Ceritasilat Novel Online

Dunia Anna 2

Dunia Anna Karya Jostein Gaarder Bagian 2

Pada saat bersamaan, manusia telah berubah menjadi spesies mamalia yang penyebarannya paling luas di dunia.

Saat ini tidak ada spesies mamalia lain yang jumlah individunya lebih besar daripada Homo sapiens. namun, semua itu memang saling berhubungan karena manusialah yang mengancam kerabat mamalianya, bukan cuma karena hutan-hutan yang ditebangi dan habitat-habitat yang dirusak, melainkan juga akibat dari perburuan dan penangkapan hewan secara ilegal.

Dia melihat-lihat juga berbagai spesies karnivora dunia. Sebagian besar dari spesies-spesies ini juga terancam kepunahan seperti primata. Selama seratus tahun terakhir ini, harimau telah kehilangan 93 persen penyebaran geografisnya. namun, penyusutan keanekaragaman hayati tidaklah cuma tentang punahnya primata dan karnivora besar. Ribuan, bahkan mungkin ratusan ribu, spesies flora dan fauna terancam hanya karena berbagai ekosistem utamanya telah menyusut dan habis, tidak terkecuali juga disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia.

Anna memandangi lagi cincin bermata rubi merah itu. Cincin ini telah menjadi saksi akan hilangnya pesona alam di bumi secara dramatis. Lantas apa yang akan disaksikan oleh cincin ini tentang kondisi bumi seratus tahun dari sekarang?

Anna hampir melupakan hadiah ulang tahun keenam belasnya. Dia mengambil ponsel barunya dari meja nakas dan menghidupkannya. Dia mendapat SMS pertamanya di ponsel yang masih baru itu, dan itu tentu saja kiriman dari Jonas:

Kamu sudah bangun, Anna? Telepon, dong!

Anna langsung terserang rasa bersalah, karena dialah yang telah berjanji untuk menelepon Jonas begitu bangun pagi-pagi, tapi dia malah membalas:

Aku sedang sibuk dengan sesuatu nih, Jonas. Penting, sesuatu yang bernilai kosmik! Nanti aku telepon, deh. Beberapa detik kemudian dia mendapat balasan: Ok. Ya, sudah tenang aja, aku tungguin. Jadi penasaran,

apa sesuatu yang bernilai kosmik itu.

Di ponsel itu sudah ter-install beberapa aplikasi dari koran internet dan media lainnya. Anna membuka salah satu aplikasi koran online dan mendapati berita headline:

" MASIH HILANG . Ester (dalam foto) masih disandera di Somalia. Sebagai pendamping pasokan makanan dalam jumlah besar, Ester Antonsen, berkebangsaan norwegia, mengendarai mobil dari Bandara internasional Mogadishu kemarin pagi. Dia berangkat bersama para relawan dari Amerika dan Mesir, di luar para pengemudi setempat dalam rombongan lima truk berisi bahan pangan. Ketiga wakil Organisasi Pangan Sedunia (FaO) itu saat ini ditawan sebagai sandera .& Bencana kelaparan melanda wilayah tanduk afrika sejak kekeringan yang terjadi tahun lalu. Ribuan orang tewas akibat kelaparan, dan sejumlah besar pengungsi berusaha menyelamatkan diri dari daerah yang dilanda kekeringan & . Kondisi politik jelas telah berdampak pada penderitaan penduduk, tapi para peneliti iklim tidak dapat lagi menutup kemungkinan bahwa bencana alam seperti ini disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia .& "

Anna melihat foto wanita norwegia yang hilang itu. usia wanita itu sekitar tiga puluhan. namun, bukankah Anna pernah melihat wanita itu sebelumnya? Bukankah dia orang yang pernah ditemuinya? Seorang guru pengganti di kelas 10? atau, apakah itu sesuatu yang terjadi dalam mimpinya?

Sudah pernah terjadi sebelumnya ketika Anna dikenalkan pada seseorang yang belum pernah dia temui, tapi dia merasa yakin pernah bermimpi tentang orang itu. Dari pengalaman, Anna telah belajar bahwa lebih baik tidak menyebutkan hal seperti ini terlampau dini saat berkenalan. Kini, Anna tidak lagi sering terlepas omong seperti: " Senang sekali ketemu kamu, karena kamu pernah ada dalam mimpiku!" []

Kafilah

ova duduk tinggi di atas punuk seekor unta. Di depannya berjajar empat unta lainnya. Unta-unta itu dipakai untuk mengangkut seluruh barang milik anggota rombongan, antara lain karpet-karpet dan berbagai hasil kerajinan lainnya yang akan dijual di pasar-pasar besar di Molde dan Kristiansund. Di antara barang-barang itu ada juga kalung-kalung mutiara dan berbungkus-bungkus rempah-rempah dalam kantong-kantong kecil tergantung di sepanjang sisi hewanhewan yang melangkah dengan bangga itu. Hanya Nova yang boleh duduk di sadel salah satu unta itu, dan anak laki-lakiArab itulah yang mengendalikannya. Tersampir di kedua bahu Nova selembar jubah merah, yang dihadiahkan oleh salah seorang wanita anggota rombongan, dan dari ketinggian posisi duduknya dia dapat memandang cakrawala di kejauhan seperti seorang putri Arabia. Anak laki-laki itu memandang ke arahnya dan tersenyum: " Sheikha!" serunya. Dia boleh ikut rombongan kafilah ini sedikit lagi, setelah itu dia harus naik bus listrik kembali dari Lo di sebelah barat lembah itu. Nova ikut rombongan kafilah itu cuma sekadar main-main, tapi dia sudah merasa akrab dengan anak laki-lakiArab itu, dan keduanya merasa berat untuk berpisah.

Ada sekitar tiga puluh orang dalam berbagai usia dalam rombongan. Di depan kelima unta berpunuk satu, berjalan seorang lelaki yang memukul gendang kulit unta secara berirama, dan seorang anak gadis berusia sebelas-dua belas tahun berjalan ke sana-kemari sepanjang rombongan sambil menari dan meniup seruling bambu.

Mereka telah menyeberangi jembatan dan memulai perjalanan panjang menuju celah pegunungan. Hujan sudah

berhenti, tetapi tanah masih basah, dan air masih menetes dari pepohonan.

Aliran sungai melewati lembah, dan ketinggian airnya ada dalam taraf yang membahayakan. Semoga cuaca tetap seperti ini selama beberapa hari ke depan sebelum diguyur hujan lagi!

Kawasan ini belum pernah sehangat, sebasah, dan sehijau seperti sekarang, serta sungainya belum pernah berwarna secokelat ini. Penduduk desa ini telah bertambah lima kali lipat selama empat puluh tahun terakhir. Bukan karena meningkatnya angka kelahiran, melainkan karena terus mengalirnya rombongan pengungsi iklim ke desa itu. Hanya wilayah-wilayah paling Utara di dunia yang seperti diuntungkan oleh perubahan iklim yang dramatis ini. Lagi pula di berbagai kawasan Nordik masih banyak dan luas tempat yang belum dihuni.

Nova bercerita kepada anak laki-lakiArab itu ten-tang sekelompok orang yang skeptis tentang masalah iklim pada awal abad ini. Mereka terdiri dari beberapa laki-laki setengah baya yang terus-menerus menyangkal adanya isu pemanasan global. Atau, tepatnya mereka menolak bahwa pemanasan itu akibat ulah manusia. Dan apakah pemanasan itu akibat ulah manusia atau bukan, ia tetaplah sesuatu yang menguntungkan bagi kami yang tinggal jauh di belahan bumi Utara .&

" Menurutku, sih, itu namanya menutup mata," kata anak laki-laki itu. " Burung-burung unta di Afrika dan Timur Tengah kadang ketakutan melihat sesuatu, lantas menyembunyikan kepala mereka ke dalam pasir. Taktik ini tidak akan selalu berhasil, dan buktinya sekarang burungburung itu sudah punah."

Nova tertawa. Dia harus berbicara keras-keras setengah berteriak supaya terdengar oleh lawan bicaranya:

" Dulu ada yang berpendapat bahwa mencairnya es di Kutub Utara tidak perlu dikhawatirkan .& Toh, tidak ada

orang yang main ski atau seluncuran di sana .& Lagi pula di bawah lapisan es itu ada cadangan minyak yang besar & dan Norwegia berhak untuk mengekstraksi minyak bumi sampai ke wilayah Kutub Utara. Kenapa, sih harus ribut tentang kelangsungan hidup beruang kutub? Kan, sudah cukup kita menyelamatkan beruang panda? Namun, para burung unta iklim ini tidak mengerti bahwa kalau es mencair & maka itu tandanya keseluruhan bumi ini memanas. Dan lihat, sekarang aku sedang duduk di punuk & seekor unta!

Mereka telah sampai di Lo. Si anak lelaki membantu Nova turun dari unta, dan tak lama lagi rombongan kafilah akan meneruskan perjalanan.

Nova sudah bertukar alamat Skype dengan anak itu. Mereka berjanji untuk bertemu kembali. Anak lakilaki itu menunjukkan di gadget-nya gambar kerajaan kecil tempat dia berasal. Namun, Nova tidak bisa melihat apa-apa. Yang tampak hanyalah padang pasir.

" Cuma padang pasir?" tanya Nova. " Tidak ada kota-kota lagi?"

" Ada, sih. Kota-kotanya masih ada, tapi semuanya tenggelam dalam pasir."

Dia menggeser-geser gambar di gadget itu dan akhirnya menemukan sebuah bangunan kecil, mirip sebuah kotak, yang mencuat satu-dua meter di atas padang pasir. Dia berkata:

" Ini adalah sebuah menara masjid."

Bus yang hendak ditumpangi Nova datang, dan mereka melakukan tos sambil Nova naik ke dalam bus.[]

Daftar Merah

nna masih duduk sambil memegang ponsel dan berusaha keras mengingat kapan dia pernah bertemu dengan wanita yang hilang ini sebelumnya. apakah ketika dia berjalan-jalan di seputar Oslo bersama Jonas? Mereka memang sempat berkenalan dengan banyak orang saat mampir ke Miljhuset (Gedung Lingkungan Hidup) untuk mendapatkan beberapa brosur dan tips yang mereka perlukan untuk mendirikan sebuah organisasi lingkungan hidup. namun, seberapa besar kemungkinan salah seorang di antara orang-orang itu berada di afrika sebulan kemudian, dan sedang menjalankan misi dari badan PBB urusan pangan? Mereka sempat mengobrol dengan seseorang dari Regnskogfondet (Yayasan Hutan Tropis), dan mereka juga sempat berbicara dengan seorang wanita dari utviklingsfondet (Yayasan Pembangunan). apakah organisasi-organisasi ini ada yang bekerja sama dengan Badan Pangan Dunia? Anna merasa bukan di situ jawaban yang sedang dicarinya.

Dia mengangkat buku referensi dari australia yang berjudul Discovering the World s Extinct Animals . Buku itu berat, setidaknya lebih dari satu kilogram, mungkin satu setengah. Di sampulnya ada gambar seekor burung dodo, sejenis burung merpati raksasa dari Mauritius, yang terakhir ditemukan pada tahun 1681. Dalam artikel pertama ada sebuah gambar spesies terakhir burung moa, yang dibasmi oleh suku Maori di Selandia Baru sekitar tahun 1600, diikuti dengan gambar berbagai hewan mamalia, burung, dan reptilia yang dinyatakan punah sejak tahun 1500 sampai 1989.

Burung dodo dan burung mao memiliki kesamaan, yaitu tidak dapat terbang. Lagi pula mereka tidak memiliki musuh alami sebelum datangnya manusia. Dan sejak saat itu mereka menjadi mangsa empuk.

Anna pernah membaca bahwa burung moa masih mendapatkan tempat dalam cerita rakyat suku Maori. Di Selandia Baru atau Aotearoa, begitu suku Maori menyebut negara kepulauan tersebut orang masih bisa mendengar lagu ratapan: No moa, no moa in old Aotearoa. Can t get em. They ve et em. They ve gone and there ain t no moa!

Di buku besar itu tercantum sebuah artikel yang pernah ditemukan Anna di internet:

Sebuah daftar yang biasa disebut daftar merah, berisi spesies-spesies flora dan fauna yang terancam, diterbitkan dalam edisi yang semakin bagus. Dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna mengenai berbagai spesies yang berstatus Kritis, Sangat Terancam , atau Rentan. Sebagai kelanjutan alami dari kecenderungan di atas, dalam beberapa tahun ke depan pastilah kita akan mendapati sejumlah coffeetable books yang bagus dan juga dilengkapi gambar-gambar berwarna mengenai berbagai spesies yang telah punah. artinya, dengan hasil-hasil fotografi ini, yang beberapa tahun lalu merangkum daftar spesies yang terancam, suatu saat pada masa depan kita mungkin akan menyebut spesies punah semacam ini sebagai " fosil foto" , yang berarti spesies yang berhasil terselamatkan secara optikal sebelum punah bersama dengan hilangnya habitat mereka.

Tidakkah ini menjadi sebuah ironi takdir bahwa seni fotografi termasuk teknik penyimpanan informasi secara digital berhasil mencapai suatu tahap kecanggihan pada saat kita mulai menyebabkan penyusutan besar-besaran keanekaragaman hayati Bumi ini? Bayangkan, suatu hari minat anak-anak lelaki pada dinosaurus akan berlalu dan tergantikan dengan kegandrungan pada galeri-galeri foto yang menampilkan berbagai burung dan mamalia yang sudah punah, atau setidaknya permainan mencocokkan gambar hewan akan populer kembali.

Ini tidak benar. apa hak manusia memusnahkan bentuk-bentuk kehidupan lainnya? apa, sih yang salah dalam diri manusia? Anna ingin sekali mencari jawaban pertanyaan ini, dan sebuah ide terbit dalam benaknya.

Dia membuka laci meja tulisnya dan mencari kartu nama Dokter Benjamin. Dia bilang, Anna boleh menelepon kapan saja. untuk jaga-jaga dia akan kirim SMS dahulu:

Apa yang salah dengan kita manusia? Bisakah kita membicarakan hal ini? Kapan waktu yang tepat saya bisa menelepon? Salam, Anna (Nyrud).

Tidak lebih dari satu menit Dokter Benjamin membalas: Silakan telepon sekarang. Saya sedang tidak bekerja hari ini. Benjamin.

" Saya sedang tidak bekerja hari ini." Mengapa dia menulis begitu? Tentu saja, kalau dia sedang berada di rumah sakit, pastilah dia tidak bisa ditelepon. Tapi, Anna tetap merasa ada yang aneh. Mengapa Dokter Benjamin perlu menekankan bahwa dia tidak sedang bekerja? Dan apa sebab dia tidak bekerja hari ini?

Berbagai pikiran berkecamuk di dalam kepalanya. Tapi, sebelum dia berhasil mengurai kekusutan itu, Anna memutuskan untuk menelepon. Cuma butuh beberapa detik sebelum telepon diangkat:

" Benjamin!"

" Ini Anna."

" Halo. Kamu, kok, tahu ...."

" Dokter, kan, kasih kartu nama waktu itu." " Oh, iya!"

" Apa Dokter lagi sibuk?"

" Iya, tentu saja. ada apa kamu menelepon, Anna?" Tentu saja? Anna tidak mengerti apa maksud Dokter Benjamin itu. Tapi, dia tahu mengapa dia menelepon:

" Apakah ada penelitian psikiatri terhadap manusia sebagai sebuah spesies? Kita merusak planet kita sendiri. Kenapa kita melakukan semua itu?"

" Halo?"

" Kamu tadi tulis pesan apa yang salah dengan kita manusia? . Tapi, kamu belum dengar kabar, ya?" tanya

Dokter Benjamin. " Kabar apa?"

" Anak perempuan saya." " Ester Antonsen!"

" Iya, itu anak saya. Jadi, kamu sudah dengar berita itu, kan?"

" Belum, sih. Tapi, sekarang saya mengerti semuanya. Sekarang ini! Dan saya makin mengerti kenapa saya terdorong untuk menelepon Dokter. Dokter, kan, punya foto Ester di atas meja tulis & dalam pigura merah. Saya memperhatikan gambar itu waktu di sana."

" Sebenarnya itu foto istri saya, yang diambil hampir tiga puluh tahun yang lalu."

" Ah, masa? Berarti dia mirip sekali dengan .& " Anna terdiam.

" Baiklah .& Silakan bicara, Anna. Saya memang sedikit tertekan, tapi sebenarnya saya juga perlu teman bicara."

" Psikiater yang sedang tidak bekerja, dan dia malah perlu pasiennya sebagai teman bicara?"

" Tidak masalah, kan? Pikiran manusia memang begitu kompleks."

" Apa yang ingin Dokter bicarakan?"

" Apa kamu kedatangan tamu sekawanan rusa kutub lagi?"

Anna tertawa:

" Iya, terus-terusan, sepertinya mereka memataimatai saya, deh & disuruh Sinterklas."

" Mungkin, mereka ingin tahu kamu mau hadiah Natal apa?"

" Mungkin, ya & . Tapi, saya rasa Ester akan baikbaik saja, Dok, dan ini bukan karena saya percaya sama Sinterklas, lho. Dokter harus terus berpikir positif, ya. Kecemasan Dokter juga tidak akan membantu putri Dokter. Lagi pula Dokter juga butuh kekuatan untuk hari-hari mendatang." " Kamu benar, Anna. itu nasihat yang bagus."

" Menurut saya, dia sedang mengemban tugas penting untuk organisasi pangan dunia. Bagus sekali masih ada orang berjiwa pahlawan seperti itu."

Anna teringat kembali alasannya menelepon sang Dokter. Dia berkata:

" Mungkin masalah penelitian psikiatri tentang manusia tadi bisa kita tunda lain kali saja. Sekalian saya juga akan menceritakan tentang mimpi saya yang aneh sekali. Saya bermimpi menjadi cicit saya sendiri, dan bertemu dengan saya sekarang sebagai nenek buyutnya yang sudah tua. Cerita mimpi ini juga bisa kita tunda lain kali."

" Baiklah, Anna. Terima kasih kamu sudah menelepon." " Saya pasti akan terus mengikuti perkembangan beritanya, Dokter Benjamin."

" Panggil saja Benjamin & atau Dokter Antonsen." " Baiklah, Dokter Antonsen. Eh, maksud saya, Benjamin! Mestinya saya membaca kartu nama anda lebih teliti. Tapi, sekarang saya sudah tahu mana yang benar."

" Sampai jumpa!"

" Sampai jumpa! Saya akan terus mengingat anda!" []

Malam Musim Dingin

ova duduk di bawah hamparan langit bermandikan cahaya bintang di sebuah padang terbuka di hutan. Dia memegang terminal di pangkuannya dan mengarungi dunia maya untuk mencari informasi akurat tentang apa yang sedang terjadi dengan bumi ini. Inilah sebabnya dia pergi ke tengah hutan. Dia ingin menyaksikan kehancuran dunia ini. Sebuah keinginan yang begitu memalukan sampai-sampai dia tidak ingin melakukannya di kamarnya di rumah. Sewaktu-waktu orang bisa masuk kamar dan mengetahui apa yang sedang dia kerjakan. Berhentilah dengan segala rengekan ini, Nova! Dia menatap layar sambil sesekali menekannya, melompat dari satu titik ke titik lain di dunia. Nova menemukan semua yang dicarinya. Dia telah mengumpulkan sejumlah aplikasi yang dapat menyalurkan se-gala informasi dari berbagai segi mengenai kehancuran bumi ini. Planet Bumi telah dimonitor dengan berbagai kamera web, dan dia kini memandangi gugusan pegunungan es yang terbentuk dari bongkahan-bongkahan es yang terus menyusut. Dari satu film pendek ke film pendek yang lain, Nova seakan bisa menyaksikan kembali bagaimana kekeringan secara bertahap menyebar di seluruh Afrika, Amerika, Australia, dan Timur Tengah. Realitas dalam empat dimensi. Dia memandangi detail-detail tajam dari alam yang dahulunya sebuah dunia yang subur dan kaya keanekaragaman, sebelum sejenak kemudian menyadari bagaimana sebuah proses penghancuran berkesinambungan terjadi. Dia membayangkan kembali bagaimana seluruh benua, negara, dan wilayah tertentu kehilangan pesona dan keragaman spesiesnya. Sungguh mudah, dengan teknologi yang bernama android ini, jari
jarinya menari-nari di atas layar menyusuri dunia, tetapi tarian itu tarian yang mengerikan.

Dia punya akses ke seluruh siaran berita dunia, reportase, dan film dokumenter, serta aplikasi-aplikasi tersebut mengurutkan apa yang hendak dia saksikan berdasarkan kriteria yang ditentukannya. Nova punya akses ke segalanya. Tidak ada garis batas di planet ini. Tak ada garis batas. Nova terhubung ke dunia elektronik. Nova online. Nova terhubung dengan dunia maya.

Dia melakukan zoom in dan zoom out. Terminal ini bagaikan sebuah mesin waktu. Kesan-kesan indriawi diserap matanya lewat layar terminal. Alat itu dilengkapi pengeras suara yang bagus, sehingga kesan-kesan itu juga bisa meraih sukma melalui kedua telinga. Nova tak hanya melihat bagaimana orang-orang menebangi hutan tropis. Dia juga mendengar deru suara gergajinya. Dia melihat merahnya nyala api serta mendengar derak-derak api itu melumat bara. Dia melihat seramnya gambar-gambar badai dan topan, juga mendengar empasan air, lolongan angin, dan teriakan serta tangis manusia.

Dia mengikuti dengan teliti bagaimana populasi dunia menyusut secara bertahap, bagaimana jutaan orang binasa oleh kelaparan dan bencana alam, serta jutaan orang tewas dalam berbagai perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang masih memiliki sumber alam, seperti perikanan dan lahan yang subur. Tidak ada lagi sensus penduduk yang dilakukan sejak kekacauan itu terjadi. Namun, diperkirakan jumlah penduduk dunia saat ini kurang dari satu miliar.

Seluruh wilayah yang dijelajahinya itu tidak ada yang sekadar khayalan. Dia hanya perlu terus memperhatikan dua koordinat: waktu dan ruang. Amazon tahun 1960 bukanlah Amazon tahun 2060. Serengeti tahun 2080 bukanlah Serengeti tahun 1980. Planet Bumi tahun 2082 bukanlah Planet Bumi tahun 2012.

Tahun Anna, atau Anno Anna, bukanlah Anno Nova.

Sekarang, bukan lagi pukul dua belas kurang lima. Sekarang, pukul 12 & 12.

Sekali lagi Nova kembali ke dunia masa lalu, dengan hutan tropis, padang rumput, dan terumbu karangnya yang tak terhingga. Namun, ekosistem perawan seperti ini sudah tidak ada lagi. Karena itulah rasanya sungguh menyakitkan melihatnya berkilauan di layar terminal. Dia seperti menyaksikan gambar dari planet lain ketimbang planetnya sendiri yang suram dan tandus.

Nova menangis. Dia mematikan terminal, dan seketika dia diliputi kegelapan pekat. Tinggi di atas langit sana menempel ribuan matahari yang jauh bagaikan lubanglubang kecil di bentangan malam. Dia memandangi sabuk lebar bintang-bintang di galaksi Bima Sakti. Ruang angkasa dipenuhi dengan mataharimatahari seperti mataharinya. Namun, mereka begitu jauh hingga tak dapat memengaruhinya, dan Nova tidak bisa menikmati kehangatannya.

Mungkin hanya di planetnya ini yang ada kehidupan tingkat tinggi. Lalu, bagaimana bila suatu hari nanti tidak ada lagi manusia yang hidup di bumi? Apakah seluruh bintang dan planet itu akan terus beredar di angkasa tanpa ada yang peduli pada mereka?

Nova meneguhkan hati dan bertekad untuk tidak menangis. Dia bertekad untuk tidak bersedih. Dia tidak mau orang-orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada planetnya ini tahu kalau dia menangis atau bersedih.[]

World Heritage

nna sedang membaca artikel tentang drama penyanderaan di koran online. namun, tidak ada kabar baru dari wilayah tanduk afrika. Dia menonton sebuah siaran berita singkat di sebuah saluran televisi. Berita itu sudah disiarkan langsung tadi pagi, tapi dia bisa mengunduhnya dari internet. Anna makin akrab dengan kecanggihan telepon barunya. Sebentar kemudian sudah membuka laman podcast nRK dan memainkan sebuah siaran radio yang sudah didengarnya beberapa hari yang lalu. acara yang dibawakan oleh seorang penyiar laki-laki:

Manusia modern telah begitu terbentuk oleh asumsiasumsi sejarah budaya kita, oleh peradaban yang telah memupuk kita. Kita mengatakan bahwa kita mengelola sebuah warisan budaya. namun, kita juga terbentuk oleh sejarah biologis planet kita ini. Kita mengelola juga sebuah warisan genetik.

Butuh bermiliar-miliar tahun untuk membentuk diri kita. Memang sesungguhnya butuh bermiliarmiliar tahun untuk menciptakan seorang manusia! namun, apakah kita dapat bertahan sampai milenium ketiga?

Apakah waktu? awalnya muncul cakrawala waktu individu-individu, yang diikuti oleh cakrawala waktu keluarga-keluarga, budaya-budaya dan budaya tulis, dan kemudian datanglah apa yang kita sebut kurun geologis. Kita berasal dari organisme berkaki empat yang merayap naik dari laut sekitar 350 juta tahun lalu. Pada akhirnya, kita menempatkan diri kita dalam sebuah skala waktu kosmik. Kita hidup dalam sebuah jagat yang berumur kira-kira 13,7 mi-liar tahun.

Namun, seluruh pembagian waktu yang telah disebutkan tadi pada kenyataannya tidaklah terlalu terpisah satu sama lain seperti dugaan awal kita. Kita punya alasan untuk merasa nyaman tinggal di jagat raya ini. Bumi yang kita tinggali ini berusia sekitar sepertiga dari usia jagat raya, dan golongan hewan yang termasuk kita di dalamnya, yaitu vertebrata, telah ada selama sepuluh persen dari masa hidup Bumi dan sistem tata surya. atau, sebaliknya: akar asal dan kekeluargaan kita dengan tanah jagat raya ini begitu substansial dan mendalam.

Manusia mungkin adalah satu-satunya makhluk hidup di seluruh jagat raya ini yang memiliki kesadaran universal sebuah sensasi yang tak terperi atas keluasan dan kemisteriusan alam semesta tempat kita menjadi

bagiannya. Jadi, menjaga kelestarian sumber kehidupan di planet ini bukan hanya sebuah kewajiban global. itu adalah juga sebuah kewajiban kosmik.

Kita punya alasan untuk merasa nyaman tinggal di jagat raya ini! Kalimat inilah yang Anna perhatikan ketika pertama kali mendengar siaran radio itu. Entah ada atau tidak kehidupan lain di luar sana, kehidupan di bumi mewakili seluruh jagat raya, dan dengan kesadaran universalnya manusia berdiri dalam posisi khusus. namun, manusia tidak dapat hidup tanpa bentuk kehidupan lainnya. Sebuah syarat penting eksistensi manusia contohnya ialah sesuatu yang begitu kecil dan remeh seperti jenis-jenis bakteri tertentu. Bahkan, bakteri pun memiliki arti kosmik karena mereka terlibat juga dalam perjalanan kesadaran manusia tentang bumi dan seluruh alam semesta. Mari angkat topi kepada mikroorganisme semacam itu! Mereka mungkin tidak menyadari semua itu, tapi mereka juga memainkan sebuah peran kosmik!

Anna tergelak. Pikiran bahwa bakteri sekecil itu ikut serta memberi makna pada alam semesta, membuatnya tak dapat menahan tawa.

Anna melirik ke pom bensin di bawah sana sambil memandang cerahnya musim dingin. Sekarang, dia harus menelepon Jonas! namun, Jonas sudah mendahuluinya.

Jonas tinggal di Lo, beberapa puluh kilometer ke arah atas lembah itu. Mereka belum pernah bertemu sebelum Anna masuk SMU pada musim gugur tahun ini. Sekolahnya mengumpulkan murid-murid dari separuh kabupaten, dan mereka bisa tinggal berpuluh kilometer antara satu dan yang lainnya. itulah salah satu sebab begitu sulitnya mengadakan kegiatan pada sore hari.

Tahun ini mereka telah beberapa kali bermain ski sejak pertengahan november, dan akhir-akhir ini mereka sering memulai perjalanan ski dari desa masing-masing dan

bertemu di atas gunung, tempat keluarga Anna memiliki sebuah pondok. Dan itulah yang diusulkan Jonas sekarang. Dia bilang hari ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menjadi pacar seseorang yang berumur lima belas tahun.

Itu bukan hal tecerdas yang bisa dikatakan Jonas, karena Anna jadi teringat pada surat misterius yang ditulis Olla kepada cicitnya. Surat itu harus ditulis sebelum batas tanggal 12.12.12. Kalau tidak, maka surat itu tidak akan sampai. Kalau tidak, maka surat itu tidak akan sampai pada saat Nova memasang " filter" di terminalnya. itulah poinnya. itulah logikanya. Dia berkata:

" Aku sebenarnya lagi sibuk. Mengerjakan sesuatu." " Sesuatu yang bernilai kosmik?"

" Iya, Jonas. Tapi, ada hal lain juga. Kamu sudah dengar berita hari ini?"

" Iya. Lama sekali menunggumu tadi, jadi aku sempat membaca-baca koran online. Berita yang mana maksudmu?" " Ester Antonsen."

" Wanita yang di Somalia itu?"

" Iya ...." " Iya, kasihan banget, ya & terjadi begitu saja di Bandara Mogadishu." " Ester Antonsen adalah anak Benjamin. aku baru saja menelepon dia," Anna memberi tahu.

" Kamu tadi menelepon Dokter Benjamin?"

" Nama dia Dokter Antonsen, Jonas. Benjamin Antonsen." " Oke ...."

" Salah aku juga sih, aku yang tadinya salah mengingat namanya."

" Jadi, dia menelepon begitu saja dan bilang kalau anaknya diculik?"

" Nggak, aku yang menelepon dia." " Kenapa?" tanya Jonas.

" Sebabnya, sih nggak terlalu penting. aku mau tanya tentang pandangan psikiatri tentang manusia sebagai spesies. Penghinaan kita terhadap bentuk kehidupan lain,

ketiadaan rasa hormat kita pada generasi penerus. Tapi, mungkin juga aku meneleponnya sehabis melihat foto Ester Antonsen di koran online. aku pasti teringat pada foto di kantor Benjamin. Foto itu ternyata foto masa muda istri Benjamin, jadi ibu dan anak mirip sekali .& "

" Anna, kita bisa ngobrol panjang-lebar tentang ini di atas gunung & dan tentu saja sambil mengikuti berita. Tapi, kamu jadi ikut?"

Anna pura-pura jual mahal.

" Aku ikut dengan satu syarat," katanya. " Oke?"

" Kamu, kan harus main ski sepanjang delapan kilometer. Sambil main ski kamu, kan, bisa memikirkan sesuatu." " Maksudnya?"

" Ada tugas yang kamu bisa bantu untuk aku pecahkan." " Aduh, aku akan melakukan apa saja untukmu." " Bagaimana caranya menyelamatkan 1.001 jenis flora dan fauna?"

" Haaa? apa ini ada hubungannya sama kelompok lingkungan itu?" tanya Jonas agak kaget.

" Nggak secara langsung, sih. Tapi, aku harus memahami sesuatu & sesuatu dari mimpiku, Jonas, sesuatu dari mimpiku semalam."

" Pantesan. Tapi, kenapa 1.001?" Anna tertawa:

" Karena itu angka yang bagus. Seperti Seribu Satu Malam. anak-anak biasanya menyebut seribu untuk sesuatu yang banyak sekali, nah aku menyebutnya seribu dan satu." " Kamu gila."

" Mungkin aja, aku, kan memang agak khawatir masalah itu. Tapi, Benjamin bilang aku waras, kok .& "

" Ya sudah, kita percaya aja sama dia."

" Nanti pas kita ketemu, kamu sudah harus punya jawaban bagaimana kita dapat menyelamatkan 1.001 jenis flora dan fauna dari kepunahan, ya. Kalau kamu bisa, aku

cinta kamu. Kalau kamu nggak bisa, kita putus aja!" " Aku pasti bisa. Kamu nggak bisa mutusin aku." " Aku juga nggak yakin bisa, kok, Jonas. aku terlalu sayang sama kamu."

" Nah, gitu dong. Kita ketemuan di atas gunung dua jam lagi, ya."

" Eh, tunggu sebentar!" " Ya?"

" Menurutmu semesta paralel itu ada nggak?" " Anna!"

" Tapi, aku lagi-lagi mengalami perasaan bahwa aku hidup di dua dunia yang berbeda. atau, setidaknya aku bisa berhubungan dengan sebuah dimensi lain. Bahwa ada sesuatu di seberang sana & dan ada sesuatu yang aku terima."

" Ini, kan sudah sering kita obrolkan." " Iya."

" Dan aku khawatir kamu bersungguh-sungguh." " Khawatir kalau ternyata dimensi lain itu ada? atau, takut pada sesuatu yang ada di seberang sana?"

" Aku takut kalau kamu punya beberapa realitas sekaligus di dalam kepalamu."

" Itu tidak perlu dikhawatirkan, Jonas. Sampai ketemu segera!" " Hati-hati di jalan! Bisa, kan kamu konsentrasi aja pada realitas yang sama-sama kita tinggali ini?" " aku bisa mencobanya. Sampai ketemu!" " Daaah!"

Anna berdiri dan berpikir, kemudian terjadi lagi: Dia mendapati sepenggal waktu yang dirasakannya seperti sebuah keabadian, sebuah adegan kehidupan sehari-hari dari sebuah kehidupan lain, sekelumit dari alam lain .& []

Balon

ova berjalan keluar ke kebun sambil membawa seikat balon gas berwarna merah. Tiap-tiap balon digambari sketsa sebuah spesies binatang yang sudah punah dengan tinta biru. Dia akan pergi ke tempat persinggahan dan menjual balon-balon itu di sana. Nova butuh uang karena sedang menabung untuk membeli sebuah terminal baru. Para musafir itu pasti mau membeli balon merah bergambar singa atau gorila untuk anak-anak mereka. Di kebun, mama dan papa berdiri di atas tangga masing-masing dan melakukan penyerbukan manual pada tanaman-tanaman buahnya. Lebah dan tawon sudah tidak ada lagi. Populasi mereka itu mulai menyusut sejak seratus tahun lalu. Ada banyak hal yang menjadi penyebabnya, tetapi tiba-tiba suatu hari populasi lebah mendadak lenyap. Segala kerja telaten yang dilakukan miliaran lebah dan tawon sebelumnya, sekarang harus dilakukan manusia secara manual. Mama dan papa melambaikan tangan dari atas tangga. Keduanya mengenakan setelan kerja. Menurut Nova, mama cantik dan papa ganteng. " Balon-balonnya bagus," kata papa. " Sayang juga, ya kalau harus dijual," kata mama. Nenek buyut keluar ke kebun membawa sebuah baki besar. Dia memasak sesuatu semacam gratin. Nova tahu itu makanan sintetis. Dia sudah bosan dengan se-gala makanan sintetis, meskipun katanya makanan itu mengandung segala nutrisi yang dibutuhkannya.

Olla minta tolong Nova untuk menata meja kebun yang sudah dihiasi vas bunga berisi tulip-tulip merah. Nova berjalan ke arah nenek buyutnya itu untuk membantu memindahkan makanan dari baki. Dia memindahkan ikatan balon-balonnya dari tangan kanan ke tangan kiri agar lebih

mudah. Namun, karena dia kehilangan konsentrasi sekejap saja, terlepaslah pegangannya pada seikat balon itu. Dan terjadilah ....

Sekarang!

Hanya seperempat detik pegangan Nova terlepas, lalu balon-balon itu melayang ke atas. Nova melompat dan menjulurkan tangannya, tapi sedikit terlambat, balon-balon itu terus terbang tinggi, melayang bersama angin dan menghilang dari pandangan menjadi sebuah titik-titik merah di dalam birunya langit.[]

Kolam Renang

da dua kemungkinan. Anna telah memimpikan seluruh episode yang berasal dari masa depan itu tadi malam. itu artinya serangkaian kejadian penuh warna datang kepadanya seperti manik-manik pada seutas benang yang bermula sejak dia tertidur semalam sampai dia terbangun pagi ini. atau, selama ini dia telah memunguti mimpi-mimpi itu dari dunia mimpi yang sama, tapi untuk pertama kalinya hari ini dia dapat mengingat keseluruhannya sekaligus. Mimpi tentang Olla dan cincin merah itu setidaknya berasal dari tadi malam, karena pada bagian itulah Anna terbangun, dan mungkin mimpi itulah yang telah membangkitkan seluruh mimpi lainnya dari lautan lupa.

Yang mana dari kedua alternatif itu yang lebih mung-kin? Dan yang mana paling sulit dimengerti?

Namun, ada juga pilihan ketiga, dan Anna tidak ingin menutup kemungkinan itu: Segala yang telah diimpikannya nyata. Mungkin dia sungguh-sungguh punya seorang cicit di masa depan, seorang anak ajaib, yang dengan cara yang tak bisa dijelaskan dapat mengirimkan kesan dan pengalamannya kepada nenek buyutnya, yaitu anna, pada saat dia kurang lebih seumur Nova di seluruh mimpinya itu. ada banyak hal di alam ini yang manusia belum mengerti. Waktu, misalnya. apa sesungguhnya waktu?

Ada hal-hal yang jelas: Mama dan papa nova, yang tadi berdiri di atas tangga dan melakukan penyerbukan buatan, sama sekali tidak mirip dengan kedua orangtuanya. Mereka punya penampilan pribadi yang khas, dan tidak mirip dengan seorang pun yang Anna kenal.

Anna belum pernah mengenal seorang pun yang mirip dan secantik mama Nova. Dan dia juga belum pernah

bertemu lelaki yang mirip dan seganteng papa Nova. Dia tidak dapat melupakan sorot matanya yang tajam dan penuh perhatian, dan Anna bersedia berjalan kaki berpuluh kilomenter hanya untuk bertemu dengannya lagi.

Apakah dia yang bisa melihat masa depan, dan orangorang yang ditemuinya dalam mimpi adalah orang-orang nyata yang akan hidup di masa depan? ataukah, dia telah terbelah menjadi dua individu dalam sebuah fantasi yang aneh. namun, yang mana yang paling mengasyikkan untuk dipikirkan? Mungkin semua ini memang sekadar hasil rekaannya!

Seandainya Anna bisa menggambar, dia akan melukiskan wajah kedua orangtua Nova sampai sedetail mungkin. Seandainya melihat mereka di jalan, Anna pasti akan segera mengenali mereka dan tentu saja akan menghampiri dan menyapa. Dan salah seorang dari mereka, papa atau mama nova, adalah cucu Anna.

Dia kembali teringat pada surat yang Nova temukan di internet, sebuah surat elektronik dari Olla saat masih muda. Tapi Olla itu, kan, dirinya juga! Anna merasa pusing dengan segala lapisan mimpi yang saling terkait itu.

Kesadaran, mimpi!

Namun, apa itu kesadaran? Dan apa itu mimpi?

Saat sedang mandi, Anna teringat bagaimana suatu kali dia melihat mama sedang berjalan mengitari kebun sambil membawa gulungan meteran. Anna bertanya apa yang sedang dilakukan, dan mama menjawab bahwa mungkin kita akan menggali lubang di kebun untuk membuat kolam renang. Ternyata biayanya tidak terlalu mahal, kata mama, bahkan ternyata jauh lebih murah dari yang diperkirakan mama dan papa sebelumnya. Mereka bahkan sudah menerima perkiraan biayanya.

Awalnya Anna cuma terlongo. Lalu dia menjadi sangat khawatir, terutama atas keadaan mamanya. Lagi pula tidak

ada cukup tempat untuk kolam renang di kebun ini. Tapi, mama bersikeras bahwa ada cukup tempat untuk kolam renang, bukankah itu yang sedang diukurnya. namun, itu artinya mereka harus menebang pohon-pohon buah-buahan itu. Termasuk juga bunga-bunga mawar dan tanaman buah currant. Mereka punya sarang lebah di kebun mungil itu juga, tapi memang sudah sejak lama papa mau menghentikan peternakan lebah ini.

" Musim panas itu pendek, Anna. Enak, kan, kalau kita bisa berenang. Dan itu juga menyehatkan."

Di atas rerumputan ada sebuah bangku bercat putih dan beberapa kursi di sekeliling meja taman, dan Anna mengulurkan tangannya mengajak mama duduk. Mama menuruti ajakan anaknya, lantas duduk di bangku taman, dan Anna duduk di kursi yang berhadapan hingga dia dapat menatap ibunya.

Anna berkata:

" Apakah dalam perkiraan biaya itu sudah dimasukkan segala kerugian tiap tahun dari penghasilan kebun ini? Bagaimana dengan segala hasil panen buah pir dan plum, ceri, dan currant? atau, bunga-bunga mawar itu, misalnya."

Anna menawarkan diri untuk membantu membuat tabel perhitungannya. Dia mengingatkan bahwa alam ini bukan hanya sekadar sesuatu yang sedap dipandang. Dia mengatakan bahwa ada sesuatu yang bisa disebut sebagai jasa alam. Sambil mengatakan hal itu, dia juga ingin menekankan bahwa dia juga sangat menyukai rerumputan yang berhiaskan bunga semanggi merah dan putih seperti apa adanya. Dia suka sekali berjalan di kebun itu dan merasa menjadi bagiannya, dan kalau saja mama tidak mengingatkannya, pastilah Anna belum bisa meninggalkan kebiasaan masa kecilnya memanjati pohon buah pir itu.

Untuk meyakinkan bahwa mamanya mengerti apa yang dia maksud, Anna berkata di akhir pernyataannya: " Aku betah banget di kebun ini."

Sejak itu tidak ada lagi pembicaraan tentang kolam renang.[]

Bunga Tulip

ova berjalan sepanjang sungai sambil membawa seikat tulip yang mungkin dibelinya tadi di toko. Tiba-tiba didengarnya serangkaian suara pukulan nyaring dari sisi seberang sungai. Dia menyeberangi jembatan dan suara pukulan berirama itu terdengar berasal dari hutan pinus di atas bukit. Dilihatnya satu pohon pinus tumbang. Dan di sebelah sana satu lagi tumbang. Dia menyusuri jalan setapak, mendaki bukit tempat penebangan itu sedang berlangsung, dan menemukan sejumlah pria berseragam biru. Masingmasing memegang kapak, dan masing-masing sedang menebang sebatang pohon. Menurut perkiraannya semua orang itu tingginya sekitar dua meter dan beratnya pasti lebih dari seratus kilo. Salah satu dari lelaki jangkung itu mengenakan topi merah berumbai. Lelaki itu mungkin ketua kelompok kerja. Nova menghampiri lelaki itu dan mendapati sesosok berwajah cerah. Lelaki itu bermata biru keunguan dan sejenak dihentikannya ayunan kapaknya saat melihat Nova mendekat. " Ada apa ini?" tanya Nova. Lelaki itu menyeka keringat di dahinya dan berkata: " Kami sedang menebangi hutan di sini." " Untuk apa?"

Laki-laki itu tertawa, dan menurutnya itu karena Nova menanyakan sesuatu yang sangat janggal. Namun, lelaki itu bukanlah orang yang kasar.

" Di sini akan dibangun taman kincir angin. Jadi, hutan ini harus ditebangi. Ada plus, ada minus, Nak. Begitulah biasanya perhitungannya," jelas si lelaki.

" Menurut saya sayang sekali kalau harus kehilangan hutan ini."

Lelaki itu tertawa lagi. Dia melihat seikat tulip merah itu

dan berkata:

" Tapi, dalam kasus ini mungkin bukan itu poinnya." " Apa maksud Anda?"

" Kamu bisa bertanya berapa lama kami akan bekerja." " Berapa lama kalian akan bekerja di sini?"

Lelaki itu mengacungkan jempolnya ke udara dan menjawab:

" Sekarang baru masuk musim semi, kami berlima, dan kapak-kapak kami tajam semua. Menurut saya, kami akan bisa selesai sebelum Natal."

Nova mengangguk: " Kalau begitu, saya ucapkan selamat hari Natal!" Sembari menyodorkan seikat tulip merah, dia me

nambahkan, " Silakan. Bunga-bunga ini untuk Anda." Lelaki tegap itu membungkuk penuh hormat: " Saya ucapkan terima kasih. Mungkin saya boleh

membalasnya dengan sebuah kalimat terakhir sebelum kamu pergi?"

Nova memandangi kedua mata biru keunguan itu dengan penuh tanya, lalu mengangguk lagi. Lelaki itu berkata:
Dunia Anna Karya Jostein Gaarder di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Seandainya saya punya satu ton bensin dan sebuah gergaji bermotor, saya akan bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan ini dalam beberapa hari saja." []

Kunci Kontak

nna memasukkan ponsel barunya di salah satu saku jaket birunya, dan saat dia hendak pergi, dipandanginya kedua kotak sepatu itu, Apa arti dunia? dan Apa yang harus dilakukan? Dia memasukkan seluruh printout dan kliping koran ke dalam kantong plastik dan menjejalkannya di dalam saku jaket. Sebentar kemudian dia sudah menuju pom bensin sambil menenteng kedua tongkat ski di tangan kiri dan papan skinya ditopangkan di bahu kanan.

Di depan tempat cuci mobil, ada sebuah mobil yang berhenti dengan mesin tetap menyala. Anna menyandarkan perangkat skinya di gundukan salju, dan sejenak kemudian seorang wanita berjaket kuning berjalan cepat menuju mobil itu. Dia memegang hotdog di satu tangan dan tabloid di tangan yang lain. Anna meneriaki wanita itu:

" Hampir saja saya matikan mesin mobilnya dan akan saya lempar kunci kontaknya ke tumpukan salju di sana!"

Dengan sigap, dia memasang perlengkapan skinya dan segera meluncur ke arah gunung. Anna berpikir dalam hati: Kita menghancurkan planet kita sendiri. Kitalah yang telah melakukannya, dan kita sedang melakukannya sekarang.

Beberapa hari yang lalu Anna telah menyiapkan kunci ekstra untuk pondok di gunung supaya Jonas bisa punya kunci sendiri kalau sampai lebih dahulu darinya. Anna penasaran siapa yang bakal sampai terlebih dahulu hari ini. Jonas harus menempuh jarak delapan kilometer, sementara dia hanya lima kilometer. Tapi, Jonas lebih cepat dalam berski. Belum tentu juga Anna lebih lambat meskipun ada banyak hal yang harus dipikirkannya. Mungkin malah sebaliknya, pikirnya. Semakin cepat orang berpikir, semakin cepat pula dia

berjalan. Dan sebaliknya: semakin cepat orang berjalan, semakin cepat dia berpikir.

Sambil berjalan di atas ski, Anna memikirkan kejadian penyanderaan di Somalia dan percakapannya lewat telepon dengan Benjamin. Sebelum memasukkan ponsel ke kantong, dia menyempatkan diri mengecek koran online dan melakukan pencarian ke beberapa website lewat google. Dia membaca bahwa beberapa perahu asing telah melakukan banyak penangkapan ikan di dekat Pantai Somalia, dan ini bisa jadi salah satu sebab berkembangnya kegiatan pembajakan di laut. Para nelayan, termasuk yang berasal dari kawasan uni Eropa, telah melakukan penangkapan ikan ilegal di Perairan Somalia selama bertahun-tahun. Penangkapan yang bernilai beberapa ratus juta dolar per tahun. Somalia telah meminta PBB agar kapal-kapal perang yang digunakan untuk memerangi para bajak laut itu juga digunakan untuk mencegah penangkapan ikan ilegal oleh perahu-perahu nelayan asing .& Anna membaca tentang Somalia yang memprotes rencana Kenya untuk pengeboran minyak ilegal di sekitar garis Pantai Somalia. Menurut konsesi perairan PBB, Somalia berhak atas wilayah tersebut. Empat perusahaan minyak besar terlibat, dan salah satunya adalah Statoil. namun, membesar-besarkan drama penyanderaan seperti ini bukanlah hal baru. Hanya satu media yang menyebutkan bahwa sampai sekarang belum ada tuntutan tebusan uang dari para penyandera. Sebuah tipikal berita kosong.

Anna naik sampai kompleks perumahan yang paling atas yang memiliki atap geser yang panjang. Di dekat gedung yang paling akhir dia berhenti sejenak dan berdiri seperti terhipnotis memandang sebuah kotak pos berwarna hijau. Bukankah dalam mimpinya dia juga melihat " kotak hijau" semacam ini? atau, mungkin itu semacam mesin otomat? Tidak, dia saat ini tidak bisa mengingat tentang apa mimpi itu. namun, mungkin nanti muncul lagi apa saja yang telah

dialaminya dalam mimpi. Sekarang, masih belum pukul dua belas.

Sekarang Anna sampai di hutan Liaskogen tempat Nova di masa depan duduk mencermati terminal portabelnya di bawah cahaya bintang-bintang. Di atas bukit, Nova mengambil napas panjang, diam berdiri dan tersenyumsenyum sendiri.

Di dalam rerimbunan belukar itu, Anna juga punya tempat persembunyian rahasia, sebuah padang yang pada musim dingin hampir-hampir bebas polusi cahaya karena terlindung dari cahaya pedesaan ataupun dari turunan slalom. Di sana Anna bisa berdiri dalam pekatnya gelap dan mengamati dunia malam, sama seperti Nova.

Kehidupan di planetnya ini masih lebih menakjubkan ketimbang semua benda mati di angkasa itu. Bukankah seekor tupai lebih berarti ketimbang sebuah lubang hitam? Bukankah seekor kelinci atau serigala lebih bermakna ketimbang supernova yang tak bernyawa?

Kadang Anna mendatangi hutan Liaskogen pada siang hari, saat dia ingin menikmati kesendirian. Suatu kali, barubaru ini saja, dia bertengkar dengan Jonas. Pertengkaran itu mengenai apa yang Jonas sebut sebagai " ramalan" anna, dan Anna jadi kesal lalu pergi menyendiri ke hutan.

Belum pernah dia menemui seorang pun di antara pepohonan di sana. Hanya kijang liarlah yang dia temui di sana. Menurut anna, kijang merupakan makhluk yang lebih misterius ketimbang manusia. Mereka tidak punya pekerjaan yang harus didatangi setiap hari. Mereka tidak sekolah, dan tidak pernah punya beban pekerjaan rumah. Mereka tidak punya rumah, agama atau asuransi. Mereka tidak punya nama atau nomor penduduk, dan tidak ada yang memiliki mereka juga. Mereka hanya hidup dan ada berdasarkan naluri. namun, itu tidak berarti mereka tidak berjiwa.

Bagaimana rasanya berada dalam kepala seekor kijang liar? apakah akan terasa berbeda ketimbang berada dalam

kepala seekor unta?

Dalam mimpi anna, Nova duduk persis di tempat terbuka ini juga. Tapi, itu bukanlah sesuatu yang sudah terjadi. Di sanalah Nova akan duduk memegang terminalnya tujuh puluh tahun dari sekarang. Lalu, ada hal lain lagi: Tampaknya bukan kebetulan bahwa Nova memilih tempat terbuka yang sama di hutan ini sebagai tempat untuk mengasingkan diri. Mungkin Olla-lah yang suatu kali mengajak Nova kemari. Anna yakin jika suatu hari nanti dia akan mengalami menjadi seorang nenek buyut dari seorang anak perempuan bernama nova, pastilah dia akan mengajak cicitnya itu ke tempat terbuka di hutan ini .&

Anna tertawa, merasa bahwa pikiran-pikiran ini sudah mulai berputar dalam lingkaran. Dia tergelak begitu keras sampai mengagetkan ayam-ayam hutan di semak belukar. Segera dia melanjutkan perjalanannya. Seperempat jam kemudian dia telah berada di puncak bukit, Anna merebahkan diri bagai burung cormoran yang anggun bermandikan matahari musim dingin, dan seluruh pegunungan terbentang di hadapannya.[]

Jalan Setapak

enjelang akhir musim gugur. Nova mengenakan sebuah syal merah dan menyusuri sebuah jalan setapak sempit menuju arah pondok tua. Dia telah melewati tanjakan tajam dan sampai di dataran di puncak, yang ditumbuhi pohonpohon birch padat sekali. Dia tahu bahwa daerah yang sedang dijelajahinya itu dahulunya adalah sebuah bukit yang tinggi bersalju, tetapi sekarang telah tertutupi pepohonan birch dan pepohonan willow. Di sini, jauh di dalam rimbun tetumbuhan, dia tidak bisa melihat burung cormoran atau gunung-gunung yang biru. Nova tahu tentang puncak-puncak gunung tinggi yang berlapiskan lumut ada di balik hutan birch ini, dia tahu tentang gununggunung yang mengilhami berbagai mitos dan cerita rakyat. Bahkan, mungkin dia begitu mengenali seluk-beluk daerah tersebut hingga suatu saat dia pernah bisa menentukan arah di antara selang-seling jalan setapak dan jalan berbatu, tetapi dia tidak bisa menentukan arah di tempatnya berada sekarang. Meskipun begitu dia tetap senang sekali menyusuri jalan-jalan setapak di antara pepohonan birch putih. Pohon-pohon dan bunga heather tampak menyala dalam warna kuning dan merah cerah, dan ternyata tahun ini dasar hutan tertutupi oleh semak-semak blueberry dan cranberry.

Nova melangkah dengan hati-hati, seakan-akan dia melayang beberapa milimeter di atas tanah. Jalan setapak yang ditelusurinya bersimpangan dengan sebuah jalan setapak lain. Tanpa pikir panjang, dia berbelok dari jalan setapak yang satu ke yang lain, mengunjungi pondok bisa dilakukan lain kali.

Sejauh ini Nova tidak merasa bersalah menikmati jalan
jalan setapak yang berliku ini, karena dia juga tahu meski hutan birch masih ada, sebagian besar flora dan fauna gunung ini telah sirna. Daerah ini telah kehilangan alam pegunungan tradisionalnya tempat sapisapi, domba, dan kambing sedang merumput di musim panas seperti kebiasaan zaman dahulu. Dan dia tahu bahwa harga yang harus dibayar untuk sebuah labirin jalan setapak dalam hutan birch itu ialah kekeringan yang membakar, bencana kelaparan, dan krisis cuaca di belahan lain dunia.

Tapi, dia menikmati lanskap ini sekarang. Nova merasa betah di sini. Saat dia menemukan sebuah pos penjagaan bercat merah di hutan yang dijaga oleh tentara berseragam berdiri tegap di depan sebuah portal, Nova merasa terkejut, tapi sedikit saja, toh hutan ini, kan miliknya, dan dia mengenal baik aturan main hutan ini.

Sang tentara mau memeriksa terminal miliknya. Okelah, Nova menyodorkan alat tersebut kepada tentara itu. Sang tentara mengaktifkan layar dan menggesek layar sentuh bolak-balik dengan cepat. Seakan dia bisa menjelajahi ratusan laman Internet hanya dalam waktu beberapa detik. Lalu, tentara itu mengembalikan terminal, membuka portal, dan membiarkan Nova lewat.[]

Pondok di Gunung

nna mengunci dirinya dalam pondok gunung. Tadi di luar sungguh dingin menggigit dalam embusan angin, tapi dia kini sudah menghidupkan oven dan merebus air untuk teh. Dia sampai lebih dahulu dari Jonas, agak sebal rasanya .&

Kadang-kadang saat sendirian di sini, Anna mendapatkan perasaan aneh seperti sedang bersama dengan satu atau beberapa teman yang tidak terlihat. Kadang dia mendengar suara-suara dari teman-temannya itu, tidak dari ruangan ini, tapi di dalam kepalanya sendiri. Kalau dia lagi mau, kadang dijawabnya dengan suara nyaring: " Tidak, kalau itu aku tidak setuju!" atau: " Tepat sekali! aku selalu berpikir begitu juga!" Dia bisa menjawab dengan begitu nyaring sampaisampai mengagetkan burung-burung kecil yang bertengger di luar. Seandainya ada yang memergokinya saat itu, pasti Anna akan dikira gila. Tapi, dia sendiri sebenarnya tidak pernah takut dengan bayangan-bayangan itu.

Tiba-tiba terdengar suara Anna berbicara nyaring di ruangan itu:

" Ester! Bagaimana kabar Ester?"

Anna meraih ponsel dari kantong jaketnya. Sinyalnya cukup bagus. Dia menggunakan layar sentuhnya untuk masuk ke koran online yang disukainya, dan mendapati banyak sekali berita baru:

" TERBARU: Para tawanan, baik yang berkebangsaan Amerika maupun Mesir, telah dibebaskan dari penyanderaan di Somalia dan telah berhasil melewati perbatasan menuju Kenya. Mereka disambut oleh pemerintah Kenya dan para anggota badan pangan PBB. Hanya sukarelawan dari norwegia, Ester Antonsen, yang masih ditawan di kawasan

yang sedang dilanda perang di Tanduk afrika itu .& Sarah Hames dan Ali Al-Hamid (foto) membawa tuntutan dari para penculiknya. agar tawanan norwegia itu bisa dibebaskan, mereka menuntut jaminan dari Statoil supaya perusahaan itu tidak bekerja sama dengan Kenya dalam hal yang disebut oleh para penculik itu sebagai pengeboran minyak ilegal di Perairan Somalia .& Hames dan al-Hamid menggambarkan para penculik itu sebagai orang-orang yang profesional dan teguh pendirian .& "

Anna merasa tidak perlu membaca lebih lanjut. Dia menelepon Benjamin. Tidak banyak detik berlalu sebelum Benjamin menjawab:

" Ben di sini!"

" Ini Anna. Bagaimana kabar anda?"

" Saya nggak bisa ngobrol lama-lama, sedang menunggu telepon, nih!" jawab Dokter Benjamin. " Tapi, apa anda sudah mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan?" " Saya juga harus memberikan pertolongan. Ester punya suami dan anak."

" Anda ada yang menemani sekarang?" " Tidak pada saat ini. Saya sedang kontakkontak dengan Kementerian Luar negeri." " Dan tidak ada yang dapat kabar langsung dari Ester?" " Tidak, tidak ada. Yang paling merisaukan saya sekarang adalah bagaimana kabar dia sekarang." " Tentu saja."

" Sejak kecil Ester telah menderita klaustrofobia. Tahu, kan kamu apa itu?" " Ketakutan dalam ruangan tertutup." " Dan saya, ayahnya yang psikiater, tidak mampu menyembuhkan dia. Waktu dia di new York, Ester memilih naik tangga setinggi tiga puluh atau empat puluh lantai daripada harus naik lift. Tapi kita harus berhenti dulu, Anna. Saya benar-benar tidak punya waktu untuk terus mengobrol denganmu."

" Tunggu!" pinta Anna.

" Cepatlah!"

" Tenangkan diri anda! anda harus mencoba membatasi impuls-impuls negatif! Bawalah ponsel anda dan pergi jogging-lah keluar. anda harus melawan! ayolah, lawan!"

" Kamu memang anak yang spesial, Anna. Tapi, makasih, ya!"

Supaya ada kesibukan, dan tidak sekadar berdiri sambil menggigit bibir saja, Anna mengambil kedua kantong plastik berisi artikel-artikel koran dan printout dari kantong jaketnya. Pertama-tama diletakkannya kertas-kertas itu di atas sebuah peti tua, kemudian dia membuka kantongkantong itu dan menghamparkan kertas-kertas itu di atas meja panjang. " Apa arti dunia?" di satu sisi dan " Apa yang harus dilakukan?" di sisi yang lain.

Bolak-balik dia ke jendela dan mencari-cari Jonas. Di puncak gunung ini, Anna bisa memandang sejauh beberapa kilometer ke arah barat daya asal dia merapat ke jendela dan mengarahkan pandangan ke kanan. Dari sisi itulah Jonas akan datang dengan naik ski, tapi saat ini Anna sedang tidak ingin mengamati pergerakan di tanjakan terbuka itu, termasuk juga di tanjakan tajam tempat Jonas seharusnya berdiri di tempat terjauh dari pandangan.

Sekarang masih tengah hari, tapi matahari sudah terletak rendah di cakrawala, hanya beberapa hari lagi menjelang pertengahan musim dingin (winter solstice).

Cahaya terang jatuh hampir pada rata-rata pandangan di jendela dan menyilaukan matanya.

Anna berharap Ester tidak tergeletak dengan tangan terbelenggu di sebuah ruangan gelap dengan kepala ditekan ke lantai tanah, meskipun adegan itulah yang tergambar dalam benaknya. namun, dia memilih untuk percaya bahwa Ester diperlakukan dengan baik oleh para penculiknya. Dia juga memilih untuk berharap agar Statoil sesegera mungkin memberikan jaminan yang diminta oleh para penculik itu.

Kalau tidak, dia akan segera mendirikan kelompok lingkungan dan menemukan cara untuk beraksi besok!

Salah satu kliping koran di meja di hadapannya kebetulan berbicara tentang keyakinan dan harapan. Tulisan itu ada di kotak yang bernama Apa arti dunia?

Menurut teori-teori yang sudah umum, alam semesta tercipta sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Proses penciptaan itu biasa disebut dengan " Ledakan Dahsyat" . Sementara ini bisa dikatakan sebagai pengambilan kesimpulan yang tergesa dalam menyatakan tandatanda kesamaan antara kelahiran alam semesta dan awal segala sesuatu. Ledakan Dahsyat itu bisa jadi adalah bagian dari sebuah kontinuitas rigid dari satu kondisi ke kondisi yang lain.

Apa yang seharusnya terletak di " bawah" atau " belakang" alam semesta tidak ada yang bisa mengetahuinya. Dunia ini adalah sebuah tekateki yang intens. Sudah bisa dikatakan cukup terhormat dengan sekadar menundukkan diri pada hal-hal yang gaib.

Memandang ke cakrawala malam-malam dunia ialah memandang ke dalam batas-batas kondisi kita. Di luar garis-garis horizon ini terdapat kemungkinankemungkinan tak terhingga untuk sebuah keyakinan .&

Boleh saja kita memiliki keyakinan dalam hidup, dan tentu saja boleh untuk berharap akan sebuah penyelamatan di dunia ini. namun, tidak ada jaminan bahwa yang menanti kita adalah sebuah langit baru dan sebuah bumi baru. Lagi pula sungguh diragukan bahwa akan ada kekuatan dari luar bumi yang akan turun dan menerapkan hari pengadilan. Tapi suatu hari nanti, kita akan diadili oleh para penerus kita sendiri. Kalau kita lupa memikirkan mereka, mereka tidak akan pernah melupakan kita.

Memandang ke cakrawala malammalam dunia ialah memandang ke dalam batasbatas kondisi kita .& atau, memandang ke dalam pikiran kita sendiri. Anna menganggap keduanya sama misteriusnya. namun, adakah hubungan di antara keduanya? Mungkinkah ada hubungan antara segala misteri yang dialaminya di kedalaman pikirannya dan segala misteri yang bersembunyi di balik fisik alam semesta di luar sana?[]

Kuota Iklim

ujan lebat di luar. Nova mengenakan sepatu bot tinggi dan berjalan di bawah sebuah payung besar berwarna merah. Dia cuma mau ke toko di bawah untuk membeli sesuatu, mungkin sesuatu yang mereka butuhkan untuk membuat makan malam. Ada kesulitan pasokan bahan pangan akhir-akhir ini. Di depan toko telah dibangun semacam kios kecil untuk jualan. Ini untuk pertama kalinya Nova melihat benda semacam itu di sini. Di dalam kios berdiri seorang laki-laki berambut putih dan bermantel abuabu di belakang meja yang sedang memindah-mindahkan katalog-katalog yang mengilap. Kemudian setelah semakin dekat, dilihatnya benda-benda yang ternyata adalah katalogkatalog tua dari sebuah biro perjalanan. Walaupun tampak mengilap dan baru, dia mengerti bahwa katalog-katalog itu berasal dari masa lalu. Katalog semacam itu sudah tidak dicetak lagi. Dari atap payung kios tergantung sebuah spanduk biru, dan di spanduk itu tertulis: Kuota Iklim Murah.

Nova mengambil salah satu katalog yang gambarnya begitu menggoda dengan putihnya pasir pantai dan kolamkolam renang berwarna biru, dan laki-laki berambut putih itu tersenyum lebar. Mereka samasama bernaung di bawah payung masing-masing dari curahan hujan. Si lelaki jelasjelas terkesan dengan payung besar Nova. Lalu, dia berkata:

" Mungkin sekarang pas waktunya untuk berlibur di bawah naungan payung matahari, Nak? Kuota iklim bisa kau beli di sini."

Nova meletakkan kembali katalog yang dibacanya, lalu menunjuk ke arah meja dan berkata: " Katalogkatalog ini mestinya paling tidak berumur empat puluh

tahun."

" Tepat sekali," jawab laki-laki berambut putih itu. " Anda tidak menjual jasa perjalanan sungguhan, jadi saya tidak perlu kuota iklim sungguhan juga," komentar Nova. Laki-laki itu teperenyak memandangnya, hampir terluka: " Siapa yang bilang kuota-kuota ini sungguhan? Kamu tahu, kan kalau ini cuma sebuah permainan?"

Laki-laki itu merobek sebuah formulir dari bukunya, mengambil sebuah spidol merah dari sakunya dan bertanya: " Siapa namamu?"

" Nova," jawabnya. " Nama belakang?" " Nyrud .& "

Laki-laki itu menuliskan pada formulir itu, lalu menyodorkan kepada Nova. Nova membaca:

1 satu kuota iklim. Nova Nyrud dengan ini diberikan izin untuk melepaskan satu ton CO 2 atau yang setara itu untuk sebuah perjalanan udara untuk dua orang ke Alicante atau Napoli.

Nova memandangi lembaran itu, lalu memandang si lelaki dan berkata:

" Tapi aku, kan, tidak akan bepergian." Laki-laki itu mengangguk:

" Justru karena itulah kamu mendapatkan kuota ini cumacuma. Kalau kamu benar-benar berencana untuk melepaskan sejuta ton CO 2 , tentu saja kamu harus membayarnya. Orang harus membayar sesuatu untuk mengotori atmosfer bumi."

" Tentu saja .& "

" Nah, sekarang kamu sudah mengerti aturan mainnya.

Kamu bisa bepergian ke mana pun tanpa rasa bersalah hanya dengan membeli kuota iklim yang sesuai dengan jarak yang akan kau tempuh. Keseluruhan sistem ini berdasarkan pada matematika sederhana."

Tapi, Nova tidak memahami logikanya.

" Menurut Anda, aku bisa bepergian tanpa menyebabkan polusi jika aku membeli kuota iklim ini?"

Laki-laki berambut putih itu mengangguk-angguk penuh arti.

" Jadi, kamu akan bepergian secara netral iklim, dan ini adalah cara yang jauh lebih bagus ketimbang bepergian secara negatif iklim. Perbedaan besar itu bisa kamu dapatkan senilai satu atau dua ratus kroner saja."

Nova memandangi lagi gambar-gambar warnawarni itu. Dia membiarkan dirinya tergoda oleh pohon-pohon nyiur dan pantai-pantai itu. Pada beberapa gambar itu tertulis " murah" , " termurah" , dan " termurah sepanjang musim dingin" . Dia memandang laki-laki berambut putih itu dan berkata:

" Kalau begitu aku beli dua kali lipat kuota iklim dari yang aku butuhkan. Jadi ini, kan, bagus untuk iklim kalau aku bepergian sering sekali, iya, kan?"

Laki-laki itu berpikir keras, tampaknya sedang memperhitungkan sesuatu. Namun, akhirnya dia mengangguk dan berkata dengan tegas:

" Agar kita bisa tetap menggunakan rumus matematika sederhana tadi, artinya kamu seharusnya bepergian secara positif iklim. Semakin banyak kamu bepergian, akan semakin baik efeknya untuk lingkungan. Perjalanan singkat di akhir pekan ke sana atau kemari, dan seketika, kamu telah ikut berperan dalam menyedot beberapa satuan kuantum gas-gas iklim dari atmosfer. Dan kuota bebas pajak akan kamu dapatkan untuk setiap pembelian semacam ini. Okelah, Nak. Kamu menang untuk ronde ini."

Nova berbalik tiba-tiba, sedemikian rupa sehingga

payung besar itu condong dan air hujan tercurah ke atas meja tempat katalog-katalog itu. Dia tidak terlalu yakin apakah itu terjadi begitu saja atau dia memang sengaja melakukannya. Lalu, dia menundukkan badan ke arah lakilaki berambut putih itu hingga sekali lagi air terempas ke atas katalog-katalog perjalanan itu, dan dia berkata dengan kesan penuh penyesalan:

" Maafkan saya! Cuaca buruk ini benar-benar mengesalkan." []

Sebuah Kesempatan Baru

nna kembali berada di samping jendela. Dan sekarang dia dapat melihat sebuah titik kecil berwarna merah yang semakin mendekat dari kejauhan. namun, cahaya matahari bulan Desember ikut mengaburkan pandangannya. Dia mengambil teropong dan pergi ke beranda supaya bisa melihat lebih jelas. Ya benar, itu memang Jonas dalam pakaian ski merahnya! Hanya dia yang berjalan dengan cara seperti itu.

Jonas bernapas tersengal-sengal saat dia berdiri di dalam pondok di samping meja kuning panjang itu sepuluh menit kemudian. Masih terasa dingin di pintu depan sampai-sampai uap putih keluar setiap dia menghela napas. Anna melepaskan topi ski biru dan penghangat telinga dari kepala Jonas, mengalungkan tangannya ke leher Jonas dan mencium pipinya. Jonas juga memeluknya lekat-lekat, sambil harus terus mengatur napasnya.

" Apa kamu & sudah & lama sampai?" tanya Jonas. Anna berkata:

" Iya, tepat selama aku mulai memikirkanmu. Lama banget .& "

" Dan kamu sendirian aja?" Anna tertawa:

" Ya, iyalah, Jonas. aku tidak punya teman-teman yang tidak kelihatan bersamaku hari ini, dan aku juga belum ketemu sama peri atau trol."

Jonas masih tersengal-sengal:

" Apa kamu & sudah dengar & lebih banyak & tentang drama penyanderaan itu?"

Anna mengambil ponselnya, menyentuh layarnya mengunjungi artikel di koran online dan menyodorkan

ponselnya ke Jonas. Sambil Jonas membaca, dia berkata:

" Aku juga sudah bicara dengan Benjamin. Dia agak panik. Tapi, rasanya aku berhasil menenangkannya sedikit. " Gimana caranya?"

" Jogging, usulku. itu memang tidak menyelesaikan masalah apa pun. Tapi juga tidak membuat masalah baru."

Sekarang, Jonas sudah berhasil mengatur napasnya. Dia berjalan ke arah Anna dan mencium puncak kepala Anna mesra.

" Anna," kata Jonas, " aku selalu menganggap kamu itu seorang psikolog yang baik."

Anna memandangnya:

" Selalu, Jonas? atau, baru tiga bulan terakhir ini?" " Itu nggak penting. aku rasanya telah mengenalmu selamanya."

Jonas melepaskan rangkulannya, tapi dia terus menatap kedua mata Anna. Anna senang sekali! Anna suka sekali kalau Jonas bisa berlama-lama berdiri sambil terus menatap kedua matanya tak berkedip. Kadang-kadang begitu lama sampai salah seorang dari mereka mulai tertawa, dan kemudian mereka berdua pun tertawa.

Jonas memperhatikan seluruh kertas cetakan dan guntingan koran yang terhampar di atas meja panjang. Memang sudah menjadi tugas Anna untuk menjadi biro kliping dalam kelompok lingkungan, dan ini adalah pertama kalinya dia menampilkan hasil kerjanya. Anna berkata: " Aku penasaran banget sama apa yang kamu hasilkan." Jonas tersenyum penuh rahasia, dan Anna mendapat firasat bahwa Jonas tidak akan mengecewakannya. Anna berkata:

" Tapi aku tidak akan cerewet, deh. aku bisa menjelaskan alasan kamu mendapatkan tugas tadi hari ini."

" Apakah itu berasal dari mimpimu semalam?" Jonas mencoba menggoda Anna lagi. Tapi, Anna tidak bergeming. Sekarang ada hal yang harus dia utarakan:

" Aku terbangun dari sebuah mimpi yang luar biasa, dan mimpi itu berhubungan dengan tugas yang harus kau pecahkan tadi, dan seluruh guntingan koran di atas meja ini, serta bencana kekeringan di tanduk afrika. Kamu paham sejauh ini?"

" Nggak, Anna. Tapi, teruskanlah!"

Jonas duduk di bangku panjang sambil membelakangi jendela. Anna berbicara sambil tangannya bergerak ke sanakemari:

" Aku bermimpi hidup dalam beberapa generasi di masa depan. Di masa setelah era minyak, dan hampir seluruh cadangan fosil karbon telah dibakar dan dilepaskan ke udara. Juga pembakaran hutan tropis dan pembusukan lahan gambut yang tebalnya satu meter telah meningkatkan konsentrasi CO 2 di atmosfer, serta gas asam juga telah dilepaskan ke dalam lautan di dunia, sesuatu yang sifatnya begitu merusak bagi sumber-sumber alam bumi, dan tidak lupa bagi kebutuhan manusia akan makanan."

Jonas terus memandanginya selama Anna berbicara: " Kamu sudah mengerjakan pekerjaan rumah ilmu alammu, Anna .& "

Karena begitu gembira bertemu Jonas lagi, Anna tidak membiarkan dirinya terganggu oleh gurauan itu.

" Aku sedang mencoba menceritakan ulang sebuah mimpi, Jonas! Hormatilah sedikit! Pemanasan global telah menyebabkan kekeringan di daerah-daerah tropis, dan ini juga telah melepaskan overdosis CO 2 ke atmosfer. Ribuan spesies telah punah, seluruh jenis manusia kera (Hominoidea) telah binasa, dan contoh lainnya, jenis lemur Malagasi kini hanya tinggal tiga individu, juga berbagai serangga yang tak tergantikan seperti lebah dan tawon kini telah punah total atau sebagian, sampai-sampai manusia terpaksa harus melakukan polinasi manual untuk pembiakan berbagai tanaman penting. Telah terjadi kehancuran total di alam, sebuah interupsi besar dalam himpunan ekosistem,

peradaban hampir-hampir berjalan di tempat, dan populasi dunia berkurang secara drastis akibat kerusakan iklim. Lalu terjadilah perang-perang yang memperebutkan sumber daya alam, dan segera semuanya akan berakhir. Keheningan menyelimuti berbagai daerah yang dulunya adalah komunitas-komunitas lokal yang hidup."

" Yang terburuk dari semua itu adalah adanya kemungkinan hal itu akan terjadi," sela Jonas.

Anna telah menyusun cangkir-cangkir teh dan kue, lalu berjalan ke Jonas sambil membawa poci teh. Jonas menggunakan kesempatan itu untuk merangkulnya lagi, tapi Anna menghindar sambil tersenyum dan segera kembali ke pojok dapur lagi.

" Dengarlah," katanya. " Dalam mimpiku itu, aku punya sebuah tablet yang bagus sekali yang bisa menunjukkan segala hal yang telah tertulis dalam sejarah kemanusiaan, segala sesuatu yang telah direkam dalam film dan video, juga segala hal yang terekam oleh kamera web di alam. aku bisa melihat segala yang terjadi di planet ini dalam sebuah film gerak lambat, dan aku bisa duduk berjam-jam mempelajari gambar-gambar hidup tanaman dan hewan yang sudah lama punah."

" Dan proses kepunahan itu masih terus berlangsung ...." Anna tiba-tiba berbalik dan menatap Jonas.

" Aku merasa telah dimanfaatkan dan dikhianati! Sumbersumber alam dunia telah dirampok oleh generasigenerasi yang hidup sebelum aku. aku tinggal bersama Mama dan Papa, di rumah yang sama seperti yang aku tinggali sekarang, bahkan di kamar yang sama, tapi di dalam mimpi itu kamarku bercat merah darah. Di sana namaku nova, aku tadi lupa bilang, dan nenek buyutku bernama anna, walaupun kami sehari-hari memanggilnya Olla." " Anna seperti kamu & ," kata Jonas.

Anna merasa tidak mungkin bisa menceritakan kembali mimpinya secara utuh, karena setiap kali dia hendak

menceritakan suatu hal, selalu ada hal lain yang seharusnya diceritakan terlebih dahulu. Tapi karena ber bagai alasan logis, dia belum bisa menceritakan hal lain itu sebelum dia menceritakan hal pertama yang ingin diceritakannya tadi.

" Dia juga berulang tahun keenam belas pada tang-gal yang sama denganku. itu di tahun 2082, dan nenek buyutnya berumur 86 tahun."

Jonas bersiul.

" Rasanya aku mulai mengerti ...," kata Jonas. " Aku punya hubungan yang sangat problematik dengan nenek buyut ini. Karena meskipun aku menyayanginya sebagai nenek buyut, aku bisa secara bersamaan membencinya karena dia mewakili sebuah generasi rakus yang telah hidup sebelum aku dan yang telah mengetahui ke arah mana dunia ini tanpa berupaya yang cukup untuk mengubah arah itu. aku menuntut agar seluruh ekosistem dikembalikan seperti sediakala saat dia berusia seperti usiaku sekarang. Dan bila tidak dikabulkan, aku akan mengusirnya ke hutan. Harus aku akui bahwa aku saat itu merasa sanggup membunuh nenek buyutku sendiri, kurang lebih seperti anak-anak dalam dongeng dan legenda kuno yang menegakkan kebenaran dengan tangannya sendiri dan melawan nenek sihir dan raksasa."

" Lalu, kamu terbangun?"

Anna menggeleng. Bagaimana sebaiknya dia melanjutkan ceritanya?

" Di tempat pom bensin berada sekarang, dalam mimpi sudah tak lagi menjadi pom bensin, karena hampir tidak ada lagi mobil di jalanan, selain mobil-mobil putih yang aku tumpangi untuk datang ke sana, dan yang akan aku tumpangi saat kembali di lain waktu. namun, semakin banyak barisan panjang karavan orang-orang Arab dengan unta-unta satunya melintasi gunung ke nord-Vestlandet, dan mereka senang berhenti makan dan beristirahat sejenak di tempat yang dulunya pom bensin itu."

" Orang-orang Arab?"

" Mereka pengungsi iklim. negara-negara asal mereka telah menjadi gurun pasir lagi, dan pada suatu hari datanglah seorang bocah Arab yang jatuh sakit dan menginap di ruang bantal di rumah kami sampai dia membaik dan bisa bergabung dengan rombongan karavan yang hendak melintasi gunung itu. Kami memanggil Dokter, dan bocah lelaki itu pun diobati. Dan tugasku ialah menghibur dia sambil menunggu kesembuhannya. Kami menghabiskan hari dengan bermain Ludo dan permainan dadu lainnya & . Saat bocah itu sembuh dan hendak melanjutkan perjalanan, dia memberi Olla sebuah cincin bermata rubi besar, dan dia bilang kalau cincin itu adalah cincin Aladin sungguhan .& "

" Berapa lama dia menginap di kamar bantal?" tanya Jonas penasaran, dia tampak sedikit khawatir.

Tapi, Anna tidak menjawab. Dia punya banyak hal lain yang ingin diingat dari mimpinya:

" Sejak hari itu Olla selalu mengenakan cincin merah itu. Dan pada suatu pagi, dia masuk ke kamarku dan berkata bahwa dunia dan segala jenis flora dan fauna yang telah punah akan mendapat sebuah kesempatan baru. Dia mengelus-elus batu rubi merah itu, dan jelas sekali bahwa kesempatan baru bagi dunia itu ada hubungannya dengan cincin tersebut. Lalu seluruh ruangan terasa berguncang, dan akhirnya dia terus menyanyi dengan suara yang mengerikan. Dengan keras dan melengking dia bernyanyi: Wahai burungburung kecil ... kembalilah kalian .& Lalu aku terbangun, Jonas, dan itu hanya beberapa jam lalu. aku terbangun dan mendengar kicau burung di luar sana. aku terbangun dengan keyakinan bahwa mimpi itu nyata dan bahwa nenek buyut telah menepati janjinya. Dunia benarbenar telah mendapatkan kesempatan baru, dan sejuta jenis tumbuhan dan hewan telah dikembalikan lagi ke tempatnya. Sekarang mereka semua sudah diinstal ulang!"

Jonas duduk dan menggelengkan kepalanya. " Luar biasa," katanya. " Bahkan, aku sendiri mulai percaya dengan mimpi itu."

" Tapi, apa yang di dalam mimpi itu adalah kewajiban nenek buyut, saat ini menjadi kewajiban-ku. Tiba-tiba peran pun ditukar. Tiba-tiba akulah yang harus melakukan sesuatu untuk mencegah perusakan iklim. Lalu, tujuh puluh tahun lagi aku akan bertemu lagi dengan cicitku itu.

Dan masalah ini akan dihadapkan ke pengadilan lagi, dan saat itu akulah sang nenek buyut tua, yang akan diusir ke hutan jika kondisi dunia tidak diperbaiki. Jika aku tidak berhasil mencegah kerusakan ekosistem dan penurunan kualitas dan keindahan alam di bumi maka aku akan menghakimi diriku sendiri."

" Berat sekali," aku Jonas. " Rasanya kamu tidak perlu bicara lebih banyak lagi."

" Tapi masih ada lagi," desak Anna. " Karena ketika aku terbangun dari mimpi itu, ada cincin ajaib itu menghiasi jari-ku, cincin yang sama seperti di dalam mimpi." Jonas tersentak.

" Apa kamu bilang?"

Anna melipat lengan baju sebelah kirinya, menyodorkan tangannya ke Jonas dan menunjuk pada rubi merah yang menempel pada bingkai emas di jari manisnya.

" Lihat, nih!" katanya. " ini adalah cincin yang Olla kenakan dalam mimpi. inilah yang bisa memutar semuanya kembali ke permulaan."

Jonas jelas kebingungan apa yang harus dia percayai. " Dan cincin itu tiba-tiba ada di tanganmu saat terbangun? itu, kan yang kamu bilang tadi?"

Anna mengangguk dan Jonas masih berusaha mencerna. Jonas berkata:

" Atau, mungkin kamu sudah memakai cincin itu sebelum tidur semalam?"

Anna mengangguk dengan bangga dan penuh misteri. Dia

bilang bahwa dia mendapatkan cincin warisan itu sehari sebelumnya. itu adalah hadiah ulang tahunnya yang keenam belas, tapi karena mama akan pergi konferensi ke Oslo, dia menerimanya dua hari lebih awal bersama dengan ponsel baru itu.

" Karena mimpi itu aku memutuskan untuk mengenakan cincin merah ini sepanjang sisa hidupku. Cincin ini akan mengingatkanku pada kewajiban yang telah aku sanggupi. Jadi, pastilah aku akan tetap mengenakannya saat aku menjadi nenek buyut. Dan jika cicitku nanti seorang perempuan, aku akan minta ibu dan bapaknya untuk memberinya nama Nova. Dengan begitu mimpimimpi itu bisa berubah menjadi kenyataan. Dan suatu hari nanti, aku akan bisa mengunjungi dia di kamarnya saat Nova hampir berumur enam belas tahun. aku akan memastikan bahwa batu rubi misterius ini tidak luput dari perhatiannya. Saat itulah lingkaran ini akan bertemu."

Jonas berkata dengan nada khawatir:

" Tapi jika mimpimu itu benar, maka sebagian besar alam ini akan hilang. Seluruh planet akan hancur."

Anna menggeleng.

" Dunia mendapatkan kesempatan baru. itulah poin utamanya. aku harus membuat seluruh dunia kembali seperti sediakala saat nenek buyut berusia enam belas tahun. namun, aku hanya punya satu kesempatan."

Anna memandang ke arah meja dengan semua tumpukan printout dan kliping koran itu, lalu menatap Jonas lagi dan berkata:

" Kalau begitu mulai sekarang kita harus kerja keras!" []

Mobil-Mobil Putih

ova melihat dari jendela sempit itu bahwa desanya kedatangan salah satu dari mobil-mobil putih itu. Sudah lama sejak kedatangan terakhir kali. Dia menuruni tangga dalam beberapa langkah, memakai sepatu, mengenakan mantel musim dingin dan bergegas keluar. Di kebun dia berpapasan dengan mama yang sedang menuju ke dalam sambil membawa satu buket tanaman holly. Cabangcabangnya penuh dengan buah-buah berwarna merah. Nova tidak bilang mau pergi ke mana. Dia tahu kalau mama tidak menyukai mobil-mobil putih itu. Saat dia semakin dekat ke mobil van besar itu, dia melihat orang-orang berdatangan lewat jembatan dari sisi seberang sungai. Dia bukanlah satusatunya yang bersemangat melihat apa yang akan muncul hari ini. Sebentar kemudian dia dapat membaca tulisan di mobil putih dalam huruf kapital besar berwarna biru: Pukang Terakhir Di Dunia. Ternyata ada beberapa ekor, ada beberapa ekor pukang! Dia tahu bahwa pukang adalah separuh kera dari Madagaskar, dan dia tahu kalau hanya di Berlin yang punya beberapa ekor yang masih hidup beberapa tahun terakhir. Hanya manakala ada sebuah spesies terancam yang tidak punya harapan lagi untuk berkembang biak, maka kebun binatang boleh membawa binatang tersebut keliling dunia dengan mobil-mobil putih itu untuk dipamerkan kepada orang-orang di berbagai negara. Di alam bebas sudah bertahun-tahun pukang tidak ditemukan lagi.

Nova membeli tiket dari seorang pria berpipi merah dan berjanggut hitam. Pria itu menjual kembang gula dan popcorn, tapi Nova sedang tidak berselera.

Tiket itu seukuran kartu permainan. Di satu sisi kartu ada

gambar seekor pukang, dan di bawah gambar itu tertulis Lemur catta. Di sisi lain kartu itu tertulis Animalia, Chordata, Mammalia, Primates, Lemuridae. Tertulis juga beberapa kalimat tentang mengapa spesies ini punah di Madagaskar: Habitatnya rusak akibat kebakaran hutan, pohon-pohon ditebangi untuk dibuat arang, dan populasinya juga berkurang akibat perburuan oleh manusia. Penyebab kepunahan pamungkasnya ialah perubahan iklim global.

Nova masuk ke dalam mobil sebagai pengunjung pertama. Hampir seluruh mobil van itu adalah sebuah kandang besar, dan di dalam kandang itu berloncatan tiga ekor pukang di antara dahan-dahan dan dedaunan buatan. Lantainya ditutupi serbuk gergaji. Ada tiga ekor pukang, dan semuanya berjenis kelamin betina, karena tertulis @& @& @& di kartu. Nova sudah pernah melihat kartu semacam ini berkali-kali sebelumnya. Dia punya setumpuk kartu. Kartukartu itu adalah kenangan berharga tentang binatangbinatang yang masih sempat dia lihat sebelum punah.

Ketiga ekor pukang itu kira-kira satu meter panjangnya dari moncong hitamnya sampai ke ujung ekor. Lebih separuh dari keseluruhan panjang tubuhnya itu berupa ekor raksasa dengan lingkaran-lingkaran hitam putih. Binatangbinatang itu melompat gugup ke sana-kemari di balik jaring kandang dan memandangnya dengan sepasang mata kuning kecokelatan. Nova menduga-duga sejauh mana mereka mengerti. Menurutnya para kukang itu dapat memahami lebih banyak dari yang dapat mereka utarakan. Dan Nova tahu bahwa dalam satu dua tahun akan muncul bunyi " pling" di app dari Persatuan Konservasi Dunia sebagai salam terakhir dari spesies yang pernah begitu banyak jumlahnya di Madagaskar.

Nova merekam beberapa video pukang-pukang itu dengan gadget-nya. Dia keluar dari mobil putih itu dan berpapasan dengan seorang ayah yang menggendong seorang anak di setiap tangannya. Anak-anak itu tampak

begitu semangat dan penasaran. Mereka masing-masing sudah memegang satu cone popcorn. Setelah mereka selesai masuk ke dalam mobil dan menyaksikan binatang-binatang eksotis itu, mungkin mereka akan mendapatkan satu kembang gula juga. Tidak setiap hari mobil putih itu datang ke desa ini.[]

Katak

nna membuka koran online dan membaca keraskeras:

" TERKINI: Statoil menyangkal akan memasuki daerah konflik di tanduk afrika. Mengenai daerah-daerah lain di seputar Kenya, atas dasar pertimbangan kompetitif, mereka tidak akan menegaskan atau menyangkal berbagai spekulasi .& "

Jonas berkata:

" Tapi, mereka akan tetap mengisap minyak .& " Anna melemparkan pandangan memohon kepadanya: " Saat ini, itu bukanlah poin yang penting." " Lalu, apa dong, poin pentingnya?"

" Apakah pernyataan ini dapat membantu Ester Antonsen? atau Ben, dalam hal ini?"

" Kalau lagi ingin singkat, dia menyebut dirinya Ben saja. aku akan kirim SMS sekarang."

anna mengetikkan dua kata: Kabar baru?

Beberapa menit kemudian dia mendapatkan jawaban: Tidak ada. Aku akan terus kabari kamu.

Anna menghela napas. " Sekarang dia benar-benar tertekan," katanya. Jonas telah mulai membaca-baca kertaskertas yang tergeletak di atas meja di depannya. Dia meraih salah satu artikel dan membaca keras-keras:

Sifat manusia ditandai dengan sebuah kemampuan memandang secara horizontal terus-menerus. Kita senantiasa menjelajah dengan pandangan kita dan mencari berbagai kemungkinan bahaya atau peluang. Dengan begitulah kita secara alami dapat mempertahankan diri dan orang-orang yang kita sayangi. Tapi, kita tidak memiliki kemampuan alamiah yang sama untuk melindungi generasi sesudah kita, apalagi untuk melindungi spesies lain di luar spesies kita sendiri.

Telah tertanam dalam sifat kita sebagai makhluk hidup untuk lebih mementingkan gen kita sendiri. namun, kita tidak memiliki kecenderungan yang sama untuk melindungi gen kita sendiri dalam empat atau delapan generasi. ini adalah sesuatu yang kita harus pelajari. ini harus kita pelajari seperti ketika kita harus mencerna seluruh bangunan hak asasi manusia.

Sejak spesies kita muncul di afrika, kita telah melakukan pertempuran sengit untuk mempertahankan agar ranting-ranting kita tidak terpotong dari pohon evolusi. Dan pertempuran itu telah dimenangkan, kita masih di sini hari ini. Tapi, manusia sebagai spesies telah sedemikian berhasil hingga kita mengancam sumber penghidupan kita sendiri. Kita telah begitu berhasil sampai-sampai kita mengancam sumber penghidupan seluruh spesies lain.

Sebagai primata yang suka bermain-main, inventif, dan berlebihan, kita mudah sekali lupa bahwa pada dasarnya kita adalah bagian dari alam. namun, apakah kita begitu sukanya bermain-main dan menghamburkan sesuatu hingga permainan itu lebih didahulukan ketimbang tanggung jawab kita atas masa depan planet ini?

" Sebuah pertanyaan yang bagus," komentar Jonas. " apa, sih?" Anna ingat pada pertanyaan besar yang diberikannya lewat telepon sebelum mereka memulai perjalanan beberapa jam yang lalu. Bagaimana caranya menyelamatkan 1.001 jenis flora dan fauna? namun, Jonas menunjuk pada kertas yang baru saja dibacanya, dan berkata:

" Apakah kita begitu sukanya bermain-main hingga mendahulukannya di atas tanggung jawab pada masa depan planet ini? aku cuma bilang kalau itu pertanyaan yang bagus."

Anna tersenyum. " nah, memang itu sebabnya aku gunting artikel tersebut tadi."

Anna senang Jonas memperhatikan apa yang telah diambilnya dari internet dan diguntingnya dari berbagai koran dan media cetak lainnya. Selain itu, dia juga penasaran pada apa yang telah dipikirkannya selama perjalanan naik ski di gunung tadi.

" Lalu, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita dapat mencegah punahnya 1.001 spesies flora dan fauna?" renung Anna.

Jonas meletakkan kembali kertas itu di atas meja. Pada saat yang sama, dia menemukan sebuah kliping koran, lalu dibacanya keras-keras seakan-akan apa yang dibacanya itu adalah jawaban dari pertanyaan anna:
Dunia Anna Karya Jostein Gaarder di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Supaya kita dapat memelihara keanekaragaman hayati di planet ini, kita perlu melakukan sebuah pergeseran cara berpikir secara besar-besaran seperti yang dilakukan Copernicus. Memercayai bahwa benda-benda langit berputar mengelilingi bumi adalah sama naifnya dengan hidup sambil menganggap bahwa semuanya hanya untuk kita hari ini. Zaman hidup kita ini tidak memiliki arti sentral lebih dari seluruh zaman yang akan datang. Bagi kita tentu saja zaman kita adalah yang terpenting. namun, kita tidak dapat hidup seakan zaman kitalah yang penting bagi mereka yang akan datang sesudah kita.

Jonas mengangguk, awalnya kepada dirinya sendiri, lalu dia memandang ke seberang meja dan mengangguk kepada Anna juga:

" Dalam pandangan kita sekarang, tentu saja gila kalau percaya bahwa Bumi adalah pusat dari alam semesta dan seluruh benda langit lainnya berputar mengelilingi planet kita. namun, apakah tidak sama gilanya hidup dengan cara seakan-akan kita memiliki beberapa bumi untuk dihamburkan dan bukan yang satu-satunya ini yang harus kita bagi bersama?"

anna mulai tidak sabar. Dia ingin tahu apa jawaban yang telah Jonas pikirkan. namun, Jonas mengambil satu lembar lagi dari Apa yang harus dilakukan?, dan membaca keraskeras:

Menurut sebuah perumpamaan, seekor katak yang dimasukkan ke dalam air mendidih akan segera melompat keluar dari air mendidih tersebut untuk menyelamatkan diri. namun, jika katak tersebut dimasukkan ke dalam panci berisi air dingin yang secara perlahan direbus hingga mendidih, katak tersebut tidak akan mendeteksi bahaya tersebut, hingga akhirnya mati direbus.

Lagi-lagi Jonas mengangguk. Dia berkata, " apakah generasi kita seperti katak tersebut? atau, sistem demokrasi yang kita

jalani ini? Dapatkah bumi bertahan dalam segala ulah " kemanusiaan" kita ini?[]

Mesin Otomat Hijau

ova sedang berada di ibu kota bersama dengan anak lelakiArab yang dahulu pernah menginap di kamar bantal. Mereka bertemu kembali. Olla sudah tiada, dan sekarang Nova-lah yang mengenakan cincin merah itu. Dia sudah dewasa sekarang dan mengenakan sebuah setelan hitam, dan di atas bahunya terlingkar sebuah syal merah. Setelan elegan itu pas sekali dengan keberadaannya di ibu kota, dan warna setelan itu tentu saja sesuai dengan momen duka kematian nenek buyutnya. Anak lelakiArab itu juga sudah dewasa sekarang. Dia mengenakan jubah putih yang hampir menyentuh aspal saat dia berjalan. Nova tidak tahu pakaian apa yang dikenakannya di bawah jubah putih itu. Mereka berjalan-jalan sepanjang jalan utama ibu kota dan memeriksa mesin-mesin otomat hijau yang akan segera tersedia untuk umum. Namun, jalanan masih tetap lengang tanpa orang-orang. Nova dan bocahArab itu seakan memiliki daerah pusat kota itu untuk mereka sendiri.

Di setiap pojok jalan kedua dipasangi kotak hijau itu, juga di semua stasiun metro dan di depan beberapa bangunan monumental.

Jam-jam di menara balai kota mulai memainkan sebuah lagu rakyat yang begitu dikenal. Inilah tanda yang mereka tunggu-tunggu. Mereka berjalan menuju ke otomat hijaunya masing-masing, Nova membawa kartu merah dan anak lelaki itu kartu biru.

Mereka saling melempar pandangan di setiap pojok jalan dan saling melemparkan anggukan penuh arti sebelum memasukkan kartu mereka ke dalam mesin otomat. Nova memilih tanaman dan hewan apa yang akan dipasang sebagai taruhan. Setiap kali dia memasukkan sebuah angka,

muncul sebuah gambar video di layar. Sebelum video itu bisa dijalankan, dia harus terlebih dahulu membayar sedikit uang taruhan untuk menyelamatkan spesies bagian dari alam yang ditampilkan gambar video itu.

Pada saat dia menatap layar dan memasang taruhan, orang-orang mulai memenuhi kota. Mereka datang dari berbagai stasiun metro, turun dari bus dan berjalan-jalan santai di sepanjang jalan. Banyak orang yang ingin mencoba mesin-mesin otomat hijau itu. Tak lama kota pun penuh dengan kehidupan, antrean pun segera terbentuk di depan atraksi baru ini. Orang-orang saling bercakap-cakap dengan penuh semangat. Mereka ramai berdiskusi penuh sukacita.

Begitu ramainya kerumunan manusia sampaisampai Nova hampir tidak bisa menemukan temannya tadi. Namun, untungnya anak lelaki itu satu kepala lebih tinggi dari kebanyakan orang. Mereka bertemu, saling menepukkan telapak tangan, dan Nova memandangnya sambil tertawa.

" Inilah yang memulai dunia dari awal lagi," kata Nova. Anak lelaki itu menjawab:

" Semua ini adalah hasil dari memanfaatkan sifat alamiah manusia dengan serius." []

Gamification

unia telah mendapatkan sebuah kesempatan baru," ulang Anna. " Dan sekarang aku harus segera mendapatkan jawaban bagaimana kita akan memanfaatkan kesempatan itu."

Jonas akhirnya mengangkat pandang dari kertaskertas yang tergeletak di atas meja panjang. Dia tersenyum manis seperti yang selalu disukai anna, membuka resleting saku di jaket ski merahnya, mengeluarkan beberapa lembar kertas terlipat dan menyodorkannya ke Anna.

Paling atas di lembar pertama, Anna membaca judulnya: Bagaimana cara kita menyelamatkan 1.001 jenis flora dan fauna? Di bawahnya tertulis dengan huruf yang lebih kecil: Jawaban untuk tugas dari Anna.

Anna membaca cepat ketujuh lembar yang ditik itu. Dia lalu memandang Jonas:

" Aku kira kamu tadi agak terlambat, tapi bagaimana kamu sempat mengetik semua ini?"

" Itu rahasia. ayo baca terus."

Dan Anna mulai membaca keras-keras dari lembarlembar di tangannya itu. Sementara Anna membaca, Jonas meletakkan beberapa kayu bakar ke dalam perapian, dan kemudian berdiri dan meneropong ke luar lewat jendela berkisi-kisi.

Semua flora dan fauna sangat bergantung pada habitatnya masingmasing, dan ketika salah satu bagian dari alam terancam, seluruh spesies lain yang hidup di dalam ekosistem ini juga terancam. apa yang terjadi pada habitat-habitat tersebut tidak lain berhubungan dengan masalah ekonomi. Orang-orang kaya tidak melewatkan setiap kesempatan untuk terus memperkaya diri, misalnya dengan mengeksploitasi sumber daya alam seperti minyak, batu bara, dan mineral di daerah-daerah yang rentan tersebut. namun, kemiskinan adalah juga penyebab ekosistem

dimanfaatkan dengan cara yang tidak berkelanjutan.

Masalahnya ialah pertanyaan semacam ini sering kali terlalu besar untuk dijawab oleh setiap individu. apa yang bisa saya lakukan untuk kawasan amazon, misalnya? Tanggung jawab apa yang bisa saya ambil untuk padang rumput afrika, atau untuk persediaan ikan di Samudra atlantik? Bukan begitu cara manusia berpikir. Otak manusia tidak didesain untuk berpikir begitu.


Detektif Stop Misteri Tukang Sihir Anak Harimau Karya Siau Siau Pendekar Kelana Sakti 4 Pemikat Nyi

Cari Blog Ini