Ceritasilat Novel Online

Dendam Kesumat Kaum Persilatan 1

Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung Bagian 1

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 3

Pdf Maker : Oz

BU LIM KI SIU

(DENDAM KESUMAT KAUM PERSILATAN)

Lewat Lohor......

Rumah2 makan dan warung2 arak di kota Siangyang

sudah agak sepi, tak seramai pagi harinya. Namun masih

tak kunjung putusnya menerima tetamu. Ada setengahnya

yang bergegas datang naik kuda, berhenti sebentar untuk

mengisi perut. Ada pula yang ber-kelompok2 menjamu

sahabat kenalannya.

Kalau di dalam ruang makan terdengar gelak-tawa

dari percakapan yang diseling dengan berkerincingnya

sendok sumpit beradu dengan mangkuk piring, atau tepuk

tangan si tetamu memesan hidangan pada pelayan, adalah

di luar rumah makan itu penuh berkerumun 'kajem'

(singkatan: kaum jembel). Dengan pakaian compang

camping, muka pucat dan badan kurus, tengah

mengulurkan tangan memohon belas kasihan tetamu2 itu

untuk memberikan sisa2 makanannya.

Diantara rumah makan dan warung arak dalam kota

Siangyang, yang paling terkenal sendiri adalah rumah

makan "Siong Gwat Lau". Rumah makan itu bertingkat dua

dan menghadap ke selatan. Bukan saja perdagangannya

laris, pun rumah makan itu diramaikan pula oleh tetabuhan

khim (rebab) yang laksana burung kenari merdu mengalun

lagu2 pilihan. Di bawah loteng adalah sebuah ruangan

besar yang tak dipergunakan tempat penerimaan tetamu.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 4

Pdf Maker : Oz

Maka begitu ada sisa2 hidangan dari sementara tetamu

yang tak habis, para 'kajem' itu segera hiruk-pikuk

menyerbunya.

Banyak kali sudah pegawai2 rumah makan itu

melarangnya, tetapi karena jumlah 'kajem' itu sedemikian

banyaknya, terpaksa mereka tak berdaya untuk mencegah

manusia2 lapar yang perutnya sudah memberontak itu!

"Tang! Tang! Tang!" tiba2 dari sebelah sana

kedengaran bunyi genta kecil ber-talu2. Sekejab pula

terdengar suara tongkat me-mukul2 tanah, dan pada lain

saat muncullah seorang tua buta berwajah hitam.

Rambutnya terurai dan nampaknya sudah loyo. Dia

memimpin seorang anak perempuan sekira berumur tlga
empatbelas tahun yang berbaju warna hijau. Mukanya

penuh debu, rambutnya dikepang dua. Sekalipun

dandanannya sebagai 'kajem', tapi di balik debu kotoran

yang menutupi mukanya itu, tersembunyi wajah yang ayu

dengan sepasang biji mata bundar besar yang

memancarkan sinar bening. Karena dalam dandanan

seorang 'kajem' itu, raut wajahnya tersembul gurat2

penderitaan hidup yang getir! Ia mencekal sebatang

seruling perak sembari tangannya yang sebelah me
ngetuk2 sebuah genta kecil, ialah sebuah alat yang biasa

dibawa oleh kaum minta2 untuk menarik perhatian orang

yang akan dimintainya.

Berbareng suara ber-dentang2 dari genta kecil itu,

kedua jembel tua dan anak itu sudah tiba di muka rumah

makan ,,Siong Gwat Lau". Entah karena dorongan sang

perut atau entah karena ketarik dengan banyaknya ?kajem?

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 5

Pdf Maker : Oz

yang berkerumun di situ, maka mereka berduapun datang

ke situ untuk mengadu peruntungan.

"Tuan2, tauke2 sekalian! Sudilah menaruh belas

kasihan pada kami, seorang anak perempuan kecil lemah

dengan seorang ayah yang buta, yang sudah tak berdaya

untuk mencari penghidupan. Dusun kami tertimpa bencana

paceklik jadi terpaksa kami mengembara mencari untung.

Anakku ini sedikit mengerti nyanyian dusun, maka, sudilah

kiranya tuan2 bermurah hati untuk menyuruhnya

bernyanyi kemudian memberikan uang sekedarnya......"

Rupanya ayah dan anak itu tak mengerti akan tata

cara di situ. Sebab untuk mendapat sisa2 hidangan tak

perlulah berlaku demikian, cukup menunggu saja. Dan

untuk mengemis, asal ber-pindah2 dari satu ke lain rumah,

pasti akan banyak hasilnya. Tapi kalau menjual suara, ah,

tabu! Orang hanya suka mendengarkan suara nyanyian di

rumah pelesiran atau di-gedung2 sandiwara saja. Bagi

mereka, tuan2 besar kaum pelesiran itu, nyanyian adalah

tabu, hanya pelesiranlah yang betul2 mereka gemari!

Meskipun anak perempuan itu cukup sedap

dipandang mata, tapi karena dalam dandanan 'kajem',

tiada seorangpun yang mau memadangnya. Tambahan

pula ia mempunyai seorang ayah yang buta, orang sama

membuang muka!

Tapi suatu kejadian yang tak di-sangka2 telah

muncul. Tengah anak perempuan itu mengucapkan kata2

untuk menarik perhatian orang, dari ruangan tengah telah

muncul seorang setengah tua yang berbadan gemuk

buntak. Dilihat dari dandanannya, orang itu seperti seorang

hartawan. Hanya sekali saja dia melirik ke arah si anak

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 6

Pdf Maker : Oz

perempuan tadi, dan itu sudah cukuplah baginya untuk

menentukan langkah.

"Hai, nona kecil! Kau bisa menyanyi? Bagus,

memang aku tengah kesepian, marilah ikut ke atas

loteng!" kata orang gemuk itu yang bermuka ke-merah2an,

kemudian menatap lagi kepada anak perempuan itu,

katanya pula: "Tapi kau begitu kotor, lebih baik cuci

mukamu dahulu!"

Anak perempuan itu menghaturkan terima kasih,

terus memimpin tangan si buta diajak masuk. Tapi si

gemuk tadi lekas menghadang si buta, serunya: "Kau

tunggu di sini saja! Yang kukehendaki dia, bukan seorang

tua bangka seperti kau!"

"Tuan, kau sungguh baik budi. Tapi tanpa ayah yang

meniup seruling, aku tak dapat menyanyi.........," kata si

dara kecil itu.

"Ah...... tidak menyanyi tidak mengapa! Ha-ha, aku

tengah kesepian, asal bisa terhibur..............."

Kata2 yang kasar dan menyeleweng itu dapatlah

ditebak apa maksudnya. Walaupun semuda itu usianya,

tapi se-kurang2nya nona kecil itu tahu pula ke mana

jatuhnya kata2 itu. Ia mengawasi muka si gendut, hatinya

terkesiap sekali. Buru2 kaki yang sudah hendak

dilangkahkan maju itu ditariknya kembali. Dan secepat itu

pula ia berpaling untuk memimpin ayahnya keluar dari situ.

Tapi sebuah tangan yang kuat telah mencengkeram

bahunya.

"Apa?! Kau berani main gila pada tuanmu besar

ini... ?! Ha, jangan bikin tuan besarmu Oey hilang sabar,

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 7

Pdf Maker : Oz

atau nanti......... coba kau tanya pada kawan2mu itu

betapa kelihaianku ini......."

Memang gertakan si gemuk itu bukan kosong, karena

ia memang seorang tukang mencemarkan isteri orang, iblis

pengrusak anak gadis keluaran baik! Orang memberi

julukan Poan-mo-kun Oey Hiau, Oey Hiau si Iblis Gemuk.

Setiap orang kenal akan sepak terjangnya yang terkutuk

itu. Tapi mereka tiada yang berani menentangnya.

Mengapa?

Kiranya orang she Oey itu mempunyai seorang sanak

dekat yang namanya kesohor di seluruh negeri serta

menggetarkan dunia persilatan, bahkan membanggakan

diri sebagai orang tanpa tanding. Namanya Biau Kong

Hiong, berjuluk ?kim-ciang?, Si tombak emas. Kong Hiong

adalah adik ibu Oey Hiau, jadi pernah paman Oey Hiau.

Dengan andalkan pengaruh pamannya inilah maka

Oey Hiau bersimaharajalela di kota Siangyang. Hampir

seluruh wilayah Oupak, tiada orang yang berani cari urusan

dengannya. Sekalipun badannya ke-gemuk2kan itu, namun

ia mempunyai kepandaian ilmu silat yang tak tercela. Dia

gemar mempermainkan orang, siapa yang berani

melawannya, pasti akan dihajar setengah mati.

Misalnya pada setengah bulan yang lalu, telah

kejadian pada diri seorang jembel kecil: Ah! Seorang anak

yang baru berumur belasan tahun, berwajah yang menarik,

entah kesalahan apa, telah digantung dan dirangket oleh

tuan besar gemuk itu, sehingga seluruh badannya babak

belur berlumuran darah. Itu belum seberapa. Oey Hiau

yang sudah kemasukan setan itu, segera ambil semangkok

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 8

Pdf Maker : Oz

besar air garam, lalu disiramkan ke kepala dan tubuh anak

malang itu.

Tapi bocah itu betul2 berhati baja. Penderitaan

sehebat itu dia tahan dengan menggigit giginya kencang2,

sepatahpun dia tak mengeluh atau mengerang! Dengan

paksakan diri, dia meng-isut2 berlalu dari tempat itu.

Ada seorang jembel lain yang baik hati telah diam2

mengikutinya. Ternyata anak itu berhenti pada sebuah

biara yang terletak di pinggir kota. Di situ ia nampak duduk

berlutut, entah mengeluarkan benda apa dari dalam

bajunya, lalu menangis ter-sedu2. Demikian sayu dan

pedih ratap tangisnya itu, sehingga menimbulkan

keheranan orang:

mengapa dirangket

dan diguyur air
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

garam, sedikitpun ia

tak mengerang, tapi

kini dia tangisi

sebuah benda dengan

begitu menyayatkan

hati?

?Kajem? yang

menguntitnya tadi

merasa iba, lalu

menghampiri dan

menghiburnya.

Dibaginya pula sedikit

dari sisa makanan

yang diperolehnya.

Anak itu buru2

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 9

Pdf Maker : Oz

menyembunyikan bendanya yang aneh itu, kemudian

menghaturkan terima kasihnya. Sejak itu, anak yang

malang itu jatuh sakit dalam biara tersebut. Hampir

setengah bulan, ia terhampar dalam kesakitan. Seluruh

tulang belulangnya dirasa kaku nyeri, karena rupanya

luka2 yang dideritanya itu memang parah! Syukur jembel

yang baik budi itu tiap hari membawakan sisa2 makanan

untuknya. Dan berkat pertolongannya itulah, maka jiwa

anak kecil itu bisa diselamatkan dari cengkeram maut.

Kembali pada anak perempuan kecil dengan ayah

buta tadi. Rupanya mereka baru pertama kali datang ke

Siangyang, dan celakanya begitu datang lantas terbentur

dengan iblis macam Oey Hiau itu. Tapi memang sudah

tersurat, bahwa kaum jembel itu harus tahan cacian orang.

Bermula kedua ayah beranak itu hanya ganda tersenyum

mendengar kata2 kasar dari tuan besar itu, tapi karena

tingkahnya yang sedemikian memuakkan itu, tak urung

berubahlah wajah si nona kecil. Pengemis buta itu

sebaliknya wajahnya tenang2 saja, sehingga orang mengira

kalau dia gemetar jeri mendengar kata2 Oey Hiau itu.

Untuk memberi penjelasan, si buta yang sedari tadi tak

mau bicara itu, kini terpaksa membuka mulut:

"Tuan besar, kami berdua adalah orang melarat. Aku

tak dapat berpisah dengan anakku, karena aku buta.

Sedang anakkupun tak mau berpisah dengan aku karena

kasihan. Apabila tuan hendak cari hiburan dan

mengundang kami berdua, sungguh kami merasa

beruntung sekali. Tapi kalau aku disuruh tinggal sendirian,

betul2 seperti orang kehilangan mata. Dalam hal ini mohon

tuan suka memberi maaf se-besar2nya!"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 10

Pdf Maker : Oz

"Aku bukan hendak menelan anakmu perempuan,

tapi pada kebalikannya, aku tak bisa melepaskannya.

Hanya untuk suatu saat saja, apabila aku betul2 bisa

merasa puas, soal uang, mudahlah!" Oey Hiau tertawa

iblis.

"Jangan terima uangnya yang busuk! Paman dan

Cici, jangan hiraukan serigala itu, lekaslah pergi....."

demikian tiba2 terdengar suatu suara seruan yang keras,

dan membikin orang2 di situ melengak kaget.

Gadis cilik itu menoleh dan dilihatnya seorang bocah

laki2 yang wajahnya ke-hitam2an, rambutnya terurai,

pakaiannya compang-camping tengah mengawasi dengan

sinar mata yang penuh kebencian. Dari nada suaranya

yang bergetar tadi, nyata kalau dia itu sedang menderita

sakit.......

Bagi semua 'kajem' yang berada di situ, segera

mengenal bocah itu sebagai anak yang setengah bulan

yang lalu disiksa oleh Oey Hiau. Mereka mengeluh napas

karena kasihan dan kuatir akan kelancangan bocah itu, di

samping itu gegetun juga mengapa bocah itu sudah

berlaku begitu goblok untuk cari gebuk?!

Ada sementara 'kajem' segera menyuruhnya lekas2

menyingkir, jangan cari penyakit di situ, namun tampaknya

bocah itu tenang2 saja tak mau pergi. Segera setelah

melihatnya, Oey Hiau tertawa dingin. Terkilas dalam

pikirannya suatu rencana. Sembari berkaok keras

memanggil kedua gundalnya yang bernama The Ing dan

Ngo THiau Bin, dia terus menghampiri bocah itu.

"Bocah kepala keras, kalau tak melihat rupamu yang

minta dikasihani ini, siang2 tuan besarmu ini tentu sudah

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 11

Pdf Maker : Oz

membuatmu cacat. Kini kau sendiri yang minta, kalau tak

kululuskan kau tentu belum puas!" kata2 itu disusul dengan

tangannya mencengkeram dada si bocah. Berbareng

dengan ketawa iblis, tangannya segera diayukan, "plak!"

dan melosotlah bocah itu mencium tanah. Tapi sedikitpun

dia tak mau mengerang kesakitan, begitu kepalanya

mendongak, dia mengawasi Oey Hiau dengan sorot mata

penuh dendam.

Sesaat itu dari belakang Oey Hiau muncul dua orang

lelaki yang bertubuh kekar, begitu melihat si bocah,

mereka segera perdengarkan suara terkejut lalu

menegurmya: "Apa! Lagi2 kau?!"

"The Ing, ikat dia! Thian Bin, lekas ke loteng pinjam

'cui-kau-kiat' pada Poa Sin Ci!" perintah Oey Hiau.

?Cui-kau-kiat? adalah cambuk dari tulang binatang

semacam trenggiling. Senjata itu adalah pusaka dari

gunung Tiong-cin-san yang lihai sekali.

"Tuan, 'cui-kau-kiat' kelewat hebat, mana bocah ini

kuat menahan senjata itu, apalagi tenagamu kuat sekali,

dia pasti akan remuk binasa." jawab Thian Bin dengan

wajan pucat, karena dia tahu bagaimana hebatnya senjata

itu.

"Jngan banyak bicara, lekas kerjakan perintahku!"

bentak Oey Hiau.

Thian Bin tak berani berbantah Lagi. Dengan

terpaksa dia pergi masuk ke dalam rumah makan Siong

Gwat Lau. Dekat di ambang pintu, ia berpaling untuk

memandang si bocah dengan hati yang iba.

Sementara itu di sana, The Ing pun sudah mencekal

bocah itu. Beda dengan kawanannya yang masih

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 12

Pdf Maker : Oz

mempunyai rasa perikemanusiaan itu, The Ing adalah

orang yang kejam. Dia cekal betis si bocah terus

dijungkirkan ke bawah seperti menggantung ayam saja.

"Buk" tiba2 sebuah benda menggelinding jatuh dari baju si

bocah. Benda itu warnanya beberapa macam.

Seperti anak kambing yang akan disembelih, bermula

bocah itu menurut saja, karena dia cukup tahu,

melawanpun tiada guna. Tapi demi benda yang

disayanginya itu jatuh ke bawah, merontalah dia dengan

se-kuat2nya! Si The lng karena tak me-nyangka2, telah

kewalahan dan terlepaslah kaki bocah itu dari tangannya.

Begitu jatuh ke tanah, bocah itu segera menubruk

bendanya terus didekapnya kencang2!

Dari mimik wajahnya nampaklah bahwa benda itu

disayang seperti nyawanya sendiri. Orang2 yang

menyaksikan, sama melongo, begitu pula nona kecil tadi

tak habis ke-heran2an!

Oey Hiau pun mengetahui hal itu, cepat sekali dia

melangkah ke muka si bocah, katanya dengan tertawa

iblis: "Benda apa itu sih yang kau sayang mati2an? Hayo

mana? Kasihkan pada tuanmu besar ini!"

Bocah itu tak mau menyahut, hanya memandangnya

dengan sorot mata yang dingin sembari kedua tangannya

memegangi benda itu dengan makin eratnya. Oey Hiau

makin beringas. Dengan tertawa seram dia ayunkan lagi

tangannya dan kembali bocah itu terjungkal. Mukanya

bengkak, mulutnya berdarah............ namun tetap dia tak

sesambat. kecuali sepasang matanya yang tetap

memancarkan sinar yang melebihi es dinginnya. Sedang

sepasang tangannyapun tetap mencekali bendanya itu!

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 13

Pdf Maker : Oz

Dengan geramnya Oey Hiau maju menghampiri,

sekali mengangkat kakinya, kembali bocah itu jatuh

terjungkir balik.

"Binatang kecil, lepaskan benda itu! kalau tidak,

tuanmu akan membuatmu seperti bola-sepak! Tak usah

pakai ?cui-kau-kiat', tulangmu pasti akan remuk!"

Namun bocah itu tetap membisu. Dia gigit bibirnya

kencang2 untuk menahan kesakitan.

"Tuan, jangan umbar kemarahan. Kita akan tinggal,

tapi biarkan bocah itu berlalu," tiba2 kedengaran suara

yang halus berkata. Ternyata itu adalah si nona kecil

penjual suara yang saking tak tahan melihat si bocah

disiksa, ia telah memintakan kelonggaran pada Oey Hiau.

Biar ia nanti menghadapi hinaan asal bocah itu terlepas

dari siksaan!

Tapi ternyata Oey Hiau manusia yang berhati

serigala. Dia hanya tahu menindas orang, tak suka

menerima nasihat apalagi dihalangi maksudnya. Kalau dulu

dihajar babak belur kemudian disiram air garam, anak itu

tetap tak mengeluh, agak siraplah kemarahan Oey Hiau.

Tapi kali ini, ya, kali ini bocah itu telah memakinya sebagai

serigala. Wah, meluaplah kemarahan Oey Hiau sampai di

puncaknya. Apalagi bocah itu membandel tak mau

menyerahkan bendanya.

Maka tawaran si nona kecil tadi diterima dengan

tawar saja, katanya: "Kalau dia tetap tak mau
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerahkan benda itu, akan kutendangnya

mampus...!"

Tahulah si dara apa maksud si gemuk itu. Dengan

memimpin tangan ayahnya, ia menghampiri si bocah

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 14

Pdf Maker : Oz

sambil menghadang di depan Oey Hiau. Kemudian katanya

dengan lemah lembut: "Lebih baik adik serahkan benda itu

pada tuan ini, biarkan dia melihatnya sebentar dan

habislah urusan ini."

Bocah itu memandang si nona, dengan sorot mata

yang dingin, lalu menyahut dengan gemetar: "Aku berbuat

tadi karena takut kau diperhina, bukan akan minta

dikasihani ........"

"Kau pikirkan kepentingan lain orang, tapi bagaimana

dengan keselematanmu sendiri?!" tanya pula si dara.

"Aku dilahirkan untuk menerima hinaan orang, jadi

sudah biasalah. Tapi kalian, seorang tua buta dan seorang

anak perempuan. Aku......... meskipun agak lemah, tapi

lebih kuat daripada kalian berdua! Mengapa kalian tak

lekas2 tinggalkan tempat ini........?"

Tergerak hati si nona atas kata2 gagah dari si bocah

jembel itu. Ditatapnya muka si bocah sembari mengulurkan

tangan dan katanya: "Berikan benda itu padaku!"

Si bocah menggigit giginya erat2, sorot matanya

memancar ketekadan yang bulat, mulutnya berkata

dengan mantep: "Siapapun jangan harap

mendapatkannya, kecuali aku sudah menjadi

bangkai..............."

Begitu tetap suaranya, begitu pula mimik wajah dan

sikapnya sangat meyakinkan sekali sehingga bukan saja si

nona menjadi terkesiap, pun Oey Hiau melengak. Dia

menduga kalau benda itu tentu sebuah "mustika." Dan

sekali terlintas hal itu pada pikirannya, timbullah hati

tamaknya. Biar bagaimana dia harus memiliki benda itu!

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 15

Pdf Maker : Oz

"Binatang, bawa kemari!" bentak Oey Hiau segera.

"Kalau tuanmu besar senang, jiwamu dapat ampun. Kalau

kau tetap membangkang, hm, sekalipun kubunuh jiwamu,

tak nanti ada urusannya, dan kau............"

"Kecuali aku sudah menjadi bangkai, tak nanti

kubiarkan orang lain menjamah benda ini!" tukas si bocah

dengan beraninya.

Dengan gusarnya Oey Hiau melesat ke samping si

nona. Tapi ketika berada di samping nona itu tiba2

dadanya terasa tersambar hawa dingin. Dia melenguh, tapi

teruskan langkahnya berdiri di muka si bocah. Dua jari dia

julurkan untuk menotok buku kedua siku si bocah. Dengan

totokan itu, hendak dia paksa si bocah menyerahkan

bendanya.

Si bocah hanya tahu membandel, pikirnya asal dia

tetap mendekap bendanya kencang2, tak nanti orang dapat

merampasnya. Tapi mana dia tahu akan ilmu totokan kaum

persilatan yang lihay itu? Maka begitu jari Oey Hiau

menotok buku tulang sikunya, sepasang tangannya serasa

lemah lunglai tak kuasa mendekap bendanya itu. Disusul

dengan rasa kesemutan, tangannyapun terpentang dan

jatuhlah benda itu ke bawah: sebuah orang2an yang dicat

lima-enam warna!

Oey Hiau buru2 membungkuk untuk memungutnya,

tapi segera tangannya terasa sakit sekali. Kiranya saking

marah, bocah itu sudah berlaku nekad dan menggigit

tangan Oey Hiau. Tahu apa yang terjadi, bukan kepalang

gusar si Oey Hiau. Secepat kilat dia kirim pukulan tangan

kirinya ke arah si bocah, aduh kasihan.... dengan menjerit

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 16

Pdf Maker : Oz

hebat, bocah itu tersungkur jatuh sampai beberapa meter

jauhnya!

Baru kini Oey Hiau memungut benda itu dan hampir

saja dia ketawa keras. Karena ternyata benda yang

dipertahankan mati2an oleh si bocah tadi hanyalah sebuah

mainan yang berbentuk seekor kelinci. Kelinci itu dipakai

kopiah hitam yang bercantumkan dua batang kimhua

(bunga2an emas). Badannya memakai jubah kulit ular

warna merah, sayang warnanya sudah agak luntur serta

sudah terdapat beberapa lubang. Hola, itulah sebuah

pepunden kyai kelinci!

Oey Hiau memangnya berasal dari kalangan pengirim

barang (popiau). Dia pernah menjelajah ke berbagai

tempat, banyak sudah asam garam dan barang2 di dunia

yang diketahuinya. Mainan kelinci itu adalah binatang2an

yang dipakai pada upacara sembahyangan setiap bulan 8

tanggal 15 di biara Ce-gwat-kiong di kota Pakkhia (Peking).

Jadi, mainan semacam itu sebenarnya tak berharga.

Tapi mengapa bocah itu sedemikian mengukuhinya? Saking

gemasnya, Oey Hiau banting mainan itu ke tanah.........

Mainan yang terbuat dari bahan tanah liat itu segera

hancur ber-keping2. Tiba2 tampak sesosok tubuh

berkelebat maju, terus mendumprah ke tanah untuk

memeluk kelinci2an itu. Dia bukan lain yakni si bocah,

siapa kedengaran menangis dengan me-ratap2: "O, Kyai

Kelinci......... jangan takut.... akan kutolong dirimu

lagi......"

Oey Hiau sebal melihatnya, cepat dicekalnya lengan

si bocah terus dilemparkan ke muka, seraya berseru: "The

Ing, ikat dia!"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 17

Pdf Maker : Oz

The Ing cepat lakukan titah majikannya. Sekali

ringkus, bocah itu segera diikat kencang2. Dan tho-ya atau

Kyal kelinci itu terbanting pula ke tanah! Melihat itu, si

bocah meronta lagi hendak menubruknya. tapi tak berdaya

melepaskan diri. Sementara itu Thian Bin pun nampak

datang membawa sebatang jwan-pian (cemeti lemas) yang

panjangnya hampir 3 meter, ber-kilat2 ke-hitam2an, ber
buku2 sebesar jari. Jwan-pian itu diserahkan pada Oey

Hiau.

Tanpa tunggu lama2, Oey Hiau segera ayunkan

cemeti itu ke arah tubuh si bocah yang terikat pada

sebatang pohon, "tarr....." sekali menjerit hebat maka

pingsanlah bocah itu!

"Tuan, dia sudah pingsan, kali ini dia tentu cacad.

Memang cui-kau-ciat terlalu hebat! Baik tuan jangan

kelewat umbar kemarahan......" demikian THian Bin coba

mencegah tuannya.

Tapi serigala yang berupa manusia Oey Hiau itu

rupanya tiada tahu puas, katanya: "Cambukan tadi hanya

mengenakan tulang kakinya, mungkin tak sampai

meremukkan, aku..........."

"Turut cara tuan menghantam tadi, masa tidak

remuk?" Thian Bin menerangkan dengan bergidik.

Oey Hiau seperti tersadar. Memang sewaktu

menghantam tadi, serasa tenaganya agak lemah, adakah

dia salah mengerahkan tenaga dalamnya? Maka

diulanginya lagi mencambuknya dan kali ini si bocah betul2

tak dapat berkutik. Namun Oey Hiau pun tak kurang

kagetnya, karena gerakan tenaganya makin lemah dari

tadi. Buru2 dia empos semangatnya untuk mengerahkan

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 18

Pdf Maker : Oz

tenaga dalam. Tapi segera dia terkejut bukan buatan.

Dirasakannya tenaga dalam tak mau mengalir, kosong

membuyar.

"Aneh!" serunya tertahan dengan ke-heran2an. Tapi

berbareng pada saat itu di belakangnya mendadak

terdengar suara orang tertawa. Buru2 dia berpaling, dan

tampaklah 4 orang gagah menghampiri. Tapi mereka itu

adalah empat orang sahabat yang diundangnya, yakni: Ciu

Khim, Yu Piau, In Siang Tin dan Poa Sin Ci. Keempat orang

itu disebut "4 orang gagah dari propinsi Oupak". Ketika

datang, adalah Yu Piau yang per-tama2 tertawa berseru:

"Saudara Oey, apa2an kau ini? Berkelahi dengan

seorang bocah?"

Belum kata2 itu terjawab, Ciu Khim yang bermata

awas segera berobah mukanya. Serunya: "Saudara Oey,

lekas duduk, empos tenagamu!"

Oey Hiau tergugah pikirannya, tahu kini dia bahwa

dirinya telah kena dibokong orang. Sebagai ahli silat, tahu

dia betapa lihaynya si pembokong itu. Buru2 dia duduk

untuk memulihkan semangatnya dengan jalan mengatur

napas untuk menyalurkan peredaran tenaga. Tapi justeru

berbuat begitulah maka dia tambah celaka. Kalau tadi dia

diam saja, sih tak mengapa. Tapi begitu bergerak, tulang

kaki tangannya segera terasa sakit nyeri sekali. Diam2 Oey

Hiau tercekat. Teringat dia akan kata2 sang paman, bahwa

di kalangan persilatan cabang Swat-san Kun-guan-pay

(Kun-guan-pay dari gunung Swat-san) mempunyai ilmu

istimewa untuk menyerang tulang belulang musuh. Ilmu

itu disebut "hian in thian han chiu" atau ilmu meremas

tulang dari udara gelap berhawa dingin. Ilmu yang ganas

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 19

Pdf Maker : Oz

itu dapat menghancurkan musuh tanpa si orang sadar apa

yang terjadi. Biasanya serangan itu dilakukan dengan

tertawa, suara tertawa itu dapat mengeluarkan hawa

serangan.

Kalau siang2 tahu hal itu, pasti Oey Hiau tak nanti
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berani bergerak dan ber-kata2. Karena begitu orang

bergerak dan ber-kata2, tenaga serangan "Thian-han" itu

akan menyusul masuk ke pembuluh darah. Pelan tapi pasti

dia akan menghancurkan pusat induk tenaga dalam. Makin

orang berusaha untuk menolakkan tenaga dalamya, makin

tenaga thian-han itu berpencar menyusup ke-mana2. Dan

bila sampai pada tingkat itu, sukarlah untuk meloloskan

diri dari bahaya maut!

Memikir sampai di situ, kuncuplah nyali Oey Hiau.

Terasa hatinya tercengkeram ketakutan membayangkan

iblis maut, dia segera mendumprah ke tanah!

Dari keempat orang gagah Oupak itu, Ciu Kim lah

yang bermata tajam. Karena kepandaiannyapun paling

tinggi sendiri. Buru2 dia berjongkok untuk mengangkat Oey

Hiau. Demi dilihat wajahnya, diapun bercekat kaget, lalu

bertanya:

"Saudara Oey, jangan begitu kecil hati. Kau ceritakan

duduknya perkara, mungkin bisaa tertolong!"

"Saudara Ciu, tolong kau jaga tempat ini dan

suruhlah undang pamanku kemari"

Ciu Khim memandang ke sekeliling tempat itu, tapi di

situ hanya terdapat rombongan ?kajem? semua. Tiada

seorang yang mencurigakan. Rasanya diapun sudah kenal

akan wajah para kajem itu. Kemudian matanya tertumbuk

akan si buta dan anak perempuan kecil tadi. Ya, mereka

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 20

Pdf Maker : Oz

orang asing baginya. Tapi setelah diawasi seksama rasanya

kedua anak beranak ini bukan macam orang yang patut

dicurigai. Lalu dia memandang ke permukaan tanah. Di situ

terdapat debu tanah liat, sedang kepingan Kyai kelinci tadi

sudah tak nampak di situ. Akh, kesemuanya tak ada yang

mencurigakan! Di sebelah pohon sana, si bocah pun masih

terikat kencang2, pingsan tak sadarkan diri! Keadaannya

sangat mengibakan hati. Tiba2 Ciu Kim teringat akan

sesuatu: "Cui-kau-kiat berada di mana?"

Thian Bin dan The Ing segera mencari senjata itu ke

sekeliling tempat itu. Yang paling kerupukan sendiri ialah

Sin Ci, karena senjata itu merupakan pusaka dari induk

cabang kaumnya. Juga Yu Piau dan In Siang Tin tersadar

apa yang terjadi di situ. Namun orang2 yang berkerumun

di situ hanyalah bangsa kajem, jadi mustahil mereka

berani menyembunyikan senjata itu.

Sebagai kaum persilatan yang banyak pengalaman,

Sin Ci tahu apa yang harus dilakukan. Buru2 dia rapatkan

kedua kepalannya ke muka dada untuk mengunjuk hormat

dan ber-putar2 menjura ke arah orang di sekeliling situ,

katanya dengan sungguh2:

"Aku yang rendah ini, Poa Sin Ci, tak menyalahi pada

siapa juga, pun belum pernah membantu pada keluarga

Oey. Jadi harap jangan salah mengerti. Senjata cemeti cui
kau-kiat itu adalah milik kaumku, andaikata ada tuan yang

khilaf mengambilnya, rasanya tiada akan ada gunanya,

malah2 nanti bikin kapiran kepentingan orang, maka

dengan ini sangat kumohon agar tuan sudi

mengembalikannya......"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 21

Pdf Maker : Oz

"Hi-hi..." tiba2 dari arah sana terdengar suara

orang ketawa. Telinga Sin Ci yang tajam segera dapat

menangkap suar itu. Sekali menjejak, dia segera melesat

memburu ke arah timur sembari berseru keras2: "Sahabat,

kenapa tak mau unjukkan diri untuk memberi

pengajaran......?"

Seruan itu disambut dengan datangnya ketawa dari

arah Selatan, dan malah disusul dengan berkelebatnya

sebuah bayangan! Belum habis terkejutnya Ciu Khim, dari

sebelah utara pun terdengar juga suara ketawa sedingin

tadi. Kini buru2 Ciu Khim bersiap seraya menyerukan

kepada ketiga kawannya: "Saudara2, bersiaplah! Kita

berhadapan dengan ahli lihay dari cabang Swat-san-pay!"

Yu Piau, In Siang Tin dan Poa Sin Ci melengak

terkejut. Suara ketawa yang dingin tadi adalah ilmu "hum

im hua seng" (memecah suara) dari kaum Swat-san-pay

yang lihay. Ilmu itu serupa dengan ilmu "thuan im jip bi"

(menyusupkan suara ke dalam lebatan) dari kalangan

persilatan. Hanya ,,hun im hua seng" itu lebih halus, lebih

dapat mengaburkan pendengaran orang.

Ciu Khim paling bersikap tenang, jadi dialah yang

dapat mengetahui lebih dahulu. Dan benarlah kiranya,

begitu dia mengeluarkan seruan tadi, suara ketawa itupun

sirap. Kini Oey Hiau pun tak berani buka suara lagi, karena

tahu bahwa dirinya betul2 kena serangan istimewa dari

kaum Swat-san-pay.

Begitu keempat orang gagah Oupak itu sudah

berkumpul dan bersiap untuk menghadapi lawan, tiba2

terdengarlah sebuah jeritan yang menyeramkan. Ketika

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 22

Pdf Maker : Oz

ditolehnya, ternyata si bocah tadi sudah tersadar dan

dialah yang mengerang dengan kerasnya itu.

"Ibu!" demikianlah kata2 pertama yang terluncur dari

mulut si bocah tatkala dia tersadar. Matanya kembali

berjelalatan mengawasi ke permukaan tanah untuk

mencari bendanya tadi. Ketika tak nampak benda itu, dia

lalu menangis meng-gerung2.

Ciu Khim yang cerdas itu, segera dapat menarik

kesimpulan. Bahwa apa yang terjadi tadi tentu disebabkan

peristiwa si bocah itu. Mungkin orang Swat-san-pay tadi

sudah begitu gusar melihat Oey Hiau memperlakukan si

bocah secara begitu se-wenang2. Ciu Khim unjuk

kecerdikannya, untuk menghilangkan kemurkaan orang,

dia hendak berlaku menjadi orang baik. Begitu mengambil

putusan, begitu dia sudah apungkan diri loncat ke atas

pohon. Dan pada lain saat dia sudah membawa si bocah

melayang turun. Sesampai di tanah, tali pengikatnya pun

segera dihantam putus dengan kepandaiannya "ciong chiu

hwat", ilmu hantaman berat.

Hebat adalah si bocah itu. Meskipun tadi dia dihajar

habis2an, tapi begitu terlepas dari tali pengikat, segera dia

memburu ke arah tumpukan debu hancuran tanah liat.

Tumpukan debu itu didekapnya, air matanya membanjir

turun membasahi tanah!

Tiada seorang yang memperhatikan tingkah laku si

bocah itu, kecuali nona biduan cilik itu. Timbul rasa kasihan

dan kagum atas diri si bocah. Kini tahu ia bahwa "kyai

kelinci" itu mempunyai pengaruh yang besar sekali atas si

bocah itu. Dan diam2 iapun heran, kemana larinya pecahan

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 23

Pdf Maker : Oz

kelinci itu tadi? Nyata bahwa Si bocah sedih menangisi

"kyai kelinci", bukan karena merasakan kesakitan..

"Nak, tak perlu menyalahkan siapa2, kalau kawanku

memukuli kau tadi, mungkin kau kesalahan padanya, atau

mungkin dia lalai! Biar kuwakilkan sahabatku itu untuk

meminta maaf padamu dan sukalah kau habisi perkara ini!"

Kiranya yang berkata itu ialah si Ciu Khim. Dia sudah

berlaku cerdik untuk minta maaf pada si bocah. Tapi

ternyata bocah itu tak menghiraukan, dia hanya ter
mangu2 mengawasi tumpukan debu tanah liat itu saja! Ciu

Khim tak marah karenanya, malah setelah memandang

sekali ke sekeliling situ, dia merogoh sepotong perak

diberikan kepada si bocah, katanya: "Jangan kelewat pikir

barang itu, nak. Terimalah ini untuk pengganti

kerugianmu..........."

Si bocah tetap tak menyahut dan tak bergerak.

Beberapa kajem yang berada di dekat situ segera

menghampiri padanya dan berkata: "Nak, sudahlah!

Terimalah kebaikan hati tuan ini dan segeralah berlalu..."

Tampak si bocah dongakkan kepalanya. Matanya

yang bundar besar itu memandang ke sekeliling tempat itu

dengan sorot yang dingin. Tanpa berkata sepatah kata dia

berbangkit, dengan paksakan diri dia ayunkan langkahnya.

Terhadap ucapan si Ciu Khim tadi, sedikitpun tak dia

hiraukan.

"Nak, ambillah uang ini, mungkin berguna bagimu!"

"Terima kasih! Untuk mengganti apaku? Kerugianku?

Tuan, seluruh kepunyaanmu ditambah pula dengan seluruh

kepunyaan sahabatmu, tak nanti dapat mengganti

kerugianku! Uang itu, meskipun aku seorang jembel,

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 24

Pdf Maker : Oz

namun pernah melihatnya, pun pernah mengemisnya juga!

Kau sangat baik terhadap sahabat, tuan, aku membilang

terima kasih............"

Tidak saja si Ciu Khim, pun semua orang di situ yang

mendengar ucapan perwira dari si bocah itu sama terkejut

dan memuji. Seorang bocah yang baru kira2 berumur

empat-limabelas tahun sudah dapat mengeluarkan kata2

yang sedemikian luhurnya! Mungkin anak yang jauh lebih

tua darinya tak dapat mengeluarkan ucapan yang

begituan. Ditilik dari situ, teranglah bahwa dia bukan

sembarang bocah.

Dengan paksakan diri karena menahan sakit, bocah

itu pelan2 berjalan di antara rombongan kajem. Dan tak

berapa lama diapun sudah jauh dari situ.

Hari mulai gelap. Di muka rumah makan Song Gwat

Lau kembali penuh dengan orang2 yang datang. Beberapa

kajem masih tetap menunggu di luar situ. Hanya sibuta

dan anak perempuannya tadi, sudah tak tampak di situ.

Oey Hiau masih tetap asyik menyalurkan tenaganya,
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sementara Ciu Khim tetap berusaha untuk menyerukan

agar si pembokong mau unjukkan diri. Memang dia tak

mengetahui, bahwa orang yang melepaskan tangan kepada

Oey Hiau itu hanya sekedar untuk memakainya sebagai

alat pemberitahu saja. Permainan yang sesungguhnya,

akan dilakukan nanti.

Berulang-ulang Ciu Khim berseru, namun tetap tak

terjawab. Dalam pada itu, In Siang Tin berhasil

menemukan cemeti cui-kau-kiat bergelantungan di atas

pohon tadi. Menyusul Thian Bin pun nampak muncul,

mengiringkan ayah Oey Siau yang bernama Oey Tiang Wi

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 25

Pdf Maker : Oz

bergelar Hek-jiu-liong, si Naga Bertanduk. Disamping itu

ada pula seorang yang kira2 berumur empatpuluhan tahun.

Didalam bibirnya yang ke-merah2an itu tampak barisan

giginya yang putih bersih. Alisnya melengkung, bermata

bundar terang. Sekalipun usianya sudah agak tua, namun

sikapnya masih gagah dan berwibawa.

Kiranya orang itu bukan lain ialah orang yang tiada

tandingannya di seluruh negeri. Dan namanya telah

menggetar seluruh dunia persilatan, yakni Kim-ciang Biau

Kong Hiong! Jago jempolan she Biau ini dengan andalkan

ilmu tombak berantainya yang sakti, telah menundukkan

banyak ahlil silat tinggi dan mencundangi tokoh2 ternama

dalam dunia persilatan. Peristiwa yang mengesankan ialah

ketika dalam pertemuan di gunung Heng-san, Biau Kong

Hiong telah menantang tokoh cabang Bu-tong-pay: Siang

Ki Hun untuk bertempur dengan tombak, dan berhasil

merobohkannya. Kemudian setelah ber-turut2 dapat

mengalahkan Hwa-im song-hiong, dua tokoh utama dari

Hwa-im serta jago lihay dari kota Peking, Co Bong Kau,

maka namanya semerbak menggetar seluruh nusantara.

Itu masih belum mengherankan. Kira2 sebulan dari

peristiwa yang menggemparkan itu, jago besar itu

menerima banyak kunjungan dari sementara tokoh2 silat

yang hendak menguji kepandaiannya. Penantang2 itu

berasal dari berbagal cabang persilatan. Satu demi satu

Kong Hiong melayaninya dan dalam hanya waktu sebulan

saja, dia dapat mengalahkan 7 orang tokoh persilatan

ternama. Dan ternyata ketujuh jago itu adalah tiang2

utama dari pasukan bayangkari istana kaisar Boan.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 26

Pdf Maker : Oz

Sejak peristiwa itu, kabarnya Kong Hiong pernah

mengunjungi kota raja. Untuk apa, tiada seorangpun yang

tahu! Orang hanya tahu bahwa selewatnya 3 tahun

kemudian barulah tampak Kong Hiong pulang ke kampung

halamannya. Dan anehnya, selama tiga tahun itu,

banyaklah sudah pahlawan2 yang menentang pemerintah

Ceng telah terbasmi! Kehancuran dari para penentang

pemerintah Ceng itu sangat mengenaskan sekali nasibnya.

Pemimpin2 mereka itu terdiri dari tokoh persilatan yang

tinggi kepandaiannya, Tapi dari fihak istana kaisar telah

muncul seorang jago yang luar biasa anehnya. Aneh,

karena tiada seorangpun yang pernah melihat orang itu.

Mereka hanya mengetahui, bahwa orang yang tak

kelihatan wujudnya itu luar biasa lihaynya. Konon,

banyaklah orang2 gagah yang terpecundang oleh

"bayangan" sakti itu. Dan karena itulah maka kaum

persilatan memberi gelaran "bu sing sin mo", setan tanpa

bayangan yang sakti. Orang2 sama jerih akan

keganasannya. Siapakah orang itu? Wallahuallah!

Di antara orang2 gagah penentang pemerintah Ceng

yang terbasmi itu terdapat itu raja begal dari gunung Kun
lo-san yang bemama Ong Thing Kau. Sekalipun jago she

Ong itu mempunyai kepandaian yang lihay, tapi tak urung

jatuh juga oleh si Setan Tanpa Bayangan hingga terluka

berat. Muridnya yang benama Giok-bin Sin-eng Tian Yan

Jing _ Tian Yan Jing si Alap2 sakti berwajah kumala _ telah

berlaku nekad untuk menolong gurunya. Tapi kasihan, guru

dan murid berdua itu akhirnya harus mandah menerima

kebinasaan di tangan si Setan Tanpa Bayangan.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 27

Pdf Maker : Oz

Syukurlah masih ada beberapa orang gagah yang

sempat menyembunyikan diri sehingga meskipun mereka

menderita kekalahan, namun cita2 mereka yang luhur itu

tetap belum terpadamkan.

Nama si Setan Tanpa Bayangan makin menjulang di

angkasa persilatan. Dan justeru pada saat2 di puncak

kemasyhuran itu, tiba2 secara aneh dia telah menghilang.

Sisa2 orang gagah itu bersepakat untuk mencari balas,

namun mereka hanya menubruk bayangan kosong saja.

Tiada seorangpun yang mengetahui siapakah dianya itu!

Namun santerlah suara2 yang mendesuskan, bahwa

Setan Tanpa Bayangan itu memang ada orangnya serta

masih hidup di mayapada ini. Dia bukan lain ialah si

Tombak Emas Biau Kong Hiong!

Biau Kong Hiong menyangkal keras tuduhan itu,

namun dan kesimpulan ciri2nya, tuduhan orang masih

condong padanya. Dan memang sudah lazim dalam dunia

persilatan, makin keras menyangkal makin keraslah

tuduhan orang terhadap dirinya. Mata segenap kaum orang

gagah tertuju pada jago Tombak Emas itu.

Sejak kembali ke kampung halamannya, sikap Kong

Hiong berobah seratus derajat. Dia se-olah2 menjadi

seekor singa jinak. Beberapa tahun sejak itu, sedikitpun

tak berani dia berbuat suatu keonaran, betapa kecilnya

sekalipun.

Tapi sang keponakan, Oey Hiau, telah mengekploteer

keangkeran nama pamannya itu. Menghina, mengganggu

anak gadis, berlaku ke-raja2an, kesemuanya itu

dipraktekkan besar2an oleh Oey Hiau. Namun orang2 sama

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 28

Pdf Maker : Oz

antapkan saja perbuatan2 itu karena segan akan sang

paman.

Sebenarnya Biau Kong Hiong pun tak puas dengan

kelakuan sang keponakan itu, tapi karena sejak kecil dia

dirawat oleh tacinya (ibu Oey Hiau) jadi dia merasa

berhutang budi. Bagaimana juga, Oey Hiau adalah putera

satu2nya dari sang taci, jadi terpaksalah dia

melindunginya. Maka, demi Thian Bin datang melapor, ber
gegas2lah dia datang dan serta tampak wajah Oey Hiau,

hatinya terkejut bukan kepalang. Buru2 keponakan itu

diangkatnya dan dipijatnya jalan darah utama, untuk

memeriksanya.

"Ah, tak berguna sudah!" kata Kong Hiong menghela

napas.

Bukan kepalang kaget Oey Tiang Wi, sang ayah,

bahwa puteranya telah menjadi seorang cacat (invalid),

maka tanyanya dengen serta merta: "Apanya yang

tercacat?"

"Anak ini bakal menjadi cacat selamanya, kita

terlambat datang! Ah, tak kusangka kaum Swat-san-pay

masih belum lenyap bersih............"

Atas penegasan Tiang Wi, Kong Hiong membenarkan

bahwa Oey Hiau telah kena serangan ilmu meremas tulang

dari kaum Swat-san-pay. Tengah Kong Hiong memandang

ke sekeliling tempat itu, tiba2 tampak 3 bintik cing-hong

(senjata rahasia yang dapat meledak) secepat kilat

meluncur ke arah mukanya. Memang Kong Hiong benar2

tak bernama kosong. Begitu tampak cing-hong, tahulah

fihak kaum mana yang melepaskannya. Dia kaget

terkesiap, jangan2 musuh lama akan mencari balas.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 29

Pdf Maker : Oz

Senjata

rahasia cing-hong

(bianglala hijau) itu

tak boleh disambuti.

Karena benda itu

akan meledak dan

memuncratkan api

beracun. Diam2 dia

mengeluh dalam

hati. Dia sih dapat

mengatasi, tapi

karena fihaknya

terdiri dari beberapa

orang, kalau sampai

ada seorang dua

yang terkena, ini

berarti suatu

tamparan bagi mukanya. Dan namanya yang begitu megah

sebagai ?orang yang tak terlawan di kolong langit? akan

terhapus!

Tapi bahaya sudah di depan mata, tak boleh dia

terlalu lama berpikir. Secepat kilat dia membungkuk, tubuh

Oey Hiau dipakainya untuk disodokkan ke kanan kiri.

Betapa pesat cing-hong itu meluncur, namun masih kalah

cepat dengan gerakan jago Tombak Emas itu. Tatkala dia

membungkuk tadi ternyata sudah mengeluarkan tenaga

pukulan dalam, sehingga menerbitkan deru sambaran

angin dahsyat yang dapat menangkis senjata rahasia itu.

Dan tubuh Oey Hiau yang dibolang-balingkan itu, kiranya

untuk menyingkirkan kawan2nya dari situ. Dan untuk ini,

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 30
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pdf Maker : Oz

diapun berhasil. Sekalipun beberapa orang kawannya telah

tersampok jatuh, namun mereka semua dapat terlepas dari

sambaran senjata yang ganas itu.

Tiga bintik senjata peledak yang menyerupai

bianglala telah menemui tempat kosong dan jatuh meledak

di tanah. Bergidiklah hati semua orang ketika.

menyaksikan kedahsyatan bianglala itu. Diam2 mereka

bersyukur atas ketangkasan Biau Kong Hiong yang telah

menyelamatkm jiwa mereka dari lubang jarum.

Bahwa orang telah berani memain api di mulut singa,

telah membuat Kong Hiong marah sekali. Tengah dia

membungkuk dan membolang-balingkan tadi, matanya

yang jeli sudah dapat menangkap siapa yang

membokongnya itu. Orang itu temyata seorang jembel

yang usianya antara tigapuluhan tahun lebih, Kong Hiong

perdengarkan ketawanya yang dingin. Sembari meletakkan

Oey Hiau, dia melesat ke arah jembel itu.

Sebenamya jembel itu tergolong orang lama di situ.

Rupanya dia mempunyai dendam besar, sehingga seorang

diri dia berusaha untuk mencari balas. Tapi insyaf bahwa

kepandaiannya masih kalah dengan lawan, terpaksa dia

menyaru sebagal kajem. Malu dan penderitaan yang

bagaimana hebatnya, tetap dia tahankan. Tekadnya hanya

satu, menuntut balas! Malah rencananya, dia mau

menyusup berhamba pada Biau Kong Hiong. Langkah

pertama dia hendak mendekati rapat pada kaki tangan Oey

Hiau. Karena itu diapun sudah kenal pada The Ing dan Ngo

Thian Bin. Seringkali rela dia menjadi pesuruh kedua kaki

tangan keluarga. Oey itu. Maka tak heranlah ketika Kong

Hiong menyerbu kepada orang itu, Thian Bin lah yang

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 31

Pdf Maker : Oz

pertama2 berseru kaget: "Budak hina, mengapa kau jadi

pembunuh?"

Mendengar seruan itu, Kong Hiong merobah

rencananya. Dia adalah seorang yang berperangai jahat,

tapi berwatak kuat. Segala rencana dan gerak geriknya

selalu dirahasiakan rapat2. Muka sekalipun dia benci akan

jembel itu, namun wajahnya tak mengunjuk sesuatu

perobahan kecuali ganda tertawa saja. Kini dia ambil

putusan akan menangkap kajem itu hidup2.

Serasa ada sambaran pukulan dari arah belakang,

kajem itu terkejut sekali. Begitu membungkukkan badan,

dia segera mainkan gerak "ling li kun" rase berjumpalitan.

Dia buang tubuhnya ke muka terus bergelundungan

sampai beberapa puluh kali. Dengan andalkan kelincahan

gerakan itu, dapatlah dia lolos dari serangan yang

berbahaya itu.

Pukulan yang dilancarkan Kong Hiong itu disebut

,,siao thian sing" bintang kecil, sebuah ilmu yang

diandalkan jago itu. Barangsiapa terkena, jangan tanya

dosa lagi. Tapi karena dia bermaksud hendak menangkap

hidup2, maka tenaga yang digunakannya hanya 70% saja.

Kalau tadi dia tak merobah rencananya, pasti kajem itu tak

dapat lolos dari bahaya kebinasaan.

Melihat korbannya hendak kabur, Kong Hiong

perdengarkan ketawanya. Sekali enjot kakinya, dia melesat

memburu. Tiba2 sebuah senjata peledak cing-hong

menyambar ke arah mukanya. Tapi jago lihay itu sudah

siang2 waspada. Dia duga lawan masih mempunyai

beberapa buah dari senjata yang kini sudah tiada orang

yang menggunakannya lagi. Maka tatkala mengudak tadi,

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 32

Pdf Maker : Oz

dia sudah siapkan tenaga dalamnya untuk melindungi diri.

Begitu terkena sambaran penangkis tenaga dalamnya,

bianglala itu meletik dan berhamburan jatuh lenyap ke

empat penjuru.

Tatkala Kong Hiong lanjutkan penguberannya,

bagaikan ular keluar dari goanya, kajem itu membelk pada

sebuah tikungan jalan dan melenyapkan diri. Dengan

masygul, terpaksa Kong Hiong kembali untuk menengok

keadaan Oey Hiau. Keempat orang gagah dari Oupak

itupun buru2 menghampiri Kong Hiong untuk haturkan

maaf, siapa hanya tertawa dingin. Sambil memberi isyarat

supaya sang keponakan diangkut pulang, dia berkata

seorang diri: "Rupanya permainan yang sesungguhnya

segera akan berlangsung!"

Demikianlah, pada lain saat, peristiwa di depan

rumah makan Song Gwat Lau yang hampir menghebohkan

seluruh kota Siangyang itu kembali sirap. Orang2 sama

berjalan seperti bermula.

Begitu pulang, Kong Hiong segera mengambil sebuah

kotak yang dibungkus kain kuning. Dari situ

dikeluarkannya 10 batang kimcian (panah emas) yang

panjangnya hanya 3 dim. Pada batang kimcian itu terdapat

tanda cap merah. Dipanggilnya keempat orang gagah dari

Oupak tadi, masing2 diserahinya 2 batang. Dengan nada

yang ber-sungguh2, dipesannya keempat orang itu, siapa

lalu sama mengundurkan diri. Dilihat naga2nya, Kong

Hiong sedang mengatur persiapan yang rapih..........

*Oz*

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 33

Pdf Maker : Oz

Kini mari kita tengok akan keadaan bocah tadi.

Walaupun dia paksakan diri untuk berjalan, namun karena

luka2nya yang berat itu, pada tiap berselang beberapa

tindak, dia kelihatan ter-huyung2 jatuh. Dengan meng
isut2, akhirnya dapat juga dia kembali ke tempat biara

yang rusak itu. Biara itu rusak tak terurus, di sana-sini

terdapat banyak sekali kotoran burung dan tahi tikus.

Kecuali di ruangan besar yang agak lumayan, seluruh

tempat boleh dikata kotor sekali.

Dengan sempoyongan, masuklah bocah itu ke

ruangan besar dan rubuhlah dia di situ. Tapi dasar dia

bocah keras hati, begitu berada di tempat ,,pondok"

sendiri, dia segera menangis ter-bata2:

"Kyai kelinci, ibu mengatakan padaku bahwa kau

dapat melindungi keselamatanku. Tapi kini ternyata kau

sendiri tak mampu melindungi dirimu, jadi mustahil dapat

melindungi diriku! Ber-tahun2, kaulah satu2nya yang

kuajak teman bicara, kuanggap kau sebagai bundaku

sendiri. Karena kaulah satu2nya peninggalan dari

almarhum bundaku. Namun sekarang.............."

Begitulah, bocah itu menangis dan meratapi kyai

kelincinya. Padahal ketika itu hari sudah mulai gelap. Biara

rusak itu memang angker hawanya, apalagi kalau hari

sudah malam. Dari situ dapat ditilik, bagaimana besar nyali

anak itu. Jangan kata anak kecil, sedang orang tua saja

kalau berada sendirian di biara situ mungkin sudah

ketakutan setengah mati.

"Kyai, berikanlah padaku sebuah pentung, akan

kupukul mampus bangsat itu. Mengapa dunia penuh

dengan bangsat begitu? Mereka bisa makan se
BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 34

Pdf Maker : Oz

kenyang2nya, kerjanya tak lain hanya menindas kaum

seperti kita yang kurang makan kurang sandang.........."

Demikianlah, bocah itu sembari menangis sembari

tangannya merogohi bajunya. Dari sela2 cahaya rembulan,

tampak bocah itu tengah memegang secarik kertas yang

sudah kucal2 (lusuh). Dia mengawasi kertas itu sembari

mulutnya berkemak-kemik, entah apa yang dikatakan!

Berselang beberapa saat kemudian tampak dia

memasukkan kertas itu ke dalam bajunya dan berkata

seorang diri : "Almarhum ibuku hanya menyerahkan dua

buah benda padaku, ah, hanya tinggal kau saja..........."

Ketika dia hendak memutar tubuhnya, dia melihat

sesuatu benda dan... "Kyai kelinci..." demikian dia

berseru girang. Kiranya entah siapa yang menaruhkan,

tanpa diketahui di belakangnya tadi sudah terletak

beberapa keping tanah liat yang merupakan kepingan dari

kyai kelincinya. Sekali tubruk, didekapnya benda itu

dengan mesranya, serunya dengan gembira: "Kyai kelinci,

kau betul2 sakti! Kyai kelinci....."

Air matanya bercucurah deras membasahi mukanya.

Sekalipun hanya kepingan saja tapi bocah itu tetap

memandanginya. seperti mustika yang tiada terkira

harganya. Sebenarnya keadaan kyai kelinci itu tak keruan,

sepeserpun tiada berharga. Dan inilah yang menyebabkan

hati si bocah hancur luluh....

Tatkala ibunya sakit keras, ia telah menyerahkan

padanya secarik kertas tua dan sebuah mainan kelinci

serta memberi pesanan terakhir begini:

"Anakku, nasibmu malang.. tetapi kita berasal dari

keluarga ternama! Ayahmu seorang yang berbudi luhur,

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 35

Pdf Maker : Oz

mengutamakan kebajikan dan terbuka tangannya kepada

orang2 yang membutuhkan pertolongan, tetapi tak nyana,

buah yang kita petik begini pahitnya. Orang serumah

terbinasa, syukur masih ketinggalan aku dan kau berdua

yang atas perintah ayahmu disuruh menyingkir ke rumah

nenekmu. Tapi tak kunyana, nak... bahwa selanjutnya kau

harus hidup sebatang kara di dunia... Mainan kelinci ini

tempo hari adalah ayahmu yang sengaja membelikan

untuk mainanmu. Jangan se-kali2 kau merusakkannya.....

Bila kau menghadapi kesulitan, katakanlah pada kiai kelinci

ini...... semoga dia dapat melindungi dirimu......."

Walaupun sekecil itu usianya, namun anak itu sudah
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerti apa yang terjadi. Ibunya adalah seorang wanita

yang bijaksana. Asalnya dari kota Peking. Tapi karena

derita kalbunya memikirkan dendam berdarah yang harus

diimpas, kesehatannya terganggu. Sepanjang perjalanan

pulang ke kampung halamannya, dia paksakan diri untuk

mendidik sang putera supaya mengerti akan beban yang

diletakkan di atas bahunya itu. Diajarkan pula tata cara

orang hidup dalam pergaulan, dan akhimya dikesankanlah

pesannya yang harus selalu diingat itu, yaitu: "Ingatlah

pada musuh besar kita itu......."

Begitulah, ibunya telah menutup mata di tengah

perjalanan. Selama diejawentah oleh sang ibu itu, pikiran

anak itu makin terbuka. Dia tahu akan asal-usul

keluarganya dan tahu pula bagaimana harus hidup seorang

diri. Yang paling mengesankan sanubarinya ialah ajaran

mendiang ibunya bahwa hidup dalam dunia ini orang harus

"teguh kuat".

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 36

Pdf Maker : Oz

Ternyata walaupun melalui berbagai penderitaan,

anak itu tetap bisa mempertahankan hidupnya. Memang

dalam usianya yang sedemikian muda itu dia sudah

menjadi "masak". Namun ada kalanya kalau berada

seorang diri, dia masih belum terlepas dari sifat kanak2nya.

Ini memang sudah wajar.

Tapi sekalipun terancam siksaan hebat, sedikitpun

dia tak gentar mempertahankan satu2nya benda yang

disayangi dalam hidupnya. Rela dia korbankan jiwanya

daripada menyerahkan benda itu kepada Oey Hiau. Kalau

tadi dia menangis, itu bukan karena tak tahan menderita

siksaan orang she Oey itu, tapi karena menampak

pusakanya dibanting hancur. Biar orang mengatakan dia

tolol tak tahu mati, tapi dia tetap "teguh kuat"

mempertahankan haknya, warisn satu2nya dari mendiang

ayah bundanya. Maka setelah kini dldapatinya pula kyai

kelincl itu _walaupun sudah menjadi kepingan_ girangnya

sukar dilukiskan.

"Nak, apakah khasiatnya benda itu sehingga kau rela

menerima siksaan daripada menyerahkannya?" tiba2

kedengaran suara orang berkata.

Sekalipun nyalinya besar, tapi tak urung anak itu

terkejut serasa terbang semangatnya. Dengan ketakutan

dia memandang ke arah suara itu, siapa ternyata adalah si

kajem buta yang berpakaian compang-camping itu.

Dikenalnya si buta tua itu sebagai kajem yang hampir

kebentur dengan Oey Hiau di rumah makan siang tadi.

"Pak tua, mana cici kecil itu?" balas bertanya si bocah

tanpa menghiraukan pertanyaan orang.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 37

Pdf Maker : Oz

"Dia? Ah, dia sudah kena dirampas oleh bangsat

itu...."

Anak itu terkesirap kaget, kemudian mengelah napas

panjang, katanya:

"Di dunia ini, mengapa selalu orang jembel yang

diperhina orang? Pak tua, dengan kehilangan cici kecil itu,

kau tentunya menderita sekali!"

"Ya, dia merupakan tongkat pengunjuk jalanku, aku

masih memerlukan padanya. Sungguh kasihan dia di

sini..."

Sambil mengemasi kepingan tanah liat itu, si bocah

menghiburnya: "Kalau aku tak sekecil dan selemah ini,

apalagi menderita sakit, pasti aku suka menjadi tongkat

pengunjuk jalanmu!"

"Memang sebenamya aku hendak minta bantuanmu,

entah kau keberatan tidak?"

"Sayang aku sedang luka berat, mungkin tak kuat

berjalan bersamamu, pak! Tapi tak menggapalah......"

Setengah bulan yang lalu anak itu dihajar Oey Hiau

dengan hebatnya. Lukanya maslh belum sembuh,

ketambahan lagi lagi tadi dicambuk dengan jwanpian cui
kau-ciat yang maha ganas itu. Ya, sekalipun tulangnya tak

sampai remuk namun lukanya cukup memperhentikan

peredaran darahnya. Dan luka2 itu menjadi koreng busuk.

Kalau hanya mengandal kekerasan hati saja, mungkin anak

itu sudah remuk dalam. Tapi syukurlah, selain berhati

keras, dia juga dikarunai tulang belulang yang kokoh.

Dalam keadaan begitu, masih dia menyanggupi untuk

menggantikan si anak perempuan kecil menjadi pengunjuk

jalan si tua yang buta tadi.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 38

Pdf Maker : Oz

Kalau tadi dia sedihkan kyai kelincinya yang hilang,

kemudian tangisi keadaan sang kyai yang sudah menjadi

keping2an tanah liat itu, kini hal itu secepat kilat sudah

terkikis di dalam pikirannya. Satu2nya hal yang sangat

menjadikan perhatiannya ialah, mudah2an sakitnya

berkurang agar dia dapat menolong bapak tua itu. Ya, pak

tua yang buta itu harus dibantunya........

Haripun makin larut malam. Tiada seorangpun yang

akan datang ke biara rusak situ. Dulu adalah si kajem

muda, pelepas senjatai rahasia cing-hong yang tiap hari

datang menjenguk ke situ dan membawakan sisa2

makanan. Tapi dia sendiri tadi telah kebentrok dengan Biau

Kong Hiong, jadi kini tentu sedang menyembunyikan diri

jauh2. Maka malam itu, si anak tentu harus tidur dengan

perut kosong.

Tapi syukurlah, pak tua buta itu masih mempunyai

makanan kering dan dengan rela membaginya. Bermula

anak itu menolak, tapi tiba2 pak buta itu tertawa nyaring,

serunya:

"Nak, seperti katamu tadi, di dunia ini selalu orang

jembel yang diperhina orang. Nah, kalau si jembel tak

saling membantu dengan si jembel, apa jadinya dengan

dunia ini?!"

Terbukalah hati si bocah mendengar kata2 emas dari

pak buta itu. Tanpa sungkan lagi, dia sambuti pemberian

pak buta itu sembari menghaturkan terima kasih. Malah

sehabis makan, pak buta itu menawarkan guci

minumannya. Kini anak itu sudah tak mau main sungkan

lagi. Ditengaknya arak dalam guci, hampir2 giginya

bergemerutuk karena arak yang sudah mendingin itu. Tapi

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 39

Pdf Maker : Oz

begitu masuk ke dalam perut, badannya menjadi panas.

Rasanya seperti pada saat itu dia tengah ber-main2 di luar

dengan senang sekali. Tapi tahu2 kepalanya pening dan

pada lain saat dia jatuh pulas tak ingat apa2 lagi.

Begitu si bocah sudah pulas, pak buta itu segera

berbangkit menghampiri untuk meng-urut2 tubuhnya.

Jangan orang mengira dia itu hanya sepert! orang buta

kebanyakan. Karena buta sekalipun dia itu, tapi ternyata

lebih awas dari orang melek.

Kalau orang mengerti, pastilah akan menjadi kaget

melihat kenyataan bahwa pijatan si pak buta itu ternyata

menggunkan ilmu penyalul darah "thian hian cap sa si",

suatu ilmu penotok darah yang tiada bandingannya di

dunia persilatan. Ilmu mujarab untuk menolong jiwa dari

cengkeraman maut.

Di tangan sakti dari seorang ahli silat sebagai si pak

buta itu, maka seluruh hawa busuk dan kotoran darah si

bocah selama ber-tahun2 diarak perasaian itu (menderita),

ya, bahkan semua rasa nyeri di tulang sungsumnya, dalam

waktu semalam itu saja, sudah dipulihkan kembali. Dasar

anak itu mempunyai peruntungan yang bagus! Ya,

walaupun hal yang sebenarnya, pak buta itu se-mata2

ketarik akan sifat2 keutamaan dari anak itu. Begitulah,

malam itu, bocah yang malang nasibnya itu dapat tidur

dengan nyenyaknya.....

Ketika itu tampak si pak buta memeriksa pernapasan

hidung si anak, lalu meng-urut2 jalan darah induk,

kemudian ber-ulang2 mengangguk dan berseru seorang

diri: "Anak yang sukar dicari keduanya!"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 40

Pdf Maker : Oz

Menjelang tengah malam, pak buta itu tampak

meng-hembus2kan hidung membaui udara, kemudian

menggerutu seorang diri: "Malam sudah larut, mengapa

Siu Sian belum kembali? Adakah terjadi sesuatu dengan

dirinya?"

Tiba2 dari kejauhan terdengar suara anjing melolong.

Mendadak si pak tua berbangkit, sembari masih mencekal

tongkatnya, tahu2 dia melesat seperti angin cepatnya,

menuju ke ruangan muka. Benar juga, pada saat itu

tampak seorang dengan ter-huyung2 menobros masuk ke

dalam biara situ. Sikapnya ber-gegas2, seluruh tubuhnya

berlumuran luka, wajahnya mengunjuk kekuatiran hebat.

Dia makin terkejut ketika di ruangan tengah tampak

sesosok tubuh tegak berdiri. Tapi hatinya segera lega

ketika diketahui bahwa orang itu bukan lain ialah si pak

buta yang berada di rumah makan "Siong Gwat Lau" siang

tadi.

Kiranya orang itu tengah dikejar oleh musuh. Dia

masih punya barang2 yang ketinggalan di biara situ.

Pikirnya, hendak dia ambil dulu barang2 itu, kemudian

akan menyingkir selekas mungkin. Maka tanpa

menghiraukan lagi pada si pak buta, dia terus melesat

hendak menobros masuk ke ruangan tengah. Tapi bukan

kepalang terkejutnya, ketika tiba2 ada sebuah benda hitam

menghadangnya. Benda itu ternyata sebatang tongkat,

tongkat dari pak buta siapa kedengaran menegurnya
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan nada yang mengibakan:

"Tuan siapakah yang datang ini? Kasihanilah aku

seorang buta, supaya dibawa keluar dari tempat angker

ini........"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 41

Pdf Maker : Oz

Sebenarnya orang itu hendak menjelaskan, tapi dari

arah belakang sana kedengaran suara orang ketawa! Kalau

pak buta itu tetap tenang2 saja, adalah orang itu makin

gelisah tampaknya. Dan benarlah, begitu dia berpaling,

ternyata pintu reyot dari biara itu sudah terpentang lebar.

Empat orang yang bertubuh tinggi besar muncul

berbareng. Orang tadi segera mengenal mereka sebagai

kawanan yang telah mencegatnya tadi sehingga dirinya

sampai terluka parah. Syukur tadi ada seorang di belakang

layar yang menolongnya, hingga dia dapat meloloskan diri.

Hanya yang dibuatnya heran, tadi dia sudah lari se
kencang2nya, serta diapun sangat faham akan lika-liku

jalanan di situ. Tapi mengapa secepat itu mereka sudah

dapat mengejarnya sampai di tempat itu? Adakah mereka

itu tergolong ahli2 lari cepat yang sukar dicari

tandingannya? Kalau begitu naga2nya, bukan saja

dendamnya tak dapat dia balas, bahkan dirinya pun akan

binasa di sini.....

Kini dia mengambil putusan bulat. Daripada mati

sia2, lebih baik dia. "berpantang dulu sebelum ajal datang".

Begitu berpikir, begitu dia terus hendak kembali

menyambut musuh. Saat itu kedengaran salah seorang

berempat itu berkata: "Dugaan Saudara Biau memang

tepat sekali, tak kira kalau kaum Swat-san-pay mengutus

seorang jagonya yang lihay! Saudara Gwat, berlakulah

hati2!"

Wajah pak buta tetap tenang, hanya hatinya serasa

tergetar. Diam2 dia men-duga2, kalau2 orang telah

mengenal dlrinya. Namun dia tak mau berlaku buru2,

hendak dia nantikan keterangan yang lebih jelas. Kalau

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 42

Pdf Maker : Oz

memang orang yang di-buru2 itu berada di fihak benar, dia

tentu turun tangan membantunya.

Belum selesai ucapan keempat orang tadi, si orang

muda itu sudah melesat masuk ke dalam ruangan besar.

Bahwa sekalipun buta tapi lebih awas dari orang mel?k, ini

terbukti dari sikap si pak buta itu. Sejak tadi memang dia

sudah menduga bahwa orang muda itu adalah seorang

sahabat, bukan musuh. Maka dibiarkannya saja dia

melesat lewat di sampingnya.

Keempat orang tadi sudah ada dua yang segera

memburu. Tapi begitu lewat di sisi si buta, yang disebut

belakangan ini terus saja menotokkan tongkatnya. Kedua

pengejar itu adalah ahli2 yang ternama. Sebenarnya

mereka sudah lama menyembunyikan diri, tapi karena

menerima kimcian (titah rahasia), terpaksalah turun ke

gelanggang lagi.

Tugas yang per-tama2 ialah mencari sisa2 dari kaum

penentang pemerintah dari gunung Kun-lo-san yang dapat

meloloskan diri. Salah satu di antaranya yakni murid

kesayangan dari raja gunung Ong Thing Kau yang bernama

Wan Seng Ho. Tapi sampai sekian tahun, buronan penting

itu dapat menyembunyikam diri. Mereka tak mengira

barang serambutpun kalau orang yang dicari itu ternyata

sudah menyaru menjadi seorang kajem di muka rumah

makan Siong Gwat Lau. "Pucuk dicinta ulam tiba," kali ini

mereka betul2 tak mau melepaskan sang korban. Tapi di

luar dugaan ada seorang pak tua buta mengadu biru.

Sebenarnya dalam beberapa tahun ini Seng Ho sudah

banyak mendapat kemajuan dalam ilmu silatnya. Sekalipun

dalam adu kepandaian dia tak dapat mengatasi, tapi dalam

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 43

Pdf Maker : Oz

adu lari untuk menyembunyikan diri, dia dapat melampaui

keempat musuhnya. itu. Hanya saja dia lupa, bahwa kini

kota Siangyang itu sudah penuh jaring2 perangkap, di

mana pelosok terdapat kaki tangan musuh. Sejak dia

berhasil lolos dari kejaran Kong Hiong, di tengah jalan

sudah dicegat dengan seorang musuh. Syukur orang itu

bukan tandingannya. Sekalipun demikian orang itu segera

lekas2 memberi kabar pada seorang atasannya yang lebih

lihay. Dan atasannya itu bukan lain ialah keempat orang

tinggi besar tadi. Mereka adalah salah empat dari 8

harimau propinsi Siamsay, ialah Nyo Ing, Gwat Ki, Ang Sin

Jee dan To Kiu Bi.

Yang mengejar Seng Ho tadi ialah To Kiu Bi dan Ang

Sin Jee. Kedua jago tua ini mahir dalam ilmu pukulan toa

pat kwa sin ciang. Tenaganya dahsyat sekali. Melihat si

orang buta menyerangnya, mereka berdua segera maju

berbareng. Pikir mereka, betapapun kelihayan si buta itu,

namun mempunyai ciri kekurangan: bermata buta. Kalau

salah seorang melayani si buta dan yang seorang mengejar

buronan tadi, tentu berhasil.

Tapi gerakan tongkat dari si buta itu sedemikian

lihaynya sehingga mau tak mau kedua orang itu harus

merandek. Cepat2 keduanya bertindak. Yang seorang

gerakkan tangan merabu dan seorang lagi gunakan

gerakan kaki. Jadi si buta terancam dari dua fihak: muka

dan kakinya. Kedua serangan itu memang merupakan

imbangan, dilancarkan secara kilat dan ganas.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 44

Pdf Maker : Oz

Tapi si buta

itu ternyata lihay

sekali. Sedikitpun

dia tak unjuk

gerakan apa2.

Begitu kedua

serangan itu sudah

mendatangi dekat,

baru dia angkat

tongkatnya untuk

menotok dan

menghalau. Terang

gerakan itu bukan

gerakan menangkis,

juga bukan

serangan. Tapi toh

telah memaksa

kedua jago dari

Siamsay itu mundur beberapa tindak.

"Memalukan!" sampai Ang Sin Jee keluarkan jeritan

gemas. Sebaliknya, To Kiu Bi pun tak kurang kagetnya.

Siapakah pak tua yang buta itu? Sedemikian luar

biasa gerakannya, tenang tapi meyakinkan kemenangan.

Itulah ilmu silat istimewa "thian hian hian yang chiu hwat"

yang sifatnya "dengan ketenangan menyambut segala

perobahan lawan".

Saat itu kedengaran si buta berkata dengan napas

memburu: "Tak kusangka kalau yang datang ini adalah

tuan2 dari fihak Pat-kwa-mui, maaf...... Dan entah dari

golongan manakah kedua tuan yang itu?"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 45

Pdf Maker : Oz

"Saudara Nyo, apa yang diucapkan saudara Biau

memang tak meleset. Memang benar inilah Bok si buta

yang sudah menghilang berpuluh tahun itu!" salah seorang

yang berada di ambang pintu kedengaran berseru sambil

ketawa.

"Saudara Gwat, kali ini benar2 harapan saudara Biau

akan dapat terpenuhi. Tigabelas Ilmu pusaka dalam dunia

persilatan sebentar lagi akan sudah terkumpulkan!"

"Ho. masakan kalian ini adalah sahabat2 dari bangsat

yang membelakangi perguruannya itu?" seru si buta

dengan nada gemetar.

Saat itu di sebelah luar sana terdengar suara seruan,

dan telinga si buta yang tajam itu segera dapat menangkap

bahwa di sana telah terjadl pertempuran. Dan dia makin

tercengang, ketika didengarnya bahwa gemerincing senjata

dalam pertempuran itu agak istlmewa. Ya, tak salah lagi,

itulah gemerincingnya senjata istimewa "tok liong so", tali

naga berbisa.

Si buta tampak men-duga2, siapakah gerangan

kajem muda itu? Dan pada lain saat dia berseru dengan

kerennya: "Tuan yang memainkan senjata tok-liong-so dari

fihak Ong Thing Kau di Hunlam, katakanlah, lawan atau

kawan? Biar aku si tua ini dapat jelas!"

Memang yang tengah bertempur di ruang sebelah

timur itu ialah kajem yang menobros ke ruang besar tadi.

Setelah mengambil barangnya, dia segera ber-gegas2

hendak molos, tapi segera dihadang oleh Gwat Ki.

Sebenarnya pemuda jembel itu siang2 sudah dapat

lolos. Tapi terpaksa harus mengambil dulu dua buah

barangnya yang berharga. Pertama, senjatanya tok-liong
BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 46

Pdf Maker : Oz

so (tali bandul naga berbisa). Tadi karena dia tak

membekal senjata apa2, maka sampai kena dihajar lawan

sampai parah. Dan kedua, adalah sebuah peta rahasia

yang secara kebetulan saja dia ketemukan pada 3 hari

yang lalu. Peta itu merupakan tempat simpanan suatu

pusaka di sekitar gunung Siao-si-san. Entah pusaka apa,
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belum diketahuinya, tapi yang pasti tentu suatu pusaka

yang luar biasa. Begitulah, setelah mengambil kedua

barang itu, dia terus akan ber-gegas2 lolos. Rencananya:

cari dulu pusaka itu, baru nanti tetapkan langkah

pembalasan lebih lanjut. Dia sadar, dengan kepandaian

yang dimilikinya sekarang ini tak mungkin dia dapat

membalas lawan itu. Apalagi dengan cara pembokongan

gelap sudah tak mungkin lagi, karena musuh yang lihay itu

sudah mencium bau.

Begitulah, ketika Gwat Ki menghadang terpaksa dia

layani dengan tok-liong-so. Tiada dinyananya kalau senjata

itu telah dikenal oleh si buta yang me-nyebut2 tentang diri

gurunya. Tanpa terasa air matanya bercucuran, sahutnya:

"Siapakah gerangan bapak ini? Mohon dimaafkan,

aku Wan Seng Ho, guruku Hunlam Ong..."

Belum lagi selesai nama itu disebut, terdengarlah si

buta tertawa nyaring. Sekali tubuhnya bergerak, bagaikan

kilat menyambar dia sudah melesat ke muka Gwat Ki,

terus menyerangnya dengan salah satu jurus ilmu tongkat

"thian han cap sa ciang." Begitu cepat, seru dan tepat

setiap gerak serangannya itu, sehingga Gwat Ki, salah

seorang "harimau" Siamsay, telah menjadi keripuhan

dibuatnya.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 47

Pdf Maker : Oz

Mungkin pembaca tak percaya, karena mustahil

seorang buta kedua matanya dapat berkelahi begitu hebat

dan sempurna. Baiklah, penulis berikan sedikit uraian yang

mudah-mudahan dapat bantu menghilangkan kesangsian

pembaca.

Pertama: orang buta itu lebih cermat dan halus

panca inderanya. Kedua: alat pembauannya (indera

penciumannya) pun lebih tajam. Ini disebabkan karena

dengan kerugian indera penglihatannya itu, mereka lalu

melatih sungguh2 keempat indera lainnya. Dan alhasil,

pada umumnya indera2 (kecuali mata) dari orang buta itu

lebih tajam dari orang melek. Dan pak tua buta itu bukan

sembarang orang. Dia adalah satu2nya orang angkatan tua

dari kaum Swat-san-pay.

Ketika perguruan Swat-san-pay telah dikhianati oleh

seorang muridnya yang murtad, kebetulan si buta itu

sedang menjalani hukuman disiplin perguruan: harus

mengembara selama 7 tahun. Pada waktu dia kembali ke

gunung, kaum perguruannya sudah musnah! Belasan

tahun dia sembunyikan diri. Mengembara dari satu ke lain

tempat untuk menyelidiki musuhnya itu. Dan sembari

begitu, tak henti2nya dia bertekun meyakinkan ilmu

kepandaian yang disebut "dari sambaran angin dapat

membedakan suara, dari hembusan napas dapat mengenal

orang dan dari sentuhan tangan dapat mengetahui benda."

Jerih payahnya itu telah menghasilkan suatu ilmu yang luar

biasa lihay baginya!

Pertama kali Seng Ho datang dengan bermandikan

darah, hidung pak buta itu sudah dapat menciumnya dari

siliran angin yang berbau amis. Begitu pula suara kajem

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 48

Pdf Maker : Oz

muda itu, lekas sekali dikenalnya sebagai salah seorang

kajem yang berkerumun di rumah makan Siang Gwat Lau.

Apalagi gemerincing tok-liong-so, senjata pemakaian

seorang sahabat karibnya, bagai penunjuk jelas bahwa dia

harus berfihak pada kajem muda itu. Mengapa pak tua itu

dapat menggempur Gwat Ki dengan serunya, ini

disebabkan karena kembang kempis hidung Gwat Ki

mengeluarkan napas, se-olah2 sudah memberi petunjuk ke

arah mana pak tua itu harus menotokkan ujung

tongkatnya.

Tengah Gwat Ki dilibat sambaran tongkat, tiba2 pak

buta itu merasa ada serantai gelombang besar tenaga

menyerangnya. Kiranya itulah ketiga kawan Gwat Ki yang

dengan sigapnya datang menolong. Mereka sama

keluarkan ilmu pukulan pat-kwa sin-ciang.

"Oho, klranya murid2 dari Pat Kwa si imam tua. Ber
tahun2 tak berjumpa, tak tahu kalau imam tua itu diam2

?mencetak? sekawanan murid jempol!" pak tua bergelak

tawa seraya memutar tongkatnya makin deras. Ya, hanya

beberapa gebrak saja, keempat harimau itu sudah

terpental setombak jauhnya.

Di antara keempat orang itu, Gwat Ki yang ternyata

paling tangguh. Serangan gerak "ular ajaib melibat tubuh"

dari pak buta. tadi hampir2 telah membabat kedua

sikunya. Kalau dia memang tak selihay itu, tentu sepasang

lengannya sudah kutung!

Yang per-tama2 menjerit kaget adalah Nyo Ing, Ang

Sin Jee dan To Kiu Bi tadi sudah pernah merasakan

kelihayan si buta, nyali mereka sudah kuncup. Tapi dengan

keroyokan empat orang, mereka sangka akan dapat

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 49

Pdf Maker : Oz

membalas. Siapa tahu, dua ditambah dua, tetap tak dapat

berbuat apa2, tetap terkurung. Jeritan dan terpaksanya

Gwat Ki berloncat menolong diri sampai setombak jauhnya,

merupakan jawaban tentang jalannya pertempuran itu.

Dalam beberapa jurus lagi, sudah dapat dilihat

kesudahannya.

Dalam terdesak, Nyo Ing segera lepaskan senjata

rahasia hwat-liu-sing (pelor api). Tapi berbareng dengan

itu, tiba2 sesosok bayangan warna hijau secepat kilat

menyambar ke arah Nyo Ing, siapa buru2 berbalik tubuh

untuk menghantamnya. Sebuah suara mendengung

terdengar, dan berhamburan hwat-liu-sing yang dilepas

Nyo Ing itu. Nyoo Ing ter-mangu2 tak dapat me-ngira2kan

cara bagaimana tadi orang telah memunahkan senjata

hwat-liu-singnya itu.

Hendak dia tegaskan lihat siapa gerangan lawan itu,

atau tiba2 dari arah belakang terasa ada sambaran angin

meniup. Tahu dia apa artinya itu: suatu pukulan lweekang

(tenaga dalam) yang sukar ditangkis. Karena curahkan

perhatian ke muka, sampai2 dia lalai akan bahaya dari

belakang. Namun Nyo Ing pun bukan seorang jago lemah.

Dengan gerak "angin meniup ke tanah datar" dia melejlt ke

sebelah kiri. Tapi di situ, telinga segera bising dengan

suara yang men-desing2. Astaga, kiranya dia telah masuk

dalam lingkar perputaran tok-liong-so Seng Ho.

Seng Ho tak mau hilangkan kesempatan itu.

Senjatanya makin gencar diputarnya sehingga kinu Nyo

Ing seperti terkurung dalam sebuah sangkar hitam yang

bergelombang deru angin dahsyat. Nyo Ing berlaku nekad.

Dengan menggerung keras dia bergelundung menerobos

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 50

Pdf Maker : Oz

keluar. Di situ adalah tempat yang penuh dengan kotoran

burung dan tahi tikus, sudah tentu tubuh Nyo Ing

berlumuran kotoran. Dan sudah barang tentu kulitnyapun

banyak yang lecet luka2, namun hal itu tak sampai

membahayakan jiwanya.

Seng Ho tak mau lepas korbannya. Sekali melejit

kemuka dia terus menghantamnya lagi. Tapi tepat pada

saat itu, sesosok bayangan melesat ke belakang Seng Ho.

Seng Ho benci setengah mati pada keempat harimau itu.

Tak mau dia hiraukan pembokangnya itu, dan tetap dia

merangsek Nyo Ing untuk memberi hajaran lagi. Sekali

tangannya mengayun, tok-liong-so melayang ke arah

batok kepala Nyo Ing, siapa terpaksa bergelundungan lagi

sehingga kini pakaiannya habis berlepotan kotoran.

Satu tak berhasil, Seng Ho berniat menyusuli lagi

sebuah serangan ke arah betis Nyo Ing. Tapi pada saat itu

terasa ada sambaran angin dari belakang. Terpaksa dia

batalkan serangannya, berbalik ke belakang dah

hantamkan tok-liong-so kepada pembokongnya itu, yang

bukan lain adalah Ang Sin Jee adanya.

Seng Ho kertak glginya, dia merangsang musuh itu

dengan gunakan ilmu istimewa dari suhunya, yakni

"serangan sakti dari angin mega". Begitulah, keduanya

segera terlibat dalam pertempuran yang seru.

Partai Gwat Ki, To Kiu Bi lawan pak buta pun tak

berimbang. Setelah nampak Nyo Ing terdesak keluar,

kedua orang itu makin terdesak. Buru2 mereka lepaskan

hwat-liu-sing. Tapi senasib dengan Nyo Ing, tiba2

berkelebatlah sesosok bayangan hijau dan tahu2

berhamburanlah hwat-liu-sing itu terus padam!

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 51

Pdf Maker : Oz

Ang Sin Jee yang ber-gegas2 menolong Nyo Ing tak

mau banyak menghiraukan, lain halnya dengan Gwat Ki

dan Kiu Bi yang segera memandang tegas2 pada bayangan

lihay itu, siapa ternyata adalah seorang anak perempuan

sekira berumur 14 tahun. Sudah tentu hal itu menimbulkan

kegusaran harimau2 tua itu, namun menegurlah anak

perempuan itu dengan seenaknya:

"Ayah, bangsat itu rupanya sudah memiliki 12

macam ilmu pusaka kita, baiklah kita berlalu untuk

merencanakan lagi!"

Pak buta melengak kaget, sambil mulutnya mengia,

dia perhebat desakan. Rupanya dia masih mau memberesi

kedua lawannya itu.

"Lekas, ayah, kita pergi dari sini selagi bangsat itu

sedang dihadang orang......" seru si dara lagi.

Pak buta merangsek hebat sehingga kedua lawannya

itu terpencar jauh, kemudian dia berseru keras pada si

jembel muda: "Saudara Wan, lekas ikut padaku, jangan
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ber-lambat2 di sini. Ingat: seorang ksatria yang hendak

menuntut balas, sekalipun menunggu sampai 8 tahun,

masih tak terlambat..!" Setelah itu dia berseru kepada

kedua lawannya. tadi: "Sayang kita tak berjodoh, tapi lain

kali masih bisa berjumpa lagi. Tolong kau sampaikan berita

pada bangsat itu, si buta Bok dari Swat-san-pay 3 tahun

lagi akan minta balik 12 macam pusaka dari kaum kita.

Nah, sampai berjumpa lagi!"

Gwat Ki dan To Kiu Bi tahu diri. Paling perlu tolong

diri dan kedua kawannya tadi. Soal ancaman pak buta itu,

serahkan saja pada Biau Kong Hiong, tentu beres. Maka

menyahutlah mereka:

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 52

Pdf Maker : Oz

"Sahabat, memang "tak lari gunung dikejar",

penyelesaian tentu terjadi kelak. Sampai ketemu pula!"

Habis mengucap itu ber-gegas2 mereka

mendapatkan Ang Sim Jee den Nyo Ing. Dan tak berapa

lama kemudian, dalam malam yang kelam itu tampak

empat sosok bayangan berlari cepat meninggalkan biara

rusak itu.

Sedang Seng Ho yang bermandikan darah, hendak

minta keterangan lebih lanjut pada bapak buta, tapi telah

dicegah oleh si buta, katanya: "Lekas panggul bocah itu,

jangan banyak unjuk penghormatan kosong, nanti saja

kujelaskan lagi........."

Walaupun dilamun keheranan, namun Seng Ho tak

mau membantah. Terus dia melesat ke ruangan besar.

Anak itu ternyata masih tidur menggeros. Tanpa hanyak

bicara, anak tsb terus dipanggulnya. Hendak dia

membawanya pergi, tapi tiba2 matanya tertumbuk akan

beberapa kepingan tanah liat rerangka kyai kelinci. Tahu

betapa kecintaan bocah itu terhadap kyainya, Seng Ho

perlukan memungutinya, kemudian baru berangkat.

"Keluar dari samping kanan!" perintah pak buta.

Seng Hopun menurut, terus menuju ke tempat luar sebelah

kanan. Tapi sebaliknya, si pak buta menuju ke sebelah kiri.

Begitu Seng Ho sudah loncat keluar dari tembok pagar,

tiba2 dari arah belakang terdengar suara jeritan yang

menyeramkan. Seng Ho melengak dan kendorkan

langkahnya. Tak antara lama, tampaklah gadis cilik itu

tengah memimpin bapaknya yang buta. Namun yang aneh,

pada belakang mereka terdengar suara benda terseret di

tanah. Makin Seng Ho menjadi heran ketika diketahuinya

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 53

Pdf Maker : Oz

bahwa suara itu ternyata seorang tubuh manusia yang

sudah setengah mati, diseret si pak buta.

Di bawah cahaya sang dewi malam, tahulah Seng Ho

bahwa yang diseret itu adalah kaki tangan si durjana Oey

Hiau, ialah si The Ing, orang yang bantu majikannya

menyiksa bocah itu. Muka The Ing sudah tak berwujud

orang lagi karena tertutup seluruhnya dengan darah

merah. Pelupuk matanya complong karena biji matanya

sudah tak ada lagi. Ketika Seng Ho hendak menanyakan,

telah didahului oleh pak Bok, katanya: "Mengapa berhenti?

Nanti toh akan kujelaskan.........."

Seng Ho tak mau berayal lagi, terus lari dengan

pesatnya menuju ke dalam hutan kecll di sebelah muka.

Memang anak muda itu boleh juga dalam ilmu lari cepat.

Sekalipun dia sendiri terluka dan memanggul seorang anak

tanggung, namun kecepatan larinya tak menjadi kurang.

Sekejap saja dia sudah menyusup ke dalam hutan. Dan

karena hutan kecil tak berapa luasnya, pada lain saat dia

sudah keluar ke sebelah sana. Dan pada saat itulah dia

menjadi kaget karena di atas batu karang di sebelah muka

sana tampak ada sesosok benda putih dan benda tengah

hijau tengah ber-cakap2 dengan asyiknya. Begitu dekat,

baru diketahuinya bahwa mereka itu tak lain adalah si

gadis cilik dan si pak buta. Tanpa terasa, Seng Ho menjerit

kagum. Menggeletak di dekat ayah dan anak itu, adalah si

The Ing. Begitu Seng Ho sudah tiba, segera pak buta

menyambutnya dengan sebuah perintah: "Kembali ke

tempat tadi!"

Habis memberi perintah, ayah dan anak itu sudah

mendahului melesat pergi. Seng Ho buang pandangannya

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 54

Pdf Maker : Oz

sebentar ke arah The Ing, dengan penuh pertanyaan dalam

hati, diapun mengikuti jejak mereka. Dan tak berapa lama

kemudian kembalilah mereka ke dalam biara tua tadi.

Tiba2 Seng Ho mengerti akan maksud pak buta itu, diam2

dia memuji kecerdikan si buta yang dianggap sebagai

"orang tua yang berperhitungan masak".

Sekalipun Seng Ho tahu bahwa si buta sedang

menjalankan siasat "memikat penjahat supaya bingung",

tapi sebagai seorang muda yang cerdas dan kritis dia

memberi ulasan begini: andaikata Biau Kong Hiong

mengetahui siasat itu, bukantah hal itu seperti ."harimau

mencari perangkap"? Mereka berjumlah banyak, tambahan

pula dengan seorang pimpinan macam Biau Kong Hiong

yang begitu tangguh, rasanya mereka bertiga tak

mempunyai banyak harapan lagi. Jadi hanya sebagai "ular

cari penggebuk" sajalah!

Begitu memasuki ruang besar, si gadis cilik segera

jejak kaki meloncat ke arah penglari kemudian

bersembunyi di situ. Bok buta pun mengikuti teladannya.

Dengan kecekatan macam kucing hutan, gadis cilik itu ajak

ayahnya menyusur tiang penglari untuk bersembunyi di

balik papan nama-merk yang tergantung di atas ruangan

besar. Keduanya se-olah2 tak menghiraukan Seng Ho lagi,

juga tak memberikan petunjuk apa2 cara bagaimana dia

harus bertindak. Sudah tentu hal itu menimbulkan

keheranan Seng Ho. Hendak dia berkaok menanyakan, tapi

tiba2 di atas udara yang kelam itu tampak ada sinar api

yang me-layang2. Kalau Seng Ho was2 tak keruan, adalah

bocah dalam panggulannya itu sudah bangun. Demi

melihat dirinya dipanggul Seng Ho, berkatalah bocah itu

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 55

Pdf Maker : Oz

dengan herannya: "Ai, bukankah kau paman Go

(kelima)......?

Hendak Seng Ho mencegahnya, tapi sebuah tertawa

nyaring telah mendahului melayang di udara. Dan malah

disusul dengan berkelebatnya sebuah bayangan. Daun

pintu terpentang lebar, dan muncullah di situ seorang yang

tubuhnya tinggi, tindakannya gesit.

Dalam keremangan malam, tampak biji mata orang

itu tajam ber-api2. Dia tampak berjelalatan mengawasi ke

sekeliling ruang biara itu, kemudian tertawa tawar sekali,

katanya: "Saudara2 Ho dan Kim, kalian jaga empat penjuru

ruang ini, jangan sampai si tikus dapat keluar dari

lubangnya...."

Sambil berkata begitu, dengan langkah yang tetap

dia menuju ke ruang besar. Nampak siapa adanya orang

itu, Seng Ho seperti terpagut ular. Tapi hanya sepintas saja

dia sudah dapat menguasai detak jantungnya, raut

mukanya menjadi tenang. Malah dengan tertawa sabar dia

menegur: "Setan Tanpa Bayangan betul2 tajam

pancainderanya......"

Ya, memang yang datang itu bukan lain adalah si

Setan Tanpa Bayangan, momok yang paling ditakuti di

seluruh gelanggang persilatan. Dan kalau selama ini orang

hanya mendengarnya sebagai tokoh mythos yang tiada

pernah terlihat orang, kini ternyata bukan lain adalah Biau

Kong Hiong adanya. Diakah gerangan si Setan Tanpa

Bayangan itu?

Benar! Memang Biau Kong Hiong adalah si

Yamadipati yang telah mencabut nyawa sekian banyak

pendekar2 dan pahlawan2 rakyat yang hendak

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 56

Pdf Maker : Oz

menggulingkan kekuasaan pemerintah Ceng. Dia adalah

tiang penglari dari kubu2 kekuasaan asing di bumi

Tiongkok. Kepandaian ilmu silat yang tinggi, ketangkasan

bicara, kelicinannya bertipu muslihat, serta. rapihnya

mengatur jerat telah menjadikan dirinya menjadi seorang

kepercayaan pemerintah Ceng. Sekalipun tempat

tlnggalnya di kota Siangyang, tapi dia tetap berhamba

pada junjungannya!

"Kalau aku berada di Siangyang, tentu mereka akan

mencari aku, dengan begitu cukuplah aku yang melayani,

tak usah baginda menjadi sibuk2........" demikian Kong

Hiong. Dan hal itu memang benar, karena banyaklah sudah

jiwa dari kaum pergerakan penentang kekuasaan asing

yang karena hendak menyatrui ke dalam istana, telah

binasa di tangan pasukan bayangkari, atau begitu

pemerintah Ceng mencium bau gerak-gerik mereka, telah

kirim jago2 bayangkari untuk menumpasnya. Kesemua

rencana ini diorganisir oleh Biau Kong Hiong, si Setan

Tanpa Bayangan itu.

"Hutang jiwa, bayar jiwa", demikian hukum kaum

persilatan. Tumpas dulu si Setan Tanpa Bayangan itu, baru

nanti bikin perhitungan pada kaisar Ceng. Demikian

permufakatan kaum persilatan pencinta negeri, untuk itu

mereka akan mencarinya ke Siangyang. Dan karena

Siangyang jauh dari kotaraja, maka bahaya yang

mengancam keselamatan istana pun menjadi berkurang.

Sepuluh tahun yang lalu, tiada seorangpun yang tahu

akan gerak-gerik Kong Hiong. Baru setelah sepeninggal

Ong Thing Kau, orang mulai mencium bau jejaknya. Dan ini
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas jasa murid dari jago tersebut yang bernama Giok-bin

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 57

Pdf Maker : Oz

Sin-eng Tian Yan Jing. Namun sekian banyak sudah orang

coba mencari balas, tapi kesemuanya dapat dikalahkan

oleh Kong Hiong. Begitulah, selekas diketahui akan tanda

kedatangannya beberapa musuh, cepat sekali si Kong

Hiong yang cerdas keji itu segera bertindak.

Pada gelombang pertama, Seng Ho sudah terus

dikurung oleh empat harimau Siamsay. Tapi di luar

dugaan, anak muda itu dapat lolos. Gelombang kedua pun

segera muncul, yang berupa sepasang pria dan wanita.

Kedua orang itu merupakan duri yang keras bagi Kong

Hiong. Sekalipun ilmu tombak Kong Hiong "kun-kwan-cap
sa-jiang" sakti, dan tambahan pula dia memiliki ilmu sakti

"thian han sin kang", timpalan dari ilmu "bu heng cin bu"

(yang kosong berisi, yang berisi kosong), namun dia tak

mampu melukai lawannya yang ternyata lihay juga ilmu

pedangnya. Jadi sekalipun menang, tapi dia tak dapat

mengejar jejak kedua orang yang telah meloloskan diri itu.

Tentang kelihayan si Setan Tanpa Bayangan, tak

perlu disangsikan lagi. Tapi ternyata sepasang pria-wanita

itu mempunyai senjata gaib. Begitu tahu dirinya dalam

bahaya, mereka segera lepaskan senjata rahasia dan tanah

seluas 3 tombak di sekeliling tempat pertempuran itu

segera tertutup dengan asap tebal, sehingga kaburlah

mata Kong Hiog. Setelah asap buyar, maka sepasang pria
wanita itu sudah lenyap. Bagaimana kemarahan Kong

Hiong ketika itu, sukarlah dilukiskan.

Kemarahan Kong Hiong makin me-luap2 ketika pada

saat itu dia diberi laporan bahwa keempat pembantunya

utama (Nyo Ing cs) telah menderita kekalahan di tangan

seorang tua buta. Cepat Kong Hiong mengetahui siapa

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 58

Pdf Maker : Oz

adanya si tua buta itu. Baginya, orang merupakan bisul

penyakit maut. Si buta itulah satu2nya sisa kaum Swat
san-pay yang berkepandaian dalam, dan pada diri si buta

itulah terdapat kitab pusaka nomor 13 dari induk persilatan

Swat-san-pay. Ber-tahun2 Kong Hiong sebar mata2 untuk

mencarinya, tapi tak berhasil. Jadi teranglah kalau

keponakannya tadi (Oey Hiau), tentu dilukai oleh si buta

lihay itu. Teringat dia akan kata2 sang adik seperguruan

(sumoay), apabila kitab pusaka "Khun-gwan-capsa-poo"

keluar dan mempersatukan diri dengan kitab pelajaran

Thay-it-hian-kang, maka di situlah nanti datangnya orang

yang akan menumpas dirinya!

Dengan adanya hal itu, Kong Hiong tak dapat dengan

tenteram menikmati kesenangan hidup atau jasamya

menjadi kaki tangan pemerintah Ceng. Dia selalu

mencemaskan peristiwa itu. Biar bagaimana, dia harus

dapat merampas kitab pusaka nomor 13 itu. Maka demi

didengarnya orang yang menyimpan kitab itu sudah berada

di dekat hidungnya, tanpa ber-lambat2 lagi dia segera

menuju ke sana.

Dalam pengejaran, dia segera dapat mengenali ciri2

siasat pak buta. Tanpa banyak pikir, segera dia balik

menuju ke arah biara rusak. Dan benar kiranya dugaannya

tadi, disitu dia berjumpa dengan Seng Ho dan si bocah,

tapi si buta tak tampak. Sekalipun kecewa, dia tetap tak

mau gampang2 melepaskan Seng Ho begitu saja. Karena

hal itu berarti suatu bencana di kemudian hari.

Tahu maksud siasat pak buta, Seng Ho tampak

tenang2 saja menghadapi Kong Hiong yang dia tahu pasti

bukan lawannya.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 59

Pdf Maker : Oz

"Paman Go, mengapa seluruh badanmu terluka?"

tiba2 si bocah bertanya. Dia tak mengerti kalau sang

"paman" itu tengah menghadapi bahaya besar.

"Ha, bocah kecil.. luka itu belum seberapa, karena

aku masih menghendaki jiwanya! Hanya kau........."

Itulah Kong Hiong, tapi sebelum dia menyelesaikan

kata2nya, bocah tersebut sudah menukasnya. "Memang di

dunia ini selalu orang jembel yang di-sia2 dan dihina.

Paman Go, lepaskan saya, biar kuikut tempur dia!"

Tertawa saja si Kong Hiong melihat tingkah si bocah

sebagai anak

kambing yang tak

takut kepada

harimau,

katanya: "Tuh,

macammu masa

mau unjuk

tingkah tengik di

hadapanku........?

"

"Bagaimana

kalau aku si tua

yang

menempurmu?"

tiba2 terdengar

suara nyaring

berkumandang.

Malah seketika itu

segera tampak

sesosok

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 60

Pdf Maker : Oz

bayangan putih berkilat menotok ke arah alis Kong Hiong.

Dan berbareng itu, ada lagi sesosok bayangan hijau yang

melepaskan benda2 berkemerlapan melayang dari atas

terus menghujani Kong Hiong........

Betapa Kong Hiong mahir dalam pelbagai ilmu silat,

namun menghadapi serangan ber-tubi2 yang datangnya

secara mendadak itu, diapun kaget tak terkira. Apalagi si

penyerang pertama itu telah menggunakan gerak serangan

fatal (maut) dan pula taburan senjata rahasia itu rapat dan

deras bagai hujan mencurah dari langit. Semestinya,

sekalipun Kong Hiong mempunyai 3 kepala dan 6 lengan

serta mempunyai ilmu lindung (dapat menghilang), juga

takkan dapat menghindar. Namun ternyata Kong Hiong si

Setan Tanpa Bayangan itu betul2 dapat membuktikan

dirinya dengan apa yang disohorkan orang sebagai "orang

yang tiada lawannya di kolong dunia". Ketangkasan dan

kemahirannya menguasai setiap gerak perubahan ilmu

menjaga diri itu telah dapat menolong dirinya dari

cengkeraman maut. Sesaat perdengarkan suara tertawa

yang keras, tubuhnya segera bergerak memutar-mutar dan

terdengar beberapa kali suara gemerincing dari benda2

logam yang tertampar jatuh. Dan pada lain saat, dia sudah

menerobos keluar terus menyerang ke arah bayangan

putih dan hijau tadi!

Bok Buta tak menyangka sama sekali kalau Kong

Hiong sampai setingkat begitu kepandaiannya. Dia lalu

kerahkan seluruh jurus ilmu tombak "thian-han-capsa
jiang" yang dahsyat mengerikan. Walau si bangsat Kong

Hiong kenal akan permainan itupun, namun masih ada

anak perempuannya yang bergerak menyerang dengan

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 61

Pdf Maker : Oz

ilmu taburan berantai "han kim capsa jwan" sebagai

keseimbangan. Jadi biar bagaimana, tentunya si bangsat

itu tak nanti dapat lolos. Bahwa kenyataan Kong Hiong

dapat memecahkan serangan2 maut itu telah

menyebabkan pak buta hilang faham. Benar2 dia tak habis

mengerti, ilmu apa yang digunakan si bangsat ini!

Kiranya Kong Hiong tadi telah bergerak dengan ilmu

tombak "han kim liancu jiang" disertai dengan pengerahan

tenaga dalam "thian hian cin bu". Pada hakekatnya, kedua

macam ilmu itu adalah serumpun, berasal dari perguruan

Swat-san-pay. Mungkin si Bok buta lupa bahwa ilmu

tombak itu adalah salah satu ilmu pusaka dari gaya Khun
gwan (Swat-san-pay). Dan justeru ilmu tombak "han kim

jiang" tersebut adalah memang diperuntukkan

memunahkan serangan ilmu menabur senjata rahasia "han

kim capsa jwan" itu. Maka ibarat keris pulang ke

kerangkanya, musnahlah senjata2 rahasia yang dilepas

oleh bayangan hijau tadi atau gadis cilik anak pak Bok.

Meskipun Kong Hiong dapat lolos dari taburan

senjata rahasia, tapi tak dapat lolos dari totokan tongkat

pak Bok. Sayang pak tua ini buta matanya, suatu handicap

besar. Meskipun dalam pertempuran dia berhasil menotok

jalan darah "in ciang hiat" si bangsat, tapi tak sampai

menyebabkan kematiannya. Karena Kong Hiong telah

mahir dalam ilmu "thian han cin bu", ilmu sakti pelindung

diri dari Swat-san-pay. Totokan pak Bok itu hanya dapat

memecahkan pengerahan tenaga dalam untuk menutup

lubang jalan darah saja, tapi tak sampai membinasakan

jiwa si bangsat. Andaikata pak Bok tidak buta, dapatlah dia

mendesakkan tongkatnya rapat2 untuk mengurung Kong

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 62

Pdf Maker : Oz

Hiong sehingga dia tak sempat untuk meloloskan diri dan

menggunakan ilmu tombaknya. Dapat dipastikan, si

bangsat tentu akan mati konyol karena kecapean. Tapi apa

mau dikata, memang kenyataannya si Bok itu buta.

Sekalipun Kong Hiong tadi terlempar beberapa meter dari

kedudukannya, tapi dia tak menderita kerugian besar.
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kong Hiong pun menginsyafi kekalahannya itu, dia

sangat kecewa sekali. Terang kalau kitab pusaka nomor 13

dari ajaran Khun-gwan (Swat-san-pay) sudah di depan

mata, begitu dia berhasil dapat memilikinya, maka akan

sudah lengkaplah senjatanya. Dia sudah menguasai 12

macam ilmu pusaka Khun-gwan, itu saja sudah dapat dia

malang-melintang tanpa tanding di dunia persilatan. Kalau

ditambah lagi dengan kitab pusaka nomor 13 itu, dia pasti

dapat merajai kaum persilatan. Tapi dia tak menyangka

kalau sampai kena dibokong oleh si buta yang sedemikian

lihay ilmu totokannya sehingga dia kena tertotok pecah

pemusatan tenaga dalam "thian han cin bu".

Kini bukan saja dia harus lepaskan hasratnya

memiliki pusaka itu, pun dirinya menghadapi tekanan berat

dari hajaran tongkat Bok buta dengan dibantu anak

gadisnya yang menyerang dengan giok-tiok (seruling

kumala). Benar masih ada dua orang pembantunya yang

menunggu di luar, tapi mereka itu terang bukan

tandingannya si buta dan anaknya itu. Tengah dia me
nimbang2 pikirannya itu sambil bertempur mati2an

melayani desakan si buta dan anaknya, tiba2 terdengar

tombaknya tergetar keras ditimpa oleh sebuah benda yang

berat. Bukan main terkejutnya sewaktu diketahui bahwa

benda itu ternyata adalah senjata bandul tok-liong-so. Dan

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 63

Pdf Maker : Oz

kagetnya makin men-jadi2 demi tampak si pemain tok
liong-so itu bukan lain yakni si jembel muda. Kini yakinlah

dia sudah, bahwa ternyata Ong Thing Kau itu masih

mempunyai ahli waris murid...........

Begitu serangan lawan dapat Kong Hiong tangkis,

tahu2 seruling kumala dari gadis cilik itu sudah

memagutnya. Tapi Kong Hiong tetap dapat menguasai

permainannya. Dengan gerakan kaki yang ber-pindah2, dia

miringkan tubuhnya ke samping untuk menghindar. Tapi

pada saat itu, dari arah muka tongkat pak Bok ber-kilap2

seperti halilintar menyambar. Mau tak mau dia geleng2

kepala karena kagum. Kaum persilatan yang dapat

menggunakan tongkat seperti menggunakan jwan-pian

(ruyung lemas) dan dapat pula menggunakannya sebagai

alat penotok macam senjata pedang, hanya boleh dihitung

dengan jari jumlahnya. Benar2 pak buta itu bukan

sembarang ahli, malah2 yang nomor wahid rupanya!

Cepat Kong Hiong bungkukkan tubuh, sambil ulurkan

tangan kirinya untuk menekan ujung tongkat, dia

hantamkan tombak di tangan kanan dengan se
kuat2nya.... trang! Sesaat itu kedengaran pak buta

menggeram dan dua sosok bayangan putih dan hitam (si

Bok dan Kong Hiong) masing2 sama terpental mundur

beberapa tindak. Kong Hiong dengan cepat dapat

memperbaiki posisinya dan terus putar tombaknya untuk

menyerang dada lawan. Tapi pada saat itu, dari samping

kanan berkelebat sebuah benda hitam dan dari samping

lain melesat sesosok bayangan hijau, menotok bahu Kong

Hiong.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 64

Pdf Maker : Oz

Sebenarnya

Kong Hiong tak

menghendaki dirinya

terlibat lama2 dalam

pertempuran itu.

Dalam detik2 yang

mengancam itu dia

perdengarkan suara

ketawanya yang

panjang lantang,

tombaknya diputar

untuk menangkis dan

menahan serangan2

itu, lalu bagaikan

ikan meletik dia

melesat ke ambang

pintu. Lagi2 dia

ketawa panjang

lantang dan berseru:

"Malam ini kutangguhkan kematianmu sekalian. Hal

ini karena aku masih mengingat hubungan sekaum dengan

kalian. Tapi ingat, lambat laun kalian pasti takkan lolos dari

tanganku.........."

Karena mengkal, si gadis berpakaian hijau itu terus

akan mengudaknya tapi segera dicegah oleh pak buta,

siapa tampak memandang ke muka dengan mimik yang

berkesan dalam. Tiba2 dia membungkuk dan tempelkan

telinganya ke tanah, kemudian berseru: "Hayo, kita lekas

berangkat......"

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 65

Pdf Maker : Oz

Hendak si gadis pertanyakan halnya, tapi si buta

memberi isyarat supaya berangkat dengan segera!

Kini Seng Ho takluk benar pada pak buta. Karena

diapun bingung hendak mencari tempat perlindungan,

maka dengan adanya seorang pelindung seperti pak Bok

itu, kiranya tak perlu dia berbanyak pikiran lagi. Dengan

tak bertanyakan apa2 lagi, dia terus menghampiri si bocah

untuk dipanggulnya. Juga bocah ini baru terbuka matanya,

siapakah gerangan ketiga pelindungnya itu. Diapun tak

mau banyak bicara lagi dan rela dibawa.

Pak Bok tampak letakkan tangannya di bahu anak

gadisnya, hanya sekali kakinya bergerak, dan bergerak

kedua anak beranak itu dengan cepatnya menuju keluar

biara. Seng Ho mengikutinya darl belakang.

Hari sudah terang tanah, di jalan pun sudah tampak

ada orang. Tiba2 pak Bok berpaling kepada Seng Ho,

katanya: "Baik kau ganti pakaianmu yang berlumuran

darah itu. Kita cari tempat mengaso dulu untuk

berunding........."

Begitulah, tak berselang berapa lama mereka sudah

jauh dari kota Siangyang. Tiba di sebuah desa, mereka

mencari sebuah rumah penginapan. Disewanya dua buah

kamar, satu untuk pak Bok dan puterinya dan yang satu

untuk Seng Ho dan si bocah. Syukur tempat itu agak sepi,

jadi sedikit ada apa2 tentu mereka dapat mendengarnya.

Waktu akan beristirahat, pak Bok pesan agar Seng Ho dan

bocah itu mengaso baik2 untuk memulangkan kesegaran

badan.

Syukur Seng Ho banyak membekal uang, karena

sebenarnya dia itu seorang pedagang. Hanya karena untuk

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 66

Pdf Maker : Oz

menyembunyikan dirilah, maka dia telah menyaru sebagai

pengemis. Disuruhnya pelayan hotel membelikan beberapa

stel pakaian untuk mereka berempat. Demikian pak Bok

dan anak gadisnya: Siu Sian, si bocah dan dirinya sendiri

masing2 lalu berganti pakaian. Ketika pak Bok dan Siu Sian

masih belum bangun, Seng Ho pun tak berani mengganggu

dan hanya ajak si bocah ber-cakap2. Dia menyatakan

sesalnya karena sewaktu si bocah disiksa oleh Oey Hiau,

dia tak buru2 menolong: "Seharusnya aku hendak turun

tangan dengan lekas tapi urusanku yang maha penting itu

tak mengijinkan diriku diketahui orang. Ah, nak... kau

maafkanlah!"

"Paman Wan, aku tak jerihkan itu. Memang di dunia

ini, kita kaum jembel selalu diperhina orang! Benar, paman

Wan, aku telah mengalami pelbagai penderitaan. Aku tak

persalahkan mereka, tapi persalahkan kaisar itu. Kalau

tidak karena gara2nya, tak sampai kuterlantar begini, tak

nanti ayah sampai tak ketahuan rimbanya. Karena tak kuat

menahan penderitaan itu, maka ibuku sampai mati

merana........ ibu pesan padaku supaya keraskan hati

melayari hidup dan harus membalas sakit hati itu...

Kukira apa yang dapat kukerjakan, ialah berunding dengan

kyai Kelinci. Dia senantiasa tertawa, dan ini kuanggap dia

selalu memberkahi daku!"

Seng Ho menatap bocah itu dengan seksama,

kemudian katanya dengan sayu, "Aku belum bertanyakan

asal usulmu."

"Aku she Ceng, ayahku mengusahakan percetakan

buku. Turut keterangan ibu, ayah telah menerbitkan buku2

yang menentang kekuasaan pemerintah Ceng sekarang ini.

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 67

Pdf Maker : Oz

Ini melanggar hukum, ditangkap dan dibuang entah ke

mana. Dengan membawa diriku, ibu cepat2 tinggalkan

rumah untuk melarikan diri dari Peking. Beliau bermaksud

untuk pulang ke tempat nenek di kota Siangyang. Tapi apa

lacur, nenek serumah tanggapun telah ditangkap oleh

pemerintah. Agar aku jangan lupakan peristiwa berdarah

akibat kerja ayah itu, maka beliau memilih nama "Ji Hiat"

(huruf berdarah) untukku. Jadi setiap huruf yang ditulis

ayah itu berarti setetes darah beliau yang mengucur.... tapi

selamanya Ibu memanggilku Hiat-ji (anak darah)......."

Tampak oleh Seng Ho, ketika menuturkan kisah

hidup keluarganya itu wajah anak itu berobah sungguh,

sikapnya tegang keras. Tiba2 terbangunlah semangat Seng

Ho. Berapa banyak sudah darah mengalir, jiwa melayang.

Darah dan jiwa dari para pahlawan yang hendak

menumbangkan kekuasaan pemerentah asing. Pernah guru

Seng Ho berkata: "Semangat cinta tanah air belum padam,

perjuangan pembebasan ini tetap berjalan, patah tumbuh

hilang berganti. Kalau tidak begitu, akan sia2 sajalah
Dendam Kesumat Kaum Persilatan Bu Lim Ki Siu Karya Wen Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengorbanan suci dari kaum gagah kita itu. Dan dendam

darah itu akan tetap terkubur se-lama2nya."

Teringat pula Seng Ho, bagaimana sang guru dahulu

senantiasa memupuk tunas2 dari angkatan muda. Hiat-ji

ternyata seorang tunas harapan yang berperibadi. Ya, aku

harus membimbingnya untuk menjadikannya tunas

penyambung cita2 kaum kita .... Memikir sampai di situ,

timbullah rasa sayang yang mendalam dari Seng Ho

kepada anak itu.

Ketika Hiat-ji rebah di dalam biara tua karena luka2

hajaran si jahanam Oey Hiau, Seng Ho lah yang setiap hari

BU LIM KI SIU ? WEN LUNG

Aditya Indra Jaya & Awie Dermawan

KOLEKTOR E-BOOK 68

Pdf Maker : Oz

mengunjunginya untuk membawakan makanan dan

obat2an. Dan memang anak itu dapat membedakan mana

dendam mana persahabatan. Budi Seng Ho itu tertanam

dalam2 di kalbunya. Lebih2 ketika Seng Ho menyerahkan

kepingan tubuh kyai Kelinci yang dibanting Oey Hiau,

makin dekatlah rasa persahabatan itu. Demikianlah, kini

antara Seng Ho dan Hiat-ji telah tergalang persatuan hati

yang amat mesra. Sedikitpun tak terlintas dalam hati Seng

Ho, bahwa detik2 itu amat penting sekali dalam sejarah

kehidupannya nanti. Karena adanya hal itulah maka dia

dapat mati dengan puas, jika tiada hal itu maka dendam

darahnya pasti se-lama2nya takkan terhimpas. Tapi hal itu

terjadi di kemudian hari, baik pembaca nanti ikuti jalannya

cerita ini dengan sabar.

Pada saat itu, pak Bok dan Siu Sian pun sudah

bangun. Juga Siu sian suka dengan Hiat-ji, sebaliknya anak

itupun begitu. Terutama dia sangat kagum akan

kepandaian si nona. Ingin benar dia mempunyai

kepandaian begitu. Pernah almarhum ibunya berkata:

"Sedapat mungkin kau harus belajar ilmu silat, agar dapat

melaksanakan pembalasan sakit hati negara dan keluarga!"

Lama nian Hiat-ji berharap dapat berjumpa dengan

seorang berilmu yang suka menerimanya sebagai murid.


Misteri Listerdale Listerdale Mystery Sam Po Kong Karya Dewa Arak 47 Bencana Patung Keramat

Cari Blog Ini