bisa berlari lagi.

"Ampun...ampun..." Ko Jun-lim

merintih-rintih memelas. "Aku mengaku

bersalah ....biarkan aku hidup terus..."

"Bagaimana kalau kau minta ampun

langsung saja kepada kakekku, ayahku dan

pamanku di akherat?" dengus Liu Jing-yang.

"Aku antarkan kau ke tempat mereka!"

Tanpa belas kasihan Liu Jing-yang

menerkam dan memutar kepala Ko Jun-lin

sampai patah tulangnya. Tanpa suara lagi si

bekas Ketua Pek-kiam-pai itu mati dalam

keadaan yang sangat mengerikan.

Liu Jin-yang terbahak-bahak puas,

suara tertawanya memantul-mantul d dinding

pegunungan, seperti suara iblis yang

bergembira ria sehabis memangsa korban
korbannya. Lalu Liu Jing-yang memungut

kembali gulungan kitab kulit itu untuk disimpan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 760

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 761

Rewriter & Pdf Maker : OZ

di bajunya, dengan gerakan secepat terbang,

ia pergi dari situ.

Keesokan harinya, mayat berantakan

itu diketemukan oleh beberapa pencari kayu.

Mereka berlari pulang ke desa mereka untuk

melapor kepada orang-orang lain, sebagian

melapor kepada Keluarga Sebun. Karena

tempat itu masih di wilayah pengaruh keluarga

terkenal itu.

Tak lama, tempat kejadian itu sudah

dikerumuni orang banyak. Tapi semuanya

menyibak ketika Sebun Him datang

menunggang kuda, diiringi oleh Sebun Hiong,

adik perempuannya Sebun Giok dan Pakkiong

Eng yang tetap saja berpakaian seperti laki
laki.

"Gila, siapa berbuat sekejam ini?"

geram Sebun Him. Ia merasa kewibawaan

keluarganya ditantang, karena ada orang

berani berbuat kejahatan di tempat yang

jauhnya belum sampai lima li dari rumahnya.

"Barangkali orang Hek-eng-po, ayah!"

kata Sebun Hiong dan Sebun Giok berbareng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 762

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Aku yakin tidak..." sahut ayah mereka

tanpa pikir panjang.

"Kenapa ayah begitu yakin pelakunya

bukan orang Hek-eng-po?" tanya Sebun Giok.

Sebun Him tergagap sejenak. "Karena

...karena aku yakin Hek-eng-po belum siap

untuk pertentangan terbuka dengan kita.

Selain itu, kalau pembunuhnya pihak Hek-eng
po, mereka tidak perlu memamerkan

keganasan di depan hidungku seperti ini,

mereka hanya ingin menangkap Ko Jun-lim

hidup-hidup untuk ditanyai tentang benda

pusaka mereka yang katanya dicuri Ko Jun
lim".

Tapi kalau pihak lain kecuali Hek-eng
po, lalu pihak mana?"

"Tidak bisa ditentukan dalam waktu

singkat", kata Sebun Him. "Yang perlu,

sekarang kita rawat tubuh Ketua Pek-kiam-pai

ini baik-baik. Bagaimanapun kesalahannya di

masa lalu, ia adalah seorang ketua perguruan,

dan seorang pendekar angkatan tua."

Dengan meminjam tenaga dari orang
orang setempat, tubuh Ko Jun-lim dibawa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 763

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kerumah Keluarga Sebun setelah potongan
potongan tubuhnya dikumpulkan. Kepala yang

terputar menghadap ke belakang itupun diatur

seperti sewajarnya.

Ketika potongan tangan kirinya

diketemukan, Pakkiong Eng melihat jari-jari

tangan yang sudah memucat itu masih

menggenggam erat dua buah "jimat"

pemberian Pakkiong Eng. Namun benda-benda

itu toh tidak berguna untuk melindung

nyawanya. Pakkiong Eng menarik napas

dalam-dalam. Biarpun ia muak akan kesalahan

masa lalu Ko Jun-lim, toh ia berkasihan untuk

nasibnya yang begitu buruk.

Melihat bendera Hwe-liong-pang, Sebun

Him mendengus dingin, "Hem, nama besar

Tong Lam-hou ternyata tidak mampu menakut
nakuti penjahat yang membunuhnya. Itu suatu

tanda bahwa Hwe-liong-pang sekarang

hanyalah macan kertas saja. Tapi lencana yang

satunya itu lencana apa?"

Sahut Pakkiong Eng terus terang,

"Lencana Hui-liong-tiat-pai yang biasa dimiliki

semua anggota pasukan rahasia ayahku. Aku

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 764

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memberikannya kepada Ketua Ko supaya bisa

membantunya menghadapi lawan-lawannya..."

Sebun Him mengangguk-anggukkan

kepala tanpa berkomentar. Karena lencana itu

milik ayah Pakkiong Eng, maka ia usngkan

mengucapkan kata-kata ejekan di depan

Pakkiong Eng.

Diam-diam Pakkiong Eng melihat sikap

itu, dan berkata dalam hatinya, "Memang

bendera Hwe-liong-pang dan lencana Hui
liong-tiat-pai tidak bisa melindungi nyawa Ko

Jun-lim. Tapi toh nams besar dan pengaruhmu

sendiripun juga gagal melindunginya. Buktinya

pembunuhan terjadi hanya kurang lima li dari

rumahmu..."

**OZ**

BAGIAN EMPATBELAS

Di sebuah bukit yang sunyi, Liu Jing
yang merebahkan diri, hatinya merasa agak

puas telah membunuh Ko Jun-lim, orang yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 765

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dianggapnya punya andil dalam penghancuran

Liu-keh-chung. Ia tersenyum-senyum sendiri

sambil menatap mega-mega putih yang

beriring-iringan di angkasa, mulutnya

menggigit-gigit sebatang rumput, dan

kepalanya berbantal lengannya.

Tiba-tiba senyumannya lenyap dari

wajahnya. Rumput di bibirnya diludahkannya,

matanya menjadi beringas dan senyumannya

berubah menjadi seringai iblis yang

menakutkan. Ia bangkit duduk dan

menggeram, "Tapi yang berhasil kubunuh baru

Ko Jun-lim. Orang-orang Hek-eng-po harus

kubantai pula satu persatu...."

Teringat akan kelihaian orang-orang

Hek-eng-po, timbullah keinginannya un tuk

menggunakan kesempatan itu untuk

memperdalam lagi ilmunya. Diambilnya

gulungan kulit itu, dibeberkannya dan

dibacanya.

"Jurus ke duapuluhtiga dan

duapuluhempat harus kulatih lebih matang

lagi".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 766

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lalu ditempat itu ia mulai menggerak
gerakkan kaki dan tangannya untuk melakukan

jurus-jurus yang dipelajarinya dari gulungan

kulit itu. Makin lama makin cepat, sehingga di

puncak bukit itu seolah ada beberapa Liu Jing
yang yang berlompatan dengan macam
macam gerakan kilat. Menerkam,

mencengkeram, mencakar, merobek dan

gerakan-gerakan ganas lainnya.

Tapi semakin lama ia berlatih, untuk ke

sekian puluh kalinya Liu Jing-yang merasakan

dalam tubuhnya ada api yang semakin lama

berkobar semakin hebat. Menimbulkan

dorongan aneh untuk mencari korban dan

merobek-robek korbannya seperti yang telah

dilakukannya atas diri Ko Jun-lim. Dorongan itu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak akan mereda sebelum ia melihat darah

mengalir.

Tiba-tiba ia melolong seperti serigala.

Menjambak-jambak rambutnya sendiri,

mencakar-cakar tanah seperti anjing hendak

mengambil simpanan tulangnya. Sungguh luar

biasa bahwa jari-jarinya itu sanggup

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 767

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menghambur-hamburkan gumpalan-gumpalan

tanah keras yang bercampur batu padas.

Beberapa saat Liu Jing-yang berbuat

seperti binatang gila, berusaha menyalurkan

dorongan aneh dalam dirinya, sampai

mendadak matanya menatap tajam ke kaki

bukit. Di sana ada sebuah jalan besar, dan

dilihatnya serombongan orang muncul dari

kejauhan. Melihat pakaian orang-orangnya,

gerobak-gerobak yang ditancapi bendera
bendera kecil, mudah ditebak itulah

rombongan piau-tiam (pengawalan

perjalanan).

Ibarat seekor serigala kelaparan yang

tiba-tiba melihat daging mentah segar

berlumuran darah, Liu Jing-yang menjadi

beringas. Diambilnya gulungan kulit untuk

dimasukkan ke bajunya, lalu ia berlompatan

menuruni bukit untuk menyongsong ke arah

rombongan piau-kiam itu.

Rombongan yang hendak dicegat itu

adalah para piau-su dari Hek-hou Piau-tiam

(Pengawalan Macan Hitam) yang cukup dikenal

pelayanannya di sekitar Se- shia. Jalan raya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 768

Rewriter & Pdf Maker : OZ

penghubung antar propinsi sudah dilewati

puluhan kali, selamanya cukup aman karena

orang-orang yang hendak mengganggu merasa

segan terhadap Siau-lim-pai, perguruan

terbesar di dunia persilatan. Pemimpin dan

pemilik saham Hek-hou Piau-tiam adalah

murid-murid bukan pendeta dari Siau-lim-pai.

Rombongan kali itu dipimpin oleh pemimpin

kedua yang bernama Teng Yu-liong, seorang

lelaki empatpuluh tahunan yang berkulit

kuning hangus dan bertubuh kurus kering,

namun mahir dalam permainan sepasang

pedang pendeknya sehingga digelari Tin-se

Siang-kiam (sepasang pedang menindas

wilayah barat).

Cukup melihat bendera-bendera kecil

lambang Hek-hou Piau-tiam, kawanan penjahat

sudah minggir sendiri. Tapi kali ini sesosok

tubuh tiba-tiba meluncur dari lereng bukit dan

turun di tengah jalan, menghadang rombongan

tersebut. Seorang yang masih muda,

seandainya pakaian dan wajahnya dirawat

dengan baik tentunya akan tampan sekali,

sayang saat itu ia berpakaian lusuh dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 769

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berwajah kotor, malahan sepasang matanya

menyinarkan cahaya aneh yang menggidikkan.

Dua orang piau-su yang berjalan paling

depan serentak menyiapkan senjata-senjata

mereka. "Siapa kau? Tidakkah kau lihat panji
panji kami?"

**OZ**

Bersambung ke jilid 14

Pojok Dukuh, 30-09-2018; 06:45 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 770

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya:STEVANUS, S.P.

Jilid 14

Liu Jing-yang menjawab sapaan itu

dengan gerengan seekor binatang buas. Tiba
tiba ia melompat maju, tangannya bergerak

secepat kilat mencakar salah satu piau-su itu.

Sia-sia saja si piau-su memalangkan tangkai

tombaknya untuk menangkis serangan itu,

sebab tangkai tombaknya hancur, sedang lima

jari Liu Jing-yang menancap dan

menghancurkan wajahnya.

Piau-su itu menjerit dan menggelepar
gelepar di tanah seperti ayam disembelih, dan

akhirnya terdiam beku.

Liu Jing-yang masih belum puas, sekali

memutar tubuh, piau-su lainnya langsung

diterkam perutnya dengan jari-jari tangannya

yanq berbentuk cakar itu. Sekali tarik, isi perut

si piau-su telah dikeluarkan semua dari

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 771

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tempatnya semula, lewat kulit perutnya yang

lebar menganga.

Keruan rombongan Hek-hou Piau-tiam

menjadi gempar melihat dua teman mereka

tahu-tahu telah menjadi korban keganasan

seorang pemuda yang mengamuk tanpa

diketahui sebab-sebabnya. Para piau-su

dengan marah menghunus senjata-senjata

mereka untuk menerjang maju, menuntut

balas kematian penasaran dari rekan-rekan

mereka.

Tapi Tin-se Siang-kiam Teng Yu-liong

merasakan sendiri gawatnya keadaan kalau

anak buahnya bertindak gegabah terhadap

"orang gila" itu. Segera ia melompat

meninggalkan kuda tunggangannya dan

melayang turun di hadapan Liu Jin-yang.

"Tahan!" teriaknya, kepada Liu Jing
yang maupun kepada anak buahnya sendiri.

Anak buahnya menuruti perintah,

sebaliknya Liu Jing-yang tidak menggubris

sama sekali. Sambil menggeram. tubuhnya

berputar seperti gasing dan tangannya

mencakar lagi. Kembali terdengar jerit ngeri

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 772

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dan seorang piau-su terkapar dengan

tenggorokan berlubang.

Habislah kesabaran Teng Yu-liong

melihat keganasan lawan. Dengan gerak hek
hou-tiau-kan (macan hitam melompati parit),

ia melompat sambil ayunkan tinjunya yang

keras ke rusuk Liu Jing-yang, tangan lainnya

berjaga di depan tubuh namun siap menerjang

keluar. Karena melihat lawan tidak bersenjata,

Teng Yu-liong tidak mau mendahului

menggunakan sepasang pedangnya , karena

ingin menjaga nama perguruannya, Siau-lim
pai.

Tak terduga pukulannya itu hanya

menyambar angin. Lawan berhasil menghindar

lalu menubruk dengan jari-jari terbuka ke arah

mata dan tenggorokan.

"Benar-benar ganas!" Teng Yu-liong

terperanjat. Tetapi dia pun cukup tangkas

untuk memiringkan tubuhnya, berbareng

dengan punggung tangannya menampar wajah

Liu Jing-yang dengan jurus Siau-kwa-tan-pian

(tubuh miring menggantungkan ruyung).

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 773

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Bukan sembarangan tamparan namun sanggup

meremukkan hidung lawan.

Tapi kembali Teng Yu-liong cuma

menghantam angin. Perubahan gerak yang

dipelajari dari gulungan kulit itu benar-benar

aneh. Liu Jing-yang yang luput menerkam itu

mendadak menggulung dirinya seperti

trenggiling dan menjatuhkan diri di tanah,

berbareng itu kedua tangannya mencakar pula

dan kali ini betis dan paha Teng Yu-liong

berhasil digoresnya sehingga berdarah.

Dengan geram Teng Yu-liong

menendang, namun Liu Jing-yang sudah

berguling menjauh, lewat kolong sebuah

gerobak piau-tiam. Di seberang gerobak itu,

dua orang piau-su kembali menjadi korban

keganasan cakar-cakarnya.

"Iblis!" teriak Teng Yu-liong. Kini ia

tidak segan-segan menarik keluar sepasang

pedangnya yang tadinya tergendong di

punggung. Sekali mengayun badannya,

tubuhnya melompati kereta barang dan dari
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

udara langsung menikam dengan Siang-liong
jip-hai (sepasang naga masuk samudera)

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 774

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mengincar pundak kiri dan kanan Liu Jing
yang.

Liu Jing-yang tiba-tiba menyambar

mayat seorang piau-su yang baru saja

dibunuhnya, dan melemparkan tubuh itu untuk

menyongsong sepasang pedang Teng Yu-liong.

Sudah tentu murid Siau-lim-pai itu tidak

ingin mencincang tubuh anak buahnya sendiri.

Buru-buru menarik sepasang pedangnya, lalu

dengan pundak dan lengan atasnya dia

mendorong mayat itu ke samping. Ia agak

terhuyung karena tenaga lemparan Liu Jing
yang ternyata cukup hebat.

Selagi ia direpotkan oleh lemparan

mayat , Liu Jing-yang kembali telah menerkam

maju. Kali ini Teng Yu-liong tak sempat

memperbaiki posisi tubuhnya yang tidak

menguntungkan, ia hanya berusaha untuk

berguling ke samping, namun tak urung

punggungnya terkena cakaran pula. Baju dan

kulitnya robek berbareng.

Sambil meraung lagi, Liu Jing-yang

kembali menerkam kearah tengkuk Teng Yu
liong seperti macan tutul menerkam korbannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 775

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dari atas pohon. Namun kali ini Teng Yu-liong

selamat dengan cara menggulingkan diri,

hanya seorang anak buahnya yang berdiri satu

garis dengan arah terkaman Liu Jing-yang

itulah yang menjadi korban.

Setelah membunuh delapan orang piau
su dan melukai parah Teng Yu-liong, agaknya

Liu Jing-yang merasa dorongan dalam dirinya

itu reda kembali. Dorongan untuk membunuh

dan merobek-robek tubuh sesama manusia,

setiap ia selesai melakukan gerakan-gerakan

yang terlukis di lembaran kulit itu. Tetapi Liu

Jing-yang setiap kali tidak jera untuk berlatih,

dan setelah itu haruslah mencari korban untuk

dibunuh...

Kini, dengan disertai suara tertawanya

yang seram, Lui Jing-yang melompat

meninggalkan lawan-lawannya. Dengan

lompatan-lompatan setangkas seekor rubah

liar, dia menghilang ke dalam hutan di pinggir

jalan.

"Bangsat! setelah membunuh

seenaknya terus hendak kabur begitu saja?!"

seru Teng Yu-liong berteriak marah dan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 776

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berusaha memburu. Tapi luka-lukanya di

bagian betis, paha dan punggung membuat

darahnya banyak keluar dan tubuhnya lemah,

baru sampai di pinggir hutan, ia sudah

terhuyung-huyung dan roboh sendiri.

"Teng Jiya!" kawanan piau-su anak

bahnya segera menyusul untuk memapah

tubuhnya, sementara sebagian lainnya dengan

muka-muka yang sedih menaikkan mayat

teman-teman mereka ke atas kereta. Bendera

berlukiskan macan hitam yang menjadi

kebanggaan Hek-hou Piau-tiam itu masih

berkibar-kibar seolah riang gembira, namun

rombongan babak belur itu menuju kembali ke

pangkalan mereka di kota Se-shia dengan

wajah murung.

Ketika rombongan itu tiba di Se-shia,

gemparlah orang-orang yang melihatnya.

Biasanya penduduk Se-shia hanya melihat para

piau-su Hek-hou Piau-tiam berbaris dengan

tegap gagah, mirip belasan prajurit yang

pulang membawa kemenangan dari garis

depan. Kini penduduk Se-shia melihat mayat
mayat diletakkan di kereta barang, sementara

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 777

Rewriter & Pdf Maker : OZ

si Tuan Kedua Teng Yu-liong juga berkuda

dengan wajah pucat dan pakaian berlumuran

darah.

Rombongan itu tiba di gedung Hek-hou

Piau-tiam yang letaknya dl tengah kota Se
shia, dan disambut dengan kegemparan oleh

seisi gedung. Dengan marah dan sedih, para

piau-su mendengarkan cerita tentang seorang

pemuda gila yang mendadak mengamuk

dengan ganas, setelah itu pergi begitu saja.

Beberapa piau-su membantu menurunkan

Teng Yu-liong dari punggung kuda, dan

memapah masuk ke gedung.

Baru sampai di tangga aula, dua orang

sudah muncul dari dalam gedung dengan

wajah yang tegang. Yang seorang bertubuh

tinggi besar, perutnya gendut namun kokoh,

mukanya merah dan dihiasi jenggot tiga jalur,

memakai jubah panjang biru tua dan bertopi

bundar. Dialah pemimpin pertama Hek-hou

Piau-tiam The Tek-kong yang berjuluk Keng
thian-it-kun (pukulan tunggal menggetarkan

langit). Selain saudara seperguruan tertua,

juga memegang saham Hek-hou Piau-tiam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 778

Rewriter & Pdf Maker : OZ

setengah bagian. Yang berjalan di sebelahnya

adalah seorang lelaki ramping, usjanya kira
kira empatpuluh tahun namun masih suka

berdanan seperti anak-anak muda. Rambutnya

licin diminyaki, wajahnya tercukur bersih, jari
jari tangan dan kukunya terawat baik. Dialah

pemimpm ke tiga yang bernama Yo Sian,

berjuluk Kiu-ing-pian (si ruyung sembllan

bayangan).

Melihat saudara-saudara

seperguruannya sekaligus rekan-rekan

dagangnya itu, Teng Yu-liong meronta lepas

dari papahan dua orang piau-su di kiri

kanannya. Dengan tubuh sempoyongan ia

menyongsong kedua saudara seperguruannya

dan berkata terpatah-patah, "Toasuheng

(kakak seperguruan tertua) dan Samsute (adik

seperguruan ke tiga), ketololanku telah

membuat runtuh nama baik Hek-hou Piau-tiam

dan Siau-lim-pai...

The Tek-kong dan Yo Sian serentak

memburu maju dan menyambut tubuh Teng

Yu-liong yang nyaris terguling di tangga batu

itu. Kata The Tek-kong, "Jangan berkata

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 779

Rewriter & Pdf Maker : OZ

begitu, Jite. Bertahun-tahun untung dan rugi

kita tanggung bersama, susah dan senang kita

tempuh bertiga. Tapi, apa yang terjadi?"

Mulut Teng Yu-liong bergerak-gerak

hendak menjawab, tapi tiba-tiba ia

memuntahkan segumpal darah yang

menyemprot ke baju di bagian dada The Tek
kong. Habis itu matanya terpejam. "Ji sute..! Ji

sute!" The Tek-kong memanggil-manggil

sambil menggoyang-goyang tubuh adik

seperguruannya denga cemas.

Kuatir kalau nyawa adik

seperguruannya itu sudah amblas. Yo Sian

bersikap lebih tenang, ia tempelkan telapak

tangannya ke dada Teng Yu-liong, ia berkata,

"Jisuheng tidak apa-apa ia hanya pingsan.

Denyut jantungnya masih ada tetapi harus

segera ditolong, ia agaknya kehilangan banyak

darah".

"He, salah seorang dari kalian! cepatlah

panggil Thio Sin-she(tabib she Thio)" The Tek
kong menariaki para piau-su yang berkerumun

kebingungan di halaman gedung itu. Lalu The

Tek-kong sendiri membantu Yo Sian

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 780

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menggotong tubuh Teng Yu-liong ke bagian

dalam gedung.

Setelah Teng Yu-liong berbaring dengan

baik dan diselimuti pula, The Tek-kong

bertanya kepada Yo Sian, "Apakah Si Susiok

perlu diberi tahu?"

"Aku rasa kurang perlu. Meskipun ia
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah paman guru kita, namun bukan orang

Hek-hou Piau-tiam kita. Persoalan Hek-hou

Piau-tiam biarlah kita selesaikan sendiri".

The Tek-kong agaknya kurang

sependapat dengan adik seperguruannya itu.

"Tapi bagaimana juga Si Susiok (paman guru

Si) itu adalah orang Siau-lim-pai juga. Siapa

tahu terlukanya Jisute ini bukan melulu urusan

Hek-hou Piau-tiam, tetapi menyangkut juga

perguruan kita Siau-lim-pai, jadi sebaiknya Si

Susiok tahu pula urusan ini..."

Yo Sian segan berdebat dengan kakak

seperguruannya ini. Keseganannya bukan

hanya karena The Tek-kong adalah Toasuheng,

tapi juga karena penanam modal terbesar

dalam perusahaan pengawalan itu. Lima

bagian dari sepuluh bagian modal Hek-hou

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 781

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Piau-tiam adalah milik The Tek-kong. Teng Yu
liong empat bagian dan Yo Sian cuma satu

bagian. Akhirnya ia menjawab, "Baiklah kalau

Suheng berpendapat begitu. Menurut seorang

piau-su, Si susiok sedang berada di rumah

makan Hok-an-lau untuk menantikan

kedatangan seorang sahabatnya dari Kang
lam. Siapa yang akan menyusul ke Hok-an
lau?

"Biar aku suruh anakku si A-hwe untuk

menyusulnya..."

Lalu The Tek-kong keluar dari ruangan

untuk mencari anak laki-lakinya yang bernama

The Kim-hwe. Rumah yang menjadi kantor

pusat Hek-hou Piau-tiam itu memangnya

rumah keluarga The, warisan dari ayah The

Tek-kong. Sedang Teng Yu-liong serta Yo Sian

dengan keluarga masing-masing menempati

rumah sediri tidak jauh dari gedung itu, di

jalan itu juga. Namun mereka selalu berada di

gedung Keluarga The pada jam-jam kerja

seperti saat itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 782

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak lama kemudian, The Tek-kong

muncul kembali dengan wajah menahan

kejengkelan.

"Kenapa, Toasuheng?" tanya Yo Sian.

"A-hwe anak malas jtu tidak ada di

rumah. Ia tentu sedang berpacaran dengan

rase betina Sebun Giok dari Kelurga Sebun!

Aku tidak punya muka kalau hal ini sampai

diketahui oleh Jisute, sebab A-hwe sudah aku

pertunangkan dengan anak gadis Jisute. Tapi ia

masih saja main gila dengan rase betina tak

tahu malu itu!" demikian The Tek-kong

bersungut-sungut. "Kalau saham-sahamku

kelak kuwariskan kepada si pemalas itu, dalam

waktu singkat Hek-hou Piau-tiam bisa gulung

tikar".

Diam-diam Yo Sian gembira mendengar

itu. Ia memang mengharap dalam hati agar

perbesanan keluarga The dan kelurga Teng

batal saja, sebab kalau mereka jadi

berbesanan, maka saham gabungan mereka

akan menjadi sembilan bagian dan

menggencet sahamnya sendiri yang cuma satu

bagian. Saham sekecil itu tentu akan membuat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 783

Rewriter & Pdf Maker : OZ

suaranya tenggelam kalau sedang berlangsung

rapat perusahaan.

"Ah, Toasuheng, tidak usah berkecil

hati. Sudah hal biasa kalau anak muda yang

masih bujangan mempunyai banyak teman

gadis-gadis, biarpun sudah punya seorang

calon isteri," katanya sambil tersenyum.

"Bukannnya kita waktu masih muda juga

begitu?"

"Tapi bocah itu tidak tahu bahwa

tindakannya bisa merusak masa depan

perusahaan kita. Bagaimana kalau keluarga

Teng mengetahui hal ini dan menarik saham
sahamnya?"

"Itu malah kebetulan", kata Yo Sian,

tetapi cuma dalam hati. "Empat bagian saham

Teng Suheng akan aku tutup semua,

tabunganku cukup untuk itu".

Sedang di mulutnya ia berkata, "Biarkan

saja ulah anak muda itu, Toasuheng. Keluarga

Sebun bukan keluarga yang buruk juga, sedikit

banyak mereka punya nama di dunia persilatan

hampir sejajar dengan keluarga Tong dari

Hwe-liong-pang di Se-cuan".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 784

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Karena jengkel mengingat ulah anak

laki-lakinya, The Tek-kong untuk sesaat jadi

lupa maksud semula untuk menyuruh

mengundang paman gurunya di rumah-makan

Hok-an-lau.

"Tapi keluarga Sebun itu congkak

serakah!" kata The Tek-kong dengan sengit.

"Kukatakan congkak, sebab Sebun Him merasa

dirinyalah satu-satunya pendekar di dunia

persilalatan, bahkan terhadap Siau-lim-pai kita

pun berani memandang rendah, meskipun ia

mengaku bersahabat baik dengan Sucou

(kakek guru) Pun-bu Hweshio dan bertemu

setahun sekali, bertiga dengan Ketua Hwe

liong-pang, untuk merundingkan ilmu silat.

Di dunia perdagangan ia juga serakah.

Hartanya sudah menumpuk setinggi gunung,

tapi masih berusaha untuk mengangkangi dan

menjerat usaha dagang orang lain dengan

cara-cara licik. Samsute tidakkah kau dengar

bahwa ia baru saja mengambil alih Perusahaan

Sutera Yong-coan setelah lebih dulu pemilik

lamanya dijerat dengan hutang berbunga

tinggi? Aku yakin Sebun Him sedang berusaha

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 785

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pula mencaplok Hek-hou Piau-tiam kita ini

dengan jalan mengumpankan anak

perempuannya untuk memikat anakku.

Celakanya, A-hwe tidak sadar akan perangkap

busuk ini! Hem! Anak celaka!"

"Sudahlah, Suheng. Suaramu yang

keras itu nanti bisa mengagetkan Teng

Suheng..."

Ingat akan Teng Yu-liong yang masih

terbaring dengan wajah pucat, The Tek-kong

ingat pula maksudnya semula untuk

memanggil paman gurunya. Tiba-tiba ia

berkata, "Eh, Samsute, bagaimana kalau kau

saja yang menyusul Si Susiok?"

Wajah jengkel yang tadinya menempel

di muka The Tek-kong, dalam waktu kurang

dari satu detik telah berpindah ke muka Yo

Sian. Kejengkelannya terhadap Si Susioknya

tidak kalah besar dengan kejengkelan

Suhengnya terhadap Keluarga Sebun.

"Kenapa harus aku? Di luar banyak

piau-su yang bisa disuruh-suruh..."

"Samsute, aku tahu kau kurang cocok

dengan Susiok , tapi aku mohon pergilah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 786

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyusul dia. Bagaimanapun juga, dialah

paman guru kita, kurang sopan kalau hanya

menyuruh seorang piau-su rendahan untuk

memanggilnya. Kita harus menghormatinya... "

Akhirnya Yo Sian berangkat juga karena

tidak berani membantah Suhengnya, namun

sambil menggerutu di dalam hati, "Bocah itu

semakin besar kepala saja kalau dihormati

sebagai Susiok. Hem, aku harap dia tidak

terlalu lama tinggal di sini. Makin cepat pergi,

makin baik".

Rumah-makan Hok-an-lau tidak jauh

dari gedung pusat Hek-hou Piau-tiam. Setelah

berjalan beberapa puluh langkah, sampailah Yo

Sian di rumah makan bertingkat dua itu. Ia

tahu tempat duduk kegemaran Susioknya

adalah lantai atas, tempat duduk pojok yang

dekat jendela dan menghadap ke jalan raya.

Di rumah makan itu banyak tamu-tamu

yang mengangguk hormat sambil menyapa Yo

Sian dengan panggilan Yo samya (Tuan ketiga

Yo) karena hampir semua orang kenal tokoh
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

paling muda dari tiga pimpinan Hek-hou Piau
tiam ini.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 787

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi para tamu heran ketika melihat Yo

Sian membungkuk hormat kepada seorang

'pemuda berusia kurang dari seperempat abad,

yang sejak tadi duduk sendirian menghadap

jendela di pojok lantai dua itu. Tamu-tamu

menjadi heran, siapakah pemuda itu? Apalagi

ketika melihat pemuda itu membalas

penghormatan Yo Sian hanya dengan

tersenyum saja dan tidak bangkit dari

duduknya, juga tidak melepaskan cawan arak

yang tengah dipegangnya. Itulah sikap seorang

yang berkedudukan lebih tinggi dari Yo Sian.

Yo Sian sadar semua tamu sedang

memperhatikan adegan itu, dan diam-diam

merasa mendongkol kepada sang paman guru

muda yang dlanggapnya angkuh itu. Suaranya

sengaja dikeraskan untuk "mengumumkan"

kepada tamu-tamu rumah makan bahwa si

pemuda adalah paman-guru, sehingga ia

terpaksa menghormatinya karena kalah

kedudukan dalam perguruan. "Siaususiok,

Toasuheng sangat mengharap Siaususiok

pulang ke Piau-tiam, ada sesuatu hal penting

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 788

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang hendak dibicarakan, kemungkinan besar

menyangkut nama baik Siau-lim-pai kita.."

Para tamu yang mendengar itu memang

tercengang, tidak menduga kalau tiga

pimpinan Hek-hou Piau-tiam yang sudah

jenggotan panjang semuanya itu masih punya

seorang paman-guru yang usianya begitu

muda, pantas untuk menjadi anak atau

keponakan mereka.

Sedang Yo Sian sengaja mengucapkan

"Siaususiok" (Paman Guru Kecil) keras-keras,

bukan sekedar "Susiok" saja untuk sedikit

mengangkat kedudukannya yang terpandang

di Se-shia.

"Ada apa?" tanya si paman-guru yang

mengaku bernama Si Liong-cu, nama yang

agak luar biasa, sebab Si Liong-cu berarti.

"Anak Naga Ke Empat." "Teng Suheng dalam

perjalanan pulang dari Tiang-an telah dicegat

dan dilukai seseorang, delapan piau-su

kehilangan nyawa." khusus kalimat ini

diucapkan dengan lirih oleh Yo Sian, kuatir

didengar para tamu dan memerosotkan

kepercayaan terhadap Hek-hou Piau-tiam,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 789

Rewriter & Pdf Maker : OZ

meskjpun Yo Sian sadar bahwa cepat atau

lambat berita itu akan tersebar merata di

seluruh Se-shia.

"Aku sebenarnya sedang menunggu

sorang sahabatku dari Kanglam yang berjanji

akan menemuiku di tempat ini, namun sampai

sekarang belum juga menampakkan diri,"

sahut Si Liong-cu. "Tapi baiklah aku temui

Teng Suhengmu dulu. Parahkah lukanya?"

"Cukup berat, namun mudah-mudahan

Thio Sinshe bisa mengobatinya", sahut Yo Sian

yang tetap berdiri di samping meja dengan

sikap hormat yang agak dipaksakan.

"Baiklah". Lalu Si Liong-cu melambai

memanggil pelayan rumah makan supaya

mendekat. "Berapa harga semuanya?"

"Tiga tahil lima chi".

Dengan gayanya yang tetap agung
agungan, Si Liong-cu mengeluarkan kantong

uangnya dari balik baju. Kantong uang itu

sulaman dari Hangciu, berhias dengan

beberapa butir intan dan batu giok bermutu

tinggi semuanya. Pelayan rumah makan yang

berdiri di samping Yo Sian itu diam-diam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 790

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menelan ludahnya. cukup kantongnya saja

agaknya sudah berlebihan untuk membayar

makan minum lima enam kali...

Si Liong-cu meletakkan empat tahil ke

meja, katanya sambil tersenyum, "Kau

melayani aku dengan baik, sisanya untukmu.

Tapi aku ada pesan sedikit untuk rumah makan

ini..."

"Pesan apapun akan aku perhatikan,

Kongcu.." "Begini. Kalau nanti atau kapanpun

ada tamu bernama Kam Hong-ti dari Kanglam,

mintalah dia datang ke Hek-hou Piau-tiam

untuk mencari aku. Paham?"

"Paham... paham..." si pelayan

manggut-manggut . "Seringlah mampir kemari,

Kongcu, masih banyak masakan istimewa di

rumah-makan ini yang belum sempat Kongcu

nikmati".

Sementara itu, ketika Yo Sian

mendengar bahwa sahabat yang sedang

ditunggu oleh paman-gurunya ini ternyata

adalah Kam Hong-ti dari Kanglam, bukan

kepalang kejutnya. Itu bukanlah nama keroco

dunia persilatan. Kanglam Taihiap (Pendekar

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 791

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Agung dari Kanglam) Kam Hong-ti, nama besar

ltu siapa yang belum pernah mendengarnya?

Karena itu sikap memandang rendahnya

terhadap sang paman-guru seketika berkurang

beberapa bagian, sebaliknya penghargaannya

meningkat beberapa derajat.

Kalau sampai orang sebesar Kam Hong
ti mau bersahabat dan bahkan berjanji untuk

bertemu dengan si paman guru, tentunya

paman-gurunya ini ada harganya di mata Kam

Hong-ti...

Si Lionq-cu lalu bangkit dari duduknya,

mengambil sebuah toya hitam yang sejak tadi

disandarkannya di dinding dekat mejanya, lalu

berjalan keluar dengan diiringi oleh Yo Sian.

Ketika mereka tiba kembali di gedung

Hek-hou Piau-tiam, mereka melihat Thio sinshe

bahkan sudah selesai mengobati Teng Yu
liong. Bahkan Teng Yu-liong sudah siuman dari

pingsannya, meskipun mukanya tetap pucat

dan tetap berbaring di pembaringan dengan

punggung dan kepala diganjal beberapa buah

bantal.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 792

Rewriter & Pdf Maker : OZ

The Tek-kong dan Thio sinshe serentak

berdiri dan memberi hormat kepada Si Liong
cu, Teng Yu-liong juga berusaha bangun untuk

menjalankan penghormatan, tapi karena

tubuhnya masih lemah, hampir saja ia jatuh

terguling ke lantai. Untung The Tek-kong cepat

menyambut tubuhnya dan meletakkannya

kembali seperti semula.

"Aku... minta maaf...tidak bisa

menghormati... Susiok", kata Teng Yu-liong

dengan dada turun naik.

"Perhatikan saja lukamu, Teng Sutit,

syukurlah kau sudah siuman", kata Si Liong-cu

ramah sambil menyandarkan toya hitamnya.

"Tadi aku cemas sekali mendengar Yo Sutit

mengabarkan bahwa lukamu sangat parah."

"Terima kasih atas perhatian Susiok.

Lukaku semang tidak seberapa, namun rasa

maluku lah yang sulit diobati. Aku telah

menodai nama Siau-lim-pai kita yang besar..."

"Jangan terlalu memikirkan itu, Sute",

The Tek-kong menghibur. "Kalah atau menang

berkelahi di dunia persilatan itu hal biasa.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 793

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 794

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pendekar-pendekar yang bernama besarpun

pernah mengalam kekalahan".

"Teng Sutit, apakah kau sudah cukup

kuat untuk menceritakan pengalamanmu itu?"

tanya Si Liong-cu. "Aku rasa bisa, Susiok.

Hanya saja aku minta maaf bahwa aku akan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbicara sambil berbaring."

"Tidak jadi soal".

Maka beramai-ramai Si Liong-cu, The

Tek-kong dan Yo Sian menyeret kursi ke dekat

pembaringan untuk mendengarkan penuturan

Teng Yu-liong.

Thio sinshe tanpa disuruh lagi segera

berpamitan, sebab ia tahu yang akan

dibicarakan itu mungkin menyangkut beberapa

rahasia Siau-lim-pai. lagi pula seorang tabib

yang pekerjaannya adalah mengobati dan

menyembuhkan sesama manusia, berlawanan

dengan orang-orang dunia persilatan yang

"pekerjaannya" membunuh atau melukai,

kadang-kadang dengan alasan-alasan yang

tidak masuk akal. Thio Sinshe tidak mau

mendengarkan itu...

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 795

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi ketika ia hampir menghilang di

ambang pintu sambil menjinjing kotak

obatnya, The Tek-kong tiba-tiba bangkit dari

kursinya untuk menyusulnya. "Sinshe, aku

ingin minta tolong sedikit kepadamu..."

"Ada apa, Toaya?"

"Mari kita bicara di luar..."

Di luar pintu, The Tek-kong berbisik,

"Sinshe, kalau bertemu dengan puteraku si A
hwe, tolong suruh dia cepat-cepat pulang,

katakan bahwa calon mertuanya terluka parah.

Kau sudah dianggap orang keluarga kami,

kalau perlu boleh kau damprat anak bengal

yang hanya tahu bersenang-senang saja

dengan si rase betina dari Keluarga Sebun itu.

Kalau perlu, rase betinanya sendiri boleh kau

damprat."

Rupanya The Tek-kong tidak mau kalau

hubungan anaknya dengan Sebun Giok

didengar oleh Teng Yu-liong, calon besannya,

karena itulah ia ajak Thio Sinshe bicara di luar

pintu.

Thio Sinshe mengerutkan alisnya.

Memanggil pulang The Kim-hwe memang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 796

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bukan tugas berat, namun mendamprat

seorang puteri dari Keluarga Sebun , biarpun

nyali Thio sinshe ditingkatkan sepuluh kali lipat

juga tidak berani.

Pengaruh keluarga Sebun di Se-shia

bahkan jauh lebih kuat dari Hek-hou Piau-tiam.

Namun di hadapan The Tek-kong, terpaksa ia

mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Akan aku perhatikan pesan Toaya, tapi

jangan terlalu dipikirkan ulah anak-anak muda

itu", kata Thio Sinshe. " Lagi pula Sebun Giok

adalah seorang gadis yang suka ganti-ganti

pacar. Semua anak muda terkenal di Se-shia

ini sudah pernah menjadi pacarnya. Sudah

belasan kali pula dia bersumpah akan bunuh

diri karena putus cinta dengan pacarnya, dan

belasan kali pula dia akhirnya mendapat pacar

baru. Aku kira hubungannya dengan The

Khongcu tidak akan lama umurnya".

"Justru karena itu aku tidak mau

anakku terpikat oleh gadis macam itu".

"Baiklah, Toaya , mudah-mudahan aku

nanti bertemu dengan The Khongcu".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 797

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Setelah Thio Sinshe pergi, The Tek-kong

masuk kembali ke kamarnya untuk

mendengarkan cerita Teng Yu-liong.

" Kau boleh mulai cerita, Sute".

Dengan suara perlahan-lahan karena

tubuhnya masih lemah, Teng Yu-liong

menceritakan pertempurannya melawan "orang

gelandangan gila" yang tanpa alasan apapun

tiba-tiba mencegat rombongannya lalu

mengamuk dengan ganas, sampai Teng Yu
liong terluka dan delapan piau-su tewas.

"Siapakah orang itu? Apakah ia tidak

menyebutkan namanya, dari mana asalnya dan

apa maksudnya?" tanya Yo Sian.

Teng Yu-liong menarik napas. "Itulah

yang tidak aku pahami. Dia muncul dari atas

lereng bukit, menghadang dan mengamuk, lalu

pergi demikian saja. Sepatah kata pun tidak

dia ucapkan , hanya meraung-raung seperti

binatang buas. Bahkan ketika aku tanyai dia,

dia tidak menjawab dengan mulut tetapi

dengan serangan jari-jarinya yang nyaris

melubangi leherku. Kekuatan jari-jarinya betul
betul hebat, Susiok, Toasuheng dan Samsute

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 798

Rewriter & Pdf Maker : OZ

boleh melihat bekas luka-luka di tubuhku dan

di mayat para piau-su yang gugur itu....."

"Sutit, tidakkah kau kenali gaya

permainan silatnya dari aliran mana? kau

sudah banyak mengembara dan pernah

melihat macam-macam gaya silat bukan?"

tanya Si Liong-cu.

"Sungguh memalukan, bahkan gaya

silatnya pun tidak berhasil aku kenali. Aku

pernah melihat macam-macam silat, terutama

yang mengutamakan jari tangan. Eng-jiau
kang(cakar elang), Hou-jiau-kang (cakar

harimau), Liong-jiau-kang (cakar naga), Ho
kun (Pukulan Bangau), Coa-kun (pukulan ular)

bahkan sampai aliran yang agak sesat seperti

Ya-long-jiat-jiau (cekalan maut serigala liar),

tetapi belum pernah kulihat jurus seganas dan

seaneh itu. Bahkan sepasang pedangku pun

tak berdaya melawannya..."

Mendengar nada ucapan Teng Yu-liong

yang masih berbekas kengerian itu, The Tek
kong dan Yo Sian saling bertukar pandangan.

Mereka tahu bahwa saudara seperguruan

mereka itupun tidak rendah ilmunya, tapi toh

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 799

Rewriter & Pdf Maker : OZ

rombongannya berhasil diobrak-abrik oleh

seorang "gelandangan gila" yang masih muda

dan tidak terkenal. Apakah itu alamat buruk

untuk Hek-hou Piau-tiam yang selama ini

berjaya?

"Aneh sekali, jangan-jangan orang Hek
eng-po?" suara Yo sian memecah kesunyian

yang mencekam di ruangan itu. "Hek-eng-po

muncul belum lama di dunia persilatan, tetapi

mereka sudah berhasil mengumpulkan

kekuatan besar di pihak mereka. Liu-keh
chung di Ho-lam sudah ditumpasnya habis,

bahkan Ki-lian-pai juga mulai diutik-utik pula

sehingga Lam-ih-kiam-khek (Pendekar Pedang

Baju Biru) Auyang Peng-hong bersembunyi

saja di gunung tanpa berani keluar

selangkahpun. Mungkinkah mereka mulai

megincar kita?"

"Benar, dugaan Samsute itu beralasan"

sambung The Tek-kong. "Kemarin pagi, di

bukit luar kota ini ada kejadian

menggemparkan. Sesosok mayat diketemukan

dalam keadaan tercerai-berai, dan setelah

diselidiki. tahukah kalian siapa mayat itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 800

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Semua mata serempak ditujukan ke

arah The Tek-kong.

"...orang yang malang itu adalah Ko

Jun-lim, Ketua Pek-kiam-pai yang berjuluk

Pek-hong-kiam". kata The Tek-kong setelah

menghembuskan napas. "Padahal bukit itu

jaraknya kurang dari lima li dari kediaman

Keluarga Sebun yang congkak dan menepuk

dada sebagal pelindung dunia persilatan

wilayah Siam-say ini. Toh pembunuhan tetap

terjadi , seolah menantang Sebun Him.

Agaknya Hek-eng-po semakin lama semakin

berani menunjukkan taring kekuasaannya..."

"Kalau benar-benar yang melukai Teng

Suheng ini adalah orang Hek-eng-po, lalu

bagaimana sikap kita?" tanya Yo Sian,

"Apakah...kita sebaiknya menghubungi

Keluarga..."

Hampir saja Yo Sian. menyebut

"keluarga Sebun" tetapi cepat-cepat

menghentikan ucapannya ketika Toasuhengnya
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melotot ke arahnya.

Keras sekali The Tek-kong menepuk

pegangan kursi sehingga pegangan kursi itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 801

Rewriter & Pdf Maker : OZ

remuk separuh. Tidak percuma kehebatan ilmu

pukulan yang dijuluki Keng-hian-it-kun

(Pukulan Tunggal Penggetar Langit). Dengan

sengit ia berkata, "Buat apa kita terbirit-birit

seolah-olah minta perlindungan keluarga yang

sombong itu? Sombong tapi bernama kosong ,

sebab ia toh tidak sanggup mengamankan

dunia persilatan di Siam-say seperti yang

sering dibualkannya. Kita sendiri toh punya

induk yang lebih perkasa, Siau-lium-pai, yang

lebih besar dari Keluarga Sebun?"

Yo Sian agak menyeringai salah tingkah

menghadapi kemarahan Toasuhengnya,

"Jangan cepat naik darah, Toasuheng. Aku

minta maaf kalau ucapanku membuatmu tidak

senang. Pendapatku tadi toh hanya usul saja.

bisa ditolak bisa diterima. Kata pepatah, air

yang jauh tidak sempat menolong kebakaran

yang dekat. Perguruan kita Siau-lim-pai

terletak di wilayah Holam yang jauh dari sini,

sebaliknya Keluarga Sebun adalah tetangga

dekat kita yang..."

"Jangan sebut-sebut lagi!" potong The

Tek-kong. "Biarpun kita hancur lebur pun harus

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 802

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mempertahankan kebesaran nama Siau-lim
pai, tidak perlu minta perlindungan orang

luar!"

Terpaksa Yo Sian membungkam karen

kuatir membuat Toasuhengnya semakin

marah. Sesaat ruangan itu jadi sunyi, hanya

terdengar napas Teng Yu-liong yang terengah
engah di pembaringan.

Sampai kesunyian itu dipecahkan oleh

suara Si Liong-cu yang tenang dan dingin,

"Tidak perlu bertengkar. Memang sebaiknya

kita mengandalkan kekuatan Siau-lim-pai

sendiri untuk menghadapi masalah ini.

Beberapa hari aku tinggal di tempat ini, aku

hanya menganggur saja, biarlah aku coba

menyelidiki jejak si gelandangan gila itu di Se
shia dan sekitarnya. siapa tahu bisa kutemui

orang itu dan kuseret kemari untuk

mempertanggung jawabkan perbuatannya".

Tiga Pimpinan Hek-hou Piau-tiam

merasa ucapan Si Liong-cu agak takabur.

Selama ini mereka hanya tahu bahwa Si Liong
cu adalah murid Pun-bu Hweshio, kakek guru

mereka, namun belum pernah melihat sampai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 803

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dlmana kelihaian silat sang paman-guru yang

masih muda itu.

"Susiok, harap hati-hati, siapa tahu

gelandangan itu tidak sendirian tetapi.

bersama-sama teman-temannya dari Hek-eng
po yang ganas-ganas itu..." kata The Tek-kong

cemas. Meskipun ia berbicara terhadap

seseorang yang kedudukannya lebih tinggi di

perguruan, tapi karena usianya lebih tua dari

lawan bicaranya, maka nadanya pun seperti

seorang ayah bicara kepada anaknya agar

tidak bermain-main di air hujan...

Si Liong-cu hanya tertawa ringan saja.

Ia bangkit dari kursinya, mengambil toya

hitamnya yang lalu dipanggulnya keluar kamar.

"Rawatlah Teng Sutit baik-baik, aku akan

memburu orang-orang Hek-eng-po..." katanya.

The Tek-kong melangkah di sampingnya

untuk mengantar paman gurunya sampai ke

pintu depan. Sambil berjalan, The Tek-kong

masih saja menyatakan kecemasannya,

"Susiok, bukannya aku memandang rendah

kemampuan Susiok, tapi kalu benar-benar

bertemu dengan orang-orang Hek-eng-po lebih

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 804

Rewriter & Pdf Maker : OZ

baik jangan dilawan sendiri. Pulanglah dulu ke

qedung ini untuk mengajak kekuatan

secukupnya.

"Baik", sahut Si Liong-cu singkat.

Ketika mereka tiba di pintu depan, Si

Liong-cu tiba-tiba menoleh ke arah sepasang

singa batu yang mengapit pintu depan gedung

itu. Setiap buahnya sing batu itu beratnya ada

empatratus kati lebih. The Tek-kong masih

ingat, belasan tahun yang lalu dibutuhkan

puluhan lelaki kekar untuk menyeret dan

memasang patung-patung singa itu di depan

pintu rumahnya. Kini ia heran melihat paman

gurunya tiba-tiba mendekati patung itu.

Lebih heran lagi ketika melihat sang

paman guru meletakkan toyanya dan

merangkul patung singa itu. Dan terbelalaklah

mata The Tek-kong ketika melihat paman
gurunya dengan sebuah bentakan keras telah

berhasil mengangkat patung itu di atas

kepalanya, bahkan dibawa berjalan bolak-balik

belasan langkah.

Karena patung itu terletak di pinggir

jalan yang ramai, maka pertunjukan gratis itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 805

Rewriter & Pdf Maker : OZ

segera menarik perhatian banyak orang yang

berkerumun di depan gedung Hek-hou Piau
tiam. Orang-orang berdecak kagum melihat Si

Liong-cu dengan enaknya mengangkat singa

batu yang lebih besar dari tubuh manusia

dewasa itu di atas kepalanya, membawanya

berjalan belasan langkah , lalu meletakkannya

di tempat semula.

The Tek-kong sendiri melongo dan

mulutnya belum terkatup rapat ketika patung

itu sudah terletak kembali di tempatnya. Kini ia

sadar bahwa Si Liong-cu memang pantas

menjadi paman-gurunya. Soal kekuatan saja,

jelas Si Liong-cu berada di atasnya.

"Pertunjukan yang jelek bukan?" Si

Liong-cu tersenyum. Napasnya tidak kelihatan

terengah-engah, mukanya hanya menjadi

merah sedikit, dan ia hanya mengeluarkan

beberapa butir keringat di jidatnya yang lalu

diusapnya dengan punggung telapak

tangannya.

"Kekuatan Susiok benar-benar hebat!"

kata The Tek-kong,menyadari kekeliruan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 806

Rewriter & Pdf Maker : OZ

anggapannya selama ini terhadap paman

gurunya itu.

Si Liong-cu mengambil toyanya, lalu

dengan dipanggul seenaknya, ia melengkah

menyibak orang-orang yang berkerumun

setelah berkata kepada The Tek-kong, "Nah,

aku pergi dulu..."

Kerumunan manusia itupun bubar. Di

antara orang-orang yang tadi menyaksikan

peragaan kekuatan luar biasa itu, ada seorang

muda yang berpakaian seperti orang desa, kain

belacu abu-abu. kepalanya memakai topi

rumput yang sudah agak rusak, dan tangan

kirinya menuntun seekor keledai kurus yang

jalannya agak sempoyongan.

Sambil menatap Si Liong-cu yanq

semakin menjauh, pemuda desa itu bergumam

sendirian, "Kekuatan yang hebat. Haiya!" Lalu

pemuda desa itupun berjalan larut dalam arus

manusia di jalan besar itu. Tidak ada yang

memperhatikannya, sebab tampangnya

memang bukan tampang istimewa.

**OZ**

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 807

Rewriter & Pdf Maker : OZ

BAGIAN LIMABELAS

Malam sudah turun dan kota Se-shia

sudah terlelap dalam tidur. Sepi. Hanya di

kejauhan, entah dari arah mana, masih

terdengar nyanyian tidak keruan dari kaum

pemabuk.

Di luar kota Se-shia, ada sebuah rumah

abu yang sudah lama kosong tak terawat.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Rumah itu dulu milik sebuah keluarga terkenal

di jaman dinasti Beng, ketika keluarga itu

musnah tanpa meninggalkan keturunan, maka

rumah abu itupun terbengkalai belasan tahun

lamanya sehingga hanya dihuni tikus-tikus dan

kecoa-kecoa.

Namun malam itu terjadi suatu kegiatan

di tempat tersebut. Ketika gembreng tengah

malam sudah dibunyikan beberapa saat yang

lalu di menara benteng kota, maka muncullah

empat sosok bayangan menembus selimut

kabut, mendekati rumah kuno ltu. Empat sosok

bayangan yang bentuk tubuhnya beraneka

ragam, ada yang tinggi besar, ada yang kecil

pendek, bahkan salah satu dari mereka

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 808

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memakai capinf bambu di kepalanya meski pun

saat itu adalah tengah malam dan bukan siang

yang panas.

Keempat orang itu langsung masuk ke

rumah abu tersebut lalu seenaknya merusa

perabot-perabot kayu untuk ditumpuk di

tengah halaman dan dijadikan api unggun.

Setelah keadaan terang, terlihat nyata bahwa

keempat orang itu bukan lain adalah Lo-san

Su-koai (empat siluman Lo-san ). Lengkap

mulai Tiat-pi-koai Wan Po, Hek-hok-koai

Kongsun Gi, Ho-thian-koai Hau It-yau dan Gip
hiat-koai-Pek Hong-teng. Siluman lengan besi,

siluman kalong hitam, siluman terbang dan

siluman penghisap darah.

Mereka segera duduk bersila

mengelilingi api unggun dan bercakap-cakap

satu sama lain dengan suara perlahan-lahan.

Nampaknya mereka menuggu orang lain.

Tiba-tiba kesunyian malam dipecahkan

oleh suara tepukan tangan tiga kali dari arah

utara rumah abu itu. Wan Po segera bertepuk

tangan tiga kali pula untuk membalas isyarat

itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 809

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak lama kemudian terdengar derap

orang berlari-lari mendekati, lalu muncullah

seorang lelaki jangkung luar bisa namun

kurusnya juga luar biasa sehingga mirip

sepotong bambu berjalan. Ia diiringi seorang

perempuan yang sudah berusia empatpuluh

tahun namun masih bersolek dengan hebat,

bedaknya tebal dan tingkahnya genit. Kedua

orang itu adalah Tiat-jiau-eng (elang bercakar

besi) Biau Ek-hong serta Tok-gia-kang (si

kelabang berbisa) Ciu Peng, jago-jago andalan

Hek-eng-po pula. meskipun masih di bawah

Lo-san Su-koai tingkatannya.

"He, baru kalian berempat yang datang?

Mana lain-lainnya?" tanya Biau Ek-hong

kepada Wan Po.

Sahut Wan-po, "Waktunya belum

sampai. Tidak lama lagi mereka akan muncul

semua..."

Baru saja selesai kata-katanya, dari

arah selatan terdengar pula tepukan tiga kali

yang dibalas oleh Wan Po seperti tadi. Lalu

muncul pula sebua rombkngan terdiri dari tiga

orang. Ketika dekat api unggun, segera terlihat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 810

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 811

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ketiganya berwajah mirip satu sama lain,

hanya usia masing-masing yang berselisih

sedikit, menandakan ketiga-tiganya itu

bersaudara. Mereka juga bersenjata sama,

masing-masing sebatang Long-ge-pang (toya

gigi serigala).

Terhadap Wan Po berempat, ketiga

saudara ini mengangguk hormat, tetapi

terhadap Biau Ek-hong dan Ciu Peng acuh tak

acuh saja.

Terdengar Ciu Peng tertawa mengejek.

"Eh, kalian bertiga berani juga muncul di sini?

Sudah lupakah kalian lima tahun yang lalu

kalian lari terbirit-birit dikejar Sebun Him?"

"Tutup mulutmu, perempuan rendah!",

bentak salah seorang dari ketiga bersaudara

itu. "Jangan kau kira kami tidak mendengar

kisah konyolmu di Kanglam. Lain kali kalau

hendak mencari lelaki, jangan salah pilih. Masa

Pek Thai-koan kau rayu, sehingga kau malah

mendapat. hajaran hebat."

Ciu Peng melotot mendengar itu. Ia

hendak berbantah, tapi Wan Po cepat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 812

Rewriter & Pdf Maker : OZ

membentak kasar, "Diam kalian! Ingin

kuhancurkan mulut kalian?!"

Baik Ciu Peng maupun ketiga saudara

bersenjata Long-ge-pang itu sama-sama

bungkam.

Terdengar suara tepukan lagi, dibalas

lagi, dan muncul orang-orang lagi. Kali ini.

hanya dua orang. Yang satu adalah seorang

lelaki bertubuh pendek gempal, berpakaian dan

bertopi bulu seperti dandanan orang Mongol, di

ikat pinggangnya terselip kampak pendek dan

belati.

Satunya lagi adalah seorang lelaki

ramping berbaju hitam, wajahnya dingin dan

ada bekas luka memanjang di pipinya.

memanggul sebatang tombak panjang.

Tok-gia-kang Ciu Peng agaknya

memang cerewet, siapapun yang datang tentu

disambutnya dengan kata-kata. Begitu pula

kali ini si topi bulu langsung ditanyainya, "Eh,

Ho Loji, kenapa sekarang kau berjalan

bersama temanmu yang jelek itu? Ke mana

perginya adik angkatmu yang tampan, Ong

Sek-lai?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 813

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lelaki bertopi bulu itu bukan lain adalah

Ho Yu-yang. Ia menjawab sambil menggertak

gigi, "Ong Losam terbunuh oleh Ketua Ki-lian
pai Auyang Peng-hong. Aku bersumpah akan

menuntut hutang darah ini..,"

"Ah? Ong Losam sudah mati?" Ciu Peng

terbelalak sehingga wajahnya yang tebal

dengan bedak itu jadi menakutkan. "Sayang

sekali, dia teman tidur yang

menyenangkan...hi-hi-hi ..."

"Pelacur busuk, tidak bisakah mulutmu

diam?!" bentak Wan Po lagi. Seketika Ciu Peng

bungkam seperti cengkerik diinjak liangnya.

agaknya ia sangat takut terhadap orang

pertama dari Lo-san Su-koai ini.

Begitulah, setiap kali terdengar isyarat

tepukan tangan yang dibalas dengan tepukan

tangan pula lalu muncul kelompok kecil demi

kelompok kecil. Dua orang, tiga orang, empat

orang, bahkan ada yang muncul tujuh orang

sekaligus, sehingga tempat itupun menjadi

berjubel-jubel karena terisi empatpuluh orang

lebih. Merekalah jago-jago Hek-eng-po yang

rata-rata adalah bekas "iblis-iblis" golongan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 814

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hitam yang menjadi buruan kaum pendekar

aliran lurus, lalu bergabung ke pihak Puri Elang

Hitam. Malam itu mereka berkumpul di. rumah

abu itu untuk suatu keperluan.

Orang-orang Hek-eng-po yang

berkumpul itu kemudian dikejutkan oleh suara

suitan panjang di kejauhan, makin lama makin

dekat ke tempat itu dengan kecepatan yang

menakjubkan. Semua orang di tempat itu

segera berdiri dengan sikap hormat, tak

terkecuali Su-koai yang biasanya bersikap

congkak karena merasa orang-orang terkuat di

antara orang-orang yang berkumpul di tempat

itu.

Lalu seolah-olah sesosok iblis yang

muncul begitu saja dari perut bumi, di tengah
tengah mereka tahu-tahu telah berdiri seorang

tua berambut putih sema. Tidak ada yang

istimewa pada diri orang tua itu, kecuali ketika
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kawanan manusia ganas itu serentak

membungkuk hormat kepadanya. Bahkan Su
koai. memanggilnya dengan sebutan "Susiok"

(paman guru).

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 815

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Orang tua itu memang paman guru dari

Empat Siluman itu, lebih lihai berkali lipat dari

keempatnya. Tidak ada yang tahu namanya,

namun lebih dikenal lulukannya sebagai Jiat-jiu

Lokoai (Siluman Tua Bertangan Maut), tangan

kanan dari Majikan Hek-eng-po yang jarang

menampakkan diri.

Suara dingin Jiat-jiu Lokoai terdengar,

"Dengarkan baik-baik pesan dari Pocu!".

Orang-orang di kuil kosong itu takut

kepada Jiat-jiu Lokoai, tetapi lebih takut lagi

terhadap Majikan Hek-eng-po. Maka demi

mendengar ada perintah dari Pocu (majikan

benteng), semuanya diam sehingga ruangan

itu lebi sunyi dari kuburan. Hanya

gemeretaknya kayu yang terbakar yang

terdengar di situ.

"Pocu sangat marah mendengar ada

anak buahnya yang keluar dari garis

perintahnya!" geram Jiat-jiu Lokoai dingin.

"Aku kira kalian masih ingat bagaimana Pocu

berpesan sungguh-sunqgu lewat mulutku

:jangan ada yang bertindak dulu, sebab Pocu

sedang melakukan pendekatan terhadap

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 816

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Keluarga Sebun. Tapi ternyata ada di antara

kalian yang lancang tangan membunuh Ko Jun
lim dengan mencerai-beraikan tubuhnya,

melukai Teng Yu-liong, dan membunuh

beberapa piau-su Hek-hou Piau-tiam. Kalian ini

punya otak atau tidak?! Atau kepala kalian

cuma berisi tahi kerbau? Tidak kalian sadari

bahwa tindakan lancang yang demikian itu bisa

merusakkan rencana Pocu? Berapa ratus kali

harus aku sampaikan pesan Pocu bahwa

Keluarga Sebun tidak boleh diutik-utik? Kalian

menguk-utik Hwe-liong-pang atau Siau-lim-pai

terserah! Tapi keluarga Sebun tidak boleh!

Bahkan menumpahkan darah di wilayah Siam
sai inipun dilarang keras!"

Biarpun orang-orang Hek-eng-po itu

semuanya menundukkan kepala, tapi dalam

diri mereka tumbuh rasa heran yang sama

terhadap pesan Majikan Hek-eng-po. Kalau

Siau-lim-pai dan Hwe-liong-pang bahkan boleh

diganggu, kenapa Keluarga Sebun harus

dikecualikan? Padahal kalau tiga kekuatan itu

dibandingkan, Keluarga Sebunlah yang paling

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 817

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lemah, seharusnya yang lemah dibasmi dulu

barulah menghadapi yang kuat.

Namun tak seorangpun berani

mempertanyakan pesan yang janggal itu. Kini.

mereka hanya saling menebak. Siapakah

mereka yang telah berani melanggar perintah

sang Pocu? Tentu teman mereka itu akan

bernasib malang sekali sebab Majikan Hek
eng-po tak kenal ampun terhadap anak

buahnya yang menyalahi pesannya, dan Jiat
jiu Lokoai. adalah algojonya, Siapa?

Suasana ruangan itu begitu

mencekamya, ibaratnya sehelai daun kering

yang rontok dari pohon pun bisa membuat

mereka kaget dan jantungnya copot.

Apalagl ketika mendengar Jiat-jiu

Lokoai tertawa dingin, "Bagus, kalian mulai

bandel ya? Tidak ada yang mau mengaku siapa

yang berbuat? Atau kalian ingin saling

melindungi teman kalian dan dihukum

bersama-sama?"

Suasana masih sunyi.

"Siapa? He?!" tiba-tiba suara Jiat-jiu

Lokoai menggeledek sampai genting-genting

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 818

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ruangan itu bergetar. Beberapa helai genting

yang kurang kuat pegangannya telah merosot

jatuh dan menimpa beberapa kepala. Namun

mereka mengaduhpun tidak berani, hanya

mengusap-usap kepala mereka yang keluar

kecapnya.

Suasana tetap sunyi.

"Suma Hoan, maju kemari!" tiba-tiba

Jiat-jiu Lokoai menoleh ke satu arah

memanggil sebuah nama.

Orang yang dipanggil namanya itu

menjadi pucat wajahnya, dengan langkah

gemetar ia segera keluar dari kerumunan dan

maju ke dekat api unggun. Suma Hoan adalah

seorang muda yang berpakaian seperti

gelandangan, Julukannya Im-kan-hong-kai (

pengemis gila dari neraka) yang terkenal

kekejamannya, suka merobek-robek tubuh

korbannya.

Namun kali ini di hadapan Jiat-jiu

Lokoai, ia bersikap seperti tikus kecil di

hadapan seekor kucing besar yang garang.

Belum ditanyai, ia sudah berlutut dan

berkata dengan suara ketakutan, "Bukan aku

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 819

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang berbuat, Losianseng, bukan aku. Aku

berani bersumpah disambar geledek. Aku

selalu menjunjung tinggi pesan Pocu dan tidak

melanggarnya seujung rambutpun".

Jiat-jiu Lokoai membelai-belai kepala

Suma Hoan seperti kakek yang sangat

mengasihi cucunya, namun Suma Hian

merasakan sukmanya seolah sudah terbang

keluar meninggalkan raganya. Ia sadar,sekali

tangan maut itu mencengkeram kepalanya,

jadilah ia berangkat ke neraka benar-benar.

"Mengaku saja terus terang, anak

manis. Supaya kematianmu tidak terlalu

menderita. Kata para piau-su Hek-hou Piau
tiam, orang yang menyerang mereka itu

adalah seorang pengemis muda yang

berkelakuan seperti orang gila, sedang tubuh

Ko Jun-lim diketemukan tercerai-berai seperti

bekas perbuatan tanganmu atas diri korban
korbanmu biasanya.nah, siapa lagi kalau

bukan kau pelakunya?"

Suma hoan benar-benar ketakutan,

akhirnya sambil menangis ia bersujud

membentur-benturkan kepalanya ke lantai

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 820

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sambil meratap habis-habisan, "Bukan aku

..bukan aku ...bukan aku...."

Agaknya di kalangan manusia-manusia

berjantung iblis itu ada juga Setia kawan antar

sesama. Seorang lagi tiba-tiba maju ke depan

dan berlutut di hadapan Jiat-jiu Lokoai sambil

berkata, "Losianseng, aku berani

mempertaruhkan nyawaku untuk memperkuat

kesaksian saudara Suma Hoan. Memang bukan

dia pelakunya."

Orang itu bertubuh pendek kecil,

sebelah matanya ditutup kain hitam, namanya

To Hian dan berjuluk Tok-gan-miao (kucing

bermata satu). Seorang anggota Hek-eng-po

yang sudah cukup banyak jasanya juga,

tentunya jasa dalam berbuat kejahatan.

Jiat-jiu Lokoai menghentikan gerak

tangannya yang sudah siap mencengkeram

hancur kepala Suma Hoan. "To Hian, apakah

kesaksianmu bisa dipercaya?!"

"Aku pertaruhkan nyawaku untuk

menerima hukuman mati, Losianseng", sahut

To Hian tetap berlutut. "Ketika peristiwa yang

menimpa Teng Yu-liong dari Hek-hoa Piau-tiam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 821

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu terjadi, aku dan saudara Suma sedang

minum-minum arak di sebuah warung

murahan di Se-shia.

Baqaimana mungkin saudara Suma bisa

memecah dirinya menjadi dua untuk berada di

dua tempat sekaligus? Lagipula buat apa kami
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempertaruhkan nyawa dengan membohongi

Pocu?"

Sikap To Hian yang mantap itu

membuat Jiat-jiu Lokoai ragu-ragu untuk


Pendekar Rajawali Sakti 32 Permainan Di Dewa Arak 07 Rahasia Surat Berdarah Pendekar Pulau Neraka 13 Istana Iblis

Cari Blog Ini