Dunia Anna Karya Jostein Gaarder Bagian 1
DUNIA ANNA
Ebook by pustaka-indo.blogspot.com
Diterjemahkan dari Anna En fabel om klodens klima og milj by Jostein Gaarder 2013, H. aschehoug & Co. (W. Nygaard), AS Hak terjemahan ke dalam bahasa Indonesia ada pada Mizan Publishing House
Penerjemah: Irwan Syahrir Penyunting: Esti A. Budihabsari Proofreader: Ine Ufiyatiputri Digitalisasi: Ibn' Maxum
Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved
Oktober 2014
Diterbitkan oleh Penerbit Mizan PT Mizan Pustaka anggota IKAPI Jln. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan),
Ujungberung, Bandung 40294 Telp. (022) 7834310 Faks. (022) 7834311 e-mail: kronik@mizan.com
http: //www.mizan.com facebook: Penerbit Mizan twitter: @penerbitmizan
Desainer sampul: Andreas Kusumahadi ISBN 978-979-433-842-1
E-book ini didistribusikan oleh Mizan Digital Publishing (MDP) Jln. T. B. Simatupang Kv. 20,
Jakarta 12560 Indonesia Phone: +62-21-78842005 Fax.: +62-21-78842009
website: www.mizan.com e-mail: mizandigitalpublishing@mizan.com
twitter: @mizandotcom facebook: mizan digital publishing
Isi Buku
Naik Kereta Salju Dokter Benjamin
Terminal Cahaya Biru Nenek Buyut Kotak Merah
Payung Minyak Bumi Unta
Arsip Kafilah
Daftar Merah Malam Musim Dingin World Heritage
Balon Kolam Renang Bunga Tulip Kunci Kontak Jalan Setapak Pondok di Gunung Kuota Iklim
Sebuah Kesempatan Baru Mobil-Mobil Putih
Katak Mesin Otomat Hijau
Gamification Pondok Akhir Pekan yang Cantik
Cincin Aladin Pengadilan Iklim Sarung Tangan Kebun Binatang Identitas
Planet Surat Elektronik Cacat Logika Kakek Buyut Di Sebuah Desa
Ester Tentang Penulis
Naik Kereta Salju
Sepanjang ingatannya, setiap malam tahun baru keluarganya di desa biasanya selalu pergi ke gunung naik kereta salju. Kuda-kuda penarik kereta dibersihkan dan didandani untuk menyambut tahun baru, dan kereta saljunya dipasangi giring-giring dan lentera api sebagai penerang pada malam hari. Kadang-kadang salju sepanjang jalan telah dipadatkan terlebih dahulu menggunakan mesin supaya kuda tidak terjebak dalam tumpukan salju lunak. Perjalanan ke gunung adalah sebuah tradisi pada malam tahun baru. Tidak boleh naik ski atau scooter, tapi harus naik kuda dan dokar salju. Kalau Natal disebut orang sebagai saat-saat penuh keajaiban, perjalanan ke gunung naik kereta salju inilah petualangan musim dingin yang sesungguhnya.
Segalanya terasa berbeda pada malam tahun baru. anakanak dan orang-orang dewasa bersama-sama dalam keriuhan, dan inilah satu-satunya kesempatan dalam setahun untuk berkumpul dengan seluruh keluarga. Hanya dalam waktu semalam, mereka bisa menghabiskan tahun yang lama dan memasuki tahun yang baru. Mereka seperti menarik garis batas antara yang sudah terjadi dan yang akan datang. Selamat tahun baru! .... Dan terima kasih tahun yang telah berlalu!
Anna sangat menyukai perayaan malam tahun baru, dan dia tidak terlalu yakin apa yang paling disukainya: perjalanan naik menuju puncak gunung untuk merayakan habisnya tahun yang lama atau perjalanan turun kembali pada tahun yang baru sambil terbungkus selimut wol dalam dekapan mama, papa, atau kerabat lainnya.
Namun, pada malam tahun baru saat Anna memasuki
usia 10 tahun, sama sekali tidak ada salju, baik di dataran tinggi maupun di lembah. Walau suhu dingin telah menancapkan giginya cukup lama di kawasan tersebut, selain dari beberapa gundukan di sana-sini, pegunungan tidak bersalju sama sekali. Bahkan, puncaknya yang megah tampak telanjang di bawah langit, tanpa mantel musim dingin putih seperti biasanya.
Dalam percakapan orang-orang dewasa yang didengarnya, Anna menangkap beberapa kata seperti " pemanasan global" atau " perubahan iklim" . Pertama kali dalam hidupnya Anna menyadari bahwa dunia yang dia tinggali sedang mengalami kerusakan.
Namun, mereka tetap harus pergi ke gunung pada malam tahun baru, dan satu-satunya kendaraan yang bisa dipakai pada tahun itu adalah traktor. Jadi, perjalanan tradisional ke gunung pada tahun itu terpaksa dilaksanakan pada siang hari karena tanpa salju, malam jadi begitu gelap sampaisampai tangan sendiri pun tidak terlihat. Lentera pun tidak akan terlalu menolong, lagi pula lentera yang dipasang di traktor atau karavan yang ditarik di belakangnya akan tampak konyol.
Dan berangkatlah lima traktor menyusuri hutan birch ke puncak gunung membawa berbagai makanan dan minuman lebih awal dari biasanya.
Ada atau tidak ada salju paling tidak mereka bisa tetap bersulang demi tahun yang baru, dan barangkali juga bisa bermain-main di padang rumput pegunungan yang diliputi kebekuan itu.
Namun, pada musim Natal kali ini bukan hanya ketiadaan salju yang menjadi bahan omongan. Pada minggu menjelang tahun baru, beberapa kali terlihat beberapa ekor rusa kutub berkeliaran di seputar perkebunan, dan ini menjadi bahan candaan orang: mungkin Sinterklas ketinggalan beberapa rusa kutubnya sewaktu sibuk membagi-bagikan hadiah pada malam natal.
Menurut anna, munculnya rusa kutub ini sebuah kejadian yang cukup menggelisahkan. Belum pernah terjadi sebelumnya rusa kutub berkeliaran sampai ke wilayah permukiman desa. Di salah satu rumah peternakan, orangorang mencoba memberi makan pada hewanhewan yang ketakutan itu, tapi berita di koran malah berbunyi: " Rusa kutub menyerbu desa" & .
Sebuah arak-arakan traktor dan karavannya sedang menuju gunung pada hari terakhir bulan Desember, dan Anna bersama dengan sejumlah anak-anak lainnya duduk di karavan terdepan. Semakin tinggi mereka mendaki gunung, tampaklah lanskap yang beku bening seperti gelas, dan jika hujan turun tepat sebelum datangnya hawa dingin, maka seluruh permukaan menjadi begitu licin.
Ketika mereka melintasi sebuah bangkai binatang di pinggir jalan, berhentilah seluruh arak-arakan traktor. Binatang yang mati itu seekor rusa kutub, yang membeku, lalu salah seorang laki-laki dalam rombongan berkata mungkin binatang itu mati karena kekurangan makanan.
Anna tidak terlalu mengerti. namun, kemudian saat mereka sudah sampai di puncak gunung, dan dilihatnyalah bagaimana seluruh lanskap telah membeku. Sekadar memungut batu kecil atau mencabut akar tanaman sudah tidak mungkin karena sedemikian bekunya.
Saat melewati Danau Breavatnet, kelima traktor itu berhenti lagi, dan kali ini mesin-mesinnya ikut dimatikan. Katanya, sih, lapisan es itu aman, dan semua orang dewasa serta anak-anak memandangi danau itu. Lapisan esnya tembus pandang, dan meledaklah sorak-sorai ketika salah seorang berseru ketika melihat ikan forel yang berenangrenang di bawah lapisan es.
Tak lama kemudian mereka sudah bermain-main bola dengan tongkat bandi (hockey), serta kereta luncur. namun, Anna berjalan-jalan sendirian sepanjang pinggir danau mengamati tetumbuhan musim dingin (Ericaceae) yang
membeku. Di bawah lapisan es tipis, dia melihat lumut dan jamur, krekling (buah beri keunguan berdaun hijau Empetrum Nigrum penerj.) dan buah beri hitam berdaun merah (Arctostaphylos alpinus penerj.). Temuan yang indah sekali, seakanakan dia menemukan dunia yang lebih mulia dan halus ketimbang yang ditemuinya sehari-hari. namun, tak lama kemudian dia menemukan bangkai tikus & dan satu lagi di sebelah sana. Di bawah sebuah pohon birch pendek, dia juga menemukan bangkai hamster gunung. Dan kini mengertilah Anna apa yang sedang terjadi, dan seketika seperti menyadari berakhirnya sebuah cerita indah. Setahunya, tikus dan hamster hutan bertahan hidup pada musim dingin di antara pepohonan perdu dan berlindung di bawah lapisan salju yang lembut di pegunungan. namun, ketika lapisan salju lembut itu tidak ada lagi mereka jadi sulit untuk bertahan hidup.
Kini, Anna mengerti mengapa rusa kutub itu sampai berkeliaran di pedesaan. Dan itu bukan salah Sinterklas.[]
Dokter Benjamin
nam tahun kemudian, Anna sedang bersama kedua orangtuanya di sebuah rumah kabin kayu yang sudah tua. Di luar sudah gelap sejak beberapa jam yang lalu, dan papa sudah menyalakan semua lilin di atas rak perapian dan di tepi jendela. Hari ini 10 Desember, dua hari lagi Anna akan berulang tahun yang ke-16.
Mama dan papa sedang duduk di sofa sambil menonton acara televisi. Sebuah film tentang Samudra Pasifik, sebuah dongeng untuk orang dewasa tentang masa kejayaan dunia pelayaran. ataukah sebuah film dokumenter tentang para kapten fiktif dari abad ke-18? Anna tidak terlalu yakin, dia menonton sambil lalu saja.
Dia duduk di meja makan sambil sesekali memandangi gambar-gambar Samudra Pasifik di layar televisi di sampingnya. Di tangannya ada sebuah gunting besar dan dia mengguntingi artikel dari tumpukan koran .&
Bulan agustus tahun ini Anna sudah masuk kelas satu SMu, dan pada hari-hari pertamanya di sekolah baru itu dia berkenalan dengan Jonas, kakak kelasnya. Segera mereka jadi akrab dan sempat beberapa hari berpurapura jadi pacar, sampai akhirnya mereka menyerah dan benar-benar berpacaran.
Ditemani secangkir besar teh, Anna membaca kliping artikelnya sambil tersenyum. Hidup bisa berubah sedemikian cepatnya!
Sesuatu yang telah lama ditunggu-tunggunya akhirnya datang juga. Hari ini dia mendapatkan sebuah cincin tua dari Tante Sunniva! Sudah sejak lama Anna tahu kalau dia bakal mewarisi cincin itu pada saat berulang tahun yang ke-16.
ulang tahunnya sudah dirayakan hari ini karena mama harus pergi menghadiri konferensi besok pagi-pagi sekali. Mereka merayakan dengan makan malam istimewa bersama-sama. Sebagai hidangan penutup, mama tadi sudah ke toko kue membeli sebuah kue marzipan lengkap dengan setangkai mawar merah dilekatkan di kotaknya. Dan begitu selesai makan, mama menyerahkan cincin rubi itu bersama kotak tuanya kepada Anna. Cincin itu langsung dikenakan Anna di jarinya, dan sambil mengkliping artikel koran tadi, dia bolakbalik memandangi cincin mahal di jarinya itu, sedikitnya empat, lima kali tiap menit.
Cincin itu telah berusia lebih dari seratus tahun, bahkan ada yang bilang sudah beratus-ratus tahun. Perhiasan tua ini pastilah memiliki banyak cerita menarik.
Sebagai kado ulang tahun keenam belasnya, dia juga mendapatkan sebuah ponsel yang sudah lama didambakan. Meskipun keren banget, ponsel tersebut hampir-hampir terkesampingkan oleh hadiah cincin warisan. namun, kecanggihan ponsel ini sungguh tak terbayangkan sebelumnya, dengan menyentuh layarnya saja, keluasan akses internet tersaji di hadapan Anna.
Pengalaman uniknya pada musim gugur kali ini adalah kunjungan ke Oslo pada pertengahan bulan Oktober. Dan pengalaman itu berkaitan dengan kejadian unik yang telah terjadi lebih dahulu pada awal-awal tahun ini.
Sejak Anna masih kecil, orang sudah sering bilang kalau dia suka sekali berfantasi. Jika ditanya apa yang sedang dia pikirkan, Anna bisa nyerocos dengan ceritacerita yang tiada habisnya, dan selalu memukau pendengarnya. namun sejak musim semi tahun ini, mulai muncul cerita-cerita yang Anna sendiri rasakan sebagai kisah nyata. Dia merasa kisah-kisah itu seperti dikirimkan kepadanya, mungkin dari kurun waktu lain, atau malah dari dunia lain.
Akibat keanehan ini, Anna akhirnya mau dibujuk untuk
berkonsultasi dengan seorang psikolog, yang terus berkelanjutan sepanjang musim gugur. Konsultasi berakhir saat psikolog itu menyarankan Anna untuk diperiksa oleh seorang psikiater di Oslo. Anna tidak keberatan. Dia tidak merasa ada sesuatu yang memalukan, dan bahkan menganggap diperiksa oleh seorang psikiater sebagai sebuah keistimewaan.
Anna menolak ditemani orangtuanya, apalagi Jonas telah bersedia menemaninya. Tetapi, mama dan papa bersikukuh bahwa salah seorang dari mereka harus menemaninya. akhirnya, komprominya ialah Anna boleh pergi ditemani Jonas, tapi mama juga ikut dan berjanji untuk tidak duduk dalam gerbong kereta yang sama.
Sore-sore mereka bertiga berangkat ke Rumah Sakit Rikshospitalet tempat Anna akan berkonsultasi dengan psikiater. Di sana kedua pengantarnya itu tidak ada yang boleh masuk ke ruangan periksa, setidaknya untuk pertama kali, dan Anna mengerti kalau mamanya begitu kecewa. Mama ingin sekali ikut serta dalam proses pemeriksaan kesehatan jiwa ini. Dengan terpaksa mama duduk di ruang tunggu bersama Jonas.
Anna langsung menyukai Dokter Benjamin sejak pertama kali bertemu. Dokter itu ialah seorang laki-laki berusia 5060 tahun, rambutnya panjang dan beruban, serta diikat ekor kuda. Di salah satu cuping telinganya ada anting bintang violet kecil, dan di saku jas hitamnya ada sebuah pena merah. Pandangan matanya tampak jenaka dan sangat menunjukkan ketertarikan dan perhatian kepada Anna saat bercakap-cakap.
Anna bahkan ingat apa yang dikatakan dokter itu pertama kali setelah mereka bersalaman. Anna menutup pintu yang menuju ruang tunggu. Dia bilang bahwa ini hari keberuntungan kami, karena konsultasi yang dijadwalkan sesudah giliran Anna tiba-tiba dibatalkan, jadi kami punya
lebih banyak waktu.
Terik mentari memasuki ruangan bercat putih itu, dan Anna bisa melihat keluar, ke pepohonan dan dedaunan yang berwarna merah dan kuning. Saat konsultasi berlangsung, Anna sempat melihat seekor tupai melesat naik-turun di pohon pinus.
" Sciurus vulgaris!" , serunya. " atau tupai biasa. Tapi di inggris, tupai ini sudah tidak biasa ditemui lagi. Di sana tupai berwarna cokelat kemerahan itu telah tergusur oleh tupai abu-abu dari Amerika."
Sang psikiater menatap terbelalak, dan Anna pikir mungkin dia terpana oleh pengetahuan alamnya. Saat dokter membalikkan badannya di kursi putar untuk melihat tupai itu, Anna mendapati sebuah foto seorang wanita cantik. Foto itu terletak di atas meja dalam bingkai merah. anak atau istri? Anna hendak bertanya, tapi begitu dokter membalikkan badan dan menghalangi foto itu, dia mengurungkan niatnya.
Sebelum kemari dia sudah menduga-duga kira-kira bagaimana pemeriksaan ini akan berlangsung. Tidak begitu mudah membayangkan bagaimana seorang psikiater dapat mengintip isi kepalanya, dalam bayangannya dia akan memeriksa lewat matanya dengan sebuah alat matanya karena seperti kata orang mata itu jendela hati. Dia juga membayangkan dokter itu akan memeriksa isi kepalanya lewat kedua telinganya, hidung, atau mulut, karena toh, seorang psikiater adalah dokter, bukan cuma psikolog. Anna tidak yakin seberapa percaya dirinya pada fantasi-fantasinya itu, yang telah berkecamuk di kepalanya bagaikan potonganpotongan video, tapi dia sungguh-sungguh khawatir kalau psikiater itu akan menghipnosisnya sehingga akan terbongkarlah segala rahasia jiwanya. Anna berharap semoga tidak dihipnotis, karena dia tidak suka kehilangan kendali atas dirinya sendiri dan lantas dapat dipaksa untuk menyerahkan seluruh rahasianya. Menurutnya, lebih baik
psikiater itu menggunakan alat-alat fisik saja.
Namun, ternyata mereka cuma ngobrol-ngobrol! Psikiater itu menanyakan macam-macam pertanyaan yang menarik, dan percakapan itu begitu seru hingga Anna malah balik bertanya. Lantas bagaimana dengan dokter sendiri? apakah dokter pernah juga punya ceritacerita menarik yang bisa dibagi ke orang sekitar dokter? apakah dokter pernah bermimpi menjadi orang lain yang bukan diri dokter sendiri? apakah dokter juga pernah mengalami sebuah mimpi yang nyata?
Beberapasaat kemudian, Dokter Benjamin mengambil kesimpulan dari percakapan tersebut.
" Anna," katanya, " saya tidak melihat adanya tandatanda kamu mengalami kelainan. Kamu punya kekuatan imajinasi yang luar biasa, dan kamu punya sebuah kemampuan unik untuk membayangkan dirimu dalam berbagai situasi yang tidak pernah kamu alami sendiri. ini kadang-kadang akan terasa memberatkan, tapi yang jelas kamu tidak sakit."
Anna memang merasa tidak sakit. Dia selalu yakin kalau dia tidak sakit. namun, seperti dikatakan dokter tadi, dia memang kadang percaya pada imajinasinya sendiri. Anna pernah bilang kalau kadang hal-hal yang dipikirkan dan dibayangkannya terasa seperti datang kepadanya dan bukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Dokter itu mengangguk-angguk di tempat duduknya. " Sepertinya saya mengerti," katanya. " Kamu memiliki imajinasi yang sangat aktif sampai terasa seperti menghujanimu, dan jadinya kamu tidak percaya kalau kamu bisa mengarang semua itu sekaligus. namun, imajinasi adalah sebuah kemampuan manusiawi yang dimiliki semua orang dengan kadar yang berbeda-beda. Semua orang bisa bermimpi. Cuma tidak semua orang ingat apa yang terjadi dalam mimpi itu pada keesokan harinya. nah, inilah uniknya kemampuan yang kamu miliki. Kamu bisa mengingat semua yang terjadi dalam mimpimu di malam hari .& "
Anna dengan hati-hati membuka semua kartunya di atas meja:
" Tapi, saya memang bisa merasakan bahwa mimpimimpi itu datang kepada saya dari alam lain, atau dari kurun waktu lain."
Sang psikiater mengangguk lagi:
" Kemampuan manusia untuk percaya pada sesuatu adalah salah satu sifat alamiah kita. Sejarah telah banyak mencatat manusia-manusia yang mengalami kontak dengan kekuatan supernatural, seperti Tuhan, malaikat, atau leluhur. Bahkan, beberapa ada yang menyatakan telah melihat dengan mata kepala sendiri atau bertemu dengan makhluk-makhluk gaib. Bagi sebagian orang, kepercayaan ini lebih kuat dibanding sebagian orang lainnya. ini sama saja dengan berbagai variasi kemampuan manusia. Sebagian orang lebih hebat dalam bermain catur atau berhitung. Sebagian lain lebih kuat dalam hal berimajinasi atau memeluk suatu sistem kepercayaan, dan mungkin inilah kelebihan seorang Anna nyrud."
Anna memandang keluar, sinar matahari bermainmain di atas daun-daun beraneka warna di pohon-pohon di luar sana.
" Kalau seandainya kamu percaya bahwa semua tawon dan lebah di kebun rumahmu dikendalikan oleh Cia, dan mereka beterbangan di seputar rumah untuk mematamataimu, nah, itu baru artinya kamu ada kelainan serius." Anna menyela:
" Kok, Dokter tahu saya tinggal di perkebunan?" " Kamu, kan pernah bilang ke psikologmu kalau kamu tidak ingin ketemu seekor rusa kutub di kebunmu." Anna tertawa.
" Dia sebenarnya tidak begitu paham apa yang saya ceritakan. Tapi, saya sangat menyukai kebun itu. Dan tawon-tawonnya .& "
" Tawon adalah bagian dari alam seperti juga Dokter dan saya. Mereka tentu saja tidak dikendalikan oleh Cia. Mereka dikendalikan oleh gen mereka sendiri. Dan saya percaya mereka adalah semacam wakil dari ibu Bumi."
" Tepat sekali," kata Dokter Benjamin yang rambutnya berkuncir ekor kuda. " Dan apa yang baru saja kamu bilang itu tidak dapat disebut ide gila, atau yang dalam bahasa ilmiahnya disebut bizzare notion ."
Sembari mereka bercakap-cakap, sesekali dokter itu menatap layar komputer. Saat dokter itu melakukannya lagi, Anna menyadari bahwa dokumen yang sedang dilihat dokter itu pastilah laporan dari psikolognya di desa. Dokter bertanya:
" Ada sesuatu yang kamu khawatirkan, Anna?" Dia langsung menjawab:
" Pemanasan global."
Dokter penyabar itu sedikit terkejut. Dia jelas-jelas seorang dokter berpengalaman. Baru kali ini dia tampak terkejut dengan jawaban anna, lalu dia bertanya lagi: " Apa yang kamu bilang barusan?"
" Saya bilang kalau saya khawatir akan perubahan iklim yang diakibatkan oleh ulah manusia. Saya takut kalau kita yang hidup saat ini mempertaruhkan iklim dan lingkungan bumi ini tanpa memedulikan generasi selanjutnya."
Sang psikiater teperenyak beberapa detik sebelum menjawab:
" Mungkin itu sebuah ketakutan yang nyata, yang sayangnya tidak bisa saya sembuhkan. Kalau saja kamu bilang kamu takut pada laba-laba, mungkin akan lain kejadiannya. itu adalah masalah fobia, dan itu bisa diterapi, misalnya dengan desensitisasi secara bertahap atas objek fobia itu. namun, kami tidak bisa mengobati ketakutan pasien akan pemanasan global."
Anna menatap mata Dokter Benjamin, lalu melirik anting bintang di salah satu cuping telinganya psikiater itu:
" Apakah Dokter menyadari berapa miliar ton CO 2 yang telah dilepaskan manusia di atmosfer selama sepuluh tahun terakhir ini?"
Di luar dugaan anna, sang psikiater menjawab pertanyaan itu tanpa berpikir panjang. Dia bilang:
" Menurut saya, saat ini ada sekitar 40 persen kelebihan CO 2 di atmosfer dibandingkan pada zaman sebelum kita mulai membakar minyak, batu bara, dan gas; menebangi hutan dan menjalankan pertanian secara intensif seperti sekarang. Tingginya kadar CO 2 saat ini belum pernah terjadi sejak 600 ribu tahun lalu, dan penyebabnya ialah emisi buatan manusia."
Anna terkesan. Tidak banyak orang yang benar-benar bisa menjawab pertanyaan semacam itu, bahkan orangorang yang berwenang sekalipun. Dia mengacungkan jempol, dan berkata:
" Ada begitu banyak gas rumah kaca di luar sana hingga tidak ada lagi yang bisa memastikan apa konsekuensinya atas iklim global dan lingkungan. Dan emisi gas terus berlanjut .& "
Dokter Benjamin mengatupkan telapak tangannya di atas meja, sedetik kemudian duduknya mencondong ke depan dan menundukkan pandangan sebelum dia memandang ke arah Anna lagi. Lalu, dia berbicara dengan nada sedikit tercengang.
" Sekarang topik kita sudah bergeser dari keahlian saya di rumah sakit ini. Tapi, percayalah bahwa saya juga memiliki keprihatinan atas segala urusan pembakaran karbon dan konsekuensinya pada kehidupan di Bumi. Meskipun hal-hal ini mungkin tidak sepenuhnya terpisah dari urusan psikiatri & .
Saat dia tampak ragu-ragu, Anna berkata: " Teruskan saja, Dok. Saya mendengarkan, kok." Dokter Benjamin berkata:
" Saya pernah bertanya pada diri sendiri apakah kita hidup dalam sebuah kebiasaan menyangkal berbagai kenyataan yang mendasar. Kamu mengerti apa yang saya maksudkan?"
" Rasanya begitu. ada sesuatu yang sangat tidak mengenakkan untuk dipikirkan hingga kita berusaha melupakannya."
" Iya, tepat sekali. itu yang saya maksudkan." Anna tiba-tiba mendapat sebuah impuls, yang tidak dia ketahui sebabnya. Bagai sesuatu yang begitu saja dia rasakan, sesuatu yang diilhamkan ke dalam kepalanya dari dunia lain, lalu dia mendengar dirinya berkata:
" Bagaimana pendapat anda jika saya bilang saya takut pada orang-orang arab?"
Dokter itu tertawa terbahak-bahak.
" Saya akan menyarankanmu untuk mulai bergaul dengan orang-orang arab. Saya rasa itu akan jadi terapi yang efektif."
" Hmmm & boleh juga ...."
" Tapi sayangnya kita tidak punya terapi untuk pasien yang punya ketakutan pada pemanasan global. Lagi pula mungkin memang kita tidak perlu berharap ada semacam resep untuk mengurangi kekhawatiran akan pemanasan global. Karena, toh, kita tidak seharusnya membiasakan diri terhadap ancaman tersebut. Sebaliknya! Kita harus mengatasinya."
Sepanjang percakapan, Anna merasa diperlakukan sebagai orang dewasa oleh sang psikiater, dan dia senang dianggap begitu. Dokter itu berbicara kepadanya seperti kepada orang yang sepantaran. namun begitu, Anna sedikit terkejut ketika pada akhir percakapan dokter menanyakan apakah dia aktif dalam organisasi lingkungan hidup. Sebuah pertanyaan tak terduga di tempat praktik dokter jiwa. namun, anna-lah yang memulai percakapan tentang perubahan iklim yang diakibatkan ulah manusia ini. Anna bilang di tempat tinggalnya tidak ada organisasi
semacam itu. Di sana yang ada hanya sekolah, kerja, mengutak-atik mobil dan motor, dan tentu saja pesta dan minum-minum pada akhir pekan.
" Anak muda yang datang bersamamu itu, apa dia kakakmu?"
Anna tergelak.
" Oh, bukan, itu si Jonas. Dia cuma pacar saya." Menurut Anna itu ungkapan yang pas: " Dia cuma pacar saya."
Dokter pun ikut tertawa.
" Apa Jonas juga mencermati isu-isu perubahan iklim?" " Dia sekarang kelas dua SMu dan telah belajar Fisika, Kimia, dan Biologi. Pastilah dia sudah belajar sedikit-sedikit tentang dunia ini!" kata Anna.
" Iya, tentu saja."
" Lagi pula masalah pemanasan global bukan sesuatu yang begitu saja bisa dirasakan. Kita perlu mempelajari dan memahaminya, atau terus hidup dalam ketidaktahuan."
" Itu benar sekali, Anna. Saya, sih tidak akan kaget kalau tidak sampai satu persen penduduk negeri ini yang benarbenar bisa menghitung keseimbangan unsur karbon di alam."
Anna merasa jantungnya berdebar. Masalah keseimbangan unsur karbon ini baru saja dibicarakannya dengan Jonas tadi. Dia juga pernah menulis makalah tentang pemanasan global waktu di kelas 10.
" Apa anda bisa? apa anda bisa menghitung keseimbangan unsur karbon di alam?"
Lalu, sang Dokter jiwa yang penyabar menjelaskan kepada Anna sambil mematikan komputer dan merapikan lembaran-lembaran kertas di atas mejanya. Pertama-tama dia memaparkan tentang siklus CO 2 di dunia makhluk hidup. Tanaman mengisap CO 2 dari udara melalui proses fotosintesis dan mengikatkan karbon pada berbagai organisme dengan cara ini, lalu gas yang sama itu
dilepaskan ke udara melalui sistem pernapasan hewan dan proses dekomposisi bahan-bahan organik. Keseimbangan unsur karbon menurut dia adalah sebuah kesetaraan antara jumlah CO 2 yang ditransfer ke atmosfer dari letusan gunung berapi, dan jumlah CO 2 yang diurai oleh iklim dan angin serta yang pada akhirnya terikat di kerak bumi. Perbandingan ini selalu konstan selama ratusan juta tahun, dan siklus ini tidak dipengaruhi oleh manusia, jadi tidak perlu disertakan dalam pembahasan. Dokter Benjamin melanjutkan:
" Lalu, seluruh unsur karbon yang selama berjuta-juta tahun telah menjadi bagian dari minyak, batu bara, dan gas itu diparkir dan keluar dari siklus tadi. namun, keseimbangan yang rapuh ini & ."
Anna menyimak setiap kata yang keluar dari mulut dokter itu:
" & keseimbangan yang rapuh ini telah diusik manusia melalui pembakaran minyak, batu bara, dan gas, yang kemudian melepaskan CO 2 ke atmosfer.
" Itulah yang ingin saya katakan tadi. Meskipun jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh ulah manusia itu cuma sekadar bagian kecil dari jumlah yang ada dalam siklus alamiah, tapi itu menambah jumlahnya yang kemudian tidak bisa terurai dan terikat di kerak bumi secara alamiah. Sehingga makin lama jumlah CO 2 di atmosfer semakin meningkat."
" Karena jumlahnya terus menumpuk," kata Anna. " Tepat sekali. Kamu telah memahami hal ini sebaik saya. Kalau kamu tiap hari makan kalori yang berlebih dari kebutuhan tubuhmu untuk berfungsi normal, maka bobot tubuhmu akan bertambah. Begitulah kira-kira analogi penumpukan CO 2 di atmosfer."
" Lalu, Bumi menjadi lebih hangat. Semakin banyak CO 2 di atmosfer Bumi, semakin meningkatlah suhunya. Lalu es dan gletser pun mencair, dan ini memperburuk situasi karena salju dan es memantulkan sebagian besar cahaya matahari,
hal yang tidak dilakukan oleh laut dan gunung. Maka, semakin meningkatlah suhu Bumi ...."
" Oh, jadi begitu, ya. itulah yang disebut penguatan umpan balik."
" ... yang mengakibatkan lapisan tanah beku di padang lumut meleleh. Lalu, melepaskan gas metana dan CO 2 ke atmosfer. Metana adalah salah satu unsur utama gas rumah kaca, dan mengakibatkan semakin panasnya Bumi. Kadar uap air meningkat di atmosfer, sehingga suhu pun terus meningkat. Lama-lama es di Greenland yang akan meleleh, lalu mungkin suatu saat es di antartika juga ...."
Dokter Benjamin mengangkat telapak tangannya, dan Anna mengerti kalau dokter berusaha mengerem bicaranya. namun, kesempatan berbicara panjang lebar seperti ini tidak akan dilewatkannya. Anna berkata:
" Efek rumah kaca suatu saat akan menjadi-jadi, dan kemungkinan terburuknya ialah suhu rata-rata bumi akan meningkat enam sampai delapan derajat. Maka, semua lapisan es di bumi ini akan mencair, lalu permukaan laut akan meningkat bermeter-meter .& Di dalam mitologi nordik ada sebuah istilah tersendiri yang menggambarkan apa yang akan terjadi pada Bumi ini. Mereka menyebutnya ragnarok ."
Dokter Benjamin beranjak dari tempat duduknya dan hendak mengantar Anna ke luar ruangan. namun, sebelum membuka pintu, dia berkata:
" Mungkin kamu dan Jonas bisa membentuk sebuah organisasi lingkungan hidup bersama-sama. Kalian bisa jadi harimau kecil yang nyaring mengaum di lingkungan tempat kalian tinggal. Mungkin itu cara terbaik untuk hidup bersama ketakutanmu akan kerusakan iklim. Ketakutan semacam itu tidak sehat bila terus dipendam. ia akan mudah meletup, dan sekarang saya bicara sebagai psikiater lagi. Kalau saya harus memberi saran, saya akan bilang salurkanlah aspirasimu. Ya, keluarkanlah semuanya!"
Dokter Benjamin meraih ke dalam sakunya, lalu
menyodorkan kartu namanya.
" Silakan telepon saya atau kirim email bila ada yang ingin kamu bicarakan selanjutnya. anak-anak saya sudah besar dan tidak tinggal bersama saya, jadi saya pasti punya waktu kalau kamu ingin mengontak saya."
Saat mereka keluar ke ruang tunggu, psikiater keren itu bersalaman dengan mama dan Jonas. Dokter Benjamin menatap keduanya silih berganti dan berkata:
" Mungkin saya yang perlu bilang terima kasih karena telah dipinjami Anna. anda berdua orang-orang yang beruntung bisa menikmati kehebohan seperti dia ini setiap hari."
Mama begitu canggung sampai terbungkuk-bungkuk. Di atas trem menuju pusat kota, dia bertanya mengapa psikiater itu memakai anting bintang di telinganya seakanakan Anna tahu jawabannya. Tapi, mama dan Jonas tidaklah mengetahui apa yang telah Anna dan Dokter Benjamin bicarakan. Anna lalu mengarang sebuah jawaban:
" Dokter itu pakai anting-anting bintang di telinganya karena dia sadar betul bahwa kita ini hidup di sebuah planet ringkih yang berputar mengelilingi sebuah bin-tang di angkasa. Tidak semua orang menyadari hal ini, dan hanya yang menyadarinyalah yang boleh memakai anting-anting bintang biru."
Mama dan Jonas bengong mendengar jawaban itu, dan Anna menambahkan:
" Seseorang yang tidak memahami bahwa dia tinggal di sebuah benda angkasa pastilah tidak akan berani memakai anting-anting bintang seperti itu."
Mama pulang naik kereta sore, sementara Anna dan Jonas bergandengan menyusuri jalan-jalan di ibu kota. Mereka pulang naik kereta malam. Mereka mengunjungi Frognerparken dan aker Brygge, dan mereka juga masuk ke Miljhuset (Gedung Lingkungan) di Grensen tempat
berkumpulnya berbagai organisasi lingkungan hidup. Dalam perjalanan pulang, mereka mulai merancang sebuah kelompok pencinta lingkungan yang akan mereka dirikan. Menurut Jonas, ini ide yang bagus.
Pada tahap awal ini, dia akan bertanggung jawab dalam hal perekrutan anggota. itu adalah usul anna, karena dia tahu Jonas dikenal sebagai cowok paling ganteng di sekolah, dan menurut anna, tanpa banyak usaha Jonas pasti bisa membujuk cewek-cewek untuk ikut serta.
" Tapi, kan kita tidak sedang mendirikan sebuah perkumpulan cewek," bantah Jonas tertawa.
" Iya, sih. Tapi kalau kamu bisa merekrut beberapa cewek cantik saja, pastilah tidak sulit mengajak cowokcowok jagoan yang lain juga."
Tugas utama Anna ialah mengumpulkan kliping artikel tentang iklim dan lingkungan hidup dari korankoran, jurnaljurnal, dan internet. itulah sebabnya Anna sekarang duduk dan mengguntingi artikel-artikel di koran. Beberapa hari terakhir ini ada banyak liputan tentang iklim menyusul gagalnya pertemuan tingkat tinggi di Qatar. Dia juga akan mengumpulkan video dan audio terbaru dari YouTube, podcast, dan berbagai website lainnya.
Anna meletakkan guntingnya, lalu duduk bersama orangtuanya di depan televisi. Film tentang Samudra Pasifik itu mengisahkan tentang Kapten Cook yang sedang mengamati fenomena Transit of Venus di kepulauan surga Tahiti. Transit of Venus terjadi ketika Planet Venus melintas tepat di antara bumi dan matahari, dan fenomena ini begitu jarang terjadi, mungkin terjadi lagi setelah lebih dari seratus tahun berselang. Pada masa Kapten Cook, fenomena ini sangat penting untuk diamati dari berbagai tempat di belahan bumi ini secara bersamaan supaya para astronom itu dapat memperhitungkan panjang tata surya. Menurut anna, sungguh romantiknya kenyataan bahwa
kapten dari inggris itu harus pergi ke Kepulauan Pasifik yang eksotik hanya untuk mengukur jarak ke sebuah planet yang diberi nama dari dewi cinta. namun, menurut film tersebut, sang Kapten dan anak buahnya lebih disibukkan dengan para wanita di kepulauan itu, sebuah romantika asmara, ketimbang masalah Venus dan jaraknya dari bumi.
Film diakhiri dengan musik dan credit title, dilanjutkan dengan Berita Malam: nobel Perdamaian dianugerahkan kepada uni Eropa. Sebanyak 21 kepala negara mengunjungi Oslo berkaitan dengan penganugerahan itu .& Dan seorang relawan norwegia ditawan di daerah perbatasan Kenya dan Somalia. nama relawan itu Ester Antonsen yang bekerja di Program Pangan Dunia .&
Anna mengucapkan selamat malam kepada kedua orangtuanya, lalu mengambil guntingan koran dan ponsel barunya, lalu masuk ke kamarnya. Malam ini dia tidak perlu menyalakan alarm di ponselnya, karena besok adalah hari rapat para guru dan murid-murid diliburkan. Tapi, dia telah berjanji untuk menelepon Jonas begitu dia bangun.
Hari ini hari yang istimewa. Dia telah mendapatkan hadiah cincin kuno dari Tante Sunniva. Dia juga mendapat kado ponsel baru yang keren yang akan membuat separuh kelas iri kepadanya. Dia sudah mengumpulkan berbagai koran lama dan mengguntingi semua artikel tentang iklim dan lingkungan hidup. Dan besok pagi, dia sudah berumur enam belas tahun!
Anna penasaran akan bermimpi apa malam ini. Karena dia tahu begitu dia jatuh terlelap, jiwanya bisa saja muncul di sebuah dunia lain.[]
Terminal
aat membuka mata, dia telah berganti nama Nova. Segalanya terasa baru dan berbeda. Dia bangkit di atas tempat tidur, dan seketika seberkas cahaya redup menyala di meja nakas. Saat tangannya terjulur ke arah alat di atas meja itu, cahayanya menerang, dan ketika dia kembali berbaring sambil memegang terminalnya, alat itu otomatis teraktifkan. Di layarnya tercantum Sabtu, 12 Desember 2082.
Dia memandang sekeliling kamar tidurnya. Dindingnya berwarna merah darah. Tampak olehnya tetesan air hujan menerpa jendela sempit yang memanjang dari lantai kayu hingga kusen biru di bawah langit-langit loteng yang miring.
Alat itu berbunyi " pling" , dan muncul gambar seekor monyet kecil bermata bulat di layarnya. Dan satu lagi jenis primata dinyatakan punah. Di alam bebas sudah lama monyet ini punah, karena seluruh habitat monyet berkepala kapas (Saguinus oedipus) dari Amerika Selatan itu telah hangus dan layu. Dan sekarang satu-satunya yang tersisa di penangkaran pun telah direnggut maut. Sungguh menyedihkan. Begitu memilukan.
Bunyi " pling" terdengar lagi. Seekor iguana, juga dari Amerika Selatan. Dinyatakan punah.
Pipi Nova terasa panas. Tapi dia seolah tak berdaya, ketika terminal genggam itu kembali berbunyi, dan muncul animasi seekor antilop Afrika. Sejak saat itu, antilop pun dinyatakan punah oleh Persatuan Konservasi Dunia, termasuk juga yang ada di penangkaran. Sekawanan antilop, rusa kutub, dan jerapah yang besarbesar di suatu tempat yang dahulunya dikenal sebagai padang rumput Afrika,
adalah sebuah pemandangan yang tidak pernah ada lagi sepanjang hayat manusia masa kini. Seiring dengan punahnya hewan pemakan rumput, punah pula hewanhewan pemakan daging. Di berbagai kebun binatang beberapa spesies karnivora dan herbivora sempat bertahan hidup, tapi mereka pun akhirnya punah dalam penangkaran.
Nova sudah sejak lama mengunduh aplikasi LOST SPECIES, yang dari waktu ke waktu menampilkan kabar terbaru tentang punahnya spesies flora dan fauna. Dia bisa saja menghapus aplikasi itu dan menutup diri dari segala yang terjadi di dunia sekitarnya, tetapi sebagai manusia dia merasa berkewajiban untuk mengikuti perkembangan proses degradasi habitat di Bumi. Dia gusar. Dia berang. Kemarahan yang sia-sia karena dia, toh, tak bisa berbuat apa-apa .&
Satu penyebab terpenting punahnya begitu banyak tumbuhan dan hewan ialah pemanasan global yang menjadi-jadi sejak beberapa dekade. Pada seratus tahun lalu, bumi ini masih begitu memesona. Namun, dalam abad ini bumi telah kehilangan pesonanya. Dunia kini telah begitu berubah. Bertahun-tahun lalu, manusia telah berhenti membuang gas CO 2 ke atmosfer, tapi gas yang telah dilepaskan mustahil ditarik kembali. Planet ini telah melampaui ambang batasnya. Saat ini, pemanasan global telah terlepas dari kendali manusia. Proses alamiah Bumi kini berjalan dengan logikanya sendiri.
Jari Nova menggesek layar sentuh, menyalakan aplikasi EarthCam. Nova juga menyalakan layar lebar di langit-langit di atas kasur. Perangkat genggam itu kini berfungsi sebagai remote control layar lebar tersebut. Dia bergeser sedikit ke atas di tempat tidur dan menatap penuh perhatian pada gambar planet yang dihuninya.
Bagaimana cuaca di Kutub Utara? Dilihatnya gambar Laut Arktik yang biru berkilau dan cahaya kebiruan pun memenuhi ruangan. Tak tersisa sedikit pun es di kutub, dan hari ini hampir tidak berangin sama sekali, hanya goyangan riak-riak di laut yang menandakan ini siaran langsung, dan tampak sekilas wadah tempat kamera diletakkan. Sudah beberapa dasawarsa berlalu sejak beruang kutub terakhir ditemukan di alam bebas, tetapi masih ada beberapa ekor di penangkaran.
Dan bagaimana kondisi di kawasan Samudra Pasifik, atau di Samudra Hindia? Sebagian besar pulau karangnya telah tenggelam, seluruh negara di atasnya telah hanyut. Hanya tiang-tiang penanda di laut yang menunjukkan tempat bekas daratan. Di beberapa tiang ada tanda yang menunjukkan nama daerahnya: Kepulauan Maldive, Kiribati, Tuvalu. Di sana-sini Nova melihat gedung-gedung berwarna gading satudua meter di bawah permukaan laut yang sebening kristal sisa-sisa kuil, masjid, dan gereja. Peradaban yang tenggelam, surga eksotik dari masa lalu.
Dan di padang Siberia? Di sana panasnya meletupletup. Dia memilih beberapa kamera dari wilayah yang pernah dikunjunginya, menatap lekat-lekat layar video tipis di langit-langit itu hingga seakan bisa merasakan gas metana yang merembes dari lumpur dan rawarawa. Dan suhu di sana pun terus meningkat .&
Nova menyentuh layar terminal kecil itu dan muncullah sejumlah gambar satelit terkini yang menyajikan kondisi bumi termutakhir. Bola dunia tampak berputar perlahan. Tidakkah benua-benua itu sedikit menyusut ketimbang beberapa tahun lalu? Tidakkah laut telah menenggelamkan lagi kota-kota tepi pantai di bumi ini? Lapisan es di Greenland dan Antartika jelas-jelas menyusut ketimbang tahun lalu.
Bagaimana dengan daerah tempat tinggalnya sendiri? Nova menemukan kamera yang ditempatkan di dataran
tinggi Hardanger. Walaupun sudah menjelang akhir tahun, daun-daun masih tampak melekat di pohon-pohon birch. Di atas pohon-pohon beterbangan burung-burung camar dan gagak. Dia memperbesar gambar semak-semak dan hutan. Di sana terlihat seekor tikus hutan muncul dari sela-sela batang pohon birch putih, lalu datanglah seekor rubah yang memangsanya!
Masih ada yang tersisa di alam bebas, tapi itu hanya sekelumit dari keanekaragaman masa lalu, sekadar remahremah dari sajian hidangan kerajaan alam. Baguslah ada yang masih tersisa, tapi baginya itu tidak cukup. Dia merasa berhak hidup di alam yang sempurna seperti sediakala. Tidak boleh ada lubang-lubang seperti keju swiss.
Nova memutuskan untuk terus menonton berbagai video dan gambar dari awal abad ini sepanjang hari. Sebentar saja sudah dipasangnya sebuah filter. Dia memasang tanggal 12 Desember 2012 sebagai batas filter. Dan filter itu dibuatnya berlaku ketat. Dia hanya bisa mengunduh laman-laman yang dipublikasikan di Internet sebelum tanggal tersebut. Sepanjang hari dia mencermati berbagai foto dan video tentang alam bebas di bumi sebelum 12.12.2012. Sungguh cantik bumi pada masa itu, dan memandangi kecantikan itu membuatnya gembira! Dia lalu mematikan aplikasi yang terus memberi kabar terbaru dari Persatuan Konservasi Dunia. Dia bisa membukanya lagi esok hari. Jadi, besok aplikasi itu boleh berbunyi sedikit lebih sering karena Nova merasa harus tahu punahnya setiap makhluk sekecil apa pun seperti moluska atau bunga fiol (Viola alpina). Nova menyetel batas tanggal 12.12.12 bukannya tanpa sebab. Dia tahu pada saat-saat itulah berbagai ekosistem mulai benarbenar rusak. Selain itu, tanggal yang dia pilih itu adalah ulang tahun keenam belas nenek buyutnya.
Nova terus melihat-lihat simpanan ARSIP, dan dia memulai
dari jenis manusia kera (Hominoidea). Dia langsung geli saat menyetel video pertama tentang simpanse kerdil atau bonobo. Mereka lucu sekali, membuatnya terpingkal. Mereka, kan sebenarnya binatang, tapi ulah mereka begitu mirip manusia! Setiap individu merupakan pribadi yang unik, berbeda dari yang lain, seperti kita manusia. Di semaksemak sana ada beberapa anak-anak bonobo, dan mereka bermain-main persis seperti anak-anak manusia. Coba bayangkan tidak lebih dari beberapa tahun yang lalu makhlukmakhluk lucu ini masih hidup di bumi kita! Di layar lebar di langit-langit itu, dia melihat beberapa potongan film tentang gorila juga. Hewan-hewan yang sedang ditontonnya itulah yang menjembatani manusia dengan dunia hewan. Di antara mereka ada yang tampak sedih, seakan sudah mengetahui akan datangnya kepunahan mereka. Sekarang mereka telah tiada, dan tak akan pernah kembali. Dia menonton juga beberapa video orang utan berambut merah. Dari Kalimantan dan Sumatra. Hoops! Dan dia pun menyaksikan proses kelahiran seekor orang utan! Bayi orang utan itu tampak begitu sehat dan penuh daya hidup, tetapi mungkin saja ia adalah salah satu dari generasi orang utan terakhir yang lahir alami di hutan & .
Nenek buyut Nova hidup pada saat yang sama dengan berbagai rekaman video ini, karena memang pada saat itulah rekaman tersebut dibuat, sejak saat itu tertimbun di ARSIP. Olla, nama panggilan nenek buyutnya itu, pernah bertemu dan berbicara dengan orang-orang yang pernah bersafari di Afrika serta menyaksikan rumpun manusia kera itu dengan mata kepala sendiri. Di alam bebas. Hal yang tidak akan pernah terjadi lagi. Manusia tidak akan pernah menyaksikan lagi simpanse dan gorila yang hidup bebas di alam. Nova menontonnya dalam film. Dia terus duduk manis dan memilih-milih film tentang alam dari ribuan koleksi yang tersedia. Dia memilih satu di antara film-film dari BBC yang dipandu oleh David Attenborough. Sambil ternganga, dia
memandangi semua gambaran indah dari masa yang telah berlalu.
Dia menonton videoklip yang sungguh cantik ten-tang riuh rendahnya kehidupan di seputar terumbu karang. Koral-koral, moluska, kepiting, rumput laut, kura-kura, dan ikan-ikan yang mewakili seluruh warna pelangi. Begitu indahnya seakan Tuhan mewarnai sendiri ikan-ikan itu satu per satu. Namun, dalam hati dia menyadari kenyataan pahit bahwa apa yang sedang disaksikannya di layar lebar itu telah pergi untuk selama-lamanya. Terumbu karang sudah tidak ada lagi dan ikan-ikan koral yang cantik itu juga sudah tidak ada lagi. Tingginya keasaman air laut telah memusnahkan mereka, karena laut telah dipaksa untuk menelan berjuta-juta ton CO 2 selama lebih dari seratus tahun. Huh! Seakan seekor setan kecil duduk di pojokan dan menyumpah-nyumpah: nah, cukup-lah sudah sekarang! Jadilah api dari seluruh minyak bumi dan batu bara mencekik keanekaragaman hayati bumi!
Nova menatap ke layar lagi dan tampaklah sebuah tempat yang dahulunya adalah kawasan hutan tropis Amazon, kini telah menyusut jadi padang rumput terbesar di dunia.
Dia menonton video tua tentang kupu-kupu. Ada jenis kupu-kupu yang coraknya begitu mengagumkan sampai membuatnya merinding. Nova dalam hati sadar bahwa kini sebagian besar jenis kupu-kupu itu hanya ditemukan dalam jutaan megabytes rekaman data digital.
Belum pernah terjadi dalam sejarah, teknologi layar dan televisi sedemikian canggihnya dalam menampilkan gambar-gambar alami seperti sekarang. Namun, sayangnya pula belum pernah terjadi dalam sejarah, keanekaragaman hayati sedemikian merosotnya seperti saat ini.
Dunia Anna Karya Jostein Gaarder di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Di layar lebar di langit-langit, Nova membaca berbagai
tulisan koran dan laman Internet pada awal abad. Semua tulisan yang pernah dipasang di Internet pada saat itu masih tersedia hingga sekarang, seluruh kata, gambar, dan musiknya masih tersimpan di Elektrosfer (atmosfer elektronik). Dalam salah satu artikel dia menemukan: " & Jadi, kita tidak boleh mewariskan bumi yang lebih buruk kondisinya dari saat kita huni .& " Bah! Dia membuka sebuah artikel lain: " & Saya bisa membayangkan anak-cucu kita dalam keputusasaan baik karena kehilangan sumber daya alam seperti gas dan minyak maupun kehilangan keanekaragaman alam hayati .& "
Dia menggelengkan kepala. Ternyata tidak kurangkurangnya orang telah memperingatkan.
Tiba-tiba dia jadi penasaran apakah Olla telah turut menuliskan sesuatu di saat usianya yang begitu muda. Seandainya Nova menemukan sesuatu dari nenek buyutnya itu, dengan filter yang sudah dipasangnya tadi, pastilah itu sesuatu yang ditaruh sang buyut sebelum dia berumur enam belas tahun. Lantas Nova mencari dengan kata kunci " Anna Nyrud" , menggunakan beberapa mesin pencari dan akhirnya hasilnya muncul di layar! Sepucuk surat yang ditujukan kepadanya, buat Nova!
Nova sayang, begitu bunyinya. Dia mendesis terkejut, tapi melanjutkan membaca: Aku tidak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini. Tapi, kau tahu .&
Kok, bisa? Surat di layar itu bertanggal 11 Desember 2012, yaitu sehari sebelum Olla berulang tahun ke-16, dan hanya sehari sebelum tanggal batas pencarian. Namun, kok, bisabisanya Olla menulis surat yang ditujukan kepadanya, yang baru akan lahir lebih dari lima puluh tahun kemudian?
Dia mengecek filter pencarian. Masih seperti sediakala. Terminal itu tidak menerima sinyal selepas tanggal 12.12.12.
Bagaimana Olla bisa tahu kalau dia akan punya seorang cicit yang bernama Nova lebih dari lima puluh tahun kemudian? Apakah saat itu dia bisa melihat masa depan?
Mungkinkah saat ini dia masih dapat melihat masa depan?
Nova beranjak dari tempat tidur. Dimatikannya layar lebar di langit-langit, tetapi terminal kecil itu tetap digenggamnya. Dia memainkan sebuah file audio, yang juga berasal dari awal abad ini.
Suara laki-laki terdengar: " & sejak akhir 1700-an, cadangan bahan bakar fosil telah menggoda kita bagaikan jin dalam lampu Aladin. Bebaskan kami dari lampu ini, begitu bisik sang karbon. Dan kita menyerah pada godaan itu. Nah, sekarang kita malah berupaya memaksa jin tersebut masuk kembali ke dalam lampu wasiat .& "
Rintik hujan terus menerpa jendela. Nova duduk di bawah atap loteng dan mencoba melihat keluar. Di sela-sela rintik hujan, dia memandang ke jalan di bawah sana tempat dahulu pernah berdiri sebuah pom bensin. Sebentuk reruntuhan beton dan besi baja berkarat masih tersisa di sana. Hampir tidak ada lagi mobil yang melintasi lembah ini, yang ada hanyalah karavan-karavan orangArab dengan unta-unta berpunuk tunggal atau ganda yang melintasi kawasan itu. Afrika Utara dan Timur Tengah tak lagi dapat dihuni, dan ribuan pengungsi iklim dari wilayah tersebut berpindah ke Utara dan mendiami kawasan Nord- Vestlandet (di Norwegia).
Nova berjongkok sambil menempelkan wajahnya ke kaca jendela. Supaya bisa melihat lebih jelas. Di bawah sana dalam terpaan hujan berdiri sekelompok orang dengan tiga unta berpunuk tunggal yang penuh barang bawaan. Asap mengepul dari api unggun .& []
Cahaya Biru
nna setengah terjaga oleh bunyi sirene sebuah mobil darurat. Dengan mata masih setengah terpejam, dia melihat cahaya biru dari arah jalan menembus kamarnya. namun, dia tidak mau sepenuhnya terbangun sekarang, dia tidak boleh terbangun sekarang. Dia sedang bermimpi tentang sesuatu yang penting, jadi dia harus kembali ke dalam mimpinya dan membereskan sesuatu di sana .&
Ini bukan pertama kalinya Anna terbangun oleh bunyi mobil darurat. Beberapa minggu lalu, Jonas datang menginap dan tidur di tempat yang mereka sebut kamar bantal. Sebutan kamar bantal karena sofa di situ dipenuhi setumpuk bantal hasil jahitan Tante Sunniva. Semua bantal di situ berhiaskan jahitan bordir yang menggambarkan dongeng-dongeng terkenal. Waktu Anna masih kecil, berulang-ulang dia berkhayal masuk ke dalam cerita-cerita di tiap bantal itu, atau menjadi setiap tokoh dongeng di salah satu bantal itu, dan waktu dia masih lebih kecil lagi, mama atau papa mendongenginya cerita-cerita dari bantal itu. Hampir tiap malam mereka berdongeng-bantal. Bertahuntahun lamanya Anna tidak dapat memisahkan dua kata yang terasa begitu dekat, " dongeng" dan " bantal" .
Saat Jonas terakhir menginap di situ, mereka terbangun di tengah malam oleh raungan sirene dari sejumlah mobil darurat, dan mobil-mobil itu tidak hanya lewat, mereka berhenti di tengah jalan. Anna dan Jonas tidak perlu saling membangunkan. Mereka malah hampir bertubrukan di lorong sebelum sama-sama turun tangga dan melongok keluar. Papa dan mama tergopoh-gopoh menyusul beberapa detik kemudian.
Mobil-mobil darurat lainnya terus berdatangan dari kedua sisi lembah: ada mobil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran. Di antara pendar-pendar cahaya biru itu tampak sebuah bayangan mobil tangki yang terbalik karena jalan licin, dan di ujung jalan di bawah sana lalu lintas telah distop oleh polisi yang mulai menyegel tem-pat kejadian perkara. Beberapa saat kemudian mereka mendengar bahwa untung sekali tidak terjadi ledakan dan kebakaran, karena mobil tangki yang terbalik itu mengangkut ribuan liter bensin, dan para petugas pemadam kebakaran telah mulai menyemprotkan busa. Seorang petugas kepolisian berteriak kepada orang-orang yang berkerumun, dengan nada agak marah:
" Pergi kalian! Kembali masuk rumah!"
Anna dan Jonas berbalik dan melangkah pergi. Sejenak mereka berdiri di kebun dan mengamati kejadian, lalu mereka masuk ke rumah dan sepanjang malam duduk-duduk di dapur sambil mendengarkan siaran berita radio, sementara mama menyeduh minuman cokelat dan papa duduk di dekat perapian mengisap pipa rokoknya .&
Malam ini Anna tidak membiarkan dirinya terbangun oleh sirene mobil darurat yang cuma satu itu. Dia sedang mengemban misi di dunia lain. Dia sedang bertugas. Sekarang dia sudah tertidur lagi dan kembali ke alam mimpinya.[]
Nenek Buyut
intu diketuk, lalu seperti ada sesuatu yang menyusup ke dalam kamarnya. Nova membalikkan badannya dan tampaklah Olla. Nenek buyutnya itu mengenakan pakaian di pagi hari, sebuah kimono biru. Nova bangkit dan duduk di pinggir kasur memandangi orang tua di hadapannya itu. Terasa ada sesuatu yang dikenalinya, dan sekaligus dia merasakan sesuatu yang asing dan penuh misteri. Wajahnya kecil dan keriput. Hari ini hari ulang tahun Olla. Hari ini dia berusia 86 tahun! Namun, ada sesuatu yang berbeda, janggal. Ada hawa dingin yang keluar dari dirinya. Apakah itu sebuah aura perubahan dan transformasi yang menyelimuti orang tua itu? Dia mengenakan cincin warisan bermata rubi merah itu di jari manisnya. Ada suatu hal yang aneh dengan cincin itu. Anna, nenek buyutnya, hadir di kamarnya bagaikan seorang pembawa pesan dari zaman lain. Dengan dua jari keriputnya dia mencubit batu mulia itu. Lalu dia berkata: " Nah, kamu memikirkan batu rubi ini, kan, Nova?" Dia mengangguk. Olla bisa membaca pikiran. Setidaknya dia bisa membaca pikiran Nova. Wanita tua itu meraih kursi kayu dari meja tulis dan duduk di depannya. Dia berkata:
" Hari ini aku akan bercerita tentang burung-burung yang pernah hidup di atas gunung. Coba bayangkan, aku bahkan masih bisa mendengar kicauan sedih burung Heilo."
Tapi, ada sesuatu yang menggerakkan dalam diri Nova. Maukah dia terus mendengarkan cerita itu? Perlukah dia terus mendengarkan orang tua ini?
Dengan nada pahit, dia berkata perlahan:
" Nenek tidak perlu lagi bercerita apa-apa. Katakanlah padaku bagaimana cara mengembalikan semua burung itu."
Dia menatap nenek buyutnya itu. Wajah tuanya menampakkan kesedihan mendalam. Atau kemarahan, mungkin itu sebuah kemarahan.
Tapi, Nova tidak gentar.
" Kembalikan juga seluruh orang utan, singa, dan harimau. Aku mau semuanya dikembalikan ke tempat asalnya. Ini, kan, bukan hal yang terlalu mengadaada. Dan kembalikan juga beruang dan serigalaku ke habitatnya di sini. Dan jangan lupa burung kakaktua laut yang lucu itu, Atlantic Puffin, maksudku, dan juga burung Eurasian Curlew! Dan tanaman Alpine Bearberry, Alpine Speedwell, Glacier Buttercup, dan Snowbed Willow. Nenek tahu, kan, kalau Snowbed Willow itu sebenarnya sejenis semak walaupun tingginya hanya satu sampai lima senti? Atau, ada lagi yang mau diceritakan?"
Wanita tua itu mengangkat bahunya:
" Tapi, Nova .& " " Nenek tahu, kan apa yang aku mau? Mau aku jelaskan? Aku mau seluruh jutaan jenis flora dan fauna itu semua dikembalikan. Tidak lebih tidak kurang, Nek. Aku mau minum air murni dari mata air. Aku ingin memancing di sungai. Dan aku ingin musim dingin yang aneh ini berakhir."
" Nova, oh, Nova!"
" Aku cuma bilang kalau aku mau dunia tempat hidupku ini seindah dunia yang Nenek nikmati waktu seumurku. Tahu, kan kenapa? Karena itu utang kalian pada generasi kami!"
" Diamlah, Nova!"
" Atau, Nenek mau aku usir ke hutan? Ayo, kembalikan dunia yang indah itu. Berikan padaku rusa-rusa kutub liar di Hardangervidda, di Jotunheimen, dan di Rondane. Ayo, penuhi permintaanku. Kalau tidak, lebih baik Nenek segera pergi saja."
" Tapi, Nova .& "
" Nek, aku sangat berharap manusia dan semua makhluk
yang tumbuh dan berkembang di planet ini mendapat kesempatan baru. Bagus, kan ide itu? Ini bukan permintaan yang berlebihan. Ini ibaratnya seperti dalam pertandingan menembak. Kalau tembakan pertama luput, maka peserta mendapatkan kesempatan kedua. Jadi, aku mau Nenek kembalikan lagi dunia ini kepadaku. Bukankah ini ide yang sangat bagus? Kalau orang telah melakukan sebuah kebodohan, maka, ya jangan sekadar berdiam diri menyesali perbuatan itu. Tidak, tapi bangkitlah dan perbaiki segala yang telah dirusak. Aku mohon Nenek, kembalikan semua tanaman dan hewan itu padaku. Baru kita bisa bercerita lagi tentang nyanyian burung-burung."
Detik itu dia memandang ke kedalaman mata nenek buyutnya itu. Kedua mata itu bergetar. Takut dan sedih. Namun, Nova segera menyanggah:
" Waduh, aku ini ngomong apa, sih? Ini cuma omong kosong! Lagi pula, kan, tidak mungkin semua hal itu diubah. Nasi sudah menjadi bubur. Iya, kan, Olla? Atau, mungkin Nenek mau bercerita tentang jin dari lampu wasiat yang bisa membantu kita?"
Olla mencoba duduk tegak di kursi. Tampaknya dia takut cicitnya itu bisa meledak kapan saja dan menampar wajahnya. Dengan tangan terkepal. Keras sekali. Namun, orang tua itu lalu berkata:
" Iya, Nova sayang. Aku memang mau bilang begitu." " Apa?!"
Nenek tua itu kembali mengelus batu rubi warisan itu dengan jemarinya. Dia menatap cicitnya itu sambil tercenung:
" Mungkin dunia ini bisa mendapat kesempatan baru .& " Olla. Apa yang sedang dia katakan itu? Dan dia mengucapkan itu dengan cara yang begitu memikat sampai membuat Nova terhanyut.
" Apa maksud Nenek," bisiknya. " Apakah ada trik untuk mengembalikan itu semua?"
Mata Olla berkilat-kilat. Dia mengangguk dan tersenyum penuh arti.
Mereka berdua seperti dua sahabat. Tentu saja, Nova bisa bersahabat dengan nenek buyutnya itu. Dia, kan, pernah menjadi remaja enam belas tahun juga. Siapa, sih yang tidak pernah jadi remaja?
Namun, apa yang bisa mereka lakukan? Dia memandang ke dinding berwarna merah darah itu, lalu pada Olla dengan kimono birunya:
" Mungkin kita bisa kembali ke masa lalu dan meminta mereka yang hidup pada masa itu untuk memikirkan generasi selanjutnya? Kita harus berteriak selantanglantangnya sampai mereka mendengarkan."
Sang Nenek menggelengkan kepala:
" Tentu saja itu tidak mungkin. Tapi, aku tahu cara lain." " Kasih tahu dong, Nek. Pakai cara ajaib?"
" Aku tidak tahu. Mungkin itu biasa saja." Nova tersenyum lebar.
" Rasanya aku mengerti," serunya. " Nenek akan mencoba menciptakan kontak dengan orang-orang yang hidup di dunia sebelum kita dan memberi mereka peringatan. Nenek bisa memperlihatkan bagaimana kondisi dunia di masa depan jika manusia tidak menghentikan eksploitasi alam. Iya, kan, Olla? Itu, kan yang akan Nenek lakukan?" Sang Nenek mengangguk penuh rahasia.
Nova pun tergerak untuk berpikir. Dia bangkit dari pinggir kasur dan berjalan di lantai. Dari jendela sempit yang memanjang dari lantai ke langit-langit itu dia memandang lagi ke arah jalan. Unta-unta berpunuk tunggal itu masih berdiri di sana bersama sekelompok orang .&
" Ini mustahil," desahnya. " Kita tidak akan dapat mengembalikan alam yang telah hancur."
" Kamu yakin?" tanya wanita tua itu sambil tersenyum, dia duduk lagi dan mengelus-elus batu rubi merah itu. " Apa karena batu rubi itu?" tanya sang Cicit. " Apakah ini
ada hubungannya dengan Batu Bertuah itu?
Ayolah, Nek. Apakah batu rubi itu yang akan mengembalikan rusa-rusa kutub?"
Nenek buyut mengangguk lagi, dan cicitnya tergelak. " Sudah kuduga," katanya. " Aku sudah menduga ada yang ajaib dari batu mulia warisan itu."
Apa lagi? Apa lagi yang bisa diminta pada batu rubi itu? " Apa aku juga bisa minta burung hubro (Eagle Owl) kembali? Beberapa ekor saja, boleh, ya. Juga berang-berang, tentu saja, dan kupu-kupu bintik biru .& "
Dan Nova tampaknya belum ingin menyerah. Dia berpikir keras, karena sekarang saatnyalah untuk jadi cemerlang. Serentetan keinginan yang bisa terwujud, seperti saat terjadi bintang jatuh di langit malam. Tapi, siapa yang bisa berpikir secemerlang bintang jatuh? Dia mencoba lagi:
" Bisakah mendapatkan sejuta spesies tanaman dan hewan kembali?"
" Iya, Sayang."
Dia harus mendapatkan hasil maksimal dari permintaan itu. Dia berkata:
" Dan seluruh habitatnya juga, dong! Tidak cukup untuk menyelamatkan suatu spesies sepasang dua pasang , betul kan, Olla, tanaman dan hewan membutuhkan sumber penghidupan, mereka harus betah hidup, jadi misalnya hutan tropis dikembalikan ke tempatnya, peningkatan keasaman laut dipulihkan, suhu di pegunungan diturunkan beberapa derajat, dan padang rumput Afrika disiram dan dibangun kembali, yang tentu saja Nenek mengerti, Nenek, kan tidak bodoh, Nenek, kan cuma & . Ini semua mungkin diwujudkan!"
Olla memegang cincin merah itu, dan dengan suara tegas, hampir magis, dia berkata:
" Segera kamu akan mendapatkan kembali dunia ini persis seperti sediakala saat aku seumurmu, tapi kamu harus berjanji untuk merawatnya. Karena itu, berarti kamu
mendapatkan kesempatan baru. Mulai sekarang kita harus selalu menjaganya, karena setelah ini tidak akan ada kesempatan lagi."
Kata-kata itu bergema saat diucapkan, seolah berada di ruang bawah tanah yang dalam, atau seolah-olah muncul dari sebuah gua.
Namun, masih ada yang ingin dikatakan Olla: " Dan kita akan bertemu kembali tujuh puluh tahun dari sekarang. Saat itulah kamu akan dihadapkan ke pengadilan."
Nova mulai merasa lelah. Keajaiban terhebat di dunia ini telah menguras seluruh energinya.
Kamar itu mulai bergetar, dan Olla tersenyum kekanakkanakan, agak terlampau kekanakan untuk orang setua dia. Dia meletakkan kepalanya di sandaran kursi tua yang didudukinya, seakan dia merebahkan diri bersiap untuk mati. Lalu, dia mulai bernyanyi dengan suara seraknya, yang terdengar seperti nyanyian pemujaan para penyihir. Nyanyiannya membius:
" Wahai burung-burung kecil ... kembalilah kalian! Kakaktua, perkutut, gagak, dan jalak ... berkicaulah sepanjang hari! Burung gereja bersorak di angkasa ... membawa musim semi yang baru. Es dan salju, kalian harus pergi. Datanglah mentari dan sukacita!" []
Kotak Merah
nna terbangun dengan kaget dan membelalakkan matanya. ada bau yang aneh di kamar ini, mencekat dan pengap. Dia menghidupkan lampu baca di atas tempat tidurnya, memandangi dinding dan langit-langit loteng yang berlapis kertas dinding biru.
Dia tadi bermimpi .&
Aneh sekali mimpinya, begitu misterius dan menjanjikan! Dia telah mengunjungi masa depan dan tinggal di tempat sama seperti sekarang, tapi dalam mimpi itu dindingnya berwarna merah darah, dan di langit-langit loteng di atas tempat tidur terpasang sebuah layar datar lebar yang tersambung ke internet.
Kicau burung terdengar di luar sana. Kalau cuaca lagi bagus begini, burung-burung pun berkicau juga meski sedang musim dingin. Lalu, terdengar juga deru mesin mobil di pom bensin di bawah sana. Suara orang membanting pintu mobil. Lalu datanglah sebuah mobil lagi, dari arah barat. Dan satu lagi, ngebut.
Dia memegang jarinya dan meraba cincin bermata rubi merah itu. Cincin harta turun-temurun keluarga yang telah berlangsung selama hampir seratus tahun, tepat sesudah Tante Sunniva tinggal di Amerika dan mendapatkannya dari tunangannya. Hanya beberapa minggu sesudah pertunangan itu, sang tunangan mati tenggelam secara misterius dalam banjir besar luapan Sungai Mississippi.
" Batu Bertuah" , begitulah batu mulia berwarna merah keunguan itu biasa disebut, seakan ia memiliki kekuatan magis, yang akan terus hidup melampaui mereka semua. Sejak kemarin malam, cincin itu menjadi milik Anna. Dia mewarisinya dari nenek, yang meninggal tahun lalu, dan
nenek mewarisinya dari bibinya yang tidak dikaruniai anak, yaitu Tante Sunniva.
Ada sesuatu yang terjadi dalam mimpinya yang berhubungan erat dengan cincin merah itu .&
Dalam mimpi tadi dia bernama nova, tapi dia juga punya nenek buyut yang sudah tua bernama anna, yang kebetulan bertanggal lahir sama dengan dirinya. Hari ini tanggal 11 Desember 2012, dan besok adalah hari ulang tahun Anna yang keenam belas!
Di jari manis nenek buyut itu atau " Olla" ada sebuah cincin emas bermata rubi persis seperti yang dikenakan Anna di jarinya sekarang. Tentu saja karena itu memang cincin yang sama dan jari yang sama juga! Dalam mimpi itu Anna menjadi cicitnya, dan lewat sudut pandang cicitnya itu dia memandang dirinya sendiri sebagai nenek buyut tua!
Sebenarnya tidak terlalu aneh kalau Anna bisa bermimpi menjadi cicitnya sendiri, karena dia juga pernah bermimpi menjadi napoleon, dan bahkan pernah juga menjadi seekor angsa. namun, apakah semua itu sekadar mimpi? Anna tidak terlalu yakin. Mimpi-mimpi itu terasa begitu dekat dan nyata, tidak saja ketika berada dalam mimpi, tapi terus hingga sesudah dia terjaga.
Dalam masa beberapa generasi ke depan, berbagai habitat alam telah lenyap, ribuan jenis tumbuhan dan hewan telah punah. Sang Cicit menumpahkan kekesalannya dengan sengit kepada nenek buyutnya dan menuntut agar dunia ini dikembalikan seperti sediakala, kaya dan beraneka ragam. Lalu terjadilah sebuah keajaiban, tiba-tiba waktu dikembalikan ke awal abad ini, dan segala kerusakan yang terjadi sejak nenek buyut berulang tahun keenam belas telah terpulihkan. Anna dikembalikan enam puluh tahun ke belakang. Pengalaman itu masih terasa di badan. Dia dan seluruh dunia telah mendapatkan kesempatan kedua, dan semua ini adalah hasil keajaiban cincin misterius itu.
Hari yang istimewa! Seakan Anna berdiri di ambang sebuah kurun waktu baru. Sekarang semuanya bisa mulai dari awal lagi! Dunia ini baru lagi, sehat walafiat, dan seluruh jenis flora dan fauna yang telah punah dihidupkan kembali. Sejuta spesies dicangkokkan kembali ke tempatnya, kembali ke habitatnya.
Jutaan spesies masih terancam bahaya besar. Berbagai laporan yang menakutkan bermunculan. namun, belum terlambat untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati bumi ini. Dunia ini mendapatkan kesempatan kedua!
Anna teringat pada surat misterius yang Nova temukan di internet. Surat yang ditulis oleh sang nenek buyut, anna, buat cicitnya itu jauh sebelum dia dilahirkan. namun, apa yang tertulis di surat itu?
Dia melompat dari tempat tidur, berjalan dua langkah dengan bergegas, dan duduk di kursi meja tulisnya lalu menghidupkan komputer. Sekarang dia tidak boleh berpikir macam-macam. Dia harus berkonsentrasi penuh untuk mengingat kembali seluruh hal yang Olla tulis dalam surat panjangnya tepat 70 tahun sebelum surat itu sampai. Nah, komputer pun telah menyala!
Anna menulis: Nova sayang, aku tidak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini. Tapi, kau tentu tahu. Kau tahu bagaimana kesudahan perusakan iklim, seberapa menurunnya kondisi alam dan mungkin tahu secara terperinci jenisjenis hewan dan tumbuhan apa saja yang telah punah & .
Anna tidak ingat kelanjutannya. Surat itu panjang dan berisi, dan mungkin nanti dia akan bisa ingat lebih banyak tentang apa yang telah ditulis sang nenek buyut. Dia memberi nama dokumen itu " Surat untuk nova" dan menyimpannya.
Anna menatap jendela sempit yang memanjang dari lantai
sampai ke langit-langit itu dan menyadari di luar sana sebuah hari yang cerah di bulan Desember telah dimulai. Hari yang indah, dan dia libur sekolah, tapi dia masih belum tahu mau melakukan apa. Matahari baru saja terbit dan bayangan panjangnya menutupi lanskap yang berbalut salju, tapi biarlah sang hari terus menunggu. Dia masih tenggelam dalam mimpi yang masih membayang dan memenuhi benaknya. Rasanya sama nyatanya dengan hari musim dingin di luar sana. Malah lebih hangat.
Dia menunduk ke arah meja tulis. ada beberapa edisi tahunan Jordens Tilstand (Kondisi Bumi), edisi terbaru Norsk Rdliste (Daftar Merah norwegia), sebuah buku kecil tentang perubahan iklim, dan juga sebuah buku berjudul A Gap in Nature dengan subjudul Discovering the World s Extinct Animals, yang baru-baru ini papa beli dari australia.
Di atas meja tulis ada sebuah rak buku, dan di rak paling bawah ada dua kotak sepatu yang Anna bungkus dengan kertas merah. Di salah satu kotak itu tertulis Apa arti dunia?, dan yang satu lagi Apa yang harus dilakukan? Di dalamnya berisi berbagai guntingan kliping koran dan printout artikel yang ditemukannya di internet.
Internet!
Dalam mimpi tadi Nova membaca sebagian dari artikelartikel yang tersimpan dalam kotak-kotak merah itu. Satu di antaranya yang diklipingnya pada larut ma-lam saat mama dan papa sedang menonton acara televisi tentang Kapten Cook.
Dia bangkit dari kursinya, meraih kotak-kotak itu dari atas rak buku dan meletakkannya di atas meja tulis. Dia membolak-balik cepat halaman-halaman kertas itu, dan segera menemukan yang dicarinya:
Salah satu dasar segala permasalahan etika adalah aturan emas atau prinsip resiprositas: Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan. namun, aturan emas ini tidak bisa lagi hanya menyangkut dimensi horizontal yaitu " kita" dan " orang lain" . Kini, telah disadari bahwa
prinsip resiprositas juga mempunyai dimensi vertikal: Perlakukanlah generasi selanjutnya sebagaimana engkau telah diperlakukan oleh generasi sebelummu.
Sesederhana itu. Cintailah tetanggamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Dan itu tentu saja harus mencakup " tetangga" generasi atau generasi selanjutnya. ini harus melingkupi seluruh makhluk yang akan hidup di Bumi sesudah kita.
Umat manusia di Bumi ini tidak selalu hidup secara bersamaan. Keseluruhan umat manusia tidak hidup hanya dalam satu kurun waktu. Telah hidup umat manusia sebelum kita, lalu kita yang hidup saat ini, dan generasi selanjutnya yang akan hidup sesudah kita. Dan mereka yang hidup sesudah kita haruslah diperlakukan sebagai satu-kesatuan. Kita harus memperlakukan mereka seperti perlakuan yang kita harapkan dari mereka jika saja mereka hidup di planet ini sebelum kita.
Sesederhana itu aturan mainnya. Jadi, kita tidak boleh mewariskan bumi yang lebih buruk daripada saat kita tinggali. Jumlah ikan di laut yang lebih sedikit. air minum yang lebih sedikit. Makanan yang lebih sedikit. Hutan tropis yang lebih sedikit. alam pegunungan yang lebih sedikit. Terumbu karang yang lebih sedikit. Gunung es dan jalur-jalur ski yang lebih sedikit. Jenis flora dan fauna yang lebih sedikit .&
Keindahan yang lebih sedikit! Keajaiban yang lebih sedikit! Kemuliaan dan kebahagiaan yang lebih sedikit!
Duh! Anna jadi lemas membaca teks ini lagi. ini sudah kali ketiga atau keempat dia membacanya, dan teks yang sama ini juga yang ditemukan cicitnya di internet tujuh puluh tahun dari sekarang! Segala hal yang ada di internet saat ini mungkin akan terus ada selamanya. Seluruh kata dan gambar dari zaman kita akan terus tersimpan dalam " elektrosfer" .
Kasihan generasi mendatang, pikirnya. Mereka tidak hanya harus menemukan cara bertahan hidup di planet yang sakit akibat egoisme dan kesembronoan generasi sebelumnya, tapi mereka harus juga hidup dengan segala peringatan ini. " Cintailah tetanggamu seperti engkau mencintai dirimu sendiri. Dan itu tentu saja harus mencakup tetangga generasi atau generasi selanjutnya ...." Tidak heran kalau mereka sengit saat membaca kalimat-kalimat teguran dari masa lampau seperti ini dan jauh, jauh sesudah semuanya terlambat untuk diubah.
Namun, masih ada lagi. Sesuatu yang Nova temukan di internet. Anna membolak-balik lembaran kertas dan kliping dari kotak Apa yang harus dilakukan?, sampai akhirnya dia menemukan lembaran yang dicarinya.
Baik permasalahan iklim maupun berbagai masalah terkait ancaman terhadap keanekaragaman hayati lainnya adalah akibat dari keserakahan. namun, keserakahan biasanya tidak merisaukan orang-orang yang serakah itu sendiri. Telah banyak kejadian serupa dalam sejarah.
Menurut prinsip resiprositas kita seharusnya hanya boleh menggunakan sumber daya tak-terbarukan sebanyak yang bisa kita kompensasikan untuk generasi selanjutnya.
Pertanyaan-pertanyaan etis tidaklah perlu dijawab dengan cara yang sulit, tapi kemampuan kita untuk melaksanakan jawabannyalah yang sering kali tidak ada.
Saya bisa membayangkan anak-cucu kita dalam keputusasaan baik karena kehilangan sumber daya alam seperti gas dan minyak maupun kehilangan keanekaragaman alam hayati: Kalian telah menghabiskan semuanya! Kalian tidak menyisakan sedikit pun untuk kami!
Kalian telah menghabiskan semuanya ....
Kegelisahan ini yang telah membangunkan Anna dari mimpinya tadi, tapi mimpi itu terus bergolak dalam benaknya. Seandainya saja itu sekadar mimpi ....
Anna teringat kepada Jonas. Dia telah berjanji untuk menelepon Jonas begitu dia bangun. namun, Jonas bisa menunggu. Dia terus mencoba mengingat lebih banyak dari mimpinya, dan sekarang dia ingat apa yang sedang Nova dengarkan saat dia ada di kamar itu.
Anna tahu dia punya transkrip audio itu di salah satu kotak besar itu. Tapi, di mana naskah itu sekarang? Dia mencari dalam kedua kotak itu, tapi tidak ditemukan. Rasanya ada sesuatu yang terlupakan, tapi apa, ya? Mungkinkah ada sebabnya dia lupa meletakkan kembali naskah itu? Tiba-tiba dia teringat sesuatu, dan segera meraih sebuah buku usang di rak buku. Judulnya Arabian Nights, sebuah edisi bahasa inggris novel Seribu Satu Malam. Dia perlu mengecek sesuatu dalam buku itu, dan ternyata
transkrip yang dicarinya terselip jadi penanda buku di situ.
Dalam banyak hal, kita saat ini hidup dalam kurun waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di satu sisi kita adalah bagian dari sebuah generasi yang berhasil mengeksplorasi alam semesta dan memetakan genom manusia, tapi di sisi lain kita adalah generasi pertama yang melakukan kerusakan alam yang serius. Kita menyaksikan bagaimana tindakan manusia mengikis sumber daya alam dan mengakibatkan rusaknya habitat. Kita mengubah alam sedemikian rupa hingga kita bisa menyebut masa hidup kita ini sebagai sebuah zaman geologi baru, yaitu antroposen * .
Pada tumbuhan dan hewan, di dalam lautan dan kandungan minyak, batu bara, dan gas tersimpan kandungan karbon yang siap untuk teroksidasi dan dilepaskan ke atmosfer. Di planet mati seperti Venus, kandungan CO 2 mendominasi atmosfernya, dan kondisi di Bumi akan menjadi seperti itu bila proses-proses alam tidak mempertahankan keseimbangannya. namun, sejak akhir tahun 1700-an, cadangan bahan bakar fosil telah menggoda kita bagaikan jin dalam lampu aladin. " Bebaskan kami dari lampu ini," begitu bisik sang karbon. Dan kita menyerah pada godaan itu. nah, sekarang kita malah berupaya memaksa jin tersebut masuk kembali ke dalam lampu wasiat.
Jika seluruh cadangan minyak, batu bara, dan gas bumi yang masih tersimpan dalam planet ini dipompa keluar dan disebarkan ke atmosfer, mungkin peradaban kita tidak akan bisa bertahan. Walaupun begitu, masih banyak yang menganggap bahwa Tuhan memberi hak kepada kita untuk menambang dan membakar seluruh sumber energi fosil itu untuk kepentingan teritorial suatu negara. Mengapa kita tidak membiarkan negara-negara pemilik hutan tropis itu melakukan hal yang sama dengan sumber alamnya? apa bedanya? apa bedanya dalam konteks keseimbangan karbon global?
Dan apa bedanya dalam konteks punahnya keanekaragaman hayati?
* Antroposen: Masa/kala yang didefinisikan oleh dampak luar biasa umat manusia pada Planet Bumi peny.
Anna melangkah ke jendela yang menghadap ke lembah. Dia memandang ke arah pom bensin yang ramai itu. Terlintas dalam benaknya bahwa yang sedang dilihatnya itu adalah sebuah fosil hidup: begitu kuno dan tidak modern, yang berasal dari zaman berbeda, tapi masih terus berlangsung dengan kecepatan penuh!
Dia teringat kembali pada sesuatu di dalam mimpinya .&
Payung
ujan deras sekali, dan Nova berjalan ke turunan tajam sambil berlindung di bawah payung merah. Payung itu besar sekali, cukup untuk menaungi serombongan anak TK. Di lereng bukit di seberang sungai dia melihat longsoran tanah, dan jalan raya yang sengaja dibuat lebih tinggi di dataran sekitarnya. Nova berjalan ke arah perempatan yang dahulunya adalah sebuah pom bensin. Sekarang tempat itu telah menjadi semacam tempat persinggahan. Di sini biasanya orang-orangArab singgah sebelum melanjutkan perjalanan ke atas gunung. Unta-unta mereka bisa minum, dan anggota rombongan bisa makan dan beristirahat. Di ceruk dekat sungai ada api unggun besar, dan sekumpulan orang duduk melingkarinya untuk menghangatkan diri. Sambil berlindung di bawah payung besar, dia membaur dengan kerumunan orang: wanita-wanita bergaun hitam panjang menutup kaki dan pria-pria bermantel putih yang panjang menutup kaki juga. Hanya dia yang membawa payung berwarna merah, dan payung itu begitu lebar hingga orang-orang harus melangkah menghindar ke samping, tapi sebagian memilih untuk menunduk dan bernaung sejenak di bawah payung itu sambil menyapanya. Anak-anak tidak perlu menunduk. Dia jadi bisa melihat wajah-wajah lucu mereka.
Orang-orang itu begitu ceria dan tertawa. Salah seorang di antara mereka bermain juggling dengan beberapa lampu minyak bekas, sementara para wanita dan anak-anak bertepuk tangan. Orang-orang dari desa berjualan sate kambing dan minuman hangat. Ada juga yang menjual jas hujan dan selimut wol. Transaksinya dibayar dengan koin emas.
Di luar kerumunan ada seorang anak laki-laki yang tengah berbaring di rerumputan. Nova bertanya kepada salah seorang wanita berbaju hitam itu apakah anak itu sakit. Wanita itu menampakkan raut wajah khawatir dan mengangguk. " Perjalanan panjang, " kata wanita itu.
Nova mendekati anak laki-laki itu dan menancapkan payung merahnya agar setidaknya anak itu tidak basah kuyup oleh air hujan. Dua orang wanita berbaju hitam mengikutinya. Nova menunjuk ke arah rumahnya dan berkata bahwa anak laki-laki itu boleh menginap di sana.
Anak laki-laki itu dipapah menyusuri tanjakan oleh kedua wanita berbaju hitam tersebut. Mereka bertemu Olla di pintu, dan Nova menjelaskan kalau anak lakilaki itu sedang sakit. Dia boleh tinggal bersama mereka sampai sehat kembali. Mereka membaringkan anak itu di kamar bantal. Mungkin mereka perlu memanggil dokter, siapa tahu anak itu perlu diobati.[]
Minyak Bumi
i pom bensin di bawah sana banyak mobil berdatangan masuk ke lapangan parkirnya, dan biasanya para pengemudi membiarkan mesin terus menyala saat mereka masuk ke toko dan membeli hotdog atau keripik kentang. Anna jengkel melihat semburan asap knalpot mobil-mobil yang sedang berhenti itu. Mobil hotdog, pikirnya. asap knalpot yang biru keabu-abuan itu tampak lebih tajam dan jelas karena suhu sedang jauh di bawah nol, mungkin minus sepuluh atau dua belas. Di jendela sempit di kamarnya tidak terpasang termometer luar, tapi pada saat musim dingin seperti ini Anna telah belajar seni menebak suhu dengan melihat warna dan konsistensi asap knalpot mobil.
Anna terus berdiri di depan jendela dan merenungkan apa yang telah dibacanya tentang minyak bumi. Dia mencatat angka-angka yang hampir tak terperikan di selembar PostIt kuning yang ada dalam genggamannya itu.
Satu barel minyak bumi sama dengan 159 liter dan pada saat ini bisa dijual kira-kira seharga seratus dolar, atau 600 kroner. Satu barel minyak ini menghasilkan energi sebanyak 10.000 jam kerja manusia. Di negeri ini angka itu sebanding dengan enam tahun bekerja. Dengan gaji tahunan sebesar 350.000 kroner, itu berarti total pengeluarannya 2,1 juta kroner dalam bentuk gaji. Jadi, satu barel minyak bumi menghasilkan energi yang sebanding dengan lebih dari dua juta kroner bila harus digantikan dengan kerja manual. namun, ratarata satu orang Amerika menggunakan 25 barel minyak per tahun. ini sebanding dengan 150 tahun kerja dan ini kira-kira berarti juga rata-rata setiap orang Amerika menghabiskan seratus lima puluh " budak energi" yang digunakan untuk menjalankan semua mobil dan mesin,
semua kulkas dan aC, seluruh pesawat terbang, pabrik, pertanian, dan mesin-mesin hiburan & . Dan ini baru bicara tentang minyak bumi saja! Padahal, masih ada batu bara dan gas.
Anna bertanya pada diri sendiri mungkinkah sebenarnya minyak bumi itu sebuah sumber energi yang dihargai terlampau murah. Di Amerika, minyak diperkenalkan pada saat hampir bersamaan dengan penghapusan sistem perbudakan. Sebelumnya peternakan-peternakan di Texas berlimpah dengan budak-budak dari afrika Barat. Lalu, mereka berlimpah dengan minyak .&
Namun, hanya dengan enam ratus kroner untuk enam tahun kerja manual! itu artinya tidak lebih dari seratus kroner per tahun kerja. itu, kan, sama saja dengan gaji budak.
Kok, bisa, ya sumber energi yang satu ini jadi sebegitu murahnya? Anna mencoba mencari jawabannya sendiri. Minyak jadi sebegitu murahnya karena tidak ada yang memilikinya. Tidak ada pihak yang bisa disebut pemilik minyak bumi, sehingga tidak ada yang menentukan harganya. Yang ada tinggal memompa saja!
Minyak bumi itu umurnya jutaan tahun. Pada dasarnya itu adalah sebuah simpanan dari jutaan tahun energi matahari. namun, karena tidak ada yang memilikinya, ia bisa saja dihabiskan begitu saja. Satu, dua, tiga, dan tamatlah riwayatnya!
Anna memandangi lembar kertas kuning itu sambil menggelengkan kepalanya.
Memang benar apa yang dikatakan para politisi dan menteri-menteri perminyakan bahwa minyak bumi telah mengentaskan banyak orang dari kemiskinan. namun, banyak juga orang-orang yang terentaskan dan lantas masuk ke dalam kemewahan yang sia-sia, sebuah penghamburan yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah.
Selain lembar PostIt itu, dia juga memegang sebuah kliping koran. Sebuah reklame untuk paket penerbangan. Tiket paling murah dari Bandara Moss ke Paris cuma 119 kroner. Berapa banyaknya tiket yang semurah itu, dia tidak tahu. Bagian yang menarik dari iklan itu adalah yang tertulis kecil-kecil. Bunyinya " Termasuk pajak dan biaya lainnya" . Hanya 119 kroner ke Paris termasuk pajak dan biaya lainnya! itu sama dengan harga yang biasa dia bayar untuk empat tiket trem di Oslo. Yang tidak tercantum dengan tulisan kecilkecil, tapi yang telah dibaca Anna di tempat lain, ialah bahwa sebuah perjalanan udara untuk satu orang pulangpergi Oslo-Paris sama pengaruhnya terhadap iklim dengan orang tersebut berkendara sepanjang tahun pulang dan pergi kerja sejauh 6-7 kilometer sekali jalan. Anna juga telah membaca bahwa sebuah perjalanan udara dari Oslo ke new York pulang-pergi pengaruhnya terhadap iklim sama seperti 50.000 mobil pribadi selama satu hari penuh.
Apakah dengan cara ini orang tidak menghabiskan sumber daya alam yang seharusnya bisa digunakan generasi selanjutnya? apa orang tidak mengisi ulang baterai yang seharusnya bisa bertahan lebih lama? Mungkinkah tidak lama lagi minyak bumi harus diganti dengan tangantangan cekatan, leher-leher kaku, dan bahu-bahu pegal akibat bekerja? apakah dia tidak sedang menjadi saksi sebuah perampokan besar-besaran terhadap generasi di masa depan?
Tidakkah pembakaran berbagai sumber daya fosil ini dalam waktu singkat juga akan memusnahkan berbagai cadangan sumber daya alam yang dapat diperbarui? Tidakkah pesta minyak tak bermoral ini menjadi ancaman signifikan bagi sumber penghidupan tanaman, hewan, dan manusia? Dan bukankah penghancuran alam ini merupakan sebuah perampokan atas mereka yang seharusnya mewarisi Bumi ini?
Anna masih berdiri di depan jendela. Masih terbayang dari mimpinya, para petani berjualan sate kambing buat para pengungsi iklim yang terus berdatangan ke negeri ini, sebagian besar mencoba peruntungan dengan berdagang di nord-Vestlandet.
Anna tersenyum menyadari segala fantasi yang sedang berkecamuk di kepalanya. Pada saat yang sama, semua itu terasa begitu nyata dan benar. Dia tidak dapat merasakan lebih nyata berbagai kenangan liburan di italia musim panas yang lalu, dan dia bahkan tidak bisa mengingat apa yang dilakukannya di sekolah kemarin.
Namun, ada sesuatu yang istimewa dengan mimpi itu. Mimpi itu terasa seperti tanpa batas. Pada saat berbaring tidur, Anna menciptakan sebuah alam semesta masa depan, yang eksis secara paralel dengan alam yang ditinggalinya di sini sekarang. Saat dia mengambil salah satu kejadian, maka seluruh kejadian yang berkaitan akan ikut terambil, berbagai episode yang dialami sebelum atau sesudah atau mungkin termasuk semua yang di luar keduanya .& []
Unta
nak laki-laki itu membaik kondisinya. Dia seumuran Nova, atau mungkin setahun lebih tua, dan sekarang mereka sedang duduk di kamar bantal sambil bermain Ludo. Nova memainkan keping merah, dan dia keping biru. Anak itu berkata kalau permainan ini asalnya dari India. Di India, para raja bermain Ludo dengan kepingan hidup. Mereka bermain menggunakan wanitawanita dari haremnya masing-masing. Jadi, bisa sampai enam belas wanita muda berdiri di arena permainan yang ditandai dengan warna merah dan putih. Anak laki-laki itu bisa mengumpulkan tiga dari seluruh kepingannya di satu bidang. Dia melempar dadu lagi dan berhasil membuat keempat kepingnya berjajar di satu bidang. Dia menyerukan kemenangan karena telah berhasil mendapatkan " minaret" . Mereka ternyata tidak sepakat dengan aturan mainnya dan lantas berhenti bermain .&
Mereka berdiri di bawah pohon beech merah yang besar dan memandang ke arah lembah. Seekor unta berpunuk satu berjalan mendekati tempat persinggahan itu. Anak lakilakiArab itu menoleh ke arah Nova dan berkata:
" Kakek canggahku biasa mengendarai unta berpunuk satu. Kakek buyutku naik mobil Mercedes, dan Kakekku berkeliling dunia naik pesawat jumbo jet. Tapi sekarang, kami berkelana naik unta lagi."
Dia memandang Nova sambil termenung dan lantas menambahkan:
" Minyak bumi telah menjadi bencana buat negaraku. Kami menjadi kaya dengan cepat, tapi sekarang kami malah jadi miskin. Bagaimana bisa tetap kaya kalau kami tidak punya negara yang dapat ditinggali?"
Anak laki-laki itu akan segera berangkat. Sekelompok orangArab dan sejumlah unta berpunuk satu telah berkumpul di tempat persinggahan itu. Asap mengepul dari panggangan dan panci. Nenek buyut Nova keluar dan mengucapkan selamat jalan. Lalu, anak laki-lakiArab itu mencopot sebuah cincin merah dari jarinya. Dia memberikannya kepada Olla sebagai tanda terima kasih atas penginapan dan perawatannya.
Nova kecewa karena Olla-lah yang mendapatkan tanda terima kasih itu. Lalu, anak laki-laki itu berbalik ke arahnya dan mengusap kepala Nova. Ini pertama kalinya seorang anak laki-laki mengusap rambutnya. Anak itu berkata kalau nenek buyutnya sudah tua, dan suatu saat Nova-lah yang akan mewarisi cincin tersebut. Anak lelaki itu menambahkan bahwa itu adalah cincin Aladin asli yang berasal dari legenda Seribu Satu Malam.
Nova memandangi sepasang biji mata berwarna gelap itu, dan dia menangkap sebuah kedalaman rahasia.[]
Arsip
nna kembali mendapati dirinya duduk di dudukan empuk berwarna biru dekat jendela sempit itu. Dia telah kembali ke permulaan, 70 tahun ke belakang. Baginya, dunia ini seperti sepasang sarung tangan yang bisa dikenakan di dua sisi yang berbeda. Dirinya seakan terbelah dua. Dia yang berumur enam belas tahun pada tahun 2082, dan dia yang akan berulang tahun keenam belas besok. Besok, dia sudah berumur enam belas tahun! Anna melepaskan cincinnya dan terus duduk sambil mengelus cincin itu di depan jendela. Kata orang, batu rubi itu berwarna merah seperti darah merpati: merah pekat, dengan sedikit guratan biru. Anna memandangi pantulan cincin itu di kaca jendela. inilah yang disebut batu rubi bintang, yang memancarkan bayangan bintang segi enam dari permukaannya.
Dia telah mempelajari sejarah cincin ini sekitar seratus tahun ke belakang. namun, dia juga mendengar bahwa cincin ini jauh lebih tua dari itu. Kata Tante Sunniva kepada seluruh keluarga, cincin ini berasal dari Persia, tapi batu mulianya sendiri berasal dari Burma .&
Dia duduk di depan komputer dan mengetikkan " www. arkive.org" . Sejenak kemudian terbukalah laman favoritnya: iMaGES OF LiFE On EaRTH.
Di layar tampaklah foto Sir David attenborough dan seekor lynx. Lalu, Anna bisa memilih di antara ribuan spesies flora dan fauna yang ingin dipelajarinya lebih mendalam lewat berbagai gambar dan videoklip yang cantik. Dia bisa membaca tentang habitat sebuah spesies, dan lantas membandingkan wilayah habitat saat ini dengan penyebaran spesies tersebut pada masa lalu.
Sebagian besar ekosistem di bumi ini telah mulai menyusut, semakin banyak wilayah penghubung antara zona-zona yang sehat itu yang terputus. Di afrika, misalnya, dahulu penyebaran flora dan fauna hampir memenuhi seluruh benua dari Timur ke Barat, tetapi sekarang, wilayahwilayah itu telah menyempit menjadi beberapa bagian terpisah yang dahulunya adalah kawasan hutan. Hal yang sama terjadi juga di Eropa, asia, dan Amerika. Bedanya mungkin adalah penyusutan keanekaragaman hayati di Eropa telah dimulai jauh lebih awal daripada benua-benua lainnya. Di bagian-bagian tengah Eropa hampir tidak ditemukan lagi binatang pemangsa besar. Di wilayah norwegia saja, sejak tahun 1856 sampai 1893 telah ditembak mati lebih dari lima ribu beruang.
Anna mengetikkan Hominidae di kotak pencari dan lantas muncul berbagai pilihan tentang keenam spesies primata itu. Yaitu, dua spesies simpanse, dua spesies gorila, dan dua spesies orang utan. Empat dari spesies-spesies ini berstatus Sangat Terancam , dan dua lagi berstatus Kritis menurut Persatuan Konservasi Dunia. Seluruh spesies primata di Bumi ini berstatus kritis atau sangat terancam. Kritis berarti bahwa spesies tersebut " berisiko sangat tinggi" untuk punah hanya dalam beberapa dekade, dan Sangat Terancam berarti bahwa " hanya berisiko sangat tinggi" untuk punah. Terima kasih banyak. Hanya berisiko sangat tinggi.
Anna mengklik beberapa videoklip. Videoklip itulah yang telah dia saksikan di layar lebar di langit-langit saat dia berada di sisi lain tadi. namun di sana, hanya beberapa dekade ke depan, videoklip ini bercerita tentang sebuah spesies yang telah punah selamanya. Saat ini situasinya belum terlalu terlambat. Masih hidup di luar sana beberapa individu dalam beberapa koloni terisolasi, di beberapa oasis habitat aslinya yang tersebar.
The Propotition Propotition 1 Karya Pendekar Naga Putih 09 Mencari Jejak Harta Karun Kerajaan Sung Seri Ke 02
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama