Ceritasilat Novel Online

Teror Elang Hitam 9

Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP Bagian 9

meneruskan hukumannya. Apalagi ketika Hau

It-yau berbicara pula memperkuat kesaksian

itu, "Betul, Susiok. Hari ltu aku ingat memang

pernah melihat Suma Hoan dan To Hian

minum-minum di warung arak kecil dekat

tempat penjualan kuda. Aku yakin tidak salah

lihat, meskipun aku hanya lewat di depan

warung itu".

Akhirnya Jiat-jiu Lokoai menurunkan

tangannya perlahan-lahan sambll

mengendorkan tenaganya. "Baiklah, untuk

sementara ini aku anggap Suma Hoan boleh

dibebaskan dari hukuman, kecuali kalau kelak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 822

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terbukti bahwa dia telah berbohong, bahkan To

Hian juga akan ikut dihukum..."

Diam-diam para anggota Hek-eng-po

menggerutu dalam hati. Kalau kelak Suma

Hoan terbukti berdusta dan dihukum, To Hian

juga terancam hukuman, kenapa Hau It-yau

tidak terancam hukuman? Itu karena Hau It
yau adalah keponakan murid dari Jiat-jiu

Lokoai sendiri...

Tetapi bagi Suma Hoan dan To Hian,

keputusan itu bagaikan anugerah besar dari

langit. Nyawa mereka baru saja bertamasya ke

alam kubur, dan kini kembali lagi ke dunia

kehidupan. Cepat-cepat berlutut menyatakan

terima kasih, lalu mundur bergabung dengan

teman-teman mereka.

Suasana yang tegang mencekam pun

kendor. Wan Po mulai berani bertanya.

"Susiok, aku rasa sikap Pocu terhadap keluarga

Sebun agak kurang bisa diterima. Kalau

terhadap Hwe-liong-pang dan Siau-lim-pai kita

boleh mencari perkara, kenapa terhadap

Keluarga Sebun malah tidak boleh? Padahal

selama ini Sebun Him itulah yang paling

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 823

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terang-terangan menunjukkan kebenciannya

terhadap kita.

Ia pernah sesumbar, kalau ada orang

Hek-eng-po yang berani menginjak wilayah

Siam-sai, akan ditumpasnya tanpa ampun.

Harusnya keluarga Sebun ini yang kita gempur

habis, tidak perlu takut kepada Sebun Him,

apalagi kalau Susiok sendiri turun tangan.

Untuk menunjukkan kekuatan kita kepada

keluarga yang congkak itu..."

Soal itu memangnya terasa mengganjal

dalam pikiran orang-orang Hek-eng-po lainnya.

Maka begitu mendengar Wan Po menanyakan

hal itu, yang lainnya pun beramai-ramai

mengajukan pertanyaan pula sehingga suasana

menjadi ribut.

"Benar, kita.hantam keluarga Sebun!

Takut apa?!"

"Mereka tidak sekuat Siau-lim-pai atau

Hwe-liong-pang, tapi kesombongannya

melebihi Siau-lim-pai dan Hwe-liong-pang".

"Tanganku sudah gatal ingin membabat

Sebun Him sampai ke cindil-cindilnya!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 824

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Diamlah kalian!" bentakan Jiat-jiu

Lokoai itu membuat suasana menjadi sunyi

seperti tadi. "Pocu menyuruh kita menahan diri

terhadap Keluarga Sebun, bukan karena takut,

tetapi karena siasat yang sedang dijalankan

oleh Pocu. Siasat apa, bahkan aku sendiripun

tidak tahu. Itu urusan Pocu dan bukan usan

kita, kita hanya wajib menuruti pesannya

dengan ancaman hukuman berat untuk

siapapun yang melanggarnya!"

Kalau sudah bicara soal perintah Pocu,

tidak ada lagi yang berani membantah,

meskipun dalam hati tetap penasaran. Mereka

banyak yang kehilangan sahabat atau saudara

di ujung pedan keluarga Sebun Him, tapi kini

mereka harus mentaati perintah "gencatan

senjata" dari pimpinan mereka. Gencatan

senjata yang hanya sepihak, sebab pihak

Keluara Sebun tidak terikat oleh "gencatan

senjata" itu.

"Pekerjaan kita sekarang ialah

menangkap gelandangan gila yang membunuh

Ko Jun-lim dan melukai orang-orang Hek-huo

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 825

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Piau -tiam. Tangkap hidup-hidup!" kata Jiat-jiu

Lokoai.

Keruan perintah itu semakin

mendongkolkan hati orang-orang Hek-eng-po.

Menangkap gelandangan gila yang mengacau

di "wilayah kekuasaan" keluarga Sebun itu

bukankah artinya malah membantu

memulihkan kewibawaan Keluarga Sebun?

Kenapa tidak dibiarkan saja gelandangan gila

itu, entah dari pihak manapun, mengacau terus

di sekitar Se-shia untuk mempermalukan

Keluarga Sebun.Tapi perintah tetap perintah

dan mesti dijalankan.

Di antara sekian banyak orang-orang

Hek-eng-po, cuma Suma Hoan seorang diri

yang menanggapi perintah itu dengan sepenuh

hati. Kalau gelandangan gila itu masih saja

mengacau, dirinyalah yang akan dituduh lagi

melanggar pesan sang Pocu, maka ia bertekad

menangkap orang itu.

"Nah, bubarlah kalian dan jalankan

perintah!" kata Jiat-jiu Lokoai.

Selesai berkata demikian, Jiat-jiu Lokoai

melesat bagaikan terbang melompati kepala
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 826

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kepala itu, melompati tembok dan sekejap saja

sudah menghilang di gelapnya malam. Yang

lainpun segera bubar. ada yang berkelompok
kelompok, dan ada yang sendiri-sendlri ke

segala arah.

Yang paling akhir meninggalkan rumah

kosong di pinggir hutan itu adalah Im-kan
hong-kai Suma Hoan dan Tok-gan-miao To

Hian. Kata Suma Hoan kepada sahabatnya itu,

"Terima kasih, tadi kau sudah menyelamatkan

nyawaku".

Tok-gan-miao tertawa, "Tldak apa-apa.

Kalau kau mampus, aku hanya kuatir tidak ada

lagi yang mentraktirku minum arak. Nah,

sekarang apa rencanamu?"

"Tentu saja mencari saudara kembarku

itu", sahut Suma Hoan bergurau.

To Hian ikut tertawa. Ia tahu yang

dimaksud "saudara kembar" itu adalah si

Pengemis muda yang menggemparkan itu.

Katanya, "Akupun terpaksa harus

membantumu mencarinya, sebab kalau kau

dihukum lagi, bukankah nyawaku pun akan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 827

Rewriter & Pdf Maker : OZ

ikut amblas karena dianggap telah memberi

kesaksian palsu?"

"Terima kasihku yang kedua untukmu

malam ini" jawab Suma Hoan. Nah, kita

berpencaran saja supaya lebih banyak tempat

yang kita jelajahi. Tapi hati-hatilah kau, kucing

picak, jangan sampai matamu yang tinggal

satu itu diambil pula oleh pengemis gila

saudara kembarku itu..."

"Jangan kuatir".

Keduanyapun berpisah.

Tubuh To Hian yang kecil pendek itu

memang benar-benar segesit kucing. Sekali

ayun tubuhnya, tembok halaman rumah abu

itu sudah dilompatinya dan menghilang di

kegelapan malam. Sedang Im-kan-honq-kai

Suma Hoan pergi ke arah lain.

Tengah To Hian berlari-lari kembali ke

arah kota Se-shia, ketika lewat di sebuah

kebun buah-buahan yang belum jauh dari

rumah abu tadi, mendadak kupingnya

menangkap bunyi lengyh seekor keledai di

malam sunyi itu. Ia hentikan langkahnya,

tersenyum sendiri, lalu menoleh kesana

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 828

Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemari, untuk meyakinkan diri bahwa tidak ada

yang melihatnya. Setelah itu. tubuhnya yang

kecil menyusup lincah ke pohon buah-buahan

dan menuju ke arah suara keledai tadi.

Beberapa petak kebun sudah

dilewatinya, akhirnya matanya yang tajam

melihat seekor keledai tengah berbaring di

rerumputan di pinggir hutan. Beberapa langkah

dari keledai itu, samar-samar ada bayangan

seseorang yang sedang berbaring dengan gaya

seenaknya.

Sengaja To Hian memperdengarkan

suara langkahnya ketika berjalan mendekati

orang yang tengah berbaring itu. "Selamat

malam, Pendekar Kucing Bermata Satu..." kata

orang yang berbaring itu sambil tertawa geli.

"Sudah selesaikah pestanya? Hidangan apa

saja yang disuguhkan?"

To Hian menjawab sambil tertawa,

"Selamat malam, Tong Kongcu. Pestanya

benar-benar meriah, hampir saja kami disuguhi

jenang otak manusia dengan saus darah..."

"Haiya! Mengerikan sekali..." kata orang

yang berbaring itu sambil bangkit dan duduk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 829

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bersandar di sebatang pohon dengan

santainya. "Tapi kau mau menceritakan

jalannya pesta itu bukan?"

To Hian kembali menoleh ke kiri kanan

dengan sikap tegang, gemerisik daun tertiup

angin pun membuat ia menoleh. Katanya

dengan suara tertahan, "Kongcu, aku ingin

berbicara banyak kepadamu, tetapi bagaimana

kalau kita cari tempat lain dan waktu yang lain

saja?"

"Lho, kenapa kalau sekarang dan di

tempat ini?"

**OZ**

Bersambung ke Jilid 15

Pojok Dukuh, 03-10-2018; 20:30 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 830

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya:STEVANUS, S.P.

Jilid 15

"Yang hadir dalam pertemuan tadi

bukan cuma sekedar kucing mata satu atau

keledai kaki tiga atau serigala berkuping lima,

tetapi ada juga Lo-san Sukoai dan paman-guru

mereka yang lemah lembut, Jiat-jiu Lokoai.

Aku kuatir mereka belum jauh dari sini dan

memergoki kita..."

"Duduklah dengan santai dan

berbicaralah dengan bebas. Di sini aman, ada

malaikat pelindung kita dari para siluman itu."

"Malaikat pelindung?"

To Hian belum sempat mendapat

jawaban dari mulut orang itu, ketika hidungnya

tiba-tiba mencium bau asap tembakau yang

terbawa angin. Bau yang sangat dikenalnya,

bau yang membuatnya merasa betul-betul

aman, dan iapun tertawa lega. Tapi sebelum

duduk, lebih dulu ia membungkuk hormat ke

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 831

Rewriter & Pdf Maker : OZ

empat penjuru sambil berkata, "Aku Pek-ki Hu
tong-cu (Wakil Pemimpin Regu Bendera Putih)

Lu Hian-to menyampaikan salam hormat

kepada Pangcu (Ketua)!"

Dari kejauhan, entah dari mana

arahnya, terdengar suara tertawa lunak dan

ucapan, "Salammu kuterima, dan salamku pula

untukmu, Kucing Kaki Ti... eh, Kucing Mata

Satu. Berbicaralah dengan santai, aku

mengawasi dari sini ."

Lalu bau asap tembakau itu tercium

lagi.

Kini To Hian, yang nama sebenarnya

adalah Lu Hian-to, duduk di rerumputan

dengan perasaan lega, berhadapan dengan

pemuda yang dipanggilnya Tong Kongcu tadi.

Lo-san Sukoai dan Jiat-jiu Lokoai biarpun

muncul kembali juga tidak ditakutinya lagi.

"Malaikat pelindung" betul-betul meyakinkan.

"Benar-benar banyak hal di luar dugaan

yang terjadi dalam pertemuan tadi," begitu Lu

Hian-to mengawali kisahnya. "Orang yang

membunuh Ko Jun-lim dan melukai Teng Yu
liong itu ternyata bukan orang Hek-eng-po,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 832

Rewriter & Pdf Maker : OZ

malah pihak Hek-eng-po sendiri menyebar

perintah untuk meringkus orang itu."

"Eh?" lawan bicaranya, si Tong Kongcu

itu tercengang heran. "Melihat luka-luka para

korban, bisa dipastikan si pengacau itu tentu

seorang yang ganas, sehingga aku menduga

tentu perbuatan Hek-eng-po. Tapi kalau bukan

Hek-eng-po, lalu pihak yang mana lagi?"

"Kongcu, munculnya pengemis gila itu

tidak penting. Sudah biasa kalau muncul pihak
pihak baru dalam pertikaian bersegi banyak

semacam ini, tapi yang terasa aneh adalah

sikap Majikan Hek-eng-po itu sendiri".

"Bagaimana sikapnya?"

"Coba Kongcu pikirkan, di antara Hwe
liong-pang kita, Siau-lim-pai dan Keluarga

Sebun, siapakah yang paling bersemangat

memusuhi Hek-eng-po?"

"Hwe-liong-pang kita bertindak dengan

cermat, tidak sembarangan main hantam saja

sebelum menyelidiki. Bahkan ketika Lo-san

Sukoai lewat dekat Tiau-im-hong juga tidak

kita usik asalkan mereka tidak berbuat

kerusuhan. Siau-lim- pai juga bersikap sangat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 833

Rewriter & Pdf Maker : OZ

hati-hati. Rasanya yang paling getol memusuhi

Hek-eng-po hanyalah Keluarga Sebun, bahkan

Sebun Him sampai sesumbar secara terbuka

untuk menantang Hek-eng-po segala."

"Di antara Hwe-liong-pang, Siau-lim-pai

dan Keluarga Sebun, siapa yang paling

lemah?" "Dalam jumlah anggota pendukung.

maupun kemampuan anggota-anggotanya,

tentu saja Keluarga Sebun yang paling

lemah..."

"Nah, disinilah anehnya. Kenapa

Majikan Hek-eng-po justru berpesan kepada

anak buahnya untuk membiarkan dulu

Keluarga Sebun, sebaliknya malah ingin

menghantam Siau-lim-pai dan Hwe-liong-pang

lebih dulu? Apa ini tidak terbalik?"

"Ya, memang aneh. Ibarat main catur,

memainkan bidak untuk masuk terlalu dalam

ke daerah pertahanan lawan tanpa

menghiraukan barisan depan lawan lebih dulu".

"Itu dia. Malah Majikan Hek-eng-po

baru saja menyalurkan perintah lewat Jiat-jiu

Lokoai, menyuruh anak buahnya memburu

pengemis gila yang ganas itu. Tidakkah itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 834

Rewriter & Pdf Maker : OZ

sama saja dengan membantu Keluarga Sebun

memulihkan kewibawaan di propinsi Shia-sai?

Aku memikirkan "langkah catur" Majikan Hek
eng-po itu, Kongcu".

"Aku bersetia-kawan dalam

kepusinganmu itu, saudara Lu. Namun

laporanmu kali ini cukup berharga untuk

dijadikan pertimbangan berharga bagi pihak

kita. Hanya, untuk memecahkan "langkah

catur" itu, kita perlu waktu untuk menebak

maksud Majikan Hek-eng-po itu. Untuk itu, kita

harus menunggu beberapa '"angkah catur" dari

pihak mereka. lebih dulu..."

"Memang itu sikap terbaik agar kita

tidak tejerumus dalam kekeliruan langkah. Tapi

sambil menunggu, pihak kita pun tidak boleh

lengah ".

"Itu jelas. Semua orang-orang kita

sudah dalam semangat tempur yang tinggi

namun tidak akan gegabah. Semuanya akan

bertindak dengan rapi, sehingga sekali pukul

bereslah Hek-eng-po.."

"Bagus , Kongcu. Tapi orang-orang kita

harus diperingatkan bahwa jago-jago tingkat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 835

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tinggi Hek-eng-po seperti Jiat-jiu Lokoai, Ang
pit Tojin (imam hidung merah) dan Hin-heng

Lojin ( orang tua pembenci hukum ) sudah

keluar dari sarang semuanya. Mereka jauh

lebih sulit dihadapi daripada jagoan-jagoan

kelas menengah semacam Lo-san Sukoai..."

"Peringatanmu aku perhatikan".

"Apalagi Hek-eng-po juga

memerintahkan untuk secara terbuka

menantang kita, aku kuatirkan banyak teman
teman kita yang akan dipereteli satu persatu

oleh Jiat-jiu Lokoai, Ang-pit Tojin dan Hin-heng

Lojin..."

"Jangan kuatir, meskipun aku tetap

akan memperingatkan saudara-saudara kita

lainnya agar berhati-hati kalau bertemu iblis
iblis ganas itu. Tapi jago-jago tua pihak kita

seperti. Paman Auyang Siau-pa, paman Oh

Yun-kim dan lain-lainnya juga sudah disebar

dan siap adu kekuatan melawan mereka.

Apalagi Hwe-liong-pang tidak sendirian tetapi

bersama dengan Siau-lim-pai..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 836

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Tetapi pihak Siau-lim-pai agaknya

kurang becus, seperti misalnya tiga pimpinan

Hek-hou Piau-tiam. Mereka"

"Saudara Lu , kau keliru besar kalau

menghitung kekuatan Siau-lim-pai hanya

dengan melihat bobot ketiga pemimpin Hek
hou Piau-tiam itu. Siau-lim-pai memang sering

kelihatan tak berdaya, kelihatan lemah, tapi

kalau pendeta-pendeta dari ruangan Lo-han
tong atau Tat-mo-tong sudah keluar semua ke

dunia persilatan, dunia persilatan bisa mereka

aduk dengan toya-toya mereka. Siang tadi,

ketika aku lewat di depan gedung Hek-hou

Piau-tiam, aku lihat seorang muda Murid Siau
lim-pai memamerkan kekuatannya yang luar

biasa dengan mengangkat singa-singaan batu

yang beratnya hampir limaratus kati. Itu baru

satu contoh dari jago-jago muda Siau-lim-pai.

Bagaimana kalau jago-jago lainnya turun

tangan pula? Misalnya Pun-bu Hweshio serta

adik seperguruannya, Pun-khong, Pun-seng

dan Pun-hoat Hweshio? Belum lagi

Delapanbelas Lohan yang terkenal itu?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 837

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lu Hian-to terlongong mendengar

keterangan putera Tong Lam-hou yang

bernama Tong Gin-yan itu. Semangatnya tiba
tiba menyala hebat, "Bagus, dunia persilatan

bakal menjadi ramai. Biarpun Siau-lim-pai

bukan musuh kita, tapi kalau kelak saatnya

tiba untuk menggempur Hek-eng-po, maka

jago-jago di pihak kita pun harus muncul

semuanya supaya tidak kalah pamor dengan

Siau-lim-pai!"

Tong Gin-yan tersenyum. "Tentu saja.

Keluarga Sebun itu sebenarnya belum apa-apa

kalau ingin sejajar dengan Siau-lim-pai dan

Hwe-liong-pang. Sebun Him belum melihat

kekuatan yeng sebenarnya dari Siau-lim-pai

dan Hwe-liong-pang, sehingga ia merasa

dirinya sebagai pahlawan yang berdiri di garis

paling depan dalam menghadapi Hek-eng-po,

menganggap orang lain penakut dan tak

berguna..."

"Sayang." kata Lu Hian-to tiba-tiba.

"Eh, kenapa?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 838

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Sayang Pakkiong Liong di Pak-khia

tidak ikut dalam pertarungan ini, kalau dia ikut,

tentu akan semakin meriah..."

Tong Gin-yan tertawa. "Setiap orang

punya tugasnya sendiri-sendiri. Pakkiong

Ciangkun sibuk dengan tugasnya membantu

Kaisar menjalankan roda pemerintahan, mana

ada waktu ikut mengurusi segala macam

pertikaian orang-orang dunia persilatan?"

"Tapi kenapa puterinya yang cantik itu

keluyuran pula di dunia persilatan? Bahkan

sekarang dia berada di rumah Keluarga

Sebun?"

"Mana aku tahu urusan apa yang

dijalankannya? Mengurusi urusan kita sendiri

saja sudah memusingkan kepala.

"Kongcu , apakah kau pernah melihat

wajah puteri Pakkiong Ciangkun itu?"

"Sudah. Beberapa tahun yang lalu aku

diajak ayahku mengunjungi Pakkiong Ciangkun

di Pak-khia, dan Pakkiong Eng adalah teman

bermain semasa kanak-kanakku".

"Apakah ia cantik?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 839

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Huh, cantik apa? siapa yang tertarik

kepada gadis kecil yang ingusnya tak pernah

berhenti keluar, bertingkah macam anak laki
laki, pintar memanjat pohon seperti. monyet

sampai celananya robek dan nakalnya bukan

main itu?"

"Tapi Kongcu belum pernah melihat

wajahnya sekarang bukan? Ia menunggangi

kuda putih berpakaian serba putih, membawa

panah yang berekor putih, dan ini yang paling

penting... cantiknya seperti bidadari dari

kayangan..."

Mendengar itu, Tong Gin-yan

tercengang kaget. Ia ingat dulu ketika ia

menunggang keledai di jalan pegunungan yang

sepi, ada dua penunggang kuda yang

melompatkan kuda mereka di atas kepalanya.

Yang seorang menunggangi kuda berbulu

hitam, gagah perkasa dan memakai pakaian

yang berwarna ungu. Itu dikenalnya sebagai

Sebun Hiong. putera keluarga Sebun yang

berjulukan Ci-him. Yang seorang lagi seorang

"pemuda" berbaju putih dan berkuda putih

pula yang saat itu dikiranya seorang Iaki-laki.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 840

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun begitu dia mendengar kata-kata Lu

Hian-to, sadarlah ia bahwa 'pemuda' baju putih

itulah teman bermain semasa kanak-kanaknya,

Pakkiong Eng yang nakal. Ketika ia

membayang-bayangkan wajahnya, penilaian

Lu Hian-to tidak keliru. Itulah seorang gadis

yang cantik sekali meskipun menyamar

sebagai Laki-laki.

"Ah...jadi dia itulah si monyet kecil yang

dulu itu?" ia mendesah sambil memukul

kepalanya sendiri. "Berpisah sepuluh tahun

membuat kami berdua tidak dapat lagi saling

mengenal, meskipun pernah bertemu sekali..."

Lu Hian-to tertawa. "Nah, Kongcu,

jangan sampai monyet kecilmu itu kena

diserobot oleh Sebun Hiong..."

Kali ini Tong Gin-yan cuma menyeringai

dengan muka merah. Tiba-tiba Tong Gin-yan

berkata, "Eh, bukankah tadi kita sedang

membicarakan Hek-eng-po, kenapa bisa

menyeleweng membicarakan gadis itu?"

Dari kejauhan terdengar suara tertawa

perlahan. Agaknya Ketua Hwe-liong-pang

mendengar pula pembicaraan yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 841

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menyeleweng itu dan mentertawakannya.

Keruan muka Tong Gin-yan semakin merah,

untuk menutupi kikuknya dia berteriak, "Ayah,

besok aku belikan sekantong tembakau..."

Dari jauh terdengar jawaban pelan tapi

jelas, "Tidak usah, persediaan masih banyak ".

Lu Hian-to merasa bahan pembicaraan

sudah habis , maka ia bangkit dan berkata,

"Aku pergi dulu, Kongcu. Aku harus bergabung

kembali dengan keparat-keparat Hek-eng-po

itu supaya tidak dicurigai".

"Baiklah. Bagaimana rasanya kalau

sebelah mata ditutup terus-menerus padahal

matamu itu sehat semuanya?"

"Menjengkelkan sekali, melihat apapun

hanya kelihatan separuh. melihat semangkok
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mi pangsit di meja warung juga kelihatan

separuh, melihat bakpau kelihatan separuh..."

"Kalau begitu harganya bayar separuh

saja ..."

"Nanti aku dikeroyok orang seisi pasar

supaya kepalaku pun tinggal separuh?"

"Salahmu sendiri. Kenapa menyamar

sebagai Kucing Bermata Satu. bukannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 842

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kucing Bermata Lebar ataupun Kucing

Peyambar Bakpau?"

"Sudah terlanjur. Di kalangan Hek-eng
po aku sudah terlanjur dikenal dengan

penyamaran ini..."

"Penyamaran yang menyedihkan..."

goda Tong Gin-yan.

"Baik-baik menjaga "monyet kecil"mu,

Kongcu". Lu Hian-to balas menggoda.

Lu Hian-to membungkuk hormat ke

empat penjuru sambil berseru, "Pek-ki Hu
tong-cu mohon diri dari hadapan Pangcu!"

"Silahkan, saudara Lu," suara yang tak

kelihatan orangnya itu menyusup masuk ke

telinga Lu Hian-to.

Tong Gin-yan kembali membaringkan

diri di rumput sambil memandang bintang
bintang di langit . Ayahnyapun tidak

digubrisnya lagi, kini yang terbayang hanyalah

"pemuda" berkuda putih yang pernah

melompatinya dulu...

"Sialan. Buat apa aku pikirkan dia.

Hidupku pasti sengsara kalau punya isteri

macam itu. Waktu kecilpun ia sudah berani

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 843

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merengek memerintah aku macam-macam.

Memanjat pohon, mengambil layang-layang,

sebentar menangkap jangkrik, sebentar lagi

mengajak main gundu, minta dibuatkan

pedang-pedangan kayu. Huh. Celakalah lelaki

yang menjadi suaminya kelak..."

Tapi aneh juga bahwa hatinya gelisah

memikirkan Pakkiong Eng saat itu tengah

berada di rumah Keluarga Sebun. Di sana ada

seorang anak muda yanq tampan dan pintar,

Sebun Hiong.

"Sialan! Monyet kecil keparat! Kucing

Mata Satu keparat! Kenapa perlu-perlunya

menceritakan hal tadi semua kepadaku?" Bau

asap tembakau tak tercium lagi, ayahnya

entah sudah pergi ke mana.

**OZ**

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 844

Rewriter & Pdf Maker : OZ

BAGIAN ENAMBELAS

Penduduk desa gempar di pagi hari itu.

Malamnya mereka hanya mendengar suara

meraung mirip serigala waktu bulan purnama

dan keesokan harinya sebuah keluarga

tetangga mereka yang agak terpencil

rumahnya di pinggir desa telah

bergelimpangan menjadi mayat semua.

Lengkap satu keluarga. Satu nenek, sepasang

ayah dan ibu, tiga anak yang masih kecil,

semuanya mati seperti habis dicabik-cabik

binatang buas.

Maka berkembanglah macam-macam

cerita tahyul di penduduk desa itu. Cerita

tentang siluman atau serigala jadi-jadian

segera menjadi berita utama. Namun yang

tidak mereka lupakan ialah menguburkan

tetangga-tetangga mereka yang malang itu.

Ketika iringan mayat itu sedang menuju

ke makam, di pintu gerbang desa mereka

berpapasan dengan seorang pemuda tegap

berjubah biru tua, kuncirnya dilibatkan di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 845

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lehernya, dan memanggul sebatang toya

berwarna hitam, entah terbuat dari bahan apa.

Melihat orang mengusung enam buah

peti mati sekaligus ke pemakaman, pemuda itu

menghentikan langkahnya dengan keheran
heranan. Ia segera menggabung'kan diri

dengan rombongan itu dan bertanya kepada

salah seorang pelayat, "Paman, apa yang

terjadi di desa ini? Kenapa ada orang mati

sebanyak ini?"

Penduduk desa itu memperhatikan

penanyanya. terutama toya hitam yang

dipanggulnya itu. Jawabnya, "Sudah lama desa

kami tidak mengadakan sembahyang besar

untuk menyenangkan siluman di hutan itu,

sehingga siluman itu agaknya marah dan

menyerang orang-orang desa, satu keluarga

habis dibantai, tubuh mereka dirobek-robek

dan dicerai-beraikan penuh cakaran-cakaran

yang mengerikan..."

"Siluman? Di mana tempat siluman itu?"

tanya anak muda yang bukan lain adalah Si

Liong-cu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 846

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Di kuburan lama yang sudah lama

tidak terpakai. Sekarang, tidak seorangpun

berani lewat tempat itu meskipun di siang hari

bolong macam ini. Beberapa malam yang lalu,

memang di tempat itu ada bayangan orang

bergerak-gerak di malam hari. Beberapa

rumah di dekat situ kehilangan binatang

ternakya, ayam, bebek, kambing, atau apa

saja. Dan keesokan harinya selalu diketemukan

tulang-tulang binatang itu berceceran di

kuburan lama itu. Agaknya siluman itu suka

daging mentah..."

"Di mana letak kuburan lama itu?"

"He, mau apa kau tanyakan itu, anak

muda?"

"Ah, tidak apa-apa". sahut Si Liong-cu.

"Hanya ingin bertanya saja ".

"Kuberitahu kau, tapi kuanjurkan

sebaiknya menghindari saja tempat itu.

Siluman itu bukan cuma puas dengan ayam

dan bebek saja, tetapi mulai memangsa

manusia".

"Baik, akan kuhindari. Nah, dimana?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 847

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Berjalanlah ke arah selatan desa ini

sampai bertemu bukit gundul. Nah, di lereng

bukit gundul itulah letaknya kuburan lama..."

Tanpa menunggu selesainya kalimat itu,

Si Liong-cu segera keluar dari iring-iringan dan

dengan langkah lebar menuju ke arah selatan.

Penduduk yang menunjukkan arah itu

terkejut, "He, anak muda, mau ke mana kau?

Kau cari mampus?"

Namun Si Liong-cu terus melangkah,

bahkan kemudian berlari-lari dengan pesatnya

sehingga seperti terbang saja. Orang-orang

dalam iring-iringan pelayat itu hanya

melihatnya dengan mulut ternganga.

Enam atau tujuh li dari desa itu

memang ada sebuah bukit batu yang tak

ditumbuhi tanaman apapun. Dan di lereng

bukit itu memang ada sebuah kuburan yang

lama sekali tidak terawat. Bong-pai (batu

nisan) dalam keadaan rusak atau setengah

rusak bergelimpangan di sana-sini, bahkan ada

kuburan yang tanahnya sudah ambrol sehingga

terlihatlah peti matinya. Ada yang terbuka

tutupnya sama sekali sehingga terlihat

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 848

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tengkorak penghuninya. Biarpun di siang hari

bolong, namun suasana tetap terasa seram.

Tapi Si Liong-cu tidak peduli. Dengan

loncatan-loncatan yang tangkas ia mendaki ke

lereng bukit itu, melompati batu-batu besar

dan kuburan-kuburan rusak, bahkan sambil

bertenak-teriak, "He. siluman busuk! Keluarlah

untuk mendapat kematianmu!".

Liu Jing-yang tengah berlindung di

bawah bayangan sebuah bong-pai besar

dengan mulut dan tangan yang masih

berlepotan darah karena habis melahap dua
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ekor ayam mentah-mentah. Tadi malam, baru

saja ia menuruti dorongan tak terkendali dari

dalam dirinya. Sehingga sekeluarga petani

dibantainya tanpa ampun. Ia merasa sedih

juga akan penyakit anehnya yang sering

kambuh tiba-tiba, namun tidak merasa sedih

bagi orang-orang yang menjadi korbannya.

Selamanya ia hanya sedih dan gembira untuk

dirinya sendiri, tidak bagi orang lain.

Ia sadari betul bahwa keanehan

nalurinya itu gara-gara ia keliru melatih ilmu

silat dalam gulungan kulit itu, tetapi tak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 849

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terlintas sedikit pun didalam pikirannya untuk

menghentikan latihannya. Demi ambisinya

yang meluap-luap, ia harus mendapatkan ilmu

yang tinggi, tak peduli berapapun orang yang

harus menjadi korban karena kesesatan

ilmunya.

Tengah ia duduk merenung, teriak
teriakan Si Liong-cu didengarnya menggema di

dinding-dinding gunung. Ia melompat kaget,

pikiran warasnya menyadari, bahwa orang

yang berteriak itu memiki lwe-kang (tenaga

dalam) yang lihai sehingga mampu

mengeluarkan suara seperti seratus ekor singa

mengaum sekaligus macam itu. Ia mengintai

dari balik bong-pai dan melihat sesosok tubuh

melompat-lompat ke atas bukit sambil

memanggul toya.

"Siluman keji, tunjukkan batang

hidungmu!"

Nafas membunuh Liu Jing-yang

mendadak berkobar-kobar kembali ketika

melihat ada manusia datang. Meskipun sadar

yang datang itu berilmu tinggi, namun ia tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 850

Rewriter & Pdf Maker : OZ

takut karena terlalu percaya akan tingkat

ilmunya sekarang.

Karena itulah Liu Jing-yang tidak

sekedar menunjukkan batang hidungnya

seperti yang dikehendaki lawannya. tapi juga

seluruh tubuhnya. Didahului auman seperti

binatang liar, dia melompat keluar dan

langsung menerkam ke arah Si Liong-cu

dengan jari-jarinya yang mencakar dan siap

merobek-robek.

Si Liong-cu agak kaget melihat sesosok

bayangan meluncur dari balik bong-pai ke

arahnya secepat kilat. Tapi dia dengan tangkas

masih bisa melompat menghindari.

Tak terduga jurus serangan Liu

Jingyang itu aneh sekali, ketika tubrukannya

luput, tubuhnya mendadak melengkung dan

menggeliat, seperti seekor serigala dan tetap

mengejar ke arah lawannya dengan. cakaran

dahsyat berikutnya.

Hanya kali ini ia terbentur lawan yang

tangguh. Si Liong-cu miringkan badannya

sambil menyapu dengan gerakan seperti orang

menyingkirkan sesuatu benda dari atas meja.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 851

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Pundak Liu Jing-yang terlanda telapak tangan

yang sekeras besi dan mencelat beberapa

langkah ke samping namun tidak sampai

roboh. Si Liong-cu sendiri agak heran karena

tenaganya yang besar itu masih tidak sanggup

membuat lawannya terjungkal.

Setelah terpisah beberapa langkah

barulah Si Liong-cu sempat mengamat-amati

penyergapnya itu dengan seksama. Seorang

pemuda yang usianya tidak lebih tua dari

dirinya sendiri, namun berpakaian compang
camping seperti gelandangan, wajahnya liar

dengan rambut awut-awutan dan kumis

jenggot yang tak ercukur berbulan-bulan,

pakaiannya penuh bercak-bercak darah kering

di sekujur tubuhnya. Cocok dengan apa yang

digambarkan oleh Teng Yu-liong, sehingga Si

Liong-cu yakin tidak keliru memilih sasaran.

"Bangsat Hek-eng-po, kau tldak akan

lolos dari tanganku!", geram Si Liong-cu.

Sambil bersiap-siap, Liu Jing-yang

menggeram seperti hewan luka dan menjawab,

"Aku bukan orang Hek-eng-po!"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 852

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Si Lionq-cu tercengang. "Hah ? Kau

bukan Orang Hek-eng-po?

"Ya, bukan! Justru aku ingin merobek
robek tubuh semua orang Hek-eng-po sampai

habis tumpas!"

"Biarpun kau bukan orang Hek-eng-po,

namun kejinya tindak-tandukmu sama saja

dengan iblis-iblis itu..! Kaupun harus ditumpas

demi ketentraman orang banyak!"

Namun melihat orang tak bersenjata, Si

Liong-cu tidak mau merendahkan diri dengan

melawannya dengan toya hitamnya.

Sekali ia menancapkan toyanya, ujung

toya itu amblas sejengkal di batu kuburan yang

tengah diinjaknya sehingga toya itu berdiri

tegak dengan kokohnya seperti sebatang

pohon yang tak berdahan dan tak berdaun.

Sekali lagi Liu Jing-yang terkesiap melihat

kehebatan lawannya itu.

Si Liong-cu tidak menunggu lawannya

menyerang lebih dulu, sepasang telapak

tangannya segera ditekuk setengah jari dengan

jari-jari saling merapat, itulah bentuk pukulan

Liong-jiau-kang (Cakar Naga). Katanya dingin,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 853

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Mari kita lihat, cakarmu atau cakarku yang

lebih tajam!"

Lalu kakinya melangkah cepat dua

tindakan ke depan, cakar kanannya segera

meluncur untuk mencengkeram pergelangan

tangan dengan jurus Kim-liong-tam-jiau (Naga

Emas Mengulur Cakar) yang membawa desir

angin tajam.

Liu Jing-yang menarik tangannya ke

pinggang, kejap berikutnya ia tundukkan

badannya untuk menyelinap maju di bawah

pukulan lawan dan membalas dengan cakar

ganda. Tangan kanan mencakar wajah, tangan

kiri mencakar kemaluan.

"Betul-betul keji!" dengus Si Liong-cu.

Ia melangkah ke samping dan bertahan

dengan gerak Liong-thing-hou-thiao (Naga

meluncur, Harimau melompat ). Satu tangan

menepuk ke lengan lawan, tangan lainnya

mencengkeram untuk mematahkan jari-jari Liu

Jing-yang.

Liu Jing-yang bergeliat mundur, tapi Si

Liong-cu dengan tindakan mantap menerjang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 854

Rewriter & Pdf Maker : OZ

terus dengan tipu berikutnya, Pai-san-un-cio

(mengayun tangan menggeser gunung).

Maka terlibatlah kedua orang muda itu

dalam serang-menyerang yang sengit dan

menggetarkan. Di pekuburan lama di lereng

bukit batu itu mereka bergerak makin lama

makin cepat, sehingga tubuh mereka tak

terlihat jelas gerakannya.

Liu Jing-yang bertarung dengan cara

melompat, menubruk, bergulingan dan

menghujani lawannya dengan cakaran-cakaran

mautnya yang seolah menjadi berpuluh-puluh

cakar mengerumuni dari berbagai penjuru.

Gerakannya aneh dan ganas luar biasa.

Namun Si Liong-cu bertarung dengan

tangguh, kokoh dan rapat, menunjukkan ciri

khas silat aliran Siau-lim-pai. Tubuhnya

memang tidak berlompatan dan bergeliatan

selincah lawannya, tapi dengan sepasang kaki

yang seolah berakar di bumi, ia seperti bukit

batu yang mustahil ditumbangkan. Kadang
kadang ia bergeser satu dua langkah untuk

menghindar atau balas menggempur, atau

melompat pendek.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 855

Rewriter & Pdf Maker : OZ
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kekuatan tangannya juga luar biasa, Liu

Jing-yang tentu akan terlempar keluar arena

dengan tulang remuk kalau sampai kena

sapuan tangan atau kaki berkekuatan luar

biasa itu. Sedangkan benda-benda keras

seperti kayu ataupun batu di tempat itupun

pecah berserakan ketika kena tangan atau kaki

Si Liong-cu.

Berpuluh-puluh jurus keduanya

bertukar serangan. Yang satu lincah, ganas,

dan aneh, sedang lawannya tangguh, tenang

dan bertenaga kuat.

Tapi setelah berlangsung limapuluh

jurus lebih, pada saat kedua belah pihak sudah

saling menghapal gaya bertempur lawan

masingmasing, maka yang pegang peranan

bukan lagi perbendaharaan gerak masing
masing pihak, tapi ketahanan yang

berlandaskan latihan tenaga yang terpupuk

dengan baik. Liu Jing-yang kalah dalam bidang

ini. Ia mempelajari gulungan kulit itu secara

acak-acakan, memang berhasil memperoleh

gerakan-gerakan ganas yang bisa

mengagetkan orang yang pertama

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 856

Rewriter & Pdf Maker : OZ

menghadapinya, bahkan Si Liong-cu sendiri

tadi sempat dikagetkannya. Tetapi Si Liong-cu

lebih terbina dalam latihan gwa-kang (tenaga

luar) dan lwe-kang (tenaga dalam) yang

teratur.

Siau-lim-pai adalah aliran silat yang

murni, untuk mencapai tingkat kelihaian

tertentu dibutuhkan latihan keras dalam waktu

yang lama, bukan denga latihan aneh-aneh

seperti kaum sesat yang dalam waktu singkat

ilmunya langsung "siap pakai".

Orang yang kurang sabar tidak akan

bisa mempelajari silat Siau-lim-pai sampai

tingkat tinggi. Tapi orang yang tekun,

ketinggian silat Siau-llm-pai sukar diukur

sampai di mana batasnya.

Karena itulah Liu Jing-yang mulai

terdesak. Tenaganya mulai menyusut,

sepasang tangan lawannya terasa seperti

lempengan-lempengan besi yang tak mungkin

ditangkis dengan tangannya sendiri, atau

terpaksa merelakan tangannya untuk patah.

Kekuatan gajah Si Liong-cy juga merupakan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 857

Rewriter & Pdf Maker : OZ

persoalan tersendiri yang tidak kalah

merepotkan pula.

Kini, sambil bertahan mati-matian, Liu

Jing-yang mulai mengeliarkan matanya untuk

mencari kesempatan lolos. Ia seperti orang

yang menyelam dalam-dalam di dalam air,

seluruh tubuhnya mendapat tekanan yang

menyesakkan napas.

Di saat Si Liong-cu di ambang

kemenangan itulah maka di tempat itu muncul

ima orang. Mereka bukan lain adalah Lo-san

Su-koai (empat siluman dari Lo-san) disertai

paman guru mereka yang jauh lebih lihai, Jiat
jiu Lokoai (siluman tua bertangan maut).

Mereka tercengang melihat pertarungan

sengit Si Liong-cu melawan Liu Jing-yang, dan

diam-diam kaget meihat kehebatan kedua

anak muda itu , meskipun Si Liong-Cu lebih

tangguh kelihatannya. Jiat-jiu Lokoau diam
diam menaksir, kekuatan Liu Jing-yang cukup

untuk bisa disejajarkan dengan salah satu dari

Hau It-yau atau Pek Hong-tehg, orang ke tiga

dan ke empat dari keponakan-keponakan

muridnya itu. Sedang lawan Liu Jing-yang itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 858

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lebih-lebih lagi malah selapis di atas Wan Po,

yang ilmunya paling tinggi di antara Lo-san Su
koai. Jiat-jiu Lokoai diam-diam terkejut dan

memperhatikan permainan silat Si Liong-cu,

dan mendapat kenyataan bahwa pemuda

berjubah biru itu memainkan Lo-han-kun

dicampur Liong-jiau-kun dari Siau-lim-pai.

"Susiok, bagaimana tindakan kita? Si

pengemis gila ini sudah di hadapan kita!" kata

Wan Po. "Akankah kita biarkan mereka baku

hantam sendiri supaya mampus kedua
duanya?"

Jiat-jiu Lokoai menjawab, "Itu terlalu

lama. Meskipun murid Siau-lim-pai itu nampak

unggul, tapi untuk membereskan lawannya

juga masih membutuhkan sedikitnya limapuluh

jurus. Kita tidak sabar menanti selama itu. Hau

It-yau, Pek Hong-teng, bereskan pengemis

itu!"

"Baik Susiok!" sahut mereka dan segera

menerkam ke arah Liu Jing-yang yang

menghadapi Si Liong-cu saja sudah kewalahan.

Kedua siluman itu memang tak pernah

menghiraukan aturan-aturan pertempuran

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 859

Rewriter & Pdf Maker : OZ

dunia persilatan. Kapan mereka mau

bertempur, bertempurlah mereka. Kapan

mereka ingin berhenti, berhentilah mereka.

Tak terduga tindakan mereka itu

membuat Si Liong-cu marah. "Iblis-iblis tak

kenal aturan, siapa suruh kalian mencampuri.

urusanku?!"

Lalu ia berbalik menghadapi kedua iblis

itu. Waktu itu Liu Jing-yang sudah dipaksa

melompat menjauh dari hadapannya, dikerubut

Hau It-yau dan Pek Hong-teng. Si Liong-cu lalu

menghampiri sebuah batu bong-pai besar yang

dicabutnya dari tanah dan benda seberat

duaratus kati lebih itupun dilemparkan ke

kepala Hau It-yau dengan suara menderu

hebat.

Hau It-yau yang tadinya menduga Si

Liong-cu akan senang karena "dibantu ", tak

menduga kalau Si Liong-cu malah marah dan

menyerangnya. Ia tak sempat berbuat apa-apa

melihat batu nisan besar itu meluncur ke

kepalanya dan sebentar lagi tentu akan remuk

tertimpa. Terlalu cepat...

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 860

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun Jiat-jiu Lokoai tidak membiarkan

keponakan muridnya menjadi gepeng di depan

hidungnya. Seperti angin dia meluncur maju

dan uluran kedua tangannya untuk menyangga

bong-pai itu, sepasang lengannya agak

bergetar dan terkejutlah dia akan kekuatan si

pelempar. Tapi jago tua itu memang hebat, ia

lemparkan kembali benda itu ke arah Si Liong
cu dengan kekuatan berkali lipat dari kekuatan

Si Liong-cu tadi, sambi membentak, "Murid

Siau-lim-pai, kaupun harus mampus!"

Si Liong-cu melompat menghindar,

sehingga batu itu membentur dan menimpa

sebuah lobang kuburan yang sudah amblong.

Peti mati yang sudah rapuh itupun terbuka

tutupnya sehingga terlihatlah penghuninya,

sesosok tengkorak yang tersenyum dengan

ramahnya kepada tamu-tamu tak diundang itu.

Si Liong-cu melompat untuk mencabut

toya hitamnya yang tadi ditancapkan tegak di

atas batu.

Sementara itu Tiat-pi-koai Wan Po juga

sudah masuk ke arena. Ia jarang sekali

menggunakan senjata, sepasang tangannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 861

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang sekeras besi itupun sudah cukup

menghadapi lawan-lawan biasa. Namun

menghadapi Si Liong-cu yang kekuatan dan

ketangkasannya sudah dilihat sendiri, ia tidak

berani gegabah, tambahan lagi Si Liong-cu

sudah memegang toya hitamnya . Maka Wan

Po keluarkan pula senjatanya berujud

sepasang martil besi berkepala kotak, masing
masing bertangkai sepanjang tiga jengkal.

"Susiok, serahkan bocah sombong ini

kepadaku, biar aku remukkan tempurung

kepalanya!"

Lalu sambil melangkah dua tindak,

sepasang martilnya memukul dari kiri dan

kanan ke arah sepasang pelipis Si Liong-cu
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan gerakan Siang-san-ap-teng (sepasang

gunung menimpa kepala).

Tapi Si Liong-cu mahir dalam Hok-mo

Tung-hoat ( Ilmu Toya Penakluk Iblis) ajaran

Siau-lim-pai. Ia tekuk kaki belakangnya dan

luruskan kaki depannya sehingga tubuhnya

condong ke belakang, berbarengan dengan

ujung toyanya menyodok ke buah leher Wan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 862

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Po secepat kilat. Jurus Boan-liong-seng-thian

(Naga Membubung ke Udara).

"Bagus!" geram Wan Po. Cepat iapun

merendahkan sepasang bahunya, kedua

martilnya menjepit bersilang dengan jurus

Sipji-siang-tui (sepasang gempuran berbentuk

angka sepuluh). Ia ingin mematahkan toya

lawannya. Biasanya dengan jurus itu, biarpun

lawannya memegang toya besi juga akan

berhasil dipatahkan setidak-tidaknya

dibengkokkan. Apalagi senjata lawannya itu

tampaknya hanyalah terbuat dari kayu hitam.

"Bagus!" Si Liong-cu juga memuji

lawannya yang bertubuh seperti kerbau namun

tangkas. Ujung toyanya yang terancam patah

dengan licin disentakkan turun setinggi perut

lawan sehingga lolos, lalu disodokkan kembali

ke depan, ketika Wan Po mundur menghindar,

Si Liong-cu ayunkan ujung lain dari toyanya

untuk menggebuk ke pinggang musuh dengan

Oh-liong-boan-jiu (naga hitam membelit

pohon). lawannya berhasil dipaksa mundur

selangkah lagi.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 863

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Demikianlah, pertempuran di pekuburan

kuno di lereng bukit itu berubah sama sekali.

Si Liong-cu dan Liu Jing-yang tidak lagi saling

gempur, namun menghadapi orang Hek-eng
po sendiri-sendiri.

Pek Hong-teng yang melawan Liu Jing
yang menjadi kaget setelah mengenali Liu

Jing-yang sebagai salah seorang cucu Liu Hok
tong yang dulu kepandaiannya tidak seberapa,

dibandingkan seorang rendahan Hek-eng-po

saja barangkali masih kalah. Namun kini Liu

Jing-yang bertarung dengan ganas dan aneh

bukan main, membuat Pek Hong-teng

kelabakan, dan untuk mengimbangi lawannya

yang bertangan kosong itu dia terpaksa harus

mengurai cambuk Liong-kut-pian, senjata

kesayanganya itu.

Jiat-jiu Lokoai dengan diapit oleh

Kongsun Gi dan Hau It-yau masih berdiri di

pinggir arena sambil memperhatikan jalannya

pertarungan. Kongsun Gi dan Hau It-yau masih

juga punya rasa malu untuk terjun

mengeroyok anak-anak muda itu, apalagi Jiat
jiu Lokoai yang tergolong angkatan tua dalam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 864

Rewriter & Pdf Maker : OZ

golongan hitam. Apalagi nampaknya baik Wan

Po maupun Pek Hong-teng masih berhasil

mengatasi kesulitan-kesulitan mereka, biarpun

kadang-kadang nampak terdesak.

Saat itulah di jalanan di kaki bukit

tandus itu kembali muncul tiga orang

penunggang kuda. Dengan ketajaman

matanya, Jiat-jiu Lokoai dapat melihat bahwa

dua di antara penunggang kuda itu adalah

Keng-thian-it-kun The Tek-kong serta Kiu-ing
pia Yo sian, pemimpin pertama dan ketiga dari

Hek-hou Piau-tiam. Seorang lagi adalah

seorang lelaki bertubuh sedang, bahkan agak

kurus, berusia kurang dari 30 tahun, berkulit

kuning hangus seperti orang sakit-sakitan.

Jiat-jiu Lokoai hanya mendengus

melihat kedatangan mereka, ia tidak tergetar

sedikitpun meskipun The Tek-kong dan Yo Sian

berjulukan Pukulan Tunggal Penggetar Langit

serta Ruyung Sembilan Bayangan. Ia yakin

Hau It-yau atau Kongsun Gi seorang diripun

sudah cukup untuk menahan mereka berdua

kalau mereka masuk ke arena.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 865

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tapi lelaki muda kurus itulah yang

ternyata mengejutkan Jiat-jiu Lokoai. Setelah

menambatkan kudanya di kaki bukit, orang itu

langsung mendaki ke bukit dengan kecepatan

seperti terbang! Itulah ilmu meringankan tubuh

yang luar biasa lihainya, Jiat-jiu Lokoai

menaksir bahwa manusia dengan tampang tak

berarti ini dua kali lebih berbahaya dibanding

Si Liong-cu atau Liu Jing-yang.

"Saudara Si, aku datang!" orang itu

berteriak. Suaranya mantap dan seperti

lonceng raksasa yang dibunyikan, kembali ia

menunjukkan kehebatan ilmu, kali ini lwe-kang

(tenaga dalam) yang membuat Jiat-jiu Lokoai

terkejut.

"Sepuluh hari aku menunggumu,

Saudara Kam!" sahut Si Liong-cu kegirangan,

dan dengan semangat menyala dia

mempercepat pukulan-pukulan toyanya,

memaksa Wan Po berada dalam sikap bertahan

mutlak dengan sepasang martil bajanya.

Meskipun Jiat-jiu Lokoai tahu bahwa

pemuda kurus itu seorang pendekar tangguh

pula, tetapi ia merasa dirinya masih "terlalu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 866

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tinggi" untuk melawannya. "It-yau, lawan dia!"

perintahnya.

Dalam hatinya Hau It-yau menyumpahi

paman gurunya agar mati disambar geledek.

Kenapa dirinya dipilihkan lawan seberat ini?

Tapi perintah tak bisa ditentang. Capingnya

segera dicopot dari kepalanya, dan sedetik

kemudian caping itu sudah berdesing

menyambar ke leher lelaki kurus yang

dipanggil "saudara Kam" oleh Si Lionq-cu.

Sambil tertawa terbahak-bahak, lelaki

kurus itu berseru, "Ha-ha-ha...permainan

barang rongsokan macam inipun hendak coba
coba dipamerkan di hadapanku?"

Lalu lima jari tangannya yang kurus
kurus seperti kaki ayam itupun diulur

seenaknya untuk menyambut caping yang

berpusing hebat dan mampu membabat pohon

sebesar paha itu, namun ternyata tidak

mampu melukai seujung rambutpun atas jari
jari tangan yang kurus-kurus itu. Caping itu

tertangkap, diremas hancur, lalu dibuang

begitu saja dan benar-benar menjadi barang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 867

Rewriter & Pdf Maker : OZ

rongsokan, sedang langkah lelaki she Kam itu

tidak tertahan sedikitpun...

Hau It-yau menjadi pucat melihat itu.

Bukan karena besok ia harus membeli lagi

caping bambu yang tak seberapa harganya,

namun karena gentar mengingat perintah

paman gurunya bahwa ia harus melawan orang

she Kam itu.

"Susiok, orang...orang itu

mungkin..Kam.,." ia berkata tergagap kepada

paman-gurunya.

"Kam siapa? Kenapa kau begitu

ketakutan seperti melihat malaikat berkepala

tiga dan berlengan enam?" bentak Jiat-jiu

Lokoai. "Sikap pengecutmu itu bisa merusak

nama besar aliran Thian-mo-pai (perguruan

hantu langit) kita!"

"...tapi dia.bisa jadi Kang-lam

Taihiap Kam Hong-ti!" sahut Hau It-yau nekad.

"Aku tentu tidak sanggup melawannya seorang

diri.."

Nama itu memang nama yang cukup

besar untuk membuat Hau It-yau menggigil

ketakutan, sang paman-guru agaknya bisa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 868

Rewriter & Pdf Maker : OZ

memakluminya pula. Di samping heran karena

begitu banyak tokoh-tokoh lihai yang masih

muda-muda bermunculan di dunia persilatan,

dia juga dengki dan ingin menumpas orangTeror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang muda itu.

"Baik, majulah bersama Kongsun Gi",

perintahnya. "Aku biar mengawasi seluruh

arena dan turun tangan bila perlu saja".

Disuruh bergabung dengan Kongsun Gi,

Hau It-yau agak lega juga, apalagi ditunggui

paman-gurunya yang lihainya sama dengan

mendiang gurunya.

Begitulah, Kongsun Gi dan Hau It-yau

serempak menyongsong lelaki she Kam yang

sudah tiba di pinggir arena. Kongsun Gi yang

bertubuh kecil, bermuka seperti kalong dan

bermantel hitam itu, sejak pertama sudah

terpengaruh kehebatan calon lawannya she

Kam itu, maka senjatanya yang berupa

sepasang kang-pit (pensil baja) langsung saja

digunakannya. Sedang Hau It-yau

meggunakan sebatang pedang pendek sebagai

senjata cadangannya karena capingnya sudah

remuk.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 869

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lelaki kurus bertampang orang

penyakitan itu memang Kam Hong-ti, Kang
lam Taihiap (Pendekar Agung Kang-lam) yang

namanya menggetarkan dunia persilatan

wilayah selatan. Meskipun ia membawa

sebatang pedang yang digendong di

punggungnya, tapi Hek-hok-koai Kongsun Gi

dan Hui-thian-koai Hau It-yau diladeninya

dengan tangan kosong saja.

Dalam belasan jurus saja, orang ke dua

dan ke tiga dari Lo-san Sukoai itu sudah

"mencicipi" kelihaian ilmu tangan kosong Kam

Hong-ti. Sepasang tangan dan sepasang kaki

kurus Kam Hong-ti itu bergerak bagaikan angin

taufan menggulung kedua lawannya. Kadang
kadang Kam Hong-ti tangguh seperti gunung

batu. Kadang-kadang mendesak dan

menggempur seperti gelombang samudera,

membuat senjata-senjata di tangan Kongsun

Gi dan Hau It-yau tak banyak lagi artinya.

Sementara itu The Tek-kong dan Yo

Sian hanya berani melihat dari jarak beberapa

puluh langkah akan berlangsungnya

pertempuran-pertempuran sengit itu. Sambil

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 870

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bersiap-siap dengan senjata-senjata mereka

karena di pihak lawanpun ada seorang kakek

tua berjenggot putih dan bermata merah

seperti darah yang belum ikut bertempur.

Sementara Jiat-jiu Lokoai di pinggir

arena bisa menghitung bahwa keempat

keponakan-muridnya itu menghadapi kesulitan

semuanya, kalau dibiarkan saja tidak mungkin

memenangkan pertempuran. Malah bisa

mampus atau seringan-ringannya babak belur.

Pek Hong-teng melawan Liu Jing-yang,

nampaknya saja seimbang, tapi kalau dihitung
hitung Pek Hong-teng sudah kalah. Gip-hiat
koai (iblis penghisap darah) itu sudah

menggunakan senjata Lionq-kut-piannya

sekuat tenaga, sedang Liu Jing-yang tetap

bertangan kosong.

Wan Po malah lebih payah lagi.

Sepasang martil besinya terayun-ayun dahsyat

dengan tenaga mengerikan, tetapi hanya

memukul-mukul angin. Bagaimana ia berusaha

untuk bertarung rapat tapi Si Liong-cu yang

bertoya panjang itu selalu berhasil

membendung langkah majunya di ujung

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 871

Rewriter & Pdf Maker : OZ

toyanya yang panjang. Lincah sekali ujung
ujung toya itu dimainkannya sesuai dengan

jarak yang menquntungkan. Ujung kanan dan

ujung kiri bergantian menyambar dengan cepat

dan kuat. menyodok. menyapu, menyungkit,

mengemplang, berputar, menjulur dan

memendek dengan lihai sekali.

"Manusia tak berotak, bukan hanya

tenaganya saja yang seperti kerbau, otaknya

juga seperti kerbau", Jiat-jiu Lokoai

menggeram dalam hatinya. "Lawannya lebih

cerdik dalam memanfaatkan jarak, meskipun

pukulan-pukulan tongkatnya tergolong

sederhana saja...."

Dan ketika iblis tua itu melihat

pertarungan dua keponakan muridnya yang

lain, yang bergabung menghadapi Kam Hong
ti, maka rasa gondoknya semakin menjadi
jadi. Hau It-yau dan Kongsun Gi ternyata

bertempur sangat memalukan menghadapi

Kam Hong-ti yang tetap bertangan kosong.

Bahkan ada kesan bahwa Kam Hong-ti tidak

berkelahi sepenuh tenaga, namun toh kedua

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 872

Rewriter & Pdf Maker : OZ

lawannya senantiasa dipaksa untuk pontang
panting menyelamatkan diri.

Akhirnya Jiat-jiu Lokoai memutuskan

untuk turun ke gelanggang demi

menyelamatkan pihaknya. Ia sudah

menetapkan urutan orang-orang yang hendak

dijadikan korban tangan mautnya. Lebih dulu

Kam Hong-ti, lalu Si Liong-cu, dan Liu Jing
yang paling akhir. Kam Hong-ti dan Si Liong-cu

sebagai pendekar-pendekar muda aliran putih

dianggapnya di kemudian hari bisa menjadi

kerikil-kerikil tajam untuk mewujudkan cita
cita majikan Hek-eng-po, sedangkan Liu Jing
yang si "pengemis gila" itu dengan tindakan
tindakannya yang tak terkendali akan bisa

mengacaukan "genjatan senjata" Majikan Hek
eng-po terhadap Keluarga Sebun, meskipun

hanya genjatan senjata sepihak.

Merasa mantap dengan keputusan itu,

ia segera menggulung lengan jubahnya dan

melangkah mendekati gelanggang antara Kam

Hong-ti melawan Kongsun Gi serta Hau It
yau...

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 873

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tak terduga , baru saja ia melangkah

selangkah, di belakangnya terdengar suka

batuk-batuk perlahan. Keruan Jiat-jiu Lokoai

terkesiap, bagaimana mungkin seseorang bisa

berdiri di belakangnya tanpa diketahui sebelum

memperdengarkan batuknya? Tentu seorang

yang berilmu sangat tinggi. Secepat kilat Jiat
jiu Lokoai membalik tubuh sambil bersiaga.

Beberapa langkah dari tempatnya, tak

diketahui dari mana dan kapan datangnya,

telah berdiri seorang lelaki setengah baya yang

berdandan sederhana. Jenggotnya yanq

berselang-seling warna hitam dan putih itu

tercukur pendek, rambutnya sudah kelabu,

jubahnya juga berwarna kelabu dan terbuat

dari kain katun murahan. Di pinggangnya

tergantung sebuah kantong tembakau terbuat

dari. anyaman akar yang juga murahan, dan di

tangan lelaki itu terdapat sebuah pipa

tembakau hitam yang sebentar-sebentar

disedot dengan nikmatnya.

Orang itu tetap santai saja melihat

sikap siap tempur Jiat-jiu Lokai yang bagi

orang lain tentu menakutkan. Malahan lelaki

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 874

Rewriter & Pdf Maker : OZ

itu tersenyum ramah kepada Jiat-jiu Lokoai

sambil berkata, "Saudara, tidakkah kita yang

tua-tua ini lebih baik menjadi penonton saja?

Biarkan mereka yang muda-muda belajar

menyelesaikan persoalan mereka sendiri
sendiri....."

Lalu lelaki itu tenang-tenang saja

menghampiri sebuah batu padas sebesar

kerbau. Telapak tangan kirinya yang tidak

memegang pipa itu menebas seenaknya ke

permukaan batu. Pasir dan kerikil kecil segera

berhamburan, dan permukaan atas batu yang

benjol-benjol itu telah terpapas rata seolah

dipahat oleh seorang tukang pahat yang amat

ahli.

Jiat-jiu Lokoai terkesiap. Untuk

memukul pecah batu itu, bagi jagoan-jagoan

kelas satu dunia persilatan barangkali bukan

hal sulit, banyak yang sanggup melakukannya.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tetapi menebas sehingga permukaan batu

menjadi rata seperti sepotong tahu yang diiris

dengan pisau, itulah kemahiran tenaga dalam

yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir tokoh

puncak dunia persilatan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 875

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sementara itu, lelaki itu dengan

enaknya duduk di atas batu yang telah rata itu

tanpa mempedulikan sikap garang Jiat-jiu

Lokoai, kaki kirinya ditumpangkan di paha

kanannya, dan asap tembakau berkebul-kebul

dari mulutnya. "Silahkan duduk, saudara. Kita

jadi penonton yang baik saja, setuju?"

"Kau...kau...Pangcu dari Hwe-liong
pang?" suara Jiat-jiu Lokoai agak gemetar dan

gagal untuk ditutup-tutupi.

"Ya, begitulah," sahut orang itu, yang

bukan lain adalah Tong Lam-hou, Ketua Serikat

Naga Api.

Jiat-jiu Lokoai sadar, dirinya tidak boleh

gegabah bertindak, kalau dirinya nekad masuk

ke arena maka Ketua Hwe-liong-pang ini pasti

akan merintanginya. Kedatangannya ke tempat

itu pasti tidak sekedar untuk duduk enak-enak

menonton sambil mengisap tembakau.

Otaknya berputar, akhirnya diapun mengambil

keputusan untuk mengulur waktu. ia tahu, dua

orang temannya yang berilmu setingkat

dengan dirinya, masing-masing Ang-pit Tojin

(Imam hidung merah) dan Hin-heng Lojin

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 876

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 877

Rewriter & Pdf Maker : OZ

(orang tua pembenci ketertiban) juga

berkeliaran di sekitar tempat itu, mudah
mudahan akan segera muncul. Asal salah satu

dari mereka, atau malah syukur kalau kedua

duanya muncul disitu, maka Ketua Hwe liong
pang akan bisa ditanggulangi.

Karena itu, terpaksa ia bersikap tidak

terlalu garang lagi. Sambil membungkuk

hormat dia berkata, "Sudah lama aku dengar

kesaktian Ketua Hwe-liong-pang, ternyata

memang benar-benar hebat. Tapi selama ini

kami tidak pernah bersinggungan, dalam

perkara apapun dengan pihak Tuan, kenapa

Tuan begitu usil untuk ikut campur urusan

kami?"

"Aku balik bertanya, apa kesalahan

anak-anak muda itu kepadamu, sehingga

saudara sudah menggulung lengan baju dan

hendak mencelakai mereka?" Tong Lam-hou

balik bertanya.

Jiat-jiu Lokoai bungkam. Akhirnya

sambil menggerutu dia berkata, "Baik, aku

hanya akan menonton saja..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 878

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Lalu iapun menghampiri sebuah batu

besar, agaknya diapun tidak ingin kalah gertak

dari Ketua Hwe-liong-pang dan ingin

memamerkan keampuhan tangan mautnya.

Sesaat ia berdiri di samping batu itu sambil

mengerahkan tenaga dalam ke tangan

kanannya. Lalu sambil membentak, telapak

tangannya menebas ke permukaan batu.

Hancuran batu beterbangan, diapun berhasil

menabas rata permukaan batu itu...

Sekilas pandang, ia berhasil menandingi

kehebatan Ketua Hwe-liong-pang, namun

sebenarnya ia terhitung kalah. Tadi Ketua

Hwe-liong-pang menebas dengan gaya

seenaknya, sedang Jiat-jiu Lokoai harus lebih

dulu bersitegang mengumpulkan kekuatannya.

Tambahan lagi, "pahatan" tangan Ketua Hwe
liong-pang lebih rata dan halus, sedang

"pahatan" telapak tangan Jiat-jiu Lokoai masih

kelihatan kasar, bahkan menimbulkan sedikit

retak di permukaan, menandakan pemusatan

kekuatannya masih kalah mahir beberapa

tingkat dibandingkan Tong Lam-hou.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 879

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Namun demikian, Tong Lam-hou

memuji juga, "Pukulan yang hebat".

Buat Jiat-jiu Lokoai, ucapan itu terasa

seperti sindiran atas ketidakbecusannya,

namun dia berani berbuat apa seandainya ia

benar-benar sedang disindir? Sambil

mendengus dingin, iapun duduk di batu itu

sambil mengharap-harap datangnya teman
temannya. Sambil memperhatikan

pertempuran yang semakin berat sebelah di

mana keponakan-keponakan muridnya

semakin payah, Jiat-jiu Lokoai juga sebentar
sebentar melirik ke arah Ketua Hwe-liong-pang

yang duduk seenaknya sambil merokok.

Alangkah gemasnya Jiat-jiu Lokoai, kalau bisa

dia ingin mengunyah kepala Ketua Hwe-liong
pang itu.

Namun yang tidak kalah

menggemaskan adalah teman-temannya yang

ditunggunya, kenapa belum juga muncul?

"Setan alas disambar geledek mereka itu",

kutuknya dalam hati. "Apakah mereka buang

hajat di tepi sungai lalu celana mereka hanyut

dan tidak berani datang kemari tanpa celana?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 880

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Munculnya Ketua Hwe-liong-pang,

biarpun tidak berbuat apa-apa kecuali duduk

mengisap pipa tembakau, ternyata mempunyai

pengaruh hebat terhadap keberanian Lo-san

Sukoai. Beberapa tahun yang lalu mereka

pernah dihajar jungkir balik oleh Ketua Hwe
liong-pang, dan kini mereka melihat penghajar

mereka itu duduk di pinggir arena, keruan hati

mereka kebat-kebit.

Yang lebih dulu menerima akibat

kegoncangan hati itu adalah Pek Hong-teng.

Karena perhatiannya terpecah, suatu ketika

cakar Liu Jing-yang berhasil menerobos

pertahanannya dan melukai pundaknya. Sambil

berdesis menahan sakit, ia melompat mundur

dan mengayunkan cambuknya berulang-kali

untuk menghalau gerak-maju Liu Jing-yang.

Tak terduga Liu Jing-yang menerjang

terus dengan sebuah jurus aneh yang

dipelajarinya dari gulungan kulit. Tubuhnya

melompat menerjang, tapi dengan kaki di atas

dan tangan di bawah. Ujung kaki mematuk ke

sepasang mata Pek Hong-teng, sepasang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 881

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tangan mencengkeram ke kedua persendian

lutut lawan.

Lecutan cambuk berkaitan Pek Hong
teng yang menyabet paha dan merobek kulit

serta dagingnya itu tak dihiraukannya.

Dalam gugupnya, Pek Hong-teng

lepaskan cambuknya, kedua tangan

disilangkan di muka wajahnya untuk

melindungi dalam gerakan Sip-ji-ciu,

berbareng kedua kakinya dipentang lebar

dalam kuda-kuda Co-ma-she (sikap

menunggang kuda) dengan harapan serangan

ke atas maupun ke bawah bisa diatasinya

semua.

Mendadak Liu Jing-yang yang masih

melayang terbalik itu memajukan kepalanya

sambil membuka mulutnya lebar-lebar, bagian

tubuh kebanggaan kaum lelaki yang terletak di

bawah perut Pek Hong-teng itu tahu-tahu telah

berhasil digigitnya putus. Setelah itu, dengan

mulut berlumuran darah, Liu Jing-yang

menggulingkan badannya ke bawah bukit dan

langsung kabur secepat-cepatnya.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 882

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sedangkan Pek Hong-teng meraung

sekeras-kerasnya sambil berguling-guling dan

menggeliat-geliat kesakitan. Tapi itu tidak

lama, setelah itu si Siluman Penghisap Darah
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu tewas dengan sepasang mata membelalak

menghadap langit, dan celananya di bagian

selangkangan penuh berlumuran darah.

Bukan hanya Jiat-jiu Lokoai yang kaget

melihat kematian keponakan-muridnya, tetapi

Tong Lam-hou juga terkesiap melihat ganas

dan kejinya jurus Liu Jing-yang itu, ia tak bisa

menebaknya entah dari aliran apa, yang jelas

tentu bukan dari aliran lurus yang

mengajarkan silat sejati.

Kalau Ketua Hwe-liong-pang sedang

tidak hadir di tempat itu, tentu Jiat-jiu Lokoai

sudah memburu dan mencincang Liu Jing-yang

untuk membalaskan dendam keponakan
muridnya. Tetapi Ketua Hwe-liong-pang ada di

situ, ia kuatir ketiga keponakan-murid lainnya

pun akan ditumpas habis oleh Ketua Hwe
liong-pang, sama mudahnya seperti seekor

harimau membantai tiga ekor anak kambing

yang jinak.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 883

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Sebaliknya Tong Lam-hou juga

berpikiran sama. Keganasan Liu Jing-yang

membuatnya ingin mengejar dan

menangkapnya, tapi ia kuatir kalau Kam Hong
ti, Si Liong-cu, bahkan The Tek-kong serta Yo

Sian yang di pinggir arena itu ditinggalkannya,

mereka berempat akan menjadi mangsa

Siluman Tua Bertangan Maut itu. Dengan

demikian, baik Jiat-jiu Lokoai maupun Tong

Lam-hou sama-sama terikat untuk tetap

berada di pinggir arena untuk mengawasi

"momongan" mereka masing-masing, dan

membiarkan Liu Jing-yang melenyapkan diri di

bawah bukit sana...

Sedangkan bagi Wan Po, Kongsun Gi

serta Hau It-yau, hari itu adalah hari yang

naas. Hari di mana mereka membentur

kenyataan bahwa Empat Siluman Lo-san

bukanlah mahluk-mahluk sakti tak

terkalahkan. Paman-guru mereka yang sering

gembar-gembor katanya suatu saat ingin

mengadu ilmu dengan Ketua Hwe-lionq-pang

atau Pun-bu Hweshio dari Siau-lim-pai,

ternyata kini malah duduk dengan jinaknya di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 884

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pinggir arena tanpa berani berbuat apa-apa.

Ketiga keponakan-murid itu masih belum tahu,

apa lagi yang ditunggu oleh sang paman-guru?

Apa menunggu mereka bertiga digulung habis

oleh lawan-lawan mereka?

Tengah orang-orang itu saling

menunggu sambil bertempur, tiba-tiba dari

kejauhan terdengar suara pekikan nyaring,

seperti suara burung elang di gunung batu.

Jiat-jiu Lokoai terkesiap, dia mengenal bahwa

pekikan itu adalah suara rekannya, Ang-pit

Tojin (imam hidung merah) yang dari tadi

ditunggu-tunggunya untuk diajak bergabung

mengeroyok Ketua Hwe-liong-pang. Namun

suara rekannya itu adalah isyarat bahwa

temannya bukan sedang datang untuk

membantu, malahan sebaliknya, isyarat mohon

bantuan karena sang teman agaknya terbentur

kesulitan yang tidak bisa diatasinya sendiri.

Seketika itu Jiat-jiu Lokoai merasa

hatinya seolah tenggelam di air es yang dingin.

Keadaan pihaknya benar-benar semakin

memburuk. Tak terduga bahwa di dunia

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 885

Rewriter & Pdf Maker : OZ

persilatan ternyata pihak Hek-eng-po menemui

musuh-musuh tangguh sebanyak itu.

Dulu, ketika masih di padang pasir, Jiat
jiu Lokoai pernah menghitung bahwa kekuatan

Hek-eng-po sudah cukup besar untuk

menggulung dunia persilatan, tapi nyatanya

baru di wilayah Siam-sai saja pihaknya sudah

tersandung-sandung macam-macam rintangan

yang tak teratasi. Ia menjadi kebingungan

sendiri.

Untung pula bahwa yang ada di tempat

itu bukanlah Sebun Him yang gemar main

tumpas Hek-eng-po tanpa ampun, melainkan

Tong Lam-hou yang berpendapat bahwa

selama masih bisa mengampuni hendaknya

mengampuni lawan-lawan yang sudah

terdesak. Karena itu, terdengar Tong Lam-hou

berkata, "Agaknya ada seorang kawanmu yang

memanggilmu untuk minta bantuan. Kau boleh

ajak pergi orang-orangmu dari sini, dan ajak

pergi pula kawanmu yang berteriak-teriak itu.

Aku masih belum ingin membunuh kalian. Tapi

dengar peringatanku, kalau aku masih

mendengar kabar kelakuan buruk kalian yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 886

Rewriter & Pdf Maker : OZ

merugikan orang-orang tak bersalah, hem,

kalian boleh buktikan, apakah Hwe-liong-pang

cuma macan kertas atau benar-benar bergigi

untuk mengunyah kepala kalian".

Bagi Jiat-jiu Lokoai, yang penting

adalah mendapat kesempatan untuk lolos dulu,

soal peringatan itu cukup kalau pura-pura saja

ditaati. Meskipun demikian, ia mendongkol

juga karena Ketua Hwe-liong-pang

memperlakukannya seperti terhadap seorang

maling jemuran yang tertangkap dan

dilepaskan lagi dengan dibekali peringatan agar

tidak nyolong lagi...

Sementara itu, Tong Lam-hou telah

berseru kepada Kam Hong-ti dan Si Liong-cu,

"Anak-anak muda, kali ini bagaimana kalau

kita lepaskan mereka agar sempat

memperbaiki diri mereka?"

Dalam hati masing-masing, Kam Hong
ti dan Si Liong-cu yang sama-sama masih

muda dan berdarah panas menganggap sikap

Ketua Hwe-liong-pang itu terlalu lunak

terhadap iblis-iblis golongan hitam yang sudah

terlalu banyak menumpahkan darah.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 887

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Seharusnya ditumpas saja tanpa

ampun. Tapi mereka bagaimanapun juga harus

menghargai permintaan Ketua Hwe-liong-pang

sebagai angkatan tua dunia persilatan yang

dihormati. Terutama Si Liong-cu, yang tahu

bahwa Ketua Hwe-liong-pang adalah sahabat

karib gurunya, Pun-bu Hweshio.

Meskipun begitu , Si Liong-cu tak akan

membiarkan Wan Po kabur tanpa diberi

"kenang-kenangan" sedikit. Ia menjawab

seruan Tong Lam-hou dari. tengah arena,

"Baiklah, Pangcu! Tapi keganasannya selama

ini haruslah diberi sedikit hukuman!"

Lalu sambil membentak, ia kerahkan

kekuatannya untuk mengayun toya hitamnya

menggempur batok kepala Wan Po dengan

gerak Thai-san-ap-teng (gunung menimpa

kepala) Wan Po yang sejak tadi memang sudah

terdesak, dengan gugup memalangkan

sepasang martilnya untuk bertahan dengan

Hing-ke-kim-nio (belandar emas melintang).

Ternyata gempuran Si Liong-cu benar-benar

sehebat gunung ambruk, Wan Po yang sering

membanggakan kekuatannya itupun tak tahan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 888

Rewriter & Pdf Maker : OZ

oleh tenaga itu. sepasang martilnya mencalat

lepas dari tangannya.

Si Siluman Lengan Besi mundur

selangkah, namun hampir bersamaan Si Liong
cu juga maju selangkah sambil membalikkan

toyanya. Ujung kiri toya hitamnya secepat kilat

menyambar dan menghantam pangkal lengan

kanan Wan Po sampai terdengar suara tulang

berderak.

Si Liong-cu tak mengejar lagi, ia bahkan

melompat mundur sambil berkata, "Nah,

hukuman ini cukup untukmu! Tong Pangcu

memberi kemurahan hati untuk

mengampunimu, cepat pergi!"

Wan Po tidak sampai menjerit-jerit

keras, hanya wajahnya pucat sekali dan basah

oleh keringat dingin karena menahan rasa sakit

luar biasa. Lengan kanannya yang terjulur ke
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bawah itu kini terlihat setengah jengkal lebih

panjang dari lengan kirinya, karena tulang

pangkal lengan kanannya sudah remuk

terhantam toya Si Liong-cu.

Jelaslah, biarpun kelak ia berhasil

menyembuhkan lukanya, namun lengan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 889

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kanannya tak akan bisa dipakai bertempur lagi

karena menjadi cacad. Padahal ia bukannya

seorang kidal, tapi mulai detik itu agaknya ia

harus mulai latihan sebagai orang kidal.

**OZ**

Bersambung ke Jilid 16

Pojok Dukuh, 04-10-2018; 23:15 WIB

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 890

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 891

Rewriter & Pdf Maker : OZ

TEROR ELANG HITAM

Karya : STEVANUS, S.P.

Jilid 16

TERNYATA dua orang adik

seperguruannya, Siluman Kelelawar Hitam

Kongsun Gi serta Siluman Terbang Hau It-yau,

siap bersetia-kawan untuk menjadi orang
orang kidal juga. Kedua orang yang bertempur

melawan Kam Hong-ti, masing-masing juga

dihadiahi pukulan tangan kosong yang

menghancurkan pundak kanan mereka.

Setelah itu Kam Hong-ti pun tidak menyerang

lebih lanjut.

Dengan demikian, mulai saat itu Losan

Su-koai (Empat Siluman Lo-san) terhapus

namanya, berubah menjadi Losan Cojiu Sam
koai (Tiga Siluman Kidal Lo-san). Tentu saja

martabat dan kegarangan mereka merosot

jatuh.

Meskipun Jiat-jiu Lokoai sangat

bernafsu dan merasa mampu untuk

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 892

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mencincang Kam Hong-ti serta Si Liong-cu,

namun ia tidak bisa mengabaikan Ketua Hwe
liong-pang. Cuma, demi sedikit memulihkan

pamornya, ia pura-pura menggertak, "Hari ini

kami memang sial karena telah bertemu

dengan orang-orang usil yanq mencampuri

urusan kami. Tapi ingatlah kalian, kejadian ini

tidak mungkin kami lupakan begitu

saja.Tunggulah sampai Pocu (majikan benteng)

muncul di dunia persilatan setelah

menyelesaikan latihan ilmunya yang dahsyat.

Waktu itu, semua penghinaan yang telah kalian

timpakan kepada diri kami akan kami balas

berkali lipat...."

Tong Lam-hou menanggapi gertakan itu

dengan santai saja, "Silahkan...silahkan. Kalau

majikanmu sudah menyelesaikan latihannya,

langsung saja mencari aku".

"Baik Pangcu sudah menantang

majikanku terang-terangan dan kelak jangan

menyesal!" geram Jiat-jiu Lokoai sengit karena

merasa gertakannya diabaikan. Lalu ia beralih

mencoba menakut-nakuti Kam Hong-ti dan Si

Liong-cu, "... dan kalian, tikus-tikus kecil yang

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 893

Rewriter & Pdf Maker : OZ

besar kepala, ingat-ingatlah yang sudah kalian

perbuat terhadap keponakan-keponakan

muridku..."

Kam Hong-ti dan Si Liong-cu hanya

bungkam tak menjawab. Tong Lam-hou lah

yang menjawabnya, "Hem, kau membela

keponakan-keponakan muridmu, tapi apakah

kau kira kedua anak muda itu tidak punya guru

atau paman-guru atau angkatan tua di

belakang mereka yang melindungi mereka?

Kau ingin orang tua-orang tua mereka

terpancing masuk ke gelanggang?"

Jiat-jiu Lokoai bungkam tak sanggup

menjawab. Akhirnya sambil bersungut-sungut

dia mengajak ketiga keponakan-muridnya yang

babak belur meninggalkan tempat itu. Mayat

Pek Hong-teng dibiarkan saja, waktu masih

hidup memang keponakan murid, tetapi

setelah jadi mayat bukan lagi keponakan

murid. Biarkan saja Pek Hong-teng

"menemani" tengkorak-tengkorak yang

memang banyak bertebaran di pekuburan itu.

Setelah mereka pergi, Kam Hong-ti dan

Si Liong-cu sebagai anak-anak muda memberi

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 894

Rewriter & Pdf Maker : OZ

salam hormat kepada Ketua Hwe-liong-pang,

diikuti pula oleh The Tek-kong dan Yo Sian.

Tong Lam-hou membalas penghormatan

para angkatan muda itu dengan ramah, sambil

memuji bakat-bakat mereka dan menyarankan

supaya terus meningkatkan ilmu dan

mendarma-baktikan ilmu mereka untuk

kesejahteraan dan ketertiban negeri.

Khusus kepada Si Liong-cu, Tong Lam
hou bertanya, "Anak muda, kulihat tadi kau

memainkan jurus-jurus Hok-mo Tung-hoat

(Ilmu Toya Penakluk Iblis) dari Siau-lim-pai

dengan mahir. Siapakah gurumu?"

Sambil membungkuk sopan, Si Liong-cu

menjawab, "Guruku adalah Pun-bu Hweshio

dari. Siau-lim-si..."

Tong Lam-hou tercengang mendengar

jawaban itu. Sudah lima belas tahun lebih ia

bersahabat dengan bhiksu tua itu, bahkan

setiap pertengahan tahun tentu berkumpul

bertiga bersama Sebun Him dalam suasana

bersahabat Untuk membicarakan ilmu silat,

keadaan dunia persilatan, dan macam-macam

hal lain, tetapi kenapa belum pernah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 895

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 896

Rewriter & Pdf Maker : OZ

diketahuinya Pun-bu Hweshio punya murid

seperti ini?

Dikenalnya beberapa murid Hweshio tua

itu, tapi anak muda ini belum pernah

dikenalnya...

"Sudah berapa lama Hiantit berguru

kepada Pun-bu Hweshio?"

"Hampir enam tahun", sahut Si Liong-cu

membuat Tong Lam-hou semakin heran. Jadi

berarti hampir enam tahun pula sahabat

karibnya itu menyembunyikan rahasia bahwa

ia telah mempunyai murid berbakat sebagus

ini? Apa maksud Pun-bu Hweshio dengan main

rahasia-rahasiaan macam itu? Mungkin

sekedar bergurau untuk membuat kejutan di

kemudian hari?

"Siapa namamu, Hiantit?"

Sesaat Si liong-cu bimbang menjawab,

namun setelah mempertimbangkan beberapa

hal, akhirnya ia memutuskan untuk menjawab,

Nama Si Liong-cu sudah terlanjur dikenal oleh

beberapa sahabatnya di Kanglam, bahkan Kam

Hong-ti juga percaya sepenuhnya bahwa

namanya adalah Si liong-cu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 897

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Namaku Si Liong-cu, Pangcu..."

Nama itu membuat kesan tersendiri di

hati Tong Lam-hou.

Si Liong-cu? Nama yang bermakna agak

luar biasa, mengingatkan Tong lam-hou ketika

dia dijumpai Pakkiong Eng di Tiau-im-hong, di

mana ia diberi tahu tentang menghilangnya

Pangeran Ke empat In ceng dari istana selama

hampir enam tahun, dan ia dimintai

bantuannya untuk mencari jejak pangeran itu.

Pakkionq Liong, sahabatnya di Pak-khia, lewat

Pakkiong Eng telah mengutarakan

kekuatirannya jangan-jangan pangeran yang

menghilang itu akan mengumpulkan kekuatan

di luar istana dan mengobarkan
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemberontakan, karena sakit hati terhadap

ayahandanya sendiri, Kaisar Khong-hi, yang

dianggapnya lebih menganak-emaskan

Pangeran Ke empatbelas In Te yang kini

menduduki jabatan Panglima Tertinggi

Kekaisaran, yang berarti menggenggam semua

kekuasaan. militer di tanganya dan menjadi

orang kuat nomor dua di kekaisaran setelah

Khong-hi sendiri.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 898

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kini di hadapan Tong Lam-hou

berdirilah seorang anak muda bernama Si

Liong-cu, menurut pengakuannya sendiri,

entah benar entah tidak. Mungkinkah anak

muda ini samaran dari Pangeran Ke empat?

Nampaknya begitu sopan dan tidak jahat,

bahkan bersahabat baik dengan Kanglam

Taihiap yang terkenal bukan saja ilmunya yang

tinggi tetapi juga keluhuran budinya.

Mungkinkah orang macam ini akan berontak

melawan ayahandanya?

Mungkinkah kekuatiran Pakkiong Liong

hanyalah kekuatiran yang berlebih-lebihan?

Meskipun pikirannya sedang dipenuhi

gejolak teka-teki tentang diri Si Liong-cu ,

namun Tong Lam-hou berhasil

menyembunyikan kesan itu dari tangkapan

mata anak muda itu. Seolah sekedar basa
basi, ia bertanya, "Sungguh beruntung Pun-bu

Hweshio mendapat murid seperti dirimu.

Hiantit berasal dari mana dan hendak

melanjutkan perjalanan ke mana?"

Si Liong-cu menjawab dengan samar
samar, "Aku adalah seorang anak tak terurus

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 899

Rewriter & Pdf Maker : OZ

yang disia-siakan orang tuaku sendiri, untung

Suhu begitu baik mau merawatku dan

mendidikku, namun asal-usulku sendiri aku

sudah lupa. Tentang tujuan perjalananku, aku

memenuhi perintah Suhu untuk menegakkan

keadilan dan menumpas kaum angkara murka,

sambil mencari pengalaman dan menambah

banyak sahabat..."

Diam-diam Tong Lam-hou

mendengarkan dengan baik-baik, bukan saja

mencatat ucapan tentang "anak yang disia
siakan orang tua", tapi juga berusaha

menangkap dialek bicara Si Liong-cu. Tong

Lam-hou terpaksa menarik napas dan merasa

gagal. Kalau benar Si Liong-cu adalah In Ceng,

ia telah berhasil menyembunyikan diri baik

sekali. Bicaranya berdialek Kanglam, tidak

tersisa sedikitpun logat Ho-pak, atau logat

Ibukota Pak-khia, apalagi logat Liau-tong,

propinsi asal orang-orang manchu, yang

biasanya sedikit banyak mewarnai ucapan
ucapan kaum bangsawan Manchu.

Tong lam-hou tidak mau terlalu

mendesak, kuatir kalau menimbulkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 900

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kecurigaan Si Liong-cu yang hendak

diawasinya secara diam-diam. Katanya, "Bagus

kalau anak-anak muda bersemangat seperti

kalian berdua. Nah, selamat tinggal, berhati
hatilah sebab iblis-iblis Hek-eng-po itu sudah

menanam permusuhan dengan kalian".

Lalu Ketua Hwe-liong-pang itu berjalan

menuruni bukit tandus yang penuh kuburan

berlubang-lubang itu. Kelihatannya berjalan

seenaknya, namun sekejap saja dia sudah

kelihatan jauh sekali hingga hanya berujud

sebuah titik kelabu yang akhirnya lenyap.

Setelah itu, barulah Si Liong-cu sempat

bicara panjang lebar dengan sahabat karibnya,

"Saudara Kam, aku mengira rambutku akan

keburu ubanan semua ketika menunggu di

rumah makan Hok-an-lau tanpa melihat

jejakmu. Dan kenapa saudara Pek tidak datang

bersamamu?"

"Ya, nanti aku ceritakan, tapi

bagaimana dengan mayat itu? Kasihan kalau

ditinggalkan begitu saja menjadi makanan

burung dan semut." Kam Hong-ti menunjuk

mayat Pek Hong-teng.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 901

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Biar aku kuburkan," kata Si Liong-cu

singkat. Bekas pekuburan itu memang banyak

lubang-lubang bekas kuburan yang sudah

gugur tanahnya, bahkan ada yang kosong,

mungkin karena tulangbelulang si penghuni

sudah dikais-kain anjing-anjing liar. Maka Si

Liong-cu mehggotong dan meletakkan mayat

Pek Hong-teng di salah satu lubang,

bertetangga dengan sesosok kerangka yang

sudah hilang beberapa tulang rusuknya, lalu

diuruk dengan tanah. Secara sembarangan Si

Liong-cu mengambil sebuah batu nisan yang

tergeletak dan tadinya entah terletak di mana.

Nisan itu diletakkannya di kuburan si Siluman

Penghisap Darah yang pernah ditakuti itu.

Maka di atas kuburan Pek Hong-teng

berdirilah batu nisan bertulisan: Kuburan

mucikari Hong-mama dari dusur Hong-ke
chung, mati menggantung diri karena penyakit

kotornya tidak ada harapan sembuh.

Dikuburkan oleh penduduk Hong-ke-chung

yang membencinya.

"Mudah-mudahan arwah Pek Hong-teng

buta huruf dan tidak bisa membaca tulisan di

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 902

Rewriter & Pdf Maker : OZ

bong-pai itu," kata Si Liong-cu.?"supaya

arwahnya tidak usah bergentayangan karena

marahnya".

"Sudah cukup bagus kuburan ini buat

orang sejahat dia," kata Kam Hong-ti.

"setidaknya barangkali setahun sekali akan ada

segerombolan pelacur yang datang

menyembahyangi kuburannya. Anak buah

Hong-mama..."

Mereka menuju kembali ke kota Se
shia, diiringi oleh The Tek-kong dan Yo Sian

yang lebih tua namun merasa kagum kepada

jagoan-jagoan muda itu.

**OZ**

BAGIAN TUJUHBELAS

Sampai di gedung Hek-hou Piau-tiam di

tengah kota Se-shia, lebih dulu mereka masuk

untuk menilik keadaan Teng Yu-liong.

Pemimpin ke dua Hek-hou Piau-tiam itu sudah

mendapatkan kembali sebagian kesehatannya

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 903

Rewriter & Pdf Maker : OZ

berkat rawatan Tabib Thio yang sangatcermat.

Ketika Si Liong-cu, Kam Hong-ti, The Tek-kong

dan Yo Sian masuk ke kamar, Teng Yu-liong

sudah bisa duduk di atas pembaringan,

meskipun mukanya masih pucat dan tubuhnya

masih penuh balutan berdarah, tapi ia sedang

bicara sambil tertawa-tawa dengan Tabib Thio.

Keadaannya tidak mengkuatirkan lagi.

Ia segera hendak turun dari

pembaringan, sambil menyapa, "Si Susiok.

Kam Taihiap...."

Si Liong-cu langsung duduk di sebuah

kursi dengan punggung tegak, sedang Kam

Hong-ti cepat menuju ke pinggir pembaringan

untuk menahan pundak Teng Yu-liong sambil

berkata, "Jangan terlalu repot dengan tata
cara, Teng Jiya, perhatikan saja kesehatan

tubuhmu..."

"Terima kasih, Kam Taihiap, maaf tidak

bisa menyambutmu denqan layak". Diam-diam

Teng Yu-liong kagum juga. Siapa mengira

lelaki muda yang kurus, berkulit kuning seperti

orang penyakitan dan berdandan jubah

panjang yang begitu sederhana itu adalah

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 904

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kanglam Taihiap yang mengguncangkan

wilayah Kanglam dengan nama besarnya?

Ternyata sikapnya juga tidak berlagak sebagai

pendekar besar yang terkenal.
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana dengan manusia ganas

itu?" tanya Teng Yu-liong kepada siapa saja

yang baru datang di ruangan itu.

Lalu Yo Sian yang menceritakan tentang

pertempuran dahsyat itu, tidak lupa

menambah bumbu-bumbu untuk memuji-muji

Si Liong-cu, juga menceritakan munculnya dua

tokoh angkatan tua dari golongan putih dan

hitam, Ketua Hwe-liong-pang Tong-lam-hou,

dan iblis tua Jiat-jiu Lokoai yang pernah

menggemparkan kalangan persilatan dan

kemudian muncul lagi setelah belasan tahun

menghilang.

Sebagai orang yang menggemari ilmu

silat, Teng Yu-liong menyesal bahwa ia tidak

bisa melihat peristiwa itu, apalagi diramaikan

dengan munculnya Tong Lam-hou yang

merupakan salah satu dari tiga tokoh berilmu

tinggi di jaman itu.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 905

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Seperti apa rupanya Ketua Hwe-liong
pang itu?"

"Jisuheng, tampangnya sungguh tidak

berarti, kalau kau berpapasan dengannya di

tengah jalan ramai, kau pasti tidak akan

memperhatikannya sebab tampangnya

memang biasa saja, tidak ada bedanya dengan

orang lain". sahut Yo sian, lalu

digambarkannya potongan dan tampang Ketua

Hwe-liong-pang itu.

Sementara antara saudara-saudara

seperguruan itu saling berbicara dengan asyik,

Kam Hong-ti berbisik kepada Si Liong-cu,

"Saudara Si, ada hal penting yang harus kau

ketahui. Tapi aku tidak bisa .bicara di tempat

ini..."

"Bagaimana kalau di rumah makan Hok
an-lau, aku pernah berjanji mentraktir

masakan Siam-sai?" tanya Si Liong-cu.

Diam-diam Kam Hong-ti membatin,

meskipun sahabatnya ini dianggapnya hidup

sebagai pendekar pengembara di dunia

persilatan, cukup keberanian untuk menentang

para penjahat, namun gaya hidupnya tidak

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 906

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seperti para pendekar kelana yang rata-rata

sederhana. Sang sahabat ini senang hidup

agak boros, membeli pakaian-pakaian yang

bagus , menikmati makanan-makanan lezat,

dan mengherankan pula bahwa uangnya tidak

habis-habis. Kam Hong-ti agak bertanya-tanya

dalam hati, benarkah sahabatnya ini adalah

seorang "anak yang disia-siakan" seperti

pengakuannya?

Kenapa gaya hidupnya lebih

menyerupai seorang anak hartawan yang

tengah bertamasya keliling negeri sambil

menghamburkan uangnya yang banyak?

Namun Kam Hong-ti tidak ingin

mengurus dari mana sumber kekayaan

sahabatnya ini, Ia percaya sahabatnya bukan

perampok, malah musuh utama kaum

perampok dan pengacau. Ia menjawab ajakan

Si Liong-cu itu sambil tersenyum, "Inilah

keuntunganku kalau terus bersama-sama

dengan saudara Si. Makan enak secara gratis,

padahal biasanya aku untuk makan sederhana

saja harus banyak menghitung-hitung dulu,

kuatir uangku tidak cukup..."

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 907

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Ah, aku senang makan bersama

sahabat, apalagi sahabat dari jauh," sahut Si

Liong-cu. "Ayolah, di Hok-an-lau juga ada

masakan-masakan Kanglam seperti Leng-pek
he-jin (udang goreng sawi putih), Ho-yap
tang-sun-teng (rebung muda masak kuah daun

teratai), Eng-to-hwe-tui (buah tho masak

daging ham), juga Bwe..."

"Sudah, sudah. Kau menghasut cacing
cacing dalam perutku untuk mengobarkan

pembrontakan." sahut Kam Hong-ti sambil

tertawa. "Ayo berangkat".

Mereka lalu berpamitan kepada The

Tek-kong, dan si tuan rumah tidak

menghalangi si paman-guru muda bersama

sahabatnya itu, sebab ia sudah hapal Si Liong
cu gemar makan enak. Bahkan masakan
masakan yang disediakan oleh isteri The Tek
kong hanya disantapnya di pagi hari saja.

Itupun sekedar agar tidak menyinggung The

Tek-kong sebagai tuan rumah, selebihnya Si

Liong-cu lebih suka berkeluyuran dari rumah

makan satu ke rumah makan lainnya untuk

mencicipi macam-macam masakan istimewa.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 908

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Tidak lama kemudian, dua sahabat itu

sudah duduk di meja dekat jendela di lantai

dua Hok-an-lau, rumah makan kesayangan Si

Liong-cu selama beberapa hari ada di Se-shia.

Pelayan-pelayan yang sudah hapal akan

tamunya yang royal itu segera berebutan

meladeninya sampai ada seorang tamu lain

yang hampir mengamuk karena merasa

diabaikan.

Tidak lama kemudian, empat macam

sayuran, ditambah tiga macam daging,

ditambah lagi dua poci arak kelas satu yang

pocinya dibungkus sutera agar araknya tetap

hangat, sudah tergelar di meja itu. Diam-diam

Kam Hong-ti menaksir, dirinya setahun sekali

saja belum tentu dapat membeli makanan
makanan itu, tetapi sahabatnya itu agaknya

menikmatinya sehari dua kali atau mungkin

tiga kali.

"Silahkan saudara Kam, jadikan dirimu

agak gemuk sedikit", Si Liong-cu

mempersilakan, dia sendiri segera mengambil

sumpitnya. Sambil memegang ujung lengan

bajunya dengan tangan kiri, sumpitnya pun

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 909

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mulai bergerak kesana-kemari dan

menyuapkan beberapa potong daging dan

sayur ke mulutnya. Gayanya makan agak

anggun seperti orang-orang dari masyarakat

tingkat atas.

Kam Hong-ti pun mulai menggerakkan

sumpuitnya dan ikut makan pula, dengan gaya

yang agak berbeda. Gaya para pendekar

kelana yang lahap tanpa sungkan-sungkan.

Comot sana comot sini dan sekali-kali ia

menenggak araknya yang hangat dan harum.

Sampai akhirnya meja itu bersih kecuali

piring-piring lebar yang "penghuni
penghuni"nya sudah diungsikan ke dalam perut

mereka. Berbeda gaya makan mereka, tapi ada

satu kesamaan, ciri khas yang umumnya

dimiliki orang-orang yang berlatih silat, yaitu :

makan banyak. Hampir tiga kali lipat takaran

makan orang biasa.

Kam Hong-ti mengira acara makan

minum itu telah selesai ketika melihat dua

pelayan menyingkirkan mangkuk-mangkuk

kosong dari hadapannya, tapi ternyata dua

pelayan lainnya datang lagi meletakkan

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 910

Rewriter & Pdf Maker : OZ

pinggan-pinggan baru dengan macam-macam

buah yang sudah diiris, manisan, kueh beras

dan belasan macam makanan kecil lainnya.

Tapi tujuan Kam Hong-ti. memang

bukan sekedar memuaskan perutnya, ia justru

tidak ikut makan manisan-manisan itu,

meskipun Si Liong-cu berkali-kali

mempersilakannya.

"Si-heng, kau makanlah sendiri sebab

perutku sudah kenyang", kata Kam Hong-ti

"Aku terburu-buru dari Kang-lam menyusulmu

ke Se-shia sini karena ada urusan penting yang

harus kuberitahukan kepadamu..."

Sepotong acar buah tho yang sudah ada

di ujung sumpit Si Liong-cu itu tertunda masuk

ke mulutnya. "Urusan penting apa?" Kam

Hong-ti bicara langsung tanpa berputar-putar,

sesuai dengan kebiasannya, "Nyawamu diincar
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh banyak pihak, saudara Si...."

Wajah Si Liong-cu berkerut, namun

kelihatannya tidak terlalu kaget. Irisan buah

tho itu langsung dicaploknya dan dikunyahnya

dengan tenang. "Saudara Kam, selama aku

mengembara, kadang-kadang sendiri, kadang
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 911

Rewriter & Pdf Maker : OZ

kadang bersama dengan saudara Kam, atau

saudara Pek Thai-koan, aku telah mengalahkan

entah berapa banyak. orang jahat. Wajar saja

kalau mereka mendendam dan mencari aku

untuk membalas, tapi toya hitamku sudah siap

menyambut kepala mereka..."

"Saudara Si, orang-orang yang sedang

mencarimu itu adalah jago-jago dari istana

para bangsawan di Pak-khia, bahkan pernah

juga berujud pasukan-pasukan kecil yang

memeriksa setiap orang-orang lewat di jalan
jalan besar. Bukan sekedar pencoleng
pencoleng kecil yang kita kalahkan dulu, kalau

hanya mereka, buat apa aku jauh-jauh dari

Kang-lam hanya untuk memberitahukan

kepadamu? Buat apa pula aku susah-susah

meminta saudara Pek Thai-koan untuk

senantiasa mengamati orang-orang yanq

mencarimu itu?"

Kali ini Si Liong-cu termangu-mangu.

Sumpitnya diletakkan dan nafsu makannya

hilang. Geramnya dalam hati, "Saudara
saudaraku yang haus darah, kalian belum puas

hanya sekedar mendesak aku ke luar istana,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 912

Rewriter & Pdf Maker : OZ

masih juga memburu-buru aku untuk

menumpahkan darahku?!"

Sementara itu Kam Hong-ti mengamati

sikap Si Liong-cu, dan kebimbangannya pun

timbul. Selama ini dia hanya mengenal

sahabatnya itu sebagai murid Siau-lim-pai

bernama Si Liong-cu, hanya sampai sekian.

Sedang tentang asal-usul latar belakang si

sahabat itu, baginya gelap sama sekali. Kini

Kam Hong-ti sendiri mulai ragu, benarkah

sahabatnya ini sekedar seorang "anak yang

disia-siakan orang tuanya"? Kenapa pihak

istana gencar sekali menyebar orang-orangnya

untuk mencari Si Liong-cu?

Sesaat dua sahabat yang duduk

berseberangan itu berdiam diri, Si Liong-cu

menarik napas berulang-ulang, dan Kam Hong
ti meneguk araknya hampir tanpa henti.

Urusan makan nasi, dia jagoan, tapi urusan

minum arak lebih jagoan lagi.

Sampai kesunyian itu dipecahkan suara

Kam Hong-ti, "Saudara Si, sebenarnya

siapakah dirimu ini?"

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 913

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Si Liong-cu mengangkat wajahnya dan

memaksa diri untuk tertawa dan menghapus

keraguan di hati sahabatnya, "Pertanyaan

aneh. Tentu saja aku adalah Si Liong-cu, murid

Pun Bu Hweshio dari Siau-lim-si, sahabat

pendekar-pendekar terkenal Kam Hong-ti dan

Pek Thai-koan, pembasmi..."

"Bukan itu yang aku tanyakan,

saudara...", potong Kam Hong-ti. "Keadaanmu

sekarang ini aku tahu semuanya. Kalau boleh,

aku ingin tahu keadaanmu sebelum menjadi

sahabatku, bahkan sebelum menjadi murid

Pun-bu Hweshio".

"Sudah aku katakan berkali-kali, aku

sedih kalau mengingat masa laluku, lebih baik

aku lupakan saja. Tetapi saudara Kam agaknya

malah sengaja membangkitkan masa laluku

yang menyakitkan hati itu".

Kam Hong-ti meneguk araknya. "Maaf,

kalau saudara Si keberatan m?njawab, akupun

tidak bisa memaksa. Aku paham saudara tentu

bukannya seorang penjahat, sebab selama ini

akupun sudah banyak melihat sendiri tindakan
Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 914

Rewriter & Pdf Maker : OZ

tindakan gagah yang saudara lakukan dalam

tugas kependekaran."

"Terima kasih, saudara Kam. Kau

benar-benar seorang sahabat yang mengerti

perasaanku. Terima kasih. Mari minum".

Keduanya sama-sama mengangkat

cawan masing-masing dan mengeringkan

isinya. "Kalau begitu, saudara Si, aku tidak

akan lagi mengorek-ngorek rahasia pribadimu

atau keluargamu. Tetapi, mudah-mudahan tak

ada hubungannya dengan rahasia pribadi dan

keluarga, kenapa banyak sekali kelompok
kelompok istana yang mencari-cari dirimu?"

"Siapa saja mereka?"

"Aku bukan orang pemerintahan, aku

tidak tahu mereka dari kubu yang mana saja,

apalagi karena kelompok-kelompok itu

umumnya menyamar sebagai orang biasa.

kecuali satu dua yang secara terang-terangan

mengenakan seragam".

Si Liong-cu menarik napas dalam
dalam, ia bingung apakah akan tetap

menyembunyikan diri dari Kam Hong-ti

ataukah harus mengaku terang-terangan? Kam

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 915

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Hong-ti adalah Pendekar Kanglam yang

pengaruhnya di wilayah selatan sangat terasa,

sikap Kam Hong-ti akan sangat mempengaruhi

sikap pendekar-pendekar lainnya di Kanglam

pula.

"Saudara Si", kata Kam Hong-ti, "Kau

dikejar-kejar jago-jago kekaisaran Manchu , itu

menandakan kau musuh mereka. Mungkinkah

kau adalah anggota salah satu gerakan bawah

tanah yang menentang kekaisaran? Kalau

benar, kau tidak perlu menyembunyikannya

dari aku, aku sudah kau ketahui bagaimana

bersikap terhadap kekaisaran yang sekarang

ini..." Si Liong-cu masih bungkam sambil

meremas-remas telapakan tangannya sendiri.

"Mungkin saudara Si ini anggota Jit
goat-pang (Serikat Rembulan-Matahari) yang

bercita-cita mendirikan kembali Wangsa

Beng?" tanya Kam Hong-ti. Si Lionq-cu

menggelengkan kepalanya.

"Atau gerakan bawah tanah yang

berkedok keagamaan seperti Pek-lian-kau

(agama teratai putih)? Atau Sam-tiam-hwe

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 916

Rewriter & Pdf Maker : OZ

(Serikat Tiga Titik Merah)? atau Pi-siu-hwe

(Serikat Pisau Belati)?"

Setiap kali dijawab dengan gelengan

kepala.

"Oh, barangkali yang jauh lebih besar

dan kuat dari itu? Thian-te-hwe (Serikat Langit

Bumi) yang dikendalikan dari Pulau Taiwan?" Si

Liong-cu masih bungkam. "Jangan ragu-ragu,

saudara Si".

"Aku menjadi ragu-ragu justru karena

membayangkan bagaimana sikap saudara Kam

setelah mengetahui siapa diriku..."

Kam Hong-ti menjadi heran."kenapa?"

"Karena aku tahu saudara Kam bersikap

bermusuhan terhadap orang Manchu, dan aku

adalah orang Manchu..."

"Apa?!" Kam Hong-ti bangkit dari

duduknya dengan terkejut. "Saudara Si ...kau

... adalah..."

"Benar, saudara Kam. Aku adalah orang

dari suku bangsa yang sangat kau benci itu..."

Goncangan perasaan Kam Hong-ti

ternyata demikian hebat setelah mendengar

pengakuan sahabatnya bahwa sahabat itu

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 917

Rewriter & Pdf Maker : OZ

seorang Manchu. Tanpa dapat menguasai diri

lagi, telapak tangan Kam Hong-ti meluncur

melewati meja dan langsung hendak

menghantam ubun-ubun Si Liong-cu tepat di

jalan darah Pek-hwe-hiat yang mematikan.

"Kubunuh kau, Manchu keparat!"
Teror Elang Hitam Karya Stevanus SP di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi tinggal sejengkal telapak

tangannya dari sasaran, Kam Hong-ti dalam

kemarahannya sempat melihat Sikap Si Liong
cu yang memejamkan mata dengan sikap

pasrah tanpa melawan. Sedetik itu terbayang

betapa akrab hubungannya dengan Si Liong
cu, minum arak bersama, bercakap-cakap,

saling menolong, menumpas penjahat

bersama-sama...

Kurang sejari sebelum telapak

tangannya mengenai ubun-ubun Si Liong-cu.

Kam Hong-ti menjadi lemah hatinya dan

membelokkan hantamannya sehingga

mengenai permukaan meja. Permukaan meja

segera ambrol berlubang berbentuk telapak

tangan.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 918

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 919

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Bangsat Manchu! Lawanlah aku! Mana

kegagahanmu yang dulu kau tunjukkan untuk

mengelabuhi aku?" bentak Kam Hong-ti

dengan muka pucat. sekaligus hatinya juga

pedih karena diapun sebenarnya mencintai

sahabatnya ini. Tapi sebagai orang Han, ia

tidak lupa dendam darah puluhan tahun yang

lalu, ketika tentara Manchu menyerbu dan

membantai penduduk kota Yang-ciu dan Ke
teng sehingga tercatat sebagai peristiwa

mengerikan dalam sejarah.

Tapi Si Liong-cu tidak bangkit dari

duduknya. Suaranya tetap pasrah, "Kalau

saudara Kam ingin membunuhku, silahkan.

Aku sendiri merasa hidup tidak ada gunanya

dibenci oleh semua pihak, bahkan seoran

sahabat baikku juga membenci darah yang

mengalir dalam tubuhku".

Menghadapi sikap macam itu, luluh lah

hati Kam Hong-ti. Perlahan ia duduk kembali,

tubuhnya gemetar tidak tahu apa yang harus

diperbuatnya. Dengan dua siku bertumpu di

meja, ia megang erat-erat kepalanya dengan

kedua tangannya seolah takut copot

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 920

Rewriter & Pdf Maker : OZ

mendadak. Ia telah bersahabat dengan orang

dari bangsa yang pernah membantai

bangsanya, tetapi juga tidak cukup kuat

hatinya untuk membunuhnya...

"Saudara Kam, apakah kau cukup

tenang untuk mendengarkan penjelasanku?"

terdengar suara Si Liong-cu bertanya. "Setelah

itu, terserah kalau kau ingin membunuh aku

atau mencincang aku ".

"Untuk sementara, sebutan 'saudara' di

antara kita jangan digunakan dulu, orang she

Si.." kata Kam Hong-ti dingin. "Kalau kau mau

bicara, bicaralah!"

"Baiklah, Kam Taihiap. aku minta maaf

bahwa terhadap seorang sahabat baik

semacam kau, telah menyimpan rahasia begitu

lama, namun aku melakukannya karena benar
benar terjepit keadan yang tidak

menguntungkan", kata Si Liong-cu. "Baiklah

sekarang aku bayar kesalahanku itu dengan

menyebut diriku yang sebenarnya..."

Kam Hong-ti tetap berwajah dingin dan

sinar matanya tajam.

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 921

Rewriter & Pdf Maker : OZ

"Kam Taihiap, namaku yang sebenarnya

adalah In Ceng, putera ke empat dari

ayahanda Kaisar Khong-hi..."

Wajah Kam Hong-ti seketika menjadi

merah padam, sepasang matanya menyala

bagaikan naga yang murka. Orang yang duduk

di depannya itu bukan sekedar seorang

Manchu, tetapi bahkan seorang putera dari

Kaisar Manchu. Hampir saja ia melampaui

meja dan mencekik mampus Si Liong-cu,

namun nyatanya dia tetap duduk di

tempatnya. Hanya mendengus dingin, "Kiranya

kau seorang Pangeran, hem. nyawamu cukup

berbobot untuk ditukar dengan nyawa orang
orang Han yang sudah tewas di ujung senjata

orang Manchu".

Si Liong-cu alias In Ceng nampaknya

sedih sekali. Tanpa menanggapi kata-kata

kebencian Kam Hong itu, la meneruskan

bertutur dengan nada mengeluh. "Ya, aku

orang Manchu. Kam Taihiap, kalau seorang

calon manusia dikandung dalam perut ibunya,

alangkah senangnya kalau calon bayi itu

sendiri bisa memilih ingin lahir sebagai bangsa

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 922

Rewriter & Pdf Maker : OZ

apa, berwarna kulit begini, atau menjadi orang

macam ini. Tapi sayang, tak seorangpun

manusia berwenang menentukan pilihan itu,

semua lahir ke dunia begitu tiba saatnya untuk

lahir dan harus menerima apa yang sudah

tersedia baginya. Ada yang lahir ditengah

bangsa-bangsa yang bermusuhan, yang lahir di

tengah kemelaratan, lahir di tengah

kecukupan, lahir sebagai bangsa Han..."

"Sudah!" Kam Hong-ti menukas sambil

mengibaskan tangannya. Namun suaranya

sudah agak luruh dan itu menandakan hatinya

terpengaruh juga oleh ucapan-ucapan In Ceng.

Sikap bermusuhannya menurun beberapa

derajat.

"Kam Taihiap, itulah nasibku. Aku

dilahirkan di tengah-tengah keluarga Manchu,

bahkan keluarga Kaisar, keturunan dari orang
orang yang bertanggung jawab atas

Pembantaian di Yang-ciu dan Ke-teng, karena

itulah aku tak akan menghindar kalau Kam

Taihiap ingin membunuhku, mencincangku".

Seandainya In Ceng pasang kuda-kuda

untuk bertempur dan menantang-nantang,

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 923

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hong-ti tentu tidak ragu-ragu lagi untuk

membunuhnya. Tapi justru sikap In Ceng yang

demkian itu membuat Kam Hong-ti

kebingungan, merasa keterlaluan kalau harus

melukai seujung-rambutpun terhadap orang

yang tak mau melawan sedikitpun. Apalagi

selama beberapa tahun terakhir itu In Ceng

adalah seorang pendekar penolong rakyat Han,

bukan seorang yang bersikap menindas

dengan mengandalkan kebangsawanannya.

"He, orang Manchu, namun selama ini

kau sudah menipu banyak orang dengan nama

samaranmu, bahkan mungkin menipu Gurumu

sendiri, Pun-bu Hweshio yang begitu berbudi

mendidikmu dalam ilmu silat".

"Benar, Kam Taihiap, selama ini

memang aku seolah tidak jujur kepada orang

lain, bersembunyi di balik nama palsu. Tapi

sikapku itu sama sekali bukan untuk menipu

atau merugikan orang lain. Terhadap Guruku

yang berbudi, Pun-bu Hweshio, aku tidak

mengelabuinya, sebab sejak semula guruku itu

sudah tahu siapa diriku sebenarnya ".

Teror Elang Hitam ? Stevanus, S.P.

Pustaka: Koh Awie Dermawan

Kolektor E-Book 924

Rewriter & Pdf Maker : OZ

Kam Hong-ti terkesiap. "Pun-bu

Hweshio sudah tahu kau seorang Pangeran

Manchu dan tetap saja menerima dirimu


Animorphs 7 Perjalanan Ke Masa Depan Pendekar Rajawali Sakti 95 Pangeran Bandit Penyulam Pendekar 4 Alis Buku 2

Cari Blog Ini